ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN WASIAT …

17
ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN WASIAT ALMARHUMAH SONG TJIN MEI ALIAS MARIANI KEPADA AHLI WARIS MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA (STUDI PUTUSAN PENGADILAN TINGGI JAWA BARAT NOMOR: 630/PDT/2016/PT.BDG) Yolanda Hutabarat ABSTRAK Pengaturan mengenai hukum waris di Indonesia masih bersifat pluralism karena belum dilakukannya unifikasi hukum. Permasalahan mengenai hukum waris banyak terjadi disebabkan pembagian yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Di dalam Putusan Pengadilan Tinggi Jawa Barat Nomor 630/Pdt/2016/PT.Bdg yang pokok permasalahan penelitiannya adalah: (1) Bagaimana pembagian harta peninggalan Almarhumah Song Tjin Mei alias Mariani kepada ahli warisnya menurut Ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (2) Apakah dalam membuat Surat Wasiat Pewaris dapat memberikan seluruh hartanya kepada seseorang yang dikehendakinya menurut ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Untuk menjawab permasalahan tersebut, tipe penelitian ini ialah yuridis normatif. Data yang digunakan data sekunder, pengumpulan data studi kepustakaan dan analisis data kualitatif serta penarikan kesimpulan metode deduktif. Kesimpulan dari studi putusan ini menyebutkan bahwa (1) Yang menjadi ahli waris terhadap harta warisan Almh. Song Tjin Mei alias Mariani adalah Yuanta, Christine, dan Winstone masing-masing memperoleh 1/12 bagian, Sriwati Djohanli memperoleh 3/12 bagian, Davina memperoleh 3/12 bagian, dan Adiwan Djohanli memperoleh 3/12 bagian (2) Dalam membuat surat wasiat pewaris tidak diperbolehkan memberikan seluruh hartanya kepada seseorang yang dikehendakina karena harus memerhatikan ketentuan Legitieme Portie yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Kata kunci: Hukum Waris, Wasiat, Hukum Waris Perdata Barat (Mahasiswa Program S1 Fakultas Hukum Universitas Trisakti) (Email: [email protected]) Endang Suparsetyani (Dosen Fakultas Hukum Trisakti) (Email: endang.s@trisakti.ac.id)

Transcript of ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN WASIAT …

Page 1: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN WASIAT …

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN WASIAT

ALMARHUMAH SONG TJIN MEI ALIAS MARIANI KEPADA

AHLI WARIS MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM

PERDATA (STUDI PUTUSAN PENGADILAN TINGGI JAWA BARAT

NOMOR: 630/PDT/2016/PT.BDG)

Yolanda Hutabarat

ABSTRAK

Pengaturan mengenai hukum waris di Indonesia masih bersifat pluralism karena belum dilakukannya unifikasi hukum. Permasalahan mengenai hukum waris banyak terjadi disebabkan pembagian yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Di dalam Putusan Pengadilan Tinggi Jawa Barat Nomor 630/Pdt/2016/PT.Bdg yang pokok permasalahan penelitiannya adalah: (1) Bagaimana pembagian harta peninggalan Almarhumah Song Tjin Mei alias Mariani kepada ahli warisnya menurut Ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (2) Apakah dalam membuat Surat Wasiat Pewaris dapat memberikan seluruh hartanya kepada seseorang yang dikehendakinya menurut ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Untuk menjawab permasalahan tersebut, tipe penelitian ini ialah yuridis normatif. Data yang digunakan data sekunder, pengumpulan data studi kepustakaan dan analisis data kualitatif serta penarikan kesimpulan metode deduktif. Kesimpulan dari studi putusan ini menyebutkan bahwa (1) Yang menjadi ahli waris terhadap harta warisan Almh. Song Tjin Mei alias Mariani adalah Yuanta, Christine, dan Winstone masing-masing memperoleh 1/12 bagian, Sriwati Djohanli memperoleh 3/12 bagian, Davina memperoleh 3/12 bagian, dan Adiwan Djohanli memperoleh 3/12 bagian (2) Dalam membuat surat wasiat pewaris tidak diperbolehkan memberikan seluruh hartanya kepada seseorang yang dikehendakina karena harus memerhatikan ketentuan Legitieme Portie yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Kata kunci: Hukum Waris, Wasiat, Hukum Waris Perdata Barat

(Mahasiswa Program S1 Fakultas Hukum Universitas Trisakti) (Email: [email protected])

Endang Suparsetyani

(Dosen Fakultas Hukum Trisakti) (Email: [email protected])

Page 2: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN WASIAT …

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Hukum kewarisan merupakan

bagian dari hukum kekeluargaan yang

memegang peranan penting, bahkan

menentukan dan mencerminkan

sistem kekeluargaan yang berlaku

dalam masyarakat. Hukum kewarisan

sangat erat dengan kehidupan

manusia karena terkait dengan harta

kekayaan dan manusia yang satu

dengan yang lainnya.

