Analog n Digital
-
Upload
taufiq-rahman -
Category
Documents
-
view
13 -
download
1
description
Transcript of Analog n Digital
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Instrumentasi Digital
Sistem pengukuran dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu secara manual atau dengan
menggunakan instrumen/alat. Adapun sistem
instrumen terbagi pula menjadi dua, yaitu dengan
sistem mekanik dan elektronik. Sistem instrument
elektronik secara garis besar terbagi menjadi 5 bagian
dasar, yaitu: tranducer, power supply, signal
conditioner, amplifier dan recorder.
Elektronika digital adalah sistem elektronik
yang menggunakan signal digital. Signal digital
didasarkan pada signal yang bersifat terputus-putus.
Elektronik digital merupakan aplikasi dari aljabar
boolean dan digunakan pada berbagai bidang seperti
komputer, telpon selular dan berbagai perangkat lain.
Hal
ini karena elektronik digital mempunyai beberapa
keuntungan, antara lain: sistem
digital mempunyai antar muka yang mudah
dikendalikan dengan komputer dan perangkat lunak,
penyimpanan informasi jauh lebih mudah dilakukan
dalam sistem digital dibandingkan dengan analog.
Namun sistem digital juga memiliki beberapa
kelemahan, yaitu: pada beberapa kasus sistem digital
membutuhkan lebih banyak energi, lebih mahal dan
rapuh.
3.2 Perbedaan Analog dan Digital
Analog berarti kuno dan digital berarti
moderen, analog murah, digital mahal, atau analog
berarti tidak seperti digital yang identik dengan
angka-angka. Begitulah anggapan ”awam” tentang
analog dan digital. Coba saja kamu lihat istilah jam
analog dan jam digital, perbedaannya adalah yang
menggunakan ”jarum” adalah analog, dan yang
berupa ”display” angka-angka adalah digital.
Analog dan digital sebenarnya lebih kepada
istilah dalam penyimpanan dan penyebaran data.
Data Analog disebarluaskan melalui gelombang
elekromagnetik (gelombang radio) secara terus
menerus, yang banyak dipengaruhi oleh faktor
”pengganggu”, sementara data digital adalah
merubah data menjadi sederhana yaitu ”hanya”
terdiri dari ”0” dan ”1”, yang akan lebih mudah untuk
di sebarkan secara mudah tanpa terjadi ”gangguan”.
Spesifikasi Peranti Konversi Data Perangkat
elektronika modern kebanyakan melakukan
pengolahan data secara digital. Karena sinyal pada
umumnya secara alamiah merupakan sinyal analog,
maka keberadaan peranti pengubah (konversi) data
dari analog ke digital, dan sebaliknya menjadi sangat
vital. Artikel berikut ini membahas spesifikasi peranti
konversi data yang lazim dicantumkan dalam lembar
data yang disediakan oleh produsen. Hari Wibawanto
inst26.html
3.3. Aplikasi Instrumentasi Digital
3.3.1 Ellipsometer
Ellipsometer Sederhana Ellipsometer adalah
suatu alat yang dapat dipergunakan untuk
pengukuran sifat-sifat optik dari suatu media yang
didasarkan pada analisis fenomena pantulan sinar
terhadap suatu media tersebut yaitu perubahan
pengkutuban (polarization) sinar dengan panjang
gelombang tertentu yang terjadi sewaktu sinar
dipantulkan atau diteruskan pada media tersebut.
3.3.2 Osiloskop
Osiloskop Analog versus Digital Dalam
bidang elektronika, osiloskop merupakan instrumen
ukur yang memiliki posisi yang sangat vital
mengingat sifatnya yang mampu menampilkan
bentuk gelombang yang dihasilkan oleh rangkaian
yang sedang diamati. Dewasa ini secara prinsip ada
dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART - analog
real time oscilloscope, ) dan tipe digital (DSO -
digital storage osciloscope), masing-masing memiliki
ke lebihan dan keterbatasan.
http://www.elektroindonesia.com/ei/?
b=INSTRUMENTASI
3.3.3 Transduser
Tranduser adalah suatu peralatan atau
analog devices yang berfungsi untuk mengkonversi
suatu perubahan mekanis atau perubahan fisis yang
terukur menjadi besaran listrik sehingga dapat
dilihat/dimonitor. [setelah dilewatkan melalui
pengkondisi sinyal]. Karakteristik terpenting sebuah
transduser adalah aspek linearitas, sensitivitas, dan
temperatur operasional yang ditentukan olehsensor di
dalam transduser, dimana output akhir yang
dihasilkan adalah keluaran sinyal listrik.
