ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan...

178
ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI SOSIAL BUDAYA DIDONG DOAH BIBI SI REMBAH KU LAU PADA MASYARAKAT KARO DI BERASTAGI SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H TETY SILVA KURNIA GINTING NIM : 060707021 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2012

Transcript of ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan...

Page 1: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI SOSIAL

BUDAYA DIDONG DOAH BIBI SI REMBAH KU LAU PADA

MASYARAKAT KARO DI BERASTAGI

SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H TETY SILVA KURNIA GINTING NIM : 060707021

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2012

Page 2: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tulisan ini akan membahas tentang didong doah bibi si rembah ku lau,

yaitu salah satu jenis musik vokal yang biasa disajikan dalam pesta perkawinan

pada masyarakat Karo. Secara harafiah, kata ‘didong’ berasal dari kata

‘didong-didong’ yang artinya ‘menimang-nimang sambil bernyanyi’,

sedangkan kata ‘doah’ berasal dari kata ‘oah’ yang artinya ‘gendong’, dan si

rembah ku lau berarti yang menggendong ke sungai. Ginting menegaskan

bahwa didong doah sama dengan lagu nina bobok atau meninabobokkan anak

sambil menggendongnya, dan mengatakan "oah nakku".1 Mendukung pendapat

Ginting, Prints menyebutkan bahwa didong doah adalah " sebuah aktifitas

membuai sambil meninabobokkan anak dengan mengatakan ‘oah’" (Prints

2002 : 160). Berdasarkan uraian di atas maka didong doah si rembah ku lau

dapat diartikan sebagai nyanyian yang digunakan pada waktu seseorang

menimang ataupun menggendong anak sambil membawanya ke sungai.

Namun didong doah bibi si rembah ku lau yang penulis maksud disini adalah

didong doah bibi si rembah ku lau yang terkait dengan konteks pesta

perkawinan pada masyarakat Karo.

Didong doah bibi si rembah ku lau adalah nyanyian yang acap kali

disajikan saat upacara perkawinan. Penyajinya adalah bibi si rembah ku lau,

1 Wawancara dengan Malem Ukur Ginting, 10 Maret 2011

Page 3: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

2

yaitu saudara perempuan dari ayah sisereh (pengantin perempuan). Didong

doah bibi si rembah ku lau yang disajikan pada upacara perkawinan

merupakan refleksi ataupun flashback terhadap didong doah yang disajikan

bibi si rembah ku lau mana kala sisereh masih bayi. Flashback disini

maksudnya adalah bahwa upacara perkawinan sisereh adalah merupakan

kesempatan bagi bibi si rembah ku lau untuk mengingatkan atau menceritakan

kepada sisereh—dengan cara bersenandung didong doah—riwayat hidupnya

ketika masih bayi.2 Lewat didong doah ini, bibi si rembah ku lau juga

menuturkan bagaimana dahulu dia begitu menyayangi sisereh, sehingga begitu

banyak kain gendongan yang rusak akibat menggendong dan menidurkannya

setiap saat.3 Untuk kepentingan tersebutlah didong doah bibi si rembah ku lau

selalu disajikan dalam upacara perkawinan.

Didong doah bibi si rembah ku lau adalah sesuatu yang disajikan

dengan cara disenandungkan. Menurut pemahaman masyarakat Karo apabila

didong doah diungkapkan tanpa melantunkan lagunya, maka hal itu tidak

disebut erdidong (bernyanyi) melainkan ngerana (berbicara), khususnya di

upacara perakawinan. Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, didong

doah bibi si rembah ku lau selalu dinyanyikan. Pada umumnya masyarakat

Karo tidak pernah menyebut erdidong doah bibi sirembah ku lau melainkan

didong doah bibi si rembah ku lau. Karena bahasanya terdengar sangat rancu.

2 Dalam senandungnya bibi sirembah ku lau tidak ada mengungkapkan bahwa si bayi adalah calon menantunya, karena hal tersebut sudah jelas terlihat dalam garis kekerabatan yang dimiliki oleh ayah si bayi dengan bibi sirembah ku lau tersebut. 3 Wawancara dengan Katalemuk br Sukatendel, 22 Februari 2011

Page 4: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

3

Saat penyajian, teks didong doah bibi si rembah ku lau biasanya

terungkap secara spontan berdasarkan suasana hati si pelaku dan konteks

acaranya. Teks yang disajikan pada upacara perkawinan selalu menggunakan

bahasa sehari-hari, termasuk ungkapan-ungkapan yang digunakan, seperti

ungkapan rasa syukur, rasa senang ataupun ungkapan kesedihan dan

penyesalan.

Diskusi dalam skripsi ini akan diarahkan pada penelaahan fungsi sosial

dan budaya didong doah bibi si rembah ku lau. Dengan kata lain—sebagai

media pendidikan sosial dan budaya—didong doah bibi si rembah ku lau

adalah suatu format ekspresi musikal yang mengandung nilai dan norma

kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu skripsi ini akan lebih jauh

mengindentifikasi kandungan nilai dan norma tersebut di dalam teks didong

doah. Dengan mendeskripsikan teks didong doah bibi si rembah ku lau—yaitu

memahami makna wacana/teks; yang dalam hal ini dapat diartikan melihat arti

yang tersurat maupun tersirat dari teks didong doah bibi si rembah ku lau,

memahami strukutur teksnya, serta melihat hubungan antara tekstual dengan

aktivitas ekstra musikal4 yang muncul pada saat penyajiannya, —maka akan

dapat dipahami kemudian tentang fungsi sosial dan budaya didong doah bibi si

rembah ku lau.

Oleh karena didong doah bibi si rembah ku lau merupakan sebuah

nyanyian, tentulah juga memiliki aspek struktur musikal. Struktur musikal

didong doah bibi si rembah ku lau akan mendapat porsi diskusi di dalam 4 Ekstra musikal adalah kegiatan atau kejadian-kejadian yang muncul di luar musikal—kegiatan ini dapat berupa gerakan,ucapan, maupun ekspresi—yang mana merupakan masih menjadi bagian dari sebuah upacara.

Page 5: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

4

skripsi ini. Lebih jauh, karena setiap penyaji didong doah bibi si rembah ku lau

yang berbeda menyajikan gaya yang berbeda, maka akan pula diperhatikan dan

didiskusikan perbedaan tersebut yang sebenarnya menjadi karakter dari setiap

penyajinya. Melalui penganalisaan dimaksud diharapkan dapat memberikan

gambaran umum struktur musikal didong doah bibi si rembah ku lau ini.

Oleh karena itu penulis memberi judul “Analisis Struktur Musikal,

Tekstual dan Fungsi Sosial Budaya Didong Doah Bibi Si rembah Ku Lau Pada

Masyarakat Karo di Berastagi” pada tulisan ini. Meskipun penyajian dari

didong doah bibi si rembah ku lau ini masih disajikan pada pesta perkawinan

masyarakat Karo, namum hal ini tidak menjadi perhatian bagi masyarakat serta

belum banyak dikaji oleh para peneliti. Hal itu lah yang menyebabkan penulis

terdorong untuk melakukan peneletian ini. Selain itu penulis tertarik untuk

melihat apa fungsi sosial dan budaya didong doah bibi si rembah ku lau itu

sendiri dalam kehidupan masyarakat Karo, dengan mengkaji teks didong doah

tersebut.

Tulisan ini merupakan tulisan yang dibuat untuk melanjutkan penelitian

sebelumnya yang pernah dilakukan oleh salah seorang sarjana Etnomusikologi,

yaitu Rumondang Siahaan. Adapun perbedaan yang dapat dilihat adalah

terletak pada judul dan pokok permasalahannya. Judul yang dibuat oleh

Rumondang Siahaan adalah “Studi Analisis Didong Doah Dalam Pesta

Perkawinan Pada Masyarakat Karo”, sedangkan judul yang penulis buat adalah

“Analisi Struktur Musikal, Tekstual dan Fungsi Sosial Budaya Didong Doah

Bibi Si rembah Ku Lau Pada Masyarakat Karo di Berastagi”. Dari kedua judul

Page 6: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

5

tersebut jelas terlihat bagaimana perbedaannya. Judul yang penulis kemukakan

lebih spesifik jika dibandingkan dengan judul yang dikemukakan oleh

Rumondang Siahaan. Begitu juga pada pokok permasalahannya, adapun pokok

permasalahan yang dikemukakan oleh Rumondang adalah tentang bagaimana

gambaran umum mengenai pesta perkawinan pada masyarakat karo serta

kaitannya dengan penyajian didong doah dan menganalisis melodi didong

doah tersebut. Sedangkan pokok permasalahan yang penulis kemukakan adalah

apa fungsi sosial dan budaya didong doah bibi si rembah ku lau dalam

kehidupan masyarakat karo, dan selain menganalisa struktur musikalnya,

penulis juga mendeskripsikan teks didong doah bibi si rembah ku lau dengan

melihat makna kalimat, dan hubungan teks dengan kegiatan ekstra musikal

pada upacara perkawinan masyarakat Karo. Adapun tujuan penulis

menjelaskan perbedaan-perbedaan ini adalah agar tidak terjadi pengulangan

ataupun duplikasi terhadap tulisan dari pada Rumondang Siahaan tersebut.

1.2. Pokok Permasalahan

Ada beberapa hal pokok yang menjadi perhatian utama dalam skripsi ini,

antara lain.: apa fungsi sosial dan budaya didong doah bibi si rembah ku lau

dalam kehidupan masyarakat Karo, dan bagaimana format struktur musikal

maupun tekstual didong doah. Dengan kata lain apakah setiap penyanyi didong

doah bibi si rembah ku lau mengaplikasikan sebuah struktur yang sama dan

bersifat umum atau tergantung kepada setiap penyaji dan bersifat individu?

Page 7: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

6

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

fungsi sosial dan budaya didong doah bibi si rembah ku lau dalam kehidupan

masyarakat Karo. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisa

struktur musikal dan mendeskripsikan—melihat struktur— teks didong doah

bibi si rembah ku lau.

1.4. Manfaat penelitian

Selain sebagai skripsi, penelitian ini juga menjadi penelitian lanjutan dari

apa yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti budaya Karo sebelumnya, juga

untuk memperdalam pengetahuan tentang didong doah dalam perkawinan

Karo dan menambah referensi dan dokumentasi budaya Karo. Lebih dari pada itu

penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai materi dasar atau awal

untuk penelitian selanjutnya.

1.5. Konsep

Didong doah adalah salah satu musik vokal yang terdapat dalam

kesenian masyarakat karo. Masyarakat Karo mengenal tiga jenis didong

doah, yaitu didong doah anak (nyanyian menidurkan anak), didong doah maba

anak ku lau (nyanyian memandikan anak ke sungai), dan didong doah bibi si

rembah ku lau (nyanyian pada pesta perkawinan). Didong doah merupakan

nyanyian yang tidak memiliki teks yang baku, dengan kata lain teks muncul

Page 8: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

7

dengan spontan berdasarkan suasana hati si penyaji. Didong doah ini adalah

nyanyian yang berisi pesan dan nasehat-nasehat, atau dengan kata lain dapat

juga disebut dengan nyanyian nasehat. Namun didong doah yang

dimaksud penulis disini adalah didong doah yang terdapat dalam

upacara perkawinan masyarakat Karo yang disajikan oleh bibi si

rembah ku lau (saudara perempuan ayah sisereh).

Analisis dapat diartikan menguraikan atau memilah-milah suatu hal

atau ide ke dalam setiap bagian-bagian sehingga dapat diketahui bagaimana

sifat, perbandingan, fungsi, maupun hubungan dari bagian-bagian tersebut.5

Analisis yang penulis maksud disini adalah menelaah dan menguraikan

struktur musikal nyanyian didong doah, seperti tangga nada, modus, melodi,

harmoni, sistem tuning, pola ritem, birama, kualitas suara, dan keras lembutnya

suara.

Struktur adalah cara bagaimana sesuatu itu dibangun/dibentuk dari

beberapa unsur-unsur tertentu. Struktur musikal adalah unsur-unsur yang

terdapat dalam sebuah musik, seperti unsur tangga nada, melodi, harmoni, pola

ritem, dan lain sebagainya.

Fungsi dapat dikatakan adalah manfaat atau kegunaan dari suatu hal.

Sosial merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan

masyarakat. Fungsi sosial adalah manfaat maupun kegunaan suatu hal dalam

kehidupan masyarakat. Dalam hal ini penulis akan melihat apa fungsi atau pun

kegunaan didong doah dalam kehidupan masyarakat Karo.

5 Webster’s New World Collage Dictionary

Page 9: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

8

Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu

sistem adat-istiadat yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa

identitas bersama (Koentjaraningrat 2002 : 146-147). Menurut para ahli

antropologi masyarakat adalah sekelompok orang yang tinggal di suatu

wilayah dan yang memakai suatu bahasa umum yang biasanya tidak dimengerti

oleh penduduk tetangganya (Carol R. Ember dan Melvin Ember dalam T.O.

Ihromi 1994 : 22).

Masyarakat Karo yang dimaksud penulis disini adalah masyarakat Karo yang

tinggal dan menempati daerah dataran tinggi Karo (kabupaten Karo),

khususnya masyarakat Karo yang tinggal di kota Berastagi, di mana penulis

melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan upacara perkawinan yang pernah

dilaksanakan disana

1.6. Kerangka Teori

Penggunaan dan fungsi musik adalah sesuatu yang penting dipelajari di dalam

disiplin ilmu etnomusikologi, karena hal tersebut berhubungan langsung dengan

makna atau kepentingan dari musik itu sendiri di tengah-tengah masyarakat

pemiliknya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Alan P. Merriam :

... for in the study of human behavior we search constantly ... not only for the descriptive facts about music, but, more important, for the meaning of music ... We wish to know not only what a thing is, but, more significantly, what it does for people and how it does it (1964:209)

Merriam mengungkapkan bahwa sebenarnya kita tidak cukup jika

hanya mengumpulkan fakta-fakta tentang musik, yang paling penting adalah

Page 10: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

9

apa makna musik tersebut. Kita diharapkan tidak hanya mengetahui apa musik

tersebut, tetapi yang lebih penting adalah apa yang dilakukan musik tersebut

terhadap masyarakat pendukungnya dan bagaimana dampak atau efek yang

dihasilkan terhadap masyarakat pendukungnya sendiri.

Lebih lanjut lagi Merriam mengatakan : “Use” then, refers to situation in which music is employed in human action; “function” concerns the reasons for its employment and particularly the broader purpose which it serve.

Merriam mengatakan bahwa penggunaan musik menekankan terhadap

situasi yang bagaimana di dalam pelaksanaannya pada aktifitas masyarakatnya.

Sedangkan fungsi musik meliputi alasan-alasan mengapa musik diadakan

secara khusus dan apa saja yang dapat dilakukan/diberikan musik tersebut

terhadap pemakainya (1964:210)

Mutaqqin berpendapat bahwa musik banyak digunakan sebagai media

untuk mengajarkan norma-norma, aturan-aturan yang sekalipun tidak tertulis

namun berlaku di tengah masyarakat (Moh. Muttaqin 2009:10 ). Para pencipta

lagu anak seperti Bu Kasur, Pak Kasur, Pak Daljono, AT Mahmud, Ibu Sud—

semua berupaya mengajarkan anak-anak berperilaku sopan, halus, hormat

kepada orangtua, cinta keindahan, sayangi tanaman dan binatang, patuh pada

guru, dan lain sebagainya. Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa musik juga

berperan sebagai sarana untuk mendidik manusia agar berprilaku baik di

tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.

Page 11: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

10

Beberapa teori dan pendapat diatas selanjutnya akan penulis gunakan sebagai

landasan didalam pembahasan fungsi sosial didong doah pada kehidupan

masyarakat Karo.

Salah satu sumber pokok yang dapat kita pakai untuk memperdalam pengertian

tentang perilaku manusia dalam hubungannya dengan musik adalah pada teks

nyanyian (Merriam 1964:187). Studi tentang teks juga memberikan

kesempatan untuk menemukan hubungan antara aksen dalam bahasa dengan

aksen pada musik, serta sangat membantu melihat reaksi musikal bagi sebuah

kata yang dianggap penting dan pewarnaan kata-kata dalam puisi (William P.

Malm, 1977 : 9). Pendapat kedua yang diungkapkan oleh Malm tentang reaksi

musikal akan penulis gunakan dalam melihat hubungan teks didong doah

dengan aktivitas ekstra musikal yang terjadi pada saat upacara berlangsung.

Bagaimana reaksi terhadap pengantin dari kata-kata yang diungkapkan si

penyaji dalam teks didong doah bibi si rembah ku lau tersebut.

Aspek-aspek musikal yang perlu diperhatikan dalam

mentranskripsikan dan menganalisis melodi nyanyian didong doah yaitu : pola

ritem, meter, intensitas suara (keras lembutnya suara), tangga nada, melodi,

interval, frasa, bentuk, maupun teksturnya. Aspek-aspek tersebut oleh Slobin

dan Titon (1984) disebut dengan gaya, mereka berpendapat :

Style, this includes everything related to the organization of musical sound itself: pitch elements (scale, mode, melody, harmony, tuning systems, and so forth), time elements (rhythms, meter), timbre elements (voice quality, instrumental tone color), and sound intensity (loudness and softness).

Page 12: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

11

Menurut mereka gaya adalah segala sesuatu yang terkait dengan

organisasi bunyi musikal itu sendiri. Selanjutnya ada empat elemen yang

menurut mereka adalah aspek penting yang harus diperhatikan dalam melihat

gaya sebuah musik, yaitu: elemen nada (tangga nada, modus, melodi, harmoni,

sistem tuning), elemen waktu (pola ritem, birama), elemen warna suara

(kualitas suara, warna bunyi instrumental), dan elemen intensitas suara (keras

lembutnya suara).

Style atau gaya yang diungkapkan oleh mereka merupakan beberapa

struktur yang terdapat dalam sebuah musik. Selanjutnya, pernyataan Slobin

dan Titon diatas akan penulis jadikan sebagai pedoman dalam menganalisis

gaya nyanyian didong doah.Dengan kata lain aspek-aspek tersebut diatas akan

dilihat dalam didong doah, dengan pengecualian bahwa hal-hal yang menurut

penulis tidak perlu dianalisis—misalnya modus dan harmoni—tidak akan

dibicarakan di dalam pembahasan gaya nyanyian didong doah tersebut.

1.7. Metode Penelitian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor

dalam Moleong, 1989:3). Sejalan dengan defenisi tersebut, Kirk dan Miller

mendefenisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada

manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang

Page 13: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

12

tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya (Kirk dan Miller dalam

Moleong, 1989 : 3).

Menurut Curt Sachs dalam Nettl (1962:16) penelitian dalam

etnomusikologi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: kerja lapangan (field work)

dan kerja laboratorium (desk work). Kerja lapangan meliputi pengumpulan dan

perekaman data dari aktivitas musikal dalam sebuah kebudayaan manusia,

sedangkan kerja laboratorium meliputi pentranskripsian, menganalisis data dan

membuat kesimpulan dari keseluruhan data.6

Dalam rangka mendeskripsikan sebuah musik, kita dianjurkan

memperhatikan strukturnya, maka dilakukanlah transkripsi terhadap musik

tersebut. Dalam melakukan transkripsi terhadap suatu musik, kita dapat

menggunakan dua pendekatan, seperti yang diungkapkan oleh Nettl; pertama

kita dapat menganalisa dan mendeskripsikan apa yang kita dengar, dan kedua

kita dapat mendeskripsikan apa yang kita lihat dan menuliskannya di atas

kertas dengan cara penulisan tertentu (1964:98).

Apa yang dikemukakan oleh Nettl ini akan dijadikan pedoman oleh

penulis dalam menganalisis—dengan berpedoman pada pendekatan yang ke

dua—gaya melodi yang terdapat dalam nyanyian didong doah.

Penulis juga melakukan pendekatan emik dan etik dalam penelitian ini,

karena penulis adalah ‟orang dalam‟ (insider). Penulis menganggap hal ini

penting karena dapat membantu penulis untuk mendapatkan semua informasi.

Conrad dalam bukunya Cultural Anthropology mengemukakan:

6 Curt Sachs dalam Bruno Nettl, 1964 : 62

Page 14: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

13

Emic approaches focus on native perceptions and explanations. Etic approaches give priority to the ethnographer’s own observations and conclusions.

Conrad menyebutkan pendekatan emik merupakan fokus pendekatan

menurut pandangan dan keterangan pemilik budaya tersebut, sedangkan

pendekatan etik adalah pendekatan berdasarkan pengamatan dan kesimpulan

peneliti itu sendiri.7 Dalam hal ini penulis bisa memandang budaya Karo dengan

pendekatan emik maupun etik. Kedua pendekatan ini dilakukan untuk

mendapatkan data yang objektif

Adapun metode-metode yang penulis lakukan dalam penulisan skripsi

ini adalah: studi kepustakaan, penelitian lapangan dan kerja laboratorium.

Untuk lebih jelas lagi ke tiga metode tersebut akan dijelaskan selajutnya.

1.7.1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan salah satu landasan dalam melakukan

sebuah penelitian, yaitu dengan mengumpulkan literatur atau sumber bacaan

untuk mendapatkan pengetahuan dasar tentang objek penelitian. Sumber-

sumber bacaan ini dapat berupa buku, ensiklopedi, jurnal, buletin, artikel,

laporan penelitian dan lain-lain. Dengan melakukan studi kepustakaan penulis

akan mendapat input atau masukan tentang apa yang sudah dan belum diteliti.

Studi kepustakaan dilakukan dalam rangka memperoleh pengetahuan

dasar tentang apa yang akan diteliti. Dalam hal ini penulis mempelajari skripsi

yang sudah pernah ditulis oleh salah seorang sarjana Etnomusikologi yaitu

7 Lihat Conrad Phillip Kottak dalam Cultural Anthropology

Page 15: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

14

Rumondang Siahaan dengan judul Studi Analisis Didong Doah Dalam Pesta

Perkawinan Pada Masyarakat Karo (1991). Dengan mempelajari skripsi ini

penulis mendapat keuntungan yaitu mengenai gambaran umum tentang didong

doah bibi sirembah ku lau. Namun demikian skripsi ini hanya membahas

mengenai analisa melodinya saja, serta kaitannya dengan pesta perkawinan

pada masyarakat Karo. Kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini kemudian

akan penulis bahas dalam skripsi penulis. Selain menganalisa melodi dan

bentuk pola ritemnya, penulis juga melihat struktur umum musikal dan fungssi

sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau. Disamping mempelajari

skripsi Rumondang Siahaan, penulis juga membaca dan mendapat informasi

dari beberapa buku, seperti U.C Barus dan Drs. Mberguh Sembiring (1993), Ir.

Terang Malem Milala (2008), Darwan Prints S.H (1991), Sarjani Tarigan

(2009) dan Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan (1988). Adapun informasi yang

penulis peroleh dari buku-buku tersebut adalah berupa pengetahuan menganai

adat perkawinan masyarakat Karo, sistem kekerabatan, dan sistem religinya.

Dari sekian banyak buku yang penulis pelajari, Rumondang Siahaan adalah

satu-satunya penulis yang hanya membahas mengenai didong doah bibi si

rembah ku lau. Untuk itu penulis merasa sangat terbantu dengan adanya skripsi

tersebut.

Untuk melengkapi pengetahuan penulis dalam menulis skripsi ini,

penulis juga melakukan studi kepustakaan terhadap topik-topik lain yang

berhubungan dengan penelitian skripsi ini, seperti pengetahuan tentang

pendidikan, folklore, antropologi, sistem kekerabatan, linguistik, komunikasi,

Page 16: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

15

etnograpi, dan musikologi. Selajutnya hasil yang didapat dari penelusuran

kepustakaan tersebut akan digunakan sebagai penambahan informasi dalam

penulisan skripsi ini.

1.7.2. Penelitian lapangan

Penelitian lapangan dilakukan agar penulis dapat mengetahui secara

keseluruhan mengenai objek yang diteliti. Dengan melakukan penelitian

lapangan, penulis dapat terlibat langsung dengan objek yang sedang diteliti dan

mendapat lebih banyak informasi. Dalam kerja lapangan penulis melakukan

pengamatan dan pengambilan data melalui perekaman terhadap jalannya upacara

secara keseluruhan. Selain melakukan perekaman, penulis juga melakukan

berbagai wawancara dengan beberapa tokoh adat, penyaji maupun individu-

individu yang pernah terlibat dalam menyajikan didong doah ini. Wawancara

dengan informan yang pernah terlibat melaksanakan didong doah bibi si

rembah ku lau penulis lakukan di Berastagi, tepatnya di Jalan Kejora-

Berastagi, tempat dimana informan tersebut menetap. Sedangkan perekaman

terhadap upacara perkawinan—yang menyajikan didong doah bibi si rembah

ku lau —dilakukan di Jambur Ta Ras Berastagi. Penulis juga melakukan

perekaman tambahan dengan meminta informan—yang pernah terlibat dalam

penyajian didong doah—untuk menyanyikan didong doah itu sendiri.

Adapun teknik wawancara yang penulis lakukan adalah wawancara

berfokus (focus interview) yaitu melakukan pertanyaan selalu berpusat pada pokok

permasalahan. Selain itu juga melakukan wawancara bebas (free interview) yaitu

pertanyaan tidak hanya terfokus pada pokok permasalahan tetapi pertanyaan dapat

Page 17: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

16

berkembang ke pokok permasalahan lainnya yang bertujuan untuk memperoleh

berbagai ragam data, namun tidak menyimpang dari pokok permasalahan

(Koentjaraningrat, 1985:139). Hal ini penulis lakukan untuk mendukung data

yang telah diperoleh dari kerja lapangan maupun dari studi kepustakaan.

Perekaman audio-visual juga dilakukan selama upacara berlangsung.

Perekaman audio menggunakan kamera digital CANON IXUS 80 IS yang sudah

dilengkapi dengan alat perekam di dalamnya. Selain itu ada juga rekaman yang

dibuat di luar upacara. Rekaman ini dimaksudkan untuk memperjelas detil-detil

yang tak terekam dengan baik pada saat upacara. Rekaman ini dilakukan secara

digital. Gelombang suara yang muncul—dari suara si penyaji sesuai dengan

permintaan penulis—direkam secara langsung juga dari kamera digital CANON

IXUS 80 IS . Sedangkan rekaman audiovisual untuk mengabadikan adegan-

adegan yang terjadi dalam upacara juga tetap dilakukan dengan menggunakan

kamera digital CANON IXUS 80 IS.

1.7. 3. Metode Transkripsi

Transkripsi adalah proses penotasian bunyi, mengalihkan bunyi

menjadi simbol visual (Nettl, 1964 : 98). Pentranskripsian bunyi musik

merupakan suatu usaha untuk mendeskripsikan musik, yang mana hal ini

merupakan bagian penting dalam disiplin etnomusikologi.

Sebagai bahan transkripsi penulis mengambil tiga buah sampel

nyanyian didong doah dari tiga orang penyaji yang berbeda. Adapun alasan

penulis mengambil tiga sampel dari tiga penyaji yang berbeda adalah karena

penulis ingin melihat perbedaan struktur yang dinyanyikan oleh ketiga penyaji

Page 18: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

17

tersebut, dengan membuat salah satu struktur sebagai pembanding terhadap dua

struktur lainnya. Sedangkan alasan penulis memilih ketiga orang tersebut

karena mereka adalah orang-orang yang sudah biasa dan berpengalaman dalam

menyajikan didong doah. Lebih dari pada itu ketiga penyaji masing-masing

menampilkan gaya yang berbeda dalam menyanyikan didong doah. Adapun

ketiga penyaji tersebut adalah: Nande8 Rony br Sembiring (70 tahun), Nande

Paksa br Sembiring (76 tahun), Nande Sabar br Tarigan (69 tahun).

Dalam mentranskripsikan nyanyian didong doah bibi si rembah ku lau,

penulis meminta bantuan kepada beberapa teman yang mampu dalam hal

pentranskripsian.9 Namun pentranskripsian itu penulis batasi hanya pada satu

sampel saja, yaitu sampel C, karena sampel nyanyian ini direkam secara

langsung pada sebuah pesta perkawinan masyarakat Karo dan memakai iringan

musik. Kurangnya kualitas dari alat perekam yang digunakan menyebabkan

suara yang dihasilkan tidak bersih dan tidak jelas. Selain kurangnya

pengetahuan penulis tentang pentranskripsian, penulis juga merasa kesulitan

untuk membedakan antara bunyi musik pengiring dengan bunyi vokal yang

dihasilkan si penyaji, ditambah lagi penulis tidak mengetahui bagaimana cara

menghilangkan noice (kebisingan) pada rekaman tersebut. Banyaknya noice

yang terdengar membuat penulis merasa kesulitan untuk

mentranskripsikannya. Namun demikian hasil transkripsi yang telah penulis

dapatkan, tidaklah sepenuhnya benar. Setelah diperiksa kembali, ternyata

masih terdapat beberapa kesalahan. Oleh karena itu penulis pun memutuskan 8 Pada masyarakat Karo istilah nande digunakan pada wanita yang sudah menjadi seorang ibu. Nama anak tertua akan digunakan dibelakang istilah tersebut. 9 Franseda Sitepu S.Sn dan Saidul Irfan Hutabarat S.Sn.

Page 19: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

18

untuk memperbaiki sendiri kesalahan-kesalahan tersebut, dengan tanpa bantuan

dari siapapun. Hal ini ternyata sangat bermanfaat bagi penulis, karena dapat

menjadi proses pembelajaran bagi penulis. Sehingga dua sampel nyanyian

lainnya penulis transkripsikan sendiri.

