ANALISIS PROSES REBRANDING · Sarah untuk sumber semangat dan keceriaan. 9. Dina Walcott, Mas...

197
ANALISIS PROSES REBRANDING (STUDI KASUS PADA PT. ASELI DAGADU DJOKDJA) TESIS PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN Diajukan Oleh : Tanjung Ardhiani 152222206 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of ANALISIS PROSES REBRANDING · Sarah untuk sumber semangat dan keceriaan. 9. Dina Walcott, Mas...

  • ANALISIS PROSES REBRANDING

    (STUDI KASUS PADA PT. ASELI DAGADU DJOKDJA)

    TESIS

    PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

    Diajukan Oleh :

    Tanjung Ardhiani

    152222206

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    ANALISIS PROSES REBRANDING

    (STUDI KASUS PADA PT. ASELI DAGADU DJOKDJA)

    TESIS

    UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

    MENCAPAI DERAJAT SARJANA S-2

    PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

    Diajukan Oleh :

    Tanjung Ardhiani

    152222206

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PERNYATAAN ORIGINALITAS

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah

    diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

    sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

    ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

    naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka

    Yogyakarta, 7 Februari 2018

    Tanjung Ardhiani

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

    Nama : Tanjung Ardhiani

    Nomor Mahasiswa : 152222206

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

    perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

    Analisis Proses Rebranding (Studi Kasus pada PT. Aseli Dagadu Djokdja).

    Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas

    Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

    mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

    mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

    tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

    selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggal : 7 Februari 2018

    Yang menyatakan

    (Tanjung Ardhiani)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Analisis Proses

    Rebranding (Studi Kasus pada PT. Aseli Dagadu Djokdja)”.

    Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi

    pada Program Magister Manajemen. Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata

    Dharma, Yogyakarta.

    Selama proses penelitian dan penulisan tesis ini, penulis telah menerima

    bimbingan, nasehat, dan semangat dari berbagai pihak yang memungkinkan tesis

    ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih

    kepada:

    1. Bapak Drs. T. Handono Eko Prabowo, MBA, Ph.D selaku Ketua

    Program Studi Magister Manajemen Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta.

    2. Ibu Ike Janita Dewi, SE, MBA, Ph.D selaku pembimbing tesis

    penulis untuk diskusi dan arahan yang dicurahkan selama proses

    penelitian dan penulisan tesis.

    3. Bp Drs. A. Triwanggono, MS untuk masukan dan diskusi topik

    rebranding.

    4. Seluruh Dosen Program Magister Manajemen, Universitas Sanata

    Dharma, Yogyakarta.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    5. Bapak A. Noor Arief, selaku Direktur Utama PT. Aseli Dagadu

    Djokdja.

    6. Bapak Kristopha Muhammad, Marketing Manager PT. Aseli Dagadu

    Djokdja untuk doa, semangat, dan menjadi Babe bagi penulis.

    7. Tim Marketing PT. Aseli Dagadu Djokdja : Mas Anton, Lik Di, Kak

    Tissa, Mas Handri, Mas Fuad, Kakak Fathia, Mas Ipin, Mbak Dura,

    Mbak Ratna, Mas Yulius Bima, Mas Hegar, untuk kebersamaan dan

    menjadi keluarga yang hangat.

    8. Bapak Trijono Budihardjo dan Ibu Susie Rocheni untuk kasih tanpa

    batas dan dukungan setiap waktu. Lintang, Tata, Mas Heru, dan

    Sarah untuk sumber semangat dan keceriaan.

    9. Dina Walcott, Mas Fajar, Momo Hendri, Mom Ratna, Ratna Ayu,

    Dwi untuk setiap motivasi, perhatian, dan doa.

    10. Teman-teman MM Angkatan V : Ribka, Mas Bry, Bang Joris, Suster

    Iza, Mas Herwanto, Kak Lala, Rei, Mia, Rere, Mom Christine, yang

    telah berbagi suka selama belajar ilmu manajemen.

    11. Seluruh pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis

    sebutkan satu per satu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    Penulis menyadari bahwa tulisan tesis ini jauh dari sempurna untuk

    memberikan rekomendasi pada topik rebranding di Indonesia, karenanya saran

    dan kritik yang membangun penulis harapkan.

    Yogyakarta, 7 Februari 2017

    Tanjung Ardhiani

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ii

    HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING.................................iii

    HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN......................................................iv

    HALAMAN PERNYATAAN.........................................................................v

    HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................................................vi

    KATA PENGANTAR...................................................................................vii

    DAFTAR ISI....................................................................................................x

    DAFTAR TABEL............................................................................................xiv

    DAFTAR GAMBAR.......................................................................................xvi

    ABSTRAK......................................................................................................xx

    ABSTRACT......................................................................................................xxi

    BAB I PENDAHULUAN

    1.Pendahuluan ..........................................................................................................1

    1.1. Latar Belakang Masalah........................................................................1

    1.2. Rumusan Masalah...............................................................................4

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

    1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6

    1.4.1.Manfaat Teoritis ...................................................................... 6

    1.4.2.Manfaat Praktis ........................................................................ 6

    1.5. Batasan Penelitian ............................................................................... 7

    1. 6. Sistematika Penulisan ........................................................................ 8

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    2.1. Brand ......................................................................................................... 10

    2.1.1. Elemen Brand ................................................................................... 13

    2.1.2. Brand Benefits .................................................................................. 14

    2.1.3. Brand Equity .................................................................................... 17

    2.2. Branding ................................................................................................... 18

    2.2.1. Konsep Branding .............................................................................. 19

    2.2.2. Branding adalah Bagian dari Pemasaran Strategis........................... 19

    2.2.3. Proses Branding ............................................................................... 22

    2.3. Rebranding ................................................................................................ 23

    2.3.1. Rebranding sebagai Bagian Dari Pemasaran Strategis .................... 24

    2.4. Proses Rebranding .................................................................................... 25

    2.4.1 Faktor Pendorong Rebranding .......................................................... 29

    2.4.2 Sub Proses Rebranding ..................................................................... 31

    2.4.3 Output Rebranding ........................................................................... 33

    2.5. Pengukuran Tingkat Kesuksesan Rebranding .......................................... 34

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1. Desain Penelitian ...................................................................................... 39

    3.1.1. Penelitian Kualitatif ......................................................................... 39

    3.1.1.1. Tahapan Penelitian Kualitatif ............................................... 40

    3.1.1.2. Pengumpulan Data Kualitatif ............................................... 40

    3.1.1.3. Narasumber Penelitian Kualitatif ...................................... 41

    3.1.1.4. Teknis Analisis Data Kualitatif ......................................... 43

    3.1.2. Penelitian Kuantitatif ................................................................... 44

    3.1.2.1. Tahapan Penelitian Kuantitatif .......................................... 45

    3.1.2.2. Pengumpulan Data Kuantitatif .......................................... 45

    3.1.2.3. Pengumpulan Data Kuantitatif .......................................... 45

    3.1.2.4. Responden Penelitian Kuantitatif ...................................... 45

    3.1.2.5. Teknis Analisis Data Kuantitatif ....................................... 45

    3.2. Validitas .................................................................................................... 46

    BAB IV ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS PT. ASELI DAGADU

    DJOKDJA ............................................................................................................. 48

    4. 1. Analisis Lingkungan Internal .................................................................. 49

    4.1.1. Sejarah Perusahaan ............................................................... 49

    4.1.2. Visi, Misi, Nilai-nilai PT. Aseli Dagadu Djokdja ............... 50

    4.1.3. Operasional Bisnis PT. Aseli Dagadu Djokdja..... ...............52

    4.1.4. Manajemen Brand PT. Aseli Dagadu Djokdja ..................... 59

    4.1.5. Segmentasi, Target, dan Positioning .................................... 67

    4. 2. Analisis Lingkungan Eksternal ................................................................ 70

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    4.2.1 Analisis Industri Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta ... 71

    4.2.2. Analisis Pesaing................................................................... 83

    4.2.3. Perceptual Map .................................................................... 97

    4.2.4. Persaingan Industri Oleh-Oleh Jogja .................................... 99

    BAB V ANALISIS PROSES REBRANDING ................................................. 105

    5.1. Konteks Rebranding ............................................................................... 105

    5.2. Faktor Pendorong Rebranding ................................................................ 108

    5.3. Sub Proses Rebranding ........................................................................... 120

    5.3.1. Pembentukan Tim Perumus Rebranding ............................ 121

    5.3.2. Pengkonsepan Rebranding ................................................. 121

    5.3.3 Redesigning ......................................................................... 125

    5.3.4. Alasan Perubahan Logo ...................................................... 128

    5.3.5. Renaming ............................................................................ 138

    5.3.6. Pra Launching ..................................................................... 143

    5.3.7. Launching ........................................................................... 145

    5.3.8. Evaluasi .............................................................................. 157

    5.3.9. Launching DGD ................................................................. 159

    5.3.10. Output Rebranding ........................................................... 161

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1. Rangkuman kegiatan dan pelaku sub proses rebranding......................32

