ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk...

154
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) Studi Kasus : BPR Yuwana Nindya Raharja Wonosari SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Disusun Oleh : Ari Widyatmoko ( 012214213 ) PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

Transcript of ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk...

Page 1: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN

BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) Studi Kasus : BPR Yuwana Nindya Raharja Wonosari

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Disusun Oleh :

Ari Widyatmoko ( 012214213 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

Page 2: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

i

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN

BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) Studi Kasus : BPR Yuwana Nindya Raharja Wonosari

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Disusun Oleh :

Ari Widyatmoko ( 012214213 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

Page 3: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

ii

Page 4: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

iii

Page 5: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

iv

Page 6: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

v

Page 7: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

vi

ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN

BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

(Studi kasus pada BPR Yuwana Nindya Raharja)

Ari Widyatmoko

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank pada

tahun 2002 – 2006 yang meliputi faktor permodalan, kualitas aktiva produktif,

manajemen, rentabilitas, dan likuiditas.

Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, studi dokumen, dan

wawancara. Teknik analisis data untuk menjawab permasalahan yang ada dengan

metode CAMEL yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengukur tingkat

kesehatan bank yang terdiri dari lima faktor yang meliputi Capital Adequacy

Ratio, Assets Quality, Management, Earning Ability and Liquidity.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa

tingkat kesehatan BPR Yuwana Nindya Raharja tahun 2002 – 2007 mendapat

predikat sehat.

Page 8: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

vii

ABSTRACT

ANALYSIS ON THE SOUNDNESS OF

BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

(A CASE STUDY AT BPR YUWANA NINDYA RAHARJA)

Ari Widyatmoko

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2007

The purposes of this research are to know the soundness of a bank in

2002 – 2006, based on its Capital Adequacy Ratio, Assets Quality, Management,

Earning Power and Liquidity.

The techniques for data collection are questionnaire, documentation and

interview. The technique for data analysis was the CAMEL method, the method

consists of Capital Adequacy Ratio, Assets Quality, Management, Earning Ability

and Liquidity.

Based on the analysis, the study concluded that BPR Yuwana Nindya

Raharja in 2002 – 2006 on the whole was classified as sound.

Page 9: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan mulai dari perencanaan sampai

dengan terselesaikannya skripsi ini.

Skripsi ini berjudul, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan

Rakyat (BPR)”. Lokasi penelitian di BPR Yuwana Nindya Raharja. Tujuan

penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. G.Hendra Poerwanto, M.Si, selaku Kepala Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Dra. C. Wahyu Estining R, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang selalu

mendampingi dan memberikan dorongan dan saran kepada penulis dari awal

hingga terselesainya skripsi ini.

4. Bapak A. Yudi Yuniarto, SE. MBA., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu dan memberikan masukan hingga terselesainya skripsi ini.

5. Ibu Dra. Y. Rini Hardanti, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.

Page 10: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

ix

6. Yang terhormat ibu Rinaras Widi Atmini SE; selaku pimpinan BPR Yuwana

Nindya Raharja yang telah memberikan ijin penulis untuk melakukan

penelitian.

7. Seluruh staf BPR Yuwana Nindya Raharja khususnya untuk bagian SPI, mbak

Sudaryanti, yang telah begitu banyak membantu dan memberi masukan.

8. Ayah Bundaku, terimakasih atas pengertiannya, kasih sayangnya, nasehatnya,

motivasinya, dukungannya baik moril maupun materiil, doa dan restunya, aku

akan mempersembahkan yang terbaik untuk kalian.

9. Adik-adikku (Banar, Candra, Dian), kalianlah semangat dan keceriaanku,

berhati-hatilah dalam menjalani hidup dan rajinlah belajar.

10. Peni, terimakasih karena tidak pernah lelah memberi dukungan dan nasehat.

11. Keluarga besar Munir Yasin, khususnya Mbak Niraina Masrika dan Mas Daru,

terimakasih untuk waktu, nasehat, dan bantuannya.

12. Keluwargo Ageng Narto Pawiro, Keluwargo Ageng Tugiwiyono, dan

Keluwargo Ageng Wiryo Pawiro. Maturnuwun sanget..

13. Sahabat-sahabatku Agus, Soni, Cahyo, Mezoem, Wowok, Ndower, Mamat,

Morries, Irma, Moniq, Topan, Boni, Dewan & Danies, David, Roni, Martin,

Bambang, Michael, Danol & Wi, Cicil & Basil, dll. Dan semua teman-teman

di “Songket Reggae Community”. Terimakasih untuk dreadlock,

persahabatan, dan persaudaraan.

14. Teman-teman KKP-ku dari “Waluyo’s Cow Stable Gank” (Markus, Anton,

Theo, Ijoel, Danik, Sinta, Ria, Rita, Vika, Lisa). Terimakasih untuk 2 minggu

yang tak terlupakan.

Page 11: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

x

15. Teman-temanku TK, SD, SMP, SMA. Khususnya SMA Jurusan Bahasa.

(Jack Borland, Edi Van Halen, Bangun Bawono SE & Dewi, Mr. Lam & istri,

Nunk Bettencourt). Thanks for all!!

16. Teman-teman “Komoenitas Rakjat Djelata” (Agungevara, Yoyok Gimbal,

Doleo, Azan, Tofek, Faisal, Aji). Keep The Revolution Till Indonesia Raja

Gemah Ripah Loh Djinawi!!

17. PC Pentium II-ku dan Canon BJC 2100SP. Uzur usiamu, handal kerjamu. Dan

Almarhum Blue Tigerku yang telah setia mengantarku kemanapun aku pergi.

18. Semua pihak yang belum disebutkan, yang telah membantu dan mengganggu

terselesainya skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih dan hore!!

Menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, maka

kritikan terhadap tulisan ini menjadi bahan pertimbangan yang sangat penting

dalam merevisi dan menyempurnakannya. Semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi yang membutuhkan.

Yogyakarta, 2 November 2007

Penulis,

Ari Widyatmoko

Page 12: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.........................................v

ABSTRAK .......................................................................................................... vi

ABSTRACK ....................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Rumusan Masalah....................................................................... 4

C. Batasan Masalah ......................................................................... 4

D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

F. Sistematika Penulisan ................................................................. 5

BAB II. LANDASAN TEORI........................................................................ 7

A. Perbankan.................................................................................... 7

B. Bank BPR.................................................................................... 11

C. Karakteristik BPR....................................................................... 12

D. Manfaat Kesehatan Bank ............................................................ 13

E. Tingkat Kesehatan Bank ............................................................. 13

F. Pelaksanaan Ketentuan Lain ....................................................... 24

Page 13: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

xii

G. Faktor Judgment.......................................................................... 25

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 27

A. Jenis Penelitian............................................................................ 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... 27

C. Subyek dan Obyek Penelitian..................................................... 27

D. Data yang diperlukan.................................................................. 28

E. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 28

F. Teknik Analisis Data................................................................... 29

BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .............................. 38

A. Sejarah Singkat BPR Yuwana Nindya Raharja .......................... 38

B. Kegiatan Usaha ........................................................................... 39

C. Susunan Pengurus ....................................................................... 38

D. Kepemilikan................................................................................ 39

E. Struktur Organisasi ..................................................................... 39

F. Produk dan Jasa .......................................................................... 45

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ....................................... 47

A. Hasil Perhitungan Tingkat Kesehatan BPR Yuwana

Nindya Raharja tahun 2002 - 2006 ............................................. 47

1. Hasil Perhitungan CAR tahun 2002 – 2006 .......................... 47

2. Hasil Perhitungan KAP tahun 2002 – 2006 .......................... 48

3. Hasil Perhitungan Manajemen tahun 2002 – 2006................ 50

4. Hasil Perhitungan Rentabilitas tahun 2002 – 2006 ............... 52

5. Hasil Perhitungan Likuiditas tahun 2002 – 2006 .................. 53

B. Hasil Penentuan Predikat Tingkat Kesehatan BPR Yuwana

Nidya Raharja ............................................................................. 55

BAB VI. PENUTUP ......................................................................................... 59

A. Kesimpulan ................................................................................. 59

B. Keterbatasan................................................................................ 60

Page 14: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

xiii

C. Saran............................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel III.1 Predikat Tingkat Kesehatan Bank ................................................. 25

Tabel V.1 Hasil Perhitungan CAR.................................................................. 47

Tabel V.2 Hasil Perhitungan KAP .................................................................. 49

Tabel V.3 Hasil Perhitungan PPAP ................................................................ 50

Tabel V.4 Hasil Perhitungan Aspek Manajemen............................................ 50

Tabel V.5 Hasil Perhitungan ROA ................................................................. 52

Tabel V.6 Hasil Perhitungan BOPO............................................................... 53

Tabel V.7 Hasil Perhitungan Likuiditas.......................................................... 54

Tabel V.8 Hasil Perhitungan LDR.................................................................. 54

Tabel V.9 Hasil Nilai Kredit dan Predikat Tingkat Kesehatan Bank tahun

2002................................................................................................ 56

Tabel V.10 Hasil Nilai Kredit dan Predikat Tingkat Kesehatan Bank tahun

2003................................................................................................ 56

Tabel V.11 Hasil Nilai Kredit dan Predikat Tingkat Kesehatan Bank tahun

2004................................................................................................ 57

Tabel V.12 Hasil Nilai Kredit dan Predikat Tingkat Kesehatan Bank tahun

2005................................................................................................ 58

Tabel V.13 Hasil Nilai Kredit dan Predikat Tingkat Kesehatan Bank tahun

2006................................................................................................ 58

Page 16: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga keuangan perbankan di Indonesia merupakan suatu lembaga

yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada

masyarakat. Perbankan di Indonesia mempunyai misi sebagai penunjang

pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pertumbuhan

ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat.

Dengan diberlakukannya Undang-Undang no. 7 tahun 1992 yang

kemudian ditegaskan lagi dengan dikeluarkannya Undang-Undang no. 10

tahun 1998 maka perbankan di Indonesia ada 2 macam yaitu Bank Umum dan

Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Umum adalah suatu badan usaha yang

kegiatan utamanya menerima simpanan dari masyarakat atau pihak lainnya,

kemudian menyalurkannya dalam bentuk pinjaman terutama pinjaman jangka

pendek serta menyediakan jasa dalam lalulintas pembayaran. Bank Umum

merupakan lembaga keuangan yang memberikan layanan jasa-jasa keuangan,

sebagai financial intermediary ( perantara keuangan ), bank memerlukan

pengelolaan yang terpadu antara tujuan mendapatkan keuntungan di satu sisi

dengan keamanan dana di sisi lain.

Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, disebutkan bahwa Bank

Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak

Page 17: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

2

memberikan jasa dalam la lu lintas pembayaran. Keberadaan lembaga

keuangan bank khususnya Bank Perkreditan Rakyat merupakan alternatif

untuk mengurangi adanya dualisme keuangan di Indonesia. Dualisme

keuangan ditunjukkan dengan adanya lembaga keuangan terorganisir (bank)

dan lembaga keuangan yang tidak terorganisir (rentenir atau lintah darat).

BPR mempunyai peranan menghimpun dana dari sektor rumah tangga

(kelompok masyarakat berpendapatan rendah) dan menyalurkannya kepada

sektor perusahaan (kelompok pengusaha ekonomi lemah). Munculnya BPR

tersebut menunjukkan bahwa selama ini kelompok masyarakat berpendapatan

rendah dan kelompok pengusaha ekonomi lemah belum mampu melakukan

akses ke lembaga keuangan yang sudah ada. Oleh karena itu peranan lembaga

keuangan BPR sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat diharapkan

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia terutama

kesejahteraan masyarakat berpendapatan rendah dan kelompok pengusaha

ekonomi lemah.

Dewasa ini perbankan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat

pesat. Banyak bank-bank baru bermunculan yang tentu saja membuat

persaingan yang semakin tajam di industri perbankan. Persaingan yang

semakin tajam harus diikuti oleh manajemen yang semakin baik untuk bisa

bertahan di industri perbankan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh

bank untuk bisa survive adalah kondisi kesehatan bank. Tingkat kesehatan

bank bisa dilihat dari dua sisi yaitu sisi kualitatif yang meliputi sejarah,

Page 18: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

3

pengelolaan, pemilik dan sisi kuantitatif yang meliputi permodalan, kualitas

aktiva produktif, manajemen , rentabilitas dan likuiditas.

Untuk melakukan penilaian kesehatan sebuah bank dapat dilihat dari

berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank

tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat,

sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan Pembina bank-bank dapat

memberikan arahan bagaimana bank tersebut harus dijalankan dengan baik

atau bahkan dihentikan operasinya. Metode yang sering digunakan untuk

menilai kesehatan bank adalah metode CAMEL, yang penilaiannya meliputi :

( Lukman Dendawijaya, 2001: 142 )

• Capital, untuk rasio kecukupan modal.

• Assets, untuk rasio kualitas aktiva.

• Management, untuk menilai kualitas manajemen.

• Earning, untuk rasio-rasio rentabilitas bank.

• Liquidity, untuk rasio-rasio likuiditas bank.

Kondisi bank yang sehat sangat diharapkan oleh semua pihak yaitu antara

lain pemilik bank, pengelola bank (pihak manajeman), masyarakat pengguna

jasa bank dan Bank Indonesia sebagai pengawas bank. Untuk itu kesehatan

bank sangatlah penting bagi eksistensi sebuah bank temasuk Bank Perkreditan

Rakyat, maka dari itu penulis tertarik untuk menganalisis tingkat kesehatan

sebuah bank khususnya BPR dengan judul “Analisis Tingkat Kesehatan Bank

Perkreditan Rakyat (BPR)”.

Page 19: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

4

B. Rumusan Masalah

Bagaimana tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Yuwana Nindya

Raharja di Wonosari Tahun 2002-2006 berdasarkan metode CAMEL ?

C. Batasan Masalah

Faktor-faktor yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi faktor

permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas.

Sedangkan data yang akan diolah dalam penelitian ini adalah data yang

tersedia pada tahun 2002-2006. Data yang diambil tidak menyangkut

kerahasiaan bank.

D. Tujuan Penelitian

Mengetahui tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Yuwana Nindya

Raharja di Wonosari pada tahun 2002-2006 berdasarkan metode CAMEL.

E. Manfaat Penelitian

1. Bank

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

membuat keputusan oleh pihak manajemen.

2. Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan wacana dan studi

yang bermanfaat bagi Universitas Sanata Dharma.

Page 20: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

5

3. Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperdalam pengetahuan yang

diperoleh di bangku kuliah khususnya tentang perbankan dan penulis juga

dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang pemilihan judul, batasan maslah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan teori tentang pengertian perbankan, macam-macam bank,

pengertian BPR, karakteristik BPR, manfaat kesehatan bank dan tingkat

kesehatan bank.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian,

subyek dan obyek penelitian data yang diperlukan, metode pengumpulan data

dan teknis analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menguraikan tentang sejarah berdirinya usaha atau jasa, permodalan,

struktur organisasi, wilayah operasional BPR Yuwana Nindya Raharja di

Wonosari.

Page 21: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

6

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang data penelitian, perhitungan tingkat kesehatan,

analisis tingkat kesehatan BPR Yuwana Nindya Raharja.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan, keterbatasan dan saran yang bisa dijadikan

bahan pertimbangan.

Page 22: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perbankan

1. Pengertian Perbankan

Bank merupakan suatu bentuk lembaga keuangan. Menurut Ruddy

Tri Santoso (1994:1) :

” Bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang kepercayaan, yang

dalam hal ini adalah sebagai perantara keuangan (financial intermediary)

antara debitur dan kreditur dana. ” Sedangkan Menurut UU no 7 tahun

1992 yang diubah menjadi UU no 10 tahun 1998 : ” Bank adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat. ”

2. Fungsi Perbankan

Secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk

berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik

fungsi bank adalah sebagai berikut (Y. Srisusilo, Sigit Triandaru dan A.

Totok Budi Santosa, 2000:6) :

a. Agent of trust

Dasar utama kegiatan perbakan adalah trust atau kepercayaan, baik

dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat

Page 23: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

8

mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur

kepercayaan.

b. Agent of development

Sektor dalam kegiatan pereknomian masyarakat yaitu sektor moneter

dan sektor riil tidak dapat dipisahkan. Tugas bank sebagai penghimpun

dana dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan

perekonomian disektor riil. Kegiatan tersebut memungkinkan

masyarakat melakukan investasi, distribusi, konsumsi barang dan jasa.

Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain

adalah pembangunan perekonomian masyarakat.

c. Agent of service

Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran

dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain

seperti jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa

pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.

3. Jenis Bank

Bank dapat digolongkan dalam beberapa kelompok yaitu sebagai berikut :

a. Jenis bank menurut kegiatan usahanya :

Menurut UU no 7 tahun 1992 ( dikutip dalam : Y. Srisusilo, 2000 :

49), bank dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :

Page 24: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

9

1) Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya

secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang

dalam kegiatan memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan

hanya dalam bentuk deposita berjangka, tabungan, dana dan atau

bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan

dana sebagai usaha BPR.

b. Jenis bank menurut kepemilikannya. (Ruddy Tri Santoso, 1994 : 5-6) :

1) Bank Pemerintah

Bank Pemerintah adalah bank yang seluruh modalnya berasal dari

kekayaan negara yang dipisahkan dan pendiriannya di bawah UU

sendiri, contohnya : BNI 46, BRI.

