Analisis Transien Dan Penggunaan Pre Insertion Inductor Untuk

download Analisis Transien Dan Penggunaan Pre Insertion Inductor Untuk

of 7

Transcript of Analisis Transien Dan Penggunaan Pre Insertion Inductor Untuk

ANALISIS TRANSIEN DAN PENGGUNAAN PRE INSERTION INDUCTOR UNTUK MENGURANGI EFEK TRANSIEN CAPACITOR BANK SWITCHING DI PT HOLCIM INDONESIA,TBK PLANT CC#2 CILACAP Wahyu RiyadiJurusan Teknik Elektro - FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih - Sukolilo, Surabaya 60111

ABSTRAK-Beban industri pada umumnya menggunakan peralatan kontrol dan elektronika daya yang menggunakan bahan semikonduktor yang sangat sensitif terhadap fluktuatif tegangan. Sebagai kompensasi daya reaktif, pada industri biasanya menggunakan capacitor bank untuk meningkatkan power factor, menurunkan rugi-rugi dan meningkatkan kapasitas saluran. Tapi ternyata penggunaan capacitor bank ini juga menimbulkan permasalahan yang berkaitan dengan capacitor bank switching selama proses energizing .Selama proses energizing akan dihasilkan tegangan dan arus transien yang bisa berpotensi merusak peralatan kontrol, peralatan elektronika daya, peralatan switching dan capacitor bank itu sendiri. Pada tugas akhir ini dilakukan analisis capacitor bank switching pada sistem kelistrikan PT HOLCIM INDONESIA,TBK PLANT CC#2 CILACAP dengan menggunakan MATLAB Simulink 7.0. Dari hasil simulasi menunjukkan bahwa capacitor bank switching menghasilkan transien untuk arus dan tegangan pada sistem. Pada sistem dihasilkan tegangan transien maksimum 1.35 pu. Pada tugas akhir ini juga dianalisis penggunaan pre insertion inductor untuk mengurangi efek transien yang dihasilkan oleh capacitor bank switching. Ternyata penggunaan pre insertion inductor sangat efektif menurunkan tegangan transien pada sistem hingga mencapai 1 pu dari tegangan nominal dan arus transien.

mengakibatkan masalah pada kualitas daya listrik karena dapat mengakibatkan arus dan tegangan lebih transien (transient overvoltage) yang berpotensi merusak peralatan kontrol, peralatan elektronika daya, peralatan switching dan capacitor bank itu sendiri. 2. TEORI PENUNJANG 2.1 Transient Overvoltage Yang dihasilkan Capacitor Bank Switching Terjadinya transient overvoltage pada capacitor bank switching selalu diikuti oleh kenaikan tegangan (voltage rise) yang akan berosilasi dalam frekuensi yang ditentukan oleh induktansi dan kapasitansi dalam sirkuit (LC Circuit). Terjadinya transient overvoltage atau tegangan lebih transien yang tajam ini diakibatkan short circuit yang terjadi pada saat pelepasan muatan pada kapasitor selama pengisian [5]. Karakteristik tegangan transien yang dihasilkan oleh capacitor bank switching dapat dilihat pada Gambar 1.

Kata kunci : capacitor bank switching, pre insertion inductor, tegangan lebih transien 1. PENDAHULUAN Beban-beban industri seperti motor induksi, arc furnaces, dan power converter pada umumnya beroperasi pada faktor daya yang rendah, tidak terkecuali beban-beban pada PT HOLCIM INDONESIA,TBK PLANT CC#2 CILACAP . Faktor daya yang rendah ini akan mempengaruhi kualitas daya listrik pada sistem kelistrikan suatu industri, oleh karena itu pada suatu industri sering dipasang capacitor bank yang digunakan untuk koreksi faktor daya dengan mengkompensasi daya reaktif yang pada akhirnya dapat menurunkan rugi-rugi daya, meningkatkan kapasitas saluran dan mengurangi drop voltage [8]. Pengoperasian switching pada capacitor bank dapat

