ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan...

46
ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH KOTA MEULABOH (Studi Kasus : Kecamatan Johan Pahlawan) Tugas Akhir Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh Ijazah Sarjana Teknik Disusun Oleh; I B N U A P A S NIM : 06C10203056 Bidang Studi : Transportasi Jurusan : Teknik Sipil FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR ALUE PEUNYARENG - MEULABOH 2015

Transcript of ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan...

Page 1: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTANSAMPAH KOTA MEULABOH

(Studi Kasus : Kecamatan Johan Pahlawan)

Tugas Akhir

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syaratYang Diperlukan untuk Memperoleh

Ijazah Sarjana Teknik

Disusun Oleh;

I B N U A P A S

NIM : 06C10203056Bidang Studi : TransportasiJurusan : Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMARALUE PEUNYARENG - MEULABOH

2015

Page 2: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencemaran lingkungan oleh sampah ternyata masih menjadi masalah

tersendiri di Meulaboh, Kecamatan Johan Pahlawan yang merupakan pusat kota

Kabupaten Aceh Barat. Hal ini tampak dari berbagai pihak yang ikut serta dalam

peningkatan mutu kesehatan masyarakat dan lingkungan pemukiman, yaitu

program peningkatan sistem pengolahan persampahan, berdasarkan Peraturan

Pemerintah nomor 14 tahun 1987 yang mengatur tentang pengelolaan

persampahan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten/Kotamadya.

Kecamatan Johan Pahlawan adalah salah satu dari 12 Kecamatan di Kota

Meulaboh-Aceh Barat yang berada di Provinsi Aceh dengan luas 2.927,95 km²,

yang terletak pada 04°06'-04°47' Lintang Utara dan 95°52'- 96°30' Bujur Timur

dengan luas wilayah 2.927,95 km² dengan batas-batas Utara berbatasan dengan

Kabupaten Aceh Jaya dan Kabupaten Pidie, Selatan berbatasan dengan Samudra

Indonesia dan Kabupaten Nagan Raya, Barat berbatasan dengan Samudera

Indonesia, Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten

Nagan Raya.

Luas wilayah Kecamatan Johan Pahlawan adalah 44,91 km² dengan

jumlah penduduk 60,990 jiwa (BPS Kota Meulaboh, 2014). Secara administratif

Kabupaten Aceh Barat memiliki 321 kelurahan. Kecamatan Johan Pahlawan

memiliki kawasan pusat pasar dan pertokoan-tokoan yang di pasar ini lah

sebahagian besar masyarakat melakukan transaksi perdagangan, pada kecamatan

ini juga terdapat kawasan perhotelan pada Kelurahan Ujong Kalak. Dengan

adanya beberapa lokasi strategis tersebut, selayaknya kebersihan patut untuk

diberikan penanganan yang lebih khusus, hal inilah yang menjadi alasan dalam

pembahasan transportasi pengangkutan mobil sampah di Kota Meulaboh,

khususnya Kecamatan Johan Pahlawan.

Page 3: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

2

Sampah yang mencemari kota selama ini, akibat dari masih kurangnya

kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan yang terbebas dari sampah.

Camat Johan Pahlwan, sudah melakukan sosialisasi dan menghimbau masyarakat

untuk tidak buang sampah sembarangan, terutama di lahan atau tanah kosong.

"Tumpukan sampah yang bisa mengundang penyakit bagi warga dilingkungan

tersebut," katanya.

Akibat dari pembuangan sampah di lahan kosong juga dapat membawa

bencana seperti banjir. Karena, sampah-sampah tersebut saat hujan turun akan

dibawa air dan masuk ke dalam parit atau drainase. Akibatnya, membuat drainase

tersumbat sehingga tidak dapat bekerja dengan baik dan mengakibatkan air akan

menggenangi ruas jalan. Selama ini jika kondisi hujan maka ruas jalan yang sering

digenangi air adalah ruas jalan protokol, seperti Jalan Nasional, Jalan Singgah

Mata I, Jalan Teuku Umar dan Jalan Manek Roo serta kawasan bundaran simpang

pelor Meulaboh. Memasuki musim hujan, masyarakat untuk dapat peduli terhadap

lingkungan terutama kawasan kota begitu juga halnya daerah lingkungan luar dari

Kota Meulaboh dengan membuang sampah pada tempatnya, apalagi pihak Dinas

Kebersihan dan Pertamanan Aceh Barat, telah menyediakan tempat sampah.

Namun hal ini tidak disertai secara langsung dengan penyediaan sarana

dan prasarana yang sebanding oleh pemerintah, akibatnya pelayanan yang sudah

ada menjadi tidak maksimal dan menjadikan penurunan kualitas lingkungan,

khususnya pada permasalahan pengangkutan sampah perkotaan. Dalam

menanggulangi permasalahan ini sangat dibutuhkan peranan pemerintah yang

didukung oleh kepedulian masyarakat itu sendiri.

Transportasi sampah adalah sistem pengangkutan sampah yang

membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah secara

langsung menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dengan mengoptimasi

sistem ini diharapkan pengangkutan sampah menjadi semakin mudah, cepat, dan

biaya yang relatif murah dengan tujuan utama untuk meminimalkan dampak dari

penumpukan sampah yang memberi dampak langsung bagi kesehatan masyarakat

dan keindahan kota menurut Deradjat dan Chaerul (2009).

Page 4: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat beberapa permasalahan

utama yang berhubungan dengan volume sampah dengan jumlah kebutuhan

transportasi pengangkutan sampah di Kota Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan

saat ini adalah bagaimana sistem pengangkutan, pola pengumpulan sampah dan

kebutuhan transportasi pengangkutan sampah sesuai dengan volume sampah yang

dihasilkan di Kota Meulaboh.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem

pengangkutan, pola pengumpulan sampah dan kebutuhan transportasi

pengangkutan sampah sesuai dengan volume sampah yang dihasilkan di Kota

Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan.

1.4 Batasan Masalah

Sesuai dengan judul tugas akhir ini yaitu ”Analisis Sistem Transportasi

Pengangkutan Sampah Kota Meulaboh Studi Kasus Kecamatan Johan Pahlawan”

maka saya akan memberikan beberapa batasan. Batasan penelitian yang akan

digunakan agar penelitian ini lebih terarah antara lain :

1. Lokasi penelitian adalah Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh – Kabupaten

Aceh Barat.

2. Data yang digunakan adalah data transportasi pengangkutan mobil sampah

di Kota Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan mulai tahun 2009 sampai

dengan tahun 2014.

3. Penelitian ini tidak meninjau masalah biaya kebersihan.

Page 5: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

4

1.5 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa :

1. Dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya tentang mobil pengangkutan

sampah di Kota Meulaboh.

2. Dapat diharapkan nantinya bagi Pemerintah Kota Meulaboh Kecamatan Johan

Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, khususnya Dinas Kebersihan, sebagai acuan

dalam menetapkan teknik operasional pengelolaan sampah yang baik, terutama

dalam tahap pengumpulan dan pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan

Akhir, agar pengelolaan sampah semakin optimal.

Page 6: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

5

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Pengertian Sampah

Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak

disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak

terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2007). Banyak sampah organik masih

mungkin digunakan kembali/ pendaurulangan (re-using), walaupun akhirnya akan

tetap merupakan bahan/material yang tidak dapat digunakan kembali (Dainur,

1995).

Berdasarkan SNI 19-2454 tahun 2002, sampah adalah limbah yang

bersifat padat terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak

berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan

melindungi investasi pembangunan. Sampah perkotaan adalah sampah yang

timbul di kota.

Menurut Kodoatie (2005), sampah adalah limbah atau buangan yang

bersifat padat, setengah padat yang merupakan hasil sampingan dari kegiataan

perkotaan atau siklus kehidupan manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan.

Sumber limbah padat (sampah) perkotaan berasal dari permukiman, pasar,

kawasan perkotaan dan perdagangan, kawasan perkantoran dan sarana umum,

kawasan industri, peternakan hewan, dan fasilitas lainnya.

2.2 Sumber-Sumber Sampah

Menurut Chandra (2007), sampah yang ada di permukaan bumi ini

dapat berasal dari :

1. Pemukiman penduduk

Sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa

keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di

Page 7: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

6

desa atau di kota. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan

bahan sisa proses pengolahan makanan atau sampah basah (garbage),

sampah kering (rubbish), perabotan rumah tangga, abu atau sisa tumbuhan

kebun.

2. Tempat umum dan tempat perdagangan

Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul

dan melakukan kegiatan termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah

yang dihasilkan dari tempat semacam itu dapat berupa sisa-sisa makanan

(garbage), sampah kering, abu, sisa bangunan, sampah khusus, dan terkadang

sampah berbahaya.

3. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah

Sarana layanan masyarakat yang dimaksud disini, antara lain, tempat hiburan

dan umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan kesehatan (misalnya

rumah sakit dan puskesmas), kompleks militer, gedung pertemuan, pantai

tempat berlibur, dan sarana pemerintah lain. Tempat tersebut biasanya

menghasilkan sampah khusus dan sampah kering.

4. Industri berat dan ringan

Dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman, industri

kayu, industri kimia, industri logam dan tempat pengolahan air kotor dan air

minum,dan kegiatan industri lainnya, baik yang sifatnya distributif atau

memproses bahan mentah saja. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini

biasanya sampah basah, sampah kering, sisa-sisa bangunan, sampah khusus

dan sampah berbahaya.

5. Pertanian

Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang. Lokasi pertanian seperti

kebun, ladang ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan

makanan yang telah membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun bahan

pembasmi serangga tanaman.

Menurut Undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan

sampah, ada 2 kelompok utama pengelolaan sampah, yaitu :

Page 8: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

7

1. Pengurangan sampah (waste minimization), yang terdiri dari pembatasan

terjadinya sampah, guna-ulang dan daur-ulang.

2. Penanganan sampah (waste handling), yang terdiri dari :

a. Pemilahan : pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis,

jumlah, dan/atau sifat sampah,

b. Pengumpulan : pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah

ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu,

c. Pengangkutan : membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat

penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah

terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir,

d. Pengolahan : mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah,

e. Pemrosesan akhir sampah : pengembalian sampah dan/atau residu hasil

pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam teknis operasional

penanganan persampahan diantaranya :

a. Kapasitas peralatan dan pemeliharaan alat yang belum memadai/kurang baik,

b. Lemahnya tenaga pelaksana khususnya tenaga harian lepas,

c. Terbatasnya metode operasional yang sesuai dengan kondisi daerah,

d. Siklus operasi persampahan tidak lengkap/terputus karena berbedanya

penanggung jawab,

e. Koordinasi sektoral antar birokrasi pemerintah seringkali lemah,

f. Manajemen operasional lebih dititik beratkan pada aspek pelaksanaan,

sedangkan aspek pengendaliannya lemah,

g. Perencanaan operasional seringkali hanya untuk jangka pendek.

2.3 Timbulan Sampah

Timbulan sampah menurut SNI 19-2454 tahun 2002 adalah banyaknya

sampah yang timbul dari masyarakat dalam satuan volume maupun berat per

kapita per hari, atau perluas bangunan atau perpanjang jalan.

Page 9: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

8

2.3.1 Faktor yang mempengaruhi timbulan sampah

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulan sampah adalah :

1. Jumlah penduduk, artinya jumlah penduduk meningkat maka timbulan

sampah meningkat.

2. Keadaan sosial ekonomi, semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat

maka semakin banyak timbulan sampah perkapita yang dihasilkan.

3. Kemajuan teknologi, semakin maju teknologi akan menambah sampah dari

segi jumlah dan kualitas.

2.3.2 Metode perhitungan timbulan sampah

Timbulan sampah yang dihasilkan dari sebuah kota dapat diperoleh

dengan survey pengukuran atau analisa langsung di lapangan, yaitu :

a. Mengukur langsung

Memperoleh satuan timbulan sampah dari sejumlah sampel (rumah

tangga dan non-rumah tangga) yang ditentu kan secara acak di sumber selama 8

hari berturut-turut (SNI 19-3983-1995).

b. Load-count analysis

Mengukur jumlah berat sampah yang masuk ke TPS, misalnya diangkut

dengan gerobak, selama 8 hari berturut-turut. Dengan melacak jumlah dan jenis

penghasil sampah yang dilayani oleh truk yang mengumpulkan sampah tersebut,

sehingga akan diperoleh satuan timbulan sampah per ekivalensi penduduk.

c. Weight-volume analysis

Dengan tersedia jembatan timbang, maka jumlah sampah yang masuk

ke fasilitas penerima sampah (TPA) akan dapat diketahui dengan mudah dari

waktu ke waktu. Jumlah sampah sampah harian kemudian digabung dengan

perkiraan area yang layanan, dimana data penduduk dan sarana umum terlayani

dapat dicari, maka akan diperoleh satuan timbulan sampah per ekuivalensi

penduduk.

Page 10: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

9

d. Material balance analysis

Merupakan analisa yang lebih mendasar, dengan menganalisa secara

cermat aliran bahan masuk, aliran bahan yang hilang dalam system, dan aliran

bahan yang menjadi sampah dari sebuah sistem yang ditentukan batas-batasnya.

2.3.3 Besaran timbulan sampah

Secara praktis sumber sampah dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :

a. Sampah dari pemukiman atau sampah rumah tangga,

b. Sampah dari non-pemukiman yang sejenis sampah rumah tangga, seperti

pasar dan daerah komersial.

Kedua jenis sumber sampah diatas dikenal sebagai sampah domestik,

sedangkan sampah atau limbah yang bukan sejenis sampah rumah tangga sebagai

contoh limbah proses industri disebut sebagai sampah non-domestik.

Tabel 2.1 Timbulan sampah berdasarkan sumbernya

No. Komponen Sumber Sampah Satuan Volume (liter) Berat(kg)1. Rumah permanen /orang/hari 2,25 – 2,50 0,35 – 0,402. Rumah semi permanen /orang/hari 2,00 – 2,25 0,30 – 0,353. Rumah non permanen /orang/hari 1,75 – 2,00 0,25 – 0,304. Kantor /pegawai/hari 0,50 – 0,75 0,03 – 0,15. Pertokoan /pegawai/hari 2,50 – 3,00 0,15 – 0,356. Sekolah /murid/hari 0,10 – 0,15 0,01 – 0,057. Jalan arteri sekunder /m/hari 0,10 – 0,15 0,02 – 0,18. Jalan kolektor sekunder /m/hari 0,10 – 0,15 0,01 – 0,059. Jalan lokal /m/hari 0,05 – 0,10 0,005 – 0,02510. Pasar /m²/hari 0,20 – 0,60 0,1 – 0,3Sumber : SNI 19-3983-1995

Jumlah timbulan sampah ini akan berhubungan dengan elemen

pengelolaan sampah, antara lain :

a. Pemilihan peralatan, misalnya wadah, alat pengumpul, dan jenis pengangkut,

b. Perencanaan rute pengangkutan,

c. Fasilitas dalam pendauran ulang,

d. Luas dan jenis TPA.

Prakiraan timbulan sampah baik untuk saat sekarang maupun dimasa

mendatang merupakan dasar dari perencanaan, perancangan dan pengkajian

sistem pengelolaan persampahan. Prakiraan rata-rata timbulan sampah

Page 11: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

10

merupakan langkah awal yang dilakukan dalam pengelolaan sampah. Satuan

timbulan sampah biasanya dinyatakan dalam satuan skala kuantitas per orang

atau perunit bangunan dan lain sebagainya. Pada kota di negara berkembang,

dalam memperhitungkan besaran timbulan sampah, baiknya perlu diperhitungkan

adanya faktor pendauran ulang sampah mulai dari sumber sampah hingga sampai

di TPA.

Berdasarkan SNI 19-3983-1995, bila pengamatan lapangan belum

tersedia, maka untuk menghitung besaran timbulan sampah, dapat digunakan

angka timbulan sampah sebagai berikut :

1. Satuan timbulan sampah kota sedang = 2,75 – 3,25 liter/orang/hari = 0,7 – 0,8

kg/orang/hari,

2. Satuan timbulan sampah kota kecil = 2,5 – 2,75 liter/orang/hari = 0,625 – 0,7

kg/orang/hari.

Secara umum sampah dari sebuah kota sebagian besar berasal dari

sampah rumah tangga, maka untuk perhitungan secara cepat satuan timbulan

sampah tersebut sudah dapat dipergunakan untuk meliputi sampah lainnya seperti

pasar, hotel, toko dan kantor. Namun semakin besar sebuah kota maka sampah

rumah tangga akan semakin kecil porsinya dan sampah non rumah tangga akan

lebih besar porsinya sehingga diperlukan penyesuaian lanjut.

2.4 Teknik Operasional Pengangkutan Sampah

Teknik operasional pengangkutan sampah mulai dari sumber sampah

hingga ke lokasi pembuangan akhir, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara

langsung (door to door) dan secara tidak langsung (sistem komunal) sebagai

Tempat Pembuangan Sementara (TPS), dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Secara langsung (sistem door to door) :

Pada sistem ini proses pengumpulan dan pengangkutan sampah dilakukan

bersamaan seperti terlihat pada Gambar 2.1. Sampah dari tiap-tiap sumber

Page 12: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

11

akan diambil, dikumpulkan dan langsung diangkut ke tempat ke tempat

pembuangan akhir.

2. Secara tidak langsung (sistem komunal) :

Pada sistem ini, sebelum diangkut ke tempat pembuangan akhir, sampah

dari masing-masing sumber dikumpulkan dahulu oleh sarana pengumpul

seperti dalam gerobak atau becak pengumpul dan diangkut ke TPS. Dengan

adanya TPS ini maka proses pengumpulan sampah secara tidak langsung.

