ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN...

100
ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NATUNA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Kurnia Bakti Isbana NIM : 1113084000048 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Transcript of ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN...

Page 1: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI KABUPATEN NATUNA

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Kurnia Bakti Isbana

NIM : 1113084000048

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry
Page 3: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry
Page 4: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry
Page 5: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry
Page 6: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1. Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana

2. Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang 6 Juli 1995

3. Alamat : Sinar Pamulang Permai B 16 No. 9

Pamulang Barat, Tangerang Selatan

4. Telepon : 082210302711

5. Email : [email protected]

II. Pendidikan Formal

1. SD Negeri Bukit Pamulang Indah Tahun 2001-2007

2. Madrasah Tsanawiyah Pembangunan Jakarta

Tahun 2007-2010

3. Madrasah Aliyah Pembangunan Jakarta Tahun 2010-2013

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2018

III. Pengalaman Kerja

1. Magang Admin Data Entry Budget and Cost Control PT. Alam Sutera

Realty Tbk.

Page 7: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

ii

ABSTRACT

This study aims to analyze the superior potential of coconut plantation from

each sub-district in Natuna Regency. The study aims to: (1) know which sub-

district in Natuna Regency that produces coconut with the potential of

competitiveness and specialization year 2012-2016; (2) to know which sub-

district has coconut comodity as economic base sector in Natuna Regency; (3) to

know which sub-districts have coconut commodities as the economic base sector

in Natuna Regency in the future; (4) determines the areas that can be developed

from coconut production; (5) to know the contribution of the growth of coconut

production to the economi 2012-2015.

This research uses secondary data and is quantitative with analysis of Shift

Share, Location Quotient (LQ), Dynamic Location Quotient (DLQ), Klassen

Typology, and Growth Ratio Model (MRP). The data used is the production of

plantations in Natuna Regency from each sub-district of 2012-2016.

Shift Share analysis shows sub-districts in Natuna Regency which have

stunted but developed coconut production is Bunguran Barat, Pulau Tiga,

Bunguran Tengah, Serasan, Subi, and Serasan Timur. Other districts show low

coconut production and the role of weak area. The results of the Location

Quotient and Dynamic Location Quotient analysis show that sub-districts have

coconut potential in the present time and future base sector are Bunguran Barat,

Bunguran Utara, Pulau Laut, Bunguran Timur and Bunguran Timur Laut. The

sub-districts that have coconut potential but not become the base sector in the

future is; Subi and Serasan Timur. Sub-districts that will have potential of coconut

in the base sector in the future is Midai and Bunguran Selatan.

Sub-districts Bunguran Barat, Subi, and Serasan Timur have Klassen Typology

which level of coconut production potential in good to be developed. Based on

mix of Location Quotient and Growth Ratio Model, the inner coconut has a large

contribution in the economy and sectoral growth is high in the sub-districs of

Bunguran Barat, Subi, and Serasan Timur. However, in some sub-districts which

have inner coconut production as a base sector contribute substantially in

economy but low generated sectoral growth such as Bunguran Utara, Pulau Laut,

Bunguran Timur dan Bunguran Timur Laut.

Keywords: Coconut, base sector, economic contribution, sectoral growth, shift

share, location quotient, dynamic location quotient, klassen tipology, growth ratio

model.

Page 8: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

iii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi unggulan perkebunan

kelapa dari masing-masing kecamatan di Kabupaten Natuna. Penelitian ini

bertujuan untuk: (1) mengetahui kecamatan di Kabupaten Natuna yang produksi

kelapa dalamnya memiliki potensi daya saing kompetitif dan spesialisasi tahun

2012-2016, (2) mengetahui kecamatan mana saja yang memiliki komoditi kelapa

dalam sebagai sektor basis ekonomi di Kabupaten Natuna, (3) mengetahui

kecamatan mana saja yang memiliki komoditi kelapa dalam sebagai sektor basis

ekonomi di Kabupaten Natuna pada masa yang akan datang, (4) menentukan

wilayah yang dapat dilakukannya pengembangan dari produksi kelapa, (5)

mengetahui kontribusi pertumbuhan produksi kelapa terhadap perekonomian pada

tahun 2012 – 2016.

Penelitian ini menggunakan data sekunder dan bersifat kuantitatif dengan

analisis Shift Share, Location Quotient (LQ), Dynamic Location Quotient (DLQ),

Tipologi Klassen, dan Model Rasio Pertumbuhan (MRP). Data yang dipakai

adalah data produksi perkebunan Kabupaten Natuna dari masing-masing

kecamatan tahun 2012-2016.

Analisis Shift Share menunjukkan kecamatan di Kabupaten Natuna yang

memiliki produksi kelapa yang terhambat namun berkembang yaitu Bunguran

Barat, Pulau Tiga, Bunguran Tengah, Serasan, Subi, dan Serasan Timur.

Kecamatan lainnya menunjukkan produksi kelapa yang rendah dan peranan

terhadap daerah lemah. Hasil analisis Location Quotient dan Dynamic Location

Quotient menunjukkan kecamatan yang memiliki potensi kelapa dalam sebagai

sektor basis dimasa sekarang dan masa yang akan datang adalah Bunguran Barat,

Bunguran Utara, Pulau Laut, Bunguran Timur dan Bugnuran Timur Laut. Adapun

kecamatan yang memiliki kelapa dalam sebagai sektor basis tetapi tidak menjadi

sektor basis dimasa yang akan datang yaitu; Subi dan Serasan Timur. Kecamatan

yang akan memiliki potensi kelapa dalam sebagai sektor basis dimasa yang akan

datang adalah Midai dan Bunguran Selatan.

Kecamatan Bunguran Barat, Subi, dan Serasan Timur masuk kedalam

Tipologi Klassen yang tingkat kepotensialan produksi kelapa dalam yang baik

sekali untuk dikembangkan. Berdasarkan gabungan dari Location Quotient dan

Model Rasio Pertumbuhan, kelapa dalam memiliki kontribusi yang besar dalam

perekonomian dan pertumbuhan sektoralnya tinggi di kecamatan Bunguran Barat,

Subi, dan Serasan Timur. Namun di beberapa kecamatan yang memiliki produksi

kelapa dalam sebagai sektor basis berkontribusi besar dalam perekonomian tetapi

pertumbuhan sektoral yang dihasilkan rendah seperti kecamatan Bunguran Utara,

Pulau Laut, Bunguran Timur dan Bunguran Timur Laut.

Kata Kunci: Kelapa dalam, sektor basis, kontribusi perekonomian, pertumbuhan

sektoral, Shift Share, Location Quotient, Dynamic Location Quotient, Tipologi

Klassen, Model Rasio Pertumbuhan.

Page 9: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alikum Wr. Wb

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala nikmat dan juga keberkahan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik yang berjudul “ANALISIS POTENSI

KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN

NATUNA”

Penulisan skripsi ini salah satu syarat guna mendapatkan gelar Sarjana

Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2018. Skripsi ini dapat selesai tentunya dari dukungan, bimbingan, bantuan,

dan doa dari orang-orang di sekitar penulis, maka dari itu penulis ingin

menyampaikan terima kasih yang sebesar besarnya kepada:

1. Orang tua penulis, Ibunda Alm. Ekanti Pulosari dan Ayahanda Deni

Jumhana tersayang atas curahan kasih sayang, doa yang tiada henti,

dukungan dan motivasi yang tidak ternilai harganya bagi penulis. Serta

Adik dan Kakak tercinta, Ayub dan Emmilia yang selalu ada ketika

penulis membutuhkan bantuan serta membuat keluarga ini semakin

lengkap. Semoga kalian selalu dicintai dan selalu berada di dalam

lindungan Allah SWT.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis yang telah memberikan ilmu yang berharga kepada penulis

selama perkuliahan.

3. Bapak Dr. Lukman, M.Si selaku dosen pembimbing, yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, motivasi dan

arahan, ilmu yang bermanfaat selama perkuliahan kepada penulis dalam

penyelesaian penulisan skripsi hingga skripsi ini selesai. Semoga bapak

selalu diberikan kesehatan dan keberkahan oleh Allah SWT.

4. Bapak Arif Fitrijanto, M.Si dan Ibu Najwa Khairina selaku Ketua Jurusan

dan Sekertaris Jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan

arahan, bimbingan dan ilmu yang bermanfaat dalam penyelesaian

perkuliahan.

Page 10: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

v

5. Bapak Drs. Jackie Nurdjaman Rachman, M.PS selaku dosen

pengembangan potensi ekonomi daerah dan seminar penelitian yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat dan berharga sehingga penulis

mendapatkan ide dan tema dalam penulisan skripsi.

6. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat dan berharga bagi penulis selama

perkuliahan serta jajaran karyawan dan staff UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah melayani dan membantu penulis selama perkuliahan.

7. Syarifah Indah Permatasari Alhasni atas semangat dan kebahagiaan yang

diberikan. Semoga dibalas dengan kebahagiaan dan kesuksesan..

8. Teman – teman Ekonomi Pembangunan yang melengkapi hari – hari

penulis selama perkuliahan sehingga terasa sangat indah, selalu

menasehati satu sama lain, tolong menolong serta dukungan tiada henti.

9. Teman – teman KKN The Big One Alboja, Irsyad, Egi, Aldy, Irin, Ida,

Iffa, Iroh, Fudtri, dan Galih, yang melengkapi hari – hari penulis selama

sebulan penuh mengabdi kepada masyarakat Desa Rancalabuh.

10. Teman – teman diluar perkuliahan yang melengkapi hari penulis dan

mendukung saat menulis skripsi.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, saya berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pihak – pihak yang membutuhkan dan dijadikan referensi

bagi penelitian – penelitian selanjutnya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kelemahan karena keterbatasan

pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki. Sehingga jika ada kritik dan

saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini, penulis menerima

dengan senang hati.

Jakarta, September 2017

Kurnia Bakti Isbana

Page 11: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... i

ABSTARCT ..................................................................................................... ii

ABSTRAK ...................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ........................ 8

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah............................................. 8

a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ........................................... 8

b. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik ........................................ 8

c. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat yang Disinergikan ................. 10

d. Ukuran Pertumbuhan Ekonomi Daerah ................................... 10

e. Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah ... 11

2. Teori Pembangunan Ekonomi ........................................................ 12

a. Teori Basis Ekonomi ................................................................ 13

b. Teori Tempat Sentral................................................................ 16

Page 12: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

vii

c. Teori Lokasi ............................................................................ 16

3. Teori Keunggulan Komparatif dan Keunggulan Kompetitif ......... 16

a. Keunggulan Komparatif ........................................................... 16

b. Keunggulan Kompetitif ............................................................ 16

4. Ekonomi Pertanian ......................................................................... 17

5. Harga Produsen .............................................................................. 18

B. Penelitian Sebelumnya ......................................................................... 18

C. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 27

B. Metode Penentuan Populasi ................................................................. 27

C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 28

D. Metode Analisis Data ........................................................................... 28

1. Analisis Shift Share ........................................................................ 28

2. Analisis Location Quotient ............................................................ 31

3. Analisis Dynamic Location Quotient ............................................. 32

4. Analisis Tipologi Klassen .............................................................. 33

5. Analisis Model Rasio Pertumbuhan ............................................... 35

6. Analisis Overlay ............................................................................ 36

E. Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 39

1. Potensi Ekonomi ............................................................................ 39

2. Produksi Perkebunan ...................................................................... 40

3. Kontribusi ....................................................................................... 40

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA

A. Deskriptif Objektif Penelitian .............................................................. 41

1. Letak dan Kondisi Geografis ......................................................... 41

2. Topografi ........................................................................................ 43

3. Klimatologi ................................................................................... 43

4. Demografi ...................................................................................... 44

5. Kondisi Perekonomian di Kabupaten Natuna ................................ 45

Page 13: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

viii

6. Konndisi Pertanian ......................................................................... 46

B. Pembahasan .......................................................................................... 48

1. Analisis Shift Share ........................................................................ 48

2. Analisis Location Quotient (LQ) ................................................... 51

3. Analisis Dynamic Location Quotient (DLQ) ................................. 53

4. Analisis Tipologi Klassen .............................................................. 56

5. Model Rasio Pertumbuhan (MRP) ................................................. 57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 60

B. Saran ..................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 64

LAMPIRAN .................................................................................................... 81

Page 14: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

ix

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Produk Domestik Bruto Kabupaten Natuna Atas Dasar Harga

Konstan Tahun 2012 dan 2016 Menurut Lapangan Usaha

(Miliar Rupiah)

2

1.2 Luas Areal, Produksi dan Rata-Rata Produksi Kelapa Wilayah

Kepulauan Riau Tahun 2014

4

2.1 Penelitian Sebelumnya 19

3.1 Posisi Relatif Perkebunan Kelapa Dalam per Kecamatan

Kabupaten Natuna

30

3.2 Tipologi Sektor Tingkat Kepotensialan Ekonomi Perkebunan

Kelapa Dalam per Kecamatan Kabupten Natuna

33

3.3 Klasifikasi Analisis Overlay Perkebunan Kelapa Dalam

(Masing-masing Kecamatan Kabupaten Natuna)

39

4.1 Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Desa 42

4.2 Jumlah Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk per

Kecamatan Kabupaten Natuna

44

4.3 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 2012 dan 2016 Menurut Lapangan Usaha (Miliar

Rupiah)

45

4.4 Harga Produsen Masing-Masing Komoditas Perkebunan

Kepulauan Riau

46

4.5 Produksi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Natuna 2012 –

2016

47

4.6 Luas lahan perkebunan di Kabupaten Natuna 2012 – 2016 47

4.7 Produksi Perkebunan Kelapa Dalam Menurut Kecamatan di

Kabupaten Natuna (Ton)

48

4.8 Hasil Analisis Shift Share per Kecamatan Kabupaten Natuna

Tahun 2012 – 2016

50

4.9 Hasil Analisis Location Quotient per Kecamatan Kabupaten

Natuna Tahun 2012 – 2015

52

Page 15: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

x

4.10 Hasil Analisis Dynamic Location Quotient 54

4.11 Hasil Analisis LQ dan DLQ 55

4.12 Hasil Tipologi Klasse per Kecamatan Kabupaten Natuna 56

4.13 Hasil Analisis Overlay 58

Page 16: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 26

4.1 Peta Administrasi Kabupaten Natuna 43

Page 17: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Jumlah Produksi Perkebunan Kelapa Dalam menurut

Kecamatan Kabupaten Natuna Tahun 2009 – 2016 (Ton)

81

2 Luas Lahan Perkebunan Kelapa Dalam menurut Kecamatan

Kabupaten Natuna Tahun 2009 - 2016 (Ha)

82

3 Jumlah Total Produksi Perkebunan menurut Kecamatan

Kabupaten Natuna Tahun 2009 – 2016 (Ton)

83

4 Luas Total Lahan Perkebunan menurut Kecamatan

Kabupaten Natuna Tahun 2009 - 2016 (Ha)

84

5 Perhitungan Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan

Pangsa Wilayah Produksi Kelapa Dalam menurut

Kecamatan Kabupaten Natuna 2012 – 2016

85

6 Perhitungan Location Quotient (LQ) Produksi Kelapa

menurut Kecamatan Kabupaten Natuna 2012 - 2016

86

7 Perhitungan Laju Pertumbuhan Produksi Kelapa menurut

Kecamatan Kabupaten Natuna 2012 – 2016

87

8 Perhitungan Dynamic Location Quotient (DLQ) Produksi

Kelapa menurut Kecamatan Kabupaten Natuna

88

9 Perhitungan Gabungan Location Quotient dan Dynamic

Location Quotient (DLQ) Produksi Kelapa menurut

Kecamatan Kabupaten Natuna

89

10 Perhitungan Model Rasio Pertumbuhan (RPs) Produksi

Kelapa menurut Kecamatan Kabupaten Natuna 2012 – 2013

90

11 Perhitungan Model Rasio Pertumbuhan (RPs) Produksi

Kelapa menurut Kecamatan Kabupaten Natuna 2013 – 2014

91

12 Perhitungan Model Rasio Pertumbuhan (RPs) Produksi

Kelapa menurut Kecamatan Kabupaten Natuna 2014 – 2015

92

13 Perhitungan Model Rasio Pertumbuhan (RPs) Produksi

Kelapa menurut Kecamatan Kabupaten Natuna 2015 – 2016

93

14 Perhitungan Model Rasio Pertumbuhan (RPr) Produksi 94

Page 18: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

xiii

Kelapa Kabupaten Natuna 2012 – 2016

15 Perhitungan Overlay Location Quotient (LQ), RPs, dan RPr

Produksi Kelapa Kabupaten Natuna 2012 - 2016

95

Page 19: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki berbagai misi

salah satunya untuk mewujudkan kualitas hidup masyarakat yang tinggi, maju

dan sejahtera. Upaya untuk melakukan misi tersebut tentunya dilakukanlah

pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing,

kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, serta sumber daya manusia dan

budaya bangsa. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang

menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat

dalam jangka panjang (Sadono Sukirno 1985:13).

Dalam masa pembangunannya, Indonesia telah melakukan otonomi daerah

sejak dikeluarkannya Undang – Undang otonomi daerah tahun 1999 agar

masing-masing daerah bisa membangun daerahnya dengan mandiri. Otonomi

daerah sendiri menurut Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 1

angka 5 memberikan definisi bahwa otonomi daerah merupakan hak,

wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Pembangunan ekonomi daerah

tentunya akan mengelola sumber daya alam dan manusia untuk membangun

perekonomian daerah tersebut agar bisa mengurus kebutuhan rumah

tangganya sendiri. Dalam pengertian pembangunan ekonomi daerah sendiri

merupakan kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh suatu wilayah dalam

mengembangkan kegiatan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat

(Sadono Sukirno, 1985:13).

Kegiatan ekonomi yang dimaksud dapat dibagi menjadi dua kegiatan

yaitu, kegiatan basis dan non basis. Kegiatan basis adalah semua kegiatan

yang menghasilkan produk maupun penyedia jasa yang dapat mendatangkan

uang untuk wilayah. Lapangan kerja dan pendapatan di sektor basis adalah

fungsi permintaan yang bersifat exogenous (tidak tergantung pada kekuatan

intern/permintaan lokal). Sedangkan kegiatan non basis adalah untuk

Page 20: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

2

memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, karena untuk permintaan di sektor ini

sangat dipengaruhi oleh tingkat kenaikan pendapatan masyarakat setempat.

Oleh karenanya, sektor ini terikat terhadap kondisi ekonomi setempat dan

tidak bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Karena hal

tersebut, satu – satunya sektor yang bisa meningkatkan perekonomian wilayah

melebihi pertumbuhan alamiah adalah sektor basis. Maka dari itu analisis

sektor basis sangat berguna untuk mengkaji dan memproyeksi pertumbuhan

ekonomi wilayah. (MK Sanjaya, 2014:2).

Natuna dikenal sebagai nama pulau dan juga sebagai nama salah satu

kabupaten yang tergabung dalam Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Pada

tahun 2014 saat terpilihnya pemerintah Indonesia yang ke tujuh, program yang

dijalankan untuk membangun Indonesia dimulai dari pinggiran Negara

kesatuan. Kabupaten Natuna merupakan daerah kepulauan Indonesia yang

letaknya paling utara di selat Karimata berbatasan dengan negara tetangga.

Dalam menjalankan pembangunan di Kabupaten Natuna, sektor-sektor potensi

ekonomi di Kabupaten Natuna harus dikelola dengan baik.

Tabel 1.1

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Tahun

2012 dan 2016 Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah)

SEKTOR 2012 2016

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.124,76 1.487,44

Pertambangan dan Penggalian 9.573,95 10.881,65

Industri Pengolahan 87,73 105,04

Pengadaan Listrik dan Gas 9,17 10,74

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 0,76 0,92

Konstruksi 731,96 991,75

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 277,62 397,10

Transportasi dan Pergudangan 58,38 85,72

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 47,24 61,42

Page 21: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

3

Informasi dan Komunikasi 70,81 96,77

Jasa Keuangan dan Asuransi 13,56 17,97

Real Estate 66,53 84,70

Jasa Perusahaan 0,02 0,03

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 215,73 246,81

Jasa Pendidikan 17,99 21,87

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 33,36 41,56

Jasa lainnya 7,69 9,00

PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO 12.437,31 14.540,57

Sumber :BPS Kabupaten Natuna

Dari tabel PDRB diatas terlihat pada tahun 2012 sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan memiliki tingkat PDRB kedua terbesar setelah

pertambangan dan penggalian. Pendapatan yang diperoleh oleh sektor

pertambangan dan penggalian sangat besar dari sektor lainnya, namun jumlah

tersebut tidak secara langsung dirasakan oleh masyarakat. Berbeda dengan

sektor pertanian, perkebunan dan perikanan yang produksinya berdampak

secara langsung sepenuhnya oleh masyarakat.