Gambar 1. Tegangan lebih transien akibat capacitor bank switching [4] Selama terjadi perubahan tegangan yang disebabkan oleh switching capacitor bank, pada sistem akan dihasilkan ripple effect yang akan berosilasi sampai mencapai keadaan steady state. Capacitor bank switching selalu disertai dengan lonjakan arus yang dibatasi oleh impedansi dari sistem dan resistansi dari jaringan yang karakteristik arus transiennya dapat dilihat pada Gambar 2. Secara umum, kenaikan tegangan saat operasi switching pada capacitor bank dapat mencapai 2 kali nilai tegangan nominal dan pada umumnya 1.3-1.5 kali nilai tegangan nominal dengan frekwensi 300-900 Hz dengan durasi 0.5-3 cycle [4]. Peralatan listrik hanya dapat dapat bertahan sebentar

1

bila mendapatkan besaran kenaikan tegangan seperti itu dan apabila terjadi berulang kali, maka isolasi dari peralatan akan melemah dan semakin besar kemungkinan terjadinya breakdown, apabila hal ini terjadi tentu dapat membahayakan keamanan dari peralatan dan operator yang tentunya dapat merugikan suatu sistem dari segi teknis dan ekonomis.

I peak 1750

V LL I C1. I C 2 Leq I C1 I C 2

Hz

A

(3)

f 9.5 r

f .VLL I C1 I C 2 s Leq I C1. I C 2

(4)

Keterangan : VLL = tegangan sistem (line to line) Leq = induktansi ekivalen antara capacitor bank IC1 = arus yang melalui capacitor bank 1 IC2 = arus yang melelui capacitor bank 2 2.3 Dampak Yang Dihasilkan Capacitor Bank Switching Pada keadaan normal, tegangan lebih transien disebabkan oleh capacitor bank switching tidak dipertimbangkan pada sistem kelistrikan karena transien yang dihasilkan dibawah level peralatan pengaman pada sistem yang beroperasi pada 1.8 pu atau diatasnya[4]. Pada kondisi yang ganjil atau acak ketika prestrikes atau restrikes pada peralatan switching muncul,maka akan menghasilkan beberapa kerusakan baik pada peralatan switching itu sendiri maupun sistem secara keseluruhan [7]. Transien yang berkaitan dengan capacitor bank switching memungkinkan untuk menghasilkan kegagalan kerja trafo karena selama proses energizing trafo akan menghasilkan arus inrush yang kaya akan komponen harmonisa untuk periode yang panjang sampai 1s. Jika sistem menghasilkan resonansi paralel, maka akan dihasilkan dynamic overvoltage yang menyebabkan kegagalan arrester dan masalah pada peralatan yang sensitif terhadap fluktuatif tegangan. Permasalahan akan muncul ketika energizing trafo besar diikuti energize dari capacitor bank pada suatu industri karena dapat menyebabkan kegagalan isolasi pada trafo [7]. Pada adjustable speed drives (ASD) dapat mengalami kerusakan serius ketika terjadi transien yang disebabkan capacitor bank switching bahkan tanpa melibatkan peningkatan transien sekalipun karena pada adjustable speed drives (ASD) mengandung peralatan semikonduktor yang memiliki peak inverse voltage (PIV) dan rating metal oxide varistor (M0V) yang rendah dan digunakan untuk melindungi peralatan elektronika daya [7]. 2.4 Metode Untuk Mereduksi Tegangan Lebih Transien Ada beberapa metode yang digunakan untuk mereduksi yang digunakan untuk mereduksi tegangan lebih transien diantaranya adalah pre insertion inductor, surge arrester, dan synchronous closing breaker. Pre insertion inductor adalah teknologi yang banyak digunakan untuk mengurangi efek tegangan lebih transien pada sistem tenaga listrik. Teknologi ini termasuk teknologi konvensional tapi sangat efektif untuk mengurangi tegangan lebih transien. Pre insertion

