ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada...

132
ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA (KASUS PASAR INDUK KRAMAT JATI JAKARTA) OLEH BAYU SASONO AJI H14052004 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Transcript of ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada...

Page 1: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA

(KASUS PASAR INDUK KRAMAT JATI JAKARTA)

OLEH BAYU SASONO AJI

H14052004

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Page 2: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

RINGKASAN BAYU SASONO AJI. Analisis Volatilitas Harga Buah-buahan Indonesia (Kasus Pasar Induk Kramat Jati Jakarta) (dibimbing oleh MUHAMMAD FIRDAUS). Perubahan pola konsumsi (dietary pattern) yang terjadi akibat adanya perbaikan tingkat kesejahteraan berpengaruh terhadap pola konsumsi hortikultura, khususnya buah-buahan. Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang dibudidayakan dalam hortikultura meliputi buah-buahan, sayur-sayuran, bunga dan tanaman hias. Sedangkan dalam hortikultura buah-buahan merupakan salah satu sumber vitamin dan mineral. Dengan kandungan vitamin dan mineral yang dimiliki, buah sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang. Buah juga merupakan salah satu sumber vitamin dan mineral yang mudah diperoleh masyarakat di berbagai wilayah, baik pedesaan maupun perkotaan. Selain itu buah memiliki tingkat harga, jenis dan kualitas yang bervariasi sehingga masyarakat dari berbagai kelas pendapatan mampu mengkonsumsi buah sesuai dengan daya belinya. Buah juga relatif tersedia sepanjang tahun meskipun beberapa buah ada yang bersifat musiman, namun tidak sedikit juga buah yang tidak tergantung musim. Terlebih lagi dengan semakin banyaknya buah impor yang masuk ke Indonesia. Hal ini menyebabkan ketersediaan buah relatif stabil sepanjang tahun. Buah-buahan merupakan komoditas pertanian yang bersifat inelastis untuk jangka pendek, sehingga peningkatan produksi yang melebihi permintaan pada waktu tertentu akan menjatuhkan harga yang cukup besar. Begitu juga sebaliknya, pasokan yang tidak dapat memenuhi permintaan akan meningkatkan harga buah. Sehingga dapat dikatakan bahwa perubahan harga buah sangat dipengaruhi oleh jumlah produksi buah itu sendiri. Permasalahannya adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi buah-buahan yang diperkirakan akan terus meningkat diperlukan ketersediaan buah yang cukup dan harga yang relatif terjangkau agar konsumsi dapat terpenuhi. Untuk masalah ketersediaan buah mungkin dapat teratasi karena buah-buahan yang umumnya dikonsumsi seperti alpukat, pepaya, nanas, pisang, jeruk, semangka, melon dan salak relatif tersedia sepanjang tahun. Agar tiap lapisan masyarakat dapat mengkonsumsi buah-buahan dengan baik, dibutuhkan harga yang terjangkau. Dengan harga yang terjangkau masyarakat dari berbagai kelas pendapatan mampu mengkonsumsi buah sesuai dengan daya belinya. Hal tersebut mendorong diperlukannya suatu analisis tingkat risiko harga komoditas buah-buahan agar fluktuasi harga dapat segera diatasi. Pengukuran volatilitas perlu dilakukan untuk memetakan ketidakpastian tersebut. Volatilitas yang ada pada harga buah-buahan di Pasar Induk Kramat Jati dapat memberikan gambaran buah mana yang mempunyai fluktuasi harga paling tinggi. Berdasarkan permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan membandingkan volatilitas harga antar buah-buahan yang ada di Pasar Induk Kramat Jati. Selain itu akan dianalisis pula hubungan antara harga buah dengan jumlah pasokan buah. Data yang digunakan dalam proses analisis ini adalah data time series harga harian buah-buahan dari awal Januari 2006 hingga akhir

Page 3: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Desember 2008. Untuk menjawab tujuan penelitian digunakan model ARCH-GARCH dengan bantuan program komputer Eviews 6 dan Microsoft Excel. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan menghasilkan model ARCH-GARCH terbaik dari setiap buah, kecuali pada pisang ambon dan salak bali. Model ARCH-GARCH terbaik berturut-turut untuk setiap buah adalah GARCH(1,1) untuk alpukat, pepaya, nanas, semangka dan melon. Sedangkan untuk jeruk siam model ARCH-GARCH terbaik adalah ARCH(1). Tidak adanya model ARCH-GARCH pada pisang ambon dan salak bali dikarenakan pada proses pengujian residual model ARIMA tidak terdapat efek ARCH. Sehingga proses penelitian tidak dapat dilanjutkan untuk memperoleh model ARCH-GARCH terbaik. Hasil analisis menunjukkan bahwa jeruk siam merupakan buah komoditas unggulan Indonesia yang memiliki volatilitas paling tinggi. Sedangkan buah nanas merupakan buah komoditas unggulan Indonesia yang memiliki volatilitas paling kecil di antara buah-buahan komoditas unggulan Indonesia yang dianalisis. Nilai volatilitas jeruk siam yang besar disebabkan oleh waktu panen dari jeruk siam yang hanya ada pada periode April hingga Juli atau tidak tersedia sepanjang tahun. Pada periode panen yang hanya empat bulan tersebut, harga akan turun karena jumlah buah yang cukup banyak. Pada periode selain masa panen harga akan naik karena jumlah buah yang tersedia akan berkurang. Untuk buah nanas yang memiliki nilai volatilitas rendah disebabkan oleh waktu panen dari buah nanas yang tersedia sepanjang tahun. Hal ini menyebabkan fluktuasi harga dari buah nanas tidak terlalu besar karena jumlah ketersediaan buah yang selalu ada sepanjang tahun. Dari hasil pengujian kointegrasi dengan menggunakan two steps Engle-Granger antara jumlah pasokan dengan harga dapat disimpulkan bahwa jumlah pasokan akan mempengaruhi harga buah-buahan yang dianalisis. Namun pengujian kointegrasi antara jumlah pasokan dan harga salak bali menunjukkan bahwa jumlah pasokan salak bali tidak akan mempengaruhi harga salak bali.

Page 4: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA

(KASUS PASAR INDUK KRAMAT JATI JAKARTA)

Oleh

BAYU SASONO AJI H14052004

Skripsi Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Page 5: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Judul : Analisis Volatilitas Harga Buah-buahan Indonesia

(Kasus Pasar Induk Kramat Jati Jakarta)

Nama : Bayu Sasono Aji

NIM : H14052004

Menyetujui Dosen Pembimbing, Muhammad Firdaus, Ph.D. NIP. 19730105 199702 1 001 Mengetahui Ketua Departemen Ilmu Ekonomi, Rina Oktaviani, Ph.D. NIP. 19641023 198903 2 002 Tanggal Lulus:

Page 6: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH

BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH

DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, September 2009

Bayu Sasono Aji H14052004

Page 7: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 5 April 1987 sebagai anak

pertama dari dua bersaudara keluarga Bapak Purbadi dan Ibu Ika Mustikawati.

Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993

penulis melanjutkan pendidikan ke SD Negeri Setia Jaya Bekasi. Kemudian pada

tahun 1999 penulis melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 19 Bekasi. Pada

tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri 4 Bekasi yang kemudian pada tahun

yang sama melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di Institut

Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis juga aktif dalam

kegiatan kemahasiswaan. Penulis aktif menjadi pengurus di Himpunan Profesi

dan Peminat Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (HIPOTESA) periode

2008/2009. Selain itu penulis juga aktif mengikuti berbagai kegiatan kepanitiaan

dengan spesifikasi bidang keahlian tersendiri.

Page 8: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai

dengan waktu yang diinginkan. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada

Nabi Muhammad SAW beserta kerluarga dan para sahabat.

Perubahan pola konsumsi (dietary pattern) yang terjadi akibat adanya

perbaikan tingkat kesejahteraan berpengaruh terhadap pola konsumsi hortikultura,

khususnya buah-buahan. Buah-buahan merupakan komoditas pertanian yang

bersifat inelastis untuk jangka pendek, sehingga peningkatan produksi yang

melebihi permintaan pada waktu tertentu akan menjatuhkan harga yang cukup

besar, begitu juga sebaliknya. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi buah-buahan

yang diperkirakan akan terus meningkat diperlukan ketersedian buah yang cukup

dan harga yang relatif terjangkau agar konsumsi dapat terpenuhi.

Dengan harga yang terjangkau masyarakat dari berbagai kelas pendapatan

mampu mengkonsumsi buah sesuai dengan daya belinya. Hal tersebut mendorong

diperlukannya suatu penelitian tentang hal tersebut. Oleh karena itu, penulis akan

mencoba membahasnya dengan judul “Analisis Volatilitas Harga Buah-buahan

Indonesia (Kasus Pasar Induk Kramat Jati Jakarta)”. Penelitian ini

mengambil lokasi di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih

kepada :

1. Mamah, Bapa dan Yaya tercinta atas segala doa, kasih sayang, perhatian,

ketulusan, kesabaran, dorongan, pengorbanan, semangat dan berbagai bentuk

dukungan yang telah diberikan kepada penulis.

2. Muhammad Firdaus, Ph.D sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan banyak waktu untuk terus memberikan bimbingan, arahan dan

masukan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran mulai dari awal penyusunan

hingga akhir penulisan skripsi.

Page 9: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

3. Alla Asmara, M.Si sebagai dosen penguji utama yang telah banyak

memberikan arahan dan masukan yang sangat berguna bagi penulis pada saat

ujian.

4. Fifi Diana Thamrin, M,Si sebagai dosen penguji komisi pendidikan yang telah

banyak memberikan kritik dan saran yang sangat membangun bagi penulis

pada saat ujian.

5. Widyastutik, SE, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing penulis selama penulis menjalani kuliah.

6. Seluruh jajaran staf Pusat Kajian Buah Tropika atas kerjasamanya yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Teman-teman Departemen Ilmu Ekonomi 42 atas segala persahabatan dan

kerjasamanya. Tak lupa Fahdi, Awi dan Masrukhin serta Gerry, Vagha dan

Surya.

8. Ade Novita atas doa, perhatian, ketulusan, pengorbanan, dorongan, semangat,

kebersamaan dan segalanya yang menginspirasi penulis dalam proses

penyusunan skripsi ini.

9. Agung, Irvan Sanjaya, Shifa dan Anggi atas kesediaannya memberikan waktu

dan tempat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih. Semoga skripsi ini sesuai dengan

tujuan awalnya dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya, serta dapat

bermanfaat bagi penulis sendiri pada khususnya dan bagi pihak lain yang

membutuhkan pada umumnya.

Bogor, September 2009

Bayu Sasono Aji H14052004

Page 10: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ………………………………………………………….......... iv

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. vi

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. vii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………...... viii

I. PENDAHULUAN ………………………………………………… 1

1.1. Latar Belakang ………………………………………………... 1

1.2. Perumusan Masalah …………………………………………... 5

1.2. Tujuan Penelitian ……………………………………………... 8

1.4. Manfaat Penelitian ………………………………..................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ........... 9

2.1. Konsep Risiko ........................................................................... 9

2.2. Pemodelan Volatilitas Univariate Time Series .......................... 10

2.3. ARCH Error ………………………………………………….. 12

2.4. Mean Process ………………………………………………… 13

2.5. Variance Process ……………………………………………... 13

2.6. Metode Peramalan Box-Jenkins ……………………………… 14

2.7. Model ARCH-GARCH ………………………………………. 16

2.8. Tinjauan Studi Terdahulu …………………………………….. 19

2.9. Kerangka Pemikiran ………………………………………….. 25

III. METODE PENELITIAN …………………………………………. 29

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………. 29

3.2. Jenis dan Sumber Data ……………………………………….. 29

3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data ……………………….. 29

3.3.1. Model ARCH-GARCH ................................................... 30

3.3.1.1. Tahap Identifikasi .............................................. 33

3.3.1.2. Tahap Pendugaan Parameter ............................. 34

3.3.1.3. Tahap Evaluasi .................................................. 35

Page 11: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

3.3.1.4. Tahap Pemilihan Model ARCH-GARCH Terbaik .............................................................. 36

3.3.1.5. Tahap Pemeriksaan Model ARCH-GARCH ..... 37

3.3.2. Peramalan Ragam ............................................................. 38

3.3.3. Uji Kointegrasi ................................................................. 39

IV. GAMBARAN UMUM PRODUKSI BUAH-BUAHAN INDONESIA .................................................................................... 41

4.1. Gambaran Umum Produksi Buah Alpukat ................................ 41

4.2. Gambaran Umum Produksi Buah Pepaya ................................. 41

4.3. Gambaran Umum Produksi Buah Nanas ................................... 42

4.4. Gambaran Umum Produksi Buah Pisang .................................. 43

4.5. Gambaran Umum Produksi Jeruk Siam .................................... 44

4.6. Gambaran Umum Produksi Buah Semangka (Tanpa Biji) ....... 45

4.7. Gambaran Umum Produksi Buah Melon .................................. 46

4.8. Gambaran Umum Produksi Salak Bali ...................................... 47

V. ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA .................................................................................... 49

5.1. Deskripsi Data ........................................................................... 49

5.2. Identifikasi Model ARCH-GARCH .......................................... 50

5.2.1. Uji Autokorelasi .............................................................. 50

5.2.2. Pemilihan Model ARCH-GARCH .................................. 51

5.3. Penghitungan Volatilitas ........................................................... 56

VI. IDENTIFIKASI HUBUNGAN ANTARA JUMLAH PASOKAN DENGAN HARGA BUAH .............................................................. 59

6.1. Eksplorasi Pola Data Buah Alpukat .......................................... 59

6.2. Eksplorasi Pola Data Buah Pepaya ............................................ 60

6.3. Eksplorasi Pola Data Buah Nanas ............................................. 61

6.4. Eksplorasi Pola Data Pisang Ambon ......................................... 62

6.5. Eksplorasi Pola Data Jeruk Siam ............................................... 63

6.6. Eksplorasi Pola Data Semangka Tanpa Biji .............................. 64

6.7. Eksplorasi Pola Data Buah Melon ............................................. 65

6.8. Eksplorasi Pola Data Salak Bali ................................................ 66

Page 12: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

6.9. Identifikasi Hubungan antara Jumlah Pasokan dengan Harga Buah ........................................................................................... 67

VII. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 71

7.1. Kesimpulan ................................................................................ 71

7.2. Saran .......................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 73

Page 13: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1.1. Volume Ekspor Komoditas Buah-buahan di Indonesia Periode 2003- 2008 ........................................................................................................ 3

1.2. Daftar Buah-buahan yang Dipasok di Pasar Induk Kramat Jati ............ 4

1.3. Perkembangan Konsumsi Buah pada Tingkat Rumah Tangga di Indonesia (dalam kg/kapita/tahun) Tahun 1990-2005 ........................... 5

2.1. Studi Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian .............................. 24

5.1. Ringkasan Statistik Data Harian Harga Buah-buahan Indonesia ........... 49

5.2. Pengujian Autokorelasi Kuadrat Harga Harian Buah-buahan Indonesia 50

5.3. Hasil Uji Stasioneritas Data Harga Buah-buahan .................................. 52

5.4. Model ARIMA Buah-buahan Indonesia ................................................ 52

5.5. Hasil Pengujian Efek ARCH pada Residual Model ARIMA ………… 53

5.6. Model ARCH-GARCH Terbaik Buah-buahan Indonesia ..................... 53

5.7. Hasil Uji Jarque-Bera ............................................................................. 54

5.8. Hasil Pengujian Efek ARCH pada Residual Model ARCH-GARCH ... 55

5.9. Hasil Pendugaan Persamaan Ragam ………………………………….. 55

5.10. Hasil Penghitungan Volatilitas ……………………………………….. 56

6.1. Hasil Uji Stasioneritas Data Harga Buah-buahan .................................. 68

6.2. Hasil Pengujian Koefisien Regresi ........................................................ 68

6.3. Hasil Uji Kointegrasi antara Jumlah Pasokan dengan Harga Buah ....... 69

Page 14: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1.1. Pencapaian Status Kesehatan di Indonesia ........................................... 1

1.2. Perkembangan Harga Rata-rata Bulanan Buah-buahan Komoditas Unggulan Indonesia Tahun 2006-2008 ................................................ 7

2.1. Hubungan Risk dengan Return ............................................................. 10

2.2. Skema Pendekatan Box-Jenkins ........................................................... 16

2.3. Kerangka Pemikiran Operasional ......................................................... 28

6.1. Plot Deret Waktu Harga dan Jumlah Pasokan Buah Alpukat .............. 59

6.2. Plot Deret Waktu Harga dan Jumlah Pasokan Buah Pepaya ................ 60

6.3. Plot Deret Waktu Harga dan Jumlah Pasokan Buah Nanas ................. 61

6.4. Plot Deret Waktu Harga dan Jumlah Pasokan Pisang Ambon ............. 62

6.5. Plot Deret Waktu Harga dan Jumlah Pasokan Jeruk Siam ................... 63

6.6. Plot Deret Waktu Harga dan Jumlah Pasokan Semangka Tanpa Biji .. 64

6.7. Plot Deret Waktu Harga dan Jumlah Pasokan Buah Melon ................. 65

6.8. Plot Deret Waktu Harga dan Jumlah Pasokan Salak Bali .................... 66

Page 15: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Pengujian Autokorelasi Kuadrat Harga Harian Buah Alpukat ............. 76

2. Pengujian Autokorelasi Kuadrat Harga Harian Buah Pepaya .............. 77

3. Pengujian Autokorelasi Kuadrat Harga Harian Buah Nanas ............... 78

4. Pengujian Autokorelasi Kuadrat Harga Harian Pisang Ambon ........... 79

5. Pengujian Autokorelasi Kuadrat Harga Harian Jeruk Siam ................. 80

6. Pengujian Autokorelasi Kuadrat Harga Harian Semangka Tanpa Biji 81

7. Pengujian Autokorelasi Kuadrat Harga Harian Buah Melon ............... 82

8. Pengujian Autokorelasi Kuadrat Harga Harian Salak Bali .................. 83

9. Uji Stasioneritas Data Harga Buah Alpukat ......................................... 84

10. Uji Stasioneritas Data Harga Buah Pepaya .......................................... 85

11. Uji Stasioneritas Data Harga Buah Nanas ............................................ 86

12. Uji Stasioneritas Data Harga Pisang Ambon ........................................ 87

13. Uji Stasioneritas Data Harga Jeruk Siam ............................................. 88

14. Uji Stasioneritas Data Harga Semangka Tanpa Biji ............................. 89

15. Uji Stasioneritas Data Harga Buah Melon ........................................... 90

16. Uji Stasioneritas Data Harga Salak Bali ............................................... 91

17. Model ARIMA Buah Alpukat .............................................................. 92

18. Model ARIMA Buah Pepaya ............................................................... 92

19. Model ARIMA Buah Nanas ................................................................. 93

20. Model ARIMA Pisang Ambon ............................................................. 93

21. Model ARIMA Jeruk Siam .................................................................. 94

22. Model ARIMA Semangka Tanpa Biji .................................................. 94

23. Model ARIMA Buah Melon ................................................................ 95

24. Model ARIMA Salak Bali .................................................................... 95

25. Hasil Pengujian Efek ARCH Buah Alpukat …………………………. 96

26. Hasil Pengujian Efek ARCH Buah Pepaya ………………………….. 96

27. Hasil Pengujian Efek ARCH Buah Nanas …………………………… 97

Page 16: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

28. Hasil Pengujian Efek ARCH Pisang Ambon ………………………... 97

29. Hasil Pengujian Efek ARCH Jeruk Siam ……………………………. 98

30. Hasil Pengujian Efek ARCH Semangka Tanpa Biji ………………… 98

31. Hasil Pengujian Efek ARCH Buah Melon …………………………... 99

32. Hasil Pengujian Efek ARCH Salak Bali …………………………….. 99

33. Model ARCH-GARCH Terbaik Buah Alpukat ................................... 100

34. Model ARCH-GARCH Terbaik Buah Pepaya ..................................... 101

35. Model ARCH-GARCH Terbaik Buah Nanas ...................................... 102

36. Model ARCH-GARCH Terbaik Jeruk Siam ........................................ 103

37. Model ARCH-GARCH Terbaik Semangka Tanpa Biji ....................... 104

38. Model ARCH-GARCH Terbaik Buah Melon ...................................... 105

39. Hasil Uji Jarque-Bera Buah Alpukat .................................................... 105

40. Hasil Uji Jarque-Bera Buah Pepaya …………………………………. 106

41. Hasil Uji Jarque-Bera Buah Nanas ....................................................... 106

42. Hasil Uji Jarque-Bera Jeruk Siam ........................................................ 106

43. Hasil Uji Jarque-Bera Semangka Tanpa Biji ........................................ 107

44. Hasil Uji Jarque-Bera Buah Melon ...................................................... 107

45. Hasil Uji Ljung-Box Buah Alpukat ...................................................... 108

46. Hasil Uji Ljung-Box Buah Pepaya ....................................................... 109

47. Hasil Uji Ljung-Box Buah Nanas ......................................................... 110

48. Hasil Uji Ljung-Box Jeruk Siam .......................................................... 111

49. Hasil Uji Ljung-Box Semangka Tanpa Biji ......................................... 112

50. Hasil Uji Ljung-Box Buah Melon ........................................................ 113

51. Hasil Pengujian Efek ARCH Buah Alpukat …………………………. 113

52. Hasil Pengujian Efek ARCH Buah Pepaya ………………………….. 113

53. Hasil Pengujian Efek ARCH Buah Nanas …………………………… 113

54. Hasil Pengujian Efek ARCH Jeruk Siam ……………………………. 114

55. Hasil Pengujian Efek ARCH Semangka Tanpa Biji ………………… 114

56. Hasil Pengujian Efek ARCH Buah Melon …………………………... 114

57. Hasil Uji Kointegrasi Buah Alpukat ..................................................... 114

58. Hasil Uji Kointegrasi Buah Pepaya ...................................................... 114

Page 17: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

59. Hasil Uji Kointegrasi Buah Nanas ....................................................... 114

60. Hasil Uji Kointegrasi Pisang Ambon ................................................... 114

61. Hasil Uji Kointegrasi Jeruk Siam ......................................................... 115

62. Hasil Uji Kointegrasi Semangka Tanpa Biji ........................................ 115

63. Hasil Uji Kointegrasi Buah Melon ....................................................... 115

64. Hasil Uji Kointegrasi Salak Bali .......................................................... 115

65. Perkembangan Produksi Buah-buahan di Indonesia Tahun 1999-2005 115

Page 18: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

25.8 24.7 23.6 22.5 21.4 20

307

262 253 244 235 226

35 32 30.8 29.2 27.6 26

66.2 67.8 69.4 69.8 70.2 70.6

0

50

100

150

200

250

300

350

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Angka Kematian Bayi (per 1000lahir)

Angka Kematian Ibu (per 100000lahir)

Gizi Kurang Balita (%)

Usia Harapan Hidup (tahun)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu indikator yang bisa digunakan untuk menggambarkan

perkembangan kesejahteraan masyarakat adalah indikator dari aspek sosial.

Beberapa indikator yang dijadikan tolak ukur antara lain Angka Kematian Ibu,

Angka Kematian Bayi, Usia Harapan Hidup dan jumlah balita kurang gizi yang

ada di Indonesia. Perkembangan beberapa indikator dari aspek sosial dapat dilihat

pada Gambar 1.1.

Sumber : Departemen Kesehatan dalam Wardani, (2007). Gambar 1.1. Pencapaian Status Kesehatan di Indonesia.

Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan, indikator yang mengalami

penurunan antara lain Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan jumlah

balita kurang gizi di Indonesia. Selain itu, Usia Harapan Hidup penduduk

Indonesia terus mengalami peningkatan. Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dilihat

bahwa Usia Harapan Hidup penduduk Indonesia pada tahun 2004 adalah 66,2

tahun yang kemudian mengalami peningkatan menjadi 69,4 pada tahun 2006 dan

diprediksikan akan terus mengalami peningkatan di tahun-tahun ke depan. Di

Page 19: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

samping itu, jumlah balita kurang gizi di Indonesia pada tahun 2004 ialah sebesar

35 persen yang kemudian menurun menjadi 32 persen pada tahun 2005 dan terus

menurun hingga 30,8 persen pada tahun 2006.

Menurut Suhardjo dalam Sawit (1997), perbaikan kondisi ekonomi

masyarakat akan mengubah pola konsumsi masyarakat, baik dari segi jumlah

maupun jenis. Hal ini ditandai dengan berkurangnya pangan yang mengandung

banyak energi dan meningkatnya pangan yang kaya protein, vitamin dan mineral.

Perubahan pola konsumsi (dietary pattern) yang terjadi berpengaruh

terhadap pola konsumsi hortikultura, khususnya buah-buahan. Hortikultura

merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia.

