ANALISIS STATISTIK TENTANG TINGKAT KEEKONOMISAN … · Tabel 2.2 Data Pengamatan Untuk Rancangan...

71
TUGAS AKHIR ANALISIS STATISTIK TENTANG TINGKAT KEEKONOMISAN DAN KADAR GIZI DARI BEBERAPA MEREK BUBUR SUSU INSTAN ( STUDI KASUS PERTAMBAHAN BERAT BADAN BAYI BERDASARKAN BUBUR SUSU INSTAN EKONOMIS ) ANY ANGGRAENI 1304.109.504 DOSEN PEMBIMBING : Dra. DESTRI SUSILANINGRUM,M.Si JURUSAN STATISTIKA Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2007

Transcript of ANALISIS STATISTIK TENTANG TINGKAT KEEKONOMISAN … · Tabel 2.2 Data Pengamatan Untuk Rancangan...

TUGAS AKHIR

ANALISIS STATISTIK TENTANG TINGKAT KEEKONOMISAN DAN KADAR GIZI DARI BEBERAPA MEREK BUBUR SUSU INSTAN ( STUDI KASUS PERTAMBAHAN BERAT BADAN BAYI BERDASARKAN BUBUR SUSU INSTAN EKONOMIS ) ANY ANGGRAENI 1304.109.504 DOSEN PEMBIMBING : Dra. DESTRI SUSILANINGRUM,M.Si JURUSAN STATISTIKA Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2007

TUGAS AKHIR

ANALISIS STATISTIK TENTANG TINGKAT KEEKONOMISAN DAN KADAR GIZI DARI BEBERAPA MEREK BUBUR SUSU INSTAN ( STUDI KASUS PERTAMBAHAN BERAT BADAN BAYI BERDASARKAN BUBUR SUSU INSTAN EKONOMIS ) ANY ANGGRAENI 1304.109.504 DOSEN PEMBIMBING : Dra. DESTRI SUSILANINGRUM,M.Si JURUSAN STATISTIKA Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2007

FINAL PROJECT

STATISTICAL ANALYSIS ABOUT ECONOMIC LEVEL AND NUTRITION RATE FROM SOME BRAND OF MILK INSTANT MUSH (CASE STUDY INCREASING OF BABY BODY WEIGHT BASED ON ECONOMIC MILK INSTAN MUSH) ANY ANGGRAENI 1304.109.504 SUPERVISOR : Dra. DESTRI SUSILANINGRUM,M.Si JURUSAN STATISTIKA Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2007

ANALISIS STATISTIK TENTANG TINGKAT KEEKONOMISAN DAN KADAR GIZI DARI BEBERAPA MEREK BUBUR SUSU INSTAN( Studi Kasus Pertambahan Berat Badan Bayi Berdasarkan Bubur Susu Instan Ekonomis )

Nama : Any Anggraeni NRP : 1304.109.504 Jurusan : Statistika Dosen Pembimbing : Dra. Destri Susilaningrum, M.Si Abstrak

Masa pertumbuhan gizi bayi merupakan fase awal yang sangat menentukan, kelebihan ataupun kekurangan akan suatu unsur dalam pemberian makanan akan berakibat fatal di kemudian hari. Pada penelitian ini dilakukan pengelompokan merek bubur susu instan berdasarkan kandungan komposisi gizinya dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) pada kategori berat badan per umur. Selain itu dilakukan juga pengelompokan terhadap komposisi gizi tiap merek bubur susu instan dengan harga jual di pasaran. Metode pengelompokan yang digunakan adalah Multidimensional Scalling (MDS). Pada penelitian ini juga dilakukan percobaan memberikan treatment kepada 10 bayi selama 1 minggu, kemudian dilakukan pengukuran hasil pertambahan berat badan bayi. Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah didapatkan pengelompokkan bubur susu instan merek SUN8, Promina8, Nestle Sereal8 dengan AKG Obesitas, sehingga bubur merek tersebut memiliki kadar kandungan komposisi gizi yang tepat untuk dikonsumsi oleh bayi yang mengalami obesitas. Didapatkan 4 kelompok dari pengelompokan bubur susu instan berdasarkan kadar gizi dan keekonomisannya. Sedangkan untuk hasil percobaan dari lima merek bubur susu instan (SUN6, Nes6, Prom6, SGML6, SGMT8) didapatkan hasil yang signifikan sehingga pemberian bubur susu instan tersebut memberikan hasil pertambahan berat badan yang berbeda secara signifikan. Kata Kunci : Gizi, AKG,Berat Badan, Ekonomis, MDS

STATISTICAL ANALYSIS ABOUT ECONOMIC LEVEL AND NUTRITION RATE FROM SOME BRAND OF MILK

INSTANT MUSH (Case Study Increasing Of Baby Body Weight Based On Economic Milk Instan Mush)

Name : Any Anggraeni NRP : 1304 109 504 Majors : Statistika Supervisor : Dra. Destri Susilaningrum, M.Si Abstract A period of baby nutrition growth represent of the early phase very determining, excess or insuffiency element in food given will cause fatal effect on day. At this research conducted clustering of milk instant mush brand based on content of nutrition composition with the Recomended Dietary Allowances (RDA) at body weight category for each age. The others conducted clustering nutrition composition for every brand of milk instant mush at the selling price in market. Clustering method used is Multidimensional Scalling (MDS). At this research also conducted attempt give the treatment to 10 baby during 1 week, then conducted measurement result increase baby body weight. Result got at this research is clustering of milk instant mush brand SUN8, Promina8, Nestle sereal8 by Obesity AKG, so that brand mush own the obstetrical rate of correct nutrition composition to be consumed by obesity baby. Got 4 cluster from clustering of milk instant mush based on nutrition rate and the economic level. While the result of attempt from five milk instant mush brand (SUN6, Nes6, Prom6, SGML6, SGMT8) got a significant result so that give of milk instant mush is different by significant increasing baby body weight. Keyword : Nutrition, RDA, Weight Body, Economic, MDS

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “ Analisis Statistik Tentang Tingkat Keekonomisan Dan Kadar Gizi Dari Beberapa Merek Bubur Susu Instan ( Studi Kasus Pertambahan Berat Badan Bayi Berdasarkan Bubur susu Instan Ekonomis )“

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan studi Strata 1 dan memperoleh gelar Sarjana, pada Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Tidak terlupakan bahwa terselesaikannya Skripsi ini bukan semata-mata berkat usaha penulis, tapi tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis turut menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Ir. Mutiah Salamah ,M.Kes, selaku ketua Jurusan Statistika

ITS. 2. Dra. Destri Susilaningrum ,M.Si, selaku dosen pembimbing

yang telah banyak memberikan masukan dan motivasi yang besar kepada penulis sehingga terselesaikannya Skripsi ini.

3. Ir. Sri Pingit Wulandari ,M.Si, selaku dosen wali yang selama ini banyak memberikan masukkan dan dukungan yang berarti.

4. Bapak dan Ibu Dosen pengajar yang selama ini telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

5. Papa dan Mama yang selama ini telah memberikan kasih sayang serta dukungan baik itu berupa moril dan materil, dan doanya sehingga pangerjaan Skripsi ini terselesaikan.

6. Teh Pipi yang tersayang telah memberikan perhatian, dukungan, serta bantuan dalam pengerjaan Skripsi ini.

7. Semua teman-temanku terutama Ihda, Teh Natria, Retno, Sete, HW, Mbak Wulan NYD, Mbak Lia, Edwina dan teman-

teman LJ Ext’04 yang telah menjadi teman seperjuangan juga memberikan dukungan selama pengerjaan Skripsi ini.

Bagi semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih atas segala dukungan. Skripsi ini masih jauh dari sempurna untuk itu saran dan kritik sangat diharapkan. Akhir kata semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis sendiri.

Pebruari, 2007

Penulis

DAFTAR ISI

Abstrak...........................................................................................i Kata Pengantar...............................................................................ii Daftar Isi.......................................................................................iii Daftar Gambar ..............................................................................v Daftar Tabel..................................................................................vi BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................1 1.2 Perumusan Masalah..................................................4 1.3 Tujuan Penelitian......................................................4 1.4 Manfaat Penelitian....................................................4 1.5 Batasan Masalah.......................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Statistika...................................................7

2.1.1 Analisis Multidimensional Scalling..............7 2.1.2 Analisis Varians RAL...................................9 2.1.3 Uji Perbandingan Berganda LSD................15

2.2 Tinjauan Non Statistika.....................................15 2.2.1 Makanan Pendamping Asi.......................16 2.2.2 Zat Gizi untuk bayi..................................17 2.2.3 Berat Badan..............................................20

2.2.4 Angka Kecukupan Gizi (AKG).........................21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Bahan dan Alat...................................................23 3.1.1 Bahan.......................................................23 3.1.2 Alat...........................................................23

3.2 Sumber Data.......................................................23 3.3 Identifikasi Variabel...........................................23 3.4 Bentuk Rancangan Percobaan …………….…..24 3.5 Metode Analisis…………….…………………25 3.6 Diagram Alir Analis Data……………….…….27

BAB IV ANALISA DATA 4.1 Analisis Kelompok..............................................29

4.1.1 Analisis Kelompok Bubur Susu Bayi Berdasarkan AKG pada Kategori Berat Badan............................................29

4.1.2 Analisis Kelompok Bubur Susu Bayi Berdasarkan Keekonomisan Harga Jual dan Kadar Gizi yang Terkandung...33

4.2 Hasil Pengamatan .………………….........……42 4.3 Analisis Varians Menggunakan RAL..................43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan..........................................................49 5.2 Saran……………………………………………51

DAFTAR PUSTAKA.................................................................52 LAMPIRAN...............................................................................53

DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Langkah-Langkah Analisis................................27 Gambar 4.1 Plot Pengelompokan Bubur Susu Instan

Bayi Berdasarkan Komposisi Gizi dan AKG pada Kategori Berat Badan Normal........31

Gambar 4.2 Plot Pengelompokan Bubur Susu Instan Bayi Berdasarkan Komposisi Gizi dan AKG pada Kategori Berat Badan Obesitas......31

Gambar 4.3 Plot Pengelompokan Bubur Susu Bayi Berdasarkan Komposisi Gizi Dan AKG pada Kategori Berat Badan Kurus....................33

Gambar 4.4 Plot Pengelompokan Bubur Susu Instan Bayi Berdasarkan Kandungan Kadar Komposisi Gizi dan Keekonomisan Harga Jual.........................................................34

Gambar 4.5 Histogram Rata-Rata Pertambahan Berat Badan Bayi ......................................................43

Gambar 4.6 Plot Pemeriksaan Asumsi Residual Independent………..................................……46

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai Stress.........................................................9 Tabel 2.2 Data Pengamatan Untuk Rancangan Acak

Lengkap yang Terdiri dari I Perlakuan..........10 Tabel 2.3 Daftar Analisis Ragam Percobaan

Rancangan Acak Lengkap................................11 Tabel 2.4 Berat Badan Bayi Laki-Laki

Menurut Umur..................................................20 Tabel 2.5 Berat Badan Bayi Perempuan

Menurut Umur..................................................21 Tabel 2.6 AKG Rata-Rata Energi, Lemak, dan

Protein (Per Hari).............................................22 Tabel 2.7 AKG Rata-Rata Vitamin Larut Lemak

(Per Hari)..........................................................22 Tabel 2.8 AKG Rata-Rata Vitamin Larut Air

(Per Hari)..........................................................22 Tabel 2.9 AKG Rata-Rata Mineral (Per Hari)..................22 Tabel 3.1 Rancangan Acak Lengkap................................25 Tabel 4.1 Pengelompokan Bubur Susu Bayi

Berdasarkan Kandungan Kadar Komposisi Gizi dan Keekonomisan Harga Jual.................34

Tabel 4.2 Rata-Rata Kandungan Nutrisi Untuk 4 Kelompok Bubur Susu Instan Bayi Berdasarkan Kandungan Kadar Komposisi Gizi dan Keekonomisan Harga Jual.................35

Tabel 4.3 Rata-Rata Kandungan Vitamin Untuk 4 Kelompok Bubur Susu Instan Bayi Berdasarkan Kandungan Kadar Komposisi Gizi dan Keekonomisan Harga Jual.................36

Tabel 4.4 Rata-Rata Kandungan Mineral Untuk 4 Kelompok Bubur Susu Instan Bayi Berdasarkan Kandungan Kadar Komposisi Gizi dan Keekonomisan Harga Jual.................38

