ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK CMM...
Transcript of ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK CMM...
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK
CMM (CONSUMER MASS MARKET)
PADA BANK DANAMON INDONESIA Tbk
CABANG MARGONDA DEPOK
Oleh
VIAN RAMDHANA
H24066016
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
ABSTRAK
Vian Ramdhana. H 24066016. Analisis Strategi Pemasaran Produk CMM (Consumer MassMarket) Pada Bank Danamon Indonesia Tbk Cabang Margonda Depok. Di bawah bimbinganMimin Aminah.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) didirikan pada tahun 1956 dengannama PT Bank Kopra Indonesia. Pada tahun 1976 namanya menjadi Bank DanamonIndonesia hingga kini. Produk yang dikeluarkan oleh Bank Danamon dalam mendapatkankeuntungan adalah dengan membuat divisi Consumer Mass Market (CMM) yaitu produkDana Pinjam Siap Pakai (DP-SIP). DP-SIP merupakan produk unsecured personal loan(kredit tanpa agunan) dengan segmentasi (target pasar) pasar yaitu karyawan swasta denganstatus Permanent Employee (karyawan tetap) dan bekerja pada perusahaan yang telahdiverifikasi dan disetujui oleh tim Risk Management.
Munculnya persaingan dengan bank yang mengeluarkan produk sejenis Bank Danamonharus mencari dan menganalisis alternatif strategi yang tepat dan efektif agar dapat bersaingdengan para pesaingnya dan mempertahankan posisinya di dalam pasar. Tujuan penelitian (1)mengetahui bauran pemasaran (marketing mix) yang telah diterapkan dalam upayapengembangan produk Consumer Mass Market Pada Bank Danamon, (2) mengidentifikasidan menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi strategipemasaran produk Consumer Mass Market Pada Bank Danamon, serta (3) menyusun danmerekomendasikan alternatif strategi pemasaran yang tepat dan efektif untuk pemasaranproduk Consumer Mass Market Pada Bank Danamon.
Penelitian dilakukan di Bank Danamon cabang Margonda Raya Ruko 99 Depok. Datayang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperolehdari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner kepada 3 orang dari pihak perusahaan yaituCluster, Sales manager dan Supervisor. Data sekunder diperoleh dari data dan informasiperusahaan, studi pustaka dari perpustakaan serta lembaga-lembaga pemerintah dan swasta.Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis lingkungan internal danekternal perusahaan melalui matriks IFE dan matriks EFE, untuk mengetahui posisiperusahaan dalam menghadapi persaingan menggunakan matriks IE, dan untuk pengambilankeputusan alternatif strategi terbaik yang akan direkomendasikan penulis kepada perusahaanmenggunakan QSPM.
Produk yang dikeluarkan oleh Bank Danamon divisi Consumer Mass Market (CMM)yaitu produk Dana Pinjam Siap Pakai (DP-SIP) dengan segmentasi pasar yaitu karyawanswasta dengan status karyawan tetap. DP-SIP merupakan produk pinjaman kredit yangdiberikan mulai dari Rp 2.000.000 sampai dengan Rp 100.000.000 dengan jangka waktu 2-4tahun. Pemasaran produk Dpsip ini dipasarkan dilokasi yang strategis yaitu berdekatandengan kawasan perkantoran/perbankan salah satunya berlokasi di jalan Margonda RayaRuko 99, Depok. Promosi yang dilakukan dalam memasarkan produk Dpsip yaitu melaluiadvertising baik secara Below The Line (BTL) maupun Above The Line (ATL).
Secara umum posisi internal perusahaan kuat, yang artinya perusahaan telah mampumemanfaatkan kekuatannya dan mengatasi kelemahan yang dimilikinya dengan baik. Situasieksternal perusahaan kurang memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan atau tidakmenghindari ancaman-ancaman eksternal, perusahaan berada pada Hold and Maintain(pertahankan dan pelihara). Berdasarkan analisis QSPM diperoleh strategi yang menjadiprioritas utama untuk diterapkan oleh perusahaan, yaitu meningkatkan kegiatan promosi yangsalah satunya dilakukan melalui kegiatan pameran dan penyebaran brosur.
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK
CMM (CONSUMER MASS MARKET)
PADA BANK DANAMON INDONESIA Tbk
CABANG MARGONDA DEPOK
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
VIAN RAMDHANA
H24066016
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran Produk CMM(Consumer Mass Market) Pada Bank DanamonIndonesia Tbk Cabang Margonda Depok
Nama : Vian RamdhanaNIM : H 24066016
MenyetujuiPembimbing,
(Ir. Mimin Aminah, MM)NIP : 19660907 199103 2 002
Mengetahui,Ketua Departemen
(Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc)NIP : 19610123 198601 1 002
Tanggal Lulus:
KATA PENGANTAR
Segala puji senantiasa dipanjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen,
Penyelenggaraan Program Khusus Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.
Era globalisasi mengakibatkan persaingan usaha menjadi semakin ketat
sehingga perusahaan dituntut memiliki strategi yang efektif untuk
mempertahankan posisinya di dalam pasar. Penulis mengambil topik pemasaran
dalam penyusunan proposal penelitian dan skripsi yang berjudul Analisis Strategi
Pemasaran Produk CMM (Consumer Mass Market) Pada Bank Danamon
Indonesia Tbk Cabang Margonda Depok.
Bogor, Mei 2010
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 27 Mei 1985. Penulis
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Suhardi dan Ningsih
Raffianingsih.
Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Kuncup Harapan Bogor dari
tahun 1990-1991, pendidikan dasar di SDN Bantarjati V dari tahun 1991-1997.
Pada tahun 1997, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama Negeri 3 Bogor dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah
Umum PLUS YPHB dan masuk program IPS pada tahun 2000. Pada tahun
2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor di Departemen Manajemen
Agribisnis kemudian melanjutkan di Departemen Manajemen, Fakultas
Ekstensi Ekonomi dan Manajemen.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ x
I. PENDAHULUAN................................................................................ 11.1. Latar belakang ........................................................................... 11.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 31.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 41.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. .... 52.1. Konsep Pemasaran ..................................................................... 52.2. Konsep Strategi Pemasaran ....................................................... 52.3. Analisis Lingkungan Internal ..................................................... 5
2.3.1 Segmentation, Targeting, dan Positioning........................ 52.3.2 Konsep Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ................... 7
a. Produk (Product)........................................................ 7b. Harga (Price).............................................................. 8c. Tempat (Place)........................................................... 9d. Promosi (Promotion) ................................................. 10
2.4. Analisis Lingkungan Eksternal................................................... 112.4.1 Lingkungan Jauh............................................................... 112.4.2 Lingkungan Industri.......................................................... 13
2.5. Matriks IFE................................................................................. 172.6. Matriks EFE................................................................................ 172.7. Matriks IE .................................................................................. 182.8. Matriks Quantitative Strategies Planning (QSPM).................... 182.9. Penelitian Terdahulu .................................................................. 19
III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 213.1. Kerangka Pemikiran ................................................................... 213.2. Pengumpulan Data ..................................................................... 213.3. Pengolahan dan Analisis Data .................................................... 23
3.3.1 Analisis Deskriptif ........................................................... 233.3.2 Matriks IFE dan EFE ....................................................... 233.3.3 Matriks IE ......................................................................... 263.3.4 Matriks Quantitative Strategies Planning (QSPM).......... 27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................. .......... 304.1. Sejarah Berdirinya Bank Danamon ............................................ 304.2. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan, serta Struktur Organisasi
Bank Danamon .......................................................................... 32
4.3. Sumber Daya Manusia................................................................ 324.4. Lingkungan Internal Perusahaan ................................................ 33
4.5.1 Segmentation, Targeting, dan Positioning........................ 334.5.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ................................ 34
4.5. Lingkungan Eksternal Perusahaan.............................................. 364.6.1 Lingkungan Jauh .............................................................. 36
a. Politik......................................................................... 36b. Ekonomi..................................................................... 36c. Sosial.......................................................................... 36d. Teknologi ................................................................... 36
4.6.2 Lingkungan Industri.......................................................... 37a. Ancaman Masuk Pendatang Baru.............................. 37b. Persaingan Sesama Perusahaan ................................. 37
4.6. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan .............. 374.7.1 Faktor Internal Perusahaan ............................................... 37
a. Kekuatan Perusahaan................................................. 37b. Kelemahan Perusahaan.............................................. 38
4.7.2 Faktor Eksternal Perusahaan............................................. 38a. Peluang Perusahaan ................................................... 38b. Ancaman Perusahaan................................................. 39
4.7. Analisis Matriks IFE................................................................... 394.8. Analisis Matriks EFE.................................................................. 414.9. Analisis Matriks IE .................................................................... 424.10. Analisis Matriks Quantitative Strategies Planning (QSPM)...... 43
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 48
LAMPIRAN ................................................................................................. 50
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Ikhtisar Kinerja Perbankan Nasional ....................................................... 12. Total Aset, Kredit dan Dana Pihak Ketiga............................................... 23. Jumlah Perusahaan dan Jumlah Karyawan yang Berada di Indonesia .... 34. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal Perusahaan .............................. 245. Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal Perusahaan............................ 246. Matriks IFE ............................................................................................. 267. Matriks EFE ............................................................................................ 268. Matriks Quantitative Strategies Planning (QSPM)................................. 289. Kinerja Keuangan Bank Danamon .......................................................... 3110. Rincian DP-SIP ........................................................................................ 3511. Matriks IFE ............................................................................................. 4012. Matriks EFE............................................................................................. 4113. Matriks Quantitative Strategies Planning (QSPM)................................. 43
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian ....................................................222. Matriks IE ................................................................................................373. Hasil Analisis Matriks IE.........................................................................42
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Pertanyaan Wawancara Kepada Pihak Perusahaan ................................. 502. Kuesioner Kepada pihak Perusahaan ...................................................... 512. Pemberian Bobot Untuk Matriks IFE ..................................................... 523. Pemberian Bobot Untuk Matriks IFE ..................................................... 534. Pemberian Rating Untuk Matriks IFE .................................................... 535. Pemberian Bobot Untuk Matriks EFE .................................................... 546. Pemberian Bobot Untuk Matriks EFE .................................................... 557. Pemberian Rating Untuk Matriks EFE ................................................... 558. Attractiveness Score untuk QSPM........................................................... 559. Tabel QSPM …………………………………………………………… 56
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Dampak krisis finansial global terhadap perekonomian nasional terus
berlanjut sampai saat ini, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi yangmelambat seiring penurunan produksi manufaktur dan ekspor. Walaupun
demikian kondisi ekonomi indonesia bersama cina dan india jauh lebih baik
dibandingkan negara lain yang mengalami resesi. Penurunan tekanan inflasiterutama disebabkan, karena masih berlanjutnya dampak langsung dan tidaklangsung dari penurunan BBM serta melemahnya permintaan domestik. Kondisi
ini sangat mempengaruhi kinerja perbankan nasional bank negeri (BRI, Mandiri,BNI) maupun bank swasta (Danamon, BCA, CIMB Niaga). Kinerja perbankannasional dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Ikhtisar Kinerja Perbankan NasionalRp Triliun 2Q07 3Q07 4Q07 1Q08 2Q08 3Q08 4Q08 1Q09
Total Aktiva
Kredit
Investasi
Modal kerja
Konsumsi
Obligasi Pemerintah
Dana pihak ketiga
Giro
Tabungan
Deposito
Ekuitas
Pandapatan Bersih
PendapatanOp. Bersih
Laba bersih
NIM (%)LDR (%)
NPL (%)
CAR (%)
1.685
855
163
443
249
258
1.364
371
355
637
182
23
12
9
5.7%62.7%
5.8%
21.2%
1.756
907
170
472
265
265
1.414
381
379
654
195
25
9
8
5.7%64.2%
5.2%
21.3%
1.890
995
184
529
282
265
1.528
407
439
682
202
25
8
8
5.6%65.1%
4.1%
19.3%
1.850
1.029
192
539
298
269
1.483
382
428
673
204
26
9
10
5.6%69.4%
3.8%
20.5%
1.934
1.142
212
602
328
270
1.570
411
458
701
196
27
9
9
5.7%72.7%
3.5%
17.6%
2.011
1.240
231
652
356
257
1.624
399
460
765
208
29
12
10
5.9%76.3%
3.3%
17.3%
2.172
1.300
254
679
366
254
1.775
432
499
844
215
31
0
2
5.5%73.2%
3.2%
16.8%
2.213
1.297
260
666
371
264
1.801
439
493
869
227
31
7
12
5.5%72.0%
3.9%
18.0%
Sumber: Bank Indonesia
Aset perbankan nasional mengalami kenaikan sebesar 20% dan mencapaiRp. 2.213 trilliun pada akhir maret 2009 terutama didorong pertumbuhan kredit
2
yang tinggi, kredit yang disalurkan kepada masyarakat merupakan salah satuindikator kinerja suatu bank tersebut mengalami pertumbuhan atau penurunankinerja, karena penyaluran kredit kepada masyarakat akan berdampak pada
keuntungan. Berikut total aset dan pertumbuhan kredit pada 10 bank besar diindonesia yang terdapat pada Tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2. Total Aset, Kredit dan Dana Pihak KetigaRp Trilliun Total Aset Total Aset Kredit Kredit Dana Pihak Ketiga
Mar-
08
Mar-09 rYoY Mar-08 Mar-09 rYoY Mar-08 Mar-09 rYoY
MandiriBRI
BCABNI
DanamonNiaga
PaninBIIPermataMega
NISPBuanaEkonomiBTPN
Industri
300201
214162
9295
58554132
28181612
1.850
348251
248201
105103
70565436
36222016
2.213
+16%+25%
+16%+24%
+14%+8%
+21%+2%+31%+14%
+29%+23%+26%+37%
+20%
136119
8689
5663
32342815
191388
1.029
179166
109115
6373
38373518
2015911
1.297
+32%+40%
+27%+29%
+13%+16%
+17%+9%+25%+22%
+3%+12%+17%+31%
+31%
224160
184126
6278
34383026
21131410
1.483
272204
210165
7584
50414331
28171814
1.801
+21%+27%
+14%+31%
+20%+8%
+46%+8%+41%+19%
+33%+29%+28%+42%
+21%
Sumber: Bank IndonesiaPada Tabel 2 di atas dapat dilihat pertumbuhan kredit Bank Danamon
Indonesia mengalami peningkatan dari bulan maret 2008 sebesar Rp 56 triliun
menjadi Rp 63 triliun pada bulan Maret 2009 naik 13%. Pertumbuhan kredit ini
membuat Bank Danamon Indonesia meningkatkan produktivitas kredit dengan
cara memberikan kredit kepada masyarakat melalui divisi kredit mikro maupunmakro. Divisi kredit mikro yang diberikan kepada masyarakat salah satunya yaitu
DSP (Danamon Simpan Pinjam) dan divisi CMM (Consumer Mass Market
dengan penawaran kredit kemasyarakat dengan plafond Rp 2.000.000,- - Rp100.000.000,-, sedangkan untuk kredit makro yang diberikan kepada masyarakat
salah satunya yaitu SME (Self Medium) dengan target pasar perusahaan(Corporate) dengan plafond Rp 1.000.000.000,- - Rp 10.000.000.000.
