Analisis Strategi Jasa Angkutan Pemadu Moda Bsm

13
ANALISIS STRATEGI JASA ANGKUTAN PEMADU MODA BSM-BSH DENGAN PENDEKATAN METODA SWOT-QSPM Master Theses from JBPTITBPP / 2009-07-31 09:17:55 Oleh : ANALISIS STRATEGI JASA ANGKUTAN PEMADU MODA BSM-BSH DENGAN PENDEKATAN METODA SWOT-QSPM , S2 - Transportation Dibuat : 2009, dengan 8 file Keyword : jasa angkutan pemadu moda, metoda SWOT-QSPM Semakin banyaknya pengusaha yang melirik bidang jasa angkutan pemadu moda menjadi ancaman terhadap pengusaha yang sedang menjalani bidang tersebut, maka untuk mempertahankan suatu strategi dibidang jasa angkutan pemadu moda, tentunya harus melihat beberapa pesaing yang mempunyai ciri dan karakter tersendiri dalam meningkatkan jasa angkutan pemadu moda tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap persaingan tersebut adalah faktor eksternal, faktor internal, dan faktor kunci sukses suatu perusahaan, dengan demikian perusahaan dapat memberikan suatu keputusan strategi yang tepat untuk dijadikan dasar pertimbangan strategi apa yang dirasakan perusahaan saat ini dan yang diharapkan dimasa yang akan datang, sehingga strategi tersebut dapat memberikan gambaran perusahaan untuk mempertahankan, mengembangkan dan memperbaiki kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap strategi yang sudah berjalan dan strategi yang akan datang. Pendekatan pemecahan masalah untuk analisis strategi jasa angkutan pemadu moda BSM-BSH dengan pendekatan metoda SWOT-QSPM. Metoda tersebut digunakan untuk menentukan pengambilan suatu keputusan strategi perusahaan dengan melihat faktor-faktor Dimensi SWOT yang dikuantifikasikan, sehingga perusahaan dapat memenentukan strategi apa yang harus dilakukannya serta menetapkan arah kebijakan dalam melakukan perbaikan dan peningkatan sarana, prasarana dan sumber daya manusia perusahaan tersebut. Penelitian ini telah memberikan hasil yaitu posisi pengambilan keputusan pada posisi Growth Stabilility, sesuai dengan hasil

Transcript of Analisis Strategi Jasa Angkutan Pemadu Moda Bsm

Page 1: Analisis Strategi Jasa Angkutan Pemadu Moda Bsm

ANALISIS STRATEGI JASA ANGKUTAN PEMADU MODA BSM-BSH DENGAN PENDEKATAN METODA SWOT-QSPM

Master Theses from JBPTITBPP / 2009-07-31 09:17:55Oleh : ANALISIS STRATEGI JASA ANGKUTAN PEMADU MODA BSM-BSH DENGAN PENDEKATAN METODA SWOT-QSPM , S2 - TransportationDibuat : 2009, dengan 8 file

Keyword : jasa angkutan pemadu moda, metoda SWOT-QSPM

Semakin banyaknya pengusaha yang melirik bidang jasa angkutan pemadu moda menjadi ancaman terhadap pengusaha yang sedang menjalani bidang tersebut, maka untuk mempertahankan suatu strategi dibidang jasa angkutan pemadu moda, tentunya harus melihat beberapa pesaing yang mempunyai ciri dan karakter tersendiri dalam meningkatkan jasa angkutan pemadu moda tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap persaingan tersebut adalah faktor eksternal, faktor internal, dan faktor kunci sukses suatu perusahaan, dengan demikian perusahaan dapat memberikan suatu keputusan strategi yang tepat untuk dijadikan dasar pertimbangan strategi apa yang dirasakan perusahaan saat ini dan yang diharapkan dimasa yang akan datang, sehingga strategi tersebut dapat memberikan gambaran perusahaan untuk mempertahankan, mengembangkan dan memperbaiki kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap strategi yang sudah berjalan dan strategi yang akan datang.

Pendekatan pemecahan masalah untuk analisis strategi jasa angkutan pemadu moda BSM-BSH dengan pendekatan metoda SWOT-QSPM. Metoda tersebut digunakan untuk menentukan pengambilan suatu keputusan strategi perusahaan dengan melihat faktor-faktor Dimensi SWOT yang dikuantifikasikan, sehingga perusahaan dapat memenentukan strategi apa yang harus dilakukannya serta menetapkan arah kebijakan dalam melakukan perbaikan dan peningkatan sarana, prasarana dan sumber daya manusia perusahaan tersebut.

