ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN...

92
ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN RHYME AND BLUES KARYA REGINA SAFRI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Andika Febriana 1111051000089 JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2018 M  

Transcript of ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN...

Page 1: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN RHYME AND

BLUES KARYA REGINA SAFRI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Andika Febriana

1111051000089

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2018 M

 

Page 2: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

i

 

Page 3: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

ii

 

Page 4: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

iii

 

Page 5: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

iv

ABSTRAK

Andika Febriana

Analisis Semiotik Foto dalam Buku Orangutan Rhyme and Blues karya

Regina Safri.

Sebuah foto merupakan salah satu karya visual yang dapat menyampaikan

sebuah pesan dalam bentuk gambar, tanpa adanya proses manipulasi atau

rekayasa. Kerusakan hutan Indonesia khususnya yang terjadi di wilayah

Kalimantan dan Sumatera, dalam beberapa puluh tahun terakhir terus menjadi

sorotan. Adanya gambaran atau informasi tersebut tidak hanya dapat diketahui

dengan berita tulisan saja, tetapi juga sebuah gambar atau foto dapat memberikan

informasi tambahan bagi masyarakat mengenai kondisi suatu wilayah. Melalui

sebuah buku berjudul Orangutan Rhyme and Blues, Regina Safri atau yang akrab

disapa rere ini menampilkan bagaimana kondisi orangutan setelah rusaknya hutan

di Indonesia.

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan pendekatan

kualitatif. Foto-foto yang dikaji dalam penelitian ini menggunakan analisis

semiotika Roland Barthes. Metode ini memberi titik tekan pada makna denotasi,

konotasi, dan mitos. Selanjutnya, penulis memperkaya temuan makna dengan

mengarakannya pada permasalahan orangutan.

Dari data yang dikaji melalui semiotika Roland Barthes, diperoleh

beberapa data, yakni: analisa makna denotasi yang memberikan gambaran kepada

masyarakat mengenai kondisi orangutan dan habitatnya, khusunya yang berada di

wilayah Kalimantan dan Sumatera. Dari analisa makna konotasi mengungkapkan

bahwa luasnya perkebunan kelapa sawit sama halnya dengan rusaknya hutan yang

merupakan tempat tinggal bagi ratusan spesies makhluk hidup termasuk

orangutam. Dari analisa mitos, diketahui bahwa perubahan alam yang terjadi di

wilayah Kalimantan dan Sumatera merupakan hasil perbuatan manusia. Hal ini

tentunya menjadi pengingat bagi kita agar tidak melakukan kerusakan di muka

bumi, sesuai dengan apa yang telah di firmankan Allah SWT.

Atas hasil penelitian ini kembali menunjukan bahwa fotografi dokumenter

mampu mengungkapkan objektifitas dalam fenomena yang terjadi di masyarakat.

Foto-foto yang terdapat di dalam buku ini juga bukan sekedar muncul tanpa

makna, tetapi juga terdapat pesan mengenai orangutan di Indonesia yang masih

bejuang untuk dapat dilepasliarkan. Terlebih lagi foto-foto dalam penelitian ini

memiliki kesinambungan dengan apa yang terdapat dalam ayat-ayat suci Al-

quran, dalam artian foto bukan hanya mampu menjadi sarana komunikasi tetapi

juga dapat dijadikan media berdakwah. Melalui foto-foto yang ditampilkan,

diharap juga menjadi salah satu kontribusi para fotografer dan masyarakat untuk

bersama memperjuangkan nasib orangutan.

 

Page 6: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta

salam juga tak lupa penulis curahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad

SAW dan para keluarga, para sahabat, juga kita sebagai pengikutnya, semoga

kelak akan mendapatkan Syafa’at di Yaumul Akhir.

Syukur alhamdulillah penulis bisa menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Analisis Semiotik Foto dalam Buku Orangutan Rhyme and Blues karya Regina

Safri”, yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Strata

1 (S1) di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Secara khusus penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada orangtua

penulis, yaitu ibunda Murwati dan ayahanda Eko Sukarno yang senantiasa

memberikan semangat dan kasih sayangnya. Semoga mereka selalu dalam

lindungan Allah SWT.

Selama dalam masa penelitian, penyusunan, penulisan sampai masa

penyelesaian skripsi ini penulis menyadari banyak dibantu dan diberi arahan oleh

berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada:

 

Page 7: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

vi

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Arief

Subhan, M.A. Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Suparto, M. Ed,

Ph.D. Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Drs. Jumroni, M.Si,

serta Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, H. Sunandar, M.A.

2. Ketua jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Drs. Masran dan Sekertaris

jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Drs. Fita Faturohmah, yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk sekedar berkonsultasi dan meminta

bantuan dalam perkuliahan.

3. Dosen pembimbing, Rachmat Baihaky MA, yang telah bersedia

memberikan waktunya untuk membimbing, memberikan masukan, arahan,

dan semangat kepada penulis dengan kesabaran yang luar biasa sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Seluruh dosen dan segenap staf Fakultas Ilmu Dakwan dan Ilmu

Komunikasi yang telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat serta

bantuan dalam hal akademis.

5. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi yang

telah menyediakan buku serta fasilitas lainnya sehingga penulis mendapat

banyak referensi dalam penelitian ini,

6. Mbak Regina Safri, yang telah mengizinkan bukunya dijadikan

pembahasan dalam skripsi ini dan rela meluangkan waktunya untuk

berbagi banyak hal mengenai orangutan. serta proses pembuatan buku

Orangutan Rhyme and Blues.

 

Page 8: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

vii

7. Mahrifatul Ulum, adik penulis yang senantiasa mendoakan agar penulis

dapat segera menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

8. Teman-teman KPI C 2011 yang sudah banyak memberi masukan dan

berjuang bersama di kampus. Terimakasih atas pertemanan, pembelajaran,

dan pengalaman yang telah diberikan kepada penulis.

9. KKN PENA 2014 yang banyak memberi inspirasi bagi penulis, semoga

tali silaturahmi akan tetap terjaga selamanya.

10. Keluarga besar Klise Fotografi yang menjadi wadah bagi penulis untuk

belajar dan berkreasi. Terimakasih atas pembelajaran dan kebersamaan

yang sudah diberikan kepada penulis.

11. Untuk tiga sekawan penulis M.Solihin, Nur Said, dan Attaqian Alfarits

khususnya yang telah memberikan koneksi internet secara Cuma-Cuma

untuk mencari data yang penulis perlukan dan masukan mengenai

penulisan, serta untuk Monica Safitri yang selalu menyemangati penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini adalah hasil terbaik yang penulis bisa sajikan. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Wassalamualaikum. Wr.Wb

Penulis

Andika Febriana

 

Page 9: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN............................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN............................................................................. iii

ABSTRAK ..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .......................................... 4

1. Batasan Masalah ........................................................... 4

2. Rumusan Masalah . ....................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian .............................................................. 5

1. Manfaat Teoritis . .......................................................... 5

2. Manfaat Praktis . ........................................................... 5

E. Metodologi Penelitian . ....................................................... 5

1. Paradigma Penelitian .................................................... 5

2. Metode Penelitian ......................................................... 6

3. Subjek Penelitian .......................................................... 6

 

Page 10: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

ix

4. Teknik Sampling Data .................................................. 6

5. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 7

a. Observasi ................................................................ 7

b. Dokumentasi ........................................................... 7

c. Wawancara ............................................................. 7

6. Teknis Analisis Data ..................................................... 8

7. Teknik Penulisan .......................................................... 8

F. Tinjauan Pustaka . ............................................................... 9

G. Sistematika Penulisan ......................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Umum Foto dan Fotografi ................................... 12

1. Pengertian Foto.............................................................. 12

2. Pengertian Fotografi........................................................ 13

3. Sejarah Fotografi .......................................................... 13

4. Fotografi di Indonesia . ................................................. 14

5. Unsur-unsur dalam Fotografi . ...................................... 16

6. Aliran-aliran dalam Fotografi ....................................... 19

7. Fotografi Dokumenter .................................................. 21

B. Pengertian Semiotika . ............................................... 22

C. Semiotika Roland Barthes .................................................. 25

BAB III KONDISI ORANGUTAN DAN HABITATNYA

A. Profil Buku Orangutan Rhyme and Blues .......................... 30

B. Hewan-hewan yang terancam Punah di Indonesia............... 32

 

Page 11: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

x

C. Kondisi Orangutan .............................................................. 40

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Data Foto I . .......................................................... 49

B. Analisis Data Foto II . ......................................................... 54

C. Analisis Data Foto III ......................................................... 58

D. Analisis Data Foto IV . ....................................................... 62

E. Analisis Data Foto V .......................................................... 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................... 71

B. Saran ................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 77

LAMPIRAN .................................................................................................. 80

 

Page 12: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai salah satu icon konservasi satwa dunia, orangutan yang sebarannya

80 persen berada di Indonesia (Sumatera dan Kalimantan) selalu menjadi sorotan

dunia. Selain sebagai satu-satunya kera besar di Asia, juga karena populasinya

yang terus menurun akibat berkurangnya habitat alami yang disebabkan oleh

konversi hutan menjadi perkebunan, pertambangan, perluasan pemukiman dan

ancaman perburuan liar serta perdagangan liar.

Orangutan berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dengan

memencarkan biji dari buah yang dikonsumsinya. Ketidakhadiran orangutan di

hutan hujan tropis dapat mengakibatkan suatu jenis tumbuhan yang

penyebarannya tergantung oleh orangutan. Namun keberadaan mereka rentan

dengan pola hidup semi-soliter (tidak berkelompok/berpasangan), melahirkan

hanya satu individu per kelahiran dengan jarak antara kelahiran yang jauh (6-9

tahun).1

Berkurangnya belantara hutan hujan tropis Kalimantan dan Sumatera

tentunya membawa dampak bagi siklus kehidupan, termasuk masyarakat

tradisional yang bergantung pada hutan hujan tropis tersebut. Maraknya

pembalakan liar, munculnya pertambangan dan berubahnya hutan menjadi kebun

sawit merupakan hasil dari perbuatan manusia yang dilakukan demi keuntungan

1 Regina Safri, Orangutan Rhyme & Blues (Galeri Foto Jurnalistik Antara, 2012) h.122

 

Page 13: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

2

semata. Hal ini juga sebagai bukti nyata dari apa yang tertulis dalam Al-Qur‟an

surat Ar-Rum ayat 41 :

“telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan

tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari

(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”

Regina Safri, adalah satu-satunya fotografer Indonesia yang tertarik untuk

mendokumentasikan kondisi orangutan di Indonesia. Ketertarikannya ini muncul

saat dia memotret di Yayasan Konservasi Borneo Orangutan Survival Foundation

(BOSF) di Samboja. Dirinya merasa tidak dapat menahan perasaan sedihnya saat

melihat kondisi orangutan di sana.

Perjalanannya dimulai pada akhir tahun 2011 sampai pertengahan tahun

2012.2 Dengan segala tekad yang dimiliki, Regina Safri atau yang biasa dipanggil

Rere ini berjuang untuk dapat memberikan gambaran dan informasi mengenai

kondisi orangutan di Indonesia. Karena bukan hanya memiliki peran bagi alam

dan lingkungan, orangutan juga berperan dalam kehidupan manusia.

Tidak hanya orangutan yang menjadi pusat kepeduliannya, Regina Safri juga

memikirkan lingkungan dan nasib anak cucu kita nanti. Jika lingkungan dan

habitat orangutan tidak kita jaga, akan semakin sering banjir, cuaca ekstrem yang

2 Wawancara dengan Regina Safri pada 16 Maret 2016

 

Page 14: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

3

tidak jelas waktunya, kemarau berkepanjangan, kualitas oksigen yang buruk, dan

ancaman berbagai macam penyakit.3

Regina Safri mengatakan bahwa memang belum ada dampak langsung yang

terjadi, karena masalah besar memang tidak semudah membalikan telapak

tangan.4 Meski demikian, Regina Safri tetap berperan aktif dalam melindungi

kelestarian Orangutan tanpa masuk dalam lembaga-lembaga tertentu, dan hanya

menjadi seorang jurnalis di kesehariannya.

Hasil dari jerih payahnya itu, akhirnya terwujud dalam sebuah buku berjudul

Orangutan Rhyme and Blues. Buku ini tidak terdapat di toko-toko buku manapun,

dan hanya dapat diperoleh di Galeri Foto Jurnalistik Antara. Foto-foto yang

terdapat dalam buku ini beraliran dokumenter, dimana foto dokumenter memiliki

cakupan yang lebih luas dan mendalam jika dibandingkan dengan foto berita atau

foto jurnalistik.

Penulis mempunyai ketertarikan dalam bidang fotografi, mengingat penulis

sudah mendalami dunia fotografi melalui organisasi fotografi yang berada di

dalam kampus. Hal tersebut menjadi alasan kuat kenapa penulis ingin meneliti

buku “Orangutan Rhyme and Blues” untuk mengetahui dan memahami

bagaimana membedah suatu buku dengan menggunakan teori semiotika Roland

Barthes yang melihat gambar dengan makna konotasi, denotasi dan mitos.

Dari pemaparan latar belakang di atas, seberapa relevan dan pentingnya

penelitian ini. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

3 Regina Safri, Orangutan Rhyme & Blues,h.120

4 Wawancara Pribadi dengan Regina Safri pada 16 Maret 2016

 

Page 15: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

4

“Analisis Semiotik Foto Pada Buku Orangutan Rhyme and Blues Karya

Regina Safri”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini terarah, penulis memfokuskan pada

foto-foto karya Reniga Safri dalam buku Orangutan Rhyme and Blues yang

telah dipublikasikan pada tahun 2012, yang bercerita mengenai kondisi

orangutan. Penulis sengaja membatasi pada lima foto saja, karena menurut

penulis kelima foto tersebut sudah mewakili pesan yang ingin disampaikan

oleh fotografer.

2. Rumusan masalah

Berdasarkan pembatasan di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Apa makna denotasi pada lima foto karya Regina Safri dalam buku

Orangutan Rhyme and Blues?

b. Apa makna konotasi pada lima foto karya Regina Safri dalam buku

Orangutan Rhyme and Blues?

c. Apa makna mitos pada lima foto karya Regina Safri dalam buku

Orangutan Rhyme and Blues?

 

Page 16: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui makna denotasi yang terkandung pada lima foto

dalam buku Orangutan Rhyme & Blues

2. Untuk mengetahui makna konotasi yang terkandung pada lima foto

dalam buku Orangutan Rhyme & Blues

3. Untuk mengetahui makna mitos yang terkandung pada lima foto dalam

buku Orangutan Rhyme & Blues

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi tambahan dan kajian

dalam memahami foto melalui tanda atau simbol dengan metode semiotik yang

berkaitan dengan komunikasi visual.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pecinta fotografi, praktisi dan

mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam

memahami fotografi dokumenter.

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma

konstruktivis, yang menafsirkan makna bersifat subjektif. Data yang diambil

 

Page 17: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

6

merupakan suatu perasaan pihak yang diteliti dengan menyatakan melalu

tafsiran. Pandangan realitas sosial dalam paradigma ini merupakan hasil dari

sebuah konstruksi berpikir, bukan berdasarkan sesuatu yang natural. Selain itu,

paradigma ini menganggap bahwa subjek merupakan faktor penting dalam

komunikasi dan hubungan sosial. Oleh karena itu penulis menggunakan

paradigma konstruktivis untuk memahami dan menjelaskan mengenai proses

interpretasi keadaan atau kondisi orangutan di Indonesia dalam buku

Orangutan Rhyme and Blues.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif,

dimana hasil temuan akan dideskirpsikan dan ditinjau kembali untuk dianalisis

dari hasil pengamatan dan penelurusan pustaka.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah foto-foto dalam buku Orangutan Rhyme and

Blues karya Regina Safri yang dipublikasikan pada tahun 2012. Objek

penelitian ini adalah analisis semiotik foto pada buku Orangutan Rhyme and

Blues.

