ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI … perlu adanya identifikasi sektor- ... 2.1.2 Teori Basis...
Transcript of ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI … perlu adanya identifikasi sektor- ... 2.1.2 Teori Basis...
i
ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI
DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN
TABANAN PROVINSI BALI
SKRIPSI
Oleh:
I WAYAN MARDIANA
NIM. 1306105035
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana Denpasar
2016
ii
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta
diuji pada tanggal: 29 Desember 2016
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Pembimbing
(Dr. Ida Ayu Nyoman Saskara, SE.,M.Si.) (Prof. Dr. Made Kembar Sri Budhi, Drs., MP.)
NIP. 19580219 198601 2 001 NIP. 19580212 198601 1 001
Tim Penguji: Tanda tangan
1. Ketua : Prof. Dr. Made Kembar Sri Budhi, Drs., MP. ....................
2. Sekretaris : Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si. ....................
3. Anggota : Drs. I Wayan Yogi Swara, MS. ....................
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan
saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah
diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan
Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Denpasar, 21 Desember 2016
Mahasiswa,
I Wayan Mardiana
NIM. 1306105035
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Analisis Pergeseran
Struktur Ekonomi dan Sektor Unggulan di Kabupaten Tabanan Provinsi
Bali” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana dan juga selaku Dosen mata kuliah Seminar
Ekonomi Pembangunan Regional atas waktu, bimbingan, masukan serta
motivasinya selama penyelesaian kajian penelitian ini.
2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S, Pembantu Dekan I Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
3. Dr. Ida Ayu Nyoman Saskara, SE., M.Si. dan Dr. Made Heny Urmila Dewi,
SE., M.Si, masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
4. Drs. I Wayan Yogi Swara, M.S., sebagai Pembimbing Akademik.
5. Prof. Dr. Md Kembar Sri Budhi, Drs., MP. Sebagai dosen pembimbing atas
waktu, bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi
ini.
6. Keluarga tercinta Bapak serta saudara atas dukungan dan doanya yang tulus
dan tiada hentinya selama menempuh studi di Program Studi Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
7. Teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah
memberi dukungan serta motivasi.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan
dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung
jawab terhadap semua isi skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini berguna
bagi pihak yang berkepentingan.
Tabanan, 1 Januari 2017
Penulis
v
Judul : Analisis Pergeseran Struktur Ekonomi dan Sektor Unggulan di
Kabupaten Tabanan Provinsi Bali
Nama : I Wayan Mardiana
NIM : 1306105035
Abstrak
Pertumbuhan ekonomi tidak hanya bisa dilihat dari kondisi perekonomian
secara keseluruhan, tetapi harus juga dilihat dari pengaruh sektor-sektor
ekonominya. Selain itu pergeseran struktur ekonomi di daerah juga memiliki peran
yang penting dalam pembangunan daerah. Maka perlu adanya identifikasi sektor-
sektor unggulan dan pergeseran struktur ekonomi, dengan demikian maka
pembangunan di daerah akan bisa lebih dimaksimalkan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan sifat deskriptif, yang
dilakukan di Kabupaten Tabanan Provinsi Bali. Data yang digunakan adalah data
sekunder dari Badan Pusat Statistik dan data primer dari wawancara mendalam
dengan narasumber di Bappeda Kabupaten Tabanan. Teknik analisis data dalam
penelitian ini adalah analisis Shift Share, analisis Location Quotient, analisis Model
Rasio Pertumbuhan (MRP), analisis Overlay dan Tipologi Sektoral (Klassen).
