ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI...

159
ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS (Studi kasus Pada Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2012- 2016) SKRIPSI Oleh: Sena Sabrina 11140810000021 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Transcript of ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI...

Page 1: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

FINANCIAL DISTRESS

(Studi kasus Pada Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2012-

2016)

SKRIPSI

Oleh:

Sena Sabrina

11140810000021

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

2

Page 3: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

ii

Page 4: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

iii

Page 5: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

iv

Page 6: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Sena Sabrina

2. Tempat Tanggal lahir : Jakarta, 23 Mei 1996

3. Usia : 21 Tahun

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Alamat : Komp. Karang Tengah Permai, Jl. Rinjai

Blok TW No. 4/7-8 Kec. Karang Tengah,

Kel. Karang Timur, Kota Tangerang,

Banten, 15157.

6. Telepon : 081212202453

7. E-mail : [email protected]

8. Agama : Islam

9. Kewarganegaraan : Indonesia

10. Status : Belum Menikah

II. PENDIDIKAN

1. SD (2002-2008) : SDN Joglo 010 Jakarta Barat

2. SMP (2008-2011) : SMPN 206 Jakarta Barat

3. SMA (2011-2014) : SMAN 63 Jakarta Selatan

4. S1 (2014-2018) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Ekstrakulikuler Taekwondo SMPN 206 Jakarta Barat periode

(2008-2011)

2. Anggota Ekstrakulikuler Taekwondi SMAN 63 Jakarta Selatan periode

(2011-2013)

3. Anggota Divisi Luar Kampus HMJ Manajemen Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta periode (2015-2017)

v

Page 7: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

4. Mentor OPAK Jurusan Manajemen periode 2016 (2015-2017)

5. Bendahara “KERAMIK” Jurusan Manajemen FEB Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta periode (2017)

6. Bendahara Kuliah Kerja Nyata (KKN) GRENADE universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta periode (2017).

vi

Page 8: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

ABSTRACT

This study aims to determine the difference between the Modified Altman model, the Zmijewski model, the Grover model, the Springate model, to predict financial distress, and to find out which Financial Distress prediction model is best for mining companies in Indonesia. Complementary models are created by analyzing each model, using the real state of the company's net profit. The population is a mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange period 2012-2016. This research using purposive sampling method with the number of samples obtained as many as 60 samples which 30 samples is financial distress and the rest is non financial distress. In this research using logistic regression test, regression feasibility model test, fit model fit test, and regression coefficient test. The results indicates that all the prediction models this research can be used to predict the financial distress, which the Grover model has the best accuration with 85%, the second Springate models has 81,67%, the tirth Modified Altman model has 75%, and the last Zmijewski model with 56,67%. Keywords: financial distress, Modified Altman Model, Zmijewski Model, Grover

Model, Springate Model, Logistic Regression

vii

Page 9: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara model Altman Modifikasi, model Zmijewski, model Grover, model Springate, untuk memprediksi financial distress, dan untuk mengetahui model prediksi Financial Distress mana yang memiliki implementasi paling baik pada perusahaan pertambangan di Indonesia. Perbandingan keempat model tersebut dibuat dengan menganalisis akurasi masing-masing model, dengan menggunakan kondisi riil laba bersih perusahaan. Populasi yang digunakan adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan total sampel yang diperoleh 60 sampel dimana 30 sampel financial distress dan sisanya non financial distress. Dalam penelitian ini akan digunakan uji regresi logistik, meliputi uji kelayakan model regresi, uji overall model fit, dan uji koefisien regresi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa model prediksi yang digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi Financial Distress. Model Grover memiliki tingkat akurasi terbaik dengan 85%, kedua adalah model Springate dengan 81,67%, ketiga adalah model Altman Modifikasi dengan 75%, dan terakhir adalah model Zmijewski dengan 56.67%.

Kata kunci: financial distress, Model Altman Modifikasi, Model Zmijewski,

Model Grover, Model Springate, Regresi logistik

viii

Page 10: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunianya. Tidak lupa shalawat serta salam senantiasa

tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, berserta keluarga dan

para sahabatnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Perbandingan Tingkat Akurasi Model Prediksi Financial Distress”

(Studi Kasus Pada sektor pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2012-2016).

Penyusunan skripsi ini ditunjukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis juga menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulisan

skripsi ini tidak akan terwujud dengan baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan

ini penulis juga ingin menyampaikan banyak ucapan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, ayah H. Nahwin dan mamah Titin yang telah

memberikan doa, dukungan moril maupun materil kepada penulis. Segala

sesuatu yang kalian berikan tidak akan tergantikan oleh apapun.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Titi Dewi Warninda , SE, M.Si., Selaku Kepala Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Ela Patriana, ST, MM., Selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syrarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Dr. Taridi Kasbi Ridho, SE, MBA., selaku dosen pembimbing skripsi I

yang telah berkenan memberikan waktu, ilmu dan pengetahuan serta

bimbingan dan arahan kepada penulis selama penulis menyusun skripsi.

ix

Page 11: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

6. Bapak Deni Pandu Nugraha, SE, M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang

telah berkenan memberikan waktu, ilmu dan pengetahuan serta bimbingan

dan arahan kepada penulis selama penulis menyusun skripsi.

7. Bapak Hemmy Fauzan, SE, MM., selaku dosen pembimbing akademik.

8. Seluruh Staf Tata Usaha dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu

penulis dalam mengurus segala kebutuhan terkait administrasi dan lain-lain.

9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama

penulis dalam masa perkuliahan.

10. Seluruh keluarga Besar H. Asnawi (emak, baba, ibu, ncing, om, uwa, sepupu-

sepupu ku) yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada henti

kepada penulis. Terutama untuk adikku Raisa, Adelia, dan Rama. Tidak lupa

kepada om Zaenal yang telah sangat membantu penulis dalam melakukan

penulisan ini.

11. Sahabat-sahabat terkasih “4shbt” Vivi, Adisty, dan Hanni, yang telah

memotivasi dan menghadirkan suasana penuh canda tawa.

12. Sahabat-sabahat terkasih “DKK” Laras, Nabila, Yule, Virdya, dan Annisa

yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

13. Kawan-kawan terkasih semasa kuliah Delfi, Annisa, Emil, Racil, Ningrum,

Sarah, Vivin, Mariah, dan Desi, yang telah membuat masa perkuliahan

penulis menjadi berwarna dan berkesan. Terimakasih untuk selalu ada dalam

berbagai kesempatan selama masa perkuliahan. Berharap akan terus terjalin

dimasa depan.

14. Teman-teman manajemen 2014 (Evita, Anita, Ican, Tama, Adam, Hamdy,

Bazuri, Qisti, Isti, Avi, Tsizy, Ais, Mitha, Elis, Renov, dll) terimakasih telah

berbagi ilmu dan semangat bersama, semoga waktu dapat mempertemukan

kita kembali. Kakak senior (ka debby, ka shintia, ka nunu, ka tika, dan ka

firly) terimakasih telah berbagi informasi, masukan, dan dukungan selama

perkuliahan serta proses penulisan skripsi.

x

Page 12: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

15. Pihak-pihak lain yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang

membantu terealisasikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, dikarenakan

terbatasnya ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu, penulis

menerima segala bentuk masukan kritik dan saran dari berbagai pihak. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Tangerang, 20 April 2018

Sena Sabrin

xi

Page 13: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI.......................................................... .. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF............................ .... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................. ..... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................... .................... v

ABSTRACT ................................................................................... ................ vii

ABSTRAK ................................................................................... .................. viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

DAFTAR ISI................................................................................... ................ xii

DAFTAR TABEL ................................................................................... ....... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... .. xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. ................ xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................. ............................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Permasalahan .................................................................................. 9

1. Identifikasi Masalah ................................................................... 9

2. Batasan Masalah ......................................................................... 9

3. Rumusan Masalah ...................................................................... 10

B. Tujuan dan Manfaat ....................................................................... 10

1. Tujuan Penelitian ........................................................................ 10

2. Manfaat Penelitian ...................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... . 12

A. Landasan Teori ............................................................................... 12

1. Laporan Keuangan ...................................................................... 12

a. Pengertian Laporan Keuangan ................................................ 12

b. Tujuan Laporan Keuangan ..................................................... 13

c. Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan.......................... 14

xii

Page 14: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

2. Analisis Laporan Keuangan........................................................ 19

a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan .................................. 19

b. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan .................. 20

3. Analisis Rasio Keuangan ............................................................ 21

a. Pengertian Rasio Keuangan .................................................... 21

b. Keunggulan Analisis Rasio .................................................... 21

c. Keterbatasan Analisis Rasio ................................................... 22

d. Jenis-jenis Rasio ..................................................................... 23

4. Financial Distress ...................................................................... 25

a. Pengertian Financial Distress ................................................. 25

b. Faktor Penyebab Financial Distress ...................................... 28

c. Manfaat Informasi Prediksi Financial Distress ...................... 31

d. Pihak Memerlukan Informasi Prediksi Financial Distress .... 31

5. Model Prediksi Financial Distress ............................................. 33

B. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 38

C. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 44

D. Keterkaitan Antar Variabel ............................................................ 45

D. Hipotesis ......................................................................................... 51

BAB III METODOLOGI............................................................ .................... 53

A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 53

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................. 53

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 58

D. Metode Analisis Data ..................................................................... 59

1. Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 59

2. Uji Beda Matched Pair ............................................................... 59

3. Analisis Regresi Logistik ........................................................... 60

4. Tingkat Akurasi dan Tingkat Kesalahan .................................... 65

E. Operasional Variabel Penelitian ..................................................... 66

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................ ................ 70

A. Deskripsi Objek Penelitian ............................................................ 70

xiii

Page 15: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

B.Uji Statistik Deskriptif ..................................................................... 71

C. Uji Beda Matched Pair ................................................................... 75

D. Analisis Regresi Logistik ............................................................... 76

E. Tingkat Akurasi dan Tingkat Kesalahan ........................................ 92

F. Pembahasan .................................................................................... 109

BAB V PENUTUP........................................ .................................................. 116

A. Kesimpulan .................................................................................... 116

B. Saran ............................................................................................... 116

DAFTAR PUSTAKA ........................................ ............................................ 118

LAMPIRAN........................................ ............................................................ 122

xiv

Page 16: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

DAFTAR TABEL

2.1 Penelitian Terdahulu ........................................ ........................................ 38

3.1 Daftar Sampel Kategori 0 (Distress)........................................ ................. 56

3.2 Daftar Sampel Kategori 1 (Non Distress)........................................ ......... 57

3.3 Daftar Seluruh Variabel Independen ........................................ ................ 69

4.1 Analisis Statistik Deskriptif Kategori 0 (Distress) ................................... 72

4.2 Analisis Statistik Deskriptif Kategori 1 (Non Distress)............ ................ 76

4.3 Uji Beda Kriteria Matched Pair........................................ ........................ 76

4.4 Uji Hosmer and Lemeshow Model Altman Modifikasi............................ 77

4.5 Block 0: Beginning Block Model Altman Modifikasi...................... ......... 78

4.6 Block 1: Model Summary Model Altman Modifikasi........................ ....... 78

4.7 Uji Koefisien Regresi Model Altman Modifikasi...................... ............... 79

4.8 Uji Hosmer and Lemeshow Model Zmijewski............................ ............. 81

4.9 Block 0: Beginning Block Model Zmijewski...................... ...................... 82

4.10 Block 1: Model Summary Model Zmijewski........................ .................. 82

4.11 Uji Koefisien Regresi Model Zmijewski...................... .......................... 83

4.12 Uji Hosmer and Lemeshow Model Grover............................ ................. 84

4.13 Block 0: Beginning Block Model Grover...................... .......................... 85

4.14 Block 1: Model Summary Model Grover........................ ........................ 85

4.15 Uji Koefisien Regresi Model Grover...................... ................................ 87

4.16 Uji Hosmer and Lemeshow Model Springate............................ ............. 88

4.17 Block 0: Beginning Block Model Springate...................... ...................... 88

4.18 Block 1: Model Summary Model Springate........................ .................... 89

4.19 Uji Koefisien Regresi Model Springate...................... ............................ 90

4.20 Rangkuman Uji Regresi Logistik...................... ...................................... 91

4.21 Hasil Perhitungan Z-score Kategori 0 (Distress)...................... .............. 94

4.22 Hasil Perhitungan Z-score Kategori 1 (Non Distress)...................... ...... 95

4.23 Tingkat Akurasi dan Kesalahan Model Altman...................... ................ 96

4.24 Hasil Perhitungan X-score Kategori 0 (Distress)...................... .............. 98

xv

Page 17: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

4.25 Hasil Perhitungan X-score Kategori 1 (Non Distress)...................... ...... 99

4.26 Tingkat Akurasi dan Kesalahan Model Zmijewski...................... ........... 100

4.27 Hasil Perhitungan G-score Kategori 0 (Distress)...................... ............. 102

4.28 Hasil Perhitungan G-score Kategori 1 (Non Distress)...................... ...... 103

4.29 Tingkat Akurasi dan Kesalahan Model Grover...................... ................ 104

4.30 Hasil Perhitungan S-score Kategori 0 (Distress)...................... .............. 106

4.31 Hasil Perhitungan S-score Kategori 1 (Non Distress)............................. 107

4.32 Tingkat Akurasi dan Kesalahan Model Springate...................... ............ 108

4.33 Rangkuman Hasil Tingkat Akurasi dan Kesalahan...................... .......... 109

xvi

Page 18: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

DAFTAR GAMBAR

1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 2005-2018............... ............... 2

1.2 Pertumbuhan PDB atas Dasar Harga Konstan Menurut Sektor Usaha..... 4

2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis...................... .............................................. 44

xvii

Page 19: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Total Aset...................... .................................................. 122

Lampiran 2: Daftar Variabel Kategori 0 (Distress)...................... .................. 123

Lampiran 3: Daftar Variabel Kategori 1 (Non Distress)...................... ........... 125

Lampiran 4: Daftar Perusahaan Distress......................................................... 127

Lampiran 5: Daftar Perusahaan Non Distress...................... ........................... 128

Lampiran 6: Uji Beda Matched Pair...................... ......................................... 129

Lampiran 7: Uji Regresi Logistik Model Altman Modifikasi...................... .. 130

Lampiran 8: Uji Regresi Logistik Model Zmijewski...................... ................ 132

Lampiran 9: Uji Regresi Logistik Model Grover...................... ...................... 136

Lampiran 10: Uji Regresi Logistik Model Springate...................... ................ 138

xviii

Page 20: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 sampai dengan 2009

bermula pada krisis ekonomi di Amerika Serikat dan kemudian menyebar

keseluruh penjuru dunia. Ramadhani (2009) menyatakan bahwa krisis ini

merupakan krisis ekonomi global yang terjadi paling buruk setelah sekitar 80

tahun terakhir juga di alami krisis yang sama secara global. Krisis ini terjadi

karena krisis keuangan di Amerika Serikat, krisis keuangan di Amerika ini

dipicu oleh krisis subprime mortgage yang memberikan dampak yang sangat

besar terhadap perekonomian didunia. Gejolak krisis ekonomi global tersebut

mempengaruhi stabilitas ekonomi global dibeberapa kawasan.

Menurut perspektif ekonomi, perdagangan antara satu Negara dan Negara

lain saling berkaitan dan mempengaruhi. Dalam hubungan yang demikian,

dimungkinkan resesi suatu Negara akan menular dan mempengaruhi secara

global, karena penurunan impor di suatu tempat menyebabkan tertekannya

ekspor di tempat lain. Saat ini hampir di semua Negara di dunia menganut

sistem pasar bebas sehingga kemungkinan saling terkait satu sama lain itu

pasti terjadi. Akibatnya setiap Negara memungkinkan memiliki resiko terkena

dampak krisis. Maka dari itu krisis ekonomi yang terjadi di Amerika pada

tahun 2008-2009 memicu terjadinya krisis perekonomian secara global.

1

Page 21: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Krisis pada tahun 2008-2009 negara yang paling kritis terkena dampak krisis

global ini adalah Negara yang berada dikawasan benua Amerika dan Eropa

Timur. Begitu halnya juga terjadi pada kawasan benua asia, termasuk Indonesia.

Kontraksi aktivitas bisnis di pasar internasional dan Non Performing Loan (NPL)

naik dari 55,4 trilyun pada November 2008 menjadi 60,6 triliyun pada Maret 2009

(www.bi.go.id). Hal ini berimbas pada perekonomian di Indonesia karena

Indonesia merupakan negara small open economy dan sangat sensitif terhadap

faktor eksternal (www.setneg.go.id).

Gambar 1.1

Perumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 2005-2018

Sumber: Databoks.katadata.co.id

Dapat dilihat dari gambar grafik diatas bahwa pertumbuhan ekonomi

Indonesia dari tahun 2008-2009 mengalami penurunan yang sangat signifikan

dari 6,01% turun menjadi 4,63%. Grafik tersebut dapat menjelaskan bahwa

Indonesia juga mendapatkan imbas dari krisis yang terjadi secara global di

2

Page 22: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Amerika. Hal itu memiliki dampak yang sangat besar terhadap berbagai

bidang ekonomi di Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami penurunan kembali

sebagai dampak krisis ekonomi tahun 2009. Dimulai sejak akhir tahun 2011

penurunan ekonomi Indonesia terus terjadi sampai mencapai titik terendahnya

pada tahun 2015. Penurunan tersebut terjadi karena pelemahan ekonomi di

Cina sebagai kekuatan ekonomi kedua didunia, kelesuan perekonomian dan

embargo Rusia serta penurunan harga komoditas dunia di pasar Internasional

juga menjadi awal mula terjadi perlambatan ekonomi di tahun 2014-2015

(www.dpr.go.id).

Pertumbuhan ekonomi yang semakin melemah membuat pertumbuhan

Produk Domestik Bruto (PDB) diberbagai sektor juga mengalami penurunan.

Karena pada dasarnya PDB menjadi salah satu indikator untuk mengetahui

kondisi perekonomian disuatu Negara, baik atas dasar harga berlaku maupun

atas dasar harga konstan. Produk Domestik Bruto (GDP) merupakan statistika

perekonomian yang paling diperhatikan karena dianggap sebagai ukuran

utama mengenai kesejahteraan masyarakat. Berikut adalah gambar

pertumbuhan PDB atas dasar harga konstan menurut sektor usaha:

3

Page 23: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Gambar 1.2

Pertumbuhan PDB atas Dasar Harga Konstan Menurut Sektor Usaha

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

Dapat dilihat pada gambar diatas salah satu salah satu penyebab terjadinya

penurunan pertumbuhan ekonomi di Indonesia karena terjadinya pertumbuhan

yang negatif pada sektor primer yaitu pertambangan dan penggalian. Faktor

penyebab terjadinya penurunan sektor primer karena harga yang turun drastis

dan permintaan pasar yang cukup sulit. Menurut kompas.com, hasil riset

Pricewaterhouse Cooper (PwC) pada tahun 2016 sebanyak 40 perusahaan

tambang global mengalami kerugian terbesar sepanjang sejarah selama tahun

2015. PwC juga mengatakan bahwa kapitalisasi pasar perusahaan

pertambangan nasional yang tercatat di Bursa Efek Indonesia menurun.

perusahaan yang mengalami pertumbuhan yang negatif berarti memiliki profit

atau laba yang rendah.

Perusahaan yang terus mengalami penurunan pertumbuhan ke arah negatif,

akan mengganggu jalannya kegiatan operasional di dalam perusahaan

4

Page 24: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

tersebut. Kegiatan operasional yang terganggu akan membuat perusahaan

tidak maksimal dalam menghasilkan output yang akan dihasilkan, Sehingga

input yang didapatkan pun juga akan menurun.

Jika hal tersebut berlangsung terus-menerus akan memungkinkan

perusahaan mengalami kondisi financial distress yang nantinya akan menjadi

bangkrut di kemudian hari, hal tersebut berarti perusahaan gagal dalam

menjalankan kegiatan operasional untuk menghasilkan laba. Hal tersebut

menuntut sektor pertambangan untuk lebih mengoptimalkan kinerja

perusahaan dalam berbagai hal. Perusahaan yang tidak melakukan manajemen

dengan baik akan mendapatkan kesulitan dalam melakukan segala kegiatan

operasional nya dan berujung mengalami financial distress (Ardiyanto dan

Prasetiono, 2011). Kinerja perusahaan yang kurang baik akan mengakibatkan

sulitnya perusahaan dalam mencapai dan mempertahankan laba perusahaan.