4. Teknik Sampling Data

Penelitian ini menggunakan Purposive Sampling, karena peneliti telah

mengambil sampel yang telah ditentukan untuk menjawab maksud dan tujuan

peneliti. Purposive Sampling adalah teknik pengumpulan sampel dengan

pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel.5

5 Juliansyah Noor, Metode Penelitian, (Jakarta: Kencana Pranada Group, 2011),

h.115

 

Page 18: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

7

Sumber data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer berupa foto-foto yang menjadi kajian dalam penelitian ini, yang

ada dalam buku Orangutan Rhyme & Blues. Sedangkan data sekunder didapat

dari hasil wawancara peneliti dengan Regina Safri selaku fotografer buku

tersebut, dan ditambah dengan referensi lain seperti jurnal atau buku yang

relevan dengan penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpuan data yang paling alamiah

dan paling banyak digunakan tidak hanya dalam dunia keilmuan, tetapi

juga dalam berbagai aktivitas kehidupan.6

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dengan mengumpulkan

foto yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Dan membeli buku tersebut

di Galeri Foto Jurnalistik Antara.

b. Dokumentasi

Merupakan dokumen-dokumen foto yang diperoleh secara langsung

dari Regina Safri, buku-buku, artikel yang didapat dari majalah, surat

kabar, internet, jurnal serta bacaan lain yang mendukung dalam penelitian

ini. Sebagai pelengkap data dari yang dilakukan peneliti.

c. Wawancara

Untuk mengumpulkan informasi terkait, penulis juga menggunakan

teknik wawancara. Yaitu percakapan yang dilakukan dua pihak, dimana

6 Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama, (Bandung

PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h.167

 

Page 19: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

8

peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber.7

Wawancara dilakukan langsung dengan Regina Safri.

6. Teknis Analisis Data

Semiotik adalah ilmu yang mengkaji tanda dalam kehidupan manusia.

Artinya, semua yang hadir dalam kehidupan kita dilihat sebagai tanda, yakni

sesuatu yang harus kita beri makna.8

Penulis menggunakan teori semiotik Roland Barthes karena dalam

penelitian ini banyak mengkaji mengenai tanda atau simbol tentang kerusakan

alam.

Pada tahap teknis analisis data, foto-foto yang telah menjadi batasan

masalah kemudian akan dijadikan sampel dalam penelitian. Teknis analisis

data ini menggunakan semiotika Roland Barthes untuk mengetahui makna

denotasi, konotasi, dan mitos pada foto-foto yang terdapat dalam buku

Orangutan Rhyme & Blues karya Regina Safri.

7. Teknik Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini merujuk pada buku pedoman Penulisan

Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) Hamid Nasution dkk, yang

diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

7 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007), h.187 8 Benny H. Hoed, Semiotik & Dinamika Sosial Budaya, (Depok: Komunitas

Bambu, 2014), h.15

 

Page 20: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

9

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti telah meninjau beberapa skripsi yang

memberikan inspirasi penulis dengan pembahasan yang cukup relevan dan subjek

yang berbeda, antara lain:

1. Skripsi dengan judul “Analisis Semiotik Foro Karya Ismar Patrizki

Pada Pameran Foto GAZA perkasa” di tahun 2010 yang ditulis oleh

Muhammad Lutfi Rahman. Pendekatan skripsi ini adalah kualitatif.

Penelitian ini meneliti tanda-tanda dan simbol-simbol dalam foto Ismar

Patrizki menggunakan teori semiotika Roland Barthes.

2. Skripsi yang berjudul “Makna Foto Perjalanan Ibada Haji (Analisis

Semiotika Karya Zarqoni Maksum Pada Galeri Antara.co.id). yang

ditulis oleh Fatimah pada tahun 2008. Menganalisis tanda, simbol

ataupun makna untuk mengetahui pesan yang disampaikan oleh

fotografer. Penelitian ini juga menggunakan teori semiotika Roland

Barthes.

3. “Analisis Semiotik Foto Pada Buku Jakarta Estetika Banal Karya Erik

Prasetya” ditulis oleh Marifka Wahyu Hidayat pada tahun 2014.

Skripsi ini juga menggunakan teori semiotik Roland Barthes yang juga

meneliti tentang buku foto dokumenter.

4. Skripsi karya Isye Naisila Zulmi yang ditulis pada tahun 2014 dengan

judul “Analisis Seniotika Terhadap Foto Karya Kemal Jufri Pada

Pameran Aftermath: Indonesia in Midst of Catasrophes tahun 2012”.

Skripsi ini meneliti simbol-simbol dan tanda-tanda pada foto Kemal

Jufri dengan teori semiotik Roland Barthes.

 

Page 21: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

10

Keempat skripsi di atas sama-sama meneliti tentang makna dan simbol

dengan menggunakan analisis semiotika. Tetapi foto yang akan penulis teliti

tentunya berbeda dan berasal dari sumber yang berbeda pula.

Subjek dari penelitian ini adalah foto-foto dalam buku Orangutan Rhyme &

Blues karya Regina Safri pada tahun 2012. Sedangkan objeknya adalah makna

yang terkandung dalam foto-foto tersebut. Penelitian ini akan mengupas makna

dari foto-foto dalam buku Orangutan Rhyme & Blues yang bercerita tentang nasib

Orangutan akibat rusaknya habitat dan lingkungan mereka akibat beralihnya

fungsi hutan hujan tropis.

G. Sistematika Penulisan

Agar skripsi ini lebih terarah dalam penyusunannya, peneliti membuat

sitematika penulisan yang disesuaikan dalam masing-masing Bab. Ada lima Bab

dan terdapat beberapa Sub Bab yang menjelaskan Bab tersebut. Sistematika

penulisan tersebut adalah:

BAB I: pendahuluan, dalam bab ini peneliti akan menguraikan

tentang latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka

dan sistematika penulisan.

BAB II: Landasan teori, dalam bab ini berisi mengenai penjabaran

mengenai teori yang dipakai. peneliti akan menguraikan seputar

fotografi, sejarah fotografi, perkembangannya dan aliran-aliran

fotografi. Kemudian terdapat pula bagaimana memahami makna

dalam foto melalui semiotik, berdasarkan konsep semiotika Roland

Barthes.

 

Page 22: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

11

BAB III: Gambaran umum buku Orangutan Rhyme & Blues,

dalam bab ini penulis akan menguraikan jenis-jenis satwa di

Indoneisa yang keberadaanya terancam punah. Selain itu, penulis

juga akan mengenalkan profil Regina Safri, latar belakang

pembuatan buku dan karya lain dari Regina Safri..

BAB IV: Temuan dan analisis data, dalam bab ini penulis akan

membahas konsep semiotika Roland Barthes mengenai makna

denotasi, konotasi dan mitos foto-foto yang sudah penulis pilih

dalam buku Orangutan Rhyme & Blues.

BAB V: Penutup, peneliti memberikan kesimpulan dari hasil

penelitian dan saran untuk para pecinta fotografi serta mahasiswa/i

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tentang makna, peran dan juga kekuatan daya

tarik foto dokumenter.

 

Page 23: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Umum Foto dan Fotografi

1. Pengertian Foto

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, foto memiliki arti gambar, atau

lukisan.1 Foto merupakan hasil akhir dari seni yang saat ini sudah

berkembang begitu pesat, yaitu fotografi. Foto dan fotografi adalah dua hal

yang saling berkaitan. Oleh sebab itu foto tidak akan muncul tanpa adanya

fotografi, dan sebaliknya. Untuk membuat sebuah foto di era teknologi

yang kian berkembang seperti sekarang tidaklah sulit, apalgai saat ini seni

fotografi bukanlah hal mewah atau mahal seperti awal kemunculannya.

Perkembangan teknologi yang semakin maju membuat siapa saja dapat

membuat foto. Tidak perlu dengan kamera besar dan berat, karena saat ini

produsen handphone (HP) sudah melengkapinya dengan kamera yang

cukup mumpuni. Namun demikian, dibalik kemudahannya sekarang

tentunya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan lebih jauh, seperti apa

fotografi itu sendiri, bagaimana sejarahnya, dan unsur apa saja yang

terkandung di dalamnya.

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia

 

Page 24: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

13

2. Pengertian Fotografi

Fotografi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu photos dan

graphein, yang berarti cahaya dan melukis.2 Dalam kamus besar bahasa

Indonesia, kata fotografi diartikan sebagai seni mengambil gambar dengan

cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan.3 Maka dapat dikatakan

fotografi merupakan sebuah seni melukis dengan cahaya sebagai

medianya. Jika seorang pelukis menggunakan cat untuk menuangkan

idenya ke dalam kanvas, maka seorang fotografer menggunakan cahaya

sebagai media dan kamera sebagai alat untuk menceritakan apa yang ingin

ia sampaikan. Cahaya memang menjadi media terpenting dalam fotografi,

sehingga jika tidak ada cahaya maka tidak akan ada karya fotografi.

Sejatinya fotografi bukan hanya membicarakan cahaya, masih banyak

hal yang perlu diperhatikan di dalamnya. Fotografi dinikmati oleh semua

orang, karena itulah persepsi ketika melihat sebuah foto akan berbeda

antara kita dengan yang lain. Dalam buku Kisah Mata, Seno Gumira

Ajidarma menulis, sebuah foto memiliki kemungkinan-kemungkinan yang

berbeda untuk diartikan atau ditafsirkan oleh penonton atau pelihat foto.4

3. Sejarah Fotografi

Berkembangnya tren fotografi saat ini menjadikan setiap orang yang

memegang kamera profesional dapat atau langsung dikatakan sebagai

fotografer. Namun, sudahkah kita mengetahui siapa yang menemukan

2 Ferry Darmawan, Dunia Dalam Bingkai, cet 1 (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 19 3 Kamus Besar Bahasa Indonesia 4 Seno Gumira Ajidarma, Kisah Mata, Fotogafi antara Dua Subjek: Perbincangan

tentang Ada, (Yogyakarta: Galang Press,2002),h.6

 

Page 25: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

14

dasar teknik dari fotografi tersebut? Mungkin sebagian besar dari kita tidak

mengetahui bahwa penemu teknik fotografi adalah seorang fisikawan

muslim, yaitu al Haytham.

Ilmuwan yang dikenal sebagai „al Hazen‟ bagi kalangan barat ini

memiliki nama lengkap Abu al Hasan ibn al Haytham, ia lahir di kota

Basrah pada tahun 965 M.5 Teori dasar al Haytham yang menjadi dasar

teknik fotografi adalah bentuk lengkung yang ditempuh cahaya ketika

berada di udara.6 Dari teorinya tersebut al Haytham mengatakan bahwa

kita dapat melihat cahaya bulan dan matahari sebelum keduanya berada di

cakrawala.

Di dunia barat, foto pertama kali dibuat oleh Joseph Nicephore Niepce

pada tahun 1826. Foto ini masih menggunakan plat dengan ukuran 6,5 x 8

inci, kemudian diolesi dengan cairan kimia yang peka terhadap cahaya.

Proses ini memakan waktu selama delapan jam, setelah itu plat disikat dan

digarami agar foto lebih awet.

Pada tahun 1839 terjalin kerja sama antara Joseph Nicephore Niepce

dengan Louis Daguerre. Namun, setelah empat tahun bekerja sama, Niepce

meninggal dunia. Kemudian Daguerre melanjutkannya seorang diri,

akhirnya ia berhasil membuat foto dengan plat yang semula selama

delapan jam kini menjadi 30 menit. Meskipun demikian proses menyikat

dan menggarami masih digunakan untuk tujuan yang sama. Metode ini

dikenal dengan nama “Daguerreotype Process”.7

5 Diakses dari www.tirto.id/humaniora pada 12 Juni 2017 6 Diakses dari www.tirto.id/humaniora pada 12 Juni 2017 7 Soeprapto Soedjono, Pot-Pourri Fotografi, (Jakarta: Universitas Trisakti, 2007), h.63

 

Page 26: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

15

Pada saat itu harga sebuah foto tergolong sangat mahal dan foto belum

dapat diduplikat karena belum adanya proses dari negatif ke positif.8

Sehingga jika ingin membuat foto yang sama lebih dari satu fotografer

harus menggunakan dua kamera atau lebih.

4. Fotografi di Indonesia

Fotografi sendiri masuk ke Indonesia diyakini pada masa penjajahan

kolonial Belanda. Pada zaman itu fotografi digunakan untuk

menggambarkan kondisi wilayah jajahannya dan melengkapi data secara

visual, baik dari segi manusia, potensi, maupun geografisnya.9

Dalam bukunnya Foto Junalsitik, Taufan Wijaya mengatakan Juriaan

Munich adalah utusan kementrian kolonial Belanda, yang membawa

fotografi masuk ke Indonesia lewat jalur laut Batavia pada tahun 1841.10

Munich diberi tugas untuk mengabadikan tanaman-tanaman serta kondisi

alam yang ada di Indonesia, guna memberikan informasi mengenai alam

Indonesia.11

Sejak saat itu kamera menjadi bagian dari teknologi modern

pemerintah Belanda yang digunakan untuk menjalankan kekuasaannya.

Menguasai dan mengontrol tanah jajahan dalam teknologi komunikasi dan

transportasi. Sehingga tidak mengherankan jika dalam kurun waktu 100

tahun keberadaan fotografi di Indonesia (1841-1941) perkembangannya

8 Soeprapto Soedjono, Pot-Pourri Fotografi,h.63 9 Taufan Wijaya, Foto Jurnalistik, (Klaten: CV SAHABAT, 2011), h.6 10 Taufan Wijaya, Foto Jurnalistik,h.6 11 Taufan Wijaya, Foto Jurnalistik,h.6

 

Page 27: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

16

sangat lambat, karena penguasaan alat ini (kamera) ada di tangan bangsa

Eropa, Cina, dan Jepang.12

Sampai kemudian kita kenal sebuah nama Kassian Cephas, fotografer

Keraton Yogyakarta di era Sri Sultan Hamengkubuwono ke-VII, yang

merupakan anak angkat dari pasangan Belanda dengan foto pertamanya

yang diidentifikasikan bertahun 1875.13

12 Taufan Wijaya, Foto Jurnalistik,h.7 13 Taufan Wijaya, Foto jurnalistik, h.7

 

Page 28: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

17

5. Unsur-unsur dan Teknik dalam fotografi

Setelah penulis menjabarkan pengertian dan sejarah fotografi, pada

sub-bab ini penulis akan menggambarkan unsur yang ada dalam fotografi.

Setidaknya terdapat dua unsur, yaitu teknis, dan estetis. Unsur teknis

dalam hal ini meliputi pencahayaan dan teknik pemotretan. Dalam

pencahayaan terdapat tiga jenis, yaitu:

a. Shutter Speed adalah kecepatan bukaan rana kamera dalam

menangkap cahaya.14

Ketika tombol shutter ditekan maka

bagian dalam kamera akan terbuka. Terbukanya rana kamera

inilah yang kemudian membuat sensor kamera merekam

cahaya yang masuk. Kecepatan bukaan rana atau shutter akan

mempengaruhi intensitas cahaya yang masuk. Di dalam

kamera shutter speed ditunjukan melalui angka, dimulai dari

bulb, 30”, 15”, 1”, 1/10, 1/30, 1/80, 1/400 dan seterusnya. Bulb

adalah kecepatan rana yang diatur sendiri oleh fotografernya,

sedangan maksud dari 1/10 merupakan 1 detik dibagi 10 dan

seterusnya. Jika kita memotret dengan shutter speed rendah

seperti 1/30, 1/10, 1” dan seterusnya, maka gambar yang

dihasilkan akan goyang (shake). Sedangkan jika menggunakan

shutter speed tinggi seperti 1/100, 1/400, 1/500 dan seterusnya,

gambar yang dihasilkan akan diam (freeze) meskipun

subjeknya adalah benda bergerak.

