ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang...

124
ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP PENGGUNAAN E-FAKTUR SEBAGAI SARANA PELAPORAN FAKTUR PAJAK Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Eni Nur Lestariningsih NIM: 122114113 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang...

Page 1: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK

TERHADAP PENGGUNAAN E-FAKTUR SEBAGAI

SARANA PELAPORAN FAKTUR PAJAK

Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Eni Nur Lestariningsih

NIM: 122114113

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

i

ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK

TERHADAP PENGGUNAAN E-FAKTUR SEBAGAI

SARANA PELAPORAN FAKTUR PAJAK

Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Eni Nur Lestariningsih

NIM: 122114113

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Kita tidak pernah tau usaha keberapa yang akan berhasil, Seperti kita tak pernah tau doa mana yang akan dikabulkan,

Keduanya sama: PERBANYAKLAH”

-NN-

“Jangan pernah menunda untuk mencoba saat ada kesempatan, karena

belum tentu kamu akan berhasil dikesempatan selanjutnya”

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Allah SWT

Orang tuaku Ibu Kaminem dan Bapak Bakir

Saudara-saudaraku Mas Wahyu, Puji, dan Ari

Sahabat-sahabat dan teman-temanku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul Analisis Persepsi Pengusaha Kena Pajak Terhadap

Penggunaan e-Faktur Sebagai Sarana Pelaporan Faktur Pajak (Studi Kasus di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman). Penulisan skripsi ini bertujuan untuk

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Progran Studi

Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., PhD., selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., C.A., selaku Dosen

Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberi

bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Segenap dosen Fakultas Ekonomi yang telah membagikan ilmu dan

pengalaman terbaik bagi penulis dan segenap staf sekretariat Fakultas

Ekonomi yang telah memberikan pelayanan terbaik.

4. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa

Yogyakarta dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ........................ v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. vii

HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................. ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ....................................................................... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ............................................................... xii

ABSTRAK .................................................................................................... xiii

ABSTRCT ...................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 4

C. Batasan Masalah ..................................................................... 4

D. Tujuan Penelitian .................................................................... 4

E. Manfaat Penelitian .................................................................. 4

F. Sistematika Penulisan ............................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka .................................................................... 7

1. Pengertian Persepsi........................................................... 7

2. Pengertian Pajak .............................................................. 8

3. Fungsi Pajak ..................................................................... 9

4. Sistem Pemungutan Pajak ................................................ 9

5. Pengertian Wajib Pajak ................................................. 11

6. Faktur Pajak ................................................................... 12

7. E-Faktur ............................................................................ 16

8. Pelaporan Faktur Pajak .................................................. 20

9. Sertifikat Elektronik dan Akun PKP ................................ 21

10. Model Penerimaan Teknologi ......................................... 24

B. Desain Penelitian .................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 32

A. Jenis Penelitian ....................................................................... 32

B. Subjek dan Objek Penelitian .................................................. 32

C. Tempat Penelitian ................................................................... 32

D. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel ....................... 33

E. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 47

F. Data ........................................................................................ 48

G. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 49

H. Uji Validitas dan Reliabilitas Data ......................................... 50

I. Teknik Analisis Data .............................................................. 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

x

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .................................... 56

A. Sejarah KPP Pratama Sleman ................................................ 56

B. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Sleman ................................ 57

C. Visi, Misi, dan Motto Pelayanan KPP Pratama Sleman......... 58

D. Struktur Organisasi ................................................................. 58

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................. 62

A. Deskripsi Data ........................................................................ 62

B. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................. 66

C. Analisis Data .......................................................................... 69

D. Pembahasan ............................................................................ 82

BAB VI PENUTUP .................................................................................... 86

A. Kesimpulan ............................................................................. 86

B. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 87

C. Saran ....................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 88

LAMPIRAN .................................................................................................... 91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasional Variabel..................................................................... 47

Tabel 3.2 Kategori Tingkat Persepsi Kebermanfaatan ................................. 53

Tabel 3.3 Kategori Tingkat Persepsi Kemudahan Penggunaan .................... 54

Tabel 4.1 Jumlah Sumber Daya Manusia KPP Pratama Sleman .................. 60

Tabel 5.1 Data Responden Berdasarkan Jabatan .......................................... 63

Tabel 5.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Wajib Pajak .......................... 64

Tabel 5.3 Data Responden Berdasarkan Kegiatan Bidang Usaha ................ 65

Tabel 5.4 Data Responden Berdasarkan Lama Penggunaan e-Faktur .......... 66

Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas ......................................................................... 67

Tabel 5.6 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Kebermanfaatan ........................... 68

Tabel 5.7 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Kemudahan Penggunaan .............. 68

Tabel 5.8 Persentase Jawaban Responden per Butir Pernyataan untuk

Komponen Persepsi Kebermanfaatan ........................................... 71

Tabel 5.9 Persentase Jawaban Responden per Butir Pernyataan untuk

Komponen Persepsi Kemudahan Penggunaan ............................. 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Technology Acceptance Model (TAM) ...................................... 25

Gambar 2.2. Desain Penelitian ........................................................................ 31

Gambar 4.1. Struktur Organisasi KPP Pratama Sleman ................................. 59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

xiii

ABSTRAK

ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP

PENGGUNAAN E-FAKTUR SEBAGAI SARANA PELAPORAN FAKTUR

PAJAK

Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman

Eni Nur Lestariningsih

NIM: 122114113

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2016

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis persepsi Pengusaha

Kena Pajak terhadap penggunaan e-Faktur sebagai sarana pelaporan Faktur Pajak.

Subjek penelitian ini adalah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman yang menggunakan e-Faktur.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data

menggunakan kuesioner dan persepsi Pengusaha Kena Pajak diukur menggunakan

rentang skala. Teknik pengujian instrumen yang dilakukan menggunakan uji

validitas dan uji reliabilitas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi Pengusaha Kena Pajak

terhadap penggunaan e-Faktur sebagai sarana pelaporan Faktur Pajak termasuk

dalam kriteria setuju. Persepsi Pengusaha Kena Pajak setuju bahwa penggunaan e-

Faktur sebagai sarana pelaporan Faktur Pajak adalah sistem yang bermanfaat.

Selain itu, Persepsi PKP setuju bahwa penggunaan e-Faktur sebagai sarana

pelaporan Faktur Pajak adalah mudah digunakan.

Kata Kunci: Persepsi, Kebermanfaatan dan Kemudahaan Penggunaan e-Faktur,

e-Faktur, TAM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

xiv

ABSTRACT

AN ANALYSIS ON PERCEPTION OF TAXABLE ENTERPRISE TO USE

E-FAKTUR AS A MEANS OF REPORTING TAX INVOICE

A Case Study in Sleman Tax Office

Eni Nur Lestariningsih

Student Number: 122114113

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2016

Purpose of the study is to analyze the perception of taxable enterprise using

e-Faktur as a means of reporting Tax Invoice. This research subject is a taxable

enterprise registered in the Sleman Tax Office which uses e-Faktur.

This type of the research is a case study. The technique of data collection is

questionnaires and the perception of taxable enterprise is measured using a range

of scales. Mechanical testing of the instrument is performed using validity and

reliability test.

The results show that the taxable enterprises perceive that e-Faktur as a

means of reporting Tax Invoice included in the agreed criteria. The taxable

enterprises agree that the use of e-Faktur as a means of reporting Tax Invoice is a

useful system. In addition, the taxable enterprises agree that e-Faktur as a means

of reporting Tax Invoice is easy to use.

Keywords: Perception, Usefulness and Ease of Use of The e-FakturSystem, e-

Faktur, TAM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi dari masa ke masa selalu lebih baik

dan memberikan banyak manfaat bagi para pengguna. Perkembangan

teknologi memberikan dampak positif dan negatif tergantung para pengguna

dalam memanfaatkan teknologi yang tersedia. Salah satu manfaat dari

teknologi informasi adalah dapat membantu mempercepat dan mempermudah

pekerjaan manusia.

Pekerjaan menjadi lebih cepat dan mudah karena hadirnya internet di

masa sekarang yang merupakan bentuk perkembangan teknologi. Kemajuan

teknologi yang menggunakan sarana internet dimanfaatkan oleh semua

pengguna untuk saling bertukar informasi. Pengiriman informasi dengan

teknologi yang menggunakan jaringan internet dapat berupa softcopy sehingga

tidak perlu mencetak dalam bentuk hardcopy sehingga menghemat biaya dan

menghemat waktu.

Perkembangan teknologi yang semakin baik dimanfaatkan oleh

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk meningkatkan pelayanan administrasi

pajak bagi Pengusaha Kena Pajak (PKP) untuk meningkatkan penerimaan

pajak. Salah satu jenis penerimaan pajak yang mempunyai kontribusi besar

dalam penerimaan negara adalah PPN. Penerimaan pajak atas PPN didukung

dengan bukti adanya dokumen transaksi berupa Faktur Pajak. Faktur Pajak

merupakan bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

2

(PKP) yang melakukan penyerahan barang kena pajak atau penyerahan jasa

kena pajak.

Peningkatan pelayanan bagi Wajib Pajak berkaitan dengan Faktur Pajak

ditunjukan dengan diluncurkannya e-Faktur oleh DJP. DPJ meluncurkan e-

Faktur karena masih terdapat penyalahgunaan Faktur Pajak, diantaranya

Wajib Pajak non PKP yang menerbitkan Faktur Pajak padahal tidak berhak

menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur

Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena beban administrasi yang

begitu besar bagi pihak DJP maupun bagi PKP (www.pajak.go.id).

Pemberlakuan e-Faktur dimaksudkan untuk memberikan kemudahan,

kenyamanan, dan keamanan bagi Pengusaha Kena Pajak dalam melaksanakan

kewajiban perpajakan khususnya pembuatan Faktur Pajak. Pengusaha Kena

Pajak (PKP) yang diwajibkan membuat Faktur Pajak berbentuk elektronik

ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak. PKP yang telah

diwajibkan membuat Faktur Pajak menggunakan e-Faktur namun tidak

melaksanakannya maka secara hukum dianggap tidak membuat Faktur Pajak

sehingga akan dikenakan sanksi pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Besarnya sanksi pajak adalah berupa denda sebesar 2% (dua persen) dari

Dasar Pengenaan Pajak (DPP). Hal tersebut diatur dalam Pengumuman

Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Nomor: Peng-6/PJ.02/2015 tentang

Penegasan atas e-Faktur tertanggal 16 Juni 2015.

Pemberlakuan e-Faktur telah ditetapkan dan terbagi menjadi 3 tahap,

namun masih ada PKP yang tidak langsung menerapkan penggunaan e-Faktur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

3

berdasarkan tanggal yang telah ditetapkan. E-Faktur yang merupakan sistem

baru mungkin masih kurang dipahami akan manfaat dan kemudahan dari

aplikasi tersebut oleh PKP calon pengguna sistem e-Faktur. Adanya

perubahan dalam pembuatan Faktur Pajak yang awalnya manual menjadi

elektronik memunculkan persepsi terhadap penggunaan sistem e-Faktur. Ada

pihak yang memiliki anggapan sulit dan tidak memberikan manfaat, namun

bagi pihak yang sudah terbiasa terhadap perubahan teknologi mungkin menilai

mudah dan bermanfaat.

Penilaian terhadap manfaat dan kemudahan e-Faktur dapat dilihat dari

persepsi PKP terhadap penggunaan e-Faktur. Penilaian terhadap persepsi ini

dapat dihubungkan dengan model penerimaan teknologi (Technology

Acceptance Model atau TAM). TAM adalah salah satu teori yang menjelaskan

penggunaan sistem teknologi informasi terhadap individual. TAM

berargumentasi bahwa penerimaan individual terhadap sistem teknologi

informasi ditentukan oleh persepsi kegunaan (kebermanfaatan) dan persepsi

kemudahan penggunaan. Hal ini dapat membantu calon pengguna baru e-

Faktur untuk mengetahui bagaimana pandangan atau penilaian terhadap

sistem e-Faktur.

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya maka

penulis merumuskan judul penelitian “Analisis Persepsi Pengusaha Kena

Pajak terhadap Penggunaan e-Faktur sebagai Sarana Pelaporan Faktur Pajak”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diungkapkan sebelumnya maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana persepsi Pengusaha

Kena Pajak terhadap penggunaan e-Faktur sebagai sarana pelaporan Faktur

Pajak?”

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Responden dalam penelitian ini adalah Pengusaha Kena Pajak yang

menggunakan e-Faktur dan terdaftar di KPP Pratama Sleman.

2. Variabel yang digunakan adalah persepsi kebermanfaatan dan persepsi

kemudahan penggunaan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian adalah untuk menganalisis persepsi Pengusaha

Kena Pajak terhadap penggunaan e-Faktur sebagai sarana pelaporan Faktur

Pajak.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran kepada KPP untuk

mengevaluasi penggunaan sistem e-Faktur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

5

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi mahasiswa

terhadap penggunaan sistem e-Faktur di Indonesia.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan

pengetahuan penulis.

F. Sistematika Penelitian

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penelitian.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Bab ini menjelaskan tentang terori-teori yang mendukung penelitian,

penelitian terdahulu dan desain penelitian.

Bab III : Metodologi Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, subyek dan obyek

penelitian, tempat dan waktu penelitian, variabel penelitian dan

operasional variabel, populasi dan sampel penelitian, data, teknik

pengumpulan data, uji validitas dan uji reliabilitas serta teknik analisi

data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

6

Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) Pratama Sleman.

Bab V : Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang deskripsi responden, analisis data, dan

pembahasan.

Bab VI : Penutup

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan hasil penelitian,

keterbatasan penelitian dan saran bagi peneliti selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Persepsi

Menurut Walgito (2010:99), persepsi merupakan suatu proses yang

didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya

stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses

sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus

tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi.

Persepsi menurut Suharnan (2005:23) merupakan suatu proses

menginterpretasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui

sistem alat indera manusia. Persepsi adalah suatu proses penggunaan

pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan di dalam ingatan) untuk

mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan)

yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga, dan hidung menurut

Matlin (1989) dan Solso (1988) dalam Suharnan.

Hardy (1988:83), bagi hampir semua orang, sanngatlah mudah

kiranya melakukan perbuatan melihat, mendengar, membau, merasakan,

dan menyentuh, yakni proses-proses yang sudah semestinya ada. Namun

informasi yang datang dari organ-organ indera kiranya perlu terlebih

dahulu diorganisasikan dan diinterpretasikan sebelum dapat dimengerti,

dan proses ini dinamakan persepsi (perception).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

8

Ling (2021:6) persepsi merupakan serangkaian proses rumit yang

melaluinya kita memperoleh dan menginterpretasikan informasi indrawi.

Interpretasi ini memungkinkan kita mencerap lingkungan kita secara

bermakna. Solso (2007:75) persepsi (perception) melibatkan kognisi

tingkat tinggi dalam penginterpretasian terhadap informasi sensorik.

Persepsi mengacu pada interpretasi hal-hal yang kita indera.

Persepsi didefinisikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2008:1061) sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu

atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi

adalah tanggapan seseorang terhadap suatu kondisi atau informasi yang

ditangkap melalui panca indera.

2. Pengertian Pajak

Menurut UU Nomor 16 Tahun 2009 tentang Kententuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat.

Definisi atau pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro,

SH dalam Mardiasmo (2009:1):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

9

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasrkan undang-

undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada medapat jasa timbal

(kontaprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang

digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

3. Fungsi Pajak

Menurut Mardiasmo (2009:1) terdapat dua fungsi pajak, yaitu:

a. Fungsi Budgetair

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluarannya.

b. Fungsi Mengatur (Regulerend)

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan

pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

Contoh:

1) Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk

mengurangi konsumsi minuman keras.

2) Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk

mengurangi gaya hidup konsumtif.

3) Tarif pajak untuk ekspor sebesar 0%, untuk mendorong ekspor

produk Indonesia di pasaran dunia.

4. Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Mardiasmo (2009:7) sistem pemungutan pajak terbagi

menjadi berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

10

a. Official Assessment System

Suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada

pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang

oleh Wajib Pajak. Ciri-ciri dari sistem ini adalah wewenang untuk

menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus, Wajib Pajak

bersifat pasif dan utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat

ketetapan pajak oleh fiskus.

b. Self Assessment System

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada

Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

Ciri-ciri dari sistem ini adalah wewenang untuk menentukan besarnya

pajak terutang ada pada Wajib Pajak sendiri, Wajbi Pajak aktif, mulai

dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang

terutang dan fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

c. With Holding System

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada

pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan)

untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

Ciri-cirinya adalah wewenang menentukan besarnya pajak yang

teutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

11

5. Pengertian Wajib Pajak

Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan

dan Tata Cara Perpajakan Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan,

meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang

mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan.

Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh), orang pribadi

merupakan Subjek Pajak Penghasilan. Penghasilan Wajib Pajak orang

pribadi dalam buku BIJAK (2015:11), dapat dikategorikan sebagai

berikut: (1) Penghasilan daru usaha yaitu penghasilan yang diterima tau

diperoleh dari kegiatan usaha Wajib Pajak, misalnya usaha toko atau

berjualan online. (2) Penghasilan dari pekerjaaan bebas yaitu penghasilan

yang diterima atau diperoleh dari pekerjaan bebas yang dilakukan Wajib

Pajak, misalnya dokter, pengacara, atau notaris. (3) Penghasilan dari

pekerjaan yaitu penghasilan yang diterima tau diperoleh dari pekerjaan

Wajib Pajak sebagai pegawai (karyawan), misalnya sebagai direktur,

komisaris, pegawai tetap, atau pegawai harian. (4) Penghasilan dari modal

yaitu penghasilan yang diterima tau diperoleh Wajib Pajak dari modal

yang dimilikinya yang berupa harta gerak maupun harta tak gerak,

misalnya bunga, dividen, royalti, sewa, dan keuntungan penjualan harta.

(5) Penghasilan lainnya yaitu penghasilan yang diterima atau diperoleh

Wajib Pajak selain dari kategori di atas, misalnya hadiah, hibah, warisan,

atau pembebasan utang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

12

Menurut UU Nomor 16 Tahun 2009 badan adalah sekumpulan orang

dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha

maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas,

perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau

badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma,

kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,

organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya,

lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan

bentuk usaha tetap.

6. Faktur Pajak

a. Pengertian Faktur Pajak

Menurut UU Nomor 42 Tahun 2009 Faktur Pajak adalah bukti

pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang

melakukan penyerahan barang kena pajak atau penyerahan jasa kena

pajak.

Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun

yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang,

mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha

perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah

Pabean, melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa, atau

memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean. Pengusaha kena pajak

adalah pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

13

dan/atau penyerahan jasa kena pajak yang dikenai pajak berdasarkan

Undang-Undang nomor 42 tahun 2009.

Barang adalah barang berwujud, yang menurut sifat atau

hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak,

dan barang tidak berwujud. Penyerahan barang kena pajak adalah

setiap penyerahan barang kena pajak yang dikenai pajak berdasarkan

undang-undang nomor 42 tahun 2009. Jasa adalah setiap kegiatan

pelayanan yang berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum

yang menyebabkan suatu barang, fasilitas, kemudahan, atau hak

tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk

menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan

dan atas petunjuk dari pemesan. Penyerahan jasa kena pajak adalah

setiap kegiatan pemberian jasa yang dikenai pajak berdasarkan

undang-undang nomor 42 tahun 2009.

b. Jenis Faktur Pajak

Djuanda (2002:74) jenis Faktur Pajak berdasarkan UU PPN

Tahun 2000 adalah sebagai berikut:

1) Faktur Pajak Standar

Faktur Pajak standar adalah Faktur Pajak yang dibuat sesuai dengan

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) UU PPN

2000 yaitu dalam Faktur Pajak standar harus dicantumkan

keterangan tentang penyerahan barang kena pajak atau penyerahan

jasa kena pajak yang meliputi:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

14

a) Nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan

Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak;

b) Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang

Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak;

c) Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan

potongan harga;

d) Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;

e) Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;

f) Kode, nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan

g) Nama, jabatan dan tandatangan yang berhak menandatangani

Faktur Pajak.

2) Faktur Pajak Gabungan

Faktur Pajak Gabungan adalah Faktur Pajak standar yang cara

penggunananya diperkenankan kepada PKP yang memuat lebih dari

satu transaksi dalam satu bulan takwin atas penyerahan BKP/JKP

kepada pembeli atau penerima jasa yang sama, dan harus dibuat

paling lambat pada akhir bulan berikutnya setelah bulan terjadinya

penyerahan BKP/JKP.

3) Faktur Pajak Sederhana

Faktur Pajak sederhana adalah dokumen yang disamakan fungsinya

dengan Faktur Pajak, yang diterbitkan oleh PKP yang melakukan

penyerahan BKP/JKP yang dilakukan secara langsung kepada

konsumen akhir, atau kepada pembeli atau penerima jasa yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

15

diketahui identitasnya secara lengkap. Faktur Pajak sederhana

sekurang-kurangnya harus memuat:

a) Nama, alamat usaha, NPWP serta nomor dan tanggal

pengukuhan PKP yang menyerahkan BKP/JKP;

b) Jenis dan kuantum BKP/JKP yang diserahkan;

c) Jumlah harga jual atau penggantian yang sudah termasuk pajak

atau besarnya pajak dicantumkan secara terpisah;

d) Tanggal pembuatan Faktur Pajak sederhana.

c. Faktur Pajak Fiktif

Surat edaran direktur jenderal pajak nomor SE - 29/PJ.53/2003

yang dimaksud dengan Faktur Pajak fiktif antara lain adalah:

1) Faktur Pajak yang diterbitkan oleh Pengusaha yang belum

dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).

2) Faktur Pajak yang diterbitkan oleh Pengusaha dengan

menggunakan nama, NPWP, dan Nomor Pengukuhan PKP orang

pribadi atau badan lain.

3) Faktur Pajak yang digunakan oleh PKP merupakan Faktur Pajak

yang tidak diterbitkan oleh PKP penerbit.

4) Faktur Pajak yang secara formal memenuhi ketentuan Pasal 13 ayat

(5) Undang-undang PPN, tetapi tidak memenuhi secara material

yaitu tidak ada penyerahan barang dan atau uang atau barang tidak

diserahkan kepada pembeli sebagaimana tertera pada Faktur Pajak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

16

5) Faktur Pajak yang diterbitkan oleh PKP yang identitasnya tidak

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

7. E-Faktur

a. Pengertian E-Faktur

Faktur Pajak berbentuk elektronik, yang selanjutnya disebut e-

Faktur, adalah Faktur Pajak yang dibuat melalui aplikasi atau sistem

elektronik yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat

Jenderal Pajak (Pasal 1 ayat (1) PER-16/PJ/2014).

b. Dasar Hukum Pembuatan e-Faktur

1) UU Nomor 42 TAHUN 2009 tentang Perubahan Ketiga atas UU

Nomor 8 TAHUN 1983 tentang PPN Barang dan Jasa dan PPnBM.

2) PMK-151/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pembuatan dan Tata

Cara Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak.

3) PER-17/PJ/2014 tentang Perubahan Kedua atas PER-24/PJ/2012

tentang Bentuk, Ukuran, Prosedur Pemberitahuan dalam rangka

Pembuatan, Tata Cara Pengisian Keterangan, Pembetulan atau

Penggantian, dan Pembatalan Faktur Pajak.

4) PER-16/PJ/2014 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pelaporan

Faktur Pajak berbentuk Elektronik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

17

c. Kewajiban Membuat e-Faktur

1) Pengusaha Kena Pajak yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur

Jenderal Pajak Nomor KEP-136/PJ/2014

2) Tahap pemberlakuan e-Faktur

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-

136/PJ/2014 pemberlakuan e-Faktur terbagi menjadi tiga tahap,

yaitu:

a) Sejak 1 Juli 2014 kepada 45 PKP tertentu.

b) Per 1 Juli 2015 PKP yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Jawa dan Bali wajib menggunakan e-Faktur.

c) Per 1 Juli 2016 pemberlakukan e-Faktur secara nasional.

d. Transaksi yang Diwajibkan Pembuatan e-Faktur

Berdasarkan peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

16/PJ/2014 transaksi yang diwajibkan pembuatan e-Faktur yaitu:

1) Penyerahan Barang Kena Pajak (Pasal 4 ayat (1) huruf a dan/ atau

Pasal 16D UU PPN) dan/ atau penyerahan Jasa Kena Pajak (Pasal

4 ayat (1) huruf c UU PPN)

2) Dikecualikan atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/ atau Jasa

Kena Pajak:

a) yang dilakukan oleh pedagang eceran (Pasal 20 PP No. 1

Tahun 2012)

b) yang dilakukan oleh PKP Toko Retail kepada orang pribadi

pemegang paspor luar negeri (Pasal 16E UU PPN)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

18

c) yang bukti pungutan PPN berupa dokumen tertentu yang

kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak (Pasal 13

ayat (6) UU PPN).

e. Saat Pembuatan e-Faktur

Saat pembuatan e-Faktur oleh Pengusaha Kena Pajak berdasarkan

Pasal 3 PER 16/PJ/2014:

1) saat penyerahan Barang Kena Pajak

2) saat penyerahan Jasa Kena Pajak

3) saat penerimaan pembayaran (dalam hal penerimaan pembayaran

sebelum penyerahan BKP dan/ atau JKP)

4) saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan

sebagian tahap pekerjaan

5) saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan

f. Keterangan yang wajib ada pada e-Faktur

Berdasarkan pasal 4 (1) PER-16/PJ/2014 e-Faktur harus

mencantumkan keterangan mengenai penyerahan Barang Kena Pajak

dan/ atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang paling sedikit memuat:

1) Nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan Barang Kena Pajak

atau Jasa Kena Pajak.

2) nama, alamat, dan NPWP pembeli Barang Kena Pajak atau

penerima Jasa Kena Pajak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

19

3) jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan

potongan harga.

4) Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut.

5) Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut.

6) kode, nomor seri, dan tanggal pembutan Faktur Pajak.

7) nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.

g. Manfaat e-Faktur

Widodo dan Putu (2015) manfaat e-Faktur bagi Pengusaha Kena

Pajak, dalam PER 16/PJ2014 sudah dijabarkan kemudahan-

kemudahan dari penggunaan e-Faktur yaitu:

1) Tanda tangan basah digantikan tanda tangan elektronik

2) E-Faktur Pajak tidak harus dicetak sehingga mengurangi biaya

kertas, biaya cetak, dan biaya penyimpanan dokumen.

3) Aplikasi e-Faktur Pajak juga membuat SPT masa PPN sehingga

PKP tidak perlu lagi membuatnya.

4) PKP yang menggunakan e-Faktur Pajak juga dapat meminta nomor

seri Faktur Pajak melalui situs pajak dan tidak perlu lagi datang ke

KPP.

5) Terlindungi dari penyalahgunaan Faktur Pajak yang tidak sah,

karena cetakan e-Faktur dilengkapi dengan pengaman berupa QR

code. QR code menampilkan informasi tentang transaksi

penyerahan: nilai DPP dan PPN dan lain-lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

20

6) Informasi dalam QR code dapat dilihat menggunakan aplikasi QR

code scanner yang terdapat di-smartphone atau gadget lainnya.

7) Apabila informasi yang terdapat dalam QR code tersebut berbeda

dengan yang ada dalam cetakan e-Faktur Pajak maka Faktur Pajak

tersebut tidak valid.

8) Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang sudah memiliki sistem

pembuatan Faktur Pajak tidak harus menginput data Faktur Pajak

per transaksi (key in). PKP dapat melakukan impor data dari sistem

Faktur Pajak yang digunakan ke aplikasi e-Faktur dengan

menggunakan skema dan mekanisme impor data. Aplikasi e-Faktur

menyediakan fungsi Impor untuk mengimpor data Faktur dalam

format csv ke dalam database aplikasi.

8. Pelaporan Faktur Pajak

Ketentuan mengenai kewajiban pelaporan Faktur Pajak atau e-Faktur

terdapat dalam Pasal 11 PER-16/PJ-2014 yaitu:

a. e-Faktur wajib dilaporkan oleh PKP ke DJP dengan cara diunggah

(upload) ke DJP dan memperoleh persetujuan dari DJP.

b. Pelaporan e-Faktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dengan menggunakan aplikasi atau sistem elektronik yang telah

ditentukan dan/ atau disediakan DJP.

c. DJP memberikan persetujuan untuk setiap e-Faktur yang telah

diunggah (upload) sepanjang Nomor Seri Faktur Pajak yang digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

21

untuk penomoran e-Faktur tersebut adalah Nomor Seri Faktur Pajak

yang diberikan oleh DJP kepada PKP yang membuat e-Faktur sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

d. e-Faktur yang tidak memperoleh persetujuan dari DJP bukan

merupakan Faktur Pajak.

9. Sertifikat Elektronik dan Akun PKP

a. Pengertian Sertifikat Elektronik

Sertifikat elektronik merupakan sertifikat yang bersifat elektronik

yang memuat Tanda Tangan Elektronik dan identitas yang

menunjukkan status subjek hukum para pihak dalam Transaksi

Elektronik yang dikeluarkan oleh penyelenggara sertifikat elektronik

(SE-20/PJ/2014).

b. Fungsi Sertifikat Elektronik

Sertifikat elektronik sebagai prasyarat untuk mendapatkan layanan

perpajakan secara elektronik (melaui akun PKP) dalam melaksanakan

ketentuan Udang-undang Pajak Pertambahan Nilai seperti pengunaan

aplikasi e-Faktur, permintaan nomor seri Faktur Pajak secara online

dan layanan lainnya (SE-20/PJ/2014).

c. Cara Memperoleh Sertifikat Elektronik

PKP dapat memperoleh sertifikat elektronik dengan cara

mengajukan permintaan Sertifikat Elektronik ke Kantor Pelayanan

Pajak tempat PKP dikukuhkan dengan menyampaikan Surat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

22

Permintaan Sertifikat Elektronik. Selanjutnya petugas di KPP akan

memandu PKP untuk melakukan prosedur berikutnya.

d. Persyaratan dan Ketentuan yang Berlaku untuk Meminta Digital

Sertifikat

1) Surat permintaan sertifikat elektronik ditandatangani dan

disampaikan oleh pengurus PKP yang bersangkutan secara

langsung ke KPP tempat PKP dikukuhkan dan tidak diperkenankan

untuk dikuasakan ke pihak lain.

2) Pengurus sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah:

a) Orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang ikut

menentukan dan/atau mengambil kepututsan dalam menjalankan

perusahaan sebagaimana dimaksud dalam UU KUP; dan

b) Namanya tercantum dalam SPT Tahunan PPh Badan tahun

pajak sebelum tahun diajukannya surat permintaan sertifikat

elektronik.

3) SPT Tahunan PPh Badan sebagaimana dimaksud pada huruf b

yang telah jatuh tempo pada saat pengajuan surat permintaan

sertifikat elektronik harus sudah disampaikan ke KPP dengan

dibuktikan asli SPT Tahunan PPh Badan beserta bukti penerimaan

surat/tanda terima pelaporan SPT.

4) Dalam hal pengurus sebagaimana dimaksud pada huruf b namanya

tidak tercantum dalam SPT Tahunan PPh Badan, maka pengurus

tersebut harus menunjukkan asli surat pengangkatan pengurus yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

23

bersangkutan dan menunjukkan asli akta pendirian perusahaan atau

asli penunjukan sebagai BUT/permanent establisment dari

perusahaan induk di luar negeri dan menyerahkan fotocopy

dokumen tersebut.

5) Pengurus sebagaimana dimaksud pada huruf a harus menunjukkan

asli kartu identitas berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan asli

Kartu Keluraga (KK), serta menyerahkan fotocopy dokumen

tersebut.

6) Dalam hal pengurus merupakan Warga Negara Asing harus

menunjukkan asli paspor, asli Kartu Izin Tinggal Terbatas

(KITAS), atau asli Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP), dan

menyerahkan fotocopy dokumen tersebut.

7) Menyampaikan softcopy pas foto terbaru yang disimpan dalam

compact disc (CD) sebagai kelengkapan surat permintaan sertifikat

elektronik.

8) Seluruh berkas persyaratan di atas disampaikan ke Petugas Khusus

yang bertugas di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) di KPP tempat

PKP dikukuhkan.

e. Pengertian Akun PKP

Akun PKP merupakan wadah layanan secara elektronik yang

disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk mempermudah

pemberian layanan secara elektronik dalam hal ini adalah pemberian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

24

digital sertifikat dan pemberian nomor seri Faktur Pajak melalui

website.

Fungsinya untuk mempermudah pelayanan kepada PKP sekaligus

memberikan keamanan. Setiap PKP yang memenuhi syarat akan

dibuatkan Akun PKP oleh DJP. Untuk dapat menggunakan Akun PKP,

PKP harus mengaktifkan Akun tersebut.

10. Model Penerimaan Teknologi

a. Konsep Model Penerimaan Teknologi

Definisi model penerimaan teknologi (Technology Acceptance

Model atau TAM) merupakan suatu model penerimaan sistem

teknologi informasi yang akan digunakan oleh pemakai

(Jogiyanto,2007:111). Model penerimaan teknologi atau technology

acceptance model (TAM) dikembangkan oleh Davis et al. (1989).

TAM memiliki dua konstruk utama, yaitu kegunaan persepsian

(perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian

(perceived ease of use). TAM berargumentasi bahwa penerimaan

individual terhadap sistem teknologi informasi ditentukan oleh dua

konstruk tersebut.

Kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan

penggunaan persepsian (perceived ease of use) keduanya mempunyai

pengaruh ke minat perilaku (behavioral intention). Pemakai teknologi

akan mempunyai minat menggunakan teknologi (minat perilaku) jika

merasa sistem teknologi bermanfaat dan mudah digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

25

Perilaku

(Behavior)

Kegunaan persepsian (perceived usefulness) juga mempengaruhi

kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) tetapi tidak

sebaliknya. Pemakai sistem akan menggunakan sistem jika sistem

bermanfaat baik sistem itu mudah digunakan atau tidak mudah

digunakan. Sistem yang sulit digunakan akan tetap digunakan jika

pemakai merasa bahwa sistem masih berguna. Model dari TAM dapat

dilihat di gambar berikut ini (gambar 2.1).