Di Indonesia, sistem hukum waris

terbagi menjadi 3 (tiga) sistem, yaitu

Sistem Hukum Waris Islam, Sistem

Hukum Waris Adat, dan Sistem

Hukum Waris Perdata Barat. Hukum

Waris Islam adalah hukum waris

yang berlaku bagi mereka para

pemeluk agama Islam, hukum ini

bersumber pada Al-Qur’an dan Al-

Hadits. Hukum Waris Adat adalah

hukum waris yang berlaku bagi

golongan yang tunduk dan patuh

terhadap adat masing-masing

sukunya, sistem hukum waris barat

yang bersumber pada burgelijk

wetboek (selanjutnya disebut “BW”)

berlaku bagi golongan yang tunduk

pada hukum perdata. Dari penjelasan

di atas, mengakibatkan pula

terjadinya perbedaan tentang arti dan

makna hukum waris itu sendiri bagi

masing-masing golongan penduduk.

Artinya belum terdapat suatu

keseragaman tentang pengertian dan

makna hukum waris sebagai suatu

keseragaman tentang pengertian dan

makna hukum waris sebagai suatu

standart hukum (pedoman) serta

pegangan yang berlaku untuk seluruh

wilayah Republik Indonesia.

Sistem kewarisan yang tertuang

dalam Burgelijk Wetboek (BW) atau

Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata yang menganut sistem

individual, dimana setelah pewaris

meninggal dunia maka harta

peninggalan pewaris haruslah segera

dilakukan pembagian kepada ahli

waris. Pada prinsipnya subyek hukum

waris adalah pewaris dan ahli waris.

Pewaris merupakan seseorang yang

telah meninggal dunia dan harta nya

beralih menjadi harta waris yang

harus diberikan kepada ahli warisnya.

Sedangkan ahli waris merupakan

orang yang menerima harta warisan.

Ahli waris menurut hukum waris

perdata tidak dibedakan menurut jenis

kelamin layaknya dalam beberapa

hukum waris adat dan hukum waris

Page 3: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN WASIAT …

islam. Seseorang menjadi ahli waris

menurut hukum waris perdata

disebabkan oleh perkawinan dan

hubungan darah, baik secara sah

maupun tidak. Orang yang memiliki

hubungan darah terdekatlah yang

berhak untuk mewaris.

Waris Perdata Barat merupakan

sistem hukum waris dimana

ketentuannya diatur dalam Buku II

Kitab Undang- Undang Hukum

Perdata, yang mana didalamnya

mengatur untuk mendapatkan

warisan adalah melalui 2 (dua) cara,

yaitu:

1. Pewarisan dengan cara

mewaris berdasarkan Undang-

Undang atau biasa disebut Ab-

Intestato, dimana hubungan darah

sebagai penentu, hal ini diatur dalam

Pasal 832 KUHPerdata.

2. Testamentair, yaitu pewarisan

yang diberikan kepada orang yang

bukan ahli waris, menjadi berhak

mewaris disebabkan adanya wasiat

pewaris.1

Ahli waris menurut burgelijk

wetboek (BW) diklasifikasikan

menjadi beberapa golongan, dimana

1 Effendi Perangin, Hukum Waris, (Depok: P Raja Grafindo Persada, 2018), h.4.

golongan terdekat menutup golongan

selanjutnya dalam mewaris.

Pengklasifikasian golongan ini

terdapat pada Pasal 852-858 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata,

yaitu:

1. Golongan kesatu, diatur

dalam Pasal 852 KUHPerdata, yang

termasuk ke dalam golongan ini ialah

pasangan dari pewaris yang hidup

terlama, baik suami maupun isteri,

serta garis keturunan kebawah, yaitu

anak-anak dan keturunan dari

sipewaris.

2. Golongan kedua, terdapat

dalam Pasal 854 – 857 KUHPerdata,

dan yang termasuk ke dalam

golongan ini ialah orangtua serta

saudara kandung dari sipewaris.

3. Golongan ketiga, terdapat

dalam Pasal 853 KUHPerdata yang

termasuk ke dalam golongan ini ialah

garis lurus keatas dari si pewaris,

yaituu kakek, nenek dan leluhur

lainnya.

4. Golongan keempat, yaitu

anggota keluarga dari sipewaris

dalam garis lurus menyamping

hingga derajat ke-6 (enam),

Page 4: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN WASIAT …

pengaturannya terdapat dalam Pasal

858 Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata.

Dalam sistem pewarisan hukum

perdata barat dikenal ahli waris

pengganti, yaitu orang yang akan

menggantikan ahli waris yang

seharusnya, hal ini dikarenakan ahli

waris tersebut telah meninggal dunia.

Dalam KUHPerdata terdapat tiga

macam penggantian (representatie),

yaitu:

1. Penggantian garis lurus ke

bawah

Dikarenakan salah satu dari ahli

waris telah meninggal dunia, maka

yang menggantikan adalah

keturunannya, dalam hal ini anak dari

ahli waris tersebut, dan seterusnya,

hal ini diatur dalam Pasal 842

KUHPerdata.

2. Penggantian garis ke samping

Apabila yang harus mewaris

adalah golongan kedua, dalam hal ini

saudara kandung maupun saudara tiri,

namun telah meninggal dunia, maka

yang berhak menggantikan untuk

mewaris adalah anak-anak dari

saudara nya tersebut, dan seterusnya.