TPS dapat pula berfungsi sebagai lokasi pemrosesan skala kawasan guna

mengurangi jumlah sampah yang harus diangkut ke pemrosesan akhir untuk

lebih jelasnya terlihat pada Gambar 2.2.

Tempat pembuangan sementara ada 3 jenis, antara lain :

1. Transfer depo

Untuk suatu lokasi transfer depo, atau di Indonesia dikenal sebagai

Tempat Pembuangan Sementara (TPS) seperti di atas diperlukan areal tanah

Sumber Sampah

Sumber Sampah

Sumber Sampah

TempatPembuangan

Akhir

Gambar 2.1 : Sistem Pengumpulan Sampah Secara Langsung

Gambar 2.2 : Sistem Pengumpulan Sampah Secara Tidak Langsung

Sumber Sampah

Sumber Sampah

Sumber Sampah

TempatPembuanganSementara

TempatPembuangan

Akhir

Page 13: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

12

minimal seluas 200 m2. Bila lokasi ini berfungsi juga sebagai tempat pemrosesan

sampah skala kawasan, maka dibutuhkan tambahan luas lahan sesuai aktivitas

yang akan dijalankan. Namun dapat juga dipakai truk bak terbuka ukuran 6m3

yang diletakkan disuatu lokasi tertentu dan akan diisi oleh gerobak pengumpul

sampah.

2. Bak kontainer volume 6 – 10 m3

Diletakkan di pinggir jalan dan tidak mengganggu lalu lintas. Dibutuhkan

landasan permanen sekitar 25-50 m2 untuk meletakkan kontainer. Di banyak

tempat di kota-kota Indonesia, landasan ini tidak disediakan, dan kontainer

diletakkan begitu saja di lahan tersedia. Penempatan sarana ini juga bermasalah

karena sulit untuk memperoleh lahan, dan permasalahan masyarakat yang tempat

tinggalnya dekat dengan sarana ini bersedia menerima lokasi bak ini.

3. Bak komunal yang dibangun permanen dan terletak di pinggir jalan

Hal yang harus diperhatikan adalah waktu pengumpulan dan frekuensi

pengumpulan. Sebaiknya waktu pengumpulan sampah adalah saat dimana

aktivitas masyarakat tidak begitu padat, misalnya pagi hingga siang hari.

Frekuensi pengumpulan sampah menentukan banyaknya sampah yang dapat

dikumpulkan dan diangkut perhari. Semakin besar frekuensi pengumpulan

sampah, semakin banyak volume sampah yang dikumpulkan per kapita.

Hal-hal yang perlu menjadi perhatian dalam pengumpulan sampah

adalah keseimbangan pembebanan tugas, optimasi penggunaan alat, waktu dan

petugas, dan peminimalan jarak operasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola

pengumpulan sampah adalah :

a) Jumlah sampah yang terangkut, jumlah penduduk dan luas daerah operasional,

b) Kepadatan penduduk dan tingkat penyebaran rumah,

c) Panjang dan lebar jalan.

Rencana pengoperasional pengumpulan sampah harus memperhatikan

hal-hal berikut :

a) Ritasi antara 1 - 4 ritasi per hari,

Page 14: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

13

b) Periodisasi: untuk sampah mudah membusuk maksimal 3 hari sekali namun

sebaiknya setiap hari, tergantung dari, kualitas kerja, serta komposisi sampah,

c) Semakin besar persentase sampah organik, periodisasi pelayanan semakin

sering. Untuk sampah kering, periode pengumpulannya dapat dilakukan lebih

dari 3 hari 1 kali. Sedang sampah B3 disesuaikan dengan ketentuan yang

berlaku,

d) Mempunyai daerah pelayanan tertentu dan tetap,

e) Mempunyai petugas pelaksana yang tetap dan perlu dipindahkan secara

periodik,

f) Pembebanan pekerjaan diusahakan merata dengan kriteria jumlah sampah

terangkut, jarak tempuh, kondisi daerah, dan jenis sampah yang akan

diangkut.

2.5 Pengangkutan Sampah

Pengangkutan sampah adalah kegiatan membawa sampah dari lokasi

pemindahan atau langsung dari sumber sampah menuju ke tempat pembuangan

akhir.

Tabel 2.2 Proses Pemilihan Alat Angkut Persampahan Berdasarkan PolaPengumpulan Sampah

Pola Pengumpulan Sampah Kondisi Jalan Alat Angkut

Individual langsung Jalan lebar dan memadai- Pick Up L-300- Dump truck

Individual tidak langsung Jalan sempit atau gang - Gerobak sampah dan becakmotor sampah ke TPS

- Dump truck dan Pick UpL-300 dari TPS ke TPA

Komunal langsung Jalan sempit atau gang

Komunal tidak langsung Jalan sempit atau gang

2.6 Jenis Alat Angkut Sampah

Jenis jenis alat pengangkut sampah yang dipakai pada umumnya

untuk daerah-daerah di Indonesia adalah :

Page 15: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

14

1. Gerobak sampah (ukuran volume 1m3)

Gambar 2.3 diatas merupakan gerobak sampah yang berfungsi sebagai

alat pengumpul sampah dari sumber sampah untuk dikumpulkan di TPS dengan

metode pengumpulan tidak langsung.

Spesifikasi Alat :

Menggunakan gerobak berkapasitas 1 m3 (dimensi 2m x 1m x 0,5m),

terbuat dari rangka pipa besi tuang dan pelat alas, serta dinding berengsel

menggunakan material Cheker Plate. Dengan petugas satu orang untuk satu

gerobak.

Kelebihan :

Merupakan alat kumpul klasik yang mengandalkan tenaga dorongan

atau tarikan dari manusia (tidak memerlukan energi bbm).

Mudah masuk ke jalan-jalan sempit atau gang kecil.

Kekurangan :

Sulit untuk dioperasikan di daerah layanan yang bergelombang (kemiringan

lahan > 5 %).

Gambar 2.3 Gerobak Sampah

Page 16: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

15

2. Becak sampah

Gambar 2.4 Becak Motor Sampah

Gambar 2.4 diatas merupakan becak motor sampah yang berfungsi

sebagai alat pengumpul sampah dari sumber sampah untuk dikumpulkan di TPS.

Spesifikasi Alat :

Menggunakan kendaraan utama sepeda motor berkapasitas 1,5 m3

(dimensi 1,9 m x 1 m x 0,8 m) terbuat dari rangka pipa besi tuang dan pelat alas,

serta dinding berengsel menggunakan material Plate. Dengan petugas satu orang

untuk satu becak sampah.

Kelebihan :

1. Merupakan alat kumpul yang mengandalkan tenaga mesin sepeda motor lebih

efisien dibandingkan gerobak,

2. Lebih mudah bermanufer di jalan (gang) yang sempit.

Kekurangan :

a. Sulit untuk dioperasikan di daerah layanan yang bergelombang (kemiringan

lahan > 5 %),

b. Macam pilahan lebih sedikit dibandingkan dengan mobil sampah L-300 pick

up.

Page 17: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

16

3. Pick up sampah

Gambar 2.5 Pick up Sampah

Gambar 2.5 diatas merupakan pick up sampah yang berfungsi sebagai

alat pengumpul/pengangkut sampah daur ulang dari kawasan pemukiman

kelas menengah atas yang dikumpulkan ke TPS.

Spesifikasi alat :

Menggunakan pick up 4 roda berkapasitas hinggga 4 m3 (dimensi 2,8 m

x 1,6 m x 0,8 m), dengan petugas satu orang supir dan satu orang pengangkut

sampah.

Kelebihan :

Kendaraan angkut sampah yang fleksibel untuk melewati jalan-jalan

yang tidak terlalu lebar.

Kekurangan :

Mempunyai kapasitas muatan yang terbatas dibandingkan alat angkut

lainnya.

Page 18: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

17

4. Truk sampah 6m3

Gambar 2.6 Truk Sampah 6m3

Gambar 2.6 diatas merupakan truk sampah yang berfungsi sebagai alat

untuk mengangkut sampah terpadatkan dari sumber sampah menuju ke TPA.

Spesifikasi alat :

1. Dengan petugas satu orang supir dan dua orang petugas pengangkut sampah.

2. Kendaraan standar berchasis baja, mempunyai 6 roda.

3. Dilengkapi alat pengangkat Hidrolis untuk menaikkan/menurunkan/

mengangkat BAK dengan sudut angkat sekurang-kurangnya 450.

4. Menggunakan gear pump tekanan tinggi yang kerjanya diatur dengan mesin

truk. Semua peralatan dioperasikan dari kendaraan. Semua bagian logam

harus diproteksi terhadap bahaya korosi.