Transduser dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu: tranduser pasif dan aktif. Dikatakan
tranduser pasif apabila energi yang dikeluarkannya
diperoleh seluruhnya dari sinyal masukan. Sedangkan
tranduser aktif memiliki sumber energi tambahan
yang digunakan untuk output sinyalnya, adapun
sinyal input hanya memberikan kontribusi yang kecil
terhadap daya keluaran.
Tranduser merupakan bagian terdepan yang
berhubungan langsung dengan objek yang diukur,
adapun daya untuk menggerakan sistem ini diberikan
olehpower supply . Perubahan fisis dari objek yang
diukur kemudian diubah oleh tranduser menjadi
besaran listrik (umumnya memiliki perubahan yang
sangat kecil). Setelah melalui pengkondisian sinyal
dalam signalconditioner, kemudian sinyal listrik yang
sangat kecil tersebut diperkuat di amplifier agar
mudah untuk diolah dan dimonitor. Untuk alat-alat
elektronik sederhana, output dari amplifier ini
umumnya langsung dihubungkan dengan display unit
seperti jarum penunjuk, sevensegment atau liquid
cristal display (LCD). Sedangkan pada alat-alat
elektronik otomatis, output amplifier tersebut
kemudian dihubungkan dengan recorder unit untuk
dilakukan perekaman (contoh: kertas pias, printer,
data logger atau komputer). Pada alat elektronik
modern, recorder unit ini dilengkapi pula dengan
software untuk pengontrol dan pemroses data
sehingga output yang dihasilkan akan jauh lebih baik
dan lebih informatif. Output data inilah yang
selanjutnya digunakan untuk analisa atau dipancarkan
bila alat tersebut telah dilengkapi dengan transmitter
unit seperti pada AWS.
3.3.4 Sistem Recorder Digital
Digital merupakan suatu sistem pembacaan
yang berbasis binery atau sistem pembacaan dua
angka (1 dan 0). Sistem digital ini biasa pula disebut
dengan sistem “ON – OFF” karena prinsipnya hampir
sama seperti saklar. Metode pembacaan yang sangat
sederhana ini ternyata pada perkembangannya
memiliki aplikasi yang sangat besar dalam dunia
elektronik, sehingga dewasa ini sistem digital telah
banyak menggantikan sistem analog. Namun satu hal
yang perlu diperhatikan bahwa sinyal-sinyal yang
dikeluarkan oleh alam ini hampir semuanya
berbentuk analog, seperti gelombang suara,
perubahan suhu udara,
perubahan tekanan udara, perubahan kelembaban dan
lain-lain. Karena salah satu fungsi dari instrumentasi
elektronik yang dibuat adalah untuk mengukur
perubahan fisis yang terjadi di alam, maka jelas
nantinya akan berhubungan dengan sinyal-sinyal
berbentuk analog. Hal ini menyebabkan
dibutuhkannya sebuah perubah sinyal (converter),
baik dari bentuk Analog to Digital Converter (ADC)
maupun dari bentuk Digital to Analog
Converter (DAC).
Gambar. Prinsip Dasar Perekam Digital
Perubahan besaran fisis di alam yang
umumnya berbentuk sinyal analog, dideteksi oleh
sensor kemudian diubah dalam bentuk digital agar
mudah diproses oleh perangkat elektronik. Sinyal
digital yang hanya berbentuk 1-0 (ON-OFF) ternyata
lebih mudah dan lebih cepat diolah dalam perangkat
elektronik dengan hasil data lebih baik. Rangkaian
pengubah sinyal analog ke digital dapat dilihat seperti
gambar berikut.
Gambar. Rangkaian elektronik ADC
3.3.5 Voltmeter Digital
Voltmeter adalah alat instrumentasi yang
paling sering digunakan oleh praktisi elektronika,
voltmeter ada 2 jenis, yakni voltmeter analog dan
voltmeter digital.kedua jenis voltmeter tersebut
mempunyai fungsi sama, yang membedakan adalah
tampilannya, jika voltmeter analog menggunakan
jarum penunjuk sedangkan voltmeter digital
menggunakan LCD ( liquid crystal display ).
