ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTOR FAKTOR ...

of 14 /14
ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KELAPA SAWIT PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA TINJOWAN JURNAL GABRIEL N SIMANJUNTAK 120304126 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

Embed Size (px)

Transcript of ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTOR FAKTOR ...

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KELAPA
SAWIT PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA
TINJOWAN
JURNAL
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KELAPA
SAWIT PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA
TINJOWAN
Utara
Universitas Sumatera Utara
Pertanian Universitas Sumatera Utara
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh luas lahan, tenaga
kerja, pupuk dan pestisida terhadap produksi kelapa sawitdan menganalisis jumlah
produksi dan harga pada titik impas pada PT.Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha
Tinjowan. Metode penelitian yang digunakan dalam metode analisis data adalah
analisis regresi linear berganda dengan alat bantu SPSS 17 dan analisis break event
point. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu PTPN
IV Unit Usaha Tinjowan. Jenis data yang digunakan bersifat data runtut waktu (time
series). Hasil penelitian diperoleh bahwa faktor–faktor yang mempengaruhi
produksi kelapa sawit yaitu luas lahan, pupuk, tenaga kerja dan pestisida
berpengaruh nyata secara serempak terhadap produksi kelapa sawit di Unit Usaha
Tinjowan PT. Perkebunan Nusantara IV. Secara parsial hanya luas lahan, pupuk dan
tenaga kerja yang berpengaruh secara parsial terhadap produksi kelapa sawit,
sedangkan pestisida tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap produksi kelapa
sawit di Unit Usaha Tinjowan PT. Perkebunan Nusantara IV. Jumlah dan harga
produksi kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan selama
tahun 2010-2016 telah melampaui titik break even/titik impas dan memperoleh
keuntungan.
TINJOWAN BUSINESS UNIT
Gabriel N. Simanjuntak *)
, Sri Fajar Ayu **)
University of Sumatera Utara *)
Faculty of Agriculture, University of Sumatera Utara *)
Member of the Advisory Committee, Agribusiness Study Program, the
Faculty of Agriculture, University of Sumatera Utara
ABSTRACT
The objective of the research was to analyze the influence of land area,
manpower, and pesticide on oil palm production and to analyze the amount of
production and price in break event point at the Tinjowan Business Unit, PTPN IV.
The research area was determined purposively at Tinjowan Business Unit, PTPN IV.
The data were time series data; they were analyzed by using multiple linear
regression analysis with an SPSS 17 software program and break even point
analysis. The result of the research showed that, simultaneously, oil palm
production were land area, fertilizers, manpower, and pesticides had significant
influence on oil palm production; partially, only land area, fertilizers, and
manpower had the influence on oil palm production, while pesticide did not had any
significant influence on oil palm production at the Tinjowan Business Unit of PTPN
IV. The amount of production and the price of oil palm at the Tinjowan Business
Unit of PTPN IV in the period of 2010-20-16 had surpassed the break event point
and had profit.
PENDAHULUAN
satu subsektor yang mempunyai peranan penting dan strategis dalam pembangunan
nasional. Peranannya terlihat nyata dalam penerimaan devisa negara melalui ekspor,
penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan
baku berbagai industri dalam negeri, perolehan nilai tambah dan daya saing serta
pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
(Pusat Data dan Informasi Pertanian, 2014).
Produksi kelapa sawit sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti luas
lahan, jumlah tenaga kerja, tahun tanam, pemupukan dan jumlah curah hujan.Faktor
luas lahan sangat mempengaruhi jumlah produksi kelapa sawit, semakin besar luas
lahan kelapa sawit, maka semakin besar pula produksi kelapa sawit yang dihasilkan
(Pahan, 2008).
informasi tentang biaya–biaya yang dikeluarkan, baik pengeluaran tetap (fix cost)
maupun pengeluaran tambahan (variable cost). Pada tingkat penjualan berapa hal
harus dicapai oleh perusahaan agar memperoleh laba, atau pada tingkat penjualan
berapa yang harus dicapai oleh perusahaan agar mencapai titik impas, atau pada
tingkat penjualan berapa perusahaan akan menderita kerugian. Dalam hal ini, salah
satu alat bantu yang digunakan manajemen perusahaan adalah analisis Break Even
Point, yang merupakan bagian dari analisis biaya-volume-laba yaitu suatu analisis
yang memberikan informasi tentang berapa tingkat penjualan yang harus dicapai
agar perusahaan tidak menderita kerugian dan tidak memperoleh laba. Dan dari
analisis ini manajemen juga akan mengetahui berapa produk yang harus dijual untuk
mencapai laba yang ditargetkan (Rifka Juliaty, 2002).