Penelitian ini telah memberikan hasil yaitu posisi pengambilan keputusan pada posisi Growth Stabilility, sesuai dengan hasil penelitian matrik SWOT–QSPM yang mana hasil kuantitaif matrik EFE, total skor matrik EFE = 235 dan hasil matrik kuantitatif IFE, total skor IFE = 250, bertemu pada posisi Matrik SWOT-QSPM berada pada Growth Stability yang artinya perusahaan tersebut dalam mengambil keputusan strateginya konsentrasi melalui integrasi horizontal terhadap penetrasi pasar, peningkatan sarana, prasarana serta suberdaya manusia dengan tidak merubah profit strategi yang sedang berjalan.

KAJIAN TINGKAT PELAYANAN JASA ANGKUTAN PEMADU MODA TRAYEK BANDUNG SUPER MALL - BANDARA SOEKARNO HATTA DITINJAU DARI PERSEPSI PENUMPANG

Master Theses from JBPTITBPP / 2008-01-17 09:00:46Oleh : Agus Pribadi (242 04 003), S2 - TransportationDibuat : 2007-08-00, dengan 9 file

Page 2: Analisis Strategi Jasa Angkutan Pemadu Moda Bsm

Keyword : transportation service, feeder, intermoda.Kepala Subjek : Transportation

Abstrak

Keterbatasan kapasitas Bandara Hussein Sastranegara, mengakibatkan kebutuhan perjalanan udara masyarakat Bandung dan sekitarnya, sebagian besar dilakukan melalui Bandara Soekarno Hatta. Sehingga keberadaan pelayanan angkutan pemadu moda Bandung Super Mall - Bandara Soekarno Hatta, menjadi penting sebagai feeder perjalanan udara masyarakat Bandung.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kriteria-kriteria yang mendasari alur pikir pengambil keputusan dalam meningkatkan pelayanan jasa angkutan pemadu moda Bandung Super Mall - Bandara Soekarno Hatta, melalui analisis persepsi pengguna jasa dengan 41 variabel pengamatan yang berkaitan dengan atribut kenyamanan dan kesenangan, keamanan dan keselamatan, pelayanan, waktu, biaya perjalanan dan aksesibilitas.

Dari empat jenis data populasi responden yang dianalisis, diperoleh sejumlah faktor untuk masing-masing jenis populasi yang merupakan hasil reduksi dari 41 variabel tingkat pelayanan.

a. Hasil analisis faktor terhadap keseluruhan responden pengguna jasa angkutan pemadu moda, faktor utama yang paling berpengaruh adalah faktor pelayanan dengan variansi sebesar 24,363 %.

b. Hasil analisa faktor terhadap pengguna jasa angkutan pemadu moda yang juga seringkali menggunakan kendaraan pribadi, faktor utama yang paling berpengaruh adalah faktor keselamatan dan keamanan dengan variansi sebesar 25,920 %.

c. Hasil analisa faktor terhadap pengguna jasa angkutan pemadu moda yang juga seringkali menggunakan travel, faktor utama yang paling berpengaruh adalah faktor pelayanan dengan variansi sebesar 22,890 %.

d. Hasil analisa faktor terhadap pengguna jasa angkutan pemadu moda yang juga seringkali menggunakan kereta api, faktor utama yang paling berpengaruh adalah faktor keandalan waktu dengan variansi sebesar 26,195 %.

ishub akan buka tender Februari mendatang

Dinas Perhubungan (Dishub) Sumatera Utara (Sumut) akan membuka tender ‘Angkutan Pemadu Mobil Darat (Moda) Transportasi menuju Bandara Internasional Kuala Namu’ pada Februari mendatang menyusul berbagai persiapan yang telah dilaksanakan, termasuk uji coba jalur kendaraan.

Kepala Dishub (Kadishub) Sumut, Anthony Siahaan kepada wartawan, Kamis (31/11) mengatakan saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang menyatakan ketertarikanya untuk pengadaan angkutan darat dengan jenis bus sedang tersebut, terutama dari perusahaan lokal Sumut.