Pertanian memiliki bermacam sub sektor seperti tanaman bahan makanan

(Tabama), perkebunan, perikanan, dan peternakan. Hasil produksi perkebunan

banyak dibutuhkan sebagai bahan baku oleh industri untuk diolah menjadi

suatu barang kebutuhan. Daerah kepulauan yang dikelilingi oleh pantai

tentunya memiliki kelapa yang melimpah. Hal ini terbukti dalam pencatatan

produksi kelapa di Kepulauan Riau pada tahun 2014 memiliki produksi yang

cukup tinggi.

Page 22: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

4

Tabel 1.2

Luas Areal, Produksi dan Rata-Rata Produksi Kelapa Wilayah

Kepulauan Riau Tahun 2014

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau, 2016

Berdasarkan tabel diatas, Kabupaten Natuna memiliki luas lahan

perkebunan kelapa 14.006 Ha. Dengan luas lahan terbesar di Kepulauan Riau

tersebut pada tahun 2014 jumlah hasil kelapa yang ada di daerah Kabupaten

Natuna sebanyak 6.012.000 Kg pertahun. Dalam klasifikasi potensi dan

peluang investasi daerah menurut pemerintahan Kabupaten Natuna, di sektor

pertanian kelapa termasuk ke dalam klasifikasi potensial. Perkebunan kelapa

juga menjadi sektor yang dapat menggantikan profesi nelayan di saat kondisi

cuaca tidak memungkinkan untuk melaut. RKPD Kabupaten Natuna tahun

2017 menjelaskan bahwa laut Kabupaten Natuna memang memiliki potensi

laut yang besar namun, pemanfaatan laut tersebut tidak bisa sepenuhnya

digunakan untuk para nelayan karena pengaruh musim yang hanya ramah

selama enam bulan saja untuk melaut. Sebagai ganti untuk menyambung

hidup, lahan perkebunan kelapa menjadi pengganti profesi para nelayan.

Kabupaten Natuna memiliki sejarah dimana komoditas kelapa menjadi

komoditas andalan dalam perdagangan. Berdasarkan naskah pohon

perhimpunan peri perjalanan yang ditulis oleh Raja Ali Kelana pada 1313

Hijrah bertepatan tahun 1896 M, masyarakat setempat pada umumnya

berprofesi selain sebagai nelayan adalah berkebun kelapa. Pernyataan tersebut

Wilayah Luas Areal

(Ha)

Produksi

(Kg)

Rata-Rata Produksi

(Kg/Ha)

Kelpulauan Riau 34.852 12.360.000 579

Karimun 3.091 1.013.000 748

Bintan 4.125 1.663.000 803

Natuna 14.006 6.012.000 678

Lingga 2.696 1.286.000 989

Kepulauan Anambas 9.928 2.041.000 276

Batam 902 3.12.000 954

Tanjungpinang 104 33.000 550

Page 23: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

5

diperkuat oleh Antoine Cabaton (2015) bahwa Kabupaten Natuna memiliki

masyarakat yang hidup sebagai nelayan dan juga dari kelapa.

Hampir di setiap kawasan terdapat pohon kelapa, hal tersebut dikarenakan

tanah di Kabupaten Natuna dikenal subur untuk tumbuhan kelapa. Tetapi

potensi buah kelapa yang dihasilkan oleh daerah ini belum bisa terkelola

dengan maksimal. Banyak kelapa dalam yang terbuang karena belum banyak

pelestarian olahan kelapa di Kabupaten Natuna.

Kelapa yang sejak dahulu menjadi andalan komoditi Kabupaten Natuna

sebagai sumber ekonomi yang bernilai tinggi, sekarang menjadi tidak bernilai.

Jika kelapa dijual mentah harganya terlampau murah dan ongkos yang

dikeluarkan petani kelapa pun juga terbilang mahal.

Kelapa (cocos nucifera) merupakan tanaman serba guna yang memiliki

nilai ekonomi tinggi. Seluruh bagian tanaman mulai dari akar, batang , daun

dan buah dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia, sehingga

kelapa disebut sebagai pohon kehidupan (Sutardi, Santoso, dan Anggia

2008:3). Dapat dikatakan bahwa kelapa bisa seluruhnya diolah tanpa

menyisakan satu komponen dari tanaman tersebut.

Terdapat dua tanaman kelapa yaitu kelapa dalam dan tanaman kelapa

genjah. Kelapa dalam merupakan salah satu keturunan dari kelapa liar atau

kelapa yang sudah didomestikasi. Kelapa genjah merupakan murni kelapa

yang sudah didomestikasi. Pada keadaan lingkungan yang menguntungkan,

tanaman kelapa dalam baru bisa berbuah setelah berumur 6 tahun dan dapat

berproduksi maksimal hingga 25 hingga 50 tahun. Kelapa genjah dapat

berbuah setelah berumur 4 tahun, memiliki ukuran yang lebih pendek daripada

kelapa dalam, tetapi hanya mampu bertahan hidup hingga 35 tahun (Foale dan

Haries, 2009).

Setiap butiran buah kelapa menurut Dewan Kelapa Indonesia (Depkindo)

memiliki bobot antara 1,15 – 1,50 Kg yang terdiri dari; Sabut 35%,

Tempurung 12%, Daging 30%, dan Air 23%. Untuk membuat industri kelapa

terpadu, maka diperlukan suatu kombinasi mesin yang masing-masing akan

menghasilkan berbagai produk jadi. Jika kelapa diolah terpisah dari mulai

Page 24: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

6

sabut kelapa, air, daging, dan batok kelapa maka akan nilai tambah dari harga

jual.

Pembangunan Industri pengolahan kelapa di Kabupaten Natuna sangat

diperlukan untuk memaksimalkan kegunaan dari produksi kelapa. Jika potensi

kelapa tersebut dimaksimalkan dengan baik maka dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat di Kabupaten Natuna.

B. Rumusan Masalah

1. Kecamatan mana saja yang mempunyai potensi daya saing kompetitif dan

spesialisasi produksi kelapa dalam di Kabupaten Natuna ?

2. Kecamatan mana saja yang memiliki komoditi perkebunan kelapa dalam

sebagai sektor basis ekonomi ?

3. Apakah dalam tahun yang akan datang kelapa masih menjadi potensi

ekonomi ?

4. Kecamatan mana yang dapat dikembangkan potensi kelapa dalamnya

untuk meningkatkan hasil produksi kelapa dalam di Kabupaten Natuna ?

5. Apakah kelapa dalam di masing-masing kecamatan memiliki kontribusi

terhadap ekonomi Kabupaten Natuna ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun dari tujuan penelitian ini, diantaranya:

1. Untuk mengetahui potensi daya saing kompetitif dan spesialisasi

produksi kelapa dalam masing-masing kecamatan di Kabupaten

Natuna.

2. Untuk mengetahui kecamatan mana yang memiliki komoditi kelapa

dalam sebagai sektor basis ekonomi.

3. Untuk mengetahui apakah potensi kelapa pada masa yang akan datang

masih menjadi sektor basis ekonomi.

4. Untuk mengetahui tingkat kepotensialan komoditi kelapa dalam di

masing-masing kecamatan Kabupaten Natuna

5. Untuk mengetahui apakah kelapa dalam memiliki kontirbusi terhadap

ekonomi Kabupaten Natuna.

Page 25: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

7

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah Daerah

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan pemerintah

sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan

untuk dapat memaksimalkan pengelolaan kelapa yang ada di

Kabupaten Natuna.

2. Bagi Akademisi

a. Bagi pembaca maupun mahasiswa, semoga penelitian ini dapat

menambah wawasan mengenai besarnya nilai tambah dari

pengolahan kelapa terhadap peningkatan perekonomian

masyarakat.

Page 26: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

8

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah

a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Boediono, (1992:9) pertumbuhan ekonomi merupakan

proses dari peningkatan output per kapita dalam jangka waktu yang

cukup panjang. Terdapat tiga aspek yang meliputi pertumbuhan

ekonomi, yaitu:

1) Pertumbuhan ekonomi adalah proses (aspek ekonomis) suatu

perekonomian yang berkembang, dari waktu ke waktu.

2) Pertumbuhan ekonomi memiliki kaitan dengan kenaikan output per

kapita, dalam hal ini ada dua aspek penting yaitu output total dan

jumlah penduduk. Output per kapita merupakan output total dibagi

jumlah penduduk.

3) Pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan perspektif waktu jangka

panjang. Dikatakan tumbuh bila dalam jangka panjang waktu yang

cukup lama (5 tahun) mengalami kenaikan output.

b. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Ekonom – ekonom di zaman klasik yang paling dikenal seperti

Adam Smith dan T. R. Malthus yang menitik beratkan kepada peranan

tanah terhadap pertumbuhan yang dinilai sangat penting. Buku yang

dibuat Adam Smith dengan judul The Wealth of Nation (1776), di

dalam buku ini Smith menulis pegangan mengenai perkembangan

ekonomi. Smith memulai dari zaman idilis hipotesis: “keadaan awal

segala sesuatu, yang mendahului pengambilan lahan untuk diri sendiri

maupun akumulasi persediaan (modal)”. Di sini merupakan suatu

masa dimana lahan tersedia secara cuma – cuma untuk semua orang,

dan masa dimana akumulasi modal belum memiliki arti. (Samuelson

dan Nordhaus, 2004:254).

Zaman dahulu dimana lahan masih tersedia secara cuma – cuma

sehingga banyak orang memiliki lahan yang sangat luas. Semua ini

Page 27: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

9

dikarenakan jumlah penduduk yang masih sangat sedikit begitu pula

dengan jumlah dari rumah atau bangunan yang ada. Lama kelamaan

jumlah penduduk bertambah tapi tidak diiringi oleh modal yang dapat

membuat output bertambah sebanyak dua kali lipat. Hal ini

berdampak kepada upah rill buruh yang tetap karena pendapatan upah

nasional akan jatuh dikarenakan tidak adanya pengurangan sewa lahan

ataupun bunga modal, oleh karenanya output akan berkembang

sejalan dengan jumlah penduduk dan hal inilah merupakan zaman

emas.

Zaman emas berakhir karena jumlah penduduk yang terus tumbuh

sehingga seluruh lahan terhuni. Karena hal tersebut batas – batas akan

menghilang, tenaga kerja, pertumbuhan lahan dan juga output tidak

lagi seimbang. Akibat dari ini semua adalah kelangkaan lahan dan

sewa yang terus meningkat disesuaikan dengan jatah berbagai

penggunaan.

Pertumbuhan ekonomi memiliki dua aspek utama seperti:

pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. Dalam

pertumbuhan output total system produksi suatu Negara yang dibagi

menjadi tiga, yaitu: (Arsyad, 1999)

1) Sumber Daya Alam yang Tersedia

Jika sumber daya alam belum digunakan secara maksimal maka

jumlah penduduk dan stok modal adalah pemegang perananan

dalam pertumbuhan output. Begitu pula sebaliknya pertumbuhan

output akan berhenti bila penggunaan sumber daya alam sudah

maksimal.

2) Sumber Daya Insani

Jumlah penduduk akan menyesuaikan diri dengan kebutuhan

angkatan kerja yang bekerja dari masyarakat.

3) Jumlah Stok Modal.

Jumlah tingkat pertumbuhan output tergantung pada laju

pertumbuhan stok modal.

Page 28: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

10

c. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat yang Disinergikan

Teori pertumbuhan jalur cepat (Turnpike) diperkenalkan oleh

Samuelson (1955) dalam Tarigan (2005:54). Dalam teori ini, setiap

negara/wilayah perlu melihat sektor/komoditi apa yang memiliki

potensi besar dan dapat dikembangkan dengan cepat. Artinya dengan

kebutuhan modal yang sama sektor potensial dapat memberikan nilai

tambah yang lebih besar, dapat berproduksi dalam waktu relatif

singkat dan volume sumbangan untuk perekonomian yang cukup

besar.

Produk yang dihasilkan harus menembus dan mampu bersaing

pada pasar yang lebih luas. Perkembangan struktur tersebut akan

mendorong sektor lain untuk turut berkembang sehingga

perekonomian secara keseluruhan akan tumbuh. Mensinergikan

sektor-sektor adalah memuat sektor lainnya saling terkait dan saling

mendukung sehingga perekonomian akan tumbuh cepat.

d. Ukuran Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Ukuran-ukuran yang terkait ekonomi pada dasarnya

menggambarkan hubungan antara perekonomian daerah dengan

lingkungan sekitarnya. Metode analisis Shift Share merupakan suatu

teknik yang berguna dalam menganalisis struktur ekonomi daerah

dengan keuntungan kompetitif. Analisis ini memberikan data tentang

kinerja perekonomian dalam 3 bidang yang berhubungan satu sama

lain (Jhon P. Blair, 1991 dalam Sjafrizal 2008:91) :

1) Regional Share adalah komponen pertumbuhan ekonomi

daerah yang disebabkan oleh faktor luar yaitu: peningkatan

kegiatan ekonomi daerah akibat kebujaksanaan nasional yang

berlaku pada seluruh daerah..

2) Proportionality Shift adalah komponen pertumbuhan ekonomi

daerah yang disebabkan oleh struktur ekonomi daerah yang

baik, yaitu berspesialisasi pada sektor yang pertumbuhannya

cepat seperti industri.

Page 29: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

11

3) Differential Shift adalah komponen pertumbuhan ekonomi

daerah karena kondisi spesifik daerah yang bersifat kompetitif.

Unsur pertumbuhan inilah yang merupakan keunggulan

kompetitif daerah yang dapat mendorong pertumbuhan ekspor

daerah.

e. Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi di suatu negara

atau daerah tidak hanya didukung oleh kenaikan stok modal fisik

dan juga jumlah tenaga kerja, tetapi juga harus ada peningkatan

dalam mutu modal sumber daya manusia yang memiliki pengaruh

terhadap peningkatan kualitas tenaga kerja serta pemanfaatan

kemajuan teknologi. Hal tersebut juga dijelaskan di dalam

pandangan ekonom – ekonom klasik. Menurut pandangan ekonom

klasik mengemukakan bahwa setidaknya ada empat faktor yang

dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu (1) jumlah

penduduk, (2) jumlah stok barang dan modal, (3) luas tanah dan

kekayaan alam, (4) tingkat ekonomi yang digunakan. (Kuncoro,

2004).

Menurut Sadono (2000), alat untuk mengukur perekonomian

suatu wilayah adalah pertumbuhan ekonomi wilayah itu sendiri.

Perekonomian wilayah ini akan mengalami kenaikan dari tahun ke

tahun karena adanya penambahan pada faktor produksi. Selain dari

faktor produksi, jumlah angkatan kerja yang bekerja juga akan

meningkat dari tahun ke tahun sehingga apabila dimanfaatkan

dengan maksimal maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

2. Teori Pembangunan Ekonomi Daerah

Secara umum, pembangunan ekonomi merupakan suatu proses

kegiatan yang dilakukan oleh suatu negara dalam mengembangkan

kegiatan atau aktifitas ekonomi guna meningkatkan taraf hidup masyarakat

dalam jangka panjang (Subandi, 2011:9) dalam Widi Asih (2015:16).

Pembangunan ekonomi merupakan usaha – usaha dalam

meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang dapat diukur dengan tinggi

Page 30: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

12

atau rendahnya pendapatan rill per kapita. Maka dari itu tujuan dari

pembangunan ekonomi bukan hanya untuk menaikkan pendapatan

nasional rill, namun juga untuk meningkatkan produksi. Pada umumnya

dapat dikatakan bahwa tingkat output pada saat tertentu dapat ditentukan

oleh tersedianya atau digunakan dengan baik sumber daya alam maupun

sumber daya manusia, tingkat teknologi, keadaan pasar dan kerangka

kehidupan ekonomi (sistem perekonomian) dan sikap dari output itu

sendiri (Irawan dan Suparmoko, 2002 dalam Lusminah, 2008)

Pembangunan ekonomi daerah secara umum didefinisikan sebagai

suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu

daerah meningkat dalam jangka panjang (Sukirno, 1992:13).

Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses yang

mencakup pembentukan institusi – institursi baru, pembangunan industri –

industri alternatif, perbaikan kapasitas kerja yang ada dalam menghasilkan

produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar – pasar baru, alih ilmu

pengetahuan dan pengembangan perusahaan – perusahaan baru. Dimana,

semua ini memiliki tujuan yang utama yaitu untuk meningkatkan jumlah

dan juga jenis peluang kerja untuk masyarakat di suatu daerah (Arsyad,

1999:108-109). Pembangunan ekonomi ini dibedakan pengertiannya

dengan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi diartikan sebagai:

1) Peningkatan pendapatan per kapita masyarakat, yaitu tingkat

pertambahan PDRB/GNP pada suatu tingkat tertentu adalah

melebihi tingkat pertumbuhan penduduk.

2) Perkembangan PDRB/GNP yang berlaku dalam suatu

daerah/negara diikuti oleh perombakan dan modernisasi struktur

ekonominya. (Sukirno, 1978:14).

a. Teori Basis Ekonomi

Teori basis ekonomi ini pada awalnya dikemukakan oleh Harry

W. Ricahrdson, menyatakan bahwa faktor penentu pertumbuhan

ekonomi suatu daerah adalah hal yang berhubungan langsung dengan

permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah (Arsyad, 1999:166).

Page 31: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

13

Perekonomian regional dapat dibagi menjadi dua sektor yaitu

kegiatan – kegiatan basis dan kegiatan-kegiatan bukan basis/non basis.

Kegiatan – kegiatan basis merupakan kegiatan yang melakukan ekspor

barang maupun jasa ke tempat di luar batas – batas perekonomian

masyarakat yang bersangkutan atau yang memasarkan barang maupun

jasa mereka kepada orang – orang di luar perbatasan perekonomian

masyarakat yang bersangkutan. Kegiatan – kegiatan bukan basis/ non

basis merupakan kegiatan – kegiatan yang menyediakan barang

maupun jasa yang dibutuhkan oleh orang – orang yang bertempat

tinggal di dalam batas – batas perekonomian masyarakat yang

bersangkutan. Kegiatan – kegiatan ini tidak melakukan ekspor barang

– barang, jadi ruang lingkup produksi mereka dan daerah pasar

mereka yang utama adalah bersifat lokal. (Glasson, 1977).

Menganalisis basis ekonomi suatu wilayah dapat menggunakan

metode analisis Location Quotient (LQ). LQ digunakan untuk

mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis ekonomi

atau sektor unggulan dengan cara membandingkan peranannya dalam

perekonomian daerah tersebut dengan peranan kegiatan atau industri

sejenis dalam perekonomian regional (Emilia, 2006 dalam Aditya,

2013).

Tarigan (2005:32-35) menguraikan bahwa terdapat 4 cara

memilah kegiatan basis dengan nonbasis, yakni:

1) Metode Langsung

Metode langsung dapat dilakukan dengan survei langsung

kepada pelaku usaha ke mana mereka memasarkan barang

yang diproduksi dan dari mana mereka membeli bahan-bahan

kebutuhan untuk menghasilkan produk tersebut. Dari jawaban

yang mereka berikan, dapat ditentukan berapa persen produk

yang dijual ke luar wilayah dan berapa persen yang dipasarkan

di dalam wilayah. Untuk kepentingan analisis, perlu diketahui

jumlah orang yang bekerja dan berapa nilai tambah yang

dihasilkan dari kegiatan usaha tersebut. Namun, menggunakan

Page 32: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

14

variabel nilai tambah/pendapatan sangat sulit karena di

dalamnya terdapat unsur laba yang biasanya sensitif untuk

ditanyakan.

2) Metode Tidak Langsung

Salah satu metode tidak langsung adalah dengan menggunakan

asumsi atau biasa disebut metode asumsi. Ada kegiatan yang

secara tradisional dikategorikan sebagai kegiatan basis,

misalnya:

a) Asrama militer karena gaji penghuninya dan biaya

operasional/perawatan lokasi berasal dari uang pemerintah

pusat;

b) Kegiatan pertambangan karena umumnya hasilnya dibawa

ke luar wilayah;

c) Kegiatan pariwisata karena mendatangkan uang dari luar

wilayah.