3. Penggantian garis ke samping

menyimpang

Dalam hal ini golongan keempat

yang seharusnya mewaris telah

meninggal dunia, maka yang

menggantikan adalah anak-anak dan

keturunan selanjutnya sampai derajat

ke- 6 (enam).

Sesuai dengan kenyataanya,

kehidupan sekarang ini sudah

semakin banyak kasus atau

permasalahan mengenai harta

warisan khususnya mengenai harta

warisan perdata barat yang diajukan

kepada Pengadilan yang berwenang.

Permasalahan waris merupakan salah

satu aspek penting dalam bidang

hukum perdata khususnya dalam hak

dan kedudukan anak luar kawin

dalam mewaris, ahli waris pengganti,

dan pemindahan kepemilikan harta

benda perorangan. Waris merupakan

salah satu dasar atas hak kepemilikan

suatu benda. Ketika adanya

ketimpangan dalam pembagian harta

warisan di dalam suatu keluarga,

yaitu dengan adanya ketidakselarasan

antara pembagian waris yang telah

diatur dalam KUHPerdata dengan

kenyataannya untuk masing-masing

ahli waris, sehingga dapat

menimbulkan perselisihan diantara

ahli waris. Dengan demikian,

Page 5: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN WASIAT …

pemahaman tentang waris relatif

menjadi suatu keharusan bagi setiap

orang.

Berdasarkan latar belakang diatas,

maka menimbulkan keinginan dan

minat dari penulis untuk memahami

dan meneliti lebih jauh lagi terkait

permasalahan pelaksanaan wasiat

yang terjadi di antara ahli waris

keturunan dari Almarhumah Song

Tjin Mei alias Mariani berikut

penyelesaiannya berdasarkan

ketentuan Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata. Oleh karenanya

maka dalam penelitian ini, penulis

akan menuangkannya didalam karya

ilmiah berbentuk skripsi dengan judul

“Analisis Yuridis Terhadap

Pelaksanaan Wasiat Almarhumah

Song Tjin Mei alias Mariani Kepada

Ahli Waris Menurut Ketentuan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata

(Studi Kasus Putusan Pengadilan

Tinggi Jawa Barat Nomor

630/Pdt/2016/PT.Bdg)”

2. Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang

tersebut, maka dapat dikemukakan

2Johny Ibrahim, Teori dan

Metodologi Penelitian Hukum Normatif,

permasalahan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana pembagian harta

waris Almarhumah Song Tjin

Mei alias Mariani kepada ahli

warisnya menurut Kitab

Undang-Undang Hukum

Perdata?

2. Apakah dalam membuat Surat

Wasiat Pewaris dapat

memberikan seluruh hartanya

kepada seeorang yang

dikehendakinya menurut

ketentuan Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata?

B. METODE PENELITIAN

1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan

adalah tipe penelitian yuridis

normatif. Penelitian yuridis normatif

merupakan penelitian yang

difokuskan dan didasarkan kepada

norma-norma dan kaidah-kaidah

hukum perdata.2

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini adalah

deskriptif analitis. Penelitian

deskriptif ditujukan untuk

(Malang : Bayumedia Publishing, 2006) h. 265.

Page 6: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN WASIAT …

memberikan data yang seteliti

mungkin tentang suatu manusia,

keadaan, atau gejala-gejala lainnya.”3

3. Data dan Sumber Data

a) Data

Dalam penelitian ini data yang

digunakan adalah data sekunder.

b) Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam

proses penelitian ini antara lain:

1) Bahan Hukum Primer, yang

digunakan antara lain:Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata

(KUHPerdata) atau Burgerlijk

Wetboek dan Putusan Pengadilan

Tinggi Jawa Barat Nomor:

630/Pdt/2016/PT.Bdg.

2) Bahan Hukum Sekunder, yang

digunakan antara lain sebagai

berikut Hukum Perdata Asas-

Asas Hukum Waris, Hukum

Waris Perdata, Hukum Kewarisan

Perdata Barat serta jurnal hukum

yang berkaitan dengan hukum

waris perdata barat.

3) Bahan Hukum Tersier, berisi

bahan hukum yang memberikan

3Soerjono Soekanto, Pengantar

Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2007), h. 51.

4 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 93.

penjelasan lebih dalam yaitu

dengan cara penelusuran melalui

internet dan kamus yang berkaitan

dengan hukum waris perdata

barat.

4. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah melalui teknik

studi kepustakaan.

5. Analisis Data

Data yang didapat dalam

penelitian ini dianalisa melalui

pendekatan kualitatif, yang mana data

disusun secara sistematis dalam

bentuk uraian atau penjelasan untuk

menggambarkan hasil penelitian

dalam kesimpulan sehingga mudah

dipahami agar dapat diinformasikan

kepada orang lain.4

6. Cara Penarikan Kesimpulan

Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menggunakan

metode deduktif. Yang dimaksud

ialah : “penarikan kesimpulan dari

pernyataan yang bersifat umum

kemudian ke yang bersifat khusus.”5

5Soerjono Soekanto dan Sri Memudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), h. 7.

