Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet...

24
i Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocol) Berbasis SIP (Session Initiation Protocol) Pada Jaringan Wireless di Gedung FTI UKSW Artikel Ilmiah Oleh: Anjar Setiawan NIM : 672006192 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Maret 2013

Transcript of Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet...

Page 1: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

i

Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocol)

Berbasis SIP (Session Initiation Protocol) Pada Jaringan Wireless

di Gedung FTI UKSW

Artikel Ilmiah

Oleh:

Anjar Setiawan

NIM : 672006192

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Maret 2013

Page 2: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...
Page 3: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

ii

Page 4: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

iii

Page 5: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

iv

Pernyataan

Tugas akhir berikut ini :

Judul : Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet

Protocol) Berbasis SIP (Session Initiation Protocol)

Pada Jaringan Wireless di Gedung FTI UKSW

Pembimbing : Wiwin Sulistyo, ST., M.Kom

Adalah benar hasil karya saya:

Nama : Anjar Setiawan

Nim : 672006192

Saya menyatakan tidak mengambil sebagian atau seluruhnya dari hasil karya

orang lain kecuali sebagaimana yang tertulis pada daftar pustaka.

Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya sesuai dengan ketentuan yang

berlaku dalam penulisan karya ilmiah.

Salatiga, 4 Maret 2013

Yang memberi pernyataan,

Anjar Setiawan

Page 6: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

1

Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocol) Berbasis SIP

(Session Initiation Protocol) Pada Jaringan Wireless di Gedung FTI UKSW

1)

Anjar Setiawan, 2)

Wiwin Sulistyo

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email:1)

[email protected],2)

[email protected],

ABSTRAK

Jaringan hotspot merupakan salah satu layanan teknologi komunikasi yang disediakan

oleh FTI UKSW. Pemanfaatan jaringan hotspot baru dimanfaatkan untuk akses internet.

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan jaringan tersebut, diupayakan dengan

mengembangakan sistem teleponi berbasis VoIP yang memanfaatkan infrastruktur yang

ada. Tujuan yang ingin dicapai adalah menyediakan sarana komunikasi suara yang bisa

digunakan di lingkungan FTI UKSW. Untuk mengoptimalkan kondisi infrastruktur

tersebut digunakan VoIP bersifat mobile user yang mampu melayani user untuk

berpindah dan berkomunikasi antar jaringan nirkabel dengan tetap memelihara

kelangsungan hubungan komunikasi. Penelitian ini telah menghasilkan suatu jaringan

VoIP yang mempunyai kemampuan mobile user dengan memanfaatkan jaringan yang ada

saat ini di FTI UKSW.

Kata Kunci: mobile VoIP, jaringan wireless, session initiation protocol

ABSTRACT

Hotspot network is one of the communication technology services which provided by FTI

UKSW. The hotspot networking utilization is only used for internet access. The

developing of theVoIP-based telephony system which used existing infrastructure is

attempted in order to optimize the hotspot networking utilization. The achievement is to

provide a communication service which can be used in FTI UKSW. A mobile user VoIP,

which can service the user moving and coomunicating among different wireless networks

while maintaining communication continuity, is used to respond to the condition of the

infrastructure. The result of this research is a VoIP network which has mobile user ability

by using the existing network in the FTI UKSW.

Keywords: mobile VoIP, wireless networking, session initiation protocol

_____________________

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga

2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Page 7: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

2

1. PENDAHULUAN

VoIP (Voice over Internet Protocol) merupakan sebuah implementasi

komunikasi yang digunakan melalui jaringan IP (internet protocol) dalam proses

melewatkan panggilan suara. Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi

bentuk digital dan dijalankan sebagai data oleh internet protocol. Jaringan internet

protocol sendiri merupakan jaringan komunikasi data yang berbasis packet-

switch, sehingga panggilan suara dapat dilakukan melalui jaringan IP [1].

Berkembangnya teknologi sekarang ini membuat jaringan VoIP dapat

dibangun tidak hanya melalui media wireline saja, tetapi juga dapat dibangun

pada jaringan wireless. Teknologi ini menawarkan keunggulan berupa mobilitas

yang baik sehingga mampu melayani user untuk berpindah dan berkomunikasi

antar jaringan wireless yang berbeda dengan tetap memelihara kelangsungan

hubungan komunikasi, sehingga mampu mengurangi kelemahan-kelemahan yang

ada pada jaringan wireline.

Penggunaan mobile VoIP pada jaringan wireless memungkinkan user

melakukan komunikasi secara berpindah-pindah tempat. Spesifikasi user yang

menggunakan mobile VoIP harus memiliki device yang sudah terintegrasi dengan

teknologi wifi (wireless fidelity) di dalamnya sebagai media koneksi ke jaringan.

Pengguna yang mempunyai fasilitas mobilephone dapat terhubung ke jaringan

VoIP ketika sinyal wifi berada dalam jangkuan dari access point. Kemudian

pengguna melakukan pendaftaran ke server VoIP dan setelah selesai server akan

memberikan ID dan password. Selanjutnya ID dan password dapat digunakan

oleh satu user untuk melakukan panggilan ke user lainnya yang telah terdaftar

dalam server VoIP dan berada dalam satu jaringan gedung FTI UKSW.

FTI UKSW sebagai fakultas yang bergerak dalam bidang teknologi

informasi ini mempunyai infrastruktur jaringan yang memungkinkan diterapkan

mobile VoIP. Salah satunya yaitu dengan adanya fasilitas hotspot yang dapat

diakses oleh semua civitas fakultas. Tetapi dilihat dari segi komunikasi secara

intranet, pemanfaatan jaringan wireless tersebut belum optimal, karena sebagian

besar fasilitas hotspot hanya digunakan untuk akses internet saja. Untuk

mengoptimalkan pemanfaatan jaringan tersebut diupayakan dengan

mengembangkan sistem teleponi berbasis mobile VoIP yang memanfaatkan

infrastruktur jaringan yang ada. Tujuan yang ingin dicapai adalah menyediakan

sarana komunikasi suara yang bisa digunakan di lingkungan FTI UKSW.

