Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

26
1 ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL YAYASAN PENDIDIKAN (STUDI PADA YAYASAN PAULUS MAKASSAR) Oleh: Kunradus Kampo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis efektifitas sistem pengendalian keuangan yang diterapkan Yayasan Paulus Makassar dengan menggunakan komponen sistem pengendalian internal menurut Committee of Sponsoring Organisations of the Treadway Commission (COSO) framework. Penelitian menggunakan metode analisis atas 26 komponen pengendalian COSO dan metode wawancara. Teknik analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan elemen-elemen pengendalian internal dan bagaimana pelaksanaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (73%) elemen- elemen pengendalian internal sudah dimiliki oleh yayasan, meskipun dalam pelaksanaannya masih harus disempurnakan. Dengan hasil tersebut mengindikasikan sistem pengendalian internal yayasan belum dapat menjamin ketersediaan informasi keuangan yang akurat, andal, dan terutama dalam usaha melindungi asset yayasan secara aman. Kata-kata kunci: Sistem Pengendalian Internal, Instrumen COSO, Yayasan Paulus Makassar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pengendalian internal terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan menjaga aktiva perusahaan, memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi, mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan, dan mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan pihak manajemen (AICPA, 1987) dalam Hall (2007). Dalam setting SPI, diperlukan suatu sistem akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan dan sistem anggaran yang memungkinkan mekanisme pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan internal. Laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban kepada stakeholders dan anggaran menjadi sarana penilaian efisiensi dan efektivitas operasional. Yayasan sebagai entitas nirlaba memerlukan dana untuk mendukung aktivitas operasi, pertumbuhan dan ekspansi. Dana yayasan dan unit karya diperoleh dari

description

SPi

Transcript of Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

Page 1: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

1

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL YAYASAN PENDIDIKAN

(STUDI PADA YAYASAN PAULUS MAKASSAR)

Oleh: Kunradus Kampo

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menganalisis efektifitas sistem pengendalian keuangan

yang diterapkan Yayasan Paulus Makassar dengan menggunakan komponen sistem

pengendalian internal menurut Committee of Sponsoring Organisations of the Treadway

Commission (COSO) framework. Penelitian menggunakan metode analisis atas 26

komponen pengendalian COSO dan metode wawancara. Teknik analisis ini digunakan

untuk mengidentifikasi keberadaan elemen-elemen pengendalian internal dan bagaimana

pelaksanaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (73%) elemen-

elemen pengendalian internal sudah dimiliki oleh yayasan, meskipun dalam

pelaksanaannya masih harus disempurnakan. Dengan hasil tersebut mengindikasikan

sistem pengendalian internal yayasan belum dapat menjamin ketersediaan informasi

keuangan yang akurat, andal, dan terutama dalam usaha melindungi asset yayasan secara

aman.

Kata-kata kunci: Sistem Pengendalian Internal, Instrumen COSO, Yayasan Paulus

Makassar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sistem pengendalian internal terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan

prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan menjaga aktiva

perusahaan, memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi,

mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan, dan mengukur kesesuaian dengan

kebijakan dan prosedur yang ditetapkan pihak manajemen (AICPA, 1987) dalam Hall

(2007).

Dalam setting SPI, diperlukan suatu sistem akuntansi yang menghasilkan laporan

keuangan dan sistem anggaran yang memungkinkan mekanisme pengelolaan dan

pertanggungjawaban keuangan internal. Laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban

kepada stakeholders dan anggaran menjadi sarana penilaian efisiensi dan efektivitas

operasional.

Yayasan sebagai entitas nirlaba memerlukan dana untuk mendukung aktivitas

operasi, pertumbuhan dan ekspansi. Dana yayasan dan unit karya diperoleh dari

Page 2: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

2

masyarakat dan stakeholder lainnya sehingga dibutuhkan pengelolaan dana secara

bertanggungjawab melalui sistem kelola keuangan dan sistem pengendalian yang andal.

Ciri khas pelayanan yayasan dalam KAMS adalah universal dan berpihak kepada yang

lemah.

1.2 Perumusan Masalah

Yayasan Paulus Makassar mengelola beberapa unit pendidikan dengan wilayah

operasi yang cukup luas, meliputi; Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi

Barat. Fenomena bahwa terjadi kecenderungan kurang berkembangnya sekolah-sekolah

yang dikelola Yayasan Paulus Makassar merupakan lingkaran permasalahan, yaitu:

sebaran sekolah yang mencakup wilayah luas, jenjang sekolah yang bervariasi, jumlah

siswa yang belum ideal, sehingga berdampak pada kesejahteraan guru yang relatif

rendah dibandingkan dengan pegawai negeri, kurang memadainya fasilitas, dan mutu

pendidikan yang relatif tidak berbeda dengan sekolah-sekolah non-Katolik, menuntut

adanya usaha-usaha konkrit untuk mencari solusi terbaik. Masalah penelitian yang

dirumuskan adalah: Bagaimanakah efektivitas SPI Yayasan Paulus Makassar selama ini?

1.3 Tujuan Penelitian

Pendekatan sistem dapat menjadi salah satu alternatif awal untuk memastikan

adanya tata kelola yang mampu mengamankan asset, mencatat keuangan secara akurat

dan menyajikan informasi yang andal dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Analisis SPI bertujuan untuk menganalisis pengendalian yang selama ini diterapkan oleh

yayasan dalam mengontrol keuangannya. Untuk itu perlu diketahui efektifitas

pengendalian yang selama ini diterapkan dengan menggunakan metode dan teknik

tertentu untuk mengukurnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan

mengevaluasi pengendalian yang telah diterapkan yayasan. Tujuan khusus yang akan

dicapai dalam penelitian ini adalah; menganalisis dukungan lingkungan pengendalian,

kompetensi dalam menilai dan menaksir risiko, aktivitas pengendalian, pengendalian

informasi dan komunikasi, sistem pengawasan internal dan eksternal yayasan.

Hasil penelitian ini dapat menentukan langkah strategis yayasan untuk merancang

model SPI yang terdiri dari: (1) rencana strategis yaitu adanya gambaran yang jelas

mengenai; entitas tanggung jawab, pemisahan tugas, prosedur dokumentasi,

Page 3: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

3

pengendalian fisik, verifikasi independen, dan pengendalian SDM dalam 5 komponen

pengendalian COSO, (2) rancangan aplikasi meliputi: rancangan dokumen, prosedur

otorisasi, dan distribusi dokumen, (3) rancangan infrastruktur dan teknologi.

Dari hasil penelitian ini yayasan akan mendapatkan gambaran mengenai

efektivitas pengelolaan sumberdayanya dan menjadi langkah awal untuk

mengembangkan sistem tata kelola yang berbasis anggaran.

BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 Sistem Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan

prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan menjaga aktiva

perusahaan, memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi,

mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan, dan mengukur kesesuaian dengan

kebijakan dan prosedur yang ditetapkan pihak manajemen (AICPA, 1987) dalam Hall

(2007). Sistem pengendalian internal dirancang dengan tujuan pokok, yaitu : menjaga

asset, menjamin keakuratan pencatatan transaksi dan reliabilitas informasi, menjamin

kesesuaian pengelolaan keuangan menurut prinsip berterima umum, mendorong efesiensi

organisasi, mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dan aturan hukum yang

berlaku (Romney & Steinbart, 2009).

