ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK...

236
ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK DARI LA NYALLA KEPADA PRABOWO SUBIANTO DI PROGRAM INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Dede Uswatun Hasanah NIM 11140510000225 JURUSAN JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/ 2018 M

Transcript of ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK...

Page 1: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR

POLITIK DARI LA NYALLA KEPADA PRABOWO

SUBIANTO DI PROGRAM INDONESIA

LAWYERS CLUB TV ONE

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Dede Uswatun Hasanah

NIM 11140510000225

JURUSAN JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/ 2018 M

Page 2: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya
Page 3: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya
Page 4: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya
Page 5: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

i

ABSTRAK

Dede Uswatun Hasanah. ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN

MAHAR POLITIK DARI LA NYALLA KEPADA PRABOWO SUBIANTO

DI PROGRAM INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE

Pemberitaan politikus La Nyalla dan Prabowo menjadi perhatian publik

dan media massa mengenai permintaan uang yang diduga mengarah pada adanya

praktek mahar politik. Dalam hal ini, salah satu media televisi yang memberitakan

kasus La Nyalla dan Prabowo adalah Indonesia Lawyers Club (ILC) TV One. ILC

tayang perdana di TV One pada tahun 2010 setelah berganti nama dari Jakarta

Lawyers Club.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini memunculkan

pertanyaan mayor dan minor. Adapun pertanyaan mayornya adalah Bagaimana

analisis Semiotik Sosial pada pemberitaan mahar politik di ILC? Kemudian,

pertanyaan minor adalah bagaimana ILC TV One mengkonstruksikan

pemberitaan mahar politik yang terjadi antara La Nyalla Luhut Mattaliti dan

Prabowo Subianto dilihat dari segi medan wacana, pelibat wacana, dan sarana

wacana?

Penelitian yang digunakan adalah paradigma konstruktivis dengan

pendekatan kualitatif. Kemudian peneliti menggunakan metode penelitian

Semiotik Sosial M.A.K. Halliday dalam memaknai teks sebuah berita dan

menelaah sistem tanda berupa bahasa yang dihasilkan oleh manusia.

Dari data yang dikaji melalui Semiotik Sosial M.A.K. Halliday, diperoleh

data, yaitu: medan wacana di sini menggambarkan situasi apa yang diwacanakan

oleh ILC mengenai kasus mahar politik La Nyalla dan Prabowo. Pelibat wacana

pada berita tersebut dilihat dari siapa saja yang dicantumkan pada teks tersebut.

Selain itu, bagaimana peranan dan kedudukan narasumber itu digambarkan pada

teks berita tersebut. Sarana wacana menggambarkan bagaimana ILC

menggunakan gaya bahasa dalam penulisan naskah berita La Nyalla dan Prabowo.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pembahasan di talkshow ILC

berkaitan berita mahar politik lebih menekankan kepada kasus mahar politik dan

sistem Pilkada langsung. Kemudian, pemilihan narasumber yang dilibatkan tidak

sembarangan, untuk itu ILC dalam mencantumkan kutipan terlihat berkualitas

karena narasumber yang diangkat sebagai kutipan sesuai dengan bidangnya.

Bahasa yang digunakan pada pemberitaan ini menunjukkan bahwa sikap ILC

kontra terhadap mahar politik La Nyalla. ILC juga menunjukkan sikap

mendukung adanya perubahan terhadap sistem Pilkada.

Kata kunci: Mahar Politik, La Nyalla, Prabowo, Semiotik Sosial

Page 6: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahhirobbil‟alamin, puja dan puji syukur peneliti panjatkan

kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya yang begitu

banyak, sehingga dengan ridhonya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam juga tidak lupa peneliti junjungkan kepada nabi besar

Muhammad SAW yang telah memberikan banyak perubahan kepada umatnya,

dari zaman jahiliyah menuju zaman ilmiah seperti saat ini.

Begitu banyak kesan dan manfaat yang didapat oleh peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini. Peneliti tidak hanya mendapatkan ilmu tetapi juga

mendapat pelajaran berharga bahwa tidak ada kesuksesan tanpa usaha dan kerja

keras yang diiringi doa.

Peneliti secara khusus ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua

orang tua, yaitu: ibunda Maemunah dan ayahanda Tamin yang telah memberikan

semangat dan kasih sayang, serta doa yang tak ada hentinya untuk peneliti.

Terimakasih untuk semua keringat, senyum, kesabaran, dan pengorbanan ibu dan

ayah untuk Dede, sekarang Dede bisa jadi sarjana. Semoga Allah mengampuni

kesalahannya, memberikan kesehatan dan umur panjang, serta senantiasa dalam

lindungan Allah SWT.

Skripsi ini tentu juga tidak serta merta terselesaikan dengan baik tanpa

keterlibatan para pihak yang dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini

memberikan bantuan dan kerjasamanya. Oleh karena itu, peneliti ingin

mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Arief Subhan, M.A., Wakil Dekan I Bidang

Akademik, Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D., Wakil Dekan II Bidang

Page 7: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

iii

Administrasi Umum Dra. Hj. Roudhonah, M.Ag., serta Wakil Dekan III

Bidang Kemahasiswaan Dr. Suhaimi, M.Si.

2. Ketua Jurusan Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si., serta Sekretaris Jurusan

Jurnalistik Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A. yang telah meluangkan

waktunya untuk sekedar berkonsultasi dan meminta bantuan dalam hal

perkuliahan.

3. Dosen Pembimbing Skripsi, Dr. Suhaimi, M.Si., yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan

memberikan banyak pelajaran, serta menyemangati peneliti dengan

kesabaran untuk dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

4. Seluruh dosen pengajar dan staf akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu-ilmu yang sangat

bermanfaat bagi peneliti.

5. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

yang telah menyediakan buku serta fasilitas lainnya, sehingga peneliti

mendapat banyak referensi dalam penelitian ini.

6. Tejo Asmoro selaku produser Indonesia Lawyers Club TV One yang telah

memberikan waktu dan bantuannya dalam proses wawancara. Semoga

Allah SWT membalas amal dan kebaikannya.

7. Ahmad Yanto, Muhidin, Rohmat, Abdul Aziz, dan Ahmad Fahrurozi,

kakak peneliti yang selalu menghibur, memberi semangat, dan bantuan

dalam bentuk apapun sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini

dengan baik.

8. Sahabat peneliti di rumah, Evi Arromli yang selalu ada kapanpun

dibutuhkan oleh peneliti. Terimakasih atas segala support dan

kebaikannya. Cepat wisuda juga ya.

9. Teman sekaligus sahabat peneliti Ma‟rifah Istiqomah (Emak) di Jurusan

Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih untuk sahabat

peneliti yang selalu memberi semangat, memberi bantuan, dan bersedia

menerima keluh kesah peneliti baik tentang tugas kuliah, organisasi,

kerjaan, dan urusan pribadi. Lopyu mak!

Page 8: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

iv

10. Teman sekaligus sahabat Geng Segala Rupaku, Hawa Muharrama,

Khairunisa, Nani Yulianti, Sinaida Fahima, dan Sururoh Tullah Adedoin

Uthman. Terimakasih sudah memberi warna dalam kehidupan

perkuliahanku. See you on top gaiss!

11. Sahabat DNK TV 5.0 Fams; Abdul Hafiz, Ahmad Muhajirin, Arita

Ambarani, Devi Agustiana, Faradhita A. Manaf, Irna Syahputri,

Muhammad Sayyid Furqon, Perwita Suci, Rosiana Pratama Efendi, Siti

Afifah, Sofie Medina Pasha, Wilu Analia, ka Khairunnisa, ka

Dhiyaurrahman, dan ka Ryan Alamsyah. Terimakasih sudah mau berbagi

kisah, tertawa, dan menangis bersama menjadi keluarga. Momen bersama

kalian tak akan terlupakan.

12. Dedi Fahrudin, M.Ikom, General Manager Komunitas Dakwah dan

Komunikasi Televisi (DNK TV), teman-teman serta adik-adikku yang

telah memberikan pengalaman dan berbagi ilmu seputar dunia

pertelevisian.

13. Nur Fajri Rahmawati, terimakasih ka sudah mau berbagi ilmu dan

memberikan pencerahan untuk segala keriwehan perskripsian ini.

Terimakasih juga pinjaman bukunya. Sukses selalu kak.

14. Keluarga Besar Social Trust Fund (STF) yang sudah memberikan

beasiswa pendidikan untuk saya sehingga meringankan beban biaya

kuliah. Terimakasih untuk ilmu, kesempatan, pengalaman, dan teman-

teman baru yang saya dapatkan di STF. Sukses selalu untuk STF.

15. Teman seperbimbingan skripsi Nadia Karimah yang selalu memberi

semangat dan berjuang bersama peneliti. We did it Nad!.

16. Teman-teman Jurnalistik 2014 yang telah berjuang bersama dalam

mengikuti perkuliahan selama hampir empat tahun. Terima kasih atas

pertemanan, pembelajaran, dan pengalaman yang telah diberikan kepada

peneliti.

17. KKN BATMAN 2014 yang sudah berbagi pengalaman yang tidak

terlupakan. Semoga silaturahmi yang terjalin akan tetap terjaga selamanya.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, mendukung,

mendo‟akan, dan meluangkan waktu untuk berbagi informasi dalam menyusun

Page 9: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

v

skripsi, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Semoga Allah SWT membalas

semua kebaikan dan budi baik mereka dengan balasan yang setimpal.

Peneliti menyadari skripsi ini masih belum mencapai kesempurnaan, namun

peneliti telah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikannya

dengan baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 26 November 2018

Dede Uswatun Hasanah

Page 10: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Batasan Masalah........................................................................................... 5

C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................................... 5

E. Tinjauan Kajian Terdahulu .......................................................................... 6

F. Metodologi Penelitian .................................................................................. 7

G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 14

A. Semiotik Sosial .......................................................................................... 14

1. Pengertian Semiotik ............................................................................... 14

2. Macam-Macam Analisis Semiotik ......................................................... 17

3. Analisis Semiotik Sosial M.A.K Halliday .............................................. 18

B. Konstruksi Sosial Media Massa ................................................................. 24

C. Mahar Politik dalam Pilkada ...................................................................... 26

1. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) ....................................................... 26

2. Definisi Mahar Politik ............................................................................ 30

Page 11: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

vii

3. Larangan Mahar Politik .......................................................................... 32

D. Talkshow sebagai Media Pemberitaan ....................................................... 34

E. Majas Sebagai Gaya Bahasa ...................................................................... 38

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN ................................. 49

A. Sejarah Singkat TV One............................................................................. 49

1. Profil Perusahaan .................................................................................... 49

2. Visi Misi TV One ................................................................................... 51

B. Indonesia Lawyers Club (ILC) .................................................................. 51

1. Indonesia Lawyers Club ......................................................................... 51

2. Penghargaan Indonesia Lawyers Club ................................................... 54

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .............................................. 56

A. Medan Wacana (Field of Discourse).......................................................... 57

1. Analisis Data (Mahar Politik: La Nyalla vs Prabowo) .......................... 58

B. Pelibat Wacana (Tenor of Discourse) ........................................................ 68

1. Analisis Data (Mahar Politik: La Nyalla vs Prabowo) ........................... 69

C. Sarana Wacana (Mode of Discourse) ......................................................... 77

1. Analisis data (Mahar Politik: La Nyalla vs Prabowo) ............................ 78

BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................... 85

A. Interpretasi Penelitian................................................................................. 85

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN.......................................... 89

A. Simpulan .................................................................................................... 89

B. Implikasi ..................................................................................................... 90

Page 12: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

viii

C. Saran ........................................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 92

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 95

Page 13: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Periodisasi Pemilihan Kepala daerah

Tabel 3.1 Struktur Organisasi TV One

Tabel 3.2 Penghargaan ILC

Tabel 4.1 Rekap Analisis Semiotik Sosial

Tabel 4.2 Data Medan Wacana

Tabel 4.3 Data Pelibat Wacana

Tabel 4.4 Data Sarana Wacana

Page 14: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Elemen Makna Pierce

Gambar 3.1 Logo TV One

Gambar 3.2 Logo Indonesia Lawyers Club

Page 15: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kasus mahar politik kerap terjadi menjelang Pemilihan Kepala

Daerah (Pilkada). Pada Pilkada serentak 2018, kasus mahar politik muncul

kembali menyeret nama besar petinggi Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Kamis, 11 Januari 2018, La Nyalla Luhut Mattaliti bakal calon

Kepala Daerah Jawa Timur memberikan pernyataan yang membuat geger

publik. Ia mencurahkan kekesalannya karena dimintai uang sebesar 40

miliar oleh Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo. Tak hanya

itu, pihak Gerindra pun dikatakan meminta uang senilai 70 miliar untuk

dana saksi.

Pernyataan La Nyalla pun mendapat respon yang beragam dari

masyarakat dan politisi. Ada yang pro dan ada yang kontra. Sebagian

politisi yang pernah diusung partai Gerindra pun ikut bersuara menanggapi

pernyataan La Nyalla. Saat kasus ini muncul ke publik dan dibahas oleh

banyak media, suhu politik Indonesia memang sedang memanas

menjelang Pilkada serentak 2018 dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Pemberitaan mengenai kasus mahar politik ini menarik untuk ditelaah

karena mendapat perhatian besar dari media dan masyarakat. Apalagi

kasus ini melibatkan Prabowo Subianto, salah satu bakal calon presiden di

Pilpres 2019 yang selama ini dikenal sebagai tokoh yang bersih.

Fenomena mahar politik sendiri bukanlah hal yang baru dalam

Pilkada. Beberapa pasangan calon kepala daerah mengaku dimintai mahar

politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya Dedi Mulyadi,

Siswandi, Johan Maryono, dan terakhir Yan Mandenas yang mengaku

dimintai uang mahar oleh Partai Hanura.

Mahar politik sendiri diartikan sebagai salah satu biaya yang harus

dikeluarkan oleh pasangan calon yang akan maju melalui partai politik

sebagai syarat dan persetujuan untuk menggunakan “perahu” partai politik

tertentu. Jumlah uang yang harus dikeluarkan diperkirakan cukup besar

Page 16: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

2

jauh melampaui batas sumbangan dana kampanye yang ditetapkan dalam

Undang-Undang (UU)1, tetapi tidak diketahui dengan pasti karena

berlangsung di balik layar. Adanya pengeluaran dana atau pemberian

mahar politik itu sudah masuk dalam kategori politik transaksional atau

politik uang (money politic).

Politik uang atau money politic sendiri dianggap sebagai praktik

penggunaan uang untuk mendapatkan posisi atau perolehan dukungan

dalam mencapai kekuasaan. Hal itu bisa berupa jabatan strategis di

pemerintahan maupun kemenangan dalam suatu Pemilihan Umum

(Pemilu).2 Secara singkat, money politic diartikan sebagai uang sogok atau

uang suap yang diberikan kepada seseorang atau lembaga dengan tujuan

menyogok agar sebuah urusan dapat berjalan dengan lancar. Dalam Islam,

money politic sama dengan risywah yaitu sesuatu yang diberikan untuk

membatalkan kebenaran atau menetapkan kebatilan. Dengan kata lain,

risywah adalah suatu pemberian berupa uang atau benda yang diberikan

kepada seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan.3

Mengutip pernyataan Wahyudi Kumorotomo (2009), Fitriyah

menyatakan ada beragam cara untuk melakukan politik uang dalam

Pilkada langsung. Salah satunya bisa berupa sumbangan dari para bakal

calon kepada Partai Politik (Parpol) yang telah mendukungnya, atau

"sumbangan wajib" yang disyaratkan oleh suatu Parpol kepada para kader

partai atau bakal calon yang ingin mencalonkan diri sebagai gubernur,

bupati atau walikota4 (atau biasa disebut dengan biaya mahar politik).

Secara hukum, praktik mahar politik jelas dilarang dan termasuk

tindakan ilegal. Larangan soal mahar politik ini pun sudah diatur secara

tegas pada pasal 187B UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan

1 Peraturan KPU No. 5 Tahun 2017 Tentang Dana Kampanye Peserta Pemilihan

Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota

Pasal 7 ayat 2 “Dana Kampanye yang berasal dari sumbangan pihak lain perseorangan nilainya

paling banyak Rp75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah) selama masa kampanye.” 2 Harun Al-Rasyid, Fikih Korupsi: Analisis Politik Uang di Indonesia dalam Perspektif

Maqashid al-Syari‟ah, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016) Cet. ke-1, h.42. 3 Mashudi Umar, “Money Politic dalam Pemilu Perpesktif Hukum Islam” Vol. 2 No. 1

(Januari, 2015), 106. 4 Fitriyah, “Fenomena Politik Uang dalam Pilkada”, dok. 1,

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/politika/article/viewFile/4824/4373, diakses pada Jumat, 2

Februari pukul 13.30 WIB.

Page 17: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

3

Gubernur, Bupati, dan Walikota. Penerima mahar politik bisa dikenakan

sanksi pidana penjara maksimal selama enam tahun dan denda maksimal

satu miliar.5 Selain itu bagi partai politik atau gabungan partai politik yang

terbukti menerima mahar akan dikenakan sanksi berupa pelarangan

mengajukan calon pada periode berikutnya di daerah yang sama

sebagaimana diatur dalam pasal 47 ayat 2 UU Pilkada. Sedangkan bagi

pasangam calon yang terbukti memberikan mahar akan dijatuhkan sanksi

berupa pembatalan pencalonan sebagai kepala daerah sesuai dengan pasal

47 ayat 5 UU Pilkada.

Dalam Syariat Islam, baik yang menerima (murtasyi) dan yang

memberi (al-rasyi) ataupun yang menjadi perantara (raisyi). Mereka sama-

sama mendapat predikat dilaknat Allah SWT.6 Tak hanya melanggar

undang-undang, praktek mahar politik juga melanggar etika.

Kasus mahar politik yang melibatkan La Nyalla dan Prabowo ini

pun marak diperbincangkan di berbagai media massa. Media berlomba-

lomba memberitakan untuk mencari kebenaran atas kasus ini. Media

massa sendiri mempunyai peran penting dalam menyebarluaskan isu-isu

yang sedang terjadi. Namun, setiap media mempunyai cara pandang

tersendiri dalam mengkonstruk sebuah peristiwa yang terjadi.

Dalam setiap pemberitaan yang dilakukan oleh media tentu

memiliki perbedaan pandangan atau persepsi dalam memaknai setiap isu.

Perbedaan itu dapat dilihat dari bagaimana media memaknai isu, angle

atau sudut berita yang ditonjolkan, gaya penulisan berita, kata atau kalimat

yang digunakan dalam berita, dan unsur-unsur lainnya dalam penulisan

berita. Karena berita yang melibatkan La Nyalla dan Prabowo ini bersifat

negatif maka menjadi tantangan tersendiri untuk media dalam menyajikan

informasi yang aktual, faktual, dan berimbang. Pemilihan dan penggunaan

5 Undang-Undang No. 10 Tahun 2016 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan

Walikota Pasal 187B “Anggota Partai Politik atau anggota gabungan Partai Politik yang dengan

sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menerima imbalan dalam bentuk apapun pada

proses pencalonan Gubernur, dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan

Wakil Walikota sebagaimana dimaksud Pasal 47 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling

singkat 36 bulan dan paling lama 72 bulan dan denda paling sedikit Rp300.000.000,00 (tiga ratus

juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). 6 Mashudi Umar, “Money Politic dalam Pemilu Perpesktif Hukum Islam” Vol. 2 No. 1

(Januari, 2015), 107.

Page 18: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

4

kata tertentu bisa saja mengkonstruksi tokoh terkait menjadi buruk atau

baik dalam pandangan masyarakat.

Dugaan permintaan mahar politik oleh Prabowo kepada La Nyalla

menarik perhatian sejumlah media massa untuk memberitakan. Salah

satunya program Indonesia Lawyers Club (ILC) TV One. ILC merupakan

salah satu program berita dengan format talk show yang tayang di TV

One. ILC juga termasuk ke dalam acara news jenis soft news yang

membahas suatu topik secara mendalam (indepth) dengan menghadirkan

narasumber yang berpengalaman langsung dengan topik yang sedang

diperbincangkan. ILC tayang satu minggu sekali pada hari Selasa pukul

19.30 WIB. Program ini selalu membahas topik-topik kontroversi yang

sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat. Salah satunya isu mahar

politik yang menyeret Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Episode Mahar Politik: La Nyalla vs Prabowo yang ditayangkan

oleh ILC pada 16 Januari 2018 menarik perhatian penulis. Episode ini

membahas secara mendalam adanya praktik mahar politik dalam Pilkada

yang selama ini seolah tersembunyi dan ditutupi dari publik. Menariknya,

dalam episode ini ada pembahasan bahwa perlu ada perubahan sistem

Pemilu dan Pilkada yang menghabiskan uang sangat besar.

Dari program ini penulis tertarik untuk meneliti bagaimana ILC

mengkonstruksi topik berita yang dibahas. Penelitian ini menggunakan

analisis Semiotik Sosial untuk menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh

manusia berupa lambang dan kalimat.

Ahli semiotik, Umberto Eco menyebut tanda sebagai suatu

“kebohongan” dan dalam tanda ada sesuatu yang tersembunyi dibaliknya

dan bukan merupakan tanda itu sendiri.7 Teks media yang tersusun atas

seperangkat tanda itu tidak pernah membawa makna tunggal.

Kenyataannya teks media memiliki kepentingan tertentu atau ideologi

dominan yang terbentuk melalui tanda tersebut.8

7 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi “Aplikasi Praktis bagi Penelitian

dan Skripsi Komunikasi”, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013) Cet 2, h. 9. 8 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi “Aplikasi Praktis bagi Penelitian

dan Skripsi Komunikasi”, h. 11.

Page 19: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

5

Berdasarkan uraian di atas, maka melalui penelitian ini penulis

ingin mengetahui bagaimana Indonesia Lawyers Club mengkonstruk teks

pada pemberitaan mahar politik antara La Nyalla dan Prabowo dengan

judul Analisis Semiotik Sosial Pemberitaan Mahar Politik Dari La

Nyalla Kepada Prabowo Subianto Di Program Indonesia Lawyers

Club Tv One.

B. Batasan Masalah

Untuk mempermudah penelitian ini, penulis membatasi masalah

penelitian dan memfokuskan penelitian pada kasus mahar politik yang

terjadi antara La Nyalla dengan Prabowo.

Pembatasan fokus hanya pada pemberitaan tentang mahar politik yang

terjadi antara La Nyalla dengan Prabowo yang tayang pada 16 Januari

2018 dalam program Indonesia Lawyers Club TV One.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut, penulis merumuskan

permasalahan secara umum tentang bagaimana Indonesia Lawyers Club

mengkontsruksi pemberitaan tentang mahar politik yang terjadi antara La

Nyalla dengan Prabowo dilihat dari segi medan wacana, pelibat wacana,

dan sarana wacana?

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan hasil

analisis Semiotik Sosial yang terdiri dari medan wacana, pelibat

wacana, dan sarana wacana dalam episode “Mahar Politik: La Nyalla

vs Prabowo” pada program Indonesia Lawyers Club TV One.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademik

Page 20: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

6

Sebagai sumbangan dari perspektif akademis untuk

pengembangan Ilmu Komunikasi pada umumnya dan

pengembangan Ilmu Jurnalistik pada khususnya. Penelitian ini

memfokuskan dengan teknik analisis Semiotik Sosial terhadap

institusi sebuah media dalam penulisan berita tentang politik.

Bagaimana cara pandang media dalam melihat dan memaknai

suatu peristwa melalui sebuah teks di media. Selain itu juga

sebagai penjelas dari konstruksi media massa.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan penambah

wawasan bagi penelitian selanjutnya. Terutama pada sebuah

metode penelitian Semiotik Sosial dan memberikan gambaran

tentang bagaimana sebenarnya media massa televisi

mengkonstruksi berita. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat pada pemikiran institusi media televisi dalam

menayangkan berita seputar dunia politik kepada khalayak.

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Dalam penelitian ini peneliti menemukan beberapa tinjauan

pustaka yang pembahasannya mendekati apa yang diteliti oleh penulis.

Diantaranya sebagai berikut:

a. Judul Skripsi “Analisis Semiotika Sosial Pemberitaan

Pernikahan Beda Agama pada Asmirandah dengan Jonas

Rivano di Situs TEMPO.CO” oleh Ika Suci Agustin Jurusan

Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Judul Skripsi “Semiotika Sosial Hukum Bertabaruj pada Kuku

Bagi Wanita Muslimah dalam Program Berita Islami Masa

Kini dan Mozaik Islam Trans TV” oleh Nur Fajri Rahmawati

Jurusan Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 21: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

7

c. Judul Skripsi Kesenjangan Antara Motif dan Tingkat Kepuasan

Penonton Terhadap Tayangan Talkshow Indonesia Lawyers

Club (ILC) di TV One oleh Azmy Azis Jurusan Konsentrasi

Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

d. Jurnal dengan judul “Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis

dan Analisis Wacana Kritis” oleh Anang Santoso jurusan

Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.

F. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma, menurut Dani Vardiansyah, diartikan sebagai cara

pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya yang akan

mempengaruhi dalam berfikir, bersikap, dan bertingkah laku.9

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah

paradigma konstruktivis. Paradigma ini menyatakan bahwa

kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial

dan kebenaran suatu realitas sosial bersifat relatif. Paradigma ini

mempunyai posisi dan pandangan tersendiri terhadap media dan teks

berita yang dihasilkan.

Rancangan konstruktivis melihat realitas pemberitaan media

sebagai aktivitas konstruksi sosial.10

Menurut pandangan ini, bahasa

tidak hanya dilihat dari segi gramatikal, tetapi juga melihat apa isi

atau makna yang terdapat dalam bahasa itu. Analisis menurut

pandangan ini adalah suatu analisis yang membongkar maksud-

maksud dan makna-makna tertentu yang disampaikan oleh sang

subjek yang mengemukakan suatu pernyataan.

Menurut Indiwan Seto yang mengutip dari Saussure, persepsi

dan pandangan kita tentang realitas dikonstruksikan oleh kata-kata

9 Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Indeks,

2008), h. 27. 10

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004),

Cet. ke-3, h. 204.

Page 22: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

8

dan tanda-tanda lain yang digunakan dalam konteks sosial.11

Dengan

demikian paradigma ini ingin mengungkapkan makna yang

tersembunyi di balik suatu realitas. Paradigma konstruktivis

bermaksud untuk mengetahui bagaimana realitas mengenai

pemberitaan mahar politik pada La Nyalla dengan Prabowo di

Indonesia Lawyers Club TV One.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif

untuk menganalisis isi dan teks berita di ILC TV One yang

berhubungan dengan berita mahar politik antara La Nyalla dengan

Prabowo.

Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek

penelitian, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.

Penelitian ini dilakukan secara holistik dan dengan cara deskriptif

dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang

alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.12

Penelitian kualitatif dipakai untuk mengetahui dan menganalisis

apa yang justru tidak terlihat, atau dengan kata lain penelitian

kualitatif justru ingin melihat isi komunikasi yang tersirat.13

Dalam penerapannya, pendekatan kualitatif menggunakan

metode pengumpulan data dan metode analisis yang bersifat

nonkuantitatif, seperti penggunaan instrumen wawancara mendalam

dan pengamatan.

11

Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi “Aplikasi Praktis bagi

Penelitian dan Skripsi Komunikasi”, h. 9. 12

Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2006), h.6. 13

Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi “Aplikasi Praktis bagi

Penelitian dan Skripsi Komunikasi”, h. 27.

Page 23: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

9

3. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis

Semiotik Sosial model M.A.K Halliday. Semiotik sosial merupakan

semiotik yang khusus menelaah sistem tanda berwujud lambang,

baik lambang berwujud kata maupun lambang berwujud kalimat.

Analisis semiotik merupakan sebuah ikhtisar untuk merasakan

sesuatu yang aneh. Sesuatu yang perlu dipertanyakan lebih lanjut

ketika membaca teks atau narasi/wacana tertentu. Analisisnya

bersifat paradigmatic dalam arti berupaya menemukan makna

termasuk dari hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah teks.14

Penggunaan Semiotik Sosial dari M.A.K Halliday dalam analisis

isi media adalah untuk menemukan hal terkait dengan tiga

komponen Semiotik Sosial, yaitu medan wacana (field of discourse),

pelibat wacana (tenor of discourse), dan sarana wacana (mode of

discourse).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana media

massa mengkonstruksi realitas pada suatu peristiwa menjadi sebuah

berita. Penelitian ini mengenai episode kasus mahar politik yang

terjadi antara La Nyalla dengan Prabowo pada program Indonesia

Lawyers Club TV One.

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah program Indonesia Lawyers Club

TV One sedangkan objek yang dimaksud adalah teks berita dalam

episode “Mahar politik: La Nyalla vs Prabowo” yang ditayangkan

pada Selasa, 16 Januari 2018 pukul 19.30 – 23.00 WIB.

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu tertentu terhitung

dari Maret hingga November 2018. Sehubung dengan subjek

penelitian yang merupakan media massa televisi dalam analisis

14

Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi “Aplikasi Praktis bagi

Penelitian dan Skripsi Komunikasi”, h. 8.

Page 24: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

10

Semiotik Sosial, maka peneliti melakukan wawancara penelitian di

gedung TV One Jl. Rawa Terate II No. 2 Kawasan Industri

Pulogadung Jakarta 13260, Indonesia.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah:

a. Wawancara

Wawancara adalah sebuah proses tanya jawab antara

pewawancara dengan narasumber yang dianggap memahami

masalah atau peristiwa tertentu untuk mendapatkan keterangan

dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam hal ini

wawancara digunakan sebagai alat pelengkap untuk melengkapi

informasi yang telah diperoleh.

Wawancara dilakukan dengan Tejo Asmoro selaku

produser Program ILC mengenai pemberitaan mahar politik yang

melibatkan La Nyalla dan Prabowo Subianto sebagai upaya untuk

menemukan data yang lebih akurat sesuai penelitian ini.

b. Observasi

Observasi adalah proses memerhatikan dan mengamati

secara teliti dan sistematis pada sasaran objek yang dituju. Dalam

metode ilmiah, observasi adalah suatu cara bagi peneliti untuk

memperoleh data dengan pengamatan secara sistematis terhadap

fenomena yang diselidiki.15

Dalam penelitian ini observasi yang

dilakukan merupakan observasi tayangan pada episdoe “Mahar

Politik: La Nyalla vs Prabowo” di program ILC TV One.

15

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), h.92.

Page 25: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

11

c. Dokumentasi

Peneliti mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, buku-buku, video, jurnal, dan lain sebagainya

yang dapat menunjang penulisan skripsi ini.

Dokumentasi merupakan salah satu cara untuk

mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu

media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat

langsung oleh subjek yang bersangkutan.16

7. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan oleh

peneliti adalah model analisis semiotik M.A.K Halliday. Pada

umumnya ada tiga jenis masalah yang hendak diulas dalam analisis

semiotik. Pertama adalah masalah makna (the problem of meaning)

bagaimana orang memahami pesan? Informasi apa yang terkandung

dalam struktur sebuah pesan? Kedua, masalah tindakan atau

pengetahuan tentang bagaimana memperoleh sesuatu melalui

pembicaraan. Ketiga masalah koherensi yang menggambarkan

bagaimana membentuk pola pembicaraan masuk akal dan logis dan

dapat dimengerti.17

Semiotik Sosial digunakan untuk menafsikan konteks sosial

teks, yaitu lingkungan terjadinya pertukaran makna dengan

menggunakan tiga konsep sebagai berikut:18

a. Medan wacana (field of discourse) menunjuk pada hal yang

sedang terjadi, pada sifat tindakan sosial yang berlangsung,

apa sesungguhnya yang sedang disibukkan oleh para pelibat,

yang didalamnya bahasa ikut serta sebagai unsur pokok

16

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Imu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2012) Cet ke-3, h.143. 17

Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi “Aplikasi Praktis bagi Penelitian

dan Skripsi Komunikasi”, h. 30. 18

MAK Halliday, Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-Aspek Bahasa

dalam Pandangan Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1992) Cet. ke-1, h. 16.

Page 26: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

12

penentu maksud dari kesimpulan pembahasan yang

terkandung dalam suatu konteks.

b. Pelibat wacana (tenor of discourse) menunjuk pada orang-

orang yang mengambil bagian, pada sifat para pelibat,

kedudukan dan peranan mereka, jenis-jenis hubungan

peranan apa yang terdapat di antara para pelibat, termasuk

hubungan–hubungan tetap dan sementara, baik jenis peranan

tuturan yang mereka lakukan dalam percakapan maupun

rangkaian keseluruhan hubungan-hubungan yang secara

kelompok mempunyai arti penting yang melibatkan mereka.

c. Sarana wacana (mode of discourse) menunjuk pada bagian

yang diperankan oleh bahasa, hal yang diharapkan oleh para

pelibat diperankan bahasa dalam situasi itu; organisasi

simbolik teks, kedudukan yang dimilikinya, dan fungsinya

dalam konteks, termasuk salurannya (apakah dituturkan atau

dituliskan atau semacam gabungan keduanya) dan juga

mode retorikanya, yaitu apa yang akan dicapai teks

berkenaan dengan pokok pengertian seperti bersifat

membujuk, menjelaskan, mendidik, dan semacamnya.

8. Pedoman Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini mengacu pada buku pedoman yang

berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta. Pedoman tersebut dipakai penulis untuk mengikuti aturan

tentang keseragaman penulisan karya ilmiah. Buku pedoman karya

ilmiah ini diterbitkan berdasarkan Keputusan Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Nomor 507 Tahun 2017.

G. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini bersifat sistematis, maka penulis

membaginya menjadi enam bab, yang pada tiap-tiap babnya terdiri dari

sub-sub bab. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

Page 27: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

13

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang masalah,

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

tinjauan kajian terdahulu, metodologi penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi landasan teori yang digunakan yaitu definisi

semiotik, semiotik sosial M.A.K Halliday, konstruksi media, Pilkada,

definisi money politic dan mahar politik, talkshow berita, dan macam-

macam majas sebagai gaya bahasa.

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

Bab ini memaparkan tetang profil dan sejarah berdirinya TV One,

visi dan misi TV One, profil program Indonesia Lawyers Club, dan

prestasi program Indonesia Lawyers Club.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini berisi analisis Semiotik Sosial, membahas konstruksi

terhadap pemberitaan mahar politik di ILC dengan cara mengurai realitas

objektif pemberitaan La Nyalla dengan Prabowo Subianto. Temuan

penelitian menggunakan analisis Semiotik Sosial M.A.K Halliday yang

dilihat dari medan wacana, pelibat wacana, dan sarana wacana.

BAB V PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian yang mengaitkan latar belakang, teori, dan

rumusan teori baru dari penelitian.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi penutup yang memuat kesimpulan penelitian dan

sekaligus untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dalam perumusan

masalah, serta menyampaikan implikasi, saran-saran dan lampiran-

lampiran yang terkait dengan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Menguraikan judul-judul sumber bacaan selama penelitian ini baik

dari buku, jurnal, skripsi dan lain-lain.

Page 28: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Semiotik Sosial

1. Pengertian Semiotik

Semiotik sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial

memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar

yang disebut dengan “tanda”.1 Secara etimologis, istilah semiotik

berasal dari kata Yunani: semeion yang berarti “tanda” atau

semeiotikos yang berarti teori tanda.2 Secara terminologis, semiotik

didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-

objek, peristiwa-peristiwa, dan seluruh kebudayaan sebagai tanda.3

Batasan yang lebih jelas dikemukakan oleh Preminger. Seperti

dikutip oleh Alex Sobur dalam Analisis Teks Media, Preminger

menjelaskan bahwa semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini

menganggap bahwa fenomena sosial/masyarakat dan kebudayaan itu

merupakan tanda-tanda. Maka secara sederhana dapat dikatakan

bahwa semiotik itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan,

konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut

mempunyai arti.

Oleh Ferdinanrd de Saussure semiotik didefinisikan di dalam

Course in General Linguistic sebagai ilmu yang mengkaji tentang

peran tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial.4 Sementara itu

Charles Sanders Pierce mendefinisikan semiotik sebagai studi tentang

tanda dan segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya

(sintaksis semiotik), hubungan dengan tanda-tanda lain (semantik

semiotik), serta pengirim dan penerimanya oleh mereka yang

1 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) Cet. ke-6, h. 87. 2 Dadan Rusmana, Filsafat Semiotik: Paradigma, Teori, dan Metode Interpretasi Tanda

dari Semiotik Struktural hingga Dekonstruksi Praktis, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), h. 19. 3 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, h. 95. 4 Yasraf Amir Piliang, Semiotik Teks: Sebuah Pendekatan Analisis Teks, Vol. 5 No 2,

2004, h.190.

Page 29: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

15

menggunakannya (pragmatik semiotik).1 Oleh karena itu, melalui

tanda memungkinkan manusia berhubungan dengan orang lain dan

memberi makna pada fenomena alam.

Konsep dasar dari semiotik sendiri adalah „tanda‟ yang diartikan

sebagai a stimulus designating something other than itself (suatu

stimulus yang mengacu pada sesuatu yang bukan dirinya sendiri).2

Menurut Umberto Eco tanda merupakan suatu yang atas dasar

konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili

sesuatu yang lain.3

Di antara tipologi tanda yang terkenal adalah pengelompokan

tanda menjadi tiga jenis oleh Founding Father Semiotik Charles

Sanders Pierce yaitu ikon (icon), indeks (index), dan simbol (symbol).

Icon adalah tanda yang mengandung kemiripan „rupa‟ sehingga tanda

itu mudah dikenali oleh para pemakainya. Index adalah tanda yang

memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial di antara

representamen dan objeknya. Di dalam indeks, hubungan antara tanda

dengan objeknya bersifat kongkret, aktual, dan biasanya melalui suatu

cara yang sekuensial atau kausal. Symbol merupakan jenis tanda yang

bersifat abriter dan konvensional sesuai kesepakatan atau konvensi

sejumlah orang atau masyarakat. Menurut Pierce, tanda-tanda

kebahasaan pada umumnya adalah simbol-simbol.4

Teori semiotik dari Pierce lebih menekankan pada logika dan

filosofi tanda-tanda yang ada di masyarakat dan seringkali disebut

sebagai „grand theory‟. Semiotik bagi Pierce terbagi atas tiga unsur

yaitu tanda (sign), objek (object), dan interpretan (interpretant).

“Menurut Pierce, salah satu bentuk tanda adalah kata.

Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara

interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang

1 Dadan Rusmana, Filsafat Semiotik: Paradigma, Teori, dan Metode Interpretasi Tanda

dari Semiotik Struktural hingga Dekonstruksi Praktis, h. 22. 2 Bambang Mujiyanto, Emilsyah Nur, Semiotik dalam Metode Penelitian Komunikasi

Semiotics in Research Method of Communication, Vol. 16 No 1, April 2013, h. 74. 3 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotik Komunikasi: Aplikasi Praktis bagi Penelitian

dan Skripsi Komunikasi, h. 7. 4 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotik Komunikasi: Aplikasi Praktis bagi Penelitian

dan Skripsi Komunikasi, h. 18.

Page 30: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

16

objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu

berinteraksi dalam benak seseorang, maka munculah makna

tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut.”

Gambar 2.1

Elemen Makna Pierce

Sign

Interpretant Object

Ferdinand de Saussure merupakan tokoh semiotik linguistik yang

menganggap bahasa sebagai sistem tanda. Saussure melihat bahasa

sebagai sebuah sistem yang utuh dan harmonis. Dalam istilah

Saussure atau secara internal disebut sebagai langue. Sedikitnya ada

lima pandangan Saussure yang terkenal yaitu soal penanda dan

petanda, bentuk dan isi, bahasa (langue) dan tuturan (parole),

synchronic dan diachronic, serta syntagmatic dan paradigmatik.

Penerus dari pemikiran Saussure, Roland Barthes mendefinisikan

tanda sebagai sebuah sistem yang terdiri dari sebuah ekspresi

(signifier) dalam hubungannya dengan content (signified). Gagasan

Barthes ini dikenal dengan “Order of Significations” (tatanan

pertandaan). Barthes membahas konsep tanda melalui konotasi dan

denotasi sebagai kunci dari analisisnya. Lewat model ini Barthes

menjelaskan bahwa signifikasi tahap pertama merupakan hubungan

antara signifier (ekspresi) dan signified (content) di dalam sebuah

tanda terhadap realitas external. Itu yang disebut Barthes sebagai

denotasi yaitu makna paling nyata dari tanda (sign).5

Sedangkan konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk

menunjukkan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan

interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau

5 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotik Komunikasi: Aplikasi Praktis bagi Penelitian

dan Skripsi Komunikasi, h. 21.

Page 31: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

17

emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya.6 Pada

signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja

melalui mitos (myth). Mitos adalah bagaimana kebudayaan

menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau

gejala alam.7

Pada dasarnya, analisis semiotik memang merupakan sebuah

ikhtiar untuk merasakan sesuatu yang “aneh”, sesuatu yang perlu

dipertanyakan lebih lanjut ketika membaca atau mendengar suatu teks

atau narasi tertentu. Analisisnya bersifat paradigmatik, dalam arti

berupaya menemukan makna termasuk dari hal-hal yang tersembunyi

di balik sebuah teks. Maka itu, orang lebih sering mengatakan bahwa

semiotik adalah upaya menemukan makna “berita di balik berita”.8

Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan dari definisi di atas

bahwa semiotik adalah ilmu yang mempelajari tanda. Tanda dapat

menunjukkan adanya suatu peristiwa, sifat, benda, dan lain

sebagainya. Seperti, bendera kuning menandakan adanya kematian,

lampu merah menandakan kendaraan untuk berhenti, gambar api pada

benda tertentu menandakan benda mudah terbakar, menangis tanda

kesedihan, dan sebagainya.

2. Macam-Macam Analisis Semiotik

Secara keseluruhan, luas atau tidaknya cakupan semiotik

bergantung pada batasan pengertian terhadap fokus kajiannya, yakni

tanda. Mansoer Pateda menyebutkan ada sembilan macam semiotik

yang dikenal sekarang. Jenis-jenis semiotik itu diantaranya sebagai

berikut:9

6 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotik Komunikasi: Aplikasi Praktis bagi Penelitian

dan Skripsi Komunikasi, h. 21. 7 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotik Komunikasi: Aplikasi Praktis bagi Penelitian

dan Skripsi Komunikasi, h. 22. 8 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, h.117. 9 Dadan Rusmana, Filsafat Semiotik: Paradigma, Teori, dan Metode Interpretasi Tanda

dari Semiotik Struktural hingga Dekonstruksi Praktis, h. 35.

Page 32: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

18

a. Semiotik analitik merupakan semiotik yang menganalisis sistem

tanda. Pierce mengatakan bahwa semiotik berobjekkan tanda dan

menganalisisnya menjadi ide, objek, dan makna.

b. Semiotik deskriptif merupakan semiotik yang memerhatikan sistem

tanda yang dapat dialami oleh setiap orang, meskipun ada tanda

yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksikan sekarang.

c. Semiotik faunal (zoosemantic) merupakan semiotik yang

menganalisis sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan ketika

berkomunikasi di antara mereka dengan menggunakan tanda-tanda

tertentu.

d. Semiotik kultural merupakan semiotik yang khusus menelaah

sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu.

e. Semiotik naratif merupakan semiotik yang menelaah sistem tanda

dalam narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan (folklore).

f. Semiotik natural merupakan semiotik yang khusus menelaah

sistem tanda yang dihasilkan oleh alam.

g. Semiotik normatif merupakan semiotik yang khusus menelaah

sistem tanda yang dibuat manusia berwujud norma-norma.

h. Semiotik sosial merupakan semiotik yang khusus menelaah sistem

tanda yang dihasilkan oleh manusia berwujud lambang, baik

lambang berwujud kata maupun kalimat.

i. Semiotik struktural merupakan semiotik yang khusus menelaah

sistem tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa.

Adapun fokus yang menjadi objek kajian penelitian ini termasuk

ke dalam Semiotik Sosial. Peneliti bermaksud untuk menelaah sistem

tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik

lambang berwujud kata maupun lambang berwujud kata dalam satuan

yang disebut kalimat. Untuk itu, yang akan menjadi bahan kajian di

sini adalah setiap tanda yang disusun oleh ILC. Secara spesifik, adalah

tiap kata dan kata dalam satuan yang disebut kalimat, dalam naskah

ILC mengenai kasus mahar politik yang terjadi antara La Nyalla

dengan Prabowo.

3. Analisis Semiotik Sosial M.A.K Halliday

Semiotik sosial dijelaskan oleh Michael Alexander Kirkwood

Halliday (M.A.K. Halliday) dalam bukunya yang berjudul Language

Social Semiotic. Semiotik sosial merupakan semiotik yang khusus

menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud

lambang, baik lambang berwujud kata maupun lambang berwujud

Page 33: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

19

kata dalam satuan yang disebut kalimat. Dengan demikian, semiotik

sosial menelaah sistem tanda yang terdapat dalam bahasa.10

Halliday dan Hasan menjelaskan bahwa istilah semiotik sosial

harus ditafsirkan secara berbeda yaitu semiotik dan sosial. Konsep

„semiotik‟ mulanya berasal dari konsep tanda, dan kata modern ini ada

hubungannya dengan istilah semainon (penanda) dan semainomenon

(petanda) yang digunakan dalam ilmu bahasa Yunani kuno oleh pakar

filsafat stoik.11

Sedangkan istilah „sosial‟ memiliki dua arti yaitu

kebudayaan dan sistem sosial.

Dengan demikian semiotik sosial merupakan suatu pendekatan

yang memberi tekanan pada konteks sosial, yaitu pada fungsi sosial

yang menentukan bentuk bahasa. Perhatian utama dari semiotik sosial

terletak pada hubungan antara bahasa dengan struktur sosial yang

memandang struktur sosial sebagai satu segi dari sistem sosial.12

Halliday menilai, karena teks itu ditentukan oleh fungsi sosial, maka

di balik sebuah teks sesungguhnya terdiri dari makna-makna.

Halliday mengembangkan semiotik sosial sebagai pendekatan

studi makna yang tidak hanya melihat bahasa sebagai entitas yang

secara otomatis dirujuk sebagai hubungan antara “yang ditandai” dan

“yang menandai”.

Pendekatan ini lebih melihat bahasa sebagai suatu realitas sosial

sekaligus realitas semiotik. Sebagai realitas sosial, bahasa merupakan

fenomena sosial yang digunakan masyarakat penutur untuk

berinteraksi dan berkomunikasi dalam konteks situasi dan konteks

kultural tertentu. Sedangkan sebagai realitas semiotik, bahasa

dianggap sebagai simbol yang merealisasikan realitas-realitas sosial di

atas dalam konteks situasi dan konteks kultural tertentu pula. Dengan

demikian, konsep semiotik lebih melihat bahasa sebagai sistem makna

10

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, h.101. 11

MAK Halliday, Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-Aspek Bahasa

dalam Pandangan Sosial, h.3. 12

MAK Halliday, Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-Aspek Bahasa

dalam Pandangan Sosial, h.5.

Page 34: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

20

yang diperoleh melalui jaringan hubungan antara sistem sosiokultural

suatu masyarakat dan sistem bahasa yang dipakainya.13

Halliday dalam berbagai tulisannya selalu menegaskan bahwa

bahasa adalah produk proses sosial. Tidak ada fenomena bahasa yang

vakum sosial, bahasa selalu berhubungan erat dengan aspek-aspek

sosial. Menurut Halliday, dalam proses sosial konstruk realitas tidak

dapat dipisahkan dari konstruk sistem semantis tempat realitas itu

dikodekan.

Formulasi „bahasa sebagai semiotik sosial‟ berarti menafsirkan

bahasa dalam konteks sosiokultural tempat kebudayaan itu ditafsirkan

dalam terminologis semiotis sebagai sebuah „sistem informasi‟. Dalam

level yang konkret, bahasa tidak berisi kalimat-kalimat, tetapi bahasa

itu berisi teks atau wacana, yakni pertukaran makna (exchange of

meaning) dalam konteks interpersonal. Mengkaji bahasa hakikatnya

mengkaji teks atau wacana.14

Dalam kajian bahasa berkaitan pula dengan teks dan konteks.

Istilah teks dan konteks merupakan dua aspek dari proses yang sama.

Ada teks dan ada teks lain yang menyertainya. Menurut Halliday dan

Hasan, teks adalah bahasa yang sedang melaksanakan tugas untuk

mengekspresikan fungsi atau makna sosial dalam konteks situasi.15

Mengutip dari Ricoer, Alex sobur mengatakan bahwa teks adalah

wacana (berarti lisan) yang difiksasikan ke dalam bentuk tulisan. Teks

juga diartikan sebagai seperangkat tanda yang ditransmisikan dari

seorang pengirim kepada seorang penerima melalui medium tertentu

dan dengan kode-kode tertentu.16

Sedangkan teks yang menyertai teks disebut sebagai konteks.

Namun pengertian mengenai konteks tidak hanya meliputi yang

13

Dadan Rusmana, Filsafat Semiotik: Paradigma, Teori, dan Metode Interpretasi Tanda

dari Semiotik Struktural hingga Dekonstruksi Praktis, h. 217. 14

Anang Santoso, Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis dan Analisis Wacana Kritis, No

1 Februari 2018, h.2. 15

MAK Halliday, Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-Aspek Bahasa

dalam Pandangan Sosial, h. 13. 16

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, h.53.

Page 35: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

21

dilisankan atau ditulis, melainkan termasuk pula kejadian-kejadian

yang nirkita (non-verbal) lainnya (keseluruhan lingkungan teks itu).17

Konteks situasi itu sendiri adalah keseluruhan lingkungan, baik

lingkungan tutur (verbal) maupun lingkungan tempat teks itu

diproduksi (diucapkan atau ditulis). Konteks memasukkan semua

situasi dan hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi pemakaian

bahasa, seperti partisipan dalam bahasa, situasi di mana teks tersebut

diproduksi, fungsi yang dimaksudkan, dan sebagainya.18

Dalam pandangan Halliday, konteks situasi terdiri atas tiga unsur

yang biasa disebut Trilogi Konteks Situasi, yaitu medan wacana,

pelibat wacana, dan sarana wacana.19

a. Medan Wacana (field of discourse)

Medan wacana (field of discourse) menunjuk pada

hal yang sedang terjadi serta latar institusi tempat satuan-

satuan bahasa itu muncul. Apa sesungguhnya yang sedang

disibukkan oleh para pelibat, yang di dalamnya bahasa ikut

serta sebagai unsur pokok tertentu. Medan wacana merujuk

pada apa yang dijadikan wacana oleh pelaku mengenai

sesuatu yang sedang terjadi.

Untuk menganalisis medan wacana bisa

menggunakan pertanyaan yang mencakup tiga hal yakni

ranah pengalaman, tujuan jangka pendek, dan tujuan jangka

panjang. Ranah pengalaman merujuk kepada ketransitifan

yang mempertanyakan apa yang terjadi dengan seluruh

„proses‟, „partisipasi‟, dan „keadaan‟. Tujuan jangka pendek

merujuk pada tujuan yang harus segera dicapai. Tujuan ini

bersifat konkret. Tujuan jangka panjang merujuk pada

17

MAK Halliday, Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-Aspek Bahasa

dalam Pandangan Sosial, h. 6. 18

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, h.56. 19

MAK Halliday, Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-Aspek Bahasa

dalam Pandangan Sosial, h. 16.

Page 36: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

22

tempat teks dalam skema suatu persoalan yang lebih besar.

Tujuan ini bersifat lebih abstrak.20

Melalui medan wacana ini ingin melihat apa

sebenarnya yang diwacanakan oleh ILC terkait dengan

kasus mahar politik yang terjadi antara La Nyalla dengan

Prabowo dalam proses Pemilihan Kepala Daerah di Jawa

Timur. Di mana dalam acara ILC tak hanya dibahas

mengenai kasus mahar politik yang terjadi antara La Nyalla

dengan Prabowo saja, tetapi juga ada pembicaraan lain

mengenai perlunya perubahan sistem/Undang-Undang

Pilkada langsung yang dinilai menjadi penyebab

munculnya praktek mahar politik.

b. Pelibat Wacana (tenor of discourse)

Pelibat wacana menunjuk pada orang-orang yang

mengambil bagian, pada sifat para pelibat, kedudukan, dan

peranan mereka. Jenis-jenis hubungan peranan apa yang

terdapat di antara para pelibat, termasuk hubungan–

hubungan tetap dan sementara. Baik jenis peranan tuturan

yang mereka lakukan dalam percakapan maupun rangkaian

keseluruhan hubungan-hubungan yang secara kelompok

mempunyai arti penting yang melibatkan mereka. Dengan

kata lain, siapa saja yang dikutip dan bagaimana sumber itu

digambarkan sifatnya.

Melalui pelibat wacana ini ingin melihat siapa saja

sebenarnya yang dilibatkan oleh ILC TV One yang

mengambil bagian dalam pembahasan kasus mahar politik

ini. Bagaimana pula ILC memilih para pelibat terkait

dengan kedudukan dan peran mereka dalam kasus mahar

politik ini. Di mana terlihat para pelibat yang dikutip atau

20

Anang Santoso, Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis dan Analisis Wacana Kritis, No

1, Februari 2018, h.4.

Page 37: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

23

diminta pendapatnya justru lebih banyak yang berada di

pihak Prabowo Subianto.

c. Sarana Wacana (mode of discourse)

Sarana wacana menunjuk pada bagian yang

diperankan oleh bahasa, hal yang diharapkan oleh para

pelibat diperankan bahasa dalam situasi itu. Sarana wacana

merujuk pada bagaimana komunikator (media massa)

menggunakan gaya bahasa untuk menggambarkan medan

(situasi) dan pelibat (orang-orang yang dikutip). Apakah

menggunakan bahasa yang diperhalus atau hiperbolik,

eufemistik atau vulgar. Termasuk salurannya (apakah

dituturkan atau dituliskan atau semacam gabungan

keduanya) dan juga mode retorikanya, yaitu apa yang akan

dicapai teks berkenaan dengan pokok pengertian seperti

bersifat membujuk, menjelaskan, mendidik, dan

semacamnya.

Melalui sarana wacana ini ingin melihat bagaimana

sebenarnya ILC menggambarkan wacana dan para pelibat

dengan gaya bahasa yang dipilih. Selain itu, melalui sarana

wacana juga ingin mengetahui apa sebenarnya yang ingin

dicapai oleh ILC dalam proses pembentukan wacana terkait

dengan kasus mahar politik yang terjadi antara La Nyalla

dengan Prabowo. Di mana dalam tayangan ILC, ada

wacana mengenai perubahan sistem Pilkada.

Menurut sudut pandang Halliday dan Hasan, semiotik sosial

melihat teks dari segi prosesnya sebagai peristiwa yang timbal balik,

suatu pertukaran makna yang bersifat sosial. Teks, sebagaimana telah

dikemukakan, adalah suatu contoh proses dan hasil dari makna sosial

dan konteks situasi tertentu. Konteks situasi, tempat teks itu

Page 38: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

24

terbentang, dipadatkan dalam teks melalui suatu hubungan yang

sistematis antara lingkungan sosial di satu pihak, dengan organisasi

bahasa yang berfungsi di lain pihak. Dalam hal ini teks dijadikan

sebagai mode of meaning dalam semiotik.21

Dalam penerapannya, metode semiotik ini menghendaki

pengamatan secara menyeluruh dari semua isi berita (teks), termasuk

cara pemberitaan (frame) maupun istilah-istilah yang digunakannya.

