analisis_kinerja_bank_syariah[1]
-
Upload
jaharuddinhannover -
Category
Documents
-
view
13.030 -
download
0
Transcript of analisis_kinerja_bank_syariah[1]
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 1/25
ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DITINJAU DARI PERSPEKTIF KEUANGAN
DAN PELANGGAN: STUDI KASUS BANK SYARIAH MANDIRI DAN
BANK MUAMALAT INDONESIA
Gustian Djuanda, Budiman Indrajaya, Ima Khatimah1
ABSTRAKSI
Pengukuran kinerja dengan ukuran rasio keuangan yang digunakan sebagai indikator
pengukuran kinerja perusahaan saat ini hanya merupakan pendekatan akuntansi saja dan penggunaan
banyak mengandung kelemahan yaitu pengukuran tidak mencerminkan keadaan sebenarnya dan
laporan dibuat untuk kepentingannya tanpa memperhatikan stakeholder lain, sehingga laporan
keuangan direkayasa untuk mendapatkan rasio yang baik pada moment tertentu saja. Hal inimenyebabkan semakin banyak gugatan terhadap laporan keuangan khususnya bila dipakai sebagai
indikator pengukuran kinerja perusahaan
Tulisan ini mengungkap analisis kinerja bank syariah khususnya Bank Syariah Mandiri dan
Bank Muamalat Indonesia ditinjau dari perspektif keuangan dan pelanggan. Ada 2 temuan yang
diungkap yakni kinerja perbankan syariah dari sudut kinerja keuangan, manajerial, serta menggali
persepsi nasabah dan responnya terhadap pelayanan, dan infrastructure bank. Dari dua temuan
tersebut kemudian disusun rumusan strategi untuk pengembangan Bank Syariah Mandiri dan Bank
Muamalat Indonesia ke depan.
Pencapaian kinerja Bank Muamalat Indonesia ditinjau dari aspek keuangan relatif lebih baik
dibandingkan dengan aspek manajerial. Dengan nilai z 1.316 pada tahun 2006 dan 0.808 pada tahun
2007 menempatkan posisi Bank Muamlat Indonesia dalam posisi 5 besar dalam urutan bank GoPublic di Indonesia, Sedangkan Bank Syariah Mandiri ditinjau dari aspek manajerial relatif lebih baik
dibandingkan dengan aspek keuangan. Dengan nilai ANOVA sebesar 0.279 menandakan bahwa
sebagian besar harapan nasabah terhadap Bank Syariah Mandiri telah terpenuhi
Dengan mengetahui kelemahan kelemahan yang ada pada diri bank, bank tersebut bisa
mengambil keputusan untuk tindakan selanjutnya yang harus dilakukan dalam rangka memperkuat
posisi bank, baik itu dalam pengambilan keputusan keuangan, perbaikan manajerial.
Kata kunci; kinerja bank syariah, kinerja keuangan, dan kinerja pelanggan
1 Dosen Fakultas Ekonomi STEKPI, E mail: [email protected]
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 2/25
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengukuran kinerja perusahaan penting dilakukan baik oleh manajemen, pemegang saham,
pemerintah dan pihak lain yang berkepentingan dan terkait dengan distribusi kesejahteraan di antara
mereka termasuk perbankan.2
Pengukuran kinerja dengan ukuran rasio keuangan yang digunakan sebagai indikator
pengukuran kinerja perusahaan saat ini hanya merupakan pendekatan akuntansi saja dan penggunaan
banyak mengandung kelemahan yaitu pengukuran tidak mencerminkan keadaan sebenarnya dan
laporan dibuat untuk kepentingannya tanpa memperhatikan stakeholder lain, sehingga laporan keuangan
direkayasa untuk mendapatkan rasio yang baik pada moment tertentu saja. Hal ini menyebabkan
semakin banyak gugatan terhadap laporan keuangan khususnya bila dipakai sebagai indikator
pengukuran kinerja perusahaan.3
Pengukuran tingkat kesehatan bank oleh Bank Indonesia biasanya diukur dengan metode CAMELS
yang berisikan langkah langkah yang dimulai dengan menghitung besarnya masing masing rasio pada
komponen berikut :
C : Capital (untuk rasio kecukupan modal bank)
A : Assets (untuk rasio rasio kualitas aktiva)
M : Management (untuk menilai kualitas manajemen)
E : Earnings (untuk rasio rasio rentabilitas bank)
L : Liquidity (untuk rasio rasio likuiditas bank)
S : Sensitivity (untuk menilai sensitivitas terhadap risiko pasar).
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan
fungsi fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan
memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu
kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan
berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Dengan menjalankan fungsi fungsi tersebut
diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi
perekonomian secara keseluruhan.
2Nurmadi H.Sumarta dan Yogiyanto HM, Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia dan Thailand (Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, September 2000 ) h. 13Hendro Hartono, Mengenal Balance Scorecard sebagai Alat Penilaian Kinerja Perusahaan (Widya, Mei
2007/No.260 Tahun XXIV)
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 3/25
Penilaian Kinerja sangat dibutuhkan sebagai pertanggungjawaban perusahaan kepada
stakeholder termasuk Allah SWT. Hal ini sesuai petunjuknya yang dinyatakan dalam Surat an Nisaa'
ayat 58
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supayakamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”4
Ayat di atas menegaskan bahwa amanah tidak melulu menyangkut urusan material dan hal hal yang
bersifat fisik. Kata kata adalah amanah, menunaikan hak Allah adalah amanah,memperlakukan sesama
insan secara baik adalah amanah.
Itu juga diperjelas dengan sabda Rasulullah saw.:
“Setiap kalian adalah pemimpin dan karenanya akan diminta pertanggungjawaban tentangkepemimpinannya. Amir adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang
mereka. Lelaki adalah pemimpin di tengah keluarganya dan ia akan diminta
pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya
dan atas anak anaknya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentangnya. Seorang hamba
adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang itu.
Dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.” (Muttafaq
‘Alaih)5
Dalam sebuah Hadis lain yaitu Riwayat al Bukhari Rasulullah saw menyatakan:
“Tidaklah beriman seseorang yang tidak bisa memegang amanah; dan tidak pula beragama
seseorang yang tidak bisa memegang janji.” (HR Ahmad)6
Oleh karena itu semua institusi diminta pertanggungjawabannya dalam menjalankan
aktivitasnya termasuk Bank Syari'ah yang menawarkan jasa atau produk syari'ah harus mendasarkan
kegiatannya pada Al Qur'an dan al Hadis.
Pada saat ini perkembangan Lembaga Keuangan yang sangat pesat sebagian besar didominasi
oleh Bank yaitu 83,96% Aset Keuangan dalam Sistem Keuangan di Indonesia 7. Bank Syari’ah sebagai
bagian dari Lembaga Keuangan menjadi perhatian banyak negara di dunia seperti Amerika Serikat,
Kanada Luxemburg, Swiss, Denmark, Afrika Selatan, Australia, India, Srilangka, Filipina, Siprus,
4 Al Qur'an Dan Terjemahannya , Mujamma’ Khâdim al Haramain asy Syar î fain al Malik Fahd li thibâ'at al Mush
haf asy Syar î f, Medinah Munawwarah P.O.Box 3561,1995.5Imam Bukhari, Shah î h al Bukhâr î , Hadits nomor 6605; dan Imam Muslim, Shah î h Muslim, Hadits nomor 3408,
dalam Mausû’ah al Had î ts asy Syar î f, Edisi Kedua, 1997.6Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, Hadits nomor 11935, dalam Mausû’ah al Had î ts asy Syar î f, Edisi Kedua
1997.7Masyhudi Ali, 2006, Manajemen Resiko, Edisi Pertama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, p.358
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 4/25
Virgin Island Caymand Island dan Bahama dan menjadi kajian akademis di Universitas Amerika dan
negara Barat lainnya di antaranya Universitas Loughborough, Universitas Wales, Univesitas Lampeter
di Inggris dan Universitas Durhem, Universitas Wolongong Australia dikarenakan mempunyai
keunggulan dalam doktrin dan mengakui kelebihan ajaran ekonomi syari’ah 8 sehingga penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan obyek penelitian Bank Syari’ah.