Weygant, et.all (2012) mengemukakan 6 prinsip pengendalian, yaitu:

pembentukan tanggung jawab, pemisahan tugas, prosedur dokumentasi, pengendalian

fisik, verifikasi independen internal, dan pengendalian manusia.

Studi Hamzah Ritchi (2010) mengidentifikasi pengendalian aplikasi dalam proses

bisnis dengan menggunakan pengendalian COSO, menyimpulkan bahwa pemahaman

proses bisnis sangat berpengaruh dalam mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan

pengendalian internal. Dengan kerangka tujuan pengendalian COSO, tujuan efektifitas,

efisiensi dan penjagaan asset diakomodasi dengan menetapkan tujuan pengendalian

untuk proses operasi. Sementara tujuan keandalan laporan keuangan dan juga penjagaan

asset difasilitasi dengan menetapkan tujuan pengendalian untuk proses informasi.

2.2 Sistem Pengendalian Internal menurut COSO frame work

Page 4: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

4

Sistem Pengendalian Internal menurut Committee of Sponsoring Organisations of

the Treadway Commission (COSO) meliputi 5 komponen yaitu:

1) lingkungan pengendalian.

2) aktivitas pengendalian.

3) penilaian risiko.

4) informasi dan komunikasi.

5) monitoring.

Secara komprehensif ke-5 komponen pengendalian tersebut digunakan untuk

menilai efektivitas pencapaian tujuan organisasional.

Gambar 1 menggambarkan Penerapan Proses Pengendalian Internal

secara komprehensif.

Sumber: The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission

(COSO, 2009)

1) Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian merupakan faktor-faktor yang menentukan dalam

membangun, mendukung, dan meningkatkan efektivitas kebijakan dan prosedur

pengendalian. Lingkungan pengendalian menentukan iklim organisasi yang dapat

menumbuhkan kesadaran karyawan terhadap pengendalian. Lingkungan

pengendalian meliputi:

a. Integritas dan nilai-nilai etika, standar perilaku dan etika yang harus

dilaksanakan semua komponen dalam perusahaan.

b. Komitmen terhadap kompetensi, perusahaan harus memiliki karyawan yang

kompeten dan dapat dipercaya agar dapat melaksanakan tugas sesuai dengan

standar dan kebijakan yang telah ditetapkan.

Page 5: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

5

c. Filosofi manajemen dan gaya operasi, sikap dan kesadaran manajemen akan

pentingnya pengendalian intern perusahaan.

d. Struktur organisasi, rerangka hubungan formal untuk mencapai tujuan

perusahaan.

e. Perhatian dan pengarahan, dewan direksi dan komite audit dalam mendeteksi

penyimpangan dan membuat langkah-langkah perbaikan.

f. Cara pembagian otoritas dan tanggung jawab, wewenang dan tanggung jawab

dengan mekanisme yang jelas.

2) Penilaian risiko

Manajemen puncak harus memiliki seperangkat alat yang dapat digunakan untuk

menilai risiko. Komponen alat penilaian risiko dalam struktur pengendalian

internal meliputi; identifikasi, analisis risiko yang relevan, dan mengelola risiko.

3) Aktivitas pengendalian

Perusahaan seharusnya mengembangkan aktivitas pengendalian spesifik melalui

kebijakan, praktik, dan prosedur agar manajemen dapat mengendalikan kegiatan

operasional perusahaan. Aktivitas pengendalian meliputi; aktivitas pengendalian

untuk pencapaian tujuan pelaporan keuangan dan aktivitas pengendalian untuk

proses informasi yang dibedakan atas pengendalian umum dan pengendalian

aplikasi.

4) Informasi dan komunikasi

Informasi harus dapat diidentifikasi, diproses, dan dikomunikasikan dengan baik

agar dapat menjadi dasar untuk mengambil keputusan. Sistem informasi

akuntansi harus dirancang dengan mempertimbangkan unsur-unsur pengendalian

yang mampu menjaga keakuratan, keandalan, dan keamanan terhadap asset

perusahaan.

5) Monitoring

Monitoring dapat dilaksanakan oleh perusahaan melalui dua aktivtas yaitu;

surpervisi rutin yang dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari, dan supervise

dalam bentuk audit struktur pengendalian internal dan akuntansi.

Page 6: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

6

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode yang terdiri atas:

3.1 Bahan Penelitian

Bahan penelitian terdiri atas jenis data dan sumber data.

1. Jenis data meliputi data yang diperoleh berupa keterangan narasumber mengenai cara-

cara pengendalian yang diterapkan dan data laporan keuangan.

2. Sumber data terdiri atas: data primer dan sekunder.

Data primer yaitu data yang diperoleh melalui observasi, check list dan

manuskrip wawancara meliputi tinjauan terhadap sistem akuntansi, kebijakan akuntansi,

unsur-unsur pengendalian. Sedangkan data sekunder yaitu data dokumentasi yang

diperoleh dari yayasan meliputi; struktur organisasi, dokumen pengendalian keuangan,

kebijakan akuntansi, dan laporan keuangan.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, check list dan

manuskrip wawancara dengan Ketua Yayasan Paulus Makassar, Kepala Kantor, Kepala

Sekolah, dan staf keuangan yayasan. Observasi dilakukan untuk mengamati secara

langsung prosedur dan cara-cara pengendalian yang dilaksanakan. Wawancara dan daftar

pertanyaan check list untuk mengetahui pandangan dan konfirmasi untuk mendapatkan

keyakinan terhadap sistem pengendalian yang telah diterapkan.

3.3 Definisi Operasional

Menurut COSO frame work, sistem pengendalian internal meliputi:

1) Lingkungan pengendalian adalah semua komponen dalam yayasan yang

berhubungan dengan sistem dan prosedur pengendalian internal.

2) Aktivitas pengendalian adalah kegiatan yang dilkasanakan menurut sistem,

pedoman, dan kebijakan yang telah ditetapkan.

3) Penilaian risiko adalah kemampuan yayasan untuk mengetahui risiko yang dapat

merugikan yayasan sehingga perlu menyusun strategi yang tepat untuk

mengatasinya.

Page 7: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

7

4) Informasi dan komunikasi adalah hasil kegiatan operasional yayasan yang

diproses secara sistematis, akurat, dan andal sehingga dapat menjadi dasar

pengambilan keputusan.

5) Monitoring adalah pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan khususnya

pengelolaan keuangan.

3.4 Instrumen Penelitian

Check list SPI COSO digunakan untuk melakukan konfirmasi terhadap

keberadaan elemen pengendalian internal yang ditetapkan oleh yayasan. Check list SPI

meliputi 5 komponen utama pengendalian COSO yang terdiri atas 26 pertanyaan. Setiap

item pertanyaan membutuhkan jawaban tertutup “YA” menunjukkan adanya elemen

pengendalian atau “TIDAK” menunjukkan tidak adanya elemen pengendalian.

Manuskrip wawancara untuk mendapatkan jawaban langsung tentang pelaksanaan

pengendalian internal yayasan. Analisis kesesuaian antara struktur organisasi, pembagian

tugas, otorisasi, dan pertanggungjawaban atas laporan keuangan dengan hasil Check list

dan hasil wawancara digunakan untuk menarik simpulan tentang efektivitas

pengendalian yang telah dilaksanakan.

