Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi...

123
i ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC (Studi Kasus pada PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank CIMB Niaga Tbk Periode 2009 -2011) Oleh: LOYNDA YONANDO 232009184 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisinis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

Transcript of Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi...

Page 1: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

i

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

(Studi Kasus pada PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank CIMB

Niaga Tbk Periode 2009 -2011)

Oleh:

LOYNDA YONANDO

232009184

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisinis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2013

Page 2: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC
Page 3: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

ii

Page 4: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

iii

Page 5: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

iv

KATA PENGANTAR

Terjadinya masalah perekonomian global dapat berdampak kepada semua

sektor terutama sektor perbankan. Krisis yang melanda membuat sebagian sektor

perbankan mengalami kondisi bermasalah atau kurang sehat dalam

mengoperasionalkan kegiatan perusahaan. Dengan adanya alat untuk mengukur

kesehatan bank yang terbaru yaitu RGEC, bank diharapkan mampu lebih cepat

mengidentifikasi permasalahan secara lebih dini sehingga lebih siap menghadapi

setiap krisis yang melanda.

Peraturan terbaru dari Bank Indonesia tentang penilaian tingkat kesehatan

bank dengan metode terbaru yaitu RGEC membuat penulis tertarik untuk

membuat suatu penelitian dan penulis memilih salah satu bank negeri dan bank

swasta untuk menjadi sample penelitian ini. PT Bank Negara Indonesia Tbk dan

PT Bank CIMB Niaga Tbk dipilih karena salah satu bank negeri dan swasta yang

mendapat penghargaan dari IICG mengenai tata kelola perusahaan yang sangat

terpercaya versi majalah SWA sekaligus peneliti ingin membuktikan apakah bank

yang mendapat penghargaan tata kelola perusahaan yang sangat terpercaya juga

mendapat predikat sangat sehat dalam tingkat kesehatan bank.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam

penulisan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pihak pembaca dan diharapkan juga semoga penelitian ini dapat

memberikan manfaat serta menambah wawasan keilmuan di bidang ekonomi bagi

pembaca dan pihak lain yang berkepentingan.

Salatiga, Agustus 2013

Penulis

Page 6: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur atas berkat dan kasih yang Tuhan Yesus berikan sehingga

penulis mampu menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Analisis Tingkat

Kesehatan Bank dengan Metode RGEC (Studi Kasus PT Bank Negara Indonesia

Tbk. dan PT Bank CIMB Niaga Tbk periode 2009 – 2011)” dengan baik. Penulis

menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari kekurangan,

bantuan dari berbagai pihak dan campur tangan Tuhan. Oleh karena itu, penulis

ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak – pihak yang telah

membantu, memotivasi, memberikan doa dan dukungan untuk menyelesaikan

tugas akhir ini, antara lain kepada:

1. Bp. Hari Sunarto, SE., MBA., PhD, Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana, selaku dosen pembimbing yang telah

berkenan meluangkan waktu untuk memberi ide, saran, dukungan dan

bimbingan selama proses penyusunan tugas akhir dengan sabar.

2. Bp. Tri Budi Santosa, SE., MM., M.Si, selaku dosen mata kuliah lembaga

keuangan yang telah meluangkan waktu untuk berdiskusi tentang topik

penelitian ini.

3. Bp. Usil Sis Sucahyo, SE., MBA, selaku kaprodi akuntansi yang selalu

membantu jalannya proses kegiatan yang mendukung dalam bidang

akuntansi.

4. Ibu Gustin Tanggulungan SE., M.Akt selaku wali studi yang selalu memberi

pengarahan dan kemudahan dalam menjalani kuliah di Fakultas Ekonomika

dan Bisnis.

5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang setia dalam berbagi

pengetahuan selama masa kuliah.

6. Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis serta Staf Perpustakaan

Umum yang membantu penulis selama kuliah di Fakultas Ekonomika dan

Bisnis.

Page 7: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

vi

7. Papa, Mama dan kedua adikku yang selalu memberi dukungan, kasih sayang

dan doa serta pendampingan dalam menjalani kuliah dan dalam penyusunan

tugas akhir ini.

8. Teman-teman seperjuangan selama kuliah yang memberikan keceriaan dan

saling memberi semangat : Yuliana, Lentina, Merry,Citra, dan Septi.

9. Audrea Ocky Alexander Sulistiono yang memberikan dukungan, semangat,

dan banyak saran kepada penulis.

10. Teman-teman PD PKK St. Yohanes Pembaptis Salatiga : Monika, Ci ping-

ping, Ci Yani, Anne, Helen, Depe, Yogi, David, Ivan, Gideon, Marsel, Friska,

Ko Budi dan Riyadhi atas doa dan dukungan dalam menjalani kuliah sampai

penyusunan tugas akhir ini.

11. Teman-teman kost Diponegoro 31C : Jesica, Ka Novi, Ci Riza, Ka Grevi,

Via, Ka Indah, Lana dan Verra atas kebersamaan, keceriaan dan kenangan

selama di kost.

12. Seluruh pihak yang mendukung penyusunan tugas akhir ini yang tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Page 8: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Judul ......................................................................................................................... i

Pernyataan Keaslian Karya Tulis Kertas Kerja ...................................................... ii

Persetujuan Kertas Kerja ........................................................................................ iii

Kata Pengantar ...................................................................................................... iv

Ucapan Terima Kasih .............................................................................................. v

Daftar Isi ................................................................................................................ vi

Daftar Tabel ......................................................................................................... vii

Abstract ................................................................................................................. ix

Saripati .................................................................................................................. xi

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 4

Tingkat Kesehatan Bank .............................................................................. 4

Risk Profile ................................................................................................... 4

Good Corporate Governance ..................................................................... 10

Earning ....................................................................................................... 11

Capital ........................................................................................................ 11

Kerangka Konseptual ................................................................................. 13

METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................. 14

Satuan Pengamatan dan Analisis ............................................................... 14

Jenis Data ................................................................................................... 14

Teknik dan Langkah Analisis..................................................................... 14

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................... 22

Implementasi RGEC .............................................................................................. 22

PT Bank Negara Indonesia Tbk ................................................................. 22

Risk Profile ..................................................................................... 22

Good Corporate Governance ......................................................... 24

Earning ........................................................................................... 28

Capital ............................................................................................ 28

Page 9: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

viii

PT Bank CIMB Niaga Tbk ........................................................................ 29

Risk Profile ..................................................................................... 29

Good Corporate Governance ......................................................... 30

Earning ........................................................................................... 34

Capital ............................................................................................ 34

Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank ................................................................. 35

KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 37

Kesimpulan ................................................................................................ 37

Saran ........................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 39

LAMPIRAN

Page 10: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Parameter untuk mengukur risiko inheren ................................................ 15

Tabel2 Klasifikasi peringkat per resiko ................................................................. 16

Tabel 3 Klasifikasi skor peerapan manajemen risiko ............................................ 18

Tabel 4 Klasifikasi skor risiko inheren dan manajemen risiko .............................. 19

Tabel 5 Matriks peringkat risk profile ................................................................... 19

Tabel 6 Klasifikasi peringkat GCG ........................................................................ 20

Tabel7 Klasifikasi peringkat ROA dan NIM ......................................................... 21

Tabel 8 Klasifikasi peringkat CAR ........................................................................ 21

Tabel 9 Peringkat tingkat kesehatan bank .............................................................. 22

Tabel 10 Perhitungan skor risk profile pada BNI tahun 2009 ............................... 22

Tabel 11 Perhitungan skor risk profile pada BNI tahun 2010 ............................... 23

Tabel12 Perhitungan skor risk profile pada BNI tahun 2011 ................................ 23

Tabel 13 Perhitungan nilaiGCG pada BNI tahun 2009 ......................................... 25

Tabel 14 Perhitungan nilai GCG pada BNI tahun 2010 ........................................ 26

Tabel 15 Perhitungan nilai GCG pada BNI tahun 2011 ........................................ 27

Tabel 16 Hasil peringkat ROA dan NIM BNI 2009-2011 ..................................... 28

Tabel17 Hasil peringkat CARBNI 2009-2011 ....................................................... 28

Tabel 18 Perhitungan skor risk profile pada CIMB Niaga tahun 2009 ................. 29

Tabel 19Perhitungan skor risk profile pada CIMB Niaga tahun 2010................... 29

Tabel 20 Perhitungan skor risk profile pada CIMB Niaga tahun 2011 ................. 30

Tabel 21 Perhitungan nilai GCG pada CIMB Niaga tahun 2009 .......................... 31

Tabel22 Perhitungan nilai GCG pada CIMB Niaga tahun 2010............................ 31

Tabel 23 Perhitungan nilai GCG pada CIMB Niaga tahun 2011 .......................... 32

Tabel 24 Hasil peringkat ROA dan NIM CIMB Niaga 2009-2011 ....................... 34

Tabel 25 Hasil peringkat CAR CIMB Niaga 2009-2011 ....................................... 34

Tabel 26Rekapitulasi RGEC BNI tahun 2009-2011 .............................................. 35

Tabel 27 Rekapitulasi RGEC CIMB Niaga tahun 2009 - 2011 ............................. 36

Tabel 28 Perbandingan tingkat kesehatan bank pada BNI dan CIMB tahun 2009-

2011 ....................................................................................................... 36

Page 11: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

x

ABSTRACT

The Banking problems in 1997 when the financial crisis is proof that there

are many banks in Indonesia are still healthy. The problem still continues today

indicated that the global financial crisis that occurred in recent years. Those

problems also provide valuable lessons that innovation in products, services, and

banking activities that are not matched by adequate risk management can lead to

fundamental problems in the banks and the financial system as a whole.

This study is a qualitative study that aims to determine the health

condition of the bank. Object of this study is PT Bank Negara Indonesia Tbk and

PT Bank CIMB Niaga Tbk, which is where the two banks is one of the state and

private banks that received an award from IICG best corporate governance SWA

magazine. This study used a technique consisting of the analysis RGEC Risk

Profile, Good Corporate Governance, Earning, and using analytical techniques

RGEC Capital. Those bank were able to identify problems as early as possible so

that they can carry out repairs quickly and ready to face any crisis.

Based on the assessment by using RGEC analysis during2009-2011

showed that PT Bank Negara Indonesia Tbk and PT Bank CIMB Niaga Tbk in

2009-2011are commonly in very healthy condition.

Keywords: bank soundness, RGEC

Page 12: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

xi

SARIPATI

Permasalahan perbankan pada tahun1997 saat terjadinya krisis moneter

merupakan bukti bahwa masih banyak bank di Indonesia yang belum sehat.

Permasalahan tersebut masih berlanjut hingga sekarang yang ditunjukkan dengan

adanya krisis keuangan global yang terjadi beberapa tahun terakhir. Permasalahan

tersebut juga memberikan pelajaran berharga bahwa inovasi dalam produk, jasa,

dan aktivitas perbankan yang tidak diimbangi dengan penerapan manajemen

risiko yang memadai dapat menimbulkan berbagai permasalahan mendasar pada

bank maupun terhadap sistem keuangan secara keseluruhan

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk

mengetahui kondisi kesehatan bank. Objek penelitian ini adalah PT Bank Negara

Indonesia Tbk dan PT Bank CIMB Niaga Tbk yang dimana kedua bank tersebut

merupakan salah satu bank negeri dan swasta yang mendapat penghargaan dari

IICG mengenai tata kelola perusahaan terbaik versi majalah SWA. Penelitian ini

menggunakan teknik analisis RGEC yang terdiri dari Risk Profil, Good Corporate

Governance, Earning, dan Capital.Dengan menggunakan teknik analisis RGEC

bank mampu mengidentifikasi permasalahan lebih dini sehingga dapat melakukan

perbaikan secara cepat dan siap menghadapi setiap krisis yang melanda.

Berdasarkan penilaian dengan menggunakan teknik analisis RGEC selama

tahun 2009-2011 menunjukkan bahwa PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT

Bank CIMB Niaga Tbk pada tahun 2009-2011 secara umum pada kondisi sangat

sehat.

Kata kunci : tingkat kesehatan bank, RGEC

Page 13: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di dalam memajukan perekonomian negara,perbankan mempunyai

peranan yang sangat penting. Dalam hal ini bank mempunyai fungsi utama untuk

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan produk-produk lainnya (Permana, 2011).

Kinerja yang baik suatu bank diharapkan mampu meraih kembali kepercayaan

masyarakat terhadap bank itu sendiri atau sistem perbankan secara keseluruhan.

Pada sisi lain kinerja bank dapat pula dijadikan sebagai tolok ukur kesehatan bank

tersebut. Secara intuitif dapat dikatakan bahwa bank yang sehat akan mendapat

dukungan dan kepercayaan dari masyarakat serta mampu menghasilkan laba yang

optimal (Hapsari,2010). Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998,

bank wajib memelihara kesehatannya sebagai cerminan kondisi dan kinerja bank

yang merupakan sarana bagi otoritas pengawas dalam menetapkan strategi dan

fokus pengawasan terhadap bank.Kesehatan bank adalah menyangkut kepentingan

semua pihak (stakeholders) yaitu pemilik bank, manajemen bank, masyarakat

sebagai pengguna jasa bank dan pemerintah sebagai regulator (Daniel dan Kalvin,

2007).

Permasalahan perbankan pada tahun1997 saat terjadinya krisis moneter

merupakan bukti bahwa masih banyak bank di Indonesia yang belum sehat

(Daniel dan Kalvin, 2007). Permasalahan tersebut masih berlanjut hingga

sekarang yang ditunjukkan dengan adanya krisis keuangan global yang terjadi

beberapa tahun terakhir.Permasalahan tersebut juga memberikan pelajaran

berharga bahwa inovasi dalam produk, jasa, dan aktivitas perbankan yang tidak

diimbangi dengan penerapan manajemen risiko yang memadai dapat

menimbulkan berbagai permasalahan mendasar pada bank maupun terhadap

sistem keuangan secara keseluruhan (Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24

/DPNP, 2011).

Mengingat betapa pentingnya kesehatan bank, Bank Indonesia sebagai

pembina dan pengawas perbankan di Indonesia membuat standar kesehatan bank,

yaitu peraturan Bank Indonesia No 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Kesehatan

Page 14: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

2

Bank Umum. Peraturan terbaru yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia

menghasilkan suatu metode perhitungan sebagai pengganti metode CAMEL yaitu

metode RiskProfile, Good Corporate Governance, Earnings,andCapital (RGEC).

Metode ini lebih menerapkan pada manajemen risiko dan good corporate

governance dengan tujuan agar bank mampu mengidentifikasi permasalahan

secara lebih dini dan melakukan tindak lanjut perbaikan yang sesuai dan lebih

cepat sehingga bank lebih tahan dalam menghadapi krisis (Surat Edaran Bank

Indonesia No.13/ 24 /DPNP, 2011).

Pedoman perhitungan selengkapnya diatur dalam Surat Edaran (SE) Bank

Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum.Pedoman tersebut merupakan petunjuk pelaksanaan dari

Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011, yang mewajibkan bank umum untuk

melakukan penilaian sendiri (self assessment) tingkat kesehatan bank dengan

menggunakan pendekatan Risiko (Risk-based Bank Rating), baik secara

individual maupun secara konsolidasi.

Good Corporate Governance merupakan salah satu faktor dari metode

RGEC dalam mengukur tingkat kesehatan bank. Objek penelitian ini adalah PT

Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. Kedua bank tersebut

adalah salah satu bank umum negeri dan swasta yang mendapatkan Good

Corporate Governance Award 2009 - 2011 dari The Indonesian Institute for

Corporate Governance (IICG) versi majalah SWA sekaligus peneliti ingin

membuktikan apakah Bank yang mendapat Good Corporate Governance Award

tahun 2009-2011 dapat dikatakan bahwa bank tersebut dalam kondisi yang sangat

sehat.

Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk memilih dan menulis

mengenai tingkat kesehatan bank.Untuk itu, penulis mengambil judul “Analisis

Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode RGEC” (Studi kasus pada PT Bank

Negara Indonesia Tbk dan PT CIMB Niaga Tbk).

Page 15: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

3

Masalah Penelitian dan Persoalan Penelitian

Masalah penelitian adalah “Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan metode

RGEC (Studi Kasus PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank CIMB Niaga

Tbk periode 2009 – 2011)”. Untuk menjawab masalah penelitian, maka

dirumuskan persoalan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode RGEC dalam mengukur tingkat kesehatan

bank pada PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank CIMB Niaga Tbk

periode 2009 – 2011?

2. Bagaimana perbandingan tingkat kesehatan bank pada PT Bank Negara

Indonesia Tbk dan PT Bank CIMB Niaga Tbk pada tahun 2009 – 2011?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui implementasi RGEC dalam mengukur tingkat kesehatan

bank pada PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank CIMB Niaga Tbk

periode 2009-2011

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan predikat tingkat kesehatan bank

diantara kedua bank yang mendapat Good Corporate Governance Award

tahun 2009 – 2011

Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Diharapkan menambah pengetahuan mengenai tingkat kesehatan bank dengan

metode RGEC pada PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank CIMB

Niaga Tbk.

2. Bagi Pengguna Teori

Diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya khususnya mengenai tingkat kesehatan bank dengan metode

RGEC

Page 16: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

4

Tinjauan Pustaka

Tingkat Kesehatan Bank

Kesehatan keuangan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank

untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal seperti

kemampuan menghimpun dana (masyarakat, lembaga lain, danmodal sendiri),

kemampuan mengelola dana, kemampuan untuk menyalurkan dana

(masyarakat,karyawan, pemilik modal, dan pihak lain), pemenuhan peraturan

perbankan yang berlaku dan mampu memenuhi semua kewajiban dengan baik

dengan cara-cara yang sesuai dengan peratuan perbankan yang berlaku(Triandaru

dan Budisantoso, 2006).

Mekanisme Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode RGEC

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.13/1/PBI/2011, penilaian

tingkat kesehatan bank dengan metode RGEC mencakup penilaian terhadap

faktor-faktor Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, dan Capital.

1. Risk Profile

Penilaian faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren

dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam aktivitas operasional bank.Risiko

yang wajib dinilai terdiri atas 8 (delapan) jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko

pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko

kepatuhan, dan risiko reputasi.

a. Penilaian Risiko Inheren

Penilaian risiko inheren merupakan penilaian atas risiko yang melekat

pada kegiatan bisnis bank, baik yang dapat dikuantifikasikan maupun yang

tidakberpotensi mempengaruhi posisi keuangan bank. Karakteristik risiko

inheren bank ditentukan oleh faktor internal maupun eksternal, antara lain

strategi bisnis, karakteristik bisnis, kompleksitas produk dan aktivitas bank,

industri dimana bank melakukan kegiatan usaha, serta kondisi makro

ekonomi.

Page 17: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

5

1) Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dalam memenuhi

kewajiban kepada bank.Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai

aktivitas bisnis bank.Pada sebagian besar bank, pemberian kredit

merupakan sumber risiko kredit yang terbesar. Selain kredit, bank

menghadapi risiko kredit dari berbagai instrumen keuangan seperti surat

berharga, akseptasi, transaksi antar bank, transaksi pembiayaan

perdagangan, transaksi nilai tukar dan derivatif, serta kewajiban komitmen

dan kontinjensi.

Risiko kredit dapat meningkat karena terkonsentrasinya penyediaan

dana, antara lain pada debitur, wilayah geografis, produk, jenis

pembiayaan, atau lapangan usaha tertentu. Risiko ini lazim disebut risiko

konsentrasi kredit.(Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011).

- Rasio Kredit Bermasalah (NPL)

Kredit yang diberikan kepada pihak ketiga bukan bank yang

tergolong kurang lancar, diragukan dan macet.NPL merupakan proxy

dari risiko kredit, yang menunjukan perbandingan antara kredit

bermasalah terhadap kredit yang disalurkan (outstanding Credit).

Credit risk adalah resiko yang dihadapi bank karena menyalurkan

dananya dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat. Pinjaman yang

mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan

atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur sering

disebut dengan kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL).

Risiko kredit ini dapat terjadi akibat kegagalan dan

ketidakmampuan nasabah dalam mengembalikan sejumlah pinjaman

yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu

yang telah ditentukan atau dijadwalkan. Menurut Peraturan Bank

Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, semakin tinggi nilai NPL

(di atas 5%) maka bank tersebut tidak sehat. NPL yang tinggi

Page 18: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

6

menyebabkan menurunnya laba yang akan diterima oleh bank.

Penurunan laba mengakibatkan dividen yang dibagikan juga semakin

berkurang sehingga pertumbuhan tingkat return saham bank akan

mengalami penurunan.

2) Risiko Pasar

Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening

administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara

keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga

option.risiko pasar meliputi antara lain risiko suku bunga, risiko nilai

tukar, risiko ekuitas, dan risiko komoditas. risiko suku bunga, risiko nilai

tukar, dan risiko komoditas dapat berasal baik dari posisi trading book

maupun posisi banking book. Sedangkan risiko ekuitas berasal dari posisi

trading book. Peneliti memakai risiko nilai tukar dengan indikator yang

digunakan adalah Posisi Devisa Netto.

- Posisi Devisa netto

Posisi Devisa Netto adalah angka yang merupakan penjumlahan

dari nilai absolut dari selisih bersih aktiva dan pasiva dalam neraca

untuk setiap valuta asing ditambah dengan selisih bersih tagihan dan

kewajiban baik yang merupakan komitmen maupun kontinjensi dalam

rekening administratif untuk setiap valuta asing yang semuanya

dinyatakan dalam Rupiah.

Menurut peraturan BI mengenai posisi devisa netto, Bank Umum

Devisa wajib mengelola dan memelihara PDN pada akhir hari kerja

secara keseluruhan setinggi-tingginya 20% dari modal. PDN

merupakan salah satu bentuk pengendalian terhadap risiko pasar yang

memberi gambaran seberapa besar potensi kerugian bank apabila

terjadi perubahan suku bunga yang berlawanan dengan posisi

bank.Dengan PDN (20% dari modal), kerugian bank yang terjadi

akibat perubahan kurs valas masih dapat dicover oleh modal dan tidak

sampai menggangu kelangsungan bank.

Page 19: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

7

http://bankirnews.com/index.php?option=com_content&view=article&

id=1110:pengertian-pengertian-posisi-devisa-neto-

pdn&catid=70:alma&Itemid=103

3) Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk

memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas

dan/ atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa

mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.

(a) Ketidakmampuan memperoleh sumber pendanaan arus kas sehingga

menimbulkan risiko likuiditas dapat disebabkan antara lain oleh:

(b) ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari aset

produktif maupun yang berasal dari penjualan aset termasuk aset

likuid; dan/atau

(c) ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari

penghimpunan dana, transaksi antar Bank, dan pinjaman yang

diterima.

- Loan to Deposit Ratio

LDR (Loan to Deposit Ratio) adalah rasio yang mengukur

komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah

dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan (Kasmir, 2002).

Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah

dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi

permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah

digunakan bank untuk memberikan kredit. Semakin tinggi rasio ini

memberikan indikasi semakin baik kemampuan likuiditas bank yang

bersangkutan. Hal ini disebabkan karena bank tersebut mampu

menyalurkan kreditnya secara optimal. Besarnya LDR mengikuti

perkembangan kondisi ekonomi Indonesia , bank dianggap sehat

apabila besarnya LDR antara 85% sampai dengan 100%.

Page 20: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

8

4) Risiko Operasional

Risiko Operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak

berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem,

dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi

operasional bank. Risiko operasional dapat bersumber antara lain dari

Sumber Daya Manusia (SDM), proses internal, sistem dan infrastruktur,

serta kejadian eksternal.

Sumber-sumber risiko tersebut di atas dapat menyebabkan kejadian-

kejadian yang berdampak negatif pada operasional bank sehingga

kemunculan dari jenis-jenis kejadian risiko operasional merupakan salah

satu ukuran keberhasilan atau kegagalan manajemen risiko. Adapun jenis-

jenis kejadian risiko operasional dapat digolongkan menjadi beberapa tipe

kejadian seperti fraud internal, fraud eksternal, praktek ketenagakerjaan

dan keselamatan lingkungan kerja, nasabah, produk dan praktek bisnis,

kerusakan aset fisik, gangguan aktivitas bisnis dan kegagalan sistem, serta

kesalahan proses dan eksekusi.

5) Risiko Hukum

Risiko Hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau

kelemahan aspek yuridis. Risiko hukum dapat bersumber antara lain dari

kelemahan aspek yuridis yang disebabkan oleh lemahnya perikatan yang

dilakukan oleh bank, ketiadaan dan/atau perubahan peraturan perundang-

undangan yang menyebabkan suatu transaksi yang telah dilakukan bank

menjadi tidak sesuai dengan ketentuan yang akan ada, dan proses litigasi

baik yang timbul dari gugatan pihak ketiga terhadap bank maupun bank

terhadap pihak ketiga.

6) Risiko Stratejik

Risiko Stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam

pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta

Page 21: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

9

kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.Risiko

stratejik dapat bersumber antara lain dari kelemahan dalam proses

formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam perumusan strategi, sistem

informasi manajemen yang kurang memadai, hasil analisa lingkungan

internal dan eksternal yang kurang memadai, penetapan tujuan stratejik

yang terlalu agresif, ketidaktepatan dalam implementasi stategi, dan

kegagalan mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

7) Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau

tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang

berlaku.Risiko kepatuhan dapat bersumber antara lain dari perilaku hukum

yakni perilaku/aktivitas bank yang menyimpang atau melanggar dari

ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku dan perilaku

organisasi yakni perilaku/aktivitas bank yang menyimpang atau

bertentangan dari standar yang berlaku secara umum.

8) Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan

pemangku kepentingan (stakeholder) yang bersumber dari persepsi negatif

terhadap bank.Dalam menilai profil risiko, bank wajib pula

memperhatikan cakupan penerapan manajemen risiko sebagaimana diatur

dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penerapan manajemen risiko

bagi bank umum.

Risiko Reputasi dapat bersumber dari berbagai aktivitas bisnis Bank

sebagai berikut:

(a) kejadian-kejadian yang telah merugikan reputasi Bank, misalnya

pemberitaan negatif di media massa, pelanggaran etika bisnis, dan

keluhan nasabah; atau

Page 22: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

10

(b) hal-hal lain yang dapat menyebabkan risiko reputasi, misalnya

kelemahan-kelemahan pada tata kelola, budaya perusahaan, dan

praktik bisnis Bank.

b. Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko

Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko mencerminkan

penilaian terhadap kecukupan sistem pengendalian risiko yang mencakup

seluruh pilar penerapan manajemen risiko sebagaimana diatur dalam

ketentuan Bank Indonesia mengenai penerapan manajemen risiko bagi bank.

Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko bertujuan untuk

mengevaluasi efektivitas penerapan manajemen risiko bank sesuai prinsip-

prinsip yang diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penerapan

manajemen risiko bagi bank umum. Penerapan manajemen risiko bank

sangat bervariasi menurut skala, kompleksitas, dan tingkat risiko yang

dapat ditoleransi oleh Bank. Dengan demikian, dalam menilai kualitas

penerapan manajemen risiko perlu diperhatikan karakteristik dan

kompleksitas usaha Bank.

2. Good Corporate Governance (GCG)

Pengertian Good Corporate Governance (GCG) menurut PBI nomor

8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan GCG bagi bank umum adalah suatu tata

kelola bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency),

akuntabilitas (accountability),pertanggungjawaban (responsibility),

independensi (independency), dan kewajaran (fairness) yang dijelaskan lebih

rinci sebagai berikut. Pokok-pokok pelaksanaan GCG diwujudkan dalam

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi;

kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang

menjalankan fungsi pengendalian intern bank; penerapan benturan

kepentingan; penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan auditor

eksternal; penerapan manajemen risikotermasuk sistem pengendalian intern;

Page 23: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

11

penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar; rencana

strategis bank; dan transparasi kondisi keuangan dan non keuangan.

3. Earning

Penilaian berdasarkan kepada rentabilitas suatu bank yaitu melihat

kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. bank perlu memperhatikan

skala bisnis, karakteristik, dan/atau kompleksitas usaha bank serta

ketersediaan data dan informasi yang dimiliki. Peneliti memakai NIM dan

ROA dalam mengukur tingkat rentabilitas suatu bank.

a. Net Interest Margin (NIM)

NIMmenurut Almilia dan Herdiningtyas (2005) adalah rasio yang

menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva

produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan

bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga.

Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva

produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan bank dalam kondisi

bermasalah semakin kecil.

b. Return on Aset (ROA)

Rasio ROA adalah ukuran kemampuan manajemen dalam

memperoleh laba sebelum pajak dan bunga yang dihasilkan dari rata-rata total

aset bank yang bersangkutan (Dendawijaya dan Rini, 2006). Semakin besar

ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai lembaga keuangan

sehingga kemungkinan suatu lembaga keuangan dalam kondisi bermasalah

semakin kecil.

4. Capital

Penilaian atas faktor permodalan meliputi evaluasi terhadap

kecukupan permodalan dan kecukupan pengelolaan permodalan.Dalam

melakukan perhitungan permodalan, bank wajib mengacu pada ketentuan

Bank Indonesia yang mengatur mengenai Kewajiban Penyediaan Modal

Minimum bagi Bank Umum.Selain itu, dalam melakukan penilaian kecukupan

Page 24: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

12

permodalan, bank juga harus mengaitkan kecukupan modal dengan profil

risiko bank.Semakin tinggi risiko bank, semakin besar modal yang harus

disediakan untuk mengantisipasi risiko tersebut. Parameter/indikator dalam

menilai permodalan meliputi:

a. Kecukupan modal bank

Penilaian kecukupan modal Bank perlu dilakukan secara komprehensif,

minimal mencakup:

1) Tingkat, trend, dan komposisi modal Bank;

2) Rasio KPMM dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar, dan

risiko operasional; dan

3) Kecukupan modal bank dikaitkan dengan profil risiko.

b. Pengelolaan permodalan bank

Analisis terhadap pengelolaan permodalan bank meliputi manajemen

permodalan dan kemampuan akses permodalan.

Parameter / indikator yang digunakan dalam menilai faktor permodalan

adalah rasio KPMM (CAR).

- CAR

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (Capital Adequancy Ratio)

adalah rasio modal terhadap aset tertimbang menurut risiko. Dengan kata

lain, CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah

seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat

berharga, tagihan pada bank lain) yang dibiayai dari modal baik modal inti

dan modal pelengkap. (Rivai, 2005).Dalam penelitian ini dari sisi

permodalan digunakan rasio CAR, dimana bank yang memiliki kinerja

yang baik harus memiliki kriteria CAR yang lebih dari yang

dipersyaratkan yaitu diatas 8% atau sesuai peraturan Bank Indonesia CAR

minimal 8 %.

Page 25: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

13

Kerangka Konseptual

Diagram proses pengukuran kesehatan bank berbasis risiko

Laporan Tahunan BNI

danCIMB Niagatahun

2009 – 2011

Metode RGEC:

1. Risk Profile

2. GCG

3. Earnings

4. Capital

Tingkat Kesehatan Bank

Peringkat 1 : Sangat Sehat

Peringkat 2 : Sehat

Peringkat 3 : Cukup Sehat

Peringkat 4 : Kurang Sehat

Peringkat 5 : Tidak Sehat

Page 26: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

14

Metode Penelitian

Satuan Pengamatan dan Analisis

Satuan pengamatan penelitian ini adalah laporan tahunan PT Bank Negara

Indonesia Tbk dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. Sedangkan satuan analisisnya

adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Jenis dan Sumber Data

Jenispenelitian ini adalah penelitian kualitatifdengan pembentukan

kategori konseptual sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder yang didapat dari laporan tahunan PT Bank Negara

Indonesia Tbk dan PT Bank CIMB Niaga Tbk periode 2009 hingga 2011.

Teknik Analisis Data

Analisis tingkat kesehatan bank mengacu pada pedoman perhitungan yang

diatur dalam Surat Edaran (SE) Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25

Oktober 2011 (Lampiran I) sedangkan penjelasan peringkat komposit di atur

dalam (Lampiran II).

Metode RGEC

1. Risk Profile

a. Penilaian Risiko Inheren

Penilaian atas Risiko inheren dilakukan dengan

memperhatikan parameter/ indikator yang bersifat kuantitatif maupun

kualitatif. Penetapan tingkat Risiko inheren atas masing-

masing jenis risiko mengacu pada prinsip-prinsip umum penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum. Penetapan

tingkat Risiko inheren untuk masing-masing jenis risiko dikategorikan

kedalam peringkat 1 (low), peringkat 2 (low to moderate), peringkat 3

(moderate), peringkat 4 (moderate to high), dan peringkat 5 (high).

Page 27: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

15

1) Risiko Kredit

- Rasio kredit bermasalah (NPL)

Total kredit bermasalah

NPL =

Total kredit

2) Risiko Pasar

- Posisi Devisa Neto (PDN)

Posisi devisa neto

PDN =

Total modal

3) Risiko Likuiditas

- Loan on Deposit Ratio (LDR)

Total kredit yang diberikan

LDR =

Dana pihak ketiga

Tabel 1 : Parameter / indikator untuk mengukur risiko inheren

Risiko Definisi Parameter / Indikator

Kredit Risiko akibat kegagalan debitur dalam

memenuhi kewajiban kepada bank

15 indikator

(NPL)

Pasar

Risiko pada posisi neraca dan rekening

administratif termasuk transaksi rekening

derivatif, akibat perubahan dari kondisi

pasar

17 indikator

(PDN)

Likuiditas

Risiko akibat ketidakmampuan bank untuk

memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari

sumber pendanaan arus kas dan dari aset

likuid berkualitas tinggi yang dapat

diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan

kondisi keuangan bank.

11 indikator

(LDR)

Page 28: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

16

Operasional

Risiko akibat ketidakcukupan dan tidak

berfungsinya proses internal, kesalahan

manusia, kegagalan sistem, serta adanya

kejadian eksternal yang mempengaruhi

operasional bank.

15 indikator

(Internal Fraud)

Kepatuhan

Risiko yang timbul akibat bank tidak

mematuhi dan tidak melaksanakan

peraturan perundang-undangan dan

ketentuan yang berlaku

5 indikator

(frekuensi

pelanggaran karena

tidak sesuai dengan

standar yang berlaku

umum)

Reputasi

Risiko akibat menurunnya tingkat

kepercayaan stakeholder yang bersumber

dari persepsi negatif terhadap bank.

10 indikator

(Frekuensi dan

penyelesaian

keluhan nasabah)

Sumber : SE BI No. 13/24/DPNP tanggal 25 oktober 2011

Tabel 2 : Klasifikasi peringkat per risiko untuk mengukur risiko inheren

Risiko kredit Risiko pasar Risiko likuiditas Risiko operasional Risiko kepatuhan Risiko reputasi

NPL PDN LDR Jumlah fraud

Frekuensi ketidakpatuhan

terhadap ketentuan yang

berlaku

Penyelesaian

pengaduan

nasabah

1 NPL < 3 % PDN ≤ 5% 50% < LDR ≤ 75% fraud < 1 ketidakpatuhan < 3 81%-100%

2 3% ≤ NPL < 5% 5% < PDN ≤ 10% 75% < LDR ≤ 85% 1 ≤ fraud < 5 3 ≤ ketidakpatuhan < 6 61%-80%

3 5% ≤ NPL < 8% 10% < PDN ≤ 20% 85% < LDR ≤ 100% 5 ≤ fraud < 9 6 ≤ ketidakpatuhan < 9 41%-60%

4 8% ≤ NPL <10% 20% < PDN ≤ 25% 100% < LDR ≤ 120% 9 ≤ fraud < 13 9 ≤ ketidakpatuhan < 12 21%-40%

5 NPL ≥ 10% PDN > 25% LDR > 120% 13 ≤ fraud <16 ketidakpatuhan ≥ 12 0-20%

Peringkat

Sumber : SE BI No. 6 /21/DPNP tanggal 31 Mei 2004 (risiko kredit, risiko pasar,

dan risiko likuiditas) dan sekunder, 2013 (risiko operasional, risiko kepatuhan,

dan risiko reputasi)

b. Penilaian Kualitas Penerapan Manajemen Risiko

Penerapan Manajemen Risiko Bank sangat bervariasi menurut

skala, kompleksitas, dan tingkat Risiko yang dapat ditoleransi oleh

Bank.Dengan demikian, dalam menilai kualitas penerapan Manajemen

Risiko perlu diperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha Bank.

Page 29: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

17

Penilaian kualitas penerapan Manajemen Risiko merupakan penilaian

terhadap 4 (empat) aspek yang saling terkait yaitu:

1) Tata Kelola Risiko

Tata kelola risiko mencakup evaluasi terhadap: (i) perumusan

tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi

Risiko (risk tolerance); dan (ii) kecukupan pengawasan aktif oleh

Dewan Komisaris dan Direksi termasuk pelaksanaan kewenangan dan

tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi.

2) Kerangka Manajemen Risiko

Kerangka Manajemen Risiko mencakup evaluasi terhadap: (i)

strategi Manajemen Risiko yang searah dengan tingkat Risiko

yang akan diambil dan toleransi Risiko; (ii) kecukupan perangkat

organisasi dalam mendukung terlaksananya Manajemen Risiko

secara efektif termasuk kejelasan wewenang dan tanggung jawab;

dan (iii) kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit.

3) Proses Manajemen Risiko, kecukupan sumber daya manusia,

dan kecukupan sistem informasi manajemen

Proses Manajemen Risiko, kecukupan Sumber Daya Manusia, dan

kecukupan sistem

informasi Manajemen Risiko mencakup evaluasi terhadap:

(i) proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risi

ko;(ii) kecukupan sistem informasi Manajemen Risiko; dan (iii)

kecukupan kuantitasdan kualitas sumber daya

manusia dalam mendukung efektivitas proses Manajemen Risiko.

4) Kecukupan sistem pengendalian risiko, dengan memperhatikan

karakteristik dan kompleksitas usaha bank

Kecukupan sistem pengendalian Risiko mencakup evaluasi

terhadap:(i) kecukupan Sistem Pengendalian Intern dan (ii)kecukupan

Page 30: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

18

kaji ulang oleh pihak independen (independent review) dalam Bank

baik oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) maupun oleh

Satuan Kerja Audit Intern (SKAI). Kaji ulang oleh SKMR antara lain

mencakup metode, asumsi, dan variabel yang digunakan untuk

mengukur dan menetapkan limit Risiko, sedangkan kaji ulang oleh

SKAI antara lain mencakup keandalan kerangka Manajemen Risiko

dan penerapan Manajemen Risiko oleh unit bisnis dan/atau unit

pendukung.

Tingkat kualitas penerapan Manajemen Risiko untuk masing-

masing Risiko dikategorikan dalam 5 (lima) peringkat yakni

Peringkat 1 (strong), Peringkat 2 (satisfactory), Peringkat 3

(fair), Peringkat 4 (marginal), dan Peringkat 5 (unsatisfactory).

Tabel 3 : Klasifikasi skor dalam menilai penerapan manajemen risiko

Aspek Skor Maksimal

1. Tata kelola risiko

2. Kerangka manajemen risiko

3. Proses manajemen risiko, kecukupan sumber

daya manusia, dan kecukupan sistem

informasi manajemen 4. Kecukupan sistem pengendalian risiko, dengan

memperhatikan karakteristik dan kompleksitas

usaha bank

Total Skor

20

30

30

20

100

Sumber : sekunder, 2013

Page 31: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

19

Tabel 4 : Klasifikasi skor risiko inheren dan sistem pengendalian risiko

Keterangan Skor Peringkat/Predikat

Risiko Inheren 81-100

61-80

41-60

21-40

0-20

Low

Low-Moderate

Moderate

Moderate-High

High

Sistem pengendalian risiko 81-100

61-80

41-60

21-40

0-20

Strong

Satisfactory

Fair

Marginal

Unsatisfactory

Sumber : Sekunder, 2013

Tabel 5 : Matriks klasifikasi peringkat pada risk profile

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober

2011

2. Good Corporate Governance

a.) Penilaian faktor GCG merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen

bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Prinsip-prinsip GCG dan

fokus penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG berpedoman

pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan GCG bagi Bank

Umum dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha Bank.

Page 32: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

20

Bank dalam menilai faktor GCG menggunakan parameter/indikator

dengan berpedoman pada Lampiran I.2 (SE No.13/24/DPNP)

b.) Penetapan peringkat faktor GCG dilakukan berdasarkan analisis atas: (i)

pelaksanaan prinsip-prinsip GCG bank (ii) kecukupan tata kelola

(governance) atas struktur, proses, dan hasil penerapan GCG pada bank;

dan (iii) informasi lain yang terkait dengan GCG Bank yang didasarkan

pada data dan informasi yang relevan.

c.) Peringkat faktor GCG dikategorikan dalam 5 (lima) peringkat yaitu

Peringkat 1, Peringkat 2, Peringkat 3, Peringkat 4, dan Peringkat 5. Urutan

peringkat faktor GCG yang lebih kecil mencerminkan penerapan GCG

yang lebih baik. Penetapan peringkat faktor GCG dilakukan dengan

berpedoman pada Lampiran II.3

Tabel 6 :Klasifikasi peringkat komposit Good Corporate Governance

Peringkat Nilai Komposit Peringkat Komposit

1 < 1.5 Sangat Baik

2 ≥ 1.5 - < 2.5 Baik

3 ≥ 2.5 - < 3.5 Cukup Baik

4 ≥ 3.5 - < 4.5 Kurang Baik

5 ≥ 4.5 - ≤ 5.0 Tidak Baik

Sumber : Laporan tahunan BNI dan Niaga periode 2009- 2011

3. Earning

Penetapan faktor Rentabilitas dikategorikan dalam 5 (lima) peringkat

yakni Peringkat 1, Peringkat 2, Peringkat 3, Peringkat 4, dan Peringkat 5.

Urutan peringkat faktor Rentabilitas yang lebih kecil mencerminkan kondisi

Rentabilitas Bank yang lebih baik. Penetapan peringkat faktor Rentabilitas

dilakukan dengan berpedoman pada Lampiran II.4 di peraturan BI

Laba sebelum pajak

a. ROA =

Rata-rata total aset

Page 33: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

21

Pendapatan bunga bersih

b. NIM =

Rata-rata total aset produktif

Tabel 7 : Klasifikasi peringkat ROA dan NIM

Sumber : SE BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

4. Capital

Penetapan faktor Permodalan dikategorikan dalam lima peringkat

yakni Peringkat 1, Peringkat 2, Peringkat 3, Peringkat 4, dan Peringkat 5.

Untuk peringkat faktor permodalan yang lebih kecil mencerminkan kondisi

permodalan bank yang lebih baik. Penetapan Peringkat faktor permodalan

dilakukan dengan berpedoman pada lampiran II.5 SE

Modal

a. CAR =

ATMR

Tabel 8 : Klasifikasi peringkat CAR

Peringkat Rasio

1 CAR ≥ 12%

2 9% ≤ CAR < 12%

3 8% ≤ CAR < 9%

4 6% < CAR < 8%

5 CAR ≤ 6%

Sumber : SE BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

Peringkat

1 ROA > 1,5% NIM > 3%

2 1,25% < ROA ≤ 1,5% 2% < NIM ≤ 3%

3 0,5% < ROA ≤ 1,25% 1,5% < NIM ≤ 2%

4 0 < ROA ≤ 0,5% 1% < NIM ≤ 1,5%

5 ROA ≤ 0% NIM ≤ 1%

Rasio

Page 34: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

22

Peringkat Tingkat Kesehatan Bank

Tabel 9 : Peringkat komposit tingkat kesehatan bank

Peringkat Predikat

1

2

3

4

5

Sangat sehat

Sehat

Cukup sehat

Kurang sehat

Tidak sehat

Sumber : SE BI No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011

Pembahasan

1. Implementasi Metode RGEC dalam mengukur tingkat kesehatan bank

pada PT bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank CIMB Niaga Tbk

a. PT Bank Negara Indonesia Tbk

1) Risk Profile

Faktor pertama dalam RGEC adalah Risk Profile. Berikut hasil

penilaian dari 6 risiko yaitu Risiko kredit, pasar, likuiditas,

operasional, reputasi, dan kepatuhan dari PT Bank Negara Indonesia

Tbk pada tahun 2009 sampai 2011 :

Tabel 10 : Perhitunganskor risk profile PT Bank Negara Indonesia Tbk tahun

2009

Skor Bobot Skor x Bobot Tingkat Resiko Skor Bobot Skor x Bobot Pengendalian

1 Kredit 63,00 25% 15,75 Low-moderate 90 25% 22,5 Strong Low

2 Pasar 74,80 15% 11,22 Low-moderate 90 15% 13,5 Strong Low

3 Likuiditas 88,72 18% 15,97 Low 100 18% 18 Strong Low

4 Operasional 55,00 18% 9,90 Moderate 90 18% 16,2 Strong Low-Moderate

5 Reputasi 90,00 13% 11,70 Low 80 13% 10,4 Satisfactory Low

6 Kepatuhan 70,00 11% 7,70 Low 80 11% 8,8 Satisfactory Low

100% 72,24 Low-moderate 100% 89,4 Strong Low

Risiko komposit

Predikat Risiko

No. Jenis ResikoRisiko Inheren Penerapan Manajemen Resiko

Page 35: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

23

Tabel 11 : Perhitungan skor risk profil PT Bank Negara Indonesia Tbk tahun

2010

Tabel 12 : Perhitungan skor risk profil PT Bank Negara Indonesia Tbk tahun

2011

Untuk penilaian profil risiko periode 2009 - 2011, risiko melekat (risiko

inheren) BNI memperoleh predikat Low-moderate yaitu dengan skor 72.24

(2009), 71.77 (2010), 71.89 (2011) dengan tingkat pengendalian risiko

yang mendapat predikat Strong dengan skor yang sama pada ketiga

periode tersebut yaitu dengan skor 89.4 sehingga risiko komposit BNI

berada pada posisi Low. Setiap menurunnya jumlah skor pada risiko

inheren dipengaruhi oleh risiko operasional yang dalam keadaan tidak

baik. Hal itu disebabkan karena masih banyaknya jumlah fraud yang

terjadi didalam perusahaan dengan jumlah penyimpangan lebih dari 100

juta dan berpengaruh secara signifikan.sedangkan untuk pengendalian

risiko skor akhir menunjukkan skor yang sama setiap tahunnya hal ini

Skor Bobot Skor x Bobot Tingkat Resiko Skor Bobot Skor x Bobot Pengendalian

1 Kredit 67,00 25% 16,75 Low-moderate 90 25% 22,5 Strong Low

2 Pasar 85,00 15% 12,75 Low 90 15% 13,5 Strong Low

3 Likuiditas 83,84 18% 15,09 Low 100 18% 18 Strong Low

4 Operasional 40,00 18% 7,20 Moderate-high 90 18% 16,2 Strong Low-Moderate

5 Reputasi 86,00 13% 11,18 Low 80 13% 10,4 Satisfactory Low

6 Kepatuhan 80,00 11% 8,80 Low 80 11% 8,8 Satisfactory Low

100% 71,77 Low-moderate 100% 89,4 Strong LowPredikat Risiko

No. Jenis ResikoRisiko Inheren Penerapan Manajemen Resiko

Risiko komposit

Skor Bobot Skor x Bobot Tingkat Resiko Skor Bobot Skor x Bobot Pengendalian

1 Kredit 74,00 25% 18,50 Low-moderate 90 25% 22,5 Strong Low

2 Pasar 90,50 15% 13,58 Low 90 15% 13,5 Strong Low

3 Likuiditas 83,68 18% 15,06 Low 100 18% 18 Strong Low

4 Operasional 20,00 18% 3,60 High 90 18% 16,2 Strong Moderate

5 Reputasi 95,00 13% 12,35 Low 80 13% 10,4 Satisfactory Low

6 Kepatuhan 80,00 11% 8,80 Low-moderate 80 11% 8,8 Satisfactory Low-moderate

100% 71,89 Low-moderate 100% 89,4 Strong LowPredikat Risiko

No. Jenis ResikoRisiko Inheren Penerapan Manajemen Resiko

Risiko komposit

Page 36: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

24

dikarenakan aspek indikator penilaian risiko saling berkaitan satu sama

lain dan perusahaan sudah menerapkan penerapan manajemen risiko yang

tidak jauh berbeda setiap tahunnya.

Peneliti tidak dapat mencantumkan risiko hukum dan stratejik karena

kedua risiko tersebut sulit dalam mendapatkan data serta proses

pengukuran dalam pemberian skor. Oleh karena itu, bobot kedua risiko

tersebut di kalkulasi kedalam enam risiko yang dapat diteliti.

2) Good Corporate Governance (GCG)

Faktor kedua dalam RGEC adalah Good Corporate Governance.