Tabel 4.5 Urutan Harga Bubur Susu Instan Bayi Kelompok Kadar Gizi Tinggi dan Harga Ekonomis..........................................................40

Tabel 4.6 Urutan Harga Bubur Susu Instan Bayi Kelompok Kadar Gizi Rendah dan Harga Ekonomis..........................................................40

Tabel 4.7 Urutan Harga Bubur Susu Instan Bayi Kelompok Kadar Gizi Tinggi dan Harga Tidak Ekonomis...............................................41

Tabel 4.8 Urutan Harga Bubur Susu Instan Bayi Kelompok Kadar Gizi Rendah dan Harga Tidak Ekonomis...............................................41

Tabel 4.9 Data Hasil Pengamatan Pertambahan Berat Badan Bayi (Gr) Selama 1 Minggu..................40

Tabel 4.10 Statistik Uji Homogenitas Varians Data Pertambahan Berat Badan Bayi........................44

Tabel 4.11 Anova Pertambahan Berat Badan Bayi............45 Tabel 4.12 Pemeriksaan Asumsi Residual

Berdistribusi Normal........................................45 Tabel 4.13 Pemeriksaan Asumsi Residual Identik.............47 Tabel 4.14 Uji Perbandingan Berganda Uji LSD ..............48

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini pertambahan angka kelahiran di Indonesia begitu pesat, hal ini telah memberikan peluang pasar yang besar pada produsen untuk membuat produk bubur susu bayi yang dijual dalam kemasan. Dengan seiring perkembangan ilmu gizi, para produsen bubur susu instan juga membuat produk dengan berbagai macam komposisi gizi yang dapat memberikan kebutuhan zat gizi pada bayi, sehingga dapat membantu pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak bayi. Selain berlomba-lomba mengeluarkan produk bubur susu instan terbaru, para produsen juga dengan gencar menayangkan iklan-iklan tentang produk bubur susu instan mereka dengan memberikan berbagai manfaat yang akan didapat oleh para konsumen. Hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi para orang tua dalam memilih produk bubur susu apa yang terbaik diberikan kepada buah hati mereka.

Masa pertumbuhan gizi bayi merupakan fase awal yang sangat menentukan, kelebihan ataupun kekurangan akan suatu unsur dalam pemberian makanan akan berakibat fatal di kemudian hari. Masa pertumbuhan bayi sangat cepat karena pada masa ini terjadi perkembangan sel-sel otak dan lain sebagainya, yang kesemuanya membutuhkan energi protein lemak juga vitamin dan mineral. Bubur susu instan bayi sebagai makanan pendamping ASI sangat diperlukan dalam membantu pertumbuhan bayi karena memiliki kandungan komposisi gizi yang lengkap jika dibandingkan pemberian makanan alami yang kemungkinan kecukupan gizi untuk kebutuhan tumbuh kembang bayi tidak terpenuhi, karena tidak semua unsur hara yang terkandung di dalam makanan alami dapat diserap secara sempurna dan secara langsung dalam bentuk vitamin dan mineral oleh tubuh bayi.

Kebutuhan tubuh bayi akan energi dan protein sangat bervariasi menurut berat badannya, maka orang tua tidak dapat memberikan bubur susu dengan sembarangan, sehingga perlu mengetahui komposisi gizi yang cocok dengan angka kecukupan gizi yang diperlukan oleh tubuh bayi. Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan adalah taraf konsumsi zat-zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur, dan gender. Sehingga dalam memberikan asupan gizi kepada bayi dapat diketahui melalui angka kecukupan gizi yang dianjurkan per hari.

Selama ini informasi nilai gizi yang dicantumkan di belakang kemasan bubur bayi instan berupa komposisi gizi yang terkandung di dalamnya, sedangkan bagi orang tua yang awam mengenai ilmu kesehatan dalam membeli bubur susu instan bayi tidak terlalu memperhatikan apakah komposisi gizi yang terkandung tersebut telah sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh tubuh bayi, karena kebanyakan para orang tua sebagai konsumen lebih mempertimbangkan harga dalam melakukan pembelian bubur susu instan bayi. Sehingga sering dijumpai, orang tua yang memberikan makan berlebihan pada bayinya, dapat menyebabkan si bayi kelebihan berat badan (obesitas / over weight) atau gizi lebih. Sebaliknya, tidak jarang bayi diberikan asupan makanan kurang dari yang dibutuhkan sehingga si bayi kekurangan berat badan (kurus / under weight) atau gizi kurang. Sebenarnya berapa jumlah zat gizi yang dibutuhkan dalam pemberian makanan pendamping ASI secara optimal agar bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa harus mengalami kedua masalah gizi tersebut.

Pada penelitian ini akan dilakukan pengelompokan komposisi gizi yang terkandung di dalam bubur bayi berdasarkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Sehingga orang tua tidak perlu khawatir apakah mereka telah memberikan asupan gizi yang cukup kepada buah hatinya. Angka kecukupan gizi ini akan

dikategorikan berdasarkan berat badan bayi menurut umur. Menimbang dengan bervariasinya harga yang ditawarkan oleh masing-masing merek produk bubur susu instan, selain meneliti komposisi gizi yang terkandung, juga dilakukan penelitian harga yang ada di pasaran, dan membuktikan apakah bubur susu instan yang memiliki harga murah tersebut juga memiliki komposisi gizi yang tidak kalah baik. Karena selama ini stigma yang beredar di masyarakat adalah harga mahal pasti memiliki kualitas yang terbaik dan harga murah pasti memiliki kualitas yang lebih rendah. Sehingga timbul pertanyaan bubur susu instan merek apa saja yang cocok dengan kebutuhan tubuh bayi untuk tumbuh kembangnya, dan bubur susu instan mana yang memiliki harga ekonomis juga nutrisi yang lengkap.

Pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Ummu Hanie yaitu mengelompokkan komposisi gizi yang terkandung di dalam susu formula dan juga mengelompokkan harga susu formula tersebut berdasarkan rata-ratanya. Pada penelitian yang akan dilakukan ini memiliki perbedaan yang cukup jauh, dimana peneliti akan meneliti merek bubur susu instan berdasarkan kandungan komposisi gizinya, yang kemudian akan dikelompokkan berdasarkan angka kecukupan gizi dengan kategori berat badan per umur, sehingga didapatkan hasil pengelompokan merek bubur susu instan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi dengan kategori berat badan bayi. Selain itu pada penelitian ini dilakukan juga pengelompokan terhadap komposisi gizinya tiap produk bubur susu instan bayi berdasarkan harga jual di pasaran, sehingga didapatkan hasil nilai ekonomis setiap bubur susu instan yang ada di pasaran. Pada penelitian ini juga dilakukan percobaan dari hasil pengelompokan bubur susu instan yang didapat. Percobaan yang akan dilakukan adalah dengan memberikan treatment kepada bayi yang terpilih sebagai obyek penelitian. Perlakuan yang diberikan adalah dengan memberikan bubur susu instan dari hasil pengelompokan bubur yang memiliki nutrisi lengkap dan harga yang ekonomis. Pada percobaan ini

peneliti ingin membuktikan bahwa produk murah bukan berarti memiliki kualitas yang rendah.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengelompokan bubur susu instan berdasarkan angka kecukupan gizi pada kategori berat badan bayi ?.

2. Bagaimana pengelompokan bubur susu instan bayi berdasarkan komposisi gizi dan harga yang ada di pasaran ?.

3. Apakah perlakuan merek bubur susu instan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertambahan berat badan bayi ?.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui bubur susu instan merek apa saja yang cocok untuk kebutuhan tubuh bayi berdasarkan berat badan dan umur.

2. Mengetahui bubur susu instan merek apa saja yang memiliki nutrisi lengkap namun memiliki harga jual yang ekonomis.

3. Mengetahui apakah perlakuan merek bubur susu instan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertambahan berat badan bayi dan mengetahui apakah produk bubur susu instan dengan harga murah tersebut tetap memberikan kualitas yang baik.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan bagi konsumen yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke bawah dalam

memilih merek bubur susu instan bayi yang akan diberikan kepada buah hati mereka, sehingga asupan gizi yang didapat si bayi dapat sesuai dengan kebutuhan tubuh mereka. Selain itu hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai pertimbangan memilih produk bubur susu instan berdasarkan harganya dimana produk murah bukan berati memiliki kualitas yang rendah. 1.5 Batasan Masalah Penelitian

Pada penelitian ini obyek yang diteliti terbatas pada produk bubur susu instan yang dijual di PT.ALFA RETAILINDO .Tbk. JL. Dukuh Kupang No 126 Surabaya. Untuk percobaan dilakukan studi kasus di Posyandu RW II Kelurahan Simomulyo Kecamatan Sukomanunggal Surabaya. Dengan membatasi usia bayi 6-12 bulan dan memiliki berat badan normal. Selain hal tersebut perlakuan dianggap sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini pustaka ditinjau dari dua segi yaitu dari segi Statistika yang menjelaskan metode-metode analisis dimana akan digunakan dalam menjawab tujuan. Sedangkan dari segi non Statistika dijelaskan mengenai hal tentang masalah gizi pada bayi.

2.1 Tinjauan Statistika

Analisis kelompok yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Multidimensional Scalling. Sedangkan analisis varians yang digunakan adalah analisis Varians Rancangan Acak Lengkap dengan uji perbandingan berganda LSD.

2.1.1 Analisis Multidimensional Scalling

Multidimensional scalling (MDS) merupakan metode analisis yang membahas tentang pemetaan himpunan obyek ke dalam suatu bentuk konfigurasi n titik yang berada dalam ruang euclid, dengan jarak antara titik yang mencerminkan ketakmiripan antar obyek-obyek tersebut.

Penentuan kelompok obyek didasarkan pada jarak pasangan obyek, apabila jarak pasangan obyek semakin kecil maka semakin mirip dan membentuk suatu kelompok setiap

ruang berdimensi p, terdapat n titik x1,x2,...,xm PR [Johnson dan Wichern (2002)].

Jarak kuadrat euclid dapat dihitung melalui

persamaan berikut : ijd

d ij = (x i – xj)T (x i – xj) (2.1)

= xiTx i + x j

Tx j - 2xiTx j (2.2)

Jarak kuadrat euclid dengan i = 1,2,...,n ; j = 1,2,...,n

merupakan pemetaan dari ketakmiripan pasangan obyek dalam kelompok pada suatu ruang euclid tertentu. Matriks data ketakmiripan D

ijd

dapat ditulis sebagai berikut :

D (2.3)

0

0

0

21

212

112

nn

n

n

dd

dd

dd

Bentuk hubungan (2.2) dapat dituliskan sebagai : D = A + AT - 2B (2.4) Dengan matriks konfigurasi X(nxp) adalah:

Tn

T

T

npnn

p

p

X

X

X

XXX

XXX

XXX

X

2

1

21

22221

11211

(2.5)

Maka matriks B = XXT. Apabila matriks H(mxm) = (I – n-1 J) dengan J(nxn) = 11T. Maka dapat ditunjukkan H = HT. Sehingga persamaan (2.4) menjadi HDH = HAH + HATH – 2 HBH (2.6)untuk HAH = 0 dan (HAH)T = HATH maka :

HDH = -2HBH dan HBH = 2

1 HDH. (2.7)

Misalkan matriks HBH sebagai matriks Z, maka dengan penguraian spektral akan diperoleh Z = FLFT dengan : F = (z1,z2,...,zp). zi adalah vektor ciri komponen ke i dari matriks Z, i = 1,...,p L adalah matriks diagonal yang elemen diagonalnya adalah akar ciri dari matriks Z. Setelah akar ciri diurutkan sebagai p 21 , kemudian

matriks Z diuraikan menjadi : Z = FLFT = FL1/2L1/2FT = GGT (2.8) Sehingga HBH = Z = GGT dengan B = XXT maka : HXXTHT = GGT atau X*X*T = GGT (2.9)

Dengan X* adalah HX atau matriks X yang terkoreksi. Sehingga jarak dij dapat dihitung dengan menggunakan konfigurasi X yang berupa matriks G.