Hasil analisis Shift Share menyatakan di Kabupaten Tabanan telah terjadi
pergeseran struktur ekonomi, dilihat dari kecilnya sumbangan sektor pertanian
dibandingkan sektor jasa-jasa dan sektor industri. Berdasarkan Analisis Location
Quotient sektor basis di Kabupaten Tabanan yaitu sektor pertanian, sektor industri,
sektor pertambangan dan penggalian, sektor konstruksi, sektor informasi dan
komunikasi, sektor real estate, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan
jaminan sosial wajib, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan sektor jasa
lainnya. Hasil analisis MRP sektor yang potensial adalah sektor konstruksi, sektor
perdagangan, sektor penyedia akomodasi dan makan minum, sektor informasi dan
komunikasi, sektor jasa keuangan, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan
dan jaminan sosial wajib, sektor jasa pendidikan dan sektor jasa kesehatan dan
kegiatan sosial. Sedangkan hasil analisis Overlay sektor potensial di Kabupaten
Tabanan adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor
konstruksi, sektor informasi dan komunikasi, sektor real estate, sektor administrasi
pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, sektor jasa kesehatan dan
kegiatan sosial, dan sektor jasa lainnya. Hasil Tipologi Sektoral (Klassen)
menyatakan sektor konstruksi dan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial
termasuk sektor istimewa.
Sebaiknya Pemerintah Kabupaten Tabanan memperhatikan sektor unggulan
di daerahnya karena dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Melalui perbaikan infrastruktur penunjang kegiatan basis. Fenomena pergeseran
struktur ekonomi juga harus diperhatikan agar dapat meminimalisir dampak
negatifnya, melalui peningkatan kesempatan belajar, penurunan tingkat
pertumbuhan penduduk, serta penurunan derajat ketimpangan antara desa dan kota.
Kata kunci: pergeseran struktur ekonomi, sektor unggulan.
vi
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................... i
Halaman Pengesahan ......................................................................................... ii
Pernyataan Orisinalitas ....................................................................................... iii
Kata Pengantar .......................................................................................... iv
Abstrak .......................................................................................... v
Daftar Isi .......................................................................................... vi
Daftar Tabel .......................................................................................... ix
Daftar Gambar .......................................................................................... x
Dafar Lampiran .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah. ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian. .............................................................. 11
1.3 Tujuan Penelitian . ............................................................................... 12
1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................ 12
1.5 Sistematika Penulisan ......................................................................... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka ..................................................................................... 15
2.1.1 Pembangunan Ekonomi ............................................................. 15
2.1.2 Teori Basis Ekonomi .................................................................. 17
2.1.3 Pergeseran Struktur Ekonomi .................................................... 21
2.1.4 Teori Perubahan Struktural ........................................................ 23
2.1.4.1 Teori Pembangunan Arthur Lewis ................................... 23
2.1.4.2 Teori Pola Pembangunan Chenery .................................. 25
2.1.5 Hasil Penelitian Sebelumnya ...................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ................................................................................. 32
3.2 Lokasi Penelitian ................................................................................. 32
3.3 Obyek Penelitian ................................................................................. 32
vii
3.4 Identifikasi Variabel ............................................................................ 33
3.5 Definisi Operasional Variabel ............................................................. 33
3.6 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 34
3.7 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 34
3.8 Teknik Analisis Data ........................................................................... 35
3.8.1 Analisis Shift Share ................................................................... 35
3.8.2 Location Quotient (LQ) ............................................................ 38
3.8.3 Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) ............................. 39
3.8.4 Analisis Overlay ....................................................................... 42
3.8.5 Analisis Tipologi Sektoral (Klassen) ........................................ 43
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 44
4.1.1 Kondisi Geografis ..................................................................... 44
4.1.2 Penduduk dan Ketenagakerjaan ................................................. 44
4.1.3 Daerah Pemerintahan ................................................................. 45
4.1.4 Keadaan Perekonomian ............................................................. 46
