ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTOR FAKTOR ...

14
ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KELAPA SAWIT PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA TINJOWAN JURNAL GABRIEL N SIMANJUNTAK 120304126 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

Transcript of ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTOR FAKTOR ...

Page 1: ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTOR FAKTOR ...

ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTOR–

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KELAPA

SAWIT PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA

TINJOWAN

JURNAL

GABRIEL N SIMANJUNTAK

120304126

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Page 2: ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTOR FAKTOR ...

ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTOR–

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KELAPA

SAWIT PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA

TINJOWAN

Gabriel N Simanjuntak*), Sri Fajar Ayu**), Lily Fauzia***)

*) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara

**) Ketua Komisi Pembimbing di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

***) Anggota Komisi Pembimbing di Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh luas lahan, tenaga

kerja, pupuk dan pestisida terhadap produksi kelapa sawitdan menganalisis jumlah

produksi dan harga pada titik impas pada PT.Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha

Tinjowan. Metode penelitian yang digunakan dalam metode analisis data adalah

analisis regresi linear berganda dengan alat bantu SPSS 17 dan analisis break event

point. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu PTPN

IV Unit Usaha Tinjowan. Jenis data yang digunakan bersifat data runtut waktu (time

series). Hasil penelitian diperoleh bahwa faktor–faktor yang mempengaruhi

produksi kelapa sawit yaitu luas lahan, pupuk, tenaga kerja dan pestisida

berpengaruh nyata secara serempak terhadap produksi kelapa sawit di Unit Usaha

Tinjowan PT. Perkebunan Nusantara IV. Secara parsial hanya luas lahan, pupuk dan

tenaga kerja yang berpengaruh secara parsial terhadap produksi kelapa sawit,

sedangkan pestisida tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap produksi kelapa

sawit di Unit Usaha Tinjowan PT. Perkebunan Nusantara IV. Jumlah dan harga

produksi kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan selama

tahun 2010-2016 telah melampaui titik break even/titik impas dan memperoleh

keuntungan.

Kata Kunci: Break Even Point, Kelapa Sawit, Faktor Produksi

Page 3: ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTOR FAKTOR ...

THE ANALYSIS OF BREAK EVEN POINT AND FACTORS WHICH

AFFECT THE INCOME OF PT. PLANTATION NUSANTARA IV AT

TINJOWAN BUSINESS UNIT

Gabriel N. Simanjuntak*)

, Sri Fajar Ayu**)

, Lily Fauzia***)

*) Alumnus of Agribusiness Study Program, the Faculty of Agriculture

University of Sumatera Utara *)

Chairperson of the Advisory Committee, Agribusiness Study Program, the

Faculty of Agriculture, University of Sumatera Utara *)

Member of the Advisory Committee, Agribusiness Study Program, the

Faculty of Agriculture, University of Sumatera Utara

ABSTRACT

The objective of the research was to analyze the influence of land area,

manpower, and pesticide on oil palm production and to analyze the amount of

production and price in break event point at the Tinjowan Business Unit, PTPN IV.

The research area was determined purposively at Tinjowan Business Unit, PTPN IV.

The data were time series data; they were analyzed by using multiple linear

regression analysis with an SPSS 17 software program and break even point

analysis. The result of the research showed that, simultaneously, oil palm

production were land area, fertilizers, manpower, and pesticides had significant

influence on oil palm production; partially, only land area, fertilizers, and

manpower had the influence on oil palm production, while pesticide did not had any

significant influence on oil palm production at the Tinjowan Business Unit of PTPN

IV. The amount of production and the price of oil palm at the Tinjowan Business

Unit of PTPN IV in the period of 2010-20-16 had surpassed the break event point

and had profit.

Keywords: Break Event Point, Oil Palm, Production Factor

PENDAHULUAN

Latar belakang

Perkebunan sebagai bagian integral dari sektor pertanian merupakan salah

satu subsektor yang mempunyai peranan penting dan strategis dalam pembangunan

nasional. Peranannya terlihat nyata dalam penerimaan devisa negara melalui ekspor,

penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

baku berbagai industri dalam negeri, perolehan nilai tambah dan daya saing serta

pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

(Pusat Data dan Informasi Pertanian, 2014).

Page 4: ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTOR FAKTOR ...