Adapun sampel nyanyian yang penulis transkripsikan tersebut adalah

sampel A dan C. Penyajian kedua sampel ini tidak didampingi dengan iringan

musik, karena penulis tidak mendapatkan sampel ini melalui sebuah pesta

perkawinan, melainkan dari dua orang informan—yang sekaligus juga sebagai

penyaji—yang langsung penulis wawancara. Karena kedua sampel ini tidak

diiringi dengan musik dan alat perekam yang digunakan berkualitas baik, hal

ini memberi kemudahan bagi penulis untuk mentranskripsikannya. Untuk

mentranskripsikan kedua sampel nyanyian tersebut, penulis melakukan dua

buah metode. Adapun kedua metode itu adalah : pertama, penulis

mentranskripsikan bunyi melodinya terlebih dahulu, yaitu dengan mendengar

nyanyian terebut frasa per frasa dan menirukan bunyinya pada instrumen

keyboard, lalu mencatat nada apa yang terdengar, kedua, lalu penulis

mentranskripsikan pola ritemnya, yaitu dengan memisahkan teks nyanyian itu

menjadi suku-suku kata. Setelah mendapatkan hasilnya (baik melodi maupun

pola ritemnya) penulis lalu memindahkannya ke dalam software musik

sibellius, kemudian mendengarkan kembali hasil yang telah dipindahkan

tersebut. Jika ada bunyi nada atau pola ritem yang kurang tepat, penulis

mendengarkan kembali sampel nyanyian tersebut, lalu kemudian

Page 20: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

19

memperbaikinya hingga benar. Begitulah terus menerus cara yang penulis

lakukan pada setiap frasa sampel nyanyian tersebut.

Dalam memindahkan hasil transkripsi didong doah bibi si rembah ku

lau tersebut, penulis menggunakan sistem notasi barat. Adapun alasan penulis

memilih sistem notasi barat adalah pertama sistem notasi barat sangat cocok

digunakan untuk menunjukkan tinggi atau rendahnya suatu nada, kedua sistem

notasi barat bisa digunakan untuk menunjukkan nilai ritmis dari setiap nada.

Lebih dari pada itu simbol-simbol yang terdapat dalam sistem notasi barat

bersifat fleksibel, artinya untuk menyatakan sebuah nada yang sulit untuk

ditranskripsikan dapat dibubuhkan atau ditambahkan simbol lain sesuai dengan

kebutuhan yang penulis inginkan.

Pendekatan transkripsi yang penulis gunakan dalam tulisan ini adalah

pendekatan transkripsi deskriptif, yaitu mencatat semua detail-detail fenomena

bunyi musikal yang dapat didengar.10 Namun kenyataannya, ada detail-detail

fenomena musikal yang terlalu rumit untuk bisa dinotasikan, misalnya

pergeseran tinggi rendahnya nada yang sangat halus pada saat sebuah nada

dinyanyikan mau pun perbedaan yang sangat halus dalam nilai ritmis diantara

setiap nada. Persoalan diatas merupakan problema musikal yang sulit

divisualisasikan dalam penulisan dengan menggunakan sistem notasi barat.

Oleh karena itu detail-detail yang tidak dapat divisualisasikan oleh notasi barat

tersebut, akan di tangani dengan beberapa simbol tambahan.

Tabel 1.1. Simbol-simbol Tambahan Pada Pentranskripsian Didong Doah Bibi Si rembah Ku Lau

10 Lihat Seeger dalam Bruno Nettl, Theory and Method in Ethnomusicology, 1964 : 99

Page 21: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

20

No Simbol Keterangan

1 ,

,

dan

Ketiga simbol ini digunakan untuk menunjukkan rengget. Perbedaan pada simbol-simbol ini menunjukkan adanya perbedaan gaya pada setiap rengget.

2

Simbol ini menyatakan bahwa pitch nada yang seharusnya lebih tinggi sedikit dari nada yang tertulis.

3 Simbol ini menyatakan bahwa nada yang seharusnya lebih rendah dari nada yang tertulis.

4

5

Simbol ini digunakan untuk membatasi setiap frasa (pada sampel A dan B) Simbol ini digunakan untuk membatasi setiap frasa pada sampel C.

6

Simbol ( ) digunakan untuk menunjukkan dinamika keras dan simbol ( ) digunakan untuk menunjukkan dinamika lembut. Yang dimaksud dengan dinamika disini adalah bertambah dan berkurangnya volume suara ketika sipenyaji menyanyikan didong doah bibi si rembah ku lau tersebut.

1.7.4. Kerja Laboratorium

Dalam kerja laboratorium akan dilakukan proses penganalisisan

terhadap semua data-data yang telah didapat. Setelah semua data yang diperoleh

dari lapangan maupun bahan dari studi kepustakaan terkumpul, selanjutnya

dilakukan pengolahan data dan penyusunan tulisan. Sedangkan untuk hasil

Page 22: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

21

rekaman dilakukan pentranskripsian dan selanjutnya dianalisis. Pada akhirnya,

data-data hasil pengolahan dan analisis disusun secara sistematis dengan

mengikuti kerangka penulisan.

1.8. Lokasi Penelitian

Daerah yang penulis ambil sebagai lokasi penelitian adalah di Kota

Berastagi, Kabupaten Karo. Adapun alasan penulis memilih lokasi ini adalah,

karena berastagi merupakan salah satu daerah tempat bermukimnya masyarakat

suku Karo di Kabupaten Tanah Karo, dengan begitu praktek penyajian didong

doah bibi si rembah ku lau masih sangat mudah ditemukan. Selain itu

Berastagi juga merupakan kampung halaman penulis dan semua kerabat dekat

penulis menetap disana, sehingga mudah bagi penulis untuk mencari dan

mendapatkan informan. Disamping itu dapat menghemat biaya untuk

transportasi dan makan sehari-hari penulis ketika melakukan penelitian. Dalam

melakukan wawancara dengan beberapa informan penulis juga tidak

menemukan adanya kendala ataupun kesulitan, karena penulis menguasai

bahasa Karo dengan baik, yang merupakan bahasa pengantar masyarakat di

Berastagi. Dekatnya jarak dari kampus penulis—yang berada di Medan—

dengan Berastagi merupakan salah satu alasan penulis memilih lokasi ini.

Karena dekatnya jarak tempuh tersebut, penulis dapat melakukan perjalanan

pulang dan pergi hanya dalam waktu sehari saja.

Page 23: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

22

BAB II

ETNOGRAFI UMUM MASYARAKAT KARO

Pada bab II ini saya akan menguraikan tentang keadaan lingkungan dan

masyarakat Karo yang tinggal di Berastagi, seperti lokasi lingkungan alam dan

Page 24: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

23

demografi, mata pencaharian dan sistem bahasa, serta etnografi umum

masyarakat Karo seperti sistem religi, sistem kekerabatan maupun sistem

keseniannya. Beberapa aspek tersebut menurut penulis juga penting untuk

jelaskan, karena selain untuk mengenalkan daerah penelitian penulis kepada

pembaca, beberapa aspek seperti sistem bahasa, sistem kekerabatan dan sistem

keseniannya juga berhubungan dengan didong doah bibi si rembah ku lau.

Penyajian didong doah bibi si rembah ku lau menggunakan bahasa Karo dan

disajikan di pesta perkawinan, yang mana masalah perkawinan disini

berhubungan erat dengan sistem kekerabatan. Penulis juga berpendapat bahwa

sistem kesenian juga menjadi aspek yang sangat penting untuk dibahas disini,

karena didong doah bibi si rembah ku lau merupakan salah satu bentuk seni

vokal dari kebudayaan musikal Karo. Berikut ini akan dijelaskan beberapa

aspek tersebut secara umum.

2.1 Lokasi Lingkungan Alam dan Demografi

Daerah yang penulis ambil sebagai lokasi penelitian adalah Berastagi,

Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo. Berastagi berjarak ± 65 km dari ibu

kota propinsi Sumatera Utara dan dapat di tempuh dengan menggunakan bus

umum, dengan lama perjalanan sekitar 1,5 jam (jika kondisi arus lalu lintas

dalam keadaan normal).

Page 25: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

24

Gambar 2.1. Kota Berastagi dilihat dari Puncak Gundaling11

Berdasarkan data monografi yang diperoleh penulis dari kantor

kecamatan Berastagi, luas wilayah daerah tersebut adalah 3.050 ha dengan

jumlah penduduk 40.500 jiwa. Berastagi terletak 1400 meter di atas permukaan

laut dengan suhu rata-rata 16° C - 22° C dan diapit oleh dua gunung berapi ;

Sinabung (2400 m) dan Sibayak (2100 m).12

Kecamatan Berastagi berbatasan dengan Kabupaten Deli

Serdang di sebelah utara, Kecamatan Kabanjahe di sebelah selatan, sebelah

barat berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat, dan sebelah timur

berbatasan dengan Kecamatan Tigapanah dan Barusjahe. (Data Statistik

Kecamatan Berastagi tahun 2010).

11 Sumber : Dokumentasi penulis, 6 Februari 2009 12 http://www.dharssi.org.uk/travel/indonesia/berastagi.html

Page 26: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

25

Gambar 2.2. Peta Kecamatan Berastagi13

Berastagi merupakan daerah yang subur dan sangat berpotensi dalam

bidang pertanian, oleh karena itu Berastagi dikenal sebagai salah satu daerah

penghasil sayur dan buah terbesar di Sumatera Utara. Dengan suhu yang dingin

dan tanah yang subur14, membuat daerah ini sangat cocok untuk kegiatan

pertanian. Tidak sedikit dari hasil pertanian tersebut yang di ekspor ke luar

negeri.

13 Sumber : Kantor Camat Berastagi. 14 Tanah yang subur berasal dari letusan dahsyat gunung Sibayak (1881). Letusan vulkanik tersebut menyebabkan tanah disekitarnya menjadi sangat subur dan sangat cocok digunakan untuk kegiatan bercocok tanam.

Page 27: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

26

Selain itu Berastagi juga dikenal sebagai salah satu daerah tujuan

wisata, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini disebabkan

karena adanya dua gunung berapi yang menjadi tujuan pendakian wisatawan

serta keadaan alamnya yang masih sejuk dan asri. Disamping itu ada beberapa

tujuan wisata yang juga menarik perhatian para wisatawan, seperti Bukit

Gundaling, Pasar Buah (yang menjual berbagai macam buah-buahan yang

dihasilkan dari bumi Berastagi sendiri), dan wisata sado/delman.

Mengenai keadaan penduduk , pendidikan, pertanian, sarana gedung

serta kelengkapan lainnya dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.15

TABEL 2.1 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No Wanita Pria Jumlah (Jiwa)

1 21.074 19.426 40.500

TABEL 2.2 Distribusi Sarana Pendidikan

No SMU SMP SD

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1 2 6 3 5 18 8

TABEL 2.3 Distribusi Sarana Kesehatan

No Rumah sakit/

bersalin/klinik Puskesmas Pustu BKIA Posyandu

1 32 2 10 13 25

15 Data ini diperoleh dari data monografi (2010) yang terdapat di kantor camat Kecamatan Berastagi.

Page 28: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

27

TABEL 2.4 Distribusi Tempat Peribadatan

No Mesjid/Mushola Gereja Kuil Vihara 1 30 31 _ 3

TABEL 2.5 Jumlah Tenaga Kerja yang Bekerja Menurut

Lapangan Pekerjaan

No Pertanian Industri PNS/ABRI Lainnya 1 18.961 1.772 1.041 312

TABEL 2.6 Luas dan Produksi Tanaman

No Jenisnya Luas

Tanaman/ ha Luas yang panen/ ha

Rata-rata produksi/ ton

1. Padi

- - -

2. Jagung

34 50 5,2

3. Ketela pohon

25 38 0,8

4. Ketela rambat

30 45 1,2

5. Sayur-sayuran 904 850 -

6. Buah-buahan 81 159 -

Data pertanian mengenai tanaman padi tidak ada ditunjukkan pada tabel

diatas, karena tidak ditemukannya masyarakat di Berastagi yang bercocok

tanam menanam padi. Mengenai kosongnya data rata-rata produksi pada

tanaman sayur dan buah, dikarenakan data yang penulis peroleh dari kantor

camat Berastagi memang tidak lengkap. Disamping itu penulis juga merasa

Page 29: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

28

tidak perlu untuk mencari tahu mengenai hal tersebut, karena penelitian ini

bukan berfokus pada masalah pertaniannya.

TABEL 2.7 Sarana Gedung dan Kelengkapan Lainnya

No Sarana Gedung Jumlah

1. Kantor Camat 1 unit

2. Kantor Kepala Desa/Kelurahan 9 unit

3. Koperasi Unit Desa 1 unit

4. Hotel 9 unit

5. Penginapan/ Losmen/ Wisma 31 unit

6. Bank Umum 4 unit

7. BPR 3 unit

Jika dilihat kembali tabel diatas menunjukkan bahwa sarana hotel,

penginapan, losmen maupun wisma memiliki jumlah unit yang paling banyak

diantara sarana gedung lainnya. Sekitar 70% sarana gedung tersebut terdapat di

Berastagi. Ini menunjukkan bahwa kepariwisataan di Berastagi berkembang

pesat.

Melihat keterangan dari tabel-tabel tersebut, wilayah Kecamatan

Berastagi dapat dikatakan berpotensial dalam bidang pertanian dan pariwisata.

Dalam bidang pertanian, dapat dilihat dari banyaknya hasil pertanian dan

tenaga kerja yang bekerja di bidang yang sama. Sedangkan dalam bidang

pariwisata, dapat dilihat dari banyaknya (±68%) sarana-sarana penginapan

(hotel, losmen atau pun wisma) yang tersedia.

Page 30: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

29

2.2. Masyarakat Karo di Berastagi

2.2.1. Mata Pencaharian

Melihat daerah Berastagi yang subur dan berpotensi tinggi dalam

bidang pertanian, tidak heran jika sebagian besar mata pencaharian

penduduknya adalah bertani terutama penduduk asli yang turun temurun telah

menetap di sana. Namun demikian sebagian penduduknya juga ada yang

bermata pencaharian sebagai pegawai (swasta maupun negeri), pedagang,

maupun kuli di tanah-tanah perkebunan. Biasanya penduduk yang bermata

pencaharian sebagai pedagang maupun kuli adalah penduduk (suku)

pendatang16, karena sebagian besar dari mereka tidak memiliki sawah atau

kebun sendiri untuk diolah.

Gambar 2.3. Lahan perkebunan milik rakyat17

Selain berpotensi di bidang pertanian, Berastagi juga memiliki potensi

yang cukup tinggi dalam bidang pariwisata. Oleh karena itu sebagian dari

16 Suku-suku pendatang di Tanah Karo adalah Batak Toba, Simalungun, Jawa, Padang, Nias dan Tionghoa. 17 Sumber : Dokumentasi penulis, 6 Februari 2009

Page 31: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

30

penduduknya juga ada yang bermata pencaharian sebagai pengusaha dalam

bidang jasa, yang menawarkan jasa perhotelan, penginapan, maupun losmen.

2.2.2. Bahasa

Berastagi merupakan salah satu daerah di Kabupaten Tanah Karo yang

penduduknya adalah mayoritas suku Karo. Bahasa Karo merupakan bahasa ibu

dari masyarakat Karo yang menetap disana. Hampir seluruh masyarakat Karo

menggunakan bahasa Karo sebagai media komunikasi dalam percakapan

formal maupun percakapan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan sebagian

penduduk yang tidak bersuku Karo pun mengerti dan fasih menggunakan

bahasa ini, karena bahasa Karo lebih sering digunakan jika dibandingkan

dengan bahasa nasional (bahasa indonesia). Hal ini mengharuskan mereka

untuk beradaptasi dengan penduduk asli yang dalam kesehariannya

menggunakan bahasa karo.

Masyarakat Karo juga memiliki aksara atau tulisan sendiri yang disebut

dengan indung surat. Aksara Karo terdiri dari 21 huruf. Adapun bunyi huruf-

huruf itu menurut Barus dan Sembiring dalam buku mereka ”Sejemput Adat

Budaya Karo” adalah : ha, ka, ba, pa, na, wa, ga, ja, da, ra, ma, ta, sa, ya, nga,

la, ca, nda, mba, i, u.

Page 32: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

31

Gambar 2.4. Indung Surat Aksara Karo18

Aksara Karo tersebut juga di lengkapi dengan beberapa aksara

tambahan yang disebut dengan anak surat. Adapun fungsi dari anak surat ini

adalah untuk merubah bunyi indung surat. Berikut ini dapat kita lihat beberapa

anak surat pada aksara karo serta contoh-contoh penggunaannya.

TABEL 2.8 Penggunaan Anak Surat dalam Indung Surat

Sumber : Roberto Bangun (2005)

No

Bentuk/ gambar

Anak Surat

Nama Contoh Dibaca

Fungsi

1.

Kebencaren

Ta-tang

Menambah huruf ng pada akhir kata

2.

Ketolongen

Ka-ro

Mengubah akhiran a menjadi o

3.

Kalawen

Ja-di

Mengubah akhiran a menjadi i

18 Sumber : Sejemput Adat Budaya Karo oleh U.C Barus dan Drs. Mberguh Sembiring S.H.

Page 33: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

32

4.

Kejeringen

La-wah

Menambah huruh h pada akhir kata

5.

Ketelengen

Ma-te

Mengubah akhiran a menjadi ē

6.

Sikurun

Ja-bu

Mengubah akhiran a menjadi u

7.

Kebereten

Le-nga

Mengubah akhiran a jadi e

8.

Pemantik

Ka-m

Menghilangkan huruf vokal pada akhir kata

2.2.3. Sistem Religi dan Kepercayaan

Kepercayaan yang paling tua pada masyarakat Karo adalah Dinamisme

dan Animisme. Dalam tingkat kepercayaan ini dilakukan pemujaan yakni

penyembahan kepada yang dianggap suci dan berkuasa, dan pemujaan tersebut

dilakukan dimana saja dan kapan saja (E.P. Gintings, 1999:1). Dengan

memeluk kepercayaan tersebut masyarakat Karo selalu berfikir secara mistis

dan memakai mitos-mitos untuk memahami hidup dan keadaan lingkungan

sekitar. Mitos-mitos inilah yang selanjutnya dijadikan acuan dalam mengatur

dan mengarahkan seluruh kegiatan hidupannya.

Sistem kepercayaan animisme berasal dari zaman Pra-Hindu yang

dibawa oleh bangsa Proto-Melayu—nenek moyang masyarakat Karo—ke

Page 34: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

33

dalam wilayah Karo. Dalam lapisan sejarah berikutnya, pengaruh Hindu pun

memasuki Karo, yang membuat kepercayaan kepada dewata. Kepercayaan ini

dibawa oleh pedagang-pedagang dari India (Tamil) yang masuk dari pantai

Barat, Barus, dan terus ke Dairi hingga masuk ke Karo.19 Selanjutnya terjadilah

pertemuan antara kepercayaan animisme (serba roh) dengan kepercayaan

terhadap dewata (Dibata dalam bahasa Karo) melalui adanya perkawinan

campuran masyarakat Karo dengan bangsa India/ Tamil. Pengaruh Hindulah

yang memperkenalkan kepercayaan terhadap Dewata (Dibata) kepada suku

Karo (Gintings 1992:2). Penganut kepercayaan terhadap Dibata ini disebut

juga Perbegu. Perbegu berasal dari kata begu yang artinya hantu atau roh

orang-orang yang sudah meninggal. Kepercayaan animisme dan dinamisme

selanjutnya dapat berbaur serasi dengan pengaruh Hindu, sehingga ritus-ritus

yang berhubungan dengan alam dan benda-benda yang dianggap gaib dapat

terus berlangsung (Gintings 1992:3)

Gintings dalam bukunya Religi Karo, juga menyebutkan bahwa

kepercayaan terhadap Dewata ini merupakan kepercayaan terhadap Dibata

Kaci-Kaci atau Dibata La Idah. Dibata Kaci-Kaci memiliki tiga wilayah

kekuasaan yang masing-masing diperintah oleh seorang Dibata sebagai wakil

Dibata Kaci-Kaci. Ketiga Dibata tersebut merupakan satu kesatuan yang

dalam bahasa Karo disebut Dibata Sitelu (Gintings 1992:3).

Konsep Dibata Sitelu :

19 H. Parkin dalam Pdt. E.P. Gintings, 1999:2

Page 35: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

34

1. Dibata Datas, yang disebut dengan Guru Batara adalah Dibata yang

menguasai dunia bagian atas (langit). Guru Batara berfungsi sebagai

pemelihara alam, sumber segala berkat dan kebaikan.

2. Dibata Tengah, yang disebut dengan Tuhan Padukah ni Aji adalah

Dibata yang menguasai dunia bagian tengah yaitu bumi.

3. Dibata Teruh, yang disebut Tuhan Banua Koling adalah Dibata yang

menguasai dunia bagian bawah yaitu dunia roh atau makhluk halus.

Masyarakat Karo juga memiliki beberapa kegiatan ritual atau upacara

ritual yang berhubungan dengan kehidupan mereka. Adapun kegiatan-kegiatan

tersebut dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini.

a. Erpangir ku Lau

Erpangir ku lau adalah salah satu upacara ritual yang bersifat religius

pada kepercayaan tradisional masyarakat Karo. Erpangir ku lau dapat juga

diartikan keramas/upacara berkeramas ke sungai. Upacara ini dapat dilakukan

dengan/ tanpa bantuan seorang guru (dukun),20 tergantung pada permintaan

keluarga yang melaksanakannya.

20 Guru atau dukun yang memimpin upacara ini disebut Guru Sibaso. Guru Sibaso biasanya adalah seorang wanita. Guru Sibaso berfungsi sebagai mediator atau pun perantara antara roh-roh yang berada disekitar tempat pelaksanaan dengan keluarga yang melaksanakan upacara tersebut.

Page 36: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

35

Gambar 2.5. Upacara Erpangir Ku Lau21

Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi dilaksanakannya upacara

ini, yaitu : sebagai ucapan terimakasih kepada Dibata (Tuhan), untuk

menghindari malapetaka, untuk menyembuhkan suatu penyakit, pembersihan

diri dari yang kotor, menabalkan seseorang menjadi guru (dukun), dan untuk

melaksanakan perkawinan.

b. Raleng Tendi

Raleng tendi adalah upacara memanggil roh seseorang yang telah

mengembara atau meninggalkan raganya karena diganggu oleh keramat (roh

penunggu suatu tempat) atau karena suatu peristiwa tertentu. Hal tersebut

berhubungan dengan berawan22 yang membuat seseorang sakit. Roh orang

sakit itu lah yang perlu dipanggil pulang ke rumah dan kembali kepada raga

orang yang bersangkutan. Raleng tendi dilaksanakan oleh seorang Guru Sibaso

21 Sumber : www.karokab.go.id 22 Roh yang tertinggal atau yang pergi dari tubuh seseorang karena suatu peristiwa yang menakutkan yang mengakibatkan orang tersebut menjadi sakit-saitan (Darwin Prints, Kamus Karo-Indonesia 2002:91).

Page 37: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

36

yang pandai ermang-mang (mengucapkan kata-kata puitis dan magis yang

menyentuh hati). Raleng tendi dilaksanakan pada malam hari di rumah sukut

(tuan rumah) yang dihadiri oleh sangkep nggeluh (kalimbubu, sembuyak, anak

beru) dan hari pelaksanaannya disesuaikan dengan hari yang baik menurut

guru simeteh wari (dukun yang mengetahui primbon hari).

Perlengkapan yang diperlukan untuk melaksanakan upacara ini adalah

baka (keranjang), bulung simelias gelar (dedaunan yang namanya mempunyai

makna baik), beras meciho ibas pernakan (beras putih di dalam bakul nasi)23,

tinaruh manuk raja mulia ( telur ayam yang disimbolkan sebagai kemuliaan),

amak mbentar (tikar putih yang terbuat dari anyaman pandan), dagangen

mbentar (kain putih), kumenen (kemenyan). Sebelum upacara dimulai sukut

terlebih dahulu memberikan sesajian kepada begu (roh orang mati) yang

dianggap sebagai pelindung keluarga. Setelah itu guru pun ersentabi (meminta

ijin) dan memanggil tendinya (rohnya) atau jinujungnya (begu yang menjadi

junjungannya). Orang yang rohnya dipanggil tersebut dipersilahkan duduk

diatas sebuah amak mbentar dan ditutupi dengan dagangen mbentar (kain

putih). Baka diangkat diatas kepalanya oleh dua orang gadis yang masih

lengkap kedua orang tuanya. Lalu guru pun mulai ermang-mang dengan

melantunkan beberapa lirik yang berhubungan dengan upacara tersebut.

Setelah ermang-mang dukun pun menggoncang-goncangkan beras yang ada

dalam pernakan (bakul nasi), bila baka yang dipegang ke dua gadis tersebut

bergetar, menandakan bahwa tendi yang dipanggil tadi telah kembali ke rumah.

23 Beras meciho merupakan sebutan untuk beras putih yang digunakan untuk keperluan suatu upacara.

Page 38: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

37

Setelah itu dukun memasukkan telur ayam ke dalam pernakan, sebagai tanda

bahwa rohnya telah kembali ke raganya (orang yang sakit tersebut).

c. Perumah Begu

Perumah begu adalah upacara memanggil roh orang yang telah

meninggal. Perumah begu merupakan salah satu kepercayaan tradisional yang

hidup pada orang Karo. Menurut aliran kepercayaan ini bahwa orang yang

sudah meninggal, rohnya masih bisa di panggil melalui seorang dukun atau

Guru Sibaso. Guru Sibaso disini berfungsi sebagai mediator atau penghubung

antara roh tersebut dengan keluarga yang bersangkutan melaksanakan upacara.

Salah satu tujuan diadakannya upacara ini adalah karena adanya

perselisihan yang terjadi diantara keluarga yang bersangkutan, untuk itu perlu

di panggil roh nenek moyang mereka untuk mendamaikannya.24

Gambar 2.6. Upacara Perumah Begu25

24 Wawancara dengan Katalemuk br Sukatendel, 23 Agustus 2011) 25 Sumber : www.karosiadi.blogspot.com.

Page 39: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

38

d. Ndilo Wari Udan

Ndilo wari udan adalah salah satu upacara dalam kebudayaan

masyarakat Karo yang bersifat magis. Tujuan upacara ini dilaksanakan adalah

untuk memohon hujan kepada dibata (Tuhan) karena kemarau yang

berkepanjangan. Dalam tradisi kepercayaan tersebut dipahami bahwa adanya

bencana yang dialami manusia atau sekelompok manusia karena terganggunya

hubungan manusia dengan alam sekitarnya akibat ulah manusia itu sendiri.

Misalnya jika terjadi kemarau, hal ini dapat mengganggu kegiatan pertanian

masyarakat yang berakibat pada siklus menanam pada para petani. Maka untuk

menghindari kemarau yang berkepanjangan diadakanlah upacara ndilo wari

udan.

Upacara ndilo wari udan juga dikenal dengan kebiasaan ersimbu

(perang air). Acara ini dimulai pada pagi hari, semua warga desa berkumpul di

kesain (alun-alun). Pembukaan ersimbu dibuka dengan mencurahkan air secara

simbolis kepada beberapa orang penting, seperti : simantek kuta (pendiri desa,

pengulu), anak beru kuta, kalimbubu kuta, senina dari simantek kuta, guru

(dukun) yang ada di desa tersebut. Setelah itu maka acara ersimbu sudah resmi

dimulai. Dengan melakukan upacara ini, diharapkan agar hujan pun turun.

e. Pagar dan Mere Buah Huta-huta

Pagar dan Buah huta-huta adalah roh pelindung keluarga dan atau roh

pelindung kampung. Pagar merupakan pemujaan penduduk di suatu kampung

terhadap begu (roh) leluhur sebagai tanda penghormatan. Letak pagar biasanya

disekeliling kampung.

Page 40: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

39

Mere buah huta-huta juga memiliki persamaan dengan pagar, bedanya

adalah pada tempatnya saja. Jika pagar dilakukan disekeliling kampung, maka

mere buah huta-huta terletak di tengah kampung. Buah huta-huta adalah nama

pohon kayu nabar (sejenis pohon beringin) yang ditanam di tengah kampung

dan dijadikan sebagai tempat pemujaan. Mere artinya memuja roh tersebut.

Pemujaan dilakukan dengan membuat anjap telu suki.26 Pelaksanaan pemujaan

ini biasanya dilakukan oleh beberapa orang Guru Sibaso.

Pada umumnya masyarakat Karo di Berastagi sudah menganut

kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan kata lain setiap individu

sudah memeluk agama yang diyakininya masing-masing. Agama yang umum

dianut oleh masyarakat Karo di Berastagi adalah Islam, Kristen Protestan dan

Katolik.

Mengenai kegiatan-kegiatan ritual seperti yang dijelaskan diatas,

masyarakat Karo di Berastagi sudah sangat jarang melakukannya, terutama

bagi individu yang sudah memeluk agama.

2.2.4. Sistem Kekerabatan

Masyarakat Karo memiliki sistem kekerabatan yang dikenal dengan

nama merga silima, tutur siwaluh, dan rakut/ daliken sitelu. Ketiga sistem

tersebut selalu diperlukan dan hadir dalam setiap upacara adat pada masyarakat

Karo, termasuk juga dalam sebuah upacara perkawinan.

2.2.4.1. Merga Silima

26 Sejenis tempat persembahan berbentuk segitiga, tiangnya terbuat dari bambu dan dihias keliling dengan lambe (daun muda enau),

Page 41: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

40

Masyarakat Karo mempunyai sistem marga (klan). Marga atau merga

dalam bahasa Karo tersebut disebut untuk laki-laki, sedangkan untuk

perempuan disebut beru. Merga atau beru ini disandang di belakang nama

seseorang. Merga atau beru ini diperoleh dari marga ayah (garis keturunan

patrilineal). Garis keturunan patrilineal inilah yang selanjutnya dapat

memberikan arah dengan siapa seseorang boleh kawin dan tidak boleh kawin.

Orang yang mempunyai merga atau beru yang sama, dianggap bersaudara

dalam arti mempunyai nenek moyang yang sama. Kalau laki-laki bermarga

sama, maka mereka disebut ersenina (bersaudara), demikian juga antara

perempuan dengan perempuan yang mempunyai beru sama, maka mereka

disebut juga ersenina. Namun bila ditemukan seorang laki-laki dengan

perempuan yang bermerga sama, mereka disebut erturang, dan dilarang

melakukan perkawinan, kecuali pada merga Sembiring yang ada dapat menikah

diantara mereka.

