ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar...

144
ii ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR KLASIK PADA LAGU SIPATOKAAN DAN BUBUY BULAN ARANSEMEN IWAN TANZIL SKRIPSI SARJANA O L E H KRISRENDI MASDEO SIREGAR NIM: 090707012 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2014

Transcript of ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar...

Page 1: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

ii

ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR

KLASIK PADA LAGU SIPATOKAAN DAN BUBUY BULAN

ARANSEMEN IWAN TANZIL

SKRIPSI SARJANA

O

L

E

H

KRISRENDI MASDEO SIREGAR

NIM: 090707012

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2014

Page 2: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

iii

ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR

KLASIK PADA LAGU SIPATOKAAN DAN BUBUY BULAN

ARANSEMEN IWAN TANZIL

SKRIPSI SARJANA

O

L

E

H

KRISRENDI MASDEO SIREGAR

NIM: 090707012

Disetujui

Pembimbing I,

Drs. Prikuten Tarigan, M.Si.

NIP 19195804021987031003

Pembimbing II,

Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D.

NIP 196512211991031001

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana seni

dalam bidang Etnomusikologi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2014

Page 3: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

iv

DISETUJUI OLEH: FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Medan,29 April 2014

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI KETUA DEPARTEMEN

Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D NIP. 196512211991031001

Page 4: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

v

PENGESAHAN

Diterima oleh:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk

melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Seni dalam bidang

Etnomusikologi pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Medan.

Hari : Tanggal : FAKULTAS ILMU BUDAYA USU

DEKAN

Dr. Syahron Lubis, M.Si.,Ph.D.

NIP. 195110131976031001

PANITIA UJIAN No. Nama Tanda Tangan

1. ............................................................... ( )

2. ............................................................... ( )

3. ............................................................... ( )

4. ............................................................... ( )

5. ............................................................... ( )

Page 5: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

i

KATA PENGANTAR

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan

kepadaku” (Filipi 4:13). Penulis mengucap syukur kepada Tuhan Yesus karena

atas kekuatan yang diberikan-Nya lah maka skripsi ini bisa terwujud.

Skripsi yang berjudul Analisis Teknik dan Gaya Permainan pada Lagu

Sipatokaan dan Bubuy Bulan Aransemen Iwan Tanzil ini disusun sebagai

syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Strata 1 (S1) di Departemen

Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya serta sebagai wahana untuk melatih diri

dan mengembangkan wawasan berpikir dalam penulisan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangan. Hal ini dikarenakan penulis masih dalam tahap pembelajaran

dan peningkatan pengetahuan serta keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan

skripsi ini selanjutnya.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis dibantu oleh berbagai pihak

baik dari proses awal penulisan sampai penyelesaian skripsi ini. Dalam

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua penulis, yaitu Fitriyani Magdalena Sembiring dan Zul Arfan

Siregar (makasih ma, yah, atas dukungan doa, dana, dan nasehat-nasehat

yang selama ini kalian berikan) dan juga adik penulis, Christy, yang menjadi

motivator secara tidak langsung bagi penulis.

Page 6: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

ii

2. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.Si.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D selaku Ketua Departemen

Etnomusikologi sekaligus Dosen Pembimbing II penulis yang telah

memberikan bimbingannya kepada penulis selama proses perkuliahan dan

pengerjaan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Prikuten Tarigan, M.Si selaku Dosen Pembimbing I penulis

yang telah begitu banyak meluangkan waktu dan tenaga untuk mengarahkan

pembahasan skripsi ini ke arah yang lebih baik.

5. Bapak Drs. Kumalo Tarigan, M.A yang telah bersedia melakukan “diskusi

dadakan” sebagai cikal bakal lahirnya judul skripsi ini.

6. Bapak Prof. Mauly, M.A., Ph.D atas pertanyaan-pertanyaan sederhananya

yang merubah cara berpikir penulis tentang skripsi ini ke arah yang lebih

baik.

7. Bapak Drs. Muhammad Fadlin, M.A, ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd,

dan ibu Arifni Netrirosa, SST yang telah memberikan saran dan kritik

sebagai dosen penguji pada saat seminar proposal.

8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah

berjasa dalam memberikan banyak bekal ilmu pengetahuan, bimbingan serta

arahan kepada penulis selama penulis menimba ilmu pengetahuan di USU.

9. Mas Iwan Tanzil, selaku informan penulis yang telah berbaik hati

mengijinkan penulis untuk meneliti karya-karyanya dan meluangkan waktu

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang skripsi ini.

Page 7: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

iii

10. Bang Wonter dan Bang Michael yang telah membantu penulis saat awal

pengerjaan skripsi ini sehingga penulis mendapatkan informan yang tepat.

11. Bang Ogan dan Bang Susan, guru-guru gitar yang mengajarkan dasar

bermain gitar klasik kepada penulis. Sebagian besar dari tulisan pada skripsi

ini merupakan pengetahuan penulis yang didapatkan dari ajaran mereka.

12. Sridewi Sartika Bakara, teman terdekat penulis yang tidak pernah merasa

lelah memberikan semangat dan mengingatkan penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini (sksdsb).

13. Anak-anak Etno ’09, teman-teman satu perjuangan penulis saat menimba

ilmu di USU yang saling mendukung dalam pengerjaan skripsi ini (trutama

leng mania yg sukak ngmpl di DT, “ada bagong klen?” dan bwt yg blum

siap skripsinya, cepatkan itu weeee....).

14. Monang, Itok, Riki, dan Dapit, teman-teman penulis semasa remaja (skses

bwt kita ya genk....).

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Medan, 29 April 2014

Penulis

Krisrendi Masdeo Siregar

Page 8: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................ iv

DAFTAR BAGAN DAN TABEL ............................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ viii

ABSTRAKSI ............................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................. 1

1.2 Pokok Permasalahan ....................................................... 11

1.3 Tujuan dan Manfaat ........................................................ 11

1.3.1 Tujuan ................................................................. 11

1.3.2 Manfaat ............................................................... 12

1.4 Konsep dan Teori ............................................................ 12

1.4.1 Konsep ................................................................ 12

1.4.2 Teori ................................................................... 14

1.5 Metode Penelitian ........................................................... 18

1.5.1 Studi Kepustakaan ............................................... 18

1.5.2 Observasi ............................................................ 19

1.5.3 Wawancara .......................................................... 20

1.5.4 Perekaman Lagu .................................................. 20

1.5.5 Kerja Laboraturium ............................................. 21

BAB II BIOGRAFI RINGKAS IWAN TANZIL DAN GAMBARAN

UMUM LAGU-LAGU DAERAH DI INDONESIA ............. 22

2.1 Pengenalan ..................................................................... 22

2.2 Biografi Ringkas ............................................................. 23

2.3 Letak Biografis Indonesia dan Hubungannya dengan

Kebudayaan .................................................................... 23

2.4 Lagu Daerah di Indonesia ............................................... 33

2.4.1 Lagu Sipatokaan .................................................. 40

Page 9: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

v

2.4.2 Lagu Bubuy Bulan .............................................. 42

BAB III PENGENALAN INSTRUMEN GITAR KLASIK DAN

SISTEM NOTASINYA .......................................................... 45

3.1 Pengenalan Instrumen ..................................................... 45

3.1.1 Klasifikasi Gitar Klasik ....................................... 45

3.1.2 Pengenalan Bagian Gitar Klasik .......................... 49

3.1.3 Persiapan Bermain Gitar Klasik ........................... 51

3.2 Sistem Notasi pada Gitar Klasik ...................................... 54

BAB IV ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN PADA

LAGU SIPATOKAAN DAN BUBUY BULAN .................... 68

4.1 Partitur Lagu Sipatokaan dan Bubuy Bulan ..................... 68

4.2 Analisis Teknik Permainan ............................................. 75

4.2.1 Analisis Teknik Permainan pada Lagu Sipatokaan 75

4.2.1.1 Apagados ............................................... 75

4.2.1.2 Ceja ....................................................... 78

4.2.1.3 Strumming ............................................. 83

4.2.2 Analisis Teknik Permainan pada Lagu Bubuy Bulan 85

4.2.2.1 Scordatura ............................................. 85

4.2.2.2 Sul Ponticello ........................................ 88

4.2.2.3 Harmonik ............................................... 91

4.2.2.4 Slur ........................................................ 97

4.2.2.5 Trill ....................................................... 99

4.2.2.6 Glissando ............................................... 102

4.3 Analisis Gaya Permainan ................................................ 105

4.3.1 Analisis Melodi ................................................... 105

4.3.1.1 Analisis Melodi pada Lagu Sipatokaan .. 107

4.3.1.2 Analisis Melodi pada Lagu Bubuy Bulan 107

4.3.2 Analisis Akor ...................................................... 109

4.3.2.1 Analisis Akor pada Lagu Sipatokaan ...... 111

4.3.2.2 Analisis Akor pada Lagu Bubuy Bulan .. 112

4.3.3 Analisis Ritem ..................................................... 113

Page 10: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

vi

4.3.3.1 Analisis Ritem pada Lagu Sipatokaan .... 114

4.3.3.2 Analisis Ritem pada Lagu Bubuy Bulan ... 116

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ..................................................................... 122

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 125

DAFTAR INFORMAN ............................................................................ 126

LAMPIRAN .......................................................................................... 127

Page 11: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

vii

DAFTAR BAGAN DAN TABEL

Bagan 1.1 Analisis Teknik dan Gaya Permainan Lagu Sipatokaan dan

Bubuy Bulan Aransemen Iwan Tanzil .................................. 17

Tabel 2.1 Proporsi Jumlah Suku di Indonesia ...................................... 25

Tabel 2.2 Lagu Daerah di Tiap Provinsi Indonesia .............................. 36

Tabel 3.1 Key Signature dan Nada Dasarnya ...................................... 55

Tabel 3.2 Nama, Nilai, Bentuk Not dan Tanda Istirahat ...................... 57

Tabel 3.3 Jenis-Jenis Tempo dan Angkanya pada Metronom .............. 58

Page 12: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Iwan Tanzil ......................................................................... 24

Gambar 3.1 Busur, Lira, Harpa, Lute, dan Zither .................................... 47

Gambar 3.2 Bagian-Bagian pada Gitar Klasik ......................................... 49

Gambar 3.3 Footstool ............................................................................. 51

Gambar 3.4 Standbook ........................................................................... 52

Gambar 3.5 Posisi Bermain Gitar Klasik ................................................ 53

Gambar 3.6 Penamaan Jari dan Posisi Tangan ........................................ 62

Gambar 3.7 Tangga Nada C Mayor ........................................................ 63

Gambar 3.8 Sistem Tala Standar dan Penamaan Posisi Fret pada Gitar

Klasik .................................................................................. 64

Gambar 4.1 Half Barre ........................................................................... 80

Gambar 4.2 Barre ................................................................................... 82

Gambar 4.3 Strumming .......................................................................... 84

Gambar 4.4 Iwan Tanzil Saat Melakukan Teknik Scordatura .................. 88

Gambar 4.5 Sul Tasto ............................................................................. 89

Gambar 4.6 Sul Ponticello ...................................................................... 90

Gambar 4.7 Iwan Tanzil Saat Bermain dengan Teknik Sul Ponticello ..... 91

Gambar 4.8 Teknik Harmonik Natural pada Birama Pertama .................. 95

Gambar 4.9 Teknik Harmonik Artifisial pada Birama ke-62 ................... 96

Gambar 4.10 Hammer-on ......................................................................... 98

Gambar 4.11 Pull-off ................................................................................ 99

Gambar 4.12 Trill ..................................................................................... 102

Gambar 4.13 Glissando ............................................................................ 104

Page 13: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

ix

ABSTRAKSI

Gitar klasik merupakan salah satu jenis gitar yang proses evolusinya berasal dari Spanyol sehinggga jenis gitar ini sering juga disebut spanish guitar. Gitar jenis ini dapat dimainkan dalam bentuk permainan solo tanpa didukung oleh pengiring instrumen lainnya. Adapun bentuk penyajian dari jenis gitar ini telah memiliki perkembangan yang dilihat dari perbendaharaan lagu yang dimainkan mulai dari jenis lagu yang diciptakan dari zaman klasik hingga zaman modern, bahkan dalam konsep musik daerah. Sehingga dalam kesempatan ini, penulis akan membahas bagaimana lagu daerah dimainkan dalam gitar klasik yang notabenenya memainkan lagu klasik..

Penulis telah menentukan lagu Sipatokaan dan Bubuy Bulan karya Iwan Tanzil sebagai objek penelitian dalam skripsi ini. Dalam konsep gitar tunggal, penulis tertarik untuk menganalisis teknik permainan yang disajikan oleh Iwan Tanzil sebagai arranger. Juga akan dilakukan analisis terhadap gaya permainan pada lagu-lagu tersebut setelah diaransemen.

Adapun tulisan ini dimanfaatkan untuk menambah informasi tentang gitar klasik. Selain aturan-aturan dasar dalam instrumen ini, teknik-teknik dan gaya permainan dalam dua lagu yang menjadi objek penelitian di atas akan dijelaskan dalam tulisan ini. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran penulis untuk membahasnya dalam bentuk kajian ilmiah. Metode yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji objek penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang akan melihat objek penelitian secara subjektif dalam mengumpulkan informasi-informasi yang didukung dengan observasi dan wawancara. Untuk itu dalam membantu metode tersebut penulis menggunakan disiplin lapangan dan disiplin laboratorium dalam proses pembahasannya.

Adapun bahan kajian dalam skripsi ini dikerjakan berdasarkan teori dan metode dalam etnomusikologi. Kemudian hasil data tersebut menghasilkan kesimpulan yang menjadi penyelesaian masalah dalam skripsi ini.

Page 14: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa, sehingga

mengandung irama, lagu, dan keharmonisan--terutama suara yang dihasilkan dari

alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian (KBBI, 2011). Berbicara

tentang musik, tidaklah lengkap jika belum membicarakannya dalam konteks

kebudayaan. Alasannya adalah karena musik merupakan bagian dari budaya dan

mencerminkan aspek sosial kemasyarakatan di mana musik itu tumbuh, hidup,

dan berkembang. Hal ini dikarenakan musik mampu mengekspresikan hal-hal

yang terjadi dalam sistem sosial.

Dalam menghasilkan musik, diperlukan instrumen yang dengan cara

tertentu bisa diatur untuk memproduksi suatu suara oleh musisinya. Salah satu

instrumen musik adalah gitar. Gitar merupakan instrumen musik yang populer dan

umum dijumpai di dunia. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya orang di dunia yang

bisa memainkan gitar dibandingkan dengan instrumen musik lainnya. Mudah

untuk dipelajari dan harga yang terjangkau, membuat gitar menjadi instrumen

musik favorit untuk memulai dalam mempelajari musik. Instrumen ini biasa

digunakan sebagai pengiring karena kemampuannya memainkan lebih dari satu

nada secara bersamaan (harmonis). Alat musik yang termasuk ke dalam

klasifikasi lute1 berleher panjang ini, relatif ringan, sehingga mudah dibawa ke

1Salah satu jenis klasifikasi kordofon (baca Bab II)

Page 15: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

2

mana-mana. Banyak masyarakat di seluruh penjuru dunia yang menggunakan

gitar untuk sekedar menghibur diri sendiri ataupun pengiring dalam bernyanyi

ketika berkumpul bersama orang-orang lain.

Gitar merupakan alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik

menggunakan jari maupun plektrum.2 Secara umum dilihat dari sumber penghasil

bunyi, gitar dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu gitar akustik dan gitar elektrik.

Gitar akustik adalah jenis gitar yang menghasilkan bunyi dari hasil getaran senar

dengan lubang resonatornya3 sedangkan gitar elektrik menghasilkan bunyi dari

hasil penguatan elektrik. Gitar akustik ini kemudian dapat disubkategorikan ke

dalam beberapa jenis yaitu gitar klasik yang menggunakan senar nilon, gitar folk

yang menggunakan senar baja, gitar flamenco, dan lain-lain.

Gitar klasik biasa disebut juga dengan spanish guitar atau gitar Spanyol. Ini

dikarenakan proses perubahan evolusi alat musik ini lebih intens terjadi di

Spanyol. Abad ke-11 banyak bermunculan jenis alat musik mirip gitar di Eropa.

Gittern adalah yang pertama berkembang di benua ini. Dikembangkan dari desain

instrumen petik Asia, gittern sudah mendekati bentuk gitar modern. Hanya saja

senarnya masih terbuat dari catgut4 dan jumlah course5 yang bervariasi antara 3-4

course. Setelah gittern, banyak proses pengembangan pada instrumen ini yang

melahirkan alat-alat petik baru. Contohnya adalah quitarra, guiterre, guitare, lute,

2Plektrum, yang biasa disebut pick, adalah alat bantu dalam memetik senar gitar yang

dipegang dengan jempol dan telunjuk berbahan utama plastik, tulang, kayu, logam, atau tempurung kura-kura.

3Lubang resonator adalah lubang di tengah badan gitar yang berfungsi memperbesar suara yang dihasilkan oleh getaran senar.

4Kendati secara harfiah berarti usus kucing, namun sebenarnya catgut merujuk kepada istilah yang digunakan untuk usus domba.

5Course adalah jumlah jalur/senar yang dipakai dalam alat musik petik.

Page 16: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

3

dan lainnya. Banyaknya jenis pengembangan gittern tidak membuat alat musik ini

sepenuhnya lenyap. Berganti nama menjadi vihuela, gittern masih populer di

kalangan masyarakat Spanyol. Sementara itu lute terus berkembang di benua

Eropa. Karena desain kedua instrumen ini yang semakin estetis dan fungsional,

diciptakanlah instrumen-instrumen serupa yang memiliki course yang lebih

banyak dan lebih baik kualitas suaranya.

Pada akhir abad ke-16, vihuela digantikan oleh gitar barok. Pada masa

inilah banyak gitaris dan komposer bermunculan. Namun desain gitar yang

dipakai tiap gitaris tidaklah sama. Tiap gitaris bisa saja memakai desain gitar yang

berbeda dari gitaris yang lainnya. Hal inilah yang membuat Antonio Torres Jurado

(1817-1892), seorang luthier6 Spanyol, menciptakan standar anatomi gitar

(dimensi, rangka, panjang, dan sebagainya) yang masih diterapkan pada dasar

pembuatan gitar klasik hingga sekarang (kecuali jenis senar yang dipakai).7

Walaupun para luthier pada masa sekarang mempunyai kekhasan masing-masing,

ada patokan tertentu dalam gitar modern yang masih berpegang pada desain

Torres. Inovasi-inovasi oleh para pembuat gitar yang menghasilkan jenis gitar

bersenar logam, termasuk penemuan teknologi listrik yang berdampak pada

ditemukannya gitar elektrik, memunculkan istilah gitar klasik. Istilah “gitar

klasik” membedakan gitar standar buatan Torres dengan gitar lainnya.

6Dahulunya luthier adalah istilah untuk pembuat gitar klasik. Namun sekarang tidak hanya

gitar klasik, tapi juga jenis gitar lainnya. Bahkan juga dipakai untuk pembuat instrumen musik yang berdawai dan mempunyai fret.

7Tahun 1946 adalah pertama kalinya senar berbahan nilon digunakan sebagai pengganti catgut. Ditemukan pertama kali oleh Albert Agustine, seorang pembuat instrumen musik dari Amerika. Karena tidak mampu memperoleh bahan catgut akibat pembatasan yang diberlakukan pada Perang Dunia II, Agustine membuat senar berbahan nilon karena berlebihnya jumlah persediaan nilon untuk militer.

Page 17: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

4

Pada awalnya, gitar klasik memainkan repertoar yang dibuat khusus untuk

instrumen ini oleh komposer gitar klasik seperti Fransesco Tarrega, Aguado,

Carcassi, Carulli, Coste, dan banyak komposer lainnya, dan juga komposisi musik

klasik yang ditranskripsi ke gitar tunggal. Andres Segovia (1893-1987), yang

merupakan bapak gitar klasik dunia, banyak memainkan karya-karya dari sang

guru, Fransesco Tarrega. Recuerdos de Alhambra, Capricho Arabe, dan Lagrima

adalah sedikit dari komposisi-komposisi yang dimainkannya untuk menghormati

Tarrega. Karya Tarrega banyak yang masih dimainkan oleh gitaris klasik hingga

sekarang, selain dari musik-musik literatur Eropa yang “disulap” menjadi

komposisi bagi gitar tunggal. Pentranskripsian musik klasik ke gitar tunggal ini

pertama kali dilakukan oleh Fransesco Tarrega (1852-1909). Granados, Albeniz,

Chopin, Bach, adalah para komposer yang karyanya digubah oleh gitaris dan

komposer kelahiran Spanyol ini.

Mengikuti jejak sang guru, Segovia pun melakukan hal yang sama dengan

karyanya yang paling terkenal, Chaconne in D Minor karya J.S. Bach untuk solo

biola. Komposisi mereka inilah yang masih dimainkan oleh para gitaris klasik

hingga sekarang.

Saat musik literatur Eropa sepertinya mendominasi komposisi lagu yang

dimainkan untuk gitar klasik, beberapa dekade belakangan di Amerika lahir istilah

finger-picking style, yang sekarang lebih dikenal sebagai fingerstyle. Fingerstyle

bisa dikatakan teknik memetik gitar yang menggunakan jari, bukan plektrum yang

biasa dipakai oleh pemain dengan gitar bersenar logam. Bermula ketika sebagian

Page 18: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

5

gitaris musik rakyat Amerika (country) memainkan arpegio8 dengan memetik

satu-persatu senar dengan jari saat menjadi pengiring. Dengan makin

berkembangnya teknik dan perbendaharaan lagu, para gitaris fingerstyle mulai

bermain solo di tiap penampilannya. Mereka memainkan bass, pengiring (akor),

dan melodi pada saat yang bersamaan dengan satu gitar. Selain senar yang

digunakan, komposisi lagu yang berupa lagu-lagu rakyat atau lagu-lagu populer

pada masa itu adalah salah satu pembeda gitaris fingerstyle dari gitaris klasik yang

hanya memainkan musik literatur Eropa.

Lagi-lagi perkembangan teknologi mempengaruhi gitar klasik. Kalau

sebelumnya dengan penemuan listrik mendorong terciptanya gitar elektrik,

kemudahan dalam berkomunikasi lewat internet mempengaruhi perbendaharaan

lagu pada gitar klasik. Pertukaran informasi melalui media ini menyebabkan batas

antara gitar klasik dan fingerstyle menjadi kabur. Banyak gitaris klasik yang

menyerap teknik-teknik dalam permainan fingerstyle yang sebelumya tidak ada

dalam teknik lagu-lagu yang dimankan di literatur Eropa seperti teknik efek

perkusi yang membuat lagu menjadi lebih ritmis. Begitu juga dengan gitaris

fingerstyle. Mereka mengadaptasi variasi arpeggio dan detail harmoni dari

komposisi-komposisi gitar klasik yang lebih kompleks. Dalam hal penyajian

musik, gitaris klasik banyak yang menyertakan musik rakyat atau lagu-lagu

populer ke dalam perbendaharaan lagunya. Fenomena ini menyebabkan inovasi-

inovasi dalam bermain gitar klasik seperti mengaransemen ataupun juga

mentranskripsi lagu-lagu yang bukan merupakan musik literatur Eropa. Repetitif

8Arpeggio berasal dari kata arpa/harpa karena gaya petikan yang mirip dengan harpa, yaitu

bentuk akor yang dimainkan not per not secara berurutan dalam pola tertentu.

Page 19: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

6

dan terkesan “itu-itu saja” (monoton) juga faktor yang mempengaruhi gitaris

klasik mulai memainkan lagu-lagu non klasik. Bayangkan lagu Asturias karya

Isaac Albeniz yang selama hampir seabad tidak mengalami perubahan yang

berarti dan telah dimainkan di ribuan panggung dengan gitaris yang berbeda-beda,

serta banyak pengulangan dan durasi memainkannya yang cukup lama. Lambat

laun semakin banyak perbendaharaan lagu gitar klasik yang berasal dari lagu yang

populer di tengah masyarakat di tiap belahan dunia dan tidak sedikit yang

melakukan eksperimen dengan lagu daerah. Menjamurnya lagu-lagu non klasik

untuk dimainkan di gitar klasik membuat banyak gitaris mengtranskripsikan atau

bahkan mengaransemen lagu daerahnya sendiri untuk dimainkan secara solo.

Di Indonesia, banyak gitaris klasik ternama yang memainkan komposisi

lagu non klasik karya aransemen mereka sendiri. Sebut saja Iwan Tanzil, Benny

M Tanto, Jubing Kristianto, Sie Tjen Lie, dan masih banyak lagi. Dalam skripsi

ini, yang menjadi fokus kajian penulis adalah Iwan Tanzil. Beliau adalah seorang

gitaris dan komponis untuk instrumen gitar, warga negara Indonesia yang bertaraf

internasional. Ia banyak menimba ilmu dari para gitaris tingkat nasional dan dunia

seperti Johny Legoh, Rainer Wildt, Mariangeles Sanchez Benimeli (murid Andres

Segovia dan Emilio Pujol). Masih banyak lagi pengalaman internasional Iwan

Tanzil ini di bidang musik gitar ini. Secara lebih rinci dideskripsikan biografi

kesenimanannya di Bab II skripsi ini.

Walaupun ia memiliki pengalaman dan reputasi secara internasional sebagai

gitaris dan komponis untuk instrumen gitar, ia tidak melupakan akar budaya

dirinya sebagai warga negara Indonesia. Justru dengan semua pengalamannya

Page 20: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

7

tersebut, ia mencoba mengenalkan lagu-lagu daerah Indonesia ke peringkat

internasional. Dua karya beliau yang menjadi bahan kajian dalam skripsi ini

adalah lagu Sipatokaan dari Sulawesi Utara dan Bubuy Bulan dari kebudayaan

Sunda di Jawa Barat Indonesia.

Secara etnomusikologis, karya beliau ini menarik untuk dikaji. Seperti

diketahui bahwa etnomusikologi adalah studi musik dalam kebudayaan. Dalam

hal ini sebagai seorang gitaris dan komponis untuk instrumen gitar yang

berpengalaman secara internasional beliau tidak melupakan akar kebudayaan

Indonesia. Sisi lain yang menarik adalah bagaimana beliau mengaransemen lagu-

lagu daerah Indonesia (dengan fokus kajian penulis pada dua lagu tersebut)?

Teknik-teknik permainan seperti apa yang diterapkan dalam komposisinya?

Semua ini menjadi bagian dari studi estetika dalam etnomusikologi.

Etnomusikologi merupakan sebuah disiplin ilmu yang merupakan fusi dari

musikologi dan antropologi (etnologi). Secara eksplisit apa itu etnomusikologi

sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan manusia, didefinisikan oleh Merriam,

sebagai berikut.

Ethnomusicology carries within itself the seeds of its own division, for it has always been compounded of two distinct parts, the musicological and the ethnological, and perhaps its major problem is the blending of the two in a unique fashion which emphasizes neither but takes into account both. This dual nature of the field is marked by its literature, for where one scholar writes technically upon the structure of music sound as a system in itself, another chooses to treat music as a functioning part of human culture and as an integral part of a wider whole. At approximately the same time, other scholars, influenced in considerable part by American anthropology, which tended to assume an aura of intense reaction against the evolutionary and diffusionist schools, began to study music in its ethnologic context. Here the emphasis was placed not so much upon the structural components of music sound as upon the part music plays in

Page 21: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

8

culture and its functions in the wider social and cultural organization of man. It has been tentatively suggested by Nettl (1956:26-39) that it is possible to characterize German and American "schools" of ethnomusicology, but the designations do not seem quite apt. The distinction to be made is not so much one of geography as it is one of theory, method, approach, and emphasis, for many provocative studies were made by early German scholars in problems not at all concerned with music structure, while many American studies have been devoted to technical analysis of music sound (Merriam 1964:3-4).9

Apa yang dikemukakan oleh Merriam seperti kutipan di atas, bahwa para

pakar atau ahli etnomusikologi membawa dirinya sendiri kepada benih-benih

pembagian ilmu, yaitu musikologi dan antropologi. Selanjutnya dalam

memfusikan kedua disiplin ini, akan menimbulkan kemungkinan-kemungkinan

munculnya masalah besar dalam rangka menggabungkan kedua disiplin itu. Oleh

karena itu setiap etnomusikolog akan berada dalam fokus keahlian ilmu pada

salah satu bidangnya saja, tetapi tetap mengandung kedua disiplin tersebut.

Sifat dualisme lapangan studi etnomusikologi ini, dapat ditandai dari bahan-

bahan bacaan yang dihasilkannya. Katakanlah seorang sarjana etnomusikologi

menulis secara teknis tentang struktur suara musik sebagai suatu sistem

tersendiri. Di lain sisi, sedangkan sarjana lain memilih untuk memperlakukan

musik sebagai suatu bagian dari fungsi kebudayaan manusia, dan sebagai bagian

yang integral dari keseluruhan kebudayaan. Di dalam masa yang sama, beberapa

sarjana dipengaruhi secara luas oleh para pakar antropologi Amerika, yang

cenderung untuk mengasumsikan kembali suatu reaksi terhadap aliran-aliran

9Dalam aplikasi disiplin etnomusikologi di Indonesia dan dunia, terdapat sebuah buku yang

terus populer sampai sekarang ini, dalam realitasnya menjadi “bacaan wajib ” bagi para pelajar dan mahasiswa etnomusikologi seluruh dunia, dengan pendekatan kebudayan, fungsionalisme, strukturalisme, sosiologis, dan lain-lainnya. Buku yang diterbitkan tahun 1964 oleh North Western University di Chicago Amerika Serikat ini, menjadi semacam “karya utama” di antara karya-karya yang berciri khas etnomusikologis.

Page 22: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

9

yang mengajarkan teori-teori evolusioner difusi, dimulai dengan melakukan studi

musik dalam konteks etnologisnya. Dalam kerja yang seperti ini, penekanan

etnologis yang dilakukan para sarjana ini lebih luas dibanding dengan kajian

struktur komponen suara musik sebagai suatu bagian dari permainan musik dalam

kebudayaan, dan fungsi-fungsinya dalam organisasi sosial dan kebudayaan

manusia yang lebih luas.

Hal tersebut telah disarankan secara bertahap oleh Bruno Nettl yaitu

terdapat kemungkinan karakteristik "aliran-aliran" etnomusikologi di Jerman dan

Amerika, yang sebenarnya tidak persis sama. Mereka melakukan studi

etnomusikologi ini dengan tidak begitu berbeda, baik dalam geografi, teori,

metode, pendekatan, atau penekanannya. Beberapa studi provokatif awalnya

dilakukan oleh para sarjana Jerman. Mereka memecahkan masalah-masalah yang

bukan hanya pada semua hal yang berkaitan dengan struktur musik saja. Para

sarjana Amerika telah mempersembahkan teknik analisis suara musik.

Dari kutipan di atas tergambar dengan jelas bahwa etnomusikologi dibentuk

dari dua disiplin ilmu dasar yaitu antropologi dan musikologi. Walaupun terdapat

variasi penekanan bidang yang berbeda dari masing-masing ahlinya, namun

terdapat persamaan bahwa mereka sama-sama berangkat dari musik dalam

konteks kebudayaannya.

Secara khusus, mengenai beberapa definisi tentang etnomusikologi telah

dikemukakan dan dianalisis oleh para pakar etnomusikologi. Pada tulisan edisi

berbahasa Indonesia, Rizaldi Siagian dari Universitas Sumatera Utara (USU)

Medan, dan Santosa dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta, telah

Page 23: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

10

mengalihbahasakan berbagai definisi etnomusikologi, yang terangkum dalam

buku yang bertajuk Etnomusikologi10 (1995). Dalam buku ini, Alan P. Merriam

mengemukakan 42 definisi etnomusikologi dari beberapa pakar, menurut

kronologi sejarah dimulai oleh Guido Adler 1885 sampai Elizabeth Hesler tahun

1976.

Berdasarkan kepada keberadaan etnomusikologi yang merupakan fusi dari

dua bidang telaah, yaitu musikologi dan antropologi, maka sangatlah relevan

digunakan untuk mengkaji dua lagu tradisi (daerah) di Indonesia yang

diaransemen (secara musikologis) oleh Iwan Tanzil. Jadi musikologi penulis

gunakan untuk mengkaji bagaimana teknik dan gaya permainan gitar klasik pada

kedua lagu aransemen ini. Sementara di sisi lain, aspek kebudayaan (antropologis)

digunakan dalam melihat kedudukan lagu aransemen ini dalam konteks

masyarakat seni pendukung peradaban gitar klasik dunia, serta nilai-nilai tradisi

yang bagaimana yang terdapat dalam lagu ini, khususnya nilai tradisi Sulawesi

Utara dan Sunda.

10Buku ini diedit oleh R. Supanggah, diterbitkan tahun 1995. Diterbitkan di Surakarta oleh

Yayasan bentang Budaya, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Buku ini merupakan kumpulan enam tulisan oleh empat pakar etnomusikologi (Barat) seperti: Barbara Krader, George List, Alan P. Merriam, dan K.A. Gourlay; yang dialihbahasakan oleh Santosa dan Rizaldi Siagian. Dalam buku ini Alan P. Merriam menulis tiga artikel, yaitu: (a) “Beberapa Definisi tentang ‘Musikologi Komparatif’ dan ‘Etnomusikologi’: Sebuah Pandangan Historis-Teoretis,” (b) “Meninjau Kembali Disiplin Etnomusikologi,” (c) “Metode dan Teknik Penelitian dalam Etnomusikologi.” Sementara Barbara Krader menulis artikel yang bertajuk “Etnomusikologi.” Selanjutnya George List menulis artikel “Etnomusikologi: Definisi dalam Disiplinnya.” Pada akhir tulisan ini K.A. Gourlay menulis artikel yang berjudul “Perumusan Kembali Peran Etnomusikolog di dalam Penelitian.” Buku ini barulah sebagai alihbahasa terhadap tulisan-tulisan etnomusikolog (Barat). Ke depan, dalam konteks Indonesia diperlukan buku-buku panduan tentang etnomusikologi terutama yang ditulis oleh anak negeri, untuk kepentingan perkembangan disiplin ini. Dalam ilmu antropologi telah dilakukan penulisan buku seperti Pengantar Ilmu Antropologi yang ditulis antropolog Koentjaraningrat, diikuti oleh berbagai buku antropologi lainnya oleh para pakar generasi berikut seperti James Dananjaya, Topi Omas Ihromi, Parsudi Suparlan, Budi Santoso, dan lain-lainnya.

Page 24: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

11

Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

dan menuliskannya ke dalam bentuk tulisan ilmiah berupa skripsi, dengan judul:

“Analisis Teknik dan Gaya Permainan Gitar Klasik pada Lagu Sipatokaan

dan Bubuy Bulan Aransemen Iwan Tanzil”.

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang tertera di atas, pokok

permasalahan mengenai tulisan karya ilmiah ini adalah:

1. Teknik permainan apa sajakah yang digunakan dalam lagu Sipatokaan

dan Bubuy Bulan aransemen Iwan Tanzil tersebut?

2. Bagaimana gaya permainan lagu Sipatokaan dan Bubuy Bulan

aransemen Iwan Tanzil tersebut?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Secara umun penelitian bertujuan untuk mengetahui atau mengungkapkan

objek yang diteliti yang bertujuan untuk menemukan sebuah kesimpulan dari

sebuah masalah. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui teknik permainan yang digunakan dalam

aransemen lagu Sipatokaan dan Bubuy Bulan aransemen Iwan Tanzil.

2. Untuk mengetahui gaya lagu Sipatokaan dan Bubuy Bulan yang telah

diaransemen ke dalam bentuk gitar tunggal.

Page 25: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

12

1.3.2 Manfaat

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk penulis pribadi maupun masyarakat

luas pada saat membaca penulisan karya ilmiah ini. Adapun manfaat tersebut

antara lain:

1. Sebagai perbendaharaan dan dokumentasi bagi para gitaris klasik.

2. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dikemudian hari.

3. Memberikan sumbangsih pemikiran kepada gitaris klasik agar

memperluas perbendaharaan lagunya.

4. Sebagai bahan motivasi bagi pembaca tulisan ini, secara khusus gitaris

klasik, agar dapat melestarikan lagu daerahnya masing-masing.

5. Sebagai syarat akhir penyelesaian studi penulis di Departemen

Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

1.4 Konsep dan Teori

1.4.1 Konsep

Konsep merupakan rancangan ide atau pengertian yang diabstrakan dari

peristiwa kongkret (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2005 hal

588).

Dalam penulisan konsep ini, penulis akan menerangkan kata-kata kunci

dalam judul tulisan yaitu: Analisis Teknik dan Gaya Permainan pada Lagu

Sipatokaan dan Bubuy Bulan Aransemen Iwan Tanzil. Hal ini dimaksudkan agar

pembaca memahami maksud dari judul tulisan ini.

Page 26: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

13

Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan

penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian itu untuk memperoleh

pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Kamus Besar Bahasa

Indonesia , Balai Pustaka 2005 hal 43). Analisis yang dimaksudkan penulis pada

tulisan ini adalah penguraian teknik dan gaya permainan lagu daerah yang telah

ditetapkan sebagai objek penelitian dari sisi teknik dan gaya permainannya.

Teknik adalah cara membuat sesuatu atau melakukan sesuatu, sedangkan

permainan adalah suatu pertunjukan dan tontonan (Kamus Bahasa Indonesia

2008). Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa teknik permainan

merupakan gambaran mengenai pola atau cara yang dipakai dalam suatu

pertunjukan. Yang dimaksud dengan teknik permainan dalam tulisan ini adalah

teknik permainan gitar klasik, yaitu cara memproduksi nada yang biasa dipakai

oleh pemain gitar klasik.

Gaya permainan yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah

bagaimana komposisi lagu disusun oleh unsur-unsur musik baik dalam dimensi

ruang dan waktu. Antara dimensi ruang yang akan dikaji adalah tangga nada,

progresi akord (harmoni), bentuk lagu setelah diaransemen, dan aspek-aspek

sejenis setelah lagu tersebut diaransemen. Untuk dimensi waktu akan dikaji

tempo, tanda birama, durasi nada, dan lain-lainnya.

Lagu Sipatokaan dan Bubuy Bulan disini merupakan jenis lagu yang

dikategorikan ke dalam lagu daerah. Lagu daerah adalah lagu atau musik yang

berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh

rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Biasanya pencipta lagu daerah

Page 27: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

14

tidak diketahui (noname/NN). Lagu daerah biasanya memiliki lirik sesuai dengan

bahasa daerahnya masing-masing. Biasa dinyanyikan atau dimainkan pada tradisi-

tradisi tertentu pada masing-masing daerah seperti menidurkan anak, permainan

anak-anak, hiburan rakyat, pesta rakyat, dan sebagainya. Ciri lainnya adalah

mempunyai irama khusus yang merujuk bagi daerah asal lagu tersebut dan

disebarkan oleh media televisi dan radio.

Aransemen adalah upaya kreatif menata dan memperkaya sebuah lagu atau

komposisi, ke dalam format dan gaya yang baru. Mediumnya bisa apa saja, mulai

dari instrumen tunggal hingga orkestra. Mengaransemen lagu lebih mudah

daripada membuat komposisi karena tinggal mengutak-atik bahan yang sudah ada.

Perbendaharaan lagu yang bisa diaransemen pun banyak, mulai dari klasik, lagu-

lagu pop, atau lagu daerah. Untuk memperkaya aransemen, kita bisa melakukan

“bongkar-pasang” pada elemen-elemen dasar musik. Pola ritmik, melodi, timbre,

dan dinamika dengan racikan yang baru dapat membuat aransemen akan lebih

menarik. Tapi tentu saja tidak terlalu banyak mengubah esensi musik asli yang

akan dibawakan karena akan mengubah nilai dari arti aransemen yang sebenarnya,

yaitu memperkaya dan menata, bukan mengubahnya secara keseluruhan.

1.4.2 Teori

Teori merupakan bagian terpenting dari suatu pengetahuan. Tanpa teori

hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi tidak akan ada

pengetahuan (Koentjaraningrat,1973:10). Teori sangat dibutuhkan dalam

penelitian untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan informasi (data)

Page 28: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

15

dan membatasi masalah yang ingin diteliti. Sebagai landasan berpikir dalam

melihat permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis mempergunakan teori-

teori yang relevan.

Untuk menganalisis teknik permainan gitar klasik yang digunakan dalam

dua lagu aransmen Iwan Tanzil seperti diurai di atas, maka penulis menggunakan

teori teknik permainan gitar klasik dalam budaya Barat. Salah satu buku yang

memuat teori ini adalah pada Classic Guitar Course (T. Koizumi, 1974).

Pendekatan etnosains orang-orang Eropa dalam bermain gitar diantaranya adalah:

scordatura, mano izquerda sola, glissando, dan lain-lain.

Dalam menganalisis aspek gaya musik pada lagu Sipatokaan dan Bubuy

Bulan yang telah diaransemen Iwan tanzil, penulis melakukan identifikasi

terhadap hal-hal mendasar pada musik menurut Felix Salzer dalam bukunya yang

berjudul Structural Hearing Tonal Coherence In Music (1962:35).

The Rudiments of Music, a) Notation; scales; church modes; overtones series. b) Major, minor, diminished, and augmented intervals; triads and seventh chords; non harmonic tones (neighbour and passing tones, appogiaturas, suspensions, anticipations); roman numerals and figured bass numerals. c) Chord grammar (ability to write and identify any chord). Listening Approach: a) Aural recognition of the material listed above. b) Meter (duple, triple, and compound); rhythmic design of melodies. c) Melodic dictation of folk tunes and themes from instrumental music; two-part dictation of as preparation for two-part counterpoint. Teori ini memberikan gambaran bagaimana mengidentifikasi melalui

pengalaman mendengar musik, menentukan melodi, akor, dan ritem lagu, juga

kemampuan untuk mengidentifikasi semua bentuk-bentuk akor.

Page 29: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

16

Dalam kaitannya menganalisis gaya dua lagu daerah Indonesia yang telah

diaransemen oleh Iwan Tanzil, maka penulis akan menganalisis: (1) dimensi

ruang yaitu melodi dan akor/harmoni; (2) dimensi waktu yaitu ritem.

Untuk mengkaji dua aspek komposisi dua lagu aransemen Iwan Tanzil di

atas, sesuai dengan teori dasar musikal yang ditawarkan oleh Salzer, maka penulis

menggunakan notasi balok yang ditulis sendiri oleh Iwan Tanzil. Kedua notasi

lagu ini dikirimkannya secara langsung melalui email.

Adapun notasi dalam etnomusikologi, menurut Charles Seeger (1971:24-34)

dibedakan dalam dua jenis notasi menurut tujuannya. Pertama adalah notasi

preskriptif, yaitu notasi untuk seorang penyaji (bagaimana ia harus menyajikan

sebuah komposisi musik). Notasi ini berfungsi tidak lebih dari membantu penyaji

untuk mengingat aspek musikal pada saat melakukan pertunjukan. Kedua adalah

notasi deskriptif, yaitu notasi yang menuliskan semua karakter musikal secara

rinci dari suatu komposisi musik.

Berdasarkan pemahaman yang dikemukakan Seeger tersebut, maka notasi

yang dihasilkan oleh Iwan Tanzil dalam mengkomposisikan aransemennya dapat

dikategorikan sebagai notasi deskriptif. Notasi aransemen ini, bisa dikatakan

sangat detil dan rinci, termasuk teknik-teknik yang digunakan bagian per bagian.

Page 30: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

17

Bagan 1.1

Analisis Teknik dan Gaya Permainan Lagu Sipatokaan dan Bubuy Bulan

Aransemen Iwan Tanzil

Iwan TanzilGitaris dan Arranger

InternasionalWarga Negara Indonesia

Gitaris Klasik

Arranger Lagu-Lagu Daerah Indonesia

Sipatokaan& Bubuy Bulan

Analisis Teknik

Teori Etnosains Barat

Analisis Gaya

Teori Gaya Musik Nettl

Etnomusikologi

Page 31: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

18

1.5 Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian terhadap bahan tulisan ini penulis

menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975)

dalam buku Moleong (2004:3), metode kualitatif dijadikan sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Dalam rangka kerja penelitian ini, penulis juga berpedoman pada disiplin

etnomusikologi. Seperti yang dikemukakan Curt Sachs dalam Nettl (1964:62)

yaitu penelitian etnomusikologi dibagi dalam dua jenis pekerjaan yakni kerja

lapangan (field work) dan kerja laboraturium (desk work). Kerja lapangan meliputi

studi kepustakaan, observasi, wawancara, dan perekaman lagu. Sedangkan kerja

laboratorium meliputi pembahasan dan penganalisisan data yang telah diperoleh

selama penelitian.

1.5.1 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan bisa diartikan sebagai segala usaha yang dilakukan oleh

peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah

yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku

ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi,

peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan

sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik.

Beberapa bahan tertulis yang dijadikan sumber untuk menghimpun

informasi oleh penulis antara lain:

Page 32: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

19

1. Buku Gitarpedia oleh Jubing Kristianto (2007). Buku ini dijadikan

sebagai sumber informasi tentang gitar klasik mulai dari sejarah,

organologi, perbendaharaan lagu, dan unsur yang mendukungnya.

2. Buku Theory and Method in Ethnomusicology oleh Bruno Nettl.

Tulisan ini membahas tentang apa itu etnomusikologi baik itu tentang

kajiannya, metode, teori, pemahaman, maupun pembahasan tentang

etnomusikologi.

3. Buku Guitar Course Fundamental, 1, 2, dan 3 oleh T. Koizumi. Buku

ini berisi tentang dasa-dasar bermain gitar klasik dan teori-teori teknik

permainan dalam gitar klasik.

4. Pengetahuan Dasar Musik, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

(1982). Buku ini dijadikan pedoman dalam mendeskripsikan unsur-

unsur pendukung dalam musik yang berkaitan dengan judul penulis.

1.5.2 Observasi

Sebelum melakukan penelitian, penulis mencari informasi tentang pemain

gitar yang banyak mempunyai karya aransemen dalam bentuk gitar tunggal yang

berbahan dasar lagu daerah, dengan tujuan menjadikannya informan kunci. Agar

dapat melakukan kerja laboraturium dengan mudah, penulis mencari gitaris klasik

yang sudah mentranskripsi hasil aransemennya. Informasi mengenai Iwan Tanzil

ini penulis peroleh dari beberapa informan pangkal, yaitu para gitaris-gitaris,

guru, dan pengajar gitar klasik di Medan untuk dapat lebih menjelaskan secara

mendalam tentang gitar klasik dan hal-hal lain yang berkaitan dengan tulisan ini.

Page 33: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

20

Mereka umumnya memang mengakui dan menyarankan untuk mengkaji lagu-lagu

aransemen Iwan Tanzil yang pengalaman dan kekaryaannya bertaraf

internasional, dan telah diketahui secara baik oleh para informan pangkal ini.

1.5.3 Wawancara

Berhubung saat melakukan penelitian informan sedang berdomisili di

Jerman, wawancara dilakukan penulis dengan menggunakan sarana teknologi

komunikasi yaitu email (gmail.com). Penulis selama tiga kali menanyakan seputar

karya aransemen dan ilmu pengetahuan musik kepada Bapak Iwan Tanzil. Ia pun

sangat merespons dengan baik dan bijaksana. Melalui email ini juga beliau

mengirimkan notasi dua lagu tersebut, serta data-data kehidupannya.

1.5.4 Perekaman Lagu

Perekaman lagu dilakukan sebagai bentuk antisipasi jika penulis tidak

mendapatkan partitur yang cukup dari informan kunci. Setelah direkam, barulah

penulis mentranskripsikannya menjadi sebuah notasi agar lebih mudah untuk

mendeskripsikannya. Selain itu, teknik permainan dan sistem penjarian akan lebih

terlihat jika dilakukan perkaman lagu secara visual.

Dalam hal ini penulis lebih dahulu mendapatkan notasi langsung melalui

email dari Iwan Tanzil. Untuk membantu penulis dalam aspek audiovisualnya,

penulis kemudian mencari dua lagu aransemen beliau ini. Akhirnya penulis

mendapatkannya di situs www.youtube.com. Selanjutnya sebagai bahan kajian

Page 34: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

21

audiovisual, penulis merekam data-data audiovisual tersebut ke dalam format

mp4.

1.5.5 Kerja Laboraturium

Seluruh data yang telah dikumpulkan penulis, baik itu dalam bentuk partitur

atau rekaman lagu, akan diolah dalam kerja laboraturium. Dalam kerja

laboratorium ini penulis mendengar, melihat, dan membandingkannya dengan

notasi lagu yang telah didapat. Ternyata secara deskriptif apa yang tertulis bisa

dikatakan “sama” dengan notasi yang terlihat. Notasinya dikerjakan dengan amat

detail dan rinci.

Kemudian setelah itu, penulis menganalisisnya berdasarkan dua pokok

masalah yang telah ditentukan. Yang pertama adalah menganalisis teknik-teknik

permainan gitar klasik yang digunakan untuk memainkan aransemen dua lagu di

atas. Yang kedua adalah menganalisis gaya musik hasil arasmen Iwan tanzil untuk

dua lagu tersebut dengan melakukan identifikasi terhadap melodi, akor, dan ritem.

Page 35: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

22

BAB II

BIOGRAFI RINGKAS IWAN TANZIL DAN

GAMBARAN UMUM LAGU-LAGU DAERAH DI INDONESIA

2.1 Pengenalan

Pada Bab II ini akan dijelaskan tentang dua hal yaitu: (a) biografi ringkas

Iwan Tanzil sebagai warga negara Indonesia, yang kemudian memiliki reputasi

internasional sebagai gitaris dan arranger lagu-lagu untuk gitar klasik, terutama

lagu-lagu daerah Indonesia, (b) gambaran umum lagu-lagu daerah di Indonesia

dimulai dengan membahas letak geografis Indonesia yang mempengaruhi

kebudayaan di dalamnya. Lalu akan dilakukan deskripsi terhadap lagu daerah

yang merupakan bagian dari unsur kebudayaan. Hingga pada akhir bab, penulis

akan fokus terhadap dua lagu daerah (yaitu Sipatokaan dan Bubuy Bulan) yang

merupakan objek penelitian tulisan ini dengan membahas hal-hal non-musikal

yang berkaitan dengan lagu-lagu tersebut.

Bab ini sebenarnya ingin menerangkan secara umum bahwa Iwan Tanzil

sebagai gitaris dan arranger lagu-lagu daerah Indonesia untuk intrumen gitar

adalah bagian yang integral dalam konteks “internasionalisasi” kebudayaan

Indonesia. Bagi penulis, Iwan Tanzil memiliki kecerdasan menyiasat zaman dan

juga mampu mengenalkan kebudayaan Indonesia dalam konteks globalisasi. Pada

masa ini setiap kelompok manusia harus kreatif dalam memperkenalkan

kebudayaanya secara internasional, dan sekaligus tetap teguh mempertahankan

identitas kebudayaannya, baik itu budaya etnik maupun nasionalnya.

Page 36: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

23

2.2 Biografi Ringkas

Nama Iwan Tanzil menjadi pilihan penulis untuk menganalisis teknik

permainan dan struktur musik dari lagu yang telah diaransemen. Pria kelahiran

1963 ini memulai perjalanan musiknya dalam bergitar pada umur 14 tahun.

Iwan Tanzil pernah berguru kepada gitaris Indonesia antara lain Johny

Legoh dan Rainer Wildt. Selesai SMA tahun 1983, ia melanjutkan studi musik di

Hochschule der Kuenste Berlin (Sekolah Tinggi Seni Berlin) di bawah bimbingan

Mariangeles Sanchez Benimeli (murid Andres Segovia dan Emilio Pujol) dan

Prof. Martin Rennert. Selama belajar dia juga aktif mengikuti masterclass dari

gitaris-gitaris top dunia antara lain Javier Hinojosa (spesialis musik Renaisance

dan Barok), Vladimir Mikulka, Angelo Gilardino, Roberto Aussell, dan Manuel

Barrueco.

Tahun 1988 ia menyelesaikan studinya di bidang Concert Guitar dan

melanjutkannya ke jenjang "Kuenstlerische Reifeprüfung" (Ujian kematangan

seorang artis / Concert Diploma) yg diselesaikan tahun 1991. Keduanya lulus

dengan pujian (with Honour).

Setahun berikutnya, dalam usia 26 tahun ia menjuarai kompetisi gitar

internasional Concorso Internazionale La Conquista della Chitarra Classica di

Milano, Italia. Sejak itu ia aktif konser berkeliling Jerman, Polandia, Italia,

Spanyol, Korea Selatan, Jerman, dan juga Indonesia. Di konsernya ia juga

memainkan musik Renaisance dan Barok dengan menggunakan instrumen aslinya

seperti vihuela dan gitar Barok/Renaisance.

Page 37: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

24

Ia telah membuat 5 CD, di antaranya album karya lengkap Heitor Villa-

lobos. Pujian untuk konser dan rekamannya mengalir dari dari majalah Gitarre

und Laute (Jerman dan edisi Jepang), Classical Guitar London (Inggris), Les

Cahier de la Musigue (Perancis), Guitar Aktuel (Jerman), Seicorde (Italia), juga

dari berbagai kritikus musik di surat-surat kabar di banyak negara Eropa, Afrika,

dan Asia. Sebagai gitaris konser, Tanzil bekerja sama dengan banyak komposer

terkenal seperti Nikita Koshkin (Rusia), Bredemeyer, Von Schweinitz, Stahmer

(Jerman), Carlo Domeniconi (Italia), Jaime M. Zenamon (Brazil), Ryun Chung

(Korea), dan masih banyak lagi. Dari kerja sama ini lahir berbagai karya untuk

gitar yang khusus ditulis (dedication) untuknya. Iwan Tanzil juga menjabat

sebagai editor di perusahaan penerbitan musik terkemuka Edition Margaux

/Verlag Neue Musik (Berlin), AMA Verlag (Brühl), dan Musik Verlag Vogt und

Fritz (Schweinfurt).

Gambar 2.1

Iwan Tanzil

Sumber: www.facebook.com

Page 38: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

25

2.3 Letak Geografis Indonesia dan Hubungannya dengan Kebudayaan

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar. Sekitar 17.504 pulau

(Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia, 2004) merupakan bagian dari

NKRI. Secara geografis, Indonesia diapit oleh 2 benua dan 2 samudera. Pada

barat laut Indonesia terdapat benua Asia dan di tenggara Indonesia berbatasan

dengan benua Australia. Letak Indonesia yang berada pada posisi silang ini

menjadikan Indonesia sebagai persimpangan lalu lintas dunia, baik darat, udara,

ataupun laut. Negara kepulauan dan berada di pusat posisi lintas dunia adalah

alasan yang cukup kuat untuk menjawab pertanyaan tentang kekayan kultur di

negeri ini.

Jumlah suku di Indonesia juga tidak sedikit. Ada sekitar 1.128 suku yang

terdaftar oleh BPS (Badan Pusat Statistik) melalui sensus penduduk terakhir

(2000). Tabel di bawah ini hanya mencantumkan suku-suku inti yang ada di

Indonesia, belum termasuk pecahan/pembagiannya.

Tabel 2.1

Proporsi Jumlah Suku di Indonesia

Suku Bangsa

Populasi

(ribu)

Persentasi

Kawasan Utama

Suku Jawa

86,012

41,7

Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung

Suku Sunda

31,765

15,4

Jawa Barat

Tionghoa-

Indonesia

7,776

3,7

Jabodetabek, Bandung, Kalimantan

Barat, Surabaya, Bangka Belitung,

Kepulauan Riau, Medan, Bagan Siapi-

api, Jambi, Palembang, Makassar,

Page 39: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

26

Manado

Suku Melayu

7,013 3,4

Pesisir timur Sumatera , Kalimantan

Barat

Suku Madura

6,807 3,3 Pulau Madura

Suku Batak

6,188 3,0

Sumatera Utara

Suku

Minangkabau

5,569 2,7 Sumatera Barat, Riau

Suku Betawi

5,157 2,5

Jakarta

Suku Bugis

5,157 2,5

Sulawesi Selatan

Arab-Indonesia

5,000 2,4 Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah

Suku Banten

4,331 2,1 Banten

Suku Banjar

3,506 1,7 Kalimantan Selatan

Suku Bali

3,094 1,5 Pulau Bali

Suku Sasak

2,681

1,3

Pulau Lombok

Suku Makassar

2,063

1,0 Sulawesi Selatan

Suku Cirebon

1,856 0,9

Jawa Barat

India-Indonesia

3,094 1,2 Jawa Tengah

Sumber: BPS, 2000

Dengan banyaknya jenis suku bangsa di Indonesia membuat negeri ini

menjadi salah satu negara dengan kekayaan kultur yg mencolok. Hal ini bisa saja

terjadi karena setiap suku di Indonesia menghasilkan kebudayaan yang berbeda-

beda. Mempelajari unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah kebudayaan sangat

penting untuk memahami kebudayaan manusia. Kluckhon dalam bukunya yang

berjudul Universal Categories of Culture membagi kebudayaan yang ditemukan

pada semua bangsa di dunia dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti

Page 40: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

27

masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti

masyarakat perkotaan.

Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan

universal atau disebut dengan kultural universal. Menurut Koentjaraningrat, istilah

universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal dan

dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di berbagai

penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah:

1. Sistem Bahasa

Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu

antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik.

Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya,

menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara

simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung

pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting dalam

analisa kebudayaan manusia.

Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia

secara lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri

terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan

beserta variasivariasi dari bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsa

tersebut dapat diuraikan dengan cara membandingkannya dalam klasifikasi

bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, sub rumpun, keluarga dan sub keluarga.

Menurut Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran suatu bahasa

Page 41: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

28

tidak mudah karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan tempat

yang sangat intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi

perkembangan bahasa sering terjadi.

2. Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem

peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan

berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya

karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan

dalam kehidupannya.

Masyarakat pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender

pertanian tradisional yang disebut sistem pranatamangsa yang sejak dahulu telah

digunakan oleh nenek moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya.

Menurut Marsono, pranatamangsa dalam masyarakat Jawa sudah digunakan sejak

lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sistem pranatamangsa digunakan untuk

menentukan kaitan antara tingkat curah hujan dengan kemarau. Melalui sistem ini

para petani akan mengetahui kapan saat mulai mengolah tanah, saat menanam,

dan saat memanen hasil pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya

didasarkan pada siklus peristiwa alam. Sedangkan Masyarakat daerah pesisir

pantai yang bekerja sebagai nelayan menggantungkan hidupnya dari laut sehingga

mereka harus mengetahui kondisi laut untuk menentukan saat yang baik untuk

menangkap ikan di laut. Pengetahuan tentang kondisi laut tersebut diperoleh

melalui tanda-tanda atau letak gugusan bintang di langit.

Page 42: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

29

Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak

mengetahui dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke

hulu sungai. Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak

mengetahui dengan teliti ciri-ciri bahan mentah yang mereka pakai untuk

membuat alat-alat tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan

pengetahuan tentang alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang

ada di sekitarnya. Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia

memiliki pengetahuan mengenai, antara lain:

a. alam sekitarnya;

b. tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya;

c. binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya;

d zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya;

e. tubuh manusia;

f. sifat-sifat dan tingkah laku manusia;

g. ruang dan waktu.

3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial

Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi sosial merupakan

usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat

melalui berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok

masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai

berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari

hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu

Page 43: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

30

keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan

digolongkan ke dalam tingkatan-tingkatan lokalitas geografis untuk membentuk

organisasi sosial dalam kehidupannya.

Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu

masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu

komunitas atau organisasi sosial.

4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka

akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para

antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi

yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai

peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan

demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan

hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.

5. Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup

Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus

kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian

mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau

sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem

ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain:

a. berburu dan meramu;

Page 44: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

31

b. beternak;

c. bercocok tanam di ladang;

d. menangkap ikan;

e. bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.

Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu

masyarakat yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber

daya alam secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam

sektor pertanian hanya bisa ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum

terpengaruh oleh arus modernisasi.

Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber

penghasilan utama dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri

mengubah pola hidup manusia untuk tidak mengandalkan mata pencaharian

hidupnya dari subsistensi hasil produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat

industri, seseorang mengandalkan pendidikan dan keterampilannya dalam mencari

pekerjaan.

6. Sistem Religi

Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi

dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada

adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada

manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi

dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural

tersebut.

Page 45: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

32

Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi

penyebab lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa

religi suku-suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno

yang dianut oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan

mereka masih primitif.

7. Kesenian

Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi

mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang

dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak

yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi

awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknik-

teknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi

awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama

dalam suatu masyarakat.

Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni

ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik daerah terdiri atas seni vokal dan

instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat

seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera

pendengaran maupun penglihatan. Seni drama dibagi atas 2 jenis, yaitu drama

tradisional (wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong) dan drama modern (film,

lagu, dan koreografi).

Page 46: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

33

2.4 Lagu Daerah di Indonesia

Kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun oleh suatu suku salah

satunya adalah kesenian. Kesenian mengacu pada nilai keindahan yang berasal

dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati mata atau telinga.

Tarian, musik (vokal dan instrumen), dan benda-benda bernilai seni adalah

kebudayaan daerah yang dimiliki setiap suku.

Seni musik vokal yang ada di daerah dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Seni musik klasik

Seni musik klasik adalah lagu yang dikembangkan di pusat-pusat

pemerintahan rakyat lama seperti ibukota kerajaan atau kesultanan. Unsur-unsur

musikalitas yang ada didalamnya sudah dipertimbangkan sedemikian detailnya.

Lagu Klasik dinilai lebih agung dibandingkan lagu rakyat saat pembawaanya. Ini

disebabkan karena lagu klasik memiliki fungsi yang lain, yaitu diterapkan pada

upacara-upacara adat kerajaan.

2. Seni musik kerakyatan

Lagu rakyat yaitu lagu yang berasal dari rakyat di suatu daerah. Lagu rakyat

tersebar secara alami yang disampaikan secara lisan dan turun-temurun. Contoh

lagu rakyat yaitu lagu yang dipakai untuk pernikahan, kematian, berladang,

berlayar, menenun, dan sebagainya. Perbedaan yang paling mencolok dengan lagu

klasik di istana kerjaan adalah nilai estetis yang ada didalamnya.

Lagu daerah, yang akan fokus penulis bahas dalam tulisan ini, lahir dari seni

musik kerakyatan. Iramanya mencirikan kultur dari daerah dimana lagu tersebut

berkembang. Lagu daerah atau musik daerah adalah lagu atau musik yang berasal

Page 47: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

34

dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat

daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Lagu daerah juga bisa dikatakan sebagai

suatu bentuk karya seni yang menggunakan medium suara atau bunyi-bunyian,

yang hidup dan berkembang ditengah masyarakat yang sesuai dengan aturan-

aturan daerah setempat yang di lakukan secara turun menurun dan

pembelajarannya dilakukan secara oral. Musik daerah kebanyakan merupakan

warisan leluhur sehingga tidak diketahui siapa pencentusnya dan tidak

menonjolkan sikap perorangan karena musik daerah adalah milik suatu golongan

suku bangsa.

Beberapa ciri khas lagu daerah, antara lain sebagai berikut:

1. Menceritakan tentang keadaan lingkungan ataupun budaya masyarakat

setempat yang sangat dipengaruhi oleh adat istiadat setempat.

2. Bersifat sederhana sehingga untuk mempelajari lagu daerah tidak

dibutuhkan pengetahuan musik yang cukup mendalam seperti membaca dan

menulis not balok.

3. Jarang diketahui pengarangnya.

4. Mengandung nilai-nilai kehidupan, unsur-unsur kebersamaan sosial, serta

keserasian dengan lingkungan hidup sekitar.

5. Mengandung nilai-nilai kehidupan yang unik dan khas.

6. Sulit dinyanyikan oleh seseorang yang berasal dari daerah lain karena

kurangnya penguasaan dialek/bahasa setempat sehingga penghayatannya

kurang maksimal.

Fungsi lagu daerah juga bermacam-macam. Diantaranya adalah:

Page 48: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

35

1. Sebagai sarana upacara adat

Di beberapa daerah tertentu musik dianggap memiliki kekuatan magis yang

tidak dapat di deskripsikan. Karena itu seringkali musik daerah mempunyai

fungsi yang sangat penting dalam suatu upacara adat seperti pada upacara

merapu di Sumba atau pada upacara seren taun (panen padi) didaerah sunda.

2. Sebagai pengiring tari

Musik daerah mempunyai fungsi utama yaitu untuk mengiringi tari-tari

daerah atau lagu-lagu daerah.

3. Media komunikasi

Sarana komunikasi dengan musik dapat di lihat pada saat bulan romadhan

dan saat siskamling. Dimana alat musik kentongan di tabuh untuk

membangunkan warga untuk bangun sahur atau untuk berwaspada.

4. Media bermain

Lagu-lagu daerah yang biasa diiringi dengan musik daerah biasanya

dijadikan media bermain bagi anak-anak daerah. Seperti contohnya lagu

cublak-cublak suweng dan sang bangau (betawi)

5. Sarana (media) penerangan

Dizaman modern musik daerah dapat di jadikan media penerangan untuk

mempromosikan keanekaragaman budaya daerah serta sebagai sarana iklan

layanan masyarakat.

6. Iringan pertunjukan

Musik adalah bagian yang tak terpisahkan dari sebuah pertunjukan. Sebuah

tarian tak akan lengkap tanpa musik. Sebuah lagu akan kurang semarak

Page 49: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

36

tanpa musik. Pertunjukan kesenaian daerah selalu menggunakan alat musik

sebagai iringan pertunjukannya seperti; pagelaran wayang, sandratari,

ketoprak dll.

Tabel 2.2

Lagu Daerah di Tiap Provinsi Indonesia

No. Provinsi Judul Lagu

1. Nanggroe Aceh Darussalam Lagu Sepakat Segenap Lagu Bungong Jeumpa Lagu Lembah Alas

2. Sumatera Utara Lagu Butet Lagu Sengko-sengko Lagu Pantun Lama Lagu Anju Ahu Lagu Dago Inang Sarge Lagu Lisoi Lagu Madedek Magambiri Lagu Meriam Tomong Lagu Na Sonang Dohita Nadua Lagu Rambadia Lagu Sing Sing So Lagu Sinanggar Tulo

3. Sumatera Barat Lagu Ayam Den Lapeh Lagu Kampuang nan jauh di Mato Lagu Barek Solok Lagu Kambanglah Bungo Lagu Ka Parak Tingga Lagu Malam Baiko Lagu Rang Talu Lagu Dayung Palinggam

4. Jambi Lagu Selendang Mayang Lagu Pinang Muda Lagu Injit-Injit Semut

Page 50: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

37

Lagu Batanghari

5. Bengkulu Lagu Lalan Belek

6. Riau Lagu Soleram Lagu Langgam melayu

7. Sumatera Selatan Lagu Dek Sangke Lagu Tari Tanggai Lagu Kabile-bile

8. Lampung Lagu Lipang Lipangdang Lagu Adi-adi Laun Lambar Sang Bumi Ruwa jurai

9. Jawa Barat Lagu Manuk Dadali Lagu Bubuy Bulan Lagu Cing Cangkeling Lagu Panon Hideung Lagu Pileuleuyan Lagu Tokecang Lagu Sintren

10. DKI Jakarta Lagu Jali-Jali Lagu Keroncong Kemayoran Lagu Kicir-Kicir Lagu Surilang

11. Jawa Tengah Lagu Gambang Suling Lagu Gek Kepriye Lagu Gundul Pacul Lagu llir-llir

12. Jawa Timur Lagu Keraban Sape Lagu Tanduk Majeng Lagu Rek ayo Rek Lagu Padhang wulan

13. Yogyakarta Lagu Pitik Tukung Lagu Sinom Lagu Suwe Ora Jamu Lagu Tekate Dipanah

Page 51: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

38

Lagu Gundhul-gundhul pacul

14. Bali Lagu Macep-cepetan Lagu Meyong-Meyong Lagu Ngusak Asik Lagu Putri Ayu Lagu Juru Pencar Lagu Janger Dewa Ayu Lagu Mejangeran

15. Nusa Tenggar Barat Lagu Bolelebo Lagu Orlen-Orlen Lagu O re re Lagu Kupendi Jangi Lagu Haleleu Ala De Teang Lagu Moree Lagu Pai Mura Rame Lagu Tebe O Nana

16. Nusa Tenggara Timur Lagu Desaku Lagu Anak Kambing Saya Lagu Potong Bebek Lagu Flobamora Lagu Pai Mura Rame, Lagu Tutu Koda

17. Kalimantan Barat Lagu Cik-Cik Periuk

18. Kalimantan Tengah Lagu Palu Lempong Lagu Nuluya Lagu Tumpi Wayu Lagu Kelayar Lagu Pupoi

19. Kalimantan Selatan Lagu Paris Barantai Lagu Ampar-Ampar Pisang Lagu Saputangan Bapuncu Ampat

20. Kalimantan Timur Lagu Indung-Indung

21. Sulawesi Selatan Lagu Angin Mammiri Lagu Pakerena Lagu Peiwa

Page 52: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

39

Lagu Tawa-tawa Lagu To Mepare Lagu Ma Rencong

22. Sulawesi Barat Lagu Tenggang-Tenggang Lopi

23. Sulawesi tengah Lagu Tondok Kadindangku Lagu Peiwa Tawa-tawa Lagu Tope Gugu

24. Sulawesi Tenggara Lagu Peiwa Tawa-tawa

25. Gorontalo Lagu Binde Buluhuta Lagu Tahuli Lagu Moholunga

26. Sulawesi Utara Lagu Esa Mokan Lagu 0 Ina Ni Keke Lagu Sipatokahan Lagu Sitara Tillo Lagu Tahanusangkara

27. Maluku Lagu Burung Tantina Lagu Goro-Gorone Lagu Fluhatee Lagu Kole-Kole Lagu Mande-mande Lagu Ayo Mama Lagu Ole Sioh Lagu Rasa Sayang-Sayange Lagu Sarinande Lagu Tanase

28. Papua Lagu Yamko Rambe Yamko Lagu Apuse

Sumber: www.wikipedia.or.id

Tabel di atas berisi tentang contoh-contoh lagu daerah yang terdapat di

Indonesia. Disertakan juga dari provinsi mana lagu tersebut berasal. Berdasarkan

Page 53: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

40

ciri-ciri lagu daerah yang sudah dibahas sebelumnya, lagu-lagu ini biasanya

mencirikan suku daerah mayoritas yang ada di provinsi tersebut. Irama, pesan,

suasana, dan tentunya juga bahasa teks tersebut. Lagu ampar-ampar pisang, yang

berasal dari Kalimantan Selatan, liriknya berbahasa banjar. Bahasa banjar adalah

bahasa ibu suku Banjar yang banyak mendiami wilayah provinsi Kalimantan

Selatan. Lagu Butet, yang berisi curahan hati seorang ibu kepada anaknya tentang

suaminya yang sedang berperang, juga mempunyai lirik berbahasa batak, bahasa

yang dipakai oleh suku Batak Toba yang mayoritas mendiami provinsi Sumatera

Utara. Begitu juga dengan lagu Rasa Sayange yang menceritakan tentang

kecintaan masyarakat Maluku terhadap lingkungan dan sosialisasi diantara

masyarakat. Lagu ini tentunya juga mempunyai lirik dengan bahasa asli Maluku.

Selanjutnya akan dibahas lebih detail lagu yang menjadi objek penelitian dalam

tulisan ini, Sipatokaan dan Bubuy Bulan.

2.4.1 Lagu Sipatokaan

Lagu Sipatokaan berasal dari provinsi Sulawesi Utara. Bahasa yang dipakai

dalam lirik lagu ini adalah bahasa yang biasa digunakan oleh suku Minahasa.

Berikut lirik dari lagu Sipatokaan dan artinya dalam bahasa Indonesia.

Sayang-sayang, Si Patokaan

(wahai sayangku Sipatokaan)

Matego tego gorokan Sayang

(orang-orang pucat dan terseok-seok, Sayang)

Sayang-sayang, Si Patokaan

Page 54: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

41

(wahai sayangku Sipatokaan)

Matego tego gorokan Sayang (orang-orang pucat dan terseok-seok, Sayang)

Sako mangewo tanah man jauh (bila kau pergi ke tanah yang jauh)

Mangewo milei lek lako Sayang (maka pergilah dengan hati-hati, Sayang)

Sako mangewo tanah man jauh (bila kau pergi ke tanah yang jauh)

Mangewo milei lek leko Sayang (maka pergilah dengan hati-hati, Sayang)

Sipatokaan, secara sederhana berarti orang-orang yang termasuk dalam

wilayah Minahasa di Propinsi Sulawesi Utara. Lagu yang memiliki pola

penuturan pantun ini adalah ungkapan perasaan cinta sekaligus khawatir seorang

ibu kepada anaknya yang sudah beranjak dewasa dan telah diwajibkan mencari

nafkah sendiri, biasanya anak lelaki. Tradisi merantau erat kaitannya dengan lirik

lagu tersebut. Bila dilihat lebih dalam, lirik tersebut secara utuh mengandung doa

sekaligus motivasi kepada objek penutur, yaitu anaknya. Tetapi pada bait pertama,

Ibu, sebagai subjek, dengan dewasa mengisyaratkan sisi buruk dari hidup. Bukan

untuk menakuti, tetapi lebih bertujuan mengingatkan dan memperlihatkan

kenyataan bahwa manusia tidak bisa terhindar dari pucat (sakit) dan ada saatnya

menjadi terseok-seok (susah). Apalagi hidup di tanah yang jauh dan asing yang

bisa dirasa sangat berat dan berbeda dengan hidup di tanah sendiri. Pada bagian

Page 55: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

42

ini, Ibu memperlihatkan keadaan orang-orang kalah dan sakit, lebih jauh lagi

adalah kematian. Bait pertama dan kedua memiliki hubungan sebab akibat.

Setelah memperlihatkan segala yang buruk, sang Ibu berpesan kepada anaknya

agar berhati-hati pada bait kedua agar tidak terjadi seperti hal yang dijelaskan

pada bait pertama.

2.4.2 Lagu Bubuy Bulan

Lagu Bubuy Bulan berasal dari provinsi Jawa Barat. Sedikit berbeda dari

lagu daerah yang lainnya, Bubuy Bulan diciptakan oleh Benny Korda. Bahasa

yang dipakai dalam lirik lagu ini adalah bahasa yang biasa digunakan oleh suku

Sunda, suku yang menempati wilayah Jawa Barat. Berikut lirik dari lagu Bubuy

Bulan dan artinya dalam bahasa Indonesia.

Bubuy bulan

(memepes bulan)

Bubuy bulan sangray bentang

(memepes bulan menyangrai bintang)

Panon poe

(matahari)

Panon poe disasate

(matahari disate)

Page 56: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

43

Unggal bulan

(setiap bulan)

Unggal bulan abdi teang

(setiap bulan aku nanti)

Unggal poe

(setiap hari)

Unggal poe oge hade

(setiap hari juga baik)

Situ Ciburuy

(danau Ciburuy)

Laukna hese dipancing

(ikannya susah dipancing)

Nyeredet hate

(bergetar hati)

Ningali ngeplak caina

(melihat airnya jernih)

Duh eta saha

(duh itu siapa)

Nu ngalangkung unggal enjing

Page 57: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

44

(yang berjalan setiap pagi)

Nyeredet hate

(bergetar hati)

Ningali sorot socana

( melihat sorot matanya)

Bubuy adalah membahar sesuatu (makanan) dengan memasukannya ke

dalam bara api. Pada masyarakat Sunda, memasak singkong memakai kayu bakar

(hawu) dengan cara memasukkan singkong langsung ke bara api disebut bubuy

sampeu (singkong). Sangray adalah menggoreng tanpa minyak goreng agar

menjadi gosong atau matang. Danau Ciburuy adalah danau di pingir jalan antara

Cianjur/Rajamandala dan Padalarang (20 km barat Bandung) yang terkenal

sebagai daerah wisata di kota Bandung.

Lirik Bubuy Bulan berbentuk pantun11. Isinya bermakna seorang yang

ditinggalkan oleh kekasihnya, tetapi mulai tergoda dengan orang lain karena

melihat tatapan matanya.

11Pantun adalah salah satu jenis puisi lama dari kesusastraan Melayu. Pantun biasanya terdiri

dari 4 baris. Baris 1 dan 2 terdiri dari sampiran, sedangkan 3 dan 4 merupakan isi. Isi dalam pantun menceritakan nasehat, pesan moral, cinta, candaan, permainan, dan lain-lain. Sedangkan sampiran biasanya tidak berhubungan makna dengan isi (walau beberapa pantun mempunyai sampiran yang berhubungan dengan isi nya). Sampiran biasanya hanya berfungsi sebagai pengantar rima. Salah satu syarat pokok pantun ialah bersajak ab/ab. Jika diluar sajak tersebut, bisa dikatakan itu bukan pantun (puisi biasa). Pantun juga diwajibkan memiliki 4-6 kata dan 8-12 suku kata per baris. Namun aturan yang satu ini sudah banyak dilanggar.

Page 58: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

45

BAB III

PENGENALAN INSTRUMEN GITAR KLASIK DAN SISTEM

NOTASINYA

Sebelum meneliti lebih jauh tentang aransemen lagu daerah yang menjadi

latar belakang masalah pada tulisan ini, penulis ingin menjelaskan beberapa hal

yang mendasar tentang gitar klasik. Jika pada bab I telah dijelaskan tentang

sejarah singkat dari gitar klasik, pada bab ini akan dibahas organologi, klasifikasi,

perlengkapan dan posisi bermain, serta hal yang paling mendasar untuk dapat

melanjutkan penelitian ke bab selanjutnya, yaitu sistem notasi pada gitar klasik.

3.1 Pengenalan Instrumen

Hal-hal yang harus diketahui sebelum meneliti sebuah karya adalah

pengenalan secara langsung terhadap instrumen yang memainkannya. Dalam

tulisan ini instrumen itu ialah gitar klasik. Pengenalan terhadap komponen-

komponen nya secara khusus juga diperlukan karena berkaitan langsung dengan

teknik permainan gitar klasik.

3.1.1 Klasifikasi Gitar Klasik

Curt Sachs (1913) dan Erich Von Hornbostel (1933) adalah dua ahli

organologi alat musik (Instrumentenkunde) berkebangsaan Jerman yang telah

mengembangkan satu sistem pengklasifikasian/penggolongan alat musik. Sistem

Page 59: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

46

penggolongan alat musik Sahcs dan Hornbostel berdasarkan pada sumber

penggetar utama dari bunyi yang dihasilkan oleh sebuah alat musik.

Selanjutnya Sahcs-Hornbostel menggolongkan berbagai alat musik atas lima

golongan besar, yaitu:

1. Membranofon, di mana penghasil bunyi adalah membran atau kulit.

Contoh adalah gendang dan drum.

2. Idiofon, di mana penghasil bunyi adalah badan atau tubuh dari alat

musik itu sendiri. Contoh adalah gong, simbal, dan alat perkusi.

3. Aerofon, di mana penghasil bunyi adalah udara. Sebagai contoh

adalah suling, terompet, dan flute.

4. Kordofon, di mana penghasil bunyi adalah dawai/senar yang

diregangkan. Contoh adalah gitar dan biola.

Dari sistem pengelompokan yang mereka lakukan, selanjutnya Sahcs-

Hornbostel menggolongkan lagi alat musik kordofon menjadi lebih terperinci

berdasarkan karakteristik bentuknya yakni:

1. Jenis Busur

2. Jenis Lira

3. Jenis Harpa

4. Jenis Lute

5. Jenis Zither

Page 60: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

47

Gambar 3.1

Busur, Lira, Harpa, Lute, dan Zither

Sumber: Alat Musik Dawai Irwansyah Harahap 2004

Gitar termasuk ke dalam klasifikasi lute. Lute adalah instrumen berdawai

yang mempunyai leher (neck) dan senar yang sejajar dengan lubang resonator.

Gitar sendiri sangat beragam jenisnya. Seperti yang telah dibahas pada bab

1, teknologilah yang menjadi penyebab utamanya. Abad 20 menjadi saksi lahirnya

jenis gitar baru, yaitu gitar akustik folk. Perintisnya adalah Henry Martin, putra

dari Christian Frederick Martin, pendiri pabrik gitar Martin. Tahun 1920-an

Martin membuat terobosan dengan memproduksi gitar dengan senar yang terbuat

dari logam. Setelah Martin, banyak yang bereksperimen untuk menemukan

terobosan baru dalam alat musik dawai ini. Lyody Loar dari perusahaan pembuat

gitar Gibson yang diketahui pertama kali melakukan uji coba dengan pick-up12

magnetik pada gitar. Namun yang mewujudkan gitar elektrik untuk pertama

kalinya adalah Paul Bart dan George Beauchamp. Pada tahun 1930-an mereka

12Pick-up adalah peranti yang berfungsi mengubah energi fisik getaran senar menjadi energi

listrik untuk diteruskan ke amplifier dan diubah menjadi gelombang suara yang bisa didengar.

Page 61: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

48

memproduksinya secara komersial yang diikuti oleh perusahaan lainnya termasuk

Gibson, yang malah memimpin pasar gitar elektrik pada masa itu.

Lahirnya gitar selain gitar klasik akibat inovasi dan perkembangan teknologi

membuat banyaknya jenis gitar yang umum dipakai pada saat ini, diantaranya :

1. Gitar klasik, adalah gitar bersenar nilon dan sutra berlilit

logam. Mempunyai neck yang lebih lebar dari gitar lainnya.

2. Gitar folk akustik. Desain dasar seperti gitar

klasik namun memiliki tubuh lebih lebar, leher yang

lebih panjang dan sempit, serta senar dari logam. Suaranya

lebih berdenting dan cemerlang digunakan untuk musik-

musik balada, folk, country, blues, dan pop.

3. Akustik elektrik, kerap juga disebut semi akustik.

Semua jenis gitar akustik yang dilengkapi dengan sistem

amplifier13.

4. Gitar elektrik, gitar dengan badan dari kayu tipis

namun padat. Salah satu keunggulanya adalah penggunaan jenis

suara yang hampir tak terbatas berkat adanya dukungan dari peranti

efek. Lazim digunakan padaband-band rock, jazz, maupun pop.

13Piranti elektronik yang memproses dan menguatkan suara dari mikrofon adatu dari

instrumen musik elektrik untuk diteruskan ke loudspeaker atau pengeras suara.

Page 62: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

49

3.1.2 Pengenalan Bagian Gitar Klasik

Gambar 3.2

Bagian-Bagian pada Gitar Klasik

Sumber: Guitar Course Fundamental

Instrumen gitar klasik memiliki tiga bagian utama. Masing-masing ketiga

bagian itu juga memiliki bagian-bagian lain yang lebih spesifik. Penamaannya

Page 63: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

50

memakai bahasa Spanyol yang merupakan tempat asal instrumen ini. Bagian-

bagian tersebut adalah:

1. Head (cabeza)

- Pegs (clavijas), pemutar pada kepala gitar untuk mengendurkan

dan mengencangkan senar.

- Nut (ceja), bilah kecil keras yang menjadi tempat sandaran senar

di ujung leher gitar.

2. Fingerboard (diapason)

- Frets (trastes), deretan bilah logam tipis pada leher gitar yang

diatur dalam jarak tertentu.

- Position Marks (marcasi), titik putih sebagai penanda di fret

tertentu.

- Neck (brazo), leher gitar.

- Heel (tacon), bagian yang menonjol sebagai penahan leher yang

terletak di bagian belakang gitar (mirip sebuah tanduk).

3. Body (cuerpo)

- Rosette (boquilla), ornamen geometrik di sekeliling soundhole.

- Soundhole (boca), lubang resonator.

- Sideboard (costilla), disebut juga ribs, sisi samping gitar.

- Backboard (contratapa), sisi belakang gitar.

- Faceboard (tapa), sisi depan gitar.

- Bridge Base (puente), landasan saddle, tempat senar diikat.

- Saddle (ceja del puente), bagian gitar yang menempel di bridge.

Page 64: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

51

3.1.3 Persiapan Bermain Gitar Klasik

Dalam bermain gitar klasik, ada dua hal yang penting untuk dilakukan

sebagai persiapan awal, yaitu perlengkapan dan posisi bermain.

Perlengkapan sebelum bermain gitar klasik yang paling umum diantaranya:

1. Kursi tanpa sandaran, untuk menjaga badan tetap dalam posisi tegak

lurus.

2. Footstool, merupakan alat pengganjal telapak kaki. Berfungsi

meninggikan posisi lutut dan paha kiri sebagai tempat menaruh bodi

gitar.

3. Standbook, tempat meletakkan partitur.

Gambar 3.3

Footstool

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Page 65: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

52

Gambar 3.4

Standbook

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Secara umum, hanya ada dua posisi dalam bermain gitar, yaitu berdiri dan

duduk. Gitaris elektrik kebanyakan bermain gitar dengan posisi berdiri dengan

memakai semacam tali untuk menahan gitar. Untuk gitar klasik, posisi bermain

yang dipakai adalah duduk. Bagian samping gitar (sideboard) diletakkan di paha

kiri yang telah ditopang oleh footstool. Kemudian bagian bawah gitar ditahan oleh

paha kanan.

Page 66: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

53

Gambar 3.5

Posisi Bermain Gitar Klasik

Sumber : Guitar Course Fundamental

Fransesco Tarrega adalah penggagas posisi bermain gitar klasik seperti

gambar di atas. Pada posisi seperti ini, kedudukan gitar sangat stabil dan tangan

menjadi leluasa dalam menjelajah fingerboard.

Page 67: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

54

3.2 Sistem Notasi pada Gitar Klasik

Sistem notasi adalah aturan dalam penulisan karya musik. Dalam notasi

musik, nada dilambangkan dengan not. Aturan standar untuk menuliskan not saat

ini adalah notasi barat/balok, yang didasarkan pada paranada dengan lambang

untuk tiap nada menunjukkan durasi dan ketinggian nada tersebut. Tinggi nada

digambarkan secara vertikal sedangkan waktu (ritme) digambarkan secara

horizontal.

Perbendaharaan lagu gitar klasik menggunakan sistem notasi barat yang

memiliki simbol/istilah untuk menjelaskan melodi dan ritme, serta unsur musikal

lainnya yang terdapat dalam suatu lagu. Adapun simbol-simbol itu akan

dijelaskan secara rinci di bawah ini.

1. Staff, dalam bahasa Indonesia disebut dengan garis paranada.

Merupakan 5 garis memanjang dengan 4 spasi untuk meletakkan not.

2. Birama, pengelompokan hitungan dalam jumlah tertentu yang

berulang secara teratur dalam suatu karya musik.

Ruang Birama Ruang Birama Ruang Birama

Garis Birama/Bar

Setiap pengulangan birama dibatasi dengan garis birama berupa garis

vertikal pada paranada. Jarak antara garis birama yang satu dengan

yang lainnya disebut juga dengan satu bar.

Page 68: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

55

3. Tanda ulang/repeat mark, simbol untuk melakukan pengulangan pada

bagian lagu yang diapit simbol ini. Ditandai dengan dua titik vertikal.

4. G-clef, atau disebut juga kunci G. Menunjukkan bahwa not yang

berada pada garis kedua dari bawah adalah not G.

5. Key signature, adalah tanda kres (#) atau mol (b) yang diletakkan pada

staff untuk menandai nada dasar yang digunakan dalam sebuah karya

musik. Tanpa key signature, nada dasar dari sebuah komposisi adalah

C. Simbol ini memudahkan komposer untuk tidak menuliskan kres

dan mol berkali-kali pada partitur. Simbol ini bisa berjumlah satu

hingga maksilmal tujuh. Berikut daftar lengkap key signature beserta

nada dasarnya.

Tabel 3.1

Key Signature dan Nada Dasarnya

Key Signature Nada Dasar

G mayor/E minor

D mayor/B minor

Page 69: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

56

A mayor/F# minor

E mayor/C# minor

B mayor/G# minor

F# mayor/D# minor

C# mayor/A# minor

F mayor/D minor

Bb mayor/G minor

Eb mayor/C minor

Ab mayor/ F minor

Db mayor/Bb minor

Gb mayor/Eb minor

Cb mayor/Ab minor

Page 70: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

57

6. Time signature, merupakan dua angka yang diletakkan bersusun pada

sisi kanan clef pada permulaan sebuah lagu. Dalam bahasa Indonesia

disebut tanda birama. Angka di atas menunjukkan jumlah

hitungan/ketukan/beat dalam setiap bar, sedangkan angka di bawah

menunjukkan nilai not yang dihargai sebagai satu ketukan.

Tanda birama di atas adalah yang paling umum dijumpai, yaitu 4/4.

Angka 4 yang berada di atas menunjukkan hanya ada 4 ketukan dalam

tiap bar. Angka 4 di bawah berarti tiap not ¼ dihitung sebagai satu

beat.

7. Nilai not dan tanda istirahat, akan dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel 3.2

Nama, Nilai, Bentuk Not dan Tanda Istirahat

Nama Bentuk Nilai

(ketuk) Not Istirahat Not Istirahat

Whole Note/

Not Penuh

Whole Rest/

Istirahat Penuh

4

Half Note/

Not ½

Half Rest/

Istirahat ½

2

Quarter Note/

Not ¼

Quarter Rest/

Istirahat ¼

1

Page 71: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

58

Eighth Note/

Not 1 8ൗ

Eighth Rest/

Istirahat 1 8ൗ

½

Untuk selanjutnya, misalnya not 116ൗ , tinggal menambahkan bendera

menjadi 2. Untuk not 132ൗ menambahkan bendera menjadi 3 dan begitu

seterusnya. Berlaku juga untuk tanda diam/istirahat.

8. Tie, garis melengkung yang menghubungkan dua not yang berurutan.

Berfungsi untuk memperpanjang nilai not yang bersangkutan. Dengan

kata lain, not kedua tidak lagi dibunyikan.

9. Tempo, adalah cepat lambatnya lagu dimainkan. Secara umum ada

delapan istilah tempo yang dipakai, selebihnya merupakan

pengembangan dari tempo tersebut.

Tabel 3.3

Jenis-Jenis Tempo dan Angkanya pada Metronom

Tingkat Kecepatan Istilah Angka Metronom14

Lambat sekali Largo 40-60

Lento 60-66

Lambat Adagio 66-76

14Alat untuk menghasilkan ketukan konstan dengan kecepatan yang bisa diatur. Angka pada

metronom maksudnya adalah berapa ketukan yang dihasilkan dalam satu menit. Sebagai contoh, jika angka pada metronom adalah 120, maka terdapat 120 ketukan permenit. Atau bisa juga dikatakan 2 ketukan perdetik.

Page 72: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

59

Sedang Andante 76-108

Moderato 108-120

Cepat Allegro 120-160

Cepat sekali Vivace 160-184

Presto 184-208

Jenis tempo di atas juga sering dikombinasikan. Sebagai contoh

allegro vivace, yang berarti lebih cepat dari allegro tetapi tidak lebih

cepat dari vivace. Juga penambahan akhiran, seperti –etto yang berarti

“agak” dan –issimo yang berarti “sangat”. Sebagai contoh allegro

yang berarti cepat, jika menjadi allegreto akan menjadi agak cepat

(lebih lambat dari allegro) dan menjadi sangat cepat (lebih cepat dari

allegro) jika menjadi allegrissimo.

Dalam suatu karya musik, juga terkadang terjadi perubahan tempo.

Ada 3 istilah yang berkaitan dengan hal ini, yaitu:

- Ritardando (rit.), tempo diperlambat secara perlahan.

- Accelerando (accel.), tempo dipercepat secara perlahan.

- Tempo primo (a tempo), tempo kembali seperti semula.

10. Dinamika, ialah keras lembutnya lagu dimainkan. Pada dasarnya

hanya ada dua istilah, yaitu forte (keras) dan piano (lembut), dan

dikembangkan menjadi:

- f (keras) - p (lembut)

- mf (agak keras) - mp (agak lembut)

Page 73: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

60

- ff (sangat keras) - pp (sangat lembut)

- fff (luar biasa keras) - ppp (luar biasa lembut)

Simbol untuk perubahan dinamika:

- Crescendo, semakin kuat.

- Decrescendo, semakin lembut.

11. Istilah/simbol lainnya yang lebih khusus dan tentu tidak mungkin

dijelaskan seluruhnya dalam tulisan ini karena terlalu banyak. Namun

akan dibahas beberapa istilah/simbol khusus yang muncul dalam

partitur yang menjadi objek penelitian, diantaranya:

- Fermata, perpanjangan nilai not yang diserahkan kepada

pemain. Simbol ini biasa diletakkan di atas atau di bawah not.

- Aksen, merupakan pemberian tekanan dengan peningkatan

volume pada not yang dimainkan. Ditandai dengan tanda “>” di

atas atau di bawah not.

- Da Capo (D.C.), ulangi dari bagian awal lagu. D.C. al coda,

ulangi lagu dari awal dan ketika melewati simbol coda langsung

melompat ke bagian coda (simbol coda selanjutnya).

Page 74: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

61

- Da Segno (D.S.), ulangi dari bagian lagu bertanda “S” disilang.

D.S al coda, ulangi lagu dari tanda “S” disilang dan ketika

melewati simbol coda langsung melompat ke bagian coda

(simbol coda selanjutnya).

- Simile, istilah untuk memainkan persis seperti bar sebelumnya.

- Rubato, mainkan melodi dengan ketukan yang lebih bebas. Beri

penambahan ketukan pada not-not penting dan perpendek nilai

pada not-not yang kurang penting.

- Molto ritmico (molto; banyak/sangat, ritmico; mainkan dengan

tempo yang konstan), mainkan dengan tempo yang sangat konstan.

- Sempre, berkelanjutan/selalu.

Pada paragraf sebelumnya telah dijelaskan secara detail simbol/istilah dalam

notasi barat yang juga dipakai dalam sistem notasi gitar klasik. Namun ada

beberapa sitem perlambangan khusus untuk gitar klasik yang ditambahkan

kedalam sistem notasi barat ini yaitu:

1. Sistem penamaan jari, berfungsi untuk mengatur suatu nada ditekan

dan dipetik dengan memakai jari tertentu. Mempunyai sistem yang

sama pada penamaan jari tangan kiri pada alat musik jenis gitar lain

Page 75: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

62

dan biola, namun berbeda pada penamaan jari tangan kiri karena gitar

klasik mempunyai teknik yang berbeda dengan gitar lainnya (dipetik

dengan keempat bahkan kelima jari).

Gambar 3.6

Penamaan Jari dan Posisi Tangan

Sumber: Guitar Course Fundamental

Pada gambar di atas dijelaskan penamaan jari pada gitar klasik dan

posisi tangan saat bermain. Gambar tentang penamaan jari, yang akan

lebih fokus dibahas pada bagian ini adalah pada dua gambar yang

berada di tengah. Gambar di kiri menunjukkan penamaan pada jari

tangan kiri yang memakai angka 1-4 (1; telunjuk, 2; tengah, 3; manis,

4; kelingking). Gambar di kanan menunjukkan penamaan pada jari

tangan kanan yang memakai singkatan dalam bahasa Spanyol, yaitu p

Page 76: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

63

(pulgar) untuk jempol, i (indice) untuk telunjuk, m (medio) untuk

tengah, a (anular) untuk jari manis dan yang terakhir ch (chico) untuk

jari kelingking.

2. Sistem melodi pada gitar, merupakan penamaan nada pada posisi fret

di gitar serta pengaplikasian tinggi rendahnya not pada notasi kedalam

posisi tersebut.

Hal pertama yang harus kita ketahui adalah tangga nada C mayor yang

merupakan dasar penamaan posisi fret pada gitar klasik.

Gambar 3.7

Tangga Nada C Mayor

Sumber: Guitar Course Fundamental

Gambar di atas menunjukkan nada-nada pada C major scale beserta

jarak di antara not-not tersebut. Sistem satuannya adalah whole tone

dan semi tone. Semi tone merupakan satuan jarak terkecil pada sistem

notasi barat, atau biasa yang kita sebut dengan istilah ½ laras. Pada

Page 77: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

64

tangga nada di atas, nada-nada yang berjarak semi tone adalah E-F dan

B-C. Dua semi tone merupakan whole tone, biasa kita sebut dengan

istilah 1 laras. Pada tangga nada di atas, nada-nada yang berjarak

whole tone adalah C-D, D-E, F-G, G-A, dan A-B. Pada pembahasan

selanjutnya akan digunakan istilah laras sebagai satuan jarak antar not.

Di gitar, ½ laras merupakan jarak antara fret yang satu dengan satu

fret di depan/dibelakangnya. Dan untuk mendapatkan jarak 1 laras

(whole tone) diperlukan 2 fret di depan/belakang not tersebut. Oleh

karena itulah nada C-D (1 laras) di gitar berjarak 2 fret, sedangkan E-

F (1/2 laras) berjarak 1 fret (lihat gambar di bawah).

Gambar 3.8

Sistem Tala Standar dan Penamaan Posisi Fret pada Gitar Klasik

Sumber : Guitar Course Fundamental

Page 78: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

65

Gambar di atas merupakan sistem tala standar (gambar kiri) pada gitar

klasik dan pengaplikasian not pada posisi di fret gitar (gambar kanan).

Pembahasan akan dimulai dari gambar sebelah kanan. Gambar

tersebut merupakan posisi senar dan fret pada gitar klasik. Tiga kolom

(dan satu kolom kecil untuk open string) menggambarkan fret 1-3

sedangkan 6 baris menggambarkan senar. Pada posisi tersebut

terdapat nada-nada yang ada dalam tangga nada C mayor. Nada pada

gitar dapat dimainkan dari posisi not pada garis paranada berdasarkan

bagan di atas. Sebagai contoh, jika terdapat not yang berada pada garis

paling atas dari garis paranada (nada F, lihat gambar 3.7) kita tinggal

mencari not dengan posisi seperti itu pada bagan. Kemudian dilihat

ada di posisi senar dan fret berapa not tersebut. Pada contoh, dapat

dilihat nada F (terletak pada garis paling atas dari paranada) berada

pada posisi senar 1 dan fret 1. Tentu memerlukan waktu yang lama

jika harus mencari not per not seperti itu dalam memainkan suatu

lagu. Untuk itu diperlukan kemampuan bagi gitaris untuk menghapal

posisi di atas.

Gambar pada sebelah kiri merupakan penalaan standar pada gitar

klasik. Senar 1 fret 5 merupakan nada A (44o Hz). Nada ini

merupakan patokan dalam menstem senar lainnya. Penalaan standar

biasanya digunakan dalam nada-nada open string. Pada bagan, nada-

nada itu adalah E, B, G, D, A, E (mulai dari senar terbawah/1 sampai

Page 79: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

66

teratas/6). Juga dijelaskan nada-nada yang sama frekwensinya pada

senar yang berbeda. Senar open string akan menghasilkan nada yang

sama dengan senar di atasnya jika ditekan pada fret 5, kecuali pada

senar 2 open string yang frekwensinya sama pada fret 4 senar di

atasnya. Penjelasan ini akan memudahkan pencarian nada-nada pada

notasi standar yang memainkan nada pada posisi lain (tidak seperti

posisi standar pada gambar sebelah kanan) yang akan dibahas lebih

lanjut pada paragraf selanjutnya.

Dalam beberapa lagu, banyak diminta untuk memainkan nada pada

posisi senar yang berbeda dari posisi di atas. Misalkan saja nada E

(senar 1 open string) terkadang diminta untuk dimainkan pada senar 2

atau bahkan senar 3. Untuk nada E pada senar 2 sudah tertera pada

gambar di atas, yaitu pada fret 5. Untuk mencari nada E pada senar 3

hanya tinggal menambahkan 4 fret (open string senar 2 = fret 4 senar

3) sehingga didapatkan hasilnya yaitu fret 9. Berarti nada E pada senar

3 berada pada fret 9. Atau bisa juga dengan cara lain, yaitu

menghitung jarak nada open string pada senar 3 dengan nada E. Open

string senar 3 merupakan nada G. Jarak antara nada G dan E adalah

4 12ൗ laras. 4 1

2ൗ laras pada gitar berarti 9 fret. Dapat disimpulkan bahwa

nada E pada senar 3 terhitung 9 fret dari nada G, yaitu fret ke-9.

Pada notasi gitar klasik, ada bentuk perlambangan yang dibuat untuk

memainkan nada dengan senar yang tidak sama dengan posisi standar.

Simbol ini berupa lingkaran yang terdapat angka di dalamnya. Angka

Page 80: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

67

ini menunjukkan di senar berapa nada tersebut dimainkan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dalam contoh notasi di bawah ini.

Pada notasi di atas kita dapat melihat 2 not yang berfrekwensi sama

namun pada senar yang berbeda. Not B pertama pada notasi

dimainkan pada posisi standar (senar 2 open string). Not B kedua

dimainkan pada senar menurut angka yang ada di dalam lingkaran

kecil di atas not tersebut, yaitu senar 3. Pada senar 3, nada B berada

pada fret 4.

Page 81: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

68

BAB IV

ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN PADA LAGU

SIPATOKAAN DAN BUBUY BULAN

Banyak sekali tehnik permainan pada gitar klasik, seperti slur, slide,

harmonik, rasguedo, apoyando, tirando, mano izquerda sola, staccato, tabalet,

pizzicato dan lain-lain. Namun teknik permainan gitar klasik tidak semuanya

dapat terangkum dalam satu lagu dan tentu berbeda-beda teknik gitar klasik yang

dipakai antara satu lagu dengan lagu yang lainnya. Hal ini dikarenakan struktur

musik yang berbeda pada tiap lagu menghasilkan kebutuhan akan teknik

permainan yang berbeda pula.

Pada bab IV ini, penulis ingin melihat teknik-teknik apa saja yang

digunakan oleh Iwan Tanzil dalam mengaransemen lagu Sipatokaan dan Bubuy

Bulan kemudian menganalisisnya. Kemudian akan dilakukan analisis terhadap

gaya permainan dari kedua lagu ini setelah diaransemen dengan melakukan

identifikasi terhadap melodi, akor, dan ritem.

4.1 Partitur Lagu Sipatokaan dan Bubuy Bulan

Partitur ini menjadi patokan penulis dalam menganalisis teknik dan gaya

permainan kedua lagu yang menjadi objek penelitian. Selain partitur dengan

sistem notasi barat di bawah, penulis juga akan menganalisis secara visual

bagaimana teknik permainan itu dimainkan melalui video (www.youtube.com).

Page 82: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

69

Page 83: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

70

Page 84: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

71

Page 85: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

72

Page 86: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

73

Page 87: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

74

Page 88: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

75

4.2 Analisis Teknik Permainan

Dalam menganalisis teknik permainan pada kedua lagu yang menjadi objek

penelitian, penulis menggunakan teori teknik permainan gitar klasik dalam budaya

Barat. Salah satu buku yang memuat teori ini adalah Classic Guitar Course (T.

Koizumi, 1974). Buku yang menjadi pedoman penulis saat pertama kali

mempelajari gitar klasik ini, membahas teknik-teknik gitar klasik secara deskriptif

dan disertai dengan penerapan pada contoh-contoh repertoar gitar klasik.

4.2.1 Analisis Teknik Permainan pada Lagu Sipatokaan

Berdasarkan partitur di atas, penulis menemukan tiga teknik permainan pada

lagu Sipatokaan, yaitu staccato, ceja, dan strumming. Selanjutnya akan dilakukan

analisis dari ketiga teknik tersebut berdasarkan pengertian secara umum, gambar,

dan video15 yang penulis dapat dari internet, buku, ataupun dokumentasi pribadi.

4.2.1.1 Apagados

Pada lagu Sipatokaan, teknik apagados ditemukan pada birama ke-2 dan 4

(lembar pertama) dan birama ke-75 (lembar ketiga). Dalam notasi, apagados

dilambangkan dengan staccato mark16 (tanda titik di atas/bawah not).

Birama 1-4:

15Sumber: http://www.youtube.com/watch?v=jm9Awi4vl6s 16Tanda untuk membuat jeda yang berbeda di not yang bersangkutan.

Page 89: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

76

Birama 74 -75:

Apagados ialah teknik untuk memainkan not lebih pendek dari nilai yang

tertulis atau bisa juga dikatakan memainkan not dengan nilai sesingkat-

singkatnya. Apagados untuk beberapa not yang berurutan, akan menimbulkan

efek bunyi yang tersendat-sendat. Tidak hanya pada gitar klasik, teknik ini pun

sering digunakan di kalangan gitar elektrik. Dalam permainan elektrik, teknik ini

dikenal dengan istilah choking.

Ada 2 cara untuk melakukan teknik ini, yaitu:

1. Menyentuh senar yang bergetar dengan jari kiri atau kanan untuk

menghentikan bunyinya (untuk not pada open string dan akor dengan

teknik ceja yang mengharuskan staccato pada nada bass saja).

2. Mengendurkan tekanan pada jari kiri (untuk not yang memerlukan

bantuan pencetan jari kiri dalam pemetikannya).

Pada birama 2 dan 4, not dengan staccato mark berada di posisi B (open

string senar 2) dengan nilai ketukan yang berbeda (not B pada birama ke-2

bernilai 1 ketuk dan bernilai ½ ketuk pada birama ke-4). Dapat dilihat pada notasi

di atas, staccato mark yang dilambangkan dengan tanda titik (tanda panah) berada

di atas not-not tersebut. Dengan asumsi not yang dimainkan sesingkat-singkatnya

menjadi bernilai ¼ ketuk, maka bunyi dari nada tersebut dapat digambarkan

dengan notasi berikut.

Page 90: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

77

Birama ke-2:

Not B pada notasi pertama bernilai 1 ketuk. Ketika dimainkan dengan

teknik apagados, nilainya menjadi ¼ ketuk dengan tanda istirahat bernilai ¾

ketuk.

Birama ke-4:

Not B pada notasi pertama bernilai ½ ketuk. Ketika dimainkan dengan

teknik apagados, nilainya menjadi ¼ ketuk dengan tanda istirahat bernilai ¼

ketuk.

Birama ke-75:

Not B pada notasi pertama bernilai ½ ketuk. Ketika dimainkan dengan

teknik apagados, nilainya menjadi ¼ ketuk dengan tanda istirahat bernilai ¼

ketuk.

Jika dimainkan akan berbunyi seperti notasi berikut

Jika dimainkan akan berbunyi seperti notasi berikut

Jika dimainkan akan berbunyi seperti notasi berikut

Page 91: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

78

4.2.1.2 Ceja

Teknik ini banyak ditemukan pada lagu Sipatokaan. Penulis melihat, ada 19

kali teknik ceja muncul dalam lagu ini. Oleh sebab itu penulis akan mengambil

dua contoh yang berbeda jenisnya, yaitu pada birama ke-29 (lembar pertama) dan

birama ke-43 (lembar kedua). Dalam notasi, ada beberapa cara untuk

melambangkan teknik ini. Yang paling sering digunakan adalah tanda “C” diikuti

angka yang menunjukkan posisi pada fret berapa teknik ini dimainkan. Namun

ada juga yang hanya sekedar menambahkan garis tegak lurus didepan not-not

yang akan menggunakan teknik ini.

Birama ke-29: Birama ke-43:

Ceja adalah teknik untuk menekan beberapa (dua hingga enam) senar

dengan hanya menggunakan satu jari17. Teknik disebut juga dengan istilah barre.

Ceja memungkinkan gitaris mendapatkan akor-akor baru tanpa mengubah

susunan jari kiri, melainkan cukup menggesernya ke posisi lain.

Teknik ini, atau yang bisa disebut dengan teknik palang, mempunyai

beberapa cara khusus agar mendapatkan kualitas suara yang baik. Cara tersebut

antara lain:

17Biasanya yang dipakai jari telunjuk. Namun terkadang pada beberapa lagu

fingerstyle/pop, banyak bagian teknik ceja yang memakai jari kelingking dan telunjuk secara bersamaan. Biasa dimainkan untuk akor yang rumit.

Page 92: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

79

1. Usahakan seluruh telunjuk kiri berada tepat di sisi fret (penekanan

tepat di atas fret akan menghasilkan suara yang tidak sempurna) yang

diinginkan.

2. Telunjuk kiri tidak harus selalu berbentuk rata. Karena kebanyakan

akor dengan ceja memerlukan tekanan jari telunjuk di senar tertentu

saja.

3. Hindari menekan senar dengan tenaga berlebihan karena dapat

menyakiti jari telunjuk. Terlebih jika terdapat lebih dari satu teknik ini

dalam satu lagu. Untuk perpindahan ceja secara langsung dari satu

akor ke akor yang lainnya diperlukan kelenturan jari telunjuk dan

tentunya tekanan yang tidak berlebihan pada senar. Penekanan dengan

tenaga yang berlebihan sering dilakukan akibat suara yang dihasilkan

kurang bagus. Namun sedikit tekanan dengan posisi yang tepat sudah

dapat membuat kualitas suara yang dihasilkan baik.

Berdasarkan jumlah senar yang ditekan, ceja dapat dibagi 2. Ceja yang

ditekan disemua senar (whole barre) dan tidak pada semua senar (half barre).

Kedua jenis teknik ini dapat dilihat pada kedua notasi yang telah disebutkan

sebelumnya, yaitu birama ke-29 dan 43.

Birama ke-29:

G# (senar 1 fret 4)

B (senar 2 open string)

Pada birama ke-29, ada 2 not yang dimainkan menggunakan teknik ceja

(lingkaran merah). Not-not tersebut ialah G# dan B. Not G# berada pada senar 1

Page 93: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

80

fret 4 dan not B berada pada senar 2 open string. Karena teknik ini hanya bisa

dilakukan pada nada di fret yang sama, maka dicari alternatif untuk nada B yang

berada pada posisi open string. Sehingga nada B yang digunakan adalah nada B

yang terdapat pada senar 3 fret 4 (fret yang sama dengan nada G#). Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar.

Gambar 4.1

Half Barre

nada B

nada G#

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pada gambar di atas dapat dilihat teknik ceja yang digunakan untuk

menekan senar 1-3 pada fret 4. Walaupun hanya dua not pada notasi yang

Page 94: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

81

dimainkan dengan teknik ini, nada D# yang berada di senar dua otomatis ikut

ditekan, tetapi tidak dipetik. Teknik palang dengan tidak menekan semua senar

seperti ini disebut dengan teknik half barre.

Birama ke-43:

B (senar 1 fret 7)

B (senar 2 open string)

B (senar 5 fret 2)

Pada birama ke-43, ada 3 not yang terlihat memakai teknik ceja dalam

memainkannya. Juga terdapat petunjuk di posisi/fret berapa not-not tersebut

dimainkan. Angka romawi (lingkaran merah) menunjukkan bahwa teknik ini

dimainkan pada fret ke 7.

Ketiga not pada birama ke-43 tersebut adalah nada B yang dimainkan di tiga

posisi berbeda (tiga nada yang sama dengan frekwensi yang berbeda). Nada B

tertinggi berada di fret ke-7, sudah tepat berdasarkan petunjuk posisi di atas. Nada

B yang berada di tengah berada di senar 2 open string. Perlu dicari posisi lain agar

bisa memenuhi syarat dalam memainkan teknik ini, yaitu harus berada pada satu

fret. Namun nada B yang dimaksud tidak terdapat pada fret ke-7 di senar

manapun. Jika melakukan teknik palang di fret 7, posisi terdekat nada tersebut

(bisa ditekan dengan jari lain selain telunjuk) adalah di posisi senar 4 fret 9. Jadi

nada tersebut bukan ditekan dengan telunjuk, tetapi jari manis atau tengah (untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah). Untuk nada B yang terendah,

berada di senar 5 fret 2. Untuk menyesuaikan ke teknik ceja pada posisi 7, nada B

tersebut dimainkan pada senar 6 fret 7.

Page 95: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

82

Gambar 4.2

Barre

nada B

nada B

nada B

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pada gambar di atas dapat dilihat teknik ceja yang digunakan menekan

seluruh senar pada fret 7. Namun hanya ada 3 nada yang dibunyikan (dipetik), 2

nada yang ditekan dengan palang (nada B terendah, senar 6 fret 7 dan nada B

tertinggi, senar 1 fret 7) serta nada B yang ditekan dengan jari manis (senar 2 fret

9). Teknik ceja seperti ini, dengan menekan keenam/seluruh senar, disebut juga

dengan barre.

Page 96: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

83

4.2.1.3 Strumming

Pada lagu Sipatokaan, teknik strumming ditemukan pada birama ke-104

(lembar ketiga). Dalam notasi, strumming dilambangkan dengan tanda panah ke

atas/bawah di depan not.

Birama ke-104:

Strumming ialah membunyikan lebih dari satu senar sekaligus secara

serentak. Ada yang menyebutnya teknik “genjrengan” atau kocokan. Teknik ini

merupakan teknik pokok bagi gitaris pengiring. Berbeda dengan rasguedo18,

teknik ini biasanya hanya menggunakan satu jari. Pada lambang notasi untuk

teknik ini, juga dibubuhkan jari yang akan melakukan teknik strumming.

Gerakan dasar strumming hanya ada 2:

1. Down stroke, strumming ke arah kaki gitaris. Dilambangkan dengan

tanda panah ke atas.

2. Up stroke, strumming ke arah wajah gitaris. Dilambangkan dengan

tanda panah ke bawah.

Pada lagu Sipatokaan, teknik strumming ditemukan di bar ke-104. Pada bar

ini terlihat teknik ceja pada posisi ke-2 dimainkan dengan teknik strumming

dengan memakai jari P (jempol). Jempol memetik nada sol, re, fa, si, re, sol (akor

F#Maj7) secara serentak ke arah tanah (down stroke).

18Teknik strumming dengan memukulkan secara berurutan empat jari kanan ke semua senar. Dimulai dari kelingking sampai telunjuk. Biasa digunakan dalam musik flamenco.

Page 97: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

84

Gambar 4.3

Strumming

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Birama ke-104 pada notasi menunjukkan enam nada yang akan dibunyikan

dengan teknik ini, yang dimulai dari senar 6 dan berakhir di senar 1. Strumming

memerlukan kelenturan pergelangan tangan saat melakukannya. Bukan dengan

hanya pergerakan jari, tetapi ayunan dari pergelangan tangan akan sangat

membantu untuk mendapatkan suara “genjrengan” yang bagus.

Page 98: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

85

4.2.2 Analisis Teknik Permainan pada Lagu Bubuy Bulan

Berdasarkan partitur Bubuy Bulan, penulis menemukan tujuh teknik

permainan pada lagu ini, yaitu scordatura, sul ponticello, harmonik, slur, trill, dan

glissando. Selanjutnya akan dilakukan analisis dari ketiga teknik tersebut

berdasarkan pengertian secara umum, gambar, dan video19 yang penulis dapat dari

internet, buku, ataupun dokumentasi pribadi.

4.2.2.1 Scordatura

Pada notasi lagu Bubuy Bulan, teknik ini dijelaskan di bagian awal lagu.

Juga muncul di bagian tengah lagu, yaitu birama ke-22, yang jarang terjadi

digunakan sebanyak lebih dari satu kali pada suatu komposisi untuk gitar klasik.

Bagian awal lagu:

Birama ke-22:

19Sumber: http://www.youtube.com/watch?v=ODwwigMa9P0

Page 99: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

86

Scordatura sering juga disebut dengan penalaan alternatif. Teknik ini

merupakan penalaan/tuning dengan urutan nada yang tidak sama dengan nada-

nada penalaan standar (E, B, G, D, A, E).

Scordatura mampu menghasilkan paduan nada maupun akor-akor yang unik

dan sulit dihasilkan dengan tala standar. Teknik ini juga dapat mempermudah jari

tangan kiri gitaris untuk menghasilkan musik yang tidak bisa dihasilkan dengan

penalaan standar.

Formula yang paling banyak dijumpai untuk teknik ini adalah ebgdad.

Hanya menurunkan senar 6 sebanyak satu laras dari “e” menjadi “d”. Hal ini biasa

dilakukan dalam lagu dengan nada dasar D atau Dm(F). Bertujuan untuk

mempermudah memainkan nada bass di nada “d” (senar 6). Berikut penalaan lain

yang sering dijumpai: - D, B, G, D, G, D - D, A, F#, D, A, D

- D, A, G, D, A, D - E, B, G#, E, B, E

- E, B, G#, B, G#, E - C#, G#, E, B, F#, B

Pada lagu Bubuy Bulan, penalaannya adalah E,B,A,E,A,E. Terdapat dua

senar yang berbeda tuning nya dengan penalaan standar, yaitu senar 3 dan 4

(masing-masing lebih tinggi 1 laras, nada G pada senar 3 menjadi A dan nada D

pada senar 4 menjadi E). Petunjuk penalaannya dijelaskan di awal lagu. Notasi

disebelahnya menjelaskan walaupun telah dilakukan penalaan alternatif, pada

partitur dua senar yang ditala tetap dituliskan seperti nada standar open string

pada gitar. Hal ini untuk memudahkan gitaris membaca partitur tersebut.

Selanjutnya teknik ini dilakukan kembali di bagian tengah lagu, yaitu

birama ke-22. Gambar notasi yang lebih kecil pada gambar menunjukkan senar 1

Page 100: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

87

(nada E) ditala menjadi nada B. Hal ini mengakibatkan senar 1 dan 2 memiliki

nada yang sama, sehingga menimbulkan unisono20 pada bar selanjutnya. Istilah

“rip. ad libitum” berarti menganjurkan tempo dan dinamika dimainkan secara

bebas oleh pemain. Hal ini untuk memudahkan pemain dalam melakukan

penalaan pada pertengahan lagu. Mano sinistra adalah tangan kiri dalam bahasa

Italia. Maksudnya disini adalah gitaris melakukan penalaan dengan tangan kiri

dikarenakan tangan kanan masih memainkan bagian notasi pada gambar. Hal ini

untuk menghindari kesan “kosong” pada lagu. Untuk lebih jelas lagi, notasi ini

membuat simbol “*1” yang mengarahkan pemain ke bagian bawah lembar

partitur.

Bagian notasi di atas merupakan birama terakhir yang berada di lembar

kedua lagu Bubuy Bulan. Di bawah garis paranada tersebut terdapat tulisan dalam

bahasa Jerman dan Inggris yang menunjukkan cara menurunkan tala senar 1. Jika

diartikan, arti dari kalimat tersebut ialah, “gunakan tangan kiri untuk menurunkan

tuning senar pertama ke nada B”.

Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat pada gambar di bawah. Gambar di bawah

merupakan foto Iwan Tanzil saat memainkan bagian lagu sambil melakukan

teknik scordatura.

20Dua not identik yang dimainkan/dibunyikan bersamaan.

Page 101: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

88

Gambar 4.4

Iwan Tanzil Saat Melakukan Teknik Scordatura

Tangan

kiri melakukan tuning

Tangan kanan

tetap memetik

Sumber: www.youtube.com

4.2.2.2 Sul Ponticello

Pada lagu Bubuy Bulan teknik ini muncul sebanyak tiga kali, yaitu pada

birama ke-1, 42, dan 51.

Birama ke-1: Birama ke-42:

Birama ke-51:

Page 102: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

89

Pada dasarnya, pemain gitar klasik dianjurkan untuk memetik gitar di depan

lubang resonator. Selain untuk mendapatkan suara yang lembut, hal ini juga

dimaksudkan kepada gitaris pemula karena memetik gitar di posisi tersebut lebih

mudah. Tetapi beberapa komposisi menganjurkan untuk memetik di bagian senar

yang dekat dengan bridge, di beberapa bagian lagunya.

Berdasarkan posisi memetiknya, teknik memetik gitar dapat dibagi menjadi:

1. Sul Tasto, adalah teknik memetik senar pada bagian tengah gitar.

2. Sul Ponticello, adalah teknik memetik senar di dekat bridge.

Gambar 4.5

Sul Tasto

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Page 103: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

90

Gambar 4.6

Sul Ponticello

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Sul Ponticello adalah salah satu cara yang digunakan gitaris untuk

menghasilkan timbre21 yang berbeda. Dengan memetik menggunakan teknik sul

ponticello, akan didapatkan nada dengan efek suara metalik.

Pada bagian awal lagu Bubuy Bulan, diinstruksikan untuk memainkan lagu

ini pada posisi sul ponticello. Hal ini ditunjukkan dengan adanya tulisan “sul

pont” di bawah garis paranada pada gambar. Juga muncul kembali pada birama

ke-42 dan 51. Teknik ini biasanya dilakukan pada satu bagian lagu, bukan hanya

pada satu birama dimana istilah “sul ponticello” muncul.

21 Warna suara/tone colour Definisi timbre. Timbre dipengaruhi oleh cara bergetarnya suatu sumber bunyi. Timbre terjadi karena banyaknya nada tambahan yang menyertai nada dasarnya. Misalkan seorang pria dan wanita menyanyikan sebuah nada dengan frekwnsi yang sama, akan tetap dapat dibedakan karena adanya warna suara tersebut.

Page 104: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

91

Gambar 4.7

Iwan Tanzil saat bermain dengan teknik Sul Ponticello

Sumber: www.youtube.com

4.2.2.3 Harmonik

Pada lagu Bubuy Bulan, teknik harmonik ditemukan pada awal dan akhir

lagu. Teknik ini ditandai dengan lambang not yang berbentuk belah ketupat bukan

bulat seperti not pada biasanya.

Birama ke-1:

Page 105: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

92

Birama ke-62:

Harmonik adalah efek nada menyerupai suara harpa pada gitar yang didapat

dari memetik nada di posisi tertentu dan menggunakan teknik tertentu. Teknik ini

dilakukan dengan cara menyentuh lembut senar kemudian memetiknya, bukan

menekan/memencet seperti memainkan nada yang biasa. Untuk meghasilkan

harmonik yang baik, jari harus menyentuh senar tepat diatas bilah besi.

Ada 2 jenis harmonik, yaitu:

1. Harmonik Natural, adalah harmonik pada open string. Hanya bisa

dilakukan pada fret tertentu, yaitu fret 3, 4, 5, 7, 9, 12, 16, 19, dan 24.

Nada yang dihasilkan antara lain:

- Harmonik 12 menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi dari

open string.

- Harmonik 7 menghasilkan nada perfect fifth22 dari harmonik 12.

- Harmonik 5 menghasilkan nada satu oktaf di atas harmonik 12.

- Harmonik 4 menghasilkan nada major third dari harmonik 5.

22Salah satu jenis dari interval. Interval adalah jarak yang terbentang antara dua not.

Interval dinamai dengan bilangan yang menyatakan urutan not kedua dari not pertama. Contoh: C ke C disebut unison, C ke D (1 laras) disebut major second, C ke E (2 laras) disebut major third, C ke F (2 ଵ

ଶ laras) disebut major fourth, C ke G (3 ଵ

ଶ laras) disebut perfect fifth, C ke A (4 ଵ

ଶ laras)

disebut major sixth, C ke B (5 ଵଶ laras) disebut major seventh, dan terakhir C ke C tinggi (6 laras)

disebut perfect eight atau oktaf.

Page 106: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

93

- Harmonik 3 menghasilkan nada perfect fifith dari harmonik 5.

- Harmonik 9 menghasilkan nada major third dari harmonik 5.

- Harmonik 16 menghasilkan nada major third dari harmonik 5,

atau sama dengan harmonik pada fret 9 dan 4.

- Harmonik 19 menghasilkan nada perfect fifth dari harmonik 12,

atau sama dengan harmonik pada fret 7.

- Harmonik 24 menghasilkan nada satu oktaf di atas harmonik 12,

atau sama dengan harmonik pada fret 5.

2. Harmonik artifisial/harmonik oktaf, adalah harmonik yang

memanfaatkan efek harmonik 12 untuk memainkan senar yang

ditekan. Sebagai contoh, jika kita ingin memainkan nada harmonik

artifisial dari nada G (senar 1, fret 3), maka kita melakukannya dengan

cara menekan nada G pada senar 1 fret 3, menyentuh nada oktaf nya

yang berada di fret 1523, kemudian memetiknya. Diperlukan teknik

khusus dalam pemakaian jari tangan kanan. Hal ini disebabkan tangan

kanan harus menyentuh nada oktaf dan memetik dalam waktu

bersamaan. Penyentuhan nada oktaf dilakukan dengan telunjuk kanan.

Sedangkan pemetikannya dilakukan dengan jari manis. Dengan

demikian posisi telunjuk kanan akan berpindah-pindah mengikuti

jarak 12 fret dari not-not yang ditekan oleh jari kiri.

23 Nada oktaf dalam satu senar berada di fret ke 12 setelah nada tersebut. Misal nada F

(senar 1, fret 1), nada oktafnya berada di fret ke 13 (fret 1 + 12). Hal ini didapatkan dari interval oktaf yang berjarak 6 laras, sehingga jarak di gitar adalah 12 fret.

Page 107: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

94

Dalam pemakaiannya, harmonik sering dipadukan dengan petikan akor dan

bass dengan jempol. Harmonik yang dimainkan bersamaan dengan petikan normal

akan menghasilkan efek suara seperti bunyi bel.

Dalam notasi, harmonik ditandai dengan kata harm atau arm. Biasanya

disertai juga dengan nomor senar yang akan dipetik dan nomor fret dimana posisi

nadanya akan dimainkan. Namun sudah banyak partitur yang meninggalkan cara

ini. Tanda harm/arm dihilangkan, digantikan menjadi not yang berbentuk belah

ketupat sebagai tanda dimainkan dengan teknik harmonik, dengan not berwarna

putih untuk melambangkan natural harmonic dan not warna hitam untuk

melambangkan artificial harmonic.

Pada birama ke-1, jelas terlihat jika 10 not seperenambelas pertama dan not

seperempat didepannya berbentuk belah ketupat, tidak bulat seperti not yang

lainnya. Ini menunjukkan bahwa not-not tersebut dimainkan dengan teknik

harmonik pada posisi/fret 12 (ceja) dengan jari kelingking (4) dan dipetik dengan

jempol (p). Namun terdapat sedikit kesalahan dalam pengetikan notasi tersebut.

Berdasarkan video yang penulis lihat, harmonik pada bagian tersebut dimainkan

dengan teknik harmonik natural. Hal ini tidak sesuai dengan partitur yang

menunjukkan not yang dimainkan dengan teknik artifisial. Seharusnya 10 not

seperenambelas pada bar tersebut berwarna putih. Karena dalam prakteknya,

nada-nada tersebut tidak memerlukan penekanan fret dengan tangan kiri (open

string). Oleh karena itu tangan kiri dapat langsung melakukan penyentuhan di fret

yang dimaksud. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah.

Page 108: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

95

Gambar 4.8

Teknik Harmonik Natural pada Birama Pertama

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Jika pada awal lagu ini terdapat teknik harmonik natural, di akhir lagu

terdapat harmonik artifisial yang dipadukan dengan teknik trill. Pada birama

terakhir ini terlihat 5 not seperempat yang dimainkan dengan harmonik artifisial.

Juga tiap not dilengkapi dengan petunjuk di senar berapa dan di fret berapa not

tesebut dimainkan.

Kita ambil contoh not pertama yang dimainkan dengan teknik artifisial.

Terdapat petunjuk senar dan di fret berapa nada A dimainkan. Dalam aturan posisi

dasar dalam gitar klasik, nada si seperti di partitur tersebut dimainkan di senar 3

fret 2. Namun terdapat angka 4 di dalam lingkaran yang menunjukkan nada si

tersebut harus dimainkan di senar 4. Di senar 4, nada si berada di fret 7.

Kemudian di bawah not si tersebut juga terdapat angka 19 beserta huruf “i” dan

“a”. Maksud dari angka 19 adalah teknik penyentuhan senar dalam harmonik

Page 109: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

96

artifisial di senar oktaf dari not dasarnya (fret 7 + 12 = 19). Huruf “i”

melambangkan dengan jari yang dipakai untuk melakukan teknik penyentuhan ini

(telunjuk) dan huruf “a” melambangkan jari yang dipakai untuk memetik (manis).

Begitulah dasar penjelasan untuk not-not dalam bar tersebut yang dimainkan

dengan teknik harmonik artifisial seterusnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada gambar di bawah.

Gambar 4.9

Teknik Harmonik Atifisial pada birama ke-62

Jari manis Jari telunjuk memetik menyentuh lembut

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pada gambar terlihat proses pemetikan nada A. Proses ini dilakukan

sewaktu tangan kiri menekan nada A di senar 4 fret 7. Untuk mendapatkan suara

yang maksimal, biasanya setelah memetik, jari yang menyentuh dengan cepat

diangkat.

Page 110: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

97

4.2.2.4 Slur

Teknik ini banyak ditemukan pada lagu Sipatokaan. Penulis melihat, ada 30

kali teknik slur muncul dalam lagu ini. Oleh sebab itu penulis akan mengambil

dua contoh yang berbeda jenisnya, keduanya berada pada satu birama ke 40.

Dalam notasi teknik ini ditandai dengan garis melengkung di atas/bawah dua not

atau lebih.

Birama ke-40:

Slur ialah teknik membunyikan dua not atau lebih dengan bunyi yang

menyambung/tanpa terputus. Ditandai dengan garis melengkung yang

menghubungkan not yang berbeda dalam notasi standar.

Cara memainkan teknik ialah sebagai berikut. Not pertama di petik dengan

cara biasa. Not kedua (ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya jika lebih dari dua

not) dibunyikan dengan jari tangan kiri memakai 2 cara, yaitu: 1) mengetuknya

(hammer-on/tapping) bila not tersebut lebih tinggi dari not di depan nya, 2)

memetiknya (pull-off) bila not tersebut lebih rendah dari not di depan nya. Bisa

disimpulkan, pada teknik slur pembuat suara dari not ke-2 dan seterusnya adalah

jari pada tangan kiri. Untuk teknik permainan yang lebih tinggi, rangkaian not

Page 111: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

98

yang dimainkan dengan teknik ini dapat diperbanyak dan dipadukan dengan

tambahan iringan pada jari tangan kanan (mano izquerda sola)24.

Notasi di atas merupakan birama ke-40 dari lagu Bubuy Bulan. Pada birama

tersebut terdapat dua teknik slur, yaitu hammer-on dan pull-off. Teknik yang

pertama dimainkan pada birama tersebut adalah teknik hammer-on, karena

dimainkan dari nada rendah (F) ke nada yang lebih tinggi (A). Selanjutnya

digunakan teknik pull-off. Nada yang dimainkan pada teknik ini dimulai dari nada

yang tinggi (Bb) ke nada yang lebih rendah (A).

Gambar 4.10

Hammer-on

Sumber: Dokumentasi Pribadi

24 Membunyikan serangkaian nada dengan hanya memakai jari kiri, tanpa melibatkan jari

kanan. Menggunakan kombinasi teknik hammer on dan pull off. Dapat dimainkan tersendiri atau diberi tambahan iringan dengan petikan jari kanan.

Page 112: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

99

Gambar 4.11

Pull-off

Sumber: Dokumentasi Pribadi

4.2.2.5 Trill

Sebanyak tiga kali teknik ini muncul pada lagu Bubuy Bulan, yaitu birama

ke-2, 4 dan 62. Teknik trill ditandai dengan “tr” dan garis bergelombang.

Birama ke-2: Birama ke-62:

Birama ke-4:

Page 113: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

100

Trill adalah teknik memainkan sebuah not dengan not yang lebih tinggi

secara berulang-ulang dengan tempo yang cepat. Walaupun dengan tempo yang

cepat, lamanya not yang dimainkan harus tetap diperhatikan. Lamanya not tetap

tergantung kepada nilai not itu sendiri.

Teknik ini hampir menyerupai slur namun dengan 2 not yang “itu-itu saja”.

Cara memainkannya pun sama. Nada pertama dengan petikan biasa, dan

seterusnya dengan teknik hammer on dan pull off yang secara bergantian dan

terus-menerus dalam jangka waktu yang ditentukan oleh nilai not tersebut. Biasa

dilakukan dengan tempo yang cepat.

Pada notasi di atas terdapat tiga teknik trill yang dimainkan pada lagu

Bubuy Bulan. Pada paragraf ini akan diambil satu saja contoh dari ketiga notasi

tersebut yaitu pada notasi pertama. Pada birama kedua, nada yang dimainkan

dengan teknik trill adalah nada E (senar 1 fret 12) bernilai 3 ketuk. Nada ini

dipetik, kemudian dilakukan teknik hammer on untuk not yang satu tingkat lebih

tinggi pada tangga nada tersebut, yaitu nada F yang berada satu fret di depannya

(fret 13). Selanjutnya digunakan teknik pull off untuk membunyikan kembali nada

E. Lalu dilakukan kembali hammer on untuk memainkan nada F. Dengan kata

lain, hanya nada pertama saja yang dibunyikan dengan menggunakan petikan

tangan kanan. Tentu saja semua teknik slur ini dimainkan dengan tempo yang

cepat (secepat yang pemain bisa). Begitu seterusnya hingga 3 ketuk berakhir.

Dengan asumsi pemain dapat memainkan 4 nada dengan teknik ini dalam 1 ketuk,

hasil dari teknik ini pada lagu Bubuy Bulan dapat digambarkan pada notasi

berikut.

Page 114: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

101

Birama ke-2:

Birama ke-4:

Birama ke-62:

Page 115: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

102

Terdapat sedikit perbedaan pada birama ke-62. Seharusnya teknik ini

memainkan satu nada dengan nada yang lebih tinggi satu tingkat dari nada

pertama pada tangga nada yang sama. Jika nada pertama adalah A, seharusnya

nada berikutnya adalah B. Namun dengan adanya simbol not Bb pada birama

tersebut, nada kedua yang dimainkan bukan B, melainkan Bb.

Gambar 4.12

Trill

Sumber: Dokumentasi Pribadi

4.2.2.6 Glissando

Lagu Bubuy Bulan menggunakan sebanyak tiga kali teknik glissando, yaitu

pada birama-18, 32, dan 37. Pada notasi, teknik ini ditandai dengan “gliss” dan

garis searah dengan pergerakan melodi ke nada selanjutnya.

Page 116: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

103

Birama ke-18: Birama ke-32:

Birama ke-37:

Glissando adalah teknik meluncur (glide) dari satu not ke not berikutnya.

Teknik ini dilakukan pada 2 not dalam satu senar dengan cara memetik not

pertama lalu menggeser (meluncur) jari kiri ke not berikutnya tanpa dipetik

dengan tidak mengurangi/mengendurkan tekanan jari tangan kiri pada senar.

Suara yang dihasilkan oleh not kedua berasal dari “sisa” getaran saat memetik not

pertama. Teknik yang sering juga disebut dengan slide ini, dapat juga

dimanfaatkan untuk akor.

Glissando pada garis birama ditandai dengan garis melengkung di atas garis

lurus. Atau bisa juga garis lurus yang memanjang diantara dua not yang

bersangkutan disertai “gliss” di atas not tersebut. Jika tanpa tanda “gliss”, maka

garis yang menghubungkan not-not tersebut hanya berarti kesamaan jari tangan

kiri dalam menekan not-not tersebut. Bisa juga dengan hanya membuat garis

melengkung di atas maupun di bawah garis lurus tersebut.

Page 117: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

104

Pada bagian notasi dari lagu Bubuy Bulan di atas, terdapat tiga teknik

glissando yang dimainkan. Pada paragraf ini, hanya akan diambil satu contoh saja,

yaitu pada birama ke-18. Ada dua nada yang dimainkan dengan teknik ini, yaitu F

dan C. Nada F diminta untuk dimainkan dengan teknik ini menuju nada A,

sedangkan nada C menuju nada E. Nada F (senar 1 fret 1) dan C (senar 2 fret 1)

dipetik secara bersamaan selama 1 ketuk. Setelah itu, kedua jari yang menekan 2

senar pada nada F dan C tadi, di”luncur”kan ke nada-nada tujuan pada senar yang

sama, yaitu nada A (senar 1 fret 5) dan E (senar 2 fret 5).

Gambar 4.13

Teknik Glissando pada birama ke-18

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Page 118: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

105

4.3 Analisis Gaya Permainan

Dalam menganalisis gaya permainan pada lagu Sipatokaan dan Bubuy

Bulan, penulis akan melakukan identifikasi terhadap melodi, ritem, dan akor pada

kedua lagu tersebut.

4.3.1 Analisis Melodi

Melodi adalah tinggi rendahnya nada. Tinggi rendahnya nada yang

dihasilkan disebabkan oleh tingkat frekwensi yang berbeda-beda. Pada notasi,

tinggi rendahnya nada ditentukan oleh letak not tersebut dalam garis paranada.

Semakin tinggi letaknya, semakin tinggi pula frekwensinya.

Pada permainan gitar dengan konsep gitar tunggal seperti lagu Sipatokaan

dan Bubuy Bulan, melodi lagu sebagian besar dimainkan bersamaan dengan akor

dan bass. Dalam notasi gitar klasik, melodi ditandai dengan not dengan tungkai ke

atas. Sebelum menganalisis, penulis akan “memisahkan” melodi inti dan

membuatnya dalam notasi yang baru.

Dalam menganalisis, ada tiga hal penting yang akan dibahas yaitu bentuk,

frasa, dan motif. Bentuk adalah suatu aspek yang menguraikan tentang organisasi

musikal. Unit terkecil dari suatu melodi disebut dengan motif, yaitu tiga nada atau

lebih yang menjadi ide sebagai pembentukan melodi. Gabungan dari motif adalah

semi frasa, dan gabungan dari semi frasa disebut dengan frasa (kalimat).

Menurut William P. Malm dalam bukunya Musical Cultures of The Pasific

The Near East and Asia (1977:8), bentuk dapat dibagi menjadi lima bagian, yaitu:

1. Repetitive, yaitu bentuk nyanyian yang mengalami pengulangan.

Page 119: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

106

2. Ireratif, yaitu suatu bentuk nyanyian yang menggunakan formula melodi

yang kecil dengan kecenderungan pengulangan-pengulangan di dalam

keseluruhan nyanyian.

3. Reverting, yaitu suatu bentuk nyanyian apabila di dalam nyanyian terjadi

pengulangan pada frasa pertama setelah terjadi penyimpangan melodis.

4. Strofic, yaitu apabila bentuk nyanyian diulang dengan formalitas yang sama

namun menggunakan teks yang baru.

5. Progressive, yaitu apabila bentuk nyanyian selalu berubah dengan

menggunakan materi melodi yang selalu baru.

Nettl dalam bukunya Theory and Method in Ethnomusicology, mengatakan

bahwa untuk mendeskripsikan bentuk suatu komposisi, ada beberapa patokan

yang dipakai untuk membagina ke dalam berbagai bagian, yaitu:

1. Pengulangan bagian komposisi yang diulangi bisa dianggap sebagai satu

unit.

2. Frasa-frasa istirahat bisa menunjukkan batas akhir suatu unit.

3. Pengulangan dengan perubahan (misal, transposisi lagu atau pengulangan

pola ritmis dengan nada-nada yang lain).

4. Satuan teks dalam musik vokal, seperti kata atau baris.

Dalam hal ini penulis membagi bentuk dalam lagu-lagu yang dianalisa

dengan patokan poin kedua diatas, yaitu membagi dengan berdasarkan frasa-frasa

istirahat.

Page 120: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

107

4.3.1.1 Analisis Melodi pada Lagu Sipatokaan

Sebelum melakukan analisis melodi, melodi inti lagu Sipatokaan akan

dipisahkan dari partitur hasil aransemen dalam bentuk gitar tunggal. Berikut

hasilnya.

Dari notasi di atas, terdapat 3 frase yang ada dalam melodi lagu Sipatokaan.

Frase A dimulai dari birama pertama sampai 8, frase B dimulai dari birama ke-9

sampai 17, dan frase C dimulai dari birama ke-17 sampai birama terakhir.

Terdapat dua jenis bentuk menurut Malm dalam melodi lagu ini, yaitu

repetitif dan reverting. Bentuk repetitive terdapat pada frase A yang mengalami

pengulangan sedangkan bentuk reverting terjadi pada frase B yang mengalami

pengulangan pada frase C, namun sedikit berbeda pada melodi akhirnya.

4.3.1.2 Analisis Melodi pada Lagu Bubuy Bulan

Sebelum melakukan analisis melodi, melodi inti lagu Bubuy Bulan akan

dipisahkan dari partitur hasil aransemen dalam bentuk gitar tunggal. Berikut

hasilnya.

Page 121: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

108

Dari notasi di atas, terdapat 6 frase yang terdapat dalam melodi lagu Bubuy

Bulan. Frase A dimulai dari birama pertama sampai ke-5, frase B dimulai dari

birama ke-5 sampai 9, frase C dimulai dari birama ke-11 sampai 14, frase D

dimulai dari birama ke-15 sampai 18, frase E dimulai dari birama ke-19 sampai

22, dan frase F dimulai dari birama ke-23 sampai birama terakhir.

Sama seperti pada lagu sebelumnya, yaitu lagu Sipatokaan, terdapat dua

jenis bentuk menurut Malm dalam melodi lagu ini, yaitu repetitif dan reverting.

Bentuk repetitive terdapat pada frase A dan B yang mengalami pengulangan

sehingga menghasilkan bentuk A-B-A-B. Sedangkan bentuk reverting terjadi

pada frase C yang mengalami pengulangan pada frase E, namun sedikit berbeda

pada melodi akhirnya. Jika frase E yang merupakan bentuk reverting dari frase C

diganti menjadi frase ܥଵ, maka bentuk keseluruhan dari lagu tersebut adalah A-B-

A-B-C-D-ܥଵ-F.

Page 122: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

109

4.3.2 Analisis Akor

Pada sub bab ini, akan dilakukan identifikasi terhadap akor dalam lagu

Sipatokaan dan Bubuy Bulan. Maksud dari identifikasi di sini adalah mencari

akor-akor apa saja yang ada dalam lagu tersebut dan menganalisis nama dari akor-

akor tersebut berdasarkan kombinasi jarak antar not. Identifikasi dilakukan

berdasarkan dua partitur lagu yang menjadi objek penelitian (halaman 70-75).

Akor adalah kesatuan bunyi dalam musik yang mengandung 3 nada atau

lebih. Kombinasi jarak antar not menentukan nama akor bersangkutan. Terdapat

dua jenis akor yang paling sering digunakan dalam musik Barat, yaitu mayor dan

minor. Akor mayor terdiri dari nada do, mi, dan sol (1, 3, 5), dan akor minor

terdiri dari nada do, ri, dan sol (1, 3b, 5). Tetapi bila trinada dasar mendapat

tambahan nada baru, namanya akan berubah sesuai not yang ditambahkan.

Berikut sebagian contoh beserta kandungan notnya:

- Mayor 7 (CM7 atau Cmaj7) = 1, 3, 5, 7

- Minor 7 (Cm7) = 1, 3b, 5, 7b

- Dominan 7 (C7) = 1, 3, 5, 7b

- Diminished 7 (Cdim) = 1, 3b, 5b, 7b

- Mayor 6 (C6) = 1, 3, 5, 6

- Minor 6 (Cm6) = 1, 3b, 5, 6

- Mayor 9 (CM9 atau Cmaj9) = 1, 3, 5, 7, 9

- Minor 9 (Cm9) = 1, 3b, 5, 7b, 9

- Minor 11 (Cm11) = 1, 3b, 5, 7b, 9, 11

- Dominan 11 (C11) = 1, 3, 5, 7b, 9, 11

Page 123: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

110

- Minor 13 (Cm13) = 1, 3b, 5, 7b, 9, 11, 13

- Dominan 13 (C13) = 1, 3, 5, 7b, 9, 11, 13

- Suspended 4 (Csus atau Csus4) = 1, 4, 5

- Augmented (Caug atau C+) = 1, 3, 5#

Angka 9, 11, dan 13 menunjukkan urutan not dihitung dari not dasar (1)

atau yang sering kita sebut dengan root (akar). Contohnya dalam akor Cmaj9, not

ke-9 dihitung dari C (1) yang merupakan root. Dengan begitu, Cmaj9 akan berisi

C, E, G, B, D.

Pada gitar, sulit untuk mempraktekkan bunyi semua not ini. Karena itu ada

sebagian not-not yang dihilangkan. Contoh pada akor C11, di gitar cukup dengan

memainkan nada C, Bb, D, dan F (1, 7b, 9, dan 11). Meski tidak lengkap, namun

bunyi yang dihasilkan sudah cukup efektif untuk memenuhi fungsinya sebagai

akor dominan.

Mengidentifikasi akor harus dimulai dengan menentukan nada-nada pada

akor tersebut, kemudian menentukan namanya berdasarkan daftar akor di atas

berdasarkan nada penyusunnya. Menentukan nada-nada pada akor gitar klasik

biasanya dengan melihat nada dasar (root) yang dipakai sebagai root chord

stratum/bass stratum dan trinada dari hasil inversi bass stratum atau yang biasa

disebut dengan chord stratum. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di

bawah.

Melody Stratum

Chord Stratum

Bass Stratum

Page 124: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

111

4.3.2.1 Analisis Akor pada Lagu Sipatokaan

Penulis melihat ada 5 jenis akor dalam lagu Sipatokaan, yaitu B mayor, B

dominan 7, F# mayor, F#7, dan E mayor. Semua akor itu bisa saja muncul lebih

dari satu kali, oleh karena itu akan diambil contoh pada satu birama saja.

B mayor (birama ke-8):

F# = 5

B = 1

B7 (birama ke-36):

D# = 3

A = 7b

B = 1

F# mayor (birama ke-24):

C# = 5

F# = 1

F# = 1

F#7 (birama ke-104): C# = 5

A# = 3

E = 7b

F# = 1

E mayor (birama ke-38): G# = 3

B = 5

E = 1

Page 125: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

112

Pada akor F# dan B# di atas, hanya ada dua jenis nada yang menjadi

formulanya, yaitu nada 1 dan 5 saja. Biasanya dengan formula 1 dan 5, bisa

teridentifikasi 2 kemungkinan akor, yaitu akor mayor dan minor. Namun dengan

melihat tangga nada (tangga nada B mayor) pada notasi ini, akor minor harus

menambahkan nada 3b. Sehingga kedua akor di atas adalah akor mayor.

4.3.2.2 Analisis Akor pada Lagu Bubuy Bulan

Penulis melihat ada 3 jenis akor dalam lagu Bubuy Bulan, yaitu A minor, D

minor, dan E suspended. Semua akor itu bisa saja muncul lebih dari satu kali,

oleh karena itu akan diambil contoh pada satu birama saja.

A minor (birama ke-6): A25 = 1

E = 5

A = 1

D minor (birama ke-30):

F = 3b

A = 5

D = 1

E suspended (birama ke-31):

B = 5

A = 4

E = 1

25Seharusnya nada G, tetapi karena teknik scordatura yang telah dibahas sebelumnya

menyebabkan not ini menjadi nada A. Begitu juga not D pada notasi, dalam prakteknya menjadi nada E.

Page 126: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

113

Pada akor A minor di atas, hanya ada dua jenis nada yang menjadi

formulanya, yaitu nada 1 dan 5 saja. Biasanya dengan formula 1 dan 5, bisa

teridentifikasi 2 kemungkinan akor, yaitu akor mayor dan minor. Namun dengan

melihat tangga nada (tangga nada C mayor) pada notasi ini, akor mayor harus

menambahkan nada C#. Sehingga akor di atas adalah akor minor.

Pada akor D minor dan Esus, akor dimainkan dengan teknik arpeggio.

Teknik ini adalah teknik memainkan nada-nada pada akor dengan memetiknya

satu-persatu dalam pola tertentu.

4.3.3 Analisis Ritem

Ritem adalah variasi lamanya bunyi not dimainkan. Ritem menurut penulis

adalah unsur yang paling penting dalam musik. Sekumpulan ritem saja akan

menghasilkan musik yang masih indah jika didengar walau tanpa melodi. Namun

hasilnya tidak akan sama jika memainkan serangkaian melodi tanpa ritem..

Dalam menganalisis ritem lagu Sipatokaan dan Bubuy Bulan ini, penulis

melakukan pendekatan dengan melihat tempo dan pola ritem yang digunakan.

Tempo akan dijelaskan dengan mengacu pada simbol “M.M.” pada awal lagu,

sedangkan dalam menganalisis pola ritem kedua lagu tersebut penulis akan

menampilkan ritem iringan pada notasi yang baru. Kemudian akan dicari motif

pada ritem tersebut untuk mengetahui polanya.

Pada notasi ini, ada dua simbol dalam bentuk not. Not yang berada pada

garis paranada paling atas melambangkan chord strattum, sedangkan not yang

berada di garis kedua paranada melambangkan bass stratum.

Page 127: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

114

4.3.3.1 Analisis Ritem pada Lagu Sipatokaan

Sebelum menganalisis, penulis akan menampilkan ritem iringan pada lagu

Sipatokaan dengan “memisahkan” ritem notasi chord stratum dan bass stratum

dari partitur aransemen Iwan Tanzil. Hasilnya dapat dilihat pada notasi di bawah

ini.

Tempo pada notasi di atas menunjukkan angka 126. Angka ini menunjukkan

bahwa pada lagu tersebut setiap satu menit terdapat 126 ketukan. Dengan tanda

birama menunjukkan angka 2/4, maka dengan kata lain 63 birama dari lagu ini

dimainkan dalam waktu satu menit.

Untuk menganalisis pola ritem, terlebih dahulu ditentukan motif-motif ritem

yang terdapat dalam lagu ini. Untuk mempermudah pengerjaan, penulis

Page 128: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

115

membahas bagian per bagian dari lagu ini. Bagian-bagian tersebut adalah intro

(birama 1-19), awal lagu (birama 20-28), dan bagian refrain (birama 29-44).

1. Bagian intro, terdapat 5 motif:

- Motif A - Motif B

- Motif A1 (pengembangan A) - Motif C

- Motif A2 (pengembangan A)

Setelah ditentukan motif dari ritem pada intro, dapat ditentukan pola

ritemnya. Pola ritem pada bagian intro lagu Sipatokaan adalah A-A-B-A1-A1-A1-

B-C-A2.

2. Bagian awal lagu, hanya terdapat satu motif:

- Motif D

Setelah ditentukan motif dari ritem pada bagian awal lagu, dapat ditentukan

pola ritemnya. Pola ritem pada bagian awal lagu Sipatokaan adalah D-D-D-D dan

mengalami pengulangan sebanyak dua kali.

Page 129: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

116

3. Bagian refrain, terdapat 2 motif:

- Motif E - Motif D (seperti motif D

pada bagian awal lagu)

Setelah ditentukan motif dari ritem pada bagian refrain lagu, dapat

ditentukan pola ritemnya. Pola ritem pada bagian refrain lagu Sipatokaan adalah

E-E-E-E-D-E-E-E dan mengalami pengulangan sebanyak dua kali.

4.3.3.2 Analisis Ritem pada Lagu Bubuy Bulan

Sebelum menganalisis, penulis akan menampilkan ritem iringan pada lagu

Bubuy Bulan dengan “memisahkan” ritem notasi chord stratum dan bass stratum

dari partitur aransemen Iwan Tanzil. Hasilnya dapat dilihat pada notasi di bawah

ini.

Page 130: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

117

Page 131: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

118

Tempo pada notasi di atas menunjukkan angka 72. Angka ini menunjukkan

bahwa pada lagu tersebut setiap satu menit terdapat 72 ketukan. Dengan tanda

birama menunjukkan angka 4/4, maka dengan kata lain 18 birama dari lagu ini

dimainkan dalam waktu satu menit.

Untuk menganalisis pola ritem, terlebih dahulu ditentukan motif-motif ritem

yang terdapat dalam lagu ini. Untuk mempermudah pengerjaan, penulis

membahas bagian per bagian dari lagu ini. Bagian-bagian tersebut adalah intro

(birama 1-25), awal lagu (birama 26-41), dan bagian refrain (birama 42-63).

1. Bagian intro, terdapat 5 motif:

- Motif A - Motif B

- Motif A1 (pengembangan A) - Motif B1 (pengembangan B)

- Motif C - Motif D

Motif C dan D masing-masing berbeda ritem di tiap biramanya. Namun ada

karakteristik yang sama, yaitu pada ketiga birama bermotif C (birama ke-10, 19,

dan 21) pengiring hanyalah bass stratum. Sedangkan pada keempat birama

bermotif D (birama ke-12, 14, 16, dan 18) pengiring hanyalah berupa chord

Page 132: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

119

stratum karena senar rendah (bass stratum) berganti peran menjadi pembawa

melodi.

Setelah ditentukan motif dari ritem pada bagian intro lagu, dapat ditentukan

pola ritemnya. Pola ritem pada bagian intro lagu Bubuy Bulan adalah A-A-C-A-

D-A-D-A1-D-A1-D-C-A1-A1-C-C-B-B-B-B-B1-B1-B1-B1.

2. Bagian awal lagu, terdapat 4 motif:

- Motif E - Motif F

- Motif E1 (pengembangan E) - Motif F1 (pengembangan F)

Pada bagian ini, pengembangan dari motif masing-masing motif dilakukan

untuk “mengantar” kepada motif yang baru. Motif-motif pengantar ini hanya

dilakukan sekali dan biasanya pengantar motif ini merupakan penyederhanaan

dari motif sebelumnya. Motif F1 juga menjadi pengantar bagi motif pada bagian

ritem lagu selanjutnya (refrain). Penulis juga menemukan adanya pengulangan

melodi dalam lagu ini, namun dalam motif ritem yang berbeda (variasi 1dan 2).

Setelah ditentukan motif dari ritem pada bagian awal lagu, dapat ditentukan

pola ritemnya. Pola ritem pada bagian awal lagu Bubuy Bulan adalah E-E-E-E-E-

E-E-E1-F-F-F-F-F-F-F-F1.

Page 133: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

120

3. Bagian refrain, terdapat 8 motif:

- Motif G - Motif G1 (pengembangan G)

- Motif H - Motif H1 (pengembangan H)

- Motif I

- Motif I1

- Motif E1 - Motif E11 (pengembangan E1)

Sama dengan bagian awal lagu, pada bagian ini pengembangan dari motif

merupakan pengantar ke motif berikutnya. Biasanya motif pengembangan ini

merupakan penyederhanaan dari motif asalnya. Juga terdapat 3 variasi ritem

dalam 2 kali pengulangan bagian melodi refrain. Pada refrain pertama, digunakan

Page 134: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

121

variasi ritem 3 dan 4. Sedangkan pada pengulangannya, digunakan variasi 5 di

seluruh bagian refrain.

Setelah ditentukan motif dari ritem pada bagian refrain lagu, dapat

ditentukan pola ritemnya. Pola ritem pada bagian refrain lagu Bubuy Bulan adalah

G-G-G-G1-H-H-H-H1-I-I-I-I-I-I-I1-E1-E1-E11-E11.

Page 135: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

122

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan tentang analisis teknik dan gaya permainan pada

lagu Sipatokaan dan Bubuy Bulan aransemen Iwan Tanzil pada bab sebelumnya,

penulis membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Teknik permainan pada lagu Sipatokaan dan Bubuy Bulan mempunyai

dua fungsi dalam penggunaannya; 1) memudahkan pemain dalam

memproduksi nada, dan 2) memperindah nada yang diproduksi oleh

pemain. Teknik ceja dan scordatura mempunyai fungsi nomor satu

pada penjelasan di atas. Teknik ceja membantu pemain untuk

menekan lebih dari satu senar hanya dengan satu jari. Ini

memungkinkan jari lain dapat menekan posisi yang lain. Teknik ini

juga membuat perpindahan akor pada satu lagu menjadi lebih

sederhana. Pada teknik scordatura, pemain dapat memainkan akor

yang sulit sembari memainkan melodi pada posisi-posisi fret yang

jauh. Pada lagu Bubuy Bulan yang bernada dasar A minor, rasanya

tidak mungkin untuk memainkan melodi pada fret yang jauh jika senar

3 dan 4 tidak ditala menjadi nada A dan E. Fungsi nomor dua pada

penjelasan di atas dimiliki oleh teknik apagados, strumming, sul

ponticello, slur, trill, dan glissando. Teknik apagados menciptakan

ketukan yang berbeda dengan hentakan-hentakan yang cepat pada

Page 136: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

123

bunyi di gitar. Strumming membuat “rasa” yang berbeda dengan

memetik memakai keempat jari secara bersamaan. Sedangkan sul

ponticello membuat warna suara yang dihasilkan menjadi berbeda

dengan petikan di posisi biasa. Slur, trill, dan glissando dapat

menciptakan efek legato (suara rangkaian nada yang tidak terputus)

dengan cara mereka masing-masing. Teknik-teknik ini menghasilkan

variasi-variasi akibat cara-cara yang berbeda dari memproduksi nada

yang biasa. Variasi-variasi inilah yang menciptakan keindahan

tersendiri bagi permainan gitar klasik. Namun ada jug yang memiliki

fungsi keduanya, yaitu teknik harmonik. Selain memiliki warna suara

tersendiri (seperti harpa) teknik ini juga memudahkan pemain dalam

memproduksi nada. Pemain tidak perlu lagi bermain pada posisi fret

yang jauh untuk memainkan nada tinggi. Cukup dengan teknik

harmonik, nada yang tinggi dapat dihasilkan.

2. Style/gaya permainan lagu Sipatokaan dan Bubuy Bulan yang telah

diaransemen lebih mencolok pada bagian ritemnya. Pada analisis

ritem, terdapat banyak jenis petikan baik dari lagu Sipatokaan maupun

Bubuy Bulan. Jenis petikan arpeggio dan strumming bahkan

dikombinasikan dalam beberapa variasi pada lagu Bubuy Bulan. Pada

lagu bertempo cepat, Sipatokaan, iringan ritemnya mengandalkan

teknik permainan bass yang terus menerus dimainkan di setiap ketuk.

Petikan senar rendah ini tidak digabungkan dengan trinada seperti

pada lagu Bubuy Bulan. Justru divariasikan gerakannya secara susul-

Page 137: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

124

menyusul dengan nada yang lebih tinggi tetapi tetap pada senar

rendah. Hal ini membuat lagu Sipatokaan berirama seperti lagu

mars26. Namun pada melodi dan akor, tidak banyak perubahan yang

berarti. Melodinya tidak banyak berubah dari lagu aslinya karena tidak

ada modulasi27 yang terjadi (biasa untuk menghilangkan kesan

monoton). Akor-akor yang dipakai pun hanya sebatas akor mayor dan

minor. Terhitung hanya sekali dipakai akor selain mayor minor pada

setiap lagu. F#maj7 pada bagian akhir lagu Sipatokaan dan Asus4

pada birama ke-31 lagu Bubuy Bulan. Namun berbicara tentang lagu

Bubuy Bulan, penulis berpendapat bahwa intro lagunya sangat

menarik. Dengan permainan melodi tunggal pada tujuh birama

pertama, telinga pendengar pasti kembali dimanjakan oleh permainan

gitar klasik dengan irama khas Sunda pada birama ke-8 sampai 25.

Belum lagi teknik strumming yang memainkan arpeggio dengan

memakai ketiga jari (I, M, A) pada birama ke-50 sampai 56 yang

sejauh pengamatan penulis belum banyak yang melakukannya.

Dengan minimnya aransemen pada melodi inti dan akor, penulis

menyimpulkan bahwa arranger dari kedua lagu ini, Iwan Tanzil, ingin

tetap mempertahankan rasa dan suasana asli dari kedua lagu daerah

tersebut.

26Musik untuk mengiringi parade/prosesi dengan birama 2/4, 4/4, atau 6/8 yang mempunyai aksen di setiap ketukannya.

27Perubahan nada dasar dalam satu komposisi.

Page 138: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

125

DAFTAR PUSTAKA

Nettl, Bruno. 1964. Theory and Method in Ethnomusicology. New York: The Free Press of Glencoe.

Kristianto, Jubing. 2007. Gitarpedia: Buku Pintar Gitaris. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama. Hornbostel, Erich M. Von and Curt Sach. 1961. Classification of Musical

Instrumen, Translate from the original German by Antonie Banes and Klaus P. Wachsman.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

Nasional. Pengetahuan Dasar Musik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Malm, William P. 1977. Music Cultures of The Pasific, The Near East, and Asia.

New Jersey: Prentice Hall. Terjemahan dalam bahasa Indonesia oleh Muhammad Takari, 1993. Kebudayaan Musik Pasifik, Timur Tengah, dan Asia. Medan: Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Manoff, Tom. 1991. “The Music Kit (Terjemahan)”. Medan. Departemen

Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. Merriam, Alan P. 1964. The Antrhopology of Music. Chicago: North Western

University. Koizumi. T. 1974. Guitar Course Fundamental. Jakarta: Yamaha Music

Foundation. Koentjaningrat (Ed.) . 1977. Metode - Metode Penelitian Pada Masyarakat.

Jakarta: Gramedia. Harahap, Irwansyah. 2004. Alat Musik Dawai. Medan: Lembaga Pendidikan Seni

Nusantara. Sumber Internet http://www.notasimusik.com http://www.jubing.net http://www.chordwizard.com/theory.html

Page 139: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

126

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Iwan Tanzil

Alamat : Jerman

Pekerjaan : Musisi dan Arranger Gitar Tunggal

2. Nama : Jubing Kristianto

Alamat : Jakarta

Pekerjaan : Musisi dan Arranger Gitar Tunggal

3. Nama : Wonter Purba

Alamat : Medan

Pekerjaan : Instruktur Gitar

4. Nama : Michael Panggabean

Alamat : Medan

Pekerjaan : Dosen Gitar Klasik

5. Nama : Marugan Simanjuntak

Alamat : P.Siantar

Pekerjaan : Guru Privat Gitar Klasik

Page 140: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

127

Lampiran

Page 141: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

128

Page 142: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

129

Page 143: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

130

Page 144: ANALISIS TEKNIK DAN GAYA PERMAINAN GITAR · PDF filesebagai dosen penguji pada saat seminar proposal. 8. Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah berjasa ...

131