ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM...

15
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM ATAU UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: FADHILA RETNO M B 200 090 014 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Transcript of ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM...

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM

ATAU UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KOTA SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:

FADHILA RETNO M

B 200 090 014

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

iii

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM

ATAU UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KOTA SURAKARTA

Fadhila Retno M

B 200 090 014

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesehatan koperasi

simpan pinjam atau unit simpan pinjam koperasi di kota Surakarata. Masalah yang

dibahas adalah “Bagaimana tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam atau Unit

Simpan Pinjam Koperasi di Kota Surakarta tahun 2011”. Data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data laporan keuangan berupa

laporan neraca dan laba-rugi. Sumber data diperoleh langsung dari Kantor Dinas

Koperasi Kota Surakarata dan Koperasi KPRI yang ada di kora Surakarta.

Hasil analisis tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam atau unit simpan

pinjam koperasi di kota Surakarta tergolong sehat yaitu: KPRI RRI dan KPRI

SMAN 6. Disisi lain, analisis tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam atau unit

simpan pinjam koperasi di kota Surakarta tergolong cukup sehat yaitu: PKPRI,

KPRI SMPN 10, KPRI Moewardi, KPRI subur, KPRI SMPN 5, KPRI Makarya,

KPRI Sejahtera P&K, KPRI Pasu, KPRI UNS dan KPRI GURU. Koperasi yang

memiliki predikat sehat adalah apabila hasil penilaian masuk dalam kelompok

kriteria 80 ≤ x < 100. Apabila Koperasi masuk dalam predikat cukup sehat maka

penilaiannya terdapat kriteria 60 ≤ x < 80

Kata kunci: Analisis Tingkat kesehatan

4

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Seiring berkembangnya koperasi sebagai usaha masyarakat mampu

memperkuat dirinya sebagai badan usaha yang tangguh dan mandiri. Koperasi

juga berlandaskan pada prinsip-prinsip koperasi, sekaligus gerakan ekonomi

rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Prinsip-prinsip koperasi

merupakan dasar kerja koperasi sebagai badan usaha serta ciri khas dan jati

diri koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain (Ali Mutasowifin, 2002

: 4). Koperasi dapat tumbuh dan berkembang tidak lepas dari falsafah negara

yaitu Pancasila, dan UUD 1945 yang terjalin erat dalam bentuk asas kekeluargaan.

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) adalah koperasi yang kegiatannya hanya

usaha simpan pinjam. Sedangkan Unit Simpan Pinjam Koperasi (USP Koperasi)

adalah unit usaha koperasi yang bergerak di bidang usaha simpan pinjam, sebagai

bagian dari kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan. Perwujudan dari

kesungguhan KSP atau USP dalam mengelola dana masyarakat adalah dengan

menjaga kesehatan kinerjanya karena kesehatan kinerja sangat penting bagi

suatu lembaga usaha. Dengan mengetahui tingkat kesehatan usaha, masyarakat

(anggota) dapat dengan mudah menilai kinerja lembaga tersebut. Oleh karena

itu, Menteri Negara Koperasi dan UKM mengeluarkan Peraturan Menteri

Negara dan UKM Nomor : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang “Perubahan Atas

Peraturan Menteri Negara bahwa: Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan

Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi”. Penilaian atas

kesehatan keuangan dan non keuangan didasarkan pada tujuh asas koperasi

indikator penilaian yaitu permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen,

efisiensi, likuiditas, kemandirian dan perumbuhan, serta jati diri koperasi dengan

sesuai dengan surat keputusan tersebut diatas (Ria Sovyana, 2012).

Sebagai satu-satunya bentuk badan usaha yang paling sesuai dengan pasal

33 UUD 1945, koperasi mempunyai tujuan seperti yang tercantum dalam Undang-

Undang Nomor 25 pasal 3, yaitu “memajukan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan

perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil,

dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.