Pada artikel ini membahas terkait dengan simulasi mobile VoIP pada

jaringan wireless gedung FTI UKSW. Untuk menguji kinerja pada server VoIP

akan dianalisis dari nilai delay, jitter, dan packet loss sehingga didapatkan

penskalaan nilai MOS (Mean Opinion Score) untuk memntukan kelayakan

implementasi mobile VoIP di dalam jaringan wireless gedung FTI UKSW.

2. Kajian Pustaka

Dalam mengembangkan teknologi VoIP ini, banyak sumber acuan yang

digunakan untuk mendukung penelitian. Sumber acuan ini dapat berupa buku-

buku penunjang dan penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pihak

lain. Pada penelitian sebelumnya pernah dilakukan pemodelan jaringan VoIP

Page 8: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

3

dengan pengelolaan data user pada jaringan FTI UKSW yang menggunakan

media wireline [2]. Pengembangan selanjutnya dilakukan penelitian VoIP pada

jaringan wireless di gedung FTI UKSW dengan memanfaatkan perangkat dan

infrastruktur yang sudah ada. Pengembangan dalam penelitian VoIP ini mengarah

ke sistem mobile user sehingga memberikan inovasi yang lebih ke pengguna

mobilephone dalam berkomunikasi menggunakan VoIP. Tetapi dengan tidak

menutup kemungkinan pengguna yang tidak menggunakan mobilephone juga bisa

menggunakan fasilitas ini. Pengguna mobilephone bisa berkomunikasi secara

fleksibel didalam jangkauan jaringan gedung FTI UKSW meskipun berpindah-

pindah tempat maupun berpindah jaringan namun masih dalam jangkauan sinyal

hotspot.

VoIP (Voice over Internet Protocol) adalah teknologi yang memanfaatkan

Internet Protocol untuk menyediakan fasilitas komunikasi suara. VoIP

melewatkan trafik suara melalui jaringan IP. Jaringan IP adalah jaringan

komunikasi data yang berbasis packet switch. Trafik VoIP dibagi menjadi dua

bagian transmisi jaringan yaitu transmisi untuk signaling dan untuk RTP

(Realtime Transfer Protocol). Protokol yang digunakan untuk signaling selalu

berbasis TCP (Transfer Control Protocol), sedang untuk RTP yang digunakan

adalah protokol berbasis UDP (User Datagram Protocol) [3]. Pada jaringan VoIP

terdapat unsur yang membentuk atau bekerja pada sebuah jaringan VoIP yaitu

User Agent, Proxy, dan Protocol.

User agent merupakan sistem akhir (end system) yang digunakan untuk

berkomunikasi. User agent terdiri atas dua, yaitu berbasis perangkat lunak

(softphone) dan berbasis perangkat keras (hardphone) [4]. Pada penelitian ini

yang digunakan adalah user agent berbasis perangkat lunak yaitu sipdroid dan

sjphone.

Proxy merupakan komponen penengah antar user agent, bertindak sebagai

server yang menerima request message dari user agent dan menyampaikan pada

user agent lainnya [4]. Dalam penelitian ini digunakan asterisk sebagai proxy

server.

Protocol adalah himpunan aturan khusus bahwa titik akhir dalam koneksi

telekomunikasi yang digunakan saat berkomunikasi. Protokol menentukan

interaksi antara entitas yang berkomunikasi [4]. Dalam peneltitian ini protokol

yang digunakan adalah SIP (Session Initiation Protocol).

Arsitektur jaringan VoIP secara umum, terdiri dari beberapa komponen

VoIP yang terintegrasi sehingga komunikasi suara dapat terjalin pada jaringan

yang berbasis internet protocol, arsitektur jaringan VoIP secara umum terlihat

seperti pada gambar 1 [5].

Page 9: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

4

Gambar 1 Arsitektur Jaringan Voip Secara Umum [5]

Pada penelitian kali ini arsitektur jaringan yang digunakan menggunakan

infrastruktur berbasis jaringan wireless. Wireless LAN adalah suatu jaringan area

lokal nirkabel yang menggunakan gelombang radio sebagai media transmisinya.

Spesifikasi 802.11 adalah standar komunikasi untuk WLAN yang disahkan oleh

Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) pada tahun 1997 [6].

Dengan menggunakan media wireless memungkinkan mobilisasi VoIP dapat

terjadi pada user di dalam sebuah jaringan, sehingga apabila diaplikasikan ke

dalam teknologi VoIP dapat disebut dengan mobile VoIP.

Switch

AP 1

(hotWDS)AP 2

(Sarpras)

Router

Server

Gambar 2 Proses Mobilisasi User

Mobilisasi merupakan kemampuan untuk bergerak bebas, mudah, teratur,

dan mempunyai tujuan. Pada gambar 2 menjelaskan tentang mobilisasi atau

perpindahan user dari jaringan satu ke jaringan lain pada saat melakukan sesi

komunikasi [6].

Session Initiation Protocol (SIP) adalah pengendalian aplikasi layer

(isyarat) protokol untuk membuat, mengubah, dan mengakhiri sesi dengan satu

atau lebih peserta. Sesi ini mencakup konferensi multimedia internet, internet

panggilan telepon dan multimedia distribusi. SIP memanfaatkan RTP (Real Time

Protocol) untuk media transfer. Dapat dikatakan juga SIP ini memiliki

karakteristik client-server, dimana request dari client dikirimkan ke server

Page 10: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

5

kemudian server mengolah request dan memberikan tanggapan terhadap request

yang diberikan client. Request dan tanggapan terhadap request tersebut disebut

transaksi SIP [5].