3.5 Obyek Penelitian

Yang menjadi obyek penelitian ini adalah Yayasan Pendidikan Paulus Makassar

yang mengelola sekolah-sekolah mulai tingkat TK, SD, SMP, dan SMA dan tersebar

pada 3 propinsi yaitu; Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat.

3.6 Informan

Penelitian ini melibatkan beberapa informan yang memberikan informasi

mengenai pelaksanaan SPI Yayasan Paulus, yaitu:

1. Ketua Umum Yayasan : P. Drs. Alex Lethe, Pr.

2. Kepala Kantor Yayasan : P. Drs. Dominikus Natan Sande’, Pr.

3. Kepala Sekolah : P. Drs. Herman Panggalo, SPd, Pr.

4. Kep. Bagian Akuntansi : Ibu Etty Pondaag, S.E., Ak.

Page 8: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

8

3.7 Bagan Alir Penelitian

Secara garis besar, penelitian dibagi dalam tahap analisis sebagai berikut:

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Profil Yayasan Paulus Makassar

4.1.1 Sejarah Singkat

Yayasan Paulus Makassar didirikan di Makale Kabupaten Tana Toraja tahun

1950 oleh Mgr. Nicolaas Martinus Schneiders nama Yayasan Paulus dengan tujuan

mengadakan pengajaran di Indonesia dan khususnya pengajaran Katolik. Seiring

perkembangan Gereja Katolik yang berpusat di Makassar maka Kantor Yayasan

berkedudukan di Makassar. Anggaran Dasar, Azas, visi, misi, dan tujuan yayasan telah

mengalami beberapa kali perubahan yang tentunya disesuaikan dengan perkembangan

lingkungan masyarakat khususnya lingkungan pendidikan.

Nama Yayasan Paulus Makassar digunakan Akta Pendirian dari Departemen

Hukum dan HAM berdasarkan SK Menteri Hukum dan HAM No. AHU.841.AH.01.02

tahun 2008, yang dimuat dalam Lembaran Berita Negara No. 41 tanggal 24 Desember

2008. Maksud dan tujuan pendirian yayasan meliputi: bidang sosial, keagamaan, dan

kemanusiaan.

Secara geografis, Yayasan Paulus Makassar mengelola unit pendidikan (sekolah)

yang tersebar pada 3 wilayah provinsi yang ada di Sulawesi, yaitu meliputi; Sulawesi

Identifikasi masalah

Harapan Manajemen:

1. Jenis pengendalian

2. Pengukuran

Rekomendasi

Manajemen Yayasan

Observasi Pengukuran dan analisis

Page 9: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

9

Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat. Penyebaran sekolah ini pada dasarnya

mengikuti wilayah penyebaran gereja Katolik di wilayah Keuskupan Agung Makassar.

Yayasan Paulus Makassar mengelola sekolah yang berbeda-beda tingkatannya, mulai

dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama

(SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun tidak semua provinsi mengelola

semua tingkatan sekolah tersebut. Gambaran sekolah-sekolah yang dikelola oleh

Yayasan Paulus Makassar ditunjukkan pada tabel 1, sebagai berikut:

Tabel 1

Data Sekolah Menurut Wilayah Kerja

No. Nama Provinsi TK SD SMP SMA

1 Sulawesi Selatan 8 6 11 4

2 Sulawesi Tenggara 1 2 - -

3 Sulawesi Barat 1 - 1 1

Jumlah 10 8 12 5

Sumber: Kantor Yayasan Paulus, diolah 2013

Dalam usaha mewujudkan visi, misi, dan tujuannya, Yayasan Paulus Makassar

terus berbenah baik dalam hal pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang

memadai tetapi lebih khusus lagi dan sangat penting adalah dukungan sumberdaya

manusia yang menjadi penggerak utama pendidikan. Jumlah sumberdaya manusia yang

telah membaktikan dirinya dalam usaha menyelenggarakan dan memajukan pendidikan

yang dikelola Yayasan Paulus Makassar sampai awal tahun 2013 ini sebanyak 604

orang, yang terdiri atas 492 tenaga pendidik dan 112 tenaga kependidikan. Sumberdaya

manusia yang direkrut yayasan, pada umumnya dikaryakan pada sekolah-sekolah

sebagai tenaga pendidik (guru). Tenaga-tenaga kependidikan (non guru) juga direkrut

terutama untuk dikaryakan sebagai staf administratif di sekolah-sekolah dan kantor

yayasan. Data sumberdaya manusia yang dikaryakan dalam jajaran Yayasan Paulus

Makassar ditunjukkan dalam tabel 2 dan tabel 3, sebagai berikut:

Page 10: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

10

Tabel 2

Data Sumber Daya Manusia Menurut Unit Kerja

No. Unit Pendidikan

Tenaga

Pendidik

(Guru)

Tenaga

Kependidikan

(Non Guru)

1 Taman Kanak-Kanak (TK) 31 7

2 Sekolah Dasar (SD) 124 30

3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 185 33

4 Sekolah Menengah Atas (SMA) 152 23

5 Kantor Yayasan - 19

Jumlah 492 112

Sumber: Kantor Yayasan Paulus, diolah 2013

Tabel 3

Data Sumber Daya Manusia Menurut Jenjang Pendidikan

No. Jenjang Pendidikan Jumlah

1 Pendidikan maksimum SD 14

2 Pendidikan maksimum SMP 15

3 Pendidikan SMA sederajat 103

4 Pendidikan D2 53

5 Pendidikan D3 66

6 Pendidikan Sarjana Strata Satu (S1) 345

7 Pendidikan Sarjana Strata Dua (S2) 8

8 Pendidikan Sarjana Strata Tiga (S3) -

Jumlah 604

Sumber: Kantor Yayasan Paulus, diolah 2013

4.1.2 Visi

Dengan semangat spiritualitas pendiri terwujud komunitas pendidikan yang setia

pada pencerdasan kehidupan bangsa, ciri khas Katolik, keunggulan, dan profesionalitas

(Renstra Yayasan Paulus Makassar, 2011-2015).

Page 11: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

11

4.1.3 Misi

1. Memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik dengan semangat

cinta kasih, rela berkorban, adil, dan lebih berpihak kepada yang miskin.

2. Menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan yang pluralis, demokratis,

adil, berbudaya, dan inklusif dalam bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara.

3. Menciptakan komunitas pendidikan yang dijiwai ”semangat kebebasan dan

cinta kasih injili”, bermartabat, mengintegrasikan iman-ilmu, iman-

kehidupan, serta iman-budaya.

4. Mendampingi peserta didik agar mampu untuk mengemban tanggung jawab

yang benar, menggunakan kebebasan secara tepat, dan terlibat secara aktif

dalam bermasyarakat.

5. Mendampingi peserta didik agar memiliki kecerdasan holistik: intelektual,

emosional, dan spiritual.

6. Mendampingi peserta didik agar memiliki kepribadian yang religius, kreatif,

dan mandiri.

7. Mendorong penyelenggara agar professional dalam merekrut, membina,

menghargai, dan memutuskan hubungan kerja.

8. Mendampingi pendidik agar profesional dalam pembelajaran,

pembimbingan, pelatihan, dan penilaian.

9. Mendorong pengelola agar profesional dalam mengembangkan kurikulum.

10. Mengelola keuangan secara akuntabel, dan kredibel.

11. Mendorong penyelenggara dan pengelola agar mampu memfungsikan unsur-

unsur manajemen secara profesional.

