ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DAN...
-
Upload
agung-triwibowo -
Category
Documents
-
view
89 -
download
8
description
Transcript of ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DAN...
-
ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN
DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT
ANALYSIS (DEA) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS BANK UMUM DI INDONESIA TAHUN 2009-2013)
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program
Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
Universitas Pekalongan
Disusun oleh :
Nama : Aidatul Alvia
NPM : 0110427112
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEKALONGAN
TAHUN 2015
-
ii
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEKALONGAN
Status Terakreditasi SK BAN-PT Nomor : 372/SK/BAN-PT/Akred/S/IX/2014
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN DENGAN
PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DAN FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS BANK UMUM
DI INDONESIA TAHUN 2009-2013)
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program
Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
Universitas Pekalongan
Disusun oleh
Nama : Aidatul Alvia
NPM : 0110427112
Penguji I Penguji II
Drs. Sugiarto, S.IP, M.Si M. Sigit Taruna, S.E, M.Si
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H.A Sakhowi, ME Dra. Retnowati, M.Si
Dekan
Hj. Zahro SE., M.Si
-
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya judul ANALISIS
TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN DENGAN PENDEKATAN DATA
ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS BANK UMUM DI INDONESIA
TAHUN 2009-2013) benar-benar merupakan hasil karya saya, tidak orang lain
dan bukan merupakan pengambilalihan atau pikiran orang lain yang saya akui
sebagai tulisan atau pikiran saya.
Apabila saya kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini
merupakan hasil duplikat (plagiat) atau dibuatkan orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Pekalongan, 02 Maret 2015
Aidatul Alvia
-
iv
ABSTRAKSI
ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DAN FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS BANK UMUM
DI INDONESIA PADA TAHUN 2009-2013)
Efisiensi merupakan cerminan dari kualitas kinerja yang baik dari sebuah
perusahaan terutama perbankan. Bank dikatakan efisien jika bank tersebut dapat
mengelola input yang ada untuk menghasilkan output yang maksimal. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi bank umum di Indonesia selama
periode 2009-2013 dengan menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis
(DEA). Untuk perhitungan tingkat efisiensi dengan DEA, penelitian ini
menggunakan Dana Pihak Ketiga, Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Bunga sebagai
variabel input serta Kredit yang Diberikan dan Laba sebagai variabel output.
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan diperoleh
sampel sebanyak 24 bank yang terdiri dari bank perseroan, BUSN Devisa, BUSN
Non Devisa dan bank campuran. Uji hipotesis menggunakan analisis regresi untuk
mengetahui pengaruh antara CAR, NPL, LDR, BOPO dan ROA terhadap Tingkat
Efisiensi. Hasil analisis menunjukkan bahwa hanya 2 bank yang telah mencapai
tingkat efisiensi sempurna (100%) 5 tahun berturt-turut selama periode penelitian
sedangkan 22 bank yang lain tingkat efisiensinya masih di bawah angka 100%.
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Efisiensi dengan tingkat
signifikansi 0,001. Dan secara parsial diketahui bahwa variabel Return On Asset
berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Efisiensi sedangkan Capital Adequacy
Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Biaya Operasional
Pendapatan Operasional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Tingkat
Efisiensi.
Kata kunci : Tingkat Efisiensi, Data Envelopment Analysis, Capital Adequacy
Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, Biaya
Operasional Pendapatan Operasional dan Return On Asset.
-
v
ABSTRACT
ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DAN FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS BANK UMUM
DI INDONESIA PADA TAHUN 2009-2013)
Efficiency is a reflection of the quality of the good performance of a
company especially banks. Bank is said to be efficient if the bank can manage
inputs to produce outputs of the maximum. This study aims to analyze the level of
efficiency of commercial banks in Indonesia during period 2009-2013 by using
the approach of Data Envelopment Analysis (DEA). For the calculation of the
level efficinecy with DEA, this research using Total Deposits, Price of Labour,
and Price of Fund as input variables and Total Loans and Income as output
variables.
The sampling technique used was purposive sampling and obtained a
sample of 24 banks consisting of a government banks, foreign exchange banks,
non foreign exchange banks and mixture banks. Test the hypothesis using
regression analysis to determine the effect of CAR, NPL, LDR, Operating Expense
to Operating Income (OE/OI) and ROA on Level of Efficiency.
The analysis showed that only two banks that have reached the level of
efficiency is perfect (100%) for 5 years during the study period, while 22 other
banks have a level of efficiency that is still below the rate of 100%. Regression
analysis showed that simultaneously all independent variables significantly
influence the level of efficiency with a significance level of 0.001 . And partially
known that the variable Return On Assets significantly influence the level of
efficiency while the Capital Adequacy Ratio , Non Performing Loan , Loan to
Deposit Ratio , Operating Expense to Operating Income (OE/OI) not significantly
affect the level of efficiency.
Keywords : Level of Efficiency, Data Envelopment Analysis, Capital Adequacy
Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, Operating
Expense to Operating Income and Return On Asset.
-
vi
MOTTO
Jangan lihat masa lalu dengan penyesalan, jangan pula lihat masa depan
dengan ketakutan tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran
(James Thurber)
There are seven sins in the world : Wealth without work, Pleasure without
conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science
without humanity, Worship without sacrifice and Politics without principle
(Mahatma Gandhi)
Orang-orang yang gagal dibagi menjadi dua : yaitu mereka yang berpikir
gagal padahal tidak pernah melakukannya dan mereka yang melakukan
kegagalan dan tak pernah memikirkannya
(John Charles)
-
vii
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, kupersembahkan karya ini untuk orang-
orang tercinta :
Ibunda (Ibu Maryam) yang tulus hatinya yang suci kasih cintanya dan
Ayahanda (Bapak Sutrisno) yang arif arahannya yang tegas kata-
katanya, keduanya tak pernah jemu mendoakanku dan menjadi
motivator terbesar dalam hidupku
Kakak-kakakku yang selalu memberi dukungan tanpa mengharap imbal
jasa
Bapak/Ibu Dosen yang aku hormati terima kasih atas semua bimbingan
yang telah diberikan
Sahabat-sahabat tercinta yang memberi support dan semangat setiap
saat, terima kasih atas kebersamaannya dan terima kasih untuk pundak
yang selalu kalian berikan untuk bersandar
Teman-teman Angkatan 2011 Prodi Manajemen FE Unikal
Untuk Almamaterku Universitas Pekalongan
Serta semua pihak yang tak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih
dan semoga amal ibadah kalian semua dicatat sebagai budi baik oleh
Allah SWT
-
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur yang tak terhingga atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya , sholawat serta salam senantiasa kehadirat
Nabi Besar Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN DENGAN
PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DAN FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS BANK UMUM
DI INDONESIA TAHUN 2009-2013).
Penulisan skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) di Fakultas Ekonomi Universitas
Pekalongan. Dalam penulisan skripsi ini walaupun telah dibuat secara optimal dan
mencurahkan segala kemampuan baik tenaga maupun pikiran tetapi penulis
menyadari bahwa masih kurang dari kesempurnaan. Hal ini semata-mata karena
terbatasnya ilmu, wawasan serta pengetahuan penulis. Sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam skripsi ini.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak memperoleh bantuan dan
dukungan moril maupun bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini dan dengan segala
kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak dan Ibu tercinta atas doa, dukungan dan kasih sayangnya selama