2) Bank Pembangunan Daerah

Bank Pembangunan Daerah adalah bank yang pendiriannya

berdasarkan peraturan daerah tingkat I dan sebagian besar

sahamnya dimilki oleh pemerintah daerah tingkat II di wilayah

bersangkutan dan modalnya merupakan harta kekayaan milik

pemerintah daerah yang dipisahkan. Contoh : BPD DKI Jakarta,

BPD Jawa Tengah.

Page 25: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

10

3) Bank Swasta Nasional

Bank Swasta Nasional adalah bank milik swasta yang didirikan

dalam bentuk hukum perseroan terbatas dimana seluruh sahamnya

dimiliki oleh WNI dan atau badan-badan hukum di Indonesia serta

pengelolaan manajemennya ditangani oleh para WNI itu sendiri,

contohnya : Bank Lippo, Bank Niaga, BCA.

4) Bank Swasta Asing

Bank Swasta Asing adalah bank yang didirikan dalam bentuk

cabang bank yang sudah ada di luar negeri atau dalam bentuk

campuran antara bank asing dengan bank nasional di Indonesia,

contohnya : ABN AMRO Bank, Bank of Tokyo, Standard

Chartered Bank.

5) Bank Koperasi

Bank Koperasi adalah bank yang pengoperasiannya berlandaskan

hukum koperasi dan anggotanya sendiri terdiri dari badan-badan

hukum koperasi, contohnya : Bank Umum Koperasi Indonesia.

c. Jenis bank menurut kegiatan operasionalnya :

1) Bank Devisa

Bank Devisa adalah bank yang mempunyai hak dan wewenang

yang diberikan oleh Bank Indonesia untuk melakukan transaksi

valuta asing dan lalu lintas devisa serta hubungan koresponden

dengan bank asing di luar negeri.

Page 26: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

11

2) Bank Swasta Non Devisa

Bank Swasta Non Devisa adalah bank yang dalam operasionalnya

hanya melaksanakan transaksi di dalam negeri (Rupiah) dalam

bentuk simpanan dan pinjaman serta tidak melaksanakan transaksi

valuta asing atau hubungan dengan luar negeri.

d. Jenis bank berdasarkan penciptaan uang giral :

1) Bank Primer

Bank Primer adalah bank yang dalam kegiatan operasionalnya

tidak sekedar mengumpulkan dana dan menyalurkan pinjaman,

tetapi juga melaksanakan segala macam transaksi yang

berhubungan langsung dengan kas.

2) Bank Sekunder

Bank Sekunder adalah bank yang kegiatan operasionalnya hanya

sekedar melayani transaksi kas langsung seperti pemberian

pinjaman.

B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Pengertian BPR menurut UU no 7 tahun 1992 adalah lembaga keuangan

bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan,

dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana

sebagai usaha BPR. Adanya perkembangan lembaga keuangan BPR pasca UU

perbankan no 7 tahun 1992 tersebut dan kondisi lembaga keuangan pada

umumnya terutama pada masa dan pasca krisis moneter tahun 1997, maka

Page 27: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

12

pengertian BPR mengalami perubahan dengan munculnya UU perbankan no 10

tahun 1998 pasal 1. Dengan munculnya UU perbankan no 10 tahun 1998 pasal 1,

disebutkan bahwa BPR adalah lembaga keuangan bank yang melaksanakan

kegiatan usahanya secara konvensial atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.

C. Karakteristik Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Adapun usaha-usaha BPR adalah (Astuti Purnamawati dan Ruddy

Badrudin, 2002:120) :

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan

dengan itu.

2. Memberikan kredit.

3. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),

deposito berjangka, dan atau tabungan pada bank lain.

Agar peranan BPR sebagai penghimpun dan penyalur dana khususnya

untuk kelompok masyarakat berpendapatan rendah dan kelompok pengusaha

ekonomi lemah yang belum mampu melakukan akses ke lembaga keuangan yang

ada dapat optimal, maka BPR dilarang melakukan kegiatan usaha sebagai berikut

( Pasal 14 UU Nomor 7 Tahun 1992 ) :

1. Menerima simpanan berupa giro.

2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.

3. Melakukan usaha perasuransian.

Page 28: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

13

4. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud

dalam usaha BPR.

D. Manfaat Kesehatan Bank.

Bank merupakan suatu bentuk dari lembaga keuangan yang menjalankan

usahanya berdasarkan atas kepercayaan. Tanpa adanya kepercayaan masyarakat

terhadap perbankan dan juga sebaliknya tanpa adanya kepercayaan perbankan

terhadap masyarakat maka kegiatan perbankan tidak dapat berjalan dengan baik.

Setiap nasabah pasti menginginkan uang yang disimpan di bank itu aman.

Mengingat kondisi seperti itu, maka bank wajib menjaga kesehatan usahanya dan

bank wajib melaksanakan usahanya dengan prinsip kehati-hatian. Bila bank dapat

menjaga kesehatannya, otomatis bank akan memberikan jaminan dan akan

mampu menimbulkan rasa kepercayaan masyarakat terutama nasabah yang

menyimpan dananya di bank.

E. Tingkat Kesehatan Bank

Untuk melakukan penilaian kesehatan sebuah bank dapat dilihat dari

berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank

tersebut untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup

sehat, dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan

pembina bank-bank dapat memberikan arahan bagaimana bank tersebut harus

dijalankan dengan baik atau bahkan dihentikan operasinya.

Page 29: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

14

Ukuran untuk penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank

Indonesia. Seperti yang tertera pada Undang-undang RI No 7 tahun 1992 tentang

perbankan pasal 29, yang isinya adalah :

1. Pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia

2. Bank Indonesia menetapkan ketentuan tentang kesehatan bank dengan

memperhatikan aspek permodalan, kualitas aset, kualitas manajemen,

rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan

dengan usaha bank.

3. Bank wajib memelihara kesehatan bank sesuai dengan ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan wajib melakukan usaha sesuai

dengan prinsip-prinsip kehati-hatian.

Tingkat kesehatan bank dinilai dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

ini meliputi penilaian terhadap faktor- faktor yang meliputi permodalan, kualitas

aktiva produktif, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Penilaian ini biasa

disebut dengan analisis CAMEL ( Lukman Dendawijaya, 2001: 142 ), yaitu :

Capital, Asset, Management, Earning, dan Liquidity. Disamping kuantifikasi

komponen-komponen dari faktor CAMEL, di dalam surat keputusan Direksi BI

No. 30/KEP/DIR tanggal 30 April 1997, penilaian tingkat kesehatan bank juga

dikaitkan dengan pemenuhan ketentuan tertentu yaitu Batas Maksimum

Pemberian Kredit (BMPK). Selain itu juga dilakukan judgement serta melihat

faktor- faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil penilaian akhir kesehatan bank.

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang meliputi dalam analisis

CAMEL:

Page 30: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

15

1. Permodalan (Capital Adequacy Ratio)

Modal adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka

pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan

usaha bank disamping memenuhi peraturan yang ditetapkan. Kewajiban

penyediaan modal minimum Bank Perkreditan Rakyat diatur dalam surat

edaran Bank Indonesia No. 26/2/BPPP tanggal 29 Mei 1993. Dalam surat

edaran BI tersebut dijelaskan bahwa modal merupakan faktor yang penting

bagi Bank Perkreditan Rakyat dalam rangka pengembangan usaha dan

menanggung risiko kerugian. Modal bagi Bank Perkreditan Rakyat terdiri

dari modal inti dan modal pelengkap.

a. Modal inti, yaitu modal yang terdiri dari :

1) Modal Disetor

Modal Disetor adalah modal yang telah disetor secara efektif oleh

pemiliknya.

2) Modal Sumbangan

Modal Sumbangan adalah modal yang diperoleh kembali dari

sumbangan saham, termasuk selisih antara nilai yang tercatat dengan

harga jual apabila saham tersebut dijual.

3) Cadangan Umum

Cadangan Umum adalah cadangan yang dibentuk dari penyisihan

laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak, dan

mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat

anggota.

Page 31: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

16

4) Cadangan Tujuan

Cadangan Tujuan adalah bagian laba setelah dikurangi pajak yang

disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat

umum pemegang saham atau rapat anggota.

5) Laba Yang Ditahan

Laba Yang Ditahan adalah saldo laba bersih setelah dikurangi pajak

yang oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota diputuskan

untuk tidak dibagi.

6) Laba Tahun Lalu

Laba Tahun Lalu adalah seluruh laba bersih tahun-tahun yang lalu

setelah dikurangi pajak dan belum ditetapkan penggunaannya oleh

rapat umum pemegang saham atau rapat anggota.

7) Laba Tahun Berjalan

Laba Tahun Berjalan laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan

setelah dikurangi taksiran hutang pajak. Jumlah laba tahun buku

berjalan yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%.

Jika dalam tahun berjalan BPR mengalami kerugian, maka seluruh

kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.

b. Modal pelengkap, yaitu modal yang terdiri dari :

1) Cadangan revaluasi aktiva tetap merupakan cadangan yang

dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang mendapat

persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak.

Page 32: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

17

2) Penyisihan penghapusan aktiva produktif yang selama ini dikenal

sebagai cadangan aktiva yang diklasifikasikan yaitu penyisihan

penghapusan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi

tahun berjalan, dengan maksud untuk menampung kerugian yang

mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali

sebagian atau seluruh aktiva produktif. Jumlah penyisihan

penghapusan aktiva produktif yang dapat diperhitungkan sebagai

komponen modal pelengkap adalah maksimum 1,25% dari jumlah

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).

3) Modal pinjaman

Modal pinjaman merupakan hutang yang didukung oleh instrumen

atau warkat yang memiliki sifat seperti modal.

4) Pinjaman subordinasi

Pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang hak tagihnya dalam hal

terjadi likuidasi berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada.

Pinjaman subordinasi yang dapat diperhitungkan sebagai modal adalah

pinjaman subordinasi dikurangi amortisasi yang dihitung dengan

menggunakan metode garis lurus. Disamping itu jumlah pinjaman

subordinasi yang dijadikan komponen modal pelengkap adalah

maksimum 50% dari modal inti.

Perhitungan kebutuhan modal didasarkan pada Aktiva Tertimbang

Menurut Risiko (ATMR). Dalam hal menghitung ATMR, pos-pos aktiva

diberikan bobot risiko yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang

Page 33: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

18

terkandung pada aktiva itu sendiri. Aktiva yang likuid bobot risikonya

hanya 0%. Antar bank aktiva kredit pada bank lain atau bank pemerintah

bobot risikonya masing-masing sebesar 20%. Sedangkan untuk aktiva

tetap investasi dan kredit yang diberikan bobot risikonya 100% kecuali

kredit pemilikan rumah (KPR) bobot risikonya hanya 50%.

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank

Perkreditan Rakyat diatur secara khusus dalam SK Direksi BI

no.30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997. Sesuai dengan surat keputusan

tersebut penilaian terhadap penentuan KPMM ditetapkan sebagai berikut:

a. Pemenuhan KPMM sebesar 8% diberikan predikat sehat dengan nilai

kredit 81 dan untuk setiap kenaikan 0,1 % dari pemenuhan KPMM

sebesar 8% nilai kredit ditambah 1 hingga maksimum 100.

b. Pemenuhan KPMM kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberikan

predikat kurang sehat dengan nilai kredit 65 dan untuk setiap

penurunan 0,1% dari pemenuhan KPMM sebesar 7,9% nilai kredit

dikurangi 1 dengan nilai minimum 0.

Untuk mengkuantifikasi permodalan digunakan rumus :

Modal CAR = -------------- X 100 %

ATMR

2. Kualitas Aktiva Produktif (Asset Quality)

Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.26/4/BPPP tanggal

29 Mei 1993 mengenai kualitas aktiva produktif, yang dimaksud dengan

aktiva produktif adalah aktiva dalam rupiah maupun valuta asing yang

Page 34: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

19

dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai

dengan fungsinya. Aktiva produktif tersebut meliputi : kredit yang

diberikan, surat-surat berharga, penempatan dana pada bank lain, dan

penyertaan. Sedangkan aktiva produktif yang diklasifikasikan datanya

berasal dari pengklasifikasian kolektibilitas aktiva produktif yang

prosentasenya sudah ditentukan oleh Bank Indonesia. Prosentasenya

adalah : 50% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar, 75%

dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan, 100% dari aktiva

produktif yang digolongkan macet.

Dan untuk penyisihan penghapusan aktiva produktif, datanya

diperoleh langsung dari bank. Sedangkan penyisihan penghapusan aktiva

produktif yang wajib dibentuk oleh bank, datanya berasal dari : 0,5% dari

aktiva produktif yang tergolong lancar, 10% dari aktiva produktif kurang

lancar, 50% dari aktiva produktif diragukan, dan 100% dari aktiva

produktif yang tergolong macet.

Perhitungan terhadap faktor kualitas aktiva produktif (KAP)

menurut surat keputusan Direksi Bank Indonesia no 30/12/KEP/DIR

tanggal 30 April 1997 dibedakan atas dua rasio yaitu :

a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif:

Aktiva produktif yang diklasifikasikan KAP = -------------------------------------------------- X 100 %

Aktiva produktif

Page 35: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

20

b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang dibentuk

oleh bank terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang

wajib (PPAPW) dibentuk oleh bank :

PPAP yang dibentuk PPAP = ----------------------------------- X 100%

PPAP yang wajib dibentuk

3. Manajemen (Management)

Penilaian terhadap faktor manajemen menggunakan daftar

pertanyaan yang telah disediakan menurut SK Direksi BI no

30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997. Daftar pertanyaan sebagai berikut :

a. 10 pertanyaan untuk manajemen umum

b. 15 pertanyaan untuk manajemen risiko

Cara penilaiannya ditetapkan sebagai berikut :

a. Perhitungan nilai kredit didasarkan pada hasil penilaian jawaban atas

aspek-aspek pertanyaan.

b. Memberikan nilai kredit maksimal 4 untuk aspek-aspek yang dinilai

positif dengan rincian sebagai berikut :

1) Nilai 0 mencerminkan kondisi lemah.

2) Nilai 1,2, dan 3 mencerminkan kondisi antara.

3) Nilai 4 mencerminkan kondisi baik.

4. Rentabilitas (Earning)

Penilaian terhadap faktor rentabilitas didasarkan pada dua rasio

yaitu :

Page 36: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

21

a. Rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata

volume usaha dalam periode yang sama.

Laba sebelum pajak ROA = ---------------------------------- X 100 %

Rata-rata volume usaha

Yang dimasukkan ke dalam Laba sebelum pajak adalah

penjumlahan antara pendapatan operasional bersih, pendapatan/beban

operasional, dan pendapatan/beban luar biasa. Yang termasuk dalam

rata-rata volume usaha adalah jumlah dari seluruh aktiva pada neraca.

b. Rasio biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan

operasional dalam periode yang sama (BOPO).

Biaya operasional BOPO = --------------------------------- X 100 %

Pendapatan operasional

Yang dimasukkan ke dalam biaya operasional adalah biaya

atau beban yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank.

Pendapatan operasional berisikan semua pendapatan yang merupakan

hasil langsung dari kegiatan usaha utama bank.

Penilaian terhadap faktor rentabilitas ditetapkan sebagai berikut :

a. Rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata

volume usaha dalam periode yang sama sebesar 0% atau negatif diberi

nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai

kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

Page 37: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

22

b. Rasio Biaya Operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan

operasional dalam periode yang sama sebesar 100% atau lebih dari

nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan sebesar 0,08% nilai kredit

ditambah 1 dengan maksimum 100.

5. Likuiditas (Liquidity)

Penilaian terhadap faktor likuiditas didasarkan pada 2 rasio yaitu :

a. Rasio alat likuid terhadap hutang lancar

Alat likuid Likuiditas = ----------------------- X 100 %

Hutang lancar

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.30/3/UPPB tanggal 30 April

1997, yang dimaksud dengan alat likuid meliputi kas dan penanaman

pada bank lain dalam bentuk giro dan tabungan dikurangi dengan

tabungan bank lain pada bank. Sedangkan hutang lancar meliputi

kewajiban segera, tabungan, dan deposito.

b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank

Kredit yang diberikan LDR = -------------------------- X 100 %

Dana yang diterima

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.30/3/UPPB tanggal 30 April

1997, yang dimaksud dengan kredit yang diberikan meliputi :

1). Kredit yang diberikan kepada masyarakat dikurangi dengan bagian

kredit sindikasi yang dibiayai bank lain.

2). Penanaman kepada bank lain, dalam bentuk kredit yang diberikan

dengan jangka waktu lebih dari 3 (tiga) bulan.

Page 38: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

23

3). Penanaman kepada bank lain dalam bentuk kredit dalam rangka

kredit sindikasi.

Sedangkan yang dimaksud dengan dana yang diterima menurut Surat

Edaran Bank Indonesia No.30/3/UPPB tanggal 30 April 1997, yang

meliputi :

1). Deposito dan tabungan masyarakat

2). Pinjaman bukan dari bank lain dengan jangka waktu lebih dari 3

(tiga) bulan (diluar pinjaman subordinasi)

3). Deposito dan pinjaman dari bank lain dengan jangka waktu lebih

dari 3 bulan

4). Modal inti

5). Modal pinjaman

Penilaian terhadap faktor likuiditas ditetapkan sebagai berikut :

a. Rasio alat likuid terhadap hutang lancar sebesar 0% diberi kredit 0 dan

untuk setiap kenaikan 0,05% nilai kredit ditambah 1 dengan

maksimum 100.

b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank sebesar 115% atau

lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan 1% mulai dari

rasio 115% nilai kredit ditambah 4 dengan nilai maksimum 100.