Jenis tanaman yang dibudidayakan dalam hortikultura meliputi buah-buahan,

sayur-sayuran, bunga dan tanaman hias. Sedangkan dalam hortikultura buah-

buahan merupakan salah satu sumber vitamin dan mineral. Dengan kandungan

vitamin dan mineral yang dimiliki, buah sangat diperlukan untuk memenuhi

kebutuhan gizi yang seimbang.

Buah juga merupakan salah satu sumber vitamin dan mineral yang mudah

diperoleh masyarakat di berbagai wilayah, baik pedesaan maupun perkotaan.

Selain itu buah memiliki tingkat harga, jenis dan kualitas yang bervariasi sehingga

masyarakat dari berbagai kelas pendapatan mampu mengkonsumsi buah sesuai

dengan daya belinya. Permintaan buah-buahan semakin besar sejalan dengan

meningkatnya kesadaran akan kebutuhan gizi yang baik, gaya hidup dan

kemampuan daya beli masyarakat (Balai Penelitian Tanaman Buah dalam

Wardani, 2007). Buah juga relatif tersedia sepanjang tahun meskipun beberapa

buah ada yang bersifat musiman, namun tidak sedikit juga buah yang tidak

Page 20: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

tergantung musim. Terlebih lagi dengan semakin banyaknya buah impor yang

masuk ke Indonesia. Hal ini menyebabkan ketersediaan buah relatif stabil

sepanjang tahun.

Buah-buahan merupakan produk hasil pertanian yang ditetapkan sebagai

komoditi strategis dan memiliki peluang pasar yang besar baik dari dalam maupun

luar negeri. Tabel 1.1 menunjukkan volume ekspor buah-buahan Indonesia dari

tahun 2003 hingga tahun 2008.

Tabel 1.1. Volume Ekspor Komoditas Buah-buahan di Indonesia Periode 2003-2008

Volume Ekspor (ton) No Komoditas 2003 2004 2005 2006 2007 2008 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10. 11. 12. 13. 14.

Pisang Nanas Alpukat Jambu Biji Mangga Manggis Jeruk Pepaya Rambutan Duku Durian Semangka Melon Buah-buahan Lainnya

244 148.053

169 76

584 9.304 1.403

187 603 21 13 16

263 28.311

1.197 134.953

5 106

1.879 3.045 2.046

524 134

1 - - -

27.927

3.647 198.618

5 15

964 8.472 1.248

60 - - 2 -

321 58.939

4.443 219.653

4 139

1.181 5.697 1.140

140 - - 2 4

140 29.809

2.378 110.112

42 37

1.198 9.093 1.100

36 396

- 2.161

369 51

32.801

1.969 269.663

118 54

1.908 9.465 1.443 0,479

724 44 32

1.144 39

37.279

Total Buah-buahan 189.254 171.822 272.296 262.358 157.620 323.888 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008.

Beberapa buah-buahan yang menjadi komoditas unggulan Indonesia

seperti alpukat, pepaya, nanas, pisang, jeruk, semangka dan melon juga dipasok di

Pasar Induk Kramat Jati. Setiap harinya Pasar Induk Kramat Jati memperoleh

pasokan buah sekitar 1.200-1.500 ton yang berasal dari berbagai daerah di

Indonesia. Pemberlakuan Peraturan Gubernur KDKI Jakarta No.182 tahun 2005

tentang pola distribusi dan angkutan sayur-mayur dan Buah-buahan dari di dan ke

Pasar Induk Kramat Jati menyatakan bahwa semua jenis komoditi yang masuk

kota Jakarta baik melalui darat, udara dan laut harus melalui Pasar Induk Kramat

Page 21: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Jati. Tabel 1.2 menunjukkan daftar buah-buahan yang dipasok di Pasar Induk

Kramat Jati beserta daerah asalnya :

Tabel 1.2. Daftar Buah-buahan yang Dipasok di Pasar Induk Kramat Jati

Buah-buahan Daerah Asal Apel Malang dan impor Alpukat Garut, Malang, Kediri, Sumatera Barat dan Aceh Pepaya Sukabumi, Bogor, Probolinggo, Lampung dan Malang Nanas Palembang dan Subang Pisang Ambon Sukabumi, Lampung, Bogor dan Serang Jeruk Medan, Padang, Pontianak, Jember dan impor Semangka Banyuwangi, Lampung, Cirebon dan Kediri Anggur Bali, Malang dan impor Markisah Medan dan Padang Melon Malang, Banyuwangi, Kediri, Ngawi, Kulon Progo dan

Ponorogo Salak Bali, Yogyakarta, Tasikmalaya dan Wonosobo Manggis Sumatera Barat dan Purwakarta Mangga Indramayu, Madura, Probolinggo, Tuban dan Sumbawa Dukuh Palembang, Jambi dan Lampung Durian Lampung, Palembang, Jepara dan impor Kedondong Padang, Madura dan Lampung Sumber : Pasar Induk Kramat Jati, 2009.

Salah satu faktor yang mempengaruhi konsumsi buah-buahan adalah gaya

hidup konsumen. Menurut Huang dan Bouis (1996) dalam Sawit (2007)

masyarakat perkotaan (urban) memiliki pola konsumsi yang berbeda dengan

masyarakat pedesaan (rural). Gaya hidup orang kota (urban life style) bersedia

membayar lebih mahal untuk pangan yang tidak memerlukan banyak waktu untuk

dimasak, karena tingginya opportunity cost waktu. Lalu masyarakat kota

cenderung lebih banyak melakukan pekerjaan yang mengutamakan kerja otak

daripada masyarakat pedesaan. Orang-orang yang bergelut dengan pekerjaan

seperti itu membutuhkan energi (kalori) yang relatif lebih sedikit dalam

mempertahankan berat badan. Selain itu masyarakat kota juga tidak menanam

sendiri pangannya, sehingga pilihan konsumsi tidak dibatasi oleh biaya produksi.

Page 22: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Pasalnya, pola pangan masyarakat perkotaan lebih banyak dipengaruhi oleh pola

pangan asing dan pilihan komoditi pangan termasuk buah-buahan yang ada di

perkotaan relatif lebih banyak daripada di pedesaan.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dapat diketahui bahwa peran

buah-buahan menjadi semakin penting dalam memenuhi kebutuhan gizi

masyarakat. Menurut FAO (Food and Agriculture Organization) untuk negara-

negara berkembang seperti Indonesia, konsumsi buah-buahan yang dianjurkan

adalah 60 kg/kapita/tahun. Menurut data SUSENAS pada tahun 2005 konsumsi

buah-buahan di Indonesia masih kurang dari 32 kg/kapita/tahun. Berdasarkan

fakta tersebut, kemungkinan di tahun-tahun mendatang permintaan buah di

Indonesia diharapkan masih akan terus meningkat.

Tabel 1.3. Perkembangan Konsumsi Buah pada Tingkat Rumah Tangga di Indonesia (dalam kg/kapita/tahun) Tahun 1990-2005

Keterangan Konsumsi per kapita (kg/tahun) Tahun 1990 1993 1996 1999 2002 2005

Tingkat Konsumsi 29,94 26 24,67 18,7 29,38 31,57

Sumber : Ditjen Tanaman Hortikultura, Departemen Pertanian (2005).

1.2. Perumusan Masalah

Permasalahannya adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi buah-

buahan yang diperkirakan akan terus meningkat diperlukan ketersediaan buah

yang cukup dan harga yang relatif terjangkau agar konsumsi dapat terpenuhi.

Untuk masalah ketersediaan buah mungkin dapat teratasi karena buah-buahan

yang umumnya dikonsumsi seperti alpukat, pepaya, nanas, pisang, jeruk,

semangka, melon dan salak relatif tersedia sepanjang tahun. Selain itu dengan

semakin banyaknya buah impor yang masuk ke Indonesia menyebabkan

Page 23: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

ketersediaan buah relatif stabil sepanjang tahun. Namun agar tiap lapisan

masyarakat dapat mengkonsumsi buah-buahan dengan baik, dibutuhkan harga

yang terjangkau. Dengan harga yang terjangkau masyarakat dari berbagai kelas

pendapatan mampu mengkonsumsi buah sesuai dengan daya belinya.

Buah-buahan merupakan salah satu komoditas yang memiliki fluktuasi

harga yang cukup besar. Harga buah-buahan yang berfluktuasi dapat

menghasilkan pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Pengaruh positif yang

ditimbulkan oleh fluktuasi harga buah-buahan dapat dilihat ketika harga buah

sedang tinggi. Ketika harga buah tinggi maka penjual buah akan mendapatkan

keuntungan yang cukup besar. Sedangkan pengaruh negatif yang ditimbulkan bagi

penjual buah akibat fluktuasi harga buah-buahan yaitu ketika harga buah-buahan

sedang rendah. Pada kondisi tersebut penjual buah akan mendapatkan keuntungan

yang sedikit.

Fluktuasi harga buah dapat disebabkan oleh besarnya jumlah penawaran

dan besarnya jumlah permintaan. Semakin tinggi jumlah penawaran maka harga

akan rendah, sebaliknya jika jumlah penawaran semakin sedikit maka harga akan

semakin meningkat (ceteris paribus). Tinggi rendahnya jumlah penawaran dapat

disebabkan oleh terjadinya panen. Tingginya tingkat gagal panen bisa disebabkan

oleh serangan hama dan faktor cuaca.

Dilihat dari permintaan, tingginya harga terjadi karena permintaan akan

suatu komoditi meningkat. Sedangkan turunnya permintaan akan menyebabkan

turunnya harga (ceteris paribus). Tinggi rendahnya jumlah permintaan dapat

disebabkan oleh musim panen buah itu sendiri.

Page 24: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

Janu

ari 0

6

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Janu

ari 0

7

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Janu

ari 0

8

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Month

Pric

e

Alpukat Pepaya Nanas Pisang Ambon Jeruk Siam Semangka Melon

Harga buah-buahan yang fluktuatif ini menjadikan komoditas ini sulit

untuk diprediksi. Sebagai contoh kasus, penelitian ini akan mengambil lokasi di

Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ). Setiap harinya Pasar Induk Kramat Jati mendapat

pasokan buah dari berbagai daerah penghasil buah di Indonesia. Selain itu

perubahan harga buah-buahan di Pasar Induk Kramat Jati juga dicatat setiap

harinya. Sehingga dengan adanya pencatatan harga setiap hari fluktuasi harga

dapat terpantau dengan jelas. Berdasarkan data yang diperoleh dari Pasar Induk

Kramat Jati terlihat bahwa harga buah-buahan yang menjadi komoditas unggulan

Indonesia berfluktuasi.

Sumber : Pasar Induk Kramat Jati, 2009. Gambar 1.2. Perkembangan Harga Rata-rata Bulanan Buah-buahan Indonesia,

Tahun 2006-2008.

Fluktuasi harga buah-buahan yang terjadi menyebabkan pelaku pasar buah

baik produsen atau konsumen mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan

ekonomi. Oleh karena itu dibutuhkan suatu analisis risiko harga komoditas buah-

buahan agar fluktuasi harga dapat segera diatasi. Pengukuran volatilitas perlu

dilakukan untuk memetakan ketidakpastian tersebut. Volatilitas yang ada pada

harga buah-buahan di Pasar Induk Kramat Jati dapat memberikan gambaran buah

mana yang mempunyai fluktuasi harga paling tinggi.

Page 25: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana volatilitas harga antar buah-buahan yang ada di Pasar Induk

Kramat Jati?

2. Apakah terdapat hubungan antara harga buah dengan jumlah pasokan buah?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Membandingkan volatilitas harga antar buah-buahan yang ada di Pasar

Induk Kramat Jati.

2. Mengidentifikasi hubungan antara harga buah dengan jumlah pasokan buah.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana penerapan ilmu

yang telah diperoleh semasa kuliah.

2. Bagi kalangan umum, diharapkan dapat menambah khazanah ilmu

pengetahuan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Page 26: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Konsep Risiko

Risiko merupakan bagian yang harus dihadapi dalam hidup manusia.

Begitu juga dengan perusahaan yang akan selalu menghadapi risiko dalam proses

kegiatannya. Ketidakmampuan perusahaan dalam menangani berbagai risiko yang

dihadapi akan merugikan perusahaan. Risiko berhubungan dengan ketidakpastian

yang terjadi akibat kurangnya atau tidak tersedianya informasi yang menyangkut

apa yang akan terjadi (Kountur dalam Siregar, 2009).

Selanjutnya Kountur menjelaskan ketidakpastian yang dihadapi

perusahaan dapat berdampak merugikan atau menguntungkan. Apabila

ketidakpastian yang dihadapi berdampak menguntungkan maka hal ini disebut

dengan istilah kesempatan (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang

berdampak merugikan disebut risiko. Oleh sebab itu risiko adalah suatu keadaan

tidak pasti yang dihadapi seseorang atau perusahaan yang dapat memberikan

dampak yang merugikan.

Risiko adalah konsekuensi dari apa yang telah kita lakukan. Seluruh

kegiatan yang dilakukan baik perorangan atau perusahaan juga mengandung

risiko. Kegiatan bisnis berhubungan erat dengan risiko. Risiko dalam kegiatan

bisnis juga dikaitkan dengan besarnya return yang akan diterima oleh pengambil

risiko. Semakin besar risiko yang dihadapi biasanya return yang diterima juga

akan lebih besar. Pola pengambilan risiko menunjukkan sikap yang berbeda

terhadap pengambilan risiko. Hubungan antara risiko dengan return dapat dilihat

pada Gambar 2.1.

Page 27: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Return

Expected Return

Risk

Sumber : Lam dalam Siregar, 2009.

Gambar 2.1. Hubungan Risk dengan Return

Berdasarkan Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa semakin besar risiko yang

dihadapi maka semakin besar pula return yang diperoleh (high risk high return).

Begitu juga sebaliknya semakin kecil risiko yang diterima maka semakin kecil

pula return yang akan diperoleh.

2.2. Pemodelan Volatilitas Univariate Time Series

Data deret waktu dalam bidang ekonomi dan keuangan umumnya bersifat

acak, disamping itu penelitian tentang adanya korelasi long range dalam nilai

kuadrat perubahan harga menegaskan bahwa kemungkinan terdapat beberapa

proses stokastik mendasar lainnya sebagai tambahan bagi perubahan harga itu

sendiri (Ramadhona, 2004). Istilah seperti ini biasa dikenal dengan volatilitas.

Pada umumnya volatilitas ini diestimasi dengan menghitung standar deviasi

perubahan harga dalam jangka waktu tertentu. Hal ini akan menentukan seberapa

cepat data berubah dengan pola acak yang dimilikinya.

Page 28: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Secara umum volatilitas mengukur rata-rata fluktuasi dari data deret

waktu. Namun hal ini dikembangkan lebih jauh dengan menekankan pada nilai

variansi (variabel statistika yang menggambarkan seberapa jauh perubahan dan

persebaran nilai fluktuasi terhadap nilai rata-rata) dari data keuangan. Dari sini

dapat dikatakan bahwa nilai volatilitas sebagai variansi dari data fluktuasi

(Iskandar, 2006).

Dua pendapat besar berkembang terhadap variansi, pertama yang

menganggap bahwa variansi untuk data deret waktu adalah konstan

(homoscedastic) dan pendapat kedua yang menganggap bahwa variansi dari data

deret waktu adalah tidak konstan, artinya berubah berdasarkan waktu

(heteroscedastic). Pada konsep heteroscedastic, koreksi nilai dari suatu error dari

heteroscedastic dapat menghasilkan estimasi parameter yang lebih efisien. Dalam

beberapa aplikasi, terdapat suatu alasan untuk mempercayai bahwa varian dari

suatu error bukanlah suatu fungsi dari variabel independen, tetapi bervariasi

seiring dengan waktu tergantung dari seberapa besar error yang terjadi pada masa

lalu (Sianturi dalam Iskandar, 2006).

Analisis konvensional memodelkan pendapat pertama (variansi konstan)

dalam model yang disebut autoregressive (AR), moving average (MA), dan

kombinasi keduanya yaitu ARMA (Autoregressive Moving Average). Pendapat

lain yang mewakili pendapat kedua mengemukakan metode ARCH

(Autoregressive Conditional Heteroscedasticity) yang lebih lanjut mengalami

perkembangan menjadi GARCH (Generalized Autoregressive Conditional

Heteroscedasticity). Untuk data harga harian yang memiliki tingkat fluktuasi yang

tinggi, model autokorelasi dengan variansi berubah adalah model yang lebih

Page 29: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

mendekati kenyataan dibanding model autokorelasi dengan variansi konstan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan model ARCH merupakan pilihan

yang cukup tepat untuk memodelkan nilai volatilitas data keuangan seperti harga

harian dibanding model AR, MA dan ARMA.

2.3. ARCH Error

Terdapat perbedaan yang mendasar dalam pembentukan dan analisis

model time series univariate dan persamaan cross sectional multivariate. Pada

time series univariate, tidak terdapat faktor heteroskedastisitas sehingga tidak

dapat dilakukan uji heteroskedastisitas secara umum, seperti uji Goldfield-Quandt,

uji White maupun uji Park. Itu pula sebabnya fenomena heteroskedastisitas umum

ditemukan pada persamaan cross section (Newbold, 2003).

Pada persamaan time series univariate, perhatian lebih ditujukan pada

adanya ARCH error, yakni kuadrat residual yang berperilaku autoregresif. Ada

tidaknya fenomena ARCH error ini terlihat dari fenomena adanya signifikansi

autokorelasi dari kuadrat residual (Enders, 2004). Uji ARCH-LM merupakan

metode yang dapat digunakan untuk menguji ada tidaknya ARCH error dengan

lebih terkuantifikasi. Uji ARCH-LM menggunakan asumsi tidak terdapatnya

ARCH error sebagai hipotesis nol. Berdasarkan teori, apabila hasil perhitungan

menunjukkan penerimaan hipotesis, maka data tidak mengandung ARCH error

dan tidak perlu dimodelkan berdasarkan ARCH.

Page 30: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

2.4. Mean Process

Pembentukan model estimasi volatilitas pada model time series univariate

memerlukan mean process. Mean process diperlukan guna menghasilkan residual

yang diestimasi perubahannya. Mean process memegang peranan penting dalam

pemodelan volatilitas. Apabila pembentukan variance process menghasilkan

insignifikansi pada parameter mean process, maka dengan sendirinya variance

process tersebut gugur sebagai suatu model yang valid, karena volatilitas yang

dihasilkan amat tergantung dari jenis mean process yang dibentuk (Iskandar,

2006).

Mean process umumnya dibentuk berdasarkan persamaan ARMA. Akan

tetapi tidak jarang pula mean process dihasilkan dari suatu persamaan dalam

bentuk konstanta. Hal ini umumnya terjadi pada data yang diambil dalam interval

yang panjang. Akibat panjangnya interval, maka fluktuasi di sekitar titik

kesetimbangan akan berlangsung secara random. Penggunaan interval yang lebih

rendah akan menyebabkan pergerakan terstruktur pada salah satu titik

kesetimbangan. Dampaknya akan terlihat pada signifikansinya autokorelasi

residual yang terjadi (Newbold, 2003).

2.5. Variance Process

Variance process dibentuk apabila error yang dihasilkan dari persamaan

mean process mengandung ARCH error. Terdapat beberapa varian ARCH yang

memiliki hubungan timbal balik antara mean process dan variance process. Salah

satu contoh varian ARCH ini adalah ARCH-M (ARCH in Mean). Pada model ini,

mean process terdiri atas mean process umum dan salah satu komponen variance

Page 31: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

process. Hal ini mengakibatkan adanya hubungan timbal balik antara mean dan

variance, yang merupakan fenomena umum yang lazim ditemukan dalam

pergerakan nilai aset-aset finansial (Enders, 2004).

2.6. Metode Peramalan Box-Jenkins

Metode Box-Jenkins mengacu pada himpunan prosedur untuk

mengidentifikasikan, mencocokkan dan memeriksa model ARIMA

(Autoregressive Integrated Moving Average) dengan data deret waktu. Metode ini

berbeda dengan metode peramalan lain yang karena model ini tidak menyertakan

asumsi pola tertentu pada data historis dari deret data yang diramalkan. Model ini

menggunakan pendekatan iterarif pada identifikasi suatu model yang mungkin

dari model umum.

Model ARIMA telah dikembangkan oleh dua orang, yaitu Box dan

Jenkins. Model ARIMA diterapkan untuk analisis deret waktu, peramalan dan

pengendalian. Model Autoregressive (AR) pertama kali dikembangkan oleh Yule

(1926) dan kemudian dikembangkan oleh Walker (1931), sedangkan model

Moving Average (MA) dikembangkan oleh Slutzky (1937). Dan pada tahun 1938

Wold menggabungkan kedua proses tersebut. Wold membentuk model

Autoregressive Moving Average (ARMA) yang dikembangkan pada tiga hal.

Pertama, identifikasi efisiensi dan prosedur penaksiran untuk proses AR, MA dan

ARMA campuran. Kedua, perluasan dari hasil tersebut untuk cakup deret berkala

musiman. Ketiga, pengembangan hal-hal sederhana yang mencakup proses-proses

non stasioner (Makridakis, et al., 1999).

Page 32: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Bentuk umum model AR :

Yt = Φ0 + Φ1Yt-1 + Φ2Yt-2 + ... + ΦpYt-p + εt

Bentuk umum model MA :

Yt = μ + εt - ω1εt-1 - ω2εt-2 - ... - ωqεt-q

Bentuk umum model ARMA :

Yt = Φ0 + Φ1Yt-1 + Φ2Yt-2 + ... + ΦpYt-p + εt - ω1εt-1 - ω2εt-2 - ... - ωqεt-q

Dimana :

Yt = Variabel respon (terikat) pada waktu t

Yt-1, Yt-2, ... , Yt-p = Variabel respon pada masing-masing selang waktu

Φ0, Φ1, Φ2, ... , Φp = Koefisien yang diestimasi

μ = Mean konstanta proses

ω1, ω2, ... , ωq = Koefisien yang diestimasi

εt = Bentuk galat yang mewakili efek variabel yang tidak dijelaskan oleh model

εt-1, εt-2, ... , εt-q = Galat pada periode waktu sebelumnya yang pada saat t nilainya menyatu dengan nilai respon Yt

Kemudian Box dan Jenkins (1976) berhasil mencapai kesepakatan

mengenai informasi relevan yang diperlukan untuk memahami dan menggunakan

model-model ARIMA untuk data univariate time series. Dasar pendekatan yang

dikembangkan secara umum dapat dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu tahap

identifikasi, tahap estimasi dan tahap evaluasi, serta tahap aplikasi seperti yang

terlihat pada Gambar 2.2.

Page 33: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Tahap I

Identifikasi

Tahap II

Penaksiran

Dan

Pengujian

Ya

Tahap III Tidak

Aplikasi

Sumber : Makridakis, et al., 1999. Gambar 2.2. Skema Pendekatan Box-Jenkins.

2.7. Model ARCH-GARCH

ARCH (Autoregressive Conditional Heteroscedasticity) pertama kali

dipopulerkan oleh Engle dalam Iskandar (2006), sebuah konsep tentang fungsi

autoregresi yang mengasumsikan bahwa variansi berubah terhadap waktu dan

nilai variansi ini dipengaruhi oleh sejumlah data sebelumnya. Ide dibalik model

ini seperti dalam model autoregressive (AR) dan moving average (MA), yaitu

untuk melihat hubungan variabel acak dengan variabel acak sebelumnya. Secara

sederhana dapat kita katakan bahwa volatilitas berdasarkan model ARCH(m)

mengasumsikan bahwa variansi data fluktuasi dipengaruhi oleh sejumlah m data

fluktuasi data sebelumnya. Sebagai contoh, volatilitas dengan ARCH (7) berarti

Rumuskan kelompok model-model yang umum

Penetapan model sementara

Pemeriksaan diagnostik

Penaksiran parameter pada model sementara

Aplikasi peramalan

Page 34: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

variansi data fluktuasi data dipengaruhi oleh tujuh data fluktuasi sebelumnya

(Iskandar, 2006).

Model ini dikembangkan terutama untuk menjawab persoalan adanya

volatilitas pada data ekonomi dan bisnis, khususnya dalam bidang keuangan. Ini

menyebabkan model-model peramalam sebelumnya kurang mampu mendekati

kondisi aktual. Volatilitas ini tercermin dalam varians reidual yang tidak

memenuhi asumsi homoskedastisitas (Firdaus, 2006).