Identifikasi Masalah
berikut:
1. Bagaimana pengaruh luas lahan, tenaga kerja, pupuk dan pestisida terhadap
produksi kelapa sawitpada PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan?
2. Bagaimana jumlah dan harga produksi pada titik impas (Break Event Point) pada
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh luas lahan, tenaga kerja, pupuk dan pestisida
terhadap produksi kelapa sawitpada PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha
Tinjowan.
2. Untuk menganalisis jumlah dan harga produksi pada titik impas pada PT.
Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan.
Kegunaan Penelitian
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai referensi yang digunakan oleh peneliti yang berkaitan dengan penelitian
di masa yang akan datang.
2. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka
Luas Lahan
Dipandang dari sudut efisiensi, semakin luas lahan yang diusahakan maka
semakin tinggi produksi dan pendapatan per kesatuan luasnya (Suratiyah, 2011).
Pupuk
Pupuk adalah bahan atau zat makanan yang diberikan atau ditambahkan pada
tanaman dengan maksud agar tanaman tersebut tumbuh. Pupuk yang diperlukan
tanaman untuk menambah unsur hara dalam tanah (Lingga dan Marsono, 2013).
Pestisida
disebut produk perlindungan tanaman atau pestisida pertanian
(Djojosumarto, 2008).
Tenaga Kerja
tenaga kerja perlu dipersiapkan. Skala usaha akan mempengaruhi jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan dan menentukan pula jenis tenaga kerja yang diperlukan.
(Soetriono, dkk, 2003).
Produksi dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses atau aktivitas
ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input). Dengan demikian.
Kegiatan produksi tersebut adalah mengombinasikan berbagai input untuk
menghasilkan output (Agung dkk, 2008).
Fungsi biaya total ini merinci biaya total yang dikenakan oleh perusahaan
untuk memproduksi suatu output tertentu selama kurun waktu tertentu. Para ahli
ekonomi mendefenisikan biaya ditinjau dari biaya alternatif atau opportunity cost.
Doktrin biaya alternatif menetapkan bahwa biaya dari suatu faktor produksi
merupakan nilai maksimum yang diproduksi oleh faktor ini dalam suatu penggunaan
alternatif (Suhartati, 2003).
Menurut Rangkuti (2005), analisis Break Even Point (BEP) merupakan suatu
analisis yang digunakan untuk mempelajari keterkaitan antara biaya tetap, biaya
variabel, tingkat pendapatan pada berbagai tingkat operasional dan volume produksi.
BEP dapat dihitung dengan tigacara yaitu:
a. Break Even Point (BEP) Produksi
Rumus perhitungan BEP Produksi seperti berikut:
BEP Produksi (Kg) =
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
AVC = AverageVariable Cost (Rata-Rata Biaya Variabel)
P = Harga Produk
Rumus perhitungan BEP Harga seperti berikut:
BEP Harga (Rp/Kg) =
TC = Total Cost (Total Biaya)
Y = Produksi
(Suratiyah, 2008)
a. Break Even Point (BEP) dalam satuan uang penjualan Rupiah
Titik impas multi produk dalam unit akan tercapai dengan membagi nilai titik impas
dalam rupiah dengan harga jual gabungan masing-masing jenis produk. Ini berarti,
titik impas multiproduk akan tercapai jika masing-masing produk dijual dengan
komposisi volume penjualan. Berikut rumus untuk menghitung break even point
menurut (Hansen dan Mowen, 2005).
