Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Rgec...

15
661 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 3 rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA BANK BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2012 Rina Trisnawati Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta [email protected] Ardian Eka Puspita Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRACT The health of Bank is a bank's ability to conduct normal banking operations and is able to meet all its obligations well that is in accordance with the applicable banking regulations (Triandaru and Budisantoso, 2006). Previous studies (Permana, 2012; Utama and Dewi, 2012: Marentek, 2013; Kaligis, 2013; Jacop, 2013) analyze the health of banks with CAMELS method. Based on Bank Indonesia Regulation No. 13/1/PBI/2011 about Assessment for Commercial Banks, banks are required to make an assessment based on the risk with RGEC method. The components of the RGEC method refers to Bank Indonesia Circular Letter 13/24 /DPNP on 25 October 2011 The purpose of this study is to analyze the health of state-owned banks which listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during 2011-2012 periods by RGEC method. It includes an assessment of the risk profile, Good Corporate Governance (GCG), Earnings (Profitability), and Capital (Capital). Valuation technique used is based on Bank Indonesia Regulation No. 13/1 / PBI / 2011 Population in this study is state- owned banks that is listed on the Stock Exchange in 2011-2012 (4 banks) with the sample selection by purposive sampling technique. The data used are secondary data, such as the bank's annual report published in www.idx.co.id. Bank was selected as a sample of Bank BRI, Bank BNI 46 and Bank Mandiri. Results of analysis show that as a whole of BUMN banks have a predicate Highly Healthy as evidenced by the acquisition of PK-1 on the composite rating of these banks. Keywords: health of banks, RGEC, state-owned banks PENDAHULUAN Perbankan mempunyai peranan yang sangat penting dalam memajukan perekonomian Negara. Hal ini karena bank mempunyai fungsi utama sebagai lembaga intermediasi yang menghubungkan pihak surplus dengan pihak defisit. Pihak surplus menyimpan uang di bank dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito sedangkan pihak defisit meminjam uang dari bank dalam bentuk kredit. Dari banyaknya jenis bank yang ada di Indonesia, Bank Umum Milik Negara (BUMN) lebih banyak diminati oleh masyarakat sebagai tempat untuk menyimpan atau menginvestasikan dana yang mereka miliki karena dianggap lebih aman dimana Bank BUMN dimiliki oleh negara. Hal ini terbukti dari sebanyak 48% jumlah rekening tabungan masyarakat adalah rekening di Bank BUMN (www.bi.go.id). Minat masyarakat yang besar terhadap Bank BUMN dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank dan akan dikelola dengan baik. Agar dapat selalu dipercaya oleh masyarakat, maka pengukuran tingkat kesehatan juga perlu dilakukan oleh Bank BUMN meskipun Bank BUMN merupakan lembaga keuangan yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh negara. Saat ini terdapat empat bank yang termasuk ke dalam

Transcript of Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Rgec...

Page 1: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Rgec …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5806/2/PROS_Rina T, Ardian... · dary data, such as the bank's annual report published

661

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

PADA BANK BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA TAHUN 2011-2012

Rina Trisnawati

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

[email protected]

Ardian Eka Puspita

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRACT

The health of Bank is a bank's ability to conduct normal banking operations and is able to

meet all its obligations well that is in accordance with the applicable banking regulations (Triandaru

and Budisantoso, 2006). Previous studies (Permana, 2012; Utama and Dewi, 2012: Marentek, 2013;

Kaligis, 2013; Jacop, 2013) analyze the health of banks with CAMELS method. Based on Bank

Indonesia Regulation No. 13/1/PBI/2011 about Assessment for Commercial Banks, banks are

required to make an assessment based on the risk with RGEC method. The components of the RGEC

method refers to Bank Indonesia Circular Letter 13/24 /DPNP on 25 October 2011 The purpose of

this study is to analyze the health of state-owned banks which listed on the Indonesia Stock Exchange

(IDX) during 2011-2012 periods by RGEC method. It includes an assessment of the risk profile, Good

Corporate Governance (GCG), Earnings (Profitability), and Capital (Capital). Valuation technique

used is based on Bank Indonesia Regulation No. 13/1 / PBI / 2011 Population in this study is state-

owned banks that is listed on the Stock Exchange in 2011-2012 (4 banks) with the sample selection by

purposive sampling technique. The data used are secondary data, such as the bank's annual report

published in www.idx.co.id. Bank was selected as a sample of Bank BRI, Bank BNI 46 and Bank

Mandiri. Results of analysis show that as a whole of BUMN banks have a predicate Highly Healthy as

evidenced by the acquisition of PK-1 on the composite rating of these banks.

Keywords: health of banks, RGEC, state-owned banks

PENDAHULUAN

Perbankan mempunyai peranan yang sangat penting dalam memajukan perekonomian

Negara. Hal ini karena bank mempunyai fungsi utama sebagai lembaga intermediasi yang

menghubungkan pihak surplus dengan pihak defisit. Pihak surplus menyimpan uang di bank dalam

bentuk tabungan, giro, dan deposito sedangkan pihak defisit meminjam uang dari bank dalam bentuk

kredit. Dari banyaknya jenis bank yang ada di Indonesia, Bank Umum Milik Negara (BUMN) lebih

banyak diminati oleh masyarakat sebagai tempat untuk menyimpan atau menginvestasikan dana yang

mereka miliki karena dianggap lebih aman dimana Bank BUMN dimiliki oleh negara. Hal ini terbukti

dari sebanyak 48% jumlah rekening tabungan masyarakat adalah rekening di Bank BUMN

(www.bi.go.id).

Minat masyarakat yang besar terhadap Bank BUMN dilandasi adanya unsur kepercayaan.

Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank dan akan dikelola dengan

baik. Agar dapat selalu dipercaya oleh masyarakat, maka pengukuran tingkat kesehatan juga perlu

dilakukan oleh Bank BUMN meskipun Bank BUMN merupakan lembaga keuangan yang sebagian

atau seluruh sahamnya dimiliki oleh negara. Saat ini terdapat empat bank yang termasuk ke dalam

Page 2: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Rgec …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5806/2/PROS_Rina T, Ardian... · dary data, such as the bank's annual report published

662

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

daftar Bank BUMN yaitu Bank Negara Indonesia 1946 (BNI 46), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank

Tabungan Negara (BTN), dan Bank Mandiri. Penilaian tingkat kesehatan bank digunakan untuk

mengetahui apakah bank tersebut dalam kondisi yang sangat sehat, sehat, cukup sehat, kurang sehat,

atau tidak sehat. Dari hasil penilaian tingkat kesehatan tersebut, dapat digunakan sebagai dasar untuk

mengambil kebijakan yang berhubungan dengan kinerja bank di masa yang akan datang.

Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian kesehatan adalah laporan keuangan

bank yang bersangkutan. Kasmir (2012) menjelaskan bahwa laporan keuangan bank menunjukkan

kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan keuangan akan terbaca bagaimana kondisi

bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Berdasarkan laporan

keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan

bank. Dalam perkembangannya, kegiatan usaha bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang

berkaitan erat dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan. Risiko merupakan suatu

ketidakpastian yang terjadi akibat dari keputusan dan kondisi saat ini. Risiko-risiko yang dihadapi

bank sebagai lembaga intermediasi yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko

Operasional, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi. Kompleksnya

risiko kegiatan usaha bank pada akhirnya menuntut penyempuranaan metode penilaian tingkat

kesehatan bank dengan pendekatan risiko.

Manajemen risiko dimulai dengan adanya kesadaran bahwa risiko tidak dapat dihindarkan

atau dihilangkan tetapi dikendalikan. Oleh karena itu, Bank Indonesia melakukan langkah strategis

dalam mendorong penerapan manajemen risiko bank yang tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia

No. 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dengan pendekatan risiko yang

mencakup penilaian terhadap empat faktor yaitu Risk Profile (Profil Risiko), Good Corporate

Governance (GCG), Earnings (Rentabilitas), dan Capital (Permodalan) yang selanjutnya disebut

dengan metode RGEC. Pedoman perhitungan selengkapnya diatur dalam Surat Edaran Bank

Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum yang mewajibkan bank umum untuk melakukan penilaian sendiri (self assessment) tingkat

kesehatan bank dengan menggunakan metode RGEC.

Dalam metode RGEC, kualitas manajemen merupakan pilar penting. Kualitas manajemen

yang baik dapat diketahui dari hasil penerapan manajemen risiko dan GCG di bank tersebut. Dengan

kata lain, penilaian faktor rentabilitas dan permodalan hanya merupakan dampak dari strategi yang

dilakukan oleh manajemen (Permana, 2012). Metode RGEC ini berlaku secara efektif sejak tanggal 1

Januari 2012 yaitu untuk penilaian tingkat kesehatan bank periode yang berakhir 31 Desember 2011

dan sekaligus mencabut PBI No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum dan SE BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan

Bank Umum dengan metode CAMELS (www.bi.go.id).

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat kesehatan Bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2011-2012 dengan metode RGEC?” Penelitian ini memfokuskan penilaian faktor

Profil Risiko berdasarkan penilaian terhadap Risiko Inheren, tidak termasuk penilaian terhadap

Page 3: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Rgec …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5806/2/PROS_Rina T, Ardian... · dary data, such as the bank's annual report published

663

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

Kualitas Penerapan Manajemen Risiko. Profil Risiko diproksikan dengan Risiko Kredit, Risiko Pasar,

dan Risiko Likuiditas.

MANFAAT PENELITIAN

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan

khususnya mengenai analisis tingkat kesehatan bank dengan metode RGEC. Bagi bank yang diteliti,

hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi tentang kesehatan bank

yang bersangkutan sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

mengenai pengelolaan dan pengembangan bank. Diharapkan pula, hasil penelitian ini memberikan

pijakan bagi riset selanjutnya terkait dengan metode RGEC dalam menilai tingkat kesehatan bank.

KAJIAN PUSTAKA

A. Kesehatan Bank

Kesehatan Bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan

operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik

dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku (Triandaru dan Budisantoso,

2006).Manajemen bank perlu memperhatikan prinsip-prinsip umum berikut ini sebagai landasan

dalam menilai Tingkat Kesehatan Bank (Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25

Oktober 2011):

1. Berorientasi Risiko.

Penilaian tingkat kesehatan didasarkan pada risiko-risiko bank dan dampak yang ditimbulkan pada

kinerja bank secara keseluruhan. Hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor internal

maupun eksternal yang dapat meningkatkan risiko atau mempengaruhi kinerja keuangan bank pada

saat ini dan di masa yang akan datang. Dengan demikian, bank diharapkan mampu mendeteksi secara

lebih dini akar permasalahan bank serta mengambil langkah-langkah pencegahan dan perbaikan

secara efektif dan efisien.

2. Proporsionalitas

Penggunaan parameter/indikator dalam tiap faktor penilaian Tingkat Kesehatan Bank dilakukan

dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha bank. Parameter/indikator penilaian

Tingkat Kesehatan Bank merupakan standar minimum yang wajib digunakan dalam menilai Tingkat

Kesehatan Bank. Namun demikian, bank dapat menggunakan parameter/indikator tambahan yang

sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas usahanya dalam menilai Tingkat Kesehatan Bank

sehingga dapat mencerminkan kondisi bank dengan lebih baik.

3. Materialitas dan Signifikansi

Bank perlu memperhatikan materialitas atau signifikansi faktor penilaian Tingkat Kesehatan Bank

yaitu Profil Risiko, GCG, Rentabilitas, dan Permodalan serta signifikansi parameter/indikator

penilaian pada masing-masing faktor dalam menyimpulkan hasil penilaian dan menetapkan peringkat

faktor. Penentuan materialitas dan signifikansi tersebut didasarkan pada analisis yang didukung oleh

data dan informasi yang memadai mengenai risiko dan kinerja keuangan Bank.