Merga dalam masyarakat Karo terdiri dari lima kelompok, yang disebut

dengan merga silima, yang berarti marga yang lima. Kelima merga tersebut

adalah: Ginting, Karo-Karo, Perangin-angin, Sembiring, dan Tarigan. Kelima

merga ini masih mempunyai submerga masing-masing. Submerga ini biasanya

dipakai di belakang merga, sehingga tidak terlihat kerancuan mengenai

pemakaian merga dan submerga. Berikut akan disajikan merga dan

pembagiannya :

Page 42: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

41

1. Ginting : Pase, Munthe, Manik, Sinusinga, Seragih, Suka,

Babo, Sugihen, Gurupatih, Suka, Beras, Bukit,

Garamata, Ajartambun, Jadibata, Jawak, Tumangger,

Capah

2. Karo-Karo : Purba, Ketaren, Sinukaban, Sekali, Sinuraya,

Sinuhaji, Jong/ Jung, Kemit, Samura, Bukit,

Sinulingga, Kaban, Kacaribu, Surbakti, Sitepu, Barus,

Manik, Gurusinga, Sinubulan.

3. Perangin-perangin : Sukatendel, Kutabuloh, Jomborberingen, Jenabun,

Kacinambun, Bangun, Keliat, Beliter, Mano, Pinem,

Sebayang, Laksa, Penggarun, Uwir, Sinurat,

Pincawan/ Pencawan, Singarimbun, Limbeng, Prasi,

Benjerang, Namohaji, Perbesi, Simanjorang,

Tanjung, Ulunjadi.

4. Sembiring. Merga sembiring terbagi menjadi dua kelompok submerga, yang

pertama adalah sembiring si man biang (kelompok yang tidak

memantangkan daging anjing dan tidak melakukan perkawinan dengan

submerga sembiring lainnya), dan yang kedua adalah sembiring si

mantangken biang (kelompok yang memantangkan daging anjing dan boleh

melakukan perkawinan dengan submerga sembiring lainnya). Uraiannya

dapat dilihat sebagai berikut : (a). Sembiring Siman Biang : Kembaren,

Keloko, Sinulaki dan Sipayung. (b). Sembiring Simantangken Biang :

Page 43: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

42

Brahmana, Gurukinayan, Colia, Muham, Pandia, Keling, Depari, Bunuaji,

Milala/Meliala, Pelawi, Sinukapor, Tekang, Busuk, Pandebayang dan

Sinukapar.

5. Tarigan : Tua, Bondong, Jampang, Gersang, Cingkes, Gana-

gana, Peken/ Pekan, Tambak, Purba, Sibero, Silangit/

Selangit, Kerendam, Tegur, Tambun, Sahing,

Gerneng.

2.2.4.2. Tutur Si Waluh

Tutur adalah kedudukan atau status seseorang dalam masyarakat, yang

juga dapat menentukan kekerabatan seseorang. Untuk menunjukkan tingkat

kekerabatan di dalam masyarakat Karo dikenal dengan istilah ertutur

(bertutur). Ertutur adalah saling menanyakan identitas yang dilakukan oleh dua

orang atau lebih. Ertutur merupakan salah satu ciri masyarakat Karo bila ia

hendak berkenalan dengan seseorang yang belum pernah dikenalnya. Biasanya

diawali dengan menanyakan merga, kemudian bere-bere (marga ibu). Melalui

ertutur diperolehlah jalinan hubungan kekerabatan satu sama lain melalui

sapaan kekeluargaan yang diperoleh. Sapaan itu dapat berupa : bapa (bapak),

nande (ibu), mama (paman), mami (bibi), bengkila (panggilan istri kepada

mertua laki-laki), bibi (panggilan istri kepada mertua perempuan), senina

(saudara semarga), turang (laki-laki terhadap perempuan dan sebaliknya, yang

memiliki marga sama), impal (hubungan kekerabatan antara seorang pemuda

dengan anak dari saudara laki-laki ibunya), silih (abang ipar atau adik ipar),

Page 44: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

43

bere-bere (keponakan), anak (anak), kempu (cucu), ente (cicit), entah (buyut),

turangku (panggilan seorang istri kepada suami dari kakak atau adik

perempuan suaminya), agi (adik), kaka (kakak laki-laki/ perempuan), permen

(panggilan mertua laki-laki terhadap menantu perempuannya), nini bulang

(kakek), nini tudung (nenek), empung (kakek dari ayah atau ibu), beru (nenek

dari ayah atau ibu).

Pada dasarnya begitu seseorang (kalak/ orang Karo) lahir ke dunia dia

telah memiliki Waluh (delapan) kemungkinan tutur, yaitu apakah sebagai

sebagai kalimbubu, puang kalimbubu, senina, sembuyak, senina sipemeren,

senina sepengalon/sedalanen, atau anak beru (Tarigan, 2009). Kedelapan

kemungkinan tutur tersebut dalam masyarakat Karo dikenal dengan istilah

Tutur Siwaluh, yang mana diperoleh melalui hubungan darah, hubungan

perkawinan, maupun melalui ertutur itu sendiri.

Proses ertutur yang dikenal dalam kalangan masyarakat Karo terdiri

dari enam lapis27 yaitu :

1. Merga/ beru adalah marga yang diturunkan/ diwariskan dari ayah,

untuk laki-laki disebut merga dan beru untuk perempuan.

2. Bere-bere adalah beru ibu kita. Jika ibu saya beru Karo, maka bere-

bere saya adalah bere-bere Karo.

3. Binuang adalah bere-bere ayah kita.

4. Kempu adalah bere-bere ibu kita.

27 Yusuf Tarigan dalam Sarjani Tarigan, 2009:102-103

Page 45: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

44

5. Kampah adalah bere-bere dari kakek kita (dari pihak ayah)

6. Soler adalah bere-bere dari nenek kita (dari pihak ibu)

Lazimnya, masyarakat Karo hanya memakai proses ertutur sampai

lapisan kedua saja, sedangkan pada lapisan ketiga dan seterusnya biasanya

dipakai dalam acara-acara adat. Kecuali, bila dua orang yang hendak

berkenalan, sama sekali tidak memiliki hubungan merga atau beru yang pas,

maka diusutlah sampai lapisan ke enam. (Tarigan, 2009).

2.2.4.3. Daliken Sitelu

Secara harafiah daliken si telu berarti "tungku yang tiga". Daliken

berarti batu tungku, si berarti yang, telu berarti tiga. Secara nyata hal ini

menunjukkan pada fungsi batu tungku yaitu sebagai tempat untuk memasak

atau menyalakan api. Sebagian orang mengartikannya sebagai rakut si telu

(ikatan yang tiga), ada juga yang mengartikannya sebagai sangkep nggeluh

(kelengkapan hidup). Konsep ini tidak hanya terdapat pada masyarakat Karo

saja, tetapi juga dimiliki oleh suku Batak yang lain dengan nama yang berbeda.

Masyarakat Batak Toba dan Mandailing mengenalnya dengan sebutan dalihan

na tolu. Adapun unsur daliken si telu ini adalah Kalimbubu, sembuyak/senina,

dan anakberu.

Kalimbubu

Page 46: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

45

Gambar 2.7. Sistem Daliken Sitelu28

Daliken si telu berfungsi sebagai alat pemersatu pada masyarakat Karo,

dan dapat mengikat hubungan kekerabatan. Dalam segala aspek kehidupan

masyarakat Karo daliken sitelu ini sangat berperan penting, karena daliken

sitelu merupakan dasar dalam sistem kekerabatan dan menjadi landasan bagi

semua kegiatan yang berhubungan dengan semua kegiatan adat dan hubungan

antara sesama masyarakat Karo, serta sebagai dasar untuk saling menghormati

dan memperkuat sikap gotong royong. Oleh karena itu maka setiap anggota

masyarakat Karo saling berhubungan karena daliken si telu tersebut.

Daliken si telu terdiri dari tiga unsur penting yaitu kalimbubu,

senina/sembuyak dan anakberu. Sebagai sebuah sistem kekerabatan, daliken

sitelu bersifat terbuka. Kedudukan seseorang, sebagai anakberu, atau

kalimbubu, atau senina/ sembuyak, tergantung pada keadaan. Penjelasan

mengenai unsur-unsur tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

Kalimbubu

28 Sumber : Adat Karo oleh Darwan Prints, 2008

Anak Beru Sembuyak/Senina

Page 47: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

46

Kalimbubu merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam

struktur daliken si telu. Kalimbubu adalah kelompok/ pihak pemberi wanita

dalam sistem kekerabatan masyarakat Karo. Kalimbubu juga kelompok yang

sangat dihormati dan dianggap sebagai pemberi berkat oleh masyarakat Karo.

Maka dari itu kelompok kalimbubu juga disebut dengan istilah Dibata Ni Idah

(Tuhan yang dapat dilihat). Oleh karena itu sikap menentang dan menyakiti

hati kalimbubu sangat tidak dianjurkan dalam kebudayaan masyarakat Karo.

Dalam acara-acara adat kelompok kalimbubu diwajibkan untuk hadir

dan mendapatkan peran. Dalam sebuah pesta perkawinan, orang yang berperan

sebagai kalimbubu harus dilayani sebaik mungkin oleh pihak anakberu, yang

dalam hal ini adalah penyelenggara pesta.

Kalimbubu dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Kalimbubu Bena-Bena, adalah paman (mama) dari ayah ego (aku).

Misalnya si A bermerga Ginting bere-bere Sembiring, maka

Sembiring (turang ibu si A) adalah kalimbubu Si A. Jika si A

mempunyai anak, maka merga Sembiring adalah kalimbubu bena-

bena dari anak A. Jadi kalimbubu bena-bena adalah kalimbubu dari

ayah kandung. Disebut kalimbubu bena-bena, karena kelompok ini

telah berfungsi sebagai pemberi dara minimal sebanyak tiga

generasi. Oleh karena itu kelompok ini juga disebut kalimbubu tua.

2. Kalimbubu Simajek Lulang (Kalimbubu Taneh), adalah golongan

kalimbubu pertama yang mendirikan sebuah kampung. Status

kalimbubu ini selamanya dan diwariskan secara turun temurun.

Page 48: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

47

Penentuan kalimbubu ini dilihat berdasarkan merga yang telah

mendirikan kampung tersebut. Jika orang pertama yang mendirikan

kampung itu adalah bermerga Ginting, maka kalimbubu simajek

lulang dikampung itu adalah orang-orang yang bermerga Ginting

dan keturunannya. Kalimbubu ini selalu diundang dalam pesta-

pesta adat.

3. Kalimbubu Simada Dareh/ Simupus, adalah saudara laki-laki dari

ibu kandung ego (paman kandung ego). Disebut kalimbubu simada

dareh karena merekalah yang dianggap mempunyai darah ego.

Golongan kalimbubu ini adalah pihak pemberi wanita terhadap

generasi ayah, atau pihak klen dari ibu kandung ego. Dalam adat

perkawinan kelompok kalimbubu si mada dareh ini dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu (1) Kalimbubu singalo ulu emas

adalah saudara laki-laki dari ibu pengantin pria, dan (2) Kalimbubu

singalo bere-bere adalah saudara laki-laki dari ibu pengantin

wanita.

4. Kalimbubu I Perdemui (kalimbubu si erkimbang), adalah kelompok

dari pihak mertua ego (laki-laki), atau bapak mertua berserta

seluruh senina dan sembuyaknya.

5. Puang Kalimbubu adalah kalimbubu dari kalimbubu, yaitu

kelompok pemberi anak dara terhadap kalimbubu ego.

Pada adat perkawinan masyarakat Karo juga dikenal adanya kalimbubu

si telu sada dalanen, yaitu :

Page 49: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

48

1. Kalimbubu singalo bere-bere, adalah paman dari pada mempelai wanita

atau saudara laki-laki dari ibu mempelai wanita.

2. Kalimbubu singalo perninin/ perkempun, adalah puang kalimbubu dari

ibu mempelai wanita.

3. Kalimbubu singalo perbibin, adalah saudara perempuan dari ibu

mempelai wanita.

Dalam acara pesta perkawinan masyarakat Karo, ketiga kalimbubu tersebut

selalu hadir bersama-sama pada saat acara landek (menari) dan ngerana

(berbicara memberi nasehat).

Dalam kehidupan bermasyarakat maupun adat, kalimbubu juga

memiliki hak maupun kewajiban (tugas). Kelompok kalimbubu berhak

mendapat segala penghormatan dan penghargaan dari anakberunya, dengan

kata lain kelompok kalimbubu harus selalu diutamakan, dan berhak menerima

ulu emas/ bere-bere (mahar) dari sebuah perkawinan, maneh-maneh (tanda

mata atau kenang-kenangan) dari salah seorang anak berunya yang meninggal

( yang menerima disebut kalimbubu si mada dareh). Sedangkan yang menjadi

kewajibannya yaitu memberikan saran dan masukan jika diminta oleh anak

berunya, mendamaikan anak berunya jika terjadi perselisihan, ngosei

(meminjamkan/memakaikan) pakaian adat kepada anak berunya dalam acara-

acara adat (misalnya acara perkawinan).

Sembuyak/ Senina

Senina adalah pertalian saudara semerga atau mereka yang bersaudara

karena mempunyai merga/ submerga yang sama. Menurut Prints senina adalah

Page 50: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

49

orang-orang yang satu kata dalam permusyawaratan adat. Se berarti satu, nina

berarti kata atau pendapat; atau senina juga dapat dikatakan orang yang

bersaudara (Prints, 2008:46). Dalam sebuah acara adat senina dan seluruh

keluarganya akan ikut serta dan mendukung acara tersebut, senina juga akan

mewakili pihak sukut/ sembuyak sebagai penyambung lidah dan sebagai

penengah. Mereka bertanggungjawab terhadap setiap upacara adat yang

diadakan oleh sembuyak-sembuyaknya.

Secara umum hubungan senina ini dapat disebabkan karena adanya

hubungan pertalian darah, sesubklen (semerga/ seberu), memiliki ibu yang

bersaudara (sepemeren), memiliki istri yang bersaudara (siparibanen),

memiliki istri dari beru (sesubklen) yang sama, dan memiliki suami yang

bersaudara (kandung atau seklen) (Brahmana, 2003:13). Masyarakat Karo

mengenal dua macam bentuk senina, yaitu senina si seh ku sukut (senina

langsung) dan senina erkelang ku sukut.

Senina si seh ku sukut atau disebut juga senina langsung adalah orang

yang langsung memiliki hubungan kekerabatan dengan sukut (tuan rumah) atau

pemilik pesta. Senina si seh ku sukut dapat dibedakan menjadi dua : (1)

Sembuyak29, adalah orang-orang yang bersaudara kandung (satu ayah ibu, satu

nenek dan kakek, satu empung dan satu empung nu empung). Secara harfiah

29 Sembuyak dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu : (1) Sembuyak berdasarkan tutur. Mereka yang bersaudara karena memiliki merga yang sama (sesubklen) dan (2) sembuyak berdasarkan hubungan kekerabatan, yang dapat dibagi menjadi 3, yaitu : (a) Sembuyak nini bulang, adalah orang- orang yang bersembuyak karena kakek mereka bersaudara kandung. (b) Sembuyak bapa, adalah orang-orang yang bersembuyak karena ayah mereka bersaudara kandung. (c) Sembuyak Nande adalah orang-orang yang bersembuyak karena ibu mereka bersaudara kandung.

Page 51: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

50

se artinya satu dan mbuyak artinya kandungan, jadi sembuyak adalah orang-

orang yang lahir dari kandungan atau rahim yang sama. Namun dalam

masyarakat Karo istilah ini juga digunakan untuk senina yang berlainan

submerga , dalam bahasa Karo disebut sindauh iperdeher (yang jauh menjadi

dekat). Saudara perempuan tidak termasuk ke dalam kelompok sembuyak

walaupun dilahirkan dari satu rahim, hal ini dikarenakan perempuan mengikuti

suaminya. Di dalam acara perkawinan, sembuyak berfungsi untuk menerima

rudang-rudang (sejumlah uang). (2) Senina sikaku ranan, adalah orang-orang

yang mempunyai merga sama, tetapi submerga yang berbeda. Di dalam acara

adat, seperti pesta perkawinan, dia berfungsi menjadi sikaku ranan (sebagai

juru bicara).

Sedangkan senina erkelang ku sukut adalah senina yang

perkerabatannya memiliki perantaraan dengan sukut atau pemilik pesta. Senina

erkelang ku sukut ini dapat dibedakan menjadi lima, yaitu (1) senina

sepemeren, adalah mereka yang bersenina (bersaudara) karena ibu mereka

bersaudara kandung, atau dalam bahasa yang lebih sederhana disebut dengan

saudara sepupu. Di dalam adat perkawinan senina sepemeren bertugas

menerima perbibin (nama mahar yang diberikan kepada pihak saudara-saudara

perempuan yang sesubklen dengan ibu kandung pengantin). (2) senina

siparibanen, adalah orang-orang yang ersenina karena istri mereka bersaudara

kandung (sembuyak) atau beru istri mereka sama. Dalam perkawinan dia

bertugas menerima perbibin yang berasal dari istrinya. (3) senina sepengalon,

adalah orang-orang yang bersenina karena anaknya yang perempuan menjadi

Page 52: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

51

istri dari bere-bere (keponakan) seninanya tersebut. (4) senina sedalanen,

adalah orang-orang yang ersenina karena istrinya adalah impal dari seninanya

tersebut (singempoi impal). (5) senina secimbangen (untuk wanita), mereka

yang bersenina karena suami mereka sesubklen (ersembuyak).

Senina/ sembuyak juga memiliki hak dan kewajiban, yaitu mendapat

pembagian harta (hanya yang bersembuyak atau seibu seayah), berhak

mendapat mas kawin (tukor) jika salah seorang anak wanita dari keluarga

tersebut menikah. Sedangkan yang menjadi kewajibannya adalah mengawasi

pelaksanaan tugas para anakberunya dan secara bersama-sama menanggung

sementara semua biaya pesta.

Anak Beru

Anak beru berarti anak perempuan. Kelompok anak beru juga dikenal

sebagai kelompok pengambil anak dara. Dalam semua acara/ pesta adat, anak

beru lah yang bertanggung jawab atas sukses atau tidaknya pesta tersebut.

Tugas daripada anakberu adalah sebagai pekerja, pemegang tanggung jawab

dan pembawa acara pada sebuah acara/ upacara adat atau acara musyawarah

lainnya. Begitu pentingnya peranan anak beru, sehingga kelompok anak beru

ini disebut juga kelompok yang perlu itami-tami (disayangi) oleh

kalimbubunya. Dalam acara adat pelaksanaan tugas seperti di atas merupakan

tugas dari anak beru, sedangkan anak beru menteri dan anak beru singikuri

bertugas sebagai pelaksana acara. Anak beru Singerana (anak beru yang

berbicara) bertugas sebagai protokol. Anak beru cekuh baka tutup, beserta anak

beru iangkip/iampu/darah bertugas mengatur pembagian tugas.

Page 53: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

52

Masyarakat Karo mengenal beberapa jenis dari anak beru ini, yaitu :

1. Anak beru Tua. Anak beru tua adalah pihak penerima anak wanita

dalam tingkatan nenek moyang yang secara bertingkat terus menerus

minimal tiga generasi. Anak beru tua adalah anak beru yang utama,

karena tanpa kehadirannya dalam suatu upacara adat yang dibuat oleh

pihak kalimbubunya, maka upacara tersebut tidak dapat dimulai. Anak

beru tua juga berfungsi sebagai anak beru singerana (sebagai

pembicara), karena fungsinya dalam upacara adat adalah sebagai

pembicara dan pemimpin keluarga dalam keluarga kalimbubunya,

dalam konteks upacara adat

2. Anakberu Jabu ( Anak beru cekuh baka tutup, dan Anak beru cekuh

baka buka). Cekuh baka artinya orang yang langsung boleh mengambil

barang simpanan kalimbubunya. Dengan kata lain anak beru yang

secara langsung dapat mengetahui segala sesuatu di dalam keluarga

kalimbubunya Dipercaya dan diberi kekuasaan seperti ini karena dia

merupakan anak kandung saudara perempuan ayah. Misalnya Si A

seorang laki-laki, mempunyai saudara perempuan Si B, maka anak dari

Si B adalah anak beru cekoh baka dari Si A. Dalam panggilan sehari-

hari anak beru ini disebut juga bere-bere mama (keponakan paman).

3. Anakberu Iangkip/ Iampu, adalah kelompok penerima wanita yang

menciptakan jalinan keluarga yang pertama, karena generasi

Page 54: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

53

sebelumnya belum pernah mengambil anak wanita dari pihak

kalimbubunya. Sebutan lain untuk anak beru ini adalah anak beru

langsung, karena dia langsung mengambil anak wanita dari keluarga

tertentu (kalimbubunya). Masalah peranannya didalam tugas-tugas adat,

harus dipilah lagi, dia tidak dibenarkan untuk mencampuri urusan

warisan adat dari pihak mertuanya, karena ia merupakan orang pertama

yang mengambil/ menikahi anak wanita dari keluarga tersebut

(kalimbubunya). Sedangkan orang yang boleh mencampurinya

hanyalah anak beru jabu.

4. Anak beru Menteri. Anak beru menteri adalah anak beru dari anak

beru. Asal kata menteri adalah dari kata minteri yang berarti

meluruskan. Jadi anak beru menteri mempunyai pengertian yang lebih

luas sebagai petunjuk, mengawasi serta membantu tugas kalimbubunya

dalam sebuah upacara adat. Anak beru menteri juga bertugas menjaga

penyimpangan-penyimpangan adat, baik dalam bermusyawarah

maupun ketika acara adat sedang berlangsung.

5. Anak beru Singikuri adalah anak beru dari anak beru menteri. Anak

beru singikuri bertugas memberikan saran dan petunjuk di dalam

landasan adat dan sekaligus memberi dukungan tenaga yang

diperlukan. Anak beru ini juga bertugas dalam mempersiapkan

hidangan (konsumsi) dalam konteks upacara adat.

Adapun tugas-tugas dari anak beru adalah (1) mengatur jalannya

pembicaraan ketika runggu (musyawarah), (2) menyiapkan hidangan dan

Page 55: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

54

peralatan pesta serta menanggulangi sementara biaya pesta, (3) mengawasi

semua harta benda milik kalimbubunya, yang mana ia wajib menjaga dan

mengetahui harta benda kalimbubunya. Ia juga memiliki hak untuk membuka

rahasia kalimbubunya. Tugas-tugas seperti ini dilakukan oleh anak beru cekuh

baka, (4) Menjadwal pertemuan keluarga, (5) Memberi kabar kepada para

kerabat yang lain bila ada pihak kalimbubunya yang berduka cita, (6) Memberi

pesan kepada puang kalimbubunya agar membawa ose (pakaian adat) bagi

kalimbubunya. Tugas ini juga dilaksanakan oleh anak beru cekuh baka, (7)

Menjadi juru damai bagi pihak kalimbubunya.

Karena tugas-tugasnya ini lah, maka anakberu berhak untuk (1)

mengambil putri kalimbubunya, dan biasanya para kalimbubu tidak berani

untuk menolak dan (2) berhak mendapat atau menerima warisan dari

kalimbubunya yang meninggal dunia. Warisan ini berupa barang yang disebut

morah-morah atau maneh-maneh, seperti parang, pisau, pakaian almarhum dan

lainnya sebagai kenang-kenangan.

Hubungan Kalimbubu-Anakberu-Sembuyak/Senina

Struktur hubungan kekerabatan antara kalimbubu, anakberu dan

senina/sembuyak dalam daliken si telu dapat dilihat pada bagan di halaman

berikutnya.

Bagan 2.1. Hubungan Kalimbubu-Anak beru-Sembuyak/Senina30

30 Brahmana, 2003:15 (Bagan dan keterangan)

Kalimbubu (K)

Sembuyak (S1) Sesubklen

Senina (S2) Seklen/ lain klen

Page 56: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

55

Keterangan :

Masing-masing dari K maupun B memiliki sembuyak/ seninanya. Hubungan yang sudah jelas terpola berdasarkan jalur anak beru-kalimbubu. Hubungan yang jelas dan bisa berpola berdasar mengikuti jalur kekerabatan K-B (anak beru-kalimbubu) karena mereka masing-masing sesubklen Hubungan kekerabatannya belum tentu jelas, terpola berdasarkan jalur K-B (anak beru-kalimbubu), dan bisa juga tidak berpola berdasarkan jalur K-B. Kedudukannya yang sejajar dan masing-masing mempunyai anak beru dan kalimbubu yang bisa sama atau tidak sama dengan jalur K-B

Hubungan perkawinan secara langsung dapat terjadi pada jalur K-B,

sedangkan jalur K-X1 atau K-X2, atau B-S1 atau B-S2 merupakan hubungan

perkawinan yang terjadi secara tidak langsung.

Dalam keluarga K dan keluarga B, secara individu mereka jelas

memiliki hubungan kekerabatan, K menjadi kalimbubu (pemberi anak dara)

bagi keluarga B dan keluarga B menjadi anak beru (penerima anak dara) dari

keluarga K.

Dalam keluarga S1 dan X1, walaupun mereka masing-masing memiliki

subklen yang sama dengan keluarga K dan keluarga B, yang secara otomatis

memiliki jalur hubungan kekerabatan yang sama, namun secara individu jalur

kekerabatan ini tidak mutlak harus sama, sebab bisa saja terjadi sebaliknya, di

Anak beru (B)

Sembuyak (X1) Sesubklen

Senina (X2) Seklen/ lain klen

Page 57: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

56

dalam keluarga S1 dan keluarga X1, keluarga X1 lah yang berposisi sebagai

kalimbubu bagi keluarga S1.

Dalam keluarga S2 dan keluarga X2 (jika mengikut jalur hubungan

kekerabatan keluarga K dan keluarga B) walaupun tidak sesubklen, hubungan

mereka bisa saj sama dengan keluarga K dan keluarga B, tetapi secara individu

jalur ini tidak mutlak demikian, sebab kasusnya sama seperti yang terdapat

pada keluarga S1 dan keluarga X1. Di dalam keluarga S2 dan keluarga X2,

keluarga X2 bisa menjadi kalimbubu bagi keluarga S2 dan begitu juga

sebaliknya. Peluang terjadinya ketidaksamaan jalur kekerabatan tersebut jauh

lebih besar dibandingkan keluarga S1 dan keluarga X1, hal ini karena mereka

masih tidak sesubklen dengan keluarga K atau keluarga B atau juga dengan

keluarga S1 dan X1.

Dari semua penjelasan diatas terlihat lah bahwa daliken si telu bersifat

demokratis. Seseorang berfungsi sebagai kalimbubu, anak beru atau senina/

sembuyak bergantung kepada situasi dan kondisinya, jadi sifatnya bergiliran.

2.2.5. Kesenian

Bentuk kesenian yang paling berkembang dan menonjol dalam

kebudayaan masyarakat Karo adalah seni musik, seni tari dan seni suara.

Karena ketiga bentuk kesenian tersebut tidak pernah terlepas dari pelaksanaan

acara-acara adat, termasuk dalam upacara adat perkawinan.

2.2.5.1. Seni Musik

Page 58: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

57

Penyebutan musik dalam masyarakat Karo dikenal dengan istilah

gendang. Bagi masyarakat Karo gendang bermakna jamak, setidaknya gendang

mempunyai lima makna, yaitu : (1) gendang sebagai ensambel musik, misalnya

gendang lima sedalanen, gendang telu sedalanen dan sebagainya; (2) gendang

sebagai repertoar atau kumpulan beberapa buah komposisi tradisional,

misalnya gendang perang-perang, gendang guru dan sebagainya; (3) gendang

sebagai nama lagu atau judul lagu secara tradisional, misalnya gendang

simalungen rayat, gendang odak-odak, gendang patam-patam (yang juga

terkadang sebagai cak-cak atau style) dan sebagainya; (4) gendang sebagai

instrument musik, misalnya gendang indung, gendang anak; dan (5) gendang

sebagai upacara, misalnya gendang guro-guro aron, dan sebagainya (Julianus

P. Limbeng, http://xeanexiero.blogspot.com)

(a) Sarune (b) Gendang Singanaki (c) Gendang

Singindungi

Page 59: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

58

(d) Penganak (e) Gung

Gambar 2.8. Ensambel Gendang Lima Sedalanen31

Ensambel musik yang umum dikenal pada masyarakat Karo adalah

ensambel gendang lima sedalanen. Dikatakan lima sedalanen karena ensambel

tersebut terdiri dari lima buah alat musik yang dimainkan oleh lima orang

pemain. Secara harafiah lima sedalanen dapat diartikan dengan lima sejalan.

Adapun kelima alat musik tersebut adalah sarune (aerophone), gendang

indung/ singindungi (membranophone), gendang anak/ singanaki

(membranophone), serta gung (idiophone) dan penganak (idiophone).

Sedangkan kelima orang pemainnya disebut penarune (sebutan untuk orang

yang memainkan sarune), penggual (sebutan untuk orang yang memainkan

gendang indung maupun gendang anak), dan simalu gung (sebutan untuk

orang yang memainkan penganak dan gong). Ensamble gendang lima

sedalanen ini sering digunakan untuk mengiringi kegiatan-kegiatan musikal

pada masyarakat Karo, seperti acara menari dan menyanyi ataupun berbagai

acara adat dan kegiatan ritual

31 Sumber : www.karosiadi.blogspot.com (Dok.Perikuten Tarigan)

Page 60: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

59

(a) Gendang Kulcapi (b) Gendang Belobat

Gambar 2.9. Ensambel Gendang Telu Sedalanen32

Selain beberapa alat musik diatas masih ada alat musik lain yang

dikenal oleh masyarakat Karo, yaitu kulcapi (kordophone), murbab

32 Sumber : www.karosiadi.blogspot.com (Dok. Irwansyah Harahap)

Page 61: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

60

(kordophone), surdam (aerophone), balobat (aerophone), dan keteng-keteng

(kordo-idiophone). Beberapa alat musik diatas juga sering digunakan oleh

masyarakat Karo dalam sebuah ensambel musik, seperti ensambel gendang telu

sedalanen. Gendang telu sedalanen sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

gendang kulcapi dan gendang belobat. Gendang telu sedalanen terdiri dari tiga

buah instrumen musik, yaitu keteng-keteng, mangkuk meciho (berisi air), dan

kulcapi/belobat. Perbedaan dari keduanya hanya terletak pada instrumen

pembawa melodinya saja, yaitu kulcapi dan belobat.