Varians terdiri dari dua komponen. Komponen pertama adalah varians

yang konstan. Komponen kedua adalah varians yang tidak konstan dimana adanya

ketergantungan dari varians saat ini terhadap besarnya volatilitas di periode

sebelumnya. Jika volatilitas pada periode sebelumnya besar (baik positif maupun

negatif), maka varians pada saat ini akan besar pula. Dari sini model ARCH dapat

dirumuskan :

Bentuk umum model ARCH (m) :

ht = ξ + α1ε2t-1 + α2ε2

t-2 + ... + αmε2t-m

dimana :

ht = Variabel respon (terikat) pada waktu t / varians pada waktu ke t

ξ = Varians yang konstan

ε2t-m = Suku ARCH / volatilitas pada periode sebelumnya

α1, α2, … , αm = Koefisien orde m yang diestimasikan

Dalam metode Ordinary Least Square (OLS), error diasumsikan

homoskedastis, yaitu varians dari error konstan dan terdistribusi normal dengan

rata-rata nol. Menurut Engle, varians saat ini tergantung dari varians di masa lalu

sehingga heteroskedastisitas dapat dimodelkan dan varians diperbolehkan untuk

Page 35: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

berubah antar waktu. Dengan demikian volatilitas yang besar di masa lalu dapat

ditangkap dalam model ARCH.

Kondisi yang sering terjadi adalah varians saat ini tergantung dari

volatilitas beberapa periode di masa lalu. Hal ini akan menimbulkan banyaknya

parameter dalam conditional variance yang harus diestimasi. Pengestimasian

parameter-parameter tersebut sulit dilakukan dengan presisi yang tepat. Oleh

karena itu, Bollerslev dalam Iskandar (2006) memperkenalkan metode GARCH

(Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity) guna menghasilkan

model yang parsimony (menggunakan parameter yang lebih sedikit).

Model GARCH dikembangkan dengan mengintegrasikan autoregresi dari

kuadrat residual lag kedua hingga lag tak hingga ke dalam bentuk varian pada lag

pertama. Model ini dikembangkan sebagai generalisasi dari model volatilitas.

Secara sederhana volatilitas berdasarkan model GARCH(r,m) mengasumsikan

bahwa varians data fluktuasi dipengaruhi sejumlah m data fluktuasi sebelumnya

dan sejumlah r data volatilitas sebelumnya, ide dibalik model ini seperti dalam

model autoregressive (AR) dan moving average (MA), yaitu untuk melihat

hubungan variabel acak dengan variabel acak sebelumnya.

Varians terdiri dari tiga komponen. Komponen pertama adalah varians

yang konstan. Komponen yang kedua adalah volatilitas pada periode sebelumnya,

ε2t-m (suku ARCH) dan komponen terakhir adalah varians pada periode

sebelumnya, ht-r. Sehingga model GARCH dapat dirumuskan :

Bentuk umum model GARCH(r,m) :

ht = к + δ1ht-1 + δ2ht-2 + ... + δrht-r + α1ε2t-1 + α2ε2

t-2 + ... + αmε2t-m

dimana :

Page 36: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

ht = Variabel respon (terikat) pada waktu t / varians pada waktu ke t

к = Varians yang konstan

ε2t-m = Suku ARCH / volatilitas pada periode sebelumnya

α1, α2, … , αm = Koefisien orde m yang diestimasikan

δ1, δ2, ... , δr = Koefisien orde r yang diestimasikan

ht-r = Suku GARCH / varians pada periode sebelumnya

Proses GARCH dapat ditafsirkan sebagai proses ARMA dalam Xt2.

Prosedur umum dalam peramalan model GARCH sama dengan prosedur yang

diterapkan dalam model ARIMA yaitu tahap identifikasi dengan memuat grafik

harga harian buah-buahan dan melokalisasi pergerakan harga buah yang

fluktuatif, tahap estimasi dan evaluasi, dan tahap aplikasi.

2.8. Tinjauan Studi Terdahulu

Buah-buahan merupakan primadona komoditas ekspor Indonesia. Banyak

hal-hal menarik yang dapat diteliti dari komoditas ini. Namun untuk masalah

fluktuasi harga dan tingkat risiko pada harga buah-buahan belum banyak yang

menelitinya. Beberapa penelitian sejenis tentang fluktuasi harga yang sudah

pernah dilakukan dengan menggunakan metode yang sama lebih banyak

membahas tentang komoditas pertanian. Berikut adalah rangkuman dari hasil

penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian kali ini.

Penelitian yang dilakukan Ramadhona (2004) mengenai analisis investasi

dengan pendekatan model ARCH-GARCH dan pendugaan harga saham dengan

pendekatan model time series pada perusahaan agribisnis terpilih di PT. Bursa

Efek Jakarta. Model ARCH-GARCH digunakan untuk mendapatkan model

Page 37: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

peramalan dan Value at Risk (VaR) untuk mengukur tingkat risiko. Risiko yang

dikaji pada penelitian ini adalah risiko investasi pada perusahaan rokok PT. Astra

Agrolestari Tbk (AALI), PT. Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT. Indofood

Sukses Makmur Tbk (INDF).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapat bahwa risiko yang

ditanggung investor pada saham AALI sebesar 2,46 persen; GGRM sebesar 2,57

persen; INDF sebesar 8,75 persen dari total investasi yang ditanamkan. Ramalan

harga penutupan harga saham AALI dan INDF cenderung mengalami

peningkatan. Hal ini memberikan kesempatan pada investor untuk mendapatkan

capital gain. Sedangkan harga penutupan saham GGRM mengalami penurunan.

Hal ini menunjukkan bahwa pelaku bursa saham sebaiknya melepas sahamnya

agar tidak mengalami capital loss karena dapat menimbulkan kerugian.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Iskandar (2006) mengenai risiko

investasi saham agribisnis rokok dianalisis dengan pendekatan ARCH-GARCH.

Hasilnya adalah model terbaik untuk meramalkan tingkat risiko saham GGRM

adalah ARCH(1) dimana tingkat risiko hanya dipengaruhi oleh besarnya nilai

sisaan pengembalian sehari sebelumnya. Sedangkan model terbaik untuk

meramalkan tingkat risiko saham HMSP dan RMBA adalah GARCH(1,1) dimana

tingkat risikonya dipengaruhi oleh besarnya nilai sisaan pengembalian sehari

sebelumnya dan besarnya simpangan baku pengembalian dari rataannya untuk

satu hari sebelumnya.

Berdasarkan hasil penelitian, tingkat risiko yang dimiliki oleh saham

RMBA merupakan yang tertinggi dibanding dengan perusahaan rokok lainnya.

Hal ini disebabkan oleh kurang diminatinya saham tersebut oleh investor. Trend

Page 38: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

harga saham yang cenderung menurun berarti saham RMBA lebih banyak

menghasilkan tingkat pengembalian yang negatif. Saham HMSP memiliki tingkat

risiko yang terendah dibandingkan dengan kedua saham rokok lainnya. Hal ini

disebabkan oleh rendahnya nilai fluktuasi karena harga saham HMSP sudah tidak

liquid lagi di pasar. Tingkat risiko saham GGRM menempati urutan tertinggi

kedua setelah saham RMBA. Harga saham GGRM yang dianggap terlalu mahal

oleh investor menyebabkan investor cenderung irasional dalam mengambil

keputusannya dalam berinvestasi pada saham GGRM, sehingga fluktuasi saham

sulit untuk diduga. Akibatnya saham GGRM menunjukkan perkembangan harga

yang menurun.

Penelitian Pradana (2008) yang menganalisis pengaruh ketidakpastian

ekonomi terhadap tingkat kesejahteraan petani buah di Pulau Jawa bertujuan

untuk membandingkan perkembangan nilai tukar petani (NTP) buah-buahan dan

ketidakpastian ekonomi sebelum dan sesudah krisis moneter, serta menganalisis

pengaruh ketidakpastian ekonomi terhadap tingkat kesejahteraan petani buah di

Pulau Jawa periode 1992-2006. Hasil analisis terhadap perilaku NTP buah-buahan

yaitu (1) Secara keseluruhan hasil dugaan dari pengaruh variabel ketidakpastian

ekonomi terhadap NTP buah-buahan memenuhi kriteria secara statistik selama

periode 1992-2006 yang terbagi ke dalam dua kondisi, (2) Secara keseluruhan

pengaruh volatilias ketidakpastian ekonomi terhadap NTP buah-buahan untuk

kondisi sebelum dan setelah krisis moneter memenuhi kriteria secara statistik, dan

(3) NTP buah-buahan di Pulau Jawa pada kondisi setelah krisis lebih baik

dibandingkan dengan kondisi sebelum krisis moneter.

Page 39: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Penelitian yang dilakukan oleh Fariyanti (2008) mengenai risiko produksi

dan harga kentang dan kubis dianalisis dengan menggunakan analisis risiko model

GARCH(1,1) dan menghitung nilai varian. Berdasarkan analisis risiko yang

dilakukan terlihat bahwa risiko produksi kentang yang diindikasikan oleh

fluktuasi produksi kentang yang disebabkan oleh risiko produksi pada musim

sebelumnya dan penggunaan input, pupuk dan tenaga kerja menjadi faktor yang

menimbulkan risiko produksi. Sedangkan lahan, benih dan obat-obatan menjadi

faktor yang mengurangi risiko produksi. Pada komoditas kubis, lahan dan obat-

obatan menjadi faktor yang menimbulkan risiko. Sedangkan benih, pupuk dan

tenaga kerja menjadi faktor yang mengurangi risiko produksi.

Risiko produksi pada komoditas kentang lebih tinggi dibandingkan dengan

kubis. Sedangkan risiko harga komoditas kubis lebih tinggi dibandingkan dengan

kentang. Perilaku rumah tangga petani dengan adanya risiko produksi dan harga

produk termasuk risk aversion dengan melakukan pengurangan penggunaan luas

lahan garapan, benih, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja. Pengurangan tertinggi

yang terjadi pada input, produksi, pendapatan dan pengeluaran rumah tangga

akibat peningkatan risiko produksi dan harga produk serta upah pada kegiatan

usaha tani terdapat pada rumah tangga petani lahan sempit. Demikian pula dengan

peningkatan penggunaan tenaga kerja off-farm dan non-farm yang paling rendah.

Menurut Siregar (2009) yang melakukan penelitian tentang analisis risiko

harga Day Old Chick (DOC) Broiler dan Layer pada PT. Sierad Produce Tbk

Parung, Bogor menjelaskan bahwa pola pergerakan harga DOC dipengaruhi oleh

kondisi penawaran dan permintaan DOC di pasar seperti pada saat menjelang

lebaran dan memasuki tahun ajaran baru. Berdasarkan hasil analisis GARCH(1,1)

Page 40: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

diperoleh bahwa risiko harga DOC broiler dipengaruhi oleh volatilitas dan varian

harga DOC broiler periode sebelumnya dengan tanda yang positif yang berarti

bahwa jika terjadi peningkatan risiko harga DOC sebelumnya maka akan

meningkatkan risiko harga DOC periode berikutnya. Sedangkan harga jual DOC

layer dengan ARCH(1) diperoleh bahwa risiko harga DOC layer hanya

dipengaruhi oleh volatilitas harga DOC layer periode sebelumnya dengan tanda

positif yang berarti bahwa jika terjadi peningkatan risiko harga DOC layer periode

sebelumnya maka akan meningkatkan risiko harga DOC layer periode berikutnya.

Tingkat risiko yang diterima PT. Sierad Produce Tbk dari DOC broiler

adalah sebesar Rp 1.585.111.113 dari total penerimaan selama tahun 2007 sampai

2008 yaitu sebesar Rp 10.911.997.611 dan risiko harga DOC layer sebesar Rp

163.583.535 dari total penerimaan sebesar Rp 2.125.300.780. Hal tersebut berarti

bahwa kerugian yang ditanggung oleh PT. Sierad Produce Tbk adalah sebesar

risiko yang ditanggung dari penerimaan yang diterima yaitu Rp 1.585.111.113

untuk DOC broiler dan Rp 2.125.300.780 untuk DOC layer. Sedangkan besarnya

risiko DOC broiler dalam persen adalah 14,53 persen dan DOC layer sebesar 7,70

selama satu hari penjualan.

Persamaan penelitian kali ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada

alat analisis yang digunakan. Alat analisis menggunakan metode kuantitatif time

series ARCH-GARCH. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan

penelitian yang terdahulu adalah objek yang menjadi bahan penelitian kali ini

adalah buah-buahan yaitu data harga dan pasokan buah yang dijadikan sebagai

data sekunder yang didapat dari Pasar Induk Kramat Jati yag diasumsikan dapat

mewakili harga buah-buahan di Indonesia.

Page 41: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Tabel 2.1. Studi Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian Peneliti Tahun Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian

Bakasenjaya Ramadhona 2004

Analisis Investasi Dengan Pendekatan Model ARCH-GARCH dan Pendugaan Harga Saham dengan Pendekatan Model Time

Series pada Perusahaan Agribisnis Terpilih di PT. Bursa Efek Jakarta

Model ARCH-GARCH untuk menghitung Value at Risk

Risiko saham AALI (2,46 persen), GGRM(2,57 persen) dan INDF (8,75 persen)

Edy Iskandar 2006 Analisis Risiko Investasi Saham Agribisnis Rokok dengan Pendekatan ARCH-GARCH

Model ARCH-GARCH untuk menghitung Value at Risk

Risiko saham GGRM adalah ARCH(1), sedangkan untuk HMSP dan RMBA adalah GARCH(1,1)

Dani Pradana 2008 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Petani Buah di Jawa Barat Model ARCH-GARCH

Ketidakpastian ekonomi mempengaruhi NTP dan NTP setelah krisis lebih baik dibandingkan kondisi sebelum krisis.

Anna Fariyanti 2008

Perilaku Ekonomi Rumah Tangga Petani Sayuran Dalam Menghadapi Risiko Produksi dan Harga Produk di Kecamatan Pandeglang

Kabupaten Bandung

Analisis risiko model ARCH-GARCH dan menghitung Nilai

Varian

Model GARCH(1,1) dengan risiko produksi pada musim sebelumnya dan penggunaan input, pupuk dan tenaga kerja menjadi faktor yang menimbulkan risiko produksi

Yusni Rahmadani

Siregar 2009

Analisis Risiko Harga Day Old Chick (DOC) Broiler dan Layer pada PT. Sierad Produce

Tbk. Parung, Bogor

Model ARCH-GARCH untuk menghitung Value at Risk

DOC layer dengan ARCH(1) dan DOC broiler dengan GARCH(1,1)

Page 42: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

2.9. Kerangka Pemikiran

Perubahan pola konsumsi (dietary pattern) yang terjadi akibat adanya

perbaikan tingkat kesejahteraan berpengaruh terhadap pola konsumsi hortikultura,

khususnya buah-buahan. Hortikultura merupakan salah satu sektor yang

berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang dibudidayakan

dalam hortikultura meliputi buah-buahan, sayur-sayuran, bunga dan tanaman hias.

Sedangkan dalam hortikultura buah-buahan merupakan salah satu sumber vitamin

dan mineral. Dengan kandungan vitamin dan mineral yang dimiliki, buah sangat

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang.

Buah-buahan merupakan produk hasil pertanian yang ditetapkan sebagai

komoditi strategis dan memiliki peluang pasar yang besar baik dari dalam maupun

luar negeri. Permintaan buah-buahan semakin besar sejalan dengan meningkatnya

kesadaran akan kebutuhan gizi yang baik, gaya hidup dan kemampuan daya beli

masyarakat.

Buah juga merupakan salah satu sumber vitamin dan mineral yang mudah

diperoleh masyarakat di berbagai wilayah, baik pedesaan maupun perkotaan.

Selain itu buah memiliki tingkat harga, jenis dan kualitas yang bervariasi sehingga

masyarakat dari berbagai kelas pendapatan mampu mengkonsumsi buah sesuai

dengan daya belinya. Buah juga relatif tersedia sepanjang tahun meskipun

beberapa buah ada yang bersifat musiman, namun tidak sedikit juga buah yang

tidak tergantung musim. Terlebih lagi dengan semakin banyaknya buah impor

yang masuk ke Indonesia. Hal ini menyebabkan ketersediaan buah relatif stabil

sepanjang tahun.

Page 43: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Buah-buahan merupakan komoditas pertanian yang bersifat inelastis untuk

jangka pendek, sehingga peningkatan produksi yang melebihi permintaan pada

waktu tertentu akan menjatuhkan harga yang cukup besar. Begitu juga sebaliknya,

pasokan yang tidak dapat memenuhi permintaan akan meningkatkan harga buah.

Sehingga dapat dikatakan bahwa perubahan harga buah sangat dipengaruhi oleh

jumlah produksi buah itu sendiri.

Permasalahannya adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi buah-

buahan yang diperkirakan akan terus meningkat diperlukan ketersediaan buah

yang cukup dan harga yang relatif terjangkau agar konsumsi dapat terpenuhi.

Untuk masalah ketersediaan buah mungkin dapat teratasi karena buah-buahan

yang umumnya dikonsumsi seperti alpukat, pepaya, nanas, pisang, jeruk,

semangka, melon dan salak relatif tersedia sepanjang tahun. Selain itu dengan

semakin banyaknya buah impor yang masuk ke Indonesia menyebabkan

ketersediaan buah relatif stabil sepanjang tahun. Namun agar tiap lapisan

masyarakat dapat mengkonsumsi buah-buahan dengan baik, dibutuhkan harga

yang terjangkau. Dengan harga yang terjangkau masyarakat dari berbagai kelas

pendapatan mampu mengkonsumsi buah sesuai dengan daya belinya.

Fluktuasi harga buah dapat disebabkan oleh besarnya jumlah penawaran

dan besarnya jumlah permintaan. Semakin tinggi jumlah penawaran maka harga

akan rendah, sebaliknya jika jumlah penawaran semakin sedikit maka harga akan

semakin meningkat (ceteris paribus). Tinggi rendahnya jumlah penawaran dapat

disebabkan oleh terjadinya panen. Tingginya tingkat gagal panen bisa disebabkan

oleh serangan hama dan faktor cuaca.

Page 44: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Dilihat dari permintaan, tingginya harga terjadi karena permintaan akan

suatu komoditi meningkat. Sedangkan turunnya permintaan akan menyebabkan

turunnya harga (ceteris paribus). Tinggi rendahnya jumlah permintaan dapat

disebabkan oleh musim panen buah itu sendiri.

Fluktuasi harga buah-buahan yang terjadi menyebabkan pelaku pasar buah

baik produsen atau konsumen mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan

ekonomi. Oleh karena itu dibutuhkan suatu analisis risiko harga komoditas buah-

buahan agar fluktuasi harga dapat segera diatasi. Pengukuran volatilitas perlu

dilakukan untuk memetakan ketidakpastian tersebut. Volatilitas yang ada pada

harga buah-buahan di Pasar Induk Kramat Jati dapat memberikan gambaran buah

mana yang mempunyai fluktuasi harga paling tinggi.

Page 45: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Keterangan : Hubungan langsung Hubungan tidak langsung

Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran Operasional

Buah-buahan merupakan makanan

yang kaya akan vitamin dan mineral

Implikasi adanya perbaikan ekonomi ialah

pergeseran pola konsumsi pangan dari padat energi ke yang

kaya vitamin dan mineral

Buah-buahan adalah komoditas pertanian yang memiliki harga

yang fluktuatif

Metode analisis deskriptif kualitatif

Model ARCH-GARCH

Metodologi Box-Jenkins Perkembangan harga

harian buah

Tingkat Risiko Harga

Analisis Tingkat Risiko dan Fluktuasi Harga Buah Komoditas Unggulan Indonesia

Uji kointegrasi

Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi

buah-buahan diperlukan ketersediaan buah yang cukup dan harga yang

terjangkau

Page 46: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Induk Kramat Jati, Jl. Raya Bogor KM

l7 Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja

(purposive) dengan alasan bahwa Pasar Induk Kramat Jati menjadi acuan bagi

pemerintah yaitu Badan Ketahanan Pangan dalam menentukan kebijakan harga

buah-buahan. Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan bulan Juli 2009

hingga pertengahan bulan Agustus 2009 dengan rincian kegiatan meliputi

pengumpulan data, pengolahan data, hingga penulisan hasil penelitian dalam

skripsi.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series yang

terdiri dari data sekunder. Data sekunder berasal dari data pasokan dan harga

buah-buahan harian yang terdapat di Pasar Induk Kramat Jati. Data yang

dianalisis adalah data dari awal Januari 2006 hingga akhir Desember 2008. Selain

itu data-data juga diperoleh melalui instansi-instansi pemerintahan, buku-buku,

penelitian-penelitian terdahulu dan literatur yang terkait.

4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian ini akan digunakan model ARCH-GARCH. Tingkat

risiko harga dapat diramalkan dengan pendekatan ARCH-GARCH. Data yang ada

diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel dan Eviews 6. Analisis

Page 47: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

grafik pergerakan harga dilakukan dengan plot grafik time series untuk melihat

kecenderungan data.

3.3.1. Model ARCH-GARCH

GARCH mengasumsikan data yang akan dimodelkan memiliki standar

deviasi yang selalu berubah terhadap waktu. GARCH cukup baik untuk

memodelkan data yang berubah standar deviasinya, tetapi tidak untuk data yang

benar-benar acak. Langkah awal untuk mengidentifikasikan model ARCH-

GARCH adalah dengan melihat ada tidaknya ARCH error dari data pergerakan

harga komoditas buah-buahan terpilih.

Firdaus (2006) menyatakan bahwa misalkan Y1, Y2, ... , Yt merupakan

deret waktu pengamatan return dan (Yt) adalah sebuah proses yang mengikuti

persamaan ARMA (p,q). Dalam bentuk persamaan ditulis sebagai :

Yt – Φ1Yt-1 – Φ2Yt-2 - ... - ΦpYt-p = εt – θ1εt-1 – θ2εt-2 - ... - θqεt-q

dimana εt adalah white noise. Persamaan tersebut dapat ditulis :

(ΦpB) Yt = (θqB) εt

dimana B adalah operator backshift. Jika q = 0 ARMA (p,q) sama dengan proses

autoregressive dengan orde-p, AR(p), yang dapat ditulis dalam bentuk persamaan

sebagai berikut :

Yt = φ + Φ1Yt-1 + Φ2Yt-2 + ... + ΦpYt-p + εt

dengan E(εt) = 0

σ2, untuk t = (1) …………………………………………………………………………… ג

E(εt, εג) =

0, untuk selainnya

Page 48: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Proses memiliki persamaan peragam stasioner jika 1-Φ1Z1– Φ2Z2 - ... – ΦpZp = 0.

Peramalan linier yang optimal dari Yt untuk proses AR(p) adalah :

Ê (Yt| Yt-1, Yt-2, ... ) = φ + Φ1Yt-1 + Φ2Yt-2 + ... + ΦpYt-p

dimana Ê (Yt| Yt-1, Yt-2, ... ) menunjukkan proyeksi linier dari Yt terhadap

konstanta dari (Yt-1, Yt-2, ... ). Jika rataan bersyarat dari Yt berubah-ubah pada tiap

titik waktu mengikuti persamaan di atasdan proses tersebut memiliki peragam

yang stasioner, maka rataan tak bersyarat dari Yt adalah konstan sebagai berikut :

E (Yt) = φ / (1 - Φ1 - Φ2 - ... - Φp)

Hal yang menarik dalam persamaan ini tidak hanya peramalan dari Yt saja,

melainkan juga peramalan varians. Varians yang berubah-ubah pada setiap titik

waktu juga mempunyai implikasi terhadap validitas dan efisiensi dalam estimasi

parameter (φ, Φ1, Φ2, ..., Φp). Walaupun persamaan (1) berimplikasi bahwa varians

bersyarat dari εt adalah konstan yang sebesar σ2, namun pada kenyataannya

varians bersyarat dari εt dapat berubah-ubah terhadap titik waktu. Satu pendekatan

yang digunakan untuk mendeskripsikan kuadrat dari εt yang mengikuti proses AR

(m) :

εt = ξ + α1ε2t-1 + α2ε2

t-2 + ... + αmε2t-m + ωt .................................................. (2)

peubah ωt adalah proses white noise yang baru, dengan

E(ωt) = 0

ג = untuk t ,2ג

E(ωt, ωג) =

0, untuk selainnya

Page 49: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Karena εt juga merupakan error dari peramalan Yt, persamaan (2)

berimplikasi bahwa proyeksi linier kuadrat error dari ramalan Yt terhadap m-

kuadrat error peramalan sebelumnya adalah sebagai berikut :

E (ε2t| ε2

t-1, ε2t-2, ... ) = ξ + α1ε2

t-1 + α2ε2t-2 + ... + αmε2

t-m + .................................. (3)

Proses white noise yang memenuhi persamaan (3) dikenal sebagai model

Autoregressive Conditional Heteroscedasticity dengan orde m atau ARCH (m).

Proses ini dinotasikan :

εt ~ ARCH (m)

Persamaan ini sering juga ditulis sebagai berikut :

ht = ξ + α1ε2t-1 + α2ε2

t-2 + ... + αmε2t-m

dimana ht = E (ε2t| ε2

t-1, ε2t-2, ... ) yang sering disebut sebagai ragam. Proses εt ~

ARCH (m) dicirikan oleh ε2t = ht, Vt. Dalam hal ini Vt ~ N (0,1).