Dalam metode asumsi, kegiatan lain yang bukan dikategorikan

basis adalah otomatis menjadi kegiatan nonbasis.

3) Metode Campuran

Dalam metode campuran diadakan survei pendahuluan,

yaitu pengumpulan data sekunder, biasanya dari instansi

pemerintah atau lembaga pengumpul data seperti BPS. Dari

data sekunder berdasarkan analisis ditentukan kegiatan mana

yang dianggap basis dan yang nonbasis.

Asumsinya apabila 70% atau lebih produknya diperkirakan

dijual ke luar wilayah maka kegiatan itu langsung dianggap

basis. Sebaliknya, apabila 70% atau lebih produknya

dipasarkan di tingkat lokal maka langsung dianggap nonbasis.

4) Metode Location Quotient

Metode LQ membandingkan porsi lapangan kerja/nilai

tambah untuk sektor tertentu di wilayah kita dibandingkan

dengan porsi lapangan kerja/nilai tambah untuk sektor yang

sama secara nasional. LQ > 1 memberi indikasi bahwa sektor

Page 33: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

15

tersebut adalah basis, LQ < 1 berarti sektor itu adalah non

basis.

Sektor basis adalah sektor yang menjadi tulang punggung

perekonomian daerah karena mempunyai Keuntungan Kompetitif

(Competitive Advantage) yang cukup tinggi (Sjafrijal, 2008:89).

Semakin besar ekspor suatu wilayah semakin maju pertumbuhan

wilayah, dimana perubahan yang terjadi pada sektor basis

menimbulkan efek ganda dalam perekonomian regional.

Namun di dalam metode LQ sendiri terdapat kelemahan yaitu

kriteria dalam LQ memiliki sifat statis karena hanya dapat

menggambarkan keunggulan suatu basis sektor pada satu waktu saja,

sehingga keunggulan basis sektor di tahun sekarang belum tentu akan

unggul di tahun yang akan datang. Oleh karena itu maka diperlukan

suatu metode untuk mengatasi kelemahan dari LQ ini dengan cara

digunakannya analisis varian dari LQ yang biasa disebut dengan DLQ

(Dynamic Location Quotient) yaitu dengan menintroduksikan laju

pertumbuhan dengan asumsi bahwa setiap nilai tambah sektoral

merupakan rata-rata laju pertumbuhan pertahun sendiri-sendiri selama

kurun waktu tahun awal dan tahun berjarak (Ahmad Riyadi, 2015).

DLQ sebenarnya masih sama dengan LQ, namun perbandingan

ini lebih menekankan pada laju sektor perekonomian di suatu daerah

dan perkembangannya dengan sektor yang sama di tingkat wilayah

yang lebih besar. Pada masa yang akan datang, jika keadaan masih

tetap sebagaimana adanya saat ini, maka dapat diharapkan bahwa

sektor perekonomian unggul pada masa mendatang (Saharuddin,

2006).

b. Teori Tempat Sentral

Teori tempat sentral (central place teory) beranggapan ada hirarki

tempat (hirarchy of place). Setiap tempat sentral didukung oleh

sejumlah tempat yang lebih kecil yang menyediakan sumber daya.

Tempat sentral tersebut merupakan suatu pemukiman yang

Page 34: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

16

menyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang mendukungnya

(Arsyad, 2004: 301).

c. Teori Lokasi

Dalam model pengembangan industri kuno mengatakan bahwa

lokasi yang baik merupakan biaya paling murah antara bahan baku

dengan pasar. Hal tersebut berdampak pada perusahaan – perusahaan

yang cenderung lebih memilih lokasi untuk meminimumkan biaya

namun dapat memaksimalkan peluangnya untuk mendekati pasar.

(Arsyad, 2004:301).

3. Keunggulan Komparatif dan Kompetitif

Suatu daerah dalam merencanakan pembangunan ekonominya harus

bisa memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk difokuskan

pengembangannya. Pengembangan kelanjutan akan terjadi jika suatu

daerah memiliki sumber daya yang dapat meningkatkan keunggulan

komparatif dan keunggulan kompetitifnya. Sjafrijal 2008 menyatakan

suatu daerah dapat dikatakan unggul secara komparatif dan kompetitif :

a. Keunggulan Komparatif

Secara komparatif keunggulan suatu sektor ekonomi ditunjukkan

dari jumlah dan mutu sumber daya jika dibandingkan dengan daerah

lain. Dengan menghitung keunggulan komparatif maka akan

didapatkan tingkat spesialisasi daerah dalam memanfaatkan sumber

daya yang dimiliki dengan menggunakan jumlah produksi, tenaga

kerja dan pendapatan suatu daerah.

b. Keunggulan Kompetitif

Secara kompetititf keungguan suatu sektor ekonomi ditunjukkan

oleh perkembangan produksi daerah untuk tujuan ekspor. Keunggulan

kompetitif memiliki sifat yang dinamis karena tergantung kepada

keunggulan daerah yang selaras dengan perkembangan daerah lainnya.

Jika daerah yang bersangkutan dapat mendorong pertumbuhan sektor-

sektor yang memiliki keuntungan kompetitif sebagai sektor basis untuk

ekspor, maka pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat ditingkatkan.

Page 35: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

17

4. Ekonomi Pertanian

Sebagian besar wilayah Indonesia memiliki tingkat produksi pertanian

yang tinggi karena Indonesia merupakan negara agraris. Menurut Mosher

(1966), pertanian adalah suatu bentuk produksi yang khas yang didasarkan

pada proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Petani mengelola dan

merangsang pertumbuhan tanaman dan hewan dalam suatu usaha tani,

dimana kegiatan produksi merupakan bisnis sehingga pengeluaran dan

pendapatan sangat penting. Dapat diketahui bahwa kegiatan pertanian

tidak terlepas dari kegiatan ekonomi karena terdapat bisnis didalamnya.

Menurut Tatiek Koerniawati Andjani (2011), dalam ilmu pertanian

istilah ekonomi dapat diartikan sebagai bagian ilmu ekonomi umum yang

mempelajari fenomena-fenomena serta persoalan-persoalan yang

berhubungan dengan pertanian baik mikro maupun makro.

Ekonomi pertanian mempunyai fungsi yang tidak kalah pentingnya

dari ilmu ekonomi maupun ilmu pertanian itu sendiri. Dalam pelaksanaan

di lapangan, pertanian juga membutuhkan ilmu ekonomi pertanian seperti

berapa keuntungan yang akan diperoleh. Dalam ilmu ini semua akan

diperhitungkan dan dipelajari secara mendalam (Daniel, 2002;6).

Peranan sektor pertanian dalam pembangunan diantaranya

sehubungan dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut

(Kamaluddin, 1998):

f. Sebagian besar penduduk di negara-negara berkembang memiliki

usaha yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

g. Sektor pertanian di negara berkembang merupakan sumber utama

untuk pemenuhan kebutuhan pokok terutama pangan.

h. Sektor pertanian merupakan sumber atau penyedia input tenaga

kerja yang sangat besar untuk menunjang pembangunan sektor-

sektor lainnya terutama industri.

i. Sektor pertanian merupakan pasar yang potensial bagi hasil output

sektor modern di perkotaan yang ditumbuhkembangkan.

Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting

karena sebagian anggota masyarakat negera-negara berkembang

Page 36: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

18

menggantungkan hidupnya pada sektor tersebut. Jika para perencana

dengan bersungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan

masyarakatnya, maka satu-satunya cara adalah dengan meningkatkan

kesejahteraan sebagian besar anggota masyarakatnya yang hidup di sektor

pertanian itu. Cara itu bisa ditempuh dengan jalan meningkatkan produksi

tanaman pangan dan tanaman perdagangan mereka dan atau dengan

meningkatkan harga yang mereka terima atas produk-produk yang mereka

hasilkan (Arsyad, 1992).

5. Harga Produsen

Petani dalam menjual hasil produksinya memiliki harga yang

disepakati pada waktu terjadinya pertukaran/transaksi antara petani

(penghasil) dengan pembeli (pedagang pengumpul). Harga produsen

merupakan harga yang diterima oleh produsen dari pembeli untuk suatu

barang atau jasa yang telah diproduksi, atau bisa dibilang sebagai harga

pembelian yang dikurangi pajak nilai tambah untuk setiap komoditas

menurut satuan setempat.

B. Penelitian Sebelumnya

Pada bagian ini memuat hasil – hasil penelitian sebelumnya yang

digunakan sebagai acuan penulis maupun pengembangan penelitian

selanjutnya. Dengan mempelajari penelitian sebelumnya, dapat

dikembangkan lebih lanjut tentang permasalahan – permasalahan lainnya

dengan mengembangkan pada obyek penelitian yang lainnya.

Lusminah (2008) dengan judul penelitian “Analisis Potensi Wilayah

Kecamatan Berbasis Komoditi Pertanian Dalam Pembangunan Daerah di

Kabupaten Cilacap (pendekatan location quotient dan shift share analysis).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data produksi komoditi

pertanian tiap kecamatan di Kabupaten Cilacap tahun 2005 dan 2006, data

harga rata-rata komoditi pertanian di tingkat produsen di Kabupaten

Cilacat tahun 2005 dan 2006 PDRB Kabupaten Cilacap. Dalam penelitian

ini didapatkan hasil komoditi pertanian yang menjadi basis di sebagian

besar kecamatan di Kabupaten Cilacap, komponen pertumbuhan komoditi

Page 37: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

19

pertanian yang cepat perkecamatan di Kabupaten Cilacap, dan komoditi

pertanian yang mempunyai tingkat daya saing yang tinggi.

Tabel 2.1

Penelitian Sebelumnya

No. Penelitian Alat Analisis Judul dan Hasil Penelitian

1. Lusminah

2008

- Shift share

- LQ

Judul: Analisis Potensi Wilayah

Kecamatan Berbasis Komoditi

Pertanian Dalam Pembangunan

Daerah di Kabupaten Cilacap.

Hasil Penelitian: hasil dari analisis

komoditi pertanian basis dari masing

– masing kecamatan di Kabupate

Cilacap adalah: padi sawah, ketela

pohon, ketela rambat, jagung,

kacang hijau, padi gogo, kacang

tanah, kacang panjang, mannga,

rambutan, pepaya, pisang, jambu

biji, dan suku (untuk sub sektor

tabama), kelapa dalem (untuk sub

sektor tanaman perkebunan), jati

dan mahoni (untuk sub sektor

kehutanan), ayam kampug, sapi

potong, domba, kambing (untuk sub

sektor peternakan), dan nila, tawes ,

ikan mas, lele (untuk sub sektor

perikanan). Kecamatan dengan

hasil komoditi basis terbanyak

berasal dari Kecamatan Cilacap

Selatan. Sedangkan untuk hasil

komoditi pertanian basis paling

sedikit berasal dari Kecamatan

Jeruklegi dan Binangun. Hasil dari

analisis komponen pertumbuhan

pangsa wilaya komoditi pertanian

basisi di masing – masing

kecamatan di Kabupaten Cilacap,

komoditi pertanian basis yang

mempunyai daya saing pada sub

sektor tanaman bahan makan

berjumlah 38, sub sektor

Page 38: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

20

perkebunan berjumlah 14, sub

sektor kehutanan berjumlah 3, sub

sektor peternakan berjumlah 10, sub

sektor perikanan berjumlah 28 sub

sektor. Hasil dari analisis komponen

pertumbuhan pangsa wilayah

komoditi pertanianbasis yang

mempunyai daya saing pada sub

sektor tanaman bahan makakan

berjumlah 38, sub sektor

perkebunan berjumlah 14, sub

sektor kehutanan berjumlah 3, sub

sektor peternakan berjumlah 14, sub

sektor perikanan berjumlah 30 sub

sektor. Kecamatan yang paling

banyak memiliki komoditi pertanian

basis dengan pertumbuhan yang

cepat adalah Kecamatan Cipari (43

komoditi) dan yang paling sedikit

adalah Kecamatan Kroya (3

komoditi). Kecamatan yang paling

banyak memiliki komoditi pertanian

basis dengan daya saing yang baik

adalah Kecamatan Dayeuhluhur (31

komoditi), sedangkan yang paling

sedikit adalah Kecamatan Binangun

(2 komoditi).

2. Nurul Hasanah

(2016)

- LQ

- Shift Share

- Klasifikasi

Pertumbuhan

Komoditas

- Sistem

Informasi

Geografis

Judul: Analisis Pertumbuhan

Komoditas Sub Sektor Perkebunan

Dalam Pengembangan Wilayah di

Provinsi Kalimantan Barat Dengan

Metode Location Quotient (LQ) dan

Shift Share.

Hasil Penelitian: Seluruh komoditas

sub sektor perkebunan yang terdapat

di wilayah Provinsi Kalimantan

Barat merupakan komoditas basis

walaupun hanya menjadi komoditas

basis di kabupaten-kabupaten

tertentu. Kabupaten di wilayah

Provinsi Kalimantan Barat yang

mengalami kondisi perkembangan

produksi perkebunannya yang cukup

baik dan pertumbuhan produksinya

Page 39: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

21

berada diatas kondisi ideal yaitu

Bengkayang, Sintang, Kapuas Hulu,

Sekadau, Kayong Utara, Kubu

Raya, dan Singkawang. Klasifikasi

pertumbuhan komoditas sub sektor

perkebunan di Provinsi Kalimantan

Barat menunjukkan bahwa

komoditas sub sektor perkebunan

termasuk dalam kuadran I (LQ > 1,

S > 0) yaitu karet, kelapa dalam,

kelapa hybrida, kakao, lada, kopi,

kemiri, pinang, tebu, sagu, kapuk,

jarak, aren, dan kelapa deres.

3. Aditya

Nugraha Putra

(2013)

- LQ

- Shift Share

- Tipologi

Klassen

- Model Rasio

Pertumbuhan

(MRP)

Judul: Analisis Potensi Ekonomi

Kabupaten dan Kota di Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta

Hasil Penelitian: Kota Yogyakarta

termasuk ke dalam Tipologi daerah

yang cepat maju dan tumbuh.

Kabupaten Sleman masuk ke dalam

Tipologi daerah yang berkembang

cepat dan ketiga kabupaten lainnya

termasuk dalam Tipologi daerah

yang tertinggal. Kota Yogyakarta

dan Kabupaten Gunung Kidul

memiliki prioritas pertama dalam

pengembangan wilayah atas semua

sektor basis yang dimilikinya.

4. Rakhmad

Hidayat (2013)

- LQ

- DLQ

- Shift Share

Judul: Analisis Komoditas

Unggulan Sub Sektor Perkebunan di

Kabupaten Bengkayang Provinsi

Kalimantan Barat.

Hasil Penelitian: Analisis LQ

menunjukkan bahwa komoditas

perkebunan unggulan di

Bengkayang adalah lada, kakao,

cengkeh dan hazelnut. Analisis DLQ

menunjukkan bahwa komoditas

perkebunan unggulan di

Bengkayang adalah kelapa dan

kelapa hibrida. Analisis gabungan

LQ dan DLQ menunjukkan bahwa

ada dua komoditi yang mengalami

reposisi yang ditidak terkemuka

komoditas unggulan di masa depan

yaitu kelapa hibrida dan kelapa.

Page 40: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

22

5. Sofiyanto

(2015)

- Shift share

- LQ

Judul: Analisis Peran Sektor

Pertanian dalam Pembangunan

Daerah di Kabupaten Batang

(Pendekatan Location Quotient dan

Shift Share Analysis).

Hasil Penelitian: Dengan

menggunakan Location Quotient

(LQ) pada perekonomian Kabupaten

Batang menunjukkan bahwa sektor

pertanian di Kabupaten Batang

termasuk sektor unggulan.

Berdasarkan analisis Shift Share

pada perekonomian Kabupaten

Batang, sektor pertanian mengalami

pertumbuhan yang lambat. Dilihat

dari daya saingnya sektor pertanian

tidak memiliki daya saing yang baik

dengan sektor yang sama di daerah

lain di Provinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan profil pertumbuhan

sektor-sektor perekonomian

Kabupaten Batang, sektor pertanian

berada pada posisi kuadran III, yang

artinya sektor pertanian merupakan

sektor terbelakang dalam

perekonomian Kabupaten Batang.

6. Ritayani Iyan

(2014)

- LQ Judul: Analisis Komoditas

Unggulan Pertanian di Wilayah

Sumatera.

Hasil Penelitian: Hasil penelitian

menunjukkan komoditas unggulan

sektor pertanian di wilayah

Sumatera pada subsdemon1ektor

perkebunan meliputi karet, kelapa,

kopi, dan tembakau dengan wilayah

unggulan meliputi Aceh, Sumatera

Barat, Sumatera Selatan, Lampung

dan Kepulauan Riau.

7. Putuhena dan

Abdul Majid

(2010)

- LQ

- Shift Share

- Model Rasio

Pertumbuhan

- Overlay

- Tipologi

Klassen

Judul: Analisis Sub Sektor dan

Komoditas Unggulan Pertanian di

Kabupaten Seram Bagian Barat.

Hasil Penelitian: Hasil penelitian

menunjukkan komoditi unggulan

sektor pertanian di Kabupaten

Seram Bagian Barat adalah komoditi

Page 41: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

23

ubi kayu, ubi jalar, chili, terong,

kacang panjang, kubis, petsai,

bawang daun, lobak, buncis, durian,

salak dan buah-buahan lainnya. Sub

sektor unggulan sektor pertanian

adalah tanaman bahan makanan,

perkebunan, dan kehutanan. Sub

sektor pertanian yang

pertumbuhannya cepat dan maju di

Kabupaten Seram Bagian Barat

adalah sub sektor tanaman bahan

makanan, perkebunan, peternakan,

kehutanan.

8. Muhammad

Ghufron

(2016)

- LQ

- Shift Share

- SWOT

Judul: Analisis Pembangunan

Wilayah Berbasis Sektor Unggulan

Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa

Timur.

Hasil Penelitian: Sektor yang

memiliki nila LQ > 1 adalah sektor

basis. Artinya sektor tersebut teah

mampu untuk memenuh

kebutuhannya sendiri juga untuk

memenuhi kebutuhan daerah

lainnya. Selama kurun waktu 2002-

2006 yang termasuk sektor basis

terdapat pada sektor pertanian,

sektor jasa-jasa dan sektor

perdanganan, hotel dan restoran.

Pada analisis Shift Share laju

pertumbuhan tertinggi di Kabupaten

Lamongan terdapat pada sektor

perdagangan, hotel dan restoran

yaitu sebesar 48,74 persen selama

tahun 2002-2006.

C. Kerangka Pemikiran

Perekonomian daerah dapat ditingkatkan dengan cara mendorong potensi

yang dimiliki oleh masing – masing daerah. Oleh karenanya pemerintah harus

mengetahui potensi apa saja yang dimiliki oleh daerah tersebut. Potensi daerah

ini dapat dilihat dengan mengidentifikasikan sektor perekonomian mana yang

produktif, memiliki potensi untuk dikembangkan, dan juga memiliki laju

pertumbuhan yang baik.

Page 42: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

24

Sebagai daerah kepulauan, Kabupaten Natuna memiliki produksi kelapa

yang lebih banyak dibandingkan produksi perkebunan lainnya. Dalam

mengukur besar kecilnya suatu produksi perkebunan, laju pertumbuhan harus

dihitung jumlahnya dari awal tahun penelitian dan akhir tahun. Jika produksi

kelapa menjadi potensi daerah, maka diharapkan pengelolaan kelapa

mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah agar bisa dimanfaatkan

sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Analisis Shift Share digunakan untuk mengetahui komponen pertumbuhan

komoditi perkebunan kelapa dalam yang ada di Kabupaten Natuna.

Komponen pertumbuhan ini meliputi pertumbuhan nasional (PN),

pertumbuhan proposional (PP), dan pertumbuhan pangsa wilayah (PPW).

Namun, pada skripsi ini yang akan dibahas hanya pertumbuhan proposional

(PP) dan pertumbuhan pangsa wilayah (PPW). Jika hasil dari PP dan PPW

bernilai positif maka dapat dikatakan komoditi kelapa dalam adalah sektor

perkebunan dengan pertumbuhan sangat pesat karena memiliki spesialisasi

dan keunggulan kompetitif. Jika hasil PP dan PPW negatif maka dapat

dikatakan komoditi kelapa dalam adalah sektor perkebunan dengan daya saing

lemah dan juga peranan terhadap wilayah rendah karena tidak memiliki

spesialisasi dan keunggulan kompetitif.