4.1.4 Sasaran

1. Peserta didik memiliki semangat cinta kasih, rela berkorban, adil, dan lebih

berpihak kepada yang miskin.

2. Peserta didik memiliki wawasan kebangsaan yang pluralis, demokratis, adil,

berbudaya, dan inklusif dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

3. Komunitas pendidikan yang dijiwai ”semangat kebebasan dan cinta kasih

injili”, bermartabat, mengintegrasikan iman-ilmu, iman-kehidupan, serta

iman-budaya.

Page 12: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

12

4. Peserta didik mampu mengemban tanggung jawab yang benar,

menggunakan kebebasan secara tepat, dan terlibat secara aktif dalam

bermasyarakat.

5. Peserta didik memiliki kecerdasan holistik: intelektual, emosional, dan

spiritual.

6. Peserta didik memiliki kepribadian yang religius, kreatif, dan mandiri.

7. Penyelenggara agar profesional dalam merekrut, membina, menghargai, dan

memutuskan hubungan kerja.

8. Pendidik profesional dalam pembelajaran, pembimbingan, pelatihan, dan

penilaian.

9. Pengelola (kepala sekolah) profesional dalam mengembangkan kurikulum.

10. Penyelenggara dan pengelola profesional dalam mengelola keuangan secara

akuntabel, dan kredibel.

11. Penyelenggara dan pengelola dalam memfungsikan unsur-unsur manajemen

secara profesional.

4.1.5 Strategi

Strategi Yayasan Paulus dibagi dalam 5 bidang pengembangan strategis meliputi:

1. Pengembangan spiritualitas pendiri Yayasan Paulus Makassar.

2. Pengembangan pencerdasan kehidupan bangsa.

3. Pengembangan kesetiaan terhadap ciri khas Katolik.

4. Pengembangan keunggulan dalam pendampingan siswa.

5. Pengembangan profesionalitas.

Dari 5 bidang pengembangan tersebut disusun butir-butir program strategis dan

rincian program untuk setiap bidang strategi (Renstra Yayasan Paulus Makassar, 2011-

2015, bab III).

4.2 Sistem Pengelolaan Keuangan

4.2.1 Sistem Perencanaan

Tujuan penyusunan Renstra (Pengantar Renstra Yayasan Paulus Makassar, 2011-

2015) adalah:

1. Menunjukkan arah yang hendak dituju.

2. Menjadi basis untuk melakukan perencanaan dan pengembangan.

Page 13: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

13

3. Membentuk koordinasi antarbagian/tingkatan unit kerja.

4. Menciptakan kinerja unit yang baik.

5. Menghindari konflik akibat perbedaan persepsi.

6. Menjadi dasar dalam bekerja berdasarkan sistem.

7. Memungkinkan mengadakan evaluasi secara terarah.

Berdasarkan tujuan tersebut Yayasan Paulus Makassar telah menyusun Renstra

tahun 2011 – 2015, yang memuat 5 bidang pengembangan strategis dan 37 program

strategis dengan 192 rincian program yang akan dilaksanakan sepanjang periode 5 tahun.

Perencanaan 5 tahun secara komprehensif membentuk sebuah sistem yang

pelaksanaannya berdampak pada keterlibatan pihak manajemen yayasan, kepala sekolah,

tenaga pendidik dan kependidikan, dan murid-murid sekolah.

4.2.2 Sistem dan Prosedur Akuntansi

Prosedur Penerimaan Kas

Penerimaan kas (uang) yang diterima dari orangtua murid dikategorikan atas 2

kategori yaitu: kas yang harus disetor ke yayasan dan kas yang disimpan dan dikelola

sekolah. Kas yang disetor ke yayasan meliputi: uang sekolah, uang pangkal, dan uang

alat. Kas yang disimpan dan dikelola sekolah meliputi: uang seragam, uang praktikum,

uang pembinaan, uang buku, dan lain-lain yang manfaatnya berhubungan langsung

dengan proses pembelajaran.

Prosedur penerimaan kas melibatkan pihak sekolah dan pihak yayasan. Pihak

yang bertanggung jawab terhadap penerimaan kas adalah kepala sekolah, bendahara

sekolah, kepala perwakilan, team, kepala kantor yayasan, kepala bagian keuangan

yayasan, bagian akuntansi yayasan, bagian penerimaan uang (kasir) yayasan.

Prosedur penerimaan kas dibagi dalam 3 tahapan sebagai berikut:

1. Penerimaan kas dari kegiatan PMB dan Penerimaan kas rutin (harian).

2. Penyetoran tunai ke yayasan dan penyetoran tunai melalui bank.

3. Pelaporan bulanan (SPP), pelaporan 3 (tiga) bulanan (SPP).

Sistem Akuntansi dan dokumen transaksi

Sistem akuntansi Yayasan Paulus Makassar meliputi siklus akuntansi: buku

harian dan buku kas. Sistem akuntansi tersebut didukung dengan dokumen pendukung

dan bukti transaksi, meliputi: kuitansi Penerimaan Murid Baru (PMB), buku PMB, buku

Page 14: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

14

slip setoran PMB, kartu uang sekolah, buku slip setoran (uang sekolah, uang pangkal,

dan uang alat), buku slip setoran ke bank, buku Sumbangan Peyelenggaraan Pendidikan

(SPP), buku SPP, dan map surat (arsip) setoran.

4.2.3 Sistem Pengawasan dan Pelaporan Keuangan

Sistem pengawasan dilakukan melalui struktur organisasi yang ada sesuai dengan

kewenangan dan tanggung jawab masing-masing. Sesuai uraian tugas fungsi pengawasan

melibatkan kepala perwakilan daerah dan badan pengawas yayasan. Fungsi pengawasan

dari badan pengawas yayasan akhir-akhir ini kurang optimum. Yang sangat berperan

dalam pengawasan adalah kepala perwakilan daerah. Program pengurus yayasan dalam

menunjang pengawasan adalah melakukan kunjungan minimum 2 kali dalam setahun

(terjadwal), dan bila dipandang perlu karena adanya kondisi tertentu maka dilakukan

kunjungan sesuai kebutuhan. Kunjungan pengurus yayasan ke sekolah-sekolah umumnya

melibatkan kepala perwakilan daerah masing-masing sekolah.

Pelaporan keuangan dilakukan sekolah kepada yayasan setiap akhir bulan.

Laporan sekolah harus mendapatkan persetujuan dari kepala perwakilan daerah sebagai

pengawas sebelum laporan dikirimkan kepada yayasan.