Lebih umum lagi dapat diperlihatkan sebuah proses dimana ragam

bersyaratnya tergantung pada jumlah lag terhingga dari ε2t-j :

ht = ξ + π(L) ε2t .................................................................................................... (4)

dengan

π(L) = ∑∞

=1

2

jj Lπ

kemudian π(L) diparameterisasi sebagai rasio dari 2 orde polinomial terhingga :

π(L) = rr

mm

LLLLLLLL

LL

)(...)()()(1)(...)()()(

)(1)(

33

22

11

33

22

11

δδδδαααα

δα

−−−−−++++

=−

dimana diasumsikan bahwa akar dari )(1 Lδ− = 0. Jika persamaan (4) dikalikan

dengan )(1 Lδ− , maka diperoleh persamaan sebagai berikut :

[ )(1 Lδ− ] ht = [ )(1 Lδ− ] ξ + α (L) ε2t atau dapat ditulis sebagai berikut :

ht = к + δ1ht-1 + δ2ht-2 + ... + δrht-r + α1ε2t-1 + α2ε2

t-2 + ... + αmε2t-m ....................... (5)

Page 50: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

untuk к = [1 - δ1 – δ2 - ... – δr] ξ.

Persamaan (5) dikenal sebagai model General Autoregressive Conditional

Heteroscedasticity dengan orde r dan orde m yang biasa dinotasikan sebagai εt ~

GARCH.

3.3.1.1.Tahap Identifikasi

Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap tiga hal. Pertama,

identifikasi terhadap kestasioneran data. Kedua, identifikasi terhadap unsur

musiman yang mungkin terdapat pada data. Ketiga, identifikasi terhadap pola

Autocorrelation Function (ACF) dan Partial Autocorrelation Function (PACF)

untuk menentukan model tentatif.

Uji stasioneritas data dapat dilakukan dengan melakukan uji Augmented

Dickey-Fuller. Data dikatakan sudah stasioner (tidak mengandung unit root)

apabila ADF test statistic lebih besar dari Test critical values.

Pada umumnya data runtut waktu (time series) memiliki unsur

kecenderungan (trend) yang menjadikan kondisi data time series menjadi tidak

stasioner. Sedangkan penerapan model ARIMA hanya dapat dilakukan pada data

yang sudah stasioner. Oleh karena itu diperlukan pembedaan yang dapat

membedakan data yang belum stasioner dengan data baru yang sudah stasioner.

Biasanya hal ini disebut dengan differencing.

Ketelitian dan tingkat akurasi model ARIMA dapat ditingkatkan dengan

memasukkan unsur musiman yang terkandung dalam data. Pendeteksian

komponen trend dan musiman yang terkandung dalam data digunakan dengan

menggunakan bantuan (i) plot data, (ii) plot ACF, (iii) plot PACF.

Page 51: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Dalam data runtut waktu yang mengandung unsur musiman dan tidak

stasioner maka langkah untuk uji stasioneritas dilakukan dalam dua tahap, yaitu

(i) mendeteksi pola-pola (stasioner, AR dan MA) pada unsur musiman dan (ii)

mendeteksi pola-pola (stasioner, AR dan MA) pada unsur non musiman. Untuk

menentukannya dibantu oleh alat dalam plot gambar ACF dan PACF.

3.3.1.2.Tahap Pendugaan Parameter

Setelah berhasil menetapkan atau mengidentifikasi model sementara, tahap

berikutnya adalah pendugaan parameter model sementara tersebut. Terdapat dua

cara yang mendasar yang dapat digunakan untuk menduga parameter-parameter

tersebut, yaitu :

1. Dengan cara mencoba-coba (trial and error) yaitu dengan menguji beberapa

nilai yang berbeda dan memilih di antaranya dengan syarat yang

meminimumkan jumlah kuadrat nilai galat (sum square of residual).

2. Perbaikan secara iteratif yaitu dengan memilih nilai taksiran awal dan

kemudian membiarkan program komputer untuk memperhalus penaksiran

tersebut secara iteratif.

Penentuan dugaan parameter ARCH-GARCH dilakukan dengan

menggunakan metode kemungkinan maksimum secara iteratif dengan Algoritma

Marquardt. Dengan menggunakan bantuan program Eviews 6 kita dapat

mengestimasi nilai-nilai parameter yang dibutuhkan. Dengan menggunakan

program komputer untuk melakukan proses uji statistik maka nilai parameter

dapat langsung dihasilkan oleh program komputer tersebut.

Page 52: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

3.3.1.3.Tahap Evaluasi

Setelah diperoleh persamaan untuk model tentatif, dilakukan uji diagnostik

untuk menguji kedekatan model dengan data. Terdapat 6 kriteria dalam evaluasi

model Box-Jenkins (Gaynor, 1994), yaitu :

1. Proses iterasi harus convergence. Bila ini dapat dipenuhi maka pada session

terdapat pernyataan relative change in each estimate less than 0,0010.

2. Residual (forecast error) random. Untuk memastikan apakah model sudah

memenuhi syarat ini dapat digunakan indikator modified Box-Pierce Statistic.

Dari session diketahui bahwa nilai p-value yang lebih besar dari 0,05

menunjukkan bahwa residual sudah random atau kita sudah mempunyai

adequate model.

3. Kondisi invertibilitas ataupun stasioneritas harus terpenuhi, ditunjukkan oleh

koefisien AR atau MA yang kurang dari 1.

4. Parameter yang diestimasi berbeda nyata dengan nol, ditunjukkan oleh nilai p-

value yang harus kurang dari 0,05.

5. Model harus parsimonius

6. Model harus memiliki mean square error (MSE) yang kecil. Selain itu untuk

aplikasinya dapat pula dilihat dari nilai AIC dan SIC yang terkecil.

Apabila dalam metode ARIMA masih terdapat unsur heteroskedastisitas,

maka nilai kuadrat galat dari metode ini digunakan lebih lanjut ke dalam metode

ARCH-GARCH.

Page 53: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

3.3.1.4.Tahap Pemilihan Model ARCH-GARCH Terbaik

Kriteria model yang terbaik adalah memiliki ukuran kebaikan model yang

besar dan koefisien yang nyata. Terdapat dua bentuk pendekatan yang dapat

digunakan sebagai ukuran kebaikan model yaitu :

1. Akaike Information Criterion (AIC)

AIC = ln (MSE) + 2*K/N

2. Schwartz Criterion (SC)

SC = ln (MSE) + [K*log(N)/N]

dimana :

MSE = Mean Square Error

K = banyaknya parameter, yaitu (p+q+1)

N = banyaknya data pengamatan

SC dan AIC adalah dua standar informasi yang menyediakan ukuran

informasi yang dapat menemukan keseimbangan antara ukuran kebaikan model

dan spesifikasi model yang terlalu hemat. Nilai ini dapat membantu untuk

mendapatkan seleksi model terbaik. Model yang baik dipilih berdasarkan nilai

AIC dan SC yang terkecil dengan melihat juga signifikansi koefisien model.

Menurut Brooks (2002), model juga dapat diseleksi berdasarkan asumsi non-

negativity constrains yang mensyaratkan tidak boleh ada koefisien yang negatif.

Hal ini dilakukan agar tidak terjadi nilai varians yang negatif karena nilai yang

negatif akan tidak berarti (meaningless).

Page 54: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

3.3.1.5.Tahap Pemeriksaan Model ARCH-GARCH

Pemeriksaan kecukupan model dilakukan untuk menguji asumsi, sehingga

model yang diperoleh cukup memadai. Jika model tidak memadai, maka kembali

ke tahap identifikasi untuk mendapatkan model yang lebih baik. Diagnosis model

dilakukan dengan menganalisis residual yang telah distandardisasi. Diagnosis

meliputi :

1. Sebaran residual

2. Kebebasan residual yang dilihat dari fungsi autokorelasi dan kuadrat residual

3. Pengujian efek ARCH-GARCH dari residual.

Langkah awal yang dilakukan adalah memeriksa kenormalan residual

baku model dengan uji Jarque-Bera (JB). Uji JB mengukur perbedaan antara

Skewness (kemenjuluran) dan Kurtosis (keruncingan) data dari sebaran normal,

serta memasukkan ukuran keragaman. Hipotesis yang diuji adalah sebagai

berikut:

H0 : Residual baku menyebar normal

H1 : Residual baku tidak menyebar normal

Statistik uji JB dihitung dengan persamaan berikut :

JB = ( )24

12 )3(6

−+− kSKN

dimana :

S : kemenjuluran

K : keruncingan

k : banyaknya koefisien penduga

N : banyaknya data pengamatan

Page 55: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Di bawah ini dijelaskan kondisi hipotesis nol, JB memiliki derajat bebas 2.

tolak H0 jika JB > χ22 (α) atau jika P (χ2

2 > JB) kurang dari α = 0,05. Artinya data

residual terbakukan dan tidak menyebar normal.

Model ARCH-GARCH menunjukkan kinerja yang baik jika dapat

menghilangkan autokorelasi yang ada pada data, yaitu bila residual baku

merupakan proses ingar putih. Langkah selanjutnya adalah memeriksa koefisien

autokorelasi residual baku, dengan uji statistik Ljung-Box.

Uji Ljung-Box (Q*) pada dasarnya adalah pengujian kebebasan residual

baku. Untuk data deret waktu dengan N pengamatan, statistik uji Ljung-Box

diformulasikan sebagai :

Q* = kn

rnn

k

It

−+

∑=1

21 )(

)2(ε

dimana r1 (εt) adalah autokorelasi contoh pada lag 1 dan k adalah maksimum lag

yang diinginkan. Jika nilai Q* lebih besar dari nilai χ22 (α) dengan derajat bebas k-

p-q atau jika P (χ2(k-p-q) > Q*) lebih kecil dari taraf nyata 0,05 maka model tersebut

dinyatakan tidak layak.

3.3.2. Peramalan Ragam

Setelah memperoleh model yang memadai, model tersebut digunakan

untuk memperkirakan nilai volatilitas masa datang. Peramalan ragam untuk

periode mendatang diformulasikan sebagai berikut :

ht = σ2 + α1ε2t-1 + α2ε2

t-2 + ... + αmε2t-m

untuk ARCH (m)

atau

Page 56: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

ht = к + δ1ht-1 + δ2ht-2 + ... + δrht-r + α1ε2t-1 + α2ε2

t-2 + ... + αmε2t-m

untuk GARCH (r, m)

dengan

к > 0, δr ≥ 0 dan αm ≥ 0

dimana :

ht : Nilai ragam ke-t

ε : Nilai sisaan

к : Konstanta

δr dan αm : Paramater-parameter

3.3.3. Uji Kointegrasi

Sering dijumpai dua variabel random yang masing-masing merupakan

variabel yang tidak stasioner. Tetapi kombinasi linier antara kedua variabel

tersebut merupakan time series yang stasioner. Dalam teori keuangan dan

ekonomi hal ini mengindikasikan adanya kointegrasi antara dua variabel tersebut.

Dalam ekonometrika variabel yang saling terkointegrasi dikatakan dalam kondisi

keseimbangan jangka panjang (long run equilibrium). Jika dapat dibuktikan

bahwa kedua variabel tersebut terkointegrasi, maka dapat disimpulkan bahwa

regresi tersebut terkointegrasi.

Dalam uji kointegrasi dua variabel yang tidak stasioner sebelum dilakukan

differencing namun stasioner setelah dilakukan differencing, besar kemungkinan

akan terjadi kointegrasi, yang berarti terdapat hubungan jangka panjang di antara

keduanya. Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian apakah terjadi kointegrasi

antara harga buah dengan jumlah pasokan yang ada. Tujuannya adalah untuk

Page 57: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

mengidentifikasi apakah harga buah dipengaruhi oleh jumlah pasokan yang ada.

Untuk menguji kointegrasi antara harga dengan jumlah pasokan dilakukan uji two

steps Engle-Granger. Model yang diajukan oleh Engle-Granger (EG) memerlukan

dua tahap, sehingga disebut dengan two steps EG. Tahap pertama adalah

menghitung nilai residual persamaan regresi awal. Adapun model regresi yang

digunakan sebagai berikut (Gujarati, 1978):

Yt = α + βXt + εt

Dimana:

Yt = Variabel dependen (harga) terikat pada waktu ke t

α = Konstanta

β = Koefisien regresi

Xt = Variabel independen (pasokan) terikat pada waktu ke t

εt = Galat yang mewakili efek variabel yang tidak dijelaskan oleh model

Adapun hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:

H0 : β = 0

H1 : β < 0

Apabila koefisien regresi menunjukkan hasil kurang dari nol (negatif) maka

terjadi penolakan pada hipotesis nol. Artinya bahwa memang jumlah pasokan

akan mempengaruhi harga buah.

Tahap kedua dari uji kointegrasi antara two steps Engle-Granger adalah

melakukan analisis dengan memasukkan residual dari langkah pertama. Apabila

hasil pengujian menghasilkan nilai probabilitas residual yang kurang dari 0,05

maka hal ini menunjukkan bahwa model yang digunakan sudah valid, yang berarti

bahwa memang terjadi kointegrasi antara jumlah pasokan dengan harga buah.

Page 58: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

IV. GAMBARAN UMUM

PRODUKSI BUAH-BUAHAN INDONESIA

4.1. Gambaran Umum Produksi Buah Alpukat

Alpukat (Persea americana Mill atau Persea gratissima Gaerth) adalah

salah satu jenis buah tropis yang berasal dari Amerika Latin dan dapat tumbuh

subur di berbagai wilayah Indonesia karena sangat cocok dengan iklim Indonesia.

Negara-negara penghasil alpukat dalam skala besar adalah Amerika

(Florida, California dan Hawaii), Australia, Cuba, Argentina dan Afrika Selatan.

Di Indonesia, tanaman alpukat masih merupakan tanaman pekarangan, belum

dibudidayakan dalam skala usahatani. Daerah penghasil alpukat adalah Jawa

Barat, Jawa Timur, sebagian Sumatera, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara.

Alpukat termasuk salah satu buah tropis yang bersifat musiman. Biasanya

alpukat mengalami musim berbunga pada awal musim hujan, dan musim berbuah

lebatnya biasanya pada bulan Desember, Januari dan Februari. Di Indonesia yang

keadaan alamnya cocok untuk penanaman alpukat, musim panen dapat terjadi

setiap bulan. Produksi buah alpukat pada pohon-pohon yang tumbuh dan berbuah

baik dapat mencapai 70-80 kg/pohon/tahun. Produksi rata-rata yang dapat

diharapkan dari setiap pohon berkisar 50 kg.

4.2. Gambaran Umum Produksi Buah Pepaya

Pepaya (Cacarica papaya) merupakan tanaman buah berupa herba dari

famili Caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan

kawasan sekitar Meksiko dan Costa Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam

Page 59: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

orang, baik di daeah tropis maupun sub tropis, di daerah-daerah basah dan kering

atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan (sampai 1000 m di atas permukaan

laut). Di Indonesia tanaman pepaya tersebar di mana-mana bahkan telah menjadi

tanaman pekarangan. Senrta penanaman buah pepaya di Indonesia adalah daerah

Jawa barat (kabupaten Sukabumi), Jawa Timur (kabupaten Malang), Yogyakarta

(Sleman), Lampung Tengah, Sulawesi Selatan (Toraja) dan Sulawesi Utara

(Manado).

Pepaya merupakan buah tropis yang buahnya selalu tersedia sepanjang

tahun. Tanaman pepaya dapat dipanen setelah berumur 9-12 bulan. Panen

dilakukan setiap 10 hari sekali. Dengan kata lain buah ini tersedia sepanjang

tahun. Tiap pohon kira-kira dapat menghasilkan 30 buah, bahkan sampai 150

buah. Setelah panen pertama, pohon pepaya akan terus menerus berbuah. Tetapi

sebaiknya sesudah 4 tahun kebun itu harus dibongkar.

4.3. Gambaran Umum Produksi Buah Nanas

Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah

Ananas comosus. Nanas berasal dari Brazil (Amerika Selatan) yang telah

didomestikasi disana sebelum masa Colombus. Pada abad ke-16 orang Spanyol

membawa nanas ini ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, masuk ke Indonesia

pada abad ke-15 (1599). Di Indonesia pada mulanya hanya sebagai tanaman

pekarangan, dan meluas dikebunkan di lahan kering (tegalan) di seluruh wilayah

nusantara. Tanaman ini kini dipelihara di daerah tropik dan sub tropik. Budidaya

secara komersial menggunakan metode pengaturan pembungaan sehingga nanas

dapat tersedia sepanjang tahun.

Page 60: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Penanaman nanas di dunia berpusat di negara-negara Brazil, Hawaii,

Afrika Selatan, Kenya, Pantai Gading, Mexico dan Puerto Rico. Di Asia tanaman

nanas ditanam di negara-negara Thailand, Filipina, Malaysia dan Indonesia

terdapat di daerah Sumatera utara, Jawa Timur, Riau, Sumatera Selatan dan Jawa

Barat. Pada masa mendatang amat memungkinkan propinsi lain memprioritaskan

pengembangan nanas dalam skala yang lebih luas dari tahun-tahun sebelumnya.

Luas panen nanas di Indonesia kurang lebih mencapai 165.690 hektar atau 25,24

persen dari sasaran panen buah-buahan nasional (657.000 hektar). Beberapa tahun

terakhir luas areal tanaman nanas menempati urutan pertama dari 13 jenis buah-

buahan komersial yang dibudidayakan di Indonesia.

Tanaman nanas dipanen setelah berumur 12-24 bulan. Pemanenan buah

nanas dilakukan bertahap sampai tiga kali. Panen pertama sekitar 25 persen, kedua

50 persen, dan ketiga 25 persen dari jumlah yang ada. Tanaman yang sudah

berumur 4-5 tahun perlu diremajakan karena pertumbuhannya lambat dan

buahnya kecil. Cara peremajaan adalah membongkar seluruh tanaman nanas

untuk diganti dengan bibit yang baru. Penyiapan lahan sampai penanaman

dilakukan seperti cara bercocok tanam pada lahan yang baru.

4.4. Gambaran Umum Produksi Buah Pisang

Pisang (Musa spp) adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari

kawasan di Asia Tenggara. Indonesia sebagai salah satu negara tropis di Asia

Tenggara, kaya akan berbagai varietas pisang yang berpotensi sebagai varietas

unggulan di pasar internasional.

Page 61: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Di Indonesia pisang tersebar di beberapa daerah seperti Jawa Barat

(Cianjur, Sukabumi, Cirebon, Garut, Bogor dan Purwakarta), Jawa Tengah

(Demak, Pati, Banyumas, Sidorejo, Kesugihan, Kutosari, Pringsurat dan

Pemalang), Jawa Timur (Lumajang : cv. Mas Kirana, Banyuwangi dan Malang

Selatan), Lampung (Lampung Selatan : cv. Raja Bulu dan Lampung Tengah),

Sumatra Utara di Deli Serdang (cv. Barangan), Sumatra Selatan (Tebing Tinggi,

Baturaja, Ogan Komering Ilir dan Ogan Komering Ulu) dan Kalimantan.

Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3-10 hari

sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif. Oleh karena itu buah ini

selalu tersedia sepanjang tahun. Belum ada standard produksi pisang di Indonesia,

di sentra pisang dunia produksi 28 ton/ha/tahun hanya ekonomis untuk

perkebunan skala rumah tangga. Untuk perkebunan kecil (10-30 ha) dan

perkebunan besar (> 30 ha), produksi yang ekonomis harus mencapai sedikitnya

46 ton/ha/tahun.

4.5. Gambaran Umum Produksi Jeruk Siam

Jeruk (Citrus sp.) yang berasal dari Thailand ini kulit buahnya berwarna

hijau kekuningan, mengilat, dan permukaannya halus. Ketebalan kulitnya sekitar

2 mm. Berat tiap buah sekitar 75,6 g. Bagian ujung buah berlekuk dangkal.

Daging buahnya bertekstur lunak dan mengandung banyak air dengan rasa manis

segar. Setiap buah mengandung sekitar 20 biji. Produksi buahnya antara 1.000-

2.000 buah per pohon per tahun. Jeruk ini biasanya dikenal sesuai dengan nama

daerah penanamannya.

Page 62: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Di Indonesia ada beberapa jenis, tetapi hanya dua jenis yang dianjurkan

untuk ditanam, yaitu jeruk siam palembang asal Palembang dan jeruk siam

pontianak atau jeruk tebas asal Pontianak. Jeruk siam juga merupakan salah satu

buah tropis yang memiliki sifat musiman. Periode panen dari buah ini adalah pada

bulan April hingga Juni. Produksi jeruk di Indonesia sekitar 5,1 ton/ha masih di

bawah produksi di negara subtropis yang dapat mencapai 40 ton/ha.

4.6. Gambaran Umum Produksi Buah Semangka (Tanpa Biji)

Semangka (Citrullus vulgaris) merupakan tanaman buah berupa herba

yang tumbuh merambat yang berasal dari daerah kering tropis dan subtropis

Afrika tepatnya di gurun pasir Kalahari, kemudian berkembang dengan pesat ke

berbagai negara seperti Afrika Selatan, Cina, Jepang dan Indonesia.

Semangka tanpa biji atau biasa disebut semangka seedless adalah

merupakan semangka hibrida F-1 juga. Teknik pembenihan semangka tanpa biji

ditemukan oleh Prof. Dr. Hitoshi Kihara. Dari persilangan semangka tetraploid

dengan diploid akan diperoleh semangka triploid (semangka seedless) yang

mempunyai daya vitalitas rendah. Jika suhu udara rendah (kurang dari 29oC)

maka daya kecambahnya pun akan lambat. Oleh karena itu perkecambahan benih

semangka triploid memerlukan suhu udara yang cukup tinggi agar

perkecambahannya dapat terjamin.

Semangka banyak dibudidayakan di negara-negara seperti Cina, Jepang,

India dan negera-negara sekitarnya. Sentra penanaman di Indonesia terdapat di

Jawa Tengah (D.I. Yogyakarta, Kabupaten Magelang dan Kabupaten

Kulonprogo), di Jawa Barat (Indramayu dan Karawang), di Jawa Timur

Page 63: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

(Banyuwangi dan Malang) dan di Lampung, dengan rata-rata produksi 30

ton/ha/tahun.

Semangka merupakan salah satu buah tropis yang buahnya selalu tersedia

sepanjang tahun. Panen dilakukan dalam beberapa periode. Apabila buah secara

serempak dapat dipanen secara sekaligus, tetapi apabila tidak bisa bersamaan

dapat dilakukan 2 kali. Pertama dipetik buah yang sudah tua, kedua semuanya

sisanya dipetik semuanya sekaligus. Ketiga setelah daun-daun sudah mulai kering

karena buah sudah tidak dapat berkembang lagi maka buah tersebut harus segera

dipetik.

4.7. Gambaran Umum Produksi Buah Melon

Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk famili

Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas

Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat

dengan Eropa dan Afrika.

Sebelum tahun 1980, buah melon hadir di Indonesia sebagai buah impor.

Kemudian banyak perusahaan agribisnis yang mencoba menanam melon untuk

dibudidayakan daerah Cisarua (Bogor) dan Kalianda (Lampung) dengan varietas

melon dari Amerika, Taiwan, Jepang, Cina, Perancis, Denmark, Belanda dan

Jerman. Kemudian melon berkembang di daerah Ngawi, Madiun, Ponorogo

sampai wilayah eks-keresidenan Surakarta (Sragen, Sukoharjo, Boyolali,

Karanganyar dan Klaten). Daerah-daerah tersebut merupakan pemasok buah

melon terbesar dibandingkan dengan daerah asal melon pertama.

Page 64: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Melon merupakan salah satu buah yang buahnya tersedia sepanjang tahun.

Panen dilakukan secara bertahap dan dilakukan kurang lebih 3 bulan setelah

tanam dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap panen. Waktu

pemanenan yang baik adalah pagi hari. Seandainya dalam jangka waktu 3-5 bulan

mendatang harga melon diramalkan jatuh. Maka alternatif untuk rotasi tanaman

yang dapat menggunakan lahan bekas menanam melon adalah cabai. Karena lahan

yang tersedia tidak perlu diubah. Hanya mulsa PHP dibuka dan dosis pemupukan

ditambahkan 50 persen.

Bila dalam jangka waktu 4 bulan berikutnya dinyatakan harga melon

meningkat, maka lahan bekas sawah ditanami padi terlebih dahulu untuk satu

musim tanam. Alasannya adalah dari segi kormesial tanaman padi kurang

menguntungkan, tapi dari segi pemutusan siklus hidup hama dan penyakit sangat

menguntungkan. Hal ini disebabkan karena hama dan penyakit yang mengisap

oksigen (aerob) akan mati dengan kondisi tanah yang terendam air (anaerob).