Gambar 1. Arus transien akibat capacitor bank switching [4] 2.2 Back to back capacitor bank switching Pengoperasian capacitor bank secara back to back bisa dilakukan pada beberapa capacitor bank yang terpasang secara paralel pada satu bus. Pengoperaisan capacitor bank secara back to back dilakukan dengan switching pada capacitor bank secara bergantian. Back to back switching melibatkan energizing sebuah capacitor bank ketika capacitor bank lain dalam keadaan energize. Arus transien yang terjadi pada kasus ini melibatkan suatu prores interchange dimana arus yang disuplai dari sumber sistem dapat diabaikan [5]. Dalam pengertian bahwa arus dari sumber hanya dilibatkan pada capacitor bank switching yang pertama saja. Pada beberapa capacitor bank yang tersusun paralel pada suatu bus, maka arus transien yang mengalir ke capacitor bank tergantung dari reaktansi induktif antara step-step capacitor bank [5]. Untuk memperoleh arus dan frekuensi dari pengoperasian secara single capacitor dapat dilakukan pendekatan menurut ANSI standart C37.012-1979 [6] pada persamaan 1 dan 2 dengan rumus sebagai berikut :I peak 1.41 I sc . I c A

(1) (2)

fr f

s

I sc .I c Hz

Keterangan: Ipeak = arus puncak transien Isc = arus hubung singkat simetris (rms) Ic = arus yang mengalir pada kapasitor fr = frekuensi resonansi fs = frekuensi sistem Dan untuk mencari nilai arus dan frekuensi transien yang dihasilkan dari pengoperasian dua capacitor bank yang tersusun paralel pada satu bus secara back to back dapat digunakan rumus pendekatan menurut ANSI standart C37.0731-1973 [6] pada persamaan 3 dan 4:

2

inductor akan melengkapi impedansi sistem dengan pemasangannya pada sistem secara seri dengan capacitor bank. Pre insertion inductor ini akan membatasi arus transien yang dihasilkan dari capacitor bank switching. Pre insertion inductor ini terdiri dari beberapa jumlah lapisan atau gulungan yang terbuat dari bahan stainless steel atau aluminium yang dipenuhi filamen berlapis fiberglass untuk membentuk suatu kaca bening yang diperkuat dengan suatu tabung. Lapisan terluar dilapisi dengan mantel silicone alkid yang berfungsi sebagai ketahanan terhadap cuaca. Jika yang digunakan adalah gulungan stainless steel maka yang terbentuk adalah pre insertion inductor dengan tahanan tinggi (high resistance) sedangkan apabila yang digunakan adalah gulungan aluminium maka yang dihasilkan adalah pre insertion inductor dengan tahanan rendah (low resistance). Pre insertion inductor dengan high resistance akan menghasilkan suatu redaman yang sangat baik pada saat terjadi arus transien yang dihasilkan oleh capacitor bank switching. Penggunaan pre insertion inductor untuk high resistance dan low resistance harus memperhatikan pengaruh yang dihasilkan pada sistem pada saat mencapai tegangan steady. Jika penggunaan high resistance mengakibatkan penurunan tegangan pada sistem yang terlalu besar maka penggunaan low resistance sebaiknya direkomendasikan [8]. Nilai induktor dan resistor yang digunakan pada pre insertion inductor dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Nilai high resistance pre insertion inductor yang tersedia [8] System Capacitor Voltage Bank Size Inductor Rating (kV) (MVar) 3 to 11 18 mH - 39 ohm 35.5 12 to 22 10.6 mH - 17 ohm 4 to 18 18 mH -39 ohm 46 19 to 36 10.6 mH - 17 ohm 5 to 20 40 mH - 81 0hm 69 21 to 42 18 mH -39 ohm 115 138 10 to 60 13 to 75 40 mH - 81 0hm 40 mH - 81 0hm

