ANALISISPENGARUHCITRAMEREK,KUALITASPRODUK ...
Transcript of ANALISISPENGARUHCITRAMEREK,KUALITASPRODUK ...
ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK,DAN PROMOSI TERHADAPKEPUTUSAN PEMBELIAN
(Studi Kasus Pasta Gigi Pepsodent pada Mahasiswa IAINPurwokerto)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Purwokerto
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh:MAHMUD JAUHARIL ANAM
NIM. 1423203057
JURUSAN EKONOMI SYARIAHFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERIPURWOKERTO
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi Berjudul
ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK, DAN
PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI KASUS
PASTA GIGI PEPSODENT PADA MAHASISWA IAIN PURWOKERTO)
Yang disusun oleh Saudara Mahmud Jauharil Anam NIM 1423203057
Jurusan/Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut
Agama Islam Negeri Purwokerto, telah diujikan pada hari Kamis tanggal 15 Juli 2021
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
oleh Sidang Dewan Penguji Skripsi.
Ketua Sidang/Penguji
Dr. Atabik, M.Ag.
NIP. 19651205 199303 1 004
Sekretaris Sidang/Penguji
Sulasih, S.E., M.Si.
NIDN. 0619018002
Pembimbing/Penguji
Yoiz Shofwa Shafrani, S.P., M.Si.
NIP. 19781231 200801 2 027
Purwokerto, 12 Agustus 2021
Mengetahui/Mengesahkan
Dekan
Dr. H. Jamal Abdul Aziz, M.Ag.
NIP. 19730921 200212 1 004
I
NOTA DINAS PEMBIMBING
Kepada,
Yth. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Purwokerto
di-
Purwokerto.
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Setelah melakukan bimbingan, telaah, arahan, dan koreksi terhadap penulisan
skripsi dari Saudara Mahmud Jauharil Anam NIM 1423203057 yang berjudul :
Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Dan Promosi TerhadapKeputusan Pembelian (Studi Kasus Pasta Gigi Pepsodent pada Mahasiswa
IAIN Purwokerto)
Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Purwokerto untuk diajukan dalam
rangka memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Ekonomi (S.E).
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Purwokerto, 17 Juni 2021
Pembimbing,
Yoiz Shofwa Shafrani, SP, M.Si.NIP. 197812312008012027
II
ANALISIS PENGARUH CITRAMEREK, KUALITAS PRODUK, DANPROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Studi Kasus Pasta Gigi Pepsodent pada Mahasiswa IAIN Purwokerto)
Mahmud Jauharil AnamNIM. 1423203057Email: @gmail.com
ABSTRAKPada era globalisasi saat ini, perusahaan saling berlomba-lomba untuk
memenuhi kebutuhan konsumen karena pada hakekatnya konsumen merupakanfaktor penting bagi berlangsungnya hidup perusahaan. Salah satunya adalahproduk pasta gigi yang merupakan kebutuhan wajib setiap orang. Selama 5 tahunberturut-turut dari 2015-2019, Pepsodent mampu mempertahankan posisinyasebagai Top Brand Produk Pasta Gigi setiap tahunnya meskipun banyak sekalimuncul pesaing baru dengan produk serupa.
Keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen, Hal inisesuai dengan teori dari Fandy Tjiptono yang menyebutkan bahwa perusahaanharus memahami perilaku konsumen untuk kelangsungan hidup perusahaan.Tetapi pada kenyataannya Produk Pasta Gigi Pepsodent sempat mengalamipenurunan penjualan meskipun menjadi Top Brand. Sebagai Produk Pasta GigiLegendaris yang tidak lepas dari Citra Merk, Kualitas Produk dan Promosimenjadikan peneliti tertarik menggunakan variabel Citra Merek (X1), KualitasProduk (X2) dan Promosi (X3) sebagai variabel independen peneliti.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif (field reasearch).Populasinya adalah Mahasiswa IAIN Purwokerto yang pernah menggunakanpasta gigi pepsodent. Jumlah sampel yang digunakan adalah 100 responden.Analisis data dilakukan melalui korelasi rank spearman, konkordansi kendall wdan analisis regresi ordinal dengan menggunakan aplikasi SPSS.
Hasil uji Rank Spearman menunjukkan variabel Citra Merk, KualitasProduk dan Promosi memiliki korelasi positif dan berpengaruh secara parsialterhadap Keputusan Pembelian. Kemudian dalam uji Konkordasi Kendall Wmenunjukkan hubungan yang sangat kuat dan berpengaruh secara simultanterhadap keputusan pembelian. Hasil analisis regresi ordinal pada tabel ModelFitting Infromation menunjukkan bahwa variabel harga, promosi dan penilaianproduk berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian. JadiKesimpulannya adalah Variabel Citra Merk, Kualitas Produk dan Promosi secaraparsial dan simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Mahasiswa IAINPurwokerto pada Produk Pasta Gigi Pepsodent.
Kata Kunci: Konsumen, Keputusan Pembelian, Citra Merk, Kualitas
Produk dan Promosi.
III
ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF BRAND IMAGE, PRODUCTQUALITY, AND PROMOTION ON PURCHASE DECISIONS
(Pepsodent Toothpaste Case Study at IAIN Purwokerto)
Mahmud Jauharil AnamNIM. 1423203057Email: @gmail.com
Study Programs of Sharia Economic, Islamic Economic and Bussiness Faculty State
Institute of Islmic Studies (IAIN) Purwokerto.
In the current era of globalization, companies are competing with each other tomeet consumer needs because in essence, consumers are an important factor for thesurvival of the company. One of them is toothpaste products which are mandatory foreveryone. For 5 consecutive years from 2015-2019, Pepsodent was able to maintainits position as the Top Brand for Toothpaste Products every year even though therewere many new competitors with similar products.
Purchasing decisions are strongly influenced by consumer behavior. This is inaccordance with the theory of Fandy Tjiptono which states that companies mustunderstand consumer behavior for the survival of the company. But in fact PepsodentToothpaste Products had experienced a decline in sales despite being a Top Brand. Asa legendary toothpaste product that cannot be separated from the brand image,product quality and promotion, researchers are interested in using the brand image(X1), product quality (X2) and promotion (X3) variables as the independent variablesof the researcher.
This research is included in quantitative research (field research). Thepopulation is IAIN Purwokerto students who have used pepsodent toothpaste. Thenumber of samples used was 100 respondents. Data analysis was performed throughSpearman rank correlation, Kendall w concordance and ordinal regression analysisusing the SPSS application.
The Spearman Rank test results show the variables of Brand Image, ProductQuality and Promotion have a positive correlation and partially influence PurchaseDecisions. Then in the Kendall W Concordation test, it shows a very strongrelationship and simultaneously influences purchasing decisions. The results ofordinal regression analysis in the Fitting Information Model table show that thevariables of price, promotion and product appraisal simultaneously influencepurchasing decisions. So the conclusion is that the variables of Brand Image, ProductQuality and Promotion partially and simultaneously affect the purchasing decisions ofIAIN Purwokerto Students for Pepsodent Toothpaste Products.
Keywords: Consumer Behavior, Purchase Decision, Brand Image, ProductQuality and Promotion.
PEDOMAN TRANSLITERASI BAHASA ARAB-INDONESIA
IV
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan tesis ini
berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987.
A. Konsonan Tunggal
Huruf
Arab
Nama Huruf Latin Keterangan
ا
ب
ت
ث
ج
ح
خ
د
ذ
ر
ز
س
ش
ص
ض
ط
ظ
Alif
Bā’
Tā’
Ṡā’
Jīm
Ḥā’
Khā’
Dāl
Żāl
Rā’
zai
sīn
syīn
ṣād
ḍād
ṭā’
ẓȧ’
Tidak dilambangkan
b
t
ṡ
j
ḥ
kh
d
ż
r
z
s
sy
ṣ
ḍ
ṭ
ẓ
Tidak dilambangkan
be
te
es (dengan titik di atas)
je
ha (dengan titik di bawah)
ka dan ha
de
zet (dengan titik di atas)
er
zet
es
es dan ye
es (dengan titik di bawah)
de (dengan titik di bawah)
te (dengan titik di bawah)
zet (dengan titik di bawah)
V
ع
غ
ف
ق
ك
ل
م
ن
و
هـ
ء
ي
‘ain
gain
fā’
qāf
kāf
lām
mīm
nūn
wāw
hā’
hamzah
yā’
‘
g
f
q
k
l
m
n
w
h
`
Y
koma terbalik di atas
ge
ef
qi
ka
el
em
en
w
ha
apostrof
Ye
B. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap
مـتعدددة
عددة
ditulis
ditulis
Muta‘addidah
‘iddah
C. Tā’ marbūṭah
Semua tā’ marbūtah ditulis dengan h, baik berada pada akhir kata tunggal
ataupun berada di tengah penggabungan kata (kata yang diikuti oleh kata sandang
“al”). Ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap
dalam bahasa indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya kecuali dikehendaki
kata aslinya.
حكمة ditulis ḥikmah
VI
ة عدـ
كرامةالولياء
ditulis
ditulis
‘illah
karāmah al-auliyā’
D. Vokal Pendek dan Penerapannya
----�---
----�---
----�---
Fatḥah
Kasrah
Ḍammah
ditulis
ditulis
ditulis
A
i
u
فعل
ذكر
يذهب
Fatḥah
Kasrah
Ḍammah
ditulis
ditulis
ditulis
fa‘ala
żukira
yażhabu
E. Vokal Panjang
1. fathah + alif
جاهـيدة
2. fathah + ya’ mati
تـنسى
3. Kasrah + ya’ mati
كريـم
4. Dammah + wawu mati
فروض
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ā
jāhiliyyah
ā
tansā
ī
karīm
ū
furūḍ
F. Vokal Rangkap
1. fathah + ya’ mati
بـينكم
ditulis
ditulis
ai
bainakum
VII
2. fathah + wawu mati
قول
ditulis
ditulis
au
qaul
G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan
Apostrof
أأنـتم
اعددت
لئنشكرتـم
ditulis
ditulis
ditulis
A’antum
U‘iddat
La’in syakartum
H. Kata Sandang Alif + Lam
1. Bila diikuti huruf Qamariyyah maka ditulis dengan menggunakan huruf awal
“al”
القرأن
القياس
ditulis
ditulis
Al-Qur’ān
Al-Qiyās
2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis sesuai dengan huruf pertama Syamsiyyah
tersebut
السدماء
الشدمس
ditulis
ditulis
As-Samā’
Asy-Syams
I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
Ditulis menurut penulisannya
ذوىالفروض
السدـندة أهل
ditulis
ditulis
Żawi al-furūḍ
Ahl as-sunnah
VIII
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini. Sholawat serta Salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabatnya dan para pengikut beliau
yang telah dengan ikhlas memeluk agama Allah SWT dan mempertahankannya
sampai akhir hayat. Alhamdulillah, Skripsi yang penulis beri judul Analisis Pengaruh
Citra Merek, Kualitas Produk, Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi
Kasus Pasta Gigi Pepsodent pada Mahasiswa IAIN Purwokerto) ini dapat
terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Oleh karna itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat :
1. Dr. H. Moh. Roqib, M.Ag., Rektor IAIN Purwokerto.
2. Dr. Fauzi, M.Ag., Wakil Rektor I IAIN Purwokerto.
3. Dr. H. Ridwan, M.Ag., Wakil Rektor II IAIN Purwokerto
4. Dr. H. Sulkhan Chakim, S.Ag., M.M., Wakil Rektor III IAIN Purwokerto.
5. Dr. H. Jamal Abdul Aziz, M.Ag., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Purwokerto.
6. Dewi Laela Hilyatin, S.E., M.S.I., Ketua Jurusan Ekonomi Syariah IAIN
Purwokerto.
7. Yoiz Shofwa Shafrani, SP, M.Si., Pembimbing, terima kasih karena telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Bapak, Ibu Dosen, dan Staff Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Purwokerto, yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan selama ini dan segala
bantuan serta fasilitas yang diberikan.
9. Kedua orang tua Ibu Ma’munah dan Bapak Ahmad Syaifulloh, yang telah
memberikan doa restu, semangat, dukungan juga kesempatan belajar yang baik
sehingga tercapainya studi penulis
10. Saudara penulis, Kakak Taznidatul La’ali yang selalu memberikan semangat,
dukungan, motivasi dan doa, kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
11. Istri Penulis, Afsoh Vena Melina, yang selalu menemani jalan perjuangan dalam
suka dan duka bersama mencapai Keridhoan-Nya.
IX
Semoga segala bimbingan dan bantuan yang telah diberikan dapat menjadi
amal hasanah, maslahah dan mendapatkan ridlo dari Allah SWT dengan teriring doa
Alhamdulillah Jazakumulloh Khoiro.
Sebagai penutup penulis menyadari bahwa masih banyak kekhilafan dan
kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi
lebih sempurnnya Skripsi yang penulis susun ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini dapat berguna, bermanfaat,
barokah, maslahah di Dunia dan di Akhirat. Amin.
Wassalamu'alaikum. Wr. Wb.
Purwokerto, 19 Mei 2021
Penulis
Mahmud Jauharil Anam
X
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Top Brand Index Pasta gigi 2015 – 2019 Fase 1
Tabel 1.2 Tabel Penelitian Terdahulu
Tabel 4.1 Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Fakultas
Tabel 4.4 Pasta Gigi Favorit Responden
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas
Tabel 4.6 Uji Realibilitas
Tabel 4.7 Hasil Uji Rank Spearman Hubungan antara Citra Merk (X1) dan Keputusan
Pembelian(Y)
Tabel 4.8 Hasil Uji Rank Spearman Hubungan antara Kualitas Produk (X2) dan
Keputusan Pembelian(Y)
Tabel 4.9 Hasil Uji Rank Spearman Hubungan antara Promosi(X3) dan Keputusan
Pembelian(Y)
Tabel 4.9 Hasil Uji Ranks
Tabel 4.10 Hasil Uji Test Statistict
Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Ordinal
Tabel 4.12 Hasil Case Prossesing Summary
Tabel 4.13 Hasil Model Fitting Information
Tabel 4.14 Hasil Goodness of Fit
Tabel 4.15 Hasil Pseudo R-Square
Tabel 4.16 Hasil Parameter Estimate
XI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN.......................................................... ii
PENGESAHAN......................................................................................................iii
NOTA DINAS PEMBIMBING.............................................................................. iv
ABSTRAK............................................................................................................... v
ABSTRACT............................................................................................................vi
PEDDOMAN TRANSLITERASI......................................................................... vii
KATA PENGANTAR........................................................................................... xii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv
DAFTAR ISI..........................................................................................................xv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Definisi Operasional.............................................................................. 11
C. Rumusan Masalah..................................................................................13
D. Tujuan Penelitian...................................................................................13
E. Manfaat Penelitian................................................................................. 14
F. Sistematika Pembahasan........................................................................ 14
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran............................................................................16
B. Citra Merk..............................................................................................17
C. Kualitas Produk..................................................................................... 18
D. Promosi..................................................................................................24
E. Keputusan Pembelian.............................................................................25
F. Kerangka Pemikiran...............................................................................29
G. Telaah Pustaka.......................................................................................29
H. Landasan Teologis.................................................................................31
I. Hipotesis Penelitian.................................................................................32
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...................................................................................... 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................. 34
C. Populasi dan Sampel Penelitian.............................................................34
D. Variabel dan Indikator Peneitian........................................................... 36
XII
E. Sumber Data...........................................................................................41
F. Metode Pengumpulan Data.................................................................... 42
G. Uji Reabilitas dan Uji Validitas.............................................................43
H. Analisis Data......................................................................................... 45
I. Pengujian Hipotesis.................................................................................46
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian.......................................................48
B. Karakteristik Responden........................................................................51
C. Hasil Analisis Data Penelitian............................................................... 54
D. Hasil Uji Hipotesis................................................................................ 57
E. Analisis Regresi Ordinal........................................................................ 61
F. Pembahasan Hasil Penelitian................................................................. 65
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................70
B. Saran...................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya konsumen merupakan faktor penting bagi
berlangsungnya hidup perusahaan, karena sekarang ini konsumen sudah
pintar dan cermat dalam mencari sebuah informasi atas produk maupun
jasa, yang nantinya bisa bermanfaat memenuhi keinginan dan bisa
memuaskan konsumen. Persaingan yang begitu ketat dewasa ini menuntut
perusahaan-perusahaan agar mampu menerapkan strategi pemasaran yang
handal dan mampu menarik minat konsumen sehingga dapat
memenangkan pasar. Perusahaan sudah semestinya lebih terfokus kepada
konsumen agar dapat memenangkan persaingan. Dengan memberikan
kepuasan lebih kepada konsumen maka akan dapat membangun
kepercayaan konsumen dan akhirnya tercipta hubungan yang erat antara
konsumen dan perusahaan. menurut konsep pemasaran, perusahaan yang
bisa bertahan dan memenangkan persaingan di pasar global adalah
perusahaan yang mampu menawarkan nilai lebih dan sesuai dengan
keinginan konsumen (Novita Klarisa, 2009).
