Analsis Kompetensi Dalam Jabatan Dan Manfaatnya Bagi Tni Al
-
Upload
nasrudinscriber -
Category
Documents
-
view
128 -
download
0
description
Transcript of Analsis Kompetensi Dalam Jabatan Dan Manfaatnya Bagi Tni Al
-
1
ANALISIS KOMPETENSI JABATAN DAN
MANFAATNYA BAGI ORGANISASI TNI-AL
1. Pendahuluan
Di era globalisasi sekarang ini profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM)
merupakan tuntutan bagi setiap organisasi agar mampu bersaing dan tetap eksis
dalam menjalankan peran, fungsi dan tugas yang diembannya.Tanpa didukung
personel readiness yang memiliki profesionalitas yang tinggi akan sulit diharapkan
bagi suatu organisasi dapat menjalankan tuntutan peran, fungsi dan tugasnya
dengan baik, yang secara otomatis juga akan berpengaruh terhadap akuntabilitas
kinerja organisasi tersebut.
Demikian pula dengan organisasi TNI AL dalam pencapaian tugasnya sangat
dipengaruhi oleh profesionalitas seluruh prajuritnya, terutama kompetensi dan
profesionalitas para perwiranya. Manajemen SDM menyebutkan bahwa kompetensi
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan kinerja, sehingga diharapkan
dapat diwujudkan kinerja personel yang Iebih baik, dan secara kumulatif akan
memudahkan organisasi dalam mencapai kinerja dan profesionalisme prajurit yang
diharapkan.
2. Pembahasan
Kompetensi adalah mengenai orang seperti apa dan apa yang dapat mereka
lakukan, bukan apa yang mungkin mereka lakukan. Kompetensi ditemukan pada
orang-orang yang dikiasifikasikan sebagai berkinerja unggul atau efektif. Lima jenis
karakteristik kompetensi menurut R. Palan PH.D. :
a) Pengetahuan. Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dan
pembelajaran dalam suatu pendidikan.
b) Ketrampilan. Ketrampilan (skills) merujuk pada kemampuan praktek
atau berupa tingkah laku dalam melakukan kegiatan.
-
2
c) Konsep diri dan nilai diri. Konsep diri (self concept) dan nilai-nilai
merujuk pada sikap, nilai-nilai dan citra diri seseorang. Kepercayaan diri
membawa pada seseorang percaya diri untuk bisa berhasil dalam suatu
situasi.
d) Karakteristik pribadi. Karakteristik pribadi merujuk pada karakteristik
fisik dan konsistensi tanggapan terhadap situasi atau informasi, seperti tetap
dapat mengendalikan diri dan tenang dibawah tekanan.
e) Motif. Motif (motives) merupakan emosi, hasrat, kebutuhan psikologis
atau dorongan yang memicu tindakan. Motif dan karakteristik pribadi bisa
disebut sebagai inisiator yang dapat memprediksi apa yang akan dilakukan
seseorang terhadap pekerjaan tanpa supervisi yang intens.
Menurut Robert A. Roe (2001), kompetensi dapat digambarkan sebagai
kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan, sikap sikap dan nilai-nilai
pribadi dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan ketrampilan yang
didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan. Konsep dasar
kompetensi adalah kemampuan melaksanakan tugas-tugas di tempat kerja yang
mencakup penerapan keterampilan yang diperlukan seseorang yang ditunjukkan
oleh kemampuannya untuk dengan konsisten memberikan tingkat kinerja yang
memadai atau tinggi dalam suatu fungsi pekerjaan spesifik dan didukung oleh
pengetahuan dan sikap sesuai dengan kondisi yang disyaratkan.
Dengan pengertian tersebut, maka standar kompetensi diartikan sebagai
suatu ukuran atau patokan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
harus dimiliki oleh seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas yang
dipersyaratkan. Standar kompetensi juga dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam
penyusunan:
a. Klasifikasi dan kualifikasi personel.
b. Kriteria pengujian dan instrument/alat ukur pengujian.
Standar Kompetensi tidak berarti hanya kemampuan menyelesaikan suatu
tugas, tetapi dilandasi pula bagaimana serta mengapa tugas itu dikerjakan. Dengan
kata lain, Standar Kompetensi meliputi faktor-faktor yang mendukung seperti
-
3
pengetahuan dan kemampuan untuk mengenjakan suatu tugas dalam kondisi
normal di tempat kerja serta kemampuan mentransfer dan menerapkan kemampuan
dan pengetahuan pada situasi dan lingkungan yang berbeda. Standar Kompetensi
merupakan rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk
melakukan suatu tugas/pekenjaan yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja, sesuai dengan kriteria unjuk kerja yang
dipersyaratkan.
Dengan dikuasainya Standar Kompetensi tersebut oleh seseorang maka yang
bersangkutan akan memahami:
a. Bagaimana mengerjakan suatu tugas/pekerjaan.
b. Bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat
dilaksanakan.
c. Apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda
dengan rencana semula.
d. Bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk
memecahkan masalah dan atau melaksanakan tugas/pekerjaan dengan
kondisi yang berbeda.
Seluruh perwira dituntut untuk dapat berpacu dengan dinamika
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bergerak semakin cepat.