Pemberian kredit kepada masyarakat memberikan margin (keuntungan)
bagi Bank Danamon Indonesia, sehingga produk kredit ini terus dikembangkan
3
untuk meningkatkan margin. Salah satu divisi kredit mikro yang sedangdikembangkan yaitu divisi kredit mikro dengan produk DP-SIP. Produk DP-SIPini diberikan kepada karyawan swasta yang telah berstatus sebagai karyawan
tetap, Segmentasi karyawan swasta ini memiliki prospek yang menjanjikan karenamenurut data di LVP terdapat 7.473 perusahaan di Indonesia dengan jumlahkaryawan 1.512.440 dengan rincian pada Tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3. Jumlah Perusahaan dan Jumlah Karyawan yang Berada diIndonesia.
Region (Wilayah) Jumlah Perusahaan Jumlah Karyawan
Jakarta 2.349 600.805
Jawa Barat 962 156.052
Jawa Timur & Bali 913 283.533
Makasar-Manado 478 36.183
Kalimantan 415 31.599
Sumatra & Batam 1.339 258.048
Jawa Tengah 1.017 146.220
(Sumber: Data LVP Bank Danamon Per 30 Maret 2007)
Pada Tabel 3 dapat dilihat prospek yang sangat menjanjikan dalam
penjualan produk DP-SIP sehingga dapat meningkatkan keuntungan Bank
Danamon, namun dari kondisi ini terdapat ancaman yang muncul dengan adanya
produk sejenis yang dikeluarkan oleh bank lain seperti ABN-Amroo, HSBC, danCitti Financial. Mengingat Segment pasar yang sama dari Bank yang
mengeluarkan produk sejenis, maka persaingan dalam penjualan produk Dpsip ini
semakin tinggi. Munculnya persaingan antar bank yang mengeluarkan produksejenis Bank Danamon harus mencari dan menganalisis alternatif strategi yang
tepat dan efektif agar dapat bersaing dengan para pesaingnya danmempertahankan posisinya dalam pasar.
1.2. Rumusan Masalah
Bank Danamon Indonesia dalam rangka memenangkan persainganmenerapkan strategi pemasaran yang tepat dan efektif, karena strategi merupakanalat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (rangkuti, 1997). Rumusan
masalah yang terdapat pada pemasaran produk Dpsip, seperti telah dikemukakandalam latar belakang sebagai berikut:
4
1. Bagaimana bauran pemasaran (marketing mix) yang selama iniditerapkan oleh Bank Danamon?
2. Faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh
terhadap strategi pemasaran?3. Bagaimana strategi pemasaran yang tepat dan efektif untuk Bank
Danamon agar dapat bersaing dengan para pesaingnya?
1.3. Tujuan Penelitian
Merujuk pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akandicapai melalui penelitian ini adalah :
1. Mengetahui bauran pemasaran (marketing mix) yang telah diterapkandalam upaya pengembangan produk Consumer Mass Market Pada Bank
Danamon.2. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan
eksternal yang mempengaruhi strategi pemasaran produk Consumer
Mass Market Pada Bank Danamon.3. Menyusun dan merekomendasikan alternatif strategi pemasaran yang
tepat dan efektif untuk pemasaran produk Consumer Mass Market Pada
Bank Danamon.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh :
1. PenelitiMenambah ilmu dan wawasan tentang strategi pemasaran danmenambah pengalaman dalam hal menyusun alternatif strategi
pemasaran.2. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan
dalam merumuskan strategi pemasaran sebagai upaya untuk memenuhidan memuaskan harapan nasabah.
3. Peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi
dan acuan dalam penyusunan skripsi ataupun studi pustaka untukpendalaman topik di bidang pemasaran, khususnya strategi pemasaran.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Pemasaran
Menurut Kotler (2002), pemasaran adalah suatu proses sosial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
2.2. Konsep Strategi Pemasaran
Menurut Kotler (1997), rencana pemasaran strategis adalah
mengembangkan tujuan dan strategi pemasaran luas yang berdasarkan pada
analisa situasi dan peluang pasar saat ini. Rencana pemasaran adalah alat
utama dalam pengarahan dan pengkoordinasian usaha pemasaran. Strategi
merupakan alat untuk mencapai tujuan (Rangkuti, 1997).
2.3. Analisis Lingkungan Internal
Menurut Tjiptono (1997), dalam menganalisis lingkungan internal
perusahaan, setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya
dibandingkan para pesaingnya.
2.3.1 Segmentation, Targeting dan Positioning
1. Segmentation
Menurut Umar (1997), pasar terdiri dari banyak pembeli yang
berbeda dalam beberapa hal, misalnya keinginan, kemampuan
keuangan, lokasi, sikap pembelian dan praktek-praktek
pembeliannya. Dari perbedaan-perbedaan ini dapat dilakukan
segmentasi pasar. Manajemen dapat melakukan
pengkombinasian dari beberapa variabel untuk mendapatkan
suatu cara yang paling pas dalam segmentasi pasarnya. Beberapa
aspek utama segmentasi pasar antara lain adalah :
a. Aspek Geografis, komponen-komponennya adalah seperti
bangsa, negara, propinsi dan kabupaten/kotamadya.
6
b. Aspek Demografis, komponen-komponennya adalah seperti
usia, jenis kelamin dan pendapatan.
c. Aspek Psikografis, komponen-komponennya adalah seperti
kelas sosial, gaya hidup dan kepribadian.
d. Aspek Perilaku, komponen-komponennya adalah seperti
kesempatan, tingkat penggunaan, status kesetiaan, tahap
kesiapan pembelian dan sikap.
2. TargetingMenurut Umar (1997), perusahaan perlu melakukan analisis
untuk dapat memutuskan berupa segmen pasar yang akan
dicakup, lalu memilih segmen mana yang akan dilayani. Analisis
dapat dilakukan melalui tiga faktor, yaitu :
a. Ukuran dan Pertumbuhan Segmen
Perusahaan harus mengumpulkan dan menganalisis penjualan
terakhir, proyek laju pertumbuhan penjualan dan margin laba
yang diharapkan untuk berbagai segmen, lalu pilih segmen
yang diharapkan paling sesuai.
b. Sasaran dan Sumber daya
Perusahaan harus mempertimbangkan sasaran dan sumber
dayanya dalam kaitan dengan segmen pasar. Walau ada
segmen yang bagus, akan tetapi dapat ditolak jika tidak
prospektif dalam jangka panjang. Selanjutnya, walaupun
segmen itu bagus dan prospektif dalam jangka panjang, tetapi
harus dipertimbangkan kemampuan perusahaan dalam
menyediakan sumber dayanya, misal keterampilan tenaga
pelaksananya untuk masuk ke pasar itu lebih baik dari
pesaingnya.
c. Kemenarikan Struktural Segmen
Suatu segmen mungkin mempunyai ukuran dan pertumbuhan
yang sesuai dengan yang diharapkan, akan tetapi belum tentu
menarik dari sisi profitabilitasnya, jadi perusahaan tetap
harus mempelajari faktor-faktor struktural utama yang
mempengaruhi daya tarik segmen dalam jangka panjang.
7
3. Positioning
Menurut Umar (1997), setelah perusahaan memutuskan segmen
pasar yang akan dimasuki, selanjutnya harus diputuskan pula
posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut. Ada
tiga langkah dalam menentukan posisi pasar, yaitu :
a. Mengidentifikasi Keunggulan Kompetitif
Jika perusahaan dapat menentukan posisinya sendiri sebagai
yang memberikan nilai superior kepada sasaran terpilih, maka
ia memperoleh keunggulan komparatif.
b. Mewujudkan dan Mengkomunikasikan Posisi
Perusahaan harus mengambil langkah-langkah untuk
mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi yang diinginkan
itu kepada konsumen sasaran. Jika perusahaan memutuskan
untuk membangun posisi atas dasar mutu dan layanan yang
lebih baik, maka ia harus mewujudkan posisi itu. Posisi itu
dapat terus berkembang secara berangsur-angsur disesuaikan
dengan lingkungan pemasaran yang selalu berubah.
c. Memilih Keunggulan Kompetitif
Jika perusahaan telah menemukan beberapa keunggulan
kompetitif yang potensial, selanjutnya harus dipilih satu
keunggulan kompetitif sebagai dasar bagi kebijakan
penentuan posisinya.
2.3.2 Konsep Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Menurut Kotler (1997), bauran pemasaran adalah seperangkat
alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan
pemasarannya dalam pasar sasaran. Ada empat unsur dari alat-alat
ini yang dikenal dengan empat P: produk (product), harga (price),
tempat (place) dan promosi (promotion).
1. Produk (Product)
Produk adalah suatu sifat yang kompleks, baik yang dapat
diraba maupun yang tidak dapat diraba, termasuk pengecer,
harga, warna, prestise perusahaan dan kemasan, pelayanan
8
perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk
memuaskan keinginan atau kebutuhannya (Swastha, 2000).