Setelah menanam padi selesai, tanaman melon yang ditanam akan berproduksi

tinggi dengan risiko serangan hama dan penyakit yang lebih rendah.

4.8. Gambaran Umum Produksi Salak Bali

Selain terkenal sebagai daerah wisata, Pulau Bali juga terkenal sebagai

salah satu sentra produksi salak di Indonesia. Salak adalah sejenis palma dengan

buah yang biasa dimakan. Dalam bahasa Inggris disebut snake fruit, sementara

nama ilmiahnya adalah Salacca zalacca. Buah ini disebut snake fruit karena

kulitnya mirip dengan sisik ular. Salak ditemukan tumbuh liar di alam di Jawa

bagian barat daya dan Sumatra bagian selatan.

Page 65: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Sebagian ahli menganggap salak yang tumbuh di Sumatra bagian utara

berasal dari jenis yang berbeda, yakni S. sumatrana Becc.. S. zalacca sendiri

dibedakan lagi atas dua varietas botani, yakni var. zalacca dari Jawa dan var.

amboinensis (Becc.) Mogea dari Bali dan Ambon.

Berdasarkan kultivarnya, di Indonesia orang mengenal antara 20 sampai

30 jenis di bawah spesies. Beberapa yang terkenal di antaranya adalah salak

Sidimpuan dari Sumatera Utara, salak condet dari Jakarta, salak pondoh dari

Yogyakarta dan salak Bali. Salak condet merupakan flora propinsi DKI Jakarta.

Buah salak dapat dipanen setelah matang benar di pohon, biasanya

berumur enam bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ini ditandai oleh sisik

yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua, dan bulu-

bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang meruncing) terasa lunak

bila ditekan. Pemanenan buah dengan cara memotong tangkai tandannya. Hasil

tanaman salak di Bali dapat mencapai 15 ton/hektar. Buah salak merupakan buah

yang buahnya relatif tersedia sepanjang tahun. Panen besar terjadi antara bulan

Oktober-Januari.

Page 66: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

V. ANALISIS VOLATILITAS

HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA

5.1. Deskripsi Data

Berdasarkan plot data harian harga buah yang dianalisis dari awal Januari

2006 hingga akhir Desember 2008 terlihat bahwa harga-harga tersebut

berfluktuasi setiap harinya dengan kenaikan dan penurunan yang tajam yang

terdapat pada beberapa periode. Data seperti ini mengindikasikan conditional

heteroscedasticity (Enders, 2004), dimana pada jangka panjang varians dari data

akan konstan, tetapi terdapat beberapa periode dimana varians relatif tinggi.

Beberapa ringkasan statistik dari data harian harga buah komoditas ekspor

Indonesia disajikan pada tabel berikut :

Tabel 5.1. Ringkasan Statistik Data Harian Harga Buah-buahan Indonesia

Komoditas Mean Skewness Kurtosis Alpukat 4645.597 1.034868 4.325337 Pepaya 1611.895 1.329887 4.086211 Nanas 2107.709 0.692432 3.391478 Pisang Ambon 7189.410 0.797706 5.314449 Jeruk Siam 6583.783 0.710309 5.115642 Semangka TB 2074.486 -0.141944 2.693227 Melon 3916.789 1.362129 4.941500 Salak Bali 254303.3 -0.776885 5.270178

Tabel 5.1 memberikan informasi tentang rata-rata (mean) harga harian

buah-buahan, kemenjuluruan (skewness) serta keruncingan (kurtosis). Koefisien

kemenjuluran (skewness) yang merupakan ukuran kemiringan adalah lebih besar

dari nol menunjukkan harga harian buah-buahan memiliki distribusi yang miring

ke kanan artinya data cenderung menumpuk pada nilai yang rendah. Sedangkan

koefisien yang lebih kecil dari nol menunjukkan harga harian buah-buahan

Page 67: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

memiliki distribusi yang miring ke kiri artinya data cenderung menumpuk pada

nilai yang tinggi. Nilai kurtosis yang lebih dari 3 bermakna bahwa distribusi harga

harian buah-buahan memiliki ekor yang lebih padat dibandingkan dengan sebaran

normal. Nilai keruncingan (kurtosis) yang lebih besar dari 3 ini merupakan gejala

awal adanya heteroskedastisitas (Leblang dalam Kurniawan, 2003).

5.2. Identifikasi Model ARCH-GARCH

Hal yang perlu dilakukan dalam tahap spesifikasi model adalah dengan

melakukan pendeteksian efek ARCH dengan uji autokorelasi dan uji ARCH.

5.2.1. Uji Autokorelasi

Pengujian efek ARCH dapat dilakukan dengan cara menguji nilai

autokorelasi pada kuadrat data harga harian buah-buahan. Fungsi autokorelasi

kuadrat data harga digunakan untuk mendeteksi keberadaan efek ARCH. Jika

pada kuadrat data harga terdapat autokorelasi, maka hal ini mengindikasikan

bahwa terdapat unsur ARCH error pada data harga (Enders, 2004).

Tabel 5.2. Pengujian Autokorelasi Kuadrat Harga Harian Buah-buahan Indonesia

Komoditi Hasil Uji Akar Unit Pada α=5% Uji Autokorelasi Alpukat ADF > nilai kritis absolut (Level) Ada Autokorelasi Pepaya ADF > nilai kritis absolut (Level) Ada Autokorelasi Nanas ADF > nilai kritis absolut (1st Difference) Ada Autokorelasi Pisang Ambon ADF > nilai kritis absolut (Level) Ada Autokorelasi Jeruk Siam ADF > nilai kritis absolut (Level) Ada Autokorelasi Semangka TB ADF > nilai kritis absolut (Level) Ada Autokorelasi Melon ADF > nilai kritis absolut (1st Difference) Ada Autokorelasi Salak Bali ADF > nilai kritis absolut (1st Difference) Ada Autokorelasi Sumber : Lampiran 1-8.

Pada Tabel 5.2 terdapat informasi bahwa pada data kuadrat harga buah-

buahan tersebut terdapat autokorelasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

Page 68: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Augmented Dickey-Fuller test statistic yang lebih besar dari Test critical values

pada taraf α=5% baik yang diuji pada tingkat level atau setelah dilakukan satu kali

differencing. Hal ini mengindikasikan adanya efek ARCH atau ARCH error pada

data kuadrat harga harian buah-buahan komoditas ekspor Indonesia.

5.2.2. Pemilihan Model ARCH-GARCH

Tahapan berikutnya dari spesifikasi model untuk masing-masing buah

adalah dengan melakukan serangkaian metodologi Box-Jenkins mulai dari

pengujian kestasioneran data harga, penentuan model tentatif ARIMA hingga

pendugaan parameter dan pemilihan model terbaik.

Uji Augmented Dickey-Fuller (ADF) digunakan untuk melihat

kestasioneran data harga buah. Hal ini dapat dilihat dari nilai ADF test statistic

yang lebih besar dari critical value (nilai kritis) yang menunjukkan bahwa data

harga telah stasioner. Pada umumnya data runtut waktu (time series) memiliki

unsur kecenderungan (trend) yang menjadikan kondisi data time series menjadi

tidak stasioner. Sedangkan penerapan model ARIMA hanya dapat dilakukan pada

data yang sudah stasioner. Oleh karena itu diperlukan pembedaan yang dapat

membedakan data yang belum stasioner dengan data baru yang sudah stasioner.

Biasanya hal ini disebut dengan differencing.

Berdasarkan Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa nilai ADF test statistic dari

setiap komoditas buah, lebih besar dari critical value pada taraf nyata 5 persen.

Hal ini menunjukkan bahwa data harga telah stasioner setelah dilakukan

differencing satu kali.

Page 69: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Tabel 5.3. Hasil Uji Stasioneritas Data Harga Buah-buahan

Komoditas ADF t-Statistic Critical Values Prob.* Alpukat -22,93214 -2,863984 0,0000 Pepaya -39,08125 -2,863979 0,0000 Nanas -20,02493 -2,863989 0,0000 Pisang Ambon -20,91059 -2,863986 0,0000 Jeruk Siam -29,79694 -2,863981 0,0000 Semangka Tanpa Biji -38,29993 -2,863979 0,0000 Melon -33,72157 -2,863979 0,0000 Salak Bali -34,34869 -2,863979 0,0000 Sumber : Lampiran 9-16. Keterangan : *) Stasioner pada taraf nyata 0,05

Setelah data harga dari tiap komoditas stasioner maka dapat dilakukan

pendugaan model ARIMA terbaik. Dari hasil pendugaan model tentatif ARIMA

pada masing-masing komoditas diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Tabel 5.4. Model ARIMA Buah-buahan Indonesia

Komoditas Model Tentatif ARIMA Terbaik Alpukat ARIMA(3,1,1) Pepaya ARIMA(2,1,2) Nanas ARIMA(1,1,1) Pisang Ambon ARIMA(1,1,1) Jeruk Siam ARIMA(1,1,2) Semangka Tanpa Biji ARIMA(3,1,3) Melon ARIMA(3,1,3) Salak Bali ARIMA(2,1,2) Sumber : Lampiran 17-24.

Model di atas dipilih berdasarkan nilai probabilitas AR dan MA dari

masing-masing pengujian pada tiap buah yang sudah sangat kecil (hampir

mendekati nol), sehingga sudah signifikan. Nilai t-statistik juga sudah lebih besar

dari nilai kritis 1,96. Informasi tesebut dapat dilihat pada Lampiran. Dengan

demikian model ini dapat digunakan.

Dari model-model tersebut, dilakukan pemeriksaan pada residual model.

Hasil pemeriksaan pada residual model menunjukkan bahwa nilai Lagrange

Multiplier dari tiap buah lebih besar dari nilai kritis χ22 dengan nilai Probability

Page 70: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

sebesar 0.0000 yang lebih kecil dari 0.05. Ini berarti LM test mengindikasikan

bahwa memang terdapat efek ARCH pada model ARIMA yang diestimasi,

sehingga dapat dilanjutkan untuk mencari model ARCH-GARCH. Kecuali pisang

ambon yang memiliki probabilitas sebesar 0.9150 dan salak bali sebesar 0.8819

yang mengindikasikan tidak adanya efek ARCH pada model ARIMA yang

diestimasi. Sehingga proses tidak dapat dilanjutkan untuk mencari model ARCH-

GARCH pada dua komoditas ekspor ini.

Tabel 5.5. Hasil Pengujian Efek ARCH pada Residual Model ARIMA

Komoditas Nilai F-statistic Probabilitas Alpukat 43,04745 0,0000 Pepaya 11,00941 0,0000 Nanas 37,74525 0,0000 Pisang Ambon 0,011404 0,9150 Jeruk Siam 193,9183 0,0000 Semangka Tanpa Biji 5,995118 0,0145 Melon 7,1683981 0,0075 Salak Bali 0,022064 0,8819 Sumber : Lampiran 25-32.

Tabel 5.6 menunjukkan hasil pendugaan model ARCH-GARCH pada tiap

komoditas :

Tabel 5.6. Model ARCH-GARCH Terbaik Buah-buahan Indonesia

Komoditas Model ARCH-GARCH Alpukat GARCH(1,1) Pepaya GARCH(1,1) Nanas GARCH(1,1) Pisang Ambon - Jeruk Siam ARCH(1) Semangka Tanpa Biji GARCH(1,1) Melon GARCH(1,1) Salak Bali - Sumber : Lampiran 33-38.

Untuk mengetahui kecukupan model-model tersebut dilakukan

pemeriksaan terhadap galat terbakukan (standardized residuals) dengan

mengamati nilai statistik uji Jarque-Bera (JB) untuk memeriksa asumsi

Page 71: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

kenormalan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa ketidaknormalan

galat diatasi melalui pendugaan parameter dengan Quasi Maximum Likelihood

(QML). Pada pendugaan parameter model buah jeruk siam telah diaplikasikan

metode QML. Selain itu dalam pengolahan data telah dimasukkan metode

Heteroscedasticity Consistent Covariance Bollerslev-Wooldridge agar asumsi

galat menyebar normal tetap terjaga. Sehingga galat baku dugaan parameter tetap

konsisten.

Tabel 5.7. Hasil Uji Jarque-Bera

Komoditas Nilai Jarque-Bera Probabilitas Alpukat 447,7202 0,000000 Pepaya 218,3976 0,000000 Nanas 144,9047 0,000000 Pisang Ambon - - Jeruk Siam 93352,78 0,000000 Semangka Tanpa Biji 319,4438 0,000000 Melon 7204,979 0,000000 Salak Bali - - Sumber : Lampiran 39-44.

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap galat terbakukan, dapat dilihat

bahwa nilai JB dari tiap buah memiliki nilai probabilitas 0.000000 yang berarti

penolakan terhadap hipotesis nol, artinya galat terbakukan tidak menyebar normal.

Walaupun tidak menyebar normal, estimasi parameter akan tetap konsisten

apabila persamaan rataan dan persamaan varian dispesifikasi dengan benar

(Brooks, 2002).

Tahap berikutnya adalah memeriksa koefisien Autocorrelation Function

(ACF) galat terbakukan. Harapannya adalah bahwa galat terbakukan tersebut

saling bebas dan sudah tidak terdapat lagi heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil

uji Ljung-Box terlihat bahwa ACF residual kuadrat pada 15 lag pertama sudah

tidak signifikan artinya sudah tidak terdapat efek ARCH. Nilai probabilitas dari

Page 72: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

lag ke-1 hingga lag ke-20 yang lebih besar dari 0.05 menunjukan bahwa residual

kuadrat sudah bersifat random dan stasioner (Lampiran 7). Dengan demikian

kinerja model dapat dikatakan baik.

Hasil uji ARCH (Tabel 7.8) untuk menguji keberadaan efek ARCH

menunjukkan bahwa nilai Langrange Multiplier (LM) lebih kecil dari nilai kritis

χ22. Terlihat nilai Probability dari tiap buah yang lebih besar dari 0.05. Ini berarti

LM test mengindikasikan bahwa memang sudah tidak terdapat efek ARCH.

Tabel 5.8. Hasil Pengujian Efek ARCH pada Residual Model ARCH- GARCH

Komoditas Nilai F-statistic Probabilitas Alpukat 0,540168 0,4625 Pepaya 6,683134 0,0099 Nanas 1,532029 0,2161 Pisang Ambon - - Jeruk Siam 0,358534 0,5494 Semangka Tanpa Biji 0,249662 0,6174 Melon 0,041879 0,8379 Salak Bali - - Sumber : Lampiran 51-56.

Berdasarkan serangkaian hasil pengujian maka dapat dilakukan peramalan

ragam untuk mengetahui tingkat risiko harga untuk tiap komoditas. Untuk

melakukan peramalan ragam dapat dilakukan dengan menggunakan model

persamaan yang telah diperoleh sebagai berikut :

Tabel 5.9. Hasil Pendugaan Persamaan Ragam

Variabel Komoditas Koefisien Volatilitas periode

sebelumnya (εt-12)

Varian periode sebelumnya (ht-1)

Alpukat 3.050,57 0,07 0,89 Pepaya 204,35 0,11 0,88 Nanas 155,07 0,08 0,90 Jeruk Siam 162.520,30 0,14 - Semangka Tanpa Biji 4.000,34 0,11 0,57 Melon 1.336,42 0,05 0,90 Model tersebut memberikan informasi bahwa tingkat risiko harga buah

dipengaruhi oleh besarnya nilai sisaan sehari sebelumnya dan besarnya simpangan

Page 73: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

baku dari rataannya untuk satu hari sebelumnya. Kecuali untuk jeruk siam, tingkat

risiko harga jeruk siam hanya dipengaruhi oleh besarnya nilai sisaan sehari

sebelumnya.

5.3. Penghitungan Volatilitas

Penghitungan volatilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

tingkat volatilitas pada harga buah-buahan komoditas unggulan Indonesia. Nilai

volatilitas yang akan datang (σt+1) dapat diperoleh dari model persamaan ARCH-

GARCH yang telah diperoleh, dimana σt = √ ht.

Nilai volatilitas yang besar atau kecil menggambarkan seberapa besar

tingkat risiko yang akan dihadapi pada masa yang akan datang. Informasi tentang

volatilitas ini berfungsi bagi para pelaku pasar yaitu para pebisnis buah. Semakin

tinggi nilai volatilitas maka risiko yang dihadapi juga akan semakin besar.

Berdasarkan konsep risiko yang telah dijelaskan sebelumnya apabila risiko yang

dihadapi besar maka keuntungan yang akan diperoleh juga akan semakin besar

(high risk high return).

Tabel 5.10. Hasil Penghitungan Volatilitas

Komoditas Nilai Volatilitas Alpukat 129.02 Pepaya 42.68 Nanas 39.57 Pisang Ambon - Jeruk Siam 428.32 Semangka Tanpa Biji 90.28 Melon 68.06 Salak Bali - Berdasarkan hasil penghitungan volatilitas pada buah yang dianalisis

terlihat bahwa jeruk siam memiliki nilai volatilitas paling tinggi sebesar 428.32

Page 74: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

dan buah nanas memiliki nilai volatilitas paling kecil sebesar 39.57. Hal ini

mengindikasikan bahwa jeruk siam merupakan buah komoditas ekspor yang

memiliki fluktuasi harga paling besar, sedangkan buah nanas merupakan buah

komoditas ekspor Indonesia yang memiliki fluktuasi harga paling kecil.

Nilai volatilitas jeruk siam yang besar disebabkan oleh waktu panen dari

jeruk siam yang hanya ada pada periode April hingga Juli atau tidak tersedia

sepanjang tahun. Pada periode panen yang hanya empat bulan tersebut, harga akan

turun karena jumlah buah yang cukup banyak. Pada periode selain masa panen

harga akan naik karena jumlah buah yang tersedia akan berkurang.

Untuk buah nanas yang memiliki nilai volatilitas rendah disebabkan oleh

waktu panen dari buah nanas yang tersedia sepanjang tahun. Hal ini menyebabkan

fluktuasi harga dari buah nanas tidak terlalu besar karena jumlah ketersediaan

buah yang selalu ada sepanjang tahun. Berdasarkan plot deret waktu harga harian

buah nanas (Gambar 6.3) dapat dilihat bahwa fluktuasi harga yang terjadi juga

tidak terlalu besar.

Nilai volatilitas pada pisang ambon dan salak bali tidak bisa diperoleh.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, karena kedua buah komoditas ekspor

Indonesia tersebut tidak memiliki persamaan ARCH-GARCH, maka nilai

volatilitas tidak bisa ditentukan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jeruk siam

merupakan buah dengan nilai volatilitas paling tinggi yang berarti bahwa buah

tersebut memiliki risiko perubahan harga yang besar dan fluktuatif. Sedangkan

buah nanas merupakan buah yang memiliki nilai volatilitas terkecil yang berarti

Page 75: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

bahwa buah tersebut memiliki risiko perubahan harga yang tidak terlalu

berpengaruh dan fluktuasinya relatif stabil.

Page 76: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

VI. IDENTIFIKASI HUBUNGAN

ANTARA JUMLAH PASOKAN DENGAN HARGA BUAH

6.1. Eksplorasi Pola Data Buah Alpukat

Eksplorasi pola data dilakukan terhadap data harga dan pasokan harian

buah-buahan yang ada di Pasar Induk Kramat Jati. Gambar 6.1 menunjukkan plot

deret waktu dari pergerakan harga harian buah alpukat periode awal Januari 2006

hingga akhir Desember 2008.

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

Janu

ari 0

6

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Janu

ari 0

7

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Janu

ari 0

8

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Bulan

Harga (Rp) Pasokan (Kuintal) Sumber : Pasar Induk Kramat Jati, 2009.

Gambar 6.1. Plot Deret Waktu Harga dan Jumlah Pasokan Buah Alpukat.

Berdasarkan plot deret waktu harga harian buah alpukat terlihat bahwa

harga berada di kisaran 1.500 hingga 10.000. Fluktuasi yang gradual yang

terdapat pada data dan adanya pola berayun mengindikasikan adanya pola

musiman yang kuat. Fluktuasi pola data menunjukkan adanya 6 periode

pergerakan, yaitu harga yang cenderung naik hingga 6.000 terjadi pada periode

pertama dan cenderung naik hingga 8.000 pada periode ketiga. Kecenderungan

menaik juga terjadi pada periode kelima dimana pada periode tersebut harga

mencapai titik 10.000.

Page 77: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Pada periode kedua, keempat dan keenam terjadi kecenderungan harga

yang menurun. Kecenderungan yang menurun yang terjadi pada periode kedua

mencapai titik harga 1.500. Sedangkan pada periode keempat cenderung menurun

hingga 2.500 dan cenderung menurun juga hingga 3.500 terjadi pada periode

keenam.

6.2. Eksplorasi Pola Data Buah Pepaya

Eksplorasi pola data dilakukan terhadap data harga harian buah-buahan

yang ada di Pasar Induk Kramat Jati. Gambar 6.2 menunjukkan plot deret waktu

dari pergerakan harga harian buah pepaya dari awal Januari 2006 hingga akhir

Desember 2008.

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

Janu

ari 0

6

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Janu

ari 0

7

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Janu

ari 0

8

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Bulan

Harga (Rp) Pasokan (Kuintal) Sumber : Pasar Induk Kramat Jati, 2009.

Gambar 6.2. Plot Deret Waktu Harga dan Pasokan Buah Pepaya.

Berdasarkan plot deret waktu harga harian buah pepaya terlihat bahwa

harga berkisar di antara 1.000 hingga 3.000. Pada data juga terjadi pola fluktuasi

gradual namun tidak menunjukkan pola berayun yang kuat pada periode pertama.

Berdasarkan plot data harga harian juga telihat bahwa terjadi 8 periode

pergerakan. Pada periode pertama harga cenderung naik hingga 1.600.

Kecenderungan menaik juga terjadi pada periode ketiga dimana harga mencapai

Page 78: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

2.600, diikuti periode kelima dengan kecenderungan naik hingga 3.000 dan pada

periode ketujuh dengan harga 2.700.

Periode penurunan terjadi pada periode kedua dimana data menunjukkan

penurunan hingga 1.000. Pada periode keempat terjadi penurunan hingga harga

1.400, disusul periode keenam dengan penurunan hingga titik 1.500 dan 1.200

pada periode kedelapan.

6.3. Eksplorasi Pola Data Buah Nanas

Eksplorasi pola data dilakukan terhadap data harga harian buah-buahan

yang ada di Pasar Induk Kramat Jati. Gambar 6.3 menunjukkan plot deret waktu

dari pergerakan harga harian buah nanas dari awal Januari 2006 hingga akhir

Desember 2008.

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

Janu

ari 0

6

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Janu

ari 0

7

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Janu

ari 0

8

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Bulan

Harga (Rp) Pasokan (Kuintal) Sumber : Pasar Induk Kramat Jati, 2009.

Gambar 6.3. Plot Deret Waktu Harga dan Pasokan Buah Nanas.

Berdasarkan plot deret waktu harga harian buah nanas terlihat bahwa

harga berada di kisaran 1.300 hingga 4.000. Harga terlihat berfluktuasi gradual.

Namun secara keseluruhan tidak terlalu terlihat pola berayun pada data harga.

Dari gambar terlihat bahwa data harga mengandung unsur trend menaik. Fluktuasi

pola data memperlihatkan adanya 4 periode pergerakan, yaitu harga yang

Page 79: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

cenderung turun hingga 1.300 terjadi pada periode pertama dan cenderung turun

hingga 2.000 terjadi pada periode ketiga. Periode kedua dan periode keempat

harga cenderung naik. Pada periode kedua kenaikan terjadi hingga 2.500 dan pada

periode keempat kenaikan terjadi hingga 4.000.

Berdasarkan Gambar 6.3 jika dibandingkan antara pergerakan jumlah

pasokan dengan pergerakan dari harga buah nanas, terlihat bahwa ketika jumlah

pasokan meningkat maka harga akan turun.

6.4. Eksplorasi Pola Data Pisang Ambon

Eksplorasi pola data dilakukan terhadap data harga harian buah-buahan

yang ada di Pasar Induk Kramat Jati. Gambar 6.4 menunjukkan plot deret waktu

dari pergerakan harga harian pisang ambon periode awal Januari 2006 hingga

akhir Desember 2008.

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

Janu

ari 0

6

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Janu

ari 0

7

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Janu

ari 0

8

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Bulan

Harga (Rp) Pasokan (per 10 ton) Sumber : Pasar Induk Kramat Jati, 2009.

Gambar 6.4. Plot Deret Waktu Harga dan Pasokan Pisang Ambon.