Apabila mengacu pada teori basis ekonomi maka dapat diklasifikasikan

menjadi dua sektor yaitu sektor basis dan sektor non basis. Pendekatan yang

dapat digunakan untuk mengetahui sektor ekonomi unggulan adalah metode

Location Quotient (LQ). Metode LQ ini digunakan untuk mengetahui

komoditi pertanian khususnya perkebunan kelapa dalam di Kabupaten Natuna

termasuk ke dalam komoditi basis atau non basis di masing – masing

kecamatan dengan cara menghitung nilai LQ dari setiap komoditi pertanian

yang ada di Kabupaten Natuna. Jika LQ < 1 maka komoditi pertanian tersebut

termasuk ke dalam komoditi non basis. Sedangkan, apabila LQ > 1 maka

komoditi pertanian tersebut termasuk ke dalam komoditi basis.

Metode yang dapat melengkapi analisis LQ digunakan analisis Dynamic

Location Quotient (DLQ) untuk mengetahui sebesar apa perubahan yang

terjadi pada masa yang akan datang. Kombinasi nilai LQ dan DLQ dapat

Page 43: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

25

dikatakan jika LQ > 1 dan DLQ < 1 maka komoditi kelapa dalam di suatu

wilayah yang tadinya menjadi sektor basis pada masa yang akan datang tidak

menjadi sektor basis, dan jika LQ < 1 dan DLQ > 1 maka komoditi kelapa

dalam di suatu wilayah yang tadinya sektor non basis menjadi sektor basis di

masa yang akan datang.

Analisis Tipologi Klassen digunakan untuk menggabungkan hasil dari

perhitungan LQ, PPW dan PP. Dari gabungan hasil tersebut akan terlihat

daerah mana yang memiliki tingkat kepotensialan perkebunan kelapa

dalamnya untuk dikembangkan. Dengan dilakukan pengembangan dari

produksi kelapa di wilayah yang memiliki tingkat kepotensialan tinggi maka

dapat juga meningkatkan perekonomian daerah tersebut dan memicu daerah

lainnya.

Alat analisis yang dapat digunakan untuk melihat deksripsi kegiatan

ekonomi perkebunan kelapa dalam dapat digunakan analisis Model Rasio

Pertumbuhan dengan RPs dan RPr. Jika RPs > 1 menunjukkan pertumbuhan

sektor pada tingkat wilayah studi (Kecamatan) lebih tinggi daripada sektor

yang sama di wilayah referensi (Kabupaten), begitu juga sebaliknya Jika RPs

< 1 menunjukkan pertumbuhan sektor pada tingkat wilayah studi lebih rendah

daripada sektor yang sama di wilayah referensi. Jika RPr > 1 menunjukkan

pertumbuhan produksi kelapa dalam lebih tinggi dari pertumbuhan produksi

perkebunan keseluruhan, begitu juga sebaliknya jika RPr < 1 menunjukkan

pertumbuhan produksi kelapa dalam lebih rendah dari pertumbuhan produksi

perkebunan keseluruhan.

Untuk lebih jelasnya, hubungan tersebut dapat ditunjukan pada bagan

kerangka pemikiran berikut ini:

Page 44: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

26

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran

Penggalian Potensi

Ekonomi Daerah

Sektor Non Pertanian Sektor Pertanian

Sub-Sektor Pertanian:

1. Tabama

2. Perkebunan

3. Kehutanan

4. Peternakan

5. Perikanan

Pertumbuhan Ekonomi

Location

Quotient

Tipologi Klassen

Perkebunan:

1.Karet 7. Enau

2.Kelapa 8. Lada

3.Kelapa Sawit 9. Gambir

4.Kopi 10. Kakao

5.Cengkeh 11. Kemiri

6.Pinang 12. Cassaviera

Potensi Kelapa Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi

Dynamic

Location

Quotient

Sektor Ekonomi Basis

MRP

Shift Share

Page 45: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

27

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah daerah

Kabupaten Natuna. Periode waktu yang digunakan pada penelitian ini

tahun 2012 - 2016. Sedangkan jenis data yang digunakan adalah data

sekunder, yaitu data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan

dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncono, Mudrajad:

2001).

Sumber data yang akan diolah didapatkan dari publikasi data Badan

Pusat Statistik & Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Natuna,

adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

Produksi kelapa dalam perkecamatan Kabupaten Natuna.

Produksi perkebunan perkecamatan Kabupaten Natuna.

Harga produsen masing-masing komoditas perkebunan Provinsi

Kepulauan Riau.

Data tersebut merupakan nilai produksi kelapa dalam (Harga Produsen

x Produksi Kelapa) yang nantinya akan diproses menjadi suatu model

dengan menggunakan metode Shift Share, Location Quotient, Dynamic

Location Quotien, Tipologi klassen, dan Model Rasio Pertumbuhan..

B. Metode Penentuan Populasi

Populasi merupakan kelompok elemen yang lengkap yang biasanya

berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk

mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003 dalam

Aditya 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah hasil produksi

perkebunan dari seluruh kecamatan di Kabupaten Natuna.

Page 46: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

28

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data sangat penting untuk

mempertanggungjawabkan bahan-bahan yang relevan dan realistis.

Metode yang diambil dalam penulisan ini adalah purposive yaitu

pengumpulan data penelitian dengan mempertimbangkan alasan yang

diketahui dari daerah penelitian tersebut (Singarimbun, 1995).

D. Metode Analisis Data

1. Analisis Shift Share

Analisis Shift Share digunakan untuk menganalisis perubahan

struktur ekonomi daerah relatif terhadap struktur ekonomi wilayah

administratif yang lebih tinggi sebagai pembanding atau referensi.

Metode ini dipakai untuk mengamati struktur perekonomian

perkebunan kelapa dalam dan pergeserannya di kecamatan Kabupaten

Natuna dengan membandingkan sektor yang sama di Kabupaten

Natuna.

Teknik analisis Shift Share selain dapat mengamati

penyimpangan-penyimpangan dari berbagai perbandingan kinerja

perekonomian antar wilayah, keunggulan kompetitif suatu wilayah

juga dapat diketahui melalui teknik analisis Shift Share ini (Thoha dan

Soekarni, 2000).

Komponen pertumbuhan wilayah dalam analisis Shift Share

meliputi komponen pertumbuhan nasional (PN) atau Regional Shift,

pertumbuhan proporsional (PP) atau Proporsional Shift, dan

pertumbuhan pangsa wilayah (PPW) atau Differential Shift. Dalam

penelitian ini hanya menggunakan komponen pertumbuhan

proporsional dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah. Rumus

analisis Shift Share yang digunakan sebagai berikut (Budiharsono,

2001):

∆Kij = PNij + PPij + PPWij

Atau secara rinci dapat dinyatakan sebagai berikut:

Page 47: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

29

K’ij – Kij = ∆Kij = Kij (Ra – 1) + Kij (Ri – Ra) + Kij (ri – Ri)

ri = K’ij/Kij

Ri = K’i/Ki

Ra = K’../K..

PNij = (Ra - 1) x Kij

PPij = (Ri - Ra) x Kij

PPWij = (ri – Ri) x Kij

Keterangan:

i : Nilai produksi kelapa dalam

j Kecamatan Kabupaten Natuna

∆Kij : Perubahan nilai produksi perkebunan kelapa

dalam di kecamatan j

Kij : Nilai produksi perkebunan kelapa dalam di

kecamatan j pada tahun dasar analisis

K’ij : Nilai produksi perkebunan kelapa dalam di

kecamatan j pada tahun akhir analisis

Ki : = Nilai produksi perkebunan kelapa

dalam Kabupaten Natuna pada tahun dasar

analisis

K’i : = Nilai produksi perkebunan kelapa

dalam Kabupaten Natuna pada tahun akhir

analisis

K... : Nilai produksi perkebunan Kabupaten Natuna

pada tahun dasar analisis

K’... : Nilai produksi perkebunan Kabupaten Natuna

pada tahun akhir analisis

Ra – 1 : Persentase perubahan nilai produksi kelapa dalam

kecamatan j yang disebabkan komponen

pertumbuhan nasional

Ri – Ra : persentase perubahan nilai produksi kelapa dalam

kecamatan j yang disebabkan komponen

Page 48: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

30

pertumuhan proporsional.

ri – Ri : Persentase perubahan nilai produksi perkebunan

kecamatan j yang disebabkan komponen

pertumbuhan pangsa wilayah.

Menurut Budiharsono dalam Ghufron (2008) analisis Shift Share

ini menganalisis perubahan berbagai indikator kegiatan ekonomi

seperti produksi dan tenaga kerja, pada dua titik waktu disuatu

wilayah. Hasil dari PP dan PPW akan di gabungkan dengan nilai PP

sebagai sumbu horizontal dan PPW sebagai sumbu vertikal, akan

diperoleh empat kategori posisi relatif dari seluruh daerah atau sektor

ekonomi tersebut. Keempat kategori tersebut adalah (Freddy, 2001):

Tabel 3.1.

Posisi Relatif Perkebunan Kelapa Dalam per Kecamatan

Kabupaten Natuna

Differential Shift

(PPW)

Proportional Shift (PP)

Negatif (-) Positif (+)

Positif (+) Cenderung Berpotensi

(Highly Potential)

Pertumbuhan Pesat (Fast

Growing)

Negatif (-) Terbelakang

(Depressed)

Berkembang

(Developing)

Sumber :Freddy, 2001

Dengan kategori sebagai berikut:

a. Kategori I (PP positif dan PPW positif) adalah wilayah/sektor

dengan pertumbuhan sangat pesat.

b. Kategori II (PP negatif dan PPW positif) adalah wilayah/sektor

dengan kecepatan pertumbuhan terhambat tapi berkembang.

c. Kategori III (PP positif dan DS negatif) adalah wilayah/sektor

dengan kecepatan terhambat namun cenderung berpotensi).

d. Kategori IV (PP negatif dan PPW negatif) adalah wilayah/sektor

dengan daya saing lemah dan juga peranan terhadap wilayah

rendah.

Page 49: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

31

2. Analisis Location Quotient

Metode Location Quotient (LQ) digunakan untuk

mengidentifikasi komoditi basis pertanian di Kabupaten Natuna.

Dengan metode analisis ini dapat diketahui seberapa besar tingkat

spesialisasi sektor basis atau unggulan di suatu wilayah. Dalam

penelitian ini data yang digunakan adalah nilai produksi kelapa per-

kecamatan Kabupaten Natuna dan produksi perkebunan Kabupaten

Natuna.

Rumusan Location Quotient (LQ) menurut Bendavid Val

(Tarigan, 2007), yang digunakan dalam menentukan sektor basis dan

nonbasis dinyatakan dalam persamaan berikut:

Keterangan :

LQ : Indeks Location Quotient

Xr : Nilai produksi kelapa dalam kecamatan j Kabupaten

Natuna

Xn : Nilai total produksi perkebunan kecamatan j

Kabupaten Natuna

RVr : Nilai produksi kelapa dalam Kabupaten Natuna

RVn : Nilai total produksi perkebunan Kabupaten Natuna

Berdasarkan formulasi dalam persamaan di atas maka ada tiga

kemungkingan nilai LQ yang dapat diperoleh, yaitu:

a. LQ > 1, mempunyai arti bahwa produksi kelapa dalam merupakan

sektor basis. Produksi kelapa dalam yang dihasilkan tidak hanya

dapat untuk memenuhi kebutuhan di dalam wilayah saja, tetapi

juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan wilayah lain.

Sektor tersebut merupakan sektor potensial untuk dikembangkan

sebagai penggerak perekonomian Kabupaten Natuna.

b. LQ = 1, mempunyai arti bahwa produksi kelapa merupakan

sektor non basis, karena produk yang dihasilkan hanya dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan di dalam wilayah saja.

Page 50: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

32

c. LQ < 1, mempunyai arti bahwa produksi kelapa merupakan sektor

non basis, karena produk yang dihasilkan tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan di dalam wilayah. Sektor tersebut kurang

potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian

Kabupaten Natuna.

3. Analisis Dynamic Location Quotient (DLQ)

Analisis DLQ digunakan untuk mengetahui sebesar apakah

perubahan yang terjadi dalam suatu sektor perekonomian di suatu

daerah dan bagaimana perkembangan sektor perekonomian tersebut.

Rumus perhitungan sebagai berikut:

Keterangan:

gij : Laju pertumbuhan sektor i di kecamatan j Kabupaten

Natuna

Gij : Rata-rata laju pertumbuhan sektor i di kecamatan j

Kabupaten Natuna.

Gi : Laju pertumbuhan sektor i di Kabupaten Natuna.

Gi : Rata-rata laju pertumbuhan sektor i di Kabupaten

Natuna.

T : Selisih tahun akhir dan tahun awal.

Tafsiran dari hasil perumusan yang ada sebagai berikut (Suyatno,

2000) :

a. DLQ ≥ 1 : maka potensi perkembangan sektor i di kecamatan

lebih cepat dibandingkan sektor yang sama di tingkat Kabupaten

dan masih dapat diharapkan untuk menjadi sektor basis dimasa

yang akan datang.

b. DLQ < 1 : maka potensi perkembangan sektor i di kecamatan

lebih lambat dibandingkan sektor yang sama di tingkat

Kabupaten dan sektor tersebut tidak dapat diharapkan untuk

menjadi sektor basis dimasa yang akan datang.

Page 51: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

33

Mengkombinasikan nilai LQ dan DLQ dengan kriteria sebagai

berikut (Suryatno, 2000 dalam Ariyani 2005) :

a. LQ > 1 dan DLQ > 1, maka perkebunan kelapa dalam belum

mengalami reposisi dan tetap menjadi sektor basis.

b. LQ > 1 dan DLQ < 1, maka perkebunan kelapa dalam megalami

reposisi dan tidak bisa diharapkan untuk menjadi basis dimasa

yang akan datang.

c. LQ < 1 dan DLQ > 1, maka perkebunan kelapa dalam mengalami

reposisi dari non basis menjadi basis dimasa yang akan datang.

d. LQ < 1 dan DLQ < 1, maka perkebunan kelapa dalam belum

mengalami reposisi dan tetap menjadi sektor nonbasis.

4. Analisis Tipologi Klassen

Menurut Mujib Saerofi (2005), dalam pengembangan hasil

perhitungan indeks LQ, PPW, dan PP untuk menentukan tipologi

sektoral. Pada penelitian ini analisis Tipologi Klassen

mengklasifikasikan sektor basis dan non basis dengan cara

menggabungkan ketiga hasil komponen tersebut. Tipologi sektor

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2.

Tipologi Sektor Tingkat Kepotensialan Ekonomi Perkebunan

Kelapa Dalam per Kecamatan Kabupaten Natuna

Tipologi LQ

Rata-Rata

PPWj

Rata-Rata

PPj

Rata-Rata

Tingkat

Kepotensialan

I (LQ > 1) (Dj > 0) (Pj > 0) Istimewa

II (LQ > 1) (Dj > 0) (Pj < 0) Baik Sekali

III (LQ > 1) (Dj < 0) (Pj > 0) Baik

IV (LQ > 1) (Dj < 0) (Pj < 0) Lebih dari Cukup

V (LQ < 1) (Dj > 0) (Pj > 0) Cukup

VI (LQ < 1) (Dj > 0) (Pj < 0) Hampir dari Cukup

VII (LQ < 1) (Dj < 0) (Pj > 0) Kurang

Page 52: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

34

VIII (LQ < 1) (Dj < 0) (Pj < 0) Kurang Sekali

Sumber: Mujib Saerofi, 2005

Keterangan :

LQ : Sektor basis produksi kelapa dalam perkecamatan

Kabupaten Natuna

PP : Laju pertumbuhan produksi kelapa dalam

perkecamatan Kabupaten Natuna

PPW : Daya saing pertumbuhan produksi kelapa dalam

perkecamatan terhadap Kabupaten Natuna

Berdasarkan Tabel 3.2 dapat dijelaskan bahwa sektor ekonomi

dalam Tipologi I merupakan sektor yang tingkat kepotensialannya

istimewa untuk dikembangkan karena sektor tersebut merupakan

sektor basis (LQ > 1). Selain itu, pertumbuhannya lebih cepat

dibandingkan tingkat Kabupaten (DS > 0), meskipun ditingkat

Kabupaten juga tumbuh dengan cepat (PS > 0). Sektor ini akan

mendatangkan pendapatan yang tinggi dan pada akhirnya akan dapat

meningkatkan PDRB Kabupaten Natuna.

Hasil pertimbangan parameter pada Tabel (LQ, DS, dan PS) maka

masing-masing tipologi dapat dimaknai bawha sektor ekonomi yang

masuk Tipologi II adalah sektor yang tingkat kepotensialannya baik

sekali untuk dikembangkan, Tipologi III baik, Tipologi IV lebih dari

cukup, Tipologi V cukup, Tipologi VI hampir dari cukup, Tipologi

VII kurang, dan Tipologi VIII kurang sekali.

5. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

Analisis MRP merupakan alat analisis yang digunakan untuk

melihat deskripsi kegiatan ekonomi (sektor ekonomi) yang potensial,

terutama struktur ekonomi wilayah baik internal maupun eksternal

(Yusuf, 1999). Analisis MRP dibagi menjadi dua kriteria, yaitu Rasio

Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) dan Rasio Pertumbuhan Wilayah

Referensi (RPr).

RPs yaitu perbandingan antara pertumbuhan pendapatan dalam hal

ini ialah pertumbuhan PDRB sektor i di wilayah studi (Kecamatan)

Page 53: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

35

dengan pertumbuhan pendapatan PDRB sektor i di wilayah referensi

(Kabupaten). Berbeda dengan RPr yaitu, perbandingan antara laju

pertumbuhan sektor i di wilayah referensi dengan laju pertumbuhan

total kegiatan (PDRB) wilayah referensi Persamaannya sebagai

berikut:

Keterangan :

i : Produksi kelapa dalam

j : Kecamatan Kabupaten Natuna

∆Eij : Perubahan PDRB produksi kelapa dalam di kecamatan

j Kabupaten Natuna

Eij : PDRB produksi kelapa di kecamatan j Kabupaten

Natuna pada tahun awal penelitian

∆Ein : Perubahan PDRB produksi kelapa dalam di Kabupaten

Natuna

Ein : PDRB produksi kelapa dalam di Kabupaten Natuna

pada tahun awal penelitian

Jika nilai RPs > 1 diberi notasi positif (+) yang menunjukkan

bahwa pertumbuhan sektor pada tingkat wilayah studi (Kecamatan)

lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan sektor yang sama pada

wilayah referensi (Kabupaten).

Jika nilai RPs < 1 diberi notasi negatif (-) yang menunjukkan

bahwa pertumbuhan sektor pada tingkat wilayah studi (Kecamatan)

lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pada wilayah

referensi (Kabupaten).

Page 54: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

36

Keterangan :

i : Nilai produksi kelapa dalam

n : Kabupaten Natuna

∆Ein : Perubahan nilai produksi sektor perkebunan i di

Kabupaten Natuna

Ein : Nilai produksi sektor perkebunan i di Kabupaten

Natuna pada tahun awal penelitian

∆En : Perubahan nilai produksi sektor perkebunan total di

Kabupaten Natuna

En : Nilai produksi sektor perkebunan total di Kabupaten

Natuna pada tahun awal penelitian

Jika RPr > 1 diberi notasi positif (+) yang menunjukkan bahwa

pertumbuhan produksi kelapa dalam wilayah referensi (Kabupaten)

lebih tinggi dari pertumbuhan produksi perkebunan total wilayah

tersebut (Kabupaten).

Jika RPr < 1 diberi notasi negatif (-) yang menunjukkan bahwa

pertumbuhan produksi kelapa dalam wilayah referensi (Kabupaten)

lebih rendah dari pertumbuhan produksi perkebunan total wilayah

tersebut (Kabupaten).

6. Analisis Overlay

Menurut Aditya (2013) analisis overlay digunakan untuk

mengidektifikasi sektor unggulan baik dari segi kontribusi maupun

pertumbuhannya dengan menggabungkan hasil analisis LQ dan

analisis MRP. Sehingga analisis ini terdiri dari tiga komponen yaitu

Locaton Quotient (LQ), Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr),

dan Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs).

Setiap komponen kemudian disamakan satuannya dengan diberi

notasi positif (+) atau notasi negatif (−). Jika koefisien komponen

bernilai lebih dari satu diberi notasi positif (+) dan jika koefisien

komponen bernilai kurang dari satu diberi notasi negatif (-).