4. Komprehensif dan Terstruktur

Proses penilaian dilakukan secara menyeluruh dan sistematis serta difokuskan pada permasalahan

utama bank. Analisis dilakukan secara terintegrasi, yaitu dengan mempertimbangkan keterkaitan antar

Page 4: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Rgec …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5806/2/PROS_Rina T, Ardian... · dary data, such as the bank's annual report published

664

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

risiko dan antar faktor penilaian Tingkat Kesehatan Bank serta perusahaan anak yang wajib

dikonsolidasikan. Analisis harus didukung oleh fakta-fakta pokok dan rasio-rasio yang relevan untuk

menunjukkan tingkat, trend, dan tingkat permasalahan yang dihadapi oleh bank.

B. Metode RGEC (Risk Profile - GCG - Earnings - Capital)

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan

Bank Umum, bank wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank berdasarkan risiko dengan

metode RGEC. Adapun komponen-komponen penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan metode

RGEC yang mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011

adalah sebagai berikut:

1. Penilaian Risk Profile(Profil Risiko)

Penilaian faktor Profil Risiko merupakan penilaian terhadap Risiko Inheren dan Kualitas Penerapan

Manajemen Risiko dalam aktivitas operasional bank. Risiko yang wajib dinilai terdiri atas delapan

jenis risiko yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum,

Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi.

a. Penilaian Risiko Inheren

Penilaian Risiko Inheren merupakan penilaian atas risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank,

baik yang dapat dikuantifikasikan maupun yang tidak, yang berpotensi mempengaruhi posisi

keuangan bank. Penetapan tingkat Risiko Inheren atas masing-masing jenis risiko mengacu pada

prinsip-prinsip umum penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Penetapan Tingkat Risiko Inheren

untuk masing-masing jenis risiko dikategorikan ke dalam peringkat 1 (low), peringkat 2 (low to

moderate), peringkat 3 (moderate), peringkat 4 (moderate to high), dan peringkat 5 (high).Berikut ini

adalah parameter/indikator yang wajib dijadikan acuan oleh bank dalam menilai Risiko Inheren:

1) Risiko Kredit

Risiko Kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban

kepada bank. Dalam menilai Risiko Inheren atas Risiko Kredit, parameter/indikator yang digunakan

adalah (i) komposisi portofolio aset dan tingkat konsentrasi; (ii) kualitas penyediaan dana dan

kecukupan pencadangan; (iii) strategi penyediaan dana dan sumber timbulnya penyediaan dana; dan

(iv) faktor eksternal.

2) Risiko Pasar

Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif,

akibat perubahan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option. Risiko Pasar meliputi

antara lain risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko ekuitas, dan risiko komoditas. Dalam menilai

Risiko Inheren atas Risiko Pasar, parameter/indikator yang digunakan adalah (i) volume dan

komposisi portofolio; (ii) kerugian potensial (potential loss) Risiko Suku Bunga dalam Banking Book

(Interest Rate Risk in Banking Book-IRRBB); serta (iii) strategi dan kebijakan bisnis.

3) Risiko Likuiditas

Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh

tempo dari sumber pendanaan arus kas, dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat

diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank. Risiko ini disebut juga Risiko

Likuiditas Pendanaan (Funding Liquidity Risk). Risiko Likuiditas juga dapat disebabkan oleh

ketidakmampuan bank melikuidasi aset tanpa terkena diskon yang material karena tidak adanya pasar

aktif atau adanya gangguan pasar (market disruption) yang parah. Risiko ini disebut sebagai Risiko

Page 5: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Rgec …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5806/2/PROS_Rina T, Ardian... · dary data, such as the bank's annual report published

665

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

Likuiditas Pasar (Market Liquidity Risk). Dalam menilai Risiko Inheren atas Risiko Likuiditas,

parameter yang digunakan adalah (i) komposisi dari aset, kewajiban, dan transaksi rekening

administratif; (ii) konsentrasi dari aset dan kewajiban; (iii) kerentanan pada kebutuhan pendanaan;

dan (iv) akses pada sumber-sumber pendanaan.

4) Risiko Operasional

Risiko Operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal,

kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi

operasional bank. Dalam menilai Risiko Inheren atas Risiko Operasional, parameter/indikator yang

digunakan adalah (i) karakteristik dan kompleksitas bisnis; (ii) sumber daya manusia; (iii) teknologi

informasi dan infrastruktur pendukung; (iv) fraud, baik internal maupun eksternal; dan (v) kejadian

eksternal.

5) Risiko Hukum

Risiko Hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis.

Risiko ini juga dapat timbul antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang

mendasari atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau agunan

yang tidak memadai. Dalam menilai Risiko Inheren atas Risiko Hukum, parameter/indikator yang

digunakan adalah (i) faktor litigasi; (ii) faktor kelemahan perikatan; dan (iii) faktor

ketiadaan/perubahan peraturan perundang-undangan.

6) Risiko Stratejik

Risiko Stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan Bank dalam mengambil keputusan dan/atau

pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan

bisnis. Dalam menilai Risiko Inheren atas Risiko Stratejik, parameter/indikator yang digunakan

adalah (i) kesesuaian strategi bisnis bank dengan lingkungan bisnis; (ii) strategi berisiko rendah dan

berisiko tinggi; (iii) posisi bisnis bank; dan (iv) pencapaian rencana bisnis bank.