Pengukuran Kinerja yang lebih adil dinyatakan dalam Al Qur’an dalam berbagai ayat sebagai
berikut :
Surat Asy Syuara’ 181 184:
“Sempurnakanlah takaran (ukuran) dan janganlah kamu termasuk orang orang yang
merugikan (181). Dan timbanglah dengan timbangan yang lurus (182).Dan janganlah kamu
merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan (183).Dan bertakwalah kepada Allah
yang telah menciptakan kamu dan umat umat yang terdahulu (184).” 9
Ini diperkuat dengan perintah Nya: “Dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia
hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.” (an Nisa’: 58). Dan keadilan dalam hukum itu
merupakan salah satu amanah besar.
Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya orang orang yang berbuat adil di mata Allah berada di atas mimbar yang
terbuat dari cahaya, berada di sebelah kanan Ar Rahman Azza wa Jalla. Yaitu mereka yang
berbuat adil ketika menetapkan putusan hukum, dan adil terhadap pengikut dan rakyatnya.”
(HR. Muslim)10
Dalam pengukuran tingkat kesehatan yang dilakukan oleh BI oleh masyarakat awam sulit untuk
dilakukan karena tidak dapat diperoleh data yang komprehensif Oleh karena itu dalam melakukan
pengukuran kinerja ini peneliti hanya melihat dari perspektif keuangan dan perspektif pelanggan saja
Untuk itu penulis tuangkan penelitian ini dalam bentuk judul penelitian ”Analisis Kinerja
Bank Syariah Ditinjau dari Perspektif Keuangan dan Pelanggan ”.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai empat tujuan yaitu :
a. Untuk menganalisis Kinerja pada Bank Syari’ah dilihat dari Perspektif Pelanggan
b. Untuk menganalisi Kinerja pada Bank Syari’ah dilihat dari Perspektif Keuangan
1.3 Pembatasan Masalah
8Agustianto,” Ekonomi Syari’ah untuk Kepentingan Bangsa”, Replubika (Jakarta), 4 Februari 2008, h.79 Al Qur'an Dan Terjemahannya , Mujamma’ Khâdim al Haramain asy Syar î fain al Malik Fahd li thibâ'at al Mush
haf asy Syar î f, Medinah Munawwarah P.O.Box 3561,1995.10 Imam Muslim, Sah î h al Muslim, Hadits nomor 3406, dalam Mausû’ah al Had î ts asy Syar î f, Edisi Kedua, 1997.
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 5/25
Dalam penelitian ini ditetapkan pembatasan masalah sebagai berikut ini :
a. Pengukuran Kinerja yang akan diteliti pada penelitian ini hanya Pengukuran Kinerja ditinjau dari
perspektif keuangan dan pelanggan.
b. Pengukuran Kinerja pada penelitian ini melakukan pengukuran kinerja pada dua Bank Umum
Syari’ah di Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Syariah Mandiri
1.4 Manfaat/signifikasi Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi: 1) Kalangan perbankan, sebagai masukan
dalam pengelolaan bank masing masing dengan menyesuaikan penilaian kinerja keuangan dan
pelanggan yang sesuai prinsip prinsip syai’ah Islam khususnya Bank Syari’ah; 2) Pengembangan
keilmuan , khususnya untuk para peneliti yang berminat untuk menggunakan multivariate discriminant
analysis dalam penilaian kinerja keuangan.
1.5 Metode Penentuan Sampel
a. Populasi yang akan menjadi sasaran penelitian sekaligus sebagai sumber data yang diharapkan
dapat digunakan evaluasi kinerja PT Bank Syari’ah Mandiri dan atau PT Bank Muamalat Indonesia
b. Pelanggan adalah kelompok masyarakat dan dunia usaha sebagai konsumen dari Bank Syari’ah di
Indonesia.
c. Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah :
Pelanggan adalah kelompok masyarakat dan dunia usaha sebagai konsumen dari Bank Syari’ah di
Indonesia sebanyak 200 responden
Jumlah sampel tersebut dianggap sudah cukup mewakili populasi
yang ada.
d. Metode Pengambilan Sampel yang digunakan adalah Non Probability Sampling yaitu Tehnik
Pengambilan Sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsure
atau anggota populasi untuk dijadikan sampel.11
e. Tehnik Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui cara Convenience
Sampling yaitu peneliti akan menjadikan sampel terhadap orang yang mudah ditemui atau
dihubungi ,mudah untuk mengukur dan kooperatif. 12
1.6 Metode Analisis
Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah :
11 Sanapiah Faisal,” Format Format Penelitian Sosial”, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001, p. 6712
Freddy Rangkuti, “Customer Satisfaction”, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003, p. 32.
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 6/25
a. Perspektif Keuangan
Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan diperlukan rasio keuangan yang signifikan
menggambarkan kinerja keuangan. Untuk itu dalam penelitian ini mencoba menggunakan model
Penilaian Kinerja Bank versi STEKPI merupakan hasil penelitian Liliek .GS Hadinoto dan Gustian
Djuanda yaitu13
1) Pertumbuhan harga saham
Melakukan pengelompokkan data nilai saham bank go public ke dalam dua kelompok dengan
penggunaan metode pertumbuhan dengan rumus:14
Pn = Po + ( 1 + g )t
Keterangan :
Pn : Nilai saham bank yang go public pada akhir periode
Po : Nilai saham bank yang go public pada awal periode
g : Tingkat pertumbuhan nilai saham
Pertumbuhan nilai saham yang positif dimasukkan ke dalam kelompok kinerja baik sedangkan
Pertumbuhan nilai saham yang negatif dimasukkan ke dalam kelompok kinerja buruk
t : waktu
2) Rasio Keuangan
Adapun rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja bank di Indonesia
adalah :15
a.Likuiditas
1) Leverage / Solvabilitas
a) Loan to Deposit Ratio ( LDR )
Rasio ini mengukur berapa besar bank dapat menyalurkan dana pinjaman yang berasal dari dana
masyarakat
LDR = Total Loan
Total Deposit
b.Kualitas Aktiva
13Liliek G.SHadinoto dan Gustian Djuanda,2001,Model Penilaian Kinerja Bank Versi STEKPI, Jakarta : Pusat
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat STEKPI, p. 9.14 Liliek G.SHadinoto dan Gustian Djuanda,2001,Model Penilaian Kinerja Bank Versi STEKPI, Jakarta : Pusat
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat STEKPI, p. 10.15 Liliek G.SHadinoto dan Gustian Djuanda,2001,Model Penilaian Kinerja Bank Versi STEKPI, Jakarta : Pusat
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat STEKPI, p. 11.