5. Dimensi total tidak lebih dari P x L x T = 6,5 x 2,5 x 3 m.

Kelebihan :

1. Sampah terangkut lebih banyak.

2. Lebih bersih dan higienis.

3. Estetika baik.

4. Praktis dalam pengoperasian.

5. Tidak diperlukan banyak tenaga kerja.

Kekurangan :

1. Harga relatif mahal.

2. Biaya investasi dan pemeliharaan lebih mahal.

3. Waktu pengumpulan lama bila untuk sistem door to door.

Page 19: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

18

2.7 Metode Pengangkutan Sampah

1. Hauled container system (HCS)

Hauled container system adalah sistem pengumpulan sampah yang

wadah pengumpulannya dapat dipindah-pindah dan ikut dibawa ke tempat

pembuangan akhir. HCS ini merupakan sistem wadah angkut untuk daerah

komersial.

Untuk menghitung waktu ritasi dari sumber ke TPS atau ke TPA

digunakan rumus sebagai berikut (Enri, 2010).

THCS = (PHCS + S + a + bx )............................................................................ 2.1

Keterangan :

THCS = Waktu per ritasi (jam/rit).

PHCS = Waktu pengambilan (jam/rit).

S = Waktu yang dibutuhkan untuk bongkar muat (jam/rit).

a = Empiris muatan yang konstan terus menerus (jam/rit)

b = Empiris muatan yang konstan (jam/km).

x = Jarak tempuh (km/rit).

Waktu pengambilan per ritasi (PHCS ) ditentukan dengan rumus berikut

(Enri, 2010).

PHCS = Pc + Uc + Dbc ..................................................................................... 2.2

Keterangan :

PHCS = Waktu pengambilan sekali ritasi (jam/rit).

Pc = Waktu untuk pengisian (jam/rit).

Uc = Waktu untuk mengosongkan kontainer (jam/rit).

Dbc = Waktu untuk menempuh jarak dari kontainer ke kontainer

lain (jam/rit).

Page 20: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

19

Tabel 2.3 Nilai Koefisien Konstanta (Kecepatan)

Speed Limit a bKm/Jam Mil/Jam Jam/rit Jam/Km

8855

0,016

0,011

7245

0,022

0,014

5635

0,034

0,019

4025

0,050

0,025

2515

0,068

0,037

Sumber : Peavy (1985)

Jumlah ritasi per kendaraan per hari untuk sistem HCS dapat dihitung

dengan (Enri, 2010) :

HCST

ttwHNd

)21()1( ...................................................................... 2.3

Keterangan :

Nd = Jumlah ritasi dalah satu hari (rit/hari).

H = Waktu kerja (jam/hari).

w = Faktor off route

t1 = Waktu dari pool kendaraan ke kontainer ke-1 (jam).

t2 = Waktu dari kontainer terakhir ke pool (jam).

THCS = Waktu per ritasi (jam/rit).

Atau jumlah ritasi/hari dapat dibandingkan dengan perhitungan atas

jumlah sampah yang terkumpul/hari, dengan menggunakan rumus berikut (Enri,

2010) :

fc

VdNd

. ....................................................................................................... 2.4

Keterangan :

Nd = Jumlah ritasi dalah satu hari (rit/hari).

Vd = Jumlah sampah terkumpul (volume/hari).

c = Ukuran rata-rata kontainer (volume/hari).

Page 21: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

20

f = Faktor penggunaan kontainer.

2. Stationary container system (SCS)

Stationary container system adalah sistem pengumpulan sampah yang

wadah pengumpulannya tidak dibawa berpindah-pindah (tetap). SCS merupakan

sistem wadah tinggal ditujukan untuk melayani daerah pemukiman. Untuk

menghitung waktu ritasi dari TPS atau ke TPA digunakan rumus sebagai berikut

(Enri, 2010) :

TSCS = (PSCS + S + a + bx ) ............................................................................ 2.5

PSCS = (Ct . Uc) + ( (np – 1) . (Dbc) ).......................................................... 2.6

Keterangan :

Ct = Jumlah kontainer yang dikosongkan sekali ritasi (kontainer/rit).

Uc = Waktu pengosongan kontainer (jam/rit).

np = Jumlah lokasi kontainer yang diambil per rit (lokasi/rit).

Dbc = Waktu terbuang untuk bergerak dari satu lokasi ke lokasi

kontainer lain (jam/lokasi).

Jumlah kontainer yang dapat dikosongkan per ritasi pengumpulan

(Enri, 2010) :

fc

rVCt

.

. ........................................................................................................ 2.7

Keterangan :

Ct = Jumlah kontainer yang dikosongkan sekali ritasi (kontainer/rit).

V = Volume mobil pengumpul (m3/rit).

r = Rasio kompaksi.

c = Volume kontainer (m3/kontainer).

f = Faktor penggunaan kontainer.

Waktu yang dipelukan per hari untuk sistem SCS dapat dihitung dengan

rumus berikut (Enri, 2010) :

)1(

)()21(

w

TNdttH SCS

SCS

............................................................................ 2.8

Page 22: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

21

Keterangan :

Hscs = Waktu yang dibutuhkan untuk sistem SCS

t1 = Waktu dari pool kendaraan ke kontainer ke-1 (jam).

t2 = Waktu dari kontainer terakhir ke pool (jam).

Nd = Jumlah ritasi dalah satu hari (rit/hari).

Tscs = Waktu per ritasi (jam/rit).

w = Faktor off route

2.8 Pola Pengangkutan Sampah

1. Pola pengangkutan sampah sistem HCS

Pola pengangkutan sampah dengan sistem HCS terbagi atas 3, yaitu :

a. Sistem pengosongan bak kontainer cara I

Pola pengosongan bak kontainer HCS cara I terlihat pada Gambar 2.7

dengan proses pengangkutan sebagai berikut :

1. Kendaraan dari pool menuju kontainer isi pertama untuk mengangkut sampah

ke TPA.

2. Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula.

POOL

ISIC (0)

ISIC (1)

KosongC (0)

ISIC (2)

KosongC (1)

KosongC (2)

TPA

Gambar 2.7 Pola Pengosongan Bak Kontainer HCS Cara I

Page 23: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

22

3. Menuju kontainer isi berikutnya untuk diangkut ke TPA

4. Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula.

5. Demikian seterusnya sampai rit akhir.

b. Sistem pengosongan bak kontainer cara II

Pola pengosongan bak kontainer HCS cara II terlihat pada Gambar 2.8

dengan proses pengangkutan sebagai berikut :

1. Kendaraan dari pool membawa bak kosong menuju kontainer isi

pertama.kemudian bak isi dilokasi pertama dibawa ke TPA.

2. Kontainer kosong diletakkan di lokasi kedua.

3. Kontainer isi kedua untuk diangkut ke TPA

4. Demikian seterusnya sampai ritasi akhir.

Gambar 2.8 Pola Pengosongan Bak Kontainer HCS Cara II

POOL

ISIC (0)

ISIC (1)

KosongC (1)

ISIC (2)

KosongC (2)

TPA

Page 24: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

23

c. Sistem pengosongan bak kontainer cara III

Gambar 2.9 Pola Pengosongan Bak Kontainer HCS Cara III

Pola pengosongan bak kontainer HCS cara III terlihat pada Gambar 2.9

dengan proses pengangkutan sebagai berikut :

a. Kendaraan dari pool menuju kontainer isi pertama untuk mengangkut

sampah ke TPA.

b. Dari TPA kendaraan tersebut dengan kontainer kosong menuju lokasi kedua

untuk menurunkan kontainer kosong dan membawa kontainer isi untuk

diangkut ke TPA.

c. Demikian seterusnya sampai ritasi terakhir.

d. Pada rit terakhir dengan kontainer kosong dari TPA menuju lokasi kontainer

pertama, kemudian kendaraan tanpa kontainer menuju pool.

POOL

ISIC (0)

ISIC (1)

KosongC (1)

ISIC (2)

KosongC (2)

TPA

KosongC (0)

Page 25: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

24

2. Pola pengangkutan sampah sistem SCS

Gambar 2.10 Pola Pengangkutan Sampah Sistem HCS

Pola pengangkutan sampah sistem SCS terlihat pada Gambar 2.10

dengan proses pengangkutan sebagai berikut :

1. Kendaraan dari pool menuju sumber sampah pertama, sampah dituangkan

kedalam bak truk,

2. Kendaraan menuju sumber sampah selanjutnya, sampai kondisi bak penuh,

3. Sampah kemudian dibawa ke TPA.

POOL

Bak I Bak IIIBak II Bak-dstBak IV

TPA

DumpTruck

Page 26: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian dikatakan yang sistematis, terorganisir dan dapat

berjalan secara efektif, efisien serta tepat sasaran, diperlukan suatu metode

penelitian yang didalamnya memuat proses perencanaan dan pelaksanaan

penelitian. Pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian dan

termasuk tata cara penyelesaian sehingga tiap-tiap bagian dan memiliki

keterkaitan satu dengan yang lain secara berurutan dengan demikian diharapkan

akan mendapatkan nilai yang maksimal.