Surge Arrester tipe gap dapat digunakan sebagai perlindungan pada capacitor bank saat terjadi tegangan lebih transien. Jika tegangan lebih transien terjadi maka tegangan ini akan menyalakan arrester sehingga capacitor bank akan discharge untuk mendisipasikan energi ke dalam arrester[8]. Synchronous closing breaker melibatkan penutupan kontak dari setiap phasa saat tegangan mendekati nol. Untuk menyempurnakan penutupan yang mendekati nol maka diperlukan suatu peralatan switching yang memiliki ketahanan dielektrik yang tinggi saat kontak bersentuhan. Meskipun sulit untuk mencapai nilai tegangan nol saat kontak bersentuhan, tapi pada dasarnya penutupan terjadi secara konsisten pada 0.5 ms [4]. PEMODELAN SISTEM KELISTRIKAN PT HOLCIM INDONESIA, TBK PLANT CC#2 CILACAP Sistem yang digunakan pada tugas akhir ini adalah sistem kelistrikan industri pada PT HOLCIM INDONESIA, TBK PLANT CC#2 CILACAP. Pada tugas akhir ini, simulasi dilakukan dengan menggunakan MATLAB Simulink 7.0 yang pemodelannya bisa dilihat pada Gambar 3. Data awal dari sistem dimodelkan dengan ETAP 4.0 sedangkan simulasi dalam tugas akhir ini menggunakan MATLAB Simulink7.0, maka SLD pada ETAP 4.0 t diubah ke Simulink 7.0 dengan parameter peralatan dan beban yang telah disesuaikan dengan data awalnya agar tidak terjadi perbedaan yang terlalu besar di antara penggunaan kedua software tersebut. 3.

Tabel 2. Nilai low resistance pre insertion inductor yang tersedia [8] System Capacitor Voltage Bank Size Inductor Rating (kV) (MVar) 34.5 3 to33 10 mH - 2.4 ohm 46 4 to 36 10 mH - 2.4 ohm 5 to 50 10 mH - 2.4 ohm 69 5 to 50 40 mH - 5.5 ohm 115 10 to 65 40 mH - 5.5 ohm 138 13 to 75 40 mH - 5.5 ohm 230 17 to 177 10 mH - 2.4 ohm

Gambar 3. Pemodelan sistem menggunakan MATLAB Simulink 7.0 Sistem terdiri dari sumber 150 kV: 50 Hz, Yn, 2000 MVAsc, X/R = 1. Trafo utama yang digunakan adalah

3

E12-1T1 dan trafo E12-1T2 dengan spesifikasi yang sama: 150/6.3 kV, 40 MVA, 50 Hz, /Yg. Capacitor bank terdapat pada bus capacitor 1 dan capacitor 2 yang masing-masing terdiri dari tiga capacitor bank dengan nilai masing-masing adalah 1 MVar yang pemodelannya dapat dilihat pada Gambar 4.

Lokasi Bus MSS 2 Bus Capacitor 1 Bus Capacitor 2

Persentase penurunan tegangan steady (%) 8.69 7.44 8.71

Arus steady (A) 3339.5 0 0

4.2 SIMULASI DENGAN CAPACITOR BANK SWITCHING Pengoperasian capacitor bank switching dalam tugas akhir ini dibagi menjadi dua metode yaitu secara single bank dan back to back. 4.2.1 PENGOPERASIAN CAPACITOR BANK SECARA SINGLE BANK (KAPASITOR TUNGGAL) Pengoperasian kapasitor secara single bank pada tugas akhir ini adalah pengoperasian yang dilakukan dengan switching pada capacitor bank pada waktu yang bersamaan. Pada tugas akhir ini, capacitor bank pada bus capacitor 1 dan capacitor 2 dimana pada masingmasing bus terdapat tiga capacitor bank dilakukan switching pada detik ke 0.02.