Jika keadaan tersebut terus terjadi dalam beberapa periode bukan tidak

mungkin perusahaan akan mengalami kerugian. Kerugian yang terjadi secara

terus menerus akan mengancam keberlangsungan para investor atau

pemegang saham.

Menurut Gunawan dkk (2017) financial distress adalah tahap penurunan

kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun

likuidasi. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui perusahaan

yang sedang mengalami kondisi kesulitan keuangan yaitu kerugian yang

dihasilkan perusahaan karena perusahaan tidak dapat menghasilkan laba

sehingga laba perusahaan negatif. Sedangkan menurut Widhiari dan 5

Page 25: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Merkusiwati (2015) Kesulitan keuangan atau financial distress adalah

keadaan dimana perusahaan menemui kesulitan atau bahkan tidak bisa untuk

membayar kewajibannya kepada para kreditur.

Dalam kondisi seperti itu perusahaan akan sulit untuk mendapatkan dana

baik dari internal maupun eksternal yang dapat memicu terjadinya financial

distress. Apabila kondisi financial distress dibiarkan terus menerus tanpa

adanya pengambilan keputusan yang tepat akan mengakibatkan kebangkrutan

(Fitriyah dan Haryati, 2013).

Menurut Gamayuni (2011) penyebab kebangkrutan dapat berasal dari

faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal antara lain kurang

nya pengalaman manajemen, kurang nya pengetahuan dalam mempergunakan

assets dan liabilities secara efektif. Sedangkan faktor eksternal yaitu inflasi,

sistem pajak dan hukum, depresiasi mata uang asing, dan alasan lainnya.

Untuk mengetahui perusahaan mengalami kondisi financial distress dapat

dilihat pada laporan keuangan perusahaan tersebut, selanjutnya menentukan

model prediksi yang akan digunakan untuk menganalisis rasio laporan

keuangan sesuai dengan model prediksi tersebut. Rasio keuangan dapat

menggambarkan keadaan pada masa lampau, sekarang, dan yang akan datang

sebagai indikator yang sangat berguna yang bisa dihitung dari laporan

keuangan (Saleh dan Bambang, 2013).

Krisis financial perusahaan yang sering terjadi dapat diprediksi oleh

ahlinya dengan menggunakan berbagai perhitungan dan model. Ada banyak

6

Page 26: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

model yang dapat digunakan untuk memprediksi krisis keuangan. Namun

keakuratan pada setiap modelnya butuh dipertimbangkan kembali.

Penelitian yang telah dilakukan untuk menjelaskan model prediksi terbaik

yang dapat digunakan untuk mengukur financial distress pada perusahaan.

Penelitian pertama yang dilakukan Aminian dkk (2016), yang berjudul

“Investigate the Ability of Bankruptcy Prediction Models of Altman and

Springate and Zmijewski and Grover in Tehran Stock Exchange” dengan

kesimpulan bahwa model prediksi kebangkrutan perusahaan Grover

menunjukan hasil yang lebih baik dibandingkan model Altman, Springate dan

Zmijewski.

Penelitian kedua yaitu oleh Gunawan, dkk (2017), yang berjudul

“Perbandingan Prediksi Financial Distress Dengan Model Altman, Grover,

dan Zmijewski” dengan menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan

penelitian pertama yaitu bahwa Hasil perbandingan ketiga model prediksi

financial distress menunjukkan bahwa tingkat akurasi prediksi financial

distress tertinggi hingga terendah berturut-turut yaitu model Zmijewski,

model Grover dan Model Altman.

Penelitian ketiga yaitu oleh Novietta, dkk (2017) yang berjudul

“Komparasi Model Kebangrutan Pada Perusahaan Tekstil dan Garmen yang

Terdaftar di Bursa Efek Inonesia” dengan hasil penelitian model Altman

Modifikasi memiliki tingkat akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan

model Ohlson dan Zmijewski

7

Page 27: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Penelitian keempat adalah penelitian yang dilakukan oleh Permana, dkk

(2017) yang berjudul “Prediksi Financial Distress pada Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek Indonesia” menyimpulkan bahwa Model Springate

merupakan model yang memprediksi status financial distress terbanyak

dibandingkan dengan kedua model lainnya dan memiliki persentase status non

distress terkecil diantara model lainnya.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ini berfokus pada model prediksi

terbaik dengan tingkat akurasi tertinggi model Altman Modifikasi, Zmijewski,

Grover dan Springate dalam memprediksi kondisi financial distress.

Penelitian ini untuk mengetahui model prediksi yang paling akurat untuk

digunakan dalam menganalisis financial distress di perusahaan pertambangan.

Sehingga penelitian ini mengambil judul sebagai berikut:

“Analisis Perbandingan Tingkat Akurasi Model Prediksi Financial

Distress (Studi Kasus Pada sektor pertambangan yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016)”. Penelitian ini menggunakan

model prediksi kebangkrutan yaitu model Altman Modifikasi, model

Zmijewski, model Grover, dan model Springate. Alat analisis yang digunakan

adalah uji regresi logistik. sampel penelitian diambil dari data sekunder

laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan sektor pertambangan

periode tahun 2012-2016.

8

Page 28: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada dapat diidentifikasikan masalah

yang timbul yaitu:

a. Di Indonesia masih terjadi krisis financial sampai sekarang sebagai

dampak krisis tahun 2008;

b. Cara perusahaan mengoptimalkan kinerja operasional dimasa krisis

seperti sekarang;

c. Banyak cara dan Model untuk memprediksi kondisi financial

distress;

d. Perusahaan yang tidak mampu menghasilkan keuntungan;

e. Faktor Financial distress yang dapat diukur tidak hanya dari internal

tapi eksternal.

2. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Penelitian ini memilih model prediksi financial distress yaitu model

Altman Modifikasi, model Zmijewski, model Grover, dan model

Springate;

b. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan periode pengamatan

dari tahun 2012 sampai dengan 2016;

c. Penelitian hanya memilih sampel perusahaan sektor pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI);

9

Page 29: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang akan menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah:

a. Apakah model pengukuran financial distress layak digunakan untuk

mengamati kondisi financial distress pada perusahaan pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode Tahun 2012-

2016?

b. Model prediksi Manakah yang memiliki tingkat akurasi dan

kesalahan tertinggi dan terrendah dalam mengukur financial distress

pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada periode 2012-2016.

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menguji kelayakan dari masing-masing model pengukuran

financial distress;

b. Untuk menguji tingkat akurasi dan tingkat kesalahan dari masing-

masing model pengukuran financial distress;

2. Manfaat penelitian

Dengan mengetahui pemecahan masalah, maka akan diperoleh

beberapa manfaat dari penelitian ini, antara lain:

10

Page 30: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

a. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan penelitian ini dapat membantu manajer

perusahaan dalam mengevaluasi dan mengambil tindakan untuk

mengantisipasi terjadinya kebangkrutan.

b. Bagi Investor

Investor yang melakukan investasi pasti akan melihat data laporan

keuangan, dengan menggunakan penelitian ini investor dapat

melakukan perhitungan dengan model prediksi terbaik apakah

perusahaan dalam keadaan distress atau tidak untuk menentukan

pengambilan keputusan investasi.

c. Bagi Akademik

Hasil penelitian ini dapat menjadi bukti empiris mengenai model

prediksi terbaik yang dapat digunakan untuk memprediksi kondisi

financial distress didalam suatu perusahaan. Sehingga dapat

memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan yang lebih mendalam

serta berkontribusi dalam memperkaya penelitian terdahulu.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian yang diteliti diharapkan dapat menerapkan teori-

teori yang telah diperoleh semasa perkulian. Serta diharapkan dapat

memberikan kontribusi terhadap penelitian selanjutnya.

11

Page 31: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi

keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan

(baridwan, 1995:17). Sebuah laporan keuangan haruslah memenuhi

beberapa syarat yang menunjukan kualitas dari laporan keuangan agar

dapat bermanfaat optimal bagi pemakai. Syarat yang harus dipenuhi

dalam laporan keuangan adalah dapat dipahami dengan mudah oleh

pemakai. Informasi yang diberikan relevan untuk digunakan bagi

pemakai, dan dapat diperbandingkan antar periode atau antar

perusahaan lain untuk mengidentifikasi, mengevaluasi posisi dan

kinerja keuangan perusahaan.

Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi

keuangan utama kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Jadi, laporan

keuangan merupakan sumber informasi bagi pihak-pihak yang

berkepentingan dengan informasi keuangan perusahaan, misalnya

investor sekarang, investor potensial, karyawan, kreditor, pemasok,

pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lain, dan masyarakat. 12

Page 32: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Namun informasi yang terdapat dalam laporan keuangan hanya

bersifat umum, tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan

informasi setiap pemakai (Amanah, 2014)

b. Tujuan Laporan Keuangan

Seperti yang sudah diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang

dibuat sudah pasti memiliki tujuan tertentu. Dalam praktiknya

terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai, terutama bagi pemilik

usaha dan manajamen perusahaan. Di samping itu, tujuan laporan

keuangan di susun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang

berkepentingan terhadap perusahaan.

Menurut Kasmir (2009:26), berikut ini tujuan pembuatan dan

penyusunan laporan keuangan yaitu:

1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang

dimiliki perusahaan pada saaat ini;

2) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan

modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini;

3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang

diperoleh pada suatu periode tertentu;

4) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu;

5) Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi

terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan;

13

Page 33: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

6) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan

dalam suatu periode tertentu;

7) Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan

keuangan;

8) Informasi keuangan lainnya.

c. Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya tujuan utama dari

laporan keuangan adalah untuk kepentingan pemilik dan manajemen

perusahaan akan memberikan informasi kepada berbagai pihak yang

sangat berkepentingan terhadap perusahaan. Artinya pembuatan dan

penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi

kepentingan berbagai pihak, baik pihak intern maupun ekstern

perusahaan.

Menurut kasmir (2009:31), berikut ini penjelasan masing-masing

pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan:

1) Pemilik

Pemilik pada saat ini adalah mereka yang memiliki usaha

tersebut. Hal ini tercermin dari kepemilikan saham yang

dimilikinya. Kepentingan bagi para pemegang saham yang

merupakan pemilik perusahaan terhadap hasil laporan keuangan

yang telah dibuat adalah:

a) Untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini;

14

Page 34: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

b) Untuk melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan

dalam suatu periode. Kemajuan dilihat dari kemampuan

manajemen dalam menciptakan laba dan pengembangan aset

perusahaan. Dari laporan ini pemilik dapat menilai kedua hal

tersebut apakah ada perubahan atau tidak. Kemudian, jika

memperoleh laba, pemilik akan mengetahui berapa deviden

yang akan diperolehnya;

c) Untuk menilai kinerja manajemen atas target yang telah

ditetapkan.

2) Manajemen

Kepentingan pihak manajemen perusahaan terhadap

laporan keuangan perusahaan yang mereka juga buat memiliki

arti tertentu. Berikut ini nilai penting laporan keuangan bagi

manajemen:

a) Dengan laporan keuangan yang dibuat, manajemen dapat

menilai dan mengevaluasi kinerja mereka dalam sautu

periode, apakah telah mencapai target atau tujuan yang telah

ditetapkan atau tidak.

b) Manajemen juga akan melihat kemampuan mereka

mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan yang

ada selama ini.

c) Laporan keuangan dapat digunakan untuk melihat kekuatan

dan kelemahan yang dimiliki perusaaan saat ini sehingga 15

Page 35: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

dapat menjadi dasar pengambilan keputusan dimasa yang

akan datang.

d) Laporan keuangan dapat digunakan untuk mengambil

keputusan kedepan berdasarkan kekuatan dan kelemahan

yang dimiliki perusahaan, baik dalam hal perencanaan,

pengawasan, pengendalian kedepan sehingga target-target

yang diinginkan dapat tercapai.

Dalam menilai kinerjanya, pihak manajemen dapat

membuat ukuran tersendiri yang ditentukan sebelumnya seperti

berikut ini:

a) Pertumbuhan laba yang diperoleh dalam suatu periode,

apakah tercapai target atau bahkan melebihi target. Jika

mencapai target atau melebihi target, manajemen dapat

dikatakan berhasil. Namun, sebaliknya jika perolehan laba

tidak mencapai target, mereka dikatakan gagal dalam

menjalankan misi perusahaan.

b) Bagaimana pengembangan sumber daya perusahaan seperti

pengembangan aset yang dimiliki, apakah mengalami

penambahan atau justru sebaliknya? Dari sudut ini terlihat

bahwa kita dapat menilai apakah pihak manajemen bekerja

secara efisien atau tidak.

16

Page 36: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

c) Pada akhirnya manajemen, laporan keuangan ini juga akan

menentukan mereka untuk memperoleh kompensasi berupa

bonus, karier atau sebaliknya dari pemilik perusahaan.

3) Kreditor

Kreditor adalah pihak penyandang dana bagi perusahaan,

artinya pihak pemberi dana seperti bank atau lembaga keuangan

lainnya. Kepentingan pihak kreditor terhadaap laporan keuangan

adalah dalam hal memberi pinjaman. Bagi pihak kreditor, prinsip

kehati-hatian dalam menyalurkan dana (pinjaman) kepada

berbagai perusahaan sangat diperlukan. Kepentingan pihak

kreditor antara lain:

a) Pihak kreditor tidak ingin usaha yang dibiayainya mengalami

kegagalan dalam hal pembayaran kembali pinjaman tersebut

(macet). Oleh karena itu, pihak kreditor, sebelum

mengucurkan kreditnya, terlebih dahulu melihat kemampuan

perusahaan untuk membayarnya. Salah satu ukuran

kemampuan perusahaan dapat diilihat dari laporan keuangan

yang telah dibuat;

b) Pihak kreditor juga perlu memantau terhadap kredit yang

sudah berjalan untuk melihat kepatuhan perusahaan

membayar kewajiban;

c) Pihak kreditor juga tidak ingin kredit atau pinjaman yang

diberikan justru menjadi beban nasabah dalam 17

Page 37: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

pengembaliannya apabila ternyata kemampuan perusahaan di

luar dari yang diperkirakan.

4) Pemerintah

Arti penting laporan keuangan bagi pemerintah adalah:

a) Untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan

seluruh keuangan perusahaan yang sesungguhnya;

b) Untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap Negara

dari hasil laporan keuangan yang dilaporkan. Dari laporan ini

terlihat jumlah pajak yang harus dibayarkan kepada Negara

secara jujur dan adil.

5) Investor

Investor adalah pihak yang akan menanamkan dananya di

suatu perusahaan. Bagi investor yang ingin menanamkan dananya

dalam suatu usaha sebelum memutuskan untuk membeli saham,

perlu pertimbangan banyak hal secara matang. Dasar

pertimbangan investor adalah dari laporan keuangan yang

disajikan perusahaan yang akan ditanamnya. Investor melihat

prospek usaha ini sekarang dan masa yang akan datang, Prospek

yang dimaksud adalah keuntungan yang akan diperolehnya

(deviden) serta perkembangan nilai saham ke depan. Setelah itu,

barulah investor dapat mengambil keputusan untuk membeli

saham suatu perusahaan atau tidak.

18

Page 38: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

2. Analisis Laporan Keuangan

a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan,

serta dilakukan dengan prosedur akuntasi dan penilaian yang benar,

akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya.

Kondisi keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya berapa jumlah

harta (kekayaan), kewajiban (hutang), serta modal (ekuitas) dalam

neraca laporan keuangan. Agar laporan keuangan menjadi lebih

berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagi pihak,

perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan

manajemen tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat

mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini.

Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi

tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan, dengan

mengetahui kelemahan ini manajemen akan dapat memperbaiki atau

menutupi kelemahan tersebut. Kemudian, kekuatan yang dimiliki

perusahaan harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan, kekuatan

tersebut dapat menjadi modal selanjutnya kedepan. Analisis laporan

keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan menggunakan

metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang diharapkan

benar benar tepat pula (Munawir, 2002:32).

19

Page 39: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

b. Tujuan dan Manfaat Analisis

Menurut kasmir (2009:36), ada beberapa tujuan dan manfaat

dilakukannya analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan

bahwa tujuan dan mafaat analisis laporan keuangan adalah:

1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode

tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang

telah dicapai untuk beberapa periode;

2) Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi

kekurangan perusahaan;

3) Untuk mengetaui kekuatan-kekuatan yang dimiliki;

4) Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu

dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan

perusahaan tsb;

5) Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah

perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap bersih atau

gagal;

6) Dapat juga digunakan sebagai perbandingan dengan perusahaan

sejenis tentang hasil yang akan mereka capai.

3. Analisis Rasio Keuangan

a. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah suatu cara untuk menganalisis laporan

keuangan yang mengungkapkan hubungan matematik antara suatu

20

Page 40: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

jumlah dengan yang lainnya atau perbandingan antara satu pos

dengan pos lainnya (Saleh dan Bambang, 2013). Pengertian rasio

keuangan menurut Kasmir (2009:43) merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntasi dan diperoleh dengan membagi

satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk

mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.

b. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2010:186), analisis rasio memiliki keunggulan

dibanding analisis lainnya. Keunggulan tersebut adalah:

1) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih

mudah dibaca dan ditafsirkan;

2) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang

disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit;

3) Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain;

4) Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model

pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score);

5) Menstandarisasi ukuran perusahaan

6) Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan

lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau

“time series”;

7) Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi

dimasa yang akan datang.

21

Page 41: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

c. Keterbatasan Analisis Rasio

Menurut Harahap (2010:195), disamping keunggulan yang dimiliki

analisis rasio, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang

harus disadari sewaktu penggunaanya agar kita tidak salah dalam

pengunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio itu adalah:

1) Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan

untuk kepentingan pemakainya;

2) Keterbatasan yang dimiliki akuntasi atau laporan keuangan juga

menjadi keterbatasan teknik ini seperti:

a) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak

mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bias

atau subjektif;

b) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio

adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar;

c) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada

angka rasio;

d) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntasi

bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

3) Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan

kesulitan menghitung rasio;

4) Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron;

22

Page 42: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

5) Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntasi

yang dipakai tidak sama. Oleh karena itu jika dilakaukan

perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.

d. Jenis-jenis Rasio

Berikut ini jenis-jenis rasio keuangan yang sering digunakan:

1) Rasio Likuiditas

Kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jagka

pendek secara tepat waktu diukur dengan rasio likuiditas.

Menurut Kodrat dan Christian (2009:87) likuiditas mengukur

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang segera

harus dipenuhi (jatuh tempo) dan membayar tepat pada waktunya.

Perusahaan dengan likuiditas yang rendah dapat dipaksa untuk

memilih antara gagal bayar atau meminjam dari sumber

peminjaman dana berbiaya tinggi untuk melunasi kewajiban

mereka yang telah jatuh tempo. Beberapa rasio likuditas ini

adalah: rasio lancar, rasio cepat (quick ratio), rasio kas atas aktiva

lancar, rasio kas atas hutang lancar, rasio aktiva lancar atas total

aktiva, dan aktiva lancar atas total hutang.

2) Rasio Profitabilitas/Rentabilitas

Rasio Profitabilitas dapat mengukapkan efektivitas

manajemen dalam mengoperasikan bisnisnya. Rasio ini secara

luas digunakan sebagai indikator keberhasilan bisnis. rasio

23

Page 43: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

profitabilitas adalah sekelompok rasio yang memperlihatkan

pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang

terhadap hasil operasi (Brigham dan Houston, 2001:134)

Beberapa jenis rasio profitabilitas ini dapat dikemukakan sebagai

berikut, profit margin (profit margin on sale), return on

investment (ROI), return on equity (ROE), laba per lembar

saham.

3) Rasio Solvabilitas (Leverage)

Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan untuk membayar

hutang dengan aktivanya (Kasmir, 2009:67). Semakin besar utang

yang ditanggung oleh perusahaan semakin besar pula

kemungkinan perusahan akan mengalami pailit, dikarenakan

kebangkrutan diawali dengan keadaan dimana perusahaan gagal

untuk membayar utang-utangnya terutama utang jangka pendek.

Jenis rasio leverage ini adalah, debt to asset ratio (debt ratio),

debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, times interest

earned, fixed charge coverage.

4) Rasio aktivitas

Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan

perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan

penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio ini antara lain

adalah: inventory turn over, receivable turn over, fixed aset turn 24

Page 44: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

over, total aset turn over, periode penagihan hutang (Harahap,

2010:167).