Menurut Wijiastuti (2011) analisisi tingkat kesehatan koperasi berperan

penting terhadap bagaimana cara mengetahui kinerja koperasi dan tingkat

kesehatannya, sehingga manajer dapat mengambil suatu keputusan yang tepat

untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Penilaian kesehatan dilakukan sekali

dalam setahun. Hal yang melatar belakangi peneliti untuk meneliti penelitian ini

dikarenakan sedikitnya minat kelompok intelektual melakukan penelitian dan

kajian dengan koperasi sebagai objek penelitian. Hal ini dapat di lihat dari

semakin jarangnya referensi atau tulisan-tulisan yang membahas tentang koperasi

dalam hal analisis tingkat kesehatan pada koperasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian mengenai tingkat kesehatan koperasi dengan mengambil

judul: “Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam atau Unit

Simpan Pinjam Koperasi di Kota Surakarta”

5

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah yang akan diteliti

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam atau Unit Simpan

Pinjam Koperasi di Kota Surakarta?

2. Apakah pencapaian Sisa Hasil Usaha (SHU) dibandingkan dengan total

pendapatan dapat memenuhi standar kesehatan koperasi?

3. Bagaimana pengaruh aspek manajemen terhadap tingkat kesehatan

koperasi Simpan Pinjam atau Unit Simpan Pinjam dilihat dari manajemen

umum, kelembagaan, manajemen permodalan, manajemen aktiva?

4. Bagaimana partisipasi ekonomi anggota mempunyai pengaruh terhadap

Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam atau Unit

Simpan Pinjam Koperasi di Kota Surakarta.

2. Untuk menganalisis pencapaian sisa hasil usaha (SHU) dibandingkan

dengan total pendapatan dapat memenuhi standar kesehatan koperasi.

3. Untuk menganalisis pengaruh aspek manajemen terhadap tingkat

kesehatan koperasi dilihat dari manajemen umum, kelembagaan,

manajemen permodalan, manajemen aktiva.

4. Untuk menganalisis pengaruh partisipasi ekonomi anggota terhadap sisa

hasil usaha (SHU) koperasi.

D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Manajer/Pengurus Koperasi

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi

manajer/pengurus koperasi agar dapat mengetahui keadaan dan

perkembangan keuangan dari koperasi yang telah dicapai di waktu lalu

dan waktu yang sedang berjalan, sehingga dapat di ketahui kelemahan

dari koperasi tersebut.

2. Bagi Akademik

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi

akademik untuk dapat menambah refensi tentang perkoperasian

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis

untuk mengetahui lebih, tentang seluk beluk koperasi secara detail.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Koperasi Kata koperasi berasal dari bahasa Inggris: co-operation, cooperative, atau

bahasa Latin: coopere, atau dalam bahasa Belanda: cooperatie, cooperatieve,

yang kurang lebih berarti bekerja bersama-sama, atau kerjasama, atau usaha

bersama atau yang bersifat kerjasama (Hudiyanto;2001). Menurut Chaniago

koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan

6

hukum yang memberi kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan

bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi

kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.

Perangkat Organisasi koperasi

Perangkat Organisasi koperasi menurut UU RI No.25 tahun 1992 antara lain:

a. Rapat Anggota

b. Pengurus

c. Pengawas

Petunjuk Ijin Usaha Operasional KSP/USP Koperasi

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor:

19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan

Pinjam oleh Koperasi telah menerbitkan tentang pelaksanaan kegiatan usaha

simpan pinjam oleh koperasi. Berkaitan dengan hal tersebut maka Dinas Koperasi

telah menetapkan syarat-syarat ijin operasional usaha simpan pinjam bagi

KSP/USP Koperasi.

B. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja menurut Utomo, Tri Widodo W. adalah proses untuk

mengukur prestasi kerja pegawai berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan,

dengan cara membandingkan sasaran (hasil kerjanya) dengan persyaratan

deskripsi pekerjaan yaitu standar pekerjaan yang telah ditetapkan selama periode

tertentu. Standar kerja tersebut dapat dibuat baik secara kualitatif maupun

kuantitatif.

C. Laporan Keuangan

Menurut IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) dalam ETAP tentang Akuntansi

perkoperasian , laporan keuangan koperasi meliputi Neraca, Perhitungan Hasil

Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota, dan catatan atas

laporan keuangan.