Gambar 4. Pemodelan capacitor bank menggunakan MATLAB Simulink 7.0 Beban pada tugas akhir ini menggunakan beban lump yang pemodelannya menggunakan MATLAB Simulink 7.0 dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 6. Gelombang tegangan bus MSS 1

Gambar 5. Pemodelan beban lump pada MATLAB Simulink 7.0 4. SIMULASI DAN ANALISIS 4.1 SIMULASI SISTEM AWAL SEBELUM ADANYA CAPACITOR BANK SWITCHING Kondisi awal sistem disimulasikan pada kondisi sebelum terjadi capacitor bank switching. Dari hasil simulasi didapatkan nilai arus dan tegangan pada kondisi awal seperti pada Tabel 3.Tabel 3. Arus dan tegangan pada kondisi sistem

Gambar 7. Gelombang arus sisi beban MSS 1 Dari hasil simulasi pada Gambar 6, bahwa sesaat setelah capacitor bank switching pada detik ke 0.02, muncul adanya kenaikan tegangan puncak transien (transient overvoltage) yang terjadi pada bus beban MSS 1. Pada bus MSS 1 terjadi kenaikan tegangan sesaat sebesar 6.8967 kV atau 1.34 pu dari tegangan nominal sebelum mencapai keadaan steady pada nilai level tegangan 4.970 kV, dimana pada level tegangan steady ini terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan sebelum adanya

awal Lokasi Persentase penurunan tegangan steady (%) 0.82 7.44 Arus steady (A)

Bus 150 kV Bus MSS 1

266 2970.5

4

capacitor bank sehingga presentase penurunan tegangan terhadap tegangan nominal menurun menjadi 3.3 %. Pada Gambar 7, untuk arus puncak transien yang dihasilkan pada sisi beban MSS 1 adalah sebesar 6194.8 A sebelum mencapai keadaan steady pada 2642 A, dimana telah terjadi penurunan arus puncak steady setelah switching jika dibandingkan dengan sebelum adanya capacitor bank. Dan untuk hasil simulasi pada pengoperasian secara single bank dapat dilihat pada Tabel 4.

Lokasi Bus MSS 1 Bus MSS 2 Bus Capacitor 1 Bus Capacitor 2

Kenaikan tegangan puncak transien (pu) 1.34 1.35 1.34 1.35

Arus puncak transien (A) 6194.8 7138.4 4230 4907

Tabel 5. Persentase penurunan tegangan steady pada konsisi awal Persentase penurunan tegangan Lokasi steady (%) Sebelum Setelah switching switching Bus 150 kV 0.82 0.82 Bus MSS 1 7.44 3.30 Bus MSS 2 8.69 3.57 Bus Capacitor 1 7.44 3.31 Bus Capacitor 2 8.71 3.59 4.2.2 PENGOPERASIAN CAPACITOR BANK SECARA BACK TO BACK Prinsip dari pengoperasian kapasitor secara back to back pada tugas akhir ini adalah melakukan switching untuk beberapa capacitor bank pada bus yang sama secara bergantian. Dalam tugas akhir ini back to back dilakukan pada bus Capacitor 1 dan bus Capacitor 2, dimana pada masing-masing bus terdiri dari tiga kapasitor bank. Pengoperasian back to back dilakukan dengan switching padacapacitor bank yang pertama pada t = 0.02. Selanjutnya pada saat capacitor bank yang pertama dalam keadaan energize, capacitor bank yang kedua dimasukkan pada t = 0.021, dan kemudian melakukan switching pada capacitor bank yang ketiga pada saat capacitor bank yang kedua dalam keadaan energize yaitu pada t = 0.024. Langkah yang sama dilakukan juga pada kapasitor di bus capacitor 2. Hasil simulasi menunjukkan bahwa karakteristik arus dan tegangan pada pengoperasian secara back to back hampir sama dengan single bank tapi dengan megnitudo yang lebih kecil karena pada pada pengoperasian secara back to back terjadi interchange untuk arus saat energize pada masing-masing capacitor bank pada bus yang sama. Perbandingan hasil simulasi antara pengoperasian secara back to back dan single bank dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7. Tabel 6. Perbandingan tegangan puncak transien secara single bank dan back to back Kenaikan tegangan puncak Lokasi transien (pu) Single bank Bus 150 kV Bus MSS 1 Bus MSS 2 Bus Capacitor 1 Bus Capacitor 2 1.04 1.34 1.35 1.34 1.35 Back to back 1.01 1.24 1.25 1.25 1.25