Page 39: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

24

F. Pelaksanaan ketentuan lain.

1. Pelaksanaan ketentuan yang sanksinya dikaitkan dengan penilaian tingkat

kesehatan bank adalah pelanggaran terhadap ketentuan Batas Maksimum

Pemberian Kredit (BMPK).

2. Pelanggaran terhadap ketentuan BMPK sebagaimana dimaksud dalam

ketentuan dihitung berdasarkan jumlah kumulatif pelanggaran BMPK kepada

debitur individual, debitur kelompok dan pihak terkait dengan bank terhadap

modal bank.

3. Pelanggaran sebagaimana tersebut diatas mengurangi nilai kredit hasil

penilaian tingkat kesehatan dengan perhitungan :

1) Untuk setiap pelanggaran BMPK nilai kredit dikurangi 5

2) Untuk setiap 1% pelanggaran BMPK nilai kredit dikurangi lagi dengan

0,05 dengan maksimum 10.

Menurut SK Direksi BI No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 bobot

nilai yang diberikan untuk setiap komponen sebagai berikut :

Faktor yang Dinilai Komponen Bobot

Capital Rasio Modal terhadap aktiva tertimbang 30 % (permodalan) menurut risiko Assets 30 % (Kualitas Aktiva a. Rasio aktiva yang diklasifikasikan Produktif) terhadap aktiva produktif 25 % b. Rasio Penyisihan penghapusan aktiva penyisihan yang dibentuk Bank terhadap Penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk 5 % Management 20 % (Manajemen) a. Manajemen Umum 10 % b. Manajemen Resiko 10 %

Page 40: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

25

Earnings 10 % (Rentabilitas) a. Rasio Laba terhadap total asset 5 % b. Rasio Biaya operasional terhadap pendapatan operasional 5 % Liquidity 10 % (Likuiditas) a. Rasio alat likuid terhadap hutang lancar 5 % b. Rasio Biaya operasional terhadap pendapatan operasional 5 %

Sumber : Surat Keputusan Direktur BI Nomor 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997

Nilai kredit hasil penilaian kuantitatif terhadap lima faktor beserta

komponennya tersebut dijumlahkan, sehingga akan diperoleh hasil penilaian

faktor yang dikuantifikasi. Atas dasar nilai kredit dari faktor- faktor yang

dinilai, diperoleh nilai kredit gabungan setelah itu diberikan predikat atas

penilaian berdasarkan bobot masing-masing.

Predikat yang diberikan antara lain :

Tabel III.1 Predikat Tingkat Kesehatan Bank

Nilai Kredit Predikat

81 sampai dengan 100

66 sampai <81

51 sampai <66

0 sampai dengan <51

Sehat

Cukup sehat

Kurang sehat

Tidak sehat

Sumber : Tim Pengawas BI Solo 1999, hal 3

G. Faktor Judgment

Komponen yang tidak dapat dikuantifikasi menurut SK Direksi Bank

Indonesia No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 antara lain :

Page 41: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

26

1. Perselisihan intern yang diperkirakan akan menimbulkan kesulitan dalam

bank yang bersangkutan.

2. Campur tangan pihak-pihak di luar bank dalam kepengurusannya ata

manajemen bank, termasuk didalamnya kerjasama yang tidak wajar yang

mengakibatkan salah satu atau beberapa kantornya berdiri sendiri.

3. Window Dressing dalam pembukuan dan atau laporan bank yang secara

materiil dapat berpengaruh terhadap keuangan bank yang secara materiil

dapat berpengaruh terhadap keuangan.

4. Praktek “Bank dalam Bank” atau melakukan usaha bank diluar

pembukuan.

5. Kesulitan keuangan yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk

memenuhi kewajibannya kepada pihak ketiga.

6. Praktek perbankan lain yang menyimpang yang dapat membahayakan

kelangsungan usaha bank dan atau menurunkan kesehatan bank.

Page 42: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan studi kasus pada Bank Perkreditan Rakyat

(BPR) Yuwana Nindya Raharja Wonosari. Oleh karena itu, hasil penelitian dan

kesimpulan yang diambil hanya berlaku pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Yuwana Nindya Raharja Wonosari.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada BPR Yuwana Nindya Raharja di Wonosari.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari tanggal 14 Mei sampai dengan 23 Mei tahun

2007.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

a. Pihak manajemen

b. Kepala Bagian Operasional

c. Bagian Administrasi dan Akuntansi

Page 43: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

28

2. Objek Penelitian

a. Laporan Keuangan yang meliputi neraca, laporan laba/rugi, laporan

kewajiban penyediaan modal minimum, dan laporan batas pemberian

kredit.

b. Faktor Permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas,

dan likuiditas.

D. Data yang diperlukan

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari perusahaan

melalui wawancara antara lain sejarah berdirinya perusahan, struktur

organisasi dan data lain yang diperlukan.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapat atau dikumpulkan dari pihak

lain baik internal maupun eksternal.

E. Metode Pengumpulan Data

Untuk memberikan data primer dan data sekunder, metode yang digunakan

adalah:

1. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan tanya jawab

secara langsung dengan pihak perusahaan sebagai pemilik informasi, untuk

mendapatkan data yang relevan dengan perusahaan yang diteliti..

Page 44: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

29

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan membuat daftar

pertanyaan yang harus dijawab oleh responden atau pihak manajemen.

3. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara melihat berkas, catatan akuntansi dan dokumen lainnya yang

berkaitan dengan objek penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Berikut ini merupakan faktor- faktor yang dinilai dalam analisis CAMEL:

1. Permodalan (Capital Adequacy Ratio)

Untuk mengkuantifikasi permodalan digunakan rumus :

Modal CAR = --------------------------------------------------------- X 100 % Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

Hasil penilaian :

a. Sehat : 8%

b. Kurang Sehat : 6,5% sampai dengan <8%

c. Tidak Sehat : <6,5%

Dari hasil CAR tersebut kemudian dicari nilai kreditnya :

CAR N.K = --------------- + 1 (maksimal 100)

0,1 %

Page 45: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

30

2. Kualitas Aktiva Produktif (Asset Quality)

Perhitungan terhadap faktor kualitas aktiva produktif (KAP)

dibedakan atas dua rasio yaitu :

a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif:

Aktiva produktif yang diklasifikasikan KAP = -------------------------------------------------- X 100 %

Aktiva produktif

Aktiva produktif meliputi : kredit yang diberikan, surat-surat

berharga, penempatan dana pada bank lain, dan penyertaan. Sedangkan

aktiva produktif yang diklasifikasikan datanya berasal dari

pengklasifikasian kolektibilitas aktiva produktif yang prosentasenya sudah

ditentukan oleh Bank Indonesia. Prosentasenya adalah : 50% dari aktiva

produktif yang digolongkan kurang lancar, 75% dari aktiva produktif yang

digolongkan diragukan, 100% dari aktiva produktif yang digolongkan

macet.

Hasil penilaian :

1) Sehat : 0,0% sampai dengan <10,35%

2) Cukup sehat : >10,35% sampai dengan <12,60%

3) Kurang sehat : <12,60% sampai dengan <14,85%

4) Tidak sehat : >14,85%

Page 46: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

31

Dari hasil KAP tersebut kemudian dicari nilai kreditnya :

22,5 % - KAP % N.K = ------------------------- x 1 (maksimal 100)

0,15 %

b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang dibentuk

oleh bank terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang

wajib (PPAPW) dibentuk oleh bank :

PPAP yang dibentuk PPAP = ------------------------------------- X 100%

PPAP yang wajib dibentuk Dan untuk penyisihan penghapusan aktiva produktif, datanya

diperoleh langsung dari neraca. Sedangkan penyisihan penghapusan aktiva

produktif yang wajib dibentuk oleh bank, datanya berasal dari : 0,5% dari

aktiva produktif yang tergolong lancar, 10% dari aktiva produktif kurang

lancar, 50% dari aktiva produktif diragukan, dan 100% dari aktiva

produktif yang tergolong macet.

Hasil penilaian : 1) Sehat : 81,0%

2) Cukup sehat : 66,0% sampai dengan <81,0%

3) Kurang sehat : 51,0% sampai dengan <66,0%

4) Tidak sehat : <51,0%

Page 47: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

32

Dari hasil PPAP tersebut kemudian dicari nilai kreditnya :

N.K : PPAP % x 1 (maksimal 100)

3. Manajemen (Management)

Penilaian terhadap faktor manajemen menggunakan daftar

pertanyaan yang telah disediakan menurut SK Direksi BI no

30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997. Daftar pertanyaan sebagai berikut :

a. 10 pertanyaan untuk manajemen umum

b. 15 pertanyaan untuk manajemen risiko

Sepuluh (10) pertanyaan manajemen umum terdiri dari 1

pertanyaan tentang strategi dan sasaran, 2 pertanyaan tentang struktur, 4

pertanyaan tentang sistem dan 3 pertanyaan tentang kepemimpinan.

Sedangkan lima belas (15) pertanyaan manajemen risiko terdiri dari 2

pertanyaan tentang risiko likuiditas, 3 pertanyaan risiko tentang kredit, 3

pertanyaan tentang risiko operasional dan 3 pertanyaan tentang risiko

hukum, serta 4 pertanyaan tentang resiko pemilik dan pengurus bank

Ketentuan penilaian :

a. Setiap jawaban diberi nilai 0,1,2,3,4.

b. Nilai 0 : lemah, nilai 1,2,3 : antara, nilai 4 : baik

Cara perhitungan :

Jumlah Nilai Aspek Manajemen Umum Manajemen Umum : --------------------------------------------------- x 100% 0,4

Page 48: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

33

Jumlah Nilai Aspek Manajemen Risiko Manajemen Risiko : --------------------------------------------------- x 100% 0,6

Hasil penilaian :

a. Sehat : 81,0%

b. Cukup sehat : 66,0% sampai dengan <81,0%

c. Kurang sehat : 51,0% sampai dengan <66,0%

d. Tidak sehat : <51,0%

Dari hasil perhitungan aspek manajemen tersebut, kemudian dicari nilai

kreditnya :

N. K = (40 x Nilai Manajemen Umum) + (60 x Nilai Manajemen Risiko)

4. Rentabilitas (Earning)

Penilaian terhadap faktor rentabilitas didasarkan pada dua rasio

yaitu :

a. Rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata

volume usaha dalam periode yang sama :

Laba sebelum pajak ROA = ---------------------------------- X 100 %

Rata-rata volume usaha

Yang dimasukkan ke dalam Laba sebelum pajak adalah

penjumlahan antara pendapatan operasional bersih, pendapatan/beban

Page 49: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

34

operasional, dan pendapatan/beban luar biasa. Yang termasuk dalam

rata-rata volume usaha adalah jumlah dari seluruh aktiva pada neraca.

Hasil penilaian :

1) Sehat : >1,215%

2) Cukup sehat : >0,999% sampai dengan <1,215%

3) Kurang sehat : >0,765% sampai dengan <0,999%

4) Tidak sehat : <0,765%

Dari hasil ROA tersebut kemudian dicari nilai kreditnya :

ROA % N.K = -------------- (maksimal 100)

0,015 %

b. Rasio biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan

operasional dalam periode yang sama (BOPO):

Biaya operasi BOPO = --------------------------------- X 100 %

Pendapatan operasional

Yang dimasukkan ke dalam biaya operasional adalah biaya

atau beban yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank.

Pendapatan operasional berisikan semua pendapatan yang merupakan

hasil langsung dari kegiatan usaha utama bank.

Hasil penilaian :

1) Sehat : <93,52%

Page 50: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

35

2) Cukup sehat : >93,52% sampai dengan <94,72%

3) Kurang sehat : >94,72% sampai dengan <95,92%

4) Tidak sehat : <95,92%

Dari hasil ROA tersebut kemudian dicari nilai kreditnya :

100 % - BOPO % N.K = -------------------------- (maksimal 100)

0,08 %

5. Likuiditas (Liquidity)

Penilaian terhadap faktor likuiditas didasarkan pada 2 rasio yaitu :

a. Rasio alat likuid terhadap hutang lancar

Alat likuid Likuiditas = ----------------------- X 100 %

Hutang lancar

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.30/3/UPPB tanggal 30 April

1997, yang dimaksud dengan alat likuid meliputi kas dan penanaman

pada bank lain dalam bentuk giro dan tabungan dikurangi dengan

tabungan bank lain pada bank. Sedangkan hutang lancar meliputi

kewajiban segera, tabungan, dan deposito.

Hasil penilaian :

1) Sehat : >4,05%

2) Cukup sehat : >3,30% sampai dengan <4,05%

3) Kurang sehat : >2,55% sampai dengan <3,30%

4) Tidak sehat : <2,55%

Page 51: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

36

Dari hasil likuiditas tersebut kemudian dicari nilai kreditnya :

Likuiditas % N.K = ----------------- (maksimal 100)

0,05 %

b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank :

Kredit yang diberikan LDR = ------------------------------- X 100 % Dana yang diterima

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.30/3/UPPB tanggal 30 April

1997, yang dimaksud dengan kredit yang diberikan meliputi :

1). Kredit yang diberikan kepada masyarakat dikurangi dengan bagian

kredit sindikasi yang dibiayai bank lain.

2). Penanaman kepada bank lain, dalam bentuk kredit yang diberikan

dengan jangka waktu lebih dari 3 (tiga) bulan.

3). Penanaman kepada bank lain dalam bentuk kredit dalam rangka

kredit sindikasi.

Sedangkan yang dimaksud dengan dana yang diterima menurut Surat

Edaran Bank Indonesia No.30/3/UPPB tanggal 30 April 1997, yang

meliputi :

1). Deposito dan tabungan masyarakat

2). Pinjaman bukan dari bank lain dengan jangka waktu lebih dari 3

(tiga) bulan (diluar pinjaman subordinasi)

3). Deposito dan pinjaman dari bank lain dengan jangka waktu lebih

dari 3 bulan

Page 52: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

37

4). Modal inti

5). Modal pinjaman

Hasil penilaian :

1) Sehat : <94,75%

2) Cukup sehat : >94,75% sampai dengan 98,5%

3) Kurang sehat : >98,5% sampai dengan 102,25%

4) Tidak sehat : >102,25%

Dari hasil LDR tersebut kemudian dicari nilai kreditnya :

N.K = 115 % - LDR % x 4

Page 53: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

39

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT BPR Yuwana Nindya Raharja PT BPR Yuwana Nindya Raharja berkedudukan di Jalan Tentara Pelajar

No.97, Kranon, Kepek, Wonosari. PT BPR Yuwana Nindya Raharja didirikan

berdasarkan akta nomor 001 tangga l 02 April 1994, notaris Koesharyati Tito, SH.

Anggaran dasar telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir

adalah akta nomor 113/VII/ 2004 tanggal 20 Juli 2004, notaris Koesharyati Tito,

SH dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia dalam Surat Keputusan nomor C-17645 HT.01.04.TH.20035

tertanggal 24 Juni 2005.

B. Kegiatan Usaha

Kegiatan Usaha PT BPR Yuwana Nindya Raharja adalah :

• Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan : Deposito berjangka

dan Tabungan.

• Menempatkan dana dalam bentuk deposito berjangka dan tabungan di bank

lain.

• Menyalurkan kembali dananya dalam bentuk kredit yang diberikan.

C. Susunan Pengurus

Susunan Pengurus PT BPR Yuwana Nindya Raharja adalah :

Page 54: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

40

Komisaris Bagus Kris Bawono, SE

Direktur Utama : Drs. Sudjut Budi Utomo

Direktur : Rinaras Widi Atmini, SE

D. Kepemilikan

Kepemilikan PT BPR Yuwana Nindya Raharja :

• PT Usaha Karya Bina Mandiri 67,34 %

• Bagus Kris Bawono 6,06 %

• Alfius Wastono 6,06 %

• Sri Murniyati 6,06 %

• Zamsuri 6,06 %

• Prambudi 4,38 %

• Rinaras Widi Atmini 6,06 %

---------- +

100,00 %

E. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi PT BPR Yuwana Nindya Raharja tersusun sebagai berikut :

Page 55: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

41

Keterangan :

Garis Instruksi

Garis Koordinasi

Berikut ini akan diuraikan tugas dan tanggung jawab, serta wewenang

masing-masing bagian :

1. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)

Rapat Umum Pemegang Saham ini merupakan kekuasaan tertinggi

dalam perseroan yang bertugas dan berkewajiban menetapkan anggaran

dasar, yang di dalamnya memuat bahwa dewan komisaris dan dewan

direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham

R U P S

KOMISARIS

DIREKSI S P I

Bagian Pemasaran &

Kredit - Acc. Officer - Administrasi kredit - Penilai Jaminan & Investigasi

Bagian Operasional

- Tabungan / Deposito - Teller - Accounting

Bagian Personalia &

Umum - Personalia - Umum - Sopir - Keamanan - Office Boy

Kantor Kas - Acc. Officer - Teller & Administrasi - Keamanan - Office Boy

Page 56: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

42

yang secara langsung menetapkan jumlah gaji bulanan yang diberikan

kepada dewan komisaris dan dewan direksi.

2. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris ini bertanggungjawab kepada RUPS atas segala

usaha dan kebijaksanaan yang ia keluarkan. Dewan Komisaris bertugas

melakukan pengawasan dan kepengurusan perseroan yang dilakukan oleh

direksi. Maka ia memiliki wewenang untuk melakukan pemeriksaan

terhadap buku-buku, surat-surat, bukti-bukti, mencocokkan keadaan uang

kas, minta penjelasan mengenai suatu hal kepada direksi, dan sebagainya.

3. Direksi

Direksi bertanggung jawab memimpin kegiatan yang dilakukan

atas nama perusahaan, baik didalam maupun diluar perusahaan.

Memimpin secara mutlak terhadap seluruh kegiatan operasional maupun

non operasional yang dijalankan oleh seluruh perusahaan. Direksi bertugas

untuk memikirkan, merumuskan, dan menetapkan kebijaksanaan dalam

menentukan program kerja untuk kegiatan yang dilakukan perusahaan.

4. SPI (Satuan Pengawas Intern)

Satuan Pengawas Intern bertanggung jawab langsung kepada Direksi.

SPI memiliki tugas antara lain :

a. Menyusun rencana kerja pengawasan tahunan.

b. Mempersiapkan pelaksanaan pengawasan.

c. Melakukan pengujian kelayakan yang digunakan.

d. Membuat laporan hasil pengawasan.

Page 57: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

43

e. Melakukan pengujian efektifitas pengendalian intern yang

digunakan.

Adapun wewenang-wewenang yang dimiliki Satuan Pengawas Intern

antara lain :

a.Menetapkan cara-cara pengawasan yang akan dilakukan.

b.Meminta keterangan dari segenap karyawan.

c.Meminta data.

d.menetapkan cara pelaporan.

e.Memperoleh peraturan-peraturan baik intern maupun ekstern.

f.Meminta informasi dari semua karyawan.

5. Bagian Pemasaran dan Kredit

Bagian Pemasaran dan Kredit ini membawahi langsung beberapa

kepala seksi, yaitu : Seksi Account Officer, Seksi Administrasi Kredit, dan

Seksi Penilai Jaminan & Investigasi. Bagian Pemasaran dan Kredit

memiliki tugas antara lain :

a. Membantu direksi dalam melaksanakan tugas-tugas yang

berhubungan dengan program di bidang dana dan perkreditan.

b. Menyampaikan saran-saran kepada pimpinan sehubungan dengan

pelaksanaan tugas-tugas di bidang dan dan perkreditan.

c. Menyusun rencana kerja dan anggaran bidang dana dan perkreditan

sebagai usulan untuk mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris.

d. Menyusun jadwal kegiatan rencana anggaran yang telah disetujui

oleh Dewan Komisaris.

Page 58: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

44

e. Mengatur pengelolaan uang kas dalam rangka pengendalian

likuiditas secara efektif dan efisien.

f. Membantu Direksi dalam merumuskan kebijaksanaan bidang

perkreditan.

g. Membantu Direksi untuk menjalankan kebijaksanaan dalam bidang

kredit.

h. Menghubungi sasaran kredit yang potensial baik terhadap sektor

pemerintah, swasta maupun sasaran lainnya.

6. Bagian Operasional

Bagian Operasional ini membawahi langsung beberapa seksi, yaitu

Seksi Tabungan / Deposito, Seksi Teller, dan Seksi Accounting. Bagian

Operasional bertanggung jawab langsung kepada direksi. Tugas dari

Bagian Operasional adalah :

a. Menyusun jadwal kerja dan peta kerja seksi.

b. Menilai hasil kerja staf dan seksi.

c. Memeriksa kelayakan permohonan kredit

d. Mengarahkan bawahan.

Wewenang dari Bagian Operasional itu sendiri adalah :

a.Memilih sistem.

b.Memberi penilaian

c.Memilih program memberi tugas.

d.Memerintahkan bawahan untuk melengkapi persyaratan kredit

7. Bagian Personalia dan Umum

Page 59: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

45

Bagian Personalia dan Umum membawahi langsung beberapa

seksi, yaitu : Seksi Personalia, Seksi Umum, Sopir, Seksi Keamanan, dan

Office Boy. Bagian Personalia dan Umum memiliki tugas antara lain :

a. Menerima surat masuk.

b. Membuat surat keluar.

c. Mengarsipkan surat masuk dan keluar

d. Mencatat semua inventaris

e. Mencatat mutasi sisa persediaan.

f. Mengatur penjagaan keamanan

g. Merencanakan kebutuhan karyawan

h. Memeriksa presensi karyawan

i. Membuat surat perintah dinas.

j. Mengurus fasilitas karyawan.

Sedangkan wewenang Bagian Personalia dan Umum antara lain :

a.Membuka dan membaca surat masuk.

b.Menggunakan sarana yang ada.

c.Menetapkan cara pengarsipan.

d.Meneliti semua inventaris

e.Melarang karyawan yang tidak berhak menggunakan formulir.

f.Memerintah petugas yang terkait.

g.Mengusulkan penambahan persediaan kepada Direksi.

h.Menolak presensi yang tidak sah.

i.Meminta tanda tangan pejabat yang berwenang.

Page 60: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

46

8. Kantor Kas

Kantor Kas memiliki beberapa seksi, yaitu : Seksi Acc. Officer,

Seksi Teller & Administrasi, Seksi Keamanan, dan Office Boy

F. Produk dan Jasa

Bank adalah mitra bagi siapa saja. Bukan hanya bagi dunia usaha, tapi juga

untuk perorangan dan keluarga. Di BPR Yuwana Nindya Raharja, nasabah akan

mendapatkan pelayanan yang ramah, professional dan personal untuk beberapa

jasa perbankan. Produk dan Jasa BPR Yuwana Nindya Raharja antara lain:

1. Tabungan

a. Tabungan Raharja, adalah tabungan untuk masyarakat umum

b. Tabungan Kusuma, adalah tabungan untuk masyarakat yang dikhususkan

untuk wanita.

a. Deposito

Deposito dengan jangka waktu 1,3,6,dan 12 bulan. Dapat diperpanjang

secara otomatis. Deposito ini juga dapat dipergunakan sebagai jaminan

kredit.

3. Kredit

a. Kredit Modal Usaha

b. Kredit Konsumtif

c. Kredit Pembiayaan Kendaraan Bermotor Bekas

d. Kredit Sebrakan

Page 61: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

47

Kredit tunai jangka pendek maksimal 3 bulan untuk keperluan usaha

dengan pengembalian berupa angsuran bunga, sedangkan pokok

pinjaman dilunasi pada saat jatuh tempo.

e. Kredit Kusuma (kredit tanpa agunan)

Dengan syarat :

i. Wanita

ii. Berkelompok

iii. Memiliki usaha yang produktif

iv. Bertempat tinggal menetap.

Page 62: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

47

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Tingkat kesehatan bank pada dasarnya dinilai dengan pendekatan atas

berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan bank. Data

yang diambil dari PT BPR Yuwana Nindya Raharja adalah data yang meliputi

neraca, laporan laba/rugi, laporan pelampauan Batas Maksimal Pemberian Kredit

(BMPK) bagi peminjam dan kelompok peminjam.

A. Hasil Perhitungan Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Yuwana

Nindya Raharja tahun 2002 – 2006.

1. Hasil Perhitungan CAR (Capital Adequacy Ratio) tahun 2002 – 2006.

Tabel V.1 Hasil Perhitungan Capital Adequacy Ratio

BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002 - 2006

Tahun

Modal (000)

ATMR (000)

CAR (%)

Nilai

Kredit 2002 607.738 4.368.519 13,9 % 100 2003 474.392 3.704.493 12,8 % 100 2004 531.116 4.451.771 11,9 % 100 2005 795.403 8.089.180 9,8 % 99 2006 1.241.720 14.245.453 8,7 % 88

Sumber : Lampiran II.1 sampai dengan Lampiran II.3

Dari tabel tersebut, dapat diketahui adanya penurunan nilai CAR. Pada tahun

2002, nilai CAR cukup tinggi sebesar 13,9 %, yang menunjukkan bahwa bank

telah memenuhi persyaratan penyediaan modal minimum yaitu sebesar 8 %.

Pada tahun 2003, nilai CAR menurun menjadi 12,8 %. Hal ini disebabkan karena

adanya penurunan modal menjadi sebesar Rp 474.392 ribu, sedangkan ATMR

Page 63: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

48

yang dimiliki bank sebesar Rp 3.704.937. Pada tahun 2003, penurunan nilai CAR

masih berlangsung pada tahun ini yaitu menjadi sebesar 11,9 %. Ini diakibatkan

karena adanya kenaikan jumlah modal menjadi sebesar Rp 531.116 ribu diikuti

dengan kenaikan besarnya ATMR menjadi sebesar Rp 4.451.771 ribu. Hal ini

pun, lagi- lagi tidak mempengaruhi pada kesehatan permodalan BPR Yuwana

Nindya Raharja. Pada tahun 2005, sisa modal minimum yang dihasilkan pada

tahun ini sebesar Rp 148.269 ribu, mengalami penurunan dari tahun lalu yang

menyebabkan nilai CAR juga mengalami penurunan menjadi sebesar 9,8 %. Hal

ini disebabkan karena laba ditahan lebih kecil dari tahun lalu sehingga

mengurangi jumlah modal bank. Sedangkan ATMR yang ada sebesar Rp

8.089.180 ribu naik dari tahun lalu. Tahun 2006 merupakan tahun dimana rasio

CAR yang dihasilkan terendah dari tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 8,7 %.

Ini terjadi karena kenaikan modal yang disetor oleh pemegang saham dan

kenaikan laba yang dihasilkan juga diikuti oleh kenaikan jumlah ATMR sebesar

Rp 14.245.453 ribu.

2 Hasil Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif (Asset Quality) tahun

2002 – 2006.

Perhitungan terhadap faktor kualitas aktiva produktif (KAP)

dibedakan atas dua rasio yaitu :

a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva

produktif:

Page 64: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

49

Tabel V.2 Hasil Perhitungan KAP

BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002 - 2006

Tahun

Aktiva Produktif

yang diklasifikasikan (000)

Jumlah Aktiva

Produktif (000)

KAP (%)

Nilai

Kredit

2002 228.853 4.017.777 5,7 % 100 2003 377.496 4.045.680 9,3 % 88 2004 101.156 4.179.231 2,4 % 100 2005 325.644 7.689.334 4,2 % 100 2006 617.078 14.221.914 4,3 % 100

Sumber : Lampiran III.3 sampai dengan Lampiran III.5

Dari tabel V.2 dapat dilihat bahwa besarnya nilai rasio KAP yang

dihasilkan pada tahun 2002 adalah sebesar 5,6 % dengan nilai kredit 113

melebihi nilai maksimal yaitu 100. Tetapi nilai tersebut turun menjadi 9,3 % pada

tahun 2003. Karena rasio yang meningkat maka nilai kredit yang dihasilkan

menurun. Tapi pada tahun 2004 dan seterusnya, nilai rasio KAP meningkat

kembali dan menjadi stabil di kisaran sehat. Hal ini menunjukkan bahwa BPR

Yuwana Nindya Raharja telah mengelola dengan baik aktiva produktifnya, karena

bank tidak memiliki risiko kerugian yang disebabkan oleh dapat diterimanya

aktiva produktif yang diklasifikasikan jika dibandingkan dengan aktiva produktif

yang dimilikinya. Semakin kecil rasio maka kesehatan bank semakin baik.

b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang

dibentuk oleh bank terhadap penyisihan penghapusan aktiva

produktif yang wa jib (PPAPW) dibentuk oleh bank

Page 65: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

50

Tabel V.3 Hasil Perhitungan PPAP

BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002 - 2006

Tahun

PPAP

yang dibentuk (000)

PPAP yang wajib dibentuk

(000)

PPAP (%)

Nilai

Kredit

2002 105.157 60.400 174 % 100 2003 145.930 84.423 173 % 100 2004 133.329 53.183 176 % 100 2005 174.440 99.584 175 % 100 2006 199.330 146.285 136 % 100

Sumber : Lampiran III.5 sampai dengan Lampiran III.6 Dari tabel V.3 dapat dilihat bahwa nilai rasio PPAP yang diperoleh BPR

Yuwana Nindya Raharja pada tahun 2002 - 2006 mengalami kenaikan dan

penurunan. Tapi hal itu masih dalam batas ketentuan BI karena nilai kredit yang

dihasilkan masih melebihi nilai maksimal.

3. Hasil Perhitungan Aspek Manajemen (Management) tahun 2002 - 2006

Tabel V.4 Hasil Perhitungan Aspek Manajemen

PT BPR Yuwana Nindya Raharja Komponen Nilai

Kredit Komponen Nilai

Kredit Manajemen umum Strategi dan sasaran Struktur Sistem Kepemimpinan

4 7 11 8

Manajemen Risiko Risiko likuiditas Risiko kredit Risiko operasional Risiko hukum Risiko pemilik & pengurus

7 10 8 11

11 Jumlah 30 Jumlah 47

Sumber : PT BPR Yuwana Nindya Raharja

Pada aspek ini penulis hanya bisa mewancara narasumber pada

tahun ketika penelitian ini dibuat. Karena adanya kesulitan dari

Page 66: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

51

narasumber bila analisis dilakukan per tiap tahun. Sehingga hasil

wawancara diasumsikan bahwa jawaban pertanyaan itu mencakup pada

periode tahun yang diteliti yaitu tahun 2002 sampai dengan tahun 2006.

Dari analisis kumulatif dapat diketahui bahwa nilai kredit yang dihasilkan

dari 25 pertanyaan yang diajukan adalah sebesar 30 untuk Manajemen

Umum, dan 47 untuk Manajemen Risiko. Sehingga nilai yang didapatkan

adalah sebesar :

a. Manajemen Umum :

Jumlah Nilai Aspek Manajemen Umum M. Umum : --------------------------------------------------- x 100% 0,4

30 : ----------- x 100% 0,4 : 75 %

b. Manajemen Risiko :

Jumlah Nilai Aspek Manajemen Risiko M. Risiko : --------------------------------------------------- x 100% 0,6

47 : ----------- x 100% 0,6 : 78,3 %

Nilai Kredit yang diperoleh yaitu :

N. K = (40 x Nilai Manajemen Risiko) + (60 x Nilai Manajemen Risiko)

= (40 x 75%) + (60 x 78,3%)

= 30 + 46,98 = 76,98

Page 67: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

52

Ini menunjukkan bahwa bank memiliki predikat “cukup sehat”

untuk kesehatan manajemen. Dari hasil tersebut berarti aspek – aspek

manajemen yang disyaratkan oleh Bank Indonesia telah dijalankan dengan

cukup baik.

4. Hasil Perhitungan Rentabilitas (Earning) tahun 2002 - 2006

Penilaian terhadap faktor rentabilitas didasarkan pada dua rasio

yaitu :

a. Rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-

rata volume usaha dalam periode yang sama :

Tabel V.5 Hasil Perhitungan ROA

BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002 - 2006

Tahun

Laba/Rugi

(000)

Rata-rata Volume Usaha

(000)

ROA (%)

Nilai

Kredit 2002 124.791 4.623.843 2,7 % 100 2003 136.423 4.321.450 3,2 % 100 2004 167.574 4.935.183 3,4 % 100 2005 281.004 9.533.124 2,9 % 100 2006 542.275 16.215.447 3,3 % 100

Sumber : Lampiran IV.1 sampai dengan Lampiran IV.2

Dari tabel V.5, dapat dilihat bahwa pada tahun 2002 – 2006, BPR Yuwana

Nindya Raharja memperoleh rasio ROA yang stabil di kisaran sehat. Ini berarti

bahwa pihak BPR Yuwana Nindya Raharja telah mengelola dengan baik

penggunaan aset-asetnya, sehingga tingkat keuntungan yang dicapai bank akan

semakin baik. ROA juga dapat menunjukkan kemampuan bank untuk

menghasilkan income dari pengolaan aset yang dimiliki

Page 68: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

53

b. Rasio biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap

pendapatan operasional dalam periode yang sama (BOPO):

Tabel V.6

Hasil Perhitungan BOPO BPR Yuwana Nindya Raharja

Tahun 2002 – 2006

Tahun

Biaya Operasional

(000)

Pendapatan Operasional

(000)

BOPO (%)

Nilai

Kredit

2002 1.403.406 1.528.406 91,8 % 100 2003 1.673.996 1.810.119 92,5 % 93,7 2004 1.768.472 1.936.648 91,3 % 100 2005 2.268.009 2.466.711 91,9 % 100 2006 4.441.070 4.983.169 89,1 % 100

Sumber : Lampiran IV.3

Dari tabel V.6, dapat dilihat bahwa pada tahun 2003, rasio BOPO BPR

Yuwana Nindya Raharja mengalami penurunan. Tapi penurunan tersebut masih

dalam kisaran sehat. Hal ini bisa terjadi karena pendapatan yang diperoleh dari

kegiatan operasional tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat efisiensi

dan kemampuan bank dalam mengelola dan melakukan kegia tan operasi dapat

dikategorikan “sehat”. Semakin tinggi rasio yang dicapai semakin rendah pula

pendapatan yang diperoleh, semakin kecil rasio maka semakin baik manajemen

bank dalam efisiensi dalam mengelola kegiatan operasionalnya. Ini terbukti

karena adanya penurunan pada nilai rasio yang diperoleh menyebabkan kenaikan

nilai kredit yang diperoleh melebihi nilai maksimum.