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 7/25
a) NPL Net
b) NPL Gross
c) Pemenuhan PPA non produktif
d) Pemenuhan PPA produktif
e) Pemenuhan PPA produktif terhadap aktiva produktif
f) Aktiva Produktif Bermasalah
c.Permodalan
1) CAR dengan memperhitungkan risiko kredit
2) CAR dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar
3) Aktiva tetap terhadap modal
d.Rentabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan bank dalam enghasilkan laba16
1) Net Income to Total Asset ( Return on Total Asset )
Rasio ini mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari penempatan assetnya.
ROA = Net Income
Total Asset
2) Net Income to Equity ( Return on Equity )
Rasio ini mengukur kemampuan bank menghasilkan laba secara relatif terhadap modal sendiri.
ROE = Net Income
Equity
3) NIM (Net Interest Margin)
NIM = Interest Return – Interest Expenses
Average Earning Asset
4) BOPO
Rasio ini mengukur efektivitas operasi bank dalam menghasilkan kegiatan utama/sumber dana
utama
BOPO = Interest Expense
Interest Income
e.Resiko
16 Liliek G.SHadinoto dan Gustian Djuanda,2001,Model Penilaian Kinerja Bank Versi STEKPI, Jakarta : Pusat
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat STEKPI, p. 12.
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 8/25
Analisis ini digunakan untuk memprediksi kemungkinan kegagalan bank dengan melihat posisi
hutang dan kemungkinan cadangan kredit macet. Beberapa rasio yang dapat digunakan dalam
mengukur resiko antara lain :17
1) Loan to Deposit Ratio
Rasio ini menggambarkan kemungkinan resiko jangka panjang yang akan terjadi bila bank
mempunyai LDR > 110 (yang berarti bank terlalu ekspansif dalam memberikan pinjaman dibanding
deposit yang diterima dari masyarakat). Rasio ini sama dengan 2.a.
Kemudian dibutuhkan alat yang dapat digunakan untuk memilih beberapa rasio kunci yang
dapat menggambarkan kinerja yaitu Multivariate Discriminant Analysis dengan formulasi model
sebagai berikut :
Variabel Tetap : Kinerja yang ditunjukkan oleh pertumbuhan harga saham
Variabel Bebas : Rasio keuangan bank
Kinerja : f (Rasio Keuangan )
Bila variabel kunci tersebut sudah ditemukan ,maka formulasi kinerja bank ditunjukkan oleh:18
Z = f ( Xn )
Z : Zeta score ( ukuran kinerja )
Xn : discriminating variables
2. STUDI LITERATUR
Pengukuran kinerja merupakan elemen yang sangat penting untuk menilai kesuksesan dari
sebuah perusahaan, sehingga menajemen perusahaan dapat merumuskan secara tepat strategi dan
langkah langkah bisnis berikutnya guna mempertahankan eksistensi perusahaan dan bahkan
memenangkan persaingan. Morse, Davis dan Harigrafes dalam buku Management Accounting
mengemukakan bahwa:19 “Performance Measurment is a critical element of success”. Sementara itu
Langfield, dkk, dalam buku Management Accounting menyatakan:20 “Performance measurement are
indicators of the work performed and result achived. They are used to measure performance in that are
critical to the success of the business”.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja bisnis adalah upaya
17 Liliek G.SHadinoto dan Gustian Djuanda,2001,Model Penilaian Kinerja Bank Versi STEKPI, Jakarta : Pusat
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat STEKPI, p. 13.18 Liliek G.SHadinoto dan Gustian Djuanda,2001,Model Penilaian Kinerja Bank Versi STEKPI, Jakarta : Pusat
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat STEKPI, p. 14.19 Morse, dkk, Management Accounting: A Strategy Approach (Ohio: South–Western College Publishing,1996).,
h.1520 Langfield, dkk, Management Accounting,Mc Graw Hill,1995, p.53
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 9/25
manajerial untuk mengukur tingkat keberhasilan aktivitas bisnis perusahaan. Berdasarkan standard dan
kriteria tertentu, hasil pengukuran kinerja tersebut nantinya akan digunakan sebagai umpan balik yang
akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan rencana rencana bisnis dan aktivitas aktivitas
apa saja yang memerlukan perbaikan dan tindak lanjut.
2.1 Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan tetap menjadi perhatian , karena ukuran keuangan merupakan suatu ikhtisar
dari konsekuensi ekonomi yang terjadi yang disebabkan oleh keputusan dan tindakan ekonomi yang
diambil. Pengukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah perencanaan, implementasi dan
pelaksanaan strategi memberikan perbaikan yang mendasar. Perbaikan perbaikan ini tercermin dalam
sasaran sasaran yang secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur dengan baik. 21
Sasaran sasaran keuangan bisa sangat berbeda di tiap tiap tahapan dan siklus kehidupan bisnis,
Kaplan dan Norton mengidentifikasikan tiga tahapan dari siklus kehidupan bisnis; berkembang(Growth), bertahan (Sustain) dan panen (Harvest). Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari
siklus kehidupan bisnis. Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki produk atau jasa secara signifikan
memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang
baik. Untuk menciptakan potensi ini, kemungkinan seorang manajer harus terikat komitmen untuk
mengembangkan suatu produk atau jasa baru, membangun dan mengembangkan fasilitas produksi,
mengembangkan sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan mendukung hubungan global,
serta mengasuh dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan. Perusahaan dalam tahap
pertumbuhan mungkin secara aktual beroperasi dengan cashflow yang negatif dan tingkat
pengembalian atas modal yang rendah, Investasi yang ditanam untuk kepentingan masa depan sangat
mungkin memakan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah dana yang mampu dihasilkan
dari basis operasi yang ada sekarang, dengan produk, jasa dan konsumen yang masih terbatas. Sasaran
keuangan dari bisnis yang berbeda pada tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat
pertumbuhan revenue atau penjualan dalam pasar yang telah ditargetkan.22
Tahapan dari siklus yang kedua adalah Sustain Stage yaitu suatu tahap pada kondisi ini
perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mempersyaratkan tingkat pengembalian
yang terbaik. Dalam tahap ini perusahaan berusaha mempertahankan pangsa pasar yang ada dan
mengembangkannya bila mungkin. Investasi yang dilakukan pada umumnya diarahkan untuk
menghilangkan kemacetan, mengembangkan kapasitas dan meningkatkan perbaikan operasional secara
21 Norton David C. Balanced Scorecard, hal. 7422 Norton David C. Balanced Scorecard, hal. 74
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 10/25
konsisten. Pada tahap ini perusahaan tidak lagi bertumpu pada strategi strategi jangka panjang. Sasaran
keuangan pada tahap ini lebih diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang
dilakukan.