Dalam penelitian ini akan diidentifikasi 8 kriteria dalam hasil

intepretasi dari analisis overlay. Kriteria tersebut yaitu:

Page 55: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

37

a. Hasil overlay (+++) menunjukkan LQ bernotasi positif yang berarti

sektor perkebunan kelapa dalam merupakan sektor basis artinya

sektor ini memiliki kontribusi yang tinggi dalam perekonomian dan

bernotasi positif untuk RPs dan RPr yang berarti kegiatan sektor ini

mempunyai pertumbuhan sektoral yang tinggi di tingkat

perkebunan kecamatan dan kabupaten, maka sektor ini merupakan

sektor dominan.

b. Hasil overlay (++-) menunjukkan LQ bernotasi positif, RPs

bernotasi positif, dan RPr bernotasi negatif yang berarti kegiatan

sektoral di kecamatan lebih unggul dari kegiatan yang sama di

Kabupaten Natuna, baik dari sisi pertumbuhan maupun

kontribusinya. Sektor tersebut merupakan sektor potensial kegiatan

ekonomi kecamatan di Kabupaten Natuna.

c. Hasil overlay (-++) menunjukkan LQ bernotasi negatif, RPs

bernotasi positif, dan RPr bernotasi positif yang berarti

pertumbuhan sektoral pada tingkat kecamatan lebih tinggi dari

pertumbuhan sektor pada wilayah Kabupaten Natuna. Begitu juga

sisi pertumbuhan suatu sektor ekonomi di Kabupaten Natuna lebih

tinggi dibandingkan pertumbuhan total di Kabupaten Natna.

Namun untuk kontribusi sektoral di kecamatan lebih rendah dari

Kabupaten Natuna, maka sektor ini merupakan sektor potensial.

d. Hasil overlay (+--) menunjukkan LQ bernotasi positif yang berarti

sektor perkebunan kelapa dalam merupakan sektor basis yang

berarti sektor ini memiliki kontribusi yang tinggi dalam

perekonomian namun memiliki komponen RPs dan RPr bernotasi

negatif yang berarti sektor ini memiliki pertumbuhan yang rendah

di tingkat perkebunan kecamatan maupun tingkat kabupaten, maka

sektor ini merupakan sektor jenuh.

e. Hasil overlay (+-+) menunjukkan LQ bernotasi positif, RPs

negatif, dan RPr bernotasi positif yang berarti sektor perkebunan

kelapa dalam merupakan sektor basis yang memiliki kontribusi

tinggi dalam perekonomian. Pertumbuhan sektor kelapa dalam

Page 56: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

38

wilayah kecamatan dibandingkan sektor yang sama ditingkat

Kabupaten Natuna, namun pertumbuhan sektor kelapa dalam di

wilayah Kabupaten Natuna lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan

sektor perkebunan total di wilayah Kabupaten Natuna. Sektor ini

termasuk sektor yang jenuh.

f. Hasil overlay (-+-) menunjukkan LQ bernotasi negatif, RPs positif,

dan RPr negatif. Artinya pertumuhan sektoral pada tingkat

kecamatan lebih tinggi dari pertumbuhan sektor yang sama pada

wilayah Kabupaten Natuna. Sedangkan sisi pertumbuhan suatu

sektor ekonomi di Kabupaten Natuna lebih rendah dari

pertumbuhan sektor perkebunan total di Kabupaten Natuna. Begitu

juga kontribusi sektoral di kecamatan lebih rendah dari Kabupaten

Natuna.

g. Hasil oeverlay (--+) menunjukkan LQ bernotasi negatif, RPs

negatif, dan RPr positif. Artinya pertumbuhan sektoral tersebut di

kecamatan lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor

yang sama pada wilayah Kabupaten Natuna. Namun dari sisi

pertumbuhan suatu sektor ekonomi tertentu di Kabupaten Natuna

lebih tinggi dari pertumbuhan perkebunan total wilayah Kabupaten

Natuna, maka sektor ini merupakan sektor yang jenuh.

h. Hasil overlay (---) menunjukkan LQ bernotasi negatif yang berarti

sektor perkebunan kelapa dalam merupakan sektor non basis yang

berarti sektor ini memiliki kontribusi yang rendah terhadap

perekonomian serta memiliki komponen RPs dan RPr bernotasi

negatif yang berarti sektor ini memiliki pertumbuhan yang rendah

di tingkat perkebunan kecamatan maupun tingkat kabupaten, maka

sektor ini merupakan sektor jenuh.

Guna memperoleh klasifikasi sub sektor perkebuan Kabupaten

Natuna dengan menggunakan analisis kriteria dan pertumbuhan.

Kontribusi yang digunakan adalah hasil analisis LQ rata-rata periode

2012 – 2016, sedangkan untuk kriteria pertumbuhan adalah hasil

Page 57: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

39

analisis MRP yang menggunakan RPs rata-rata dan RPr rata-rata

periode 2012 – 2016. Hasil klasifikasi seperti Table 3.4. dibawah ini;

Tabel 3.3.

Klasifikasi Analisis Overlay Perkebunan Kelapa Dalam

(Masing-masing kecamatan Kabupaten Natuna)

Kecamatan LQ RPs RPr Klasifikasi

1 + + + Dominan

2 - + + Potensial

+ + - Potensial

3 + - - Jenuh

+ - + Jenuh

4

- + - Marginal

- - + Marginal

- - - Marginal

Sumber: Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) NAD-NIAS

2007 Diolah

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Potensi Ekonomi

Potensi Ekonomi yang ada di penilitian ini merupakan segala sesuatu

yang dimiliki oleh suatu daerah yang mungkin ataupun layak untuk

dikembangkan sehingga akan terus berkembang menjadi sumber

peghidupan rakyat setempat dan bahkan dapat menolong perekonomian

daerah secara keseluruhan untuk berkembang dengan sendirinya dan

berkesinambungan, Aditya (2013:47) dikutip kembali dari Soeparmoko

dalam Nudiatulhuda (2007). Dalam penelitian ini yang akan dianalisis

adalah potensi produksi kelapa di Kabupaten Natuna dari masing-masing

kecamatan, sehingga dapat ditentukan kecamatan mana yang memiliki

produksi kelapa sebagai ekonomi basis pada Kabupaten Natuna

Page 58: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

40

2. Produksi Perkebunan

Produksi kebun atau lazim disebut produksi primer adalah

produksi/hasil yang dipanen dari usaha perkebunannya tanpa melalui

proses pengolahan lebih lanjut (BPS: 2016). Contoh produksi

kebun/produksi primer dari :

a. Perkebunan karet produksi primernya adalah Latex, Lumb.

b. Perkebunan kelapa produksi primernya adalah tandan buah segar

c. Perkebunan kakao produksi primernya adalah buah basah

Produksi kebun yang digunakan adalah seluruh produksi yang

dihasilkan di Kabupaten Natuna merujuk data yang tersedia dari BPS

Kabupaten Natuna. Kelapa menjadi faktor utama yang digunakan dalam

perhitungan penulisan ini.

3. Kontribusi

Dalam penelitian ini, kontribusi digunakan untuk menganalisis

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Natuna.

Page 59: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

41

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS DATA

A. Deskriptif Objektif Penelitian

1. Letak dan Kondisi Geografis

Secara geografis, Kabupaten Natuna terletak pada posisi 1o16’

Lintang Utara sampai dengan 7o19 Lintang Utara dan 105

o00’ Bujur

Timur 110o00’ Bujur Timur.

Kabupaten Natuna memiliki luas sebesar 264.198,37 Km2 dan

selebihnya daratan yang berbentuk kepulauan dengan luas 2.001,3

Km2, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Laut Cina Selatan;

b. Sebelah Selatan : Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan;

c. Sebelah Timur : Laut Cina Selatan;

d. Sebelah Barat : Semenanjung Malaysia dan Kabupaten Bintan.

Secara administrasi terdiri dari 15 kecamatan, 70 desa dan 6

kelurahan. Penamaan kecamatan baru berdasarkan Peraturan Daerah

Kabupaten Natuna Nomor 14 tahun 2014 tanggal 10 Desember 2014,

dibentuklah tiga kecamatan yaitu Kecamatan Bunguran Batubi,

Kecamatan Pulau Tiga Barat dan Kecamatan Suak Midai. Kecamatan

lainnya yang ada sebelum ditambahkan yaitu Kecamatan Midai,

Kecamatan Bunguran Barat, Kecamatan Bunguran Utara, Kecamatan

Pulau Laut, Kecamatan Pulau Tiga, Kecamatan Bunguran Timur,

Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kecamatan Bunguran Tengah,

Kecamatan Bunguran Selatan, Kecamatan Serasan, Kecamatan Subi,

Kecamatan Serasan Timur. (BPS Kabupaten Natuna, 2017). Sekda

bagian Tata Pemerintahan belum melakukan pencatatan administrasi

wilayah 3 kecamatan baru sehingga pencatatan masih tergabung dengan

kecamatan lamanya.

Page 60: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

42

Tabel 4.1

Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Desa

Nama Kecamatan Jumlah

Kelurahan/Desa

Luas Wilayah

Luas

(KM2)

Terhadap

Total

(persen)

Midai 3 26,10 1,31

Suak Midai 3

Bunguran Barat 5 448,46 22,41

Bunguran Batubi 5

Bunguran Utara 8 404,71 20,22

Pulau Laut 3 37,69 1,88

Pulau Tiga 6 67,87 3,40

Pulau Tiga Barat 4

Bunguran Timur 6 146,83 7,34

Bunguran Timur Laut 7 235,01 11,74

Bunguran Tengah 3 172,71 8,63

Bunguran Selatan 4 233,99 11,69

Serasan 7 43,65 2,18

Subi 8 160,93 8,04

Serasan Timur 4 23,35 1,17

Sumber : BPS Kabupaten Natuna, 2017

Dibawah ini dapat dilihan Gambar 4.1 peta Kabupaten Natuna

yang menggambarkan posisi geografis setiap kecamatan di wilayah

Kabupaten Natuna.

Page 61: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

43

Gambar 4.1

Peta Administrasi Kabupaten Natuna

Sumber : Natuna Dalam Angka 2013

2. Topografi

Berdasarkan kondisi fisik, Kabupaten Natunan merupakan tanah

yang berbukit dan bergunung batu. Dataran rendah dan landau banyak

ditemukan di pinggir pantai. Ketinggian wilayah antar kecamatan

cukup beragam, yaitu sekitar 3 sampai 959 meter dari permukaan laut

dengan kemiringan mencapai 2 sampai 5 meter.

Pada umumnya struktur tanah terdiri dari podsolik merah kuning

dari batuan yang tanah dasarnya merupakan bahan granit, dan alluvial

serta tanah organosol dan gley humus (RKPD Kabupaten Natuna

Tahun 2017)

3. Klimatologi

Kondisi iklim di Kabupaten Natuna adalah iklim tropis dan sangat

dipemharuhi oleh perubahan arah angin, musim kemarau biasanya

terjadi pada bulan Maret sampai bulan Juli. Curah hujan rata – rata

Page 62: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

44

berkisar 225,4 milimeter dengan rata – rata kelembapan udara sekitar

86 persen dan temperature berkisar 21,8o hingga34,0

o celcius.

4. Demografi

Penduduk Kabupaten Natuna tahun 2014 berjumlah 73.470 jiwa

terdiri dari penduduk laki-laki berjumlah 37.891 (51,80%) dan

penduduk perempuan berjumlah (48,20%) dengan laju pertumbuhan

pertahun 5,69%. Secara keseluruhan kepadatan penduduk Kabupaten

Natuna tahun 2014 sebesar 38,42 jiwa per Km2. Ini artinya dalam

wilayah seluas 1 Km2 terdapat penduduk sekitar 38 jiwa. Kecamatan

yang memiliki kepadatan penduduk tinggi adalah Kecamatan Midai

sebesar 2.417 jiwa.

Tabel 4.2

Jumlah Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk per

Kecamatan Kabupaten Natuna

Kecamatan Luas (Km2)

Jumlah

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

Midai 26,10 5.065 194,06

Bunguran Barat 448,46 11.073 24,69

Bunguran Utara 404,71 3.936 9,73

Pulau Laut 37,69 2.400 63,68

Pulau Tiga 67,87 4.892 72,08

Bunguran Timur 146,83 25.760 17,54

Bunguran Timur Laut 235,01 4.395 18,70

Bunguran Tengah 172,71 2.953 17,10

Bunguran Selatan 233,99 2.569 10,98

Serasan 43,65 4.886 111,94

Subi 160,93 2.770 17,21

Serasan Timur 23,35 2.771 118,67

Jumlah 2001,30 73.470 36,71

Sumber : Natuna Dalam Angka Tahun 2015

Page 63: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

45

5. Kondisi Perekonomian di Kabupaten Natuna

Keadaan perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari struktur

ekonomi dan pertumbuhan ekonominya, baik secara global maupun

sektoral. Struktur ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari kontribusi

masing-masing sektor perekonomian terhadap PDRB daerah

bersangkutan. Distribusi persentase PDRB Kabupaten Natuna tahun

2012-2016 atas dasar harga konstan dapat dilihat pada Tabel 4.3

berikut ini:

Tabel 4.3

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 2012 dan 2016 Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 1.124,76 1.281,92 1.341,96 1.414,11 1.487,44

Pertambangan dan

Penggalian 9.573,95 9.953,94 10.326,86 10.667,28 10.881,65

Industri Pengolahan 87,73 92,20 96,79 100,89 105,04

Pengadaan Listrik dan Gas 9,17 9.41 9,79 10,04 10,74

Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur

Ulang

0,76 0,79 0,83 0,88 0,92

Konstruksi 731,96 799,59 878,23 932,87 991,75

Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor

277,62 303,76 326,63 360,74 397,10

Transportasi dan

Pergudangan 58,38 65,98 72,72 78,81 85,72

Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 47,24 49,91 53,11 57,07 61,42

Informasi dan Komunikasi 70,81 76,49 82,65 88,75 96,77

Jasa Keuangan dan Asuransi 13,56 15,19 16,02 16,95 17,97

Real Estate 66,53 70,45 74,68 79,57 84,70

Jasa Perusahaan 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan 215,73 227,76 239,09 238,72 246,81

Page 64: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

46

Sosial Wajib

Jasa Pendidikan 17,99 19,01 20,09 20,95 21,87

Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 33,36 35,40 37,57 39,51 41,56

Jasa lainnya 7,69 7,95 8.29 8.64 9,00

PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO 12.437,31 13.009,83 13.585,40 14.115,89 14.540,57

Sumber :BPS Kabupaten Natuna

Pada tahun 2012-2016 sektor pertanian, kehutanan dan perikanan

berada diposisi kedua terbesar setelah pertambangan dan penggalian.

Mayoritas penduduk Kabupaten Natuna memiliki mata pencaharian di

sektor pertanian tabama, perkebunan dan perikanan.

Sebagai wilayah yang memiliki luas dan potensi laut yang besar,

pemanfaatan potensinya masih minin dikarenakan pengaruh musim

yang hanya ramah selama enam bulan saja. Selebihnya, saat angin

utara datang, laut di sekitar Kabupaten Natuna menjadi ganas dan para

nelayan memilih berkebun sebagai lahan menyambung hidup (RKPD

Kabupaten Natuna Tahun 2017).

6. Kondisi Pertanian

Harga hasil produksi perkebunan telah tercatat dalam harga

produsen provinsi Kepulauan Riau pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Harga Produsen Masing-Masing Komoditas Perkebunan Kepulauan Riau

Jenis

Perkebunan

Harga Rata-Rata Menurut Tahun Satuan

2012 2013 2014 2015 2016

Kelapa 153.893 166.404 189.538 196.574 207.548 100 butir

Karet 15.615 13.401 12.557 12.483 11.514 1 kg

Kopi 1.706.496 1.505.317 100 kg

Cengkeh 48.758 57.983 73.588 74.334 65.894 1 kg

Lada 75.459 111.972 1 kg

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Page 65: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

47

Penggunaan dan luas lahan pertanian di Kabupaten Natuna

merupakan kegiatan pertanian rakyat dengan mengusahakan berbagai

komoditi perkebunan, pangan maupun hortikultura. Jenis dan produksi

komoditi perkebunan di Kabupaten Natuna dapat dilihat pada tabel 4.5

sebagai berikut:

Tabel 4.5

Produksi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Natuna 2012 – 2015

Jenis

Tanaman

Produksi (Ton) / Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Karet 4.415,9 4.428,2 4.440,6 4.452,9 4.465,3

2 Kelapa 6.038,2 6.044,2 6.050,2 6.056,2 6.062,1

4 Kopi 2,6 2,6 1 - -

5 Cengkeh 2.883,8 2.886,5 2.889,3 2.892,0 2.894,8

8 Lada 5,2 5,2 2 - -

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Natuna, diolah

Produksi kelapa dalam merupakan produksi terbesar di Kabupaten

Natuna dari tahun 2012 – 2016. Pada tahun 2016 produksi kelapa

mencapai 6.062,1 Ton, Karet 4.465,3 Ton, dan Cengkeh 2.894,8 Ton.

Untuk perkebunan lada dan kopi tidak berproduksi pada tahun 2015 -

2016.

Lahan yang gunakan oleh petani merupakan salah satu faktor

produksi penting dalam usahatani. Luas lahan yang dimiliki Kabupaten

Natuna menurut usahatani yang dijalani dapat dilihat pada tabel 4.6

sebagai berikut:

Tabel 4.6

Luas Lahan Perkebunan di Kabupaten Natuna 2012 – 2015

Jenis

Tanaman

Luas Lahan (Ha) / Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Karet 3.982,5 3.982,5 4.169 4.266 4.236

2 Kelapa 14.005,5 14.005,5 14.005,5 14.003 11.394

4 Kopi 44,5 44,5 44,5 - -

5 Cengkeh 12.189 12.189 12.189 12.189 12.042

Page 66: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

48

6 Lada 142,5 142,5 142,5 - -

Sumber :Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Natuna

Perkebunan kelapa memiliki lahan yang paling luas dibandingkan

lahan perkebunan lainnya, namun pada tahun 2015 lahan perkebunan

kelapa mengalami pengurangan luas lahan. Penurunan luas lahan

perkebunan kelapa tahun 2015 mempengaruhi hasil produksi kelapa di

tahun yang sama, namun produksi kelapa di tahun berikutnya produksi

kelapa justru meningkat dari tahun-tahun sebelumnnya.

Masing-masing kecamatan di Kabupaten Natuna memiliki

produksi kelapa yang melimpah. Pohon kelapa dapat ditemui disetiap

wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Natuna. Produksi kelapa

dalam perkecamatan Kabupaten Natuna dapat dilihat pada Tabel 4.7

sebagai berikut :

Tabel 4.7

Produksi Perkebunan Kelapa Dalam Menurut Kecamatan di Kabupaten

Natuna (Ton)

Kecamatan Produksi Kelapa Dalam

2012 2013 2014 2015 2016

Midai 970,4 970,7 971,1 971,5 971,9

Bunguran Barat 800,9 801,7 802,6 803,5 804,3

Bunguran Utara 850,4 850,9 851,3 851,7 852,1

Pulau Laut 350,3 350,6 351,0 351,3 351,6

Pulau Tiga 63,2 63,4 63,6 63,8 64,0

Bunguran Timur 600,6 601,1 601,7 602,2 602,8

Bunguran Timur Laut 900,4 900,8 901,2 901,6 901,9

Bunguran Tengah 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7

Bunguran Selatan 450,4 450,9 451,3 451,7 452,1

Serasan 301,0 302,1 303,1 304,2 305,2

Subi 445,8 446,5 447,3 448,0 448,8

Serasan Timur 300,5 301,0 301,6 302,1 302,6

Jumlah 6.012,2 6.012,2 6.030,0 6.035,9 6.041,8

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Natuna, diolah

Page 67: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

49

B. Pembahasan

1. Analisis Shift Share

Komponen pertumbuhan proporsional (PP) merupakan alat ukur

dalam analisis Shift Share yang menunjukkan perubahan relatif,

pertumbuhan atau penurunan produksi kelapa perkecamatan

dibandingkan dengan produksi perkebunan lain di setiap kecamatan

Kabupaten Natuna akibat pengaruh unsur-unsur eksternal yang bekerja

secara regional (Kabupaten).

Kecamatan yang memiliki nilai PP positif berarti produksi kelapa

dalam di kecamatan tersebut mempunyai pertumbuhan yang relatif

cepat dibandingkan produksi perkebunan lainnya, begitupun

sebaliknya kecamatan yang memiliki nilai PP negatif berarti produksi

kelapa di kecamatan tersebut mempunyai pertumbuhan yang relatif

lambat dibandingkan produksi perkebunan lainnya.