Pada era globalisasi saat ini dan berkembangnya suatu bisnis,
banyak tantangan dan peluang bagi perusahan. Perusahaan saling
berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sejak lama setiap
organisasi, terutama dalam bidang bisnis, selalu melakukan perbaikan
dalam kegiatan dan kinerjanya untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Hanya dengan melakukan perbaikan secara berkelanjutan, usahanya dapat
bertahan menghadapi persaingan dan meraih keuntungan (Wibowo, 2010).
Suatu perusahaan harus dapat bersaing dengan perusahaan lainnya agar
perusahaan tersebut bisa bertahan dan di sisi lain perusahaan juga harus
2
mengerti apa yang diinginkan atau dibutuhkan oleh konsumen, sehingga
konsumen akan merasa terpuaskan. Karena pada era globalisasi seperti
sekarang ini banyak bermunculan produsen-produsen yang baru yang
menjual barang-barang yang sejenis. Pada dasarnya dengan semakin
banyaknya pesaing antar perusahaan maka semakin banyak pula pilihan
bagi pelanggan untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan apa yang
menjadi harapannya. Sehingga konsekuensi dari perubahan tersebut adalah
pelanggan menjadi lebih cermat dan pintar dalam memilih setiap produk
yang beredar di pasar. Sejak lama setiap organisasi, terutama dalam bidang
bisnis, selalu melakukan perbaikan dalam kegiatan dan kinerjanya untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Hanya dengan melakukan perbaikan
secara berkelanjutan, usahanya dapat bertahan menghadapi persaingan dan
meraih keuntungan (Wibowo, 2010).
Salah satu cara yaitu perusahaan melebarkan sayapnya memperluas
pasar untuk mendapatkan tempat di hati konsumen. Karena konsumen
merupakan sebagai tolak ukur keberhasilan perusahaan, bagi seorang
pemasar harus dapat mengetahui apa yang di butuhkan oleh konsumen,
pemasar harus bisa menyusun strategi untuk dapat memuaskan kebutuhan
konsumen, dimana kebutuhan konsumen akan bergerak dinamis sesuai
dengan perkembangan zaman, sehingga para pemasar harus peka
membaca setiap perubahan selera konsumennya. Untuk mendapatkan
keunggulan kompetitif maka setiap perusahaan dituntut untuk mampu
memuaskan konsumennya (Keky R Barsky, 2000). Oleh karena itu, untuk
mencapai kesuksesan perusahaan ada syarat yang harus dipenuhi agar
perusahaan dapat mencapai kata sukses dalam suatu persaingan. Misalnya
seperti mencapai visi agar mampu menjaga konsumen dan menciptakan
konsumen baru. Agar tujuan tersebut tercapai, maka setiap perusahaan
harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang di
inginkan konsumen dengan harga yang sesuai dengan harga pasar dan
kualitas yang lebih baik. Dengan demikian, setiap perusahaan harus
mampu memahami perilaku konsumen, karena kelangsungan hidup
3
perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi
kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada perilaku
konsumennya (Fandy Tjiptono, 2008). Perilaku konsumen harus diketahui
perusahaan sebagai strategi dalam menarik pasar. Strategi pemasaran
merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan
perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang
berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran
yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Strategi pemasaran
memberikan arah dalam kaitannya dengan variabel-variabel seperti
segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning, elemen bauran
pemasaran dan biaya bauran pemasaran. (Fandy Tjiptono, 2008).
Indonesia merupakan salah satu negara yang padat akan
penduduknya, produsen saling berlomba untuk masuk ke dalamnya.
Berdasarkan proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) pada tahun 2018 jumlah penduduk Indonesia mencapai 265
jiwa dan terdiri dari 133,17 juta jiwa laki-laki dan 131,88 juta jiwa
perempuan. Oleh karena itu Indonesia negara potensial untuk berbisnis,
khususnya pada bidang pasta gigi, karena pasta gigi merupakan kebutuhan
setiap orang yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Saat
ini banyak terdapat produsen-produsen pasta gigi yang bisa didapati di
pasaran seperti Pepsodent, Ciptadent, Formula, Close Up, Sensodyne,
Smile Up, Enzim ,Maxam dan sebagainya. Diantara produsen pasta gigi
tersebut untuk saat ini pepsodent masih memimpin pasar, karena
pepsodent paling terdepan dalam berinovasi, produk ini sering kali
menjadi awal pelopor dalam melakukan trobosan-trobosan dan
pengklasifikasian dalam pasta gigi. Pepsodent tidak hanya mengelurkan
produk pasta gigi yang hanya untuk menyegarkan nafas dan memutihkan
gigi saja, tetapi pepsodent juga terus berinovasi mengikuti permintaan
dari apa yang dibutuhkan oleh gigi konsumen, karena masing-masing
varian yang dikeluarkan oleh pasta gigi pepsodent memiliki fungsi yang
berbeda agar manfaat yang didapat akan lebih maksimal, misalnya seperti
4
pepsodent charcoal untuk mengembalikan gigi agar putih alami, pepsodent
complete age lebih tertuju untuk merawat kekuatan emil dan mengurangi
pembentuka plak selama 18 jam, pepsodent sensitive expert yang mengerti
akan gigi sensitive, pepsodent game care yang berfungsi untuk
menguatkan gusi dan mengurangi gusi yang berdarah dan masih banyak
varian lainya.
Selama 5 tahun berturut-turut, Pepsodent mampu mempertahankan
posisinya sebagai Top Brand pada Top Brand Award pada fase pertama
setiap tahunnya. Dapat dilihat pada Tabel 1.1, index pasta gigi Pepsodent
memang yang paling besar diantara merek pasta gigi lainnya namun index
tersebut tidak stabil terutama bila melihat index Pepsodent tahun 2018
yang menurun 12,1% dari tahun 2017. Hal ini terkait dengan munculnya
persaingan merek pasta gigi lainya yang melakukan inovasi-inovasi.
Namun pada tahun 2019 fase pertama pepsodent mampu menunjukkan
eksistensinya dengan mengalami kenaikan sebesar 3,7%.
Tabel 1.1 Top Brand Index Pasta gigi 2015 – 2019 Fase 1
No. MerekTahun
2015 2016 2017 2018 2019
1. Pepsodent 70.8% 77.6% 78.7% 64.6% 68.3%
2. Ciptadent 7.5% 7.0% 6.7% 5.1% 9.5%
3. Close Up 7. 2% 5.9% 5.3% 14.5% 10.7%
4. Formula 7.8% 4.8% 5. 2% 4.8% 7. 2%
Sumber: www.topbrand-award.com, diakses pada 18 September 2019
Beberapa merek memiliki kualitas yang relatif sama dan dapat
memiliki kinerja yang berbeda-beda di pasar karena perbedaan persepsi
yang tertancap di benak konsumen. Oleh karena itu suatu merek yang
dirancang perusahaan harus dapat memenuhi apa yang dibutuhkan dan
diingankan konsumen serta dikomunikasikan dengan baik, sehingga pada
saat konsumen membutuhkan produk tertentu, maka konsumen akan
5
memutuskan produk dengan merek tersebut yang menjadi pilihan utama
untuk dibeli. Merek (brand) bukanlah sekedar nama, istilah (term), tanda
(sign), simbol atau kombinasinya. Lebih dari itu merek adalah janji
perusahaan secara konsisten memberikan features, benefits, dan services
kepada para pelanggan. Dan “janji” inilah yang membuat masyarakat luas
mengenal merek tersebut, lebih dari yang lain. Dari pernyataan tersebut
membuktikan bahwa citra merek dapat memberikan keyakinan bagi
konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk. Karena persepsi
kualitas merupakan persepsi konsumen maka dapat diramalkan jika
persepsi kualitas konsumen negatif, produk tidak akan disukai dan tidak
akan bertahan lama di pasar. Sebaliknya, jika persepsi kualitas pelanggan
positif, produk akan disukai, dengan beranggapan bahwa kualitas produk
yang baik merupakan jaminan kepuasan dalam menggunakan produk
tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pasta gigi Pepsodent
memiliki persepsi sebagai pasta gigi yang memiliki kualitas yang baik,
ketika seseorang membeli pasta gigi hal yang diucapkan oleh konsumen
adalah membeli Pepsodent, karena pepsodent sudah tertanam dalam
pikiran konsumen. Dengan persepsi kualitas yang baik akan menciptakan
suatu image yang baik bagi suatu produk yang akan menimbulkan
keputusan pembelian oleh konsumen. Citra merek adalah seperangkat
keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu
merek. Dari pernyataan tersebut membuktikan bahwa Citra merupakan
image yang terbentuk dimasyarakat (konsumen/pelanggan) tentang baik
buruknya perusahaan (Abdul Majid Suharto, 2009).
Dalam era informasi sekarang ini, dimana konsumen dapat mudah
mengakses informasi, khususnya tentang produk dan jasa, dan sejumlah
yang banyak melalui berbagai media, seperti media cetak dan elektronik,
maka upaya untuk membangun citra menjadi semakin sulit (Muhammad,
2015). Kapferer dalam bukunya Strategic brand manajement mengatakan
bahwa “images is on the receiver side” sedangkan “identifity is on the
6
sender’s side”. Artinya citra merk (images) adalah bagaimana masyarakat
mengartikan semua tanda-tanda yang dikeluarkan/disampaikan oleh merk
melalui barang-barang, jasa-jasa dan program komunikasinya. Dengan
perkataan lain citra adalah reputasi (Muhammad, 2015).
Menurut Aaker Ekuitas citra akan semakin tinggi seiring tingginya
dimensi-dimensi salah satunya dimensi kesan kualitas (perceived quality)
dimana ekuitas merk dapat menambah atau mengurangi nilai produk atau
jasa di mata konsumen, karena ekuitas tersebut dapat membantu konsumen
menafsirkan, memproses dan menyimpan informasi dalam jumlah yang
besar tentang produk dan jasa yang disajikan merk. Disamping itu ekuitas
merk juga bisa mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam
mengambil keputusan pembelian serta kepuasan dalam menggunakan
produk (Muhammad, 2015). Selain itu dimensi dari kualitas produk juga
merupakan salah satu faktor penting, karena dengan kondisi sekarang ini
produk yang berkualitas mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan
produk pesaing. Kualitas merupakan totalitas fitur dan karakteristik
produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat (Novita Klarisa, 2009).
Selera dan keinginan konsumen terhadap suatu barang itu berubah
– ubah. Memenuhi keinginan ini, perusahaan harus berusaha mewujudkan
barang sesuai permintaan dan memiliki mutu kualitas tinggi. Oleh karena
itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan
membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan
pesaing. Selain itu, tidak mudahnya konsumen beralih ke produk
pengganti membuat perusahaan harus mampu meningkatkan kualitas
produknya demi memenuhi permintaan – permintaan pasar. Sebab
konsumen memiliki peran besar dalam memberi penilaian terhadap
kualitas produk yang akan mereka konsumsi (Rieke Rinaldy dan Winarti,
2013). Menurut Aaker menganggap bahwa memiliki kualitas yang bagus
dan terpercaya, maka suatu produk akan senantiasa tertanam dibenak
7
konsumen, karena konsumen bersedia membayar sejumlah uang untuk
membeli produk yang berkualitas. Persepsi konsumen terhadap kualitas
produk akan membentuk preferensi dan sikap yang pada gilirannya akan
mempengaruhi keputusan untuk membeli atau tidak. Kesan kualitas
memberikan nilai dalam beberapa bentuk diantaranya adalah alasan untuk
membeli (Purwanto, 2008).
Melihat data pada tabel 1.1 tersebut menunjukan bahwa semakin
ketat persaingan penjualan pasta gigi di Indonesia. Terlihat dari data
tersebut bahwa pada tahun 2018 penjualan pasta gigi pepsodent sempat
mengalami penurunan. Ini tentu saja merupakan dampak dari keputusan
pembelian, dimana masyarakat mengalami penurunan pembelian pasta
gigi pepsodent. Keputusan pembelian merupakan puncak terakhir dari
proses pembelian antara konsumen ke produsen. Menurut Kotler dan
Amstrong keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembelian dimana konsumen benar-benar akan membeli
(Nurachidah dkk, 2016). Dalam pandangan Ekonomi Islam, keputusan
pembelian erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan seorang
konsumen yang identik dengan keinginan kepuasan yaitu maslahah.
Menurut Syatibi, kemaslahatan yang terdapat dalam maqashid syari’ah ini
ada lima yaitu agama (al-din), jiwa (al-nafs), keturunan (an-nasl), harta
(al-mal) dan aqal (al-aql) (Abdurrahman Kasdi 2014). Sebuah aktivitas
keputusan pembelian sendiri termasuk pada pemenuhan kebutuhan yang
berhubungan dengan harta.
Dalam memilih keputusan pembelian, sikap seorang konsumen
tentu saja akan dihadapkan dengan ragamnya informasi dari suatu produk.
Saat ini konsumen tidak perlu khawatir, karena untuk mengetahui berbagai
macam informasi tentang suatu produk, konsumen dapat mencarinya
secara online ataupun dengan berbagai alternatif lainnya yang mendukung.
Salah satu media yang digunakan dalam mengenalkan produk ke pihak
konsumen yaitu menggunakan media yang dinamakan promosi
8
(promotion), yang merupakan strategi bauran pemasaran keempat, setelah
produk, harga, dan saluran distribusi (Nana Herdiana Abdurrahman, 2015).
Keputuasan pembelian merupakan suatu keputusan konsumen yang
dipengaruhi oleh ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk,
harga, lokasi, promosi, physical evidence, people dan process, sehingga
membentuk suatu sikap pada konsumen untuk mengolah segala informasi
dan mengambil kesimpulan berupa response yang muncul produk apa
yang akan dibeli (Alma, 2011).
PT. Unilever senantiasa menjual produk yang berkualitas dan
mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan produk pesaing misalnya
pepsodent. Pepsodent adalah produk pasta gigi pertama yang ada di
indonesia, dan sampai sekarang pepsodent selalu berinovasi untuk
mengikuti segala kebutuhan apa yang di inginkan konsumen, misalnya
seperti permasalahnpermasalahan yang ada pada gigi dan mulut. Di lihat
dari segi citra merek dan kualitas produk sudah tidak di ragukan lagi,
tetapi itu saja tidak cukup untuk meyakinkan konsumen, oleh karena itu
untuk dapat mengenal produk yang diciptakan dengan segala
keunggulanya tersebut pada konsumen maka perusahaan perlu
menerapkan strategi promosi yang baik. Promosi adalah arus informasi
satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi
kepada tindakan yang menciptakan pertukaran atau transaksi dalam
pemasaran. Dengan promosi menyebabkan orang yang sebelumnya tidak
tertarik untuk membeli suatu produk atau jasa akan menjadi tertarik dan
mencoba produk atau jasa sehingga konsumen melakukan pembelian
(Novita Klarisa, 2009).