Tahap ketiga merupakan tahap kematangan (mature), yaitu suatu tahap pada kondisi perusahaan
melakukan panen ( Harvest) terhadap investasi mereka. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih
jauh kecuali hanya untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan ekspansi atau
membangun suatu kemampuan baru. Tujuan utama dalam tahap ini adalah memaksimumkan arus kas
yang masuk ke perusahaan.23
Kebijaksanaan keuangan untuk ketiga tahap tersebut akan berbeda sekali. Sasaran keuangan
untuk growth stage akan menekankan pada pertumbuhan penjualan di pasar baru dari konsumen baru
atau dari produk dan jasa baru. Sasaran dalam sustain stage lebih menekankan pada pengukuran kinerja
tradisional sepeti ROI. Semua ukuran ini menggambarkan sasaran keuangan klasik yaitu memperoleh
tingkat pengembalian terbaik atas modal yang ditanam dalam bisnis. Sasaran keuangan untuk harvest
stage adalah cashflow. Pengukuran kinerja keuangan tradisional seperti ROI kurang relevan digunakan
pada tahap ini, karena investasi utama telah dilakukan. Sasaran pengukuran pada tahap ini bukan lagi
pada ROI maksimum, tetapi pada cashflow maksimum yang mampu dikembalikan dari investasi di
masa lalu. 24
Tabel 1
Kinerja Keuangan Bank Go Public
NO NAMA BANK Z 2006 RANKING
2006
Z 2007 RANGKING
2007
1 BRI 2.94356 1 2.57957 5
2 UOB Buana 1.96812 2 0.57771 6
3 BCA 1.54068 3 0.1519 11
4 Bank
Muamalat
1.316 4 0.8708 4
5 Panin 1.21188 5 0.11907 13
6 Saudara 0.5762 6 3.50861 1
7 Bank niaga 0.47756 7 0.15778 148 Lippo bank 0.33508 8 0.01365 12
9 Bukopin 0.3022 9 0.97069 21
10 BNI 0.1926 10 0.57253 18
11 Danamon 0.14876 11 1.2579 3
12 Victoria
Internasional
0.09396 12 1.91632 24
23 Norton David C. Balanced Scorecard, hal. 7424 Norton David C. Balanced Scorecard, hal. 74
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 11/25
13 Mayapada 0.1362 13 0.45605 9
14 NISP 0.1362 14 0.57253 18
15 Bank Syariah
Mandiri
0.158 15 0.257 15
16 Bank
International
Indonesia
0.26772 16 0.55041 17
17 PERMATA 0.5198 17 0.539 7
18 Bank Mandiri 0.60748 18 0.631 5
19 Bank Mega 0.87052 19 0.53382 16
20 BUMI arta 0.98012 20 0.27356 10
21 Arta graha 1.3966 21 1.30249 22
22 Century 1.41852 22 1.48498 23
23 Kesawan 1.44044 23 0.74396 20
24 Bank Bumi
Putera
1.55004 24 0.539 8
2.2 Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan adalah merupakan salah satu sumber pendapatan perusahaan yang
merupakan salah satu komponen dari sasaran keuangan perusahaan. Pada masa yang lalu, seringkali
perusahaan mengkonsentrasikan diri pada kemampuan internal, memberi penekanan pada kinerja,
produk, inovasi dan teknologi tanpa kewajiban untuk mengerti apa kebutuhan konsumen. Pada saat ini
tidak mungkin demikian, karena konsumen saat ini memiliki begitu banyak pilihan. Sangat banyak
perusahaan berlomba menawarkan produk dan jasa yang lebih baik dan sesuai dengan preferensi pasar.
Strategi perusahaan telah bergeser fokusnya dari internal ke eksternal, dari produksi ke pemasaran. Bila
satu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus
menciptakan dan menyajikan suatu produk atau jasa yang bernilai lebih bagi konsumen mereka.25
Suatu produk atau jasa dikatakan bernilai ,bila manfaat yang diterima dari suatu produk atau
jasa secara relatif lebih tinggi dari biaya perolehannya. Suatu produk akan semakin bernilai apabila
kinerjanya semakin mendekati atau bahkan melebihi apa yang diharapkan dan dipersepsikan
konsumen.26
Secara umum, potential customers (bakal pelanggan) tidak sama, mereka memiliki preferensi
dan nilai yang berbeda beda terhadap atribut atau produk atau jasa. Di lain pihak perusahaan memiliki
keterbatasan untuk memuaskan seluruh potential customernya. Untuk itu suatu perusahaan perlu
25 H.Lingle dan W.A.Scheimann,1996, For Balance Scorecard to Strategic Gauges, Is Measument Worth It?
(Management Review, March), h. 11226 H.Lingle dan W.A.Scheimann,1996, For Balance Scorecard to Strategic Gauges, Is Measument Worth It?
(Management Review, March), h. 112
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 12/25
membuat segmentasi pasar yang paling mungkin untuk dilayani dengan cara terbaik berdasarkan
kemampuan dan sumber daya yang ada.27
Dalam perspektif konsumen manajer mengidentifikasikan segmen pasar dimana perusahaan
akan berkompetisi dan mengukur kinerja unit bisnis dalam target ini. Ada dua kelompok pengukuran
dalam perspektif konsumen menurut menurut Kaplan & Norton yaitu28
Kelompok Pertama adalah apa yang disebut sebagai core measurement group yang mengukur
tingkat kepuasan (satisfaction), loyalitas (Loyality), retensi (retention), akuisisi (aquisition), konsumen
dari pasar yang ditargetkan, dan customer profitability, tingkat keuntungan yang diperoleh dari target
pasar yang dilayani.29
Hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 2.3
Pengukuran Inti Perspektif Pelanggan
(Sumber Kaplan S, Robert and Norton David C. Balanced Scorecard, Hal. 60)
Market Share Porsi penjualan yang dikuasai dalam suatu segmen tertentu
Customer Acquisition Suatu tingkat dimana perusahaan mampu menarik konsumen baru .
Customer Retention Suatu tingkat dimana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan
konsumennya.
Customer Satisfaction Suatu tingkat kepuasan konsumen terhadap kriteria kinerja tertentu.∙
Customer Profitability Suatu tingkat laba bersih yang diperoleh perusahaan dari suatu target/segmen
27 Robert Kaplan S and Norton David C. Balanced Scorecard, Hal. 6028J.H.Lingle dan W.A.Scheimann, 1996, For Balance Scorecard to Strategic Gauges, Is Measument Worth It?
( Management Review,March), h. 6029 Robert Kaplan S and Norton David C. Balanced Scorecard, Hal. 60
MARKET
SHARE
Customer
A uisition
Customer
Profitabilit
Customer
Satisfaction
Customer
Retention
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 13/25
pasar yang dilayani. Kelompok kedua adalah customer value proposition
yang menggambarkan performance driven (pemicu kinerja) yang
menyangkut pertanyaan apa yang harus disajikan perusahaan untuk
mencapai tingkat kepuasan, loyalitas, retensi dan akuisisi konsumen yang
tinggi. Performance driven mengukur nilai yang dapat disampaikan
perusahaan kepada konsumennya.
Value proposition Menggambarkan atribut yang disajikan perusahaan dalam produk atau jasa
yang dijual untuk menciptakan loyalitas dan kepuasan konsumen. Value
proposition adalah konsep kunci untuk mengerti penentu penentu dari pada
core measurement dari tingkat kepuasan, akuisisi, retensi dan pangsa pasar.
Atribut yang disajikan perusahaan dapat dibedakan dalan tiga kategori:
1. product service atributes
2. customer relationship
3. image and reputation
Product atau service atributes meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga dan kualitasnya.