Komponen pertumbuhan pangsa wilayah (PPW) merupakan salah

satu komponen dalam analisis Shift Share yang dapat digunakan untuk

mengetahui daya saing produksi kelapa di suatu wilayah dengan

membandingkan produksi kelapa di wilayah lainnya yang disebabkan

oleh adanya keuntungan lokasional yang dimiliki oleh suatu wilayah.

Menurut Tarigan proporsional shift atau pertumbuhan proporsuinal

(PP) merupakan komponen pertumbuhan ekonomi perkebunan daerah

kecamatan yang disebabkan oleh sktruktur ekonomi daerah yang baik,

yaitu berspesialisasi pada sektor yang pertumbuhan perkebunannya

cepat. Differential shift atau pertumbuhan pangsa wilayah (PPW)

adalah pertumbuhan ekonomi daerah karena ondisi spesifik daerah

yang bersifat kompetitif. Hasil analisis PP dan PPW produksi kelapa

Kabupaten Natuna seperti tabel 4.8 berikut:

Page 68: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

50

Tabel 4.8

Hasil Analisis Shift Share per Kecamatan Kabupaten Natuna Tahun 2012 -

2016

Kecamatan Analisis Shift Share

PP PPW Kategori

1. Midai -5.578,106206 -3.257.051,764544 Terbelakang

2. Bunguran Barat -4.603,699412 391.170,404698 Berkembang

3. Bunguran Utara -4.888,603654 -2.303.512,387932 Terbelakang

4. Pulau Laut -2.013,772458 -161.697,245658 Terbelakang

5. Pulau Tiga -363,281534 742.772,892996 Berkembang

6. Bunguran Timur -3.452,274879 -187.240,733336 Terbelakang

7. Bunguran Timur Laut -5.175,797282 -2.796.141,722449 Terbelakang

8. Bunguran Tengah -24,732183 543.346,585831 Berkembang

9. Bunguran Selatan -2.589,248000 -100.186,234079 Terbelakang

10. Serasan -1.730,552731 4.153.240,542053 Berkembang

11. Subi -2.562,392759 1.742.087,912935 Berkembang

12. Serasan Timur -1.727,516894 1.233.211,749484 Berkembang

Berdasarkan hasil analisis Shift Share kecamatan Bunguran Barat,

Pulau Tiga, Bunguran Tengah, Serasan, Subi, dan Serasan Timur

mendapati kategori berkembang dengan nilai PP negatif dan PPW

positif. Hasil ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dari

produksi kelapa dalam di ketujuh kecamatan ini terhambat namun

berkembang.

Kecamatan Midai, Bunguran Utara, Pulau Laut, Bunguran Timur,

Bunguran Timur Laut, dan Bunguran Selatan mendapati kategori

terbelakang dengan nilai PP negatif dan PPW negatif. Hasil ini

menunjukkan pertumbuhan ekonomi dari produksi kelapa dalam

rendah dan peranan terhadap daerah lemah.

Page 69: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

51

Hasil dari produksi kelapa dalam di seluruh kecamatan Kabupaten

Natuna menurut teori Proportionality Shift tidak memiliki spesialisai

pertumbuhan yang cepat di sektor perkebunan, namun dalam teori

Differential Shift beberapa kecamatan seperti Bunguran Barat, Pulau

Tiga, Bunguran Tengah, Serasan, Subi, dan Serasan Timur memiliki

keuntungan kompetitif yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi

daerah melalui ekspor.

Kecamatan Bunguran Timur dan Bunguran Timur Laut pernah

mendapatkan pelatihan pengolahan minyak kelapa oleh Dinas

Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Natuna pada

tahun 2011, namun pelatihan pengolahan minyak tidak dilakukan

berkala yang membuat pengolahan minyak kelapa tidak berkembang.

2. Analisis Location Quotient

Sub sektor perkebunan di Kabupaten Natuna memiliki hasil

produksi yang berbeda-beda meliputi karet, kelapa, kopi, cengkeh, dan

lada. Setiap kecamatan dengan karakteristiknya memiliki jumlah

produksi kelapa yang berbeda.

Teori ekonomi basis khususnya metode Location Quotient (LQ)

dapat digunakan untuk mengetahui kecamatan mana yang memiliki

kelapa dalam sebagai sektor ekonomi basis. Kecamatan yang

menunjukkan nilai LQ > 1 berarti memiliki kelapa dalam sebagai

sektor basis, sedangkan kecamatan yang menunjukkan nilai LQ ≤ 1

berarti daerah tersebut tidak memilki kelapa dalam sebagai sektor basis

hanya sebagai penunjang. Dalam penelitian ini perhitungan jumlah

nilai produksi masing-masing kecamatan akan dibandingkan dengan

seluruh jumlah nilai produksi perkebunan yang ada di kecamatan

Kabupaten Natuna.

Kecamatan yang memiliki kelapa sebagai sektor basis di

Kabupaten Natuna dapat diihat pada hasil penelitian yang disajikan

dalam Tabel 4.9 berikut ini:

Page 70: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

52

Tabel 4.9

Hasil Analisis Location Quotient per Kecamatan Kabupaten Natuna Tahun

2012 – 2015

Kecamatan Location Quotient Rata-Rata

LQ 2012 2013 2014 2015 2016

1. Midai 0,764275 0,697600 0,651474 0,648765 1,258213 0,804066

2. Bunguran Barat 1,770538 1,784191 1,798421 1,802573 1,722679 1,775680

3. Bunguran Utara 2,908812 2,889016 2,880235 2,876406 3,101053 2,931104

4. Pulau Laut 6,558393 6,132435 5,854048 5,795572 11,134610 7,095012

5. Pulau Tiga 0,309282 0,283271 0,265322 0,264337 0,480739 0,320590

6. Bunguran Timur 1,142290 1,356098 1,598062 1,624073 0,694718 1,283048

7. Bunguran Timur Laut 1,940783 2,207329 2,485218 2,499581 1,304002 2,087383

8. Bunguran Tengah 0,005903 0,007605 0,009799 0,010130 0,003430 0,007373

9. Bunguran Selatan 0,348168 0,320596 0,301126 0,299934 0,534702 0,360905

10. Serasan 0,658792 0,642112 0,629982 0,632734 0,740971 0,660918

11. Subi 2,213522 2,036022 1,914777 1,903959 3,610851 2,335826

12. Serasan Timur 3,147596 2,976833 2,857756 2,842504 4,440860 3,253110

Berdasarkan hasil analisis penelitian, dari seluruh kecamatan yang

ada di Kabupaten Natuna ada tujuh (7) kecamatan yang memiliki

produksi kelapa sebagai sektor basis. Kecamatan yang memiliki kelapa

dalam sebagai sektor basis adalah Bunguran Barat, Bunguran Utara,

Pulau Laut, Bunguran Timur, Bunguran Timur Laut, Subi, dan Serasan

Timur.

Sektor perkebunan kelapa dalam menjadi tulang punggung

perekonomian daerah karena mempunyai keuntungan kompetitif yang

cukup tinggi di Kabupaten Natuna. Produksi kelapa dalam dapat

memenuhi permintaan ekspor dimana perubahan yang terjadi pada

sektor perkebunan kelapa yang menjadi sektor ekonomi basis dapat

menimbulkan efek ganda dalam perekonomian regional.

Selain nelayan mata pencarian masyarakat tertumpu dibidang

pertanian dan perkebunan, salah satunya kelapa. Musim yang ramah

bagi nelayan untuk menjalankan usaha perikanan hanya enam bulan

Page 71: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

53

saja, selebihnya nelayan memilih berkebun sebagai lahan

menyambung hidup karena musim yang tidak bisa dimanfaatkan untuk

menjalankan usaha perikanan.

3. Analisis Dynamic Location Quotient (DLQ)

Analisis DLQ digunakan untuk mengetahui apakah di masa yang

akan datang produksi kelapa dalam dapat bertahan sebagai sektor basis

atau tidak dan sebaliknya apakah produksi kelapa dalam yang

sebelumnya bukan unggulan dapat mengalami reposisi/berpotensi

menjadi sektor basis di masa yang akan datang di masing-masing

kecamatan Kabupaten Natuna.

Jika DLQ ≥ 1, berarti laju pertumbuhan produksi kelapa dalam

terhadap laju pertumbuhan produksi perkebunan total perkecamatan

sebanding dengan laju pertumbuhan produksi kelapa dalam terhadap

total nilai produksi perkebunan Kabupaten Natuna. Kondisi demikian

menyatakan di masa yang akan datang kelapa dalam akan menjadi

sektor basis

Jika DLQ <, artinya proporsi laju pertumbuhan produksi kelapa

dalam terhadap laku pertumbuhan total nilai produksi perkebunan

kecamatan lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan produksi

kepala dalam terhadap nilai total produksi perkebunan Kabupaten

Natuna. Kondisi demikian menyatakan di masa yang akan datang

kelapa dalam tidak menjadi sektor basis.

Hasil perthitungan analisis DLQ dapat dilihat pada Tabel 4.10

sebagai berikut:

Page 72: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

54

Tabel 4.10

Hasil Analisis Dynamic Location Quotient

Kecamatan Dynamic Location Quotient

Rata-Rata

2013 2014 2015 2016

1. Midai 0,999999 0,999999 1,000001 1,000005 1,000001

Non Basis Non Basis Basis Basis Basis

2. Bunguran Barat 1,000000 1,000000 1,000000 0,999999 1,000000

Basis Basis Basis Non Basis Basis

3. Bunguran Utara 0,999999 0,999999 1,000001 1,000004 1,000001

Non Basis Non Basis Basis Basis Basis

4. Pulau Laut 1,000000 1,000000 1,000000 1,000001 1,000000

Basis Basis Basis Basis Basis

5. Pulau Tiga 1,000013 1,000008 0,999986 0,999948 0,999989

Basis Basis Non Basis Non Basis Non Basis

6. Bunguran Timur 1,000000 1,000000 1,000000 1,000001 1,000000

Basis Basis Basis Basis Basis

7. Bunguran Timur Laut 0,999999 0,999999 1,000001 1,000005 1,000001

Non Basis Non Basis Basis Basis Basis

8. Bunguran Tengah 1,000776 1,000471 0,999159 0,996912 0,999329

Basis Basis Non Basis Non Basis Non Basis

9. Bunguran Selatan 1,000000 1,000000 1,000000 1,000000 1,000000

Basis Basis Basis Basis Basis

10. Serasan 1,000016 1,000010 0,999983 0,999933 0,999986

Basis Basis Non Basis Non Basis Non Basis

11. Subi 1,000003 1,000002 0,999997 0,999989 0,999998

Basis Basis Non Basis Non Basis Non Basis

12. Serasan Timur 1,000003 1,000002 0,999997 0,999988 0,999997

Basis Basis Non Basis Non Basis Non Basis

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata DLQ, kecamatan yang

memiliki kelapa dalam sebagai sektor basis di tahun yang akan datang

adalah Midai, Bunguran Barat, Bunguran Utara, Pulau Laut, Bunguran

Timur, Bunguran Timur Laut, dan Bunguran Selatan.

Page 73: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

55

Tabel 4.11

Hasil Gabungan Analisis LQ dan DLQ

Kecamatan

Rata-Rata

LQ

Rata-Rata

DLQ Kriteria

1. Midai 0,804074 1,000001 Reposisi Unggulan

2. Bunguran Barat 1,775504 1,000000 Unggulan

3. Bunguran Utara 2,931125 1,000001 Unggulan

4. Pulau Laut 7,095329 1,000000 Unggulan

5. Pulau Tiga 0,320605 0,999989 Non Unggulan

6. Bunguran Timur 1,282894 1,000000 Unggulan

7. Bunguran Timur Laut 2,087359 1,000001 Unggulan

8. Bunguran Tengah 0,007374 0,999329 Non Unggulan

9. Bunguran Selatan 0,360922 1,000000 Reposisi Unggulan

10. Serasan 0,660882 0,999986 Non Unggulan

11. Subi 2,335933 0,999998 Reposisi Non Unggulan

12. Serasan Timur 3,253262 0,999997 Reposisi Non Unggulan

Kecamatan yang memiliki kelapa dalam sebagai sektor basis

dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang adalah Bunguran Barat,

Bunguran Utara, Pulau Laut, Bunguran Timur, dan Bunguran Timur

Laut.

Kecamatan yang sebelumnya tidak memiliki kelapa dalam sebagai

sektor basis, dimasa yang akan datang kelapa dalam akan menjadi

sektor basis perkebunan Kabupaten Natuna seperti kecamatan Midai

dan Bunguran Selatan.

Adapun kecamatan yang sebelumnya memiliki kelapa dalam

sebagai sektor basis menjadi non basis seperti Subi dan Serasan Timur.

Kecamatan Pulau Tiga dan Serasan tidak memiliki kelapa dalam

sebagai sektor unggulan dalam sektor perkebunan.

Page 74: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

56

4. Analisis Tipologi Klassen

Tipologi Klassen (sektoral) digunakan untuk mengetahui sektor

potensial kecamatan yang memiliki kelapa sebagai sektor basis, cara

yang digunakan adalah menggabungkan hasil perthitungan Location

Quotient, Differential Shift, dan Proporsional Shift. Setelah

menggabungkan ketiga hasil ini akan muncul kecamatan mana saja

yang memiliki tingkat kepotensialan kelapa untuk dikembangkan

dengan klasifikasi istimewa, baik sekali, baik, lebih dari cukup, cukup,

hampir dari cukup, kurang dan kurang sekali.

Berikut Tablel 4.12 yang menunjukkan tingkat kepotensialan

kelapa dari masing-masing kecamatan Kabupaten Natuna:

Tabel 4.12

Hasil Tipologi Klassen per Kecamatan Kabupaten Natuna

Tipologi Kecamatan LQ

Rata-Rata

PPW

Rata-Rata

PP

Rata-Rata Klasifikasi

I - - - - Istimewa

II

Bunguran Barat

Subi

Serasan Timur

1,775680

2,335826

3,253110

391.170,404698

1.742.087,912935

1.233.211,749484

-4.602,485006

-2.561,716828

-1.727,061194

Baik Sekali

III - - - - Baik

IV

Bunguran Utara

Pulau Laut

Bunguran Timur

Bunguran Timur Laut

2,931104

7,095329

1,283048

2,087383

-2.303.512,387932

-161.697,245658

-187.240,733336

-2.796.141,722449

-4.887,314094

-2.013,241247

-3.451,364207

-5.174,431963

Lebih dari

Cukup

V - - - - Cukup

VI

Pulau Tiga

Bunguran Tengah

Serasan

0,320590

0,007373

0,660918

742.772,892996

543.346,585831

4.153.240,542053

-363,185704

-24,725658

-1.730,096230

Hampir dari

Cukup

VII - - - - Kurang

VIII Midai

Bunguran Selatan

0,804066

0,360905

-3.257.051,764544

-100.186,234079

-5.576,634763

-2.588,564984

Kurang

Sekali

Berdasarkan hasil analisis, terdapat empat (4) kriteria tipologi yaitu

II dengan jumlah tiga (3) kecamatan, IV dengan jumlah empat

Page 75: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

57

kecamatan, VI dengan jumlah tiga kecamatan, dan VIII dengan jumlah

dua (2) kecamatan.

Kecamatan Bunguran Barat, Subi, dan Serasan Timur menjadi

kecamatan yang baik sekali tingkat kepotensialan kelapa dalamnya di

Kabupaten Natuna untuk di kembangkan. Jika pengembangan produksi

kelapa dalam di ketiga kecamatan ini dilakukan maka akan

mendapatkan pendapatan yang tinggi dan pada akhirnya akan dapat

meningkatkan sumbangsih terhadap PDRB Kabupaten Natuna.

Kecamatan Bunguran Utara, Pulau Laut, Bunguran Timur dan

Bunguran Timur Laut mendapati tingkat kepotensialan produksi

kelapa dalam yang lebih dari cukup untuk dikembangkan. Potensi

kelapa yang ada di kecamatan ini jika dikembangkan akan

meningkatkan pendapatan dan juga meningkatkan sumbangsih

terhadap PDRB Kabupaten Natuna.

Kecamatan Pulau Tiga, Bunguran Tengah, dan Serasan mendapati

kecamatan yang memiliki tingkat kepotensialan hampir dari cukup.

Kelapa yang ada di kecamatan ini belum bisa meningkatkan

pendapatan dan sumbangsih terhadap PDRB Kabupaten Natuna karena

jumlah dari produksi belum memiliki potensi basis.

Midai dan Bunguran Selatan mendapati kecamatan yang memiliki

tingkat kepotensialan kurang sekali. Kelapa yang dimiliki kecamatan

ini belum bisa dikembangkan karena tingkat produksi kelapa dalamnya

belum memiliki potensi terhadap perekonomian.

5. Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

Analisis Model Rasio Pertumbuhan digunakan menghitung berapa

besar kontribusi ekonomi yang dihasilkan dari potensi kelapa dalam di

Kabupaten Natuna. Perhitungan kontribusi ekonomi yang digunakan

meliputi perubahan PDRB produksi kelapa dalam dan produksi

perkebunan total masing-masing kecamatan dan Kabupaten Natuna.

Jika hasil RPs > 1 maka diberi notasi positif (+) yang menunjukkan

bahwa pertumbuhan sektor pada tingkat wilayah Kecamatan lebih

tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan sektor yang sama pada

Page 76: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

58

wilayah Kabupaten Natuna. Begitu juga sebaliknya, jika RPs < 1 maka

diberi notasi negatif (–) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor

pada tingkat wilayah kecamatan lebih rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan sektor yang sama pada wilayah Kabupaten Natuna.

Jika hasil RPr > 1 maka diberi notasi positif (+) yang menunjukkan

bahwa pertumbuhan produksi kelapa dalam wilayah Kabupaten

Natuna lebih tinggi dari pertumbuhan produksi perkebunan total

wilayah Kabupaten Natuna. Begitu juga sebaliknya, jika hasil RPr < 1

maka diberi notasi negatif (-) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan

produksi kelapa dalam wilayah Kabupaten Natuna lebih rendah dari

pertumbuhan produksi perkebunan total wilayah Kabupaten Natuna.

Analisis Overlay menggabungkan hasil dari analisis LQ dengan

analisis MRP yang akan terlihat berapa besar pengaruh potensi kelapa

terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Natuna. Hasil yang

didapati dari gabungan analisis tersebut tersedia di table 4.13 berikut:

Tabel 4.13

Hasil Analisis Overlay

Kecamatan LQ RPs RPr Overlay Klasifikasi

1. Midai 0,804066 0,989865 1,861982 – – + Marginal

2. Bunguran Barat 1,775680 1,001473 1,861982 + + + Dominan

3. Bunguran Utara 2,931104 0,991823 1,861982 + – + Jenuh

4. Pulau Laut 7,095012 0,998608 1,861982 + – + Jenuh

5. Pulau Tiga 0,320590 1,035318 1,861982 – + + Potensial

6. Bunguran Timur 1,283048 0,999060 1,861982 – + + Jenuh

7. Bunguran Timur Laut 2,087383 0,990624 1,861982 + – + Jenuh

8. Bunguran Tengah 0,007373 1,366418 1,861982 – + + Potensial

9. Bunguran Selatan 0,360905 0,999329 1,861982 – – + Marginal

10. Serasan 0,660918 1,041429 1,861982 – + + Potensial

11. Subi 2,335826 1,011773 1,861982 + + + Dominan

12. Serasan Timur 3,253110 1,012361 1,861982 + + + Dominan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis overlay, dapat dilihat

produksi kelapa dalam di setiap kecamatan Kabupaten Natuna yang

Page 77: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

59

menjadi sektor basis berdasarkan kriteria kontribusi (LQ) dan kriteria

pertumbuhan (MRP/RPs dan RPr) terhadap perekonomian pada tahun

2012 – 2016.

Bunguran Barat, Subi dan Serasan memiliki hasil dominan dimana

produksi kelapa dalam memiliki kontribusi yang tinggi dalam

perekonomian serta pertumbuhan sektoral yang tinggi di tingkat

perkebunan kecamatan dan kabupaten.

Pulau Tiga, Serasan dan Bunguran Tengah memiliki hasil

potensial dimana produksi kelapa dalam berkontribusi besar terhadap

perekonomian. Pertumbuhan sektoral perkebunan kelapa dalam di

ketiga kecamatan ini tergolong tinggi, namun pertumbuhannya masih

tergolong rendah jika dibandingkan perkebunan lainnya di tingkat

Kabupaten Natuna.