Berikut ini adalah hasil dari penilaian faktorGood Corporate

Governanceyang bersumber dari laporan tahunan PT Bank Negara

Indonesia Tbk tahun 2009 sampai 2011 :

Page 37: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

25

Tabel 13: Penilaian Faktor Good Corporate Governance pada tahun 2009

Aspek yang dinilai Bobot (B) % Peringkat (P) Nilai (B X P)

2.Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab

Direksi20 1 0.20

3.Kelengkapan dan Pelaksaan Tugas Komite 10 1 0.10

4.Penanganan benturan kepentingan 10 1 0.10

5.Penerapan fungsi kepatuhan perusahaan 5 2 0.10

6.Penerapan fungsi audit intern 5 2 0.10

7.Penerapan fungsi audit ekstern 5 1 0.05

8.Fungsi manajemen risiko termasuk

pengendalian intern7.5 2 0.15

9.Penyediaan dana kepada pihak terkait dan

dibetur besar7.5 2 0.15

10.Transparansi kondisi keuangan dan non

keuangan, Laporan Pelaksanaan GCG dan

pelaporan internal

15 2 0.30

11.Rencana Strategis Perusahaan 5 2 0.10

1.45

(Sangat baik)

1.Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab

Dewan Komisaris10 1 0.10

Nilai Komposit

Sumber : Laporan tahunan PT Bank Negara Indonesia Tbk tahun 2009

Page 38: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

26

Tabel 14 : Penilaian Faktor Good Corporate Governance tahun 2010

Aspek yang dinilai Bobot (B) % Peringkat (P) Nilai (B X P)

1.Pelaksanaan Tugas dan Tanggung

Jawab Dewan Komisaris10 1 0.10

2.Pelaksanaan Tugas dan Tanggung

Jawab Direksi20 1 0.20

3.Kelengkapan dan Pelaksaan Tugas

Komite10 1 0.10

4.Penanganan benturan kepentingan 10 2 0.20

5.Penerapan fungsi kepatuhan perusahaan 5 2 0.10

6.Penerapan fungsi audit intern 5 2 0.10

7.Penerapan fungsi audit ekstern 5 1 0.05

8.Fungsi manajemen risiko termasuk

pengendalian intern7.5 2 0.15

9.Penyediaan dana kepada pihak terkait

dan dibetur besar7.5 2 0.15

10.Transparansi kondisi keuangan dan

non keuangan, Laporan Pelaksanaan

GCG dan pelaporan internal

15 1 0.15

11.Rencana Strategis Perusahaan 5 2 0.10

1.4

Sangat BaikNilai Komposit

Sumber : Laporan tahunan PT Bank Negara Indonesia Tbk tahun 2010

Page 39: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

27

Tabel 15: Penilaian Faktor Good Corporate Governancetahun 2011

Aspek yang dinilai Bobot (B) % Peringkat (P) Nilai (B X P)

2.Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab

Direksi20 1 0.20

3.Kelengkapan dan Pelaksaan Tugas Komite 10 1 0.10

4.Penanganan benturan kepentingan 10 1 0.10

5.Penerapan fungsi kepatuhan perusahaan 5 2 0.10

6.Penerapan fungsi audit intern 5 2 0.10

7.Penerapan fungsi audit ekstern 5 1 0.05

8.Fungsi manajemen risiko termasuk

pengendalian intern7.5 2 0.15

9.Penyediaan dana kepada pihak terkait dan

dibetur besar7.5 2 0.15

10.Transparansi kondisi keuangan dan non

keuangan, Laporan Pelaksanaan GCG dan

Pelaporan internal

15 1 0.15

11.Rencana Strategis Perusahaan 5 1 0.05

1.25

(Sangat baik)

0.10

Nilai Komposit

1.Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab

Dewan Komisaris10 1

Sumber : Laporan tahunan PT Bank Negara Indonesia Tbk tahun 2011

Untuk penilaian faktor yang kedua dalam metode RGEC yaitu Good

Corporate Governance. PT Bank Negara Indonesia Tbkmemperoleh

predikat sangat baik setiap tahunnya. Data diatas merupakan data yang

bersumber dari Laporan Tahunan BNI periode 2009 -2011. Tata kelola

perusahaan dalam BNI menggambarkan predikat sangat baik, hal ini

membuktikan bahwa BNI mempunyai kualitas manajemen bank yang

Page 40: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

28

baik dan BNI berhasil melaksanakan GCG sesuai dengan prinsip-

prinsip GCG yang berpedoman pada Ketentuan Bank Indonesia

mengenai pelaksanaan GCG.

3) Earning

Tabel 16: Hasil pemeringkatan rasio ROA dan NIM

Rasio 2009 2010 2011

ROA 1.7% 2.5% 2.9%

NIM 6.0% 5.8% 6.0%

Peringkat 1 1 1

Sumber : Laporan tahunan PT Bank Negara Indonesia Tbk tahun 2009-2011

Pada faktor ketiga dalam RGEC yaitu earnings (rentabilitas), dalam

indikator penilaian rasio NIM dan ROA, BNI berhasil dalam

mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga

bersih. Hal ini di buktikan dengan rasio NIM pada BNI yang

menunjukkan diatas standard pada umumnya yaitu dengan standard

minimal 2% sedangkan untuk ROA BNI berhasil memperoleh laba

sebelum pajak sehingga Bank dalam keadaan yang sangat sehat dan

risiko untuk bermasalah semakin kecil karena ROA melebihi dari

standard minimal dari peraturan Bank Indonesia.

4) Capital

Tabel 17: Pemeringkatan rasio CAR

Sumber : Laporan tahunan PT Bank Negara Indonesia Tbk tahun 2011

Pada faktor keempat yaitu permodalan dan indikator yang dipilih

adalah CAR. BNI telah berhasil memelihara CAR diatas standard yaitu

Rasio 2009 2010 2011

CAR 13.77% 18.63% 17.63%

Peringkat 1 1 1

Page 41: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

29

8 % hal ini membuktikan bahwa BNI berhasil memelihara permodalan

dengan baik sehingga kecil perusahaan dalam keadaan yang

bermasalah.

b. PT CIMB Niaga Tbk.

1) Risk Profile

Faktor pertama dalam RGEC adalah Risk Profile. Berikut hasil

penilaian dari 6 risiko yaitu Risiko kredit, pasar, likuiditas,

operasional, reputasi, dan kepatuhan dari PT Bank CIMB Niaga Tbk

pada tahun 2009 sampai 2011.

Tabel 18 : Perhitungan skor risk profil PT CIMB Niaga Tbk tahun 2009

Tabel 19 : Perhitungan skor risk profil PT CIMB Niaga Tbk tahun 2010

Skor Bobot Skor x Bobot Tingkat Resiko Skor Bobot Skor x Bobot Pengendalian

1 Kredit 79,00 25% 19,75 Low-moderate 90 25% 22,5 Strong Low

2 Pasar 98,64 15% 14,80 Low 90 15% 13,5 Strong Low

3 Likuiditas 46,57 18% 8,38 Moderate-high 90 18% 16,2 Strong Low-Moderate

4 Operasional 65,00 18% 11,70 Low-moderate 90 18% 16,2 Strong Low

5 Reputasi 96,00 13% 12,48 Low 90 13% 11,7 Strong Low

6 Kepatuhan 100,00 11% 11,00 Low 80 11% 8,8 Satisfactory Low

100% 78,11 Low-moderate 100% 88,9 Strong LowPredikat Risiko

No. Jenis ResikoRisiko Inheren Penerapan Manajemen Resiko

Risiko komposit

Skor Bobot Skor x Bobot Tingkat Resiko Skor Bobot Skor x Bobot Pengendalian

1 Kredit 83,00 25% 20,75 Low 90 25% 22,5 Strong Low

2 Pasar 88,10 15% 13,22 Low 90 15% 13,5 Strong Low

3 Likuiditas 56,01 18% 10,08 Moderate 90 18% 16,2 Strong Low-Moderate

4 Operasional 50,00 18% 9,00 Moderate 90 18% 16,2 Strong Low-Moderate

5 Reputasi 87,00 13% 11,31 Low 90 13% 11,7 Strong Low

6 Kepatuhan 100,00 11% 11,00 Low 80 11% 8,8 Satisfactory Low

100% 75,36 Low-moderate 100% 88,9 Strong Low

No. Jenis ResikoRisiko Inheren Penerapan Manajemen Resiko

Risiko komposit

Predikat Risiko

Page 42: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

30

Tabel 20 : Perhitungan skor risk profile PT CIMB Niaga Tbk tahun 2011

Untuk penilaian profil risiko periode 2009 - 2011, risiko melekat

(risiko inheren) CIMB Niaga dalam kategori Low-moderate dandengan

tingkat pengendalian risiko dalam kategori Strong sehingga risiko

komposit CIMB Niaga berada pada posisi Low. Namun, dalam risiko

operasional perusahaan dengan jumlah penyimpangan lebih dari 100

juta dan berpengaruh secara signifikan.sedangkan untuk pengendalian

risiko skor akhir menunjukkan skor yang sama setiap tahunnya hal ini

dikarenakan aspek indikator penilaian manajemen risiko saling

berkaitan dan perusahaan sudah menerapkan penerapan manajemen

risiko yang tidak jauh berbeda setiap tahunnya.

Peneliti tidak dapat mencantumkan risiko hukum dan stratejik karena

kedua risiko tersebut sulit dalam mendapatkan data serta proses

pengukuran dalam pemberian skor. Jadi, bobot kedua risiko tersebut di

kalkulasi kedalam enam risiko yang dapat diteliti.

2) Good Corporate Governance

Faktor kedua dalam RGEC adalah Good Corporate Governance.

Berikut ini adalah hasil dari penilaian faktor Good Corporate

Governance yang bersumber dari laporan tahunan PT Bank CIMB

Niaga Tbk tahun 2009 sampai 2011.

Skor Bobot Skor x Bobot Tingkat Resiko Skor Bobot Skor x Bobot Pengendalian

1 Kredit 83,00 25% 20,75 Low 90 25% 22,5 Strong Low

2 Pasar 94,22 15% 14,13 Low 90 15% 13,5 Strong Low

3 Likuiditas 47,50 18% 8,55 Moderate 90 18% 16,2 Strong Low-Moderate

4 Operasional 70,00 18% 12,60 Low-Moderate 90 18% 16,2 Strong Low

5 Reputasi 91,00 13% 11,83 Low 90 13% 11,7 Strong Low

6 Kepatuhan 100,00 11% 11,00 Low 80 11% 8,8 Satisfactory Low

100% 78,86 Low-Moderate 100% 88,9 Strong Low

Risiko komposit

Predikat Risiko

No. Jenis ResikoRisiko Inheren Penerapan Manajemen Resiko

Page 43: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

31

Tabel 21: Penilaian Faktor Good Corporate Governance pada tahun 2009

Aspek yang dinilai Bobot (B)

%

Peringkat

(P)

Nilai (B

X P)

1.Pelaksanaan Tugas dan Tanggung

Jawab Dewan Komisaris

10

1 0.10

2.Pelaksanaan Tugas dan Tanggung

Jawab Direksi

20 1 0.21

3.Kelengkapan dan Pelaksaan Tugas

Komite

10 1.1 0.11

4.Penanganan benturan kepentingan 10 1.3 0.13

5.Penerapan fungsi kepatuhan perusahaan 5 1.2 0.06

6.Penerapan fungsi audit intern 5 1.3 0.06

7.Penerapan fungsi audit ekstern 5 1.1 0.05

8.Fungsi manajemen risiko termasuk

pengendalian intern

7.5 1.3 0.10

9.Penyediaan dana kepada pihak terkait

dan dibetur besar

7.5 1.1 0.08

10.Transparansi kondisi keuangan dan

non keuangan, Laporan Pelaksanaan

GCG dan pelaporan internal

15 1.2 0.18

11.Rencana Strategis Perusahaan 5 1.2 0.06

Nilai Komposit 1.14

(Sangat

Baik)

Sumber : Laporan tahunan PT Bank CIMB Niaga Tbk tahun 2009

Tabel 22: Penilaian Faktor Good Corporate Governance pada tahun 2010

Aspek yang dinilai Bobot (B) % Peringkat

(P)

Nilai (B X

P)

1.Pelaksanaan Tugas dan Tanggung

Jawab Dewan Komisaris

10

1.05 0.10

Page 44: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

32

2.Pelaksanaan Tugas dan Tanggung

Jawab Direksi

20 1.04 0.21

3.Kelengkapan dan Pelaksaan Tugas

Komite

10 1.12 0.11

4.Penanganan benturan kepentingan 10 1.20 0.12

5.Penerapan fungsi kepatuhan

perusahaan

5 1.22 0.06

6.Penerapan fungsi audit intern 5 1.31 0.07

7.Penerapan fungsi audit ekstern 5 1.08 0.05

8.Fungsi manajemen risiko termasuk

pengendalian intern

7.5 1.30 0.10

9.Penyediaan dana kepada pihak

terkait dan dibetur besar

7.5 1.05 0.08

10.Transparansi kondisi keuangan

dan non keuangan, Laporan

Pelaksanaan GCG dan pelaporan

internal

15 1.22 0.18

11.Rencana Strategis Perusahaan 5 1.18 0.06

Nilai Komposit 1.14

(Sangat

baik)

Sumber : Laporan tahunan PT Bank CIMB Niaga Tbk tahun 2010

Tabel 23: Penilaian Faktor Good Corporate Governance pada tahun 2011

Aspek yang dinilai Bobot (B)

%

Peringkat

(P)

Nilai (B X

P)

1.Pelaksanaan Tugas dan Tanggung

Jawab Dewan Komisaris

10

1.03 0.10

2.Pelaksanaan Tugas dan Tanggung

Jawab Direksi

20 1.04 0.21

Page 45: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

33

3.Kelengkapan dan Pelaksaan Tugas

Komite

10 1.08 0.11

4.Penanganan benturan kepentingan 10 1.13 0.11

5.Penerapan fungsi kepatuhan

perusahaan

5 1.14 0.06

6.Penerapan fungsi audit intern 5 1.26 0.06

7.Penerapan fungsi audit ekstern 5 1.06 0.05

8.Fungsi manajemen risiko termasuk

pengendalian intern

7.5 1.20 0.09

9.Penyediaan dana kepada pihak terkait

dan dibetur besar

7.5 1.10 0.08

10.Transparansi kondisi keuangan dan

non keuangan, Laporan Pelaksanaan

GCG dan pelaporan internal

15 1.21 0.18

11.Rencana Strategis Perusahaan 5 1.07 0.05

Nilai Komposit 1.11

(Sangat

Baik)

Sumber : Laporan tahunan PT Bank CIMB Niaga Tbk tahun 2011

Untuk penilaian faktor yang kedua dalam metode RGEC yaitu Good

Corporate Governance. PT Bank CIMB Niaga Tbkmemperoleh

predikat sangat baik di setiap tahunnya. Data diatas merupakan data

yang bersumber dari Laporan Tahunan CIMB Niaga periode 2009-

2011. Peneliti menggunakan data yang tersedia dilaporan tahunan

karena peneliti tidak dapat melakukan penelitian tentang GCG secara

langsung karena keterbatasan waktu dan data. Tata kelola perusahaan

dalam CIMB Niaga menggambarkan predikat sangat baik, hal ini

membuktikan bahwa CIMB Niaga mempunyai kualitas manajemen

bank yang baik dan CIMB Niaga berhasil melaksanakan GCG sesuai

Page 46: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

34

dengan prinsip-prinsip GCG yang berpedoman pada Ketentuan Bank

Indonesia mengenai pelaksanaan GCG.

3) Earning

Tabel 24: Pemeringkatan ROA dan NIM CIMB Niaga tahun 2009-2011

2009 2010 2011

ROA 2.1% 2.8% 2.9%

NIM 6.8% 6.5% 5.6%

Peringkat 1 1 1

Sumber : Laporan Tahunan PT CIMB Niaga Tbk periode 2009-2011

Pada faktor ketiga dalam RGEC yaitu earning (rentabilitas), dalam

indikator penilaian rasio NIM dan ROA, CIMB Niaga berhasil dalam

mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga

bersih. Hal ini di buktikan dengan rasio NIM pada CIMB Niaga yang

menunjukkan diatas standard pada umumnya yaitu dengan standard

minimal 2% sedangkan untuk ROA CIMB Niaga berhasil memperoleh

laba sebelum pajak sehingga Bank dalam keadaan yang sangat baik

dan risiko untuk bermasalah semakin kecil karena ROA melebihi dari

standard minimal dari peraturan Bank Indonesia.

4) Capital

Tabel 25 : Pemeringkatan rasio CAR dan Modal Inti (Tier-1)

Sumber : Laporan Tahunan PT CIMB Niaga Tbk periode 2009-2011

Pada faktor keempat yaitu permodalan dan indikator yang dipilih

adalah CAR . CIMB Niaga telah berhasil memelihara CAR diatas

standard yaitu 8% hal ini membuktikan bahwa CIMB Niaga berhasil

2009 2010 2011

CAR 13.88% 13.47% 13.16%

Peringkat 1 1 1

Page 47: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

35

memeliharapermodalan dengan baik sehingga kecil perusahaan dalam

keadaan yang bermasalah.

2. Perbandingan Tingkat kesehatan PT Bank Negara Indonesia Tbk.

dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk. pada periode 2009 – 2011

Perbandingan hasil tingkat kesehatan bank antara PT Bank Negara

Indonesia Tbk dan PT CIMB Niaga Tbk dengan teknik analisis RGEC

pada periode 2009 -2011 menujukkan bahwa kedua bank tersebut

mendapat predikat sangat sehat. Berikut hasil rekapitulasi akhir

perhitungan per faktor dalam teknik analisis RGEC pada kedua bank

tersebut.

Tabel 26 : Rekapitulasi penilaian RGEC PT Bank Negara Indonesia Tbk

tahun 2009 – 2011

Peringkat BobotPeringkat x

BobotPeringkat Bobot

Peringkat x

BobotPeringkat Bobot

Peringkat x

Bobot

Risk profile 1 25% 0,25 1 25% 0,25 1 25% 0,25

GCG 1 25% 0,25 1 25% 0,25 1 25% 0,25

Earnings

ROA 1 12,5% 0,13 1 12,5% 0,13 1 12,5% 0,13

NIM 1 12,5% 0,13 1 12,5% 0,13 1 12,5% 0,13

Capital

CAR 1 25% 0,25 1 25% 0,25 1 25% 0,25

Total peringkat 100% 1,00 100% 1,00 100% 1,00

Predikat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat

2009 2010 2011Metode "RGEC"

PT Bank Negara Indonesia Tbk.

Page 48: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

36

Tabel 27 : Rekapitulasi penilaian RGEC PT Bank CIMB Niaga Tbk

tahun 2009 - 2011

Tabel 28: Perbandingan Predikat Tingkat kesehatan PT Bank Negara Indonesia

Tbk dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk pada periode 2009 - 2011

2009 2010 2011

PT Bank Negara Indonesia Tbk.

a. Risk Profil Low Low Low

b. Good Corporate Governance Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik

c. Earning Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik

d. Capital Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik

PT Bank CIMB Niaga Tbk.

a. Risk Profil Low Low Low

b. Good Corporate Governance Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik

c. Earning Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik

d. Capital Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik

Hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada PT Bank Negara Indonesia

Tbk dan PT CIMB Niaga Tbk periode 2009-2011 memperoleh predikat

yang sama dalam Risk Profil yang mendapat predikat Low, Good

Corporate Governance (GCG), Earning dan Capital yang mendapat

predikat sangat baik. Sehingga kedua bank tersebut mendapat predikat

sangat sehat. Namun apabila ditelusuri per faktor terdapat perbedaan hasil

skor dan rasio, untuk faktor risk profile secara skor lebih baik CIMB

Niaga dari pada BNI sekaligus dalam hasil nilai pada faktor GCG dan

Peringkat BobotPeringkat x

BobotPeringkat Bobot

Peringkat x

BobotPeringkat Bobot

Peringkat x

Bobot

Risk profile 1 25% 0,25 1 25% 0,25 1 25% 0,25

GCG 1 25% 0,25 1 25% 0,25 1 25% 0,25

Earnings

ROA 1 12,5% 0,13 1 12,5% 0,13 1 12,5% 0,13

NIM 1 12,5% 0,13 1 12,5% 0,13 1 12,5% 0,13

Capital

CAR 1 25% 0,25 1 25% 0,25 1 25% 0,25

Total peringkat 100% 1,00 100% 1,00 100% 1,00

Predikat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat

Metode "RGEC"

PT Bank CIMB Niaga Tbk.

2009 2010 2011

Page 49: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

37

rasio NIM dan ROA pada faktor earnings juga menujukkan CIMB Niaga

lebih baik dari pada BNI. Sedangkan untuk faktor capital BNI lebih baik

dari pada CIMB Niaga.

Perbedaan tersebut ditujukkan di pembahasan nomer 1 yang menujukkan

bahwa CIMB Niaga terlihat lebih baik di faktor risk profile, GCG, dan

earnings namun pada faktor capital BNI lebih unggul dari pada CIMB

Niaga.

Kesimpulan, keterbatasan penelitian dan Saran

Kesimpulan

1. Dari hasil penelitian tentang kesehatan bank dengan menggunakan metode

RGEC pada BNI dan CIMB Niaga tahun 2009-2011. Pada faktor risk

profil kedua bank mendapat tingkat komposit risiko dalam predikat “Low”

kemudian pada faktor Good Corporate Governance, Earnings dan Capital

kedua bank mendapat predikat sangat baik (peringkat 1). Oleh karena itu,

kedua bank dalam kondisi yang sangat sehat dan menujukkan bahwa

kedua bank tersebut memiliki kinerja keseluruhan yang sangat baik serta

menjadikan kedua bank tersebut sebagai bank yang terpercaya untuk para

pemangku kepentingan dalam melakukan investasi, menabung maupun

kredit karena potensi keadaan bermasalah pun sangat kecil.

2. Dari hasil penelitian di atas, perbandingan tingkat kesehatan bank dengan

metode RGEC antara BNI dan CIMB Niaga dari tahun 2009 hingga 2011

pada umumnya sama yaitu kedua bank menujukkan predikat sangat sehat.

Namun jika ditelusuri per faktor terdapat perbedaan di risk profile, GCG,

earnings, dan capital antara kedua bank tersebut. Pada faktor risk profile,

GCG, dan earnings CIMB Niaga lebih unggul dari pada BNI setiap

tahunnya sedangkan pada faktor capital BNI lebih unggul dari pada CIMB

Niaga. Oleh karena itu, terdapat perbedaan apabila ditelusuri per faktor

namun secara keseluruhan tingkat kesehatan kedua bank tersebut

menujukkan predikat sangat sehat dan sekaligus membuktikan bahwa bank

yang mendapat Good Corporate Governance Award dengan predikat yang

Page 50: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

38

sangat terpecaya juga mendapat predikat sangat sehat dalam tingkat

kesehatan bank.

Keterbatasan penelitian dan Saran

Keterbatasan penelitian ini adalah tidak adanya risiko stratejik dan risiko

hukum karena keterbatasan data sehingga terdapat kekurangan dalam

mengukur risk profile dan terdapat kesulitan dalam menentukan kriteria

peringkat dan klasifikasi skor karena tidak adanya pedoman dan standard yang

kuat dari peraturan BI atau para instansi terutama untuk risiko operasional,

kepatuhan dan reputasi sehingga peneliti menetukan kriteria sendiri yang

sesuai dengan data yang diperoleh.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian ini, terdapat saran yang

didapatkan yaitu sebagai berikut :

1. Peneliti selanjutnya sebaiknya lebih menambahkan indikator / parameter

yang dipilih dalam perhitungan per faktor sehingga dapat menghasilkan hasil

yang lebih lengkap dan lebih baik dalam mendapatkan hasil penelitian

mengenai tingkat kesehatan bank.

2. Kepada Bank Indonesia, yaitu mengenai peraturan terbaru dalam

mengukur kesehatan bank yang disebut dengan metode “RGEC” sebaiknya

lebih diperjelas mengenai pemberian skor atau klasifikasi peringkat per faktor

serta ingin memberikan informasi bahwa bank yang mendapat Good

Corporate Governance Award dari IICG dengan predikat sangat terpercaya

pada tahun 2009-2011 juga sekaligus mendapat predikat yang sangat sehat

pada tahun 2009-2011

Page 51: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

39

Daftar Pustaka

Almilia, Luciana dan Winny Herdaningtyas.2005.Analisis Rasio CAMEL

terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan

periode 2000-2002.Jurnal Akutansi dan Keuangan, Vol.7, No.2,

pp.131-147.

Bank Indonesia. 2004. Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tanggal

31Mei 2004 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum.Jakarta: Bank Indonesia

Bank Indonesia. 2011. Surat Edaran (SE) Bank Indonesia No.13/24/DPNP

tanggal 25 Oktober 2011 (lampiran I,II,III).Jakarta: Bank Indonesia

Dendawijaya, Lukman. 2001. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Hapsari, Nesty.2010. Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan

labaMasa Mendatang Pada Perusahaan Sektor Perbankan

YangTerdaftar Di Bursa Efek Jakarta.Semarang: Jurnal Ekonomi

Universitas Diponegoro

Kasmir.2000.Manajemen Perbankan.Jakarta : Ghalia Indonesia

Moleong, Lexy.2007.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Pangaribuan,Daniel.,Kalvin,S.2007.Penilaian Kesehatan Bank dengan metode

Camel pada BPR ABC.Jakarta: Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 1

nomor 2 Universitas Pelita Harapan

Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006

Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011

Permana, Bayu.2011.Analisis Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode

CAMELS dan Metode RGEC.Surabaya: Jurnal Ekonomi Universitas

Negeri Surabaya.

Retnoningrum, Tyas, A.2006.Penerapan Economic Value Added dan Analisis

RasioUntuk Mengklasifikasikan Kesehatan Bank Yang Go Publik Di

Bursa Efek Jakarta.Malang: Skripsi Universitas Brawijaya.

Rivai, Veithzal.2007.Bank Dan Institutiaon Management Conventional & Syar’i

System.Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada

Page 52: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

40

Siamat, Dahlan. 1993. Manajemen Bank Umum. Jakarta: Intermedia.

Susilo,Sigit Triandaru,dan A.Totok Budi Santoso.2000.Bank dan Lembaga

Keuangan Lain.Jakarta:Salemba Empat

UU RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan

Page 53: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

41

LAMPIRAN

1. PT Bank Negara Indonesia Tbk.

a. Risk Profile

1) Risiko Kredit

Tabel 1: penskoringan rasio kredit bermasalah (NPL)

2009 2010 2011

NPL % 4.7 4.3 3.6

Sumber : Laporan tahunan PT Bank Negara Indonesia Tbk.

2) Risiko Pasar

Tabel 2 : Penskoringan posisi devisa neto (PDN)

2009 2010 2011

PDN % 6.3 4.4 2.8

Sumber : Laporan tahunan PT Bank Negara Indonesia Tbk.

3) Risiko Likuiditas

Tabel 3: Penskoringan Loan on Deposit Ratio (LDR)

2009 2010 2011

LDR % 64.1 70.2 70.4

Sumber : Laporan tahunan PT Bank Negara Indonesia Tbk.