Page 7: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN WASIAT …

C. PEMBAHASAN DAN HASIL

PENELITIAN

1. Pembagian Harta Waris Alm.

Mariani Kepada Ahli Warisnya

menurut KUHPerdata

Diketahui bahwa menurut Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata

untuk mengesahkan suatu

perkawinan maka haruslah

didaftarkan ke Catatan Sipil.

Ketentuan ini terdapat pada Pasal 100

KUHPerdata yang menyatakan

bahwa, “Adanya suatu perkawinan

tak dapat dibuktikan dengan cara lain,

melainkan dengan akta

perlangsungan perkawinan itu, yang

telah dibukukan dalam register-

register catatan sipil, kecuali dalam

hal-hal teratur dalam Pasal-Pasal

berikut.”

Bila dihubungkan dengan kasus,

bahwa perkawinan antara Lie Tek

Kien alias Djohanli dengan Song Tjin

Mei alias Mariani dilaksanakan pada

tanggal 08 September 1954 di

Sukabumi dan perkawinan tersebut

telah didaftarkan ke Catatan Sipil per

tanggal 07 Desember 1979.

Maka perkawinan tersebut adalah sah

menurut Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata, dan hal ini

membuktikan bahwa Lie Tek Kien

alias Djohanli dan Song Tjin Mei

alias Mariani tunduk pada Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata.

Pada Pasal 830 KUHPerdata

dikatakan bahwa, “Pewarisan hanya

berlangsung karena kematian.”

Berdasarkan Pasal tersebut apabila

dikaitkan dengan kasus, dengan

meninggalnya Lie Tek Kien alias

Djohanli pada tanggal 28 Januari

1974 dan Song Tjin Mei alias Mariani

pada tanggal 20 April 2014, maka

pada saat itu juga harta warisan

tersebut terbuka untuk para ahli waris.

Adapun yang menjadi harta

peninggalan Almarhumah Song Tjin

Mei alias Mariani adalah satu unit

rumah toko dengan tanah seluas 127

m2 yang terletak di Jalan Jenderal

Ahmad Yani Nomor 115, Kelurahan

Gunung Parang, Kecamatan Cikole,

Kota Sukabumi, Jawa Barat. Dan satu

unit rumah toko dengan tana seluas 85

m2, terleta di Jalan Jenderal Ahmad

Yani Nomor 116/112, Kelurahan

Gunung Parang Kecamatan Cikole,

Kota Sukabumi, Jawa Barat.

Dalam Pasal 832 KUHPerdata

terdapat ketentuan yang mengatur

mengenai siapa saja yang berhak

Page 8: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN WASIAT …

menjadi ahli waris, yang menyatakan

bahwa, “Menurut undang-undang

yang berhak untuk menjadi ahli waris

ialah, para keluarga sedarah, baik sah

maupun luar kawin dan si suami atau

isteri yang hidup terlama, semua

menurut peraturan tertera di bawah

ini.”

Bila dikaitkan dengan kasus,

maka yang berhak mendapatkan harta

peninggalan dari Almarhum Lie Tek

Kien alias Djohanli dan Almarhum

Song Tjin Mei alias Mariani adalah

keempat anaknya yang secara

otomatis menjadi ahli waris yang sah.

Dalam kasus Putusan Pengadilan

Tinggi Jawa Barat Nomor:

630/Pdt/2016/PT.Bdg yang menjadi

ahli waris dari Almarhumah Song

Tjin Mei alias Mariani antara lain:

1. Sriwati Djohanli yakni anak kedua

dari Song Tjin Mei alias Mariani

dengan Lie Tek Kien alias Djohanli

selaku Penggugat;

2. Almarhum Darmawan Djohanli yakni

anak pertama Lie Tek Kien alias

Djohanli dengan Song Tjin Mei alias

Mariani, yang digantikan oleh ahli

waris penggantinya yang terdiri dari

Tanty (isteri sah Darmawan Djohanli)

dan tiga orang anak yang bernama

Yuanta Djohanli, Christine Djohanli,

dan Winston Djohanli dalam hal ini

selaku Tergugat I;

3. Almarhumah Raniwati Djohanli

yakni Anak Ketiga dari Lie Tek Kien

alias Djohanli dengan Song Tjin Mei

alias Mariani yang digantikan oleh

anak perempuannya yang bernama

Davina, dalam hal ini selaku Tergugat

II;

4. Adiwan Djohanli yakni anak ke

empat dari Song Tjin Mei alias

Mariani dengan Lie Tek Kien alias

Djohanli selaku Tergugat III.

Menurut Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata ketujuh ahli waris

dari Almarhumah Song Tjin Mei alias

Mariani termasuk ke dalam Golongan

I dalam sistem penggolongan ahli

waris.

Adanya ahli waris pengganti

terjadi apabila ahli waris

sesungguhnya telah meninggal dunia

terlebih dahulu daripada Pewaris.

Sehingga, harta warisan yang

seharusnya jatuh ke ahli waris

sesungguhnya diberikan kepada ahli

waris pengganti tersebut. Hal ini

diatur dalam Pasal 841 KUHPerdata

yang menyatakan bahwa, “Pergantian

memberi hak kepada seseorang yang

Page 9: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN WASIAT …

mengganti, untuk bertindak sebagai

pengganti, dalam derajat dan dalam

segala hak orang yang diganti.”

