analisis surat tilang

5
LAPORAN ANALISIS SURAT TILANG Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Acara Pidana Annisa Fauzia 110110100349 Universitas Negeri Padjajaran Bandung 2012

Transcript of analisis surat tilang

LAPORAN ANALISIS SURAT TILANGDiajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Acara Pidana

Annisa Fauzia 110110100349

Universitas Negeri Padjajaran Bandung2012

Tilang No. Reg I.

: 1489134 B

Rincian Surat Tilang

Nama Jenis kelamin Alamat Pekerjaan

: Alyiam Permana A : Laki-laki : Dr. Ratu Cargi No.29 Polewali : Mahasiswa

Tempat tanggal lahir : Mamasa, 24 September 1989 Sim gol : : F 3178 MJ

No. Register kendaraan Jenis Merek : R2

: Yamaha

Pada hari Selasa tanggal 21 februari 2012 jam 15.50 di jalan IR Juanda dalam wilayah hukum Kodya Bandung Barang bukti : STNK Nama petugas : Deni S Pangkat : Melanggar pasal: 291 ( 2 ) UULAJ CAP : SATLANTAS POLRESTABES BANDUNG

II.

Analisis

Tilang, singkatan dari Bukti Pelanggaran merupakan tindakan langsung terhadap pelanggaran lalu lintas yang menjadi salah satu bentuk penindakan pelanggaran lalu lintas yang dilakukan Polri. Penyelesaian atas pelanggaran itu berada dalam sistem peradilan pidana (criminal justice system) yang melibatkan kejaksaan dan pengadilan. Mengacu pada Pasal 211 KUHAP dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993, terdapat 28 jenis pelanggaran yang dapat dikenakan tilang. Setelah Pelanggar dinyatakan bersalah karena melanggar Peraturan Lalu Lintas, oleh Petugas ( POLISI/POLANTAS) pelanggaran tersebut dicatat dalam Berita Acara Singkat yang namanya TILANG (BUKTI PELANGGARAN).

Dalam surat tilang no. Reg 1489134 B pasal yang dilanggar oleh Alyiam Permana A adalah pasal 291 (2) UULAJ yang berbunyi Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor yang membiarkan penumpangnya tidak mengenakan helm sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (8) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah). Surat TILANG semuanya ada 5 ( lima) rangkap : Lembar 1 warna MERAH diperuntukan untuk pelanggar ( sidang di Pengadilan Negeri ) Lembar 2 warna BIRU diperuntukan untuk pelanggar ( bukti untuk bayar denda TILANG di Bank ). Lembar 3 warna HIJAU untuk arsip di Pengadilan Negeri. Lembar 4 warna KUNING untuk arsip di Kepolisian. Lembar 5 warna PUTIH untuk arsip di Kejaksaan Negeri Dan surat tilang yang saya analisis adalah berwarna merah. Sistem tilang yang berlaku saat ini memberi tiga opsi bagi pelanggar. Seseorang bisa minta disidang di pengadilan, atau langsung bayar ke Bank Rakyat Indonesia, atau pilihan lain dititipkan kepada kuasa untuk sidang. Kuasa untuk sidang itu tidak lain adalah polisi. Pilihanpilihan ini sudah berlangsung sama, sesuai Surat Keputusan Kepala Kapolri No.Pol: SKEP/443/IV/ 1998, tanggal 17 April 1998 (SK 1998). Apabila Pelanggar menghendaki untuk Datang sendiri ke Pengadilan untuk sidang maka kepadanya diberikan Surat TILANG warna Merah untuk menghadiri sidang di Pengadilan Negeri. Untuk Pelanggar yang karena kesibukannya tidak mungkin bisa hadir di Pengadilan untuk sidang dimaksud diberikan Surat TILANG warna Biru, kemudian datang ke BRI membayar Denda Tilang seperti yg tercantum di Surat TILANG, lalu kembali pada Petugas yang Menindak tadi dengan membawa resi Pembayaran Denda TILANG dari BRI, kemudian Barang Bukti yang disita bisa diambil lagi, dan berkas Tilang yang tadi diserahkan ke Bagian TILANG di Kantor Satlantas untuk dicatat di buku Besar Pelanggaran dan didistribusikan sesuai dengan peruntukannya tadi. Dalam kasus ini, pelanggar yang bernama Alyiam Permana A menghadiri sidangnya sendiri, sehingga dia diberikan surat tilang berwarna merah. Secara umum, surat tilang memuat : a. identitas pelanggar, yang terdiri dari : Nama, Jenis Kelamin, Alamat , Pekerjaan, Pendidikan, Umur, Tempat tanggal Lahir.

b. identitas mengenai surat surat kelengkapan serta ciri ciri kendaraan, terdiri dari : No. KTP, SIM Golongan, No. SIM, Sat Pas, Tanggal, Kendaraan nomor Polisi, Jenis, Merek, Nomor Rangka , Nomor Mesin c. tanggal serta tempat wilayah terjadinya pelanggaran d. identitas petugas e. pasal yang dilanggar f. denda sesuai pasal g. tanda tangan petugas dan pelanggar h. keberatan. i. Barang Bukti Pada surat tilang yang saya analisis, tidak semua kolom diisi, misalnya SIM golongan, nomor SIM, SAT PAS, pendidikan, umur, dan no. KTP yang menyebabkan surat tilang ini kurang sempurna. Sementara itu, sesuai dengan pasal 16 Sub a dan e UU no. 2/2002 dan pasal 38 ayat (2) UU no. 8/1981 serta pasal 260 UU no. 22 tahun 2009 tentang LLAJ, barang yang dititipkan (ditahan sebagai jaminan) adalah STNK. Dalam surat tilang ini, STNK milik Alyiam Permana A adalah barang bukti yang hanya bisa diambil kembali setelah persidangan. Hal selanjutnya yang timbul adalah mengenai siapa yang akan hadir di persidangan. Sidang tilang Alyiam Permana A dilaksanakan tanggal 9 Maret 2012, dan ia tidak menguasakan kepada orang lain. Padahal, bisa saja ia menguasakan pada petugas khusus polantas karena surat tilang dapat berkedudukan sebagai surat kuasa. Hal ini sesuai dengan kesepakatan Mahkamah Agung, Kejaksaan, dan Polisi (Mahkejapol) . Menurut Buku Petunjuk Teknis Tentang Penggunaan Blanko Tilang (Lampiran SKEP KAPOLRI Skep/443/IV/ 1998), terdakwa berkewajiban untuk : 1. Menandatangani Surat Tilang (Lembar Merah dan Biru) pada kolom yang telah disediakan apabila menunjuk wakil di sidang dan sanggup menyetor uang titipan di Bank yang ditunjuk. 2. Menyetor uang titipan ke petugas khusus bila kantor Bank (BRI) yang ditunjuk untuk menerima penyetoran uang titipan terdakwa (pelanggar-red) tutup, karena hari raya/libur, dan sebagainya. 3. Menyerahkan lembar tilang warna biru yang telah ditandatangani/ dicap petugas kepada penyidik yang mengelola barang titipan tersebut.

4. Menerima tanda bukti setor dari petugas khusus (Polri) apabila peneyetor uang tititpan terpaksa dilakukan diluar jam kerja Bank (BRI). 5. Menerima penyerahan kembali barang titipannya dari penyidik/petugas barang bukti/pengirim berkas perkara berdasarkan bukti setor dari petugas khusus atau lembaran tilang warna biru yang telah disyahkan oleh petugas Bank (BRI). 6. Menerima penyerahan barang sitaannya dari petugas barang bukti setelah selesai melaksanakan vonis hakim (dengan bukti eksekusi dari Eksekutor/Jaksa dan melengkapi kekurangan-kekurangan lainnya (SIM, STNK/kelengkapan kendaraan) (bila memilih sidang). Pada surat tilang yang saya analisis, pangkat polisinya tidak dapat terbaca, maka tidak saya tuliskan karena takut terjadi kesalahan.