4.2 Analisis Data ...................................................................................... 48
4.2.1 Analisis Shift Share ................................................................... 48
4.2.2 Analisis Location Quotient (LQ) ............................................... 57
4.2.3 Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) ............................. 64
4.2.4 Analisis Overlay ....................................................................... 70
4.2.5 Analisis Tipologi Sektoral (Klassen) ........................................ 74
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .......................................................................................... 87
5.2 Saran .......................................................................................... 89
viii
Daftar Rujukan .......................................................................................... 91
Lampiran .......................................................................................... 96
ix
DAFTAR TABEL
No. Tabel
1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun
2012-2015(%) .......................................................................................... 6
3.1 Hasil Kombinasi Perhitungan RPr dan RPs .................................................. 41
3.2 Hasil Kombinasi Perhitungan RPs dan LQ ................................................... 42
3.3 Arti Tipologi Sektor Ekonomi .................................................................... 43
4.1 Hasil Analisis Shift Share Kabupaten Tabanan Tahun 2010-2015 ............... 49
4.2 Hasil Analisis Shift Share Sektor Pertanian, Industri dan Jasa di Kabupaten
Tabanan Rentang Tahun 2010-2015 ............................................................. 51
4.3 Hasil Analisis Location Qoutient (LQ) Kabupaten Tabanan Tahun
2010-2015 .......................................................................................... 58
4.4 Peranan Lapangan Usaha Sub Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
terhadap PDRB Katagori Pertanian Kabupaten
Tabanan, 2011-2015 (%) .............................................................................. 59
4.5 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Sektor Ekonomi di Kabupaten
Tabanan Tahun 2010-2015 ........................................................................... 66
4.6 Hasil Analisis Overlay Sektor-Sektor Ekonomi di Kabupaten Tabanan Tahun
2010-2015 .......................................................................................... 72
4.7 Hasil Analisis Tipologi Sektoral (Klassen) Sektor-Sektor Ekonom di Kabupaten
Tabanan Rentang Tahun 2010-2015 ............................................................... 75
4.8 Hasil Analisis Tipologi Sektoral (Klassen) Sektor-Sektor Ekonomi di
Kabupaten Tabanan Rentang Tahun 2010-2015 dalam Kuadran ................. 77
x
DAFTAR GAMBAR
No Gambar
1.1. Peranan Setiap Sektor Ekonomi dalam Perekonomian di Provinsi
Bali Tahun 2010-2015 (%) ......................................................................... 2
1.2 Penyusutan Lahan Sawah di Lima Kabupaten di Provinsi BaliTahun
2009-2015 (Ha) .......................................................................................... 7
4.1 Peranan Setiap Sektor Ekonomi dalam Perekonomian di Kabupaten
Tabanan Tahun 2010-2015 (%) .................................................................... 47
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
1. PDRB di Kabupten Tabanan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010
2015 (Miliar Rupiah) .................................................................................. 96
2. PDRB di Provinsi Bali Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2015
(MiliarRupiah) .......................................................................................... 97
3. Perhitungan Location Qoutient (LQ) ........................................................... 98
4. Perhitungan MRP ......................................................................................... 101
5. Perhitungan Shift Share ............................................................................... 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan daerah pada dasaranya tidak terlepas dari pembangunan di
tingkat nasional. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah menciptakan
pemerataan pendapatan antar daerah. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan
pembangunan nasional, terlebih dahulu harus dicapainya pembangunan di tingkat
daerah. Setiap daerah itu pasti memiliki potensi dan ciri khas daerah mereka
tersendiri. Pembangunan daerah merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
semua kalangan masyarakat baik itu pemerintah maupun golongan masyarakat
tertentu. Pembangunan daerah dapat menciptakan berbagai dampak positif dan
negatif bagi daerah itu sendiri dan juga bagi daerah sekitarnya. Sehingga terjadinya
pembangunan daerah menjadi tujuan utama dari pemerintah itu sendiri.
Keberhasilan dalam pembangun daerah itu sendiri sangat tergantung dari
peran pemerintah dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan yang mendukung
adanya pembangunan ekonomi daerah itu sendiri. Pembangunan yang terjadi di
daerah tidak terlepas dari peran pemerintah dalam mengimplementasikan kebijakan
yang dibuat. Pembanguan daerah nantinya dapat tercapai baik secara fisik melalui
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), infrastruktur daerah dan
pembangunan secara fisik lainnya serta pembangunan daerah secara nonfisik
seperti peningkatan IPM (Indeks Pembangunan Manusia), angka harapan hidup
serta peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah.