Penelitian metode semiotik ini memperhatikan koherensi makna antar

bagian dalam teks dan koherensi teks dengan konteksnya. Karena itu

dalam penelitian ini pun analisis dilakukan terhadap semua isi berita.22

B. Konstruksi Sosial Media Massa

Konsep mengenai konstruksionisme diperkenalkan oleh sosiolog

interpretatif Peter L. Berger bersama dengan Thomas Luckman melalui

buku The Social Construction of Reality: A Treatise in the Sociological of

Knowledge. Teori ini menjelaskan tentang proses sosial melalui tindakan

dan interaksinya, di mana individu secara intens menciptakan suatu

realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. Dalam

pandangan ini, menurut Berger, manusia dan masyarakat adalah produk

yang dialektis, dinamis, dan plural.23

Bagi Berger, realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah, tidak juga

sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan. Tetapi sebaliknya, ia dibentuk dan

dikonstruksi. Dengan demikian, realitas bersifat ganda/plural. Setiap orang

bisa mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas. Setiap

orang yang mempunyai pengalaman, preferensi, pendidikan tertentu, dan

lingkungan pergaulan atau sosial tertentu akan menafsirkan realitas sosial

itu dengan konstruksinya masing-masing.24

21

MAK Halliday, Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-Aspek Bahasa dalam

Pandangan Sosial, h. 16. 22

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, h.148. 23

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: PT

LkiS Printing Cemerlang), h. 16. 24

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 18.

Page 39: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

25

Menurut Berger dan Luckman, realitas sosial dikonstruksi melalui

proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Konstruksi sosial tidak

berlangsung dalam ruang hampa, namun sarat dengan kepentingan-

kepentingan.25

Berkaitan dengan konstruksi realitas, pada dasarnya pekerjaan

media massa adalah pekerjaan yang berhubungan dengan pembentukan

realitas. Media sibuk mengkonstruksi realitas yang akan disiarkan dari

berbagai peristiwa yang ada.

Proses konstruksi realitas oleh pelaku dalam media massa dimulai

dengan adanya realitas pertama berupa keadaan, benda, pikiran, orang,

peristiwa, dan sebagainya. Untuk melakukan konstruksi realitas, pelaku

konstruksi memakai strategi tertentu. Tidak terlepas dari pengaruh

eksternal dan internal, strategi konstruksi ini mencakup pilihan bahasa

mulai dari kata hingga paragraf. Hasil proses ini adalah wacana atau

realitas yang dikonstruksikan berupa tulisan (text), ucapan (talk), tindakan

(act) atau peninggalan (artifact). Karena wacana yang terbentuk sudah

dipengaruhi oleh berbagai faktor, wacana itu pun mengandung citra dan

makna yang diinginkan serta kepentingan yang diperjuangkan.26

Konstruksionis melihat komunikasi sebagai produksi dan

pertukaran makna. Titik perhatian dalam pendekatan konstruksionis

bukanlah pesan, melainkan makna. Karena pesan tidak hanya cukup dari

apa yang terlihat atau tertulis, tetapi juga apa yang tak terkatakan yang

justru menjadi maksud utama. Konstruksionis melihat sisi lain, pesan

adalah suatu konstruksi tanda melalui hubungan dalam produksi dan

pertukaran makna. Penekanan terletak pada teks dan bagaimana ia dibaca.

Pembacaan itu adalah suatu proses dan penemuan makna yang terjadi

ketika pembaca berinteraksi dan berhubungan dengan teks.27

Ada dua karakteristik penting dari pendekatan konstruksionisme.

Pertama, pendekatan konstruksionis yang menekankan pada politik

25

Alex Sobur, Analiss Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana , Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, h. 91. 26

Karman, Wacana Media Massa tentang Keikutsertaan Unjuk Rasa Kepala Daerah

Menolak Kenaikan Harga BBM, Vol 16 No 2, (Juli-Desember 2012), 125. 27

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 49.

Page 40: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

26

pemaknaan dan proses bagaimana seseorang membuat gambaran tentang

realitas. Kedua, pendekatan konstruksionis memandang kegiatan

komunikasi sebagai proses yang dinamis.28

Sebagai hasil dari konstruksi sosial maka realitas tersebut

merupakan realitas subjektif dan realitas objektif sekaligus.29

Dalam

realitas subjektif, realitas tersebut menyangkut makna, interpretasi, dan

hasil relasi antara individu dan objek. Sedangkan realitas objektif

berkaitan dengan sesuatu yang dialami, bersifat eksternal, berada di luar –

atau dalam istilah Berger, tidak dapat ditiadakan dengan angan-angan.

Jadi paradigma ini ingin mengungkapkan makna yang tersembunyi

di balik suatu realitas. Paradigma konstruktivis bermaksud untuk

mengetahui bagaimana realitas pemberitaan kasus mahar politik yang

terjadi antara La Nyalla dengan Prabowo di Indonesia Lawyers Club TV

One.

C. Mahar Politik dalam Pilkada

1. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)

Dalam catatan sejarah sejak Indonesia merdeka sampai saat ini,

pemerintah sudah mengeluarkan cukup banyak peraturan yang

mengatur tentang pemilihan kepala daerah. Peraturan tersebut dapat

dikelompokkan menjadi tiga periode yang dijelaskan dalam tabel di

bawah ini.30

Tabel 2.1

Periodisasi Pemilihan Kepala Daerah

Periode Sistem Pemilihan

Kepala Daerah

Dasar Hukum

Periode Penunjukan Periode Penunjukan

Gubernur oleh Presiden

atas pengusulan

beberapa calon oleh

DPRD Provinsi,

- Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1945

- Undang-Undang

Nomor 22 Tahun

1948

28

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 47. 29

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 18. 30

Rahmat Hollyson, Sri Sundari, Pilkada: Penuh Euforia, Miskin Makna, (Jakarta: Penerbit

Bestari, 2015), Cet ke-1, h. 28

Page 41: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

27

sedangkan Bupati

ditunjuk oleh Menteri

dalam negeri melalui

pengusulan DPRD

Kabupaten/Kota

- Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1957

tentang Pokok-Pokok

Pemerintahan Daerah

- Undang-Undang

Nomor 18 Tahun

1965

- Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1974

Periode Pemilihan

Perwakilan

Pemilihan

Gubernur/Bupati/

Walikota melalui

pemilihan di DPRD

Provinsi

Kabupaten/Kota

- Undang-Undang

Nomor 22 Tahun

1999

Periode Pemilihan

Langsung

Pemilihan

Gubernur/Bupati/

Walikota secara

langsung

- Undang-Undang

Nomor 32 Tahun

2004

- Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 2015

- Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 2015

Aturan yang pertama kali mengatur tentang pemilihan kepala

daerah secara langsung adalah UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah. Dengan berlakunya UU Nomor 32 Tahun 2004

ini maka sistem pemilihan kepala daerah di Indonesia mengalami

perubahan, yang dahulunya kepala daerah dipilih oleh DPRD tetapi

dengan lahirnya undang-undang tersebut kepala daerah dipilih secara

langsung oleh masyarakat.31

Dalam undang-undang ini,

gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, walikota/wakil

walikota dipilih secara langsung oleh rakyat Indonesia.

Dalam implementasinya, meskipun Undang-Undang Pilkada

ditetapkan pada tahun 2014, tetapi pemilihan kepala daerah secara

langsung baru dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta Demokrasi

pemilihan kepala daerah ini pertama kali dilaksanakan pada Pilkada

Kutai Kertanegara yang diikuti oleh tiga pasangan calon.

31

Rahmat Hollyson, Sri Sundari, Pilkada: Penuh Euforia, Miskin Makna, h.30.

Page 42: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

28

Pelaksanaan sistem Pilkada langsung sempat hampir

dikembalikan kepada sistem pemilihan melalui DPRD. Pada Kamis,

25 September 2014, DPR melaksanakan sidang paripurna untuk

mengesahkan RUU Pilkada. Sidang yang berlangsung alot tersebut

dipimpin oleh Prio Budisantoso Wakil Ketua DPR RI saat itu.

Akhirnya pada Jumat dini hari ditandai dengan ketuk palu pimpinan

sidang Wakil Ketua DPR Prio Budisantoso, DPR memutuskan untuk

kembali kepada pemilihan melalui DPRD dengan ditetapkannya UU

Nomor 22 Tahun 2014 tentang pemilihan Gubernur, Bupati, dan

Walikota.32

Dalam Bab II pasal 3 ayat (1) menyebutkan Gubernur

dipilih oleh anggota DPRD Provinsi secara demokratis berdasarkan

asas bebas, terbuka, dan adil. Ayat (2) menyebutkan Bupati/Walikota

dipilih oleh anggota DPRD Kabupaten/Kota secara demokratis

berdasarkan asas bebas, terbuka, dan adil.33

Penetapan UU Nomor 22 Tahun 2014 ini mendapatkan

penentangan yang luar biasa dari semua komponen bangsa.

Kekecewaan dan penolakan itu datang dari Presiden Indonesia saat

itu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), para politikus, para

akademisi, pengamat politik dan pemerintahan, mahasiswa dan

berbagai lapisan masyarakat lainnya.34

Oleh karena itu sebelum

undang-undang tersebut dilaksanakan, Presiden SBY pada saat itu

mengambil kebijakan untuk mengeluarkan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang (PERPPU) Nomor 1 Tahun 2015 yang

semangatnya adalah mengembalikan pemilihan kepala daerah secara

langsung. PERPPU ini disampaikan kepada DPR untuk menggantikan

UU Nomor 22 Tahun 2014 yang mengatur tentang pemilihan kepala

daerah melalui DPRD.

Dengan lahirnya UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun

2015 tentang pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi

32

Rahmat Hollyson, Sri Sundari, Pilkada: Penuh Euforia, Miskin Makna, h.33. 33 Rahmat Hollyson, Sri Sundari, Pilkada: Penuh Euforia, Miskin Makna, h.33. 34

Rahmat Hollyson, Sri Sundari, Pilkada: Penuh Euforia, Miskin Makna, h.34.

Page 43: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

29

undang-undang maka undang-undang ini mengembalikan pemilihan

kepala daerah dipilih secara langsung.35

Kemudian untuk penyempurnaan maka undang-undang ini

direvisi kembali dan diubah menjadi UU Nomor 8 Tahun 2015

tentang Perubahan atas UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 tahun 2014 tentang

Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi undang-undang.36

Perubahan sistem pemilihan kepala daerah secara langsung tentu

menandai era baru dalam pesta demokrasi di Indonesia. Pilkada secara

langsung diharapkan bisa menghasilkan kepala daerah yang memiliki

akuntabilitas lebih tinggi kepada rakyat.37

Selain itu, pemilihan secara

langsung juga diharapkan dapat meminimalisir praktik politik uang

karena calon pemimpin politik tidak mungkin „membayar‟ suara

seluruh rakyat, maupun kecurangan-kecurangan lain yang selama ini

terjadi dalam Pilkada sebelumnya.38

Namun pada pelaksanaannya, Pilkada secara langsung juga tidak

dapat menyelesaikan persoalan tersebut, melainkan hanya sebatas

ingar-bingar peristiwa pemungutan suara pada hari Pemilu dan bahkan

kini menimbulkan paradoks. Sebagaimana dikutip oleh Fitriyah dalam

jurnalnya, mantan Menteri Agama Gamawan Fauzi menyatakan,

Pilkada langsung berdampak pada biaya politik yang tinggi.39

Pemilihan kepala daerah secara langsung memerlukan biaya yang

lebih besar yang harus disediakan baik oleh pemerintah daerah

maupun oleh para kandidat yang berkompetisi. Biaya itu meliputi

biaya kampanye, biasa saksi, biaya survei elektabilitas, biaya

35

Rahmat Hollyson, Sri Sundari, Pilkada: Penuh Euforia, Miskin Makna, h.35. 36 Rahmat Hollyson, Sri Sundari, Pilkada: Penuh Euforia, Miskin Makna, h.35. 37

Ridho Imawan Hanafi, Pemilihan Langsung Kepala Daerah di Indonesia: Beberapa

Catatan Kritis untuk Partai Politik, Vol. 11 No 2, Desember 2014, h.1. 38

Fitriyah, “Fenomena Politik Uang dalam Pilkada”, dok. 1,

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/politika/article/viewFile/4824/4373, diakses pada Jumat, 2

Februari pukul 13.30 WIB. 39

Fitriyah, “Fenomena Politik Uang dalam Pilkada”, dok. 1,

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/politika/article/viewFile/4824/4373, diakses pada Jumat, 2

Februari pukul 13.30 WIB.

Page 44: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

30

pembuatan atribut kampanye, biaya operasional tim sukses atau

relawan dan biaya iklan di media cetak dan elektronik.

Besarnya ongkos politik yang harus ditanggung oleh pasangan

calon kepala daerah pada saat Pilkada langsung akan menimbulkan

masalah baru nantinya bagi kepala daerah terpilih.40

Sebut saja

misalnya biaya untuk “perahu” politik bagi yang maju dari partai

politik atau biasa disebut dengan biaya mahar politik.

2. Definisi Mahar Politik

Mahar politik diartikan sebagai salah satu biaya yang biasanya

dikeluarkan oleh pasangan calon yang akan maju melalui partai politik

sebagai syarat dan persetujuan untuk menggunakan “perahu” partai

politik tertentu. Jumlah uang yang harus dikeluarkan diperkirakan

cukup besar jauh melampaui batas sumbangan dana kampanye yang

ditetapkan dalam undang-undang.41

Dari beberapa pengalaman calon kepala daerah, diketahui bahwa

untuk mendapatkan dukungan “perahu” dari partai politik, pasangan

calon kepala daerah harus menyiapkan „pundi-pundi‟ yang lumayan

besar. Jumlah yang harus dikeluarkan berkisar antara satu miliar

hingga lima miliar rupiah untuk calon bupati/wakil bupati atau

walikota/wakil walikota dan lima miliar sampai dengan 15 miliar

untuk pemilihan gubernur/wakil gubernur. Angka ini tentunya bukan

angka absolut, tetapi masih dapat berubah sesuai dengan lobi-lobi

yang dilakukan oleh calon kepala daerah kepada pimpinan partai

politik.42

Besar kecilnya biaya “perahu” atau mahar politik juga bisa

dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain:43

a. Tingkat elektabilitas pasangan calon

40

Rahmat Hollyson, Sri Sundari, Pilkada: Penuh Euforia, Miskin Makna, h.21. 41

Fitriyah, “Fenomena Politik Uang dalam Pilkada”, dok. 1,

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/politika/article/viewFile/4824/4373, diakses pada Jumat, 2

Februari pukul 13.30 WIB. 42

Rahmat Hollyson, Sri Sundari, Pilkada: Penuh Euforia, Miskin Makna, h. 67. 43

Rahmat Hollyson, Sri Sundari, Pilkada: Penuh Euforia, Miskin Makna, h. 68.

Page 45: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

31

b. Kemampuan melakukan lobi-lobi politik

c. Keanggotaan di partai politik

d. Kebijakan pimpinan partai politik

Uang mahar politik ini menjadi salah satu faktor penting dalam

penentuan calon kepala daerah melalui partai politik. Uang mahar itu

biasanya akan dipergunakan untuk operasional partai dalam rangka

pemenangan pasangan calon yang diusung. Semakin besar uang

mahar yang diberikan oleh calon, maka semakin besar peluangnya

maju menjadi kepala daerah dari partai politik tersebut.

Adanya pengeluaran dana atau pemberian mahar politik itu sudah

masuk dalam kategori politik transaksional atau politik uang44

(money

politic). Politik uang atau money politic sendiri dianggap sebagai

praktik penggunaaan uang untuk mendapatkan posisi atau perolehan

dukungan dalam mencapai kekuasaan, baik berupa jabatan strategis di

pemerintahan maupun kemenangan dalam suatu Pemilu.45

Secara singkat, money politic diartikan sebagai uang sogok atau

uang suap yang diberikan kepada seseorang atau lembaga dengan

tujuan menyogok agar sebuah urusan dapat berjalan dengan lancar.

Sementara Azyumardi Azra mendefinisikan money politic sama

dengan suap atau risywah.46

Dalam syari‟at Islam suap merupakan

risywah yaitu sesuatu yang diberikan untuk membatalkan kebenaran

atau menetapkan kebatilan. Dengan kata lain, risywah adalah suatu

pemberian berupa uang atau benda yang diberikan kepada seseorang

untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan.47

Mashudi Umar menjelaskan, definisi risywah juga disampaikan

oleh Ibn al-Atsir dalam al-Nihayah fi al-Gharib al-Hadits wa al-Atsar,

44

Helmi Shemi, Bawaslu: Pemberi dan Penerima Mahar Politik Bisa dijerat Pidana,

https://news.idntimes.com/indonesia/helmi/ancaman-bawaslu-untuk-penerima-dan-pemberi-

mahar/full, diakses pada Kamis, 10 Mei 2018 Pukul 16.32 WIB. 45

Harun Al-Rasyid, Fikih Korupsi: Analisis Politik Uang di Indonesia dalam Perspektif

Maqashid al-Syari‟ah, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016) Cet. ke-1, h.42. 46

Mashudi Umar, “Money Politic dalam Pemilu Perpesktif Hukum Islam” Vol. 2 No. 1

(Januari, 2015), 106. 47

Mashudi Umar, “Money Politic dalam Pemilu Perpesktif Hukum Islam” Vol. 2 No. 1

(Januari, 2015), 106.

Page 46: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

32

sebagaimana dikutip dalam Himpunan Fatwa Majelis Ulama

Indonesia bahwa risywah adalah:48

“Risywah adalah pemberian yang diberikan oleh seseorang

kepada orang lain(pejabat) dengan maksud meluluskan suatu

perbuatan yang bathil (tidak benar menurut syari‟ah) atau

membathilkan perbuatan yang hak.”

3. Larangan Mahar Politik

Secara hukum, praktik mahar politik jelas dilarang dan termasuk

tindakan ilegal. Larangan soal mahar politik ini pun sudah diatur

secara tegas dalam pasal 187B UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang

Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota. Penerima mahar politik

bisa dikenakan sanksi pidana penjara maksimal selama 72 bulan dan

denda maksimal satu miliar.49

Selain itu bagi partai politik yang

terbukti menerima imbalan akan dikenakan sanksi berupa pelarangan

mengajukan calon pada periode berikutnya di daerah yang sama

sebagaimana diatur dalam pasal 47 ayat 2 UU Pilkada. Sedangkan

bagi pasangan calon yang memberikan mahar akan dijatuhkan sanksi

berupa pembatalan pencalonan sebagai kepala daerah sesuai dengan

pasal 47 ayat 5 UU Pilkada.

“Pasal 47 ayat 2 UU Pilkada: Dalam hal partai politik atau

gabungan partai politik terbukti menerima imbalan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), partai politik atau gabungan partai politik

yang bersangkutan dilarang mengajukan calon pada periode

berikutnya di daerah yang sama.”

“Pasal 47 ayat 5 UU Pilkada: Dalam hal putusan

pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

menyatakan setiap orang atau lembaga terbukti memberi imbalan

pada proses pencalonan gubernur, bupati, atau walikota maka

48 Mashudi Umar, “Money Politic dalam Pemilu Perpesktif Hukum Islam” Vol. 2 No. 1

(Januari, 2015), 117. 49

Undang-Undang No 10 Tahun 2016 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali

Kota Pasal 187B “Anggota partai politik atau gabungan partai politik yang dengan sengaja

melakukan perbuatan melawan hukum menerima imbalan dalam bentuk apapun pada proses

pencalonan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, serta walikota dan wakil

walikota sebagaimana dimaksud dalam pasal 47 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling

singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda paling

sedikit Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu

miliar rupiah).”

Page 47: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

33

penetapan sebagai calon, calon terpilih, atau sebagai gubernur,

bupati, atau walikota dibatalkan.”

Dalam syariat Islam, baik yang menerima (Murtasyi) dan yang

memberi (al-Rasyi) ataupun yang menjadi perantara (Raisyi), mereka

sama-sama mendapat predikat dilaknat Allah SWT.50

Praktiknya juga

jelas diharamkan. Landasan hukumnya terdapat dalam Q.S. An-Nisa

ayat 29-30, Allah SWT berfirman:

أها كى ب ٱنر نكى ب ا أيى طم ءايىا ل تأكهى سة ع تساض ٱنب تج أ تكى إل

كى و ي ا أفسكى إ ل تقتهى ا ٱلل بكى زح ا وي ٩٢كا ا وظه نك عدو فعم ذ

نك عهى ذ ازا وكا فسىف صه ٠سسا ٱلل

Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar),

kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka

di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh,

Allah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat

demikian dengan cara melanggar hukum dan zalim, akan Kami

masukkan dia ke dalam neraka. Yang demikian itu mudah bagi Allah.

(Q.S.An-Nisa:29-30)”

Dijelaskan juga dalam hadist Nabi Shallallahu‟alaihi wasallam:51

عهى وسهى نعت للا عه صهى للا سو قال قال زسىل للا ع ب عبد للا ع

ستش اش وان انس

Artinya:

“Dari Abdullah bin „Amr, dia berkata: Rasulullah shallallahu

alaihi wasalam bersabda: Laknat Allah kepada pemberi suap dan

penerima suap.” (H.R. Ahmad)

50

Mashudi Umar, “Money Politic dalam Pemilu Perpesktif Hukum Islam” Vol. 2 No. 1

(Januari, 2015), 107. 51

Al-Manhaj, https://almanhaj.or.id/7004-suap-mengundang-laknat.html, diakses pada 27

September 2018 pada pukul 14.00 WIB.

Page 48: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

34

: قال ثىبا ع زسىل نع صهى للا للا وسهى عه اش انس ستش وان

ائش ش انري ع وانس ا ه بArtinya:

“Dan diriwayatkan dari Tsauban radhiyallahu anhu, ia berkata:

Rasulullah shallallahu‟ alaihi wasallam melaknat pemberi suap,

penerima suap, dan perantaranya.” (HR. Ahmad dari Tsauban)

D. Talkshow sebagai Media Pemberitaan

Pada dasarnya program televisi dibagi menjadi dua bagian besar

yaitu program hiburan dan program informasi.52

Program hiburan biasanya

berisikan segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur penonton

dalam bentuk sinetron, musik, drama, film atau permainan.

Program informasi di televisi, sesuai dengan namanya,

memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton

terhadap berbagai hal-hal menarik yang sedang terjadi. Program informasi

adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan

pengetahuan atau informasi kepada khalayak. Daya tarik dari program ini

adalah informasi dan informasi itulah yang menjadi daya jual kepada

audiens. Dengan demikian, program informasi tidak selalu program berita

di mana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk

penyajian informasi termasuk juga talkshow.

Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu

berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news):

a. Berita keras (hard news)

Berita keras atau hard news merupakan segala informasi

penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media

penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar

dapat diketahui khalayak secepatnya. Aktualitas merupakan

52

Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Kencana, 2010), h.25.

Page 49: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

35

unsur penting dari berita langsung.53

Peristiwa atau kejadian

yang sudah lama terjadi tidak lagi bernilai untuk berita

langsung. Namun, aktualitas bukan hanya menyangkut waktu,

makin baru (aktual) berita itu disiarkan, maka berita-berita

tersebut makin baik. Aktualitas juga menyangkut sesuatu yang

baru diketahui atau diketemukan. Misalnya, cara baru, ide baru,

penemuan baru, dan lain-lain.

Berita keras dapat dibagi lagi ke dalam beberapa bentuk

berita yakni straight news, features, dan infotainment.54

Straight news merupakan bentuk berita langsung yang singkat

yang hanya menyajikan informasi terpenting saja yang

mencakup 5W + 1 H (who, what, where, when, why, dan how)

terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. Feature merupakan

bentuk berita ringan yang berdurasi singkat namun menarik.

Pengertian “menarik” di sini adalah informasi yang lucu, unik,

aneh, menimbulkan kekaguman, dan sebagainya. Sedangkan

Infotainment merupakan jenis berita yang menyajikan

informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal

masyarakat seperti celebrity. Infotainment termasuk ke dalam

bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera

ditayangkan.55

b. Berita lunak (softnews)

Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang

penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam

(indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita

yang masuk kategori ini ditayangkan pada satu program

tersendiri di luar program berita. Program yang masuk ke

dalam kategori berita lunak ini yaitu magazine, current affair,

dokumenter, dan talkshow.56

53

Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar, h. 70. 54

Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, h.26. 55

Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, h.27. 56

Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, h.27.

Page 50: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

36

Magazine adalah program yang menampilkan informasi

ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine

adalah feature dengan durasi yang lebih panjang. Currrent

affair adalah program berita yang menyajikan informasi ringan

terkait dengan suatu berita penting yang dibuat secara lengkap

dan mendalam. Dokumenter adalah program informasi yang

bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan

dengan menarik. Talkshow atau perbincangan adalah program

yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas

suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara

(host). Narasumber yang diundang adalah orang-orang yang

berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topik yang

diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang

tengah dibahas.

Sampai saat ini, talkshow merupakan format berita paling mutakhir

yang digemari khalayak.57

Program talkshow merupakan kombinasi seni

berbicara dan seni wawancara yang dikemas secara santai dan mengangkat

tema-tema yang menjadi fenomena terkini di masyarakat.58

Mengutip dari Harley Prayuda, Juniawati mengatakan bahwa

talkshow menjadi bagian dari keterampilan pemandu acara dalam

mewawancarai narasumber terkait suatu permasalahan yang sedang

menjadi sorotan, interaktif dengan narasumber dan menghasilkan

kesimpulan terbuka.59

Peran pemandu atau moderator juga sangat

menentukan sukses-tidaknya acara talkshow. Program talkshow akan lebih

menarik jika moderatornya cukup cekatan, komunikatif, dan menguasai

persoalan secara detail dan rinci. Pemandu atau moderator juga harus fair

dan rapi dalam menjelaskan fakta atau opini kepada pendengar.

57

Hasan Asy‟ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2015), h. 60. 58

Juniawati, Program Talkshow dan Ruang Public Sphere: Upaya Media Sebagai

Industri Pro Publik, https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/79/73,

di akses pada 9 Juli 2018, pukul 10.47 WIB. 59

Juniawati, Program Talk show dan Ruang Public Sphere: Upaya Media Sebagai

Industri Pro Publik, https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/79/73,

di akses pada 9 Juli 2018, pukul 10.47 WIB.

Page 51: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

37

Menurut instruktur radio Klaus Kastan, pemandu acara harus

memiliki talkshow skill berupa harmony, actual, responsible, leading,

entertainment, dan yield.60

Maksudnya pemandu harus mampu melakukan

beberapa tindakan yang meliputi (1) mengambil keputusan, (2) menyusun

topik dan pertanyaan dengan cepat, (3) memotong pembicaraan

narasumber yang melenceng, (4) kemampuan melakukan kompromi dan

meyakinkan narasumber, dan (5) memadukan kemasan program secara

interaktif.

Talkshow memiliki daya tarik tersendiri karena beberapa pelaku

berita hadir sekaligus, seperti moderator, panelis, narasumber, dan

audiensi. Selain itu, talkshow juga bisa disiarkan secara langsung/interaktif

dan atraktif. Dua komponen yang selalu ada dalam program talkshow yaitu

obrolan dan musik yang berfungsi sebagai selingan.61

Perbedaan paling penting antara talkshow dan wawancara berita

adalah talkshow bersifat dinamis, tidak terpaku pada aktualitas topik

perbincangan, dan jam tayangnya fleksibel.62

Berdasarkan Keputusan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Nomor

009/SK/KPI/8/2004 Tentang Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar

Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia pada Pasal 8 disebutkan

bahwa talkshow termasuk ke dalam program faktual. Adapun pengertian

program faktual merujuk pada program siaran yang menyajikan fakta non-

fiksi.63

Saluran televisi di Indonesia mempunyai beberapa acara talkshow

berita yang unik dan menarik. TV One adalah salah satu saluran televisi di

Indonesia yang memproduksi program-program acara talkshow berita

yang unik dan menarik. Salah satu program talkshow TV One yang banyak

diminati pemirsa televisi adalah Indonesia Lawyers Club. Program

talkshow berita ini dipandu oleh Karni Ilyas dan tayang setiap Selasa

pukul 19.30 WIB.

60

Masduki, Jurnalistik Radio, (Yogyakarta: Lkis Yogyakarta, 2001), h. 44. 61

Masduki, Jurnalistik Radio, h. 45. 62

Masduki, Jurnalistik Radio, h.45. 63

http://pusdatin.rri.co.id/file/docs/1/1496367778Kep%20KPI%20Ttg%20Pedoman%20P

erilaku%20Penyiaran.pdf, diakses pada Senin, 9 Juli 2018 pukul 10.33 WIB.

Page 52: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

38

Berita (news) sendiri diartikan sebagai informasi yang layak

disajikan kepada publik. Berita yang tergolong layak adalah informasi

yang sifatnya faktual, aktual, akurat, objektif, penting, dan tentu saja

menarik perhatian publik. Biasanya berita berupa pertanyaan yang

dipublikasikan melalui media massa.64

Menurut Mitchel V. Charnley dalam buku Jurnalistik Suatu

Pengantar, berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau

opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi

masyarakat luas.

E. Majas Sebagai Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk

meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingan

suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum.

Pendek kata penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta

menimbulkan konotasi tertentu. Gaya bahasa adalah cara mempergunakan

bahasa secara imajinatif, bukan dalam pengertian secara kalamiah saja.65

Secara umum, majas atau gaya bahasa terdiri atas empat bagian

besar yaitu majas pertentangan, majas perbandingan, majas penegasan,

dan majas sindiran.66

1. Majas Pertentangan

Biasanya dalam suatu konteks terdapat kata-kata yang berkias

menyatakan suatu pertentangan, macam-macam majas pertentangan

diantaranya:67

a. Antithesis

Majas yang menggunakan kata-kata berlawanan atau antonim

untuk mengungkapkan suatu maksud tertentu. Contoh: Sukses

64

Indah Suryawati, Jurnalistik suatu pengantar, h.67. 65

As Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis,

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 146. 66 Ernawati Waridah, Kumpulan Majas, Pantun, dan Peribahasa Plus Kesusastraan

Indonesia, (Bandung: Ruang Kata Imprint Kawan Pustaka, 2014) Cet.1, h.2. 67

Ernawati Waridah, Kumpulan Majas, Pantun, dan Peribahasa Plus Kesusastraan

Indonesia, h.2-4.

Page 53: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

39

atau tidak seseorang tergantung pada kerja keras yang

dilakukan.

b. Paradoks

Gaya bahasa yang mengandung makna pertentangan antara

pernyataan dengan fakta sebenarnya. Contoh: Meski lahir dari

keluarga kaya raya, dia tak sepenuhnya bahagia karna tak

mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tua.

c. Oksimoron

Gaya bahasa yang di dalamnya terdapat pertentangan. Gaya

bahasa ini biasanya menggunakan kata-kata yang berlawanan

dalam frase yang sama. Contoh: Jatuh bangun dalam

mengembangkan bisnis ini masih terekam dalam ingatan kami.

d. Anakronisme

Gaya bahasa yang mengandung ketidaksesuaian antar peristiwa

dengan waktu terjadinya. Contoh: Kompeni berhasil melacak

keberadaan Si Pitung berkat bantuan teknologi GPS.

e. Kontradiksi Interminus

Gaya bahasa yang di dalamnya berisi sangkalan terhadap suatu

pernyataan yang telah disebutkan sebelumnya. Biasanya

berisikan pengecualian. Contoh: Perpustakaan UIN Jakarta

buka setiap hari Senin-Sabtu pukul 08.00 – 20.00 kecuali hari

Jumat pukul 08.00 – 12.00.

2. Majas Perbandingan

Majas yang di dalamnya terdapat maksud perbandingan untuk

membandingkan sesuatu yang nantinya akan menimbulkan makna

perbandingan di antara yang dimaksud. Ada beberapa macam majas

perbandingan diantaranya:68

a. Metafora

68

Ernawati Waridah, Kumpulan Majas, Pantun, dan Peribahasa Plus Kesusastraan

Indonesia, h.5-16

Page 54: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

40

Gaya bahasa yang mengungkapkan perbandingan antara dua

benda dengan perbandingan analogis. Contoh: Buku adalah

jendela ilmu.

b. Sinestesia

Gaya bahasa yang mempertukarkan dua indera yang berbeda.

Contoh: Ana sangat manis saat memakai gaun berwarna biru

(manis = indera pengecapan bertukar dengan indera

penglihatan).

c. Simile

Gaya bahasa perbandingan dengan menggunakan kata depan

dan kata penghubung seperti layaknya, ibarat, seperti, umpana,

dan bagai. Contoh: Jalani saja hidup ini seperti air mengalir.

d. Alegori

Gaya bahasa yang menggunakan kiasan atau penggambaran

untuk mengungkapkan suatu hal. Contoh: Siapa yang tahu isi

hati manusia? Kedalamannya lebih dalam dari samudera. Tak

seorang pun dapat menyelaminya. Kecuali diri sendiri dan

Tuhan yang menciptakannya. Apa yang tampak di luar belum

tentu menggambarkan isi hati.

e. Alusio

Gaya bahasa yang menyugestikan bahwa ada kesamaan antara

orang, tempat, atau peristiwa. Contoh: Semoga di masa yang

akan datang akan terlahir Pram-Pram baru dari sekolah sastra

ini.

f. Metonimia

Gaya bahasa yang menggunakan nama merk atau atribut

tertentu untuk menyebut suatu benda dalam sebuah kalimat.

Contoh: Tatapannya tajam seperti pedang.

g. Antonomasia

Gaya bahasa yang menggunakan nama diri, gelar resmi, atau

jabatan untuk menggantikan nama diri. Contoh: Presiden

Indonesia melakukan kunjungan ke Jerman.

Page 55: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

41

h. Antropomorfisme

Gaya bahasa yang menggunakan kata atau bentuk lain yang

berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.

Contoh: Jakarta menjadi jantung perekonomian Indonesia.

i. Hiperbola

Gaya bahasa yang bersifat melebih-lebihkan sesuatu. Contoh:

Amarahnya tiba-tiba menggelegar di tengah suasana rapat

yang tenang.

j. Litotes

Gaya bahasa yang maknanya mengecilkan fakta yang

tujuannya untuk merendahkan diri. Contoh: Mohon maaf, kami

hanya bisa menjamu dengan menu alakadarnya. (pada

kenyataanya, di meja makanan telah tersedia aneka makanan

dan minuman)

k. Hipokorisme

Gaya bahasa yang menggunakan nama timangan atau kata

yang mengandung hubungan karib antara pembicara dengan

topik yang dibicarakan. Contoh: Tetapi mas Wied kan tidak

merokok. Aku yang melarang. Masak tukang becak seperti dia

merokok, bisa-bisa uangnya habis buat beli rokok, terus...mau

makan apa? Kalau mas kan cukup kaya. (seorang lelaki dan

selingkuh, Afifah Afra). “mas” adalah kata sapaan untuk

saudara tua laki-laki atau laki-laki yang dianggap lebih tua.

l. Personifikasi

Gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati

seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Contoh: Kobaran

api melahap puluhan rumah dalam waktu sekejap saja.

m. Sinekdoke

Gaya bahasa yang menyebutkan sebagian, tetapi yang

dimakusd ialah seluruh bagian atau sebaliknya. Pars pro toto

(sebagian untuk seluruh bagian) dan totem pro parte

Page 56: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

42

(keseluruhan untuk sebagian). Contoh: Pars pro toto, Ahmad

memberi lima biji dukuh manis. Totem pro parte, Chikungunya

menyerang Jawa Barat.

n. Eufemise

Gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang halus untuk

menggantikan kata-kata yang dipandang kasar/tabu. Contoh:

Pemerintah akan melakukan penyesuaian harga minyak tanah

pada akhir bulan ini. (Penyesuaian harga nilai rasanya lebih

halus daripada menaikkan harga).

o. Perifrase

Gaya bahasa untuk menggantikan suatu kata atau kelompok

kata lain. Kata atau kelompk kata tersebut dapat berupa nama

tempat, negara, benda, atau sifat tertentu. Contoh: Berlibur ke

Negeri tirai bambu adalah impianku (negeri tirai bambu =

China)

p. Simbolik

Gaya bahasa untuk melukiskan suatu maksud dengan

menggunakan simbol atau lambang. Contoh: Kupu-kupu

malam berterbangan di malam hari mencari mangsa. (kupu-

kupu malam merupakan simbol bagi wanita tuna susila).

q. Kiasmus

Gaya bahasa yang terdiri dari atas dua bagian, baik frasa atau

klausa, yang sifatnya berimbang dan dipertentangkan satu

sama lain, tetapi susunan frasa atau klausanya itu terbalik bila

dibanding dengan frasa atau klausa lainnya. Contoh: Dunia

memang panggung sandiwara, orang bodoh bisa berlagak

pintar dan orang pintar berlagak bodoh.

3. Majas Penegasan

Page 57: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

43

Gaya bahasa yang berisikan gagasan yang sifatnya terdapat

penjelasan sebagai penegasan, macam-macam majas penegasan

diantaranya:69

a. Repetisi

Gaya bahasa yang terdapat pengulangan kata, frase, atau

kalimat untuk memberikan penekanan. Contoh: Lebih baik

sekarang kamu pulang, lalu makan, lalu cuci kaki, lalu tidur.

Tidak perlu ikut campur masalah kami berdua!

b. Apofasis atau Preterisio

Gaya bahasa untuk menegaskan sesuatu dengan cara seolah-

olah menyangkal hal yang ditegaskan. Contoh: Tindak tanduk

mandor serakah itu terekam dengan baik di ingatan kami.

Kami tinggal menunggu waktu yang tepat untuk membuatnya

tidak berkutik lagi.

c. Aliterasi

Pengulangan konsonan pada awal kata secara berurutan.

Contoh: Baik budi bagai bekal bagi kehidupan kita

d. Pleonasme

Gaya bahasa yang menyampaikan suatu pemikiran atau

gagagasan secara berlebihan, sehingga ada beberapa

keterangan yang kurang dibutuhkan. Contoh: Anak-anak yang

masih berada di atas diharap segera turun ke bawah.

e. Paralelisme

Gaya bahasa yang menggunakan kata, frase, atau klausa yang

kedudukannya sama atau sejajar. Contoh: Baik golongan yang

tinggi maupun golongan yang rendah harus diadili kalau

bersalah.

f. Tautologi

69

Ernawati Waridah, Kumpulan Majas, Pantun, dan Peribahasa Plus Kesusastraan

Indonesia, h. 17-28.

Page 58: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

44

Gaya bahasa yang berupa pengulangan kata dengan

menggunakan sinonimnya. Contoh: Ia jadi marah dan murka

kepada orang yang menyerempet motor kesayangannya.

g. Inversi

Gaya bahasa yang mendahulukan predikat sebelum subjek

dalam suatu kalimat. Contoh: Luas benar sawah ayahmu.

h. Ellipsis

Gaya bahasa yang menghilangkan beberapa unsur kalimat.

Biasanya unsur-unsur yang hilang itu mudah ditafsirkan oleh

pembaca. Contoh: Aku sudah memberimu modal uang, barang,

bahkan waktuku bersama keluarga, tetapi hasilnya....

i. Retoris

Gaya bahasa untuk menanyakan sesuatu yang jawabannya

telah terkandung dalam pertanyaan tersebut. Contoh: Siapa

yang tidak ingin hidup bahagia?

j. Klimaks

Gaya bahasa untuk menuturkan satu gagasan secara berturut-

turut dari yang sederhana meningkat kepada gagasan yang

lebih kompleks. Contoh: Aku menangis, meledak-ledak seperti

mau memecahkan rongga dada. (Ziarah Batu, M N Furqon)

k. Antiklimaks

Gaya bahasa yang menentukan gagasan penting menurun

kepada gagasan yang sederhana. Contoh: Hilang dirinya,

hilang harga dirinya, tak bisa berbuat melawan hasrat. Selalu

saja minta dipenuhi kebutuhannya akan asap dari surga.

(Battumi Aging Mamiri, Sakti Wibowo)

l. Antanaklasis

Gaya bahasa yang menggunakan pengulangan kata yang sama

tetapi maknanya berlainan. Contoh: Pak Ahmad sedang

menonton ketoprak sambil makan ketoprak kesukaannya.

m. Pararima

Page 59: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

45

Gaya bahasa yang berupa pengulangan konsonan awal dan

akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan. Contoh:

tindak-tanduk pejabat nakal itu sudah menjadi incaran pihak

kepolisian sejak dua tahun lalu.

n. Koreksio

Gaya bahasa yang pada mulanya menegaskan sesuatu yang

dianggap kurang tepat, kemudian diperbaiki. Contoh: Harta

karun, maksudnya benda-benda peninggalan budaya, yang

terpendam di kedalaman laut, menjadi incaran para kolektor.

o. Asindeton

Gaya bahasa yang bersifat padat, beberapa kata. Frasa atau

klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata

sambung, biasanya hanya dipisahkan dengan koma. Contoh:

Segala bentuk hinaan, makian, fitnah, ia hadapi dengan tegar.

p. Polisindeton

Gaya bahasa kebalikan dari asindeton, menggunakan kata

penghubung unuk kata dan frasa yang berurutan. Contoh: kami

tidak hanya membangun rumah mewah, tetapi juga rumah

sederhana dan rumah susun sederhana milik atau rusunami.

q. Eklamasio

Gaya bahasa yang menggunakan kata seru. Contoh: Amboi

indah sekali pantai ini!

r. Alonim

Gaya bahasa yang menggunakan varian nama untuk

menegaskan. Contoh: Kamu tampan sekali dim! (Dim varian

nama dari Dimas)

s. Interupsi

Gaya bahasa yang menyisipkan keterangan tambahan di antara

unsur-usnur kalimat. Contoh: Ibu Susi Pudjiastuti, Menteri

Kelautan dan Perikanan Indonesia, akan membuka pameran

bahari.

t. Silepsis

Page 60: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

46

Gaya bahasa yang menggunakan dua konstruksi sintaksis yang

dihubungkan oleh kata sambung. Namun hanya salah satu

konstruksi yang maknanya utuh. Contoh: Fungsi dan sikap

bahasa. (Seharusnya: Fungsi bahasa dan sikap bahasa. Fungsi

bahasa maknanya „fungsi dari bahasa‟ sikap bahasa maknanya

„sikap terhadap bahasa‟.)

4. Majas Sindiran

Majas yang di dalamnya terdapat makna berupa kata sindiran.

Majas ini terbagi ke dalam beberapa jenis diantaranya:70

a. Ironi

Gaya bahasa untuk menyatakan maksud tertentu dengan

menggunakan kata-kata yang berlainan dengan maksud

tersebut. Contoh: Rapormu bagus, ada warnanya!

b. Sarkasme

Gaya bahasa yang berisi sindiran yang kasar. Contoh: Dasar

muka badak, sudah disindir masih juga berpura-pura tidak

mengerti.

c. Sinisme

Gaya bahasa sindiran yang mengandung ejekan terhadap suatu

ketulusan hati. Contoh: Peranannya diperusahaan itu sangat

besar sehingga tak ada satupun kebijakan kontroversi yang

lahir tanpa campur tangannya.

d. Antifrasis

Gaya bahasa ironi dengan kata atau kelompok kata yang

maknanya berlawanan. Contoh: “awas si bule datang..” saat

Ghani yang berkulit hitam mendekati mereka.

e. Inuendo

70

Ernawati Waridah, Kumpulan Majas, Pantun, dan Peribahasa Plus Kesusastraan

Indonesia, h. 29-31.

Page 61: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

47

Gaya bahasa sindiran yang bersifat mengecilkan fakta

sesungguhnya. Contoh: Ia menjadi juragan tanah karena

ayahnya koruptor kelas kakap.

Page 62: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

48

BAB III

GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

A. Sejarah Singkat TV One

1. Profil Perusahaan

TV One adalah salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia.

Stasiun televisi ini didirikan pada 9 Agustus 2002 oleh pengusaha

Abdul Latief dan dimiliki oleh Alatief Corporation. Awalnya stasiun

televisi ini bernama Lativi dengan konsep penyusunan acara lebih

banyak menonjolkan masalah yang berbau klenik, erotisme, berita

kriminalitas, dan beberapa program hiburan lainnya.

Pada 14 Februari 2008, Lativi secara resmi berganti nama

menjadi TV One. Peresmian dilakukan oleh Presiden Republik

Indonesia (2004) Susilo Bambang Yudhoyono di istana negara. TV

One menjadi staisun TV pertama di Indonesia yang mendapatkan

kesempatan untuk diresmikan secara langsung di Istana Presiden

Republik Indonesia.1

Setelah resmi berganti nama, Abdul latief tidak lagi berada dalam

kepemilikan saham TV One. Pada tahun 2006, sebagian saham TV

One juga sudah dimiliki oleh Grup Bakrie yang juga memiliki stasiun

televisi ANTV. Kini komposisi kepemilikan saham TV One terdiri

dari PT Visi Media Asia Tbk sebesar 49 %, PT Redal Semesta 31 %,

Good Response Ltd 10 %, dan Promise Result Ltd 10%.2 Direktur

Utama TV One saat ini adalah Ahmad R. Widarmana.

TV One kini hadir dengan kemasan program yang lebih fresh

dengan komposisi 70% program berita dan sisanya gabungan program

olahraga dan hiburan. TV One secara progresif menginspirasi

masyarakat Indonesia melalui berbagai program news dan sport. Hal

ini dilakukan agar pemuda Indonesia yang berumur 15 tahun ke atas

1 http://www.tvonenews.tv/profil, diakses pada Rabu, 27 Juni 2018 pukul 19.43 WIB.

2 https://www.merdeka.com/tvone/, diakses pada Senin, 10 Desember 2018 pukul 11.49

WIB.

Page 63: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

49

mampu berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri

dan masyarakat sekitar.

TV One membuktikan keseriusannya dalam menerapkan strategi

tersebut dengan menampilkan format-format yang inovatif dalam hal

penerbitan dan penyajian program.1 TV One mengklasifikasikan

programnya dalam kategori News One, Sport One, Info One, dan

Reality One.

Gambar 3.1 Logo TV One

sumber: www.tvonenews.tv

Di awal tahun berdirinya TV One mempunyai tag line

“MEMANG BEDA”, karena menyajikan berbagai informasi yang

dibutuhkan masyarakat dengan penyajian yang berbeda dan belum

pernah ada sebelumnya. Seperti Apa Kabar Indonesia yang

merupakan program informasi dalam bentuk diskusi ringan yang

membahas topik-topik terhangat bersama para narasumber dan

masyarakat yang disiarkan secara langsung pada pagi hari. Sedangkan

untuk program hardnews TV One dikemas dengan judul: Kabar

Terkini, Kabar Pagi, Kabar Pasar, Kabar Siang, Kabar Petang, dan

Kabar Malam.2

Pada ulang tahun ke-2, TV One mengubah tag line-nya menjadi

“TERDEPAN MENGABARKAN”. Perubahan ini dilakukan sebagai

pembuktian hasil share dan rating kepemirsaan dalam kurun waktu

dua tahun. TV One selalu menjadi yang terdepan dalam mengabarkan

dan menayangkan program-program berita seperti Breaking News

1 http://www.tvonenews.tv/profil, diakses pada Rabu, 27 Juni 2018 pukul 19.43 WIB.

2 http://www.tvonenews.tv/profil, diakses pada Rabu, 27 Juni 2018 pukul 19.43 WIB.

Page 64: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

50

yang tayang setiap saat secara langsung, yang mana tidak dapat

dilakukan oleh televisi lain.

Menginjak usia ke-3 tahun, TV One “GO INTERNASIONAL”

dengan membuat terobosan baru sebagai langkah untuk terus

berkembang dan mengepakkan sayap di kancah internasional. TV One

membuka kantor biro di beberapa negara seperti Amerika Serikat,

Australia, Jerman, Rusia, Timur Tengah, dan Malaysia. Tak hanya itu,

TV One juga menjalin kerjasama dengan Televisi Berita Internasional

seperti CNN dan Al Jazeera.

TV One memiliki beberapa program unggulan diantaranya

Indonesia Lawyers Club, Kabar Pagi, Kabar Petang, Apa Kabar

Indonesia Malam, One Pride Indonesia MMA, dan Damai

Indonesiaku yang mengupas berbagai isu, fakta, dan peristiwa di tanah

air dengan kemasan penyajian yang menarik.3

Selain itu, ada juga program sport pilihan seperti World Boxing

yang menampilkan pertandingan tinju kelas dunia dalam perebutan

gelar yang disertai dengan pertandingan partai-partai tinju dengan

kelas bawahnya. Serta Kabar Arena yang merupakan program berita

olahraga dengan mengusung informasi terbaru seputar dunia olahraga

baik dalam negeri maupun luar negeri.

Tabel 3.1

Struktur Organisasi TV One

Direktur Utama Ahmad R. Widarmana

Wakil Direktur Utama/

Editor in Chief

Karni Ilyas

Direktur Technical & Sports Reva Deddy Utama

Direktur Finance Andi Pravidia Saliman

Direktur Operation & Synergy David Eric Burke

Vice Editor in Chief Totok Suryanto

Chief Bussiness Development &

Corporate Communication

Harya M. Hidayat

Chief Human Capital

Development

Budi Benzani

sumber: www.tvonenews.tv

3 http://www.tvonenews.tv/program, diakses pada Jum‟at, 14 Desember 2018 pukul 13.50

WIB.

Page 65: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

51

2. Visi Misi TV One

Visi : Untuk mencerdaskan semua lapisan masyarakat yang pada

akhirnya memajukan bangsa.

Misi :

a. Menjadi stasiun TV olahraga & berita nomor satu

b. Menanyangkan program news & sport yang secara progresif

mendidik pemirsa untuk berpikiran maju, positif, dan cerdas.

c. Memilih program news & sport yang informatif dan inovatif

dalam penyajian dan kemasan.

B. Indonesia Lawyers Club (ILC)

1. Indonesia Lawyers Club

Dua puluh enam tahun lalu, tepatnya 6 Mei 1992, kelompok

pengacara bernama Jakarta Lawyers Club dibentuk (JLC). Kelompok

ini didirikan oleh advokat-advokat ternama seperti Amir Syamsuddin,

Denny Kailimang, Erman Raja, Luhut MP Pangaribuan, OC Kaligis,

Rudhy A. Lontoh, Todung Mulya Lubis, Wina Armada, dan Karni

Ilyas.4

JLC dibentuk karena keprihatinan tidak adanya organisasi

advokat yang bisa membawa masalah-masalah hukum ke tengah

masyarakat. Secara rutin para anggota JLC menggelar diskusi masalah

hukum yang sedang aktual dan hasilnya diliput oleh Majalah Forum

Keadilan.5

Diskusi JLC pun hanya bersifat off air kala itu. Namun ketika

Karni Ilyas menjadi Direktur Pemberitaan Hubungan Korporat SCTV,

barulah diskusi itu diangkat ke layar kaca. Waktu itu tema yang

diangkat adalah perseteruan antara Jaksa Agung Andi M. Ghalib dan

Ketua Umum Partai Amanat Nasional Amien Rais. Acara yang

4 http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt55e96c8a591ed/sejarah-ilc-tak-lepas-dari-

konflik-organisasi-advokat, diakes pada Jumat, 27 Juli 2018 pukul 15.04 WIB. 5 http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt55e96c8a591ed/sejarah-ilc-tak-lepas-dari-

konflik-organisasi-advokat, diakes pada Jumat, 27 Juli 2018 pukul 15.04 WIB.

Page 66: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

52

ditayangan pada 14 Mei 1998 itu pun mendapat respon positif dari

pemirsa televisi. Namun meski menarik dan meraih rating share

besar, JLC di SCTV hanya tayang sesekali saja hingga akhirnya

lenyap.6

Beberapa tahun kemudian JLC sempat ditayangkan kembali di

SCTV dipandu oleh host yang lebih muda. Posisi Karni Ilyas sebagai

host sempat digantikan oleh Ira Koesno, Nunung Setiyani, dan

terakhir oleh Rosiana Silalahi. Penggantian host ini pun nyatanya

malah membuat JLC semakin tak diminati.7

JLC rupanya sudah identik dengan sosok Karni Ilyas yang

memiliki suara serak dengan logat minang. Maka ketika Karni Ilyas

diminta Bakrie Group menjadi Direktur Pemberitaan sekaligus Pimred

TV One, diskusi JLC pun pindah tayang ke TV One dan kemudian

namanya diganti menjadi Indonesia Lawyers Club (ILC).8

Penggantian nama ini dimaksudkan agar pembahasan dalam diskusi

ILC mencakup seluruh permasalahan yang ada di Indonesia, tidak

hanya di Jakarta.9 Sesuai dengan target audiens ILC yang ingin

menjangkau semua lapisan masyarakat yang ada di Indonesia.

ILC tayang perdana di TV One pada tahun 2010. Program ini

dikemas secara interaktif berbentuk talkshow yang disiarkan langsung

(secara live) dengan menampilkan dialog antar narasumber mengenai

permasalahan hukum, politik, sosial, dan kriminal. Tujuan

dibentuknya program ini adalah untuk mengajak masyarakat berdialog

tentang persoalan hukum atau sebuah tema yang sedang mendapat

sorotan publik. Dialog dilakukan dengan mengundang banyak

6 https://www.kompasiana.com/ombrill/552a70976ea834b76a552d14/cikal-bakal-

indonesia-lawyers-club-dari-perseteruan-Amien-rais-andi-ghalib, diakes pada Jumat, 27 Juli 2018

pukul 15.08 WIB. 7 https://www.kompasiana.com/ombrill/552a70976ea834b76a552d14/cikal-bakal-

indonesia-lawyers-club-dari-perseteruan-Amien-rais-andi-ghalib, diakes pada Jumat, 27 Juli 2018

pukul 15.08 WIB. 8 https://www.kompasiana.com/ombrill/552a70976ea834b76a552d14/cikal-bakal-

indonesia-lawyers-club-dari-perseteruan-amin-rais-andi-ghalib, diakes pada Jumat, 27 Juli 2018

pukul 15.08 WIB. 9 Wawancara pribadi dengan Tejo Asmoro Produser ILC, Jakarta 15 November 2018,

Gedung TV One lantai 1, pukul 14.45 WIB

Page 67: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

53

narasumber dari berbagai latar belakang agar bisa memberikan analisa

yang mendalam terhadap suatu kasus.10

ILC juga menjadi program news dengan durasi tayang terpanjang

dipertelevisian Indonesia yaitu selama 210 menit. Acara yang dipandu

oleh Presiden Indonesia Lawyers Club Karni Ilyas ini tayang setiap

Selasa pukul 19.30 WIB dan ditayangkan ulang pada Sabtu pukul

19.00 WIB.

ILC selalu menghadirkan narasumber yang berkualitas pada

setiap penayangannya. Masing-masing narasumber akan berkomentar

tentang tema atau isu yang sedang dibahas. Tak jarang narasumber

saling berdebat mengenai tema yang dibahas karena adanya perbedaan

pendapat dan pandangan antara narasumber. Hal ini menjadikan

program ILC tampak berbeda dibanding program lainya karena tidak

membahas suatu masalah hanya dari satu sisi tapi juga dibahas dari

berbagai sisi berdasarkan cara pandang dari narasumber (cover both

side).