D. Penilaian Kesehatan Koperasi

Menurut (Prijadi Atmaja dalam Handayani, 2009:25) mendefinisikan

“koperasi yang sehat yaitu koperasi yang mampu melaksanakan fungsi dan

peran yang diharapkan secara berkelanjutan, memberikan peleyanan yang

bermanfaat bagi anggota, dan mempertanggung jawabkan kegiatannya dengan

membuat neraca dan melandaskan Rapat Anggota Tahunan (RAT)”.

Menurut Peraturan Menteri dan UKM RI No.14/Per/M.KUKM/XII/2009

menjelaskan aspek-aspek yang ada dalam penilaian kesehatan koperasi antara

lain:

1. Permodalan a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset

b. Rasio Modal Sendiri Terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko

c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri

2. Kualitas Aktiva Produktif

a. Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman

diberikan .

7

b. Rasio pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan

c. Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah

d. Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan

e. Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan

3. Penilaian Manajemen

a. Manajemen umum

b. Kelembagaan

c. Manajemen permodalan

d. Manajemen aktiva

e. Manajemen likuiditas

4. Penilaian Efisiensi

a. Rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto

b. Rasio beban usaha terhadap SHU Kotor

c. Rasio efisiensi pelayanan

d. Rasio kemandirian operasional pelayanan

6. Kemandirian dan Pertumbuhan

a. Rasio rentabilitas aset

b. Rasio rentabilitas modal sendiri

c. Rasio kemandirian operasional pelayanan

7. Jati Diri

a. Rasio Partisipasi Bruto

b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA)

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder. Data sekunder

adalah data yang telah diolah dan telah menjadi dokumentasi di koperasi. Data ini

menggunakan metode lapangan, yaitu pengumpulan data yang diambil dari Dinas

Koperasi dan UMKM. Tujuannya untuk memperoleh data yang bermanfaat,

akurat dan terpercaya berkaitan dengan penelitian yang akan dibahas.

B. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel

Subagyo ( 2005:93) mengemukakan populasi merupakan jumlah dari seluruh

objek yang karakteristiknya hendak diduga, objek ini disebut dengan unit analisis.

Unit analisis merupakan orang, rumah tangga, tanah pertanian, perusahaan, dan

biasa juga dalam bentuk survey

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah koperasi simpan pinjam atau

unit simpan pinjam koperasi di Kota Surakarta. Jumlah koperasi di Kota Surakarta

adalah 100 koperasi. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 12

koperasi di karenakan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta yang

memilihnya. Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, Adapun kriteria yang ditentukan yaitu:

8

1. Koperasi berada di wilayah Kota Surakarta

2. Telah berbadan hukum minimal 2 tahun

3. Koperasi tersebut telah melaksanakan RAT tahun 2011 dan mengeluarkan

laporan keuangan setiap tahunnya dengan dasar periode tahun kalender

tanggal 31 Desember

4. Laporan keuangan dari koperasi tersebut harus sudah di audit exsternal,

apabila belum maka diturunkan predikatnya satu tingkat

C. Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

bersifat kuantitatif, yaitu data yang telah diolah dan telah menjadi dokumentasi di

koperasi. Data sekunder tersebut berupa laporan keuangan koperasi tahun 2011

yang berupa Neraca dan laporan Rugi/laba tahun 2011.

E. Metode Pengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan data sekundernya melalui:

1. Penelitian kepustakaan (Library Research)

2. Wawancara langsung

3. Observasi

D. Analisis Data

Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

RI Nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor:

20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi

Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi, penilaian kesehatan koperasi

meliputi :

1. Permodalan

Adalah penilaian terhadap faktor pemodalan yang didasarkan pada

rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) yang

disebut rasio kecukupan modal (Capital adequency Ratio /CAR)

a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset

Modal sendiri

X 100%

Total Asset

b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko

Modal sendiri

X 100%

Pinjaman diberikan yang beresiko

c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri

Modal sendiri tertimbang

X 100%

ATMR

9

2. Kualitas Aktiva Produktif

a. Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume Pinjaman

Diberikan

Volume pinjaman pada anggota

Rasio = ---------------------------------------------- x 100%

Volume pinjaman

b. Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah.