7) Risiko Kepatuhan

Risiko Kepatuhan adalah risiko yang timbul akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan

peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Sumber Risiko Kepatuhan antara lain

timbul karena kurangnya pemahaman atau kesadaran hukum terhadap ketentuan maupun standar

bisnis yang berlaku umum. Dalam menilai Risiko Inheren atas Risiko Kepatuhan, parameter/indikator

yang digunakan adalah (i) jenis dan signifikansi pelanggaran yang dilakukan; (ii) frekuensi

pelanggaran yang dilakukan atau track record ketidakpatuhan Bank; dan (iii) pelanggaran terhadap

ketentuan atau standar bisnis yang berlaku umum untuk transaksi keuangan tertentu.

8) Risiko Reputasi

Risiko Reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber

dari persepsi negatif terhadap bank. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam mengkategorikan

sumber Risiko Reputasi bersifat tidak langsung (below the line) dan bersifat langsung (above the line).

Dalam menilai Risiko Inheren atas Risiko Reputasi, parameter/indikator yang digunakan adalah (i)

pengaruh reputasi negatif dari pemilik bank dan perusahaan terkait; (ii) pelanggaran etika bisnis; (iii)

kompleksitas produk dan kerjasama bisnis bank; (iv) frekuensi, materialitas, dan eksposur

pemberitaan negatif bank; serta (v) frekuensi dan materialitas keluhan nasabah.

b. Penilaian Kualitas Penerapan Manajemen Risiko

Page 6: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Rgec …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5806/2/PROS_Rina T, Ardian... · dary data, such as the bank's annual report published

666

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

Penilaian Kualitas Penerapan Manajemen Risiko mencerminkan penilaian terhadap kecukupan sistem

pengendalian risiko yang mencakup seluruh pilar penerapan manajemen risiko sebagaimana diatur

dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.

Penilaian Kualitas Penerapan Manajemen Risiko bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penerapan

manajemen risiko Bank sesuai prinsip-prinsip yang diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai

Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Penilaian Kualitas Penerapan Manajemen Risiko

merupakan penilaian terhadap empat aspek yang saling terkait yaitu:

1) Tata Kelola Risiko

Tata Kelola Risiko mencakup evaluasi terhadap (i) perumusan tingkat risiko yang akan diambil (risk

appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance); serta (ii) kecukupan pengawasan aktif oleh Dewan

Komisaris dan Direksi termasuk pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan

Direksi.

2) Kerangka Manajemen Risiko

Kerangka Manajemen Risiko mencakup evaluasi terhadap (i) strategi manajemen risiko yang searah

dengan tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko; (ii) kecukupan perangkat organisasi

dalam mendukung terlaksananya manajemen risiko secara efektif termasuk kejelasan wewenang dan

tanggung jawab; dan (iii) kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit.

3) Proses Manajemen Risiko, Kecukupan Sumber Daya Manusia, dan Kecukupan Sistem

Informasi Manajemen

Proses manajemen risiko, kecukupan sumber daya manusia, dan kecukupan sistem informasi

manajemen mencakup evaluasi terhadap (i) proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan

pengendalian risiko; (ii) kecukupan sistem informasi manajemen; serta (iii) kecukupan kuantitas dan

kualitas sumber daya manusia dalam mendukung efektivitas proses manajemen risiko.

4) Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko

Kecukupan sistem pengendalian risiko mencakup evaluasi terhadap (i) kecukupan Sistem

Pengendalian Intern dan (ii)kecukupan kaji ulang oleh pihak independen (independent review) dalam

Bank baik oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) maupun oleh Satuan Kerja Audit Intern

(SKAI).

2. Penilaian Good Corporate Governance (GCG)

Penilaian faktor GCG meerupakan penilaian terhadap kualitas manajemen bank atas pelaksanaan

prinsip-prinsip GCG. Prinsip-prinsip GCG dan fokus penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip

GCG berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum

dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha bank. Penetapan peringkat faktor GCG

dilakukan berdasarkan analisis atas (i) pelaksanaan prinsip-prinsip GCG bank; (ii) kecukupan tata

kelola (governance) atas struktur, proses, dan hasil penerapan GCG pada bank; serta (iii) informasi

lain yang terkait dengan GCG bank yang didasarkan pada data dan informasi yang relevan. Peringkat

faktor GCG dikategorikan dalam lima peringkat yaitu Peringkat 1, Peringkat 2, Peringkat 3, Peringkat

4, dan Peringkat 5. Urutan peringkat faktor GCG yang lebih kecil mencerminkan penerapan GCG

yang lebih baik.

3. PenilaianEarnings (Rentabilitas)

Penilaian faktor Rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas, sumber-sumber

rentabilitas, kesinambungan (sustainability) rentabilitas, dan manajemen rentabilitas. Penilaian

Page 7: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Rgec …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5806/2/PROS_Rina T, Ardian... · dary data, such as the bank's annual report published

667

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat, trend, struktur, stabilitas rentabilitas bank, dan

perbandingan kinerja bank dengan kinerja peer group baik melalui analisis aspek kuantitatif maupun

kualitatif. Penetapan faktor rentabilitas dikategorikan dalam lima peringkat yakni Peringkat 1,

Peringkat 2, Peringkat 3, Peringkat 4, dan Peringkat 5. Urutan peringkat faktor rentabilitas yang lebih

kecil mencerminkan kondisi rentabilitas bank yang lebih baik.

4. Penilaian Capital (Permodalan)

Penilaian atas faktor Permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan permodalan dan kecukupan

pengelolaan permodalan. Dalam melakukan perhitungan permodalan, bank wajib mengacu pada

ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum bagi

Bank Umum. Selain itu, dalam melakukan penilaian kecukupan permodalan, bank juga harus

mengaitkan kecukupan modal dengan Profil Risiko bank. Semakin tinggi risiko bank, semakin besar

modal yang harus disediakan untuk mengantisipasi risiko tersebut.Penetapan faktor permodalan

dikategorikan dalam lima peringkat yakni Peringkat 1, Peringkat 2, Peringkat 3, Peringkat 4, dan

Peringkat 5. Urutan peringkat faktor permodalan yang lebih kecil mencerminkan kondisi permodalan

bank yang lebih baik.

Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank ditetapkan berdasarkan analisis secara komprehensif

dan terstruktur terhadap peringkat setiap faktor dan dengan memperhatikan prinsip-prinsip umum

penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Dalam melakukan analisis secara komprehensif, bank juga

perlu mempertimbangkan kemampuan bank dalam menghadapi perubahan kondisi eksternal yang

signifikan. Tabel 1 berikut ini menjelaskan mengenai matriks peringkat komposit tingkat kesehatan

bank berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP

Tabel 1

Matriks Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank

Peringkat Penjelasan

PK 1

Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sangat sehat sehingga dinilai sangat

mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis

dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain

profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum sangat

baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut tidak

signifikan.

PK 2

Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sehat, sehingga dinilai mampu

menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor

eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil

risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum baik. Apabila

terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan.

PK 3

Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup

mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis

dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain

profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum cukup

baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut cukup

signifikan dan apabila tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen dapat

mengganggu kelangsungan usaha Bank.

PK 4

Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum kurang sehat, sehingga dinilai kurang

mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis

dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain

Page 8: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Rgec …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5806/2/PROS_Rina T, Ardian... · dary data, such as the bank's annual report published

668

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum kurang

baik. Terdapat kelemahan yang secara umum signifikan dan tidak dapat diatasi dengan

baik oleh manajemen serta mengganggu kelangsungan usaha Bank.

PK 5

Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum tidak sehat, sehingga dinilai tidak

mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis

dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor peniliaian, antara

lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum

kurang baik. Terdapat kelemahan yang secara umum sangat signifikan sehingga untuk

mengatasinya dibutuhkan dukungan dana dari pemegang saham atau sumber dana dari

pihak lain untuk memperkuat kondisi keuangan Bank.

Sumber : LampiranSurat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP

Berbagai penelitian sebelumnya mengenai penilaian kesehatan bank telah dilakukan oleh

Utama dan Dewi (2012) dalam penelitiannya mengenai Analisis CAMELS Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, menemukan bahwa tingkat kesehatan

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2008 sebanyak 23 Bank memiliki predikat sehat,

satu Bank berpredikat cukup sehat yaitu Bank Agroniaga.Bank Century dan Bank Mutiara adalah

Bank dengan kesehatan terburuk pada tahun 2008 dan 2009.Merentek (2013) dalam penelitiannya

mengenai Analisis Kinerja Keuangan Antara Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Mandiri

Menggunakan Metode CAMEL, menemukan bahwa melalui perhitungan rasio CAR, KAP, ROA, dan

LDR kedua Bank tersebut dikategorikan dalam kelompok sehat. Melalui perbandingan terhadap data

kuantitatif rasio keuangan antara Bank BNI dengan Bank Mandiri, terlihat bahwa hanya kinerja

keuangan Bank Mandiri lebih baik bila dibandingkan dengan Bank BNI.

Kaligis (2013) dalam penelitiannya mengenai Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan

Menggunakan Metode CAMEL Pada Industri Perbankan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia, menemukan bahwa dari keempat perbankan BUMN yaitu BNI, BRI, BTN, dan Bank

Mandiri, kinerja keuangan yang paling baik dimiliki oleh BRI. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai

rasio CAMEL yang sehat sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan ROA yang paling besar tahun

2010-2012. Kinerja keuangan paling lemah dimiliki oleh BTN, dengan diperolehnya LDR dibawah

ketentuan Bank Indonesia untuk predikat sehat dan ROA paling rendah. Penilaian tingkat kesehatan

keempat perbankan BUMN berada pada predikat sehat dengan diperolehnya bobot CAMEL yang

sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Sedangkan Jacob (2013) dalam penelitiannya mengenai

Analisis Laporan Keuangan Dengan Menggunakan Metode CAMEL Untuk Menilai Tingkat

Kesehatan Perbankan, menemukan bahwa analisis menggunakan metode Capital, Assets,

Management,Earnings, dan Liquidity pada Bank Umum Milik Pemerintah pada tahun 2010-2011

menunjukkan bahwa Bank Mandiri,BNI, dan BRI dinilai sehat. Sedangkan BTN mendapat predikat

cukup sehat.Permana (2012) dalam penelitiannya mengenai Analisis Tingkat Kesehatan Bank

Berdasarkan Metode CAMELS dan Metode RGEC, menemukan bahwa metode CAMELS memberikan

gambaran tingkat kesehatan bank yang efektif akan tetapi tidak memberikan suatu kesimpulan yang

mengarahkan ke suatu penilaian, antar faktor memberikan penilaian yang sifatnya bisa berbeda.

Sedangkan metode RGEC lebih menekankan akan pentingnya kualitas manajemen. Manajemen yang

berkualitas tentunya akan mengangkat faktor pendapatan dan faktor permodalan secara langsung

maupun tidak langsung.

Page 9: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Rgec …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5806/2/PROS_Rina T, Ardian... · dary data, such as the bank's annual report published

669

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

METODA PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif, yaitu dengan

menganalisis dan mendiskripsikan data-data laporan keuangan untuk menentukan kategori kesehatan

bank dengan metode RGEC yang meliputi penilaian terhadap faktor profil risiko (risk profil), GCG,

rentabilitas (earnings), dan permodalan (capital) selama periode tahun 2011-2012.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2011-2012. Sedangkan sampel diperoleh dengan teknik purposive sampling, dengan kriteria

sebagai berikut:

a. Bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2012

b. Bank BUMN yang mempublikasikan Laporan Tahunan-nya di www.idx.co.id secara

berurutan selama periode tahun 2011-2012.

Sampel penelitian meliputi 3 bank BUMN yaitu Bank BRI, BNI 46 dan bank Mandiri. Data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa laporan tahunan Bank BUMN yang

dipublikasikan di www.idx.co.id pada tahun 2011-2012.

Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian tingkat kesehatan bank dengan

metode RGEC berdasarkan rumus dan kriteria yang telah ditetapkan sesuai Surat Edaran Bank

Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 Perihal Tingkat Kesehatan Bank Umum

sebagai berikut:

Risiko Kredit diukur dengan indikator (i) Kredit kepada Debitur Inti terhadap Total Kredit,

(ii) Kredit Kualitas Rendah terhadap Total Kredit, (iii) Kredit Bermasalah tehadap Total Kredit, (iv)

Kredit Bermasalah dikurangi CKPN Kredit Bermasalah terhadap Total Kredit dikurangi CKPN Kredit

Bermasalah, (v) CKPN atas Kredit terhadap Total Kredit.

Risiko Pasar diukur dengan indikator (i) Aset Trading, Derivatif, dan FVO terhadap Total

Aset serta (ii) Kewajiban Trading, Derivatif, dan FVO terhadap Total Kewajiban.

Risiko Likuiditas diukur dengan indikator Pendanaan Non Inti terhadap Total Pendanaan.

Penilaian terhadap faktor GCG didasarkan pada hasil penilaian self assessment pelaksanaan GCG

yang tercantum dalam laporan tahunan Bank yang bersangkutan.

Penilaian terhadap faktor Earning diukur dengan indikator (i) Laba sebelum Pajak terhadap

Total Aset, (ii) Pendapatan Bunga Bersih terhadap Total Aset Produktif, (iii) Pendapatan Bunga

Bersih terhadap Total Aset, (iv) Pendapatan Operasional selain Pendapatan Bunga (net) terhadap

Total Aset dan (v) Beban Overhead terhadap Total Aset.

Penilaian terhadap faktor Capital diukur dengan indikator (i) Modal terhadap ATMR dan (ii)

Modal Inti (Tier 1) terhadap ATMR.

PEMBAHASAN

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada penelitian ini menggunakan metode RGEC,

mencakup penilaian terhadap faktor-faktor berikut:

Page 10: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Rgec …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5806/2/PROS_Rina T, Ardian... · dary data, such as the bank's annual report published

670

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

1. Penilaian Profil Risiko, yaitu dengan menghitung besarnya nilai masing-masing indikator.

Dalam penelitian ini, penilaian profil risiko diproksikan dengan Risiko Kredit, Risiko Pasar, dan

Risiko Likuiditas.

a. Risiko Kredit

Hasil perhitungan untuk risiko kredit sesuai dengan indikator yang digunakan untuk periode tahun

2011-2012 dapat dijelaskan pada tabel 2 berikut ini.

Tabel 2

Nilai Risiko Kredit

Keterangan 2011 2012

BNI BRI Mandiri BNI BRI Mandiri

Kredit kepada Debitur Inti/Total Kredit 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Kredit Kualitas Rendah/ Total Kredit 8,35% 8,31% 6,33% 6,25% 6,44% 5,67%

Kredit Bermasalah/Total Kredit 3,62% 1,76% 2,24% 2,81% 1,44% 1,88%

Kredit Bermasalah – CKPN Kredit

Bermasalah/Total Kredit – CKPN Kredit

Bermasalah

0,59% 0,38% 0,52% 0,78% 0,32% 0,46%

CKPN atas Kredit/ Total Kredit 4,30% 5,59% 3,89% 3,44% 4,18% 3,64%

Mean 23,37% 23,21% 22,60% 22,66% 22,48% 22,33%

Nilai Komposit 2 2 2 2 2 2

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan Risiko Kredit Bank BNI, BRI, dan

Mandiri berada pada peringkat 2 sehingga dapat diartikan bahwa kemungkinan kerugian yang

dihadapi Bank dari Risiko Kredit tergolong rendah selama periode waktu tertentu di masa datang.

b. Risiko Pasar

Hasil perhitungan untuk risiko pasar sesuai dengan indikator yang digunakan untuk periode tahun

2011-2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Nilai Risiko Pasar

Keterangan 2011 2012

BNI BRI Mandiri BNI BRI Mandiri

Aset Trading, Derivatif, dan FVO/

Total Aset 77,79% 87,01% 72,46% 76,87% 86,78% 74,44%

Kewajiban Trading, Derivatif, dan

FVO/ Total Kewajiban 96,53% 96,02% 92,53% 96,45% 96,36% 92,17%

Mean 87,16% 91,51% 82,50% 86,66% 91,57% 83,30%

Nilai Komposit 1 1 1 1 1 1

Sumber : Data diolah

Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan Risiko Pasar Bank BNI, BRI, dan

Mandiri berada pada peringkat 1 sehingga dapat diartikan bahwa kemungkinan kerugian yang

dihadapi Bank dari Risiko Pasar tergolong sangat rendah selama periode waktu tertentu di masa

datang.

Page 11: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Rgec …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5806/2/PROS_Rina T, Ardian... · dary data, such as the bank's annual report published

671

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

c. Risiko Likuiditas

Hasil perhitungan untuk risiko likuiditas sesuai dengan indikator yang digunakan untuk

periode tahun 2011-2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 4

Nilai Risiko Likuiditas

Keterangan 2011 2012

BNI BRI Mandiri BNI BRI Mandiri

Pendanaan Non Inti/ Total

Pendanaan 100% 99,47% 98,60% 100% 99,55% 98,92%

Nilai Komposit 3 3 3 3 3 3

Sumber : Data diolah

Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan Risiko Likuiditas Bank BNI, BRI, dan

Mandiri berada pada peringkat 3 sehingga dapat diartikan bahwa kemungkinan kerugian yang

dihadapi Bank dari Risiko Likuiditas tergolong cukup tinggi selama periode waktu tertentu di masa

datang.