Gambar 8.Gelombang tegangan bus Capacitor 1

Gambar 9. Gelombang arus pada sisi Capacitor 1 Dari hasil simulasi pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa karakteristik tegangan pada bus capacitor 1 sesaat setelah switching pada saat t = 0.02 mengalami kenaikan tegangan puncak transien sebesar 6.8967 kV atau 1.34 pu dari tegangan nominal sebelum mencapai tegangan puncak steady sebesar 4.9695 V dimana terjadi peningkatan tegangan puncak steady pada saat setelah transien jika dibandingkan dengan sebelum adanya capacitor bank switching pada nilai persentase 3.3 %. Dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan arus puncak transien yang mengalir pada bus capacitor 1. Sebelum switching arus yang mengalir adalah nol karena breaker pada capacitor bank masih dalam keadaan open, sesaat setelah switching pada t = 0.02 terjadi kenaikan sesaat arus puncak transien yang mencapai 4230 A sebelum mencapai arus steady sebesar 1130 A. Tabel 4. Tegangan dan arus transien pengoperasian secara single bank Kenaikan tegangan Arus Lokasi puncak transien puncak (pu) transien (A) Bus 150 kV 1.04 525.1

5

Tabel 7. Perbandingan arus transien secara single bank dan back to back Lokasi Arus puncak transien (A) Single bank Bus 150 kV Bus MSS 1 Bus MSS 2 Bus Capacitor 1 Bus Capacitor 2 525.1 6194.8 7138.4 4230 4907 Back to back 397.83 4232 4804.5 2628 2953.2

4.2.3 PRE INSERTION INDUCTOR Metode yang digunakan untuk mengurangi efek transien yang dihasilkan dari capacitor bank switching salah satunya yang sering digunakan adalah dengan menyisipkan induktor (pre insertion inductor) yang pemodelannya dalam tugas akhir ini dapat dilihat pada Gambar 10. Pre insertion inductor pada prinsipnya adalah mnyisipkan nilai induktansi diantara capacitor bank. Induktansi ini akan membatasi arus transien selama proses energize. Hasil simulasi setelah pemasangan pre insertion inductor dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9.

Tabel 9. Hasil simulasi arus transien Arus puncak transien (A) Preinsertion Single Back to Lokasi inductor bank back 10 mH - 2.4 ohm Bus 150 kV 525.1 397.83 379.3 Bus MSS 1 6194.8 4232 4220 Bus MSS 2 7138.4 4804.5 4589 Bus Capacitor 1 4230 2628 2350 Bus Capacitor 2 4907 2953.2 2745.5 5. PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Dari hasil simulasi yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan: 1. Tegangan transien yang dihasilkan karena capacitor bank switching pada sistem tidak berpengaruh pada sisi sumber 150 kV karena tegangan transien yang dihasilkan hanya mencapai 1.04 pu. 2. Pengoperasian capacitor bank secara back to back menghasilkan arus dan tegangan transien yang lebih kecil jika dibandingkan dengan pengoperasian secara single bank. 3. Pengoperasian back to back hanya menghasilkan tegangan transien maksimum 1.25 pu pada sistem sedangkan pengoperasien single bank menghasilkan tegangan transien maksimum 1.35 pu. 4. Penggunaan pre insertion inductor sangat efektif untuk mengurangi efek transien yang dihasilkan dari capacitor bank switching sehingga mengurangi tegangan transien sampai 1 pu. 5. Penggunaan high resistance pre insertion inductor lebih optimal untuk mengurangi arus transien yang dihasilkan capacitor bank switching dibandingkan dengan low resistance pre insertion inductor tetapi harus diperhatikan penurunan tegangan steady yang dihasilkan setelah switching. 5.2 SARAN Dari hasil simulasi menunjukkan bahwa tegangan lebih transien yang dihasilkan pada sistem PT HOLCIM INDONESIA,TBK PLANT CC#2 CILACAP mencapai 1.25 pu pada pengoperasian secara back to back dan 1.35 pu pada pengoperasian secara single bank. Dan juga dapat dilihat bahwa penggunaan pre insertion inductor sangat efektif untuk mengurangi efek transien yang dihasilkan oleh capacitor bank switching. Sangat diharapkan ada penelitian lebih lanjut mengenai metode untuk mereduksi transien yang dihasilkan oleh capacitor bank switching dengan memperhatikan hasil simulasi dengan menggunakan pre insertion inductor yang masih mempunyai kelemahan dari segi nilai induktansi dan resistansinya, karena nilai ini berpengaruh terhadap tegangan steady sistem setelah

Gambar 10. Pemodelan pre insertion inductor menggunakan MATLAB Simulink 7.0 Tabel 8. Hasil simulasi tegangan puncak transien Tegangan puncak transien (pu) Pre-insertion Lokasi Single Back to inductor (10 bank back mH - 2.4 ohm) Bus 150 kV 1.01 1.01 1 Bus MSS 1 1.34 1.24 1.02 Bus MSS 2 1.35 1.25 1.00 Bus Capacitor 1 1.34 1.25 1.02 Bus Capacitor 2 1.35 1.25 1.00

6

switching sehingga nantinya diperoleh metode yang lebih baik dari segi teknis maupun biaya. Untuk mengetahui pengaruh transien pada sistem maka diharapkan adanya data spesifikasi detail peralatan dan seting pengaman pada sistem. DAFTAR PUSTAKA[1] [2] [3] [4] Longland, T., 1985. Power Capacitor Handbook: First Edition, London : Butterworth & Co (Publishers) Ltd. Tagare, D.M., 2004. Reactive Power Management, New Delhi : Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited. Pabla, A.S., 1994. Sistem Distribusi Daya Listrik, Jakarta : Penerbit Erlangga. Dugan, R.C., 2003. Electrical Power System Quality: Second Edition, New York : Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited. Das, J.C., 2005. Analysis And Control Large Shunt Capacitor Bank Switching Transient. IEEE Transactions on Industry Applications, Vol.41, No.6, November/December. Michael Beanland, P.E., Thomas, S., Joe Rostron, P.E., October 2004. Pre-insertion Resistors in High Voltage Capacitor Bank Switching. Western Protective Relay Conference, Spokane, WA. Hoonchareon, N., 1995. Transients in Electric Power Systems due to Shunt Capacitor Switching .ECE Technical Reports, Purdue Libraries. Camm, E.H., 1999. Shunt Capacitor Overvoltages And Reduction Technique. IEEE/PES Transmission And Distribution Conference And Exposition. ., 2008. Entergy: Power Quality Standarts For Electric Services,

[5]

[6]

[7]

[8] [9]

RIWAYAT HIDUP PENULIS Wahyu Riyadi - Penulis dilahirkan di Rembang pada 29 Mei 1987. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Teguh Wiyono dan Endang Sri Sugianti. Setelah menamatkan pendidikannya di SDN 1 Kedung Turi, penulis melanjutkan pendidikannya di SMPN 1 Taman. Setelah tamat sekolah menengah, penulis melanjutkan ke SMUN 15 Surabaya. Setelah lulus dari SMUN 15 Surabaya, penulis melanjutkan jenjang pendidikannya ke perguruan tinggi dan diterima di jurusan Teknik Elektro ITS melalui jalur SPMB dan mengambil konsentrasi bidang studi Teknik Sistem Tenaga. Selama kuliah penulis aktif menjadi Asisten dan Koordinator Asisten di Laboratorium Instrumentasi Pengukuran dan Identifikasi Sistem Tenaga (LIPIST) B- 204, yang sebelumnya bernama Laboratorium Pengukuran Listrik (Lab PL).

7