5. Hasil Perhitungan Likuiditas (Liquidity) tahun 2002 – 2006

Penilaian terhadap faktor likuiditas didasarkan pada 2 rasio yaitu :

a. Rasio alat likuid terhadap hutang lancar :

Page 69: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

54

Tabel V.7 Hasil Perhitungan Likuiditas

BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002 – 2006

Tahun

Alat Likuid

Hutang Lancar

Likuiditas

(%)

Nilai

Kredit 2002 357.001 2.839.239 12, 5 % 100 2003 94.992 2.015.235 4,6 % 92 2004 565.855 3.583.860 15,8 % 100 2005 1.346.478 7.900.532 17 % 100 2006 1.046.649 14.193.623 7,4 % 100

Sumber : Lampiran V.1 dan Lampiran V.2

Dari tabel V.7, dapat dilihat bahwa pada tahun 2003, rasio Likuiditas BPR

Yuwana Nindya Raharja mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2002.

Tapi penurunan tersebut masih dalam kisaran sehat. Pada tahun 2004 – 2006, BPR

Yuwana Nindya Raharja dapat meningkatkan rasio Likuiditasnya. Bahkan pada

tahun 2005, BPR Yuwana Nindya Raharja dapat meningkatkan Likuiditasnya

menjadi 17%. Hal ini berarti bahwa bank memiliki kemampuan untuk segera

menutup kewajiban-kewajiban lancar dengan alat-alat likuid yang dimiliki

b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank:

Tabel V.8 Hasil Perhitungan LDR

BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002 – 2006

Tahun

Kredit (000)

Dana yang Diterima

(000)

LDR (%)

Nilai

Kredit

2002 4.000.277 4.406.305 90,8 % 97 2003 3.209.660 4.232.518 75,8 % 100 2004 4.113.342 4.758.566 86,4 % 100 2005 7.330.103 8.584.984 85,3 % 100 2006 12.806.674 14.472.912 88,5 % 100

Sumber : Lampiran V.3 dan Lampiran V.4

Page 70: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

55

Dari tabel V.8, dapat dilihat bahwa pada tahun 2002 - 2006, rasio

Likuiditas BPR Yuwana Nindya Raharja mengalami kenaikan dan penurunan.

Tapi penurunan tersebut masih dalam kisaran sehat. Dengan nilai rasio ini,

berarti bank mampu menekan biaya kredit, karena hanya sedikit dana yang

menganggur dilihat dari dana yang diterima untuk disalurkan .

B. Hasil Penentuan Predikat Tingkat Kesehatan BPR Yuwana Nindya

Raharja tahun 2002 – 2006.

Atas dasar nilai kredit dari faktor-faktor yang dinilai kemudian diperoleh

nilai kredit gabungan dari hasil penilaian tingkat kesehatan bank secara

keseluruhan dengan pembagian dalam empat golongan yaitu:

(1) nilai kredit 81 sampai dengan 100 diberi predikat sehat,

(2) nilai kredit 66 dampai dengan kurang dari 81 diberi predikat cukup

sehat,

(3) nilai kredit 51 sampai dengan kurang dari 66 diberi predikat kurang

sehat, dan

(4) nilai kredit 0 sampai dengan nilai kredit kurang dari 31 diberi predikat

tidak sehat.

Page 71: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

56

Tabel V.9 Hasil Nilai Kredit dan Predikat Tingkat Kesehatan Bank

PT BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002

Rasio Nilai Rasio Nilai Kredit Bobot N.K dibobot CAR

KAP

PPAP

MAN

ROA

BOPO

Likuiditas

LDR

13,9 %

5,7 %

174 %

153,3 %

2,7 %

91,8 %

12,5 %

90,8 %

100

100

100

76,98

100

100

100

96,8

30%

25 %

5 %

20 %

5 %

5 %

5 %

5 %

30

25

5

15,4

5

5

5

4,8

Jumlah 95,2 Predikat Sehat

Sumber : Tabel V.1 sampai dengan Tabel V.8

Tabel V.10 Hasil Nilai Kredit dan Predikat Tingkat Kesehatan Bank

PT BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2003

Rasio Nilai Rasio Nilai Kredit Bobot N.K dibobot CAR

KAP

PPAP

MAN

ROA

BOPO

Likuiditas

LDR

12,8 %

9,3 %

173 %

153,3 %

3,2 %

92,5 %

4,6 %

75,8 %

100

88

100

76,98

100

93,7

92

100

30%

25 %

5 %

20 %

5 %

5 %

5 %

5 %

30

22

5

15,4

5

4,7

4,6

5

Jumlah 91,7 Predikat Sehat

Sumber : Tabel V.1 sampai dengan Tabel V.8

Page 72: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

57

Tabel V.11 Hasil Nilai Kredit dan Predikat Tingkat Kesehatan Bank

PT BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2004

Rasio Nilai Rasio Nilai Kredit Bobot N.K dibobot CAR

KAP

PPAP

MAN

ROA

BOPO

Likuiditas

LDR

11,9 %

2,4 %

176 %

153,3 %

3,4 %

91,3 %

15,8 %

86,4 %

100

100

100

76,98

100

100

100

100

30%

25 %

5 %

20 %

5 %

5 %

5 %

5 %

30

25

5

15,4

5

5

5

5

Jumlah 95,4 Predikat Sehat

Sumber : Tabel V.1 sampai dengan Tabel V.8

Tabel V.12 Hasil Nilai Kredit dan Predikat Tingkat Kesehatan Bank

PT BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2005

Rasio Nilai Rasio Nilai Kredit Bobot N.K dibobot CAR

KAP

PPAP

MAN

ROA

BOPO

Likuiditas

LDR

9,8 %

4,2 %

175 %

153,3 %

2,9 %

91,9 %

17 %

85,3 %

99

100

100

76,98

100

100

100

100

30%

25 %

5 %

20 %

5 %

5 %

5 %

5 %

29,7

25

5

15,4

5

5

5

5

Jumlah 95,1 Predikat Sehat

Sumber : Tabel V.1 sampai dengan Tabel V.8

Page 73: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

58

Tabel V.13 Hasil Nilai Kredit dan Predikat Tingkat Kesehatan Bank

PT BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2006

Rasio Nilai Rasio Nilai Kredit Bobot N.K dibobot CAR

KAP

PPAP

MAN

ROA

BOPO

Likuiditas

LDR

8,7 %

4,3 %

136 %

153,3 %

3,3 %

89,1 %

7,4 %

88,5 %

88

100

100

76,98

100

100

100

100

30%

25 %

5 %

20 %

5 %

5 %

5 %

5 %

26,4

25

5

15,4

5

5

5

5

Jumlah 91,8 Predikat Sehat

Sumber : Tabel V.1 sampai dengan Tabel V.8

Dari analisis atas masing-masing faktor dan komponen BPR Yuwana

Nindya Raharja dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006, maka BPR Yuwana

Nindya Raharja tergolong kategori “SEHAT”, karena syarat yang telah

ditetapkan oleh Bank Indonesia telah terpenuhi yaitu 95,25 nilai kredit tahun

2002 ; 95,75 nilai kredit tahun 2003 ; 95,4 nilai kredit tahun 2004 ; 94,8 nilai

kredit tahun 2005 ; 91,1 nilai kredit tahun 2006, dengan nilai kredit rata-rata

selama 5 tahun terakhir yaitu 94,16 lebih besar dari 81 sesuai batas sehat yang

ditetapkan Bank Indonesia.

Page 74: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

59

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Permodalan

Faktor permodalan selama 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2002 – 2006,

tergolong kategori “sehat” dengan nilai kredit dibobot rata rata 29,2 terdiri

dari nilai 30 tahun 2002, nilai 30 tahun 2003, nilai 30 tahun 2004, nilai 29,7

tahun 2005, dan nilai 26,4 tahun 2006.

2. Kualitas Aktiva Produktif

Kualitas aktiva produktif termasuk kategori “sehat” dengan nilai kredit

dibobot rata-rata 29,4 terdiri dari nilai 30 tahun 2002, nilai 27 tahun 2003,

nilai 30 tahun 2004, nilai 30 tahun 2005, dan nilai 30 tahun 2006.

3. Manajemen

Hasil analisis terhadap faktor manajemen, secara keseluruhan penilaian

terhadap faktor manajemen yang meliputi manajemen umum dan manajemen

risiko tergolong kategori “cukup sehat” dengan nilai kredit rata-rata 15,4.

4. Rentabilitas

Hasil analisis terhadap rentabilitas selama lima tahun 2002 – 2006, maka

rentabilitas tergolong kategori “sehat” dengan nilai kredit dibobot rata-rata

9,9 terdiri dari nilai 10 tahun 2002, nilai 9,7 tahun 2003, nilai 10 tahun 2004,

nilai 10 tahun 2005, dan nilai 10 tahun 2006.

Page 75: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

60

5. Likuiditas

Hasil analisis terhadap likuiditas selama lima tahun 2002 – 2006,

tergolong kategori “sehat” dengan nilai kredit dibobot rata-rata 9,9 terdiri

dari nilai 9,8 tahun 2002, nilai 9,6 tahun 2003, nilai 10 tahun 2004, nilai 10

tahun 2005, dan nilai 10 tahun 2006.

B. Keterbatasan

Dalam melakukan penelitian ini penyusun menyadari bahwa masih banyak

terjadi kekurangan dan kelemahan sehingga hasil penelitian yang diperoleh tidak

maksimal. Dan hasil penilaian kinerja BPR ini mungkin berbeda (dapat berbeda)

dengan penilaian kinerja dari Bank Indonesia sebagai otoritas perbankan di

Indonesia yang berwenang melakukan penilaian.

C. Saran

1. Dari faktor permodalan, secara kesuluruhan BPR Yuwana Nindya Raharja

tergolong dalam kategori “sehat”. Namun bila dicermati pada tahun 2005 dan

2006 ada kecenderungan menurun. Agar permodalan tetap kuat dan sehat, di

masa yang akan datang setidaknya ada beberapa hal yang dapat dilakukan,

yaitu :

a. Mengurangi aktiva yang berisiko tinggi.

b. Pemilik/pemegang saham dianjurkan untuk menambah modal disetor.

c. Meningkatkan perolehan laba.

d. Memperbesar laba ditahan.

Page 76: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

61

2. Dari segi kualitas aktiva produktif, BPR Yuwana Nindya Raharja secara

keseluruhan tergolong sehat, kondisi ini diharapkan dapat dipertahankan,

jika perlu ditingkatkan lagi dengan memperkecil kredit yang

diklasifikasikan atau menekan kredit bermasalah dengan cara lebih hati-

hati dan selektif dalam pemberian kredit.

3. Dari segi penilaian manajemen, secara keseluruhan BPR Yuwana Nindya

Raharja tergolong “cukup sehat”, hal ini dapat diperbaiki dengan cara

antara lain menjalankan operasional bank sesuai aturan atau ketentuan

yang berlaku baik ketentuan intern (aturan yang dibuat sendiri) maupun

ketentuan ekstern (ketentuan dari Bank Indonesia).

4. Dilihat dari penilaian terhadap rentabilitas, BPR Yuwana Nindya Raharja

secara keseluruhan tergolong sehat dan diharapkan dapat terus

dipertahankan serta ditingkatkan. Tingkat rentabilitas yang tinggi berarti

bank dapat tetap mempertahankan efisiensi biaya operasionalnya serta

mengupayakan adanya peningkatan pendapatan, sehingga akan berakibat

laba yang diperoleh akan semakin besar dan dapat mempertahankan

kelangsungan usahanya.

5. Dilihat dari penilaian likuiditas, BPR Yuwana Nindya Raharja secara

keseluruhan tergolong “sehat” dan diharapkan kondisi seperti ini terus

dipertahankan. Dengan terpeliharanya tingkat likuiditas yang baik, berarti

bank telah memelihara kepercayaan nasabahnya, dan bila likuiditas terlalu

berlebihan akan mengurangi pendapatan atau ada dana yang tidak

produktif.

Page 77: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia.1993.Tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan

Rakyat. SE BI No.26/6/BPR (29 Mei)

Bank Indonesia.1993.Tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan

Rakyat. SK Direksi BI No.26/24/KEP/DIR (29 April)

Bank Indonesia.1997.Tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan

Rakyat. SE BI No.30/12/KEP/DIR (30 April)

Bank Indonesia.1997.Tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan

Rakyat. SE BI No.30/3/UPPB (30 April)

Lukman. D. 2000. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Rudy Badrudin. Dkk. (2002). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.

Yogyakarta: STIE YKPN.

Rudi Trisantoso. 1995. Prinsip Dasar Akuntansi Perbankan. Andy Offset

Yogyakarta.

Susilo, Sri, y.dkk. (2000). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Yogyakarta:

Salemba Empat.

Undang-undang no 7 tahun 1992 tentang perbankan.

Undang-undang no 10 tahun 1998 tentang perbankan.

Page 78: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

LAMPIRAN I

Page 79: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Lampiran I.1 Neraca

PT BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002-2006

POS-POS

2002 (000)

2003 (000)

2004 (000)

2005 (000)

2006 (000)

AKTIVA 1. Kas 2. Giro pada bank lain 3. Penempatan pada bank

lain 4. Surat berharga 5. Kredit yang

diberikan : a. Pihak terkait dengan

bank b. Pihak lain

Penyisihan ph. kredit 6. Aktiva tetap

akumulasi ph.AT 7. Aktiva lain-lain

303.599 53.602

17.500

0

24.000 4.000.277

105.157 467.766 143.301

5.557

88.165 6.827

836.020

0

0 3.209.660

145.930 479.927 217.608 64.389

556.729 9.126

65.889

0

0 4.113.342

133.329 537.658 253.004 38.772

1.278.064 68.414

359.231

0

0 7.330.103

174.440 819.182 313.702 168.068

1.034.444 12.205

1.415.240

0

0 12.806.674

199.330

1.551.656 521.169 120.803

JUMLAH

4.623.843

4.321.450

4.935.183

9.533.124

16.215.447

PASIVA 1. Kewajiban segera

lainnya 2. Tabungan 3. Deposito berjangka

a. Pihak terkait dengan bank

b. Pihak lain 4. Pinjaman yang

diterima 5. Kewajiban lain -lain 6. Pinjaman subordinasi 7. Modal pinjaman 8. Ekuitas

a. Modal disetor b. Modal sumbangan c. Selisih penilaian

kembali aktiva Laba ditahan

69.542 1.047.397

4.000 1.718.300

1.083.476

99.944 0 0

300.000 0

0

301.623

26.597 1.090.751

84.000 849.800

1.780.817

9.282 0 0

300.000 0

0

180.203

49.388

1.777.572

29.000 1.727.900

775.724 37.104

0 0

300.000 0

0

238.495

92.862 3.124.370

32.000 4.651.300

796.467 39.111

0 0

500.000 0

0 297.014

95.274 4.455.349

0 9.643.000

695.547 65.715

0 0

700.000 0

0

560.562

JUMLAH

4.623.843

4.321.450

4.935.183

9.533.124

16.215.447

Sumber : PT BPR Yuwana Nindya Raharja

Page 80: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Lampiran I.2 Laporan Laba/rugi

PT BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002-2006

Pos-Pos

2002 (000)

2003 (000)

2004 (000)

2005 (000)

2006 (000)

Pendapatan dan Beban Operasional

1. Pendapatan bunga a. Hasil bunga b. Provisi dan komisi

kredit Jml Pendapatan Bunga

2. Beban bunga a. Beban bunga b. Beban lainnya selain

beban bunga Jml Beban Bunga -/- Pendapatan Bunga Bersih

3. Pendapatan opera- sional lainnya 4. Beban operasional

lainnya a. Beban adm & umum b. Beban personalia c. Penyisihan &

penurunan atas aktva produktif

d. Beban lainnya Jml Beban Operasional Lainnya Pendapatan/Beban Operasional Bersih Pendapatan/Beban non Operasional

5. Pendapatan non Operasional

6. Beban non operasional Pendapatan/Beban non Operasional Bersih

7. Laba/Rugi Sebelum Pajak Penghasilan

8. Taksiran Pajak Penghasilan -/-

9. Laba/Rugi Tahun Berjalan

10. Laba ditahan awal periode

11. Dividen 12. Laba Ditahan AkhirPeriode

1.280.856

221.265

1.502.121

726.321

0 726.321

775.800

26.285

294.584 233.362

58.000 91.110

677.056

125.029

110 348

(238)

124.791

28.687

96.104

205.080

0

301.184

1.618.761

180.243 1.799.004

962.793

0

962.793

836.211

11.115

276.847 266.200

71.000 97.156

711.203

136.123

300 0

300

136.423

32.177

104.246

75.957

0

180.203

1.673.244

211.992 1.855.236

852.902

0

852.902

1.032.334

51.412

352.783 333.198

70.000 159.985

915.570

168.176

51 653

(602)