Adapun pengertian promosi menurut Isnaini adalah kegiatan yang
dilakukan perusahaan untuk memberitahukan kebaikan produknya dan
membujuk pasar untuk membeli produk tersebut, karena promosi penting
bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya (Tria Ariyanti dan Siti
9
Rokhuni Fuadati, 2014). Menurut Cravens, mengemukakan pengertian
promosi adalah menginformasikan kepada orang-orang mengenai produk
dan meyakinkan para pembeli dalam pasar sasaran suatu perusahaan,
organisasi saluran, dan masyarakat umum untuk membeli barang-
barangnya.
Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
promosi adalah bagian dari marketing mix yang bertujuan meningkatkan
penjualan dengan memberikan informasi kepada seseorang atau organisasi.
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pemasaran,
karena konsumen tidak akan pernah melakukan pembelian walaupun suatu
produk berkualitas, apabila mereka belurn pernah mendengar atau
mengetahui apalagi mengenal produk tersebut (Nurhadi, 2005). Oleh
karena itu pemasar harus secara hati-hati dan penuh perhitungan dalam
menyusun rencana promosi. (Sutisna, 2003). Pada hakikatnya promosi
adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran
adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal
pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Fandy
Tjiptono, 2008). Kegiatan promosi pasta gigi pepsodent diantaranya dapat
dilakukan melalui periklanan, pemberian hadiah, potongan harga dan
personal selling. Berdasarkan dari tabel 1.1 bisa disimpulkan bahwa pasta
gigi memiliki nilai persentase yang cukup besar dibandingkan dengan para
pesaingnya. Pepsodent merupakan salah satu produk pasta gigi dengan
brand yang sangat dikenal oleh konsumen. Meskipun pepsodent memiliki
nilai persentase yang cukup besar dibandingkan dengan para pesaingnya,
namun pada tahun 2018 index dari pasta gigi pepsodent menurun
dibandingkan tahun 2017 sebanyak 12.1%. Salah satu faktor penurun dari
pasta gigi pepsodent ialah semakin berkembangnya para pesaing seperti
10
pasta gigi ciptadent, formula dan closup. Para pesaing terus berinovasi
agar tidak tertinggal dari pasta gigi pepsodent.
Dikutip dari indonesiadata.id dalam laporan yang berjudul “Market
Share Pasta Gigi di Indonesia berdasarkan Usia” bahwa 50% konsumen yang
melakukan pembelian pasta gigipaling banyak merupakan Generasi Y (berusia
antara 25-34 tahun), Generasi Z (15-24 tahun) sebanyak 31%, Generasi X (35-
44 tahun) sebanyak 16% dan sisanya merupakan Generasi Baby Boomers
(usia 45 tahun keatas) sebanyak 2%. Dari data di atas menunjukkan bahwa
Generasi Z berada di peringkat kedua tertinggi atas perilaku belanja online.
Hal ini menunjukkan ketertarikan Generasi Z terhadap produk pepsodent.
Dilansir oleh kompas.com Generasi Z merupakan generasi yang dibesarkan di
tengah teknologi, internet dan media sosial yang membuat kelompok ini di
sterotipkan dengan pecandu tekhnologi, anti sosial dan lebih memilih produk
yang sudah terkenal dan dikenal terutama yang melakukan promosi dengan
masif salah satunya adalah produk pepsodent. Hal ini sejalan dengan
pernyataan (Santoso & Triwijayanti,2018) Generasi Z di Indonesia
mempunyai cara berbelanja yang unik bahwa mereka tidak terlalu peduli
dengan harga melainkan lebih peduli terhadap brand yang cukup terkenal.
Disebutkan di atas bahwa Generasi Z mempunyai rentang usia 15-24 tahun
dimana rata-rata pada usia tersebut sedang berada pada jenjang Universitas.
Dalam hal ini berarti mahasiswa mempunyai ketertarikan yang signifikan
dalam menggunakan produk pepsodent. Hal ini menjadikan penulis tertarik
untuk meneliti mahasiswa yang pernah menggunakan pepsodent khususnya
Mahasiswa IAIN Purwokerto. IAIN Purwokerto merupakan salah satu
kampus terbesar di wilayah Purwokerto yang mempunyai ribuan mahasiswa
didalamnya.
Berdasarkan Data yang diperoleh dari Website Teknologi
Informasi dan Pangkalan Data (TIPD) Mahasiswa IAIN Purwokerto pada
tahun 2020 berjumlah 11.879 Mahasiswa. Sementara di IAIN Purwokerto
pengguna pasta gigi Pepsodent diperkuat berdasarkan data yang diperoleh
11
dari hasil wawancara 10 responden mahasiswa IAIN Purwokerto angkatan
tahun 2017 sampai 2018 sebagai pengguna pasta gigi pepsodent. Kepada
mahasiswa tersebut diberikan pertanyaan mengapa memilih pasta gigi
Pepsodent. 9 dari 10 mahasiswa menjawab bahwa pasta gigi pepsodent
memiliki banyak varian, mudah didapat, dan penggunaanya awet, serta 7
dari 10 mahasiswa menjawab kemasanya bagus dan tidak mudah rusak.
Melalui observasi pendahuluan dari aspek informasi, pasta gigi Pepsodent
di kenal oleh 10 dari 10 mahasiswa melalui media iklan seperti: televisi,
internet, brosur.
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan
tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pasta Gigi Pepsodent pada
Mahasiswa IAIN PURWOKERTO)”.
B. Definisi Operasional
Untuk dapat memahami persoalan yang akan dibahas dalam upaya
menghindari kesalahan pemahaman dan perbedaan persepsi dalam
memahami judul skripsi, maka akan diuraikan pengertian yang terdapat
dalam judul tersebut:
1. Citra Merek
Brand Image (citra merek) adalah sekumpulan asosiasi merek yang
terbentuk dan melekat di benak konsumen. Konsumen yang terbiasa
menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap
brand image. Citra merek ialah persepsi dan keyakinan yang dilakukan
oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam
memori konsumen (Novita Klarisa, 2009).
12
2. Kualitas Produk
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen
untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi
pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan (Fandy Tjiptono, 2008). Kualitas produk merupakan hal
yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan/produsen,
mengingat kualitas suatu produk berkaitan erat dengan masalah
kepuasan konsumen, yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran
yang dilakukan perusahaan (Sofjan Assauri, 2004).
3. Promosi
Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah
aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal
pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Fandy
Tjiptono, 2002). Promotion (promosi) adalah sarana yang digunakan
dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan
kosumen (langsung atau tidak langsung) tentang produk dan merek
yang dijual (Nana Herdiana Abdurrahman, 2015).
4. Keputusan Pembelian
Menurut Kotler, yang dimaksud dengan keputusan pembelian
adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari
menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian
informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap alternatif
pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.
Dikutip dari jurnal oleh Dede Aprisal, dari definisi tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa keputusan pembelian adalah sebagai suatu
13
proses dimana konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai
alternatif pilihan dan memilih salah satu atau lebih alternatif yang
diperlukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu (Dede
Aprisal, 2017).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Citra Merek, Kualitas Produk dan Promosi secara parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian
produk pasta gigi Pepsodent kepada mahasiswa IAIN Purwoketo ?
2. Apakah Citra Merek, Kualitas Produk dan Promosi secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian
produk pasta gigi Pepsodent kepada mahasiswa IAIN Purwoketo ?
3. Variabel bebas manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap
keputusan pembelian produk pasta gigi Pepsodent kepada mahasiswa
IAIN Purwoketo?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ada beberapa tujuan
penelitian skripsi adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan
Promosi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan pembelian produk pasta gigi pepsodent kepada mahasiswa
IAIN Purwoketo.
2. Untuk menganalisis pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan
Promosi secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan pembelian produk pasta gigi pepsodent kepada
mahasiswa IAIN Purwoketo.
14
3. Untuk menganalisis variabel mana yang paling dominan berpengaruh
terhadap keputusan pembelian produk pasta gigi Pepsodent kepada
mahasiswa IAIN Purwoketo.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan dan tujuan maka, manfaat dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis, penelitian ini memberikan kesempatan bagi penulis
untuk menyelaraskan ilmu yang telah diperoleh selama proses
perkuliahan, mengembangkan pengetahuan penulis di bidang
Pemasaran yang telah menjadi ketertarikan penulis, meningkatkan
kompetensi diri, kecerdasan intelektual dan emosional.
2. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan
referensi untuk penelitian selanjutnya dan juga dapat sebagai bacaan
yang bermanfaat bagi yang memerlukan.
3. Bagi universitas, hasil studi ini dapat dipergunakan sebagai bahan
referensi untuk pengembangan kualitas pendidikan universitas
selanjutnya di masa depan.
4. Bagi Perusahaan, adanya input informasi bagi perusahaan yang dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan, serta dapat dijadikan pedoman
untuk melakukan perbaikan saat ini maupun masa yang akan datang.
F. Sistematika Pembahasan
Secara keseluruhan dalam penulisan skripsi, penulis akan membagi
skripsi ini menjadi tiga bagian yaitu: bagian awal, bagian isi dan bagian
akhir. Bagian awal dari skripsi ini memuat tentang pengantar yang
didalamnya terdiri dari halaman judul, pernyataan keaslian, pengesahan,
nota dinas pembimbing, abstrak, pedoman transliterasi, kata pengantar,
15
daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar singkatan dan daftar lampiran.
Bagian isi dari skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana gambaran mengenai
tiap bab dapat penulis paparkan sebagai berikut: Untuk mempermudah
mempelajari dan memahami karya tulis ilmiah ini, maka akan diuraikan
tentang sistematika pembahasan yang dibagi dalam lima bab sebagai
berikut:
Bab pertama berisi latar belakang masalah, definisi operasional,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, metode
penelitian, sistematika penulisan. Bab dua akan diuraikan mengenai kajian
pustaka dan beberapa teori yang dapat digunakan sebagai kerangka
pemikiran teori atau landasan penelitian. Bab tiga membahas mengenai
jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian,
sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data, dan uji validitas dan realiabilitas. Bab empat membahas
mengenai gambaran umum tempat penelitian, gambaran umum responden,
hasil analisis data, analisis data penelitian, serta pembahasan hasil
penelitian. Bab lima berisi kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian
ini, dan saran-saran yang ditujukan untuk pihak terkait.
Pada bagian akhir proposal ini, penyusun mencantumkan data-data
terkait seperti dokumen, daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan lain
sebagainya yang menunjang penelitian.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran
Kebutuhan manusia merupakan konsep paling pokok yang
melandasi pemasaran. Dengan adanya perkembangan jaman, kebutuhan
berkembang menjadi suatu keinginan mengkonsumsi suatu produk dengan
ciri khas tertentu. Munculnya keinginan akan menciptakan permintaan
spesifik terhadap suatu jenis produk. Seseorang dalam menentukan
keputusan pembelian akan mempertimbangkan nilai dan kepuasan yang
akan didapat dari mengkonsumsi suatu produk. Apabila konsumen yakin
akan nilai dan kepuasan yang akan didapat, maka konsumen akan
melalukan pertukaran dan transaksi jual beli barang dan jasa. Hal inilah
yang mendasari terjadinya pasar. Pasar secara tradisional merupakan
tempat secara fisik di mana para penjual dan pembeli berkumpul untuk
membeli dan menjual barang. Para ahli ekonomi menggambarkan pasar
sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas
sebuah produk atau kelompok produk tertentu(Novita Klarisa, 2009).
Pemasaran merupakan suatu proses sosial yang di dalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dipihak lain (Novita Klarisa, 2009).
Pemasaran merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang
ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan
kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Swastha, 2010).
Pemasaran merupakan ujung tombak kegiatan bisnis yang dilakukan oleh
organisasi atau perusahaan, khususnya perusahaan yang memiliki tujuan
untuk memperoleh laba, memperbesar volume penjualan, mengiginkan
17
pertumbuhan, memiliki pangsa pasar dan untuk menciptakan pelanggan
yang loyal (Surachman, 2010).
Pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial dimana setiap
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan serta
inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk yang
bernilai bagi pihak lainnya. Agar perusahaan dapat berhasil menciptakan
keputusan pembelian konsumen atas produk yang ditawarkan perusahaan.
Perusahaan harus cermat dan teliti dalam menentukan bauran pemasaran
yang tepat. Bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen, karena bauran pemasaran adalah suatu strategi yang digunakan
dalam bidang pemasaran untuk menciptakan pertukaran dalam mencapai
tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba dan meningkatkan volume
penjualan (Aliefia Hanifaradiz, 2016).
Secara umum, tujuan sistem pemasaran adalah memaksimumkan
konsumsi, memaksimumkan kepuasan konsumsi, memaksimumkan
pilihan, memaksimumkan mutu hidup, serta meningkatkan kualitas,
kuantitas, ketersediaan, harga, dan memperoleh laba bagi perusahaan.
Tujuan pemasaran dapat tercipta dengan melakukan analisa dalam hal
bauran pemasaran (marketing mix), marketing mix merupakan
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus
menerus mencapai tujuan pemasaranya di pasar sasaran (Novita Klarisa,
2009).
B. Citra Merk
Citra adalah tujuan utama sekaligus merupakan reputasi dan
prestasi yang hendak dicapai dalam dunia Public Relations. Pengertian
citra itu sendiri abstrak (tangible) dan tidak dapat diukur secara sistematis,
tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penelitian baik atau buruk,
seperti penerimaan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya
datang dari publik. Secara logika, jika perusahaan sudah mengalami krisis
18
kepercayaan dari publik atau masyarakat umum maka akan membawa
dampak negatif terhadap citranya, bahkan akan terjadi penurunan citra
sampai pada titik yang paling rendah.
Menurut Jefkins dalam bukunya PR Techique, menyimpulkan
bahwa citra diartikan sebagai kesan seseorang/individu tentang sesuatu
yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. Menurut
David A. Arker, John G. Mayer, citra adalah seperangkat anggapan,
impresi atau gambaran seseorang/ sekelompok orang mengenai suatu
objek yang bersangkutan (Frank Jefkins, 2002).
Brand Image (citra merek) adalah sekumpulan asosiasi merek yang
terbentuk dan melekat di benak konsumen. Konsumen yang terbiasa
menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap
brand image. Citra merek ialah persepsi dan keyakinan yang dilakukan
oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam
memori konsumen (Novita Klarisa, 2009).
C. Kualitas Produk
Kualitas produk baik berupa barang maupun jasa merupakan
kesatuan karakteristik suatu produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa,
manufaktur, dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa dapat
memenuhi harapan-harapan para konsumen. Untuk memahami kualitas,
dapat digunkan triologi manajerial yang meliputi perencanaan kualitas,
perbaikan kualitas, dan pengendalian kualitas, triologi yang sama dapat
juga diterapkan pada bidang kualitas (Husein Umar, 1997).
19
a. Perencanaan Kualitas
Perencanaan kualitas merupakan pengembangan dari produk dan
proses untuk memenuhi apa yang diinginkan oleh konsumen.
Langkah-langkah dari perencanaan kualitas yaitu:
1) Menentukan siapa konsumennya
2) Menentukan apa kebutuhan atau keinginan konsumen
3) Mengembangkan produk dan kualitas yang sesuai
4) Mengembangkan proses sebagai pedoman berbagai operasi atau
produksi
b. Perbaikan Kualitas
Perbaikan kualitas merupakan suatu perencanaan kualitas produk
yang memiliki tujuan untuk mencapai tingkat yang lebih baik dari pada
sebelumnya.
c. Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas produk merupakan perencanaan kualitas
produk yang dilakukan atau diterapkan pada proses operasi. Langkah-
langkah yang dilakukan yaitu:
1) Evaluasi performansi aktual
2) Membandingkan performansi aktual dengan sasaran yang telah
direncanakan
3) Mengambil suatu tindakan dari kegiatan yang menyimpang dari
suatu perencanaan
20
d. Pengertian Kualitas Produk (Quality Product)
Elemen-elemen kesamaan definisi kualitas mencakup sebagai
berikut:
1) Kualitas meliputi usaha atau melebihi harapan pelanggan.
2) Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
3) Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa
yang dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap
kurang berkualitas pada masa mendatang).