Dengan ukuran kebaikan suatu konfigurasi dari Multidimensional Scalling ini ditunjukkan oleh nilai stress yang besarannya dapat dihitung melalui rumus berikut :

jij

i

jijij

i

d

dd

S2

(2.10)

dimana = jarak antara obyek dari matriks X ijd

= jarak antara obyek dari matriks X* ijd^

Kruskal menganjurkan agar nilai stress diinterpretasikan secara informal berdasarkan garis pedoman kriteria (goodness of fit) mengenai hubungan yang monoton antara kemiripan dan jarak akhir, semakin kecil nilai stress memberikan indikasi bahwa semakin kecil error antara jarak dan nilai kemiripan dari ruang yang disajikan. Dengan kriteria hubungan yang monoton antara kemiripan dan jarak akhir, sebagai berikut :

Tabel 2.1 Nilai Stress Stress Kriteria > 20 % kurang

10 – 20% cukup 5 – 10% baik 2,5 – 5% sangat baik < 2,5% sempurna

Sumber : Johnson & Wichern (2002).

2.1.2 Analisis Varians Rancangan Acak Lengkap Model Statistika untuk percobaan rancangan acak

lengkap adalah sebagai berikut [Gasperz (1994)]:

ijiijY (2.11)

Dengan : i = 1, ..., a ; j = 1,..., r

dimana : Yij = Nilai pengamatan pada satuan percobaan

ke-j dari perlakuan ke-i = Rata-rata keseluruhan.

i = Efek dari perlakuan ke-i

ij = Residual pada satuan percobaan ke-j dari

perlakuan ke-i replikasi ke-j.

Tabel 2.2 Data Pengamatan Untuk Rancangan Acak Lengkap yang Terdiri Dari i Perlakuan.

Perlakuan

1 2 ... a Total

Y11

Y12

.

.

. Y1r

Y21

Y22

.

.

. Y2r

...

... . . . ...

Ya1

Ya2

.

.

. Yar

Y.1 Y.2

.

.

. Y.r

Total Perlakuan Y1. Y2. ... Yar Y.. Sumber : Gasperz (1994).

Untuk dapat melakukan analisis lebih lanjut dari Rancangan Acak Lengkap diperlukan beberapa asumsi yang harus dipenuhi adalah [Gasperz (1994)]:

1. ε ~ 2,0 IIDN atau varians residual percobaan menyebar secara acak, saling bebas, dan berdistribusi normal dengan

rata-rata nol dan varians 2

2. , artinya semua pengaruh utama perlakuan dianggap

tetap.

01

a

ii

3. Komponen-komponen iji ,, bersifat aditif.

Hipotesis yang akan diuji melalui percobaan ini adalah [Gasperz (1994)] :

Ho : 0..... a2i , atau tidak ada pengaruh

perlakuan yang berbeda terhadap respons yang diamati.

H1 :Minimal ada satu 0i , atau ada pengaruh perlakuan

yang berbeda terhadap respons yang diamati. Statistik uji dapat diperoleh melalui analisis varians untuk percobaan Rancangan Acak Lengkap, dihasilkan dalam bentuk tabel analisis varians yang diperoleh berdasarkan data pengamatan pada Tabel 2.2, dapat dibuat analisis varians sebagai berikut [Gasperz (1994)] : Tabel 2.3 Daftar Analisis Varians Percobaan Rancangan Acak Lengkap Sumber Varian DB JK RJK

Perlakuan

Residual

a – 1

a(r-1)

JKP

JKR

RJKP

RJKR

Total ar - 1 JKT -

Sumber : Gasperz (1994). Dengan :

ar

YFK

..2

FYJKTa

i

r

jij

1 1

2

FKr

YJKP

a

ii

1

2.

JKPJKTJKR

JKR = r

YY

a

iia

i

r

jij

1

2.

1 1

2

db perlakuan = a – 1 db residual = a(r-1) db total = ar – 1 RJKP = JKP/(a – 1) RJKR = JKR/a(r-1)

Dimana : FK = Faktor koreksi JKT = Jumlah kuadrat total JKP = Jumlah kuadrat perlakuan JKR = Jumlah kuadrat residual RJKP = Rata-rata jumlah kuadrat perlakuan RJKR = Rata-rata jumlah kuadrat residual

2..Y = Jumlah seluruh pengamatan

Y i. = Jumlah pengamatan perlakuan Statistik Uji :

RJKR

RJKPFhitung (2.12)

Kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut : Tolak H0 pada taraf nyata bila Fhitung > Ftabel [Gasperz,1994].

Residual merupakan selisih antara nilai pengamatan dengan nilai taksiran pengamatan setelah model yang sesuai (signifikan) ditetapkan. Nilai residual dinyatakan secara

matematis sebagai : , untuk i = 1, 2, 3,...,n. Model

yang baik harus memenuhi asumsi residual ε ~

_^

iijij YY

2,0 IIDN atau varians residual identik, independen, dan berdistribusi normal

dengan mean 0 dan varians [Montgomery,2002]. 21. Pemeriksaan Asumsi Independen

Pemeriksaan asumsi independen bertujuan untuk melihat apakah terjadi korelasi terhadap diri sendiri pada data pengujian ini dapat juga dilakukan dengan menggambar plot antara residual

dengan time order (urutan pengamatan). Jika plot residual

ie

terhadap time order memperlihatkan pola seperti cerobong asap, kuadratik, atau trend, maka asumsi tidak terpenuhi. Jika membentuk horizontal band (sekitar garis tengah) maka asumsi independen telah terpenuhi [Montgomery,2002]. 2. Pemeriksaan Asumsi Identik

Pemeriksaan asumsi varians residual identik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penyebaran residualnya identik (homogen) atau ada pola tertentu. Pemeriksaan untuk asumsi identik dilakukan dengan membuat plot antara residual terhadap nilai taksiran, residual dikatakan memenuhi varians yang homogen bila data menyebar secara acak disekitar garis nol, dan plot tidak membentuk pola tertentu. Pemeriksaan asumsi ini dapat dilakukan dengan uji Bartlet’s dengan uji hipotesis sebagai berikut [Montgomery,2002]:

H0 : Varians Residual homogen H1 : Varians Residual tidak homogen

Statistik Uji :

c

q3026.22

0 (2.13)

Dimana :

k

1i1nn

= variansi sampel ke-i 2is

N = jumlah seluruh obyek pengamatan = jumlah perlakuan a

aN

S1nS

a

1i

2ii

2p

(2.14)

a

1i

2i10i

2p10 Slog1nSlogaNq (2.15)

a

1i

11i aN1n

1a3

11c (2.16)

Daerah penolakan : Tolak H0 pada taraf nyata bila

2

1k,20

3. Pemeriksaan Asumsi Distribusi Kenormalan Untuk menguji kenormalan dari harga i digunakan

Normal Probability Plot dimana proses pengeplotan dilakukan dengan mengurutkan dari yang terkecil sampai ke yang terbesar dengan harga probabilitas :

Pi = 100 – ( i – 0,5 ) / N (2.17) dimana : N = Banyaknya observasi

i = Urutan residual Pi = Probabilitas dari urutan data

Apabila dari plot tersebut titik – titik residual pengamatan sudah mengikuti garis linier ke arah kanan atas, maka residual dikatakan sudah berdistribusi normal [Montgomery,2002].

Selain itu pemeriksaan asumsi dapat dilakukan dengan Uji Liliefors, dengan hipotesis sebagai berikut [Sudjana,1992]:

H0 : Residual berdistribusi normal H1 : Residual tidak berdistribusi normal

Statistik Uji :

)()(0 iix

zSzFSupL (2.18)

Dimana : s

xxz i

i

x = Rata-rata sampel s = Simpangan baku sampel.

ii zzPzF

nzS i

in21 z yang z , ,z ,z banyaknya)(

Daerah penolakan : Tolak H0 pada taraf nyata , jika statistik uji L0 > Lα , n yang berarti residual tidak berdistribusi normal.

2.1.3 Uji Perbandingan Berganda LSD (Least Significant Difference)

Salah satu uji untuk menjawab pertanyaan tentang nilai tengah perlakuan mana yang berbeda apabila menolak hipotesis nol adalah uji LSD atau uji beda nyata terkecil.

Uji ini secara singkat telah didiskusikan oleh Fisher (1935), sehingga dikenal pula sebagai beda nyata terkecil Fisher (Fisher’s LSD). Apabila beda dua nilai tengah perlakuan lebih besar dari pada nilai LSD, maka beda nilai dua nilai tengah tersebut dapat dikatakan berbeda secara signifikan. Dengan hipotesis dan statistik uji sebagai berikut [Gasperz,1994] :

Hipotesis:

ji1

ji0

:H

:H

dengan statistik uji sebagai berikut :

.. ji YY (2.19)

i dan j berbeda secara signifikan jika :

.. ji YYn

MStLSD E

aN

2,2

(2.20)

2.2 Tinjauan Non Statistika Pada bagian ini akan dijelaskan hal-hal yang

berhubungan dengan kepentingan penelitian ini yaitu tentang hal-hal makanan dan asupan gizi seputar bayi.

2.2.1. Makanan Pendamping Asi Makanan bayi yang utama adalah air susu ibu (ASI)

karena ASI mengandung hampir semua zat gizi dengan komposisi sesuai kebutuhan bayi tetapi kecukupan komposisinya hanya sampai usia empat bulan. Cadangan vitamin dan mineral dalam tubuh bayi yang didapat dari ibu semasa dalam kandungan dan selama usia tiga bulan sejak lahir sudah mulai menurun, sedangkan dari ASI kandungan vitamin A dan C serta zat besi sudah tidak begitu tinggi. Karena itu sejak usia empat bulan sudah perlu diberikan makanan tambahan yang mengandung vitamin dan mineral, selain tetap memberikan ASI. Pada usia empat bulan pencernaan bayi mulai kuat. Pemberian makanan pendamping ASI harus setelah usia empat bulan, karena jika diberikan terlalu dini akan menurunkan konsumsi ASI dan bayi mengalami gangguan pencernaan atau bisa diare. Sebaliknya bila makanan pendamping diberikan terlambat akan mengakibatkan anak kurang gizi bila terjadi dalam waktu panjang. Pertumbuhan bayi sangat cepat, dengan metabolisme yang sangat intensif. Kebutuhan kalori dan zat gizi lainnya sangat tinggi untuk tiap 1 kilogram berat badan per hari. Syarat-syarat makanan bayi, antara lain : mengandung cukup kalori dan semua zat gizi esensial yang seimbang, mudah dicerna ,diserap dan tersedia dalam bentuk yang cukup lunak sehingga mudah diterima. Pada bulan keempat biasanya dimulai pemberian makanan padat bayi yang pertama yaitu bubur susu [Makanan Bayi dan Anak Sehat. htpp://www.kompas.com]. Tujuan pemberian makanan padat mulai 4 bulan karena :

1. Puncak produksi ASI hanya sampai pada bulan ketiga, sesudahnya produksi akan menetap atau menurun.

2. Kebutuhan bayi semakin meningkat untuk pertumbuhan dan aktivitasnya.

3. Melatih gusi dan gigi bayi untuk mengunyah.

2.2.2. Zat Gizi untuk bayi Beberapa macam zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi

dalam pertumbuhan dan perkembangannnya adalah sebagai berikut [Muchtadi (2002)] :

1. Energi Energi adalah zat gizi yang berguna untuk pertumbuhan badan dan untuk melakukan aktivitas. Pada bulan pertama kehidupan bayi membutuhkan konsumsi energi sebanyak 115 kkal per kg berat badan (sekitar 95-145kkal/kg). Dari jumlah energi yang dikonsumsinya 50% digunakan untuk aktivitasnya dan 25% lainnya untuk pertumbuhan badan yang berkisar antara 5-7gr per hari. Pada umur 6 bulan, energi yang dibutuhkan turun menjadi 95 kkal/kg berat badan. Bayi yang pendiam hanya membutuhkan sampai 71 kkal/kg berat badan. Sedangkan bayi yang aktif membutuhkan sampai 133 kkal/kg berat badan. Konsumsi energi yang berlebihan dapat meningkatkan berat badan dengan cepat, hal ini tidak diinginkan terjadi pada bayi seperti halnya orang dewasa, karena kelebihan berat badan pada waktu bayi akan menimbulkan obesitas (kegemukan) pada masa kanak-kanak, remaja, atau setelah dewasa.