3.3.6 Amperemeter Digital
Ampermeter digital digunakan untuk
menampilkan apa yang diukur di LCD. dalam
ampermeter digital ini, akan ditampilkan ke LCD
berapa nilai arus yang digunakan oleh beban dan juga
tampilan berapa tegangan yang diukur.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Instrumentasi Analog
Elektronika dan Instrumentasi merupakan
cabang ilmu / rekayasa yang menggabungkan antara
pengetahuan elektronika dan instrumentasi yang
diperlukan dalam suatu industri. Dalam bidang
industri, pengetahuan elektronika sangat diperlukan
untuk mendukung sistem pengukuran dan
pengontrolan instrumentasi dari industri yang
dikendalikan. Di dalam suatu industri kimia,
misalnya, bermacam-macam reaksi kimia harus
diukur dan dikendalikan baik suhu, volume campuran
bahan, tekanan, derajad keasaman, dan lain-lainnya.
Sementara pada industri baja dan logam, suhu yang
tinggi harus diukur secara tepat dengan menggunakan
alat pengukur elektronik untuk bisa mengendalikan
pengepresan logam pada ketebalan yang diinginkan.
Pada umumnya, peralatan pengukuran atau alat
pengukur secara elektronik ini merupakan bagian
dasar instrumentasi yang dipakai pada hampir semua
bidang industri. Sedangkan pengertian dari
instrumentasi analog adalah alat ukur yang secara
ideal penyajian hasil pengukurannya beruoa suatu
nilai yang besarannya tidak terbatas ketelitiannya.
Artinya, pengukur analog dapat di desain dengan
ketelitian yang lebih tinggi dari pengukur digital.
Tetapi ketelitian tinggi pada pengukur analog
membutuhkan biaya yang amat tinggi, di lain pihak
ketelitian tinggi tersebut hanya berlaku pada
pengukuran untuk besaran yang sensitive. Penyajian
digital disamping harganya murah penyajian yang
lebih “comfortable” mudah dibaca, dan ketelitian
yang diinginkan mudah dicapai, akhirnya membuat
peralatan digital lebih disukai. Unit peraga analaog
yang banyak dipakai pada instrument adalah moving
koil.
Sedangkan pengertian dari analog itu sendiri
adalah merupakan suatu bentuk dari komunikasi
elektronik yang merupakan proses pengiriman
informasi pada gelombang elektromaknetik, dan
bersifat variabel dan berkelanjutan atau disebut juga
dengan sinyal analog. Contohnya sinyal gambar pada
televisi, atau suara pada radio yang dikirimkan
berkesinambungan. Analog merupakan proses
pengiriman sinyal dalam bentuk gelombang
elekromagnetik (gelombang radio) secara terus
menerus, yang banyak sekali dipengaruhi oleh faktor
gangguan & suara. Misalnya ketika seseorang
berkomunikasi dengan menggunakan telepon, maka
suara yang dikirimkan melalui jaringan telepon
tersebut dilewatkan melalui gelombang. Dan
kemudian, ketika gelombang ini diterima, maka
gelombang tersebutlah yang diterjemahkan kembali
ke dalam bentuk suara, sehingga si penerima dapat
mendengarkan apa yang disampaikan oleh pembicara
lainnya dari komunikasi tersebut tapi suara akan
terputus-putus bila sinyal/gelombang yang didapat
terhambat. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem
analog merupakan suatu bentuk sistem komunikasi
elektromagnetik yang menggantungkan proses
pengiriman sinyalnya pada gelombang
elektromagnetik. Kecepatan gelombang ini disebut
dengan Hertz (Hz) yang diukur dalam satuan detik.
Misal dalam satu detik gelombang dikirim sebanyak
1000, maka disebut dengan 1000 Hertz. Kekurangan
sistem analog ini adalah pengiriman sinyal agak
lambat dan sering terjadi error. Hal-hal seperti ini
tidak terjadi pada sistem digital. Oleh karenanya saat
ini banyak peralatan maupun aplikasi yang beralih
dari sistem analog menjadi sistem digital. Contoh
benda-benda yang menggunakan teknologi analog:
TV/Televisi: adalah
televisi analog yang menerjemahkan sinyal
menggunakan gelombang radio. Pemancar
televisi mengirimkan gambar dan suara
melalui gelombang radio, diterima oleh
antena di rumah dan diterjemahkan menjadi
gambar yang kita tonton.