Produksi kelapa sawit sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti luas

lahan, jumlah tenaga kerja, tahun tanam, pemupukan dan jumlah curah hujan.Faktor

luas lahan sangat mempengaruhi jumlah produksi kelapa sawit, semakin besar luas

lahan kelapa sawit, maka semakin besar pula produksi kelapa sawit yang dihasilkan

(Pahan, 2008).

Di dalam menyusun perencanaan penjualan, perusahaan membutuhkan

informasi tentang biaya–biaya yang dikeluarkan, baik pengeluaran tetap (fix cost)

maupun pengeluaran tambahan (variable cost). Pada tingkat penjualan berapa hal

harus dicapai oleh perusahaan agar memperoleh laba, atau pada tingkat penjualan

berapa yang harus dicapai oleh perusahaan agar mencapai titik impas, atau pada

tingkat penjualan berapa perusahaan akan menderita kerugian. Dalam hal ini, salah

satu alat bantu yang digunakan manajemen perusahaan adalah analisis Break Even

Point, yang merupakan bagian dari analisis biaya-volume-laba yaitu suatu analisis

yang memberikan informasi tentang berapa tingkat penjualan yang harus dicapai

agar perusahaan tidak menderita kerugian dan tidak memperoleh laba. Dan dari

analisis ini manajemen juga akan mengetahui berapa produk yang harus dijual untuk

mencapai laba yang ditargetkan (Rifka Juliaty, 2002).

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan tersebut, maka

berikut ini diidentifikasikan beberapa permasalahan yang akan diteliti sebagai

berikut:

1. Bagaimana pengaruh luas lahan, tenaga kerja, pupuk dan pestisida terhadap

produksi kelapa sawitpada PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan?

2. Bagaimana jumlah dan harga produksi pada titik impas (Break Event Point) pada

PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh luas lahan, tenaga kerja, pupuk dan pestisida

terhadap produksi kelapa sawitpada PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha

Tinjowan.

Page 5: ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTOR FAKTOR ...

2. Untuk menganalisis jumlah dan harga produksi pada titik impas pada PT.

Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan.

Kegunaan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka adapun kegunaan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai referensi yang digunakan oleh peneliti yang berkaitan dengan penelitian

di masa yang akan datang.

2. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian, Universitas

Sumatera Utara.

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka

Luas Lahan

Dipandang dari sudut efisiensi, semakin luas lahan yang diusahakan maka

semakin tinggi produksi dan pendapatan per kesatuan luasnya (Suratiyah, 2011).

Pupuk

Pupuk adalah bahan atau zat makanan yang diberikan atau ditambahkan pada

tanaman dengan maksud agar tanaman tersebut tumbuh. Pupuk yang diperlukan

tanaman untuk menambah unsur hara dalam tanah (Lingga dan Marsono, 2013).

Pestisida

Secara khusus, pestisida yang digunakan dibidang pengelolaan tanaman

disebut produk perlindungan tanaman atau pestisida pertanian

(Djojosumarto, 2008).

Tenaga Kerja

Penggunaan tenaga kerja tidak lepas dari kegiatan usahatani. Ketersediaan

tenaga kerja perlu dipersiapkan. Skala usaha akan mempengaruhi jumlah tenaga

kerja yang dibutuhkan dan menentukan pula jenis tenaga kerja yang diperlukan.

(Soetriono, dkk, 2003).

Landasan Teori

Teori Produksi

Produksi dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses atau aktivitas

ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input). Dengan demikian.

Page 6: ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTOR FAKTOR ...

Kegiatan produksi tersebut adalah mengombinasikan berbagai input untuk

menghasilkan output (Agung dkk, 2008).

Fungsi biaya total ini merinci biaya total yang dikenakan oleh perusahaan

untuk memproduksi suatu output tertentu selama kurun waktu tertentu. Para ahli

ekonomi mendefenisikan biaya ditinjau dari biaya alternatif atau opportunity cost.

Doktrin biaya alternatif menetapkan bahwa biaya dari suatu faktor produksi

merupakan nilai maksimum yang diproduksi oleh faktor ini dalam suatu penggunaan

alternatif (Suhartati, 2003).

Titik Impas (Break Event Point)

Menurut Rangkuti (2005), analisis Break Even Point (BEP) merupakan suatu

analisis yang digunakan untuk mempelajari keterkaitan antara biaya tetap, biaya

variabel, tingkat pendapatan pada berbagai tingkat operasional dan volume produksi.