ini
-
ix
2. Bapak Suryani, S.H., M.Hum selaku Rektor Universitas Pekalongan
3. Ibu Hj. Zahro S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pekalongan
4. Ibu Kamalina Din Jannah selaku Kepala Program Studi Manajemen
5. Bapak Drs. H.A. Sakhowi, ME selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dra.
Retnowati, M.Si selaku dosen pembimbing II
6. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas
Pekalongan atas ilmu dan pelayanan yang telah diberikan
7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak, khususnya pembaca yang membutuhkan informasi yang berkaitan dengan
skripsi ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Pekalongan, 02 Maret 2015
Penulis
-
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................... iii
ABSTRAKSI ................................................................................................. iv
MOTTO ......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2 Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................... 6
1.2.1 Identifikasi Masalah ............................................................... 6
1.2.2 Pembatasan Masalah .............................................................. 7
1.2.3 Perumusan Masalah ................................................................ 7
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 8
1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................ 10
2.2 Landasan Teori ................................................................................ 17
-
xi
2.2.1 Efisiensi Perbankan ................................................................ 17
2.2.2 Pengukuran Efisiensi Perbankan............................................ 19
2.2.3 Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi Perbankan .... 20
2.2.4 Bank ....................................................................................... 22
2.2.4.1 Pengertian Bank......................................................... 22
2.2.4.2 Fungsi dan Peran Bank .............................................. 23
2.2.4.3 Jenis-Jenis Bank ........................................................ 25
2.2.5 Konsep Data Envelopment Analysis (DEA) .......................... 29
2.2.6 Determinan Tingkat Efisiensi ................................................ 31
2.3 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 33
2.4 Hipotesis ............................................................................................ 36
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 37
3.1 Jenis dan Obyek Penelitian ................................................................ 37
3.2 Operasionalisasi Variabel .................................................................. 37
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ............................................ 45
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 46
3.5 Teknik Analisis .................................................................................. 47
3.5.1 Model DEA ............................................................................ 47
3.5.1.1 Pembobotan dalam DEA ........................................... 48
3.5.1.2 Keunggulan DEA ...................................................... 49
3.5.1.3 Model Pengukuran Efisiensi Teknik Bank ................ 49
3.5.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................. 51
3.5.2.1 Uji Normalitas ........................................................... 51
-
xii
3.5.2.2 Uji Multikolonieritas ................................................. 52
3.5.2.3 Uji Autokorelasi ........................................................ 54
3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas .............................................. 56
3.5.3 Model Regresi ........................................................................ 56
3.5.4 Pengujian Hipotesis ............................................................... 57
3.5.4.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik f) ................. 57
3.5.4.2 Uji Parameter Individual (Uji Statistik t) .................. 58
3.5.5 Menilai Goodness of Fit Suatu Modal ................................... 59
3.5.5.1 Koefisien Determinasi (R2) ....................................... 60
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...................................... 63
4.1 Sejarah Singkat BEI .......................................................................... 63
4.2 Lokasi BEI ......................................................................................... 64
4.3 Struktur Organisasi BEI .................................................................... 65
4.4 Tata Kelola BEI ................................................................................. 66
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 71
5.1 Deskripsi Objek Penelitian ................................................................ 71
5.2 Hasil Analisis Efisiensi Perbankan .................................................... 73
5.3 Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................... 77
5.3.1 Uji Normalitas ........................................................................ 77
5.3.2 Uji Multikolonieritas .............................................................. 78
5.3.3 Uji Autokorelasi ..................................................................... 79
5.3.4 Uji Heteroskedastisitas........................................................... 80
5.4 Analisis Regresi ................................................................................. 80
-
xiii
5.5 Hasil Pengujian Hipotesis ................................................................. 81
5.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ............................ 81
5.5.2 Uji Parameter Individual (Uji Statistik t) ............................... 82
5.6 Pembahasan ....................................................................................... 84
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 92
6.1 Simpulan ............................................................................................ 93
6.2 Saran .................................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 96
LAMPIRAN ................................................................................................... 99
-
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Indikator Kinerja Perbankan Komersial di Indonesia ............. 2
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................... 14
Tabel 5.1 Kriteria Perolehan Sampel ...................................................... 71
Tabel 5.2 Nama Objek yang dijadikan Sampel Penelitian ...................... 72
Tabel 5.3 Data Input dan Output Perhitungan Efisiensi (DEA) 2009 .... 74
Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Efisiensi Pendekatan DEA 2009-2013 ...... 76
Tabel 5.5 Hasil Uji Normalitas ............................................................... 77
Tabel 5.6 Hasil Uji Multikolonieritas ..................................................... 78
Tabel 5.7 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................ 79
Tabel 5.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................. 80
Tabel 5.9 Hasil SPSS Regresi Linier Berganda ...................................... 81
Tabel 5.10 Hasil ANOVA (Uji F) ............................................................. 82
Tabel 5.11 Hasil SPSS Nilai t-Hitung ....................................................... 83
-
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ................................................. 35
Gambar 4.1 Peta Lokasi BEI .................................................................... 65
Gambar 4.2 Struktur Organisasi BEI ....................................................... 66
-
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Variabel Input dan Output Efisiensi Tahun 2009 .................. 99
Lampiran 2 Variabel Input dan Output Efisiensi Tahun 2010 .................. 100
Lampiran 3 Variabel Input dan Output Efisiensi Tahun 2011 .................. 101
Lampiran 4 Variabel Input dan Output Efisiensi Tahun 2012 .................. 102
Lampiran 5 Variabel Input dan Output Efisiensi Tahun 2013 .................. 103
Lampiran 6 Rekapitulasi Perhitunga Regresi Tahun 2009 ....................... 104
Lampiran 7 Rekapitulasi Perhitunga Regresi Tahun 2010 ....................... 105
Lampiran 8 Rekapitulasi Perhitunga Regresi Tahun 2011 ....................... 106
Lampiran 9 Rekapitulasi Perhitunga Regresi Tahun 2012 ....................... 107
Lampiran 10 Rekapitulasi Perhitunga Regresi Tahun 2013 ..................... 108
Lampiran 11 Uji Normalitas ..................................................................... 109
Lampiran 12 Uji Multikolonieritas ........................................................... 110
Lampiran 13 Uji Autokorelasi .................................................................. 110
Lampiran 14 Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 111
Lampiran 15 Uji Koefisien Determinasi ................................................... 111
Lampiran 16 Uji Hipotesis ........................................................................ 111
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kondisi perekonomian global saat ini mencerminkan kondisi
perekonomian yang tidak stabil. Di lain sisi dengan adanya pasar
perdagangan bebas pada era globalisasi ini menimbulkan persaingan
usaha yang semakin ketat. Kondisi ini baik secara langsung maupun
tidak akan berpengaruh terhadap kondisi perekonomian di beberapa
negara berkembang tidak terkecuali di Indonesia.
Kondisi tersebut juga berdampak pada kelangsungan hidup sebuah
perusahaan termasuk perbankan. Bank memiliki peran yang penting di
era ini karena salah satu fungsinya adalah sebagai perantara antara
sektor surplus dengan sektor defisit (fungsi intermediasi). Dengan
persaingan yang semakin ketat itulah memaksa bank untuk mampu
mengelola manajemen dengan baik dan dituntut untuk mencapai
efisiensi maksimal.
Fungsi bank sebagai lembaga intermediasi inilah yang membuat
dunia perbankan harus bertindak rasional dan salah satu kata kunci
yang harus diperhatikan adalah efisiensi. Untuk mencapai indikator
efisiensi, bank harus dapat mengelola sumber daya input yang dimiliki
untuk menghasilkan output secara maksimal. Kinerja perbankan tidak
lepas dari peranan Bank Indonesia sebagai bank sentral yang
menerapkan kebijakan dan melakukan pengawasan efektif terhadap
-
2
kondisi bank agar tercipta kondisi yang mandiri, sehat dan efisien.
Menurut Bank Indonesia (BI), meski pertumbuhan industri perbankan
nasional terus mengalami perbaikan, namun kontribusinya dalam
pembangunan ekonomi nasional masih sub-optimal alias belum
memadai. (Firman Taufik : 2014).
Pencapaian tingkat efisiensi adalah cerminan dari kualitas kinerja
yang baik. Penilaian tingkat kesehatan dan produktivitas sebuah bank
dilakukan berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. (Meina : 2009). Salah satu indikator yang digunakan
untuk menilai tingkat kesehatan, termasuk tingkat efisiensi perbankan
adalah menggunakan rasio keuangan yang telah dikalkulasi pada
laporan keuangan bank terkait.
Umumnya, dalam mengevaluasi tingkat kesehatan menurut
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia mengacu pada unsur-
unsur modal (capital), kualitas aset (asset quality), manajemen
(management), laba (earning) dan likuiditas (likudity) atau CAMEL.
Tabel 1.1
Indikator Kinerja Perbankan Komersial di Indonesia
Indikator Utama Des-08 Des-09 Des-10 Des-11 Des-12 Ketentuan BI
CAR (%) 16,12 17,42 17,17 16,07 17,32 >8%
NPL (%) 3,20 3,31 2,56 2,17 1,87 1,5%
BOPO (%) 84,10 86,63 86,09 85,34 74,15 60% - 70%
LDR (%) 74,00 72,88 75,50 79,00 83,96 85% - 110%
Sumber : Statistik perbankan Indonesia (data diolah)
-
3
Menurut Paul Sutaryono (SINDO, 20 Februari 2013) bahwa
pencapaian tingkat efisiensi bank nasional salah satunya diukur dengan
Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional
(BOPO). Dari tabel di atas dapat dilihat dari rasio Biaya Operasional
dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO) yang
menunjukkan tingkat efisiensi perbankan tidak sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia (BI). BOPO yang ideal berada pada kisaran angka 60%
sampai dengan 70% sedangkan pada tabel periode 2008 hingga 2012
masih menunjukkan angka BOPO yang masih di atas 60%. Hal ini
menunjukkan bahwa perbankan di Indonesia masih belum efisien.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi yang mengarah
pada ketidakefisiensian suatu bank sangat penting untuk diketahui agar
pihak manajemen dapat melakukan perbaikan terhadap hal tersebut.
Yang menjadi salah satu penyebab ketidakefisiensian tersebut adalah
pihak bank belum mampu mengolah sumber daya input yang ada untuk
menghasilkan output yang maksimal. Untuk itu perlu adanya bank lain
yang dapat dijadikan sebagai pembanding terkait dengan tingkat
efisiensi suatu bank. Dengan analisis tersebut maka dapat diketahui
penggunaan input yang belum efisien serta faktor-faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi tingkat efisiensi suatu bank.
Namun, pengukuran efisiensi dengan menggunakan analisis
berdasarkan rasio terkadang tidak dapat menggambarkan kondisi bank
-
4
yang sebenarnya serta hasilnya tidak mudah diinterpretasikan. (Meina :
2009).