Dalam hal ini preferensi konsumen bisa berbeda beda ada konsumen yang mengutamakan fungsi dari
produk, penyampaian yang tepat waktu dan harga yang murah. Di lain pihak ada konsumen yang mau
membayar pada tingkat harga yang tinggi (premium) untuk ciri dan atribut dari produk atau jasa yang
dibelinya30
.Customer relationship menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian.Perasaan
konsumen ini dapat dipengaruhi oleh tingkat responsibilitas dan komitinen perusahan terhadap
pelanggan.Image and reputation menggambarkan faktor faktor intangible yang menarik seorang
konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. Membangun reputasi dan image dapat dilakukan
melalui iklan dan menjaga kualitas seperti apa yang dijanjikan. Hubungan ini dapat dilihat pada gambar
berikut ini : Gambar 2.4
The Customer Value Proposition Generic Model
30 Norton David C. Balanced Scorecard, hal. 74
Value Produc/service atribut Image Relationship= + +
Functionaly
Quality Price Time
GENERIC MODEL
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 14/25
2.3 Kualitas Pelayanan
Para ahli mengemukakan beberapa definisi tentang kualitas pelayanan. Dari definisi definisi
tersebut walaupun kelihatannya berbeda namun sebenarnya intinya hampir sama. Menurut Zeithaml,
et.al.(1990) seperti dikutip oleh Arthur V. Hill memberikan definisi sebagai berikut31 : “Kualitas
pelayanan adalah persepsi pelanggan terhadap layanan istimewa kemudian definisi kualitas layanan
tersebut diformulasikan ke dalam bentuk model matematis semu ( pseudo mathematical) sebagai
berikut:
Service Quality = Satisfaction with service delivery
=Per ceived Service Delivery Expected Service Delivery
=P E
Selanjutnya menurut Berry dkk dan Gronroos memberi definisi sebagai berikut32: "Kualitas
layanan yang dirasakan adalah pendapat atau sikap relatif terhadap layanan yang dihasilkan yaitu
perbandingan harapan dengan persepsi pelanggan terhadap layanan yang diterimanya".
Terbentuknya harapan atas layanan (expected service) dari para pelanggan dipengaruhi oleh
berbagai kegiatan marketing seperti iklan, promosi, penjualan, harga, tradisi, maupun adanya kontrak
konsumen dengan pemberi layanan sebelumnya. Sementara itu, layanan yang diterima banyak
dipengaruhi oleh kontak antar personel dengan pemberi layanan, fasilitas fisik, prosedur yang
merupakan bagian dari sistem layanan. 33
Konsep kualitas layanan dapat pula dilihat dari dimensi dimensi pokok seperti dikemukakan
oleh Valerie A. Zeithaml et. al. sebagai berikut34 :
Tangibility Penampilan sarana fisik dan peralatan, petugas atau peralatan telekamunikasi yang
dimiliki.
Reliability Kesesuaian antara kenyataan layanan yang diberikan dengan layanan yang telah
dijanjikan secara akurat.
Responsiveness Kemampuan dalam membantu pelanggan dan menyediakan layanan dengan cepat
dan tepat serta antusias.
31 Arthur V. Hill, Field Service Management an Integrated Approach to Increasing Customer Satisfaction:
Homewood, IL, Business One Irwin,1992,h. 44.32 R.Lewis Barbara, 1995” Customer Care in Services.” ( In W.J.Glynn and J.G.Barnes ,eds,Understanding Services
Management),UK : John Wiley & Sons,p. 19.33 R.Lewis Barbara, 1995” Customer Care in Services.” ( In W.J.Glynn and J.G.Barnes ,eds,Understanding Services
Management),UK : John Wiley & Sons,p. 1934
Martani Huseini, Balanced Scorecard, Penyeimbang Pengukuran Kinerja Organisasi, (Jakarta: Majalah
Manajemen Usahawan Indonesia, No.06/Th.XXVI Juni 1997),h.4 5.
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 15/25
Assurance Keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk dapat memberikan layanan
dengan sopan santun, rasa hormat, perhatian, profesianal, kejujuran dari pemberi
layanan, sehingga pelanggan merasa bebas dari bahaya atau risiko /kerugian.
Empathy Kedekatan dan kemudahan untuk mencapai sarana layanan, menghubungi petugas,
dapat mendengar keluhan pelanggan, memberitahu dengan bahasa yang mudah
dimengerti serta untuk mengenal pelanggan dan kebutuhannya.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Valerie A Zeithaml35 terhadap perusahaan yang
menangani berbagai jenis jasa, menunjukkan dominasi dari dimensi realibility (32%), sedangkan
dimensi yang lain adalah sebagai berikut: responsiveness; 22%, assurance, 19% , emphaty, 16% dan
tangibility, 11%. 36
Berdasarkan angka angka tersebut diatas 37 menyatakan reliability yang paling dominant,maka
perusahaan harus memberi perhatian yang menyeluruh terhadap operasionalisasi dari dimensi dimensi
tersebut sehingga tercapai kualitas layanan yang menyeluruh.
Pada dasarnya kualitas layanan merupakan kesesuaian antara layanan yang dirasakan ( perceive
service) dengan harapan para pelanggan (customer expectation). Kesesuaian kedua hal tersebut akan
menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan, sehingga dengan demikian dapat dikatakan bila mengetahui
kualitas layanan berarti dapat pu!a diketahui kepuasan pelanggan.38
Dalam kenyatannya permasalahan yang berkaitan dengan kualitas layanan dipengaruhi oleh adanya
kesenjangan (gap) antara apa yang dapat diberikan oleh perusahaan dengan apa yang diharapkan oleh
pelanggan.39
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Zeithaml dan kawan kawannya menghasilkan service
quality gap model dalam bentuk bagan, seperti gambar 2.2 berikut ini : 40
35Valerie A .Zeithaml, dkk, Delivering Quality Service, New York ,The Free Press, New York,1990,h.26.
36 37 Martani Huseini, Balanced Scorecard, Penyeimbang Pengukuran Kinerja Organisasi, (Jakarta: Majalah
Manajemen Usahawan Indonesia, No.06/Th.XXVI Juni 1997), ,h.5.38 39
40Valerie A .Zeithaml, dkk, Delivering Quality Service, New York ,The Free Press, New York,1990, h. 37 47
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 16/25
Word Of MouthCommunications
CUSTOMER
Personnal Needs Past Experience
DELIVERING QUALITY SERVICE
Expeted Service
Perceived Service
Service Delivery
Service QualitySpesitications
ManagementPerceptions Of
Customer Expectations
ExternalCummunications
To Customers
PROVIDER Gap 4
Gap 4Gap 4
Gap 4
Gap 4
GAMBAR 2. 2
MODEL KONSEPTUAL KUALITAS LAYANAN
(Sumber, Zeithaml, A Parasuraman dan LL. Berry, Delivering Quality)
Menurut Valerie A.Zeithaml dari bagian tersebut terdapat lima gap /kesenjangan sebagai
berikut41:
(a) Gap 1 Perbedaan antara persepsi pihak manajemen tentang harapan konsumen
(management perception of customer expectation) dengan layanan yang diharapkan
(expected service).
(b) Gap 2 Perbedaan antara persepsi manajemen tentang harapan konsumen dengan
spesifikasi kualitas layanan (service quality specification).
41Valerie A .Zeithaml, dkk, Delivering Quality Service, New York ,The Free Press, New York,1990, h. 37 47
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 17/25
(c) Gap 3 Perbedaan antara spesifikasi kualitas layanan dengan layanan yang diterima
konsumen (service delivery).
(d) Gap 4 Perbedaan antara kenyataan layanan yang diterima konsumen dengan hal hal
tentang layanan yang telah dikomunikasikan dan dijanjikan perusahaan kcpada konsumen
(external communication to customer), dan
(e) Gap 5 Perbedaan antara layanan yang dirasakan konsumen ( perceived service)
dengan layanan yang diharapkan (expected service).