Berdasarkan Pasal 842

KUHPerdata menyatakan bahwa:

“Penggantian yang terjadi dalam

garis lurus ke bawah yang sah,

berlangsung terus tanpa akhir.

Penggantian itu diizinkan dalam

segala hat, baik bila anak-anak

dan orang yang meninggal

menjadi ahli waris bersama-sama

dengan keturunan-keturunan dan

anak yang meninggal lebih

dahulu, maupun bila semua

keturunan mereka mewaris

bersama-sama, seorang dengan

yang lain dalam pertalian

keluarga yang berbeda-beda

derajatnya.”

Apabila Pasal tersebut dikaitkan

dengan kasus Putusan Pengadilan

Tinggi Jawa Barat Nomor

630/Pdt/2016/PT.Bdg, maka yang

merupakan ahli waris pengganti

dalam garis lurus kebawah yang sah

adalah Yuanta Djohanli, Christine

Djohanli, Winston Djohanli yang

merupakan ahli waris pengganti dari

Almarhum Darmawan Djohanli, dan

Davina selaku ahli waris pengganti

dari Almarhumah Raniwati Djohanli.

Terhadap Tanty yakni isteri dari

Almarhumah Darmawan Djohanli,

statusnya bukanlah merupakan ahli

waris pengganti, juga bukan termasuk

sebagai ahli waris dari Almarhumah

Song Tjin Mei alias Mariani. Sama

halnya dengan Susan Theresia Lie

isteri dari Adiwan Djohanli, dia tidak

berhak atas harta warisan milik Song

Tjin Mei alias Mariani.

Terhadap bagian yang diterima

oleh ahli waris pengganti jumlahnya

sama besar dengan bagian yang

diterima oleh ahli waris

sesungguhnya.. Hal ini sesuai dengan

ketentuan Pasal 832 KUHPerdata.

Maka pembagian harta

peninggalan Almarhumah Song Tjin

Mei alias Mariani kepada masing-

masing ahli warisnya khususnya

kepada ahli waris pengganti yang

terdiri dari:

1) Yuanta Djohanli;

2) Christine Djohanli;

3) Winston Djohanli;

4) Davina.

Dimana mereka berhak untuk

mewaris bersama-sama dengan Om

Page 10: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN WASIAT …

atau Tantenya, yaitu Sriwati Djohanli

dan Adiwan Djohanli.

Maka pembagian harta

peninggalan milik Song Tjin Mei

alias Mariani menurut Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata antara lain

sebagai berikut:

Jawab:

HP Mariani = 1 CDEF

Masing-masing mendapat =

¼(CDEF) x 1 = ¼

1. Karena C meninggal dunia

terlebih dahulu, maka dapat

digantikan oleh H, I, dan J.

Sehingga masing – masing

mendapatkan = ¼ x 1/3(HIJ) =

1/12

2. Karena E meninggal dunia

terlebih dahulu, maka bagiannya

dapat digantikan oleh K = ¼

Jadi, Total Pembagian Harta

Peninggalan almarhumah Song Tjin

Mei alias Mariani ialah:

C = tidak dapat karena

meninggal dunia, oleh sebab itu dapat

digantikan oleh :

H = 1/12

I = 1/12

J = 1/12

D = ¼ = 3/12

E = tidak dapat karena

telah meninggal dunia terlebih

dahulu, dan dapat digantikan oleh:

K = ¼ = 3/12

F = ¼ = 3/12

G = tidak mendapatkan

warisan karena bukan merupakan ahli

waris dari Pewaris

L = tidak mendapatkan

warisan karena bukan merupakan ahli

waris dari Pewaris

Total HP Mariani = 12/12

Dari uraian tersebut, maka pembagian

harta warisan milik Almarhumah

Song Tjin Mei alias Mariani menurut

Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata adalah sebagai berikut:

1) Yuanta Djohanli, Christine Djohanli,

dan Winston Djohanli, ketiganya

merupakan ahli waris pengganti dari

Alm.Darmawan Djohanli, masing-

masing mendapatkan 1/12 bagian;

2) Sriwati Djohanli, anak kedua dari

Song Tjin Mei alias Mariani dengan

Lie Tek Kien mendapatkan 3/12

bagian;

3) Davina yang merupakan ahli waris

pengganti dari Almarhumah Raniwati

Djohanli yakni anak ketiga dari

Pewaris, mendapatkan 3/12 bagian;

+

1

Page 11: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN WASIAT …

4) Adiwan Djohanli, selaku anak

keempat dari Almarhumah Song Tjin

Mei alias Mariani dengan Lie Tek

Kien mendapatkan 3/12 bagian;

5) Tanty, isteri dari Almarhum

Darmawan Djohanli tidak

mendapatkan bagian karena bukan

merupakan ahli waris Song Tjin Mei

alias Mariani;

6) Susan Theresia Lie, isteri dari

Adiwan Djohanli tidak mendapatkan

bagian karena bukan merupakan ahli

waris dari Song Tjin Mei alias

Mariani.