Gambar 2.1: Technology Acceptance Model (TAM)

Sumber: Jogiyanto (2007:112)

Karena TAM dimaksudkan untuk penggunaan teknologi, maka

perilaku (behavior) di TAM dimaksudkan sebagai perilaku

menggunakan teknologi.

Kegunaan

Persepsian

(Perceived

Usefulness)

Kemudahan

Penggunaan

Persepsian

(Perceived Ease

of Use)

Sikap terhadap

Perilaku

(Attitude towards

Behavior)

Minat Perilaku

(Behavioral

Intention)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

26

b. Konstruk Model TAM

1) Kegunaan Persepsian (Persepsi Kebermanfaatan)

Kegunaan persepsian (perceived usefulness) didefinisikan

sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu

teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya.

Dari definisi kegunaan persepsian, diketahui bahwa

kegunaan persepsian (perceived usefulness) merupakan suatu

kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan keputusan.

Dengan demikian jika seseorang merasa percaya bahwa sistem

informasi berguna maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya

jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi kurang

berguna maka dia tidak akan menggunakan sistem informasi

tersebut. Terdapat 6 indikator yang digunakan untuk menilai

persepsi kebermanfaatan yaitu: bekerja lebih cepat, meningkatkan

kinerja, meningkatkan produktivitas, efektivitas, membuat

pekerjaan lebih mudah, dan bermanfaat.

2) Kemudahan Penggunaan Persepsian (Persepsi Kemudahan

Penggunaan)

Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use)

didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa

menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha.

Dari definisi kemudahan penggunaan persepsian, diketahui

bahwa konstruk kemudahan penggunaan persepsian (perceived

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

27

ease of use) ini juga merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang

proses pengambilan keputusan. Jika seseorang merasa percaya

bahwa sistem informasi mudah digunakan maka dia akan

menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang merasa percaya

bahwa sistem informasi tidak mudah digunakan maka dia tidak

akan menggunakannya. Terdapat 6 indikator yang digunakan untuk

menilai persepsi kemudahan penggunaan yaitu: mudah dipelajari,

dapat dikendalikan, jelas dan dapat dipahami (dimengerti),

fleksibel, mudah sehingga menjadi terampil, dan mudah

digunakan.

3) Sikap Terhadap Perilaku

Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior)

didefinisikan oleh Davis et al. (1989) sebagai perasaan positif atau

negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan

ditentukan. Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior)

juga didefinisikan oleh Mathieson (1991) sebagai evaluasi pemakai

tentang ketertarikannya menggunakan sistem.

4) Minat Perilaku

Minat Perilaku (behavioral intention) adalah suatu keinginan

(minat) seseorang untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu.

Seseorang akan melakukan suatu perilaku (behavior) jika

mempunyai keinginan atau minat (behavioral intention) untuk

melakukannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

28

5) Perilaku

Perilaku (behavior) adalah tindakan yang dilakukan oleh

seseorang. Dalam konteks penggunaan sistem teknologi informasi,

perilaku (behavior) adalah penggunaan sesungguhnya (actual use)

dari teknologi.

Dalam penelitian ini penulis hanya terbatas pada pengukuran dua

konstruk, yaitu konstruk persepsi kebermanfaatan dan konstruk persepsi

kemudahan penggunaan. Hal ini disebabkan karena penulis hanya ingin

mengetahui persepsi pengguna terhadap kebermanfaatan dan kemudahan

penggunaan sistem e-faktur.

B. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Himawan Wibisono (2013) dengan judul

Analisis Penerimaan Sistem e-learning SMK LABOR Pekan baru dengan

menggunakan technology acceptance model (TAM). Tujuan penelitian ini

untuk mengetahui bagaimana mengukur persepsi penerimaan siswa terhadap

kemudahan pemakaian dan kemanfaatan sistem e-learning dan mengetahui

faktor-faktor yang dapat mendorong siswa dalam menggunakan sistem e-

learning pada SMK Labor Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukan bahwa

penerimaan sistem e-learing SMK Labor Pekanbaru untuk persepsi

kemudahan pemakaian adalah termasuk kedalam kategori sangat puas dengan

persentasi 97,45%, dan untuk persepsi kebermanfaatan adalah termasuk

kedalam kategori sangat puas dengan persentasi 97,45%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

29

Perbedaan penelitian Himawan dengan penelitian yang sekarang adalah

Himawan menganalisis persepsi siswa terhadap penerimaan sistem e-learning

sedangkan penelitian sekarang menganalisis persepsi PKP terhadap

penggunaan sistem e-Faktur. Kesamaan dalam penelitian adalah metode

analisis data deskriptif dan variabel yang digunakan menggunakan model

penerimaan sistem teknologi oleh TAM.

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan dan mengkaji hasil penelitian

terdahulu maka dapat dikatakan untuk menilai persepsi PKP terhadap

penggunaan e-Faktur dapat dilakukan dengan menggunakan metode TAM.

Suatu sistem yang diteliti dapat dikatakan bermanfaat dan mudah dengan

diukur menggunakan indikator-indikator yang terdapat dalam persepsi

kebermanfaatan dan persepsi kemudahan penggunaan menurut TAM. Hasil

penelitian termasuk dalam kategori bermanfaat atau tidak bermanfaat, mudah

atau tidak mudah ditentukan berdasarkan tingkat prestasi yang ditetapkan.

Maka berdasarkan kategori tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem e-Faktur

merupakan sistem yang bermanfaat dan mudah atau tidak menurut persepsi

PKP.

Desain penelitian untuk menjawab persepsi PKP terhadap penggunaan e-

Faktur sebagai sarana pelaporan Faktur Pajak dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Pertama penulis menentukan sampel yang tepat untuk memilih responden,

setelah itu membagikan kuesioner yang sudah dikelompokan menjadi 2

variabel yaitu persepsi kebermanfaatan dan persepsi kemudahan penggunaa.

Jika kuesioner sudah terkumpul maka penulis dapat mencari skor total dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

30

setiap persepsi menggunakan skala likert lalu menentukan rata-rata persepsi.

Hasil tersebut lalu dianalisis untuk menarik kesimpulan. Adapun Gambar 2.2

sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

31

a.

Gambar 2.2: Desain Penelitian

Menentukan

Sampel

Membagikan kuesioner

yang bertujuan untuk

mengetahui persepsi

PKP

Persepsi Kemudahan

(X2) Persepsi

Kebermanfaatan (X1)

Mencari skor total dan

nilai rata-rata dari

setiap indikator

variabel

Menganalisis indikator

dari setiap variabel

Kesimpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian studi kasus,

penelitian ini hanya dilakukan di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Sleman, hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi untuk PKP di

lingkungan kantor pelayanan pajak lain atau untuk seluruh Indonesia.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek adalah orang-orang yang memberikan informasi yang

dibutuhkan oleh peneliti dalam penelitiannya. Subjek dalam penelitian ini

adalah PKP yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Sleman dan telah menggunakan e-Faktur.

2. Objek Penelitian

Objek adalah sesuatu yang menjadi pokok pembahasan atau rumusan

masalah dalam penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah persepsi

kebermanfaatan dan persepsi kemudahan penggunaan terhadap

penggunaan e-Faktur.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Sleman. Waktu penelitian yang dilakukan peneliti pada bulan April

2016 sampai Mei 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

33

D. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Sugiyono (2012:38) variabel penelitian adalah suatu atribut, nilai/sifat

dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu

antara yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari

informasinya serta ditarik kesimpulannya. Penelitian ini terdiri dari dua

variabel, yaitu:

a. Persepsi Kebermanfaatan (X1)

Suatu sistem dapat dikatakan bermanfaat apabila memberikan dampak

atau hasil yang menguntungkan bagi pengguna. Sistem e-Faktur dapat

dikatakan sistem yang bermanfaat menurut persepsi pengguna apabila

memberikan dampak atau hasil yang menguntungkan bagi pengguna

dibandingkan tidak menggunakan e-Faktur. Indikator variabel ini

adalah:

1) Bekerja Lebih Cepat

Menggunakan e-Faktur dapat membuat pekerjaan lebih cepat.

Pengguna e-Faktur tidak perlu melaporkan Faktur Pajak dengan

datang ke KPP. Pelaporan Faktur Pajak dapat lebih cepat dilakukan

cukup dengan mengirim data langsung ke DJP melalui e-Faktur

dengan terkoneksi internet setelah pembuatan Faktur Pajak. PKP

diwajibkan untuk meng-upload Faktur Pajak ke sistem DJP untuk

memperoleh persetujuan. Penilaian Pengguna e-Faktur terhadap

poin ini pengguna e-Faktur dapat menceklis pada kolom Sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

34

Setuju (SS) apabila pengguna e-Faktur cukup melaporkan e-Faktur

dengan mengirim data ke DJP melalui aplikasi e-Faktur secara

langsung setelah membuat Faktur Pajak. Pengguna e-Faktur dapat

menceklis pada kolom Setuju (S) apabila pengguna e-Faktur cukup

melaporkan e-Faktur dengan mengirim data ke DJP melalui

aplikasi e-Faktur secara langsung setelah membuat Faktur Pajak

namun harus menunda jika tidak dapat terkoneksi internet.

Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada kolom Cukup Setuju

(CS) apabila pengguna e-Faktur cukup melaporkan e-Faktur

dengan mengirim data ke DJP melalui aplikasi e-Faktur secara

langsung setelah membuat Faktur Pajak walaupun harus menunda

jika tidak terkoneksi internet, dengan menggunakan e-Faktur tetap

lebih cepat dibandingkan sebelum menggunakan. Pengguna e-

Faktur dapat menceklis pada kolom Tidak Setuju (TS) apabila

pengguna e-Faktur merasa tidak ada perbedaan bahwa lebih cepat

menggunakan e-Faktur dibandingkan saat sebelum menggunakan

e-Faktur saat melaporkan Faktur Pajak. Pengguna e-Faktur dapat

menceklis pada kolom Sangat Tidak Setuju (STS) apabila

pengguna e-Faktur merasa menggunakan e-Faktur lebih

memperlama proses pelaporan Faktur Pajak dibandingkan sebelum

menggunakan e-Faktur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

35

2) Meningkatkan Kinerja

Menggunakan e-faktur dapat meningkatkan kinerja karyawan yang

bertugas untuk menyelesaikan tugas berkaitan dengan Faktur Pajak

dan transaksi lainnya berkaitan dengan pelaporan Faktur Pajak.

Menggunakan e-Faktur meningkatkan hasil kerja menjadi lebih

baik terkait dengan hasil Faktur Pajak yang dibuat dan dilaporkan

memiliki ketepatan yang sesuai dengan standar pelaporan ataupun

pembuatan Faktur Pajak. Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada

kolom Sangat Setuju (SS) apabila pengguna e-Faktur merasa hasil

kerja meningkat lebih baik setelah menggunakan e-Faktur dalam

menyelesaikan seluruh tugas berkaitan dengan Faktur Pajak

dibandingkan saat belum menggunakan e-Faktur. Pengguna e-

Faktur dapat menceklis pada kolom Setuju (S) apabila pengguna e-

Faktur merasa hasil kerja meningkat lebih baik setelah

menggunakan e-Faktur dalam menyelesaikan tugas berkaitan

dengan Faktur Pajak walau untuk beberapa tugas tidak mengalami

peningkatan kinerja dibandingkan saat belum menggunakan e-

Faktur. Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada kolom Cukup

Setuju (CS) apabila pengguna e-Faktur merasa hasil kerja

meningkat lebih baik setelah menggunakan e-Faktur dalam

menyelesaikan tugas berkaitan dengan Faktur Pajak walau hanya

beberapa tugas yang mengalami peningkatan kinerja dibandingkan

saat belum menggunakan e-Faktur. Pengguna e-Faktur dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

36

menceklis pada kolom Tidak Setuju (TS) apabila pengguna e-

Faktur merasa hasil kerja tidak meningkat setelah menggunakan e-

Faktur dalam menyelesaikan tugas berkaitan dengan Faktur Pajak

dibandingkan saat belum menggunakan e-Faktur. Pengguna e-

Faktur dapat menceklis pada kolom Sangat Tidak Setuju (STS)

apabila pengguna e-Faktur merasa hasil kerja menurun setelah

menggunakan e-Faktur dalam menyelesaikan tugas berkaitan

dengan Faktur Pajak dibandingkan saat belum menggunakan e-

Faktur.

3) Meningkatkan Produktivitas

Penggunaan e-Faktur dapat meningkatkan produktivitas pengguna

e-Faktur karena aplikasi ini merupakan satu kesatuan dengan

pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) yang selama ini dilaporkan

melalui e-SPT. Aplikasi e-Faktur dapat untuk pembuatan dan

pelaporan Faktur Pajak, selain itu dapat untuk pembuatan SPT PPN

dalam satu sistem. Pengguna dapat membuat Faktur Pajak atau

melakukan pelaporan lebih banyak dibandingkan saat belum

menggunakan e-Faktur. Peningkatan produktivitas kerja dilihat

dari kuantitas hasil pekerjaan dan waktu pembuatan Faktur Pajak

menjadi lebih cepat. Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada

kolom Sangat Setuju (SS) apabila pengguna e-Faktur saat

menggunakan e-Faktur merasa menyelesaikan pekerjaan berkaitan

dengan pembuatan dan pelaporan Faktur Pajak lebih banyak dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

37

cepat dalam waktu sehari dibandingkan saat belum menggunakan

e-Faktur untuk seluruh transaksi. Pengguna e-Faktur dapat

menceklis pada kolom Setuju (S) apabila pengguna e-Faktur saat

menggunakan e-Faktur merasa menyelesaikan pekerjaan berkaitan

dengan pembuatan dan pelaporan Faktur Pajak lebih banyak dan

cepat dalam waktu sehari dibandingkan saat belum menggunakan

e-Faktur untuk beberapa transaksi. Pengguna e-Faktur dapat

menceklis pada kolom Cukup Setuju (CS) apabila pengguna e-

Faktur saat menggunakan e-Faktur merasa mengalamai

peningkatan jumlah dan cepat hanya dalam hal pelaporan Faktur

Pajak atau hanya dalam hal pembuatan Faktur Pajak dalam waktu

sehari dibandingkan saat belum menggunakan e-Faktur. Pengguna

e-Faktur dapat menceklis pada kolom Tidak Setuju (TS) apabila

pengguna e-Faktur saat menggunakan e-Faktur merasa dalam

menyelesaikan pekerjaan berkaitan dengan pembuatan dan

pelaporan Faktur Pajak tidak ada perbedaan jumlah yang

dihasilkan dalam waktu sehari dibandingkan saat belum

menggunakan e-Faktur. Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada

kolom Sangat Tidak Setuju (STS) apabila pengguna e-Faktur saat

menggunakan e-Faktur merasa dalam menyelesaikan pekerjaan

berkaitan dengan pembuatan dan pelaporan Faktur Pajak lebih

sedikit dalam waktu sehari dibandingkan saat belum menggunakan

e-Faktur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

38

4) Efektivitas

E-faktur merupakan sebuah sarana yang sangat efektif dalam

menanggulangi dan mencegah penggunaan Faktur Pajak fiktif. E-

faktur menyediakan berbagai macam sistem pengamanan mulai

dari e-Nofa, sistem tanda tangan elektronik, QR Code di setiap

cetakan e-Faktur, dan setiap e-Faktur yang dibuat oleh PKP akan

terintegrasi antara pajak keluaran dan pajak masukan dari masing-

masing PKP yang bertransaksi. Pengguna e-Faktur dapat menceklis

pada kolom Sangat Setuju (SS) apabila pengguna e-Faktur merasa

dengan menggunakan e-Faktur tidak ada lagi Faktur Pajak fiktif

yang beredar lagi. Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada kolom

Setuju (S) apabila pengguna e-Faktur merasa dengan menggunakan

e-Faktur sangat sedikit Faktur Pajak fiktif beredar. Pengguna e-

Faktur dapat menceklis pada kolom Cukup Setuju (CS) apabila

pengguna e-Faktur merasa dengan menggunakan e-Faktur terdapat

penurunan jumlah Faktur Pajak fiktif yang beredar hanya sedikit.

Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada kolom Tidak Setuju (TS)

apabila pengguna e-Faktur merasa dengan menggunakan e-Faktur

tidak mengurangi Faktur Pajak fiktif yang beredar. Pengguna e-

Faktur dapat menceklis pada kolom Sangat Tidak Setuju (STS)

apabila pengguna e-Faktur merasa dengan menggunakan e-Faktur

menambah jumlah Faktur Pajak fiktif yang beredar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

39

5) Membuat Pekerjaan Lebih Mudah

Menggunakan e-Faktur membuat pekerjaan lebih mudah.