14 Materi dalam Komunitas Lingkar Seni Fotografi FIDIKOM

 

Page 29: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

18

b. Aperture atau diafragma, pengertian mengenai hal ini sering

diumpamakan sebagai keran air. Semakin besar bukaan keran

maka akan semakin banyak air yang keluar dan sebaliknya.15

Diafragma dalam kamera ditunjukan melalui angka, semakin

besar lubang diafragma maka angkanya semakin kecil, juga

sebaliknya. Diafragma juga dipengarhui oelh jenis lensa,

angka diafragma dimulai dari 1.0, 1.2, 1.4, 1.8, 2.8, 3.5, 7.1

bahkan ada yang mencapai angka 36. Efek yang terjadi dalam

penggunaan aperture atau diafragma adalah jumlah cahaya

yang masuk ke dalam sensor kamera dan ketajaman gambar

atau disebut Depth of Field (DOF). Jika kita menggukanan

diafragma dengan angka kecil dan memfokuskan pada satu

titik, maka salah satu dari background atau foreground akan

tampak blur dan membuat banyak cahaya yang masuk.

Namun, jika menggunakan diafragma dengan angka besar,

gambar akan tampak jelas secara keseluruhan tapi membuat

gambar kurang terang karena cahaya yang masuk hanya

sedikit.

c. International Standaritazion Organitation (ISO), adalah

tingkat kepekaan kamera terhadap cahaya.16

ISO dimulai dari

angka 100, 200, 400, 800, 1600 dan seterusnya. Hasil yang

didapat jika menggunakan ISO rendah seperti 100 dan 200

adalah gambar yang jernih. Biasanya ISO rendah digunakan

15 Materi dalam Komunitas Lingkar Seni Fotografi FIDIKOM 16 Materi dalam Komunitas Lingkar Seni Fotografi FIDIKOM

 

Page 30: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

19

dalam kondisi yang banyak cahaya seperti luar ruangan.

Sedangkan jika menggunakan ISO tinggi seperti 800, 1600,

dan seterusnya gambar yang dihasilkan cenderung kasar atau

terdapat bintik-bintik yang disebut noise. ISO tinggi biasa

digunakan dalam kondisi kurang cahaya.

Adapun teknik pemotretan adalah teknik untuk menghasilkan gambar

agar foto yang dihasilkan lebih menarik dan tidak monoton. Ada beberapa

teknik dalam pengambilan gambar, antara lain Freezing, Panning, Moving,

dan Siluet.17

Freezing Seperti yang telah penulis paparkan pada sub shutter

speed, teknik ini dihasilkan dengan menggunakan speed yang tinggi.

Gambar yang dihasilkan adalah subjek yang diam meskipun dalam

keadaan bergerak. Sementara Panning diakukan dengan cara mengikuti

subjek yang bergerak dan menggunakan speed yang sedikit lambat.

Hasilnya adalah gambar dengan latar belakang yang blur sehingga seolah-

olah subjek bergerak dengan cepat. Kemudian Moving, dalam memotret

dengan teknik ini harus menggunakan speed yang lambat untuk

memperlihatkan kesan subjek yang bergerak. Perbedaannya dengan teknik

Panning adalah kamera tidak bergerak mengikuti subjek. Sedangkan Siluet

adalah teknik untuk menghasilkan gambar seperti bayangan. Caranya

adalah memotret subjek dengan kamera yang menghadap langsung pada

sumber cahaya.

Unsur fotografi yang kedua adalah unsur estetis, yang kemudian

terbagi menjadi dua yaitu sudut pandang dan komposisi. Sudut pandang

17 Materi dalam Komunitas Lingkar Seni Fotografi FIDIKOM

 

Page 31: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

20

adalah di mana dalam pengambilan gambar seorang fotografer juga harus

menempatkan subjek sesuai dengan keadaannya. Hal ini juga bisa

membuat persepsi bagi pelihat foto. Setidaknya ada lima sudut pandang

yang ditulis dalam buku Foto Jurnalistik karya Audy Mirza yaitu, bird eye

view, high angle, low angle, eye level, dan frog eye.18

Sementara

komposisi merupakan aturan dalam menempatkan sesuatu dalam satu

frame. Dalam hal ini tidak jauh berbeda dengan komposisi dalam membuat

sesuatu. Tujuannya adalah mengarahkan mata pelihat foto untuk langsung

tertuju pada subjek yang ingin disampaikan oleh fotografer. Dalam materi

dasar fotografi komposisi terdapat beberapa jenis, yaitu aturan 1/3 atau

rule of third , diagonal, dan irisan emas atau golden section.19

6. Aliran-aliran dalam Fotofrafi

Aliran di sini bukan suatu pemaham tersendiri, melainkan jenis

fotografi yang berkembang seiring semakin canggihnya teknologi. Dalam

seminar “Basic Food Photography” yang diadakan oleh LSO Klise

Fotografi pada 23 Mei 2016, Roy Genggam selaku pembicara mengatakan,

bahwa jauh sebelum kamera digital dan berbagai software editing ada foto

yang diciptakan tidak seperti saat ini. Dulu seorang fotografer hanya

menggunakan kamera roll film sehingga imajinasi yang dihasilkan tidak

sebanyak saat ini. Sekarang apapun yang kita pikirkan bisa direalisasikan

dengan bantuan teknologi.20

18 Audy Mirza, Foto Jurnalistik, Metode Memotret dan Mengirim Foto ke

Media Massa,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004),h.23 19 Materi dalam Komunitas Lingkar Seni Fotografi FIDIKOM 20

Seminar “Basic Food Photography” dengan pembicara Roy Genggam di Teater Aqib

Suminto FIDIKOM UIN Jakarta, 23 Mei 2016

 

Page 32: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

21

Dari yang penulis kutip di laman resmi Lensculture terdapat beberapa

jenis aliran diantaranya adalah; fine art, Black and White, Portrait

Photography, Conceptual Photography, Still Life Photography, Landscape

Photography, Nature Photography, Wild Life Photography, dan Foto

Jurnalistik.21

Fine art yaitu seorang fotografer bebas berkreasi dengan

media lainnya.22

Dalam workshop di Kelas Pagi Jakarta, ada materi

MixMedia yang menggabungkan potongan-potongan gambar menjadi satu.

Selanjutnya Black and White Photography, yaitu hanya menggunakan

warna hitam dan putih. Dalam menggunakan jenis ini biasanya fotografer

memandang subjeknya sebagai sosok yang penuh dengan berbagai hal.

Roy Genggam dalam behind the scene pembuatan buku “Memotret

Pemotret” menceritakan penggunaan jenis hitam putih karna ia menilai

masih banyak hal yang belum ia ketahui mengenai subjeknya, meskipun

semuanya adalah teman atau sahabat se profesi.

Portrait photography, jenis aliran ini mengharuskan seorang

fotografer mampu menonjolkan subjek sesuai dengan karakternya.23

Conceptual photography, aliran ini bisa dilakukan untuk project pribadi

maupun bersama klien. Perlu direncanakan dengan matang dan detil agar

pesan yang ingin disampaikan dapat tersalurkan dengan baik. Still life

Photography, sebenarnya aliran ini hampir serupa dengan conceptual

karena memerlukan perencanaan yang matang. Namun, aliran ini lebih

kepada memotret benda mati dan membuatnya seperti „hidup‟ dan

membuat orang tertarik untuk melihatnya.

21 Diakses dari www.lensculture.com pada 28 Mei 2016 22 Materi dalam Kelas Pagi Jakarta 23 Materi dalam Kelas Pagi Jakarta

 

Page 33: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

22

Selanjutnya ada Landscape photography, jenis aliran ini merupakan

aliran yang paling sering digunakan. Aliran ini menampilkan keindahan

pemandangan baik di darat, laut, atau udara dan aliran tidak membutuhkan

teknik tertentu sehingga siapapun dapat melakukannya. Alam atau Nature

Photography, menampilkan kejadian yang berada di alam seperti kondisi

hutan dan lainnya. Wild life Photography, memotret hewan-hewan yang

berada di alam liar. Memotret jenis aliran ini juga memerlukan kondisi

fisik yang prima, karena fotografer harus masuk ke dalam hutan dan

terkadang harus tinggal beberapa hari untuk menunggu hewan yang dicari.

Salah satu fotografer alam liar Indonesia adalah Riza Marlon. Fotografi

Jurnalistik, adalah fotografi yang berisi mengenai berita. Untuk

memperkuat foto yang ada, biasanya fotografer menambahkan caption dan

harus memenuhi unsur 5w+1h.

7. Fotografi Dokumenter

Fotografi dokumenter merupakan induk dari segala aliran fotografi

yang sudah ada sejak fotografi itu sendiri lahir, bahkan dapat dikatakan

bahwa fotografi dokumenter menempati urutan tertinggi dibandingkan

aliran lainnya.

Foto dokumenter berisi gambaran tentang realitas yang ada, menjadi

sebuah dokumen mengenai suatu perubahan. Sebagai induk dari foto

jurnalistik, dan sebagai dasar dari aliran fotografi lainnya, seni yang

dihasilkan oleh fotografi dokumenter memiliki nilai sejarah yang panjang

untuk referensi bagi karya fotografi selanjutnya.

 

Page 34: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

23

Menurut Erik Prasetya dalam bukunya “On Street photography”, ada

empat unsur yang terdapat dalam foto dokumenter, yang pertama adalah

kelengkapan data subjek, hal ini menjadi sangat penting karena dengan

data tersebut foto dokumenter dapat diteliti, dipelajari, dan sebagai sumber

pengetahuan atau informasi.24

Kedua, fotografer boleh menyeting atau

menyutradarai saat proses pemotretan dengan catatan itu adalah kejadian

yang sebenarnya, maksudnya adalah ketika kita akan membuat foto

portrait (seseorang) yang bisa kita arahkan.25

Ketiga, keindahan atau

estetika foto bukan merupakan hal utama, dalam membuat foto

dokumenter hal ini memang berada diurutan teratas, karena yang

terpenting adalah alur cerita yang akan kita buat.26

Meskipun begitu

estetika juga dapat menjadi penting jika hal tersebut adalah momen atau

perisiwa yang langka. Dan yang terakhir adalah bersifat objektif, foto

dokumenter adalah menggambarkan sesuai dengan keadaan aslinya, jadi

sudah menjadi hal penting bagi fotografer untuk objektif dan tidak

memasukan unsur perasaan.27

Begitu pula foto-foto yang ada dalam buku Orangutan Rhyme and

Blues karya Regina Safri yang dikerjakannya selama berbuan-bulan.

Menceritakan kondisi orangutan yang semakin menurun populasinya,

upaya menjaga kelestariannya dan melepasliarkannya kembali ke dalam

hutan.

24 Erik Prasetya, On Street Photography, (Jakarta: KPG [Kepustakaan Populer

Gramedia], 2014), h.12 25 Erik Prasetya, On Street Photography,h.12 26 Erik Prasetya, On Street Photography,h.12 27 Erik Prasetya, On Street Photography,h.12

 

Page 35: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

24

B. Pengertian Semiotika

Semiotik adalah ilmu yang mengkaji tanda dalam kehidupan manusia.28

Artinya, semua yang hadir yang dapat dimaknai oleh manusia yang

melihatnya. Sedangkan yang biasanya didefinisikan sebagai pengkajian

tanda-tanda (the study of signs), pada dasarnya merupakan sebuah studi atas

kode-kode, yaitu sistem apa pun yang memungkinkan kita memandang

entitas-entitas tertentu sebagai tanda-tanda atau sebagai sesuatu yang

bermakna (Scholes, 1982: ix).29

Tanda yang dimaksud bisa dalam tanda yang

dibuat oleh manusia, dimana terdapat unsur budaya ataupun kebudayaan di

dalamnya.

Yang dimaksud dengan tanda itu sendiri menurut Little John adalah

pondasi dari seluruh komunikasi, karena dengan adanya tanda manusia dapat

berkomunikasi atau menyampaikan pesan apa yang ingin disampaikan.30

Sebagai contoh dalam sebuah perayaan, biasanya panitia menyediakan atau

membuat sebuah poster yang di dalamnya terdapat waktu dan tempat

dilaksanakannya perayaan tersebut. Tujuannya tidak lain agar mereka yang

melihat dan membacanya dapat berpartisipasi.

Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata Yunani Semion

yang berarti tanda.31

Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu yang atas

dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya dapat dianggap mewakili

sesuatu yang lain. Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai

28

Benny H. Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, (Depok: Komunitas Bambu,

2014), h.3 29 Kris Budiman, Semiotika Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h.3 30 Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana

Media,2011), h.6 31 Alex Sobur, "Analisis Teks Media", (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 95

 

Page 36: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

25

ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa,

seluruh kebudayaan sebagai tanda.32

Terdapat pengertian atau pemahaman dari beberapa ahli mengenai

semiotika, diantaranya adalah Charles Sander Pierce, Ferdinand de Saussure,

dan Roland Barthes yang secara eksplisit akan peneliti gunakan kerangka

berpikirnya dalam penelititan ini.

Istilah semiotika (semiotics) merujuk pada sebuah nama yaitu Charles

Sander Pierce.33

Menurutnya, penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat

tanda. Tanda tersebut merupakan sesuatu yang diwakilkan oleh sesuatu.

Pierce mengembangakan tiga bagian tanda, yaitu ikon, index, dan simbol.34

ketiga bagian tanda yang biasa disebut Trikotomi ini juga memiliki

perbedaan. Ikon adalah sesuatu yang bukan selalu meliliki arti sebenarnya

atau berupa perumpamaan, indeks adalah tanda dalam kehidupan sehari-hari

yang kadang kegunaannya atau maksudnya adalah mengatur atau memberi

tahu sesuatu, contohnya lampu merah yang mengahruskan setiap pengendara

berhenti. Sedangkan simbol adalah tanda yang keberadaannya diakui oleh

hukum dan digunakan untuk berkomunikasi seperti bahasa tulisan.35

Selanjutnya, istilah semiologi merujuk pada nama lain yakni Ferdinand

de Saussure. Menurut Saussure dalam Hidayat,36

semiologi didasarkan pada

anggapan bahwa perbuatan dan tingkah laku manusia membawa makna atau

32 Alex Sobur, "Analisis Teks Media,h. 95 33 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2012), h.11 34 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual,h.14 35 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual,h.14 36 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual,h.11

 

Page 37: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

26

selama berfungsi sebagai tanda, di belakangnya harus ada sistem pembedaan

dan konvensi yang memungkinkan makna itu ada.

Penamaan semiotika atau semiologi pada dasarnya sama saja, karena

keduanya digunakan dalam mengkaji ilmu tentang tanda. Begitupun para ahli

yang tidak mau dipusingkan dengan perbedaan istilah tersebut, karena

menurut mereka keduanya memang sama saja. Meskipun begitu menurut

Hawkes dalam Sobur,37

satu-satunya perbedaan istilah tersebut karena

semiologi umumnya digunakan oleh masyarakat Eropa, sedangkan semiotika

cenderung digunakan oleh mereka yang berbahasa Inggris.

Pada dasarnya analisis semiotika merupakan sebuah ikhtisar untuk

merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang perlu ditanyakan lebih lanjut

ketika membaca teks atau narasi wacana tertentu. Analisisnya bersifat

paradigmatic dalam arti berupaya menemukan makna termasuk dari hal-hal

yang tersembunyi dibalik sebuah teks.38

C. Semiotika Roland Barthes

Kancah penelitian semiotika tidak bisa begitu saja melepaskan nama

Roland Barthes. Pria yang lahir pada tahun 1915 di Cherbourg dan dibesarkan

di Bayonne, sebuah kota kecil di sebelah barat daya Perancis, adalah seorang

pemikir strukturalis yang menjadikan gambar sebagai kajian semiotiknya.

Barthes secara khusus membahas semiotika dalam fotografi. Inti dari

pemikirannya adalah adanya dua tahapan dalam signifikasi karya fotografi.

37

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2009),h.12 38

Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, h.5

 

Page 38: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

27

Signifikasi tahapan yang pertama adalah denotasi, yaitu relasi antara penanda

dan petanda. Sedangkan signifikasi tahap kedua adalah konotasi.39

Denotasi merupakan tingkat pertandaan yang menjelaskan antara penanda

dan petanda pada kenyataan, yang menghasilkan makna yang tepat dan

pasti.40

Denotasi merupakan tingkat pemaknaan pertama yang deskriptif,

yang dapat dipahami secara langsung tanpa perlu adanya penafsiran lebih

jauh.