Page 3: Analisis Strategi Jasa Angkutan Pemadu Moda Bsm

“Sudah banyak yang tertarik, tapi belum tahu ada berapa karena pendaftaran belum dibuka. Tender baru akan dibuka bulan Februari, rencananya April sudah bisa dioperasikan untuk melayani pemumpang menuju bandara,” bebernya.

Proses tender tersebut dilaksanakan berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Sumut Nomor 38/2012 tentang Pedoman Penyelenggaraan Izin Angkuran Pemadu Moda berdasarkan kualitas (quality licensing).

Para peserta nantinya harus menyampaikan keunggulan dari pelayanan dan fasilitas bus yang akan ditawarkan, halte, termasuk proposal tarif. Oleh karena itu saya masih belum bisa menyampaikan tarif yang dikenakan untuk sekali jalan. Namun berdasarkan informasi yang beredar, tarif yang dikenakan tidak boleh lebih dari Rp50.000,” jelasnya.

Anthony juga belum bisa menyebutkan jumlah bus yang akan disiapkan karena hal tersebut masih dalam proses perhitungan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan banyaknya penumpang yang menggunakan moda darat tersebut.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Perhubungan Kadin Sumut Ade Putra Pandana Nasution meminta pemerintah agar tarif bus yang dikenakan nanti tidak memberatkan masyarakat.

Sebab, moda angkutan darat ini merupakan  transportasi massal yang dianggap cukup murah dan dapat digunakan oleh masyarakat umum, tidak hanya oleh pihak yang akan berangkat dengan menggunakan pesawat terbang.

“Kami minta pemerintah bisa turun tangan memberikan subsidi karena ini anggkutan massal, bukan taksi yang merupakan kendaraan yang digunakan secara pribadi,” tegasnya.

(rls/fzl-ta)

Transportasi yang pada hakekatnya mengandung unsur keterpaduan memiliki fungsi utama dalam memperlancar pelaksanaan berbagai kegiatan sehingga diharapkan pelayanannya merupakan kesatuan utuh baik intra maupun antar moda. Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta telah menyediakan salah satu fasilitas integrasi angkutan umum yang diperuntukkan bagi masyarakat dan pengunjung Kota Yogyakarta. dengan tersedianya fasilitas integrasi moda tersebut, diharapkan perjalanan dari dan menuju Bandara Adisutjipto akan semakin mudah. Namun, dalam prakteknya, fasilitas integrasimoda tersebut belum dapat digunakan secara maksimal, sehingga diperlukan suatu usaha untuk mengevaluasi dan meningkatkan pelayanannya sehingga fungsi integrasi moda dapat berjalan secara optimal. Penellitian ini membahas dan mengevaluasi salah satu moda yang terlibat dalam integrasi moda di Bandara Adisutjipto. Obyek dalam penelitian ini terbatas pada penumpang angkutan udara. Metode yang digunakan adalah survei statis di halte Trans Jogja dan survei wawancara dengan teknik stated preference dengan sampel sebesar 390 responden. Untuk analisis stated preference menggunakan bantuan piranti lunak Limdep versi 7.0 dengan melakukan pemodelan ordered probit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna jasa bandara tidak mengetahui adanya layanan Trans Jogja di kawasan bandara. Padahal berdasarkan hasil pemodelan WTP diketahui bahwa penumpang

Page 4: Analisis Strategi Jasa Angkutan Pemadu Moda Bsm

pesawat menginginkan adanya layanan integrasi moda tersebut. Dari berbagai skenario yang ditawarkan, tingkat WTP penumpang pesawat yang menyatakan pasti naik sebesar 63,68% untuk skenario 5, dengan karakteristik skenario 5 adalah waktu pelayanan lebih cepat, tanpa sistem tiket terintegrasi, lokasi halte yang disesuaikan dengan fasilitas umum,adanya jaminan mendapatkan tempat duduk, tanpa ada ruang bagasi serta terjadi kenaikan tarif. Kenaikan tarif tidak dipermasalahkan bagi penumpang pesawat untuk mendapatkan pelayanan yang diinginkan.

Manajemen Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan/Integrasi ASDP dengan moda lainDari Wikibooks Indonesia, sumber buku teks bebas berbahasa Indonesia

< Manajemen Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan

Langsung ke: navigasi, cari

Untuk melakukan integrasi ASDP sebagai bagian dalam simstem logistik dalam angkutan multimoda membutuhkan prasarana yang menjamin terjadinya integrasi multimoda, tehnologi yang selalu dikembangkan mengikuti kemajuan jaman serta peraturan perundangan yang mendukung terjadinya angkutan multi moda.