Dalam hubungannya dengan mobile VoIP, ada dua komponen yang ada di

dalam sistem SIP, yaitu User Agent dan Network Server [4]. User Agent

merupakan sistem akhir (end system) yang digunakan untuk berkomuikasi,

dimana user agent ini memiliki dua bagian, yaitu: User Agent Client (UAC) dan

User Agent Server (UAS). UAC merupakaan aplikasi pada client yang didesign

untuk memulai SIP request, sedangkan UAS merupakan aplikasi server yang

memberitahukan user jika menerima request dan memberikan respon terhadap

request tersebut. Respon dapat berupa menerima atau menolak request. Network

Server pada SIP terbagi menjadi 3 yaitu Proxy Server, Redirect Server, dan

Registrar Server. Proxy Server merupakan komponen penengah antar user agent,

bertindak sebagai server dan client yang menerima request message dari user

agent dan menyampaikan pada user agent lainnya. Redirect Server merupakan

komponen yang menerima request message dari user agent, memetakan alamat

SIP user agent atau proxy tujuan kemudian menyampaikan hasil pemetaan

kembali pada user agent pengirim (UAC). Registrar Server merupakan komponen

yang menerima request dari user agent dan menyimpan database user untuk

otentikasi dan lokasi sebenarnya (berupa IP dan port) agar user yang terdaftar

dapat dihubungi oleh komponen SIP lainnya dan berfungsi sebagai Location

Server juga. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2 yang menjelaskan

proses SIP dalam melakukan proses sesi komunikasi.

Gambar 2. Proses SIP (zhwin.ch)

Kualitas layanan sangatlah diperhitungkan dalam suatu implementasi,

begitu pula pada mobile VoIP. Kualitas layanan akan menuju ke arah kemampuan

suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik data

tertentu pada berbagai jenis platform teknologi. Secara umum, ada beberapa

parameter-parameter penting yang mempengaruhi kualitas layanan suara pada

mobile VoIP. Parameter ini dijadikan gambaran ukuran kinerja dari suatu mobile

VoIP. Beberapa parameter tersebut yaitu: delay, jitter, packet loss, dan MOS

(Mean Opinion Score) [5].

Delay adalah waktu tunda yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak

dari asal ke tujuan. Dalam perancangan mobile VoIP, waktu tunda merupakan

suatu permasalahan yang harus diperhitungkan karena kualitas suara bagus

tergantung dari delay [7].

Page 11: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

6

Tabel 1 Tingkat kualitas jaringan IP berdasarkan delay [7]

Waktu Delay Kategori

0 - 150 ms Dapat diterima untuk kebanyakan aplikasi pengguna.

150 - 300 ms Masih dapat diterima jika pelaksana (administrator) telah

mengetahui akibat waktu transmisi pada QoS aplikasi

pengguna.

> 300ms Tidak dapat diterima untuk perencanaan rancangan jaringan

pada umumnya; bagaimana pun juga, hal ini disadari bahwa

kasus-kasus tertentu batas ini akan terlampaui.

Terlihat pada tabel 1 besarnya waktu tunda maksimum yang

direkomendasikan oleh ITU-T G.114 untuk aplikasi suara adalah 0 - 150ms,

sedangkan waktu tunda maksimum dengan kualitas suara yang masih dapat

diterima pengguna adalah 300ms, dan selebihnya kualitas suara sudah tidak dapat

diterima dengan baik dalam komunikasi.

Jitter merupakan variasi waktu kedatangan antara paket-paket yang

dikirimkan terus-menerus dari satu terminal (source) ke terminal yang lain

(destination) pada jaringan IP. Ada tiga kategori penurunan kualitas jaringan

berdasarkan nilai variasi waktu tunda. Tabel 2 menunjukkan tiga kategori tingkat

kualitas jaringan IP berdasarkan jitter [7].

Tabel 2 Tingkat kualitas jaringan IP berdasarkan jitter [7]

Kategori Degradasi Variasi Waktu Tunda

Baik 0 - 20 ms

Dapat Diterima 20 - 50 ms

Tidak Dapat Diterima > 50 ms

Dalam komunikasi pada jaringan, packet loss atau tingkat paket hilang

merupakan hal yang biasa. Packet loss terjadi ketika terdapat penumpukan data

pada jalur yang dilewati dan menyebabkan terjadinya overflow buffer pada router.

Tabel 3. menunjukkan tingkat kualitas jaringan IP berdasarkan tingkat paket

hilang [7].

Tabel 3 Tingkat kualitas jaringan IP berdasarkan tingkat packet loss [7]

Kategori Degradasi Tingkat Paket Hilang

Baik 0 - 1%

Dapat Diterima 1 - 5%

Cukup dapat diterima 5 - 10%

Tidak Dapat Diterima > 10%

Untuk menentukan kualitas layanan suara dalam mobile VoIP, standar

penilaian MOS dikeluarkan oleh International Telecommunication Union (ITU-T)

pada tahun 1996 (ITU-T P.800, 1996). MOS memberikan penilaian kualitas suara

dengan skala satu sampai lima, dimana satu merepresentasikan kualitas suara

yang tidak direkomendasikan dan lima merepresentasikan kualitas suara yang

sangat memuaskan [7]. Penilaian dengan menggunakan MOS memiliki kriteria

seperti yang terlihat pada tabel 4 berikut.