Menurut Tjiptono (1997), produk berdasarkan daya
tahannya dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama,
yaitu :
a. Jasa
Merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual. Contohnya : bengkel reparasi, salon kecantikan,
kursus, hotel, dan lain-lain.
b. Barang
Merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa
dilihat, diraba/disentuh, dirasa, dipegang, disimpan,
dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek
daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu:
1) Barang tidak tahan lama
Merupakan barang berwujud yang biasanya habis
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian.
Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi
pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya :
sabun, minuman dan makanan ringan, gula, garam dan
lain-lain.
2) Barang tahan lama
Merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan
lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya
untuk pemakaian normal adalah tahan satu tahun atau
lebih). Contohnya : motor, mesin cuci, mobil, kipas
angin, dan lain-lain.
2. Harga (Price)
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan
konsumen untuk mendapatkan suatu produk guna memenuhi
kebutuhan dan keinginan yang belum terpuaskan. Didalam
menentukan kebijakan harga dari suatu produk yang dihasilkan
9
tentunya perlu mempertimbangkan dan memperhatikan secara
seksama unsur-unsur bauran harga (price mix) yang terdiri dari :
rabat, daftar harga, potongan tunai, jangka pembayaran, dan
syarat kredit. Penetapan unsur-unsur dalam bauran harga dari
suatu produk yang dihasilkan merupakan salah satu dari
produsen untuk menarik para konsumen agar mau membeli
dalam jumlah yang lebih banyak dan mengikat untuk membeli
secara kontinyu. Disamping unsur-unsur bauran harga diatas,
maka didalam penetapan harga, perusahaan juga harus
memperhatikan nilai dan manfaat dari produk yang dihasilkan
guna memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Angipora,
2002).
3. Tempat (Place)
Menurut Angipora (2002), tempat adalah menunjukan
berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk
menjadikan suatu produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan
tersedia bagi konsumen pada waktu dan tempat yang tepat
dimanapun konsumen berada. Oleh karena itu, didalam
penetapan saluran distribusi, produsen hendaknya
memperhatikan unsur-unsur yang terkait dalam bauran distribusi
(distribution mix) yang terdiri dari : sistem saluran, daya
jangkauan, lokasi, persediaan dan transportasi. Dengan
memperhatikan unsur-unsur yang terkait dalam bauran distribusi
diatas, maka melalui kegiatan distribusi terhadap produk-produk
yang dihasilkan, produsen mengharapkan bahwa, melalui
aktivitas tersebut. Produsen mampu :
a. Memperlancar arus saluran distribusi fisik dan non fisik yaitu
aliran kegiatan yang terjadi antara lembaga-lembaga saluran
yang terlibat di dalam proses pemasaran.
b. Menciptakan nilai tambah produk melalui salah satu fungsi
pemasaran yang mampu melaksanakan kegunaan bentuk,
waktu, tempat dan pemilikan.
10
Produsen harus mampu memilih, menetapkan dan mengatur
secara tepat guna sistem saluran distribusi yang digunakan.
Disamping itu secara berkala dan berkelanjutan, perusahaan perlu
melakukan pengawasan untuk mencegah penimpangan produk
pada setiap tingkat saluran kelebihan tingkat persediaan, serta
mengatur kegiatan pengangkutan produk secara efisien dan
efektif guna menciptakan kegiatan distribusi yang
menguntungkan.
4. Promosi (Promotion)
Menurut Angipora (2002), promosi merupakan berbagai
kegiatan yang dilakukan perusahaan yang tujuan utamanya untuk
menginformasikan, membujuk, mempengaruhi dan
mengingatkan konsumen agar membeli produk yang dihasilkan.
Untuk melaksanakan kegiatan promosi produk perusahaan secara
keseluruhan khususnya kegiatan penjualan, maka produsen harus
memilih dan menetapkan secara seksama elemen-elemen dalam
bauran promosi (promotion mix) yang terdiri dari lima, yaitu :
a. Promosi penjualan: berbagai insentif jangka pendek untuk
mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk
atau jasa.
b. Penjualan pribadi: interaksi langsung dengan satu calon
pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab
pertanyaan dan menerima pesanan.
c. Hubungan masyarakat dan publisitas: berbagai program
untuk mempromosikan data/atau melindungi citra perusahaan
atau produk individualnya.
d. Pemasaran langsung: penggunaan surat, telepon. Faksimili, e-
mail dan alat-alat penghubung non personal lainnya untuk
berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan
tanggapan langsung dari pelanggan tertentu atau calon
pelanggan.
11
e. Periklanan: semua bentuk penyajian non personal dan
promosi ide, barang atau jasa, yang bersifat satu arah yang
dibayar oleh suatu sponsor tertentu.
2.4. Analisis Lingkungan Eksternal
2.4.1 Lingkungan Jauh
Menurut Umar (2001), lingkungan jauh perusahaan terdiri dari
faktor-faktor yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari
perusahaan. Lingkungan jauh ini memberikan kesempatan besar bagi
perusahaaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan
ancaman untuk maju. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor Politik
Arah, stabilitas politik dan kebijakan pemerintahan menjadi
faktor penting bagi para pengusaha untuk berusaha. Situasi
politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia
usaha, begitu pula sebaliknya. Beberapa hal utama yang harus
diperhatikan dari faktor politik agar bisnis dapat berkembang
dengan baik, yaitu:
a. Undang-undang tentang lingkungan dan perburuhan,
b. Peraturan tentang perdagangan luar negeri,
c. Stabilitas pemerintahan,
d.Peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, dan
e. Sistem perpajakan.
2. Faktor Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi
iklim berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi
ekonomi, semakin buruk pula iklim berbisnis. Dengan demikian,
pemerintahan dan seluruh lapisan masyarakat hendaknya
bersama-sama mempertahankan dan meningkatkan kondisi
ekonomi daerahnya menjadi lebih baik lagi agar perusahaan
dapat bergerak maju dalam usahanya.
Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam
menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara adalah :
12
a. Siklus bisnis,
b. Ketersediaan energi,
c. Inflasi,
d. Suku bunga,
e. Harga-harga produk dan jasa,
f. Produktivitas dan
g. Tenaga kerja.
3. Faktor Sosial
Kondisi sosial masyarakat selalu berubah-ubah. Sehingga
perubahan-perubahan sosial yang terjadi yang mempengaruhi
perusahaan dapat diantisipasi oleh perusahaan. Kondisi sosial ini
banyak aspeknya, misalnya sikap, gaya hidup, adat-istiadat, dan
kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan,
sebagai yang dikembangkan misalnya dari kondisi kultural,
ekologis, demografis, religius, etnis dan pendidikan.
4. Faktor Teknologi
Pada saat ini perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang
pesat, baik di bidang bisnis maupun di bidang yang mendukung
kegiatan bisnis. Teknologi dalam hal ini tidak hanya mencakup
penemuan-penemuan yang baru saja, tetapi juga meliputi cara-
cara pelaksanaan atau metode-metode baru dalam mengerjakan
suatu pekerjaan, artinya bahwa ia memberikan suatu gambaran
yang luas, yang meliputi: mendesain, menghasilkan dan
mendistribusikan. Setiap kegiatan usaha yang diinginkan untuk
berjalan terus-menerus harus selalu mengikuti perkembangan-
perkembangan teknologi yang tepat diterapkan pada produk atau
jasa yang dihasilkan atau pada cara operasinya. Agar perusahaan
tidak terpuruk karena kesalahan dalam penggunaan teknologi,
maka beberapa hal penting perlu diperhatikan, misalnya:
1. Bagaimanakah kecepatan transfer teknologi oleh para pekerja,
2. Bagaimanakah masa/waktu keusangan teknologinya, dan
3. Bagaimana harga teknologi yang akan diadopsi.
13
2.4.2 Lingkungan Industri
Menurut Umar (2001), aspek lingkungan industri akan lebih
mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada.
Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan,
seperti ancaman-ancaman dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki
perusahan termasuk kondisi persaingan itu sendiri menjadi perlu
untuk dianalisis.
1. Ancaman Masuk Pendatang Baru
Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan
menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah
ada, misalnya terjadinya perebutan pangsa pasar, kapasitas
menjadi bertambah, dan perebutan sumber daya produksi yang
terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi
perusahan yang telah ada. Ada beberapa faktor penghambat
pendatang baru untuk masuk ke dalam suatu industri yang sering
disebut dengan hambatan masuk, adalah sebagai berikut :
a. Skala Ekonomi
Perusahaan pendatang baru berproduksi dalam skala kecil,
mereka akan memaksimalkan produksi pada biaya per unit
yang tinggi, padahal perusahaan yang ada tengah berupaya
pada skala produksi yang terus diperbesar dan proses
produksi yang terus-menerus diefisienkan sehingga harga per
unit barang menjadi lebih rendah.
b. Kecukupan Modal
Jenis industri yang memerlukan modal besar merupakan
hambatan yang besar bagi pemain baru, terutama pada jenis
industri yang memerlukan biaya yang besar untuk riset dan
pengembangan serta eksplorasi.
c. Diferensiasi Produk
Diferensiasi yang akan menciptakan hambatan masuk ini
memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya dan usaha
yang besar untuk merebut para pelanggan yang loyal kepada
14
perusahaan yang ada/utama. Usaha besar itu, misalnya
melalukan pengiklanan yang gencar dan memberi servis yang
baik. Pada tahap awal, usaha-usaha ini membutuhkan biaya
yang besar dan bahkan akan menciptakan kerugian.
Seringkali kondisi ini berjalan cukup lama.
d. Akses ke Saluran Distribusi
Jalur distribusi sangat menentukan penyebaran produk.
Perusahaan yang mempunyai jalur distribusi yang luas dan
bekerja secara baik akan sangat menghambat masuknya
produk baru ke dalam pasar. Pendatang baru mungkin sulit
memasuki saluran yang ada dan harus mengeluarkan biaya
yang besar untuk membangun saluran sendiri.
e. Biaya Peralihan
Hambatan masuk akan tercipta dengan adanya biaya
peralihan pemasok, yaitu biaya yang harus dikeluarkan
pembeli bilamana berpindah dari produk pemasok tertentu ke
produk pemasok lainnya. Biaya peralihan (switching cost) ini
berupa biaya pelatihan, biaya peralatan pelengkap yang harus
diganti, dan desain ulang produk/jasa. Biaya-biaya ini akan
ditanggung oleh konsumennya. Apabila biaya peralihan uang
diperlukan cukup besar, pesaing baru harus memberikan
penawaraan yang jauh lebih menarik, terutama soal harga.
f. Peraturan pemerintah
Pemerintah biasanya menerbitkan sejumlah aturan yang
mengatur bidang-bidang tertentu seperti yang selalu
diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, misalnya lewat Daftar
Investasi Negatif (DIN). Peraturan pemerintah dapat
menimbulkan hambatan masuk bagi pendatang baru.
g. Ketidakunggulan Biaya Independen
Keunggulan biaya yang dipunyai oleh perusahaan yang sudah
ada sulit ditiru oleh pendatang baru. Keunggulan itu mungkin
15
dimiliki karena teknologi yang telah dipatenkan perusahaan,
konsesi bahan baku, atau subsidi pemerintah.
2. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan
kinerja perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoli,
perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk
mempengaruhi pasar. Sedangkan, pada pasar persaingan
sempurna, biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower
termasuk dalam hal harga produk. Menurut Porter dalam Umar
(2001), tingkat persaingan itu dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
a. Jumlah Kompetitor
Jumlah kompetitor atau pesaing sudah tentu akan
mempengaruhi tingkat persaingan. Kompetitor hendaknya
dilihat dari beberapa sisi, seperti jumlah, ukuran, dan
kekuatannya.
b. Tingkat Pertumbuhan Industri
Pertumbuhan industri yang besar biasanya menyediakan
sejumlah peluang bagi perusahaan untuk tumbuh bersama
industrinya. Pertumbuhan industri yang lambat sebaiknya
tidak direspon dengan ekspansi pasar kecuali perusahaan
mampu mengambil pangsa pasar pesaing. Kondisi ini dapat
menimbulkan trend penurunan harga atau terjadinya perang
harga.
c. Karakteristik Produk
Produk hendaknya tidak sekedar menyediakan kebutuhan
dasar, tetapi juga memiliki suatu pembedaan (differentiation)
atau nilai tambah.
d. Biaya Tetap yang Besar
Pada jenis industri yang mempunyai total biaya tetap besar,
perusahaan hendaknya beroperasi pada skala ekonomi yang
tinggi. Akibatnya adalah perusahaan kadang kala terpaksa
menjual produk di bawah biaya produksi.