2. Protein Protein sangat dibutuhkan selama periode pertumbuhan tulang rangka dan otot yang cepat pada masa bayi. Konsumsi sebanyak 2,2 gr protein bernilai gizi per kg berat badan per hari menghasilkan retensi nitrogen sekitar 45%, jumlah ini cukup untuk pertumbuhan bayi yang normal pada minggu ketiga sekitar 60 sampai 75 % dari jumlah protein yang dikonsumsi digunakan untuk pertumbuhan dan sisanya untuk pemeliharaan. Pada umur 4 bulan proporsinya adalah 45% dan 55%. Pada umur 5 bulan, kebutuhan protein turun menjadi 2 gr/kg berat badan per hari. Sehingga kebutuhan bayi akan protein adalah sekitar 1,8 gr per 100 kkal, sedikit lebih tinggi dari

1,6 gr per 100 kkal yang terdapat pada ASI. Protein yang dikonsumsi dalam jumlah besar dari yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan pemeliharaan atau jaringan harus mengalami deanisasi dalam hati sehingga bagian asamnya tidak lagi mengandung nitrogen (berupa asam lemak) dapat digunakan sebagai sumber energi , sedangkan nitrogennya dikonversi menjadi urea.

3. Vitamin Larut Air Semua vitamin larut air yang dibutuhkan oleh bayi dapat terpenuhi melalui ASI dari ibu yang mengkonsumsi makanan bergizi. Rekomendasi menyebutkan bahwa bayi harus memperoleh 0,5 mg riboflavin atau 10000 kkal energi yang dikonsumsi untuk memelihara kejenuhan jaringan, hal ini berarti bahwa bayi yang berumur 3-6 bulan membutuhkan 0,4 mg, pada umur 6-12 bulan membutuhkan 6,6 mg tiamin per hari. ASI yang mengandung 0.35 mg per liter hanya menyediakan sekitar 3.0 mg tiamin (vitamin B1) per 750 ml ASI yang tersedia untuk bayi yang baru lahir tetapi tampaknya vitamin tersebut dapat digunakan dengan sangat baik.

4. Vitamin Larut Lemak Vitamin A

Diasumsikan bahwa bayi baru lahir mempunyai cadangan vitamin A dalam hatinya yang banyak tergantung dari jumlah yang dikonsumsi oleh ibunya. Jumlah yang direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh bayi adalah sebanyak 375 g RE (Retional equivalent) per hari, lebih rendah dari jumlah yang terdapat dalam 750 ml ASI. Keracunan vitamin A akan terjadi bila bayi mengkonsumsi 25000-50000 RE per hari selama 30 hari, yang akan menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah tempurung kepala dan mengandung banyak air.

Vitamin D Kebutuhan akan vitamin D pada bayi akan meningkat pada waktu terjadinya klasifikasi tulang dan gigi yang

cepat. Meskipun konsumsi vitamin D sebanyak 100 IU per hari dapat mencegah timbulnya penyakit polio dan 300 IU per hari dapat mengobati penyakit tersebut, konsumsi sebanyak 400 IU per hari dapat meningkatkan penyerapan kalsium dan pembentukan tulang rangka.

Vitamin E Disarankan untuk memberikan vitamin E sebanyak 2-4 mg TE (Tocopherol Equivalent) per hari selama tahun pertama kehidupan bayi, karena kandungan vitamin E yang rendah dalam jaringan tubuhnya. Vitamin E dapat bertindak sebagai anti oksidan yang dapat menghindari kerusakan membran sel-sel darah merahnya (anemia).

Vitamin K Defisiensi vitamin K dapat terjadi pada beberapa hari pertama kehidupan bayi yang diberi ASI, bila ibunya secara rutin mempunyai tambahan vitamin K dari suntikan. Bayi-bayi yang mengalami kesulitan dalam penyerapan vitamin K dapat juga mengalami defisiensi.

5. Mineral Kalsium

Susu merupakan sumber kalsium yang dapat memenuhi kebutuhan bayi tetapi efisiensi penggunannya akan ditingkatkan bila vitamin D tersedia secara simultan. ASI mengandung 280 mg kalsium / liter, yang berarti dapat mensuplai sekitar 210 mg kalsium per hari.

Zat Besi Kebutuhan bayi akan zat besi sangat ditentukan oleh umur kehamilan, bayi yang dikandung cukup umur akan menerima sedikit zat besi menerima sejumlah besar zat besi dari ibunya selama dalam kandungan. Apabila cadangan zat besi terdapat cukup dalam tubuhnya, maka bayi tidak memerlukan lagi konsumsi zat besi selama tiga bulan pertama kehidupannya.

Seng Karena ditemukan terdapatnya keseimbangan negatif untuk mineral atau seng pada bayi pada minggu atau bulan pertama kehidupannya, maka seng penting diberikan pada bayi lebih awal.

2.2.3. Berat Badan Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal

atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di bawah 2.5 kg. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor. Di samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan.Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada tulang. [Supariasa (2001)]. Berat badan juga dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu [Adi (2001)] : 1. Berat badan obesitas (overweight). 2. Berat badan normal. 3. Berat badan kurus (underweight). Berat badan dari ketiga kategori tersebut dapat diketahui melalui Tabel 2.4 dan Tabel 2.5, dimana indeks yang digunakan untuk menentukan kategori adalah berat badan menurut umur sebagai berikut : Tabel 2.4 Berat Badan Bayi Laki-Laki Menurut Umur

Umur (Bulan)

Kurus /Underweight

(Kg)

Normal (Kg)

Obesitas /Overweight

(Kg) 6 ≤ 6.23 6.24- 8.58 ≥ 8.59 7 ≤ 6.63 6.64 - 9.13 ≥ 9.14 8 ≤ 7.03 7.04 - 9.68 ≥ 9.69 9 ≤ 7.35 7.36 - 10.12 ≥ 10.13 10 ≤ 7.59 7.60 - 10.45 ≥ 10.46 11 ≤ 7.91 7.92 - 10.89 ≥ 10.90 12 ≤ 8.15 8.16 - 11.22 ≥ 11.23

Sumber :Adi (2001).

Tabel 2.5 Berat Badan Bayi Perempuan Menurut Umur Umur

(Bulan) Kurus

/Underweight (Kg)

Normal (Kg)

Obesitas /Overweight

(Kg) 6 ≤ 5.75 5.80 - 7.92 ≥ 7.93 7 ≤ 6.15 6.16 – 8.47 ≥ 8.48 8 ≤ 6.55 6.56 – 9.02 ≥ 9.03 9 ≤ 6.87 6.88 - 9.46 ≥ 9.47 10 ≤ 7.11 7.12 – 9.79 ≥ 9.80 11 ≤ 7.35 7.36 – 10.12 ≥ 10.13 12 ≤ 7.59 7.60 – 10.45 ≥ 10.46

Sumber :Adi (2001).

2.2.4. Angka Kecukupan Gizi (AKG) Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang

dibutuhkan tubuh setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energi dan zat-zat gizi. Kekurangan atau kelebihan dalam jangka waktu lama akan berkibat buruk terhadap kesehatan. Kebutuhan akan energi dan zat-zat gizi bergantung pada berbagai faktor seperti umur, gender, dan berat badan. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan digunakan sebagai standar guna mencapai status gizi optimal bagi penduduk. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG) atau Recomended Dietary Allowances (RDA) adalah angka konsumsi zat-zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur, dan gender. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan di Indonesia pertama kali ditetapkan pada tahun 1968 melalui Widya Karya Pangan dan Gizi yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). AKG ini kemudian ditinjau kembali pada tahun 1978, dan sejak itu secara berkala tiap lima tahun sekali [Almatsier (2001)]. Berikut ini tabel angka kecukupan gizi rata-rata untuk bayi dengan berat badan normal

yang dianjurkan adalah: Tabel 2.6 AKG Rata-Rata Energi, Lemak, dan Protein (Per Hari)

Gol umur

BB Ener-gi

Pro-tein

Le-mak

Vit. A

Vit. D

Vit. E

Vit. K

Tia- min

(bln) (kg) (Kkal) (g) (g) (RE) (g) (mg) (g) (mg) 0-6 5.5 560 12 3 350 7.5 3 5 0.3 7-12 8.5 800 15 5 350 10 4 10 0.4

Sumber :Adi (2001) Tabel 2.7 AKG Rata-Rata Vitamin Larut Lemak (Per Hari)

Gol umur

BB Vit. A

Vit. D

Vit. E

Vit. K

(bln) (kg) (RE) (g) (mg) (g) 0-6 5.5 350 7.5 3 5 7-12 8.5 350 10 4 10

Sumber :Adi (2001) Tabel 2.8 AKG Rata-Rata Vitamin Larut Air (Per Hari)

Gol umur

BB Tia- min

Ribo-flavin

Nia-sin

Vit. B12

Asam Folat

Piri-doksin

Vit. C

(bln) (kg) (mg) (mg) (mg) (g) (g) (mg) (mg) 0-6 5.5 0.3 0.3 2.5 0.1 22 0.3 30 7-12 8.5 0.4 0.5 3.8 0.1 32 0.6 35

Sumber :Adi (2001) Tabel 2.9 AKG Rata-Rata Mineral (Per Hari)

Gol umur

BB Kal-sium

Fosfor Besi Seng Iodium Sele-nium

(bln) (kg) (mg) (mg) (mg) (mg) (g) (g) 0-6 5.5 300 200 3 3 50 10

7-12 8.5 400 250 5 5 70 15 Sumber :Adi (2001)

Angka kecukupan gizi yang dibutuhkan untuk bayi kurus (underweight) adalah 20% lebih banyak dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk bayi normal, sebaliknya untuk bayi yang mengalami berat badan lebih (obesitas/overweight) asupan gizi yang dibutuhkan adalah kurang dari 20% dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk bayi normal [Adi (2001)].

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.7 Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

3.7.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bubur Bayi Instan kemasan sebanyak 5 merek. 3.7.2 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Blanko Isian 2. Timbangan Gantung.

3.8 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data komposisi gizi yang tertulis di belakang kemasan produk bubur susu instan, dan data harga produk bubur susu instan yang dijual di PT.ALFA RETAILINDO.Tbk. JL. Dukuh Kupang No 126 Surabaya. Selain itu juga data pertambahan berat badan bayi yang didapat dari hasil percobaan pemberian makanan berupa bubur susu instan terhadap bayi yang berusia 6-12 bulan dan memiliki berat badan normal dengan lama percobaan selama 1 minggu. Percobaan ini merupakan studi kasus di Posyandu RW II Kelurahan Simomulyo Kecamatan Sukomanunggal Surabaya.

3.9 Identifikasi Variabel

Variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Variabel Energi dan Protein : X1 : Energi (Kkal)

X2 : Protein (g) X3 : Lemak (g)

2. Variabel Vitamin : X4 : Vitamin A (g RE) X5 : Vitamin D3 (g) X6 : Vitamin E (mg) X7 : Vitamin K1 (g) X8 : Niasin (mg) X9 : Asam Folat (g) X10 : Vitamin B12 (g) X11 : Tiamin (mg) X12 : Riboflavin (mg) X13 : Piridoksin (mg) X14 : Vitamin C (mg)

3. Variabel Mineral : X15 : Kalsium (mg) X16 : Fosfor (mg) X17 : Besi (mg) X18 : Seng (mg) X19 : Iodium (g) X20 : Selenium (g)

4. Variabel Harga X21 : Harga (Rupiah)

5. Variabel Respons X22 : Pertambahan Berat Badan Bayi (kg)

6. Variabel Merek X23 : Merek Bubur Susu Instan

3.10 Bentuk Rancangan Percobaan Bentuk rancangan percobaan yang digunakan adalah

Rancangan Acak Lengkap. Dimana terdapat lima perlakuan merek bubur susu instan, replikasi dilakukan sebanyak dua kali. Dengan model dan bentuk rancangan percobaan sebagai berikut : Model : Pertambahan BB Bayi = + Merek Bubur Susu Instan

Tabel 3.1 Rancangan Acak Lengkap Merek Bubur Susu Instant (Perlakuan)

Merek1 Merek2 Merek3 Merek4 Merek5 Y11

Y12 Y21

Y22 Y31

Y32 Y41

Y42 Y51

Y52

Berikut ini langkah-langkah percobaan yang dilakukan : 1. Pemilihan bayi sebagai responden melalui data register yang

ada di Posyandu, data bayi yang memenuhi kualifikasi usia 6-12 bulan dan berat badan normal terpilih menjadi responden.

2. Bayi yang terpilih menjadi responden di ukur berat badan awalnya.

3. Responden diberi perlakuan berupa pemberian bubur susu instan, dengan frekuensi pemberian makan sebanyak 2 kali sehari selama 1 minggu.

4. Setelah satu minggu dilakukan pengukuran berat badan akhir dari setiap responden.

5. Dari berat badan awal dan berat badan akhir dapat diambil data pertambahan berat badan yang dihasilkan dari pemberian perlakuan bubur susu instan.

3.11 Metode Analisis

Metode analisis yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Metode Analisis Multidimensional scalling Metode ini digunakan untuk mengetahui pengelompokan merek bubur susu instan mana yang memiliki komposisi gizi untuk kategori berat badan bayi berdasarkan standar Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan.

2. Metode Analisis Varian Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan varian antara perlakuan satu dengan perlakuan yang lain, sehingga dapat diketahui apakah terdapat pengaruh perlakuan merek bubur susu instan yang diberikan terhadap pertambahan berat badan bayi

3. Metode Uji Perbandingan Berganda LSD Metode ini digunakan untuk mengetahui merek bubur susu instan mana saja yang memberikan beda pengaruh terhadap pertambahan berat badan yang dihasilkan.

4. Metode Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif ini digunakan untuk mengetahui deskriptif pertambahan berat badan bayi setelah diberikan pemberian bubur susu instan.

3.12 Diagram Alir Analisis Data

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Identifikasi Variabel

Pengumpulan Data

Analisis MDS

Melakukan Percobaan

Data Hasil Pengamatan

Signifikan

Transformasi

ANOVA

Signifikan

Uji Perbandingan Berganda

Pengujian Asumsi Residual

Signifikan

Analisis Non Parametrik

Menarik Kesimpulan

Selesai

Uji Homogenitas

Statistik Deskriptif

Mulai

Gambar 3.1 Langkah-langkah Analisis

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kelompok

Pada Analisis Kelompok ini akan digambarkan dua pengelompokan atas bubur susu bayi yang diteliti. Yang pertama dilakukan pengelompokan bubur susu bayi berdasarkan komposisi gizi dan angka kecukupan gizi pada kategori berat badan bayi ( Kurus, Normal, Obesitas ). Sedangkan yang kedua dilakukan pengelompokan bubur susu bayi berdasarkan komposisi gizi dan harga yang ada di pasaran. Berikut ini adalah gambaran pengelompokan dari enam merek bubur susu instan tersebut. 4.1.1 Analisis Kelompok Bubur Susu Bayi Berdasarkan

Angka Kecukupan Gizi Pada Kategori Berat Badan. Analisis pengelompokan merek bubur susu instan bayi

berdasakan komposisi gizi yang terkandung dengan angka kecukupan gizi dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu kategori berat badan bayi normal, kategori berat badan bayi obesitas, dan kategori berat badan bayi kurus. Berikut ini gambaran analisis dari ketiga kategori tersebut.

1. Analisis Pengelompokan Bubur Susu Instan Berdasarkan

AKG Berat Badan Normal Dari hasil data pengamatan komposisi gizi yang tertera di

belakang kemasan bubur susu instan bayi yang ada di pasaran dilakukan analisis kelompok menggunakan analisis Multidimensional Scalling (MDS), dimana gambaran pengelompokan merek bubur susu instan tersebut disajikan pada plot pada Gambar 4.1. Dengan melihat kedekatan jarak antara bubur susu balita dengan angka kecukupan gizi pada kategori berat badan bayi normal pada Gambar 4.1 maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat bubur susu bayi yang memiliki jarak sangat dekat dengan

angka kecukupan gizi pada kategori berat badan normal sehingga dapat dikatakan tidak terdapat bubur susu instan yang mengelompok menjadi satu dengan AKG Normal. Apabila dibandingkan antar merek bubur susu instan yang ada, bubur susu instan merek Goodmil untuk usia 6 bulan ke atas, Promina untuk usia 6 bulan ke atas, dan SUN untuk usia 6 bulan ke atas memiliki jarak terdekat dengan angka kecukupan gizi untuk kategori berat badan normal. Hal tersebut menggambarkan bahwa bayi dengan berat badan normal dapat mengkonsumsi bubur instan bayi merek apa saja untuk diberikan kepada si bayi. Karena pada dasarnya bubur susu instan yang ada di pasaran tersebut diproduksi berdasarkan kebutuhan angka kecukupan gizi normal.

Gambar 4.1 Plot Pengelompokan Bubur Susu Instan Bayi Berdasarkan

Komposisi gizi dan AKG pada kategori Berat Badan Normal

Dim

ensi

2

Dimensi 1 210-1-2-3

Nestle Sereal8

Promina6SUN6

Goodmil6

SGM Pemula6SGM Lanjutan6

Meal Time6

SUN8

Promina8

SGM Tumbuh8

Meal Time8Nestle6

Nestle8Nestle Susu6

Goodmil8

AKG Normal

-1.5

-1.0

-.5

0.0

.5

1.0

1.5

2. Analisis Pengelompokan Bubur Susu Instan Berdasarkan AKG Berat Badan Obesitas

Gambaran dari hasil pengelompokan antara komposisi gizi bubur susu instan dengan angka kecukupan gizi untuk kategori berat badan bayi obesitas dapat disajikan berupa plot sebagai berikut :

Gambar 4.2 Plot Pengelompokan Bubur Susu Instan Bayi Berdasarkan

Komposisi gizi dan AKG pada kategori Berat Badan Obesitas.

1.5

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa bubur susu

instan merek Promina untuk usia 8 bulan ke atas, SUN untuk usia 8 bulan ke atas, dan Nestle Sereal untuk usia 8 bulan ke atas memiliki jarak yang sangat dekat dengan angka kecukupan gizi pada kategori berat badan obesitas sehingga dapat mengelompok menjadi satu kelompok. Hal tersebut juga menggambarkan bahwa komposisi gizi yang terkandung di ketiga merek bubur susu instan itu memiliki kemiripan dengan angka kecukupan gizi yang

210-1-2-3

Dim

ensi

2

1.0

.5

0.0

-.5

-1.0

-1.5

Nestle6Meal Time8

AKG Obesitas

Goodmil8

SGM Tumbuh8

Nestle Sereal8

Nestle8

Meal Time6Nestle susu6

Goodmil6

Promina6SUN6

SUN8 Promina8

SGM Pemula6SGM Lanjutan6

Dimensi 1

dianjurkan untuk bayi yang memiliki berat badan dengan kategori obesitas. Sehingga disarankan untuk bayi dengan berat badan yang tergolong obesitas sebaiknya mengkonsumsi bubur susu instan ketiga merek tersebut karena memiliki kandungan komposisi gizi yang cocok dan proposional dengan kebutuhan tubuh si bayi. Pemberian makanan pendamping ASI dengan kadar komposisi gizi proposional bagi bayi yang mengalami obesitas dapat membantu dalam menangani masalah obesitas yaitu dengan diet kalori dan lemak. Karena mengacu pada Gambar 4.4 ketiga merek bubur instan tersebut berada di kuadran yang memiliki kadar gizi relatif lebih rendah dibandingkan dengan bubur susu instan merek yang lain.

3. Analisis Pengelompokan Bubur Susu Instan Berdasarkan

AKG Berat Badan Kurus Gambaran dari hasil pengelompokan antara komposisi

gizi pada bubur susu instan dengan angka kecukupan gizi untuk kategori berat badan bayi kurus dapat disajikan berupa plot seperti pada Gambar 4.3.

Dari Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa tidak terdapat jarak yang sangat dekat antara komposisi gizi bubur susu instan dengan angka kecukupan gizi untuk kategori berat badan kurus, sehingga dapat dikatakan tidak ada bubur susu instan yang mengelompok menjadi satu dengan angka kecukupan gizi untuk kategori berat badan kurus. Bukan berarti tidak terdapat bubur susu instan yang cocok bagi bayi yang mengalami underweight, karena bayi yang memiliki berat badan kurus bisa mengkonsumsi bubur susu instan merek apapun, tetapi yang perlu diperhatikan adalah takaran dan intensitas pemberian makanan pendamping ASI ini. Apabila dilihat dari jarak antar bubur susu instan yang ada bubur susu instan merek Goodmil untuk usia 6 bulan ke atas memiliki jarak terdekat dengan bubur susu instan yang lain, sehingga dapat dikatakan bubur susu instan merek Goodmil untuk usia 6 bulan ke atas ini mendekati kadar komposisi gizi yang dibutuhkan bagi bayi yang memiliki berat badan kurus.

Gambar 4.3 Plot Pengelompokan Bubur Susu Bayi Berdasarkan Komposisi

gizi dan AKG pada kategori Berat Badan Kurus.

Dim

en

si 2

210-1-2-3

SUN6

Promina6

Goodmil6

Nestle6

SGM Pemula6SGM Lanjutan6

Meal Time6

SUN6

Promina8

Nestle8Nestle Susu6

Nestle Sereal8

SGM Tumbuh8

Meal Time8

Goodmil8

AKG Kurus

-1.5

-1.0

-.5

0.0

.5

1.0

1.5

2.0

Dimensi 1

4.1.2 Analisis Kelompok Bubur Susu Bayi Berdasarkan

Keekonomisan Harga Jual dan Kadar Gizi Yang Terkandung. Selain dilakukan analisis kelompok terhadap kandungan

komposisi gizi bubur susu instan dengan angka kecukupan gizi berdasarkan kategori berat badan bayi. Berikut ini gambaran dari pengelompokan kandungan kadar komposisi gizi bubur susu instan dengan harga jual di pasaran.

Kadar Gizi Tinggi

210-1-2-3

.3

.2

.1

.0

-.1

-.2

-.3

-.4

-.5

Goodmil8

Meal Time 8

SGM Tumbuh 8

Nestle Sereal 8

Nestle 8

Promina 8SUN 8

Meal Time 6

SGM Lanjutan 6

Nestle Susu 6

Nestle 6Goodmil 6

Promina 6

SUN 6

SGM Pemula 6

Eko

no

mis

Gambar 4.4 Plot Pengelompokan Bubur Susu Instan Bayi Berdasarkan Kandungan Kadar Komposisi gizi dan Keekonomisan Harga Jual.

Dari gambar di atas dapat dilihat pengelompokan merek

bubur susu instan berdasarkan keekonomisan harga jualnya di pasaran juga berdasarkan kadar gizi yang terkandung. Sehingga dapat dibentuk kelompok sebagai berikut :

Tabel 4.1 Pengelompokan Bubur Susu Bayi Berdasarkan Kandungan Kadar

Komposisi Gizi dan Keekonomisan Harga Jual Kadar Gizi

Tinggi & Harga Ekonomis

Kadar Gizi Rendah &

Harga Ekonomis

Kadar Gizi Tinggi & Harga Tidak Ekonomis

Kadar Gizi Rendah &

Harga Tidak Ekonomis

SGM Lanjutan 6 Nestle 6 SGM Tumbuh 8 SGM Pemula 6

SUN 6 SUN 8 Promina 6

Nestle Susu 6 Nestle 8 Goodmil 6 Goodmil 8

Meal Time 8 Meal Time 6 Nestle Sereal 8 Promina 8

Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa bubur susu instan merek SGM Lanjutan untuk usia 6 bulan ke atas, Nestle untuk usia 6 bulan ke atas, SGM Tumbuh untuk usia 8 bulan ke atas, SGM Pemula untuk usia 6 bulan ke atas, mempunyai kandungan gizi dan harga jual yang mirip antara satu dengan yang lain yaitu memiliki kadar gizi tinggi dan harga yang ekonomis, sehingga dapat mengelompok menjadi satu kelompok. Sedangkan bubur susu instan merek SUN untuk usia 6 bulan ke atas, SUN untuk usia 8 bulan ke atas, dan Promina untuk usia 6 bulan ke atas, juga mengelompok menjadi satu kelompok karena memiliki komposisi gizi dan harga jual yang mirip yaitu kadar gizi rendah dan harga yang ekonomis. Selain itu bubur susu instan merek Nestle Susu untuk usia 6 bulan ke atas, Nestle untuk usia 8 bulan ke atas, Goodmil untuk usia 6 bulan ke atas, dan Goodmil untuk usia 8 bulan ke atas, juga memiliki komposisi gizi yang mirip antara satu dengan yang lain yaitu memiliki kadar gizi tinggi dan harga jual yang tidak ekonomis, sehingga mengelompok menjadi satu kelompok. Bubur susu instan merek Meal Time untuk usia 8 bulan ke atas, Meal Time untuk usia 6 bulan ke atas, Nestle Sereal untuk usia 8 bulan ke atas, dan Promina untuk usia 8 bulan ke atas, juga memiliki karakteristik komposisi gizi dan harga yang mirip yaitu kadar gizi rendah dan harga jual yang tidak ekonomis, sehingga dapat mengelompok menjadi satu kelompok.