4.3 Sistem Pengendalian Internal

4.2.1 Identifikasi elemen-elemen pengendalian

Dari hasil identifikasi melalui data sekunder diperoleh adanya ketersediaan

elemen-elemen pengendalian internal yayasan. Elemen-elemen pengendalian internal

yayasan selama ini sebagian besar (73%) sudah ada. Keberadaan elemen-elemen

pengendalian internal tersebut ditinjukkan dalam 14tabel 4 berikut:

Tabel 4

Daftar elemen pengendalian internal

No. Keterangan Ya Tidak

1. Lingkungan Pengendalian

a. Integritas dan Nilai Etika √

b. Komitmen dan Kompetensi √

c. Filosofis Manajemen dan Gaya Operasi √

d. Struktur Organisasi √

e. Penetapan Otoritas dan Pertanggungjawaban √

f. Kebijakan dan Prosedur SDM √

Page 15: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

15

2. Penilaian Risiko

a. Rumusan Tujuan secara keseluruhan √

b. Perumusan Tujuan institusi pada tingkat

kegiatan

c. Identifikasi Risiko √

d. Analisis Risiko √

e. Mengelola Risiko √

3. Aktivitas Pengendalian

a. Review Pencapaian Kinerja Utama Pimpinan √

b. Pembinaan sumber daya manusia √

c. Pemrosesan Informasi √

d. Pengendalian Fisik Asset Rawan untuk menjaga

keamanan asset

e. Penetapan dan Pemantauan Indikator dan Ukuran Kinerja

f. Pemisahan Tugas mengurangi kesalahan,

pemborosan, dan kecurangan √

g. Pelaksanaan Tranksasi berdasarkan otorisasi dari pengawas

h. Pencatatan dan pengklasifikasian Transaksi

Secara Layak

i. Pembatasan Akses dan Pertanggungjawaban atas Penyimpanan Aset

j. Pengendalian Internal dengan dokumentasi yang

jelas

4. Informasi dan Komunikasi

a. Informasi √

b. Komunikasi √

5. Monitoring

a. Monitoring Kegiatan Sedang Berjalan √

b. Evaluasi Terpisah √

c. Tindak Lanjut Atas Temuan Audit √

Jumlah 19 7

Persentase 73% 27%

Sumber: Kantor Yayasan Paulus, diolah 2013

4.2.2 Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian merupakan faktor-faktor yang menentukan dalam

membangun, mendukung, dan meningkatkan efektivitas kebijakan dan prosedur

pengendalian. Lingkungan pengendalian menentukan iklim organisasi yang dapat

menumbuhkan kesadaran terhadap pentingnya pengendalian.

Yayasan Paulus Makassar melalui rapat kerja tanggal 1 sampai dengan 3 Oktober

2010, memutuskan beberapa hal sebagai berikut:

Page 16: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

16

1. Mendorong agar pelaku pendidikan Yayasan Paulus Makassar meningkatkan

diri dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan pencerdasan kehidupan

bangsa yang menjadi tujuan negara.

2. Menegaskan pelaku pendidikan Yayasan Paulus Makassar untuk

mempertahankan ciri khas Katolik yang inklusif dalam semangat kebebasan dan

cinta kasih injili.

3. Mendorong agar pelaku pendidikan Yayasan Paulus Makassar memahami,

menghayati, dan mengamalkan spiritualitas pendiri.

4. Mendorong agar pelaku pendidikan Yayasan Paulus Makassar agar

melaksanakan pendampingan peserta didik yang bertanggungjawab, mampu

menggunakan kebebasan secara tepat, dan terlibat dalam kehidupan

bermasyarakat.

5. Mendorong agar pelaku pendidikan Yayasan Paulus Makassar mengembangkan

kepekaan sosial dan kepedulian peserta didik dari keluarga mampu untuk

membantu dan membela yang miskin.

6. Mendorong agar pelaku pendidikan Yayasan Paulus Makassar agar

mendampingi peserta didik memiliki kecerdasan holistik.

7. Mendorong agar pelaku pendidikan Yayasan Paulus Makassar agar memahami,

menghayati, dan mengamalkan filosofi pendidikan Katolik.

8. Mendorong agar pelaku pendidikan Yayasan Paulus Makassar berlaku

professional dalam menyelenggarakan, mengelola, dan melaksanakan karya

pendidikan.

9. Menumbuhkembangkan penggalangan dan pengelolaan dana Yayasan Paulus

Makassar secara akuntabel dan kredibel.

10. Menumbuhkembangkan penyelenggaraan dan pengelolaan Yayasan Paulus

Makassar agar melaksanakan manajemen secara professional.

Gambaran lingkungan pengendalian yayasan diungkap oleh informan 1 melalui

wawancara sebagai berikut:

Filosofi manajemen yayasan adalah cara melihat karya sebagai pewartaan

gereja. Sekolah Katolik merupakan media pewartaan, karena salah satu karya pastoral

adalah pendidikan. Karena itu saya selalu melibatkan pastor paroki di mana sekolah

berada supaya ada pengawasan. Pastor Paroki dibuatkan Surat Keputusan (SK) untuk

Page 17: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

17

membantu sebagai pembimbing rohani. Kadang ada yang bertanya berapa sumbangan

yayasan ke KAMS? Pertanyaannya seharusnya dibalik, berapa yang disumbang KAMS

kepada yayasan? Yayasan berpijak pada 4 pilar yaitu; mencerdaskan, setia pada

spiritualitas pendiri, ciri Katolik berpihak pada yang lemah dan profesionalitas. Itu yang

saya terapkan sudah 10 tahun.

Dari hasil wawancara mengindikasikan bahwa aspek penciptaan lingkungan

pengendalian telah dikembangkan Yayasan Paulus Makassar dan lembaga berusaha

untuk merumuskan dasar bagaimana menciptakan lingkungan yang memungkinkan

adanya integritas dan nilai-nilai etika, standar perilaku dan etika yang harus dilaksanakan

seluruh komponen yayasan. Keputusan rapat tersebut juga menghendaki adanya

komitmen terhadap kompetensi, yang dilandasi oleh filosofi manajemen dan gaya

operasi (bandingkan tabel 4), sikap dan kesadaran manajemen akan pentingnya

pengendalian internal yang baik. Usaha-usaha yayasan untuk menciptakan lingkungan

pengendalian yang baik sudah dilaksanakan meskipun masih perlu pembenahan

selanjutnya sebagaimana diungkap oleh informan 2 berikut:

Persoalan unit-sekolah dengan wilayah kerja yang luas sehingga kendala

komunikasi pasti ada. Barangkali memang masih harus dibenahi dalam pengelolaan

yayasan ini. Yayasan belum memiliki staf ahli untuk melihat peluang-peluang

pengembangan, misalnya dalam hal seleksi pegawai. Termasuk perlu konsultan untuk

memberikan masukan-masukan pengembangan yayasan. Usaha saya sekarang baru

sebatas membedakan 3 pos: uang pembangunan untuk sarana prasarana, uang alat

untuk running cost sekolah, uang sekolah untuk gaji. Untuk membangun perlu

mempertimbangkan kondisi keuangan. Untung ada pertemuan pengurus yayasan rutin

sekali sebulan untuk membicarakan hal-hal yang perlu dibenahi. Namun belum tertuang

dalam bentuk pedoman perencanaan yang dapat dievaluasi dan ditindaklanjuti.

4.2.2 Aktivitas pengendalian

Dalam struktur organisasi Yayasan Paulus Makassar menunjukkan rerangka

hubungan formal untuk mencapai tujuan yayasan melalui pembagian otoritas dan

tanggung jawab, wewenang dengan mekanisme yang jelas. Untuk menjamin bahwa

fungsi dan tanggung jawab masing-masing komponen yayasan dapat dilaksanakan

dengan baik maka perlu pengendalian yang baik pula. Pengendalian yang baik diperoleh

Page 18: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

18

dari adanya aktivitas pengendalian yang akan menuntun semua komponen sistem untuk

bekerja menurut sistem, pedoman, dan kebijakan yang telah ditetapkan yayasan.

Beberapa aktivitas pengendalian yang dilaksanakan Yayasan Paulus Makassar

meliputi:

a. Penilaian kinerja, dilakukan melalui DP3 yang memuat tentang penetapan dan

pemantauan indikator dan ukuran kinerja.

b. Pembinaan sumberdaya manusia; untuk tenaga pendidik dilakukan melalui

pendidikan formal dalam bentuk studi lanjut maupun melalui kegiatan pelatihan,

lokakarya, seminar, dan lain-lain. Pembinaan bagi tenaga kependidikan dilakukan

melalui pelatihan-pelatihan terkait bidang kerja.

c. Pemrosesan data masih bersifat manual menggunakan perangkat komputer.

d. Pengendalian asset untuk menjaga keamanan asset; dilakukan secara terpadu

melalui bagian-bagian yang ada dalam struktur organisasi.

Pelaksanaan aktivitas pengendalian yayasan sebagaimana diungkap informan 1

sebagai berikut:

Prinsipnya ada tanggung jawab masing-masing sesuai wewenang. Yayasan

mempunyai wewenang mengenai administrasi, misalnya; pengangkatan sumberdaya

manusia, kenaikan golongan, dan sebagainya. Sekolah operasional pendidikan.

Tanggung jawab sudah jelas tidak perlu campur tangan.

Aktivitas pengendalian yayasan lebih dipertegas melalui ungkapan informan 2

sebagai berikut:

Biasanya kita adakan pertemuan antar kepala kantor, sekretaris, personalia, dan

bagian keuangan untuk menyusun rencana program, termasuk rencana kunjungan ke 4

wilayah daerah. Kita rencanakan kunjungan paling tidak 2 (dua) kali dalam setahun.

Kunjungannya lebih bersifat silahturahmi bukan mengadili sekolah-sekolah dengan

maksud untuk mengkonfirmasi informasi catatan perwakilan daerah dan catatan kantor

yayasan, untuk dikomunikasikan. Biasanya melibatkan perwakilan untuk membicarakan

sekolah dan menyampaikan masukan-masukan dari daerah maupun pertanyaan dari

yayasan.

Page 19: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

19

Penegasan aktivitas pengendalian keuangan juga diungkap oleh informan 4

sebagai berikut:

Tidak ada konfirmasi atas rekening bank karena tidak ada selisih. Apa yang

diterima yayasan itu yang disetor ke bank. …… memang sekolah kadang mengeluh

karena tidak segera dipenuhi permintaan dananya, tapi kan disesuaikan dengan

uangnya, minus atau tidak.

Ungkapan informan 4 selaras dengan ungkapan informan 3 sebagai berikut:

Kontrol sangat baik, hanya bagaimana yayasan berpikir untuk mengelola dan

mencari sumber dana lain belum dilakukan selama ini.

Dari beberapa aktivitas pengendalian tersebut sebagaimana diungkap dalam hasil

wawancara mengindikasikan bahwa aktivitas pengendalian yayasan dalam bidang

sumberdaya manusia relatif memadai. Sementara dalam bidang pemrosesan data dan

pengendalian keamanan asset khususnya keuangan, mengindikasikan masih kurangnya

pemahaman mengenai pengendalian keuangan dan aktivitas pengendalian keuangan

masih minimum (bandingkan tabel 4).

4.2.3 Penilaian risiko

Strategi Yayasan Paulus dibagi dalam 5 bidang pengembangan strategis meliputi:

1. Pengembangan spiritualitas pendiri Yayasan Paulus Makassar.

2. Pengembangan pencerdasan kehidupan bangsa.

3. Pengembangan kesetiaan terhadap ciri khas Katolik.

4. Pengembangan keunggulan dalam pendampingan siswa.

5. Pengembangan profesionalitas.

Gambaran mengenai penilaian risiko yayasan disajikan dalam petikan wawancara

dengan informan 1 sebagai berikut:

Menurunnya peminat, banyak saingan, sekolah negeri makin bagus, sekolah

makin banyak, swasta juga semakin banyak dan menawarkan fasilitas yang lebih

bagus. Dari segi kualitas mungkin kurang lebih sama. Karena kita menekankan pada

proses bukan hasil. Secara teoritis kan, proses yang baik pasti hasilnya baik.

Yayasan hampir belum berinvestasi, baru menyimpan duit secara aman, itu kan bukan

investasi. Terkait pengembangan sumberdaya manusia terutama guru-guru, saya sering

Page 20: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

20

mengatakan, apa pun kurikulumnya tapi yang menentukan sdmnya. Bidang

pengembangan guru-guru belum dianggarkan khusus, baru sebatas pelatihan-pelatihan

bersama melalui KOMDIK KAMS. Ke depan sementara dalam proses merintis

kerjasama dengan penerbit untuk memprogramkan pelatihan-pelatihan bagi guru-guru.

Hal ini dibuat karena uang yayasan memang masih sangat terbatas. Tapi kami sudah

berusaha untuk melakukan perubahan secara bertahap. Misalnya gaji setiap tahun

direncanakan akan ada perubahan meskipun kecil, pengangkatan sdm secara bertahap

karena kesulitan dana pengembangan. Memang belum ada program terpadu. Program

dibuat awal tahun pelajaran dengan mempertimbangkan kondisi keuangan sekolah-

sekolah karena sebagian besar sekolah mengalami defisit, hanya beberapa sekolah yang

surplus. Kecuali pembinaan rohani harus dilaksanakan. Ada 12 sekolah di Makassar,

yang surplus hanya SMA Katolik Cenderawasih, SMP Garuda, dan SD . Pihak sekolah

tahu kalau minus setelah yayasan sampaikan baru mereka tahu minus. Mereka sangka

dengan bawa duit ke yayasan sudah bisa terpenuhi semua kebutuhan. Daya saing

berkurang, yang dilakukan adalah bagaimana supaya tetap memiliki “daya tahan”

ketimbang untuk bersaing secara kompetitif. Ke depan ada wacana menggabungkan unit

pendidikan termasuk perguruan tinggi. Seperti Yayasan Palisupadang Palapala apakah

gabung dengan Yayasan Paulus atau dengan STIKPAR Rantepao. Tapi masih perlu

kajian mendalam melalui masukan dan analisis pakar.

Dalam hubungannya dengan penaksiran risiko khususnya berkaitan dengan

perencanaan strategis yang menghendaki adanya anggaran tahunan, informan 3

mengungkapkan sebagai berikut:

Praktis anggaran tidak dibuat selama ini, karena untuk hal-hal rutin sudah jelas.

Bahwa ada penarikan sejumlah uang dari siswa untuk alat dan uang pembangunan,

yayasan melihat dan memutuskan untuk membangun. Memang anggaran belum

mendesak untuk harus dibuat. Tetapi kesan saya yayasan mau menang sendiri. Kalau

kami diundang pertemuan pembicaraan terlalu umum, lebih pada meminta

“kesabaran”. Tidak ada permintaan yayasan tentang usul dan ide untuk mengajak

berpikir bersama kepala sekolah mengenai masa depan keuangan yayasan.

Terkait keterlibatan dalam penyusunan anggaran informan 2 menungkapkan

bahwa penyusunan anggaran biasanya melibatkan kepala sekolah dan perwakilan daerah.