Gambar 3.2

Logo Indonesia Lawyers Club

sumber: www.tvonenews.tv

Hingga saat ini, berdasarkan hasil yang dikeluarkan oleh lembaga

survey AC Nielsen, program ILC masih menjadi salah satu program

10

Wawancara pribadi dengan Tejo Asmoro Produser ILC, Jakarta 15 November 2018,

Gedung TV One lantai 1, pukul 14.45 WIB

Page 68: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

54

news dan talkhsow yang mendapatkan rating dan share di atas rata-

rata. ILC juga menjadi program dengan rating dan share tertinggi di

antara program lain di TV One.11

Selain itu, konsep tempat juga ditonjolkan oleh ILC yang tampak

berbeda dengan program lain. Tempat berlangsungnya acara didesain

seperti ruangan disebuah restoran dengan meja-meja bulat dan kursi.

Meja inilah yang akan ditempati oleh para narasumber yang diundang.

Ada juga meja panjang berbentuk setengah lingkaran yang diletakkan

di stage utama. Meja ini biasanya diisi oleh narasumber utama yang

memiliki kaitan langsung dengan tema atau isu yang sedang dibahas.

Berikut adalah susunan redaksi ILC:12

Host/Pemimpin Redaksi : Karni Ilyas

Produser Executif : Andriyanto Prasetyo

Produser : Tejo Asmoro

Titie Poerdewi

Amelia Solihah

Asisten Produser : H. Ciptadi Siagian

Reporter : Vicktor Savoy Silalahi

Ricky Satria

Krisnandi Premi

2. Penghargaan Indonesia Lawyers Club

Tabel 3.2

Penghargaan ILC

No. Tahun Penghargaan

1 2013 Panasonic Gobel Awards Kategori Program

News Talkshow favorit

2 2014 Panasonic Gobel Awards 2014 Program

Talkshow Berita terfavorit

3 2015 Panasonic Gobel Awards 2015 kategori

11 Wawancara pribadi dengan Tejo Asmoro Produser ILC, Jakarta 15 November 2018,

Gedung TV One lantai 1, pukul 14.45 WIB. 12 Wawancara pribadi dengan Tejo Asmoro Produser ILC, Jakarta 15 November 2018,

Gedung TV One lantai 1, pukul 14.45 WIB.

Page 69: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

55

Talkshow Berita

4 2016 Panasonic Gobel Awards 2016 kategori News

Talkshow terfavorit

5 2017 Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia 2017

kategori program Talkshow Sumber: id.vivagroup.co.id

Page 70: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

56

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Sebelum menganalisis data, penulis akan menjelaskan terlebih dahulu

mengenai pemberitaan mahar politik La Nyalla dan Prabowo di Indonesia

Lawyers Club.

Berita permintaan mahar politik Prabowo kepada La Nyalla menarik

diperbincangkan di semua media massa terutama Indonesia Lawyers Club.

Pemberitaan ini dimulai karena pernyataan La Nyalla pada Kamis, 11 Januari

2018 yang mengaku dimintai uang sejumlah 40 miliar oleh Prabowo. Pernyataan

La Nyalla pun menghebohkan jagad politik Indonesia yang saat itu sedang

memanas menjelang Pilkada serentak 2018.

Kemudian alasan ILC mengangkat berita tersebut karena ILC ingin

menunjukkan adanya praktek mahar politik dalam proses pencalonan kepala

daerah. Hal lain yang menjadi alasan ILC membahas tema mahar politik ini juga

karena ingin ada perbaikan pada sistem Pemilu dan Pilkada langsung.

Pada bab ini akan membahas mengenai masalah pokok yang diambil untuk

bahan penelitian. Penulis menggunakan teori Semiotik Sosial M.A.K Halliday

yang mengungkapkan makna di balik suatu teks, diantaranya medan wacana (field

of discourse), pelibat wacana (tenor of discourse), dan sarana wacana (mode of

discourse). Tiga unsur inilah yang akan diteliti oleh penulis dalam mengamati

makna teks dalam pemberitaan mahar politik pada La Nyalla dan Prabowo.

Indonesia Lawyers Club TV One memberitakan kasus mahar politik ini

pada Selasa, 16 Januari 2018. Topik ini diangkat saat masih menjadi perbincangan

hangat di kalangan masyarakat dan media massa. Isu mahar politik dibahas secara

mendalam oleh ILC dalam enam segmen.

Page 71: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

57

Tabel 4.1

Rekap Analisis Semiotik Sosial

Medan Wacana (Field of Discourse)

Pelibat

Wacana (Tenor of

Discourse)

Sarana Wacana (Mode of Discourse)

Adanya pengakuan dari La

Nyalla bahwa ia dimintai

uang sebesar 40 miliar oleh

Prabowo. Tetapi Prabowo

dan Gerindra membantah

pernyataan La Nyalla. Harus

ada perbaikan sistem Pilkada

yang menghabiskan uang

banyak.

23

narasumber

Majas Eufemisme

Majas Alegori

Majas Klimaks

Majas Apofasis atau Preterisio

Majas Sinisme

Majas Retoris

Majas Repetisi

Majas Antonomasia

Majas Antiklimaks

Dengan demikian peneliti akan merinci secara jelas sesuai tiga unsur yang

menjadi fokus penelitian pada Analisis Semiotik Sosial, yakni medan wacana,

pelibat wacana, dan sarana wacana.

A. Medan Wacana (Field of Discourse)

Tabel 4.2

Data Medan Wacana

Tanggal Temuan

16 Januari 2018 Medan wacana ini membahas

mengenai La Nyalla yang mengaku

dimintai uang 40 miliar oleh Prabowo

dan 170 miliar oleh oknum Gerindra.

Tetapi Prabowo dan Gerindra

membantah adanya permintaan mahar

politik kepada La Nyalla, yang ada

hanya permintaan uang saksi.

Disertakan juga pembahasan tentang

adanya praktek mahar politik sebagai

akibat dari sistem Pilkada langsung

yang mengharuskan mengeluarkan

uang banyak dan oleh sebab itu harus

ada perbaikan sistem Pilkada.

Page 72: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

58

1. Analisis Data (Mahar Politik: La Nyalla vs Prabowo)

Medan wacana pada pemberitaan ini menceritakan bahwa

Prabowo telah meminta La Nyalla untuk menyiapkan uang sebesar 40

miliar. Dana itu diminta sebagai uang saksi. Pernyataan ini ditegaskan

dalam kutipan La Nyalla:

“Saya disuruh siapkan uang 40 miliar saya gamau. Saya bilang

ini sama Fadli Zon, mas ini untuk apa saya, saya dipanggil

sama 08 ko saya dimaki-maki, saya dimarah-marahin terus

disuruh serahkan uang 40 miliar untuk uang saksi. Loh saya

datang sana itu untuk dapetin rekom, ko tau-taunya saya

dimaki-maki. Loh saya ini siapa, Prabowo itu siapa? Saya

bukan pegawainya dia ko. Ko dia maki-maki saya, enak aja.”1

Uang itu diminta pada 9 Desember 2018 saat La Nyalla

dipanggil oleh Prabowo ke Hambalang. Tetapi La Nyalla menolak

memberikan uang 40 miliar karena hanya bersedia menyiapkan dan

menyerahkan dana saksi dan dana pemenangan setelah resmi sebagai

calon gubernur di KPU. Kemudian La Nyalla diberi surat tugas untuk

mendapatkan partai koalisi dari tanggal 10 Desember sampai dengan

20 Desember 2018. Namun La Nyalla tak bisa memenuhi surat tugas

tersebut.

Setelah pertemuan itu, Tubagus Daniel Hidayat mengatakan

bahwa La Nyalla kembali diminta menyiapkan dana sebesar 150 miliar

atau 170 miliar oleh oknum pengurus DPD Gerindra Jawa Timur yang

diketahui bernama Supriyatno. Dana itu akan dibawa ke Prabowo

untuk mengurus surat rekomendasi La Nyalla sekaligus untuk

mendapatkan partai koalisi. Kutipan ini sesuai dengan naskah berita

berikut:

“Tubagus Daniel Hidayat:

Jadi dia menyampaikan kepada saya bahwa kalo mas La Nyalla

mau maju, inikan waktunya tinggal tiga hari, siapkan saja uang

170-150, 170 atau 150 bawa cash ke saya, urusan PAN dan

1 Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 73: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

59

Prabowo urusan saya, gitu. Jadi ini yang bicara ini adalah

pengurus partai Gerindra dan anggota dewan.

Karni Ilyas:

Oh orang yang satu itu dia pengurus Gerindra juga anggota

dewan ?

Tubagus Daniel Hidayat:

Ya betul

Karni Ilyas:

DPP?

Tubagus Daniel Hidayat:

Iyah, DPD.

Karni Ilyas:

DPD, berarti DPD Jawa Timur?

Tubagus Daniel Hidayat:

Iyah”2

Menurut Faizal Assegaf, tidak keluarnya surat rekomendasi

untuk La Nyalla karena terhambat oleh praktek politik uang dalam

rekomendasi rekrutmen kepala daerah di partai Gerindra. Oleh karena

itu, pengacara Faizal Assegaf meminta La Nyalla agar menyampaikan

persoalan mahar politik ini ke publik. Seperti yang dikutip oleh Faizal

berikut:

“Kami minta pak La Nyalla untuk sampaikan itu kepada

publik, alhamdulillah hari ini kemudian memantik kesadaran

banyak orang untuk kemudian masuk bahwa ternyata modus-

modus uang yang diperhalus dengan bahasa apa namanya dana

saksi, uang arisan, uang administrasi, uang tuyul, uang

perjamuan elit, itu semua penghalusan. Intinya bahwa memang

ada praktek politik uang yang menghambat keluarnya

rekomendasi rekrutmen kepala daerah.”3

2 Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 3 Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 74: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

60

Munculnya pernyataan La Nyalla pada 11 Januari 2018 yang

mengaku dimintai uang sebesar 40 miliar oleh Prabowo sebagai syarat

untuk maju dalam Pilkada Jawa Timur membuat jagad politik gempar.

Pernyataan ini sesuai dengan naskah berita berikut:

“Jagad politik gempar, dengan tudingan mahar, sebesar 40

miliar rupiah yang diminta Prabowo Subianto kepada La

Nyalla Mattaliti sebagai salah satu syarat maju dalam bursa

Gubernur Jawa Timur 2018.”4

Tudingan La Nyalla pun langsung dibantah oleh sejumlah

kepala daerah yang pernah diusung oleh partai Gerindra dalam

kontestasi Pilkada. Sesuai dengan naskah berita berikut:

“Sejumlah kepala daerah dan tokoh yang pernah dan akan

diusung atau sekedar didekati Gerindra seperti Ridwan Kamil,

Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Sudrajat, Sudirman Said,

hingga Mahfud MD, sepakat menyatakan tak pernah diminta

uang mahar saat dirinya bertarung dalam kontes Pilkada

dengan bendera Gerindra.”5

Sandiaga Uno sebagai salah satu wakil kepala daerah yang

pernah diusung oleh partai Gerindra dalam Pilkada Jakarta 2017

menyatakan bahwa ia tidak pernah dimintai uang mahar oleh

Prabowo. Penyataan ini ditegaskan sebagai berikut:

“Sandiaga Uno:

Gak ada. Gak ada sama sekali. Pak Prabowo dan sangat

professional dan itu sudah terbukti waktu mencalonkan pak

Jokowi dan pak Ahok, waktu saya dan mas Anies juga sama.

Kemarin kita menghabiskan habis lebih dari 100 miliar. Jadi

itu yang diinginkan sebetulnya oleh Gerindra. Jangan sampe

nanti kita sudah mencalonkan gak memiliki pendanaan. Itu

semua kita laporkan secara transfaran, diaudit, dilaporkan ke

KPK juga jadi alhamdulillah.”6

4 Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 5 Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 6 Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 75: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

61

Tak hanya Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Anies Baswedan,

dan Basuki Tjahaja Purnama pun menyatakan hal yang sama, tidak

pernah dimintai uang mahar sepeser pun oleh Prabowo atau partai

Gerindra. Pernyataan itu ditegaskan sebagai berikut:

“Ridwan Kamil:

Pada waktu Pilwakot 2013, tidak sepeserpun partai Gerindra

apalagi yang terhormat pak Prabowo menanyakan urusan

mahar tiket untuk Pilkada. Ya jadi saya kira, yang ada itu

adalah partai Gerindra malah membantu dalam proses

pemenangannya kan begitu. Kemudian kalo ada yang

menanyakan kenapa sekarang berpisah karena memang ada

syarat yang belum bisa saya penuhi. Partai Gerindra meminta

saya menjadi kader. Sesuatu yang belum mungkin saya

lakukan di saat ini. Nah di situlah titik berpisahnya, tapi kalo

urusan, mahar saya kira saya sampaikan tidak ada sepeser

pun.”7

“Anies Baswedan:

Gak ada mahar, gak ada. Sama sekali gak ada. Bahkan kalo

bisa dibilang ya semuanya kemarin itu iuran. Proses politik

memerlukan biaya itu benar, tapi bahwa calon harus, kami,

harus membayar itu, tidak ada.”8

“Basuki Thajaja Purnama:

Parpol gak minta mahar loh, hanya minta, pengurusnya, anak

cabangnya, rantingnya bergerak.”9

Sebelum kasus La Nyalla muncul, Mahfud MD pun pernah

diminta oleh partai Gerindra untuk maju menjadi calon kepala daerah

di Jawa Timur. Namun tak ada pembicaraan uang mahar politik

seperti yang dikatakan oleh La Nyalla. Sesuai dengan naskah berita

berikut ini:

“Lalu tanggal 18 bulan Desember tahun 2012 Sekjen partai

Gerindra Ahmad Muzammil itu ke kantor saya di Jakarta

ditemeni dua pimpinan Gerindra menyatakan pak Mahfud saya

7 Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 8 Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 9 Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 76: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

62

diutus pak Prabowo yang sekarang sedang di Eropa minta pak

Mahfud agar bersedia menjadi calon ketiga. Saya sambil

bergurau begitu ya, aduh masa saya disuruh jadi calon

gubernur gak punya uang dong, terlalu mahal ituh calon

gubernur. Partai Gerindra itu menyatakan gak usah mikirkan

uang, kalau pak Mahfud mau ya nanti kita anulah kita

usahakan sama-sama. Gak usah mikirin uang.”10

Menjawab tuduhan La Nyalla, Wasekjen partai Gerindra

Andre Rosiade pun mengatakan bahwa di Gerindra tak ada praktek

uang mahar politik dalam proses pencalonan kepala daerah. Biaya

yang dibutuhkan selama proses pemilihan didapat dari hasil iuran

kader Gerindra, calon kepala daerah, dan sumbangan pribadi

Prabowo. Pernyataan ini tampak di bawah ini:

“Kang Emil sudah menyampaikan testimoni kepada kami. Ya

bahwa tidak ada mahar dipartai Gerindra. Bahkan silahkan

tanya kepada pak Jokowi dan pak Ahok yang didukung oleh

partai Gerindra. Di kasus pak Jokowi dan pak Ahok, itu pak

Prabowo mengeluarkan uang dari kantong pribadinya pak

Karni, itu hampir 62 miliar ya. Untuk kasus Anies dan Sandi

saja, tadi saya diskusi dengan ketua DPD Gerindra DKI

Muhammad Taufik. Meskipun bang Sandi menyatakan beliau

mengeluarkan uang hampir 108 miliar karena Sandi

merupakan konglomerat ya pengusaha besar. Itu ba, pak

Prabowo ya, diinformasikan oleh ketua DPD Gerindra DKI

bahwa mengeluarkan uang hampir 70 miliar. Di zaman pak

Jokowi-Ahok, beliau mengeluarkan uang 62 miliar dari

kantong pribadi.”11

“Itu baru dari kantong pribadi pak Prabowo. Belum lagi iuran

dan gotong-royong dari kader-kader yang ada di seluruh

Indonesia yang jumlahnya lebih besar dari sumbangan dari eh

bang Sandi sendiri. Inilah yang terjadi, selama ini di Partai

Gerindra. Bahwa kami, mengenal asas urunan, asas gotong

royong, dan selama ini pak Prabowo mengeluarkan dari

kantong beliau pribadi. Untuk memenangkan calon-calon yang

beliau dukung.”12

10

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 11

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 12

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 77: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

63

Pihak Gerindra mengkonfirmasi bahwa permintaan uang

sebesar 40 miliar itu adalah untuk dana saksi. Dana itu akan

digunakan untuk membiayai kader yang akan menjadi saksi di 68.000

TPS yang ada di Jawa Timur. Ferry Juliantono menegaskan

pernyataannya kepada Karni Ilyas sebagai berikut:

“Karni Ilyas:

Yang ingin saya tanyakan. Kalau engga ada mahar, munculnya

angka 40 miliar, 170 miliar

Ferry Juliantono:

Ya itu yang

Karni Ilyas:

Dalam bentuk apa itu?

Ferry Juliantono:

Jadi sebenernya biaya-biaya itu adalah biaya saksi Jawa Timur

khususnya misalkan ada berapa TPS, 68.000 kurang lebih. Itu

kan meskipun kita minta kader-kader kita untuk secara apa

idealis secara semangat, mereka akan melakukan pekerjaan-

pekerjaan demi partai. Tetapi kan itu adalah sesuatu yang juga

kita harus mempertimbangkan mereka harus diberi apa

namanya atensi. Bisa dalam bentuk uang bisa dalam bentuk

makanan. Karena mereka melakukan tugas berhari-hari.”13

Gagalnya La Nyalla maju dalam kontestasi Pilkada Jawa

Timur adalah bukan karena persoalan uang mahar politik tetapi karena

Gerindra hanya memiliki 13 kursi di legislatif. Sedangkan sesuai

dengan aturan Undang-Undang No. 10 Tahun 2016 Pasal 40 bahwa

Partai politk atau gabungan partai politik dapat mendaftarkan

pasangan calon jika telah memenuhi persyaratan perolehan paling

sedikit 20% dari jumlah kursi di DPRD atau 25% dari akumulasi

perolehan suara sah dalam Pemilu anggota DPRD di daerah yang

bersangkutan. Butuh partai koalisi agar bisa mencalonkan La Nyalla.

Oleh karena itu Gerindra memberikan surat tugas pada 10 Desember

13

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 78: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

64

2018 agar La Nyalla bisa mendekati PAN, PKS atau Demokrat untuk

mendapatkan kecukupan kursi. Namun koalisi itu tak bisa dicapai

sehingga Gerindra tak bisa mengeluarkan surat rekomendasi untuk La

Nyalla. Ini sesuai dengan pernyataan Supriyatno kepada Karni Ilyas

seperti berikut:

“Jadi persoalan sekarang ini adalah bukan persoalan apa

namanya eh bukan persoalan masalah eh duit tapi masalah

dukungan partai. Partai Gerindra tidak bisa mencalonkan pak

Nyalla sebagai gubernur karena kita cuma 13 kursi. Coba tanya

sama partai PAN dan PKS mau gak mereka mencalonkan pak

Nyalla. Demokrat, coba tanya sama mereka. Kalau mereka

mau misalkan Demokrat mau mencalonkan, selesai sudah. Pak

Nyalla bisa masuk.”14

Naskah di atas juga menjelaskan bahwa selain kekurangan

kursi, faktor lain tidak terpilihnya La Nyalla sebagai bakal calon

gubernur Jawa Timur dari Gerindra karena partai koalisi (PAN, PKS,

Demokrat) tidak mendukung dan tidak mau mencalonkan La Nyalla

sebagai calon Gubernur Jawa Timur.

Munculnya praktek mahar politik tak lain adalah karena sistem

Pilkada langsung yang berimbas pada mahalnya biaya politik selama

proses pencalonan dan pemilihan kepala daerah. Di mana seorang

calon kepala daerah harus membiayai sendiri segala kebutuhan dana

selama proses pemilihan kepala daerah karena negara tidak

membiayai sepenuhnya. Sesuai dengan kutipan yang dikatakan oleh

Fahri Hamzah kepada host ILC Karni Ilyas sebagai berikut:

“Saya ini sebagai anggota DPR incumbent sudah tiga kali, saya

menjadi pemenang di dalam apa namanya Pemilu, pada musim

kampanye coba cek harta saya, pasti ada yang saya jual. Pasti

ada yang saya korbankan. Mobilnya, tanahnya. Mau minta

siapa? Negara enggak mau menyiapkan ini kok.”

“Biaya politik kita harus biaya sendiri.”15

14

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 15

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 79: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

65

Djamal Aziz juga mengatakan hal serupa. Munculnya isu

mahar politik adalah karena kesalahan sistem Pilkada yang saat ini

berlaku. Berikut penegasan Djamal Aziz:

“Saya mengerti dan memahami semua situasi yang dirasakan

oleh saudara Nyalla. Bahwa ini akibat kesalahan sistem.

Kesalahan sistem. Jadi harus berani DPR MPR mengkaji

sistem ini. Tadikan semua ngakuin nih. Sistemnya yang salah.

Pak Fahri tambah menggebu ini sistemnya yang salah. Sudah

tau salah ko diterusken.”16

Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah, sistem pemilihan kepala daerah di

Indonesia mengalami perubahan. Dari yang dulunya kepala daerah

dipilih oleh DPRD, sekarang menjadi dipilih langsung oleh

masyarakat. Namun perubahan sistem itu faktanya tidak dapat

diimplementasikan dengan baik. Effendi Ghazali mengatakan bahwa

aturan dalam Undang-Undang Pilkada sulit diterapkan di lapangan

sehingga implementasinya bermasalah. Berikut kutipannya:

“Nah yang kedua, memang kalo boleh kita menyatakan banyak

undang-undang kita yang dibuat di DPR lalu bahkan ketika

kita mencoba melakukan judisial review ke Mahkamah

Konstitusi akan selalu dijawab seperti ini, undang-undangnya

sebetulnya bagus, hanya implementasinya yang bermasalah.

Padahal kita tahu, nah ini tadi sesuai dengan prolog saya,

jangan-jangan baik DPR maupun Mahkamah Konstitusi itu

sadar undang-undang yang seperti ini sampai 100 tahun pun

implementasinya akan seperti itu. Gak akan ada banyak

perubahan gitu.”17

Sistem Pilkada langsung dinilai kurang efektif karena

berakibat pada mahalnya biaya politik. Beberapa tokoh politik

mengatakan perlu ada perbaikan sistem di mana kepala daerah

seharusnya kembali dipilih oleh DPR. Berikut pernyataannya:

16

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 17

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 80: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

66

“Ferry Juliantono:

Memang kita seperti yang disampaikan mas Fahri tadi, kita

perlu satu kekuatan bersama dukungan dari masyarakat bahwa

pelaksanaan demokrasi ini memang kalau dirasakan terlalu

mahal kita perlu untuk merumuskan kembali mengusulkan

rancangan undang-undang yang mengembalikan proses

pemilihan kepala daerah itu bisa dilakukan di dewan

perwakilan legislatif. “18

“Yandri susanto:

Nah oleh karena itu, kalau tadi mau dijadikan evaluasi bagi

kita. Saya setuju. Kita setuju dan di Undang-Undang No. 8

Tahun 2016 saya terlibat juga bang Karni, bahwa Gamawan

Fauzi disertasinya adalah pemilihan kepala daerah melalui

DPRD. Dan waktu itu menterinya pak SBY tetapi pak SBY

pulang dari luar negeri mengeluarkan Perpu, mematikan

undang-undang yang baru disahkan berumur 2 bulan. Artinya

ya kalo mau ini tanya kepada pak SBY kenapa dikembalikan

ke yang brutal seperti ini Pemilukada.”19

“T. Nasrullah:

Saya sependapat dengan pemikiran-pemikiran tadi bahwa

sistim politik harus dibenahi. Kalau engga, kita tidak bisa

mengangkat keterpurukan ekonomi dan pembangunan. Karena

apa, sebagian besar uang negara ini, dibakar dan disobek-

sobek untuk kebutuhan keperluan Pemilu dan Pilkada. Kita

boleh menggunakan istilah apapun, saya mengatakan ini

dibakar dan disobek-sobek untuk kepentingan ini.”20

“Rahmat Bagja:

Ini juga merupakan masukan nanti kepada eh bapak kita

disamping kiri saya ini pak Mardani dan pak Yandri untuk

kemudian melakukan koreksi terhadap undang-undang atau

atau penambahan atau bagaimana terserah temen-temen di

DPR.”21

Harapan adanya perbaikan sistem Pilkada juga disampaikan

langsung oleh Karni Ilyas. Sesuai dengan naskah berita berikut:

18

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 19

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 20

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 21

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 81: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

67

“Pemirsa eh, saya garis bawahi bahwa kita diskusikan ini

dengan harapan ada perbaikan dalam sistim Pemilu dan

Pilkada kita yang dikatakan tadi benar-benar memboroskan

uang dalam jumlah yang besar. Dirjen otonomi daerah dan

Mendagri, berapa pekan lalu di sini juga mengakui, bahwa

untuk jadi gubernur, di, jadi bupati atau walikota di pulau

Jawa, itu paling kurang 60 miliar. Jadi memang, tidak ada

kesempatan untuk orang yang kompeten tapi tidak punya uang

untuk bisa mengabdikan diri di negeri ini. Dan mahar, ini

tambahan lagi dari 60 miliar tadi. Untuk partai atau orang

partai dan ini sudah terjadi lama sampai hari ini, hanya saja

hebohnya baru sekarang.” 22

Pernyataan langsung ini mempertegas bahwa Karni Ilyas dan

ILC menginginkan adanya perubahan dalam sistem Pilkada yang

menghabiskan uang dalam jumlah yang besar.

Mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk maju dalam kontestasi

pemilihan kepala daerah juga menjadi keprihatinan bersama. Dewan

legislatif, Bawaslu, dan KPU pun mencoba membuat sistem

demokrasi yang simpel dan murah. Pernyataan itu disampaikan

Mardani dalam program ILC. Berikut pernyataannya:

“Mardani:

Sebenernya kasus mahar politik, nanti kalau dibuat banyak

yang lain-lain. Money politic juga ada. Itu harusnya menjadi

keprihatinan bersama ya. Saya kebetulan di komisi II, bareng-

bareng sama temen-temen Bawaslu. Bareng-bareng sama

temen KPU sedang mencoba, bagaimana membuat demokrasi

menjadi simpel, murah, bisa betul-betul melahirkan marrige

system. Nah tetapi itu take time. Tapi kita akan maju terus.

Makanya apapun yang terjadi kita akan jalan untuk

memperbaiki.”23

22

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 23

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 82: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

68

B. Pelibat Wacana (Tenor of Discourse)

Tabel 4.3

Data Pelibat Wacana

Tanggal Temuan

16 Januari 2018 Dalam naskah ini pelibat wacana

terdapat 23 orang, yaitu La Nyalla

sebagai Ketum Kadin Jawa Timur

sekaligus bakal calon kepala daerah

Jawa Timur, Faizal Assegaf sebagai

pengacara La Nyalla, Tubagus

Daniel Hidayat sebagai bendahara

pemenangan La Nyalla, Anies

Baswedan Gubernur Jakarta,

Sandiaga Uno sebagai Wakil

Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil

sebagai Walikota Bandung, Basuki

Tjahaja Purnama sebagai mantan

Gubernur Jakarta, Prabowo

Subianto sebagai Ketua Umum

Partai Gerindra, Ferry Juliantono

sebagai Wakil Ketua Umum Partai

Gerindra, Andre Rosiade sebagai

Wasekjen Partai Gerindra, Mahfud

MD sebagai Pakar Hukum Tata

Negara, Karni Ilyas sebagai host

sekaligus Pimred ILC, Supriyatno

sebagai Ketua DPP Gerindra,

Effendi Ghazali sebagai Pakar

Komunikasi Politik, KH.M. Al

Khaththath sebagai Sekjen FUI,

Fahri Hamzah sebagai Wakil Ketua

DPR RI, Yandri Susanto sebagai

ketua DPP PAN, Mardani Ali Sera

sebagai Wasekjen PKS, Djamal

Aziz sebagai Kolega La Nyalla, T.

Nasrullah sebagai Pakar Hukum

Pidana, Rahmat Bagja sebagai

Komisioner Bawaslu, Siswandi

sebagai mantan Kapolresta Cirebon,

dan Haru Siandharu sebagai Wakil

Ketua DPW PKS Jawa Barat.

Page 83: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

69

1. Analisis Data (Mahar Politik: La Nyalla vs Prabowo)

Pelibat wacana dalam naskah ini cukup banyak yaitu terdapat

23 narasumber, yakni pertama, La Nyalla yang peran dan

kedudukanya sebagai Ketum Kadin Jawa Timur sekaligus bakal calon

gubernur yang gagal maju dalam Pilkada Jawa Timur. La Nyalla

memberikan pernyataan yang menggemparkan publik bahwa ia

dimintai uang sebesar 40 miliar oleh Prabowo Subianto sebagai syarat

untuk maju dalam Pilkada Jawa Timur. Tak hanya itu, La Nyalla juga

mengaku sudah mengeluarkan uang sebesar 7 miliar yang diberikan

kepada oknum partai Gerindra. Sesuai dengan kutipan La Nyalla

dalam surat yang dikirim kepada ILC berikut:

“Ada oknum pengurus partai yang menemui saya menjanjikan

mengurus rekomendasi. Ini di tingkat fakta. b) Oknum tersebut

meminta sejumlah fasilitas pribadi kepada saya. c) Oknum

tersebut meminta sejumlah dana untuk beberapa keperluan

yang tidak perlu saya rinci. Karena hanya membuka aib orang.

Total yang saya keluarkan kepada oknum tersebut kurang lebih

7 miliar. Yang terdiri dari 5 miliar, 900 (5,9 m), dan beberapa

kali pengeluaran sekitar 1,1 miliar.”24

Kedua, Faizal Assegaf yaitu sebagai pengacara yang

mendampingi La Nyalla dalam kasus dugaan mahar politik ini. Ketiga,

Tubagus Danil Hidayat yang kedudukannya sebagai bendahara

pemenangan dari La Nyalla. Tubagus juga mengaku pernah diminta

uang sebesar 150 miliar oleh Ketua DPD Jawa Timur Supriyatno

melalui sambungan telepon. Menurut pengakuan Tubagus, dana itu

akan diserahkan kepada Prabowo untuk mengurus surat rekomendasi

dan koalisi dengan PAN. Selain itu, Tubagus juga mengaku diminta

menyiapkan cek sebesar 70 miliar untuk dana saksi oleh oknum DPP

Gerindra, berikut kutipannya:

24

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 84: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

70

“Pada saat pak Prabowo di luar negeri ada permintaan cek 70

miliar, untuk dana saksi. Saya bikinkan cek itu, saya bikinkan,

70 miliar tapi cairnya tanggal 27 April 2018.”25

Keempat, Siswandi sebagai mantan Kapolresta Cirebon

sekaligus bakal calon Walikota yang gagal maju di Pilkada Cirebon

juga mengaku dimintai mahar oleh PKS, partai koalisi Gerindra.

Berikut peryataannya sesuai dengan naskah:

“Ada sesuatu hal yang menarik yang bisa dikatakan ada dan

tiada, tapi itu pembicaraan sudah mengarah kepada mahar. Ini

menyebutkan angka sesuatu, ya kan, naik turun-naik turun,

sehingga sampe malam itu, naiknya lima kali lipat. Itu sangat

saya sayangkan.“26

Kelima, Haru Siandharu sebagai wakil ketua DPW PKS Jabar

yang membantah bahwa di PKS tidak ada praktek mahar politik.

Berikut pernyataannya:

“Ini hanya masalah teknis dan waktu yang terbatas untuk

melakukan negosiasi lebih lanjut, gitu kan. Keterbatasan itulah,

kemudian menjadi seperti ini. Jadi saya kira, kalau mahar ya

kita bisa buktikan bahwa tidak ada hal yang demikian.”27

Keenam, Sandiaga Uno sebagai wakil gubernur DKI Jakarta.

Dalam hal ini, ia memberikan kesaksian bahwa memang tidak ada

permintaan uang mahar di partai Gerindra. Ketujuh, Anies Baswedan

sebagai Gubernur DKI Jakarta. Bersama dengan Sandi, Anies pernah

diusung oleh Partai Gerinda dalam kontestasi Pilkada Jakarta 2017.

Keduanya menyatakan hal yang sama, tidak ada syarat uang mahar

untuk maju dalam Pilkada Jakarta 2017 silam. Anies menambahkan,

25

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 26

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 27

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 85: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

71

proses politik memang membutuhkan biaya yang besar dan dana yang

dibutuhkan dalam kontestasi Pilkada justru didapat dari hasil iuran.

Kedelapan, Ridwan Kamil sebagai walikota Bandung.

Kesembilan, Basuki Tjahaja Purnama sebagai mantan gubernur DKI

Jakarta. Keduanya juga menyatakan bahwa Prabowo dan Partai

Gerindra tidak pernah memberikan syarat uang mahar politik untuk

masing-masing bisa maju di pemilihan walikota Bandung 2013 dan

Pilkada Jakarta 2012.

Ke-10, Mahfud MD sebagai pakar hukum tata negara. Mahfud

memberikan kesaksiannya secara langsung di acara ILC bahwa

Gerindra tidak pernah meminta uang mahar. Saat ia diminta oleh

Gerindra untuk maju menjadi salah satu calon gubernur Jawa Timur,

tak ada pembicaraan uang sebagai syarat untuk maju dalam Pilkada

Jawa Timur.

Ke-11, Wasekjen partai Gerindra Andre Rosiade juga

membantah tuduhan yang dilontarkan La Nyalla kepada Ketum

Gerindra Prabowo Subianto. Ia mengatakan bahwa biaya politik yang

dibutuhkan selama proses Pilkada didapat dari hasil iuran kader

Gerindra, calon kepala daerah, dan sumbangan pribadi dari Prabowo

bukan dari pemalakan atau uang mahar politik.

Ke-12, Ferry Juliantono yang peran dan kedudukannya

sebagai Wakil Ketua Umum partai Gerindra. Dalam hal ini, ia

mengkonfirmasi bahwa uang 40 miliar yang diminta oleh Prabowo

adalah untuk uang saksi di 68.000 TPS di Jawa Timur, bukan uang

mahar seperti yang dituduhkan oleh La Nyalla Mattaliti.

Ke-13, Supriyatno yang kedudukannya sebagai ketua DPD

Gerindra Jawa Timur. Ia membantah bahwa penyebab tidak majunya

La Nyalla di Pilkada Jawa Timur karena syarat uang mahar politik

tetapi karna ketidakcukupan kursi Gerindra di DPRD. Di mana

Gerindra hanya memiliki 13 kursi di DPRD dari syarat 20 kursi yang

ditetapkan. Ia juga memaparkan bahwa justsru La Nyalla yang

menjanjikan bisa membawa dukungan dari partai Demokrat dan

Page 86: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

72

menyiapkan dana pemenangan sebesar 170 miliar. Namun ternyata La

Nyalla tak bisa mendapatkan dukungan dari partai Demokrat.

Pernyataannya sebagai berikut:

“Satu, gini aja pak Nyalla kan udah pernah janji kepada partai

kita, satu, membawa dukungan partai demokrat 13 kursi.

Gerindra 13 kursi berarti bisa masuk. Yang kedua, membawa

Pakde Karwo kepada ketua umum. Yang ketiga membawa

dukungan-dukungan tertulis dari kyai-kyai khas di Jawa

Timur. Di mana kita tahu, saya juga tahu, kyai khas di Jawa

Timur siapa aja. Yang keempat, membawa eh menunjukkan

dana pemenangan kepada partai kita sebesar 170 miliar rupiah.

Ya, 170 miliar rupiah. Jadi itu tunjukkanlah kepada partai

kami. Kalau memang itu janjinya pak Nyalla.”28

“Kemudian saya bilang pada saudara Daniel, gak usah besar-

besar cukup 170 miliar, ndak usah 170, 150 miliar pun oke

kalau semuanya itu sudah beres. Tunjukkan kepada pak

Prabowo kan perlu saya yang antar. Saya sampe ngeledekin

mereka ya. Sambil guyonan gitu ya. Saya mohon maaf. Kalau

perlu PAN dan PKS itu gak masalah lah kita yang mikir.

Karena saya tidak percaya kalau mereka itu bisa menunjukkan

itu kepada pak Prabowo. Ya kan? Ternyata apa, dua hari

kemudian partai Demokrat mendukung bu Khofifah. Apa yang

dilakukan oleh pak Nyalla, cuma ngamuk-ngamuk aja semua

kadernya suruh tarik dari partai Demokrat.29

Ke-14, Fahri Hamzah yang peran dan kedudukannya sebagai

Wakil Ketua DPR RI. Dalam hal ini, Fahri Hamzah mengatakan

bahwa munculnya isu mahar politik tak lain karena sistem Pilkada

langsung yang berimbas pada mahalnya ongkos politik. Calon kepala

daerah harus membiayai sendiri segala kebutuhan dalam proses

pemilihan umum. Di mana seharusnya negara berani membiayai

proses Pilkada sepenuhnya agar kontestasi Pilkada di partai politik

bisa dilakukan. Berikut pernyataannya:

28

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 29

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 87: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

73

“Ada dua sistim yang kita lihat di dunia inikan, kita mau pake

sistim Eropa Barat secara umum dia membiayai politiknya

oleh negara atau sistim Amerika yang dia menyuruh privat

membiayai politik dengan audit yang lebih apa namanya lebih

ketat begitu. Kalau saya cenderung karena juga Amerika

termasuk yang menyesalkan sistem pembiayaan oleh privat

sekarang sampai melibatkan mafia-mafia di Wall Street. Kita

juga harusnya berani membiayai politik. Sehingga kemudian,

kontestasi dalam partai politik mulai diselenggarakan. Saya

menyedihkan ada banyak partai kader yang tidak berani

mencalonkan kadernya karena tidak ada satu pun dari

kadernya itu yang berani nunjuk tangan dan mengatakan saya

bisa membiayai ini. Dan terpaksa mencari orang lain. Dan

yang dicari itu pasti orang yang bonafit, ya yang dianggap

punya uang.”30

Ke- 15, Prabowo Subianto yang peran dan kedudukannya

sebagai ketua umum partai Gerindra. Sama dengan Fahri Hamzah,

Prabowo juga menyampaikan keprihatinannya terhadap biaya politik

yang sangat mahal. Di mana seseorang yang ingin maju dalam Pilkada

harus diliat dari uangnya bukan dari kredibilitasnya. Berikut

pernyataan Prabowo:

“Ada orang hebat, orang maju, orang pinter, orang berakhlak

gak punya uang. Banyak rekan-rekan saya junior, junior-

junior, saya tahu pemimpin baik di TNI, saya tahu. Jenderal

ini, jenderal itu. Luar biasa orang-orang ini. Jenderal-jenderal

yang gak korupsi ya gak punya uang. Gak punya uang. Bener.

Ada yang mau maju, mau maju gubernur, saya tanya, ente

punya uang? Kalau untuk jadi gubernur minimal 300 miliar.

Itu paket hemat. Bakhi. Yah. Untung kita di Jakarta kemarin ya

adalah Sandi punya duit-duit dikitlah ya kan. Tapi ada berapa

orang kaya Sandi. Kalau wajah-wajah kalian ini saya kira

susah nih jadi gubernur nih. Kalau saya raba-raba ini agak sulit

nih, yah. Ga punya 300 miliar. Saudara-saudara, tetapi, nah ini

demokrasi terancam. Semua mau dibeli, semua harus disogok.

Ini benar atau tidak, terserah. Mau percaya atau tidak percaya

kalian rasakan.”31

30

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 31

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 88: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

74

Ke-16, Ustad Al-Khaththath sebagai Sekjen FUI. Dalam hal ini

ia membenarkan keprihatinan yang disampaikan oleh Prabowo

Subianto terhadap biaya politik yang mahal. Berikut penegasan Al

Khaththath pada ILC:

“Bahkan saya terkesan waktu saya ketemu dengan pak

Prabowo, pak Prabowo bersama para kyai di Hambalang

beliau mengatakan gini. Nah ini yang tadi saya katakan, ada

hubungan dekat yah. Beliau mengatakan begini bahwa, eh

memang Pilkada ini mahal. Saya terpaksa harus eh

mengatakan bahwa kalau ke saya ya gak saya tanyain lulusan

apa, keahliannya apa, tapi ya ya punya duit berapa? Nah ini

sebenarnya keprihatinan pak Prabowo kalau saya melihat ya

posisinya. Jadi ini Pilkada ini mahal gitu.”

Ke-17, Djamal Aziz sebagai kolega dari La Nyalla yang

berharap MPR dan DPR mau mengkaji ulang UU Pilkada yang saat

ini berlaku. Ke-18, Effendi Ghazali sebagai pakar komunikasi politik.

Ia juga mengatakan bahwa UU Pilkada yang saat ini berlaku sulit

untuk diimplementasikan dilapangan sehingga menimbulkan masalah.

Salah satunya praktek korupsi yang dilakukan oleh kepala daerah

sebagai imbas dari mahalnya biaya politik saat pencalonan.

Ke-19, Yandri Susanto yang peran dan kedudukannya sebagai

Ketua DPP PAN. Ia mengatakan bahwa sebaiknya sistem Pilkada

dikembalikan ke sistem pemilihan kepada daerah oleh DPRD.

Sedangkan terkait dengan kasus La Nyalla dan Prabowo, Yandri juga

mengatakan hal yang sama dengan Supriyatno bahwa PAN (partai

koalisi Gerindra di Jawa Timur) tidak bisa mendukung La Nyalla.

Kutipannya sebagai berikut:

“Nah, untuk pak La Nyalla memang pernah ketemu ketua

umum, pernah bang Karni. Apa jawaban bang Dzul waktu itu,

kata bang Dzul oke pak La Nyalla. Saya akan tanya kepada

kader-kader PAN di Jawa Timur.”32

32

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 89: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

75

“Ya. Kalau kader-kader PAN Jawa Timur mau, maka kita oke.

Nah ditanyalah kepada pak Masfuk, ketua DPP PAN, kepada

pak Yoto, dan lain sebagainya. Kesimpulannya menurut kader-

kader PAN itu da karena memang mekanisme di internal kami,

bukan kami sekonyong-konyong atau maunya DPP PAN untuk

memutuskan si a si b menjadi calon kepala daerah. Tapi kami

tanya, arus bawah atau akar rumput terutama struktur kami

yang di bawah. Nah dari situ keliatannya memang tidak ada

yang mendukung pak La Nyalla. Tidak ada yang

mendukung.”33

Ke-20, T. Nasrullah sebagai Pakar Hukum Pidana. Selain

mendukung adanya perubahan sistem Pilkada, Nasrullah juga

menjelaskan bahwa istilah mahar politik itu masih rancu karena

dalam aturan UU Pilkada Pasal 47 hanya ada istilah “imbalan”.

Dimana istilah imbalan itu tak dijelaskan batasnya. Apakah imbalan

itu terkait dengan dana sumbangan ke Parpol untuk dana pemenangan

atau justru upeti untuk partai atau perseorangan agar pemberi upeti

dijadikan calon kepala daerah dalam Pilkada. Pernyataan itu

ditegaskan sebagai berikut:

“Jadi kalau kita lihat undang-undang organik yang paling

banyak mengatur pidana ini Undang-Undang Pemilu. Nah

kemudian saya coba cari kaitan yang terkait dengan diskusi

judul diskusi malam ini. Ternyata yang saya melihat itu ada

istilah mahar politik yang kita gunakan. Nah mahar politik ini,

kita harus mencoba memahami dulu apa makna mahar politik

yang selama ini kita isukan. Nah ada yang dalam konteks

pertama adalah sumbangan ke per ke parpol untuk digunakan

sebagai biaya operasional dalam rangka pemenangan calon

tersebut. Yang kedua adalah upeti, jadi mahar pemilih itu

dimaknai dalam rangka upeti atau setoran kepada Parpol atau

orang-orang tertentu agar si pemberi upeti dijadikan calon

kepala daerah dalam Pilkada itu. Nah eh sekarang makna yang

mana yang ingin kita gunakan. Kedua-dua makna itu termasuk

kategori pidana, atau hanya makna kedua saja. Bahwa

pemberian, kalau kita lihat pasal 47 tidak menggunakan istilah

mahar. Tetapi menggunakan pemberian imbalan atau

penerimaan imbalan. Nah tapi dalam konteks yang manakah

penerima imbalan atau pemberi imbalan itu yang masuk

33

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 90: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

76

kategori yang disalahkan. Apakah dalam konteks pencalonan

ansih, atau termasuk biaya dalam rangka biaya dana

operasional untuk pemenangan pemilu.”34

Ke-21, Mardani Ali Sera sebagai Wasekjen PKS sekaligus

anggota legislatif komisi II. Ke-22, Rahmat Bagja sebagai Komisioner

Bawaslu. Keduanya mengatakan hal yang sama bahwa perlu ada

perbaikan sistem Pilkada sehingga menghasilkan Pilkada yang low

cost.

Selain itu, Rahmat juga menyanyangkan La Nyalla yang tidak

menghadiri panggilan klarifikasi dari Bawaslu sehingga Bawaslu

belum bisa memeriksa alat bukti. Ia juga menyarankan agar La Nyalla

tidak mudah membuat statement yang bermasalah dihadapan publik

jika tidak mau melakukan klarifikasi atas pernyataannya tentang

mahar politik yang diduga dilakukan oleh Prabowo. Berikut

pernyataannya:

“Kemudian apakah ini bisa masuk ke dalam temuan, belum

bisa. Karena sampai sekarang pak La Nyalla belum memenuhi

undangan kami. Kami mana bisa kemudian, meneruskan

kemudian memeriksa alat bukti jika orang yang, yang

mengeluarkan statement juga tidak bisa kami, kita periksa.

Nah inilah yang kemudian jadi PR kita bersama untuk jangan

sampai nanti orang dengan gampang menuduh partai a terima

imbalan. Saya punya buktinya-buktinya, tapi tidak melakukan

klarifikasi terhadap bukti tersebut.”35

“Ini yang harus kita lakukan. Kalau bisa datang, kalau tidak

ya, ya jangan buat statement yang bermasalah. Atau

diselesaikan di partai sendiri. Jangan kemudian di, di ruang

publik. Menurut saya.”36

Ke-23, Karni ilyas peran dan kedudukannya sebagai host ILC

sekaligus Pimred. Dalam hal ini, Karni Ilyas menyatakan langsung

34

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 35

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 36

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 91: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

77

diakhir segmen satu ILC bahwa pembahasan isu mahar politik antara

La Nyalla dengan Prabowo ini bertujuan agar ada perbaikan dalam

sistem Pemilu dan Pilkada yang dikatakan menghabiskan uang dalam

jumlah yang sangat besar. Pernyataan langsung ini seolah menegaskan

bahwa ILC mewacanakan perubahan sistem Pilkada. Melalui beberapa

narasumber yang dikutip, ILC ingin mengkonstruk bahwa sistem

Pilkada langsung yang saat ini berlaku justru malah memberikan

banyak mudharat. Dari mahalnya ongkos politik hingga maraknya

praktek mahar politik yang berujung pada korupsi. Tak hanya itu,

melalui tayangan ini, ILC juga mewacanakan bahwa di Partai

Gerindra tidak ada praktek uang mahar politik. Terlihat dari

narasumber yang kutip dan dihadirkan oleh ILC, sebagian besar

mengatakan bahwa Prabowo dan Partai Gerindra bersih dari praktek

uang mahar politik. Rata-rata pelibat yang dikutip adalah mereka yang

pernah diusung oleh Gerindra dalam kontestasi Pilkada.

C. Sarana Wacana (Mode of Discourse)

Tabel 4.4

Data Sarana Wacana

Tanggal Temuan

16 Januari 2018 Sarana wacana yang terdapat di

naskah ini adalah Majas Eufemisme,

Majas Alegori, Majas Klimaks,

Majas Apofasis atau Preterisio,

Majas Sinisme, Majas Retoris,

Majas Repetisi, Majas Antonomasia,

dan Majas Antiklimaks.

Majas Eufemisme adalah gaya

bahasa yang menggunakan kata-kata

yang halus untuk mengganti kata-

kata yang kasar atau dipandang tabu.

Majas Alegori yaitu gaya bahasa

yang digunakan untuk

mengungkapkan suatu hal melalui

kiasan atau penggambaran.

Majas Klimaks adalah gaya bahasa

Page 92: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

78

untuk menuturkan satu gagasan

secara berturut-turut dari yang

sederhana meningkat kepada

gagasan yang lebih kompleks.

Majas Apofasis atau Preterisio,

yakni gaya bahasa yang digunakan

untuk menegaskan sesuatu dengan

cara seolah-olah menyangkal hal

yang ditegaskan.

Majas Sinisme yaitu gaya bahasa

yang berbentuk kesangsian cerita

mengandung ejekan terhadap

keikhlasan dan ketulusan hati.

Majas Retoris merupakan gaya

bahasa untuk menanyakan sesuatu

yang jawabannya telah terkandung

dalam pertanyaan tersebut.

Majas Repetisi merupakan majas

yang menggunakan pengulangan

kata, frase, atau bagian kalimat yang

dianggap penting untuk memberikan

penekanan.

Majas Antonomasia, yakni gaya

bahasa yang menggunakan nama

diri, gelar resmi, atau jabatan untuk

menggantikan nama diri.

Majas Antiklimaks adalah gaya

bahasa untuk menentukan suatu hal

yang penting atau kompleks

menurun kepada hal yang

sederhana.37

1. Analisis data (Mahar Politik: La Nyalla vs Prabowo)

Sarana wacana dalam naskah ini ditemukan majas Disfemisme.

Majas disfemise merupakan kebalikan dari majas eufemisme, majas ini

menjadikan makna yang terkandung dalam kata menjadi kurang

pantas/kasar38

, seperti pada kalimat berikut:

“Tak terima tudingan keji, saat suhu politik demikian tinggi

politisi Gerindra serentak membantah adanya permintaan

37

Ernawati Waridah, Kumpulan majas, pantun, dan Peribahasa Plus Kesusastraan

Indonesia, h. 7-30 38

Tajuddin Noor Ganie, Buku Induk Bahasa Indonesia: Pantun, Puisi, Syair, Peribahasa,

Gurindam, dan Majas, (Yogyakarta: Araska, 2015) Cet.1, h. 229.

Page 93: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

79

mahar, sebagai prasyarat pengusungan calon kepala daerah dari

partainya.”39

Penggunaan kata keji pada kalimat di atas kurang pantas untuk

melengkapi kalimat tersebut. Berbeda jika ILC menghilangkan kata

keji pada kalimat itu. Maknanya akan lebih netral. Disfemisme disini

menandakan bahwa ILC ingin menekankan kata keji untuk

menganggap bahwa tuduhan La Nyalla kepada Prabowo adalah

sesuatu yang tidak benar.

Di kalimat yang sama, ada juga majas Alegori pada kata saat

suhu politik demikian tinggi. Majas Alegori adalah gaya bahasa yang

digunakan untuk mengungkapkan sesuatu melalui kiasan. Kata suhu

politik demikian tinggi di sini adalah kiasan untuk menggambarkan

kondisi politik di Indonesia yang sedang tidak baik menjelang Pilkada

dan Pilpres 2019.

Majas Alegori juga terdapat pada kata bernyanyi di pernyataan

Karni Ilyas di bawah ini. Kata bernyanyi adalah kiasan untuk

menggambarkan bahwa para calon kepala daerah yang gagal maju

dalam kontestasi Pilkada mulai bersuara dan membukanya kepada

publik.

“Sekarang dimulai diskusi kita oleh Effendi Ghazali pakar

komunikasi politik. Saya ingin dapat gambaran dari anda apa

yang terjadi dengan isu mahar politik yang tidak hanya

melibatkan La Nyalla dan Prabowo, tapi juga ada di Cirebon,

yang mengaku juga diminta uang oleh mahar politik oleh PKS.

Ada lagi di Palangkaraya, ada lagi di berbagai daerah, udah

mulai bernyanyi para calon-calon yang tidak jadi. Silahkan.”40

Kemudian ditemukan majas Klimaks pada kalimat di bawah

ini karena apa yang disampaikan terkait mahar politik dari hal yang

sederhana hingga menjadi suatu yang kompleks bahwa mahar politik

bisa merusak tujuan demokrasi yang lebih besar.

39

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 40

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 94: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

80

“Mahar politik, benar-benar bikin gusar, ada etika, dan

undang-undang yang dilanggar. Saling tuding terima mahar,

bukan sekedar kelakar, melanggar prinsip dasar partai bisa

mematikan tujuan demokrasi yang lebih besar.”41

Majas Klimaks juga ditemukan pada kalimat yang menjelaskan

pendapat dari Effendi Ghazali bahwa syarat 20% kursi di DPRD untuk

bisa maju dalam Pilkada itu tidak masuk akal, sebagai berikut:

“Sama juga Undang-Undang Pilkada misalnya, engga ikut

rezim pemilihan umum kan, dia undang-undang sendiri, bukan

pemilihan umum, jadi akhirnya dia menjadi pemilihan yang

tidak umum. Nah begitu tidak umum, muncullah isu-isu ini.

Sama seperti misalnya, kenapa 20% ? Syarat untuk pengajuan

calon kepala daerah. Supaya bisa berkolaborasi baik dengan

DPR. Kalau diitung-itung angka 20% kalo lawannya 80%

gimana? Kan gak masuk akal juga kolaborasi ini.”42

Selanjutnya terdapat majas Apofasis atau Preterisio pada

pendapat Effendi Ghazali.

“Jadi artinya peraturan perundangan yang dibuat dalam

Pilkada itu, semuanya mungkin terlihat menyakinkan dan

bagus, tetapi tidak mempunyai kajian teoretik yang benar.

Sehingga di lapangan memang sulit dilakukan.”

Dalam pernyataan ini menjelaskan bahwa Effendi Ghazali

awalnya menilai Undang-Undang Pilkada itu bagus dan menyakinkan

tapi kemudian kalimat selanjutnya Ia menyangkal bahwa undang-

undang itu sulit diterapkan dilapangan karena tidak memiliki kajian

teoretik yang benar.

Simbol penggunaan majas Afopasis/Preterisio ini untuk

memaknai unsur yang kontradiksi yaitu bagus dan tidak bagus (sulit

diterapkan).

41

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 42

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 95: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

81

Selanjutnya ditemukan majas Sinisme pada pernyataan Karni

Ilyas di bawah ini. Majas Sinisme adalah sindiran yang berbentuk

kesangsian cerita, ujaran yang penuh keraguan atau sikap

meremehkan kejujuran.

“Baik. Mungkin, ya saya masih, masih bingunglah bagaimana

pengurus atau calon di daerah bisa mempercayai ke pengurus

cabang atau percaya pengurus cabang yang meminta uang ini.