3.1 Teknik Pengumpulan Data

3.1.1 Data Primer

Data primer yang diinput untuk keperluan penelitian ini adalah :

1. Besaran jumlah volume sampah,

2. Waktu yang diperlukan dalam transportasi angkutan sampah (ritasi perhari),

3. Jumlah lokasi tempat pembuangan sampah sementara,

4. Jumlah dan jenis kendaraan pengangkut sampah dari TPS ke TPA,

5. Kebiasaan masyarakat dalam mengelola sampah, persepsi masyarakat tentang

sampah, dan partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah.

3.1.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Kantor Badan Pusat Statistik Kota

Meulaboh-Aceh Barat, Dinas Kebersihan Kota Meulaboh, dan Dinas Pekerjaan

umum, meliputi data-data :

1. Data demografi, layout lokasi, peta Kota Meulaboh Kecamatan Johan

Pahlawan,

2. Data kependudukan Kecamatan Johan Pahlawan,

Page 27: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

26

3. Data jumlah fasilitas operasional mobil angkutan sampah Kecamatan Johan

Pahlawan,

4. Peraturan daerah dalam pengelolaan sampah dan kebijakan pemerintah daerah

tentang pengelolaan sampah.

3.2 Metode Yang Digunakan

1. Metode karakteristik pola transportasi pengangkutan sampah, digunakan untuk

mengetahui sistem pengangkutan dan pola pengumpulan sampah,

2. Metode Hauled Container System (HCS), digunakan untuk menganalisa

transportasi pengangkutan sampah,

3. Metode Stationary Container System (SCS), digunakan untuk menganalisa

transportasi pengangkutan sampah,

4. Metode prediksi timbulan sampah, digunakan untuk memprediksikan volume

timbulan sampah penduduk.

3.3 Pengolahan Data

1. Ekstraksi data menurut kebutuhan yang diperlukan sesuai metode yang

digunakan,

2. Pengelompokan data menurut kebutuhan yang diperlukan sesuai metode yang

digunakan.

Page 28: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini akan disampaikan hasil berdasarkan data pengamatan

analisis kinerja transportasi pengangkutan mobil sampah di Kota Meulaboh

Kecamatan Johan Pahlawan selanjutnya dilakukan pembahasan terhadap hasil

penelitian dengan mengunakan rumus-rumus dan teori-teori yang telah

dikemukakan dalam bab sebelumnya.

4.1 Hasil

Hasil perhitungan yang didapat meliputi karakteristik pola transportasi

pengangkutan sampah, Hauled Container System (HCS), Stationary Container

System (SCS), dan prediksi timbulan sampah. Dimana informasi tentang sistem

pengangkutan, pola pengumpulan sampah dan kebutuhan transportasi

pengangkutan sampah sesuai dengan volume sampah yang dihasilkan di Kota

Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan.

4.1.1 Jumlah timbulan sampah di Kecamatan Johan Pahlawan

Kecamatan Johan Pahlawan terdapat 21 desa/gampong dengan jumlah

penduduk 65,473 jiwa seperti yang diperlihatkan pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat jumlah total jiwa per rumah dengan rata-rata jumlah

jiwa/rumah untuk 21 desa/gampong sebesar 4 jiwa/rumah.

Berdasarkan SNI 19-3983-1995 dan didukung hasil wawancara kepada

pegawai/petugas Dinas Kebersihan Kota Meulaboh, maka untuk menghitung

besaran timbulan sampah, dapat digunakan angka timbulan sampah sebagai

berikut :

Satuan timbulan sampah desa/gampong sedang = 0,70 – 0,80 kg/jiwa/hari,

Satuan timbulan sampah desa/gampong kecil = 0,625 – 0,70 kg/jiwa/hari.

Page 29: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

28

Dapat diasumsikan sebesar 0,8 kg/hari untuk timbulan sampah seorang

penduduk di Kecamatan Johan Pahlawan, karena Kecamatan Johan Pahlawan

berada pada pusat Kota Meulaboh atau bisa disebutkan juga sebagai kecamatan

kota yang merupakan kota sedang berpenduduk 65,473 jiwa berdasarkan SNI 19-

3964-1994. Maka timbulan sampah di Kecamatan Johan Pahlawan adalah 65,473

jiwa dikali 0,8 kg/jiwa/hari yaitu 52378 kg/hari atau 52,378 ton/hari.

Tabel 4.1 Data Jumlah Desa/Kelurahan Kecamatan Johan Pahlawan

No.KodePOS Desa, Kelurahan Kecamatan,

Distrik

DT2 Kota,Kabupaten

ProvinsiDT2 Kota,

Kabupaten

1 23618 Blang Berandang Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat Aceh

2 23617 Drien Rampak Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat Aceh

3 23611 Gampa Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat Aceh

4 23611 Kampung Belakang Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat Aceh

5 23611 Kampung Darat Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat Aceh

6 23611 Kampung Pasir Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat Aceh

7 23614 Kuta Padang Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat Aceh

8 23618 Lapang Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat Aceh

9 23611 Leuhan Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat Aceh

10 23611 Padang Seurahet Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat Aceh

11 23612 Panggong Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat Aceh

12 23612 Pasar Aceh Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat Aceh

13 23616 Rundeng Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat Aceh

14 23611 Seuneubok Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat Aceh

15 23611 Suak Nie Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat Aceh

16 23611 Suak Raya Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat Aceh

17 23611 Suak Ribee Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat Aceh

18 23611 Suak Sigadeng Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat Aceh

19 23611 Suwak Indrapuri Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat Aceh

20 23615 Ujong Baroh Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat Aceh

21 23613 Ujung Kalak Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat Aceh

Sumber : Sistem Informasi Geografis (SIG) Kemenhub Masing-masing Pemprov(Provinsi), 2015

Page 30: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

29

Tabel 4.2 Timbulan sampah Kota Meulaboh Dari Tahun 2009 – 2014

Tahun

JumlahPenduduk

TimbulanSampah

Jumlah Angkutan Sampah

(Jiwa) (Ton/Hari) Gerobak BecakSampah

Pick UpL-300

Truck

2009 54.613 137 0 0 4 6

2010 56.050 140 0 0 4 6

2011 57.334 143 1 0 5 7

2012 59.103 148 1 2 6 8

2013 60.990 152 2 2 6 8

2014 65.473 164 2 3 6 9Sumber : Dinas Kebersihan Kota Meulaboh

Tabel 4.2 menunjukkan perbandingan jumlah kendaraan angkutan

sampah terhadap jumlah timbulan sampah dan jumlah penduduk pada tahun 2009

sampai tahun 2014, tidak terdapat peningkatan yang nyata dari jumlah kendaraan

truk pengangkut walaupun perbedaan jumlah timbulan sampah pada setiap

tahunnya.

Tabel 4.3 Timbulan Sampah Berdasarkan Kawasan

No KawasanLuas(km2)

Bobot(%)

Timbulan(ton/hari)

1 Pemukiman 590 64.44 33.752

2 Pertokoan 182 19.88 10.412

3 Sekolahan 125 13.65 7.151

4 Perhotelan/Penginapan 8 0.87 0.458

5 Pasar 10.6 1.16 0.606

Total 915.6 100 52.378

Sumber : Dinas Kebersihan Kota Meulaboh

Page 31: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

30

Gambar 4.1 Timbulan Sampah Berdasarkan KawasanSumber : Dinas Kebersihan Kota Meulaboh

Tabel 4.3 dan Gambar 4.1 diperlihatkan bahwa sebahagian besar

Kecamatan Johan Pahlawan merupakan daerah pemukiman sebesar 64%, diikuti

daerah pertokoan sebesar 20%, sekolah 14%, pasar 1% dan perhotelan/penginapan

1%. Kawasan pemukiman di daerah Kecamatan Johan Pahlawan merupakan

daerah pemukiman yang cukup teratur.

Gambar 4.1 kawasan pertokoan dan permukiman mendominasi

Kecamatan Johan Pahlawan, pada umumnya kedua kawasan ini menghasilkan

jenis sampah kertas, kardus, plastik, sisa makanan, sampah rumah tangga, dan

lain-lain.

4.1.2 Pengelolaan sampah di Kecamatan Johan Pahlawan

1. Gambaran umum pengelolaan sampah

Untuk pengumpulan sampah di Kota Meulaboh dilaksanakan sebagai

berikut :

a. Sampah dari sumber rumah penduduk ditempatkan di tong-tong sampah atau

tempat sampah yang telah disediakan oleh Dinas Kebersihan Kota Meulaboh

bahkan ada yang telah terbungkus dalam suatu wadah kantong plastik besar

Page 32: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

31

setah itu diangkut oleh gerobak sampah oleh petugas kebersihan yang dikenal

sebagai petugas keliling lalu dikumpulkan di TPS (bak sampah komunal), lalu

diangkut ke TPA Desa Reudep. Pemerintah Kota Meulaboh menganjurkan

pembuangan sampah di pagi hari pada jam 07.00 WIB sampai dengan jam

10.00 WIB.

b. Pengumpulan sampah dengan meletakkan bak-bak sampah komunal atau tong-

tong sampah pada lokasi tertentu, namun harus juga memperhatikan kondisi

bak agar lahan disekitar bak tetap bersih dan tidak kotor dan perlu

diperhatikan agar bak sampah diupayakan memiliki penutup.