Kandungan komposisi gizi pada tiap kelompok tersebut memiliki perbedaan dengan rata-rata sebagai berikut : Tabel 4.2 Rata-rata Kandungan Nutrisi untuk 4 Kelompok Bubur Susu Instan

Bayi Berdasarkan Kandungan Kadar Komposisi Gizi dan Keekonomisan Harga Jual

Kadar Gizi Tinggi &

Harga Ekonomis

Kadar Gizi Rendah &

Harga Ekonomis

Kadar Gizi Tinggi &

Harga Tidak

Ekonomis

Kadar Gizi Rendah &

Harga Tidak

Ekonomis Energi (Kkal) 178.75 166.67 186.50 147.75

Protein (g) 6.80 5.00 6.75 4.95

Lemak(g) 3.98 2.67 4.25 3.36

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa keempat kelompok memiliki rata-rata komposisi gizi beragam. Kelompok yang memiliki kadar Energi terbesar terdapat pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga tidak ekonomis yaitu dengan rata-rata sebesar 186,50 mg, sedangkan untuk kandungan energi terkecil terdapat pada kelompok kadar gizi rendah dan harga tidak ekonomis dengan rata-rata kandungan sebesar 147,75 mg. Untuk kandungan Protein tertinggi terdapat pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga ekonomis yaitu dengan rata-rata sebesar 6,80 mg, sedangkan untuk kandungan Protein terendah terdapat pada kelompok kadar gizi rendah dan harga tidak ekonomis yaitu dengan rata-rata sebesar 4,94 mg. Untuk kandungan Lemak terbesar ditemukan pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga tidak ekonomis dengan rata-rata sebesar 4,25 mg. Sedangkan untuk kandungan Lemak terendah terdapat pada kelompok kadar gizi rendah dan harga ekonomis dengan rata-rata sebesar 2,67 mg. Tabel 4.3 Rata-rata Kandungan Vitamin untuk 4 Kelompok Bubur Susu Instan

Bayi Berdasarkan Kandungan Kadar Komposisi Gizi dan Keekonomisan Harga Jual

Kadar Gizi

Tinggi & Harga

Ekonomis

Kadar Gizi

Rendah & Harga Ekonomis

Kadar Gizi Tinggi &

Harga Tidak

Ekonomis

Kadar Gizi Rendah &

Harga Tidak

Ekonomis

Vitamin A (mg) 552.63 140.00 455.00 106.25

Vitamin D3 (mg) 99.95 8.67 72.00 2.75

Vitamin E (mg) 1.80 0.87 1.65 1.21

Vitamin K1 (mg) 9.20 4.00 2.15 3.25

Niasinamida (mg) 1.72 1.27 1.90 1.35

Asam Folat (mg) 12.83 3.84 11.00 7.08

Vitamin B12 (mg) 0.39 0.09 0.28 0.16

Tiamin (mg) 133.94 0.11 0.29 0.18

Riboflavin (mg) 167.01 0.18 0.19 0.16

Piridoksin (mg) 100.60 0.16 0.27 0.19

Vitamin C (mg) 21.81 18.67 15.00 12.55

Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa kandungan Vitamin A yang terbesar berada pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga ekonomis yaitu dengan rata-rata sebesar 552,63 mg, sedangkan kandungan Vitamin A terkecil berada pada kelompok kadar gizi rendah dan harga tidak ekonomis dengan rata-rata sebesar 106,25 mg. Untuk kandungan Vitamin D3 terbesar terdapat pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga ekonomis dengan rata-rata sebesar 99,95 gr, kandungan Vitamin D3 terkecil berada pada kelompok kadar gizi rendah dan harga tidak ekonomis yaitu dengan rata-rata sebesar 2,75 gr. Untuk kandungan Vitamin E yang terbesar berada pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga ekonomis yaitu dengan rata-rata sebesar 1,80 mg, sedangkan kandungan Vitamin E terkecil berada pada kelompok kadar gizi rendah dan harga ekonomis dengan rata-rata sebesar 0,87 mg. Untuk kandungan Vitamin K1 terbesar terdapat pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga ekonomis dengan rata-rata sebesar 9,20 mg, kandungan Vitamin K1 terkecil berada pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga tidak ekonomis yaitu dengan rata-rata sebesar 2,15 mg. Untuk kandungan Niasinamida yang terbesar berada pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga tidak ekonomis yaitu dengan rata-rata sebesar 1,90 mg, sedangkan kandungan Niasinamida terkecil berada pada kelompok kadar gizi rendah dan harga ekonomis dengan rata-rata sebesar 1,27 mg. Untuk kandungan Asam Folat terbesar terdapat pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga ekonomis dengan rata-rata sebesar 12,83 gr, kandungan Asam Folat terkecil berada pada kelompok kadar gizi rendah dan harga ekonomis yaitu dengan rata-rata sebesar 3,84 gr. Untuk kandungan Vitamin B12 yang terbesar berada pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga ekonomis yaitu dengan rata-rata sebesar 0,39 mg, sedangkan kandungan Vitamin B12 terkecil berada pada kelompok kadar gizi rendah dan harga ekonomis dengan rata-rata sebesar 0,09 mg. Untuk kandungan Tiamin (Vitamin B1) terbesar terdapat pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga ekonomis dengan rata-rata sebesar 133,94 mg, kandungan Tiamin (Vitamin B1) terkecil

berada pada kelompok kadar gizi rendah dan harga ekonomis yaitu dengan rata-rata sebesar 0,11 mg. Untuk kandungan Riboflavin (Vitamin B2) yang terbesar berada pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga ekonomis yaitu dengan rata-rata sebesar 167,01 mg, sedangkan kandungan Riboflavin (Vitamin B2) terkecil berada pada kelompok kadar gizi rendah dan harga tidak ekonomis dengan rata-rata sebesar 0,16 mg. Untuk kandungan Piridoksin (Vitamin B6) terbesar terdapat pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga ekonomis dengan rata-rata sebesar 100,60 mg, kandungan Piridoksin (Vitamin B6) terkecil berada pada kelompok kadar gizi rendah dan harga ekonomis yaitu dengan rata-rata sebesar 0,16 mg. Untuk kandungan Vitamin C yang terbesar berada pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga ekonomis yaitu dengan rata-rata sebesar 21,81 mg, sedangkan kandungan Vitamin C terkecil berada pada kelompok kadar gizi rendah dan harga tidak ekonomis dengan rata-rata sebesar 12,55 mg. Tabel 4.4 Rata-rata Kandungan Mineral untuk 4 Kelompok Bubur Susu Instan

Bayi Berdasarkan Kandungan Kadar Komposisi Gizi dan Keekonomisan Harga Jual

Kadar Gizi

Tinggi & Harga

Ekonomis

Kadar Gizi

Rendah & Harga Ekonomis

Kadar Gizi Tinggi &

HargaTidak Ekonomis

Kadar Gizi Rendah &

Harga Tidak Ekonomis

Kalsium (mg) 201.25 133.33 189.50 146.00 Fosfor (mg) 128.13 70.83 136.75 122.06 Besi (mg) 3.03 2.25 4.00 1.95 Seng (mg) 2.19 1.33 1.23 0.93 Iodium (mg) 19.50 15.17 18.50 17.95 Selenium (mg) 0.00 0.00 2.20 0.00

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata kandungan Kalsium terbesar terdapat pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga ekonomis dengan kandungan sebesar 201,25 mg, sedangkan kandungan Kalsium terkecil terdapat pada kadar gizi rendah dan harga ekonomis dengan rata-rata sebesar 133,33 mg.

Untuk kandungan Fosfor terbesar terdapat pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga tidak ekonomis dengan rata-rata sebesar 136,75 mg, sedangkan kandungan Fosfor terkecil terdapat pada kelompok kadar gizi rendah dan harga ekonomis dengan rata-rata sebesar 70,83 mg. Untuk rata-rata kandungan Besi terbesar terdapat pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga tidak ekonomis dengan kandungan sebesar 4 mg, sedangkan kandungan Besi terkecil terdapat pada kelompok kadar gizi rendah dan harga tidak ekonomis dengan rata-rata sebesar 1,95 mg. Untuk kandungan Seng terbesar terdapat pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga ekonomis dengan rata-rata sebesar 2,19 mg, sedangkan kandungan Seng terkecil terdapat pada kelompok kadar gizi rendah dan harga tidak ekonomis dengan rata-rata sebesar 0,95 mg. Untuk rata-rata kandungan Iodium terbesar terdapat pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga ekonomis dengan kandungan sebesar 19,50 mg, sedangkan kandungan Iodium terkecil terdapat pada kelompok kadar gizi rendah dan harga ekonomis dengan rata-rata sebesar 15,17 mg. Lain halnya untuk kandungan Selenium hanya terdapat pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga tidak ekonomis yaitu dengan rata-rata sebesar 2,20 mg.

Harga jual dari setiap kelompok yang dihasilkan dalam melakukan pengelompokan bubur susu instan yang memiliki kadar gizi dan keekonomisan harga dapat dilihat sebagai berikut : 1. Kelompok kadar gizi tinggi dan harga ekonomis

Pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga ekonomis ini terdapat empat merek bubur susu bayi instan yang menjadi satu kelompok yaitu merek Nestle untuk usia 6 bulan ke atas, SGM Pemula untuk usia 6 bulan ke atas, SGM Lanjutan untuk usia 6 bulan ke atas, dan SGM Tumbuh untuk usia 8 bulan ke atas. Untuk gambaran harga jual dari tiap merek dapat dilihat dalam Tabel 4.5. Dari Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa harga jual termurah terdapat pada bubur susu instan merek Nestle untuk usia 6 bulan ke atas dengan harga jual Rp. 5.450. Sedangkan untuk harga jual termahal terdapat pada

bubur susu intan merek SGM Lanjutan untuk usia 6 bulan ke atas dan SGM Tumbuh untuk usia 8 bulan ke atas dengan harga jual Rp. 7.050 . Kelompok kadar gizi tinggi dan harga ekonomis ini termasuk dalam golongan kelompok yang memiliki harga jual ekonomis. Tabel 4.5 Urutan Harga Bubur Susu Instan Bayi Kelompok Kadar Gizi

Tinggi Dan Harga Ekonomis MEREK HARGA

Nestle 6 Rp. 5.450 SGM Pemula 6 Rp. 5.500 SGM Lanjutan 6 Rp. 7.050 SGM Tumbuh 8 Rp. 7.050

2. Kelompok kadar gizi rendah dan harga ekonomis Pada kelompok kadar gizi rendah dan harga ekonomis ini terdapat tiga merek bubur susu bayi instan yang menjadi satu kelompok yaitu merek SUN untuk usia 6 bulan ke atas, SUN untuk usia 8 bulan ke atas,dan Promina untuk usia 6 bulan ke atas. Untuk gambaran harga jual dari tiap merek dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.6 Urutan Harga Bubur Susu Instan Bayi Kelompok Kadar Gizi

Rendah Dan Harga Ekonomis MEREK HARGA

SUN 8 Rp. 5.550 SUN 6 Rp. 5.700 Promina 6 Rp. 6.650

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa harga jual termurah terdapat pada bubur susu instan merek SUN untuk usia 8 bulan ke atas dengan harga jual Rp. 5.550. Sedangkan untuk harga jual termahal terdapat pada bubur susu instan merek Promina untuk usia 6 bulan ke atas dengan harga jual Rp. 6.650. Kelompok kadar gizi rendah dan harga ekonomis ini termasuk dalam golongan kelompok yang memiliki harga jual ekonomis.

3. Kelompok kadar gizi tinggi dan harga tidak ekonomis Pada kelompok kadar gizi tinggi dan harga tidak ekonomis ini terdapat empat merek bubur susu bayi instan yang menjadi satu kelompok yaitu merek Nestle Susu untuk usia 6 bulan ke

atas, Nestle untuk usia 8 bulan ke atas, Goodmil untuk usia 6 bulan ke atas, dan Goodmil untuk usia 8 bulan ke atas. Untuk gambaran harga jual dari tiap merek dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.7 Urutan Harga Bubur Susu Instan Bayi Kelompok Kadar Gizi

Tinggi Dan Harga Tidak Ekonomis MEREK HARGA

Nestle Susu 6 Rp. 8.400 Nestle 8 Rp. 9.550 Goodmil 6 Rp. 12.200 Goodmil 8 Rp. 13.500

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa harga jual termurah terdapat pada bubur susu instan merek Nestle Susu untuk usia 6 bulan ke atas dengan harga jual Rp. 8.400. Sedangkan untuk harga jual termahal terdapat pada bubur susu intant merek Goodmil untuk usia 8 bulan ke atas dengan harga jual Rp. 13.500. Kelompok kadar gizi tinggi dan harga tidak ekonomis ini termasuk dalam golongan kelompok yang memiliki harga jual tidak ekonomis.