Tingkat pemaknaan kedua dalam semiotika Barthes adalah konotasi, pada

tingkat ini mejelaskan hubungan penanda dan petanda yang memiliki sifat

rahasia atau tersembunyi.41

Pemaknaan dalam tingkatan ini tercipta dengan

menghubungkan penanda dan petanda pada aspek kebudayaan yang lebih

luas. Dengan kata lain konotasi tidak langsung menghasilkan makna yang

tepat dan pasti.

Denotasi dan konotasi tidak bisa dilihat secara terpisah atau berdiri sendiri.

Sebuah tanda yang kita lihat pasti suatu denotasi. Makna denotasi adalah apa

yang terlihat dalam gambar, dengan kata lain gambar dengan sendirinya

memunculkan denotasi.42

Selain pemaknaan denotasi dan konotasi, dalam kajian semiotika Barthes

terdapat pemaknaan yang disebut mitos. menurut Barthes mitos merupakan

cara berfikir dari sebuah kebudayaan tentang sesuatu atau cara memahami

39 Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, h.5 40 Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, h.5 41 Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, h.6 42

Aida Islamie, “Analisis Semiotik Foto Daily Life Stories Pada Word Press Photo

2009”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwan dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,

2009),h.28

 

Page 39: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

28

sesuatu.43

Mitos dapat membantu kita dalam memaknai pengalaman yang

telah kita alami dalam konteks budaya tertentu.

Dijelaskan oleh Sunardi, bahwa dalam “The Photographic Message”

Barthes mengajukan tiga tahap dalam membaca foto yaitu, perseptif, kognitif,

dan etis-ideologis.44

a. Perseptif terjadi ketika seseorang mencoba melakukan transformasi

gambar ke kategori verbal. Konotasi perspektif tidak lain adalah

imajinasi sintagmatik yang pada dasarnya bersifat perspektif.

b. Kognitif dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menghubungkan

unsur-unsur “historis” dari analogon (denotasi). Ini konotasi yang

dibangun atas dasar imajinasi paradigmatik.

c. Etis-ideologis adalah mengumpulkan berbagai signifier (petanda) yang

siap “dikalimatkan”

Terdapat tiga aspek fotografi menurut Barthes, yang pertama adalah sang

pemotret atau operator, yang kedua adalah seorang yang melihat foto atau

spectra, dan yang ketiga adalah apa saja yang terdapat di dalam foto atau

disebut spectrum.45

Dari apa yang diungkapkan oleh Barthes, dapat

dimungkinkan terjadinya perbedaan dalam menafsirkan sebuah foto. Hal ini

terjadi karena adanya perbedaan pengalaman antara sang pemotrer dengan

orang yang melihat foto.

43 St. Sunardi, Semiotika Negativa, (Yogyakarta: Penerbit Buku Baik Yogyakarta,2002),

h.147 44 St. Sunardi, Semiotika Negativa,h.148 45

Roland Barthes, Camera Lucida Reflection on Photography, (New York: Hill and

Wang, 2010), h.9

 

Page 40: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

29

Barthes menambahkan ada dua hal yang berkaitan dengan pemandang

foto, pertama adalah studium yaitu kesan secara keseluruhan yang

memutuskan apakah ia suka dengan foto tersebut atau tidak, bagus atau tidak

bagus, bersifat sejarah atau politik. Kemudian yang kedua punctum yaitu

bagian dari detil foto yang membuat pemandang foto tertarik untuk

mengamati terus-menerus.46

Penulis dalam penelitian ini merumuskan bagaimana pembacaan terhadap

foto yang telah penulis pilih dalam buku Orangutan Rhyme and Blues. Untuk

menjelaskan hal tersebut, penulis menggunakan enam prosedur konotasi yang

dipaparkan Barthes yaitu, trick effects, pose, object, photogenia, aestheticism,

dan syntax.47

Keenam prosedur tersebut nantinya akan dijelaskan dan

digunakan dalam bab empat skripsi ini.

46

Roland Barthes, Camera Lucida Reflection on Photography, h.43 47

Kris Budiman, Semiotika Visual, h.70

 

Page 41: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

30

BAB III

BUKU ORANGUTAN RHYME AND BLUES

A. Profil Buku Orangutan Rhyme and Blues

Berawal dari kegemarannya memotret binatang setelah penat

dengan aktivitas jurnalistiknya, ia memutuskan untuk meliput orangutan di

Kalimantan.1 Adalah Regina Septiarini Safri sosok dibalik buku yang

bercerita mengenai orangutan ini. Wanita yang akrab disapa Rere ini lahir

di Jakarta pada 23 September 1983. Orangtuanya berasal dari Padang

Sumatera Barat dan pindah ke Cilacap Jawa tengah, ketika ia berusia

empat tahun. Wanita yang bergerak mendukung keberadaan orangutan ini

adalah fotografer yang begitu ramah. Regina merupakan lulusan dari UPN

Veteran Yogyakarta jurusan Public Relation.

Sebelumnya Regina Safri memang tidak memiliki latar belakang

sebagai seorang jurnalis. Namun, ketertarikannya dalam bidang fotografi

begitu kuat sehingga membuatnya rajin untuk mencatat angle-angle yang

ia lihat di televisi berita, dan koran. Selain itu ia juga rajin mengunjungi

pameran foto maupun lukisan.

Tak hanya sampai di situ, Regina Safri juga terus belajar dengan

memotret dan mengirimkannya ke koran-koran lokal di Yogyakarta.

Regina safri mengatakan ada kepuasan tersendiri ketika menjadi jurnalis

foto, salah satunya adalah dapat menyampaikan aspirasi “orang kecil”.2

1 Wawancara Pribadi dengan Regina Safri pada 16 Maret 2016 2 Wawancara Pribadi dengan Regina Safri pada 16 Maret 2016

 

Page 42: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

31

Hingga pada tahun 2005 Regina Safri lulus dari kuliahnya dan menjadi

perwakilan di kantor berita ANTARA biro Yogyakarta sampai sekarang3.

Rere dikenal sebagai aktivis yang peduli akan keberadaan

orangutan akibat eksploitasi berlebihan terhadap habitat asli orangutan

untuk kepentingan ekonomi. Rere melakukan proyek pribadinya ini

dengan masuk ke pedalaman Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur

atas pembiayaan sendiri dengan menyisihkan pendapatan serta menjual

beberapa barang berharganya.

Di sana Rere bergabung dengan Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) bersama para

relawan lainnya.4 Pada awalnya Rere hanya berniat untuk memotret

kondisi orangutan saja, namun setelah sampai di sana Rere tersentuh

melihat kondisi orangutan dan berniat melakukan sesuatu semampuya.

Perjalanannya dimulai pada akhir tahun 2011 hingga pertengahan

tahun 2012. Selama proses pengumpulan materi foto, Rere belajar banyak

hal mengenai orangutan, hutan dan lainnya. Orangutan sangat berperan

penting bagi kehidupan manusia, kelestaritan hutan dan lingkungan.

Buku Orangutan Rhyme and Blues ini adalah hasil dari jerih

payahnya melintasi Jawa-Kalimantan selama berbulan-bulan. Buku yang

menggambarkan kondisi Orangutan di Indonesia setelah semakin

berkurangnya habitat asli mereka. buku ini diterbitkan di Galeri Foto

Jurnalistik Antara (GFJA) pada tahun 2012, yang dikuratori oleh Oscar

3 Wawancara Pribadi dengan Regina Safri pada 16 Maret 2016 4 Borneo Orangutan Survival Foundation adalah organisasi non-profit di Indoneisa yang

didedikasikan untuk konservasi orangutan borneo dan habitatnya. Lebih lengkap dapat dilihat di

www.orangutan.or.id

 

Page 43: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

32

Matulloh. Dalam peluncuran buku ini Rere sekaligus membuat pameran di

beberapa tempat, seperti di Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA), House

of Sampoerna di Surabaya, dan di Bentara Budaya Yogyakarta pada akhir

Januari 2013 lalu.

Dengan diluncurkannya buku ini, Rere juga mengemban misi

untuk mampu meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kondisi

orangutan dan hutan kalimantan. Rere juga tengah menjajaki untuk

menyebarluaskan hal ini ke sekolah-sekolah agar mereka tahu bahwa

kerusakan hutan atau kepunahan orangutan dapat berdampak bagi

kehidupan masyarakat pulau jawa.

B. Hewan-hewan yang terancam punah di Indonesia

Sebagai negara kepulauan, Indonesia menjadi salah satu negara

dengan keanekaragaman tertinggi setelah Brazil. Dari wilayah Sabang

hingga Merauke sedikitnya terdapat 10 persen spesies tumbuhan, 12

persen hewan menyusui (mamalia), 16 persen dari segala jenis reptil dan

amfibi, sementara itu 17 persen adalah spesies burung, dan lebih dari 25

persen adalah spesies ikan.5

Namun, marakanya perburuan liar serta eksploitasi besar-besaran

yang dilakukan masyarakat membuat beberapa spesies mulai langka dan

bahkan terancam mengalami kepunahan. Sedikitnya ada lima jenis spesies

di Indonesia terancam punah yang penulis kutip dari artikel World Wide

5 Regina Safri, Orangutan Rhyme and Blues, h.121

 

Page 44: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

33

Fund for Nature (WWF) Indonesia, di antaranya; harimau Sumatera, gajah

Sumatera, badak Sumatera, badak Jawa, dan orangutan.6

Harimau Sumatera yang kondisi habitatnya saat ini terancam

punah, disebabkan oleh maraknya perburuan liar, dan berkurangnya

jumlah spesies mangsa.7 Tidak hanya itu, dari hasil catatan TRAFFIC

8

pada tahun 2008, penyebab lain dari menurunnya jumlah populasi harimau

Sumatera adalah adanya pasar ilegal yang kemudian menjadi pasar terbuka

di Sumatera untuk menjual bagian tubuh harimau.9 Dalam kurun waktu

empat tahun (1998-2002), sedikitnya ada 50 ekor harimau yang

diperjualbelikan setiap tahunnya.10

Hal lain yang juga mendorong berkurangnya populasi harimau

Sumatera tentunya pembukaan lahan menjadi pertanian, pembalakan, dan

pembuatan jalan.11

Dari hal tersebut harimau kehilangan tempat tinggal

dan terpaksa memasuki pemukiman warga. Akibatnya warga yang tidak

sengaja berjumpa merasa terancam dengan kehadiran harimau, dan mau

tidak mau warga terpaksa menangkap atau membununhnya.12

Sementara

itu provinsi Riau yang menjadi rumah dari sepertiga populasi harimau

Sumatera, dalam 25 tahun terakhir jumlahnya menurun hingga 70 persen

dan saat ini diperkirakan hanya tersisa 192 ekor saja.13

6 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 7 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 8 Traffic adalah sebuah progam kerja sama antara World Wide Fund for Nature (WWF)

dengan lembaga konservasi dunia, International Union for Conservation of Nation (IUCN) 9 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 10 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 11 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 12 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 13 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016

 

Page 45: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

34

Kasus lainnya seperti yang terjadi di Medan, Sumatera Utara pada

27 agustus 2017 lalu. Seekor harimau betina dengan ukuran panjang tubuh

198 centimeter dan tinggi 86 centimeter, disita oleh Balai Besar Taman

Nasional Gunung Leuser (TNGL) dalam kondisi mati.14

Penyitaan ini

dilakukan oleh pihak TNGL kepada seorang warga Langkat.

Gajah Sumatera yang dalam seperempat abad ini habitatnya

berkurang sebesar 70 persen, serta lebih dari separuh populasinya

berkurang.15

Di provinsi Riau, sebesar 84 persen populasi gajah Sumatera

mengalami penurunan yang menyisakan 210 ekor pada tahun 2007.16

Ancaman utama yang dihadapi oleh gajah Sumatera adalah pembalakan

liar, perburuan, perdagangan liar, serta perubahan hutan menjadi ladang

kelapa sawit dan kertas dalam jumlah besar.17

Hal tersebut menjadikan

hilangnya populasi gajah Sumatera.

Kegiatan penebangan kayu atau deforestasi di pulau Sumatera

merupakan yang paling parah di dunia.18

Di mana hal ini mengurangi

jumlah gajah lebih cepat dari jumlah hutannya. Laju industri kertas dan

kelapa sawit merupakan alasan terkuat dari menurunnya jumlah populasi

gajah Sumatera.19

Hal tersebut karena pohon kelapa sawit muda adalah

makanan favorit bagi gajah Sumatera, dari situlah terjadi kerusakan

tanaman sawit yang kemudian menimbulkan konflik antara manusia dan

14

Diakses dari https://news.detik.com/berita/d-3618646/harimau-sumatera-mati-

pemburunya-ditangkap-di-langkat, pada 8 Desember 2017 15 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 16 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 17 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 18 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 19 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016

 

Page 46: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

35

gajah.20

Mereka yang selalu dianggap sebagai „hama‟ akhirnya dibunuh

agar tidak ada lagi yang merusak perkebunan.21

Hal menarik diungkapkan oleh Drajat Dwi Hartono, seksi

pengawetan insitu Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA),

mengatakan bahwa satwa memiliki jalur jelajahnya sendiri termasuk

gajah.22

Di mana dalam setahun gajah mampu mengelilingi suatu wilayah

dan akan kembali ke tempat dan jalur yang sama dengan insting

alamiahnya. Meskipun wilayah tersebut sudah menjadi pemukiman

ataupun perkebunan, gajah akan tetap kembali karena itu adalah jalurnya.

Karena itu pula sering terjadi konflik manusia dengan gajah.

Selain itu Dwi juga mengatakan bahwa hutan bukan dirubah

menjadi perkebunan, melainkan menggunakan sistim pinjam-pakai.23

Keuntungan yang didapat diantaranya ada reboisasi, mengalokasikan dana

untuk kegiatan konservasi, juga mengalokasikan lahan jika dalam wilayah

tersebut terdapat tumbuhan yang dijaga agar lahan tersebut tidak dibuka.