TC = Biaya Tetap
TVC = Biaya Variabel
TR = Volume Penjualan
Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara Unit Usaha Tinjowan,
Kabupaten Simalungun. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
(purposive), dengan pertimbangan bahwa produksi TBS kelapa sawit Unit Usaha
Tinjowan mengalami penurunan produksi TBS terbesar setelah Unit Usaha Pabatu
pada tahun 2015.
Metode Pengambilan Sampel
Data di penelitian ini menggunakan data runtut waktu (time series) yaitu data
tahunan. Jumlah data dari produksi, penggunaan luas lahan, pupuk, tenaga kerja, dan
pestisida selama 10 tahun akan dijadikan sebagai sampel di penelitian. Sedangkan
data break even point digunakan data biaya, harga TBS, dan produksi.
Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
teknik dokumentasi, yakni peneliti mengumpulkan data sekunder yang diperoleh
dari PTPN IV Unit Usaha Tinjowan.
MetodeAnalisis Data
Untuk membuktikanhipotesis (1), yaitu untuk menganalisis pengaruh luas lahan,
pupuk, pestisida, dan tenaga kerja terhadap produksi kelapa sawit PTPN IV Kebun
Tinjowandigunakan model penduga regresi linear berganda dengan metode OLS
(OrdinaryLeast Squares).
pestisida, dan tenaga kerja terhadap produksi kelapa sawit sehingga secara sistematis
dapat ditulis sebagai berikut:
= Luas Lahan (Ha)
Untuk membuktikan hipotesis (2), yaitu untuk menganalis jumlah produksi dan
harga pada titik impas pada PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan,
digunakan analisis Break Even Point sebagai berikut:
Perhitungan titik impas (Break Even Point) dengan menggunakan aljabar dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu break event point produksi dan break event point
harga.
BEP PRODUKSI (Kg) =
FC= Fixed Cost (Biaya Tetap)
AVC= AverageVariable Cost (Rata-Rata Biaya Variabel)
P= Harga Produk
BEP Harga (Rp/Kg) =
TC =Total Cost (Total Biaya)
Y = Produksi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Hipotesis 1 Terdapat Pengaruh Luas Lahan, Tenaga kerja, Pupuk
dan Pestisida terhadap Produksi Kelapa Sawitpada PT. Perkebunan Nusantara
IV Unit Usaha Tinjowan
pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit didapatkan hasil
akhir dari estimasi pengaruh luas lahan, pupuk, tenaga kerja, dan pestisida terhadap
produksi kelapa sawit sebagai berikut:
Tabel 12. Hasil Uji F (Serempak)
ANOVA b
1 Regression 9.799E14 4 2.450E14 14.193 .006 a
Residual 8.631E13 5 1.726E13
b. Dependent Variable: Produksi TBS
Dari Tabel Anova pada lampiran, diperoleh signifikansi F adalah sebesar 0,006
(<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ditolak dan diterima, yang berarti
variabel bebas (luas lahan, pupuk, tenaga kerja dan pestisida) secara serempak
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat produksi kelapa sawit.
Tabel 13. Hasil Analisis Pengaruh Luas Lahan, Tenaga Kerja, Pupuk dan
Pestisida
1. Konstanta 3,156 0,289
3. Pupuk 4,225 0,039
5. Pestisida 535,341 0,141
Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi R Square ( )
yang diperoleh adalah sebesar 0,919. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 91,9%
variabel bebas (luas lahan, pupuk, tenaga kerja, dan pestisida) berpengaruh terhadap
variabel terikat produksi kelapa sawit. Sedangkan sisanya 8,1 % dipengaruhi oleh
variabel bebas atau faktor lain yang belum dimasukkan ke dalam model.
Secara parsial variabel bebas tersebut ada yang berpengaruh nyata dan ada
tidak berpengaruh nyata. Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi t luas
lahan ( ) adalah sebesar 0,014 (< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ditolak dan
diterima, yang berarti variabel bebas luas lahan secara parsial berpengaruh nyata
terhadap produksi kelapa sawit. Angka 21.024,781 menunjukkan besarnya koefisien
regresi . Nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 21.024,781. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap adanya penambahan luas lahan 1 ha, maka akan terjadi
penambahan produksi kelapa sawitsebesar 21.024,781 kg.
Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi t pupuk ( ) adalah
sebesar 0,014 (< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ditolak dan diterima, yang
berarti variabel bebas pupuk secara parsial berpengaruh nyata terhadap produksi
kelapa sawit.Angka 4,225 menunjukkan besarnya koefisien regresi .Nilai
koefisien regresi bertanda positif sebesar 4,225. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
adanya penambahan pupuk 1 kg, maka akan terjadi penambahan produksi kelapa
sawit sebesar 4,225 kg.
adalah sebesar 0,025 (< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ditolak dan
diterima, yang berarti variabel bebas tenaga kerja secara parsial berpengaruh nyata
terhadap produksi kelapa sawit. Angka 124.657,315 menunjukkan besarnya
koefisien regr esi . Nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 124.657,315.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap adanya penambahan 1 orang tenaga kerja, maka
akan terjadi penurunan produksi kelapa sawit sebesar 124.657,315 kg. Nilai
koefisien regresi bertanda negatif disebabkan karena hanya pada tahun 2010, 2011
dan 2016 dengan nilai elastisitas tenaga kerja antara 0 sampai 1 (0<Ep<1) atau
disebut dengan daerah rasional. Sedangkan pada tahun yang lainnya memiliki nilai
elastisitas tenaga kerja Ep > 1 dan Ep < 0 atau disebut daerah irasional, karena
perusahaan dianggap tidak rasional dengan terus menambahkan input tenaga kerja
karna akan menurunkan produksi.
Analisis Produksi TBS Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit
Usaha Tinjowan
Luas areal lahan yang digunakan sebagai kebun tanaman kelapa sawit yaitu
seluas 4531,32 ha.Besarnya produksi kelapa sawit yang dihasilkan oleh
PT.Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan dipengaruhi olehjumlah
produksi kelapa sawit yang dihasilkan dari kebun Tinjowan.Besarnya produksi
kelapa sawit mengalami perubahan dari tahun 2010 sampaidengan tahun 2016 yang
dapat dilihat dari Tabel 14 berikut:
Tabel 14. Produksi TBS Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Unit
Usaha Tinjowan Tahun 2010-2016
Tahun Produksi TBS (Kg)
tahunnya mengalami fluktuasi. Produksi TBS tertinggi diperoleh pada tahun 2011
sebanyak 91.425.1960 kg dengan persentase produksi sebesar 16,17% diperoleh dari
hasil pengelolaan usahatani kelapa sawit dimulai dari penanaman, pemeliharaan,
pemupukan hingga sampai panen. Dan produksi TBS terendah diperoleh pada tahun
2016 dengan produksi TBS 67.138.250 kg, dengan persentase 11,87%.
Analisis Penerimaan dari Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di PT.
Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan
Tabel 17. Produksi, Harga dan Penerimaan dari Tandan Buah Segar (TBS)
Kelapa Sawit Tahun 2010-2016
2010 84.391.520 2.127 179.500.763.040
2011 91.425.160 2.252 205.889.460.320
2012 89.134.710 2.216 197.522.517.360
2013 80.573.720 2.199 177.181.610.280
2014 78.872.540 2.301 181.485.714.540
2015 73.617.630 2.293 168.805.225.590
2016 67.138.250 2.248 150.926.786.000
Penerimaan tertinggi selama tahun 2010-2016 yaitu terjadi pada tahun 2011
sebesar Rp 205.889.460.320. Hal ini dikarenakan jumlah produksi tandan buah segar
yang sangat tinggi yaitu 91.425.160kg, dan harga produksi sebesar Rp. 2.252 per kg,
sehingga meskipun harga produksi pada tahun 2011 bukan merupakan harga
produksi tertinggi pada periode waktu tahun 2010-2016, namun karena dipengaruhi
oleh jumlah produksi pada tahun itu, maka diperoleh penerimaan tertinggi di tahun
2011 tersebut.