167.574

41.522

126.052

112.443

0

238.495

2.012.662

426.237 2.438.899

900.861

0

900.861

1.538.038

27.812

581.868 448.247

64.000 273.033

1.367.148

198.702

82.302 0

82.302

281.004

75.551

205.453

21.561

0

297.014

4.135.997

825.715 4.961.712

2.082.849

0

2.082.849

2.878.863

21.457

1.102.972

810.920

30.000

414.329

2.358.221

542.099

176 0

176

542.275

145.183

397.092

163.470

0

560.562 Sumber : PT BPR Yuwana Nindya Raharja

Page 81: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Lampiran I.3

Laporan Pelampauan BMPK bagi peminjam dan kelompok peminjam

BPR Yuwana Nindya Raharja

Tahun 2002 – 2006

(Dalam ribuan rupiah)

Nama Bank : BPR Yuwana Nindya Raharja

Laporan Tahun : 2002

No Nama Peminjam BMPK Plafond Baki Debet

Pelampauan Ket

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Sumber : PT BPR Yuwana Nindya Raharja Nama Bank : BPR Yuwana Nindya Raharja

Laporan Tahun : 2003

No Nama Peminjam BMPK Plafond Baki Debet

Pelampauan Ket

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Sumber : PT BPR Yuwana Nindya Raharja Nama Bank : BPR Yuwana Nindya Raharja

Laporan Tahun : 2004

No Nama Peminjam BMPK Plafond Baki Debet

Pelampauan Ket

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Sumber : PT BPR Yuwana Nindya Raharja

Page 82: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Nama Bank : BPR Yuwana Nindya Raharja

Laporan Tahun : 2005

No Nama Peminjam BMPK Plafond Baki Debet

Pelampauan Ket

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Sumber : PT BPR Yuwana Nindya Raharja Nama Bank : BPR Yuwana Nindya Raharja

Laporan Tahun : 2006

No Nama Peminjam BMPK Plafond Baki Debet

Pelampauan Ket

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Sumber : PT BPR Yuwana Nindya Raharja

Page 83: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

LAMPIRAN II

Page 84: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Lampiran II.1 Perhitungan ATMR

BPR Yuwana Nindya Raharja Dari tahun 2002 – 2006

Komponen ATMR

Nominal

(000)

Bobot Resiko

ATMR (000)

Tahun 2002 1. Kas 2. Giro dan Penempatan pada Bank Lain 3. Kredit yang diberikan 4. Aktiva tetap (nilai buku) 5. Aktiva lainnya selain yang tersebut diatas

303.599 71.102

4.024.277 324.465

5.557

0 % 20 %

100 % 100 % 100 %

0 14.220

4.024.277 324.465

5.557

Jumlah ATMR Tahun 2002

4.368.519

Tahun 2003 1. Kas 2. Giro dan Penempatan pada Bank Lain 3. Kredit yang diberikan 4. Aktiva tetap (nilai buku) 5. Aktiva lainnya selain yang tersebut diatas

88.165 842.847

3.209.660 262.319 64.389

0 % 20 %

100 % 100 % 100 %

0 168.569

3.209.660 262.319 64.389

Jumlah ATMR Tahun 2003

3.704.937

Tahun 2004 1. Kas 2. Giro dan Penempatan pada Bank Lain 3. Kredit yang diberikan 4. Aktiva tetap (nilai buku) 5. Aktiva lainnya selain yang tersebut diatas

556.729 75.015

4.113.342 284.654 38.772

0 % 20 %

100 % 100 % 100 %

0 15.003

4.113.342 284.654 38.772

Jumlah ATMR Tahun 2004

4.451.771

Page 85: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Tahun 2005 1. Kas 2. Giro dan Penempatan pada Bank Lain 3. Kredit yang diberikan 4. Aktiva tetap (nilai buku) 5. Aktiva lainnya selain yang tersebut diatas

1.278.064 427.645

7.330.103 505.480 168.068

0 % 20 %

100 % 100 % 100 %

0 85.529

7.330.103 505.480 168.068

Jumlah ATMR Tahun 2005

8.089.180

Tahun 2006 1. Kas 2. Giro dan Penempatan pada Bank Lain 3. Kredit yang diberikan 4. Aktiva tetap (nilai buku) 5. Aktiva lainnya selain yang tersebut diatas

1.034.444 1.427.445

12.808.674 1.030.487

120.803

0 % 20 %

100 % 100 % 100 %

0 285.489

12.808.674 1.030.487

120.803

Jumlah ATMR Tahun 2006

14.245.453

Sumber : Lampiran I.1

Page 86: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Lampiran II.2 Perhitungan Modal

BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002 - 2006

Komponen Modal

2002 (000)

2003 (000)

2004 (000)

2005 (000)

2006 (000)

Modal Inti :

1.Modal disetor

2.Modal Sumbangan

3.Cadangan Umum

4.Cadangan Tujuan

5.Laba yang ditahan

6.Laba tahun

Berjalan (50%)

7.Laba ditahan

Jumlah Modal Inti

Modal Pelengkap :

1.Penyisihan penghapusan

Aktiva produktif maksimum

(1,25% x ATMR)

300.000

0

0

0

0

48.052

205.080

553.132

54.606

300.000

0

0

0

0

52.123

75.957

428.080

46.312

300.000

0

0

0

0

63.026

112.443

475.469

55.647

500.000

0

0

0

0

102.727

91.561

694.288

101.115

700.000

0

0

0

0

198.546

163.470

1.062.016

178.968

Jumlah 607.738 474.392 531.116 795.403 1.241.720

Sumber data : Lampiran I.1

Lampiran II.3 Perhitungan CAR dan Nilai Kredit

BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002 - 2006

Tahun

Perhitungan

2002

Modal CAR = --------------------------------------------------------- X 100 %

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

Page 87: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

607.738 = ------------------ X 100 %

4.368.519

CAR = 13,9%

Setelah itu, dicari nilai kreditnya : Rasio CAR – 8 % Nilai Kredit (NK) = -------------------------- + 81 0,1 %

13,9% - 8%

= ------------------ + 81 0,1 % = 140

= 100 (karena maksimal 100)

2003 Modal

CAR = --------------------------------------------------------- X 100 % Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

474.392 = ------------------ X 100 %

3.704.937

CAR = 12,8%

Setelah itu, dicari nilai kreditnya : Rasio CAR – 8 % Nilai Kredit (NK) = -------------------------- + 81 0,1 %

12,8% - 8%

= ------------------ + 81 0,1 % = 129

= 100 (karena maksimal 100)

Page 88: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

2004

Modal CAR = --------------------------------------------------------- X 100 %

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

531.116 = ------------------ X 100 %

4.451.771

CAR = 11,9%

Setelah itu, dicari nilai kreditnya : Rasio CAR – 8 % Nilai Kredit (NK) = -------------------------- + 81 0,1 %

11,9% - 8%

= ------------------ + 81 0,1 % = 120

= 100 (karena maksimal 100)

2005

Modal CAR = --------------------------------------------------------- X 100 %

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

795.403 = ------------------ X 100 %

8.089.180

CAR = 9,8 %

Setelah itu, dicari nilai kreditnya : Rasio CAR – 8 % Nilai Kredit (NK) = -------------------------- + 81 0,1 %

9,8% - 8%

= ------------------ + 81 0,1 % = 99

Page 89: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

2006

Modal CAR = --------------------------------------------------------- X 100 %

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

1.241.720 = ------------------- X 100 %

14.245.453

CAR = 8,7 %

Setelah itu, dicari nilai kreditnya : Rasio CAR – 8 % Nilai Kredit (NK) = -------------------------- + 81 0,1 %

8,7% - 8%

= ------------------ + 81 0,1 % = 88

Sumber : Lampiran II.1 dan Lampiran II.2

Page 90: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

LAMPIRAN III

Page 91: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Lampiran III.1 Kualitas Aktiva Produktif

BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002- 2006

Kolektibilitas Aktiva Produktif

Jumlah Aktiva Produktif

(000) Tahun 2002 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet

3.611.484

345.466 18.827 42.000

Jumlah Tahun 2002 4.017.777 Tahun 2003 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet

3.373.280 525.216 129.184 18.000

Jumlah Tahun 2003 4.045.680 Tahun 2004 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet

3.985.886 175.412 17.933

0 Jumlah Tahun 2004 4.179.231

Tahun 2005 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet

7.119.243 467.780 42.230 60.081

Jumlah Tahun 2005 7.689.334 Tahun 2006 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet

13.039.121 1.128.168

14.525 42.100

Jumlah Tahun 2006 14.221.914 Sumber data : PT BPR Yuwana Nindya Raharja

Page 92: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Lampiran III.2 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002 – 2006

Kolektibilitas Aktiva Produktif

Jumlah Aktiva Produktif

(000)

Agunan Dikuasai

Tahun 2002 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet

3.611.484

345.466 18.827 42.000

0 %

50 % 50 % 50 %

Jumlah Tahun 2002 4.017.777 Tahun 2003 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet

3.373.280 525.216 129.184 18.000

0 % 50 % 50 % 50 %

Jumlah Tahun 2003 4.045.680 Tahun 2004 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet

3.585.886 575.412 17.933

0

0 % 50 % 50 % 50 %

Jumlah Tahun 2004 4.179.231 Tahun 2005 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet

7.119.243 467.780 42.230 60.081

0 % 50 % 50 % 50 %

Jumlah Tahun 2005 7.689.334 Tahun 2006 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet

13.039.121 1.128.168

14.525 42.100

0 % 50 % 50 % 50 %

Jumlah Tahun 2006 14.221.914 Sumber data : PT BPR Yuwana Nindya Raharja

Page 93: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Lampiran III.3 Kualitas Aktiva Produktif

BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002- 2006

Kolektibilitas Aktiva Produktif

Jumlah Aktiva

Produktif

Bobot

Klasifikasi

Aktiva Produktif

yang Diklasifikasikan

Tahun 2002 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet

3.611.484

345.466 18.827 42.000

0 %

50 % 75 %

100 %

0

172.733 14.120 42.000

Jumlah Tahun 2002

4.017.777

228.853

Tahun 2003 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet

3.373.280

525.216 129.184 18.000

0 %

50 % 75 %

100 %

0

262.608 96.888 18.000

Jumlah Tahun 2003

4.045.680

377.496

Tahun 2004 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet

3.985.886

175.412 17.933

0

0 %

50 % 75 %

100 %

0

87.706 13.450

0

Jumlah Tahun 2004

4.179.231

101.156

Tahun 2005 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet

7.119.243

467.780 42.230 60.081

0 %

50 % 75 %

100 %

0

233.890 31.673 60.081

Jumlah Tahun 2005

7.689.334

325.644

Page 94: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Tahun 2006 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet

13.039.121 1.128.168

14.525 42.100

0 %

50 % 75 %

100 %

0

564.084 10.894 42.100

Jumlah Tahun 2006

14.221.914

617.078

Sumber : Lampiran III.1

Lampiran III.4 Perhitungan KAP dan Nilai Kredit

BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002 - 2006

Tahun

Perhitungan

2002

Aktiva produktif yang diklasifikasikan KAP = -------------------------------------------------- X 100 %

Aktiva produktif 228.853 = --------------------- X 100 % 4.017.777 = 5,7 % Setelah itu dicari nilai kreditnya :

22,5 % - 5,7 % N.K = ------------------------- x 1

0,15 %

= 112

= 100 (karena maksimal 100)

2003

Aktiva produktif yang diklasifikasikan KAP = -------------------------------------------------- X 100 %

Aktiva produktif 377.496 = --------------------- X 100 % 4.045.680

Page 95: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

= 9,3 % Setelah itu dicari nilai kreditnya :

22,5 % - 9,3 % N.K = ------------------------- x 1

0,15 %

= 88

2004

Aktiva produktif yang diklasifikasikan KAP = -------------------------------------------------- X 100 %

Aktiva produktif 101.156 = --------------------- X 100 % 4.179.231

= 2,4 % Setelah itu dicari nilai kreditnya :

22,5 % - 2,4 % N.K = ------------------------- x 1 (maksimal 100)

0,15 %

= 134

= 100 (karena maksimal 100)

2005 Aktiva produktif yang diklasifikasikan

KAP = -------------------------------------------------- X 100 % Aktiva produktif

325.644 = --------------------- X 100 % 7.689.334

= 4,2 % Setelah itu dicari nilai kreditnya :

Page 96: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

22,5 % - 4,2 % N.K = ------------------------- x 1

0,15 %

= 122

= 100 (karena maksimal 100)

2006

Aktiva produktif yang diklasifikasikan KAP = -------------------------------------------------- X 100 %

Aktiva produktif 617.078 = --------------------- X 100 % 14.221.914

= 4,3 % Setelah itu dicari nilai kreditnya :

22,5 % - 4,3 % N.K = ------------------------- x 1

0,15 %

= 121

= 100 (karena maksimal 100)

Sumber : Lampiran III.3

Page 97: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Lampiran III.5 Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

Dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Wajib Dibentuk Tahun 2002 – 2006

Kolektibilitas

Aktiva Produktif

Jumlah Aktiva

Produktif (000)

Bobot

Penyisihan

Agunan Dikuasai

Jumlah PPAWD

(000)

Tahun 2002 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet

3.611.484

345.466 18.827 42.000

0,5 % 10 % 50 %

100 %

0 %

50 % 50 % 50 %

18.057 17.273 4.070

21.000

Jumlah Tahun 2002

4.017.777

60.400

Tahun 2003 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet

3.373.280

525.216 129.184 18.000

0,5 % 10 % 50 %

100 %

0 %

50 % 50 % 50 %

16.866 26.261 32.296 9.000

Jumlah Tahun 2003

4.045.680

84.423

Tahun 2004 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet

3.585.886

575.412 17.933

0

0,5 % 10 % 50 %

100 %

0 %

50 % 50 % 50 %

19.929 28.771 4.483

0

Jumlah Tahun 2004

4.179.231

53.183

Tahun 2005 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet

7.119.243

467.780 42.230 60.081

0,5 % 10 % 50 %

100 %

0 %

50 % 50 % 50 %

35.596 23.389 10.558 30.041

Jumlah Tahun 2005

7.689.334

99.584

Page 98: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Tahun 2006 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet

13.039.121 1.128.168

14.525 42.100

0,5 % 10 % 50 %

100 %

0 %

50 % 50 % 50 %

65.196 56.408 3.631

21.050

Jumlah Tahun 2006

14.221.914

146.285

Sumber : Lampiran III.2

Lampiran III.6 Perhitungan PPAP dan Nilai Kredit

BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002 - 2006

Tahun

Perhitungan

2002

PPAP yang dibentuk PPAP = -------------------------------------------------- X 100 %

PPAP yang wajib dibentuk 105.157 = --------------------- X 100 % 60.400 = 174 % Setelah itu dicari nilai kreditnya : N.K = PPAP % X 1

= 174

= 100 (karena maksimal 100)

2003

PPAP yang dibentuk PPAP = -------------------------------------------------- X 100 %

PPAP yang wajib dibentuk 145.930 = --------------------- X 100 % 84.423 = 173 %

Page 99: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Setelah itu dicari nilai kreditnya : N.K = PPAP % X 1

= 173

= 100 (karena maksimal 100)

2004 PPAP yang dibentuk

PPAP = -------------------------------------------------- X 100 % PPAP yang wajib dibentuk

133.329 = --------------------- X 100 % 53.183 = 176 % Setelah itu dicari nilai kreditnya : N.K = PPAP % X 1

= 176

= 100 (karena maksimal 100)

2005 PPAP yang dibentuk

PPAP = -------------------------------------------------- X 100 % PPAP yang wajib dibentuk

174.440 = --------------------- X 100 % 99.584 = 175 % Setelah itu dicari nilai kreditnya : N.K = PPAP % X 1

= 175

= 100 (karena maksimal 100)

2006

PPAP yang dibentuk PPAP = -------------------------------------------------- X 100 %

PPAP yang wajib dibentuk

Page 100: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

199.330 = --------------------- X 100 % 146.285 = 136 % Setelah itu dicari nilai kreditnya : N.K = PPAP % X 1

= 136

= 100 (karena maksimal 100)

Sumber : Lampiran III.5

Page 101: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

LAMPIRAN IV

Page 102: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Lampiran IV.1 Laporan Rata-rata Volume Usaha

BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002 – 2006

Tahun

Rata-rata Volume Usaha (000)

2002 2003 2004 2005 2006

4.623.843 4.321.450 4.935.183 9.533.124 16.215.447

Sumber : PT BPR Yuwana Nindya Raharja

Lampiran IV.2 Perhitungan ROA dan Nilai Kredit

Tahun 2002 - 2006

Tahun

Perhitungan

2002

Laba sebelum pajak ROA = ---------------------------------- X 100 % Rata-rata volume usaha 124.791 = ------------------------ X 100 % 4.623.843

ROA = 2,7 %

Setelah itu dicari nilai kreditnya : ROA %

Nilai Kredit (NK) = --------------

0,015 %

2,7 % = ---------------

0,015 %

= 180

= 100 (karena maksimal 100)

Page 103: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

2003

Laba sebelum pajak ROA = ---------------------------------- X 100 % Rata-rata volume usaha 136.423 = ------------------------ X 100 % 4.321.450

ROA = 3,2 %

Setelah itu dicari nilai kreditnya : ROA %

Nilai Kredit (NK) = --------------

0,015 %

3,2 % = ---------------

0,015 %

= 213,3

= 100 (karena maksimal 100)

2004 Laba sebelum pajak ROA = ---------------------------------- X 100 % Rata-rata volume usaha 167.574 = ------------------------ X 100 % 4.935.183