Pada intinya, efisiensi dapat diartikan sebagai perbandingan antara
output (keluaran) dan input (masukan). Input yang dimaksud di sini
adalah sumber daya yang digunakan bank untuk menghasilkan suatu
keluaran (output), sedangkan output adalah hasil keluaran dari bank
dengan mengelola input. (Sofjan : 1999).
Dalam penilaiannya, efisiensi perbankan tidak dapat dinilai hanya
dari pengukuran rasio semata, tetapi perlu memperhitungkan seluruh
input dan output yang ada. Kendala dalam pengukuran ini adalah
karena bank yang memiliki multi input dan multi output untuk proses
produksinya sehingga penelitian ini menggunakan sebuah analisis yang
dinamakan Data Envelopment Analysis (DEA). Analisis ini mempunyai
prinsip kerja yang dapat membandingkan sejumlah data input dan
output dari suatu organisasi untuk mendapatkan hasil efisiensi relatif
dari organisasi tersebut. Pendekatan DEA telah banyak digunakan
untuk mengukur tingkat efisiensi perbankan.
Meina Wulansari (2009) meneliti efisiensi industri perbankan
dengan pendekatan DEA dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
dengan objek perbankan komersial pada periode 2002-2008. Dalam
mengukur tingkat efisiensinya dengan pendekatan Data Envelopment
Analysis (DEA), variabel input yang digunakan adalah dana pihak
ketiga, biaya tenaga kerja dan biaya bunga. Sedangkan variabel output
-
5
yang digunakan antara lain kredit yang diberikan dan laba yang
dihasilkan. Untuk analisis regresi digunakan variabel dependen yaitu
tingkat efisiensi dan variabel independen antara lain Size/Total Aset,
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Status
Go Public, dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Penelitian ini
menyimpulkan bahwa dengan analisis dengan DEA rata-rata bank-bank
di Indonesia belum beroperasi pada skala efisiensi. Hasil analisis
regresi menunjukkan hubungan signifikan positif antara Size, CAR,
LDR terhadap efisiensi bank sementara status go public menunjukkan
signifikan negatif terhadap efisiensi bank, tetapi NPL tidak
mempengaruhi efisiensi bank.
Andi Arifin (2009), meneliti tentang pengukuran tingkat efisieni
bank dengan pendekatan DEA yang menggunakan objek penelitian
yaitu bank umum pada periode 2006-2008. Penelitian ini juga bertujuan
untuk mengetahui perbedaan tingkat efisiensi antara bank umum milik
negara (BUMN) dengan bank umum swasta nasional (BUSN) yang
menggunakan metode analysis of variance (ANOVA). Hasil dari
penelitian ini dengan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA)
menunjukkan bahwa tingkat efisiensi BUMN dan BUSN bervariasi
mulai dari yang telah beroperasi dengan efisien sampai dengan yang
beroperasi kurang efisien. Hasil pengujian hipotesis dengan metode
ANOVA menunjukkan bahwa antara BUMN dengan BUSN terdapat
perbedaan nilai efisiensi secara signifikan.
-
6
Selain menilai tingkat efisiensi perbankan di Indonesia, tujuan lain
dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat efisiensi perbankan yaitu antara lain
menggunakan CAR, NPL, LDR, BOPO dan ROA. Berdasarkan uraian
di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan dengan Pendekatan Data
Envelopment Analysis (DEA) dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya.
1.2 Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Sering terjadi pengelolaan input yang belum maksimal pada bank
sehingga outputnya juga tidak maksimal sehingga efisiensi
perbankan di Indonesia belum tercapai maksimal.
2. Banyak bank di Indonesia yang belum mencapai tingkat efisiensi
maksimum dan banyak bank yang tidak memperhatikan hal-hal
apa saja yang menyebabkan inefisiensi.
3. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi perbankan
antara lain ukuran perusahaan (Size) yang umumnya
dipresentasikan oleh jumlah nilai aset yang dimiliki sebuah bank,
Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk menilai kecukupan modal
sebuah bank, tingkat likuditas bank yang dilihat dari Loan to
Deposit Ratio (LDR), Non performing Loan (NPL) yang dapat
-
7
menunjukkan kualitas pengelolaan kredit, struktur modal yang
dapat ditunjukkan dengan Debt to Equity Ratio (DER),
kemampuan bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan
yang dapat diproksikan dengan rasio Return On Asset (ROA),
faktor lain dilihat dari bagaimana manajemen dalam
mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan
operasional suatu bank dengan rasio Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) dan status Go Public. (Ayu :
2010).
1.2.2 Pembatasan Masalah
Pembatasan ruang lingkup penelitian dilakukan untuk
mempermudah pemecahan masalah yaitu bagaimana analisis tingkat
efisiensi perbankan di Indonesia tahun 2009-2013 dengan
menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) dan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat efisiensi perbankan
yang digunakan dalam penelitian ini antara lain CAR, NPL, LDR,
BOPO dan ROA.
1.2.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas penulis telah merumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat efisiensi perbankan di Indonesia dengan
pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) ?
2. Adakah pengaruh secara simultan CAR, NPL, LDR, BOPO
dan ROA terhadap tingkat efisiensi bank ?
-
8
3. Adakah pengaruh secara parsial CAR, NPL, LDR, BOPO dan
ROA terhadap tingkat efisiensi bank ?
4. Seberapa besar pengaruh CAR, NPL, LDR, BOPO dan ROA
terhadap tingkat efisiensi bank dan variabel mana yang
pengaruhnya lebih dominan terhadap tingkat efisiensi bank ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisis tingkat efisiensi perbankan di
Indonesia dengan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA).
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan CAR,
NPL, LDR, BOPO dan ROA terhadap tingkat efisiensi bank.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial CAR,
NPL, LDR, BOPO dan ROA terhadap tingkat efisiensi bank.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh CAR,
NPL, LDR, BOPO dan ROA terhadap tingkat efisiensi bank dan
variabel mana yang pengaruhnya lebih dominan terhadap tingkat
efisiensi bank.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kegunaan sebagai
berikut:
1. Kegunaan Akademis
Untuk menambah dan mengembangkan wawasan khususnya
mengenai tingkat efisiensi perbankan di Indonesia dan
mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat
-
9
efisiensi perbankan dengan pendekatan Data Envelopment
Analysis (DEA).
Sebagai informasi untuk penelitian lebih lanjut dan menambah
pengetahuan serta bahan kepustakaan.
2. Kegunaan Praktis
Untuk dapat menjadi sumbangan penulisan berupa saran atau usul
bagi pihak manajemen dan sebagai bahan masukan untuk
pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam
mengevaluasi tingkat efisiensi perbankan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya dengan pendekatan Data Envelopment Analysis
(DEA) sehingga memperoleh hasil efisiensi yang tepat.
-
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
Kartika Wahyu Sukarno (2005) meneliti tentang analisis faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja b$ank umum di Indonesia. Penelitian
menggunakan variabel rasio keuangan yang antara lain menggunakan
CAR, LDR, NPL, DER, BOPO sebagai variabel independen dan
profitabilitas sebagai variabel dependen yang diproksikan dengan ROA.
Hasil penelitian yang menggunakan analisis regresi menunjukkan bahwa
variabel CAR, LDR dan BOPO signifikan terhadap ROA sedangkan NPL
dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Penelitian lain dilakukan oleh Ayu Putri Intan Pertiwi (2010), terkait
dengan tingkat kesehatan dan kebangkrutan perbankan yang menggunakan
rasio CAMEL sebagai indikator. Penelitiannya menggunakan analisis
regresi berganda dan uji beda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
diperoleh hasil bahwa rasio CAMEL (CAR, NPL, ROA, BOPO, NIM,
LDR) hanya rasio NPL dan ROE yang memiliki pengaruh signifikan
dalam memprediksi kondisi bermasalah pada perbankan Indonesia dengan
signifikansi masing-masing sebesar 0,026 dan 0,009.
Sedangkan penelitian terdahulu yang menganalisis kinerja perbankan
dengan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) dilakukan oleh
Zaenal Abidin (2007) yang objeknya Bank Pembangunan Daerah (BPD).
Penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi sehingga variabel
-
11
input yang digunakan antara lain total simpanan, biaya tenaga kerja dan
aktiva tetap sedangkan variabel output yang digunakan antara lain total
kredit dan total pendapatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kinerja efisiensi teknis bank BPD yang mempunyai aset lebih besar, lebih
efisien daripada bank BPD yang mempunyai aset menengah dan kecil.
Andi Arifin (2009) meneliti mengenai analisis tingkat efisiensi bank
dengan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) dengan objek yang
berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh Zainal Abidin (2007) yaitu
bank BUMN dan BUMS. Penelitian Andi disertai dengan menganalisis
perbedaan nilai efisiensi yang menggunakan metode Analisis of Variance
(ANOVA). Variabel input yang digunakan terdiri dari aktiva tetap (fixed
asset), biaya personalia/gaji (salary expense), biaya bunga (interest
expense), biaya selain bunga (other non interest expense) dan pembelian
surat berharga (purchase fund) sedangkan variabel output terdiri dari
aktiva produktif (earning asset), pendapatan bunga (interest income) dan
pendapatan selain bunga (non interest income). Hasilnya menunjukkan
bahwa tingkat efisiensi BUMN dan BUSN bervariasi mulai dari yang telah
beroperasi dengan efisien sampai dengan yang beroperasi kurang efisien.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa antara BUMN dan BUSN
terdapat perbedaan nilai efisiensi secara signifikan.