2. Penilaian Good Corporate Governance (GCG)

Pemberian peringkat dilakukan oleh Bank secara self assessment namun tetap dalam

pengawasan Bank Indonesia. Berikut uraian dari penilaian 11 aspek GCG pada Bank yang dijadikan

sampel untuk periode tahun 2011-2012:

Tabel 5

Penilaian Aspek Good Corporate Governance (GCG)

Aspek GCG BNI BRI Mandiri

2011 2012 2011 2012 2011 2012

1 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10

2 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20

3 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10

4 0,10 0,10 0,20 0,15 0,10 0,20

5 0,10 0,10 0,10 0,10 0,05 0,10

6 0,10 0,10 0,05 0,05 0,05 0,10

7 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

8 0,15 0,15 0,075 0,15 0,15 0,15

9 0,15 0,15 0,075 0,075 0,08 0,08

10 0,15 0,15 0,30 0,24 0,15 0,30

11 0,05 0,10 0,05 0,10 0,05 0,10

Nilai 1,25 1,30 1,30 1,315 1,1 1,5

Nilai Komposit 1 1 1 1 1 2

Sumber : Data Diolah

Page 12: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Rgec …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5806/2/PROS_Rina T, Ardian... · dary data, such as the bank's annual report published

672

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

Berdasarkan hasil pelaksanaan GCG di atas, mencerminkan bahwa penerapan GCG bank

BNI, BRI, dan Mandiri berada pada peringkat 1 yang secara umum berarti sangat baik. Hal ini

tercermin dari pemenuhan yang memadai atas prinsip-prinsip GCG. Apabila terdapat kelemahan

dalam penerapan prinsip GCG, maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan dan dapat

segera dilakukan perbaikan oleh manajemen bank. Namun pada tahun 2012, hasil penilaian GCG

pada Bank Mandiri mengalami perubahan dengan memperoleh peringkat 2.

3. Penilaian Earning atau Rentabilitas, yaitu dengan menghitung besarnya nilai masing-masing

indikator. Hasil perhitungan untuk faktor rentabilitas sesuai dengan indikator yang digunakan untuk

periode tahun 2011-2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 6

Nilai Faktor Earning

Keterangan 2011 2012

BNI BRI Mandiri BNI BRI Mandiri

Laba sebelum Pajak/ Total Aset 2,72% 4,29% 3,30% 2,81% 4,67% 3,45%

Pendapatan Bunga Bersih/ Total

Aset Produktif 4,96% 7,96% 4,54% 5,04% 7,24% 4,86%

Pendapatan Bunga Bersih/ Total

Aset 4,82% 7,88% 4,35% 4,89% 7,15% 4,64%

Pendapatan Operasional selain

Pendapatan Bunga/ Total Aset 2,78% 1,32% 2,35% 2,67% 1,64% 2,00%

Beban Overhead/ Total Aset 4,07% 3,91% 3,26% 4,03% 3,82% 3,19%

Mean 3,87% 5,07% 3,56% 3,89% 4,90% 3,63%

Nilai Komposit 1 1 1 1 1 1

Sumber : Data diolah

Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan faktor Rentabilitas Bank BNI, BRI, dan

Mandiri berada pada peringkat 1 yang mencerminkan bahwa rentabilitas sangat memadai, laba

melebihi target dan mendukung pertumbuhan permodalan bank.

4. Penilaian Permodalan, yaitu dengan menghitung besarnya nilai masing-masing indikator. Hasil

perhitungan untuk faktor rentabilitas sesuai dengan indikator yang digunakan untuk periode tahun

2011-2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 7

Nilai Faktor Permodalan

Keterangan 2011 2012

BNI BRI Mandiri BNI BRI Mandiri

Modal/ ATMR 20,41% 17,82% 17,77% 18,51% 19,94% 19,12%

Modal Inti/ ATMR 15,88% 13,67% 12,94% 15,17% 15,86% 13,60%

Mean 18,14% 15,74% 15,36% 16,84% 17,90% 16,36%

Nilai Komposit 1 1 1 1 1 1

Sumber : Data diolah

Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan faktor Permodalan Bank BNI, BRI, dan

Mandiri berada pada peringkat 1 yang mencerminkan bahwa bank memiliki kualitas dan kecukupan

Page 13: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Rgec …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5806/2/PROS_Rina T, Ardian... · dary data, such as the bank's annual report published

673

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

permodalan yang sangat memadai terhadap profil risikonya, yang disertai dengan pengelolaan

permodalan yang sangat kuat sesuai dengan karateristik, skala usaha, dan kompleksitas usaha bank.

Secara keseluruhan hasil nilai komposit faktor diatas kemudian akan digunakan untuk menentukan

peringkat komposit tingkat kesehatan bank (tabel 8)

Tabel 8

Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank

Variabel

Nilai Komposit

2011 2012

BNI BRI Mandiri BNI BRI Mandiri

Profil Risiko 2 2 2 2 2 2

GCG 1 1 1 1 1 2

Rentabilitas 1 1 1 1 1 1

Permodalan 1 1 1 1 1 1

Peringkat Komposit 1 1 1 1 1 1

Tingkat Kesehatan SS* SS* SS* SS* SS* SS*

Sumber: Data Diolah

Keterangan (*): SS = Sangat Sehat

Tidak ada rumus matematik yang digunakan untuk menghitung nilai komposit dari masing-

masing faktor dengan peringkat komposit akhir dari bank tersebut. Peringkat komposit diperoleh dari

hasil judgement dari nilai komposit masing-masing faktor secara keseluruhan. Setelah mendapatkan

hasil judgement atas penilaian faktor tingkat kesehatan bank, peringkat tersebut dijadikan dasar dalam

menetukan peringkat komposit tingkat kesehatan bank tersebut.

Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat kesehatan Bank BNI, BRI, dan Mandiri

selama tahun 2011-2012 dengan metode RGEC berada pada kondisi Sangat Sehat (PK-1). Hal

tersebut mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu

menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal

lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG,

rentabilitas, dan permodalan yang secara umum sangat baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara

umum kelemahan tersebut tidak signifikan.

SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI

Simpulan

Tingkat kesehatan pada Bank BNI, BRI, dan Mandiri selama periode tahun 2011-2012

dengan metode RGEC secara keseluruhan memiliki predikat Sangat Sehat. Hal tersebut dibuktikan

dengan perolehan peringkat komposit tingkat kesehatan bank untuk setiap bank yang dijadikan

sampel selama periode tahun 2011-2012 berada pada PK-1.

Keterbatasan dan Saran

1. Penelitian ini menggunakan metode RGEC yang secara teknis mengacu pada Surat Edaran

Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 yang mulai berlaku per 1 Januari

2012 untuk menilai tingkat kesehatan bank periode 2011, sehingga masih terbatas sumber

Page 14: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Rgec …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5806/2/PROS_Rina T, Ardian... · dary data, such as the bank's annual report published

674

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

informas terkait hal ini. Diharapkan kepada penelitian selanjutnya agar dapat melakukan

penelitian terhadap tingkat kesehatan bank dengan metode RGEC secara lebih mendalam dan

memfokuskan pada setiap komponen baik secara kuantitatif maupun kualitatif sehingga dapat

memperlihatkan tingkat kesehatan bank dengan pendekatan risiko yang lebih tepat dan akurat.

2. Data keuangan perbankan yang dijadikan sebagai indikator penilaian tingkat kesehatan bank

tidak sepenuhnya tercantum dalam laporan keuangan yang dipublikasikan bank, sehingga ada

beberapa indikator yang tidak dapat dihitung.Bank BUMN maupun bank-bank lainnya

diharapkan dapat mencantumkan data secara lengkap atas komponen-komponen keuangan

yang dijadikan sebagai indikator penilaian tingkat kesehatan bank dengan metode RGEC yang

telah ditetapkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP sehingga penilaian

resiko bank dapat dilakukan secara keseluruhan.

3. Penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan jugdment sehingga tingkat generalisasinya

rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. 2004. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Perihal Sistem Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank. www.bi.go.id. 31 Mei.

Bank Indonesia. 2007. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/12/DPNP Perihal Pelaksanaan Good

Corporate Governance bagi Bank Umum. www.bi.go.id. 30 Mei.

Bank Indonesia. 2011. Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum. www.bi.go.id. 5 Januari.

Bank Indonesia. 2011. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP Perihal Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum. www.bi.go.id. 25 Oktober.

Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Accounting. Edisi 7. Cetajan ketujuh. Yogyakarta: BPFE.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juni 2012. Jakarta: Salemba

Empat.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi &

Manajemen. Cetakan Kedua. Yogyakarta: BPFE.

Jacob, Jeremiah Kevin Dennis. 2013. Analisis Laporan Keuangan Dengan Menggunakan Metode

Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Perbankan. Jurnal EMBA,Vol. 1, No. 3, September:

691-700.

Kaligis, Yulia Wilhelmina. 2013. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode

Camel Pada Industri Perbankan BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal

EMBA, Vol. 1, No. 3, September: 263-272.

Kasmir. 2012. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. Cetakan ke-11. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi Bagaimana Meneliti & Menulis

Tesis?. Edisi 3. Jakarta: Erlangga.

Kusumawati, Eny dan Zulfa Irawati. 2013. Manajemen Keuangan Ringkasan Teori, Soal dan

Penyelesaian, serta Interprestasinya. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Page 15: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Rgec …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5806/2/PROS_Rina T, Ardian... · dary data, such as the bank's annual report published

675

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

Martani, Dwi, Sylvia Veronica NPS, Ratna Wardhani, Aria Farahmita, dan Edward Tanujaya. 2012.

Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Merentek, Kartika Citra Claudia. 2013. Analisis Kinerja Keuangan Antara Bank Negara Indonesia

(BNI) dan Bank Mandiri Menggunakan Metode Camel. Jurnal EMBA, Vol. 1, No. 3, Juni:

645-652.

Nabila, Chani. 2013. Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Faktor Good

Corporate Governance Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun

2011-2012. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mataram. Mataram.

Tidak Dipublikasikan.

Permana, Bayu Aji. 2012. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode CAMELS dan

Metode RGEC. Jurnal Akuntansi UNESA, Vol. 1, No. 1.

Republik Indonesia. 1998. Undang-Undang No. 10 tentang Perbankan.

Rivai, Veithzal, Sofyan Basir, Sarwono Sudarto, dan Arifiandy Permata Veithzal. 2013. Commercial

Bank Management Manajemen Perbankan Daro Teori ke Praktik. Cetakan ke-1. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Sari, Ayu Wulan. 2013. Analisis Kinerja Keuangan Bank Konvensional Pemerintah Berdasarkan

Capital dan Earnings Dalam Komponen Risk-Based Bank Rating Periode Tahun 2008-2011.

Skripsi Institut Manajemen Telkom. Bandung. Tidak Dipublikasikan.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Edisi 4.

Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Edisi 4.

Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiarti, Welthi. 2012. Analisis Kinerja Keuangan dan Prediksi Tingkat Kesehatan Bank Dengan

Menggunakan Metode Camel Pada Bank Umum Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia.

Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Cetakan ke-

16. Bandung: Alfabeta.

Suyatno, Thomas, Djuhaepah T. Marala, Azhar Abdullah, Johan Thomas Aponno, C. Tinon Yunianti

Ananda, dan H. A. Chalik. 1994. Kelembagaan Perbankan. Edisi Kedua. Cetakan ketujuh.

Jakarta: PT Gramedia.

Taswan. 2010. Manajemen Perbankan Konsep, Teknik & Aplikasi. Edisi II. Yogyakarta: UPP STIM

YKPN.

Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi 2. Jakarta:

Salemba Empat.

Utama, I Made Karya dan Komang Ayu Maha Dewi. 2012. Analisis Camels: Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan,

Vol. 8, No. 2, Juli: 139-148.

www.bi.go.id

www.idx.co.id