Bunguran Utara, Pulau Laut, Bunguran Timur dan Bunguran

Timur Laut memiliki hasil jenuh dimana produksi kelapa dalam

berkontribusi besar terhadap perekonomian, namun pertumbuhan

sektoral perkebunan kelapa dalam di kecamatan ini rendah dan

dibandingkan perkebunan lainnya di tingkat Kabupaten Natuna

pertumbuhannya juga tergolong rendah.

Midai dan Bunguran Selatan mendapati hasil marginal dimana

produksi kelapa di kecamatan ini berkontribusi kecil terhadap

perekonomian, pertumbuhan ekonomi sektoral perkebunan kelapa

dalam di kecamatan ini rendah di sektor yang sama dan pertumbuhan

perkebunan kelapa dalam tergolong rendah di tingkat Kabupaten

Natuna dibandingkan sektor perkebunan total.

Page 78: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Hasil analisis Shift Share menunjukkan bahwa terdapat beberapa

kecamatan di Kabupaten Natuna dengan nilai produksi kelapa dalam

yang memiliki tingkat keunggulan daya saing kompetitif yang tinggi

namun memiliki tingkat spesialisasi yang rendah. Kecamatan tersebut

antara lain:

a. Bunguran Barat, Pulau Tiga, Bunguran Tengah, Serasan, Subi, dan

Serasan Timur mendapati hasil pertumbuhan ekonomi dari

produksi kelapa dalam yang terhambat namun berkembang.

Keuntungan kompetitif yang dimiliki kecamatan ini dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi melalui ekspor daerah.

b. Midai, Bunguran Utara, Pulau Laut, Bunguran Timur, Bunguran

Timur Laut, dan Bunguran Selatan mendapati hasil pertumbuhan

ekonomi dari produksi kelapa dalam yang rendah dan peranannya

terhadap daerah lemah.

2. Hasil analisis Location Quotient menunjukkan bahwa kelapa dalam di

beberapa kecamatan di Kabupaten Natuna menjadi sektor ekonomi

basis adalah Bunguran Barat, Bunguran Utara, Pulau Laut, Bunguran

Timur, Bunguran Timur Laut, Subi, dan Serasan Timur. Produksi

kelapa dalam dapat memenuhi permintaan ekspor yang dapat

menimbulkan efek ganda dalam perekonomian regional.

3. Hasil analisis Dynamic Location Quotient menunjukkan kecamatan di

Kabupaten Natuna yang memiliki kelapa dalam sebagai sektor basis

ekonomi di masa sekarang dan masa yang akan datang adalah

kecamatan Bunguran Barat, Bunguran Utara, Pulau Laut, Bunguran

Timur, Bunguran Timur Laut, dan Bunguran Selatan. Kecamatan yang

sebelumnya tidak memiliki kelapa dalam sebagai sektor basis akan

mengalami reposisi dari non basis menjadi basis seperti kecamatan

Midai dan Bunguran Selatan. Adapun kecamatan yang kelapa

dalamnya merupakan sektor basis menjadi non basis dimasa yang akan

Page 79: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

61

datang seperti Subi dan Serasan Timur. Kecamatan Pulau Tiga dan

Serasan belum memilii kelapa dalam sebagai sektor basis.

4. Berdasarkan Tipologi Klassen terdapat kecamatan di Kabupaten

Natuna yang memiliki tingkat kepotensialan kelapa dalam yang

berbeda-beda, yaitu:

a. Kecamatan Bunguran Barat, Subi, dan Serasan Timur yang

memiliki tingkat kepotensialan produksi kelapa dalam yang baik

sekali untuk dikembangkan. Jika dilakukan pengembangan

produksi kelapa dalam, dapat meningkatkan sumbangsih terhadap

PDRB Kabupaten Natuna.

b. Kecamatan Bunguran Utara, Pulau Laut, Bunguran Timur dan

Bunguran Timur Laut yang memiliki tingkat kepotensialan

produksi kelapa dalam yang lebih dari cukup untuk dikembangkan.

Wilayah ini juga dapat meningkatkan sumbangsih terhadap PDRB

Kabupaten Natuna jika dilakukan pengembangan produksi kelapa

dalam.

c. Kecamatan Pulau Tiga, Bunguran Tengah, dan Serasan memiliki

tingkat kepotensialan produksi kelapa dalam yang hampir dari

cukup. Kelapa dalam yang ada di kecamatan ini belum bisa

meningkatkan pendapatan dan sumbangsih terhadap PDRB

Kabupaten Natuna, namun dapat menjadi penunjang.

d. Midai dan Bunguran Selatan memiliki tingkat kepotensialan

produksi kelapa dalam yang kurang sekali untuk dikembangkan.

5. Berdasarkan hasil Model Rasio Pertumbuhan yang sudah di Overlay

terdapat kecamatan di Kabupaten Natuna yang produksi kelapa

dalamnya memiliki kontribusi berbeda-beda, yaitu;

a. Kecamatan Bunguran Barat, Subi dan Serasan memiliki hasil

dominan dimana produksi kelapa dalam memiliki kontribusi yang

tinggi dalam perekonomian serta pertumbuhan sektoral yang tinggi

di tingkat perkebunan kecamatan dan kabupaten.

b. Kecamatan Pulau Tiga, Serasan dan Bunguran Tengah memiliki

hasil potensial dimana produksi kelapa dalam berkontribusi besar

Page 80: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

62

terhadap perekonomian. Pertumbuhan sektoral perkebunan kelapa

dalam di ketiga kecamatan ini tergolong tinggi, namun

pertumbuhannya masih tergolong rendah jika dibandingkan

perkebunan lainnya di tingkat Kabupaten Natuna.

c. Kecamatan Bunguran Utara, Pulau Laut, Bunguran Timur dan

Bunguran Timur Laut memiliki hasil jenuh dimana produksi kelapa

dalam berkontribusi besar terhadap perekonomian namun

pertumbuhan sektoral perkebunan kelapa dalam di kecamatan ini

rendah dan dibandingkan perkebunan lainnya di tingkat Kabupaten

Natuna pertumbuhannya tergolong rendah.

d. Kecamatan Midai dan Bunguran Selatan mendapati hasil marginal

dimana produksi kelapa dalam berkontribusi kecil terhadap

perekonomian, pertumbuhan sektoral rendah, dan jika

dibandingkan perkebunan lainnya di tingkat Kabupaten Natuna

pertumbuhannya tergolong rendah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat dikemikakan beberapa

saran yang dapat dipertimbangkan oleh pemerintah daerah dan instansi

terkait sebagai berikut :

1. Pemerintah Daerah

a. Pemerintah daerah Kabupaten Natuna dapat mempertimbangkan

hasil penelitian ini dalam menentukan arah pembangunan sub

sektor perkebunan kelapa dalam di masa yang akan datang.

b. Pemerintah daerah hendaknya menyusun kebijakan yang dapat

memberikan kemudahan dalam penyelenggaraan aktifitas-aktifitas

yang berkaitan dengan pengembangan komoditas kelapa dari hulu

sampai ke hilir.

c. Kecamatan yang memiliki potensi kelapa hendaknya dipacu

pertumbuhannya dengan cara memberikan pelatihan pengolahan

kelapa dan pelestarian kelapa agar potensi kelapa bisa

dimanfaatkan dengan maksimal dan dapat memicu pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Natuna.

Page 81: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

63

2. Bagi Masyarakat

a. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi pemicu pelestarian dan

pengolahan kelapa dalam di Kabupaten Natuna. Sehingga pada

masa yang akan datang sektor perkebunan kelapa dalam tetap

menjadi sektor ekonomi basis di Kabupaten Natuna.

3. Bagi Civitas Akademika

a. Dapat menambahkan variabel lain seperti tingkat harga dari

masing-masing kecamatan dan tenaga kerja sehingga mampu

melihat seberapa besar perkebunan kelapa dalam berkontribusi

terhadap perekonomian.

b. Dapat menggunakan alat analisis yang lebih mendalam dan belum

digunakan pada penelitian ini maka diharapkan dapat menjadikan

pertimbangan untuk melanjutkan penelitian ini menjadi lebih

sempurna.

Page 82: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

64

DAFTAR PUSTAKA

Aditya Nugraha. “Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten dan Kota di Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta”, Skripsi S-1 Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ilsam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2013.

Ahmad Riyadi dan Kuntoro Boga Andri. 2015. “Analisis Kinerja Sektor

Pertanian Dalam Pembangunan Wilayah di Provinsi Sulawesi Barat”. Loka

Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP) Sulawes Barat, Balitbangtan-

Kemtan, Indonesia.

Arsyad. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah.

Yogyakarta: BPFE.

Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Edisi Keempat. Yogyakarta:

STIE YKPN.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Natuna. 2009. Natuna Dalam Angka 2009/2010.

Katalog BPS: 1403.2103.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Natuna. 2013. Indikator Ekonomi Kabupaten

Natuna Tahun 2013. Katalog BPS: 9201001.2103.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Natuna. 2015. Natuna Dalam Angka. Katalog

BPS: 1102001.2103.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Natuna. 2016. Produk Domestik Regional Bruto

Kabupaten Natuna Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 – 2016. Katalog

BPS: 9205.2103

Boediono. 1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi Seri Sinopsis Pengantar Ilmu

Ekonomi, Edisi Pertama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Budiharsono, Sugeng. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan

Lautan. Jakarta: Pradnya Pramita.

Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT. Buni Aksara.

GIS Konsorsium Aceh Nias. 2007. Modul Pelatihan Arc GIS Tingkat Dasar. BRR

NAD- NIAS. Banda Aceh.

Dediarman. 2017. Kopra Pulau Tujuh Dalam Catatan Perjalanan. Artikel.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Page 83: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

65

Glasson, John. 1977. Pengantar Perencanaan Regional. Terjemahan oleh Paul

Sitohang. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

Haluankepri. 2013. Kelapa Natuna Bernasib Simalakama [Online]. Haluan Media

Group. Tersedia: http://www.haluankepri.com/natuna/55813-kelapa-natuna-

bernasib-simalakama.html diakses 13/05/2018.

Hernanto. F. 1996. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Irawan dan Suparmoko, M. 2002. Ekonomika Pembangunan. Ed 6. Jakarta: BPFE

UGM.

Kamaluddin, Rustian. 1998. Pengantar Ekonomi Pembangunan: Dilengkapi

dengan Analisis Beberapa Aspek Kebijakan Pembangunan Nasional.

Kuncoro, Mudrajad, 2001. Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis

dan Ekonomi. Yogyakarta: AMP YKPN.

Kuncoro, Mudrajat. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah. Jakarta: Erlangga

Lukman, 2008. Statistik Ekonomi 1. Jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Lusminah. “Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditi Pertanian

dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten Cilacap”. Skripsi S-1 Jurusan

Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Maret Surakarta, 2008.

Mosher.A.T. 1966. Menggerakan dan Membangun Pertanian. C.V. Yasaguna

Ghufron, Muhammad. 2008. Analisis Pembangunan Wilayah Berbasis Sektor

Unggulan Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa Timur. Skripsi. Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Rangkuti, Freddy. 2001. Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama.

Repulik Indonesia. 2004. Undang-Undang No. 32 Tahun 20014 tentan

Pemerintahan Daerah. Lembaran Negara RI Tahun 2004 No. 125. Sekertariat

Negara. Jakarta.

Riky Rinovsky. 2011. Untuk Bertahan Hidup di Ujung Negeri [Online].

Kompasiana. Tersedia: https://www.kompasiana.com/rikyrinovsky/untuk-

Page 84: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

66

bertahan-hidup-di-ujung-negeri_55017d10a333119f6f51379b diakes

22/05/2018.

Rukmana, H. Rahmat dan H. Herdi Yudirachman. 2016. Untung Berlipat dari

Budi Daya Kelapa. Yogyakarta: Lily Publisher.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Natuna tahun 2015.

Robinson, Tarigan. 2007. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi (edisi revisi).

Jakarta: Bumi Aksara.

Mujib Saerofi. 2005. Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Pengembangan Sektor

Potensial di Kabupaten Semarang (Pendekatan Model Basis Ekonomi dan

SWOT). Skripsi S – 1 Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang.

Saharuddin, Syahrul. 2006. Analisis Ekonomi Regionl Sulawesi Selatan, Analisis.

Maret. Vol. 3 No. 1: 11-24.

Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus, 2004. Ilmu Makroekonomi. Edisi

Ketujuhbelas. Jakarta: PT. Media Global Edukasi.

Supanji Setyawan dan Endang Purwanti. 2016. Nilai Tambah dan Profitabilitas

Komoditas Kelapa di Kabupaten Natuna. Artikel. UNTIDAR dan UGM.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3S, Jakarta.

Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Padang – Sumatera Barat:

BADOUSE MEDIA.

Subandi. 2011. Sistem Ekonomi Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Sukirno, Sadono. 1978. Pengantar Teori Makro ekonomi. Jakarta: FE UI dan

Bima Grafika

Sukirno Sadono. 1985. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan

Kebujaksanaan. LPFE-UI, Jakarta.

Sukirno, Sadono. 1992. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Bina Grafika. Jakarta:

LPFE-UI.

Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern. Jakarta: PT. Raja Drafindo

Persada.

Sutardi, Santoso, Angia. 2008. Pengaruh Pemanasan Kelapa Parut dan Teknik

Pengunduhan Terhadap Rendemen dan Mutu Virgin Coconut Oil (VCO).

Jurnal Keteknikan Pertanian.

Page 85: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

67

Suyatno. 2000. Analisa Economic Base Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Tingkat II Wonogiri: Menghadapi Implementasi UU No. 22/1999 dan UU No.

25/1999. Dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 1 No. 2. Hal. 144-159.

Surakarta: UMS.

Tempo.co. 2016. Permintaan Dunia Tinggi, Mendah: Produksi Kelapa Harus

Naik [Online]. Tersedia: https://bisnis.tempo.co/read/773429/permintaan-

dunia-tinggi-mendag-produksi-kelapa-harus-naik diakses 20/05/2018

Tarigan, R. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.

Tatiek Koerniawati Andajani. 2011. Pengantar Ekonomi Pertanian [Online].

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Tersedia:

http://tatiek.lecture.ub.ac.id/ilmu-amaliah/pengantar-ilmu-ekonomi-

pertanian/ diakses 22/05/2018

Thoha dan Soekarni, M. 2000. Studi Kelayakan Ekonomi Pembentukan Provinsi

Baru: Kasus Banten, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan (JEP), VIII 2000.

Yusuf, Maulana. 1999. Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Sebagai Salah Satu

Alat Analisis Alternatif dalam Perencanaan Wilayah dan Kota. Jurnal

Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Vol XLVII No. 2.

Page 86: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

81

Lampiran I

Jumlah Produksi Perkebunan Kelapa Dalam menurut Kecamatan Kabupaten Natuna Tahun 2009 – 2016 (Ton)

Kecamatan Produksi Kelapa Dalam (Ton)

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Midai 980,0 980,0 950,0 970,4 970,7 971,1 971,5 971,9

Bunguran Barat 800,0 800,0 800,0 800,9 801,7 802,6 803,5 804,3

Bunguran Utara 850,0 850,0 850,0 850,4 850,9 851,3 851,7 852,1

Pulau Laut 350,0 350,0 350,0 350,3 350,6 351,0 351,3 351,6

Pulau Tiga 63,0 63,0 63,0 63,2 63,4 63,6 63,8 64,0

Bunguran Timur 600,0 600,0 600,0 600,6 601,1 601,7 602,2 602,8

Bunguran Timur Laut 900,0 900,0 900,0 900,4 900,8 901,2 901,6 901,9

Bunguran Tengah 4,2 4,2 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7

Bunguran Selatan 450,0 450,0 450,0 450,4 450,9 451,3 451,7 452,1

Serasan 300,0 300,0 300,0 301,0 302,1 303,1 304,2 305,2

Subi 445,0 445,0 445,0 445,8 446,5 447,3 448,0 448,8

Serasan Timur 300,0 300,0 300,0 300,5 301,0 301,6 302,1 302,6

Jumlah 6.042,2 6.042,2 6.012,2 6.038,2 6.044,2 6.050,2 6.056,2 6.062,1

Sumber : Kabupaten Natuna Dalam Angka 2009-2016 (data diolah)

Page 87: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

82

Lampiran II

Luas Lahan Perkebunan Kelapa Dalam menurut Kecamatan Kabupaten Natuna Tahun 2009 - 2016 (Ha)

Kecamatan Luas Lahan Perkebunan Kelapa Dalam (Ha)

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Midai 2.595,0 2.595,0 2.595,0 2.595,0 2.595,0 2.595,0 2.595,0 2.595,0

Bunguran Barat 925,0 925,0 925,0 925,0 925,0 925,0 925,0 925,0

Bunguran Utara 1.990,0 1.990,0 1.990,0 1.990,0 1.990,0 1.990,0 1.990,0 1.990,0

Pulau Laut 1.100,0 1.100,0 1.100,0 1.100,0 1.100,0 1.100,0 1.100,0 1.100,0

Pulau Tiga 320,0 320,0 320,0 320,0 320,0 320,0 320,0 320,0

Bunguran Timur 286,0 286,0 1.390,0 1.390,0 1.390,0 1.390,0 1.390,0 1.390,0

Bunguran Timur Laut 1.390,0 1.390,0 3.145,0 3.145,0 3.145,0 3.145,0 3.142,0 532,0

Bunguran Tengah 41,0 41,0 41,0 40,5 40,5 40,5 41,0 41,0

Bunguran Selatan 1.050,0 1.050,0 1.050,0 1.050,0 1.050,0 1.050,0 1.050,0 1.050,0

Serasan 286,0 286,0 286,0 286,0 286,0 286,0 286,0 286,0

Subi 588,0 588,0 588,0 588,0 588,0 588,0 588,0 588,0

Serasan Timur 576,0 576,0 576,0 576,0 576,0 576,0 576,0 576,0

Jumlah 11.147,00 11.147,00 14.006,00 14.005,50 14.005,50 14.005,50 14.003,00 11.393,00

Sumber : Kabupaten Natuna Dalam Angka 2009-2016 (data diolah)

Page 88: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

83

Lampiran III

Jumlah Total Produksi Perkebunan menurut Kecamatan Kabupaten Natuna Tahun 2009 – 2016 (Ton)

Kecamatan Produksi Total Perkebunan (Ton)

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Midai 1.911,0 1.911,0 1.881,0 1.902,7 1.904,5 1.906,2 1.906,7 1.908,3

Bunguran Barat 1.351,8 1.351,8 1.351,5 1.355,5 1.359,4 1.363,2 1.366,2 1.369,9

Bunguran Utara 1.175,3 1.175,3 1.175,3 1.177,1 1.178,9 1.180,6 1.180,8 1.182,9

Pulau Laut 385,5 385,5 385,5 386,0 386,4 386,9 387,8 388,8

Pulau Tiga 218,0 218,0 218,0 219,6 221,2 222,8 224,4 226,0

Bunguran Timur 1.652,0 1.652,0 1.652,0 1.653,7 1.655,4 1.657,1 1.656,4 1.658,1

Bunguran Timur Laut 1.731,1 1.731,1 1.731,1 1.733,2 1.735,4 1.737,5 1.746,2 1.806,3

Bunguran Tengah 1.674,2 1.674,2 1.674,2 1.675,8 1.677,3 1.678,9 1.680,5 1.682,0

Bunguran Selatan 1.475,3 1.475,3 1.475,0 1.476,5 1.477,8 1.479,0 1.480,1 1.481,4

Serasan 791,4 791,4 791,4 794,9 798,4 801,8 802,9 806,1

Subi 590,0 590,0 590,0 591,5 593,0 594,5 596,0 597,5

Serasan Timur 380,0 380,0 380,0 380,8 381,5 382,3 383,0 383,8

Jumlah 13.335,6 13.335,6 13.305,0 13.347,2 13.369,1 13.390,9 13.411,1 13.491,2

Sumber : Kabupaten Natuna Dalam Angka 2009-2016 (data diolah)

Page 89: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

84

Lampiran IV

Luas Total Lahan Perkebunan menurut Kecamatan Kabupaten Natuna Tahun 2009 - 2016 (Ha)

Kecamatan Luas Total Lahan Perkebunan (Ha)

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Midai 3.607,0 3.607,0 3.607,0 3.607,0 3.607,0 3.607,0 3.607,0 3.607,0