Kemudahan pekerjaan berkaitan dengan fitur-fitur yang disediakan

dalam sistem e-faktur sehingga membantu dalam pembuatan dan

pelaporan Faktur Pajak menjadi lebih mudah. Pengguna e-Faktur

dapat menceklis pada kolom Sangat Setuju (SS) apabila pengguna

e-Faktur merasa fitur-fitur yang tersedia seluruhnya dapat

membantu mempermudah dalam pembuatan dan pelaporan Faktur

Pajak. Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada kolom Setuju (S)

apabila pengguna e-Faktur merasa fitur-fitur yang tersedia

beberapa tidak dapat membantu mempermudah dalam pembuatan

dan pelaporan Faktur Pajak. Pengguna e-Faktur dapat menceklis

pada kolom Cukup Setuju (CS) apabila pengguna e-Faktur merasa

fitur-fitur yang tersedia hanya beberapa yang dapat membantu

mempermudah dalam pembuatan dan pelaporan Faktur Pajak.

Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada kolom Tidak Setuju (TS)

apabila pengguna e-Faktur merasa fitur-fitur yang tersedia tidak

mempermudah maupun mempersulit dalam pembuatan dan

pelaporan Faktur Pajak. Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada

kolom Sangat Tidak Setuju (STS) apabila pengguna e-Faktur

merasa fitur-fitur yang tersedia mempersulit pengguna dalam

pembuatan dan pelaporan Faktur Pajak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

40

6) Bermanfaat

Menggunakan e-Faktur bermanfaat dalam menghemat biaya bagi

PKP karena dengan menggunakan e-Faktur, PKP tidak diwajibkan

untuk mencetak Faktur Pajak dalam bentuk kertas. Tidak

diwajibkannya untuk mencetak Faktur Pajak dalam bentuk kertas

maka perusahaan dapat menghemat biaya untuk pembuatan dan

penyimpanan Faktur Pajak. Pengguna e-Faktur dapat menceklis

pada kolom Sangat Setuju (SS) apabila pengguna e-Faktur merasa

menggunakan e-Faktur dapat menghemat seluruh biaya mencetak,

penyimpanan Faktur Pajak dan biaya pengadaan sistem. Pengguna

e-Faktur dapat menceklis pada kolom Setuju (S) apabila pengguna

e-Faktur merasa menggunakan e-Faktur dapat menghemat setengah

biaya mencetak, penyimpanan Faktur Pajak dan biaya pengadaan

sistem. Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada kolom Cukup

Setuju (CS) apabila pengguna e-Faktur merasa menggunakan e-

Faktur dapat menghemat biaya mencetak, penyimpanan Faktur

Pajak dan biaya pengadaan sistem walaupun tetap harus

mengeluarkan biaya untuk dokumen pendukung. Pengguna e-

Faktur dapat menceklis pada kolom Tidak Setuju (TS) apabila

pengguna e-Faktur merasa menggunakan e-Faktur tidak

mengurangi biaya mencetak dan penyimpanan Faktur Pajak.

Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada kolom Sangat Tidak

Setuju (STS) apabila pengguna e-Faktur merasa menggunakan e-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

41

Faktur mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk mencetak,

penyimpanan Faktur Pajak dan biaya pengadaan sistem.

b. Persepsi Kemudahan Penggunaan (X2)

Sistem e-Faktur dapat dikatakan sistem yang mudah apabila dapat

dipelajari dan dipahami dengan mudah oleh pengguna dan tidak

membutuhkan waktu yang lama untuk mempelajari sistem tersebut.

Indikator variabel ini adalah:

1) Mudah Dipelajari

E-Faktur merupakan aplikasi yang mudah dipelajari dan tidak

membutuhkan usaha yang sulit untuk mempelajari cara

menggunakan aplikasi e-Faktur. Pengguna e-Faktur diberikan buku

panduan manual untuk membantu mempelajari penggunaan e-

Faktur. Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada kolom Sangat

Setuju (SS) apabila pengguna e-Faktur merasa bahwa e-Faktur

mudah dipelajari sendiri cukup melalui buku panduan. Pengguna e-

Faktur dapat menceklis pada kolom Setuju (S) apabila pengguna e-

Faktur merasa bahwa e-Faktur mudah dipelajari sendiri cukup

melalui buku panduan dan bantuan dari pegawai DJP cukup

melalui sambungan telepon. Pengguna e-Faktur dapat menceklis

pada kolom Cukup Setuju (CS) apabila pengguna e-Faktur merasa

bahwa e-Faktur mudah dipelajari dengan mengikuti pelatihan yang

diberikan oleh pihak DJP dan melalui buku panduan. Pengguna e-

Faktur dapat menceklis pada kolom Tidak Setuju (TS) apabila

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

42

pengguna e-Faktur merasa bahwa e-Faktur sulit dipelajari

walaupun telah mengikuti pelatihan. Pengguna e-Faktur dapat

menceklis pada kolom Sangat Tidak Setuju (STS) apabila

pengguna e-Faktur merasa bahwa e-Faktur sulit dipelajari

walaupun mengikuti pelatihan dan memerlukan waktu yang lama.

2) Dapat Dikendalikan

Penggunaan e-Faktur dapat dikendalikan oleh pengguna dalam

pengoperasiannya untuk membuat Faktur Pajak dan pelaporan

Faktur Pajak. E-Faktur dapat menghasilkan informasi sesuai

dengan yang diharapkan oleh pengguna saat menggunakan sistem

e-Faktur. Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada kolom Sangat

Setuju (SS) apabila pengguna e-Faktur merasa menggunakan e-

Faktur membantu menghasilkan informasi sesuai dengan yang

diharapkan. Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada kolom Setuju

(S) apabila pengguna e-Faktur merasa menggunakan e-Faktur

membantu menghasilkan informasi sesuai dengan yang diharapkan

walau ada sedikit kesulitan. Pengguna e-Faktur dapat menceklis

pada kolom Cukup Setuju (CS) apabila pengguna e-Faktur merasa

menggunakan e-Faktur membantu menghasilkan informasi sesuai

dengan yang diharapkan walaupun sulit dan ada beberapa yang

tidak sesuai. Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada kolom Tidak

Setuju (TS) apabila pengguna e-Faktur merasa menggunakan e-

Faktur tidak membantu menghasilkan informasi sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

43

yang diharapkan. Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada kolom

Sangat Tidak Setuju (STS) apabila pengguna e-Faktur merasa

menggunakan e-Faktur mempersulit menghasilkan informasi

sesuai dengan yang diharapkan.

3) Jelas dan Dapat Dipahami (dimengerti)

Sistem e-Faktur menyajikan beberapa fitur dan menu untuk

membantu dalam menyelesaikan tugas berkaitan dengan

pembuatan dan pelaporan Faktur Pajak. Fitur dan menu yang

tersedia dalam suatu sistem haruslah jelas dan dapat dipahami.

Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada kolom Sangat Setuju (SS)

apabila pengguna e-Faktur merasa fitur dan menu yang tersedia

dalam e-Faktur jelas dan dapat dipahami fungsinya. Pengguna e-

Faktur dapat menceklis pada kolom Setuju (S) apabila pengguna e-

Faktur merasa terdapat beberapa fitur dan menu yang tersedia

dalam e-Faktur tidak jelas dan tidak dapat dipahami fungsinya

namun cukup menghubungi pegawai DJP via telepon untuk

bertanya. Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada kolom Cukup

Setuju (CS) apabila pengguna e-Faktur merasa terdapat beberapa

fitur dan menu yang tersedia dalam e-Faktur tidak jelas dan tidak

dapat dipahami fungsinya namun cukup menghubungi pegawai

DJP dengan datang ke KPP untuk bertanya. Pengguna e-Faktur

dapat menceklis pada kolom Tidak Setuju (TS) apabila pengguna

e-Faktur merasa terdapat fitur dan menu yang tersedia dalam e-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

44

Faktur tidak jelas dan tidak dapat dipahami fungsinya dan tidak ada

pegawai DJP yang memahami. Pengguna e-Faktur dapat menceklis

pada kolom Sangat Tidak Setuju (STS) apabila pengguna e-Faktur

merasa seluruh fitur dan menu yang tersedia dalam e-Faktur tidak

jelas dan tidak dapat dipahami fungsinya..

4) Fleksibel

Sistem e-Faktur merupakan sistem yang fleksibel karena dapat

menerima import data dari sistem lain yang digunakan oleh

perusahaan. Perusahaan tidak perlu melakukan input data ulang

jika ingin menggunakan e-Faktur dan sebelumnya telah

menggunakan sistem yang lain. Pengguna e-Faktur dapat

menceklis pada kolom Sangat Setuju (SS) apabila pengguna e-

Faktur merasa seluruh jenis sistem akuntansi dapat melakukan

import data ke sistem e-Faktur. Pengguna e-Faktur dapat menceklis

pada kolom Setuju (S) apabila pengguna e-Faktur merasa hanya

beberapa jenis sistem akuntansi yang tidak dapat melakukan import

data ke sistem e-Faktur. Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada

kolom Cukup Setuju (CS) apabila pengguna e-Faktur merasa

beberapa jenis sistem akuntansi yang dapat melakukan import data

ke sistem e-Faktur. Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada

kolom Tidak Setuju (TS) apabila pengguna e-Faktur merasa hanya

ada satu jenis sistem akuntansi yang dapat melakukan import data

ke sistem e-Faktur. Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

45

kolom Sangat Tidak Setuju (STS) apabila pengguna e-Faktur

merasa tidak ada sistem akuntansi yang dapat melakukan import

data ke sistem e-Faktur.

5) Mudah sehingga Menjadi Terampil

Sistem e-Faktur mudah untuk digunakan sehingga membuat

pengguna menjadi terampil dalam menggunakan sistem tersebut.

Seseorang dikatakan terampil apabila dapat melakukan sesuatu

dengan cepat dan benar. Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada

kolom Sangat Setuju (SS) apabila pengguna e-Faktur merasa dapat

menggunakan sistem e-Faktur dengan mudah sehingga cepat dalam

membuat dan melaporkan Faktur Pajak dengan benar. Pengguna e-

Faktur dapat menceklis pada kolom Setuju (S) apabila pengguna e-

Faktur merasa dapat menggunakan sistem e-Faktur dengan mudah

sehingga dapat membuat dan melaporkan Faktur Pajak dengan

benar namun tidak cepat. Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada

kolom Cukup Setuju (CS) apabila pengguna e-Faktur merasa dapat

menggunakan sistem e-Faktur dengan mudah sehingga dapat

membuat Faktur Pajak dengan benar namun tidak cepat dan masih

dengan selalu membuka buku panduan. Pengguna e-Faktur dapat

menceklis pada kolom Tidak Setuju (TS) apabila pengguna e-

Faktur merasa kesulitan menggunakan e-Faktur sehingga membuat

dan melaporkan Faktur Pajak masih melakukan kesalahan.

Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada kolom Sangat Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

46

Setuju (STS) apabila pengguna e-Faktur merasa sangat sulit

menggunakan e-Faktur sehingga dalam membuat Faktur Pajak

menggunakan e-Faktur masih sering salah, waktu yang lama, dan

selalu melihat buku panduan.

6) Mudah Digunakan

E-Faktur merupakan sistem yang mudah untuk dioperasikan atau

digunakan oleh pengguna. Tidak memerlukan waktu yang lama

untuk dapat membuat Faktur Pajak dengan menggunakan e-Faktur.

Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada kolom Sangat Setuju (SS)

apabila pengguna e-Faktur merasa tidak memerlukan waktu yang

lama untuk membuat Faktur Pajak menggunakan e-Faktur.

Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada kolom Setuju (S) apabila

pengguna e-Faktur merasa tidak memerlukan waktu yang lama

untuk membuat Faktur Pajak menggunakan e-Faktur, namun hanya

untuk beberapa transaksi tertentu memerlukan waktu yang sedikit

lebih lama. Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada kolom Cukup

Setuju (CS) apabila pengguna e-Faktur merasa memerlukan waktu

yang sama untuk membuat Faktur Pajak menggunakan e-Faktur

atau sebelum menggunakan e-Faktur, namun beberapa transaksi

tertentu tidak membutuhkan waktu yang lama. Pengguna e-Faktur

dapat menceklis pada kolom Tidak Setuju (TS) apabila pengguna

e-Faktur merasa memerlukan waktu yang sama untuk membuat

Faktur Pajak menggunakan e-Faktur atau sebelum menggunakan e-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

47

Faktur. Pengguna e-Faktur dapat menceklis pada kolom Sangat

Tidak Setuju (STS) apabila pengguna e-Faktur merasa memerlukan

waktu yang lebih lama untuk membuat Faktur Pajak menggunakan

e-Faktur dibandingkan sebelum menggunakan e-Faktur.

2. Operasional Variabel

Tabel 3.1: Operasional Variabel

Variabel Indikator Nomor

Kuesioner

Persepsi

Kebermanfaatan

(X1)

1. Bekerja lebih cepat

2. Meningkatkan kinerja

3. Meningkatkan produktivitas

4. Efektivitas

5. Membuat pekerjaan lebih mudah

6. Bermanfaat

1 s/d 6

Persepsi

Kemudahan

Penggunaan

(X2)

7. Mudah dipelajari

8. Dapat dikendalikan

9. Jelas dan dapat dipahami

(dimengerti)

10. Fleksibel

11. Mudah sehingga menjadi terampil

12. Mudah digunakan

1 s/d 6

Sumber: Data Diolah

E. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah PKP yang terdaftar di

KPP Pratama Sleman dan telah menggunakan e-Faktur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

48

Sugiyono (2012:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah PKP

yang berada di lingkungan KPP Pratama Sleman dan telah menggunakan e-

Faktur. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode convinience sampling. Menurut Sarwono (2010: 81),

convenience atau opportunity sampling: memilih unit-unit analisis yang

dianggap sesuai oleh peneliti. Jumlah kuesioner yang disebarkan untuk

meneliti persepsi PKP adalah sebanyak 100 kuesioner. Berdasarkan rumus

Slovin sampel ditentukan sebagai berikut (Wiyono, 2011:78) :

𝑛 =𝑁

1 + 𝑁𝑒2

𝑛 =1.584

1 + 1.584(0,10)2

𝑛 = 94,06

(dibulatkan menjadi 100)

Keterangan :

N = ukuran populasi

n = ukuran sampel

e = batas kesalahan yang diinginkan yaitu sebesar 10%

F. Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

berupa kuesioner yang ditujukan kepada responden pengguna e-Faktur.

Kuesioner yang ditujukan berisi pernyataan-pernyataan mengenai penggunaan

e-Faktur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

49

Skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur distribusi kuesioner

adalah dengan skala likert yang menunjukkan pernyataan, dimana setiap

pernyataan yang bersifat positif diberi nilai kuantitatif 5,4,3,2,1. Responden

sebagai individu diminta untuk menjawab setiap pernyataan dalam variabel

kebermanfaatan dan variabel kemudahan penggunaan dengan jawaban sangat

setuju (SS), setuju (S), cukup setuju (CS), tidak setuju (TS), dan sangat tidak

setuju (STS) berdasarkan persepsi responden dalam menggunakan e-Faktur.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dari

variabel persepsi kebermanfaatan dan persepsi kemudahan penggunaan yang

digunakan oleh Himawan Wibisono (2013) dan juga mengacu pada penelitian

Gardner dan Amoroso (2004) dalam Jogiyanto (2007:180) dengan membuat

penyesuaian pada pernyataan yang terdapat dalam variabel persepsi

kebermanfaat dan variabel persepsi kemudahan penggunaan agar lebih sesuai

dengan sistem e-Faktur. Hal ini untuk menyesuaikan manfaat dari penggunaan

sistem e-Faktur yang berbeda dengan sistem e-learning dan internet.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner dalam penelitinan ini terdiri dari 2

bagian yaitu:

1. Bagian pertama berisi tentang pertanyaan yang menyangkut identitas

responden yang mengisi kuesioner. Informasi yang tercantum dalam

bagian pertama adalah nama responden, jabatan responden, kepemilikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

50

NPWP, nama tempat usaha, alamat tempat usaha, status PKP, jenis usaha,

dan lama penggunaan e-Faktur.

2. Bagian kedua, berisi tentang pernyataan yang berhubungan dengan

persepsi Pengusaha Kena Pajak terhadap penggunaan e-Faktur yang terdiri

dari:

a. Persepsi Kebermanfaatan

b. Persepsi Kemudahan Penggunaan

H. Uji Validitas dan Reliabilitas Data

1. Uji Validitas

Menurut Sanusi (2014:76) agar data yang diperoleh mempunyai

tingkat akurasi dan konsistensi yang tinggi, instrumen penelitian yang

digunakan harus valid dan reliabel. Suatu instrumen dikatakan valid jika

instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas instrumen ditentukan dengan mengorelasikan antara skor

yang diperoleh setiap butir pertanyaan atau pernyataan dengan skor total.

Skor total adalah jumlah dari semua skor pertanyaan atau pernyataan. Jika

skor tiap butir pertanyaan berkorelasi secara signifikan dengan skor total

pada tingkat alfa 5% maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur itu valid.