Dari ke lima gap tersebut, ternyata gap 5 merupakan service quality yang dapat menggambarkan
kepuasan pelanggan. Seperti diketahui bahwa gap 5 berada pada sisi konsumen sedangkan gap 1
sampai de.ngan gap 4 pada sisi produsen. sehubungan dengan hal tersebut maka tinggi rendahnya gap 5
dipengaruhi oleh gap 1 sampai dengan gap 4. Jika suatu perusahaan ingin meningkatkan kualitas
layanannya maka harus diusahakan untuk memperkecil dan bahkan bila mungkin untuk menghilangkan
ke empat gap tersebut.42
Sebagaimana telah didefinisikan bahwa kuantitas layanan sangat tergantung pada
gap/ kesenjangan antara pengharapan konsumen terhadap suatu layanan dan persepsi mereka tentang
layanan yang benar benar mereka peroleh dari perusahaan (gap 5),dan gap 5 ini mempengaruhi ke
empat gap lainnya. Gap ini dapat terjadi mulai pada kegiatan perencanaan sampai pelaksanaan Iayanan,
sehingga dengan demikian akan menyangkut berbagai bidang dalam organisasi layanan. 43
2.4 Kepuasan Pelanggan
Para pakar mengemukakan definisi tentang kepuasan pelanggan yang diantaranya. Menurut
Kotler44 Kepuasan Pelanggan (customer satisfaction) adalah "Tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan pengharapannya". Pada
dasarnya tingkat kepuasan pelanggan merupakan fungsi dari harapan pelanggan dengan kinerja yang
dirasakannya. Bila kinerjanya di bawah pengharapannya, maka pelanggan akan kecewa, sedangkan bila
kinerjanya sesuai dengan pengharapannya maka dia akan merasa puas.45
Selanjutnya bila kinerja dapat melebihi pengharapannya, maka pelanggan akan sangat puas dan
senang disebabkan yang diperolehnya melebihi sebagaimana yang diharapkannya. Selanjutnya menurut
Milind M. Lele dan Jagdish N. Sheth mendefinisikan bahwa"Kepuasan pelanggan adalah kunci untuk
mendapatkan keuntungan jangka panjang dan tetap memberi kesenangan kepada pelanggan adalah
42 Valerie A .Zeithaml, dkk, Delivering Quality Service, New York ,The Free Press, New York,1990, h. 37 4743 Valerie A .Zeithaml, dkk, Delivering Quality Service, New York ,The Free Press, New York,1990, h. 37 4744 Philip Koteler,2003,Marketing Manajemen,New Jersey : Pearson Education Inc,p. 46.45 Philip Koteler,2003,Marketing Manajemen,New Jersey : Pearson Education Inc,p. 46.
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 18/25
merupakan bisnis setiap orang dan Zeithaml, Valerie A. dkk dalam bukunya Delivering Quality
Service: Balancing Customer Perception and Expectations mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai
berikut46
"Kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan atas suatu layanan yang dialaminya".
Kemudian Christopher Lovelock memformulasikan kepuasan pelanggan dalam bentuk rumusan
matematis semua sebagai berikut :47
Satisfaction = Perceived Service
Expected Service
= Perceived Service Expected Service
Berdasarkan konsep di atas, ada dua cara untuk membuat pelanggan senang. Pertama perlu
diusahakan agar unjuk kerja produk yang ditawarkan dapat melampaui harapan pelanggan. Kedua,
dengan jalan menurunkan tingkat pengharapan pelanggan terhadap produk sedemikian rupa sehingga
mereka akan tetap puas terhadap apapun yang diberikan. Pengusaha dapat membentuk harapan
pelanggan secara langsung melalui iklan. Melalui iklan harapan pelanggan dapat naik namun harus
dijaga agar kenaikan harapan pelanggan yang cukup tinggi pada akhirnya tak mungkin dapat dipenuhi
oleh perusahaan secara keseluruhan.48
Para pelanggan yang telah bangkit pengharapannya oleh iklan akan menjadi kecewa dan sangat
mungkin akan tidak mau lagi menggunakan produk jasa dari perusahaan yang bersangkutan. Sementara
itu secara tidak langsung harapan pelanggan dapat dibentuk lewat penggunaan atau penyalahgunaan
‘atmosferik’ (keadaan dimana pelanggan langsung dihadapkan dengan produk sebelum dan sewaktu
berlangsung penjualan) yaitu suasana pendukung penjualan, sikap bagian penjualan dan insentif serta
unjuk kerja dalam penjualan.49
Dalam kenyataannya banyak perusahaan salah dalam menangani harapan pelanggan. Perusahaan
sering mengobral janji dengan memuji produk atau jasa mereka melalui iklan untuk menciptakan
harapan pelanggan yang kemudian ternyata jauh di atas apa yang secara realistis dapat diwujudkan. Hal
ini berkaitan erat dengan keinginan perusahaan dapat menjual produk atau jasa dalam jumlah yang
besar. Beberapa perusahaan juga mencoba membentuk harapan pelanggan dengan menggunakan
istilah istilah yang menyesatkan misalnya dengan member; daftar harga yang tidak menyatakan secara
46 Martani Huseini, Balanced Scorecard, Penyeimbang Pengukuran Kinerja Organisasi, (Jakarta: Majalah
Manajemen Usahawan Indonesia, No.06/Th.XXVI Juni 1997), h. 847
Christoper Lovelock,1991,Product Plus,New York : Mc Graw Hill, p. 111.48 Christoper Lovelock,1991,Product Plus,New York : Mc Graw Hill, p. 111.49 Christoper Lovelock,1991,Product Plus,New York : Mc Graw Hill, p. 111.
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 19/25
keseluruhan atau dengan berbagai cara yang lainnya.50 Hal ini berarti perusahaan mencoba memainkan
harapan para pelanggan. Selain itu ada perusahaan yang berusaha menyembunyikan berita buruk.
Misalnya, maskapai penerbangan sering tak segera memberi penjelasan bila suatu penerbangan
mengalami keterlambatan. Hal itu dimaksudkan untuk mencegah para penumpang pindah ke
perusahaan penerbangan lainnya. Sebagai dampak dari hal tersebut, pelanggan mulai tidak menghargai
janji janji perusahaan untuk untuk kerja dan mutu layanan yang lebih baik dan sebagainya 51.
Sementara itu perusahaan perusahaan yang unggul dan dapat memenuhi kepuasan pelanggan
terus berupaya memenuhi janjinya kepada para pelanggan, dan dapat dikatakan bahwa perusahaan
seperti tanpa memperhitungkan biaya yang dikeluarkannya. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Milind M. Lele dan Jagdish N. Sheth 52 perusahaan perusahaan yang unggul dalam
memberikan kepuasan pelanggan mempunyai ciri ciri selalu memastikan bahwa tindakannya akan
dapat menciptakan harapan yang mungkin dapat dipenuhi oleh perusahaan tersebut. Dengan demikian
perusahaan tersebut akan sangat berhati hati dalam menciptakan harapan pelanggan. Perusahaan juga
menyadari akan pengaruh atmosferik, sekat dan insentif (rangsang) serta memusatkan perhatiannya
pada bidang bidang tersebut. Perhatian pada bidang tersebut dimaksudkan agar apa yang mereka
janjikan akan sesuai dengan citra yang harus ditumbuhkan dalam pikiran para pelanggannya.