Namun seiring berkembangnya teknologi, maka kedudukan ensambel/

instrumen tradisional Karo tersebut pun tergantikan. Kedudukan alat musik

tradisional tersebut digantikan oleh adanya teknologi baru dalam musik yang

disebut keyboard atau kibot dalam istilah masyarakat Karo. Era masuknya

kibot ke dalam kesenian Karo yaitu sekitar tahun 1990-an, yang pertama kali

dikenalkan oleh salah seorang seniman Karo yaitu Jasa Tarigan. Alat musik ini

memiliki kelebihan dapat menirukan semua bunyi dari alat musik tradisional

Karo.

Gambar 2.10. Instrumen Gendang Keyboard/Kibot (KN 2600)33 Sejak saat itu alat musik kibod mendominasi seni musik pada

masyarakat Karo. Masyarakat lebih memilih menggunakan kibot untuk

33 Sumber : jakartacity.olx.co.id

Page 62: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

61

melengkapi sebuah acara adat atau kesenian lainnya dari pada ensambel

gendang lima sedalanen, karena praktis dan menghabiskan biaya yang lebih

sedikit.

2.2.5.2. Seni Tari

Dalam masyarakat Karo istilah tari dikenal dengan sebutan landek. Pola

dasar dari tari Karo adalah posisi tubuh, gerakan tangan, gerakan naik turun

lutut (endek) yang disesuaikan dengan tempo gendang (musik) dan gerak kaki.

Pola dasar tarian itu ditambah dengan variasi tertentu sehingga tarian tersebut

terlihat indah dan menarik.

Menurut Julianus P. Limbeng (http://xeanexiero.blogspot.com) ada tiga

hal yang perlu diperhatikan dalam tari karo, yaitu endek (gerakan naik turun

kaki), jole atau jemole, yaitu goyangan badan, dan tan lempir, yaitu tangan

yang gemulai dan lembut. Gerakan dasar tarian Karo dibagi atas beberapa gaya

yang dalam bahasa Karo disebut dengan cak-cak. Ada beberapa cak-cak yang

dikenal pada musik Karo, yang terkait dengan gaya dan tempo sekaligus, yaitu

yang dimulai dari cak-cak yang sangat lambat sampai kepada cak-cak yang

relatif cepat, yaitu antara lain: cak-cak simalungen rayat (dengan tempo lebih

kurang 60-66), cak-cak mari-mari yang merupakan cak-cak yang lebih cepat

dari cak-cak simalungen rayat (dengan tempo lebih kurang 70-80), cak-cak

odak-odak (dengan tempo lebih kurang 90 – 98), cak-cak patam-patam

(dengan tempo lebih kurang 98-105). Setiap cak-cak ini berhubungan dengan

gerakan maupun endek kaki pada tarian Karo. Semakin cepat cak-cak yang

Page 63: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

62

dimainkan maka semakin cepat pula endek kaki atau pun gerakan tarian

tersebut.

Setiap gerakan-gerakan yang terdapat dalam tari Karo memiliki makna

tertentu. Berikut ini beberapa makna dari gerakan tari Karo yaitu:

1) Gerak tangan kiri naik (sejajar bahu), gerak tangan kanan ke bawah

(sejajar dengan paha) melambangkan tengah rukur, yang bermakna

selalu menimbang segala sesuatu sebelum melakukannya.

2) Gerakan tangan kanan ke atas (sejajar bahu), gerakan tangan kiri ke

bawah (sejajar paha) melambangkan sisampat-sampaten, yang artinya

saling membantu dan tolong menolong.

3) Gerakan tangan kiri serong ke kanan (di depan badan) melambangkan

ise pe la banci ndeher adi langa si oraten, yang artinya siapa pun

tidak boleh dekat kalau belum mengetahui hubungan kekerabatan.

4) Gerakan tangan memutar dan mengepal melambangkan perarihen

enteguh, yang artinya mengutamakan persatuan, kesatuan, dan

musyawarah untuk mencapai mufakat

5) Gerakan tangan ke atas (diatas kepala), melambangkan ise pe labanci

ndeher, artinya siapapun tidak bisa mendekat dan berbuat sembarangan

6) Gerakan tangan sampai kepala dan jari membentuk seperti burung

merak, melambangkan beren rukur, yang maknanya menimbang/

memikirkan sebelum memutuskan sesuatu.

Page 64: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

63

7) Gerak tangan kanan dan kiri sampai bahu, melambangkan baban

simberat ras menahang ras ibaba, yang bermakna ringan sama

dijinjing, berat sama dipikul.

8) Gerakan tangan dipinggang melambangkan penuh tanggung jawab.

9) Gerakan tangan kiri dan tangan kanan ke tengah posisi badan berdiri

melambangkan ise pe reh adi enggo ertutur i alo-alo alu mehuli,

artinya siapapun yang datang jika sudah berkenalan dan mengetahui

hubungan kekerabatan diterima dengan baik sebagai kade-kade

(keluarga).

Menurut Sarjani Tarigan (2009:155) konteks penyajian tari Karo dapat

dibagi menjadi tiga, yaitu : (a) konteks penyajian dalam adat istiadat (b)

konteks penyajian dalam religi dan (c) konteks penyajian untuk hiburan.

Contoh-contoh tarian yang termasuk ke dalam tiga kategori tersebut dapat

dilihat sebagai berikut.

a. Konteks penyajian dalam adat istiadat

- tarian dalam kerja erdemu bayu (perkawinan); landek sukut, landek

kalimbubu, landek anak beru.

- tarian dalam acara merdang merdem atau kerja tahun (upacara

pertanian/panen).

- tarian dalam upacara kematian yang disebut nurun-nurun.

- tarian dalam acara guro-guro aron (tarian muda-mudi)

- tarian dalam acara ersimbu (upacara memanggil hujan), yang biasa

juga

Page 65: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

64

disebut dengan dogal-dogal

Gambar 2.11.

Acara Menari Pada Upacara Perkawinan Masyarakat Karo34

- tarian dalam acara mengket rumah mbaru (meresmikan rumah baru)

- tarian dalam upacara ngukal tulan-tulan (menggali tulang)

b. Konteks penyajian dalam religi

34 Sumber : Pancasona Shooting Video

Page 66: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

65

- gendang guru (tarian yang dilakukan oleh seorang dukun)

- seluk (trance atau kesurupan)

Gambar 2.12. Tari Tungkat35

- perumah begu (memanggil roh)

- erpangir ku lau (keramas ritual atau bathing ceremony)

- tari tungkat (tarian untuk mengusir roh-roh jahat dengan

menggunakan

sebuah tongkat sebagai propertinya)

- tari baka (tarian untuk menyembuhkan orang sakit).

c. Konteks penyajian untuk hiburan

- Mayan atau Ndikkar (seni bela diri khas Karo)

- Tari Kuda-Kuda (Simalungun: Hoda-Hoda)

- Gundala-gundala (Tembut-tembut Seberaya) 35 Sumber : www.karokab.go.id

Page 67: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

66

- Beberapa tarian kreasi baru seperti tari roti manis, tari terang bulan,

tari

lima serangke, tari telu serangke, tari uis gara, dll.

(a) (b)

Gambar 2.13. Ndikkar (a) & Gundala-gundala (b)36

2.2.5.3. Seni Suara (Vokal)

Masyarakat Karo baru mengenal seni suara/ vokal diperkirakan sekitar

tahun 1800-an, kemudian dalam perkembangannya muncullah lagu-lagu yang

36 Sumber : Dokumentasi penulis, 26 September 2010

Page 68: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

67

dibawakan seseorang sebagai ‘perende-rende’ (penyanyi).37 Masyarakat Karo

mengenal konsep rende untuk penyebutan istilah bernyanyi. Sedangkan

reportoar yang dinyanyikan disebut ende-enden, dan orang yang

menyanyikannya disebut perende-rende. Seorang perende-ende yang pandai

menari (landek) dan terbiasa menyanyi dalam sebuah acara adat/ pesta adat

disebut perkolong-kolong. Selain menyanyikan lagu-lagu yang bertemakan

cinta maupun muda-mudi, seorang perkolong-kolong juga diharuskan bisa

menyanyikan lagu-lagu yang bertema pemasu-masun yang berisi nasehat-

nasehat. Teks atau lirik dari pemasu-masun ini bergantung pada konteks

upacaranya.

Gambar 2.14. Perkolong-kolong38

37 http://www.karoweb.or.id/kedudukan-kebudayaan-karo-ditinjau-dari-aspek-keseniannya/ 38 Nama perkolong-kolong : Luther Tarigan dan Nelly br Sembiring, sumber : salahketik.com

Page 69: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

68

Namun dalam kenyataannya tidak hanya ende-enden saja lah yang

dapat dinyanyikan. Ada beberapa jenis nyanyian yang bukan ende-enden

namun cara penyampaiannya dinyanyikan, seperti tangis-tangis (nyanyian

ungkapan kesedihan/ keluh kesah), mang-mang (nyanyian yang berisi doa-

doa), tabas (nyanyian yang berisi mantra pada saat seorang guru melakukan

pengobatan), nendong (nyanyian yang bertujuan untuk mendekatkan seorang

guru dengan jinujungnya), turi-turin (nyanyian yang berisikan sebuah cerita),

katoneng-katoneng (nyanyian yang berisikan pengharapan), didong doah

(nyanyian yang berisi nasehat); didong doah anak (nyanyian menidurkan

anak), didong doah maba anak ku lau (nyanyian memandikan anak ke sungai),

dan didong doah bibi si rembah ku lau (nyanyian nasehat pada saat upacara

perkawinan). Didong doah bibi si rembah ku lau merupakan yang akan

menjadi fokus pembahasan dalam tulisan ini.

Semua nyanyian diatas dapat dikatakan sebagai musik vokal yang

bersifat individu, yaitu nyanyian yang dinyanyikan secara pribadi dan sesuai

dengan keinginan dan kebutuhan seseorang. Dalam hal menggarap melodi

maupun teksnya, bergantung pada yang menyanyikannya dan konteks

acaranya.

Page 70: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

69

BAB III

PERKAWINAN PADA MASYARAKAT KARO

3.1. Tinjauan Umum Perkawinan Pada Masyarakat Karo

Melaksanakan sebuah perkawinan merupakan suatu keharusan bagi

semua orang, baik pria maupun wanita untuk memenuhi kebutuhan dasar

hidupnya. Maka perkawinan diarahkan, diawasi, dan dilaksanakan sesuai

dengan aturan-aturan adat demi tercapainya sebuah kebahagiaan.

Perkawinan adalah hubungan permanen antara laki-laki dan perempuan

yang diakui sah oleh masyarakat. Mengingat setiap masyarakat mempunyai

tata cara tersendiri, maka sahnya suatu perkawinan berbeda antara satu

masyarakat dengan masyarakat lain. Perkawinan mengesahkan hubungan laki-

laki dan perempuan serta melegalkan kedudukan hukum atas pengasuhan anak

serta pewarisan.

Perkawinan yakni suatu kehidupan bersama dari seorang pria dengan

seorang wanita yang memenuhi syarat-syarat serta peraturan-peraturan yang

telah ditetapkan oleh/ dalam suatu masyarakat tertentu (Tarigan, 1988:46). Di

dalam The Advanced Learner’s Dictionary of Current English disebutkan

bahwa :

Marriage [mæridʒ] n.1. [u] union of a man and woman as husband and wife; state of being married. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dan perempuan sebagai suami dan istri; bersatu dalam sebuah pernikahan.

Page 71: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

70

Masyarakat karo adalah masyarakat yang mengenal adanya sistem

perkawinan clan/ klan (marga). Perkawinan harus dilakukan diluar klan,

seseorang diharuskan menikah dengan orang lain di luar marganya (klannya).

Sistem perkawinan ini merupakan sistem perkawinan yang berbentuk exogami.

Gambar 3.1. Pengantin Karo39

Perkawinan pada masyarakat Karo tidak hanya berfungsi mengikat

seorang pria dengan seorang wanita, tapi juga mengikat hubungan keseluruhan

keluarga kedua belah pihak ( Prints 2004 : 71). Dari sinilah berkembang suatu

ikatan kekeluargaan dari keluarga inti (nuclear family) menjadi keluarga besar

(extended family). Maka dari itu perkawinan rimpal atau disebut cross-cousins

eksklusif40 (seorang laki-laki yang menikah dengan putri pamannya atau

39 Sumber : Dokumentasi penulis,29 Juni 2011) 40 Lihat Henry Guntur Tarigan dalam bukunya Percikan Budaya Karo, 1988:47

Page 72: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

71

seorang wanita yang menikah dengan putra bibinya) sangat dianjurkan dalam

masyarakat Karo. Hal ini dimaksudkan agar hubungan kekerabatan kedua

keluarga tidak terputus, dan untuk mencegah jatuhnya harta kekayaan ke

tangan orang lain yang tidak mempunyai hubungan kekeluargaan apa pun

dengan mereka.

= Laki-laki

=

Perempuan

A B

Skema 3.1.Cross-Cousins Eksklusif

Keterangan : A dapat atau dianjurkan mengawini B

Perkawinan pada masyarakat karo dapat dikatakan bersifat religius,

karena jalinan tersebut tidak hanya mengikat hubungan kedua belah pihak yang

berkawin saja, tetapi juga mengikat seluruh kerabat/keluarga dari kedua belah

pihak.

Perkawinan yang dianggap tidak wajar pada masyarakat karo yaitu

perkawinan semarga (satu klan) dan perkawinan erturang rimpal atau disebut

dengan cross-cousins inklusif41 . Sada merga dalam adat karo dianggap

bersaudara, sehingga perkawinan tidak diperbolehkan kecuali dalam klan

Sembiring.

41 Lihat Henry Guntur Tarigan dalam bukunya Percikan Budaya Karo, 1988:47

Page 73: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

72

A B

Skema 3.2. Cross-Causins Inklusif

Keterangan : A tidak dapat atau dilarang mengawini B

3.2. Jenis-Jenis Perkawinan Pada Masyarakat Karo

Menurut Darwan Prints (2008:76-82) jenis-jenis perkawinan pada

masyarakat Karo dapat dibedakan berdasarkan dua bagian besar, yaitu : (i)

jenis perkawinan berdasarkan status pihak yang berkawin dan (ii) jenis

perkawinan berdasarkan jauh dekatnya hubungan kekeluargaan/ kekerabatan

dari yang berkawin.

3.2.1. Jenis Perkawinan Berdasarkan Status Pihak Yang Berkawin

Jenis perkawinan ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu : gancih

abu, lako man (dapat dibagi menjadi beberapa bagian lagi) dan piher

tendi/erbengkila bana. Jenis-jenis perkawinan tersebut merupakan perkawinan

yang tidak umum dan tidak biasa pada masyarakat Karo, tetapi justru diizinkan

dan tidak dilarang oleh adat (Tarigan, 1988:48). Untuk lebih jelasnya, dapat

dilihat pada penjelasan di bawah ini.

3.2.1.1. Gancih Abu

Secara harafiah gancih abu berarti ”ganti abu”, dan secara luas

berarti ”perkawinan yang berlangsung antara dilaki mbalu (pria duda) dengan

adik perempuan almarhumah istrinya (Tarigan, 1988:53). Dengan kata lain

dapat dikatakan bahwa seorang adik menggantikan posisi kakaknya yang telah

Page 74: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

73

meninggal sebagai istri dari suami almarhumah kakaknya. Dengan

terlaksananya perkawinan gancih abu tersebut, maka dianggap bahwa wanita

tersebut telah menggantikan—abu jenazah—kakaknya dan menjadi istri yang

resmi.

D C A(+) B

Skema 3.3. Gancih Abu

Keterangan : Jika A meninggal, maka adat mengizinkan B menikahi C ataupun D.

Perkawinan ini biasanya terjadi untuk meneruskan hubungan

kekeluargaan, melindungi kepentingan anak yang telah dilahirkan pada

perkawinan sebelumnya dan untuk menjaga keutuhan harta dari perkawinan

pertama (Prints, 2004:76).

3.2.1.2. Lako Man

Jika diartikan kata demi kata lako man artinya ”tugas makan”, namun

secara lebih luas lako man dapat diartikan ”segala sesuatu sudah beres,

makanan/ santapan telah tersedia, sekarang tinggal makan saja” (Tarigan,

1988:48). Perkawinan lako man adalah perkawinan yang terjadi antara seorang

laki-laki dengan janda dari saudara atau pun ayahnya yang telah meninggal.

Page 75: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

74

Jadi dapat dikatakan bahwa tugas seorang pria dalam hal ini adalah sebagai

pengambil-alih ataupun pengganti dari almarhum suami janda tersebut.

Ada beberapa jenis perkawinan lako man yang dikenal pada masyarakat Karo,

yaitu :

a. Lako man tiaken

Perkawinan lako man tiaken adalah perkawinan yang terjadi antara

seorang wanita janda dengan saudara kandung mendiang suaminya atau

saudara mendiang suaminya yang berlainan ibu. Untuk lebih jelasnya marilah

kita perhatikan skema di bawah ini.

B2 A B1

C3 C2 C1 C(+) D

Skema 3.4. Lako man tiaken

Keterangan : A memiliki dua orang istri; B1 dan B2. Jika C meninggal, maka D dapat dinikahi oleh C1, C2 atau C3.

b. Lako man ngalihken senina

Perkawinan lako man ngalihken seniana merupakan perkawinan yang

berlangsung antara seorang wanita janda dengan putra saudara laki-laki dari

Page 76: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

75

ayah mendiang suaminya. Untuk lebih jelas lihat skema pada halaman

berikutnya :

E D C A(+) B

Skema 3.5. Lakoman ngalihken senina

Keterangan : Jika A meninggal dunia, maka B dapat dinikahi oleh C, D, atau E.

c. Lakoman ku nandena

Perkawinan yang terjadi antara seorang janda dengan putra saudara

laki-laki dari mendiang suaminya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada skema

dibawah ini :

A(+) B

C D E F

Page 77: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

76

Skema 3.6. Lakoman ku nandenan

Keterangan : Jika A meninggal dunia, maka B dapat menikah dengan C,D,E, atau F, yang mana keempat nya merupakan kemenakan dari B.

d. lakoman mindo cina

Lakoman mindo cina yaitu perkawinan yang berlangsung antara

seorang wanita janda dengan cucu laki-laki dari saudara laki-laki—kandung

maupun berlainan ibu—dari mendiang suaminya. Atau dengan kata lain dapat

dikatakan perkawinan yang terjadi antara seorang laki-laki dengan seorang

wanita janda yang menurut silsilah adalah neneknya. Agar lebih jelas lagi dapat

diperhatikan pada skema berikut.

A(+) B

C D E F

Skema 3.7. Lakoman mindo cina

Keterangan : Jika A meninggal dunia, maka B dapat menikah dengan C,D,E, atau F, yang mana keempat nya merupakan cucu dari B.

Page 78: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

77

3.2.1.3. Piher Tendi/ Erbengkila Bana

Piher tendi/ erbengkila bana adalah perkawinan yang berlangsung

antara seorang wanita dengan seorang laki-laki yang menurut tutur si wanita

memanggil bengkila atau paman kepada laki-laki tersebut. Perhatikan skema di

bawah ini :

B C (+)

A Skema 3.8. Piher Tendi/ Erbengkila Bana

Keterangan : Jika C meninggal dunia maka B dapat menikahi A atau A dapat di peristri oleh B 3.2.2. Jenis Perkawinan Berdasarkan Jauh Dekatnya Hubungan

Kekeluargaan Dari Yang Berkawin.

3.2.2.1. Erdemu Bayu

Erdemu bayu adalah perkawinan antara seorang laki-laki yang

mempunyai tutur impal kandung dengan seorang wanita, di mana wanita yang

dinikahinya merupakan putri dari paman kandungnya (saudara laki-laki dari

ibunya), atau jika seorang wanita menikah dengan putra bibi kandungnya

(saudara perempuan ayahnya). Jenis perkawinan erdemu bayu ini lah yang

diharapkan oleh masyarakat Karo. Karena akan semakin mempererat tali

persaudaraan dan dapat mencegah jatuhnya harta kekayaan keluarga tersebut

Page 79: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

78

ke tangan yang orang yang tidak mempunyai hubungan persaudaraan (darah)

dengan mereka.

3.2.2.2. Ngeranaken/ La Arus

Ngeranaken adalah perkawinan yang terjadi antara seorang laki-laki

dengan seorang wanita yang bukan impalnya, melainkan dengan turangnya.

Hal ini dapat dikatakan sebagai pelanggaran adat. Tidak seharusnya mereka

menikah, karena tuturnya adalah erturang (memiliki marga yang sama atau

dari klan yang sama). Misalnya, turang sipemeren artinya apabila seorang lak-

laki menikahi seorang wanita yang memiliki bere-bere (marga ibu) yang sama

dengannya. Turang rimpal yaitu merga (marga) yang dibawa oleh pihak laki-

laki sama dengan bere-bere yang dibawa si wanita. Di dalam adat pertuturen

masyarakat Karo, marga yang dibawa oleh laki-laki lebih berharga daripada

marga yang dibawa oleh perempuan. Jadi marga yang dibawa oleh laki-lakilah

yang dijadikan sebagai pedoman dalam adat pertuturen.

3.2.2.3. Petuturken

Petuturken (perkenalan) atau disebut juga emas perdemuken yaitu

apabila seorang pria atau wanita Karo menikah bukan dengan impal

kandungnya (orang yang tidak mempunyai hubungan kekerabatan dengannya).

Hubungan kekerabatan terjadi, justru karena terjadi perkawinan tersebut.

Ada dua jenis petuturken yang dikenal dalam adat perkawinan masyarakat

Karo,yaitu :

Page 80: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

79

1) Laki-laki dan perempuan yang akan menikah tersebut tidak saling

mengenal sebelumnya, karena tidak tinggal di tempat/ desa yang sama.

Setelah ertutur, maka diketahui bahwa mereka berdua adalah rimpal.

Artinya mereka berasal dari klan yang berbeda dan bisa melangsungkan

pernihakan, contoh :

Laki-laki Perempuan

Merga Tarigan Beru Sembiring

Bere-bere Sembiring Bere-bere Ginting

2) Apabila tidak ada satu marga pun yang berkaitan diantara kedua nya,

maka mereka juga bisa dikatakan rimpal, contoh :

Laki-laki Perempuan

Merga Tarigan Beru Sembiring

Bere-bere Bangun Bere-bere Ginting

Berdasarkan keterangan tersebut maka disebutlah hubungan mereka

sebagai rimpal, agar mereka dapat melangsungkan pernikahan. Oleh

karena itu , pihak laki-laki harus membayar utang kepada anak beru

dari pihak perempuan, dan utang itu disebut persadan. Karena dengan

membayar persadan tersebutlah pihak laki-laki dapat berdamai dengan

anak beru dari pihak wanita.

3.3. Jenis Pesta Perkawinan

Dalam pelaksanaan acara perkawinan ini peranan anakberu,

senina/sembuyak dan kalimbubu sangat penting. Apakah itu dalam mengatur

hidangan, mengawas acara, mengatur pelaksanaan acara. Kalau calon

Page 81: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

80

pengantin bukan orang yang mampu, pihak anakberu, akan memilih jenis pesta

yang akan dibuat. Pesta perkawinan pada masyarakat Karo dapat dibagi

menjadi tiga jenis, yaitu kerja sintua (pesta besar), kerja sintengah (pesta

menengah), dan kerja singuda (pesta kecil). Berikut ini dapat dilihat penjelasan

lengkapnya.

3.3.1. Kerja Sintua (Pesta Besar)

Pesta besar dalam hal ini ialah dengan mengundang semua kerabat,

teman-teman sekerja dan teman-teman akrab lainnya. Pesta diadakan di gedung

pertemuan umum yang mampu menampung banyak undangan, dan diadakan

gendang (musik). Sedangkan untuk konsumsinya (lauk pauk), harus memotong

sapi besar berukuran 130-150 kg atau 7-8 ayan (kaleng) daging sapi. Dan

berdasarkan aturan adat pembagian tulang sapi harus diberikan kepada orang

yang berhak menerimanya, seperti kelompok kalimbubu yang berhak

menerima tulan putur (tulang kaki depan), kelompok anak beru yang berhak

menerima tulan ikur (tulang bagian buntut), dan kelompok penggual (penabuh

gendang) berhak menerima tulan tagan (tulang pinggul).

3.3.2. Kerja Sintengah (Pesta Menengah)

Pesta menengah ini ialah dengan mengundang semua kerabat, teman-

teman sekerja dan teman-teman akrab lainnya melalui surat undangan. Pesta

diadakan di gedung pertemuan umum atau los/ jambur (balai desa) yang

mampu menampung banyak undangan, tetapi tidak diadakan gendang (musik).

3.3.3. Kerja Singuda (Pesta Kecil)

Page 82: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

81

Pesta kecil dalam hal ini tidak dengan mengundang semua kerabat,

teman-teman sekerja dan teman-teman akrab lainnya. Yang diundang hanyalah

kerabat penting terdekat saja dari kedua belah pihak, dan hanya diundang

secara lisan saja (tanpa surat undangan). Pesta diadakan di rumah penganten

wanita, dan tidak diadakan gendang (musik).

3.4. Adat Perkawinan Pada Masyarakat Karo

3.4.1. Nungkuni Kata

Nungkuni kata merupakan tahap paling awal dalam proses perkawinan

pada masyarakat Karo. Pada tahap ini akan diadakan runggu (pembicaraan)

mengenai maksud hati daripada kalimbubu (pihak pemberi istri) dan

menentukan waktu yang tepat untuk mengadakan acara ngembah belo

selambar (acara pinangan). Disini anak beru si ersura-sura (anak beru dari

pihak pria/ anak beru yang mempunyai niatan) akan mengutarakan maksud

kedatangan mereka kepada kalimbubu dari pihak wanita serta menanyakan

kesediaan si gadis untuk di pinang. Apabila sigadis menyatakan belum ada niat

untuk erjabu (menikah) maka pihak anak beru si ersura-sura akan undur diri

dan menyatakan akan datang kembali pada lain waktu. Jika kalimbubu dari

pihak wanita setuju untuk mengadakan proses selanjutnya, maka pihak anak

beru si ersura-sura bermohon agar waktu dan tempat pelaksanaan ngembah

belo selambar segera ditetapkan. Adapun orang-orang yang terlibat dalam

nungkuni kata ini adalah si mupus (kedua orang tua dari kedua belah pihak

yang berkahwin) dan beberapa orang dari sukut, senina ku ranan, dan anak

beru tua dan beberapa saudaranya.

Page 83: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

82

3.4.2. Ngembah Belo Selambar

Ngembah belo selambar (ngembah = membawa, belo = sirih, selambar

= selembar atau satu lembar) merupakan upacara meminang gadis pada adat

perkawinan masyarakat Karo. Acara peminangan ini dilakukan oleh keluarga si

laki-laki beserta pihak anak beru, senina, dan kalimbubunya dengan datang dan

mengunjungi rumah si gadis. Terjadinya ngembah belo selambar ini apabila

sebelumnya telah dilaksanakan musyawarah nungkuni kata dan telah

menetapkan tanggal maupun hari dan tempat untuk rencana berikutnya kepada

masing-masing keluarga.

Acara ngembah belo selambar ini biasanya dilakukan pada malam atau

pun sore hari. Jika acara ini dilakukan pada sore hari maka akan diakhiri

dengan makan malam bersama, dan jika dilakukan pada malam hari maka

acara makan bersama dilakukan sebelum melaksanakan acara tersebut. Sudah

menjadi kebiasaan bahwa seluruh biaya yang dibutuhkan untuk acara makan

bersama ini di tanggung oleh pihak pengantin pria. Sedangkan tempat untuk

melaksanakan ngembah belo selambar ini diadakan di rumah kalimbubu (pihak

wanita). Acara ngembah belo selambar ini dihadiri oleh keluarga kedua belah

pihak yang berkawin. Adapun orang-orang yang hadir dalam acara ini adalah :

1. Dari pihak perempuan

a. gadis yang dilamar e. kalimbubu si ngalo beré-beré

b. orang tua (sukut) f. si ngalo perbibin

c. sembuyak g. anak beru

d. senina sikaku ranan

Page 84: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

83

2. Dari pihak laki-laki

a. pemuda yang melamar d. senina sikaku ranan

b. orang tua e. kalimbubu si ngalo ulu emas

c. sembuyak f. anak beru

Sebelum acara ngembah belo selambar dimulai, anak beru dari pihak

keluarga calon pengantin pria akan lebih dulu menyerahkan kampil persentabin

kepada keluarga calon pengantin wanita melalui anak beru keluarga calon

pengantin wanita. Pihak pelamar harus mempersiapkan enam buah kampil

yang berisi rokok, korek api, daun sirih, gambir, kapur, pinang, dan tembakau.

Lima buah kampil akan diserahkan kepada pihak perempuan yang masing-

masing kepada sukut, anak beru, kalimbubu singalo bere-bere, kalimbubu

singalo perkempun, dan kalimbubu singalo perbibin. Sedangkan satu buah

kampil yang tersisa akan diserahkan kepada pihak laki-laki dan diserahkan

kepada kalimbubu singalo ulu emas. Setelah acara penyerahan kampil

persentabin ini selesai, barulah acara maba belo selambar dimulai.

Pembicaraan yang utama dalam acara maba belo selambar ini adalah

menanyakan kesediaan si gadis, orang tua (sembuyak,senina), anak beru, dan

kalimbubu (singalo bere-bere, singalo perkempun) dan singalo perbibin atas

lamaran tersebut. Apabila jawaban atau kesediaannya sudah diperoleh maka

selesailah acara maba belo selambar tersebut.