4. Kelompok kadar gizi rendah dan harga tidak ekonomis Pada kelompok kadar gizi rendah dan harga tidak ekonomis ini terdapat empat merek bubur susu bayi instan yang menjadi satu kelompok yaitu merek Promina untuk usia 8 bulan ke atas, Meal Time untuk usia 6 bulan ke atas, Nestle Sereal untuk usia 8 bulan ke atas, dan Meal Time untuk usia 8 bulan ke atas. Untuk gambaran harga jual dari tiap merek dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.8 Urutan Harga Bubur Susu Instan Bayi Kelompok Kadar Gizi

Rendah Dan Harga Tidak Ekonomis MEREK HARGA

Promina 8 Rp. 8.600 Meal Time 6 Rp. 9.750 Nestle Sereal 8 Rp. 10.300 Meal Time 8 Rp 10.500

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa harga jual termurah terdapat pada bubur susu instan merek Promina untuk usia 8 bulan ke atas dengan harga jual Rp. 8.600. Sedangkan untuk

harga jual termahal terdapat pada bubur susu intant merek Meal Time untuk usia 8 bulan ke atas dengan harga jual Rp. 10.500. Kelompok kadar gizi tinggi dan harga tidak ekonomis ini termasuk dalam golongan kelompok yang memiliki harga jual tidak ekonomis.

4.2 Hasil Pengamatan

Penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan pertambahan berat badan dengan pemberian perlakuan kepada bayi sebagai obyek penelitian yang memiliki usia 6 - 12 bulan dan memiliki berat badan dengan kategori normal. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian makanan pendamping ASI berupa lima merek bubur susu instan dengan pengulangan sebanyak 2 kali selama satu minggu. Dari hasil percobaan tersebut didapatkan data hasil pengamatan sebagai berikut : Tabel 4.9 Data Hasil Pengamatan Pertambahan Berat Badan Bayi (gr) Selama

1 Minggu. Merek Berat Badan

Awal Berat Badan

Akhir Hasil

Pertambahan Berat Badan Bayi

Nestle 6 7300 7600

7500 7850

200 250

Promina 6 8200 7900

8375 8050

175 150

SUN 6 7800 7500

7900 7650

100 150

SGM Lanjutan 6 8900 9100

9250 9400

350 300

SGM Tumbuh 8 8100 7800

8400 8000

300 200

Rata-rata pertambahan berat badan bayi yang dihasilkan dari pemberian lima merek bubur susu instan bayi selama satu minggu dengan pengulangan sebanyak dua kali dapat disajikan dalam bentuk histogram pada gambar 4.5. Dari histogram tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata pertambahan berat badan bayi yang dihasilkan sangat bervariatif. Untuk posisi merek bubur susu instan yang memiliki hasil pertambahan berat badan bayi tertinggi adalah SGM Lanjutan untuk usia 6 bulan ke atas dengan rata-rata

sebesar 325 gr. Selain itu dari gambar di atas dapat diketahui bahwa merek bubur susu instan bayi yang memiliki hasil pertambahan berat badan bayi terendah adalah SUN untuk usia 6 bulan ke atas dengan rata-rata sebesar 125 gr.

0

50

100

150

200

250

300

350

Nestle 6 Promina6 SUN 6 SGMLanjutan6

SGMTumbuh 8

Rata -Rata(gr)

Gambar 4.5 Histogram Rata-rata Pertambahan Berat Badan Bayi 4.3 Analisis Varians Menggunakan Rancangan Acak

Lengkap Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh perlakuan

merek bubur susu instan yang diberikan terhadap pertambahan berat badan bayi maka dilakukan analisis varians rancangan acak lengkap sebagai berikut :

1. Uji Homogenitas Sebelum melakukan analisis varians perlu dilakukan Uji Homogenitas data yang diperlukan untuk mengetahui apakah data pertambahan berat badan bayi yang akan dianalisis memiliki varians yang homogen.

Dalam menguji kehomogenitasan varians data pertambahan berat badan bayi ini digunakan uji Bartlet’s dengan

uji hipotesis sebagai berikut : Hipotesis :

H0 : 25

24

23

22

21

H1 : Minimal terdapat satu yang berbeda. 2i

Statistik uji dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.10 Statistik Uji Homogenitas Varians Data Pertambahan Berat Badan

Bayi. 20

24,05.0 P_Value Keputusan

1.327 9.49 0.857 0.05 Gagal Tolak

H0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai lebih kecil dari

nilai dan nilai P_Value lebih besar dari

2hitung

2tabel maka

keputusan yang diambil adalah gagal menolak hipotesis nol yang berarti tidak terdapat varians yang berbeda atau varians data telah homogen sehingga dapat dilakukan analisis lebih lanjut. 2. ANOVA

Setelah asumsi homogenitas varians telah terpenuhi berikut ini analisis data berdasarkan Analisis Varians rancangan acak lengkap, dengan perumusan hipotesis sebagai berikut : Ho : 0..... a2i , atau tidak ada pengaruh

perlakuan merek bubur susu instan bayi yang berbeda terhadap pertambahan berat badan yang dihasilkan.

H1 : Minimal ada satu 0i , atau ada pengaruh perlakuan

merek bubur susu instan bayi yang berbeda terhadap pertambahan berat badan yang dihasilkan.

Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan analisis varians rancangan acak lengkap didapatkan tabel ANOVA pada Tabel 4.11. Dari Tabel 4.11 dapat dilihat nilai F hitung lebih besar dari F tabel dan nilai p_value yang kurang dari =0.05 maka dapat diambil keputusan menolak hipotesis nol

sehingga terdapat pengaruh perlakuan merek bubur susu instan bayi terhadap pertambahan berat badan bayi yang dihasilkan. Tabel 4.11 ANOVA Pertambahan Berat Badan Bayi

Sumber Keragama

n

Derajat Bebas

Jumlah Kuadrat

Kuadrat Tengah

Fhitung Ftabel P_Value

Perlakuan 4 48500 12125 6.69 5.19 0.031 Residual 5 9062.5 1812.5 Total 9 57562.5

3. Pemeriksaan Asumsi Residual

Model yang baik adalah yang memenuhi asumsi residual. Untuk mengetahui apakah anova tersebut telah memenuhi asumsi residual maka dilakukan pemeriksaan asumsi residual sebagai berikut : a. Asumsi Residual Berdistribusi Normal.

Pada analisis data ini dalam melakukan pemeriksaan asumsi residual berdistribusi Normal ini dapat dilihat pada normal probability plot yang terdapat di lampiran, dimana dari plot tersebut titik – titik residual pengamatan sudah mengikuti garis linier ke arah kanan atas, maka residual dikatakan sudah berdistribusi normal. Selain itu dalam pemeriksaan asumsi residual berdistribusi normal ini digunakan uji Liliefors dengan hipotesis sebagai berikut :

H0 : Residual berdistribusi normal H1 : Residual tidak berdistribusi normal

Dari perhitungan yang dilakukan didapatkan hasil statistik uji pada tabel berikut ini : Tabel 4.12 Pemeriksaan asumsi residual berdistribusi Normal.

Lhitung Ltabel Keputusan 0.1871 0.258 Gagal Menolak H0

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai L hitung lebih kecil

dari nilai L tabel maka dapat diambil keputusan gagal menolak

hipotesis nol sehingga pemeriksaan asumsi residual berdistribusi normal terpenuhi.

b. Pemeriksaan Asumsi Residual Independen.

Pada analisis data ini dalam melakukan pemeriksaan asumsi residual independen dapat dilihat melalui plot antara

residual dengan time order (urutan waktu) sebagai berikut :

ie

Gambar 4.6 Plot pemeriksaan asumsi residual independen

Dari gambar di atas dapat dilihat plot residual terhadap time order menyebar secara acak di sekitar garis tengah dan tidak memperlihatkan adanya bentuk suatu pola atau trend, maka asumsi residual independen telah terpenuhi. Hal ini menunjukkan tidak terjadi korelasi terhadap diri sendiri pada data hasil pertambahan berat badan bayi ini.

10987654321

50

0

-50

Observation Order

Res

idua

l

Residuals Versus the Order of the Data(response is Pertamba)

c. Pemeriksaan Asumsi Residual Identik. Sedangkan pada pemeriksaan asumsi residual identik

dapat digunakan dua cara yaitu dengan membuat plot antara

residual terhadap nilai taksiran atau dengan menggunakan uji Bartlet’s.

Dalam melakukan pemeriksaan asumsi residual identik dengan uji Bartlet’s digunakan hipotesis sebagai berikut :

H0 : Varians Residual homogen H1 : Varians Residual tidak homogen

Setelah dilakukan perhitungan didapatkan statistik uji pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.13 Pemeriksaan Asumsi Residual Identik 20

24,05.0 P_Value Keputusan

1.327 9.49 0.857 0.05 Gagal Tolak

H0

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai lebih kecil

dari nilai dan nilai P_Value lebih besar dibandingkan

2hitung

2tabel

maka keputusan yang diambil adalah gagal menolak hipotesis nol yang berarti residual telah homogen.

Hasil dari plot antara residual terhadap nilai taksiran dapat dilihat pada lampiran, pada plot tersebut dapat dilihat bahwa data menyebar secara acak disekitar garis nol, dan plot tidak membentuk pola tertentu, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa asumsi residual identik telah terpenuhi.

4. Uji Perbandingan Berganda

Pada analisis varians di atas didapatkan hasil Fhitung lebih besar dari Ftabel dan nilai P_Value kurang dari sehingga dapat diambil kesimpulan terdapat pengaruh perlakuan merek bubur susu instan bayi terhadap hasil dari pertambahan berat badan bayi yang dihasilkan. Pada analisis perbandingan berganda ini bertujuan untuk mengetahui merek bubur susu instan mana saja yang memberikan beda pengaruh terhadap pertambahan berat badan bayi yang dihasilkan. Berikut ini analisis perbandingan berganda Uji LSD yang menunjukkan selisih setiap pasang rata-

rata perlakuan, dengan hipotesis sebagai berikut : H0 : ji atau pasangan rata-rata sama

H1 : ji atau pasangan rata-rata berbeda

Untuk hasil yang lebih lengkap tentang pasangan rata-rata yang berbeda secara signifikan dapat dilihat statistik uji pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.14 Uji perbandingan berganda Uji LSD

Level Merek ji YY ji YY

SE of Differen

ce P_Value

Keputus-an

SUN6 62.5 62.5 42.5735 0.202 Gagal

Tolak H0

Prom6 100 100 42.5735

0.066 Gagal

Tolak H0

SGML6 100 100 42.5735

0.066 Gagal

Tolak H0

Nes6

SGMT8 25 25 42.5735

0.583 Gagal

Tolak H0

Prom6 37.5 37.5 42.5735

0.419 Gagal

Tolak H0 SGML6 162.5 162.5 42.5735 0.012 Tolak H0 SUN6

SGMT8 87.5 87.5 42.5735

0.095 Gagal

Tolak H0 SGML6 200 200 42.5735 0.005 Tolak H0 Prom6 SGMT8 125 125 42.5735 0.032 Tolak H0

SGML6

SGMT8 75 75 42.5735

0.138 Gagal

Tolak H0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari hasil uji perbandingan berganda menggunakan Uji LSD, pasangan rata-rata merek bubur susu instan yang memiliki perbedaan signifikan terhadap hasil pertambahan berat badan bayi adalah pasangan bubur susu instan merek SUN untuk usia 6 bulan ke atas vs SGM Lanjutan untuk usia 6 bulan ke atas, Promina untuk usia 6 bulan ke atas vs SGM Lanjutan untuk usia 6 bulan ke atas, Promina untuk usia 6 bulan ke atas vs SGM Tumbuh untuk usia 8 bulan ke atas , karena memiliki nilai P_Value kurang dari α = 5 %.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil pengelompokan merek bubur susu instan bayi

dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan tiap hari, didapatkan hasil bahwa pada pengelompokan komposisi gizi bubur susu instan bayi dengan AKG normal maupun AKG kurus tidak terdapat merek bubur susu instan yang mengelompok menjadi satu. Hal ini mengindikasikan bahwa untuk bayi dengan berat badan normal dan berat badan kurus dapat mengkonsumsi bubur susu instan dengan merek apa saja, karena pada dasarnya bubur susu instan yang ada di pasaran diproduksi berdasarkan standar angka kecukupan gizi bayi dengan berat badan normal. Sedangkan pada pengelompokan komposisi gizi dengan AKG obesitas didapatkan merek bubur SUN untuk usia 8 bulan ke atas, Promina untuk usia 8 bulan ke atas, dan Nestle Sereal untuk usia 8 bulan ke atas. Sehingga untuk bayi yang mengalami obesitas dianjurkan mengkonsumsi bubur susu instan merek tersebut.