Penelitian lain yang menggunakan variabel input antara lain price of
labour, price of funds, total assets dan total deposits (DPK) dan variabel
output antara lain total credit, NIM, LDR, CAR dan ROA yang dilakukan
-
12
Abdul Rozak (2009) menunjukkan bahwa nilai efisiensi pada sektor
perbankan di Indonesia diperoleh bahwa kelompok Bank BUSN Non
Devisa menempati nilai efisiensi paling tinggi, disusul kemudian
kelompok Bank BUMN (Persero) dan kelompok Bank BUSN Devisa.
Hasil perbandingan berdasarkan kelompok bank yang diuji dengan
ANOVA selama periode penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan terhadap nilai efisiensinya (p < 0,05).
Untuk penelitian efisiensi perbankan dengan pendekatan Data
Envelopment Analysis (DEA) yang sekaligus menggunakan analisis
regresi dilakukan oleh Meina Wulansari Yuniar (2009). Variabel input
yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), Biaya Tenaga Kerja
dan Biaya Bunga sedangkan variabel output yang digunakan adalah kredit
yang diberkan dan laba. Penelitian ini menyimpulkan bahwa rata-rata
bank-bank di Indonesia belum beroperasi pada skala efisiensi. Hasil
regresi menunjukkan hubungan signifikan positif antara Size, CAR, LDR
terhadap efisiensi bank sementara status go public menunjukkan signifikan
negatif terhadap efisiensi bank, tetapi NPL tidak mempengaruhi efisiensi
bank.
Selanjutnya adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh Sandi
Kusuma Wardana (2011) juga menggunakan pendekatan DEA. Penelitian
menggunakan variabel input antara lain salary expense (biaya personalia),
fixed asset (aktiva tetap), interest expense (biaya bunga), non interest
expense (biaya diluar bunga) dan purchase fund (pembelian surat
-
13
berharga) sedangkan variabel output yang digunakan adalah earning asset
(aktiva produktif), interest income (pendapatan bunga) dan non interest
income (pendapatan non bunga). Hasil dari penelitian dengan pendekatan
DEA ini adalah bahwa secara rata-rata bank umum yang menjadi sampel
penelitian menunjukkan hasil yang tidak efisien (kurang dari 1 atau
100%), yaitu 99,3% pada tahun 2005, 96,5% pada tahun 2006, 99,3% pada
tahun 2007, 98% pada tahun 2008, 99,7% pada ptahun 2009, 99,6% pada
tahun 2010.
-
14
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Judul Alat Analisis Hasil Penelitian Perbedaan
Kartika Wahyu
Sukarno (2005)
Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Kinerja Bank Umum di
Indonesia
Regresi Linier
Berganda
Variabel CAR, LDR dan BOPO
signifikan terhadap ROA
sedangkan NPL dan DER tidak
berpengaruh signifikan terhadap
ROA
Penelitian ini hanya
menggunakan rasio
keuangan untuk menilai
kinerja dari bank umum
Zaenal Abidin
(2007)
Analisis Kinerja Efisiensi
Teknis Bank
Pembangunan Daerah
dengan Pendekatan DEA
Data Envelopment
Analysis (DEA)
Kinerja efisiensi teknis bank BPD
mempunyai aset lebih besar lebih
efisien daripada bank BPD
mempunyai aset menengah dan
kecil jika di ukur dengan
pendekatan DEA
Pada penelitian ini
variabel input yang terdiri
dari total simpanan, biaya
tenaga kerja dan aktiva
tetap sedangkan variabel
output yang terdiri dari
total kredit dan total
pendapatan
Andi Arifin
(2009)
Analisis Tingkat
Efisiensi Bank dengan
Pendekatan DEA (Studi
Kasus Bank Umum di
Indonesia Tahun 2006-
2008)
Data Envelopment
Analysis (DEA) dan
ANOVA
Dengan pendekatan DEA
dihasilkan bahwa tingkat efisiensi
BUMN dan BUSN bervariasi
mulai dari yang telah beroperasi
dengan efisien sampai dengan yang
beroperasi kurang efisien. Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa antara BUMN dan BUSN
terdapat perbedaan nilai efisiensi
secara signifikan.
Variabel input terdiri dari
aktiva tetap, biaya
personalia/gaji, biaya
bunga, biaya selain bunga
dan pembelian surat
berharga sedangkan
variabel output terdiri dari
aktiva produktif,
pendapatan bunga dan
pendapatan selain bunga.
-
15
Abdul Rozak
(2009)
Analisis Kinerja Efisiensi
Bank Umum di Indonesia
dengan Pendekatan
Metode DEA
Data Envelopment
Analysis (DEA) dan
ANOVA
Dengan pendekatan DEA,
dihasilkan nilai efisiensi pada
sektor perbankan di Indonesia
diperoleh bahwa kelompok Bank
BUSN Non Devisa menempati nilai
efisiensi paling tinggi, disusul
kemudian kelompok Bank BUMN
(Persero) dan kelompok Bank
BUSN Devisa. Hasil perbandingan
berdasarkan kelompok bank yang
diuji dengan ANOVA selama
periode penelitian menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan
terhadap nilai efisiensinya (p <
0,05).
Variabel input yang
digunakan adalah price of
labour, price of funds,
total assets dan total
deposits (DPK).
Sedangkan variabel output
yang digunakan adalah
total credit, NIM, LDR,
CAR dan ROA.
Meina
Wulansari
Yuniar (2009)
Analisis Efisiensi
Industri Perbankan
dengan Pendekatan DEA
dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya
(Perbankan Komersial
Pada Periode 2002-2008)
Data Envelopment
Analysis (DEA) dan
Regresi
Rata-rata bank-bank di Indonesia
belum beroperasi pada skala
efisiensi jika di ukur dengan
pendekatan DEA. Hasil analisis
regresi menunjukkan hubungan
signifikan positif antara Size, CAR,
LDR terhadap efisiensi bank
sementara status go public
menunjukkan signifikan negatif
terhadap efisiensi bank, tetapi NPL
tidak mempengaruhi efisiensi bank.
Dalam analisis regresi,
variabel indepenen yang
digunakan antara lain Size,
CAR, LDR, NPL dan
status go public
-
16
Ayu Putri Intan
Pertiwi (2010)
Analisis Penggunaan
Rasio CAMEL sebagai
Indikator Tingkat
Kesehatan dan
Kebangkrutan Perbankan
Regresi
Rasio CAMEL (CAR, NPL, ROA,
BOPO, NIM, LDR) hanya rasio
NPL dan ROE yang memiliki
pengaruh signifikan dalam
memprediksi kondisi bermasalah
pada perbankan Indonesia dengan
signifikansi masing-masing sebesar
0,026 dan 0,009
Penelitian ini hanya
menggunakan rasio
keuangan untuk menilai
kinerja dari bank umum
Sandi Kusuma
Wardana (2011)
Analisis Tingkat
Efisiensi Perbankan
dengan Pendekatan Non
Parametrik Data
Envelopment Analysis
(DEA)
Data Envelopment
Analysis (DEA)
Secara rata-rata bank umum yang
menjadi sampel penelitian
menunjukkan hasil yang tidak
efisien (kurang dari 1 atau 100%),
yaitu 99,3% pada tahun 2005,
96,5% pada tahun 2006, 99,3%
pada tahun 2007, 98% pada tahun
2008, 99,7% pada tahun 2009,
99,6% pada tahun 2010.
Variabel input yang
digunakan antara lain
salary expense, fixed asset
, interest expense, non
interest expense dan
purchase fund sedangkan
variabel output yang
digunakan adalah earning
asset, interest income dan
non interest income.
-
17
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Efisiensi Perbankan
Efisiensi adalah salah satu aspek penting yang menunjukkan
kinerja sebuah perusahaan. Dalam hal ini, efisiensi bukan hanya
sekadar menekan biaya serendah mungkin dalam operasional
perusahaan tetapi bagaimana pengelolaan faktor-faktor produksi
(input) yang sedemikian rupa untuk memperoleh hasil (output) yang
optimal.
Efisiensi diartikan sebagai kemampuan suatu unit usaha
untuk mencapai tujuan yang diinginkan, efisiensi selalu dikaitkan
dengan tujuan organisasi yang harus dicapai oleh perusahaan. (Agus
Maulana, 1997:46). Suatu perusahaan dapat dikatakan efisien
menurut Ida (2006), apabila :
1) Mempergunakan jumlah unit input yang lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah input yang dipergunakan oleh
perusahaan lain dengan menghasilkan output yang sama,
2) Menggunakan jumlah unit input yang sama, dapat
menghasilkan jumlah output yang lebih besar.