4) Resiko Operasional

Kecurangan (Fraud) Intern

Tabel di bawah ini mengungkapkan penyimpangan/ kecurangan

yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan tidak tetap (honorer

dan outsourcing) terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional

Perusahaan yang dampak penyimpangannya lebih dari Rp100 juta.

Fraud sejumlah tersebut dianggap signifikan oleh Perusahaan dan

Perusahaan telah memberikan sanksi yang keras terhadap pelaku

penyimpangan intern.

Page 54: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

42

Tabel 4: Jumlah kasus Internal Fraud tahun 2009 - 2011

Internal Fraud

dalam 1 Tahun

Jumlah Kasus yang dilakukan oleh

Pengurus Pegawai Tetap Pegawai tidak

tetap

200

9

201

0

201

1 2009

201

0 2011

200

9

201

0

201

1

Total Fraud - - - 6 9 13 - - -

Telah diselesaikan - - - 6 4 8 - - -

Dalam proses

penyelesaian di

internal

- - - - 5 5 - - -

Belum diupayakan

penyelesaiannya - - - - - - - - -

Telah

ditindaklanjuti

melalui proses

hokum

- - - - - - - - -

Presentase

Penyelesaian

- - - 100% 44% 61% - - -

Sumber: Laporan Tahunan PT Bank Negara Indonesia Tbk. periode 2009-2011

5) Risiko Kepatuhan

Tabel 5 : Hasil tingkat kepatuhan BNI dalam mematuhi peraturan prudential

2009 2010 2011 Standar BI Keterangan

KPMM/CAR (%) 13.59 13.24 13.16 min 8 %

tidak ada

ketidakpatuhan

BMPK (*) - - - -

tidak ada

ketidakpatuhan

NPL (net) (%) 1.04 1.85 1.46 max 5 %

tidak ada

ketidakpatuhan

GWM Primer

(Rupiah) 5.12 8.30 8.26

tahun 2009 min 5%

dan min 8% (sejak

1 Nov 2010)

tidak ada

ketidakpatuhan

GWM (valas) 1.04 1.02 8.05

tahun 2009 min 1%

dan min 8% sejak

2011

tidak ada

ketidakpatuhan

PDN (%) 0.39 3.54 1.72 max 20% dari

modal

tidak ada

ketidakpatuhan

Ket :

* Tidak ada pelanggaran BMPK (Batas maksimum pemberian kredit)

Page 55: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

43

Beberapa ketentuan prudential, seperti Capital Adequacy Ratio

(CAR), Giro Wajib Mimimun(GWM), Batas Maksimum Pemberian

Kredit(BMPK), Non Performing Loan (NPL), dan Posisi Devisa Netto

(PDN) telah dipenuhi, kecualiuntuk GWM pada tahun 2009 pernah

terjadi pelanggaran karena human error. Selain itu pada tahun 2009 –

2011 ketentuan yang bersifatadministratif, terdapat beberapa

ketidakpatuhanyang terjadi karena keterlambatan penyampaianlaporan

koreksi Laporan Bank Umum (LBU),laporan pemindahan alamat

kantor cabang, dan laporan Sistem Informasi Debitur (SID).

Oleh karena itu, pada tahun 2009 BNI terdapat 4 bentuk

ketidakpatuhan dan 2010 dan 2011 terdapat 3 bentuk ketidakpatuhan

6) Risiko Reputasi

Frekuensi / jumlah pengaduan nasabah

Tabel 6: Hasil data jumlah komplain nasabah PT Bank Negara Indonesia Tbk

tahun 2009-2011

Sumber : Laporan tahunan PT Bank Negara Indonesia Tbk. periode 2009 – 2011

Pada tahun 2009 - 2011 BNI berhasil menyelesaikan pengaduan

nasabah sebesar 90% (2009), 86% (2010), 95% (2011).

b. Penerapan Manajemen Risiko

1) Risiko Kredit

Tabel 7 : Penskoringan penilaian penerapan manajemen risiko kredit

PT Bank Negara Indonesia tahun 2009-2011

2009 2010 2011

1. Tata kelola manajemen risiko

Tingkat risiko yang akan diambil

Pada umumnya tingkat risiko yang diambil sesuai dengan risiko

yang sedang terjadi setiap tahunnya yaitu dengan mengelola dan

mengendalikan risiko kredit sebagai bagian dari kegiatan

10

10

10

2009 2010 2011

Jumlah Komplain 61.533 43.288 53.382

Komplain yang sudah diselesaikan 55.189 37.122 50.858

Page 56: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

44

operasional harian unit tersebut (sesuai segmen dan jenis

kreditnya)

Kecukupan pengawasan aktif oleh dewan komisaris dan

direksi

Pada umumnya perusahaan melaksanakan penerapan

manajemen risiko dengan baik yang sesuai dengan peraturan

Bank Indonesia mengenai penerapan manajemen risiko bagi

bank umum. Dalam tata kelola manajemen risiko, Dewan

Komisaris diharuskan melakukan wewenang dan

tanggungjawabnya yaitu dengan memberikan persetujuan dan

melakukan evaluasi atas kebijakan manajemen risiko, alokasi

tanggung jawab kepada manajemen untuk melaksanakan

kebijakan manajemen risiko serta memutuskan kategori

transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.

10 10 10

2. Kerangka manajemen risiko

Strategi manajemen risiko yang searah sesuai tingkat risiko

yang akan diambil

Dengan mengelompokan beberapa aktifitas menurut tugas dan

wewenang

Pertama, aktivitas credit risk operation yang merupakan

partner dari bisnis unit dalam proses kredit baik dari analisa,

persetujuan, pemantauan dan remedial & recovery.

Kedua, aktivitas credit policy yang bertugas menyiapkan

kebijakan dan prosedur perkreditan yang diperlukan dalam

proses kredit, seperti limit kewenangan, persyaratan-

persyaratan perkreditan dan sebagainya.

Ketiga, aktivitas credit risk management, yang mencakup

portfolio planning, credit risk measurement, internal rating

system, pricing dan sebagainya.

10

10

10

Kecukupan perangkat organisasi dalam mendukung

tercapainya manajemen risiko

Terdapat unit bisnis dan unit risiko dalam proses analisa kredit.

Kebijakan, prosedur dan penetapan limit

BNI menyusun Kebijakan Perkreditan Bank (KPB) dan

menyusun pedoman penerapan manajemen risiko kredit.

10

10

10

10

10

10

3. Proses Manajemen Risiko, kecukupan sumber daya manusia,

dan kecukupan sistem informasi manajemen

Proses manajemen risiko

Terdapat aktivitas identifikasi (diantaranya melalui verifikasi

kebenaran data), pengukuran (dengan menggunakan perangkat

analisa kredit), pemantauan (melalui kunjungan berkala kepada

nasabah), dan pengendalian (melalui tindakan berupa penetapan

premi risiko).

Kecukupan SDM

10

10

10

10

10

10

Page 57: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

45

Pada tataran individu terdapat unit bisnis dan unit risiko dan

pada tataran portofolio,eksposur kredit senantiasa dipantau dan

dilaporkan kepada Manajemen antara lain melalui forum Risk

Management Committee (RMC), termasuk penetapan langkah-

langkah perbaikan, koordinasi antar divisi, dan pelaksanaan

evaluasi atas efektivitas langkah-langkah perbaikan yang telah

diambil.

Kecukupan sistem informasi manajemen

Tidak adanya kecukupan sistem informasi manajemen yang

memadai

0

0

0

4. Kecukupan sistem pengendalian Risiko,dengan

memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha Bank

Kecukupan pengendalian internal

Dengan adanya komite kredit sehingga kecukupan pengendalian

internal BNI dapat terpenuhi dengan baik

Kecukupan kaji ulang oleh pihak independen

Setiap tahunnya BNI selalu membentuk Satuan Kerja

Manajemen Risiko (SKMR) dan pihak independen yang

bertanggungjawab dan melakukan pengecekan atau pengawasan

secara berkala.

10

10

10

10

10

10

2) Risiko Pasar

Tabel 8 : Penskoringan penilaian penerapan manajemen risiko pasar

PT Bank Negara Indonesia tahun 2009-2011

2009 2010 2011

1. Tata kelola manajemen risiko

Tingkat risiko yang akan diambil

Pada umumnya tingkat risiko yang diambil sesuai dengan risiko

yang sedang terjadi setiap tahunnya yaitu dengan mengelola risiko

terhadap pergerakan variabel pasar (suku bunga, nilai tukar dan

harga pasar) dari portofolio yang dimiliki.

10

10

10

Kecukupan pengawasan aktif oleh dewan komisaris dan

direksi

Pada umumnya perusahaan melaksanakan penerapan manajemen

risiko dengan baik yang sesuai dengan peraturan Bank Indonesia

mengenai penerapan manajemen risiko bagi bank umum. Dalam

tata kelola manajemen risiko, Dewan Komisaris diharuskan

melakukan wewenang dan tanggungjawabnya yaitu dengan

memberikan persetujuan dan melakukan evaluasi atas kebijakan

manajemen risiko, alokasi tanggung jawab kepada manajemen

untuk melaksanakan kebijakan manajemen risiko serta

memutuskan kategori transaksi yang memerlukan persetujuan

Dewan Komisaris.

10

10

10

Page 58: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

46

2. Kerangka manajemen risiko

Strategi manajemen risiko yang searah sesuai tingkat risiko

yang akan diambil

Strategi sesuai dengan risiko yang diambil yaitu dengan

Mengembangkan sistem aplikasi pengelolaan risiko dengan

strategi dan formula yang terus disempurnakan dan sistem

pemantauan risiko secara lebih terintegrasi ke dalam

TreasuryManagement Information System untuk meningkatkan

pengendalian risiko nilai tukar, risiko suku bunga, dan risiko

likuiditas.

10

10

10

Kecukupan perangkat organisasi dalam mendukung

tercapainya manajemen risiko

Perangkat Organisasi pengelolaan bisnis Tresuri padadasarnya

terbagi atas 3 (tiga) bagian, yaitu front office, middle office, dan

back office. Front office melakukan aktivitas bisnis dan

berhubungandengan nasabah.

Kebijakan, prosedur dan penetapan limit

Dengan melakukan evaluasi secara berkala terhadap limit-limit

risiko pasarbaik aktivitas banking book maupun aktivitas trading

book

10

10

10

10

10

10

3. Proses Manajemen Risiko, kecukupan sumber daya manusia,

dan kecukupan sistem informasi manajemen

Proses manajemen risiko

Identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko

pasar dilakukan oleh unit yangindependen dari unit bisnis.

Kecukupan SDM

Kecukupan SDM sangat baik hal ini di buktikan dengan adanya

divisi – divisi khusus dalam melaksanakan aktivitas tresuri

Kecukupan sistem informasi manajemen

Tidak adanya kecukupan sistem informasi manajemen yang

memadai

10

10

0

10

10

0

10

10

0

4. Kecukupan sistem pengendalian Risiko,dengan memperhatikan

karakteristik dan kompleksitas usaha Bank

Kecukupan pengendalian internal

Dengan adanya dewan komisaris, direksi dan komite kredit yang

saling bertanggungjawab dan melaksanakan tugas dan wewenang

sehingga kecukupan pengendalian internal BNI dapat terpenuhi

dengan baik

Kecukupan kaji ulang oleh pihak independen

Setiap tahunnya BNI selalu membentuk Satuan Kerja Manajemen

Risiko (SKMR) dan pihak independen yang bertanggungjawab

dan melakukan pengecekan atau pengawasan secara berkala

misalnya divisi ERM, divisi TRS dan divisi INT.

10

10

10

10

10

10

Page 59: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

47

3) Risiko Likuiditas

Tabel 9 : Penskoringan penilaian penerapan manajemen risiko likuiditas

PT Bank Negara Indonesia tahun 2009-2011

2009 2010 2011

1. Tata kelola manajemen risiko

Tingkat risiko yang akan diambil

Dalam mengelola risiko likuiditas, BNI menggunakan proyeksi

arus kas harian dan profil maturitas bulanan, baik secara

kontraktual maupun behavioral, agar dapat menetapkan strategi

yang sesuai dan akurat untuk mengantisipasi kondisi likuiditas

bank di masa mendatang.

10

10

10

Kecukupan pengawasan aktif oleh dewan komisaris dan

direksi

Pada umumnya perusahaan melaksanakan penerapan manajemen

risiko dengan baik yang sesuai dengan peraturan Bank Indonesia

mengenai penerapan manajemen risiko bagi bank umum. Dalam

tata kelola manajemen risiko, Dewan Komisaris diharuskan

melakukan wewenang dan tanggungjawabnya yaitu dengan

memberikan persetujuan dan melakukan evaluasi atas kebijakan

manajemen risiko, alokasi tanggung jawab kepada manajemen

untuk melaksanakan kebijakan manajemen risiko serta

memutuskan kategori transaksi yang memerlukan persetujuan

Dewan Komisaris.

10

10

10

2. Kerangka manajemen risiko

Strategi manajemen risiko yang searah sesuai tingkat risiko

yang akan diambil

Strategi sesuai dengan risiko yang diambil yaitu dengan

Mengembangkan sistem aplikasi pengelolaan risiko dengan

strategi dan formula yang terus disempurnakan dan sistem

pemantauan risiko secara lebih terintegrasi ke dalam

TreasuryManagement Information System untuk meningkatkan

pengendalian risiko nilai tukar, risiko suku bunga, dan risiko

likuiditas.

10

10

10

Kecukupan perangkat organisasi dalam mendukung

tercapainya manajemen risiko

Manajemen Risiko Likuiditas dilakukan oleh Divisi ERM dan

Divisi Tresuri (TRS). Dalam rangka manajemen risiko likuiditas

ini, Divisi ERM telah menyusun Pedoman Penerapan Manajemen

Risiko Likuiditas yang lebih lanjut dijabarkan kedalam SOP yang

berisi panduan pelaksanaan manajemen risiko likuiditas, baik di

sisi pelaksana pengelolaan likuiditas di Divisi TRS maupun di sisi

monitoring risikonya pada Divisi ERM

Kebijakan, prosedur dan penetapan limit

Terdapat Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Likuiditas yang

10

10

10

10

10

10

Page 60: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

48

lebih lanjut dijabarkan kedalam SOP yang berisi panduan

pelaksanaan manajemen risiko likuiditas.

3. Proses Manajemen Risiko, kecukupan sumber daya manusia,

dan kecukupan sistem informasi manajemen

Proses manajemen risiko

Identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko

likuiditas dilakukan oleh unit yangindependen dari unit bisnis.

Kecukupan SDM

Dalam mengelola likuiditas, selain primary reserves BNI menjaga

dan mempertahankan secondary reserves untuk memastikan

likuiditas berada pada level yang amanDipantau oleh divisi ERM

dan TRS

Kecukupan sistem informasi manajemen

Tersedianya informasi profil likuiditas bank, informasi tersebut

tersedia di aplikiasi Executive Information Management

10

10

10

10

10

10

10

10

10

4. Kecukupan sistem pengendalian Risiko,dengan memperhatikan

karakteristik dan kompleksitas usaha Bank

Kecukupan pengendalian internal

Dengan adanya dewan komisaris, direksi dan komite kredit yang

saling bertanggungjawab dan melaksanakan tugas dan wewenang

sehingga kecukupan pengendalian internal BNI dapat terpenuhi

dengan baik

Kecukupan kaji ulang oleh pihak independen

Setiap tahunnya BNI selalu membentuk Satuan Kerja Manajemen

Risiko (SKMR) dan pihak independen yang bertanggungjawab

dan melakukan pengecekan atau pengawasan secara berkala

misalnya divisi ERM dan divisi TRS.

10

10

10

10

10

10

4) Risiko Operasional

Tabel 10 : Penskoringan penilaian penerapan manajemen risiko operasional

PT Bank Negara Indonesia tahun 2009-2011

2009 2010 2011

1. Tata kelola manajemen risiko

Tingkat risiko yang akan diambil

Dalam mengelola risiko operasional, BNI melakukan sesuai

dengan best practice yang terbagi kedalam 5 building block.

10

10

10

Kecukupan pengawasan aktif oleh dewan komisaris dan

direksi

Pada umumnya perusahaan melaksanakan penerapan manajemen

risiko dengan baik yang sesuai dengan peraturan Bank Indonesia

mengenai penerapan manajemen risiko bagi bank umum. Dalam

tata kelola manajemen risiko, Dewan Komisaris diharuskan

melakukan wewenang dan tanggungjawabnya yaitu dengan

memberikan persetujuan dan melakukan evaluasi atas kebijakan

10 10 10

Page 61: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

49

manajemen risiko, alokasi tanggung jawab kepada manajemen

untuk melaksanakan kebijakan manajemen risiko serta

memutuskan kategori transaksi yang memerlukan persetujuan

Dewan Komisaris.

2. Kerangka manajemen risiko

Strategi manajemen risiko yang searah sesuai tingkat risiko

yang akan diambil

BNI melakukan pengendalian risiko operasional berbasis web

yang diberi nama PERISKOP.

10

10

10

Kecukupan perangkat organisasi dalam mendukung

tercapainya manajemen risiko

Pada umumnya kecukupan organisasi yang ada cukup mendukung

misalnya dengan adanya unit bisnis dan unit pendukung pada

lapisan 1 dan pada lapisan kedua ada divisi ERM serta lapisan

ketiga dilakukan oleh audit internal dan quality assurance.

Kebijakan, prosedur dan penetapan limit

Terdapat Pedoman Penerapan Manajemen Risiko operasional

oleh divisi ERM.

10

10

10

10

10

10

3. Proses Manajemen Risiko, kecukupan sumber daya manusia,

dan kecukupan sistem informasi manajemen

Proses manajemen risiko

Proses manajemen risiko terdiri dari 4 proses utama yaitu

Identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko

operasional

Kecukupan SDM

Kecukupan sumber daya manusia dalam mengatasi risiko

operasional sangat baik yaitu dengan adanya unit bisnis dan unit

pendukung serta divisi-divisi maupun pihak independen.

Kecukupan sistem informasi manajemen

Tidak adanya kecukupan sistem informasi manajemen yang

memadai

10

10

0

10

10

0

10

10

0

4. Kecukupan sistem pengendalian Risiko,dengan memperhatikan

karakteristik dan kompleksitas usaha Bank

Kecukupan pengendalian internal

Dengan adanya dewan komisaris, direksi dan pihak-pihak yang

independen yang saling bertanggungjawab dan melaksanakan

tugas dan wewenang dengan baik sehingga kecukupan

pengendalian internal BNI dapat terpenuhi.

Kecukupan kaji ulang oleh pihak independen

Setiap tahunnya BNI selalu membentuk Satuan Kerja Manajemen

Risiko (SKMR) dan pihak independen yang bertanggungjawab

dan melakukan pengecekan atau pengawasan secara berkala

misalnya divisi ERM dan quality assurance

10

10

10

10

10

10

Page 62: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

50

5) Risiko Reputasi

Tabel 11 : Penskoringan penilaian penerapan manajemen risiko reputasi

PT Bank Negara Indonesia tahun 2009-2011

2009 2010 2011

1. Tata kelola manajemen risiko

Tingkat risiko yang akan diambil

Dengan terus mengukur dan memantau jumlah komplain dan

tingkat penyelesaian komplain.

10

10

10

Kecukupan pengawasan aktif oleh dewan komisaris dan

direksi

Pada umumnya perusahaan melaksanakan penerapan manajemen

risiko dengan baik yang sesuai dengan peraturan Bank Indonesia

mengenai penerapan manajemen risiko bagi bank umum. Dalam

tata kelola manajemen risiko, Dewan Komisaris diharuskan

melakukan wewenang dan tanggungjawabnya yaitu dengan

memberikan persetujuan dan melakukan evaluasi atas kebijakan

manajemen risiko, alokasi tanggung jawab kepada manajemen

untuk melaksanakan kebijakan manajemen risiko serta

memutuskan kategori transaksi yang memerlukan persetujuan

Dewan Komisaris.

10 10 10

2. Kerangka manajemen risiko

Strategi manajemen risiko yang searah sesuai tingkat risiko

yang akan diambil

Evaluasi secara harian atas risiko reputasi yang dituangkan dalam

laporan media monitoring.

10

10

10

Kecukupan perangkat organisasi dalam mendukung

tercapainya manajemen risiko

Pengelolaan risiko reputasi dilakukan oleh divisi komunikasi

perusahaan dan kesekretariatan.

Kebijakan, prosedur dan penetapan limit

Tidak diketahui adanya kebijakan yang dilakukan.

10

10

10

10

10

10

3. Proses Manajemen Risiko, kecukupan sumber daya manusia,

dan kecukupan sistem informasi manajemen

Proses manajemen risiko

Pengklasifikasian media massa yang sesuai dengan cakupan

wilayah geografisnya.

Kecukupan SDM

Kecukupan sumber daya manusia dengan adanya divisi yang

khusus dalam mengatasi risiko reputasi.

Kecukupan sistem informasi manajemen

Tidak adanya kecukupan sistem informasi manajemen yang

memadai

10

10

0

10

10

0

10

10

0

Page 63: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

51

4. Kecukupan sistem pengendalian Risiko,dengan memperhatikan

karakteristik dan kompleksitas usaha Bank

Kecukupan pengendalian internal

Dengan adanya dewan komisaris, direksi dan pihak-pihak yang

independen yang saling bertanggungjawab dan melaksanakan

tugas dan wewenang dengan baik sehingga kecukupan

pengendalian internal BNI dapat terpenuhi.

Kecukupan kaji ulang oleh pihak independen

Setiap tahunnya BNI selalu membentuk Satuan Kerja Manajemen

Risiko (SKMR) dan pihak independen yang bertanggungjawab

dan melakukan pengecekan atau pengawasan secara berkala

misalnya divisi komunikasi perusahaan.

10

10

10

10

10

10

6) Risiko Kepatuhan

Tabel 12 : Penskoringan penilaian penerapan manajemen risiko kepatuhan

PT Bank Negara Indonesia tahun 2009-2011

2009 2010 2011

1. Tata kelola manajemen risiko

Tingkat risiko yang akan diambil

Melakukan penilaian tingkat kepatuhan BNI terhadap peraturan BI

dan perundang-undangan yang berlaku termasuk melakuan

analisis dampak peraturan BI terhadap kebijakan BNI

10

10

10

Kecukupan pengawasan aktif oleh dewan komisaris dan

direksi

Pada umumnya perusahaan melaksanakan penerapan manajemen

risiko dengan baik yang sesuai dengan peraturan Bank Indonesia

mengenai penerapan manajemen risiko bagi bank umum. Dalam

tata kelola manajemen risiko, Dewan Komisaris diharuskan

melakukan wewenang dan tanggungjawabnya yaitu dengan

memberikan persetujuan dan melakukan evaluasi atas kebijakan

manajemen risiko, alokasi tanggung jawab kepada manajemen

untuk melaksanakan kebijakan manajemen risiko serta

memutuskan kategori transaksi yang memerlukan persetujuan

Dewan Komisaris.

10 10 10

2. Kerangka manajemen risiko

Strategi manajemen risiko yang searah sesuai tingkat risiko

yang akan diambil

Melakukan kajian dan uji atas ketentuan internal maupun

eksternal atas rancangan kebijakan produk dan aktivitas baru.

10

10

10

Kecukupan perangkat organisasi dalam mendukung

tercapainya manajemen risiko

Kecukupan perangkat organisasi begitu baik hal ini ditunjukkan

dengan adanya divisi kepatuhan dan unit-unit pada level cabang,

wilayah maupun kantor pusat (Staff Quality assurance)

10

10

10

Page 64: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

52

Kebijakan, prosedur dan penetapan limit

Tidak diketahui adanya kebijakan yang dilakukan.

10 10 10

3. Proses Manajemen Risiko, kecukupan sumber daya manusia,

dan kecukupan sistem informasi manajemen

Proses manajemen risiko

Dengan melakukan pemantauan terhadap implementasi anti

pencucian uang, melakukan analisis atas laporan transaksi

keuangan yang mencurigakan dan melakukan sosialisasi dan

pengelolaan Whistle Blowing System (WBS) disegenap organisasi

BNI

Kecukupan SDM

Kecukupan sumber daya manusia dengan adanya divisi yang

independen.

Kecukupan sistem informasi manajemen

Tidak adanya kecukupan sistem informasi manajemen yang

memadai

10

10

0

10

10

0

10

10

0

4. Kecukupan sistem pengendalian Risiko,dengan memperhatikan

karakteristik dan kompleksitas usaha Bank

Kecukupan pengendalian internal

Dengan adanya dewan komisaris, direksi dan pihak-pihak yang

independen yang saling bertanggungjawab dan melaksanakan

tugas dan wewenang dengan baik sehingga kecukupan

pengendalian internal BNI dapat terpenuhi.

Kecukupan kaji ulang oleh pihak independen

Setiap tahunnya BNI selalu membentuk Satuan Kerja Manajemen

Risiko (SKMR) dan pihak independen yang bertanggungjawab

dan melakukan pengecekan atau pengawasan secara berkala

misalnya divisi kepatuhan dan Quality Assuranc.

10

10

10

10

10

10

c. Good Corporate Governance

Tahun 2009

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris =

peringkat1

a) Anggota Dewan Komisaris berjumlah 7 (tujuh) orang sehingga

memenuhi ketentuan Bank Indonesia. Jumlah tersebut telah sesuai

dengan ukuran serta kompleksitas usaha Bank.

b) Jumlah Komisaris Independen sebanyak 4 (empat) orang,

ekuivalen dengan 57,14% (lima puluh tujuh koma empat belas

persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris.