Dari plot deret waktu harga harian pisang ambon terlihat bahwa harga

berkisar antara 4.000 hingga 13.000. Harga terlihat berfluktuasi secara gradual

dan terdapat pola berayun yang mengindikasikan adanya pola musiman. Fluktuasi

Page 80: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

pola data memperlihatkan adanya 4 periode pergerakan. Periode penurunan terjadi

pada periode pertama dimana harga berada pada posisi 4.000 dan cenderung turun

hingga 6.000 pada periode ketiga. Periode kedua dan keempat merupakan periode

dimana terjadi kenaikan. Pada periode kedua kenaikan terjadi hingga 11.000 dan

pada periode keempat kenaikan terjadi hingga 13.000.

6.5. Eksplorasi Pola Data Jeruk Siam

Eksplorasi pola data dilakukan terhadap data harga harian buah-buahan

yang ada di Pasar Induk Kramat Jati. Gambar 6.5 menunjukkan plot deret waktu

dari pergerakan harga harian jeruk siam dari awal Januari 2006 hingga akhir

Desember 2008.

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

Janu

ari 0

6

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Janu

ari 0

7

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Janu

ari 0

8

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Bulan

Harga (Rp) Pasokan (Kuintal) Sumber : Pasar Induk Kramat Jati, 2009.

Gambar 6.5. Plot Deret Waktu Harga dan Pasokan Jeruk Siam.

Berdasarkan plot deret waktu harga harian buah jeruk siam terlihat bahwa

harga berada di kisaran 1.800 hingga 14.000. Fluktuasi yang gradual yang

terdapat pada data dan adanya pola berayun mengindikasikan adanya pola

musiman yang kuat. Fluktuasi pola data menunjukkan adanya 4 periode

Page 81: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

pergerakan, yaitu harga yang cenderung naik hingga 9.000 terjadi pada periode

pertama dan cenderung naik hingga 14.000 pada periode ketiga.

Pada periode kedua dan keempat terjadi kecenderungan harga yang

menurun. Kecenderungan yang menurun yang terjadi pada periode kedua

mencapai titik harga 1.800. Sedangkan pada periode keempat cenderung menurun

hingga 6.000.

6.6. Eksplorasi Pola Data Buah Semangka Tanpa Biji

Eksplorasi pola data dilakukan terhadap data harga harian buah-buahan

yang ada di Pasar Induk Kramat Jati. Gambar 6.6 menunjukkan plot deret waktu

dari pergerakan harga harian semangka tanpa biji dari awal Januari 2006 hingga

akhir Desember 2008.

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

Janu

ari 0

6

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Janu

ari 0

7

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Janu

ari 0

8

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Bulan

Harga (Rp) Pasokan (Kuintal) Sumber : Pasar Induk Kramat Jati, 2009.

Gambar 6.6. Plot Deret Waktu Harga dan Pasokan Semangka Tanpa Biji.

Dari plot deret waktu harga harian semangka tanpa biji terlihat bahwa

harga berkisar antara 1.200 hingga 3.300. Harga terlihat berfluktuasi secara

gradual dan terdapat pola berayun yang mengindikasikan adanya pola musiman

yang kuat. Fluktuasi pola data memperlihatkan adanya 4 periode pergerakan.

Periode penurunan terjadi pada periode pertama dimana harga berada pada

posisi 1.500 dan cenderung turun hingga 1.200 pada periode ketiga. Periode kedua

Page 82: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Janu

ari 0

6

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Janu

ari 0

7

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Janu

ari 0

8

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Bulan

Harga (Rp) Pasokan (Kuintal)

dan keempat merupakan periode dimana terjadi kenaikan. Pada periode kedua

kenaikan terjadi hingga 3.000 dan pada periode keempat kenaikan terjadi hingga

3.300.

Berdasarkan Gambar 6.6 jika dibandingkan antara pergerakan jumlah

pasokan dengan pergerakan dari harga semangka tanpa biji, terlihat bahwa ketika

jumlah pasokan meningkat maka harga akan turun. Hal ini dapat dilihat pada plot

harga dan pasokan pada hari yang sama.

6.7. Eksplorasi Pola Data Buah Melon

Eksplorasi pola data dilakukan terhadap data harga harian buah-buahan

yang ada di Pasar Induk Kramat Jati. Gambar 6.7 menunjukkan plot deret waktu

dari pergerakan harga harian buah melon periode awal Januari 2006 hingga akhir

Desember 2008.

Sumber : Pasar Induk Kramat Jati, 2009.

Gambar 6.7. Plot Deret Waktu Harga dan Pasokan Buah Melon.

Berdasarkan plot deret waktu harga harian buah melon terlihat bahwa

harga berada di kisaran 2.500 hingga 7.500. Fluktuasi yang gradual yang terdapat

pada data dan adanya pola berayun mengindikasikan adanya pola musiman.

Fluktuasi pola data menunjukkan adanya 5 periode pergerakan yang kuat, yaitu

Page 83: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

400000

Janu

ari 0

6

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Janu

ari 0

7

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Janu

ari 0

8

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt

Nov

Des

Bulan

Harga (Rp) Pasokan (per 100 ton)

harga yang cenderung naik hingga 5.800 terjadi pada periode pertama dan

cenderung naik hingga 6.000 pada periode ketiga dan naik hingga 7.500 pada

periode kelima.

Pada periode kedua dan keempat terjadi kecenderungan harga yang

menurun. Kecenderungan yang menurun yang terjadi pada periode kedua

mencapai titik harga 2.500. Sedangkan pada periode keempat cenderung menurun

hingga 3.400.

6.8. Eksplorasi Pola Data Salak Bali

Eksplorasi pola data dilakukan terhadap data harga harian buah-buahan

yang ada di Pasar Induk Kramat Jati. Gambar berikut menunjukkan plot deret

waktu dari pergerakan harga harian salak bali dari awal Januari 2006 hingga akhir

Desember 2008.

Sumber : Pasar Induk Kramat Jati, 2009.

Gambar 6.8. Plot Deret Waktu Harga dan Pasokan Salak Bali.

Dari plot deret waktu harga harian salak bali terlihat bahwa harga berkisar

antara 70.000 hingga 375.000. Harga terlihat berfluktuasi secara gradual dan

terdapat pola berayun yang mengindikasikan adanya pola musiman yang kuat.

Fluktuasi pola data memperlihatkan adanya 5 periode pergerakan. Harga terlihat

Page 84: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

naik dari awal data yang dianalisis pada posisi 70.000 hingga berada pada posisi

260.000. Periode kenaikan berikutnya terjadi pada periode ketiga dimana harga

berada pada posisi 365.000 dan juga pada periode kelima yang mencapai harga

375.000.

Periode kedua dan keempat merupakan periode penurunan harga. Pada

periode kedua harga menurun hingga 200.000 dan pada periode keempat yang

mencapai 250.000.

6.9. Identifikasi Hubungan antara Jumlah Pasokan dengan Harga Buah

Fluktuasi harga juga bisa disebabkan oleh kurangnya jumlah penawaran

(produksi). Berdasarkan hukum permintaan dan penawaran, apabila jumlah

pasokan buah bertambah maka harga buah akan turun. Begitu juga sebaliknya,

apabila jumlah pasokan buah berkurang maka harga buah akan naik. Hal ini

menunjukkan adanya hubungan negatif antara jumlah pasokan dengan harga buah.

Umumnya sering dijumpai dua variabel random yang masing-masing

merupakan variabel yang tidak stasioner. Tetapi kombinasi linier antara kedua

variabel tersebut merupakan time series yang stasioner. Dalam kasus penelitian ini

akan diuji apakah harga buah dipengaruhi oleh jumlah pasokan.

Uji Augmented Dickey-Fuller (ADF) digunakan untuk melihat

kestasioneran data harga buah. Hal ini dapat dilihat dari nilai ADF test statistic

yang lebih besar dari critical value (nilai kritis) yang menunjukkan bahwa data

harga telah stasioner. Pada umumnya data runtut waktu (time series) memiliki

unsur kecenderungan (trend) yang menjadikan kondisi data time series menjadi

tidak stasioner. Sedangkan penerapan model ARIMA hanya dapat dilakukan pada

Page 85: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

data yang sudah stasioner. Oleh karena itu diperlukan pembedaan yang dapat

membedakan data yang belum stasioner dengan data baru yang sudah stasioner.

Biasanya hal ini disebut dengan differencing.

Berdasarkan Tabel 6.1 dapat dilihat bahwa nilai ADF test statistic dari

setiap komoditas buah, lebih besar dari critical value pada taraf nyata 5 persen.

Hal ini menunjukkan bahwa data harga telah stasioner setelah dilakukan

differencing satu kali.

Tabel 6.1. Hasil Uji Stasioneritas Data Harga Buah-buahan

Komoditas ADF t-Statistic Critical Values Prob.* Alpukat -22,93214 -2,863984 0,0000 Pepaya -39,08125 -2,863979 0,0000 Nanas -20,02493 -2,863989 0,0000 Pisang Ambon -20,91059 -2,863986 0,0000 Jeruk Siam -29,79694 -2,863981 0,0000 Semangka Tanpa Biji -38,29993 -2,863979 0,0000 Melon -33,72157 -2,863979 0,0000 Salak Bali -34,34869 -2,863979 0,0000 Sumber : Lampiran 9-16. Keterangan : *) Stasioner pada taraf nyata 0,05

Uji kointegrasi dengan menggunakan uji two steps Engle-Granger

dilakukan untuk mengidentifikasi apakah terjadi kointegrasi antara harga buah dan

jumlah pasokan, yang berarti terdapat hubungan di antaranya.

Tabel 6.2. Hasil Pengujian Koefisien Regresi

Komoditas Nilai Koefisien* Alpukat -33,52 Pepaya -3,82 Nanas -1,34 Pisang Ambon -20,07 Jeruk Siam -3,99 Semangka Tanpa Biji -0,63 Melon -6,55 Salak Bali -846,76 Keterangan : *) Signifikan pada taraf nyata 0,05

Page 86: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Berdasarkan tabel 6.2 dapat dilihat bahwa nilai koefisien regresi antara

harga buah dengan jumlah pasokan bernilai negatif. Hal ini menunjukkan bahwa

jumlah pasokan memang memiliki hubungan yang negatif terhadap harga buah

yang berarti sesuai dengan teori yang ada.

Uji kointegrasi untuk melihat hubungan jangka panjang antara jumlah

pasokan dengan harga buah dilakukan dengan menggunakan uji two steps Engle-

Granger yang terdiri dari dua tahap. Langkah pertama dalam proses uji kointegrasi

adalah menghitung nilai residual persamaan regresi awal. Tahap kedua adalah

melakukan analisis dengan memasukkan residual dari langkah pertama. Hasil uji

kointegrasi antara harga dan pasokan disajikan sebagai berikut :

Tabel 6.3. Hasil Uji Kointegrasi antara Jumlah Pasokan dengan Harga Buah

Komoditas t-Statistic Probability Alpukat 2,539248 0,0112 Pepaya 2,903137 0,0038 Nanas 3,737074 0,0002 Pisang Ambon 4,152334 0,0000 Jeruk Siam 1,999468 0,0458 Semangka Tanpa Biji 3,476255 0,0005 Melon 3,655641 0,0003 Salak Bali -0,908212 0,3640 Sumber : Lampiran 57-64.

Hasil pengujian memperlihatkan bahwa nilai t-Statistic dari residual dari

tiap komoditas cukup tinggi (di atas 2) dan nilai probabilitas yang lebih kecil dari

0.05. Hal ini menunjukkan bahwa model yang digunakan sudah valid. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa jumlah pasokan akan mempengaruhi harga buah.

Artinya terjadi kointegrasi dalam jangka panjang antara jumlah pasokan dengan

harga buah.

Pengujian kointegrasi yang dilakukan pada jeruk siam menghasilkan nilai

t-Statistic yang kurang dari dua. Hal ini menunjukkan bahwa model yang

Page 87: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

digunakan belum valid. Selain itu pengujian kointegrasi antara harga dan pasokan

yang dilakukan pada salak bali juga menghasilkan nilai t-Statistic yang kurang

dari dua dan nilai probabilitas yang lebih besar dari 0.05. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa jumlah pasokan salak bali tidak akan mempengaruhi harga

salak bali.

Hasil pengujian koefisien regresi yang dilakukan pada salak bali

menunjukkan bahwa hubungan antara jumlah pasokan dengan harga salak bali

bertanda negatif. Artinya bahwa jika terjadi kenaikan jumlah pasokan maka harga

salak bali akan turun. Hal ini sesuai dengan teori yang telah dijelaskan

sebelumnya. Namun pada pengujian kointegrasi antara jumlah pasokan dengan

harga salak bali menunjukkan bahwa tidak terjadi kointegrasi antara jumlah

pasokan dengan harga salak bali dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan karena

tingkat harga dari salak bali yang cukup besar sedangkan jumlah pasokan tidak

mengalami perubahan yang signifikan, sehingga perubahan jumlah pasokan tidak

akan terlalu berpengaruh nyata terhadap harga salak bali meskipun terdapat

hubungan yang negatif antara jumlah pasokan dengan harga.

Page 88: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan analisis yang dilakukan maka jeruk siam merupakan buah yang

memiliki volatilitas paling tinggi. Hal ini disebabkan oleh unsur musiman

yang dimiliki oleh jeruk siam. Unsur musiman yang dimiliki oleh jeruk siam

mempengaruhi ketersediaan jeruk siam. Dengan periode panen jeruk siam

yang pendek (April-Juni) menyebabkan jumlah ketersediaan jeruk siam

terbatas, sehingga fluktuasi harga terus terjadi. Sedangkan buah nanas

merupakan buah yang memiliki volatilitas paling kecil di antara buah-buahan

Indonesia yang dianalisis. Hal ini dikarenakan buah nanas merupakan buah

yang memiliki ketersediaan buah sepanjang tahun, sehingga fluktuasi harga

relatif stabil.

2. Dari hasil pengujian kointegrasi antara jumlah pasokan dengan harga dapat

disimpulkan bahwa jumlah pasokan akan mempengaruhi harga buah-buahan

yang dianalisis. Namun pengujian kointegrasi antara jumlah pasokan dan

harga salak bali menunjukkan bahwa jumlah pasokan salak bali tidak akan

mempengaruhi harga salak bali. Hal ini disebabkan karena tingkat harga dari

salak bali yang cukup besar sedangkan jumlah pasokan tidak mengalami

perubahan yang signifikan, sehingga perubahan jumlah pasokan tidak akan

terlalu berpengaruh nyata terhadap harga salak bali meskipun terdapat

hubungan yang negatif antara jumlah pasokan dengan harga.

Page 89: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

7.2. Saran

1. Untuk mengatasi fluktuasi harga yang besar dari buah-buahan yang memiliki

volatilitas yang tinggi karena pengaruh unsur musiman, diperlukan kebijakan

yang dapat menjaga tingkat harga pada level stabil seperti kebijakan impor

untuk menjaga ketersediaan buah, atau perlu adanya intervensi dari

pemerintah agar harga buah-buahan tidak terlalu fluktuatif.

2. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan penelitian tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga buah-buahan komoditas ekspor

Indonesia, selain menggunakan metode kuantitatif dan model ekonometrika.

Hal ini diperlukan agar hasil analisis yang diperoleh lebih mendalam dan

terperinci.

Page 90: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2008. Statistik Tanaman Buah-buahan Tahun 2008. Jakarta. Brooks, C. 2002. Introductory Econometrics For Finance. Cambridge University

Press. Cambridge, Mass. Direktorat Jenderal Tanaman Hortikultura. 2008. Statistik Tanaman Buah-buahan

Tahun 2008. Jakarta. Enders, W. 2004. Applied Econometrics Time Series. Second Edition. John Wiley

& Sons. Engle, R. 2001. “GARCH 101: The Use of ARCH/GARCH Models in Applied

Econometrics”. Journal of Economic Perspectives. Volume 15 Number 4. Pages 157-168.

Fariyanti, A, et al,. 2007. Perilaku Ekonomi Rumah Tangga Petani Sayuran Pada

Kondisi Risiko Produksi dan Harga Di Kecamatan Pengalengan Kabupaten Bandung. Jurnal Agro Ekonomi. Volume 25 No.2. Oktober 2007: 178-206.

Firdaus, M. 2006. Analisis Deret Waktu Satu Ragam. IPB Press, Bogor Gaynor, P.E. and R.C. Kirkpatrick. 1994. Introduction to Time Series Modeling

and Forecasting in Business and Economics. McGraw-Hill. Gujarati, D. 1978. Ekonometrika Dasar. Zain dan Sumarno [penerjemah].

Erlangga, Jakarta. Iskandar, E. 2006. Analisis Risiko Investasi Saham Agribisnis Rokok dengan

Pendekatan ARCH-GARCH [Skripsi]. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Kurniawan, R. 1993. Analisis Konsumsi Pangan Rumah Tangga di Pulau Jawa

Suatu Kajian Almost Ideal Demand System (AIDS) dengan Data SUSENAS 1990 [Skripsi]. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Makridakis, S. and S.C. Wheelwright. 1989. Forecasting Methods for

Management. Fifth Edition. John Wiley & Sons. Newbold, F. and T. Bos. 1990. Introductory Business & Economic Forecasting.

South-Western Publishing.

Page 91: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Pasar Induk Kramat Jati. 2009. Daftar Harga dan Tonase Buah-buahan dan Sayur-mayur 2009. Jakarta.

Pradana, D. 2008. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Petani

Buah di Jawa Barat [Skripsi]. Departemen Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Ramadhona, B. 2004. Analisis Investasi Dengan Pendekatan Model ARCH-

GARCH dan Pendugaan Harga Saham dengan Pendekatan Model Time Series pada Perusahaan Agribisnis Terpilih di PT. Bursa Efek Jakarta [Skripsi]. Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Sawit, et al,. 1997. Perubahan Pola Konsumsi Komoditas Hortikultura di

Indonesia. Pusat Studi Ilmu Ekonomi Pertanian Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Siregar, Y. R. 2009. Analisis Risiko Harga Day Old Chick (DOC) Broiler dan

Layer pada PT. Sierad Produce Tbk. Parung, Bogor [Skripsi]. Program Studi Ekstensi Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Wardani, T. P. K. 2007. Analisis Pola Konsumsi dan Permintaan Buah pada

Tingkat Rumah Tangga di Pulau Jawa Penerapan Model Almost Ideal Demand System (AIDS) [Skripsi]. Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Page 92: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

LAMPIRAN

Page 93: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 1. Pengujian Autokorelasi Kuadrat Harga Harian Buah Alpukat Null Hypothesis: D(ALP2) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 2 (Automatic based on SIC, MAXLAG=21)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -22.55119 0.0000 Test critical values: 1% level -3.436138

5% level -2.863984 10% level -2.568122

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(ALP2,2) Method: Least Squares Date: 08/18/09 Time: 06:41 Sample (adjusted): 5 1093 Included observations: 1089 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(ALP2(-1)) -1.289492 0.057181 -22.55119 0.0000 D(ALP2(-1),2) 0.157570 0.045466 3.465651 0.0005 D(ALP2(-2),2) 0.110879 0.030169 3.675242 0.0002

C 3870.753 111772.8 0.034631 0.9724

R-squared 0.567944 Mean dependent var -1505.969 Adjusted R-squared 0.566749 S.D. dependent var 5603763. S.E. of regression 3688498. Akaike info criterion 33.08300 Sum squared resid 1.48E+16 Schwarz criterion 33.10134 Log likelihood -18009.70 Hannan-Quinn criter. 33.08994 F-statistic 475.4155 Durbin-Watson stat 2.007853 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 94: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 2. Pengujian Autokorelasi Kuadrat Harga Harian Buah Pepaya Null Hypothesis: D(PPY2) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=21)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -38.28345 0.0000 Test critical values: 1% level -3.436127

5% level -2.863979 10% level -2.568120

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(PPY2,2) Method: Least Squares Date: 08/18/09 Time: 06:42 Sample (adjusted): 3 1093 Included observations: 1091 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(PPY2(-1)) -1.149077 0.030015 -38.28345 0.0000 C 2558.267 11306.95 0.226256 0.8210

R-squared 0.573714 Mean dependent var 925.7562 Adjusted R-squared 0.573322 S.D. dependent var 571748.3 S.E. of regression 373469.2 Akaike info criterion 28.50089 Sum squared resid 1.52E+14 Schwarz criterion 28.51005 Log likelihood -15545.24 Hannan-Quinn criter. 28.50436 F-statistic 1465.622 Durbin-Watson stat 1.984901 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 95: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 3. Pengujian Autokorelasi Kuadrat Harga Harian Buah Nanas Null Hypothesis: D(NNS2) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 4 (Automatic based on SIC, MAXLAG=21)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -19.73201 0.0000 Test critical values: 1% level -3.436149

5% level -2.863989 10% level -2.568125

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(NNS2,2) Method: Least Squares Date: 08/18/09 Time: 06:43 Sample (adjusted): 7 1093 Included observations: 1087 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(NNS2(-1)) -1.659666 0.084110 -19.73201 0.0000 D(NNS2(-1),2) 0.481218 0.072205 6.664640 0.0000 D(NNS2(-2),2) 0.336449 0.060399 5.570464 0.0000 D(NNS2(-3),2) 0.272528 0.046187 5.900521 0.0000 D(NNS2(-4),2) 0.095009 0.030294 3.136271 0.0018

C 14541.83 14977.70 0.970898 0.3318

R-squared 0.590544 Mean dependent var 634.7746 Adjusted R-squared 0.588650 S.D. dependent var 769035.2 S.E. of regression 493232.6 Akaike info criterion 29.06085 Sum squared resid 2.63E+14 Schwarz criterion 29.08840 Log likelihood -15788.57 Hannan-Quinn criter. 29.07128 F-statistic 311.8179 Durbin-Watson stat 2.006627 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 96: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 4. Pengujian Autokorelasi Kuadrat Harga Harian Pisang Ambon Null Hypothesis: D(PSG2) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 3 (Automatic based on SIC, MAXLAG=21)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -21.33015 0.0000 Test critical values: 1% level -3.436143

5% level -2.863986 10% level -2.568124

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(PSG2,2) Method: Least Squares Date: 08/18/09 Time: 06:44 Sample (adjusted): 6 1093 Included observations: 1088 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(PSG2(-1)) -1.443115 0.067656 -21.33015 0.0000 D(PSG2(-1),2) 0.350013 0.056627 6.181055 0.0000 D(PSG2(-2),2) 0.233721 0.044354 5.269461 0.0000 D(PSG2(-3),2) 0.145037 0.030142 4.811759 0.0000

C 54684.99 185346.7 0.295042 0.7680

R-squared 0.550360 Mean dependent var -8042.279 Adjusted R-squared 0.548699 S.D. dependent var 9099677. S.E. of regression 6113068. Akaike info criterion 34.09434 Sum squared resid 4.05E+16 Schwarz criterion 34.11728 Log likelihood -18542.32 Hannan-Quinn criter. 34.10302 F-statistic 331.3978 Durbin-Watson stat 2.010634 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 97: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 5. Pengujian Autokorelasi Kuadrat Harga Harian Jeruk Siam Null Hypothesis: D(JRK2) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=21)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -29.74425 0.0000 Test critical values: 1% level -3.436132

5% level -2.863981 10% level -2.568121

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(JRK2,2) Method: Least Squares Date: 08/18/09 Time: 06:45 Sample (adjusted): 4 1093 Included observations: 1090 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(JRK2(-1)) -1.419407 0.047720 -29.74425 0.0000 D(JRK2(-1),2) 0.127775 0.030075 4.248498 0.0000

C 31809.80 200475.9 0.158671 0.8740

R-squared 0.635350 Mean dependent var -1.37E-11 Adjusted R-squared 0.634679 S.D. dependent var 10950426 S.E. of regression 6618631. Akaike info criterion 34.25142 Sum squared resid 4.76E+16 Schwarz criterion 34.26517 Log likelihood -18664.03 Hannan-Quinn criter. 34.25663 F-statistic 946.9713 Durbin-Watson stat 1.992890 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 98: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 6. Pengujian Autokorelasi Kuadrat Harga Harian Semangka Tanpa Biji Null Hypothesis: D(SEM2) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=21)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -37.60978 0.0000 Test critical values: 1% level -3.436127

5% level -2.863979 10% level -2.568120

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(SEM2,2) Method: Least Squares Date: 08/18/09 Time: 06:46 Sample (adjusted): 3 1093 Included observations: 1091 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(SEM2(-1)) -1.129114 0.030022 -37.60978 0.0000 C 1109.539 14542.28 0.076297 0.9392

R-squared 0.565008 Mean dependent var -1219.065 Adjusted R-squared 0.564609 S.D. dependent var 727949.4 S.E. of regression 480331.4 Akaike info criterion 29.00417 Sum squared resid 2.51E+14 Schwarz criterion 29.01333 Log likelihood -15819.78 Hannan-Quinn criter. 29.00764 F-statistic 1414.496 Durbin-Watson stat 2.003613 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 99: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 7. Pengujian Autokorelasi Kuadrat Harga Harian Buah Melon Null Hypothesis: D(MEL2) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=21)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -20.91578 0.0000 Test critical values: 1% level -3.436132