2. Pewaris dalam membuat surat

wasiat diperbolehkan atau

tidak memberikan seluruh

hartanya kepada seseorang

yang dikehendakinya menurut

ketentuan Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata

Pada saat seseorang meninggal

dunia, maka segala hartanya semasa

hidup menjadi harta warisan dan

terbuka bagi para ahli warisnya.

Namun terdapat juga beberapa orang

yang terhadap harta peninggalannya

dibuatkan surat wasiat semasa

hidupnya, yang berisikan tentang apa

yang dikehendakinya akan terjadi

setelah ia meninggal dunia.

Pada kasus pembagian harta

warisan Almarhumah Song Tjin Mei

alias Mariani, terdapat pihak yang

merasa dirugikan dengan pembagian

harta warisan tersebut, sehingga ia

melakukan upaya hukum hingga

sampai pada tingkat Banding.

Pada Amar Putusan yang

dikeluarkan oleh Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Sukabumi Nomor

06/Pdt.G/2016/PN.Skb menetapkan

bahwa terhadap masing-masing ahli

waris mendapat ¼ bagian dari harta

peninggalan Pewaris. Namun

terhadap putusan tersebut Adiwan

Djohanli merasa dirugikan dan tidak

setuju. Hal ini dikarenakan semasa

hidup, Almarhumah Song Tjin Mei

alias Mariani menulis surat wasiat

yang mana mewasiatkan seluruh

hartanya kepada Adiwan Djohanli

dan Susan Theresia Lie, isterinya.

Berdasarkan Pasal 832

KUHPerdata, penulis berpendapat

bahwa Amar Putusan yang

dikeluarkan oleh Majelis Hakim

Pengadilan Tinggi Jawa Barat tidak

sesuai, karena Majelis Hakim

menyatakan bahwa ahli waris yang

sah secara hukum dari Lien Tek Kien

alias Djohanli dengan Song Tjin Mei

Page 12: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN WASIAT …

alias Mariani adalah Penggugat

(Sriwati Djohanli), Tergugat I (Tanty,

Yuanta, Christine, dan Winstone),

Tergugat II (Davina), Tergugat III

(Adiwan Djohanli).

Sedangkan Tanty bukanlah

merupakan ahli waris yang sah dari

Song Tjin Mei alias Mariani, bukan

pula merupakan ahli waris pengganti

dari Darmawan Djohanli. Hal ini

dikarenakan Tanty tidak memiliki

hubungan darah dan juga bukan

merupakan keturunan yang sah dari

Song Tjin Mei alias Mariani.

Bila Pasal 932 KUHPerdata

dikaitkan dengan kasus, maka dalam

hal ini surat wasiat yang ditulis oleh

pewaris semasa hidupnya hanya

dibubuhkan tanda tangan saja, namun

tidak disimpan kepada notaris.

Padahal menurut Pasal tersebut surat

wasiat sendiri harus disimpankan

kepada Notaris agar keabsahan

hukum surat wasiat tersebut tidak

diakui, karena hal ini merupakan

syarat formal dari sah nya surat

wasiat, yang mana apabila ketentuan

atau syarat-syarat formalitas tersebut

tidak dilaksanakan maka surat wasiat

diancam dengan kebatalan atau dapat

dinyatakan batal demi hukum.

Menurut Pasal 935 KUHPerdata,

seharusnya Amar Putusan tersebut

tidak sah dan dapat dibatalkan, karena

surat wasiat yang dimaksud tergolong

kedalam jenis surat dibawah tangan.

Berdasarkan amar Putusan

Pengadilan Tinggi Jawa Barat

Nomor: 630/Pdt/2016/PT.Bdg

peninggalan Almarhumah Song Tjin

Mei alias Mariani sebagai berikut:

HP Song Tjin Mei Darmawan

Djohanli, Sriwati Djohanli, Raniwati

Djohanli, dan Adiwan Djohanli

Pelaksanaan Wasiat

HP Song Tjin Mei = 1

Adiwan Djohanli = 1 -

Total HP = 0

Darmawan Djohanli,Sriwati

Djohanli, Raniwati Djohanli tidak

dapat.

LP Darmawan Djohanli = ¾ x ¼ x 1

= 3/16

LP Sriwati Djohanli = ¾ x ¼ x 1

= 3/16

LP Raniwati Djohanli = ¾ x ¼ x 1

= 3/16

LP Adiwan Djohanli = ¾ x ¼ x 1=

3/16

+

Total LP = 12/16

Page 13: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN WASIAT …

Sisa HP Song Tjin Mei = 1 – 12/16 =

4/16 Adiwan Djohanli dan Susan

Theresia Lie

1. Karena Darmawan Djohanli

telah meninggal dunia lebih dulu

dibanding Pewaris, maka

digantikan oleh Yuanta,

Christine, dan Winston, dengan

bagian sebagai berikut:

Masing-masing = 3/16 x 1/3 (Yuanta,

Christine, dan Winston) = 3/48

2. Karena Raniwati Djohanli telah

meninggal dunia lebih dulu

dibanding Pewaris, maka

digantikan oleh Davina = 3/16

Jadi, total pembagian harta warisan

Almarhumah Song Tjin Mei alias

Mariani adalah sebagai berikut:

Darmawan Djohali = tidak

mewaris karena telah meninggal

dunia, maka digantikan oleh :

Yuanta = 3/48

Christine = 3/48

Winstone = 3/48

Sriwati Djohanli = 3/16 = 9/48

Raniwati Djohanli = tidak

mewaris karena telah meninggal

dunia, maka digantikan oleh :

Davina = 3/16 = 9/48

Adiwan Djohanli = 3/16 + 4/16

(wasiat) = 7/16 = 21/48

Tanty = tidak berhak

mewaris, karena bukan terma-suk ahli

waris Almarhumah Song Tjin Mei

alias Mariani.