Kecuali yang meminta ini Fadli Zon gitu. Ahh saya percaya

kali. Tapi ini DPD.”43

Dalam pernyataan itu Karni Ilyas seolah menyangsikan

pernyataan Tubagus Daniel Hidayat yang mudah percaya begitu saja

ketika diminta uang 150-170 miliar oleh oknum pengurus DPD dari

partai Gerindra. Kalimat selanjutnya “Kecuali yang meminta ini Fadli

Zon gitu. Ahh saya percaya kali. Tapi ini DPD” mengandung ejekan

yang ditujukan pada Tubagus Daniel Hidayat.

Kemudian peneliti menemukan majas Retoris pada kalimat

pernyataan Karni Ilyas di bawah ini. Majas Retoris merupakan gaya

bahasa untuk menanyakan sesuatu yang jawabannya telah terkandung

dalam pertanyaan tersebut:

“Ya tapi apa gunanya ada rekomendasi Gerindra? kalo Partai

Gerindra sendiri kursinya tidak mencukupi untuk bisa jadi

calon gubernur.”44

Pada naskah selanjutnya ditemukan majas Repetisi pada

pernyataan Ustad Khaththath.

”Jadi maksud saya, marilah kita sudahi Pilkada yang mahal ini.

Kita sudahi. Ya kita sudahi. Kita kembali kepada eh dululah

yang dipilih oleh DPR yah kalau perlu bahkan ditunjuk oleh

presiden. Jadi sudah gak ada biaya lagi gitu loh.”

43

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018. 44

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 96: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

82

Dalam pernyataan Ustad Khaththath terdapat pengulangan

pada kata “sudahi”. Pengulangan ini untuk memberikan penekanan

penting bahwa sistem Pilkada langsung yang menghabiskan banyak

biaya harus disudahi.

Majas Repetisi juga ditemukan pada pernyataan Djamal Aziz

berikut ini:

“Ini demokrasinya industri, kalau industri musti pakai vulus.

Mahh harus vulus. Al vulus yoh yan nufus. Ah ma iya toh.

Barang kasar jadi alus. Mafi vulus, mampus. Hah, itu yang

terjadi. Jadi kalau ini tetep dipertahankan, bengkok, negeri ini

bengkok nanti.”45

Pengulangan kata vulus (artinya uang) untuk menekankan

bahwa demokrasi saat ini semuanya serba uang. Pada kalimat di atas

juga terdapat majas Alegori pada kata “bengkok, negeri ini nanti”.

Kata bengkok adalah hanya kiasan untuk menggambarkan kondisi

negara Indonesia, karena tidak mungkin negara bisa bengkok.

ILC juga menggunakan majas Antonomasia untuk menyapa

Mahfud MD. Majas Antonomasia adalah gaya bahasa yang

menggunakan nama diri, gelar resmi, atau jabatan untuk

menggantikan nama seseorang. Berikut naskahnya:

“Baik. Ya begini, perlu sekedar masukan dari prof, fenomena

di negeri kita sekarang ada isu atau dari lama banyak isu

tentang mahar politik.”

“Apa solusinya menurut professor?”

Majas Antiklimaks ditemukan pada kalimat di bawah ini.

Majas Antiklimaks merupakan gaya bahasa untuk menentukan

gagasan yang penting menurun kepada gagasan yang sederhana.

“Oleh sebab itu, dulu pada akhir tahun 2014, saya termasuk

salah seorang yang setuju kalau Pilkada itu dikembalikan ke

DPRD gitu. Karena kalau di DPRD itu tetap juga terjadi suap-

45

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 97: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

83

menyuap seperti sebelumnya tetapi itu terkontrol paling

banyak 100 orang lah anggota DPRD, jadi bisa di awasi oleh

masyarakat. Apalagi tidak semua 100 orang mungkin hanya

dibayar 50 orang dari 100 anggota DPRD. Atau misalnya

hanya 20 orang dari 45 anggota DPRD begitu. Itu lebih mudah

diawasi. Kalau sekarang ini biayanya sangat mahal dan

mengajari masyarakat riba.”

Dalam pernyataan Mahfud MD tersebut terdapat gagasan

penting yaitu Pilkada dikembalkan ke DPRD menurun ke hal yang

sederhana karena sistem pilkada langsung biayanya sangat mahal

sehingga mengajarkan masyarakat riba.

Di naskah selanjutnya juga ditemukan lagi majas Klimaks

pada pernyataan T.Nasrullah. Ia menyampaikan terkait tuduhan Faizal

Assegaf yang mengatakan adanya persekongkolan di pihak Prabowo

itu dari hal yang sederhana hingga menjadi suatu yang kompleks

bahwa tuduhan persekongkolan itu jika tidak bisa dibuktikan dapat

dipidanakan.

“Nah kemudian, saya juga mengingatkan hati-hati ketika kita

mengatakan ada persekongkolan apalagi menyebutkan nama

orang. Kalau itu sebuah asumsi tok, tuduhan seperti itu nanti

kita bisa diminta pertanggungjawaban oleh hukum pidana.

Baik perdat, pidana maupun perdata. Kecuali kita bisa

membuktikan dan bukti itu tidak terbantahkan. Tapi kalau itu

hanya sebuah rang, asumsi-asumsi yang kita rangkai

sedemikian rupa, hati-hati dalam hukum pidana. Nah saya

berbicara ini karena pak Karni meminta saya melakukan

analisis terhadap hukum pidana dalam persoalan ini.”46

Kemudian ditemukan majas Alegori lagi pada pernyataan

Fahri Hamzah di bawah ini. Majas Alegori digunakan untuk

mengungkapkan suatu hal melalui kiasan.

“Sama dengan mahar ini. Mahar ini kita tahu dari awal. Kalau

kita tidak mengatur sistem pembiayaan politik maka sistem

pembiayaan politik itu akan menjadi liar. Lalu ada timang-

timang ya. Jadi tadi mohon maaf itu saya dengar dari mobil

ceramahnya Ustad Khaththath itu, itu ada makna moralnya,

46

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 98: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

84

tapi juga challenge kepada kita untuk meregulasi satu sistim

yang tidak memungkinkan uang-uang ilegal masuk dalam

politik. Sekarang mulai dari presiden sampai kepala desa itu

uang ilegal tidak bisa dihindari. Kita ini petarung-petarung

dilapangan, jadi kita tahulah. Darah dari politik kita ini darah

haramnya banyak. Dan itu tidak mau diselesaikan.”47

Pada kalimat di atas terdapat kata kiasan “liar” untuk

menggambarkan bahwa sistem pembiayaan politik akan menjadi tidak

teratur dan berantakan jika tidak diatur dengan benar. Ada juga kata

kiasan “darah politik”.

47

Transkip naskah Indonesia Lawyers Club, berjudul Mahar Politik: La Nyalla vs

Prabowo, pada 16 Januari 2018.

Page 99: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

85

BAB V

PEMBAHASAN

A. Interpretasi Penelitian

Sebagaimana telah disinggung dibagian awal tulisan ini, bahwa

tujuan penelitian ini adalalah berupaya untuk mengetahui konstruksi ILC

melalui tampilan tanda-tanda dalam talkshownya mengenai kasus mahar

politik yang terjadi antara La Nyalla Luhut Mattaliti dan Prabowo

Subianto. Guna kepentingan tersebut penelitian ini menjadikan tayangan

ILC pada Selasa, 16 Januari 2018 sebagai sumber datanya dengan

ditranskip terlebih dahulu.

Fenomena mahar politik tak bisa dipisahkan dari proses Pilkada

langsung. Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004,

pemilihan kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat. Proses

Pilkada langsung ini berdampak pada tingginya biaya politik. Pemilihan

kepala daerah memerlukan biaya yang besar yang harus dikeluarkan oleh

seorang kandidat. Biaya itu meliputi biaya kampanye, biaya survei, biaya

elektabilitas, biaya operasional tim, biaya atribut, dan biaya saksi. Oleh

karena itu dana yang dibutuhkan dalam proses pemilihan kepala daerah

tidaklah sedikit.

Dana kampanye untuk Pilkada sendiri bisa didapat dari beberapa

cara seperti sumbangan Parpol atau gabungan Parpol, sumbangan

pasangan calon, dan atau sumbangan dari badan hukum swasta. Dalam UU

No. 10 tahun 2016 pada pasal 74 ayat 5 disebutkan bahwa sumbangan

dana kampanye dari perseorangan paling banyak Rp75 juta dan dari badan

hukum swasta paling banyak Rp750 juta. Penerimaan dan penggunaan

dana kampanye pun harus dilaporkan secara transparan dan akuntabel

sebagaimana diatur pada pasal 74 ayat 8 UU Pilkada.

Jika Parpol atau gabungan Parpol terbukti menerima imbalan maka

akan dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 36 bulan dan paling

lama 72 bulan dan denda paling sedikit Rp300 juta dan paling banyak Rp1

Page 100: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

86

miliar. Sanksi-sanksi itu diatur pada pasal 47, pasal 187B dan atau pasal

187C UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada.

Dalam Islam, praktek mahar politik juga dilarang secara tegas

dalam surat An-Nisa ayat 29-30. Mereka yang melakukan perbuatan yang

dilarang akan dimasukkan ke dalam neraka. Selain itu, dalam hadist

riwayat Ahmad juga disebutkan, penerima dan pemberi suap akan

mendapat laknat dari Allah SWT.

Munculnya isu mahar politik sering kali disanggah oleh partai

politik. Biasanya, Parpol berdalih permintaan sejumlah uang adalah untuk

uang saksi. Dalam UU Pilkada, memang belum diatur secara jelas

mengenai nominal uang saksi. Tak ada batasan minimal dan maksimal

dana saksi yang harus dikeluarkan. Besarnya dana saksi menjadi hak

Parpol untuk mengaturnya. Inilah yang kemudian dijadikan dalih atau

alasan oleh Parpol untuk meminta mahar politik. Terlebih lagi dalam UU

Pilkada, tidak dijelaskan secara rigid bentuk imbalan atau yang dikenal

sebagai mahar politik tersebut. Dalam Pasal 47 ayat 1 hanya disebutkan,

partai politik atau gabungan partai politik dilarang menerima imbalan

dalam bentuk apa pun pada proses pencalonan gubernur dan wakil

gubernur, bupati, dan wakil bupati, serta walikota dan wakil walikota. Tak

ada penjelasan secara rinci mengenai ketentuan dan bentuk dari imbalan

itu.

Dalam hal ini, fenomena mahar politik terjadi pada Pilkada

serentak 2018. Salah satunya pada kasus Pilkada Jawa Timur yang terjadi

antara La Nyalla dengan Prabowo. ILC menyajikan berita ini langsung

pada pokok permasalahan yang terjadi di lapangan. Isi beritanya dibahas

secara jelas, detail, dan mendalam.

Berita ini dimulai karena penyataan La Nyalla bahwa ia dimintai

sejumlah uang oleh Prabowo dan Partai Gerindra sebagai syarat untuk

maju dalam Pilkada Jawa Timur. Permintaan uang itu diduga sebagai

mahar politik untuk mendapatkan surat rekomendasi dari Prabowo dan

Gerindra. Namun partai Gerindra membantah tuduhan tersebut dan

mengatakan bahwa permintaan uang itu adalah untuk uang saksi.

Page 101: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

87

Dalam tayangannya, ILC lebih membahas isu tersebut pada

kronologis peristiwa dan bagaimana isu mahar politik ini mengarah pada

tidak efektifnya Undang-Undang Pilkada yang saat ini berlaku. Sehingga

perlu adanya perbaikan sistem Pilkada. Kemudian dengan mengangkat

pakar politik dan petinggi partai dari Gerindra, PKS, dan PAN juga

Bawaslu sebagai narasumber, ILC ingin menekankan bahwa kasus mahar

politik ini terjadi karena kesalahan sistem Pilkada langsung. Pemilihan

secara langsung ini mengharuskan Parpol dan calon kepala daerah

mengeluarkan biaya kampanye yang tak sedikit. Akhirnya akan berujung

pada tindakan korupsi yang lebih besar. Oleh karena itu sistem pemilihan

kepala daerah harus diperbaiki atau dikembalikan pada sistem pemilihan

oleh DPRD.

Peristiwa ini agar memiliki kualitas berita yang baik haruslah

ditentukan dengan narasumber berita yang dikutip. Pernyataan dan kutipan

dari narasumber yang berkompeten, dapat menunjukkan berita itu

berbobot atau tidak. Kutipan berita yang diangkat langsung oleh ILC

sebagai narasumber adalah Ferry Juliantono selaku Waketum Partai

Gerindra, Andre Rosiade selaku Wasekjen Gerindra, Yandri Susanto

selaku ketua DPP PAN, Mardani Ali Sera Wasekjen PKS, Mahfud MD

selaku pakar hukum negara, dan Supriyatno Ketum DPP partai Gerindra.

Narasumber yang dipilih oleh ILC ini menunjukkan penolakan pada

tuduhan La Nyalla yang ditujukan kepada Prabowo. Selain itu, ILC juga

mengutip T. Nasrullah selaku pakar hukum pidana, Rahmat Bagja selaku

komisioner Bawaslu, dan KH Al-Khaththath selaku Sekjen FUI. Dilihat

dari narasumber ini maka peneliti menyimpulkan bahwa narasumber yang

dipilih oleh ILC menandakan simbol dukungan pada perubahan sistem

Pilkada yang saat ini berlaku di Indonesia.

Citra yang ditampilkan oleh ILC kepada publik adalah program

talkshow berita yang menyajikan berita mahar politik La Nyalla dan

Prabowo dengan cara berimbang atau netral. Namun dari hasil penelitian,

terlihat dari pengambilan narasumber dan gaya bahasa yang digunakan

oleh ILC, melalui kutipan narasumber, ILC menunjukkan keberpihakan

Page 102: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

88

pada kubu Prabowo meskipun tidak secara terang-terangan. Melalui

kutipan narasumber kepala daerah yang pernah diusung oleh Gerindra,

ILC menunjukkan kontra terhadap masalah mahar politik La Nyalla. ILC

juga menampilkan narasumber salah satunya dari Fahri Hamzah. Dalam

hal ini Fahri Hamzah sebagai Wakil DPR RI menunjukkan jika fenomena

mahar politik ini harus diselesaikan dengan melakukan perubahan

Undang-Undang Pilkada. Sehingga terlihat sekali bahwa ILC

mengkontrsuk perlunya perubahan sistem Pilkada.

Page 103: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

89

BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis dari penelitian skripsi yang telah peneliti

paparkan tentang permintaan mahar politik Prabowo kepada La Nyalla

yang ditayangkan oleh Indonesia Lawyers Club TV One pada 16 Januari

2018, maka peneliti dapat menarik hasil penelitian terhadap medan wacana

yaitu dengan memaknai isi teks yang diproduksi oleh ILC. Dalam hal ini,

makna yang diproduksi oleh ILC menunjukkan bahwa tidak pernah ada

permintaan uang mahar di dalam partai Gerindra kepada para calon

kandidat kepala daerah yang akan diusung oleh Gerindra. Dana yang

dibutuhkan selama proses Pilkada didapatkan dari hasil iuran anggota

partai, calon kepala daerah, dan juga sumbangan dari Ketua Umum

Gerindra Prabowo Subianto. Namun Gerindra membenarkan adanya

permintaan uang sebesar 40 miliar kepada La Nyalla. Uang itu akan

digunakan untuk membiayai saksi dari Parpol di 68.000 TPS di Jawa

Timur.

Selain persoalan mahar politik, ILC juga memproduksi makna teks

yang menunjukkan perlunya perubahan pada sistem/Undang-Undang

Pilkada yang saat ini sedang berlaku.

Dalam pemberitaannya, dilihat dari narasumber yang diangkat oleh

ILC yaitu sebagai simbol penolakan terhadap tuduhan La Nyalla yang

ditujukan kepada Prabowo. Seperti, Anies Baswedan, Sandiaga Uno,

Ridwan Kamil, Basuki Tjahaja Purnama, dan Mahfud MD. Selain kepala

daerah, para petinggi partai juga dilibatkan seperti Ferry Juliantono

Waketum Gerindra, Andre Rosiade Wasekjen Gerindra, Yandri Susanto

Ketua DPP PAN, Mardani Ali Sera Wasekjen PKS, Supriyatno Ketua DPP

Gerindra. Mereka menjadi narasumber karena mereka adalah perwakilan

dari tiga partai koalisi yang awalnya akan mengusung La Nyalla dalam

pencalonan kepala daerah di Jawa Timur.

Page 104: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

90

Pelibat wacana juga ada Fahri Hamzah wakil ketua DPR yang

mendukung perubahan sistem/Undang-Undang Pilkada. Perubahan itu

adalah dikembalikannya pemilihan kepala daerah melalui DPRD.

Pemilihan narasumber ini menjadi simbol yang memaknai bahwa

ILC ingin mengkritisi sistem Pilkada langsung dan mendukung adanya

perubahan baru pada sistem Pilkada di Indonesia agar tidak lagi terjadi

praktek permintaan uang mahar politik.

Kemudian terdapat pernyataan tertulis dari La Nyalla saat live ILC

yang mengklarifikasi bahwa dia tidak pernah mengatakan Prabowo

meminta uang mahar kepadanya. Tetapi ada oknum pengurus partai

Gerindra yang menemuinya dan menjanjikan akan mengurus surat

rekomendasi dengan meminta sejumlah uang. Maka makna yang terlihat

adalah bahwa La Nyalla mengakui bahwa Prabowo tidak meminta uang

mahar sebagai syarat pencalonan La Nyalla dalam Pilkada Jawa Timur.

Sarana wacana di ILC terdapat penggunaan majas perbandingan,

majas penegasan, dan majas sindiran.

B. Implikasi

Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa praktek mahar

politik sering terjadi menjelang Pemilu dan Pilkada. Seharusnya praktek

politik transaksional ini mendapat perhatian lebih dari pemerintah.

Pemerintah dan aparat penegak hukum hendaknya lebih tanggap dan lebih

tegas dalam menangani permasalahan Pilkada, khususnya kasus mahar

politik agar tidak terus berulang kembali.

Pemerintah bersama DPR juga seharusnya merumuskan kembali

undang-undang yang mengatur sistem pembiayaan politik yang efektif dan

tidak memberatkan para calon kepala daerah dan Parpol. Dengan begitu,

bisa meminimalisir terjadinya praktek politik transaksional yang akan

berujung pada tindak korupsi.

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah peneliti lakukan, maka peneliti

ingin memberikan beberapa saran baik kepada segenap akademisi Fakultas

Page 105: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

91

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, khususnya Program Studi Jurnalistik

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta bagi penikmat tayangan televisi,

yaitu sebagai berikut:

1. Melihat hasil penelitian ini berupa simbol yang memaknai

pemberitaan terkait tayangan mahar politik dengan cara

menggunakan metode analisis Semiotik Sosial M.A.K. Halliday

untuk memahami makna teks dalam peristiwa yang terjadi.

Sehingga metode M.A.K Halliday ini bisa menjadi acuan dalam

meneliti simbol, tanda, dan makna yang terdapat pada teks

berita.

2. Peneliti berharap untuk masyarakat sebagai penikmat berita

lebih selektif dalam melihat tayangan berita dengan mencermati

kata, kalimat, isi berita, dan keakuratan sumber informasi yang

diberikan oleh media massa. Oleh karena itu sebagai penikmat

berita tidak hanya menerima informasi dari satu sumber saja tapi

juga bisa membaca, menonton, dan mendengarkan berita dari

berbagai media agar mengetahui kualitas kebenaran sebuah

informasi.

Page 106: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

92

DAFTAR PUSTAKA

Al-Rasyid, Harun. 2016, Fikih Korupsi: Analisis Politik Uang di Indonesia dalam

Perspektif Maqasid al-Syari‟ah, Jakarta: Prenadamedia Group.

Bungin, Burhan. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja

Grafindo.

Eriyanto. 2002. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media.

Yogyakarta. PT LkiS Printing Cemerlang.

Ganie, Tajuddin Noor. 2015. Buku Induk Bahasa Indonesia: Pantun, Puisi, Syair,

Peribahasa, Gurindam, dan Majas. Yogyakarta: Araska

Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.

Halliday, M.A.K, Ruqaiya Hasan. 1992. Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-Aspek

Bahasa dalam Pandangan Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu

Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Hollyson, Rahmat, Sri Sundari. 2015. Pilkada: Penuh Euforia, Miskin Makna.

Jakarta: Penerbit Bestari.

Maleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Masduki. 2001. Jurnalistik Radio. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.

Morrisan. 2010. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana.

Oramahi, Hasan Asy‟ari. 2015. Jurnalistik Televisi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rusmana, Dadan. 2014. Filsafat Semiotik: Paradigma, Teori, dan Metode

Interpretasi Tanda dari Semiotik Struktural hingga Dekontsruksi Praktis.

Bandung: CV Pustaka Setia.

Page 107: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

93

Sobur, Alex. 2012. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumadiria, As Haris. 2006. Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis Penulis dan

Jurnalis. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Suryawati, Indah. 2011. Jurnalistik Suatu Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia.

Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta: PT

Indeks.

Waridah, Ernawati. 2014. Kumpulan Majas, Pantun, dan Peribahasa Plus

Kesusatraan Indonesia. Bandung: Ruang Kata Imprint Kawan Pustaka.

Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. 2013. Semiotika Komunikasi “Aplikasi Praktis

bagi Penelitian dan Skripsi komunikasi”. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana

Media.

Jurnal

Hanafi, Ridho Imawan. 2014. Pemilihan Langsung Kepala Daerah di Indonesia:

Beberapa Catatan Kritis untuk Partai Politik, 11(2), 1.

Karman, (2012), Wacana Media Massa tentang Keikutsertaan Unjuk Rasa Kepala

Daerah Menolak Kenaikan Harga BBM, 16(2), 125.

Mujiyanto, Bambang, Emilsyah Nur. (2013). Semiotik dalam Metode Penelitian

Komunikasi “Semiotics in Research Method of Communication, 16(1), 74.

Piliang, Yasraf Amir. (2004). Semiotik Teks: Sebuah Pendekatan Analisis Teks,

5(2), 190.

Santoso, Anang. (2018). Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis dan Analisis

Wacana Kritis, (1), 2.

Umar, Mashudi. (2015). Money Politic dalam Pemilu Perspektif Hukum Islam,

2(1), 106.

Page 108: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

94

Referensi Pendukung

Company Profile TV One, diakses pada 27 Juni 2018 pukul 19.43 WIB, dari situs

http://www.tvonenews.tv/profil

Program TV One, diakses pada 14 Desember 2018 pukul 13.57 WIB, dari situs

http://www.tvonenews.tv/program

Penghargaan Indonesia Lawyers Club TV One, diakses pada 27 Juni 2018 pukul

19.44 WIB, dari situs id.vivagroup.co.id

Al-Manhaj, https://almanhaj.or.id/7004-suap-mengundang-laknat.html, diakses

pada 27 September 2018 pada pukul 14.00 WIB.

Fitriyah. (2013). Fenomena Politik Uang dalam Pilkada. Diunduh pada 2

Februari 2018, dari

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/politika/article/viewFile/4824/4373.

https://news.idntimes.com/indonesia/helmi/ancaman-bawaslu-untuk-penerima-

dan-pemberi-mahar/full, diakses pada Kamis, 10 Mei 2018 Pukul 16.32

WIB.

Juniawati. Program Talk Show dan Ruang Public Sphere: Upaya Media sebagai

Industri Pro Publik. Diunduh pada 9 Juli 2018, di

https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/79/73

http://pusdatin.rri.co.id/file/docs/1/1496367778Kep%20KPI%20Ttg%20Pedoman

%20Perilaku%20Penyiaran.pdf, diakses pada Senin, 9 Juli 2018 pukul 10.33

WIB.

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt55e96c8a591ed/sejarah-ilc-tak-lepas-

dari-konflik-organisasi-advokat, diakes pada Jumat, 27 Juli 2018 pukul

15.04 WIB.

https://www.kompasiana.com/ombrill/552a70976ea834b76a552d14/cikal-bakal-

indonesia-lawyers-club-dari-perseteruan-Amien-rais-andi-ghalib, diakes

pada Jumat, 27 Juli 2018 pukul 15.08 WIB.

Page 109: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

95

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 110: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Hasil wawacara dengan Indonesia Lawyers Club

Nama : Tejo Asmoro

Jabatan : Produser

Hari, tanggal : Kamis, 15 November 2018, Gedung TV One Lantai 1

Waktu : 14.45 WIB

1. Bagaimana sejarah hubungan antara Jakarta Lawyers Club (JLC) dengan

ILC?

Jawaban: Pada prinsipnya gagasannya tetap lanjutan dari Jakarta Lawyers

Club, tetapi kemudian ketika diubah menjadi ILC, Jakarta Lawyers

Clubnya sendiri masih ada. Pak Denny Kailimang, masih berdiri mereka

sebagai Lawyers Club. Nah TV One dengan Pak Karni Ilyas melanjutkan

ini bahwa gagasan ide dasarnya tetep pada waktu Jakarta Lawyers Club

tetapi kemudian ILC ini diproduksi sendiri oleh TV One. Jadi cuma ide

dasarnya saja yang dijaga, kalau secara posisi ya ini dua hal yang berbeda.

Makanya kami tidak lagi berani menggunakan nama Jakarta Lawyers Club

tapi Indonesia Lawyers Club dan itu menyoroti semua persoalan seluruh

Indonesia. Karena waktu Jakarta Lawyers Club agaknya terlalu terbatas

ya, wilayah ruang lingkupnya cuma di Jakarta, terbatas di Jakarta, dan ini

club pengacara. Tapi apakah ada orang-orang Jakarta Lawyers Club yang

ikut nonton dan sebagainya, iya, cuma tentang konten tidak lagi mereka

yang, mereka tidak terlibat. Murni dari tim ILC, tim ILC dalam hal ini

adalah TV One. Kita tidak bisa pungkiri bahwa sejarahnya adalah gagasan

awalnya memang dari Jakarta Lawyers Club. Berkembang-berkembang ke

sini ketika menjadi, pertama kali setelah kita diminta oleh publik juga ya

diminta bikin dong di Makasar, Jakarta Lawyers Club. Namanya jadi

Makasar Lawyers Club dong kalo gitu. Nah gitu kan. Waktu itu

permintaan ke daerah itu sangat banyak. Akhirnya yaudah kita bikin ini aja

sendiri TV One untuk bisa memenuhi itu dan tidak menyinggung temen-

temen setelah apa yang ada di Jakarta Lawyers Club. Kita membentuk

Indonesia Lawyers Club itu sebagai sebuah program TV ya. Tetep

gagasannya Pak Karni Ilyas. Kalau ditanya pak Karrni Ilyas sampe

Page 111: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

sekarang ya dia masih bagian dari anggota Jakarta Lawyers Club itu

sendiri. Tapi boleh dong pak Karni Ilyas membuat produk sendiri karena

dia kan juga kebetulan broadcaster, dia jurnalis juga nah gitu kan.

Program sendiri yang namanya Indonesia Lawyers Club yang dibuat oleh

TV One.

2. Mengapa namanya diganti dari JLC menjadi ILC?

Jawaban: Kenapa kemudian namanya diubah menjadi Indonesia Lawyers

Club adalah untuk mencakup bahwa kita bisa ko melihat sebuah kasus

yang berada di Kalimantan sana, yang berada di Sulawesi sana, di mana

pun. Engga selalu kasus-kasus yang cuma ada di Jakarta supaya daya

jangkaunya lebih luas lagi, mengembangkan sayap untuk lebih luas.

Niatnya sih begitu.

3. Siapa ketua ILC pertama?

Jawaban: Di ILC tidak ada ketua. Hanya ada Pimpinan redaksi sesuai

dengan, penanggung jawab Karni Ilyas dan selanjutnya saya sendiri

produser, produser executivenya mas Andriy Bima. Terus di produser

sekarang ada tiga ya Titie Poerdewi sama Amel tiga orang. Selebihnya

asisten produser dan reporter, biasa struktur standar keredaksian. Inilah

susunan redaksinya ILC sekarang bersama, termasuk pak Karni Ilyas.

Kebetulan Pak Karni Ilyas host plus sekaligus Pimred. Akhirnya ikut

terlibat juga dalam konteks sidang redaksi.

4. Apa maksud dan tujuan dibuatnya program ILC?

Jawaban: Tujuannya pada dasarnya seperti halnya tujuan sebuah program

televisi. Gak jauh berbeda dan spesifik “talkshow”. Jadi kita ingin

mengajak publik untuk berdebat, bukan berdebat, berdialog, begini loh

caranya berdialog. Daripada kemudian orang bertarung adu otot gitu.

Publik kita kasih ayo berdialog saja di sini. Bicara apa saja boleh. Yang

penting tidak mengandung unsur biasa ya standarnya SARA, pornografi,

ya kaya gitu-gitu kan. Untuk, bicara tentang hal-hal yang selama ini

Page 112: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

mungkin buat publik itu agak sensitif atau mereka ga kenal gitu kan, ga

paham tentang apakah itu persoalan hukum, spesifiknya tadi persoalan

hukum. Karna pak Karni Ilyas sendiri kan sarjana hukum. Prinsipnya ingin

mengajak masyarakat, tapi dialognya ini kita buat yang agak beda dari

talkshow yang lain. Biarkan semua orang itu lebih banyak yang terlibat.

Kita undang para pakar dari berbagai latar belakang yang terlibat. Di mulai

yang terlibat itu individu yang berkaitan dengan tema, umpamanya kasus

gitu kan ada satu atau dua orang yang memberikan testimoni tentang

kesaksian itu dan sebagainya. Terus kemudian ada aparatur negara, ada

kepolisian kalau kasusnya berkaitan dengan kriminal, kita ngangkat kasus

kriminal juga kan karena memang adanya hukum, diangkat sampe ke

kepolisian. Sampe kemudian kalo kasus anak-anak tu sampe KPAI kita

undang semua dan lembaga-lembaga terkait dengan kasus tersebut sampai

baru terakhir tuh dibelakang ada pengamat, budayawan yang untuk

melihat tentang hal ini. Dan kita berharapnya setiap ini tu, setiap

pembicara yang ada itu memberikan sebuah suguhan data yang

disampaikan oleh kesaksian saksi mata. Terus kemudian pandangan dari

aparatur negara sampai pihak-pihak lain yang di luar itu untuk

memberikan apa ya analisa yang dalam terhadap suatu kasus. Sehingga

talkshownya itu bisa benar-benar bukan sekedar membicarakan udah.

Tapi orang bisa membawa sesuatu oh jadi begitu ya, oh seharusnya proses

hukum itu begini, tersangka itu gak bisa. Dulu kan orang gak terlalu

paham bahwa kemudian setelah eh apa, tersangka itu ketika anda itu naik

motor dirazia, distop, itukan tersangka. Bahwa kemudian setelah diperiksa

kelengkapannya lengkap pake helm, surat-surat aman dan ga ada macem-

macem. Tersangka dilepaskan. Kan cuma tersangka, disangka melakukan

pelanggaran. Kalo pelanggaran lalu lintas kan tindak pidana ringan, gitu

kira-kira. Namanya tersangka. Apakah kemudian publik tahu soal ini.

Engga. Tapi ILC mencoba menjelaskan apa sih bedanya tersangka,

terdakwa, gitu kan, sampai akhirnya terpidana dalam konteks hukum

misalnya.

Page 113: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Ya Alhamdulillah responnya lumayan di samping mereka juga mendalami

ada contoh kasus yang sedang terjadi mereka melihat kemudian simpati

publik ada pro kontra. Kalo, bukannya geer tapi dalam ulang tahun

Kapolri yang kapan itu Tito Karnavian sendiri ngomong ya. Tayangan tu

kaya ILC gitu loh. Dan itu sampe, memang Tito yang ngomong di Mabes

Polri pada saat itu ya. Jadi setelah tayang besoknya itu saat ngopi pagi

orang itu membicarakan. Jadi bukan sekedar orang yang. Mungkin kita

tidak memberikan, tidak bisa merubah sesuatu oke. Ga mungkin tayangan

ini menjadi solusi atau membuat sesuatu. Tapi paling tidak ketika itu

dibicarakan, berarti ini penting dong. Ketika dibicarakan mendapat

perhatian orang, oke. Kalau kemudian dibicarakan oleh lebih banyak

orang lagi lantas publik membicarakan, kita berharapnya yang menjadi

masalah buat seolah orang banyak itu bisa terselesaikan. Harapannya itu

kalau tujuan spesifiknya ya.

5. Secara spesifik, bagaimana konsep dari program ILC?

Jawaban: Awalnya ya perkembangannya masing-masing kita beranggapan

ini sebuah klub. Ada klub, klub khusus pegiat mobil, klub orang elit dalam

tanda petik ya, klub kalangan atas yang kalo aristokrat di Inggris abad

pertengahan itu setelah selesai makan malam itu biasanya sambil nge-wine

ngisap cerutu, bicara soal negara, bicara soal bisnis gitu kan. Tapi

kebetulan ini klubnya pengacara. Nah dia melihat ada fenomena yang

terjadi dimasyarakatnya, fenomena a, b, c, d. Gitu kan. Ayo kita bicarakan,

ayo kita undang aja suruh bicaranya depan kita, kaya gimana si orang itu.

Kira-kira gambaran, kami berimajinasi kira-kira kaya gitu. Mereka bicara.

Nah presidennya klub ini yang diutus oleh seluruh komponen pengacara,

seluruh apa ya disitu ada pak Karni Ilyas yang diangkat. Dialah kemudian

mewawancarai semua, anda terlibat dalam kasus a, kesaksiannya ini ini.

Coba komentarnya gimana. Dulu interaksinya aga lebih banyak ya, bahkan

ada beberapa tuh dari pengacraa-pengacara ini sempet ikut berinteraksi

mengajukan pertanyaan. Gimana sih kaya privat forum gitu, tapi ini kita

live-in gitu kan. Dulu sempet, tetapi kemudian beberapa itu melenceng,

Page 114: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

beberapa itu tidak, tidak apa namanya, tidak sebenarnya tidak paham

kasusnya jadi memang asal pertanyaannya. Oke daripada itu nanti terjadi

di layar ga enak dan ini live, kita pastikan aja pak Karni sendiri yang

bertanya, kalau mereka mau tanya, titip aja pertanyaannya ke pak Karni

biar kami yang seleksi dibelakang. Biar kemudian ga asal, ga asal bertanya

saja, karena kan mungkin gini sometime ada orang yang sekedar cari

panggung, muncul di layar oke. Wah kalo gitu, udah lempar ke kita, biar

pak Karni yang menanyakan.

6. Siapa target audiens dari program ILC?

Jawabannya: Semua lapisan masyarakat. Yang menengah ke atas sudah

pasti, tapi kami, kita juga kadang-kadang mengangkat yang remeh-temeh

ko. Yang menurut orang tidak, menurut orang banyak menarik tapi tidak

penting. Contoh gini, atau penting tapi tidak menarik. Ketika kita melihat

kasus BPJS, yang terakhir, kata pak Karni itu, ini kasus penting karena

menyangkut semua lapisan, mau kalian kelas atas, kelas bawah, butuh

BPJS kalau sakit, tapi apakah itu menarik buat publik, engga. Males ah

ngomongin itu. Padahal mereka butuh. Okelah kalau sakitnya flu, sekedar

mag, it‟s okay bisa tercover. Puskesmas selesai. Kalau sakitnya berat harus

pasang ring, harus pasang ini, gimana kalau kondisinya begitu, biayanya

ratusan juta. Pilihannya kalo kemudian kita ga menggunakan ini, tapi kan

publik, ketika ini menjadi sebuah, anggarannya kurang dan sebagainya.

Aturan pemerintah. Mereka ah bodo amat yang penting datang ke ini pake

BPJS diterima. Gitu, penting ga menurut anda, tapi publik tidak tertarik.

Apa bandingin yang terakhir, soal apa kemarin, Sontoloyo vs Tampang

Boyolali. Pentingnya apa, urgensinya, apakah kemudian mempengaruhi

elektabilitas masing-masing kandidat. Apakah gara-gara ngucap, kan yang

tersinggung cuma orang Boyolali. Paling di Boyolali kalah, yang lain di

tempat lain belum tentu. Itung aja coba berapa orang di Boyolali. Begitu

juga apakah gara-gara ngomong sontoloyo, terus Jokowi akan ambruk.

Inget loh ini dia petahana. Dia punya kekuatan, kalau Rocky Gerung

bilang, dia punya semua amunisi untuk kemudian memenangkan. Yang

Page 115: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

kedua, kalo ini menang ato ini menang, emang ngaruh, seperti BPJS tadi

yang langsung pada hajat hidup masyarakat. Tapi bahwa kemudian

sebagai sebuah tontonan, kita kadang harus demikian adanya memainkan

apa, sometime kita menyampaikan hal yang sangat penting walaupun tidak

menarik publik. Tapi kadang-kadang supaya publik ini kalo, kita muncul

dengan jarang penting ga menarik publik pun lama-lama ga ditonton

orang. Untuk jaga supaya stabilitas bahwa mereka juga nonton, dibikin

juga yang menarik. Biar ga melulu yang serius. Yang kemudian, kalo kita,

wah bursa saham, ini mending kaco nih kalo bursa saham begini, surat

utang negara itu gak terjual kemudian dollar naik dan sebagainya efeknya

kemana. Padahal ini aga dramatis ini, penting ga buat publik. Tapi ketika

dollar naik dan kemudian harga-harga ikut naik. Cuma publik gamau

denger nih ketika berdialog terjadi di sini tentang ininya. Begitu berasa,

jadi kami coba mengarahkan kalo ditanya sasaran, semua lapisan kami

sasar. Untuk membiasakan tadi, okeh hal remeh temeh seperti tampang

Boyolali dan sontoloyo itu eh juga bisa kita perdebatkan dengan cara yang

baik. Bukan gontok-gontokan, bukan tauran massal. Gitu kira-kira.

7. Apakah ILC menjadi program dengan rating dan share tertinggi di antara

program lain di TV One?

Jawaban: Sejauh ini ya. Program andalan TV One adalah Indonesia

Lawyers Club saat ini.

8. Apa keunggulan ILC dibanding dengan program talkshow berita serupa di

TV lain?

Jawaban: Yang pasti gini, kalau diliat apakah itu terbaik atau engga saya

ga bilang ini terbaik. Yang pasti punya peluang bahwa ketika orang itu di

ILC punya peluang untuk dalam tema tersebut mengetahui, mendapat

informasi jauh lebih dalam. Karena satu, durasinya lebih panjang, dua,

semua narasumber yang berkenaan dengan tema coba kita hadirkan kalau

bisa narasumbernya sampai ke level A1. Jadi kita bisa menggali oh begini,

begini. Kalau dirunut sebagai rangkaian kan oh banyak loh yang kemudian

Page 116: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

teman-teman dengan nonton itu sengaja menempatkan itu dikutip sebagai

kutipan misalnya, Professor J.E Sahetapy, ILC tanggal sekian-sekian,

temanya ini. Karena pernyataan J.E Sahetapy pada saat acara ILC, boleh

kan. Professor loh yang ngomong gitu kan, live lagi. Ketika kalo kasusnya

pas kebetulan lagi bahan study kita, bisa dijadikan contoh kasus oleh yang

disampaikan itu, sah kan dikutip. Kira kira begitu.

9. Bisa disebutkan Pak bagaimana struktur pelaksanaan program ILC,

sebagai pelengkap data?

Jawaban: Program makernya selain Pak Karni langsung ya, Pimrednya.

Iya saya harus sebutkan bahwa intinya ILC memang yang pertama yang

tertinggi Andriy Bima, Andriy Prasetyo, terus kemudian saya, Titie, Amel

produser, trus bawahnya, asprod ada dua, Hangga, Hangga baru satu, yang

dua ini masih di promosikan untuk menjadi asprod. Terus reporternya ada

tiga, Dicky, Direx, Krisnandi reporternya.

10. Terkait dengan topik pembahasan yang cukup serius, terutama politik,

strategi apa yang digunakan ILC agar tayangannya mudah diterima dan

dipahami oleh penonton?

Jawabannya: Kadang kami menyampaikan ada tema yang memang

penting, tapi tidak menarik. Tapi ada kadang yang menarik, tapi

sebetulnya tidak penting. Cuma menarik karena ini menjadi bahan

perdebatan publik. Kita juga harus berani mengambil tema-tema semacam

itu untuk apa. Paling tidak dengan tema semacam ini, melatih publik untuk

kemudian ada semacam tradisi untuk berdialog, tradisi untuk berdiskusi.

Jangan ujug-ujug kemudian dijejeli dengan tema-tema penting-penting

tadi seperti bursa sahamlah, ambang batas psikologis dan sebagainya.

Mahasiswa non ekonomi saja belum tentu paham. Jadi itu bagian dari

strategi, kadang-kadang misalnya ada nih kita udah jenuh nih tema kita

udah berat terus nih. Ayo kita peringan kita ambil tapi harus yang rame,

yang dibicarakan publik. Supaya apa, supaya semuanya ikut terlibat dalam

pembicaraan. Yang kedua kita update terus di twitter, setiap kali

Page 117: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

pembicaraan, paling tidak itu memberikan nuansa mereka juga bisa bicara

lewat, berinteraksi lewat twitter itu. Berkomentar. Dan ya kadang-kadang

publik komentarnya jadi sangat luar, bebas ya apa saja bisa sampe, tapi

yang jelas kita jaga untuk tidak, tidak melakukan, ya kaya gitulah tidak

menyinggung masalah SARA dan sejeninsya. Kaya gitu. walaupun aga

susah. Karena masyarakat kan sangat, ini apalagi sekarang kan konon

kabarnya ada akun bot-bot gitu ya. Akun-akun ga jelas gitu. Tapi yang

pasti itu strateginya ya diantaranya itu.

11. Bagaimana proses penentuan tema atau topik tiap episode? Dan siapa saja

yang terlibat dalam proses itu?

Jawaban: Semuanya terlibat, biasanya semuanya membawa berkas yang

berisi tema A, tema B, tema C, tema D. Semuanya diadu, apa datanya,

kenapa tema ini yang diangkat itu dulu. Berdebat itu. Nanti kenapa-

kenapa. Setelah terpilih, oke, kalau memang kita sepakat dengan tema ini,

siapa pembicaranya dan kenapa harus dia, masing masing. Dan kira-kira

dia bakal ngomong apa. Itu sudah harus tau tuh. Sebelumnya, maka proses

kerjanya adalah kita punya ini riset dulu, waktunya juga ga banyak. Berarti

kan tayang Selasa, mulai Rabu tuh kita udah mulai riset. Rabu, Kamis

Jumat, Sabtu, Minggu, finalnya hari Senin. Tapi kalaupun ternyata ada isu

yang uptodate, misalnya bom meledak, oh kita komen kasus ini dulu yuk.

Tiba-tiba. Senin sore gitu, berubah ni temanya. Atau kadang-kadang

Selasanya pagi misal kejadian. Sorenya kita langsung naik-naik, itu berarti

kita langsung cari siapa aja narsum yang diundang okeh polisi, ini ini

usahakan datang apapun keterangannya, siapa saja korbannya, pihak dari

masyarakat yang ada di situ, saksi dan sebagainya kita undang. Kaya

misalnya orang-orang teroris itu, kita undang juga tokoh-tokoh yang lain,

apakah polanya sama dengan yang dulu, kalo sama, kadang-kadang orang-

orang itu emang yang dulu mungkin kalo yang kemarin mah petasan.

Yang dulu liat ajah Marriot, Kedubes Australi, terakhir ini mereka bilang

petasan, artinya ini bukan kami, maka ada informasi bilang, di, si itu x Al

Qaeda yang ditangkap itu bilang, kami sudah sepakat jebolan dari Moro,

Page 118: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

jebolah dari Poso, jebolan dari ini di era itu yang afiliasi dengan Al Qaeda

bukan ISIS ya. Itu tidak akan menurunkan ilmu bagaimana membuat bom,

makanya generasi yang sekarang gak bisa bikin bom sebesar itu, bisanya

ah yang lain mau bikin bom nuklir, ini bikin petasan kata Ali Imran yang

ditahanan tempo hari kan.

12. Siapa dan bagaimana pertanyaan itu dibuat? Apakah Karni Ilyas ikut

terlibat dalam pembuatan pertanyaan?

Jawaban: Gini-gini, kami tidak. Pak Karni Ilyas wartawan senior yah, dia

gak perlu dirumusin pertanyaannya. Jadi yang penting diskusinya jelas,

arahnya jelas. Pak, si ini, si ini rencananya ngomong apa, dia tentang ini

pak, kemarin hasil pre-interview kami, si ini ngomong begini-begini. Oh

ya soal itu ya. Trus aga menarik kalau kita bisa gali soal ini, ya soal Pak,

soal ini ya soal ini ya, sudah cukup. Maka bagaimana menurut anda,

dipancing dulu sama Pak Karni. Kalau memang merasa perlu ditanya akan

dikejar sama Pak Karni. Kalau engga silahkan tanggapi. Yang kontra

dengan pandangannya.

Jadi pertanyaan dari Pak Karni dengan catatan semua riset bahan dasarnya

kita punya, kita sudah rumusin. Kalon tiap dengan sekian banyak orang

tiap menit tiap detik kita kejar tanya soal ini pak tanya soal ini pak ntar dia

ngambek malahan. Pak Karni kan bukan anak kecil, engga, pak Karni

udah. Ada keuntungan lebih dibanding program lain adalah beliau

wartawan senior, tau caranya bertanya, dia tau caranya menginvestigasi

orang lewat wawancara di forum. Dia sagat meguasai ilmu itu karna

memang dia jurnalis senior kan.

13. Apakah ada pertimbangan khusus untuk menyusun pertanyaan di setiap

segmen?

Jawaban: Bukan menyusunya, jadi bukan, Pak Karni ga megang barang

untuk disusun. Tidak, background narasumber menjadi pertimbangan.

Misal gini De kamu mau datang ke TV One wawancara soal La Nyalla

oke, bahwa La Nyalla itu prosesnya begini, ini begini-begini. Menurut dia

Page 119: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

ada sesuatu yang melenceng dari Gerindra sehinggga dia harus pindah tapi

kemudian seberapa jauh kalo bisa apa yang dimaksud melenceng itu,

kemudian mahar politik itu punya bukti-bukti ga dia, coba kamu

wawancara soal itu deh. Nanti sama orang Gerindranya, tapi ini punya

bukti gimana pak. Misalnya kan cukup gitu, kata La Nyalla dia punya

bukti loh coba. Mana buktinya gini-gini, ini kata dia. Coba bapak buktikan

sendiri.

Backgroundnya menjadi pertimbangan, gini kan setiap si A, Dede ini

siapa, mahasiswa UIN, tujuannya ke sini, dia mau nanya soal ini, oke

berarti apa yang harus ku gali dari Dede, si ini siapa, dia begini-begini, dia

pertimbangannya sempet ngomong begini di media sosial di ininya,

diwawancarai sama televisi lain, diwawancarai ini begini, komentarnya,

oke ini kayanya berhadapan nih. Oke aku akan bertanya soal ini begini,

nah kalau memang bisa kemudian ini gimana, kata dia begini, kata dia

begini, sebenarnya mana yang benar. Bukan kata kami, kami cuma

menggali apa yang ada, apa yang anda, tentang tema tersebut. Nah yang

kami gali itulah, risetan itulah yang kami berikan kepada pak Karni Ilyas.

Jadi bukan bahwa kemudian nyusun pertanyaan kaya anak kecil gitu gak

gitu lagi. Levelnya udah, itu kalo kemudian reporter baru kita bekali

dengan daftar pertanyaan ini, ga gitu pak ini judulnya, ini begini, si ini

begini. Yang penting buat beliau adalah gambaran atau backgroundnya

jelas, panduannya jelas sehingga dia bisa bertanya, sesuai dengan yang apa

memang kita niatkan untuk digali. Gitu, jadi bukan, bukan kaya gini

pertanyaannya disusun satu-satu pertanyaannya ini ya. Nah kalo kemudian

dalam pembicaraan ini kita keluar ngobrolnya juga, ga begitu caranya, kan

bingung nanya-nanyanya apa kalo cuma sekedar tau, tapi engga kita kasih

tau background dasarnya, bukan pointers pertanyaannya.

14. Bagaimana cara menentukan narasumber? Apa ada ketentuan sendiri?

Jawaban: Ya ada dong pasti ada. Ya itu tadi aku bilang, apakah orang-

orang terlibat dalam acara a, b, c, d, e, f, g, dalam tema a misalnya.

Misalya inget pembunuhan Salim kancil, aktivis yang dibunuh di sana

Page 120: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

dibantai sama kepala desa dan preman-premannya gara-gara kasus

penggalian pasir di Lumajang misalnya. Kita undang pertama oke saksi

mata yang melihat siapa, anggota keluarganya siapa, orang terdekat dulu

biasanya segmen-segmen awal satu dan dua. Kita eksplorasi gimana sih

sebenernya yang terjadi berdasarkan kacamata mereka, oke. Setelah itu

kepolisian misalnya gitu kan, yang berkenaan dengan kasus, kalo ga boleh

oh kalo misalnya dikatakan polisi kalo boleh yang nanganin kasus itu, wah

harus izin dari pimpinan dulu nih, biasa kan struktur kelembagaannya

begitu kan akhirnya Kapoldanya mau ga, Kapolri mau ga, tapi tentunya

kan baik Kapolda maupun Kapolri dapat informasinya sama dari satu

orang ini kan yang menyelidiki lebih lanjut. Udah abis itu ada ga, katanya

dia aktivis nih, aktivis yang kemudian membela supaya tanah di wilayah

itu ga digali pasirnya. Kemudian anggota dewan kita undang, ko ini

kayanya rame banget nih. Cuma pembunuhan satu orang aja tapi sampai

JK pada waktu itu turun tangan. Ada apa sebenernya yang terjadi, ada apa

sih ini, oh galian pasir ini selalu menimbulkan masalah, oh ternyata

mengandung titanium, jadi itu tu bukan pasir biasa, pantesan pada rebutan.

Kalo titanium saat ini semua bahan dasar kaya mobil, ini bahan buat

pengganti baja. Industri sekarang semuanya ini pakai titanium. Artinya oh

persoalan ini menyangkut bisnis besar dong. Nyambug terus kan trus lagi

trus lagi sampai ke bawah oh gitu terus pantesan kenapa kemudian cuma

pembunuhan seorang aktivis biasa yang ingin melindungi supaya galian

pasir itu ga ini. Tapi JK waktu itu belum wapres dia belum wapres, mantan

wakil presiden kala itu, di eranya SBY, sampai turun tangan

membicarakan soal ini. Apa ada dengan kejadian ini, buat kami, ni

kayanya aneh, kayanya warga dibunuh kepala desanya karna kasus mafia

apa gitu bukan hal baru deh, bukan hal aneh deh. Tapi ga semua kasus

kemudian sampe di level nasional, wah ini di level nasional ikut turun

tangan, yang di level nasional ikut turun tangan sampai tokoh-tokoh

nasional pada ikut turun tangan. Ada ga kira-kira, boleh ga kita menaroh

kecurigaan, riset dan gambarin yang jelas, oke berarti orang-orang ini

harus kita undang ada apa sebenernya di Lumajang. Akhirnya

Page 121: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

tergambarlah bahwa kemudian yang kita gali, yang digali orang di sana

yang proses penggaliannya saja penjualannya itu miliaran harganya,

keuntungan buat kepala desa yang ngkeng, belum nilai dari pasirnya itu

dijual. Pasirnya untuk dijual, kalo itu dimasukin smelter, karna ini juga

pengaruh dari undang-undang panjang kan, dari undang-undang tentang

smelter kalo tidak salah nomer berapa. Eh tentang penggalian bahan

tambang kalo dulu boleh glondongan di, kalo sekarang engga harus dibagi.

Kalo memang ada titaniumnya berarti titaniumnya dijual sebagai. Efek

undang-undang itu terjadilah pembunuhan kancil di mana semua usaha

besar dari industri ini, nasional sampe internaisonal pasar gelapnya, mafia

nya ingin menguasai sumber pertambangan.

15. Apa alasan/pertimbangan mengangkat tema mahar politik ini? Di mana

pada waktu yang sama ada juga kasus impor beras, Menteri Susi vs

Menteri Luhut, dan kasus reklamasi.

Jawaban: Kasus Menteri Susi vs Menteri Luhut, cek-cok di departemen itu

biasa apa engga sebenernya. Kementerian ini bilang gini, kementerian ini

bilang kan ga begitu, kan harusnya ini dulu diselesaikan karna aturannya

begini. Ini ada undang-undangnya. Loh engga ini kan karna kondisinya

demikian, menteri yang sana protes. Biasa ga? Tapi ketika orang bicara

mahar politik, ini politisi loh mau nyaleg pake mahar. Mau jadi anggota

dewan, mau jadi wakil rakyat, mau jadi bupati pake mahar. Boleh jadi ntar

kira-kira nyari balikan ga buat modal, balikin modal. Emang gajinya

cukup, selama ia menjadi. Efeknya kemana? Korupsi. Yang kedua,

Gerindra partai besar bukan. Kalau kemudian dia juga pernah berteriak-

teriak memerangi korupsi, kenapa embrio dasarnya kemudian terjadi

mahar politik dan sebagainya. Itu mendorong orang untuk. Ya sama kan

kemudian kenapa PNS itu banyak, banyak di era itu ya banyak yang

kemudian melakukan korupsi dan sebagainya. Padahal di era sebelumnya,

gimana ga korup, kalo mau masuk pegawai negeri aja mesti nyogok dua

juta, ratusan juta. Ya wis kalo punya duit gitu ngapain dia jadi PNS. Orang

kerja kan mau cari uang. Ini malah buang-buang uang segitu banyak, jadi

Page 122: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

polisi jadi tentara. Rahasia umumkan. Tapi kenyataannya, terus kita mau

teriak-teriak anti korupsi dan sebagainya? Kira-kira mereka kalo itung-

itungan dagang, cari balikin modal lagi ga? Berarti ada yang salah dong.

16. Banyak narasumber yang diundang pada episode ini, tapi justru tokoh

utama La Nyalla dan Prabowo tidak hadir. Bagaimana sebenarnya proses

pemilihan narasumber pada episode ini?

Jawaban: Karena kita sudah tahu bahwa Prabowo itu bakal mencalonkan

presiden ya di era berikutnya. Ya walaupun ga, kan kita bisa membaca

secara politik, dia bakal jadi kandidat nih. Pada waktu itu digelar pun

bakal jadi kandidat nih. Sekarang Gerindra sebagai salah satu partai

oposisi terkuat mengalami situasi semacam itu. Kami sendiri, gimana nih

untuk melihat persoalan itu. Yang kedua, Prabowo sama La Nyalla sendiri,

kita sudah berusaha menghadirkna mereka. Mereka yang gamau hadir. Ok

kalo emang itu yang terjadi, the show must go on. Kita sudah memilih dan

ga punya apa, ada satu kondisi di mana kita berada pada titik apa point of

no return, ga mungkin kita balik lagi atau berubah ya. Oke kita cari

pembicara yang di level berikutnya yang mewakili masing-masing pihak.