BEP dapat dihitung dengan tigacara yaitu:

a. Break Even Point (BEP) Produksi

Rumus perhitungan BEP Produksi seperti berikut:

BEP Produksi (Kg) =

Keterangan:

BEP = Break Even Point (Titik Impas) produksi

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)

AVC = AverageVariable Cost (Rata-Rata Biaya Variabel)

P = Harga Produk

(Suratiyah, 2008)

b.Break Even Point (BEP) Harga

Rumus perhitungan BEP Harga seperti berikut:

BEP Harga (Rp/Kg) =

Keterangan:

BEP = Break Even Point (Titik Impas) Harga.

TC = Total Cost (Total Biaya)

Y = Produksi

(Suratiyah, 2008)

a. Break Even Point (BEP) dalam satuan uang penjualan Rupiah

Page 7: ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTOR FAKTOR ...

Titik impas multi produk dalam unit akan tercapai dengan membagi nilai titik impas

dalam rupiah dengan harga jual gabungan masing-masing jenis produk. Ini berarti,

titik impas multiproduk akan tercapai jika masing-masing produk dijual dengan

komposisi volume penjualan. Berikut rumus untuk menghitung break even point

menurut (Hansen dan Mowen, 2005).

TC = Biaya Tetap

TVC = Biaya Variabel

TR = Volume Penjualan

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara Unit Usaha Tinjowan,

Kabupaten Simalungun. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

(purposive), dengan pertimbangan bahwa produksi TBS kelapa sawit Unit Usaha

Tinjowan mengalami penurunan produksi TBS terbesar setelah Unit Usaha Pabatu

pada tahun 2015.

Metode Pengambilan Sampel

Data di penelitian ini menggunakan data runtut waktu (time series) yaitu data

tahunan. Jumlah data dari produksi, penggunaan luas lahan, pupuk, tenaga kerja, dan

pestisida selama 10 tahun akan dijadikan sebagai sampel di penelitian. Sedangkan

data break even point digunakan data biaya, harga TBS, dan produksi.

Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

teknik dokumentasi, yakni peneliti mengumpulkan data sekunder yang diperoleh

dari PTPN IV Unit Usaha Tinjowan.

MetodeAnalisis Data

Untuk membuktikanhipotesis (1), yaitu untuk menganalisis pengaruh luas lahan,

pupuk, pestisida, dan tenaga kerja terhadap produksi kelapa sawit PTPN IV Kebun

Tinjowandigunakan model penduga regresi linear berganda dengan metode OLS

(OrdinaryLeast Squares).

BEP Rupiah (Rp) =

Page 8: ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTOR FAKTOR ...

Model tersebut diaplikasikan untuk melihat pengaruh antara luas lahan,pupuk,

pestisida, dan tenaga kerja terhadap produksi kelapa sawit sehingga secara sistematis

dapat ditulis sebagai berikut:

= a + + + + + e

Dimana:

Y = Produksi Kelapa Sawit (Kg)

= Luas Lahan (Ha)

= Pupuk (Kg)

= Pestisida (liter)

= Jumlah Tenaga Kerja (orang)

a = Konstanta

= Koefisien Regresi

e = Error Term

Untuk membuktikan hipotesis (2), yaitu untuk menganalis jumlah produksi dan

harga pada titik impas pada PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan,

digunakan analisis Break Even Point sebagai berikut:

Perhitungan titik impas (Break Even Point) dengan menggunakan aljabar dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu break event point produksi dan break event point

harga.

a. Break Even Point (BEP) Produksi

Rumus perhitungan BEP Produksi seperti berikut:

BEP PRODUKSI (Kg) =

Keterangan:

BEP = Break Even Point (Titik Impas) produksi

FC= Fixed Cost (Biaya Tetap)

AVC= AverageVariable Cost (Rata-Rata Biaya Variabel)

P= Harga Produk

b. Break Even Point (BEP) Harga

Rumus perhitungan BEP Harga seperti berikut:

BEP Harga (Rp/Kg) =

Page 9: ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTOR FAKTOR ...

Keterangan:

BEP = Break Even Point (Titik Impas) Harga.