Dengan berdasarkan elemen-elemen tersebut, Goetsch dan Davis
membuat definisi mengenai kualitas yang lebih luas cakupannya.
Definisi tersebut adalah kualitas merupakan suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. (Fandy Tjiptono
dan Anastasia Diana, 2000).Produk merupakan segala sesuatu yang
dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,
digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau
keinginan pasar yang bersangkutan (Fandy Tjiptono, 2002). Kualitas
Produk adalah sekumpulan ciri-ciri karakteristik dari barang dan jasa
yang mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang
merupakan suatu pengertian dari gabungan daya tahan, keandalan,
ketepatan, kemudahan pemeliharaan serta atribut-atribut lainnya dari
suatu produk. Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat
perhatian utama dari perusahaan/produsen, mengingat kualitas suatu
produk berkaitan erat dengan masalah kepuasan konsumen, yang
merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan
(Sofjan Assauri, 2004).
21
Ayat tentang kualitas:
م م ا ع ى ع م ع دو سعترع وع ع و م ؤ ؤ ا وع سو ع وع ؤ ع ع ع لل ى ععرع ع وا ع ؤ ا م وع
و ع ؤ ع ؤ ت ؤ ا ع م ؤ م ع ع م اع ع ل ا وع م ؤ ؤع ا
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya sertaorang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akandikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib danyang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamukerjakan”. (https://tafsirq.com/9-at-taubah/ayat-105)
Ada delapan dimensi kualitas yang dikembangkan Garvin dan
dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis.
Dimensi-dimensi tersebut (Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, 2000)
adalah:
1) Kinerja (performance)
Performance merupakan karakteristik operasi pokok dari
produk inti. Hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu
barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan
pelanggan dalam membeli barang tersebut.
2) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features)
Features merupakan karakteristik sekunder atau pelengkap.
Features merupakan aspek performasi yang berguna untuk
menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk
dan pengembangannya.
3) Kehandalan (reliability)
Reliability merupakan kemungkinan kecil akan mengalami
kerusakan atau gagal pakai. Hal ini berkaitan dengan probabilitas
atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya
22
setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam
kondisi tertentu pula.
4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification)
Conformance to specification merupakan sejauh mana
karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang
telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini berkaitan dengan tingkat
kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya
berdasarkan pada keinginan pelanggan. Konfirmasi merefleksikan
derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan
karakteristik kualitas standar yang ditetapkan.
5) Daya tahan (durability)
Durability merupakan hal yang berkaitan dengan berapa
lama produk tersebut dapat terus digunakan. Durability yaitu suatu
refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai
barang.
6) Serviceability
Serviceability merupakan hal yang meliputi kecepatan,
kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi; penanganan keluhan
yang memuaskan. Serviceability merupakan karakteristik yang
berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi
dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.
7) Estetika
Estetika merupakan daya tarik produk terhadap panca
indera. Estetika atau Aesthetics merupakan karakteristik yang
bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan
dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual.
23
8) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality)
Perceived quality merupakan citra dan reputasi produk serta
tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Suatu sifat subjektif yang
berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk
tersebut sebagai produk yang berkualitas
24
D. Promosi
1. Pengertian Promosi
Dalam rangka membangun hubungan pelanggan yang baik,
perusahaan harus merencanakan strategi promotion (promosi) yang
mampu meningkatkan nilai pelanggan. Mengkomunikasikan nilai
pelanggan merupakan strategi bauran pemasaran keempat, setelah
produk, harga, dan saluran distribusi (Nana Herdiana Abdurrahman,
2015).
Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah
aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal
pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Fandy
Tjiptono, 2002). Promotion (promosi) adalah sarana yang digunakan
dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan
kosumen (langsung atau tidak langsung) tentang produk dan merek
yang dijual (Nana Herdiana Abdurrahman, 2015).
2. Tujuan Promosi
Sudah dimaklumi oleh setiap pengusaha bahwa suatu promosi yang
tepat akan sangat membantu penjualan yang pada akhirnya membantu
pula perkembangan perusahaan (M. Mursid, 2015). Adapun tujuan
spesifik menurut Griffin dan Ebbert yang dikutip oleh Somad dan
Priansa adalah:
a. Mengkomunikasikan informasi (Communicate Information)
Pelanggan tidak akan membeli produk kecuali mereka
mengenal produk tersebut. Informasi dapat memberikan saran
25
kepada pelanggan bahwa produk tersebut ada, atau informasi
juga dapat memberikan pemahaman tentang corak produk.
Informasi kepada pelanggan dapat dikomunikasikan melalui
tulisan (majalah dan surat kabar), lisan (orang atau telepon),
atau secara visual (televisi atau billboard). Saat ini, komunikasi
produk organisasi bisnis sangat penting, sehingga pemasar
berusaha untuk mengkomunikasikan produk organisasi bisnis
dimana pun pelanggan berbeda.
b. Posisioning Produk (Position Product) Posisioning merupakan
proses menetapkan identitas citra produk yang mudak dipahami
dalam benak palanggan. Posisioning produk akan sulit
dilakukan jika organisasi bisnis mencoba memasuki pasar
pelanggan secara keseluruhan, sehingga pendekatan segmen
pasar yang spesifik dipandang lebih tepat untuk dilakukan.
c. Nilai Tambah (Add Value) Bauran promosi dirancang untuk
mengkomunikasikan produk agar memiliki keuntungan nilai
tambah. Promosi juga merupakan pemimpin dalam menetapkan
nilai produk yang dirasakan bagi pelanggan.
d. Mengontrol Volume Penjualan (Control Sales Volume)
Promosi dengan periode yang lembut akan mengontrol
organisasi bisnis agar mampu berjalan dengan baik, dimana
volume penjualan akan stabil sepanjang tahun.
E. Keputusan Pembelian
Keputusan Pembelian Menurut tujuan pembeliannya, konsumen
dapat dikelompokkan menjadi konsumen akhir (individual) yaitu yang
terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah
untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi. Sedangkan
26
kelompok lain adalah konsumen organisasional yang terdiri atas organisasi,
pemakai industri, pedagang dan lembaga non-profit yang tujuan
pembeliannya adalah untuk memperoleh laba atau kesejahteraan
anggotanya (Tatik Suryani, 2008).
Dalam sebuah keputusan pembelian tedapat beberapa peran
konsumen yaitu inisiator, influencer, decider, buyer, user. Perusahaan
perlu mengenal peranan tersebut karena semua peranan mengandung
implikasi guna merancang produk, menentukan pesan dan mengalokasikan
biaya anggaran promosi serta membuat program pemasaran yang sesuai
membuat program pemasaran yang sesuai dengan pembeli (Tatik Suryani,
2008). Peran konsumen tersebut meliputi:
1. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyarankan ide
untuk membeli suatu barang/jasa.
2. Pembawa pengaruh (influencer), yaitu orang yang memiliki pandangan
atau nasehat yang mempengaruhi keputusan pembelian.
3. Pengambilan keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan
keputusan pembelian.
4. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata.
5. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunakan
barang/jasa yang dibeli.
Dalam proses pembelian, kegiatan pembeli baik yang bersifat mental
maupun fisik, dapat dibagi dalam beberapa tahap. Tahapan tersebut terdiri
dari:
1. Orang merasakan adanya suatu kebutuhan yang bersifat umum atau
spesifik.
27
2. Kegiatan atau aktivitas yang dilakukan orang tersebut sebelum
dilaksanakannya pembelian, antara lain melakukan peneltian atau
survei tentang sumber penawaran yang memungkinkan dapat
dipenuhinya atau dipuaskannya kebutuhan tersebut, serta besarnya
jumlah kemampuan dana yang dimiliki.
3. Pengambilan keputusan akan pembelian, yang mencakup penentuan
apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian, keputusan mana
didasarkan atas hasil yang diperoleh dari kegiatan atau aktivitas
sebelum pembelian di atas (Sofjan Assauri, 2017).
Dalam mengambilan keputusan konsumen bervariasi sesuai dengan
jenis keputusan pembelian. Terdapat perbedaan yang besar antara membeli
pasta gigi, raket, tenis, komputer personal, dan mobil baru. Pembelian
yang kompleks dan mahal mungkin melibatkan lebih banyak
pertimbangan pembeli dan lebih banyak partisipan. Assael membedakan
empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan
pembeli dan tingkat perbedaan antara berbagai merek.
1. Perilaku pembelian kompleks merupakan konsumen yang mempunyai
perilaku pembelian kompleks jika mereka sangat terlibat dalam suatu
pembelian dan menyadari adanya perbedaan siginfikan antara
berbagai merek. Konsumen sangat terlibat bila suatu produk mahal,
jarang dibeli, beresiko, dan mempunyai ekspresi pribadi yang tinggi.
Biasanya konsumen tidak mengetahui banyak mengenai kategori
produk dan harus banyak belajar.
2. Perilaku pembelian mengurangi ketidaksesuaian (Disonansi)
merupakan konsumen yang kadangkadang sangat terlibat dalam suatu
pembelian, tetapi tidak melihat banyak perbedaan dalam merek.
Keterlibatan yang tinggi ini sekali lagi berdasarkan kenyataan bahwa
pembelian tersebut bersifat mahal, jarang dilakukan, dan berisiko.
28
3. Perilaku pembelian menurut kebiasaan merupakan konsumen yang
banyak membeli produk dengan keterlibatan konsumen yang
signifikan. Perhatikan pembelian garam. Konsumen mempunyai
keterlibatan yang rendah dalam kategori produk ini. Mereka pergi ke
toko dan mencari merek produk tersebut. Jika mereka terus-menerus
mencari merek yang sama, hal tersebut dikarenakan kebiasaan, bukan
karena loyalitas merek yang kuat. Terdapat bukti bahwa konsumen
mempunyai keterlibatan yang rendah dengan kebanyakan produk
murah dan sering dibeli.
4. Perilaku pembelian mencari variasi merupakan beberapa situasi
pembelian ditandai dengan keterlibatan konsumen yang rendah, tetapi
perbedaan mereknya signifikan. Dalam hal ini, konsumen kerapkali
melakukan peralihan merek (brand switching). Contohnya dalam
pembelian biskuit. Konsumen memiliki sedikit keyakinan, memilih
sebuah merek biskuit tanda terlalu banyak evaluasi, dan
mengevaluasinya selama mengonsumsinya. Tetapi pada waktu
berikutnya, konsumen itu ingin membeli merek yang lain karena rasa
bosan atau karena ingin mencoba rasa yang berbeda. Peralihan merek
terjadi karena alasan untuk variasi dan bukan karena ketidakpuasan
(Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, 2015).
Keputusan pembelian merupakan salah satu komponen utama dari
perilaku konsumen. Suatu keputusan melibatkan pilihan diantara dua atau
lebih alternatif tindakan atau perilaku. Pengertian mengenai perilaku
konsumen oleh perusahaan selaku produsen segitu penting dan perlu
diperhatikan lebih lanjut. Proses keputusan pembelian bukan sekedar
didasarkan pada berbagai faktor yang akan mempengaruhi pembeli,
melainkan didasarkan pada peranan dalam pembelian dan keputusan
membeli (Dede Aprisal, 2017).
29
F. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian diatas maka Pengaruh Citra Merek, Kualitas
Produk, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pasta
Gigi Pepsodent pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsoed) dapat
digambarkan dalam kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
G. Penelitian Terdahulu
Mengkaji hasil penelitian terdahulu adalah mendalami, mencermati,
menelaah dan mengidentifikasi pengetahuan atau hal yang telah ada untuk
mengetahui apa yang telah ada dan belum ada. Fenomena yang berkaitan
dengan keputusan pembelian telah banyak dikaji. Akan tetapi masih
terdapat perbedaan baik dalam variabel, metode, subjek penelitian dan lain
sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2000). Sementara itu setelah menelaah
beberapa penelitian, penyusun menemukan ada beberapa karya yang
meneliti tentang keputusan pembelian. Berikut ini adalah penelitian dari
terdahulu.
Hendra Noky Andrianto dan Idris dalam penelitiannya yang
berjudul “Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek, Harga Dan Promosi
Citra Merk (X1)
Kualitas Produk (X2)
Promosi (X3)
Keputusan Pembelian(Y)
30
Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Jenis Mpv Merek Toyota Kijang
Innova Di Semarang” menunjukan bahwa Adjusted r square sebesar 0,887.
Hasil ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh antara kualitas produk,
citra merek, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian Toyota
Kijang Innova di Kota Semarang sebesar 88,7% (Hendra Noky Andrianto
dan Idris, 2013).
Nela Evelina, Handoyo DW dan Sari Listyorini dalam
penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk,
Harga, Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Perdana
Telkomflexi (Studi kasus pada konsumen TelkomFlexi di Kecamatan Kota
Kudus Kabupaten Kudus)” menunjukan bahwa Pengaruh yang diberikan
oleh citra merek, kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan
pembelian sebanyak 79,2% dan sisanya 20,8% dipengaruhi oleh variable
lain selain citra merek, kualitas produk, harga dan promosi (Nela Evelina,
Handoyo DW dan Sari Listyorini, 2012).
Ahmad Muanas dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Produk, Harga, dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Mobil
Buana Indomobil Trada”, hasil pengujiannya menunjukkan pengaruh
variabel produk, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian mobil
Suzuki di PT. Buana Indomobil Trada Surabaya adalah signifikan. Hasil
ini mengindikasikan bahwa model yang digunakan dalam penelitian
tersebut layak untuk dilakukan analisis berikutnya. Hasil ini didukung
dengan perolehan tingkat koefisien korelasi sebesar 71,2 % menunjukkan
korelasi atau hubungan antara variabel tersebut terhadap keputusan
pembelian mobil Suzuki di PT. Buana Indomobil Trada Surabaya
memiliki hubungan yang erat. Hasil pengujian selanjutnya menunjukkan
kualitas produk, harga, dan promosi masing-masing mempunyai pengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian mobil Suzuki di PT. Buana
Indomobil Trada Surabaya (Ahmad Muanas, 2014).
31
Tabel 1.2Tabel Penelitian Terdahulu
H. Landasan Teologis
Produk yang dipasarkan merupakan senjata yang sangat bagus
dalam memenangkan persaingan apabila memiliki mutu atau kualitas yang
tinggi. Sebaliknya produk yang mutunya rendah akan sukar untuk
memperoleh citra dari para konsumen. Oleh karena itu produk yang
dihasilkan harus diusahakan agar tetap bermutu baik (Indriyo Gitosudarmo,
2000).
No Nama Peneliti danJudul Penelitian Perbedaan Persamaan
1. Hendra Noky Andriantodan Idris “PengaruhKualitas Produk, CitraMerek, Harga DanPromosi TerhadapKeputusan PembelianMobil Jenis Mpv MerekToyota Kijang Innova DiSemarang”
Tempat Penelitian
Penembahanvariabelindependent yaituharga
Variabel yangmengacu padakeputusan pembelian
Dan variabelindependent yaitukualitas produk, citra,dan promosi
2. Nela Evelina, HandoyoDW dan Sari Listyorini“Pengaruh Citra Merek,Kualitas Produk, Harga,Dan Promosi TerhadapKeputusan PembelianKartu PerdanaTelkomflexi (Studi kasuspada konsumenTelkomFlexi diKecamatan Kota KudusKabupaten Kudus)”
Tempat Penelitian
Penembahanvariabelindependent yaituharga
Variabel yangmengacu padakeputusan pembelian
Dan variabelindependent yaitucitra merek, kualitasproduk, dan promosi
3. Ahmad Muanas,“Pengaruh Produk,Harga, dan Promositerhadap KeputusanPembelian Mobil BuanaIndomobil Trada”
Tempat penelitian.Variabelindependent yaitucitra merek
Variabel yangmengacu padakeputusan pembelianDan variabelindependent yaitupromosi dan kualitasproduk
32
Firman Allah SWT dalam (Q.S Al-Baqarah. 168)
ؤ ع ل م م ا ع ؤ ل ا م ا وع وا م عتل ع وع با م ع ب لع اع م ؤ ع اأؤ مي ا ل م وا الا ا ع د أع عا
ن م عدوو
Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apayang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikutilangkahlangkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan ituadalah musuh nyata bagimu”. (https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-168)
Dari surah tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk memproduksi
barang kita harus memperhatikan kualitas produk dan citra merek tersebut
sehingga nantiya produk tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik dan
barokah.