Cadangan Risiko

Rasio = X 100%

Pinjaman bermasalah

c. Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan

Pinjaman yang berisiko

Rasio = X 100%

Volume pinjaman

3. Penilaian Manajemen

Penilaian Manajemen adalah suatu proses kegiatan dalam hal

perencanaan agar mencapai tujuan koperasi yang telah ditetapkan.

f. Manajemen umum

g. Kelembagaan

h. Manajemen permodalan

i. Manajemen aktiva

j. Manajemen likuiditas

4. Penilaian Efiisiensi

a. Rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto

Beban Operasi Anggota

X 100%

Partisipasi Bruto

b. Rasio beban usaha terhadap SHU Kotor

Beban Usaha

X 100%

SHU Kotor

c. Rasio efisiensi pelayanan

Biaya Karyawan

X 100%

Volume pinjaman

10

5. Likuiditas

Likuiditas adalah Kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban

keuangan jangka pendek.

a. Rasio Kas

Kas + Bank

X 100%

Kewajiban Lancar

b. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima

Rasio pinjaman yang diberikan

X 100%

Dana yang diterima

6. Kemandirian dan Pertumbuhan

a. Rentabilitas Asset

SHU sebelum pajak

X 100%

Total Asset

b. Rasio rentabilitas modal sendiri

SHU bagian anggota

X 100%

Total modal sendiri

c. Rasio kemandirian operasional pelayanan

Partisipasi neto

X 100%

Beban usaha + Beban perkoperasian

7. Jati Diri

a. Rasio Partisipasi Bruto

Partisipasi bruto

X 100%

Partisipasi bruto + Pendapat

11

b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA)

PEA

X 100%

Simpanan pokok + Simpanan wajib

PEMBAHASAN

1. Permodalan

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 skor

tertinggi pada Koperasi KSP atau USP Koperasi pada Kota Surakarta

untuk aspek permodalan terdapat pada KPRI Pasu, KPRI Subur, KPRI

SMPN 5 yaitu sebesar 15.

Total skor ini terdiri dari :

a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset sebesar 3 b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko

sebesar 6

c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri sebesar 3 Sedangkan untuk skor terendah yaitu terdapat pada KPRI UNS yakni

sebesar 10,5. Total ini terdiri dari :

a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset sebesar 1,5

b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko

sebesar 6

c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri sebesar 3

2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif

Dari 12 Koperasi KSP atau USP Koperasi pada Kota Surakarta

Tahun 2011 diperoleh skor yang sama yaitu sebesar 24. Total skor tersebut

terdiri dari:

a. Rasio volume pada anggota terhadap pinjaman yang diberikan sebesar

10

b. Rasio resiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan

sebesar 4

c. Rasio cadangan resiko terhadap pinjaman bermasalah sebesar 5

d. Rasio pinjaman yang berasiko terhadap pinjaman yang diberikan

sebesar 5

3. Aspek Manajemen

Hasil penilaian ini diperoleh dari hasil penilaian yang dilakukan

Dinas Koperasi Kota Surakarta tahun 2011. Dari hasil tersebut dapat di

baca bahwa skor tertinggi terdapat pada KPRI Moewardi, KPRI Subur,

KPRI Makarya, KPRI Sejahtera P&K, KPRI Pasu, KPRI UNS, KPRI

Guru yaitu sebesar 6,75. Total skor ini terdiri dari:

a. Manajemen umum sebesar 0,75

b. Kelembagaan sebesar 1,5

c. Manajemen permodalan sebesar 1,8

d. Manajemen aktiva sebesar 0,9

e. Manajemen likuiditas sebesar 1,8

12

Sedangkan untuk skor terendah yaitu terdapat pada KPRI SMPN5 yakni

sebesar 3,375 Total skor ini terdiri dari :