Disamping itu, perusahaan hendaknya terus melakukan komunikasi dengan para pelanggan dan
menanyakan kepada para pelanggan adanya masalah sebelum terjadi dan meluruskan harapan
pelanggan sehingga tidak terjadi kekecewaan. Dan yang paling penting bagi perusahaan tersebut adalah
mementingkan terpenuhinya janji janji kepada para pelanggan tanpa perduli dengan biaya yang harus
dikeluarkan.53
Banyak yang percaya, bila perusahaan telah dapat menyediakan produk yang baik sudah cukup
untuk membuat pelanggan senang. Walaupun produk yang baik merupakan salah satu faktor yang
sangat penting bagi kepuasan pelanggan, tetapi hal tersebut belum cukup54.
Tabel 2
Kinerja BMI dan BSM atas dasar Kepuasan dan Harapan Nasabah
Hal BMI BSMUji Significant
50 Christoper Lovelock,1991,Product Plus,New York : Mc Graw Hill, p. 111.51 Christoper Lovelock,1991,Product Plus,New York : Mc Graw Hill, p. 111.52Millind M.Lele dan N.ShethJangdish, 1995,Pelanggan Kunci Keberhasilan: Terjemahan, Penerbit Mitra Utama, p.
181.53 Millind M.Lele dan N.ShethJangdish, 1995,Pelanggan Kunci Keberhasilan: Terjemahan, Penerbit Mitra Utama,
p. 181.54 Millind M.Lele dan N.ShethJangdish, 1995,Pelanggan Kunci Keberhasilan: Terjemahan, Penerbit Mitra Utama,
p. 181.
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 20/25
ANOVA 0.24 (Significant, Sebagian besar
tingkat harapan nasabah belum
terpenuhi)
0.279 (Tidak significant;
sebagian besar tingkat harapan
nasabah sudah terpenuhi)
Chi Kuadrat 0.011 (Significant; sebagian besar
tingkat harapan nasabah belum
terpenuhi)
0.145 (Tidak significant;
sebagian besar tingkat harapan
nasabah sudah terpenuhiUji Descriptive
1. Lokasi Kantor bank 0.001 (Masalah) 0.107 (Tidak Masalah)
2. Tersedianya Tempat
Parkir Bank 0,002 (Masalah) 0.237 (Tidak Masalah)
3. Penampilan Gedung
dan Ruang Bank 0.107 (Tidak Masalah) 0.328 (Tidak Masalah)
4. Kenyamanan dan
Kebersihan Ruang tunggu
di Bank 0,1 (masalah) 0.052 (Tidak Masalah
5. Pelayanan Yang
dijanjikan 0 (Masalah) 0,542 (Tidak Masalaha)
6. Prasarana Fisik Bank
dalam Pelayanan 0,288 (Tidak Masalah) 0,433 (Tidak Masalah)
7. Fasilitas Penerangan
ATM 0.009 (Masalah) 0,089 (Tidak Masalah)
8. Kecepatan Proses
Penyelesaian Transaksi
Perbankan yang
dilakukan 0 (Masalah) 0,089 (Tidak Masalah)
9. Respon Bank terhadap
pendapat nasabah
mengenai perbaikan
pelayanan yang
diinginkan 0,006 (Masalah 0,011 (Masalah)
10. Komitmen Bank
dalam Peningkatan
Sistem Pelayanan Jasa
Perbankan 0 (masalah) 0,154 (Tidak Masalah)
11. Keramahan KaryawanBank dalam Pelayanan 0,922 (Tidak Masalah) 0.02 (Masalah)
12. Penampilan karyawan
Bank 0.265 (Tidak masalah) 0.143 (Tidak Masalah)
13. Kemampuan dan
Pengetahuan Karyawan
Bank dalam Memberikan
Kepuasan 0.002 (Masalah) 0.283 (Tidak Masalah)
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 21/25
14. Kemudahan Dalam
Komunikasi dengan
Karyawan Bank 0.203 (Tidak Masalah) 0.116 (Tidak Masalah)
IV. KESIMPULAN
Dari analisis di atas dapat diketahui bahwa Bank Muamalat dari segi keuangan memliki
kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan Bank Syariah Mandiri bahkan masuk menjadi 4
besar dalam kelompok bank go public tetapi kinerja kepuasan pelanggan relatif kurang baik
dibandingkan Bank Syariah Mandiri
V. SARAN
Bank Muamalat perlu memperbaiki kinerja di bidang pelayanan pelanggan sedangkan
Bank Syariah Mandiri perlu memperbaiki kinerja di bidang keuangan.
Daftar Pustaka
Agustianto,” Ekonomi Syari’ah untuk Kepentingan Bangsa”, Replubika (Jakarta), 4 Februari , 2008.
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad , dalam Mausû’ah al Had î ts asy Syar î f, Edisi Kedua, 1997.
Ali, Masyhudi. Manajemen Resiko, Edisi Pertaman, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2006.
Alwi,Syarifuddin. Alat Alat Analisis Dalam Pembelanjaan , Edisi Keempat, Yogyakarta: Andi Offsset,
1994.
Al Qur'an Dan Terjemahannya , Mujamma’ Khâdim al Haramain asy Syar î fain al Malik Fahd li thibâ'at
al Mush haf asy Syar î f, Medinah Munawwarah P.O.Box 3561,1995.
Anthony, A. Atkinson.dkk. Management Accounting, edisi 2, New Jersey: Prentice Hall, 1997.
Anonymous,” Balanced scorecard benefits NatWest Bank”, ”,artikel berasal dari International Journal
of Retail & Distribution Management. Bradford:1998. Vol. 26, Iss. 10, p. 400 401 diakses pada
tanggal 22 Agustus 2007 dari www.proquest.com.
Barbara,R.Lewis.” Customer Care in Services.” (In W.J.Glynn and J.G.Barnes, eds, Understanding
Services Management),UK : John Wiley & Sons,1995.
Bernstein, Leopold A. Financial Statement Analysis Theory, Application and Interpretation, Edisi
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 22/25
Keempat, Illinois: Dow Jones Irwin,1989.
Bowlin, Oswold D., dkk. Guide to Financial Analysis, Edisi Pertama, New York: Mc Graw Hill,1980.
Dajan,Anto,Pengantar Metode Statistik Jilid 1,Edisi Revisi,Jakarta: LP3ES.
David,C Cates,” Turning share holder value into stock price ”,artikel dari American BankersAssociation. ABA Banking Journal. New York:May 1998. Vol. 90, Iss. 5 p. 59 64 (4 pp)
diakses pada tanggal 22 Agustus 2007 dari www.proquest.com.
Davis, Stanley B,” An investigation of the development, implementation,and effectiveness of the
Balanced Scorecard : A field study” ,disertasi pada THE UNIVERSITY OF ALABAMA Tahun
2000.diakses pada tanggal 19 September 2007 dari www.proquest.com.
Flynn, Gillian,” How the Bank of Montreal keeps score on success “,artikel berasal. Workforce.
Costa Mesa:Dec 1997. Vol. 76, Iss. 12, p. 36 (1 pp.) diakses pada tanggal 22 Agustus 2007 dari
www.proquest.com.
Gambus, Andra, dkk . “The balance scorecard at futura industries”. Dalam Strategic Finance. USA :
No.85/Juli 2003.
Gusmali,J.A.”Customer Satisfaction PT Garuda Indonesia”( Studi Kelas Bisnis Program MM PPs
UI),1994.