3.4.3. Nganting Manuk

Page 85: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

84

Acara nganting manuk merupakan suatu acara yang diadakan sebagai

lanjutan dari maba belo selambar. Dalam acara nganting manuk ini akan

diadakan runggu (musyawarah) tentang besarnya jumlah gantang tumba/

unjuken (mas kawin) yang harus diterima oleh pihak perempuan. Untuk itu

dalam acara ini harus hadir sangkep nggeluh dari kedua belah pihak, yaitu :

1. Dari pihak perempuan

a. Gadis yang akan kawin f. Kalimbubu singalo bere-bere

b. Sukut (orang tua) g. Kalimbubu singalo perkempun

c. Sembuyak h. Singalo Perbibin

d. Senina i. Anak beru

e. Sepemeren/ separibanen

2. Dari pihak laki-laki

a. Pemuda yang akan kawin e. Sepemeren/ separibanen

b. Sukut (orang tua) f. Kalimbubu singalo ulu emas

c. Sembuyak g. Puang kalimbubu

d. Senina i. Anak beru

Acara nganting manuk diadakan pada malam hari, diawali dengan

makan bersama yang lauk utamanya adalah ayam (manuk) yang dimasak

dengan jagung tua tumbuk (cipera). Sebelum makan, pihak pria terlebih dahulu

menyerahkan luah (oleh-oleh) berupa gulame (dodol) atau rires (lemang), dan

nakan baluten kepada pihak perempuan.42 Pada acara makan nakan baluten

42 Di Karo Langkat kebiasaan ini disebut pinggan lanami dan berjumlah sebanyak 12 buah, masing-masing diserahkan kepada singalo perkempun, singalo perninin, singalo bere-bere, sukut (senina, separibanen, sepemeren, sepengalon), anak beru tua, anak beru menteri,

Page 86: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

85

yang berjumlah lima buah akan diserahkan masing-masing kepada sukut

sinereh, sembuyak/ senina kuranan, singalo bere-bere, singalo perkempun, dan

singalo perbibin. Sebelum acara runggu dimulai—sama halnya dengan acara

pada maba belo selambar—kampil persentabin (sebanyak 5 buah) yang berisi

peralatan untuk merokok dan peralatan makan sirih, akan diserahkan kepada

pihak perempuan, dan satu buah kampil lainnya akan diserahkan kepada pihak

laki-laki.

Setelah acara merokok dan makan sirih selesai, runggu pun dimulai.

Dalam hal ini ada kalanya proses nungkuni diulangi, karena ketika acara maba

belo selambar mungkin saja keluarga maupun kerabat belum terlalu banyak

yang hadir. Namun hal ini tetap tergantung kepada pihak perempuan. Jika

proses nungkuni tidak dilaksanakan lagi maka akan langsung dibicarakan

tentang gantang tumba/ unjuken. Setelah pembicaraan mengenai mas kawin

(gantang tumba) selesai, maka dilanjutkan dengan membicarakan hal-hal

berikut ini :

- Waktu dan tempat pelaksanaan kerja adat (pesta adat)

Disini penting dibicarakan waktu dan tempat pelaksanaan kerja,

khususnya di daerah perantauan, sebab tempat kerja pada umumnya di

gedung-gedung komersial sehingga waktunya sangat tergantung pada

tersedianya gedung tersebut. Tempat pelaksanaan kerja biasanya

dilaksanakan i kuta si diberu (kampung pihak perempuan)

kalimbubu kuta, guru kuta, penggual, pande namura, pengulu lesung, dan anak kuta. ( Adat Enggeloh Karo Langkat 1995:5 dalam Darwan Prints 2008:94)

Page 87: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

86

- Luah kalimbubu (barang bawaan kalimbubu)

Menyiapkan luah kalimbubu bukanlah kewajiban pihak laki-laki, tetapi

atas permintaan pihak laki-laki bahwa merekalah yang menyiapkan

luah

kalimbubu. Ini dilakukan pihak laki-laki sebagai pernyataan hormat dan

terimakasih atas kerelaan kalimbubu (pihak perempuan) telah

merelakan

dan mengizikan anak gadis mereka untuk erjabu (menikah).

- Gulen Kerja (Konsumsi untuk pesta)

Disini dibicarakan jenis dan banyaknya gulen kerja dan pengadaan

daging

untuk gulen (sayur) motong atau erbante. Motong berarti sapi atau

kerbau

yang disembelih, erbante artinya daging yang dibeli ditempat penjualan

daging.

Setelah hal-hal diatas selesai dibicarakan, maka selanjutnya acara

sijalapen pun dimulai (masing-masing menanyakan sangkep nggeluh). Disini

terjadi proses perkenalan yang lebih mendalam diantara kedua belah pihak

yang dilakukan oleh anak beru dari masing-masing pihak. Seperti menanyakan

nama yang menikah beserta marga atau beru yang dibawanya, nama kedua

orang tua yang menikah (baik dari pihak laki-laki maupun dari pihak

perempuan), dan saling memperkenalkan sembuyak/ senina dan anak beru

masing-masing. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.

Page 88: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

87

Mula-mula pihak sinereh (pihak perempuan) njalapi (menanyai) pihak siempo

(pihak laki-laki), yaitu : ise siempo (siapa yang kawin), ise si mupus (siapa

ayah kandungnya), ise si peempokenca (siapa yang mengawinkannya), ise

senina ku ranan (siapa saudara semarganya), ise anak beru cekoh baka tutup,

ise anak beru menteri. Selanjutnya pihak siempo (pihak laki-laki) njalapi

sinereh, yaitu : ise sisereh (siapa yang kawin), ise si mupus (siapa ayah

kandungnya), ise senina sinerehkenca (siapa saudara yang mengawinkannya),

ise senina ku ranan, ise anak beru tua, ise anak beru cekoh baka tutup.

3.4.4. Kerja Adat

Kerja adat atau disebut juga dengan pesta adat merupakan rangkaian

inti dari adat perkawinan masyarakat Karo. Pada kerja adat ini juga terdapat

beberapa langkah yang harus ditempuh lagi. Mengenai langkah-langkah

tersebut akan dijelaskan pada halaman berikutnya.

Kerja adat biasanya dilaksanakan di sebuah balai desa, yang dikenal

dengan sebutan jambur oleh masyarakat Karo. Disinilah kemudian terjadi

berbagai kegiatan yang berhubungan dengan beberapa langkah adat

perkawinan tersebut.

Page 89: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

88

Gambar 3.2. Jambur Ta Ras Berastagi43

3.4.4.1. Ngukati

Sebelum rangkaian adat perkawinan dimulai, sekitar pukul 8 pagi

diadakanlah acara sarapan bersama-sama (ngukati). Seluruh tamu yang sudah

datang dan keluarga dari kedua belah pihak, hadir dan duduk bersama di

jambur atau ditempat yang sudah ditentukan menjadi lokasi pesta. Ngukati ini

sangat penting diadakan, karena ini merupakan sebuah simbol dalam

memberikan penghargaan paling tinggi kepada para tamu yang sudah hadir.

3.4.4.2. Nangketken Ose

Nangketken ose merupakan rangkaian pertama dari adat upacara

perkawinan Karo. nangketken ose (rose) adalah merupakan acara memberikan

pakaian adat lengkap kepada kedua pengantin maupun sukut . Apabila pesta itu

adalah kerja sintua dan kalimbubu membawa ose (seperangkat pakaian adat)

anak berunya, maka kalimbubu si ngalo ulu emas dari pihak laki-laki akan

memasangkan ose pengantin laki-laki, begitu juga dengan kalimbubu si ngalo

ulu emas dari pihak perempuan akan memasangkan ose pengantin perempuan.

Selanjutnya semua sukut iosei (diberi pakaian adat) oleh kalimbubu si ngalo

ulu emasnya masing-masing. Setelah rose selesai maka acara akan dilanjutkan

pada langkah selanjutnya, yaitu runggu (akan dijelaskan selajutnya)

43 Sumber : metamorfosasinabung.blogspot.com

Page 90: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

89

Gambar 3.3.

Pakaian Adat Karo ; Ose Lengkap la eremas-emas44

Acara rose pada pesta perkawinan masyarakat Karo dapat dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu :

1. Ose lengkap la eremas-emas, merupakan seperangkat pakaian adat yang

tidak dilengkapi dengan emas-emas (seperangkat perhiasan emas).45

Ose (pakaian) lengkap untuk laki-laki terdiri dari : (a) Bulang-bulang: uis

nipes; beka buloh (kain yang dipakai sebagai penutup kepala), (b) Gonje:

jongkit/ uis ariteneng/ uis julu (kain yang dipakai sebagai sarung), (c)

44 Sumber : Dize Photo Studio Berastagi (7 Juli 2011) 45 Ir. Terang Malem Milala, 2008.

Bulang-bulang

kadangenna

Selempang

Gonje

Tudung

Langge-langge

Abit

Page 91: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

90

Selempang: kampoh eremas-emas (sarung yang berhiaskan benang berwarna

emas yang dipakai sebagai selempang), (d) Kadangennna: uis nipes/ uis

eremas-emas (kain yang dipakai dibahu). Ose lengkap untuk perempuan terdiri

dari : (a) Tudung: kelam-kelam/ uis gara (kain yang dipakai sebagai penutup

kepala), (b) Abit: uis ariteneng/ uis julu (kain yang dipakai sebagai sarung),

(c) Langge-langge: uis nipes (kain yang dipakai di pinggang)

2.Ose lengkap eremas-emas, merupakan seperangkat pakaian adat yang

dilengkapi dengan seperangkat perhiasan emas (perhiasan emas tiruan).46 Pada

dasarnya ose (pakaian) yang di gunakan adalah sama dengan ose lengkap la

ermas-emas. Maka dari itu disini penulis hanya menambahkan seperangkat

perhiasannya saja, karena kelengkapan mengenai pakaian telah dijelaskan

sebelumnya. Ose lengkap untuk laki-laki terdiri dari : (a) Bulangna (kain

penutup kepala) dililit dengan sertali (semacam ikat kepala), (b) Memakai

kalung yang juga disebut dengan sertali, (c) Memakai gelang yang disebut

gelang sarong, (d) Memakai rudang-rudang yang dipakai sebagai penghias

bulang-bulang. Ose lengkap untuk perempuan terdiri dari : (a) Junjungenna

(kain pelapis tudung) kain rambu emas, dan disekeliling tudung dililitkan

dengan sertali, (b) Memakai anting-anting yang disebut dengan kodong-

kodong, (c) Memakai kalung yang disebut dengan sertali.

46 Ir. Terang Malem Milala, 2008.

Page 92: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

91

Gambar 3.4. Pakaian Adat Karo ; Ose Lengkap Eremas-emas47

3.4.4.3. Runggu

Dalam acara runggu ini akan dibicarakan masalah-masalah yang masih

menyangkut dengan perkawinan tersebut. Adapun masalah-masalah yang

dimusyawarahkan atau dibicarakan disini adalah masih menyangkut pada hal-

hal yang dibicarakan pada saat acara nganting manuk. Hal ini dilakukan karena

keluarga dan kerabat yang hadir pada saat nganting manuk masih terbatas. Dan

disinilah hal-hal yang muncul pada acara nganting manuk akan didiskusikan

kembali di depan para undangan. Hal ini dilakukan mengingat jika ada terjadi

suatu perubahan. Pada musyawarah tersebut, masalah yang berkaitan dengan

kesiapan mental dan spiritual pengantin juga akan dibicarakan (Siahaan,

1991:44).

47 Sumber : Pancasona Shooting Video

Sertali

Kodong-kodong

Burana Sertali

Sertali

Burana Sertali

Gelang Sarong

Rudang-ridang

Page 93: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

92

Setelah pembicaran mengenai hal tersebut diatas selesai, maka akan

dilanjutkan pada acara ersukat emas/pedalan emas. Pertama-tama anak beru

dari pihak laki-laki akan menanyakan kepada pihak perempuan, apakah acara

ersukat emas/pedalan emas ini sudah bisa dilaksanakan atau belum. Jika pihak

perempuan menyatakan sudah bisa, maka pihak laki-laki akan menyerahkan

enam buah kampil persentabin (ndudurken kampil) yang berisi perlengkapan

merokok dan makan sirih, lima buah untuk pihak perempuan dan satu buah

untuk pihak laki-laki. Sesudah itu masing-masing anak beru dari kedua belah

pihak menyatakan bahwa acara tersebut sudah bisa dimulai. Ndudurken kampil

(menyerahkan kampil) disini berfungsi sebagai pertanda bahwa acara sudah

dapat dimulai.

Gambar 3.5. Acara Ndudurken Kampil48

Disini anak beru lah (baik dari pihak perempuan maupun laki-laki)

yang bertugas untuk melakukan musyawarah dan duduk mengambil posisi di

tengah-tengah para undangan kedua belah pihak (duduk berbentuk 48 Sumber : http://mannaismayaadventure.wordpress.com

Page 94: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

93

lingkaran).49 Masing-masing kelompok anak beru dari kedua belah pihak

biasanya terdiri dari 5 atau 6 orang, salah seorang akan menjadi juru bicara dan

yang lainnya adalah pendamping (membantu). Anak beru kelompok sinereh

terdiri dari : sembuyak ( saudara semarga ayah kandugnya), sinerehken (yang

mengawinkan/ saudara ayah kandung), senina ku ranan, anak beru tua/

singerana, anak beru cekoh baka, dan anak beru menteri. Sedangkan anak

beru kelompok siempo terdiri dari : sembuyak, si peempoken (yang

mengawinkan), senina ku ranan, anak beru tua/ singerana, anak beru cekoh

baka, dan anak beru menteri (anak beru sindungi dahin).

Gambar 3.6. Anak beru dari kedua belah pihak50

Hal-hal yang akan dilakukan pada tahap ini (ersukat emas/pedalan

emas) adalah penghitungan pembayaran utang adat (uang dalam bentuk tunai)

yang disebut batang unjuken. Penghitungan jumlah batang unjuken ini disebut

49 Pesta perkawinan pada masyarakat Karo umumnya diadakan disebuah balai desa yang disebut los atau kesain. Seluruh keluarga, kerabat dan para tamu undangan duduk bersama-sama diatas tikar yang sudah disediakan menurut tegunnya (tempat yang sudah ditentukan berdasarkan kekerabatannya) masing-masing. 50 Sumber : Pancasona Shooting Video

Page 95: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

94

dengan istilah ersukat emas. Uang unjuken yang telah selesai dihitung tersebut

diletakkan di dalam pinggan pasu (piring khas Karo) berwarna putih yang

berisi beras, belo cawir (sirih yang paling bagus), uang dirham, dan kuning

gersing (kunyit). Pinggan pasu yang sudah diisi tersebut di alasi dengan uis

kapal (kain adat yang tebal) berwarna hitam yang disebut uis ariteneng, uis ini

berfungsi sebagai lanam (alas) pinggan pasu. Dalam hal ini juga dibutuhkan

amak cur (tikar kecil berwarna putih yang dianyam), tikar ini berfungsi sebagai

tempat pinggan pasu beserta lanamnya (alasnya).

Selanjutnya anak beru dari pihak siempo menyerahkan batang

unjuken51 tersebut kepada anak beru pihak sisereh. Penyerahan/ pemberian

batang unjuken ini disebut dengan istilah pedalan emas. Adapun batang

unjuken yang diserahkan tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1. Batang Unjuken52

No

Kelompok Penerima

Jumlah yang diterima

1. Singalo bere-bere Rp. 286.000

2. Singalo perkempun Rp. 196.000

3. Singalo perbibin Rp. 196.000

4. Singalo perkembaren/ perseninan Rp. 96.000

5. Singalo ulu emas Rp. 386.000

51 Sejumlah uang sebagai pokok dari mas kawin. 52 Data diperoleh di daerah penulis melakukan penelitian; Berastagi.

Page 96: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

95

Kelima kelompok penerima tersebut merupakan kelompok yang

termasuk kedalam kalimbubu. Selanjutnya masing uang unjuken akan dibagi

rata kepada setiap orang yang ada dalam kelompok tersebut. Besar atau

kecilnya hasil bagi rata tidak menjadi masalah, karena yang terpenting adalah

uang unjuken tersebut telah sampai kepada individu yang berhak

menerimanya. Hal ini menandakan bahwa individu tersebut dihargai haknya

sebagai kalimbubu.53

Setelah pihak keluarga laki-laki menyerahkan uang unjuken kepada

pihak pengantin perempuan, maka kelompok pengantin laki-laki sudah berhak

menjemput pengantin perempuan untuk duduk di kelompok pengantin laki-laki

(disandingkan dikursi yang sudah disediakan). Jadi sebelum semua transaksi

uang mahar dan lainnya selesai, kedua pengantin masih duduk di kelompoknya

masing-masing dan belum dibolehkan untuk duduk berdampingan. Namun

pada kenyataannya seiring perkembangan jaman, keadaan/ peraturan seperti ini

sudah banyak dilanggar, terutama dapat kita lihat di daerah perkotaan. Setelah

acara penyerahan uang unjuken ini selesai, maka dilanjutkan lah dengan acara

makan siang bersama.

3.4.4.4. Ngerana

Ngerana merupakan rangkaian terakhir dari adat upacara perkawinan

masyarakat Karo. Acara ngerana ini selalu diselingi dengan kegiatan menari

bersama (landek). Setiap kelompok yang mendapat giliran ngerana akan 53 Wawancara dengan Katalemuk br Sukatendel, 23 Maret 2011.

Page 97: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

96

diberikan kesempatan untuk menari. Dalam acara ini setiap unsur dari daliken

sitelu (kalimbubu, senina/sembuyak, anak beru) diberikan kesempatan ngerana

(berbicara) untuk menyampaikan pedah-pedah (berbagai nasehat), ajar

(petuah), dan toto (doa dan harapan). Ketiga unsur daliken sitelu mempunyai

gilirannya masing-masing untuk ngerana dan setiap kelompok mempunyai

beberapa orang perwakilannya untuk ngerana. Namun sebelum ketiga unsur

daliken sitelu tersebut dipersilahkan untuk ngerana, terlebih dahulu keluarga-

keluarga terdekat dari kedua mempelai yang dipersilahkan untuk menari

(landek). Adapun kelompok-kelompok tersebut adalah sukut (orang tua dari

kedua belah pihak), sembuyak (dari kedua belah pihak), senina; sepemeren,

separibanen, sepengalon, dan sedalanen (dari kedua belah pihak).

Setelah seluruh keluarga dari kedua belah pihak selesai menari, maka

acara ngerana pun sudah dapat dimulai. Kesempatan pertama untuk ngerana

akan diberikan kepada kalimbubu dari pihak siempo. Setelah pihak tersebut

selesai ngerana dan landek, maka kesempatan kedua diberikan kepada

kalimbubu dari pihak sisereh. Kelompok kalimbubu dari pihak sisereh ini juga

disebut dengan istilah kalimbubu si telu sada dalanen, karena kelompok ini

terdiri dari tiga subkelompok lagi, yang selalu sejalan/bersama-sama hadir

ketika mendapat giliran ngerana dalam acara pesta perkawinan. Adapun ketiga

subkelompok tersebut adalah kalimbubu singalo bere-bere, kalimbubu singalo

perkempun, dan kalimbubu singalo perbibin. Setelah selesai ngerana dan

menari bersama, selanjutnya pihak kalimbubu si telu sada dalanen akan

menyerahkan luah (kado) kepada kedua mempelai berupa:

Page 98: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

97

Tendang (lampu teplok yang menyala), memiliki makna agar rumah

tangga yang baru dibangun menjadi terang kepada semua keluarga dan

kepada semua orang.

Amak tayangen (tikar, tilam dan bantal), maknanya agar keluarga baru

tersebut dapat menikmati kebahagiaan.

Kudin perdakan (periuk nasi), maknanya adalah sebagai modal dasar

dalam membangun rumah tangga baru, diharapkan agar kedua

mempelai rajin bekerja mencari makan.

Pinggan perpanganen (piring nasi), maknanya adalah agar kedua

mempelai dapat menerima berkat dari Tuhan.

Beras meciho ras naruh manuk (beras putih/suci dan telur ayam),

maknanya adalah agar keluarga yang beru tersebut selalu serasi dan

mendapat kemuliaan. Biasanya kedua komponen tersebut akan

dimasukkan kedalam sebuah wadah yang disebut sumpit.

Manuk asuhen (ayam peliharaan), maknanya agar keluarga baru itu

mendapat rejeki yang baik, serta tercapai apa yang dicita-citakan.

Page 99: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

98

Gambar 3.7. Luah dari Kalimbubu54

Setelah pihak kalimbubu si telu sada dalanen selesai menari dan

menyerahkan luahnya, anak beru dari pihak siempo pun mendapat giliran

selanjutnya untuk ngerana. Begitu kelompok ini selesai ngerana, anak beru

dari pihak sisereh pun dipersilahkan untuk ngerana. Anak beru sisereh

merupakan kelompok terakhir yang diberikan kesempatan ngerana pada acara

ini. Pada saat anak beru dari pihak sisereh ngerana (memberikan nasehat),

disinilah diberikan kesempatan kepada bibi si rembah ku lau untuk

memberikan nyanyian didong doah terhadap pengantin perempuan, Karena

bibi si rembah ku lau termasuk kedalam kelompok anak beru dari pihak

sisereh. Biasanya ketika erdidong (menyanyi) si bibi akan menangis tersedu-

sedu sambil menyampaikan semua keluh kesahnya.

54 Sumber : Pancasona shooting video

Kudin perdakan

Pinggan perpanganen

Tendang

Manuk asuhen Beras Meciho ras naruh manuk

Amak tayangen

Page 100: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

99

Gambar 3.8. Bibi Si rembah Ku Lau55

Setelah bibi si rembah ku lau selesai erdidong, maka dilanjutkan pada

giliran anak beru menteri, yang merupakan kelompok terakhir yang ngerana.

Setelah kelompok anak beru ini selesai ngerana, maka selesai pula lah acara

kerja adat/ pesta perkawinan tersebut. Penutupan kerja adat ini akan diakhiri

dengan menari bersama. Kerja adat biasanya dimulai pada pukul 09.00 WIB

dan berakhir pukul 17.00 WIB.

55 Sumber : Dokumentasi penulis, 2 Maret 2011

Page 101: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

100

BAB IV

ANALISIS FUNGSI SOSIAL BUDAYA

DIDONG DOAH BIBI SI REMBAH KU LAU

Dalam bab ini akan dibahas mengenai fungsi sosial budaya dari didong

doah bibi si rembah ku lau. Penulis disini akan mendeskripsikan teks dari

didong doah bibi si rembah ku lau dengan menterjemahkannya dan melihat

apa-apa saja makna teks tersebut. Penulis juga akan melihat bagaimana

pengaruh didong doah bibi si rembah ku lau itu sendiri terhadap kehidupan

sosial dan budaya masyarakat Karo. Dengan begitu, maka akan dapat diketahui

fungsi sosial dan budaya dari didong doah bibi si rembah ku lau tersebut.

4.1. Deskripsi Didong Doah Bibi Si Rembah Ku Lau

Didong doah bibi si rembah ku lau adalah sebuah nyanyian tradisional

Karo yang terdapat/ dinyanyikan pada saat pesta perkawinan. Nyanyian ini

dinyanyikan oleh bibi si rembah ku lau (kelompok anak beru) secara individu

atau solo dan biasanya diiringi dengan gendang simalungun rayat (musik

tradisional Karo). Nyanyian ini biasanya dinyanyikan oleh bibi sisereh

(saudara perempuan dari ayah mempelai wanita) dan ditujukan pada sisereh,

yang dalam hal ini merupakan permen daripada bibi tersebut.

Teks yang dinyanyikan selalu muncul secara spontan berdasarkan

konteks penyajiannya (konteks perkawinan). Artinya teks yang muncul tidak

bersifat baku dan muncul berdasarkan suasana hati si penyaji. Si penyaji selalu

merasa bebas untuk memulai atau menggarap teksnya.

Page 102: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

101

Hal yang sama juga terjadi dalam penggarapan melodi dan ritem didong

doah bibi si rembah ku lau. Hal ini terjadi karena secara struktural, melodi dan

ritem didong doah ini memang tidak memiliki bentuk yang baku. Hal ini pula

yang menyebabkan bahwa penyajian didong doah selalu bervariasi, karena

setiap penyaji akan menyajikannya dengan gaya dan teknik yang berbeda-beda.

4.2. Penggunaan dan Fungsi Didong Doah Bibi Si Rembah Ku Lau

Penggunaan dan fungsi sebuah musik dalam kebudayaan suatu

masyarakat penting untuk dibahas, karena hal ini berhubungan dengan makna

musik tersebut terhadap masyarakat pemiliknya, dengan melihat sikap dan cara

bersosialisasi mereka dalam kehidupan bermasyarakat.

Merriam mengatakan bahwa penggunaan musik menekankan terhadap

situasi yang bagaimana di dalam pelaksanaannya pada aktifitas masyarakatnya.

Sedangkan fungsi musik meliputi alasan-alasan mengapa musik diadakan

secara khusus dan apa saja yang dapat dilakukan musik tersebut terhadap

pemakainya (1964:210).

Adapun penggunaan didong bibi si rembah ku lau adalah untuk

menyelesaikan tuntutan adat dan untuk kepentingan pesta perkawinan pada

kebudayaan masyarakat Karo. Sedangkan fungsi didong doah itu sendiri lebih

cenderung sebagai alat komunikasi antara bibi si rembah ku lau baik dengan

kedua pengantin maupun kepada orang-orang yang hadir atau ikut terlibat

dalam pelaksanaan upacara tersebut. Karena dengan menyanyikan didong doah

bibi si rembah ku lau tersebut, si bibi—orang yang bersangkutan—telah dapat

mengungkapkan perasaan yang ada didalam hatinya.

Page 103: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

102

4.3. Penyajian Didong Doah Bibi Si Rembah Ku Lau

Seperti yang telah diungkapkan diatas bahwa didong doah bibi si

rembah ku lau selalu disajikan dalam pesta perkawinan pada masyarakat Karo.

Penyaji didong doah bibi si rembah ku lau adalah saudara perempuan dari ayah

sisereh, yang disebut dengan bibi si rembah ku lau. Untuk menjadi seorang

bibi si rembah ku lau seorang wanita harus mempunyai permen perempuan.

Namun ada kalanya seorang wanita tidak mempunyai permen kandung. Hal ini

terjadi karena dia tidak memiliki saudara laki-laki atau jika ia memiliki saudara

laki-laki tapi saudaranya tersebut tidak memiliki anak perempuan. Walau

demikian berdasarkan sistem kekerabatan (melalui tutur) masyarakat Karo,

ditemukanlah bahwa dia juga mempunyai permen, sehingga dia juga dapat

dianggap sebagai bibi si rembah ku lau.

Biasanya didong doah bibi si rembah ku lau disajikan pada saat giliran

anak beru untuk ngerana. Disinilah kesempatan bagi bibi si rembah ku lau

untuk erdidong, karena bibi si rembah ku lau termasuk kedalam kelompok

anak beru. Namun demikian sebagian orang menganggap bahwa didong doah

bibi si rembah ku lau bukan lah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan

dalam sebuah upacara perkawinan masyarakat Karo. Karena didong doah bibi

si rembah ku lau tidak mempengaruhi sah atau tidaknya sebuah perkawinan.

Tapi dianggap penting untuk melengkapi keharusan melaksanakan adat.56

Menurut konsep bibi si rembah ku lau jika didong doah tersebut tidak

dilaksanakan maka sebuah upacara perkawinan dapat dikatakan kurang 56 Dalam konsep masyarakat karo adat merupakan suatu kebiasaan-kebiasaan yang selalu dilaksanakan dan dipatuhi, yang apabila tidak dilaksanakan akan mempunyai akibat-akibat, tetapi tidak dimuat atau tidak tertulis dalam sebuah kitab undang-undang.

Page 104: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

103

lengkap secara adat. Karena selain sebagai bagian daripada rangkaian adat

istiadat Karo, penyajian didong doah bibi si rembah ku lau tersebut juga

menyangkut tanggung jawab dan eksistensi atau keberadaan mereka sebagai

bibi si rembah ku lau. Dengan melaksanakan didong doah maka selesailah

tugas dan tanggung jawab mereka sebagai bibi si rembah ku lau dalam

pelaksanaan upacara perkawinan tersebut. Lebih jauh lagi jika sebuah upacara

perkawinan dilaksanakan tanpa mengikutsertakan didong doah, maka keluarga

yang melaksanakannya itu dikatakan orang yang tidak beradat.57 Dari

keterangan-keterangan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa didong doah

merupakan hal yang penting dilaksanakan dalam sebuah upacara perkawinan

dalam memenuhi kelengkapan sebuah adat. Oleh karena itu selain berfungsi

sebagai alat untuk berkomunikasi, didong doah berperan penting untuk

melengkapi adat upacara perkawinan pada masyarakat karo.

4.4. Deskripsi Teks Didong Doah Bibi Si Rembah Ku Lau

4.4.1. Teks Didong Doah Bibi Si Rembah Ku Lau

Dalam menuliskan teks dari didong doah bibi si rembah ku lau ini,

penulis akan menampilkan ketiga nyanyian yang disajikan oleh tiga orang yang

berbeda, yaitu Nande Paksa Br Sembiring (76 tahun), Nande Roni Br

Sembiring (70 tahun) dan Nande Sabar Br Tarigan (69 tahun). Disini penulis

juga akan menuliskan terjemahan dari teks tersebut, yang mana langsung

diterjemahkan oleh penulis sendiri. Agar memudahkan pembaca dalam

57 Wawancara dengan Nande Rony, Berastagi 27 Februari 2011

Page 105: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

104

membaca teknya, penulis langsung membubuhkan terjemahannya di sebelah

kanan teks tersebut.

1. Sampel A, Didong doah bibi si rembah ku lau oleh Nande Paksa Br

Sembiring

Nyanyian ini penulis peroleh melalui rekonstruksi kembali yang

dilakukan oleh Nande Paksa Br Sembiring (25 Februari 2011), karena pada

saat itu tidak ada pesta perkawinan yang akan diamati. Menurut penulis hasil

rekaman ini layak untuk dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini karena

Nande Paksa Br Sembiring merupakan penyaji yang sudah biasa melakukan

didong doah bibi si rembah ku lau pada acara-acara perkawinan masyarakat

Karo.