ROA = 3,4 %

Setelah itu dicari nilai kreditnya : ROA %

Nilai Kredit (NK) = --------------

0,015 %

3,4 % = ---------------

0,015 %

Page 104: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

= 226,7

= 100 (karena maksimal 100)

2005 Laba sebelum pajak ROA = ---------------------------------- X 100 % Rata-rata volume usaha 281.004 = ------------------------ X 100 % 9.533.124

ROA = 2,9 %

Setelah itu dicari nilai kreditnya : ROA %

Nilai Kredit (NK) = --------------

0,015 %

2,9 % = ---------------

0,015 %

= 193,3

= 100 (karena maksimal 100)

2006 Laba sebelum pajak ROA = ---------------------------------- X 100 % Rata-rata volume usaha 542.275 = ------------------------ X 100 % 16.215.447

ROA = 3,3 %

Setelah itu dicari nilai kreditnya : ROA %

Nilai Kredit (NK) = --------------

0,015 %

Page 105: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

3,3 % = ---------------

0,015 %

= 220

= 100 (karena maksimal 100)

Sumber : Lampiran I.2 dan Lampiran IV.1

Lampiran IV.3 Perhitungan BOPO dan Nilai Kredit

Tahun 2002 - 2006

Tahun

Perhitungan

2002

1.403.377 BOPO = ----------------------- X 100 % 1.528.406 BOPO = 91,8 %

Setelah itu dicari nilai kreditnya :

100 % - 91,8 % Nilai Kredit (NK) = --------------------------

0,08 %

= 102,5

= 100 (karena maksimal 100)

2003 1.673.996 BOPO = ----------------------- X 100 % 1.810.119

BOPO = 92,5 %

Setelah itu dicari nilai kreditnya :

Page 106: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

100 % - 92,5 % Nilai Kredit (NK) = --------------------------

0,08 %

= 93,7

2004

1.768.472 BOPO = ----------------------- X 100 % 1.936.648

BOPO = 91,3 %

Setelah itu dicari nilai kreditnya :

100 % - 91,3 %

Nilai Kredit (NK) = -------------------------- 0,08 %

= 108,7

= 100 (karena maksimal 100)

2005 2.268.009 BOPO = ----------------------- X 100 % 2.466.711 BOPO = 91,9 %

Setelah itu dicari nilai kreditnya :

100 % - 91,9 %

Nilai Kredit (NK) = -------------------------- 0,08 %

= 101,2

= 100 (karena maksimal 100)

2006 4.441.070 BOPO = ----------------------- X 100 % 4.983.169

BOPO = 89,1 %

Page 107: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Setelah itu dicari nilai kreditnya :

100 % - 89,1 % Nilai Kredit (NK) = --------------------------

0,08 %

= 136,2

= 100 (karena maksimal 100)

Sumber : Lampiran I.2

Page 108: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

LAMPIRAN V

Page 109: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Lampiran V.1 Perhitungan Alat Likuid dan Hutang Lancar

Tahun 2002 – 2006

Keterangan

2002 (000)

2003 (000)

2004 (000)

2005 (000)

2006 (000)

Alat Likuid 1.Kas 2.Penempatan

pada bank lain dalam bentuk giro & tabungan dikurangi tabungan lain pada bank

303.399

53.602

88.165

6.827

556.729

9.126

1.278.064

68.414

1.034.444

12.205

Jumlah

357.001

94.992

565.855

1.346.478

1.046.649

Hutang Lancar 1.Kewajiban

segera 2.Tabungan 3.Deposito

69.542 1.047.397 1.722.300

26.597 1.090.838

933.800

49.388 1.777.572 1.756.900

92.862 3.124.370 4.683.300

95.274 4.455.349 9.643.000

Jumlah

2.839.239

2.051.235

3.583.860

7.900.532

14.193.623

Sumber : Lampiran I.1

Lampiran V.2 Perhitungan Likuiditas dan Nilai Kredit

Tahun 2002 – 2006

Tahun

Perhitungan

2002

357.001 Likuiditas = ----------------------- X 100 % 2.839.239

Likuiditas = 12,6 % Setelah itu dicari nilai kreditnya :

Page 110: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Likuiditas % Nilai Kredit (NK) = -----------------

0,05 %

12,6 % = --------------

0,05 %

= 252

= 100 (karena maksimal 100)

2003

94.992 Likuiditas = ----------------------- X 100 % 2.051.235

Likuiditas = 4,6 % Setelah itu dicari nilai kreditnya : Likuiditas % Nilai Kredit (NK) = -----------------

0,05 %

4,6 % = --------------

0,05 %

= 92

2004

565.855 Likuiditas = ----------------------- X 100 % 3.583.860

Likuiditas = 15,8 % Setelah itu dicari nilai kreditnya : Likuiditas % Nilai Kredit (NK) = -----------------

0,05 %

15,8 % = --------------

0,05 %

Page 111: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

= 316 = 100 (karena maksimal 100)

2005

1.346.478 Likuiditas = ----------------------- X 100 % 7.900.532

Likuiditas = 17 % Setelah itu dicari nilai kreditnya : Likuiditas % Nilai Kredit (NK) = -----------------

0,05 %

17 % = --------------

0,05 %

= 340

= 100 (karena maksimal 100)

2006 1.046.649 Likuiditas = ----------------------- X 100 % 14.193.623

Likuiditas = 7,4 % Setelah itu dicari nilai kreditnya : Likuiditas % Nilai Kredit (NK) = -----------------

0,05 %

7,4 % = --------------

0,05 %

= 148

= 100 (karena maksimal 100)

Sumber : Lampiran V.1

Page 112: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Lampiran V.3 Perhitungan Kredit, dan Dana yang Diterima

Tahun 2002 – 2006

Keterangan

2002 (000)

2003 (000)

2004 (000)

2005 (000)

2006 (000)

Kredit Kredit kepada pihak ketiga dikurangi kredit sindikasi yang dibiayai bank lain

4.000.277

3.209.660

4.113.342

7.330.103

12.806.674

Jumlah 4.000.277 3.209.660 4.113.342 7.330.103 12.806.674 Dana yang Diterima 1. Deposito &

tabungan 2. Pinjaman bukan

dari bank lebih dari 3 bulan

3. Deposito & pinjaman dari bank lain lebih dari 3 bulan

4. Modal Inti 5. Modal

Pinjaman

2.769.697

0

1.083.476 553.132

0

2.023.638

0

1.780.800 428.080

0

3.507.373

0

775.724 475.469

0

7.094.229

0

796.467 694.288

0

12.715.349

0

695.547 1.062.016

0

Jumlah

4.406.305

4.232.518

4.758.566

8.584.984

14.472.912

Sumber : Lampiran I.1

Page 113: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Lampiran V.4 Perhitungan LDR dan Nilai Kredit

Tahun 2002 – 2006

Tahun

Perhitungan

2002

4.000.277 LDR = ------------------------- X 100 % 4.406.305

LDR = 90,8 %

Setelah itu, dicari nilai kreditnya :

Nilai Kredit (NK) = 115 % - LDR % x 4

= 115 % - 90,8 % x 4

= 96,8

2003

3.209.660 LDR = ------------------------- X 100 % 4.232.518

LDR = 75,8 %

Setelah itu, dicari nilai kreditnya :

Nilai Kredit (NK) = 115 % - LDR % x 4

= 115 % - 75,83 % x 4

= 156,7

= 100 (karena maksimal 100)

2004

4.113.342 LDR = ------------------------- X 100 % 4.758.566

LDR = 86,4 %

Setelah itu, dicari nilai kreditnya :

Page 114: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Nilai Kredit (NK) = 115 % - LDR % x 4

= 115 % - 86,4 % x 4

= 114,4

= 100 (karena maksimal 100)

2005

7.330.103 LDR = ------------------------- X 100 % 8.584.984

LDR = 85,3 %

Setelah itu, dicari nilai kreditnya :

Nilai Kredit (NK) = 115 % - LDR % x 4

= 115 % - 85,3 % x 4

= 118,8

= 100 (karena maksimal 100)

2006

12.806.674 LDR = ------------------------- X 100 % 14.472.912

LDR = 88,5 %

Setelah itu, dicari nilai kreditnya :

Nilai Kredit (NK) = 115 % - LDR % x 4

= 115 % - 88,5 % x 4

= 106

= 100 (karena maksimal 100)

Sumber : Lampiran V.5

Page 115: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

LAMPIRAN VI

Page 116: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

DAFTAR PERTANYAAN / PERNYATAAN ASPEK MANAJEMEN

MANAJEMEN UMUM

Berilah jawaban tanda (X) pada kolom penilaian sesuai kriteria penilaian

dibawahnya :

Penilaian No Pernyataan / Pernyataan

0 1 2 3 4

A.

1

STRATEGI / SASARAN

Rencana kerja tahunan bank digunakan sebagai

dasar acuan kegiatan usaha bank selama 1 tahun

Kriteria Penilaian

0. Bank tidak mengimplementasikan RKAT-nya

1. Bank membuat laporan realisasi, tetapi tidak dianalisa

2. Bank membuat laporan realisasi, terdapat deviasi cukup besar,

dianalisis, namun hasilnya tidak ditindaklanjuti

3. Bank membuat laporan realisasi, terdapat deviasi kecil, dianalisis

namun hasil analisisnya tidak ditindaklanjuti.

4. Bank telah melaksanakan RKAT-nya secara konsisten. Bila terjadi

deviasi bank mencari penyebab deviasi dan melakukan penyesuaian

atas RKAT tersebut

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

B

2

STRUKTUR

Bagan organisasi mencerminkan seluruh kegiatan

bank dan tidak terdapat jabatan kosong atau

perangkapan jabatan yang dapat mengganggu

kelancaran tugas

Kriteria Penilaian

0. Bank tidak memiliki struktur organisasi tertulis atau memiliki tapi

belum disahkan oleh pengurus.

Page 117: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

1. Memiliki struktur, namun pelaksanaannya tidak sesuai struktur tersebut.

2. Memiliki struktur, pelaksanaan sesuai, namun belum mendukung

kegiatan usaha bank.

3. Memiliki struktur sesuai prinsip-prinsip pengorganisasian, pelaksanaan

sesuai dengan struktur, namun belum sepenuhnya mendukung kegiatan

usaha bank.

4. Bank telah memiliki struktur sesuai dengan prinsip-prinsip

pengorganisasian, pelaksanaan sesuai dengan struktur organisasi yang

ada serta mendukung kegiatan usaha bank.

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

3 Bank memiliki batasan tugas dan wewenang yang

jelas untuk masing-masing karyawan yang

tersermin pada kegiatan operasionalnya

Kriteria Penilaian

0. Bank tidak memiliki ketentuan tertulis mengenai pendelegasian

wewenang.

1. Memiliki ketentuan tertulis, namun tidak pernah dilaksanakan.

2. Memiliki ketentuan tertulis, namun belum sepenuhnya

mempertimbangkan tingkat jabatan, kualitas, dan pengalaman.

3. Memiliki ketentuan tertulis, mempertimbangkan tingkat jabatan,

kualitas dan atau pengalaman, namun pelaksanaannya belum

sepenuhnya konsisten.

4. Bank memiliki ketentuan tertulis, mempertimbangkan tingkat jabatan,

kualitas dan atau pengalaman serta dilaksanakan secara konsisten.

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

C

4

SISTEM

Kegiatan operasional dari pemberian kredit telah

dilaksanakan sesuai dengan sistem dan prosedur

tertulis.

Page 118: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Kriteria Penilaian

0. Bank tidak memiliki struktur organisasi tertulis atau memiliki tapi

belum disahkan oleh pengurus.

1. Memiliki struktur, namun pelaksanaannya tidak sesuai struktur tersebut.

2. Memiliki struktur, pelaksanaan sesuai, namun belum mendukung

kegiatan usaha bank.

3. Memiliki struktur sesuai prinsip-prinsip pengorganisasian, pelaksanaan

sesuai dengan struktur, namun belum sepenuhnya mendukung kegiatan

usaha bank.

4. Bank telah memiliki struktur sesuai dengan prinsip-prinsip

pengorganisasian, pelaksanaan sesuai dengan struktur organisasi yang

ada serta mendukung kegiatan usaha bank.

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

5 Pencatatan setiap transaksi dilakukan secara akurat

dan laporan keuangan disusun sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku.

Kriteria Penilaian

0. Bank tidak memiliki sisdur akuntansi

1. Memiliki sisdur namun tidak sesuai dengan SAK dan ketentuan yang

berlaku dan atau tidak dilaksanakan.

2. Memiliki sisdur tertulis, cakupan sesuai SAK, namun pelaksanaannya

tidak konsisten sehingga dijumpai banyak kelemahan/penyimpangan.

3. Memiliki sisdur tertulis, cakupan sesuai SAK, dilaksanakan secara

konsisten, namun tidak disesuaikan dengan perkembangan organisasi

dan usaha bank.

4. Bank memiliki sisdur tertulis, cakupan sesuai SAK, dilaksanakan secara

konsisten, sesuai dengan SAK dan selalu disesuaiakan dengan

perkembangan organisasi dan usaha bank.

Page 119: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

6 Bank mempunyai sistem pengamanan yang baik

terhadap semua dokumen penting.

Kriteria Penilaian

0. Bank tidak memiliki sisdur tertulis mengenai tata cara pengamanan

warkat/dokumen penting.

1. Bank memiliki sisdur tertulis mengenai tata cara pengamanan

warkat/dokumen penting, namun tidak dilaksanakan pelaksanaannya

dan sering terjadi penyalahgunaan oleh pihak lain.

2. Bank memiliki sisdur tertulis mengenai tata cara pengamanan

warkat/dokumen penting, namun tidak dilaksanakan pelaksanaannya.

3. Bank memiliki sisdur tertulis mengenai tata cara pengamanan

warkat/dokumen penting yang dimiliki bank dan dilaksanakan

sebagaimana mestinya.

4. Bank memiliki sisdur tertulis mengenai tata cara pengamanan

warkat/dokumen penting yang dimiliki bank dan dilaksanakan

sebagaimana mestinya, sehingga tidak pernah terjadi penyalahgunaan

dokumen dimaksud.

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

7 Pimpinan senantiasa melakukan pengawasan

terhadap perkembangan dan pelaksanaan kegiatan

bawahannya.

Kriteria Penilaian

0. Bank tidak memiliki laporan- laporan / risalah sebagaimana tersebut

diatas.

1. Terdapat laporan/risalah hasil review tersebut diatas, namun tidak

ditindaklanjuti.

2. Terdapat laporan/risalah hasil review tersebut diatas, ditindaklanjuti

oleh manajemen, namun belum memadai.

Page 120: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

3. Terdapat laporan/risalah hasil review tersebut diatas, ditindaklanjuti

oleh manajemen, dan tidak dilakukan evaluasi lebih lanjut.

4. Terdapat laporan/risalah hasil review tersebut diatas, ditindaklanjuti

oleh manajemen, dan dievaluasi hasil tindak lanjutnya.

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

D

8

KEPEMIMPINAN

Pengambilan keputusan-keputusan yang bersifat

operasional dilakukan oleh direksi secara

independen.

Kriteria Penilaian

0. Bank tidak memiliki pedoman tertulis.

1. Terdapat pedoman, namun tidak dilaksanakan.

2. Terdapat pedoman batas wewenang dan tanggung jawab manajemen,

cukup mencerminkan independensi, namun pelaksanaannya banyak

dijumpai penyimpangan.

3. Terdapat pedoman batas wewenang dan tanggung jawab manajemen,

mencerminkan independensi manajemen dalam pengambilan

keputusan, namun belum sepenuhnya dilaksanakan secara konsisten.

4. Terdapat pedoman batas wewenang dan tanggung jawab manajemen,

mencerminkan independensi manajemen dalam pengambilan

keputusan, telah dilaksanakan secara konsisten.

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

9 Pimpinan bank komit untuk menangani

permasalahan bank yang dihadapi serta senantiasa

melakukan langak- langkah perbaikan yang

diperlukan.

Kriteria Penilaian

0. Tidak dijumpai keputusan manajemen untuk mengatasi permasalahan

bank sehingga permasalahannya berlarut- larut.

Page 121: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

1. Adanya keputusan manajemen dalam mengatasi permasalahan bank,

namun tidak ada tindak lanjutnya.

2. Adanya keputusan manajemen dalam mengatasi permasalahan bank,

ada tindak lanjutnya, namun tidak ada pemantauan.

3. Adanya keputusan manajemen dalam mengatasi permasalahan bank,

ada tindak lanjut mengatasi masalah bank, ditindaklanjuti dan

dimonitor, namun tindak lanjut tersebut belum dapat mengatasi masalah

bank.

4. Adanya keputusan manajemen dalam mengatasi permasalahan bank,

ada tindak lanjut mengatasi masalah bank, ditindaklanjuti dan

dimonitor. Tindak lanjut tersebut dapat mengatasi masalah bank.

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

10 Direksi dan karyawan memiliki tertib kerja yang

meliputi disiplin kerja serta komitmen dan

didukung sarana kerja yang memadai dalam

melaksanakan pekerjaan.

Kriteria Penilaian

0. Bank tidak memiliki pedoman tertulis mengenai disiplin kerja pegawai.

1. Terdapat pedoman tertulis tentang disiplin kerja pegawai tetapi tidak

pernah dilaksanakan sehingga dijumpai banyak terjadi masalah

kedisiplinan pegawai.