Page 21: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

21

Strategi pengembangan yang dibangun yayasan dengan berpijak pada spiritualitas

pendiri untuk pencerdasan bangsa sesuai ciri khas Katolik menjadi penciri keunggulan

sekolah dan profesionalitas dalam pengelolaan yayasan sebagaimana terungkap dalam

hasil wawancara akan memberikan keunggulan kompetetif dalam menghadapi

persaingan di bidang pendidikan dasar sampai menengah. Strategi tersebut tampaknya

sudah diimplementasi dalam beberapa bidang seperti sumberdaya manusia, administrasi

dan keuangan, walaupun belum menyeluruh (bandingkan tabel 4). Pengembangan

keunggulan spesifik melalui pengembangan kompetensi sumber daya manusia belum

terprogram dengan baik karena kondisi keuangan yayasan masih kurang mendukung.

Strategi yayasan saat ini adalah bagaimana mengelola sumberdaya agar yayasan masih

tetap survive. Dengan kondisi keuangan yang ada, yayasan berupaya melakukan

program pengembangan secara bertahap khususnya berkaitan dengan kesejahteraan

pegawai, pelatihan tenaga pendidik, dan pengangkatan pegawai. Bila dikaitkan dengan

evaluasi efektifitas strategi dalam pencapaian tujuan belum bisa terukur dengan baik

karena belum tersedianya anggaran yang berfungsi sebagai sarana implementasi strategi

yang telah ditetapkan.

4.2.4 Informasi dan komunikasi

Sistem dan prosedur yang baik menggambarkan semua aktivitas yang berdampak

pada aktiva, utang, pendapatan dan biaya yang terjadi, diproses secara sistematis, akurat,

dan andal sehingga dapat menjadi dasar pengambilan keputusan. Sebagai contoh

kebijakan dan pedoman untuk prosedur akuntansi yang jelas baru sebatas transaksi

penerimaan kas. Pada sisi lain, sangat penting adanya kebijakan dan pedoman untuk

prosedur akuntansi pengeluaran kas karena aktivitas pengeluaran kas sangat berpotensi

menimbulkan penyimpangan.

Sistem akuntansi yang tidak lengkap sampai pada penyusunan laporan keuangan

khsususnya neraca tahunan belum dapat memberikan informasi yang akurat dan andal

menjadi sarana komunikasi serta dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan yang

tepat. Neraca menjadi sangat penting untuk disusun karena gambaran mengenai kondisi

keuangan yayasan laporan laba rugi menunjukkan pendapatan dan biaya selama satu

tahun dapat memberikan informasi mengenai seberapa besar kemampuan yayasan dalam

menghasilkan berapa laba (surplus) yang dapat menambah modal yayasan selanjutnya.

Page 22: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

22

Gambaran mengenai informasi dan komunikasi yayasan dengan sekolah-sekolah

diungkapkan oleh informan 1 sebagai berikut:

Masing-masing sekolah mengelola uangnya sendiri, dan dilaporkan ke yayasan.

Yayasan menentukan pengeluaran. Sekolah mengelola dana rutin kecuali gaji, diperiksa

yayasan dan dibayar diperwakilan. Ada laporan tapi kayaknya tidak lengkap, praktis

anggaran yang besar-besar saja kalau sudah nilai jutaan yayasan. Mungkin neraca,

laba/rugi hanya yayasan dan Makassar tetapi belum lengkap.

Ungkapan informan1 tersebut juga didukung oleh ungkapan informan 2 sebagai

berikut:

Selama ini mau dikatakan bagaimana ya. Memang beberapa bagian diantaranya

yang bisa dinilai dengan uang misalnya sarana komputer, sarana belajar mengajar,

biasanya diutamakan dana yang dikelola sekolah. Kalau tidak cukup maka sekolah

berembuk dengan yayasan. Sebagian dana dikelola di sekolah, tetapi tidak diminta

laporan karena sudah jelas dari laporan setoran ke yayasan. Bagaimana uang

digunakan, tidak ditanya lagi tapi tergantung pada kreativitas sekolah dengan prinsip

maksimalkan untuk kepentingan sekolah. Kebanyakan permintaan dari sekolah mungkin

dikatakan hampir semua permintaan dipenuhi hanya masalah waktu, karena yayasan

harus mempertimbangkan keseimbangan untuk sekolah-sekolah yang ada. Ada memang

permintaan dana sekolah yang tidak pernah dipenuhi seperti permintaan lembaga studi.

Khusus kegiatan oleh lembaga studi tidak dipenuhi kecuali ada rekomendasi dari dinas

pendidikan. Memang keuangan yayasan sentral dalam hal laporan, tetapi masalah dana

dikelola di perwakilan. Yang dikirim ke yayasan hanya dana hari tua untuk diteruskan

ke KWI. Uang ada di unit masing-masing tapi laporan ada di sini (yayasan). Sampai

saat ini yayasan belum menyusun laporan laba rugi dan neraca.

Informasi keuangan juag diungkapkan oleh informan 3 sebagai berikut:

Tidak pernah ada informasi keuangan yayasan, hanya ada laporan dikirim ke

sekolah setelah akhir tahun, kami tidak pernah melaporkan keuangan. Tetapi bila ada

gejala keterlambatan pembayaran dari sekolah langsung yayasan tegur. Komunikasi

kurang lancar, dalam menenentukan uang sekolah selama ini saya hanya rasa-rasa.

Permintaan dana dari sekolah lebih banyak ditolak, bukan ditolak tapi ditunda. Kami

hanya duga-duga mengapa ditunda, contoh saya pernah minta pengecetan sekolah

dikabulkan setelah 5 tahun. Ada dana untuk sarana buku, seragam, praktikum dikelola

Page 23: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

23

di sekolah, dan tidak diminta dilaporkan ke yayasan, tetapi dikeluarkan sesuai dengan

tujuannya dan kalau ada sisanya dibagi-bagi untuk kesejahteraan guru dan pegawai.

Kurang lengkapnya prosedur keuangan diungkapkan oleh informan 4 sebagai

berikut:

Ya, secara tertulis prosedur keuangan baru prosedur penerimaan uang. Kalau

pengeluaran langsung di yayasan. Kadang dari bos, ketua yayasan atau kepala kantor.

Kalau pengadaan barang diurus oleh bagian sarana.pertanggungjawaban keuangan

dilakukan pada setiap selesai kegiatan.

Dari hasil wawancara terungkap bahwa yayasan telah berusaha membangun

komunikasi dengan unit/sekolah namun masih ada hambatan-hambatan yang dijumpai

karena ketiadaan sarana komunikasi yang standar untuk bisa dipahami dan diikuti oleh

semua pihak. Komunikasi yang kurang lancar menyebabkan adanya informasi yang tidak

sampai sasaran. Sistem dan prosedur keuangan yang kurang memadai menyebabkan

proses akuntansi belum mampu mengahsilkan informasi keuangan dalam bentuk laporan

keuangan yang baik (bandingkan tabel 4).

4.2.5 Monitoring

Monitoring atau pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan khususnya terkait

dengan masalah keuangan menjadi suatu kegiatan yang sangat penting untuk

memastikan adanya kesesuaian antara apa yang direncanakan dengan apa yang

dilaksanakan. Monitoring yang baik seharusnya dilaksanakan dalam rangka evaluasi

kegiatan maupun keuangan sebagai upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Oleh karena itu diperlukan adanya sistem pencatatan dan pelaporan yang baik, dan

menyusun anggaran untuk suatu periode tertentu.