4. Financial Distress

a. Pengertian Financial Distress

Widhiari dan Merkusiwati (2015) mendefinisikan financial distress

sebagai suatu kondisi dimana perusahaan tidak bisa atau mengalami

kesulitan untuk memenuhi kewajibannya kepada kreditor. Definisi

lain dikemukakan oleh Gunawan dkk (2017) financial distress adalah

kesulitan keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba atau dapat dikatakan perusahaan mengalami

defisit. Peluang terjadinya financial distress meningkat ketika biaya

tetap perusahaan tinggi, aset likuid, atau pendapatan yang sangat

sensitif terhadap resesi ekonomi. Kondisi ini akan memaksa

perusahaan untuk mengeluarkan biaya yang tinggi sehingga

manajemen terpaksa melakukan pinjaman kepada pihak lain. Prospek

perusahaan di masa depan dapat dilihat dari pertumbuhan laba per

lembar saham yang nantinya akan mempengaruhi keputusan investor

untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.

Financial distress adalah tahapan penurunan kondisi keuangan

suatu perusahaan sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi

(Gunawan dkk, 2017). Dengan mengetahui kondisi financial distress

pada perusahaan di Indonesia maka dapat dilakukan berbagai

tindakan pencegahan kebangkrutan. Selain itu, kebangkrutan suatu 25

Page 45: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

perusahaan diukur melalui laporan keuangannya. Pengukuran tersebut

dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan dengan

berbagai rasio keuangan. Analisis laporan keuangan sangat penting

untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang

dicapai yang berhubungan dengan strategi yang diterapkan oleh

perusahaan yang terkait. Selain itu perusahaan dapat mengetahui

perkembangan financial perusahaan serta hasil hasil yang dicapai di

waktu yang lalu atau di waktu yang sedang berjalan. Selain itu

dengan menganalisis keuangan dimasa lampau maka perusahaan

dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan perusahaan serta dengan

hasil yang baik yang dapat dinyatakan kebangkrutan perusahaan

tersebut.

Menurut Widhiari (2015) Terdapat berbagai cara untuk melakukan

pengujian bahwa suatu perusahaan mengalami financial distress

seperti berikut:

1) Adanya pemberhentian tenaga kerja atau tidak melakukan

pembayaran dividen;

2) Interest coverage ratio;

3) Arus kas yang lebih kecil dari utang jangka panjang saat ini;

4) Laba bersih operasi (net operating income) negatif;

5) Adanya perubahan harga ekuitas;

26

Page 46: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

6) Perusahaan dihentikan operasinya atas wewenang pemerintah dan

perusahaan tersebut dipersyaratkan untuk melakukan perencanaan

restrukturisasi;

7) mengalami pelanggaran teknis dalam hutang dan diprediksi

perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan pada periode

berikutnya.

Menurut Brahmana (2007), financial distress terjadi karena

perusahaan tidak mampu mengelola dan menjaga kestabilan kinerja

keuangan perusahaannya yang bermula dari kegagalan dalam

mempromosikan produk yang dibuatnya yang menyebabkan turunnya

penjualan sehingga dengan pendapatan yang menurun dari sedikitnya

penjualan memungkinkan perusahaan mengalami kerugian

operasional dan kerugian bersih untuk tahun yang berjalan. Lebih

lanjut, dari kerugian yang terjadi akan mengakibatkan defisiensi

modal dikarenakan penurunan nilai saldo laba yang terpakai untuk

melakukan pembayaran dividen, sehingga total ekuitas secara

keseluruhan pun akan mengalami defisiensi. Jika hal ini terus terjadi,

maka tidak mustahil bahwa suatu saat total kewajiban perusahaan

akan melebihi total aktiva yang dimilikinya. Kondisi seperti yang

telah disebutkan di atas mengasosiasikan suatu perusahaan sedang

mengalami kesulitan keuangan (financial distress) yang pada

akhirnya jika perusahaan tidak mampu keluar dari kondisi tersebut,

maka perusahaan akan mengalami kepailitan. 27

Page 47: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

b. Faktor Penyebab Financial Distress

Terjadinya financial distress diawali saat perusahaan memiliki

laba bersih operasi (net operating income) negatif atau rugi. Financial

distress juga dapat ditimbulkan karena adanya pengaruh internal

perusahaan itu sendiri maupun dari eksternal perusahaan. Faktor

penyebab financial distress lebih bersifat makro, faktor internal

terjadinya financial distress adalah:

1) Kesulitan Arus Kas.

Kesulitan arus kas terjadi ketika penerimaan pendapatan

perusahaan dari hasil operasi perusahaan tidak mampu menutupi

biaya beban usaha yang timbul atas aktivitas operasi perusahaan.

Kesulitan arus kas juga disebabkan karena adanya kesalahan

pihak manajemen ketika mengelola aliran kas perusahaan untuk

pembayaran aktivitas perusahaan yang memperburuk kondisi

keuangan perusahaan.

2) Besarnya Jumlah Hutang

Kebijakan dalam pengambilan hutang untuk menutupi

biaya operasi perusahaan yang nantinya akan menimbulkan

kewajiban bagi perusahaan untung mengembalikan hutang

dimasa yang akan datang. Ketika tagihan jatuh tempo dan

perusahaan tidak mempunyai cukup dana untuk membayar

tagihan hutang maka kemungkinan yang akan dilakukan oleh

28

Page 48: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

kreditur adalah melakukan penyitaan harta perusahaan untuk

menutupi kekurangan atas tagihan hutang tersebut.

3) Kerugiaan atas Kegiataan Operasional Perusahaan.

Kerugian operasional perusahaan akan memberikan

dampak arus kas negatif dalam perusahaan. Hal ini terjadi karena

beban operasional perusahaan lebih besar dari pendapatan yang

dihasilkan oleh perusahaan.

Selai faktor internal, terdapat juga faktor eksternal yang bisa

mengakibatkan terjadinya financial distress, yaitu:

1) Perubahan Selera Konsumen

Selera konsumen selalu mengalami perubahan yang tidak

mampu diantisipasi oleh perusahaan yang mengakibatkan

perusahaan kehilangan konsumen sehingga terjadi penurunan

pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan. Untuk menjaga hal

tersebut perusahaan harus selalu mengantisipasi kebutuhan

konsumen dengan menciptakan produk yang sesuai dengan

kebutuhan konsumen.

2) Kesulitan Bahan Baku

Kesulitan bahan baku karena supplier tidak dapat memasok

lagi kebutuhan bahan baku yang digunakan untuk produksi juga

dapat mengakibatkan terjadinya financial distress. Untuk

mengantisipasi hal tersebut perusahaan harus menjalin hubungan

baik dengan supplier dan tidak menggantungkan kebutuhan 29

Page 49: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

bahan baku pada satu supplier sehingga resiko kekurangan bahan

baku dapat diatasi.

3) Faktor Debitor

Faktor debitor juga perlu diantisipasi untuk menjaga agar

debitur tidak melakukan kecurangan dalam memberikan hutang.

Terlalu banyak hutang yang diberikan debitor dengan jangka

waktu pengembalian yang lama akan mengakibatkan banyak

aktiva menganggur yang tidak memberikan penghasilan sehingga

akan mengakibatkan kerugian yang besar bagi perusahaan. Untuk

mengantisipasinya, perusahaan harus selalu mengawasi piutang

yang dimiliki dan keadaan debitor supaya bisa melakukan

perlindungan dini terhadap aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

c. Manfaat Informasi Prediksi Financial Distress

Menurut Mochamad (2014) menyatakan manfaat dari kegunaan

informasi financial distress yang dialami suatu perusahaan, yaitu:

1) Manajemen dapat cepat tanggap dalam mengambil tindakan untuk

mencegah masalah sebelum terjadinya kebangkrutan;

2) Manajemen dapat mengambil tindakan untuk melakukan merger

atau takeover agar agar perusahaan lebih mampu untuk

membayar kewajiban dan mengelola perusahaan lebih baik lagi;

3) Memberikan peringatan awal adanya potensi kebangkrutan pada

masa yang akan datang.

30

Page 50: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

d. Pihak yang Memerlukan Informasi Prediksi Financial Distress

Wibisono (2014) menyatakan bahwa hasil prediksi financial

distress perusahaan menjadi perhatian berbagai pihak, yaitu:

1) Kreditur

Hasil prediksi financial distress mempunyai relevansi

terhadap institusi pemberi pinjaman, baik dalam memutuskan

permberian pinjaman maupun menentukan kebijakan untuk

mengawasi pinjaman yang telah diberikan.

2) Investor

Hasil prediksi financial distress dapat membantu investor

ketikan akan melakukan penilaian kemungkinan terjadinya

masalah pada suatu perusahaan dalam melakukan pembayaran

kembali pokok dan bunga.

3) Pembuat Peraturan (Pemerintah)

Pemerintah mempunyai tanggung jawab mengawasi

kesanggupan membayar hutang dan menstabilkan perusahaan

individu, hal ini menyebabkan pemerintah perlu suatu model

yang aplikatif untuk mengetahui kesanggupan perusahaan

membayar hutang dan menilai stabilitas perusahaan.

4) Auditor

Model prediksi financial distress dapat menjadi alat yang

berguna bagi para auditor dalam membuat penilaian going

concern suatu perusahaan. 31

Page 51: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

5) Manajemen

Dengan adanya model prediksi financial distress

diharapkan perusahaan dapat menghindari kebangkrutan dan

menghindari biaya langsung dan tidak langsung dari

kebangkrutan.

5. Model Prediksi Financial Distress

Untuk mengatasi dan mangurangi terjadinya financial distress,

perusahaan dapat melakukan pengawasan terhadap kondisi keuangan

dengan menggunakan analisis laporan keuangan. Analisis laporan

keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi yang

berkaitan dengan posisis keuangan perusahaan. Dengan melakukan

analisis laporan keuangan, maka akan diketahui kondisi dan

perkembangan keuangan perusahaan. Selain itu, perusahaan juga dapat

mengetahui kelemahan serta hasil yang dianggap cukup baik dan potensi

terjadinya financial distress tersebut. Dalam melakukan pengukuran

financial distress terdapat beberapa model yang dapat digunakan, antara

lain:

a. Model Altman

Dalam jurnal Ramadhani (2009), Altman (1968) adalah orang

yang pertama menerapkan Multiple Dicriminant Analysis. Analisis

diskriminan merupakan suatu teknik analisis yang mengidentifikasi

beberapa macam rasio keuangan yang dianggap memiliki nilai paling

penting dalam mempengaruhi suatu kejadian. Dengan berdasarkan 32

Page 52: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

pada penelitian analisis diskriminan, Altman melakukan penelitian

untuk mengembangkan model baru untuk memprediksi financial

distress perusahaan. Model yang diberi nama Z-score dalam bentuk

aslinya adalah model linier dengan rasio keuangan yang diberi bobot

untuk memaksimalkan kemampuan model tersebut dalam

memprediksi. Model ini pada dasarnya untuk mencari nilai “Z” yaitu

nilai yang menunjukan kondisi perusahaan, apakah dalam keadaan

sehat atau tidak sehat, dan sekaligus melihat prospek perusahaan

dimasa yang akan datang. Model altman telah sebanyak tiga kali

mengalami pengembangan, yaitu:

1) Model Altman Pertama

Setelah melakukan penelitian terhadap variabel dan sampel

yang dipilih, Altman menghasilkan model kebangkrutan yang

pertama. Model Altman pertama ini ditunjukan untuk perusahaan

publik manufaktur. Persamaan dari model Altman pertama yaitu:

Keterangan:

Z = Altman score

X1 = Working capital/total assets

X2 = Retained earnings/total assets

X3 = Earnings before interest and taxes/total assets

X4 = Market value of equity/book value of total debt

X5 = Sales/total assets

Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 0,999 X5

33

Page 53: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Model Altman pertama memiliki nilai cutoff nilai z yang dapat

menjelaskan apakah perusahaan akan mengalami financial

distress atau tidak dimasa yang akan datang dan membaginya

kedalam tiga kategori, yaitu:

a) Jika nilai Z < 1,8 maka termasuk perusahaan distress

b) Jika nilai Z 1,8 < Z < 2,99 maka termasuk grey area (tidak

dapat ditentukan apakah perusahaan distress atau non

distress)

c) Jika nilai Z > 2,99 maka termasuk perusahaan non distress

2) Model Altman Revisi

Model yang dikembagkan oleh Altman ini mengalami revisi.

Revisi yang dilakukan oleh Altman ini dilakukan penyesuaian

agar model prediksi kebangkrutan tidak hanya digunakan untuk

perusahaan manufaktur yang go public melainkan juga dapat

diaplikasikan untuk perusahaan disektor swasta, Persamaan

model Altman revisi adalah:

Keterangan:

Z’ = Altman score

X1 = Working capital/total assets

X2 = Retained earnings/total assets

X3 = Earnings before interest and taxes/total assets

X4 = Book value of equity/book value of total debt

Z’ = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,108 X3 + 0,42 X4 + 0,988 X5

34

Page 54: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

X5 = Sales/total assets

Klasifikasi perusahaan yang distress dan non distress pada nilai

Z-score model Altman revisi (1983), yaitu:

a) Jika nilai Z’ < 1,23 maka termasuk perusahaan distress

b) Jika nilai Z’ 1,23 < Z < 2,9 maka termasuk grey area (tidak

dapat ditentukan apakah perusahaan distress atau non

distress)

c) Jika nilai Z’ > 2,9 maka termasuk perusahaan non distress

3) Model Altman Modifikasi

Penyesuian terhadap berbagai jenis perusahaan Altman

kemudian memodifikasi modelnya agar dapat digunakan oleh

semua perusahaan, seperti manukfatur dan non manufaktur. Ini

adalah persamaan untuk model Altman modifikasi:

Keterangan:

Z’’ = Altman Score

X1 = Working capital/total assets

X2 = Retained earnings/total assets

X3 = Earnings before interest and taxes/total assets

X4 = Book value of equity/book value of total debt

Klasifikasi perusahaan yang distress dan non distress pada

nilai Z-score model Altman Modifikasi (1995), yaitu:

a) Jika nilai Z ≤ 2,6 maka termasuk perusahaan distress;

Z’’ = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,05 X4

35

Page 55: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

b) Jika nilai Z > 2,6 maka termasuk perusahaan non distress

b. Model Zmijewski

Menurut Prihanthini (2013), model prediksi yang dihasilkan oleh

Zmijewski pada tahun 1983 merupakan hasil riset kurang lebih

selama 20 tahun yang telah diulang. Model ini menghasilkan rumus

sebagai berikut:

Keterangan:

X = Zmijewski Score

X1 = ROA (return on assets)

X2 = Total Debt/total assets

X3 = Current assets/current liabilities

Klasifikasi perusahaan yang distress dan non distress pada nilai X-

score model Zmijewski (1983), yaitu:

1) Jika nilai X > 0 maka termasuk perusahaan distress

2) Jika nilai X < 0 maka termasuk perusahaan non distress

c. Model Grover

Model Grover merupakan model yang diciptakan dengan

melakukan penilaian ulang terhadap model Altman Z-score. Jeffrey S.

Grover menggunakan sampel sesuai dengan model Altman Z-score

pada tahun 1968, dengan menambahkan 13 rasio keuangan yang baru

(Ni Made, 2013). Jeffrey S. Grover (2001) menghasilkan rumus

sebagai berikut:

X = -4,3 – 4,5 X1 + 5,7 X2 – 0,004 X3

36

Page 56: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Keterangan:

G = Grover Score

X1 = Working capital/total assets

X2 = Earnings before interest and taxes/total assets

X3 = ROA (return on assets)

Klasifikasi perusahaan yang distress dan non distress pada nilai X-

score model Grover (1983), yaitu:

1) Jika nilai X > 0,02 maka termasuk perusahaan distress

2) Jika nilai X ≤ 0,02 maka termasuk perusahaan non distres

d. Model Springate

Menurut Wulandari (2014), model Springate dikembangkan pada

tahun 1978 oleh Gorgon L. V. Springate. Model Springate adalah

model rasio yang menggunakan multiple discriminant analysis atau

MDA untuk memilih 4 rasio dari 19 rasio keuangan yang popular

dalam literature, yang mampu membedakan secara terbaik antara

perusahaan yang distress dan non distress. Rumus model Springate

adalah:

Keterangan:

S = Springate score

X1 = Working capital/total assets

X2 = Earnings before interest and taxes/total assets

G = 1,650 X1 + 3,404 X2 – 0,016 X3 + 0,057

S = 1,03 X1 + 3,07 X2 + 0,66 X3 + 0,4 X4

37

Page 57: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

X3 = Earnings before taxes/current liabilities

X4 = Total sales/total assets

Klasifikasi perusahaan yang distress dan non distress pada nilai S-

score model Springate (1978), yaitu:

1) Jika nilai S < 0,862 maka termasuk perusahaan distress

2) Jika nilai S > 0,862 maka termasuk perusahaan non distress

B. Penelitian Terdahulu

Berbagai penelitian telah dilakukan oleh beberapa peneliti terhadap kajian

financial distress, dengan memakai alat ukur yang berbagai jenis dan juga

sektor yang beragam. Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang

mengkaji model dari financial distress:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No.

Nama Peneliti

Judul Peneliti

Variable Independen

Model Analisis

Hasil

1 Abolfazl Aminian, Hedayat Mousazade, dan Omid Imani Khoshkho (2016)

Investigate the Ability of Bankruptcy Prediction Models of Altman and Springate and Zmijewski and Grover in Tehran Stock Exchange

Model Altman, Model Springate, Model Zmijewski, dan Model Grover

Analisis regresi

Model prediksi financial distress yang lebih baik adalah model Grover dibanding dengan model lainnya yaitu Zmijewski, Altman, dan Springate.

38

Page 58: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

2 Barbara Gunawan, Rahadien Pamungkas, Desi Susilawati (2017)

Perbandingan Prediksi Financial Distress Dengan Model Altman, Grover, dan Zmijewski

Model Altman, Grover, dan Zmijewski

Analisis regresi

Hasil perbandingan ketiga model prediksi financial distress menunjukkan bahwa tingkat akurasi prediksi financial distress tertinggi hingga terendah berturut-turut yaitu model Zmijewski, model Grover dan Model Altman.

3 Ni Made Evi Dwi Prihanthini dan Maria M. Ratna Sari (2013)

Prediksi Kebangkrutan Dengan Model Grover, Altman Z-score, Springate, dan Zmijewski Pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia.

Model Grover, model Altman Z-score, model Springate, dan model Zmijewski

uji paired samplet-test

Model Grover merupakan model prediksi yang paling sesuai diterapkan pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) karena model ini memiliki tingkat keakuratan yang paling tinggi dibandingkan dengan

39

Page 59: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

model prediksi lainnya yaitu sebesar 100%. Sedangkan model Altman Z-Score memiliki tingkat akurasi sebesar 80%, model Springate 90% dan model Zmijewski sebesar 90%.

4. M. Fakhri Husein dan Galuh Tri Pambekti (2014)

Precision of the models of Altman, Springate,Zmijewski, and Grover for predicting the financial distress

Model Altman, Model Springate, Zmijewski, and Model Grover

Binary Logistic Regression

Model Zmijewski adalah model yang paling tepat digunakan untuk memprediksi kesulitan keuangan karena memiliki tingkat tertinggi signifikansi dibandingkan dengan model lainnya.

5. Rizky Teguh Wibisono, Emrinaldi Nur DP, dan Julita

Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman,

Model Altman, Model Foster, dan Model Springate

Paired Sample t-test

Perbandingan metode analisis yang lebih baik digunakan dalam

40

Page 60: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

(2014) Foster, Springate Pada Perusahaan Property and Real Estate Go Public di Bursa Efek Indonesia

memprediksi tingkat kebangkrutan pada perusahaan property and real estate go public periode 2008-2011 adalah metode Springate.