16
e. Kapasitas
Kapasitas selalu berkolerasi dengan biaya produksi per unit.
Produksi pada kapasitas tinggi diperlukan untuk menjaga
efisiensi biaya per unit. Penambahan fasilitas produksi dapat
dilakukan apabila perusahaan telah mampu berproduksi pada
tingkat yang maksimal.
f. Hambatan Keluar
Hambatan keluar memaksa perusahaan untuk tidak keluar
dari industri. Hambatan ini dapat berupa aset-aset khusus
ataupun kesetiaan manajemen pada bisnis tersebut.
Contohnya adalah idealisme dalam bisnis. Dalam kondisi
demikian, perusahaan biasanya akan berusaha bertahan dan
menghindari kerugian yang besar sambil menunggu waktu
yang tepat untuk keluar.
3. Ancaman dari Produk Pengganti
Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu
akan bersaing dengan produk pengganti. Walaupun
karakteristiknya berbeda, barang substitusi dapat memberikan
fungsi atau jasa yang sama dengan produk yang sudah ada.
Ancaman produk substitusi kuat bilamana konsumen dihadapkan
pada switching cost yang sedikit dan jika produk substitusi itu
mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama,
bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri.
4. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli (Buyers)
Pembeli yang memiliki kekuatan yang mereka miliki, dapat
mempengaruhi perusahaan untuk meningkatkan mutu
menurunkan harga produk, dan servis, serta mengadu perusahaan
dengan kompetitornya. Dengan demikian, beberapa kondisi yang
mungkin dihadapi perusahaan dengan adanya kekuatan ini antara
lain adalah:
a. Pembeli dapat memproduksi produk yang diperlukan
b. Switching Cost pemasok adalah kecil
17
c. Sifat produk tidak diferensiasi dan banyak pemasok
d. Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah,
sehingga sensitif terhadap harga dan diferensiasi servis
e. Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli,
sehingga pembeli dengan mudah mencari substitusinya.
5. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok (Suppliers)
Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan
mereka menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk atau
servis.
Pemasok menjadi kuat apabila beberapa kondisi berikut
terpenuhi :
a. Jumlah pemasok sangat sedikit.
b. Tidak tersedia produk penganti/subsitusi.
c. Pemasok dapat melakukan integrasi ke depan dan mengolah
produk yang dihasilkan menjadi produk yang sama yang
dihasilkan perusahaan.
d. Produk/servis yang ada adalah unik dan mampu
menciptakan switching cost yang besar
2.5. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal
perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap
penting. Data dan informasi aspek internal perusahan dapat digali dari
beberapa fungsional perusahaan, misalnya: dari aspek manajemen.
Keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi dan produk/operasi (David,
2002).
2.6. Matriks External Factor Evaluation (EFE)
Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal
perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal
menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan,
politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri
dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini
18
penting karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak
langsung terhadap perusahaan (David, 2002).
2.7. Matriks Internal-Eksternal (IE)
Menurut David (2002), matriks IE bermanfaat untuk memposisikan
suatu SBU perusahaan ke dalam matriks yang terdiri atas 9 sel. Matriks IE
serupa dengan matriks BCG terutama pada kedua alat yang berperan dalam
memetakan SBU perusahaan dalam sebuah diagram sistematis, dimana
ukuran dari lingkaran memperlihatkan persentase kontribusi pendapatan
(sales) dan pie slice memperlihatkan persentase kontribusi keuntungan.
Akan tetapi, ada perbedaan yang pokok di antara matriks BCG dan mariks
IE, yaitu:
1. Ukuran sumbu X dan sumbu Y.
2. Matriks IE membutuhkan informasi yang lebih banyak mengenai SBU
tersebut.
3. Implikasi-implikasi dari masing-masing matriks berbeda.
Dengan alasan ini, para ahli strategi di perusahaan sering mengembangkan
Matriks BCG dan Matriks IE secara bersama-sama dalam rangka
memformulasikan strategi-strategi alternatif. Mereka menilai kondisi
perusahaan saat ini melalui kedua matriks tersebut dan mengembangkannya
untuk memproyeksikan bisnisnya di masa mendatang. Matriks IE terdiri atas
dua dimensi, yaitu:
1. Dimensi X : total skor dari matriks IFE
2. Dimensi Y : total skor dari matriks EFE
2.8. Matriks Quantitative Strategies Planning (QSPM)
Menurut David (2002), QSPM adalah alat yang direkomendasikan
bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif
secara objektif, berdasarkan key success factors internal-eksternal yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Jadi, secara konseptual, tujuan QSPM adalah
untuk menetapkan kemenarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi-
strategi yang bervariasi yang telah dipilih, untuk menentukan strategi mana
yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan. Seperti alat analisis
19
untuk memformulasikan strategi lainnya, QSPM juga membutuhkan
intuitive judgement yang baik.
2.9. Penelitian Terdahulu
Kustiartono (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Kajian Strategi
Pemasaran Produk Ayam Bakar Berdasarkan Perilaku Konsumen (Studi
Kasus di Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Halalan Thoyyiban
Cabang Kalimalang) berdasarkan perilaku dan atribut ideal konsumen
dengan menggunakan analisis SWOT diperoleh hasil bahwa posisi
perusahaan berada pada kuadran IV. Strategi diversifikasi yang digunakan
pada kuadran IV antara merespon trend masakan terbaru yang disukai
pelanggan, meningkatkan pelayanan, serta memperjelas value yang didapat
konsumen baik secara emosional maupun fungsional dalam mengkonsumsi
ayam bakar seperti kekhasan masakan maupun kenyamanan suasana rumah
makan.
Nugraha (2004) telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis
Strategi Pemasaran pada Restoran Waralaba (Studi Kasus di Bakmi Japos
Cabang Bogor). Alat analisis yang digunakan untuk menganalisis faktor
internal dan eksternal perusahaan menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan
SWOT. Berdasarkan hasil analisis matriks IE, posisi perusahaan berada pada
kuadran IV yang disebut posisi grow and build dan alternatif strategi yang
dapat dilakukan perusahaan adalah strategi intensif dan integratif.
Berdasarkan hasil dari analisis SWOT, perusahaan sebaiknya mencoba
melaksanakan alternatif strategi tersebut dan khususnya memprioritaskan
arah strategi pemasarannya pada kegiatan promosi dan meninjau kembali
peraturan-peraturan baku yang telah dibuat untuk cabang-cabangnya agar
lebih fleksibel dan lebih disesuaikan dengan daerah setiap outlet-outletnya.
Sahal (2003) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Formulasi
Strategi PT Fastfood Indonesia, Tbk (KFC) dalam Menghadapi Persaingan
Bisnis Fastfood, dengan menggunakan analisis internal dan eksternal
diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan berada pada pada kuadran II yaitu
grow and build dan cocok dikendalikan dengan strategi-strategi intensif atau
strategi-strategi terintegrasi. Melihat kondisi perusahaan saat ini maka
20
strategi yang paling cocok dan relevan untuk diimplementasikan perusahaan
adalah strategi-strategi intensif. Sementara dari kombinasi matiks IE dan
SWOT dihasilkan beberapa alternatif strategi bisnis yang mendukung tahap
keputusan dengan QSPM. Hasil QSPM didapatkan urutan alternatif
implementasi strategi yang dapat direkomendasikan yaitu starategi penetrasi
pasar, strategi pengembangan pasar dan strategi pengembangan produk.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Bank Danamon Indonesia membuat divisi Consumer Mass Market
(CMM) yaitu produk Dana Pinjam Siap Pakai (DP-SIP). DP-SIP merupakan
produk unsecured personal loan (kredit tanpa agunan) dengan segmentasi
pasar yaitu karyawan swasta dengan status Permanent Employee (karyawan
tetap). Bank Danamon Indonesia memiliki visi, misi dan tujuan perusahaan
untuk melayani semua segmen dengan menawarkan nilai yang unik untuk
masing-masing segmen, berdasarkan keunggulan penjualan dan pelayanan
dan didukung oleh teknologi kelas dunia.
Bank Danamon Indonesia untuk menerapkan visi dan misi perusahaan
serta mencapai tujuan perusahaan Bank Danamon Indonesia melihat faktor
lingkungan industri yang terdiri dari lingkungan interna dan eksternal Bank
Danamon Indonesia. Penelitian ini hanya melihat bagaimana strategi
yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam memasarkan produk DP-SIP,
dengan menggunakan alat analisis matriks IFE. EFE dan IE setelah
memperoleh faktor-faktor internal dan eksternal dilakukan QSPM yaitu
menentukan prioritas strategi yang terbaik untuk pengembangan produk DP-
SIP. Kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1
3.2.Pengumpulan Data
Penelitian dilakukan mulai dari bulan Februari 2009 hingga Maret
2009. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Data Primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh
peneliti dengan cara observasi, wawancara, dan survei konsumen.
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, yaitu
data dan informasi perusahaan, studi pustaka dari perpustakaan serta
lembaga-lembaga pemerintah dan swasta.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan
wawancara dan kuesioner kepada pihak perusahaan. Pihak perusahaan yang
diwawancarai terdiri dari tiga orang yaitu: Cluster, Salles Manager dan
22
Salles Supervisor. Tahapan terpenting dalam matriks IE adalah menganalisis
posisi perusahaan dalam menghadapi persaingan. Sedangkan tahapan
terpenting dari penelitian ini adalah menganalisis posisi perusahaan dalam
menghadapi persaingan, karena matriks ini dilakukan untuk pengambilan
keputusan alternatif strategi yang akan direkomendasikan penulis kepada
perusahaan. Pengumpulan data untuk QSPM dilakukan dengan wawancara
dengan pihak perusahaan dan mencari data pendukung.
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian
Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
PT.BANK DANAMON INDONESIA,Tbk
Matriks EFEMatriks IEMatriks IFE
Lingkungan Eksternal :1. Lingkungan Jauh
a. Politikb. Ekonomic. Sosiald. Teknologi
2. Lingkungan Industria. Ancaman masuk pendatang barub. Persaingan sesama perusahaan
dalam industri
Lingkungan Internal :1.Segmentasi, Targeting
dan Positioning2.Bauran Pemasaran
(Produk, tempat, danpromosi)
QSPM (Pengambilan Keputusan Prioritas Strategi)
Strategi terbaik
23
3.3. Pengolahan dan Analisis Data
3.3.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan upaya penelusuran dan
pengungkapan informasi relevan yang terkandung dalam data dan
penyajian hasilnya dalam bentuk yang lebih ringkas dan sederhana
yang pada akhirnya mengarah pada keperluan adanya penjelasan dan
penafsiran (Simamora, 2004).
3.3.2 Matriks External and Internal Factor Evaluation (IFE-EFE)
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal
perusahaan berkaitan dengan kekutan dan kelemahan yang dianggap
penting. Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor
eksternal perusahaan yang berkaitan dengan peluang dan ancaman
yang dianggap penting bagi perusahaan.
Menurut David (2002), langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam membentuk matriks IFE dan EFE, yaitu :
1. Buatlah daftar critical success factors (faktor-faktor utama yang
mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan
usaha) untuk aspek eksternal yang mencakup perihal
opportunities (peluang) dan threats (ancaman) bagi perusahaan
dan aspek internal perusahaan berupa kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weaknesses) yang ditempatkan pada kolom pertama.
2. Tentukan bobot (weight) dari critical success factors tadi dengan
skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu
pula sebaliknya. Penentuan bobot dilakukan dengan cara
mengajukan identifikasi faktor internal dan eksternal tersebut
kepada pihak perusahaan dengan menggunakan metode Paired
Comparison (Kinnear dan Taylor, 1996). Metode ini digunakan
untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor-faktor
penentu internal dan eksternal.
Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1,2 dan
3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :
24
1 : Jika indikator vertikal kurang penting daripada indikator
horizontal
2 : Jika indikator vertikal sama penting dengan indikator
horizontal
3 : Jika indikator vertikal lebih penting daripada indikator
horizontal
Tabel 4 dan Tabel 5 menunjukkan bentuk penilaian pembobotan.
Tabel 4. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal
Perusahaan
Faktor Strategi Internal A B C D .... Total
A
B
C
D
....
Total
n
iXi
1
Sumber: Kinnear dan Taylor,1996.
Tabel 5. Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal
Perusahaan
Faktor Strategi Eksternal A B C D .... Total
A
B
C
D
....
Total
n
iXi
1
Sumber: Kinnear dan Taylor,1996.
25
Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai
setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
ai = Xi ................................................................(1)
n
iXi
1
ai = Bobot variabel ke-i
Xi = Nilai variabel ke-i
i = 1,2,3,.........n
n = Jumlah variabel
Total bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0. Pembobotan
ini kemudian ditempatkan pada kolom kedua matriks IFE-EFE.
3. Tentukan rating setiap critical success factors antara 1 sampai 4,
dimana: untuk matriks IFE, rating 1 = kelemahan utama, 2 =
kelemahan kecil, 3 = kekuatan kecil, dan 4 = kekuatan utama,
sedangkan untuk matriks EFE, rating 1 = dibawah rata-rata, 2 =
rata-rata, 3 = diatas rata-rata, 4 = superior.
4. Kalikan nilai bobot dengan nilai ratingnya untuk mendapatkan
skor semua critical success factors.
5. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi
perusahaan yang dinilai. Pada matriks IFE nilai rata-rata adalah
2,5. Jika nilainya di bawah 2,5 menandakan bahwa secara
internal, perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada di
atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Pada matriks EFE
skor total 4,0 mengindikasikan bahwa perusahaan merespon
dengan cara yang luar biasa terhadap peluang-peluang yang ada
dan menghindari ancaman-ancaman di pasar industrinya.
Sementara itu, skor total sebesar 1,0 menunjukkan bahwa
perusahaan tidak memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau
26
tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal. Matriks IFE dan
EFE dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7 berikut ini.
Tabel 6. Matriks IFE
Faktor strategisinternal
Bobot(A)
Rating (B) Skor (A x B)
Kekuatan :1:nKelemahan :1:n
TotalSumber: David, 2002
Tabel 7. Matriks EFE
Faktor strategiseksternal
Bobot(A)
Rating (B) Skor (A x B)
Peluang :1:nAncaman :1:n
TotalSumber: David, 2002
3.3.3 Matriks IE
Menurut David (2002), pada sumbu X dari matriks IE, skornya
ada tiga yaitu : skor 1,0-1,99 menyatakan bahwa posisi internal
adalah lemah, skor 2,0-2,99 posisinya adalah rata-rata dan skor 3,0-
4,0 adalah kuat. Dengan cara yang sama, pada sumbu Y yang dipakai
untuk matriks IFE, skor 1,0-1,99 adalah rendah, skor 2,0-2,99 adalah
sedang dan skor 3,0-4,0 adalah tinggi. Matriks IE disajikan pada
Gambar 2 berikut ini.
27
SKOR TOTAL IFE
Kuat Rata-rata Lemah
4,0 3,0 2,0 1,0
4,0
Lemah
3,0
Rata-rata
2,0
2,0
Rendah
1,0
Gambar 2. Matriks IE (David , 2002)
IE Matrix memiliki tiga implikasi strategi yang berbeda, yaitu :
1. Sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai Tumbuh dan
Membangun (Grow and Build). Strategi-strategi yang cocok
adalah Strategi Intensif (Market Penetration, Market
Development, dan Product Development) atau Strategi
Terintegrasi (Backward Integration, Forward Integration dan
Horizontal Integration)
2. Sel III, IV atau VI paling baik dikendalikan dengan strategi-
strategi Pertahankan dan Pelihara (Hold and Maintain). Strategi-
strategi yang umum dipakai yaitu strategi Penetrasi Pasar
(Market Penetration) dan Pengembangan Produk (Product
Development).
3. Sel VI, VII atau IX dapat menggunakan strategi Panen atau
Divestasi (Harvest or Divestiture).
3.3.4 Matriks Quantitative Strategies Planning (QSPM)
Menurut David (2002), komponen-komponen utama dari suatu
QSPM terdiri dari : Factors, Strategic Alternative, Weights,
Attractiveness Score, Total Attractiveness Score, dan Sum Total
I
Grow and Build
II
Grow and Build
III
Hold and Maintain
IV
Grow and Build
V
Hold and Maintain
VI
Harvest and
Divestiture
VII
Hold and Maintain
VIII
Harvest and
Divestiture
IX
Harvest and
Divestiture
28
Attractiveness Score. Berikut ini disajikan Matriks QSPM dalam
Tabel 8.
Tabel 8. QSPM (Quantitative Strategies Planning Matrix)
Faktor-faktor sukseskritis Bobot
Alternatif StrategiStrategi I Strategi II Strategi III
AS TAS AS TAS AS TASPeluang-Ancaman-
Kekuatan-Kelemahan-Jumlah Total NilaiDaya Tarik
Sumber : David, 2002
Penjelasan mengenai langkah-langkah pengembangan suatu QSPM :
1. Membuat daftar peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan
perusahaan di kolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil
dari matriks IFE dan EFE.
2. Memberi bobot pada masing-masing external and internal
critical success factors. Bobot ini sama dengan yang ada di
matriks EFE dan matriks IFE.
3. Teliti matriks-matriks pada Stage 2 dan identifikasi strategi
alternatif yang pelaksanaannya harus dipertimbangkan
perusahaan. Mencatat strategi-strategi ini di bagian atas baris
QSPM.
4. Menetapkan Attractiveness Score (AS) untuk setiap strategi
berdasarkan peran faktor tersebut terhadap setiap alternatif
strategi. Batasan nilai Attractiveness Scores adalah : 1 = tidak
menarik, 2 = agak menarik, 3 = secara logis menarik, 4 = sangat
menarik.
5. Menghitung Total Attractiveness Score (TAS) dengan
mengalikan bobot dengan Attractiveness Score (AS).
29
6. Menghitung jumlah seluruh Total Attractiveness Score (TAS)
untuk setiap alternatif strategi. Beberapa nilai TAS yang didapat,
nilai TAS dari alternatif strategi yang tertinggi menunjukkan
bahwa alternatif strategi itu yang menjadi pilihan utama. Nilai
TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi
pilihan terakhir.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Sejarah berdirinya Bank Danamon Indonesia, Tbk.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) didirikan pada tahun
1956 dengan nama PT Bank Kopra Indonesia. Pada tahun 1976 namanya menjadi
Bank Danamon Indonesia hingga kini. Bank Danamon menjadi bank devisa
swasta pertama di Indonesia tahun 1976 dan Perseroan Terbuka pada tahun 1989.
Pada tahun 1997, sebagai akibat krisis moneter Asia, Bank Danamon mengalami
kesulitan likuiditas dan diambil alih oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN) sebagai bank BTO. Pada tahun 1999, Pemerintah Indonesia melalui
BPPN merekapitalisasi Bank Danamon dengan obligasi pemerintah senilai Rp 32
triliun. Saat itu juga, sebuah bank BTO dilebur ke Perseroan sebagai bagian dari
program pembenahan BPPN. Pada tahun 2000, delapan bank BTO lainnya
dilebur ke dalam Bank Danamon. Namun sebagai surviving entity, Bank
Danamon bangkit menjadi salah satu pilar perbankan nasional. Dalam kurun
waktu tiga tahun berikutnya, Bank Danamon melakukan restrukturisasi luas
mencakup manajemen, manusia, organisasi, sistem, nilai prilaku serta identitas
perusahaan. Upaya ini berhasil meletakkan fondasi maupun prasarana baru bagi
Perseroan guna meraih pertumbuhan berdasarkan transparasi, responsibilitas,
integritas dan profesionalisme (TRIP) (Sumber: Biro riset infobank).
Pada tahun 2003, Bank Danamon diambil alih oleh Konsorsium Asia
Finance Indonesia sebagai pemegang saham pengendali. Dengan kendali
manajemen baru, serta modal 180-hari pemetaan modal bisnis dan strategi baru,
Bank Danamon terus menjalani perubahan transformasional yang dirancang
untuk dijadikannya sebagai bank nasional terkemuka dan pelaku regional
unggulan, sehingga mendapatkan beberapa penghargaan. Beberapa penghargaan
yang diterima oleh Bank Danamon baru-baru ini antara lain:
1. Ranking pertama secara keseluruhan dalam survei Banking Service
Excellence yang diselenggarkan oleh Marketing Research Indonesia periode
2003 yang diumumkan pada bulan April 2004
2. Bisnis Indonesia Award 2003 sebagai Bank Nasional Terbaik
3. InfoBank Award 2003 sebagai Bank Dengan Predikat Sangat Baik (Untuk
Kategori Bank dengan Aset di atas Rp 20 triliun)
31
4. Kartu Kredit Cicilan Tetap 'fixnfast' Bank Danamon mendapat penghargaan
dari MasterCard International sebagai The Best MasterCard Electronic
Program se Asia-Pasifik Tahun 2003. (Sumber: Biro riset infobank)
Asia Financial Indonesia Pte. Ltd. (AFI) saat ini memiliki saham
Danamon sebesar 66%. Pemegang saham AFI adalah Temasek Holdings (Pte)
Ltd. dan Deutsche Bank AG. Temasek Holdings merupakan perusahaan induk
investasi Singapura dimana banyak anak perusahaannya menjadi perusahaan
terkemuka di Singapura seperti DBS Bank, salah satu kelompok perusahaan
layanan keuangan terbesar di Asia serta perusahaan penerbangan Singapore
Airlines, sedangkan saham Bank Danamon lainnya sebanyak 10% dimiliki oleh
Republik Indonesia (Menteri Keuangan) dan sisanya sebesar 24% dimiliki oleh
publik. Bank Danamon dengan motto Percaya Pada Keyakinan Anda, menyatakan
keyakinannya pada prospek ekonomi dan bisnis kepada para nasabahnya.
Gabungan dari kekuatan tim manajemen yang sangat berpengalaman dalam
memahami kebutuhan perbankan para nasabahnya di Indonesia serta didukung
oleh pemegang saham baru yang memiliki pengalaman dan standar internasional,
Bank Danamon memiliki segala unsur yang dibutuhkan untuk mencapai
keberhasilan. Berikut kinerja keuangan Bank Danamon terlihat pada Tabel 9
berikut ini.
Tabel 9. Kinerja Keuangan Bank Danamon
KeteranganBank Danamon Indonesia, Tbk
Desember2007
Desember2008
Pertumbuhan(%)
Dalam Rupiah Milyar-Aset total-Dana pihak ketiga-Kredit-Modal sendiri-Pendapatan bunga bersih-Laba sebelum pajak-Laba tahun berjalan
Dalam persen-CAR-NPL (gross)-NIM-LDRJumlah cabangJumlah ATMJumlah karyawan
89.41057.80451.33712.296
7.9503.3142.270
21,622,22
10,4488,05
405690
35.242
107.26873.96964.983
9.4929.413
2.6781.802
16,112,29
11,1286,42
459816
>42.000
19,9727,9726,58
-22,8018,40
-19,18-20,62
13,3318,26
>19,18(Sumber: Danamon Human Resource 2008 )
32
Salah satu produk yang dikeluarkan oleh Bank Danamon dalam
mendapatkan keuntungan adalah dengan membuat divisi Consumer Mass Market
(CMM) yaitu produk Dana Pinjam Siap Pakai (DP-SIP). DP-SIP merupakan
produk unsecured personal loan (kredit tanpa agunan) dengan segmentasi (target
pasar) pasar yaitu karyawan swasta dengan status Permanent Employee (karyawan
tetap) dan bekerja pada perusahaan yang telah diverifikasi dan disetujui oleh tim
Risk Management.