2
Gambar 1.1 Peranan Setiap Sektor Ekonomi dalam Perekonomian di
Provinsi Bali Tahun 2010-2015 (%)
Sumber : BPS Provinsi Bali, 2016 (data diolah)
Pembangunan daerah ini memiliki peran utama dalam meningkatkan
kualitas masyarakat, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kondisi ekonomi yang
maksimal, meningkatkan jumlah lapangan kerja, meningkatkan angka harapan
hidup masyarakat serta mengupayakan adanya pemerataan kesempatan dan
pembagian dari hasil-hasil pembangunan kepada daerah-daerah kecil dengan lebih
merata (Aprilia Kesuma, 2015). Menurut Arsyad (2010:47) proses perencanaan
pembangunan daerah seharusnya mengarah pada kemungkinan terjadinya
perkembangan yang dapat berjalan seharmonis mungkin atau yang paling
menguntungkan dan mengeliminasi sekecil mungkin terjadinya kecenderungan
perkembangan yang merugikan kondisi perekonomian.
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
2010 % 2011 2012 % 2013 % 2014 % 2015 %
3
Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia, yang
harus terus dapat mengembangkan daerahnya, karena Provinsi Bali memiliki
sebuah potensi dalam berbagai sektor ekonominya. Peranan sektor-sektor ekonomi
di Provinsi Bali dapat dilihat pada Gambar 1.1, di mana perekonomian di Provinsi
Bali lebih banyak disumbangkan oleh sektor penyedia akomodasi dan makan
minum dengan rata-rata jumlah sumbangan terbesar ke Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Provinsi Bali sebesar 19,36 persen. Tempat kedua, perekonomian di
Provinsi Bali ini bergantung dari sektor pertanian dengan rata-rata jumlah
sumbangan ke PDRB Provinsi Bali sebesar 15,65 persen dan sektor konstruksi di
tempat ketiga dengan rata-rata sumbangan terhadap PDRB Provinsi Bali sebesar
9,37 persen (lihat lampiran 2).
Sektor penyedia akomodasi dan makan minum merupakan salah satu sektor
yang sangat penting dalam menunjang perekonomian di Provinsi Bali. Sektor ini
bisa disebut dengan sektor unggulan atau sektor basis. Sektor basis dalam teori basis
ekonomi adalah suatu sektor yang dapat meningkatkan perekonomian suatu
wilayah, karena sektor basis ini dapat memberikan efek pengganda dengan memacu
pertumbuhan sektor lainnya jika sektor basis ini dikembangkan. Salah satu
indikator sektor basis ini selain dilihat dari sumbangannya yang besar terhadap
PDRB, juga dapat dilihat dari apakah sektor tersebut dapat melakukan ekspor ke
luar wilayah. Ekspor dalam hal ini tidak hanya berupa menjual barang/jasa ke luar
Provinsi Bali, akan tetapi juga bisa disebut mengekspor ketika mendatangkan
pendapatan dari luar wilayah Provinsi Bali (Tarigan, 2005:29).
4
Seperti pada teori Export Base dalam Suyana (2010) menyatakan bahwa
ekspor yang dilakukan oleh setiap daerah akan dapat menaikkan penggunaan pada
faktor-faktor produksi yang ada di daerah dan juga menaikkan pendapatan asli
daerah (PAD) itu sendiri. Ekspor juga akan dapat menciptakan permintaan akan
produk lokal tersebut, sehingga industri yang produknya dapat di ekspor maka akan
dapat memenuhi kebutuhan daerah lain dan juga pada daerah di mana industri itu
berada. Ekspor merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi
daerah, terutama ekspor ini dapat dilakukan oleh sektor basis yang memiliki potensi
pada suatu daerah.
Sumbangan tiap sektor ekonomi di Provinsi Bali dari tahun 2010-2015
selalu mengalami fluktuasi. Sektor pertanian di Povinsi Bali dari tahun 2010-2015
selalu mengalami penurunan dalam sumbangannya terhadap PDRB Provinsi Bali.
Penurunan sumbangan sektor tersebut mencerminkan bahwa setiap tahunnya
peranan sektor tersebut dalam perekonomian di Provinsi Bali semakian berkurang.
Berbeda dengan sektor lainnya seperti sektor industri pengolahan dan sektor-sektor
yang termasuk sektor jasa, hampir semua sektor tersebut selalu mengalami
kenaikan di setiap tahunnya. Kenaikan pada sumbangan sektor tersebut,
menunjukkan bahwa setiap tahunnya peranan sektor tesebut dalam perekonomian
di Provinsi Bali semakin meningkat.
Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali dari tahun 2012-2015 juga
mengalami fluktuasi, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1. Pada tahun 2012
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali sebesar 6,96 persen dan mengalami
perlambatan di tahun 2013 menjadi 6,69 persen. Berbeda dengan tahun 2014
5
pertumbuhannya mengalami peningkatan menjadi 6,73 persen, akan tetapi kembali
melambat pada tahun 2015 menjadi 6,04 persen. Sehingga kecenderungan
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali mengalami perlambatan dan hanya di tahun
2014 mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi yang mengalami perlambatan
di Provinsi Bali ini salah satunya disebabkan oleh menurunnya peranan sektor
pertanian jika dilihat pada Gambar 1.1. Perlambatan pertumbuhan ekonomi juga
menunjukkan bahwa di Provinsi Bali perlu mendapatkan suatu perhatian
pemerintah tentang peningkatan peranan sektor-sektor ekonomi. Perhatian tersebut
tentunya kepada sektor yang dianggap potensial jika dilihat dari sumbangnnya
terhadap PDRB di Provinsi Bali.
Tentunya pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali tidak terlepas dari
pengaruh pertumbuhan ekonomi setiap kabupaten/kota di Provinsi Bali. Jika
pertumbuhan ekonomi setiap kabupaten/kota di Provinsi Bali memiliki tingkat
pertumbuhan yang baik, maka tentunya hal tersebut akan dapat menunjang
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali. Sehingga dengan demikian pertumbuhan
ekonomi Provinsi Bali berkaitan erat dengan adanya pertumbuhan ekonomi
kabupaten/kota di Provinsi Bali. Pertumbuhan ekonomi daerah dapat dilihat dari
adanya peningkatan dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sedangkan
dalam konteks pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional, pertumbuhan
ekonominya dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB). Tabel 1.1
menunjukkan pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota di Provinsi Bali dari tahun
2012-2015.
6
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, Tahun 2012-2015 (%)
Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata
Jembrana 6.11 5.69 6.05 6.23 6.02
Tabanan 6.12 6.45 6.53 6.24 6.34
Badung 7.64 6.82 6.98 6.27 6.93
Gianyar 7.08 6.82 6.79 6.34 6.76
Klungkung 6.25 6.05 5.98 6.10 6.10
Bangli 6.20 5.94 5.82 6.21 6.04
Karangasem 5.93 6.16 6.01 6.00 6.03
Buleleng 6.78 7.15 6.96 6.11 6.75
Kota Denpasar 7.51 6.96 7.00 6.18 6.91
BALI 6.96 6.69 6.73 6.04 6.61
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2016
Dilihat pada Tabel 1.1 bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di
kabupaten/kota Provinsi Bali tahun 2012-2015 yang tertinggi yaitu Kabupaten
Badung dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 6,93 persen, pertumbuhan
ekonomi terbesar kedua pada Kota Denpasar sebesar 6,91 persen. Kabupaten
Gianyar dan Kabupaten Buleleng memiliki pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga
dan keempat dengan pertumbuhan ekonomi masing-masing sebesar 6,76 persen dan
6,75 persen. Pertumbuhan ekonomi di empat kabupaten/kota tersebut merupakan
pertumbuhan ekonominya yang lebih besar dari rata-rata pertumbuhan ekonomi
Provinsi Bali yang besarnya yaitu 6,61 persen. Berbeda dengan lima kabupaten
lainnya yaitu Kabupaten Tabanan, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Bangli,
Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Jembrana memiliki pertumbuhan ekonomi
yang berada di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali. Besarnya rata-
7
rata pertumbuhan ekonomi kelima Kabupaten tersebut masing-masing adalah
sebesar 6,34 persen, 6,10 persen, 6,04 persen, 6,03 persen dan 6,02 persen.
Gambar 1.2 Penyusutan Lahan Sawah di Lima Kabupaten di Provinsi Bali
Tahun 2009-2015 (Ha)
Sumber : BPS Provinsi Bali, 2016 (data diolah)
Kabupaten yang memiliki tingkat pertumbuhan rata-rata di bawah Provinsi
Bali ini, selalu mengalami fluktuasi dalam pertumbuhan ekonominya. Kabupaten
Jembrana misalnya dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami kenaikan dalam
pertumbuhan ekonominya yaitu dari 6,05 ke 6,23. Kabupaten Klungkung
mengalami kenaikan juga dari 5,98 ke 6,10 dan Kabupaten Bangli juga sama
mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari 5,82 ke 6,21. Sedangkan hanya
Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Tabanan saja yang memiliki pertumbuhan
ekonomi yang melambat dari tahun 2014 ke tahun 2015. Kabupaten Karangasem
hanya mengalami perlambatan yang tidak begitu signifikan dari 6,01 ke 6,00.
6.820 6.836 6.836 6.836 6.864 6.798 6.775
22.465 22.465 22.435 22.388 22.184 21.962 21.714
3.876 3.876 3.845 3.843 3.843 3.843 3.8432.890 2.910 2.910 2.910 2.910 2.916 2.886
7.140 7.140 7.154 7.149 7.157 7.166 7.151
0.000
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tahun
Jembrana Tabanan Klungkung Bangli Karangasem
8
Berbeda dengan halnya di Kabupaten Tabanan mengalami perlambatan yang
signifikan dari 6,53 ke 6,24.
Perbandingan antara kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan, Kabupaten
Klungkung, Kabupaten Bangli dan Kabupaten Karangasem juga dapat dilihat pada
Gambar 1.2, yang menunjukkan perbandingan pengalihfungsian lahan pertanian.
Pada Kabupaten Jembrana, luas lahan sawah mengalami penyusutan dimulai terjadi
pada tahun 2013. Jumlah penyusutan lahan pertanian yang terbesar di Kabupaten
Jembarana sebesar 66 Ha dari tahun 2013 ke tahun 2014. Kabupaten Klungkung
sendiri memiliki penyusutan lahan sawah yang terbesar dari tahun 2010 ke tahun
2011 dengan jumlah penyusutan sebesar 31 Ha. Kabupaten Bangli dari tahun 2009
ke tahun 2010 jumlah lahan sawahnya justru mengalami peningkatan, akan tetapi
tetap dari tahun 2010 sampai tahun 2013. Kemudian mengalami kenaikan lagi pada
tahun 2014, dan di tahun 2015 mengalami penyusutan terbesar dengan jumlah 30
Ha. Berbeda dengan Kabupaten Karangasem yang jumlah luas lahanya setiap
tahunnya hampir tidak tetap dan penyusutan hanya terjadi dalam jumlah yang
sangat kecil.
Fenomena yang terjadi di empat kabupaten tersebut sangat berbeda dengan
yang terjadi di Kabupaten Tabanan. Kabupaten Tabanan sendiri memiliki julukan
sebagai lumbung berasnya Provinsi Bali, akan tetapi pada Gambar 1.2 dapat dilihat
penyusutan lahan sawah yang terjadi justru sangatlah besar dibandingkan empat
kabupaten lainnya. Penyusutan lahan sawah di Kabupaten Tabanan bermula di
tahun 2011 ke tahun 2012 menyusut sebesar 47 Ha, dari tahun 2012 ke tahun 2013
menyusut sebesar 204 Ha. Tahun 2013 ke tahun 2014 menyusut sebesar 222 Ha dan
9
pada tahun 2014 ke tahun 2015 luas lahan sawah di Kabupaten Tabanan menyusut
sebesar 248 Ha yang merupakan penyusutan lahan sawah terbesar di Kabupaten
Tabanan dari rentang tahun 2009-2015. Penyusutan lahan sawah di Kabupaten
Tabanan setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Peningkatan dalam
penyusutan lahan sawah menandakan bahwa banyaknya alih fungsi lahan yang
terjadi di Kabupaten Tabanan.
Kabupaten Tabanan yang rata-rata pertumbuhan ekonominya lebih rendah
dari rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali. Selain itu jika dibandingkan
dengan lima kabupaten di Provinsi Bali yang memiliki pertumbuhan rata-rata di
bawah Provinsi Bali, hanya Kabupaten Tabanan yang mengalami perlambatan yang
cukup signifikan dari tahun 2014 ke tahun 2015. Perlambatan pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Tabanan tentunya akan berpengaruh terhadap kondisi
perekonomian dan juga berpengaruh terhadap kondisi sektoral di Kabupaten
Tabanan sendiri. Pembangunan wilayah di Kabupaten Tabanan dengan cara alih
fungsi lahan pertanian tersebut juga akan menyebabkan sumbangan sektor
pertanian menurun dengan imbas kenaikan sumbangan sektor lainnya. Berdasarkan
hal tersebut perekonomian di Kabupaten Tabanan mulai beralih dari sektor
pertanian, karena salah satu indikator pendukung perubahan struktur ekonomi
tersebut adalah adanya penurunan sumbangan sektor pertanian dengan memberikan
dampak kenaikan sumbangan pada sektor lainnya seperti sektor industri dan sektor-
sektor yang termasuk sektor jasa (Wiwekananda, 2016).
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tabanan akan menyebabkan suatu
perubahan pada komponen – komponen sektor ekonomi yang mengakibatkan suatu
10
pergeseran struktur ekonomi. Pergeseran struktur ekonomi ini dapat berupa
pergeseran dari sektor pertanian ke non pertanian, sektor industri ke jasa serta
adanya perubahan dalam penggunaan faktor produksi serta penyerapan tenaga kerja
di antara sektor – sektor ekonomi (Wiwekananda, 2016). Menurut Jhingan
(2002:56) pergeseran struktur ekonomi ini akan berdampak pada meningkatnya
kesempatan kerja di suatu sektor, bertambahnya produktivitas tenaga kerja,
akumulasi modal, pemanfaatan sumber daya yang baru dan peningkatan
penggunaan teknologi di suatu sektor ekonomi. Pergeseran struktur ekonomi ini
memiliki peluang untuk menyerap sumber daya manusia yang maksimal ke sektor
tertentu.
Pergeseran struktur ekonomi ini memiliki kaitan dengan pembangunan
daerah pada masa kini yang sangat perlu dukungan pemerintah daerah apalagi
setelah dilaksanakannya otonomi daerah. Otonomi daerah ini menitikberatkan
pembangunan pada wilayah kabupaten/kota melalui pemerintah daerah yang
bersangkutan. Adanya otonomi daerah diharapkan daerah akan dapat membangun
daerahnya secara mandiri baik itu dalam hal pemerintahan, memilih kebijakan
untuk pembangunan daerahnya sendiri maupun dalam hal pendanaan daerahnya
sendiri. Kondisi seperti ini tentunya akan dapat meningkatkan kemampuan
pemerintah daerah dalam mengelola sumber daya dan potensi yang ada di
daerahnya sendiri (Erawati, 2012).
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tabanan juga tidak dapat terlepas dari
berkembangnya sektor-sektor di wilayah tersebut serta terjadinya perubahan pada
struktur ekonomi di Kabupaten Tabanan. Penyumbang utama pertumbuhan
11
ekonomi di Kabupaten Tabanan tentunya oleh sektor basis. Sektor basis ini
memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan wilayah di Kabupaten
Tabanan karena dapat menciptakan efek pengganda bagi sektor-sektor lainnya.
Pelaku dalam pembangunan daerah harus mengetahui sektor basis yang dapat
menyumbang pertumbuhan ekonomi yang tinggi bagi wilayah tersebut, agar
nantinya kebijakan yang diambil dapat tepat sasaran. Tidak semua sektor dalam
suatu wilayah merupakan sektor basis, terdapat juga sektor non basis yang memiliki
tingkat sumbangan pertumbuhan ekonomi yang rendah dalam suatu wilayah
tersebut. Sumbangan pertumbuhan ekonomi dari sektor basis dan sektor non basis
dalam suatu wilayah tentunya berbeda jika dilihat dari sumbangan terhadap Produk
Domestik Regional Bruto di wilayah tersebut.