Sedangkan menurut Ghofur dalam Atmawardhana (2006) ada
tiga faktor yang menyebabkan efisiensi, yaitu :
1) Apabila dengan input yang sama dapat menghasilkan output
yang lebih besar,
-
18
2) Input yang lebih kecil dapat menghasilkan output yang sama,
dan
3) Dengan input yang lebih besar dapat menghasilkan output
yang lebih besar lagi.
Efisiensi dari perusahaan terdiri dari dua komponen, yaitu
efisiensi teknis dan efisiensi alokatif. Efisiensi teknis
mencerminkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan
output dengan sejumlah input yang tersedia. Sedangkan efisiensi
alokatif mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
mengoptimalkan penggunaan inputnya, dengan struktur harga dan
teknologi produksinya. (Farrell : 1957).
Pada penelitian ini, yang akan digunakan adalah jenis
pengukuran efisiensi teknis yang meliputi kegiatan operasional
perbankan, sedangkan pengukuran efisiensi alokatif tidak
dipertimbangkan.
Efisiensi teknik merupakan kombinasi antara kapasitas dan
kemampuan unit ekonomi untuk memproduksi output sampai pada
tingkat maksimum dari sejumlah input dan teknologi. (Andi :
2009). Efisiensi ini bersifat relatif karena dapat dilakukan pada
berbagai skala unit kegiatan, baik pada sektor publik atau swasta.
Efisiensi teknis hanya merupakan satu komponen dari efisiensi
ekonomi secara keseluruhan. Namun, dalam rangka mencapai
-
19
efisiensi ekonominya, suatu perusahaan harus efisien secara teknis.
(Kumbhaker dan Lovell : 2000).
2.2.2 Pengukuran Efisiensi Perbankan
Menurut Harjum dan Pusvitasari (2007) dalam Maflachatun
(2010), ada tiga jenis pendekatan pengukuran efisiensi khususnya
perbankan yaitu :
1. Pendekatan rasio, yaitu pendekatan yang dalam pengukuran
efisiensi dilakukan dengan menghitung perbandingan output
dengan input yang digunakan. Dengan pendekatan ini, efisiensi
akan dinilai tinggi apabila bank dapat memproduksi jumlah
output yang maksimum dengan input tertentu.
=
Kelemahan dari pendekatan ini adalah apabila terdapat banyak
input dan output yang akan dihitung secara bersamaan
membutuhkan banyak perhitungan yang menimbulkan asumsi
yang tidak tegas.
2. Pendekatan regresi, yaitu pendekatan yang menggunakan
model dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai
tingkat input tertentu.
= (1,2,3,4,)
Dimana :
Y = output
X = input
-
20
Pendekatan regresi akan menghasilkan perkiraan hubungan
yang digunakan untuk memproduksi tingkat output yang
dihasilkan sebuah Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) pada tingkat
output tertentu. Pendekatan ini juga tidak dapat mengatasi
kondisi banyak output karena hanya satu indikator output yang
dapat ditampung dalam sebuah regresi.
3. Pendekatan frontier, pendekatan ini mempunyai dua jenis yaitu
: parametrik dan non parametrik. Pendekatan parametrik terdiri
dari stochastic Frontier Approach (SFA), Distribution Free
Approach (DFA) dan Thick Frontier Approach (TFA),
sedangkan pendekatan non parametrik meliputi Data
Envelopment Analysis (DEA).
2.2.3 Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi Bank
Konsep-konsep yang digunakan dalam mendefinisikan
hubungan antara input dan output dalam tingkah laku institusi
finansial pada metode non parametrik Data Envelopment Analysis
(DEA), antara lain : pendekatan produksi, pendekatan intermediasi
dan pendekatan aset. (Hadad, dkk : 2003).
1. Pendekatan Produksi (production approach), pendekatan yang
melihat sebuah institusi finansial sebagai produser dari akun
deposit dan kredit pinjaman (loans), mendefinisikan output
sebagai jumlah dari akun-akun tersebut atau dari transaksi
terkait. Input-input dalam kasus ini dihitung sebagai jumlah
-
21
tenaga kerja, pengeluaran modal pada aset tetap dan material
lain.
2. Pendekatan intermediasi (intermediation approach),
pendekatan yang memandang institusi finansial sebagai
intermediator. Input institusional seperti biaya tenaga kerja,
modal dan pembayaran pada deposit, dengan output dalam
bentuk kredit pinjaman (loans) dan investasi finansial.
3. Pendekatan aset (asset approach), pendekatan yang
mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga keuangan
sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). Pendekatan ini,
output benar-benar didefinisikan ke dalam bentuk aset.
Yang menjadi dalam mengukur efisiensi bank adalah banyak
perbedaan dalam menentukan input dan output yang akan diukur.
Penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi dengan alasan
bahwa salahsatu funsi penting sebuah perbankan adalah sebagai
lembaga intermediasi yang menghubuungkan antara unit surplus
dengan unit defisit.
Pendekatan intermediasi juga merupakan pendekatan terbaik
untuk mengevaluasi keseluruhan lembaga keuangan yang berfungsi
sebagai lembaga intermediasi. (Maflachatun : 2010).
-
22
2.2.4 Bank
2.2.4.1 Pengertian Bank
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. (Herman Darmawi, 2006 : 46).
Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adlah
menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke
masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam
lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. (Kuncoro, 2002 : 68).
Sedangkan pengertian bank menurut Undang-Undang
Republik Indonesia No.10 tahun 1998, menyatakan bahwa bank
adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan / atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
Menurut Herman (2006 : 41) berdasarkan fungsinya (lihat
Undang-Undang Perbankan Tahun 1992 Pasal 5), dalam sistem
perbankan Indonesia terdapat tiga subsistem (atau tiga jenis bank),
yaitu :
1. Bank sentral sebagai pembina dan pengawas sistem
perbankan,
2. Bank umum,
3. Bank perkreditan rakyat.
-
23
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan / atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
(Herman Darmawi, 2006 : 46).
2.2.4.2 Fungsi dan Peran Bank
Berikut adalah fungsi bank secara spesifik, antara lain :
1. Agent of Trust (agen kepercayaan), dasar utama perbankan
dalam melaksanakan kegiatannya adalah kepercayaan.
Kepercayaan ini penting dibangun karena dengan dasar ini
maka semua pihak termasuk masyarakat, pihak debitor dan
pihak bank ingin merasa diuntungkan baik dari segi
penyimpanan dana, penampung dana maupun penerima
penyaluran dana tersebut.
2. Agent of Development (agen pengembangan), fungsi bank
sebagai lembaga yang memobilisasi dana untuk
pembangunan ekonomi di sektor riil. Fungsi ini
memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi,
distribusi serta konsumsi barang dan jasa dalam membantu
pembangunan perekonomian masyarakat.
3. Agent of Service (agen pelayanan), fungsi ini menunjukkan
bahwa selain melakukan kegiatan menghimpun dan
menyalurkan dana, bank juga memberikan pelayanan jasa
perbankan lain kepada masyarakat.
-
24
Sedangkan berikut adalah peran bank dalam menjalankan
kegiatannya dalam sistim keuangan, antara lain :
1. Pengalihan Aset (Asset Transmutation), yaitu pengalihan
dana atau aset dari unit surplus ke unit defisit. Dimana
sumber dana yang diberikan pada pihak peminjam berasal
pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat
diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal ini
bank berperan sebagai pangalih aset yang likuid dari unit
surplus (lender) kepada unit defisit (borrower).
2. Transaksi (Transaction), bank memberikan berbagai
kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan
transaksi. Dalam ekonomi modern, transaksi barang dan jasa
tidak pernah terlepas dari transaksi keuangan. Untuk itu
produk-produk yang dikeluarkan oleh bank (giro, tabungan,
depsito, saham dan sebagainya) merupakan pengganti uang
dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
3. Likuiditas (Liquidity), unit surplus dapat menempatkan dana
yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk berupa giro,
tabungan, deposito, dan sebagainya. Produk-produk tersebut
masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-
beda. Untuk kepentingan likuiditas para pemilik dana dapat
menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingannya. Dengan demikian bank memberikan fasilitas
-
25
pengelolaan likuiditas kepada pihak yang mengalami surplus
likuiditas dan menyalurkannya kepada pihak yang mengalami
kekurangan likuiditas.
4. Efisiensi (Efficiency), peranan bank sebagai broker adalah
menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah
produknya. Disini bank hanya memperlancar dan
mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan.
Adanya informasi yang tidak simetris (asymmetric
information) antara peminjam dan investor menimbulkan
masalah insentif. Peran bank menjadi penting untuk
memecahkan masalah insentif tersebut. Untuk itu jelas peran
bank dalam hal ini yaitu menjembatani dua pihak yang saling
berkepentingan untuk menyamakan informasi yang tidak
sempurna, sehingga terjadi efisiensi biaya ekonomi.
2.2.4.3 Jenis-Jenis Bank
Di Indonesia terdapat beberapa jenis bank yang ditinjau dari
beberapa segi, yaitu segi fungsi, kepemilikan, status dan cara
menentukan harga.
1. Dilihat dari Segi Fungsi
Menurut UU Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998,
jenis bank menurut fungsinya adalah sebagai berikut.