Sehingga dalam membentuk perwira yang memiliki motivasi, kompetensi dan
profesionalisme yang tinggi diperlukan bentuk optimalisasi pola pembinaan karier
yang tepat salah satunya adalah pembinaan karier perwira berdasarkan kompetensi.
Mewujudkan profesionalisme prajurit adalah merupakan salah satu jawaban yang
tidak bisa di tawar-tawar lagi dan tuntutan tugas organisasi TNI AL yang memiliki
ciri-ciri material heavy dan technology heavy.
Dengan pengawak organisasi yang profesional bermotivasi tinggi dilandasi
semangat pengabdian yang tulus maka TNI AL yang merupakan komponen utama
sistem pertahanan negara di laut dapat mengemban tugasnya dengan balk. Karena
dalam sistem organisasi TNI AL keberadaan prajurit khususnya golongan perwira
yang mempunyai peran sebagai pemimpin, pemikir, pemrakarsa, penggerak,
-
4
penentu dan penanggung jawab misi TNI AL menempati posisi sentral dan strategis.
Untuk itu peran Pembinaan Karier Perwira sebagai bagian dan pembinaan personel
yang kegiatanya bentujuan ke arah mewujudkan tercapainya pemenuhan norma-
norma pendidikan, jabatan dan kepangkatan yang tepat harus senantiasa
diberdayakan, secara terencana dan berkesinambungan, baik bagi prajurit yang
bersangkutan maupun bagi organisasi TNI AL.
Adapun karier perwira memuat kemungkinan kemungkinan yang terbuka
dalam hal kesempatan mengikuti pendidikan (pendidikan pengembangan umum,
pendidikan pengembangan spesialisasi dan pendidikan Ilpengtek), kesempatan
menduduki jabatan-jabatan tertentu, kesempatan pemindahan/giliran penugasan
dan selanjutnya adalah kesempatan kenaikan pangkat. Ketiga siklus dalam
pembinaan karier personel yaitu pendidikan, penggunaan yang menyangkut
penempatan jabatan, penugasan dan kepangkatan tersebut akan selalu dilalui oleh
setiap perwira yang masih meniti kaner di TNI AL.
Dalam kegiatan pembinaan karier khususnya dalam penempatan jabatan
perwira harus melalui proses perencanaan yang komprehensif dan mendalam
sehingga persoalan-persoalan yang terjadi dalam penempatan jabatan tersebut
dapat diminimalisasi bahkan dapat dieliminasi. Di antara persoalan-persoalan dalam
penempatan jabatan perwira sesuai norma The Right Men On The Right Place and
The Right Men On The Right job untuk mewujudkan peningkatan profesionalisme
prajurit adalah kurang seimbangnya pola penugasan yang dilalui oleh perwira sesuai
norma Tour of Duty (TOD) dan Tour of Area (TOA), kurang konsisten pada
persyaratan yang ada di Daftar Susunan Personel (DSP) dan Standart Kualifikasi
Personel Perwira (SKPP) TNI AL, tuntutan Standar Kompetensi Jabatan/Uji
Kompetensi belum terlaksana dan peran serta aktif para Pembina Korps dan
Pembina Profesi belum optimal. Kondisi tersebut dapat menimbulkan permasalahan
tersendiri yang pada akhirnya dapat menghambat terwujudnya profesionalisme
prajurit, kinerja organisasi tidak optimal sehingga akan berpengaruh terhadap
keberhasilan pencapaian tugas TNI AL. Salah satu upaya pembinaan karier perwira
TNI AL dalam mewujudkan peningkatan profesionalisme prajurit adalah dengan
suatu manajemen penempatan jabatan perwira yang berdasarkan pada
keseimbangan TOD/TOA, konsistensi penerapan norma DSP/SKPP, penerapan
-
5
Standar Kompetensi Jabatan/Uji Kompetensi dan meningkatkan peran serta aktif
para Pembina Korps dan Pembina Profesi sehingga penempatan jabatan perwira
merupakan proses selektif kompetitif, komprehensif dan harus sesuai dengan
tuntutan persyaratan Standar Kompetensi Jabatan yang akan ditempatinya.
Walaupun tetap memperhatikan aspek senioritas tanpa mengorbankan aspek
kompetensinya.
3. Penutup
Proses penempatan jabatan melalui Uji Kompetensi merupakan alat
manajemen untuk meningkatkan kualitas dalam pengambilan keputusan. Sehingga
terlaksananya Uji Kompetensi dalam proses penempatan jabatan akan dapat
menghasilkan pejabat yang sesuai dengan persyaratan Standar Kompetensi
Jabatan dengan norma the right men in the right place and the right men on the right
job.
Standar Kompetensi Jabatan Perwira merupakan suatu ukuran atau patokan
tentang pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang hams dimiliki oleh seorang
perwira. Pembinaan Karier Perwira TNI AL khususnya dalam penugasan jabatan
yang dilaksanakan secara seimbang sesuai norma TOD / TOA pada spektrum
penugasan dan bidang penugasan akan menambah wawasan perwira,
meningkatkan pengalaman penugasan dan meningkatkan keahlian/kompetensi yang
dapat meningkatkan profesionalisme prajurit sehingga tugas TNI AL dapat
terdukung.