Page 65: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

53

c) Seluruh anggota Dewan Komisaris mampu bertindak dan

mengambilkeputusan secaraindependen.

d) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah

sepenuhnya memenuhi prinsip-prinsip GCG, serta telah berjalan

efektif dan tidak ada kelemahan minor.

e) Rapat Dewan Komisaris terselenggara dengan sangat efektif dan

efisien.

f) Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris sangat baik dan

tidak pernah melanggarketentuan atau peraturan yang berlaku.

2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi = peringkat 1

a) Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Direksi

sangat sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta

telah memenuhi ketentuan yang berlaku dimana jumlah Direksi

sebanyak 9 (sembilan) Direktur Direksi mempunyai integritas,

berpengalaman paling kurang 5 (lima) tahun di bidang operasional

sebagai Pejabat Eksekutif Bank atau institusi keuangan. Direksi

tidak mempunyai rangkap jabatan.

b) Seluruh Direksi mampu bertindak dan mengambil keputusan

secara independen.

c) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah memenuhi

prinsip-prinsip GCG, berjalan sangat efektif dan tidak ada

kelemahan minor.

d) Rapat Direksi terselenggara secara efektif dan efisien dan setiap

keputusan Rapat Direksi dituangkan dalam Notulen Rapat Direksi.

e) Aspek transparansi anggota Direksi baik dan tidak pernah

melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku.

3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite = peringkat 1

a) Komposisi dan kompetensi anggota komite-komite sangat sesuai

dibandingkan denganukuran dan kompleksitas usaha Bank.

Page 66: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

54

b) Pelaksanaan tugas komite-komite telah berjalan sangat efektif dan

tidak ada kelemahan minor.

c) Rekomendasi komite-komite, sangat bermanfaat dan dapat

dipergunakan sebagaibahan acuan keputusan Dewan Komisaris.

d) Penyelenggaraan rapat komite-komite berjalan sesuai dengan

pedoman intern danterselenggara secara sangat efektif dan efisien.

4. Penanganan benturan kepentingan = peringkat 1

a) Bank telah memiliki kebijakan intern, sistem dan prosedur

mengenai benturan kepentingan antara lain sebagaimana dimuat

dalam CreditPolicy Committee, Code of Conduct serta Anggaran

Dasar. Disamping itu Bank telah memiliki ketentuan tentang

pemberian kredit kepada calon debitur yang memiliki hubungan

keluarga maupun yang mengandung benturan kepentingan dengan

pemrosesan dan atau pemutus kredit.

b) Bank telah mengungkapkan adanya benturan kepentingan dalam

setiap keputusankhususnya yang terkait dengan persetujuan kredit

maupun pengadaan barang dan jasa yang telah diadministrasikan

dan terdokumentasi dengan baik. Sebab-sebab pengalihan proses

atau pengambilan keputusan kredit karena adanya benturan

kepentingan diinformasikan dalam Perangkat Aplikasi Kredit

(PAK).

c) Perangkat Aplikasi Kredit (PAK) beserta data dan dokumen lain

dalam rangka pemberian kredit disimpan/didokumentasi sesuai

ketentuan yang berlaku, untuk melindungi kepentingan Bank dan

pihak-pihak yang terkait.

d) Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai Bank berusaha semaksimal

mungkin untukmengurangi atau menghindari adanya benturan

kepentingan dalam menjalankan operasional perbankan. Kebijakan

intern mengenai benturan kepentingan yang diterapkan Bank dapat

Page 67: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

55

menghindarkan terjadinya benturan kepentingan yang dapat

merugikan ataumengurangi keuntungan Bank.

5. Penerapan fungsi kepatuhan = peringkat 2

a) Beberapa ketentuan prudential, seperti Capital Adequacy Ratio

(CAR), Giro Wajib Mimimun(GWM), Batas Maksimum

Pemberian Kredit(BMPK), Posisi Devisa Netto (PDN), dan Non

Performing Loan (NPL), kecualiuntuk GWM pernah terjadi

pelanggaran karena human error. Terhadap ketentuan yang

bersifatadministratif, terdapat beberapa ketidakpatuhanyang terjadi

karena keterlambatan penyampaianlaporan koreksi Laporan Bank

Umum (LBU),laporan pemindahan alamat kantor cabang, dan

laporan Sistem Informasi Debitur (SID).

b) Pelaksanaan tugas dan independensi Direktur Kepatuhan dan

Divisi Kepatuhan sebagaisatuan kerja kepatuhan telah berjalan

efektif, antara lain dari pengujian kepatuhan yang telah berjalan

dan pemantauan kepatuhan melalui reviewkepatuhan yang

dilakukan di segenap unit organisasi secara rutin, berkala,

mendadak, dan khusus.

c) Pedoman, sistem dan prosedur kerja tersedia cukup lengkap di

setiap unit organisasi,dilakukan up dating sejalan dengan ketentuan

dan perundang-undangan yang berlaku.Bank secara terus menerus

melakukan pemantauan kepatuhan terhadap ketentuan yang

berlaku, melakukan review secara berkala mengenai kepatuhan

seluruh satuan kerja operasional, dan menanamkan pengertian serta

mendorong kepada segenap unit organisasi untuk menjaga

kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku.

Page 68: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

56

6. Penerapan fungsi audit intern = peringkat 2

a) Pelaksanaan fungsi audit intern pada umumnya telah berjalan

secara efektif. Pedomanintern sesuai dengan standar minimum

yang diterapkan dalam SPFAIB

b) Kelemahan-kelemahan yang ada hanya bersifat minor, antara lain

pemenuhan formasi tenaga auditor. Per Desember 2009, formasi

auditor yang belum dipenuhi sebanyak 28 (dua puluh delapan)

orang sehingga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

efektivitas pelaksanaan fungsi SPI dan pemenuhan Rencana Audit

Tahunan.

c) Terhadap kekurangan formasi auditor tersebut sebagian besar telah

dipenuhi melaluirekrutmen auditor baru sebanyak 27 (dua puluh

tujuh) orang yang saat ini sedang dalam masa training.

d) Satuan Pengawasan Intern telah berusaha menjalankan tugas secara

independen danobyektif.

7. Penerapan fungsi audit ekstern = peringkat 1

a) Audit dilakukan oleh akuntan publik Benyanto Suherman dari

Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantoro, Sarwoko & Sandjaja

yang terdaftar di Bank Indonesia dan Bapepam & LK. Akuntan

Publik tersebut mulai melakukan audit sejak tahun buku 2006

sehingga belum melampaui batas maksimum 5 (lima) tahun secara

berturut-turut.

b) Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik efektif dan sesuai dengan

persyaratan minimum yang ditetapkan dalam ketentuan

c) Kualitas dan cakupan hasil audit akuntan public sangat baik

d) Kontrak dengan KAP berikut lampirannya mewajibkan kecukupan

kapasitas, legalitas,ruang lingkup, standar profesional dan

komunikasi dengan Bank Indonesia.

e) Akuntan Publik telah melaksanakan audit dengan sangat

independen, serta memenuhikriteria yang ditetapkan.

Page 69: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

57

f) Penyampaian hasil audit lebih cepat dari ketentuan dalam kontrak.

8. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian

intern = peringkat 2

a) Manajemen efektif dalam mengidentifikasi dan mengendalikan

seluruh risiko Bank.

b) Manajemen aktif melakukan pemantauan kebijakan, prosedur dan

penetapan limit, sistem informasi manajemen yang komprehensif

dan efektif untuk memelihara kondisi internal Bank yang sehat.

c) Bank berusaha untuk menentukan prosedur dan penerapan

pengendalian intern secarakomprehensif dan sesuai dengan tujuan,

ukuran dan kompleksitas usaha dan risiko yang dihadapi Bank

yang antara lain dilakukan Bank melalui pelaksanaan proses

validasi dansertifikasi oleh divisi-divisi terkait terhadap Policy dan

Standard Operating Procedure(PP Online), review berkala

terhadap limit- limit risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas dan

risiko operasional, Pembentukan Operational Risk Self Assessment

(ORSA)untuk memetakan peristiwa risiko operasional Bank di

segenap unit, pengembangan tool Perangkat Risiko Operasional

“PERISKOP”, Pengelolaan Risiko Pasar Cabang Luar Negeri

antara lain pelaporan eksposur/aktivitas Cabang Luar Negeri serta

review seluruh StandardOperating Procedure baik yang terkait

dengan proses bisnis maupun penunjang.

d) Manajemen efektif memantau kesesuaian kondisi Bank dengan

prinsip pengelolaan Bank yang sehat, ketentuan yang berlaku serta

sesuai dengan kebijakan dan prosedur intern Bank.

e) Secara umum fungsi manajemen risiko dan pengendalian intern

telah berfungsi baik. Analisis skenario dan/atau stress test untuk

mengantisipasi dampak perubahan eksternal dan/atau gejolak

ekonomi global terhadap kinerja Bank telah dilakukan, dan saat ini

sedang berupaya menciptakan dan mengembangkan perangkat

Page 70: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

58

(tools) yang lebih sensitif untuk mengukur dampak kondisi ekstrim

dimaksud.

9. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan

penyediaan dana besar (large exposure) = peringkat 2

a) Pengambilan keputusan pemberian kredit telah dilakukan secara

independen antara lain dengan menerapkan four eyes principle.

b) Konsultasi pemberian kredit besar dan kepada pihak terkait

dilakukan secara efektif.

c) Melakukan evaluasi, penyempurnaan dan review secara periodik

Internal Rating System, Loan Portfolio Management, Recovery

Rate dan Loan Exposure Limit per segmen, per sektor ekonomi dan

per regional.

d) Melakukan scenario analysis dan / atau stress test terhadap debitur

yang memiliki eksposurbesar.

e) Tidak ada pelampauan dan pelanggaran BMPK.

f) Pengambilan keputusan dalam penyediaan dana kepada pihak

terkait dan penyediaan dana besar dilakukan secara independen.

10. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank, laporan

pelaksanaan Good Corporate Governance dan pelaporan internal

= peringkat 2

a) Bank transparan dalam menyampaikan informasi keuangan dan

non-keuangan kepadapublik melalui homepage dan media yang

memadai.

b) Cakupan informasi keuangan dan nonkeuangan tersedia secara

tepat waktu, lengkap,akurat, kini dan utuh.

c) Bank transparan menyampaikan informasi produk dan jasa,

menerapkan pengelolaanpengaduan nasabah dengan efektif serta

memelihara data dan informasi pribadi nasabahsecara memadai.

Page 71: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

59

d) Cakupan laporan pelaksanaan GCG lengkap, akurat, kini dan utuh,

telah disampaikansecara tepat waktu kepada stakeholder sesuai

ketentuan yang berlaku.

e) Sistem Informasi Manajemen Bank khususnya terkait Sistem

Pelaporan Internal Bank mampu menyediakan data dan informasi

dengan tepat waktu, akurat,lengkap dan handal serta efektif untuk

pengambilan keputusan manajemen.

f) SIM Bank yang tersedia (EIS, Ctrl-D, PMS, dsb) dapat diakses

sesuai dengan periode pelaporan yang ditetapkan (harian,

mingguan, ataupun bulanan). Bank mengusahakan penerapan

standar manajemen mutu terhadap pengelolaan IT Security ISO

9001:2000 dan dalam tahapan implementasi ISMS (Information

SecurityManagement System) 27001 pada Bank untuk menunjang

keselarasan terhadap kehandalan IT Security System pada Bank.

11. Rencana strategis Bank = peringkat 2

a) Rencana jangka pendek Bank (Rencana Bisnis Bank/Business

Plan) sesuai dengan Visi dan Misi Bank serta rencana jangka

panjang (Rencana Korporasi/Corporate Plan).

b) Rencana Korporasi (Corporate Plan) dan Rencana Bisnis Bank

(Business Plan) disusun realistis dan telah memperhatikan seluruh

faktor eksternal dan faktor internal, prinsip kehati-hatian dan azas

perbankan yang sehat.

c) Realisasi rencana bisnis sesuai dengan Rencana Bisnis Bank

(Business Plan).

d) Penilaian risiko komposit atas risiko strategi berada pada tingkat

Low Strategic Risk Rating.

(Sumber laporan tahunan BNI 2009)

Page 72: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

60

Tahun 2010

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris =

Peringkat 1

a) Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan

Komisaris sangat sesuai dibandingkan dengan ukuran dan

kompleksitas usaha Bank serta telah memenuhi ketentuan yang

berlaku dimana anggota Dewan komisaris berjumlah 7 (tujuh)

orang termasuk jumlah komisaris independen sebanyak 4 (empat)

orang atau ekuivalen dengan 57,14 % (lima puluh tujuh koma

empat belas persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris

sehingga memenuhi ketentuan Bank Indonesia.

b) Seluruh anggota Dewan Komisaris mampu bertindak dan

mengambil keputusan secara independen.

c) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah

sepenuhnya memenuhi prinsip-prinsip GCG serta telah berjalan

efektif dan tidak ada kelemahan minor .

d) Rapat Dewan Komisaris terselenggara dengan sangat efektif dan

efisien dimana rekomendasi dan/atau nasihat yang dberikan Dewan

Komisaris pada umumnya merupakan hal-hal yang dapat

diimplementasikan oleh RUPS dan/atau Direksi.

e) Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris sangat baik dan

tidak pernah melanggar ketentuan atau peraturan yang berlaku.

2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi = peringkat 1

a) Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Direksi

sangat sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha

Bank serta telah memenuhi ketentuan yang berlaku dimana jumlah

Direksi sebanyak 10 (sepuluh) Direktur. Direksi mempunyai

integritas, berpengalaman paling kurang 5 (lima) tahun di bidang

operasional sebagai Pejabat Eksekutif Bank atau institusi

keuangan.

Page 73: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

61

b) Seluruh Direksi mampu bertindak dan mengambil keputusan

secara independen.

c) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah memenuhi

prinsip-prinsip GCG, berjalan sangat efektif dan tidak ada

kelemahan minor.

d) Rapat Direksi terselenggara secara efektif dan efisien dan setiap

keputusan Rapat Direksi dituangkan dalam Notulen Rapat Direksi

disertai kewajiban penyampaian laporan tindaklanjut dari unit-unit

pelaksana.

e) Aspek transparansi anggota Direksi baik dan tidak pernah

melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku.

3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite = peringkat 1

a) Komposisi dan kompetensi anggota komite-komite sangat

sesuaidibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank.

b) Pelaksanaan tugas komite-komite telah berjalan sangat efektif dan

tidak ada kelemahan minor.

c) Rekomendasi komite-komite, sangat bermanfaat dan dapat

dipergunakan sebagai bahan acuan keputusan Dewan Komisaris.

d) Penyelenggaraan rapat komite-komite berjalan sesuai dengan

pedoman intern dan terselenggara secara sangat efektif dan efisien.

4. Penanganan benturan kepentingan = peringkat 2

a) Bank memiliki kebijakan, sistem dan prosedur mengenai benturan

kepentingan yang lengkap dan efektif antara lain sebagaimana

dimuat dalam Credit Policy Commitee (CPC), Buku Kode Etik

BNI, Buku Budaya Kerja Prinsip 46, Anggaran Dasar BNI dan

Buku Pedoman Perusahaan (BPP)/SOP BNI. Disamping itu Bank

telah memiliki ketentuan tentang pemberian kredit kepada calon

debitur yang memiliki hubungan keluarga maupun yang

mengandung benturan kepentingan dengan pemroses dan atau

Page 74: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

62

pemutus kredit, dan di dalam BPP/SOP BNI juga memuat

ketentuan-ketentuan untuk mecegah terjadinya benturan

kepentingan dalam proses pengadaan barang dan Jasa.

b) Benturan kepentingan telah diungkapkan dalam setiap keputusan,

telah di administrasikan serta terdokumentasi dengan baik. Sebab-

sebab pengalihan proses atau pengambilan keputusan kredit karena

adanya benturan kepentingan diinformasikan dalam Perangkat

Aplikasi Kredit (PAK). PAK beserta data dan dokumen dalam

rangka pemberian kredit tersebut disimpan/didokumentasi sesuai

ketentuan yang berlaku.Kebijakan intern mengenai benturan

kepentingan yang diterapkan Bank dapat menghindarkan terjadinya

benturan kepentingan yang dapat merugikan atau mengurangi

keuntungan Bank.

5. Penerapan fungsi kepatuhan = peringkat 2

a) Kepatuhan bank tergolong baik. Beberapa ketentuan prudential,

seperti Capital AdequacyRatio (CAR), Giro Wajib Mimimun

(GWM), Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), Net Open

Position (NOP), Non Performing Loan (NPL), dan Penyisihan

Kualitas Aktiva pada umumnya telah dipenuhi. Terhadap ketentuan

yang bersifat administratif, terdapat beberapa ketidakpatuhan yang

terjadi karena keterlambatan penyampaian laporan pengangkatan

pejabat eksekutif, laporan koreksi Laporan Bank Umum (LBU)

dan Laporan Sistem Informasi Debitur (SID).

b) Pelaksanaan tugas dan independensi Direktur Kepatuhan dan

Divisi Kepatuhan sebagaisatuan kerja kepatuhan telah berjalan

efektif, Divisi Kepatuhan bertanggung jawab langsung kepada

Direktur Kepatuhan dan Divisi Kepatuhan merupakan partner yang

independen dengan unit organisasi lainnya.

c) Pelaksanaan pemantauan kepatuhan oleh Direktur Kepatuhan

melalui Divisi Kepatuhan telah dilaksanakan secara efektif, yaitu

Page 75: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

63

melalui review Quality Assurance di segenap unit organisasi

berdasarkan risk assesment, sertifikasi rancangan kebijakan, uji

kepatuhan rancangan keputusan kredit dan pengadaan barang dan

jasa (procurement), serta penerapan program Anti Pencucian Uang

(APU) & Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) dan Undang-

undang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian

Uang (UU PP TPPU).

d) Pedoman, sistem dan prosedur kerja tersedia cukup lengkap di

setiap unit organisasi dan dilakukan updating sejalan dengan

ketentuan yang berlaku. Terhadap pelaksanaan tugasnya, Divisi

Kepatuhan juga telah mengembangkan Management Information

System yang memadai.

6. Penerapan fungsi audit intern = peringkat 2

a) Pelaksanaan fungsi audit intern Bank telah berjalan efektif yang

dilaksanakan denganpembentukan Fungsi Satuan Kerja Audit

Intern sesuai standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum

(SPFAIB) dengan nama Satuan Pengawasan Intern dimana audit

dilakukan dengan pendekatan Risk Based Audit. Pedoman intern

sesuai dengan standar minimum yang ditetapkan dalam SPFAIB

antara lain meliputi Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter)

serta Panduan Audit Intern berupa Buku Pedoman Kebijaksanaan,

Organisasi dan Prosedur dan selalu di update sesuai dengan

perkembangan bisnis, organisasi dan ketentuan yang berlaku.

Namun demikian terdapat kelemahan minor terkait dengan

administrasi kertas kerja (sesuai Laporan Hasil Review Ekstern

terhadap Fungsi SPI tahun 2009). Beberapa kelemahan tersebut

dapat diatasi dengan tindakan rutin.

b) SKAI telah menjalankan fungsinya secara independen dan obyektif

dimana kelembagaan SPI tidak terlibat langsung terhadap satuan

Page 76: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

64

kerja operasional, dengan Susunan Organisasi yang langsung

berada di bawah Direktur Utama.

7. Penerapan fungsi audit ekstern = peringkat 1

a) Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik efektif dan sesuai dengan

persyaratan minimum yang ditetapkan dalam ketentuan.

b) Kualitas dan cakupan hasil audit akuntan public sangat baik.

c) Pelaksanaan audit dilakukan oleh Akuntan Publik/ KAP dengan

sangat independen, serta memenuhi kriteria yang ditetapkan.

8. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian

intern = peringkat 2

a) Manajemen efektif dalam mengidentifikasi dan mengendalikan

seluruh risiko Bank antara lain dengan membangun Operational

RiskSelf Assessment (ORSA) untuk memetakan peristiwa risiko

operasional BNI di segenap unit, melanjutkan pengembangan tool

Perangkat Risiko Operasional (PERISKOP), Pengelolaan risiko

pasar secara periodik, mengembangkan metodologi dan perangkat

manajemen risiko serta infrastruktur risk management yang

mencakup credit risk, market risk, operational risk dan integrasi

risiko, melakukan stress test risiko pasar, risiko kredit dan risiko

likuiditas, pembuatan simulasi Quantitative Impact Study untuk

mengetahui dampak implementasi Basel III serta melakukan survei

internal melalui Online Survey (OSV)-PMS kepada Bisnis Unit

sebagai alat evaluasi terhadap efektifitas kebijakan aktiva produktif

yang telah diimplementasikan di unit operasional.

b) Manajemen aktif melakukan pemantauan kebijakan, prosedur, dan

penetapan limit, sistem informasi manajemen yang komprehensif

dan efektif untuk memelihara kondisi internal Bank yang sehat

yang antara lain dilakukan Bank melalui pelaksanaan proses

validasi dan sertifikasi oleh divisi-divisi terkait terhadap Policy dan

Page 77: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

65

StandardOperating Procedure (PP Online), review berkala

terhadap limit-limit risiko, serta melakukan updating kebijakan

perkreditan seluruh segmen melalui sistem online (PP online).

c) Prosedur dan penerapan pengendalian intern Bank komprehensif

dan sesuai dengantujuan, ukuran dan kompleksitas usaha dan risiko

yang dihadapi Bank.

d) Manajemen efektif dalam memantau kesesuaian kondisi Bank

dengan prinsippengelolaan Bank yang sehat, ketentuan yang

berlaku serta sesuai dengan kebijakan dan prosedur intern Bank.

e) Penerapan pengendalian intern menunjukkan adanya kelemahan,

namun telah dilakukan tindakan korektif sehingga tidak

menimbulkan pengaruh signifikan terhadapkondisi bank.

9. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan

penyediaan dana besar (large exposure) = peringkat 2

a) Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang

up to date danlengkap untuk penyediaan dana kepada pihak terkait

dan penyediaan dana besar. Bankjuga melakukan evaluasi,

penyempurnaan dan review secara periodik Internal RatingSystem,

Loan Portofolio Management, Recovery Rate dan Loan Exposure

Limitper segment, per sektor ekonomi dan per regional.

b) Tidak ada pelampauan dan pelanggaran BMPK maupun prinsip

kehati-hatian dansebagai langkah antisipasi, konsultasi untuk

pemberian kredit besar kepada pihak terkaitdilakukan secara efektif

c) Diversifikasi penyediaan dana merata atau jumlah penyediaan dana

besar/debitur intidibandingkan dengan total penyediaan dana tidak

signifikan.

d) Pengambilan keputusan dalam penyediaan dana kepada pihak

terkait dan penyediaandana besar dilakukan secara independen

antara lain dengan pemisahan fungsi unit bisnis dan unit risiko

serta penerapan pengawasan melekat.

Page 78: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

66

10. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank, laporan

pelaksanaan Good Corporate Governance dan pelaporan internal

= peringkat 1

a) Bank sangat transparan dalam menyampaikan informasi keuangan

dan non keuangankepada publik melalui homepage dan media

yang memadai. Informasi berupa laporan keuangan dan non

keuangan juga telah dilaporkan kepada Bank Indonesia dan

stakeholder sesuai ketentuan yang berlaku.

b) Cakupan informasi keuangan dan nonkeuangan tersedia secara

tepat waktu,lengkap, akurat, kini dan utuh.

c) Bank sangat transparan menyampaikan informasi produk dan jasa

melalui sarana-saranaseperti media cetak, media elektronik,

website BNI, brosur/leaflet, iklan, pengumuman di kantor-kantor

cabang. Bank juga menerapkan pengelolaan pengaduan nasabah

dengan efektif sesuai dengan peraturan/ketentuan yang berlaku

antara lain melalui sarana sistem Online CustomerComplaint

(OCC) untuk mempercepat proses penyelesaian nasabah dengan

cepat dan dapat memantau proses penyelesaian pengaduan nasabah

oleh seluruh unit yang berkompeten serta sebagai database

complaint nasabah. Bank memeliharadata dan informasi pribadi

nasabah secara memadai

d) Cakupan laporan pelaksanaan GCG lengkap, akurat, kini dan utuh,

telah disampaikansecara tepat waktu kepada stakeholder sesuai

ketentuan yang berlaku.

e) Sistem Informasi Manajemen Bank khususnya terkait Sistem

Pelaporan Internal Bank mampu menyediakan data dan informasi

dengan tepat waktu, akurat, lengkap dan handal serta efektif untuk

pengambilan keputusan manajemen. Sistem Informasi Manajemen

Bank (SIM) Bank yang tersedia (Executive Information System

(EIS), Ctrl-D, PMS, dsb) dapat diakses sesuai dengan periode

Page 79: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

67

pelaporan yang ditetapkan (harian, mingguan, ataupun bulanan)

serta diterapkannya standar manajemen mutu terhadap pengelolaan

IT Security ISO 9001:2000 dan dalam tahapan implementasi ISMS

(Information Security ManagementSystem 27001 pada Bank untuk

menunjang keselarasan terhadap kehandalan IT SecuritySystem

pada Bank.