Menurut Nande Paksa Br Sembiring Sebelum bibi si rembah kulau

menyajikan didong doah, dia akan menyampaikan beberapa kata-kata pembuka

terlebih dahulu. Adapun kata-kata tersebut adalah :

ngerana aku bibindu saya bibindu berbicara nakku beru ginting anakku beru ginting58 emaka wari sekali enda maka hari ini adalah wari salang sai hari yang cerah /berbahagia kudoahken me kam sekalenda ku doahken kamu hari ini ras sembiring mergana dengan sembiring mergana59 emaka nakku jadi anakku enggo gia kam erjabu meskipun kamu sudah menikah ula rubat-rubat Jangan bertengkar gelah malem ate kami agar kami merasa lega ras nande ndu ras bapandu Begitu juga dengan ayah dan ibu mu e man buaten kami itu lah yang kami harapkan ma enggo nakku beru ginting kan sudah anakku beru ginting

58 Marga atau klan yang dibawa perempuan 59 Marga atau klan yang dibawa laki-laki

Page 106: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

105

Setelah menyampaikan kata-kata pembuka tersebut, si bibi pun

langsung bernyanyi dan mengungkapkan isi hatinya terhadap sisereh. Teks

nyanyian sampel A dapat dilihat pada lampiran I.

2. Sampel B, Didong doah bibi si rembah ku lau oleh Nande Roni Br

Sembiring.

Sama halnya dengan didong doah diatas, nyanyian ini juga penulis

peroleh melalui konstruksi ulang yang dilakukan oleh Nande Roni Br

Sembiring (27 Februari 2011), yang juga merupakan pelaku yang biasa

menyajikan didong doah bibi si rembah ku lau dalam pesta perkawinan

masyarakat Karo. Sama halnya dengan nande Paksa, nande Rony juga

mengungkapkan beberapa kalimat pembukaan, yaitu :

kami enda ngerana sitik kami disini akan berbicara sedikit tegun anak beru kelompok anak beru ras sirembah ku lau dan sirembah ku lau

Menurut nande Rony kalimat diatas diungkapkan oleh salah seorang

dari perwakilan anak beru. Nande Rony juga mengungkapkan, sebelum bibi si

rembah ku lau menyajikan didong doah, maka dipersilahkan terlebih dahulu

kepada anak beru yang lain untuk menyampaikan pedah-pedah kepada

pengantin.Setelah kelompok anak beru selesai ngerana, maka dilanjutkan oleh

bibi si rembah ku lau yang langsung erdidong. Didong doah bibi si rembah ku

lau yang disajikan oleh nande Rony br Sembiring dapat dilihat pada bagian

lampiran I.

Page 107: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

106

3. Sampel C, Didong Doah bibi si rembah ku lau oleh Nande Sabar Br Tarigan

Nyanyian ini penulis peroleh dari rekaman audio secara langsung pada

sebuah upacara perkawinan Karo di Jambur Ta Ras Desa Rumah Berastagi

pada tanggal 02 Maret 2011. Nande sabar merupakan penyaji yang juga biasa

erdidong pada acara-acara pesta perkawinan. Dengan kata lain, ia sering

diminta untuk erdidong pada acara-acara pesta perkawinan, dengan catatan

bahwa yang menikah tersebut masih mempunyai hubungan kekerabatan

dengannya. Begitu juga pada kasus ini, pengantin perempuan bukanlah

permen kandung dari nande Sabar, namun masih memiliki hubungan

kekerabatan dengannya. Disini nande Sabar juga mengungkapkan beberapa

kalimat pembuka, dan menyatakan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

ibas wari simeriah ukur enda pada hari yang berbahagia ini enggo erjabu sudah menikah anak kami ras permen kami anak kami dan menantu kami emaka bujur ningku maka dari itu syukur saya ucapkan man Dibata kepada Tuhan

aku pe ngerana sitik saya juga akan berbicara sedikit em kap sirembah ku lau yaitu sirembah ku lau ku didong kam nakku ku timang kamu anakku

Setelah kata-kata pembuka diatas selesai diucapkan, maka bibi si

rembah ku lau pun langsung erdidong. Untuk mengetahui teks nyanyian dari

sampel C dapat dilihat pada bagian lampiran I

Pada sampel B dan C juga ditemukan adanya aktivitas ekstra musikal.

Aktivitas ini muncul ketika si penyaji mengungkapkan sesuatu sambil

Page 108: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

107

menangis atau dengan kata-kata yang menyentuh hati sisereh. Ketika si bibi

menangis atau merasa sangat sedih, maka kedua pengantin akan mendatangi si

bibi dan berusaha membujuknya agar tidak bersedih dan berhenti menangis.

Aktivitas ini lah yang kemudian disebut dengan aktivitas ekstra musikal.

Dibawah ini adalah teks yang diungkapkan oleh si penyaji, yang memicu

munculnya aktivitas ekstra musikal tersebut.

Sampel B;B4

B4 enca ge ku elukken ka kena tapi kemudian aku berpaling darimu nande biring nande biring ku ayaki tarigan mergana e ku kejar tarigan mergana ini bage nindu nande biringku itu lah yang kau ucapkan nande biring morah kel ateku kena nande biring aku sangat berharap padamu nande ginting

Menurut nande Rony br Sembiring contoh seperti kalimat tersebutlah

yang dapat menyentuh hati sisereh, sehingga dia kemudian mendatangi bibinya

dan membujuk si bibi agar tidak bersedih lagi. Nande Rony juga menuturkan

bahwa hal tersebut diatas pasti selalu dialami oleh setiap pengantin perempuan

di masyarakat Karo, begitu juga dengan dirinya dahulu. Melihat si bibi

bersedih/menangis akan menimbulkan rasa sayang yang lebih besar sisereh

terhadap bibinya. Selain itu juga akan memicu sisereh untuk melakukan hal

yang sama terhadap permennya kelak.60

Sampel C;C8-C9

C8

enggo bagem anakku ... biarlah begitu anakku

keleng sikeleng-kelengen saling menyayangilah

60 Wawancara dengan nande Rony br Sembiring, 27 Februari 2011

Page 109: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

108

kam pagi duana kamu berdua nande tigan anakku (menangis) nande tigan anakku ginting mergana ginting mergana maka malem pagi ate nande ndu agar lega perasaan ibu bapandu anakku ... ayahmu anakku ... C9 bagenda gia lawes begini walaupun sudah pergi nandendu ndai ibumu tadi turang bibina ... nakku anakku turang bibina ... nakku anakku (menangis)

Ketika penulis melakukan perekaman langsung pada sampel C di

sebuah pesta perkawinan di Berastagi, penulis melihat bahwa saat si bibi

mengungkapkan kalimat-kalimat diatas, si bibi tidak henti-hentinya menangis.

Sesekali si bibi menghapus air matanya dan berhenti sejenak untuk menarik

nafas. Terlihat sekali bahwa si bibi merasakan kesedihan yang begitu

mendalam saat itu. Karena melihat si bibi menangis tersedu-sedu, kedua

pengantin lalu mendatangi si bibi. Bersama dengan suaminya, dia memeluk si

bibi sambil berusaha menenangkan perasaan si bibi.

4.4.2. Makna Teks Didong Doah Bibi Si Rembah Ku Lau

Meski menggunakan bahasa sehari-hari dalam penyajiannya, teks

didong doah bibi si rembah ku lau tetap menyiratkan makna yang jelas. Pada

bagian ini akan dijelaskan mengenai makna tersurat (harafiah) dan makna

tersirat dari kata-kata maupun kalimat yang terdapat dalam teks didong doah

bibi si rembah ku lau. Makna tersebut akan dilihat baik dari kata/kalimat,

maupun arti yang tersirat dari setiap baitnya. Sebelum melihat arti yang

tersirat dari setiap bait tersebut, berikut ini dapat kita lihat makna kata/kalimat

dari teks didong doah bibi si rembah ku lau yang disajikan dalam sebuah tabel.

Page 110: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

109

Tabel 4.1. Makna Kata Teks Didong Doah Bibi Si Rembah Ku Lau

Sampel Kata/ Kalimat Makna Tersurat Makna Tersirat

A Njabuken bana (A1)

Menikahkan diri sendiri Telah sah menikah

Enggo tambahindu teman ndu (A2)

Sudah menambahkan teman mu

Sudah memiliki calon suami pilihannya sendiri

Enteguh lah perjabun kena (A2)

Kuatlah pernikahan kalian

Agar kedua mempelai memiliki pernikahan yang langgeng.

Kupudi wari enda (A3)

Kebelakang hari ini Untuk waktu yang selanjutnya/ waktu yang akan datang

Jumpa matawari jumpa bulan (A6)

Bertemu matahari dan bulan

Agar kedua pengantin cepat mendapatkan anak laki-laki dan perempuan (mendapat keturunan).

Morah ateku (A7) Yang ku harapkan/ ingini Merupakan ungkapan rasa sesal dan kesedihan

B Elukken (B1, B4, B7, B8)

Menghindari/ dihindari Kata ini berarti bahwa dia telah mengingkari janjinya kepada bibinya.

Morah (B4, B7) Berharap/ menginginkan Merupakan ungkapan rasa sesal dan kesedihan

Beru sembiring e merambit. E pagi dalan ndu ula rubat-rubat (B6)

Beru sembiring ini cerewet. Itulah jalanmu agar tidak bertengkar

Agar mereka berdua janganlah bertengkar hanya karena si beru sembiring memiliki sifat yang cerewet.

Perembahndu ndube (B9)

Kain gendonganmu tadi. Kata ndube (tadi) disini berarti waktu ketika sisereh masih

Page 111: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

110

bayi.

Buah bara nande biring (B9)

Buah bahu dari nande biring

Buah bara disini bermakna hal yang sangat dicintai si nande biring.

C

Lako kam ku jabu kalak (C2)

Kamu laku ke rumah orang lain

Kata lako (laku) disini berarti bahwa si gadis telah di pinang oleh keluarga lain

Sangap kam kerina encari (C6)

Mujur dalam mencari Agar mereka semua bernasib baik dalam mencari uang (dalam pekerjaan), atau murah rejeki.

Enggo gia lawes (C9)

Walau sudah pergi Kata lawes disini berarti telah meninggal dunia61

Setelah melihat penjelasan dalam tabel tersebut, selanjutnya akan

dijelaskan mengenai arti dari teks didong doah bibi si rembah ku lau yang

dilihat pada setiap bait. Arti/makna tersebut dapat berisi berupa pesan, doa dan

harapan. Ketiga isi ini selalu terdapat dalam sebuah teks didong doah bibi si

rembah ku lau. Namun mengingat bahwa teks didong doah bibi si rembah ku

lau ini selalu diungkapkan secara bebas oleh penyajinya, maka dalam satu bait

teks bisa saja berisi dua hal seperti doa dan harapan, dan kadangkala juga dapat

ditemukan adanya ungkapan rasa haru (morah). Jadi bisa saja dalam satu bait

nyanyian didong doah bibi si rembah ku lau terdiri dari beberapa isi. Untuk

lebih jelasnya dapt dilihat pada uraian berikut ini.

1. Sampel A 61 Lawes merupakan ungkapan yang lebih halus untuk menggantikan kata mate (meninggal dunia). Masyarakat karo selalu menggunakan ungkapan yang lebih halus untuk kata-kata yang dianggap terlalu kasar untuk diucapkan.

Page 112: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

111

Pada sampel A isi yang berupa pesan terdapat pada A1, A3, A5, dan A7.

Ungkapan “maka ula kena rubat-rubat” (jangan bertengkar) merupakan hal

yang menandakan bahwa sampel A1 ini mengandung pesan. Ungkapan yang

sama juga dapat ditemukan pada sampel A3. Sedangkan pesan yang terdapat

pada sampel A5 dan A7, adalah pesan untuk menyayangi si bibi. Pesan ini dapat

dilihat melalui ungkapan “kelengi kena pagi aku” (sayangilah aku).

Isi yang berupa doa dan harapan terdapat pada sampel A2, A3, A4, dan

A6. Pada sampel A2, doa dan harapan yang disampaikan dapat dilihat melalui

ungkapan “lampas kena galang maka man impalndu e kam pepagi” (cepat

besar agar nanti kamu menikah dengan impal mu). Pada sampel A3, doa dan

harapan yang diungkapkan dapat dilihat pada kalimat ”enteguh lah perjabun

kena” (memiliki pernikahan yang langgeng). Sedangkan pada sampel A4,

ungkapan doa dan harapan tersebut dapat dilihat pada kalimat “mejuah-juah

kel kam njabuken bana” (diberkatilah kamu karena telah menikah). Pada

sampel A6, isi berupa doa dan harapan itu dapat dilihat melalui ungkapan

“maka mis ka pagi kena jumpa matawari jumpa bulan nakku” (semoga cepat

mendapatkan keturunan).

Disamping ungkapan yang telah disebutkan diatas, juga terdapat

ungkapan rasa haru (morah) dan sedih pada teks didong doah bibi si rembah ku

lau. Ungkapan ini dapat dilihat pada kalimat “enda enggo tambahindu

temanndu nakku” (sekarang kamu sudah punya teman lain), yang terdapat pada

sampel A2. Ungkapan lain juga dapat dilihat pada sampel A7, yaitu “biasna

Page 113: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

112

kam la jumpa ras impalndu e” (cukuplah kamu tidak bertemu dengan impal

mu ini).

2. Sampe B

Isi yang berupa pesan pada sampel B ini, dapat dilihat pada sampel B5

dan B6. Pada sampel B5 pesan tersebut dapat dilihat melalui ungkapan

“sikeleng-kelengen kena pagi” (saling menyayangilah kalian), sedangkan pada

sampel B6 ungkapan berupa pesan tersebut dapat dilihat pada kalimat “ula

rubat-rubat nakku” (jangan bertengkar).

Berikut ini adalah isi yang berupa ungkapan doa dan harapan, yang

terdapat pada sampel B8 dan B9. Pada sampel B8 ungkapan berupa doa dan

harapan dapat dilihat pada kalimat “sehat sehat kam turang” (sehat-sehat lah

kamu turang). Ungkapan ini disampaikan kepada ayah sisereh. Sedangkan

pada sampel B9 ungkapan tersebut berupa ”emaka panjang perjabunndu,

murah rejekindu nande biring” (maka panjanglah pernikahanmu, murah

rejekimu nande biring).

Pada sampel B ini juga terdapat adanya ungkapan rasa haru

(morah),sedih dan juga rasa kecewa. Ungkapan tersebut dapat kita lihat pada

sampel B1, B2, B3, B4, B7 dan B8. Seluruh kalimat yang diungkapan pada setiap

bait tersebut merupakan ungkapan rasa sedih, morah, dan kecewa si bibi yang

diungkapkan secara acak. Namun pada sampel B8, pada akhir bait terdapat

ungkapan doa dan harapan terhadap ayah sisereh, seperti yang tertera diatas.

Hal ini sangat memungkinkan, mengingat bahwa teks didong doah bibi si

rembah ku lau selalu diungkapkan dengan bebas oleh penyajinya.

Page 114: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

113

3. Sampel C

Pada sampel C, isi yang berupa ungkapan pesan terdapat pada C3, C4

dan C8. Pesan pada sampel C3 dapat dilihat melalui ungkapan ”e lit sambar

ganti nandendu ndai” (inilah pengganti ibumu), maksudnya adalah bahwa si

bibi berpesan kepada siempo si beru tarigan ini merupakan pengganti dari

ibunya yang sudah meninggal. Sampel C4 menunjukkan ungkapan pesan yang

ditujukan kepada ayah sisereh yaitu agar si ayah tidak bersedih lagi meski si

beru tarigan tidak bersamanya lagi. Dan pesan yang diungkapkan pada sampel

C8, yang ditujukan kepada kedua pengantin adalah ”keleng sikeleng-kelengen

kam pagi duana” (saling menyayangilah kalian berdua).

Isi yang berupa ungkapan doa dan harapan terdapat pada sampel C1 dan

C6. Ungkapan doa dan harapan pada sampel C1 ditandai dengan kalimat

”lampas mbelin lampas gedang” (cepat besar dan tinggi). Sedangkan pada

sampel C6 dapat dilihat melalui ungkapan ”sangap kam encari” (beruntung

dalam pekerjaan).

Dan ungkapan berupa rasa haru (morah) dan kesedihan dapat

ditemukan pada sampel C2, C5, C7, C9, dan C10. Pada sampel C2 si bibi merasa

morah karena permennya menikah dengan orang lain, hal yang sama juga

diungkapkan pada sampel C5. Sedangkan pada sampel C7 rasa morah yang

diungkapkan lebih ditujukan kepada ibu sisereh. Pada sampel C9 rasa morah

diungkapkan karena ibu siempo telah meninggal dunia. Oleh karena itu rasa

morah (haru) tersebut ditujukan kepada siempo. Dan ungkapan rasa morah

yang terakhir terdapat pada sampel C10, disini rasa morah tersebut diungkapkan

Page 115: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

114

bersamaan dengan perasaan rela/ikhlas terhadap kedua pengantin yang telah

mengikat janji dalam sebuah pernikahan. Pada sampel C12 tidak terdapat

adanya isi mengenai ungkapan pesan maupun doa, harapan dan rasa morah

(haru). Bait tersebut hanya berfungsi sebagai bait penutup terhadap

keseluruhan teks didong doah bibi si rembah ku lau.

4.4.3. Pemilihan dan Penggunaan Kata dalam Teks Didong Doah Bibi

Si Rembah Ku Lau

Berdasarkan teks-teks yang telah dituliskan sebelumnya, dapat dilihat

bahwa kata-kata yang dipakai dalam teks didong doah bibi si rembah ku lau

merupakan kata-kata yang biasa digunakan dalam bahasa sehari-hari

masyarakat Karo. Teks yang digunakan adalah kalimat yang tidak bersifat

baku, karena berasal dari perasaan (apa yang dipikirkan) oleh penyajinya.

Kalimat-kalimat yang terdapat dalam teks didong doah bibi si rembah ku lau

memiliki tujuan dan waktu penggunaan, maksudnya kepada siapa kalimat itu

ditujukan dan kapan kalimat tersebut digunakan (muncul).

Kata-kata seperti ”didong doah...”, ”doah doah...”, atau ”didong

didong...” selalu ditujukan kepada kedua pengantin, khususnya kepada

pengantin perempuan. Kalimat ini selalu muncul pada saat si penyaji

mengungkapkan isi hatinya kepada kedua pengantin, dan terkhusus kepada

pengantin perempuan. Kalimat-kalimat ini biasa muncul pada awal lagu atau

pada saat pertengahan lagu.

Penggunaan untuk kata didong doah dapat dilihat pada sebagai berikut.

Contoh 1 (Lihat sampel A;A1)

Page 116: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

115

A1 didong doah... doah nande ginting timang-timang nande ginting adi bas wari sekali enda nakku Karena hari ini anakku enggo kam njabuken bana Kamu sudah menikah ras sembiring mergana dengan sembiring mergana Contoh 2 (Lihat sampel C;C2) C2 didong doah doah ... timang timang anakku nande tigan anakku nande tigan lako kam ku jabu kalak nande tigan laku kamu ke keluarga lain nande tigan kujabu ginting mergana e ... ke keluarga ginting mergana ini Penggunaan kata doah doah dapat dilihat sebagai berikut.

Contoh 1 (Lihat sampel A;A6 dan A7) A6 doah-doah... timang-timang ku didong doah ku didong ku timang-timang ku timang nande ginting mama biring nande ginting mama biring A7 doah ... doah timang ... timang ... nande ginting la megogo nande ginting yang baik hati kelengi kena pagi aku sayangi lah aku ras bengkila ndu e nakku dan paman mu ini anakku Penggunaan kata didong didong dapat dilihat sebagai berikut.

Contoh 1 (Lihat sampel B;B1) B1 didong didong... doah teman bibina timang-timang, timang teman bibi na enggo kam ku elukken ndai bibi aku sudah mengingkari janji bibi bage nge nindu nande biring itu lah yang kau ucapkan nande biring teman bibi na teman bibina

Contoh 2 (Lihat sampel C;C1 dan C3) C1 didong didong ... timang timang ... doah nande tigan timang nande tigan ning kami pagi-pagi karaben kami ucap pagi dan sore nande tigan nande tigan C3 didong-didong doah ... timang timang anakku ginting mergana ... anakku ginting mergana ku didong ka kam anakku ku timang juga kamu anakku

Page 117: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

116

Sedangkan kata morah62 secara umum selalu ditujukan kepada sisereh,

karena si bibi merasa sedih dan menyesal terhadap kenyataan bahwa

permennya menikah dengan orang lain. Namun ada kalanya kata morah ini

juga dapat ditujukan kepada orang tua pengantin perempuan (lihat sampel B)63

maupun kepada orang tua pengantin pria (lihat sampel C).64 Kata morah ini

selalu digunakan atau muncul pada pertengahan lagu (lihat sampel B), atau bisa

saja pada akhir nyanyian (lihat sampel A). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada contoh-contoh berikut ini.

Contoh 1 (Lihat sampel B;B4 dan B7) B4 enca ge ku elukken ka kena tapi kemudian aku berpaling darimu ku ayaki tarigan mergana e ku kejar tarigan mergana ini bage nindu nande biringku itu lah yang kau ucapkan nande biring morah kel ateku kena nande biring aku sangat berharap padamu nande ginting B7 enggo bagem biarlah begitu turang sembiring mergana turang sembiring mergana enggo gia kami bibi na walaupun kami bibi nya elukken anak ndu e turang di ingkari anak kalian ini morah na e seh kel morah na harap tentu sangat berharap mama biring mama biring

Contoh 2 (Lihat sampel A;A7) A7 doah ... doah timang ... timang ...

62 Penyesalan terhadap sesuatu yang tidak dilakukan (Prints, 2002:399) 63 Pada sampel B ini, oleh si penyaji kata morah juga ditujukan kepada ayah pengantin perempuan. si penyaji juga merasa terharu/sedih (morah), karena ayah pengantin perempuan tidak dapat membuat anaknya menikah dengan anak si penyaji. 64 Pada sampel C, si penyaji secara khusus menujukan kata morah ini kepada ayah pengantin pria. Hal ini dikarenakan istrinya (ibu pengantin pria) telah meninggal dunia. Oleh karena itu si penyaji menyampaikan pesan agar mereka berdua (ayah dan anak tersebut) jangan bersedih (morah) lagi, meskipun ibu/istri nya telah tiada.

Page 118: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

117

nande ginting la megogo nande ginting yang baik hati kelengi kena pagi aku sayangi lah aku ras bengkila ndu e nakku dan paman mu ini anakku adi enggo kam ku didong karena kamu sudah ku didong bias me kam la jumpa cukuplah kamu tidak bertemu ras impal ndu e dengan impal mu ini nande ginting morah ate ku nande ginting yang begitu aku harapkan

Adapun kalimat yang ditujukan kepada ayah dari pengantin perempuan

adalah ”enggo bagem turang....”, sedangkan kalimat ”maka/ emaka/ enggo

bagem...” adalah kalimat yang ditujukan kepada sisereh dan siempo, atau ayah

siempo. Jika kalimat enggo bagem diikuti dengan kata turang dibelakangnya,

hal ini menandakan bahwa kalimat tersebut sudah pasti ditujukan kepada ayah

sisereh. Karena kata turang merupakan panggilan si bibi terhadap ayah sisereh.

Namun jika kalimat enggo bagem tidak diikuti oleh kata turang dibelakangnya,

maka kalimat tersebut bisa saja ditujukan kepada sisereh, siempo, maupun ayah

siempo. Untuk lebih jelasnya, dapat kita lihat pada contoh-contoh berikut ini.

Contoh 1 (ditujukan kepada ayah sisereh)

Lihat sampel B;B7

B7 enggo bagem biarlah begitu turang sembiring mergana turang sembiring mergana enggo gia kami bibi na walaupun kami bibi nya elukken anak ndu e turang di ingkari anak kalian ini morah na e seh kel morah na harap tentu sangat berharap mama biring mama biring

Lihat sampel C;C4 dan C10

C4 enggo bagem turang ya sudah lah turang tarigan mergana tarigan mergana edangku ras silih kami ipar ku dan ipar (laki-laki) kami ola nai kam menek-menek jangan lagi kamu bersedih ola nai terame-ame jangan lagi terame-ame la gia je beru tarigan e ndai walaupun beru tarigan tak disini lagi

Page 119: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

118

bage atendu turang ... begitu pikiranmu turang

C10 enggo bagem bapa Ferdi begitulah ayah Ferdy adi enggo erjabu permen ta e kalu sudah menikah menantu kita ini ras anakta e dengan anak kita Contoh 2 (ditujukan kepada sisereh dan siempo)

Lihat sampel A;A3, A4, dan A5

A3 maka bagem nakku, tapi ya sudahlah anakku, enteguh lah perjabun kena semoga pernikahan kalian langgeng ula kam rubat-rubat jangan pernah bertengkar ku pudi wari enda nande ginting untuk ke belakang harinya nande ginting A4 emaka bagem nande ginting, maka dari itu nande ginting, mejuah-juah kel kam mejuah-juah lah kamu njabuken bana telah menikah maka malem agar lega ate nande ndu bapa ndu perasaan ibu dan ayahmu njabuken bana nande gintingku menikah nande ginting ku sembiring mergana sembiring mergana A5 maka bagem teman jadi biarlah teman adi la gia kam man anakku ndai walau kamu tidak menikah dengan anakku kelengi kena pagi aku sayangi lah aku nande ginting sembiring mergana nande ginting sembiring mergana

Lihat sampel C;C8 C8 enggo bagem anakku ... biarlah begitu anakku keleng sikeleng-kelengen saling menyayangilah kam pagi duana kamu berdua nande tigan (menangis) nande tigan ginting mergana ginting mergana

Page 120: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

119

Kata enggo bagem disini merupakan ungkapan dari perasaan ikhlas/

sikap pasrah terhadap sesuatu yang sudah terjadi yang tidak bisa diputar

kembali. Menurut nande Sabar br Tarigan ungkapan ini dapat mengurangi rasa

sedih dan penyesalan yang dia rasakan.65 Sedangkan nande Paksa mengatakan

bahwa ungkapan tersebut merupakan ekspresi untuk menunjukkan rasa kesal

dan penyesalan terhadap sisereh.66

4.4.4. Struktur Teks Didong Doah Bibi Si Rembah Ku Lau

Secara umum teks dari didong doah bibi si rembah ku lau tidak

memiliki struktur teks yang baku. Artinya teks yang diungkapkan oleh penyaji

selalu berdasarkan isi hati si penyaji itu sendiri. Apa yang diungkapkan si

penyaji pada awal nyanyian bisa saja muncul kembali pada bagian pertengahan

atau akhir dari nyanyian tersebut. Teks didong doah bibi si rembah ku lau tidak

memiliki aturan mengenai dimana letak bagian pembuka, isi, atau penutup.

Seluruh teks dari didong doah bibi si rembah ku lau merupakan isi. Karena

keseluruhan dari teks tersebut berisi pesan-pesan yang jelas, yang harus

disampaikan kepada mempelai wanita/pria, kepada kedua orang tua mempelai

wanita/pria, kepada famili mempelai wanita, maupun kepada si penyaji itu

sendiri. Urutan ini tidaklah bersifat baku. Bisa saja pesan yang disampaikan

kepada mempelai wanita muncul dua atau tiga kali, demikian juga halnya

dengan pesan yang disampaikan kepada orang tua si mempelai wanita. Berikut

65 Wawancara dengan nande Sabar br Tarigan, 02 Maret 2011 66 Wawancara dengan nande Paksa br Sembiring, 27 Februari 2011

Page 121: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

120

ini akan dijelaskan struktur teks didong doah bibi si rembah ku lau yang

terdapat dalam tulisan ini.

Strukutur teks yang dapat dilihat pada sampel A adalah : dimulai dari

pesan yang disampaikan kepada sisereh (A1-A5) pesan yang disampaikan

kepada sisereh/ siempo (A6) pesan yang disampaikan kepada sisereh (A7).

Pada sampel A ini, si penyaji menyampaikan pesan yang ditujukan kepada

sisereh, kemudian kepada sisereh/siempo, dan kembali lagi kepada sisereh.

Struktur teks pada sampel B adalah : dimulai dari pesan yang

disampaikan kepada sisereh (B1-B4) pesan yang disampaikan kepada

siempo (B5-B6) pesan yang disampaikan kepada orang tua (ayah)

sisereh (B7-B8) pesan yang disampaikan kepada sisereh dan siempo

(B9). Pada sampel II ini, si penyaji menyampaikan pesan yang ditujukan

kepada sisereh, pesan yang ditujukan kepada siempo, kemudian kepada orang

tua (terutama ayah) sisereh, dan yang terakhir adalah pesan yang ditujukan

kepada kedua pengantin.

Struktur teks pada sampel nyanyian C adalah : dimulai dari pesan yang

disampaikan kepada sisereh (C1-C2) pesan yang disampaikan kepada

siempo (C3) pesan yang disampaikan kepada orang tua sisereh (C4-C7)

pesan yang disampaikan kepada siempo dan sisereh (C8) pesan yang

disampaikan kepada siempo (C9) pesan yang disampaikan kepada ayah

siempo (C10) pesan yang disampaikan kepada siempo (C11) pesan yang

disampaikan kepada kedua orang tua sisereh (C12). Pada samapel C ini,

pertama si penyaji menyampaikan pesan yang ditujukan kepada sisereh,

Page 122: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

121

kemudian kepada siempo, setelah itu pesan ditujukan kepada orang tua sisereh,

lalu pesan kembali ditujukan kepada kedua pengantin secara bersamaan,

selanjutnya pesan kembali disampaikan kepada siempo, kemudian pesan yang

disampaikan ditujukan kepada ayah siempo, lalu kembali lagi pesan ditujukan

kepada siempo, dan yang terakhir adalah pesan yang disampaikan ditujukan

kepada kedua orang tua sisereh.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan penulis diatas, jelas

terlihat bahwa teks didong doah bibi si rembah ku lau tidak memiliki struktur

yang baku. Pesan-pesan yang disampaikan oleh si penyaji diungkapkan

berdasarkan perasaan si penyaji dan diungkapkan secara acak. Namun ketiga

nyanyian tersebut memiliki persamaan, yaitu : hal yang pertama sekali

diungkapkan oleh ketiga penyaji adalah pesan yang ditujukan kepada sisereh.