Validnya data ialah jika nilai rhitung > nilai rtabel pada taraf signifikan 0,05

atau 5%, sebaliknya jika nilai rhitung < nilai rtabel, maka instrumen dikatakan

tidak valid.

Rumus yang digunakan untuk mencari nilai korelasi adalah korelasi

pearson product moment yang dirumuskan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

51

r =N(∑XY) − (∑X∑Y)

√[N∑𝑋2 − (𝑋)2][𝑁∑𝑌2 − (∑𝑌)2]

r = koefisien korelasi

X= skor butir

Y = skor total butir

N= jumlah sampel (responden)

2. Uji Reliabilitas

Menurut Prasetyo dan Lina (2010: 104) menjelaskan bahwa

reliabilitas berkaitan dengan keterandalan suatu indikator. Informasi yang

ada pada indikator ini tidak berubah-ubah, atau yang disebut dengan

konsisten.

Menurut Ghozali (2007:41) suatu kuesioner dikatakan reliable atau

handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau

stabil dari waktu kewaktu. Suatu konstuk atau variabel dikatakan reliable

jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Uji reliabilitas ini

dilakukan untuk mengetahui apakah jawaban responden konsisten dari

waktu ke waktu.

I. Teknik Analisis Data

Peneliti ingin mengetahui gambaran tentang persepsi pengguna sehingga

analisis yang sesuai adalah analisis deskriptif. Sanusi (2014:116) menyatakan

bahwa apabila peneliti bermaksud untuk menjelaskan data dari satu variabel

yang diteliti, peneliti dapat menggunakan statistik deskriptif. Analisis

deskriptif untuk menjawab rumusan masalah di atas dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

52

1. Persiapan

Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain: mengecek identitas

responden dan mengecek kelengkapan isian data. Hal ini dilakukan untuk

menghindari satu responden mengisi dua kuesioner dan mengetahui bahwa

seluruh pernyataan berkaitan dengan variabel telah terisi.

2. Tabulasi

Kegiatan tabulasi meliputi pemberian skor terhadap item-item

pernyataan dalam kuesioner dan memberi kode terhadap semua

subvariabel untuk kepentingan pengolahan data komputer.

3. Penentuan Rentang Skala

Teknik yang digunakan dalam penarikan kesimpulan adalah dengan

analisis pengukuran rentang skala. Analisis ini digunakan untuk

menentukan nilai skala persepsi Pengusaha Kena Pajak terhadap

penggunaan e-Faktur sebagai sarana pelaporan Faktur Pajak, atas masing-

masing variabel pada kriteria yang ditentukan. Analisis ini terbatas pada

penilaian apakah variabel persespi kebermanfaatan dan variabel persepsi

kemudahaan penggunaan masuk dalam kategori setuju atau tidak setuju

bahwa e-Faktur bermanfaat dan setuju atau tidak setuju bahwa e-Faktur

mudah. Analisis rentang skala dapat ditetapkan hal-hal sebagai berikut

(Sugiono, 2002):

a. Rentang jawaban menggunakan Skala Likert 1 sampai 5.

b. Jumlah skor tertinggi (positif) adalah jumlah pernyataan dikali skala

tertinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

53

c. Jumlah skor terendah (negatif) adalah jumlah pernyataan dikali skala

terendah.

d. Rumus rentang skala adalah:

CI = 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒

𝑐

Keterangan:

CI = Interval Kelas

Range = Selisih antara data terbesar dan terkecil

C = Jumlah alternatif jawaban setiap item

Range didapat dari selisih skor terbesar dan skor terkecil dengan

hasil sebesar 24. Jumlah alternatif jawaban setiap item adalah sebanyak 5

kelas. Lalu selanjutnya adalah menentukan interval kelas. Berdasarkan

perhitungan menggunakan rumus maka diperoleh rentang kelas sebesar

4,8 setiap kelasnya, ini didapat dari range dibagi jumlah alternatif jawaban

setiap item (24/5=4,8). Hasil klasifikasi dapat dilihat pada tabel 3.2 dan

tabel 3.3 dibawah ini.

Tabel 3.2: Kategori Tingkat Persepsi Kebermanfaatan

Sumber: data diolah

Kelas Kualifikasi

25,2-30,0 Sangat Setuju

20,4-25,1 Setuju

15,6-20,3 Cukup Setuju

10,8-15,5 Tidak Setuju

6-10,7 Sangat Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

54

Tabel 3.3: Kategori Tingkat Persepsi Kemudahan Penggunaan

Sumber: data diolah

4. Menghitung Rata-Rata

Rata-rata hitung adalah nilai yang menunjukkan pusat di antara nilai-

nilai yang ada dalam pengamatan. Rata-rata hitung digunakan untuk

mengetahui skor dari setiap komponen variabel berdasarkan persepsi

responden. Perhitungan rata-rata menggunakan rumus sebagai berikut.

X =∑𝑋

𝑛

Keterangan:

X = rata-rata hitung

∑X = jumlah semua nilai kuesioner

n = jumlah responden

5. Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan kategori tingkat persepsi kebermanfaatan dan kategori

tingkat persepsi kemudahan penggunaan maka dapat ditarik kesimpulan

tentang persepsi PKP terhadap penggunaan e-Faktur sebagai sarana

pelaporan Faktur Pajak. Apabila rata-rata dari variabel persepsi

kebermanfaat mendekati angka 30 berarti menunjukkan bahwa PKP

sangat setuju jika e-Faktur merupakan sistem yang bermanfaat, sebaliknya

Kelas Kualifikasi

25,2-30,0 Sangat Setuju

20,4-25,1 Setuju

15,6-20,3 Cukup Setuju

10,8-15,5 Tidak Setuju

6-10,7 Sangat Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

55

bila rata-rata dari variabel persepsi kebermanfaatan mendekati angka 6

berarti menunjukan bahwa PKP sangat tidak setuju jika e-Faktur

merupakan sistem yang bermanfaat berdasarkan persepsi PKP.

Apabila rata-rata dari variabel persepsi kemudahan penggunaan

mendekati angka 30 berarti menunjukkan bahwa PKP sangat setuju jika e-

Faktur merupakan sistem yang mudah, sebaliknya bila rata-rata dari

variabel persepsi kemudahan penggunaan mendekati angka 6 berarti

menunjukan bahwa PKP sangat tidak setuju jika e-Faktur merupakan

sistem yang mudah berdasarkan persepsi PKP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

56

BAB IV

GAMBARAN UMUM

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SLEMAN

A. Sejarah KPP Pratama Sleman

Kantor pelayanan pajak (KPP) Pratama Sleman berdiri berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi

dan tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana diubah

dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 55/PMK.01/2007. Permenkeu

tersebut menyatakan bahwa Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Yogyakarta Dua

dipecah menjadi 3 (tiga) yaitu KPP Pratama Sleman, KPP Pratama Wonosari,

dan KPP Prataman Wates.

KPP Pratama Sleman merupakan pecahan dari KPP Yogyakarta Dua

(KPP Induk), juga merupakan penggabungan dari Kantor Pelayanan Pajak

Bumi dan Bangunan (KP PBB) Sleman dan fungsi pemeriksaan dari Kantor

Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (Karikpa) Yogyakarta. Sistem

Administrasi Modern diterapkan pada KPP Pratama Sleman sejak Saat Mulai

Operasi (SMO) pada tanggal 30 Oktober 2007, bersamaan dengan Kantor

Pelayanan Pajak lainnya di lingkungan Kantor Wilaarh DJP D.I. Yogyakarta.

Peresmian gedung kantor dilaksanakan oleh Menteri Keuangan RI pada

tangal 5 November 2007. Gedung kantor yang dipergunakan untuk

operasional KPP Pratama Sleman menempati Lantai I, Lantai IV, dan Lantai

V Gedung Kanwil DJP D. I. Yogyakarta yang terletak di Jalan Ring Road

Utara No. 10 Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Wilayah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

57

kerja KPP Pratama Sleman secara administratif terdiri dari 17 wilayah

Kecamatan, 86 Desa, dan 1.212 Dusun.

B. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Sleman

KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan,

dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambhan

Nilai, Pajak Penualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya,

Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

dalam wilaah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

KPP Pratama Sleman menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi

perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan sujek

pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan;

2. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan;

3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan

pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya;

4. Penyuluhan perpajakan;

5. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak;

6. Pelaksanaan ekstensifikasi;

7. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagiahan pajak;

8. Pelaksanaan pemeriksaan pajak;

9. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

58

10. Pelaksanaan konsultasi perpajakan;

11. Pelaksanaan intensifikasi;

12. Pembetulan ketetapan pajak;

13. Pelaksanaan administrasi kantor.

C. Visi, Misi dan Motto Pelayanan KPP Pratama Sleman

Visi, Misi dan Motto KPP Pramata Sleman adalah sebagai berikut:

1. Visi

Menjadi Kantor Pelayanan Pajak yang terbaik dalam memberikan

Pelayanan di bidang Perpajakan.

2. Misi

Memberikan Pelayanan Prima di bidang Perpajakan sesuai dengan

ketentuan Perudang-undangan Perpajakan.

3. Motto

Simpatik : siap melayani dengan tepat dan ikhlas.

D. Struktur Organisasi

Berikut ini adalah struktur organisasi KPP Pratama Sleman, kepala KPP

Pratama Sleman membawahi 1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepatuhan

Internal, 9 Kepala Seksi dan 3 Ketua Kelompok Fungsional Pemeriksa Pajak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

59

Gambar 4.1: Struktur Organisasi KPP Pratama Sleman

Sumber: Sub Bagian Umum KPP Pratama Sleman

Kepala Kantor

Kelompok Fungsional

Pemeriksa Pajak

Seksi Pengawasan dan

Konsultasi IV

V

Seksi Pengawasan dan

Konsultasi III

II

Seksi Pengawasan dan

Konsultasi II

Seksi Pengawasan dan

Konsultasi I

Seksi Ekstensifikasi dan

Penyuluhan

Seksi Pemeriksaan

Seksi Penagihan

Seksi Pengolahan Data

dan Informasi

Seksi Pelayanan

Sub Bagian Umum dan

Kepatuhan Internal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

60

Tabel 4.1: Jumlah Sumber Daya Manusia KPP Pratama Sleman

No Seksi Jumlah

1 Kepala Kantor 1

2 Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal 11

3 Seksi Pelayanan 18

4 Seksi Penagihan 6

5 Seksi Pengolahan Data dan Informasi 7

6 Seksi Pemeriksaan 4

7 Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan 8

8 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 9

9 Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 15

10 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 14

11 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 13

12 Kelompok Fungsional Pemeriksa Pajak 14

JUMLAH 120

Sumber: Sub Bagian Umum KPP Pratama Sleman

Berikut jumlah Sumber Daya Manusia berdasarkan penggolongannya:

1. Berdasarkan Jenis Kelamin

a) Laki-laki : 68 orang

b) Perempuan : 52 orang

2. Berdasarkan Pendidikan

a) SMP : 2 orang

b) SMU dan sederajat : 13 orang

c) Diploma 1 : 12 orang

d) Diploma 3 : 17 orang

e) S1/Diploma IV : 62 orang

f) S2 : 14 orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

61

3. Berdasarkan Tingkat Golongan

a) Golongan II A : 2 orang

b) Golongan II B : 1 orang

c) Golongan II C : 14 orang

d) Golongan II D : 7 orang

e) Golongan III A : 16 orang

f) Golongan III B : 45 orang

g) Golongan III C : 16 orang

h) Golongan III D : 11 orang

i) Golongan IV A : 7 orang

j) Golongan IV B : 1 orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

62

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pada bab V ini menjelaskan mengenai semua pengujian yang dilakukan

yaitu uji validitas dan reliabilitas pada kuesioer dan teknik analisis data

menggunakan rentang kelas. Perhitungan dalam pengujian validitas dan

reliabilitas diolah dengan program SPSS 21,0.

Data yang digunakan dalam analisis bab ini adalah data hasil penelitian

menggunakan distribusi kuesioner kepada PKP pengguna e-Faktur di

lingkungan KPP Pratama Sleman. Jumlah PKP yang telah menggunakan e-

Faktur dan terdaftar di KPP Pratama Sleman adalah sebesar 1.584 PKP.

Kuesioner yang didistribusikan kepada responden berjumlah 100 kuesioner,

semua kuesioner kembali dan dapat diolah.

Deskripsi karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari

jabatan, jenis Wajib Pajak, kegiatan bidang usaha, lama penggunaan e-Faktur.

Ringkasan hasil analisis karakteristik responden sebagai berikut:

1. Jabatan

Responden berdasarkan jabatan terbagi menjadi 10 yaitu pimpinan,

direktur, admin/staf pajak, admin/staf, stafkeuangan/akuntansi, pemilik,

personalia, komisaris, manajer operasi, dan sekretaris direktur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

63

Tabel 5.1: Data Responden berdasarkan Jabatan

Jabatan Jumlah

Responden

Persentase

(%)

Pimpinan 5 5%

Direktur 14 14%

Admin/Staf Pajak 10 10%

Admin/Staf 27 27%

Staf Keuangan/Akuntansi 37 37%

Pemilik 3 3%

Personalia 1 1%

Komisaris 1 1%

Manajer Operasi 1 1%

Sekretaris Direktur 1 1%

Total 100 100%

Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa responden dalam

penelitian ini memiliki jabatan sebagi pimpinan berjumlah 5 responden

dengan persentase sebesar 5%, jabatan sebagai direktur berjumlah 14

responden dengan persentase sebesar 14%, jabatan sebagai admin/staf

pajak berjumlah 10 responden dengan persentase sebesar 10%, jabatan

sebagai admin/staf berjumlah 27 responden dengan persentase sebesar

27%, jabatan sebagai staf keuangan/akuntansi berjumlah 37 responden

dengan persentase sebesar 37%, jabatan sebagai pemilik 3 responden

dengan persentase sebesar 3%, jabatan sebagai personalia 1 responden

dengan persentase sebesar 1%, jabatan sebagai komisaris 1 responden

dengan persentase sebesar 1%, jabatan sebagai manajer operasi 1

responden dengan persentase sebesar 1%, dan jabatan sebagai sekretaris

direktur 1 responden dengan persentase sebesar 1%. Sehingga dapat

diketahui sebagian besar responden adalah dengan jabatan staf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

64

keuangan/akuntansi yaitu berjumlah 37 responden dengan persentase

sebesar 37%.

2. Jenis Wajib Pajak

Jenis Wajib Pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu Orang Pribadi

dan Badan.

Tabel 5.2: Data Responden Berdasarkan Jenis Wajib Pajak

Jenis Wajib Pajak Jumlah

Responden

Persentase

(%)

Orang Pribadi 8 8%

Badan 92 92%

Total 100 100%

Sumber: data diolah

Berdasarkan data dari tabel 5.2 data diketahui bahwa sebagian besar

jenis Wajib Pajak yaitu Wajib Pajak Badan. Informasi dari tabel di atas

menunjukkan bahwa jumlah jenis Wajib Pajak Badan adalah sebanyak 92

dengan persentase sebesar 92%, sedangkan jumlah jenis wajib pajak

Orang Pribadi adalah sebanyak 8 dengan persentase sebesar 8%.

3. Kegiatan Bidang Usaha

Kegiatan bidang usaha dikelompokkan menjadi 6 bidang usaha yaitu

industri, dagang, jasa, ekstraktif, agraris, dan lainnya (bagi bidang usaha

yang tidak termasuk dalam 5 bidang usaha yang disebutkan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

65

Tabel 5.3: Data Responden berdasarkan Kegiatan Bidang Usaha

Kegiatan

Bidang Usaha

Jumlah

Bidang

Usaha

Persentase

(%)

Industri 7 7%

Dagang 31 31%

Jasa 48 48%

Ekstraktif 0 0

Agraris 0 0

Lainnya 14 14%

Total 100 100%

Sumber: data diolah

Berdasarkan data tabel 5.3 menunjukkan bahwa tempat responden

bekerja yang memiliki kegiatan bidang usaha Industri berjumlah 7 usaha

dengan persentase sebesar 7%, kegiatan bidang usaha dagang berjumlah

31 usaha dengan persentase sebesar 31%, kegiatan bidang usaha jasa

berjumlah 48 usaha dengan persentase sebesar 48%, dan kegiatan bidang

usaha lainnya yaitu kegiatan bidang usaha barang dan jasa berjumlah 14

usaha dengan persentase sebesar 14%. Sedangkan untuk responden yang

bekerja di tempat kerja dengan kegiatan bidang usaha ekstraktif dan

agraris tidak ada atau berjumlah 0.

4. Lama Penggunaan e-Faktur

Lama penggunaan e-Faktur dibagi menjadi 3 kelompok yaitu

penggunaan kurang dari 6 bulan berarti pengguna telah mengguankan e-

Faktur dari awal penggunaan sampai saat mengisi kuesioner kurang dari 6

bulan pemakaian. Penggunaan 6-12 bulan berarti pengguna telah

mengguankan e-Faktur dari awal penggunaan sampai saat mengisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

66

kuesioner selama lebih dari 6 bulan dan tidak lebih dari 12 bulan

pemakaian. Penggunaan lebih dari 1 tahun berarti pengguna telah

mengguankan e-Faktur dari awal penggunaan sampai saat mengisi

kuesioner lebih dari 1 tahun pemakaian.