Adalah badak Sumatera yang merupakan satu-satunya badak

dengan dua cula di Asia.24

Panjang cula depan yang dimiliki badak

Sumatera antara 25-80cm, sedangkan panjang cula belakang hanya

berkisar 10cm.25

Sementara itu untuk ukuran tubuh, badak Sumatera

dewasa memiliki panjang 2-3 meter, tinggi 1-1,5 meter dengan berat

20 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 21 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 22 Wawancara Pribadi dengan Drajat Dwi hartono pada 27 Maret 2017 23

Wawancara Pribadi dengan Drajat Dwi Hartono 24 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 25 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016

 

Page 47: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

36

sekitar 800-950 kilogram.26

Tidak heran jika badak Sumatera merupakan

badak dengan ukuran terkecil dari seluruh spesies badak di seluruh

dunia.27

Dari Strategi dan Rencana Aksi Kelestarian (STRAK) Departemen

Kehutanan di tahun 2007, populasi badak Sumatera diperkirakan hanya

tersisa 300 ekor saja.28

Meskipun begitu ada indikasi bahwa hal tersebut

bisa lebih rendah dari apa yang sudah diperkirakan, para ahli juga

menyebutkan tidak lebih dari 75 ekor badak Sumatera yang terdapat dalam

satu wilayah jelajahnya.29

Masalah yang dihadapi oleh badak Sumatera tidak jauh berbeda

dengan dua hewan sebelumnya. Utamanya adalah berkurangnya habitat

asli mereka dan perburuan liar. Badak Sumatera yang diburu akan diambil

culanya, dan bagian lainnya.30

Cula badak Sumatera sudah lama diperjual

belikan karena akan dijadikan obat tradisional.31

Akibat dari rusaknya

hutan, banyak dari mereka yang keluar hutan dan masuk ke pemukiman

warga untuk mencari makan. Sementara itu, ancaman yang terdapat di

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan adalah adanya alih fungsi hutan

menjadi perkebunan kopi dan jenis lainnya.32

Badak Jawa yang statusnya sudah dilindungi sejak tahun 1931

memiliki nasib yang serupa dengan badak Sumatera.33

Meskipun sudah

26 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 27 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 28 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 29 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 30 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 31 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 32 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 33 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016

 

Page 48: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

37

didukung dengan dijadikannya Ujung Kulon sebagai Taman Nasional,

mamalia besar ini hanya terdapat 50 ekor di alam liar dan menjadikannya

berada diambang kepunahan.34

Lembaga konservasi dunia IUCN, bahkan sudah memasukan badak

jawa ke dalam daftar spesies yang hampir punah.35

Mamalia yang mampu

hidup di ketinggian 3000 meter di atas permukaan laut ini, pada tahun

1960-an tersisa 20-30 ekor di Taman Nasional.36

Meski demikian pada

tahun 1967-1978 populasi badak Jawa mengalami peningkatan dua kali

lipat.37

Dan di akhir tahun 70-an populasinya cenderung stabil dengan

pertumbuhan sebesar satu persen setiap tahunnya, hal tersebut tidak lepas

dari perlindungan yang ketat.38

Berbeda dengan tiga spesies sebelumnya,

ancaman yang dihadapi oleh badak Jawa bukan melulu soal perburuan liar,

hal ini karena sudah tidak ada lagi kegiatan tersebut pada tahun 1990-an

akibat penegakkan hukum secara efektif yang dilakukan oleh pengelola

Taman Nasional Ujung Kulon.39

Ancaman bagi badak Jawa adalah sedikitnya keragaman genetis.40

Dari sedikitnya jenis genetis tersebut membuat badak Jawa tidak kuat

dalam menghadapi wabah penyakit, juga dalam menghadapi bencana alam

seperti gunung meletus dan gampa bumi.41

Namun demikian, masalah

sama yang dihadapi badak Jawa adalah pembukaan lahan atau berubahnya

34 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 35

Diakses dari http://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2017/02/26/badak-jawa-mamalia-

paling-langka-di-dunia-ada-di-taman-ujung-kulon-394550, pada 8 Desember 2017 36 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 37 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 38 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 39 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 40 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 41 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016

 

Page 49: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

38

hutan menjadi pemukiman, yang mengakibatkan semakin sedikit dan kian

hilangnya tempat tinggal mereka.42

Dengan terancamnya status dari badak jawa ini, setidaknya cukup

memilukan khusunya untuk masyarakat sunda. Sebagaimana yang kita

ketahui bahwa terdapat sebuah tempat bernama Ranca Badak (kubangan

badak) yang saat ini menjadi rumah sakit Hasan Sadikin Bandung.43

Nama

tersebut sudah begitu melekat bagi masyarakat Sunda, bahkan sampai saat

ini patung badak bercula satu pun masih berdiri di Balai Kota Bandung.44

Dari wawancara yang peneliti lakukan oleh Novi Hardianto

(WWF), hewan-hewan yang diburu sebagian besar akan dijadikan sebagai

hewan peliharaan.45

Seperti jenis primata yaitu, orangutan, siamang,

kukang dan kera ekor panjang. Selain itu, bagian tubuh hewan-hewan yang

diburu seperti gading gajah, dan cula badak, nantinya akan dikirim ke

China sebagai bahan obat tradisional atau lebih dikenal Traditional China

Medicine (TCM).46

Mitos yang kuat di Indonesia pun memiiki andil yang cukup besar,

Novi mengatakan biasanya para pemburu mengambil taring harimau

kemudian dibalut dengan emas yang nantinya akan dijadikan kalung atau

gelang sebagai jimat.47

Lain halnya dengan gading gajah, bagian tubuh

mamalia ini dapat dijadikan bermacam-macam kreasi souvenir yang

42 Diakses dari http://www.wwf.or.id/program/spesies/, pada 16 April 2016 43

Diakses dari http://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2017/02/26/badak-jawa-mamalia-

paling-langka-di-dunia-ada-di-taman-ujung-kulon-394550, pada 8 Desember 2017 44 Diakses dari http://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2017/02/26/badak-jawa-mamalia-

paling-langka-di-dunia-ada-di-taman-ujung-kulon-394550, pada 8 Desember 2017 45 Wawancara Pribadi dengan Novi Hardianto pada 10 Mei 2016 46 Wawancara Pribadi dengan Novi Hardianto pada 10 Mei 2016 47 WawancaraPribadi dengan Novi Hardianto pada 10 Mei 2016

 

Page 50: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

39

bernilai jual tinggi, seperti dijadikan kaki meja, sisir, diukir menjadi pipa,

maupun tuts piano.48

Di luar itu, Novi juga menyinggung tentang fungsi adanya kebun

binatang.49

Di dunia terdapat dua lembaga konservasi, yaitu Insitu dan

Eksitu.50

Insitu merupakan habitat asli dari hewan-hewan tersebut seperti

Taman Nasional, dan Suaka Marga Satwa. Sedangkan mini zoo, taman

satwa, dan kebun binatang termasuk dalam lembaga konservasi Eksitu

yaitu berada di luar dari habitat aslinya. Fungsinya sendiri sebagai sarana

edukasi bagi masyarakat. sayangnya, dibeberapa kasus kebun binatang,

management lalai akan kesejahteraan binatang yang ada di dalamnya.

Seperti tidak memberikan tempat yang layak, pengaturan suhu seperti di

habitat aslinya dan sebagainya.

Kebun binatang ternyata juga bisa menjadi gerbang kasus jual beli

hewan-hewan dilindungi.51

Hal ini menjadi lebih mencengangkan karena

yang menjual adalah dokter hewan itu sendiri.52

Bagaimana tidak, jika kita

ambil contoh cula badak, Novi mengatakan bahwa harga cula badak untuk

setiap gram mencapai angka 25 juta. Bisa dibayangkan seseorang yang

menjual satu cula badak sudah mampu membeli sebuah mobil mewah.

48 Wawancara Pribadi dengan Novi Hardianto pada 10 Mei 2016 49

Wawancara Pribadi dengan Novi Hardianto pada 10 Mei 2016 50 Wawancara Pribadi dengan Novi Hardianto pada 10 Mei 2016 51 Wawancara Pribadi dengan Novi Hardianto pada 10 Mei 2016 52 Wawancara Pribadi dengan Novi Hardianto pada 10 Mei 2016

 

Page 51: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

40

Bahkan dalam pelelangan cula badak secara online, harga cula badak

menembus angka 800 juta per kilogram.53

Undang-undang No.5 tahun 1990 menjadi celah bagi orang-orang

yang ingin menyelamatkan satwa-satwa tersebut. Dalam UU dikatakan

bahwa hukuman bagi pemburu yaitu kurungan selama lima tahun dan

denda 100 juta. Namun, dalam prakteknya jika dirata-rata hukuman yang

ada hanya dua setengah tahun, bahkan bisa hanya delapan bulan

kurungan.54

C. Kondisi Orangutan

Menyambung dari artikel yang dipaparkan oleh WWF, pada sub-

bab ini penulis akan menjelaskan kondisi orangutan di Indonesia.

Orangutan merupakan kera terbesar yang berada di Asia, di mana

penyebarannya 80 persen berada di Sumatera dan Kalimantan. Ancaman

kepunahan pun melekat seperti keempat jenis hewan yang sudah

disebutkan di atas, maka tidak heran jika mamalia besar ini menjadi pusat

perhatian dunia.

Dari artikel yang ditulis oleh Sapariah Saturi berjudul “Populasi

Makin Terancam, Ayo Selamatkan Orangutan..” disebutkan, bahwa

orangutan yang berada di Sumatera dan Kalimantan kondisinya sangat

mengkhawatirkan.55

Tercatat populasi orangutan Sumatera dari tahun

1992-2000 menurun sekitar 50 persen, dengan perkiraan tersisa kurang

53

Diakses dari http://www.kompas.com/internasional/read/2017/08/21/08492541/harga-

rp-800-juta-per-kg-lelang-online-cula-badak-tak-terbendung, pada 8 Desember 2017 54 Wawancara Pribadi dengan Novi Hardianto pada 10 Mei 2016 55

Diakses dari http://www.mongabay.co.id/2013/08/11/populasi-makin-terancam-ayo-

selamatkan-orangutan/, pada 1 Februari 2016

 

Page 52: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

41

lenih 7.000 ekor yang berada di alam bebas.56

Sementara itu prediksi yang

ditulis dari SOCP tersisa sekitar 6.000 ekor pada tahun 2012.57

Sama

halnya dengan orangutan Sumatera, orangutan Kalimantan juga diprediksi

berkurang di angka 43 persen dari sekitar 45.000 ekor di alam bebas.58

Penyusutan jumlah populasi orangutan serta kerusakan hutan yang

terjadi di Sumatera dan Kalimantan selama 10 tahun terakhir, akan

membawa dampak ekologis yang besar bagi masyarakat. pernyataan

tersebut dijelaskan dalam Strategi dan Rencana Aksi Kelestarian di laman

Forina.59

Rusaknya kawasan hutan ini sedikitnya mengurangi habitat

orangutan 1-1,5 persen setiap tahunnya di pulau Sumatera. Sementara

untuk pulau Kalimantan penurunan jumlah habitatnya lebih tinggi yaitu

sebesar 1,5-2 persen setiap tahunnya. Ancaman perburuan untuk dijadikan

hewan peliharaan serta menjadi bahan makanan bagi sebagian masyarakat

juga turut memperburuk kondisi orangutan. Dengan kondisi yang

mengkhawatirkan pada tahun 2007 IUCN menempatkan orangutan

Sumatera ke dalam kategori sangat terancam punah (critically

endangered). Berbeda dengan orangutan Sumatera, orangutan Kalimantan

masuk ke dalam kategori terancam punah (endangered). Meskipun begitu

hal tersebut bukan jaminan bahwa masa depan orangutan Kalimantan lebih

baik dari orangutan Sumatera. Hanya dengan aksi nyata dari pemerintah

56

Diakses dari http://www.mongabay.co.id/2013/08/11/populasi-makin-terancam-ayo-

selamatkan-orangutan/, pada 1 Februari 2016 57 Diakses dari http://www.mongabay.co.id/2013/08/11/populasi-makin-terancam-ayo-

selamatkan-orangutan/, pada 1 Februari 2016 58 Diakses dari http://www.mongabay.co.id/2013/08/11/populasi-makin-terancam-ayo-selamatkan-

orangutan/, pada 1 Februari 2016 59 FORINA adalah salah satu forum yang berupaya untuk menjaga kelestarian orangutan.

Lebih lengkap dapat dilihat di www.forina.or.id

 

Page 53: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

42

dan kesadaran dari masyarakat untuk menyelamatkan kera besar di Asia

dari ancaman kepunahan di kedua pulau tersebut.

Jenis hutan seperti hutan rawa air tawar, rawa gambut, perbukitan,

hutan pegunungan, daerah aliran sungai dan dataran rendah merupakan

tempat yang mampu disinggahi orangutan. Untuk orangutan Kalimantan

dapat dijumpai pada ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.

Sementara orangutan Sumatera dapat mencapai ketinggian 1.000 meter di

atas permukaan laut.60

Dalam beberapa kesempatan pejantan orangutan

Sumatera mampu mencapai ketinggian 1.500 meter di atas permukaan

laut. Sayangnya sebagian besar populasinya berada di dataran rendah

seperti hutan rawa, yang mana jenis hutan seperti itulah yang menjadi

sasaran industri baik kehutanan maupun pertanian.61

Sehingga tidak

mengherankan jika sering terjadi konflik antara manusia dan orangutan.

Upaya konservasi orangutan tidak hanya dilakukan oleh organisasi

atau kelompok-kelompok tertentu saja. Hadirnya kebun binatang dan

Taman Safari Indonesia di Cisarua, Bogor diharapkan juga turut

membantu kelestarian orangutan. Selain memang dijadikan sebagai objek

wisata keluarga, kedua lembaga yang termasuk dalam kelompok Eksitu

tersebut juga dimanfaatkan sebagai sarana edukasi bagi masyarakat.

Taman margasatwa Ragunan pada laman Forina memiliki jumlah

orangutan Kalimantan terbanyak, yaitu 23 ekor jantan dan 20 ekor

betina.62

Berbeda dengan di Taman Safari Indonesia yang hanya memiliki

60 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016 61 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016 62 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016

 

Page 54: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

43

13 ekor jantan dan 15 ekor betina.63

Sedangkan untuk orangutan Sumatera,

Taman Margasatwa Ragunan baik jantan dan betina masing-masing hanya

terdapat dua ekor saja.64

Sementara di Taman Safri Indonesia memiliki

empat ekor jantan dan enam ekor betina.65

Ancaman terbesar bagi orangutan Sumatera dan Kalimantan adalah

pembukaan lahan hutan dalam skala besar.66

Bukan hanya orangutan yang

terkena dampaknya, tetapi juga termasuk ekosistem yang berada di

dalamnya. Semua itu terjadi akibat serakahnya para pengepul materi yang

dengan sengaja merusak tanpa memikirkan lingkungan sekitarnya. Selama

kurun waktu 10 tahun (1980-1990), Forina mencatat hutan di Indonesia

telah berkurang atau beralih fungsi menjadi pertanian, perkebunan, dan

pemukiman.67

Selain itu, kebakaran hutan dan praktek pengusahaan hutan

yang tidak berkelanjutan juga turut memberi andil. Banyak pihak menilai

bahwa laju deforestasi di Indonesia juga terjadi akibat pengembangan

otonomi daerah dan penerapan desentralisasi atau penyerahan wewenang

dari pusat ke daerah di tahun 1998.68

Selain itu pemerintah daerah juga

memberi atau mengeluarkan izin usaha pemanfaatan kayu dan

pembangunan perkebunan, yang mana hal tersebut tentunya berdampak

bagi upaya konservasi orangutan.69

Secara lebih rinci, Forina menjelaskan ancaman yang dihadapi oleh

orangutan serta upaya untuk mengatasinya, di antaranya; tekanan populasi

63 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016 64 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016 65 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016 66 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016 67 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016 68 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016 69 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016

 

Page 55: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

44

penduduk, perubahan landuse atau tata guna lahan, kebakaran hutan,

pertambangan, penegakan hukum yang masih lemah, penebangan hutan,

dan perburuan atau perdagangan illegal.70

Dengan masuk dalam tingkat ancaman sedang, tekanan populasi

penduduk memiliki dampak pada degradasi sumberdaya.71

Hal tersebut

menjadikan perburuan, meningkatnya erosi, serta gangguan hidrologi

menjadi faktor punahnya spesies.72

Untuk itu pencegahan adanya migrasi

ke Taman Nasional sudah mulai dilakukan, juga membatasi atau mengatur

tentang pemanfaatan sumberdaya.73

Tingkat ancaman tinggi terjadi pada perubahan tata guna lahan,

karena ancamannya adalah rusaknya atau penurunan sumberdaya,

hiangnya fungsi hutan, sampai pada punahnya spesies.74

Oleh karena itu

larangan merubah lahan yang menjadi habitat orangutan sudah dilakukan,

juga mencarikan atau menyediakan mata pencaharian alternatif.75

Di sisi

lain juga mendorong agar membuat peraturan daerah tentang orangutan

yang salah satunya untuk membangun tempat konservasi di area

penggunaan lain (APL).76

Kebakaran hutan yang sering terjadi, lebih lagi jika masuk musim

kemarau juga berada dalam tingkat ancaman yang tinggi.77

Dampak

70 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016 71 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016 72 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016 73 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016 74 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016 75 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016 76 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016 77 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016

 

Page 56: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

45

utamanya sudah menjurus pada degradasi habitat.78

Untuk itu perlu adanya

pendidikan mengenai konservasi, pencegahan dan cara mengatasi

kebakaran, serta translokasi atau pemindahan ke tempat yang lebih aman

bagi orangutan.

Banyaknya pertambangan di kawasan yang menjadi habitat

orangutan turut menjadi faktor berubahnya habitat. Meskipun hanya

masuk dalam tingkat sedang, namun tetap diupayakan agar ada aturan

yang melarang kegiatan pertambangan di wilayah orangutan.79

Ancaman tingkat sedang juga terdapat di penegakan hukum.