Firman Allah SWT dalam QS. An-Nisa 29
ؤ ع ب ع ا ع م ع و ع ؤ أع ل م م م ؤعا ما ؤ ع ؤ ع ؤ اع وع ؤ أع وا ؤ ع ع وا ع آ ع م ال ا ع د أع عا
ا ب ام ع ؤ م ع ا ع ع لل ل م ؤ ع ؤ أع ؤتوا ع ع وع ؤ ؤ م ض ا عرع
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakanharta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalanperniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allahadalah Maha Penyayang kepadamu.
Ayat diatas memerintahkan kita untuk mencari rizeki dengan cara
yang halal. Berkaitan dengan kualitas produk dan promosi adalah
memberikan informasi terkait produk yang kita ciptakan dengan keadaan
yang sebanar-benarnya. Karena dengan adanya keterbukaan kualitas
produk ini, dapat memberikan dampak yang baik bagi konsumen untuk
menentukan keputusan pembelian.
I. Hipotesis penelitian
Hipotesis diartikan sebagai suatu yang dianggap benar, meskipun
demikian kebenarannya masih memerlukan pembuktian. Dalam penelitian,
33
hepotesis pada umumnya didefinisikan sebagai dugaan-dugaan sementara,
pernyataan tentatif permasalahan yang dapat diuji secara langsung,
disusun dalam bentk kalimat. Hipotesis dengan demikian adalah
pernyataan yang menunjukan adanya kemungkinan hubungan tertentu
antara dua atau lebih fakta atau variable (Nyoman Kutha Ratna, 2010).
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun
dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban
yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data
(Sugiyono, 2014). Berdasarkan pengertian tersebut, untuk mendapatkan
hipotesis yang diajukan dalam judul pengaruh kualitas produk, harga,
lokasi dan promosi terhadap keputusan pembelian (studi kasus pasta gigi
pepsodent pada mahasiswa IAIN Purwokerto) adalah sebagai berikut:
1. H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara citra
merek, kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian.
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara citra
merek, kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian.
2. H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara citra
merek, kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian.
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara citra
merek, kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam menyusun penelitian ini adalah penelitian
lapangan Field Research). Yaitu suatu penelitian yang dilakukan di lokasi
penelitian (lapangan) dengan melakukan pengamatan tentang suatu
fenomena dalam keadaan ilmiah (Lexy J Moleong, 2013). Penelitian ini
menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan IAIN Purwokerto pada tanggal 22 February
2021 sampai 19 Mei 2021.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2014). Populasi yang diambil oleh peneliti merupakan yang
di tentukan yaitu Mahasiswa IAIN Purwokerto yang pernah
menggunakan pasta gigi lebih dari satu merk salah satunya adalah
Pepsodent. Hal ini bertujuan agar hasil penelitiannya akan lebih objektif
bukan karena responden seorang pelanggan Pasta Gigi Pepsodent tetapi
responden benar-benar merasakan mengapa dirinya memutuskan
pembelian di Pasta Gigi Pepsodent.
2. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi
Arikunto, 1998). Penelitian ini bersifat kuantitatif karena digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, di mana teknik
pengambilan sampel dilakukan secara random, pengumpulan data
35
menggunakan instrumen penelitian, dan analisis data bersifat statistik
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2009).
Roscoe dalam bukunya Research Methodes For Business
memberikan saran tentang ukuran sampel untuk penelitian yaitu
ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai
500 (Sugiyono, 2009). . Dikarenakan populasi dalam penelitian ini
jumlahnya 11.879, maka jumlah Sampel ditentukan menurut Slovin
yaitu :
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Ukuran Populasi (11.879)
e =Presentasi kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih ditolerir. (0.10)
Jadi, besar sampel yang dapat dihitung yaitu :
Jumlah sampel yang diambil akan dibulatkan menjadi 100
Mahasiswa dengan metode pengambilan sampelnya adalah non-
probability sampling, yaitu pemilihan sampel dari populasi tidak
menggunakan proses random, maka tidak semua anggota populasi
memiliki peluang untuk dijadikan sampel dalam penelitian (Sugiyono,
2011 : 118). Jenis dari non-probability sampling yang digunakan
adalah purposive sampling yaitu responden dipilih langsung
berdasarkan pertimbangan tertentu, yaitu Mahasiswa IAIN Purwokerto
yang pernah menggunakan pasta gigi lebih dari satu merk salah
satunya adalah Pepsodent
36
D. Variabel dan Indikator Penelitian
1. Variabel Penelitian
a. Variabel dependent artinya identik dengan vaiabel terikat, yang
dijelaskan, atau dependent variable. Variabel dependent dalam
penelitian ini adalah keputusan pembelian (Y).
b. Variabel independent artinya identik dengan variabel bebas,
penjelas, atau independent/explanatory variabel. Variabel ini
biasanya dianggap sebagai varaibel prediktor atau penyebab karena
memprediksi atau menyebabkan variabel dependen (Mudrajad
Kuncoro, 2007). Variabel independent dalam penelitian ini antara
lain: citra merek ( X1), kualitas produk (X2), dan promosi (X3).
2. Indikator Penelitian
a. Citra Merek
Menurut Kotler & Keller bahwa pengukur citra merek dapat
dilakukan berdasarkan pada aspek sebuah merek (Novita Klarisa,
2009).
1) Kekuatan (Strengthness)
Dalam hal ini adalah keunggulan yang dimiliki oleh merek
yang bersifat fisik dan tidak ditemukan pada merek lainnya.
Keunggulan merek ini mengacu pada atribut-atribut fisik atas
merek tersebut sehingga bisa dianggap sebagai sebuah
kelebihan dibanding dengan merek lainnya. Yang termasuk
pada sekelompok kekuatan (strength) adalah keberfungsian
semua fasilitas produk, penampilan fisik, harga produk,
maupun penampilan fasilitas pendukung dari produk tersebut
dan memiliki cakupan pasar yang luas.
2) Keunikan (Uniqueness)
37
Adalah kemampuan untuk membedakan sebuah merek
diantara merek lainnya. Kesan ini muncul dari atribut produk
tersebut yang menjadi bahan pembeda atau diferensiasi dengan
produk-produk lainnya. Yang termasuk dalam kelompok unik
ini adalah variasi penampilan atau nama dari sebuah merek
yang mudah diingat dan diucapkan, dan fisik produk itu sendiri.
3) Keunggulan (Favorable)
Yang termasuk dalam kelompok favorable ini antara lain,
kemudahan merek produk diucapkan serta kemampuan merek
untuk tetap diingat oleh pelanggan yang membuat produk
terkenal dan menjadi favorit di masyarakat maupun kesesuaian
antara kesan merek di benak pelanggan dengan citra yang
diinginkan perusahaan atas merek yang bersangkutan.
b. Kualitas Produk
Ada delapan dimensi kualitas yang dikembangkan Garvin dan
dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan
analisis, teruama untuk produk manufaktur (Fandy Tjiptono, 2000).
Dimensi-dimensi tersebut adalah:
1) Kinerja (performance)
Performance merupakan karakteristik operasi pokok dari
produk inti. Hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu
barang dan merupakan karakteristik utama yang
dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.
2) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features)
Features merupakan karakteristik sekunder atau pelengkap.
Features merupakan aspek performasi yang berguna untuk
menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan
produk dan pengembangannya.
38
3) Kehandalan (reliability)
Reliability merupakan kemungkinan kecil akan mengalami
kerusakan atau gagal pakai. Hal ini berkaitan dengan
probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil
menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode
waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification)
Conformance to specification merupakan sejauh mana
karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar
yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini berkaitan dengan
tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan
sebelumnya berdasarkan pada keinginan pelanggan.
Konfirmasi merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik
desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang
ditetapkan.
5) Daya tahan (durability)
Durability merupakan hal yang berkaitan dengan berapa
lama produk tersebut dapat terus digunakan. Durability yaitu
suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau
masa pakai barang.
6) Serviceability
Serviceability merupakan hal yang meliputi kecepatan,
kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi; penanganan
keluhan yang memuaskan. Serviceability merupakan
karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi,
kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk
perbaikan barang.
7) Estetika
39
Estetika merupakan daya tarik produk terhadap panca
indera. Estetika atau Aesthetics merupakan karakteristik yang
bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan
dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi
individual.
8) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality)
Perceived quality merupakan citra dan reputasi produk serta
tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Suatu sifat subjektif
yang berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai
keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas.
c. Promotion
Pengertian (promotion) promosi menurut Keller yaitu sarana
yang digunakan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk,
dan mengingatkan konsumen (langsung atau tidak langsung)
tentang produk dan merek yang mereka jual (Nana Herdiana
Abdurrahman, 2015).
Maka indikator yang digunakan untuk mengukur berdasarkan
sembilan elemen promosi antara lain:
1) Pengirim (sender): pihak yang mengirimkan pesan kepada
pihak lain. Misalnya, produsen printer HP.
2) Penyandian (encoding): proses menyusun gagasan menjadi
simbolik, misalnya agen periklanan HP merangkai kata-kata
dan ilustrasi kedalam sebuah iklan yang mengirimkan pesan
yang dimaksud.
3) Pesan (message): kumpulan simbol yang dikirimkan pengirim
iklan printer HP yang sebesarnya.
40
4) Media: saluran komunikasi yang menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima dalam kasus ini, majalah tertentu yang
dipilih HP.
5) Pengertian (decoding): proses penerima menafsirkan arti
simbol yang disandikan oleh pengirim – konsumen membaca
iklan printer HP dan menerjemahkan kata-kata serta ilustrasi
yang terkandung.
6) Penerima (receiver): pihak yang menerima pesan ratusan
respons yang mungkin, seperti konsumen lebih menyadari
atribut printer HP, menunjungi situs web HP untuk mendapat
lebih banyak informasi, benar-benar membeli printer HP, atau
tidak melakukan apapun.
7) Umpan balik (feedback): bagi respons penerima yang
dikomuninasikan kembali ke pengirim riset HP
memperlihatkan bahwa konsumen tertarik dan mengingat iklan,
atau konsumen menulis surat atau menelepon untuk
memberikan pujian kepada HP atau mengkritik iklan atau
produk HP.
8) Gangguan (noise): sebab tidak terencana atau distorsi selama
proses komunikasi, penerima mendapat pesan yang berbeda
dari yang dikirimkan pengirim-konsumen tertanggu ketika
membaca majalah dan tidak memahami iklan HP atau titik
kuncinya (Nana Herdiana Abdurrahman, 2015).
d. Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong keputusan pembelian adalah
tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana
konsumen benar-benar akan membeli (Nurachidah dkk, 2016).
Adapun proses keputusan pembelian terdiri atas lima tahap yaitu:
41
1) Tahap pengenalan kebutuhan
Pengenalan kebutuhan adalah tahap pertama proses keputusan
pembelian, yaitu kosumen menyadari suatu masalah atau
kebutuhan.
2) Pencarian informasi
Pencarian informasi adalah tahap proses kebutuhan pembeli
dengan cara mencari informasi lebih banyak. Konsumen
mungkin hanya memperbesar perhatian atau melakukan
pencarian informasi secara aktif.
3) Evaluasi alternative
Evaluasi alternatif adalah tahap proses keputusan membeli
konsumen dengan menggunakan informasi untuk mengevaluasi
merek alternatif dalam sekelompok pilihan.
4) Keputusan Pembelian
Keputusan Pembelian, yaitu keputusan konsumen untuk
membeli atau tidak membeli suatu produk atau jasa merupakan
alternatif pilihan yang penting bagi pemasar.
5) Perilaku pasca pembeian
Perilaku pasca pembeian adalah tahap proses keputusan
pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan selanjutnya
setelah pembelian, berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan
mereka (Nana Herdiana Abdurrahman, 2015).
E. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek
penelitian dengan menggunakan alat pengambilan data langsung pada
42
subjek sebagai sumber informasi yang dicari melalui angket (Arikunto,
2002). Sumber data primer pada penelitian ini adalah data-data yang
secara langsung diperoleh dari Mahasiswa IAIN Purwokerto.
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari
tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia
sebelum penelitian dilakukan (Ulber Silalah, 2012). Sumber data
sekunder berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah
tersedia. Misalnya buku-buku, penelitian yang berkaitan dengan tema.
Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data
yang berkaitan dengan pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, dan
Promosi Terhadap Keputusan Pembelian, wawancara yang dapat
mendukung dan menguatkan data penelitian.
F. Metode Pengumpulan Data
Teknik ini dalam memperoleh data menggunakan berbagai metode
pengumpulan data, yaitu :
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
lain. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan
dengan yang diwawancarai, tetapi dapat juga secara tidak langsung
seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan
lain (Husein Umar, 2011). Metode ini untuk mencari data yang tidak
ada dalam kuisioner yaitu tentang apa yang membuat mereka memilih
untuk membeli produk dan yang lain yang dibutuhkan dalam
penelitian.
43
2. Kuisioner
Teknik kuisioner merupakan suatu pengumpulan data dengan
memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden
dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.
Daftar pertanyaan/pertanyaan dapat bersifat terbuka jika jawaban tidak
ditentukan sebelumnya sedangkan bersifat tertutup jika alternatif-
alternatif jawaban telah disediakan. Instrumen yang berupa lembar
daftar pertanyaan tadi berupa checklis ataupun skala (Husein Umar,
2011). Kuisioner ditujukan kepada Mahasiswa IAIN Purwokerto.
(J. Supranto, 2008) Dari setiap jawaban responden terhadap
daftar pertanyaan yang diajukan, kemudian diberi skor tertentu. Skor
tersebut yaitu antara 1 sampai 5, dengan ketentuan sebagai berikut:
Sangat Setuju (SS) diberi skor 5
Setuju (ST) diberi skor 4
Kurang Setuju (KS) diberi skor 3
Tidak Setuju (TS) diberi skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1
G. Uji Reliabilitas dan Uji Validitas
Dalam penelitian, salah satu unsur penting yang menentukan
kualitas penelitian adalah kualitas data yang digunakan. Untuk
menentukan kualitas data, maka perlu menggunakan instrumen yang valid
dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data
yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang
diteliti. Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam
waktu yang berbeda (Sugiyono, 2016).
1. Uji Validitas
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan analisis
butir. Teknik ini yaitu menghitung korelasi antar skor ada masing-
44
masing pernyataan dengan skor total, memakai rumus korelasi product
moment, yang rumusnya adalah sebagai berikut:
Keterangan:
rxy = Koefisiensi product moment
n = Jumlah responden
X = Skor Pernyataan
Y = Skor Total
Menguji taraf signifikansi item-item pertanyaan yakni untuk
menentukan valid tidaknya item-item pertanyaan tesebut. Cara yang
dipergunakan adalah membandingkan koefisien korelasi setiap butir
dengan skor total dengan rtabel (n-2; α : 0.05). Kaidah yang harus
diperhatikan adalah korelasi antara butir dengan skor total harus positif
dan peluang ralat p dari korelasi tersebut atau alfa (α) maksimal 5
persen. Jika koefisien korelasi setiap butir dengan skor total lebih besar
dibandingkan dengan rtabel (n-2; α : 0.05), maka item pertanyaan
tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya (Alizar Isna dan Warto,
2013).
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk menunjukan konsistensi alat
ukur yang digunakan atau sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau
diandalkan. Uji reabilitas dilakukan dengan rumus Alpha Cronbanch
yang rumusnya di tulis sebagai berikut:
45
Di mana:
ri = koefisien alpha cronbach
k = banyaknya item
= jumlah varians item
= varians total
Untuk mengetahui apakah instrumen yang kita uji reliabel atau
tidak, dilakukan dengan membandingkan nilai r. Tot dengan rtabel pada
n-2;α 0,05. Jika r.tot > rtabel (n-2;α 0,05) berarti instrumen reliabel; dan
jika r.tot ≤ rtabel (n-2;α 0,05) berarti instrumen tidak reliable (Alizar
Isna dan Warto, 2013).