Tabel 5.4: Data Responden berdasarkan

Lama Penggunaan e-Faktur

Lama Penggunaan

e-Faktur

Jumlah

Responden

Persentase

(%)

Kurang dari 6 bulan 20 20%

6-12 bulan 59 59%

lebih dari 1 tahun 21 21%

Total 100 100%

Sumber: data diolah

Berdasarkan data dari tabel 5.4, rincian data responden berdasarkan

lama penggunaan e-Faktur yaitu responden yang menggunakan e-Faktur

kurang dari 6 bulan berjumlah 20 responden dengan persentase sebesar

20%, responden yang menggunakan e-Faktur antara 6-12 bulan berjumlah

59 responden dengan persentase sebesar 59%, dan responden yang

menggunakan e-Faktur lebih dari 1 tahun berjumlah 21 responden dengan

persentase sebesar 21%.

B. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Data yang diperoleh dari kuesioner harus diuji validitasnya, hal ini

dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya data tersebut. Kriteria

pengambilan keputusan dalam menentukan validnya data dalam pengujian

ini yaitu jika nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan taraf signifikan 0,05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

67

atau 5% maka instrumen dikatakan valid, sedangkan jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 kurang

dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka instrumen dikatakan tidak valid. Hasil uji validitas dapat

dilihat pada tabel 5.5 dibawah ini:

Tabel 5.5: Hasil Uji Validitas

Variabel Butir

Pernyataan 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keterangan

Persepsi

Kebermanfaatan

1 0,618 0,1966 Valid

2 0,783 0,1966 Valid

3 0,705 0,1966 Valid

4 0,372 0,1966 Valid

5 0,748 0,1966 Valid

6 0,662 0,1966 Valid

Persepsi

Kemudahan

penggunaan

1 0,619 0,1966 Valid

2 0,477 0,1966 Valid

3 0,706 0,1966 Valid

4 0,526 0,1966 Valid

5 0,692 0,1966 Valid

6 0,545 0,1966 Valid

Sumber: data diolah

Uji validitas pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada

taraf signifikan 0,05 dengan degree of freedom (df) = n – 2. Jumlah

responden pada penelitian ini sebanyak 100 responden maka 100 – 2 = 98,

jadi dapat diketahui nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 0,1966. Berdasarkan nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

sebesar 0,1966 maka semua butir pernyataan dinyatakan valid karena nilai

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 terbukti lebih daripada nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk memastikan konsistensi dari data

kuesioner yang dikumpulkan berupa jawaban terhadap pernyataan adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

68

konsisten dari waktu ke waktu. Ghozali (2007:42) suatu variabel dikatakan

reliable jika memberikan nilai cronbach’s aplha > 0,60. Hasil uji

reliabilitas yang dilakukan sebagai berikut:

Tabel 5.6 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Kebermanfaatan

Sumber: data diolah

Hasil uji reliabilitas pada tabel 5.6 menjelaskan bahwa nilai

cronbach’s alpha sebesar 0,856. Nilai cronbach’s alpha lebih besar dari

0,60, hal ini menunjukkan bahwa dari 6 butir penyataan terkait dengan

persepsi kebermanfaatan sistem e-Faktur adalah reliable.

Tabel 5.7: Hasil Uji Reliabilitas

Persepsi Kemudahan Penggunaan e-Faktur

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

0.821 6

Sumber: data diolah

Hasil uji reliabilitas kemudahan penggunaan e-Faktur pada tabel 5.7

menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha sebesar 0,821. Nilai

cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60, hal ini menunjukkan bahwa dari 6

butir penyataan terkait dengan persepsi kemudahan penggunaaan sistem e-

Faktur adalah reliable.

Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas pada tabel 5.5, tabel

5.6 dan tabel 5.7 di atas dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

0.856 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

69

digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel, sehingga data yang telah

dikumpulkan peneliti sejumlah 100 data responden dapat diolah dalam

penelitian ini.

C. Analisis Data

Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini berjumlah 100 data yang

merupakan jumlah jawaban responden atas 12 butir pernyataan yang terdapat

dalam kuesioner. Jawaban dari 100 responden akan digunakan untuk

menganalisis persepsi Pengusaha Kena Pajak terhadap penggunaan e-Faktur

sebagai sarana pelaporan Faktur Pajak yang terdiri dari 2 komponen yaitu:

persepsi kebermanfaatan dan persepsi kemudahan penggunaan. Analisis data

yang dilakukan menggunakan analisis deskriptif dengan didasarkan pada teori

persepsi kebermanfaatan dan persepsi kemudahan penggunaan yang

merupakan konstruk model penerimaan teknologi (Technology Acceptance

Model atau TAM).

1. Penentuan Rentang Skala

a. Skor tertinggi = 5 x 6

= 30

b. Skor terendah = 1 x 6

= 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

70

c. Rentang skala (CI) = 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒

𝐶

= 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑙𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛

= 30−6

5

= 24

5

= 4,8

d. Kategori tingkat persepsi kebermanfaatan dan persepsi kemudahan

penggunaan sistem e-Faktur diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.2: Kategori Tingkat Persepsi Kebermanfaatan

Sumber: data diolah

Tabel 3.3: Kategori Tingkat Persepsi Kemudahan Penggunaan

Sumber: data diolah

2. Analisis Persepsi Kebermanfaatan

a. Rincian persentase jawaban responden berdasarkan tiap butir

pernyataan

Komponen atau indikator persepsi kebermanfaatan antara lain

mencakup bekerja lebih cepat, meningkatkan kinerja, meningkatkan

Kelas Kualifikasi

25,2-30,0 Sangat Setuju

20,4-25,1 Setuju

15,6-20,3 Cukup Setuju

10,8-15,5 Tidak Setuju

6-10,7 Sangat Tidak Setuju

Kelas Kualifikasi

25,2-30,0 Sangat Setuju

20,4-25,1 Setuju

15,6-20,3 Cukup Setuju

10,8-15,5 Tidak Setuju

6-10,7 Sangat Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

71

produktivitas, efektivitas, membuat pekerjaan lebih mudah, dan

bermanfaat.

Tabel 5.8: Persentase Jawaban Responden per Butir Pernyataan

untuk Komponen Persepsi Kebermanfaatan

Sumber: data diolah

Komponen bekerja lebih cepat terdapat dalam butir pernyataan

nomor 1. Menggunakan e-Faktur dapat mempercepat pelaporan Faktur

Pajak karena pengguna tidak perlu datang ke KPP untuk melaporkan

Faktur Pajak. Hasil yang didapat sebanyak 31% responden menjawab

“Sangat Setuju”, sebanyak 55% responden menjawab “Setuju”,

sebanyak 8% responden menjawab “Cukup Setuju”, sebanyak 5%

responden menjawab “Tidak Setuju”, dan sebanyak 1% responden

menjawab “Tidak Setuju”. Hal ini menunjukkan sebanyak 31

responden memiliki persepsi sangat setuju, sebanyak 55 responden

No. Butir Pernyataan SS S CS TS STS

1

Penggunaan e-Faktur

mempercepat pelaporan

Faktur Pajak

31% 55% 8% 5% 1%

2

Penggunaan e-Faktur

dapat meningkatkan

kinerja

19% 55% 21% 4% 1%

3

Penggunaan e-Faktur

dapat meningkatkan

produktivitas kerja

19% 44% 25% 11% 1%

4

Penggunaan e-Faktur

efektif medeteksi Faktur

Pajak yang valid

40% 51% 9% 0% 0%

5

Penggunaan e-Faktur

dapat memudahkan

pekerjaan

20% 49% 23% 6% 2%

6 Penggunaan e-Faktur

menghemat biaya 21% 39% 25% 12% 3%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

72

memiliki persespi setuju, sebanyak 8 responden memiliki persepsi

cukup setuju, sebanyak 5 responden memiliki persepsi tidak setuju,

dan sebanyak 1 responden memiliki persepsi sangat tidak setuju bahwa

menggunakan e-Faktur mempercepat pelaporan Faktur Pajak.

Komponen meningkatkan kinerja terdapat dalam butir

pernyataan nomor 2. Menggunakan e-Faktur meningkatkan hasil kerja

menjadi lebih baik terkait dengan hasil Faktur Pajak yang dibuat dan

dilaporkan memiliki ketepatan sesuai dengan standar pelaporan

ataupun pembuatan Faktur Pajak. Hasil yang didapat sebanyak 19%

responden menjawab “Sangat Setuju”, sebanyak 55% responden

menjawab “Setuju”, sebanyak 21% responden menjawab “Cukup

Setuju”, sebanyak 4% responden menjawab “Tidak Setuju”, dan

sebanyak 1% responden menjawab “Tidak Setuju”. Hal ini

menunjukkan sebanyak 19 responden memiliki persepsi sangat setuju,

sebanyak 55 responden memiliki persespi setuju, sebanyak 21

responden memiliki persepsi cukup setuju, sebanyak 4 responden

memiliki persepsi tidak setuju, dan sebanyak 1 responden memiliki

persepsi sangat tidak setuju bahwa menggunakan e-Faktur dapat

meningkatakan kinerja.

Komponen meningkatkan produktivitas terdapat dalam butir

pernyataan nomor 3. Pengguna dapat membuat Faktur Pajak atau

melakukan pelaporan lebih banyak dan waktu yang lebih cepat

dibandingkan saat belum menggunakan e-Faktur. Hasil yang didapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

73

sebanyak 19% responden menjawab “Sangat Setuju”, sebanyak 44%

responden menjawab “Setuju”, sebanyak 25% responden menjawab

“Cukup Setuju”, sebanyak 11% responden menjawab “Tidak Setuju”,

dan sebanyak 1% responden menjawab “Tidak Setuju”. Hal ini

menunjukkan sebanyak 19 responden memiliki persepsi sangat setuju,

sebanyak 44 responden memiliki persespi setuju, sebanyak 25

responden memiliki persepsi cukup setuju, sebanyak 11 responden

memiliki persepsi tidak setuju, dan sebanyak 1 responden memiliki

persepsi sangat tidak setuju bahwa menggunakan e-Faktur dapat

meningkatkan produktivitas kerja.

Komponen efektivitas terdapat dalam butir pernyataan nomor 4.

E-faktur efektif dalam menanggulangi dan mencegah penggunaan

Faktur Pajak fiktif. E-Faktur menyediakan berbagai macam sistem

pengamanan mulai dari e-Nofa, sistem tanda tangan elektronik, QR

Code di setiap cetakan e-Faktur, dan setiap e-Faktur yang dibuat oleh

PKP akan terintegrasi antara pajak keluaran dan pajak masukan dari

masing-masing PKP yang bertransaksi. Hasil yang didapat sebanyak

40% responden menjawab “Sangat Setuju”, sebanyak 51% responden

menjawab “Setuju”, sebanyak 9% responden menjawab “Cukup

Setuju”, dan sebanyak 0% atau tidak ada responden menjawab “Tidak

Setuju” atau “Sangat Tidak Setuju”. Hal ini menunjukkan sebanyak 40

responden memiliki persepsi sangat setuju, sebanyak 51 responden

memiliki persespi setuju, sebanyak 9 responden memiliki persepsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

74

cukup setuju, dan sebanyak 0 responden yang memiliki persepsi tidak

setuju atau sangat tidak setuju bahwa menggunakan e-Faktur efektif

medekteksi Faktur Pajak yang valid.

Komponen membuat pekerjaan lebih mudah terdapat dalam butir

pernyataan nomor 5. Menggunakan e-Faktur membuat pekerjaan lebih

mudah. Kemudahan pekerjaan berkaitan dengan fitur-fitur yang

disediakan dalam sistem e-faktur sehingga membantu dalam

pembuatan dan pelaporan Faktur Pajak menjadi lebih mudah. Hasil

yang didapat sebanyak 20% responden menjawab “Sangat Setuju”,

sebanyak 49% responden menjawab “Setuju”, sebanyak 23%

responden menjawab “Cukup Setuju”, sebanyak 6% responden

menjawab “Tidak Setuju”, dan sebanyak 2% responden menjawab

“Tidak Setuju”. Hal ini menunjukkan sebanyak 20 responden memiliki

persepsi sangat setuju, sebanyak 49 responden memiliki persespi

setuju, sebanyak 23 responden memiliki persepsi cukup setuju,

sebanyak 6 responden memiliki persepsi tidak setuju, dan sebanyak 2

responden memiliki persepsi sangat tidak setuju bahwa penggunaan e-

Faktur dapat mempermudah pekerjaan.

Komponen bermanfaat terdapat dalam butir pernyataan nomor 6.

Menggunakan e-Faktur bermanfaat dalam menghemat biaya bagi PKP

karena dengan menggunakan e-Faktur, PKP tidak diwajibkan untuk

mencetak Faktur Pajak dalam bentuk kertas. Hasil yang didapat

sebanyak sebanyak 21% responden menjawab “Sangat Setuju”,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

75

sebanyak 39% responden menjawab “Setuju”, sebanyak 25%

responden menjawab “Cukup Setuju”, sebanyak 13% responden

menjawab “Tidak Setuju”, dan sebanyak 3% responden menjawab

“Tidak Setuju”. Hal ini menunjukkan sebanyak 21 responden memiliki

persepsi sangat setuju, sebanyak 39 responden memiliki persespi

setuju, sebanyak 25 responden memiliki persepsi cukup setuju,

sebanyak 13 responden memiliki persepsi tidak setuju, dan sebanyak 3

responden memiliki persepsi sangat tidak setuju bahwa menggunakan

e-Faktur dapat menghemat biaya.

b. Analisis Hasil Rata-Rata

Variabel persepsi kebermanfaatan terdiri dari 6 indikator yang

dapat dianalisis berdasarkan kualifikasi yang telah ditetapkan

menggunakan rentang kelas sebelumnya. Hasil jumlah jawaban

masing-masing responden dapat dilihat lebih jelas pada lampiran III.

Hasil perhitungan pada lampiran III menunjukkan angka 23,39

didapat dari 2339/100, dan jika ditelusuri kedalam tabel kategori

persepsi kebermanfaatan termasuk ke dalam kriteria setuju bahwa e-

Faktur merupakan sistem yang bermanfaat. Hal ini dapat dilihat dalam

tabel dibawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

76

Tabel 3.2: Kategori Tingkat Persepsi Kebermanfaatan

Sumber: data diolah

3. Analisis Persepsi Kemudahan Penggunaan

a. Rincian persentase jawaban responden berdasarkan tiap butir

pernyataan

Komponen atau indikator persepsi kemudahan penggunaan

antara lain mudah dipelajari, dapat dikendalikan, jelas dan dapat

dipahami (dimengerti), fleksibel, mudah sehingga menjadi terampil,

dan mudah digunakan. Rincian persentase jawaban responden

berdasarkan tiap butir pernyataan dapat dilihat pada tabel 5.9.

Komponen mudah dipelajari terdapat dalam butir pernyataan

nomor 1. E-Faktur merupakan aplikasi yang mudah dipelajari dan

tidak membutuhkan usaha yang sulit untuk mempelajari cara

menggunakan aplikasi e-Faktur. Pengguna e-Faktur diberikan buku

panduan manual untuk membantu mempelajari penggunaan e-Faktur.

Hasil yang didapat sebanyak 11% responden menjawab “Sangat

Setuju”, sebanyak 57% responden menjawab “Setuju”, sebanyak 23%

responden menjawab “Cukup Setuju”, sebanyak 8% responden

menjawab “Tidak Setuju”, sebanyak 1% responden menjawab “Sangat

Kelas Kualifikasi

25,2-30,0 Sangat Setuju

20,4-25,1 Setuju

15,6-20,3 Cukup Setuju

10,8-15,5 Tidak Setuju

6-10,7 Sangat Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

77

Tidak Setuju”. Hal ini menunjukkan sebanyak 11 responden memiliki

persepsi sangat setuju, sebanyak 57 responden memiliki persepsi

setuju, sebanyak 23 responden memiliki persepsi cukup setuju,

sebanyak 8 responden memiliki persepsi tidak setuju, dan 1 responden

memiliki persepsi sangat tidak setuju bahwa mempelajari e-Faktur

merupakan hal yang mudah.

Tabel 5.9: Persentase Jawaban Responden per Butir Pernyataan

untuk Komponen Persepsi Kemudahan Penggunaan

No. Butir Pernyataan SS S CS TS STS

1 Mempelajari e-Faktur

merupakan hal yang mudah 11% 57% 23% 8% 1%

2

Menggunakan e-Faktur

membantu dalam menghasilkan

informasi yang diharapkan

17% 60% 18% 4% 1%

3 Fitur dan menu dalam e-Faktur

jelas dan mudah dipahami 9% 61% 27% 3% 0%

4

E-faktur fleksibel (dalam

menerima import data dari

sistem lainnya)

8% 44% 40% 6% 2%

5

Mudah bagi pengguna menjadi

trampil dalam menggunakan e-

Faktur

14% 55% 25% 6% 0%

6

Menurut pengguna e-faktur

mudah digunakan sehingga

tidak memerlukan waktu yang

lama untuk dapat

mengoperasikan e-Faktur

12% 54% 23% 9% 2%

Sumber: data diolah

Komponen dapat dikendalikan terdapat dalam butir pernyataan

nomor 2. Penggunaan e-Faktur dapat dikendalikan oleh pengguna

dalam pengoperasiannya untuk membuat Faktur Pajak dan pelaporan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

78

Faktur Pajak. E-Faktur dapat menghasilkan informasi sesuai dengan

yang diharapkan oleh pengguna saat menggunakan sistem e-Faktur.