1) Bank Umum, yaitu bank yang dapat memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.
-
26
2) Bank Perkreditan Rakyat, adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Dilihat dari Segi Kepemilikan
Jenis bank berdasarkan kepemilikannya dapat dibedakan
sebagai berikut.
1) Bank milik pemerintah, merupakan bank yang akte
pendiriannya maupun modal bank ini sepenuhnya
dimiliki oleh pemerintah, sehingga keuntungannya
dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank milik
pemerintah adalah Bank Mandiri, Bank Negara
Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan
Bank Tabungan Negara (BTN). Contoh bank milik
pemerintah daerah antara lain Bank DKI, Bank Jabar,
Bank Jateng, Bank Jatim, Bank DIY, Bank Riau, Bank
Sulawesi Selatan, dan Bank Nusa Tenggara Barat.
2) Bank milik swasta nasional, merupakan bank yang
seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh
swasta nasional, sehingga keuntungannya menjadi milik
swasta pula. Contoh bank milik swasta nasional antara
lain Bank Central Asia, Bank Lippo, Bank Mega, Bank
-
27
Danamon, Bank Bumi Putra, Bank Internasional
Indonesia, Bank Niaga, dan Bank Universal.
3) Bank milik koperasi, merupakan bank yang kepemilikan
saham-sahamnya oleh perusahaan yang berbadan hukum
koperasi. Contoh bank milik koperasi adalah Bank
Umum Koperasi Indonesia (Bukopin).
4) Bank milik asing, merupakan cabang dari bank yang ada
di luar negeri, atau seluruh sahamnya dimiliki oleh pihak
asing (luar negeri). Contoh bank milik asing antara lain
ABN AMRO Bank, American Express Bank, Bank of
America, Bank of Tokyo, Bangkok Bank, City Bank,
Hongkong Bank, dan Deutsche Bank.
5) Bank milik campuran, merupakan bank yang sahamnya
dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional dan
secara mayoritas sahamnya dipegang oleh warga Negara
Indonesia. Contoh bank campuran adalah Bank
Finconesia, Bank Merincorp, Bank PDFCI, Bank Sakura
Swadarma, Ing Bank, Inter Pacifik Bank, dan Mitsubishi
Buana Bank.
3. Dilihat dari Segi Status
Jenis bank dilihat dari segi status adalah sebagai berikut.
1) Bank devisa, merupakan bank yang dapat melaksanakan
transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan
-
28
mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke
luar negeri, inkaso ke luar negeri, travellers cheque, dan
pembayaran L/C. Persyaratan untuk menjadi bank devisa
ditentukan oleh Bank Indonesia.
2) Bank nondevisa, merupakan bank yang belum
mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai
bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan
transaksi yang berhubungan dengan luar negeri.
4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga
Berdasarkan cara menentukan harga, bank dapat
dibedakan dalam dua jenis.
1) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional (Barat),
hampir semua bank yang ada di Indonesia berdasarkan
prinsip kerja konvensional. Bank konvensional
mendapatkan keuntungan dengan cara menetapkan
bunga sebagai harga, baik untuk simpanan seperti giro,
tabungan maupun deposito. Harga untuk pinjaman
(kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga.
Sedangkan penetapan keuntungan untuk jasa bank
lainnya ditetapkan biaya dalam nominal atau persentase
tertentu.
2) Bank yang berdasarkan prinsip syariah (Islam),
perbedaan pokok antara bank konvensional dengan bank
-
29
syariah terletak pada landasan falsafah yang dianut. Bank
syariah tidak melaksanakan sistem bunga, sedangkan
bank konvensional dengan sistem bunga. Bagi bank
syariah penentuan harga atau pencarian keuntungan
didasarkan pada prinsip bagi hasil.
2.2.5 Konsep Data Envelopment Analysis (DEA)
Data Envelopment Analysis (DEA) adalah sebuah pendekatan
yang menggunakan pemrograman matematis yang mampu
menganalisis kinerja beberapa objek yang disebut unit pembuat
keputusan atau Desicion Making Unit (DMU) berdasarkan rasio
output terhadap input sehingga dapat dibuat garis efisien guna
memperoleh rasio tertinggi (maksimal) yang dicapai DMU tertentu.
Dalam DEA, efisiensi relatif unit kerja (DMU) didefinisikan sebagai
rasio dari total output tertimbang dibagi total input tertimbang.
Konsep DEA pertama kali diperkenalkan oleh Farrell (1957)
kemudian dikembangkan oleh Charnes, Cooper dan Rhodes (1978)
yang dikenal dengan model CCR (Charnes-Cooper-Rhodes) yang
menggunakan metode Constan Return to Scale (CRS). Pada metode
CRS, perubahan proporsional yang sama pada tingkat input akan
menghasilkan perubahan proporsional yang sama pada tingkat output
sehingga metode ini lebih tepat digunakan untuk menganalisis
kinerja pada perusahaan manufaktur. Metode ini juga menghasilkan
evaluasi terhadap overall efficiency.
-
30
Pada tahun 1984 Bankers, Charnes dan Cooper
mengembangkan model DEA yang disebut dengan model BCC
(Bankers-Charnes-Cooper) yang mengasumsikan metode Variable
Return to Scale (VRS). Pada metode ini penambahan input sebesar x
kali tidak akan menyebabkan output meningkat sebesar x kali,
namun bisa lebih kecil atau lebih besar x kali dan adanya anggapan
bahwa skala produksi dapat mempengaruhi efisiensi. Metode ini
mampu memisahkan antara technical efficiency dengan scale
efficiency sehingga lebih tepat digunakan dalam menganalisis
efisiensi kinerja pada perusahaan jasa seperti perbankan karena
faktor dari sumber daya manusia lebih signifikan peranannya
dibandingkan dengan faktor lain seperti kas, modal dan lain-lain.
Berikut ini adalah pengukuran yang digunakan dalam metode
Data Envelopment Analysis (DEA) :
1. Pengukuran Berorientasi Input (Input Oriented Measure)
Dalam pengukuran ini menunjukkan sejumlah input dapat
dikurangi secara proporsional tanpa mengubah jumlah output
yang dihasilkan.
2. Pengukuran Berorientasi Output (Output Oriented Measure)
Dalam pengukuran ini apabila sejumlah output dapat
ditingkatkan secara proporsional tanpa mengubah jumlah
input yang digunakan.
-
31
2.2.6 Determinan Tingkat Efisiensi
Setelah mengetahui variabel input dan output dalam
mengukur tingkat efisiensi perbankan, maka berikutnya adalah
meneliti variabel-variabel yang dapat mempengaruhi tingkat
efisiensi perbankan.
1) Capital Adequacy Ratio (CAR)
Merupakan rasio permodalan yang menunjukkan
kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan
pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko
kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank.
Perhitungan CAR didasarkan pada prinsip bahwa setiap
penanaman yang mengandung risiko harus disediakan jumlah
modal sebesar persentase tertentu terhadap jumlah
penanamannya. Bank di Indonesia diwajibkan untuk
menyediakan modal minimum sebesar 8% dari Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). (Kuncoro dan
Suhardjono, 2002). Semakin tinggi CAR, maka semakin baik
kinerja bank.
=
100%
2) Non Performing Loan (NPL)
Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang
diberikan oleh bank. (Dwi : 2010). Angka maksimum dari
-
32
rasio ini adalah sebesar 5%. Tingkat NPL yang tinggi
merefleksikan dari kualitas pengelolaan yang rendah
sedangkan tingkat NPL yang rendah menggambarkan bahwa
kualitas pengelolaan kredit yang baik.
=
3) Loans to Deposit Ratio (LDR)
Merupakan rasio keuangan perbankan yang berhubungan
dengan aspek likuiditas. LDR adalah rasio yang menunjukkan
deposito berjangka, tabungan dan lain-lain yang digunakan
dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan requests)
nasabahnya. Semakin tinggi rasionya maka semakin tinggi
tingkat likuiditasnya.
=
+
4) Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan
biaya operasional terhadap pendapatan operasional yang
diperoleh bank. Semakin kecil angka rasio ini, maka akan
semakin baik kondisi bank tersebut.
=
5) Return On Asset (ROA)
Return on Assets (ROA) merupakan rasio keuangan
perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas mengukur
-
33
kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba
pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu.
Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah
perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam
kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan. (Hanafi dan
Halim, 2003:27).
=
100%
2.3 Kerangka Pemikiran
Tujuan utama sebuah perusahaan terutama perbankan adalah
mencapai tingkat efisiensi optimal. Untuk mencapai tingkat efisiensi
optimal, manajemen bank harus dapat mengelola dan mengendalikan
semua input yang digunakan untuk menghasilkan output yang maksimal.
Data Envelopment Analysis (DEA) digunakan untuk menghitung dan
menganalisis tingkat efisiensi relatif perbankan yang memiliki multiinput
dan multioutput dengan membandingkan data input dan output bank
tersebut sehingga menghasilkan nilai efisiensi. Skor efisiensi bank
dinyatakan sebagai 0-1 atau 0-100%. (Agus Maulana : 1997).