a. Manajemen umum sebesar 0,375

b. Kelembagaan sebesar 0,75

c. Manajemen permodalan sebesar 0,9

d. Manajemen aktiva sebesar 0,45

e. Manajemen likuiditas sebesar 0,9

4. Aspek Efisiensi

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 skor

tertinggi pada Koperasi KSP atau USP Koperasi pada Kota Surakarta

untuk aspek efisiensi terdapat pada KPRI RRI, KPRI SMPN 5, KPRI

SMAN 6, KPRI Makarya yaitu sebesar 10. Total skor ini terdiri dari:

a. Rasio biaya operasional pelayanan terhadap pertisipasi bruto sebesar

4

b. Rasio beban usaha terhadap SHU kotor sebesar 4

c. Rasio efisiensi staf sebesar 2

Sedangkan untuk skor terendah yaitu terdapat pada PKPRI yaitu sebesar

2,5. Total ini terdiri dari :

a. Rasio biaya operasional pelayanan terhadap pertisipasi bruto sebesar

0

b. Rasio beban usaha terhadap SHU kotor sebesar 1

c. Rasio efisiensi staf sebesar 1,5

5. Aspek Likuiditas

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 skor

tertinggi pada Koperasi KSP atau USP Koperasi pada Kota Surakarta

untuk aspek likuiditas terdapat pada KPRI UNS yaitu sebesar 15. Total

skor ini terdiri dari:

a. Cash Rasio sebesar 10

b. Rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima sebesar 5

Sedangkan untuk skor terendah yaitu terdapat pada PKPRI yaitu sebesar

3,75. Total ini terdiri dari :

a. Cash Rasio sebesar 2,25

b. Rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima sebesar 1,25

6. Kemandirian dan pertumbuhan

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 skor

tertinggi pada Koperasi KSP atau USP Koperasi pada Kota Surakarta

untuk aspek kemandirian dan pertumbuhan terdapat pada KPRI SMP N 5

yaitu sebesar 9,25 . Total skor ini terdiri dari:

a. Rentabilitas asset sebesar 2,25

b. Rentabilitas modal sendiri sebesr 3

c. Kemandiriaan operasional pelayanan sebesar 4

Sedangkan untuk skor terendah yaitu terdapat pada PKPRI, KPRI SMP N

10, KPRI

Sejahtera P&K yaitu sebesar 5,5. Total skor ini terdiri dari :

13

a. Rentabilitas asset sebesar 0,75

b. Rentabilitas modal sendiri sebesr 0,75

c. Kemandiriaan operasional pelayanan sebesar 4

7. Aspek Jati diri koperasi

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 skor

tertinggi pada Koperasi KSP atau USP Koperasi pada Kota Surakarta

untuk aspek jati diri koperasi terdapat pada KPRI RRI, KPRI Subur, KPRI

SMPN 5, KPRI UNS, KPRI GURU, KPRI SMAN 6 yaitu sebesar 10.

Total skor ini terdiri:

a. Rasio partisipasi bruto sebesar 7

b. Rasio partisipasi ekonomi anggota (PEA) sebesar 3

Sedangkan untuk skor terendah yaitu terdapat pada PKPRI dan KPRI

SMPN 10 yakni sebesar 7. Total skor ini terdiri dari :

a. Rasio partisipasi bruto sebesar 7

b. Rasio partisipasi ekonomi anggota (PEA) sebesar 0

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap Tingkat

Kesesehatan Koperasi KSP atau USP Koperasi pada Kota Surakarta Tahun

2011 dapat disimpulkan bahwa :