4.2. Visi, Misi dan tujuan perusahaan, serta Struktur Organisasi.
Visi Bank Danamon adalah Kita peduli dan membantu jutaan orang untuk
mencapai kesejahteraan, dan Misi Bank Danamon adalah Danamon bertekad
untuk menjadi lembaga keuangan terkemuka di Indonesia yang keberadaannya
diperhitungkan. Sedangkan tujuan Bank Danamon adalah Suatu organisasi yang
terpusat pada nasabah, yang melayani semua segmen dengan menawarkan nilai
yang unik untuk masing-masing segmen, berdasarkan keunggulan penjualan dan
pelayanan dan didukung oleh teknologi kelas dunia. Organisasi adalah alat untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan terlebih dahulu agar sesuai
dengan yang diharapkan. Oleh karena itu organisasi harus pasti dan fleksibel.
Kemajuan dan keberhasilan suatu perusahaan merupakan perwujudan dari
organisasi itu sendiri yang didukung oleh para pegawai dan pimpinan perusahaan.
Dengan adanya struktur organisasi yang tepat maka masing-masing bagian
mengetahui dengan jelas wewenang dan tanggung jawabnya. Dengan adanya
pembagian tugas dan wewenang yang baik maka setiap pekerjaan dapat dilakukan
dengan efektif dan efisien. Adapun Struktur organisasi PT Bank Danamon
Indonesia Tbk disajikan pada Gambar 3.
4.3. Sumber Daya Manusia
PT Bank Danamon Indonesia memiliki karyawan yang berjumlah
35.000 orang, yang terdiri dari Direktur sampai dengan staf-stafnya. Selain
diberikan gaji, karyawan PT Bank Danamon Indonesia diberikan tunjangan
oleh perusahaan yaitu tunjangan hari raya, tunjangan jabatan (berlaku hanya
untuk beberapa karyawan) dan tunjangan kesehatan.
33
\
Gambar 3. Struktur Oganisasi PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
4.4. Lingkungan Internal Perusahaan.
4.4.1 Segmentation, Targeting dan Positioning
1. Segmentation
Segmentasi produk DP-SIP adalah karyawan swasta dan pemilik
usaha. Karyawan swasta/pemilik usaha yang dapat menggunakan
produk DP-SIP yaitu karyawan/pemilik usaha yang perusahaan
atau usaha mereka telah di survei oleh PT Bank Danamon.
General MeetingOf Shareholder
Presiden Direktur Komisaris Dewan PengawasSyariah
HRD
Wakil PresidenDireksi
Treasury CapitalMarket
Syariah & TransaksiBanking
Divisi IT steering
Divisi Aset & Liability
Divisi Resiko
Divisi HRD
Divisi Bisinis Eksekutif
Divisi Operasional
Dewan PengawasSyariah
Dewan PengawasSyariah
Dewan PengawasSyariah
Dewan PengawasSyariah
34
2. Targeting
Target pasar untuk produk DP-SIP adalah karyawan swasta
dengan status pegawai tetap dengan masa kerja minimal 2 tahun.
Pemilik usaha mereka harus memiliki kartu kredit dengan masa
keanggotaan kartu kredit minimal 1 tahun.
3. Positioning
Hal yang ingin ditanam dibenak konsumen adalah memberikan
fasilitas kredit yang mudah karena, selama ini proses kredit yang
dikeluarkan oleh pihak bank kepada masyarakat terlalu rumit dan
persyaratan yang sulit dan cepat yaitu proses keputusan kredit yang
dapat diketahui dalam waktu dua hari. Keadaan tersebut menjadi
peluang bagi Bank Danamon Indonesia untuk mengeluarkan
produk kredit yang mudah untuk masyarakat.
4.4.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
1. Produk (Product)
Produk yang dikeluarkan oleh Bank Danamon divisi Consumer
Mass Market (CMM) yaitu produk Dana Pinjam Siap Pakai (DP-
SIP). DP-SIP merupakan produk unsecured personal loan (kredit
tanpa agunan) dengan segmentasi (target pasar) pasar yaitu
karyawan swasta dengan status Permanent Employee (karyawan
tetap) dan bekerja pada perusahaan yang telah diverifikasi dan
disetujui oleh tim Risk Management.
2. Harga (Price)
DP-SIP merupakan produk unsecured personal loan (kredit tanpa
agunan) dana pinjaman yang diberikan mulai dari Rp 2.000.000
sampai dengan Rp 100.000.000 dengan jangka waktu yang
beragam dari 2-4 tahun. Berikut rincian angsuran DP-SIP terlihat
pada Tabel 10 berikut ini.
35
Tabel 10. Rincian Pinjaman DP-SIP
Jumlah Pinjaman(Rp)
Cicilan per bulan (Rp)4 Tahun 3 Tahun 2 Tahun
2.000.000 81.667 95.556 123.3333.000.000 122.500 143.333 185.0004.000.000 163.333 191.111 246.6675.000.000 204.167 238.889 308.3336.000.000 245.000 286.667 370.0007.000.000 285.833 334.444 431.6678.000.000 326.667 382.222 493.3339.000.000 367.500 430.000 555.000
10.000.000 408.333 477.778 616.66715.000.000 612.500 716.667 925.00020.000.000 816.667 955.556 1.233.33325.000.000 1.020.833 1.194.444 1.541.66730.000.000 1.225.000 1.433.333 1.850.00040.000.000 1.633.333 1.911.111 2.466.66750.000.000 2.041.667 2.388.889 3.083.33360.000.000 2.450.000 2.866.667 3.700.00070.000.000 2.858.333 3.344.444 4.316.66780.000.000 3.266.667 3.822.222 4.933.33390.000.000 3.675.000 4.300.000 5.550.000100.000.000 4.083.333 4.777.778 6.166.667
Sumber: PT Bank Danamon Indonesia
Bunga yang diberikan bervariasi mengikuti syarat dan ketentuan
bank. Persyaratan pengajuan kredit hanya dengan fotocopy KTP,
Slip gaji/tagihan kartu kredit dan Materai 6000.
3. Tempat (Place)
Bank Danamon Indonesia Tbk Cabang Margonda Depok terletak
di Jl. Margonda Raya Ruko 99. Tempat yang dipilih yaitu
tempat yang sangat strategis, karena terletak di kawasan
perkantoran/perbankan. Hal ini memudahkan produk ditawarkan
kepada calon nasabah yaitu karyawan swasta.
4. Promosi (Promotion)
Awalnya Danamon melakukan promosi melalui word of mouth,
dengan berjalannya waktu Danamon melakukan promosi melalui
advertising baik secara Below The Line (BTL) maupun Above The
Line (ATL). Promosi secara BTL yang sudah dilakukan oleh
Danamon adalah melakukan promosi kepada khalayak yang
terbatas dengan membagikan sticker, dan memberikan asbak,
36
payung dan korek kepada konsumen. Sedangkan promosi secara
ATL yang sudah dilakukan adalah melakukan promosi yang
dilakukan kepada masyarakat luas melalui media, seperti media
cetak yaitu Brosur dan media elektronik yaitu Internet
(www.danamon.com).
4.5. Lingkungan Eksternal Perusahaan
4.5.1 Lingkungan Jauh
1. Politik
Kebijakan pemerintah sangat mendukung terhadap pertumbuhan
kredit di masyarakat, dalam hal ini kebijakan pemerintah
mengenai suku bunga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
2. Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang mulai membaik mendorong
pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan
usaha skala makro maupun mikro. Kondisi positif ini mendorong
masyarakat untuk mengembangkan usahanya dengan salah satu
cara meminjam kredit di bank.
3. Sosial
Kondisi demografi yang mempengaruhi usaha ini adalah faktor
usia dan penghasilan, sedangkan kondisi sosial yang
mempengaruhi usaha ini adalah gaya hidup. Perubahan gaya
hidup masyarakat Indonesia yang cenderung konsumtif dan
disertai peningkatan daya beli masyarakat, menyebabkan
bergesernya pola konsumsi yang mengarah kepada peningkatan
intensitas masyarakat dalam membeli suatu produk atau
memenuhi kebutuhan yang mendesak.
4. Teknologi
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
memberikan pengaruh positif terhadap usaha ini. Salah satu
perkembangan tekonologi yang mendukung usaha kredit bank
adalah fasilitas e-banking. Fasilitas ini memungkinkan nasabah
37
untuk melakukan pembayaran angsuran kredit melalui internet,
tanpa harus datang langsung ke bank.
4.5.2 Lingkungan Industri
1. Ancaman masuk pendatang baru
Ancaman pendatang baru tidak terlalu mempengaruhi usaha
kredit DP-SIP, walaupun kehadiran pendatang baru dapat
merebut pangsa pasar, Namun produk DP-SIP merupakan
pelopor konsep kredit tanpa agunan, sehingga produk DP-SIP
menjadi market leader di dalam pangsa pasarnya.
2. Persaingan sesama perusahaan dalam industri
Produk DP-SIP Bank Danamon Indonesia memiliki pesaing,
salah satunya yaitu : Standchard, HSBC, RBS, dan DBS yang
merupakan produk kompetitornya DP-SIP, Namun produk DP-
SIP memiliki diferensiasi produk yang dapat membedakan
produk DP-SIP dengan pesaingnya, yaitu proses yang cepat,
mudah, dan nyaman.
4.6. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
4.6.1 Faktor Internal Perusahaan
1. Kekuatan Perusahaan
a. Market leader
Produk DP-SIP ini menjadi market leader di dalam pangsa
pasarnya. Hal ini dapat dilihat dari produk kredit ini yang
sudah berlangsung selama 5 tahun.
b. Brand awareness
Produk DP-SIP merupakan pelopor konsep kredit tanpa
agunanan yaitu dengan syarat pengajuan kredit hanya dengan
fotocopy KTP, Slip gaji/tagihan kartu kredit, dan Materai
6000. hal ini membuat masyarakat memilih produk kredit
tanpa agunan DP-SIP, karena mudah dalam hal pengajuan
kredit dibandingkan bank lain pada produk yang sama.
38
c. Networking luas
Produk DP-SIP mempunyai networking perusahaan yang luas
yang berawal dari satu perusahaan hingga menjalin kerjasama
dengan perusahaan yang lain.
2. Kelemahan Perusahaan
d. Suku bunga tinggi
Produk DP-SIP memberikan suku bunga 2% kepada
masyarakat jika ingin mengajukan kredit. Hal ini
mengakibatkan produk DP-SIP berkurangnya minat
masyarakat untuk mengajukan kredit pada Produk DP-SIP
Bank Danamon, karena produk sejenis pada bank lain
memberikan suku bunga yang lebih rendah yaitu 1,5%.
e. Promosi kurang efektif
Promosi yang sudah dilakukan belum efektif karena belum
dilakukan secara berkala. Perusahaan ingin melakukan
promosi baik melalui media cetak maupun media elektronik
secara berkala, agar seluruh masyarakat Indonesia dapat
mengetahui keberadaannya.
4.6.2 Faktor Eksternal Perusahaan
1. Peluang Perusahaan
a. Memperluas jaringan
Indonesia memiliki berbagai macam perusahaan yang
membutuhkan dana mendesak. Bank Danamon dengan
produk DP-SIP dapat bekerjasama dengan perusahaan-
perusahaan yang belum bekerjasama
b. Kemajuan teknologi dan komunikasi
Terjadinya perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi telah memberikan pengaruh positif terhadap
usaha ini. Dengan menggunakan fasilitas website, DP-SIP
mendapatkan saran dan kritik dari konsumen serta
mendapatkan mitra usaha. Teknologi seperti telepon, fax,
39
dan telepon genggam telah memperlancar komunikasi dan
bisnis serta pembayaran yang mudah dengan e-banking
2. Ancaman Perusahaan
a. Kondisi ekonomi yang tidak stabil
Kondisi ekonomi yang tidak stabil akan berdampak pada
usaha ini mengakibatkan suku bunga yang berfluktuasi. Suku
bunga yang berfluktuasi dapat mempengaruhi perhitungan
bunga yang diberikan.
b. Tingkat persaingan
Semakin banyaknya perbankkan yang menawarkan berbagai
macam jenis kredit dan pelayanan sebaik mungkin yang
berbeda pada setiap bank dalam memuaskan dan memenuhi
harapan konsumen, sehingga tingkat persaingan menjadi
ketat.
c. Perubahan pola dan gaya hidup
Perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia yang cenderung
konsumtif yang disertai peningkatan daya beli masyarakat
menyebabkan bergesernya pola konsumsi yang mengarah
kepada peningkatan intensitas masyarakat termasuk untuk
pembayaran yang tidak lagi menggunakan uang tunai
melainkan kartu kredit.