TC =Total Cost (Total Biaya)

Y = Produksi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Hipotesis 1 Terdapat Pengaruh Luas Lahan, Tenaga kerja, Pupuk

dan Pestisida terhadap Produksi Kelapa Sawitpada PT. Perkebunan Nusantara

IV Unit Usaha Tinjowan

Setelah dilakukan pengujian asumsi regresi linier berganda dilakukan

pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit didapatkan hasil

akhir dari estimasi pengaruh luas lahan, pupuk, tenaga kerja, dan pestisida terhadap

produksi kelapa sawit sebagai berikut:

Tabel 12. Hasil Uji F (Serempak)

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 9.799E14 4 2.450E14 14.193 .006a

Residual 8.631E13 5 1.726E13

Total 1.066E15 9

a. Predictors: (Constant), Pestisida, Luas Lahan, Pupuk, Tenaga Kerja

b. Dependent Variable: Produksi TBS

Dari Tabel Anova pada lampiran, diperoleh signifikansi F adalah sebesar 0,006

(<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ditolak dan diterima, yang berarti

variabel bebas (luas lahan, pupuk, tenaga kerja dan pestisida) secara serempak

berpengaruh nyata terhadap variabel terikat produksi kelapa sawit.

Tabel 13. Hasil Analisis Pengaruh Luas Lahan, Tenaga Kerja, Pupuk dan

Pestisida

No Variabel Koef. Regresi Sig.

1. Konstanta 3,156 0,289

2. Luas Lahan 21024,781 0,014

3. Pupuk 4,225 0,039

4. Tenaga Kerja -124657,315 0,025

5. Pestisida 535,341 0,141

R Square ( ) 0,919

Page 10: ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTOR FAKTOR ...

Sumber: Data Sekunder, Diolah

Dari Tabel dapat diperoleh persamaan:

Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi R Square ( )

yang diperoleh adalah sebesar 0,919. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 91,9%

variabel bebas (luas lahan, pupuk, tenaga kerja, dan pestisida) berpengaruh terhadap

variabel terikat produksi kelapa sawit. Sedangkan sisanya 8,1 % dipengaruhi oleh

variabel bebas atau faktor lain yang belum dimasukkan ke dalam model.

Secara parsial variabel bebas tersebut ada yang berpengaruh nyata dan ada

tidak berpengaruh nyata. Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi t luas

lahan ( ) adalah sebesar 0,014 (< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ditolak dan

diterima, yang berarti variabel bebas luas lahan secara parsial berpengaruh nyata

terhadap produksi kelapa sawit. Angka 21.024,781 menunjukkan besarnya koefisien

regresi . Nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 21.024,781. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap adanya penambahan luas lahan 1 ha, maka akan terjadi

penambahan produksi kelapa sawitsebesar 21.024,781 kg.

Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi t pupuk ( ) adalah

sebesar 0,014 (< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ditolak dan diterima, yang

berarti variabel bebas pupuk secara parsial berpengaruh nyata terhadap produksi

kelapa sawit.Angka 4,225 menunjukkan besarnya koefisien regresi .Nilai

koefisien regresi bertanda positif sebesar 4,225. Hal ini menunjukkan bahwa setiap

adanya penambahan pupuk 1 kg, maka akan terjadi penambahan produksi kelapa

sawit sebesar 4,225 kg.

Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi t tenaga kerja ( )

adalah sebesar 0,025 (< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ditolak dan

diterima, yang berarti variabel bebas tenaga kerja secara parsial berpengaruh nyata

terhadap produksi kelapa sawit. Angka 124.657,315 menunjukkan besarnya

koefisien regr esi . Nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 124.657,315.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap adanya penambahan 1 orang tenaga kerja, maka

akan terjadi penurunan produksi kelapa sawit sebesar 124.657,315 kg. Nilai

koefisien regresi bertanda negatif disebabkan karena hanya pada tahun 2010, 2011

Page 11: ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTOR FAKTOR ...

dan 2016 dengan nilai elastisitas tenaga kerja antara 0 sampai 1 (0<Ep<1) atau

disebut dengan daerah rasional. Sedangkan pada tahun yang lainnya memiliki nilai

elastisitas tenaga kerja Ep > 1 dan Ep < 0 atau disebut daerah irasional, karena

perusahaan dianggap tidak rasional dengan terus menambahkan input tenaga kerja

karna akan menurunkan produksi.