Anggaran memuat rencana-rencana kegiatan untuk suatu periode tertentu disertai

jumlah uang yang dibutuhkan untuk setiap rencana kegiatan. Monitoring anggaran

menjadi sarana evaluasi baik aspek kegiatan maupun aspek pendanaan.

Kegiatan monitoring keuangan yayasan diungkapkan oleh informan 1 sebagai

berikut:

Audit eksternal baru sekali tapi sudah lama, lebih dari 5 tahun lalu. Kita mau

tiap tahun tapi biayanya besar kan? Pengendalian baru sebatas pengelolaan “tidak satu

tangan”. Prinsip pemisahan tugas untuk pengamanan tapi melakukan pengawasan

Page 24: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

24

terhadap kebenaran prosedur belum ada. Kita ada sumberdaya manusia akuntansi tapi

belum memilki kemampuan untuk itu.

Informan 4 mengungkapkan kegiatan monitoring keuangan yayasan sebagai

berikut: selama saya di yayasan baru sekali audit oleh pak Kusnadi dan hasilnya

katanya sudah bagus. Waktu itu ketua yayasan masih Pastor Lukas. Dan dalam hal

evaluasi anggaran diungkapkan oleh informan 2 sebagai berikut: selama ini anggaran

biasanya dibuat awal tahun dan belum ada evaluasi terhadap pelaksanaan anggaran.

Dari aspek monitoring melalui audit laporan keuangan, yayasan belum

melaksanakan audit keuangan internal dan audit eksternal baru dilakukan sekali dalam

kurun waktu lebih dari 5 tahun (bandingkan tabel 4). Yayasan juga belum menyusun

anggaran baik tahunan maupun anggaran multi tahun.

Sistem pencatatan keuangan yang teratur dan sedapat mungkin mengikuti standar

akuntansi keuangan akan sangat membantu proses monitoring internal yang lebih dikenal

dengan pemeriksaan (audit) internal. Audit internal ditujukan untuk memastikan bahwa

pencatatan keuangan telah mengikuti prosedur yang baik dan dapat menjamin

keakuratan, keandalan dan keamanan asset yayasan. Monitoring dan evaluasi terhadap

anggaran memberikan informasi mengenai efektivitas dan efisiensi dalam suatu periode

tertentu.

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Melalui Renstra tahun 2011 – 2015, Yayasan Paulus Makassar telah meletakkan

dasar kebijakan untuk penciptaan lingkungan pengendalian yang baik. Terlebih didukung

oleh filosofi manajemen yang didasarkan pada makna karya sebagai salah satu sarana

pewartaan iman. Namun demikian keberadaan renstra belum didukung dengan

kebijakan, standar-standar, prosedur operasi dan indikator-indikator capaian secara

tertulis sehingga operasionalisasi renstra belum diterapkan dengan baik.

Usaha yayasan untuk mengendalikan kegiatan melalui aktivitas pengendalian

sesuai tujuan yang diharapkan selama ini telah dilaksanakan melalui jenjang struktur

organisasi yayasan. Meskipun dalam hal penerimaan murid baru dan penerimaan kas,

Page 25: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

25

telah menunjukkan aktivitas pengendalian yang jelas dan memadai, tetapi dalam bidang

kegiatan lainnya masih sulit untuk mengevaluasi keefektifan dari aktivitas pengendalian

yang telah dilaksanakan.

Strategi pengembangan spiritualitas pendiri untuk pencerdasan bangsa sesuai ciri

khas Katolik yang menjadi penciri keunggulan sekolah dan profesionalitas dalam

pengelolaan yayasan akan memberikan keunggulan kompetetif dalam menghadapi

persaingan di bidang pendidikan dasar sampai menengah. Strategi tersebut tampaknya

sudah diimplementasi dalam beberapa bidang seperti sumberdaya manusia, administrasi

dan keuangan, walaupun belum menyeluruh. Bila dikaitkan dengan evaluasi efektifitas

strategi dalam pencapaian tujuan belum bisa terukur dengan baik karena belum

tersedianya instrumen anggaran yang berfungsi sebagai sarana implementasi strategi

yang telah ditetapkan.

Sistem dan prosedur yang baik seharusnya mencakup semua aktivitas yang

berdampak pada aktiva, utang, pendapatan dan biaya yang terjadi, diproses secara

sistematis, akurat, dan andal sehingga dapat menjadi dasar pengambilan keputusan.

Sistem akuntansi yayasan yang masih sebatas pemrosesan penerimaan kas belum

sepenuhnya menghasilkan informasi yang akurat dan andal untuk menjadi sarana

komunikasi serta dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan yang tepat.

Monitoring dalam bentuk pengawasan dalam bentuk supervisi dilakukan secara

rutin dan dijadwalkan, tetapi monitoring khusus keuangan dalam bentuk audit baru sekali

dilakukan audit eksternal. Audit internal juga belum terlaksana pada hal audit penting

untuk memastikan bahwa sistem dan prosedur akuntansi telah mencerminkan

pengendalian internal yang dapat menjamin keakuratan, keamanan, dan keandalan

informasi keuangan Yayasan Paulus Makassar. Ketiadaan evaluasi atas pelaksanaan

anggaran juga menyebabkan ketidakakuratan informasi mengenai seberapa efektif dan

efisiennya suatu kegiatan operasio yang telah dilaksanakan untuk mencapai tujuan

yayasan.

5.2 Rekomendasi

Mengacu pada kondisi pengendalian internal yang diterapkan Yayasan Paulus

Makassar selama ini, maka perlu dilakukan pengembangan sistem pengendalian agar

menjadi lebih baik. Namun yang sangat penting dari pengembangan sistem adalah

Page 26: Analisis Sistem Pengendalian Internal Yayasan Pendidikan

26

dukungan manajemen dalam bentuk komitmen manajemen untuk mau memperbaiki

kelemahan yang ada selama ini.

Beberapa saran yang direkomendasikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a). yayasan melengkapi sistem akuntansi dengan sistem dan prosedur pengeluaran kas,

b). yayasan menyusun anggaran tahunan, c). yayasan melengkapi renstra dengan

kebijakan tertulis, standar, prosedur operasi, dan indikator-indikator capaian, d). yayasan

merekrut sumber daya manusia yang berkompeten khususnya untuk bidang keuangan

dan akuntansi.

Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakukan secara bertahap melalui pelatihan dan

lokakarya dengan melibatkan sumberdaya manusia yang sesuai bidangnya, misalnya

untuk level teknis administrasi dan keuangan dan untuk level manajerial.

DAFTAR PUSTAKA

Bodnar George H., William S. Hopwood, 2004. Sistem Informasi Akuntansi, Ed. 9,

Terjemahan Julianto Agung Saputro dan Lilis Setiawati, Penerbit Andy,

Yogyakarta.

Hall James A., 2007. Accounting Information Systems, Ed. 4, Terjemahan Dewi Fitriasari

dan Denny Arnos Kwary, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Husein M. Fakhri, 2004. Sistem Informasi Akuntansi, Cetakan pertama, Penerbit YKPN,

Yogyakarta.

Kieso, Weygant, Kimmel, 2012. Accounting Principles, 10th Ed., www. Wileyplus.com.

Romney Marshall B., Paul John Steinbart, 2009. Accounting Information Systems,

Eleventh edition, Pearson Internal Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey.

The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO).

2009, Internal Control — Integrated Framework: Guidance on Monitoring

Internal Control Systems.