5% level -2.863981 10% level -2.568121

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(MEL2,2) Method: Least Squares Date: 08/18/09 Time: 06:46 Sample (adjusted): 4 1093 Included observations: 1090 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(MEL2(-1)) -0.889428 0.042524 -20.91578 0.0000 D(MEL2(-1),2) -0.087503 0.030455 -2.873181 0.0041

C 19953.68 45242.68 0.441037 0.6593

R-squared 0.487250 Mean dependent var 5733.945 Adjusted R-squared 0.486307 S.D. dependent var 2083808. S.E. of regression 1493515. Akaike info criterion 31.27391 Sum squared resid 2.42E+15 Schwarz criterion 31.28766 Log likelihood -17041.28 Hannan-Quinn criter. 31.27911 F-statistic 516.4711 Durbin-Watson stat 1.975110 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 100: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 8. Pengujian Autokorelasi Kuadrat Harga Harian Salak Bali Null Hypothesis: D(SAL2) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=21)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -28.71230 0.0000 Test critical values: 1% level -3.436132

5% level -2.863981 10% level -2.568121

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(SAL2,2) Method: Least Squares Date: 08/18/09 Time: 06:47 Sample (adjusted): 4 1093 Included observations: 1090 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(SAL2(-1)) -1.391583 0.048466 -28.71230 0.0000 D(SAL2(-1),2) 0.082605 0.030231 2.732433 0.0064

C 55944195 1.27E+08 0.440847 0.6594

R-squared 0.645091 Mean dependent var 2041284. Adjusted R-squared 0.644438 S.D. dependent var 7.03E+09 S.E. of regression 4.19E+09 Akaike info criterion 47.15217 Sum squared resid 1.91E+22 Schwarz criterion 47.16591 Log likelihood -25694.93 Hannan-Quinn criter. 47.15737 F-statistic 987.8774 Durbin-Watson stat 2.000066 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 101: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 9. Uji Stasioneritas Data Harga Buah Alpukat Null Hypothesis: D(ALP) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 2 (Automatic based on SIC, MAXLAG=21)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -22.93214 0.0000 Test critical values: 1% level -3.436138

5% level -2.863984 10% level -2.568122

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(ALP,2) Method: Least Squares Date: 08/18/09 Time: 06:50 Sample (adjusted): 5 1093 Included observations: 1089 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(ALP(-1)) -1.346153 0.058702 -22.93214 0.0000 D(ALP(-1),2) 0.175072 0.046299 3.781369 0.0002 D(ALP(-2),2) 0.107440 0.030173 3.560823 0.0004

C 0.536953 9.833964 0.054602 0.9565

R-squared 0.584758 Mean dependent var -0.183655 Adjusted R-squared 0.583610 S.D. dependent var 502.9116 S.E. of regression 324.5201 Akaike info criterion 14.40624 Sum squared resid 1.14E+08 Schwarz criterion 14.42458 Log likelihood -7840.197 Hannan-Quinn criter. 14.41318 F-statistic 509.3122 Durbin-Watson stat 2.006866 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 102: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 10. Uji Stasioneritas Data Harga Buah Pepaya Null Hypothesis: D(PPY) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=21)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -39.08125 0.0000 Test critical values: 1% level -3.436127

5% level -2.863979 10% level -2.568120

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(PPY,2) Method: Least Squares Date: 08/18/09 Time: 06:51 Sample (adjusted): 3 1093 Included observations: 1091 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(PPY(-1)) -1.168811 0.029907 -39.08125 0.0000 C 0.810638 3.090733 0.262280 0.7932

R-squared 0.583770 Mean dependent var 0.274977 Adjusted R-squared 0.583388 S.D. dependent var 158.1626 S.E. of regression 102.0868 Akaike info criterion 12.09136 Sum squared resid 11349249 Schwarz criterion 12.10051 Log likelihood -6593.834 Hannan-Quinn criter. 12.09482 F-statistic 1527.344 Durbin-Watson stat 2.001903 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 103: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 11. Uji Stasioneritas Data Harga Buah Nanas Null Hypothesis: D(NNS) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 4 (Automatic based on SIC, MAXLAG=21)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -20.02493 0.0000 Test critical values: 1% level -3.436149

5% level -2.863989 10% level -2.568125

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(NNS,2) Method: Least Squares Date: 08/18/09 Time: 06:51 Sample (adjusted): 7 1093 Included observations: 1087 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(NNS(-1)) -1.701889 0.084989 -20.02493 0.0000 D(NNS(-1),2) 0.515274 0.072514 7.105813 0.0000 D(NNS(-2),2) 0.366105 0.060534 6.047902 0.0000 D(NNS(-3),2) 0.291388 0.046250 6.300322 0.0000 D(NNS(-4),2) 0.084122 0.030276 2.778470 0.0056

C 2.911741 3.358093 0.867082 0.3861

R-squared 0.596673 Mean dependent var 0.091996 Adjusted R-squared 0.594808 S.D. dependent var 173.7744 S.E. of regression 110.6156 Akaike info criterion 12.25550 Sum squared resid 13226909 Schwarz criterion 12.28305 Log likelihood -6654.866 Hannan-Quinn criter. 12.26593 F-statistic 319.8417 Durbin-Watson stat 2.004959 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 104: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 12. Uji Stasioneritas Data Harga Pisang Ambon Null Hypothesis: D(PSG) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 3 (Automatic based on SIC, MAXLAG=21)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -20.91059 0.0000 Test critical values: 1% level -3.436143

5% level -2.863986 10% level -2.568124

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(PSG,2) Method: Least Squares Date: 08/18/09 Time: 06:52 Sample (adjusted): 6 1093 Included observations: 1088 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(PSG(-1)) -1.456188 0.069639 -20.91059 0.0000 D(PSG(-1),2) 0.340866 0.058100 5.866888 0.0000 D(PSG(-2),2) 0.203380 0.045075 4.512041 0.0000 D(PSG(-3),2) 0.111527 0.030262 3.685321 0.0002

C 3.974757 11.65631 0.340996 0.7332

R-squared 0.557845 Mean dependent var -0.459559 Adjusted R-squared 0.556212 S.D. dependent var 577.0755 S.E. of regression 384.4329 Akaike info criterion 14.74600 Sum squared resid 1.60E+08 Schwarz criterion 14.76894 Log likelihood -8016.824 Hannan-Quinn criter. 14.75468 F-statistic 341.5914 Durbin-Watson stat 2.013793 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 105: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 13. Uji Stasioneritas Data Harga Jeruk Siam Null Hypothesis: D(JRK) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=21)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -29.79694 0.0000 Test critical values: 1% level -3.436132

5% level -2.863981 10% level -2.568121

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(JRK,2) Method: Least Squares Date: 08/18/09 Time: 06:53 Sample (adjusted): 4 1093 Included observations: 1090 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(JRK(-1)) -1.442513 0.048411 -29.79694 0.0000 D(JRK(-1),2) 0.116343 0.030108 3.864133 0.0001

C 2.700180 13.80622 0.195577 0.8450

R-squared 0.650884 Mean dependent var 0.000000 Adjusted R-squared 0.650242 S.D. dependent var 770.7126 S.E. of regression 455.8024 Akaike info criterion 15.08474 Sum squared resid 2.26E+08 Schwarz criterion 15.09849 Log likelihood -8218.186 Hannan-Quinn criter. 15.08995 F-statistic 1013.288 Durbin-Watson stat 2.009290 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 106: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 14. Uji Stasioneritas Data Harga Semangka Tanpa Biji Null Hypothesis: D(SEM) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=21)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -38.29993 0.0000 Test critical values: 1% level -3.436127

5% level -2.863979 10% level -2.568120

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(SEM,2) Method: Least Squares Date: 08/18/09 Time: 06:54 Sample (adjusted): 3 1093 Included observations: 1091 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(SEM(-1)) -1.146757 0.029942 -38.29993 0.0000 C 0.250576 3.351357 0.074769 0.9404

R-squared 0.573924 Mean dependent var -0.274977 Adjusted R-squared 0.573533 S.D. dependent var 169.5067 S.E. of regression 110.6954 Akaike info criterion 12.25327 Sum squared resid 13344019 Schwarz criterion 12.26243 Log likelihood -6682.160 Hannan-Quinn criter. 12.25674 F-statistic 1466.885 Durbin-Watson stat 2.001699 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 107: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 15. Uji Stasioneritas Data Harga Buah Melon Null Hypothesis: D(MEL) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=21)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -33.72157 0.0000 Test critical values: 1% level -3.436127

5% level -2.863979 10% level -2.568120

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(MEL,2) Method: Least Squares Date: 08/18/09 Time: 06:55 Sample (adjusted): 3 1093 Included observations: 1091 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(MEL(-1)) -1.025442 0.030409 -33.72157 0.0000 C 2.058474 5.138100 0.400630 0.6888

R-squared 0.510813 Mean dependent var 0.366636 Adjusted R-squared 0.510364 S.D. dependent var 242.5256 S.E. of regression 169.7048 Akaike info criterion 13.10783 Sum squared resid 31362904 Schwarz criterion 13.11699 Log likelihood -7148.321 Hannan-Quinn criter. 13.11130 F-statistic 1137.144 Durbin-Watson stat 1.989280 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 108: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 16. Uji Stasioneritas Data Harga Salak Bali Null Hypothesis: D(SAL) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=21)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -34.34869 0.0000 Test critical values: 1% level -3.436127

5% level -2.863979 10% level -2.568120

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(SAL,2) Method: Least Squares Date: 08/18/09 Time: 06:56 Sample (adjusted): 3 1093 Included observations: 1091 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(SAL(-1)) -1.038884 0.030245 -34.34869 0.0000 C 138.2517 163.9467 0.843272 0.3993

R-squared 0.520017 Mean dependent var -4.582951 Adjusted R-squared 0.519577 S.D. dependent var 7810.219 S.E. of regression 5413.464 Akaike info criterion 20.03300 Sum squared resid 3.19E+10 Schwarz criterion 20.04215 Log likelihood -10926.00 Hannan-Quinn criter. 20.03646 F-statistic 1179.832 Durbin-Watson stat 1.996975 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 109: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 17. Model ARIMA Buah Alpukat Dependent Variable: D(ALP) Method: Least Squares Date: 07/27/09 Time: 14:50 Sample (adjusted): 5 1093 Included observations: 1089 after adjustments Convergence achieved after 6 iterations MA Backcast: 4

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.421410 7.314373 0.057614 0.9541 AR(3) -0.100971 0.030179 -3.345753 0.0008 MA(1) -0.181226 0.029843 -6.072547 0.0000

R-squared 0.037853 Mean dependent var 0.459137 Adjusted R-squared 0.036081 S.D. dependent var 330.5114 S.E. of regression 324.4940 Akaike info criterion 14.40516 Sum squared resid 1.14E+08 Schwarz criterion 14.41892 Log likelihood -7840.611 Hannan-Quinn criter. 14.41037 F-statistic 21.36296 Durbin-Watson stat 1.986762 Prob(F-statistic) 0.000000

Inverted AR Roots .23-.40i .23+.40i -.47 Inverted MA Roots .18

Lampiran 18. Model ARIMA Buah Pepaya Dependent Variable: D(PPY) Method: Least Squares Date: 07/27/09 Time: 16:40 Sample (adjusted): 4 1093 Included observations: 1090 after adjustments Convergence achieved after 13 iterations MA Backcast: 2 3

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.727765 3.148456 0.231150 0.8172 AR(2) -0.984261 0.009042 -108.8539 0.0000 MA(2) 0.991420 0.005989 165.5378 0.0000

R-squared 0.001770 Mean dependent var 0.733945 Adjusted R-squared -0.000067 S.D. dependent var 103.5694 S.E. of regression 103.5729 Akaike info criterion 12.12118 Sum squared resid 11660619 Schwarz criterion 12.13492 Log likelihood -6603.041 Hannan-Quinn criter. 12.12638 F-statistic 0.963434 Durbin-Watson stat 2.331603 Prob(F-statistic) 0.381906

Page 110: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 19. Model ARIMA Buah Nanas Dependent Variable: D(NNS) Method: Least Squares Date: 07/27/09 Time: 16:48 Sample (adjusted): 3 1093 Included observations: 1091 after adjustments Convergence achieved after 10 iterations MA Backcast: 2

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.614021 0.912518 1.768754 0.0772 AR(1) 0.715392 0.035832 19.96544 0.0000 MA(1) -0.923190 0.020307 -45.46172 0.0000

R-squared 0.081346 Mean dependent var 1.558203 Adjusted R-squared 0.079657 S.D. dependent var 114.8462 S.E. of regression 110.1772 Akaike info criterion 12.24480 Sum squared resid 13207242 Schwarz criterion 12.25854 Log likelihood -6676.540 Hannan-Quinn criter. 12.25000 F-statistic 48.17054 Durbin-Watson stat 2.014931 Prob(F-statistic) 0.000000

Inverted AR Roots .72 Inverted MA Roots .92

Lampiran 20. Model ARIMA Pisang Ambon Dependent Variable: D(PSG) Method: Least Squares Date: 07/27/09 Time: 20:56 Sample (adjusted): 3 1093 Included observations: 1091 after adjustments Convergence achieved after 10 iterations MA Backcast: 2

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.501236 6.406306 0.390433 0.6963 AR(1) 0.657404 0.068775 9.558722 0.0000 MA(1) -0.811700 0.053293 -15.23087 0.0000

R-squared 0.040289 Mean dependent var 2.749771 Adjusted R-squared 0.038525 S.D. dependent var 390.9416 S.E. of regression 383.3371 Akaike info criterion 14.73845 Sum squared resid 1.60E+08 Schwarz criterion 14.75219 Log likelihood -8036.826 Hannan-Quinn criter. 14.74365 F-statistic 22.83744 Durbin-Watson stat 1.941015 Prob(F-statistic) 0.000000

Inverted AR Roots .66 Inverted MA Roots .81

Page 111: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 21. Model ARIMA Jeruk Siam Dependent Variable: D(JRK) Method: Least Squares Date: 07/27/09 Time: 21:12 Sample (adjusted): 3 1093 Included observations: 1091 after adjustments Convergence achieved after 5 iterations MA Backcast: 1 2

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.905644 9.043400 0.210722 0.8331 AR(1) -0.394853 0.029937 -13.18925 0.0000 MA(2) -0.159876 0.032186 -4.967244 0.0000

R-squared 0.135197 Mean dependent var 1.833181 Adjusted R-squared 0.133607 S.D. dependent var 532.6109 S.E. of regression 495.7555 Akaike info criterion 15.25279 Sum squared resid 2.67E+08 Schwarz criterion 15.26652 Log likelihood -8317.396 Hannan-Quinn criter. 15.25799 F-statistic 85.04469 Durbin-Watson stat 2.001247 Prob(F-statistic) 0.000000

Inverted AR Roots -.39 Inverted MA Roots .40 -.40

Lampiran 22. Model ARIMA Semangka Tanpa Biji Dependent Variable: D(SEM) Method: Least Squares Date: 07/27/09 Time: 21:25 Sample (adjusted): 5 1093 Included observations: 1089 after adjustments Convergence achieved after 10 iterations MA Backcast: 2 4

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.095143 3.199828 -0.029734 0.9763 AR(3) 0.817044 0.096614 8.456762 0.0000 MA(3) -0.829296 0.094880 -8.740476 0.0000

R-squared 0.007208 Mean dependent var 0.367309 Adjusted R-squared 0.005379 S.D. dependent var 111.7964 S.E. of regression 111.4953 Akaike info criterion 12.26859 Sum squared resid 13500280 Schwarz criterion 12.28235 Log likelihood -6677.249 Hannan-Quinn criter. 12.27380 F-statistic 3.942156 Durbin-Watson stat 2.286321 Prob(F-statistic) 0.019685

Inverted AR Roots .93 -.47-.81i -.47+.81i Inverted MA Roots .94 -.47-.81i -.47+.81i

Page 112: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 23. Model ARIMA Buah Melon Dependent Variable: D(MEL) Method: Least Squares Date: 07/27/09 Time: 21:34 Sample (adjusted): 5 1093 Included observations: 1089 after adjustments Convergence achieved after 18 iterations MA Backcast: 2 4

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.925393 4.417066 0.209504 0.8341 AR(3) 0.788772 0.166192 4.746151 0.0000 MA(3) -0.821970 0.155001 -5.303001 0.0000

R-squared 0.004497 Mean dependent var 2.020202 Adjusted R-squared 0.002664 S.D. dependent var 169.8373 S.E. of regression 169.6110 Akaike info criterion 13.10764 Sum squared resid 31241914 Schwarz criterion 13.12140 Log likelihood -7134.111 Hannan-Quinn criter. 13.11285 F-statistic 2.453116 Durbin-Watson stat 2.047372 Prob(F-statistic) 0.086502

Inverted AR Roots .92 -.46-.80i -.46+.80i Inverted MA Roots .94 -.47-.81i -.47+.81i

Lampiran 24. Model ARIMA Salak Bali Dependent Variable: D(SAL) Method: Least Squares Date: 08/18/09 Time: 07:07 Sample (adjusted): 4 1093 Included observations: 1090 after adjustments Convergence achieved after 8 iterations MA Backcast: 2 3

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 121.8158 214.4939 0.567922 0.5702 AR(2) 0.846265 0.101877 8.306711 0.0000 MA(2) -0.800532 0.114052 -7.018990 0.0000

R-squared 0.006700 Mean dependent var 133.0275 Adjusted R-squared 0.004873 S.D. dependent var 5417.569 S.E. of regression 5404.355 Akaike info criterion 20.03055 Sum squared resid 3.17E+10 Schwarz criterion 20.04429 Log likelihood -10913.65 Hannan-Quinn criter. 20.03575 F-statistic 3.666072 Durbin-Watson stat 2.096725 Prob(F-statistic) 0.025894

Inverted AR Roots .92 -.92 Inverted MA Roots .89 -.89

Page 113: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 25. Hasil Pengujian Efek ARCH Buah Alpukat Heteroskedasticity Test: ARCH

F-statistic 43.04745 Prob. F(1,1086) 0.0000 Obs*R-squared 41.48243 Prob. Chi-Square(1) 0.0000

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 07/27/09 Time: 15:11 Sample (adjusted): 6 1093 Included observations: 1088 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 84584.60 9246.488 9.147754 0.0000 RESID^2(-1) 0.195258 0.029760 6.561056 0.0000

R-squared 0.038127 Mean dependent var 105102.8 Adjusted R-squared 0.037242 S.D. dependent var 292519.3 S.E. of regression 287020.7 Akaike info criterion 27.97433 Sum squared resid 8.95E+13 Schwarz criterion 27.98351 Log likelihood -15216.04 Hannan-Quinn criter. 27.97781 F-statistic 43.04745 Durbin-Watson stat 2.004791 Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 26. Hasil Pengujian Efek ARCH Buah Pepaya Heteroskedasticity Test: ARCH

F-statistic 11.00941 Prob. F(1,1087) 0.0009 Obs*R-squared 10.91907 Prob. Chi-Square(1) 0.0010

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 07/27/09 Time: 16:42 Sample (adjusted): 5 1093 Included observations: 1089 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 9638.645 996.2342 9.675079 0.0000 RESID^2(-1) 0.100165 0.030188 3.318043 0.0009

R-squared 0.010027 Mean dependent var 10707.62 Adjusted R-squared 0.009116 S.D. dependent var 31251.98 S.E. of regression 31109.21 Akaike info criterion 23.53023 Sum squared resid 1.05E+12 Schwarz criterion 23.53940 Log likelihood -12810.21 Hannan-Quinn criter. 23.53370 F-statistic 11.00941 Durbin-Watson stat 2.016202 Prob(F-statistic) 0.000937

Page 114: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 27. Hasil Pengujian Efek ARCH Buah Nanas Heteroskedasticity Test: ARCH

F-statistic 37.74525 Prob. F(1,1088) 0.0000 Obs*R-squared 36.54674 Prob. Chi-Square(1) 0.0000

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 07/27/09 Time: 16:53 Sample (adjusted): 4 1093 Included observations: 1090 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 9876.186 1019.797 9.684458 0.0000 RESID^2(-1) 0.183093 0.029802 6.143716 0.0000

R-squared 0.033529 Mean dependent var 12092.33 Adjusted R-squared 0.032641 S.D. dependent var 32019.09 S.E. of regression 31492.19 Akaike info criterion 23.55470 Sum squared resid 1.08E+12 Schwarz criterion 23.56386 Log likelihood -12835.31 Hannan-Quinn criter. 23.55817 F-statistic 37.74525 Durbin-Watson stat 2.020832 Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 28. Hasil Pengujian Efek ARCH Pisang Ambon Heteroskedasticity Test: ARCH

F-statistic 0.011404 Prob. F(1,1088) 0.9150 Obs*R-squared 0.011425 Prob. Chi-Square(1) 0.9149

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 07/27/09 Time: 21:04 Sample (adjusted): 4 1093 Included observations: 1090 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 147149.5 17806.50 8.263812 0.0000 RESID^2(-1) -0.003237 0.030316 -0.106791 0.9150

R-squared 0.000010 Mean dependent var 146675.1 Adjusted R-squared -0.000909 S.D. dependent var 569034.6 S.E. of regression 569293.1 Akaike info criterion 29.34401 Sum squared resid 3.53E+14 Schwarz criterion 29.35317 Log likelihood -15990.49 Hannan-Quinn criter. 29.34748 F-statistic 0.011404 Durbin-Watson stat 1.999660 Prob(F-statistic) 0.914975

Page 115: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 29. Hasil Pengujian Efek ARCH Jeruk Siam Heteroskedasticity Test: ARCH

F-statistic 163.7821 Prob. F(1,1088) 0.0000 Obs*R-squared 142.6147 Prob. Chi-Square(1) 0.0000

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 07/27/09 Time: 21:13 Sample (adjusted): 4 1093 Included observations: 1090 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 156554.6 43635.41 3.587788 0.0003 RESID^2(-1) 0.361718 0.028264 12.79774 0.0000

R-squared 0.130839 Mean dependent var 245289.5 Adjusted R-squared 0.130040 S.D. dependent var 1524929. S.E. of regression 1422326. Akaike info criterion 31.17532 Sum squared resid 2.20E+15 Schwarz criterion 31.18448 Log likelihood -16988.55 Hannan-Quinn criter. 31.17879 F-statistic 163.7821 Durbin-Watson stat 1.931615 Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 30. Hasil Pengujian Efek ARCH Semangka Tanpa Biji Heteroskedasticity Test: ARCH

F-statistic 5.995118 Prob. F(1,1086) 0.0145 Obs*R-squared 5.973185 Prob. Chi-Square(1) 0.0145

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 07/27/09 Time: 21:25 Sample (adjusted): 6 1093 Included observations: 1088 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 11466.12 1001.323 11.45097 0.0000 RESID^2(-1) 0.074089 0.030259 2.448493 0.0145

R-squared 0.005490 Mean dependent var 12384.79 Adjusted R-squared 0.004574 S.D. dependent var 30692.49 S.E. of regression 30622.21 Akaike info criterion 23.49868 Sum squared resid 1.02E+12 Schwarz criterion 23.50785 Log likelihood -12781.28 Hannan-Quinn criter. 23.50215 F-statistic 5.995118 Durbin-Watson stat 2.008949 Prob(F-statistic) 0.014503

Page 116: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 31. Hasil Pengujian Efek ARCH Buah Melon Heteroskedasticity Test: ARCH

F-statistic 7.168398 Prob. F(1,1086) 0.0075 Obs*R-squared 7.134506 Prob. Chi-Square(1) 0.0076

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 07/27/09 Time: 21:35 Sample (adjusted): 6 1093 Included observations: 1088 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 26393.88 3160.813 8.350347 0.0000 RESID^2(-1) 0.081129 0.030302 2.677386 0.0075

R-squared 0.006557 Mean dependent var 28706.22 Adjusted R-squared 0.005643 S.D. dependent var 100575.7 S.E. of regression 100291.5 Akaike info criterion 25.87139 Sum squared resid 1.09E+13 Schwarz criterion 25.88056 Log likelihood -14072.03 Hannan-Quinn criter. 25.87486 F-statistic 7.168398 Durbin-Watson stat 2.021311 Prob(F-statistic) 0.007532

Lampiran 32. Hasil Pengujian Efek ARCH Salak Bali Heteroskedasticity Test: ARCH

F-statistic 74.62493 Prob. F(1,1088) 0.0000 Obs*R-squared 69.96338 Prob. Chi-Square(1) 0.0000

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 07/27/09 Time: 21:42 Sample (adjusted): 4 1093 Included observations: 1090 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 87669839 60000377 1.461155 0.1443 RESID^2(-1) 0.253351 0.029328 8.638572 0.0000