2. Hasil pengelompokan merek bubur susu instan bayi berdasarkan kadar gizi dan tingkat keekonomisannya terbagi menjadi 4 kelompok yaitu: Kelompok kadar gizi tinggi dengan harga ekonomis

terdiri dari merek : SGM Lanjutan untuk usia 6 bulan ke atas, Nestle untuk usia 6 bulan ke atas, SGM Tumbuh untuk usia 8 bulan ke atas, SGM Pemula untuk usia 6 bulan ke atas.

Kelompok kadar gizi rendah dengan harga ekonomis terdiri dari merek : SUN untuk usia 6 bulan ke atas, SUN untuk usia 8 bulan ke atas, Promina untuk usia 6 bulan ke atas.

Kelompok kadar gizi tinggi dengan harga tidak ekonomis terdiri dari merek : Nestle Susu untuk usia 6 bulan ke atas, Nestle untuk usia 8 bulan ke atas, Goodmil untuk usia 6 bulan ke atas, Goodmil untuk usia 8 bulan ke atas.

Kelompok kadar gizi rendah dengan harga tidak ekonomis terdiri dari merek : Meal Time untuk usia 6 bulan ke atas, Meal Time untuk usia 8 bulan ke atas, Nestle Sereal untuk usia 8 bulan ke atas, Promina untuk usia 8 bulan ke atas.

3. Dari hasil percobaan pemberian bubur susu instan bayi untuk merek-merek Nestle6, SUN6, Promina6, SGM Lanjutan6, SGM Tumbuh6 kepada 10 bayi diperoleh hasil analisis bahwa paling sedikit ada satu merek yang memberikan pertambahan berat badan berbeda. Dari analisis lanjutan ternyata merek-merek yang memberikan perbedaan pertambahan berat badan adalah bubur susu instan merek SUN6 yang memberikan beda dengan SGM Lanjutan6. Promina6 berbeda dengan SGM lanjutan6 dan SGM Tumbuh 8. Sedangkan merek yang tidak memberikan beda adalah merek Nestle 6. Hal ini dapat mengidikasikan bahwa merek Nestle 6 ini dapat dikatakan produk unggulan karena harganya yang ekonomis dan hasil pertambahan berat badan yang tidak berbeda secara signifikan, karena harga ekonomis yang ditawarkan oleh produk Nestle 6 ini tidak mempengaruhi kualitas yang dimiliki yaitu berupa pertambaham berat badan yang tidak berbeda secara signifikan dengan hasil pertambahan berat badan yang dihasilkan merek SGM Lanjutan 6, dimana merek bubur susu instan ini memiliki hasil pertambahan berat badan tertinggi dibandingkan kelima merek yang lain.

5.2 Saran Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini sangat

terbatas respondennya, pada penelitian selanjutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik diharapkan peneliti melakukan percobaan yang sama tetapi dengan jumlah responden yang lebih banyak, sehingga bisa diketahui secara pasti perbedaan dari setiap merek bubur susu instan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA Adi,A.C. 2001. Modisco Makanan Penambah Berat Badan Anak.

Puspa Swara, Jakarta. Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta. Gasperz, Vincent. 1994. Metode Perancangan Percobaan Edisi

ke-2. Cv.ARMIKO, Bandung. Johnson, RA & Wichern, DW. 1992. Applied Multivariate

Statistical Analysis,3th. Prentice Hall Englewood Cliss, New Jersey.

Montgomery, Douglas C. 2002. Design and Analysis of

Experiments Edisi ke-5. John Willey, New York. Muchtadi, D. 2002. Gizi untuk Bayi : Air susu Ibu, Susu Formula,

Dan Makanan Tambahan. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta Sudjana. 1992. Metoda Statistika. TARSITO, Bandung Supariasa, I D.N. 2001. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta

LAMPIRAN 3

normal Iteration history for the 2 dimensional solution (in squared distances) Young's S-stress formula 1 is used. Iteration S-stress Improvement 1 .28440 2 .22440 .05999 3 .21857 .00584 4 .21788 .00069 Iterations stopped because -stress improvement is less than .001000 Configuration derived in 2 dimensions Stimulus Coordinates

Dimension Stimulus Stimulus 1 2 Number Name 1 SUN6 .5652 .0609 2 Promina6 .6231 .1627 3 Goodmil6 .1096 .7799 4 Nestle6 -1.3000 .9760 5 NestleSusu6 -.8526 .7282 6 SGM Pemula6 -.0007 -1.3290 7 SGM Lanjutan6 -2.8070 -1.3439 8 Meal Time6 -.3141 .4611 9 SUN8 1.2682 -.6086 10 Promina8 1.5687 -.7983 11 Nestle8 -.9191 .7023 12 Nestle Sereal8 1.5358 -.6009 13 SGM8 -.1036 -1.3017 14 Meal Time8 -.7483 .8580 15 Goodmil8 .2291 .0382 16 AKG Normal 1.1458 1.2152

LAMPIRAN 5

Obesitas Iteration history for the 2 dimensional solution (in squared distances) Young's S-stress formula 1 is used. Iteration S-stress Improvement 1 .24483 2 .20065 .04418 3 .19791 .00274 4 .19761 .00030 Iterations stopped because S-stress improvement is less than .001000 Configuration derived in 2 dimensions Stimulus Coordinates Dimension Stimulus Stimulus 1 2 Number Name 1 SUN6 .4847 .3354 2 Promina6 .5263 .4404 3 Goodmil6 .0773 .8465 4 Nestle6 -1.2672 1.0276 5 NestleSusu6 -.8204 .8058 6 SGM Pemula6 -.1015 -1.3158 7 SGM Lanjutan6 -2.7870 -1.4711 8 Meal Time6 -.3140 .5709 9 SUN8 1.2780 -.3976 10 Promina8 1.5979 -.5759 11 Nestle8 -.8806 .8129 12 Nestle Sereal8 1.5664 -.3353 13 SGM8 -.1686 -1.2777 14 Meal Time8 -.7809 .9123 15 Goodmil8 .1795 .3121 16 AKG Kurus 1.4102 -.6905

LAMPIRAN 7

Kurus Iteration history for the 2 dimensional solution (in squared distances) Young's S-stress formula 1 is used. Iteration S-stress Improvement 1 .31069 2 .23765 .07304 3 .22584 .01181 4 .22432 .00152 5 .22404 .00029 Iterations stopped because S-stress improvement is less than .001000 Configuration derived in 2 dimensions Stimulus Coordinates Dimension Stimulus Stimulus 1 2 Number Name 1 SUN6 .6243 -.0232 2 Promina6 .6912 .0622 3 Goodmil6 .2083 .7013 4 Nestle6 -1.2695 .9559 5 NestleSusu6 -.8284 .6646 6 SGM Pemula6 -.0286 -1.3129 7 SGM Lanjutan6 -2.8453 -1.1930 8 Meal Time6 -.2354 .4060 9 SUN8 1.2822 -.6300 10 Promina8 1.5734 -.8217 11 Nestle8 -.9054 .6140 12 Nestle Sereal8 1.5379 -.6314 13 SGM8 -.1279 -1.2796 14 Meal Time8 -.6516 .8240 15 Goodmil8 .2807 -.0687 16 AKG Obesitas .6939 1.7325

LAMPIRAN 9

Keekonomisan Iteration history for the 2 dimensional solution (in squared distances) Young's S-stress formula 1 is used. Iteration S-stress Improvement 1 .00308 Iterations stopped because S-stress is less than .005000 Configuration derived in 2 dimensions Stimulus Coordinates Dimension Stimulus Stimulus 1 2 Number Name 1 SUN6 1.5273 .1600 2 Promina6 .9853 .1505 3 Goodmil6 -2.1782 -.0393 4 Nestle6 1.6766 -.1414 5 NestleSusu6 -.0083 -.0937 6 SGM Pemula6 1.6490 -.0561 7 SGM Lanjutan6 .7742 -.4047 8 Meal Time6 -.7831 .0983 9 SUN8 1.6123 .1997 10 Promina8 -.1277 .1618 11 Nestle8 -.6642 -.1140 12 Nestle Sereal8 -1.0975 .1383 13 SGM8 .7649 -.0844 14 Meal Time8 1.2110 .0894 15 Goodmil8 -2.9195 -.0645

LAMPIRAN 11

Test for Equal Variances Response Pertambahan Factors Merek Bubur ConfLvl 95.0000 Bonferroni confidence intervals for standard deviations Lower Sigma Upper N Factor Levels 12.5953 35.3553 5641.9 2 1 6.2976 17.6777 2820.9 2 2 12.5953 35.3553 5641.9 2 3 12.5953 35.3553 5641.9 2 4 25.1905 70.7107 11283.7 2 5 Bartlett's Test (normal distribution) Test Statistic: 1.327 P-Value : 0.857

1000050000

95% Confidence Intervals for Sigmas

P-Value : 0.857

Test Statistic: 1.327

Bartlett's Test

Factor Levels

5

4

3

2

1

Uji Homogenitas Data

Descriptives

PERTAMBA

2 225.0000 35.3553 25.0000 -92.6551 542.6551 200.00 250.00

2 162.5000 17.6777 12.5000 3.6724 321.3276 150.00 175.00

2 125.0000 35.3553 25.0000 192.6551 442.6551 100.00 150.00

2 325.0000 35.3553 25.0000 7.3449 642.6551 300.00 350.00

2 250.0000 70.7107 50.0000 385.3102 885.3102 200.00 300.00

10 217.5000 79.9740 25.2900 160.2901 274.7099 100.00 350.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

Total

N MeanStd.

Deviation Std. ErrorLowerBound

UpperBound

95% ConfidenceInterval for Mean

Minimum Maximum

LAMPIRAN 12

ANOVA

PERTAMBA

48500.000 4 12125.000 6.690 .031

9062.500 5 1812.500

57562.500 9

Between Groups

Within Groups

Total

Sum ofSquares df

MeanSquare F Sig.

LAMPIRAN 13

Average: 0.0000000StDev: 31.7324N: 10

Kolmogorov-Smirnov Normality TestD+: 0.153 D-: 0.153 D : 0.153Approximate P-Value > 0.15

-50 0 50

.001

.01

.05

.20

.50

.80

.95

.99

.999

Pro

babi

lity

RESI2

Pemeriksaan Asumsi Residual Berdistribusi Normal

300200100

50

0

-50

Fitted Value

Res

idua

l

Residuals Versus the Fitted Values(response is Pertamba)

LAMPIRAN 14

Test for Equal Variances Response RESI1 Factors Merek Bubur ConfLvl 95.0000 Bonferroni confidence intervals for standard deviations Lower Sigma Upper N Factor Levels 12.5953 35.3553 5641.9 2 1 6.2976 17.6777 2820.9 2 2 12.5953 35.3553 5641.9 2 3 12.5953 35.3553 5641.9 2 4 25.1905 70.7107 11283.7 2 5 Bartlett's Test (normal distribution) Test Statistic: 1.327 P-Value : 0.857

0 5000 10000

95% Confidence Intervals for Sigmas

Bartlett's Test

Test Statistic: 1.327

P-Value : 0.857

Factor Levels

1

2

3

4

5

Pemeriksaan Asumsi Residual Identik

LAMPIRAN 15

Perhitungan Uji Liliefors :

Xi Zi F(zi) S(zi) |F(zi)-S(zi)| 100 -1.47 0.0708 0.1 0.0292 150 -0.84 0.2005 0.2 0.0005 150 -0.84 0.2005 0.3 0.0995 175 -0.53 0.2981 0.4 0.1019 200 -0.22 0.4129 0.5 0.0871 200 -0.22 0.4129 0.6 0.1871* 250 0.41 0.6591 0.7 0.0409 300 1.03 0.8485 0.8 0.0485 300 1.03 0.8485 0.9 0.0515 350 1.66 0.9515 1.0 0.0485