Gronroos,Christian,1999,” Internationalization Strategies for Services”(The Journal of Services
Marketing,no.4/5,1999.
Hadinoto,Liliek G.S dan Djuanda Gustian. Model Penilaian Kinerja Bank Versi STEKPI,Jakarta : PusatPenelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat STEKPI,2001.
Handoko,T. Hani , Manajemen Sumber Daya Manusia,Yogyakarta : BPFE,1996.
Hartono Hendro ,Mengenal Balance Scorecard sebagai Alat Penilaian Kinerja Perusahaan ( Widya,Mei
2007/No.260 Tahun XXIV)
Hawas, Abdu al Wahab al Sayyid, Al Mudharabah lil Mawardi, Cairo: Dâr al Ansor
Hermanto, Bambang. “ Memperkenalkan Analisa Rasio dengan Metode Radar”, Dalam Manajemen dan
Usahawan, Jakarta:Mei 1993.
Hill,Arthur V., Field Service Management an Integrated Approach to Increasing Customer Satisfaction :
Homewood, IL, Business One Irwin,1992.
Huseini, Martani, Balanced Scorecard, Penyeimbang Pengukuran Kinerja Organisasi, dalam Majalah
Manajemen Usahawan Indonesia, No.06/Th.XXVI Juni 1997.
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 23/25
Imam Hilman dkk. Perbankan Syariah Masa Depan, Jakarta: PT.Senayan Abadi, 2003.
Imam Bukhari, Shahî h al Bukhâr î , dalam Mausû’ah al Had î ts asy Syar î f, Edisi Kedua, 1997.
Imam Muslim, Shahî h al Muslim, dalam Mausû’ah al Had î ts asy Syar î f, Edisi Kedua, 1997.
Juzairy, Abdurrahman, al Fiqh ‘Alâ Mazâhibil Arba’ah, Cairo: Dâr al Hadis, 2004
Kaplan,Robert S.,”Using the Balance Scorecard as a Strategic Management System”,Harvard Business
Review,Jan Feb 1996
Kasmir. Manajemen Perbankan. Edisi Ketiga. Jakarta; Rajawali Pers,2002.
Kim, Chang Soo dan Davidson, Lewis F ,” The Effects of IT Expenditures
on Banks' Business Performance: Using a Balanced Scorecard Approach’, artikel . Managerial
Finance. Patrington:2004. Vol. 30, Iss. 6, p. 28 45 diakses pada tanggal 22 Agustus 2007 dari
www.proquest.com
Kotler.Philip. Marketing Management ,New Jersey: Pearson Education,Inc,2003.
Langfield, dkk. Management Accounting, Mc Graw Hill,1995.
Lapoliwa, Daniel Kuswandi. Akuntansi Perbankan. Edisi Ketiga. Jakarta ; IBI (Institut Bankir
Indonesia),1997.
Lele,Millind M. dan Jangdish N.Sheth.Pelanggan Kunci Keberhasilan : Terjemahan,Penerbit Mitra
Utama,1995.
Lingle,J.H.dan Scheimann.W.A.For Balance Scorecard to Strategic Gauges,Is Measument Worth It ?
( Management Review,March,1996.
Lovelock, Christoper H.Service Marketing,Second Edition,Prentice Hall International Edition,1991.
Lukman Dendawijaya. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua. Jakarta; Ghalia Indonesia,2003.
Martin, John D., dkk. Basic Financial Management , Edisi Keenam, New Jersey: Prentice Hall,Inc,1991.
Mirza, Teuku. “Balanced Scorecard” Dalam Manajemen dan Usahawan, Jakarta: Juni, 1997.
Mirza, Teuku. 1997. “ EVA Sebagai Alat Penilai”. Jakarta.
Morse, dkk. Management Accounting: A Strategy Approach, Ohio, South –Western College
Publishing,1996.
Muhammad. “Pengantar Akuntansi Syari'ah”, Jakarta, Penerbit Salemba Empat,2005.
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 24/25
Nils Goran O, dkk. Making Scorecard Actionable, Balancing Strategy & Control, England: Jhon Wiley
& Sons Ltd,2003.
Norton D.P. The Balanced Scorecard : Translating Strategy Into Action Massachusetts: Havard
Business School Press, 1996.
Olve G.N, Roy J and Wetter M Performance Drivers A Practical Guide To Using Balanced Scorecard ,West Sussex : Jhon Wiley &Sons Ltd,2000.
Panitia Pembentukan IASI.Sekilas Tentang Ikatan Akuntan Syari’ah Indonesia.Jakarta.2005.
Pierce, John A dan Richard B. Robinson Jr. Strategic Management: Formulation, Implementation and
Control. Sixth Edition, llinois, Richard D. Irwin Inc.,1997.
Rangkuti,Freddy,”Measuring Customer Satisfaction”,Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2003.
Sabiq, Sayyid, Fiqh Sunnah, Cairo: Dâru al Fathi al I’l âm al ‘Araby, 2000. Edisi I
Satria,Sulisra.Pengukuan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Kerugian di Indonesia,Jakarta,:
Lembaga Penerbit FEUI,1994.
Simatupang,Wilson,Mengelola Perbankan di Masa Datang dengan Konsep Balanced Scorecard,
Jakarta,Bank dan Manajemen
Suhendi,Hendi.Fiqh Muamalah,Jakarta:PT Rajagrafindo Persada,2002.
Schall, Lawrence D.dan Charles W.Haley. Introduction to Financial Management , Edisi
Ketiga,New York :Mc Graw Hill,1983.
Sumarta,Nurmadi H. dan Yogiyanto HM., Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia dan Thailand ( Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan,September
2000 ).
Supranto, J. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Jakarta : Rineka Cipata,1997.
Solano, Juan, dkk. “Integration of Systemic and the Balance Scorecard”. Dalam Information
Systems Management. Venezuela: No. 20/Winter 2003.
Sony Yuwono, Edy Sukarno. Balance Scorecard “Menuju Organisasi yang berfokus pada strategi”.
Edisi Ketiga. Jakarta ; Gramedia,2004.
Supranto. J. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Edisi Baru. Jakarta ; Rineka Cipta,2003.
Syahatah, Husein. Pokok Pokok Pikiran Akuntansi Islam , diterjemahkan oleh Khusnul Fatarib, Jakarta,
Penerbit Akbar Media Eka Sarana, 2001.
Tasmara, Toto. Kecerdasan Ruhaniah, Jakarta, Gema Insani Press,2001.
5/10/2018 analisis_kinerja_bank_syariah[1] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisiskinerjabanksyariah1 25/25
Van Horne, James C. Financial Management and Policy, Edisi Keenam, New Jersey:Prentice
Hall,Inc,1985
Weston J. Fred dan Thomas E. Copeland. Managerial Finance, Edisi Kesembilan, Orlando : The
Dryden Press,1992.
Widiyanto, Gatot. “EVA/Nitami: Suatu Terobosan Baru dalam Pengukuran Kinerja Perusahaan”,
Dalam Manajemen dan Usahawan, Jakarta: Desember 1993.
Yuwono, Sony, dkk. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard , Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama,2007.
Zeithaml,Valerie A., dkk, Delivering Quality Service: The Free Press, New York,1990.
Zelman, William N, dkk. “Use of the balance scorecard in health care”. Dalam Journal of Health
Care Finance. USA : No. 29/Summer 2003