2. Lokasi tempat pembuangan akhir sampah

Tempat pembuangan akhir sampah terletak di Desa Reudep Kecamatan

Meureubo tepatnya tidak jauh dari kecamatan kota yaitu Kecamatan Johan

Pahlawan. Jarak Kecamatan Johan Pahlawan ke lokasi tempat pembuangan akhir

kurang lebih 16 km.

4.1.3 Pola pengumpulan sampah di Kecamatan Johan Pahlawan

Pola pengumpulan sampah yang paling sesuai di Kecamatan Johan

Pahlawan dilakukan dengan dua cara pola pengumpulan sampah, yaitu pola

individual langsung dan pola komunal tidak langsung. Pola individual langsung

dengan truk sebagai alat angkut sampah menimbulkan gangguan pada lalu lintas

dalam kegiatan pengangkutan sampah, sedangkan pola komunal tidak langsung

menggunakan bak kontainer sebagai lokasi tempat pembuangan sementara.

1. Hasil pengamatan dilapangan (kondisi eksisting)

Sistem Hauled Container System yang digunakan di Kecamatan Johan

Pahlawan adalah sistem pengosongan bak kontainer cara II, seperti yang terlihat

pada Gambar 4.2 berikut.

Page 33: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

32

Berdasarkan pengamatan di lapangan yang ditampilkan pada Gambar

4.2, truck berangkat dari pool Dinas Kebersihan membawa bak kontainer kosong

diletakkan di TPS I dan bak yang berisi di TPS I sebelumnya diangkut ke TPA.

Selanjutnya bak kosong TPS I yang telah dikosongkan ke TPA diletakkan di

lokasi TPS II selanjutnya dan bak yang berisi di TPS II diangkut ke TPA.

Demikian seterusnya siklus rotasi truck dengan sistem HCS cara II. Bak tersebut

di isi oleh masyarakat dan petugas kebersihan becak motor atau gerobak sampah.

Pada umumnya petugas kebersihan becak atau gerobak sampah mengumpulkan

sampah pada pagi hari dimulai pada jam 07.00 WIB sampai dengan jam 10.00

WIB.

Gambar 4.2 Pola Pengosongan Bak Kontainer HCS Cara IISumber : Enri, 2010

POOL

ISIC (0)

ISIC (1)

KosongC (1)

ISIC (2)

KosongC (2)

TPA

Page 34: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

33

Tabel 4.4 Lokasi TPS Kecamatan Johan Pahlawan

No Lokasi TPS

KapasitasBak

Kontainer(m3)

Jumlah BakKontainer (bh)

JumlahPelayanDalamSehari

Jarak TempuhTPA (Pulang-

Pergi) (km)

1 Jalan Imam Bonjol 21 (Seunebok-

Drien Rampak)2 16.3

2 Jalan Sentosa 31 (DrienRampak)

2 14.7

3 H. Daud Dariah 54 (Ujong

Baroh-UjongKalak)

2 17.6

4 Singgah Mata I 42 (KotaPadang)

2 15.92

5 Jalan Thamrin 51 (Suak Indra

Puri)2 18.42

Sumber : Hasil Pengamatan Dilapangan

Tabel 4.4 merupakan tempat peletakan bak kontainer dan jumlah bak

sebagai TPS serta menerangkan jumlah pelayanan pengangkutan ke TPA dalam

sehari, dan juga menerangkan jarak tempuh TPA untuk jarak pulang-pergi. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.4 sampai Gambar 4.8 yang

menampilkan lokasi penempatan TPS di Kecamatan Johan Pahlawan.

Tabel 4.5 Waktu Pelayanan TPS Kecamatan Johan Pahlawan

No Lokasi TPSJumlah BakKontainer

Nomor PolisiKend.Truck

Waktu PelayananPengangkutan

1 Jalan Imam Bonjol 1 BL 8024 EB Jam 07.00 s/d 07.30 WIB

2 Jalan Sentosa 1 BL 8062 EB Jam 07.30 s/d 08.10 WIB

3 H.Daud Dariah 4 BL 9201 EB Jam 08.10 s/d 08.45 WIB

4 Singgah Mata I 2 BL 9194 EB Jam 08.45 s/d 09.30 WIB

5 Jalan Thamrin 1 BL 8115 E Jam 09.30 s/d 10.25 WIB

Sumber : Dinas Kebersihan Kota Meulaboh

Page 35: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

34

Tabel 4.5 menererangkan plat nomor polisi kendaraan truck pengangkut

bak kontainer dan jam pelayanan pengangkutan sampah pada masing-masing

lokasi penempatan bak kontainer.

Pola pengangkutan sampah sistem stationary container system (SCS)

dengan menggunakan truck sampah dengan ukuran 6m3 dengan daya angkut

sebesar 2,4 ton untuk bak terisi penuh.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, truck berangkat dari pool Dinas

Kebersihan dengan bak kosong lalu menuju sumber sampah pada lokasi awal,

sumber sampah awal yang pertama diangkut adalah sumber sampah di jalan-jalan

protokol, selanjutnya ke sumber sampah yang lain. Setelah bak sampah penuh

lalu sampah dibawa ke TPA untuk dibuang. Jam pelayanan pengangkutan

sampah oleh truck dimulai sekitar pukul 07.00 WIB dengan mengutamakan

kawasan jalanan protokol selanjutnya ke kawasan permukiman. Demikian proses

sekali ritasi oleh truck, lalu truck kembali ke sumber sampah di lokasi lain

dengan maksimal 2 kali ritasi dalam sehari.

Berikut ini diterangkan rute pelayanan truck dengan sistem SCS

berdasarkan kelurahan/desa/gampong.

POOL

Bak I Bak IIIBak II Bak-dstBak IV

TPA

DumpTruck

Gambar 4.3 Pola Pengangkutan Sampah Sistem SCSSumber : Enri, 2010

Page 36: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

35

a. Desa Seuneubok

Desa Seuneubok dengan jumlah lingkungan/dusun sebanyak 4 dusun,

kawasan ini sebahagian besar adalah kawasan pemukiman penduduk, perkantoran

dan sekolahan. Peta jaringan jalan Desa/Gampong Seuneubok dapat dilihat pada

Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Rute Pelayanan Angkutan Sampah Desa SeuneubokSumber : Hasil Pemantauan Dilapangan

Tabel 4.6 Rute Pelayanan Angkutan Sampah Kelurahan/GampongSeuneubok

Rute Pengambilan SampahKondisi

BakTruck

Jarak(km)

Waktu(jam)

Kecepatan(km/jam)

Kantor DK ke Jalan Bungong Jaroo Kosong 0 0.00 15Jalan Bungong Jaroo ke Jalan Singgah Mata 2 isi 0.275 0.18 40Jalan Singgah Mata 2 ke Beringin Jaya isi 1.373 1.37 60Jalan Beringin Jaya Ke Jalan Imam Bonjol isi 0.65 0.22 20

Jalan Imam Bonjol ke Jalan Kayu PutihPenuh Ke

TPA14.7 4.90 20

Total 16.998 6.67 31Sumber : Dinas Kebersihan Kota Meulaboh

Tabel 4.6 dapat diasumsikan kecepatan truk apabila truk kosong dan truk

bak penuh, masing-masing 20 km/jam dan 40 km/jam dengan rata-rata kecepatan

truk 31 km/jam, maka diperoleh jarak tempuh total dan waktu total untuk

Page 37: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

36

Kelurahan/Gampong Seuneubok dengan 2 kali ritasi dalam sehari adalah 16,998

km dan 6,67 jam kerja.

b. Desa Drien Rampak

Desa Drien Rampak dengan jumlah lingkungan/dusun sebanyak 6 dusun,

kawasan ini sebahagian besar adalah kawasan pemukiman penduduk,

perkantoran, pertokoan, pasar buah, rumah sakit, warkop, warung makan dan

sekolahan. Peta jaringan jalan Desa/Gampong Drien Rampak dapat dilihat pada

Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Rute Pelayanan Angkutan Sampah Desa Drien RampakSumber : Hasil Pemantauan Dilapangan

Tabel 4.7 Rute Pelayanan Angkutan Sampah Kelurahan/Gampong DrienRampak

Rute Pengambilan SampahKondisi

BakTruck

Jarak(km)

Waktu(jam)

Kecepatan(km/jam)

Kantor DK ke Simpang Kisaran Kosong 0.1 0.03 20Simpang Kisaran ke Manek Roe isi 0.229 0.08 20Manek Roe ke Swadaya isi 0.74 0.25 20Swadaya ke jalan Nasional isi 0.271 0.09 20Gajah Mada Ke Lr. Bayu isi 0.52 0.17 20Lr. Bayu ke jalan Sisingamangaraja isi 0.217 0.07 20Jalan Sisingamangaraja ke Jalan Sentosa isi 0.758 0.25 20

Jalan Sentosa ke Jalan NasionalPenuh

ke TPA14.3 16.68 70

Total 17.135 17.63 26.25Sumber : Dinas Kebersihan Kota Meulaboh

Lokasi TPS

Page 38: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

37

Tabel 4.7 dapat diasumsikan kecepatan truk apabila truk kosong dan truk bak

penuh, masing-masing 20 km/jam dengan rata-rata kecepatan truk 26,25 km/jam,

maka diperoleh jarak tempuh total dan waktu total untuk Kelurahan/Gampong

Drien Rampak dengan 2 kali ritasi dalam sehari adalah 17,135 km dan 17,63 jam

kerja.

c. Desa Ujong Baroh

Desa Ujong Baroh dengan jumlah lingkungan/dusun sebanyak 6 dusun,

kawasan ini sebahagian besar adalah kawasan pemukiman penduduk, bank,

pegadaian, pertokoan, pasar ikan, pasar sayur, pasar buah, warkop, warung makan

dan pasar tradisional. Peta jaringan jalan Desa/Gampong Ujong Baroh dapat

dilihat pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Rute Pelayanan Angkutan Sampah Desa Ujong BarohSumber : Hasil Pemantauan Dilapangan

Tabel 4.8 Rute Pelayanan Angkutan Sampah Kelurahan/Gampong UjongBaroh

Rute Pengambilan SampahKondisi

BakTruck

Jarak(km)

Waktu(jam)

Kecepatan(km/jam)

Simpang Pelor Ke Jalan Blang Puloe isi 0.215 0.07 20Jalan Blang Puloe Daud Dariah isi 0.302 0.10 20Daud Dariah Ke Jalan T. Chik Ali Akbar isi 0.492 0.16 20

Jalan T. Chik Ali Akbar Jalan Cendra WasihPenuh ke

TPA14 4.67 20

Total 15.009 5.00 20Sumber : Dinas Kebersihan Kota Meulaboh

Lokasi TPS

Page 39: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

38

Tabel 4.8 dapat diasumsikan kecepatan truk apabila truk kosong dan truk

bak penuh, masing-masing 20 km/jam dengan rata-rata kecepatan truk 20 km/jam,

maka diperoleh jarak tempuh total dan waktu total untuk Kelurahan/Gampong

Ujong Baroh dengan 2 kali ritasi dalam sehari adalah 15,009 km dan 5,00 jam

kerja.

d. Desa Kuta Padang, Ujong Kalak, dan Rundeng

Desa-desa tersebut mempunyai dusun masing-masing antara lain Kuta

Padang sebanyak 6 dusun, Ujong Kalak sebanyak 5 dusun, dan Kampung

Belakang sebanyak 4 dusun, kawasan ini sebahagian besar adalah kawasan

pemukiman penduduk, pertokoan, praktek dokter, perkantoran, pusat hiburan dan

tempat rekreasi, warkop, warung makan, kantor bank, sekolah, terminal angkutan

penumpang dan bengkel. Peta jaringan jalan Desa/Gampong Kuta Padang, Ujong

Kalak, dan Rundeng dapat dilihat pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Rute Pelayanan Angkutan Sampah Desa Kuta Padang, UjongKalak, dan Rundeng

Sumber : Hasil Pemantauan Dilapangan

Lokasi TPS

Page 40: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

39

Tabel 4.9 Rute Pelayanan Angkutan Sampah Kelurahan/Gampong KutaPadang, Ujong Kalak, dan Rundeng

Rute Pengambilan SampahKondisi

BakTruck

Jarak(km)

Waktu(jam)

Kecepatan(km/jam)

Jalan Maneuk Roe ke Ke Jalan Iskanr muda isi 0.872 0.29 20Jalan Iskandar Muda Ke Simpang Pelor isi 0.897 0.30 20Simpang Pelor Ke Bukit Kuali 1si 0.35 0.12 20Bukit Kuali ke Jalan Geurutee isi 0.806 0.27 20Jalan Geurutee ke Jalan Nasional isi 0.06 0.02 20

Jalan Nasional Ke jalan Singgah MataPenuh

Ke TPA15.6 18.20 70

Total 18.585 19.20 28.33Sumber : Dinas Kebersihan Kota Meulaboh

Tabel 4.9 dapat diasumsikan kecepatan truk apabila truk kosong dan truk

bak penuh, masing-masing 20 km/jam dengan rata-rata kecepatan truk 28,33

km/jam, maka diperoleh jarak tempuh total dan waktu total untuk

Kelurahan/Gampong Kuta Padang, Ujong Kalak, dan Rundeng dengan 2 kali

ritasi dalam sehari adalah 18,585 km dan 19,20 jam kerja.

e. Desa Suak Indra Puri, Kampung Pasir, Panggong, dan Kampung

Belakang

Desa-desa tersebut mempunyai dusun masing-masing antara lain Suak

Indra Puri sebanyak 5 dusun, Kampung Pasir sebanyak 3 dusun, Panggong

sebanyak 3 dusun, dan Kampung Belakang sebanyak 5 dusun, kawasan ini

sebahagian besar adalah kawasan pemukiman penduduk, pertokoan,praktek

dokter, perkantoran, pusat hiburan dan tempat rekreasi, pasar ikan, warkop, warung

makan, dan salon. Peta jaringan jalan Desa/Gampong Suak Indra Puri, Kampung

Pasir, Panggong, dan Kampung Belakang dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Page 41: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

40

Gambar 4.8 Rute Pelayanan Angkutan Sampah Desa Suak Indra Puri,Kampung Pasir, Panggong, dan Kampung Belakang

Sumber : Hasil Pemantauan Dilapangan

Tabel 4.10 Rute Pelayanan Angkutan Sampah Kelurahan/Gampong SuakIndra Puri, Kampung Pasir, Panggong, dan Kampung Belakang

Rute Pengambilan SampahKondisi

BakTruck

Jarak(km)

Waktu(jam)

Kecepatan(km/jam)

Jalan Merdeka Ke Jalan Sutomo isi 0.32 0.11 20Jalan Sutomo Ke Jalan Pocut Baren isi 0.229 0.08 20Pocut Baren Ke Merdeka isi 0.135 0.05 20Jalan Merdeka ke Tamren isi 0.257 0.09 20Jalan Tamren Ke Jalan Pahlawan isi 0.195 0.07 20Jalan Pahlawan Ke Jalan Ponegoro isi 0.158 0.05 20

Jalan Ponegoro ke Jalan Kampung BelakangPenuh Ke

TPA17.6 17.60 60

Total 18.894 18.03 25.71Sumber : Dinas Kebersihan Kota Meulaboh

Tabel 4.10 dapat diasumsikan kecepatan truk apabila truk kosong dan

truk bak penuh, masing-masing 20 km/jam dengan rata-rata kecepatan truk 25,71

km/jam, maka diperoleh jarak tempuh total dan waktu total untuk

Page 42: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

41

Kelurahan/Gampong Suak Indra Puri, Kampung Pasir, Panggong, dan Kampung

Belakang dengan 2 kali ritasi dalam sehari adalah 18,894 km dan 18.03 jam kerja.

4.2 Pembahasan

Jumlah kendaraan pengangkut sampah dan rata-rata produksi sampah per

hari pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 di Kecamatan Johan Pahlawan

dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Banyaknya Sampah dan Truck Sampah di Kecamatan JohanPahlawan

Total timbulan sampah pada tahun 2014 adalah rata-rata produksi per

hari 144,053 ton/hari dan operasional jam kerja satu hari adalah 8,57 jam. Pola

Rata-rataProduksiSampahPer Hari

(ton)

JumlahTruck(unit)

Rata-rataProduksiSampahPer Hari

(ton)

JumlahTruck(unit)

Rata-rataProduksiSampahPer Hari

(ton)

JumlahTruck(unit)

Rata-rataProduksiSampahPer Hari

(ton)

JumlahTruck(unit)

Rata-rataProduksiSampahPer Hari

(ton)

JumlahTruck(unit)

Rata-rataProduksiSampahPer Hari

(ton)

JumlahTruck(unit)

1 Blang Berandang 1.895 1.945 1.995 2.045 2.095 2.1452 Drien Rampak 14.9 14.95 15 15.05 15.1 15.153 Gampa 3.29 3.34 3.39 3.44 3.49 3.544 Kampung Belakang 5.0875 5.1375 5.1875 5.2375 5.2875 5.33755 Kampung Darat 0.975 1.025 1.075 1.125 1.175 1.2256 Kampung Pasir 3.1625 3.2125 3.2625 3.3125 3.3625 3.41257 Kuta Padang 11.3425 11.3925 11.4425 11.4925 11.5425 11.59258 Lapang 7.205 7.255 7.305 7.355 7.405 7.4559 Leuhan 1.98 2.03 2.08 2.13 2.18 2.23