Hasil yang didapat sebanyak 17% responden menjawab “Sangat

Setuju”, sebanyak 60% responden menjawab “Setuju”, sebanyak 18%

responden menjawab “Cukup Setuju”, sebanyak 4% responden

menjawab “Tidak Setuju”, sebanyak 1% responden menjawab “Sangat

Tidak Setuju”. Hal ini menunjukkan sebanyak 17 responden memiliki

persepsi sangat setuju, sebanyak 60 responden memiliki persepsi

setuju, sebanyak 18 responden memiliki persepsi cukup setuju,

sebanyak 4 responden memiliki persepsi tidak setuju, dan 1 responden

memiliki persepsi sangat tidak setuju bahwa menggunakan e-Faktur

membantu dalam menghasilkan informasi yang diharapkan.

Komponen jelas dan dapat dipahami (dimengerti) terdapat dalam

butir pernyataan nomor 3. Sistem e-Faktur menyajikan beberapa fitur

dan menu untuk membantu dalam menyelesaikan tugas berkaitan

dengan pembuatan dan pelaporan Faktur Pajak. Fitur dan menu yang

tersedia dalam suatu sistem haruslah jelas dan dapat dipahami. Hasil

yang didapat sebanyak 9% responden menjawab “Sangat Setuju”,

sebanyak 61% responden menjawab “Setuju”, sebanyak 27%

responden menjawab “Cukup Setuju”, sebanyak 3% responden

menjawab “Tidak Setuju” dan sebanyak 0% responden menjawab

“Sangat Tidak Setuju”. Hal ini menunjukkan sebanyak 9 responden

memiliki persepsi sangat setuju, sebanyak 61 responden memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

79

persepsi setuju, sebanyak 27 responden memiliki persepsi cukup

setuju, sebanyak 3 responden memiliki persepsi tidak setuju, dan tidak

ada responden yang memiliki persepsi sangat tidak setuju bahwa fitur

dan menu dalam e-Faktur jelas dan mudah dipahami.

Komponen fleksibel terdapat dalam butir pernyataan nomor 4.

Sistem e-Faktur merupakan sistem yang fleksibel karena dapat

menerima import data dari sistem lain yang digunakan oleh

perusahaan. Perusahaan tidak perlu melakukan input data ulang jika

ingin menggunakan e-Faktur dan sebelumnya telah menggunakan

sistem yang lain. Hasil yang didapat sebanyak 8% responden

menjawab “Sangat Setuju”, sebanyak 44% responden menjawab

“Setuju”, sebanyak 40% responden menjawab “Cukup Setuju”,

sebanyak 6% responden menjawab “Tidak Setuju”, sebanyak 2%

responden menjawab “Sangat Tidak Setuju”. Hal ini menunjukkan

sebanyak 8 responden memiliki persepsi sangat setuju, sebanyak 44

responden memiliki persepsi setuju, sebanyak 40 responden memiliki

persepsi cukup setuju, sebanyak 6 responden memiliki persepsi tidak

setuju, dan 2 responden memiliki persepsi sangat tidak setuju bahwa e-

Faktur fleksibel (dalam menerima import data dari sistem lainnya).

Komponen mudah sehingga menjadi terampil terdapat dalam

butir pernyataan nomor 5. Sistem e-Faktur mudah untuk digunakan

sehingga membuat pengguna menjadi terampil dalam menggunakan

sistem tersebut. Seseorang dikatakan terampil apabila dapat melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

80

sesuatu dengan cepat dan benar. Hasil yang didapat sebanyak 14%

responden menjawab “Sangat Setuju”, sebanyak 55% responden

menjawab “Setuju”, sebanyak 25% responden menjawab “Cukup

Setuju”, sebanyak 6% responden menjawab “Tidak Setuju”, dan

sebanyak 0% responden menjawab “Sangat Tidak Setuju”. Hal ini

menunjukkan sebanyak 14 responden memiliki persepsi sangat setuju,

sebanyak 55 responden memiliki persepsi setuju, sebanyak 25

responden memiliki persepsi cukup setuju, sebanyak 6 responden

memiliki persepsi tidak setuju, dan tidak ada responden yang

menjawab sangat tidak setuju bahwa mudah bagi pengguna menjadi

trampil dalam menggunakan e-Faktur.

Komponen mudah digunakan terdapat dalam butir pernyataan

nomor 6. E-Faktur merupakan sistem yang mudah untuk dioperasikan

atau digunakan oleh pengguna. Tidak memerlukan waktu yang lama

untuk dapat menggunakan e-Faktur. Hasil yang didapat sebanyak 12%

responden menjawab “Sangat Setuju”, sebanyak 54% responden

menjawab “Setuju”, sebanyak 23% responden menjawab “Cukup

Setuju”, sebanyak 9% responden menjawab “Tidak Setuju”, sebanyak

2% responden menjawab “Sangat Tidak Setuju”. Hal ini menunjukkan

sebanyak 12 responden memiliki persepsi sangat setuju, sebanyak 54

responden memiliki persepsi setuju, sebanyak 23 responden memiliki

persepsi cukup setuju, sebanyak 9 responden memiliki persepsi tidak

setuju, dan 2 responden memiliki persepsi sangat tidak setuju bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

81

menurut pengguna e-Faktur mudah digunakan sehingga tidak

memerlukan waktu yang lama untuk dapat mengoperasikan e-Faktur.

b. Analisis Hasil Rata-Rata

Variabel persepsi kemudahan penggunaan terdiri dari 6 indikator

yang dapat dianalisis berdasarkan kualifikasi yang telah ditetapkan

menggunakan rentang kelas sebelumnya. Hasil jumlah jawaban

masing-masing responden dapat dilihat lebih jelas pada lampiran IV.

Hasil perhitungan pada lampiran IV menunjukkan angka 22,25

didapat dari 2225/100, dan jika ditelusuri kedalam tabel kategori

persepsi kemudahan penggunaan termasuk ke dalam kriteria setuju

bahwa e-Faktur merupakan sistem yang mudah. Hal ini dapat dilihat

dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3.3: Kategori Tingkat Persepsi Kemudahan Penggunaan

Sumber: data diolah

D. Pembahasan

Penelitian ini menganalisis persepsi PKP terhadap penggunaan e-Faktur

sebagai sarana pelaporan Faktur Pajak. Persepsi dalam penelitian ini terbatas

hanya pada persepsi kebermanfaatan e-Faktur dan persepsi kemudahan

penggunaan e-Faktur.

Kelas Kualifikasi

25,2-30,0 Sangat Setuju

20,4-25,1 Setuju

15,6-20,3 Cukup Setuju

10,8-15,5 Tidak Setuju

6-10,7 Sangat Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

82

1. Persepsi Kebermanfaatan

Dari analisis yang dilakukan, dapat diketahui bahwa responden

menyatakan setuju e-Faktur merupakan sistem yang bermanfaat. Hal ini

dilihat dari hasil rata-rata secara keseluruhan sebesar 23,39 berada diantara

rentang nilai 20,4-25,1 pada tabel kategori tingkat persepsi

kebermanfaatan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dari hasil analisis responden menyatakan setuju bahwa e-Faktur

mempercepat pelaporan Faktur Pajak. Penggunaan e-Faktur dapat

mempercepat pelaporan Faktur Pajak karena pengguna tidak perlu lagi

datang ke KPP untuk melakukan pelaporan Faktur Pajak. Pelaporan Faktur

Pajak dapat dilakukan hanya dengan melakukan upload Faktur Pajak ke

sistem DJP. Kendala yang mungkin terjadi adalah adanya masalah koneksi

internet sehingga dapat menyebabkan proses pelaporan tertunda. Hal lain

yang dapat menghambat adalah adanya pembetulan sistem yang dilakukan

pihak DJP sehingga menyebabkan sistem DJP tidak dapat menerima

upload. Dari hasil analisis responden menyatakan setuju bahwa

menggunakan e-Faktur dapat meningkatkan kinerja. Saat menggunakan e-

Faktur pengguna dapat membuat Faktur Pajak sesuai dengan standar

pembuatan ataupun pelaporan Faktur Pajak. Hal ini karena format Faktur

Pajak yang telah ditetapkan oleh DJP telah tersedia dalam sistem e-Faktur.

Saat ada kesalahan dalam pembuatan Faktur Pajak maka akan muncul

pemberitahuan yang menunjukkan adanya kesalahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

83

Dari hasil analisis responden menyatakan setuju bahwa

menggunakan e-Faktur dapat meningkatkan produktivitas. Peningkatan

produktivitas ditunjukkan dengan menggunakan e-Faktur membantu

pengguna dapat membuat Faktur Pajak dalam jumlah yang lebih banyak

dan waktu yang lebih cepat dibandingkan sebelum menggunakan e-Faktur.

Dari hasil analisis responden menyatakan setuju bahwa e-Faktur efektif

mendeteksi Faktur Pajak yang valid. Pengguna harus melakukan upload

Faktur Pajak yang telah dibuat ke sistem DJP untuk memperoleh

persetujuan dari DJP yang menyatakan Faktur Pajak tersebut valid.

Adanya persetujuan dari DJP atas Faktur Pajak yang telah diupload ke

sistem DJP memberikan jaminan Faktur Pajak tersebut valid. Pihak

pembeli tidak dapat mengkreditkan Faktur Pajak sebagai pajak masukan

apabila pihak penjual belum melakukan upload ke sistem DJP. Dari hasil

analisis responden menyatakan setuju bahwa e-Faktur membuat pekerjaan

menjadi lebih mudah. Pekerjaan menjadi lebih mudah karena adanya fitur

dan menu dalam e-Faktur yang dapat membantu dalam proses pembuatan

Faktur Pajak dan pelaporan Faktur Pajak. Dari hasil analisis responden

menyatakan setuju bahwa e-Faktur memberikan manfaat menghemat

biaya. Pengguna yang telah menggunakan e-Faktur tidak diwajibkan lagi

mencetak Faktur Pajak. Karena tidak lagi diwajibakan mencetak Faktur

Pajak maka dapat menghemat biaya cetak yang awalnya dianggarkan

untuk mencetak Faktur Pajak untuk keperluan pelaporan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

84

2. Persepsi Kemudahan Penggunaan

Dari analisis yang dilakukan, dapat diketahui bahwa responden

menyatakan setuju e-Faktur merupakan sistem yang mudah digunakan.

Hal ini dilihat dari hasil rata-rata secara keseluruhan sebesar 22,25 yang

berada diantara rentang nilai 20,4-25,1 pada tabel kategori tingkat persepsi

kemudahan penggunaan yang telah ditetapkan.

Dari hasil analisis responden menyatakan setuju bahwa e-Faktur

merupakan sistem yang mudah dipelajari cukup dengan adanya buku

panduan cara penggunaan e-Faktur. Pengguna dapat mempelajari dengan

mudah cara penggunaan e-Faktur dengan adanya buku panduan dalam

bentuk tutorial penggunaan e-Faktur yang telah dibuat oleh DJP. Dari hasil

analisis responden menyatakan setuju bahwa e-Faktur merupakan sistem

yang dapat dikendalikan, sehingga pengguna dapat menghasilkan

informasi sesuai yang diharapkan oleh pengguna saat menggunakan e-

Faktur. Informasi yang dihasilkan berkaitan dengan pembuatan dan

pelaporan Faktur Pajak dengan menggunakan e-Faktur. Dari hasil analisis

responden setuju sistem e-Faktur memiliki fitur dan menu yang mudah

dipahami dan dimengerti oleh pengguna. Sehingga dapat dikatakan e-

Faktur merupakan sistem yang mudah.

Dari hasil analisis responden menyatakan setuju bahwa e-Faktur

merupakan sistem yang fleksibel karena e-Faktur dapat menerima import

data dari sistem lain. Jadi bagi pengguna yang sebelumnya melakukan

pencatatan berkaitan dengan Faktur Pajak menggunakan sistem lain tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

85

perlu menginput satu per satu traksaksi ke sistem e-Faktur. Pengguna

dapat melakukan import data dengan cara mengubah data kedalam bentuk

csv sebelum diimport ke sistem e-Faktur. Dari hasil analisis responden

menyatakan setuju bahwa e-Faktur merupakan sistem yang mudah

sehingga menjadi terampil. Seseorang dikatakan trampil apabila dapat

menyelesaikan tugas dengan cepat dan benar. Responden memiliki

persepsi setuju bahwa dengan menggunakan e-Faktur dapat dengan cepat

dan benar dalam menyelesaikan tugas berkaitan dengan Faktur Pajak. Dari

hasil analisis responden menyatakan setuju bahwa e-Faktur merupakan

sistem yang mudah digunakan. Sehingga pengguna tidak memerlukan

waktu yang lama untuk dapat membuat transaksi Faktur Pajak

menggunakan sistem e-Faktur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

86

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa persepsi PKP terhadap penggunaan e-Faktur sebagai sarana

pelaporan Faktur Pajak yang terdiri dari persepsi kebermanfaatan dan persepsi

kemudahan penggunan termasuk dalam kriteria bermanfaat dan kriteria

mudah. Hal ini didukung dengan hasil analisis data yang ditarik dengan

bantuan tabel kategori tingkat persepsi kebermanfaatan dan persepsi

kemudahaan penggunaan.

Hasil rata-rata dari analisis variabel persepsi kebermanfaatan yaitu

sebesar 23,39 yang jika dilihat pada tabel kategori tingkat persepsi

kebermanfaatan berada pada rentang nilai 20,4-25,1 dengan kriteria setuju.

Persepsi PKP setuju bahwa penggunaan e-Faktur sebagai sarana pelaporan

Faktur Pajak merupakan sistem yang bermanfaat.

Hasil rata-rata dari analisis variabel persepsi kemudahan penggunaan

yaitu sebesar 22,25 yang jika dilihat pada tabel kategori tingkat persepsi

kebermanfaatan berada pada rentang nilai 20,4-25,1 dengan kriteria setuju.

Persepsi PKP setuju bahwa penggunaan e-Faktur sebagai sarana pelaporan

Faktur Pajak merupakan sistem yang mudah digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

87

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini belum membedakan persepsi kebermanfaatan dan persepsi

kemudahan penggunaan menurut masing-masing kegiatan bidang usaha yang

menggunakan e-Faktur, sehingga tidak dapat diketahui apakah ada perbedaan

persepsi menurut pengguna berdasarkan kegiatan bidang usaha.

C. Saran

1. Bagi Pengusaha Kena Pajak

Bagi PKP agar dapat memahami informasi tentang e-Faktur dan

mempelajari tentang penggunaan e-Faktur karena e-Faktur merupakan

sistem yang bermanfaat dan mudah digunakan, sehingga tujuan Dirjen

Pajak untuk memberikan manfaat dan kemudahan atas penggunaan e-

Faktur dapat tercapai.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya disarankan dapat meneliti lebih dalam

apakah terdapat perbedaan persepsi kebermanfaat dan persepsi kemudahan

penggunaan berdasarkan kegiatan bidang usaha dari PKP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

88

DAFTAR PUSTAKA

______Direktur Jenderal Pajak, Keputusan Nomor: KEP-136/PJ/2014 tentang

Penetapan Pengusaha Kena Pajak yang Diwajibkan Membuat Faktur Pajak

dalam Bentuk Elektronik melalui website Direktorat Jenderal Pajak

(www.pajak.go.id)

______Direktur Jenderal Pajak, Peraturan Nomor: PER-16/PJ/2014 tentang Tata

Cara Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik melalui

website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id)

______Direktur Jenderal Pajak, Peraturan Nomor: PER-17/PJ/2014 tentang

Perubahan Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

24/PJ/2012 tentang Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan,

Prosedur Pemberitahuan dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara Pembetulan

atau Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak melalui website

Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id)

______Direktur Jenderal Pajak, Pengumuman Nomor: PENG-6/PJ.02/2015

tentang Penegasan atas e-Faktur melalui website Direktorat Jenderal Pajak

(www.pajak.go.id)

______Direktur Jenderal Pajak, Surat Edaran Nomor: SE-20/PJ/2014 tentang Tata

Cara Permohonan Kode Aktivasi dan Password, Permintaan Aktivasi

Akun Pengusaha Kena Pajak dan Sertifikat Elektronik, serta Permintaan,

Pengembalian, dan Pengawasan Nomor Seri Faktur Pajak melalui website

Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id)

______Direktur Jenderal Pajak, Surat Edaran Nomor: SE-29/PJ.53/2003 tentang

Langkah-Langkah Penanganan atas Penerbitan dan Penggunaan Faktur

Pajak Tidak Sah (Fiktif) melalui website Direktorat Jenderal Pajak

(www.pajak.go.id)

______Direktorat Jenderal Pajak. 2014. "FAQ e-Faktur".

http://www.pajak.go.id/faq-e-faktur. Diakses tanggal 5 Oktober 2015.