17. Jika dilihat, narasumber yang dikutip (diwawancarai) dan yang hadir

langsung di ILC lebih banyak yang berada di pihak Prabowo? Bagaimana

penjelasannya?

Jawabannya: Orang menstigma bahwa kemudian TV One dan ILC pronya

Prabowo sampai hari ini ya. Dengan tayangan itu kalo kita mau kawinin

Prabowo, sebenernya kami pro Prabowo engga? Kami tu netral-netral aja.

Di sini ada yang ini, ya kita angkat aja. Jangan cuma teriak begitu. Ya kita

angkat aja. Trus kemudian pihak yang dirugikan praktis sebenernya dalam

kasus ini kan kondisinya internal Gerindra. Ya toh. La Nyalla kan pada

saat itu Gerindra kan. Kader Gerindra kan. Trus yang diundang dari

Gerindra. Itu sebabnya kemudian, umumnya semua dalam politik pasti

akan membela diri ketika kelompoknya diserang. Praktis saja kan dari

pihak La Nyalla kan individu, lawannya kan partai. Ga akan banyak orang

Page 123: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

juga yang ini sama La Nyalla. Dan kerumitannya La Nyalla kita tanya,

betulkah ada yang namanya sebuah transaksi, apa politik transaksional,

dalam konteks yang demikian. Nah kalau ini menjadi cerminan, dari ILC

aja berani loh yang kemudian yang konon kabarnya adalah kita berada

dipihaknya yang sama. Kita bongkar. Berarti kita tayangkan kita bogkar

juga dong. Kita ga mungkin kalo bongkar PDIP, orang kemudian yang

melihat, biasa. Ya pastilah orang di ILC begitu. Itukan soal PDIP. Loh

engga, faktanya. La Nyalla sebenarnya ga butuh banyak orang. Dia cuma

butuh membuktikan, mau di sana lebih banyak gak ada masalah buat La

Nyalla. Asal ini loh buktinya. Ini ada tanda tangannya. Ini kalo gini bukti

bukan kira-kira. Ada tanda tangannya begini, tanggal sekian-sekian. Mau

sebanyak apapun di sebelah sana kalau itu ada buktinya gitu gimana.

Manakah lebih kuat. Itu bicara komposisi narasumber. Karna pertama

pasti, Gerindra yaudah, ok kita undang sebanyak-bayaknya biar dia mau.

Tapi kan Prabowonya ga dateng. Mungkin kalo Prabowonya dateng udah

cukup sekian aja dulu. Empat dari sini empat dari sana.

18. Bagaimana ILC memberitakan isu mahar politik ini? Apakah sesuai

dengan kode etik jurnalistik karena isu ini agak sensitif karena melibatkan

salah satu bakal calon presiden 2019 saat itu?

Jawabannya: Iya kita kan sudah mengundang mereka. Faktanya kita sudah

mengundang mereka, kadernya dateng semua loh. Pendukungnya datang

semua loh yang kita undang. Dia aja yang gamau dateng, dan posisinya,

oke kan ini berkaitan dengan ini kan supaya anda punya kesempatan

banyak membela diri oke. Porsi anda lebih banyak. Karena kebetulan ini

partai anda. Gitu ga sih. Kita kasih lebih banyak nih ya. Yang sini cukup

sedikit saja. Karna ternyata walapun satu orang, yang sini gak butuh

banyak orang kan ketika dia bisa membuktikan satu lembar ini saja

misalnya, selesai itu orang. Yang habis, mau sebanyak apapun yang bawa

segerombolan partai seindonesia raya, dibawa semua sama pendukung-

pendukungnya. Ga akan punya apa-apa ketika memang ada pembuktian.

Page 124: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

19. Dalam menulis naskah seperti apa penggunaan gaya bahasa pada

pemberitaan mahar politik La Nyalla – Prabowo ini?

Jawaban: Sebenernya gaya bahasanya kadang-kadang gak, kita ga terlalu

apa, ga terlalu fokus dengan, ga terlalau fokus dengan, yang penting

bagaimana kita bisa menghantarkan narasi itu. Bisa dipahami sama publik

dan kemudian ya naratif kan. Naratif aja. Ya aga sedikit provokatf ya

karena memang opening. VT pengantar harus begitu, sehingga untuk

mengarahkan kira-kira kenapa tema ini layak diangkat. Kenapa mesti

diangkat. Perlu diangkat dan tidak. Kenapa ini dipilih. Karena kan

biasanya cuma itu yang kami dihantarkan di. Dari awal aja sudah pake

mahar gini, gimana kalau udah mimpin nanti, misalnya kan.

Pembicaraannya seputar itu.

20. Bagaimana pandangan ILC mengenai kasus mahar politik ini?

Jawaban: Kami tuh sejujurnya ingin membongkar bahwa disemua partai

tuh ada yang semacam itu. Tapi itu semacam rahasia bagi umum. Jadi

dilakukan, dilaksanakan, terasa, tapi ga bisa dibuktikan. Sangat, sangat

sulit. Karena beberapa perjalan, ada temen yang di partai dan sebagainya.

ga cuma Gerindra ko, di banyak partai hampir di semua partai. Ketika

anda ingin maju di daerah-daerah, ada setoran dulu ke pusat dan

sebagainya. Selalu begitu. Periksa aja sendiri. Coba tanya orang-orang

partai atau mereka yang pernah pengen jadi bupati, pengen jadi ini, bener

ga. Tapi mereka cuma gamau ngomong. Iseng–iseng aja ngobrol misalnya

ada tetangga atau siapapun ngobrol yang pernah ini, mau nyaleg ni,

gimana kemarin ga jadi nyaleg, kenapa, ga ada uangnya gitu. Itu baru

caleg, dan angkanya pasti berbeda caleg dengan yang lain itu beda-beda

dengan apa bupati dengan gubernur beda lagi angkanya. Pada dasarnya itu

yang ingin kami sampaikan, tapi kemudian kami ga bisa menuduh kan,

kami juga harus membuktikan. Kami sangat berharap pada saat itu,

memang orang-orang seperti La Nyalla yang kebetulan berani, mampu

membuktikan itu. Bukan untuk mempermalukan Prabowo bukan, bukan

untuk mempermalukan Gerindra. Itu sih terlalu kecil kalau sekedar

Page 125: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

mempermalukan orang-orang. Tapi ingin membuktikan kepada publik

bahwa partai begini ada loh. Dan ini bukan cuma di partai ini, ini cuma

contoh kasus. Kalau disemua partai itu prosesnya semacam ini, ya kan.

Wakil rakyat macam apa yang akan dihasilkan nanti. Pemimpin macam

apa yang akan dihasilkan nanti. Kira-kira bakal nuntut balikan ga, pada

saat dia berkuasa. Ketika dia nuntut balikan ternyata gaji selama lima

tahun itu ga cukup, dari mana? Korupsi. Jadi jelaskan alurnya, yang kita

tentang sebenernya ujungnya, karna ini embrio dasar dari sebuah kejahatan

yang lebih besar.

21. Dan mengapa ILC menyatakan perlu ada perbaikan sistem Pemilu dan

Pilkada yang menghabiskan uang banyak di akhir segment satu? Apa ada

tujuan tersendiri agar ada perubahan sistem Pilkada agar tidak langsung

lagi atau bagaimana?

Jawaban: Tema itukan diangkat dalam rangka sistem Pemilu itu harus

diperbaiki kan, secara garis besarnya, kalau tidak salah. Sama sebenernya

alasannya. Umpamanya kemarin ada temen yang mau jadi calon bupati

Tegal, saya tanya, habis berapa, ga banyak cuma ya sekitar delapan miliar.

Tapi akhirnya kalah, sementara lawannya lebih berani dia nyiramnya.

Begini-begini. Secara personal dia ngomongnya sama aku. Oh gitu, karna

kawan ni kawan lama. Kawan sejak zaman kuliah. Oh yaudah. Coba kita

hitung, dia jadi bupati berapa gaji bupati, pendapatan perbulannya berapa,

selama lima tahun nyampe delapan miliar? Kenapa dia mau buang-buang

uang sebanyak itu. Sekedar ingin berkuasa? Kalo berkuasa tidak

menghasilkan apa-apa buat apa. Kalau berkuasa ternyata membuat

seseorang jadi gembel buat apaan berkuasa.. Berarti ada yang ga bener

kan. Yang ga benernya di mana, dari sistem pemilu. Berarti harus ada

perbaikan dong sistem itu. Kami cuma memunculkan sedikit fenomena

iniloh. Iniloh ada yang ini. Selebihnya apakah ini akan membuat sistem itu

berubah, ILC ini akan merubah, kan aku udah bilang dari awal kita ga

akan merubah apa-apa. Kita cuma sekedar mengingatkan. Mudah-

mudahan ini dibicarakan publik dan kemudian atas keinginan bersama

Page 126: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya
Page 127: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

TRANSKIP NASKAH INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE

Mahar Politik: La Nyalla vs Prabowo

Selasa, 16 Januari 2018

SEGMENT 1

[VIDEO TYPE]

La Nyalla Luhut Mattaliti:

Saya waktu itu sudah tempo sama Fadli Zon, saya disuruh siapkan uang 40 miliar

saya gamau. Saya bilang ini sama Fadli Zon, mas ini untuk apa saya, saya

dipanggil sama 08 ko saya dimaki-maki, saya dimarah-marahin terus disuruh

serahkan uang 40 miliar untuk uang saksi. Loh saya datang sana itu untuk dapetin

rekom, ko tau-taunya saya dimaki-maki. Loh saya ini siapa, Prabowo itu siapa?

Saya bukan pegawainya dia ko. Ko dia maki-maki saya, enak aja.

Wartawan:

Mau menegaskan langkah selanjutnya?

La Nyalla Luhut Mattaliti:

Loh saya kan tuntut secara hukum.

Narator ILC:

Jagad politik gempar, dengan tudingan mahar, sebesar 40 miliar rupiah yang

diminta, Prabowo Subianto kepada La Nyalla Mattaliti sebagai salah satu syarat

maju, dalam bursa Gubernur Jawa Timur 2018. Tak terima tudingan keji, saat

suhu politik demikian tinggi, politisi Gerindra serentak membantah adanya

permintaan mahar, sebagai prasyarat pengusungan calon kepala daerah dari

partainya. Sejumlah kepala daerah dan tokoh yang pernah dan akan diusung atau

sekedar didekati Gerindra seperti Ridwan Kamil, Anies Baswedan, Sandiaga Uno,

Sudrajat, Sudirman Said, hingga Mahfud MD, sepakat menyatakan tak pernah

dimintai uang mahar saat dirinya bertarung dalam kontes Pilkada dengan bendera

Gerindra.

Page 128: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Sandiaga Uno:

Gak ada. Gak ada sama sekali. Pak Prabowo dan sangat professional dan itu sudah

terbukti waktu mencalonkan pak Jokowi dan pak Ahok, waktu saya dan mas

Anies juga sama. Kemarin kita menghabiskan habis lebih dari 100 miliar. Jadi itu

yang diinginkan sebetulnya oleh Gerindra. Jangan sampe nanti kita sudah

mencalonkan gak memiliki pendanaan. Itu semua kita laporkan secara transfaran,

diaudit, dilaporkan ke KPK juga jadi alhamdulillah. Pak Dirman juga sama

prosesnya, pak Zen Sudrajat juga sama.

Anies Baswedan:

Gak ada mahar, gak ada. Sama sekali gak ada. Bahkan kalo bisa dibilang ya

semuanya kemarin itu iuran. Proses politik memerlukan biaya itu benar, tapi

bahwa calon harus, kami, harus membayar itu, tidak ada.

Ridwan Kamil:

Pada waktu Pilwakot 2013, tidak sepeserpun partai Gerindra apalagi yang

terhormat pak Prabowo menanyakan urusan mahar tiket untuk Pilkada. Ya jadi

saya kira, yang ada itu adalah partai Gerindra malah membantu dalam proses

pemenangannya kan begitu. Kemudian kalo ada yang menanyakan kenapa

sekarang berpisah karena memang ada syarat yang belum bisa saya penuhi. Partai

Gerindra meminta saya menjadi kader. Sesuatu yang belum mungkin saya

lakukan di saat ini. Nah disitulah titik berpisahnya, tapi kalo urusan, mahar saya

kira saya sampaikan tidak ada sepeser pun.

Narator ILC:

Basuki Tjahaja Purnama pada Maret 2016 lalu, jelang Pilkada DKI 2017 pun

pernah mengatakan hal serupa.

Basuki Thajaja Purnama:

Parpol gak minta mahar loh, hanya minta, pengurusnya, anak cabangnya,

rantingnya bergerak. Kalau satu kelurahan 10 juta, 267 kelurahan, belum lagi

kotanya ya, belum lagi kecamatannya, itu sudah 2,67 M sebulan. Kalau 10 bulan,

Page 129: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

berarti 26 miliar. Belum lagi saksi, belum lagi. Ini baru satu partai loh, kalau dua

partai dukung kamu, tiga partai dukung kamu, semua minta digerakkan mesin

partainya. Bisa 100 miliar gak cukup loh, nyalon Gubernur DKI. Kan minta

sumbangan sama pengusaha-pengusaha mungkin dapet mungkin, gubernur kok.

Tapi kalo gitu kan, utang budi saya sama mereka.

Narator ILC:

Bukan hanya Gerindra, sejawatnya PKS pun kena tudingan serupa pada bursa

Pilkada Cirebon.

Siswandi:

Ada sesuatu hal yang menarik yang bisa dikatakan ada dan tiada, tapi itu

pembicaraan sudah mengarah kepada mahar. Ini menyebutkan angka sesuatu, ya

kan, naik turun-naik turun, sehingga sampe malam itu, naiknya 5x lipat. Itu sangat

saya sayangkan.

Haru Suandaru:

Ini hanya masalah teknis dan waktu yang terbatas untuk melakukan negosiasi

lebih lanjut, gitu kan. Keterbatasan itulah, kemudian menjadi seperti ini. Jadi saya

kira, kalau mahar ya kita bisa buktikan bahwa tidak ada hal yang demikian.

Narator ILC:

Mitra koalisi PKS, yakni Partai Amanat Nasional, merasa dirugikan dan

berencana menggugat partai bulan sabit kembar tersebut. Partai besar seperti

Golkar, juga pernah tercoreng citranya, gara-gara mahar. Cawagub Golkar Dedy

Mulyadi, pernah dimintai mahar senilai 10 miliar rupiah, oleh oknum yang

mengaku dekat dengan petinggi partai Golkar, guna memuluskan surat

rekomendasinya pada Pilkada Jabar. Pihak Golkar membantah bahwa partainya

mengajukan syarat mahar dan meminta Dedy Mulyadi memprosesnya secara

hukum. Tudingan mahar juga bisa bikin partai terancam bubar, saling pecat.

Dalam internal partai Hanura diawali mosi tidak percaya Syarifuddin Sudin pada

Page 130: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Osman Sapta Odang yang dicurigai menetapkan sejumlah mahar pada Caleg

partainya.

Mahar politik, benar-benar bikin gusar, ada etika, dan undang-undang yang

dilanggar. Saling tuding terima mahar, bukan sekedar kelakar, melanggar prinsip

dasar partai bisa mematikan tujuan demokrasi yang lebih besar.

Indonesia Lawyers Club edisi malam ini hadir kembali dengan tema, “Mahar

Politik: La Nyalla Vs Prabowo”. Hadirin dan pemirsa, kita sambut Presiden

Indonesia Lawyers Club, Karni Ilyas.

[LIVE]

Karni Ilyas:

Pemirsa malam ini kita bertemu kembali, dalam episode Mahar Politik: La Nyalla

vs Prabowo. Sebelumnya saya minta applouse dulu untuk Ramat Piko dan Trias

Band dengan lagu bayang ilusi dipopulerkan oleh Anggun C. Casmi.

Pemirsa pekan ini agak repot memilih topik, banyak sekali topik yang panas. Ada

kasus mahar politik La Nyalla vs Prabowo, ada topik impor beras, ada lagi topik

Menteri Susi vs Menteri Luhut, dan kasus lain lagi adalah marak ramainya

kembali masalah reklamasi. Ketika empat-empat dari topik itu saya jajaki di

twitter, separo netizen minta La Nyalla, separo lagi mintanya impor beras. Ketika

belum saya putuskan, yang minta La Nyalla mencurigai saya, tidak mau ngangkat

La Nyalla, karena akan menyinggung Ketua Umum Gerindra. Padahal saya tidak

pernah masuk partai manapun, tapi ketika La Nyalla kita pilih, yang mengusulkan

impor beras, ribut. Apa ada intervensi, kenapa takut? Karena itulah saya pernah

mengatakan di ruang ini, bahwa saya itu ibaratnya berdiri di perempatan jalan.

Kalau saya tidak ditabrak dari kiri, saya pasti ditabrak dari kanan, kalau gak

ditabrak dari depan saya akan ditabrak dari belakang, kata Margaret Thatcher.

Akhirnya kita putuskan, La Nyalla vs Prabowo. Namun dua orang ini, kita

memang ragu juga apa bisa ketemu, apa bisa datang atau tidak. Tapi sampai

malam ini, kita menunggu keduanya, untuk hadir di ruangan ini. La Nyalla vs

Prabowo. Saya akan mulai diskusi ini dengan kutipan bahwa “Banyak kantong-

Page 131: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

kantong kekayaan di negeri ini, tetapi sebagian besar kantong-kantong itu,

kekayaan itu, ada dikantong-kantong politisi” kata Jeroth Kin penulis Amerika.

Sekarang dimulai diskusi kita oleh Effendi Ghazali pakar komunikasi politik.

Saya ingin dapat gambaran dari anda apa yang terjadi dengan isu mahar politik

yang tidak hanya melibatkan La Nyalla dan Prabowo, tapi juga ada di Cirebon,

yang mengaku juga diminta uang oleh mahar politik oleh PKS. Ada lagi di

Palangkaraya, ada lagi di berbagai daerah, udah mulai bernyanyi para calon-calon

yang tidak jadi. Silahkan.

Effendi Ghazali:

Assalamualaikum warahmatallahi wabarakatuh. Selom om swasti nastu namo

budaya, salam bhineka tunggal ika, semoga bangsa Indonesia bisa lebih sejahtera

Amien. Selamat malam datuk Karni Ilyas, sebetulnya kalau mau jujur, malam ini,

saya benar-benar datang mau menunggu La Nyalla berbicara.

Karni Ilyas:

Belum datang.

Effendi Ghazali:

Karena, iya belum datang. Karena kan kita benar-benar ingin mendengar La

Nyalla yang belakangan ini menyala-nyala ingin berbicara dan bisa

menyampaikan secara utuh di acara ini dengan kemudian baru kita memberikan

katakanlah pendapat atau komentar. Tapi baiklah, karena diminta oleh

Karni Ilyas:

Nanti kalau dia datang habis dia bicara, anda

Effendi Ghazali:

Boleh lagi

Karni Ilyas:

Anda boleh komentar

Page 132: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Effendi Ghazali:

Iya terimakash datuk Karni Ilyas. Nah balik dua hal lagi yang saya sangat senangi

malam ini karena ternyata Indonesia Lawyers Club di bawah datuk Karni Ilyas ini

selalu ada kelanjutannya. Saya ingat dua minggu yang lalu atau tiga minggu yang

lalu, ketika kita berbicara soal, ada rumah sakit yang cepat sekali menyatakan

sakit, dan ada rumah sakit yang cepat sekali menyatakan sembuh, ternyata

sekarang sudah diproses, iyakan. Dokter yang cepat sekali menyatakan sakit

sudah diproses, ternyata begitu yah. Maksud saya Indonesia Lawyers Club ini ada

akibatnya .

Kita pernah bicara juga mengenai pengacara yang beda betul dengan nasib

kliennya, pengacaranya tiba-tiba jadi selebritas atau selebritis, kliennya menderita.

Nah sekarang yang pengacaranya sudah mulai juga ada masalah ternyata gitu ya,

jadi sekali lagi tepuk tangan dulu dong Indonesia Lawyers Club ini ada akibatnya,

ada dampaknya dan itu yang kita inginkan supaya malam ini, ada upaya

memperbaiki Indonesia yang lebih sejahtera dan menjanjikan itu ke depan.

Nah saya mau mulai dengan begini, kalau masuk ke kasusnya pak La Nyalla nanti

kita tunggu pak La Nyalla mudah-mudahan insyaallah pak La Nyallanya datang.

Tapi secara umum saya mau, kalau boleh malam ini yang menantang juga boleh

tapi saya mau mengusulkan boleh gak mumpung ini kita punya momentum kita

bikin semacam mahar amnesti. Woh jadi ada pekan atau bulan mahar amnesti

dalam definisi begini, siapapun yang pernah membayar mahar politk, iya kan,

kepada partai manapun inilah saatnya anda bicara terbuka apa adanya, iyakan.

Nah ini menarik nih gak diminta tepuk tangan, jadi artinya begini. Karena

namanya bisa macam-macam kan, mahar politik, pasti gak diakui. Bisa jadi

namanya adalah biaya pemenangan, sama aja tapi namanya biaya pemenangan.

Oh nanti dibagi lagi, ada dibawahnya biaya saksi dan lain sebagainya tapi

pokoknya biaya untuk menanglah, begitu. Nah kemudian selalu disodorkan bahwa

partai kami tidak pernah. Liatlah testimoni-testimoni yang tadi yang ditampilkan

di awal acara datuk Karni Ilyas kan banyak kan kami tidak pernah, kami tidak

pernah. Memang begitu tu kalo dalam iklan obat, yang kasih testimoni itu yang

sembuh yang sehat, tapi kalau yang setengah mati, atau yang sakit-sakitan terus

Page 133: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

pasti gak testimoni gitu. Yang testimoni pasti yang sehat. Nah menarik untuk

mengetahui karena saya berprasangka baik, menarik untuk mengetahui berapa

persen sebetulnya yang betul-betul tidak ada kutipan biaya apapun dalam nama

apapun dibandingkan dengan yang pernah mengeluarkan dana itu. Nah biasanya

kan gini temen-temen partai politik yang ada di depan kita sama-sama ketawa tapi

sebetulnya dalam hati kita sama-sama menderita yah. Maksudnya begini, biasanya

yang akan buka cerita, itu yang kalo bayar mahar politik trus menang gak akan

cerita kan, gak akan cerita. Jadi yang akan cerita itu adalah kalau yang mungkin

juga sudah bayar mahar politik trus kalah, tapi yang lebih akan punya potensi

bercerita adalah yang sudah bayar mahar politik terus gak dikasih SK. Ah itu itu

pasti punya peluang untuk bercerita lebih besar, dan sebetulnya karena kita ini

belum begitu jauh dari masa akhir pendaftaran Pilkada. Ini menarik loh kalo betul

kan karena memang, undang-undang mengatakan setiap orang atau lembaga

dilarang memberi imbalan pada partai politik atau gabungan partai politik dalam

bentuk apapun dalam proses pencalonan gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil

bupati, walikota dan wakil walikota. Nah tetapi pada faktanya ini ada data sahih,

ada yang memberikan mahar politik jumlahnya besar sekali, diterima oleh yang

paling tinggi dari sebuah partai politik, dirumah jabatan, gitu yah. Dan ini pada

hari terakhir menjelang pendaftaran dirubah surat keputusannya jadi menjadi di

tanda tangani oleh Ketum dan Waketum eh Ketum dan Wasekjen maaf. Dan

mustinya kan Ketum dan Sekjen dirubah menjadi Ketum-Wasekjen, padahal

sudah nyetor, sebagai apalah, biaya pemenangan atau apalah. Nah orang-orang

seperti ini tentunya mau untuk berbicara dan bersaksi asal, nah mungkin ini para

pakar hukum dan undang undang yang ada di sini ya. Ini yang kena yang

memberikan saja atau yang menerima juga kena nih, artinya dia bisa engga

diberikan semacam perlindungan yah kalau mereka membuka suaranya

menceritakan kami sudah nyetor begini tapi SKnya berubah atau kami sudah

nyetor begini tetapi kemudian tidak keluar SK misalnya.

Kalau dalam kasus La Nyalla nanti biar pak La Nyalla yang cerita yah apakah di

samping diminta, dimintai. Apakah dia memang sudah memberikan uang atau

belum. Nah jadi ini tantangan bang Karni, mungkin bang Karni mau

mengembangkan tantangan ini ada yang mau menjawab nantinya, boleh gak kita

Page 134: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

buka satu bulan penuh mahar amnesti jadi semacam apa yah, Pilkada Justice

Colaborator, hah ini gagasannya supaya ini terang benderang, kalau engga ini

semuanya selalu, saya mau masuk yang kedua, yang kedua itu saya ingin

mengatakan

Karni Ilyas:

Ya perlu undang-undang diubah kalo usulan anda diterima?

Effendi Ghazali:

Engga....undang-undang...

Karni Ilyas:

Ada undang-undang mahar amnesti kaya tax amnesti

Effendi Ghazali:

Ada undang-undangnya atau tergantung niat baik kita bersama. Nah yang kedua,

memang kalo boleh kita menyatakan banyak undang-undang kita yang dibuat di

DPR lalu bahkan ketika kita mencoba melakukan judisial review ke Mahkamah

Konstitusi akan selalu dijawab seperti ini, undang-undangnya sebetulnya bagus,

hanya implementasinya yang bermasalah. Padahal kita tahu, nah ini tadi sesuai

dengan prolog saya, jangan-jangan baik DPR maupun Mahkamah Konstitusi itu

sadar undang-undang yang seperti ini sampai 100 tahun pun impelentasinya akan

seperti itu. Gak akan ada banyak perubahan gitu, jadi kita itu, hanya

mengandaikan ini baik, tapi implemetasinya itu kita tahu persis di lapangan itu,

sampai 100 tahun pun misalnya sampai berapa sampai 30 atau 50 kali ILC lagi,

itu pelaksanaannya di lapangan akan tetap seperti itu. Tapi kita bersikokoh, ya

sama aja lah seperti yang paling terakhir kemarin yah, Pilkada serentak ada

presidential treshold-nya ya. Diambil dari hasil suara Pemilu legislatif lima tahun

yang lalu. Jadi tu seluruh bangsa Indonesia, itu disuruh menjadi ahli nujum. Pada

pemilihan legislatif disuruh jadi ahli nujum, ini kira-kira nanti, kalau saya memilih

eh legislatif ini, ini akan jadi presidential treshold untuk siapa ya? Jadi seluruh

bangsa Indonesia, pada saat pemilu legislatif yang lalu, sudah dicap ahli nujum,

Page 135: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

yang akan datang, diminta menjadi ahli nujum. Sama juga undang-undang Pilkada

misalnya, engga ikut rezim pemilihan umum kan, dia undang-undang sendiri,

bukan pemilihan umum, jadi akhirnya dia menjadi pemilihan yang tidak umum.

Nah begitu tidak umum, muncullah isu-isu ini. Sama seperti misalnya, kenapa

20%? Syarat untuk pengajuan calon kepala daerah. Supaya bisa berkolaborasi

baik dengan DPR. Kalau diitung-itung angka, 20% kalo lawannya 80% gimana?

Kan gak masuk akal juga kolaborasi ini. Lepas dari fakta kolaborasi itu ada atau

tidak, fakta menunjukkan sejak otonomi daerah yang pasti, 70% kepala daerah itu

terseret ke meja hijau. Data sementara yang ada pada saya, 343 bupati atau

walikota dan 18 gubernur terseret kasus korupsi. Jadi artinya peraturan

perundangan yang dibuat dalam Pilkada itu, semuanya mungkin terlihat

menyakinkan dan bagus, tetapi tidak mempunyai kajian teoretik yang benar.

Sehingga di lapangan memang sulit dilakukan. Contoh lagi misalnya ya, dalam

konteks Pilkada ini, kita tahu bahwa nanti biasanya dibagi tiga bagian kan yah,

selalu tuh, biayanya bagi tiga bagian. Biaya kampanye yang pertama, biaya

kampanye itu sebagian udah ditanggung oleh KPUD sekarang. Kalau yang

melalui media dan umbul-umbul, dan sebagainya. Lalu yang aga menarik adalah

biaya saksi, dan pelatihan saksi. Kita mendorong kalau bisa biaya saksi ya

ditanggung oleh negara tapi sebagian tidak setuju tidak sependapat. Tapi pada

bagian lain, kita ingin mengatakan, nah ini juga saya mau mengatakan karena tadi

ada La Nyalla vs Prabowo, baik pak Prabowo atau pimpinan partai lain manapun

menurut saya bukan pimpinan yang besar kalau tidak bisa menyakinkan

anggotanya di seluruh Indonesia untuk tampil militan dan solid sebagai saksi di

TPS. Betul yah, jadi saya tidak khusus pada Prabowo tapi siapapun pimpinan

partai politik itu harusnya mampu sebagai seorang pemimpin yang besar yang

hebat menyakinkan semua anggotanya itu tampil sebagai saksi yang militan dan

solid di TPS-TPS. Jadi biaya saksi itu, mestinya harusnya bisa dipangkas apalagi

dihitung sedemikian rupa yah, biaya saksi. Pelatihan saksi bisa dilaksanakan

bersamaan dengan eh KPU pusat, KPUD melalui media sosial sebagai upaya

bangsa lah. Nah yang terakhir memang itu, kenyataan tetap ada politik uang dan

politik barang. Ini barangkali yang masih terus terjadi dan sering disangkal. Tapi

memang untuk penutup pengantar ini bang Karni, Pilkada itu memiliki suatu yang

Page 136: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

selalu unik, misalnya saja, kalau dikaitkan dengan bagaimana membuat Pilkada

itu heboh, artis-artis itu punya tarif berbeda loh, kalau diminta Pilkada. Coba

sekarang nih teman-teman kita yang terkenal yang apa tuh artis-artis koplo-koplo

itu, dangdut koplo yang namanya terkenal. Siapa namanya, ahhhh Via Vallen apa

segala macem, gitu yah. Itu dia punya tarif khusus, kalau biasa misalnya tidak

ada kaitannya dengan Pilkada, sampai 100 juta. Tapi kalau sudah Pilkada, 250

juta, jadi memang ini ada sebuah nuansa yang dihidupkan sedemikian rupa bahwa

Pilkada ini, pada ujungnya akan membuat mengeluarkan dana yang besar. Jadi

saya ingin menutup dengan mengatakan, pemimpin yang besar dari partai

manapun, jangan mau terdogsa kalau kata Bordu atau terhegemoni untuk

mengatakan kepada. Ini kritik saya juga gapapa kan? Kita kritik, pak Prabowo

atau siapapun, untuk mengatakan misalnya, anda menjadi gubernur? Saya gak

nanya lebih dulu kemampuannya, gak nanya latar belakangnya, tapi langsung

nanya, punya 300 miliar ga? Saya pikir jangan...jangan seperti itu, karena seorang

pemimpin besar, harus mampu menunjukkan kita sama-sama memperbaiki baik di

level undang-undangnya maupun nanti misalnya kalo ada perubahan undang

udangnya harus kita lakukan bersama. Saya belum bisa menyala-nyala bang

Karni, karena masih menunggu pak La Nyalla Mattaliti. Terimakasih

Karni Ilyas:

Belum bisa menyala–nyala karena menunggu Nyalla. Pemirsa eh, saya garis

bawahi bahwa kita diskusikan ini dengan harapan ada perbaikan dalam sistim

Pemilu dan Pilkada kita yang dikatakan tadi benar-benar memboroskan uang

dalam jumlah yang besar. Dirjen otonomi daerah dan Mendagri, berapa pekan lalu

di sini juga mengakui, bahwa untuk jadi gubernur, di, jadi bupati atau walikota di

pulau Jawa, itu paling kurang 60 miliar. Jadi memang, tidak ada kesempatan

untuk orang yang kompeten tapi tidak punya uang untuk bisa mengabdikan diri di

negeri ini. Dan mahar, ini tambahan lagi dari 60 miliar tadi. Untuk partai atau

orang partai dan ini sudah terjadi lama sampai hari ini, hanya saja hebohnya baru

sekarang.

Saya punya seorang teman, tahun 2005, kepingin menjadi bupati di kampung

halamannya, dia ingin membangun kampung halamannya di salah satu kabupaten

Page 137: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

di Sumatera Selatan. Dia sendiri orang partai dan sebelumnya dia anggota DPR

pusat, dekat dengan ketua umum partai itu dan dia direstui untuk jadi calon di

kampungnya. Dari partainya dia tidak diminta apa-apa, tapi di daerahnya dia harus

cari tambahan suara, dan tambahan suara itu dibutuhkan dari dua partai lain.

Dengan susah payah dia berhasil memberikan mahar dari partai lain tersebut, dan

sampai pada tanggal pendaftaran, partai lain itu pun sudah menandatangani

rekomendasi untuk dia. Tapi persis pada waktu hari pendaftaran dia datang ke

kantor cabang partainya sendiri, yang ketuanya adalah sahabatnya, ketuanya itu

yang sudah berjanji kemarin akan ketemu, pagi itu tidak ketemu, dihubungin tidak

bisa lewat handphone mati. Akhirnya seluruh kawan-kawannya dikampungnya itu

mencari ketua cabang, Ketua ee ketua cabang partai tersebut, dan ujungnya udah

satu jam mau ditutup pendaftaran, itu ketua cabang berhasil diketemukan. Dan

ketika ditanya kenapa dia menghilang, dia bilang dia keberatan. Anda dapat suara

dari partai lain dan memberi mahar kawin eh mahar politik kepada partai lain

tersebut, sementara partai saya partai anda sendiri masa gak kebagian. Orang lain

kebagian, saya yang saudara kandung tidak kebagian. Dia bilang, saya tanya, anda

masih bisa kasih juga ga? Ya mana ada. Uang udah habis untuk dua partai lain.

Terus? Ya akhirnya sekedar uang rokok saya kasih juga. Itulah fenomena negeri

ini dan itu yang perlu kita perbaiki. Kita rehat sejenak.

SEGMENT 2

[VIDEO TYPE]

Tubagus Daniel Hidayat:

Si Kartini ngomong lagi, untuk mas La Nyalla oke. Siapin dana, dan plus cek.

Dibikinlah cek sama kita 70 miliar, ga nanggung-nanggung mas, dana itu sudah

ada cuman memang mau saya aktifkan di bulan April, dan saya sekarang

tanyakan, dana itu, cek itu ada di mana? Ada di pak Prabowo. Ini kan harus kita

luruskan. Kita ini sayang sama Prabowo.

Page 138: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Rekaman telpon:

Suara 1: bukan masalah itu juga, bukan masalah itu

Suara 2: hmmmmm

Suara 1: kalo ketua Jawa Timur gampang bos

Suara 2: iya ya

Suara 1: sekarang tunjukin ada uang cash 170an 140 miliar lah ke pak Prabowo,

saya anter ya kan kemudian kita lihat nanti, tanggal hari biasa. Kita selesaikan

sekalian beberapa beres dah urusan. Mungkin kalo ga ada susah ketemu.

[LIVE]

Karni Ilyas:

Pemirsa kita buka diskusi kita dengan ee bendahara dari pak La Nyalla, Tubagus

Daniel Hidayat.

Tubagus Daniel Hidayat:

Ya assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat malam pak Karni.

Karni Ilyas:

Ya selamat malam. Bisa diceritain yang tadi rekamannya

Tubagus Daniel Hidayat:

Ya, baik pak Karni. Jadi saya adalah, bendahara pemenangan mas La Nyalla

Mattaliti. Kebetulan saya perwakilan daripada pengusaha muslim. Jadi mas La

Nyalla ini, maju Pilkada itu bukan sekonyong-konyong maju, tapi sudah siap

segala-galanya. Baik dari materinya, mental, semua sudah siap. Kalo ditanya

apakah punya uang? Sangat punya uang. Karena kami pun dari perkumpulan

pengusaha muslim itu yang menengah ke bawah sudah menyiapkan juga dana.

Jadi perjalanan mas La Nyalla sampai sekarang ini, apa, membuka kepada publik

adalah perjalanan yang cukup panjang. Perjalanannya mulai dari beliau satu tahun

yang lalu, sudah mempersiapkan untuk maju menjadi kepala daerah, sudah eee

Page 139: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

turun ke tiap-tiap desa. Pada saat itu memang mas La Nyalla Mattaliti, mau maju

melalui independent, tapi karena beliau adalah kader daripada Gerinda, kita

menyarankan, kita ini kader Gerindra, kenapa tidak maju lewat Gerindra, tidak

usah independent, karena independent ini sangat sulit. Aaa tetapi walau

independent kita sudah siap pada saat itu, tapi karena ada masukan-masukan

untuk melaui jalur partai politik akhirnya kita coba ke partai Gerindra yang

menjadi naungan kita selama ini. Nah di tengah-tengah perjalanan, mas La Nyalla

diantar oleh beberapa ee pengurus DPP partai Gerindra bertemu bapak ketua

umum, pak Prabowo Subianto. Akhirnya dari situ, meminta izin untuk memasang

baliho yang bergambarkan bapak Prabowo Subianto, dan diizinkan. Karena sudah

diizinkan, semangat untuk menjadi gubernur menambah naik, akhirnya kita semua

dikumpulkan bahwa kita sudah ada apa namanya dorongan saya boleh memasang

foto ketua umum. Akhirnya seluruh Jawa Timur kita pasang semua foto-fotonya

Prabowo Subianto dan pak La Nyalla Mattaliti. Dari situ mulai muncul-muncul ya

saya bilang oknumlah, oknum pengurus DPP partai Gerindra mulai muncul satu-

satu. Mulai muncul satu-satu, saya bisa membantu, saya bisa membantu, saya bisa

membantu. Setelah muncul satu-satu karena saya ini adalah bendahara.

Karni Ilyas:

Ini membantu apa maksudnya?

Tubagus Daniel Hidayat:

Membantu mendapatkan rekom

Karni Ilyas:

Loh kan pak La Nyalla sendiri udah ketemu dengan ketua umum Gerindra.

Tubagus:

Siap

Karni Ilyas:

Ngapain lagi ada rekom dari mereka

Page 140: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Tubagus Daniel Hidayat:

Jadi begini, ee pak Karni karena pak Prabowo belum menyatakan menyetujui,

hanya menyetujui pasang gambar pak Prabowo. Karna kan, ee mendapatkan, ee

harus mendapatkan koalisi dulu, koalisi partai dulu.

Karni Ilyas:

Iya

Tubagus Daniel Hidayat:

Jadi yang diminta adalah koalisi partai.

Karni Ilyas:

Ya pak Prabowo minta supaya cari koalisi partai dukungan dari partai lain. Kira-

kira kan gitu

Tubagus Daniel Hidayat:

Iya. Betul

Karni Ilyas:

Artinya dia setuju dong. pak La Nyalla jadi calon. Kalo dapet dukungan partai

Tubagus Daniel Hidayat:

Pada saat it, pada saat itu pak Prabowo ke luar negeri, ahh pada saat sudah

pertemuan dengan, eee mas La Nyalla Mattaliti. Tidak lama pak Prabowo itu

berangkat ke luar negeri.

Karni Ilyas:

Baik

Tubagus Daniel Hidayat:

Nah setelah berangkat ke luar negeri itu muncullah yang saya bilang, eee

pengurus-pengurus DPP, oknum-oknum pengurus DPP. Yang datang dari mulai

Page 141: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

datang ke Jawa Timur, minta difasilitasi pesawat bussiness, pulang minta uang

100 juta sampai 300 juta, itu ada. Yah, yang memberikan pun bukan saya, yang

memberikan adalah kelompok-kelompok bendahara kita, tapi tetap lapor kepada

saya. Nah, itu pun, belum, belum sampai di situ, ada juga minta survei. Satu kali

survei itu 300 juta, tiga kali survei, surveinya gak pernah ada hasilnya, gak ada.

Yang di survei apa, tidak tau, lembaganya dari mana ga tau. Tapi ini survei.

Survei independent, bahasanya seperti itu. Nah dari situ mulai berkembang,

berkembang saya untuk menyiapkan cek 70 miliar. Ini belum apa-apa nih, kita

belum dapet SK apapun.

Karni Ilyas:

Ini yang ngomong supaya disiapin cek 70 miliar ini siapa?

Tubagus Daniel Hidayat:

Eeee, Pengurus DPP

Karni Ilyas:

Dari Jakarta?

Tubagus Daniel Hidayat:

Dari Jakarta

Karni Ilyas:

Lewat telepon atau langsung ketemu?

Tubagus Daniel Hidayat:

Ketemu, ketemu sama saya

Karni Ilyas:

Terus?

Tubagus Daniel Hidayat:

Page 142: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Eehhhh, meminta cek 70 miliar, cek itu untuk dana saksi. Ya, tapi kalo dana saksi

diserahkan sebelum rekom, harus dicairkan, pemikiran saya sebagai orang bisnis,

cek itu adalah alat bayar dan bisa dibuka, kapan pun bisa diambil. Kalo saya

misalkan, it..me, karena rekom surat tugas itu diberi Prabowo itu tanggal 10

Desember dan berakhir tanggal 20 Desember. Tetapi cek itu diminta

Karni Ilyas:

Itu surat tugas itu diberikan ketua umum atau Prabowo itu sebelum dia ke luar

negeri ituh?

Tubagus Daniel Hidayat:

Setelah pulang dari ke luar negeri

Karni Ilyas:

Udah pulang dari luar negeri

Tubagus Daniel Hidayat:

Ya sa... Pada saat pak Prabowo di luar negeri ada permintaan cek 70 miliar, untuk

dana saksi. Saya bikinkan cek itu, saya bikinkan, 70 miliar tapi cairnya tanggal 27

April 2018. Kenapa 27 April 2018? Karena persiapan, kalo memang kita direkom

dan mendapatkan mandat, ee pak La Nyalla untuk maju menjadi calon gubernur

Jawa Timur, itu bulan Juni. Itukan mungkin baru persiapan untuk dana saksi.

Makanya saya keluarkan tanggal 27 April 2018, karena dua ribu, ee, cek itu pasti

akan cair dan ada uangnya. Nah dari situ, cek itu dicek, kosong. Ya memang

kosong, kita kosongkan. Kan kita mau isi tanggal 27 April, karena itu untuk dana

saksi. Sekarang kalau kita keluarkan sebelum rekom turun, saksinya kapan? Kan

perjuangannya belum. Kampanyenya belum. Untuk apa dana saksi di depan. Nah

pada saat setelah itu, okelah dilupakan cek itu. Pak La Nyalla dipanggil, ke

hambalang.

Karni Ilyas:

Ga, maksudnya lupakan cek itu apa?

Page 143: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Tubagus Daniel Hidayat:

Eee, tidak dipertanyakan lagi cek itu.

Karni Ilyas:

Jadi..jadi

Tubagus Daniel Hidayat:

Tapi cek itu tidak pernah kembali kepada kita

Karni Ilyas:

Oh diambil juga

Tubagus Daniel Hidayat:

Diambil juga. Diambil oleh seseorang, eee saya tanyakan ke mana cek ini? Sudah

disampaikan pada pak Prabowo. Tapi menurut saya juga itu tidak mungkin,

menurut saya pribadi. Ya itu jadi, orang ini sudah meminta uang, ee untuk survei

saja mencapai satu miliar. Untuk, eee, yang lain-lain, yang ee, staf saya

mengeluarkan dua miliar mengantar langsung ke hambalang, dua miliar. Untuk

apa, saya juga kurang tau.

Karni Ilyas:

Siapa yang terima, orang yang sama terima atau siapa?

Tubagus Daniel Hidayat:

Orang yang berbeda yang ditunjuk

Karni Ilyas:

Ditunjuk oleh siapa?

Tubagus Daniel Hidayat:

Oleh orang yang bicara ke saya

Page 144: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Karni Ilyas:

Kok bisa percaya yaa. Walaupun dia pengurus?

Tubagus Daniel Hidayat:

Ya karna

Karni Ilyas:

Ya artinya ketua umum gak tau menau, kita kasih, lebih gede loh 70 miliar

Tubagus Daniel Hidayat:

Karena, karena

Karni Ilyas:

70 miliar walaupun

Tubagus Daniel Hidayat:

Karena karena dia yang membawa kita mempertemukan kita pada ketua umum,

gimana kita tidak bisa percaya..

Karni Ilyas:

Waktu pertama kali ketemu ketua umum apa dia juga ?

Tubagus Daniel Hidayat:

Ya..ya dia yang membawa

Karni Ilyas:

Dia yang bawa?

Tubagus Daniel Hidayat:

Yaa, jadi setelah ee cek itu tidak ada. Mungkin kosong. Karena taanggal 27 April

2018 kita akan cairkan. Akhirnya, di mint, ee mas La Nyalla itu dipanggil ke

Hambalang, diminta dana memang 40 miliar. Karena pulang dar, turun dari

Page 145: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Hambalang dia bicara, saya tidak usah ngelanjutkan jadi Gubernur Jawa Timur.

Saya tanya kenapa mas? inikan perjuangan kita sudah cukup banyak satu tahun,

menghabiskan materi juga sudah cukup banyak. Kata mas La Nyalla saya tidak

mau kalau tidak menjadi gubernur yang amanah. Karena belum apa-apa saya

sudah dimintakan uang boleh uang saya kasih tapi rekomkan.

Karni Ilyas:

Itu kapan?

Tubagus Daniel Hidayat:

Pada saat turun dari Hambalang

Karni Ilyas:

Ya. Itu tanggal berapa itu?

Tubagus Daniel Hidayat:

Itu sebetulnya, pada saat diberikan rekom tanggal, eee bukan rekom, surat tugas

tanggal 10 Desember itu, mas La Nyalla sebetulnya minat untuk maju sudah tidak

ada. Karena harus mempersiapkan uang 40 m.

Karni Ilyas:

Disuruh mempersiapkan uang 40 m?

Tubagus Daniel Hidayat:

Ya, cash. Nah pada saat itu, eee banyaklah masukan-masukan dari pada tim saya.

Pak ini sebetulnya ada yang menghambat, siapa yang menghambat? saya tanya.

Yang menghambat adalah dari Jawa Timur sendiri. Oh gitu, siapa orangnya?

Disebutkan. Akhirnya mereka bicara, pernah meminta uang senilai 10 m. Tapi

saya kan juga tidak percaya bahasa itu, siapa tau ini juga bahasa yang tidak baik.

Akhirnya saya sendiri yang mencoba me-lobby dan saya pengen tau sampe

dimana. Saya coba lobby akan saya kasihkan tiga miliar, akan saya kasihkan lima

miliar, akhirnya mau bertemu saya. Karena tau saya bendahara. Ketemu saya,

Page 146: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

karena kami ini bukan hanya La Nyalla Mattaliti, kami membantu, ee calon

gubernur yang kurang memiliki dana tapi kami dari pengusaha muslim

membantu. Bukan hanya ee Jawa, ee Pa La Nyalla aja, kita ada paketannya. Ada

bupatinya juga. Jadi kita mengasihkan juga, di luar La Nyalla ada untuk bupati

yang lain itu sekitar tiga setengah miliar, kepada oknum juga dari pada pengurus

Gerindra dan uang itu sudah diterima. Pada saat saya ancam mau dilaporkan ke

polisi karena rekomnya tidak diberikan, dia mengembalikan itu dua, ee 1,9 miliar,

masih kurang. Masih kurang ada buktinya semua. Nah jadi, pada saat, ee mas La

Nyalla ini saya coba pancing-pancing, akhirnya ketemu dan menelepon saya pagi-

pagi jam 10.

Karni Ilyas:

Siapa?

Tubagus Daniel Hidayat:

Yang tadi suara rekaman tadi itu suara saya

Karni Ilyas:

Dengan siapa itu?

Tubagus Daniel Hidayat:

Yah nanti itukan saya akan membuka kepada Bawaslu dan eee pihak kepolisian.

Jadi eee dia menyampaikan kepada saya bahwa kalo mas La Nyalla mau maju,

inikan waktunya tinggal tiga hari, siapkan saja uang 170-150, 170 atau 150 bawa

cash ke saya, urusan PAN dan Prabowo urusan saya, gitu. Jadi ini yang bicara ini

adalah pengurus partai Gerindra dan anggota dewan.

Karni Ilyas:

Oh orang yang satu itu dia pengurus Gerindra juga anggota dewan ?

Tubagus Daniel Hidayat:

Ya betul

Page 147: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Karni Ilyas:

DPP?

Tubagus Daniel Hidayat:

Iyah, DPD.

Karni Ilyas:

DPD, berarti DPD Jawa Timur?

Tubagus Daniel Hidayat:

Iyah

Karni Ilyas:

Baik. Terus apalagi?

Tubagus Daniel Hidayat:

Yah, jadi, jadi sebetulnya mas La Nyalla ini bukan apa berteriak. Karena begini,

mas La Nyalla kita koordinasi, semua kita kumpul tim, harus kuatkan mental, hari

ini demokrasi Indonesia tercederai. Hari ini, ee saya harus bicara, karena hanya

bukan hanya saya, ternyata setelah kita koordinasi-koordinasi, kita ada namanya

perkumpulan kalo namanya mau calon kepala daerah itu bakal calon, kita punya

grup bakal calon. Ternyata bukan kita saja, banyak yang lain dari partai lain pun

ada. Akhirnya mas La Nyalla disokong oleh kita-kita sudah mas berteriak saja

tidak apa-apa. Akhirnya kita sepakat untuk membuka ini kepada publik dan kita

minta tolong kepada progress 98 dan pada saat inilah, tadi-tadi kata bung Effendi

Ghazali kalo tidak sekarang kapan lagi. Dan apakah, karena dalam Undang-

Undang Pilkada yang menerima dan memberi itu pasti kena oleh Bawaslu. Tapi

bagi kita sekarang kita harus berani, dan saya berani untuk melaporkan itu dan

saya siap. Itu saja, terimakasih pak Karni.

Karni Ilyas:

Page 148: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Baik. Mungkin, ya saya masih, masih bingunglah bagaimana pengurus ee atau

calon di daerah bisa mempercayai ke pengurus cabang atau percaya pengurus

cabang yang meminta uang ini. Kecuali yang meminta ini Fadli Zon gitu. Ahh

saya percaya kali. Tapi ini DPD.

Tubagus Daniel Hidayat:

Jadi, jadi begini pak Karni, kalau se ehh kebetulan handphone saya yang sudah ini

sudah disimpan karena buat alat bukti. Jadi di dalam rekaman itu semua

menggunakan nama Prabowo Subianto. Jadi begini pada saat minta uang pun,

pada saat minta uang ke saya, kalo minta uang saya minta uang 500 juta, hari pagi

minta sore harus saya kasih. Kalo tidak kasih timbul ancaman-ancaman, ya sudah.

Tidak rekom, tidak akan turun. Saya akan bicara sama pak Prabowo, ah. Jadi, kita

kan sudah keluar uang, sudah keluar uang besar gara-gara uang kecil kalau dalam

bisnis, gagal. Ya langsung kita teruskan aja. Kita teruskan lama-lama ko makin

lama makin besar makin besar makin tidak jelas. Nah makin tidak jelas itulah kita

akhirnya stop. Gitu ini stop, ini sudah tidak benar. Gitu pak Karni. Makanya ini

sebetulnya membuka ini kita ingin membuka ini adalah supaya partai Gerindra ini

mendengar, terutama ketua umum. Pak Prabowo tu mendengar, bahwa di

sekekeliling pak Prabowo itu ya banyak oknum-oknum yang memanfaatkan itu.

Ap...benar atau salah, biarkan nanti proses hukum yang berjalan.

Karni Ilyas:

Baik... Terus kenapa kalo oknum-oknum apalagi oknum di DPD. Ko pak La

Nyalla waktu konferensi pers atau tim pak La Nyalla menudinganya pak Prabowo

yang minta uang segitu ya.

Tubagus Daniel Hidayat:

Jadi harus dipisahkan pak Karni antara pak La Nyalla dengan saya. Kalo pak La

Nyalla dipanggil ke Hambalang, betul itu dipanggil pak Prabowo Subianto, betul.

Pada saat eeh mau ke Hambalang dia bicara dulu saya, saya. Nil saya mau

berangkat ke Hambalang, mungkin rekom mau turun. Apa yang harus kita

persiapkan materinya kita persiapkan. Karena kan, pasti bicara sama bendahara,

Page 149: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

tidak mungkin bicara sama yang lain-lain kalo masalah keuangan. Akhirnya pergi

dia, ke Hambalang. Pada saat sudah turun dari Hambalang, ketemu saya, kamu

ada di mana posisi, saya bilang ada di apartement. Merapat, merapat, biasa tempat

kita duduk bareng dan ngopi bareng. Pada saat itu, beliau ngomong sama saya.

“sudah tidak usah maju jadi gubernur Jawa Timur”. Kenapa mas saya tanya. Kita

kan udah nanggung. Ga usah, saya tidak mau jadi gubernur kalau saya tidak

amanah. Belum apa-apa saya udah diajarin korupsi. Itu aja jawaban dia. Saya

tidak pernah mau nanya lagi yang lain-lain.

Karni Ilyas:

Itu tanggal berapa?

Tubagus Daniel Hidayat:

Itu tanggal 10 pada saat dikasih surat tugas dia, sudah bicara begitu kan surat

tugas itu tanggal 10 sampai tanggal 20 Desember.

Karni Iyas:

Jadi waktu itu juga dia udah bilang bahwa tidak akan melanjutkan pak La Nyalla?

Tubagus:

Gimana?

Karni Ilyas:

Tidak akan melanjutkan?

Tubagus Daniel Hidayat:

Yahhh karena sudah merasa, merasa terdzolimi, itu saja

Karni Ilyas:

Dan telpon-telponan tadi itu tanggal berapa?

Tubagus:

Itu tiga hari sebelum penutupan

Page 150: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Karni Ilyas:

Ya artinya setelah pak La Nyalla sendiri udah gak sepakat lagi

Tubagus Daniel Hidayat:

Yahhh sudah, pak La Nyalla sudah tidak bergairah, tetapi saya, teman-teman ko

ini sayang perjuangan. Kita cuman pengen ngetes aja apa sih di balik ini ada apa?

Ya ternyata itu permintaannya.

Karni Ilyas:

Apa ada hadap-hadapan memang sengaja La Nyalla ya gak jadilah tapi kita

pancing dia untuk ngomong

Tubagus Daniel Hidayat:

Ya kita, memang mancing

Karni Ilyas:

Oh gitu

Tubagus Daniel Hidayat:

Yah, ya kita pengen tahu ajah, pengen tahu

Karni Ilyas:

Nah setelah pak La Nyalla tidak mau ehh mengatakan kita gak usah maju aja, itu

cek yang 170 miliar tadi ehh 70 miliar tadi ditarik ga (cek mundur tadi) ?

Tubagus Daniel Hidayat:

Bukan, kalo yang 70 sampai sekarang saya minta belum, belum dikasihkan bang

Karni. 70 M itu entah kemana ceknya, karena kan orangnya sekarang saya

hubungi handphonenya sudah mati, saya whatsapp tidak dibalas, saya sms pun

tidak dibalas.

Page 151: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Karni Ilyas:

Ga, ada, ya, kurang terbayang oleh saya yah. Apalagi itu melanggar undang-

undang

Tubagus Daniel Hidayat:

Iya

Karni Ilyas:

Melanggar undang-undang pakai cek 70 miliar. Itu kalo sekali tarik 70 miliar, BI

pun gempar itu.

Tubagus Daniel Hidayat:

Siap

Karni Ilyas:

Dan banknya gak sanggup bayar pasti kalo gak dia kumpulin

Tubagus Daniel Hidayat:

Kan itu permintaan pak Karni. Kita tidak menawarkan, kami diminta.

Karni Ilyas:

Ya ketika ngasihin itu, terbayang gak ada resiko itu?

Tubagus Daniel Hidayat:

Terbayang bang Karni, kan itu

Karni Ilyas:

Atau udah tau juga bahwa ini tidak akan ada dananya ya udahlah ya

Tubagus Daniel Hidayat:

Karena itu kan dimintanya dana saksi, kalau dana saksi diminta kecuali dana saksi

diminta pada saat sebelum eee...direkom atau sebelum kita bertarung. Saya

Page 152: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

keluarkan cek, menurut saya itu tidak masuk akal. Kan kita belum bertarung.

Tetapi pada saat bulan April bulan Juni, itu memang kita kan berkewajiban untuk

menyiapkan dana saksi.

Karni Ilyas:

Ya maksud saya, ini walaupun tanggalnya mundur, ini cek real atau memang cek

ini...untuk menjebak juga

Tubagus Daniel Hidayat:

Real...real..real..real...real

Karni Ilyas:

Gak menjebak ya?

Tubagus Daniel Hidayat:

Engga real..real

Karni Ilyas:

Karena kalo ditarik satu lembar cek

Tubagus Daniel Hidayat:

Engga itu real..real..real. Itu real cek yang akan keluar eee uangnya. Real.

Makanya sampe saat ini kita minta eee karena itu ee cek itu pasti ada uangnya

kan. Karena kita minta kepada, ya kita sponsor-sponsor kita itu tanggal 2...27

Karni Ilyas:

Itu satu lembar cek?

Tuabagus Daniel Hidayat:

Satu lembar cek

Page 153: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Karni Ilyas:

Ya itu pun luar biasa itu. Itu yang ga akan punya uang banknya itu. Sekali tarik 70

M

Tubagus Daniel Hidayat:

Siap

Karni Ilyas:

Baik, ee mungkin ditambahin oleh bung Faizal

Faizal Assegaf:

Makasih bang Karni, assalamualaikum warahmatallahi wabarakatuh. Jadi

mungkin ee, pertama yang dipisahkan pak Daniel sebagai teman sekaligus

bendahara. Dan kemudian punya penanganan masalah rekomendasi lain lagi ya.

Supaya jangan rancu. Kalau fokusnya kepada pak La Nyalla ini memang ehhh

kita bicara soal peristiwa Hambalang saja. Ada pertemuan pak Prabowo tanggal 9,

kemudian di dalam pembicaraan itu ada permintaan uang dan tadi sudah

dikatakan nilainya hampir 70 eee 40 diminta 70. Kemudian, mungkin saya

klarifikasi juga ya karena saat kita pertama kali investigasi kasus ini kan rekaman

yang terakhir itu soal 170 dan 150 M itu kan pada tanggal 8 kalo tidak salah.

Karena saya ketemu anda itu kan tanggal ee tanggal 8 malam di Pulwan yah. Itu

peristiwa yang tidak boleh di di di apa besok tanggal 7 besok tanggal 8 besok

tanggal 9 gak boleh. Kalo tanggal 8 ya tanggal 8. Karena malam hari itu, saya

ketemu anda dan tanggal 9 kita melakukan klarifikasi terhadap fakta-fakta.

Karni Ilyas:

Jadi bukan akhir bulan

Faizal Assegaf:

Iya

Page 154: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Karni Ilyas:

Tanggal 8 ternyata

Faizal Assegaf:

Iya, iya tanggal 8 itu. Itu tinggal 2 hari penutupan Pilkada. Dan kemudian kami

mengundang beberapa petinggi Gerindra dalam rangka untuk mengklarifikasi ini

secara kekeluargaan. Di sana hadir ada mas Arif Buyu dan lain-lain. Nah pada

tanggal 11 itu kemudian, atas kesepakatan itu ya ustadz Khaththath ya kita undang

juga di forum pada tanggal 11 Januari ya pak Karni. Itu untuk menggelar satu

konferensi pers yang tujuannya membeberkan apa alasan sehingga pak La Nyalla

ini tidak bisa mendapatkan rekomendasi. Jadi belum masuk ke poin soal uang ini.

Tetapi karena tiba-tiba progres 98 mengundang pak La Nyalla, mas Daniel,

mengundang juga dari perwakilan presidium alumni 212, dari FUI Ustad

Khaththath, kemudian di acara itu saya terkaget-kaget pak La Nyalla dalam suatu

situasi, puasa ya. Dia mengatakan dia puasa, dan dia mengatakan soal ini kita

harus jihad politik, kasus seperti ini kan banyak sebagai korbannya. Tapi di forum

progress 98 ini, kami beberkan ke publik untuk memantik kesadaran, untuk

mengingatkan elit Gerindra dan kemudian apabila penzaliman terhadap pak La

Nyalla ini tidak ditanggapi secara serius ya, oleh, oleh pihak Gerindra maka akan

ada langkah-langkah hukum. Di sini kan mas Daniel. Nah, kalo terkait dengan

ehhh pertanyaan publik bahwa apakah kasus ini masuk ke ranah hukum? Kita

masih menunggu, dari apa namanya pengumpulan data yang lebih dalam, fakta-

fakta yang lebih kuat dan menunggu keputusan dari pak La Nyalla. Tetapi di

forum ini saya, mau mengklarifikasi sedikit buat teman-teman dari Bawaslu ya.

Karena kita terkaget-kaget juga, setelah ini muncul ke ruang publik terjadi

kegaduhan kemudian Bawaslu melayangkan surat untuk memanggil pak La

Nyalla ya. Menurut saya kalo, Bawaslu mengambil sikap atas dasar kegaduhan

opini di ruang publik untuk memanggil pak La Nyalla, ini, ini, sorry maaf ini

politis sekali. Karena dalam kasus-kasus yang lain juga menyangkut mahar politik

atau pelanggaran-pelanggaran Pemilu atau umpamanya di DKI tentang bagi-bagi

sembako kan Bawaslu tidak langsung melayangkan surat untuk memanggil. Nah

ini perlu saya klarifikasi sehingga kita tidak terjebak jangan sampe ada tangan lain

Page 155: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

yang kemudian menggunakan Bawaslu untuk kemudian menunggangi masalah

ini. Yaya itu satu. Yang ketiga saya mau mengatakan bahwa ehh pak La Nyalla ini

kader Gerindra abang,

Karni Ilyas:

Apa?

Faizal Assegaf:

Kader Gerindra, kader Gerindra dan sangat berkorban banyak bagi partai

Gerindra. Elit-elit Gerindra itu sudah, eh, eh, melalui media setelah kasus ini

dimuat mereka mengatakan pak La Nyalla ini berkontribusi besar, bahkan pada

saat posisi Pilpres, saat beliau menjadi ketua PSSI, beliau menyatakan sikap

mendukung pak Prabowo. Atas dasar hubungan-hubungan yang emosional itu

kemudian ehhh pak La Nyalla karena ada agenda 2018 Pilkada ini di Jawa Timur

sangat percaya diri untuk, untuk maju. Dan kemudian mas Daniel perlu juga

diperjelas ke ruang publik bahwa pemasangan baliho, sosialisasi, itu bukan karena

tanpa restu, tapi sepenuhnya direstui. Mana bisa orang pasang baliho kemudian itu

satu harapan palsu saja, tidak. Saya mengkonfirmasi kepada pak La Nyalla, saat

abang pasang alat-alat peraga untuk sosialisasi maju ke Pilkada ini gimana? Oh

pak Prabowo sudah merestui, ini. Jadi atas dasar dukungan pak Prabowo, atas

dasar hubungan emosional yang kuat maka kemudian pak La Nyalla itu sangat

yakin akan mendapatkan rekomendasi. Kemudian berlanjut-berlanjut setelah hasil

eh, apa namanya, investigasi kami, kami terus menelusuri maka tiba pada tanggal

11 Januari kemarin itu, baru kita mendapatkan jawaban. Bahwa di lingkaran

terkecil pak Prabowo itu memang ada praktek yang merugikan pak Prabowo dan

merugikan pak La Nyalla, yang tadi disebutkan itu. Siapa mereka, ya ketua DPD

Gerindra Jawa Timur. Oleh pengakuan seluruh pak La Nyalla mengatakan, kalo

tidak dihambat oleh DPD Gerindra Jawa Timur dengan penghadangan indikasi

atau dugaan mahar politik, ini rekomendasi akan keluar.

Karni Ilyas:

Page 156: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Ya tapi apa gunanya ada rekomendasi Gerindra kalo partai Gerindra sendiri

kursinya tidak mencukupi untuk bisa jadi calon gubernur.

Faizal Assegaf:

Nah ini menarik, jadi begini ehhh Gerindra itukan kursi 13 kursi di Jawa Timur

kemudian disusul dengan PAN kalau koalisi dengan PAN itu, Gerindra dengan

PAN sudah cukup. Pak La Nyalla itu beri-berikan surat tugas pada tanggal 10

Desember, dengan harapan bahwa mengkomunikasikan ehh koalisi antara eh

Gerindra dengan PAN, PKS, tetapi di dalam proses perjalanan itu beliau di

pingpong. Jadi kalau datang ke pak Zulkifli, jadi ini bahasa dari pak La Nyalla ya,

yang bisa kita pertanggung jawabkan karena kita tampung. Itu pak Zul bilang

begini, kalau kami PAN itu 100% dukung apalagi pak Amien Rais sudah

memberikan jAmienan. Nanti kalau datang ke pak Prabowo, atau kepada elit

Gerindra mereka mengatakan ya kami siap anda kader. Tapi...bagaimana PAN

dan PKS. Jadi surat tugas ini semacam kita simpulkan satu modus pemberi

harapan palsu yang kemudian ruang waktu yang 10 hari itu terjadi. Dugaan-

dugaan untuk pemerasan ehh politik atau pemerasan dalam proses rekomendasi.

Misalnya tadi diceritakan, kalau rekomendasi gak keluar, buat apa ada pertemuan

tanggal 9. Dipastikan bahwa penyerahan uang 70 miliar untuk dana saksi.

Kedua, pada tanggal 8, dua hari sebelum tutup, isi rekaman pak Daniel itu kan

jelas dengan ketua DPD Jawa Timur, kalau anda memberikan dana 150 miliar 170

miliar maka uang itu akan dibawa ke pak Prabowo, kepada pak Zul, dan kepada

PKS. Artinya apa, surat tugas itu hanya menjadi alat saja untuk kemudian

semacam modus untuk ehh bayar, kalau angkanya semakin besar dan cepat

diberikan, otomatis rekomendasi itu keluar. Artinya saya menjawab pak Karni tadi

bahwa memang ada kesepakatan antara pak Zul, pak Prabowo, dan PKS itu

memang ada bahwa untuk mencalonkan La Nyalla.

Karni Ilyas:

Jadi persekongkolan tiga ketua umum ini untuk

Page 157: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Faizal Asseagaf:

Dikacaukan oleh DPD Jawa Timur, oknum yang tadi saya bilang ada lingkaran

yang memainkan. Semacam fluktuasi anggaran, apa namanya harga itu dinaikin.

Jadi semakin mepet-mepet kesini semakin tinggi biayanya. Oleh sebab itu sesudah

satu hari ya kalau tidak salah, ketika rekomendasi itu sudah kita dengar tidak

diturunkan. Muncul bahasa bahwa ehhh sudahlah pak La Nyalla kemari sini, mari

kita sama-sama kita buat ini, ada petinggi-petinggi partai yang dihubungi yang

saya ga sebut nama, menelpon pak La Nyalla bahwa sudah ini pak Prabowo sudah

mengalah, pak Zul mengalah dan lain-lain mari keluarkan rekomendasi. Cuma

pak La Nyalla sudah terlanjur merasa didzalimi merasa dipermalukan secara tidak

manusiawi. Sehingga beliau mengatakan kepada saya bahwa sal, saya udah ehhh,

secara spiritual menenangkan diri dan memutuskan tidak usah lagi. Karena proses

semacam ini tidak beradab. Jadi kalau ditanya, Gerindra mau memberikan

rekomendasi, kalau tapi PAN tidak, itu menurut saya aneh juga. Karena

pertemuan di Jojga itu kan ada Ustad Khaththath itu. Saya ada di sana. Saya

menyaksikan betapa hubungan pak La Nyalla dengan Amien Rais begitu dekat.

Hubungannya dengan pak Prabowo begitu dekat. Tiba-tiba di tengah jalan ada,

jadi hasil temuan progres 98 menemukan ada problem kepemimpinan di antara

komunikasi 3 partai ini. Dan lebih khusus pak Prabowo, dan yang satu adalah, ada

modus, ada lingkaran terkecil pak Prabowo ini memang memainkan satu agitasi

atau apa yang sehingga menghambat proses komunikasi untuk mencapai pada

tujuan mendapatkan rekomendasi. Dan tidak tanggung-tanggung yang mereka

korbankan adalah orang yang sangat loyal terhadap pak Prabowo yaitu pak La

Nyalla. Orang yang sudah berkorban menghabiskan uang begitu banyak. Ini satu

penzaliman yang menurut saya secara ini, sangat tidak bermoral sekali. Oleh

sebab itu progress 98 kemudian membuat acara dan kami minta pak La Nyalla

untuk sampaikan itu kepada publik, alhamdulillah hari ini kemudian memantik

kesadaran banyak orang untuk kemudian masuk bahwa ternyata modus-modus

uang yang diperhalus dengan bahasa apa namanya dana saksi, uang arisan, uang

administrasi, uang tuyul, uang perjamuan elit, itu semua penghalusan. Intinya

bahwa memang ada praktek politik uang yang menghambat keluarnya

Page 158: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

rekomendasi rekrutmen kepala daerah. Nah sekarang faktanya kan muncul di

mana-mana.

Karni Ilyas:

Menurut bung Faisal, ini diketahui ketua umumnya pak Prabowo atau ada

permainan kelompok atau yang anda bilang oknum-oknum tadi?

Faizal Assegaf:

Saya kalau dalam konteks hubungan ya...kalau ketua DPD pak Supri ini ya kita

buka aja ya mas Feri ya. Jangan sampe perilaku satu dua orang ini kemudian

merusak elit-elit Gerindra yang masih bagus. Sebenernya begini pak Karni, dalam

proses rekomendasi Jawa Timur ini kemudian saya yang juga punya bagian dari

lingkaran oposisi ini ya yang, saya menemukan bahwa aga susah juga ya kita

bedakan pak Prabowo dengan pak Supri, karena keputusan pak supri itu adalah

keputusan pak Prabowo. Keputusan pak Prabowo adalah keputusan pak Supri. Di

sini kemudian

Karni Ilyas:

Supri ini ketua DPD Jawa Timur?

Faizal Assegaf:

DPD Jawa Timur. Kemudian ketika pak La Nyalla dalam konferensi pers

mengatakan saya dipalak. Orang kemudian berasumsi bahwa pak Prabowo itu

melakukan pemerasan, padahal yang dimaksud itu lingkaran terdekatnya Kalau

merujuk kepada rekaman pada tanggal 8 yang disampaikan oleh pak Daniel ya.

Pembicaraan antara pak Supri dengan pak Daniel itu memang praktek pemerasan

itu ada. Hanya saja, kawan-kawan Gerindra ini kemudian muncul rame-rame dan

kemudian memperhalus bahwa itu dana saksi, iya kan. Tapi substansinya memang

dugaan pemerasan itu ada, dan kalau ini dibiarian oleh pak Prabowo, kiamat ini

bagi Gerindra. Sangat kiamat besar. Karna fakta-fakta itu sangat tersedia. Ada

pertemuan di Hambalang, ada pembicaraan yang mengarah kepada dana, ada

saksi-saksinya, iya itu mas Daniel ya. Jadi kita fokus pak La Nyalla saja, soal

Page 159: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

nanti mas Daniel lagi tangani proses rekomendasi dibeberapa kabupaten itu tidak

usah.

Karni Ilyas:

Ada yang bagi saya itu ya, belum.

Faizal Assegaf:

Belum mix

Karni Ilyas:

Belum mencerna. Saya dekat dengan Prabowo, artinya saya La Nyalla ya.

Ngapain pula saya atau kalo Supri itu bilang perlu duit 70 miliar saya datangin

itu. Eh mas bener mas Prabowo nyuruh saya bayar 70 miliar. Pasti saya datangin.

Ngapain saya lewat cabang begitu. Padahal saya kenal ketua umumnya.

Faizal Assegaf:

Kalau pembicaraan soal 70 miliar itukan pak La Nyalla sama pak Prabowo. Ya

kan itu pembicaraan di Hambalang...bukan? Gak saya mau tanya dulu

pembicaraan itu jangan sampai distorsi.

Tubagus Daniel Hidayat:

Jadi begini, kenapa tadi pak Karni bilang kalo yang dekat pak Prabowo kalo minta

apa cek tadi 70 miliar. Kenapa tidak langsung ke Prabowo? Pak Karni, itu sangat

sulit kita ketemu pak Prabowo, sangat sulit. Lingkaran di sekitar Prabowo itu

safety sekali, sangat sulit.

Karni Ilyas:

Saya kira semua ketua partai sangat sulit, semua ketua umum mau ketua yang

mana.

Tubagus Daniel Hidayat:

Ya

Page 160: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Karni Ilyas:

Tapi, kalau kita deket hotline-nya juga kita pegang ko. Itu tandanya dekat. Kenapa

ko harus lewat cabang.

Tubagus Daniel Hidayat:

Karena memang ehh, dia juga yang bicara itu dia dekat, sangat dekat yang bicara

ini. Jadi sangat dekat dan ini permintaan.

Karni Ilyas:

Ya tentu saja ketua cabang sangat dekat dengan ketua umum. Tapi itukan lebih

karena formalitas atau birokrasinya, strukturnya, tapi inikan pribadi deket, pak La

Nyalla ama pak Prabowo

Tubagus Daniel Hidayat:

Sulit juga pak Karni, itu yang bisa menjawab mungkin mas La Nyalla

Karni Ilyas:

Ya itu yang saya maksudkan tadi. Seandainya iya memang begitu. Kalau saya,

Fadli Zon saya gedor. Atau siapa, ya artinya kan kita punya kedekatan dengan

bosnya ya lah, eh lu gimana si bos lu tuh.

Faizal Assegaf:

Kan di media kan pak La Nyalla udah memberi kesaksian bahwa kalau hubungan

pak Prabowo dengan pak Amien Rais itu dekat sekali.

Karni Ilyas:

Dengan pak La Nyalla?

Faizal Assegaf:

Iya. Pak La Nyalla itu sudah datang ke ibu Rahmawati, kepada pak Amien Rais,

dan pak Amien Rais itu berkali-kali mengingatkan pak Prabowo segera buat

koalisi ehh PAN Gerindra PKS di Jawa Timur dan pak La Nyalla itu

Page 161: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

dimungkinkan untuk maju. Bahkan ada surat-surat dari beberapa tokoh yang

punya hubungan emosional dengan pak Prabowo ya, dari ustad Khathathah dan

kawan-kawan. Tetapi memang lingkaran ini luar biasa, ada semacam kotak hitam

yang dilewati dan memberi kesan pak Prabowo membiarkan. Informasi yang

terakhir gara-gara pak La Nyalla ini tidak dapat rekomendasi. Hubungan pak

Amien Rais itu sudah rusak dengan pak Prabowo. Dampaknya loh. Ibu rahmawati

itu juga, semua kecewa. Kenapa satu orang atau tiga orang ini

Karni Ilyas:

Ini ini yang ngomong pak Amien Rais, ibu Rahma atau dengar-dengar..?

Faizal Assegaf:

Dari data kamilah, ya masa pak Amien rais. Kami investigasi kalau berani

ngomong gini kita tanggung jawab terus dari pak La Nyalla kesaksian-kesaksian

kita rekam kemudian kita himpun maka ada problem memang secara personal

pada Prabowo yang tidak bisa mengontrol organisasi atau menjalankan organisasi

dalam mekanisme yang transfaran dan juga ada problem di lingkaran yang

bermain dalam proses makelar rekomendasi. Ini kesimpulan kami. Dan fakta-

fakta rekaman itu terjadi kan, nah sekarang apakah ini masuk ke jalur hukum kita

nunggu mas Daniel. Kalau besok ini kan kita siap untuk menemani ke Bareskim

digital forensik ya. Kita uji apakah data itu adalah hasil rekaman enam menit ya

kan, karena yang dipotong itu tinggal satu menit kan. Kita siap, siap dampingi saja

besok ke Bareskim, laporkan. Karena ketua DPD itu dalam suatu wawancara di

televisi mengatakan ohh itu bukan suara saya. Tapi setelah saya kejar kan dia

mengakui kan di TV One. Oh itu benar suara saya bicara tapi bukan satu menit,

enam menit. Jadi kalau kasus ini tidak digoreng untuk kepentingan politik, saya

mengajak mas Daniel besok, saya temani ke Bareskrim melaporkan pertama

digital forensik dulu apakah ini benar pihak-pihak yang bicara, kedua datang ke

KPK, ada dugaan gratifikasi kan ya yang menerima uang ini kan DPD ni kan

pejabat pub, apa negara kan, anggota DPR. Nah kalo kita mau serius. Kalau mau

melangkah kesitu. Kalau memang tadi mas Daniel menegaskan bahwa kami ingin

melakukan upaya perjuangan politik jujur, perbaikan partai ya gausah retorika.

Page 162: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Tetapi memang begini, saya di forum ini juga, pak Karni izinkan saya bicara

bahwa begini, semangat kawan-kawan Gerindra yang memberi kesan seolah-olah

pak La Nyalla dan kami itu menyerang pak Prabowo itu juga perlu diluruskan,

tidak sejauh itu sebenernya.

Karni Ilyas:

Tidak..maksudnya menyerang pak Prabowo?

Faizal Assegaf:

Tidak seperti itu, kalau orang dikecewakan karena diberi harapan palsu dengan

surat itu ya, surat apa surat tugas itu ya. Yang tidak berlaku untuk pak Sudirman

dan lain-lain. Wajar dong orang marah. Balihonya bertebaran 40 ribu di seluruh

pelosok Jawa Timur.

Karni Ilyas:

Jadi yang diserang ini Supri tadi?

Faizal Assegaf:

Iyaa kalau pak Prabowo tidak mengambil tindakan bisa menimbulkan masalah

yang lebih besar kaya level di atas. Karena ingat pernyataan pak La Nyalla itu ada

perundingan uang di Hambalang dengan pak Prabowo. Ini yang kita kejar nanti.

Kalau tidak segera untuk membenahi mengevaluasi dan alat alat investigasi di

dalam partai itu tidak bekerja untuk segera memanggil oknum-oknum maka bisa

ini pak Prabowo keseret lebih jauh. Jadi saran saya, ehhh kita masih terus

memberi ruang konfirmasi, ruang verifikasi dan mohon itu direspon dengan

pendekatan partai karena memang tujuannya kan positif. Apalagi orang ini

didzalimi yaa awas hati-hati ituh. Makasih pak Karni

Karni Ilyas:

Sekarang mas Daniel. Masih ada yang perlu saya klarifikasi, tadi itu 70 M itu

yang dikasih ke DPD itu ehh

Page 163: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Tubagus Daniel Hidayat:

DPP, untuk DPP

Karni Ilyas:

Tapi ke DPD kan?

Tubagus Daniel Hidayat:

Oh engga

Karni Ilyas:

Yang terima

Tubagus Daniel Hidayat:

Yang terima ya dari oknum DPP. Bukan DPD

Karni Ilyas:

Oh oknum DPP. Itu pakai giro atau cek?

Tubagus Daniel Hidayat:

Cek

Karni Ilyas:

Pake atas nama atau tidak?

Tubagus Daniel Hidayat:

Ehhh kalau gak salah itu atas nama

Karni Ilyas:

Atas nama?

Tubagus Daniel Hidayat:

Iya. Perusahaan

Page 164: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Karni Ilyas:

Atas nama perusahaan yang menerima cek?

Tubagus Daniel Hidayat:

Yaa...bukan ehhhh ...

Karni Ilyas:

Yang mengeluarkan cek perusahaan?

Tubagus Daniel Hidayat:

Yang mengeluarkan cek kita

Karni Ilyas:

Itu atas nama perusahaan atau pribadi

Tubagus Daniel Hidayat:

Saya ada fotonya pak Karni, saya takut lupa nanti takut salah. Lebih baik saya

lihat dulu . Ehhh sebentar, yaehh cek itu tidak pake nama pak Karni

Karni Ilyas:

Ga pake nama? 70 miliar?

Tubagus Daniel Hidayat:

Tidak, tidak pake nama karena eee apa kita tulis cek 70 M termasuk permintaan

uang buat ke Hambalang 40 eh 4 miliar. Jadi saya

Karni Ilyas:

117?

Tubagus Daniel Hidayat:

Tidak, 4 M itu minta cash

Page 165: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Karni Ilyas:

Oh minta cash. Yang 70 cek ?

Tubagus Daniel Hidayat:

Iyah. Jadi yang 2 M ituh

Karni Ilyas:

70 cek dari pribadi atau dari perusahaan

Tubagus Daniel Hidayat:

Kita yang cek ini pribadi

Karni Ilyas:

Cek ini pribadi? Ditujukan pada sebuah perusahaan? Iya dong?

Tubagus Daniel Hidayat:

Ditujukan kepada Hambalang tuh cuma kita belum tulis nama karena

Karni Ilyas:

Oh belum tulis nama

Tubagus Daniel Hidayat:

Karena pada saat 28, eh 27 April mau diambil kan harus konfirmasi kepada kita

dan bank pun pasti konfirmasi ke kita

Karni Ilyas:

Iya

Tubagus Daniel Hidayat:

Betul apa tidak. Biasanya kan seperti itu pak Karni

Page 166: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Karni Ilyas:

Ya cuman saya tidak bisa bayangkan siapa pun oknumnya itu pada tahun ini dia

terima 70 M. Itu tidak hanya BI yang eee apa itu dapat ee lampirannya. Pajak juga

dapet.

Tubagus Daniel Hidayat:

Karena gini pak Karni. Awalnya, awalnya itu kan permintaan untuk dana saksi.

Dana saksi itu diminta sebetulnya hampir 300 miliar. Seluruhnya untuk termasuk

kampanye. Termasuk kampanye. Tetapi oknum ini bilang, siapkan saja dulu 70

M. Gitu. Ya kita siapkan kalo 70 M pasti ada. Tapi kalo 300 M pada saat itu kita

memang tidak ada uang. Karena belum terkumpul. Yang ada itu seratusan miliar.

Untuk pemenangannya pak La Nyalla Mattaliti. Nah jadi kita, keluarkan 70 sesuai

permintaan.

Karni Ilyas:

Baik terimakasih. Cuma aga ajaib bagi saya angka-angkanya itu. Bank akan kaget.

Orang pajak juga kaget, banyak yang kaget tuh kalau keluar duit sebanyak itu.

Dan tanpa nama lagi. Ceknya tanpa nama kan?

Tubagus Daniel Hidayat:

Permintaan Pak. Ya itu yang... Jadi gini yang 5 miliar itu yang 6 miliar itu, itu

permintaan yang oknum ini yang minta 2 M minta 1 M yaa

Karni Ilyas:

Itu bentuknya cek juga?

Tubagus Daniel Hidayat:

Ya..bukan ..itu berbentuk cash

Karni Ilyas:

Okeh

Page 167: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Tubagus Daniel Hidayat:

Semua cash. Nah karena pertama dia meminta uang ee itu, tanpa tidak mau pake

tanda terima. Akhirnya, karena ini kan politik. Saya diingatkan oleh teman. Kalo

tidak pake tanda terima kamu sebagai bendahara pertanggung jawabannya seperti

apa? Akhirnya teman saya bilang yasudah pada saat kita memberikan uang

direkam ajah. Biar enak direkam dan di foto supaya tanda bukti. Dan setiap dia

bicara minta uang, saya rekam. Saya punya 12 rekaman dia permintaan uang. Ada

lengkap di saya dan itu sudah diamankan.

Karni Ilyas:

Jadi cek tadi atas nama pribadi juga kan

Tubagus Daniel Hidayat:

Iyah

Karni Ilyas:

Mas Daniel?

Tubagus Daniel Hidayat:

Emm...bukan uang saya

Karni Ilyas:

Ya bukan uang mas Daniel tapi yang buka cek mas Daniel

Tubagus Daniel Hidayat:

Emm bukan ada, ada orang, ada. Kita kan pengusaha. Kumpul-kumpulan ada

seseorang yang buka.

Karni Ilyas:

Bukan, maksud saya kan itu seorang bendahara yang bayar. Makanya tadi

pertanggung jawaban ..

Page 168: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Tubagus Daniel Hidayat:

Kan sponsor dari mas La Nyalla ini kan pengusaha muslim, banyak sponsornya.

Saya bukan pengusaha yang paling gede. Pasti yang mengeluarkan pengusaha

yang paling gede. Kalo saya tengah-tengah aja mas Karni

Karni Ilyas:

Oh satu orang ajah? Bukan kumpulan dari...

Tubagus Daniel Hidayat:

Kumpulan. Jadi kita nih kumpul, dikumpul disatu rekening untuk pemenangan

mas La Nyalla. Karena mas La Nyalla ini kan bukan, bukan, bukan ini, bukan

hanya seorang mas La Nyalla yang mau maju yang kita dukung. Ini kan mas La

Nyalla ketua Kadin, ketua Kadin Jawa Timur. Kita nih anak-anak anggotanya

beliau lah. Ya beliau itu sepuhnya kita lah.

Karni Ilyas:

Baik. Terimakasih kita rehat dulu pemirsa.

SEGMENT 3

[VIDEO TYPE]

La Nyalla Luhut Mattaliti:

Saya waktu itu sudah telpon sama Fadli Zon, saya disuruh siapkan uang 40 miliar,

saya gak mau.

Sandiaga Uno:

Gak ada, gak ada sama sekali. Pak Prabowo dan ehhh sangat profesional dan itu

sudah terbukti waktu mencalonkan pak Jokowi dan pak Ahok. Waktu saya dan

mas Anies juga sama.

Page 169: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Basuki Tjahaja Purnama:

Parpol gak minta mahar loh. Hanya minta pengurusnya, anak cabangnya,

rantingnya bergerak. Kalau dua partai dukung kamu, tiga partai dukung kamu.

Semua minta digerakkan, bisa 100 miliar gak cukup loh.

[LIVE]

Karni Ilyas:

Pemirsa, kita masih dalam diskusi mahar politik La Nyalla vs Prabowo. Sekarang

saya ke pak Ustadz al-Khaththath. Yang juga hadir di konferensi pers pak La

Nyalla. Dalam hubungan apa pak Khaththath hadir di situ?

Ustad al khaththath:

Bismillahirrohmanirrohim. Assalamualaikum warahmatallahi wabarakatuh.

Kalau...mohon izin kalau boleh saya bacakan ayat Qur‟an dulu ya, yang terkait

dengan ini ya.

Karni Ilyas:

Boleh-boleh

Ustad khaththath:

Ya.

ى ح انس ح بسى للا انس

جى انس طا انش ي أعىذ بالل

ى ح انس ح بسى للا انس

وقال نهى بهى إ ن ٱلل ا أى كى هك قد بعث نكى طانىث يهكا قانى أحق ٱن ا وح عه

هك ب ٱن ونى ؤث سعت ي ال ي ٱن قال إ ٱلل كى وشاد ٱصطفى ٱنجسى و ٱنعهى بسطت ف ۥعه

و ي شاء و ۥؤت يهك ٱلل سع عهى ٱلل ٩٤٢و

Ehhh ayat ini pak Karni, insyaallah menjadi solusi mendasar bagi persoalan

mahar Pilkada, Pilgub, bahkan mungkin Pilpres nantinya ya. Karena ayat ini

Page 170: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

menggambarkan bahwa ehhh model-model Pilkada yang ada mahar-mahar dan

juga biaya yang tinggi yang sebenarnya ini merupakan problem bagi kita semua

termasuk problem-problem bagi mas Nyalla. Problem juga dari pak Prabowo. Ya

nanti saya ceritakan ehhh yang saya maksud. Tapi ayat ini menggambarkan bahwa

pemimpin harus memiliki uang yang banyak ya ini tradisi Bani Israil, ternyata

begitu. Jadi ketika Allah ehh apa namanya memberitahukan kepada Nabi Samuel

ehh yang di mana sebelumnya Bani Israil meminta agar dikirim oleh Allah

seorang pemimpin untuk mengalahkan Jalud atau Ghaliat, itu Allah memilih

seorang Thalud pemuda desa yang tukang angon sapi, gitu ya. Tukang angon aja

dia. Bocah angon aja dia ini. Ro‟yan yang disebut dalam tafsir jalalain. Nah itu

orang-orang, petinggi-petinggi Bani Israil yang ketua partai zaman itulah, kira-

kira yah, zaman itu mungkin. Kalau ada disebut partai waktu itu menyatakan

begini, kenapa kok dia yang dipilih jadi raja? Kami lebih berhak dari dia.

Kemudian disebut, walam yu/ta sa‟atan mina almaali. Dia si Thalud ini gak

punya uang banyak ya. Jadi ukuran pada waktu itu kepemimpinan itu harus punya

uang banyak. Nah ternyata Allah memberikan ukuran yang lain. Kata nabi itu,

inna allaaha isthafaahu „alaykum wazaadahu basthatan fii al‟ilmi waaljismi.

Sesungguhnya Allah memilih dia tanpa harus uang banyak. Dia pemuda desa.

Bocah angon. Gak punya uang banyak. Tapi Allah kasih dia, basthatan fii al‟ilmi

waaljismi, jadi ilmu yang luas dan fisik yang kuat. Nah ini ukuran kepemimpinan

menurut al-Qur‟an. Dan saya lihat, ini ada pada mas La Nyalla dan juga ada mas

Prabowo, pak Prabowo ini. Jadi kedua-duanya ini layak untuk menjadi pemimpin.

Nah gitu ya. Nah oleh karena itu ehh apa saya melihat bahwa, ketika saya diminta

oleh pak Faisal Assegaf, saya diminta untuk menjadi saksi atas pembeberan kasus

ini ehh posisi saya tentunya adalah sebagai Sekjen FUI yang selama ini punya

kedekatan juga dengan pak Prabowo, kedekatan dengan eee pak Zul, pak Amien

Rais, juga dengan Habib eh Assegaf al Jupri dan pak Saiful Iman. Malah pak La

Nyalla ini saya baru dekat. Baru ketemu pertama kali waktu di Jogja. Di apa

namanya di tempat pak Amien Rais ya begitu. Nah kalo gak salah itu waktu itu.

Nah oleh karena itu saya juga agak heran, ketika di medsos saya di di bully habis

kenapa pasang badan untuk mas La Nyalla yang preman itu. Saya heran juga,

setahu saya mas La Nyalla itu eh apah kader Gerindra. Lah kalo kader Gerindra di

Page 171: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

bilang preman, lah tus Gerindranya apa kan. Gitu kan pertanyannya kan. Jadi saya

menyesalkan pembicaraan di medsos yang menyebut bahwa saya pasang badan

untuk seorang preman, seperti La Nyalla. Padahal saya tahu dari pak La Nyalla

baru tadi juga saya tahunya. Saya tanya bener ga sampean ini kader Gerindra atau

preman gitu karna banyak di medsos itu beredar begitu. Akhirnya beliau kirim ke

saya eh kartu apah kartu Gerindra dari tahun 2009 yang ditanda tangani oleh

sekjen pak Muzani dan ketuanya yang sudah almarhum ya kalo ga salah saya lupa

namanya tuh. Eh mas Yuli mungkin lebih tau, siapa yang dulu tuh? Yaa professor

Suhardi ya. Nah ini betul-betul Gerindra berarti karna tahu ya. Nah jadi eee itu

jadi saya eee posisinya sebagai Sekjen FUI dan juga salah satu komponen dari

aksi 212. Bahkan kemarin pak Karni kalau tidak salah mengundang saya yah

sebagai panitia reuni 212 kan disini. Nah jadi saya bersama KH Abdur Rasyid,

bapak Aru Sef Asatullah, dan yang lain-lain memang menjalankan amanat dari

Habieb Rizieq Shihab sebagai imam besar yang kami akui di Indonesia ini. Imam

besar umat Islam ya Habieb Rizieq gitu yah. Ee ada temennya pak La Nyalla nih

Habieb Jamal saya gak akui sebagai imam besar begitu ya. Tapi yang saya akui

sebagai imam besar adalah Habieb Rizieq ya. Ee beliau berpesan pada waktu saya

pergi haji kemarin agar menyampaikan pada pimpinan partai untuk ee membuat

koalisi 212 yang pak Karni waktu itu tanya ke saya, mau bikin partai ga? Saya

bilang oh kita ndak terpikir bikin partai, kita dukung partai-partai yang lurus dan

kita luruskan partai-partai yang bengkok. Begitu itu yang seinget saya ya. Bisa

dibuka lagi rekamannya. Nah jadi posisi saya eh kenapa saya diundang oleh pak

Faisal adalah karena eh saya selama ini berhubungan dengan pak Prabowo dan

kawan-kawan. Tiga partai yang dipesan Habieb Rizieq. Dan disitu saya eh

mengingatkan sebenarnya eh kepada pimpinan partai mbok apa yang diamanahkah

Habieb Rizieq itu bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Termasuk di Jawa

Timur. Alhamdulillah untuk di Jawa Barat full kita eh apa lihat, kemudian di Jawa

Tengah, eh tapi Jawa Timur ko tidak. Nah alasannya yang pernah saya dengar dari

salah satu pimpinan partai, “gak ada yang berani maju ustad gitu”. Trus saya

bilang, loh itu trus berita pak La Nyalla itu gimana itu? Ini saya belum kenal loh

dengan pak La Nyalla. Saya baru baca-baca berita gitu. Tapi dijawabnya, “wah

ndak bakal menang dia itu”. Gitu kan. Nah jadi ya saya juga bertanya gitu ada apa

Page 172: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

sebenarnya. Nah tapi prinsipnya begini saya hanya menjalankan amanah dari

Habieb Rizieq agar apa yang terjadi di DKI itu dicopaslah untuk provinsi-provinsi

yang lain. Itulah kenapa saya menyebut bahwa para ulama yang sudah berjuang

dan berhasil di DKI ya istilahnya meminta supaya eh apa yang dipesan Habieb

Rizieq itu dijalankan dengan sebaik-baiknya. Dan kita minta jalur khusus

istilahnya untuk beberapa orang yang kebetulan tercatat oleh kami salah satu

diantaranya pak La Nyalla. Maksudnya jalur khusus tu ya, jangan dipersulitlah

rekomnya, gituloh. Nah kalo rekom dipersulit kan ceritanya tadi udah panjang kan

tadi. Nah jadi kita ingin supaya tidak dipersulit. Karena apa? Supaya kami plong.

Para aktifis Islam, ulama, aktifis tuh plong untuk memberikan eh dukungan yah

gitu. Jadi ni gak ada urusannya dengan duit. Gitu ya. Maka sempat saya

sampaikan ke salah satu ajudan dari pak Prabowo, saya nih bukan broker loh yah,

buka broker politik gitu. Ndak ada urusan dengan dengan duit gitu ya. Tapi saya

ingin semata-mata apa yang dipesan Habieb Rizieq itu bisa dijalankan. Jadi kita

pedomannya suroh al-Baqarah ayat 247 yang tadi saya baca. Menjadi pemimpin

tu tidak harus punya uang banyak. Sebab kalo menjadi pemimpin harus punya

uang banyak dulu apalagi 300 miliar 500 miliar, inikan begitu jadi gubernur apa

program pertama? Kan balik ke modal. Nah ini akan terjadi korupsi. Ini yang kita

tidak kehendaki. Negara kita ini kan ingin bersih. Ya harus dimulai dari Pilkada

yang murah meriah lah. Nanti mungkin perlu nih disusun strateginya bagaimana.

Dan saya sebagai Sekjen FUI siap itu untuk mewujudkan eh Pilkada yang murah

meriah. Sebenarnya langkah kami itu test cast saja untuk lima orang ini supaya

dinolkan. Ya tidak ada kesulitan-kesulitan ya apalagi mahar-maharan itu tidak

ada. Nah itu yang posisi saya seperti itu. Oleh karena itu sama sekali tidak ada

dalam pikiran saya untuk menyerang pak Prabowo, menyerang PKS, menyerang

PAN, ya tidak ada. Hanya ya kita kalo kecewa ya wajarlah ya. Bahwa apa yang

kita usulkan

Karni Ilyas:

Kecewanya apa hanya Jawa Timur apa lima-limanya?

Page 173: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Ustad khaththath:

Lima-limanya

Karni Ilyas:

Lima-limanya?

Ustad Khaththath:

Lima-limanya gak ada yang direkom

Karni Ilyas:

Direkom?

Ustad Khaththath:

Iya. Gak jadi. Gak ada yang maju

Karni Ilyas:

Itu usulan pribadi pak Khaththath apa usulan f.. FU?

Ustad Khaththath:

Saya bersama KH Abdurrasyid, pak Aru tadinya kita tu mau ngusulin lisan. Tapi

karena pak KH Abdurrasyid itu tidak bisa ikut hadir ya maka kita buat tertulis dan

beliau ikut tanda tangan. Dan itu sudah saya sampaikan kepada

Karni Ilyas:

Itu mewakili FUI atau mewakili 212?

Ustad Khaththath:

Page 174: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Ya tentunya kita sebagai sekjen FUI ya tentu tidak mewakili FUI tetapi kita

adalah para aktifis 212, boleh dicek deh. Bahwa yang namanya pak Khaththath,

pak Aru, pak KH Abdurrasyid itu pasti tidak mungkin bisa dilepas dari 212.

Karni Ilyas:

Ya tapi ada pernyataan resmi dari presidium 212?

Ustad Khaththath:

Ini ndak ada hubungannya dengan presidium 212.

Karni Ilyas:

Gak ada hubungannya ke kami?

Ustad Khaththath:

Gak ada karena selama ini yang ketemu dengan pak Amien Rais, dengan pak

Zulkifli, dengan pak eh Prabowo, dengan pak Habib Assegaf al Jufri maupun

dengan eh apa pak Saiful Iman itu saya atas nama FUI memang gitu. Jadi bukan

atas nama presidium 212. Kalo presidium 212 kan ada sendiri gitu. Tapi mungkin

pimpinan partai itu ya melihat 212 ini ya wajahnya orang-orang ini. Gitu loh. Pak

Prabowo saya yakin, kalau wajahnya pak KH Abdurrasyid, wajahnya pak Aru itu

yah yang mewakili kemarin yang di monas. Apalagi trakhir saya kan sekretaris

panitia reuni 212.

Karni Ilyas:

Ya tapi kalo itu suara pribadi lima orang misalnya. Ya itu kan diterima oleh partai

sebagai usul tok dong.

Ustad Khaththath:

Ya boleh aja kan ngusulin kan bahwa

Karni Ilyas:

Page 175: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Boleh aja ngusulin

Ustad Khaththat:

Ya gak masalah kan ngusulin. Nah tapi bahwa kemudian usulnya diputuskan oleh

partai ya itu terserah partai. Dan kami merasa kecewa ya boleh juga kan merasa

kecewa. Karena kita pada prinsipnya ingin menjaga agar eh amanat Habieb Rizieq

tuh terlaksana dan kita ini mau su apa support full. Jadi saya dengan pak Prabowo

ini gak ada permusuhan apapun. Bahkan saya terkesan waktu saya ketemu dengan

pak Prabowo, pak Prabowo bersama para kyai di Hambalang beliau mengatakan

gini. Nah ini yang tadi saya katakan, ada hubungan dekat yah. Beliau mengatakan

begini bahwa, eh memang Pilkada ini mahal. Saya terpaksa harus eh mengatakan

bahwa kalau ke saya ya gak saya tanyain lulusan apa, keahliannya apa, tapi ya ya

punya duit berapa? Nah ini sebenarnya keprihatian pak Prabowo kalau saya

melihat ya posisinya. Jadi ini Pilkada ini mahal gitu. Kemudian yang kedua pak

Prabowo pernah menceritakan begini. Bagaimana ini para kyai, para ulama? Ya.

Eh misalnya dana saksi ni begitu mahalnya. Bisa ga para kyai ini mengumumkan

kepada umat, umat patungan begitu. Kita katakan insyaallah bisa. Ya kita

patungan untuk eh apa namanya selama selama apa yang diamanatkan Habieb

Rizieq itu dipenuhi insyaallah kita akan full. Bahkan saya sudah merencanakan

untuk mencari yang paling-paling murah. Supaya bisa ditanggung oleh umat. Eh

apa namanya secara gotong royong. Pak Karni saya ini aktifis sudah lebih dari 20

tahun eh dan saya ini ndak punya duit tapi alhamdulillah banyak kegitan-kegiatan

besar yang itu hanya kalau model-model yang Parpol sekarang itu harus harus

seratusan miliar atau triliunan tapi saya bisa kerjakan alhamdulillah walaupun

saya cuma urun 10 juta misalnya dari duit pribadi saya.

Karni Ilyas:

Jadi menurut pak Khaththath ini eh yang minta duit ke pak La Nyalla ini siapa?

Ustad Khaththath:

Page 176: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Wah itu saya gak bisa mengatakan hal seperti itu. Karena eh saya sendiri kan ndak

ikut. Yang pernah saya dengar dari pak Prabowo beliau tidak pernah meminta

kepada siapapun dan beliau mengatakan prihatin kepada eh apa namanya kepada

biaya politik yang mahal.

Karni Ilyas:

Ko saya dengar di media sebelumnya pak Khaththath juga termasuk yang

menyala-nyala juga? Menyerang Gerindra

Ustad Khaththath:

Ah itu gorengan itu media.

Karni Ilyas:

Gorengan

Ustad Khaththat:

Ya saya kira gak bener itu. Gak bener. Tadi saya katakan pak Prabowo itu minta

kepada para kyai gimana kalau umat mengumpulkan duit loh. Justru itu eh jadi eh

kita mengatakan ya insyaallah kita mau coba ringankan. Tapi kan kita harus test

cast dulu kan. Calon-calon kita direkom apa engga gitu loh. Kalau calon kita

direkom, insyaallah kita akan kerja full tidak memberatkan partai dan tidak

memberatkan calon begitu. Lah ini masalahnya kan gak direkom. Ada apa ko ga

direkom gituloh. Itu pertanyaan kita.

Karni Ilyas:

Baik terimakasih pak Khaththath. Sekarang kita mau pindah..

Ustad Khaththath:

Boleh-boleh engga tambahin dikit

Karni Ilyas:

Page 177: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Apa tuh

Ustad Khaththath:

Jadi maksud saya, marilah kita sudahi Pilkada yang mahal ini. Kita sudahi. Ya

kita sudahi. Kita kembali kepada eh dululah yang dipilih oleh DPR yah kalau

perlu bahkan ditunjuk oleh presiden. Jadi sudah gak ada biaya lagi gitu loh.

Walaupun mungkin ada juga makelar-makelar ke presiden juga mungkin juga.

Nah ini bangsa Indonesia ini, nah jadi ini saya mau usulkan. Kita sudahi, kita

pakailah firman Tuhan. Tadi sudah disebut, jadi pemimpin gak perlu mahal. Gak

perlu punya uang banyak. Yang kedua, jadi pemimpin jangan korupsi. Saya

melihat niat baik mas La Nyalla, itu dia tidak mau memberikan uang di depan, itu

dalam rangka supaya tidak korupsi. Inikan bagus. Ini yang saya apresiasi nah gitu

ya. Nah kemudian eh apa namanya ya apa payung hukumnya, apa kita kembali ke

dekrit 5 Juli 59 ya. Yang apa namanya mengukuhkan kembali apa undang-undang

dasar 45. Nah nanti saya dibilang makar lagi repot saya nanti ya. Masuk lagi saya

repot nanti nah. Nah jadi eh saya ingin gini ah ini satu usul nih, pak Karni ya.

Karni Ilyas:

Ya

Ustad Khaththath:

Sebelum pejabat itu diangkat, supaya gak rebutan jabatan. Itu suruh baca al-

Qur‟an suroh Ali-Imran ayat 151 (161): “ ا غم ىو ت وي غهم أث ب ٱنق ” Siapa

yang korup maka nanti di hari kiamat dia akan membawa hasil yang dikorupsinya.

Jadi sebelum pejabat itu di apa namanya di eh lantik, suruh baca itu dulu. Di film

kalau perlu bacanya di sini ya di ini, nah kemudian kalau sampe dia korupsi ya dia

harus berani mengundurkan diri sebelum masuk pengadilan. Itu saya kira akan

lebih lebih bagus ya. Dan dari situlah dia ada budaya-budaya untuk tidak korupsi

dan eh dia tidak mau membeli rekom yang mahal. Iyakan. Karna buat apa nanti

kan gitu. Nah jadi saya kira kita perlu apresiasi pak La Nyalla tapi kita juga minta

mungkin bagusnya antara pak La Nyalla dengan pak Prabowo ini ya lebih baik

islah lah. Saya sebagai seorang muslim, pak Prabowo muslim, pak La Nyalla

Page 178: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

muslim, kata Allah dalam ayatnya “innamal mu‟minuna ikhwah fa aslihu baina

akhawaikum”. Sesungguhnya orang-orang muslim itu adalah bersaudara. Pak

Prabowo bersaudara dengan pak La Nyalla, bahkan pak La Nyalla adalah

kadernya dari tahun 2009. Saya malah bukan kadernya. Gitu kan nah. Saya

mengusulkan keduanya ini islah. Faaslihu baina ahwaikum. Perdamaikanlah dua

orang saudara eh kalian tum. Mudah-mudahan ini menjadi jalan yang terbaik.

Adapun yang sudah terbukti rekaman macem-macem ya segera ditindak

dibersihkan supaya image dari pada partai Gerindra dan pak Prabowo ini memang

tidak ada bau-bau makelar rekom. Itu yang saya harapkan. Dan insyaallah kita

umat Islam tetap solid akan mendukung partai yang lurus dan meluruskan partai

yang bengkok. Demikian dari saya makasih.

Karni Ilyas:

Kalau ustad sendiri udah islah dengan pak Prabowo?

Ustad Khaththath:

Saya gak ada masalah dengan pak Prabowo

Karni Ilyas:

Gak ada masalah?

Ustad Khaththath:

Apa yang perlu diislahkan. Siap aja kapan-kapan kalau pak Prabowo mau datang

ke rumah saya, saya siap untuk nerima begitu.

Karni Ilyas:

Baik ini katanya Supriyatno ketua DPD Gerindra Jatim yang tadi disebut-sebut

ingin menja minta jawabnya lewat telpon. Saya persilahkan pak Supriyatno.

Supriyatno:

Selamat malam pak Karni. Terimakasih banyak nih saya diberikan kesempatan

Page 179: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Karni Ilyas:

Iya

Supriyatno:

Karena semua yang dilakukan ini adalah rekayasa. Tidak benar. Kalau pak Nyalla

itu mau nyagub. Ngapain dia terekat semua orang. Trus pertanyaan saya, saudara

Daniel ini kan saya baru tahu bahwa beliau menelpon saya menyampaikan bahwa

1. Pak Nyalla punya duit 1.2 triliun di perusahaan, saya beritahu perusahaannya,

bentar pak Karni, saya beritahu perusahannya, perusahaannya namanya PT China

Construction yang se-priver Indonesia. Duit itu hasil dari korupsi kerjasama

proyek Jawa Timur. Bukan dari pengusaha China. Itu satu. Yang ke-2 dia nawarin

saya, si saudara Daniel ini, sekarang dia udah kabur dari handphone saya,

namanya engga ada. Apa profilnya udah engga ada. Tapi saya punya bukti-

buktinya semuanya. Besok kita akan konferensi pers ya. Bahwa dia juga nawarin

saya tidak hanya mau uang, 3 miliar, 5 miliar, tapi juga dia mau menyuap saya

dengan artis-artis cantik dari bandung artis management. Ada 12 orang cantik-

cantik ini dikirim ke hp saya. Saya tidak pengaruh karena memang saya selama ini

saya diteror oleh saudara La Nyalla sendiri dan juga oleh dan juga oleh orang-

orang dari yang mengaku orangnya pak Nyalla mau bunuh saya, mau menduduki

kantor DPD, dan sebagainya. Tapi saya tidak gentar dan cukup saya sampaikan

kepada mereka. Katanya pak Nyalla mau siapkan uang 500 miliar dan ditunjukkan

duitnya dalam bentuk dollar. Begitu banyaknya oleh saudara Daniel. Kalau perlu

saya tunjukkan ini. Halo pak Karni

Karni Ilyas:

Ya. Ya ga mungkin ditunjukkan

Supriyatno:

Page 180: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Ya kita dicharger uang dalam bentuk dollar begitu banyaknya. Trus kemudian

saya cuma bilang. Satu, Gini aja pak Nyalla kan udah pernah janji kepada partai

kita, satu, membawa dukungan partai Demokrat 13 kursi. Gerindra 13 kursi

berarti bisa masuk. Yang kedua, membawa Pakde Karwo kepada ketua umum.

Yang ketiga membawa dukungan-dukungan tertulis dari kyai-kyai khas di Jawa

Timur. Dimana kita tahu, saya juga tahu, kyai khas di Jawa Timur siapa aja. Yang

keempat, membawa eh menunjukkan dana pemenangan kepada partai kita sebesar

170 miliar rupiah. Ya, 170 miliar rupiah. Jadi itu tunjukkanlah kepada partai kami.

Kalau memang itu janjinya pak Nyalla. Saya tahunya ini semuanya dari DPP.

Saya ketua DPD. Saya tidak bertanggung jawab kepada pemilihan gubernur.

Pemilihan gubernur memang tanggung jawab DPP. Saya saya eh saya ke Jakarta

dan saya diperintah ini ada pak Nyalla mau mencalonkan gubernur Jawa Timur

dengan persyaratan dia akan satu tadi, yang saya sebutkan tadi. Adalah membawa

dukungan dari partai Demokrat 13 kursi. Menemukan Pakde Karwo dengan eh

ketum kami eh pak Prabowo. Kemudian yang kedua akan menunjukkan dukungan

tertulis dari kyai-kyai khas di Jawa Timur dan juga menunjukkan uang 170 miliar

sebagai dana pemenangan. Kemudian saya bilang pada saudara Daniel, gak usah

besar-besar cukup 170 miliar, ndak usah 170, 150 miliar pun oke kalau semuanya

itu sudah beres. Tunjukkan kepada pak Prabowo kan perlu saya yang antar. Saya

sampe ngeledekin mereka ya. Sambil guyonan gitu ya. Saya mohon maaf. Kalau

perlu PAN dan PKS itu gak masalah lah kita yang mikir. Karena saya tidak

percaya kalau mereka itu bisa menunjukkan itu kepada pak Prabowo. Ya kan?