6. Anggi Meiliawati (2016)

Analisis Perbandingan Model Springate dan Altman Z-score Terhadap Potensi Financial Distress (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Kosmetik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Model Springate dan Altman Z-score

Paired Sample t-test

Model Springate merupakan model terakurat dalam memprediksi potensi Financial Distress perusahaan sektor kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

7. Randy Kurnia Permana, Nurmala Ahmar, Syahril Djaddang (2017)

Prediksi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Model Grover, model Springate, dan model Zmijewski

Uji chi-square

Model Springate merupakan model yang memprediksi status financial distress terbanyak dibandingkan dengan

41

Page 61: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

kedua model lainnya dan memiliki persentase status non distress terkecil diantara model lainnya

8. Liza Novietta dan Kersna Minan (2017)

Komparasi Model Kebangkrutan Pada Perusahaan Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Model Altman Modifikasi, Model Ohlson, dan Model Zmijewski

Uji Paired sample t-test

hasil penelitian model Altman Modifikasi memiliki tingkat akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan model Ohlson dan Zmijewski

9. Sahala Manalu, Rony Jojo Negoro, Octavianus dan Galuh Safarina Sari Kalmadara (2017)

Financial Distress Analysis With Altman Z-Score Approach and Zmijewski X-Score on Shipping Service Company

Model Altman dan Zmijewski

Deskriptive Research

Hasil penelitian menyatakan bahwa kedua model memiliki hasil yang sama, tetapi perbedaannya hanya kondisi keuangan saja.

10. Imad Kutum (2015)

Predicting the Financial Distress of Non-Banking

Model Altman

Descriptive Statistic

Model altman mengklasifikasi tingkatan posisi keuangan,

42

Page 62: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Companies Listed on the Palestine Exchange (PEX)

aman, grey area, dan distress. 52% mengalami financial distress, 24% grey area, dan 24% di zona aman.

Perbedaan penelitian yang penulis buat dengan penelitian sebelumnya

adalah Peneliti menggunakan empat model yang dibandingkan yaitu model

Altman Modifikasi, model Zmijewski, model Grover, dan Model Springate.

Penulis juga menggunakan sektor yang berbeda dengan penelitian terdahulu

yaitu sektor pertambangan. Serta periode tahun yang digunakan 2012-2016

43

Page 63: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

C. Kerangka Pemikiran

Berikut adalah gambar kerangka pemikiran dari penelitian ini:

Analisis Perbandingan Model Prediksi Financial Distress (Studi Kasus Pada Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode tahun 2012-2016)

Laporan Keuangan Perusahaan Otomotif

Model

Zmijewski:

ETA

TDTA

CACL

Model Grover:

WCTA

EBITTA

NITA

Analisis Deskriptif

Model Springate:

WCTA

EBITTA

EBTCL

TSTA

Uji Beda Kriteria Matched Pair (sample paired t-test α = 5%)

Regresi Logistik

Uji Tingkat Akurasi dan Tingkat Kesalahan

Interpretasi

Kesimpulan

Uji Kelayakan Model Regresi (Hosmes and

Lemeshow α = 5%)

Uji Overall Model Fit (Beginning Block dan Model Summary α =

5%)

Uji Koefisien Regresi

(Variable in the Equation α = 5%)

Model Altman:

WCTA

EBITTA

RETA

BVEBVD

44

Page 64: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

D. Keterkaitan Antar Variabel

1. Rasio Working Capital To Total Assets dan Kondisi Financial Distress

Rasio working capital to total assets merupakan rasio yang

menunjukkan perbandingan modal kerja (aktiva lancar - hutang lancar)

dengan total aktiva. Setiap perusahaan dalam menajalankan aktivitas dan

operasinya selalu membutuhkan modal kerja (working capital). Semakin

besar aktiva lancar terhadap kewajiban lancar artinya perusahaan

mempunyai modal kerja positif yang menunjukan semakin besar

kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya (Widiyawati dkk,

2015).

Munawir (2002) mengatakan bahwa adanya modal kerja yang cukup

sangat penting bagi suatu perusahaan karena dengan modal kerja yang

cukup memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi dengan

seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan atau

menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis

keuangan. Jika, modal kerja bersih memiliki nilai negatif, maka berarti

perusahaan tersebut mengalami kesulitan likuiditas. Hal itu membuat

probabilitas terjadinya financial distress pada perusahaan semakin besar.

2. Rasio Retained Earning To Total Assets dan Kondisi Financial distress

Rasio retained earning to total assets menunjukan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan.

Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada para

pemegang saham (Sunyoto, 2013:33). laba ditahan nantinya akan menjadi 45

Page 65: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

sumber internal perusahaan untuk digunakan sebagai sumber pendanaan

perusahaan dalam melakukan pengeluaran modal atau investasi.

Rasio ini juga berpengaruh terhadap umur perusahaan karena

semakin lama perusahaan beroperasi memungkinkan untuk memperlancar

akumulasi laba ditahan. Adanya keuntungan akan memperbesar retained

earnings yang ini berarti akan memperbesar modal sendiri. Sebaliknya

adanya kerugian yang diderita akan memperkecil retained earnings yang

berarti akan memperkecil modal sendiri. Dengan kata lain rasio RETA

rendah menunjukan kemampuan aktiva perusahaan tidak produktif dan

semakin mempersulit keuangan perusahaan dalam pendanaan ataupun

investasi sehingga dapat menyebabkan terjadinya financial distress.

3. Rasio Earning Before Interest and Tax To Total Assets dan Kondisi

Financial Distress

Rasio Earning Before Interest and Tax To Total Assets merupakan

laba yang diperoleh perusahaan sebelum dikurangi dengan pajak dan

bunga. Rasio ini merupakan pengukuran produktivitas dari aktiva

perusahaan yang sesungguhnya terlepas dari pajak. Keadaan bangkrut

terjadi jika total kewajiban melebihi penilaian wajar perusahaan terhadap

aset perusahaan dengan nilai ditentukan oleh kemampuan aset

menghasilkan laba (Gamayuni, 2011). Semakin tinggi rasio ini berarti

semakin efektif dan efisiensi pengelolaan seluruh aktiva yang dimiliki

perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum pajak dan bunga. Apabila

perusahaan memiliki nilai rasio yang rendah maka dapat memicu 46

Page 66: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

terjadinya financial distress, karena perusahaan tidak mampu mengelola

seluruh aktivanya dalam menghasilkan laba sebelum pajak dan bunga.

4. Rasio Book Value Of Equity To Book Value Of Debt dan Kondisi

Financial Distress.

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban dengan nilai buku ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai

buku ekuitas memberikan informasi mengenai besarnya nilai dari sumber

daya atau modal yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai buku ekuitas dapat

dihitung dengan mengurangi jumlah total aset dengan jumlah total

kewajiban. Sedangkan nilai buku kewajiban memberikan informasi

mengenai besarnya jumlah hutang yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai

buku kewajiban dapat dihitung dengan menjumlahkan total kewajiban

jangka pendek dan total kewajiban jangka panjang.

Jika nilai rasio ini bersifat negatif (semakin kecil), hal tersebut

menandakan semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajibannya dari ekuitas, sehingga probabilitas financial

distress bagi perusahaan adalah semakin tinggi (Mochamad dan Tri,

2014).

5. Rasio Return On Assets (ROA) dan Kondisi Financial Distress

Rasio Return On Assets merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan aktiva yang dimilikinya (Kasmir, 2009:57). ROA yang

positif menunjukan keseluruhan aktiva yang dipergunakan untuk operasi 47

Page 67: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Begitupun

sebaliknya, ROA negatif menunjukan aktiva yang digunakan untuk

operasi perusahaan tidak mampu memberikan laba bagi perusahaan.

Semakin besar ROA menunjukan kinerja keuangan yang semakin baik,

karena tingkat pengembalian (return) semakin besar. Apabila ROA

meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat. Dengan demikian

semakin tinggi nilai rasio ROA maka semkain rendah kemungkinan

terjadinya financial distress. Sebaliknya, semakin rendah nilai rasio ROA

menunjukan kinerja keuangan perusahaan tidak baik dimana perusahaan

tidak mampu mengoptimalkan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan

keuntungan sehingga profitabilitas menurun dan memungkinkan

terjadinya financial distress semakin besar.

6. Rasio Total Debt to Total Assets dan Kondisi Financial Distress.

Rasio total hutang terhadap total aset, pada umumnya disebut rasio

hutang (debt ratio), mengukur persentase dana yang disediakan oleh

kreditur (Brigham dan Houston, 2001). Rasio ini menunjukkan proporsi

seluruh aktiva yang didanai oleh hutang. Dengan kata lain, menunjukan

seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar

hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelola aktiva. Semakin

banyak hutang perusahaan maka semakin tinggi kemungkinan perusahaan

tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditur.

Semakin tinggi rasio hutang maka semakin besar risiko keuangannya,

yang dimaksudkan dengan terjadinya peningkatan risiko adalah 48

Page 68: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

kemungkinan terjadinya default karena perusahaan terlalu banyak

melakukan pendanaan aktiva dari hutang, jadi apabila rasio TDTA

semakin besar dapat membahayakan perusahaan karena dengan hutang

yang semakin besar akan menyulitkan perusahaan untuk memperoleh

tambahan dana. Brigham dan Houston (2001) menjelaskan bahwa

kreditur akan enggan meminjamkan tambahan dana kepada perusahaan,

dan manajemen mungkin menghadapi risiko kebangkrutan jika

perusahaan meningkatkan rasio hutang dengan meminjam tambahan dana.

7. Rasio Lancar (Current Ratio) dan Kondisi Financial Distress

Rasio lancar (current ratio), merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan

aktiva lancarnya. Perusahaan yang mempunyai aktiva lancar lebih besar

dari kewajiban lancar dengan perbandingan 2:1 atau setidaknya rasio

lancar lebih dari 1 (satu), maka bisa dikatakan perusahaan dalam kondisi

yang likuid untuk menutup kewajiban lancarnya sehingga kecil

kemungkinan terjadi financial distress. Namun, apabila jumlah aktiva

lancar yang dimiliki perusahaan lebih rendah dari jumlah kewajiban

lancarnya, maka tidak akan cukup untuk menutup kewajiban lancar

perusahaa. Akibatnya perusahaan dapat mengalami kesulitan keuangan

dimana pembayaran kewajiban menajadi lambat dan dapat memicu untuk

melakukan pinjaman yang lebih banyak lagi. Brigham dan Houston

(2001) mengatakan apabila kewajiban lancar meningkat lebih cepat

49

Page 69: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

dibandingkan aktiva lancar, maka rasio lancar akan turun dan hal ini bisa

menimbulkan permasalahaan.

8. Rasio Net Profit Before Taxes to Current Liability dan Kondisi

Financial Distress

Perusahaan dengan rasio Net Profit Before Taxes to current liability

yang rendah menunjukan bahwa pihak manajemen tidak dapat mengelola

aktiva secara efektif. Rasio Net Profit Before Taxes to current liability

yang benilai sangat rendah disebabkan karena profitabilitas perusahaan

pada tahun ini mengalami kerugian yang mana bahwa biaya operasi selalu

lebih besar dari laba kotornya.

9. Rasio Sales To Total Assets dan Kondisi Financial distress

Rasio Sales To Total Assets atau disebut juga perputaran total aktiva

(total assets turnover ratio), yang dihitung dengan membagi penjualan

dengan total aktiva. Harahap (2002) mengatakan bahwa rasio ini

menunjukan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan

kata lain seberapa jauh kemampuan perusahaan dalam menggunakan

seluruh aktiva yang dimiliki untuk menciptakan penjualan, semakin besar

rasio ini semakin baik

Rasio perputaran total aktiva yang tinggi akan menunjukan semakin

efektif perusahaan dalam penggunaan aktivanya untuk menghasilkan

penjualan. Semakin efektif perusahaan menggunakan aktivanya untuk

menghasilkan penjualan diharapkan dapat memberikan keuntungan yang

semakin besar bagi perusahaan. Hal itu akan menunjukan semakin baik 50

Page 70: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

kinerja keuangan yang dicapai oleh perusahaan sehingga kemungkinan

terjadinya financial distress semakin kecil. Hanafi dan Halim (2005)

menjelaskan rasio yang tinggi biasanya menunjukan manajemen yang

baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen

mengevaluasi strategi, pemasaran, dan pengeluaran modalnya. Apabila

rasio ini rendah maka perusahaan tidak menghasilkan volume penjualan

yang cukup dibanding dengan investasi dalam aktivanya, hal ini

menunjukan kinerja yang tidak baik sehingga dapat mempengaruhi

keuangan perusahaan dan memicu terjadinya financial distress.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu anggapan yang masih harus di uji kebenarannya,

digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan

ataupun dasar untuk penelitian lebih lanjut. Hipotesis dapat diartikan sebagai

suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian ini

sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2002: 64).

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran diatas, diajukan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. H01: Model Altman, Zmijewski, Grover dan Springate tidak layak

digunakan dalam prediksi kondisi financial distress pada sektor

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ha1: Model Altman, Zmijewski, Grover dan Springate layak digunakan

dalam prediksi kondisi financial distress pada sektor pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 51

Page 71: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

2. H02: Tidak terdapat perbedaan tingkat akurasi dan kesalahan dari Model

Altman Modifikasi, Zmijewski, Grover dan Springate dalam

memprediksi kondisi financial distress pada sektor pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ha2: Terdapat perbedaan tingkat akurasi dan kesalahan dari Model

Altman Modifikasi, Zmijewski, Grover dan Springate dalam

memprediksi kondisi financial distress pada sektor pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

52

Page 72: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan berdasarkan laporan keuangan tahunan periode

2012-2016 yang di publikasi di Bursa Efek Indonesia dan telah di audit oleh

auditor independen. Adapun laporan keuangan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah neraca dan laporan laba (rugi) yang akan diubah menjadi

rasio-rasio keuangan untuk memprediksi financial distress pada perusahaan

sektor pertambangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat

kuantitatif, yaitu data yang berupa angka dan numeric.

Model prediksi financial distress yang akan dibandingkan dalam

penelitian ini adalah model Altman, model Zmijewski, model Grover, dan

model Springate. Adapun variabel-variabel yang dibahas dalam penelitian ini

meliputi variabel dependen dan independen. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah dummy yang berupa kategori 0 (distress) dan kategori 1

(non distress). Sedangkan variabel independennya adalah rasio keuangan

yang dugunakan untuk memprediksi kebangkrutan yaitu: WCTA, RETA,

EBITTA, BVEBVD, ROA, TDTA, CACL, EBTCL, TSTA.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat

dibedakan satu sama lain karena karakteristiknya (J. Supranto, 2008.)

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor 53

Page 73: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Terdapat 43

populasi sektor pertambangan yang terdaftar di BEI (dilihat

www.sahamok.com). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam seluruh sektor pertambangan.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah

metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria

tertentu sesuai dengan yang dikehendaki oleh peneliti. Adapun kriteria-

kriteria yang dipilih dalam penentuan sampel adalah :

1. Perusahaan sektor pertambangan yang memiliki laporan keuangan yang

dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2012-2016

secara terus-menerus.

2. Perusahaan menyampaikan laporan keuangan 31 Desember secara rutin

selama 5 tahun sesuai dengan periode penelitian yang diperlukan untuk

periode 2012-2016 (laporan keuangan per 31 Desember merupakan

laporan keuangan yang telah diaudit).

3. Perusahaan tidak melakukan merger dan akuisisi.

Kemudian kriteria khusus dalam penelitian ini digunakan untuk

menentukan apakah sebuah perusahaan mengalami kebangkrutan atau tidak.

Dalam kriteria ini sampel dibagi menjadi 2 kategori yaitu kategori 0 (distress)

dan kategori 1 (non distress). Kriteria khusus untuk sampel yang termasuk

dalam kategori 0 (distress) yaitu memiliki net operating income negatif

(Wibisono dkk, 2015).

54

Page 74: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Kriteria khusus untuk sampel yang termasuk dalam kategori 1 (non

distress), sebagai berikut:

1. Tidak memiliki net income negatif

2. Berasal dari tahun yang sama dengan sampel kategori 0 (distress)

3. Berasal dari sektor yang sama dengan sampel kategori 0 (distress)

Hasil pertimbngan dari kriteria sampel yang ditemukan diatas, didapatkan

sampel dengan kategori 0 (distress) dan sampel dengan kategori 1 (non

distress) sebagai berikut:

55

Page 75: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Tabel 3.1

Daftar Sampel Kategori 0 (Distress)

No. Nama Perusahaan Kode Tahun 1 Atlas Resources Tbk ARII 2012 2 Bara Jaya International Tbk ATPK 2012 3 Darma Henwa Tbk DEWA 2012 4 Atlas Resources Tbk ARII 2013 5 Bumi Resources Tbk BUMI 2013 6 Darma Henwa Tbk DEWA 2013 7 J Resources Asia Pasific Tbk PSAB 2013 8 Atlas Resources Tbk ARII 2014 9 Bayam Resources Tbk BYAN 2014 10 Cita Mineral Investindo Tbk CITA 2014 11 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 2014 12 Atlas Resources Tbk ARII 2015 13 Bara Jaya International Tbk ATPK 2015 14 Benakat Integra Tbk BIPI 2015 15 Bumi Resources Tbk BUMI 2015 16 Cita Mineral Investindo Tbk CITA 2015 17 Cakra Mineral Tbk CKRA 2015 18 Mitra Investindo Tbk MITI 2015 19 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 2015 20 Golden Eagle Energy Tbk SMMT 2015 21 SMR Utama Tbk SMRU 2015 22 Atlas Resources Tbk ARII 2016 23 Bara Jaya International Tbk ATPK 2016 24 Bumi Resources Tbk BUMI 2016 25 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 2016 26 Golden Eagle Energy Tbk SMMT 2016 27 Cita Mineral Investindo Tbk CITA 2016 28 Central Omega Resources Tbk DKFT 2016 29 SMR Utama Tbk SMRU 2016 30 Mitra Investindo Tbk MITI 2016

Sumber: www.idx.co.id (data diolah)

56

Page 76: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Tabel 3.2

Daftar Sampel Kategori 1 (Non Distress)

No. Nama Perusahaan Kode Tahun 1 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 2012 2 Adaro Energy Tbk ADRO 2012 3 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 2012 4 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 2013 5 Citatah Tbk CTTH 2013 6 Delta Dunia Makmur Tbk DOID 2013 7 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 2013 8 Citatah Tbk CTTH 2014 9 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 2014 10 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 2014 11 Petrosea Tbk PTRO 2014 12 Citatah Tbk CTTH 2015 13 Adaro Energy Tbk ADRO 2015 14 Petrosea Tbk PTRO 2015 15 Resources Alam Indonesia Tbk KKGI 2015 16 Timah Tbk TINS 2015 17 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 2015 18 Delta Dunia Makmur Tbk DOID 2015 19 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 2015 20 Golden Energy Mines Tbk GEMS 2015 21 Vale Indonesia Tbk INCO 2015 22 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 2016 23 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 2016 24 Citatah Tbk CTTH 2016 25 Adaro Energy Tbk ADRO 2016 26 Delta Dunia Makmur Tbk DOID 2016 27 Golden Energy Mines Tbk GEMS 2016 28 Petrosea Tbk PTRO 2016 29 Medco Energi International Tbk MEDC 2016 30 Timah Tbk TINS 2016

Sumber: www.idx.co.id (data diolah)

57

Page 77: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

C. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang diperlukan dalam Penelitian

menggunakan metode dokumentasi dan metode pencarian. Metode

dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang berkaitan

dengan penelitian. Sedangkan Metode pencarian dilakukan dengan cara

mencari informasi melalui jurnal dan data yang tersedia melalui website resmi

yang terdapat di internet. Peneliti memperoleh data-data penelitian yang

bersumber dari:

1. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari data yang

sudah dipublikasikan dan merupakan sumber yang terpercaya. Data

sekunder yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data laporan

keuangan tahuan perusahaan pertambangan yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia selama periode tahun 2012 sampai dengan 2016 yang diperoleh

dari website resmi Indonesia Stock Exchange (IDX), Saham Ok, Jurnal,

dan internet.

2. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan (Library Research), dalam hal ini peneliti

mempelajari dan memahami buku-buku ysng memuat teori yang

berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, yaitu melalui buku,

jurnal, tesis, laporan penelitian, dan perangkat lainnya yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti. Hal ini dapat membantu memecahkan

58

Page 78: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

masalah yang sedang diteliti dan hasilnya akan dijadikan bahan

perbandingan terhadap informasi yang di dapatkan di lapangan.

D. Metode Analisis Data

1. Uji Deskriptif

Uji deskriptif adalah metode analisis yang bertujuan mendeskripsikan

dan menjelaskan sesuatu hal apa adanya. Biasanya parameter analisis

deskriptif adalah mean, median, modus (mode) persentasi, persentil, dan

sebagainya.

2. Uji Beda Matched Pair (Paired Sample t-test)

Setelah semua data sampel terkumpul, tahap pertama yang dilakukan

adalah uji beda rata-rata sampel berpasangan (paired sample t-test) atas

TA (total assets). Pada umumnya, uji t-test digunakan untuk menganalisa

ada tidaknya perbedaan rata-rata atau nilai tengah diantara dua kelompok

data. Namun, uji t-test dapat juga digunakan untuk mengalisis apakah

suatu data menyimpang dari standar yang telah ditentukan (Meiliawati,

2016).

Uji beda rata-rata sampel berpasangan ini dilakukan untuk

membuktikan bahwa TA (total assets) dari kedua kategori sampel yang

diteliti tidak memiliki perbedaan yang signifikan dan ketentuan matched

pair terpenuhi. Sampel berpasangan adalah sebuah sampel dengan subjek

yang sama namun mengalami perlakuan yang berbeda. Pengambilan

keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas sig

59

Page 79: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

dengan nilai α = 5%. Maka hipotesisi dari uji beda rata-rata berpasangan

atas TA (total assets) adalah:

H0: tidak ada perbedaan rata-rata antara total aset dua kategori

Sampel

Ha: ada perbedaan rata-rata antara total aset kedua kategori sampel

Sedangkan berikut ini adalah cara pengambilan keputusan dengan

melihat nilai probabilitas sig, yaitu:

Jika probabilitas sig > 0,05 maka H0 diterima

Jika probabilitas sig < 0,05 maka H0 ditolak

3. Analisis Regresi Logistik

Setelah data memenuhi ketentuan matched pair maka tahap

selanjutnya yang harus dilakukan untuk menjawab masalah pertama

dalam penelitian ini. Masalah pertama dimaksudkan untuk mengetahui

apakah keempat model yang diteliti, yaitu model Altman, Zmijewski,

Grover, dan Springate layak dan dapat diterima sebagai alat prediksi

financial distress. untuk menjawab masalah penelitian ini digunakan alat

regresi logistik yang diolah dengan menggunakan software SPSS 16.

Regresi logistik merupakan suatu teknik untuk membuat prediksi

terhadap variabel tergantung berskala nominal (variabel dummy) dengan

menggunakan variabel bebas berskala interval. Regresi logistik

merupakan bentuk khusus regresi yang diformulasikan untuk

memprediksi dan menerangkan satu variabel kategoris biner. Regresi

60

Page 80: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

logistik disebut juga regresi biner karena variabel dependen yang

diprediksi merupakan variabel binner atau kategoris (Sarwono, 2013:18).

Maka model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Binary Logistic Regression. Dimana variabel dependen berupa

data kategori 0 yaitu perusahaan yang distress dan kategori 1 yaitu

perusahaan yang non distress. model regresi yang digunakan adalah

sebagai berikut:

a. Model Altman

Keterangan:

= Probabilitas perusahaan yang mengalami distress

atau non distress

b0 = Konstanta

b1 – b6 = Koefisien variabel bebas

prediksi financial distress (1 jika non distress, 0 jika distress)

WCTA : working capital/total assets

RETA : retained earnings/total assets

EBITTA :earnings before interest and taxes/total assets

BVEBVD : Book value of equity/book value of debt

Ln = b0 + b1 WCTA + b2 RETA + b3 EBITTA + b4 BVEBVD + Σ

61

Page 81: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

b. Model Zmijewski

Keterangan:

= Probabilitas perusahaan yang mengalami distress

atau non distress

b0 = Konstanta

b1 – b6 = Koefisien variabel bebas

prediksi financial distress (1 jika non distress, 0 jika distress)

ROA : net income/total assets

TDTA : total debt/total assets

CACL : current assets/current liabilities

c. Model Grover

Keterangan:

= Probabilitas perusahaan yang mengalami distress

atau non distress

b0 = Konstanta

b1 – b6 = Koefisien variabel bebas

prediksi financial distress (1 jika non distress, 0 jika distress)

WCTA : working capital/total assets

RETA : retained earnings/total assets

ROA : net income/total assets

Ln = b0 + b1 ROA + b2 TDTA + b3 CACL + Σ

Ln = b0 + b1 WCTA + b2 EBITTA + b3 ROA + Σ

62

Page 82: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

d. Model Zmijewski

Keterangan:

= Probabilitas perusahaan yang mengalami distress

atau non distress

b0 = Konstanta

b1 – b6 = Koefisien variabel bebas

prediksi financial distress (1 jika non distress, 0 jika distress)

WCTA : working capital/total assets

EBITTA : earnings before interest and taxes/total assets

EBTCL : earnings before taxes/current liabilities

TSTA : total sales/total assets

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam regresi binari logitik:

1) Menilai Kelayakan model Regresi

Kelayakan model regresi dapat dilihat pada nilai Hosmer-

Lemeshow test untuk melihat kecocokan model untuk regresi

logistik. Pengambilan keputusan dengan melakukan

perbandingan nilai probabilitas sig pada nilai α = 5%. Maka

hipotesis dari uji kelayakan model regresi adalah sebagai berikut:

H0: Model dapat diterima karena model dapat memprediksi

nilai observasinya.

Ha: Model tidak dapat diterima karena model tidak dapat

Ln = b0 + b1 WCTA + b2 EBITTA + b3 EBTL + b4 TSTA + Σ

63

Page 83: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

memprediksi nilai observasinya.

Dengan menggunakan dasar keputusan (Sarwono, 2013:158)

adalah:

Jika probabilitas sig > 0,05, maka H0 diterima

Jika probabilitas sig < 0,05, maka H0 ditolak

2) Menilai keseluruhan model (overall model fit)

Untuk melihat kelayakan model keseluruhan dapat dilihat

dengan pada nilai Loglikelihood pada block 0 beginning block

dan pada block 1 model summary. Apabila nilai Loglikelihood

mengalami penurunan bada block 1 dari block 0 maka model

regresi kedua menjadi lebih baik untuk memprediksi kondisi

financial distress. kita juga dapat melihat nilai Nagelkerke R

Square yang sama halnya Sum of Square pada regresi. yang dapat

menjelaskan seberapa besar variabel independen dapat

menjelaskan variabel dependen.

3) Menguji koefisien regresi

Menguji koefisien regresi dilihat dari tabel variabel in the

equation. Pada tabel variabel in the equation tabel sig,

menunjukan apakah variabel bebas memiliki pengaruh terhadap

varibel terikat, hal ini dapat dilakukan pengamatan dengan

menilai jika nilai sig < α = 5%, maka dapat dikatakan variabel

bebas berpengaruh signifikansi terhadap variabel bebas.

64

Page 84: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

4. Tingkat akurasi dan kesalahan model

Perhitungan tingkat akurasi dilakukan dengan menggunakan data -

data keuangan dari masing-masing sampel. Data keuangan tersebut akan

menghasilkan rasio-rasio yang nantinya akan digunakan menjadi variabel

dari masing-masing model prediksi yang digunakan (Novietta, 2017).

Variabel tersebut kemuadian dihitung berdasarkan masing-masing model

prediksi dengan menggunakan software microsoft excel. Dari hasil

perhitungan tersebut dapat diketahui perusahaan mana saja yang

diprediksi mengalami kebangkrutan atau tidak sesuai dengan nilai cutoff

point masing-masing model. Setelah perhitungan model yang dilakukan,

maka dapat dihitung tingkat akurasi masing-masing model yang diteliti.

Hal ini dimaksudkan untuk menjawab masalah dalam penelitian ini.

Hasil perhitungan dari masing-masing model tersebut kemudian

dibandingkan dengan kategori-kategori sampel yang telah dibuat

sebelumnya. Sebagai contoh, jika sebuah sampel dari kategori 0 (distress)

diprediksi tidak mengalami kebangkrutan oleh model Grover, maka

prediksi tersebut salah. Perbandingan tersebut terus dilakukan terhadap

semua sampel yang ada dengan semua model prediksi yang digunakan.

Setelah semua sampel selesai dibandingkan, maka akan diperoleh hasil

prediksi yang benar dan salah. Dari hasil tersebut dapat diketahui tingkat

akurasi dan tingkat kesalahan dari masing-masing model prediksi.

Tingkat akurasi menunjukan berapa persen model dapat memprediksi

65

Page 85: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

dengan benar dari keseluruhan sampel yang ada. Tingkat akurasi dapat

dihitung dengan cara sebagai berikut:

Kemudian yang menajdi pertimbangan lainnya adalah tingkat

kesalahan yang muncul dari masing-masing model prediksi . tingkat

kesalahan dibagi menjadi 2 jenis (Meiliawati, 2016), yaitu:

a. Type I error

Merupakan kesalahan yang terjadi jika model memprediksi sampel

“non distress” padahal kenyataannya “distress” tingkat kesalahan ini

dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

b. Type II error

Merupakan kesalahan yang terjadi jika model memprediksi sampel

“distress” padahal kenyataannya “non distress”. Tingkat kesalahan ini

dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

E. Operasional variabel penelitian

Dalam penelitian ini digunakan alat analisis data berupa logistik . variabel-

variabel yang diteliti dibagi menjadi dua, yaitu:

Tingkat akurasi = Jumlah prediksi benar x 100% Jumlah sampel

Type I error = Jumlah kesalahan type I x 100% Jumlah sampel

Type II error = Jumlah kesalahan type II x 100% Jumlah Sampel

66

Page 86: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

1. Variabel dependen atau variabel terikat yaitu variabel yang menjadi

perhatian utama peneliti, dengan kata lain variabel dependen merupakan

variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi

(Sekaran, 2015). Didalam penelitian ini yang menjadi variabel dependent

adalah financial distress. Dimana financial distress adalah tahapan

penurunan kondisi keuangan suatu perusahaan sebelum terjadinya

kebangkrutan ataupun likuidasi.

2. Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi variabel terikat, entah secara positif maupun secara

negatif. Dengan kata lain varians variabel terikat ditentukan oleh variabel

bebas (Sekaran, 2015), yaitu:

a. Model Altman Modifikasi

Dimana:

WCTA = working capital/total assets

RETA = retained earnings/total assets

EBITTA = earnings before interest and taxes/total

assets

BVEBVD = Book value of equity/book value of debt

Bila Z-score > 2,6, non distress

Bila Z-score < 2,6, distress

b. Model Zmijewski

Z = 1,2 WCTA + 1,4 RETA + 3,3 EBITTA + 0,6 BVEBVD

X = -4,3 – 4,5 ROA + 5,7 TDTA – 0,004 CACL

67

Page 87: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Dimana:

ROA = net income/total assets

TDTA = total debt/total assets

CACL = current assets/current liabilities

Jika X-score > 0 distress

Jika X-score < 0 non distress

c. Model Grover

Dimana:

WCTA = working capital/total assets

EBITTA = earnings before interest and

taxes/total assets

ROA = net income/total assets

Bila G-score ≤ 0,02 distress

Bila G-score > 0,02 non distress

d. Model Springate

Dimana:

WCTA = working capital/total assets

EBITTA = earnings before interest and taxes/total

EBTCL = earnings before taxes/current liabilities

TSTA = total sales/total assets

Score = 1,650 WCTA + 3,404 EBITTA – 0,01 ROA + 0,0057

S = 1,03 WCTA + 3,07 EBITTA + 0,66 EBTCL + 0,4 TSTA

68

Page 88: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Bila S-score < 0,862, distress

Bila S-score > 0,862, non distress

Berikut ini adalah tabel yang menunjukan semua variabel independen

yang digunakan dalam penelitian:

Tabel 3.3

Daftar Seluruh Variabel Independen

No. Variabel Deskripsi

1. WCTA Working Capital/Total Assets

2. RETA Retained Earnings/Total Assets

3. EBITTA Earnings Before Interest and Taxes/Total Assets

4. MVEBVD Market Value of Equity/Book Value of Debt

5. ROA Net Income/Total Assets

6. TDTA Total Debt/Total Assets

7. CACL Current Assets/Current Liabilities

8. EBTCL Earnings Before Taxes/Current Liabilities

9. TSTA Total Sales/Total Assets

69

Page 89: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

Sektor pertambangan di Indonesia merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi suatu Negara, karena perannya

sebagai sumber daya energi seperti batubara, minyak dan gas bumi, logam

dan mineral, dan batu-batuan yang sangat diperlukan bagi masyarakat luas

dan bagi pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan berkelanjutan. Dari masa

ke masa perusahaan pertambangan semakin bertambah karena perusahaan

tambang memiliki potensi yang kaya dan perusahaan semakin terbuka untuk

melakukan eksplorasi sumber daya tambang tersebut. Perusahaan

pertambangan memiliki kegiatan usaha seperti eksporasi usmber daya,

produksi, dan pengelolaan sebagai kesatuan usaha atau bentuk usaha terpisah.

Menurut Herliansyah (2012), sifat dan karakteristik industri pertambangan

memiliki perbedaan dengan industri lainnya. Salah satunya industri

pertambangan memerlukan biaya investasi yang sangat besar, berjangka

panjang, sarat risiko, dan adanya ketidakpastian yang tinggi.

Perusahaan pertambangan dipilih karena perusahaan pertambangan juga

merupakan perusahaan yang dalam kegiatannya melakukan pengelolaan

sumber daya dan transaksi ekonomi yang melibatkan banyak pihak, yaitu

stakeholder (investor, kreditur, pemasok, konsumen, dll). Perusahaan yang

melakukan aktivitas ekonomi yang melibatkan banyak pihak maka cenderung 70

Page 90: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

menimbulkan banyak risiko sehingga diharapkan memiliki hubungan dengan

pengungkapan risiko yang dilakukan oleh perusahaan.

Berdasarkan Kepala Badan Kodinasi Penanaman Modal (BKPM)

menyebutkan bahwa sektor pertambangan menyerap investasi terbesar pada

periode 2015 yaitu sebesar Rp. 15 triliun atau 12%.

Daftar perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdari dari industri

penghasil bahan baku, industri pengolahan atau manufaktur, dan industri jasa.

Terhitung pada tahun 2016 jumlah perusahaan publik yang terdaftar du Bursa

Efek Indonesia (BEI) sebanyak 539 perusahaan, dan seiring dengan

perkembangan usaha pertambangan di Indonesia, jumlah perusahaan

pertambangan yang terdaftar di BEI berjunlah 43 perusahaan tambang hingga

tahun 2016. Perusahaan tambang dibagi menjadi lima subsektor yang meliputi

subsektor batu bara, subsektor logam dan mineral lainnya, subsektor minyak

dan gas bumi, subsektor batu-batuan, subsektor lainnya.

B. Uji Statistik Deskriptif

Tahap pengujian yang dilakukan pertama adalah uji statistik deskriptif. Uji

statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai

maksimum, nilai rata-rata dan standar deviasi yang digunakan dalam

penelitian. Untuk melakukan analisis statistik deskriptif, sampel akan dibagi

menjadi dua kategori, yaitu kategori 0 (distress) dan kategori 1 (non distress).

Dengan menggunakan software SPSS 16 berikut hasil uji statistik deskriptif

untuk kategori 0 (distress):

71

Page 91: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Tabel 4.1

Analisis Statistik Deskriptif Kategori 0 (Distress)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

WCTA 30 -1.45 .40 -.0870 .35885 RETA 30 -1.32 .41 -.1957 .38422 EBITTA 30 -.28 .03 -.0643 .06642 BVEBVD 30 .02 6.29 1.3431 1.32674 ROA 30 -.83 .04 -.1377 .18638 TLTA 30 .04 1.90 .6513 .37987 CACL 30 .10 7.54 1.2107 1.43958 EBTCL 30 -4.28 -.00 -.5580 .81838 TSTA 30 .00 1.20 .2137 .28304 Valid N (listwise) 30

Sumber: data diolah, SPSS 16

Pada tabel diatas dapat dilihat nilai rata-rata dan standar deviasi dari

masing-masing variabel independen kategori 0 (distress) yang digunakan

dalam penelitian ini. Dari tabel tersebut dapat dilihat variabel WCTA

(working capital/total assets) pada kategori 0 (distress) memiliki nilai rata-

rata sebesar -0,0870 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,35885. Variabel

RETA (Retained earnings/total assets) pada kategori 0 (distress) memiliki

nilai rata-rata sebesar -0,1957. sedangkan untuk nilai standar deviasinya yaitu

sebesar 0,38422. Variabel EBITTA (earnings before interest and taxes/total

assets) pada kategori 0 (distress) memiliki nilai rata-rata sebesar -0,0633

dengan nilai standar deviasi sebesar -0,06622. Untuk nilai rata-rata variabel

BVEBVD (book value of equity/book value of debt) pada kategori 0 (distress)

yaitu sebesar 1,3441 dengan nilai standar deviasi sebesar 1,32579. Nilai rata

rata ROA (net income/total assets) pada kategori 0 (distress) sebesar -0,1386,

sedangkan nilai standar deviasinya sebesar 0.18629. 72

Page 92: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Nilai rata-rata dari variabel TLTA (total liabilities/total assets) pada

kategori 0 (distress) yaitu sebesar 0,6507 dengan nilai standar deviasi sebesar

0.37930. untuk variabel CACL (current assets/current Liabilities) pada

kategori 0 (distress) memiliki nilai rata-rata sebesar 1,2112 dengan nilai

standar deviasi sebesar 1,43934. Variabel EBTCL (earnings before

taxes/current liabilities) pada kategori 0 (distress) memiliki nilai rata-rata

sebesar -0.5587, sedangkan nilai standar deviasi sebesar 0.81802. dan yang

terakhir adalah variabel TSTA (total sales/total assets) pada kategori 0

(bangkrut) yang memiliki nilai rata-rata yaitu 0.2134 dan memiliki nilai

standar deviasi sebesar 0.28355.

Setelah uji statistik deskriptif dilakukan pada kategori 0 (distress)

selanjutnya adalah melakukan uji statistik deskriptif pada kategori 1 (non

distress), dengan menggunakan software yang sama yaitu SPSS 16, maka

hasil dari uji statistik deskriptif kategori 1 (non distress) adalah sebagai

berikut:

73

Page 93: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Tabel 4.2

Analisis Statistik Deskriptif Kategori 1 (Non Distress)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

WCTA 30 .05 .55 .2093 .11234 RETA 30 -1.38 .96 .1920 .53729 EBITTA 30 .00 .37 .1093 .08570 BVEBVD 30 .04 9.93 2.4756 2.97852 ROA 30 -.03 .29 .0640 .07863 TDTA 30 .20 .94 .4790 .20795 CACL 30 1.08 4.92 2.1357 .87774 EBTCL 30 -.13 2.21 .4767 .51531 TSTA 30 .17 1.64 .7920 .37458 Valid N (listwise) 30

Sumber: Data Diolah, SPSS 16

Pada tabel diatas dapat dilihat nilai rata-rata dan standar deviasi dari

masing-masing variabel independen kategori 1 (non distress) yang digunakan

dalam penelitian ini. Variabel WCTA (working capital/total assets) pada

kategori 1 (non distress) nilai rata rata yaitu sebesar 0,2093, untuk nilai

standar deviasi sebesar 0,11234. Variabel RETA (retained earnings/total

assets) pada kategori 1 (non distress) memiliki nilai rata-rata yaitu 0,1920 dan

nilai standar deviasi sebesar 0,53729. Selanjutnya yaitu variabel EBITTA

(earnings before interest and taxes/total assets) pada kategori 1 (non distress)

yang memiliki nilai rata-rata sebesar 0,1093 dan memiliki standar deviasi

sebesar 0,08570. Variabel BVEBVD (book value of equity/ book value of

debt) pada kategori 1 (non distress) dengan nilai rata-rata 2,4763, sedangkan

nilai standar deviasi sebesar 2,97828. Kemudian variabel ROA (net

74

Page 94: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

income/total assets) pada kategori 1 (non distress) nilai rata-rata sebesar

0.0640 dengan nilai standar deviasi sebesar 0.07863.

Untuk nilai rata-rata dari variabel TLTA (total liabilities/total assets) yaitu

sebesar 0,4790 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,20795. Variabel CACL

(current assets/current liabilities) pada kategori 1 (non distress) memiliki

rata-rata 2,1357, dengan standar deviasi 0,87774. Selanjutnya variabel

EBTCL (earnings before taxes/current liabilities) pada kategori 1 (non

distress) dengan nilai rata-rata 0,4767 dan nilai standar deviasi sebesar

0,51531. Dan variabel terakhir TSTA (total sales/total assets) memiliki nilai

rata-rata sebesar 0,7920 dengan snilai standar deviasinya yaitu 0,37458.