______Direktorat Jenderal Pajak. ____. “e-Faktur”. http://www.pajak.go.id/e-

faktur. Diakses tanggal 3 Oktober 2015.

_____Direktorat Jenderal Pajak. 2015. BIJAK: Orang Pribadi Pintar Pajak. Tim

Penyusun Direktorat Peraturan Perpajakan II. Jakarta. (www.pajak.go.id)

Djuanda, Gustian dan Irwansyah Lubis. 2002. Pelaporan Pajak Pertambahan

Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

89

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Cetakan ke-4. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hardy, Malcolm dan Steve Heyes. 1988. Pengantar Psikologi. edisi ke-2.

Erlangga, Jakarta.

Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. CV Andi Offset,Yogyakarta.

Ling, Jonathan dan Jonathan Catling. 2012. Psikologi Kognitif. Erlangga, Jakarta.

Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Edisi Revisi Tahun 2009. C.V ANDI OFFSET,

Yogyakarta.

Prasetyo, Bambang dan Lina M.J. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Teori

dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data

Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Cetakan ke-

1. Gava Media, Yogyakarta.

Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-4. PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

______Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun

1983 Sebagaimna Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir dengan Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan.

______Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun

1983 Sebagaimana Telah Diubah Terakhir dengan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Petambahan

Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

Saningtyas, Nine Mya.2015. "Analisis Kesiapan Pengusaha Kena Pajak di KPP

Pratama Karanganyar dalam Penerapan Faktur Pajak Elektronik", Skripsi.

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta.

Sarwono, Jonathan. 2010. Mixed Methods Cara Menggabung Riset Kuntitatif dan

Riset Kualitatif Secara Benar. PT Elix Media Komputindo: Jakarta

Siregar, Syofian. 2010. Statistika Deskriptif untuk penelitian: Dilengkapi

Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Cetakan ke-1. PT Raja

GrafindoPersada, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

90

Solso, Robert L. Otto H. Maclin, dan M. Kimberly Maclin. 2007. Psikologi

Kognitif. Edisi ke-8. Erlangga, Jakarta.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Pusat Bahasa Depdiknas, Bandung.

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis (8th ed). Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta,

Bandung.

Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Srikandi, Yogyakarta.

Walgito, Bimo.2010. Pengantar Psikologi Umum. ANDI, Yogyakarta.

Wibisono, Himawan. 2013. "Analisis Penerimaan Sistem e-Learning SMK Labor

Pekanbaru Menggunakan Metode Technology Acceptance Model (TAM)",

Skripsi. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru.

Widodo, Arie dan Putu Agung Widyadnyana. 2015. "E-Faktur: Satu Aplikasi

Berbagai Manfaat" <http://www.ortax.org/ortax/?mod=issue&page

=show& id=68>. Diakses tanggal 02 September 2015.

Wiyono. 2011. Merancang Penelitian Bisnis dengan analisis SPSS 17.0 &

SmartPLS 2.0. Edisi Pertama, UPP STIM YKPN Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

91

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

92

Lampiran I:

Kuesioner Penelitian

KUESIONER

A. Pengantar

Dengan hormat,

Saya mohon bantuan Ibu/Bapak/Saudara bersedia menjadi responden

dalam penelitian yang saya lakukan. Penelitian tersebut dalam rangka

menyelesaikan tugas akhir atau skripsi di Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisi persepsi Pengusaha

Kena Pajak (PKP) terhadap kebermanfaatan dan kemudahan penggunaan

sistem e-Faktur. Judul penelitian ini adalah “Analisis Persepsi Pengusaha

Kena Pajak terhadap Penggunaan E-Faktur sebagai Sarana Pelaporan

Faktur Pajak”. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian pertama

tentang identitas responden dan bagian kedua tentang pernyataan berkaitan

dengan persepsi kebermanfaatan dan kemudahaan penggunaan e-Faktur.

Saya mengharapkan Ibu/Bapak/Saudara dapat mengisi kuesioner ini

sebagai data yang akan dipergunakan dalam penelitian sesuai persepsi pribadi

terhadap penggunaan e-Faktur. Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya

ucapkan terima kasih.

Peneliti,

Eni Nur Lestariningsih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

93

B. BAGIAN I

Silahkan isi dan memberi tanda checklist ( √ ) pada kolom jawaban sesuai

dengan pilihan Anda.

Indentitas Responden

1. Nama : (boleh tidak diisi)

2. Jabatan : (mohon diisi)

3. Nama Usaha : (boleh tidak diisi)

4. Alamat Tempat Usaha : (mohon diisi)

5. NPWP : Ya Tidak

6. Jenis Wajib Pajak : Orang Pibadi Badan

7. PKP : Ya Tidak

8. Apakah Anda mengoperasikan sistem e-Faktur?

Ya Tidak

9. Kegiatan Bidang Usaha:

a. Industri

b. Dagang

c. Jasa

d. Ekstraktif

e. Agraris

f. Lainnya ................

10. Lama menggunakan e-Faktur :

a. Kurang dari 6 bulan

b. 6 – 12 bulan

c. Lebih dari 1 tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

94

C. BAGIAN II

Pernyataan pada bagian II merupakan pernyataan yang berkaitan dengan

persepsi kebermanfaatan dan persepsi kemudahan penggunaan. Anda dimohon

untuk memberikan jawaban dengan tanda checklist (√) pada salah satu kolom

skala sesuai dengan persepsi Anda.

Alternatif jawaban sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Cukup Setuju (CS) = 3

Tidak Setuju (TS) = 2

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

1. Persepsi Kebermanfaatan

No. Pernyataan

Alternatif Jawaban

SS S CS TS STS

5 4 3 2 1

1 Penggunaan e-Faktur mempercepat

pelaporan Faktur Pajak

2 Penggunaan e-Faktur dapat meningkatkan

kinerja

3 Penggunaan e-Faktur dapat meningkatkan

produktivitas kerja

4 Penggunaan e-Faktur efektif medeteksi

Faktur Pajak yang valid

5 Penggunaan e-Faktur dapat memudahkan

pekerjaan

6 Penggunaan e-Faktur menghemat biaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

95

2. Persepsi Kemudahan Penggunaan

No. Pernyataan

Alternatif Jawaban

SS S CS TS STS

5 4 3 2 1

1 Mempelajari e-Faktur merupakan hal yang

mudah

2 Menggunakan e-Faktur membantu dalam

menghasilkan informasi yang diharapkan

3 Fitur dan menu dalam e-Faktur jelas dan

mudah dipahami

4 E-faktur fleksibel (dalam menerima import

data dari sistem lainnya)

5 Mudah bagi pengguna menjadi trampil

dalam menggunakan e-Faktur

6

Menurut pengguna e-faktur mudah

digunakan sehingga tidak memerlukan

waktu yang lama untuk dapat

mengoperasikan e-Faktur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

96

Lampiran II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

100

Lampiran III

Data Kuesioner Persepsi PKP terhadap Penggunaan e-Faktur sebagai Sarana

Pelaporan Faktur Pajak, Persespi Kebermanfaatan

Responden Nomor Butir Pernyataan

Total P1 P2 P3 P4 P5 P6

1 4 4 4 4 4 4 24

2 4 4 2 4 3 4 21

3 5 3 2 5 3 5 23

4 5 5 5 5 5 4 29

5 4 4 3 3 4 3 21

6 4 4 4 3 4 4 23

7 4 3 3 5 4 3 22

8 5 5 5 5 5 5 30

9 2 2 2 3 2 2 13

10 5 4 3 5 4 4 25

11 4 3 2 4 4 2 19

12 3 2 2 4 2 4 17

13 4 4 4 5 4 4 25

14 4 4 4 4 4 4 24

15 5 5 5 5 5 5 30

16 4 4 4 4 4 3 23

17 5 4 4 4 3 3 23

18 4 4 3 4 3 2 20

19 5 5 5 4 4 4 27

20 4 4 4 4 4 4 24

21 4 3 3 5 4 4 23

22 4 4 4 4 5 5 26

23 4 3 4 4 3 2 20

24 3 4 4 3 3 4 21

25 4 4 4 4 4 4 24

26 4 4 4 5 3 3 23

27 5 5 5 5 5 5 30

28 4 3 3 4 4 4 22

29 4 4 4 4 4 4 24

30 5 5 5 5 5 5 30

31 4 3 3 3 4 3 20

32 2 2 3 5 3 2 17

33 5 4 3 4 4 3 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

101

Lanjutan Lampiran III

Responden Nomor Butir Pernyataan

Total P1 P2 P3 P4 P5 P6

34 5 4 4 4 4 4 25

35 4 4 2 4 4 2 20

36 4 3 4 4 4 3 22

37 4 4 4 4 3 4 23

38 1 3 3 5 1 1 14

39 4 4 4 5 3 3 23

40 5 5 5 5 5 5 30

41 4 4 4 4 4 4 24

42 5 5 4 4 4 4 26

43 4 3 3 4 3 3 20

44 5 4 4 5 4 4 26

45 5 5 5 5 5 5 30

46 5 5 5 5 5 5 30

47 3 4 3 5 4 3 22

48 4 3 3 5 4 4 23

49 3 3 5 5 2 5 23

50 4 4 4 5 5 5 27

51 3 3 3 3 3 3 18

52 4 4 4 4 4 4 24

53 4 4 4 4 4 3 23

54 5 5 5 4 4 4 27

55 4 4 4 4 4 4 24

56 5 5 4 5 5 4 28

57 4 4 4 4 4 4 24

58 4 4 4 4 4 4 24

59 4 4 3 4 3 3 21

60 4 4 2 5 4 3 22

61 5 5 5 5 5 5 30

62 5 4 4 4 4 4 25

63 2 5 5 5 2 2 21

64 4 4 4 4 4 4 24

65 5 4 4 4 3 3 23

66 4 3 3 4 4 3 21

67 3 3 3 4 3 4 20

68 4 4 4 4 4 4 24

69 5 5 5 5 5 5 30

70 5 4 4 4 4 3 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

102

Lanjutan Lampiran III

Responden Nomor Butir Pernyataan

Total P1 P2 P3 P4 P5 P6

71 4 4 4 4 4 4 24

72 4 4 3 5 4 3 23

73 4 4 4 5 4 5 26

74 4 4 3 5 4 4 24

75 5 4 3 5 3 5 25

76 5 5 5 5 5 5 30

77 4 4 2 5 4 3 22

78 4 3 3 4 3 4 21

79 5 4 4 4 5 4 26

80 4 4 4 5 3 4 24

81 2 4 4 5 4 5 24

82 2 2 2 3 2 2 13

83 4 4 3 4 3 2 20

84 4 4 4 4 4 4 24

85 4 1 1 4 1 1 12

86 4 4 4 4 4 3 23

87 5 4 5 4 5 2 25

88 4 4 4 4 4 4 24

89 4 3 4 5 5 3 24

90 4 4 3 5 3 2 21

91 3 3 2 3 2 1 14

92 4 3 2 4 3 2 18

93 5 5 5 5 5 5 30

94 5 5 5 5 5 5 30

95 5 5 5 5 5 4 29

96 4 4 4 4 3 5 24

97 3 3 3 4 3 3 19

98 5 4 4 3 4 5 25

99 4 3 3 4 4 3 21

100 4 4 4 4 4 3 23

TOTAL 2339

RATA-RATA 23.39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

103

Lampiran IV

Data Kuesioner Persepsi PKP terhadap Penggunaan e-Faktur sebagai Sarana

Pelaporan Faktur Pajak, Persespi Kemudahan Penggunaan

Responden Nomor Butir Pernyataan

Total P1 P2 P3 P4 P5 P6

1 4 4 4 3 4 4 23

2 3 3 4 3 4 2 19

3 5 5 5 5 5 5 30

4 4 4 4 3 4 4 23

5 2 3 3 4 3 4 19

6 3 3 3 3 3 3 18

7 4 4 3 4 4 4 23

8 3 4 4 4 3 4 22

9 2 3 2 3 2 2 14

10 4 5 4 4 5 4 26

11 4 4 3 2 2 4 19

12 2 4 3 4 4 3 20

13 3 4 4 4 3 3 21

14 5 4 4 3 4 4 24

15 4 5 5 5 5 5 29

16 4 4 4 4 4 4 24

17 4 4 4 3 4 4 23

18 2 2 3 3 3 3 16

19 4 4 4 3 4 4 23

20 4 4 4 4 4 4 24

21 4 4 4 4 4 3 23

22 3 4 4 4 5 5 25

23 4 4 4 3 3 3 21

24 3 3 4 4 4 4 22

25 4 4 4 4 4 4 24

26 4 5 4 4 4 3 24

27 4 4 4 4 5 4 25

28 4 3 3 3 3 4 20

29 4 4 3 3 3 4 21

30 5 5 5 5 5 5 30

31 3 3 3 3 3 2 17

32 2 2 3 3 3 2 15

33 5 4 4 3 4 4 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

104

Lanjutan Lampiran IV

Responden Nomor Butir Pernyataan

Total P1 P2 P3 P4 P5 P6

34 4 4 4 4 4 4 24

35 4 4 4 4 4 3 23

36 4 4 3 3 3 4 21

37 4 4 3 3 4 3 21

38 5 5 4 4 4 1 23

39 4 4 3 3 2 3 19

40 4 5 4 5 3 3 24

41 4 4 4 4 4 4 24

42 4 4 4 4 4 4 24

43 3 3 3 2 3 3 17

44 4 4 4 4 4 4 24

45 5 5 5 5 5 5 30

46 4 4 3 3 3 4 21

47 4 5 4 4 3 4 24

48 4 4 5 4 4 3 24

49 2 5 3 3 2 2 17

50 4 4 4 4 4 4 24

51 4 4 3 3 4 3 21

52 3 4 4 4 4 3 22

53 4 3 4 4 4 4 23

54 3 3 3 3 4 4 20

55 4 4 4 4 4 4 24

56 4 5 4 4 4 4 25

57 4 4 4 4 2 2 20

58 4 4 4 3 4 4 23

59 3 3 2 3 2 2 15

60 4 5 4 5 5 4 27

61 4 5 4 4 4 3 24

62 4 5 5 4 5 5 28

63 1 4 4 1 3 1 14

64 3 4 3 4 3 4 21

65 3 4 3 4 4 3 21

66 4 4 4 3 3 4 22

67 4 4 4 3 4 3 22

68 4 3 4 3 4 4 22

69 5 4 5 3 5 4 26

70 4 4 4 4 4 3 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

105

Lanjutan Lampiran IV

Responden Nomor Butir Pernyataan

Total P1 P2 P3 P4 P5 P6

71 4 4 4 4 4 4 24

72 4 4 4 3 4 4 23

73 3 3 4 4 5 4 23

74 3 4 3 3 3 3 19

75 5 2 4 4 5 4 24

76 4 4 4 4 4 4 24

77 4 5 3 3 4 4 23

78 3 4 3 3 3 3 19

79 4 4 4 4 4 5 25

80 3 4 4 4 4 3 22

81 5 5 4 3 5 5 27

82 2 3 2 3 3 2 15

83 4 4 4 2 4 4 22

84 4 4 4 4 4 4 24

85 4 1 4 1 3 4 17

86 3 4 4 3 4 4 22

87 4 4 3 2 3 2 18

88 4 4 4 4 4 4 24

89 5 4 4 5 4 5 27

90 3 4 4 3 4 4 22

91 2 2 3 3 3 4 17

92 4 4 4 3 4 4 23

93 4 3 5 2 4 5 23

94 5 5 5 5 5 5 30

95 3 4 4 3 4 5 23

96 4 4 4 4 4 4 24

97 3 3 3 2 4 4 19

98 3 3 3 3 3 3 18

99 3 3 4 4 4 4 22

100 4 4 4 4 4 4 24

TOTAL 2225

RATA-RATA 22.25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

106

Lampiran V

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Data Kuesioner Persepsi PKP terhadap

Penggunaan e-Faktur sebagai Sarana Pelaporan Faktur Pajak, Persespi

Kebermanfaatan

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

p1 19.29 11.562 .618 .837

p2 19.52 10.919 .783 .809

p3 19.70 10.515 .705 .821

p4 19.08 13.569 .372 .873

p5 19.60 10.505 .748 .812

p6 19.76 10.204 .662 .832

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.856 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

107

Lampiran VI

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Data Kuesioner Persepsi PKP terhadap

Penggunaan e-Faktur sebagai Sarana Pelaporan Faktur Pajak, Persespi

Kemudahan Penggunaan

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

p1 18.56 8.168 .619 .786

p2 18.37 8.922 .477 .815

p3 18.49 8.576 .706 .774

p4 18.75 8.553 .526 .806

p5 18.48 8.111 .692 .771

p6 18.60 8.182 .545 .804

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.821 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

108

Lampiran VII

Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP … · menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang terlambat diterbitkan, Faktur Pajak fiktif, atau Faktur Pajak ganda, dan juga karena

109

Lanjutan Lampiran VII

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI