Analisis Struktural dan Semiotik puisi
description
Transcript of Analisis Struktural dan Semiotik puisi
ANALISIS STRUKTURAL DAN
SEMIOTIK PUISImaulfisr.lecture.ub.ac.id
Analisis Struktural Puisi
Makna di dalam sajak (puisi) ditentukan dari koherensi unsur-unsurnya.
Analisis yang melihat bahwa unsur-unsur struktur sajak saling berhubungan erat, saling menentukan artinya analisis struktural
Analisis yang melihat struktur tanda-tanda yang bermakna dan bersistem analisis semiotik
Analisis dengan melihat hubungan antarteksnya dengan sajak yang terbit sebelumnya, yang menunjukkan adanya hubungan antar teks analisis intertekstual
Analisis Struktural Sajak adalah sebuah struktur. Terdiri dari
susunan unsur yang bersistem, yang antar unsurnya terjadi hubungan yang timbal-balik, saling menentukan.
Tiap unsur mempunyai fungsi tertentu berdasarkan aturan dalam struktur itu dan mempunyai fungsi tertentu berdasarkan letaknya dalam struktur.
Ide dasar strukturalisme
Ide kesatuan
• Struktur merupakan kesatuan yang bulat, bagian yang menyusunnya tidak dapat berdiri sendiri di luar struktur
Ide transformasi
• Struktur mampu melakukan prosedur transformasional
Ide pengaturan diri sendiri
• Struktur tidak membutuhkan bantuan dari luar untuk mensahkan prosedur transformasinya.
Analisis struktur sajak Analisis sajak ke dalam unsur-
unsurnya dan fungsinya dalam struktur sajak dan penguraian bahwa tiap unsur mempunyai makna hanya dalam kaitannya dengan unsur lainnya, bahkan juga berdasarkan letaknya dalam struktur
Analisis Semiotik Bahasa sebagai medium karya sastra
merupakan sistem semiotik/ketandaan (ketandaan yang mempunyai arti)
Lambang-lambang/tanda-tanda kebahasaan itu berupa satuan-satuan bunyi yang mempunyai arti dalam konvensi masyarakat.
Sistem tanda: semiotik Ilmu yang mempelajari sistem tanda:
semiologi
Tanda dalam Semiotika
Penanda (Signifier)• Yang menandai• Bentuk tanda• contoh: rambu jalan S yang
disilang
Petanda (Signified)• Yang ditandai• Arti tanda• contoh: arti dari rambu S
yang disilang adalah dilarang berhenti
Jenis-Jenis Tanda Menurut Hubungan Petanda dan Penanda
•Hubungan antara penanda dan petanda bersifat persamaan bentuk yang alamiah.•Merupakan imitasi dari bentuk aslinya.Ikon•Menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dan petanda yang berhubungan kausalIndeks
•Tidak menunjukkan hubungan alamiah antara penanda & petanda. Didasarkan pada konvensi yang ada di masyarakat.Simbol
Makna sajak tidak semata-mata dari arti bahasanya, melainkan dari arti bahasa dan suasana, perasaan, intensitas arti, arti tambahan (konotasi), daya liris, pengertian yang ditimbulkan tanda-tanda kebahasaan/tanda-tanda lain yang ditimbulkan konvensi sastra (tipografi, enjambement, sajak, baris sajak, ulangan, dll)
Model Pembacaan Semiotik
Pembacaan Heuristik•Pembacaan berdasarkan struktur kebahasaan atau secara semiotik adalah berdasarkan konvensi sistem semiotik tingkat pertama•Pembacaan heuristik pada puisi dapat dilakukan dengan parafrase dengan menggunakan bahasa yang lebih logis (pemaknaan yang sesuai dengan sintaksis/tata bahasa)
Pembacaan Hermeneutik•Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan yang dilakukan secara berulang-ulang (retroaktif) atau berdasarkan sistem semiotik tingkat kedua (konvensi sastra)•Pembacaan hermeneutik ini berkaitan dengan konvensi sastra yang memberikan makna itu di antaranya konvensi ketaklangsungan ekspresi puisi
Hal ini mengisyaratkan bahwa Sistem tanda pada puisi mempunyai makna berdasarkan konvensi-konvensi sastra. Konvensi tersebut, antara lain:
Konvensi kebahasaan (bahasa kiasan, sarana retorika, dan gaya bahasa).
Konvensi yang menunjukkan ketaklangsungan ekspresi puisi (penyimpangan arti, penggantian arti, dan penciptaan arti).
Konvensi visual (bait, baris sajak, enjambemen, rima, tipografi, dan homologue (Jabrohim, 2003: 70).
LATAR BELAKANG SOSIAL-BUDAYA
Latar Belakang Sejarah dan Sosial Budaya Sastra Sebuah karya sastra tidak lepas dari
penulisnya. Dalam menganalisis karya sastra tidak bisa
lepas dari latar belakang kemasyarakatan dan budayanya.
Untuk dapat memberikan makna sepebuhnya pada sebuah sajak, selain dianalisis strukturalnya dan dihubungakan dengan kerangka sejarahnya, maka analisis tidak bisa lepas dari kerangka sosial budayanya (Teeuw)
Karya sastra mencerminkan masyarakatnya. Sastrawan merupakan anggota dari masyarakat, tidak bisa lepas dari pengaruh sosial-budaya masyarakatnya.
Latar sosial-budaya terwujud dalam tokoh yang dikemukakan, sistem kemasyarakatan, adat istiadat, pandangan masyarakat, kesenian dan benda-benda budaya yang terungkap dalam karya sastra.
BAJANG-BAJANG(OKA RUSMINI)
Kau tersenyumAda yang berubah pada tubuhDan bau perawan milikmuSang Dewi mulai mengisi bilik hatiBeratus petuah kutelanKubiarkan masuk tenggorokanDan mencoba merasa berartiCanang, tipat dampul, dan beratus juta bantenMenisik kemahiran milikmuDan kau harus mengingat ragam ituMetanding dengan bau aneh, wangi anehKau bicara dengan alat itu untuk mengintip diri-NyaBetara surya, betara bayu, betara…Kau hafal semua ituKhusyuk kau serahkan diriUntuk bumi, untuk griya, untuk TuniangUntuk aji, untuk biang…semuanya