    Tabel 2.2.Perubahan nama, perubahan logo dan jenis rebranding perusahaan.....34

    Tabel 3.1. Data Narasumber Wawancara Mendalam Proses Rebranding PT. Aseli

    Dagadu Djokdja.....................................................................................................42

    Tabel 4.1. Manajemen Brand PT. Aseli Dagadu Djokdja ....................................41

    Tabel. 4.2. Administratif Daerah Istimewa Yogyakarta .......................................72

    Tabel 4.3. Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke DIY Tahun 2012-2016 ........73

    Tabel 4.4. Kunjungan Wisatawan ke Gerai-gerai PT. Aseli Dagadu Djokdja.......74

    Tabel 4.5. Perkembangan Lama Tinggal Wisatawan di DIY Tahun 2012-2016...76

    Tabel. 4.6. Profil Pengeluaran Wisatawan Nusantara dalam Rupiah ....................77

    Tabel. 4.7. Profil Pengeluaran Wisatawan Nusantara Berdasarkan Usia ..............78

    Tabel. 4.8. Profil Pengeluaran Wisatawan Berdasarkan Asal Daerah ..................80

    Tabel.4.9. Tujuan Wisata Alam Wisatawan Nusantara.........................................81

    Tabel 4.10. Tujuan Wisata Budaya Wisatawan Nusantara ..................................82

    Tabel 4.11. Tujuan Wisata Buatan Wisatawan Nusantara....................................83

    Tabel 4.12. Jumlah Usaha Wisata dan Sarana Pendukung Pariwisata di Kota

    Yogyakarta Tahun 2016 ..............................................................................84

    Tabel 4.13. Cake Kekinian milik Artis di Yogyakarta ....................................101

    Tabel 5.1. Kriteria partisipan FGD PT. Aseli Dagadu Djokdja..........................111

    Tabel 5.2 . Kegiatan Redesigning.......................................................................125

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    Tabel 5.3. Kegiatan-kegiatan Dalam Proses Renaming ....................................140

    Tabel. 5.4. Kegiatan-kegiatan dalam proses launching.....................................146

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Brand Benefits dari Sisi Konsumen......................................................15

    Gambar 2.2 Brand Benefits dari Sisi Perusahaan ...............................................16

    Gambar 2.3. Rebranding sebagai kontinum........................................................26

    Gambar 2.4. Hirarki Rebranding.......................................................................27

    Gambar 2.5. Teori Kerangka Kerja Proses Corporate Rebranding...................... 29

    Gambar.2.6. Alasan-alasan dilakukannya rebranding ........................................30

    Gambar.2.7. Proses untuk mengungkapkan jenis rebranding .............................33

    Gambar 2.8. Metriks Persepsi ........................................................................36

    Gambar 2.9. Metriks Kinerja..............................................................................37

    Gambar 2.10. Metriks Keuangan..........................................................................37

    Gambar 3.1. Analisis Data Spiral.........................................................................43

    Gambar 4.1. Gerai Pos Layanan Dagadu............................................................56

    Gambar 4.2. Unit Layanan Cepat Brand Dagadu Djokdja ................................ .56

    Gambar 4.3. Layanan Belanja Online Pesawat.....................................................57

    Gambar 4.4. Produk Hiruk Pikuk untuk Distribusi di Luar Yogyakarta............. 58

    Gambar 4.5. Brand Hierarchy PT. Aseli Dagadu Djokdja...................................66

    Gambar. 4.6. Konsumen Malioave Wisatawan Nusantara dan Mancanegara.......89

    Gambar. 4.7. Suasana Toko Malioave yang Modern dan Clean........................ 90

    Gambar. 4.8. Produk Malioave Kombinasikan Desain modern dan Bahasa Jawa.

    .....................................................................................................................90

    Gambar.4.9. Display Toko Mbelinger.................................................................. 91

    Gambar 4.10. Produk Mbejo................................................................................. 93

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    Gambar 4.11. Produk Bijak Jawa.........................................................................94

    Gambar. 4.12. Produk Jawa Mbeling....................................................................94

    Gambar 4.13. Gerai OVJ di Jalan Malioboro.......................................................95

    Gambar 4.14. Produk Jogja Tshirt.........................................................................96

    Gambar 4.15. Perceptual Map Brand Kaos Khas Jogja......................................97

    Gambar 4.16. Suasana di Hamzah Batik, salah satu toko yang memposisikan

    dirinya sebagai penyedia batik dan cinderamata di Yogyakarta

    ...................................................................................................................99

    Gambar 4.17. Jogja Scrummy.............................................................................101

    Gambar 4.18. Bakpia Princess Cake...................................................................101

    Gambar 5.1. Logo OMUS...................................................................................105

    Gambar 5.2. Timeline dan Milestone PT. Aseli Dagadu Djokdja......................115

    Gambar 5.3. Logo Dagadu Djokdja di masa awal pendirian .............................128

    Gambar 5.4. Logo Dagadu Djokdja pra -rebranding ........................................129

    Gambar 5.5. Logo Hasil Rebranding Dagadu Djokdja ......................................129

    Gambar 5.6. Logo Dagadu Djokdja untuk Posisi Square .................................131

    Gambar 5.7. Logo Dagadu Djokdja untuk Posisi Horizontal ...........................131

    Gambar 5.8. Logo Lama Dagadu Bocah .............................................................132

    Gambar 5.9. Logo Baru Dagadu Bocah ..............................................................132

    Gambar 5.10. Tahapan Logo Lama Berdampingan Logo Baru ..........................134

    Gambar 5.11. Tahapan Logo Lama Menjadi Logo Baru ...................................135

    Gambar 5.12. Logo DGD saat launchin...............................................................136

    Gambar 5.13. Logo DGD Perbaikan Pertama ...................................................136

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    Gambar 5.14. Pembaharuan Logo DGD .............................................................137

    Gambar 5.15. Asal mula nama Dagadu .........................................................138

    Gambar 5.16. Produk Baru yang turut diluncurkan Dagadu Djokdja saat

    Rebranding bernuansa simpel modern.................................................................142

    Gambar 5.17. Layout Gerai Dagadu Djokdja dengan Nuansa Logo Baru...........143

    Gambar 5.18. Lanjutan Layout Gerai Dagadu Djokdja dengan Nuansa Logo

    Baru............................................................................................................144

    Gambar 5.19. Karakter Launching Rebranding .............................................148

    Gambar 5.20. Salah Satu Content Punakawan yang tidak diloloskan menjadi

    materi komunikasi rebranding, karena dianggap masih membawa gaya desain

    lama ................................................................................................................149

    Gambar 5.21. Konferensi Pers .....................................................................150

    Gambar 5.22. Motret Model Kolaborasi dengan Sonora FM............................ 151

    Gambar. 5.23. Mural dengan Street Artis Yogyakarta ...................................152

    Gambar. 5.24. Workshop Tshirt Upcycling ..................................................153

    Gambar 5.25. Pantomim & Fashion Show ...................................................154

    Gambar 5.26. Penampilan Artis Lokal Frau ...................................................155

    Gambar. 5.27. MC Artis Yogyakarta, Alit-alit Jabang Bayi & Gundhi .............156

    Gambar 5.28. Produk Brand DGD ................................................................158

    Gambar 5.29. Komunitas Fingerstyle Jogja ....................................................159

    Gambar. 5.30. Endah & Reza dalam Launching DGD ......................................160

    Gambar 6.1. Frekuensi Kunjungan Konsumen Ke Yogyakarta Dalam Kurun

    Waktu 1 Tahun.....................................................................................................161

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xix

    Gambar 6.2. Prosentase Kunjungan Konsumen Ke Gerai PT. Aseli Dagadu

    Djokdja .............................................................................................................162

    Gambar 6.3. Analisis Sumber Informasi Brand Dagadu Djokdja

    .........................................................................................................................163

    Gambar 6.4. Analisis Pengenalan terhadap Brand yang Dimiliki PT. Aseli

    Dagadu Djokdja ..................................................................................................164

    Gambar 6.5. Analisis Pengenalan Logo Brand/ Corporate PT. Aseli Dagadu

    Djokdja .............................................................................................................165

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xx

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses rebranding di PT. Aseli

    Dagadu Djokdja yaitu untuk mengetahui seperti apakah lingkungan strategis yang

    dihadapi berkaitan dengan lingkungan internal dan eksternal perusahaan,

    kemudian untuk mengetahui visi, misi, dan tujuan perusahaan yang ingin dicapai

    melalui rebranding, dan selanjutnya untuk mengetahui seperti apa dan bagaimana

    proses penahapan rebranding di PT. Aseli Dagadu Djokdja. Penelitian dilakukan

    dengan menggunakan pendekatan mixed methods. Pada tahap pertama, penelitian

    dilakukan dengan pendekatan kualitatif yaitu dengan studi kasus dan tahap kedua

    dilakukan dengan pendekatan kuantitatif intercept study. Pengumpulan data

    kualitatif dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi dokumen, observasi

    lapangan. Wawancara mendalam dilakukan terhadap 8 narasumber dari pihak

    internal perusahaan, sedangkan pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan

    penyebaran kuesioner kepada 300 konsumen dengan metode intercept study.

    Penyebaran kuesioner dilakukan kepada konsumen dengan kriteria yang telah

    ditetapkan, yaitu : pria atau wanita, umur > 14 tahun, telah berbelanja di Gerai

    Yogyatourium, belanja dilakukan setelah masa launching rebranding.

    Hasil penelitian pada lingkungan internal perusahaan menunjukkan bahwa belum

    semua brand yang dimiliki PT. Aseli Dagadu Djokdja mempunyai brand profile

    yang jelas sehingga branding tidak maksimal dilaksanakan. Pembangunan brand

    hierarchy masih perlu dikaji ulang terutama karena adanya keinginan pemilik

    perusahaan yang menginginkan ekspansi bisnis dalam industri fast fashion

    sehingga mengkaburkan core competencies perusahaan sebagai perusahaan

    penyedia merchandise industri wisata. Lingkungan eksternal perusahaan

    mengindikasikan persaingan yang ketat di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu :

    persaingan antar varian oleh-oleh, tumbuhnya brand-brand sejenis yang

    memproduksi kaos khas Yogyakarta dengan kualitas bersaing, dan hadirnya

    bentuk oleh-oleh baru yang mendapatkan awareness tinggi. Pada proses

    rebranding diketahui bahwa tujuan dilakukannya rebranding adalah untuk

    menyasar target pasar konsumen muda. Penahapan proses rebranding di PT.

    Aseli Dagadu Djokdja berbeda dengan teori yang menjadi teori perbandingan, ada

    tahapan proses yang terbalik dan juga terdapat proses yang hilang, yaitu pada

    tahapan evaluasi.

    Kata Kunci: Rebranding, Brand, Branding, Brand Management

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xxi

    ABSTRACT

    Aim of this research is to analyze the rebranding process in PT. Aseli Dagadu

    Djokdja which are to know what kind of strategic environment face by the

    company-related to the internal and external environment, to know the vision,

    mission, and objectives of the company to be achieved through rebranding, and

    then to know what kind and how the process of rebranding in PT. Aseli Dagadu

    Djokdja. This research applied mixed methods approach. In the first phase, the

    research was conducted with qualitative approach using case study and the second

    phase was conducted with quantitative approach using intercept study. Qualitative

    data collection was done through in-depth interviews, document observation, and

    field observation. The in-depth interviews were conducted with 8 employees of

    the company, while quantitative data collection was held by distributing

    questionnaires to 300 consumers with intercept study method. The distribution of

    questionnaires was done to consumers with predetermined criteria, namely: male

    or female, age> 14 years, have been shopping at Gerai Yogyatourium, the

    shopping period was after the launching period of rebranding.

    The results of research on the internal environment of the company shows that not

    all brands owned by PT. Aseli Dagadu Djokdja have clear brand profiles so that

    branding could not maximally implemented. Brand hierarchy development of the

    company need to be reviewed, mainly because of the desire of the company’s

    owner that wants to expant the business in fast fashion industry, a new area

    different from their core competencies as a provider of merchandise in tourism

    industry. The company's external environment indicates intense competitions in

    Daerah Istimewa Yogyakarta, namely: competition between varieties of

    souvenirs, the growth of brands that produce typical t-shirts with competitive

    quality, and the presence of new variant of souvenirs that get high awareness from

    public.

    Related to the main goals of rebranding, researcher found that PT. Aseli Dagadu

    Djokdja wants to targeting on young consumer market. The phase of rebranding

    process at PT. Aseli Dagadu Djokdja is different from the theory: there is a

    reversed process stages and also there is a missing process, i.e. the evaluation

    stage.

    Keywords : Rebranding, Brand, Branding, Brand Management

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    “What’s in a name? That which we call a rose, by any other name would smell as

    sweet” (Shakespeare, 1595)

    1.1 Latar Belakang

    Apalah arti sebuah nama, demikian tulisan William Shakespeare yang

    begitu menggelitik dalam karyanya Romeo dan Juliet, salah satu karya roman

    yang paling dikenal dunia. Dalam konteks nama brand, apa yang dikatakan oleh

    Shakespeare tampaknya akan dimaknai berbeda oleh para pemasar. Nama telah

    menjadi suatu hal yang penting. Suatu brand bukan hanya sekadar nama yang

    ditempelkan pada perusahaan ataupun produk. Brand telah berkembang menjadi

    simbol kepercayaan dari konsumen, simbol yang dapat mempengaruhi persepsi

    dan perilaku konsumen.

    Brand sering diinteprestasikan secara berbeda-beda, di antaranya sebagai

    nama produk, nama perusahaan, logo, kepribadian, citra, dan lain-lain. The

    American Marketing Association Rebranding (AMA) merumuskan brand sebagai

    nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasi, yang dimaksudkan

    untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari satu penjual atau kelompok penjual

    dan mendiferensiasikan merek dari para pesaing.” (Keller, 2013). Definisi AMA

    ini tampaknya sejalan dengan UU Merk No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1: “tanda

    yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan

    dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa” (Tijptono dan Chandra, 2012).

    Bagi perusahaan, brand menjadi harta yang sangat berharga. Brand

    menjadi sarana dalam identifikasi produk dan perusahaan, bentuk proteksi hukum,

    signal jaminan kualitas, sarana menciptakan asosiasi dan makna unik

    (diferensiasi), sarana keunggulan kompetitif, dan sumber financial returns, Bagi

    konsumen peran brand dapat menyederhanakan penelusuran produk, penetapan

    tanggung jawab karena produsen spesifik, pengurang resiko, alat simbolis yang

    memproyeksikan citra diru, dan sebagainya. Di tengah persaingan yang semakin

    ketat, saat proses produksi ataupun desain produk dapat mudah ditiru, brand

    menjadi kekuatan untuk mengamankan keunggulan kompetitif.

    Perubahan selera konsumen, kemunculan pesaing baru, ataupun hadirnya

    teknologi telah memicu perkembangan dalam lingkungan pemasaran, termasuk di

    dalamnya peruntungan brand. Banyak brand yang bertahan, namun tidak sedikit

    pula yang peruntungannya berbalik arah. Upaya brand untuk terus hidup terlihat

    dengan mengubah nama, logo, juga membangun layanan yang baru.

    Banyak hal melatarbelakangi perusahaan dalam merubah identitas brand-

    nya. Rebranding dalam banyak hal lalu mempunyai seribu wajah dengan istilah

    pembaharuan brand, penyegaran (refreshment), makeover, reinvention,

    penggantian nama dan reposisi, yang mendominasi majalah-majalah perdagangan

    (Merrilees & Miller, 2008). Lebih lanjut, Merriles dan Miller menyebutkan bahwa

    rebranding mengacu pada pemisahan atau perubahan antara brand perusahaan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    yang telah diformulasikan dengan formulasi yang baru. Perubahan pada visi brand

    menjadi alasan untuk pembuatan visi baru bagi brand tersebut. Sedangkan proses

    untuk mengeksekusi visi baru tadi kemungkinan besar akan memerlukan

    perubahan dalam proses manajemen. Daly dan Moloney (2004) mengatakan

    bahwa rebranding berarti mengubah secara total atau beberapa elemen brand yang

    bersifat tangible (tampilan fisik suatu merek) dan intangible (nilai, image,

    feeling). Menurut Kapferer (2008), secara umum rebranding dilakukan dengan

    revitalisasi brand yang kinerjanya buruk.

    Muzzelec dan Lambkin (2008) menyatakan strategi rebranding dapat terjadi

    pada tiga tingkatan level yang berbeda di suatu organisasi yaitu pada tingkatan (1)

    Corporate, (2) Strategic Bisnis Unit, dan (3) Produk. Sementara berkaitan dengan

    upaya rebranding setidaknya suatu organisasi akan melalui tiga fase yaitu: (1)

    Rebranding Factors, (2) Rebranding Goals, dan (3) Rebranding Process (Goi &

    Goi, 2011).

    Di Indonesia, salah satu perusahaan yang diketahui melakukan rebranding

    adalah PT. Aseli Dagadu Djokdja. Perusahaan ini adalah perusahaan produsen

    kaos oblong dan merchandise khas Yogyakarta yang berlokasi di Yogyakarta.

    Didirikan pada bulan Januari tahun 1994, PT. Aseli Dagadu Djokdja memiliki

    positioning sebagai merchandise alternatif yang melayani segmentasi wisatawan

    yang berlibur ke kota Yogyakarta.

    Rangkaian rebranding PT. Aseli Dagadu Djokdja ditandai dengan dengan

    diluncurkannya logo baru perusahaan dan sekaligus brand Dagadu Djokdja pada

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    tanggal 10 Desember 2016. Hal ini diikuti dengan penyesuaian logo brand lain

    dibawah PT. Aseli Dagadu Djokdja yaitu Dagadu Bocah. Selanjutnya pada

    tanggal 21 Januari 2017 secara resmi PT. Aseli Dagadu Djokdja meluncurkan

    brand baru yaitu DGD.

    Upaya rebranding secara terintegrasi memang baru pertama kali dilakukan

    oleh PT. Aseli Dagadu Djokdja, walaupun secara faktual di awal pertumbuhan

    perusahaan, di kisaran tahun 90-an, PT. ADD sempat mengganti logo perusahaan

    mereka.

    1.2 Rumusan Masalah

    Pada awal tahun 2016, PT. Aseli Dagadu Djokdja mengidentifikasi bahwa

    persaingan di bisnis produk oleh-oleh di Kota Yogyakarta semakin ketat.

    Bermunculannya pesaing baru yang menjual produk yang sama, pesaing baru

    dengan produk yang berbeda namun melayani segment pasar yang sama, serta

    pesaing lama yang menguatkan strategi pemasaran mereka, menjadi pertimbangan

    untuk memikirkan strategi agar brand tetap menjadi pilihan pertama di benak

    konsumen. Di tahap ini, perusahaan ingin memastikan bahwa produk yang mereka

    jual masih relevan dengan selera konsumen yang terus berganti dan bertumbuh.

    Antisipasi tentang lingkungan eksternal menjadi pertimbangan dalam upaya

    rebranding.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    Pertimbangan lain yang muncul, selain lingkungan kompetisi bisnis yang

    agresif, adalah tentang brand life cycle. Nama Dagadu Djokdja telah menjadi

    nama perusahaan sekaligus nama bagi salah satu brand dalam perusahaan.

    Perusahaan menyadari brand Dagadu Djokdja telah sampai di tahap dewasa.

    Tantangan pencapaian gemilang brand Dagadu Djokdja di masa lalu telah

    menjadi pemantik manajemen agar brand kembali bisa menorehkan prestasi yang

    sama.

    Rangkaian proses rebranding yang dilakukan oleh PT. Aseli Dagadu

    Djokdja antara lain dilakukan dengan penggantian logo perusahaan, penyesuaian

    logo brand-brand yang bernaung di bawah perusahaan dengan logo corporate,

    meluncurkan brand baru, serta melaksanakan event dan promosi terkait hal

    tersebut.

    Berdasarkan hal tersebut maka pertanyaan penelitian:

    1.2.1. Seperti apakah lingkungan strategis yang dihadapi PT. Aseli Dagadu

    Djokdja, bagaimana lingkungan makro bisnis, seperti apakah lingkungan

    kompetitornya, dan bagaimana preferensi konsumen saat ini?

    1.2.2. Apakah visi, misi dan tujuan-tujuan strategis PT. Aseli Dagadu Djokdja

    dan bagaimanakah cara mencapai tujuan-tujuan strategis melalui

    rebranding?

    1.2.3. Bagaimanakah penahapan yang dilakukan dalam proses rebranding?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    1.3. Tujuan Penelitian

    Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

    1.3.1. Untuk mengetahui lingkungan strategis yang dihadapi PT. Aseli Dagadu

    Djokdja berkaitan dengan lingkungan makro, kompetitor, dan preferensi

    konsumen.

    1.3.2. Untuk mengetahui visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai melalui

    rebranding oleh PT. Aseli Dagadu Djokdja.

    1.3.3. Untuk mengetahui seperti apa dan bagaimana proses penahapan

    rebranding PT. Aseli Dagadu Djokdja.

    1.4 Manfaat Penelitian

    1.4.1 Akademis

    Hasil penelitian ini diharapkan memperkaya pengetahuan di ilmu

    manajemen, khususnya yang terkait dengan topik rebranding. Memberikan

    gambaran nyata, tentang mengapa dan bagaimana proses rebranding dilakukan

    dengan mengkaitkan antara konteks kasus dan ilmu marketing.

    1.4.2 Manajerial

    Upaya rebranding sebuah perusahaan atau brand banyak dilakukan dalam

    praktek bisnis. Berbagai istilah selain rebranding telah banyak digunakan, seperti

    re-energizing, revitalization, rejuvenation. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    mengungkap best learning practices yang diperoleh dari pemahaman “mengapa”

    dan “bagaimana” proses rebranding terjadi, dan akhirnya semoga bisa menjadi

    referensi bagi perusahaan atau manajer mengenai penerapan rebranding pada

    perusahaan.

    1.5 Batasan Penelitian

    Penelitian Analisis Proses Rebranding (Studi Kasus Pada PT. Aseli Dagadu

    Djokdja) ini akan meliputi :

    1.5.1. Sasaran penelitiannya adalah manusia, peristiwa, latar belakang, dan

    dokumen pada rebranding di PT. Aseli Dagadu Djokdja.

    1.5.2. Sasaran-sasaran tersebut kemudian ditelaah secara mendalam sebagai

    suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan

    maksud untuk memahami berbagai kaitan dalam proses yang ada.

    1.5.3. Waktu penelitian dibatasi pada tahun pertama proses rebranding terjadi,

    yaitu saat establishment yang merupakan awal rebranding.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    1.6 Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari tujuh bagian, yaitu :

    Bab I. Pendahuluan

    Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

    penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan.

    Bab II. Kajian Pustaka

    Bab ini merupakan uraian sistematis mengenai beberapa teori dan kajian

    penelitian terdahulu sebagai pembanding atau sebagai dasar untuk membantu

    menjelaskan temuan penelitian.

    Bab III. Metoda Penelitian

    Bab ini berisi tentang bagaimana penelitian akan dilakukan untuk menjawab

    pertanyaan penelitian yang meliputi paradigma penelitian, metode dan strategi

    penelitian, data, data penelitian, metode pengumpulan data, serta metode analisis

    data.

    Bab IV. Analisis Lingkungan Stategis PT. Aseli Dagadu Djokdja

    Bab ini berisi tentang analisis lingkungan strategis PT. Aseli Dagadu

    Djokdja yaitu lingkungan lingkungan internal dan lingkungan eksternal

    perusahaan, bagaimana preferensi konsumen saat ini, dan lingkungan

    kompetitornya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    Bab V. Analisis Proses Rebranding PT. Aseli Dagadu Djokdja

    Bab ini berisi tentang analisis terhadap penelitian kualitatif yaitu proses

    rebranding yang terjadi di PT. Aseli Dagadu Djokdja.

    Bab VI. Analisis Respon Konsumen terhadap Rebranding PT. Aseli Dagadu

    Djokdja

    Bab ini berisi tentang analisis terhadap penelitian kuantitatif yang

    dilakukan pada konsumen yang berbelanja di Gerai Dagadu Djokdja, setelah masa

    launching rebranding terjadi.

    Bab VII. Kesimpulan dan Saran.

    Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang merupakan refleksi peneliti

    terhadap pembahasan yang topik relevan, memaparkan tentang keterbatasan-

    keterbatasan penelitian, implikasi dari temuan penelitian. Selain hal itu, juga

    dikemukakan saran manajerial dan rekomendasi yang terkait penelitian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    Reputation, reputation, reputation! O, I have lost my reputation! I have lost

    the immortal part of myself, and what remains is bestial. My reputation, Iago, my

    reputation! (Shakespeare, 1603)

    2.1. Brand

    Perusahaan-perusahaan di masa ini telah menghadapi tantangan besar untuk

    bisa masuk ke pasar dengan produk dan layanan. Dunia usaha dan teknologi yang

    berkembang pesat semakin menantang. Sebuah brand adalah kunci untuk bisa

    menonjol dari para pesaing dan juga alat yang efektif untuk menjangkau dan

    mendapatkan pelanggan setia.

    Ada banyak definisi tentang brand dalam literatur marketing, namun

    kebanyakan definisi ada di sekitar gagasan bahwa brand adalah nama unik yang

    mengidentifikasi produk dan membedakannya dari pesaing. American Marketing

    Association (AMA) mendefinisikan brand sebagai "nama, istilah, desain, simbol,

    atau fitur lain yang mengidentifikasi satu atau lain dari penjual yang berbeda dari

    penjual lainnya" (Keller, 2013). Secara teknis kemudian, kapanpun pemasar

    menciptakan nama, logo, atau simbol baru untuk produk baru, dia telah

    menciptakan sebuah brand.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    Keller (2013) mengatakan bahwa brand lebih dari produk karena brand

    dapat memiliki dimensi yang membedakannya dari produk lain yang dirancang

    untuk memenuhi kebutuhan yang sama. Perbedaan ini mungkin rasional dan

    berwujud (tangible) - terkait dengan performa produk dari brand- atau lebih

    simbolis, emosional, dan tidak berwujud (intangible)- terkait dengan apa yang

    diwakili oleh brand.

    Heding, Knudtzen, & Bjerre (2009) mengemukakan bahwa brand dapat

    dipelajari dengan tujuh konsep pendekatan yang masing-masing memiliki

    perbedaan cara pandang terhadap konsep brand, bagaimana proses pertukaran

    yang terjadi antara brand dan konsumen, dan bagaimana brand equity dapat

    diciptakan dan dibangun melaluinya. Tujuh konsep pendekatan brand tersebut

    adalah : pendekatan ekonomis, pendekatan identitas, pendekatan berdasarkan pada

    konsumen, pendekatan personalitas, pendekatan relasional, pendekatan

    komunitas, pendekatan kebudayaan. Pendekatan ekonomis mengaitkan brand

    menjadi bagian dari marketing mix. Pendekatan identitas menyebutkan bahwa

    brand adalah bagian dari identitas perusahaan (corporate identity). Pendekatan

    berdasarkan konsumen menyebutkan bahwa setiap konsumen mempunyai

    pengalaman asosiasif terhadap brand. Pendekatan personalitas mengaitkan sebuah

    brand layaknya seorang manusia yang mempunyai personalitas dan karakter.

    Pendekatan relasional menjelaskan tentang brand sebagai partner relasi.

    Pendekatan komunitas mengkaitkan brand yang dapat menjadi fokus untuk

    interaksi sosial. Pendekatan kebudayaan mengungkapkan bahwa suatu brand

    adalah bagian dari kebudayaan tekstil.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    Kapferer (2008) menyatakan bahwa brand merupakan konsekuensi

    langsung dari strategi segmentasi pasar dan diferensiasi produk. Perusahaan

    berusaha untuk lebih memenuhi harapan pelanggan tertentu, mereka

    berkonsentrasi untuk memberikan yang terkini konsisten dan berulang kali,

    dengan kombinasi atribut yang ideal dari – nilai yang berwujud dan tidak

    berwujud, fungsional dan hedonistik, terlihat dan tidak terlihat - dalam kondisi

    ekonomi yang layak untuk bisnis mereka.

    Brand juga dapat dipahami sebagai sebuah perjalanan, ia menggambarkan

    sebuah hubungan yang berkembang berdasarkan persepsi dan pengalaman setiap

    kali konsumen terhubung dengan brand. Apapun jenis bisnisnya, sangatlah

    penting bagi sebuah brand memiliki visi (sering disebut brand identity),

    bagaimana mengimplementasikan visi tersebut, dan menjaga brand tetap kuat

    menghadapi kompetitor yang agresif dan pasar yang dinamis. Brand kemudian

    dipahami sebagai aset yang mendorong strategi (Aaker, 2014).

    Terlepas dari kenyataan bahwa ada banyak definisi kata yang berbeda.

    Brand, semuanya mencakup satu gagasan utama yaitu identifikasi produk dan

    diferensiasi dari pesaingnya. Sebuah brand lebih dari sekedar logo, nama dagang,

    atau merek dagang, meskipun elemen semacam itu semua adalah bagian darinya.

    Yang terpenting, brand mengacu pada reputasi, visibilitas dan kemampuan

    untuk menarik klien setia yang selanjutnya akan merekomendasikan bisnis.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    2.1.1. Elemen Brand

    Brand memiliki elemen-elemen yang sering juga disebut sebagai identitas

    (brand identitiy). Keller (2013), mengacu pada AMA mengatakan bahwa kunci

    untuk menciptakan sebuah brand, adalah untuk memilih sebuah nama, logo,

    simbol, desain kemasan, atau karakteristik lain yang dapat mengidentifikasi suatu

    produk dan membedakannya dari produk yang lain. Komponen brand yang

    berbeda, yang mengidentifikasi dan membedakannya dari produk yang lain inilah

    yang disebut elemen brand.

    Sebuah identitas mendeskripsikan secara visual representasi suatu

    perusahaan. Akar dari semua aktivitas brand dan branding adalah seperti

    keinginan manusia yaitu untuk menjadi seseorang. Konsekuensi dari hal ini adalah

    menciptakan identitas pribadi dan sosial, untuk menampilkan diri seperti orang

    lain, untuk tidak seperti orang lain, dan untuk memiliki kebaikan reputasi. Pada

    aktivitas ini tanda dan simbol adalah bahan penting dari fenomena branding.

    Clifton & Simmons (2003) menjelaskan bahwa komponen brand meliputi

    identitas visual dan identitas verbal. Identitas visual adalah komponen dalam

    pencitraan brand - bagian yang bisa dilihat. Sistem identitas visual adalah paket

    yang berisi panduan kerja dan digunakan sebagai cara pandang untuk memastikan

    citra perusahaan tetap dan konsisten. Identitas visual terdiri dari komponen grafis

    yang bersama-sama menyediakan sebuah system mengidentifikasi dan mewakili

    sebuah merek. "Unsur dasar" dari identitas visual brand mungkin terdiri dari versi

    khas dari berikut ini: Logo, Simbol, Warna, dan Tipografi. Unsur dasar ini sering

    dilengkapi dengan elemen grafis lainnya seperti pola, pendekatan ilustrasi dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    fotografi, dan berbagai ikon. Logo adalah elemen-elemen visual yang dapat

    diidentifikasi, yang membantu konsumen dalam menemukan, menyebarkan, dan

    mengingat suatu brand sebuah perusahaan.

    Selain identitas visual, komponen brand yang lain adalah identitas verbal.

    "Unsur dasar" identitas verbal bertujuan untuk membuat bahasa brand menjadi

    khas. Hal ini dapat meliputi : nama, sistem penamaan untuk produk, sub-brand

    dan kelompok-kelompok brand , slogan, ada prinsip nada suara, penggunaan

    cerita.

    Mengkombinasikan identitas visual dan identitas verbal akan membuat

    brand benar-benar bekerja. Selalu ada tujuan yang akan dicapai dibalik semua

    penggunaan indentitas visual dan identitas verbal.

    Identitas visual dan identitas verbal adalah bagian tak terpisahkan dari brand

    dan branding. Mereka ada dan akan membuat pernyataan bahkan jika pemilik

    merek memilih untuk mengabaikan mereka. Bila tidak terkontrol mereka bisa

    mengakibatkan kerugian, begitulah adanya lebih baik menguncinya secara tegas

    ke dalam manajemen brand. Identitas harus sering ditinjau dan dipelihara seperti

    aset lainnya (Clifton & Simmons, 2003).

    2.1.2. Brand Benefits

    Apakah yang membuat suatu brand begitu penting, apakah manfaatnya ?

    Pertanyaan ini banyak diajukan oleh pemasar. Menurut Aaker (2014), brand

    lebih dari sekedar nama ataupun logo. Brand adalah janji perusahaan kepada

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    konsumen untuk menyampaikan benefit tidak saja secara fungsional, namun juga

    emosional, sebagai sarana ekspresi diri, dan benefit sosial.

    Keller (2013) memandang bahwa manfaat brand dapat dipandang dari dua

    sisi, yaitu sisi konsumen dan sisi perusahaan. Bagi konsumen, brand memberikan

    fungsi penting. Brand mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan

    memungkinkan konsumen untuk menetapkan tanggung jawab kepada produsen

    atau distributor tertentu. Karena pengalaman masa lalu dengan produk dan

    program pemasarannya, selama bertahun-tahun, konsumen menemukan brand

    mana yang memenuhi kebutuhan mereka dan mana yang tidak. Sebagai hasilnya,

    brand menyediakan perangkat atau sarana penyederhanaan untuk keputusan

    konsumen. Jika konsumen mengenali brand dan memiliki beberapa pengetahuan

    tentang hal itu, maka mereka tidak perlu banyak pemikiran atau harus melalui

    pemrosesan informasi tambahan untuk membuat keputusan.

    Gambar 2.1. Brand Benefits dari Sisi Konsumen

    (Keller, 2013)

    Konsumen

    - Identifikasi sumber produk

    - Penugasan tanggung jawab kepada pembuat produk

    - Pengurang resiko

    - Pengurang biaya pencarian informasi

    - Janji, ikatan, atau pakta dengan pembuat produk

    - Perangkat simbolis

    Sinyal kualitas

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    Brand juga menyediakan sejumlah manfaat berharga bagi perusahaan

    Gambar 2.2. Brand Benefits dari Sisi Perusahaan

    (Keller, 2013)

    Pada fungsi dasar, brand melayani tujuan identifikasi, untuk

    menyederhanakan penanganan produk atau penelusuran. Secara operasional,

    brand membantu untuk pengaturan inventaris dan pencatatan akuntansi. Brand

    juga menawarkan unik fitur atau aspek produk untuk firma perlindungan hukum.

    Sebuah brand dapat mempertahankan hak kekayaan intelektualnya, memberi

    perlindungan legal untuk pemilik brand. Nama brand dapat dilindungi melalui

    pendaftaran merek dagang; proses manufaktur dapat dilindungi melalui hak paten;

    dan kemasan bisa terlindungi melalui hak cipta dan desain. Hak kekayaan

    intelektual ini memastikan bahwa perusahaan dapat dengan aman berinvestasi

    dalam brand dan menuai keuntungan dari aset berharga.

    Perusahaan

    - Sarana identifikasi untuk mempermudah penanganan

    atau penelusuran

    - Sarana untuk melindungi fitur unik secara legal

    - Sinyal tingkat kualitas untuk memuaskan pelanggan

    - Alat untuk membuat produk dengan asosiasi unik

    - Sumber keunggulan kompetitif

    - Sumber pengembalian finansial

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    2.1.3. Brand Equity

    Apa yang membuat sebuah brand kuat dan bagaimana cara membangun brand

    yang kuat? Sebuah brand adalah aset yang berharga bagi perusahaan sebab brand

    dapat membawa pengaruh pada konsumen.

    Ada tiga perspektif tentang brand equity (Raluca & Dania Todor, 2014) :

    2.1.3.1. Perspektif Keuangan, salah satu cara untuk menilai ekuitas brand adalah

    untuk menentukan harga premium yang dimiliki brand untuk produk

    generik.

    2.1.3.2. Ekstensi Brand, kesuksesan brand dapat digunakan untuk meluncurkan

    brand tambahan. Manfaat terkait dengan ekstensi brand adalah konsep

    kesadaran brand (brand awareness), produk baru yang diluncurkan

    akan menghemat biaya iklan, selain itu, akan semakin mudah

    mendapatkan kepercayaan konsumen.

    2.1.3.3. Dari konsumen, sebuah merek akan mendorong sikap konsumen yang

    positif terhadap produk / jasa. Sikap ini dibangun oleh pengalaman akan

    produk / layanan.

    Sebagai suatu aset yang berharga, maka brand dapat diukur dari beberapa

    hal. Clifton & Simmons (2003) menyebutkan bahwa beberapa survey telah

    dilakukan untuk mengukur brand dengan mengukur pada : brand awareness,

    kekuatan brand positioning, konsep, kepribadian, citra yang tepat dan berbeda

    dari brand lain, kekuatan simbol yang dikenali oleh konsumen (logo, kode-kode,

    kemasan), otoritas brand dengan konsumen, persepsi status brand dan loyalitas

    konsumen.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Keller (2013) menilai kuat lemahnya suatu brand dapat dilihat dengan

    pendekatan brand equity berbasis konsumen. Pendekatan brand equity berbasis

    konsumen mencakup pengetahuan mengenai respons konsumen terhadap

    pemasaran brand. Sebuah brand dikatakan positif brand equity-nya ketika

    konsumen bereaksi lebih baik terhadap produk dan tentang cara kerjanya saat

    dipasarkan saat merek dikenali. Dengan demikian, pelanggan mungkin lebih

    menerima brand baru saat dilakukan perluasan brand (brand extension).

    Karenanya saat brand equity positif dan terjadi brand extension, maka konsumen

    akan kurang sensitif terhadap kenaikan harga, tidak tergoda oleh iklan, dan lebih

    bersedia mencari brand dalam saluran distribusi baru. Di sisi lain, brand memiliki

    brand equity negatif jika konsumen bereaksi kurang baik terhadap aktivitas

    pemasaran brand.

    2.2. Branding

    Kapferer (2008) secara terang-terangan mengungkapkan bahwa banyak

    perusahaan telah melupakan tujuan mendasar dari brand mereka. Banyak sekali

    perhatian dikhususkan untuk aktivitas pemasaran itu sendiri, yang melibatkan

    desainer grafis, periklanan, dan lainnya, dengan begitu, perusahaan lupa bahwa

    aktivitas pemasaran hanyalah sarana. Branding dipandang hanya sebagai hak

    eksklusif dari staf di bagian pemasaran dan komunikasi. Namun fase marketing

    yang perlu dipertimbangkan adalah bagaimana fase terminal yaitu sebuah proses

    yang melibatkan seluruh sumber daya perusahaan dan semua fungsinya, fokusnya

    adalah pada satu maksud strategis: menciptakan perbedaan. Hanya dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    memobilisasi semua sumber internal, nilai tambah dapat diperoleh perusahaan

    untuk membedakan dirinya dari pesaingnya.

    2.2.1. Konsep Branding

    Weicker dan Sangard (2017) menyampaikan bahwa branding sering dilihat

    sebagai kombinasi dari sebuah nama, logo, desain, slogan dan kemasan produk

    atau layanan. Padahal, branding juga merupakan nilai, makna, tindakan

    perusahaan dan karyawan dan cara mereka melibatkan khalayak dan membuat

    keterlibatan untuk pengguna atau pelanggan perusahaan. Kesemuanya di atas

    berkaitan dengan brand dan hal itu yang akan membuat perbedaan dibanding

    hanya menjadi perusahaan dengan produk bagus dengan harga bersaing atau lebih

    dari sekedar perusahaan yang disukai orang banyak.

    Branding adalah proses untuk melibatkan brand di pikiran konsumen.

    Tujuan utama branding adalah menciptakan kehadiran yang kuat di pasar yang

    akan berdampak menarik pelanggan untuk menjadi loyal terhadap produk atau

    perusahaan . Branding merupakan proses yang terus menerus yang melibatkan

    perhatian dan pertimbangan masa lalu perusahaan dan kemudian menciptakan

    kepribadian yang kohesif untuk perusahaan dan produknya ke depan (Kotahry,

    2015).

    Branding adalah sesuatu yang memicu emosi dan pikiran orang, terkait

    dengan terciptanya identitas perusahaan: rasa tentang siapa diri Anda, siapa yang

    Anda inginkan dan bagaimana Anda menginginkan orang lain untuk melihat

    perusahaan Anda (Borbély, 2015). Kapferer (2008) menyebutkan bahwa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    branding, bukanlah tentang berada di atas sesuatu yaitu siapa tapi berkaitan

    dengan berada di posisi atas di dalam sesuatu

    Branding lebih dari sekadar memberi nama brand dan pensinyalan ke luar

    dunia bahwa produk atau layanan telah ada dan telah dicap dengan tanda dan

    menjadi jejak organisasi. Branding membutuhkan keterlibatan perusahaan dalam

    jangka panjang, kebutuhan akan tingkat sumber daya yang tinggi dan juga

    keterampilan. Borbely (2015) menyebutkan bahwa branding kadang juga disebut

    brand building. Ada empat tahap yang menjadi bagian proses dari branding yaitu

    : riset pasar, penentuan positioning, pembangunan, dan marketing komunikasi

    terintegrasi.

    Pemasaran adalah bagaimana membangun brand di pikiran konsumen Jika

    Anda bisa membangun sebuah brand yang kuat, maka Anda memiliki program

    pemasaran yang kuat. Jika tidak bisa, maka tidak ada iklan iklan, tidak ada

    kemasan kreatif atau semua promosi penjualan dan hubungan masyarakat di

    dunia yang dapat membantu Anda mencapai tujuan (Raluca & Dania Todor,

    2014).

    2.2.2. Branding adalah Bagian dari Pemasaran Strategis

    Raluca & Dania Todor (2014) mengungkapkan bahwa branding adalah

    bagian dari pemasaran strategis. Strategi branding telah melebihi strategi produk

    dan telah menjadi komponen penting dalam pemasaran strategis.

    Perusahaan tidak dapat menciptakan strategi yang koheren tanpa tujuan

    yang jelas. Sebuah brand tidak dapat berfungsi tanpa strategi dan peran dari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    pemasaran strategis adalah menerapkan strategi branding atau brand building.

    Peran utama strategi branding terletak pada tujuan untuk meraih keunggulan

    kompetitif yang berkelanjutan dalam jangka panjang.

    Tujuan branding, dilihat dari perspektif strategi perspektif pemasaran, dapat

    fokus pada elemen ini:

    2.2.2.1. Strategi Kompetitif - tujuan dicapai saat perusahaan berhasil mengelola

    untuk memformulasikan dan menerapkan strategi yang menciptakan

    nilai.

    2.2.2.2. Keunggulan kompetitif yang berkelanjutan - tercapai saat perusahaan

    mengembangkan strategi yang belum dikembangkan oleh pesaing utama

    pesaing dan belum diaplikasikan pada saat bersamaan. Strategi ini akan

    membawa manfaat potensial bagi perusahaan karena pesaing tidak bisa

    menduplikasi mereka.

    2.2.2.3. Keuntungan di atas rata-rata- menerapkan sudut pandang dengan

    pendekatan pasar, investor akan puas terhadap proyeksi omset dan

    tingkat keuntungan.

    Pembangunan brand tidak pernah berhenti. Brand harus terlihat dan

    tercermin dalam segala hal baik yang dapat dilihat pelanggan, maupun tidak.

    Membangun brand yang kuat adalah tentang memiliki pemahaman yang jelas

    tentang brand ini mewakili apa dan kemudian memastikan orang lain juga

    memahaminya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    2.2.3. Proses Branding

    Proses branding, menurut Borbely (2015), dapat dimulai saat perusahaan

    menjawab beberapa pertanyaan tentang hal berikut: siapakah konsumen saya,

    pelanggan apa yang ingin saya miliki, siapakah pesaing saya, bagaimana

    positioning brand pesaing, masalah apa yang dipecahkan oleh perusahaan saya,

    apakah proposisi nilai saya , apakah itu khas, apakah itu relevan bagi pelanggan

    saya, ketika orang memikirkan perusahaan atau produk saya, bagaimana perasaan

    dan asosiasi pelangan yang saya inginkan, apa manfaat fungsional yang kami

    berikan kepada pelanggan kami, apa keuntungan emosional yang dapat diberikan

    kepada pelanggan, jenis kepribadian apa yang akan dimiliki brand saya. Lebih

    lanjut dijelaskan oleh Borbely bahwa langkah-langkah branding adalah :

    2.2.3.1. Menentukan target audiens brand (riset pasar, positioning).

    2.2.3.2. Menentukan statement misi branding secara jelas.

    2.2.3.3. Melakukan riset terhadap brand-brand lain dalam ceruk pasar yang sama.

    2.2.3.4. Membuat outline kunci tentang kualitas dan keuntungan yang dimiliki

    brand.

    2.2.3.5. Membuat logo brand dan tagline (bagian pekerjaan marketing

    komunikasi).

    2.2.3.6. Pembentukan bagaimana brand akan disuarakan (bagian pekerjaan

    marketing komunikasi).

    2.2.3.7. Membangun pesan brand (bagian pekerjaan marketing komunikasi).

    2.2.3.8. Membuat brand personility menjadi gemilang (bagian pekerjaan

    marketing komunikasi).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    2.2.3.9. Mengintegrasikan brand dalam setiap aspek bisnis perusahaan.

    2.2.3.10. Jujur melalui brand

    2.2.4.11. Menjadi advokat bagi brand, dan tidak melupakan pengukuran,

    pengawasan, dan proses untuk pemikiran ulang (rethinking).

    2.3. Rebranding

    Sementara branding berkaitan dengan menciptakan identitas brand,

    rebranding adalah tentang menciptakan kembali (recreate) identitas itu.

    Rebranding dalam literatur saat ini biasanya digunakan untuk menunjukkan

    bahwa brand terlahir kembali (Stuart & Muzellec, 2004). Perusahaan yang

    mengadopsi nama, slogan, atau identitas visual baru, misalkan sebagai hasil

    merger dan akuisisi atau perubahan strategi perusahaan, sering dikabarkan di

    media, namun kurang mendapat perhatian dari sudut pandang akademis

    (Muzellec, Doogan, & Lambkin. 2003).

    Sebuah brand terkadang setelah bertahun-tahun menurun seiring

    berjalannya waktu, brand akan hilang relevansinya dan daya tariknya bagi

    konsumen. Bisa jadi ada alasan yang berbeda untuk penuaan atau penurunan

    relevansi brand tersebut, misalnya karena brand mungkin tidak disesuaikan

    dengan perubahan lingkungan atau perubahan preferensi konsumen. Solusi untuk

    brand yang sudah menua atau brand yang mengalami penurunan bisa jadi adalah

    revitalisasi (Heading dkk, 2009). Merevitalisasi dan memposisikan ulang sebuah

    brand melalui tahapan dan modifikasi adalah bagian dari brand management

    untuk merespon perubahan kondisi pasar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    2.3.1. Rebranding sebagai Bagian Dari Pemasaran Strategis

    Jika strategi branding sangat penting dengan target yang kompleks dan sulit

    dicapai, maka rebranding memiliki tingkat yang lebih tinggi lagi. Kesulitan

    karena memiliki tingkat yang lebih tinggi karena berkaitan dengan resiko dalam

    hal kemungkinan kebingungan di antara konsumen. Raluca & Dania Todor (2014)

    menebutkan dalam hal pemasaran strategis, rebranding menjadi perlu ketika :

    2.3.1.1. Brand memiliki image yang membingungkan atau image tidak ada.

    2.3.1.2. Manfaat utama dari brand telah berubah, dari manfaat pembeda menjadi

    menghabiskan biaya yang mahal.

    2.3.1.3. Perusahaan berubah, melalui berbagai kesalahan strategi pemasaran dan

    manajemen, berbeda dari tujuan yang direncanakan.

    2.3.1.4. Perusahaan sedang memasuki babak baru bisnis dan posisi saat ini

    dianggap tidak lagi memadai.

    2.3.1.5. Pesaing baru dengan posisi lebih tinggi menargetkan pasar yang sama

    2.3.1.6. Kompetisi telah mensabotase brand dan mengubahnya menjadi sebuah

    mekanisme yang tidak efektif.

    2.3.1.7. Pembaharuan budaya perusahaan mendorong untuk memeriksa ulang

    kepribadian brand.

    2.3.1.8. Perusahaan ingin memperluas area brand, tetapi positioning saat ini

    tidak memungkinkan mencapai segmen sasaran baru (bisa

    mengakibatikan delusi brand)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    Lebih lanjut, Raluca dan Dania Todor juga mendorong pada saat sebelum

    mengambil keputusan rebranding, perusahaan harus membuat analisis strategis

    terlebih dahulu yang akan mendukung atau tidak keputusan akhir ini. Hal ini

    sangat diperlukan sebab dalam banyak kasus rebranding keputusan terbukti

    sangat tidak stabil, manajemen dari banyak perusahaan dihadapkan dengan

    kebalikannya hasil dari yang diharapkan dan direncanakan. Sebuah strategi

    rebranding yang sukses tidak dimulai dengan kampanye jutaan dolar, perubahan

    radikal di nama, logo atau elemen gambar brand lainnya,namun dimulai dengan

    memperbaiki berbagai internal masalah dalam proses yang berorientasi di dalam

    ke luar (Raluca dan Dania Todor, 2014).