Page 12: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

7

Tabel 4 Nilai Kualitas Berdasarkan MOS [7]

Skala Keterangan

1.0 - 2.5 Tidak direkomendasikan

2.6 - 3.0 Tidak memuaskan

3.1 - 3.5 Kurang memuaskan

3.6 - 3.9 Puas

4.0 - 4.5 Memuaskan

4.6 - 5.0 Sangat memuaskan

Pada dasarnya tingkat penurunan kualitas yang diakibatkan oleh transmisi

data memegang peranan penting terhadap kualitas suara yang dihasilkan. Hal

yang menjadi penyebab penurunan kualitas suara diantaranya adalah delay dan

packet loss. Pendekatan matematis yang digunakan untuk menentukan skala MOS

dalam mobile VoIP dimodelkan dengan E-Model yang distandarkan oleh ITU-T

G.107. Nilai akhir estimasi E-Model disebut dengan r-factor. R-factor

didefinisikan sebagai faktor kualitas transmisi yang dipengaruhi oleh parameter

packet loss dan delay [7][8]. R-factor ini didefinisikan pada persamaan 1 berikut: R = 94.2 – Id – Ie (1)

Dengan :

Id = Faktor penurunan kualitas yang disebabkan oleh pengaruh delay

Ie = Faktor penurunan kualitas yang disebabkan oleh teknik kompresi dan

packet loss yang terjadi

Nilai Id ditentukan dari persamaan 2 berikut ini :

Id = 0.024 d + 0.11(d – 177.3) H(d – 177.3) (2)

Ie = 7 + 30 * ln (1+15 e) (3)

Nilai Ie merupakan metode kompresi yang digunakan pada persamaan 3. Nilai r-

factor secara keseluruhan dihitung dari persamaan 4.

R = 94.2 – [0.024 d + 0.11(d – 177.3) H(d – 177.3)] – [7+30 * ln(1+15 e)]

Dengan :

R = faktor kualitas transmisi

d = delay satu arah (ms)

H = fungsi tangga (Heavyside); dengan ketentuan

H(x) = 0 jika x < 0, lainnya

H(x) = 1 untuk x >= 0

e = persentase besarnya packet loss yang terjadi (dalam bentuk desimal)

Nilai r-factor mengacu ke standar MOS, hubungannya dapat dilihat pada Tabel 5.

Untuk mengkonversi estimasi dari nilai R ke dalam MOS terdapat ketentuan

sebagai berikut:

Untuk R < 0, MOS = 1

Untuk R = 100, MOS = 5.0

Untuk 0 < R < 100, MOS = 1 + 0. 035R + (7x10-6R(R-60)(100-R))

(4)

Page 13: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

8

Tabel 5 Korelasi antara E – Model dengan MOS [7]

MOS r-factor Keterangan

1,0 – 2,5 0 – 49 Tidak direkomendasikan

2,6 – 3,0 50 – 59 Tidak memuaskan

3,1 – 3,5 60 – 69 Kurang memuaskan

3,6 – 4,0 70 – 79 Puas

4,1 – 4,5 80 – 89 Memuaskan

4,6 – 5,0 90 – 100 Sangat memuaskan

3. DESAIN DAN IMPLEMENTASI

Dalam membangun teknologi mobile VoIP pada jaringan wireless

dilakukan pendekatan NDLC (Network Development Life Cycle) yang didalamnya

terdapat beberapa tahap yaitu analysis, design, simulation prototyping,

implementation, monitoring dan management seperti terlihat pada Gambar 3 [9].

Gambar 3 Life Cycle [9]

Pendekatan NDLC diatas digambarkan ke dalam diagram fishbone untuk

menjelaskan masing-masing tahapan pendekatan yang dilakukan. Gambar

diagram fishbone dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4 Diagram Fishbone

Analysis

Design

Monitoring

Implementation

Management

Simulation

Prototyping

Page 14: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

9

Diagram fishbone digunakan untuk menjelaskan setiap langkah yang

dilakukan sesuai dengan penggunaan pendekatan NDLC. Tahap awal yang

dilakukan yaitu analisis. Pada tahap analisis dilakukan dengan menganalisis

topologi jaringan yang sudah ada saat ini dan menganalisis kelemahan dari

jaringan yang sudah ada serta menganalisis kebutuhan sistem. Metode yang biasa

digunakan pada tahap ini diantaranya: wawancara, survey langsung ke lapangan,

membaca manual atau blue print dokumentasi, kemudian menelaah setiap data

yang didapat dari data-data sebelumnya maka perlu dilakukan analisa terhadap

data tersebut untuk masuk tahap selanjutnya.

ISP

Router 2

Switch

AP 1(HotspotFTI 1)

AP 2(Sarpras)

192.168.67.4

192.168.7.0

AP 1(HotWDS)

AP 3(Auditorium)

192.168.10.0

Router 1

Switch

Switch

192.168.67.0

Router 3192.168.3.0

AP 1(Puslit)

.113.183 .113.179

Gambar 5 Topologi Jaringan Gedung FTI UKSW

Pada gambar 5 merupakan topologi jaringan yang sudah ada saat ini di

gedung FTI UKSW. Topologi tersebut dibuat lebih sederhana dan semirip

mungkin dari apa yang ada, karena untuk keperluan penelitian dalam simulasi

mobile VoIP di gedung FTI UKSW.

Sebelum melakukan perancangan jaringan, harus dilakukan analisis

terhadap pemasalahan-permasalahan yang ada saat ini. Permasalahan yang

muncul mencakup kelemahan-kelemahan dari sistem jaringan yang ada saat ini.

Hal tersebut dilakukan untuk menentukan langkah selanjutnya terhadap

perencanaan simulasi dan teknologi apa yang harus diterapkan untuk mengatasi

permasalahan yang muncul. Adapun masalah-masalah yang muncul saat ini

adalah tidak adanya integrasi antar access point karena masing-masing access

point mempunyai SSID (Service Set Identifier) yang berbeda-beda sehingga

dalam penggunaan fasilitas hotspot menyebabkan mobilitas dan reliabilitas kerja

dari jaringan hotspot tersebut berkurang.

Setelah melakukan analisis, didapatkan data-data yang sangat diperlukan

dalam melakukan perancangan dari sistem yang akan dibangun. Dari data-data

yang didapatkan sebelumnya, tahap design ini akan membuat gambar simulasi

jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan Gambar 6 ini akan

memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada.

Page 15: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

10

ISP

Router 2

VOiP Server

Switch

AP 1(HotspotFTI 1)

AP 2(Sarpras)

192.168.67.4

192.168.7.0

Client 2

Client 3Client 7 Client 8

AP 1(HotWDS)

AP 3(Auditorium)

192.168.10.0

Router 1

Switch

Switch

192.168.67.0

Router 3192.168.3.0

AP 1(Puslit)

Virtual router

192.168.67.200

192.168.50.0

Virtual router

192.168.20.0

.113.183 .113.179

Client 1

Client 5

Client 4

Client 6 Client 9

Client 10

Gambar 6 Simulasi Jaringan Gedung FTI UKSW menggunakan virtual router

Gambar 6 memberikan gambaran simulasi pada sistem jaringan yang

dibangun. Dalam simulasi, sistem yang dibangun akan terpasang virtual router

pada setiap access point. Virtual router berperan dalam menangani masalah

koneksi ke hotspot. User yang melakukan koneksi ke hotspot akan selalu diminta

untuk melakukan autentikasi dengan memasukkan username dan password.

Begitu pula saat user berpindah SSID pada satu jaringan maupun berpindah SSID

di jaringan yang berbeda. Setiap virtual router akan memberikan IP Address

virtual secara otomatis kepada user saat sudah melakukan koneksi dengan virtual

router tersebut. Spesifikasi terpenting user yang adalah user yang menggunakan

device yang terintegrasi dengan teknologi wireless, karena dalam pelaksanaannya

lebih mengutamakan koneksi dengan media wireless. Untuk user pengguna

mobilephone menggunakanan sistem operasi android.

Selanjutnya tahap implementasi akan diterapkan semua yang telah

direncanakan dan didesain sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang

sangat menentukan berhasil atau gagalnya perancangan yang dibangun.

Page 16: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

11

Gambar 7 Tahapan Implementasi

Pada tahap implementasi ini terdapat beberapa langkah yang dilakukan seperti

pada tahapan proses pada gambar 7, yaitu:

Konfigurasi VoIP server

Konfigurasi server dilakukan mulai dari instalasi asterisk sebagai aplikasi

server dan selanjutnya dilakukan konfigurasi SIP pada asterisk. Asterisk

dibangun pada sistem operasi linux Centos 5.3. Pada penelitian sebelumnya

telah dilakukan instalasi dan konfigurasi pada server VoIP. Selanjutnya pada

penelitian kali ini dilakukan maintenance ulang terhadap server VoIP dengan

mengkonfigurasi ulang protokol SIP pada asterisk tanpa mengubah database

yang ada, sehingga server siap untuk digunakan kembali ke dalam jaringan.

Konfigurasi Virtual Router

Virtual router digunakan untuk menjembatani antara client dengan access

point. Infrastruktur access point yang berbeda-beda SSID membuat kurang

efektifnya user dalam berpindah-pindah jaringan hotspot, karena setiap

berpindah SSID diperlukan sign in terlebih dahulu untuk dapat terkoneksi ke

jaringan, maka dari itu dibangunlah virtual router. Virtual router yang

digunakan adalah Connectify. Instalasi connectify cukup mudah, yaitu hanya

dengan mengikuti petunjuk instalasi saja yaitu dengan mengkonfigurasi

connectify dengan membuat SSID dan password baru yang akan digunakan

untuk koneksi user.

Konfigurasi softphone client

Softphone digunakan sebagai user interface pada user agent untuk melakukan

komunikasi mobile VoIP. Pada client yang menggunakan mobilephone

digunakan software sipDroid sebagai aplikasi untuk mobile VoIP, dan untuk

client yang menggunakan laptop menggunakan sjPhone.

Setelah melakukan implementasi, tahapan monitoring merupakan tahapan

yang penting agar jaringan dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan

keinginan dan tujuan awal pada tahap awal analisa, maka perlu dilakukan kegiatan

monitoring. Dalam hal ini hanya dilakukan monitoring dan analisa pada beberapa

parameter saja, seperti delay, jitter, packet loss, dan MOS.

Pada tahapan management atau pengaturan, salah satu yang menjadi

perhatian khusus adalah masalah policy / kebijakan. Kebijakan perlu dibuat untuk

Mulai

Konfigurasi VoIP Server

Konfigurasi Virtual Router

Konfigurasi Softphone

Client

Selesai

Page 17: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

12

membuat / mengatur agar sistem yang telah dibangun dapat berjalan dengan baik

dan dapat berlangsung lama serta unsur reliabilitas terjaga. Beberapa bentuk

kebijakan yang dibuat adalah setiap access point membutuhkan 1 virtual router,

pengguna mobile VoIP harus terkonfigurasi softclient seperti yang telah

disebutkan diatas yang berguna untuk pengaturan protokol SIP, dan device yang

digunakan untuk mobile VoIP harus terintegrasi dengan wireless.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap awal dalam membangun jaringan VoIP yaitu dengan melakukan

beberapa konfigurasi pada server VoIP. Pada gambar 8 merupakan gambaran

hasil perancangan dari aplikasi yang telah dikonfigurasi ulang dan siap digunakan.

Gambar 8 Asterisk Ready

Perangkat lunak ini berfungsi sebagai server yang selalu berada dalam

keadaan siap menunggu request dari client. Pada gambar 9 digambarkan proses

server dari mulai start sampai server siap menunggu koneksi dari client.

Gambar 9 Tahapan Koneksi Aplikasi Asterisk Server

Ketika server dijalankan, asterisk akan melakukan ekstraksi konfigurasi

modul-modul terhadap setingan yang telah dikonfigurasi. Perangkat lunak ini

berfungsi sebagai aplikasi yang melakukan sistem jaringan terhadap data input

untuk mendapatkan koneksi. Asterisk juga berfungsi sebagai penyalur data suara

yang dikirimkan oleh masing-masing client secara bergantian. Apabila ada client

Server Start

Loading

Ekstraksi Modul

Asterisk Ready (Menunggu Request)

Selesai

Mulai

Page 18: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

13

yang menghubungi, maka server akan menyalurkan panggilan tersebut ke client

yang dituju.

Setelah konfigurasi pada server selesai, selanjutnya dilakukan instalasi dan

konfigurasi virtual router yang akan digunakan untuk membuat laptop menjadi

pemancar wifi atau hotspot dengan memanfaatkan fasilitas wifi card pada laptop.

Hal ini dilakukan untuk mengatasi masalah konektivitas dari client yang akan

melakukan koneksi ke jaringan hotspot FTI UKSW agar mudah dalam mobilisasi

atau berpindah-pindah dalam jaringan hotspot.

Gambar 10 Virtual router (Connectify)

Gambar 10 merupakan aplikasi dari virtual router yang telah terinstal pada

laptop. Aplikasi virtual router yang digunakan yaitu connectify. Selanjutnya

untuk konfigurasinya cukup dilakukan dengan membuat SSID (Service Set

Identifier) baru pada connectify dan memberikan password untuk koneksi client

dan setelah itu virtual router siap digunakan. Secara otomatis IP Address virtual

akan diberikan ke client yang telah melakukan koneksi ke connectify.

Gambar 11 Tahapan Koneksi Virtual router (Connectify)

Gambar 11 menunjukkan tahapan virtual router dalam memberikan

koneksi ke client. Pada awal connectify dijalankan, laptop yang digunakan

sebagai media virtual router harus melakukan login ke jaringan terlebih dahulu

untuk mendapatkan koneksi ke server. Apabila laptop sudah bisa terkoneksi ke

jaringan, maka secara otomatis virtual router dapat terkoneksi ke server asterisk.

Connectify Start

Loading

Login ke jaringan

Connect to Asterisk

Selesai

Mulai

Connectify Ready

Page 19: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

14

Dengan demikian connectify telah siap menerima client untuk melakukan koneksi

ke dalam virtual router.

Setelah konfigurasi pada server dan virtual router selesai, selanjutnya

dilakukan instalasi software yang digunakan sebagai komunikasi VoIP pada sisi

client. Untuk pengguna mobilephone akan dilakukan instalasi sipdroid sebagai

user agent pada pengguna mobilephone. Sipdroid merupakan aplikasi yang

digunakan untuk melakukan konfigurasi SIP pada mobilephone dengan sistem

operasi android. Pemilihan sipdroid dalam penggunaan softclient didasarkan pada

konfigurasinya yang dapat digunakan untuk koneksi ke jaringan intranet.

Gambar 12 Aplikasi Sipdroid

Gambar 12 merupakan tampilan awal saat instalasi aplikasi sipdroid telah

terpasang pada mobilephone. Selanjutnya untuk dapat menggunakan aplikasi

tersebut diperlukan beberapa konfigurasi agar dapat terhubung ke server VoIP.

Sebelum melakukan konfigurasi pada aplikasi sipdroid, pastikan bahwa telah

mendaftarkan ID ke server untuk mendapatkan userID dan password. Konfigurasi

pada sipdroid dilakukan dengan membuat account baru yaitu dengan

memasukkan userID dan password yang telah didapat saat registrasi ke server

asterisk. Selain itu dalam konfigurasinya juga memasukkan server proxy dan port

yang digunakan untuk komunikasi VoIP yaitu untuk server proxy digunakan IP

address 192.168.67.200 dan port yang digunakan adalah 5060.

Gambar 13 Tahapan Koneksi Client ke Server

Mobile Start

Koneksi

Koneksi ke Access point

Koneksi ke server

Selesai

Input IP Address, Port, no invite

Salah

Benar

Mulai

Page 20: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

15

Pada gambar 13 dijelaskan proses bahwa ketika client melakukan koneksi

ke server, maka client harus melakukan konfigurasi dengan memasukkan IP

address server (server proxy), port, userID dan password seperti yang telah

dijelaskan diatas. Apabila konfigurasi pada client salah maka harus melakukan

konfigurasi ulang pada softphone yang digunakan. Tetapi apabila konfigurasi

sudah benar maka client akan terkoneksi ke server VoIP dan client siap untuk

melakukan panggilan ke client lain. Proses ini juga berlaku pada client berikutnya.

Pada proses panggilan, client memasukkan no Invite (userID) yang digunakan

oleh client yang akan dihubungi. Kemudian server akan bekerja mengirimkan

request ke userID yang dituju. Setelah data request dari server berhasil dikirimkan

ke userID yang dituju maka akan muncul pesan pada client bahwa ada client yang

sedang atau dengan kata lain ada panggilan masuk dan meminta persetujuan

apakah di angkat/terima atau tidak. Saat client menyetujui userID yang masuk

untuk diterima maka pada server akan muncul pesan pengiriman data request

berhasil di kirim dan pesan berupa userID yang dihubungi bersedia untuk

dihubungi (menyetujui panggilan masuk). Jika saat client melakukan panggilan

dan client yang di hubungi menolak panggilan maka server akan memberikan

informasi serta mengirim informasi sibuk/busy pada client yang melakukan

panggilan.