H. Analisis Data
(Alizar Isna, Warto, 2013) Analisis regresi ordinal merupakan analisis
regresi yang digunakan bila data yang dianalisis memiliki variabel dengan
skala pengukuran minimal ordinal. Tujuan analisis dengan menggunakan
regresi ordinal adalah sebagaimana analisis regresi yang lain yakni
mendapatkan metode terbaik yang menggambarkan pengaruh antara variabel
independen (predikator) dengan variabel independen (outcame) pada analisis
regresi ordinal, variabel independen dapat berupa faktor (variabel kategori)
atau kovariat (variabel kontinyu).
Persamaan matematika regresi ordinal dijelaskan Ghozali (2006)sebagai berikut :
46
I. Pengujian Hipotesis
1. Korelasi Rank Spearman
Korelasi Rank Spearman mempunyai kegunaan untuk mencari
korelasi di antara 2 variabel (hubungan bivariate) di mana kedua varibel
yang dikorelasikan berskala ordinal sehingga memungkinkan untuk
diberi jenjang (ranking).
Sahid Rahardjo dalam buku Siti Ma’sumah menjelaskan
penafsiran analisis Korelasi Rank Spearman sebagai berikut:
a. Kriteria tingkat kekuatan korelasi rank spearman:
1) Nilai Koefisien korelasi 0,00-0,25 :hubungan yang sangat lemah
2) Nilai Koefisien korelasi 0,26-0,50 : hubungan cukup
3) Nilai Koefisien korelasi 0,51-0,75 : hubungan kuat
4) Nilai Koefisien korelasi 0,76-0,99 : hubungan sangat kuat
5) Nilai koefisien korelasi 1.00 : Sempurna
b. Kriteria arah korelasi
Arah korelasi dilihat pada angka koefisien korelasi
sebagaimana angka kekuatan korelasi. Besarnya nilai koefisien
korelasi tersebut terletak antara +1 sampai -1. Jika koefisien korelasi
bernilai positif, maka hubungan kedua variabel dinyatakan searah.
c. Kriteria Signifikan Korelasi
Kekuatan dan arah korelasi (hubungan) akan mempunyai arti
jika hubungan antar variabel tersebut signifikan. Dikatakan ada
hubungan yang signifikan jika nilai sig.(2-tailed) < 0,05. Jika nilai
sig.(2-tailed) >0,05 maka tidak signifikan atau tidak berarti.
Rumus korelasi Rank Spearman :
(rho) : koefisien korelasi Rank Spearman
: jumlah sampel
: perbedaan antara ranjing pada X dan Y yang telah
Dikuadratkan
47
2. Koefisien Konkordansi Kendall W
(Alizar Isna, Warto, 2013) Koefisien Konkordansi Kendall W
mempunyai kegunaan untuk mencari relasi di antara dua atau lebih
variabel independen dengan satu variabel dependen (hubungan
multivariate). Di mana variabel-variabel yang dikorelasikan tersebut
berskala ordinal. Kondordansi kendall W, digunakan untuk mengetahui
apakah ada keselarasan atau kesepakatan dari responden. Keselarasan
(konkordansi) diberilan nilai seperti halnya korelasi, yaitu dari 0 sampai
1. Jika 0 berarti sama sekali tidak selaras satu dengan lain dalam menilai
dan jika 1 maka semua responden selaras atau sepakat. Nilai keselarasan
0,5 dianggap sebagai tingkat keselarasan yang cukup tinggi.
Untuk menghitung Korelasi Kendall W, adalah menggunakan
rumus berikut (Siegel, 1986).
Dimana :
W : koefisien korelasi onkordasi Kendall W
S : jumlah kuadrat deviasi observasi dari Man Rj,
Jadi S =
K : banyak himpunan ranking penjenjangan, misalnya
banyak penilai
Rj : jumlah ranking yang diberikan
N : banyak obyek atau individu yang diberi ranking
) : jumlah maksimum yang mungkin dicapai
deviasi kuadrat, yaitu jumlah S yang dapat terjadi
dengan adanya kecocokan sempurna di antara k
ranking.
48
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto merupakan
pengembangan dan alih status dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Purwokerto berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 139 tahun
2014 tentang Perubahan STAIN Purwokerto menjadi IAIN Purwokerto.
Secara historis, STAIN Purwokerto juga merupakan alih status dari
Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1964-1994) dan
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang (1994-1997) yang
berkedudukan di Purwokerto.
Secara embrional, IAIN Purwokerto diilhami oleh pidato Menteri
Agama RI, Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, saat peresmian Sekolah
Persiapan (SP) IAIN (sekarang menjadi MAN 1) yang antara lain
mengharapkan kepada para pendiri SP IAIN agar usaha pendidikan
formal tidak berhenti sampai tingkat Aliyah (SLTA) saja. Akan tetapi,
pendidikan formal tersebut dilanjutkan dengan usaha mendirikan
fakultas-fakultas agama, yang pada saatnya dapat dimasukkan ke dalam
Institut Agama Islam Negeri (Al- Djami’ah Al-Islamiyah Al-Hukumiyah)
Yogyakarta, sehingga dapat memberi kesempatan belajar lebih lanjut
kepada lulusan SP IAIN khususnya, dan SLTA pada umumnya.
Ajakan Menteri Agama RI tersebut kemudian disambut oleh K.H.
Muslich, yang ketika itu, selain sebagai ketua Yayasan Al-Hidayah,
Pendiri SP IAIN, juga anggota DPRGR, Anggota MPRS, serta anggota
Dewan Perancang Nasional, dengan mengajak tokoh-tokoh muslim
Banyumas lainnya, antara lain: H.O.S. Noto Soewiryo (Kepala
Pengawas Urusan Agama Karesidenan Purwokerto); Drs. Muzayyin
Arifin (Ketua SP IAIN Pur- wokerto); K.H. Muchlis (Penghulu pada
Kantor Urusan Agama di Purwokerto), dan Muhammad Hadjid (seorang
49
pengusaha di Purwokerto) untuk mendirikan Badan Wakaf Al-Djami’ah
Sunan Kalijaga. Tugas utama badan wakaf ini adalah mendirikan
lembaga pendidikan tinggi agama di Purwokerto dengan segera.
Usaha keras Badan Wakaf yang diketuai oleh K.H. Muslich
tersebut memperoleh simpati dan dukungan dari masyarakat luas. Oleh
karenanya, pada 10 November 1962, Badan Wakaf Al-Djami’ah Sunan
Kalijaga mendirikan Fakultas Tarbiyah Al-Djami’ah Sunan Kalijaga.
Kemudian, pada tahun itu pula, 12 Desember 1962, Badan wakaf Al-
Djami’ah Sunan Kalijaga secara resmi diakte-notariskan sebagai badan
hukum yang mendirikan dan mengelola fakultas tersebut.
Setelah hampir dua tahun Fakultas Tarbiyah Al-Djami’ah Sunan
Kalijaga Purwokerto berjalan, para pendiri yang dibantu para Residen
Banyumas, melalui Rektor IAIN Al-Djamiah Al-Hukumiyah Yogyakarta
mengusulkan kepada Menteri Agama agar Fakultas Tarbiyah Al-Dja-
mi’ah Sunan Kalijaga Purwokerto dinegerikan.
Akhirnya, dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 68 Tahun
1964 Tanggal 9 September 1964, Fakultas tersebut dinegerikan dan
menginduk kepada IAIN Al-Djami’ah Al-Hukumiyah Yogyakarta, yang
kemudian berubah namanya menjadi IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Serah terima penegerian Fakultas Tarbiyah Purwokerto sekaligus
penggabungannya dengan IAIN Sunan Kalijaga dilakukan pada 3
Nopember 1964. Sejak saat itu, Fakultas Tarbiyah Al-Djami’ah Sunan
Kalijaga Purwokerto resmi menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta di Purwokerto.
Selanjutnya, atas dasar pertimbangan geografis dan efisiensi
pembinaan teknis kewilayahan berdasarkan Keputusan Menteri Agama
Nomor 385 Tahun 1993, Nomor 394 Tahun 1993, dan Nomor 408
Tahun 1993, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di
Purwokerto dilimpahkan dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta kepada
IAIN Walisongo Semarang. Serah terima pengindukan dari IAIN Sunan
Kalijaga kepada IAIN Walisongo itu baru bisa dilaksanakan pada 13
50
Desember 1994. Sejak saat itu, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga
Purwokerto berubah menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di
Purwokerto.
Kemudian, dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 1997 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri pada 21 Maret 1997, maka Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di
Purwokerto menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Purwokerto, sebagai perguruan tinggi yang mandiri untuk meningkatkan
efisiensi, efektivitas, dan kualitas. Perubahan status dari Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo di Purwokerto menjadi Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Purwokerto ini memberi otonomi yang
besar dan peluang yang banyak untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki STAIN Purwokerto sesuai dengan ke- butuhan masyarakat dan
potensi civitas akademika, dengan cara membuka Jurusan dan Program
Studi baru, serta melakukan penyempurnaan kurikulum dan melakukan
reformasi dalam berbagai aspek.
Pada tahun 2012 STAIN Purwokerto membuka Pascasarjana
Strata 2 (S-2) yaitu Program Studi Hukum Ekonomi Syari`ah (HES) dan
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Berdasarkan
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 164 Tahun 2014
tentang Izin Penyelenggaraan Prodi, STAIN membuka program studi
untuk Strata I (S.I) yaitu program studi Pendidikan Guru Raudhatul
Athfal (PGRA) dan Manajemen Dakwah (MD).
Pada tahun 2014, status STAIN Purwokerto berubah dari
SEKOLAH TINGGI menjadi INSTITUT. Perubahan status ini
ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 139 tahun 2014. Seiring
dengan alih status menjadi IAIN, terjadi penambahan 10 (sepuluuh)
program studi strata satu (S-1) baru berdasarkan Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Islam Nomor 547 Tahun 2015 dan 4 program studi
jenjang pascasarjana strata dua (S-2). Sampai saat ini IAIN Purwokerto
mengelola 22 prodi S-1, 6 prodi S-2, dan 1 prodi Diploma III.
51
2. Visi dan Misi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto
a) Visi
“Unggul dan Islami dalam Mewujudkan Masyarakat yang
Berkeadaban pada tahun 2039”
b) Misi IAIN Purwokerto
1) Melaksanakan pengajaran yang unggul
2) Mengembangkan studi Islam yang Inklusif-Integratif; dan
3) Mengembangkan nilai dan peradaban Islam Indonesia
B. Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan terhadap 100 responden, diambil sebagai
sampel populasi dari jumlah mahasiswa sebesar 11.879 Mahasiswa IAIN
Purwokerto. Dalam penelitian ini, metode pengambilan sampel yang
digunakan adalah non-probability sampling, yaitu pemilihan sampel dari
populasi tidak menggunakan proses random, maka tidak semua anggota
populasi memiliki peluang untuk dijadikan sampel dalam penelitian
(Sugiyono, 2011 : 118). Jenis dari non-probability sampling yang digunakan
adalah purposive sampling yaitu responden dipilih langsung berdasarkan
pertimbangan tertentu, yaitu mahasiswa yang pernah menggunakan Pasta
Gigi Pepsodent. Adapun karakteristik responden tergambar pada beberapa
jenis tabel berikut:
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa IAIN
Purwokerto berjumlah 100. Berdasarkan hasil dari penelitian 100
responden yang telah mengisi kuesioner dapat dilihat mengenai
karakteristik responden tersebut:
52
Tabel 4.1Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber :Data primer yang diolah, 2021Tabel 4.1 tersebut menunjukan bahwa responden berjenis kelamin
laki-laki berjumlah 15 responden atau 15% dari responden dan sisanya,
yakni berjumlah 85 atau 85% dari responden perempuan. Maka dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa berjenis kelamin perempuan lebih
banyak daripada laki-laki di IAIN Purwokerto.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan usia maka responden dalam penelitian ini dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 4.2Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
Tabel 4.2 menunjukan bahwa usia responden meliputi usia dari
18-24 tahun dimana untuk usia 18 tahun dengan jumlah 11 responden
(11%), usia 19 tahun dengan jumlah 23 responden (23%), usia 20 tahun
dengan jumlah 36 responden (36%), usia 21 tahun dengan jumlah 20
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase1 Laki-laki 15 15%2 Perempuan 85 85%
Jumlah 100 100%
No Usia Jumlah Presentase1 18 11 11%
2 19 23 23%
3 20 36 36%
4 21 20 20%
5 22 5 5%
6 23 4 4%
7 24 1 1%
Jumlah 100 100%
53
responden (20%), usia 22 tahun dengan 5 responden (5%), usia 23
dengan 4 responden (4%), dan yang berusia 24 tahun dengan jumlah 1
responden (1%). Maka dapat disimpulkan bahwa usia Mahasiswa IAIN
Purwokerto memang rata-rata merupakan usian 20-an.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Nama Fakultas
Responden berdasarkan nama Fakultas dalam penelitian ini dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 4.3Karakteristik Responden Berdasarkan Fakultas
Sumber: Data primer yang diolah, 2021
Tabel tersebut menunjukan bahwa nama Fakultas responden
meliputi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam berjumlah 43 reponden
(43%), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan berjumlah 28 responden
(28%), Fakultas Dakwah berjumlah 21 reponden (21%), Fakultas
Usuludin Adab dan Humaniora berjumlah 2 responden (2%), Fakultas
Syariah berjumlah 5 responden (5%), dan Pasca Sarjana berjumlah 1
responden (1%).
4. Pasta Gigi Favorit Responden
Tabel 4.4Pasta Gigi Favorit Responden
No Fakultas Jumlah Presentase1 Ekonomi dan Bisnis Islam 43 43%
2 Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 28 28%
3 Dakwah 21 21%
4 Usuludin Adab dan Humaniora 2 2%
5 Syariah 5 5%
6 Pasca Sarjana 1 1%
Jumlah 100 100%
Pasta Gigi Favorit %Pepsodent 74 74%Ciptadent 9 9%Pasta Gigi Nasa 2 2%
54
Sumber : Data primer diolah, 2021.
Pada tabel 4.4 di atas diketahui bahwa Pasta Gigi Pepsodent
menjadi pasta gigi terfavorit Mahasiswa IAIN Purwokerto dengan perolah
74 responden (74%), kemudian yang memfavoritkan Pasta Gigi Ciptadent
sebesar 9 responden (9%), Pasta Gigi Nasa meraih 2 responden (2%), dan
Sistema, Shasha serta tidak mempunyai favorit masing-masing meraih 1
responden (1%).
C. Hasil Analisis Data Penelitian
1. Hasil Uji Validitas
Dalam perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen item
masing- masing variabel pada penelitian yang dilakukan menggunakan
program SPSS versi 21.00 for windows. Pengujian validtas dilakukan
dengan mencari korelasi dari setiap indokator terhadap totalnya dengan
menggunakan rumus teknik korelasi product moment.
Dasar pengambilan keputusan uji validitas adalah dengan
membandingkan koefisien korelasi r hitung dengan r tabel. Untuk degree
of freedom (df) = n-2, dalam hal ini (n) adalah jumlah sampel. Suatu
indikator dapat dinyatakan valid jika, df = 100-2 = 100-2= 98 dan α =
0,05, maka r tabel = 0,195 dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika nilai r hitung > r tabel, dan nilainya positif, maka instrumen
pernyataan tersebut dinyatakan valid.
Jika nilai r hitung < r tabel, dan nilainya positif, maka instrumen
pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
Berikut ini merupakan hasil olahan SPSS uji validitas instrumen
dalam penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 4.5Hasil Uji Validitas
Close-up 12 12%Sistema 1 1%Shasha Siwak 1 1%Tidak Punya Favorit 1 1%
TOTAL 100
55
ber : Data primer diolah, 2021.