Kamera: sistem
penyimpanan gambarnya menggunakan
filem. Kamera menangkap suatu objek lalu
menyimpan objek tersebut ke filem
Kaset: sistem
penyimpanannya menggunakan pita yang
telah terekam sebuah data oleh perekam
Kelemahan dari teknologi ini adalah tidak
bisa mengukur sesuatu dengan cukup teliti. Karena
hal ini disebabkan kemampuan mereka untuk secara
konsisten terus – menerus merekam perubahan yang
terus menerus terjadi, dalam setiap pengukuran yang
dilakukan oleh teknologi analog ini selalu ada
peluang keragu – raguan akan hasil yang dicapai,
dalam sebuah teknologi yang membutuhkan
ketepatan kordinasi dan ketepatan angka – angka
yang benar dan pas, kesalahan kecil akibat kesalahan
menghitung akan berdampak besar dalam hasil
akhirnya. Dan teknologi ini butuh ketepatan dan
ketelitian yang akurat, salah satu bentuknya adalah
otak kita
2.2 Pengolahan Sinyal Analog
Sinyal kontinyu (continuous signal) dan
sinyal diskrit (discrite signal) merupakan dua
golongan bentuk gelombang berdasarkan sifatnya
sebagai fungsi dari waktu yang lajim digunakan.
Sinyal diskrit hanya terdapat pada saat-saat spesifik.
Dalam keadaan seperti itu, maka diskripsi
fungsionalnya hanya berlaku untuk interval waktu
yang diskrit. System penyiar komersial, computer
analog, dan beraneka ragam system control dan
system istrumentasi mengolah sinyal-sinyal kontinyu.
Komputer digital, system komunikasi berpulsa
seperti telefon mutakhir dan radar, dan system
control yang berdasarkan mikro prosesor
menggunakan sisitem diskrit.
Diskripsi bentuk gelombang dalam
pembicaraan tersebut akan menghasilkan system
klasifikasi analog atau sisitem digital. Informasi yang
diolah dalam sisitem analog dikandung dalam fungsi
waktu yang mendefinisikan sinyal tersebut. Sinyal
digital, seperti yang diartikan oleh nama tersebut,
akan mengolah angka (digital), yakni rentet pulsa
(pulse train), dimana informasi diangkut dalam
urutan pulsa dan bukan dalam pencirian atau
karakterisasi amplitude-waktu dari pulsa-pulsa
tersebut.
Dalam kebanyakan sistem analog,
maka sinyal-sinyal yang mengandung informasi yang
akan diolah dapat dinyatakan oleh sejumlah
sinusoida. Maka daya guna system analog akan
dijelaskan secara mudah dengan menggunakan
tanggapan keadaan tunak (steadi state respons)
terhadap setiap eksitasi sinusoida. System ini paling
baik dilakukan dalam ranah frekuensi. Maka system
analog sering kali dipikirkan sebagai yang melakukan
pengolahan sinyal dalam ranah frekuensi.
Untuk melakukan pengolahan
sinyal, maka sejumlah fungsi rangkaian selain
pengeras harus digunakan. Tujuan utama dari system
tersebut adalah untuk memindahkan informasi
penerimaan fungsi (audio information) di ujung
transmisi ke ujung penerima. Langkah pertama dalam
proses tersebut adalah untuk mengubah tenaga
akustik menjadi sunyal listrik. Pengubahan tersebut
dipengarui oleh sebuah tranduser, yang biasanya
adalah sebuah mikrofon. Karena keluaran transduser
tersebut adalah sebuah sinyal tingkat rendah, maka
diperlukan pengerasan. Sinyal frekuensi radio (RF)
yakni sinyal yang frekuensinya lebih besar dari pada
500 kHz jauh lebih mudah dirambatkan ,melalui
atmosfer dari pada frekuensi radio (20-20.000 Hz).
Maka informasi audio sering kali diterjemahkan
menjadi frekuensi radio. Terjemahan frekuensi
tersebut dicapai dengan menggunakan sebuah proses
yang dinamakan modulasi.
Dipenerima, proses penarikan
informasi hampir merupakan kebalikan transmisi.
Sinyal yang diterima adalah sinyal lemah yang harus
diperkeras. Lagi pula karena banyaknya sinyal
(stasiun) yang ada di antena penerima, maka sinyal
yang diinginkan harus diedintifikasi dan ditarik.