Ternyata apa, dua hari kemudian partai Demokrat mendukung bu Khofifah. Apa

yang dilakukan oleh pak Nyalla, cuma ngamuk-ngamuk aja semua kadernya suruh

tarik dari partai Demokrat. Jadi persoalan sekarang ini adalah bukan persoalan apa

namanya eh bukan persoalan masalah eh duit tapi masalah dukungan partai. Partai

Gerindra tidak bisa mencalonkan pak Nyalla sebagai gubernur karena kita cuma

13 kursi. Coba tanya sama partai PAN dan PKS mau gak mereka mencalonkan

pak Nyalla. Demokrat, coba tanya sama mereka. Kalau mereka mau misalkan

Demokrat mau mencalonkan, selesai sudah. Pak Nyalla bisa masuk. Kan saya

sebagai ketua DPD itu diperintah oleh DPP kalau pak Nyalla misalnya diperintah

oleh DPP ini calon gubernur untuk provinsi Jawa Timur ya sebagai ketua DPD

Page 181: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

siap untuk bertempur untuk memenangkan pak Nyalla. Jadi selama ini saya cuma

dituduh untuk mengganjel dituduh ini, saya dibunuh, saya disuruh dibunuh,

diburu. Macem-macem. Biarkan sekarang semua rekaman itu ada, trus maksudnya

pak Nyalla ini mau nyagub apa mau menyusup ke partai kita. Atau mau

menghancurkan partai Gerindra. Kenapa kok partai Gerindra aja yang dibeginikan

oleh beliau. Coba banyangkan saudara Daniel tuh, tanya ama saudara Daniel,

menunjukkan duit 1,2 triliun diperusahaan tadi ya, China River Construction tadi.

Itu duit di luar dana-dana pak Nyalla yang disita oleh kejaksaan. Pak Karni halo

Karni Ilyas:

Ya. Pak Supri tolong, eh point, point yang mau bapak bantah saja pak, jangan

melebar kemana-mana

Supriyatno:

Loh engga pak, itu yang dituduhkan oleh saudara Daniel pak. Jadi saya kira ini

bukti, saya sanggah tadi bahwa itu duit dari pengusaha-pengusaha muslim enggak.

Bahwa itu dana punyanya pak Nyalla sendiri di PT apa namanya di PT China

Construction yang terifer Indonesia ini hasil proyek di Jawa Timur. Itu kata

saudara Daniel sendiri ya. Maaf, kemudian eh tadi yang lain-lain bahwa ini

semuanya adalah rekayasa yang dilakukan. Sesungguhnya, partai Gerindra ini

harus, pak Nyalla ini harus berterima kasih kepada partai Gerindra. Satu-satunya

mau partai yang mau mencalonkan beliau tuh partai Gerindra. Itu kali udah dua

kali prin kita udah dua kali pak Karni. Yang pertama dulu dengan partai

Demokrat, ternyata partai Demokrat lari ke, ke Khofifah. Pak Nyalla ngamuk-

ngamuk. Trus kadernya suruh tarik dari partai Demokrat. Trus kemudian dia

bilang, oke ke partai PAN. Kita kasih kesempatan dengan surat mandat kepada

beliau, surat tugas kepada beliau. Ndak mungkin kita sebagai partai, ya kan

sebagai partai, mendukung beliau, kemudian kita mencarikan partai juga sama

wakil gubernur gak bisa kepada beliau kan ndak mungkin, gitu loh. Jadi inikan

kita kasih surat tugas kepada beliau, jadi aneh kadang-kadang. Ini dikasih surat

tugas kepada beliau tapi beliau ndak mampu. Terakhir beliau udah ketemu sama

PAN udah sampaikan, bahwa PAN tidak mau. Makanya beliau menyerahkan surat

Page 182: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

tugas itu kepada pak Prabowo. Loh ko sekarang ditarik-tarik dengan uang saksi.

Ya kalo gak bisa nyalon ngapain kita bicara uang saksi.

Karni Ilyas:

Baik pak kita udah nangkap maksudnya bapak.

Supriyatno:

Ya

Karni Ilyas:

Dan saya kira sudah terbantah semua yang dibilang

Supriyatno:

Dan tunjukkan saya minta satu perek dari mereka gituloh. Tolong tunjukkan

jangan hanya ngomong tuh si Daniel. Saya baru tahu si Daniel wajahnya di TV,

banyak nih nawarin saya perempuan banyak nih. Saya gak peduli gituloh. Jadi ini

saya kira ini harus harus disampaikan kepada publik gituloh bahwa ini mafioso,

ini mafia. Yang mau menghancurkan partai.

Karni Ilyas:

Baik. Terimakasih pak. Pemirsa sekarang kita bergabung dengan pak Professor

Mahfud di Nagoya, Tokyo. Selamat malam prof.

Mahfud MD:

Selamat malam bang Karni, Mahfud di sini di Nagoya di Jepang.

Karni Ilyas:

Di mana?

Mahfud MD:

Di Nagoya. Di Jepang pak. Ini udah hampir pagi. Sebentar lagi juga saya mau ke

bandara untuk kembali ke Indonesia. Bagaimana pak?

Page 183: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Karni Ilyas:

Baik. Ya begini, perlu sekedar masukan dari prof, fenomena di negeri kita

sekarang ada isu atau dari lama banyak isu tentang mahar politik. Saya kira ini

melibatkan hampir semua partai. Tapi tentu saja tidak semua gubernur atau pun eh

bupati atau walikota yang terpilih pake mahar politik. Dan tidak semua pengurus

partai menerima mahar politik. Tapi keluhan ini, merata di seluruh daerah, bahwa

mereka dimintai mahar politik. Dan nyatanya memang untuk menjadi gubernur

atau kepala daerah di Indonesia itu biayanya tinggi sekali. Bahkan Dirjen oto,

otonomi daerah mengatakan perlu 60 miliar untuk menjadi bupati di pulau Jawa.

Apa solusinya menurut professor?

Mahfud MD:

Baik bang Karni terimakasih. Saya eh eh mulai dengan pengalaman saya dulu

terkait dengan isu yang sekarang dibicarakan yaitu soal eh uang antara La Nyalla

Mattaliti dengan Prabowo atau partai Gerindra.

Karni Ilyas:

Ya

Mahfud MD:

Eh saya adalah salah satu orang yang juga dihubungi secara resmi oleh partai

Gerindra dan juga oleh PAN kemudian terkait saya berkeinginan juga yang eh

pada waktu itu mengajak saya untuk menjadi calon gubernur Jawa Timur sebagai

poros ketiga. Di antara Syaifullah dan Khofifah. Eh pertama saya dihubungi dari

PAN itu, pak Didik bilang gini, sekitar 4 November begitu nelpon saya, bahwa

PAN, Gerindra, dan PKS akan mengusung saya berdasar pembicaraan-

pembicaraan terdakila. Nah saya katakan saya eh tidak bersedia. Eh tapi nanti kita

liatlah cari posisi lain kalo sebagaimana sebaiknya untuk Jawa Timur. Kemudian

pada tanggal 14, pak Didik ini, 14 November ketemu saya lagi dikantor pak Yusuf

Kalla di kantor wapres ketika ada jamuan makan malam. Di rumah wapres juga

mengatakan yuk kita bicarakan lagi. Saya pada waktu itu, saya sendiri tidak siap

untuk ke menjadi calon gubernur saya bilang. Kemudian saya ketemu pak Saiful

Page 184: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Iman pada saat pak Jokowi mantu tanggal 8 November di Solo. Pak Saiful Iman

secara sepihak berbicara dengan saya beliau mengatakan begini, pak Mahfud

temen-temen katannya mau ituin pak Mahfud. Gimana kita ketemu yuk. Saya

bilang saya tidak pak. Gak usah diteruskan aja. Hanya sekilas itu dengan pak

Saiful Iman. Kemudian dengan pak Zulkifli Hasan, tidak akan ketemu. Saya

mengatakan saya tidak siap untuk ke sana. Saya bilang. Kemudian pada tanggal

14 Desember, pak Supriyatno bersama ketua DPD Jawa Timur sekitar malam jam

11 malam itu nelpon saya, pak Mahfud ini pak Prabowo mau bicara katanya lewat

telpon. Saya bilang saya ndak bisa, saya sedang on air dengan kedua televisi, saya

bilang. Eh sebentar saja kata dia. Lalu terputus. Lalu tanggal 18 bulan Desember

tahun 2012 Sekjen partai Gerindra Ahmad Muzammil itu ke kantor saya di Jakarta

ditemeni dua pimpinan Gerindra menyatakan pak Mahfud saya di utus pak

Prabowo yang sekarang sedang di Eropa minta pak Mahfud agar bersedia menjadi

calon ketiga. Saya sambil bergurau begitu ya, aduh masa saya disuruh jadi calon

gubernur gak punya uang dong, terlalu mahal ituh calon gubernur. Partai Gerindra

itu menyatakan gak usah mikirkan uang, kalau pak Mahfud mau ya nanti kita

anulah kita usahakan sama-sama. Gak usah mikirin uang. Sama juga dengan pak

Zulkifli Hasan di luar konteks. Di luar konteks pencalonan gubernur itu kalo

ketemu saya, dia mengatakan kita mencari calon pemimpin, pak Mahfud yang gak

usah pake uanglah. Nanti kita sama-sama di PAN ini kita berjuang untuk itu gitu.

Nah jadi dalam konteks ini tentu tidak semua orang diajak itu dimintai uang. Saya

sendiri diajak sampai berkali-kal bahkan. Kalau Gerindra sekurang-kurangnya

bersentuhan tiga kali dengan saya tapi ndak pernah minta uang dan saya tidak

pernah mau begitu. Nah itu yang, yang saya katakan sejauh menyangkut saya. Pak

Karni kemudian kalau pertanyaannya tadi bagaimana Pilkada di Indonesia ini?

Apakah tidak terlalu mahal karena ada pake mahar? Saya yakin se yakin-yakinnya

meskipun tidak disebut mahar, hampir yang semua saya tanya calon-calon kepala

daerah itu menyediakan uang untuk pencalonannya itu berdasar jumlah kursi di

dewan. Misalnya saya punya kursi di DPRD sebanyak lima itu harganya 2,5

miliar untuk provinsi. Itu calon-calonnya bilang ke saya sehingga misalnya ada

seorang ketua partai berteriak-teriak dari Jakarta partai kami ndak ada mahar. Tapi

dilapangan dia ngitung kursi, berapa uang untuk setiap kursi. Kalau eh untuk

Page 185: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

gubernur antara 500 sampai satu miliar tergantung mah apa provinsinya itu agak

basah atau tidak. Besar atau tidak. Tapi kalau di tingkat kabupaten kira-kira 200

sampe 250. Itu pada umumnya begitu. Sehingga rakyat termasuk saya sama sekali

tidak percaya kalau misalnya orang yang menjadi calon itu kemudian tidak eh

dimintai uang. Ini pada umumnya. Dan biasanya, eh itu menjadi berteriak gitu

kalau tidak misalnya gagal. Tidak siap membayar uang atau terlanjur membayar

uang lalu tidak jadi direkomendasi biasanya membuka ke publik. Tapi banyak

juga yang tidak membuka ke publik, karena itu tindak pidana sebenarnya.

Percobaan juga melakukan tindak pidana. Kalau sudah tawar-menawar gitu

apalagi kalo sudah terlanjur membayar. Yang menerima maupun yang memberi

itu kan terancam pidana. Oleh sebab itu banyak yang bilang, lalu mengumumkan

kepada masyarakat, tidak ada uang-uang di dalam permainan ini atau di dalam

proses pencalonan ini. Oleh sebab itu, dulu pada akhir tahun 2014, saya termasuk

salah seorang yang setuju kalau Pilkada itu dikembalikan ke DPRD gitu. Karena

kalau di DPRD itu tetap juga terjadi suap-menyuap seperti sebelumnya tetapi itu

terkontrol paling banyak 100 orang lah anggota DPRD, jadi bisa di awasi oleh

masyarakat. Apalagi tidak semua 100 orang mungkin hanya dibayar 50 orang dari

100 anggota DPRD. Atau misalnya hanya 20 orang dari 45 anggota DPRD begitu.

Itu lebih mudah diawasi. Kalau sekarang ini biayanya sangat mahal dan mengajari

masyarakat riba. Sebenarnya dulu, sebenarnya dulu, pada pertengahan tahun

2014, baik PDSI maupun Muhammadiyah, itu sudah merekomendasikan agar

Pilkada itu dikembalikan ke provinsi atau DPRD di masing-masing tingkatan.

Tetapi ketika akhir 2014 terjadi koalisi KMP dan KIH itu kemudian ada penilaian

dan kekhawatiran kalau kembali ke DPRD ini yang bahaya KMP mau menguasai

seluruh DPRD di seluruh Indonesia begitu. Sehingga pada waktu itu undang-

undang yang sudah disetujui dibatalkan melalui Perpu karena masyarakat ribut.

Nah sekarang menurut saya, sudah saatnya kita ini berfikir untuk meninjau ulang

pemilihan langsung itu. Dulu bung Karno juga pernah membatalkan Undang-

Undang No. 1 tahun 57 tentang pemilihan langsung itu. Kata bung Karno itu

terlalu liberal berbahaya. Sehingga bung Karno mengembalikan ke DPRD bahkan

ditentukan oleh pusat. Undang-Undang No. 1 tahun 57 itu ditolak oleh bung

Karno. Isinya yang menyerahkan pemilihan langsung kepada rakyat itu. Karena

Page 186: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

bahayanya bahaya bisa dibayangkan seperti sekarang ini. Rakyat dibiasakan jual

beli seperti itu. Nah atau kalau kita sudah setuju dengan pemilihan yang sekarang

ini tidak ada bagusnya, tidak ada bagusnya karena bagusnya itu apa sekarang itu

tidak ada koalisi permanen. Tidak ada oposisi permanen. PKS, Demokrat atau

Golkar atau PDIP boleh berseteru di Jakarta tetapi bersatu di daerah lain. Nah itu

bagus. Kemudian seperti sekarang ini. Oleh sebab itu saya usulkan seperti banyak

temuan-temuan akademik yang eh saya pelajari di kampus-kampus ada pemilihan

asimetris. Daerah yang sudah siap, daerah-daerah tertentu yang sudah siap untuk

melaksanakan pemilihan langsung, bisa langsung. Yang belum ya kita mulai dari

DPRD. Sudah ada alternatif pemilihan langsung itu ditingkat gubernur untuk

bupati-bupati itu eh melalui DPRD atau ditunjuk oleh pemerintah tingkat atas.

Saya kira percobaan kita dengan pemilihan kepala daerah secara langsung ini saya

kira percobaan kita sudah cukup sebenarnya. Karena mudhorotnya selalu lebih

banyak daripada manfaatnya. Nah itu solusi yang mungkin bisa dipertimbangkan

atau dibicarakan lagi mumpung situasi politik ini sudah lebih eh apa namanya

lebih kondusif untuk membicarakan itu dibandingkan misalnya dengan tahun

2014. Yang terakhir terkait dengan kasus pak La Nyalla itu apa benar tidak pak

Prabowo itu minta uang atau tidak saya tidak tahu pasti tapi itu mungkin iya

mungkin tidak. Kalau mungkin iya, itu mungkin karena minta uang, pak Prabowo

mungkin mau mencari jalan keluar untuk mengatakan sudahlah anda ndak usah.

Karena elektabilitasnya dan berdasar di masyarakat anda gak mungkin menang

lalu diminta uang agar mundur. Mungkin kira-kira itu maksudnya. Tapi mungkin

juga iya, kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Hanya mereka berdua yang

tahu menurut saya karena mereka yang sudah berbicara itu yang satu menuduh

yang satu membantah dan sebagainya. Bahwa setiap calon kepala daerah yang

berbicara dengan satu partai untuk dicalonkan menjadi calon gubernur atau bupati,

itu sudah biasa dan selalu terjadi antara calon itu mencari partai sendiri untuk

bergabung. Jadi saya kira bukan spesifik Gerindra itu. Saya kenal dengan hampir

semua calon kepala daerah. Kalo dia misalnya sudah mendapat persetujuan dari

partai a dan kursinya sudah oke, saya setuju, tapi tolong panggil partai ini agar

mau bergabung. Kalau anda tidak berhasil, menghimpun kursi sebanyak 20%

misalnya, eh ya sudah kita kan jadi berangkat sendiri. Nah abis itu akan mencari

Page 187: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

jalan keluar untuk membatalkan itu. Nah saya kira itu bang Karni, selamat malam.

Mudah-mudahan sukses semuanya. Salamualaikum warahmatallahi

wabarakatuh.

Karni Ilyas:

Selamat sampai di tanah air. Prof. Assalamualaikum. Kita rehat sejenak.

SEGMENT 4

[LIVE]

Karni Ilyas:

Pemirsa, kita lanjutkan diskusi kita. Kebetulan ada wakil ketua DPR yang mau

berangkat malam ini ke Vietnam, kita pinjam dulu sebelum ke airport. Sebagai

DPR apa pendapatnya tentang polemik ini?

Fahri Hamzah:

Baik terimakasih bang Karni, saya mohon maaf karena harus memenuhi undangan

bang Karni kita, harus tampil di sini harus nampak. Dan saya juga memang

penting ingin menyampaikan sesuatu yang kadang-kadang itulah kelemahan dari

bangsa Indonesia ya. Kita ini tidak punya kemampuan membaca gambar besar.

Sehingga kita sering menjadi korban dari problem sistim di negara kita. Dan

setiap saya berbicara, saya selalu mengatakan bahwa pendekatan yang harus kita

lakukan tuh adalah pendekatan sistim ya. Saya terlalu banyak melihat, termasuk

ahli-ahli hukum dan ahli eh apa namanya katakanlah tata negara kadang-kadang

itu pendekatannya itu terlalu judgment personal dan moral. Dan itu menyebabkan

kita tak kunjung memperbaiki sistim. Mahar ini sebetulnya, adalah satu eh apa

namanya, keterpaksaan yang tidak mungkin dihindari dalam sistim politik seperti

sekarang. Dan kalau ada partai politik yang mengatakan tidak ada tidak ada itu

bohong itu ya. Gak ada itu ya. Itu kita sebenarnya mau membohongi diri sendiri

ya. Ya saya ingin mengatakan itu supaya tidak usah ada yang nanti kampanye

moral disini. Sebab ini bukan soal moral, ini soal sistim ya. Kita dijebak oleh

Page 188: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

sistim, lalu kita mau menghindar dengan mengatakan itu tidak ada padahal ada.

Itu kan dusta namanya yah. Ini namanya nanti hipokrit atau munafik. Itu tidak

boleh ada.

Karni Ilyas:

Jadi maksud anda semua partai tidak ada yang luput dari kesalahan itu?

Fahri Hamzah:

Tidak mungkin bang Karni, karena sistim pembiayaan politiknya itu memang

memaksakan orang untuk apa namanya membiayai dirinya ya. Di semua level

permainan ya. Jadi kamp apa pidato pak Prabowo itu sebenarnya kejujuran bahwa

terpaksa kita bicara tentang bukan isi kepala orang tapi tentang isi tas orang, ya.

Isi dompet orang gitu loh. Ya nanti kalau apa eh saya tahulah peta dari partai-

partai, ada partai-partai yang tadinya didirikan oleh orang kaya tapi tiba-tiba juga

jatuh miskin. Karena partai itu adalah mesin pemakan uang yang paling buas, ya.

Paling ganas dia. Karena itu demokrasi ya. Eh yang harus kita biayai ini adalah

pesta rakyat gitu. Karena itu mustahil murah gitu. Kecuali kalau kita berani

menata satu sistim yang lebih murah. Makanya waktu itu ada namanya Pendulum

Ekstrem yang ingin diambil supaya pemilihannya itu dilakukan oleh DPRD gitu.

Tapi bukan tidak ada pesta. Akan ada pesta tapi pestanya antara segelintir orang

dan mungkin kita apa namanya tidak suka dengan itu gitu loh. Nah jadi

keterjebakan sistim inilah yang membuat kita itu senantiasa tidak pernah bisa

keluar dari persoalan dan berulang-ulang. Dan kita menganggap progresi dalam

negara kita ini enggak pernah terjadi gitu. Dan itu yang merupakan suatu

keanehan dalam apa namanya kita eh berkehidupan, berbangsa ini karena

performence kita engga bisa diukur gitu. Tukang batu dirumah kita yang sedang

memperbaiki rumah itu bisa kita ukur performencenya. Kalau hari ini dia pasang

batu 200, kalau satu batu itu seribu kita bayar dia 200 ribu. Kalau besok dia

pasang 50 batu, ya akhirnya kita bayar dia 50 ribu. Kalau di kampung saya dulu,

saya eh apa tukang bayar apa namanya petani atau buruh tani kalau dia me, apa

namanya menanam padi satu apa namanya petak sawah bayarnya sekian. Kalau

dua petak bayarnya sekian. Tapi negara itu seperti jadi susah diukur dia.

Page 189: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Progresinya gitu. Sehingga sampai hari ini, masalah yang sama berulang-ulang.

Dan kita tidak mengerti mesti menyalahkan siapa dalam negara itu. Karena

persoalan yang sama berulang-ulang dan bahkan kita mulai tepuk tangan dengan

keberulangan itu sebagai satu prestasi. Banyak ini hari ini kita bicara tentang

impor beras itu bagaimana caranya menghentikan impor beras itu? Kenapa negara

tidak bisa dinilai tentang kemampuannya menghentikan impor beras. Sampai-

sampai ada menteri yang mengatakan itu adalah cinta dari presiden kepada

rakyatnya. Kapan kita menghentikan korupsi tidak ada caranya. Kita mengulang-

ulang korupsi ini. Ya kan. Dan itu kemudian mulai kita tepuk tangan seolah-olah

itu prestasi. Padahal itu kebodohan. Sama dengan mahar ini. Mahar ini kita tahu

dari awal. Kalau kita tidak mengatur sistem pembiayaan politik maka sistem

pembiayaan politik itu akan menjadi liar. Lalu ada timang-timang ya. Jadi tadi

mohon maaf itu saya dengar dari mobil ceramahnya Ustadz Khaththath itu, itu ada

makna moralnya, tapi juga challenge kepada kita untuk meregulasi satu sistim

yang tidak memungkinkan uang-uang ilegal masuk dalam politik. Sekarang mulai

dari presiden sampai kepala desa itu uang ilegal tidak bisa dihindari. Kita ini

petarung-petarung dilapangan, jadi kita tahulah. Darah dari politik kita ini darah

haramnya banyak. Dan itu tidak mau diselesaikan. Ada dua sistim yang kita lihat

di dunia inikan, kita mau pake sistim Eropa Barat secara umum dia membiayai

politiknya oleh negara atau sistim Amerika yang dia menyuruh privat membiayai

politik dengan audit yang lebih apa namanya lebih ketat begitu. Kalau saya

cenderung karena juga Amerika termasuk yang menyesalkan sistem pembiayaan

oleh privat sekarang sampai melibatkan mafia-mafia di Wall Street. Kita juga

harusnya berani membiayai politik. Sehingga kemudian, kontestasi dalam partai

politik mulai diselenggarakan. Saya menyedihkan ada banyak partai kader yang

tidak berani mencalonkan kadernya karena tidak ada satupun dari kadernya itu

yang berani nunjuk tangan dan mengatakan saya bisa membiayai ini. Dan terpaksa

mencari orang lain. Dan yang dicari itu pasti orang yang bonafit, ya yang

dianggap punya uang. Jadi kalau ada tadi tuh calon-calon mengatakan “oh saya

gak pernah dimintai maher mahar dia bilang”, coba liat orang itu pasti orang

miskin. Jadi gak usah so bahwa anda punya moral anda karena kere ndak

dimintain uang. Gitu loh, itu persoalan gitu loh. Jadi mari kita secara fair melihat

Page 190: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

ini, jangan melihatnya itu sebagai apa namanya identifikasi yang subjektif

terhadap moral. Tapi ada satu sistim yang kita selenggarakan dan kita semua

memeliharanya. Sehingga kita semua ni tidak jelas menjadi subhat semua. Mana

yang baik dan mana yang tidak gitu loh. Saya kira kalau pendekatannya ini, kita

semua ini adalah korban. Saya terenyuh karna pak Nyalla dan pak Prabowo itu

seorang sahabat dua orang sahabat yang sangat baik sekali. Saya mendampingi

pak Nyalla dalam apa masa-masa penghitungan suara ya, sebulan kami gak tidur

itu menghitung suara itu. Ya teman-teman PKS dan pak Nyalla banyak kerja sama

di Jawa Timur untuk mendatangkan alat bukti ke Jakarta waktu sidang MK. Pak

Prabowo juga demikian, orang baik. Yang kalo bisa niatnya dari awal saya cari

uang untuk membiayai kader-kader saya untuk maju. Begitu pandangan pak

Prabowo. Tapi kita harus jujur mengatakan, Prabowo juga kan bukan penguasa.

Ruang-ruang gerak dia juga sempit kan. Sehingga dia mulai mengerti bahwa

politik ini saya engga bisa biayakan sendiri. Meskipun itu datang awalnya dari

niat mulia. Supaya orang yang ditanya itu isi otaknya bukan isi dompetnya. Dan

beliau mengatakan yang sebenarnya gitu loh. Jadi kita ini rusak persaudaraan kita,

rusak persahabatan kita, saling mencurigai, dan saling men-judgement jelek secara

moral karena kita semua adalah korban sistem. Biaya politik kita harus biaya

sendiri. Nanti kalau sudah maju dengan biaya sendiri tetangganya bilang. Kalau

terpilih, untunglah dia terpilih tuh, katanya. Atau kalau kalah dulu, tetangganya

bilang kasian dia itu, habis hartanya dia. Memang banyak hartanya dijual. Saya ini

sebagai anggota DPR incumbent sudah tiga kali, saya menjadi pemenang di dalam

apa namanya Pemilu, pada musim kampanye coba cek harta saya, pasti ada yang

saya jual. Pasti ada yang saya korbankan. Mobilnya, tanahnya. Mau minta siapa?

Negara enggak mau menyiapkan ini kok. Orang-orang ini menjual. Tetangganya

bilang, kasian yah habis hartanya. Kalau kalah nih. Ada yang gila itu katanya ya

kan. Nanti kalau menang, tetangganya bilang gini, syukurlah dia bisa usaha-usaha

cari modal apa cari tambahan dan balikin modal. Apa itu balikin modal? Itu

kreatifitas nyari uang dan kreatifitas cari uang ini yang namanya akar korupsi.

Sehingga korupsi itu memang tidak dihilangkan menurut saya karena ada yang

berkepentingan bahwa semakin banyak korupsi saya bisa nampak semakin sibuk,

dan pekerjaan semakin tidak selesai. Uang rakyat diporotin. Untuk memberantas

Page 191: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

korupsi ga selesai-selesai itu. Seperti berburu dikebun binatang. Coba ini

dipangkas dari ujung gak ada yang berani memangkas persoalan ini dari ujung

gak ada yang berani. Kita ini apa namanya, eh sebenarnya tidak mau

menyelesaikan masalah. Dan beban berulang-ulang terus-menerus yang bayar

rakyat. Rakyat kita dipertontonkan dengan drama ini, dan kita anggap cukuplah

rakyat puas dengan drama seperti ini. Ada orang ditangkap, ada orang yang saling

serang, ada orang yang saling maki, dan itu adalah pestapora bunuh diri bangsa

Indonesia di abad 21 ini. Terimakasih. Salamualaikum warahmatallah.

Karni Ilyas:

Sebagai ketua DPR, wakil ketua lah, DPR sendiri, ada ini ga untuk mengubah

sistim ini?

Fahri Hamzah:

Saya menginterupsi menteri keuangan setahu saya sebagai anggota waktu itu

empat kali bang Karni. Supaya berani menegaskan sikap tentang pembiayaan

politik ya. Tapi takut, sekarang tahun ini akan kita nikmati pertama kali ada

kenaikan dari 150 menjadi 1000. Ada lompatan itu. Lumayan sekarang. Tapi

menurut saya itu kecil ya. Karena menurut saya pembiayaan politik itu harus bisa

diukur dan saya kira bisa kita ukur. Biaya demokrasi kita tu bisa diukur ko. Kapan

satu biaya itu normal dan wajar bagi semua orang, sehinga ketika orang tuh masuk

dalam politik yang dilihat dari dirinya adalah apakah orang ini punya kredibilitas,

punya isi kepala, punya cita-cita dan keinginan untuk membantu masyarakat atau

tidak. Bukan karena kepentingan lain. Kalau itu negara harus mau menghitungnya

secara tuntas. Jangan dibiarin ini jadi pasar bebas. Ah itu saya kira interupsi ini

mulai didengar sekarang

Karni Ilyas:

Bisa gak dibikin RUU-nya atau dasarnya ?

Page 192: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Fahri Hamzah:

Saya waktu itu ada rapat dengan teman-teman NGO, termasuk perludem. Saya

meminta mereka, saya bisa mengusulkan undang-undang. Tolong bikin undang-

undang tentang pembiayaan politik yang tuntas dari a sampai z. Saya akan

memperjuangkan untuk saudara di parlemen. Tapi saya khawatir memang banyak

orang gak mau masalah selesai. Biar tetap rame kita. Jangan memang, jangan-

jangan kita ni dianggap apa eh bernegara itu artinya sukses kalau banyak masalah.

Dan keliatan pejabatnya itu kerimpungan begitu menyelesaikan masalah. Wah

karna itu bangsa kita ini, gak ngerti bedanya antara sukses dan sibuk ya. Jadi

orang sibuk tapi gagal dianggap sukses. Orang gak sibuk, tapi santai dianggap

gagal. Saya ametaforkan begini, ada dua desa, di sebelah kiri ini ada kepala desa

setiap malam sibuk dia gak tidur, konferensi pers nangkap maling. Matanya

sampai bengkak kaya panda. Wah terkenal dia. Wah itu jadi popularisme. Orang

hebat. Tapi sebelah ini ada kepala desa, tidur dia. Abis shalat isya dia pergi tidur.

Besok pagi dia bangun salaman sama rakyatnya. Gagal dia karena gak keliatan

sibuk. Saya khawatir ini bangsa sekarang ini menganggap yang berulang-ulang

dan membuat kita sibuk itu sukses. Sementara yang tadi itu, yang tidak nampak

itu dianggap sebagai ah itu gak sukses karena gak keren karena gak sibuk. Itu

sebabnya semua coba identifikasi sekarang, apa yang menjadi tema ILC itu kan

masalah-masalah yang gak pernah diselesaikan. Dan memang tidak mau

diselesaikan. Saya tidak menuduh seolah-olah ILC juga ikut dalam keterlibatan ini

gitu loh. Mungkin karena ILC kan korban juga kan terpaksa mengangkat tema

yang berulang-ulang karena tidak diselesaikan oleh negara. Tapi marilah ya kita

bongkar akar persoalannya. Dan saya kira kita harus optimis otak kita cukup besar

untuk menyelesaikan masalah ini. Saya kira itu bang Karni.

Karni Ilyas:

Baik, selamat jalan. Sekarang kita mau dengarkan pidatonya Prabowo dari

videonya partai Gerindra.

Page 193: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

[VIDEO TYPE]

Prabowo Subianto:

Sekarang saya sedih. Kenapa? Ketua umum partai kalau ada yang mau jadi

gubernur datang ke saya, apa pertanyaan pertama yang saya tanya kepada dia?

Apa pertanyaan. Saya tanya ente punya uang ga? Saya tidak tanya anda lulusan

mana, saya tidak tanya anda lulusan mana, saya tidak tanya anda prestasinya apa,

saya tidak tanya anda pernah nulis buku apa, saya tidak tanya anda mau jadi

gubernur? Pernah jadi bupati engga? Saya tidak tanya. Pernah jadi camat engga?

Saya tidak tanya. Yang saya tanya, ente punya uang berapa? Sedih saya. Ada

orang hebat, orang maju, orang pinter, orang berakhlak gak punya uang. Banyak

rekan-rekan saya junior, junior-junior saya tahu pemimpin baik di TNI saya tahu.

Jenderal ini, jenderal itu. Luar biasa orang-orang ini. Jenderal-jenderal yang gak

korupsi ya gak punya uang. Gak punya uang. Bener. Ada yang mau maju, mau

maju gubernur, saya tanya, ente punya uang? Kalau untuk jadi gubernur minimal

300 miliar. Itu paket hemat. Bakhi. Yah. Untung kita di Jakarta kemarin ya adalah

Sandi punya duit-duit dikitlah ya kan. Tapi ada berapa orang kaya Sandi. Kalau

wajah-wajah kalian ini saya kira susah nih jadi gubernur nih. Kalau saya raba-raba

ini agak sulit nih, yah. Ga punya 300 miliar. Saudara-saudara, tetapi, nah ini

demokrasi terancam. Semua mau dibeli, semua harus disogok. Ini benar atau

tidak, terserah. Mau percaya atau tidak percaya kalian rasakan.

[LIVE]

Karni Ilyas:

Baik kita ke partai Gerindra. Saya ke Fery Yulianto dulu Yuliantono. Wakil ketua

umum

Fery Yuliantono:

Ya terimakasih pak Karni. Jadi apa namanya sudah semakin jelas, terang-

benderang bahwa yang eh diramaikan sekarang mengenai kasus pak La Nyalla

menurut saya memang sudah tadi disampaikan juga tadi oleh teman-teman bahwa

memang terdapat satu pemisahan yang jelas. Bahwa yang terjadi antara khususnya

Page 194: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

saudara Daniel dengan oknum-oknum itu adalah ranah yang lain. Yang kemudian

itu dipersepsikan eh oleh masyarakat menjadi masuk dalam ruang yang sama

ketika hubungan antara pertemuan pak Prabowo dengan pak La Nyalla. Sesuatu

yang berbeda. Pertemuan pak Prabowo dengan pak La Nyalla adalah pertemuan

dua orang pemilik apa ketua umum partai dan kandidat dan di situ terjadi

pembicaraan-pembicaraan yang menurut saya terbukti malam ini itu tidak apa

tidak pemalakan. Karena pemalakan dalam bahasa hukum harus disertai dengan

ancaman kekerasan. Tidak terbukti. Kemudian itu juga bukan mahar karena

pengertian mahar itu adalah segala macam. Ada imbalan dan lain-lainnya. Jadi

dalam konteks pak Prabowo dengan pak La Nyalla adalah berbeda dengan

konteks yang tadi disampaikan oleh temen-temen khususnya mas Daniel dengan

oknum-oknum, apa partai itu merupakan sebuah proses yang tentu harus

dipertanggungjawabkan. Diperdengarkan secara adil bukti-bukti dan lain

sebagainya. Dan oleh karena itu sekali lagi saya ingin sampaikan pada

kesempatan ini bahwa eh koalisi atau kerja sama eh politik partai Gerindra, PAN,

Gerind apa PKS eh memang terjadi untuk di lima provinsi. Jawa Barat, Jawa

Tengah, Kalimantan Timur, Sumatra Utara, dan Maluku Utara, minus Jawa

Timur. Nah tetapi, di Jawa Timur eh kita berusaha untuk membangun poros baru

dan disitu ada beberapa nama-nama, ada bupati apa pak Suyoto bupati

Bojonegoro. Pak Mahfuh bupati eh Lamongan, ada pak La Nyalla, ada mas

Boreno Suprapto, ada kita juga ke mba Yeni Wahid dan lain sebagainya. Dan eh

memang prosesnya masing-masing ada. Nah khusus untuk pak La Nyalla ini

bahwa betul pak La Nyalla adalah bahwa apa namanya eh ketua umum kadin dan

bagi kami partai Gerindra pak La Nyalla adalah orang yang berjasa karena dua

kali pemilihan presiden pak La Nyalla mendukung pasangan pak Prabowo waktu

tahun 2009 dan 2014 kemarin. Oleh karena itu eh kita juga sebenarnya punya

harapan besar kepada pak La Nyalla dengan eh pak Prabowo membuktikan bahwa

dan partai Gerindra membuktikan dengan memberikan izin kepada pak La Nyalla

untuk menggunakan atau memasang atribut-atribut yang juga disertai dengan

gambar pak Prabowo kemudian juga dilanjutkan dengan pemberian surat tugas

resmi dari partai Gerindra kepada pak La Nyalla untuk bisa mendapatkan

dukungan dari partai politik dalam rangka mendapatkan kecukupan kursi. Namun

Page 195: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

eh sampai dengan tanggal yang ditentukan tanggal 20 Desember kemudian pak La

Nyalla belum berhasil mendapatkan kecukupan kursi itu dan akhirnya kemudian

kita menjajaki. Nah itu sebenarnya dilatarbelakangi kita partai Gerindra, PKS,

PAN berusaha untuk kemudian eh membangun sebuah poros baru cuma pada

akhirnya kita belum nyepakati dan partai Gerindra misalkan pada Pilgub Jawa

Timur mendukung pasangan pak Saifullah dan ibu eh apa Putih, PKS juga

mendukung pak Saifullah, dan PAN mendukung ibu Khofifah. Itu adalah satu

realitas politik yang sama-sama harus kita terima. Nah tetapi, eh sekali lagi bahwa

eh pak Prabowo Subianto dalam soal pak La Nyalla, tiga hari yang lalu saya

bertemu beliau, beliau eh sama sekali, apa memahami situasi yang ada. Beliau

sama sekali tidak emosional kemudian eh meminta kepada saya juga supaya

melihat masalah ini secara lebih bijaksana. Dan artinya memang, eh ya realitas

politik karena memang partai Gerindra punya keterbatasan-keterbatan begitu juga

PKS dan PAN karena memang satu masalah tentang kursi itu tidak bisa kemudian

membuat kita menjadi otonom untuk bertindak untuk melakukan sesuatu. Saya

setuju bahwa apa yang disampaikan oleh pak Effendi Ghazali dan pak Khaththath

bahwa keinginan moral kita sebenarnya terhadap mahalnya biaya demokrasi ini

memang kita harus lawan dan pak Prabowo Subianto, partai Gerindra dan partai-

partai yang pada saat itu, pada saat koalisi merah putih itu mengajukan usulan

terhadap proses pemilihan eh kepala daerah itu dilaksanakan melalui DPR dan

DPRD yah itu adalah sesuatu usulan yang sudah resmi. Memiliki dokumen, tetapi

kemudian di tengah jalan, ini untuk diketahui juga kemudian gagal mendapatkan

dukungan dari seluruh fraksi yang ada di DPR RI karena pada saat itu presiden

yang berkuasa masih kalau ga salah pak Susilo Bambang Yudhoyono memberi

mengeluarkan peraturan pengganti undang-undang yang kemudian akhirnya

pelaksanaan demokrasi apa pemilihan Pilkada ya sampai dengan sekarang masih

menggunakan satu sistem yang kita langsung. Nah ini adalah bagian ya realitas

politik yang juga harus kita terima gitu. Dan eh saya rasa pak Khaththath ya, saya

ingin juga menanggapi bahwa dengan segala hormat bahwa pak Prabowo partai

Gerindra, kita semua juga eh mendukung secara moril gerakan bela Islam. Teman-

teman yang pada saat itu melakukan respon terhadap orang atau kebijakan yang

kita rasa eksklusif dan kemudian masuk ke sebuah ranah yang kemudian

Page 196: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

menyinggung perasaan umat Islam dan menjadi sebuah gerakan tetapi saya dalam

kesempatan ini ingin meminta pak Khaththath bahwa eh kita ingin kebesaran,

keihklasan perjuangan itu kemudian tidak terkurangi dengan kekecewaan kita

yang kemudian karena kita mendukung seseorang gak jadi dan apa namanya

mudah-mudahan apa kita ke depan bisa tetap bersama-sama memperjuangkan ini

menjadi satu semangat dan saya berterima kasih pak Khaththath apa dan pak

Effendi Ghazali terhadap usulan ini. Jadi sekali lagi ini adalah satu situasi yang

sudah menjadi terang-benderang buat partai Gerindra, buat kita semua supaya

masyarakat juga menjadi jelas duduk perkaranya. Kita juga tidak kemudian

istilahnya pak Khaththath tidak digoreng, menjadi kemudian masalahnya adalah

menjadi sesuatu yang tidak mendasar atau apa tidak menjadi mashlahat buat

semuanya. Dan eh mengenai soal apa eh proses mekanisme yang ada partai

Gerindra tentu punya mekanisme untuk melakukan evaluasi. Kita juga sadar

bahwa tentu ada koreksi, kritik, dan lain sebagainya. Sepanjang bahwa bukti-bukti

yang disampaikan memang otentik, dan punya alasan kita akan laksanakan apa

persidangan mahkamah apa partai. Kemudian sekiranya saya juga sampaikan

kepada pihak Bawaslu dalam hal ini sekiranya memang masalah ini belum

dilaksanakan laporan resminya kepada Bawaslu. Saya rasa ini sudah apa eh ya

dianggap apa namanya ya eh sesuatu yang karena kekurangan bukti dan lain

sebagainya ini mohon untuk bisa dipikirkan dipertimbangkan kembali tapi sekali

saya ke depan partai Gerindra memastikan bahwa bersama dengan PKS,

insyaallah dengan PAN, akan tetap berada di garis depan memperjuangkan soal-

soal ketidakadilan, membela orang yang tertindas, masyarakat yang miskin, masih

banyak persoalan-persoalan besar di hadapan kita. Ada soal impor beras 500 ribu

pak Karni, ada soal-soal ya harga-harga naik dan lain sebagainya yang sebenarnya

lebih membutuhkan itu. Tapi sekali lagi dengan kesempatan ini menjadi terang

benderang buat kita dan alhamdulillah bagi partai Gerindra dan bagi pak Prabowo

Subianto ini adalah satu apa eh satu yang baik gitu. Dan kemudian bisa

menjelaskan kepada masyarakat bahwa tidak ada mahar politik di partai Gerindra.

Itu dibuktikan bahwa tadi testimoni dari beberapa tokoh-tokoh, pak Mahfud

terakhir, kemudian pak eh Ridwan Kamil, kemudian pak Anies Baswedan, mas

Sandi itu juga menjelaskan membuktikan bahwa sekali lagi partai Gerindra, pak

Page 197: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Prabowo Subianto komit terhadap soal itu. Kalau kita mau mahar, di Pilkada

Jakarta kita pasti ikut dukung yang incumbent. Yang didukung oleh kekuatan-

kekuatan besar yang memiliki modal besar tapi kita buktikan dan mudah-mudahan

masyarakat juga ngerti bahwa nilai-nilai itulah yang sedang sekarang kita

perjuangkan. Memang kita seperti yang disampaikan mas Fahri tadi, kita perlu

satu kekuatan bersama dukungan dari masyarakat bahwa pelaksanaan demokrasi

ini memang kalau dirasakan terlalu mahal kita perlu untuk merumuskan kembali

mengusulkan rancangan undang-undang yang mengembalikan proses pemilihan

kepala daerah itu bisa dilakukan di dewan perwakilan legislatif. Terimakasih

Karni Ilyas:

Baik mas Ferry

Ferry Juliantono:

Sassalamualaikum warahmatallahi wabarakatuh

Karni Ilyas:

Yang ingin saya tanyakan. Kalau engga ada mahar, munculnya angka 40 miliar,

170 miliar

Ferry Juliantono:

Ya itu yang

Karni Ilyas:

Dalam bentuk apa itu?

Ferry Juliantono:

Kan gini pak, saya gak tahu sekali lagi memisahkan apa yang disampaikan oleh

temen-temen khususnya mas Daniel tadi. Tapi kalau biaya, seorang kandidat

untuk melaksanakan, kebetulan saya kemarin juga menjadi bakal calon gubernur

di Jawa Tengah. Saya juga mengeluarkan uang, sama persis seperti yang

dilakukan oleh pak La Nyalla. Saya mengeluarkan biaya untuk atribut, kemudian

Page 198: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

menyelenggarakan kegiatan pertemuan dan lain sebagainya. Itu juga adalah biaya

yang memang harus dikeluarkan. Tapi ada juga biaya-biaya yang sifatnya

sebenernya iklan di media. Satu detik ada angkanya. Itu kan sebenernya angka

baku yang harus dikeluarkan. Biaya kampanye, meskipun biaya kampanye

tergantung dari strategi kampanye apa. Kita bisa melaksanakan strategi kampanye

yang tidak membutuhkan biaya yang banyak. Tapi kita kadang juga

membutuhkan strategi eh kampanye yang terkadang eh punya konsekuensi

mahalnya biaya. Jadi sebenernya biaya-biaya itu adalah biaya saksi Jawa Timur

khususnya misalkan ada berapa TPS, 68.000 kurang lebih. Itu kan meskipun kita

minta kader-kader kita untuk secara apa idealis secara semangat, mereka akan

melakukan pekerjaan-pekerjaan demi partai. Tetapi kan itu adalah sesuatu yang

juga kita harus mempertimbangkan mereka harus diberi apa namanya atensi. Bisa

dalam bentuk uang bisa dalam bentuk makanan. Karena mereka melakukan tugas

berhari-hari. Kan oleh karena itu biaya-biaya ...

Karni Ilyas:

Itu-itu di setor

Ferry Juliantono:

Yang menurut saya itu adalah sesuatu yang memang harus dibicarakan oleh

seorang kandidat.

Karni Ilyas:

Ya, itu dikasih langsung oleh si kandidat atau setor dulu ke DPD atau DPW?

Ferry Juliantono:

Kan itu sesuatu yang harusnya dikeluarkan setelah eh pada saat melaksanakan

kampanye.

Karni Ilyas:

Setelah kampanye?

Page 199: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Ferry Juliantono:

Setelah melaksanakan kampanye. Karena biaya-biaya itu adalah biaya-biaya yang

harus dikeluarkan, biaya saksi, biaya kampanye, biaya ...

Karni Ilyas:

Itu lewat partai atau langsung?

Ferry Juliantono:

Ya lewat lewat kan, sebenernya ini pembicaraan misalkan contoh yang terjadi

antara pak Prabowo dengan pak La Nyalla adalah pembicaraan mengenai soal

biaya-biaya tersebut. Semua pasti akan membicarakan soal itu. Tetapi mengenai

soal teknis itunya, pelaksanaan pengeluaran biaya-biaya itu tentu akan disesuaikan

setelah kemudian mendapatkan rekomendasi melaksanakan tetapi ada biaya-biaya

yang misalkan saya pada saat di kemarin sebelum diberikan atau dikeluarkan

rekomendasi oleh partai saya juga harus mengeluarkan biaya-baiaya karena itu

adalah konsekuensi dari kita sebagai kandidat yang mau maju mengenalkan diri

kepada publik. Jadi memang ada konsekuensi-konsekuensi logis, yang memang

harus dikeluarkan bagi seorang kandidat yang mau maju. Rekomendasi itu adalah

syarat administratif. Nah setelah kemudian apa defenitif kemudian eh apa terdaftar

mendaftar ke KPU kemudian melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan

dengan itu

Karni Ilyas:

Apa biasa ketua umum menanyakan “anda punya modal berapa”?

Ferry Juliantono:

Engga. Saya rasa tadi yang disampaikan pak Prabowo Subianto, rekaman terakhir

itu adalah satire. Sikap pak Prabowo Subianto yang sedih melihat betapa

demokrasi pemilihan kepala daerah dilaksanakan dengan sesuatu yang apa syarat

dengan uang. Padahal kita sebenernya punya mekanisme, punya standar bahwa

kalau kita mau menetapkan seseorang sebagai kandidat adalah pertama, punya

integritas. Kita lihat moral. Kita lihat programnya. Kita lihat hasil surveinya.

Page 200: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Tetapi masalah soal keuangan, biaya itu adalah sesuatu yang juga tidak bisa

dihindari bagi seorang kandidat. Oleh karena itu, itulah yang sebenernya secara

satire pak Prabowo, pak Prabowo Subianto menyatakan bahwa dia, beliau sedih

ngeliat persoalan ini. Dan saya contoh, saya gak juga pernah diminta soal itu, dan

ketika kemudian partai pada akhirnya memutuskan bukan saya, saya sampaikan

bahwa saya menghormati dan loyal terhadap keputusan itu. Dan saya juga pada

saat yang bersamaan mendukung. Kebetulan kalau untuk provinsi Jawa Tengah

koalisi kerja sama politik antara partai Gerindra, PAN, dan PKS kepada pak

Sudirman Said, saya sampaikan saya akan dukung pak Sudirman Said itu. Jadi

sebenernya mudah-mudahan ini juga, bisa dipahami oleh pak La Nyalla dan

masyarakat juga bisa melihat bahwa mudah-mudahanlah kita bisa.

Karni Ilyas:

Waktu La Nyalla ketemu Prabowo, itu ada saksinya ga?

Ferry Juliantono:

Waktu pak Prabowo ketemu..

Karni Ilyas:

La Nyalla

Ferry Juliantono:

Saya rasa ada beberapa orang

Faizal Assegaf:

Dua orang

Karni Ilyas:

Ada dua orang? Dari?

Faizal Assegaf:

Saya tambah sedikit ya pak Ferry ya. Kalau kita tanya semua partai apakah tidak

ada praktek politik uang? Itu semua akan jawab, tidak ada. Ini..ini. Tapi fakta

Page 201: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

dalam kasus pak La Nyalla ini memang harus Gerindra dengan jiwa besar untuk

memahami bahwa ada kamar-kamar gelap, ruang-ruang gelap yang ini mendidi

Ferry Juliantono:

Saya, saya bilang tadi, saya potong bahwa

Faizal Assegaf:

Sebentar, sebentar

Ferry Juliantono:

Bahwa itu ranah yang berbeda. Pak Faizal

Faizal Assegaf:

Saya menghormati pendekatan pak Ferry dengan latar belakang aktifvis menjadi

politisi pasti ideal bicaranya begitu. Saya percaya. Tetapi realitas di internal

Gerindra saat ini. Saya harus buka disini. Pak Prabowo itu terkepung dalam kotak

gelap. Ada satu mekanisme dalam rekrutmen kepala daerah itu tidak berjalan.

Contoh saya mau kasih tahu. Contoh yang misal begini. Bagaimana saya pasang

baliho selama berhari-hari hampir satu tahun, kemudian di ujungnya saya

bertanya. Apakah saya dapat rekomendasi? Ini naif. Bagaimana saya sudah eh

datang ke pak Amien rais, ke seluruh tokoh-tokoh, saya ikut semua prosedur.

Bahkan survei saya, pak La Nyalla yah. Surveinya, dari tujuh survei, enamnya itu

di atas. Kemudian di ujungnya mengatakan bahwa anda cukup dapat surat tugas,

dan waktunya 10 hari. Bagaimana surat tugas 10 hari dengan satu tahun kerja

orang itu. Artinya apa mas Ferry? Di dalam intenral Gerindra ini, sebagai cermin

dari semua partai, tidak bekerjanya sistem rekruitmen yang transparan.

Karni Ilyas:

Baik-baik

Ferry Juliantono:

Jadi kalau

Page 202: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Faizal Assegaf:

Kira-kira itu

Ferry Juliantono:

Saya tadi sudah contohkan

Karni Ilyas:

Biar dia jawab

Ferry Juliantono:

Saya sudah contohkan bahwa saya juga sama. Beberapa bulan melakukan apa

sosialisasi bahkan itu diputuskan oleh partai dan ya rasanya memang itu

merupakan bagian dari konsekuensi. Bahwa pada akhirnya keputusan partai salah

satunya adalah bahwa memang kita dibatasi oleh soal kecukupan kursi. Kita harus

berunding dengan partai lain. Dengan, jadi dengan segala hormat, mohon maaf

bahwa memang kita tidak bisa memiliki otonomi untuk memutuskan itu. Beda

kalau kemudian partai Gerindra memiliki kecukupan kursi. Saya rasa gitu

Karni Ilyas:

Baik, baik saya saya gak mau berjawab-jawaban lagi. Andre Rosiade.

Andre Rosiade:

Baik, terimaksih bang Karni. Bismillahirrohmanirrohim. Salamualaikum

warahmatallahi wabarakatuh. Memang eh kasus eh yang disampaikan oleh pak

La Nyalla ini memang mengagetkan seluruh kader partai Gerindra ya bang Faizal,

mas Daniel, ustad al-Khaththath. Terus terang ini mengagetkan kita semua.

Karena selama ini eh politik budaya mahar itu tidak dikenal di partai Gerindra ya

bang Karni. Saya adalah orang yang pernah ingin maju di Pilkada kota Padang

tahun 2018 untuk Pilkada besok. Saya menemui pak Prabowo ya, saya datang ke

pak Prabowo saya sampaikan kepada pak Prabowo. Pak Prabowo saya ingin ikut

Pilkada kota padang. Lalu beliau menanyakan, mau baju walikota apa wakil

walikota? Insyaallah walikota pak. Ya sudah urus rekomendasinya segera. Atur

Page 203: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

sama bang Fadli, rekomendasinya keluar. Tapi setelah saya istikharah, lalu

pertimbangan keluarga. Saya memutuskan tidak jadi maju dan saya sampaikan

bahwa saya tidak ikut Pilkada kota padang. Dan percakapan saya dengan pak

Prabowo, lalu dilanjutkan dengan ketemu wakil ketua eh bang Fadli Zon, karena

beliau yang bertanggung jawab untuk daerah Sumatra Barat. Itu tidak ada

pembicaraan mahar sedikit pun. Nah kita semua tahu, bahwa selama ini testimoni

sudah keluar ya. Kang Emil sudah menyampaikan meskipun sekarang beliau

berbeda pihak dengan kami ya. Eh kami mengusulkan eh pak Sudrajat dan

Syaikhu, kang Emil didukung oleh partai lain. Kang Emil sudah menyampaikan

testimoni kepada kami. Ya bahwa tidak ada mahar dipartai Gerindra. Bahkan

silahkan tanya kepada pak Jokowi dan pak Ahok yang didukung oleh partai

Gerindra. Di kasus pak Jokowi dan pak Ahok, itu pak Prabowo mengeluarkan

uang dari kantong pribadinya pak Karni, itu hampir 62 miliar ya. Untuk kasus

Anies dan Sandi saja, tadi saya diskusi dengan ketua DPD Gerindra DKI

Muhammad Taufik. Meskipun bang Sandi menyatakan beliau mengeluarkan uang

hampir 108 miliar karena sandi merupakan konglomerat ya pengusaha besar. Itu

ba, pak Prabowo ya, diinformasikan oleh ketua DPD Gerindra DKI bahwa

mengeluarkan uang hampir 70 miliar. Di jaman pak Jokowi Ahok, beliau

mengeluarkan uang 62 miliar dari kantong pribadi. Itu baru dari kantong pribadi

pak Prabowo. Belum lagi iuran dan gotong-royong dari kader-kader yang ada

diseluruh Indonesia yang jumlahnya lebih besar dari sumbangan dari eh bang

Sandi sendiri. Inilah yang terjadi, selama ini di partai Gerindra. Bahwa kami,

mengenal asas urunan, asas gotong-royong, dan selama ini pak Prabowo

megeluarkan dari kantong beliau pribadi. Untuk memenangkan calon-calon yang

beliau dukung.

Karni Ilyas:

Baik

Andre Rosiade:

Lalu pak Karni, saya ingin mempertegas bahwa sekarang semua sudah terjadi ya.