Variabel No Item Nilai rhitung
Nilai rtabel
Keterangan
CitraMerk(X1)
1 0,613 0,195 Valid2 0,581 0,195 Valid3 0,726 0,195 Valid4 0,849 0,195 Valid5 0,815 0,195 Valid6 0,688 0,195 Valid
KualitasProduk(X2)
1 0,805 0,195 Valid2 0,767 0,195 Valid3 0,709 0,195 Valid4 0,766 0,195 Valid5 0,733 0,195 Valid6 0,618 0,195 Valid7 0,646 0,195 Valid8 0,668 0,195 Valid9 0,580 0,195 Valid10 0,554 0,195 Valid
Promosi(X3)
1 0,817 0,195 Valid2 0,820 0,195 Valid3 0,773 0,195 Valid4 0,832 0,195 Valid5 0,759 0,195 Valid6 0,802 0,195 Valid7 0,766 0,195 Valid8 0,745 0,195 Valid9 0,644 0,195 Valid
KeputusanPembelian
(Y)
1 0,672 0,195 Valid2 0,543 0,195 Valid3 0,595 0,195 Valid4 0,634 0,195 Valid5 0,582 0,195 Valid6 0,763 0,195 Valid7 0,776 0,195 Valid8 0,799 0,195 Valid9 0,655 0,195 Valid10 0,645 0,195 Valid11 0,752 0,195 Valid12 0,771 0,195 Valid13 0,732 0,195 Valid14 0,682 0,195 Valid
56
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil pehitungan uji
validitas pada masing-masing item pernyataan memiliki r hitung yang
lebih besar daripada r tabel (r tabel > 0,195), berarti bahwa data pada
variabel Citra Merk (X1), Kualitas Produk (X2), Promosi (X3) terhadap
variabel Keputusan Pembelian (Y) dapat diikutsertakan dalam analisis
selanjutnya.
2. Hasil Uji Realibilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk menunjukan konsistensi alat
ukur yang digunakan atau sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau
diandalkan. Uji reabilitas dilakukan dengan rumus Alpha Cronbanch,
dengan derajat signifikansi sebesar 95% (α= 0,05) dan df = n-2, maka
kriteria pengujiannya sebagai berikut:
Jika r hitung > r tabel berarti yang diuji realiabel.
Jika r hitung < r tabel berarti variabel yang diuji tidak realiabel.
Hasil pengujian uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini
dapat diketahui sebagaimana dalam tabel berikut:
Tabel 4.6Uji Realibilitas
Sumber Data primer yang diolah, 2021
Dari tabel diatas menunjukan bahwa semua item dalam Citra Merk,
Kualitas Produk, Promosi dan Keputusan Pembelian dinyatakan reliabel,
karena berdasarkan keterangan masing-masing variabel Alpha Cronbanch
Variabel Nilai hitung AlphaCronbanch
Nilai rtabel
Keterangan
Citra Merk (X1) 0,806 0,195 Realiabel
Kualitas Produk(X2)
0,870 0,195 Realiabel
Promosi (X3) 0,910 0,195 Realiabel
KeputusanPembelian (Y)
0,906 0,195 Realiabel
57
lebih besar dari r tabel (r tabel > 0,195). Sehingga seluruh atribut
penelitian dinyatakan realiabel dan dapat dilanjutkan untuk pengujian
hipotesis.
D. Hasil Uji Hipotesis
1. Uji Hipotesis Rank Spearman
Dalam penelitian ini, korelasi rank spearman digunakan untuk
menguji hubungan dua variabel (bivariate) yaitu hubungan antara Citra
Merk dengan Keputusan Pembelian, Hubungan antara Kualitas Produk
dengan Keputusan Pembelian, dan Hubungan antara Promosi dengan
Keputusan Pembelian. Intrepretasi hasil pengujian korelasi rank
spearman dilakukan berdasarkan nilai koefisien korelaso dan nilai
signifikansi. Apabila sig(2-tailed) ≥ (0,05) maka H0 diterima, namun jika
nilai sig.(2-tailed) < (0,05) maka H0 ditolak.
Output hasil uji korelasi rank spearman dengan menggunakan
SPSS versi 21 adalah sebagai berikut :
a. Pengujian Hipotesis Pertama
Tabel 4.7Hasil Uji Rank Spearman
Hubungan antara Citra Merk (X1) dan Keputusan Pembelian(Y)Correlations
CITRAMERK_X1
KEPUTUSANPEMBELIAN_Y
Spearman's rho
CITRAMERK_X1
CorrelationCoefficient
1.000 .584**
Sig. (2-tailed) . .000N 100 100
KEPUTUSANPEMBELIAN_Y
CorrelationCoefficient
.584** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
58
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
Hasil uji korelasi rank spearman hubungan antara Citra Merk
(X1) dengan keputusan Pembelian (Y) pada tabel di atas
menunjukan koefisien korelasi sebesar 0,584, karena nilai tersebut
bernilai positif, maka terdapat hubungan positif antara variabel Citra
Merk dengan Keputusan Pembelian Artinya, jika Perusaan Pasta
Gigi mempunyai citra merk yang baik dan selalu melakukan inovasi
maka Keputusan Pembelian akan semakin meningkat. Koefisien
korelasi sebesar 0,584 mencerminkan tingkat korelasi hubungan
yang kuat antara variabel Citra Merk dengan Keputusan Pembelian.
Ouput SPSS diatas juga menunjukan nilai Sig.(2-tailed) atau
signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai Sig.(2-tailed kurang dari
0,05 maka H0 ditolak. Dengan demikian, hasil uji hipotesis melalui
korelasi rank spearman menunjukan ada hubungan signifikan antara
variabel Citra Merk dengan keputusan pembelian. Adapun nilai N
yaitu 100 menunjukan jumlah sampel penelitian yakni 100
responden.
b. Pengujian Hipotesis Kedua
Tabel 4.8Hasil Uji Rank Spearman
Hubungan antara Kualitas Produk (X2) dan Keputusan Pembelian(Y)Correlations
KUALITASPRODUK_X2
KEPUTUSANPEMBELIAN_Y
Spearman's rho
KUALITASPRODUK_X2
CorrelationCoefficient
1.000 .734**
Sig. (2-tailed) . .000N 100 100
KEPUTUSANPEMBELIAN_Y
CorrelationCoefficient
.734** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
59
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
Hasil uji korelasi rank spearman hubungan antara Kualitas
Produk (X2) dengan keputusan Pembelian (Y) pada tabel diatas
menunjukan koefisien korelasi sebesar 0,734, karena nilai tersebut
bernilai positif, maka terdapat hubungan positif antara variabel
Kualitas Produk dengan Keputusan Pembelian Artinya, jika Kualitas
Produk ditawarkan oleh Pasta Gigi Pepsodent ditingkatkan maka
Keputusan Pembelian akan semakin meningkat. Koefisien korelasi
sebesar 0,676 mencerminkan tingkat korelasi hubungan yang kuat
antara variabel Kualitas Produk dengan Keputusan Pembelian.
Ouput SPSS diatas juga menunjukan nilai Sig.(2-tailed) atau
signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai Sig.(2-tailed kurang dari
dari 0,05 maka H0 ditolak. Dengan demikian, hasil uji hipotesis
melalui korelasi rank spearman menunjukan ada hubungan
signifikan antara variabel Kualitas Produk dengan keputusan
pembelian. Adapun nilai N yaitu 100 menunjukan jumlah sampel
penelitian yakni 100 responden.
c. Pengujian Hipotesis ketiga
Tabel 4.9Hasil Uji Rank Spearman
Hubungan antara Promosi(X3) dan Keputusan Pembelian(Y)Correlations
PROMOSI_X3
KEPUTUSANPEMBELIAN_Y
Spearman'srho
PROMOSI_X3
CorrelationCoefficient
1.000 .604**
Sig. (2-tailed) . .000N 100 100
KEPUTUSANPEMBELIAN_Y
CorrelationCoefficient
.604** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .N 100 100
60
Hasil uji korelasi rank spearman hubungan antara Promosi (X3)
dengan keputusan Pembelian (Y) pada tabel di atas menunjukan koefisien
korelasi sebesar 0,604, karena nilai tersebut bernilai positif, maka terdapat
hubungan positif antara variabel Promosi dengan Keputusan Pembelian
Artinya, jika Promosi yang dilakukan oleh Perusahaan Past Gigi
Pepsodent semakin baik maka Keputusan Pembelian akan semakin
meningkat. Koefisien korelasi sebesar 0,658 mencerminkan tingkat
korelasi hubungan yang kuat antara variabel Promosi dengan Keputusan
Pembelian. Ouput SPSS diatas juga menunjukan nilai Sig.(2-tailed) atau
signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai Sig.(2-tailed kurang dari 0,05
maka H0 ditolak. Dengan demikian, hasil uji hipotesis melalui korelasi
rank spearman menunjukan ada hubungan signifikan antara variabel
Promosi dengan keputusan pembelian. Adapun nilai N yaitu 100
menunjukan jumlah sampel penelitian yakni 100 responden.
2. Uji Hipotesis Konkordasi Kendall W
Dalam penelitian ini, konkordansi kendall W digunakan untuk
menguji korelasi antara variabel variabel independen yaitu Citra Merk,
Kualitas Produk, Promosi dengan variabel dependen yaitu Keputusan
Pembelian, dimana variabel-variabel tersebut berskala ordinal. Adapun
output spss dari koefisien konkordansi kendall W adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9Hasil Uji Ranks
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
RanksMeanRank
CITRAMERK_X1 1.01KUALITASPRODUK_X2
2.97
PROMOSI_X3 2.03KEPUTUSANPEMBELIAN_Y
4.00
61
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
Tabel diatas menyebutkan nilai mean rank dari tiap variabel
penelitian. Mean rank dari Citra Merk adalah 1,01; Kualitas Produk
adalah 2,97; Promosi adalah 2,03 dan Keputusan Pembelian adalah 4,00.
Tabel 4.10Hasil Uji Test Statistict
Sumber : Data primer yang diolah, 2021Hasil Test Statistics diatas menunjukan koefisien konkordasi
kendall W sebesar 0,983. Nilai tersebut membuktikan adanya korelasi
antara Citra Merk, Kualitas Produk, dan Promosi terhadap Keputusan
Pembelian Adanya positif dan tingkat kekuatan hubungan yang sangat
kuat. Adapun nilai Asymp.Sig sebesar 0,000. Karena nilai Asymp.Sig
0,000 < 0,05 maka keputusan uji adalah Ho ditolak dan Ha diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara Citra Merk, Kualitas Produk, dan Promosi dengan Keputusan
Pembelian.
E. Analisis Regresi Ordinal
Analisis regresi ordinal merupakan analisis regresi yang digunakan
bila data yang dianalisis memiliki variabel dengan skala pengukuran minimal
ordinal. Tujuan analisis dengan menggunakan regresi ordinal adalah
mendapatkan model terbaik dan sederhana yang menunjukan pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini,
analisis regresi ordinal digunakan untuk menguji hipotesis terkait adanya
pengaruh antara Keputusan Pembelian dengan variabel terkait.
Test StatisticsN 100Kendall's Wa .983Chi-Square 295.012df 3Asymp. Sig. .000a. Kendall's Coefficientof Concordance
62
Tabel 4.11Hasil Uji Regresi Ordinal
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
Berdasarkan output di atas dapat diketahui ada 6 bagian output analisis
regresi ordinal. Output atau bagian pertama dari analisis regresi ordinal
adalah peringatan atau warmings dari program SPSS bahwa ada 38 sel pada
tabungan silang antara Citra Merk (X1), Kualitas Produk (X3), dan Promosi
(X3) dengan Keputusan Pembelian (Y) yang frekuensinya nol.
Tabel 4.12Hasil Case Prossesing Summary
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
Bagian yang kedua adalah case processing summary. Bagian ini
menjelaskan bahwa banyak data yang dianalisis adalah 100, dan semuanya
dapat terolah karena tidak ada yang masuk kategori missing. Berdasarkan
data dari 100 responden, diketahui bahwa keputusan Pembelian (Y) dengan
kategori Tidak Setuju sebanyak 1 responden (1%), dengan kategori kurang
setuju sebanyak 24 responden (24%), dengan kategori Setuju sebanyak 62
responden (62%) dan dengan kategori Sangat Setuju sebanyak 13 responden
(13%).
WarningsThere are 38 (59.4%) cells (i.e., dependent variable levels by combinationsof predictor variable values) with zero frequencies.
Case Processing SummaryN Marginal
Percentage
KEPUTUSAN_PEMBELIAN
Tidak Setuju 1 1.0%KurangSetuju
24 24.0%
Setuju 62 62.0%Sangat Setuju 13 13.0%
Valid 100 100.0%Missing 0Total 100
63
Tabel 4.13HasilModel Fitting Information
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
Tabel model fitting information dipergunakan untuk mengetahui
apakah model regresi ordinal signifikan atau tidak. Dalam Tabel diatas
menunjukan bahwa nilai -2log likelihood awal tanpa memasukan variabel
independen (intercept only) nilainya sebesar 109,522. Sedangkan nilai -2log
likelihood dengan memasukan variabel independen ke model (final) sebesar
43,276. Terjadi perubahan nilai chi-square yaitu sebesar 66,246 dan pada
kolom, sig. Apabila nilai sig. ≤ (0,05) berarti model signifikan. Nilai kolom
sig. Pada model fitting information sebesar 0,000 sehingga model signifikan.
Tabel 4.14Hasil Goodness of Fit
Sumber: Data primer yang diolah, 2021
Tabel goodness-of-fit menunjukan uji kesesuaian model dengan data.
Nilai pearson sebesar 17,687 dengan signifikan 1,000 (>0,05) dan deviance
sebesar 21,307 dengan signifikansi 1,000 (>0,05). Hal ini berarti model
sesuai dengan data empitis atau model layak digunakan.
Model Fitting InformationModel -2 Log
LikelihoodChi-Square df Sig.
InterceptOnly
109.522
Final 43.276 66.246 3 .000Link function: Logit.
Goodness-of-FitChi-Square
df Sig.
Pearson 17.687 42 1.000Deviance
21.307 42 .997
Link function: Logit.
64
Tabel 4.15Hasil Pseudo R-Square
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
Bagian output Pseudo R-Square menjelaskan variabel tingkat
keputusan pembelian yang dapat dijelaskan oleh variabel independennya,
yakni Citra Merk, Kualitas Produk dan Promosi untuk mengetahui hal
tersebut, pada baris ketiga atau McFadden yang menunjukan bahwa variasi
keputusan pembelian yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel Citra Merk,
Kualitas Produk dan Promosi adalah sebesar 34,9%.
Tabel 4.16Hasil Parameter Estimate
Pseudo R-SquareCox andSnell
.484
Nagelkerke .570McFadden .349Link function: Logit.
Parameter EstimatesEstimate
Std.Error
Wald
df Sig. 95% ConfidenceInterval
LowerBound
UpperBound
Threshold
[KEPUTUSAN_PEMBELIAN = 2.00]
9.929
2.310
18.481
1 .000 5.402 14.456
[KEPUTUSAN_PEMBELIAN = 3.00]
14.917
2.543
34.397
1 .000 9.932 19.902
[KEPUTUSAN_PEMBELIAN = 4.00]
19.807
2.945
45.235
1 .000 14.035 25.579
Location
CITRA_MERK
2.140
.501 .078 1 .007 1.122 .841
KUALITAS_PRODUK
2.333
.623 14.012
1 .000 1.111 3.554
PROMOSI 2.015
.510 15.615
1 .000 1.015 3.014
65
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
Pada bagian Parameter Estimates, menjelaskan pengaruh masing-
masing koefisien regresi, apakah signifikan atau tidak, dengan ketentuan jika
nilai pada kolom sig. ≤ (0,05) berati signifikan. Tampak pada kolom sig.
bahwa nilai sig. pada variabel Citra Merk, Kualitas produk dan Promosi
mempunyai sig. 0,000 ≤ α (0,05), berarti variabel Citra Merk, Kualitas
Produk, Promosi berpengaruh tehadap variabel keputusan pembelian.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Citra Merk (X1) terhadap Keputusan Pembelian
Setelah dilakukan perhitungan antara variabel bebas yaitu Citra
Merk terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembeliana, hasil
pengujian Rank Spearman menunjukan bahwa koefisien korelasi variabel
Citra Merk dengan Keputusan Pembelian sebesar 0,584 dengan nilai
sig(2-tailed) sebesar 0,000 Penelitian ini membuktikan bahwa nilai
signifikansi 0,000 < α (0,1). Maka keputusan Ha diterima, artinya
terdapat hubungan antara Citra Merk dengan Keputusan Pembelian pada
Pasta Gigi Pepsodent. Kemudian koefisien korelasi varibel Citra Merk
sebesar 0,671 menunjukkan tingkat hubungan yang kuat antara variabel
Citra Merk terhadap Keputusan Pembelian.