Belum tegasnya hukum yang melindungi orangutan dan hutan ditengarai

menjadi jalan mulus bagi kegitatan penebangan hutan dan perburuan liar.80

Oleh sebab itu akan diadakan forum yang mengawasi penegakan hukum

dan aturan tentang orangutan di luar dari kawasan konservasi.81

Penebangan hutan, perburuan dan perdagangan illegal masuk

dalam ancaman yang tinggi.82

Selain berdampak berkurangnya spesies,

juga dapat menghasilkan kepunahan.83

Untuk itu perlu merencanakan

pedoman penebangan di kawasan yang terdapat orangutan, mengadakan

patroli hutan, dan menegakan aturan yang melarang berburu orangutan.84

Dari apa yang telah penulis paparkan mengenai hewan-hewan yang

terancam punah dan upaya penyelamatannya, sudah seharusnya sebagai

78 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016 79 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016 80 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016 81 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016 82 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016 83 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016 84 Diakses dari www.forina.or.id, pada 10 Juni 2016

 

Page 57: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

46

umat muslim kita mendukung dan ikut melestarikan hewan-hewan

tersebut. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengelurkan

fatwa nomor 04 tahun 2014 tentang pelestarian satwa langka untuk

keseimbangan ekosistem. Dengan mengacu atau mengingat firman Allah

SWT mengenai perintah berbuat baik kepada sesama makhluk hidup,

antara lain:

“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan

burung-nurung yang terbang dengan kedua sayapnya,

melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah kami

alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada

Tuhanlah mereka dihimpunkan”. (QS. Al-An‟am [6] :38)

Kemudian larangan berbuat kerusakan di bumi termasuk satwa langka di

dalamnya, yaitu:

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.

Setelah Allah memperbaikinya”. (QS. Al-A‟raf [7] :36)

Selain firman Allah SWT, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga

menjelaskan dengan mengacu pada hadits Rasulullah SAW, yaitu:

 

Page 58: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

47

Dari Jarir ibn Abdullah ra ia berkata: Rasulullah saw

bersabda: “Sayangilah setiap makhluk di bumi niscaya

kalian akan disayangi oleh Dzat yang di langit”. (HR. Abu

Dawud, al Turmudzi, dan al-Hakim)

Meskipun fatwa MUI bukan merupakan rujukan hukum di Indonesia,

tetapi penulis menganggap bahwa ini merupakan salah satu acuan dan pengingat

bagi kita untuk tetap menjaga apa yang diciptakan oleh Allah SWT.

 

Page 59: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

48

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Setelah menjelaskan mengenai semiotika pada bab II, pembahasan pada

bab IV ini akan menganalisis foto-foto yang telah penulis pilih dalam buku

Orangutan Rhyme and Blues karya Regina Safri. Dari beberapa tokoh semiotika

yang telah dipaparkan dalam bab II, penulis memilih teori yang dikemukakan oleh

Roland Barthes yang mana ada tiga tahapan dalam membaca sebuah foto. Pertama

adalah tahap Denotasi, kedua adalah tahap Konotasi, dan ketiga adalah tahap

Mitos.

Dalam tahapan Konotasi ada enam unsur yang diebutkan oleh Kris

Budiman dalam bukunya Semiotika Visual.1 Yang pertama ada Trick Effect, yaitu

memanupulasi foto dengan maksud ingin menyampaikan apa yang dibuat oleh

sang pemotret. Kedua adalah Pose, yaitu gaya, posisi, sikap, atau ekspresi dari

objek yang difoto. Ketiga terdapat Objek, yaitu sasaran atau Point of Interest yang

akan diambil oleh sang pemotret. Posisi keempat terdapat Photogenia, yaitu

teknik yang digunakan dalam mengambil gambar, seperti pencahayaan, moving,

freezing, panning, angle, dan yang lainnya. Kelima adalah Aestheticism, yaitu

komposisi pada foto yang akan membuat makna konotasi. Keenam yaitu

Sintaksis, yang merupakan gabungan dari keseluruhan foto, biasanya berupa

caption atau teks untuk menambah informasi tentang sebuah foto.

1 Kris Budiman, Semiotika Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011) h.70

 

Page 60: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

49

Dari penjelasan di atas, maka penulis rasa tepat jika analisis ini

menggunakan teori dari Roland Barthes. Hal ini juga bukan menyatakan bahwa

teori-teori yang dikemukakan oleh Charles Sander Pierce, Ferdinand Saussure dan

tokoh semiotika lainnya kurang tepat, tetapi karena ada ungkapan yang

diungkapkan oleh Barthes tentang mitos yang memperkuat teori analisis miliknya

untuk digunakan dalam penelitian.

A. Analisis Data Foto I

1. Tahap Denotasi

Dalam foto yang dibagi dalam dua halaman ini, terdapat sebuah

truk yang melintasi perkebunan kelapa sawit dengan tiga orang berada

di bagian atas truk tersebut. Salah seorang yang berada di posisi paling

kanan atas truk tersebut menengok ke belakang, dan dua lainnya

melihat ke depan.

 

Page 61: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

50

2. Tahap Konotasi

Seperti yang penulis jelaskan di atas, pemahaman dalam tahap

konotasi dapat dilakukan dengan enam unsur. Pertama Trick Effect,

memanipulasi foto secara berlebihan untuk menyampaikan pesan sang

fotografer dalam foto jurnalistik ataupun foto cerita adalah hal yang

dilarang. Batasan pengolahan yang diperbolehkan hanya pada

pengaturan cahaya, kesesuaian warna, kontras, dan cropping untuk

membuat foto presisi. Dalam foto I penulis tidak menemukan adanya

penambahan atau manipulasi yang dilakukan oleh Regina Safri.

Perkembangan fotografi saat ini yang didukung dengan berbagai

software olah digital tentunya memudahkan bagi fotografer dalam

menjalankan tugasnya. Namun, di sisi lain juga mampu menjadikan

atau memudahkan terjadinya kasus manipulasi.

Unsur kedua adalah Pose, sebagimana yang dijelaskan di atas

bahwa pose terdapat gaya, posisi, sikap, atau ekspresi sebuah objek.

Dalam foto I yang merupakan foto landscape merupakan gabungan

antara foto manusia dengan alam, yang mana kita akan lebih mudah

menentukan pose dalam foto yang mengandung unsur manusia dan

hewan. Karena alam tidak memiliki untur gaya, sikap dan ekspresi.

Dalam foto I penulis melihat posisi sebuah truk yang diletakan

pada bagian kanan dari keseluruhan gambar. Regina Safri ingin

menyampaikan bahwa perkebunan kelapa sawit sudah begitu luas.

Ketiga adalah Objek, pada dasarnya semua bagian dalam sebuah

foto bisa dikatakan sebagai objek. Namun, dalam membaca foto yang

 

Page 62: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

51

dimaksud sebagai objek yang sudah penulis jelaskan di atas

merupakan point of interest atau sesuatu yang menonjol dari sebuah

foto. Pada foto I ini point of interest yang terdapat yaitu sebuah truk

yang melintasi perkebunan kelapa sawit dengan tiga orang terdapat di

bagian atas truk tersebut.

Unsur yang keempat adalah Photogenia, unsur ini kita membaca

foto dengan melihat cara pengambilan atau tekniknya. Teknik tersebut

meliputi pencahayaan, efek gerak (moving), efek diam (freezing), efek

kecepatan (panning) efek blur, dan sudut pandang (angle). Jika

melihat dari teknik pengambilannya, pada data foto I menggunakan

cahaya alami yang berasal dari matahari. Foto yang ditampilkan jelas

tanpa adanya perbedaan antara latar depan (foreground) dengan latar

belakang (background), menunjukan foto diambil dengan ruang tajam

luas, agar gambar yang yang dihasilkan jelas secara keseluruhan.

Diafragma yang dibutuhkan untuk menghasilkan ruang tajam luas

berkisar antara f/5,6 sampai f/11. Dengan menggunakan diafragma

tersebut maka kecepatan rana (speed) yang diperlukan untuk

menghasilkan foto I berkisar antara 1/60 sampai 1/125. Selain dengan

rana (speed), dapat juga dikombinasikan dengan ISO yang berada di

angka 100 sampai 200.

Saat melihat point of interest pada foto I terlihat jika fotografer

menggunakan teknik high angle, dengan menggunakan angle ini

secara teknik fotografer ingin menggambarkan kondisi suatu wilayah.

 

Page 63: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

52

Penggunaan angle dalam fotografi sedikit banyak mampu memberikan

informasi yang ingin disampaikan oleh fotografer.

Kelima adalah unsur Aestheticsm, dalam foto I yang menggunakan

format horizontal menampilkann point of interest sebuah truk dengan

tiga orang yang berada di atasnya, menggunakan aturan komposisi 1/3

atau rule of third dengan menempatkan truk di bagian kanan foto.

Tampilan ini membuat yang melihatnya langsung tertuju pada truk

tersebut. Pengambilan secara landscape dengan menempatkan jalanan

disebelah kanan yang tidak menampilkan ujung jalanan tersebut,

memberi pesan bahwa betapa luasnya perkebunan kelapa sawit yang

dilalui oleh truk tersebut.

Unsur keenam adalah Sintaksis, dengan lebih banyak

menempatkan kebun kelapa sawit di bagian kiri dan point of interest

sebuah truk di bagian kanan, dapat penulis tafsirkan bahwa Regina

Safri sengaja menempatkan foto tersebut dalam urutan pertama dalam

bukunya. Penempatan foto tersebut dalam urutan pertama seperti ingin

membuka awal cerita kisah orangutan yang habitatnya hilang oleh

padatnya perkebunan kelapa sawit.

Dari berbagai aspek yang telah dijabarkan di atas, didapati makna

konotasi dalam data foto I bahwa perkebunan kelapa sawit yang dilalui oleh truk

tersebut sangat luas. Keberadaan perkebunan kelapa sawit tersebut menggaggu

habitat orangutan dan makhluk lainnya. Akibatnya banyak diantara mereka yang

masuk ke pemukiman warga termasuk orangutan itu sendiri, sehingga

menimbulkan konflik antara manusia dan orangutan.

 

Page 64: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

53

3. Mitos

Perkebunan kelapa sawit bukan hanya ada di pulau Kalimantan, di

Sumatera juga terdapat ribuan hektar kebun kelapa sawit yang sudah

mengambil alih tempat tinggal orangutan. Dalam foto ini, makna mitos

yang dapat dibangun adalah, keberadaan sebuah truk di perkebunan

sawit yang menjadi salah satu unsur foto tersebut dapat disimbolkan

sebagai kebutuhan para pekerja di sana. Hal tersebut dapat dimaknai

bahwa perkebunan kelapa sawit membutuhkan alat transportasi yang

cukup besar untuk mengangkut hasil panennya. Kebutuhan untuk

menggunakan transportasi besar juga merupakan tuntutan untuk

memenuhi geliat perekonomian. Bagi masyarakat yang bekerja di sana,

kebutuhan ekonomi merupakan hasil kerja keras untuk mendapatkan

apa yang telah dijanjikan Allah SWT dalam surat Yasin ayat 35.

Bahwasannya mereka akan makan dari apa yang telah

diusahakannya. Selain dari ukurannya, truk juga mampu menempuh

jarak yang lebih jauh dan lebih efisien dari segi bahan bakar jika

dibandingkan dengan mobil sejenis pickup.

 

Page 65: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

54

B. Analisis Data Foto II

1. Tahap Denotasi

Makna denotasi yang terdapat pada foto ini adalah seekor induk

orangutan yang menggendong anaknya di tepi aliran sungai. Induk

tersebut memanfaatkan dahan atau batang pohon untuk berayun. Di

dalam mulut, induknya juga menyimpan dua biji buah. Lokasi

orangutan dan anaknya ini berada di pulau pra release, di mana mereka

para orangutan sudah tidak diberikan makanan secara langsung.

2. Tahap Konotasi

Sebagaimana yang sudah penulis jelaskan sebelumnya, bahwa trick

effect merupakan tindakan memanipulasi gambar secara berlebihan

untuk menyampaikan pesan dari sang fotografer. Terkait dengan data

foto II, penulis tidak menemukan adanya unsur yang dikatakan sebagai

trick effect.

 

Page 66: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

55

Peran teknologi yang kian memudahkan mengolah gambar dalam

bentuk digital, membuat rentan terjadinya tindakan manipulasi. Hal ini

sangat tidak dianjurkan karena sudah menyebarkan realitas yang bukan

sebenarnya. Perlu diketahui bahwa tindakan memanipulasi yang

berlebihan sehingga memunculkan realitas yang bukan sebenarnya,

dapat dicontohkan dengan menggabungkan beberapa foto menjadi

satu.

Pose dalam data foto II memperlihatkan induk orangutan yang

sedang berayun bersama anaknya pada batang pohon dengan posisi

miring dan kedua tangan berada di batang. Sementara itu anak

orangutan tersebut memeluk induknya dengan wajah yang terlihat

sayu. Posisi sang induk maupun anaknya merupakan posisi yang

normal dilakukan oleh orangutan. Di mana mereka akan berayun dari

satu pohon ke pohon lainnya

Dalam data foto II dapat dilihat bahwa objek atau point of interest

adalah induk orangutan yang sedang menggendong anaknya.

Berdasrkan keterangan yang diberikan oleh Regina Safri, anak

orangutan akan terus berada dalam pelukan induknya hingga mencapai

usia ± tujuh tahun.2 Orangutan dalam data foto II berada dalam sebuah

pulau pra release, di mana mereka sudah tidak berinteraksi dengan

manusia dan mencari makanannya sendiri.3

Unsur Photogenia dalam data foto II jika melihat dari segi teknik

pengambilan, cahaya yang digunakan berasal dari cahaya alami

2 Wawancara Pribadi dengan Regina Safri pada 24 Mei 2017 3 Wawancara Pribadi dengan Regina Safri pada 24 Mei 2017

 

Page 67: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

56

(available light) yaitu matahari. Adanya perbedaan antara latar depan

(foreground) dengan latar belakang (background) menandakan foto

diambil dengan teknik ruang tajam sempit, dengan begitu penulis

mengindikasi bahwa diafragma yang digunakan berada antara f/2,8

sampai f/3,5. Dengan bukaan diafragma tersebut untuk menghasilkan

foto seperti data foto II, kecepatan rana (speed) yang diperlukan

berkisr antara 1/125 sampai 1/250. Selain itu juga bisa dengan

mengkombinaasikan dengan ISO yang berada di angka 100 sampai 20.

Dengan melihat posisi objek atau point of interest pada data foto II,

menunjukan bahwa foto diambil dengan posisi sejajar atau dalam

fotografi disebut eye level.

Kemudian pada unsur Aestheticism, format dalam data foto II

merupakan foto yang diambil dengan posisi horizontal. Objek yang

berada di tengah dengan ukuran yang besar, membuat mata langsung

tertuju pada objek. Tampilan seperti itu dengan sang induk

menggendong anaknya sambil berayun di sebuah batang pohon,

menimbulkan pesan bahwa sifat liar sudah kembali dalam dirinya.

Dalam unsur Sintaksis dalam data foto II, penulis menafsirkan

bahwa pengambilan gambar orangutan dengan posisi tersebut timbul

dari keyakinan Regina Safri bahwa orangutan tersebut sudah memiliki

jiwa liarnya kembali dan siap untuk dilepasliarkan ke habitat aslinya.

Dari beberapa aspek yang telah dijabarkan, makna konotasi yang dapat

penulis ambil dalam data foto II adalah sikap kepedulian seorang induk. Perlu

diingat kembali bahwa orangutan memiliki kesamaan genetik dengan manusia

 

Page 68: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

57

sebesar 96,4 persen. Ditambah lagi anak orangutan akan berada dalam pelukan

induknya ± sampai usia tujuh tahun. Dalam kondisi apapun seorang induk akan

selalu mengutamakan keselamatan anaknya. Karena sebab itu, perilaku yang

dilakukan atau diperlihatkan orangutan pada foto II layaknya kebiasaan yang

dilakukan manusia (ibu) terhadap anaknya.

3. Mitos

Kerusakan hutan merupakan hal yang tidak diinginkan. Selain

dapat menghilangkan tempat tinggal bagi ratusan spesies makhluk

hidup, rusaknya hutan juga akan mengakibatkan timpangnya ekosistem

yang mana akan menimbulkan bencana bagi kita. Berubahnya hutan

menjadi areal perkebunan sawit inilah yang mengharuskan orangutan

masuk dalam daftar hewan yang hampir punah. Selain itu, orangutan

juga kehilangan tempat tinggalnya.

Meskipun demikian masih banyak pihak-pihak yang peduli

terhadap nasib orangutan. Mereka membangun tempat konservasi agar

orangutan terhindar dari kepunahan. Jika melihat foto II ini, makna

mitos yang dapat dibangun adalah kepedulian. Seperti induk orangutan

kepada anaknya di atas. Kepedulian masyarakat juga dapat dilihat

dengan membantu orangutan menyelesaikan masa rehabilitasinya,

sampai dinyatakan layak untuk dilepasliarkan kembali. Pesan yang

dapat diambil dari mitos yang penulis bangun adalah menjaga dan

peduli terhadap kelangsungan hidup makhluk ciptaan-Nya merupakan

sebuah keniscayaan yang perlu dipertahankan. Karena apa yang

diciptakan-Nya terdapat suatu manfaat bagi kita. Pernyataan di atas

 

Page 69: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

58

merupakan cerminan nyata seperti yang tertuang dalam Al-Qur/an

surat Sad ayat 27:

bahwa Allah tidak menciptakan langit dan bumi serta yang ada

diantara keduanya tanpa adanya hikmah.

C. Analisis Data Foto III

1. Tahap Denotasi

Dalam foto ini seekor orangutan bernama Hercules berada di balik

kandang besi dengan kondisi mata kanan yang buta. Selain itu posisi

wajah (mata dan hidung) yang dibagi ke dalam ruas-ruas kandang.

2. Tahap Konotasi

Unsur pertama yaitu trick effect, sebagaimana yang telah dijelaskan

bahwa trick effeck merupakan langkah manipulasi foto, dalam data

foto III ini penulis tidak menemukan adanya unsur tersebut.

 

Page 70: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

59

Berdasarkan penjelasan Regina Safri, pemotretan dilakukan dengan

jarak dekat.4 Dari pernyataan tersebut penulis menafsirkan bahwa pada

data foto III hanya dilakukan proses cropping untuk membuat foto

seperti itu.

Dalam unsur Pose, data foto III menampilkan visual hanya bagian

kepala orangutan yang langsung berhadapan dengan kamera. Penulis

menangkap dengan posisi seperti ini akan memberi pesan bahwa sudah

tidak ada lagi yang bisa dilakukan untuk melepasliarkan Hercules,

mengingat kondisi matanya yang buta dibagian kanan.

Unsur Objek dalam data foto III yang menjadi point of interest

adalah Hercules, orangutan yang mengalami kebutaan pada mata

kanannya. Tidak ada lagi objek selain Hercules dengan kandang besi

yang menjadi sekat. Dalam foto ini Regina Safri ingin menampilkan

detil dari penderitaan yang dialami orangutan.

Secara photogenia, penulis mengamati data foto III menggunakan

sudut pandang eye level. Meskipun tidak ada pesan khusus yang ingin

disampaikan dengan teknik ini, namun dengan pengambilan dari jarak

dekat hal tersebut mampu menampilkan secara detil objek yang ada.

Dari segi pencahayaan, fotografer menggunakan cahaya alami

(available light) matahari, meskipun objek berada di dalam kandang.

Hal ini dapat dilihat bahwa cahaya pada objek tidak merata karena

cahaya datang dari atas objek.

4 Wawancara Pribadi dengan Regina Safri pada 24 Mei 2017

 

Page 71: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

60

Selain itu, adanya foreground yang nampak blur mengindikasikan

bahwa foto diambil dengan ruang tajam sempit. Hal tersebut dapat

diperkirakan dengan bukaan dikisaran angka f/2,8 sampai f/5.

Kecepatan rana yang mendukung hasil dari data foto III berada pada

kisaran angka 1/80 sampai 1/125, juga dapat dikombinasikan dengan

ISO antara 100 sampai 200.

Beralih dalam unsur Aestheticsm, pada data foto III merupakan

jenis foto close up dengan menampilkan wajah orangutan dari jarak

dekat. Jika penulis perhatikan, foto tersebut menggunakan kaidah 1/3

(rule of third) dengan menempatkan objek di sisi kanan. Meskipun

tidak terlalu menjorok ke kanan, hal tersebut penulis yakini dengan

melihat posisi besi di sisi sebelah kiri yang memiliki ruang lebih luas

dibandingkan dengan besi di sisi kanan.

Dengan menampilkan wajah secara close up, fotografer ingin

menunjukan penderitaan yang dialami oleh orangutan khususnya

Hercules, yang dalam data foto III diperlihatkan kondisi mata primata

tersebut. Tersirat juga pesan kasihan atau iba yang ingin ditimbulkan

dari foto ini.

Pada tahap Sintaksis, pada data foto III terdapat penjelasan

mengenai penyebab hilangnya pengelihatan pada mata kanan Hercules,

yang ada di sebelah kanan foto. Unsur sintaksis yang dapat penulis

jelaskan adalah editor buku ini ingin menerapkan budaya membaca

kita, yaitu dari kiri ke kanan. Maka dari itu penjelasan mengenai

penyebab butanya salah satu mata Hercules di tempatkan di sebelah

 

Page 72: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

61

kanan, yang langsung dapat dipahami setelah melihat foto terlebih

dahulu.

Setelah dijelaskan dalam beberapa tahap, makna konotasi yang ada di

foto III adalah penderitaan. Melihat kondisi Hercules yang kehilangan mata

kanannya akan menimbulkan rasa sedih. Kekerasan yang dilakukan oleh pemburu

mengakibatkan banyak dari orangutan kehilangan kesempatan untuk kembali ke

alam liar. Selain itu, alasan tidak dapatnya orangutan kembali dilepasliarkan

adalah hilangnya insting mereka dalam mencari makanan sendiri.

3. Mitos

Kerusakan fisik tidak hanya terjadi pada Hercules saja, beberapa

orangutan di Nyaru Menteng juga mengalami hal serupa. Mitos yang

dapat diangkat dari foto III ini hampir sama dengan makna konotasi

yang penulis sebutkan sebelumnya, hanya saja terdapat pemahaman

yang lebih mendalam. Berada dibalik jeruji besi, mengakibatkan

hilangnya kebebasan Hercules dan teman-temannya. Berada dalam

sebuah kandang juga akan mengikis kemampuan alami mereka,

terutaman dalam memperoleh makanan. Kelangsungan hidup mereka

kini bergantung kepada manusia. Belum lagi mata kanan Hercules

yang mengalami kebutaan, membuat pergerakannya menjadi sulit.

Namun demikian mata kirinya masih dalam keadan sehat. Hal tersebut

setidaknya masih memberikan simbol harapan bagi masa depan hewan

primata ini, agar kelak mereka dapat kita saksikan keberadaanya di

alam liar kembali. Adanya harapan yang muncul juga disertai dengan

usaha yang gigih oleh para pelaku konservasi. kerja keras dan do‟a

 

Page 73: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

62

merupakan kombinasi yang tepat untuk mewujudkan harapan tersebut.

Al-quran dalam surat Al-Insyirah adalah salah satu bentuk perwujudan

dari bentuk usaha dan harapan yang hanya digantungkan kepada Allah

SWT.

D. Analisis Data Foto IV

1. Tahap Denotasi

Jika dilihat pada foto IV ini, terdapat seekor orangutan yang berada

di dalam kandang tengah diberikan suntikan. Terlihat tangan penjaga

 

Page 74: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

63

sedang menyuntikan ke salah satu lengan orangutan. Di dalam

kandang tersebut juga terdapat dedaunan dan ban bekas untuk sarana

bermain.

2. Tahap Konotasi

Pada unsur pertama yaitu Trick Effect, penulis tidak menemukan

adanya manipulasi yang dilakukan fotografer dalam data foto IV.

Sebab apa yang terlihat dalam foto IV adalah hasil yang didapat oleh

fotografer dalam penangkaran orangutan di kalimantan. Sebagimana

yang sudah dijelaskan, bahwa trick effect adalah memanipulasi foto

dengan salah satunya mengabungkan dua foto menjadi satu. Contoh

lain yang juga bisa dikatakan memanipulasi adalah menghilangkan

unsur-unsur atau elemen-elemen yang terdapat di dalam foto.

Pose dalam data foto IV terlihat seekor orangutan yang disuntik.

Dapat dilihat pula ekspresi orangutan yang murung sehingga memberi

pesan bahwa dirinya sedang dalam kondisi tidak sehat. Jika dilihat dari

pose, kesan yang timbul adalah kesehatan orangutan yang rentan

terhadap serangan penyakit di mana penyebarannya bisa melalui

manusia. Hal tersebut karena DNA yang dimiliki orangutan memiliki

kemiripan dengan manusia.

Pada data foto IV yang menjadi point of interest adalah orangutan

yang berada di dalam kandang. Orangutan tersebut bisa dikatakan

sebagai objek utama dalam data foto IV. Selain itu, penulis juga

melihat adanya objek pendukung yang keberadaannya bisa menjadi

pelengkap sebuah foto. Sebuah tangan yang sedang menyuntikan

 

Page 75: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

64

jarum ke tubuh orangutan, dapat memberi pesan bahwa orangutan

tersebut sedang dalam kondisi tidak sehat dan membutuhkan

perawatan.

Dari segi Photogenia, dalam data foto IV pengambilan gambar

dilakukan dalam ruangan terbuka meskipun objek utama berada dalam

sebuah kandang. Foto IV menggunakan cahaya alami (available light)

yaitu matahari. Dengan mengambil atau menempatkan objek lebih

rendah dari posisi kamera, maka dapat dikatakan bahwa fotografer

menggunakan teknik high angle. Kemudian fotografer juga

menggunakan latar depan (foreground) yaitu kerangka besi kandang

orangutan tersebut, yang mana hal ini mengindikasikan bahwa

fotografer menggunakan teknik ruang tajam sempit dengan bukaan

diafragma antara f/2,8 sampai f/4,5. Dengan bukaan seperti itu, untuk

menghasilkan gambar seperti foto 4, maka kecepatan rana atau speed

yang digunakan berkisar 1/125 sampai 1/250. Selain itu juga dapat

dipadu padankan dengan menggunakan ISO antara 100 sampai 200.

Unsur selanjutnya adalah Aestheticism, jika dilihat foto tersebut

menggunakan kaidah rule of third. Dengan menempatkan objek utama

di 2/3 bagian kanan foto, dan menyisakan 1/3 ruang di sebelah kiri

foto. Ukuran objek yang cukup besar sehingga menegaskan mata untuk

langsung tertuju pada objek. Tampilan objek yang didukung dengan

adanya tangan manusia sedang memberikan suntikan terhadap

orangutan, memberikan kesan bahwa kondisi orangutan saat ini begitu

rentan.

 

Page 76: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

65

Unsur Sintaksis, jika dalam foto jurnalistik unsur sintaksis dapat

dilihat dengan adanya penjelasan atau caption dalam sebuah foto,

maka untuk foto yang tidak memiliki caption seperti data foto 4 bukan

berarti tidak memiliki unsur sintaksis. Di sini penulis menjelaskan

unsur sintaksis melalui beberapa elemen yang terdapat dalam foto IV.

Setelah dijabarkan di atas, makna konotasi yang dapat diambil dari

foto IV ini yaitu mengenai tanggung jawab. Melihat usaha yang dilakukan oleh

penjaga yang merawat primata ini, rasa tanggung jawab sangat diperlukan. Tidak

hanya para penjaga, peran masyarakat pun harus turut andil dalam menjaga

kelangsungan habitat orangutan. Rasa tanggung jawab yang dimiliki oleh para

penjaga primata ini patut kita contoh. Karena meski memiliki resiko tertular

penyakit dari orangutan yang sakit, mereka tetap menjalankan tugasnya dengan

baik.

3. Mitos

Dalam foto IV yang memperlihatkan tangan penjaga sedang

memberikan suntikan kepada orangutan, dapat dikembangkan mitos

mengenai bagaimana seekor orangutan yang tinggal di tempat

konservasi. upaya ini dilakukan setelah mereka mengalami hal yang

tidak selayaknya, seperti kehilangan tempat tinggal yang mana

berkakibat hilangnya pasokan makanan bagi kawanan primata ini.

Jarum suntik yang berada pada foto ini juga bisa diartikan sebagai

suatu yang menakutkan, karena jarum suntik identik dengan kondisi

 

Page 77: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

66

yang tidak baik seperti dalam keadaan sakit, sehingga memerlukan

jarum suntik untuk memasukan obat ke dalam tubuh.

Di alam bebas orangutan mampu berayun dari satu pohon ke pohon

lainnya dengan mudahnya. Namun, pada foto ini orangutan tersebut

seolah-olah kehilangan kelincahannya. Hal tersebut membuat kesan

terhadap orangutan menjadi lain. Walaupun kenyataannya orangutan

ini tengah berada dalam perawatan di tempat konservasi.

E. Analisis Data Foto V

1. Tahap Denotasi

Dalam foto ini terlihat tujuh orang relawan, enam diantaranya

mengangkat kandang yang berisi orangutan untuk dilepasliarkan. Dua

dari enam relawan menggunakan helm berwarna kuning di sisi sebelah

kanan, dan dua lainnya menggunakan topi rimba di sisi sebelah kiri.

Satu relawan yang berada di belakang tidak mengenakan topi dan

 

Page 78: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

67

satunya lagi mengenakan topi biasa. Sementara salah satu relawan di

sisi kanan atas bertugas mengawasi.

2. Tahap Konotasi

Dalam tahap ini unsur pertama adalah Trick Effect, seperti yang

sudah dijelaskan sebelumnya bahwa yang dimaksud trick effect adalah

memanipulasi gambar secara berlebihan untuk menyampaikan pesan

dari fotografer. Dalam data foto V penulis tidak menemukan hal yang

mengandung sebagai trick effect. Sama dengan empat foto

sebelumnya, pada foto V kali ini hanya sebatas pengkoreksian warna,

kecerahan, dan cropping.

Unsur kedua adalah Pose, dalam data foto V adalah jenis foto

portrait dengan format gambar horizontal. Foto tersebut mengambil

gambar para relawan yang sedang mengangkat orangutan untuk

dilepas liarkan kembali. Pose yang penulis tangkap dari data foto V

adalah bobot dari mamalia tersebut yang sangat berat, hal ini dapat

dilihat dari lima relawan yang menggotongnya bersamaan. Ekspresi

yang ditangkap oleh Regina Safri, juga ingin menyampaikan bahwa

selain tubuh mamalia yang berat, para relawan juga berburu dengan

waktu karena obat bius yang diberikan kepada orangutan hanya

bertahan selama 60 menit.5

Ketiga adalah unsur Objek, meskipun bukan sebagai objek utama

pada data foto V, dua relawan yang memakai helm berwarna kuning

menurut tafsiran penulis dapat dikatakan sebagai point of interest. Jika

5 Wawancara Pribadi dengan Regina Safri pada 24 Mei 2017

 

Page 79: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

68

kita lihat dari semua objek yang terdapat dalam data foto V, kedua

relawan ini sangat mencolok perhatian dengan adanya warna yang

berbeda. Dalam keterangan yang dijelaskan oleh Regina Safri, ia tidak

begitu memperhatikan saat mengambil foto tersebut, ia hanya fokus

memotret relawan dan orangutan yang akan dilepas liarkan.6 Dalam

pengakuannya, ia juga mengatakan bahwa penggunaan helm tersebut

merupakan inisiatif dari relawan itu sendiri.7

Selanjutnya adalah Photogenia, jika kita lihat dari segi teknik

dalam data foto V ini fotografer menggunakan cahaya alami (available

light). Kejelasan atau ketajaman yang dihasilkan menyeluruh terhadap

semua objek yang ada, menandakan bahwa gambar diambil dengan

teknik ruang tajam luas. Jika demikian bukaan yang diperlukan

berkisar antara f7,1 sampai f/11. Dengan bukaan berada di angka

tersebut, maka kecepatan rana atau speed yang diperlukan sekitar 1/80

sampai 1/200. Kondisi hutan yang lebat sehingga proses penerimaan

cahaya sedikit berkurang, bisa disiasati dengan menggunakan ISO

pada angka 400 sampai 800. Melihat objek foto V mengindikasikan

bahwa foto diambil dengan teknik eye level, yaitu posisi yang sama

dengan mata manusia. Meskipun objek terlihat berada sedikit dibawah

kamera, hal ini terjadi karena posisi fotografer berada dibagian tanah

yang sedikit lebih tinggi. Posisi atau angle seperti ini tidak

menimbulkan pesan tertentu.

6 Wawancara Pribadi dengan Regina Safri pada 24 Mei 2017 7 Wawancara Pribadi dengan Regina Safri pada 24 Mei 2017

 

Page 80: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

69

Unsur yang kelima dalah Aestheticsm, format gambar dalam data

foto V adalah portraiture, yang mana menggunakan manusia sebagai

subjek utama. Dengan adanya point of interest pada dua relawan yang

menggunakan helm berwarna kuning, kemudian mata langsung

mengarah keseluruh subjek yang ada. Dengan posisi seperti ini akan

menimbulkan pesan bahwa apa yang dilakukan oleh para relawan ini

bukan hal biasa. Mereka berjuang mengantarkan orangutan ke habitat

aslinya dengan segala tantangan yang ada.

Terakhir yaitu Sintaksis, dari keseluruhan elemen yang ada pada

foto V memberi pesan bahwa proses untuk melepasliarkan orangutan

dibutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Para relawan berjuang

melewati hutan dan menyusuri sungai untuk mencapai posisi ideal bagi

orangutan tersebut.

Dari beberapa hal yang telah dijabarkan, makna konotasi yang dapat

penulis ambil dari foto V ini adalah kesigapan. Jika kita melihat kerja keras para

relawan dalam usaha melepasliarkan orangutan, kesigapan sangatlah diperlukan.

Para relawan harus bersiap menghadapi sesuatu yang tidak terduga. Seperti jalur

menuju titik pelepasliaran yang jauh, medan yang berat, serta berpacu dengan obat

bius yang diberikan kepada orangutan.

3. Mitos

Dalam melakukan pelepasliaran orangutan kesiapan yang

diperlukan bukan hanya kekuatan fisik saja, relawan juga perlu

mempersiapkan mental mereka. selain itu, kerja sama antara relawan

dengan pihak pengelola hutan mutlak diperlukan. Dalam foto yang

 

Page 81: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

70

menampilkan kerja sama para relawan dapat dikembangkan mitos

bagaimana seharusnya relawan bekerja. Sekuat apapun seorang

relawan, untuk memindahkan seekor orangutan mereka harus

mengangkatnya bersama-sama. Hal ini sesuai dengan pernyataan

bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang tidak dapat hidup

sendirian. Di dalam Al-quran pun sudah dijelaskan mengenai kerja

sama ataupun tolong menolong. Surat Al-Maidah ayat 2 dikatakan:

bertolong-tolonglah dalam berbuat kebaikan. Kegiatan untuk merawat

hingga melepasliarkan orangutan kembali adalah hal yang baik. Di

samping itu juga hal tersebut dilakukan untuk menjaga dan

melestarikan orangutan.

 

Page 82: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian terhadap lima foto

karya Regina Safri dalam buku Orangutan Rhyme and Blues adalah

sebagai berikut:

1. Tahap Denotasi

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap kelima foto

yang merupakan bagian dari buku Orangutan Rhyme and Blues ini

memberikan gambaran tentang upaya Regina Safri untuk menyampaikan

informasi mengenai kondisi orangutan. Melalui foto-foto tersebut, terlihat

jelas bagaimana kondisi primata besar ini setelah kehilangan habitat

aslinya. Dalam menyampaikan pesan dan informasinya, Regina Safri tidak

melakukan tindakan manipulasi yang akan merubah makna foto tersebut.

Foto-foto yang disajikan merupakan realita yang terjadi.

Dalam tahap ini dapat disimpukan juga bahwa Regina Safri ingin

memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai apa yang dialami

orangutan tanpa adanya rekayasa. Dengan ditampilkannya visual

habitatnya yang rusak sampai pada proses pelepasliaran, Regina Safri

ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa masih ada harapan

untuk kembali menyaksikan orangutan di alam liar. Juga sebagai perhatian

kepada kita agar tidak lagi merubah fungsi hutan.

 

Page 83: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

72

2. Tahap Konotasi

Pada tahap ini penulis menemukan makna-makna konotasi yang

terdapat dalam lima foto tersebut. Kemudian, pada tahap ini juga

mengatakan bahwa sebuah foto dapat dipahami tidak hanya dengan

melihatnya saja, tetapi juga terdapat cara-cara agar pesan yang ingin

disampaikan oleh fotografer berhasil diterima dengan baik.

Pada foto pertama, penulis menyimpulkan bahwa makna konotasi

yang dapat diambil adalah ukuran perkebunan kelapa sawit yang begitu

luas. Dengan kata lain, luasnya perkebunan sawit ini sama dengan

hilangnya hutan yang menjadi tempat tinggal ratusan spesies di dalamnya,

tidak terkecuali orangutan. Dampak yang terjadi dari perubahan ini adalah

masuknya orangutan ke pemukiman warga, yang mana hal ini dianggap

sebagai hama. Oleh karena itu konflik antara orangutan dan manusia kerap

terjadi.

Makna yang terdapat pada foto kedua adalah kepedulian. Layaknya

seorang ibu, induk orangutan tersebut menggendong anaknya sambil

berayun di sebuah batang pohon. Perilaku primata ini memang menyerupai

manusia, karena kesamaan genetik yang mencapai angka 96,4 persen.

Kemudian pada foto ketiga, makna yang dapat penulis ambil

adalah penderitaan. Kehilangan salah satu fungsi matanya membuat

Hercules tidak dapat dilepasliarkan. Ditambah dengan hilangnya insting

mereka dalam mencari makanan sendiri, menambah alasan mereka tidak

dapat kembali ke alam bebas. Selain kehilangan tempat tinggal,

 

Page 84: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

73

penderitaan orangutan juga ditambah dengan maraknya perburuan liar

yang dilakukan dengan tindakan menyakiti mereka.

Pada foto keempat, penulis mengambil kesimpulan bahwa makna

dari foto tersebut adalah tanggung jawab. Bagi seorang penjaga atau

babysitter orangutan, rasa tanggung jawab sangat dibutuhkan. Meskipun

memiliki resiko untuk tertular penyakit, namun mereka tetap bekerja dan

merawat orangutan seperti mereka merawat anak-anaknya.

Pada foto terakhir, penulis dapat memaknai bahwa dalam proses

untuk melepasliarkan orangutan diperlukan tim yang sigap dan solid.

Karena untuk menuju titik pelepasliaran, tim dihadapi dengan medan yang

berat, jarak yang jauh dan mereka harus bekerja dengan cepat sebelum

bius yang diberikan kepada orangutan habis.

Beberapa makna yang penulis pahami menunjukan bahwa

kerusakan alam akan membawa ketimpangan ekosistem. Bukan hanya

berdampak bagi orangutan dan spesies lainnya, tapi juga berdampak bagi

kelangsungan hidup manusia.

3. Mitos

Mitos merupakan sesuatu yang dibangun secara turun-temurun.

Pada rangkaian foto karya Regina Safri ini, menunjukan bahwa kondisi

alam kita khususnya hutan di Kalimantan dan Sumatera sudah mengalami

perubahan. Kerusakan yang diakibatkan perubahan fungsi hutan dirasakan

oleh makhuk hidup di dalamnya. Melalui buku yang dibuatnya ini,

setidaknya kita kembali diingatkan pada firman Allah SWT tentang

larangan berbuat kerusakan terhadap bumi dan satwa di dalamnya.

 

Page 85: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

74

Selain ketiga hal di atas kesimpulan lain yang dapat diambil dari

penelitian ini adalah, bahwa foto, komunikasi, dan dakwah dapat

terintegrasi satu sama lain. Ini dapat dilihat bahwa sebuah foto mampu

menampilkan keadaan atau informasi kepada masyarakat luas, yang mana

hal tersebut merupakan salah satu bentuk dari komunikasi. Dalam lingkup

yang lebih luas, sebuah foto juga mampu menjadi media dakwah. Dengan

menganalisis isi dari foto tersebut dan mengaitkannya dengan keilmuan-

keilmuan yang terdapat di dalam Al-quran maupun Hadits.

B. Saran

Berbicara mengenai seni fotografi, saat ini sudah tidak lagi melulu

untuk mendebatkan bagaimana foto itu dibuat, melainkan pada makna apa

yang terkandung dalam sebuah foto. Sehingga hal ini dapat membantu

perkembangan seni fotografi di Indonesia. Karenanya, fotografi banyak

berkaitan dengan berbagai hal dan fenomena yang terjadi di masyarakat.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, ada beberapa hal

yang menjadi saran baik untuk akademisi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi agar penelitian ini tidak berhenti pada analisis ini saja. Tetapi

juga dapat terus dikembangkan oleh mahasiswa progam studi Komunikasi

Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta masyarakat umum

yang menyukai dunia fotografi khusunya fotografi dokumenter, sebagai

berikut:

1. Melihat banyaknya minat mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam menggunakan

analisis semiotika dalam melakukan penelitian skripsinya, penulis

 

Page 86: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

75

memberi saran agar diadakannya mata kuliah semiotika. Supaya

mahasiswa yang ingin menggunakan metode ini, sudah diberi bekal

yang cukup sebelum menlanjutkannya dalam penelitian.

2. Foto-foto yang terdapat dalam buku Orangutan Rhyme and Blues ini

dikerjakan dalam waktu satu tahun lebih oleh Regina Safri. Jadi, tidak

mengherankan jika dalam penelitian ini fungsi fotografi dapat

menjelaskan suatu kejadian di luar sana dengan begitu mendalam.

Oleh karena itu, diharapkan bagi pembaca penelitian ini mampu

membuat foto dokumenter dalam waktu yang panjang. Agar foto yang

dihasilkan tidak hanya estetis, tetapi juga terdapat pesan dan makna

yang mendalam.

3. Meskipun sebuah foto mampu membuat ceritanya sendiri, ada baiknya

jika membuat buku foto dokumenter seperti ini ditambah dengan

memasukan caption, baik dengan bahasa Indonesia maupun bahasa

Inggris. Minimal pada foto-foto yang memiliki pesan khusus seperti

momen pelepasliaran. Tujuannya tidak lain supaya buku fotografi ini

mudah untuk diteliti. Selain itu juga dapat memberi tambahan

informasi, mengingat adanya keinginan mbak Regina Safri untuk

mengkampanyekan keadaan primata ini ke sekolah-sekolah di seluruh

Indonesia. Itulah sedikit masukan untuk buku Orangutan Rhyme and

Blues ini. Buku ini sangat bermanfaat bagi perkembangan fotografi di

Indonesia, dan membuka mata dunia akan nasib yang dialami

orangutan.

 

Page 87: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

76

Dengan itu, penelitian-penelitian tentang semiotika dan fotografi

yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi dapat terus berkembang, dengan diikuti perkembangan

mengenai fotografi sebagai sebuah bahasa komunikasi. 

Page 88: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

77

DAFTAR PUSTAKA

Ajidarma, Seno Gumira, Kisah Mata, Fotogafi antara Dua Subjek: Perbincangan

tentang Ada, Yogyakarta: Galang Press,2002

Alwi, Audy Mirza, Foto Jurnalistik, Metode Memotret dan Mengirim Foto ke

Media Massa, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004

Barthes, Roland, Camera Lucida Reflection on Photography, New York: Hill and

Wang, 2010

Budiman, Kris, Semiotika Visual, Yogyakarta: Jalasutra, 2011

Darmawan, Ferry, Dunia Dalam Bingkai, cet 1 Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009

Hoed, Benny H, Semiotik & Dinamika Sosial Budaya, Depok: Komunitas Bambu,

2014

Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama, (Bandung

PT. Remaja Rosdakarya, 2001

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007

Noor, Juliansyah, Metode Penelitian, Jakarta: Kencana Pranada Group, 2011

Prasetya, Erik, On Street Photography, Jakarta: KPG [Kepustakaan Populer

Gramedia], 2014

Safri, Regina, Orangutan Rhyme & Blues, Galeri Foto Jurnalistik Antara, 2012

Sunardi, St, Semiotika Negativa, Yogyakarta: Penerbit Buku Baik

Yogyakarta,2002

Sobur, Alex, Analisis Teks Media, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006

Sobur, Alex, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2009

Soedjono, Soeprapto, Pot-Pourri Fotografi, Jakarta: Universitas Trisakti, 2007

Tinarbuko, Sumbo, Semiotika Komunikasi Visual, Yogyakarta: Jalasutra, 2012

Wibowo, Indiawan Seto Wahyu, Semiotika Komunikasi, Jakarta: Mitra Wacana

Media, 2011

Wijaya, Taufan, Foto Jurnalistik, Klaten: CV SAHABAT, 2011

 

Page 89: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

78

Wawancara dan Seminar

Wawancara dengan Regina Safri pada 16 Maret 2016 dan 24 Mei 2017

Wawancara dengan Novi Hardianto pada 10 Mei 2016

Wawancara dengan Drajat Dwi hartono pada 27 Maret 2017

Seminar “Basic Food Photography” dengan pembicara Roy Genggam di Teater

Aqib Suminto Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 23 Mei 2016

Karya Ilmiah

Islamie, Aida, “Analisis Semiotik Foto Daily Life Stories Pada Word Press Photo

2009”, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2009

Rahman, Muhammad Lutfi, “Analisis Semiotik Foro Karya Ismar Patrizki Pada

Pameran Foto GAZA perkasa”, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010

Fatimah, “Makna Foto Perjalanan Ibada Haji (Analisis Semiotika Karya Zarqoni

Maksum Pada Galeri Antara.co.id)”, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008

Hidayat, Mafrika Wahyu, “Analisis Semiotik Foto Pada Buku Jakarta Estetika

Banal Karya Erik Prasetya”, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014

Website

http://kamusbesarbahasaindonesia.org/fotografi

www.lensculture.com

www.orangutan.or.id

www.forina.or.id

http://www.wwf.or.id/program/spesies

https://news.detik.com/berita/d-3618646/harimau-sumatera-mati-pemburunya-

ditangkap-di-langkat

http://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2017/02/26/badak-jawa-mamalia-paling-

langka-di-dunia-ada-di-taman-ujung-kulon-394550

http://www.kompas.com/internasional/read/2017/08/21/08492541/harga-rp-800-

juta-per-kg-lelang-online-cula-badak-tak-terbendung

 

Page 90: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

79

http://www.mongabay.co.id/2013/08/11/populasi-makin-terancam-ayo-

selamatkan-orangutan

Lainnya:

Materi dalam Komunitas Lingkar Seni (KLISE) Fotografi FIDIKOM

Materi dalam Kelas Pagi Jakarta

 

Page 91: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

80

Dokumentasi Wawancara

Penulis dan Regina Safri foto bersama setelah wawancara

Penulis menunjukan buku Orangutan Rhyme and Blues setelah melakukan

wawancara dengan Drajat Dwi Hartono

Penulis dan Novi Widianto foto bersama setelah wawancara

 

Page 92: ANALISIS SEMIOTIK FOTO PADA BUKU ORANGUTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41362/1/ANDIKA FEBRINA-FDK.pdf · 1. Pengertian Foto ... Sebagai salah satu icon konservasi

Dokumentasi Wawancara

Penulis dan Regina Safri foto bersama setelah wawancara

Penulis menunjukan buku Orangutan Rhyme and Blues setelah melakukan

wawancara dengan Drajat Dwi Hartono

Penulis dan Novi Widianto foto bersama setelah wawancara