C. Uji Beda Matched Pair (Paired Sample t-test)

Uji beda matched pair ini dilakukan untuk memastikan apakah kategori

sampel telah sesuai dengan kriteria matched pair, maka dari itu perlu

dilakukan uji beda rata-rata pada total aset perusahaan yang masuk ke dalam

masing-masing kategori sampel. Uji ini dilakukan sebelum melakukan uji

regresi logistik untuk mengetahui tingkat akurasi dari masing-masing model

prediksi. Setelah dilakukan uji beda rata-rata pada total aset kedua kategori

sampel menggunakan software SPSS 16, makan akan diperoleh hasil output

seperti berikut ini:

75

Page 95: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Tabel 4.3

Uji Beda Kriteria Matched Pair

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 TA_0 - TA_1 -9.556E9 3.323E10 6.067E9 -2.196E10 2.851E9 -1.575 29 .126

Sumber: Data Diolah, SPSS 16

Dapat dilihat tabel output diatas, nilai Sig (2-tailed) yang diperoleh adalah

0,126 dan nilai tersebut lebih besar dari α (0.126>0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata pada total aset antara dua

kategori sampel. Hal ini berarti sampel memenuhi kriteria matched pair dan

dapat digunakan untuk tahap penelitian selanjutnya.

D. Regresi Logistik

Setelah melakukan uji beda matched pair, dan data masuk kedalam kriteria

matched pair. Maka untuk menjawab hipotesis pertama dalam penelitian ini

dilakukan uji regresi logistik untuk mengetahui apakah model Altman,

Zmijewski, Grover dan Springate layak digunakan sebagai model prediksi

financial distress perusahaan pada masing-masing model.

1. Model Altman Modifikasi

Kelayakan model regresi logistik dinilai dengan menggunakan Hosmer

and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Dengan menggunakan α = 5%,

76

Page 96: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

maka hipotesis dari Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test ini

adalah:

H0: Model Altman dapat diterima karena model altman dapat

memprediksi nilai observasinya.

Ha: Model Altman tidak dapat diterima karena model altman tidak

dapat memprediksi nilai observasinya.

Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit ≤ 0,05, maka

hipotesis nol ditolak. Sebaliknya, Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit > 0,05 maka hipotesis nol diterima. Data yang digunakan

pada uji regresi model Altman berasal dari tahun 2012-2016. Berikut ini

adalah tabel yang menunjukan hasil uji Hosmer and Lemeshow pada

model Altman, yaitu:

Tabel 4.4

Uji Hosmer and Lemeshow Model Altman Modifikasi

Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square Df Sig. 1 7.984 8 .435

Sumber: data diolah, SPSS 16

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa model Altman memiliki nilai

chi-square sebesar 7,984 dengan nilai sig yang lebih besar dari α (0.435 ≥

0,05), maka dapat dikatakan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya,

bahwa model Altman dapat diterima karena model dapat memprediksi

nilai observasinya. Setelah melakukan uji Hosmer and Lemeshow, yang

77

Page 97: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

harus diuji selanjutnya adalah untuk menilai keseluruhan model (overall

model fit), berikut adalah hasil output dari uji overall model fit:

Tabel 4.5

Block 0: Beginning Block Model Altman Modifikasi

Tabel 4.6

Block 1: Model Summary Model Altman Modifikasi

Model Summary

Step -2 Log

likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square 1 47.092a .451 .602 Sumber: data diolah, SPSS 16

Dari hasil output regresi logistik model Altman pada tabel 4.5 dan 4.6

dengan menilai menggunakan -2Loglikelihood, jika terjadi penurunan dari

block 0 ke block 1 maka dapat diasumsikan model regresi kedua menjadi

lebih baik.

Pada block 0 nilai -2Loglikelihood sebesar 83,111 dan pada block 1

nilai -2Loglikelihood sebesar 47,092. Dari hasil tersebut dapat

diasumsikan bahwa model regresi kedua lebih baik untuk memprediksi

Iteration History

Iteration -2 Log

likelihood Coefficients

Constant Step 0 1 83.111 .067

2 83.111 .067 Sumber: data diolah, SPSS 16

78

Page 98: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

kondisi financial distress perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

Pada tabel 4.6 juga dapat terlihat nilai pada kolom Nagelkerke R

Square dan Cox & Snell R Square. Nilai ini sama halnya dengan Sum of

Square pada model regresi. Hasil dari output menunjukan nilai

Nagelkerke R Square sebesar 0,602 lebih besar dari nilai Cox & Snell R

Square yang hanya sebesar 0,451, hal ini menunjukan bahwa kemampuan

keempat variabel bebas dalam menjelaskan varians financial distress

sebesar 60,2% dan terdapat 39,8% faktor lain yang menjelaskan varians

financial distress diluar model Altman. Tahap selanjutnya adalah untuk

menguji koefisien regresi dalam model Altman. Berikut adalah tampilan

output dari uji koefisien regresi model Altman:

Tabel 4.7

Uji Koefisien Regresi Model Altman Modifikasi

Variables in the Equation B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) Step 1a WCTA 10.764 3.182 11.443 1 .001 4.729E4

RETA 1.468 .795 3.411 1 .065 4.342 EBITTA -.072 .186 .150 1 .699 .931 BVEBVD .450 .195 5.307 1 .021 1.568 Constant -.746 1.230 .368 1 .544 .474

Sumber: data diolah, SPSS 16

Dari hasil pengamatan tabel variabel in the equation pada model

Altman, model regresi yang digunakan adalah:

79

Page 99: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Hasil pengujian dari signifikansi model ini terlihat bahwa variabel

RETA tidak mempengaruhi kondisi financial distress, karena nilai sig

lebih besar dari nilai α (0,065 > 0,05), ini artinya variabel RETA tidak

signifikan. Variabel EBITTA juga tidak mempengaruhi kondisi financial

distress karena memiliki nilai sig lebih besar dari α (0,699 > 0,05), ini

artinya variabel EBITTA juga tidak signifikan.

Sedangkan variabel WCTA mempengaruhi kondisi financial distress

perusahaan karena memiliki nilai sig lebih kecil dari nilai α (0,001 <

0,05), artinya bahwa variabel WCTA signifikan. Variabel lain yaitu

BVEBVD juga mempengaruhi kondisi financial distress karena memiliki

nilai sig lebih kecil dari nilai α (0,021 < 0,05), artinya bahwa variabel

BVEBVD signifikan. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa model

Altman hanya memiliki variabel WCTA dan BVEBVD yang memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kondisi financial distress perusahaan,

sedangkan variabel lain seperti RETA dan EBITTA tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kondisi financial distress perusahaan.

2. Model Zmijewski

Sama halnya dengan model Altman, data yang digunakan dalam

model Zmijewski merupakan data tahun 2012 – 2016. Kelayakan model

regresi logistik dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit Test. Sama seperti model Altman uji yang dilakukan ini

Ln = -0,729 + 10,764 WCTA + 1,468 RETA – 0,072 EBITTA + 0,450 BVEBVD

80

Page 100: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

menggunakan α = 5%. Berikut ini adalah tabel yang menunjukan hasil uji

Hosmer and Lemeshow pada model Zmijewksi, yaitu:

Tabel 4.8

Uji Hosmer and Lemeshow Model Zmijewski

Sumber: Data Diolah, SPSS 16

Dapat dilihat diatas bahwa model Zmijewski memiliki nilai chi-square

sebesar 14,237 dengan nilai sig 0,076 lebih besar dari nilai α yang telah

ditentukan, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak.

Artinya model Zmijewski dapat diterima karena model ini dapat

memprediksi nilai observasinya.

Setelah melakuka uji Hosmer and Lemeshow, selanjutnya yang harus

diuji adalah overall model fit. Uji overall model fit untuk menilai

keselurahan model. Berikut ini adalah hasil output dari uji overall model

fit:

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 14.237 8 .076

81

Page 101: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Tabel 4.9

Block 0: Beginning Block Model Zmijewski

Tabel 4.10

Block 1: Model Summary Model Zmijewski

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 54.122a .383 .511

Sumber: Data Diolah, SPSS 16

Dari hasil output keseluruhan model regresi pada model Zmijewski

diatas dengan menilai menggunakan -2Loglikelihood. Pada block 0 nilai -

2Loglikelihood sebesar 83,111 dan pada block 1 nilai -2Loglikelihood

sebesar 54,122 . Terjadi penurunan dari block 0 ke block 1 maka dapat

diasumsikan bahwa model regresi kedua menjadi lebih baik untuk

memprediksi kondisi financial distress perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

Pada tabel 4.10 juga dapat terlihat nilai Nagelkerke R Square dan Cox

& Snell R Square, yang sama halnya dengan Sum of Square pada model

regresi. Hasil dari output diatas menunujkan nilai Nagelkerke R Square

sebesar 0,511 lebih besar dari nilai Cox & Snell R Square yang hanya

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 83.111 .067

2 83.111 .067

Sumber: Data Diolah, SPSS 16

82

Page 102: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

sebesar 0,383, hal ini menunjukan bahwa kemampuan tiga variabel bebas

dalam menjelaskan varians financial distress adalah sebesar 51,1% dan

terdapat 48,9% faktor lain yang menjelaskan varians financial distress

diluar model Zmijewski.

Tahap selanjutnya adalah uji menggunakan koefisien regresi dalam

model Zmijewski berikut ini adalah output dari uji koefisien regresi

model Zmijewski:

Tabel 4.11

Uji Koefisien Regresi Model Zmijewski

Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step 1a ROA .453 .192 5.549 1 .018 1.573

TDTA -.824 1.587 .269 1 .604 .439

CACL -.924 .317 8.507 1 .004 .397

Constant -2.519 1.262 3.986 1 .046 .081

Sumber: Data Diolah, SPSS 16

Dari Zmijewski tersebut model regresi logistik yang digunakan adalah:

Hasil pengujian signifikansi model ini terlihat bahwa hanya variabel

TDTA yang tidak mempengaruhi kondisi financial distress karena

memiliki nilai sig lebih besar dari nilai α (0,604 > 0,05), ini berarti

variabel TDTA tidak signifikan.

Ln = -2,519 + 0,453 ROA – 0,824 TDTA – 0,924 CACL

83

Page 103: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Sedangkan variabel ROA memprengaruhi kondisi financial distress,

karena memiliki nilai sig lebih kecil dari nilai α (0,018 < 0,05), itu artinya

variabel ROA signifikan. Variabel CACL juga memiliki pengaruh

terhadap kondisi financial distress, karena memiliki nilai sig lebih kecil

dari nilai α (0,004 < 0,05), ini berarti variabel CACL juga signifikan

3. Model Grover

Sama seperti kedua model sebelumnya, data yang digunakan

menggunakan data periode tahun 2012-2016. Kelayakan model regresi

dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit

Test. Uji yang dilakukan model Springate juga menggunakan α = 5%.

Berikut ini adalah tabel yang menunjukan hasil uji Hosmer and

Lemeshow pada model Grover:

Tabel 4.12

Uji Hosmer and Lemeshow Model Grover

Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square Df Sig.

1 1.022 8 .998

Sumber: data diolah, SPSS 16

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa model Grover memiliki nilai chi-

square sebesar 1,022 dengan nilai sig lebih besar dari α (0,998 > 0,05),

maka dapat diartikan bahwa H0 diterima dan Ha di tolak. Artinya, model

Grover dapat diterima karena model ini dapat memprediksi nilai

observasinya.

84

Page 104: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Setelah uji Hosmer and Lemeshow dilakukan, yang harus diuji

selanjutnya adalah untuk menilai keseluruhan model (overall model fit),

berikut adalah hasil output dari uji overall model fit:

Tabel 4.13

Block 0: Beginning Block Model Grover

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 83.111 .067

2 83.111 .067

Sumber: data diolah, SPSS 16

Tabel 4.14

Block 1: Model Summary Model Grover

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 24.224a .625 .834

Sumber: data diolah, SPSS 16

Dari hasil output keseluruhan model regresi pada tabel 4.13 dan 4.14

dengan menilai menggunakan -2Loglikelihood, jika terjadi penurunan

pada block 1 dengan nilai sebesar 24,224 dari block 0 dengan nilai sebesar

83,111 maka dapat diasumsikan bahwa model regresi kedua menjadi lebih

baik untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

85

Page 105: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Dari tabel 4.14 juga dapat dilihat pada kolom Nagelkerke R Square dan

Cox & Snell R Square. Nilai ini sama halnya dengan nilai Sum of Square

pada model regresi. Hasil dari output diatas menunjukan bahwa nilai

Nagelkerke R Square sebesar 0,834 lebih besar dari nilai Cox & Snell R

Square sebesar 0,625, hal ini menunjukan bahwa kemampuan ketiga

variabel bebas dalam menjelaskan varians financial distress adalah

sebesar 83,4% dan terdapat 16,6% faktor lain yang menjelaskan varians

financial distress diluar model Grover.

Tahap selanjutnya adalah untuk menguji koefisien regresi dalam model

Grover, berikut ini adalah hasil output dari uji koefisien regresi model

Grover tersebut

Tabel 4.15

Uji Koefisien Regresi Model Grover

Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step 1a

WCTA 12.043 4.181 8.299 1 .004 1.699E5

EBITTA -2.729 1.102 6.137 1 .013 .065

ROA 3.344 1.283 6.798 1 .009 28.330

Constant -4.995 2.473 4.079 1 .043 .007

Sumber: data diolah, SPSS 16

Dari hasil output tabel 4.15 pada model Grover tersebut model regresi

logistik yang digunakan adalah:

Ln = -4,995 + 12,043 WCTA – 2,729 EBITTA + 3,344 ROA

86

Page 106: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Hasil uji signifikansi model Grover ini terlihat bahwa variabel WCTA

memiliki pengaruh terhadap kondisi financial distress, karena memiliki

nilai sig lebih kecil dari nilai α (0,004 < 0,05), ini berarti variabel WCTA

signifikan. Variabel EBITTA juga memiliki pengaruh terhadap kondisi

financial distress, karena memiliki nilai sig lebih kecil dari nilai α (0,013

< 0,05), artinya variabel EBITTA signifikan. Variabel terakhir yaitu ROA

sama halnya dengan dua variabel sebelumnya variabel ROA juga

memiliki pengaruh terhadap kondisi financial distress, karena memiliki

nilai sig lebih kecil dari nilai α (0,009 < 0,05), artinya variabel ROA

signifikan. Dari hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam

model Grover ketiga variabel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kondisi financial distress perusahaan.

4. Model Springate

Model terakhir yang diuji adalah model Springate, seperti pada tiga

model sebelumnya, data yang digunakan model Springate juga berasal

dari tahun 2012-2016. Kelayakan model regresi dinilai dengan

menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Uji yang

dilakukan model Springate juga menggunakan α = 5%.

Berikut adalah tabel yang menunjukan hasil output Hosmer and

Lemeshow pada model Springate:

87

Page 107: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Tabel 4.16

Uji Hosmer and Lemeshow Model Springate

Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig.

1 4.802 8 .778

Sumber: Data Diolah, SPSS 16

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa model Springate memiliki nilai

chi-square sebesar 4,802 dengan nilai sig lebih besar dari nilai α (0,778 >

0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak.

Artinya, model Springate dapat diterima karena model ini mampu

memprediksi nilai observasinya.

Setelah melakukan uji Hosmer and Lemeshow, yang diuji selanjutnya

adalah untuk menilai keseluruhan model (overall model fit), berikut

adalah hasil output uji overall model fit:

Tabel 4.17

Block 0: Beginning Block Model springate

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 83.111 .067

2 83.111 .067

Sumber: Data Diolah, SPSS 16

88

Page 108: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Tabel 4.18

Block 1: Model Summary Model Springate

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 43.403a .484 .646

Sumber: Data Diolah, SPSS 16

Dari hasil output keseluruhan model regresi pada model Springate

diatas dengan melihat nilai pada kolom -2Loglikelihood, jika terjadi

penurunan pada block 1 dari block 0 maka dapat diasumsikan bahwa

model regresi kedua menjadi lebih baik.

Pada block 0 nilai -2Loglikelihood sebesar 83,111 dan pada block 1

nilai -2Loglikelihood sebesar 43,403. Dari hasil tersebut dapat

diasumsikan bahwa model regresi kedua menjadi lebih baik untuk

memprediksi kondisi financial distress perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

Dari Tabel 4.18 juga dapat dilihat kolom Nagelkerke R Square dan

Cox & Snell R Square, nilai ini sama halnya dengan nilai Sum of Square

pada model regresi. Hasil output diatas menunjukan bahwa nilai

Nagelkerke R Square sebesar 0,646 lebih besar dari nilai Cox & Snell R

Square sebesar 0,484. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan keempat

variabel bebas dalam menjelaskan varians financial distress adalah

sebesar 64,6% dan terdapat 35,4% faktor lain yang menjelaskan varians

financial distress diluar model Springate 89

Page 109: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Selanjutnya adalah tahap untuk menguji koefisien regresi dalam model

Springate, berikut ini adalah output dari uji koefisien regresi model

Springate:

Tabel 4.19

Uji koefisien Regresi Model Springate

D

Dari hasil pengamatan tabel variables in the equation pada model

Zmijewski tersebut model regresi yang digunakan adalah:

Hasil pengujian signifikansi model ini terlihat bahwa hanya variabel

TSTA yang mempengaruhi kondisi financial distress karena nilai sig

lebih kecil dari nilai α (0,000 < 0,05), ini berarti variabel TSTS signifikan.

Sedangkan variabel WCTA tidak memiliki pengaruh terhadap kondisi

financial distress, karena memiliki nilai sig lebih besar dari nilai α (0,477

> 0,05), itu artinya variabel WCTA tidak signifikan. Selanjutnya variabel

EBITTA tidak mempengaruhi kondisi financial distress karena memiliki

nilai sig lebih besar dari nilai α (0,216 > 0,05), artinya variabel EBITTA

tidak signifikan. Dan variabel terakhir yang tidak memiliki pengaruh

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a WCTA .211 .297 .506 1 .477 1.235

EBITTA -.308 .249 1.528 1 .216 .735

EBTCL .330 .199 2.759 1 .097 1.392

TSTA -.922 .264 12.222 1 .000 .398

Constant 2.325 1.424 2.669 1 .102 10.232

Sumber: Data Diolah, SPSS 16

Ln = 2,325 + 0,211 WCTA – 0,308 EBITTA + 0,330 EBTCL – 0,922 TSTA

90

Page 110: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

terhadap kondisi financial distress adalah variabel EBTCL, karena

memiliki nilai sig lebih besar dari nilai α (0,097 > 0,05), artinya variabel

EBTCL juga tidak signifikan. Dari hasil analisis regresi logistik yang

dilakukan, berikut ini adalah tabel yang berisi rangkuman dari hasil

analisis keempat model tersebut:

Tabel 4.20

Rangkuan Uji Regresi Logistik

Model

Regresi Logistik

Hosmer and Block 0 Block 1 Cox & Snell Nagelkerke Ket

Lemeshow R Square R Square Altman 0,438 > 0,05 83,111 47,050 0,452 0,603 Layak Zmijewski 0,076 > 0,05 83,111 54,122 0,383 0,511 Layak Grover 0,998 > 0,05 83,111 24,224 0,625 0,834 Layak Springate 0,778 > 0,05 83,111 43,403 0,484 0,646 Layak

Signifikansi Variabel Rasio

Rasio Model

Altman Zmijewski Grover Springate WCTA Signifikan

Signifikan Tidak Signifikan

RETA Tidak Signifikan EBITTA Tidak Signifikan

Signifikan Tidak Signifikan BVEBVD Signifikan

ROA Signifikan Signifikan

TDTA Tidak

Signifikan CACL Signifikan EBTCL Tidak Signifikan TSTA Signifikan

Sumber: data diolah, Microsoft Excel

91

Page 111: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

E. Tingkat Akurasi dan Tingkat kesalahan Model

Setelah sebelumnya kita melakukan uji regresi logistik. Maka pengujian

selanjutnya adalah mengukur tingkat akurasi dan tingkat kesalahan dari

masing-masing model. Hal ini dilakukan untuk menjawab point utama dari

penelitian ini, yaitu untuk melihat dari masing-masing model mana yang

memiliki tingkat akurasi dan tingkat kesalahan terendah dan tertinggi diantara

model Altman Modifikasi, Zmijewski, Grover, dan Springate. Langkah awal

yang dilakukan dalam uji tingkat akurasi dan tingkat kesalahan model adalah

melakukan perhitungan rasio keuangan dari masing-masing model prediksi,

selanjutnya menggunakan persamaan yang ada untuk menghitung score dari

masing-masing model prediksi dengan menggunakan software Microsoft

excel, setelah score diketahui maka dapat dilihat perusahaan mana yang benar

mengalami financial distress dengan melihat dari nilai cutoff nya. Berikut

adalah uji tingkat akurasi dan tingkat kesalahan masing-masing model:

1. Model Altman Modifikasi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam melakukan

uji tingkat akurasi dan kesalahan model langkah pertama yang dilakukan

adalah menghitung nilai rasio dari masing-masing variabel yang ada pada

model Altman modifikasi dan menghitung Z-score dari kedua kategori

yaitu kategori 0 (distress) dan kategori 1 (non distress) dengan

menggunakan Microsoft excel. Model Altman Modifikasi memiliki nilai

cutoff point sebesar 2,6, ini berarti jika nilai yang diperoleh suatu

perusahaan > 2,6, maka perusahaan tersebut diprediksi tidak mengalami 92

Page 112: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

kondisi financial distress. Namun sebaliknya, apabila nilai suatu

perusahaan ≤ 2,6, maka perusahaan diprediksi akan mengalami kondisi

financial distress. Berikut adalah tabel hasil perhitungan Z-score model

Altman Modifikasi pada kategori 0 (distress) dan kategori 1 (non distress)

menggunakan Microsoft excel:

93

Page 113: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Tabel 4.21

Hasil Perhitungan Z-score Kategori 0 (Distress)

KODE TAHUN WCTA RETA EBITTA BVEBVD Z-

SCORE KET ARII 2012 -0,3065 -0,0190 -0,0323 3,0144 0,8758 0

ATPK 2012 0,2768 -1,3249 -0,0933 1,1023 -1,9729 0 DEWA 2012 0,1168 0,1070 -0,0448 0,6811 1,5291 0 ARII 2013 -0,3982 -0,0517 -0,0761 1,1137 -2,1230 0

BUMI 2013 -0,3963 -0,1488 0,0328 0,0415 -2,8205 0 DEWA 2013 0,0839 -0,2699 -0,1557 0,6237 -0,7209 0 PSAB 2013 -0,0118 0,0775 -0,0354 0,2724 0,2234 0 ARII 2014 -0,2795 -0,1138 -0,0626 0,4639 -2,1382 0

BYAN 2014 -0,1683 -0,0782 -0,0075 1,9665 0,6554 0 CITA 2014 0,1389 0,3161 -0,0170 2,7664 4,7320 1 PKPK 2014 0,1031 0,1081 -0,0656 0,3373 0,9416 0 ARII 2015 -0,4423 -0,1793 -0,0553 0,3117 -3,5302 0

ATPK 2015 0,2321 -0,1675 -0,0756 1,4630 2,0051 0 BIPI 2015 -0,3266 -0,0267 -0,0061 0,1259 -2,1383 0

BUMI 2015 -1,4531 -0,9891 -0,0028 0,0209 -12,7532 0 CITA 2015 -0,0827 0,2043 -0,0273 2,1068 2,1522 0 CKRA 2015 0,2400 -0,3866 -0,0566 6,2939 6,5427 1 MITI 2015 0,3692 0,4056 -0,2030 1,3639 3,8122 1 PKPK 2015 -0,0979 -0,1608 -0,2761 0,3445 -2,6597 0 SMMT 2015 -0,0567 -0,0504 -0,0237 1,7172 1,1077 0 SMRU 2015 -0,1647 -0,1969 -0,0958 2,1001 -0,1608 0 ARII 2016 -0,5127 -0,2653 -0,0543 0,4214 -4,1506 0

ATPK 2016 -0,0454 -0,3689 -0,1773 1,3167 -1,3090 0 BUMI 2016 -0,0758 -1,0604 -0,0017 0,1280 -3,8312 0 PKPK 2016 -0,1616 -0,2606 -0,0937 0,3412 -2,1805 0 SMMT 2016 -0,0941 -0,0823 -0,0054 1,8366 1,0067 0 CITA 2016 0,0417 0,1140 -0,0065 1,7204 2,4082 0 DKFT 2016 0,1009 -0,0342 -0,0391 2,8438 3,2738 1 SMRU 2016 0,3952 -0,2915 -0,0732 2,9046 4,1995 1 MITI 2016 0,3692 -0,6784 -0,0676 0,5502 0,3332 0 Sumber: Data Diolah, Microsoft Excel

94

Page 114: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Tabel 4.22

Hasil Perhitungan Z-score Kategori 1 (Non Distress)

KODE TAHUN WCTA RETA EBITTA BVEBVD Z-

SCORE KET ITMG 2012 0,3567 0,4087 0,3745 9,9325 16,6179 1 ADRO 2012 0,0769 0,1594 0,1250 1,4169 3,3517 1 PTBA 2012 0,5458 0,5822 0,2823 8,2372 16,0246 1 ITMG 2013 0,2670 0,4101 0,2424 6,1687 11,1944 1 CTTH 2013 0,0519 -1,3829 0,0949 0,3180 -3,1962 0 DOID 2013 0,1128 -0,0850 0,0590 0,0612 0,9232 0 PTBA 2013 0,3613 0,6931 0,1844 5,6967 11,8500 1 CTTH 2014 0,0599 -1,2324 0,0025 0,2885 -3,3052 0 ITMG 2014 0,1571 0,3868 0,1805 3,4168 7,0919 1 PTBA 2014 0,2594 0,6215 0,1560 4,6899 9,7004 1 PTRO 2014 01482 0,3408 0,0857 0,2607 2,9332 1 CTTH 2015 0,2467 -0,7340 0,0171 0,2177 -0,4307 0 ADRO 2015 0,1071 0,2328 0,0557 0,4552 2,3135 0 PTRO 2015 0,1181 0,3414 0,0229 0,0904 2,1365 0 KKGI 2015 0,2153 0,9609 0,0928 1,3979 6,6363 1 TINS 2015 0,2635 0,5572 0,0088 0,9623 4,6144 1 ITMG 2015 0,1935 0,3755 0,1643 1,3639 5,0293 1 DOID 2015 0,2468 -0,1096 0,1053 0,0431 2,0145 0 PTBA 2015 0,1584 0,6033 0,1429 1,3707 5,4053 1 GEMS 2015 0,3400 0,0707 0,0254 4,7194 7,5869 1 INCO 2015 0,1972 0,6202 0,0308 0,3865 3,9283 1 ITMG 2016 0,2481 0,4403 0,1724 4,6935 9,1497 1 PTBA 2016 0,1780 0,6118 0,1362 3,5893 7,8466 1 CTTH 2016 0.1917 -0,5196 0,0326 0,3271 0,1260 0 ADRO 2016 0,1454 0,2495 0,0901 1,4662 3,9121 1 DOID 2016 0,0907 -0,0617 0,1385 0,4157 1,7610 0 GEMS 2016 0,3959 0,1179 0,1356 9,8608 14,2469 1 PTRO 2016 0,2015 0,3489 0,0409 0,2439 2,9906 1 MEDC 2016 0,0761 0,1755 0,0425 0,1203 1,4830 0 TINS 2016 0,2280 0,5647 0,0521 2,0556 5,8449 1

Sumber: Data Diolah, Microsoft Excel

95

Page 115: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa pada

nilai Z-score kategori 0 (distress) sampel yang memiliki nilai cutoff ≤ 2,6

yaitu ada 25 sampel, dan 5 lainnya memiliki nilai cutoff > 2,6. Pada

kategori 1 (non distress) sampel yang memiliki nilai cutoff > 2,6 yaitu ada

20 sampel dan 10 sampel lainnya memiliki nilai cutoff ≤ 2,6.

Dari hasil perhitungan tersebut, berikut ini adalah tabel yang

menunjukan hasil dari perhitungan tingkat akurasi dan tingkat kesalahan

model Altman Modifikasi:

Tabel 4.23

Tingkat Akurasi dan Kesalahan Model Altman Modifikasi

Rekap Prediksi Distress Non Distress Total

Kenyataan Distress 25 5 30

Non Distress 10 20 30 Total 35 25 60 Tingkat Akurasi 75% Type I 8,33% Type II 16,67%

Sumber: Data Diolah, Microsoft Excel

Pada tabel 4.23 dapat terlihat bahwa dari total 30 perusahaan yang

masuk kategori 0 (Distress), model Altman Modifikasi memprediksi 20

sampel diantaranya mengalami financial distress dan 10 lainnya tidak

mengalami financial distress. Maka dari itu terdapat kesalahan model

Altman Modifikasi yang memprediksi 10 sampel tidak mengalami

financial distress pada kenyataannya mengalami financial distress. Model

96

Page 116: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Altman Modifikasi juga memprediksi sampel pada kategori 1 (non

distress), terdapat 25 sampel diantaranya tidak mengalami financial

distress dan 5 lainnya mengalami financial distress. Maka dari itu

terdapat kesalahan model Altman yang memprediksi 5 sampel mengalami

financial distress pada kenyataannya tidak mengalami financial distress.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa model Altman

memiliki jumlah prediksi benar 45 sampel dan prediksi salah sebanyak 15

sampel. Maka dari itu tingkat akurasi model Altman adalah sebesar 75%.

Tingkat kesalahan yang dimiliki model Altman untuk type I error adalah

sebesar 16,67%, sedangkan untuk type II error model Altman memiliki

nilai persentase sebesar 8,33%.

2. Model Zmijewski

Berbeda dengan model Altman, model Zmijewski memiliki nilai

cutoff point sebesar 0, ini berarti apabila score perusahaan ≥ 0, maka

perusahaan diprediksi akan mengalami financial distress. Begitupun

sebaliknya, apabila perusahaan memiliki nilai score ≤ 0, maka perusahaan

diprediksi akan tidak akan mengalami financial distress. Berikut ini

adalah hasil perhitungan model Zmijewski pada kategori 0 (distress) dan

kategori 1 (non distress):

97

Page 117: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Tabel 4.24

Hasil Perhitungan X-score Kategori 0 (Distress)

KODE TAHUN ROA TDTA CACL X-

SCORE KET ARII 2012 -0,0373 0,5175 0,3925 -1,1838 1

ATPK 2012 -0,1110 0,7094 1,4035 0,2377 0 DEWA 2012 -0,0942 0,3775 1,4109 -1,7300 1 ARII 2013 -0,0336 0,5794 0,2605 -0,8475 1

BUMI 2013 -0,0942 1,0433 0,4119 20690 0 DEWA 2013 -0,1415 0,3927 1,2778 -1,4300 1 PSAB 2013 -0,0327 0,6779 0,9043 -0,2924 1 ARII 2014 -0,0726 0,6835 0,3578 -0,0791 1

BYAN 2014 -0,1627 0,7800 0,6230 0,8757 0 CITA 2014 -0,1379 0,4105 1,5214 -1,3458 1 PKPK 2014 -0,0938 0,5161 1,2005 -0,9409 1 ARII 2015 -0,0738 0,7667 0,2050 0,4014 0

ATPK 2015 -0,0911 0,4306 3,2638 -1,4484 1 BIPI 2015 -0,0279 0,7061 0,2401 -0,1506 1

BUMI 2015 -0,8295 1,8558 0,0990 10,0105 0 CITA 2015 -0,1220 0,5379 0,7543 -0,6879 1 DKFT 2015 -0,0239 0,0407 20,1675 -4,0408 1 MITI 2015 -0,7213 0,5544 1,8609 2,0988 0 PKPK 2015 -0,3617 0,5105 0,8064 0,2342 0 SMMT 2015 -0,0850 0,4401 0,7590 -1,4122 1 SMRU 2015 -0,1070 0,5637 0,6592 -0,6077 1 ARII 2016 -0,0772 0,8299 0,1772 0,7768 0

ATPK 2016 -0,1816 0,5352 0,6881 -0,4350 1 BUMI 2016 0,0388 1,8977 0,6924 6,3396 0 PKPK 2016 -0,0871 0,5575 0,7069 -0,7334 1 SMMT 2016 -0,0287 0,4013 0,2656 -1,8842 1 CITA 2016 -0,0973 0,6468 1,1623 -0,1799 1 DKFT 2016 -0,0441 0,3351 1,6296 -2,1981 1 SMRU 2016 -0,0931 0,6036 3,3629 -0,4543 1 MITI 2016 -0,1018 0,6201 1,7033 -0,3142 1

Sumber: Data Diolah, Microsoft Excel

98

Page 118: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Tabel 4.25

Hasil Perhitungan X-score Kategori 1 (Non Distress)

KODE TAHUN ROA TDTA CACL X-

SCORE KET ITMG 2012 0,2897 0,3278 2,2171 -3,7442 1 ADRO 2012 0,0573 0,5525 1,5723 -1,4150 1 PTBA 2012 0,2286 0,3318 4,9237 -3,4568 1 ITMG 2013 0,1656 0,3076 1,9919 -32994 1 CTTH 2013 0,0015 0,7577 1,0790 0,0077 0 DOID 2013 -0,0271 0,9368 1,4066 1,1561 0 PTBA 2013 0,1588 0,3533 2,8659 -3,0122 1 CTTH 2014 0,0028 0,7808 1,0867 0,1336 0 ITMG 2014 0,1531 0,3126 1,5640 -3,2134 1 PTBA 2014 0,1363 0,4146 2,0751 -2,5585 1 PTRO 2014 0,0048 0,5877 1,6447 -0,9781 1 CTTH 2015 0,0032 0,5229 1,8781 -1,3417 1 ADRO 2015 0,0253 0,4373 2,4039 -1,9312 1 PTRO 2015 -0,0298 0,5809 1,5525 -0,8609 1 KKGI 2015 0,0576 0,2210 2,2195 -3.3080 1 TINS 2015 0,0109 0,4212 1,8154 -1,9557 1 ITMG 2015 0,0536 0,2918 1,8018 -2,8851 1 DOID 2015 -0,0100 0,8978 3,0025 0,8505 0 PTBA 2015 0,1206 0,4502 1,5435 -2,2824 1 GEMS 2015 0,0057 0,3304 2,7943 -2,4531 1 INCO 2015 0,0221 0,1988 4,0402 -3,2825 1 ITMG 2016 0,1080 0,2499 2,2568 -3,3706 1 PTBA 2016 0,1090 0,4320 1,6558 -2,3349 1 CTTH 2016 0,0256 0,3689 1,8938 -2,3201 1 ADRO 2016 0,0522 0,4195 2,4710 -2,1535 1 DOID 2016 0,0420 0,8567 1,3647 0,3883 0 GEMS 2016 0,0926 0,2985 3,7743 -3,0303 1 PTRO 2016 -0,0199 0,5668 2,1586 -0,9886 1 MEDC 2016 0,0520 0,7524 1,3180 -0,2504 1 TINS 2016 0,0296 0,4079 1,7110 -2,1152 1 Sumber: Data Diolah, Microsoft Excel

99

Page 119: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Dari hasil perhitungan pada tabel 4.24 dan tabel 4.25, dapat dilihat

bahwa pada nilai X-score pada kategori 0 (distress) yang memiliki nilai

cutoff ≥ 0 cukup banyak yaitu 21 sampel tidak mengalami financial

distress dan sisanya sebanyak 9 sampel memiliki nilai cutoff ≤ 0. Pada

kategori 1 (non distress) yang memiliki nilai cutoff ≤ 0 yaitu ada 5

sampel, dan sisanya sebanyak 25 sampel memiliki nilai cutoff ≥ 0.

Dari hasil perhitungan tersebut, berikut ini adalah tabel yang

menunjukan hasil dari perhitungan tingkat akurasi dan tingkat kesalahan

model Zmijewski:

Tabel 4.26

Tingkat Akurasi dan Kesalahan Model Zmijewski

Rekap Prediksi Distress Non Distress Total

Kenyataan Distress 9 21 30

Non Distress 5 25 30 Total 14 46 60 Tingkat Akurasi 56,67% Type I 35% Type II 8,33%

Sumber: Data Diolah, Microsoft Excel

Dari tabel 4.26 dapat terlihat bahwa, dari 30 sampel yang masuk

kedalam kategori 0 (distress), model Zmijewski memprediksi bahwa 9

sampel diantaranya mengalami financial distress dan 21 lainnya tidak

mengalami financial distress. Maka dari itu terdapat kesalahan model

Zmijewski yang memprediksi 21 sampel tidak mengalami financial

100

Page 120: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

distress padahal pada kenyataannya sampel tersebut mengalami financial

distress. Sedangkan, 30 sampel yang berada pada kategori 1 (non

distress), model Zmijewski memprediksi 25 perusahaan tidak mengalami

financial distress dan 5 lainnya mengalami financial distress. Maka dari

itu terdapat kesalahan model Zmijewski yang memprediksi 5 sampel yang

mengalami financial distress padahal pada kenyataannya sampel tersebut

tidak mengalami financial distress.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa model Zmijewski

memiliki jumlah prediksi benar sebanyak 34 sampel, sedangkan prediksi

salah 26. Maka dari itu tingkat akurasi model Zmijewski adalah sebesar

56,67%. Tingkat kesalahan model Zmijewski untuk type I error adalah

sebesar 35%. Sedangkan, untuk type II error yang dimiliki model

Zmijewski yaitu sebesar 8,33%.

3. Model Grover

Model Grover memiliki nilai cutoff point sebesar 0,02. Ini berarti jika

perusahaan memiliki score < 0,02, maka perusahaan tersebut diprediksi

mengalami financial distress. Apabila score > 0,02 maka perusahaan

diprediksi tidak akan mengalami financial distress. Berikut ini adalah

hasil dari perhitungan model Grover pada kategori 0 (Distress) dan

kategori 1 (non distress):

101

Page 121: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Tabel 4.27

Hasil Perhitungan G-score Kategori 0 (Distress)

KODE TAHUN WCTA EBITTA ROA G-

SCORE KET ARII 2012 -0,3065 -0,0323 -0,0373 -0,6095 0

ATPK 2012 0,2768 -0,0933 -0,1110 0,1460 1 DEWA 2012 0,1168 -0,0448 -0,0942 0,0469 1 ARII 2013 -0,3982 -0,0761 -0,0336 -0,9100 0

BUMI 2013 -0,3963 0,0328 -0,0942 -0,5355 0 DEWA 2013 0,0839 -0,1557 -0,1415 -0,3845 0 PSAB 2013 -0,0118 -0,0354 -0,0327 -0,1339 0 ARII 2014 -0,2795 -0,0626 -0,0726 -0,6679 0

BYAN 2014 -0,1683 -0,0075 -0,1627 -0,2959 0 CITA 2014 0,1389 -0,0170 -0,1379 0,1783 1 PKPK 2014 0,1031 -0,0656 -0,0938 -0,0467 0 ARII 2015 -0,4423 -0,0553 -0,0738 -0,9115 0

ATPK 2015 0,2321 -0,0756 -0,0911 0,1324 1 BIPI 2015 -0,3266 -0,0061 -0,0279 -0,5537 0

BUMI 2015 -1,4531 -0,0028 -0,8295 -2,3930 0 CITA 2015 -0,0827 -0,0273 -0,1220 -0,2225 0 CKRA 2015 0,2400 -0,0566 -0,0556 0,2097 1 MITI 2015 0,3692 -0,2030 -0,7213 -00688 0 PKPK 2015 -0,0979 -0,2761 -0,3617 -1,0919 0 SMMT 2015 -0,0567 -0,0237 -0,0850 -0,1676 0 SMRU 2015 -0,1647 -0,0958 -0,1070 -0,5910 0 ARII 2016 -0,5127 -0,0543 -0,0772 -1,0243 0

ATPK 2016 -0,0454 -0,1773 -0,1816 -0,6709 0 BUMI 2016 -0,0758 -0,0017 0,0388 -0,1257 0 PKPK 2016 -0,1616 -0,0937 -0,0871 -0,5788 0 SMMT 2016 -0,0941 -0,0054 -0,0287 -0,1677 0 CITA 2016 0,0417 -0,0065 -0,0973 0,0534 1 DKFT 2016 0,1009 -0,0391 -0,0441 0,0395 1 SMRU 2016 0,3952 -0,0732 -0,0931 0,4094 1 MITI 2016 0.3692 -0,0676 -0,1018 0,3856 1

Sumber: Data Diolah, Microsoft Excel

102

Page 122: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Tabel 4.28

Hasil Perhitungan G-score Kategori 1 (Non Distress)

KODE TAHUN WCTA EBITTA ROA G-

SCORE KET ITMG 2012 0,3567 0,3745 0,2897 1,8661 1 ADRO 2012 0,0769 0,1250 0,0573 0,5574 1 PTBA 2012 0,5458 0,2823 0,2286 1,8650 1 ITMG 2013 0,2670 0,2424 0,1656 1,2697 1 CTTH 2013 0,0519 0,0949 0,0015 0,4144 1 DOID 2013 0,1128 0,0590 -0,0271 0,3927 1 PTBA 2013 0,3613 0,1844 0,1588 1,2278 1 CTTH 2014 0,0599 0,0025 0,0028 0,1130 1 ITMG 2014 0,1571 0,1805 0,1531 0,8777 1 PTBA 2014 0,2594 0,1560 0,1363 0,9633 1 PTRO 2014 0,1482 0,0857 0,0048 0,5420 1 CTTH 2015 0,2467 0,0171 0,0032 0,4711 1 ADRO 2015 0,1071 0,0557 0,0253 0,3717 1 PTRO 2015 0,1181 0,0229 -0,0298 0,2788 1 KKGI 2015 0,2153 0,0928 0,0576 0,6763 1 TINS 2015 0,2635 0,0088 0,0109 0,4702 1 ITMG 2015 0,1935 0,1643 0,0536 0,8836 1 DOID 2015 0,2468 0,1053 -0,0100 0,7714 1 PTBA 2015 0,1584 0,1429 0,1206 0,7523 1 GEMS 2015 0,3400 0,0254 0,0057 0,6531 1 INCO 2015 0,1972 0,0308 0,0221 0,4357 1 ITMG 2016 0,2481 0,1724 0,1080 1,0008 1 PTBA 2016 0,1780 0,1362 0,1090 0,7621 1 CTTH 2016 0,1917 0,0326 0,0256 0,4327 1 ADRO 2016 0,1454 0,0901 0,0522 0,5517 1 DOID 2016 0,0907 0,1385 0,0420 0,6264 1 GEMS 2016 0,3959 0,1356 0,0926 1,1197 1 PTRO 2016 0,2015 0,0409 -0,0199 0,4777 1 MEDC 2016 0,0761 0,0425 0,0520 0,2753 1 TINS 2016 0,2280 0,0521 0,0296 0,5590 1

Sumber: Data Diola, Microsoft Excel

103

Page 123: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Dari hasil perhitungan pada tabel 4.27 dan 4.28, dapat dilihat bahwa

pada nilai G-score pada kategori 0 (distress) yang memiliki nilai cutoff >

0,02 yaitu ada 9 sampel dan sisanya sebanyak 21 sampel memiliki nilai

cutoff ≤ 0,02 Pada kategori 1 (non distress) semua sampel memiliki nilai

cutoff > 0,02.