Gambar 14 Proses Komunikasi

Secara proses dapat dilihat pada Gambar 14 dimana dari pengguna A akan

berkomunikasi dengan pengguna B melewati asterisk server. Dimana pengguna A

yang memanggil nomor untuk menuju pengguna B akan melakukan invite kepada

asterisk server sebagai pusat dari proses komunikasi yang akan terjadi. Kemudian

dari asterisk server akan melakukan invite juga terhadap pengguna B untuk

mengetahui apakah nomor tujuan tersebut hidup atau mati ataupun ada atau tidak.

Jika pengguna B tersebut ada dan hidup, maka akan mengirimkan pesan semacam

knowledge terhadap asterisk server untuk memberitahu bahwa pengguna B siap

untuk menerima komunikasi dan dilanjutkan memberikan pesan semacam dering

menuju pengguna A. Asterisk server tersebut akan meneruskan pesan yang

dikirim oleh pengguna B ke pengguna A agar pada pengguna A siap menerima

respon yang diberikannya ke pengguna B.

Page 21: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

16

Kemudian pada tahap pengujian dilakukan dengan maksud untuk

mengetahui seberapa baik dan buruknya perancangan dan implementasi jaringan

VoIP yang telah dilakukan. Faktor yang dijadikan parameter dalam pengujian

VoIP adalah delay, jitter, packet loss, dan untuk hasil akhirnya dicari nilai MOS

sebagai penskalaan baik buruknya penggunan VoIP pada jaringan hotspot di FTI

UKSW. Hasil pengujian berupa grafik yang selanjutnya bisa digunakan sebagai

data untuk analisa mobile VoIP. Setelah didapat hasil pengujian maka akan

dibandingkan berdasar nilai toleransi yang masih dapat diterima dari masing-

masing faktor. Hasil capture secara keseluruhan telah diringkas ke dalam sebuah

tabel yang dapat dilihat pada tabel 6 berikut.

Tabel 6 Hasil Pengujian Panggilan Keluar

Panggilan

Keluar

Parameter

Delay (ms) Jitter (ms) Loss (%)

Min Max Avg Min Max Avg Min Max Avg

40036 - 40037 10 12 12 20 25 23 6 9 8

40038 - 40039 9 10 9 19 21 20 5 7 6

40040 - 40041 6 8 7 16 17 17 4 5 5

40042 - 40043 5 7 6 13 15 14 1 2 2

40046 - 40047 5 8 7 15 17 16 4 5 5

Pengujian dilakukan dengan menggunakan 10 client yang secara simultan

melakukan komunikasi mobile VoIP dalam waktu yang bersamaan. Pada tabel 6

diatas memberikan data setiap panggilan berdasarkan parameter delay, jitter, dan

packet loss. Akan tetapi dalam pengujian yang dilakukan, VQmanager juga

menyediakan data yang dapat mewakili seluruh panggilan aktif. Keseluruhan data

panggilan aktif digambarkan ke dalam sebuah grafik yang dapat dilihat pada

gambar 15 berikut.

Gambar 15 Hasil Capture Active Call

Gambar 15 merupakan hasil capture dari VQmanager yang didapat pada

saat 10 client melakukan komunikasi mobile VoIP secara simultan. Beberapa

parameter yang dapat dilihat pada penelitian kualitas VoIP ini antara lain: delay,

jitter, dan packet loss. Delay yang diukur pada pengukuran ini merupakan waktu

yang diperlukan sebuah paket untuk melakukan perjalanan dari sumber ke tujuan.

Perhitungan delay ini diperoleh dari data yang di-capture oleh perangkat lunak

VQmanager.

Page 22: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

17

Dari pengukuran berdasarkan analisis data dari VQmanager seperti pada

gambar 15 dan tabel 6, rata-rata delay keseluruhan didapatkan nilai 8 ms. Menurut

rekomendasi ITU-T G.114, nilai tersebut dapat dikategorikan dapat diterima atau

dengan kata lain nilai delay tersebut masih sangat baik digunakan untuk

komunikasi VoIP untuk kebanyakan aplikasi pengguna. Selanjutnya dari hasil

pengujian berdasarkan parameter jitter didapatkan nilai rata - rata 18 ms. Nilai

tersebut dapat dikategorikan baik, karena range nilai untuk jitter yang

diaktegorikan tidak dapat diterima oleh pengguna yaitu lebih dari 50 ms.

Sedangkan besarnya packet loss berdasarkan analisis data dari VQmanager yang

didapatkan saat pengiriman paket dari sumber ke tujuan didapatkan nilai packet

loss 5%. Nilai tersebut dapat dikategorikan dapat diterima karena masih dalam

range nilai 0-10%. Nilai packet loss yang semakin kecil akan memberikan

kualitas suara yang semakin baik. Sehingga pada akhirnya data inilah yang

digunakan untuk penskalaan nilai MOS.