Fungsi ini disebut pemilihan frekuensi. Pertimbangan
praktis mendetekkan dua terjemahan frekuensi, yakni
pencampur dan detector, sebelum ditarik sinyal audio
yang diinginkan. Trasnduser akhir, yang biasanya
merupakan pengeras suara, akan mengubah kembali
sinyal listrik tersebut menjadi gelombang akustik
yang dapat didengar.
Didasarkan pemancar komersial
tersebut, maka diperlukan tiga fungsi rangkaian dasar
untuk melakukan pengolahan sinyal ranah frekuensi.
Fungsi-fungsi rangkaian ini adalah menghasilkan
frekuensi, memilihh frekuensi, dan menterjemahkan
frekuensi.
2.3 Aplikasi Analog
2.3.1 Amperemeter Analog
Amperemeter merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur arus, dan unit peraga
pada amperemeter tersebut adalah moving koil. Unit
ini terdiri dari suatu magnit tetap dan sebuah
kumparan yang padanya diletakkan jarum petunjuk.
Bila arus listrik mengalir pada kumparan, terjadilah
gaya yang akan mendorong kumparan tersebut (gaya
ini dikenal dengan gaya lorent). Kumparan diletakkan
pada suatu poros, kumparan tidak bergerak lurus
tetapi berputar, jarum yang melekat padanya juga
ikut melekat. Ujung jarum akan berubah
kedudukannya sesuai dengan besarnya arus yang
melewati kumparan. Moving coil itu sendiri
memilliki berbagai macam spesifikasi.
Sistem pengukuran pada amperemeter
analog, adalah dengan menunjukkan dimana jarum
penunjuk akan berhenti, dalam pembacaan tersebut
diperlukan kesabaran dan ketelitian tinggi untuk
menentukan ketepatan pengukuran yang dihasilkan
oleh amperemeter tersebut. Kedudukan mata
pengamat dalam membaca angka yang ditunjuk oleh
jarum amperemeter harus tegak lurus dengan bidang
pandang, hal ini dimaksudkan agar pembaca tidak
salah dan menyimpang dalam membaca hasil
pengukuran. Ketelitian paling tinggi akan didapatkan
bila jarum penunjuk amperemete pada kedudukan
maksimum. Untuk mendapatkan kedudukan
maksimum,skalar pilih diputar. Yang perlu
diperhatikan adalah jika jarum sudah didapatkan
kedudukan maksimal jangan sampai batas ukurnya
diperkecil lagi, karena hal tersebut dapat
memperpendek umur pemakaian dari amperemeter.
2.3.2 Osciloskop Analog
Osiloskop tipe waktu nyata analog (ART)
menggambar bentuk-bentuk gelombang listrik
dengan melalui gerakan pancaran elektron (electron
beam) dalam sebuah tabung sinar katoda (CRT -
cathode ray tube) dari kiri ke kanan. Pancaran
elektron dari bagian senapan elektron ( electron gun)
yang membentur atau menumbuk dinding dalam
tabung tersebut Gambar 1 mengeksitasi elektron
dalam lapisan fosfor pada layar tabung sehingga
terjadi perpendaran atau nyalapada layar yang
menggambarkan bentuk dasar gelombang. Dalam
perjalanannya dari senapan elektron menuju layar
yang berfosfor tadi, elektron-elektron dipengaruhi
oleh medan listrik dalam arah vertikal (ke atas
maupun ke bawah) oleh sepasang pelat pembelok
(defleksi) vertikal dan dalam arah horisontal oleh
sepasang pelat defleksi horisontal. Apabila tegangan
pada semua pelat tersebut nol Volt, elektron akan
berjalan lurus membentur layar sehingga hanya
terlihat sebuah bintik nyala ditengah layar saja.
Untuk "membuat" gambar garis pada layar,
diperlukan gelombang gigi gergaji yang diberikan
kepada pasangan pelat horisontal tersebut. Tegangan
gigi gergaji ini dihasilkan oleh time base
generator/sweep generator atau generator sapu, yang
kemudian diperkuat oleh penguat horisontal.