Daftar isi

1 Logistik 2 Angkutan multimoda 3 Prasarana pemadu moda

o 3.1 Ro-Ro o 3.2 Peti kemas o 3.3 Jenis Peti Kemas

4 Tehnologi Multimoda o 4.1 Kapal Ro-Ro o 4.2 Peralatan bongkar muat peti kemas

5 Referensi

Logistik

Logistik[1] secara sederhana, dapat didefinisikan sebagai penyediaan suatu barang yang dibutuhkan yang pengadaannya dapat dilakukan langsung oleh pihak yang membutuhkan atau dilakukan oleh pihak lain. Dalam perkembangannya, persepsi tentang logistik berubah, logistik dipersepsikan bukan lagi suatu barang yang dibutuhkan tetapi proses mengadakan barang kebutuhan tersebut dipersepsikan sebagai logistik.

Page 5: Analisis Strategi Jasa Angkutan Pemadu Moda Bsm

Di dalam suatu masyarakat baik yang modern maupun yang tradisional, pada dasarnya produk atau barang-barang, diangkut dari tempat yang menghasilkan ke tempat yang mengkonsumsikannya. Pertukaran dapat terjadi apabila terjadi perbedaan antara jumlah, tipe dan waktu ketersediaan dan kebutuhan akan produk atau barang tersebut. Apabila satu atau beberapa individu atau organisasi memiliki surplus atas suatu produk atau barang yang dibutuhkan oleh individu atau organisasi lain, keadaan ini merupakan basis terjadinya pertukaran.

Angkutan multimoda

Angkutan multimoda didalam Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda didefinikan sebagai:

Angkutan Multimoda adalah angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda dari satu tempat diterimanya barang oleh badan usaha angkutan multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk penyerahan barang kepada penerima barang angkutan multimoda.

Angkutan multimoda diatur dalam United Nations Convention on International Multimodal Transport of Goods, dan dalam ASEAN Framework Agreement on Multimodal Transport (AFAMT). Peran angkutan multimoda semakin penting dengan adanya agenda integrasi sistem logistik ASEAN menuju kepada perwujudan pasar tunggal ASEAN. Integrasi sistem logistik ASEAN dan ASEAN Framework Agreement on Multimodal Transport menyiratkan adanya liberalisasi di bidang jasa angkutan multimoda di kawasan ASEAN yang pada akhirnya menuju kepada liberalisasi jasa pada tataran global General Agreements on Tariffs and Trade (GATT’s).

Page 6: Analisis Strategi Jasa Angkutan Pemadu Moda Bsm

Dengan demikian perlu diciptakan iklim yang kondusif bagi berkembangnya badan usaha angkutan multimoda Nasional yang tumbuh berkelanjutan dan berdaya saing.

Angkutan multimoda[2] pada awalnya dimulai disektor maritim, dengan diperkenalkannya penggunaan petikemas pada tahun 1960an yang kemudian berkembang dengan berintegrasi ke moda-moda angkutan lainnya. Kontainerisasi berkembang karena waktu bongkar muat yang lama untuk barang-barang umum (general cargo). Kapal barang umum pada waktu itu waktu bongkar membutuhkan waktu bongkar muat dipelabuhan yang lebih lama dari waktu berlayarnya.

Pada gambar berikut ditunjukkan peran angkutan multi moda dalam satu kesatuan mulai dari terminal lokal sampai terminal nasional.

Prasarana pemadu moda

Salah satu kelemahan dari moda angkutan perairan adalah tidak bisa dilaksanakan untuk angkutan dari pintu ke pintu sehingga harus diintegrasikan dengan moda lainnya untuk menjadi lebih fleksibel.

Ro-Ro

Pelaksanaan multimoda pada awalnya terkendala dengan pemindahan muatan dari moda yang satu dengan moda lainnya yang membutuhkan waktu bongkar muat yang lama, keadaan ini berubah dengan berkembangnya tehnologi kapal Ro-ro. Kapal Ro-ro pada awalnya

Page 7: Analisis Strategi Jasa Angkutan Pemadu Moda Bsm

dikembangkan oleh angkatan perang untuk memobilisasi kendaraan perang dengan menggunakan Landing Craft Tank (LCT).

Konsep ini yang kemudian dikembangkan untuk angkutan kendaraan yang menggelinding masuk dan menggelinding keluar dari kapal. Untuk mempermudah kendaraan measuk dan keluar kapal maka kapal diberi jembatan (moveble bridge) yang menghubungkan kapal ke dermaga. Sistem ini sangat menguntungkan untuk perjalanan pendek, sedang untuk perjalanan panjang, masalah yang ditemukan adalah pemanfaatan ruang kapal tidak optimal karena seluruh mobil yang tidak perlu diangkut ikut dibawa dalam kapal sehingga kemudian langkah yang dikembangkan untuk perjalanan jarak jauh adalah dengan tidak membawa head trucknya, sehingga kapal hanya membawa trailer beserta muatannya.

Peti kemas

Perkembangan yang kemudian berkembang adalah untuk perjalanan jarak jauh yang lebih efisien dalam penggunaan ruang kapal adalah Peti kemas / Container.

Jenis Peti Kemas

Page 8: Analisis Strategi Jasa Angkutan Pemadu Moda Bsm

Kereta api yang sedang menarik peti kemas tangki 20 kaki yang berdampingan dengan petikemas barang umum

Berbagai variasi bentuk peti kemas digunakan untuk barang-barang yang spesifik namun menggunakan ukuran yang standar untuk mempermudah handling dan perpindahan moda angkutan.

Jenis peti kemas

Peti kemas barang umum untuk diisi kotak-kotak, karung, drum, palet dls, jenis yang paling banyak digunakan

Peti kemas tabung gas Peti kemas tangki untuk curah cair Peti kemas berventilasi untuk barang organik yang membutuhkan ventilasi Peti kemas Generator Peti kemas berpendingin Peti kemas terbuka untuk pengakutan barang curah Peti kemas yang diperlengkapi dengan isolasi Peti kemas dengan pintu disamping Collapsible ISO

Jenis peti kemas Tabung gas, tangki, generator biasanya tidak dilengkapi dengan dinding samping, depan belakang dan atas.

Pengembangan angkutan peti kemas harus didukung dengan fasilitas bongkar muat yang membutuhkan investasi yang cukup besar.

Page 9: Analisis Strategi Jasa Angkutan Pemadu Moda Bsm

Tehnologi Multimoda

Tehnologi angkutan multi moda berkembang sejalan dengan waktu semakin lama dengan semakin efisien dengan penggunaan petikemas, sehingga semua moda angkutan barang mengarah armada yag didesain secara khusus untuk mengangkut peti kemas ataupun dimodifikasi agar bisa mengangkut peti kemas.

Kapal Ro-Ro

Untuk dapat mengikuti perkembangan angkutan petikemas didalam kapal roro, maka pengelompokan kapal roro menjadi seperti berikut[3]:

Kapal khusus Roll on-Roll off atau yang dikenal sebagai Full Ro-Ro Kapal General Cargo dengan akses tambahan Ro-Ro atau yang dikenal sebagai GenRo Kapal Peti kemas/Container vessels dengan kapasitas Ro-Ro atau yang dikenal sebagai ConRo Kapal Roro pengangkut khusus mobil penumpang atau yang dikenal sebagai Pure Car Carriers

(PCC) ataupun kapal Roro campuran yang dikenal sebagai Pure Car and Truck Carriers (PCTC)

Peralatan bongkar muat peti kemas

Page 10: Analisis Strategi Jasa Angkutan Pemadu Moda Bsm

Peti kemas yang sedang dimuat dengan Reachstacker ke atas truk

Kran peti kemas dalam bahasa Inggris disebut Container Crane atau Portainer adalah kran yang digunakan untuk membongkar atau memuat peti kemas dari dan ke dermaga ke kapal peti kemas atau memindahkan peti kemas dari satu tempat ketempat lain di dalam terminal peti kemas.

Peti kemas yang diangkat, dipindah adalah peti kemas ISO yang berukuran panjang 20, 40 dan 45 kaki yang dari truk chasis bergerak dibawah kran, kemudian diangkat keatas dan kemudian ke kapal dan sebaliknya. Kran bergerak diatas rel, sehingga posisi kran hanya bisa bergerak menelusuri dermaga.

Reach stacker merupakan perangkat untuk memindahkan petikemas ke tuk ataupun untuk memindahpan petikemas dilapangan penumpukan peti kemas. Reach stacker berbentuk dan bekerja seperti forklift.