Dalam pembentukan skala MOS dilakukan dengan pendekatan E-model

yang distandarkan oleh ITU-T G.107. Standar penilaian MOS memberikan

penilaian kualitas suara dengan skala satu sampai lima, dimana satu

merepresentasikan kualitas suara yang paling buruk dan lima merepresentasikan

kualitas suara yang paling baik. Nilai akhir estimasi E-Model disebut dengan r-

factor. Pada perumusan E-model diambilkan nilai dari data yang dicapture

menggunakan VQmanager. R-factor dirumuskan dalam persamaan berikut:

R = 94.2 – [0.024 d + 0.11(d – 177.3) H(d – 177.3)] – [7+30 * ln(1+15 e)]

R = 94.2 - [(0.024 * 8) + 0.11(8 - 177.3) H(8 - 177.3)] - [7 + 30 * ln(1 + 15 x 5%)]

R = 94.2 - [0.192 + 0.11 (-169.3) (0)] - [7 + 16.79]

R = 94.2 - 0.192 - 23.79

R = 70.218

Setelah didapatkan nilai R, maka dapat diketahui penskalaan nilai MOS dengan

cara mengkonversikan nilai r-factor ke dalam nilai MOS. Ketentuan konversi nilai

r-factor ke MOS yaitu:

Untuk R < 0, MOS = 1

Untuk R = 100, MOS = 4.5

Untuk 0 < R < 100, MOS = 1 + 0.035R + (7x10-6

R(R-60)(100-R))

Karena R diantara 0 hingga 100 (0 < R < 100) maka dapat di ketahui nilai MOS

yaitu:

MOS = 1 + 0.035R + 7x10-6

*R(R-60)(100-R)

= 1 + (0.035 * 70.218) + 7 * 10-6

* 70.218 (70.218 - 60)(100 - 70.218)

= 1 + (0.035 * 70.218) + 7 * 10-6

* 70.218 (10.218 * 29.782)

= 1 + (0.035 * 70.218) + 7 * 10-6

* 70.218 * 304.312476

= 1 + (0.035 * 70.218) + 7 * 10-6

* 21368.213439768

= 1 + (0.035 * 70.218) + 0.149577494078376

= 1 + 2.45763 + 0.149577494078376

Page 23: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

18

= 3.607207494078376

MOS = 3.6

Nilai r-factor yang didapat dari pengujian adalah 70.218. Nilai tersebut

masuk pada kategori cukup memuaskan. Sedangkan nilai MOS yang didapat

adalah 3.6. Nilai ini juga dikategorikan cukup memuaskan. Sehingga korelasi

antara nilai r-factor dengan MOS menurut standarisasi ITU G.107 menghasilkan

nilai yang masuk dalam kategori cukup memuaskan.

5. Kesimpulan

Hasil dari simulasi mobile VoIP pada jaringan hotspot FTI UKSW dapat

berjalan dengan baik dengan hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan.

Hasil analisis performansi VoIP dilakukan dan diamati dengan pengamatan dan

pengukuran berdasarkan parameter delay, jitter, packet loss, r-factor dan MOS.

Berdasar hasil pengujian secara keseluruhan nilai delay, jitter, packet loss, MOS,

dan r-factor masih pada kategori yang diperbolehkan (tolerance-threshold) untuk

komunikasi VoIP, dimana diperlihatkan: delay < 150ms, jitter 20 - 50ms, packet

loss < 10%. Secara keseluruhan pengujian dan pengukuran performansi kinerja

mobile VoIP, didapatkan nilai hasil penskalaan MOS diatas 3.5 yang berarti

kualitas suara yang dihasilkan dapat diterima oleh pengguna dengan jelas

meskipun adanya kemungkinan terjadi gangguan suara.

6. Daftar Pustaka

[1] M.Iskandarsyah H, 2005, Dasar-dasar jaringan VoIP,

http://www.ilmukomputer.com, (diakses tanggal 19 Juni 2012).

[2] Ferdinand, 2010, Jurnal Pemodelan Jaringan VoIP Dengan Pengelolaan

Data User Pada Jaringan FTI UKSW.

[3] Andreas, 2008, Pemanfaatan Teknologi Voip Untuk Implementasi Kelas

On-Line, http://iatt.kemenperin.go.id/tik/fullpaper/fullpaper180_Uke_

ittelkom.pdf, (diakses tanggal 10 September 2012).

[4] Anton, 2006, VoIP Fundamental, http://voiprakyat.or.id/data/files/materi-

voip-fundamental.pdf, (diakses tanggal 8 September 2012).

[5] Anang Sularsa, 2011, Jurnal Implementasi dan Analisis Performansi QoQ

VoIP Server IP PBX Dalam Jaringan Wireless,

http://repository.politekniktelkom.ac.id/proyek_akhir/tk/jurnal_implement

asi_dan_analisis_performansi_qoq_voip_server_ip_pbx_dalam_jaringan_

wireless.pdf (diakses tanggal 18 Desember 2012).

Page 24: Analisis Simulasi Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocolrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3864/5/T1_672006192_Full... · Bentuk panggilan analog dikonversikan menjadi ...

19

[6] Setyanto T, 2012, Jurnal Analisis Reliabilitas Jaringan Nirkabel di SMA

Negeri 2 Salatiga.

[7] Chapter II, Tinjauan Umum Voice Over Internet Protocol,

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18839/4/Chapter20II.pdf,

(diakses tanggal 18 Desember 2012).

[8] E-Modelv1, http://www.itu.int/ITU-T/ studygroups/ com12/ emodelv1/

tut.htm, (diakses tanggal 25 Juni 2012).

[9] Setiawan, 2009. Fundamental Internetworking Development & Design

Life Cycle. http://deris.unsri.ac.id/ materi/ jarkom/ network_

development_cycles.pdf. (diakses tanggal 10 September 2011).

<--- SIP read from 192.168.67.10:38374 --->

INVITE sip:[email protected] SIP/2.0

Via: SIP/2.0/UDP 192.168.67.10:38374;rport;branch=z9hG4bK92588

Max-Forwards: 70

To: "40040" <sip:[email protected]>;tag=as0b4e8693

From:

<sip:[email protected]:38374;transport=udp>;tag=37d2f23969869beb

Call-ID: [email protected]

CSeq: 5 INVITE

Contact: <sip:[email protected]:38374;transport=udp>

Expires: 3600

User-Agent: Sipdroid/2.0.1 beta/MT25i

Content-Length: 178

Content-Type: application/sdp