1. Penilaian Tingkat Kesesehatan Koperasi KSP atau USP Koperasi pada

Kota Surakarta Tahun 2011 yang telah dilakukan oleh masing-masing

koperasi terlihat bahwa KPRI RRI dan KPRI SMAN 6 adalah koperasi

yang memiliki predikat sehat. Kemudian PKPRI, KPRI SMPN 10, KPRI

MOEWARDI, KPRI SUBUR, KPRI SMPN 5, KPRI MAKARYA, KPRI

SEJAHTER P&K, KPRI PASU, KPRI UNS, KPRI GURU adalah koperasi

yang memiliki predikat cukup sehat

2. Hasil skor KPRI RRI 82,80 dan KPRI SMAN 6 82,80 sehingga nilai ini

berdasarkan Peraturan menteri Negara koperasi dan usaha kecil menengah

RI tergolong pada koperasi dengan kondisi sehat karena berada pada batas

80-100. Sedangakan skor PKPRI 67.05, KPRI SMPN 10 71.75, KPRI

MOEWARDI 67.00, KPRI SUBUR 76.25, KPRI SMPN 5 76.25, KPRI

MAKARYA 79.13, KPRI SEJAHTER P&K 79.50, KPRI PASU 72.75,

KPRI UNS 79.50, KPRI GURU 75.75 sehingga nilai ini berdasarkan

Peraturan menteri Negara koperasi dan usaha kecil menengah RI tergolong

pada koperasi dengan kondisi cukup sehat berada pada batas 60-80.

DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, Muhammad.2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara

Handayani, Ismi.2009. Analisis Tingkat Kesehatan pada Koperasi Simpan Pinjam

Syariah BMT Akbar Tahun Buku 2006-2007. Skripsi. Universitas

Muhammadiayah Surakarta.

14

Hasnawati. 2004. Pengarug Partisipasi Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha pada

Koperasi Samudera Sejahtera Samarinda Tahun Buku 1999-2003.

Samarinda.

Hudiyanto. 2001. Sistem Koperasi Ideologi dan Pengelolaan. UII Pres.

Yogyakarta

.

Ikatan Akuntan Indonesia. 1990. Prinsip Akuntansi Indonesia. Komite PAI

Ikatan Akuntan1 Indonesia. 2009. Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik Dewan

Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia. Jakarta

Munawir. 1997. Analisis Laporan. Finansiil. Liberty. Yogyakarta

Nasution, Muslimin. 2002. Evaluasi Kinerja Koperasi Metode Sistem

Diagnos.BANK BUKOPIN dan TPP-KUKM.

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2008 Tentang Pedoman

Penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam

Koperasi. Jakarta.

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia Nomor 19/Per/M.KUKM/XI/2008 Tentang Pedoman

Penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam

Koperasi. Jakarta.

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia Nomor 20/Per/M.KUKM/XII/2008 Tentang Pedoman

Penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam

Koperasi. Jakarta.

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Tentang Pedoman

Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi. Jakarta.

Sanusi, Ibrahim. 2003. Mengukur Tingkat Kesehatan Koperasi Melalui Analisa

Keuangan. Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya Koperasi dan Usaha

Kecil Menengah Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

Jakarta.

Septiyani, Rina. 2010. Analisis Kinerja Keuangan Pada Koperasi Keryawan

Kantor Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Provisi DKI Jakarta. Jurnal.

Universitas Gunadarma.

15

Sinabela, Lijan Poltak. 2012. Kinerja Pegawai Teori Pengukuran dan Implikasi.

Graha Ilmu. Jogjakarta

Sovyana, Ria. 2012. Analisis Kesehatan Keuangan dan Non Keuangan Dalam

Sistem Simpan Pinjam Pada Koperasi Wanita Mawaddah di Kabupaten

Gresik. Artikel Ilmiah. STIE Perbanas Surabaya

Subagyo, Pangestu. 2005. Statistika Induktif. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi

Universitas Gajah Mada

Sunarti, Iin. 2007. Analisis Laporan Keuangan Koperasi Karyawan Universitas

Kuningan Tahun Buku 2004-2005. Jurnal. Equilibrium Vol. 3: 63-78

Tutik. 2009. Manajemen Koperasi.

http://www.koperasiku.com/artikel/manajemen-koperasi. 11-12-

2012;21:45

Utami, Retno Mutamimah. 2011 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2113812-tujuan-dan-

manfaat-penilaian-kinerja/. 23-12-2012;09.30

Wardi, Yunia. 1996. Kemampuan dan Tingkat Kesehatan Koperasi Pegawai

Negeri (KPN) IKIP Padang. Forum Pendidikan IKIP Padang no.2 XXI

Wijiastuti, Lilik. 2011. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi di Kabupaten

Pacitan Berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI No. 20

Tahun 2008. Tesis. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 . Tentang Perkoperasian.