Kemudian pada perhitungan regresi ordinal, pada bagian parameter
Estimates, menjelaskan pengaruh masing-masing koefisien regresi,
apakah signifikan atau tidak, dengan ketentuan jika nilai pada kolom
Sig.< α (0,05) berarti signifikan. Tampak pada kolom sig bahwa nilai sig
pada Citra Merk menunjukkan angka sebesar 0,007 < α (0,05) berarti
variabel Citra Merk berpengaruh pada variabel Keputusan Pembelian.
Kesimpulannya adalah semakin baik Perusahaan Pepsodent menjaga
citra merk dan selalu berinovasi maka akan berpengaruh positif kepada
keputusan pembelian konsumen pasta gigi.
Link function: Logit.
66
Jadi penelilitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
antara Citra Merk dengan Keputusan Pembelian pada Penggunaan Pasta
Gigi Pepsodent di Mahasiswa IAIN Purwokerto.
2. Pengaruh Kualitas Produk (X2) terhadap Keputusan Pembelian
Setelah dilakukan perhitungan antara variabel bebas yaitu Kualitas
Produk terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembeliana, hasil
pengujian Rank Spearman menunjukan bahwa koefisien korelasi variabel
Citra Merk dengan Keputusan Pembelian sebesar 0,734 dengan nilai
sig(2-tailed) sebesar 0,000 Penelitian ini membuktikan bahwa nilai
signifikansi 0,000 < α (0,1). Maka keputusan H2 diterima, artinya
terdapat hubungan antara Kualitas Produk dengan Keputusan Pembelian
pada penggunaan Pasta Gigi Pepsodent. Kemudian koefisien korelasi
varibel Kualitas Produk sebesar 0,734 menunjukkan tingkat hubungan
yang kuat antara variabel Kualitas Produk terhadap Keputusan
Pembelian.
Kemudian pada perhitungan regresi ordinal, pada bagian parameter
Estimates, menjelaskan pengaruh masing-masing koefisien regresi,
apakah signifikan atau tidak, dengan ketentuan jika nilai pada kolom
Sig.< α (0,05) berarti signifikan. Tampak pada kolom sig bahwa nilai sig
pada Kualitas Produk menunjukkan angka sebesar 0,000 < α (0,05)
berarti variabel Kualitas Produk berpengaruh pada variabel Keputusan
Pembelian. Kesimpulannya adalah semakin baik perusahaan dapat
mempertahankan kualitas produk pada Pasta Gigi Pepsdoent maka akan
berpengaruh positif kepada keputusan pembelian konsumen pada
penggunaan Pasta Gigi Pepsodent.
Jadi penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara Kualitas Produk dengan Keputusan Pembelian
pada penggunaan Pasta Gigi Pepsodent di Mahasiswa IAIN Purwokerto.
Hal ini sejalan dengan penelitian
3. Pengaruh Promosi (X3) terhadap Keputusan Pembelian
67
Setelah dilakukan perhitungan antara variabel bebas yaitu Promosi
terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian, hasil pengujian
Rank Spearman menunjukan bahwa koefisien korelasi variabel Promosi
dengan Keputusan Pembelian sebesar 0,604 dengan nilai sig(2-tailed)
sebesar 0,000 Penelitian ini membuktikan bahwa nilai signifikansi 0,000
< α (0,1). Maka keputusan Ha diterima, artinya terdapat hubungan antara
Promosi dengan Keputusan Pembelian pada penggunaan Pasta Gigi
Pepsodent. Kemudian koefisien korelasi varibel Promosi sebesar 0,604
menunjukkan tingkat hubungan yang kuat antara variabel Promosi
terhadap Keputusan Pembelian.
Kemudian pada perhitungan regresi ordinal, pada bagian parameter
Estimates, menjelaskan pengaruh masing-masing koefisien regresi,
apakah signifikan atau tidak, dengan ketentuan jika nilai pada kolom
Sig.< α (0,05) berarti signifikan. Tampak pada kolom sig bahwa nilai sig
pada Citra Merk menunjukkan angka sebesar 0,000 < α (0,05) berarti
variabel Promosi berpengaruh pada variabel Keputusan Pembelian.
Kesimpulannya adalah semakin baik promosi yang dilakukan oleh
Perusahaan Pasta Gigi Pepsodent maka akan berpengaruh positif kepada
keputusan pembelian calon konsumen pada Pasta Gigi Pepsodent.
Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara Promosi
dengan Keputusan Pembelian pada Pasta Gigi Pepsodent Studi Kasus
Mahasiswa IAIN Purwokerto.
4. Pengaruh Citra Merk (X1), Promosi (X2), Promosi (X3) terhadap
Keputusan Pembelian
Nilai atau koefisien konkordasi Kendall W yaitu sebesar 0,983.
Nilai tersebut membuktikan adanya korelasi antara Citra Merk, Kualitas
Produk, dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian. Nilai tersebut
merupakan nilai yang positif dan mempunyai kekuatan hubungan yang
sangat kuat. Adapun nilai Asymp.sig sebesar 0,000. Karena nilai
Asymp.Sig 0,000 < 0,05 maka keputusan uji adalah Ho ditolak dan Ha
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
68
signifikan antara Citra Merk, Kualitas Produk dan Promosi terhadap
Keputusan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara variabel Citra
Merk, Kualitas Produk dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Pasta
Gigi Pepsodent Studi Kasus Mahasiswa IAIN Purwokerto. Hal ini
sejalan dengan penelitian Afif Zamroni yang berjudul Pengaruh Citra
Merek, Kualitas Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan
PembelianProduk Pepsodent Pada Konsumen Indomaret Plus Di Jalan M.
Yamin Samarinda Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk Dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pepsodent Pada Konsumen
Indomaret Plus Di Jalan M. Yamin Samarinda, Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel
citra merek, kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan variabel citra merek, kualitas
produk dan promosi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
keputusan pembelian. Pada uji determinasi terdapat pengaruh sebesar
49,5% dari variabel independen (citra merek, kualitas produk dan
promosi) terhadap variabel dependen (keputusan pembelian). Sedangkan,
sebanyak 51,5% dipengaruhi oleh variabel lain dan tidak termasuk
kedalam analisis regresi ini.
Hal ini juga diperkuat dari pernyataan Setiadi (2003: 180), yang
menyatakan bahwa citra merk merupakan representasi dari keseluruhan
persepsi terhadap merk dan dibentuk dari informasi dan pengalaman
masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merk berhubungan dengan
sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen
yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih
memungkinkan untuk melakukan pembelian. Sementara itu Menurut Tjiptono
(1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari
produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk
mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya
69
beli. Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan
adalah kualitas produk. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang
berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang
penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual
telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Kualitas produk
merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual
mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh
karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan
membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan
pesaing. Disisi lain Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu
arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada
tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Swastha dan
Irawan, 2008:349). Sedangkan menurut Kotler (2008:266), promosi
adalah proses komunikasi suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan sekarang dan yang akan dating serta masyarakat.
Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang
sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk
jasa. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi
antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk
memengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa
sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Tujuan promosi menurut
Swastha dan Irawan (2008:353) adalah modifikasi tingkah laku,
memberikan informasi, membujuk (persuasive), mengingatkan kembali
(reminding). Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa variable
dalam penelitian ini sangat penting dan berpengaruh terhadap keputusan
pembelian.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Variabel Citra Merk berpengaruh pada variabel Keputusan
Pembelian. Kesimpulannya adalah semakin baik Perusahaan
Pepsodent menjaga citra merk dan selalu berinovasi maka akan
berpengaruh positif kepada keputusan pembelian konsumen pasta
gigi
2. Variabel Kualitas Produk berpengaruh pada variabel Keputusan
Pembelian. Kesimpulannya adalah semakin baik perusahaan dapat
mempertahankan kualitas produk pada Pasta Gigi Pepsdoent maka
akan berpengaruh positif kepada keputusan pembelian konsumen
pada penggunaan Pasta Gigi Pepsodent.
3. Variabel Promosi berpengaruh pada variabel Keputusan Pembelian.
Kesimpulannya adalah semakin baik promosi yang dilakukan oleh
Perusahaan Pasta Gigi Pepsodent maka akan berpengaruh positif
kepada keputusan pembelian calon konsumen pada Pasta Gigi
Pepsodent
4. Nilai atau koefisien konkordasi Kendall W yaitu sebesar 0,983.
Nilai tersebut membuktikan adanya korelasi antara Citra Merk,
Kualitas Produk, dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian.
Nilai tersebut merupakan nilai yang positif dan mempunyai
kekuatan hubungan yang sangat kuat. Adapun nilai Asymp.sig
sebesar 0,000. Karena nilai Asymp.Sig 0,000 < 0,05 maka
keputusan uji adalah Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Citra
Merk, Kualitas Produk dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian
Pasta Gigi Pepsodent.
71
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa Citra Merk, Kualitas Produk dan Promosi
berpengaruh terhadap keputusan pembelian Pasta Gigi Pepsodent
pada Mahasiswa IAIN Purwokerto. Namun peneliti menyadari
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, peneliti memberikan
saran agar mendapatkan gambaran sebagai bahan pertimbangan
untuk peneliti selanjutnya terkait dengan penelitian yang serupa.
Maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Bagi Seller Pasta Gigi Pepsodent
Seller Pasta Gigi Pepsodent untuk lebih diperhatikan
dan ditingkatkan kembali dalam menjaga Kualitas Produk dan
Promosi yang semakin baik karena dalam penelitian ini kedua
faktor tersebut memiliki pengaruh terhadap keputusan
pembelian Pasta Gigi Pepsodent.
2. Bagi PT Unilever
PT Unilever untuk kedepannya lebih memperhatikan
hal Citra Merk, Kualitas Produk dan Promosi. Karena ketiga
variabel mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam
keputusan pembelian Pasta Gigi Pepsodent.
3. Bagi Mahasiswa IAIN Purwokerto
Konsumen khususnya Mahasiswa IAIN Purwokerto,
dalam memutuskan melakukan pembelian Pasta Gigi Pepsodent
harus memperhatikan kualitas produk Pasta Gigi Pepsodent
yang paling penting mengecek kadaluwarsa produk.
4. Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan mampu meneliti faktor-
faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dengan
memilih atau menambah variabel bebas lainnya dan tidak lupa
untuk menambahkan subyek penelitian dengan latar belakang
yang berbeda untuk mendapatkan hasil maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Nana Herdiana Abdurrahman. Manajemen Strategi Pemasaran.CV Pustaka Setia. Bandung, 2015.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). RinekaCipta. Jakarta, 1998.
Arikunto, Suharsimi. Manajemen penelitian. Rineka Cipta. Jakarta, 2000.
Assauri, Sofjan Assauri. Manajemen Pemasaran. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta, 2004
Barsky,Keky R. Beyond Customer Satisfaction to Customer Loyalty.AMAManagement Briefing. New York, 2000.
Klarisa, Novita. Manajemen Pemasaran, Erlangga. Jakarta, 2009.
Kuncoro, Mudrajad. Metode Kuantitatif (Teori dan Aplikasi untuk Bisnis danEkonomi). UPP YPKN. Yogyakarta, 2007.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. RemajaRosdakarya. Bandung, 2013.
Muhammad. Manajemen Pemasaran Jasa. Alfabeta, Bandung, 2015.
Purwanto. Metodelogi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan.Pustaka Pelajar. Yogyakarta, 2008.
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung, 2014.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, KualitatifDan R&D. Alfabeta. Bandung, 2011.
Sugiyono. Metode Peneitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Alfabeta.Bandung, 2016
Suharto, Abdul Majid. Customer Service dalam Bisnis Jasa dan Tranportasi.Raja Grafindo Persada. Jakarta, 2009.
Sutisna. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. PT RemajaRosdakarya. Bandung, 2003.
Tjiptono, Fandy. Pemasaran Jasa. Bayu Media Publishing. Malang, 2008.
Umar, Husein. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PTRajaGrafindo Persada. Jakarta, 2011.
Warto, Alizar Isna. Analisis Data Kuantitatif Dengan IBM SPSS Statistics 20.STAIN Press, Purwokerto, 2013.
Wibowo,Manajemen Kinerja. PT Raja Grafindo. Jakarta, 2010.
Wijaya, Tony. Analisis Data Penelitian menggunakan SPSS. UniversitasAtmajaya Yogyakarta. Yogyakarta, 2009.
Aprisal, Dede. “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi dan LokasiTerhadap Keputusan Pembelian Studi Kasus Pada Great StoreClothing Samarinda”. eJurnal Administrasi Bisnis Vol. 5 No. 3,2017.
Ariyati, Tria dan Siti Rokhuni Fuadati. “Pengaruh Strategi Promosi terhadapPenjualan Produk di PT. United Indo Surabaya”. Jurnal Ilmu & RisetManajemen Vol. 3 No. 10, 2014
Hanifaradiz, Aliefia. “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap KeputusanPembelian Sabun Mandi Lifebuoy Di Surabaya”. Jurnal Ilmu danRiset Manajemen Volume 5, Nomor 6, Juni 2016.
Kasdi, Abdurrahman. “Maqashid Syari’ah Perspektif Pemikiran Imam SyatibiDalam Kitab Al-Muwafaqat”. Jurnal Pemikiran Hukum danHukum Islam Vol. 5, No. 1, Juni 2014.
Kusumawardani, Dyah Ayu. ”Studi Mengenai Keputusan Pembelian JasaWedding dan Event Organizer Semarang (Studi Kasus MahkotaWedding and Event Organizer Semarang)”, Tersedia:http://eprints.undip.ac.id.
Muanas, Ahmad. “Pengaruh Produk, Harga, dan Promosi terhadap KeputusanPembelian Mobil Buana Indomobil Trada”. Jurnal Ilmu & RisetManajemen Vol. 3, No. 12, 2014.
Nurachidah dkk. “Pengaruh Promosi, Harga, Dan Desain Terhadap KeputusanPembelian Sepeda Motor Mio Gt (Study Empiris Pada Produk YamahaMio Gt Di Weleri-Kendal)”. Journal Of Management Volume 2No.2 Maret 2016.
Nurhadi. “Pentingnya Promosi Dan Kualitas Layanan Terhadap KelangsunganHidup Lembaga Penjual Jasa”. Jurnal Ilmu Manajemen Vol. 2 No. 1,2005.
Priyanto, Duwi. Teknik Mudah Dan Cepat melakukan Analisis DataPenelitian dengan SPSS Dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. GavaMedia. Yogyakarta, 2010.
Rahardi, Fahmi Aditya. “Pengaruh Bauran Promosi terhadap Keputusankonsumen Membeli Sepeda Motor Honda Beat (Studi Kasus di DealerAHASS Gedangan)”. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.Surabaya, 2012.
Rinaldy Winarti dan Rieke. “Pengaruh Inovasi Produk dan Kualitas ProdukTerhadap Citra Perusahaan PT. Taraguna Foamindo”. Universitas BinaNusantara, Jakarta, 2013
Sari, Rahmah Puspita. “Pengaruh Sales Promotion, Publicity, Public RelationTerhadap Keputusan Pembelian Konsumen Minimarket (Studi KasusPada Konsumen Alfamart Buntu, Banyumas, Jawa Tengah)” InstitutAgama Islam Negeri. Purwokerto, 2016.