Bunguran Barat 1.903,0 1.903,0 1.953,0 2.603,0 2.603,0 2.603,0 2.603,0 2.603,0

Bunguran Utara 2.862,0 2.862,0 2.938,0 2.862,0 2.862,0 2.862,0 2.862,0 2.862,0

Pulau Laut 1.550,0 1.550,0 1.550,0 1.550,0 1.550,0 1.550,0 1.550,0 1.550,0

Pulau Tiga 1.231,0 1.231,0 1.231,0 1.231,0 1.231,0 1.231,0 1.231,0 1.231,0

Bunguran Timur 2.370,0 2.370,0 3.526,0 3.474,0 3.474,0 3.474,0 3.474,0 3.474,0

Bunguran Timur Laut 3.468,0 3.468,0 5.231,0 5.231,0 5.231,0 5.231,0 5.231,0 5.231,0

Bunguran Tengah 1.173,0 1.173,0 1.203,0 1.172,5 1.172,5 1.172,5 1.172,5 1.172,5

Bunguran Selatan 3.046,0 3.046,0 3.077,0 3.053,0 3.053,0 3.053,0 3.053,0 3.053,0

Serasan 3.229,0 3.229,0 3.229,5 3.229,5 3.229,5 3.229,5 3.229,5 3.229,5

Subi 1.511,0 1.511,0 1.513,0 1.511,0 1.511,0 1.511,0 1.511,0 1.511,0

Serasan Timur 1.540,0 1.540,0 1.440,0 1.540,0 1.540,0 1.540,0 1.540,0 1.540,0

Jumlah 27.490,0 27.490,0 30.498,5 31.064,00 31.064,00 31.064,00 31.064,00 31.064,00

Sumber : Kabupaten Natuna Dalam Angka 2009-2016 (data diolah)

Page 90: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

85

Lampiran V

Perhitungan Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan Pangsa Wilayah Produksi Kelapa Dalam menurut Kecamatan

Kabupaten Natuna

2012 – 2016

Kecamatan K’ij/Kij K’i/Ki K’.../K... PP PPW Kategori

Midai 1,350729 1,354001 7,102411 -5.578,106206 -3.257.051,764544 Terbelakang

Bunguran Barat 1,354477 1,354001 7,102411 -4.603,699412 391.170,404698 Berkembang

Bunguran Utara 1,351361 1,354001 7,102411 -4.888,603654 -2.303.512,387932 Terbelakang

Pulau Laut 1,353551 1,354001 7,102411 -2.013,772458 -161.697,245658 Terbelakang

Pulau Tiga 1,365457 1,354001 7,102411 -363,281534 742.772,892996 Berkembang

Bunguran Timur 1,353697 1,354001 7,102411 -3.452,274879 -187.240,733336 Terbelakang

Bunguran Timur Laut 1,350974 1,354001 7,102411 -5.175,797282 -2.796.141,722449 Terbelakang

Bunguran Tengah 1,477094 1,354001 7,102411 -24,732183 543.346,585831 Berkembang

Bunguran Selatan 1,353784 1,354001 7,102411 -2.589,248000 -100.186,234079 Terbelakang

Serasan 1,367448 1,354001 7,102411 -1.730,552731 4.153.240,542053 Berkembang

Subi 1,357810 1,354001 7,102411 -2.562,392759 1.742.087,912935 Berkembang

Serasan Timur 1,358001 1,354001 7,102411 -1.727,516894 1.233.211,749484 Berkembang

Page 91: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

86

Lampiran VI

Perhitungan Location Quotient (LQ) Produksi Kelapa menurut Kecamatan Kabupaten Natuna

2012 – 2016

Kecamatan 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-Rata

LQ

Midai 0,764275 0,697600 0,651474 0,648765 1,258213 0,804066

Bunguran Barat 1,770538 1,784191 1,798421 1,802573 1,722679 1,775680

Bunguran Utara 2,908812 2,889016 2,880235 2,876406 3,101053 2,931104

Pulau Laut 6,558393 6,132435 5,854048 5,795572 11,134610 7,095012

Pulau Tiga 0,309282 0,283271 0,265322 0,264337 0,480739 0,320590

Bunguran Timur 1,142290 1,356098 1,598062 1,624073 0,694718 1,283048

Bunguran Timur Laut 1,940783 2,207329 2,485218 2,499581 1,304002 2,087383

Bunguran Tengah 0,005903 0,007605 0,009799 0,010130 0,003430 0,007373

Bunguran Selatan 0,348168 0,320596 0,301126 0,299934 0,534702 0,360905

Serasan 0,658792 0,642112 0,629982 0,632734 0,740971 0,660918

Subi 2,213522 2,036022 1,914777 1,903959 3,610851 2,335826

Serasan Timur 3,147596 2,976833 2,857756 2,842504 4,440860 3,253110

Page 92: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

87

Lampiran VII

Perhitungan Laju Pertumbuhan Produksi Kelapa menurut Kecamatan Kabupaten Natuna

2013 – 2016

Kecamatan 2013 2014 2015 2016 Jumlah

Rata-Rata

Midai 0,081713 0,139462 0,037521 0,056233 0,078732

Bunguran Barat 0,082464 0,140252 0,038239 0,056963 0,079480

Bunguran Utara 0,081840 0,139595 0,037642 0,056356 0,078858

Pulau Laut 0,082279 0,140057 0,038062 0,056783 0,079295

Pulau Tiga 0,084665 0,142560 0,040333 0,059085 0,081661

Bunguran Timur 0,082308 0,140087 0,038090 0,056811 0,079324

Bunguran Timur Laut 0,081762 0,139513 0,037568 0,056280 0,078781

Bunguran Tengah 0,107042 0,165512 0,060693 0,079289 0,103134

Bunguran Selatan 0,082326 0,140106 0,038107 0,056828 0,079342

Serasan 0,085064 0,142978 0,040711 0,059467 0,082055

Subi 0,083133 0,140954 0,038877 0,057610 0,080143

Serasan Timur 0,083171 0,140994 0,038913 0,057647 0,080181

Kabupaten

Natuna 0,082369 0,140152 0,038148 0,056870 0,079385

Page 93: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

88

Lampiran VIII

Perhitungan Dynamic Location Quotient (DLQ) Produksi Kelapa menurut Kecamatan Kabupaten Natuna

2013 – 2016

Kecamatan 2013 2014 2015 2016

Rata-Rata

DLQ

Midai 0,999999 0,999999 1,000001 1,000005 1,000001

Bunguran Barat 1,000000 1,000000 1,000000 0,999999 1,000000

Bunguran Utara 0,999999 0,999999 1,000001 1,000004 1,000001

Pulau Laut 1,000000 1,000000 1,000000 1,000001 1,000000

Pulau Tiga 1,000013 1,000008 0,999986 0,999948 0,999989

Bunguran Timur 1,000000 1,000000 1,000000 1,000001 1,000000

Bunguran Timur Laut 0,999999 0,999999 1,000001 1,000005 1,000001

Bunguran Tengah 1,000776 1,000471 0,999159 0,996912 0,999329

Bunguran Selatan 1,000000 1,000000 1,000000 1,000000 1,000000

Serasan 1,000016 1,000010 0,999983 0,999933 0,999986

Subi 1,000003 1,000002 0,999997 0,999989 0,999998

Serasan Timur 1,000003 1,000002 0,999997 0,999988 0,999997

Page 94: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

89

Lampiran IX

Perhitungan Gabungan Location Quotient dan Dynamic Location Quotient (DLQ) Produksi Kelapa menurut Kecamatan

Kabupaten Natuna

2012 – 2017

Kecamatan Rata-Rata

LQ Rata-Rata

DLQ Kriteria

Midai 1,128807 1,000001 Unggulan

Bunguran Barat 1,304519 1,000000 Unggulan

Bunguran Utara 1,597966 1,000001 Unggulan

Pulau Laut 2,007890 1,000000 Unggulan

Pulau Tiga 0,632198 0,999989 Non Unggulan

Bunguran Timur 0,804769 1,000000 Reposisi Unggulan

Bunguran Timur Laut 1,139780 1,000001 Unggulan

Bunguran Tengah 0,005947 0,999361 Non Unggulan

Bunguran Selatan 0,675914 1,000000 Reposisi Unggulan

Serasan 0,838535 0,999986 Non Unggulan

Subi 1,666514 0,999998 Reposisi Non Unggulan

Serasan Timur 1,747485 0,999997 Reposisi Non Unggulan

Page 95: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

90

Lampiran X

Perhitungan Model Rasio Pertumbuhan (RPs) Produksi Kelapa menurut Kecamatan Kabupaten Natuna

2012 - 2013

Kecamatan Eijt Eij ∆Eij ∆Eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Midai 1.076.908.548,1 995.558.230,3 81.350.317,790623 0,081713 6.705.166.744,1 6.194.898.947,2 510.267.796,958179 0,082369 0,992039

Bunguran Barat 889.406.893,0 821.649.977,7 67.756.915,315315 0,082464 6.705.166.744,1 6.194.898.947,2 510.267.796,958179 0,082369 1,001159

Bunguran Utara 943.903.694,5 872.498.554,6 71.405.139,865997 0,081840 6.705.166.744,1 6.194.898.947,2 510.267.796,958179 0,082369 0,993575

Pulau Laut 388.981.956,4 359.410.106,4 29.571.850,000000 0,082279 6.705.166.744,1 6.194.898.947,2 510.267.796,958179 0,082369 0,998905

Pulau Tiga 70.326.490,5 64.837.044,6 5.489.445,937500 0,084665 6.705.166.744,1 6.194.898.947,2 510.267.796,958179 0,082369 1,027878

Bunguran Timur 666.862.307,8 616.148.302,4 50.714.005,382471 0,082308 6.705.166.744,1 6.194.898.947,2 510.267.796,958179 0,082369 0,999261

Bunguran Timur

Laut 999.284.133,1 923.755.732,2 75.528.400,887663 0,081762 6.705.166.744,1 6.194.898.947,2 510.267.796,958179 0,082369 0,992634

Bunguran Tengah 4.886.595,5 4.414.101,7 472.493,853659 0,107042 6.705.166.744,1 6.194.898.947,2 510.267.796,958179 0,082369 1,299541

Bunguran Selatan 500.162.880,0 462.118.694,3 38.044.185,714286 0,082326 6.705.166.744,1 6.194.898.947,2 510.267.796,958179 0,082369 0,999472

Serasan 335.135.328,7 308.862.174,8 26.273.153,846154 0,085064 6.705.166.744,1 6.194.898.947,2 510.267.796,958179 0,082369 1,032722

Subi 495.344.333,3 457.325.677,6 38.018.655,725624 0,083133 6.705.166.744,1 6.194.898.947,2 510.267.796,958179 0,082369 1,009270

Serasan Timur 333.963.583,3 308.320.350,7 25.643.232,638889 0,083171 6.705.166.744,1 6.194.898.947,2 510.267.796,958179 0,082369 1,009733

Page 96: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

91

Lanjutan

2013 - 2014

Kecamatan Eijt Eij ∆Eij ∆Eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Midai 1.227.096.036,7 1.076.908.548,1 150.187.488,554913 0,139462 7.644.905.975,2 6.705.166.744,1 939.739.231,008574 0,140152 0,995078

Bunguran Barat 1.014.147.828,5 889.406.893,0 124.740.935,495495 0,140252 7.644.905.975,2 6.705.166.744,1 939.739.231,008574 0,140152 1,000716

Bunguran Utara 1.075.667.835,5 943.903.694,5 131.764.141,038526 0,139595 7.644.905.975,2 6.705.166.744,1 939.739.231,008574 0,140152 0,996029

Pulau Laut 443.461.484,2 388.981.956,4 54.479.527,878788 0,140057 7.644.905.975,2 6.705.166.744,1 939.739.231,008574 0,140152 0,999324

Pulau Tiga 80.352.265,9 70.326.490,5 10.025.775,375000 0,142560 7.644.905.975,2 6.705.166.744,1 939.739.231,008574 0,140152 1,017188

Bunguran Timur 760.281.360,0 666.862.307,8 93.419.052,227140 0,140087 7.644.905.975,2 6.705.166.744,1 939.739.231,008574 0,140152 0,999543

Bunguran Timur

Laut 1.138.697.567,2 999.284.133,1 139.413.434,109584 0,139513 7.644.905.975,2 6.705.166.744,1 939.739.231,008574 0,140152 0,995446

Bunguran Tengah 5.695.385,8 4.886.595,5 808.790,243902 0,165512 7.644.905.975,2 6.705.166.744,1 939.739.231,008574 0,140152 1,180951

Bunguran Selatan 570.238.611,4 500.162.880,0 70.075.731,428572 0,140106 7.644.905.975,2 6.705.166.744,1 939.739.231,008574 0,140152 0,999674

Serasan 383.052.321,7 335.135.328,7 47.916.993,006993 0,142978 7.644.905.975,2 6.705.166.744,1 939.739.231,008574 0,140152 1,020168

Subi 565.164.924,1 495.344.333,3 69.820.590,816327 0,140954 7.644.905.975,2 6.705.166.744,1 939.739.231,008574 0,140152 1,005723

Serasan Timur 381.050.354,2 333.963.583,3 47.086.770,833333 0,140994 7.644.905.975,2 6.705.166.744,1 939.739.231,008574 0,140152 1,006009

Page 97: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

92

Lanjutan

2014 - 2015

Kecamatan Eijt Eij ∆Eij ∆Eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Midai 1.273.137.960,7 1.227.096.036,7 46.041.924,059088 0,037521 7.936.546.010,8 7.644.905.975,2 291.640.035,619191 0,038148 0,983558

Bunguran Barat 1.052.928.265,2 1.014.147.828,5 38.780.436,756757 0,038239 7.936.546.010,8 7.644.905.975,2 291.640.035,619191 0,038148 1,002389

Bunguran Utara 1.116.158.367,2 1.075.667.835,5 40.490.531,658291 0,037642 7.936.546.010,8 7.644.905.975,2 291.640.035,619191 0,038148 0,986734

Pulau Laut 460.340.567,3 443.461.484,2 16.879.083,030303 0,038062 7.936.546.010,8 7.644.905.975,2 291.640.035,619191 0,038148 0,997741

Pulau Tiga 83.593.093,5 80.352.265,9 3.240.827,625000 0,040333 7.936.546.010,8 7.644.905.975,2 291.640.035,619191 0,038148 1,057262

Bunguran Timur 789.240.541,0 760.281.360,0 28.959.181,017058 0,038090 7.936.546.010,8 7.644.905.975,2 291.640.035,619191 0,038148 0,998474

Bunguran Timur

Laut 1.181.476.160,3 1.138.697.567,2 42.778.593,130974 0,037568 7.936.546.010,8 7.644.905.975,2 291.640.035,619191 0,038148 0,984789

Bunguran Tengah 6.041.054,6 5.695.385,8 345.668,878049 0,060693 7.936.546.010,8 7.644.905.975,2 291.640.035,619191 0,038148 1,590971

Bunguran Selatan 591.968.560,0 570.238.611,4 21.729.948,571429 0,038107 7.936.546.010,8 7.644.905.975,2 291.640.035,619191 0,038148 0,998912

Serasan 398.646.573,4 383.052.321,7 15.594.251,748252 0,040711 7.936.546.010,8 7.644.905.975,2 291.640.035,619191 0,038148 1,067165

Subi 587.136.673,0 565.164.924,1 21.971.748,866213 0,038877 7.936.546.010,8 7.644.905.975,2 291.640.035,619191 0,038148 1,019094

Serasan Timur 395.878.194,4 381.050.354,2 14.827.840,277778 0,038913 7.936.546.010,8 7.644.905.975,2 291.640.035,619191 0,038148 1,020048

Page 98: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

93

Lanjutan

2015 - 2016

Kecamatan Eijt Eij ∆Eij ∆Eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Midai 1.344.729.752,1 1.273.137.960,7 71.591.791,342325 0,056233 8.387.899.148,0 7.936.546.010,8 451.353.137,175010 0,056870 0,988787

Bunguran Barat 1.112.906.032,4 1.052.928.265,2 59.977.767,207207 0,056963 8.387.899.148,0 7.936.546.010,8 451.353.137,175010 0,056870 1,001628

Bunguran Utara 1.179.060.371,9 1.116.158.367,2 62.902.004,690117 0,056356 8.387.899.148,0 7.936.546.010,8 451.353.137,175010 0,056870 0,990955

Pulau Laut 486.479.933,3 460.340.567,3 26.139.366,060606 0,056783 8.387.899.148,0 7.936.546.010,8 451.353.137,175010 0,056870 0,998460

Pulau Tiga 88.532.193,8 83.593.093,5 4.939.100,250000 0,059085 8.387.899.148,0 7.936.546.010,8 451.353.137,175010 0,056870 1,038945

Bunguran Timur 834.078.154,8 789.240.541,0 44.837.613,802028 0,056811 8.387.899.148,0 7.936.546.010,8 451.353.137,175010 0,056870 0,998960

Bunguran Timur

Laut 1.247.970.010,4 1.181.476.160,3 66.493.850,089693 0,056280 8.387.899.148,0 7.936.546.010,8 451.353.137,175010 0,056870 0,989627

Bunguran Tengah 6.520.044,5 6.041.054,6 478.989,853659 0,079289 8.387.899.148,0 7.936.546.010,8 451.353.137,175010 0,056870 1,394211

Bunguran Selatan 625.608.971,4 591.968.560,0 33.640.411,428572 0,056828 8.387.899.148,0 7.936.546.010,8 451.353.137,175010 0,056870 0,999258

Serasan 422.352.923,1 398.646.573,4 23.706.349,650350 0,059467 8.387.899.148,0 7.936.546.010,8 451.353.137,175010 0,056870 1,045663

Subi 620.961.496,4 587.136.673,0 33.824.823,356009 0,057610 8.387.899.148,0 7.936.546.010,8 451.353.137,175010 0,056870 1,013005

Serasan Timur 418.699.263,9 395.878.194,4 22.821.069,444445 0,057647 8.387.899.148,0 7.936.546.010,8 451.353.137,175010 0,056870 1,013653

Page 99: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

94

Lampiran XI

Perhitungan Model Rasio Pertumbuhan (RPr) Produksi Kelapa Kabupaten Natuna

2012 - 2016

Tahun Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein Ent En ∆En ∆En/En RPs

2012 – 2013 6.705.166.744,1 6.194.898.947,2 510.267.796,958179 0,082369 233.997.135.353,3 216.258.111.601,3 17.739.023.751,996200 0,082027 1,004169

2013 – 2014 7.644.905.975,2 6.705.166.744,1 939.739.231,008574 0,140152 276.634.796.732,0 233.997.135.353,3 42.637.661.378,688300 0,182214 0,769157

2014 – 2015 7.936.546.010,8 7.644.905.975,2 291.640.035,619191 0,038148 278.499.499.538,8 276.634.796.732,0 1.864.702.806,817200 0,006741 5,659423

2015 – 2016 8.387.899.148,0 7.936.546.010,8 451.353.137,175010 0,056870 1.535.953.932.766,0 278.499.499.538,8 1.257.454.433.227,240000 4,515105 0,012596

Page 100: ANALISIS POTENSI KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40319/2/KURNIA... · Nama Lengkap : Kurnia Bakti Isbana ... Magang Admin Data Entry

95

Lampiran XII

Perhitungan Overlay Location Quotient (LQ), RPs, dan RPr Produksi Kelapa Kabupaten Natuna

2012 - 2016

Kecamatan LQ Rata-Rata

RPs

Rata-Rata

RPr Notasi Klasifikasi

Midai 0,804066 0,989865 1,861982 – – + Marginal

Bunguran Barat 1,775680 1,001473 1,861982 + + + Dominan

Bunguran Utara 2,931104 0,991823 1,861982 + – + Jenuh

Pulau Laut 7,095012 0,998608 1,861982 + – + Jenuh

Pulau Tiga 0,320590 1,035318 1,861982 – + + Potensial

Bunguran Timur 1,283048 0,999060 1,861982 – + + Jenuh

Bunguran Timur Laut 2,087383 0,990624 1,861982 + – + Jenuh

Bunguran Tengah 0,007373 1,366418 1,861982 – + + Potensial

Bunguran Selatan 0,360905 0,999329 1,861982 – – + Marginal

Serasan 0,660918 1,041429 1,861982 – + + Potensial

Subi 2,335826 1,011773 1,861982 + + + Dominan

Serasan Timur 3,253110 1,012361 1,861982 + + + Dominan