Variabel input dan output yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan intermediasi (intermediation approach) karena
mempertimbangkan fungsi utama bank sebagai lembaga intermediasi
antara unit surplusi dan unit defisit. Variabel input yang digunakan antara
lain adalah dana pihak ketiga (DPK), biaya tenaga kerja dan biaya bunga
-
34
sedangkan untuk variabel output yang digunakan adalah kredit yang
diberikan dan laba.
Selain untuk menganalisis tingkat efisiensi perbankan, penelitian ini
juga akan meneliti faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
efisiensi perbankan antara lain CAR, NPL, LDR, BOPO dan ROA.
CAR digunakan untuk menunjukkan kemampuan bank dalam
menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta
menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam
operasional bank. NPL digunakan untuk menunjukkan kemampuan
manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh
bank. LDR digunakan untuk menunjukkan dana pihak ketiga yang
digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan requests)
nasabahnya. BOPO digunakan untuk mengukur perbandingan biaya
operasional terhadap pendapatan operasional yang diperoleh bank.
Sedangkan ROA digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
kemampulabaan dan efisiensi secara menyeluruh.
Berdasarkan uraian teori di atas dan penelitian terdahulu yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual
yang dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
-
35
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Perbankan Komersial
Laporan Keuangan
Neraca Lap. Laba/Rugi
Pengukuran Efisiensi
DEA
Pendekatan Intermediasi
Input
-Dana Pihak Ketiga (DPK) (I1)
-Biaya Tenaga Kerja (I2)
-Biaya Bunga (I3)
Output
-Kredit yang diberikan (O1)
-Laba (O2)
Tingkat Efisiensi (Y)
-CAR (X1)
-NPL (X2)
-LDR (X3)
-BOPO(X4)
-ROA (X5)
Regresi
-
36
2.4 Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya, maka
dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1 = Ada pengaruh antara CAR, NPL, LDR, BOPO dan ROA
terhadap tingkat efisiensi perbankan secara simultan
H2 = Ada pengaruh antara CAR terhadap tingkat efisiensi perbankan
H3 = Ada pengaruh antara NPL terhadap tingkat efisiensi perbankan
H4 = Ada pengaruh antara LDR terhadap tingkat efisiensi perbankan
H5 = Ada pengaruh antara BOPO terhadap tingkat efisiensi
perbankan
H6 = Ada pengaruh antara ROA terhadap tingkat efisiensi perbankan
-
37
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah seluruh bank umum yang beroperasi di
Indonesia tahun 2009-2013. Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder, yaitu data rasio keuangan (CAR, NPL, LDR,
BOPO dan ROA) yang terdapat dalam laporan keuangan bank yang telah
diterbitkan. Data dari variabel input dan output juga diperoleh dari laporan
keuangan bank terkait. Data tersebut diperoleh dari www.idx.co.id,
www.bi.go.id dan dari sumber lain. Jenis penelitian yang digunakan
berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian adalah jenis penelitian
ini bersifat penelitian deskriptif dan korelasional.
3.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel dependen adalah variabel yang terikat, yaitu variabel yang
dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya. Dalam penelitian ini
terdapat 1 variabel dependen yaitu tingkat efisiensi, yang disimbolkan
dengan (Y1).
1) Tingkat Efisiensi
Efisiensi diartikan sebagai kemampuan suatu unit usaha
untuk mencapai tujuan yang diinginkan, efisiensi selalu dikaitkan
dengan tujuan organisasi yang harus dicapai oleh perusahaan.
(Agus Maulana, 1997:46). Efisiensi diukur dengan
membandingkan input yang digunakan untuk menghasilkan output
-
38
dalam operasi perusahaan. Tingkat efisiensi dinyatakan dengan 0-1
atau 0-100%, semakin mendekati angka 1 atau 100% maka
perbankan tersebut dinyatakan efisien.
=
Untuk pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA), penelitian ini
menggunakan variabel input yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK) yang
disimbolkan dengan (I1), Biaya Tenaga Kerja (I2) dan Biaya Bunga (I3).
Sedangkan variabel output yang digunakan adalah Kredit yang diberikan
(O1) dan Laba (O2) dengan penjelasan sebagai berikut :
2) Dana Pihak Ketiga (DPK) (I1)
Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah sumber dana yang
diperoleh dari masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu,
perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-
lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing.
(Murdiana : 2011). Menurut UU Perbankan No.10 tahun 1998
sumber dana yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati,
tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau
alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian
nasabah penyimpan dengan bank.
-
39
c. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana
perintah pembayaran lainnya atau dengan cara
pemindahbukuan.
3) Biaya Tenaga Kerja (I2)
Menurut Meina (2009), biaya tenaga kerja adalah
pengeluaran yang dilakukan oleh bank untuk membiayai
pegawainya seperti gaji dan upah pegawai. Masing-masing bank
mempunyai kebijakan sendiri mengenai struktur dan bentuk
fasilitas yang diberikan kepada karyawannya. Biaya tenaga kerja
termasuk dalam biaya operasional perbankan yang dicantumkan
pada laporan laba rugi.
4) Biaya Bunga (I3)
Biaya bunga adalah biaya yang dibayarkan bank kepada
pemegang dana yang menempatkan uangnya di bank dalam
berbagai bentuk produk antara lain tabungan, deposito dan giro.
5) Kredit yang Diberikan (O1)
Menurut UU No.7 tahun 1998 tentang perbankan, kredit
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara pihak bank dengan pihak lain, peminjam
berkewajiban untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
-
40
tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau bagi hasil yang telah
ditetapkan.
6) Laba (O2)
Menurut Suwardjono (2008 : 464), laba dimaknai sebagai
imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini
berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya
total yang melekat kegiatan produksi dan penyerahan barang /
jasa). Laba yang dimaksud di sini adalah pendapatan bersih setelah
dikurangi beban operasional dan pajak yang diterima oleh bank.
Sedangkan untuk regresi, penelitian ini menggunakan rasio
keuangan perbankan sebagai variabel independen yaitu variabel yang
dapat mempengaruhi variabel dependen yang antara lain CAR, NPL, LDR,
BOPO dan ROA dengan penjelasan sebagai berikut :
7) Capital Adequacy Ratio (Rasio Solvabilitas)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian di
dalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga.
(Dwi : 2011). Menurut Ayu (2010) tujuan dari penggunaan dari
rasio ini adalah sebagai:
1) Ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap
kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan,
2) Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan
usahanya sampai batas tertentu karena sumber-sumber
-
41
dana dapat juga berasal dari hutang penjualan aset yang
tidak dapat dipakai dan lain-lain,
3) Alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank tersebut
yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya, dan
4) Dengan modal yang mencukupi, memungkinkan
manajemen bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan
efisien yang tinggi, seperti yang dikehendaki oleh para
pemilik modal pada bank tersebut.
Berikut adalah rumus yang digunakan dalam rasio CAR :
=
100%
Dimana :
ATMR = Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
8) Non Performing Loan (NPL)
Penilaian atas kualitas aset yang dimiliki bank dapat diukur
dengan Non Performing Loan (NPL). Menurut Dwi (2010) NPL
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank
dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank.
Hal-hal berikut ini merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi atau bahkan naik turunnya NPL itu sendiri,
diantaranya adalah kemauan dari para debitur, kondisi
perekonomian Indonesia, dan juga kebijakan dari pemerintah.
(Anandya : 2013).
-
42
=
9) Loan to Deposit Ratio (LDR)
Menurut Lukman (2005 : 116), Loan to Deposit Ratio (LDR)
adalah rasio antara antara seluruh jumlah kredit yang diberikan
bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini merupakan
indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. LDR
menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank dan dapat
dirumuskan sebagai berikut :
=
+
10) Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan biaya
operasional/ biaya intermediasi terhadap pendapatan operasional
yang diperoleh bank. (Ayu : 2010). Biaya operasional meliputi
biaya bunga dan biaya operasional lainnya. Sedangkan pendapatan
operasional meliputi pendapatan bunga dan pendapatan operasional
lainnya. (Susi : 2012).
Menurut Lukman (2005 : 111) berikut ini adalah komponen
pendapatan dan biaya operasional :
1) Pendapatan Operasional, terdiri atas semua pendapatan yang
merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang
benar-benar telah diterima. Pendapatan operasional bank
secara terperinci adalah sebagai berikut :
-
43
a. Pendapatan dari hasil bunga (dalam rupiah), baik dari
pinjaman yang diberikan maupun dari penanaman-
penanaman yang dilakukan oleh bank, seperti giro,
simpanan berjangka, obligasi dan surat pengakuan
utang lainnya.
b. Provisi dan komisi yang dipungut atau diterima oleh
bank dari berbagai kegiatan yang dilakukan, seperti
provisi kredit, provisi transfer, komisi pembelian/
penjualan efek-efek dan lainnya.
c. Pendapatan atas transaksi valuta asing yaitu
keuntungan yang diperoleh bank dari berbagai
transaksi devisa, misalnya selisih kurs pembelian/
penjualan valuta asing, selisih kurs karena konversi
provisi, komisi dan bungan yang diterima dari bank-
bank di luar negeri.
d. Pendapatan lain yang merupakan hasil langsung dari
kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan
operasional bank yang tidak termasuk ke dalam
rekening pendapatan di atas, misalnya deviden yang
diterima dari saham yang dimiliki, pendapatan
transaksi valuta asing, laba rugi penjualan surat
berharga pasar modal dan lain-lain.