4.7. Analisis Matriks IFE
Matriks IFE didapat dari hasil identifikasi faktor internal yang
berpengaruh terhadap pemasaran DP-SIP melalui kuesioner yang diisi oleh
tiga orang pakar dari perusahaan. Pembobotan dilakukan dengan
menggunakan metode Paired Comparison (perbandingan berpasangan)
sehingga diperoleh bobot dari masing-masing variabel internal. Penentuan
rating juga dilakukan oleh responden yang sama dan hasilnya merupakan
rata-rata, sehingga diperoleh skor terbobot untuk masing-masing faktor.
Analisis terhadap faktor-faktor internal perusahaan bertujuan untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kemudian faktor-
faktor internal yang telah diperoleh tersebut dimasukan ke dalam matriks
40
IFE untuk mendapatkan total nilai bobot. Pemberian bobot dan rating
untuk matriks IFE dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 7.
Hasil analisis matriks IFE pada Tabel 11 menunjukkan bahwa faktor
strategis yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah brand
awareness yang ditunjukkan dengan nilai masing-masing faktor yang
memiliki skor terbobot paling besar, yaitu 0,66. Hasil analisis matriks IFE
juga memperlihatkan faktor strategi internal yang menjadi kelemahan
utama perusahaan adalah promosi yang dilakukan kurang efektif yang
memiliki skor terbobot paling kecil, yaitu 0,34. Sehingga perusahaan harus
melakukan promosi secara berkala agar seluruh masyarakat Indonesia
mengetahui keberadaan DP-SIP. Secara umum matriks IFE menghasilkan
total skor terbobot sebesar 2,51 yang menunjukkan bahwa posisi internal
perusahaan kuat. Perusahaan telah mampu memanfaatkan kekuatannya
dan mengatasi kelemahan yang dimilikinya dengan baik.
Tabel 11. Matriks IFE
Faktor Strategi Internal
Bobot
(A)
Rating
(B)
Skor
(AxB)
Kekuatan :
1. Market leader 0,19 2,67 0,51
2. Brand awareness 0,22 3,00 0,66
3. Networking luas 0,19 2,33 0,44
Kelemahan :
1. Promosi kurang efektif 0,17 2,00 0,34
2. Suku Bunga Tinggi 0,21 2,67 0,56
Total 1,00 2,51
Sumber: PT Bank Danamon Indonesia
IE reduksi komponen matrik internal didapat dari hasil FGD (Focus Group
Discussion) yaitu Cluster, Sales Manager, dan Supervisor. Dari hasil FGD
tersebut didapat 5 komponen yang diukur yaitu Market leader, Brand
awareness, Networking luas, Promosi kurang efektif dan Suku Bunga
Tinggi.
41
4.8. Analisis Matriks EFE
Analisis terhadap faktor-faktor eksternal perusahaan bertujuan untuk
mengidentifikasi peluang dan ancaman yang harus dihadapi oleh
perusahaan. Langkah-langkah dalam penyusunan matriks EFE hampir
sama dengan penyusunan matriks IFE. Namun pada matriks EFE, faktor-
faktor strategis yang digunakan adalah peluang dan ancaman. Pemberian
bobot dan rating untuk matriks EFE dapat dilihat pada Lampiran 8.
Hasil analisis matriks EFE pada Tabel 12 memperlihatkan faktor-
faktor strategis eksternal yang menjadi peluang dan ancaman utama yang
harus dihadapi PT Bank Danamon Indonesia. Peluang utama yang dimiliki
perusahaan adalah memperluas jaringan, yaitu sebesar 0,69. Matriks EFE
juga memperlihatkan faktor eksternal yang menjadi ancaman utama bagi
PT Bank Danamon Indonesia, yaitu faktor yang memiliki skor terbobot
paling kecil. Dari Tabel 12 terlihat bahwa faktor yang memiliki skor
terbobot paling kecil adalah tingkat persaingan, yaitu sebesar 0,34. Oleh
karena itu, perusahaan harus memiliki strategi dalam menghadapi
konsumen agar konsumen merasa puas dan harapan konsumen terpenuhi.
Analisis matriks EFE secara umum menghasilkan skor terbobot
sebesar 2,61 yang menunjukkan bahwa situasi eksternal perusahaan
dibawah rata-rata. Berdasarkan total skor tersebut juga menunjukkan
bahwa perusahaan kurang memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan
atau tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal.
Tabel 12. Matriks EFE
Faktor Strategi Eksernal
Bobot
(A)
Rating
(B)
Skor
(AxB)
Peluang :
1. Memperluas jaringan 0,23 3,00 0,69
2. Kemajuan teknologi dan informasi 0,19 2,33 0,44
Ancaman :
1. Perubahan dan gaya hidup 0,18 2,67 0,48
2. Tingkat persaingan 0,17 2,00 0,34
3. Kondisi ekonomi yang tidak stabil 0,22 3,00 0,66
Total 1,00 2,61
Sumber: PT Bank Danamon Indonesia
42
4.9. Analisis Matriks IE
Matriks IFE dan EFE yang telah dihasilkan kemudian digabung
untuk dipetakan pada matriks IE sehingga diketahui posisi perusahaan. Hal
ini dapat mempermudah dalam memberikan pemilihan alternatif strategi
pemasaran. Pemetaan posisi perusahaan sangat penting bagi perusahaan
dalam menghadapi persaingan dan perubahan yang terjadi dalam
perbankan. Nilai matriks IFE sebesar 2,51, sedangkan nilai matriks EFE
sebesar 2,61 yang apabila dipetakan dalam matriks IE terletak pada sel V.
Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini.SKOR TOTAL IFE
Kuat Rata-rata Lemah
4,0 3,0 2,0 1,0
4,0
Tinggi
3,0
Rata-rata
2,0
Rendah
1,0
Gambar 4. Hasil analisis matriks IE (2006)
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Hold
and Maintain (pertahankan dan pelihara). Strategi yang dikembangkan
adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan
produk (David, 2002). Strategi penetrasi pasar merupakan strategi untuk
meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada lewat
usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi pengembangan pasar
merupakan strategi memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada ke
wilayah geografi baru. Strategi pengembangan produk adalah strategi yang
mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi
produk atau jasa yang sudah ada.
I
Grow and Build
II
Grow and Build
III
Hold and Maintain
IV
Grow and Build
V
Hold and Maintain
VI
Harvest and
Divestiture
VII
Hold and Maintain
VIII
Harvest and
Divestiture
IX
Harvest and
Divestiture
43
4.10. Analisis Quantitative Strategies Planning (QSPM)
QSPM digunakan untuk menentukan prioritas strategi dan
alternatif-alternatif strategi yang telah didapatkan melalui matriks IE.
Perhitungan dengan QSPM dapat dilihat pada Lampiran, sedangkan tiga
alternatif yang diperoleh dari matriks IE yang kemudian dimasukkan ke
dalam QSPM adalah:
1. Meningkatkan kegiatan promosi yaitu: menyebarkan brosur dan
mengadakan pameran.
2. Menambah jaringan yaitu: memperluas kerjasama dengan perusahaan
lain dalam memasarkan produk pinjaman.
3. Memperbaiki atau memodifikasi produk yang sudah ada seperti, proses
kredit yang lebih cepat yaitu dalam jangka waktu satu hari.
Berdasarkan analisis QSPM diperoleh strategi yang menjadi prioritas
utama yaitu meningkatkan kegiatan promosi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Bauran pemasaran yang diterapkan oleh PT Bank Danamon Indonesia:
a. Segmentation
Segmentasi produk DP-SIP adalah karyawan swasta dan pemilik
usaha. Karyawan swasta/pemilik usaha yang dapat menggunakan
produk DP-SIP yaitu karyawan/pemilik usaha yang perusahaan atau
usaha mereka telah terferivikasi oleh PT. Bank Danamon.
b. Targeting
Target pasar untuk produk DP-SIP adalah karyawan swasta dengan
status pegawai tetap dengan masa kerja minimal 2 tahun.
c. Positioning
Hal yang ingin ditanam dibenak konsumen adalah memberikan
fasilitas kredit yang mudah dengan proses yang tidak rumit dan
persyaratan yang sulit dan cepat dengan proses keputusan kredit yang
dapat diketahui dalam waktu dua hari..
2. Faktor-faktor lingkungan Internal dan Eksternal yang berpengaruh
terhadap strategi pemasaran :
a. Faktor internal yang menjadi kekuatan perusahaan adalah: Market
Leader, Brand Awareness dan Networking luas, sedangkan faktor
internal yang menjadi kelemahan perusahaan adalah Promosi kurang
efektif. Analisis matriks IFE menunjukkan bahwa posisi internal
perusahaan kuat. Perusahaan telah mampu memanfaatkan kekuatannya
dan mengatasi kelemahan yang dimilikinya dengan baik.
b. Faktor eksternal yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan peluang
bagi perusahaan adalah: memperluas jaringan, serta kemajuan
teknologi dan informasi, sedangkan faktor eksternal yang menjadi
ancaman bagi perusahaan adalah: perubahan pola dan gaya hidup,
Kondisi ekonomi yang tidak stabil dan Tingkat persaingan. Analisis
46
matriks EFE secara umum menunjukkan bahwa situasi eksternal
perusahaan dibawah rata-rata. Berdasarkan total skor tersebut juga
menunjukkan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang-peluang
yang ada dan atau tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal.
3. Strategi pemasaran yang tepat dan efektif untuk PT Bank Danamon
Indonesia, berdasarkan :
a. Hasil analisis Matriks IE menunjukkan bahwa perusahaan berada pada
posisi Hold and Maintain (pertahankan dan pelihara). Strategi yang
dapat dilakukan oleh PT Bank Danamon Indonesia adalah:
meningkatkan kegiatan promosi, menambah jaringan perusahaan dan
memperbaiki, memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada atau
menciptakan produk baru.
b. Analisis QSPM, diperoleh strategi yang menjadi prioritas utama untuk
diterapkan oleh perusahaan adalah meningkatkan kegiatan promosi.
c. Hasil kuesioner, konsumen PT Bank Danamon Indonesia merespon
positif terhadap strategi meningkatkan promosi karena sampai saat ini
kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT Bank Danamon Indonesia
lebih banyak melalui Below The Line. Karena kegiatan promosi belum
dilakukan secara gencar, maka masih banyak masyarakat yang belum
mengetahui kehadiran DP-SIP PT Bank Danamon Indonesia di kota
Depok.
Saran
Saran yang dapat diberikan kepada PT Bank Danamon Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan kegiatan promosi seperti penyebaran brosur dan
mengadakan kegiatan pameran-pameran ditempat yang memiliki potensi
dalam memasarkan produk Dpsip seperti: pameran di perusahaan besar
swasta, agar seluruh masyarakat mengetahui produk DP-SIP PT Bank
Danamon Indonesia.
2. Menambah jaringan di seluruh Indonesia, agar konsumen dapat mudah
menjangkau lokasi DP-SIP PT Bank Danamon Indonesia dan seluruh
47
masyarakat Indonesia mengetahui keberadaan DP-SIP PT Bank Danamon
Indonesia.
3. Menjaga dan meningkatkan kualitas produk dan jasa. Berdasarkan hasil
kuesioner konsumen, DP-SIP PT Bank Danamon Indonesia dapat menjaga
dan meningkatkan kualitas produknya dengan cara merendahkan suku
bunga, sedangkan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas jasanya dapat
dilakukan dengan memberikan pencairan dana yang cepat, mudah dan
nyaman.