Susan Theresia Lie = tidak berhak

mewaris, karena bukan terma-suk ahli

waris Almarhumah Song Tjin Mei

alias Mariani.

Total HP Mariani = 48/48

Meskipun pada Pasal 885

KUHPerdata dikatakan bahwa “Jika

kata-kata dari suatu wasiat adalah

jelas, maka surat yang demikian tak

boleh ditafsirkan menyimpang dari

kata-kata itu”. Yang mana

menyatakan bahwa seharusnya

pembagian harta peninggalan

Almarhumah Mariani haruslah sesuai

dengan surat wasiat yang

dikehendakinya. Namun isi dari surat

wasiat tersebut melebihi limitatif

yang ditetapkan oleh Undang-

Undang.

Didalam menjalankan wasiat,

haruslah memerhatikan bagian

mutlak dari setiap ahli warisnya.

Maksudnya apabila ditentukan dalam

surat wasiat bahwa bagian yang

diwasiatkan lebih besar dari bagian

ahli waris seharusnya, maka bagian

mutlak ahli waris haruslah terlebih

1

Page 14: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN WASIAT …

dahulu dikeluarkan. Ketentuan bagian

legitieme portie yang menjadi dasar

pertimbangan Majelis Hakim didalam

menetapkan Amar Putusan adalah

Pasal 914 KUHPerdata.

Dimana dalam hal ini pewaris

memiliki empat orang anak sehingga

bagian mutlak dari anak-anaknya

adalah sebesar ¾ bagian dari harta

peninggalan, dan terhadap bagian ini

haruslah dikeluarkan terlebih dahulu,

lalu terhadap sisa harta peninggalan

barulah dapat dibagikan sebagai

wasiat dari si Pewaris.

Berdasarkan Pasal-Pasal diatas

maka pembagian harta peninggalan

Almarhumah Song Tjin Mei alias

Mariani tidak bisa dijalankan sesuai

dengan kehendak pewaris, karena hal

ini menyinggung bagian mutlak dan

merugikan ahli warisnya. Serta

didalam membuat surat wasiat,

pewaris tidak diperbolehkan

memberikan seluruh hartanya kepada

seseorang yang dikehendakinya,

karena ada Legitieme Portie atau

bagian mutlak ahli waris yang harus

diperhatikan.

Dan terhadap pembagian yang

ditetapkan oleh Majelis Hakim

Pengadilan Tinggi Jawa Barat pada

Amar Putusan dengan Nomor

630/Pdt/2016/PT.Bdg sudah sesuai

dengan ketentuan dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata.

Namun dalam hal ini terdapat

kesalahan didalam menentukan pihak

mana saja yang berhak mendapatkan

harta peninggalan, yaitu Tanty.

Dimana pada Amar Putusan

ditetapkan bahwa Tergugat I berhak

untuk mewaris, sedangkan Tergugat I

terdiri dari Tanty, Yuanta, Christine,

dan Winston. Sedangkan terhadap

Tanty, ia bukanlah merupakan ahli

waris dari Almarhumah Song Tjin

Mei alias Mariani, sehingga ia tidak

berhak untuk mewaris bersama-sama

dengan ahli waris lainnya.

ni.

D. PENUTUP

1. Kesimpulan

1) Pembagian Harta Peninggalan

Alm Mariani menurut

KUHPerdata

Maka, didalam menyelesaikan

kasus Putusan Pengadilan Tinggi

Jawa Barat Nomor

630/Pdt/2016/PT.Bdg, pembagian

harta warisan Almarhumah Song Tjin

Mei alias Mariani didasarkan pada

Pasal 100 KUHPerdata, Pasal

Page 15: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN WASIAT …

830KUHPerdata, Pasal 832

KUHPerdata, Pasal 841KUHPerdata,

Pasal 842KUHPerdata, Pasal 846

KUHPerdata.