Tegangan gigi gergaji ini naik secara linier terhadap
waktu sehingga berkas elektron pada layar bergerak
dari kiri ke kanan. Setelah sampai di bagian paling
kanan layar, tegangan gigi gergaji turun dengan cepat
ke nol sehingga memulai gerakan berulang dari
bagian kiri layar. Gerakan balik yang cepat ini tidak
dapat ditangkap oleh mata sehingga yang terlihat
adalah gambar garis horisontal lurus pada layar yang
tidak terputus. Agar osiloskop dapat menggambarkan
bentuk gelombang yang sedang diamati maka
gelombang tersebut diumpankan ke rangkaian
vertikal. Rangkaian vertikal ini berfungsi
memperkuat atau melemahkan simpangan vertikal
dari gelombang masukan, sehingga tegangan yang
diberikan ke pasangan pelat defleksi vertikal
menghasilkan medan listrik yang dapat
mempengaruhi gerakan vertikal elektron secara
proporsional selagi ia bergerak menuju ke layar, yang
berakibat bentuk gelombang pada layar dapat
diperbesar atau diperkecil. Karena arah gerak
elektron berdasar vektor medan listrik horisontal dan
vertikal, CRT nya disebut direct viev vector CRT.
Dari prinsip kerja yang demikian itu, gambar blok
ART secara prinsip dapat disederhanakan seperti
terlihat pada Gambar 2. Agar gambar pada layar
dapat stabil, digunakan rangkaian picu (trigger). Jika
suatu gelombang listrik dihubungkan ke ART,
rangkaian picu akan memonitor gelombang masukan
tersebut dan menunggu event - yakni saat terjadinya
peristiwa atau kondisi yang dapat dipakai untuk-
pemicuan. Event picu ini berupa suatu sisi atau tebing
gelombang yang memenuhi persyaratan yang telah
didefinisikan atau ditentukan melalui suatu pilihan
tombol pada panel depan osiloskop. Sekali event picu
ini terjadi, osiloskop akan menstart generator sapu
dan meragakan bentuk gelombang yang sedang
diukur. Proses ini akan berulang sepanjang osiloskop
tersebut dapat mendeteksi event-event picu.
Selain menyangkut vertikal dan horisontal,
osiloskop analog mempunyai dimensi ketiga yang
disebut dengan gray scaling (skala/tingkatan atau
intensitas kelabu). Tingkatan kelabu ini diciptakan
melalui intensitas pancaran elektron pada tabung
gambar, yang meragakan detil gambar bagian tertentu
secara sekilas saja. Kondisi ini terjadi karena
kecepatan pancaran elektron mempengaruhi
kecerahan jejaknya. Makin cepat pancaran bergerak
dari satu titik ke titik lain pada bagian tertentu, makin
sedikit waktu ia dapat mengeksitasi elektron-elektron
pada fosfor yang terdapat pada dinding layar.
Akibatnya jejak yang membentuk gambar gelombang
bagian tersebut akan lebih redup daripada gambar
bagian gelombang yang lainnya.
Skala kelabu ini juga menunjukkan
frekuensi relatif dari event-event individual (gejala
khusus) yang terjadi dalam suatu gelombang yang
sifatnya berulang (repetitif). Pancaran elektron yang
mengambarkan bagian gelombang yang bentuknya
sama secara berulang akan menyebabkan bagian
yang dapat tergambar dengan terang di layar,
sedangkan event lekuk gelombang yang jarang terjadi
akan mendapat lebih sedikit waktu eksitasi. Akhirnya
menjadi jelas bahwa daerah dari lapisan fosfor yang
dirangsang/dieksitasi secara berulang nampak lebih
terang daripada daerah yang kurang distimulasi.
Kesimpulannya, gambar yang diragakan
oleh ART kadang begitu redupnya sehingga sulit
untuk dilihat baik karena sinyal masukannya
mempunyai sisi-sisi yang begitu cepat (seperti halnya
gelombang kotak dari suatu astable multivibrator
yang bagian sisi tegak gelombangnya hampir tak
terlihat) , atau karena gelombang repetitif
menghasilkan event-event tertentu yang demikian
jarangnya.
Cahaya yang dihasilkan oleh fosfor
mempunyai waktu hidup yang sangat pendek setelah
pancaran elektron berlalu. Untuk fosfor yang sering
digunakan pada CRT yakni P31, cahaya yang
dihasilkan akan turun sampai ke suatu harga yang
masih dapat dilihat dengan nyaman dalam ruang yang
bercahaya sedang, dalam waktu 38 mikrodetik. Jika
laju kecepatan pancaran elektron untuk mengeksitasi
ulang terjadi di bawah 1/38 mikrodetik atau 26 kHz,
maka akan terjadi penurunan cahaya secara dramatis
di layar.