50
Lampiran 1. Pertanyaan Wawancara kepada Pihak Perusahaan
I. Pertanyaan tentang gambaran umum perusahaan
1. Sejak kapan PT.Bank Danamon Indonesia,Tbk Didirikan ?
2. Bagaimana status badan hukumnya ?
3. Fasilitas apa saja yang dimiliki oleh perusahaan ?
II. Pertanyaan tentang analisis lingkungan mikro
1. Bagaimana saluruan distribusi untuk memasarkan produk ?
2. Dimana saja cabang PT.Bank Danamon Indonesia,Tbk yang terdapat
bagian khusus CMM ?
3. Apa alasan mendirikan banyak cabang ?
III. Pertanyaan tentang analisis lingkungan internal
1. Apa visi, misi dan tujuan dari PT.Bank Danamon Indonesia,Tbk?
2. Bagaimana struktur organisasinya ?
3. Segmentasi pasar untuk produk CMM siapa saja ?
4. Berapakah jumlah karyawannya ?
IV. Pertanyaan tentang bauran produk
1. Produk apa saja yang dihasilkan oleh PT.Bank Danamon Indonesia,Tbk?
2. Berapa total keuntungan penjualan produk CMM pertahun?
3. Apa yang membedakan produk CMM PT.Bank Danamon Indonesia,Tbk
dengan produk sejenis lainnya? Deskripsikan !
V. Pertanyaan tentang bauran distribusi
1. Bagaimana cara memasarkan produknya ?
2. Apa yang membedakan saluran pemasaran produk CMM PT.Bank
Danamon Indonesia,Tbk dengan perusahaan sejenis lainnya ?
51
Lampiran 2. Kuesioner Kepada Pihak Perusahaan
KUESIONERPT. BANK DANAMON INDONESIA. Tbk
Jl. Margonda Depok.
Daftar Isian untuk Rating dari Matriks EFE dan IFENama Respoden : ………………………………….Jabatan : ………………………………….
1. Tentukan rating dari masing-masing faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktoreksternal (peluang dan ancaman), berikut ini dengan memberi tanda (√) pada pilihanBapak/Ibu.
2. Pilihan rating pada isian berikut terdiri dari :Rating 4 : respon perusahaan sangat penting terhadap faktor-faktor tersebut.Rating 3 : respon perusahaan penting terhadap faktor-faktor tersebut.Rating 2 : respon perusahaan tidak penting terhadap faktor-faktor tersebut.Rating 1 : respon perusahaan sangat tidak penting terhadap faktor-faktor
tersebut.
A. Rating IFE 4 3 2 1Kekuatan :1. Market leader2. Brand awareness3. Networking luasKelemahan :1. Promosi kurang efektif2. Suku bunga tinggi
Lanjutan Lampiran 2.
B. Rating EFE 4 3 2 1Peluang :1. Memperluas jaringan2. Kemajuan teknologi dan informasiAncaman :1. Perubahan pola dan gaya hidup2. Tingkat persaingan3. Kondisi ekonomi yang tidak stabil
Daftar Isian untuk Bobot dari Matriks EFE dan IFE1. Tentukan bobot atau tingkat kepentingan dari masing-masing faktor internal (kekuatan dan
kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman),2. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1,2,3 dan 4. Skala yang digunakan
untuk pengisian kolom adalah :1 : Jika indikator vertikal sangat tidak penting daripada indikator horizontal2 : Jika indikator vertikal tidak penting dengan indikator horizontal3 : Jika indikator vertikal penting daripada indikator horizontal4 : Jika indikator vertikal sangat penting daripada indikator horizontal
Faktor Strategi Internal A B C D EMarket leader (A)Brand awareness (B)Networking luas (C)Promosi kurang efektif (D)Suku bunga tinggi (E)
52
Lanjutan Lampiran 2
Faktor Strategi Eksternal A B C D EMemperluas pangsa pasar (A)Kemajuan teknologi dan informasi (B)Perubahan pola dan gaya hidup (C)Tingkat persaingan (D)Kondisi ekonomi yang tidak stabil (E)
1. Tentukan Attractive Score (AS) atau daya tarik dari masing-masing faktor eksternal(peluang dan ancaman) dan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) untuk StrategiIntensif berikut ini.
2. Pilihan Attractiveness Scores pada isian berikut ini terdiri dari :1 = tidak menarik, 2 = agak menarik,3 = secara logis menarik, 4 = sangat menarik.
3. Strategi I = Penetrasi Pasar, Strategi II = Pengembangan Pasar,Strategi III = Pengembangan Produk
Faktor-faktor sukses kritisAlternatif Strategi
Strategi I Strategi II Strategi IIIAS AS AS
Kekuatan :1. Market leader2. Brand awareness3. Networking luasKelemahan :1. Promosi kurang efektif2. Suku bunga tinggi
Lanjutan Lampiran 2
Faktor-faktor sukses kritisAlternatif Strategi
Strategi I Strategi II Strategi IIIAS AS AS
Peluang :1. Memperluas jaringan2. Kemajuan teknologi dan informasiAncaman :1. Perubahan pola dan gaya hidup2. Tingkat persaingan3. Kondisi ekonomi yang tidak stabil
Lampiran 3. Pemberian Bobot Untuk Matriks IFECluster
Faktor Strategi Internal A B C D E Total Bobot
1. Market leader ( A ) 2 2 3 2 9 0,19
2. Brand awareness ( B ) 3 3 3 2 11 0,23
3. Networking luas 2 3 2 2 9 0,19
4. Promosi kurang efektif ( C ) 2 2 2 2 8 0,17
5. Suku bunga tinggi ( D ) 3 3 2 2 10 0,21
Total 10 10 9 10 8 47 1,00
53
Sales Manajer
Supervisor
Faktor Strategi Internal A B C D E Total Bobot
1. Market leader ( A ) 3 2 3 2 10 0,212. Brand awareness ( B ) 2 3 2 3 10 0,213. Networking luas 2 3 2 2 9 0,194. Promosi kurang efektif ( C ) 2 3 1 2 8 0,175. Suku bunga tinggi ( D ) 3 3 2 2 10 0,21Total 9 12 8 9 9 47 1,00
Lampiran 4. Pemberian Bobot Untuk Matriks IFE
Faktor Strategi Internal Responden Responden Responden Rata-rata1 2 3
Kekuatan :1. Market leader 0,19 0,19 0,19 0,19
2. Brand awareness 0,23 0,23 0,21 0,22
3. Networking luas 0,19 0,19 0,19 0,19
Kelemahan :1. Suku bunga tinggi 0,17 0,17 0,17 0,17
2. Promosi kurang efektif 0,21 0,21 0,21 0,21
Lampiran 5. Pemberian Rating Untuk Matriks IFE
Faktor Strategi Internal Responden Responden Responden Rata-rata1 2 3
Kekuatan :1. Market leader 2 3 3 2,672. Brand awareness 3 3 3 3,003. Networking luas 2 3 2 2,33Kelemahan :1. Promosi kurang efektif 2 2 2 2,002. Suku bunga tinggi 2 3 3 2,67
Faktor Strategi Internal A B C D E Total Bobot
1. Market leader ( A ) 3 2 2 2 9 0,192. Brand awareness ( B ) 3 3 2 3 11 0,23
3. Networking luas 2 2 2 3 9 0,194. Promosi kurang efektif ( C ) 2 2 2 2 8 0,175. Suku bunga tinggi ( D ) 2 2 3 3 10 0,21Total 9 9 10 9 10 47 1,00
54
Lampiran 6. Pemberian Bobot Untuk Matriks EFECluster
Faktor Strategi Eksternal A B C D E Total Bobot
1. Memperluas jaringan ( A ) 3 2 3 3 11 0,23
2. Kemajuan teknologi
dan informasi ( B )2 3 2 2 9 0,19
3. Perubahan pola
dan gaya hidup ( C )2 2 2 3 9 0,19
4. Tingkat persaingan ( D ) 2 2 2 2 8 0,17
5. Kondisi ekonomi
yang tidak stabil ( E )2 2 3 3 10 0,21
Total 8 9 10 10 10 47 1,00
Sales Manajer
Faktor Strategi Eksternal A B C D E Total Bobot
1. Memperluas jaringan ( A ) 3 3 3 2 11 0,23
2. Kemajuan teknologi
dan informasi ( B )3 1 2 3 9 0,19
3. Perubahan pola
dan gaya hidup ( C )2 2 2 3 9 0,19
4. Tingkat persaingan ( D ) 2 2 2 2 8 0,17
5. Kondisi ekonomi
yang tidak stabil ( E )3 1 3 3 10 0,21
Total 10 8 9 10 10 47 1,00
Supervisor
Faktor Strategi Eksternal A B C D E Total Bobot
1. Memperluas jaringan ( A ) 3 2 3 3 11 0,23
2. Kemajuan teknologi
dan informasi ( B )2 2 2 3 9 0,19
3. Perubahan pola
dan gaya hidup ( C )2 1 2 3 8 0,17
4. Tingkat persaingan ( D ) 2 2 2 2 8 0,17
5. Kondisi ekonomi
yang tidak stabil ( E )3 2 3 3 11 0,23
Total 9 8 9 10 11 47 1,00
55
Lampiran 7. Pemberian Bobot Untuk Matriks EFE
Faktor Strategi Internal
Responden Responden Responden
Rata-rata1 2 3
Peluang :
1. Memperluas jaringan 0,23 0,23 0,23 0,23
2. Kemajuan teknologi dan informasi 0,19 0,19 0,19 0,19
Ancaman :
1. Perubahan dan gaya hidup 0,19 0,19 0,17 0,18
2. Tingkat persaingan 0,17 0,17 0,17 0,17
3. Kondisi ekonomi yang tidak stabil 0,21 0,21 0,23 0,22
Lampiran 8. Pemberian Rating Untuk Matriks EFE
Faktor Strategi Internal Responden Responden RespondenRata-rata1 2 3
Peluang :1. Memperluas jaringan 3 3 3 3,002. Kemajuan teknologi
dan informasi 2 3 2 2,33Ancaman :1. Perubahan dan gaya
hidup 2 3 3 2,672. Tingkat persaingan 2 2 2 2,003. Kondisi ekonomi
yang tidak stabil 3 3 3 3,00
Lampiran 9. Attractiveness Score Untuk QSPM
Faktor-faktor Sukses Kritis Strategi I Strategi II Strategi IIIKekuatan :1. Market leader 2,67 4,00 3,002. Brand awareness 3,33 3,33 3,003. Networking luas 4,00 3,67 4,00Kelemahan :1. Promosi kurang efektif 3,00 3,00 2,002. Suku bunga tinggi 3,67 3,00 2,33Peluang :1. Memperluas jaringan 3,33 3,00 4,002. Kemajuan teknologi dan informasi 2,67 3,00 2,67Ancaman :1. Perubahan dan gaya hidup 3,00 2,33 2,002. Tingkat persaingan 2,67 2,33 2,333. Kondisi ekonomi yang tidak stabil 2,33 2,33 2,00
56
Tabel 13. QSPM
Faktor-faktor Sukses Kritis BobotAlternatif Strategi
Strategi I Strategi II Strategi III
AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan :
1. Market leader 0,19 2,67 0,51 4,00 0,76 3,00 0,57
2. Brand awareness 0,22 3,33 0,73 3,33 0,73 3,00 0,66
3. Networking luas 0,19 4,00 0,76 3,67 0,70 3,67 0,70
Kelemahan :
1. Promosi kurang efektif 0,17 3,00 0,51 3,00 0,51 2,00 0,34
2. Suku bunga tinggi 0,21 3,67 0,77 3,00 0,63 2,33 0,49
Peluang :
1. Memperluas jaringan 0,23 3,33 0,76 3,00 0,69 4,00 0,92
2. Kemajuan teknologi dan informasi 0,19 2,67 0,51 3,00 0,57 2,67 0,51
Ancaman :
1. Perubahan dan gaya hidup 0,18 3,00 0,54 2,33 0,42 2,00 0,36
2. Tingkat persaingan 0,17 2,67 0,45 2,33 0,40 2,33 0,40
3. Kondisi ekonomi yang tidak stabil 0,22 2,33 0,51 2,33 0,51 2,00 0,44Jumlah TAS 6,05 5,92 5,39
Sumber: PT Bank Danamon Indonesia