ANALISIS PERUBAHAN ORGANISASI DALAM RANGKA...

download ANALISIS PERUBAHAN ORGANISASI DALAM RANGKA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/14099/H09nas.pdf · DEPARTEMEN MANAJEMEN ANALISIS PERUBAHAN ORGANISASI ... Hasil Uji

If you can't read please download the document

Transcript of ANALISIS PERUBAHAN ORGANISASI DALAM RANGKA...

  • ANALISIS PERUBAHAN ORGANISASI DALAM RANGKA

    MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

    RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR

    Oleh

    NOTIE AYU SUCIHATI

    H24104078

    DEPARTEMEN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2009

  • ABSTRAK

    NOTIE AYU SUCIHATI. H24104078. Analisis Perubahan Organisasi Dalam

    Rangka Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan Rumah Sakit Dr. H.

    Marzoeki Mahdi Bogor. Dibawah bimbingan Hj. Siti Rahmawati

    Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa

    kesehatan utama dimana setiap rumah sakit bertanggung gugat terhadap penerima

    jasa pelayanan kesehatan. Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor (RSMM

    Bogor) menganggap perlu untuk melakukan pengembangan pelayanan dalam

    rangka meningkatkan kualitas pelayanannya, serta produktivitas kerja

    karyawannya sesuai dengan visi misi rumah sakit, seiring dengan perkembangan

    zaman, serta adanya peningkatan pengetahuan yang pesat selama ini. Sesuai

    dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan

    Keuangan Badan Layanan Umum (BLU), maka status RSMM kini berubah

    menjadi BLU. Mengantisipasi perubahan tersebut, maka tuntutan akan

    produktivitas kerja karyawan akan semakin meningkat. Pihak rumah sakit

    senantiasa berusaha meningkatkan produktivitas kerja karyawan seiring adanya

    perubahan status rumah sakit menjadi Badan Layanan Umum (BLU).

    Tujuan dari penelitian ini adalah: Mengetahui struktur organisasi RSMM

    terkait dengan perubahan status RSMM dari RSJP (Rumah Sakit Jiwa Pusat)

    menjadi RSMM BLU, mempelajari perubahan organisasi di RSMM, menganalisis

    hubungan antara perubahan organisasi terhadap produktivitas kerja karyawannya.

    Informasi dan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data

    primer dan data sekunder yang dilakukan pada bulan Agustus sampai Oktober

    2008. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner oleh responden,

    mewawancarai pihak manajemen RSMM dan pengamatan langsung di RSMM.

    Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah karyawan yang bekerja di

    RSMM. Data sekunder berupa studi literatur dan data-data lain yang berkaitan

    dengan topik penelitian ini diperoleh dari perpustakaan, data pemasaran

    perusahaan, laporan tahunan, maupun dari jurnal, buku, literatur dan internet.

    Metode analisis yang digunakan dalam pengolahan data adalah analisis deskriptif

    dan analisis korelasi Rank Spearman, dengan bantuan alat pengolah data

    Microsoft Excel dan Statictical Product and Service Solution (SPSS) 15.00 for

    windows.

    Berdasarkan hasil penelitian, terdapat empat dari lima faktor perubahan

    organisasi yang mempunyai hubungan nyata atau signifikan dengan produktivitas

    kerja karyawan di RSMM. Hasil analisis korelasi menyimpulkan bahwa keempat

    faktor tersebut dapat menghantarkan terciptanya peningkatan produktivitas kerja

    karyawan RSMM. Apabila keempat faktor tersebut ditingkatkan maka

    produktivitas kerja karyawan akan meningkat juga, sedangkan satu faktor pada

    perubahan organisasi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan

    produktivitas kerja karyawan, maka pihak Rumah Sakit masih perlu melakukan

    perbaikan pada faktor tersebut dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja

    karyawan.

  • ANALISIS PERUBAHAN ORGANISASI DALAM RANGKA

    MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

    RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR

    SKRIPSI

    Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

    SARJANA EKONOMI

    Pada Departemen Manajemen

    Fakultas Ekonomi dan Manajemen

    Institut Pertanian Bogor

    Oleh

    NOTIE AYU SUCIHATI

    H24104078

    DEPARTEMEN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2009

  • INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    DEPARTEMEN MANAJEMEN

    ANALISIS PERUBAHAN ORGANISASI DALAM RANGKA

    MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

    RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR

    SKRIPSI

    Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

    SARJANA EKONOMI

    Pada Departemen Manajemen

    Fakultas Ekonomi dan Manajemen

    Institut Pertanian Bogor

    Oleh

    NOTIE AYU SUCIHATI

    H24104078

    Menyetujui,

    Bogor, Januari 2009

    Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd.

    Pembimbing

    Mengetahui,

    Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc.

    Ketua Departemen Manajemen

    Tanggal Ujian : 12 Januari 2009 Tanggal Lulus :

  • RIWAYAT HIDUP

    Penulis bernama Notie Ayu Sucihati dilahirkan di

    Bogor pada tanggal 4 Maret 1986 dari pasangan Sudiono

    Onsin, SH dan Hj. Wiwi Winarti, S.Kep. Penulis

    merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

    Penulis menempuh pendidikan TK di TK Pertiwi III

    Bogor, kemudian SD di SDN Panaragan II Bogor, lalu

    melanjutkannya ke SLTP Negeri 1 Bogor dan kemudian lulus dari SMUN 1

    Bogor pada tahun 2004.

    Pada tahun 2004 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur

    USMI (Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor) pada Fakultas

    Ekonomi dan Manajemen, Program Studi Manajemen. Pada tahun 2006 penulis

    ikut serta dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat

    Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). Penulis aktif dalam Unit Kegiatan

    Mahasiswa (UKM) Voli IPB. Prestasi yang pernah diraih oleh penulis selama

    mengikuti kegiatan UKM di Institut Pertanian Bogor adalah menjadi Most

    Valuable Player (MVP) atau pemain terbaik pada Olimpiade Mahasiswa IPB

    cabang bola voli.

    Pada tahun 2008 penulis melakukan penelitian untuk tugas akhir

    pendidikan yang berjudul: Analisis Perubahan Organisasi dalam Rangka

    Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki

    Mahdi Bogor.

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah

    SWT karena atas rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi

    yang berjudul Analisis Perubahan Organisasi dalam Rangka Meningkatkan

    Produktivitas Kerja Karyawan Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, yang

    merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

    Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

    Penulis sadar bahwa pencapaian ini bukan karya yang luar biasa, namun

    melalui karya ini penulis berharap agar dalam proses penyusunan hingga hasil

    yang dicapai dapat dijadikan pembelajaran bagi penulis sendiri maupun pembaca.

    Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-

    besarnya kepada :

    1. Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah

    meluangkan waktunya dan memberikan petunjuk, pengarahan, serta

    sumbangan pemikiran kepada penulis.

    2. Farida Ratna Dewi SE, MM dan Ratih Maria Dhewi SP, MM, selaku dosen

    penguji yang sangat meneladani.

    3. Seluruh Dosen, Staf Pengajar dan staf Tata Usaha Departemen Manajemen

    (Mas Hadi, Mas Yadi, Teh Nuha, Pak Cecep, Mumuh) atas segala pelayanan,

    serta kemudahan dalam birokrasi

    4. Sudiono Onsin, SH dan Wiwi Winarti S.Kep sebagai inspirator terbesar.

    5. Osie Ayu Robbisah dan Trias Bani Rifat yang senantiasa membantu dalam

    penyusunan skripsi.

    6. Keluarga besar Sudiono Onsin, SH (Nenek Saodah Alm, Bi Tuti, Bi Tini, Bi

    Atin) atas doa, perhatian dan motivasi dalam proses penyusunan skripsi

    7. Pihak Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, terutama kepada Ibu

    Solichatin selaku pegawai bidang perawatan atas kesediaannya untuk

    membantu proses penelitian.

    8. Fajar Mohammad Drajat, atas perhatian dan kehadiran dalam setiap hari-hari

    selama proses penyusunan skripsi. Youre the best.

  • 9. My bestest friend forever and ever, Sylvia Mulyawati (Momo) dan Andree

    Sastra Maulana (pipiw), kalian selalu di hati, selalu, selamanya.

    10. Sahabat-sahabat terbaik (Icu, Mitha, Anggie, Ama, Shierra, Citra, Nitnut, Acil,

    Dina, Meri, Gitri dan Mia) untuk kebersamaan dalam suka dan duka yang

    terus terkenang.

    11. Teman satu perjuangan yang selalu bersama di detik detik deadline SKL

    (Tubagus Mohammad Eidri, Arie Kusuma Wardhana, thanks for everyuthing,

    kita harus sukses, terus berjuang!!)

    12. Anis, Dase, Betet, Annas, Gala, Hilman, Surya 42, Emma 43, mokmok, atas

    partisipasi dan dukungan semangat bagi penulis.

    13. My Childhood Friends (Tata, Wanda, Nuke, Nesya, Risna, Mba Atih, Citra,

    Mba Thika dan Nita). Well always move together.

    14. Borries, Chandra, Yuda dan Yoga yang selalu menghadirkan keutuhan

    persahabatan.

    15. Saudaraku sesama bimbingan Ibu Rahma (Elis, Melly, Aufiya dan Denny).

    Terima kasih untuk kebersamaan dan bantuan selama satu tahun terakhir ini.

    Semoga sukses teman.

    16. Staf Tata Usaha Departemen Manajemen (Mas Hadi, Mas Yadi, Teh Nuha,

    Pak Cecep, Mumuh) kerja sama dalam kelancaran pelaksanaan seminar dan

    sidang.

    17. Teman-teman Manajemen angkatan 41 dan SMU Negeri 1 Bogor angkatan

    2004 atas kenangan dan kebahagiaan yang telah mewarnai hari-hari penulis.