Kedipan (flicker) merupakan suatu
fenomena lain yang membatasi kinerja CRT. Jika laju
eksitasi ulang jatuh dibawah harga minimum tertentu,
umumnya sekitar 15 sampai 20 Hz, maka akan terjadi
kedipan, yakni peragaan di layar akan tampak nyala
dan padam bergantian.
Gambar 3 menyatakan hubungan
antara kecepatan sapuan (horisontal) sebagai fungsi
dari laju perulangan (repetition rate) sinyal masukan
(vertikal). Untuk memahaminya diberlakukan kondisi
sebagai berikut: laju perulangan dari sinyal masukan
dipertahankan pada harga yang konstan pada
peragaan gelombang yang nyaman dipandang,
kemudian kecepatan sapuannya diturunkan secara
perlahan sampai kedipan mulai terjadi. Penurunan
lebih lanjut akan menghasilkan kedipan yang makin
jelas sehingga akhirnya peragaannya tidak
bermanfaat sama sekali karena hanya tinggal berupa
titik yang bergerak. Sekarang jika diberlakukan hal
yang sebaliknya, yakni kecepatan sapuan dijaga
konstan pada suatu keadaan di mana masalah cahaya
maupun kedipan pada kondisi minimum, kemudian
laju kecepatan sinyal masukannya diturunkan, maka
cahaya peragaan akan menjadi redup. Batas terendah
pada Gambar 3 akan dicapai saat peragaannya tidak
dapat dilihat sama sekali di ruang yang
penerangannya cukup.
Peragaan bagian gelombang yang nampak
redup baik karena sinyal yang diamati mempunyai
sisi-sisi atau tebing gelombang yang begitu cepat atau
pada gelombang repetitif yang menghasilkan event-
event tertentu yang demikian jarang, kini dapat
diatasi dengan dengan teknologi MCP ( microchannel
plate) dari Tektronix, yang mampu meningkatkan
intensitas peragaan bagian-bagian yang redup dari
sebuah gelombang sampai 1000 kali kecerahan
aslinya tanpa menaikkan intensitas peragaan pada
bagian-bagian yang lebih kuat.
2.4 Pengubah Analog ke Digital
Prinsip kerja
Banyak masukan, terutama yang berasal dari
transduser, merupakan isyarat analog yang harus
disandikan menjadi informasi digital sebelum
masukan itu diproses, dianalisa atau disimpan
didalam kalang digital. Pengubah mengambil
masukan, mencobanya, dan kemudian memproduksi
suatu kata digital bersandi yang sesuai dengan taraf
dari isyarat analog yang sedang diperiksa. Keluaran
digital bisa berderet (bit demi bit) atau berjajar
dengan semua bit yang disandikan disajikan serentak.
Dalam sebagian besar pengubah, isyarat harus
ditahan mantap selama proses pengubahan.
Teknik pengubahan
Terdapat banyak cara untuk melaksanakan
pengubahan analog ke digital, tergantung dari
kecepatan dan ketelitian konversi yang dibutuhkan.
Tipe pengubah yang sering dipakai adalah:
Sistem loop terbuka
Tegangan ke frekuensi
Pengubah tegangan ke frekuensi merupakan
suatu sistem sederhana yang dapat dipakai bila tidak
membutuhkan ketelitian tinggi. Masukan analog
dikirimkan ke osilator terkendali tegangan. Osilator
menghasilkan keluaran yang merupakan suatu fungsi
linear dari isyarat masukan. Keluaran osilator
kemudian dikirimkan ke pencacah untuk dirubah
menjadi isyarat digital.
Tegangan ke lebar pulsa
Di sini tegangan masukan analog digunakan
untuk mengendalikan lebar pulsa keluaran suatu
ekamantap. Pulsa ekamantap digunakan untuk
membuka gerbang untuk memungkinkan clock
frekuensi tetap yang mantap untuk dicacah.
Parameter pada pengubah :
1. Waktu pengubahan
2. Angka pengubahan
3. Taraf kuantum
4. Resolusi
5. Ketelitian
6. Presisi