Hal ini dikarenakan bahwa sisereh merupakan orang yang menjadi objek utama

dalam didong doah bibi si rembah ku lau ini.

4.4.5. Isi Teks Didong Doah Bibi Si Rembah Ku Lau

Jika diamati lebih jauh, teks didong doah bibi si rembah ku lau sering

sekali berisi sejarah kehidupan sisereh dan kedua orang tuanya. Bisa juga

mengungkapkan rasa sedih bibi si rembah ku lau terhadap sisereh; misalnya

ungkapan rasa kecewa dan penyelesalannya terhadap kenyataan bahwa orang

yang diharapkannya akan menikah dengan anaknya ternyata menikah dengan

orang lain.67 Kendati dirundung kesedihan yang demikian, di dalam didong

67 Menurut Kumalo Tarigan, dalam masyarakat Karo sudah menjadi keharusan seorang permen (menantu perempuan) akan dinikahkan dengan anak laki-laki bibi sirembah ku lau apabila dewasa nanti. Karena ketika permennya masih bayi, bibi lah yang mendidong doahkan si bayi

Page 123: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

122

doahnya bibi si rembah ku lau juga selalu menyertakan pedah (pesan), ajar

(ajaran/perintah), dan toto (doa dan harapan) yang disampaikan kepada sisereh,

seperti ula rubat-rubat (jangan bertengkar), sikeleng-kelengen kena pagi

(saling menyayangi), sangap encari (murah rejeki), gedang ras meteguh

perjabun kena (agar memiliki perkawinan yang panjang dan langgeng), jumpa

bulan ras matawari (mendapatkan anak laki-laki dan perempuan).

4.5. Fungsi Sosial Budaya Didong Doah Bibi Si Rembah Ku Lau Pada

Masyarakat Karo

Selain menganalisis struktur musikalnya, fokus penelitian pada tulisan

ini juga membahas mengenai fungsi sosial dan budaya didong doah bibi si

rembah ku lau. Setelah menganalisis teks, dengan melihat makna yang tersirat,

pesan-pesan yang terkandung, kegiatan ekstra musikalnya, dan melihat

keadaan penyajiannya, maka penulis memperoleh fungsi sosial budaya dari

nyanyian didong doah bibi si rembah ku lau ini adalah sebagai perantara atau

media pendidikan sosial dan budaya terhadap masyarakat Karo.

Adapun fungsi sosial dari didong doah bibi si rembah ku lau adalah

ketika nyanyian ini disajikan di depan khayalak ramai. Pesan-pesan yang

disampaikan oleh si bibi jelas akan didengar oleh seluruh audiens yang hadir di

tempat itu. Dan pesan-pesan tersebut dapat dijadikan pengajaran atau sumber

pendidikan informal oleh para audiens yang hadir pada umunya, dan kepada

kedua mempelai khususnya. Bentuk pendidikan informal seperti ini lah yang

sambil memandikannya ke sungai. Hal ini menunjukkan bahwa si bibi memiliki tanggung jawab terhadap permennya.

Page 124: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

123

kerap kali gampang diserap dan diaplikasikan oleh masyarakat. Karena

meskipun tidak tertulis, bentuk pengajaran yang berupa norma-norma dan

aturan-aturan tersebut berlaku di kehidupan masyarakat. Dan hal ini lah

mendorong masyarakat untuk berlaku sesuai norma dan aturan tersebut agar

hidup rukun dan damai.

Selain bermanfaat kepada khalayak ramai atau pun masyarakat Karo

yang hadir pada acara perkawinan tersebut, pesan-pesan atau ajaran yang

disampaikan oleh bibi si rembah ku lau juga jelas sangat memiliki dampak

positif kepada kedua pengantin. Dalam pesannya si bibi juga memberi nasehat

agar kedua pengantin hendaknya selalu selalu menghargai dan menghormati

orang-orang yang sudah menjadi kerabat mereka. Hal ini menandakan bahwa

keduanya dianjurkan untuk selalu mendatangi familinya apabila mereka

mengadakan pesta adat. Dengan melakukan hal tersebut, maka mereka berdua

akan dihargai dan dihormati juga di mata famili-familinya dan masyarakat

Karo sebagai orang yang memiliki sopan santun dan etika. Dari penjelasan

diatas dapat dipetik bahwa bentuk pengajaran seperti itu juga sangat berguna

sebagai sebuah pendidikan dalam keluarga mereka kelak.

Berdasarkan penjelasan diatas maka diketahuilah bahwa penggunaan

didong doah bibi si rembah ku lau yang disajikan di dalam pesta perkawinan

masyarakat Karo ini, jelas dapat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat

Karo itu sendiri. Penyajian didong doah bibi si rembah ku lau tersebut telah

memberi dampak atau efek positif terhadap masyarakat Karo. Hal ini sesuai

Page 125: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

124

dengan apa yang diungkapkan Merriam mengenai penggunaan dan fungsi

musik.

Sedangkan fungsi budayanya dapat dilihat dari masih dilakukannya

praktek didong doah bibi si rembah ku lau ini di Tanah Karo, meski sebagian

masyarakat menganggap hal itu tidaklah begitu penting. Dengan masih

dilakukannya praktek tersebut menandakan bahwa masyarakat Karo masih

memelihara salah satu kebudayaan mereka. Jika hal itu dilakukan dengan

sungguh-sungguh dan terus memeliharanya, maka akan memungkinkan bagi

sebagian masyarakat Karo yang tidak melakukan praktek didong doah bibi si

rembah ku lau tersebut untuk kembali melakukan penyajiannya dan tetap

melestarikannya dan membuatnya menjadi suatu keharusan untuk disajikan.

Dengan begitu penyajian dari didong doah bibi si rembah ku lau ini dapat

dikatakan berfungsi sebagai sarana dalam menjaga kelestarian salah satu

warisan budaya suku Karo ini.

Selain itu, melalui aktivitas ektra musikal seperti yang dijelaskan

sebelumnya (terdapat pada sampel B dan C), kegiatan penyajian nyanyian ini

juga akan terus dapat berlangsung. Karena orang yang telah i didong doahken

(dinyanyikan lagu didong doah) oleh bibinya, juga memiliki kemauan untuk

melakukan hal yang sama terhadap permennya kelak. Penulis menyimpulkan

bahwa jika didong doah bibi si rembah ku lau ini dilakukan oleh setiap

generasi, sudah dapat dipastikan bahwa kelestariannya akan tetap terjaga

sebagai sebuah warisan kebudayaan pada masyarakat Karo. Dengan masih

terjaganya dan dilaksanakannya penyajian didong doah bibi si rembah ku lau

Page 126: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

125

ini menjadi sebuah keharusan oleh masyarakat Karo, maka nyanyian ini akan

dapat memberi kontribusi atau sumbangan dalam kelestarian budaya Karo,

serta dapat berfungsi sebagai media atau alat untuk pelestarian salah satu

kebudayaan Karo.

Page 127: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

126

BAB V

ANALISIS MUSIKAL DIDONG DOAH BIBI

SI REMBAH KU LAU

Pada bab V ini akan dibahas mengenai analisis melodi dari didong doah

bibi si rembah ku lau. Nyanyian didong doah bibi si rembah ku lau akan di

transkripsikan terlebih dahulu sebelum dilakukan penganalisaan terhadap

melodinya.

5.1. Analisis Musikal Didong Doah Bibi Si Rembah Ku Lau

Dalam menganalisis melodi didong doah bibi si rembah ku lau,

penulis mengacu pada teori yang diungkapkan oleh Slobin dan Titon mengenai

aspek-aspek musikal yang perlu diperhatikan dalam mentranskripsikan sebuah

musik. Menurut mereka ada empat elemen yang harus diperhatikan dalam

melihat gaya sebuah musik, yaitu : elemen nada (tangga nada, modus, melodi,

harmoni, sistem tuning), elemen waktu (pola ritem, meter), elemen warna suara

(kualitas suara, warna bunyi instrumental), dan elemen intensitas suara (keras

lembutnya suara). Aspek-aspek tersebut kemudian akan dilihat dalam nyanyian

didong doah bibi si rembah ku lau, dengan pengecualian bahwa harmoni dan

warna suara instrumental tidak akan dibicarakan dalam pembahasan gaya

nyanyian ini. Karena kedua elemen tersebut tidak dapat ditemukan dalam

nyanyian didong doah bibi si rembah ku lau.

Page 128: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

127

5.2. Elemen Nada

5.2.1. Tangga Nada

Tangga nada atau scale (Itali) adalah susunan nada-nada naik atau pun

turun yang tersusun secara berurutan. Setiap nada memiliki jarak terhadap nada

lain, sebelum maupun sesudahnya. Tangga nada diatonis (tangga nada mayor

dan tangga nada minor) merupakan sistem tangga nada yang lazim digunakan

pada musik barat.

Pada kebudayaan musik Karo tidak dikenal adanya sistem tangga

nada,seperti halnya pada kebudayaan musik barat. Dalam praktek nyanyian

didong doah bibi si rembah ku lau, tangga nadanya dapat ditentukan dengan

melihat susunan melodi yang dinyanyikan oleh sipenyaji. Berikut ini dapat

dilihat susunan tangga nada didong doah bibi si rembah ku lau dari tiga penyaji

yang berbeda.

Nande Paksa br Sembiring

F A B C D

Nande Rony br Sembiring

F G A

Page 129: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

128

Nande Sabar br Tarigan

A Bes D Es E F

Selain menampilkan bentuk tangga nada dari ketiga penyaji, dibawah

ini juga dapat dilihat jumlah dari setiap nada yang muncul.

Tabel 5.1. Jumlah Nada Didong Doah Bibi Si Rembah Ku Lau

dari Masing-masing Penyaji

Nande Paksa br Sembiring (Sampel A)

F A B C D 20 15 321 36 12

Nande Rony br Sembiring

(Sampel B)

F G A 327 35 8

Nande Sabar br Tarigan

(Sampel C)

A Bes D Es E F 4 71 389 37 15 11

Page 130: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

129

Jika kita lihat kembali ketiga tangga nada dari ketiga penyaji tersebut,

terdapat beberapa nada yang sama, yaitu nada F dan A, sementara nada D

hanya terdapat pada sampel A dan C. Sedangkan nada yang sering muncul dari

ketiga dari ketiga sampel tersebut adalah nada B (321 kali), nada F (327 kali),

nada D (389 kali), nada Bes (71 kali) dan nada Es (37 kali) Dari beberapa

keterangan tersebut, maka dapat dilihat apa saja nada yang sering/umum

digunakan ketika menyajikan didong doah bibi si rembah ku lau. Sehingga

dapat ditarik kesimpulan bahwa tangga nada yang umum digunakan pada

penyajian didong doah bibi si rembah ku lau adalah :

F A Bes B D Es

Setelah melalui proses pengamatan terhadap tangga nada dari ketiga

sampel, maka didapatlah bentuk tangga nada yang umum pada didong doah

bibi si rembah ku lau.

5.2.2. Melodi

Melodi adalah jajaran atau susunan dari unsur nada yang

dikombinasikan dengan unsur ritem dan bergerak/berjalan dalam waktu. Secara

alami kedua unsur tersebut tidak dapat dipisahkan. Melodi tersusun dari

beberapa rangkaian nada secara horizontal.

Melodi dari nyanyian didong doah bibi si rembah ku lau yang disajikan

oleh setiap penyaji memiliki variasi yang berbeda-beda. Setiap penyaji

Page 131: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

130

mempunyai gaya tersendiri yang diekpresikan dengan kemampuan menguasai

nada-nada tinggi maupun menciptakan rengget pada melodi di beberapa frasa.

Rengget merupakan ciri khas dalam kebudayaan musik Karo. Tidak hanya

pada musik vokal saja, rengget juga terdapat pada sajian musik instrumental

pembawa melodi, seperti kulcapi dan sarune. Sebagian orang mengartikan

rengget sebagai ornamentasi atau nada hias. Tapi menurut penulis rengget

lebih tepat jika disebut gaya, karena rengget memang selalu ditemukan pada

musik Karo, dan ini menjadi gaya atau ciri khas dari musik Karo itu sendiri.

Sedangkan ornamentasi atau nada hias merupakan nada yang diberi

ornamentasi sedemikian rupa, artinya bisa saja ornamentasi itu ada ataupun

tidak.

Pada melodi dari ketiga sampel nyanyian didong doah bibi si rembah

ku lau juga terdapat adanya rengget. Pada umumnya ketiga penyaji

menyanyikan rengget pada akhir setiap frasa (sampel A dan B) dan bar (sampel

C). Adapun bentuk melodi dari didong doah bibi si rembah ku lau yang

disajikan oleh ketiga penyaji dapat dilihat pada bagian lampiran.

Setelah melihat bentuk-bentuk melodi yang disajikan oleh ketiga

penyaji, penulis menyimpulkan bahwa ketiganya memiliki ciri khasnya

masing-masing. Jika dibandingkan dengan penyaji A dan C, penyaji B

cenderung menampilkan melodi yang tidak bervariasi. Penyaji hanya mengolah

lagu dari tiga nada saja yaitu nada F, G, dan A. Sedangkan dua penyaji lainnya,

menampilkan bentuk-bentuk melodi yang bervariasi, yang diolah dari lima atau

enam nada.

Page 132: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

131

Ketika membicarakan masalah melodi kita juga hendaknya tidak lupa

untuk membicarakan masalah bentuk, frasa dan motif. Meskipun didong doah

bibi si rembah ku lau ini merupakan nyanyian tradisional, namun nyanyian ini

tetap memiliki ketiga unsur tersebut.

Untuk menentukan bentuk pada nyanyian ini, penulis melihatnya

berdasarkan kesatuan makna dari pada teks, yang penulis lihat pada kalimat-

kalimat yang diungkapkan. Setiap kalimat memiliki bentuk-bentuk yang

berbeda, baik dari segi makna maupun melodinya. Bentuk-bentuk ini

dibedakan berdasarkan adanya ornamentasi pada melodinya. Munculnya

ornamentasi ini disebabkan karena adanya perubahan atau pun penambahan

kata pada teks nyanyian tersebut. Beberapa bentuk tersebut dapat dilihat pada

contoh dibawah ini.

Dari contoh diatas kita dapat melihat adanya dua buah bentuk. Hal ini

dapat dilihat pada kalimat “doah didong doah nande ginting” (bentuk A) dan

kalimat “adi bas wari sekalenda nakku enggo kam njabuken bana” (bentuk B).

Page 133: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

132

Kalimat yang ditandai dengan lingkaran merah merupakan adanya ornamentasi

pada melodi, hal ini terjadi karena adanya penambahan kalimat.

Unsur berikutnya yang akan dibicarakan adalah frasa. Frasa merupakan

bentuk-bentuk yang lebih kecil dari sebuah komposisi musik. Jika dianalogikan

dengan pantun atau puisi, satu frasa itu mirip atau sama dengan satu buah

kalimat atau satu bait. Frasa bisa juga dikatakan sebuah pernyataan musikal

yang menuju pada suatu saat, dimana saat itu merupakan waktu istirahat. Atau

dengan kata lain, setiap satu frasa, ditunjukkan dengan setiap tanda istirahat.

Agar lebih dimengerti, dapat dilihat pada contoh berikut ini.

Frasa I Frasa II

Dalam nyanyian didong doah bibi si rembah ku lau ini juga terdapat

beberapa frasa. Frasa-frasa tersebut ditandai dengan berakhirnya satu kalimat

atau pada saat penyaji berhenti bernyanyi dan mengambil waktu istirahat.

Tanda/simbol frasa hanya penulis gunakan pada sampel A dan B saja,

sedangkan pada sampel C penulis tidak menggunakan simbol tersebut. Hal ini

dikarenakan pada sampel C sudah terdapat adanya tanda birama. Namun

demikian simbol frasa yang penulis gunakan pada sampel A dan B, bukan

difungsikan sebagai tanda birama (lihat pada lampiran). Oleh karena itu, frasa

pada sampel C akan lebih sulit untuk diidentifikasi jika dibandingkan dengan

Page 134: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

133

sampel A dan B. Namun demikian, penulis tetap memberi kemudahan, yaitu

dengan menentukan bahwa setiap frasa ditandai dengan berakhirnya satu

kalimat atau adanya jeda penyaji untuk istirahat. Seperti ditunjukkan pada

sampel C berikut ini.

Pada contoh tersebut penulis membuat tanda untuk membatasi pada

setiap frasanya, serta meletakkan angka diatasnya, agar terlihat lebih sederhana

dan mudah dimengerti. Alasan penulis membedakan simbol frasa pada sampel

A,B dan C ini dikarenakan pada sampel C terdapat adanya tanda birama, yang

menyerupai simbol frasa pada sampel A dan B. Jadi penulis memutuskan untuk

membuat simbol yang berbeda, agar tidak membingungkan dan terjadi

kesalahan dalam memahaminya.

Dan unsur ketiga yang dibicarakan dalam pembahasan melodi ini

adalah motif. Motif merupakan bagian terkecil dari pada frasa. Dalam didong

doah bibi si rembah ku lau ini, motif yang dapat ditemukan adalah rengget.

Page 135: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

134

Rengget ini merupakan unsur terkecil yang dapat ditemukan dalam melodi

didong doah bibi si rembah ku lau tersebut. Untuk lebih jelasnya, motif yang

berupa rengget tersebut dapat dlihat pada contoh berikut.

Sampel A

Sampel B

Sampel C

Lingkaran merah yang terdapat pada setiap contoh diatas adalah motif ,

yang berupa rengget.

5.2.4. Sistem Tuning

Sistem tuning (tuning system) atau disebut juga sistem laras adalah

sistem yang digunakan untuk melaraskan atau menetapkan nada (pitches) yang

akan digunakan ketika bermain musik. Sistem tuning alat musik keyboard yang

digunakan dalam mengiringi nyanyian didong doah bibi si rembah ku lau

selalu bervariasi, maksudnya sistem tuning yang digunakan pada setiap

penyanji berbeda-beda. Hal ini akan mengikut pada vokal daripada penyajinya.

Page 136: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

135

Dalam ketiga sampel yang ada dalam tulisan ini, hanya satu sampel saja

lah yang diiringi dengan menggunakan alat musik keyboard (sampel C). Dan

alat musik ini menggunakan sistem tuning dengan nada Bes. Sedangkan dua

sampel lainnya (A dan B) tidak terdapat adanya sistem tuning, karena tidak

diiringi oleh intsrumen musik.

5.3. Elemen Waktu

5.3.1. Ritem

Jika berbicara mengenai ritem, biasanya kita mengidentifikasikan dan

mendiskusikan mengenai pulsa, meter, nilai not, atau pun tempo. Walau

bagaimanapun masing-masing elemen tersebut memiliki kontribusi untuk

mendefinisikan ritem itu sendiri, tapi tidak ada dari elemen tersebut yang dapat

menjelaskannya secara keseluruhan. Sebenarnya, defenisi dari ritem itu sendiri

sangatlah kompleks, karena melibatkan hubungan antara elemen-elemen

seperti yang disebutkan diatas, dan yang lainnya yaitu elemen ritme. Namun

demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ritem itu selalu berhubungan dengan

waktu. Ritem adalah organisasi musik dalam waktu, atau dengan kata lain

lamanya waktu (duration) dari bunyi musik.

Untuk menentukan bentuk ritem didong doah bibi si rembah ku lau,

penulis melihat bentuk-bentuk yang sering muncul pada ketiga sampel

nyanyian tersebut. Kemudian penulis melihat persamaan pada ketiganya.

Persamaan tersebutlah yang kemudian penulis simpulkan sebagai bentuk ritem

yang sering digunakan dalam penyajian didong doah bibi si rembah ku lau.

Page 137: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

136

Berikut ini akan disajikan beberapa bentuk ritem yang sering muncul

pada didong doah bibi si rembah ku lau, dari masing-masing penyaji.

Tabel 5.2. Bentuk Ritem Didong Doah Bibi Si Rembah Ku Lau Pada Nande Paksa br Sembiring

Bentuk Ritem Jumlah Muncul

32 kali

15 kali

16 kali

10 kali

13 kali

3 kali

Tabel 5.3. Bentuk Ritem Didong Doah Bibi Si Rembah Ku Lau Pada Nande Rony br Sembiring

Bentuk Ritem Jumlah Muncul

8 kali

Page 138: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

137

Tabel 5.5. Bentuk Ritem Didong Doah Bibi Si Rembah Ku Lau Pada Nande Sabar Tarigan

Bentuk Ritem Jumlah Muncul

12 kali

25 kali

12 kali

13 kali

12 kali

8 kali

3 kali

19 kali

19 kali

11 kali

14 kali

17 kali

Page 139: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

138

12 kali

8 kali

18 kali

8 kali

Berdasarkan keterangan dari tabel-tabel tersebut, dapat dilihat bentuk

pola ritem yang bagaimana yang sering muncul pada ketiga sampel. Bentuk

ritem , , , , dan dapat ditemukan pada ketiga sampel.

Sedangkan bentuk ritem , , dan ditemukan pada sampel B dan C.

Dan bentuk ritem , hanya ditemukan pada sampel A dan C. Dari

penjelasan-penjelasan tersebut, maka penulis mendapat suatu kesimpulan

bahwa bentuk ritem yang umum ditemukan pada didong doah bibi si rembah

ku lau adalah bentuk ritem yang sama-sama terdapat pada ketiga sampel dan

bentuk ritem yang terdapat pada sampel B dan C. Karena beberapa bentuk

ritem tersebut digunakan oleh ketiga penyaji dan dua diantaranya. Berikut ini

adalah bentuk-bentuk ritem tersebut :

Bentuk-bentuk ritem tersebut terdapat pada ketiga sampel.

Page 140: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

139

5.3.2. Meter

Kombinasi dari kuat dan lemahnya sebuah pulsa berulang disebut

dengan meter (Duckworth, 1992:7). Dengan kata lain meter juga dapat

difinisikan sebagai pola berulang yang timbul dari adanya aksen atau

penekanan dari sebuah bunyi musik, yang kemudian menetapkan tempo atau

ketukan dari musik itu sendiri. Pola meter yang paling umum dikenal adalah

duple meter (meter 2/4), triple meter (meter 3/4), dan quadruple meter (meter

4/4). Angka yang terletak di sebelah kiri menunjukkan jumlah ketukan (pulsa)

dalam setiap birama, sedangkan angka yang terletak di sebelah kanan

menunjukkan nilai dari sebuah nada pada setiap ketukan. Pola-pola tersebut

dikenal dengan istilah time signature (tanda waktu). Time signature ini

dituliskan/ diletakkan pada awal sebuah komposisi musik.

Bentuk-bentuk ritem tersebut terdapat pada sampel B dan C.

Page 141: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

140

Pada didong doah bibi si rembah ku lau tidak ditemukan adanya

penggunaan meter (free meter). Karena nyanyian ini disajikan sesuai dengan

kebutuhan daripada si penyaji itu sendiri. Maksudnya adalah si penyaji

memiliki kebebasan untuk menentukan dimana dia harus berhenti maupun

mulai bernyanyi. Namun terdapat pengecualian pada nyanyian didong doah

bibi si rembah ku lau yang disajikan dengan iringan musik tradisional karo

(simalungun rayat). Musik simalungun rayat merupakan salah satu reportoar

dalam musik tradisional karo yang memiliki tempo antara 60-65 MM, serta

mempunyai meter 16/8 (Sebayang, 2011:91-92). Sesuai dengan meter dari

musik simalungun rayat, maka nyanyian didong doah si rembah ku lau pun

mengikuti meter musik tersebut. Hal ini terdapat pada sampel nyanyian ketiga

yang dinyanyikan oleh Nande Sabar br Sembiring, yaitu dengan meter 16/8.

Sedangkan dua sampel lainnya tidak disajikan dengan iringan musik

simalungun rayat, oleh sebab itu kedua sampel tersebut bermeter bebas (free

meter).

Dari penjelasan diatas maka penulis menyimpulkan, bahwa meter dari

didong doah bibi si rembah ku lau ditentukan dari keadaan penyajiannya.

5.4. Elemen Warna Suara

5.4.1. Kualitas Suara

Jika kita mendengar dua orang bernyanyi secara bersamaan, maka akan

terdengar dua warna suara yang berbeda. Hal ini dikarenakan pita suara yang

beresonansi pada kedua tenggorokan mereka menghasilkan bunyi yang

berbeda.

Page 142: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

141

Sama halnya dengan ketiga penyaji didong doah bibi si rembah ku lau

yang juga menghasilkan warna atau kualitas suara yang berbeda. Salah satu

penyaji (sampel B) memiliki warna suara lebih rendah jika dibandingkan

dengan dua penyaji lainnya (sampel A dan C). Penyaji pada sampel B

menghasilkan warna suara rendah atau disebut alto dalam musik barat,

sedangkan penyaji pada sampel A dan C menghasilkan suara yang tinggi dan

nyaring atau dalam musik barat dikenal dengan istilah sopran.

5.4.2. Warna Bunyi Instrumen

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, intstrumen yang

digunakan untuk mengiringi nyanyian didong doah bibi si rembah ku lau pada

sampel C adalah alat musik keyboard. Instrumen keyboard ini dapat menirukan

bunyi atau suara yang dihasilkan oleh alat-alat musik tradisional Karo. Alat

musik yang ditirukan dalam instrumen keyboard ini ketika mengiringi

nyanyian tersebut adalah gendang anak/indung, kulcapi, gong dan penganak.

Bunyi gendang anak/indung ditirukan oleh alat musik perkusi, bunyi kulcapi

ditirukan oleh alat musik banjo, sedangkan gong dan penganak ditirukan oleh

instrumen sejenis gamelan.

5.5. Elemen Intensitas Suara

Elemen intensitas suara berhubungan dengan keras dan lembutnya

bunyi. Keras atau lembutnya bunyi yang dihasilkan dalam musik barat dikenal

dengan istilah dinamika. Meskipun didong doah bibi si rembah ku lau

merupakan sebuah nyanyian tradisional, namun dalam penyajiannya dapat

Page 143: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

142

ditemukan adanya dinamika, yaitu bagian ketika suara si penyaji terdengar

keras/kuat dan ketika suaranya melemah/lembut. Yang penulis maksud dengan

dinamika pada tulisan ini adalah bertambah ataupun berkurangnya volume

suara si penyaji ketika menyanyikan didong bibi si rembah ku lau. Pada

umumnya, dinamika bunyi yang keras/kuat pada didong doah bibi si rembah

ku lau ini lebih sering terdengar, bersamaan ketika nada bunyi nada juga

naik/meninggi. Sedangkan dinamika yang lembut/pelan terdengar pada saat

bunyi nada datar (tidak naik/turun). Berikut ini akan diperlihatkan beberapa

contoh yang diambil dari masing-masing sampel didong doah bibi si rembah

ku lau.

1. Dinamika Keras/Kuat

Sampel A

Sampel B

Sampel C

Bagian yang ditandai dengan lingkaran merah adalah bentuk perubahan bunyi nada ketika dinamikanya berubah menjadi lebih keras.

Page 144: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

143

2. Dinamika Lembut/pelan

Sampel A

Sampel B

Sampel III

Bagian yang ditandai dengan lingkaran biru adalah bunyi nada ketika dinamikanya berubah menjadi lebih lembut

Page 145: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

144

Dari beberapa contoh tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa perubahan

bunyi menjadi lebih keras/kuat terjadi ketika nada-nadanya juga meninggi.

Dan perubahan bunyi menjadi lembut terjadi ketika nada hanya pada keadaan

datar saja (tidak naik ataupun turun).

Page 146: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

145

BAB VI

KESIMPULAN

Penelitian yang penulis lakukan terhadap nyanyian didong doah bibi si

rembah ku lau ini menghasilkan beberapa kesimpulan mengenai struktur

musikal serta fungsi sosial dan budayanya.

Setelah melakukan penganalisaan terhadap unsur-unsur musikalnya,

maka penulis menemukan struktur umum musikal dari nyanyian tersebut.

Adapun kesimpulan mengenai struktur umum dari nyanyian tersebut adalah

pertama, nyanyian ini memiliki gaya yang disebut dengan istilah rengget dan

sipenyaji selalu meletakkan gaya tersebut pada akhir dari setiap frasa lagu.

Kedua, nyanyian ini bersifat free meter apabila disajikan tanpa adanya iringan

musik dan memiliki tempo 60-65 MM, baik ketika diiringi dengan musik

maupun tidak. Musik pengiringnya adalah reportoar simalungun rayat yang

memiliki meter 16/8. Ketiga, nada yang digunakan pada setiap lagu berkisar

antara tiga sampai enam buah nada. Dan keempat, meskipun nyanyian ini

merupakan sebuah seni tradisional, namun nyanyian ini memiliki dinamika

keras/lembut. Dinamika ini ditunjukkan dengan membesar dan mengecilnya

volume suara si penyaji.

Meskipun penulis menemukan struktur umum musikal didong doah

bibi si rembah kulau ini, namun masih terdapat perbedaan dari setiap penyaji

ketika mereka menyanyikannya, baik dari segi melodi maupun bentuk pola

ritemnya. Karena hal ini mengikut pada kebiasaan orang yang menyajikannya.

Page 147: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

146

Perbedaan ini dikarenakan rasa musikalitas yang berbeda dari setiap penyaji.

Mengingat kembali bahwa didong doah bibi si rembah ku lau ini, disajikan

secara bebas berdasarkan perasaan si penyaji nya. Maka dari pernyataan diatas,

penulis menyimpulkan bahwa didong doah bibi si rembah ku lau merupakan

salah satu tradisi lisan dari kebudayaan masyarakat Karo. Ketika sebuah

nyanyian—sebuah tradisi lisan—disajikan oleh beberapa orang, tentu saja

setiap penyaji menyanyikannya dengan gaya yang berbeda-beda. Atau ketika

seseorang menyanyikan lagu itu sebanyak dua kali, jika diteliti dengan

seksama pasti kita akan menemukan beberapa perbedaan. Perbedaan atau

keberagaman ini lah yang menyebabkan struktur musik pada sebuah tradisi

lisan juga berbeda-beda. Oleh karena itu sebagai sebuah tradisi lisan, didong

doah bibi si rembah ku lau ini sudah jelas memiliki strukutur musik yang

berbeda-beda pula. Maka dari itu sebagai sebuah tradisi lisan, nyanyian ini

haruslah tetap dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat pendukungnya.