Analisis Produksi TBS Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit

Usaha Tinjowan

Luas areal lahan yang digunakan sebagai kebun tanaman kelapa sawit yaitu

seluas 4531,32 ha.Besarnya produksi kelapa sawit yang dihasilkan oleh

PT.Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan dipengaruhi olehjumlah

produksi kelapa sawit yang dihasilkan dari kebun Tinjowan.Besarnya produksi

kelapa sawit mengalami perubahan dari tahun 2010 sampaidengan tahun 2016 yang

dapat dilihat dari Tabel 14 berikut:

Tabel 14. Produksi TBS Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Unit

Usaha Tinjowan Tahun 2010-2016

Tahun Produksi TBS (Kg)

2010 84.391.520

2011 91.425.160

2012 89.134.710

2013 80.573.720

2014 78.872.540

2015 73.617.630

2016 67.138.250

Berdasarkan Tabel dapat diketahui jumlah produksi kelapa sawit tiap

tahunnya mengalami fluktuasi. Produksi TBS tertinggi diperoleh pada tahun 2011

sebanyak 91.425.1960 kg dengan persentase produksi sebesar 16,17% diperoleh dari

hasil pengelolaan usahatani kelapa sawit dimulai dari penanaman, pemeliharaan,

pemupukan hingga sampai panen. Dan produksi TBS terendah diperoleh pada tahun

2016 dengan produksi TBS 67.138.250 kg, dengan persentase 11,87%.

Analisis Penerimaan dari Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di PT.

Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan

Tabel 17. Produksi, Harga dan Penerimaan dari Tandan Buah Segar (TBS)

Kelapa Sawit Tahun 2010-2016

Tahun Produksi TBS (Kg) Harga (Rp) Penerimaan (Rp)

2010 84.391.520 2.127 179.500.763.040

Page 12: ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTOR FAKTOR ...

2011 91.425.160 2.252 205.889.460.320

2012 89.134.710 2.216 197.522.517.360

2013 80.573.720 2.199 177.181.610.280

2014 78.872.540 2.301 181.485.714.540

2015 73.617.630 2.293 168.805.225.590

2016 67.138.250 2.248 150.926.786.000

Penerimaan tertinggi selama tahun 2010-2016 yaitu terjadi pada tahun 2011

sebesar Rp 205.889.460.320. Hal ini dikarenakan jumlah produksi tandan buah segar

yang sangat tinggi yaitu 91.425.160kg, dan harga produksi sebesar Rp. 2.252 per kg,

sehingga meskipun harga produksi pada tahun 2011 bukan merupakan harga

produksi tertinggi pada periode waktu tahun 2010-2016, namun karena dipengaruhi

oleh jumlah produksi pada tahun itu, maka diperoleh penerimaan tertinggi di tahun

2011 tersebut.

Hasil Uji Hipotesis 2 Analisis Jumlah dan Harga Produksi Kelapa Sawit pada

Titik impas (Break Event Point) pada PT. Perkebunan Nusantara IV Unit

Usaha Tinjowan

Nilai BEP atas dasar harga menunjukkan seberapa besar minimal harga yang

harus dicapai perusahaan agar terhindar dari kerugian. Nilai BEP atas dasar unit dan

nilai BEP atas dasar harga tersaji pada Tabel 18 berikut:

Tabel 18.Break Even Point (BEP) atas dasar Unit atau Jumlah Produksi pada

PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan Tahun 2010-

2016

Tahun Jumlah Biaya

Tetap (Rp)

Jumlah Biaya

Variabel (Rp)

Produksi

Kelapa

Sawit (Kg)

Biaya

Variabel

Per Unit

Harga

(Rp)

BEP

Produksi

(Kg)

2010 15.543.832.229 49.081.285.167 84.391.520 581,59 2.127 10.058.065

2011 16.648.429.969 52.255.553.885 91.425.160 571,57 2.252 9.907.223

2012 18.231.231.176 37.788.681.606 89.134.710 423,95 2.216 10.173.396

2013 20.253.861.761 39.434.486.384 80.573.720 489,42 2.199 11.847.282

2014 20.144.193.828 39.059.771.373 78.872.540 495,23 2.301 11.155.438

2015 22.821.665.773 38.510.667.575 73.617.630 523,12 2.293 12.894.452

2016 31.655.603.421 32.248.718.946 67.138.250 480,33 2.248 17.908.095

Nilai BEP atas dasar unit menunjukkan seberapa besar minimal produksi

yang harus dicapai perusahaan tersebut selama satu tahun agar terhindar dari

kerugian atau telah mampu menutup semua biaya, baik biaya tetap maupun biaya

Page 13: ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTOR FAKTOR ...

variabelnya. Berdasarkan Tabel, dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-2016

nilai BEP selalu mengalami perubahan.

Tabel 19.Break Even Point (BEP) atas dasar Harga pada PT. Perkebunan

Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan Tahun 2010-2016

Tahun Jumlah Biaya

Tetap (Rp)

Jumlah Biaya

Variabel (Rp)

Total Biaya

(Rp)

Jumlah

Produksi

Kelapa

Sawit

BEP

Harga

(Rp/Kg)

2010 15.543.832.229 49.081.285.167 64.625.117.396 84.391.520 765,78

2011 16.648.429.969 52.255.553.885 68.903.983.854 91.425.160 753,67

2012 18.231.231.176 37.788.681.606 56.019.912.782 89.134.710 628,49

2013 20.253.861.761 39.434.486.384 59.688.348.145 80.573.720 740,79

2014 20.144.193.828 39.059.771.373 59.203.965.201 78.872.540 750,63

2015 22.821.665.773 38.510.667.575 61.332.333.348 73.617.630 833,12

2016 31.655.603.421 32.248.718.946 63.904.322.367 67.138.250 951,83

Berdasarkan Tabel 19, dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-2016 nilai

BEP atas dasar harga selalu mengalami perubahan yaitu mengalami penurunan pada

tahun 2010 sampai tahun 2012 dan kembali mengalami peningkatan pada tahun

2013 sampai tahun 2016.

Nilai BEP atas dasar harga tersebut jika dibandingkan dengan jumlah

penerimaan TBS, minyak dan inti sawit, maka dapat dikatakan bahwa jumlah

penerimaan TBS kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha

Tinjowan telah melampaui break even point/titik impas. Hal ini menunjukkan bahwa

PT. Perkebunan Nusantara IV Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan telah

mendapatkan keuntungan dari usaha tani kelapa sawit yang dikelolanya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Faktor–faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit yaitu luas lahan, pupuk,

tenaga kerja dan pestisida berpengaruh nyata secara serempak terhadap produksi

kelapa sawit di Unit Usaha Tinjowan PT. Perkebunan Nusantara IV. Secara

parsial hanya luas lahan, pupuk dan tenaga kerja yang berpengaruh secara parsial

terhadap produksi kelapa sawit, sedangkan pestisida tidak berpengaruh nyata

secara parsial terhadap produksi kelapa sawit di Unit Usaha Tinjowan PT.

Perkebunan Nusantara IV

Page 14: ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTOR FAKTOR ...

2. Jumlah dan harga produksi dari usaha tani kelapa sawit di PT. Perkebunan

Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan selama tahun 2010–2016 telah

melampaui titik break even/titik impas dan memperoleh keuntungan.

Saran

1. Perencanaan usaha sangat dibutuhkan untuk dapat memaksimalkan produktivitas.

Jumlah tenaga kerja, pupuk, pestisida dan jumlah pohon per ha akan berdampak

pada biaya (pengeluaran), namun jika kinerja sudah maksimal dan disesuaikan

dengan kebutuhan, maka nilai biaya yang dikeluarkan tersebut akan kembali

sebagai profit dengan nilai yang berlipat.

2. Ada baiknya pihak pengelola perkebunan membuat pembukuan yang lebih detail

agar dapat mengetahui faktor-faktor penghambat usaha tani sehingga pengelolaan

lebih baik dan spesifik.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, I Gusti Ngurah Agung.N Haidy A Pasay.Sugiharso. 2008. Teori Ekonomi

Mikro : Suatu Analisis Produksi Terapan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Djojosumarto, Panut. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta : Agromedia Pustaka

Hansen D. R., Maryanne M. Mowen (2005), Edisi 7. Akuntansi Manajemen. Jakarta:

Penerbit Salemba Empat.

Lingga, Pinus dan Marsono. 2013. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta : Penebar

Swadaya.

Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis dari Hulu

hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pusat Data dan Informasi Pertanian .2010. Publikasi Outlook Komoditas Perkebunan

Tahun 2010.Kementerian Pertanian,Jakarta.

Rifka, Juliaty. 2002. Analisis Laporan Keuangan; Konsep dan Aplikasi. Cetakan

Kedua (Revisi). Yogyakarta : YKPN

Soetriono, dkk. 2003. Pengantar Ilmu Pertanian. Jember : Bayumedia Publishing.

Suratiyah, Ken. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suratiyah, Ken. 2011. Ilmu Usaha Tani. Jakarta : Penebar Swadaya. Cet-4