Maka pembagian harta

peninggalan Almarhumah Song Tjin

Mei alias Mariani adalah sebagai

berikut:

HP Mariani = 1 Darmawan

Djohanli, Sriwati Djohanli, Raniwati

Djohanli dan Adiwan Djohanli

Masing-masing mendapat = ¼

(Darmawan Djohanli,Sriwati

Djohanli,Raniwati Djohanli, dan

Adiwan Djohanli) x 1 = ¼

a. Karena Darmawan Djohanli

meninggal dunia terlebih dahulu,

maka digantikan oleh Yuanta

Djohanli, Christine Djohanli dan

Winstone Djohanli :

Masing–masing mendapatkan = ¼ x

1/3 (Yuanta Djohanli, Christine

Djohanli, Winstone Djohanli) = 1/12

b. Karena Raniwati Djohanli meninggal

dunia terlebih dahulu, maka

bagiannya dapat digantikan oleh

Davina = ¼

Jadi, Total Pembagian Harta

Peninggalan almarhumah Song Tjin

Mei alias Mariani ialah:

Darmawan Djohanli = tidak

dapat karena meninggal dunia

terlebih dahulu, dapat digantikan

oleh:

Yuanta Djohanli = 1/12

Christine Djohanli = 1/12

Winstone Djohanli = 1/12

Sriwati Djohanli = ¼ = 3/12

Raniwati Djohanli = tidak dapat

karena meninggal dunia terlebih

dahulu, dapat digantikan oleh:

Davina = ¼ = 3/12

Adiwan Djohanli =¼ = 3/12

Tanty = tidak dapat, karena

bukan termasuk ahli waris

Almarhumah Song Tjin Mei alias

Mariani.

Susan Lie = tidak dapat,

karena bukan termasuk ahli waris

Almarhumah Song Tjin Mei alias

Mariani.

Total HP Mariani = 12/12

2) Pewaris dalam membuat Surat

Wasiat diperbolehkan atau tidak

memberikan seluruh hartanya

kepada seseorang yang

dikehendakinya menurut

ketentuan Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata.

1

+

Page 16: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN WASIAT …

Pembagian yang ditetapkan oleh

Majelis Hakim sudah benar, karena

telah mempertimbangkan Legitieme

Portie atau bagian mutlak dari para

ahli waris sesuai dengan ketentuan

yang terdapat pada Pasal 914

KUHPerdata. Dimana didalam

membuat surat wasiat, pewaris tidak

diperbolehkan memberikan seluruh

hartanya kepada seseorang yang

dikehendakinya, karena haruslah

memerhatikan Legitieme Portie atau

bagian mutlak dari ahli waris yang

tidak boleh disinggung.

2. Saran

Sebagaimana berdasarkan Amar

Putusan Pengadilan Tinggi Jawa

Barat dengan Nomor

630/Pdt/2016/PT.Bdg permasalahan

tersebut timbul karena harta

peninggalan milik pewaris tidak

dibagikan secara langsung kepada

ahli waris dalam waktu yang cepat.

Jadi, demi mencegah munculnya

permasalahan seperti pada kasus ini,

penulis menyarankan agar harta waris

segera dibagikan kepada ahli waris

dengan cepat setelah pewaris

meninggal dunia. Selain itu menurut

penulis hasil penelitian ini kiranya

dapat menjadi perhatian lebih bagi

para pembaca, bahwa hukum waris

sangat penting untuk diketahui dan

dipelajari.

REFERENSI

Buku

A. Pitlo, Hukum Waris menurut Kitab

Undang-Undang Hukum

Perdata Belanda. 1979,

Terjemahan oleh Isa Arief.

Effendi Perangin, Hukum Waris.

Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2011.

Eman Suparman, Hukum Waris

Indonesia dalam Perspektif

Islam, Adat dan BW. Bandung :

Refika Aditama, 2005.

F. Satriyo Wicaksono. Hukum Waris:

Cara Mudah & Tepat Membagi

Harta Warisan. Jakarta:

Visimedia, 2011.

Frieda Husni Hasbullah. Hukum

Kebendaan Perdata Hak-Hak

Yang Memberikan Kenikmatan

Jilid 1. Jakarta: Ind-Hill. Co,

2001.

Henny Tanuwidjaja, Hukum Waris

Menurut BW (Burgerlijk

Wetboek). Bandung : PT.

Refika Aditama, 2012.

Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi

Penelitian Hukum Normatif,

Page 17: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN WASIAT …

Malang: Bayumedia

Publishing, 2006.

Maman Suparman, Hukum Waris

Perdata. Jakarta: Sinar Grafika,

2017.

R. Subekti, Pokok-Pokok Hukum

Perdata. Jakarta: PT.

Intermasa, 2003.

R. Subekti, Ringkasan tentang

Hukum Keluarga dan Hukum

Waris. Jakarta: Intermasa,

1990.

Soerjono Soekanto, Pengantar

Penelitian Hukum. Jakarta:

Universitas Indonesia, 2007.

Sudarsono. Hukum Waris dan Sistem

Bilateral. Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1994.

Surini Ahlan Syarif dan Nurul

Elmiyah, Hukum Kewarisan

Perdata Barat, Jakarta:

Kencana Prenadamedia, 2014.

Surini Ahlan Syarif, Intisari Hukum

Waris Menurut Burgelijk

Wetboek. Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2003.

Titik Triwulan. Hukum Perdata

Dalam Sistem Hukum Nasional,

Jakarta: Kencana, 2008.

Wahyono Darmabrata, Hukum

Perdata Asas-asas Hukum

Waris. Jakarta: Fakultas Hukum

Universitas Indonesia, 2003.

Peraturan Perundang-Undangan

Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata