ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil...

94
ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP AIR BERSIH DI KAWASAN PERUMAHAN XYZ KOTAMADYA BOGOR SITI ANNISA PUTRI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Transcript of ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil...

Page 1: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

i

ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT

TERHADAP AIR BERSIH DI KAWASAN PERUMAHAN XYZ

KOTAMADYA BOGOR

SITI ANNISA PUTRI

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

ii

Page 3: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

iiii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Willingness to

Pay Masyarakat terhadap Air Bersih di Perumahan XYZ Kotamadya Bogor

adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta

dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2013

Siti Annisa Putri

NIM H44090074

Page 4: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

iv

ABSTRAK

SITI ANNISA PUTRI. Analisis Willingness to Pay Masyarakat terhadap Air

Bersih di Perumahan XYZ Kotamadya Bogor. Dibimbing oleh AKHMAD FAUZI

dan BENNY OSTA NABABAN.

Perumahan XYZ merupakan perumahan yang masih mengandalkan air

tanah sebagai sumber kebutuhan air sehari-harinya. Permasalahan sumberdaya air

yang terjadi adalah kekeringan akibat debit air yang menurun dan resiko air tanah

tercemar. Tujuan utama dari penelitian adalah mengestimasi besarnya nilai

Willingness to Pay (WTP) masyarakat terhadap air bersih dan mengidentifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan analisis

deskriptif, analisis Willingness to Pay dengan menggunakan dichotomous choice

CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan

Rp 5 167.81 dengan menggunakan perhitungan metode logit dan Rp 6 000 dengan

metode Turnbull. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan

untuk membayar adalah nilai bid/lelang dan pendapatan. Nilai WTP yang

didapatkan menggambarkan WTP masyarakat untuk menerima perubahan sumber

air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran WTP merupakan tarif air

per meter kubik. Nilai air ini adalah untuk kebutuhan air rumah tangga, tidak

hanya use value seperti untuk konsumsi dan pemakaian kebutuhan rumah tangga

lainnya, tetapi juga merupakan non use value dari air dimana terdapat nilai

kenyamanan, nilai kesehatan, nilai keberadaan, dan nilai konservasi.

Kata kunci: Dichotomous Choice CVM, Sumberdaya Air, Willingness to Pay.

ABSTRACT

SITI ANNISA PUTRI. Willingness to Pay Analysis towards Clean Water at XYZ

Residential, Bogor City. Supervised by AKHMAD FAUZI and BENNY OSTA

NABABAN.

XYZ is a residential that still rely on ground water as a source of its daily

water needs. Water resource problems that occured was drought because water

debit decreased and the risk of contaminated groundwater. The primary objective

of this research were to estimate the value of Willingness to Pay (WTP) towards

clean water and to identify the factors that influence it. This research used

descriptive analysis, analysis of Willingness to Pay used dichotomous choice

CVM, and logistic regression analysis. WTP results obtained by Rp 5.400.84 and

Rp 5 167.81 by using the calculation method of logit and Rp 6 000 with Turnbull

method. The factors that significantly influence the decision to pay was the value

of the bid and revenue. WTP values obtained illustrate WTP society to accept the

changes in water resources from non PDAM into PDAM. WTP payment

mechanisms is a water tariff per cubic meter. This is the value of water for

domestic water needs, not only use value as for the consumption and use of other

household needs, but also the non-use value of water such as amenity, value of

health, existence value, and conservation value.

Keywords: Dichotomous Choice CVM, Water Resources, Willingness to Pay.

Page 5: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

iv

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT

TERHADAP AIR BERSIH DI KAWASAN PERUMAHAN XYZ

KOTAMADYA BOGOR

SITI ANNISA PUTRI

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 6: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

vi

Page 7: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

ivii

Judul Skripsi : Analisis Willingness to Pay Masyarakat terhadap Air Bersih di

Perumahan XYZ Kotamadya Bogor

Nama : Siti Annisa Putri

NIM : H44090074

Disetujui oleh,

Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, M.Sc

Pembimbing I

Benny Osta Nababan, S.Pi, M.Si

Pembimbing II

Diketahui oleh,

Dr. Ir. Aceng Hidayat, M.T

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

viii

Page 9: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

iix

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini berhasil diselesaikan. Skripsi

ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Judul skripsi ini adalah ”Analisis

Willingness to Pay Masyarakat terhadap Air Bersih di Perumahan XYZ

Kotamadya Bogor”.

Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada

kedua orang tua tercinta yaitu Ibu Ani Iryani dan Bapak Nasser Isa, beserta kakak

dan adik penulis tersayang, M. Nassa dan Siti Nabila atas dukungan, doa, kasih

sayang, dan perhatiannya. Teima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi,

M.Sc dan Bapak Benny Osta Nababan S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan serta pengarahan,

saran, dan motivasi hingga skripsi ini selesai. Terima kasih kepada Bapak Rizal

Bahtiar S.Pi, M.Si dan Ibu Nuva, SP, MSi selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih kepada

kantor BPLH Kota Bogor, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, Kelurahan

Katulampa, Kepala RT/RW dan masyarakat perumahan XYZ yang telah

membantu selama pengumpulan data.

Terima kasih kepada keluarga besar Departemen Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan FEM IPB khususnya dosen-dosen ESL dan rekan-rekan ESL 46 atas

semua arahan, masukan, dan bantuannya. Terima kasih juga kepada Andrian

Irwansyah yang senantiasa memberikan semangat, doa, dan nasehatnya selama

proses pengerjaan skripsi. Terima kasih kepada sahabat tercinta, Yulis, Verry,

Alia Lolita, Fato, Hilman, Irfan, Astri, Ines, Rizha, Pritha, Isna serta teman-teman

satu bimbingan yang selalu memberikan bantuan dan semangatnya.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini, sehingga segala saran dan kritik penulis terima. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi seluruh pihak yang terkait dan para pembaca.

Bogor, Desember 2013

Siti Annisa Putri

NIM H44090074

Page 10: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR. ................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii

I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2. Perumusan Masalah ................................................................ 5

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... 6

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................. 7

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian .................................. 7

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8

2.1. Ketersediaan dan Kebutuhan Air ............................................ 8

2.2. Sistem Penyedia Air ............................................................... 9

2.3. Pengembangan Sumberdaya Air............................................. 10

2.4. Pengelolaan Sumberdaya Air ................................................. 11

2.5. Nilai Ekonomi Sumberdaya Air ............................................. 14

2.6. Konsep Contingent Valuation Method (CVM) ...................... 16

2.7. Konsep Kesediaan untuk Membayar (Willingness to Pay) .... 16

2.8. Model Regresi Logistik .......................................................... 20

2.9. Penelitian Terdahulu ............................................................... 22

III. KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................ 25

IV. METODE PENELITIAN ................................................................. 28

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 28

4.2. Jenis dan Sumber Data............................................................ 28

4.3. Metode Pengambilan Sampel ................................................. 28

4.4. Metode dan Prosedur Analisis ................................................ 29

4.4.1. Analisis Deskriptif mengenai Karakterstik Masyarakat

Perumahan XYZ terhadap Air Bersih ......................... 29

4.4.2. Analisis Willingness to Pay (WTP) Masyarakat

terhadap Air Bersih di Perumahan XYZ ..................... 30

4.4.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besaran WTP

Masyarakat untuk Mendapatkan Air Bersih ............... 33

V. GAMBARAN UMUM .................................................................... 36

5.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian ........................................... 36

5.2. Kondisi Hidrologi ................................................................... 37

VI. KARAKTERISTIK MASYARAKAT PERUMAHAN XYZ

TERHADAP AIR BERSIH ............................................................. 42

Page 11: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

ixi

VII. WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT TERHADAP

AIR BERSIH ................................................................................... 48

7.1. Perhitungan Nilai WTP dengan Metode Logit ....................... 49

7.2. Perhitungan Nilai WTP dengan Metode Turnbull ................. 51

7.3. Perbandingan Hasil WTP dengan Tarif PDAM ..................... 52

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WILLINGNESS

TO PAY MASYARAKAT TERHADAP AIR BERSIH ................. 55

IX. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 59

9.1. Simpulan................................................................................. 59

9.2. Saran… ................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 61

LAMPIRAN ............................................................................................. 63

RIWAYAT HIDUP ................................................................................... 78

Page 12: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

xii

DAFTAR TABEL

No Halaman

1 Unsur-unsur fungsional dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) 9

2 Kriteria dan tujuan pengelolaan sumberdaya air ................................. 12

3 Matriks metode analisis data ................................................................ 29

4 Zona konservasi air tanah Kecamatan Bogor Timur ........................... 38

5 Potensi air dan sumberdaya air Kelurahan Katulampa ........................ 39

6 Sumber air bersih Kelurahan Katulampa ............................................. 39

7 Tarif pemakaian air PDAM TPKB berdasarkan golongan pelanggan

rumah tangga ........................................................................................ 40

8 Kedalaman sumur responden................................................................ 45

9 Jumlah pemakaian air per bulan ........................................................... 46

10 Pemakaian air tanah untuk konsumsi .................................................. 46

11 Kesediaan membayar masyarakat untuk mendapatkan air bersih dari

PDAM dengan metode Turnbull .......................................................... 51

12 Hasil kesediaan untuk membayar masyarakat dari tiap metode .......... 53

13 Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan masyarakat

terhadap air bersih ................................................................................ 55

Page 13: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

ixiii

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1 Peta konservasi air tanah Kota Bogor tahun 2011 .............................. 4

2 Gambar transformasi logit .................................................................. 20

3 Diagram alur berpikir ......................................................................... 27

4 Peta konservasi air tanah Kecamatan Bogor Timur ........................... 38

5 Persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan ...................... 42

6 Persentase responden berdasarkan pekerjaan...................................... 43

7 Persentase responden berdasarkan tingkat pendapatan ....................... 44

8 Persentase responden berdasarkan jumlah anggota keluarga ............. 44

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1 Kuesioner penelitian............................................................................. 64

2 Data responden perumahan XYZ ........................................................ 69

3 Hasil olahan Minitab ........................................................................... 71

4 Perhitungan WTP metode logistik ....................................................... 73

5 Perhitungan WTP metode Turnbull ..................................................... 75

6 Dokumentasi wilayah penelitian .......................................................... 76

Page 14: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran
Page 15: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

ii

Page 16: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran
Page 17: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Jika tidak ada air

maka tidak ada kehidupan. Air menjadi sumberdaya vital bagi manusia karena

setiap aktivitas yang dilakukan tidak dapat terlepas dari air, seperti untuk

konsumsi sehari-hari, kebutuhan rumah tangga, kebutuhan industri, pertanian,

rekreasi dan lain sebagainya.

Pada tahun 2002 oleh UNESCO telah ditetapkan Hak Dasar Manusia atas

air sebesar 50 liter/orang/hari. Rinciannya adalah 5 L untuk minum, 20 L untuk

kebersihan lingkungan, 15 L untuk mandi, dan 10 L untuk memasak. Angka ini

memang tidak besar namun saat ini separuh penduduk dunia belum menikmati

kebutuhan dasar air ini (Hehanussa, 2004).

Dahulu air dianggap sumberdaya yang melimpah, tetapi seiring

berjalannya waktu persediaan air kadang tidak sejalan dengan permintaannya.

Ancaman krisis air bersih semakin jelas terlihat. Hal ini disebabkan oleh populasi

manusia yang berkembang pesat, teknologi yang semakin maju sehingga muncul

industri-industri yang banyak menggunakan air, eksploitasi berlebih terhadap

sumber mata air untuk kepentingan komersil, serta pencemaran air yang

disebabkan oleh limbah industri maupun rumah tangga yang menurunkan kualitas

dan kuantitas ketersediaan air bersih.

Sumber air baku didapatkan dari air permukaan (sungai, danau) dan air

tanah. Pada umumnya untuk memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat dapat

menggunakan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Tetapi nyatanya

PDAM belum dapat secara merata mendistribusikan air ke seluruh wilayah, maka

dari itu banyak pula yang menggunakan air tanah sebagai sumber pemenuhan

kebutuhan akan air. Air tanah masih menjadi andalan utama sumber air bersih

bagi masyarakat, baik untuk kebutuhan rumah tangga yang bersifat tidak

komersial maupun keperluan komersial (industri, perdagangan, dan jasa). Hal ini

dilakukan karena biaya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan

menggunakan air PDAM atau karena memang belum masuknya jaringan PDAM

pada daerah tersebut.

Page 18: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

2

Menurut Sanim (2011) masalah ketidakmerataan ketersediaan dan

kebutuhan air ini disebabkan karena jumlah penduduk yang terus meningkat dan

adanya ketidakmerataan penyebaran penduduk, dimana Pulau Jawa dengan

tingkat kepadatan penduduk tinggi dan dengan jumlah penduduk sebesar 125 juta

jiwa membutuhkan ketersediaan air yang lebih besar dari tahun ke tahun

dibandingkan dengan Pulau Kalimantan atau Papua, sementara ketersediaan air di

Pulau Jawa sangatlah terbatas. Berdasarkan perhitungan, tahun 2000 ketersediaan

air permukaan hanya mencukupi 23 persen dari kebutuhan penduduk di Indonesia.

Kondisi ini menunjukkan bahwa kesulitan air merupakan masalah yang penting di

Indonesia.

Jawa Barat merupakan wilayah padat penduduk dimana pertumbuhan

penduduk semakin meningkat. Perkembangan industri di berbagai sektor juga

semakin berkembang pesat. Hal ini diikuti dengan kerusakan lingkungan yang

terjadi di berbagai daerah. Sumberdaya air di Jawa Barat semakin menurun hal ini

dapat dilihat dari kondisi air tanah di Jawa Barat semakin lama semakin

memprihatinkan, yang mengakibatkan turunnya muka air tanah secara drastis,

menurunnya kualitas air tanah dan amblesan tanah (land subsidence). Jika

dilakukan eksploitasi berlebih dapat menyababkan kekeringan sehingga air bersih

sulit didapat.

Terlepas dari keadaan sumberdaya air yang semakin menurun kualitas

maupun kuantitasnya, kebutuhan air bersih untuk masyarakat harus terus

terpenuhi. Sesuai dengan penjaminan konstitusi yaitu pada Pasal 5 UU No. 7

Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air, yang menyatakan “Negara menjamin hak

setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari

guna memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih, dan produktif”. Secara eksplisit

ayat tersebut menunjukkan bahwa untuk dapat memperoleh air bersih adalah hak

setiap orang, warganegara dari suatu negara, tak terkecuali warga negara

Indonesia. Jaminan tersebut menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah, termasuk di dalamnya menjamin akses setiap orang

ke sumber air untuk mendapatkan air (Sanim, 2011).

Kawasan Jabodetabekpunjur merupakan pusat perekonomian nasional dan

ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional (Perpres No. 54 Tahun 2008).

Page 19: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

3

Pertumbuhan penduduk di kawasan ini sangat pesat dengan laju bervariasi 4.1 –

6.4% yang secara otomatis diikuti oleh kebutuhan lahan untuk permukiman

beserta sarana dan prasarana pendukungnya. Kondisi tersebut menyebabkan

kebutuhan air bersih yang juga terus meningkat, sehingga memerlukan

perencanaan dalam penyediaan air bakunya. UU No. 7 Tahun 2004 tentang

Sumber Daya Air Pasal 26 menyebutkan bahwa pendayagunaan sumber daya air

didasarkan pada keterkaitan antara air hujan, air permukaan, dan air tanah dengan

mengutamakan pendayagunaan air permukaan. Pasal tersebut mengamanahkan

pemerintah untuk menyediakan air bersih bagi rakyat. Pelayanan air bersih oleh

pemerintah dilakukan melalui PDAM, dengan air baku yang diutamakan

bersumber dari air permukaan (Wibowo et al, 2010).

Wilayah Kota Bogor dialiri 2 (dua) sungai besar, yaitu Sungai Ciliwung

dan Sungai Cisadane. Pada umumnya aliran sungai tersebut dimanfaatkan oleh

sebagian masyarakat Kota Bogor serta sumber air baku bagi Perusahaan Daerah

Air Minum. Air untuk konsumsi rumah tangga di Kota Bogor umumnya

menggunakan air PDAM yaitu dari PDAM Tirta Pakuan. Sesuai dengan salah satu

agenda KTT Bumi tahun 2002 di Johannesburg, dalam menyongsong Millenium

Development Goals (MDGs), untuk Indonesia diharapkan pada tahun 2015

cakupan pelayanan air minum dapat ditingkatkan menjadi 80% perkotaan dan

40% di pedesaan. Seiring dengan berjalannya waktu target MDGs ini dipandang

sulit untuk dicapai pada tahun 2010, sehingga pada tahun 2015 target cakupan

MDGs PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah 71.85 %1.

Sampai akhir tahun 2010, jumlah pelanggan aktif PDAM Kota Bogor

adalah sebanyak 94 995 sambungan (sudah termasuk 1 378 pelanggan di

Kabupaten Bogor yang dilayani PDAM Kota Bogor), sedangkan jumlah

pelanggan PDAM Kabupaten Bogor yang tercatat sebagai penduduk Kota Bogor

adalah sebanyak 14 009 sambungan. Dengan memperhitungkan jumlah rata-rata

per jiwa per rumah tangga di Kota Bogor sebesar 5.5 orang, maka cakupan

pelayanan air bersih untuk seluruh penduduk kota adalah sebagai berikut:

1. Cakupan pelayanan masyarakat Kota Bogor yang dilayani PDAM Tirta

Pakuan Kota Bogor adalah sebesar 50.65 %.

1

Laporan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Kegiatan Pengembangan Jaringan Pipa

Distribusi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, November 2011

Page 20: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

4

2. Cakupan pelayanan masyarakat Kota Bogor yang dilayani PDAM Tirta

Pakuan Kota Bogor dan PDAM Kabupaten Bogor adalah sebesar 58.47 %.

Informasi terbaru yang didapatkan, pada saat ini cakupan pelayanan

PDAM Tirta Pakuan sebesar 67.29 %2. Sehingga dapat disimpulkan masyarakat

Kota Bogor yang mendapatkan pelayanan air bersih dari PDAM baru 67.29 %.

Sisanya menggunakan sumber air besih selain dari PDAM seperti dengan

menggunakan air tanah (sumur/pompa).

Sumber : BPLH (2013)

Gambar 1 Peta Konservasi Air Tanah Kota Bogor Tahun 2011

Dengan pengambilan air tanah sebesar 1 176 828 m3/tahun (2011), secara

umum Kota Bogor yaitu sebesar 80.4 % berada pada zona konservasi air tanah

aman dengan luas 95.8 km2. Adapun zona rawan air tanah telah terjadi seluas 13.3

km2 (11.2 %) terletak pada sebagian Kecamatan Bogor Tengah, Kecamatan Bogor

Timur dan Kecamatan Bogor Selatan. Penyebaran zona kritis air tanah seluas 6.2

km2 (5.2 %) dan zona rusak air tanah seluas 3.2 km

2 (3.2 %) terletak pada

sebagian Kecamatan Bogor Timur dan Kecamatan Bogor Selatan (BPLH, 2013).

Jika dilihat dari Gambar 1, daerah Kecamatan Bogor Timur berada dalam

zona rawan air tanah dan zona kritis di sebagian Kecamatan Bogor Timur.

Perumahan XYZ yang terletak di Kelurahan Katulampa Kecamatan Bogor Timur

2Wawancara dengan Ibu Neli, Humas PDAM Tirta Pakuan pada tanggal 10 Juni 2013

Page 21: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

5

merupakan salah satu perumahan yang belum mendapatkan jaringan pipa

distribusi PDAM. Sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari warga adalah

dengan mengandalkan air tanah.

Pada idealnya untuk ukuran perumahan, kebutuhan air masyarakatnya

didistribusikan oleh PDAM daripada menggunakan air tanah. Hal ini dikarenakan

mengingat perumahan yang padat penduduk dimana nantinya air tanah akan

banyak tereksploitasi, sehingga pemakaian air dari PDAM dapat menghindari

terjadinya deplesi pada air bawah tanah. Penurunan muka air tanah merupakan

salah satu masalah yang ditimbulkan akibat pengeksploitasian air tanah. Hal inilah

yang terjadi di perumahan XYZ, permasalahan air yang dialami masyarakat

adalah kekeringan pada saat musim kemarau karena menurunnya muka air tanah.

1.2 Perumusan Masalah

Perumahan XYZ merupakan perumahan yang masih mengandalkan air

tanah sebagai sumber pemenuhan akan air sehari-hari. Keterbatasan layanan air

bersih PDAM menyebabkan masyarakat masih menggunakan air tanah. Informasi

yang didapatkan dari pihak PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor terdapat beberapa

kendala untuk pemasangan pipa distribusi PDAM yaitu menyangkut masalah

investasi dan teknis. Permasalahan investasi adalah pada awal pemasangan

dimana untuk adanya jaringan PDAM di perumahan XYZ dibutuhkan

pembangunan reservoir untuk menampung air yang nantinya akan didistribusikan

ke tiap rumah. Investasi yang cukup besar tidak bisa ditanggung sepenuhnya oleh

pihak PDAM sehingga diajukan sharing dengan pihak developer dimana diminta

menyediakan lahan untuk dibangunnya reservoir, tetapi hal itu tidak berjalan

sehingga pemasangan jaringan PDAM tertunda. Kendala teknis yang ditemukan

adalah letak perumahan XYZ yang lebih tinggi menyebabkan untuk disalurkan

air, membutuhkan teknologi pemompaan dari daerah yang sudah terdapat jaringan

PDAM.

Permasalahan dalam pemanfaatan air tanah sebagai sumber air utama

masyarakat yaitu masalah kekeringan yang setiap tahunnya terjadi yang

menyebabkan krisis air di perumahan XYZ. Krisis air sering terjadi pada saat

musim kemarau. Pada tahun 2011 saat kekeringan, masyarakat dibantu oleh

Page 22: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

6

PDAM dengan memasang terminal hidran air. Penggunaan air bersih dari hidran

air tersebut minggu pertama digratiskan, tetapi setelah itu air dihargai Rp 900 per

galon sebagai biaya operasional terminal3. Pada tahun berikutnya juga terjadi hal

yang sama, masyarakat dibantu dengan disalurkan air dari PDAM berupa tanki air

yang ditempatkan di tiap RW.

Masyarakat tidak hanya mengandalkan air bantuan dari PDAM pada saat

kekeringan, ada pula masyarakat khususnya di RW 17 yang mengambil air dari

mata air yang terdapat di dekat perumahan XYZ, sumber air tersebut dikelola

dengan penyambungan pipa dan ditampung sehingga dapat digunakan oleh warga

sekitar. Usaha yang paling banyak dilakukan masyarakat adalah dengan

memperdalam sumur-sumur di tiap rumah untuk mendapatkan air tanah kembali.

Permasalahan yang terjadi menyebabkan masyarakat menginginkan

adanya perbaikan kondisi lingkungan dalam hal ini kondisi sumberdaya air di

perumahan XYZ yaitu dengan adanya jaringan distribusi air dari PDAM. Hal ini

diinginkan masyarakat agar kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air dapat terjaga.

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas maka perumusan

masalah penelitian yang menarik untuk dikaji, yaitu:

1. Bagaimana karakteristik masyarakat perumahan XYZ terhadap air bersih?

2. Berapa estimasi besarnya nilai Willingness to Pay (WTP) masyarakat

terhadap air bersih di perumahan XYZ?

3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi besaran WTP masyarakat untuk

memperoleh air bersih di perumahan XYZ?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai air yang

dapat diestimasi melalui WTP masyarakat untuk mendapatkan air dan faktor-

faktor yang mempengaruhi kesediaan masyarakat dalam membayar air bersih di

perumahan XYZ. Secara khusus tujuan penelitian ini, yaitu:

1. Mengkaji karakteristik masyarakat perumahan XYZ terhadap air bersih.

2. Mengestimasi besarnya nilai Willingness to Pay (WTP) masyarakat

terhadap air bersih di perumahan XYZ.

3

Artikel “Terminal Hidran Air Terkendala Lokasi” 16 Maret 2011. http://www.radar-

bogor.co.id/index.php?rbi=berita.detail&id=70741 diakses pada 6 Juni 2013.

Page 23: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

7

3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi besaran WTP

masyarakat untuk memperoleh air bersih di perumahan XYZ.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi pengambil keputusan baik Pemerintah Daerah maupun pihak

pengembang dalam memperhatikan kesejahteraan masyarakat dalam

mengakses air bersih.

2. Bagi PDAM Tirta Pakuan sebagai rekomendasi kajian kesanggupan

masyarakat untuk membayar air bersih dalam rencana pemasangan

jaringan pipa distribusi PDAM di daerah penelitian.

3. Bagi peneliti diharapkan penelitian ini berguna dalam pengaplikasian ilmu

pengetahuan yang telah didapatkan pada saat perkuliahan dan diterapkan

untuk pemecahan permasalahan di daerah penelitian.

4. Bagi akademisi sebagai bahan referensi dalam penelitian sejenis atau

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan sumberdaya air.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Ruang lingkup dan batasan dalam melakukan penelitian ini adalah

penelitian ini berlokasi di perumahan XYZ Kota Bogor, yaitu RW 15, RW 16, dan

RW 17 Kelurahan Katulampa Kecamatan Bogor Timur. Responden merupakan

masyarakat yang tinggal di perumahan XYZ yang masih menggunakan air tanah

(sumur/pompa) dalam mencukupi kebutuhan air bersih sehari-hari. Penelitian ini

terfokus pada Willingness to Pay (WTP) masyarakat untuk mendapatkan air

bersih dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Page 24: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ketersediaan dan Kebutuhan Air

Air merupakan elemen yang paling melimpah di atas bumi, yang meliputi

70 persen permukaannya dan berjumlah kira-kira 1.4 ribu juta kilometer kubik.

Apabila dituang merata ke seluruh permukaan bumi akan terbentuk lapisan

dengan kedalaman rata-rata tiga kilometer. Namun hanya sebagian kecil saja dari

jumlah ini yang benar-benar dimanfaatkan, yaitu kira-kira hanya 0.003 persen.

Sebagian besar air, kira-kira 97 persen, ada dalam samudera atau laut, dan kadar

garamnya terlalu tinggi. Sedangkan dari tiga persen sisanya yang ada, hampir

semuanya, kira-kira 87 persennya tersimpan dalam lapisan kutub atau sangat

dalam di bawah tanah (Middleton dalam Sanim, 2011). Dalam satu tahun, rata-

rata jumlah tersebut tersisa lebih dari 40 000 kilometer kubik air segar yang dapat

diperoleh dari sungai-sungai di dunia. Bandingkan dengan jumlah penyedotan

yang kini hanya ada sedikit diatas 3 000 kilometer kubik tiap tahun. Ketersediaan

ini (sepadan dengan lebih dari 7 000 meter kubik untuk setiap orang) sepintas

kelihatannya cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk,

tetapi kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat yang tidak

tepat (Sanim, 2011).

Kebutuhan air bersih di Indonesia dirasakan semakin terbatas, hal ini

terlihat dari tingkat ketersediaan air di kota-kota besar di Indonesia yang berada

dalam kondisi kritis. Apabila kondisi ini terus berlangsung tanpa dilakukan upaya

pengelolaan yang berkelanjutan, dikhawatirkan pada tahun mendatang akan

terjadi defisit air bersih. Walaupun ketersediaan air permukaan dari waktu ke

waktu relatif tetap karena mengikuti daur hidrologis, namun keadaan dan sifat

kualitasnya dapat membatasi pemakaian dan manfaat yang diberikan. Di samping

itu kebutuhan air di Indonesia pada saat ini dan di masa mendatang akan terus

meningkat sementara ketersediaan air permukaan relatif tetap dan tersebar di

banyak pulau (Oktavianus, 2003).

Page 25: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

9

2.2 Sistem Penyedia Air

Penyediaan sumberdaya air ditujukan untuk memenuhi kebutuhan air dan

daya air serta memenuhi berbagai keperluan sesuai dengan kualitas dan kuantitas

(Kodoatie dan Sjarief, 2005). Menurut Linsley dan Franzini (1995) suatu sistem

penyediaan air yang modern meliputi:

1. Sumber-sumber penyediaan

2. Sarana-sarana penampungan

3. Sarana-sarana penyaluran (ke pengolahan)

4. Sarana-sarana pengolahan

5. Sarana-sarana penyaluran (dari pengolahan) tampungan sementara

6. Sarana-sarana distribusi

Tabel 1 Unsur-unsur fungsional dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Unsur fungsional Masalah utama dalam

perencanaan sarana

Uraian

Sumber

penyediaan

Jumlah/mutu Sumber-sumber air permukaan bagi

penyediaan, misalnya sungai, danau,

dan waduk atau sumber air tanah.

Penampungan Jumlah/mutu Sarana-sarana yang dipergunakan

untuk menampung air permukaan

biasanya terletak pada atau dekat

sumber penyediaannya.

Penyaluran Jumlah/mutu Sarana-sarana untuk menyalurkan air

dari tampungan ke sarana-sarana

pengolah.

Pengolahan Jumlah/mutu Sarana-sarana yang dipergunakan

untuk memperbaiki atau merubah

mutu air.

Penyaluran dan

penampungan

Jumlah/mutu Sarana-sarana untuk menyalurkan air

yang sudah diolah ke sarana-sarana

penampungan sementara ke satu atau

beberapa titik distribusi.

Distribusi Jumlah/mutu Sarana-sarana yang dipergunakan

untuk membagi air ke masing-

masing pemakai yang terkait di

dalam sistem.

Sumber : Linsley dan Franzini (1995)

Secara umum pengelolaan dan proses infrastruktur untuk water supply

system dapat dijelaskan sebagai berikut (Kodoatie dan Sjarief, 2005):

a. Pendayagunaan sumberdaya air: sumberdaya air permukaan dan sumberdaya

air tanah.

Page 26: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

10

b. Pengolahan (Water Treatment Plant)

c. Penampungan: penampungan air baku (waduk, kolam, sungai/long storage,

dll) dan penampungan air bersih sesudah treatment (tangki tertutup, kolam

terbuka, dll).

d. Transmisi: truk tangki/kapal tanker, jaringan pipa transmisi dari primer ke

sekunder, bak pelepas tekan untuk daerah dengan perbedaan topografi yang

besar dari hulu ke hilir, pompa untuk meneikkan tekanan dari wilayah rendah

ke tinggi, dan pipa.

e. Jaringan distribusi ke pelanggan: sistem jaringan pipa, sistem tampungan,

fittings, kontrol, valve, dan pompa.

2.3 Pengembangan Sumberdaya Air

Pengembangan sumberdaya air memainkan peranan yang kompleks dalam

proses pengambilan keputusan. Tidak saja efisiensi ekonomi yang harus

diperhatikan, tetapi juga pembangunan regional, kualitas lingkungan, distribusi

manfaat dan biaya, serta lain-lain dimensi kesejahteraan manusia dijadikan tujuan

yang eksplisit, yang harus dicapai oleh pengambil keputusan. Oleh karena itu,

informasi yang lengkap dengan analisis yang tajam dan terpadu perlu disampaikan

kepada para pengambil keputusan (Sanim, 2011).

Pengembangan sumberdaya air (water resources development) dapat

didefinisikan sebagai aktivitas fisik untuk meningkatkan pemanfaatan air untuk

air bersih, irigasi, penanggulangan banjir, listrik tenaga air, perhubungan,

pariwisata, perikanan, dan lain sebagainya (Wiyono, 2000).

Visi dan misi nasional pengembangan sumberdaya air dalam Kodoatie dan

Sjarief (2005) adalah sebagai berikut:

1. Visi nasional pengelolaan sumberdaya air: pengembangan dan pengelolaan

air, tanah, dan sumberdaya terkait yang berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan untuk kesejahteraan rakyat.

2. Misi nasional pengelolaan sumberdaya air adalah:

a. Konservasi sumberdaya air untuk menjamin keberlanjutan sumberdaya air.

b. Pemanfaatan air yang tepat, adil, efisien, dan efektif.

Page 27: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

11

c. Jaminan ketersediaan air untuk kebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian

rakyat.

d. Pengelolaan bencana terpadu terkait dengan air (banjir, longsor,

kekeringan, dll).

Dalam RUU tentang Sumberdaya Air, telah disebutkan bahwa

pengembangan air bersih yang dilakukan melalui pengusahaan sumber air

permukaan dapat dilakukan dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan

Usaha Milik Daerah (BUMD) di bidang pengelolaan sumberdaya air atau

kerjasama antara BUMN dengan BUMD (Pasal 46 ayat 2). Selanjutnya

ditambahkan pula dalam Pasal 46 ayat 3 bahwa pengusahaan sumberdaya air

selama yang dimaksud dalam Pasal 46 ayat 2 di atas, juga dapat dilaksanakan oleh

Badan Usaha, perorangan atau kerjasama antara Badan Usaha dengan ijin

pengusahaan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi atau Pemerintah

Kabupaten/Kota sesuai dengan rencana alokasi air menurut sumber air (Sanim,

2003).

2.4 Pengelolaan Sumberdaya Air

Sumber air didapatkan dari air permukaan dan air tanah. Sumber air

permukaan yaitu dari sungai, danau, rawa, situ, embung, ranu, dan telaga.

Sedangkan sumber air tanah antara lain dari cekungan air tanah yang bisa terdiri

atas confined aquifer dan unconfined aquifer, serta mata air (spring). Ketersediaan

air permukaan perhitungannya berdasarkan pada curah hujan, luas DAS, dan

karakteristik lahan. Berbeda dengan air permukaan, pengembangan dan

pengelolaan air tanah lebih sulit karena lokasinya yang berada di bawah tanah.

Pengelolaan air bawah tanah atau groundwater merupakan contoh untuk

memahami kasus sumberdaya yang bersifat common property dalam bentuknya

paling asli atau The purest common pool problem. Hal ini disebabkan karena pada

saat sumberdaya tersebut tidak dimiliki secara jelas, ia akan menjadi common pool

dimana setiap pengguna sumberdaya air meyakini bahwa ekstraksi yang

dilakukannya tidak akan mempengaruhi stok sumberdaya air, sehingga deplesi

dari sumberdaya air dinilai tanpa harga (Fauzi, 2006).

Page 28: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

12

Undang-undang nomor 7 tahun 2004 tentang sumberdaya air

mengamanatkan setidaknya 3 (tiga) kegiatan utama dalam pengelolaan

sumberdaya air, yaitu:

1. Konservasi sumberdaya air, yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan

keberadaan daya dukung, daya tampung, dan fungsi sumberdaya air.

2. Pendayagunaan sumberdaya air, ditujukan untuk memanfaatkan sumberdaya

air secara berkelanjutan dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok

masyarakat secara adil.

3. Pengendalian daya rusak air, dilakukan secara terpadu, menyeluruh, dan

terkoordinasi serta mencakup upaya pencegahan, penanggulangan, pemulihan,

dan perbaikan akibat bencana dengan mengutamakan upaya pencegahan.

Tabel 2 Kriteria dan tujuan pengelolaan sumberdaya air Kriteria Tujuan

Efisiensi 1. Biaya penyediaan air yang murah

2. Penerimaan per unit sumberdaya yang tinggi

3. Mendukung pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan

Equity 4. Akses air bersih untuk semua masyarakat

Sustainability 5. Menghindari terjadinya deplesi pada air bawah

tanah

6. Menyediakan cadangan air yang cukup untuk

memelihara ekosistem

7. Meminimalkan pencemaran air

Sumber : Fauzi (2006)

Pengelolaan air bersih harus terpadu dan menyeluruh dan merupakan

bagian dari pengelolaan sumberdaya air. Hal-hal yang menyebabkan air perlu

dikelola meliputi (GWP, 2001 dalam Kodoatie dan Sjarief, 2005):

1. Kondisi kebutuhan pangan dan air (sumberdaya alam).

2. Kondisi kebutuhan air dan tanah (sumberdaya alam).

3. Batas administrasi wilayah berbeda dengan batas teknis (DAS).

4. Perubahan tata guna lahan akan berpengaruh besar terhadap sumberdaya air

baik secara kuantitas maupun kualitas.

5. Tiap tata guna lahan membutuhkan air namun juga akan memberikan dampak

keberadaan air di tata guna yang lain. Perubahan tata guna lahan memberikan

dampak yang besar terhadap keberadaan air di lahan tersebut.

Page 29: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

13

6. Recovery kerusakan tata guna lahan dan tata air yang terjadi umumnya akan

sulit mengembalikan sampai sama seperti semula.

Beberapa masalah yang berkaitan dengan rendahnya pengelolaan

sumberdaya air di Indonesia dalam Sanim (2011), antara lain:

1. Adanya fragmentasi pengelolaan antar instansi Pemerintah Republik

Indonesia dan sulitnya koordinasi antar berbagai instansi dalam mengelola

sumberdaya air.

2. Pengelolaan sumberdaya air yang masih terbatas dan berorientasi hanya pada

sisi penyediaan semata bukan pada sisi kebutuhan.

3. Borosnya pemakaian air untuk pertanian karena rendahnya efisiensi

pemakaian air untuk sektor pertanian. Sebagai pengguna 80-90 persen dari

seluruh pemanfaat air, sektor pertanian diperkirakan memakai air efektif untuk

pertumbuhan tanaman hanya 50-60 persen, selebihnya hilang saat pengaliran

di saluran atau menggenang tidak optimal di area persawahan. Apabila saat ini

air yang dialokasikan untuk irigasi sekitar 4 000 meter kubik per detik, maka

peningkatan efisiensi sekitar 10 persen saja akan menghemat air 400 meter

kubik per detik.

4. Organisasi pengelolan sumberdaya air masih tersentralisasi di pusat belum

terdesedentralisasi walaupun otonomi daerah telah dicanangkan sejak tahun

2000.

5. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam mengelola sumberdaya air disatu sisi

dan disisi lain masih belum banyak melibatkan partisipasi masyarakat lokal

dalam organisasi pengelolaan sumberdaya air.

6. Distribusi pelayanan air tidak merata. Distribusi lebih banyak difokuskan

untuk melayani kegiatan komersial yang mendukung pembangunan ekonomi.

Hanya konsumen yang mampu membayar yang dapat memiliki akses terhadap

air bersih.

7. Polusi air yang menyebabkan air di Jakarta dan kota besar lainnya tidak layak

dijadikan sebagai air minum karena sumberdaya air yang telah tercemar,

seperti adanya kandungan bakteri coli dalam air tanah.

8. Ketidakmampuan Pemerintah Indonesia untuk memperluas jaringan irigasi

bagi keperluan pertanian, sehingga terjadi penurunan produksi padi.

Page 30: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

14

9. Berkurangnya sediaan (supply) air, baik bagi air bersih maupun air minum

yang disebabkan berkurangnya daerah tangkapan air akibat alih fungsi lahan.

2.5 Nilai Ekonomi Sumberdaya Air

Sumberdaya air merupakan sumberdaya penting yang dibutuhkan bagi

kehidupan manusia. Air selain merupakan kebutuhan dasar manusia, tapi juga

sebagai barang publik yang tidak dimiliki oleh siapapun, melainkan dalam bentuk

kepemilikan bersama (global commons atau sebagai common resources),

sumberdaya alam yang dikelola secara kolektif, bukan untuk dijual atau

diperdagangkan guna memperoleh keuntungan. Dengan adanya UU No.7 Tahun

2004 tentang Sumberdaya Air dan Konvenan Internasional4

, pandangan

tradisional tersebut sudah berubah dan ditinggalkan, karena air tidak sekedar

hanya barang publik tetapi sudah menjadi komoditas ekonomi. Paradigma

tradisional ini bertentangan dengan paradigma pengelolaan air modern yang

berdasarkan pada nilai ekonomi intrinsik (intrinsic value) dari air, yang

didasarkan pada asumsi adanya keterbatasan dan kelangkaan air (limited and

scarcity water) serta dibutuhkannya investasi atau penyediaan air bersih, sebagai

pemenuhan hak atas setiap warga negara (Sanim, 2011).

Air sebagai komoditas ekonomi diperlukan untuk berbagai kebutuhan

seperti untuk kebutuhan air domestik (rumah tangga), industri, pertanian, dan

pembangkit listrik. Seperti yang dinyatakan dalam Prinsip Dublin pada KTT

Bumi di Rio de Janeiro pada tahun 1992 yaitu:

1. Air tawar adalah sumberdaya terbatas dan rentan, penting untuk

mempertahankan kehidupan, pembangunan, dan lingkungan hidup.

2. Pengembangan dan manajemen air harus didasarkan pada pendekatan

partisipatif melibatkan pengguna, perencana, dan pembuat kebijakan pada

semua tingkatan.

3. Perempuan memainkan peran sentral dalam penyediaan, manajemen, dan

pengamanan air.

4 Konvenan Internasional yang diimplementasikan pada Pasal 4 UU No.7 Tahun 2004 tentang

Sumberdaya Air, yang menyatakan bahwa “Sumberdaya air mempunyai fungsi sosial, lingkungan

hidup, dan ekonomi yang diselenggarakan dan diwujudkan secara selaras”.

Page 31: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

15

4. Air memiliki nilai ekonomi dalam seluruh penggunaan bersaing dan harus

diakui sebagai barang ekonomi.

Prinsip keempat Dublin menyatakan bahwa air sebagai komoditas

ekonomi, sehingga sangat penting untuk mengenali hak dasar manusia untuk

memiliki akses ke air bersih dan sanitasi dengan harga yang terjangkau.

Mengelola air sebagai barang ekonomi merupakan cara penting untuk mencapai

efisiensi penggunaan yang adil dan merata, serta mendorong pelestarian dan

perlindungan sumberdaya air. Menyadari air sebagai barang ekonomi merupakan

alat untuk pengambilan keputusan dalam mendistribusikan air antar sektor

ekonomi yang berbeda dan pengguna yang berbeda dalam sektor. Hal ini sangat

penting ketika pasokan air tidak dapat ditingkatkan (GWP, 2010).

Mangkoesoebroto (1987), mengatakan bahwa air harus digunakan sebagai

barang ekonomis dan penggunaannya harus diatur agar tercapai kesejahteraan

masyarakat yang optimal. Apalagi dengan perkembangan jumlah penduduk dan

kemajuan teknologi, akan menyebabkan permintaan air menjadi semakin besar

sedangkan penawarannya semakin sedikit. Oleh karena itu perlu ditentukan suatu

kebijaksanaan agar air yang tersedia dapat digunakan secara efisien dengan

menetapkan suatu harga, tidak hanya pada air bersih yang dihasilkan oleh

perusahaan air minum, tetapi juga seluruh air yang tersedia.

Nilai ekonomi secara umum didefinisikan sebagai pengukuran jumlah

maksimum seseorang ingin mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh

barang dan jasa lainnya. Secara formal, konsep ini disebut keinginan membayar

(willingness to pay) seseorang terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh

sumberdaya alam dan lingkungan (Fauzi, 2006). Nilai air bagi penggunanya

adalah jumlah maksimum konsumen mau membayar (willingness to pay)

penggunaan air.

2.6 Konsep Contingent Valuation Method (CVM)

Metode Valuasi Kontingensi (Contingent Valuation Method)

memungkinkan semua komoditas yang tidak diperdagangkan di pasar dapat

diestimasi nilai ekonominya. CVM adalah cara perhitungan secara langsung,

dalam hal ini langsung menanyakan kesediaan untuk membayar (willingness to

Page 32: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

16

pay) kepada masyarakat dengan titik berat preferensi individu menilai benda

publik yang penekanannya pada standar nilai uang/moneter (Hanley dan Spash,

1993).

Pendekatan yang tepat untuk memperkirakan kebersediaan membayar

adalah dengan Contingent Valuation Method. Ide yang mendasari metode ini

adalah bahwa sesungguhnya orang-orang memiliki preferensi yang tersembunyi

untuk semua komoditas lingkungan. Diasumsikan bahwa orang-orang memiliki

kemampuan untuk mentransformasikan preferensi-preferensi ini ke dalam satuan

moneter (d’Arge, 1985 dalam Tresnadi, 2000). Berdasarkan asumsi ini, CVM

menilai barang lingkungan dengan menanyakan pada responden salah satu dari

pertanyaan berikut:

a. Berapa jumlah maksimum uang yang akan dibelanjakan oleh anda atau rumah

tangga anda (Willingness to Pay) setiap bulan atau tahun untuk memperoleh

perbaikan kualitas lingkungan (environment improvement)

b. Berapa jumlah uang minimum yang anda atau rumah tangga anda dapat terima

(Willingness to Accept) setiap bulan atau tahun untuk menerima kerusakan

atau penurunan kualitas lingkungan (environment deterioration)

Kedua pertanyaan diatas penting dalam membentuk pasar hipotesis

perubahan lingkungan, yaitu pasar yang terbentuk dimana responden mau

membeli (WTP) dan menerima (WTA) barang-barang lingkungan pada kondisi

kualitas yang lebih baik atau lebih buruk. Penelitian ini akan meneliti nilai

kesediaan membayar masyarakat (WTP) untuk perbaikan kualitas lingkungan

yaitu perbaikan sumberdaya air.

2.7 Kesediaan untuk Membayar (Willingness to Pay)

Willingness to pay dapat diartikan sebagai jumlah maksimal seseorang

mau membayar untuk menghindari terjadinya penurunan terhadap sesuatu (Fauzi,

2006). Menurut Hanley dan Spash (1993), Willingness to Pay atau kesediaan

untuk membayar terhadap suatu kondisi lingkungan atau penilaian terhadap

sumberdaya alam dan jasa alami dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan.

Dalam WTP dihitung seberapa jauh kemampuan setiap individu atau masyarakat

secara agregat untuk membayar atau mengeluarkan uang dalam rangka

Page 33: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

17

memperbaiki kondisi lingkungan agar sesuai dengan kondisi yang diinginkan.

WTP merupakan nilai kegunaan potensial dari sumberdaya alam dan jasa

lingkungan. Willingness to Pay atau kesediaan untuk membayar merupakan salah

satu bagian dari metode CVM (Contingent Valuation Method) yang akan

digunakan dalam penelitian ini.

CVM merupakan metode langsung penilaian ekonomi melalui pertanyaan

kemauan membayar seseorang (Willingness to Pay). Menurut Pearce et al (2006)

dalam Fauzi (2013), secara umum analisis CVM melibatkan tiga tahapan utama

yakni:

1. Identifikasi barang dan jasa yang akan divaluasi

Peneliti harus terlebih dahulu memiliki konsep yang jelas tentang apa yang

akan di valuasi, perubahan kualitas dan kuantitas apa yang menjadi konsern

kebijakan serta jenis barang dan jasa non-pasar apa yang akan divaluasi.

2. Konstruksi skenario hipotetik

Jenis pertanyaan dan skenario yang diajukan akan sangat berpengaruh

terhadap outcome yang akan dihasilkan pada analisis CVM. Ada tiga elemen

esensial dalam tahap ini yakni, 1) deskripsi perubahan kebijakan yang akan

dievaluasi, 2) deskripsi pasar yang akan dikembangkan, dan 3) deskripsi

metode pembayaran.

3. Elisitasi nilai moneter

Metode elisitasi adalah teknik mengekstrak informasi kesanggupan membayar

dari responden dengan menanyakan besaran pembayaran melalui format

tertentu. Format elisitasi dalam CVM umumnya terdiri dari lima jenis yaitu,

1) Open ended, 2) Bidding game, 3) Kartu pembayaran, 4) Single bounded

dichotomous, dan 5) Double bounded dichotomous.

Metode elisitasi nilai moneter yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan format elisitasi single bounded dichotomous yang selanjutnya akan

disebutkan dengan metode dichotomous choice CVM.

2.7.1 Dichotomous Choice CVM

Salah satu model CVM yang paling umum digunakan adalah model

dikotomus (Fauzi, 2006). Garrod dan Willis (2009) dalam Fauzi (2013)

Page 34: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

18

menyatakan bahwa pendekatan ini merupakan alternatif terbaik untuk menjawab

defisiensi pendekatan Contingent Valuation yang didasarkan pada pertanyaan

terbuka maupun bidding games. Pendekatan ini dianggap lebih mendekati teori

dibandingkan model-model lainnya, seperti open ended CVM atau bidding game

CVM. Pada tahun 1980-an mulai disadari adanya kelemahan pada model open

ended CVM dan bidding game CVM ini dalam hal memperkirakan nilai WTP

yang tepat karena metode tersebut mengharuskan responden untuk

mengkonstruksi nilai maksimum WTP mereka yang sering pada akhirnya

menimbulkan bias (Fauzi, 2006).

Fauzi (2013) menyatakan bahwa dalam dichotomous choice CVM, nilai

ekosistem atau nilai sumberdaya alam yang tidak dipasarkan dihitung berdasarkan

nilai Willingness to Pay (WTP) dari pertanyaan yang bersifat diskrit. Responden

diajukan pertanyaan untuk membayar Rp X baik untuk perbaikan ekosistem

maupun penilaian suatu jasa lingkungan yang masih utuh. Oleh karena hanya dua

kemungkinan jawaban yakni “ya” atau “tidak” atau “setuju” atau "tidak setuju”,

maka metode ini disebut dichotomous choice. Nilai rupiah yang ditawarkan ini

disebut “nilai tawaran” atau “bid value”.

Menurut Alberni, et al (2005) dalam Fauzi (2013), salah satu keunggulan

penggunaan dichotomous choice CVM adalah karena metode ini lebih mendekati

perilaku pasar dimana konsumen biasanya mengambil keputusan membeli atau

tidak terhadap harga yang ditawarkan. Selain itu dichotomous choice CVM juga

dianggap sesuai dengan mekanisme insentif yang ditawarkan kepada masyarakat

jika masyarakat memperoleh informasi serta mengurangi beban kognitif yang

dihadapi masyarakat jika harus memilih secara terbuka (open bid) maupun pilihan

jamak (Fauzi, 2013).

Perhitungan nilai WTP dari dichotomous choice CVM dapat dilakukan

dengan metode probit, logit, dan turnbull. Penelitian ini menggunakan dua

metode, yaitu metode logit dan turnbull untuk mendapatkan nilai WTP

masyarakat terhadap air bersih.

Page 35: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

19

2.7.2 Perhitungan nilai WTP dengan menggunakan metode logit

Secara prinsip perbedaan dengan model probit adalah pada asumsi fungsi

densitas kumulatif (CDF atau cumulative density function). Pada model logit,

peluang untuk menjawab ya ditentukan oleh fungsi berikut (Fauzi, 2013):

.......................................(1)

Fauzi (2013) menyatakan nilai WTP yang menggambarkan nilai ekonomi

SDAL dapat diduga dengan menggunakan koefisien yang diperoleh dari logit

yakni α = β / σ (vektor koefisien yang berhubungan dengan variabel bebas) dan δ

= -1 / σ (vektor koefisien yang berhubungan dengan “bid”). Nilai harapan rataan

WTP dapat diduga dari kedua koefisien tersebut yakni:

...................................................(2)

Sementara nilai harapan WTP yang terkait dengan salah satu variabel

bebas dapat diperoleh melalui persamaan berikut:

(

).............................................(3)

2.7.3 Perhitungan nilai WTP dengan menggunakan metode turnbull

Metode turnbull adalah pendekatan non parametrik untuk perhitungan

nilai kerugian dan nilai ekonomi. Pendekatan ini mengandalkan distribusi “ya”

dan “tidak” dari responden terhadap respon pertanyaan lelang (Fauzi, 2013). Jika

responden menjawab “tidak” terhadap nilai lelang yang ditawarkan, maka nilai

maksimum WTP akan lebih rendah dari nilai lelang. Sebaliknya jika responden

menjawab “ya” maka WTP nya akan lebih besar atau paling tidak sama dengan

nilai lelang yang ditawarkan. Dengan mengetahui distribusi responden menjawab

“tidak” (Fj) maka kita dapat menentukan batas bawah dari WTP (lower bound

WTP) dan nilai rataan WTP (Fauzi, 2013). Nilai lower bound dari WTP dapat

dihitung dengan formula sebagai berikut:

∑ ( )

.......................................(4)

Page 36: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

20

2.8 Model Regresi Logistik

Regresi logistik merupakan salah satu model statistika yang dapat

digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara sekumpulan variabel

independen dengan suatu variabel dependen bertipe kategoris atau kualitatif.

Kategori dari variabel dependen dapat terdiri atas dua kemungkinan nilai

(dichotomous), seperti ya/tidak, sukses/gagal, dan lain-lain, atau lebih dari dua

nilai (polychotomous), seperti sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat

setuju (Rosadi, 2011). Dalam analisis regresi logistik, pemodelan peluang

kejadian tertentu dari kategori peubah respon dilakukan melalui transformasi dari

regresi linear ke logit (Firdaus dan Afendi, 2008). Formulasi transformasi logit

tersebut adalah: (

)

Pi Logit (Pi)

Logit Transform

Predictor Predictor

Gambar 2 Gambar transformasi logit

Dimana Pi merupakan peluang munculnya kejadian kategori sukses dari

peubah respon untuk orang ke-i dan loge adalah logaritma dengan basis bilangan

e. Kategori sukses secara umum merupakan kategori yang menjadi perhatian

dalam penelitian. Gambar 2 mengilustrasikan proses transformasi logit tersebut

(Firdaus dan Afendi, 2008).

Interpretasi model logistik sama seperti model OLS yaitu dengan slope

dari parameter. Slope diinterpretasikan sebagai perubahan logit (p) akibat

perubahan satu unit peubah bebas. Keuntungan dalam penggunaan rergresi

logistik adalah terdapatnya odds ratio. Odd adalah peluang kejadian tidak sukses

dari peubah respon. Ratio mengindikasikan seberapa mungkin dalam kaitannya

dengan nilai odd munculnya kejadian sukses pada suatu kelompok dibandingkan

dengan kelompok lain. Apabila pengamatan Y ke-i merupakan setuju/bersedia

untuk membayar maka dilambangkan Yi=1, peluangnya adalah Pi, sedangkan

Page 37: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

21

peluang untuk Yi=0 (tidak setuju) adalah (1-Pi). Fungsi logit harus

ditransformasikan sedemikian rupa agar menjadi bentuk linier, salah satu bentuk

transformasinya dikenal dengan transformasi logit.

Li = Ln (

) = ..............................(5)

Odds ratio dituliskan sebagai berikut:

..........................................................(6)

Li dikenal dengan logit, yang merupakan logaritma dari rasio sebelumnya

dan linier dalam variabel independen dan parameter. Estimasi parameter dari

metode regresi logistik dapat dilakukan dengan metode maximum likelihood

estimator (mle), dimana parameter optimal dapat diperoleh dengan metode

numeric (Rosadi, 2011).

Pengujian terhadap parameter model dilakukan untuk memeriksa kebaikan

model. Uji statistik yang dilakukan adalah dengan menggunakan statistik uji G

dan statistik uji Wald.

2.8.1 Uji G

Hasil pengujian signifikansi regresi secara simultan didasarkan pada

statistik uji G. Statistik uji G adalah uji rasio kemungkinan maksimum (likelihood

ratio test) yang digunakan untuk menguji peranan variabel bebas secara

bersamaan (Hosmer dan Lemeshow, 1989). Rumus umum untuk uji G adalah:

*

+ .................................................(7)

Dimana:

Lo = Likelihood tanpa variabel bebas

L1 = Likelihood dengan variabel bebas

Dengan hipotesis:

Ho : β1 = β2 = ... = βp = 0

H1 : minimal ada satu nilai βi ≠ 0

Dimana i = 1,2,3,...,p

Page 38: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

22

Statistik uji G mengikuti sebaran chi-square (χ2) dengan derajat bebas p.

Kaidah keputusan yang diambil yaitu menolak H0 jika G > (Hosmer dan

Lemeshow, 1989).

2.8.2 Uji Wald

Menurut Rosadi (2011), untuk menguji kecocokan koefisien, kita bisa

menggunakan uji Wald. Uji Wald merupakan uji univariat terhadap masing-

masing koefisien regresi logistik (sering disebut partially test).

1. H0: prediktor secara univariat tidak berpengaruh signifikan terhadap respons

( βi = 0; = 0,1,2,...,p).

H1: prediktor secara univariat berpengaruh signifikan terhadap respons

( βi ≠ 0; = 0,1,2,...,p).

2. Tingkat signifikansi: α

3. Statistik uji:

(

)

................................................................................................(8)

Dimana: bi = penduga bi

SE (bi) = penduga galat baku dari bi

4. Daerah kritik: H0 ditolak apabila |Wi| > |Zα/2|

2.9 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terkait dengan nilai ekonomi air didapatkan dengan mencari

nilai willingness to pay atau kesediaan masyarakat untuk membayar air tersebut.

Penelitian terkait dengan WTP dapat dilihat dari penelitian Simanjuntak (2009)

yang berjudul Analisis Willingness to Pay (WTP) Mayarakat terhadap

Peningkatan Pelayanan Sistem Penyediaan Air Bersih dengan WSLIC (Water

Sanitation for Low Income Community). Tujuan utama penelitian ini adalah untuk

mengkaji lebih jauh WTP (Willingness to Pay) kesediaan masyarakat untuk

membayar) air bersih dengan proyek WSLIC jika ada peningkatan pelayanan

yang dilakukan oleh pihak BPS (Badan Pengelola Sarana). Dari model WTP yang

dihasilkan diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam

membayar iuran air. Analisis data kualitatif diolah secara deskriptif untuk

mengetahui kondisi umum masyarakat pengguna WSLIC, serta penggunaan dan

Page 39: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

23

pengelolaan air di Desa Situdaun. Data kuantitatif digunakan untuk mengetahui

model WTP masyarakat pengguna air. Dari hasil analisis, faktor-faktor yang

secara nyata mempengaruhi WTP masyarakat dalam membayar iuran air adalah

tingkat pendapatan dan kelompok responden. Nilai WTP yang diperoleh dari tiap

kelompok pengguna air adalah Rp 1 000,00 untuk masyarakat pengguna air

kelompok pertama, Rp 703,0303 untuk masyarakat pengguna air kelompok kedua,

dan Rp 498,7273 untuk masyarakat pengguna air kelompok ketiga.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Arianti (1999) dengan melakukan

analisis pilihan sumber air bersih dan kesediaan membayar bagi perbaikan

kualitas dan kuantitas air PDAM di Kodya Bengkulu. Tujuan penelitian yang

terkait adalah faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan air

PDAM, WTP pelanggan rumah tangga untuk perbaikan kualitas dan kuantitas air

PDAM, dan faktor-faktor yang mempengaruhi WTP pelanggan. WTP pelanggan

diperoleh berdasarkan teknik survei menggunakan Contingent Valuation Method

(CVM) dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi WTP pelanggan

dilakukan analisis regresi atas variabel bebas penentu WTP pelanggan.

Hasil WTP pelanggan kelompok rumah tangga secara individual adalah

sebesar Rp 50.65/m3 di atas harga air PDAM yang berlaku atas pelanggan yang

bersangkutan. WTP agregat atau WTP populasi pelanggan rumah tangga (89 %

dari populasi pelanggan PDAM) adalah sebesar Rp 160 988 467.50/tahun di atas

pengeluaran yang biasa untuk penggunaan air PDAM atau sebesar 26.79 % dari

nilai investasi untuk perbaikan kualitas dan kuantitas air PDAM. Sedangkan dari

hasil analisis regresi atas variabel bebas penentu WTP pelanggan yaitu WTP

pelanggan dipengaruhi positif oleh sikap keberatan pelanggan atas rendahnya

kualitas air PDAM.

Penelitian yang dilakukan oleh Oktavianus (2003) dengan judul “Analisis

Keinginan Membayar Penduduk Perkotaan terhadap Pelayanan Air Bersih (Studi

Kasus Pelanggan PDAM Tirtamusi Kota Palembang)” dengan tujuan yang terkait

yaitu mengkaji berapa besar keinginan membayar masyarakat Kota Palembang

(dengan kondisi tertentu) sebagai responnya terhadap pelayanan air bersih PDAM

Tirtamusi, menelaah faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi WTP

masyarakat, dan mengkaji besarnya tarif yang dapat diusulkan jika PDAM

Page 40: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

24

Tirtamusi akan melakukan penyesuaian tarif air bersih terhadap rumah tangga

sangat sederhana. Metode yang digunakan adalah dengan metode harga hedonik

dengan pendekatan regresi linear berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa

besarnya keinginan membayar penduduk perkotaan terhadap pelayanan air bersih

adalah Rp 38 239.73 per bulan atau lebih besar Rp 6 157.51 dari nilai rata-rata

yang sebenarnya dibayarkan setiap bulan sebesar Rp 32 082.22. faktor-faktor

yang mempengaruhi besarnya keinginan membayar penduduk perkotaan terhadap

pelayanan air bersih dari PDAM Tirtamusi adalah jumlah anggota keluarga,

pendapatan keluarga, pengeluaran keluarga, kelancaran aliran air bersih, dan

keluhan atas aliran air bersih dari PDAM Tirtamusi.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu objek

penelitian, permasalahan yang dihadapi, dan metode penelitian yang digunakan.

Hasil penelitian terdahulu dapat digunakan penulis sebagai literatur tentang

penilaian ekonomi sumberdaya air.

Page 41: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

25

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Kebutuhan air bersih rumah tangga dapat dipenuhi dengan menggunakan

air dari PDAM, air tanah, maupun air dalam kemasan untuk kebutuhan konsumsi

air minum langsung. Masyarakat Kota Bogor mengandalkan air PDAM dan air

tanah sebagai pemenuhan akan airnya. Pada saat ini cakupan pelayanan PDAM

Tirta Pakuan Kota Bogor sebesar 67.29% dan sisanya masyarakat menggunkan air

tanah maupun sumber lainnya untuk kebutuhan air rumah tangga. Salah satu

daerah yang belum terjangkau oleh PDAM Tirta Pakuan yaitu Perumahan XYZ

Kelurahan Katulampa Bogor Timur yaitu RW 15, RW 16, dan RW 17.

Permasalahan yang muncul dalam penggunaan air tanah yaitu debit air

yang berkurang pada saat musim kemarau. Hal ini menyebabkan kurangnya

pasokan air untuk kebutuhan sehari-hari sehingga masyarakat melakukan usaha

lebih untuk mendapatkan air seperti dengan membeli air dan melakukan

penggalian sumur lebih dalam agar mendapatkan air kembali. Selain itu masalah

kualitas air yang dapat menurun mengingat daerah perumahan ini padat penduduk

dan jarak rumah berdekatan begitu pula jarak tempat pembuangan (septic tank)

dengan sumur warga juga berdekatan sehingga resiko air tanah tercemar dapat

terjadi.

Permasalahan yang muncul menyebabkan warga menginginkan untuk

mendapat sumber air bersih yang lebih baik kuantitas, kualitas, maupun

kontinuitasnya. Usaha yang telah dilakukan oleh warga adalah pengajuan

pemasangan jaringan PDAM di lingkungan perumahan. Tetapi permasalahan

yang dialami PDAM menyangkut investasi dan kendala teknis pemasangan

menyebabkan PDAM belum dapat menjangkau daerah perumahan XYZ.

Pengajuan pemasangan PDAM menunjukkan kemampuan masyarakat untuk

membayar air demi mendapatkan air bersih untuk kebutuhan pokok sehari-

harinya, sehingga dapat menggunakan analisis Willingness to Pay (WTP) sebagai

metode untuk mengestimasi besarnya keinginan membayar masyarakat

perumahan XYZ terhadap air bersih. Serta mengidentifikasi faktor-faktor yang

Page 42: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

26

mempengaruhi besaran WTP masyarakat untuk memperoleh air bersih di

perumahan XYZ dengan menggunakan metode analisis regresi logistik.

Sebelumnya penulis ingin mengkaji karakteristik masyarakat perumahan

XYZ terhadap air bersih dengan menggunakan metode analisis deskriptif untuk

menjabarkan karakteristik masyarakat secara umum, pola penggunaan air, dan

sumber air pada saat musim hujan dan musim kemarau.

Dari hasil penelitian dirumuskan rekomendasi kebijakan bagi para

stakeholder dalam pengelolaan sumberdaya air. Untuk mempermudah

pelaksanaan penelitian dan memuat tujuan-tujuan diatas, dibuat alur pemikiran

yang dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 43: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

27

Gambar 3 Diagram Alur Berpikir

Mengidentifikasi

faktor-faktor yang

mempengaruhi besaran

WTP masyarakat

Mengkaji karakteristik

masyarakat perumahan

XYZ terhadap air

bersih

Kebutuhan Air Bersih

Rumah Tangga

Rekomendasi Kebijakan

Air Tanah

Air minum

kemasan/air isi ulang

Keinginan pemasangan

jaringan PDAM

Analisis Regresi

Logistik

Analisis Deskriptif

Tercemarnya air tanah

yang menyebabkan

kualitas air kurang baik

PDAM

Debit air yang

berkurang saat

musim kemarau

Permasalahan dalam

pemakaian air sumur

Mengestimasi besarnya

nilai WTP masyarakat

terhadap air bersih di

perumahan XYZ

Analisis Willingness

to Pay (WTP)

Pembelian

lebih mahal

Page 44: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

28

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di perumahan XYZ, Kota Bogor. Pemilihan lokasi

dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan daerah tersebut merupakan

salah satu perumahan yang masih menggunakan air tanah (sumur/pompa) dalam

pemenuhan kebutuhan airnya, dimana masalah krisis air terjadi pada saat kemarau

tiba sehingga warga mengajukan pemasangan pipa distribusi PDAM agar masalah

mengenai air ini dapat terpecahkan. Pengambilan data primer dilaksanakan selama

bulan Juni-September 2013.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak-pihak

terkait yang mengetahui informasi mengenai penyediaan air di perumahan XYZ,

serta wawancara dengan responden melalui kuesioner dimana responden

merupakan masyarakat yang tinggal di perumahan tersebut. Data sekunder

meliputi data-data yang terkait dengan daerah penelitian dan data lainnya yang

dibutuhkan di dalam penelitian ini. Data ini diperoleh dari PDAM Tirta Pakuan

Kota Bogor, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bogor,

berbagai pustaka seperti buku, jurnal, tesis, dan internet.

4.3. Metode Pengambilan Sampel

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah masyarakat di

perumahan XYZ Kelurahan Katulampa RW 15, 16, dan 17. Responden yang

diambil dari populasi masyarakat perumahan XYZ adalah kepala keluarga

sebanyak 80 orang dari total keseluruhan 611 KK. Responden dibagi kedalam

empat kategori yang masing-masing terdiri dari 20 orang. Hal ini sesuai dengan

kategori tingkat WTP yang ditawarkan yaitu empat kategori. Metode pengambilan

sampel dilakukan dengan random split sampling, yaitu sampel yang ditarik ke

Page 45: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

29

dalam kelas-kelas yang tidak overlapping dan kemudian memilih sampel secara

acak dari setiap kelas.

4.4 Metode dan Prosedur Analisis

Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis secara kualitatif dan

kuantitatif. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan

menggunakan komputer dengan program Microsoft Office Excel dan program

Minitab 15. Tabel 3 menyajikan keterkaitan antara tujuan penelitian, sumber data

dan metode analisis data.

Tabel 3 Matriks metode analisis data No Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis

1 Mengkaji karakteristik masyarakat

perumahan XYZ terhadap air

bersih.

Data primer dan data

sekunder

Analisis deskriptif

2 Mengestimasi besarnya nilai

Willingness to Pay (WTP)

masyarakat terhadap air bersih di

perumahan XYZ

Data primer

(wawancara

menggunakan

kuesioner)

Analisis

Willingness to Pay

dengan metode

dichotomous

choice CVM

3

Mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi besaran WTP

masyarakat untuk memperoleh air

bersih di perumahan XYZ

Data primer

(wawancara

menggunakan

kuesioner)

Analisis faktor-

faktor yang

mempengaruhi

melalui regresi

logistik

Sumber : Penulis (2013)

4.4.1 Analisis deskriptif mengenai karakteristik masyarakat Perumahan

XYZ terhadap air bersih

Analisis data pada dasarnya digunakan dalam rangka mengungkap

informasi yang relevan di dalam data dan menyajikan hasil dalam bentuk yang

lebih ringkas dan sederhana. Analisis deskriptif diperlukan dalam melakukan

analisis data dengan menggunakan berbagai cara misalnya dengan menampilkan

grafik, diagram serta rekapitulasi data dalam bentuk tabel. Analisis deskriptif

bersifat eksploratif berupaya menelusuri dan mengungkapkan struktur dan pola

data tanpa mengaitkan secara kaku asumsi-asumsi tertentu (Juanda, 2007).

Page 46: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

30

Analisis deskriptif digunakan agar penelitian tidak hanya terbatas pada

data statistik yang bersifat kaku, selain itu agar penelitian dapat menghasilkan

kesimpulan yang lebih menarik. Pada penelitian ini, analisis deskriptif digunakan

untuk membuat gambaran secara sistematis mengenai karakteristik masyarakat,

pola pemanfaatan air dan sumber air bersih di perumahan XYZ.

4.4.2 Analisis Willingness To Pay (WTP) masyarakat terhadap air bersih di

Perumahan XYZ

Analisis kesediaan membayar (WTP) masyarakat digunakan untuk

mengetahui tingkat kemampuan membayar masyarakat untuk mendapatkan air

bersih dimana tingkatan harga yang ditawarkan merupakan harga air yang ingin

dibayar oleh masyarakat per meter kubiknya. Sehingga dapat dilihat sejauh mana

masyarakat merasakan manfaat air dan menginginkan perbaikan kualitas,

kuantitas, dan kontinuitas dari sumber air yang ingin mereka terima. Skenario

hipotetik sangat berpengaruh terhadap outcome yang dihasilkan pada analisis

CVM. Skenario hipotetik dibentuk berdasarkan permasalahan sumberdaya air di

perumahan XYZ dimana terjadi penurunan kondisi sumberdaya air yang

masyarakat dapatkan. Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan untuk

mengukur kesediaan membayar masyarakat untuk mendapatkan air bersih.

Skenario hipotetik dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

Perumahan XYZ merupakan perumahan yang masih mengandalkan air

tanah sebagai sumber kebutuhan air sehari-harinya. Permasalahan yang tiap tahun

terjadi yaitu kekeringan pada sumur-sumur warga akibat debit air yang menurun

pada saat musim kemarau. Perumahan XYZ terus mengalami peningkatan jumlah

penduduk yang menyebabkan kebutuhan air terus meningkat, sehingga nantinya

air tanah akan lebih banyak tereksploitasi. Hal ini dapat mengakibatkan keringnya

sumur warga yang lebih dangkal karena sumber air tersedot pada satu lokasi yang

sama sehingga terjadinya penurunan muka air tanah. Resiko air tanah tercemar

juga dapat terjadi salah satunya dari tempat pembuangan rumah tangga yang ada

pada tiap rumah. Permasalahan yang dirasakan masyarakat dan mengingat

kebutuhan air bersih sangat penting maka masyarakat menginginkan perbaikan

kuantitas, kualitas, dan kontinuitas akan air bersih.

Page 47: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

31

Setelah responden mengetahui gambaran mengenai kondisi sumberdaya

air secara terperinci dan masalah sumberdaya air yang terjadi di lingkungan

perumahannya, maka penting untuk memperbaikan kuantitas, kualitas, dan

kontinuitas sumber air bersih yang diterima masyarakat. Teknik atau metode yang

dilakukan adalah dengan metode dichotomous choice CVM dan untuk

memperoleh nilai WTP menggunakan metode logit dan metode turnbull

(Fauzi,2013). Metode digunakan dengan menanyakan kepada responden

mengenai sejumlah nilai penawaran (bid) tertentu yang diajukan sebagai nilai

kesediaan membayar air bersih. Sehingga didapatkan jawaban setuju atau tidak

setuju responden akan nilai bid yang ditawarkan. Terdapat empat kategori bid

yang ditanyakan kepada masing-masing 20 responden.

1. Kategori kelas WTP Rp 2 500

2. Kategori kelas WTP Rp 5 000

3. Kategori kelas WTP Rp 7 500

4. Kategori kelas WTP Rp 10 000

Berikut merupakan struktur elisitasi untuk single bounded dichotomous

choice CVM dalam penelitian ini.

Apakah saudara sanggup

untuk membayar?

N1 N2 N3 N4

Rp 2 500 Rp 5 000 Rp 7 500 Rp 10 000

Setuju Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak

Nilai bid dapat ditentukan dari informasi yang didapatkan mengenai

sumberdaya yang akan divaluasi. Pada penelitian ini, dalam menentukan nilai bid

untuk sumberdaya air, dilihat dari tarif yang dikenakan PDAM untuk pelanggan

rumah tangga. Perumahan XYZ diasumsikan masuk kedalam ketegori golongan

rumah tangga 4 (R4), sehingga tarif yang dikenakan adalah Rp 2 500/m3. Tarif

Page 48: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

32

inilah yang menjadi dasar ditentukan nilai bid terendah yang akan ditawarkan

kepada masyarakat. Nilai bid yang paling besar ditentukan dari tarif termahal

yang dapat ditetapkan oleh PDAM untuk penggunaan air per meter kubiknya.

Untuk mendapatkan nilai WTP dilakukan perhitungan dengan

menggunakan metode logit dan turnbull. Metode logit dalam penelitian ini diolah

menggunakan software Minitab, setelah dilakukan pengolahan regresi logistik

dimana variabel respon merupakan keputusan responden “setuju” atau “tidak

setuju” pada nilai tawaran (bid) yang ditanyakan, didapatkan model persamaan

logit. Nilai WTP yang menggambarkan nilai ekonomi SDAL dapat diduga dengan

menggunakan koefisien yang diperoleh dari logit yakni α = β / σ (vektor koefisien

yang berhubungan dengan variabel bebas) dan δ = -1 / σ (vektor koefisien yang

berhubungan dengan bid). Nilai harapan rataan WTP dapat diduga dari kedua

koefisien tersebut yakni:

..........................................................(9)

Sedangkan untuk menggunakan metode Turnbull, WTP dapat dihitung

menggunakan formula,

∑ ( )

...........................................(10)

Haab dan McConnel (2002) dalam Fauzi (2013) menyatakan beberapa

langkah berikut:

1. Hitung distribusi Fj dengan menggunakan formula

dimana jumlah

Nj adalah respon “tidak” untuk nilai lelang j dan Yj adalah respon “ya” untuk

lelang j. Total respon adalah Tj = Nj + Yj

2. Dimulai dengan lelang terendah, bandingkan Fj dan Fj+1

3. Jika Fj+1 > Fj perhitungan mean WTP dapat dilanjutkan dengan menggunakan

formula E(WTP) diatas.

4. Jika Fj+1 < Fj , gabungkan (pooled) nilai lelang ke j dan j+1 menjadi satu nilai

lelang dengan batas bawah dan batas atas lelang adalah ( Bj , Bj+2). Kemudian

Page 49: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

33

hitung nilai

, dengan kata lain menghilangkan nilai lelang

Bj+1 dan menggabungkannya dengan nilai lelang Bj.

5. Lanjutkan dengan menghitung WTP dengan formula E(WTP), jika distribusi

sudah terlihat meningkat secara monotonik (monotonically increasing)

6. Tentukan nilai maksimum distribusi yang menunjukkan tidak ada

responden yang ingin membayar lebih dari nilai lelang maksimum.

Salah satu kelebihan menggunakan pendugaan melalui lower bound

adalah terkait dengan distribusi Turnbull dimana terdistribusi normal dan nilai

Bj tetap sehingga juga normal. Haab dan McConnel (2002) dalam

Fauzi (2013) merumuskan formula untuk menghitung keragaman yang dapat

digunakan untuk menghitung seberapa besar tingkat kepercayaan kita terhadap

pendugaan nilai rataan WTP. Keragaman (variance) dari WTP adalah:

( ) ∑ (

) ∑∑

( ) ∑

∑ ( )

..........................(11)

Sehingga,

( ∑ (

) ∑

)..................(12)

4.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran WTP masyarakat untuk

mendapatkan air bersih

Untuk menentukan dan menganalisis besarnya nilai keinginan membayar

(WTP) masyarakat terhadap air bersih, perlu ditentukan variabel-variabel yang

akan dimasukkan ke dalam model untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi besaran WTP masyarakat terhadap air bersih. Beberapa variabel

yang akan dimasukkan ke dalam model yaitu:

Page 50: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

34

1) Bid

Variabel bid berpengaruh penting karena nilai bid menentukan apakah

masyarakat bersedia atau tidak membayar nilai bid yang ditawarkan. Asumsi

yang berlaku adalah semakin tinggi nilai bid maka peluang menjawab tidak

setuju semakin tinggi.

2) Tingkat Pendidikan

Variabel tingkat pendidikan dinilai berpengaruh penting kerena masyarakat

dengan tingkat pendidikan lebih tinggi dapat lebih memahami mengenai

permasalahan sumberdaya air yang terjadi, kelangkaan akan sumberdaya air,

kualitas dan kuantitas air tanah yang menurun akibat pengambilan terus-

menerus secara massal, sehingga lebih mengerti akan nilai ekonomi

sumberdaya air. Asumsi yang berlaku adalah semakin tinggi tingkat

pendidikan responden maka akan semakin besar peluang masyarakat

menjawab setuju untuk membayar.

3) Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga atau total pendapatan dalam satu rumah tangga sangat

berpengaruh pada jumlah WTP yang ingin dikeluarkan untuk air bersih per

meter kubik. Hal ini berkaitan dengan kemampuan ekonomi masyarakat dalam

membayar biaya untuk air bersih tersebut. Asumsi yang digunakan adalah

semakin tinggi pendapatan maka semakin besar peluang masyarakat

menjawab setuju untuk membayar.

4) Kualitas Air Tanah

Variabel kualitas air tanah yaitu penilaian responden akan air yang

diterimanya yaitu air tanah. Penilaian kualitas air tanah dapat dinilai

responden dengan kualitas air tanah baik atau kurang baik. Responden yang

menjawab kualitas air tanah yang kurang baik adalah responden yang

mengeluhkan air yang keruh, kuning, berbau, dan kurang layak konsumsi.

Asumsi yang digunakan yaitu jika kualitas air tanah baik maka akan semakin

besar peluang masyarakat menjawab tidak setuju untuk membayar.

Metode statistik yang digunakan untuk menerangkan hubungan sebab

akibat faktor-faktor yang mempengaruhi WTP masyarakat terhadap air bersih

adalah regresi logistik. Regresi logistik digunakan untuk menganalisis faktor-

Page 51: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

35

faktor apa saja yang mempengaruhi WTP masyarakat terhadap air bersih. Variabel

respon bersifat dikotomi (Dichotomous Choice Model) atau memiliki dua peluang

kejadian. Dalam penelitian ini peluang kejadian adalah memilih bersedia atau

tidak bersedia untuk membayar air bersih. Persamaan regresi logit untuk melihat

besarnya kesediaan responden untuk membayar dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya adalah sebagai berikut:

Li = Ln (

) = β0 + β1BID + β2PDDKN + β3PDPTN + β4KAT......................(13)

Dimana:

Li : Peluang masyarakat bersedia atau tidak bersedia membayar

β0 : Intersep

β1-4 : Koefisien regresi

BID : Bid (rupiah/m3)

PDDKN : Tingkat pendidikan (tahun)

PDPTN : Pendapatan keluarga (Rp)

KAT : Kualitas air tanah

1 = Dummy kualitas air tanah baik

0 = Dummy kualitas air tanah kurang baik

Variabel bid, tingkat pendidikan, pendapatan dan kualitas air tanah diduga

berpengaruh nyata terhadap kesediaan membayar masyarakat. Variabel dengan

arah positif adalah tingkat pendidikan dan pendapatan. Sedangkan variabel

dengan arah negatif yaitu bid dan kualitas air tanah.

Page 52: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

36

V. GAMBARAN UMUM

5.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Perumahan XYZ yang telah dibangun sejak tahun 2005 terletak di

Kelurahan Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kelurahan Katulampa

termasuk dalam Kecamatan Bogor Timur yang secara geografis terletak pada

106046’11” Bujur Timur - 106

050’25” Bujur Timur dan 6

035’10” Lintang Selatan

- 6038’5” Lintang Selatan. Ketinggiannya berada pada 300 – 370 m dpl, curah

hujan per tahunnya adalah 3000 mm, dan suhu rata-rata harian berkisar 25 0C.

Batas administrasi Kelurahan katulampa adalah di sebelah utara berbatasan

dengan Kelurahan Cimahpar dan Kelurahan Tanah Baru, sebelah timur berbatasan

dengan Kelurahan Cibanon dan Kelurahan Sukaraja, sebelah selatan berbatasan

dengan Kelurahan Tajur dan Kelurahan Sindangsari, dan di sebelah barat

berbatasan dengan Kelurahan Baranang Siang dan Kelurahan Sukasari. Orbitasi

jarak dari Kelurahan Katulampa ke ibukota Kecamatan adalah 3 km dengan waktu

tempuh menggunakan kendaraan bermotor sekitar 15 menit. Jarak ke ibukota

kabupaten/kota adalah 7 km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Jarak ke

ibukota provinsi (Bandung) sekitar 120 km dengan waktu tempuh 4 jam,

sedangkan jarak ke ibukota negara (DKI Jakarta) sekitar 60 km dengan waktu

tempuh 150 menit (Kelurahan Katulampa, 2013).

Terdapat 17 Rukun Warga (RW) di Kelurahan Katulampa dengan jumlah

penduduk sebanyak 28 657 jiwa. Jumlah RW yang terdapat di perumahan XYZ

adalah tiga RW yaitu RW 15, 16, dan 17. Data yang diperoleh pada tahun 2012

jumlah penduduk yang ada di RW 15 adalah 755 jiwa dengan 212 KK, lalu

jumlah penduduk di RW 16 adalah 507 jiwa dengan 185 KK, dan jumlah

penduduk di RW 17 adalah 664 jiwa dengan 214 KK. Sehingga secara

keseluruhan perumahan XYZ terdiri dari 611 KK dengan jumlah penduduk 1 926

jiwa. Perumahan XYZ berbatasan dengan Kali baru di sebelah utara, Desa

Cibanon di sebelah timur, RW 14 dimana banyak area persawahan di sebelah

barat, dan dengan RW 08 di sebelah selatan.

Page 53: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

37

5.2 Kondisi Hidrologi

Sumber air bagi Kota Bogor menurut asalnya terdiri dari sungai, air tanah,

dan mata air. Sungai utama yang mengalir di Kota Bogor terdiri dari Sungai

Ciliwung dan Sungai Cisadane, serta beberapa anak sungai. Pada umumnya aliran

sungai tersebut dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat Kota Bogor sebagai

sarana MCK dan usaha perikanan keramba serta air baku bagi PDAM.

Keberadaan air tanah di Kota Bogor kualitasnya terbilang cukup baik. Namun

demikian tingkat pelapukan batuan yang cukup tinggi selain tingginya laju

perubahan penutupan lahan oleh bangunan menyebabkan kapasitas infiltrasi air

hujan menjadi sangat rendah yang pada akhirnya mempertinggi run off, hal ini

merupakan salah satu penyebab menurunnya muka air tanah di musim kemarau.

Secara umum aliran air tanah di Kota Bogor mengalir dari selatan ke utara

sejumlah 3 344 394 m3/tahun. Aliran air tanah lokal mengalir dari tinggian ke

rendahan (BPLH, 2013).

Perumahan XYZ yang terletak di Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor

menggunakan air tanah sebagai sumber airnya. Masyarakat menggunakan sumur

gali dan sumur pantek untuk mendapatkan air tanah. Hal ini karena belum

tersedianya jaringan PDAM di kawasan perumahan. Sumur warga rata-rata

memiliki kedalaman 13 meter. Kedalaman sumur terendah adalah 6 meter, hal ini

dipengaruhi dari lama tinggal karena warga yang lebih lama tinggal cenderung

akan memiliki sumur yang lebih dalam. Hal ini dikarenakan setiap tahunnya

terdapat musim kering yang menyebabkan sumur-sumur warga kering sehingga

usaha yang dilakukan adalah memperdalam sumur.

Kondisi air tanah dapat dilihat dari peta konservasi air tanah di Kecamatan

Bogor Timur yang ditunjukkan dari Gambar 4. Bila dilihat dari gambar,

Kelurahan Katulampa yang merupakan lokasi penelitian berada pada wilayah

berwarna merah muda dimana itu berarti menunjukkan kondisi kritis.

Page 54: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

38

Sumber : BPLH Kota Bogor (2013)

Gambar 4 Peta konservasi air tanah Kecamatan Bogor Timur

Zona konservasi air tanah untuk lebih jelas lagi dapat dilihat pada Tabel 4

dimana terdapat 4 zona konservasi air tanah yaitu zona aman, rawan, kritis, dan

rusak. Kelurahan Katulampa memiliki zona aman sebesar 10.3%, zona rawan

sebesar 37.4%, zona kritis sebesar 39.7%, dan zona air tanah yang rusak sebesar

12.6%.

Tabel 4 Zona konservasi air tanah Kecamatan Bogor Timur

No. Kelurahan Luas

(km2)

Konservasi Air Tanah (%)

Aman Rawan Kritis Rusak

1 Sindangsari 0,9 100% - - -

2 Sindangrasa 1,06 38,2% 31,2% 30,2% 0,4%

3 Tajur 0,45 - - - 100%

4 Katulampa 4,91 10,3% 37,4% 39,7% 12,6%

5 Baranangsiang 2,35 - 48,4% 14,3% 37,3%

6 Sukasari 0,48 - 13,7% 20,7% 65,6%

Sumber : BPLH Kota Bogor (2013)

Kondisi sumberdaya air di Kelurahan katulampa beserta potensinya dapat

dilihat pada Tabel 5. Terdapat sumber air berupa bendungan/waduk/situ, danau,

embung, jebakan air, mata air, dan sungai. Kodisi potensi air yang besar di

kelurahan Katulampa bersumber dari bendungan/waduk/situ dan sungai.

Page 55: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

39

Tabel 5 Potensi air dan sumberdaya air Kelurahan Katulampa Sumber Kondisi

Bendungan/waduk/situ Besar

Danau Kecil

Embung-embung Kecil

Jebakan air Kecil

Mata air Kecil

Sungai Besar Sumber : Kelurahan Katulampa (2013)

Sedangkan untuk sumber air bersih kelurahan Katulampa dapat dilihat

pada Tabel 6. Sebanyak 4 760 KK menggunakan air PAM sebagai sumber air

bersihnya. Sumber air bersih dengan menggunakan sumur pompa sebanyak 1 600

KK sedangkan pompa gali sebanyak 310 KK. Sumber air lainnya yaitu mata air

sebanyak 160 KK dan dari depot isi ulang sebanyak 1 316 KK.

Tabel 6 Sumber air bersih Kelurahan Katulampa Jenis Jumlah (Unit) Pemanfaat (KK) Kondisi

Baik/Rusak

Depot isi ulang

Embung

Hidran umum

Mata air

PAM

Pipa

Sumur gali

Sumur pompa

Sungai

4

0

0

67

3247

0

200

1250

0

1316

0

0

160

4760

0

310

1600

0

Baik

Baik

Baik

Baik

Rusak

Baik

Baik

Sumber : Kelurahan Katulampa (2013)

Sumber air di daerah penelitian perumahan XYZ sendiri menggunakan air

tanah dan air minum dalam kemasan. Belum adanya jaringan PDAM di

perumahan tersebut. Perumahan XYZ terletak di Kotamadya Bogor, maka dari itu

pelayanan PDAM dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.

Page 56: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

40

Tabel 7 Tarif pemakaian air PDAM TPKB berdasarkan golongan pelanggan

rumah tangga

Golongan Pelanggan Besaran Tarif Air Minum (Rp/m

3)

0 – 10 m3 >10 m

3

R1 1.700 2.800

R2 1.900 3.100

R3 2.300 3.700

R4 2.500 4.100

R5 3.100 4.800

R6 4.600 7.000

R7 5.600 8.100

R8 6.700 9.000 Sumber : Peraturan Walikota Bogor Nomor 21 tahun 2012 tentang Tarif Air Minum PDAM Tirta

Pakuan Kota Bogor

Menurut golongan tarif PDAM, masyarakat perumahan XYZ termasuk

pada golongan rumah tangga dari R3 sampai R6 apabila bangunan awal telah

direnovasi menjadi lebih besar. Penelitian ini mengasumsikan bahwa perumahan

XYZ masuk kepada golongan pelanggan R4 setelah melihat kondisi daerah

penelitian. Hal ini sesuai dengan klasifikasi kelompok pelanggan PDAM pada

Peraturan Walikota Bogor Nomor 30 tahun 2011 Pasal 2 ayat 2. Kriteria

klasifikasi kelompok pelanggan:

Rumah Tangga 4 (R4)

a. Luas bangunan ≤ 36 m2

yang berlokasi di pemukiman, terletak di jalan 1.

b. Luas bangunan > 36 m2 sampai dengan ≤ 54 m

2 yang berlokasi di

pemukiman, terletak di jalan 2.

c. Luas bangunan > 54 m2 sampai dengan ≤ 70 m

2 yang berlokasi di

pemukiman, terletak di jalan 3 dan jalan 4.

d. Luas bangunan > 70 m2 sampai dengan ≤ 100 m

2 yang berlokasi di

pemukiman, terletak di jalan 5 dan 6.

e. Luas bangunan > 36 m2 sampai dengan ≤ 54 m

2 yang berlokasi di

perumahan umum, terletak di jalan 3

f. Luas bangunan > 54 m2 sampai dengan ≤ 70 m

2 yang berlokasi di

perumahan umum, terletak di jalan 4 dan jalan 5.

g. R3 yang mempunyai kegiatan usaha.

Page 57: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

41

Keterangan:

1. Jalan 1 : jalan arteri primer/jalan arteri sekunder/jalan kolektor primer

yang menghubungkan antar wilayah kota, kabupaten, atau provinsi.

2. Jalan 2 : jalan jalan kolektor primer/jalan kolektor kelas 1-3/jalan arteri

sekunder yang menghubungkan suatu kawasan permukiman dan

perumahan menuju Jalan 1.

3. Jalan 3 : jalan kolektor sekunder/jalan lokal primer yang menghubungkan

suatu kawasan permukiman dan perumahan menuju Jalan 1 dan Jalan2.

4. Jalan 4 : jalan masuk/utama suatu kawasan permukiman dan perumahan

menuju Jalan 1, Jalan 2, dan Jalan 3.

5. Jalan 5 : jalan dengan lebar ≤ 3 m (kurang dari tiga meter) di kawasan

permukiman dan perumahan yang terhubung dengan Jalan 1, Jalan 2, Jalan

3 dan Jalan 4.

6. Jalan 6 : jalan/gang dengan lebar 1 m (satu meter) sampai dengan 2 m (dua

meter) di kawasan permukiman dan perumahan yang terhubung dengan

Jalan 1, Jalan 2, Jalan 3, Jalan 4 dan Jalan 5.

Page 58: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

42

VI KARAKTERISTIK MASYARAKAT PERUMAHAN XYZ TERHADAP

AIR BERSIH

Karakteristik masyarakat XYZ terhadap air bersih dapat diwakili oleh

karakteristik responden yang diteliti. Karakteristik yang diamati dalam penelitian

ini adalah pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anggota keluarga,

kedalaman sumur, volume air yang digunakan per bulan, pola pemanfaatan air

dan sumber air pada saat musim hujan dan musim kemarau.

Tingkat pendidikan responden dikategorikan dari jenjang pendidikan

formal yang mereka lalui. Responden dalam penelitian ini sebagian besar

merupakan lulusan SMA yaitu sebesar 43.75%, kemudian responden yang

menempuh jenjang pendidikan sampai S1 yaitu sebesar 31.25%. Sedangkan

responden dengan tingkat pendidikan sampai dengan diploma sebesar 16.25%.

Persentase lulusan S2 sebesar 5%, untuk lulusan SMP sebesar 2.50%, dan

responden yang merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD) hanya 1.25%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan

masyarakat perumahan XYZ tinggi yaitu sebagian besar SMA, diikuti dengan

lulusan S1, diploma, S2, SMP, dan SD (Gambar 5).

Gambar 5 Persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan

SD

1.25% SMP

2.50%

SMA

43.75%

DIPLOMA

16.25%

S1

31.25%

S2

5.00%

Page 59: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

43

Pekerjaan responden dalam penelitian ini cukup beragam. Berdasarkan

hasil penelitian, sebagaian besar responden memiliki pekerjaan sebagai pegawai

swasta dan ibu rumah tangga yaitu sebesar 37.50%. Selanjutnya sebanyak 12.50%

responden memiliki pekerjaan sebagai wirausaha, kemudian sebesar 11.25%

responden memiliki mata pencaharian sebagai PNS. Hanya sebesar 1.25%

responden yang bekerja sebagai TNI/POLRI (Gambar 6).

Gambar 6 Persentase responden berdasarkan pekerjaan

Tingkat pendapatan responden dikategorikan menjadi lima bagian, yaitu

tingkat pendapatan dengan kisaran Rp 1 000 000 – Rp 2 000 000 sampai kisaran

> Rp 5 000 000. Tingkat pendapatan masyarakat perumahan XYZ tergolong

tinggi, dapat dilihat dari responden dengan pendapatan lebih dari Rp 5 000 000

yaitu sebesar 31.25%. Persentase responden dengan pendapatan Rp 2 000 001 –

Rp 3 000 000 yaitu sebesar 26.25%, lalu sebesar 20% responden memiliki tingkat

pendapatan dengan kisaran Rp 3 000 001 – Rp 4 000 000. Persentase responden

dengan tingkat pendapatan dengan kisaran Rp 4 000 001 – Rp 5 000 000 adalah

sebesar 12.50%, dan sebesar 10% responden memiliki tingkat pendapatan dengan

kisaran Rp 1 000 000 – Rp 2 000 000 (Gambar 7). Dari tingkat pendapatan, dapat

dilihat bahwa perumahan XYZ merupakan masyarakat yang tergolong masyarakat

menengah keatas.

WIRAUSAHA

12.50%

PNS

11.25%

TNI/POLRI

1.25%

IRT

37.50%

PEGAWAI

SWASTA

37.50%

Page 60: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

44

Gambar 7 Persentase responden berdasarkan tingkat pendapatan

Jumlah anggota keluarga mencakup tanggungan keluarga inti maupun

bukan yang tinggal di dalam rumah dan ditanggung oleh responden. Dari hasil

survei yang dilakukan sebagian masyarakat yaitu 43.75% memiliki jumlah

anggota keluarga sebanyak empat orang. Jumlah anggota keluarga responden

sebanyak lima orang memiliki persentase sebesar 28.75%. Sebesar 13.75%

responden memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak tiga orang. Jumlah

anggota keluarga responden dengan jumlah lebih dari sama dengan enam orang

ada sebesar 7.50% dan jumlah anggota keluarga sebesar kurang dari sama dengan

dua orang sebesar 6.25% (Gambar 8).

Gambar 8 Persentase responden berdasarkan jumlah anggota keluarga

10.00%

26.25%

20.00%

12.50%

31.25% 1,000,000-2,000,000

2,000,001-3,000,000

3,000,001-4,000,000

4,000,001-5,000,000

>5,000,000

≤ 2 orang

6.25%

3 orang

13.75%

4 orang

43.75%

5 orang

28.75%

≥ 6 orang

7.50%

Page 61: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

45

Air bersih yang didapatkan masyarakat XYZ berasal dari air tanah (sumur

gali atau sumur pompa). Kedalaman sumur warga beragam, dari yang paling

dangkal dengan kedalaman enam meter sampai paling dalam yaitu 25 meter.

Dapat dilihat pada Tabel 8 bahwa dari 80 responden, terdapat 28 responden (35%)

memiliki kedalaman sumur lebih dari sama dengan 15 meter. Terdapat 20%

responden memiliki kedalaman sumur 12 meter, 20% responden memiliki

kedalam sumur kurang dari sama dengan 10 meter, 11.25% responden memiliki

kedalaman sumur 13 meter, 8.75% responden memiliki kedalaman sumur 14

meter, dan 5% responden memiliki kedalaman sumur 11 meter.

Tabel 8 Kedalaman sumur responden

Kedalaman sumur (meter) Jumlah responden

Frekuensi Presentase (%)

≤ 10 16 20

11 4 5

12 16 20

13 9 11.25

14 7 8.75

≥15 28 35

Jumlah 80 100

Sumber : Data primer diolah (2013)

Kedalaman sumur responden berkaitan dengan letak sumber air tanah

yang bisa didapat. Masyarakat Perumahan XYZ umumnya telah mendalami

sumur mereka lebih dalam dari semula. Hal ini disebabkan oleh keringnya sumur-

sumur warga pada saat musim kemarau, sehingga salah satu usaha yang dilakukan

warga adalah memperdalam sumur mereka agar mendapatkan air kembali.

Masyarakat Perumahan XYZ seluruhnya mengandalkan air tanah untuk

kebutuhan air sehari-hari. Kebutuhan masyarakat akan air beragam sehingga

mempengaruhi jumlah air yang digunakan per bulannya. Berdasarkan Tabel 9

dapat dilihat bahwa umumnya responden menggunakan air sebesar 20-30m3/

bulan yaitu sebanyak 55% responden. Berikutnya adalah sebanyak 33.75%

responden menggunakan air sebesar 10-20m3/ bulan, lalu responden dengan

pemakaian air sebanyak 0-10m3/ bulan sebesar 6.25%, sedangkan responden yang

menggunakan air sebanyak 30-40m3/ bulan sebesar 5%.

Page 62: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

46

Tabel 9 Jumlah pemakaian air per bulan Jumlah pemakaian air

(m3/bulan)

Jumlah responden (orang) Persentase (%)

0-10 m3 5 6.25

10-20 m3 27 33.75

20-30 m3 44 55

30-40 m3 4 5

Total 80 100

Sumber : Data primer diolah (2013)

Kebutuhan akan air masyarakat Perumahan XYZ cukup besar. Hal ini

ditunjukkan dengan sebanyak 55% responden menggunakan 20-30 m3

air per

bulan. Penggunaan air secara umum digunakan untuk mandi dan mencuci (piring

atau pakaian), penggunaan lebih besar jika responden memiliki kendaraan seperti

mobil atau motor. Alokasi air untuk minum dan memasak terbagi menjadi dua

yaitu responden yang menggunakan airnya untuk minum dan memasak serta

responden yang tidak menggunakan air untuk minum dan masak tetapi dengan

menggunakan sumber air lain seperti dengan membeli air minum dalam kemasan

(air galon) atau air isi ulang.

Tabel 10 Pemakaian air tanah untuk konsumsi Pemakaian air tanah untuk

konsumsi Jumlah responden (orang) Persentase (%)

Ya 10 12.5

Tidak 70 87.5

Total 80 100 Sumber : Data primer diolah (2013)

Berdasarkan Tabel 10 dapat kita lihat responden yang menggunakan air

tanah untuk konsumsi hanya sebesar 12.5%. Sedangkan 87.5% responden lainnya

menyatakan belum berani mengkonsumsi langsung air tanah khususnya untuk

kebutuhan minum. Alasan yang biasa mereka kemukakan adalah khawatir air

tidak sehat dan terdapat bakteri yang bisa mengganggu kesehatan.

Sumber air yang didapat pada saat musim hujan dan musim kemarau

berbeda. Pada saat musim hujan seluruh masyarakat dapat menggunakan air tanah

untuk kebutuhan sehari-hari karena jumlahnya yang mencukupi. Tetapi pada saat

musim kemarau terjadi penurunan debit air pada sumur-sumur warga, bahkan

terdapat sumur warga yang kekeringan dan tidak ada air sama sekali. Pada saat

Page 63: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

47

terjadi kekeringan, masyarakat dibantu dengan air dari PDAM yang diletakkan di

tiap RW dengan kapasitas tanki sebesar kurang lebih 3 000 L yang tiap harinya

dapat diambil pada saat pagi dan sore. Masyarakat yang mengalami kekeringan di

data dan diberikan kupon bantuan air sehingga dapat mengambil maksimal 8

galon sehari. Ada pula masyarakat yang mengambil air dari mata air yang terdapat

di dekat Perumahan XYZ. Tetapi pada umumnya usaha yang dilakukan oleh

masyarakat pada saat musim kemarau adalah menggali sumur mereka lebih dalam

agar mendapatkan air tanah kembali.

Page 64: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

48

VII WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP AIR

BERSIH

Analisis Willingness to Pay (WTP) masyarakat terhadap air bersih

digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan membayar masyarakat untuk

mendapatkan air bersih dimana tingkatan harga yang ditawarkan merupakan harga

air yang ingin dibayar oleh masyarakat per meter kubiknya. Sehingga dapat dilihat

sejauh mana masyarakat merasakan manfaat air dan menginginkan perbaikan

kualitas, kuantitas, dan kontinuitas dari sumber air yang ingin mereka terima.

Contingen Valuation Method (CVM) digunakan dalam penelitian ini untuk

mendapatkan nilai Willingness to Pay (WTP) masyarakat perumahan XYZ

terhadap air bersih. Analisis CVM melibatkan tiga tahap utama yaitu

mengidentifikasi barang dan jasa yang akan dievaluasi, konstruksi skenario

hipotetik, dan elisitasi nilai moneter yang sebelumnya telah dijelaskan pada bab 4.

Teknik yang dilakukan untuk mendapatkan besarnya nilai WTP untuk air bersih

adalah dengan menggunakan metode turnbull (Fauzi,2013) dan menggunakan

analisis regresi logistik biner yaitu variabel respon bersifat dikotomi

(Dichotomous Choice Model) atau memiliki dua peluang kejadian dimana dalam

penelitian ini responden memilih bersedia atau tidak bersedia membayar sejumlah

uang untuk mendapatkan air bersih.

Dengan menggunakan metode dichotomous choice CVM, nilai bid yang

ditawarkan kepada responden terdiri dari empat kategori kelas WTP yaitu sebesar

Rp 2 500, Rp 5 000, Rp 7 500, dan Rp 10 000. Masing-masing bid ditanyakan

kepada 20 responden yang berbeda secara acak. Sehingga responden dalam

penelitian ini berjumlah 80 responden. Tiap responden memilih bersedia atau

tidak bersedia membayar nilai bid yang ditawarkan oleh peneliti. Hasil struktur

elisitasi untuk single bounded dichotomous choice CVM dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

Page 65: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

49

Apakah saudara sanggup

untuk membayar?

N1 N2 N3 N4

Rp 2 500 Rp 5 000 Rp 7 500 Rp 10 000

Setuju Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak

18 2 16 4 9 11 5 15

Dari hasil yang didapatkan, distribusi responden yang menjawab setuju

pada nilai bid Rp 2 500 sebanyak 18 orang sedangkan distribusi responden dengan

jawaban tidak hanya dua orang. Pada nilai bid Rp 5 000 distribusi responden yang

menjawab setuju sebanyak 16 orang sedangkan distribusi responden dengan

jawaban tidak ada empat orang. Distribusi responden yang menjawab setuju pada

nilai bid Rp 7 500 ada 9 orang sedangkan distribusi responden dengan jawaban

tidak sebanyak 11 orang. Untuk nilai bid terakhir yaitu Rp 10 000 distribusi

responden yang menjawab setuju hanya lima orang sedangkan distribusi

responden dengan jawaban tidak sebanyak 15 orang.

Perhitungan nilai WTP dari dichotomous choice CVM dalam penelitian ini

menggunakan dua metode, yaitu metode logit dan turnbull.

7.1 Perhitungan nilai WTP dengan metode logit

Metode logit dalam penelitian ini diolah menggunakan software Minitab

dengan regresi logistik biner (binary logistic regression) dimana variabel respon

merupakan keputusan responden “setuju” atau “tidak setuju” pada nilai tawaran

(bid) yang ditanyakan. Terdapat dua hasil WTP dari metode logit dalam penelitian

ini. Hal ini disebabkan kedua hasil diperoleh dengan menggunakan variabel bebas

yang berbeda.

Page 66: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

50

7.1.1 Hasil WTP dari regresi logistik pertama (logit 1)

Hasil WTP dari regresi logistik yang pertama menggunakan variabel

bebas bid, pendidikan, pendapatan keluarga, dan kualitas air tanah. Setelah

melakukan pengolahan dengan memasukkan variabel respon berupa keputusan

setuju/tidak setuju responden dan variabel bebas berupa bid, pendidikan,

pendapatan keluarga, dan kualitas air tanah, maka didapatkan model regresi

logistik yaitu,

Li = 3.22862 – 0.0005978BID + 0.0162670PDDKN + 0.0000002PDPTN

– 1.45200KAT

Sehingga E(WTP) yang didapatkan adalah sebesar Rp 5 400.84

(Lampiran 4). WTP agregat atau total WTP dapat diperoleh untuk menduga WTP

seluruh kepala keluarga di perumahan XYZ. TWTP didapatkan dari perkalian

nilai WTP dengan jumlah kepala keluarga di perumahan XYZ yang tercatat 611

KK pada tahun 2012. Total WTP yang didapatkan sebesar Rp 3 299 911.04

(Lampiran 4).

Proporsi WTP terhadap pendapatan rumah tangga adalah sebesar 0.11%

(Lampiran 4). Nilai ini menggambarkan proporsi dari nilai WTP yang dibayarkan

masyarakat untuk air bersih per meter kubiknya terhadap pendapatan rumah

tangga. Nilai proporsi WTP yang didapat telah sesuai dengan teori, dimana nilai

WTP lebih dari nol dan kurang dari pendapatan.

7.1.2 Hasil WTP dari regresi logistik kedua (logit 2)

Hasil WTP dari regresi logistik yang kedua hanya menggunakan variabel

bebas bid dan pendapatan keluarga. Hal ini karena kedua variabel tersebut

merupakan variabel yang paling berpengaruh signifikan. Setelah melakukan

pengolahan kembali dengan variabel bebas yang berbeda maka didapatkan model

regresi logistik yaitu,

Li = 2.75496 – 0.0005331BID + 0.0000002PDPTN

Sehingga diperoleh E(WTP) sebesar Rp 5 167.81 dari hasil logit kedua.

Total WTP yang didapatkan adalah sebesar Rp 3 157 532.47 dan proporsi WTP

terhadap pendapatan rumah tangga adalah sebesar 0.10% (Lampiran 4).

Page 67: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

51

7.2 Perhitungan nilai WTP dengan metode turnbull

Selain menggunakan metode logit, untuk menghitung nilai WTP dari

dichotomous choice CVM adalah menggunakan metode turnbull. Prinsip metode

ini cukup sederhana. Jika responden menjawab “tidak” terhadap nilai lelang yang

ditawarkan, maka nilai maksimum WTP akan lebih rendah dari nilai lelang.

Sebaliknya jika responden menjawab “ya” maka WTP nya akan lebih besar atau

paling tidak sama dengan nilai lelang yang ditawarkan (Fauzi, 2013).

Tabel 11 Kesediaan membayar masyarakat untuk mendapatkan air bersih dari

PDAM dengan metode Turnbull Lelang/Bid

(Rp)

Jumlah Nj

(Respon

”tidak”)

Total Respon

(Tj)

Distribusi

“tidak” (Fj)

Nilai

(Fj+1-Fj)

2500 2 20 0.1 0.1

5000 4 20 0.2 0.1

7500 11 20 0.55 0.35

10000 15 20 0.75 0.2

>10000

1 0.25 Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 11 menunjukkan distribusi responden yang menjawab tidak pada

masing-masing bid. Nilai expected WTP (EWTP) dengan metode turnbull

didapatkan dengan mengalikan nilai bid dengan nilai yang merupakan

pengurangan dari selang atas dan selang bawah distribusi responden yang

menjawab tidak. Expected WTP yang diperoleh dari metode turnbull adalah

sebesar Rp 6 000. Hasil WTP didapatkan dengan menggunakan perhitungan

sebagai berikut:

∑ ( )

E (WTP) = (2500*0.1) + (5000*0.35) + (7500*0.2) + (10000*0.25) = 6000

Nilai variance dari WTP adalah sebagai berikut:

( ) ∑

Page 68: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

52

( ) ∑

= (0.0045*6250000) + (0.008*6250000) + (0.012375*6250000) +

(0.009375*6250000)

= 214062.5

Varian yang didapatkan dari hasil di atas adalah sebesar 214 062.5. Nilai

varian/keragaman ini dapat digunakan untuk menghitung seberapa besar tingkat

kepercayaan kita terhadap pendugaan nilai rataan WTP. Dari hasil varian,

didapatkan standard error yaitu sebesar 462.67. Sehingga selang kepercayaan

(confidence interval) 95% untuk lower bound WTP menjadi 6000 ± 1.96(462.67)

atau 6000 ± 906.83 atau Rp 5 093.17 dan Rp 6 906.83.

Total WTP dapat diperoleh untuk menduga WTP kepala keluarga di

perumahan XYZ secara keseluruhan. Total WTP yang didapatkan adalah sebesar

Rp 3 666 000. Proporsi WTP terhadap pendapatan rumah tangga adalah sebesar

0.12%. Nilai ini menggambarkan proporsi dari nilai WTP yang dibayarkan

masyarakat untuk air bersih per meter kubiknya terhadap pendapatan rumah

tangga (Lampiran 5).

7.3 Perbandingan hasil WTP dengan tarif PDAM

Setelah melakukan perhitungan dugaan WTP dengan menggunakan

metode logit dan turnbull, didapatkan nilai kesediaan membayar (Willingness to

Pay) masyarakat terhadap perbaikan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air bersih

yang ingin mereka peroleh. Nilai EWTP yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel

12. Perhitungan untuk memperoleh nilai EWTP dalam penelitian ini

menggunakan dua metode yaitu metode logit dan metode Turnbull. Hal ini

dimaksudkan untuk melihat bagaimana hasil (outcome) pendugaan WTP yang

didapatkan dari metode yang berbeda.

Page 69: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

53

Tabel 12 Hasil kesediaan untuk membayar (WTP) masyarakat dari tiap metode Metode EWTP TWTP Proporsi WTP terhadap

pendapatan

Turnbull Rp 6 000 Rp 3 666 000 0.12%

Logit 1 Rp 5 400.84 Rp 3 299 911.04 0.11%

Logit 2 Rp 5 167.81 Rp 3 157 532.47 0.10% Sumber : Data Primer, 2013

Seperti yang dilihat pada Tabel 12, nilai dugaan WTP masyarakat terhadap

air bersih yang dihasilkan sesuai dengan confidence interval yang didapatkan

yaitu ada pada kisaran Rp 5 093.17 sampai Rp 6 906.83 per meter kubiknya. Nilai

WTP yang didapatkan menggambarkan WTP masyarakat untuk menerima

perubahan sumber air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran WTP

merupakan tarif air per meter kubik yang ingin didapatkan. Nilai air ini adalah

untuk kebutuhan air rumah tangga, tidak hanya use value seperti untuk konsumsi

dan pemakaian kebutuhan rumah tangga lainnya, tetapi juga merupakan non use

value dari air dimana terdapat nilai kenyamanan (amenity), nilai kesehatan

(kualitas air PDAM yang baik), nilai keberadaan air, dan nilai konservasi air.

Sehingga masyarakat lebih memilih air PDAM dibanding dengan air tanah yang

mereka gunakan saat ini. Total Economic Value (use value dan non use value)

bisa dilihat pada total WTP pada Tabel 12.

Jika dibandingkan dengan tarif air PDAM dimana masyarakat perumahan

XYZ termasuk kepada golongan pelanggan R4 dengan pemakaian air lebih dari

10 m3 sehingga tarif PDAM yang dikenakan adalah Rp 4 100/m

3. Sedangkan dari

hasil dugaan WTP yang didapatkan, keinginan membayar air bersih oleh

masyarakat perumahan XYZ berada pada kisaran Rp 5 093.17 sampai

Rp 6 906.83 sesuai dengan hasil perhitungan WTP dengan kedua metode tersebut

(logit dan Turnbull). WTP masyarakat terhadap air bersih lebih tinggi

dibandingkan dengan tarif yang ditetapkan oleh PDAM. Selisih dari nilai WTP

dan tarif PDAM menunjukkan nilai-nilai yang tidak diperoleh dari pasar atau nilai

non-market seperti kenyamanan apabila menggunakan air PDAM sehingga

masyarakat tidak khawatir kesulitan air pada saat kemarau, dari segi kesehatan

dimana air PDAM kualitasnya lebih terjamin, dari nilai keberadaan air sehingga

kontinuitas air dapat terjaga untuk masa kini dan masa yang akan datang, dan dari

nilai konservasi air. Kelebihan Rp 1 900 (apabila menggunakan hasil WTP dari

Page 70: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

54

metode Turnbull) menggambarkan surplus konsumen. Surplus konsumen

merupakan pengukuran kesejahteraan di tingkat konsumen yang diukur

berdasarkan selisih keinginan membayar dengan apa yang sebenarnya dibayarkan.

Perhitungan dan penetapan tarif air minum PDAM didasarkan pada

prinsip-prinsip berikut seperti yang tertera pada Peraturan Walikota Bogor Nomor

30 tahun 2011 tentang Tarif Air Minum PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor:

a. Keterjangkauan dan keadilan

b. Mutu pelayanan

c. Pemulihan biaya (full cost recovery)

d. Efisiensi pemakaian air

e. Transparansi dan akuntabilitas

f. Perlindungan air baku

Pada prinsip perhitungan dan penetapan tarif diatas belum adanya

perhitungan berdasarkan survey kesediaan masyarakat untuk membayar atau

Willingness to Pay masyarakat untuk membayar air bersih dari PDAM. Maka dari

itu hasil dari penelitian ini dapat melengkapi penetapan tarif yang memasukkan

unsur kesediaan masyarakat untuk membayar air bersih.

Page 71: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

55

VIII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WILLINGNESS TO

PAY MASYARAKAT TERHADAP AIR BERSIH

Terkait dengan kesediaan masyarakat untuk membayar air bersih, terdapat

faktor atau penyebab yang mempengaruhi keputusan masyarakat untuk

memberikan penilaian terhadap sumberdaya air. Dalam penelitian ini variabel

respon yang digunakan adalah dalam bentuk pilihan bersedia atau tidak bersedia

membayar air bersih. Responden yang menjawab bersedia diberi nilai satu dan

responden yang menjawab tidak diberi nilai nol. Terdapat empat variabel bebas

yang mempengaruhi kesediaan masyarakat untuk membayar air bersih

diantaranya nilai bid, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, dan kualitas air

tanah. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata dapat ditentukan dengan

menggunakan analisis regresi logistik melalui software statistik yaitu dalam

penelitian ini menggunakan software Minitab. Hasil analisis faktor yang

mempengaruhi dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar

masyarakat terhadap air bersih Parameter Koefisien P-Value Odds ratio

Konstanta 3.22862 0.075

Bid (Rp/m3) -0.0005978 0.000* 1.00

Tingkat Pendidikan (tahun) 0.0162670 0.897 1.02

Pendapatan (Rp) 0.0000002 0.041** 1.00

Kualitas air tanah -1.45200 0.074*** 0.23

Log-Likelihood = -36.321

Test that all slopes are zero: G = 35.040, DF = 4, P-Value = 0.000

Goodness of Fit Test

Method Chi-Square DF P

Pearson 118.551 58 0.000

Deviance 62.598 58 0.316

Hosmer-Lemeshow 6.397 7 0.494

Sumber : Hasil olahan data primer (2013)

Keterangan : * nyata pada taraf α = 1 %

** nyata pada taraf α = 5%

*** nyata pada taraf α = 10%

Page 72: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

56

Model regresi logit yang dihasilkan berdasarkan Tabel 13 adalah sebagai

berikut:

Li = 3.22862 – 0.0005978BID + 0.0162670PDDKN + 0.0000002PDPTN

– 1.45200KAT

Dimana:

Li : Peluang masyarakat bersedia atau tidak bersedia membayar

β0 : Intersep

β1-4 : Koefisien regresi

BID : Bid (rupiah/m3)

PDDKN : Tingkat pendidikan (tahun)

PDPTN : Pendapatan keluarga (Rp)

KAT : Kualitas air tanah

1 = Dummy kualitas air tanah baik

0 = Dummy kualitas air tanah kurang baik

Model logit diatas terdiri dari tiga variabel bebas kontinyu yaitu bid,

tingkat pendidikan, dan pendapatan keluarga, serta satu variabel bebas dummy

kualitas air tanah. Apabila kualitas air tanah baik maka diberi nilai satu, dan jika

tidak diberi nilai nol. Tabel 13 menunjukkan variabel-variabel bebas yang

mempengaruhi peluang menjawab setuju atau tidak setuju untuk membayar air

bersih sesuai bid yang ditawarkan berdasarkan analisis regresi logistik.

Hasil perhitungan analisis regresi logistik menampilkan statistik G, derajat

bebas (df), dan P-Value. Hasil pengujian signifikansi regresi secara simultan

didasarkan pada statistik uji G. Statistik uji G adalah pengujian hipotesis untuk

melihat apakah semua koefisien faktor-faktor yaitu bid, tingkat pendidikan,

pendapatan, dan kualitas air sama dengan nol. Berdasarkan hasil log-likelihood

sebesar -36.321 menghasilkan statistik G sebesar 35.040 dan P-Value bernilai 0.000

sehingga hipotesis nol harus ditolak yang berarti terdapat minimal satu slope model yang

tidak sama dengan nol atau variabel bebas secara simultan berpengaruh nyata terhadap

peluang menjawab setuju atau tidak setuju untuk membayar air bersih sesuai bid

yang ditawarkan pada taraf nyata α = 1%.

Uji kebaikan model dengan metode Pearson, Deviance, dan Hosmer-

Lemeshow diperoleh nilai P pada Pearson sebesar 0.000; Deviance sebesar 0.316;

dan Hosmer-Lemeshow sebesar 0.494. Nilai P yang diharapkan dari masing-

Page 73: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

57

masing metode adalah lebih besar dari 0.100 (menggunakan taraf nyata 10%)

karena hipotesis nolnya adalah model baik dalam mengepas data (model fit).

Metode Deviance dan Hosmer-Lemeshow dihasilkan kesimpulan bahwa tidak ada

cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa model yang diperoleh tidak baik dalam

mengepas (fit) data, sedangkan metode Pearson diperoleh kesimpulan sebaliknya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan cukup baik.

Varibel bebas yang berpengaruh nyata terhadap model adalah nilai

lelang/bid, pendapatan keluarga, dan kualitas air tanah. Interpretasi tiap variabel

bebas adalah sebagai berikut:

1. Bid

Variabel bid berpengaruh penting karena nilai bid menentukan apakah

masyarakat bersedia atau tidak membayar nilai bid yang ditawarkan. Koefisian

bertanda negatif (-) yang berarti variabel bid berpengaruh negatif, semakin rendah

nilai bid maka semakin besar peluang menjawab setuju. Variabel bid memilliki

koefisien sebesar -0.0005978 artinya adalah kenaikan nilai bid sebesar Rp 1 000

akan mempengaruhi peluang menjawab tidak setuju sebesar 0.59%. Variabel bid

memiliki P-Value sebesar 0.000 yang menandakan variabel berpengaruh

signifikan pada taraf nyata α = 1 %. Nilai odds ratio variabel bid adalah 1.00 yang

berarti nilai bid yang lebih rendah mempengaruhi responden untuk bersedia

membayar WTP satu kali lebih besar dibandingkan dengan nilai bid yang lebih

tinggi.

2. Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga atau total pendapatan dalam satu rumah tangga

sangat berpengaruh pada jumlah WTP yang ingin dikeluarkan untuk air bersih per

meter kubik. Hal ini berkaitan dengan kemampuan ekonomi masyarakat dalam

membayar biaya untuk air bersih tersebut. Koefisian bertanda positif (+) yang

berarti variabel pendapatan berpengaruh positif, semakin besar pendapatan

keluarga maka semakin besar peluang menjawab setuju. Variabel pendapatan

memilliki koefisien sebesar 0.0000002 artinya adalah kenaikan pendapatan

keluarga sebesar Rp 1 000 000 akan mempengaruhi peluang menjawab setuju

sebesar 0.2%. Variabel pendapatan memiliki P-Value sebesar 0.041 yang

menandakan variabel berpengaruh signifikan pada taraf nyata α = 5 %. Nilai odds

Page 74: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

58

ratio variabel pendapatan adalah 1.00 yang berarti tingkat pendapatan yang lebih

tinggi mempengaruhi responden untuk bersedia membayar WTP satu kali lebih

besar dibandingkan dengan responden yang pendapatannya lebih rendah.

3. Kualitas Air Tanah

Variabel kualitas air tanah yaitu penilaian responden akan air yang

diterimanya yaitu air tanah. Penilaian kualitas air tanah dapat dinilai responden

dengan kualitas air tanah baik atau kurang baik. Responden yang menjawab

kualitas air tanah yang kurang baik adalah responden yang mengeluhkan air yang

keruh, kuning, berbau, dan kurang layak konsumsi. Variabel kualitas air tanah

merupakan variabel dummy dimana kondisi kualitas air tanah baik diberi nilai

satu sedangkan kondisi kualitas air tanah kurang baik diberi nilai nol. Koefisien

bertanda negatif (-) yang berarti variabel kualitas air tanah berpengaruh negatif,

apabila kualitas air tanah dinilai baik, maka akan semakin besar peluang

menjawab tidak setuju untuk membayar WTP. Variabel kualitas air tanah

memiliki koefisien sebesar 1.45200 artinya apabila kualitas air tanah baik maka

peluang responden menjawab setuju untuk membayar WTP akan menurun sebesar

1.45%. Variabel kualitas air tanah memiliki P-Value sebesar 0.074 yang

menandakan variabel berpengaruh signifikan pada taraf nyata α = 10 %. Nilai

odds ratio variabel kualitas air tanah adalah 0.23 yang berarti kualitas air tanah

yang lebih buruk mempengaruhi responden untuk bersedia membayar WTP 0.23

kali lebih besar dibandingkan dengan kualitas air tanah yang baik.

Variabel yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kesediaan membayar

responden adalah tingkat pendidikan. Variabel tingkat pendidikan tidak

berpengaruh nyata karena memiliki P-Value sebesar 0.897 yang lebih besar dari

taraf nyata. Hal ini disebabkan kebutuhan masyarakat akan air tidak dipengaruhi

tingkat pendidikan. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi

belum tentu memiliki kebutuhan air lebih besar sehingga variabel tingkat

pendidikan bukan merupakan variabel yang berpengaruh nyata terhadap kesediaan

membayar responden.

Page 75: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

59

IX SIMPULAN DAN SARAN

9.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

1. Berdasarkan karakteristik masyarakat perumahan XYZ, dapat disimpulkan

masyarakat perumahan XYZ memiliki pendidikan cukup tinggi dan termasuk

golongan masyarakat menengah keatas. Jumlah anggota keluarga mayoritas

sebanyak empat orang, memiliki kedalaman sumur lebih dari sama dengan 15

meter, dan penggunaan air tanah cukup tinggi yaitu pada kisaran 20-30m3 per

bulan.

2. Nilai kesediaan masyarakat untuk membayar (WTP) air bersih didapatkan

dengan dua cara yaitu metode logit dan metode Turnbull. Hasil expected WTP

dari metode logit adalah Rp 5 400.84 dan Rp 5 167.81. Terdapat dua hasil dari

metode logit karena menggunakan variabel bebas yang berbeda. Hasil

expected WTP dari metode Turnbull adalah sebesar Rp 6 000. Jika

dibandingkan dengan tarif air PDAM, nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan

tarif yang ditetapkan PDAM yaitu sebesar Rp 4 100. Hal ini menunjukkan

masyarakat mampu untuk membayar dan mau adanya perbaikan kualitas

lingkungan dengan menggunakan air dari PDAM. Nilai WTP juga

menunjukkan nilai-nilai yang tidak diperoleh dari pasar atau nilai non-market

seperti kenyamanan apabila menggunakan air PDAM sehingga masyarakat

tidak khawatir kesulitan air pada saat kemarau, dari segi kesehatan dimana air

PDAM kualitasnya lebih terjamin, dari nilai keberadaan air sehingga

kontinuitas air dapat terjaga untuk masa kini dan masa yang akan datang, dan

dari nilai konservasi air.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan masyarakat untuk membayar air

bersih dipengaruhi oleh nilai bid/lelang yang ditawarkan, tingkat pendidikan,

pendapatan keluarga, dan kualitas air tanah. Setelah melakukan regresi

logistik didapatkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan adalah nilai

bid, pendapatan, dan kualitas air tanah.

.

Page 76: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

60

9.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai sumberdaya air di

perumahan XYZ, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sumberdaya air agar

bersama-sama menjaga dan melakukan penghematan penggunaan sumberdaya

air yang ada. Sehingga pada saat telah ada jaringan PDAM pun masyarakat

tetap melakukan penghematan dan penggunaan air secara efisien.

2. Para stakeholder yaitu pihak developer dan pemerintah daerah (PEMDA) agar

lebih memperhatikan pemenuhan kebutuhan air masyarakat dan lebih

mengutamakan penyediaan sumberdaya air melalui PDAM dalam tiap

perencanaan pengembangan kawasan (seperti perumahan) daripada

menggunakan air tanah.

3. Nilai kesediaan membayar masyarakat dapat menjadi acuan untuk pihak

PDAM yang berperan sebagai operator penyediaan air bersih untuk

melakukan pemasangan jaringan PDAM pada wilayah perumahan XYZ.

4. Penetapan tarif yang diberlakukan PDAM masih undervalue. Seharusnya

dimasukkan pula nilai-nilai yang tidak diperoleh dari pasar atau nilai non-

market dari air seperti nilai keberadaan dan nilai konservasi. Nilai ini dapat

dilihat dari hasil dugaan WTP yang didapatkan, sehingga direkomendasikan

untuk menjadi pertimbangan dalam penetapan tarif PDAM.

5. Penelitian selanjutnya mengenai analisis WTP menggunakan dichotomous

choice CVM dapat menggunakan sampel yang lebih banyak dan nilai bid

dengan range yang lebih luas. Analisis WTP juga dapat menggunakan metode

choice modeling/choice experiment.

Page 77: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

61

DAFTAR PUSTAKA

Arianti NN. 1999. Analisis Pilihan Sumber Air Bersih dan Kesediaan Membayar

Bagi Perbaikan Kualitas dan Kuantitas Air PDAM di Kodya Bengkulu

[Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

[BPLH] Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bogor. 2013. Laporan

Konservasi Air Tanah dan Pengendalian Banjir di Kota Bogor. Bogor

(ID): BPLH.

Fauzi A. 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Jakarta (ID):

Gramedia Pustaka Utama.

. 2013. Valuasi Ekonomi dan Penilaian Kerusakan Sumberdaya Alam dan

Lingkungan. Bogor (ID): IPB Press.

Firdaus M dan Afendi F. 2008. Aplikasi Metode Kuantitatif Terpilih untuk

Manajemen dan Bisnis. Bogor (ID): IPB Press.

[GWP] Global Water Partnership. 2010. Dublin-Rio Principles [internet]. [2013

Juni 6]. Tersedia pada: http://www.gwp.org/en/The-Challenge/What-is-

IWRM/Dublin-Rio Principles/.

Hanley N dan Spash CL. 1993. Cost Benefit Analysis and The Environment

Methods and Case Studies. (UK): Edward Elgar Publishing Limited.

Hehanussa PE. 2004. Transformasi Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Air.

Jakarta (ID): LIPI Press.

Hosmer DW dan Lemeshow S. 1989. Applied Logistic Regression. New York

(US): John Wiley and Sons.

Juanda B. 2007. Ekonometrika Pemodelan dan Pendugaan. Bogor (ID): IPB

Press.

Kelurahan Katulampa. 2013. Profil Kelurahan Katulampa 2013. Bogor (ID):

Kelurahan Katulampa.

Kodoatie RJ dan Sjarief R. 2005. Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu.

Yogyakarta (ID): Andi Offset.

Linsey RK dan Franzini JB. 1995. Teknik Sumber Daya Air. Jakarta (ID):

Erlangga. Penerjemah Ir. Djoko Sasongko, M.Sc.

Page 78: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

62

Mangkoesoebroto S. 1987. Lingkungan : Sumberdaya Alam dan Kependudukan

dalam Pembangunan. Jakarta (ID): Universitas Indonesa.

Oktavianus E. 2003. Analisis Keinginan Membayar Penduduk Perkotaan terhadap

Pelayanan Air Bersih (Studi Kasus Pelanggan PDAM Tirtamusi Kota

Palembang) [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Rosadi, Dedi. 2011. Analisis Ekonometrika dan Runtun Waktu Terapan dengan R.

Andi. Yogyakarta.

Sanim B. 2003. Ekonomi Sumberdaya Air dan Manajemen Pengembangan Sektor

Air Bersih Bagi Kesejahteraan Publik. Bogor (ID): IPB Press.

. 2011. Sumberdaya Air dan Kesejahteraan Publik. Bogor (ID): IPB

Press.

Simanjuntak GE. 2009. Analisis Willingness to Pay Masyarakat terhadap

Peningkatan Pelayanan Sistem Penyediaan Air Bersih dengan WSLIC

(Water Sanitation for Low Income Community) (Studi Kasus Desa

Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor) [Skripsi]. Bogor (ID):

Institut Pertanian Bogor.

Tresnadi H. 2000. Valuasi Komoditas Lingkungan Berdasarkan Contingent

Valuation Method. Jurnal Teknologi Lingkungan. Vol.1/No.1/38-53.

Wiyono A. 2000. Catatan Kuliah Pengembangan Sumberdaya Air. Bandung (ID):

Institut Teknologi Bandung.

Wibowo H, Harsono E, Setiawan F. 2010. Evaluasi Ketersediaan Air Baku untuk

Air Bersih Domestik di Jabodetabek. Jakarta (ID): Pusat Penelitian

Limnologi LIPI.

Page 79: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

63

LAMPIRAN

Page 80: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

64

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN

LINGKUNGAN

Jl. Kamper level 5 Wing kampus IPB Darmaga Bogor 16680

Telp. (0251) 8621 834, Fax (0251) 8421 762

KUESIONER PENELITIAN MASYARAKAT (RUMAH TANGGA)

Nama : No. :

Alamat :

A. Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin : L / P

2. Usia : .............tahun

3. Status Pernikahan : Belum Menikah / Sudah Menikah

4. Jumlah Tanggungan : .............orang

5. Pendidikan Terakhir

a. SD e. Akademi/Diploma

b. SLTP f. Perguruan Tinggi (S1/S2/S3)

c. SLTA

6. Pekerjaan

a. PNS e. TNI/POLRI

b. Pegawai Swasta f. Lainnya,..........................

c. Wirausaha

7. Total pendapatan rumah tangga per bulan (Rp)

a. < 1.000.000,00 Tepatnya : Rp..........................

b. Rp 1.000.001,00 – 1.500.000,00 Tepatnya : Rp..........................

c. Rp 1.500.001,00 – 2.500.000,00 Tepatnya : Rp..........................

d. Rp 2.500.001,00 – 3.500.000,00 Tepatnya : Rp..........................

e. > Rp 3.500.001,00 Tepatnya : Rp..........................

8. Pendapatannya lainnya:

a. Ya, bekerja sebagai..................................pendapatan per bulan

Rp......................

b. Tidak

9. Status Kependudukan :

a. Penduduk Asli b.Pendatang

10. Sudah berapa lama tinggal di lokasi ini : ....................tahun

Kuesioner ini digunakan sebagai bahan SKRIPSI mengenai “ESTIMASI NILAI

SUMBERDAYA AIR DI PERUMAHAN XYZ” yang dilakukan oleh Saya, SITI

ANNISA PUTRI (H44090074). Saya mohon partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i untuk

berkenan mengisi kuesioner ini dengan teliti, fakta, dan lengkap sehingga dapat

memberikan data yang objektif. Informasi yang Bapak/Ibu/Saudara/i akan dijamin

kerahasiaannya dan tidak untuk dipublikasikan. Atas perhatian dan partisipasi

Bapak/Ibu/Saudara/i, Saya ucapkan Terima Kasih.

Page 81: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

65

11. Status tempat tinggal

a. Milik sendiri c. Lainnya,....................

b. Sewa/kontrak

12. Luas tanah tempat tinggal :.................................m2

13. Luas bangunan tempat tinggal :.................................m2

14. Daya listrik yang dipakai saat ini :

a. 450 watt b.900 watt c. 1300 watt d. ≥ 1300 watt

15. Biaya listrik : Rp ……………… /bulan

16. Jumlah kendaraan yang dimiliki

a. … Mobil b. … Motor

B. Pola Pemanfaatan dan Sumber Air Bersih Masyarakat

17. Darimana sumber air yang Saudara dapatkan? Dan berapa jumlah volume air

yang digunakan per hari?

a. Air tanah : …………. L/hari

b. Air dari mata air : …………. L/hari

c. Air dari Hydran : …………. L/hari

d. Air keliling : …………. L/hari

e. Air minum dalam kemasan : …………. galon/minggu

f. Lainnya :………………..

18. Jika menggunakan air tanah

a. Apakah jenis pompa yang digunakan? [ ] Jetpam [ ] Sanyo

b. Berapa lama menyalakan pompa dalam sehari? ....... jam/hari

c. Sumur yang dipakai? [ ] disediakan oleh developer [ ] buat sumur baru

d. Berapa kedalaman sumur ? ……… meter

e. Bagaimana kualitas air tanah? [ ] baik [ ] kurang baik [ ] buruk

19. Darimana sumber air yang Saudara dapatkan pada saat kemarau (kekeringan)?

Dan berapa jumlah volume air yang digunakan per hari?

a. Air tanah : …………. L/hari

b. Air dari mata air : …………. L/hari

c. Air dari Hydran : …………. L/hari

d. Air keliling : …………. L/hari

e. Air minum dalam kemasan : …………. galon/minggu

f. Lainnya :………………..

20. Berapa harga air pada masing-masing sumber?

a. Air tanah : Rp ………….

b. Air dari mata air : Rp ………….

c. Air dari Hydran : Rp ………….

d. Air keliling : Rp ………….

e. Air minum dalam kemasan : Rp …………. /gallon (19 L)

f. Lainnya :………………..

21. Air tersebut digunakan untuk kegiatan apa saja?

a. Minum f. Mencuci kendaraan

b. Masak g. Menyiram tanaman

c. Mandi h. Lainnya :……………………..

d. Mencuci piring

e. Mencuci pakaian

22. Berapa debit air rata-rata yang Saudara gunakan per bulan?

a. 0 m3– 5 m

3

b. 5 m3 – 10 m

3

c. 10 m3 – 15 m

3

d. 15 m3 – 20 m

3

Page 82: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

66

C. Informasi tentang Kesediaan Membayar (WTP) Air Bersih

Perumahan XYZ merupakan perumahan yang masih mengandalkan air

tanah sebagai sumber kebutuhan air sehari-harinya. Permasalahan yang tiap tahun

terjadi yaitu kekeringan pada sumur-sumur warga akibat debit air yang menurun

pada saat musim kemarau. Perumahan XYZ terus mengalami peningkatan jumlah

penduduk yang menyebabkan kebutuhan air terus meningkat, sehingga nantinya

air tanah akan lebih banyak tereksploitasi. Hal ini dapat mengakibatkan keringnya

sumur warga yang lebih dangkal karena sumber air tersedot pada satu lokasi yang

sama sehingga terjadinya penurunan muka air tanah. Resiko air tanah tercemar

juga dapat terjadi salah satunya dari tempat pembuangan rumah tangga yang ada

pada tiap rumah. Permasalahan yang dirasakan masyarakat dan mengingat

kebutuhan air bersih sangat penting maka masyarakat menginginkan perbaikan

kuantitas, kualitas, dan kontinuitas akan air bersih.

Berikut ini adalah perbandingan jika rumah tangga menggunakan air tanah dan

air PDAM:

Air Tanah PDAM

Tidak ada biaya untuk pemakaian air

Masalah kekeringan saat kemarau

Biaya untuk menggali/mendalami

sumur

Kualitas air tanah yang dapat beresiko

tercemar

Berdampak negatif pada lingkungan

(menurunkan tingkat permukaan tanah,

menurunnya debit air tanah dapat

mempercepat interusi air laut ke

daratan)

Praktis

Kemudahan dalam akses

memperoleh air bersih

Kualitas air terjamin

Kontinuitas air pada tiap musim bisa

terjaga

Adanya pembayaran/tarif

penggunaan air

Berdasarkan pemaparan diatas, berapa nilai yang bersedia Saudara bayarkan

untuk mendapatkan air bersih per meter kubiknya?

TERIMA KASIH

Page 83: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

67

Kategori Kelas WTP Rp 2 500 Kategori Kelas WTP Rp 5 000

Responden Setuju Tidak Setuju Responden Setuju Tidak Setuju

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

7 7

8 8

9 9

10 10

11 11

12 12

13 13

14 14

15 15

16 16

17 17

18 18

19 19

20 20

Page 84: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

68

Kategori Kelas WTP Rp 7 500 Kategori Kelas WTP Rp 10 000

Responden Setuju Tidak Setuju Responden Setuju Tidak Setuju

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

7 7

8 8

9 9

10 10

11 11

12 12

13 13

14 14

15 15

16 16

17 17

18 18

19 19

20 20

Page 85: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

69

Lampiran 2 Data responden perumahan XYZ

No WTP* BID (Rp) PENDIDIKAN

(Tahun) PENDAPATAN (Rp)

KUALITAS

AIR TANAH**

1 1 2500 12 3,000,000 0

2 0 2500 18 15,000,000 1

3 1 2500 14 2,500,000 0

4 1 2500 14 2,500,000 0

5 0 2500 12 2,000,000 0

6 1 2500 16 6,000,000 1

7 1 2500 12 1,700,000 0

8 1 2500 16 8,000,000 0

9 1 2500 12 5,000,000 0

10 1 2500 12 2,500,000 1

11 1 2500 16 10,000,000 0

12 1 2500 12 3,500,000 1

13 1 2500 14 5,000,000 0

14 1 2500 16 10,000,000 0

15 1 2500 16 7,000,000 0

16 1 2500 16 3,000,000 1

17 1 2500 12 8,000,000 0

18 1 2500 12 3,000,000 0

19 1 2500 12 3,000,000 0

20 1 2500 16 8,000,000 1

21 1 5000 14 10,000,000 0

22 1 5000 14 4,000,000 0

23 0 5000 9 4,000,000 0

24 1 5000 16 3,500,000 0

25 1 5000 12 3,500,000 0

26 1 5000 14 3,500,000 0

27 1 5000 12 3,000,000 0

28 0 5000 12 4,000,000 0

29 1 5000 14 3,000,000 0

30 0 5000 12 2,300,000 1

31 1 5000 12 3,000,000 0

32 1 5000 16 5,500,000 0

33 1 5000 12 4,000,000 0

34 1 5000 12 5,000,000 1

35 1 5000 12 3,000,000 0

36 1 5000 16 7,000,000 0

37 1 5000 12 7,000,000 1

38 1 5000 16 6,000,000 0

39 0 5000 12 6,000,000 1

40 1 5000 16 7,000,000 0

Page 86: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

70

No WTP* BID (Rp) PENDIDIKAN

(Tahun) PENDAPATAN (Rp)

KUALITAS

AIR TANAH**

41 1 7500 16 12,000,000 0

42 1 7500 16 5,000,000 0

43 0 7500 12 3,000,000 0

44 1 7500 12 3,000,000 0

45 1 7500 14 3,500,000 0

46 0 7500 16 4,000,000 0

47 1 7500 14 4,000,000 0

48 1 7500 18 5,000,000 0

49 1 7500 12 10,000,000 0

50 1 7500 16 7,000,000 1

51 0 7500 12 2,000,000 1

52 0 7500 12 4,000,000 1

53 0 7500 18 8,000,000 0

54 0 7500 6 2,000,000 0

55 0 7500 9 1,000,000 0

56 0 7500 12 3,000,000 0

57 0 7500 12 2,000,000 0

58 0 7500 12 3,000,000 0

59 1 7500 14 3,500,000 0

60 0 7500 14 5,000,000 0

61 1 10000 18 20,000,000 0

62 0 10000 16 5,000,000 0

63 0 10000 12 4,000,000 0

64 0 10000 12 1,500,000 0

65 0 10000 16 3,000,000 0

66 0 10000 16 10,000,000 0

67 1 10000 12 2,000,000 0

68 0 10000 14 4,000,000 0

69 0 10000 12 3,000,000 1

70 0 10000 12 4,000,000 0

71 1 10000 16 10,000,000 0

72 0 10000 12 3,000,000 0

73 0 10000 12 2,500,000 0

74 0 10000 12 3,000,000 0

75 1 10000 4 6,000,000 0

76 0 10000 16 5,000,000 0

77 0 10000 16 5,000,000 0

78 0 10000 16 5,000,000 1

79 1 10000 16 15,000,000 0

80 0 10000 16 6,000,000 0

*1 = Setuju membayar, 0 = Tidak setuju membayar

** 1 = Kualitas air tanah baik, 0 = Kualitas air tanah kurang baik

Page 87: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

71

Lampiran 3 Hasil olahan Minitab

(Logit 1)

Binary Logistic Regression: WTP versus BID, PENDIDIKAN, ... Link Function: Logit

Response Information

Variable Value Count

WTP 1 48 (Event)

0 32

Total 80

Logistic Regression Table

Odds 95% CI

Predictor Coef SE Coef Z P Ratio Lower Upper

Constant 3.22862 1.81029 1.78 0.075

BID -0.0005978 0.0001378 -4.34 0.000 1.00 1.00 1.00

PENDIDIKAN 0.0162670 0.125924 0.13 0.897 1.02 0.79 1.30

PENDAPATAN 0.0000002 0.0000001 2.05 0.041 1.00 1.00 1.00

KUALITAS AIR -1.45200 0.812692 -1.79 0.074 0.23 0.05 1.15

Log-Likelihood = -36.321

Test that all slopes are zero: G = 35.040, DF = 4, P-Value = 0.000

Goodness-of-Fit Tests

Method Chi-Square DF P

Pearson 118.551 58 0.000

Deviance 62.598 58 0.316

Hosmer-Lemeshow 6.397 7 0.494

Table of Observed and Expected Frequencies:

(See Hosmer-Lemeshow Test for the Pearson Chi-Square Statistic)

Group

Value 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total

1

Obs 1 0 3 5 8 7 8 8 8 48

Exp 0.8 1.5 3.8 3.9 6.9 6.3 7.7 8.3 8.8

0

Obs 7 8 8 3 2 1 1 1 1 32

Exp 7.2 6.5 7.2 4.1 3.1 1.7 1.3 0.7 0.2

Total 8 8 11 8 10 8 9 9 9 80

Measures of Association:

(Between the Response Variable and Predicted Probabilities)

Pairs Number Percent Summary Measures

Concordant 1324 86.2 Somers' D 0.73

Discordant 205 13.3 Goodman-Kruskal Gamma 0.73

Ties 7 0.5 Kendall's Tau-a 0.35

Total 1536 100.0

Page 88: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

72

(Logit 2)

Binary Logistic Regression: WTP versus BID, PENDAPATAN Link Function: Logit

Response Information

Variable Value Count

WTP 1 48 (Event)

0 32

Total 80

Logistic Regression Table

Odds 95% CI

Predictor Coef SE Coef Z P Ratio Lower Upper

Constant 2.75496 0.904681 3.05 0.002

BID -0.0005331 0.0001244 -4.29 0.000 1.00 1.00 1.00

PENDAPATAN 0.0000002 0.0000001 2.36 0.018 1.00 1.00 1.00

Log-Likelihood = -38.041

Test that all slopes are zero: G = 31.599, DF = 2, P-Value = 0.000

Goodness-of-Fit Tests

Method Chi-Square DF P

Pearson 185.909 37 0.000

Deviance 50.083 37 0.074

Hosmer-Lemeshow 8.609 7 0.282

Table of Observed and Expected Frequencies:

(See Hosmer-Lemeshow Test for the Pearson Chi-Square Statistic)

Group

Value 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total

1

Obs 1 1 4 4 8 6 8 9 7 48

Exp 1.4 2.5 3.6 4.3 5.6 6.9 7.8 8.2 7.7

0

Obs 9 9 5 4 0 3 1 0 1 32

Exp 8.6 7.5 5.4 3.7 2.4 2.1 1.2 0.8 0.3

Total 10 10 9 8 8 9 9 9 8 80

Measures of Association:

(Between the Response Variable and Predicted Probabilities)

Pairs Number Percent Summary Measures

Concordant 1316 85.7 Somers' D 0.72

Discordant 206 13.4 Goodman-Kruskal Gamma 0.73

Ties 14 0.9 Kendall's Tau-a 0.35

Total 1536 100.0

Page 89: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

73

Lampiran 4 Perhitungan WTP metode logistik

Model regresi logistik 1

Li = 3.22862 – 0.0005978BID + 0.0162670PDDKN + 0.0000002PDPTN

– 1.45200KAT

WTP responden :

Total WTP :

Proporsi WTP terhadap pendapatan :

Page 90: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

74

Metode regresi logistik 2

Li = 2.75496 – 0.0005331BID + 0.0000002PDPTN

WTP responden :

Total WTP :

Proporsi WTP terhadap pendapatan :

Page 91: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

75

Lampiran 5 Perhitungan WTP metode Turnbull

WTP dapat dihitung menggunakan formula:

∑ ( )

E (WTP) = (2500*0.1) + (5000*0.35) + (7500*0.2) + (10000*0.25) = 6000

Nilai variance dari WTP adalah sebagai berikut:

( ) ∑

( ) ∑

= (0.0045*6250000) + (0.008*6250000) + (0.012375*6250000) +

(0.009375*6250000)

= 28125 + 50000 + 77343.75 + 58593.75

= 214062.5

Total WTP :

Proporsi WTP terhadap pendapatan :

Page 92: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

76

Lampiran 6 Dokumentasi wilayah penelitian

Gerbang utama perumahan XYZ

Jalan masuk utama perumahan XYZ

Page 93: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

77

Rumah ukuran standard peumahan XYZ

Rumah di salah satu cluster di perumahan XYZ

Page 94: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP … · CVM, dan analisis regresi logistik. Hasil WTP diperoleh sebesar Rp 5.400.84 dan ... air dari non PDAM ke PDAM. Mekanisme pembayaran

78

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 1991 yang merupakan

anak kedua dari tiga bersaudara pasangan M.Nasser Isa dan Ani Iryani. Pada

tahun 1997 penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Negeri

Pembina Jakarta Timur dan menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar Polisi

5 Bogor dan lulus pada tahun 2003. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah

Menegah Pertama Negeri 5 Bogor dan lulus pada tahun 2006. Penulis kemudian

melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bogor dan lulus

pada tahun 2009. Pada tahun yang sama, penulis masuk sebagai salah satu

mahasiswi Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan di Institut

Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis

berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana pada tahun 2013.

Selama masa kuliah, penulis aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan

intra dan ekstra kampus. Tercatat penulis pernah menjadi Staf divisi

Enterepreneurship Himpunan Profesi REESA (Resources and Environmental

Economic Student Assosiation) IPB tahun 2011-2012, dan anggota Paduan Suara

Mahasiswa (PSM) Agria Swara sejak tahun 2010. Selain itu, penulis aktif sebagai

panitia kegiatan kemahasiswaan dan peserta pada berbagai kegiatan seminar

terkait keilmuan penulis.