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan terhadap teks didong

doah bibi si rembah ku lau, penulis mendapat kesimpulan bahwa teks yang

disajikan bersifat tidak baku. Maksudnya adalah teks yang diungkapkan oleh

setiap penyaji tidak pernah sama persis, karena dalam menggarap teksnya

penyaji selalu mengungkapkannya dengan bebas berdasarkan apa yang

dirasakan oleh sipenyaji. Selain mengungkapkan hal-hal yang berkisar

mengenai rasa kecewa dan haru si bibi terhadap sisereh, juga terdapat

ungkapan berupa pesan, doa dan harapan terhadap kedua pengantin maupun

kepada ayah dan ibu mereka.

Page 148: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

147

Mengenai fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau,

penulis melakukan pengamatan terhadap teks dan keadaan penyajiannya.

Karena nyanyian ini disajikan di depan khalayak ramai/ masyarakat, maka

pesan-pesan yang disampaikan secara otomatis juga didengar oleh seluruh

masyarakat yang hadir. Hal ini dapat dijadikan sebagai sumber pendidikan

informal bagi masyarakat pada umunya, dan kedua mempelai khsusnya.

Dengan begitu didapatlah fungsi sosial dari didong doah bibi si rembah ku lau,

yaitu sebagai media pendidikan sosial dan budaya yang didalamnya terdapat

nilai dan norma kehidupan dalam bermasyarakat. Sedangkan fungsi budayanya

dapat dilihat dari masih disajikannya praktek didong doah bibi si rembah ku

lau ini pada upacara perkawinan masyarakat Karo. Dengan masih

ditemukannya penyajian tersebut, dapatlah dilihat bahwa masyarakat karo

masih menjaga salah satu kebudayaan dari suku masyarakat itu sendiri. Selain

itu rasa ingin atau kemauan sisereh untuk melakukannya lagi kelak terhadap

permennya, juga termasuk menjadi salah satu unsur membuat didong doah bibi

si rembah ku lau ini tetap ada. Apabila setiap generasi melakukan hal yang

sama kepada permennya, maka dapat dipastikan bahwa praktek penyajian

nyanyian ini akan terus dapat kita lihat. Dan hal ini menyangkut pada

kelestarian salah satu kebudayaan masyarakat Karo. Sehingga ditemukan

bahwa penyajian didong doah bibi si rembah ku lau ini dapat berfungsi sebagai

sarana untuk tetap menjaga kelestarian salah satu kebudayaan masyarakat

Karo. Hal ini juga disebut dengan fungsi kesinambungan kebudayaan.

Page 149: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

148

Ketika melakukan penelitian ini, penulis menemukan sedikit kesulitan

dalam mencari praktek dari didong doah bibi si rembah ku lau ini. Karena

parakteknya tidak selalu dilakukan pada setiap upacara perkawinan yang

diadakan oleh masyarakat Karo. Hal ini terlihat dari data yang penulis peroleh

di lapangan. Dari ketiga sampel yang penulis dapatkan, hanya satu sampel saja

yang penulis peroleh dari sebuah upacara perkawinan. Sedangkan dua sampel

lainnya penulis peroleh ketika penulis melakukan wawancara dengan

penyajinya, dengan meminta kedua penyaji tersebut untuk menyanyikannya.

Terlihat bahwa praktek didong doah bibi si rembah ku lau sudah jarang

dilakukan oleh masyarakat Karo. Oleh karena itu penulis mengharapkan agar

seluruh masyarakat Karo dapat terus menjaga eksistensi dari penyajian didong

doah bibi si rembah ku lau ini, dengan tetap menjalankan tradisi ini.

Disamping itu, penulis juga menyarankan agar dilakukan penelitian mengenai

kebudayaan Karo lainnya, agar seluruh masyarakat Karo (terutama generasi

muda) dapat mengetahui budaya mereka sendiri. Dengan begitu masyarakat

Karo akan sadar bahwa sebuah kebudayaan itu berharga dan penting untuk

tetap dilestarikan.

Page 150: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

149

DAFTAR PUSTAKA Barus, U.C. dan Drs. Mberguh Sembiring SH. 1993. Sejemput Adat Budaya Karo.

Kabanjahe.

Brahmana, M.SI. Drs. Pertampilen S. 2003. Daliken Sitelu dan Solusi Masalah Sosial Pada Masyarakat Karo : Kajian Sistem Pengendalian Sosial. Medan. (tidak dipublikasi)

Duckworth, William. 1992. A Creative Approach to Music Fundamental. Belmont, California : Wadsworth, Inc.

Gintings, E.P. 1999. Religi Karo. Kabanjahe : Abdi Karya. Hornby, A.S, et al. 1963. The Advanced Learner’s Dictionary of Current English.

Oxford University Press. Ihromi, T.O. (ed). 1994. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan

Obor Indonesia. Koentjaraningrat. 1985. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : PT

Gramedia Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Kottak, Conrad Philip. 2000. Cultural Anthropology. New York : The McGraw-

Hill Companies. Malm, William P. 1977. Music Cultures of the Pacific, the Near East, and Asia.

New Jersey : Prentice-Hall, Inc. Merriam, Alan P. 1964. The Anthropology of Music. Evanston, Illionis :

Northwestern University Press. Milala, Ir. Terang Malem. 2008. Indahnya Perkawinan Adat Karo. Jakarta Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya. Muttaqin, Moh, dkk. ___ . Seni Musik Klasik : Untuk Sekolah Menengah

Page 151: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

150

Kejuruan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Nettl, Bruno. 1964. Theory and Method in Ethnomusicology. New York : The

Free Press of Glencoe. Prints, Darwan SH. 2004. Adat Karo. Medan : Bina Media Perintis. Prints, Darwin.2002. Kamus Karo Indonesia. Medan : Bina Media Perintis. Sebayang, Vanesia Amelia. 2011. Dalan Gendang : Analisis Pola Ritme Dalam Ensambel Gendang Lima Sendalanen Oleh Tiga Pemusik Karo. Medan : Skripsi Sarjana Etnomusikologi. (tidak dipublikasi) Siahaan, Rumondang. 1991. Studi Analisis Didong Doah Dalam Pesta

Perkawinan Pada Masyarakat Karo. Medan : Skripsi Sarjana Etnomusikologi. (tidak dipublikasi)

Tarigan, Prof. Dr. Henry Guntur. 1988. Percikan Budaya Karo : Kumpulan

Karangan Mengenai Adat Istiadat Merga Silima. Bandung : Yayasan Merga Silima.

Tarigan, Sarjani. 2009. Lentera Kehidupan Orang Karo Dalam Berbudaya.

Medan. Titon, Jeff Todd. 1984. Worlds of Music : An Introduction to the Music of the

World’s Peoples. New York : Schirmer Books A Division of Macmillan, Inc.

Page 152: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

151

DAFTAR WEBSITE

Julianus P. Limbeng, http://xeanexiero.blogspot.com. http://www.karoweb.or.id/kedudukan-kebudayaan-karo-ditinjau-dari-aspek- keseniannya/ www.karokab.go.id

www.karosiadi.blogspot.com

www.jakartacity.olx.co.id

www.salahketik.com

www.metamorfosasinabung.blogspot.com

Danielle Surkatty. Karo Batak Wedding Ceremonies. http://mannaismayaadventure.wordpress.com

Page 153: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

152

Lampiran I

Sampel A Didong Doah Bibi Sirembah Ku Lau

Oleh Nande Paksa br Sembiring A1 Doah didong... doah nande ginting timang-timang nande ginting68 adi bas wari sekalenda nakku Karena hari ini anakku enggo kam njabuken bana Kamu sudah menikah ras sembiring mergana dengan sembiring mergana maka ula kena rubat-rubat jadi janganlah kalian bertengkar nande gintingku nande gintingku A2 adi mbarenda kalau dulu ku embah kena ku lau ku gendong kamu ke sungai lampas kena galang cepatlah kamu besar maka man impalndu e kam pepagi agar nanti kamu menikah dengan impal mu enda enggo tambahindu sekarang kamu menambah teman ndu nakku teman kamu anakku man teman impaldu e erdahin dengan teman kerja impal kamu ini beru ginting bibina beru ginting bibina A3 maka bagem nakku, tapi ya sudahlah anakku, enteguh lah perjabun kena semoga pernikahan kalian langgeng ula kena rubat-rubat jangan pernah bertengkar ku pudi wari enda nande ginting untuk ke belakang harinya nande ginting

A4 emaka bagem nande ginting, maka dari itu nande ginting, mejuah-juah kel kam mejuah-juah lah kamu njabuken bana telah menikah maka malem agar lega ate nande ndu bapa ndu perasaan ibu dan ayahmu njabuken bana nande gintingku menikah nande ginting ku sembiring mergana sembiring mergana

68 Panggilan kepada perempuan yang mempunyai klen Ginting

Page 154: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

153

A5 maka bage teman jadi biarlah teman adi la gia kam man anakku ndai walau kamu tidak menikah dengan anakku kelengi kena pagi aku sayangilah aku nande ginting sembiring mergana nande ginting sembiring mergana bagem bibi begitulah bibi labo kerina jumpa ras impal na tidak semua orang bertemu dengan manusia enda nindu nakku impalnya, ujar mu

A6 doah-doah timang-timang ku didong doah ku didong ku timang-timang ku timang nande ginting mama biring nande ginting mama biring maka mis ka pagi kena semoga kalian cepat jumpa matawari bertemu bulan jumpa bulan nakku bertemu matahari anakku maka meriah kel ukur kami agar hati kami merasa senang nande ndu bapa ndu ibu mu ayah mu mama ndu kerina teman bibina semua paman-paman mu teman bibina

A7 doah ... doah timang ... timang ... nande ginting la megogo nande ginting yang baik hati kelengi kena pagi aku sayangi lah aku ras kila ndu e nakku dan paman mu ini anakku adi enggo kam ku didong karena kamu sudah ku didong bias na kam la jumpa cukuplah kamu tidak bertemu ras impal ndu e dengan impal mu ini nande ginting morah ate ku nande ginting yang begitu aku harapkan

Sampel B Didong Doah Bibi Sirembah Ku Lau

Oleh Nande Rony br Sembirng B1 didong didong, doah teman bibina timang-timang, timang teman bibi na enggo kam ku elukken ndai bibi aku sudah mengingkari janji bibi bage nge nindu nande biring itu lah yang kau ucapkan nande biring teman bibi na teman bibina

B2 eggo bage bibi, begitulah bibi la padanku jumpa ras anakndu e bukan takdir ku bertemu dengan anakmu

Page 155: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

154

bage nge nindu itulah yang kau ucapkan nande biring buat ndu tarigan mergana e kau ambil tarigan mergana tading karo mergana e tinggallah karo mergana

B3 emaka lasam bibi maka semua percuma bibi aku i oah ndu mbarenda aku kau timang dulu keri kain panjang e ntah piga entah berapa kain panjang yang habis i oah oah ndu aku untuk menggendong ku nindu teman bibi na ucap mu teman bibi na ...

B4 enca ge ku elukken ka kena tapi kemudian aku berpaling darimu nande biring nande biring ku ayaki tarigan mergana e ku kejar tarigan mergana ini bage nindu nande biringku itu lah yang kau ucapkan nande biring morah kel ateku kena nande biring aku sangat berharap padamu nande ginting B5 egia bagem tarigan mergana tapi sudahlah tarigan mergana seri nge kam kamu sama ras mama karo, anakku dengan mama karo anakku sikeleng-kelengen kena pagi saling menyayangi lah kalian nanti ras beru sembiring dengan beru sembiring ini B6 beru sembiring e merambit beru sembiring ini cerewet mama tigan mama tigan em pagi dalan ndu itu lah jalanmu ula rubat-rubat nakku agar tidak bertengkar anakku B7 enggo bagem biarlah begitu turang sembiring mergana turang sembiring mergana enggo gia kami bibi na walaupun kami bibi nya elukken anak ndu e turang di ingkari anak kalian ini morah na e seh kel morah na harap tentu sangat berharap mama biring mama biring tading ken anak ndu e kami ditinggalkan anakmu ini kami

B8 anak kami pe enggo melala galang anak kami pun sudah besar semua karo mergana ndai karo mergana tadi

Page 156: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

155

egia di ngeluk anak ndu e, tapi kalau anak mu sudah berpaling mama biring nande karo mama biring nande karo sehat sehat kam turang sehat sehat lah kamu sembiring mergana sembiring mergana nande edangku ibu ipar ku Jika bibi sirembah ku lau membawa hadiah berupa kain panjang, maka

mereka pun akan menyerahkannya kepada kedua pengantin. Kain panjang itu

kemudian akan dibungkuskan ke badan mereka, sambil bibi sirembah ku lau

menyanyi.69

B9 enda baba kami ini kami bawa kain panjang ndai kain panjang tadi perembahndu ndube nande biring gendonganmu dulu nande biring emaka panjang perjabunndu maka panjanglah pernikahanmu nande biring nande biring kain panjang enda ndai kain panjang ini labo mejile ca tidak lah begitu bagus murah rejekindu nande biring murah rejeki kamu nande biring mama tigan buah bara nande biring mama tigan kesayangan nande biring

Sampel C Didong Doah Bibi Sirembah Ku Lau

Oleh Nande Sabar br Tarigan C1 didong didong ... timang timang ... doah nande tigan timang nande tigan ning kami pagi-pagi karaben kami ucap pagi dan sore nande tigan nande tigan lampas mbelin lampas gedang cepat besar cepat tinggi ning kami erdoah e nande tigan ... kami ucap saat menggendong nande tigan ngena ate kami ... yang kami cintai C2 didong doah doah ... timang timang anakku nande tigan anakku nande tigan lako kam ku jabu kalak nande tigan laku kamu ke keluarga lain nande tigan

69 Wawancara dengan nande Rony, 27 Februari 2011.

Page 157: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

156

kujabu ginting mergana e ... ke keluarga ginting mergana ini kam erjabu nande tigan kamu menikah nande tigan ate kami ngena yang kami cintai C3 didong-didong doah ... timang timang anakku ginting mergana ... anakku ginting mergana ku didong ka kam anakku ku timang juga kamu anakku adi nggo buatndu nande tigan e kalau sudah kamu nikahi nande tigan ini e lit sambar ganti nandendu ndai iniah ganti ibumu tadi anakku ateku jadi anakku yang ku cintai C4 enggo bagem turang ya sudah lah turang tarigan mergana tarigan mergana edangku ras silih kami ipar ku dan ipar (laki-laki) kami ola nai kam menek-menek jangan lagi kamu bersedih ola nai terame-ame70 jangan lagi terame-ame la gia je beru tarigan ndai walaupun beru tarigan tak disini lagi bage atendu turang ... begitu pikiranmu turang C5 ruh anakndu beru tarigan e ... datang anakmu beru tarigan ini enggo ku jabu ginting mergana e ... sudah ke keluarga ginting mergana ini Turang tarigan mergana turang tarigan mergana Nande, eda kami ibu, ipar kami C6 sangap kam kerina encari beruntung dalam pekerjaan kam pe kerina ku jei kamu pun sekalian o turang tarigan mergana o turang tarigan mergana nande, eda kami, permen kami ibu, ipar kami, menantu kami C7 didong-didong doah ... anakku ... timang timang ... anakku … lanai terbelasken aku nande Devi tak bisa aku ucapkan lagi ibu teman senina ... teman senina tading aku kaka tinggal aku kakak erjabu anakta sintengah e kaka menikah anak kita yang tengah ini nindu nge o nande Devi71 begitu ucapmu ibu Devi Nande tigan kaka ... nande tigan kakak C8 enggo bagem anakku ... biarlah begitu anakku 70 Terame-ame, yang berkata dasar ame merupakan panggilan sayang kepada anak perempuan pada masyarakat karo. 71 Nama pengantin wanita ; Enda Devinta br Tarigan

Page 158: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

157

keleng sikeleng-kelengen saling menyayangilah kam pagi duana kamu berdua nande tigan anakku (menangis) nande tigan anakku ginting mergana ginting mergana maka malem pagi ate nande ndu agar lega perasaan ibu bapandu anakku ... ayahmu anakku ... C9 bagenda gia lawes begini walaupun sudah pergi nandendu ndai ibumu tadi turang bibina ... nakku anakku turang bibina ... nakku anakku (menangis) C10 enggo bagem bapa Ferdi72 begitulah ayah Ferdy adi enggo erjabu anakta e gi kalu sudah menikah menantu kita ini ras permenta dengan anak kita C11 kam pe erdua-dua ginting mergana kamu juga berdua ginting mergana ula nai ermorah-morah jangan lagi bersedih tatap nande tigan e lihatlah nande tigan ini eme sambar e ganti ini lah sebagai ganti nande ndu ndai ibumu tadi ateku agi pikirku adik C12 bage ngenca pasu-pasuku hanya itu lah berkat ku man permenndu e untuk menantu kamu ras beberendu e dan keponakan kamu ini turang tarigan mergana turang tarigan mergana nande, edangku ibu, iparku

72 Nama pengantin pria ; Ferdy Ginting

Page 159: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

158

Lampiran II 1. Bentuk Melodi Sampel A

Page 160: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

159

Page 161: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

160

2. Bentuk Melodi Sampel B

Page 162: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

161

Page 163: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

162

3. Bentuk Melodi Sampel C

Page 164: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

163

Page 165: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

164

Page 166: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

165

Lampiran III

FOTO

(a) Gunung Sinabung (b) Gunung Sibayak

Kedua gunung ini merupakan salah satu landmark Berastagi Sumber : Dokumentasi penulis (8 Februari 2009)

Rumah adat Karo

Sumber : www.karosiadi.blogspot.com Dok. Robert Moore

Page 167: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

166

Uis julu yang digunakan sebagai abit (sarung) pada pakaian pengantin perempuan.

Sumber : http://rinda-salon.blogspot.com/

Jongkit yang digunakan sebagai gonje (sarung) pada pengantin pria. Sumber : http://rinda-salon.blogspot.com/

Page 168: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

167

Uis nipes; uis gara yang digunakan sebagai bulang-bulang (penutup kepala), dan dipakai di bahu sebagai kadangen pada pengantin pria, dan

sebagai tudung (penutup kepala) pada pengantin perempuan. Sumber : http://rinda-salon.blogspot.com/

Seperangkat pakaian adat perkawinan Karo lengkap dengan emas-emas (Ose Lengkap Eremas-emas).

Sumber : http://rinda-salon.blogspot.com/

Page 169: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

168

Berbagai jenis uis nipes yang juga digunakan oleh pengantin perempuan sebagai langge-langge (kain yang dipakai di pinggang).

Sumber : http://rinda-salon.blogspot.com/

Page 170: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

169

Lampiran IV

DATA INFORMAN

1. Nama : Malem Ukur Ginting Umur : 52 Tahun Alamat : Simalingkar Pekerjaan : Seorang pelatih tari tradisional Karo dan penyuluh budaya di Pemkab

Karo 2. Nama : Katalemuk Br Sukatendel Umur : 76 Tahun Alamat : Jalan Perwira No. 200A Berastagi Pekerjaan : Pensiunan Pegawai Negeri (Guru) 3. Nama : Nande Rony Br Sembiring Umur : 70 Tahun Alamat : Jalan Kejora I Berastagi Pekerjaan : Petani 5. Nama : Nande Paksa Br Sembring Umur : 76 Tahun Alamat : Jalan Kejora I Berastagi Pekerjaan : - 6. Nama : Nande Sabar Br Tarigan Umur : 69 Tahun Alamat : Desa Raya – Kab. Karo Pekerjaan : Petani

Page 171: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

170

GLOSARIUM Adat : Aturan (perbuatan, kebiasaan dsb) yang lazim dituruti

atau dilakukan sejak dahulu kala. Aerophone : Alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran

udara pada pipa alat musik (alat musik tiup pada umunya).

Aksara : Sistem tanda grafis yg digunakan manusia untuk

berkomunikasi dan sedikit banyaknya mewakili ujaran. Anak Beru : Anak perempuan atau keturunan dari klan anak

perempuan dalam sebuah marga; Pihak penerima wanita

dalam adat perkawinan masyarakat Karo. Anak Surat : Tanda untuk mematikan atau merubah tulisan huruf atau

abjad Karo yang berjumlah 8 buah. Analisa : Suatu usaha untuk menjelaskan dan mendeskripsikan

sebuah musik. Animisme : Kepercayaan kepada roh yg mendiami semua benda

(pohon, batu, sungai, gunung, dsb). Ansamble (ensambel) : Seperangkat/sekumpulan alat musik yang dimainkan

secara bersama-sama dalam sebuah kelompok/grup. Antropologi : Ilmu ttg manusia, khususnya ttg asal-usul, aneka warna

bentuk fisik, adat istiadat, dan kepercayaannya pd masa lampau.

Baka : Keranjang rotan berbentuk segi empat. Begu : Roh orang yang telah meninggal. Berawan (birawan) : Roh yang tertinggal atau pergi dari tubuh seseorang karena suatu peristiwa yang menakutkan, yang

mengakibatkan orang itu menjadi sakit-sakitan

Page 172: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

171

Beru : Klan yang dibawa oleh perempuan. Bibi sirembah ku lau : Kelompok/ orang yang biasa menyajikan didong doah bibi

sirembah ku lau.

Birama : Ruang-ruang ketukan yang disesuaikan dengan tempo dasar.

Budaya : Pikiran; akal budi; sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan

yg sudah sukar diubah. Cak-cak : Tempo, pola irama. Demokratis : Bersifat demokratis atau persamaan hak dan kewajiban. Deskripsi : Pemaparan atau penggambaran dng kata-kata secara jelas dan terperinci.

Dibata : Tuhan, dewata. Didong doah : Nyanyian menidurkan anak. Dinamisme : Kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yg dapat mempengaruhi keberhasilan atau

kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidup.

Dokumentasi : Pengumpulan bukti-bukti dan keterangan-keterangan (spt

kutipan dari surat kabar, gambar-gambar, dan lain sebagainya).

Duplikasi : Perangkapan; perulangan. Endek : Irama, ritme, gerakan naik turun tubuh pada waktu menari. Ensiklopedi : Buku (serangkaian buku) yg menghimpun keterangan atau

uraian tt berbagai hal di bidang seni dan ilmu pengetahuan, yang disusun menurut abjad atau menurut lingkungan ilmu.

Page 173: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

172

Erdidong : Berdendang atau menyanyi Erpangir : Berkeramas Ersimbu : Saling menyiram. Ertutur : Memperkenalkan diri untuk mengetahui hubungan

kekeluargaan antara pihak-pihak yang baru saling mengenal dengan saling menanyakan identitas masing- masing.

Etnografi : Ilmu ttg pelukisan kebudayaan suku-suku bangsa yg hidup

tersebar di muka bumi. Etnomusikologi : Ilmu perbandingan musik yg bertujuan memperoleh

pengertian tt sejarah asal-usul, perkembangan, dan persebaran musik pd pelbagai bangsa di dunia.

Garis Paranada : Garis tempat peletakan notasi yang terdiri dari lima garis

dan empat spasi. Gundala-gundala : Salah satu tari hiburan pada masyarakat Karo, yang mana

penarinya menggunakan sebuah topeng. Guru : Dukun, orang pintar. Idiophone : Alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran

pada badan alat itu sendiri. Impal : Hubungan kekerabatan seorang gadis dng anak lelaki dr

pamannya/ hubungan kekerabatan seorang pemuda dng anak perempuan dr saudara lelaki ibunya.

Indung Surat : Huruf atau abjad kuno Karo yang berjumlah 21 buah. Informan : Orang yg memberi informasi; orang yg menjadi sumber

data dalam penelitian; narasumber.

Jambur : Balai desa, suatu bangunan yang atapnya berbentuk rumah

Page 174: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

173

adat Karo. Kade-kade : Famili, sanak saudara. Kalimbubu : Pihak pemberi istri pada adat perkawinan masyarakat

Karo;kelompok kekerabatan yang dianggap memiliki kedudukan paling tinggi pada masyarakat Karo.

Katoneng-katoneng : Nyanyian bercerita (narrative song) pada masyarakat Karo.

Kayu Nabar : Sejenis kayu beringin. Keramat : Keramat, suci, angker Kerja adat : Pesta adat Kesain : Alun-alun, lapangan desa. Konteks : Situasi yang ada hubungannya dng suatu kejadian. Kordo-idiophone : Alat musik yang sumber bunyinya berasal dari senar yang

diregangkan dari badan alat musik itu sendiri. Kordophone : Alat musik yang sumber bunyinya berasal dari senar yang

dipetik. Kualitatif : Metode penelitian dalam dunia ilmu sosial yang didasari

penelitian langsung ke lapangan dan wawancara terhadap informan

Laboratorium : Ruang kerja analisis data bagi etnomusikolog. Linguistik : Ilmu ttg bahasa. Literatur : Kesustraan/kepustakaan. Luah : Oleh-oleh/buah tangan Maneh-maneh : Barang warisan atau kenang-kenangan dari seseorang

yang sudah meninggal.

Mangmang : Mantra, jampi, perkataan yang diucapkan untuk mendatangkan kesaktian.

Page 175: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

174

Mayoritas : Jumlah orang terbanyak yg memperlihatkan ciri tertentu

menurut suatu patokan dibandingkan dng jumlah yg lain

yg tidak memperlihatkan ciri itu.

Melodi : Susunan rangkaian tiga nada atau lebih dl musik yg terdengar berurutan secara logis serta berirama dan mengungkapkan suatu gagasan.

Membranophone : Alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran

pada membran. Merga : Klan yang dibawa oleh laki-laki. Metode : Cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yg ditentukan.

Mistis : Bersifat mistik atau gaib. Mitos : Cerita suatu bangsa ttg dewa dan pahlawan zaman dahulu,

mengandung penafsiran ttg asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa tersebut dan mengandung arti mendalam yg diungkapkan dng cara gaib.

Monografi : Tulisan atau uraian mengenai satu bagian dr suatu ilmu

atau mengenai suatu masalah tertentu. Musikal : Bersifat musik. Musikologi : Ilmu ttg musik, sejarah, dan perkembangannya. Nada : Tinggi rendahnya bunyi (pitch) Ndilo Wari Udan : Upacara memanggil hujan. Ngukal Tulan-tulan : Upacara mengangkat tulang/kerangka orang yang sudah

meninggal.

Ninabobo : Nyanyian untuk menidurkan anak.

Page 176: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

175

Notasi : Penggambaran simbolik sebuah musik. Ose : Sejenis pakaian yang dipakai pada suatu upacara adat

dalam masyarakat Karo. Patrilineal : Garis keturunan yang ditarik dari pihak ayah. Pemasu-masun : Pemberian petuah agar mendapat berkat dari Tuhan. Perbegu : Kepercayaan kuno yang dianut oleh masyarakat Karo. Perende-rende : Penyanyi. Perkolong-kolong : Seorang penyanyi (pria/wanita) yang juga pandai menari,

yang juga pandai melakukan pemasu-masun. Permen (permain) : Menantu perempuan. Perumah begu : Suatu upacara yang dilakukan pada malam hari untuk

memanggil roh orang yang sudah meninggal. Pra-Hindu : Zaman atau masa sebelum masuknya agama Hindu. Primbon : Kitab yang berisikan ramalan (perhitungan hari baik dan

tidak), sistem bilangan yang pelik untuk menghitung hari

mujur untuk mengadakan selamatan, mendirikan rumah,

memulai perjalanan dan mengurus segala macam kegiatan

yang penting, baik bagi perorangan maupun masyarakat.

Protokol : Pembawa acara pada sebuah acara adat pada masyarakat

Karo.

Proto-Melayu : Bangsa Melayu yg terdahulu atau pertama sekali. Refleksi : Cerminan, gambaran. Religi : Kepercayaan; kepercayaan kepada Tuhan Repertoar : Repertoire; Sebuah komposisi musik.

Page 177: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

176

Rose : Memakai pakaian adat pada suatu upacara. Sampel : Contoh. Sembuyak : Saudara seperut, saudara kandung. Senina : Saudara, pertalian keluarga antara pria dan pria atau

wanita dan wanita. Siempo : Pengantin pria Sijalapen : Proses perkenalan yang terjadi antara kedua belah

pihak yang menikah, yang biasa dilakukan sebelum

pembayaran mas kawin.

Siklus : Putaran waktu yang didalamnya terdapat rangkaian

kejadian yang berulang-ulang secara tetap dan teratur. Sisereh : Pengantin wanita Sistem tuning : Pelarasan alat musik, agar dapat menghasilkan nada yang

tepat. Spontan : Serta merta, tanpa dipikir, atau tanpa direncanakan lebih

dulu; melakukan sesuatu karena dorongan hati. Struktur : Cara sesuatu disusun atau dibangun; ketentuan unsur-

unsur dari suatu benda.

Sukut : Orang yang melaksanakan pesta, keluarga terdekat (semerga), tuan rumah.

Tangga nada : Susunan nada-nada naik atau pun turun yang tersusun secara

berurutan. Teks : Naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang. Tempo : Ukuran lama waktu kecepatan sesuatu gerak (musik, lagu,

dll).

Page 178: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI … · analisis struktur musikal, tekstual dan fungsi sosial budaya didong doah bibi si rembah ku lau pada masyarakat karo di berastagi

177

Tendi : Roh, jiwa. Teori : Pendapat yg didasarkan pd penelitian dan penemuan,

didukung oleh data dan argumentasi. Tradisi : Adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang

masih dijalankan dalam masyarakat. Turang : Hubungan kekerabatan antara seorang wanita dan laki-laki

yang memiliki klan yang sama atau satu darah. Upacara : Tanda-tanda kebesaran, rangkaian tindakan atau perbuatan

yang terikat pada aturan tertentu menurut adat atau agama,

perbuatan atau perayaan yang dilakukan atau diadakan sehubungan dengan peristiwa penting.

Variasi : Ragam. Vokal : Mengenai suara, linguistik bunyi bahasa yang

dihasilkan oleh arus udara dari paru-paru melalui pita suara dan penyempitan pada saluran suara di atas glotis.