-
44
2) Biaya Operasional, adalah semua biaya yang berhubungan
langsung dengan kegiatan usaha bank yang diperinci sebagai
berikut :
a. Biaya bunga adalah biaya yang dikeluarkan oleh bank
untuk diberikan kepada nasabah penabung dan
nasabah deposan yang besarnya ditentukan oleh bank
dan diberikan kepada nasabah dalam satuan waktu
tertentu, misalnya harian atau bulanan. Biaya ini
paling besar porsinya terhadap biaya bank secara
keseluruhan. Biaya ini diantisipasikan dalam oleh
bank pada penutupan tahun buku atau pada tanggal
laporan.
b. Biaya penghapusan aktiva produktif yaitu
penyusutan/ penghapusan yang dilakukan bank
terhadap aktiva produktif bank. yang tergolong dalam
aktiva produktif yaitu : kredit yang diberikan, surat
berharga, penempatan dana antar bank, tagihan
akseptasi dan transaksi derivatif, penyertaan, dan
lainnya.
c. Biaya estimasi kerugian komitmen dan kontijensi,
berisi penyusutan/ penghapusan atas transaksi
rekening administratif.
-
45
d. Biaya operasional lainnya, berisi semua pengeluaran
yang dilakukan bank untuk mendukung kegiatan
operasionalnya yang berupa : biaya administrasi dan
umum, biaya personalia, biaya penurunan nilai surat
berharga, biaya transaksi valas, biaya lainnya.
11) Return On Asset (ROA)
ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. (Lestari
dan Sugiharto, 2007: 196). Semakin besar ROA suatu bank,
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan aset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut
(Lukman, 2003:120) :
=
100%
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh bank
umum beroperasi di Indonesia yang terdaftar di BEI. Bank umum yang
beroperasi di Indonesia yang terdiri dari bank persero, bank swasta
nasional devisa, bank swasta nasional non devisa, bank pemerintah daerah,
bank asing dan bank campuran. Periode pengamatan penelitian dilakukan
dari tahun 2009-2013. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian
ini dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (purposive sampling), yaitu
:
-
46
1) Yang digunakan sebagai sampel adalah seluruh bank umum yang
masih aktif selama periode penelitian.
2) Bank memiliki data laporan keuangan lengkap selama periode
penelitian yaitu dari tahun 2009 hingga tahun 2013.
3) Data variabel input dan output tersedia dalam laporan keuangan
bank terkait.
4) Berdasarkan syarat pemilihan DMU pada pendekatan DEA, jumlah
sampel harus dua atau tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah keseluruhan input dan output penelitian.
5) Sampel tidak di merger oleh bank lain selama periode penelitian.
6) Sampel tidak dilikuidasi/ditutup atau dicabut ijin usahanya oleh
Bank Indonesia selama periode penelitian.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang
berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti, penelusuran data ini
dilakukan dengan cara :
1) Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil
cetakan. Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan
yang antara lain berupa jurnal, buku, skripsi dan thesis.
2) Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam
format elektronik. Data yang disajikan dalam format elektronik ini
antara lain berupa laporan keuangan, Indonesian Capital Market
-
47
Directory (ICMD) katalog perpustakaan, laporan-laporan Bank
Indonesia, dan situs internet lainnya.
3.5 Teknik Analisis
3.5.1 Model Data Envelopment Analysis
Data Envelopment Analysis (DEA) adalah sebuah teknik
pemrograman matematis yang digunakan untuk mengevaluasi
efisiensi relatif dari sebuah kumpulan unitunit pembuat keputusan
(Decision Making Unit/DMUs) dalam mengelola sumber daya
(input) dengan jenis yang sama sehingga menjadi hasil (output)
dengan jenis yang sama pula, dimana hubungan bentuk fungsi dari
input ke output tidak diketahui. Tingkat efisiensi dihitung
berdasarkan pada data yang tersedia dengan bantuan program
Software MDeaP. Istilah DMU dalam metode DEA ini dapat
bermacammacam unit, seperti bank, rumah sakit, retail store, dan
apa saja yang memiliki kesamaan karakteristik operasional.
(Nugroho dan Erwinta : 2006). Ramanathan (2003) menyebutkan
ada dua faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan DMU, yaitu :
1) DMU harus merupakan unit-unit yang homogen. Unit-unit
tersebut melakukan tugas (task) yang sama, dan memiliki
obyektif yang sama. Input dan output yang mencirikan
kinerja dari DMU harus identik, kecuali berbeda hanya
-
48
intensitas dan jumlah/ukurannya (magnitude). Hal ini juga
sejalan dengan pendapat Sufian (2006).
2) Hubungan antara jumlah DMU terhadap jumlah input dan
output kadangkala ditentukan berdasarkan rule of
thumb, yaitu jumlah DMU diharapkan lebih banyak
dibandingkan jumlah input dan output dan ukuran sampel
seharusnya dua atau tiga kali lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah keseluruhan input dan output.
3.5.1.1 Pembobotan dalam DEA
Inti dari DEA adalah menentukan bobot (weights) atau
timbangan untuk setiap input dan output DMU. Bobot tersebut
memiliki sifat tidak bernilai negatif dan bersifat universal,
artinya setiap DMU dalam sampel harus dapat menggunakan
seperangkat bobot yang sama untuk mengevaluasi rasionya
(total weighted output/total weighted input) dan rasio tersebut
tidak boleh lebih dari satu (total weighted output/total
weighted input 1). (Sunarto, 2010).
Angka rasio 1 (atau kurang dari satu) berarti DMU
tersebut efisien (tidak efisien) dalam menghasilkan tingkat
output maksimum dari tiap input. DEA berasumsi bahwa
setiap DMU menggunakan kombinasi input yang berbeda
untuk menghasilkan kombinasi output yang berbeda pula.
Sehingga setiap DMU akan memilih seperangkat bobot yang
-
49
mencerminkan keragaman tersebut. Secara umum DMU akan
menetapkan bobot yang tinggi untuk input yang
penggunaannya sedikit untuk memaksimalkan output, dan
sebaliknya. (Adrian dan Etty : 2009).
3.5.1.2 Keunggulan DEA
Model DEA digunakan sebagai perangkat untuk
mengukur kinerja DMU yang memiliki keunggulan sebagai
berikut (Purwanto : 2004) :
Model DEA dapat mengukur banyak variabel input dan
variabel output.
Tidak diperlukan asumsi hubungan fungsional antara
variabel-variabel yang diukur
Variabel input dan output dapat memiliki satuan
pengukuran yang berbeda.
Decision Makin Unit (DMU) dibandingkan secara
langsung dengan sesamanya.
3.5.1.3 Model Pengukuran Efisiensi Teknik Bank
Dalam model DEA, efisiensi teknik bank dapat diukur
dengan menghitung perbandingan/ rasio antara output dan
inputnya. DEA akan menghitung bank yang menggunakan
input n untuk menghasilkan output m yang berbeda. (Meina :
2009).
-
50
= =
Dimana :
hs = efisiensi bank s
m = output bank s yang diamati
n = input bank s yang diamati
Yis = jumlah output i yang diproduksi oleh bank s
Xjs = jumlah input j yang digunakan oleh bank s
Ui = bobot output i yang dihasilkan oleh bank s
Vj = bobot input j yang diberikan oleh bank s dan i dihitung
dari 1 ke m serta j dihitung dari 1 ke n
Persamaan di atas menunjukkan adanya penggunaan
satu variabel input dan satu ouput. Rasio efisiensi (hs),
kemudian dimaksimumkan dengan kendala sebagai berikut
(Adrian dan Etty : 2009) :
=
1
Dimana :
ui dan vj 0
r = 1....n
n = jumlah bank dalam sampel
Pertidaksamaan di atas menunjukkan adanya rasio
efisiensi perusahaan tidak lebih dari 1. Angka rasio akan
-
51
bervariasi antara 0 sampai 1. Angka rasio mendekati 1 atau
100% menunjukkan bank yang efisien. Sebaliknya jika
mendekati 0 menunjukkan efisiensi bank yang semakin rendah
atau terjadi inefisiensi.
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
3.5.2.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi
tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan analisis grafik atau uji statistik. (Ghozali, 2013 :
160).
Apabila menggunakan grafik, normalitas umumnya
dideteksi dengan melihat tabel histogram. Namun demikian,
dengan hanya melihat tabel histogram bisa menyesatkan,
khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang
lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari data
sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi
-
52
normal. Dasar pengambilan dengan menggunakan normal
probability plot adalah sebagai berikut: (Ghozali : 2007)
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau
tidak mengikuti arah garis diagonal atau garis histogram
tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas
dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati
secara visual kelihatan normal, pa