11. Rencana Strategis Bank = peringkat 2

a) Rencana jangka pendek Bank (Rencana Bisnis Bank/Business

Plan) sesuai dengan Visi dan Misi Bank serta rencana jangka

panjang (Rencana Korporasi/Corporate Plan).

b) Rencana Korporasi (Corporate Plan) dan Rencana Bisnis Bank

(Business Plan) disusun realistis dan telah memperhatikan seluruh

faktor eksternal dan faktor internal, prinsip kehati-hatian dan azas

perbankan yang sehat.

c) Realisasi rencana bisnis sesuai dengan Rencana Bisnis Bank

(Business Plan).

d) Penilaian risiko komposit atas risiko strategic berada pada tingkat

Low Strategic RiskRating.

(Sumber laporan tahunan BNI 2010)

Tahun 2011

1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung jawab Dewan Komisaris =

Peringkat 1

a) Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan

Komisaris sangat sesuaidibandingkan dengan ukuran dan

kompleksitas usaha Bank serta telah memenuhi ketentuan yang

berlaku dimana anggota Dewan Komisaris berjumlah 7 (tujuh)

orang termasuk jumlah Komisaris Independen sebanyak 4 (empat)

orang atau ekuivalen dengan 57,14% (lima puluh tujuh koma

empat belas perseratus) dari jumlah anggota Dewan Komisaris

sehingga memenuhi ketentuan Bank Indonesia.

Page 80: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

68

b) Seluruh anggota Dewan Komisaris mampu bertindak dan

mengambil keputusan secaraindependen.

c) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah

sepenuhnya memenuhiprinsip-prinsip GCG, telah berjalan sangat

efektif dan tidak ada kelemahan minor.

d) Rapat Dewan Komisaris terselenggara sangat efektif dan efisien

dimana rekomendasi dan/ atau nasihat yang diberikan Dewan

Komisaris pada umumnya merupakan hal-hal yang dapat

diimplementasikan oleh RUPS dan/atau Direksi.

e) Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris sangat baik dan

tidak pernah melanggarketentuan/peraturan yang berlaku.

2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi = peringkat 1

a) Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Direksi

sangat sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha

Bank serta telah memenuhi ketentuan yang berlaku dimana jumlah

Direksi sebanyak 10 (sepuluh) direktur dan dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya. Direksi mempunyai integritas,

berpengalaman paling kurang 5 (lima) tahun di bidang operasional

sebagai Pejabat Eksekutif Bank atau institusi keuangan.

b) Seluruh Direksi mampu bertindak dan mengambil keputusan

secara independen.

c) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah memenuhi

prinsip-prinsip GCG, berjalan sangat efektif dan tidak ada

kelemahan minor.

d) Rapat Direksi terselenggara secara efektif dan efisien dan setiap

keputusan Rapat Direksi dituangkan dalam Notulen Rapat Direksi

disertai kewajiban penyampaian laporan tindak lanjut dari unit-unit

pelaksana.

e) Aspek transparansi anggota Direksi baik dan tidak pernah

melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku.

Page 81: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

69

3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite = peringkat 1

a) Komposisi dan kompetensi anggota Komitekomite sangat sesuai

dibandingkan denganukuran dan kompleksitas usaha Bank.

b) Pelaksanaan tugas Komite-komite telah berjalan sangat efektif dan

tidak ada kelemahan minor.

c) Rekomendasi Komite-komite, sangat bermanfaat dan dapat

dipergunakan sebagaibahan acuan keputusan Dewan Komisaris.

d) Penyelenggaraan rapat Komite-komite berjalan sesuai dengan

pedoman intern danterselenggara secara sangat efektif dan efisien.

4. Penanganan Benturan Kepentingan = peringkat 1

a) Bank memiliki kebijakan, sistem dan prosedur mengenai benturan

kepentingan yang sangat lengkap dan efektif antara lain

sebagaimana dimuat dalam Credit Policy Commitee (CPC), Buku

Kode Etik BNI, Buku Budaya Kerja `Prinsip 46`, Anggaran Dasar

BNI dan Buku Pedoman Perusahaan (BPP) BNI/SOP BNI.

Disamping itu Bank telah memiliki ketentuan tentang pemberian

kredit kepada calon debitur yang memiliki hubungan keluarga

maupun yang mengandung benturan kepentingan dengan pemroses

dan/atau pemutus kredit, dan di dalam BPP/SOP BNI juga memuat

ketentuan-ketentuan untuk mencegah terjadinya benturan

kepentingan dalam proses Pengadaan barang dan Jasa.

b) Benturan kepentingan telah diungkapkan dalam setiap keputusan,

telah diadministrasikan serta terdokumentasi dengan baik. Sebab-

sebab pengalihan proses ataupengambilan keputusan kredit karena

adanya benturan kepentingan diinformasikan dalamPerangkat

Aplikasi Kredit (PAK). PAK beserta data dan dokumen dalam

rangka pemberian kredit tersebut disimpan/didokumentasi sesuai

ketentuan yang berlaku.

Page 82: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

70

c) Kebijakan intern mengenai benturan kepentingan yang diterapkan

Bank dapatmenghindarkan terjadinya benturan kepentingan yang

dapat merugikan ataumengurangi keuntungan Bank.

5. Penerapan fungsi kepatuhan = peringkat 2

a) Kepatuhan bank tergolong baik. Beberapa ketentuan prudential

banking, seperti CapitalAdequacy Ratio (CAR), Non Performing

Loan (NPL), Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), Giro

Wajib Mimimun (GWM), dan Net Open Position (NOP) pada

umumnya telah dipenuhi/sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

Namun terdapat beberapa ketidakpatuhan yang terjadi karena

keterlambatan penyampaian laporan.

b) Pelaksanaan tugas dan independensi Direktur Kepatuhan dan

Divisi Kepatuhan sebagai satuan kerja kepatuhan telah berjalan

efektif, Divisi Kepatuhan bertanggung jawab langsung kepada

Direktur Kepatuhan dan Divisi Kepatuhan merupakan partner yang

independen dengan unit organisasi lainnya.

c) Pedoman, sistem dan prosedur kerja tersedia cukup lengkap di

setiap unit organisasi dan dilakukan updating sejalan dengan

ketentuan yang berlaku. Telah dilakukan pengujian kepatuhan

terhadap rancangan kebijakan (sertifikasi) pedoman operasional

yang akan dikeluarkan oleh unit pembuat/pengelola kebijakan dan

telah dilakukan kajian terhadap produk dan aktifitas baru.

d) Management Information System sebagai pendukung pengelolaan

risk kepatuhan danuntuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan

tugas.

6. Penerapan fungsi audit intern = peringkat 2

a) Pelaksanaan fungsi audit intern Bank telah berjalan efektif yang

dilaksanakan denganpembentukan Fungsi Satuan Kerja Audit

Intern sesuai standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum

Page 83: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

71

(SPFAIB) dengan nama Satuan Pengawasan Intern dimana audit

dilakukan dengan pendekatan Risk Based Audit. Pedoman intern

sesuai dengan standar minimum yang ditetapkan dalam SPFAIB

antara lain meliputi Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter)

serta Panduan Audit Intern berupa Buku Pedoman Kebijaksanaan,

Organisasi dan Prosedur dan selalu diupdate sesuai dengan

perkembangan bisnis, organisasi dan ketentuan yang berlaku.

Namun demikian terdapat kelemahan minor terkait dengan

administrasi kertas kerja, namun beberapa kelemahan tersebut

dapat diatasi dengan tindakan rutin.

b) SKAI telah menjalankan fungsinya secara independen dan objektif

dimana kelembagaan SPI tidak terlibat langsung terhadap satuan

kerja operasional, dengan Susunan Organisasi yang langsung

berada di bawah Direktur Utama.

7. Penerapan fungsi audit ekstern = peringkat 1

a) Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik/KAP sangat efektif dan

sesuai dengan persyaratan minimum yang ditetapkan dalam

ketentuan.

b) Kualitas dan cakupan hasil audit Akuntan Publik/KAP sangat baik.

c) Pelaksanaan audit dilakukan oleh Akuntan Publik/KAP sangat

independen dan telahmemenuhi kriteria yang ditetapkan.

8. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian

intern = peringkat 2

a) Manajemen efektif dalam mengidentifikasi dan mengendalikan

seluruh risiko Bank antara lain dengan membangun dan

mengembangkan PERISKOP untuk pemantauan risiko operasional

di segenap unit, pembangunan database risiko operasional,

dilakukanpengembangan aplikasi KASTLE RISK

MANAGEMENT untuk melakukan pengelolaanrisiko pasar secara

periodik, penetapan rating dan limit untuk risiko kredit.

Page 84: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

72

Manajemenmengembangkan metodologi dan perangkat serta

infrastruktur Manajemen Risikoyangmencakup credit risk, market

risk, operational risk dan integrasi risiko, serta melakukanstress

test risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas.

b) Manajemen aktif melakukan pemantauan kebijakan, prosedur, dan

penetapan limit, sistem informasi manajemen yang komprehensif

dan efektif untuk memelihara kondisi internal Bank yang sehat,

antara lain melalui pelaksanaan proses validasi dan sertifikasi oleh

divisi-divisi terkait terhadap Policy dan Standard Operating

Procedure (melalui PP Online) BNI, review berkala terhadap limit-

limit risiko, serta melakukan updating kebijakan perkreditan

seluruh segmen dan kebijakan manajemen risiko.

c) Prosedur dan penerapan pengendalian intern Bank komprehensif

dan sesuai dengan tujuan, ukuran dan kompleksitas usaha dan

risiko yang dihadapi Bank, antara lain denganindependennya

fungsi Audit Intern dan Kepatuhan terhadap semua unit.

d) Manajemen efektif dalam memantau kesesuaian kondisi Bank

dengan prinsip pengelolaan Bank yang sehat, ketentuan yang

berlaku serta sesuai dengan kebijakan danprosedur intern Bank,

antara lain melalui rapat tingkat Direksi dan Dewan Komisaris

e) Penerapan pengendalian intern menunjukkan adanya kelemahan,

namun telah dilakukan tindakan korektif sehingga tidak

menimbulkan pengaruh signifikan terhadap kondisi bank.

9. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan

penyediaan dana besar (large exposure) = peringkat 2

a) Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang

up to date dan lengkap untuk penyediaan dana kepada pihak terkait

dan penyediaan dana besar. Bank juga melakukan evaluasi,

penyempurnaan dan review secara periodik Internal Rating

Page 85: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

73

System,Loan Portofolio Management, Recovery Rate dan Loan

Exposure Limit per segment, per sektor ekonomi dan per regional.

b) Tidak ada pelampauan dan pelanggaran BMPK maupun prinsip

kehati-hatian dan sebagai langkah antisipasi, konsultasi untuk

pemberian kredit besar kepada pihak terkait dilakukan secara

efektif.

c) Diversifikasi penyediaan dana kurang merata atau jumlah

penyediaan dana besar/debitur inti dibandingkan dengan total

penyediaan danacukup signifikan.

d) Pengambilan keputusan pemberian kredit telah dilakukan secara

independen dalam suatu komite yang beranggotakan Unit Bisnis

dan Unit Risiko serta persetujuan Dewan Komisaris untuk

pemberian kredit kepada pihak terkait.

10. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank, laporan

pelaksanaan Good Corporate Governance dan pelaporan internal

= peringkat 1

a) Bank sangat transparan dalam menyampaikan informasi keuangan

dan non-keuangan kepada publik melalui homepage dan media

yang memadai. Informasi berupa laporan keuangan dan non

keuangan juga telah dilaporkan kepada Bank Indonesia dan

stakeholder sesuai ketentuan yang berlaku.

b) Cakupan informasi keuangan dan nonkeuangan tersedia secara

tepat waktu,

c) lengkap, akurat, kini dan utuh.

d) Bank sangat transparan menyampaikan informasi produk dan jasa

melalui sarana-saranaseperti media cetak, media elektronik,

website BNI, brosur/leaflet, iklan, pengumuman di kantor-kantor

cabang. Bank juga menerapkan pengelolaan pengaduan nasabah

dengan efektif sesuai dengan peraturan/ketentuan yang berlaku,

antara lain melalui sarana sistem Online CustomerComplaint

(OCC) untuk mempercepat proses penyelesaian nasabah dengan

Page 86: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

74

cepat dan dapat memantau proses penyelesaian pengaduan nasabah

oleh seluruh unit yang berkompeten serta sebagai database

complaint nasabah Bank memelihara data dan informasi pribadi

nasabah secara memadai.

e) Cakupan laporan pelaksanaan GCG sangat lengkap, akurat, kini

dan utuh, telah disampaikan secara tepat waktu kepada stakeholder

sesuai ketentuan yang berlaku.

f) Sistem Informasi Manajemen Bank khususnya terkait Sistem

Pelaporan Internal Bank mampu menyediakan data dan informasi

dengan sangat tepat waktu, akurat, lengkap dansangat handal serta

efektif untuk pengambilan keputusan manajemen.

11. Rencana Strategis Bank = peringkat 1

a) Rencana jangka pendek Bank (Rencana Bisnis Bank/Business

Plan) sesuai dengan Visi dan Misi Bank serta rencana jangka

panjang (RencanaKorporasi/Corporate Plan).

b) Rencana Korporasi (Corporate Plan) dan Rencana Bisnis Bank

(Business Plan) disusun realistis dan telah memperhatikan seluruh

faktor eksternal dan faktor internal, prinsip kehati-hatian dan azas

perbankan yang sehat.

c) Realisasi rencana bisnis sesuai dengan Rencana Bisnis Bank

(Business Plan).

d) Penilaian risiko komposit atas risiko strategic berada pada tingkat

Low Strategic RiskRating.

(Sumber laporan tahunan BNI 2011)

Page 87: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

75

2. PT Bank CIMB Niaga Tbk

a. Risiko Kredit

Tabel 13 : penskoringan rasio kredit bermasalah (NPL)

2009 2010 2011

NPL % 3.1 2.6 2.6

Sumber : Laporan tahunan PT Bank CIMB Niaga Tbk tahun 2009-2011

b. Risiko Pasar

Tabel 14 : Penskoringan Posisi Devisa Netto

2009 2010 2011

PDN % 0.39 3.54 1.72

Sumber : Laporan tahunan PT Bank CIMB Niaga Tbk tahun 2009-2011

c. Risiko Likuiditas

Tabel 15 : Penskoringan rasio NPL

2009 2010 2011

LDR % 95.1 88.0 94.4

Sumber : Laporan tahunan PT Bank CIMB Niaga Tbk tahun 2009-2011

d. Risiko Operasional

Kecurangan (Fraud) Intern

Tabel di bawah ini mengungkapkan penyimpangan/ kecurangan

yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan tidak tetap (honorer dan

outsourcing) terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional

Perusahaan yang dampak penyimpangannya lebih dari Rp100 juta. Fraud

sejumlah tersebut dianggap signifikan oleh Perusahaan dan Perusahaan

telah memberikan sanksi yang keras terhadap pelaku penyimpangan

intern.

Page 88: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

76

Tabel 16 : Jumlah kasus Internal Fraud tahun 2009 - 2011

Internal Fraud

dalam 1 Tahun

Jumlah Kasus yang dilakukan oleh

Pengurus Pegawai Tetap Pegawai tidak

tetap

2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011

Total Fraud - - - 4 7 3 - - -

Telah diselesaikan - - - 2 1 - - - -

Dalam proses

penyelesaian di

internal

- - - - 3 1 - - -

Belum

diupayakan

penyelesaiannya

- - - - - - - - -

Telah

ditindaklanjuti

melalui proses

hokum

- - - 2 3 2 - - -

Presentase

penyelesaian

100% 57% 67%

Sumber : Laporan Tahunan PT Bank CIMB Niaga Tbk periode 2009 - 2011

e. Risiko Kepatuhan

Tabel 17 : Hasil tingkat kepatuhan Niaga dalam mematuhi peraturan prudential

2009 (%) 2010 (%) 2011 (%) Standard BI Keterangan

KPMM/CAR 13.59 13.24 13.16 min 8 % tidak ada pelanggaran

BMPK *) - - - - tidak ada pelanggaran

NPL (net) 1.04 1.85 1.46 max 5 % tidak ada pelanggaran

GWM Primer

(Rupiah)5.12 8.30 8.26

tahun 2009 min

5% dan min

8% (sejak 1

Nov 2010)

tidak ada pelanggaran

GWM (valas) 1.04 1.02 8.05

tahun 2009 min

1% dan min

8% sejak 2011

tidak ada pelanggaran

PDN 0.39 3.54 1.72max 20% dari

modaltidak ada pelanggaran

*)Tidak ada pelanggaran mengenai batas maksimum pemberian kredit

Page 89: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

77

f. Risiko Reputasi

Tabel 18 : Frekuensi pengaduan nasabah

Sumber : Laporan tahunan PT CIMB Niaga Tbk. periode 2009 – 2011

Pada tahun 2009 – 2011 PT Bank CIMB Niaga Tbk berhasil

menyelesaikan komplain nasabah sebanyak 96% (2009), 87% (2010), dan

91% tahun 2011.

g. Penerapan Manajemen Risiko

1) Risiko Kredit

Tabel 19 : Penskoringan penilaian penerapan manajemen risiko kredit

PT Bank CIMB Niaga tahun 2009-2011

2009 2010 2011

1. Tata kelola manajemen risiko

Tingkat risiko yang akan diambil

Memperkuat unit Asset Restructuring and Recovery

(ARR) dan juga penerapan Four-eyesPrinciple yang

menjadi dasar prosedur pengkajian risiko kredit yang

efektif untuk setiap aplikasi kredit di segmen

Corporate, Business, Syariah maupun Retail.

10

10

10

Kecukupan pengawasan aktif oleh dewan

komisaris dan direksi

Pada umumnya perusahaan melaksanakan penerapan

manajemen risiko dengan baik yang sesuai dengan

peraturan Bank Indonesia mengenai penerapan

manajemen risiko bagi bank umum. Dalam tata

kelola manajemen risiko, Dewan Komisaris

diharuskan melakukan wewenang dan

tanggungjawabnya yaitu dengan memberikan

persetujuan dan melakukan evaluasi atas kebijakan

manajemen risiko, alokasi tanggung jawab kepada

manajemen untuk melaksanakan kebijakan

manajemen risiko serta memutuskan kategori

transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan

Komisaris.

10 10 10

2009 2010 2011

Jumlah Komplain 32.912 31.621 28.021

Komplain yang sudah diselesaikan 31.621 17.680 25.480

Page 90: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

78

2. Kerangka manajemen risiko

Strategi manajemen risiko yang searah sesuai

tingkat risiko yang akan diambil

Dengan melakukan aktifitas restrukturisasi dan

pemulihan kredit untuk kredit yang bermasalah dengan

melakukan pemantauan secara berkala

10

10

10

Kecukupan perangkat organisasi dalam mendukung

tercapainya manajemen risiko

Terdapat 4 divisi yang sesuai dengan penerapan

manajemen risiko.

Kebijakan, prosedur dan penetapan limit

Kebijakan bank terhadap manajemen risiko tetap tegas

dan konsisten sehingga kualitas aset dipertahankan pada

tingkat yang sehat.

10

10

10

10

10

10

3. Proses Manajemen Risiko, kecukupan sumber daya

manusia, dan kecukupan sistem informasi

manajemen

Proses manajemen risiko

Proses manajemen risiko pada umumnya baik dan

sesuai dengan tingkat manajemen risiko yang diambil

a) Menentukan batasan eksposur seperti konsentrasi

kredit pada sektor industri tertentu.

b) 2.Memantau portofolio kredit secara berkala.

c) 3.Melakukan post mortem review terhadap debitur

secara berkala

d) 4.Melakukan stress test dengan memperhitungkan

dampak skenario terburuk terhadap portofolio

ataupun debitur-debitur tertentu.

Kecukupan SDM

Kecukupan sumber daya manusia dengan adanya 4

divisi dan yang memiliki tanggungjawab dan

wewenang.

Kecukupan sistem informasi manajemen

Tidak adanya kecukupan sistem informasi manajemen

yang memadai

10

10

0

10

10

0

10

10

0

4. Kecukupan sistem pengendalian Risiko,dengan

memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha

Bank

Kecukupan pengendalian internal

Dengan adanya dewan komisaris, direksi dan komite

kebijakan kredit dan komite kredit senior serta divisi-

divisi yang terkait dengan risiko kredit sehingga

kecukupan pengendalian internal BNI dapat terpenuhi.

Kecukupan kaji ulang oleh pihak independen

Setiap tahunnya BNI selalu membentuk Satuan Kerja

Manajemen Risiko (SKMR) dan pihak independen yang

10

10

10

10

10

10

Page 91: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

79

bertanggungjawab dan melakukan pengecekan atau

pengawasan secara berkala misalnya Komite kredit

senior dan komite kebijakan kredit serta 4 divisi yang

terkait.

2) Risiko Pasar

Tabel 20 : Penskoringan penilaian penerapan manajemen risiko pasar

PT Bank CIMB Niaga tahun 2009-2011

2009 2010 2011

1. Tata kelola manajemen risiko

Tingkat risiko yang akan diambil

Dengan Value at Risk (VaR) memberi kontribusi

yang dominan dalam mewakili tingkat toleransi

terhadap risiko pasar secara keseluruhan. Dimulai

dengan sasaran bisnis Treasury termasuk

mempertimbangkan perilaku risiko pasar secara

historis, indikator tingkat risiko dan limit risiko

pasar ditetapkan.

10

10

10

Kecukupan pengawasan aktif oleh dewan

komisaris dan direksi

Pada umumnya perusahaan melaksanakan

penerapan manajemen risiko dengan baik yang

sesuai dengan peraturan Bank Indonesia mengenai

penerapan manajemen risiko bagi bank umum.

Dalam tata kelola manajemen risiko, Dewan

Komisaris diharuskan melakukan wewenang dan

tanggungjawabnya yaitu dengan memberikan

persetujuan dan melakukan evaluasi atas kebijakan

manajemen risiko, alokasi tanggung jawab kepada

manajemen untuk melaksanakan kebijakan

manajemen risiko serta memutuskan kategori

transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan

Komisaris.

10 10 10

2. Kerangka manajemen risiko

Strategi manajemen risiko yang searah sesuai

tingkat risiko yang akan diambil

Dimulai dengan sasaran bisnis Treasury termasuk

mempertimbangkan perilaku risiko pasar secara

historis, indikator tingkat risiko dan limit risiko

pasar ditetapkan.

10

10

10

Kecukupan perangkat organisasi dalam

mendukung tercapainya manajemen risiko

Terdapat Market risk management group dan

Market management group.

10

10

10

Page 92: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

80

Kebijakan, prosedur dan penetapan limit

CRM telah menetapkan kebijakan risiko pasar yang

baru bagi Bank hasil merger yang digunakan

sebagai panduan bagi pelaksanaan proses

manajemen risiko terutama paparan risiko pasar

dalamportofolio Trading Book.

10 10 10

3. Proses Manajemen Risiko, kecukupan sumber daya

manusia, dan kecukupan sistem informasi

manajemen

Proses manajemen risiko

CRM bertanggung jawab untuk memastikan proses

Manajemen Risiko Pasar dilaksanakan dengan baik

dan didukung oleh Kebijakan Manajemen Risiko

Pasar yang memadai selain infrastruktur yang dapat

diandalkan untuk mengidentifikasi, mengukur dan

memantau eksposur risiko pasar.

Kecukupan SDM

Kecukupan sumber daya manusia sangat memadai

dengan market risk commitee.

Kecukupan sistem informasi manajemen

Tidak adanya kecukupan sistem informasi

manajemen yang memadai

10

10

0

10

10

0

10

10

0

4. Kecukupan sistem pengendalian Risiko,dengan

memperhatikan karakteristik dan kompleksitas

usaha Bank

Kecukupan pengendalian internal

Dengan adanya dewan komisaris, direksi dan

komite-komite serta divisi-divisi yang terkait

dengan risiko kredit sehingga kecukupan

pengendalian internal CIMB Niaga dapat terpenuhi.

Kecukupan kaji ulang oleh pihak independen

Setiap tahunnya CIMB Niaga selalu membentuk

Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dan pihak

independen yang bertanggungjawab dan melakukan

pengecekan atau pengawasan secara berkala Market

Risk Commitee (MRC).

10

10

10

10

10

10

Page 93: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

81

3) Risiko likuiditas

Tabel 21 : Penskoringan penilaian penerapan manajemen risiko

likiuiditas PT Bank CIMB Niaga tahun 2009-2011

2009 2010 2011

1. Tata kelola manajemen risiko

Tingkat risiko yang akan diambil

Analisa gap likuiditas, analisa likuiditas saat stress,

dan juga melakukan analisa rasio likuiditas.

10

10

10

Kecukupan pengawasan aktif oleh dewan

komisaris dan direksi

Pada umumnya perusahaan melaksanakan

penerapan manajemen risiko dengan baik yang

sesuai dengan peraturan Bank Indonesia mengenai

penerapan manajemen risiko bagi bank umum.

Dalam tata kelola manajemen risiko, Dewan

Komisaris diharuskan melakukan wewenang dan

tanggungjawabnya yaitu dengan memberikan

persetujuan dan melakukan evaluasi atas kebijakan

manajemen risiko, alokasi tanggung jawab kepada

manajemen untuk melaksanakan kebijakan

manajemen risiko serta memutuskan kategori

transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan

Komisaris.

10 10 10

2. Kerangka manajemen risiko

Strategi manajemen risiko yang searah sesuai

tingkat risiko yang akan diambil

Melakukan pemantauan secara berkala hal ini

ditunjukkan CRM dalam melakukan pemuktahiran

terhadap kebijakan manajemen risiko likuiditas dan

limitnya.

10

10

10

Kecukupan perangkat organisasi dalam

mendukung tercapainya manajemen risiko

Terdapat Komite Asset& Liabilities (ALCO).

Kebijakan, prosedur dan penetapan limit

Perusahaan menetapkan beberapa limit dari ukuran-

ukuran ini dan menetapkan parameter untuk

menggolongkan tingkat risiko.

10

10

10

10

10

10

3. Proses Manajemen Risiko, kecukupan sumber daya

manusia, dan kecukupan sistem informasi

manajemen

Proses manajemen risiko

- Perusahaan telah melakukan penyesuaian

framework dengan Group dan Regulasi baru

Bank Indonesia tentang risiko likuiditas, dimana

10

10

10

Page 94: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

82

framework tersebut sejalan dengan Basel II.

- Perusahaan sedang mempersiapkan infrastruktur

- Mempersiapkan untuk implementasi Basel III

dalam cakupan risiko likuiditas.

Kecukupan SDM

Kecukupan sumber daya manusia sangat memadai

dan memiliki tanggungjawab dan wewenang.

Kecukupan sistem informasi manajemen

Tidak adanya kecukupan sistem informasi

manajemen yang memadai

10

0

10

0

10

0

4. Kecukupan sistem pengendalian Risiko,dengan

memperhatikan karakteristik dan kompleksitas

usaha Bank

Kecukupan pengendalian internal

Dengan adanya dewan komisaris, direksi dan

komite-komite serta divisi-divisi yang terkait

dengan risiko likuiditas sehingga kecukupan

pengendalian internal CIMB Niaga dapat terpenuhi.

Kecukupan kaji ulang oleh pihak independen

Setiap tahunnya Niaga selalu membentuk Satuan

Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dan pihak

independen yang bertanggungjawab dan melakukan

pengecekan atau pengawasan secara berkala

misalnya Komite Asset & Liabilities (ALCO) dan

RiskManagement Committee dan juga kepada unit-

unit bisnis.

10

10

10

10

10

10

Page 95: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

83

4) Risiko Operasional

Tabel 22 : Penskoringan penilaian penerapan manajemen risiko

operasional PT Bank CIMB Niaga tahun 2009-2011

2009 2010 2011

1. Tata kelola manajemen risiko

Tingkat risiko yang akan diambil

Dalam hal pengembangan upaya mitigasi risiko

operasional, Perusahaan telah mengembangkan dan

menerapkan beberapa sistem dan perangkat

manajemen risiko operasional yang lebih

komprehensif guna mendukung proses

identifikasi,mengukur, memonitor dan memitigasi

risiko operasional. Pengembangan yang dilakukan

mulai dari yang bersifat pencegahan, kecukupan

terhadap kontrol sesuai dengan kondisi yang

dihadapi, hingga yang sifatnya forward looking

dalam melihat kemungkinan kejadian di masa depan

yangdikembangkan secara terus menerus.

10

10

10

Kecukupan pengawasan aktif oleh dewan

komisaris dan direksi

Pada umumnya perusahaan melaksanakan penerapan

manajemen risiko dengan baik yang sesuai dengan

peraturan Bank Indonesia mengenai penerapan

manajemen risiko bagi bank umum. Dalam tata

kelola manajemen risiko, Dewan Komisaris

diharuskan melakukan wewenang dan

tanggungjawabnya yaitu dengan memberikan

persetujuan dan melakukan evaluasi atas kebijakan

manajemen risiko, alokasi tanggung jawab kepada

manajemen untuk melaksanakan kebijakan

manajemen risiko serta memutuskan kategori

transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan

Komisaris.

10 10 10

2. Kerangka manajemen risiko

Strategi manajemen risiko yang searah sesuai

tingkat risiko yang akan diambil perusahaan secara

aktif dan konsisten menerapkan prinsip kehati-

hatian pada setiap kegiatan usaha Perusahaan.

Melalui penerapan manajemen risiko operasional

secara komprehensif dan terintegrasi, maka:

Setiap karyawan bertanggung jawab untuk

meminimalkan kemungkinan terjadinya risiko dalam

aktivitas operasional Perusahaan sehari-hari, dengan

menerapkan mekanisme build-in control dan

10

10

10

Page 96: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

84

memastikan kepatuhan terhadap kebijakan dan

prosedur yang berlaku pada setiap aktifitas.

Bank Quality Assurance dan Audit secara periodic

memastikan bahwa kebijakan & prosedur dijalankan

dengan baik dan benar, memonitor serta memastikan

bahwa setiap temuan di lapangan ditindaklanjuti

oleh unit kerja terkait untuk memitigasi risiko yang

mungkin timbul.

Kecukupan perangkat organisasi dalam mendukung

tercapainya manajemen risiko terdapat unit bisnis

dan unit risiko dalam proses analisa kredit.

Kebijakan, prosedur dan penetapan limit BNI

menyusun Kebijakan Perkreditan Bank (KPB)

dan menyusun pedoman penerapan manajemen

risiko kredit.

10

10

10

10

10

10

3. Proses Manajemen Risiko, kecukupan sumber daya

manusia, dan kecukupan sistem informasi

manajemen

Proses manajemen risiko

- Loss Event Management,

- Key Risk Indikator

- Risk and Control Self Assessment

- Business Continuity Management

Kecukupan SDM

Kecukupan sumber daya manusia dengan adanya pihak

komite dan unit

Kecukupan sistem informasi manajemen

Tidak adanya kecukupan sistem informasi manajemen yang

memadai

10

10

0

10

10

0

10

10

0

4. Kecukupan sistem pengendalian Risiko, dengan

memperhatikan karakteristik dan kompleksitas

usaha Bank

Kecukupan pengendalian internal

Dengan adanya dewan komisaris, direksi dan komite

kebijakan kredit dan komite kredit senior serta divisi-

divisi yang terkait dengan risiko operasional sehingga

kecukupan pengendalian internal dapat terpenuhi.

Kecukupan kaji ulang oleh pihak independen

Setiap tahunnya CIMB Niaga selalu membentuk Satuan

Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dan pihak

independen yang bertanggungjawab dan melakukan

pengecekan atau pengawasan secara berkala misalnya

Komite Risiko Operasional (Operational Risk

Committee atau ORC).

10

10

10

10

10

10

Page 97: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

85

5) Risiko Reputasi

Tabel 23 : Penskoringan penilaian penerapan manajemen risiko

reputasi PT Bank CIMB Niaga tahun 2009-2011

2009 2010 2011

1. Tata kelola manajemen risiko

Tingkat risiko yang akan diambil

Pengelolaan risiko dilakukan antara lain dengan

memantau isu-isuyang beredar, informasi atas

perkembangan pasar, persepsi stakeholders juga

memantau publikasi dari media cetak baiksurat

pembaca maupun artikel termasuk di dalamnya

keluhannasabah.

10

10

10

Kecukupan pengawasan aktif oleh dewan

komisaris dan direksi

Pada umumnya perusahaan melaksanakan

penerapan manajemen risiko dengan baik yang

sesuai dengan peraturan Bank Indonesia mengenai

penerapan manajemen risiko bagi bank umum.

Dalam tata kelola manajemen risiko, Dewan

Komisaris diharuskan melakukan wewenang dan

tanggungjawabnya yaitu dengan memberikan

persetujuan dan melakukan evaluasi atas kebijakan

manajemen risiko, alokasi tanggung jawab kepada

manajemen untuk melaksanakan kebijakan

manajemen risiko serta memutuskan kategori

transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan

Komisaris.

10 10 10

2. Kerangka manajemen risiko

Strategi manajemen risiko yang searah sesuai

tingkat risiko yang akan diambil

Terkait dengan penanganan keluhan nasabah, CIMB

Niaga berupaya menyelesaikan penanganan keluhan

nasabah secara baik dan cepat. Upaya ini antara lain

melibatkan unit Customer Care di struktur

Direktorat Sales & Distribution dan melalui call

center.

10

10

10

Kecukupan perangkat organisasi dalam

mendukung tercapainya manajemen risiko

CIMB Niaga juga telah membentuk Marketing and

Communication Committee, sebuah Komite

Eksekutif yang antara lain bertanggung jawab

memberikan arahan yang jelas dalam pengelolaan

brand CIMB Niaga termasuk strategi, value

proposition dan positioning.

10

10

10

Page 98: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

86

Kebijakan, prosedur dan penetapan limit

CIMB Niaga juga memiliki kebijakan dan prosedur

untuk membantu mempercepat penyelesaian proses

intermediasi Bank Indonesia dalam hal penanganan

kasus sampai pada tahap tersebut

10 10 10

3. Proses Manajemen Risiko, kecukupan sumber daya

manusia, dan kecukupan sistem informasi

manajemen

Proses manajemen risiko

CIMB Niaga berupaya memastikan agar aktivitas usaha

senantiasa dilakukan sesuai ketentuan dan

berdasarkan etika bisnis. CIMB Niaga melakukan

manajemen risiko reputasi dengan melakukan

aktivitas public relations, Corporate Social

Responsibility (CSR), dan penerapan Good

Corporate Governance yang konsisten.

Kecukupan SDM

Kecukupan sumber daya manusia pada umumnya

sangat memadai.

Kecukupan sistem informasi manajemen

Tidak adanya kecukupan sistem informasi

manajemen yang memadai

10

10

0

10

10

0

10

10

0

4. Kecukupan sistem pengendalian Risiko,dengan

memperhatikan karakteristik dan kompleksitas

usaha Bank

Kecukupan pengendalian internal

Dengan adanya dewan komisaris, direksi dan komite

Marketing and Communication Committee, serta

sebuah Komite Eksekutif sehingga kecukupan

pengendalian internal CIMB Niaga dapat terpenuhi.

Kecukupan kaji ulang oleh pihak independen

Setiap tahunnya CIMB Niaga selalu membentuk

Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dan pihak

independen yang bertanggungjawab dan melakukan

pengecekan atau pengawasan secara berkala

misalnya Marketing and Communication

Committee dan Komite Eksekutif.

10

10

10

10

10

10

Page 99: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

87

6) Risiko Kepatuhan

Tabel 24 : Penskoringan penilaian penerapan manajemen risiko

kepatuhan PT Bank CIMB Niaga tahun 2009-2011

2009 2010 2011

1. Tata kelola manajemen risiko

Tingkat risiko yang akan diambil

Pengelolaan Risiko Kepatuhan dilakukan melalui

pembentukan budaya kepatuhan. Budaya Kepatuhan

dibentuk melalui komitmenDewan Komisaris dan

Direksi serta dengan penerapan program kepatuhan

secara berkesinambungan.

10

10

10

Kecukupan pengawasan aktif oleh dewan

komisaris dan direksi

Pada umumnya perusahaan melaksanakan

penerapan manajemen risiko dengan baik yang

sesuai dengan peraturan Bank Indonesia mengenai

penerapan manajemen risiko bagi bank umum.

Dalam tata kelola manajemen risiko, Dewan

Komisaris diharuskan melakukan wewenang dan

tanggungjawabnya yaitu dengan memberikan

persetujuan dan melakukan evaluasi atas kebijakan

manajemen risiko, alokasi tanggung jawab kepada

manajemen untuk melaksanakan kebijakan

manajemen risiko serta memutuskan kategori

transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan

Komisaris.

10

10

10

2. Kerangka manajemen risiko

Strategi manajemen risiko yang searah sesuai

tingkat risiko yang akan diambil

Dengan melakukan aktifitas restrukturisasi dan

pemulihan kredit untuk kredit yang bermasalah

dengan melakukan pemantauan secara berkala

10

10

10

Kecukupan perangkat organisasi dalam

mendukung tercapainya manajemen risiko

Cukup mendukung, dengan terbentuknya

Compliance Management di bawah Direktorat

Compliance, Corporate Affairs & Legal

Kebijakan, prosedur dan penetapan limit

Tidak ada kebijakan, prosedur dan penetapan limit

10

0

10

0

10

0

3. Proses Manajemen Risiko, kecukupan sumber daya

manusia, dan kecukupan sistem informasi

manajemen

Proses manajemen risiko

Program Kepatuhan dimulai dari administrasi

database peraturan, sosialisasi dan training

10

10

10

Page 100: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

88

mengenai ketentuan, uji kepatuhan atas kebijakan

dan produk/aktivitas bank, konsultasi, pemantauan,

dan pelaporan status kepatuhan. unit yang

bertanggung jawab atas implementasi program

kepatuhan adalah Compliance Management di

bawah Direktorat Compliance, Corporate Affairs &

Legal.

Kecukupan SDM

Sumber daya manusia cukup memadai karena

adanya pihak independen dalam melakukan

penerapan manajemen risiko reputasi.

Kecukupan sistem informasi manajemen

Tidak adanya kecukupan sistem informasi

manajemen yang memadai

10

0

10

0

10

0

4. Kecukupan sistem pengendalian Risiko,

dengan memperhatikan karakteristik dan

kompleksitas usaha Bank

Kecukupan pengendalian internal

Dengan adanya dewan komisaris, direksi dan komite

sehingga kecukupan pengendalian internal CIMB

Niaga dapat terpenuhi.

Kecukupan kaji ulang oleh pihak independen

Setiap tahunnya CIMB Niaga selalu membentuk

Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dan pihak

independen yang bertanggungjawab dan melakukan

pengecekan atau pengawasan secara berkala

misalnya Compliance Management di bawah

Direktorat Compliance, Corporate Affairs & Legal.

10

10

10

10

10

10

h. Good Corporate Governance

Tahun 2009

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris =

peringkat 1

a) Anggota Dewan Komisaris berjumlah 6 (enam) orang sehingga

memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang menyatakan bahwa

jumlah anggota dewan komisaris paling kurang 3 orang dan paling

banyak sama dengan jumlah anggota direksi. Jumlah tersebut telah

sesuai dengan ukuran serta kompleksitas usaha Bank.

Page 101: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

89

b) Jumlah Komisaris Independen sebanyak 3 (tiga) orang, ekuivalen

dengan 50% lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan

Komisaris.

c) Seluruh anggota Dewan Komisaris mampu bertindak dan

mengambil keputusan secaraindependen.

d) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah

sepenuhnya memenuhi prinsip-prinsip GCG, serta telah berjalan

efektif dan tidak ada kelemahan minor.

e) Rapat Dewan Komisaris terselenggara dengan sangat efektif dan

efisien.

f) Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris sangat baik dan

tidak pernah melanggarketentuan atau peraturan yang berlaku.

2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi = peringkat 1

a) Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Direksi

sangat sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta

telah memenuhi ketentuan yang berlaku dimana jumlah Direksi

sebanyak 11 (sebelas) Direktur. Direksi mempunyai integritas,

berpengalaman paling kurang 5 (lima) tahun di bidang operasional

sebagai Pejabat Eksekutif Bank atau institusi keuangan. Direksi

tidak mempunyai rangkap jabatan.

b) Seluruh Direksi mampu bertindak dan mengambil keputusan

secara independen.

c) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah memenuhi

prinsip-prinsip GCG, berjalan sangat efektif dan tidak ada

kelemahan minor.

d) Rapat Direksi terselenggara secara efektif dan efisien dan setiap

keputusan Rapat Direksi dituangkan dalam Notulen Rapat Direksi.

e) Aspek transparansi anggota Direksi baik dan tidak pernah

melanggar ketentuan.

f) perundangan yang berlaku.

Page 102: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

90

3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite = peringkat 1

a) Komposisi dan kompetensi anggota komite-komite sangat sesuai

dibandingkan denganukuran dan kompleksitas usaha Bank.

b) Pelaksanaan tugas komite-komite telah berjalan sangat efektif dan

tidak ada kelemahan minor.

c) Rekomendasi komite-komite, sangat bermanfaat dan dapat

dipergunakan sebagaibahan acuan keputusan Dewan Komisaris.

d) Penyelenggaraan rapat komite-komite berjalan sesuai dengan

pedoman intern danterselenggara secara sangat efektif dan efisien.

4. Penanganan benturan kepentingan = peringkat 1

a) Bank telah memiliki kebijakan intern, sistem dan prosedur

mengenai benturan kepentingan antara lain sebagaimana dimuat

dalam CreditPolicy Committee, Code of Conduct serta Anggaran

Dasar. Disamping itu Bank telah memiliki ketentuan tentang

pemberian kredit kepada calon debitur yang memiliki hubungan

keluarga maupun yang mengandung benturan kepentingan dengan

pemrosesan dan atau pemutus kredit.

b) Bank telah mengungkapkan adanya benturan kepentingan dalam

setiap keputusankhususnya yang terkait dengan persetujuan kredit

maupun pengadaan barang dan jasa yang telah diadministrasikan

dan terdokumentasi dengan baik. Sebab-sebab pengalihan proses

atau pengambilan keputusan kredit karena adanya benturan

kepentingan diinformasikan dalam Perangkat Aplikasi Kredit

(PAK).

c) Perangkat Aplikasi Kredit (PAK) beserta data dan dokumen lain

dalam rangka pemberian kredit disimpan/didokumentasi sesuai

Page 103: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

91

ketentuan yang berlaku, untuk melindungi kepentingan Bank dan

pihak-pihak yang terkait.

d) Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai Bank berusaha semaksimal

mungkin untukmengurangi atau menghindari adanya benturan

kepentingan dalam menjalankan operasional perbankan. Kebijakan

intern mengenai benturan kepentingan yang diterapkan Bank dapat

menghindarkan terjadinya benturan kepentingan yang dapat

merugikan ataumengurangi keuntungan Bank.

5. Penerapan fungsi kepatuhan = peringkat 1

a) Beberapa ketentuan prudential, seperti Capital Adequacy Ratio

(CAR), Giro Wajib Mimimun(GWM), Batas Maksimum

Pemberian Kredit(BMPK), Net Open Position (NOP), Non

Performing Loan (NPL), Posisi Devisa Neto (PDN) dan Penyisihan

KualitasAktiva Produktif dan Non Produktif pada umumnya telah

dipenuhi,

b) Pelaksanaan tugas dan independensi Direktur Kepatuhan dan

Divisi Kepatuhan sebagaisatuan kerja kepatuhan telah berjalan

efektif, antara lain dari pengujian kepatuhan yang telah berjalan

dan pemantauan kepatuhan melalui review kepatuhan yang

dilakukan di segenap unit organisasi secara rutin, berkala,

mendadak, dan khusus.

c) Pedoman, sistem dan prosedur kerja tersedia cukup lengkap di

setiap unit organisasi,dilakukan up dating sejalan dengan ketentuan

dan perundang-undangan yang berlaku.Bank secara terus menerus

melakukan pemantauan kepatuhan terhadap ketentuan yang

berlaku, melakukan review secara berkala mengenai kepatuhan

seluruh satuan kerja operasional, dan menanamkan pengertian serta

mendorong kepada segenap unit organisasi untuk menjaga

kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku.

Page 104: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

92

6. Penerapan fungsi audit intern = peringkat 1

a) Pelaksanaan fungsi audit intern pada umumnya telah berjalan

secara efektif. Pedomanintern sesuai dengan standar minimum

yang diterapkan dalam SPFAIB

b) Satuan Pengawasan Intern telah berusaha menjalankan tugas secara

independen danobyektif.

7. Penerapan fungsi audit ekstern = peringkat 1

a) Audit dilakukan oleh akuntan publik Muhammad Jusuf Wibisana

dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Haryanto Sahari&Rekan yang

terdaftar di Bank Indonesia dan Bapepam & LK. Akuntan Publik

tersebut mulai melakukan audit sejak tahun buku 2005 sehingga

belum melampaui batas maksimum 5 (lima) tahun secara berturut-

turut.

b) Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik efektif dan sesuai dengan

persyaratan minimum yang ditetapkan dalam ketentuan

c) Kualitas dan cakupan hasil audit akuntan publik sangat baik

d) Kontrak dengan KAP berikut lampirannya mewajibkan kecukupan

kapasitas, legalitas,ruang lingkup, standar profesional dan

komunikasi dengan Bank Indonesia.

e) Akuntan Publik telah melaksanakan audit dengan sangat

independen, serta memenuhikriteria yang ditetapkan.

f) Penyampaian hasil audit lebih cepat dari ketentuan dalam kontrak.

8. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian

intern = peringkat 1

a) Manajemen efektif dalam mengidentifikasi dan mengendalikan

seluruh risiko Bank dengan menerapkan kerangka kerja Enterprise

Page 105: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

93

Wide Risk Management.Kerangka ini secara efektif memastikan

penerapan tata kelola manajemen risiko secara konsisten.

b) Manajemen aktif melakukan pemantauan kebijakan, prosedur dan

penetapan limit, sistem informasi manajemen yang komprehensif

dan efektif untuk memelihara kondisi internal Bank yang sehat.

c) c.Bank berusaha untuk menentukan prosedur dan penerapan

pengendalian intern secarakomprehensif dan sesuai dengan tujuan,

ukuran dan kompleksitas usaha dan risiko yang dihadapi Bank

yang antara lain dilakukan Bank melalui pelaksanaan proses

validasi dansertifikasi oleh divisi-divisi terkait terhadap Policy dan

Standard Operating Procedure(PP Online), review berkala terhadap

limit- limit risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko

operasional, Pembentukan Operational Risk Self Assessment

(ORSA)untuk memetakan peristiwa risiko operasional Bank di

segenap unit, pengembangan tool Perangkat Risiko Operasional

“PERISKOP”, Pengelolaan Risiko Pasar Cabang Luar Negeri

antara lain pelaporan eksposur/aktivitas Cabang Luar Negeri serta

review seluruh StandardOperating Procedure baik yang terkait

dengan proses bisnis maupun penunjang.

d) Manajemen efektif memantau kesesuaian kondisi Bank dengan

prinsip pengelolaan Bank yang sehat, ketentuan yang berlaku serta

sesuai dengan kebijakan dan prosedur intern Bank.

e) Secara umum fungsi manajemen risiko dan pengendalian intern

telah berfungsi baik. Analisis skenario dan/atau stress test untuk

mengantisipasi dampak perubahan eksternal dan/atau gejolak

ekonomi global terhadap kinerja Bank telah dilakukan dan hasilnya

tidak terjadi skenario yang buruk.

Page 106: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

94

9. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan

penyediaan dana besar (large exposure) = peringkat 1

a) Pengambilan keputusan pemberian kredit telah dilakukan secara

independen antara lain dengan menerapkan four eyes principle.

b) Konsultasi pemberian kredit besar dan kepada pihak terkait

dilakukan secara efektif.

c) Melakukan evaluasi, penyempurnaan dan review secara periodik

Internal Rating System, Loan Portfolio Management, Recovery

Rate dan Loan Exposure Limitper segmen, per sektor ekonomi dan

per regional.

d) Melakukan scenario analysis dan / atau stress test terhadap debitur

yang memiliki eksposurbesar.

e) Tidak ada pelampauan dan pelanggaran BMPK.

f) Pengambilan keputusan dalam penyediaan dana kepada pihak

terkait dan penyediaan dana besar dilakukan secara independen.

10. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank, laporan

pelaksanaan Good Corporate Governance dan pelaporan internal

= peringkat 1

a) Bank transparan dalam menyampaikan informasi keuangan dan

non-keuangan kepadapublik melalui homepage dan media yang

memadai.

b) Cakupan informasi keuangan dan nonkeuangan tersedia secara

tepat waktu, lengkap,akurat, kini dan utuh.

c) Bank transparan menyampaikan informasi produk dan jasa,

menerapkan pengelolaanpengaduan nasabah dengan efektif serta

memelihara data dan informasi pribadi nasabahsecara memadai.

d) Cakupan laporan pelaksanaan GCG lengkap, akurat, kini dan utuh,

telah disampaikansecara tepat waktu kepada stakeholder sesuai

ketentuan yang berlaku.

Page 107: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

95

e) Sistem Informasi Manajemen Bank khususnya terkait Sistem

Pelaporan Internal Bank mampu menyediakan data dan informasi

dengan tepat waktu, akurat, lengkap dan handal serta efektif untuk

pengambilan keputusan manajemen.

f) SIM Bank yang tersedia (EIS, Ctrl-D, PMS, dsb) dapat diakses

sesuai dengan periode pelaporan yang ditetapkan (harian,

mingguan, ataupun bulanan). Bank mengusahakan penerapan

standar manajemen mutu terhadap pengelolaan IT Security ISO

9001:2000 dan dalam tahapan implementasi ISMS (Information

SecurityManagement System) 27001 pada Bank untuk menunjang

keselarasan terhadap kehandalan IT Security System pada Bank.

11. Rencana strategis Bank = peringkat 1

a) Rencana jangka pendek Bank (Rencana Bisnis Bank/Business

Plan) sesuai dengan Visi dan Misi Bank serta rencana jangka

panjang (RencanaKorporasi/Corporate Plan).

b) Rencana Korporasi (Corporate Plan) dan Rencana Bisnis Bank

(Business Plan) disusun realistis dan telah memperhatikan seluruh

faktor eksternal dan faktor internal, prinsip kehati-hatian dan azas

perbankan yang sehat.

c) Realisasi rencana bisnis sesuai dengan Rencana Bisnis Bank

(Business Plan).

d) Penilaian risiko komposit atas risiko strategi berada pada tingkat

Low Strategic Risk Rating.

(Sumber laporan tahunan BNI 2009)

Page 108: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

96

Tahun 2010

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris =

peringkat 1

a) Anggota Dewan Komisaris berjumlah 8 (delapan) orang sehingga

memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang menyatakan bahwa

jumlah anggota dewan komisaris paling kurang 3 orang dan paling

banyak sama dengan jumlah anggota direksi. Jumlah tersebut telah

sesuai dengan ukuran serta kompleksitas usaha Bank.

b) Jumlah Komisaris Independen sebanyak 4 (empat) orang,

ekuivalen dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota

Dewan Komisaris.

c) Seluruh anggota Dewan Komisaris mampu bertindak dan

mengambil keputusan secaraindependen.

d) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah

sepenuhnya memenuhi prinsip-prinsip GCG, serta telah berjalan

efektif dan tidak ada kelemahan minor.

e) Rapat Dewan Komisaris terselenggara dengan sangat efektif dan

efisien.

f) Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris sangat baik dan

tidak pernah melanggarketentuan atau peraturan yang berlaku.

2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi = peringkat 1

a) Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Direksi

sangat sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta

telah memenuhi ketentuan yang berlaku dimana jumlah Direksi

sebanyak 12 (sebelas) Direktur. Direksi mempunyai integritas,

berpengalaman paling kurang 5 (lima) tahun di bidang operasional

sebagai Pejabat Eksekutif Bank atau institusi keuangan. Direksi

tidak mempunyai rangkap jabatan.

Page 109: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

97

b) Seluruh Direksi mampu bertindak dan mengambil keputusan

secara independen.

c) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah memenuhi

prinsip-prinsip GCG, berjalan sangat efektif dan tidak ada

kelemahan minor.

d) Rapat Direksi terselenggara secara efektif dan efisien dan setiap

keputusan Rapat Direksi dituangkan dalam Notulen Rapat Direksi.

e) Aspek transparansi anggota Direksi baik dan tidak pernah

melanggar ketentuan/

f) perundangan yang berlaku.

3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite = peringkat 1

a) Komposisi dan kompetensi anggota komite-komite sangat sesuai

dibandingkan denganukuran dan kompleksitas usaha Bank.

b) Pelaksanaan tugas komite-komite telah berjalan sangat efektif dan

tidak ada kelemahan minor.

c) Rekomendasi komite-komite, sangat bermanfaat dan dapat

dipergunakan sebagaibahan acuan keputusan Dewan Komisaris.

d) Penyelenggaraan rapat komite-komite berjalan sesuai dengan

pedoman intern danterselenggara secara sangat efektif dan efisien.

4. Penanganan benturan kepentingan = peringkat 1

a) Anggaran dasar perusahaan menjelaskan bahwa apabila perusahaan

mempunyai kepentingan yang berbenturan dengan kepentingan

pribadi seorang direktur sehubungan dengan suatu proposal,

perjanjian atau kontrak maka perusahaan akan diwakili oleh

anggota Direksi lainnya yang tidak memiliki bernturan

kepentingan. Dalam hal perusahaan mempunyai kepentingan yang

berbenturan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi maka

perusahaan akan diwakili oleh Dewan komisaris.

Page 110: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

98

b) Bank telah mengungkapkan adanya benturan kepentingan dalam

setiap keputusankhususnya yang terkait dengan persetujuan kredit

maupun pengadaan barang dan jasa yang telah diadministrasikan

dan terdokumentasi dengan baik. Sebab-sebab pengalihan proses

atau pengambilan keputusan kredit karena adanya benturan

kepentingan diinformasikan dalam Perangkat Aplikasi Kredit

(PAK).

c) Perangkat Aplikasi Kredit (PAK) beserta data dan dokumen lain

dalam rangka pemberian kredit disimpan/didokumentasi sesuai

ketentuan yang berlaku, untuk melindungi kepentingan Bank dan

pihak-pihak yang terkait.

d) Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai Bank berusaha semaksimal

mungkin untukmengurangi atau menghindari adanya benturan

kepentingan dalam menjalankan operasional perbankan. Kebijakan

intern mengenai benturan kepentingan yang diterapkan Bank dapat

menghindarkan terjadinya benturan kepentingan yang dapat

merugikan ataumengurangi keuntungan Bank.

5. Penerapan fungsi kepatuhan = peringkat 1

a) Beberapa ketentuan prudential, seperti Capital Adequacy

Ratio(CAR), Giro Wajib Mimimun(GWM), Batas Maksimum

Pemberian Kredit(BMPK), Non Performing Loan (NPL), Posisi

Devisa Neto (PDN), Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)

aset keuangan terhadap aset produktif dan Penyisihan

KualitasAktiva Produktif dan Non Produktif pada umumnya telah

dipenuhi.

b) Pelaksanaan tugas dan independensi Direktur Kepatuhan dan

Divisi Kepatuhan sebagaisatuan kerja kepatuhan telah berjalan

efektif, antara lain dari pengujian kepatuhan yang telah berjalan

dan pemantauan kepatuhan melalui review kepatuhan yang

Page 111: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

99

dilakukan di segenap unit organisasi secara rutin, berkala,

mendadak, dan khusus.

c) Pedoman, sistem dan prosedur kerja tersedia cukup lengkap di

setiap unit organisasi,dilakukan up dating sejalan dengan ketentuan

dan perundang-undangan yang berlaku.Bank secara terus menerus

melakukan pemantauan kepatuhan terhadap ketentuan yang

berlaku, melakukan review secara berkala mengenai kepatuhan

seluruh satuan kerja operasional, dan menanamkan pengertian serta

mendorong kepada segenap unit organisasi untuk menjaga

kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku.

6. Penerapan fungsi audit intern = peringkat 1

a) Pelaksanaan fungsi audit intern pada umumnya telah berjalan

secara efektif. Pedomanintern sesuai dengan standar minimum

yang diterapkan dalam SPFAIB

b) Permasalahan yang terkait dengan kecukupan pengendalian intern

telah dilaporkan kepada Direksi dan langkah-langkah tindak lanjut

telah dilakukan untuk meminimalkan risiko.

c) Satuan Pengawasan Intern telah berusaha menjalankan tugas secara

independen danobyektif.

7. Penerapan fungsi audit ekstern = peringkat 1

a) Audit dilakukan oleh akuntan publik Muhammad Jusuf Wibisana

dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana&Rekan

yang terdaftar di Bank Indonesia dan Bapepam & LK. Akuntan

Publik tersebut mulai melakukan audit sejak tahun buku 2010

sehingga belum melampaui batas maksimum 5 (lima) tahun secara

berturut-turut.

b) Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik efektif dan sesuai dengan

persyaratan minimum yang ditetapkan dalam ketentuan

c) Kualitas dan cakupan hasil audit akuntan publik sangat baik

Page 112: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

100

d) Kontrak dengan KAP berikut lampirannya mewajibkan kecukupan

kapasitas, legalitas,ruang lingkup, standar profesional dan

komunikasi dengan Bank Indonesia.

e) Akuntan Publik telah melaksanakan audit dengan sangat

independen, serta memenuhikriteria yang ditetapkan.

f) Penyampaian hasil audit lebih cepat dari ketentuan dalam kontrak.

8. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian

intern = peringkat 1

a) Manajemen efektif dalam mengidentifikasi dan mengendalikan

seluruh risiko Bank dengan menerapkan kerangka kerja Enterprise

Wide Risk Management.Kerangka ini secara efektif memastikan

penerapan tata kelola manajemen risiko secara konsisten.

b) Manajemen aktif melakukan pemantauan kebijakan, prosedur dan

penetapan limit, sistem informasi manajemen yang komprehensif

dan efektif untuk memelihara kondisi internal Bank yang sehat.

c) Bank berusaha untuk menentukan prosedur dan penerapan

pengendalian intern secarakomprehensif dan sesuai dengan tujuan,

ukuran dan kompleksitas usaha dan risiko yang dihadapi Bank

yang antara lain dilakukan Bank melalui pelaksanaan proses

validasi dansertifikasi oleh divisi-divisi terkait terhadap Policy dan

Standard Operating Procedure(PP Online), review berkala

terhadap limit- limit risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas dan

risiko operasional, Pembentukan Operational Risk Self

Assessment(ORSA)untuk memetakan peristiwa risiko operasional

Bank di segenap unit, pengembangan tool Perangkat Risiko

Operasional “PERISKOP”, Pengelolaan Risiko Pasar Cabang Luar

Negeri antara lain pelaporan eksposur/aktivitas Cabang Luar

Negeri serta review seluruh StandardOperating Procedurebaik

yang terkait dengan proses bisnis maupun penunjang.

Page 113: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

101

d) Manajemen efektif memantau kesesuaian kondisi Bank dengan

prinsip pengelolaan Bank yang sehat, ketentuan yang berlaku serta

sesuai dengan kebijakan dan prosedur intern Bank.

e) Secara umum fungsi manajemen risiko dan pengendalian intern

telah berfungsi baik. Analisis skenario dan/atau stress test untuk

mengantisipasi dampak perubahan eksternal dan/atau gejolak

ekonomi global terhadap kinerja Bank telah dilakukan dan hasilnya

tidak terjadi skenario yang buruk.

9. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan

penyediaan dana besar (large exposure) = peringkat 1

a) Pengambilan keputusan pemberian kredit telah dilakukan secara

independen antara lain dengan menerapkan four eyes principle.

b) Konsultasi pemberian kredit besar dan kepada pihak terkait

dilakukan secara efektif.

c) Melakukan evaluasi, penyempurnaan dan review secara periodik

Internal Rating System, Loan Portfolio Management, Recovery

Rate dan Loan Exposure Limit per segmen, per sektor ekonomi

dan per regional.

d) Melakukan scenario analysis dan / atau stress test terhadap debitur

yang memiliki eksposurbesar.

e) Tidak ada pelampauan dan pelanggaran BMPK.

f) Pengambilan keputusan dalam penyediaan dana kepada pihak

terkait dan penyediaan dana besar dilakukan secara independen.

10. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank, laporan

pelaksanaan Good Corporate Governance dan pelaporan internal

= peringkat 1

a) Bank transparan dalam menyampaikan informasi keuangan dan

non-keuangan kepadapublik melalui homepage dan media yang

memadai.

Page 114: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

102

b) Cakupan informasi keuangan dan nonkeuangan tersedia secara

tepat waktu, lengkap,akurat, kini dan utuh.

c) Bank transparan menyampaikan informasi produk dan jasa,

menerapkan pengelolaanpengaduan nasabah dengan efektif serta

memelihara data dan informasi pribadi nasabahsecara memadai.

d) Cakupan laporan pelaksanaan GCG lengkap, akurat, kini dan utuh,

telah disampaikansecara tepat waktu kepada stakeholder sesuai

ketentuan yang berlaku.

e) Sistem Informasi Manajemen Bank khususnya terkait Sistem

Pelaporan Internal Bank mampu menyediakan data dan informasi

dengan tepat waktu, akurat, lengkap dan handal serta efektif untuk

pengambilan keputusan manajemen.

f) SIM Bank yang tersedia (EIS, Ctrl-D, PMS, dsb) dapat diakses

sesuai dengan periode pelaporan yang ditetapkan (harian,

mingguan, ataupun bulanan). Bank mengusahakan penerapan

standar manajemen mutu terhadap pengelolaan IT Security ISO

9001:2000 dan dalam tahapan implementasi ISMS (Information

SecurityManagement System) 27001 pada Bank untuk menunjang

keselarasan terhadap kehandalan IT Security System pada Bank.

11. Rencana strategis Bank = peringkat 1

a) Rencana jangka pendek Bank (Rencana Bisnis Bank/Business

Plan) sesuai dengan Visi dan Misi Bank serta rencana jangka

panjang (Rencana Korporasi/Corporate Plan).

b) Rencana Korporasi (Corporate Plan) dan Rencana Bisnis Bank

(Business Plan) disusun realistis dan telah memperhatikan seluruh

faktor eksternal dan faktor internal, prinsip kehati-hatian dan azas

perbankan yang sehat.

c) Realisasi rencana bisnis sesuai dengan Rencana Bisnis Bank

(Business Plan).

Page 115: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

103

d) Penilaian risiko komposit atas risiko strategi berada pada tingkat

Low Strategic Risk Rating.

(Sumber laporan tahunan CIMB Niaga 2010)

Tahun 2011

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris =

peringkat 1

a) Anggota Dewan Komisaris berjumlah 8 (delapan) orang sehingga

memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang menyatakan bahwa

jumlah anggota dewan komisaris paling kurang 3 orang dan paling

banyak sama dengan jumlah anggota direksi. Jumlah tersebut telah

sesuai dengan ukuran serta kompleksitas usaha Bank.

b) Jumlah Komisaris Independen sebanyak 4 (empat) orang,

ekuivalen dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota

Dewan Komisaris.

c) Seluruh anggota Dewan Komisaris mampu bertindak dan

mengambil keputusan secaraindependen.

d) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah

sepenuhnya memenuhi prinsip-prinsip GCG, serta telah berjalan

efektif dan tidak ada kelemahan minor.

e) Rapat Dewan Komisaris terselenggara dengan sangat efektif dan

efisien.

f) Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris sangat baik dan

tidak pernah melanggarketentuan atau peraturan yang berlaku.

2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi = peringkat 1

a) Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Direksi

sangat sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta

telah memenuhi ketentuan yang berlaku dimana jumlah Direksi

sebanyak 10 (sepuluh) Direktur. Direksi mempunyai integritas,

Page 116: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

104

berpengalaman paling kurang 5 (lima) tahun di bidang operasional

sebagai Pejabat Eksekutif Bank atau institusi keuangan. Direksi

tidak mempunyai rangkap jabatan.

b) Seluruh Direksi mampu bertindak dan mengambil keputusan

secara independen.

c) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah memenuhi

prinsip-prinsip GCG, berjalan sangat efektif dan tidak ada

kelemahan minor.

d) Rapat Direksi terselenggara secara efektif dan efisien dan setiap

keputusan Rapat Direksi dituangkan dalam Notulen Rapat Direksi.

e) Aspek transparansi anggota Direksi baik dan tidak pernah

melanggar ketentuan/

f) perundangan yang berlaku.

3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite = peringkat 1

a) Komposisi dan kompetensi anggota komite-komite sangat sesuai

dibandingkan denganukuran dan kompleksitas usaha Bank.

b) Pelaksanaan tugas komite-komite telah berjalan sangat efektif dan

tidak ada kelemahan minor.

c) Rekomendasi komite-komite, sangat bermanfaat dan dapat

dipergunakan sebagaibahan acuan keputusan Dewan Komisaris.

d) Penyelenggaraan rapat komite-komite berjalan sesuai dengan

pedoman intern danterselenggara secara sangat efektif dan efisien.

4. Penanganan benturan kepentingan = peringkat 1

a) Anggaran dasar perusahaan menjelaskan bahwa apabila perusahaan

mempunyai kepentingan yang berbenturan dengan kepentingan

pribadi seorang direktur sehubungan dengan suatu proposal,

perjanjian atau kontrak maka perusahaan akan diwakili oleh

anggota Direksi lainnya yang tidak memiliki bernturan

kepentingan. Dalam hal perusahaan mempunyai kepentingan yang

Page 117: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

105

berbenturan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi maka

perusahaan akan diwakili oleh Dewan komisaris.

b) Bank telah mengungkapkan adanya benturan kepentingan dalam

setiap keputusankhususnya yang terkait dengan persetujuan kredit

maupun pengadaan barang dan jasa yang telah diadministrasikan

dan terdokumentasi dengan baik. Sebab-sebab pengalihan proses

atau pengambilan keputusan kredit karena adanya benturan

kepentingan diinformasikan dalam Perangkat Aplikasi Kredit

(PAK).

c) Perangkat Aplikasi Kredit (PAK) beserta data dan dokumen lain

dalam rangka pemberian kredit disimpan/didokumentasi sesuai

ketentuan yang berlaku, untuk melindungi kepentingan Bank dan

pihak-pihak yang terkait.

d) Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai Bank berusaha semaksimal

mungkin untuk

e) mengurangi atau menghindari adanya benturan kepentingan dalam

menjalankan operasional perbankan. Kebijakan intern mengenai

benturan kepentingan yang diterapkan Bank dapat menghindarkan

terjadinya benturan kepentingan yang dapat merugikan

ataumengurangi keuntungan Bank.

5. Penerapan fungsi kepatuhan = peringkat 1

a) Beberapa ketentuan prudential, seperti Capital Adequacy

Ratio(CAR), Giro Wajib Mimimun(GWM), Batas Maksimum

Pemberian Kredit(BMPK), Net Open Position (NOP), Non

Performing Loan(NPL), Posisi Devisa Neto (PDN), Cadangan

Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset

produktif dan Penyisihan KualitasAktiva Produktif dan Non

Produktif pada umumnya telah dipenuhi.

b) Pelaksanaan tugas dan independensi Direktur Kepatuhan dan

Divisi Kepatuhan sebagaisatuan kerja kepatuhan telah berjalan

Page 118: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

106

efektif, antara lain dari pengujian kepatuhan yang telah berjalan

dan pemantauan kepatuhan melalui review kepatuhan yang

dilakukan di segenap unit organisasi secara rutin, berkala,

mendadak, dan khusus.

c) Pedoman, sistem dan prosedur kerja tersedia cukup lengkap di

setiap unit organisasi,dilakukan up dating sejalan dengan ketentuan

dan perundang-undangan yang berlaku.Bank secara terus menerus

melakukan pemantauan kepatuhan terhadap ketentuan yang

berlaku, melakukan review secara berkala mengenai kepatuhan

seluruh satuan kerja operasional, dan menanamkan pengertian serta

mendorong kepada segenap unit organisasi untuk menjaga

kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku.

6. Penerapan fungsi audit intern = peringkat 1

a) Pelaksanaan fungsi audit intern pada umumnya telah berjalan

secara efektif. Pedomanintern sesuai dengan standar minimum

yang diterapkan dalam SPFAIB

b) Permasalahan yang terkait dengan kecukupan pengendalian intern

telah dilaporkan kepada Direksi dan langkah-langkah tindak lanjut

telah dilakukan untuk meminimalkan risiko.

c) Satuan Pengawasan Intern telah berusaha menjalankan tugas secara

independen danobyektif.

7. Penerapan fungsi audit ekstern = peringkat 1

a) Audit dilakukan oleh akuntan publik Muhammad Jusuf Wibisana

dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana&Rekan

yang terdaftar di Bank Indonesia dan Bapepam & LK. Akuntan

Publik tersebut mulai melakukan audit sejak tahun buku 2010

sehingga belum melampaui batas maksimum 5 (lima) tahun secara

berturut-turut.

Page 119: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

107

b) Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik efektif dan sesuai dengan

persyaratan minimum yang ditetapkan dalam ketentuan

c) Kualitas dan cakupan hasil audit akuntan publik sangat baik

d) Kontrak dengan KAP berikut lampirannya mewajibkan kecukupan

kapasitas, legalitas,ruang lingkup, standar profesional dan

komunikasi dengan Bank Indonesia.

e) Akuntan Publik telah melaksanakan audit dengan sangat

independen, serta memenuhikriteria yang ditetapkan.

f) Penyampaian hasil audit lebih cepat dari ketentuan dalam kontrak.

8. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian

intern = peringkat 1

a) Manajemen efektif dalam mengidentifikasi dan mengendalikan

seluruh risiko Bank dengan menerapkan kerangka kerja Enterprise

Wide Risk Management.Kerangka ini secara efektif memastikan

penerapan tata kelola manajemen risiko secara konsisten.

b) Manajemen aktif melakukan pemantauan kebijakan, prosedur dan

penetapanlimit, sistem informasi manajemen yang komprehensif

dan efektif untuk memelihara kondisi internal Bank yang sehat.

c) Bank berusaha untuk menentukan prosedur dan penerapan

pengendalian intern secarakomprehensif dan sesuai dengan tujuan,

ukuran dan kompleksitas usaha dan risiko yang dihadapi Bank

yang antara lain dilakukan Bank melalui pelaksanaan proses

validasi dansertifikasi oleh divisi-divisi terkait terhadap Policy dan

Standard Operating Procedure(PP Online), review berkala terhadap

limit- limit risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko

operasional, Pembentukan Operational Risk Self Assessment

(ORSA)untuk memetakan peristiwa risiko operasional Bank di

segenap unit, pengembangan tool Perangkat Risiko Operasional

“PERISKOP”, Pengelolaan Risiko Pasar Cabang Luar Negeri

antara lain pelaporan eksposur/aktivitas Cabang Luar Negeri serta

Page 120: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

108

review seluruh StandardOperating Procedure baik yang terkait

dengan proses bisnis maupun penunjang.

d) Manajemen efektif memantau kesesuaian kondisi Bank dengan

prinsip pengelolaan Bank yang sehat, ketentuan yang berlaku serta

sesuai dengan kebijakan dan prosedur intern Bank.

e) Secara umum fungsi manajemen risiko dan pengendalian intern

telah berfungsi baik. Analisis skenario dan/atau stress test untuk

mengantisipasi dampak perubahan eksternal dan/atau gejolak

ekonomi global terhadap kinerja Bank telah dilakukan dan hasilnya

tidak terjadi skenario yang buruk.

9. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan

penyediaan dana besar (large exposure) = peringkat 1

a) Pengambilan keputusan pemberian kredit telah dilakukan secara

independen antara lain dengan menerapkan four eyes principle.

b) Konsultasi pemberian kredit besar dan kepada pihak terkait

dilakukan secara efektif.

c) Melakukan evaluasi, penyempurnaan dan review secara periodik

Internal Rating System, Loan Portfolio Management, Recovery

Rate dan Loan Exposure Limit per segmen, per sektor ekonomi

dan per regional.

d) Melakukan scenario analysis dan / atau stress test terhadap debitur

yang memiliki eksposurbesar.

e) Tidak ada pelampauan dan pelanggaran BMPK.

f) Pengambilan keputusan dalam penyediaan dana kepada pihak

terkait dan penyediaan dana besar dilakukan secara independen.

10. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank, laporan

pelaksanaan Good Corporate Governance dan pelaporan internal

= peringkat 1

Page 121: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

109

a) Bank transparan dalam menyampaikan informasi keuangan dan

non-keuangan kepadapublik melalui homepage dan media yang

memadai.

b) Cakupan informasi keuangan dan nonkeuangan tersedia secara

tepat waktu, lengkap,akurat, kini dan utuh.

c) Bank transparan menyampaikan informasi produk dan jasa,

menerapkan pengelolaanpengaduan nasabah dengan efektif serta

memelihara data dan informasi pribadi nasabahsecara memadai.

d) Cakupan laporan pelaksanaan GCG lengkap, akurat, kini dan utuh,

telah disampaikancsecara tepat waktu kepada stakeholder sesuai

ketentuan yang berlaku.

e) Sistem Informasi Manajemen Bank khususnya terkait Sistem

Pelaporan Internal Bank mampu menyediakan data dan informasi

dengan tepat waktu, akurat, lengkap dan handal serta efektif untuk

pengambilan keputusan manajemen.

f) SIM Bank yang tersedia (EIS, Ctrl-D, PMS, dsb) dapat diakses

sesuai dengan periode pelaporan yang ditetapkan (harian,

mingguan, ataupun bulanan). Bank mengusahakan penerapan

standar manajemen mutu terhadap pengelolaan IT Security ISO

9001:2000 dan dalam tahapan implementasi ISMS (Information

SecurityManagement System) 27001 pada Bank untuk menunjang

keselarasan terhadap kehandalan IT Security System pada Bank.

11. Rencana strategis Bank = peringkat 1

a) Rencana jangka pendek Bank (Rencana Bisnis Bank/Business

Plan) sesuai dengan Visi dan Misi Bank serta rencana jangka

panjang (Rencana Korporasi/Corporate Plan).

b) Rencana Korporasi (Corporate Plan) dan Rencana Bisnis Bank

(Business Plan) disusun realistis dan telah memperhatikan seluruh

faktor eksternal dan faktor internal, prinsip kehati-hatian dan azas

perbankan yang sehat.

Page 122: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

110

c) Realisasi rencana bisnis sesuai dengan Rencana Bisnis Bank

(Business Plan).

d) Penilaian risiko komposit atas risiko strategi berada pada tingkat

Low Strategic Risk Rating.

(Sumber laporan tahunan CIMB Niaga 2011)

Page 123: Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Rgec (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7239/2/T1_232009184_Full... · ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC

111

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA DIRI

Nama : Loynda Yonando

NIM : 232009184

TTL : Surabaya, 17 Oktober 1991

Alamat : Jl. Bogangin I / 50 Surabaya – Jawa Timur

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Katolik

Telepon : 085230776059

E-mail : [email protected]

B. PENDIDIKAN

2009- 2013 : Universitas Kristen Satya Wacana, SalatigaFakultas

Ekonomika dan Bisnis, Jurusan Akuntansi

2006 – 2009 : SMAK Santo Yusup Karangpilang Surabaya

2003 – 2006 : SMPK Santo Yosef Surabaya

1997– 2003 : SDKSanto Yusup Surabaya

1995-1997 : TKK Santo Yusup Surabaya

C. PENGALAMAN PRIBADI

Pengalaman Organisasi

Team “Persekutuan Doa Pembaharuan Karismatik Katolik St. Yohanes

Pembaptis” Salatiga 2010 – 2013

Panitia retret “Hidup Baru dalam Roh kudus” 2011

Fungsionaris “Senat Mahasiswa Fakultas” FEB sebagai anggota “Point Card”

periode 2011 - 2012