    Bogor, Januari 2009

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK

    RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii

    KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

    DAFTAR ISI................................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1

    1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 3

    1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4

    1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4

    1.5. Ruang Lingkup Penelitian................................................................. 4

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Pengertian Organisasi ........................................................................ 5

    2.2. Perubahan Organisasi......................................................................... 5

    2.2.1. Jenis Perubahan..................................................................... 6 2.2.2. Tipologi Perubahan ............................................................... 8

    2.3. Produktivitas Kerja Karyawan ........................................................... 9

    2.4. Badan Layanan Umum (BLU) ........................................................... 12

    2.4.1. Karakteristik dan Jenis BLU ................................................. 12 2.4.2. Lingkup Keuangan BLU....................................................... 13

    2.5. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 15

    III. METODE PENELITIAN

    3.1. Kerangka Pemikiran........................................................................... 17

    3.2. Metode Penelitian............................................................................... 19

    3.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 19

    3.2.2. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 19

    3.3. Pengolahan dan Analisis Data............................................................ 20

    3.3.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 20

    3.3.2. Skala Likert ........................................................................... 21

    3.3.3. Analisis Deskriptif ................................................................ 23

    3.3.4 . Korelasi Rank Spearman....................................................... 23

    3.4. Variabel Penelitian ............................................................................. 25

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Gambaran Umum Rumah Sakit ........................................................ 26

    4.1.1. Sejarah Rumah Sakit ............................................................. 26

  • 4.1.2. Struktur Organisasi Rumah Sakit.......................................... 27

    4.1.3. Visi, Misi dan Tujuan Rumah Sakit...................................... 28

    4.1.4. Jenis dan Fasilitas Pelayanan ................................................ 29

    4.1.5. Sumber Daya Manusia .......................................................... 31

    4.2. Analisis Data ..................................................................................... 32

    4.3. Karakteristik Responden ................................................................... 33

    4.4. Perubahan Organisasi........................................................................ 35

    4.5. Analisis Korelasi ............................................................................... 40

    4.5.1. Pengaturan Organisasi........................................................... 41

    4.5.2. Pengaturan Tujuan ................................................................ 41

    4.5.3. Faktor Sosial ......................................................................... 42

    4.5.4. Metode .................................................................................. 43

    4.5.5. Aspek Manusia...................................................................... 43

    4.6. Perencanaan Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan ................ 45

    4.7. Implikasi Manajerial ......................................................................... 47

    KESIMPULAN DAN SARAN

    1. Kesimpulan ............................................................................................ 50

    2. Saran....................................................................................................... 51

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 52

    LAMPIRAN.................................................................................................... 54

  • DAFTAR TABEL

    No. Halaman

    1. Jawaban Instrumen Skala Likert ................................................................ 22

    2. Interprestasi Koefisien Korelasi ................................................................. 24

    3. Ketenagaan RSMM.................................................................................... 32

    4. Sebaran Karyawan berdasarkan Faktor Pengaturan Organisasi................. 35

    5. Sebaran Karyawan berdasarkan Faktor Pengaturan Tujuan ...................... 36

    6. Sebaran Karyawan berdasarkan Faktor Sosial ........................................... 37

    7. Sebaran Karyawan berdasarkan Faktor Metode ........................................ 37

    8. Sebaran Karyawan berdasarkan Aspek Manusia ....................................... 38

    9. Keadaan Sebelum dan Sesudah Perubahan Organisasi RSMM

    Berdasarkan Lima Faktor Perubahan.......................................................... 38

    10. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman antara Perubahan Organisasi dan

    Produktivitas Kerja Karyawan ................................................................... 40

    11. Sebaran Jawaban Responden terhadap Produktivitas Kerja Karyawan..... 45

    12. Implikasi Manajerial dari Analisis Korelasi Perubahan Organisasi

    terhadap Produktivitas Kerja Karyawan .................................................... 47

  • DAFTAR GAMBAR

    No. Halaman

    1. Keterkaitan antara Efisiensi, Efektivitas dan Produktivitas....................... 10

    2. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian............................................... 18

    3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia,

    Ruangan/Jabatan, Masa Kerja dan Pendidikan .......................................... 33

  • DAFTAR LAMPIRAN

    No. Halaman

    1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor sebelum

    menjadi BLU.............................................................................................. 54

    2. Struktur Organisasi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor setelah

    menjadi BLU.............................................................................................. 55

    3. Kuesioner Penelitian .................................................................................. 56

    4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas............................................................ 60

    5. Karakteristik Responden ............................................................................ 65

    6. Hasil Analisis Korelasi Rank Spearman .................................................... 66

  • I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang cepat,

    ditandai dengan perkembangan teknologi dan sosial, meningkatnya

    persaingan dalam negara bersangkutan atau antar negara, dan keinginan

    akan kebebasan dan demokrasi. Organisasi bisnis sedang mencari teknik,

    program, visi dan pimpinan yang dapat menyesuaikan dengan tingkat

    perubahan yang kompleks tersebut.

    Keberhasilan pada suatu perusahaan adalah tergantung pada suatu

    perusahaan tersebut dalam mengelola sumber daya manusia (SDM) yang

    dimiliki. Pengelolaan SDM yang dilakukan perusahaan adalah bertujuan

    untuk memiliki SDM yang berkemampuan tinggi apalagi dalam dunia

    perekonomian yang sedemikian cepat perubahannya. Perencanaan secara

    efisien, pengorganisasian yang sistematis, pengarahan pekerja secara efektif,

    serta penggunaan metode, teknik dan gaya manajemen baru yang sesuai

    dengan tuntutan zaman, pekerja dan misi, merupakan hal-hal yang dapat

    memicu peningkatan produktivitas. Oleh karena itu, perusahaan melakukan

    berbagai usaha untuk merekrut, mendidik dan mengeluarkan kebijakan yang

    ditujukan untuk memperoleh tenaga kerja yang potensial. Perusahaan juga

    harus menciptakan kondisi yang seimbang antara pencapaian tujuan

    perusahaan dan pencapaian tujuan individual karyawan-karyawannya.

    Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa

    kesehatan utama dimana setiap rumah sakit bertanggung gugat terhadap

    penerima jasa pelayanan kesehatan. Tuntutan kebutuhan pelayanan

    kesehatan termasuk pelayanan keperawatan terus meningkat baik dalam

    aspek mutu maupun dalam ruang lingkup pelayanan. Hal ini disebabkan

    meningkatnya kesadaran masyarakat secara umum, peningkatan ekonomi

    masyarakat, serta bertambahnya kompleksitas masalah yang dihadapi.

    Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor (RSMM Bogor) yang

    sebelumnya bernama Rumah Sakit Jiwa Pusat (RSJP) menganggap perlu

  • untuk melakukan pengembangan pelayanan dalam rangka meningkatkan

    kualitas pelayanannya, serta produktivitas kerja karyawannya sesuai dengan

    visi misi rumah sakit, seiring dengan perkembangan zaman, serta adanya

    peningkatan pengetahuan yang pesat selama ini.

    Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 tahun 2005

    tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU), maka status

    rumah sakit kini berubah menjadi BLU. RSMM sebagai salah satu rumah

    sakit rujukan nasional juga tidak akan terlepas dari perubahan tersebut.

    Berdasarkan Surat Keputusan Menkes No 756/Menkes/SK/VI/2007 tanggal

    26 Juni 2007 tentang Penetapan 15 UPT Vertikal Menjadi Pusat Pelayanan

    Kesehatan Badan Layanan Umum (PPK-BLU), RSMM termasuk salah satu

    diantaranya. Oleh sebab itu dalam upaya memberikan pelayanan yang

    berkualitas, RSMM dituntut untuk membenahi semua aspek yang

    berhubungan dengan pelayanan kesehatan, termasuk produktivitas kerja

    karyawan.

    Penerapan PPK-BLU memberikan fleksibilitas pada rumah sakit

    untuk menggunakan langsung pendapatannya untuk membiayai kegiatan

    operasional, fleksibilitas juga diberikan dalam hal pengelolaan belanja, serta

    pengadaan barang dan jasa. Sehingga diharapkan instansi yang telah

    menerapkan PPK-BLU dapat mengelola sumber daya yang dimilikinya

    untuk meningkatkan pelayanan yang diberikan dengan kualitas dan

    kuantitas yang telah distandarkan oleh departemen terkait untuk

    menjalankan praktik bisnis yang sehat.

    Mengantisipasi perubahan tersebut, maka tuntutan akan

    produktivitas kerja karyawan akan semakin meningkat. Pihak rumah sakit

    senantiasa berusaha meningkatkan produktivitas kerja karyawan seiring

    adanya perubahan status rumah sakit menjadi Badan Layanan Umum

    (BLU).

    Kegiatan penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan

    menyelesaikan permasalahan yang dihadapi terkait dengan perubahan status

    menjadi BLU dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja karyawan

    RSMM.

  • 1.2. Rumusan Masalah

    BLU pada esensinya adalah instansi pemerintah yang dibentuk untuk

    memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang

    dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan

    dalam melaksanakan kegiatannya didasarkan pada prinsip produktivitas,

    efisiensi, efektivitas. BLU dalam implementasinya menekankan pada pola

    pengelolaan keuangan, bukan pada kelembagaannya dan operasionalnya.

    Sekalipun demikian, karena pola keuangan yang diatur dalam BLU

    dirancang untuk kepentingan peningkatan kinerja, maka pengaturan PPK-

    BLU ini berpengaruh kepada struktur organisasi, pengelolaan operasional

    RSMM Bogor dan pejabat yang mengelola kegiatan serta keuangan.

    RSMM Bogor telah mempersiapkan struktur organisasi yang akan

    diusulkan dalam perubahan status RSMM Bogor sebagai landasan

    implementasi BLU. Perubahan pengelolaan sistem keuangan yang

    pendapatannya berasal dari PNBP yang semula harus disetor ke Kas Negara,

    kini dapat digunakan langsung dengan ketentuan terlebih dahulu harus

    membuat Rencana Bisnis Anggaran (RBA) sebagai dasar revisi perubahan.

    Pada penelitian ini yang dimaksud dengan produktivitas kerja adalah

    suatu performance yang merupakan hasil atau keluaran dari sebuah proses.

    Perubahan organisasi yang dilakukan oleh pihak RSMM dapat menjadi

    evaluasi bagi pihak perusahaan terhadap kerja karyawan dan juga evaluasi

    bagi karyawan sendiri sebagai perwujudan untuk peningkatan produktivitas

    kerja. Permasalahan-permasalahan yang timbul mengenai produktivitas

    kerja karyawan merupakan suatu indikasi bahwa peranan manajemen

    sebagai pengelolaan sumberdaya manusia sangatlah diperlukan. Hal ini

    merupakan suatu cara dalam rangka meningkatkan suatu produktivitas kerja

    karyawan.

    Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah yang akan

    diteliti adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana kondisi umum struktur organisasi di RSMM?

    2. Bagaimana perubahan organisasi yang dilakukan oleh RSMM setelah

    status rumah sakit menjadi Badan Layanan Umum (BLU)?

  • 3. Apakah perubahan organisasi yang dilakukan pihak RSMM memiliki

    hubungan yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan?

    1.3. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan

    dicapai melalui penelitian ini adalah :

    1. Mengetahui struktur organisasi RSMM terkait dengan perubahan status

    RSMM dari RSJP (Rumah Sakit Jiwa Pusat) menjadi RSMM BLU.

    2. Mempelajari perubahan organisasi di RSMM.

    3. Menganalisis hubungan antara perubahan organisasi terhadap

    produktivitas kerja karyawannya.

    1.4. Manfaat Penelitian

    1. Bagi penulis, manfaat penelitian ini adalah memperluas wawasan dan

    menambah pengalaman dalam mengaplikasikan manajemen perubahan

    dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

    2. Bagi rumah sakit, penelitian ini adalah sebagai bahan masukan dan

    pertimbangan bagi perusahaan yang bersangkutan dalam mengevaluasi

    dan melakukan perbaikan berkelanjutan terkait dengan pencapaian visi

    misi perusahaan.

    3. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi

    bagi pihak yang ingin mempelajari lebih dalam mengenai manajemen

    perubahan yang terkait dengan produktivitas kerja karyawan.

    1.5. Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian hanya berfokus pada perubahan organisasi yang

    dilakukan oleh Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor dalam rangka

    meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Penelitian ini melibatkan

    karyawan Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor baik staf medik

    fungsional maupun struktural. Penelitian ini merupakan implementasi dari

    beberapa aspek manajemen seperti Manajemen Sumber Daya Manusia,

    Manajemen Perubahan, Manajemen Mutu dan Perilaku Organisasi.