Kondisi tersebut mengharuskan subjek pembangunan daerah untuk
mengetahui sektor unggulan dan pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten
Tabanan. Untuk mengetahui potensi pertumbuhan ekonomi dan pergeseran
struktur ekonomi diperlukan suatu metode yang berguna untuk mengkaji dan
memproyeksi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tabanan. Hasil analisis tersebut
nantinya dapat dijadikan acuan dalam membuat kebijakan-kebijakan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan yang nantinya diharapkan akan berdampak
maksimal terhadap perekonomian dan pembangunan ekonomi di Kabupaten
Tabanan.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Sesuai pemaparan di latar belakang, maka dapat ditarik rumusan masalah
penelitiannya, yaitu.
12
1) Bagaimanakah pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Tabanan ?
2) Sektor manakah yang menjadi sektor basis di Kabupaten Tabanan dalam
rentang tahun 2010-2015 ?
3) Sektor manakah yang menjadi sektor potensial di Kabupaten Tabanan
dalam rentang tahun 2010-2015?
4) Bagaimanakah tingkat kepotensialan sektor-sektor ekonomi di Kabupaten
Tabanan dalam rentang tahun 2010-2015?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini
yaitu.
1) Untuk mengetahui pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Tabanan.
2) Untuk menganalisis sektor-sektor basis di Kabupaten Tabanan dalam
rentang tahun 2010-2015.
3) Untuk menganalisis sektor potensial di Kabupaten Tabanan dalam rentang
tahun 2010-2015.
4) Untuk mengetahui tingkat kepotensialan sektor-sektor ekonomi di
Kabupaten Tabanan dalam rentang tahun 2010-2015.
1.4 Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini memiliki dua kegunaan,
yaitu.
1) Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi referensi juga pembanding
antara penelitian sebelumnya dan penelitian berikutnya. Selain itu penelitian
13
ini juga diharapkan akan dapat menjadi acuan bagi penelitian-penelitian
berikutnya. Diharapkan pula penelitian ini akan dapat memunculkan
penelitian-penelitian berikutnya yang berlokasi di wilayah yang sama.
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan masukan, saran
dan menjadi pertimbangan bagi pemerintah daerah di Kabupaten Tabanan,
dalam mengambil keputusan atau kebijakan yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi yang berkaitan dengan pertumbuhan sektor-sektor
ekonomi di Kabupaten Tabanan. Selain itu, diharapkan juga hasil penelitian
ini dapat berguna bagi masyarakat di Kabupaten Tabanan dalam hal
mengetahui kondisi sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Tabanan.
1.5 Sistematika Penulisan
Pada penulisan kajian penelitian ini, sistematikanya terdiri dari lima bab
yaitu.
Bab I : Pendahuluan
Bab Pendahuluan diuraikan tentang latar belakang masalah, yang
nantinya dirumuskan ke dalam masalah penelitian. Diuraikan pula
mengenai tujuan dan kegunaan penelitian ini serta sistematika
penelitian.
Bab II : Kajian Pustaka
Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori dan konsep-
konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Teori-teori dan
14
konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah
konsep pertumbuhan ekonomi, teori basis ekonomi, konsep
pergeseran struktur ekonomi, teori perubahan struktural dan hasil
penelitian sebelumnya.
Bab III : Metode Penelitian
Pada bab metode penelitian diuraikan tentang desain penelitian,
lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi
operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan
data serta teknik analisis data yang digunakan.
Bab IV : Data dan Pembahasan Hail Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum wilayah
penelitian dan deskripsi data hasil penelitian dari analisis Shift
Share, analisis Location Quotient (LQ), analisis Model Rasio
Pertumbuhan (MRP), analisis Overlay dan analisis Tipologi
Sektoral (Klassen).
Bab V : Simpulan dan Saran
Pada bab ini berisi simpulan dari hasil-hasil pembahasan hasil
penelitian dan saran-saran yang nantinya akan digunakan sebagai
masukan bagi pihak terkait.