2. Terdapat pedoman tertulis tentang disiplin kerja pegawai yang

mencakup seluruh aspek pekerjaan, namun belum sepenuhnya diketahui

dan dipahami oleh seluruh pegawai, sehingga cukup banyak masalah

kedisiplinan pegawai.

3. Terdapat pedoman tertulis tentang disiplin kerja pegawai yang

mencakup seluruh aspek pekerjaan, diketahui dan dipahami, tapi belum

dilaksanakan secara konsisten, sehingga masih dijumpai masalah

kedisiplinan pegawai.

Page 122: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

4. Terdapat pedoman tertulis tentang disiplin kerja pegawai yang

mencakup seluruh aspek pekerjaan, diketahui dan dipahami,

dilaksanakan secara konsisten, sehingga mendukung kelancaran

pelaksanaan tugas

Page 123: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

DAFTAR PERTANYAAN ASPEK MANAJEMEN

MANAJEMEN RISIKO

Berilah jawaban tanda (X) pada kolom penilaian sesuai dengan kriteria penilaian

dibawahnya :

Penilaian No

Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

A.

11

RISIKO LIKUIDITAS

Bank melakukan pemantauan dan pencatatan

tagihan dan kewajiban yang jatuh tempo untuk

mencegah kemungkinan timbulnya kesulitas

likuiditas.

Kriteria Penilaian

0. Bank tidak memiliki pedoman/prosedur tertulis.

1. Bank memiliki kebijakan pedoman tertulis untuk memantau tagihan dan

kewajiban yang akan jatuh tempo, namun tidak dilaksanakan.

2. Bank memiliki kebijakan/pedoman tertulis untuk memantau tagihan dan

kewajiban yang akan jatuh tempo, tidak pernah kesulitan likuiditas,

tidak dikinikan, dan kurang digunakan untuk dasar pengambilan

keputusan.

3. Bank memiliki kebijakan/pedoman tertulis untuk memantau tagihan dan

kewajiban yang akan jatuh tempo, tidak pernah kesulitan likuiditas,

selalu dikinikan, dan untuk dasar pengambilan keputusan, namun tidak

konsisten.

4. Bank memiliki kebijakan/pedoman tertulis untuk memantau tagihan dan

kewajiban yang akan jatuh tempo, tidak pernah kesulitan likuiditas,

selalu dikinikan, dan dipergunakan untuk dasar pengambilan keputusan.

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

12 Bank senantiasa memelihara likuiditas dengan baik.

Page 124: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

Kriteria Penilaian

0. Bank tidak memiliki kebijakan/pedoman tertulis

1. Bank memiliki kebijakan/pedoman tertulis dan RKAT, namun tidak

dilaksanakan.

2. Bank memiliki kebijakan/pedoman tertulis dan RKAT tentang sumber

pendanaan bank, meliputi struktur, komposisi, spreading, namun belum

dilaksanakan secara konsisten, dan jarang mengalami kesulitan

likuiditas.

3. Bank memiliki kebijakan/pedoman tertulis dan RKAT pemeliharaan

likuiditas dan sumber dana bank meliputi struktur, komposisi,

spreading, namun belum dilaksanakan secara konsisten.

4. Bank memiliki kebijakan/pedoman tertulis dan RKAT pemeliharaan

likuiditas dan sumber dana bank meliputi struktur, komposisi,

spreading, dilaksanakan secara konsisten.

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

A

13

RISIKO KREDIT

Dalam memberikan kredit bank melakukan analisis

terhadap kemampuan debitur untuk membayar

kembali kewajibannya.

Kriteria Penilaian

0. Bank tidak memiliki pedoman tertulis untuk analisis kredit.

1. Bank memiliki pedoman tertulis untuk analisis kredit, namun tidak

pernah dilaksanakan.

2. Terdapat pedoman tertulis namun cakupannya masih belum memadai

sehingga dalam pelaksanaannya banyak dijumpai penyimpangan dalam

analisis kredit.

3. Terdapat pedoman tertulis mengenai analisis kredit, minimal mencakup

penerapan aspek 5 C, namun dalam pelaksanaannya masih dijumpai

beberapa analisis yang belum memadai.

Page 125: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

4. Terdapat pedoman tertulis mengenai analisis kredit, minimal mencakup

penerapan aspek 5 C, telah dilaksanakan secara konsisten dan hasilnya

dapat dimanfaatkan penuh untuk pemutusan kredit.

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

14 Setelah kredit diberikan bank melakukan

pemantauan terhadap penggunaan kredit serta

kemampuan dan kepatuhan debitur dalam

memenuhi kewajibannya.

Kriteria Penilaian

0. Bank tidak memiliki laporan hasil pemantauan kegiatan usaha dan atau

kinerja kredit debitur.

1. Terdapat laporan perkembangan usaha debitur namun cakupannya

belum memadai dan belum dilaksanakan secara kontinyu.

2. Terdapat laporan perkembangan usaha debitur, namun belum

dilaksanakan secara kontinyu.

3. Terdapat laporan perkembangan usaha debitur, dilaksanakan secara

kontinyu, namun tindak lanjutnya belum dilakukan secara memadai.

4. Terdapat laporan perkembangan usaha debitur, dilaksanakan secara

kontinyu, dan dilakukan tindak lanjut yang memadai.

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

15 Bank melakukan peninjauan, penilaian, dan

pengikatan terhadap agunan.

Kriteria Penilaian

0. Bank tidak memiliki pedoman tertulis penilaian agunan.

1. Terdapat perdoman tertulis untuk penilaian agunan, tidak terdapat

laporan hasil peninjauan agunan, dan tidak pernah dilaksanakan.

2. Terdapat perdoman tertulis untuk penilaian agunan, tidak terdapat

laporan hasil peninjauan agunan, dan belum dilaksanakan secara

konsisten.

Page 126: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

3. Terdapat perdoman tertulis untuk penilaian agunan, terdapat laporan

hasil peninjauan agunan, dan belum dilaksanakan secara konsisten.

4. Terdapat perdoman tertulis untuk penilaian agunan, terdapat laporan

hasil peninjauan agunan, dan dilaksanakan secara konsisten.

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

C

16

RISIKO OPERASIONAL

Bank menerapkan kebijakan pembentukan

penyisihan penghapusan piutang berdasarkan

prinsip kehati-hatian.

Kriteria Penilaian

0. Bank tidak memiliki pedoman pembentukan PPAP

1. Terdapat pedoman tertulis pembentukan PPAP berdasarkan ketentuan

BI, namun tidak pernah dilaksanakan dan atau PPAP tidak mencukupi.

2. Terdapat pedoman tertulis pembentukan PPAP berdasarkan ketentuan

BI, namun belum dilaksanakan secara konsisten sehingga jumlah PPAP

seringkali tidak sesuai dengan ketentuan BI.

3. Terdapat pedoman tertulis pembentukan PPAP berdasarkan ketentuan

BI, namun belum dilaksanakan secara konsisten atau dipantau secara

berkala.

4. Terdapat pedoman tertulis pembentukan PPAP berdasarkan ketentuan

BI, dilaksanakan secara konsisten dan dilakukan pemantauan secara

berkala.

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

17 Bank tidak menetapkan persyaratan yang lebih

ringan kepada pemilik/pengurus bank untuk

memperoleh fasilitas kredit.

Kriteria Penilaian

0. Bank tidak memiliki pedoman/prosedur tertulis tersebut diatas

Page 127: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

1. Terdapat pedoman/prosedur tertulis yang mengatur tentang pemberian

kredit mencakup prinsip perlakuan yang sama terhadap debitur terkait

dan debitur tidak terkait, namun tidak pernah dilaksanakan.

2. Terdapat pedoman/prosedur tertulis yang mengatur tentang pemberian

kredit mencakup prinsip perlakuan yang sama terhadap debitur terkait

dan debitur tidak terkait, namun masih dijumpai adanya perbedaan

perlakuan.

3. Terdapat pedoman/prosedur tertulis yang mengatur tentang pemberian

kredit mencakup prinsip perlakuan yang sama terhadap debitur terkait

dan debitur tidak terkait, namun belum dilaksanakan secara konsisten,

dijumpai penyimpangan.

4. Terdapat pedoman/prosedur tertulis yang mengatur tentang pemberian

kredit mencakup prinsip perlakuan yang sama terhadap debitur terkait

dan debitur tidak terkait, dilaksanakan secara konsisten, dan

pelaksanaannya dipantau.

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

18 Pimpinan senantiasa melakukan tindak lanjut secara

efektif terhadap temuan Bank Indonesia

Kriteria Penilaian

0. Bank tidak memiliki pedoman tertulis

1. Terdapat pedoman, namun tidak dilaksanakan

2. Terdapat pedoman tertulis tentang langkah- langkah tindak lanjut atas

temuan hasil pemeriksaan BI, namun belum sepenuhnya dilaksanakan

oleh organisasi secara konsisten, sehingga penyimpangan berjalan terus.

3. Terdapat pedoman tertulis tentang langkah- langkah tindak lanjut atas

temuan hasil pemeriksaan BI, namun belum sepenuhnya dilaksanakan

oleh organisasi secara konsisten.

4. Terdapat pedoman tertulis tentang langkah- langkah tindak lanjut atas

temuan hasil pemeriksaan BI, telah dilaksanakan oleh organisasi secara

konsisten.

Page 128: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

D

19

RISIKO HUKUM

Perjanjian kredit telah sesuai dengan ketentuan

yang berlaku

Kriteria Penilaian

0. Tidak ada kebijakan tertulis mengenai hal tersebut diatas.

1. Terdapat pedoman tertulis yang mengatur bahwa setiap pemberian

kredit harus diikuti dengan perjanjian kredit hanya bermaterai cukup,

namun pelaksanaannya tidak ada nomor PK-nya.

2. Terdapat pedoman tertulis yang mengatur bahwa setiap pemberian

kredit harus diikuti dengan perjanjian kredit hanya bermaterai cukup,

namun belum dilaksanakan secara konsisten dengan memberikan

nomor PK.

3. Terdapat pedoman tertulis yang mengatur bahwa setiap pemberian

kredit harus diikuti dengan perjanjian kredit hanya bermaterai cukup,

dilaksanakan secara konsisten dengan memberikan nomor PK.

4. Terdapat pedoman tertulis yang mengatur bahwa setiap pemberian

kredit harus diikuti dengan perjanjian kredit notariil, dan atau

bermaterai cukup, dilaksanakan secara konsisten dengan memberikan

nomor PK.

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

20 Bank telah memastikan bahwa agunan yang

dikuasai telah memenuhi persyaratan ketentuan

yang berlaku

Kriteria Penilaian

0. Agunan yang dikuasai bank hanya berupa surat bukti kepemilikan saja.

1. Agunan yang dikuasai hanya diikuti dengan surat kuasa menjual

agunan, namun belum dilaksanakan secara konsisten.

2. Agunan yang dikuasai hanya diikuti dengan surat kuasa menjual

agunan, dan telah dilaksanakan secara konsisten.

Page 129: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

3. Agunan yang dikuasai bank telah diikat secara notariil (APHT)/Hipotik,

diikuti dengan surat kuasa penjualan agunan dari debitur, namun belum

dilaksanakan secara konsisten.

4. Agunan yang dikuasai bank telah diikat secara notariil (APHT)/Hipotik,

diikuti dengan surat kuasa penjualan agunan dari debitur, dan

dilaksanakan secara konsisten.

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

21 Bank secara baik menatausahakan dan aman

blanko-blanko (tabungan dan deposito) yang belum

digunakan maupun yang telah diserahkan kembali

oleh nasabah.

Kriteria Penilaian

0. Tidak terdapat pedoman tertulis, pernah terjadi penyalahgunaan.

1. Tidak terdapat pedoman tertulis, namun belum ada penyalahgunaan atas

bilyet deposito/tabungan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.

2. Terdapat pedoman tertulis pengamanan bilyet deposito dan buku

tabungan baik yang masih kosong maupun yang diterima kembali dari

nasabah, karena telah jatuh tempo/tutup rekening, tidak pernah

dilaksanakan.

3. Terdapat pedoman tertulis pengamanan bilyet deposito dan buku

tabungan baik yang masih kosong maupun yang diterima kembali dari

nasabah, karena telah jatuh tempo/tutup rekening, belum dilaksanakan

secara konsisten.

4. Terdapat pedoman tertulis pengamanan bilyet deposito dan buku

tabungan baik yang masih kosong maupun yang diterima kembali dari

nasabah, karena telah jatuh tempo/tutup rekening, dilaksanakan secara

konsisten.

Page 130: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

D

22

RISIKO PEMILIK/PENGURUS

Pemilik bank tidak mencampuri kegiatan

operasional sehari-hari yang cenderung

menguntungkan sendiri/keluarganya.

Kriteria Penilaian

0. Campur tangan pemilik terlalu dalam untuk kepentingannya pribadi.

1. Terdapat indikasi yang mengarah campur tangan pemilik yang dapat

merugikan bank sehingga pimpinan tidak dapat mengambil keputusan

secara independen dan berlangsung secara terus menerus.

2. Terdapat indikasi yang mengarah campur tangan pemilik yang dapat

merugikan bank sehingga pimpinan tidak dapat mengambil keputusan

secara independen.

3. Tidak terdapat bukti tertulis maupun indikasi yang mengarah campur

tangan pemilik untuk mengeruk keuntungan pribadi yang merugikan

bank, terdapat independensi pimpinan masih kurang.

4. Tidak terdapat bukti tertulis maupun indikasi yang mengarah campur

tangan pemilik untuk mengeruk keuntungan pribadi yang merugikan

bank, terdapat pelaksanaan secara konsisten dan independensi

pimpinan.

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

23 Pemilik bank mempunyai kemampuan untuk

meningkatkan permodalan bank sehingga

senantiasa memenuhi ketentuan yang berlaku.

Kriteria Penilaian

0. Tidak komitmen tertulis dari pemilik bank.

1. Terdapat komitmen tertulis dari pemilik bank untuk menambah modal

apabila sewaktu-waktu bank kekurangan modal atau kesulitan

likuiditas, namun tidak pernah dilaksanakan meskipun bank sangat

membutuhkan.

Page 131: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

2. Terdapat komitmen tertulis dari pemilik bank untuk menambah modal

apabila sewaktu-waktu bank kekurangan modal atau kesulitan

likuiditas, namun belum dilaksanakan secara konsisten, sehingga belum

memenuhi ketentuan.

3. Terdapat komitmen tertulis dari pemilik bank untuk menambah modal

apabila sewaktu-waktu bank kekurangan modal atau kesulitan

likuiditas, namun belum dilaksanakan secara konsisten.

4. Terdapat komitmen tertulis dari pemilik bank untuk menambah modal

apabila sewaktu-waktu bank kekurangan modal atau kesulitan

likuiditas, dilaksanakan secara konsisten, dan memenuhi ketentuan

yang berlaku.

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

24 Pimpinan bank didalam melaksanakan hal-hal yang

cenderung menguntungkan diri sendiri, keluarga

dan grupnya atau berpotensi merugikan bank.

Kriteria Penilaian

0. Pimpinan dalam tindakannya selalu berorientasi untuk mengeruk

keuntungan pribadi sehingga sangat merugikan bank.

1. Terdapat indikasi yang mengarah pada tindakan pimpinan yang dapat

merugikan bank dan kerugian yang dialami bank sangat materiil.

2. Terdapat indikasi yang mengarah pada tindakan pimpinan yang dapat

merugikan bank dan kerugian yang dialami bank belum materiil.

3. Tidak terdapat bukti tertulis, maupun indikasi yang mengarah pada

tindakan pimpinan untuk mengeruk keuntungan pribadi yang

merugikan bank.

4. Tidak terdapat bukti tertulis, maupun indikasi yang mengarah pada

tindakan pimpinan untuk mengeruk keuntungan pribadi yang

merugikan bank, pelaksanaan secara konsisten dan selalu taat pada

ketentuan.

Page 132: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

No Pernyataan / Pernyataan 0 1 2 3 4

25 Dewan komisaris melaksanakan fungsi pengawasan

terhadap pelaksanaan tugas direktur dalam batasan

dan wewenang yang jelas dilakukan secara efektif.

Kriteria Penilaian

0. Tidak ada hasil review mengenai hal tersebut diatas.

1. Terdapat laporan/risalah tersebut diatas dan dilakukan tindak lanjut oleh

direktur dan manajemen, namun tidak pernah dilaksanakan.

2. Terdapat laporan/risalah tersebut diatas dan dilakukan tindak lanjut oleh

direktur dan manajemen, namun belum dilaksanakan secara konsisten.

3. Terdapat laporan/risalah tersebut diatas dan dilakukan tindak lanjut oleh

direktur dan manajemen, namun hanya bidang-bidang tertentu.

4. Terdapat laporan/risalah tersebut diatas dan dilakukan tindak lanjut oleh

direktur dan manajemen, secara konsisten.

Page 133: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,

LAMPIRAN VII

Page 134: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
Page 135: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
Page 136: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
Page 137: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
Page 138: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
Page 139: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
Page 140: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
Page 141: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
Page 142: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
Page 143: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
Page 144: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
Page 145: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
Page 146: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
Page 147: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
Page 148: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
Page 149: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
Page 150: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
Page 151: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
Page 152: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
Page 153: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
Page 154: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,