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Pengertian Organisasi

    Organisasi (Robbins, 2003) adalah kesatuan (entity) sosial yang

    dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat

    diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk untuk

    mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

    Pengertian organisasi menurut Koontz & ODonnel dalam Nasution

    (1972) adalah pembinaan hubungan wewenang dan dimaksudkan untuk

    mencapai koordinasi yang struktural, baik secara vertikal maupun secara

    horizontal di antara posisi-posisi yang telah diserahi tugas-tugas khusus

    yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Jadi, organisasi adalah

    hubungan struktural yang mengikat atau menyatukan perusahaan dan

    kerangka dasar tempat individu berusaha.

    2.2. Perubahan Organisasi

    Pada hakekatnya kehidupan manusia dan organisasi selalu bergerak

    dan diliputi oleh perubahan secara berkelanjutan. Perubahan organisasi

    (Nasution, 2006) merupakan pergeseran dari keadaan sekarang suatu

    organisasi menuju pada keadaan yang diinginkan di masa depan. Perubahan

    tersebut dapat terjadi pada struktur organisasi, proses mekanisme kerja,

    sumber daya manusia dan budaya. Perubahan adalah membuat sesuatu

    menjadi berbeda dan perubahan berarti bahwa kita harus merubah dalam

    cara mengerjakan atau berfikir tentang sesuatu.

    Karakteristik perubahan menurut Kasali dalam Nasution (2006), yaitu:

    1. Bersifat misterius karena tidak mudah dipegang.

    2. Memerlukan tokoh terkenal dalam melakukan perubahan.

    3. Tidak semua orang bisa diajak melihat perubahan.

    4. Perubahan terjadi setiap saat secara kontinu.

    5. Ada sisi lembut dan sisi keras dalam perubahan.

    6. Membutuhkan waktu, biaya dan kekuatan.

    7. Dibutuhkan upaya khusus untuk menyentuh nilai dasar atau budaya

  • korporat.

    8. Banyak diwarnai mitos.

    9. Perubahan menimbulkan ekspektasi yang dapat menimbulkan getaran

    emosi dan harapan.

    10. Perubahan selalu menakutkan yang menimbulkan kepanikan.

    2.2.1. Jenis Perubahan

    Cara bagaimana perubahan terjadi sangat bervariasi, tergantung

    pada sifat dan besaran perubahan, serta kondisi lingkungan yang

    dihadapi. Pada umumnya ada lima jenis perubahan, yaitu:

    1. Perubahan Terencana dan Perubahan Tidak Terencana

    Perubahan terencana adalah aktivitas perubahan yang

    disengaja atau direncanakan dan berorientasi pada tujuan.

    Perubahan organisasional berasal dari keputusan stratejik untuk

    merubah cara organisasi mengerjakan usahanya. Perubahan

    organisasional dapat diidentifikasi sebagai perubahan produk

    atau jasa, perubahan ukuran dan struktur organisasi, perubahan

    sistem administrasi dan perkenalan produk baru.

    Perubahan tidak terencana merupakan pergeseran aktivitas

    organisasional karena adanya kekuatan eksternal yang berada di

    luar kontrol organisasi. Determinan dari statu perubahan tidak

    terencana dari statu organisasi antara lain karena adanya

    pergeseran dalam demografi angkatan kerja, respons terhadap

    kecenderungan globalisasi, adanya peraturan pemerintah,

    persaingan dan perbedaan kinerja.

    2. Perubahan Inkremental dan Fundamental

    Perubahan inkremental hampir terjadi dengan sendirinya

    dan mencakup banyak situasi yang dihadapi manager, termasuk

    didalamnya perubahan metode dan proses kerja, tata letak,

    produk baru dan situasi lain di mana orang melihat kelanjutan

    dari keadaan lama menuju pada keadaan yang baru. Sebaliknya,

    perubahan fundamental merupakan perubahan stratejik, visioner

  • dan transformasional. Perubahan ini biasanya besar dan secara

    dramatis mempengaruhi operasi masa depan organisasi.

    3. Tempered Radical Change

    Pada dasarnya, perubahan menurut sifatnya dapat dilakukan

    melalui cara yang sangat drastis sampai dengan cara melalui

    adaptif revolusioner. Strategi perubahan ini merupakan suatu

    kontinum dan sifatnya sangat pribadi sampai pada sangat umum.

    Bentuk perubahan yang terjadi dapat berupa: (1) Ekspresi diri

    yang ditunjukkan secara pelan-pelan, namun dapat

    mempengaruhi orang lain (Discruptive Self-Expression), (2)

    Upaya pembelaan diri secara lisan untuk mengarahkan perubahan

    situasi (Verbal Jujitsu), (3) Upaya untuk merubah sesuatu yang

    sudah menjadi kebiasaan sejak lama dan secara kreatif membuka

    peluang baru (Variable-Term Opportunism), (4) Perubahan yang

    dilakukan dengan membangun kerjasama dengan orang lain,

    untuk mendapatkan legitimasi, akses sumber daya dan kontrak,

    bantuan teknis, serta dukungan emosional (Strategic Alliance

    Building).

    4. Perubahan Struktural dan Perubahan Siklikal

    Perubahan struktural merupakan suatu perubahan yang

    mengakibatkan kenaikan atau penurunan yang menghasilkan

    perubahan kualitas, sehingga diperlukan penyesuaian secara

    kontinu. Sebagai contoh, teknologi komunikasi semakin canggih

    sehingga tidak mungkin mundur kembali.

    Perubahan siklikal adalah perubahan yang mengikuti pola

    dalam fluktuasinya, kemudian kembali secara reguler pada tahap

    sebelumnya. Sebagai contoh perubahan mode sifatnya sementara

    dan suatu saat akan kembali pada desain lama.

    5. Perubahan Terencana dan Perubahan Darurat

    Pendekatan dalam melaksanakan perubahan tergantung

    pada kondisi lingkungan yang dihadapi. Perubahan terencana

    merupakan perubahan rutin, berulang, dapat diprediksi dan

  • dikendalikan. Pendekatan darurat dilakukan melalui pemberian

    arah dengan melakukan lima gambaran organisasi yang dapat

    mengembangkan keberhasilan perubahan, yaitu: struktur

    organisasi, budaya organisasi, organisasi pembelajaran, perilaku

    manajerial, serta kekuatan dan politik.

    2.2.2. Tipologi Perubahan

    Menurut Kreitner dan Kinicki dalam Nasution (2001)

    mengelompokkan perubahan ke dalam tiga kelompok tipologi, yaitu:

    1. Adaptive Change

    Adaptive Change merupakan perubahan yang paling rendah

    tingkat kompleksitasnya, dan ketidakpastiannya. Perubahan ini

    menyangkut pelaksanaan perubahan yang sifatnya berulang atau

    meniru perubahan dari unit kerja yang berbeda, dan karyawan

    tidak merasakan kekuatiran atas perubahan.

    2. Innovative Change

    Perubahan ini berada di tengah kontinum diukur dari

    kompleksitas, biaya dan ketidakpastiannya.

    3. Radically Innovative Change

    Radically Innovative Change merupakan jenis perubahan yang

    paling sulit dilaksanakan dan cenderung paling menakutkan bagi

    manajer untuk melaksanakan dan memberikan dampak kuat pada

    keamanan kerja karyawan. Perubahan inovatif radikal merupakan

    perubahan yang bersifat mendasar dan fundamental dengan

    dampak dan resiko yang luas.

    Pendekatan sistem Kreitner dan Kinicki (2001) mengemukakan

    kerangka kerja perubahan organisasional yang terdiri dari tiga

    komponen, yaitu:

    1. Inputs, yang terdiri dari kekuatan, kelemahan, peluang dan

    ancaman.

    2. Target Element of Change:

  • 3. , yang terdiri atas tingkat organisasi, tingkat kelompok

    dan tingkat individu

    2.3. Produktivitas Kerja Karyawan

    Pengertian produktivitas menurut Sinungan (2003) yaitu suatu sikap

    mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu hari ini lebih baik

    daripada hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Umar (2003)

    menjelaskan bahwa produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan

    hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang

    digunakan (input), dengan kata lain produktivitas memiliki dua dimensi,

    yang pertama yaitu efektivitas yang mengarah kepada pencapaian untuk

    kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas,

    kuantitas dan waktu. Efektivitas merupakan ukuran yang memberikan

    gambaran seberapa jauh target dapat dicapai. Dimensi kedua yaitu efisiensi

    yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi

    penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Efisiensi

    ini merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input yang direncanakan

    dengan input yang sebenarnya. Apabila efisiensi dikaitkan dengan

    efektivitas, walau terjadi peningkatan efektivitas, efisiensinya belum tentu

    meningkat. Berdasarkan penjelasan di atas produktivitas dapat dirumuskan

    sebagai berikut :

  • INPUT PROSES PRODUKSI HASIL

    KUALITAS KUALITAS KUALITAS

    & EFISIENSI & EFEKTIVITAS

    PRODUKTIVITAS

    Gambar 1. Keterkaitan antara efisiensi, efektivitas dan produktivitas (Umar,

    2003)

    Definisi produktivitas di atas menjelaskan bahwa diperlukan sumber

    daya yang produktif untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Menurut

    Dale Timpe dalam Umar (2000) ciri pegawai yang produktif yaitu :

    1. Cerdas dan dapat belajar dengan relatif cepat.

    2. Kompeten secara profesional.

    3. Kreatif dan inovatif.

    4. Memahami pekerjaan.

    5. Belajar dengan cerdik, menggunakan logika, efisien.

    6. Selalu mencari perbaikan-perbaikan, tetapi tahu kapan harus berhenti.

    7. Dianggap dinilai oleh atasan.

    8. Prestasi kerja yang baik.

    Menurut Sedarmayanti (2001), untuk mengetahui tingkat produktivitas

    kerja karyawan dapat dilakukan melalui pengukuran terhadap indikator-

    indikator produktivitas yang meliputi perilaku kerja, minat, pengalaman,

    prestasi kerja, tanggung jawab dan motivasi.

    Menurut Simanjuntak (1985) faktor-faktor yang mempengaruhi

    produktivitas kerja karyawan, yaitu:

    1. Menyangkut kualitas dan kemampuan seorang karyawan yang

    dipengaruhi oleh pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental

    dan kemampuan fisik.

    2. Sarana pendukungnya diantaranya meliputi:

  • a. Lingkungan kerja: tingkat keselamatan dan kesehatan kerja, sarana

    dan peralatan produksi, serta suasana dalam lingkungan kerja itu

    sendiri.

    b. Kesejahteraan: sistem pengupahan dan jaminan sosial, serta jaminan

    kelangsungan kerja.

    3. Supra sarana yang terdiri dari kebijakan pemerintah, hubungan antara

    pengusaha dan pekerja serta kemampuan manajemen perusahaan.

    Cara meningkatkan produktivitas menurut Sinungan (2003) yaitu (1)

    Kesempatan utama dalam meningkatkan produktivitas manusia terletak pada

    kemampuan individu, sikap individu dalam bekerja, serta manajemen

    maupun organisasi kerja. Syarat bagi produktivitas perorangan yang tinggi

    yaitu kelompok pertama meliputi: tingkat pendidikan dan keahlian, jenis

    teknologi dan hasil produksi, kondisi kerja, kesehatan, kemampuan fisik dan

    mental dan kelompok kedua mencakup sikap (terhadap tugas) serta teman

    dalam satu organisasi, (2) Penggunaan jumlah sumber daya yang sama untuk

    memperoleh jumlah produksi yang besar, (3) Penggunaan jumlah sumber

    daya yang lebih besar untuk memperoleh jumlah produksi yang jauh lebih

    besar lagi.

    Produktivitas kerja merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan

    dan pengendalian atas tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan

    konsumen. Produktivitas dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir

    pada persepsi pelanggan. Hal ini dapat diimplementasikan interaksi antara

    karyawan (pekerja) dan pelanggan yang mencakup (a) ketepatan waktu,

    berkaitan dengan kecepatan memberikan tanggapan terhadap keperluan-

    keperluan pelanggan, (b) penampilan karyawan, berkaitan dengan

    kebersihan dan kecocokan dalam berpakaian, (c) kesopanan dan tanggapan

    terhadap keluhan, berkaitan dengan bantuan yang diberikan dalam

    menyelesaikan masalah-masalah yang diajukan pelanggan (Gaspersz, 2003).

    Berarti produktivitas yang baik dilihat dari persepsi pelanggan bukan dari

    persepsi perusahaan. Persepsi pelanggan terhadap produktivitas jasa

    merupakan penilaian total atas kebutuhan suatu produk yang dapat berupa

    barang ataupun jasa.

  • Pengukuran produktivitas tenaga kerja merupakan faktor dominan

    karena segala upaya untuk meningkatkan produktivitas harus

    memperhitungkan reaksi kemanusiaan tenaga kerja, yaitu kemampuan

    berpikir, perubahan emosi dan kemampuan inovatif dari waktu ke waktu,

    serta bagaimana tenaga kerja berinteraksi dengan yang lainnya (Ravianto,

    1986).

    2.4. Badan Layanan Umum (BLU)

    Sesuai dengan pasal 1 butir (23) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004

    tentang Perbendaharaan Negara disebutkan bahwa Badan Layanan Umum,

    yang selanjutnya disebut BLU adalah instansi di lingkungan Pemerintah

    yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa

    penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari

    keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip

    efisiensi dan produktivitas.

    BLU bukanlah merupakan suatu bentuk badan hukum baru dari suatu

    unit organisasi pemerintahan. BLU lebih merupakan suatu pola pengelolaan

    keuangan yang memberikan keleluasaan atau fleksibilitas dalam

    pelaksanaannya dengan meningkatkan pola korporasi pada instansi

    pemerintah yang didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas,

    sehingga BLU tidak diinterprestasikan sebagai badan-badan yang ada

    seperti Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),

    Bappenas dan Badan-badan lain.

    Hal ini disampaikan pada acara Sosialisasi Badan Layanan Umum dan

    Peningkatan Mutu Layanan RSMM pada 1 November 2007.

    2.4.1. Karakteristik dan Jenis BLU

    Secara spesifik, melalui handouts dalam materi Sosialisasi

    BLU dan Peningkatan Mutu Layanan RSMM, karakteristik entitas

    Badan Layanan Umum, adalah sebagai berikut:

    1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah yang tidak

    dipisahkan dari kekayaan Negara.

  • 2. Menghasilkan barang dan/atau jasa yang diperlukan masyarakat.

    3. Tidak bertujuan untuk mencari laba.

    4. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan

    produktivitas ala korporasi.

    5. Rencana kerja, anggaran dan pertanggungjawabannya

    dikonsolidasikan kepada instansi induk.

    6. Penerimaan baik pendapatan maupun sumbangan dapat

    digunakan secara langsung.

    7. Pegawai dapat terdiri dari pegawai negeri sipil dan bukan

    pegawai negeri sipil.

    8. BLU bukan subjek pajak.

    Apabila dikelompokkan menurut jenisnya, Badan Layanan

    Umum terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu :

    1. BLU yang kegiatannya menyediakan barang dan jasa meliputi

    rumah sakit, lembaga pendidikan, pelayanan lisensi, penyiaran

    dan lain-lain.

    2. BLU yang kegiatannya mengelola wilayah atau kawasan meliputi

    otorita pengembangan wilayah dan kawasan ekonomi terpadu.

    3. BLU yang kegiatannya mengelola dana khusus meliputi

    pengelola dana bergulir, dana UKM, penerusan pinjaman dan

    tabungan pegawai.

    2.4.2. Lingkup Keuangan BLU

    BLU dihadapkan pada peraturan yang spesifik, berbeda dengan

    entitas yang merupakan Kekayaan Negara yang dipisahkan

    (BUMN/BUMD). Perbedaan tersebut terletak pada hal-hal sebagai

    berikut:

    1. BLU dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada

    masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan

    mencerdaskan kehidupan bangsa.

    2. Kekayaan BLU merupakan bagian dari kekayaan negara/daerah

    yang tidak dipisahkan, serta dikelola dan dimanfaatkan

    sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan BLU yang

  • bersangkutan.

    3. Pembinaan BLU instansi pemerintah pusat dilakukan oleh

    Menteri Keuangan dan pembinaan teknis dilakukan oleh menteri

    yang bertanggung jawab atas bidang pemerintahan yang

    bersangkutan.

    4. Pembinaan keuangan BLU instansi pemerintah daerah dilakukan

    oleh pejabat pengelola keuangan daerah dan pembinaan teknis

    dilakukan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah yang

    bertanggung jawab atas bidang pemerintahan yang bersangkutan.

    5. Setiap BLU wajib menyusun rencana kerja dan anggaran

    tahunan.

    6. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta laporan keuangan dan

    laporan kinerja BLU disusun dan disajikan sebagai bagian yang

    tidak terpisahkan dari RKA serta laporan keuangan dan laporan

    kinerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah.

    7. Pendapatan yang diperoleh BLU sehubungan dengan jasa

    layanan yang diberikan merupakan pendapatan negara/daerah.

    8. Pendapatan tersebut dapat digunakan langsung untuk membiayai

    belanja yang bersangkutan.

    9. BLU dapat menerima hibah atau sumbangan dari masyarakat

    atau badan lain.

    10. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan BLU

    diatur dalam peratuan pemerintah.

    Rumah Sakit yang ingin menjadi Badan Layanan Umum,

    antara lain harus memiliki anggaran yang bisa diperoleh dari

    pelayanan sebesar 60 persen. Selain itu, Rumah Sakit harus

    mempunyai rencana bisnis dan neraca yang siap diaudit. Rumah

    Sakit tetap memperoleh subsidi dan menyetor sebagian

    pendapatannya ke pemerintah. Perbedaannya adalah Rumah Sakit

    menjadi lebih mandiri dan boleh menerima bantuan atau hibah dari

    pihak lain.

  • Badan Layanan Umum diharapkan bukan hanya mampu

    melayani masyarakat tetapi pelayanan masyarakat dapat ditingkatkan

    dengan cara yang profesional, efektif dan efisien oleh pengelola unit

    tersebut dengan otonomi pengelolaan yang akan diberikan.

    2.5. Penelitian Terdahulu

    Muklir, Ismani HP dan Heru Ribawanto (2005) melakukan penelitian

    yang berjudul Restrukturisasi Organisasi dalam Rangka Reformasi

    Administrasi Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintah Kabupaten Aceh

    Utara Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam). Berdasarkan penelitian ini,

    dimensi reformasi administrasi meliputi aspek struktur, sikap dan perilaku

    yang merupakan unsur yang sangat penting dalam proses pembangunan

    daerah karena lemahnya kapasitas administratif mengakibatkan program

    pembangunan tidak berjalan efektif dan efisien. Penelitian tersebut bertujuan

    untuk mendeskripsikan, menganalisis dan menginterprestasikan proses

    reformasi struktur organisasi, perubahan sikap dan perilaku aparatur

    Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dalam menyikapi otonomi khusus

    melalui analisis yang digunakan melalui pendekatan kualitatif dengan teknik

    pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Data

    yang diperoleh dianalisis dengan metode analisa data model interaktif. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa struktur organisasi yang telah dibentuk lebih

    diarahkan pada budaya lokal. Perubahan Struktur organisasi tersebut

    mencerminkan semakin tingginya kompleksitas, formalisasi dan sentralisasi.

    Sejalan dengan penelitian Muklir, Ismani HP dan Heru Ribawanto,

    Fatmasari, Desi (2008) melakukan penelitian yang berjudul Analisis

    Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Terhadap Produktivitas Pegawai

    (Studi Kasus pada Bagian Tata Usaha Pusat Penelitian dan Pengembangan

    Departemen Kehutanan Bogor). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

    kepuasan pegawai terhadap produktivitas bagian TU pada Puslitbanghut

    sesudah adanya perubahan organisasi dan tata kerja, serta untuk mengetahui

    penilaian antara pegawai TU dan non TU terhadap produktivitas bagian TU

    setelah adanya perubahan organisasi dan tata kerja. Data yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Setelah itu, hasilnya

  • dianalisis dengan menggunakan angka indeks, analisis pebandingan dengan

    uji-t rata-rata sampel berpasangan dan uji-t rata-rata sampel independen.

    Berdasarkan hasil uji-t rata-rata sampel berpasangan, secara umum kepuasan

    pegawai Puslitbanghut mengenai produktivitas TU mengalami peningkatan

    setelah adanya perubahan organisasi dan tata kerja.

  • III. METODE PENELITIAN

    3.1. Kerangka Pemikiran

    Kualitas pelayanan dapat ditingkatkan sesuai dengan visi dan misi

    Rumah Sakit sebagai model kemandirian Rumah Sakit Jiwa Pusat (RSJP) di

    Indonesia dan perkembangan zaman, serta adanya peningkatan pengetahuan

    di bidang keperawatan maka dianggap perlu untuk melakukan

    pengembangan pelayanan yang bisa menjadi model dan mandiri.

    Pelayanan kesehatan yang awalnya hanya berfokus pada pelayanan

    kesehatan jiwa, telah berubah sejak bulan Januari 2002. RSJP telah

    menambah jenis pelayanan yaitu NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika

    dan Zat Adiktif lainnya). Kemudian RSJP berubah nama menjadi Rumah

    Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor (RSMM Bogor) dengan tujuan untuk

    mengurangi persepsi masyarakat tentang Rumah Sakit Jiwa. Pemberian

    pelayanan kesehatan masih pada kesehatan jiwa dan NAPZA. Pada tahun

    yang sama RSMM Bogor mulai melakukan pengembangan di unit rawat

    inap yaitu pelayanan penyakit dalam dan kamar operasi.

    RSMM Bogor telah merubah statusnya dari status Penerimaan Negara

    Bukan Pajak (PNBP) menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Adanya

    perubahan organisasi yang terjadi mengakibatkan suatu pengaruh terhadap

    produktivitas kerja karyawan yang secara tidak langsung akan

    mempengaruhi produktivitas perusahaan.

    Tujuan perubahan adalah untuk memperbaiki kemampuan organisasi

    untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, serta

    mengupayakan perubahan perilaku karyawan untuk meningkatkan

    produktivitasnya. Perubahan harus dilakukan secara hati-hati dengan

    mempertimbangkan agar manfaat yang ditimbulkan oleh perubahan harus

    lebih besar daripada beban kerugian yang harus ditanggung.

    Perubahan organisasi yang dilakukan akan berdampak bagi tingkat

    produktivitas kerja karyawan dan dapat dilihat melalui kuesioner yang

    mengukur kaitan perubahan organisasi dalam rangka peningkatan

  • produktivitas kerja karyawan melalui analisis korelasi. Tingkat

    produktivitas kerja karyawan diukur dengan menggunakan indikator-

    indikator produktivitas menurut Sedarmayanti (2001) yang meliputi perilaku

    kerja, minat, pengalaman, prestasi kerja, tanggung jawab dan motivasi.

    Jika perubahan organisasi dilakukan dengan baik maka akan

    berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Produktivitas kerja

    karyawan yang tinggi akan berdampak pada produktivitas perusahaan

    sehingga tujuan perusahaan akan tercapai. Kerangka pemikiran dari

    penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

    Input

    Internal

    1.Kekuatan

    2.Kelemahan

    External

    1.Peluang

    2.Ancaman

    Faktor perubahan dalam

    organisasi:

    1. Pengaturan organisasi 2. Pengaturan tujuan 3. Faktor sosial 4. Metode 5. Aspek manusia

    Output

    1. Tingkat organisasi 2.Tingkat kelompok

    3.Tingkat individu

    (Sumber : Kreitner & Kinicki, 2001)

  • . Metode Penelitian

    3.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilaksanakan pada Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki

    Mahdi Bogor yang berlokasi di Jl. Dr. Sumeru No 114 Bogor.

    Adapun waktu penelitian dilaksanakan selama bulan Agustus sampai

    dengan bulan Oktober 2008.

    3.2.2. Jenis dan Sumber Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer

    dan data sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.

    Data Primer dikumpulkan dengan dua cara yaitu sebagai berikut :

    1. Wawancara, dilakukan dengan pihak manajemen Rumah Sakit

    Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, khususnya pada bidang SDM

    untuk memperoleh gambaran, serta kejelasan mengenai masalah

    yang sedang diteliti.

    2. Angket atau Kuesioner, dilakukan dengan membagikan

    pertanyaan mengenai bidang yang diteliti kepada para karyawan

    Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Kuesioner yang

    digunakan berupa kuesioner dengan pertanyaan tertutup yaitu

    pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan dalam daftar

    pertanyaan dan responden hanya dapat memilih di antara

    jawaban yang disediakan. Skor setiap responden diperoleh dari

    kuesioner yang telah disebarkan, maka alat ukur yang dipakai

    adalah dengan menggunakan skala Likert.

    Sedangkan data sekunder diperoleh berdasarkan cara sebagai

    berikut:

    1. Studi Kepustakaan, dilakukan dengan mempelajari dan menelaah

    literatur-literatur berupa dokumen-dokumen, catatan perkuliahan,

    serta buku-buku teori yang berhubungan dengan topik yang

    dibahas.

    2. Berbagai Laporan Perusahaan, dilakukan dengan mengacu pada

    laporan perusahaan maupun bahan-bahan yang ada di perusahaan

    baik berupa dokumen, laporan maupun catatan tertulis yang

  • berhubungan dengan yang dibahas khususnya dengan perubahan

    organisasi yang telah dilakukan oleh pihak Rumah Sakit.

    Penyebaran kuesioner dilakukan dengan kaidah teknik sensus,

    yaitu teknik pengambilan sampel dimana tiap unit populasi dihitung

    (Nazir, 1988). Adapun jumlah karyawan yang dijadikan responden

    adalah sebanyak 50 orang. Hal ini bertujuan agar generalisasi dari

    penelitian ini dapat memberikan taraf keyakinan yang tinggi.

    3.3. Pengolahan dan Analisis Data

    3.3.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

    Sebelum kuesioner disebarkan, terlebih dahulu dilakukan suatu

    pengujian kuesioner yaitu uji validitas dan reliabilitas. Menurut

    Singarimbun dan Effendi (1995), uji validitas menunjukkan sejauh

    mana alat mengukur apa yang ingin diukur. Uji Validitas digunakan

    untuk mengetahui tingkat valid suatu butir pertanyaan dalam

    kuesioner. Perhitungan nilai korelasi antara data pada masing-masing

    pertanyaan dan skor total dengan memakai rumus teknik korelasi

    Product Moment, sebagai berikut :

    r =

    )]()][([

    ))((

    2222YYnXXn

    YXXYn................... (1)

    Dimana :

    X = skor masing-masing pertanyaan

    Y = skor total

    n = jumlah responden

    r = angka korelasi

    Setelah dilakukan uji validitas, maka langkah selanjutnya

    adalah uji reliabilitas. Uji keterandalan kuesioner dilakukan dengan

    pendekatan internal yaitu pengambilan data dilakukan sekali pada

    responden yang karakteristiknya mirip dengan karakteristik

    responden yang akan diteliti dan jumlah responden yang dipilih tidak

    perlu terlalu besar. Jumlah pertanyaan yang diuji dalam uji

  • reliabilitas ini terdiri dari 43 pertanyaan. Adapun metode yang

    digunakan untuk mengukur koefisien kekonsistenan internal adalah

    dengan menggunakan Cronbach Alpha ().

    Rumus Cronbachs Alpha adalah:

    11r =

    2

    2

    11

    t

    b

    k

    k

    ..................................................... (2)

    Dimana:

    11r = Keandalan instrumen

    k = Jumlah butir pertanyaan

    2

    b = Jumlah ragam butir

    2t = Ragam total

    Pengolahan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan

    bantuan software Microsoft Excel dan software Statictical Product

    and Service Solution (SPSS) 15.00 for windows.

    3.3.2. Skala Likert

    Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan secara

    kuantitatif. Data yang diperoleh dengan wawancara akan dianalisis

    secara kualitatif untuk mendukung data kuantitatif, sedangkan

    kuesioner akan dianalisis secara statistik kuantitatif. Setiap jawaban

    responden dikuantitatifkan dengan pemberian skor. Data dari

    jawaban kuesioner diukur dengan menggunakan skala Likert.

    Menurut Kinnear (1988), skala Likert ini berhubungan dengan

    pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya

    setuju-tidak setuju, senang-tidak senang dan baik-tidak baik.

    Adapun langkah-langkah untuk membuat skala Likert menurut

    Umar (2003) adalah :

    1. Kumpulkan sejumlah pertanyaan yang sesuai dengan sikap yang

    akan diukur dan dapat diidentifikasi dengan jelas (positif atau

    tidak positif).

  • 2. Berikan pertanyaan-pertanyaan di atas kepada sekelompok

    responden untuk diisi dengan benar.

    3. Respon dari tiap pertanyaan dihitung dengan cara menjumlahkan

    angka-angka dari setiap pertanyaan sedemikian rupa, sehingga

    responden yang berada pada posisi yang sama akan menerima

    secara konsisten nilai angka yang selalu sama.

    4. Selanjutnya mencari pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat

    dipakai dalam penelitian, acuannya adalah :

    a. Pernyataan yang tidak diisi lengkap oleh responden.

    b. Pernyataan responden yang tidak menunjukkan korelasi

    substansial dengan nilai totalnya.

    5. Pernyataan-pernyataan hasil saringan akhir akan membentuk

    skala Likert yang dapat dipakai untuk mengukur sikap dan

    menjadi dasar pembentukan kuesioner baru untuk pengumpulan

    data berikutnya.

    Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala Likert

    mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk

    keperluan analisis secara kuantitatif, maka jawaban responden dalam

    skala Likert:

    Tabel 1. Jawaban Instrumen Skala Likert

    Bobot Nilai Keterangan

    1 Sangat tidak setuju

    2 Tidak setuju

    3 Netral

    4 Setuju

    5 Sangat setuju

  • 3.3.3. Analisis Deskriptif

    Statistika deskriptif berusaha menjelaskan atau

    menggambarkan berbagai karakteristik data seperti rata-rata, median

    maupun variasi data. Kegiatan statistika deskriptif antara lain

    menyajikan data dalam bentuk tabel dan grafik. Sebuah tabel

    berguna untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel.

    3.3.4. Korelasi Rank Spearman

    Adapun metode statistika yang digunakan adalah dengan

    menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Korelasi ini

    digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara

    variabel satu dengan lainnya. Khususnya data ordinal yaitu data yang

    mempunyai skala pengukuran yang berjenjang.

    Rumus korelasi Rank Spearman (Siegel, 1992):

    N -

    di6

    - 1 3

    n

    1 i

    2

    Nrs

    =

    = ...... (3)

    Apabila dalam perhitungan ditemukan angka kembar, maka

    menggunakan rumus:

    +=

    ))((2 22

    222

    YX

    diYXrs ................................................. (4)

    Keterangan:

    rs = Koefisien korelasi

    N = Jumlah sampel penelitian

    di = Selisih antara rank X dan rank Y pada

    responden ke-i

    dimana:

    = xTnn

    X12

    32

    12

    3

    xx

    x

    ttT

    =

    = yTnn

    Y12

    32

    12

    3

    yy

    y

    ttT

    = ............................... (5)

  • Keterangan:

    T = Faktor koreksi

    T = Jumlah berbagai harga T untuk semua kelompok yang

    berlain-lainan yang memiliki observasi berangka sama.

    Program SPSS 15.00 for Windows melakukan perhitungan

    secara otomatis dengan mengacu pada rumus di atas. Komputer akan

    mengeluarkan output hasil pengolahan dan dapat langsung dilakukan

    analisis serta mengambil keputusan dari output tersebut. Hal yang

    telah dianalisis dari output tersebut dapat dilihat melalui nilai

    korelasi (nilai rs) dan nilai probabilitasnya.

    rs = 1 Hubungan X dan Y sempurna positif (mendekati 1, hubungan

    kuat dan positif)

    rs = 1 Hubungan X dan Y sempurna negatif

    rs = 0 Hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan

    Keeratan hubungan antara variabel yang satu dengan

    variabel lainnya, dapat diketahui berdasarkan koefisien korelasi yang

    diperoleh, kemudian diinterpretasikan melalui pedoman yang tertera

    di bawah ini :

    Tabel 2. Interpretasi Koefisien Korelasi

    Interval Koefisien Tingkat Hubungan

    0,00 0,199 Sangat rendah

    0,20 0,399 Rendah

    0,40 0,599 Sedang

    0,60 0,799 Kuat

    0,80 1,000 Sangat kuat

    Sumber: Sugiyono (2004)

    Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

    H0 : Tidak ada hubungan yang nyata antara perubahan organisasi

    dan produktivitas kerja karyawan.

    H1 : Terdapat hubungan yang nyata antara perubahan organisasi dan

    produktivitas kerja karyawan.

  • Taraf kepercayaan yang digunakan dalam uji signifikansi

    adalah 5%. Sedangkan yang menjadi dasar pengambilan keputusan

    signifikan atau tidaknya hubungan kedua variabel adalah:

    Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima

    Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak

    3.4. Variabel Penelitian

    Variabel dependen (terikat) dengan menggunakan notasi Y yaitu

    produktivitas kerja karyawan dan variabel independen (bebas) menggunakan

    notasi X yaitu elemen-elemen yang mempengaruhi perubahan organisasi.

    Adapun variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

    Variabel terikat (Y) : Produktivitas kerja karyawan

    Variabel bebas (X) : Perubahan organisasi

    X1 : Pengaturan organisasi

    X2 : Pengaturan tujuan

    X3 : Faktor sosial

    X4 : Metode

    X5 : Aspek Manusia

    Hubungan yang terjadi antara masing-masing variabel bebas dengan

    variabel terikat dapat dilihat selengkapnya dalam penelitian ini.

  • IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Gambaran Umum Rumah Sakit

    4.1.1. Sejarah Rumah Sakit

    Rumah Sakit Jiwa Bogor Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor adalah

    rumah sakit tipe A berdasarkan Kep.Men.Kes No. 135/1978 yang

    didirikan pada tahun 1882 oleh pemerintah Hindia Belanda yang

    dikhususkan untuk pegawai Hindia Belanda yang sakit jiwa dan rumah

    kustodial (tahanan). Sebelum ada RSJ, pasien yang mempunyai

    gangguan jiwa dirawat di Rumah Sakit Umum, juga di penjara dan

    kantor polisi, mereka dikurung bahkan diasingkan. Fasilitas

    perawatannya dilengkapi jeruji besi di setiap bangsal dengan pintu besi

    yang kuat. Penampungan seperti itu terdapat di Rumah Sakit Cina di

    Batavia, Semarang dan Surabaya.

    RSJ pertama yang dibangun Pemerintah Belanda adalah RSJ

    Bogor. Dokter pribumi pertama yang menjadi direktur RS itu adalah

    Dr. Marzoeki Mahdi (1946-1950). Pada masa penjajahan Jepang,

    sebagian bangunan RSJ dipakai untuk penampungan tentara Jepang

    dan sebagian lain digunakan untuk karantina penyakit menular. Dari

    perkembangan ilmu Psikiatri kemudian diketahui bahwa sepertiga dari

    pasien gangguan iwa bisa sembuh total, sepertiga lainnya harus bolak-

    balik ke Rumah Sakit dan sepertiga lainnya sulit disembuhkan karena

    sudah sangat parah.

    Pelayanan kesehatan yang diberikan pada awalnya hanya berfokus

    pada pelayanan kesehatan jiwa. Pada bulan Januari 2002 Rumah Sakit

    tersebut menambah jenis pelayanan, yaitu NAPZA (Narkotika,

    Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya). Kemudian RSJP

    berubah nama menjadi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

    (RSMM Bogor) dengan tujuan untuk mengurangi persepsi masyarakat

    tentang Rumah Sakit Jiwa. Pemberian pelayanan kesehatan masih pada

    kesehatan jiwa dan NAPZA. Pada tahun yang sama RSMM Bogor

  • mulai melakukan pengembangan di unit rawat inap yaitu pelayanan

    penyakit dalam dan kamar operasi. Kapasitas ruang rawat inap saat ini

    berjumlah 650 tempat tidur dan jumlah perawat 411 orang

    Sesuai dengan misi Rumah Sakit, Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki

    Mahdi Bogor merupakan Rumah Sakit pendidikan yang telah menjadi

    lahan praktek bagi mahasiswa sejak tahun 1985. Sehingga RSMM

    telah mempunyai tim Diklat yang memfasilitasi kegiatan pendidikan

    baik bagi mahasiswa yang sedang praktek maupun bagi pengembangan

    SDM di RSMM.

    Perubahan kebijakan tentang status hukum Rumah Sakit telah

    dilakukan oleh pemerintah, maka berdasarkan Surat Keputusan

    Menkes No 756/Menkes/SK/VI/2007 tanggal 26 Juni 2007 tentang

    Penetapan 15 UPT Vertikal Menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan

    Badan Layanan Umum (PPK-BLU), RSMM termasuk salah satu

    diantaranya. Oleh sebab itu dalam upaya memberikan pelayanan yang

    berkualitas, RSMM dituntut untuk membenahi semua aspek yang

    berhubungan dengan pelayanan kesehatan, termasuk produktivitas

    kerja karyawan.

    4.1.2. Struktur Organisasi Rumah Sakit

    Struktur organisasi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi sebelum

    mengalami perubahan (Lampiran 1) dikepalai oleh seorang Direktur

    yang dibantu oleh dua Wakil Direktur, yaitu Wakil Direktur Umum

    dan Keuangan serta Wakil Direktur Pelayanan Medik yang kemudian

    membawahi staf medik struktural dan fungsional.

    Struktur organisasi pada saat ini terkait dengan perubahan status

    RSMM menjadi BLU (Lampiran 2) dikepalai oleh seorang Direktur

    Utama yang dibantu oleh tiga Direktorat, yaitu Direktorat Medik dan

    Keperawatan, Direktorat Sumber Daya Manusia dan Pendidikan, serta

    Direktorat Keuangan dan Administrasi Umum yang masing-masing

    membawahi bagian-bagian dan subbagian dalam jabatan struktural

    Rumah Sakit. Di samping itu terdapat staf medik fungsional, serta

    instalasi-instalasi yang berjalan dalam alir pekerjaan Rumah Sakit.

  • Struktur organisasi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

    telah mengalami perubahan sesuai dengan Surat Keputusan Menkes

    No.756/Menkes/SK/VI/2007, sehingga mengakibatkan adanya

    perubahan tugas, fungsi, wewenang dan koordinasi dalam struktur

    organisasi yang baru saja mengalami pelantikan pada bulan Juni 2008.

    Hal ini berdampak terutama pada Direktorat Keuangan dan

    Administrasi Umum yang secara langsung menangani pola

    pengelolaan keuangan yang baru, yaitu pola pengelolaan keuangan

    Badan Layanan Umum (PPK-BLU).

    Mekanisme dan kewenangan dalam struktur organisasi pasca

    perubahan menjadi Badan Layanan Umum mencakup

    pertanggungjawaban jabatan yang kini telah berubah, yaitu

    bertambahnya satu direktorat yang dibawahi secara langsung oleh

    Direktur Umum. Direktorat Sumber Daya Manusia dan Pendidikan

    kini secara langsung berada di bawah Direktur Umum, dengan

    membawahi sub bagian, kelompok jabatan fungsional dan instalasi-

    instalasi yang secara struktur berubah, namun secara fungsi belum

    mengalami perubahan yang signifikan.

    Pemberian masukan dan sosialisasi perubahan organisasi dilakukan

    bersamaan dengan waktu eksekusi terhitung tanggal 26 Juni 2007,

    dengan kata lain pihak Rumah Sakit melakukan proses adaptasi

    perubahan struktur organisasi seiring dengan berjalannya seluruh

    kegiatan Rumah Sakit.

    4.1.3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

    1. Visi

    Terwujudnya Rumah Sakit Mandiri melalui profesionalisme

    dan pelayanan yang bermutu dengan mengutamakan kepuasan

    pelanggan dan terjangkau oleh rakyat miskin.

    2. Misi

    a. Melaksanakan pelayanan kesehatan dengan unggulan Jiwa dan

    NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif

    lainnya).

  • b. Memberdayakan seluruh potensi yang ada di Rumah Sakit.

    c. Mengembangkan pelayanan kesehatan jiwa menjadi pusat

    rujukan nasional.

    d. Mengembangkan pendidikan kesehatan dan penelitian serta

    kemitraan yang seluas-luasnya.

    e. Mencapai kesejahteraan bersama.

    3. Tujuan

    a. Tercapainya jasa layanan kesehatan jiwa dengan kualitas

    prima.

    b. Terciptanya produk unggulan dalam bidang kesehatan jiwa.

    c. Tersedianya sumberdaya manusia bidang kesehatan jiwa yang

    profesional dan berkomitmen.

    4.1.4. Jenis dan Fasilitas Pelayanan

    Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di Rumah Sakit Dr. H.

    Marzoeki Mahdi Bogor antara lain:

    1. Pelayanan Kesehatan Jiwa

    a. Pelayanan Gawat Darurat Psikiatri

    b. Pelayanan Rawat Jalan Psikiatri

    c. Pelayanan Rawat Inap Psikiatri

    d. ICU Psikiatri

    2. Pelayanan NAPZA

    a. Rawat Jalan

    b. Rawat Jalan Spesialistik

    c. Detoksifikasi Rawat Inap

    d. Gawat Darurat

    e. HCU Napza

    3. Pelayanan Umum

    a. Rawat Jalan Spesialistik

    b. Rawat Inap

    c. Gawat Darurat

    d. ICU

    4. Pelayanan Penunjang

  • 5. Pendidikan dan Pelatihan

    Fasilitas pelayanan yang tersedia adalah sebagai berikut:

    1. Pelayanan Rawat Jalan Spesialistik

    a. Poliklinik Psikiatri: dewasa, lanjut usia dan anak

    b. Poliklinik Neurologi

    c. Poliklinik Penyakit Dalam

    d. Poliklinik Diabetes Terpadu

    e. Poliklinik Geriatri

    f. Poliklinik Penyakit Anak

    g. Poliklinik Psikologi

    h. Poliklinik Gigi Spesialis

    i. Poliklinik Gigi

    j. Poliklinik Umum

    k. Poliklinik Bedah Umum

    l. Poliklinik Bedah Ortopedi

    m. Poliklinik Kebidanan

    n. Poliklinik THT

    o. Poliklinik Kulit dan Kelamin

    p. Poliklinik Rehabilitasi Medik

    q. Poliklinik Gizi

    r. Klinik Autis dan Tumbuh Kembang

    2. Pelayanan Gawat Darurat

    a. Pelayanan Gawat Darurat Umum dan Psikiatri

    b. Pelayanan 24 Jam

    c. Penanggulangan klien gawat darurat Psikiatri di jam kerja dan

    luar jam kerja

    1. Pelayanan Rawat Inap

    a. Psikiatri

    1) UGD Psikiatri

    2) Akut: Ruang Kresna

    3) Intermediate: Ruang Gatotkaca, Utari dan Arimbi

    4) Tenang: Ruang Bratasena, Nakula, Yudhistira, Dewi Amba

  • dan Drupadi

    5) Anak/Remaja dan Mental Organik: Ruang Abimanyu

    6) Psikogeriatrik: Ruang Saraswati

    7) MPKP: Ruang Srikandi dan Kresna

    8) Akut Fisik dan Psikiatri: Ruang Subadra

    b. Umum

    1) UGD Umum

    2) ICU Umum

    3) Ruang Arjuna

    4) Ruang Bisma

    5) Ruang Antasena

    6) Perinatologi

    7) Parikesit

    8) Kebidanan

    c. NAPZA

    1) Rama I, II, II, IV

    2) Shinta

    3) Detoksifikasi

    4. Pelayanan Penunjang

    a. Laboratorium

    b. Elektromedik: EEG, Brain Mapping, USG, Endoscopy,

    Doppler

    c. Gizi: Konsultasi Gizi

    d. IPAL: Pengolahan limbah modern

    e. Diklat Kesehatan Jiwa dan NAPZA

    f. Rehabilitasi klien gangguan jiwa

    g. Kesehatan jiwa masyarakat

    4.1.5. Sumber Daya Manusia

    Data terkait dengan sumber daya manusia di RSMM diperoleh dari

    bidang keperawatan per 1 September 2007.

  • Tabel 3. Ketenagaan RSMM

    No Ketenagaan Jumlah

    1 Dokter Spesialis

    Psikiater 10

    Spesialis Lain 28

    2 Dokter Umum 23

    3 Dokter Gigi Spesialis 6

    4 Dokter Gigi 3

    5 Apoteker/Apt Spesialis 7

    6 Psikolog/S2 Psikolog 12

    7 Keperawatan/D3,S1,S2 409

    8 Paramedis Non Keperawatan 87

    9 S2 Manajemen (MARS, MKes, MM, MSi) 16

    10 Administrasi 354

    Total 955

    PNS 597

    Honorer 358

    4.2. Analisis Data

    Uji validitas terhadap kuesioner bertujuan untuk menunjukkan sejauh

    mana kuesioner dapat mengukur objek yang diamati. Hasil pengujian

    validitas pertanyaan dengan product moment pearson menyatakan bahwa 43

    pernyataan dalam kuesioner baik untuk perubahan organisasi dan

    produktivitas kerja karyawan adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari nilai

    korelasi dengan totalnya yang ditunjukkan oleh p-value cukup signifikan. p-

    value < level of significant () 1%. Setelah diketahui pertanyaan valid maka

    dapat digunakan ke tahap selanjutnya dalam penelitian (Lampiran 4).

    Uji reliabilitas digunakan untuk melihat derajat ketepatan, ketelitian

    atau keakuratan dan keterandalan alat ukur (kuesioner) yang digunakan

    dalam penelitian. Metode yang digunakan dalam uji reliabilitas untuk

    penelitian ini adalah Alpha Cronbach, yang menghasilkan nilai alpha

    sebesar 0,922. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika

    memiliki nilai cronbachs alpha > 0,60 , maka dapat disimpulkan bahwa

    kuesioner yang disebarkan dapat diandalkan untuk menjadi alat ukur dalam

    penelitian ini (Lampiran 4).

  • 4.3. Karakteristik Responden

    Jenis Kelamin

    46%

    54%

    laki-laki

    perempuan

    USIA

    32%

    36%

    32%

    22-32 tahun

    33-43 tahun

    44-54 tahun

    Masa Kerja

    28%

    22%16%

    10%

    24%

    0.5-6.5 tahun

    6.6-12.6 tahun

    12.7-18.7 tahun

    18.8-24.8 tahun

    24.9-30 tahun

    Pendidikan

    16%

    28%48%

    8%

    SMA

    D3

    S1

    S2

    Ruangan/Jabatan

    2%

    20%

    4%

    4%

    8%

    6%

    12%

    16%

    20%

    2%6%

    Sub Bag PPL

    Sub Bag Rumah Tangga dan

    KepegawaianSub Bag Keuangan

    Bidang Perawatan

    Bidang Pelayanan Medik

    Instalasi Gizi

    UPF Kesehatan Jiwa

    MasyarakatUPF Kesehatan Jiwa Dewasa

    & LansiaUPF Pemulihan NAPZA

    UPF Rawat Jalan

    UPF Gawat Darurat

    Gambar 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia,

    Ruangan/Jabatan, Masa Kerja dan Pendidikan.

    1. Jenis Kelamin

  • Karakteristik responden berdasar jenis kelamin menunjukkan

    bahwa sebagian besar karyawan RSMM yang menjadi responden

    adalah perempuan. Dari 50 orang responden, jumlah responden

    perempuan sebanyak 27 orang atau 54%, sedangkan jumlah responden

    laki-laki sebanyak 23 orang atau 46%.

    2. Usia

    Sebagian besar responden dari karyawan RSMM adalah berusia

    33-43 tahun yaitu sebanyak 36%, usia 22-32 tahun sebanyak 32%, usia

    44-54 tahun sebanyak 32%, dan tidak ada yang berusia kurang dari 20

    tahun.

    3. Ruangan/Jabatan

    Berdasarkan Ruangan/Jabatannya, karakteristik responden

    terbagi dalam 11 bagian. Dari 50 orang responden, mayoritas

    merupakan merupakan karyawan Sub Bag Rumah Tangga dan

    Kepegawaian, yaitu sebanyak 20% dan karyawan UPF Pemulihan

    NAPZA yang memiliki persentase sama dengan karyawan Sub Bag

    Rumah Tangga dan Kepegawaian, kemudian 16% karyawan UPF

    Kesehatan Jiwa Dewasa dan Lansia, 12% karyawan UPF Kesehatan

    Jiwa Masyarakat, 8% karyawan Bidang Pelayanan Medik, 6%

    karyawan Instalasi Gizi, 6% karyawan UPF Gawat Darurat, 4%

    karyawan Sub Bag Keuangan, 4% karyawan Bidang Perawatan, 2%

    karyawan Sub Bag PPL dan 2% adalah karyawan pada UPF Rawat

    Jalan.

    4. Masa Kerja

    Mayoritas responden dari Rumah Sakit Dr. H Marzoeki Mahdi

    Bogor telah bekerja selama 0,5-6,5 tahun, yaitu sebanyak 28%.

    Karyawan yang telah bekerja selama 6,6-12,6 tahun sebanyak 22%,

    12,7-18,7 tahun sebanyak 16%, 18,8-24,8 tahun sebanyak 10% dan

    karyawan yang bekerja 24,9-30 tahun adalah sebanyak 24%.

    5. Pendidikan

  • Tingkatan pendidikan terakhir dalam karakteristik responden

    yaitu SMA, D3, S1 dan S2. Dari responden, terdapat 16% yang

    berpendidikan terakhir SMA, 28% D3, 48% S1 dan 8% memiliki

    pendidikan terakhir S2.

    4.4. Perubahan Organisasi

    Faktor perubahan organisasi menurut Kreitner & Kinicki (2001) terdiri

    dari pengaturan organisasi, pengaturan tujuan, faktor sosial, metode dan

    aspek manusia. Adapun hasil jawaban yang didapat dari responden adalah

    sebagai berikut:

    1. Pengaturan organisasi

    Mayoritas responden menjawab setuju (48%) dan sangat setuju

    (29%) atas pengaturan organisasi yang telah berjalan pada Rumah Sakit

    terkait perubahan statusnya menjadi BLU. Dari jawaban responden atas

    pernyataan-pernyataan mengenai pengaturan organisasi tersebut dan dari

    hasil pengamatan langsung di lapangan, ternyata karyawan merasa

    pengaturan organisasi yang secara umum meliputi kebijakan, prosedur,

    peranan, struktur, penghargaan dan pengaturan fisik telah berjalan serta

    terorganisir dengan baik. Suatu pengorganisasian yang baik cenderung

    mampu meningkatkan produktivitas kerja karyawan RSMM. Sebaran

    jawaban responden atas pernyataan yang berhubungan dengan

    pengaturan organisasi dapat dilihat pada Tabel 4.

    Tabel 4. Sebaran Karyawan berdasarkan Faktor Pengaturan Organisasi

    1 2 3 4 5 Kategori

    Pernyataan N % N % N % N % N % Median

    Kebijakan-kebijakan 0 0 0 0 7 14 29 58 14 28 Setuju

    Prosedur 0 0 5 10 4 8 28 56 13 26 Setuju

    Peranan 0 0 0 0 7 14 24 48 19 38 Setuju

    Struktur 0 0 3 6 13 26 19 38 15 30 Setuju

    Penghargaan 0 0 3 6 9 18 24 48 14 28 Setuju

    Pengaturan fisik 0 0 6 12 11 22 21 42 12 24 Setuju

    Total 0 0 17 5,7 51 17 145 48 87 29 Setuju

  • 2. Pengaturan Tujuan

    Mayoritas responden berpendapat setuju sebanyak 53 persen dan

    netral sebanyak 26 persen bahwa pengaturan tujuan pada Rumah Sakit

    merupakan hal yang penting. Karyawan merasa bahwa Rumah Sakit

    telah memiliki penetapan tujuan yang tepat seiring perubahan organisasi

    yang telah berubah menjadi BLU.

    Karyawan RSMM mengharapkan hasil yang dicapai oleh Rumah

    Sakit dapat sesuai dengan standar dan prioritas yang telah ditetapkan

    dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia dalam rangka

    meningkatkan produktivitas kerja karyawan RSMM. Sebaran jawaban

    responden atas pernyataan yang berhubungan dengan pengaturan tujuan

    dapat dilihat pada Tabel 5.

    Tabel 5. Sebaran Karyawan berdasarkan Faktor Pengaturan Tujuan

    1 2 3 4 5 Kategori

    Pernyataan N % N % N % N % N % Median

    Keinginan dan hasil 0 0 5 10 16 32 20 40 9 18 Setuju

    Prioritas 0 0 1 2 13 26 31 62 5 10 Setuju

    Standar 0 0 4 8 11 22 29 58 6 12 Setuju

    Sumberdaya 0 0 2 4 15 30 23 46 10 20 Setuju

    Hub antar organisasi 1 2 2 4 11 22 30 60 6 12 Setuju

    Total 1 0,4 14 5,6 66 26 133 53 36 14 Setuju

    3. Faktor Sosial

    Dari hasil analisis jawaban responden pada Tabel 6. dapat dilihat

    bahwa sebagian besar karyawan menjawab setuju sebanyak 49 persen

    dan netral sebanyak 26 persen. Faktor Sosial dalam Rumah Sakit Dr. H.

    Marzoeki Mahdi Bogor tergolong baik dengan hasil sebaran kuesioner

    yang mayoritas berpendapat bahwa keadaan sosial dalam RSMM baik

    berupa budaya organisasi, komunikasi, kepemimpinan serta faktor sosial

    lainnya, secara umum berjalan dengan baik dan diharapkan dapat

    menghantarkan Rumah Sakit pada peningkatan produktivitas kerja

    karyawan.

  • Tabel 6. Sebaran Karyawan berdasarkan Faktor Sosial

    1 2 3 4 5 Kategori

    Pernyataan N % N % N % N % N % Median

    Budaya organisasi 0 0 2 4 10 20 28 56 10 20 Setuju

    Proses kelompok 0 0 1 2 2 4 31 62 16 32 Setuju

    Interaksi hub antar

    pribadi 0 0 4 8 15 30 26 52 5 10 Setuju

    Komunikasi 0 0 4 8 18 36 21 42 7 14 Setuju

    Kepemimpinan 1 2 5 10 21 42 17 34 6 12 Setuju

    Total 1 0,4 16 6,4 66 26 123 49 44 18 Setuju

    4. Metode

    Bila dilihat dari Metode yang meliputi proses, aliran pekerjaan,

    desain pekerjaan serta teknologi yang selama ini telah berjalan,

    karyawan RSMM diharapkan mampu meningkatkan produktivitas

    kerjanya. Berdasarkan mayoritas jawaban responden (Tabel 7), RSMM

    memiliki metode perubahan yang cukup baik. Hal tersebut terlihat dari

    mayoritas responden yang menjawab setuju sebanyak 40 persen atas

    faktor metode dalam Rumah Sakit. Namun diiringi oleh jawaban netral

    sebanyak 34 persen yang jumlahnya hampir sama dengan jawaban tidak

    setuju sebanyak 32 persen. Secara umum Rumah Sakit memiliki metode

    perubahan yang cukup baik dan hal ini masih perlu ditingkatkan kembali

    demi tercapainya produktivitas kerja karyawan.

    Tabel 7. Sebaran Karyawan berdasarkan Faktor Metode

    1 2 3 4 5 Kategori

    Pernyataan N % N % N % N % N % Median

    Proses 0 0 8 16 21 42 19 38 2 4 Setuju

    Aliran pekerjaan 0 0 4 8 15 30 23 46 8 16 Setuju

    Desain pekerjaan 0 0 10 20 18 36 17 34 5 10 Setuju

    Teknologi 0 0 10 20 14 28 20 40 6 12 Setuju

    Total 0 0 32 16 68 34 79 40 21 11 Setuju

    5. Aspek Manusia

  • Melihat jawaban responden setuju (45%) bahwa mereka merasa

    aspek manusia yang terdapat dalam Rumah Sakit telah tergolong baik.

    Pengetahuan, kemampuan, sikap, motivasi serta perilaku SDM pada

    RSMM cenderung positif dalam menjalankan pekerjaannya. Hal ini

    mampu meningkatkan produktivitas Rumah Sakit yang merupakan salah

    satu tujuan yang ditetapkan oleh pihak Rumah Sakit. Sebaran jawaban

    responden atas pernyataan yang berhubungan dengan aspek manusia

    dapat dilihat pada Tabel 8.

    Tabel 8. Sebaran Karyawan berdasarkan Aspek Manusia

    1 2 3 4 5 Kategori

    Pernyataan N % N % N % N % N % Median

    Pengetahuan 0 0 7 14 16 32 21 42 6 12 Setuju

    Kemampuan 0 0 4 8 20 40 17 34 9 18 Setuju

    Sikap 0 0 6 12 15 30 24 48 5 10 Setuju

    Motivasi 0 0 5 10 14 28 23 46 8 16 Setuju

    Perilaku 0 0 1 2 4 8 27 54 18 36 Setuju

    Total 0 0 23 9,2 69 28 112 45 46 18 Setuju

    Secara umum, berdasarkan kelima faktor perubahan organisasi di atas, dapat

    diuraikan secara deskriptif keadaan sebelum dan sesudah perubahan organisasi

    RSMM yang dapat dilihat pada Tabel 9.

    Tabel 9. Keadaan Sebelum dan Sesudah Perubahan Organisasi RSMM Berdasarkan

    Lima Faktor Perubahan.

    No Faktor Sebelum Sesudah

    1 Pengaturan

    Organisasi

    a. Struktur organisasi mengacu pada surat edaran dari

    direktorat kesehatan jiwa

    b. Peranan Rumah Sakit masih terbatas dengan keuangan

    yang terikat secara penuh

    dengan pemerintah.

    c. Prosedur dalam sistem manajemen berupa Public

    Goods yang bercirikan

    birokrasi dalam mengatur

    organisasi.

    a. Struktur organisasi berubah sesuai SK Menkes No.

    756/Menkes/SK/VI/2007

    b. Peranan Rumah Sakit berkembang dengan adanya

    fleksibilitas dalam

    pengelolaan keuangan.

    c. Prosedur dalam sistem manajemen berubah

    menjadi Semi Public Goods

    yang berorientasi pada

    pelayanan dan non-profit.

    Lanjutan Tabel 9.

  • No

    Faktor

    Sebelum

    Sesudah

    2 Pengaturan

    Tujuan

    a. Kemampuan tidak cukup kuat untuk memenuhi misi

    sosial.

    b. Tidak ada standar yang jelas mengenai sistem

    manajemen lembaga non-

    profit.

    a. Fleksibilitas yang diberikan mendukung Rumah Sakit

    untuk memenuhi misi sosial.

    b. BLU merupakan lembaga non-profit dimana standar

    sistemnya dijelaskan dalam

    Undang-undang.

    3 Faktor

    Sosial

    a. Pola pikir dan budaya kerja dalam Rumah Sakit

    cenderung bersifat

    konservatif.

    b. Interaksi hubungan pribadi, proses kelompok, serta

    komunikasi dalam Rumah

    Sakit secara umum selalu

    terjalin positif, baik dalam

    melaksanakan pekerjaan

    maupun di luar

    kepentingan pekerjaan.

    a. Sejalan dengan perubahan menjadi BLU, RSMM mulai

    merubah mindset menjadi

    lembaga yang modern dan

    terorganisir dengan baik.

    b. Lingkungan sosial masih tetap terjaga dengan baik,

    seiring perubahan yang

    dilakukan pihak Rumah

    Sakit, sekalipun pada saat

    bertambahnya sumberdaya

    manusia di RSMM.

    4 Metode Pembiayaan kegiatan

    operasional yang meliputi

    obat-obatan dan peralatan

    medis seringkali lambat

    dengan adanya proses

    birokrasi dalam organisasi.

    BLU memberikan fleksibilitas

    dalam membiayai kegiatan

    operasional, dengan adanya

    keleluasaan dan kelonggaran

    yang lebih untuk

    mendayagunakan uang

    pendapatan.

    5 Aspek

    Manusia

    a. Kemampuan dan motivasi karyawan cenderung

    monoton, tidak

    berkembang dengan sistem

    manajemen yang lama.

    b. Semua karyawan mendapat gaji yang sama tanpa

    membedakan prestasi atau

    hasil kerjanya.

    a. BLU menuntut kemampuan SDM yang lebih baik

    dengan adanya sistem

    penghargaan berupa

    kompensasi karyawan.

    b. Pimpinan Rumah Sakit memiliki hak untuk

    mengatur penggajian

    karyawannya, termasuk

    dalam pemberian honor,

    insentif, atau bonus di luar

    ketentuan gaji.

    4.5. Analisis Korelasi

  • Analisis korelasi yang digunakan untuk mengetahui hubungan

    perubahan organisasi dengan produktivitas kerja karyawan adalah analisis

    korelasi Rank Spearman. Nilai korelasi yang nilainya diatas nol

    menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tersebut positif. Dalam

    analisis korelasi ini menggunakan taraf kepercayaan 5% dalam pengambilan

    keputusan, dimana perubahan organisasi tersebut mempunyai hubungan

    signifikan dengan produktivitas kerja karyawan bila angka signifikansinya

    kurang dari 0,05 ( = 0,05). Hasil analisis setiap perubahan organisasi

    dengan produktivitas kerja karyawan dapat dilihat pada Lampiran 6

    Berdasarkan penelitian dilakukan di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki

    Mahdi Bogor, didapat empat dari lima faktor perubahan organisasi yang

    mempunyai hubungan nyata atau signifikan dengan produktivitas kerja

    karyawan di RSMM. Dari hasil analisis korelasi tersebut dapat disimpulkan

    bahwa keempat faktor tersebut dapat menghantarkan terciptanya

    peningkatan produktivitas kerja karyawan RSMM. Apabila keempat faktor

    tersebut ditingkatkan maka produktivitas kerja karyawan akan meningkat

    juga. Sedangkan satu faktor pada perubahan organisasi tidak memiliki

    hubungan yang signifikan dengan produktivitas kerja karyawan, maka pihak

    Rumah Sakit masih perlu melakukan perbaikan pada faktor tersebut dalam

    rangka meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Hasil analisis korelasi

    Rank Spearman dapat dilihat dalam Tabel 10.

    Tabel 10. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman antara Perubahan Organisasi dan

    Produktivitas Kerja Karyawan.

    * Korelasi signifikan dalam level 0,05 (dua arah)

    ** Korelasi signifikan dalam level 0,01 (dua arah)

    4.5.1. Pengaturan Organisasi

    No Variabel Independen N Nilai Korelasi Angka Signifikansi

    1 Pengaturan Organisasi 50 0,330 0,019*

    2 Pengaturan Tujuan 50 0,485 0,000**

    3 Faktor Sosial 50 0,495 0,000**

    4 Metode 50 0,270 0,058

    5 Aspek Manusia 50 0,501 0,000**

  • Berdasarkan hasil uji Rank Spearman pada Tabel 9. diperoleh

    hasil bahwa nilai korelasi koefisien faktor/variabel pengaturan

    organisasi terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 0,330.

    Berdasarkan nilai korelasi Sugiyono (2004), karena nilai koefisien

    berada pada selang 0,20 0,399 maka kondisi ini termasuk rendah,

    yang menunjukkan adanya hubungan yang rendah/agak lemah.

    Variabel pengaturan organisasi memiliki nilai signifikansi sebesar

    0,019 < ( = 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

    pengaturan organisasi memiliki hubungan yang nyata dan positif

    terhadap produktivitas kerja karyawan. Artinya semakin baik

    pengaturan organisasi, maka akan semakin baik produktivitas kerja

    karyawan.

    Adanya hubungan antara kedua variabel tersebut dikarenakan

    karyawan sudah merasa bahwa pengaturan organisasi yang telah

    berubah terkait perubahan status dan organisasi menjadi BLU telah

    terorganisir dan berjalan dengan baik, yang memiliki arti bahwa

    kebijakan dan prosedur yang berlaku di RSMM telah memberikan rasa

    keadilan, dimana semua kebijakan dan prosedur diberlakukan sama

    pada semua level jabatan. Karyawan tidak mempunyai wewenang

    dalam penetapan kebijakan dan prosedur yang berlaku, namun mereka

    tetap diberi kesempatan untuk memberikan masukan ide dan gagasan

    di luar kebijakan Rumah Sakit, seperti ide dan masukan dalam bekerja.

    Hal-hal tersebut mampu memberikan motivasi karyawan untuk

    meningkatkan produktivitas kerjanya.

    4.5.2. Pengaturan Tujuan

    Berdasarkan hasil uji Rank Spearman pada Tabel 9. diperoleh

    hasil bahwa nilai korelasi koefisien faktor/variabel pengaturan tujuan

    terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 0,485. Berdasarkan nilai

    korelasi Sugiyono (2004), karena nilai koefisien berada pada selang

    0,40 0,599 maka kondisi ini termasuk sedang, yang menunjukkan

    adanya hubungan yang agak kuat. Variabel pengaturan tujuan memiliki

    nilai signifikansi sebesar 0,000 < ( = 0,05), sehingga dapat

  • disimpulkan bahwa variabel pengaturan tujuan memiliki hubungan

    yang nyata dan positif terhadap produktivitas kerja karyawan. Artinya

    semakin tepat pengaturan tujuan, maka akan semakin baik

    produktivitas kerja karyawan.

    Pengaturan tujuan adalah dasar dari setiap keberhasilan

    perencanaan dan pelaksanaan dalam proses perubahan. Dasar-dasar

    pengaturan tujuan harus dilakukan da