    2.4. Proses Rebranding

    Proses rebranding dipahami sebagai proses mengacu pada urutan tahapan,

    subproses, kejadian dan kegiatan yang menggambarkan bagaimana segala

    sesuatunya berubah seiring berjalannya waktu (Juntunen, 2011). Muzellec dan

    Lambkin (2006) mengemukakan bahwa tahapan rebranding dapat terdiri dari

    penggantian nama atau penciptaan sebuah nama baru, perubahan simbol, desain

    atau kombinasi dari hal-hal tadi, mengembangkan posisi (baru) di benak para

    pemangku kepentingan dan pesaing. Sementara dalam penelitian sebelumnya

    Muzellec (2003), rebranding menggambarkan tiga proses yang berbeda;

    mengubah nama brand, mengubah estetika, dan atau melakukan reposisi terhadap

    brand. Hal ini juga disetujui oleh Juntunen (2011), penggantian nama brand

    terdiri dari pemilihan dan meluncurkan sebuah nama baru. Mengubah estetika

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    atau redesign berarti mengubah elemen corporate visual identity (CVI) lainnya,

    yaitu logo dan atau simbol, tipografi, palet warna, slogan, tagline dan atau

    deskriptor lainnya. Reposisi adalah tentang pembuatan keputusan untuk mencoba

    menciptakan posisi baru yang radikal bagi perusahaan yang ada di pikiran

    pelanggan, pesaing, dan pemangku kepentingan lainnya, biasanya juga berkaitan

    dengan kampanye marketing komunikasi dengan biaya besar.

    Sebuah model tentang rebranding telah dikemukakan oleh Muzzellec &

    Lambkin (2006). Rebranding dijelaskan sesuai dengan tingkat perubahan di

    estetika pemasaran dan posisi brand.

    Gambar 2.3. Rebranding sebagai Kontinum

    (Muzellec & Lambkin, 2006)

    Dalam gambar 2.1 dijelaskan bahwa proses rebranding dikategorikan

    menjadi dua yaitu evolusi dan revolusi. Rebranding yang evolusioner

    menggambarkan perkembangan yang cukup kecil dalam positioning dan estetika

    perusahaan, prosesnya begitu bertahap sehingga hampir tidak terlihat oleh

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    pengamat luar. Rebranding revolusioner, sebaliknya, menggambarkan perubahan

    besar yang dapat diidentifikasi dengan posisi dan estetika yang mengubah

    perusahaan. Perubahan ini biasanya dilambangkan dengan perubahan nama brand

    sehingga sering hal ini digunakan sebagai identifikasi untuk kasus rebranding

    revolusioner.

    Rebranding bisa terjadi pada berbagai tingkat hirarki - tingkat produk,

    perusahaan atau unit bisnis - dengan interaksi antara tingkat yang berbeda

    (Muzellec & Lambkin, 2006). Rebranding dalam hirarki tersebut terdiri atas

    kategori : corporate, strategic bisnis unit (SBU), dan level produk.

    Gambar 2.4. Hirarki Rebranding

    (Muzellec & Lambkin, 2006)

    Pada hirarki yang tertinggi, yaitu level corporate rebranding, perubahan

    terjadi mencakup seluruh atau hampir keseluruhan entitas perusahaan, dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    dimaknai dengan perubahan pada strategi utama atau positioning. Pada tingkatan

    kedua, yaitu strategic bisnis unit, biasanya pada perusahaan besar, rebranding

    dilakukan dengan pergantian nama pada divisi atau anak cabang yang bisa

    membedakannya dengan perusahaan induk. Rebranding pada tingkat produk

    memaknai rebranding sebagai langkah taktis dengan tujuan agar brand

    mendapat awareness lebih.

    Gambar 2.2 memberikan contoh tentang hirarki rebranding. CGNU menjadi

    Aviva, dan Compagnie Ge'ne'rale des Eaux (CGE) menjadi Vivendi adalah

    ilustrasi rebranding tingkat korporat. Dalam kasus lain, hirarki rebranding turun

    dari tingkat korporat ke tingkat unit bisnis, seperti Midland Bank diganti namanya

    sebagai HSBC Inggris setelah diakuisisi oleh HSBC, atau tingkat negara seperti

    Mannesmann Mobilfunk D2 menjadi Vodafone Jerman. Rebranding juga bisa

    terjadi pada tingkat produk saja, seperti Jif - pembersih yang dipasarkan oleh

    Unilever - menjadi Cif, atau Immac - penghilang rambut - yang dipasarkan oleh

    Reckitt Benckiser, menjadi Veet.

    Juntunen (2011) memaknai proses rebranding yang berarti urutan tahapan,

    sub proses, kegiatan dan tindakan yang menggambarkan bagaimana segala

    sesuatunya yang berubah seiring berjalannya waktu. Hal ini dikemukakan dalam

    model Teori Kerangka Kerja Proses Corporate Rebranding.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    Gambar 2.5. Teori Kerangka Kerja Proses Corporate Rebranding

    (Juntunen, 2011)

    Gambar 2.5. menjelaskan bahwa ada tiga tahapan utama dalam proses

    rebranding yaitu fase awal yang terdiri atas konteks pendorong rebranding dan

    alasan-alasan, fase kedua terdiri dari sub proses rebranding yang kemudian terdiri

    lagi dari empat tindakan : renaming, redesigning, launching, dan evaluating.

    2.4.1 Faktor Pendorong Rebranding

    Ada berbagai alasan yang menjadikan rebranding dilakukan. Pendorong

    perusahaan melakukan rebranding adalah keputusan, kejadian atau proses yang

    meliputi perubahan struktur di perusahaan, adanya strategi atau kebutuhan akan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    kinerja besar yang menyarankan perlunya redefinisi mendasar tentang

    identitasnya (Muzellec & Lambkin, 2006). Lebih jauh dilakukannya rebranding

    karena termasuk perubahan kepemilikan struktur (merger & akuisisi, pemisahan

    perusahaan, kepemilikan pribadi ke publik), perusahaan strategi (diversifikasi dan

    divestasi, internasionalisasi dan lokalisasi), posisi kompetitif (erosi posisi pasar,

    citra brand yang usang, masalah reputasi) dan seperti yang diminta oleh

    lingkungan eksternal (kewajiban hukum, krisis atau malapetaka). Selain itu,

    paling sering alasan rebranding perusahaan dilakukan karena merger dan akuisisi,

    spin off, kebutuhan akan perubahan citra brand, atau memfokuskan kembali

    perusahaan.

    Juntunen (2011) membagi alasan-alasan dilakukannya rebranding dalam

    dua kelompok kategori. Kategori pertama adalah alasan-alasan untuk perubahan

    nama, sedangkan kategori kedua adalah alasan-alasan mengapa dilakukan

    perubahan logo.

    Gambar.2.6. Alasan-alasan dilakukannya rebranding

    (Juntunen, 2011)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    2.4.2 Sub Proses Rebranding

    Sub proses rebranding terdiri dari empat sub yaitu; renaming, redesign,

    launching, dan evaluating. Setiap sub-proses rebranding merupakan bagian dari

    siklus hidup dalam arti bahwa kejadian tersebut dilaksanakan secara kumulatif di

    perusahaan tertentu tergantung konteks atau perusahaannya. Setiap kegiatan

    terdiri dari beberapa tindakan individu namun saling terkait. Sebuah aksi misalnya

    adalah keputusan yang dibuat oleh seseorang atau email yang dikirim oleh

    seseorang.

    Secara umum, sub-proses corporate rebranding juga dapat dibagi menjadi

    dua periode utama; yang pertama, pada periode tersebut bila nama perusahaan

    lama masih digunakan, dan yang kedua, pada periode saat baru nama perusahaan

    sedang digunakan.

    Tahap renaming dan redesigning perlu dilakukan pada saat nama

    perusahaan masih digunakan, yaitu pada tahap pertama, karena nama baru harus

    pasti bisa dibuat sebelum bisa diluncurkan atau dievaluasi. Redesigning juga

    dilakukan sebelum tahap launching karena logo baru dibuat untuk perusahaan

    sebelum launching. Setelah nama dan logo baru dibuat, lalu beralih ke tahap ke 2,

    tahap nama perusahaan yang b