Hasil Uji Hipotesis 2 Analisis Jumlah dan Harga Produksi Kelapa Sawit pada
Titik impas (Break Event Point) pada PT. Perkebunan Nusantara IV Unit
Usaha Tinjowan
Nilai BEP atas dasar harga menunjukkan seberapa besar minimal harga yang
harus dicapai perusahaan agar terhindar dari kerugian. Nilai BEP atas dasar unit dan
nilai BEP atas dasar harga tersaji pada Tabel 18 berikut:
Tabel 18.Break Even Point (BEP) atas dasar Unit atau Jumlah Produksi pada
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan Tahun 2010-
2016
Nilai BEP atas dasar unit menunjukkan seberapa besar minimal produksi
yang harus dicapai perusahaan tersebut selama satu tahun agar terhindar dari
kerugian atau telah mampu menutup semua biaya, baik biaya tetap maupun biaya
variabelnya. Berdasarkan Tabel, dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-2016
nilai BEP selalu mengalami perubahan.
Tabel 19.Break Even Point (BEP) atas dasar Harga pada PT. Perkebunan
Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan Tahun 2010-2016
Tahun Jumlah Biaya
Berdasarkan Tabel 19, dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-2016 nilai
BEP atas dasar harga selalu mengalami perubahan yaitu mengalami penurunan pada
tahun 2010 sampai tahun 2012 dan kembali mengalami peningkatan pada tahun
2013 sampai tahun 2016.
Nilai BEP atas dasar harga tersebut jika dibandingkan dengan jumlah
penerimaan TBS, minyak dan inti sawit, maka dapat dikatakan bahwa jumlah
penerimaan TBS kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha
Tinjowan telah melampaui break even point/titik impas. Hal ini menunjukkan bahwa
PT. Perkebunan Nusantara IV Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan telah
mendapatkan keuntungan dari usaha tani kelapa sawit yang dikelolanya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Faktor–faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit yaitu luas lahan, pupuk,
tenaga kerja dan pestisida berpengaruh nyata secara serempak terhadap produksi
kelapa sawit di Unit Usaha Tinjowan PT. Perkebunan Nusantara IV. Secara
parsial hanya luas lahan, pupuk dan tenaga kerja yang berpengaruh secara parsial
terhadap produksi kelapa sawit, sedangkan pestisida tidak berpengaruh nyata
secara parsial terhadap produksi kelapa sawit di Unit Usaha Tinjowan PT.
Perkebunan Nusantara IV
2. Jumlah dan harga produksi dari usaha tani kelapa sawit di PT. Perkebunan
Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan selama tahun 2010–2016 telah
melampaui titik break even/titik impas dan memperoleh keuntungan.
Saran
1. Perencanaan usaha sangat dibutuhkan untuk dapat memaksimalkan produktivitas.
Jumlah tenaga kerja, pupuk, pestisida dan jumlah pohon per ha akan berdampak
pada biaya (pengeluaran), namun jika kinerja sudah maksimal dan disesuaikan
dengan kebutuhan, maka nilai biaya yang dikeluarkan tersebut akan kembali
sebagai profit dengan nilai yang berlipat.
2. Ada baiknya pihak pengelola perkebunan membuat pembukuan yang lebih detail
agar dapat mengetahui faktor-faktor penghambat usaha tani sehingga pengelolaan
lebih baik dan spesifik.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, I Gusti Ngurah Agung.N Haidy A Pasay.Sugiharso. 2008. Teori Ekonomi
Mikro : Suatu Analisis Produksi Terapan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Djojosumarto, Panut. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta : Agromedia Pustaka
Hansen D. R., Maryanne M. Mowen (2005), Edisi 7. Akuntansi Manajemen. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Lingga, Pinus dan Marsono. 2013. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.
Pusat Data dan Informasi Pertanian .2010. Publikasi Outlook Komoditas Perkebunan
Tahun 2010.Kementerian Pertanian,Jakarta.
Rifka, Juliaty. 2002. Analisis Laporan Keuangan; Konsep dan Aplikasi. Cetakan
Kedua (Revisi). Yogyakarta : YKPN
Suratiyah, Ken. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.