10 Padang Seurahet 9.4425 9.4925 9.5425 9.5925 9.6425 9.692511 Panggong 4.785 4.835 4.885 4.935 4.985 5.03512 Pasar Aceh 0.1975 0.2475 0.2975 0.3475 0.3975 0.447513 Rundeng 9.8575 9.9075 9.9575 10.0075 10.0575 10.107514 Seuneubok 9.075 9.125 9.175 9.225 9.275 9.32515 Suak Nie 0.3425 0.3925 0.4425 0.4925 0.5425 0.592516 Suak Raya 1.71 1.76 1.81 1.86 1.91 1.9617 Suak Ribee 6.905 6.955 7.005 7.055 7.105 7.15518 Suak Sigadeng 4.805 4.855 4.905 4.955 5.005 5.05519 Suwak Indrapuri 8.515 8.565 8.615 8.665 8.715 8.76520 Ujong Baroh 17.51 17.56 17.61 17.66 17.71 17.7621 Ujung Kalak 15.82 15.87 15.92 15.97 16.02 16.07

Sumber : Dinas Kebersihan Kota Meulaboh

Tahun 2014Tahun 2013

No Nama Desa/Gampong

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

15 unittruck

10 unittruck

10 unittruck

12 unittruck

13 unittruck

15 unittruck

Page 43: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

42

pengumpulan sampah pada Kecamatan Johan Pahlawan yaitu pola individual

tidak langsung. Pola tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan sampah dari

sumber sampah lalu diangkut oleh gerobak/becak motor sampah kemudian

dikumpulkan pada titik komunal bak sampah (TPS) lalu diangkut menuju ke TPA.

Jadwal pengumpulan sampah berdasarkan pedoman Departemen

Permukiman dan Prasarana Wilayah dalam Enri (2010) adalah pada saat tidak

mengganggu aktivitas masyarakat terpadat, yaitu jam 07.00 WIB sampai dengan

jam 10.00 WIB.

Kebutuhan alat pengangkut sampah pada Kecamatan Johan Pahlawan adalah :

- Kebutuhan gerobak/becak motor sampah kapasitas 1m3

Berdasarkan SNI 3242 tahun 2008 untuk 1 unit gerobak/becak motor sampah

kapasitas 1m3 memiliki kapasitas pelayanan untuk 1250 jiwa. Kecamatan Johan

Pahlawan memiliki jumlah penduduk 65,473 jiwa maka dibutuhkan 62 unit

gerobak/becak motor sampah dalam pengumpulan sampah.

- Kebutuhan truck kapasitas 6m³ daya angkut 2,4 ton

Truck ditempatkan dilokasi titik komunal sebagai tempat pembuangan sampah

dengan 2 kali ritasi dalam satu hari disebarkan untuk 21 kelurahan/desa, dengan

masing-masing satu unit untuk satu kelurahan. Jadwal pengambilan bak/kontainer

sampah besar pada TPS sebaiknya diterapkan pada pukul 10.30 WIB. Kebutuhan

truck pengangkut sampah dengan penghasilan sampah per hari dengan total

144,053 ton, maka diperlukan penambahan truck dari dasar 15 unit truck menjadi

24 unit truck kekurangan truck pengangkut sampah di tahun 2014 berjumlah 9

unit dengan sekali jalan. Apabila dalam sehari 2 ritasi maka tidak perlu

penambahan truck.

Page 44: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan yang telah diuraikan

pada Bab IV mengenai analisis kinerja transportasi pengangkutan mobil sampah

di Kota Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan dan saran.

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil pengolahan data dan pembahasan mengenai

beberapa faktor tentang sistem pengangkutan, pola pengumpulan sampah dan

kebutuhan transportasi pengangkutan sampah sesuai dengan volume sampah yang

dihasilkan di Kota Meulaboh saat ini adalah :

1. Jumlah total timbulan sampah pada tahun 2014 dengan rata-rata produksi per

hari 144,053 ton/hari dan operasional jam kerja satu hari adalah 8,57 jam.

2. Pola pengumpulan sampah pada Kecamatan Johan Pahlawan menggunakan

pola individual tidak langsung yang caranya mengumpulkan sampah dari

sumber sampah lalu diangkut oleh gerobak/becak motor sampah kemudian

dikumpulkan pada titik komunal bak sampah (TPS) lalu diangkut menuju ke

TPA.

3. Berdasarkan SNI 19-3983-1995 untuk 1 unit gerobak/becak motor sampah

kapasitas 1m3 memiliki kapasitas pelayanan untuk 1250 jiwa. Kecamatan

Johan Pahlawan memiliki jumlah penduduk 65,473 jiwa maka dibutuhkan 62

unit gerobak/becak motor sampah dalam pengumpulan sampah. Sedangkan

kebutuhan truck kapasitas 6m³ atau dengan daya angkut 2,4 ton penghasilan

sampah per hari dengan total 144,053 ton, maka diperlukan penambahan truck

dari dasar 15 unit truck menjadi 24 unit truck kekurangan truck pengangkut

sampah di tahun 2014 berjumlah 9 unit. Apabila dalam sehari 2 ritasi

pengumpulan sampah maka tidak perlu penambahan truck.

Page 45: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

44

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat diberikan terkait dengan kesimpulan yang ada,

dan beberapa saran yang diusulkan untuk melengkapi penulisan Tugas Akhir ini

adalah :

1. Tingkatkan pengawasan kepada petugas pengangkut sampah, yang bertujuan

agar dapat memaksimalkan jam kerja dilapangan sesuai dengan jadwal yang

ditentukan dan dapat memaksimalkan pengangkutan sampah dengan

mengambil seluruh sampah dari sumber sampah.

2. Tetapkan jam pelayanan yang baik dalam pengambilan/pengangkutan sampah,

agar tidak mengganggu lalu lintas terutama pada saat jam puncak kepadatan

arus lalu lintas.

3. Berikan lokasi khusus dan dikelola secara baik dalam penempatan bak sampah

komunal, dalam mendukung pelayanan pengelolaan sampah di Kecamatan

Johan Pahlawan.

4. Penetapan rute-rute efektif yang harus dilalui oleh kendaraan pengangkut

sampah pada Kecamatan Johan Pahlawan.

5. Penangangan khusus untuk peningkatan jumlah dan perawatan dari kendaraan

pengumpul ataupun pengangkut sampah agak kinerja pelayanan pengangkutan

sampah tidak terganggu.

6. Dibutuhkan bak-bak sampah untuk menampung sampah dari sumber sampah

agar tidak menyebabkan penyakit dan sampah tidak tersebar baik di jalan

atau lingkungan yang ada disekitarnya sehingga mengurangi nilai estetika dan

kebersihan Kecamatan Johan Pahlawan.

7. Partisipasi aktif dari masyarakat Kecamatan Johan Pahlawan dan kecamatan-

kecamatan lainnya dalam penanganan masalah sampah agar menjadi tanggung

jawab bersama.

8. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut agar masalah persampahan di Kecamatan

Johan Pahlawan lebih tepat dalam penanganannya.

Page 46: ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH …repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf · Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan

45

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anonim, 2008, Pengelolaan Sampah, Undang-Undang Republik Indonesia No.18, Jakarta.

Anonim, 2002, Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan(SNI 19-2454-2002), Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Anonim, 1995, Standar Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil danKota Sedang di Indonesia (SNI 19-3983-1995), Badan StandarisasiNasional, Jakarta.

Anonim, 1991, Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan danKomposisi Sampah Perkotaan (SNI M 36-1991-03), Badan StandarisasiNasional, Jakarta.

Anonim, 1987, Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah di Bidang PekerjaanUmum Kepada Daerah, Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNo.14, Jakarta.

Chandra, Budiman., 2007, Pengantar Kesehatan Lingkungan, Penerbit BukuKedokteran, EGC, Jakarta.

Dainur, 1995, Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat, WidyaMedika, Jakarta.

Damanhuri, Enri, 2010, Permasalahan dan Alternatif Teknologi PengelolaanSampah Kota di Indonesia, Seminar Tekologi Untuk Negeri Volume I,Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta.

Derajat, S., dan Chaerul, M., 2009, Evaluasi Sistem Pengangkutan Sampah diWilayah Bandung Utara, FTSL ITB, Bandung.

Kodoatie, R.J., 2005, Pengantar Manajemen Infrastruktur, Pustaka Pelajar,Yogyakarta.

Mukono, 2006, Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, Airlangga UniversityPress, Surabaya.

Peavy, H.S., Rowe, D.R., Tchobanoglous, G., 1985, Environmental Engineering,McGraw – Hill, United State of America.