R-squared 0.064187 Mean dependent var 1.17E+08 Adjusted R-squared 0.063326 S.D. dependent var 2.04E+09 S.E. of regression 1.98E+09 Akaike info criterion 45.65007 Sum squared resid 4.26E+21 Schwarz criterion 45.65923 Log likelihood -24877.29 Hannan-Quinn criter. 45.65353 F-statistic 74.62493 Durbin-Watson stat 1.999667 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 117: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 33. Model ARCH-GARCH Terbaik Buah Alpukat Dependent Variable: D(ALP) Method: ML - ARCH (Marquardt) - Normal distribution Date: 07/27/09 Time: 16:35 Sample (adjusted): 5 1093 Included observations: 1089 after adjustments Convergence achieved after 24 iterations MA Backcast: OFF Presample variance: backcast (parameter = 0.7) GARCH = C(4) + C(5)*RESID(-1)^2 + C(6)*GARCH(-1)

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

C 5.078747 5.755674 0.882390 0.3776 AR(3) -0.090044 0.033312 -2.703068 0.0069 MA(1) -0.240791 0.031049 -7.755202 0.0000

Variance Equation

C 3050.566 683.3610 4.464063 0.0000 RESID(-1)^2 0.073153 0.010552 6.932492 0.0000 GARCH(-1) 0.899829 0.013459 66.85513 0.0000

R-squared 0.033973 Mean dependent var 0.459137 Adjusted R-squared 0.029513 S.D. dependent var 330.5114 S.E. of regression 325.5977 Akaike info criterion 14.29100 Sum squared resid 1.15E+08 Schwarz criterion 14.31851 Log likelihood -7775.448 Hannan-Quinn criter. 14.30141 F-statistic 7.617245 Durbin-Watson stat 1.869217 Prob(F-statistic) 0.000000

Inverted AR Roots .22+.39i .22-.39i -.45 Inverted MA Roots .24

Page 118: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 34. Model ARCH-GARCH Terbaik Buah Pepaya Dependent Variable: D(PPY) Method: ML - ARCH (Marquardt) - Normal distribution Date: 07/27/09 Time: 16:46 Sample (adjusted): 4 1093 Included observations: 1090 after adjustments Convergence achieved after 43 iterations MA Backcast: 2 3 Presample variance: backcast (parameter = 0.7) GARCH = C(4) + C(5)*RESID(-1)^2 + C(6)*GARCH(-1)

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

C -0.758970 2.308276 -0.328804 0.7423 AR(2) -0.988063 0.005523 -178.9071 0.0000 MA(2) 0.992560 0.002707 366.7288 0.0000

Variance Equation

C 204.3466 36.02159 5.672893 0.0000 RESID(-1)^2 0.108735 0.009823 11.06901 0.0000 GARCH(-1) 0.879177 0.008700 101.0569 0.0000

R-squared 0.001336 Mean dependent var 0.733945 Adjusted R-squared -0.003270 S.D. dependent var 103.5694 S.E. of regression 103.7386 Akaike info criterion 11.89051 Sum squared resid 11665683 Schwarz criterion 11.91800 Log likelihood -6474.328 Hannan-Quinn criter. 11.90091 F-statistic 0.290032 Durbin-Watson stat 2.331923 Prob(F-statistic) 0.918632

Page 119: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 35. Model ARCH-GARCH Terbaik Buah Nanas Dependent Variable: D(NNS) Method: ML - ARCH (Marquardt) - Normal distribution Date: 08/04/09 Time: 09:32 Sample (adjusted): 3 1093 Included observations: 1091 after adjustments Convergence achieved after 27 iterations Bollerslev-Wooldridge robust standard errors & covariance MA Backcast: 2 Presample variance: backcast (parameter = 0.7) GARCH = C(4) + C(5)*RESID(-1)^2 + C(6)*GARCH(-1)

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

C 1.122318 0.606419 1.850731 0.0642 AR(1) 0.687184 0.037340 18.40357 0.0000 MA(1) -0.934666 0.016083 -58.11695 0.0000

Variance Equation

C 155.0758 92.03140 1.685032 0.0920 RESID(-1)^2 0.082043 0.025520 3.214783 0.0013 GARCH(-1) 0.909538 0.027246 33.38302 0.0000

R-squared 0.076858 Mean dependent var 1.558203 Adjusted R-squared 0.072603 S.D. dependent var 114.8462 S.E. of regression 110.5986 Akaike info criterion 12.04240 Sum squared resid 13271767 Schwarz criterion 12.06987 Log likelihood -6563.129 Hannan-Quinn criter. 12.05279 F-statistic 18.06665 Durbin-Watson stat 1.926978 Prob(F-statistic) 0.000000

Inverted AR Roots .69 Inverted MA Roots .93

Page 120: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 36. Model ARCH-GARCH Terbaik Jeruk Siam Dependent Variable: D(JRK) Method: ML - ARCH (Marquardt) - Normal distribution Date: 07/27/09 Time: 21:15 Sample (adjusted): 3 1093 Included observations: 1091 after adjustments Convergence achieved after 131 iterations MA Backcast: 1 2 Presample variance: backcast (parameter = 0.7) GARCH = C(4) + C(5)*RESID(-1)^2

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

C -11.79566 10.59283 -1.113552 0.2655 AR(1) -0.216716 0.044728 -4.845214 0.0000 MA(2) -0.068199 0.035489 -1.921706 0.0546

Variance Equation

C 176142.2 2094.817 84.08478 0.0000 RESID(-1)^2 0.238221 0.020474 11.63535 0.0000

R-squared 0.106039 Mean dependent var 1.833181 Adjusted R-squared 0.102746 S.D. dependent var 532.6109 S.E. of regression 504.5075 Akaike info criterion 15.07477 Sum squared resid 2.76E+08 Schwarz criterion 15.09766 Log likelihood -8218.288 Hannan-Quinn criter. 15.08344 F-statistic 32.20458 Durbin-Watson stat 2.335080 Prob(F-statistic) 0.000000

Inverted AR Roots -.22 Inverted MA Roots .26 -.26

Page 121: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 37. Model ARCH-GARCH Terbaik Semangka Tanpa Biji Dependent Variable: D(SEM) Method: ML - ARCH (Marquardt) - Normal distribution Date: 07/27/09 Time: 21:30 Sample (adjusted): 5 1093 Included observations: 1089 after adjustments Convergence achieved after 36 iterations MA Backcast: 2 4 Presample variance: backcast (parameter = 0.7) GARCH = C(4) + C(5)*RESID(-1)^2 + C(6)*GARCH(-1)

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

C 0.068441 2.969954 0.023044 0.9816 AR(3) 0.800595 0.098718 8.109905 0.0000 MA(3) -0.816744 0.096415 -8.471128 0.0000

Variance Equation

C 4000.337 940.6259 4.252846 0.0000 RESID(-1)^2 0.110346 0.015660 7.046257 0.0000 GARCH(-1) 0.566806 0.086514 6.551635 0.0000

R-squared 0.007146 Mean dependent var 0.367309 Adjusted R-squared 0.002562 S.D. dependent var 111.7964 S.E. of regression 111.6531 Akaike info criterion 12.24202 Sum squared resid 13501122 Schwarz criterion 12.26953 Log likelihood -6659.778 Hannan-Quinn criter. 12.25243 F-statistic 1.558887 Durbin-Watson stat 2.287030 Prob(F-statistic) 0.168946

Inverted AR Roots .93 -.46-.80i -.46+.80i Inverted MA Roots .93 -.47-.81i -.47+.81i

Page 122: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 38. Model ARCH-GARCH Terbaik Buah Melon Dependent Variable: D(MEL) Method: ML - ARCH (Marquardt) - Normal distribution Date: 07/27/09 Time: 21:38 Sample (adjusted): 5 1093 Included observations: 1089 after adjustments Convergence achieved after 80 iterations MA Backcast: 2 4 Presample variance: backcast (parameter = 0.7) GARCH = C(4) + C(5)*RESID(-1)^2 + C(6)*GARCH(-1)

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

C -1.195895 4.201668 -0.284624 0.7759 AR(3) 0.750655 0.170619 4.399598 0.0000 MA(3) -0.789480 0.157945 -4.998439 0.0000

Variance Equation

C 1336.417 229.6006 5.820617 0.0000 RESID(-1)^2 0.054438 0.006237 8.728778 0.0000 GARCH(-1) 0.902629 0.011330 79.66478 0.0000

R-squared 0.004135 Mean dependent var 2.020202 Adjusted R-squared -0.000463 S.D. dependent var 169.8373 S.E. of regression 169.8767 Akaike info criterion 13.03039 Sum squared resid 31253301 Schwarz criterion 13.05790 Log likelihood -7089.048 Hannan-Quinn criter. 13.04080 F-statistic 0.899259 Durbin-Watson stat 2.046974 Prob(F-statistic) 0.480794

Inverted AR Roots .91 -.45-.79i -.45+.79i Inverted MA Roots .92 -.46-.80i -.46+.80i

0

50

100

150

200

250

300

350

-4 -2 0 2 4 6

Series: Standardized ResidualsSample 5 1093Observations 1089

Mean -0.004090Median -0.021919Maximum 6.476251Minimum -4.875556Std. Dev. 1.001018Skewness 0.222877Kurtosis 6.109407

Jarque-Bera 447.7202Probability 0.000000

Lampiran 39. Hasil Uji Jarque-Bera Buah Alpukat

Page 123: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

0

50

100

150

200

250

300

-3.75 -2.50 -1.25 0.00 1.25 2.50 3.75

Series: Standardized ResidualsSample 4 1093Observations 1090

Mean 0.019504Median 0.008974Maximum 4.189085Minimum -4.419304Std. Dev. 0.999743Skewness -0.214886Kurtosis 5.150361

Jarque-Bera 218.3976Probability 0.000000

Lampiran 40. Hasil Uji Jarque-Bera Buah Pepaya

0

40

80

120

160

200

-3.75 -2.50 -1.25 0.00 1.25 2.50 3.75 5.00

Series: Standardized ResidualsSample 3 1093Observations 1091

Mean 0.004326Median 0.014988Maximum 4.928286Minimum -3.803218Std. Dev. 0.998727Skewness 0.171305Kurtosis 4.752215

Jarque-Bera 144.9047Probability 0.000000

Lampiran 41. Hasil Uji Jarque-Bera Buah Nanas

0

100

200

300

400

500

-14 -12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8

Series: Standardized ResidualsSample 3 1093Observations 1091

Mean 0.004690Median 0.003167Maximum 7.345042Minimum -14.11502Std. Dev. 1.000448Skewness -2.611269Kurtosis 48.01461

Jarque-Bera 93352.78Probability 0.000000

Lampiran 42. Hasil Uji Jarque-Bera Jeruk Siam

Page 124: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

0

40

80

120

160

200

240

280

-4 -2 0 2 4

Series: Standardized ResidualsSample 5 1093Observations 1089

Mean 0.003459Median 0.000305Maximum 5.022331Minimum -4.829446Std. Dev. 1.001122Skewness 0.130380Kurtosis 5.640471

Jarque-Bera 319.4438Probability 0.000000

Lampiran 43. Hasil Uji Jarque-Bera Semangka Tanpa Biji

0

40

80

120

160

200

240

280

320

-5.0 -2.5 0.0 2.5 5.0 7.5 10.0

Series: Standardized ResidualsSample 5 1093Observations 1089

Mean 0.018283Median 0.005614Maximum 9.514648Minimum -6.307788Std. Dev. 1.000198Skewness 0.569994Kurtosis 15.54942

Jarque-Bera 7204.979Probability 0.000000

Lampiran 44. Hasil Uji Jarque-Bera Buah Melon

Page 125: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 45. Hasil Uji Ljung-Box Buah Alpukat Date: 08/01/09 Time: 22:40 Sample: 5 1093 Included observations: 1089

Q-statistic probabilities adjusted for 2 ARMA term(s)

Autocorrelation Partial Correlation AC PAC Q-Stat Prob

| | | | 1 0.022 0.022 0.5427 | | | | 2 -0.020 -0.020 0.9600 | | | | 3 -0.027 -0.026 1.7788 0.182 | | | | 4 -0.001 -0.000 1.7799 0.411 | | | | 5 0.004 0.003 1.8020 0.614 | | | | 6 -0.025 -0.026 2.4781 0.649 | | | | 7 0.034 0.035 3.7105 0.592 | | | | 8 0.015 0.013 3.9512 0.683 | | | | 9 -0.040 -0.041 5.7522 0.569 | | | | 10 -0.000 0.004 5.7523 0.675 | | | | 11 -0.001 -0.002 5.7534 0.764 | | | | 12 0.004 0.001 5.7723 0.834 | | | | 13 -0.008 -0.007 5.8461 0.883 | | | | 14 -0.008 -0.008 5.9145 0.920 | | | | 15 -0.013 -0.016 6.1051 0.942 | | | | 16 0.004 0.006 6.1196 0.963 | | | | 17 -0.003 -0.003 6.1297 0.977 | | | | 18 -0.019 -0.021 6.5136 0.982 | | | | 19 0.005 0.006 6.5421 0.989 | | | | 20 -0.026 -0.027 7.2651 0.988

Page 126: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 46. Hasil Uji Ljung-Box Buah Pepaya Date: 08/01/09 Time: 22:58 Sample: 4 1093 Included observations: 1090

Q-statistic probabilities adjusted for 2 ARMA term(s)

Autocorrelation Partial Correlation AC PAC Q-Stat Prob

|* | |* | 1 0.078 0.078 6.6345 | | | | 2 -0.008 -0.015 6.7126 | | | | 3 0.003 0.004 6.7198 0.010 | | | | 4 -0.042 -0.043 8.6689 0.013 | | | | 5 0.013 0.020 8.8637 0.031 | | | | 6 -0.003 -0.007 8.8747 0.064 | | | | 7 0.029 0.031 9.8132 0.081 | | | | 8 0.061 0.055 13.915 0.031 | | | | 9 -0.047 -0.054 16.318 0.022 | | | | 10 -0.062 -0.054 20.510 0.009 | | | | 11 -0.043 -0.034 22.581 0.007 | | | | 12 -0.053 -0.044 25.635 0.004 | | | | 13 -0.005 -0.004 25.664 0.007 | | | | 14 -0.037 -0.041 27.206 0.007 | | | | 15 -0.040 -0.040 29.013 0.007 | | | | 16 -0.012 -0.011 29.166 0.010 | | | | 17 -0.007 0.003 29.225 0.015 | | | | 18 0.044 0.049 31.388 0.012 | | | | 19 -0.039 -0.047 33.042 0.011 | | | | 20 0.024 0.032 33.698 0.014

Page 127: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 47. Hasil Uji Ljung-Box Buah Nanas Date: 08/02/09 Time: 04:43 Sample: 3 1093 Included observations: 1091

Q-statistic probabilities adjusted for 2 ARMA term(s)

Autocorrelation Partial Correlation AC PAC Q-Stat Prob

| | | | 1 0.037 0.037 1.5367 | | | | 2 0.009 0.007 1.6211 | | | | 3 0.008 0.008 1.6999 0.192 | | | | 4 0.004 0.003 1.7175 0.424 | | | | 5 0.007 0.006 1.7641 0.623 | | | | 6 -0.031 -0.032 2.8487 0.583 | | | | 7 0.068 0.070 7.8646 0.164 | | | | 8 0.005 0.000 7.8960 0.246 | | | | 9 -0.039 -0.040 9.5651 0.215 | | | | 10 -0.027 -0.026 10.398 0.238 | | | | 11 0.016 0.019 10.690 0.298 | | | | 12 -0.017 -0.020 11.025 0.356 | | | | 13 -0.061 -0.056 15.181 0.174 | | | | 14 -0.013 -0.013 15.375 0.222 | | | | 15 -0.006 -0.007 15.420 0.282 *| | *| | 16 -0.071 -0.067 20.984 0.102 | | | | 17 -0.001 0.010 20.985 0.137 | | | | 18 0.034 0.032 22.263 0.135 | | | | 19 -0.002 -0.007 22.266 0.175 | | | | 20 0.011 0.019 22.404 0.215

Page 128: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 48. Hasil Uji Ljung-Box Jeruk Siam Date: 08/02/09 Time: 05:36 Sample: 3 1093 Included observations: 1091

Q-statistic probabilities adjusted for 2 ARMA term(s)

Autocorrelation Partial Correlation AC PAC Q-Stat Prob

| | | | 1 0.018 0.018 0.3604 | | | | 2 -0.007 -0.007 0.4069 | | | | 3 0.012 0.012 0.5603 0.454 | | | | 4 -0.003 -0.003 0.5694 0.752 | | | | 5 -0.003 -0.002 0.5766 0.902 | | | | 6 0.006 0.006 0.6125 0.962 | | | | 7 -0.001 -0.002 0.6146 0.987 | | | | 8 0.006 0.006 0.6585 0.995 | | | | 9 0.001 0.001 0.6598 0.999 | | | | 10 -0.007 -0.006 0.7079 1.000 | | | | 11 0.001 0.001 0.7088 1.000 | | | | 12 -0.002 -0.002 0.7139 1.000 | | | | 13 -0.006 -0.006 0.7562 1.000 | | | | 14 0.001 0.001 0.7571 1.000 | | | | 15 -0.008 -0.008 0.8312 1.000 | | | | 16 0.002 0.002 0.8339 1.000 | | | | 17 0.002 0.002 0.8398 1.000 | | | | 18 -0.006 -0.006 0.8797 1.000 | | | | 19 -0.006 -0.006 0.9175 1.000 | | | | 20 -0.008 -0.008 0.9871 1.000

Page 129: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 49. Hasil Uji Ljung-Box Semangka Tanpa Biji Date: 08/02/09 Time: 05:49 Sample: 5 1093 Included observations: 1089

Q-statistic probabilities adjusted for 2 ARMA term(s)

Autocorrelation Partial Correlation AC PAC Q-Stat Prob

| | | | 1 -0.015 -0.015 0.2510 | | | | 2 0.028 0.028 1.1342 | | | | 3 -0.035 -0.034 2.4639 0.116 | | | | 4 -0.013 -0.014 2.6369 0.268 | | | | 5 0.003 0.004 2.6459 0.450 | | | | 6 -0.012 -0.013 2.8085 0.590 | | | | 7 0.060 0.059 6.7748 0.238 | | | | 8 -0.028 -0.026 7.6499 0.265 | | | | 9 -0.018 -0.023 7.9986 0.333 | | | | 10 -0.018 -0.014 8.3705 0.398 | | | | 11 0.006 0.006 8.4099 0.493 | | | | 12 -0.026 -0.027 9.1464 0.518 | | | | 13 0.007 0.006 9.1974 0.604 | | | | 14 0.038 0.036 10.821 0.544 | | | | 15 0.045 0.047 13.088 0.441 | | | | 16 0.028 0.029 13.959 0.453 | | | | 17 0.024 0.026 14.593 0.481 | | | | 18 -0.008 -0.007 14.657 0.550 | | | | 19 0.017 0.021 14.975 0.597 | | | | 20 0.020 0.022 15.419 0.633

Page 130: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 50. Hasil Uji Ljung-Box Buah Melon Date: 08/02/09 Time: 06:00 Sample: 5 1093 Included observations: 1089

Q-statistic probabilities adjusted for 2 ARMA term(s)

Autocorrelation Partial Correlation AC PAC Q-Stat Prob

| | | | 1 0.006 0.006 0.0421 | | | | 2 0.045 0.045 2.2221 | | | | 3 -0.011 -0.012 2.3608 0.124 | | | | 4 -0.019 -0.021 2.7762 0.250 | | | | 5 -0.028 -0.027 3.6601 0.301 | | | | 6 -0.001 0.001 3.6622 0.454 | | | | 7 0.021 0.023 4.1293 0.531 | | | | 8 -0.022 -0.023 4.6607 0.588 | | | | 9 -0.007 -0.010 4.7106 0.695 | | | | 10 0.011 0.013 4.8459 0.774 | | | | 11 -0.007 -0.006 4.9017 0.843 | | | | 12 -0.007 -0.008 4.9494 0.895 | | | | 13 -0.018 -0.019 5.2970 0.916 | | | | 14 0.034 0.035 6.5835 0.884 | | | | 15 -0.017 -0.014 6.8919 0.908 | | | | 16 0.005 0.001 6.9178 0.938 | | | | 17 -0.027 -0.027 7.7259 0.934 | | | | 18 -0.012 -0.011 7.8928 0.952 | | | | 19 0.010 0.015 8.0112 0.966 | | | | 20 0.009 0.008 8.0954 0.977

Lampiran 51. Hasil Pengujian Efek ARCH Buah Alpukat Heteroskedasticity Test: ARCH

F-statistic 0.540168 Prob. F(1,1086) 0.4625 Obs*R-squared 0.540893 Prob. Chi-Square(1) 0.4621

Lampiran 52. Hasil Pengujian Efek ARCH Buah Pepaya Heteroskedasticity Test: ARCH

F-statistic 6.683134 Prob. F(1,1087) 0.0099 Obs*R-squared 6.654517 Prob. Chi-Square(1) 0.0099

Lampiran 53. Hasil Pengujian Efek ARCH Buah Nanas Heteroskedasticity Test: ARCH

F-statistic 1.532029 Prob. F(1,1088) 0.2161 Obs*R-squared 1.532687 Prob. Chi-Square(1) 0.2157

Page 131: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 54. Hasil Pengujian Efek ARCH Jeruk Siam Heteroskedasticity Test: ARCH

F-statistic 0.358534 Prob. F(1,1088) 0.5494 Obs*R-squared 0.359075 Prob. Chi-Square(1) 0.5490

Lampiran 55. Hasil Pengujian Efek ARCH Semangka Tanpa Biji Heteroskedasticity Test: ARCH

F-statistic 0.249662 Prob. F(1,1086) 0.6174 Obs*R-squared 0.250064 Prob. Chi-Square(1) 0.6170

Lampiran 56. Hasil Pengujian Efek ARCH Buah Melon Heteroskedasticity Test: ARCH

F-statistic 0.041879 Prob. F(1,1086) 0.8379 Obs*R-squared 0.041954 Prob. Chi-Square(1) 0.8377

Lampiran 57. Hasil Uji Kointegrasi Buah Alpukat

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.166333 9.983452 0.016661 0.9867 D(TON) 0.358147 0.518217 0.691114 0.4896

RESID01(1) 0.018925 0.007453 2.539248 0.0112

Lampiran 58. Hasil Uji Kointegrasi Buah Pepaya

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.446402 3.118701 0.143137 0.8862 D(TON) 0.256579 0.202302 1.268293 0.2050

RESID01(1) 0.023881 0.008226 2.903137 0.0038

Lampiran 59. Hasil Uji Kointegrasi Buah Nanas

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.527893 3.450054 0.442861 0.6580 D(TON) -0.322737 0.141547 -2.280074 0.0228

RESID01(1) 0.030492 0.008159 3.737074 0.0002

Lampiran 60. Hasil Uji Kointegrasi Pisang Ambon

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 3.124410 11.74467 0.266028 0.7903 D(TON) 0.095492 0.573749 0.166436 0.8678

RESID01(1) 0.039007 0.009394 4.152334 0.0000

Page 132: ANALISIS VOLATILITAS HARGA BUAH-BUAHAN INDONESIA … · Penulis mengawali di TK Ar-Rahman pada tahun 1992. Pada tahun 1993 ... Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, penulis

Lampiran 61. Hasil Uji Kointegrasi Jeruk Siam

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.224222 14.50185 0.153375 0.8781 D(TON) -0.002714 0.105751 -0.025664 0.9795

RESID01(1) 0.020554 0.010280 1.999468 0.0458

Lampiran 62. Hasil Uji Kointegrasi Semangka Tanpa Biji

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.458305 3.374561 0.135812 0.8920 D(TON) 0.014898 0.065443 0.227651 0.8200

RESID01(1) 0.031605 0.009092 3.476255 0.0005

Lampiran 63. Hasil Uji Kointegrasi Buah Melon

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.648835 5.090697 0.323892 0.7461 D(TON) -0.072443 0.141029 -0.513676 0.6076

RESID01(1) 0.024957 0.006827 3.655641 0.0003

Lampiran 64. Hasil Uji Kointegrasi Salak Bali

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 137.8858 163.9486 0.841031 0.4005 D(TON) -14.27905 7.474594 -1.910344 0.0564

RESID01(1) -0.002892 0.003184 -0.908212 0.3640

Lampiran 65. Perkembangan Produksi Buah-buahan di Indonesia Tahun 1999-2005

Tahun Produksi (ton) 1999 7.540.902 2000 8.412.956 2001 9.959.032 2002 11.663.517 2003 13.551.435 2004 14.348.456 2005 14.786.599

Sumber : Statistik Hortikultura 2004 dan 2005