Pernyataan pak La Nyalla sudah digoreng di mana-mana. Bahwa dinyatakan

Page 204: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

bahwa pak Prabowo memalak, pak Prabowo memeras. Padahal pak La Nyalla

tidak pernah menyampaikan seperti itu ya. Pak La Nyalla tidak pernah

menyatakan

Faizal Assegaf:

Jadi gini, saya

Karni Ilyas:

Saya kira, saya tidak mengijinkan lagi jawab menjawab

Andre Rosidae:

Sebentar bang, saya selesaikan dikit, nanti abang bahas bang

Karni Ilyas:

Karena waktu kita hampir jam 12

Andre Rosiade:

Jadi pak La Nyalla tidak pernah menyampaikan itu bahwa pak Prabowo memeras

beliau. Ya kami memahami ya kesedihan dan kekecewaan dari pak La Nyalla.

Karena pak La Nyalla adalah seorang kader Gerindra. Selama ini berjuang

bersama-sama

Karni Ilyas:

Baik

Andre Rosiade:

Dan pak Karni kita sampaikan secara tegas, bahwa eh dari kubu pihak Gerindra

sudah jelas kita akan minta bukti yang dipegang oleh pak La Nyalla dan pak

Daniel. Insyaallah pak Prabowo akan memerintahkan Mahkahmah Partai untuk

menginvestigasi yah menginvestigasi, mengevaluasi sehingga kalau memang ada

oknum Gerindra yang bersalah tentu pak Prabowo sebagai ketua umum akan

memberikan sanksi yang tegas. Karena sekali lagi, Gerindra didirikan untuk

memperbaiki nasib bangsa Indonesia, untuk bergerak bersama rakyat Indonesia,

Page 205: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

menghadirkan kesejahteraan. Inilah eh inti tujuan Gerindra didirikan oleh bapak

Prabowo Subianto. Jadi insyaallah yang dimasukan oleh dari kubu pak La Nyalla

ini masukan yang sangat berharga bagi kami. Kami akan lakukan evaluasi.

Silahkan buktinya diserah, diserahkan kepada kami. Insyaallah mahmakkah partai

kami akan bekerja. Kalau memang ada yang bersalah pasti akan diberikan hukum.

Karni Ilyas:

Baik

Andre Rosiade:

Terima kasih

Karni Ilyas:

Pemirsa, mahar politik itu ibaratnya sama dengar mahar untuk kawin, pernikahan.

Dan janji pernikahan sama dengan janji seorang kandidat dengan pemilihnya.

Janji itu diucapkan di depan semua tamu. Dan dilupakan setelah pernikahan

terjadi. Dick Djordje, komedian Amerika. Kira rehat sejenak.

SEGMENT 5

[LIVE]

Karni Ilyas:

Pemirsa, kita masih bersama. Sekarang giliran Yandri Susanto. Ketua DPP PAN

termasuk koalisi juga sama Gerindra.

Yandri Susanto:

Ya terimakasih bang Karni. Assalamualaikum warahmatallahi wabarakatuh. Eh

yang pertama sebelum ke pokok persoalan bang Karni. Dari istilah mahar politik

ini sebenarnya kurang pas pak. Karena mahar ini kan sesuatu kata yang sangat

sakral bang Effendi, dalam Islam pak ustad Khaththath. Jadi sebenernya mahar ini

kurang pas ketika diartikan negatif sekarang gara-gara mahar politik. Jadi saya

Page 206: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

kira PAN mengkoreksi itu. Supaya kita tidak lagi menggunakan mahar politik. Ya

mungkin biaya perahu atau apa kira-kira kalau memang itu ada ya kan.

Ustad Khaththath:

Sama itu

Yandri Susanto:

Nah oleh karena itu, eh ya mahar kan Islam pak. Engga, Islam itu pak. Sangat,

bahasa Islam. Jadi

Karni Ilyas:

Sama-samanya

Ustad khaththath:

Bukan, uang perahu itu justru di situ yang haramnya. Nanti kalau,

Yandri Susanto:

Bukan, ini istilah mahar ini pak.

Ustad Khaththath:

Harus bedakan

Yandri Susanto:

Sebentar

Ustad Khaththath:

Harus bedakan antara

Yandri Susanto:

Ntar-ntar

Ustad Khaththath:

Money politic

Page 207: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Yandri Susanto:

Bukan

Ustad Khaththath:

Dengan cost politik

Yandri Ssuanto:

Bukan..maksud saya. Istilah mahar ini jangan dipake. Mahar itu kan sangat bahasa

yang sangat sakral bagi kita

Ustad Khaththath:

Tapi tapi jangan engga digantinya biaya perahu itu. Itu itu yang haram justru itu

Yandri Susanto:

Engga, sebut bukan, sebutan pak sebutan maksud saya bukan

Ustad Khaththath:

Iya walaupun sebutan itu

Yandri Susanto:

Maksud saya bukan haram halalnya

Ustad Khaththath:

Tetap haram itu

Yandri Susanto:

Ya bukan masalah itu yang saya maksud tadi. Jadi pe apa namanya mahar itu

supaya tidak digunakan gitu loh. Istilah itu. Ya baik saya akan

Ustad Khaththath:

Ya bukan karena

Page 208: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Yandri Susanto:

Lanjutkan pak

Ustad Khaththath:

Biaya politik aja deh

Yandri Susanto:

Pak Karni

Ustad Khaththath:

Biar ndak salah

Yandri Susanti:

Pak. Nah maka biaya politik gak apa-apa

Ustad Khaththath:

Ya biaya politik ya sepakat ya

Yandri Susanto:

Mahar itukan masalah pernikahan,

Ustad Khaththath:

Iyah

Yandri Susanto:

Itukan sangat sakral pak ustad

Ustad Khaththath:

Itu itu dari siapa

Yandri Susanto:

Jadi sangat Islami

Page 209: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Ustad Khaththath:

Itu dari siapa itu istilah itu mula-mula itu

Yandri Susanto:

Ya makanya mesti kita koreksi

Ustad Khaththath:

Oh ya

Yandri Susanto:

PAN mengkoreksi itu

Ustad Khaththath:

Yaudah setuju

Karni Ilyas:

Oke oke

Ustad Khaththath:

PAN mengkoreksi itu, karena ini sangat suci kata-kata mahar ini gituloh

Karni Ilyas:

Ya tapi nanti kita debat halal haram nanti

Yandri Susanto:

Haha oke. Nah kemudian ke masalah pemilihan langsung ini apakah presiden

maupun Pilkada memang banyak menyisakan masalah pak, bang Karni. Misalkan

hari ini kita dengar, yang kata bang Karni tadi hasil pemilihan langsung ini

banyak menyisakan masalah. Ada pejabat yang berkoar-koar atau pimpinan

Nasdem berkoar-koar swasembada beras. Ternyata ya impor beras misalkan. Itu

kan sesuatu yang menurut saya tidak sesuai dengan fakta. Eh pemimpin yang

banyak melakukan pembohongan terhadap rakyat. Maka impor beras itu menurut

Page 210: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

kami dari PAN, ya tidak elok. Itu bagian dari hasil pemilu langsung presiden.

Menteri-menterinya juga sangat gampang mengumbar janji ternyata di luar dari

fakta yang ada. Nah oleh karena itu bagi PAN, untuk menyeleksi calon kepala

daerah itu ada tahapannya pak. Saya sebagai ketua tim Pilkada di DPP PAN kami

melakukan komunikasi. Salah satunya rekam jejak. Kemudian kredibilitas,

karakter, dan yang tak yang tak kalah pentingnya adalah memang logistik.

Logistik sebagai seorang calon, karna bayangkan hari ini kalau kita liat misalkan

hasil Pilkada. Kenapa misalkan banyak korupsi? Tadi kata bang Effendi Ghazali

300 lebih ya bang Effendi Ghazali yang kena korupsi. Lebih. Kemudian kalau kita

lihat bang Karni di daerah-daerah. Tambang-tambang itu bukan milik daerah

sekarang. Kebun-kebun bukan milik rakyat sekarang, karena ketika mereka

Pilkada, ada sponsor. Ada para cokong di situ. Nah ini yang mesti memang kita

harus akhiri sebenarnya. Nah kenapa misalkan logistik itu penting. Jangan sampai

yang maju Pilkada itu tersandra oleh para sponsor. Nah ini kita gak mau.

Walaupun di undang-undang nomor eh 10 tahun 2016 sudah sangat jelas diatur.

Memang sumber dari eh calon kepala daerah itu ada tiga. Dari partai politik atau

gabungan partai politik di pasal 74 ayat 1. Kemudian dari pasangan calon itu

sendiri atau dari perorangan dan badan usaha swasta. Nah kalo perorangan bisa

bantu 75 juta. Kalau badan usaha bisa 750 juta. Nah artinya eh ini ada semacam

keterlibatan masyarakat. Betul tadi kata pak Ustad Khaththath tidak mesti orang

yang kaya harus menjadi calon Pilkada betul itu. Tapi sekarang sangat sulit kita

temui bang Karni. Nah oleh karena itu, kalau tadi mau dijadikan evaluasi bagi

kita. Saya setuju. Kita setuju. Dan di undang-undang no 8 tahun 2016 saya terlibat

juga bang Karni, bahwa Gamawan Fauzi disertasinya adalah pemilihan kepala

daerah melalui DPRD. Dan waktu itu menterinya pak SBY tetapi pak SBY pulang

dari luar negeri mengeluarkan Perpu, mematikan undang-undang yang baru

disahkan berumur 2 bulan. Artinya ya kalo mau ini tanya kepada pak SBY kenapa

dikembalikan ke yang brutal seperti ini Pemilukada.

Ferry Juliantono:

Pertimbangan juga sebenarnya ada kehendak rakyat

Page 211: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Yandri Susanto:

Ya gak itu di luar itu lah. Artinya kalau pun hari ini kita mau evaluasi saya kira

engga ada masalah gituloh. Ya kan. Karena perjalanan bangsa ini harus selalu kita

evaluasi untuk menuju sebuah kebaikan. Nah yang selanjutnya bang Karni, eh

tema kita malam hari ini saya ingin masuk untuk Jawa Timur memang PAN agak

banyak melakukan apa namanya upaya-upaya untuk membentuk poros baru pak

Karni. Kita menghubungi pak Mahfud betul tadi melalui prof Didi. Kita

menghubungi pak Ibnuh, mba Yeni Wahid, banyak yang kita hubungi. Kalau di

internal PAN banyak juga kader kita yang baik. Pak Masfuk itu, kader ketua PAN

Jawa Timur, eh bupati dua periode di Lamongan, ada pak Yoto dua periode di

Bojonegoro, dan banyak lain, Anang Hermansyah, Eko Patrio banyak. Tapi itu

untuk kan untuk posisi wagub, siapa gubernurnya ini yang jadi masalah. Nah,

untuk pa La Nyalla memang pernah ketemu ketua umum, pernah bang Karni. Apa

jawaban bang Dzul waktu itu, kata bang Dzul oke pak La Nyalla. Saya akan tanya

kepada kader-kader PAN di Jawa Timur. Pak ustad Khaththath kader-kader PAN

juga banyak alumni 212 pak. Ya. Kalau kader-kader PAN Jawa Timur mau, maka

kita oke. Nah ditanyalah kepada pak Masfuk, ketua DPP PAN, kepada pak Yoto,

dan lain sebagainya. Kesimpulannya menurut kader-kader PAN itu da karena

memang mekanisme di intenral kami, bukan kami sekonyong-konyong atau

maunya DPP PAN untuk memutuskan si a si b menjadi calon kepala daerah. Tapi

kami tanya, arus bawah atau akar rumput terutama struktur kami yang di bawah.

Nah dari situ keliatannya memang tidak ada yang mendukung pak La Nyalla.

Tidak ada yang mendukung. Jadi kami memang tidak sampai kepada persoalan

teknis misalkan masalah pemenangan dan lain sebagainya. Kemudian kalau tadi

masalah kita ribut masalah eh mahar ataupun biaya memang itu tidak bisa

dihindari untuk pemenangan. Contoh nih, bang Dzul tiga hari yang lalu di Jawa

Timur eh di Jawa Tengah bang Karni. Pertemuan di 6 titik, dengan 16.000 kader

PAN, pengurus aja pak. Pengurus. Nah itu patungan kami. Anggota DPR RI dari

PAN patungan, DPRD patungan. Nah pak Sudirman Said juga ikut nyumbang.

Tapi sumbangan itu bukan untuk bang Dzul, bukan untuk partai. Tapi untuk

kegiatan itu. Biaya konsumsi, biaya gedung, biaya atribut dan lain-lain

sebagainya. Jadi itu memang harus ada biaya, kalau engga ada biaya gimana mau

Page 212: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

berjalan gituloh. Tapi tadi kalau misalkan dikatakan bahwa eh sesuatu yang

menjadi keharusan ketika orang misalkan baik, kemudian punya prosfek bagus,

tidak punya duit langsung ditolak juga kurang pas. Artinya mari eh apa namanya

dua sisi persoalan Pilkada ini harus kita cermati dengan baik. Artinya belum tentu

juga duit itu adalah segala-galanya. Contoh di DKI, Ahok gimana bejibunnya duit,

iya kan? Bisa kalah sama Anies. Nah kira-kira gitu. Tapi banyak juga orang yang

eh tidak punya duit yang banyak juga yang menang. Artinya jangan juga kita

berputus asa seperti bang Fahri Hamzah tadi lah ya kan. Bahwa kita memang ada

yang jelek iya. Eh ada yang baik, banyak. Dari hasil Pilkada langsung. Jadi

evaluasi itu mari kita secara komprehensif. Tidak semua jelek, kita katakan harus

kita berangus Pilkada langsung. Kemudian kita katakan bahwa ini adalah rusak

sistem kita. Tapi mari kita evaluasi dengan baik dengan jernih. Termasuk tadi

komunikasi tad. Kalau misalkan ada komunikasi selama ini yang terhambat mari

kita perbanyak silaturahmi, kan ada maknanya. Ya kan. Dengan adanya Pilkada

ini

Ustad Khaththath:

Insyaallah, kalau saya engga

Yandri Susanto:

Nah

Ustad Khaththath:

Engga ada hambatan

Yandri Susanto:

Ya betul

Ustad Khaththath:

Cuma masalahnya tadi yang kita kecewa itu Jawa Timur bukan masalah mas La

Nyalla. Seandainya nih tiga partai ini ketemu Moreno, apa ketemu Lentu apa

siapa kek namanya kita gak peduli

Page 213: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Yandri Susanto:

Iya itu udah dicoba

Ustad Khaththath:

Iyah

Yandri Ssuanto:

Tad, saya itu rapat sampai jam 4 subuh tanggal 9 pag, tanggal 9. Gak ketemu itu

poros baru itu.

Ustad Khaththat:

Ya tapi gini loh

Yandri Susanto:

Iya kan

Ustad Khaththath:

Kami para ulama

Yandri Susanto:

Jadi kita juga ada mekanisme

Ustad Khaththath:

Kami para ulama menilai ketika partai ini kurang serius melaksanakan amanatnya

Habieb Rizieq. Jadi jangan diplintir bahwa tadi misalnya mas Ferry mengatakan

ini karena calonnya engga, engga terpilih ya jangan apa namanya terus motong.

Engga, kami masbuk, kami engga punya calon sebenernya. Silahkan calon anda.

Cuma kami ingin keseriusannya, kami, supaya apa yang diminta Habieb Rizieq

itu terlaksana. Itu aja sebenernya. Jadi jangan

Karni Ilyas:

Baik

Page 214: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Yandri Susanto:

Ya usaha boleh

Ustad Khaththath:

Jangan salah paham

Yandri Susanto:

Tapikan hasil akhirnya kan harus kita terima juga. Usaha sudah maksimal

Karni Ilyas:

Ya anda terusin yang tadi

Yandri Susanto:

Jadi saya kira eh intinya kalau persoalan Jawa Timur clear bagi kami. Pak eh

bang Karni

Karni Ilyas:

Jadi akhirnya

Yandri Susanto:

Tidak ada, tidak ada pembicaraan uang pak di kami.

Karni Ilyas:

Tidak ada tapi tidak jadi dikasih rekomendasi karena tidak didukung oleh akar

rumput

Yandri Susanto:

Iya betul

Karni Ilyas:

PAN sendiri

Page 215: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Yandri Susanto:

Betul. Walaupun tadi katanya udah ketemu pak Amien Rais. Pak Amien rais itu

orang baik, kalau ketemu orang sama pak Amien pasti diantar ke PAN. Ya tapi

kan kita juga engga bisa ngusung sendiri kan. Kemudian kader-kader di bawah

engga juga mau gituloh. Jadi ini gak bisa juga dipaksakan. Usaha boleh tapi juga

kita kalau misalkan gak berhasil lalu misalkan ngambek, marah itu juga gak

boleh. Gituloh. Inilah proses politik yang harus kita lalui bang Karni.

Karni Ilyas:

Baik. Sekarang PKS. Kenapa coba juga ga kasih rekomendasi untuk pak La

Nyalla ?

Mardani:

Ya, makasih bang Karni. Yang pertama izin sebelum menjawab Jawa Timur eh

menanggapi tentang kondisi terakhir termasuk beberapa pernyataan pak Fahri

Hamzah ya. Yang pertama tentu tidak semua eh politik kita hitam dan gelap yah.

Ini Bagdja, eh Bawaslu kita. Ada banyak usaha yang sudah kita lakukan, agar

politik kita low cost. Contohnya, kalau sudah ditetapkan sebagai pasangan calon,

kampanye di media, iklan semua dicover oleh negara. Dalam hal ini KPU atau

KPUD. Dulu, dari TPS itu dibawa ke kelurahan PPS. Sekarang proses itu tidak

ada. Langsung dibawa ke kecamatan. Karena kami menilai transaksi dan kwot and

an kwot, ruang gelap di kelurahan ini, 77.000 desa dan kelurahan tidak bisa

terkontrol ketimbang 6000. Kita sudah buat ya. Bukan cuma itu, KPUD

berkewajiban menyediakan alat peraga ya. Jadi waktu kampanye apapun kalau

mas Ferry sudah ditetapkan, dibuatkan. Kami serahkan ke KPUD, design-nya

segala macem. Jadi sudah ada perbaikan. KPK dan Polri sudah buat Satgas anti

money politik. Walaupun tetap kami harapkan koordinasi dengan Bawaslu.

Karena selama ini Bawaslu juga gakumdu di bawah Bawaslu ya. Jadi berbagai hal

sudah kita coba. Tetapi memang harus diakui tiga institusi yang punya trust paling

rendah, DPR, politisi, partai politik. Ya ini membuat publik akhirnya merasa gitu

loh. Bagaimana tiga yang terendah ini harus membayar kepada mereka. Akan

sangat baik yang Ustad Khaththath tadi katakan. Dulu, punten Ustad Khaththath,

Page 216: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

zaman Masyumi, itu orang-orang terbaik yang kepilih dan dibiayai oleh kader-

kader Masyumi. Mereka urunan, mereka gabung. Kami di PKS, belum sebaik itu.

Tapi sedang mencoba yang terbaik. Dan ternyata ini bukan cuma pikiran PKS.

Tadi Gerindra berpikir sama. Saya yakin Yandri di PAN juga sama. Saya ngobrol

sama pak Amir Samsudin Demokrat, yang terbaik, partai punya duit, pilih kader

terbaik, dibiayai oleh partai. Abis itu kader terbaik itu bekerja untuk mewujudkan

ideolog partai. Nah kami sedang mencoba ke sana. Makanya bersyukur bang

Karni mengangkat tentang mahar ini. Kalau sikap PKS seder, sederhana untuk

bab mahar ini. Buka semuanya, laporkan semuanya, hukum siapapun yang

melakukan. Ini kan bagian dari residu demokrasi. Kami yakin ke depan mau

Pilkada langsung atau dipilih oleh DPRD, semua akan membaik ketika akhlak

dari kami di partai politik, teman-teman 212 dan mungkin, minta maaf Ustad

Khaththath bukan cuma 212 ya, ada banyak organisasi-organisasi yang lain tuh

mulai tumbuh ideologinya. Kami gembira sekali sekarang, ada kebangkitan. Kelas

menengah lebih aware kepada politik. Umat lebih aware kepada politik. Dulu kan

nganggap, politik buat apa sih, buruk semua. Ternyata, punten lagi-lagi, mas

Anies udah memberi contoh bagaimana ketika umat benar memilih hasilnya juga

baik. Mas Anies sudah memberikan contoh. Tolak reklamasi. Kalau mau duit,

reklamasi luar bisa gitu loh. Nah tetapi ini baru satu contoh yang baik. Masih

banyak contoh-contoh yang buruk. Gak kenapa. Kita terima. Tinggal bagaimana

kita memperbaiki. Makanya temen-temen LSM, bang Effendi semua, terus watch

dog lah, awasi kami. Kritik kami. Kit dan memang akan menjadi baik, tetapi

waktunya memang terus bertahap. Sebenernya kasus mahar politik, nanti kalau

dibuat banyak yang lain-lain. Money politic juga ada. Itu harusnya menjadi

keprihatian bersama ya. Saya kebetulan di komisi II, bareng-bareng sama temen-

temen Bawaslu. Bareng-bareng sama temen KPU sedang mencoba, bagaimana

membuat demokrasi menjadi simpel, murah, bisa betul-betul melahirkan marrige

system. Nah tetapi itu take time. Tapi kita akan maju terus. Makanya apapun yang

terjadi kita akan jalan untuk memperbaiki. Untuk kasus Jawa Timur, memang ya,

PKS, ustad Khaththath eh menawar, memberikan 5 nama, bukan cuma Jawa

Timur ustad Khaththath ya. Kota Bogor ada, eh kota Cirebon ada, bahkan di kota

Cirebon saya aga panjang ini karena kita bener-bener mendengar apa pendapat

Page 217: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

dari para ulama. Ulama bilang jangan ikut belah sini, kami coba ikut. Tetapi buat

kami yang terjadi bukan hal teknis. Tentang pak La Nyalla atau tentang pak sikap

dari temen-temen Gerindra. Tetapi bagaimana kita memang mencoba berpartai

ini, berjihad, berjuang, ayo cintai negeri ini dengan kita yang berpartai. Tampilkan

yang kebaikan yang dengannya mudah-mudahan keluar pesona bahwa kalau

orang berpartai itu dalam berjuang dan dengan berjuang kita coba lakukan

perbaikan melalui domain politik ini. Gitu bang Karni

Karni:

Baik. Terimakasih

Djamal Aziz:

Pak. Pak Karni

Karni Ilyas:

Apa

Djamal Aziz:

Saya mau menyampaikan. Mau menyampaikan surat dari pak La Nyalla

Karni Ilyas:

Kapan ketemu pak La Nyalla?

Djamal Aziz:

Lewat personalnya dia. Karena saya tadi baru turun dari Tegal, ketemu sama

orangnya, disuruh ngambil. Sekarang kan dunia dalam genggaman pak Karni.

Karni Ilyas:

Ya tapi asal jangan palsu aja itu surat

Djamal Aziz:

Oh tidak. Kita pertanggungjawabkan. Iya toh. Bapak bisa baca

Page 218: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Karni Ilyas:

Iya. Baca sendiri. Coba

Djamal Aziz:

Percaya kalau saya yang baca

Karni Ilyas:

Coba lihat dulu

Djamal Aziz:

Ah begitu dulu dong gituh. Eh nanti nanti katanya gak dibaca utuh. Gituh. Lihat

dulu. Ndak. Ndak banyak itu. Cuman anunya mungkin printsnya jaraknya jauh-

jauh. Ya poin harus amanat semua. Iya.

Karni Ilyas:

Gak ada tanda tangannya loh

Djamal Aziz:

Oh iya

Karni Ilyas:

Ya tapi saya percaya dia

Djamal Aziz:

Oh ya terimakasih pak Karni. Jadi yang pertama, surat ini ditujukan ke bung

Karni Ilyas. Assalamualiakum warahmatallahi wabarakatuh. Saya mohon maaf

tidak bisa hadir di acara ILC, karena bersamaan dengan agenda yang telah

terlebih dahulu harus saya hadiri. Maka saya mohon, agar kiranya dapat dibacakan

pernyataan tertulis saya. Penyataan tersebut dibawa oleh kolega saya, saudara

Djamal Aziz. Saya sendiri sekarang. Ya. Yang mengetahui persis perjalanan

ikhtiar politik saya untuk mencalonkan diri di Pilgub Jawa Timur. Ya.

Terimakasih bung, (ini kepada pak Karni). Pernyataannya:

Page 219: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Selasa, 16 Januari klarifikasi: a) Saya tidak pernah mengatakan secara langsung

bahwa Prabowo memalak saya. Kalimat itu adalah judul dari media. b) Tidak

pernah pula saya mengatakan Prabowo meminta uang mahar. Ada oknum

pengurus partai yang menemui saya menjanjikan mengurus rekomendasi. Ini di

tingkat fakta. b) Oknum tersebut meminta sejumlah fasilitas pribadi kepada saya.

c) Oknum tersebut meminta sejumlah dana untuk beberapa keperluan yang tidak

perlu saya rinci. Karena hanya membuka aib orang. Total yang saya keluarkan

kepada oknum tersebut kurang lebih 7 miliar. Yang terdiri dari 5 miliar koma 900

(5,9 m), dan beberapa kali pengeluaran sekitar 1,1 miliar. Ketua DPD Gerindra

Jatim dalam membicarakan melalui telpon dengan tim saya, menyampaikan agar

disiapkan dana sekitar 170 atau 150 miliar, akan dibawa ke Prabowo dan akan

diurus rekomendasi calon gubernur. Sekaligus akan diurus ke partai koalisi

lainnya. e) Saya ketika dipanggil Prabowo diminta untuk menyiapkan,

menyerahkan dana saksi 40 miliar. Di kisaran tanggal 20 Desember. Saya tidak

setuju, karena saya hanya bersedia menyiapkan dan menyerahkan dana saksi dan

dana pemenangan setelah resmi sebagai calon gubernur di KPU. Karena itu saya

sudah membuka cek 70 miliar yang akan bisa cair setelah saya resmi menjadi

calon gubernur. f) Akhirnya saya diberi surat tugas oleh Prabowo untuk mencari

sendiri partai koalisi dan diberi waktu 10 hari. g) Semua fakta tersebut tercatat,

ada saksi, dan sebagian ada bukti otentik. Baik berupa kwitansi, tanda terima,

maupun rekaman chatting dan telpon. Harapan pak Nyalla; a) Saya berharap

kepada semua stakeholder politik dan akademisi untuk mengambil pelajaran

berharga dari fenomena politik rekomendasi partai di Indonesia untuk kemudian

menyusun rumusan perbaikan sistim, tata kelola dan model. b) Saya berharap,

MPR dan DPR melakukan evaluasi kebijakan dan evaluasi peraturan perundangan

terkait dengan partai politik dan kontestasi pemilihan kepada daerah. c) karena

politik biaya tinggi cenderung menghasilkan perilaku koruptif bagi pemenang dan

kerugian material bagi moril, baik materil kepada yang kalah. d) Terhadap internal

partai Gerindra, saya berharap badan pengawas dan etik partai melakukan

tindakan terhadap oknum-oknum partai dan orang dekat ketua umum yang

terbukti melakukan tindakan yang merugikan partai. Sikap secara pribadi saya

tidak akan terlibat dukung-mendukung pasangan calon Pilgub Jatim. Saya

Page 220: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

memilih puasa politik dengan tetap melakukan konsolidasi dengan para

pendukung dan relawan saya untuk menyongsong Pileg dan Pilpres 2019. Catatan

tentang pembukaan posko, pengaduan korban gagal rekom adalah inisiatif para

aktivis yang mendukung sikap saya untuk membuka permasalahan ini ke publik.

Bukan inisiatif pribadi saya, karena saya dalam posisi menyetujui saja usulan dan

gagasan yang diinisiasi para aktivis tersebut. Ini surat saya serahkan kepada pak

Karni.

Karni Ilyas:

Oh sekretaris

Djamal Aziz:

Ya. Kalau saya diberikan kesempatan untuk komen pak Karni dari surat ini.

Karni Ilyas:

Ko komen

Djamal Aziz:

Mustilah. Masa cuma nganter surat. Emang tukang pos saya. Jahat amat pak

Karni. Ya toh. Jadi begini pak Karni, saya memang dari tadi tidak boleh masuk.

Tapi saya nonton semua apa yang disampaikan dari pertama, pak Effendi Ghazali

sampai terakhir pak mardani. Semuanya ini niatnya benar. Niatnya benar. Tapi

hasilnya belum tentu baik. Padahal kalau benar itu pasti hasilnya baik. Maka saya

melihat, saya sebagai temannya Nyalla, sahabat saya. Saya mengerti dan

memahami semua situasi yang dirasakan oleh saudara Nyalla. Bahwa ini akibat

kesalahan sistem. Kesalahan sistem. Jadi harus berani DPR MPR mengkaji sistem

ini. Tadikan semua ngakuin nih. Sistemnya yang salah. Pak Fahri tambah

menggebu ini sistemnya yang salah. Sudah tau salah ko diterusken. Sudah tau

bukti sudah ada. 361 kepala daerah, 18 provinsi, 343 kabupaten kota. Loh kok

diem. Ini yang harus kita, saya terimakasih sekali pak Karni memberikan ruang

kepada ILC. Ini apa yang dilakukan mudah-mudahan sistem yang ke depan bisa

lebih baik. Ini kan kalau saya, saya pribadi sepertinya ini rasa demokrasi

Page 221: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

pancasila, tapi racikannya, racikan liberal. Ya racikan liberal ya toh. Jadi

keliatannya demokrasinya pancasila, tapi racikannya liberal. Loh bagaimana kalau

mau enak tapi racikannya liberal. Ya ndak mungkin. Sangat mustaha itu. Ah ini

harus sistem yang harus dirobah, kalo tidak mau merubah sistem sangat susah.

Sangat susah pak Karni.

Karni Ilyas:

Usul ditampung

Djamal Aziz:

Hah usul ditampung. Ya toh. Musti. Harus ditampung wong ini disaksikan oleh

orang seluruh Indonesia kok. Bagaimana ndak ditampung ya toh. Jadi karena

racikan liberal maka seharus anak negri ini khususnya yang sekarang duduk di

DPR, di MPR, memberanikan diri, menginisiasi, menginisiatifi untuk merobah

sistem ini. Karena perintah undang-undangnya cuman satu yang boleh dipilih

langsung itu presiden. Yang lainnya ini kan karena euforia. Mohon maaf pak

Karni saya kasih analog. Ini demokrasinya industri, kalau industri musti pakai

vulus. Mahh harus vulus. Al vulus yoh yan nufus. Ah ma iya toh. Barang kasar

jadi alus. Mafi vulus, mampus. Hah, itu yang terjadi. Jadi kalau ini tetep

dipertahankan, bengkok, negeri ini bengkok nanti. Kasian anak-anak kita.

Demokrasinya industri pak Karni. Apa yang terjadi dari 98 ke sekarang ini, saya

analogkan, yang kemarin 98 itu anak jin, bapak jin, kawan jin, family jin, dalam

botol. Ditutup, cret. Semua nurut keputusannya. Begitu 98, di buka ini botol jin

ini. Wurrrrrrr. Keliling sekarang, kemana-mana. Mungkinkah ini anak dan

family-nya jin ini dikembalikan ke botol? Ndak mau. Wong sudah nyaman ko.

Karni Ilyas:

Susah

Djamal Aziz:

Susah. Satu-satunya jalan harus mantra yang dibuat dengan baik. Mantranya itu

adalah di konstitusi. Yah kebetulan di sini ada dua wakil ini, wakilnya rakyat, pak

Page 222: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Yandri sama pak Mardani. Apalagi pak Mardani kemarin pidatonya “saya mau

ganti pemerintah yang akan datang”. Hah ndak usah begitu, peraturan dulu.

Pemilihan tetap dilaksanakan. Kalau Bawaslu, duduk diem ketawa-ketawa saja

dia. Kalau saya bisa sidik ya, ya saya sidik. Gak bisa saya sidik, ya saya duduk

tambah wewewe...tambah seger ini kan gitu. Jadi gitu pak Karni.

Karni Ilyas:

Ya udah.

Djamal Aziz:

Saya pikir ini harus segera. Pak Karni punya dosa dan punya ganjaran. Kalau ini

bisa terealisasi, orang yang paling menerima ganjaran terbesar adalah pak Karni.

Tapi kalau tidak terealisasi, orang paling banyak menanggung dosa juga pak

Karni. Ya karena ini faktan, ini adu domba. Jadi saya minta kejadian ini berhenti

sampai di sini. Kita ke depan kita pikirkan anak negeri bagaimana lebih baik ya.

Cocok itu. “apa musti apa, duduk di sebelah ini tapi bisik-bisik terus ini.

Berbahaya ini kawan ini”

Karni Ilyas:

Ya udah dong.

Djamal Aziz:

Jadi saya punya keyakinan, saya berkeyakinan pak Nyalla dan pak Prabowo

insyaallah bisa duduk bersama. Insyaallah. Iya. Ini bangsa paling gampang islah.

Woo bangsa islah. Cuman kebetulan kemarin itukan karakternya pak Prabowo

begitu, pak Nyalla begitu. Meletup sama-sama. Seperti mercon tahun baru. Duar

duar duar aja. Mana yang mau dipadamkan ndak bisa. Tapi tahun barunya selesai,

merconnya abis. Aahhhh

Karni Ilyas:

Ya ya udah udah.

Page 223: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Djamal Aziz:

Ya kita islah ya. Jadi begitu lah pak Karni. Kita berdoa mudah-mudahan pak

Karni panjang umur bisa memperkrasai hal-hal yang seperti ini. Ya. Bisa

menanggung, bisa memperbaiki yang anak negeri ini. Demikian yang bisa saya

sampaikan pak Karni

Karni Ilyas:

Baik

Djamal Aziz:

Hadana wayakum ihdinassyiratal mustakim. Assalamualaikum warahmatallahi

wabarakatuh.

Karni Ilyas:

Waalaikumsalam. Ini tukang pos lebih lama dari panelis gimana. Kita rehat

sebentar.

SEGMENT 6

[LIVE]

Karni Ilyas:

Pemirsa, sampai kita di ujung acara. Sekarang saya minta pendapat pakar pidana

soal sanksi pidana dari apa namanya, mahar politik

T. Nasrullah:

Jadi gini, kalau kita lihat di undang-undang Pemilu bang Karni ya

Karni Ilyas:

Iya

Page 224: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

T. Nasrullah:

Begitu saya buka undang-undang Pemilu itu hampir 100 pasal mengatur pidana

tentang Pemilu. Banyak bener. Jadi kalau kita lihat undang-undang organik yang

paling banyak mengatur pidana ini undang-undang pemilu. Nah kemudian saya

coba cari kaitan yang terkait dengan diskusi judul diskusi malam ini. Ternyata

yang saya melihat itu ada istilah mahar politik yang kita gunakan. Nah mahar

politik ini, kita harus mencoba memahami dulu apa makna mahar politik yang

selama ini kita isukan. Nah ada yang dalam konteks pertama adalah sumbangan

ke per ke parpol untuk digunakan sebagai biaya operasional dalam rangka

pemenangan calon tersebut. Yang kedua adalah upeti, jadi mahar pemilih itu

dimaknai dalam rangka upeti atau setoran kepada parpol atau orang-orang tertentu

agar si pemberi upeti dijadikan calon kepala daerah dalam Pilkada itu. Nah eh

sekarang makna yang mana yang ingin kita gunakan. Kedua-dua makna itu

termasuk kategori pidana, atau hanya makna kedua saja. Bahwa pemberian, kalau

kita lihat pasal 47 tidak menggunakan istilah mahar. Tetapi menggunakan

pemberian imbalan atau penerimaan imbalan. Nah tapi dalam konteks yang

manakah penerima imbalan atau pemberi imbalan itu yang masuk kategori yang

disalahkan. Apakah dalam konteks pencalonan ansih, atau termasuk biaya dalam

rangka biaya dana operasional untuk pemenangan pemilu. Nah eh saya ingin

ceritakan ada sebuah kasus yang pernah masuk ke kantor saya. Bahwa orang

tersebut ingin menuntut sebuah parpol tertentu. Ada salah satu calon ini ditingkat

kabupaten. Hasil survey partai tersebut, calon itu mempunyai elektabilitas

tertinggi. Bisa mencapai 70 %. Oleh karena itu dilamar lah oleh parpol tersebut

untuk menjadi calon, tapi dia tidak perlu bayar apapun. Namun orang itu gak mau.

Mendaftarkan, mendaftarlah calon lain ke parpol tersebut. Parpol itu mengatakan

saya tidak bisa angkat citra kamu, untuk bisa memenangkan elektabilitas itu.

Kalau tidak ada biaya-biaya yang kita perlukan di dalam rangka mengangkat

nama kamu. Termasuk spanduk dan lain-lain dan segala macam. Nah orang ini

merasa kecewa. Akhirnya datang ke kantor saya ingin menuntut parpol itu. Tapi

setelah saya sampaikan diskusi kemudian saya ajukan pertanyaan-pertanyaan

kepada parpol tersebut. Kemudian eh pengurus parpol itu bersedia menerima saya.

Dijelaskan bahwa memang bener pak Nas, kami minta yang bersangkutan

Page 225: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

menyediakan dana itu. Kalo ga kami tidak bisa ngangkat. Kami mencalonkan

sesuatu, seseorang yang bagi parpol perlu kita menang. Kalau kalah nanti, kalau

ga ada biaya, ga ada elektabilitasnya, ga ada bagaimana kami mengangkat. Berarti

kami bunuh diri. Lebih baik kita pilih calon lain. Nah nah itu persoalan-persoalan

yang ada di dalam politik eh perpolitikan kita. Karena itu saya, saya sependapat

dengan pemikiran-pemikiran tadi bahwa sistim politik harus dibenahi. Kalau

engga, kita tidak bisa mengangkat keterpurukan ekonomi dan pembangunan.

Karena apa, sebagian besar uang negara ini, dibakar dan disobek-sobek untuk

kebutuhan keperluan Pemilu dan Pilkada. Kita boleh menggunakan istilah apapun,

saya mengatakan ini dibakar dan disobek-sobek untuk kepentingan ini. Nah

kemudian, saya merujuk kepada tadi, orang memberikan uang. Seseorang

memberikan uang ke parpol ada motivasi. Motivasinya apa? Kembali ke

pertanyaan tadi. Apakah motivasinya agar dia diterima sebagai pencalonan. Atau

dia, memberikan uang ke parpol dalam rangka parpol tersebut mempersiapkan

mesin politiknya agar dia bisa dimenangkan. Begitu juga parpol yang menerima

uang. Ada motivasi dari penerimaan uang. Apakah untuk kepentingan parp,

pribadi pengurus tersebut atau dalam rangka menyiapkan mesin politik. Karena

hukum pidana tidak bisa bergerak tanpa motivasi dari si pelaku itu. Nah kemudian

tadi ada yang menarik bahwa ada rekaman pembicaraan. Hati-hati loh, rekaman

pembicaraan yang kita gunakan, yang kita rekam dari pembicaraan orang lain.

Saya ngobrol-ngobrol tadi dengan pak Djamal, kemudian saya rekam tanpa seizin

beliau. Itu masuk dalam ranah yang diatur dalam undang-undang ITE. Jangan

sembarangan menggunakan itu. Saya ingatkan maaf ke pak Daniel yah. Saya

ingatkan pak Daniel, mohon hati-hati merespon ajakan pak Faizal untuk ke

Bareskim membawa rekaman itu. Saya hanya menyampaikan sebuah peringatan

hukum bahwa ini tidak tertutup kemungkinan akan berbalik ketika anda merekam

pembicaraan orang lain yang tanpa izin dari orang tersebut. Saya tidak bermaksud

untuk menyampaikan hal negatif tapi memberi, memberi sebuah masukan hukum.

Nah warning disitu. Nah kemudian, saya juga mengingatkan hati-hati ketika kita

mengatakan ada persekongkolan apalagi menyebutkan nama orang. Kalau itu

sebuah asumsi tok, tuduhan seperti itu nanti kita bisa diminta pertanggungjawaban

oleh hukum pidana. Baik perdat, pidana maupun perdata. Kecuali kita bisa

Page 226: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

membuktikan dan bukti itu tidak terbantahkan. Tapi kalau itu hanya sebuah rang,

asumsi-asumsi yang kita rangkai sedemikian rupa, hati-hati dalam hukum pidana.

Nah saya berbicara ini karena pak Karni meminta saya melakukan analisis

terhadap hukum pidana dalam persoalan ini. Nah kemudian tadi juga saya

mendengar narasumber, mungkin tidak dalam kapasitas saya, yang menyatakan

bahwa sebaiknya kembali kepada rezim sejarah masa lalu. Pemilihan Pilkada itu

lewat DPRD saja. Sejarah masa lalu juga menyatakan bahwa lewat DPRD juga

ada persoalan politik. Pada bahkan, saya tahu di daerah saya. Pada malam terakhir

pencalonan, berubah kontelasinya sehingga orang yang sudah eh ditetapkan awal

berubah pihak, kepada pihak lain. Nah kemudian, eh saya juga mengingatkan

bahwa tadi disampaikan bisik-bisik oleh pak Djamal nih. Pak djamal ini

merupakan bintang malam ini yang bisa membuat bang Karni terdiam tadi.

Benar-benar pak Djamal ini, tadi bilang-bilang pak Nas katanya. Kalau ngomong

jujur, begitu banyak partai politik di Indonesia ini, hanya satu partai saja, tapi saya

gak mau nyebutkan nam, partai apa yah. Yang tidak perlu biaya untuk saksi.

Karena kader-kadernya bekerja dengan suka rela, dan turun sistemnya sampai ke

bawah. Ini kata pak Djamal. Cuma pak Djamal saya tanya, partai apa? Dibisikin

kepada saya tapi jangan ngomong-ngomong nanti dianggap kampanye kata dia.

Nah kemudian, terakhir kepada masyarakat saya sampaikan bahwa, ketika kita

melihat penyerang di sebuah pertandingan sepak bola. Bahkan pembela back yang

menjadi back yang begitu getol. Hati-hati kita mencermatinya. Karena tidak

tertutup kemungkinan penyerang maupun pembela yang berada di garis back itu

adalah oarang-orang yang berharap memperoleh tanda bintang mahaputra. Oleh

karena itu, baik penyerang maupun pembela. Kita cermati dengan cerdas saja.

Jangan emosional, jangan marah. Biarkan itu berjalan, dan kita harus lebih cerdas

daripada penyerang dan pembela itu dalam mengamati dan bersikap. Demikian

bang Karni.

Karni Ilyas:

Baik, makasih. Sekarang terakhir, pak Rahmat Bagja dari Bawaslu

Page 227: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Rahmat Bagja:

Ya, terimaksih bang Karni

Karni Ilyas:

Sejauh mana udah yang terkumpul dan apa hanya satu kasus? Atau banyak

pengaduan?

Rahmat Bagja:

Iya

Karni Ilyas:

Karena saya dengar daerah-daerah

Rahmat bagja:

Mulai

Karni Ilyas:

Ada walikota ada bupati

Rahmat Bagja:

Sejauh ini, ada tiga yang mulai eh kita klarifikasi. Jadi untuk mengklarifikasi juga

pernyataan dari pak Faizal, pertanyaan apakah kami ikut dalam genderang politik

atau satu tidak. Karena yang jelas pada saat kita melihat press confers-nya pak La

Nyalla itu terjadi pada proses pencalonan. Jadi kita punya kewenangan untuk

mengawasi tahapan pencalonan. Tahapan pencalonan sudah mu, dibuka dan

ditutup pada 10 Januari lalu. Oleh sebab itu, Bawaslu Jawa Timur berinisiatif

kemudian untuk melakukan undangan klarifikasi kepada pak La Nyalla untuk

menjelaskan apakah betul yang dipress confersikan pada beberapa hari yang lalu.

Kemudian undangan klarifikasi ini telah dilayangkan pada hari senin yang lalu,

kemarin pak La Nyalla tak bisa datang, beliau menitipkan surat bahwa sedang ada

di Jakarta. Kemudian kami undang kembali untuk hadir pada besok hari oleh

Bawaslu Jawa Timur. Kenapa Bawaslu Jawa Timur? karena penanggungjawab

Page 228: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Pilkada ada pada setiap Bawaslu daerah kabupaten kota dan provinsi. Bawaslu

Indonesia adalah penanggungjawab terakhir jika masalah tidak bisa diselesaikan

oleh teman-teman di kabupaten kota dan Bawaslu provinsi. Dan kemudian apakah

ini termasuk dalam mahar atau tidak, kami hanya menjelaskan bahwa adanya

indikasi-indikasi, dan belum, belum kita jadikan temuan. Karena ada dua proses

dalam pidana Pemilu di Bawaslu untuk Pilkada dan Pemilu. Pertama laporan,

kedua temuan. Temuan ini didapatkan oleh pengawas kami di lapangan

sedangkan laporan didapatkan oleh dari masyarakat. Nah kemudian, yang kami

lihat ada indikasi kemungkinan melanggar pasal 47. Partai politik atau kumpulan

parpol dilarang menerima imbalan. Imbalan kan dalam bentuk apapun, dalam

bentuk apapun. Dan ini kemudian, sebenarnya pasal 47 undang-undang 8 tahun

2015 tentang Pilkada. Yang kemudian dirubah, diubah, kemudian undang-undang

no 10 tahun 2016 yang menambahkan sanksi pidananya. Sanksi pidananya dulu

gak ada sanksi pidananya. Sekarang ditambah dengan sanksi pidana pada undang-

undang 10 tahun 2016 yang menyatakan “setiap anggota partai politik, atau

anggota gabungan partai politik yang dengan sengaja melakukan perbuatan

melanggar hukum, menerima imbalan dalam betuk apapun dalam proses

pemilihan gubernur, dalam proses pencalonan gubernur, wakil gubernur, bupati

dan wakil bupati, dan wakil walikota sebagaimana dimaksud dalam pasal 47 ayat

1 dipidanakan paling singkat 36 bulan dan paling lama selama 72 bulan dengan

denda paling lama sedikit, paling sedikit 300 juta dan paling banyak 1 miliar. Dan

kemudian pasal 47 ayat 6 juga ada penambahan sanksi. Setiap partai politik atau

gabungan partai politik yang terbukti menerima imbalan sebagaimana dimaksud

pada ayat 1 dikenakan denda sebesar 10 kali lipat dari nilai imbalan yang

diterima. Nah itu harus hati-hati. Akan tetapi pembuktiannya sulit. Kenapa? Harus

melalui proses di peradilan pidana. Peradilan pidana yang harus sampai dengan

inkrah sampai dengan final, harus ada final and mainding. Jadi tidak bisa

kemudian kita sanksi tapi tidak ada pembuktian di peradilan. Nah oleh sebab itu,

ini yang kemudian kami meminta kepada para panwaslu di eh di daerah untuk

kemudian mengawasi seluruh proses tahapan. Ketika kita berani melakukan

undangan klarifikasi, munculah kasus Cirebon, munculah kasus Palangkaraya.

Dan kemudian akan muncul kasus-kasus yang lain. Dan ini juga merupakan

Page 229: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

masukan nanti kepada eh bapak kita disamping kiri saya ini pak Mardani dan pak

Yandri untuk kemudian melakukan koreksi terhadap undang-undang atau atau

penambahan atau bagaimana terserah temen-temen di DPR. Karena kami sebagai

pelaksana undang-undang. Kemudian apakah ini bisa masuk ke dalam temuan,

belum bisa. Karena sampai sekarang pak La Nyalla belum memenuhi undangan

kami. Kami mana bisa kemudian, meneruskan kemudian memeriksa alat bukti

jika orang yang, yang mengeluarkan statement juga tidak bisa kami, kita periksa.

Nah inilah yang kemudian jadi pr kita bersama untuk jangan sampai nanti orang

dengan gampang menuduh partai a terima imbalan. Saya punya buktinya-

buktinya, tapi tidak melakukan klarifikasi terhadap bukti tersebut. Nah inilah kita

jaga marwah partai politik, marwah juga Pilkada kita, agar sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Kalau tadi bicara masalah molar, moral, kami

juga melakukannya dengan penuh integritas. Kalau kita mau santai-santai saja

selesai. Gak usah kita panggil, gak usah kita klarifikasi. Selesai, oh iya ini jadi

perbincangan di masyarakat iya, tapi gak ada tindakan. Ya seperti itulah, kalau

kita penyelenggaran pemilunya santai-santai saja, integritasnya bermasalah, kasus

ini akan dibiarkan. Akan tetapi dengan pencarian alat bukti yang sulit pun kita

undang dulu pak La Nyalla.

Karni Ilyas:

Kalau gak mau datang?

Rahmat Bagja:

Kalau bened dijelaskan

Karni Ilyas:

Bukan. Ada eh unsur pemaksa ga? Atau

Rahmat Bagja:

Oh gak bisa. Karena, karena kalau unsur pemaksanya eh kami tidak bisa karena

Bawaslu bukan kemudian bisa memanggil orang seperti Polisi, kecuali kami

dapatkan temuan, temuannya itu bisa di bicarakan dengan eh centragakumdu, usut

Page 230: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

Bawaslu. Berbeda dengan centragakumdu usut Pemilu, nih aga beda nih.

Sekarang di Pemilu kalau eh di Pemilu itu ada dibawah kendali Bawaslu. Tapi

Pilkada, itu di bawah kendali organisasi institusi masing-masing. Bawaslu, polisi,

dan kejaksaan mempunyai kendalinya masing-masing. Oke di kami jadi temuan,

tapi belum tentu oke di Polisi. Kami hanya punya waktu tiga plus dua, tiga hari

plus dua untuk mengungkapkan mendapatkan temuan alat bukti. Kemudian kami

serahkan ke polisi, polisi punya waktu tujuh hari plus tujuh hari, 14 hari.

Kemudian kalo ini sudah jadi alat bukti menurut polisi bisa

dipertanggungjawabkan, masuk lagi ke kejaksaan. Jadi prosesnya masih panjang.

Karni Ilyas:

Ya kalo gitu DPR waktu kasih wewenang itu setengah hati namanya.

Rahmat Bagja:

Bawaslu lebih kuat di undang-undang pemilu, di undang-undang Pilkada memang

aga sulit. Karena prosesnya tidak dibawah kendali Bawaslu. Sekarang di Bawaslu

untuk pidana pemilu khusus untuk pidana pemilu yang nasional yang pemilu

legislatif dan presiden, kendali jaksa dan polisi ada di bawah Bawaslu. Sedangkan

di Pilkada tidak. Dan ini belum dirubah. Belum diubah oleh temen-temen di DPR.

Karni Ilyas:

Gak disesuaikan yah?

Rahmat Bagja:

Iyah.

Karni Ilyas:

Belum disesuaikan?

Rahmat Bagja:

Betul. Begitu pak Karni. Dan ini juga jadi keprihatinan kami bersama agar jangan

sampai kami memang tidak punya eh pemanggilan paksa dan akan tetapi ini

Page 231: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

bentuk pencegahan. Yang diberikan kepada kami, fungsi ini diberikan menurut

undang-undang nomor 7 tahun 2017 secara jelas oleh eh pemberi undang-undang

bahwa kami mempunyai fungsi pencegahan. Oleh sebab itu pencegahan adalah

kalau dalam kita liat pengawasan, pengawasan terdiri dari pencegahan dan

penindakan. Ini kita akan lakukan sekarang dan kita lakukan sekarang dalam

bentuk pemanggilan terhadap undangan, undangan klarifikasi bukan panggilan.

Kalau panggilan sudah berbeda. Ini undangan klarifikasi. Ini.

Faizal Assegaf:

Jadi kalau kita lihat eh pernyataan Bawaslu kemudian kan diikuti surat, saya

dikirim suratnya. Sesudah ada opininya. Maka saya bilang potensi politik itu ada.

Jadi malam ini atas nama pak La Nyalla saya mengatakan, ruang klarifikasi itu

sementara lagi berjalan karena ini kader dengan eh pak La Nyalla ini kader. Tadi

udah ada jawaban kan dikelola secara internal ya. Maka mahkamah partai bekerja.

Yang kedua soal rekaman tadi.

Karni Ilyas:

Tunggu dulu tunggu dulu, ini udah selesai belum?

Rahmat Bagja:

Sudah pak sudah. Ini yang akan kami lakukan. Undangan klarifikasi, karena kan

bukan laporan

Faizal Assegaf:

Soal rekaman sih kita ya pak Karni

Karni Ilyas:

Hah?

Rahmat Bagja:

Karena bukan laporan pak. Kalau laporan kalau temuan itu prosesnya panjang.

Pengawas, untuk pengawas. Kami juga tidak bisa kemudian mengada-ada untuk

Page 232: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

panggil semua orang. Tidak bisa. Kami harus ada bukti pertama dulu. Buktinya

kita tidak pegang. Sampai sekarang tidak kita pegang.

Karni Ilyas:

Baik

Rahmat Bagja:

Ini yang harus kita lakukan. Kalau bisa datang, kalau tidak ya, ya jangan buat

statement yang bermasalah. Atau diselesaikan di partai sendiri. Jangan kemudian

di, di ruang publik. Menurut saya.

Karni Ilyas:

Baik.

Rahmat Bagja:

Ya

Faizal Assegaf:

Pak Karni saya tambah sedikit. Soal rekaman tadi itu saya luruskan jangan sampai

salah. Rekaman itu kan terbuka kan sama pak Daniel sama pihak DPD Jawa

Timur ya. Pengertian saya membawa itu ke Bareskim karena ada pernyataan dari

DPD Jawa Timur yang meragukan itu bukan suaranya. Kalau dia ragukan, kami

dari progres 98 akan bawa itu ke Bareskim. Untuk uji digital forensik. Tapi ko

malam ini meliat

Rahmat Bagja:

Engga ini kasus. Belajar dari kasusnya pak Setia Novanto ini pak. Di pada

putusan MK yang memang melarang untuk itu. Kalau tidak salah bang eh bang

Nasrullah bisa menjelaskan. Karena un eh harus dilakukan oleh penegak hukum.

Itu kasusnya pak Novanto yang meng uji materil kepada Mahkamah konstitusi.

Karni Ilyas:

Ga itu papa minta saham itu gak itu bukan

Page 233: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

T. Narsullah:

Ga saya tidak akan menjelaskan itu, hanya saya ingin katakan bahwa merekam itu

saja sebuah larangan. Ya. Apalagi rekaman itu anda gunakan untuk menyerang.

Mas, sebuah rekaman saja anda gunakan untuk membela diri saja sudah tidak

bisa. Apalagi rekaman itu anda gunakan ya menyerang. Jadi saya ingatkan saja

bahwa itu sudah ada putusan MK. Dan hati-hati dalam, dalam menggunakan

rekaman yang tanpa izin dari pihak itu. Anda bersentuhan dengan undang-undang

ITE. Saya hanya memberikan masukan

Karni Ilyas:

Baik. Cukup saya kira. Pemirsa sampailah kita di ujung acara. “Dalam politik

tidak ada yang kebetulan, kalau pun terjadi seperti kebetulan. Sebenarnya itu

sudah direncanakan” kata Franklin Roosevelt, presiden Amerika. Kita ketemu

ILC mendatang.

Page 234: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya
Page 235: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya
Page 236: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN MAHAR POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43757/1/DEDE USWATUN... · politik pada Pilkada serentak 2018 ini. Diantaranya

DOKUMENTASI