Dari hasil perhitungan tersebut, berikut ini adalah tabel yang

menunjukan hasil dari perhitungan tingkat akurasi dan tingkat kesalahan

model Grover:

Tabel 4.29

Tingkat Akurasi dan Kesalahan Model Grover

Rekap Prediksi Distress Non Distress Total

Kenyataan Distress 21 9 30

Non Distress 0 30 30 Total 21 39 60 Tingkat Akurasi 85% Type I 15% Type II 0%

Sumber: Data Diolah, Microsoft Excel

Pada tabel diatas dapat terlihat bahwa dari total 30 sampel pada

kategori 0 (distress), model Grover memprediksi 21 sampel mengalami

financial distress dan 9 sampel lainnya tidak mengalami financial

distress. Maka dari itu terdapat kesalahan model Grover yang

memprediksi 9 sampel tidak mengalami financial distress padahal pada

kenyataannya sampel mengalami financial distress. Sedangkan, dari 30

104

Page 124: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

sampel yang masuk kategori 1 (non distress), model Grover memprediksi

bahwa semua sampel tidak mengalami financial distress.

Maka dapat ditarik disimpulkan bahwa model Grover memiliki jumlah

prediksi benar sebanyak 51 sampel, sedangkan prediksi salah sebanyak 9

sampel. Tingkat akurasi model Grover adalah 85%. Tingkat kesalahan

yang dimiliki model Grover untuk type I error yang dimiliki model

Grover sebesar 15%, sedangkan untuk type II error model Grover tidak

memiliki kesalahan karena semua sudah sesuai antara prediksi dan

kenyataan.

4. Model Springate

Model Springate memiliki nilai cutoff point sebesar 0,862, ini berarti

jika perusahaan memiliki score ≥ 0,862, maka perusahaan tersebut

diprediksi tidak akan mengalami financial distress. Sebaliknya, apabila

perusahaan memiliki score ≤ 0,862, maka perusahaan diprediksi

mengalami financial distress. Berikut adalah hasil perhitungan model

Springate pada kategori 0 (distress) dan kategori 1 (non distress) dengan

menggunakan Microsoft excel:

105

Page 125: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Tabel 4.30

Hasil Perhitungan S-score Kategori 0 (Distress)

KODE TAHUN WCTA EBITTA EBTCL TSTA S-SCORE KET

ARII 2012 -0,3065 -0,0323 -00930 0,3251 -0,4289 0 ATPK 2012 0,2768 -0,0933 -0,1618 1,2033 0,4480 0 DEWA 2012 0,1168 -0,0448 -4,2810 0,7623 -2,5062 0 ARII 2013 -0,3982 -0,0761 -0,0920 0,3628 -0,6669 0

BUMI 2013 -0,3963 0,0328 -0,1579 0,5065 -0,3160 0 DEWA 2013 0,0839 -0,1557 -0,5637 0,6070 -0,4982 0 PSAB 2013 -0,0118 -0,0354 -0,3909 0,0967 -0,3433 0 ARII 2014 -0,2795 -0,0626 -0,2035 0,1134 -0,6446 0

BYAN 2014 -0,1683 -0,0075 -0,3862 0,7129 -0,2115 0 CITA 2014 0,1389 -0,0170 -0,5128 0,0602 -0,1860 0 PKPK 2014 0,1031 -0,0656 -0,2443 0,2520 -0,1280 0 ARII 2015 -0,4423 -0,0553 -0,1355 0,0837 -0,8007 0

ATPK 2015 0,2321 -0,0756 -0,9003 0,1391 -0,4688 0 BIPI 2015 -0,3266 -0,0061 -0,0671 0,0067 -0,4849 0

BUMI 2015 -1,4531 -0,0028 -0,3728 0,0119 -2,1387 0 CITA 2015 -0,0827 -0,0273 -0,3625 0,0050 -0,4287 0 CKRA 2015 0,2400 -0,0566 -1,5762 0,0225 -0,8930 0 MITI 2015 0,3692 -0,2030 -1,6497 0,1260 -1,1815 0 PKPK 2015 -0,0979 -0,2761 -0,7527 0,1161 -1,4251 0 SMMT 2015 -0,0567 -0,0237 -0,3581 0,0076 -0,3797 0 SMRU 2015 -0,1647 -0,0958 -0,2508 0,2158 -0,5873 0 ARII 2016 -0,5127 -0,0543 -0,0942 0,0353 -0,8813 0

ATPK 2016 -0,0454 -0,1773 -1,2678 0,0064 -1,4374 0 BUMI 2016 -0,0758 -0,0017 -0,0123 0,0075 -0,1089 0 PKPK 2016 -0,1616 -0,0937 -0,2537 0,0533 -0,6437 0 SMMT 2016 -0,0941 -0,0054 -0,2241 0,0410 -0,2704 0 CITA 2016 0,0417 -0,0065 -0,3797 0,1784 -0,1449 0 DKFT 2016 0,1009 -0,0391 -0,2522 0,0001 -0,1553 0 SMRU 2016 0,3952 -0,0732 -0,5991 0,2385 -0,0111 0 MITI 2016 0,3692 -0,0676 -0,1665 0,1039 0,2039 0

Sumber: Data Diolah, Microsoft Excel

106

Page 126: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Tabel 4.31

Hasil Perhitungan S-score Kategori 1 (Non Distress)

KODE TAHUN WCTA EBITTA EBTCL TSTA S-SCORE KET

ITMG 2012 0,3567 0,3745 1,3526 1,6355 3,1603 1 ADRO 2012 0,0769 0,1250 0,7937 0,5562 1,2300 1 PTBA 2012 0,5458 0,2823 2,2091 0,9108 3,3986 1 ITMG 2013 0,2670 0,2424 0,8566 1,5650 2,2826 1 CTTH 2013 0,0519 0,0949 0,0090 0,7365 0,6593 0 DOID 2013 0,1128 0,0590 -0,0940 0,6424 0,5225 0 PTBA 2013 0,3613 0,1844 1,0886 0,9599 2,1381 1 CTTH 2014 0,0599 0,0025 0,0026 0,5634 0,3126 0 ITMG 2014 0,1571 0,1805 0,7195 1,4860 1,8275 1 PTBA 2014 0,2594 0,1560 0,7484 0,8829 1,6632 1 PTRO 2014 0,1482 0,0857 0,2047 0,7439 0,8885 1 CTTH 2015 0,2467 0,0171 0,0234 0,3645 0,5346 0 ADRO 2015 0,1071 0,0557 0,6160 0,4505 0,8970 1 PTRO 2015 0,1181 0,0229 -0,1054 0,4862 0,3488 0 KKGI 2015 0,2153 0,0928 0,5223 1,1265 1,3602 1 TINS 2015 0,2635 0,0088 0,0561 0,7408 0,7028 0 ITMG 2015 0,1935 0,1643 0,4904 1,3488 1,6191 1 DOID 2015 0,2468 0,1053 -0,0565 0,6800 0,8788 1 PTBA 2015 0,1584 0,1429 0,5411 0,8129 1,3269 1 GEMS 2015 0,3400 0,0254 0,0239 0,9554 0,9179 1 INCO 2015 0,1972 0,0308 0,4702 0,3449 0,7992 0 ITMG 2016 0,2481 0,1724 0,8039 1,1304 1,8345 1 PTBA 2016 0,1780 0,1362 0,5348 0,7568 1,3054 1 CTTH 2016 0,1917 0,0326 0,1644 0,3384 0,5931 0 ADRO 2016 0,1454 0,0901 0,8479 0,3870 1,1800 1 DOID 2016 0,0907 0,1385 0,2768 0,6928 1,0030 1 GEMS 2016 0,3959 0,1356 0,9076 1,0177 1,9372 1 PTRO 2016 0,2015 0,0409 -0,1285 0,5322 0,5156 0 MEDC 2016 0,0761 0,0425 0,3025 0,1669 0,4957 0 TINS 2016 0,2280 0,0521 0,1356 0,7298 0,8378 0

Sumber: Data Diolah, Microsoft Excel

107

Page 127: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Pada tabel 4.30 dan 4.31, dapat dilihat bahwa pada nilai S-score

pada kategori 0 (distress) semua sampel memiliki nilai cutoff ≤ 0,862.

Pada kategori 1 (non distress) yang memiliki nilai cutoff ≤ 0,862 yaitu

ada 11 sampel, dan sisanya sebanyak 19 sampel memiliki nilai cutoff ≥

0,862.

Dari hasil perhitungan tersebut, berikut ini adalah tabel yang

menunjukan hasil dari perhitungan tingkat akurasi dan tingkat

kesalahan model Springate:

Tabel 4.32

Tingkat Akurasi dan Kesalahan Model Springate

Rekap Prediksi Distress Non Distress Total

Kenyataan Distress 30 0 30

Non Distress 11 19 30 Total Tingkat Akurasi 81,67% Type I 0% Type II 18,30%

Sumber: Data Diolah, Microsoft Excel

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa dari 30 sampel yang masuk

kategori 0 (distress), model Springate memprediksi bahwa semua

perusahaan akan mengalami financial distress sesuai dengan

kategorinya. Sedangkan, dari kategori 1 (non distress), model

Springate memprediksi 11 diantaranya akan mengalami financial

distress dan 19 sampel lainnya tidak akan mengalami financial

108

Page 128: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

distress. Ini berarti bahwa ada kesalahan dari model Springate yang

memprediksi 11 sampel akan mengalami financial distress, padahal

kenyataannya sampel tersebut masuk dalam kategori 1 (non distress).

Secara menyeluruh, dapat disimpulkan bahwa dari 60 sampel

model Springate memiliki jumlah prediksi benar sebanyak 49 sampel,

sedangkan tingkat kesalahannya berjumlah 11 sampel. Maka dari itu

tingkat akurasi model Zmijewski adalah 81,67%. Dan tingkat

kesalahan untuk type I error adalah sebesar 0% dan tingkat kesalahan

untuk type II error adalah sebesar 18,30%. Dari analisis yang telah

dilakukan, berikut adalah tabel yang merangkum hasil dari tingkat

akurasi dan kesalahan model financial distress:

Tabel 4.33

Rangkuman Hasil Tingkat Akurasi dan Kesalahan

Hasil Model Altman Zmijewski Grover Springate

Tingkat Akurasi 75% 56,67% 85% 81,67% Type I Error 8,33% 35% 15% 0% Type II Error 16,67% 8,33% 0% 18,30%

Sumber: Data Diolah, Microsoft Excel

F. Pembahasan

Berdasarkan hasil uji regresi logistik dari masing-masing model prediksi

yang telah dilakukan, untuk menjawab permasalahan hipotesis pertama dari

keseluruhan hasilnya menyatakan bahwa H01 ditolak, dan Ha1 diterima.

Artinya adalah model Altman Modifikasi, Zmijewski, Grover, dan Springate 109

Page 129: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

layak digunakan dalam prediksi kondisi financial distress pada perusahaan

sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan melihat

nilai sig dari Hosmer and Lemeshow (sig > 0,05), seluruh model memiliki

nilai sig lebih dari nilai α = 0,05.

Setelah seluruh model dinyatakan layak memprediksi kondisi financial

distress, selanjutnya adalah mengetahui tingkat akurasi dan kesalahan dari

masing-masing model prediksi. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat akurasi

dan kesalahan pada tabel 4.33 menyatakan bahwa Ha2 diterima dan H02

ditolak, artinya bahwa terdapat perbedaan tingkat akurasi dan kesalahan dari

Model Altman Modifikasi, Zmijewski, Grover dan Springate dalam

memprediksi kondisi financial distress pada sektor pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adanya perbedaan tingkat akurasi dan

kesalahan model dikarenakan setiap model memiliki nilai cutoff point yang

berbeda-beda dengan menggunakan rasio yang berbeda beda pula.

Tingkat akurasi tertinggi diperoleh oleh model Grover dengan nilai sebesar

85%, dan tingkat kesalahan masing-masing sebesar 15% dan 0% untuk type I

error dan type II error. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Aminian, dkk (2016), bahwa dilihat dari

tingkat akurasi dan kesalahannya, model Grover adalah model prediksi

terbaik untuk memprediksi financial distress dibandingkan dengan model

Altman, Zmijewski dan Springate. Dengan melihat nilai Nagelkerke R Square

dari Model Grover yaitu sebesar 83,4% yang menunjukan bahwa kemampuan

ketiga variabel model Grover dalam menjelaskan varians financial distress 110

Page 130: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

adalah sebesar 83,4% dan sisanya sebesar 16,6% dijelaskan oleh faktor lain.

Ketepatan tingkat akurasi ini juga didukung oleh banyak variabel yang

signifikan terhadap kondisi financial distress, dari tiga variabel yang ada

seluruhnya memiliki pengaruh signifikan terhadap kondisi financial distress

yaitu pertama variabel WCTA artinya perusahaan pada sampel kategori 0

(distress) memiliki modal kerja yang negatif maka akan menghambat

perusahaan dalam menghasilkan output yang maksimalkan sehingga input

yang didapat akan rendah yang akan menyebabkan perusahaan memiliki laba

negatif yang artinya perusahaan memiliki probabilitas mengalama financial

distress. Sedangkan perusahaan dengan kategori 1 (non distress) memiliki

modal kerja yang positif maka nantinya akan mampu menjalankan kegiatan

operasional sehingga output yang dihasilkan perusahaan akan maksimal dan

input yang didapat juga akan tinggi. Input yang tinggi membuat laba

perusahan juga positif sehingga perusahaan akan terhindar dari kesulitan

keuangan atau financial distress.

Variabel kedua yaitu EBITTA artinya perusahaan dengan sampel kategori

0 (distress) memiliki aktiva yang tidak mampu menghasilkan pendapatan

sebelum pajak dan bunga. Perusahaan tidak efektif dan efisiensi dalam

pengelolaan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba

sebelum pajak dan bunga. Yang nantinya perusahaan akan melakukan

pinjaman hutang untuk menutupi seluruh aktiva yang telah digunakan untuk

kegiatan operasional untuk digunakan dalam masa periode berikutnya.

Apabila nanti hutang tersebut terus membesar daan akan menyebabkan 111

Page 131: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

financial distress. Sedangkan perusahaan dengan kategori 1 (non distress)

memiliki aktiva yang mampu meghasilkan pendapatan sebelum pajak. Artinya

perusahaan semakin efektif dan efisien dalam melakukan pengelolaan seluruh

aktiva yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum pajak.

Maka perusahaan akan terhindar dari kondisi financial distress.

Variabel terakhir dalam model Grover yaitu variabel ROA pengukuran

perolehan laba bergantung pada aktiva perusahaan yang dimiliki. Pada sampel

perusahaan kategori 0 (distress) perusahaan tidak mampu mengelola aktiva

untuk menghasilkan laba. Aktiva yang banyak dan tidak mampu dikelola

salah satunya adalah perusahaan memiliki aktiva tetap dalam jumlah yang

banyak, namun sedikit memiliki aktiva lancar. Hal yang seharusnya dilakukan

perusahaan mengelola aktiva tetap dengan cara melakukan investasi. Dimana

nilai rasio akan rendah menunjukan profitabilitas yang rendah juga, nantinya

akan memicu terjadinya financial distress. Sedangkan perusahaan kategori 1

(non distress) memiliki rasio yang tinggi itu artinya seluruh aktiva yang

dipergunakan untuk operasi mampu memberikan laba bagi perusahaan.

Apabila nilai ROA meningkat, berarti profitabilitas perusahaan akan

meningkat pula. Dengan meningkatnya profitabilitas maka akan

meningkatkan pula laba perusahaan sehingga perusahaan tidak akan

mengalami kesulitan keuangan.

Lalu, setelah model Grover, tingkat akurasi kedua diperoleh oleh model

Springate dengan nilai sebesar 81,67%, tingkat kesalahan model Springate

type I error sebesar 0% dan type II error sebesar 18,30%. Dengan melihat 112

Page 132: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

nilai Nagelkerke R Square dari Model Springate yaitu sebesar 64,6% yang

menunjukan bahwa kemampuan keempat variabel model Springate dalam

menjelaskan varians financial distress adalah sebesar 64,6% dan sisanya

sebesar 35,4% dijelaskan oleh faktor lain. Ketepatan tingkat akurasi ini juga

didukung oleh banyak variabel yang signifikan terhadap kondisi financial

distress, dari empat variabel yang ada satu variabel memiliki pengaruh

terhadap kondisi financial distress yaitu variabel TSTA, yaitu apabila rasio ini

meningkat maka semakin kecil kemungkinan terjadinya financial distress,

karena apabila penjualan yang dihasilkan dari total aktiva banyak maka

keuntungan yang dihasilkan perusahaan juga akan meningkat, artinya

perusahaan mampu mengelola aset dengan baik dan benar untuk

meningkatkan penjualan, sehingga probabilitas untuk mengalami financial

distress juga akan sedikit.

Tingkat akurasi ketiga diperoleh oleh model Altman Modifikasi dengan

nilai sebesar 75% dengan tingakt kesalahan type I error sebesar 8,33% dan

type II error sebesar 16,67%. Dengan melihat nilai Nagelkerke R Square dari

Model Altman Modifikasi yaitu sebesar 60,2% yang menunjukan bahwa

kemampuan ketiga variabel model Altman Modifikasi dalam menjelaskan

varians financial distress adalah sebesar 60,2% dan sisanya sebesar 39,8%

dijelaskan oleh faktor lain. Ketepatan tingkat akurasi ini juga didukung oleh

banyak variabel yang signifikan terhadap kondisi financial distress, dari

empat variabel yang ada dua diantaranya memiliki pengaruh terhadap kondisi

113

Page 133: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

financial distress, yaitu variabel WCTA dan BVEBVD. Variabel BVEBVD

rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

melakukan pembayaran hutang dengan menggunakan nilai buku ekuitas atau

modal. Apabila perusahaan sedang mengalami financial distress dikarena kan

salah satu faktornya adalah perusahaan tidak mampu membayar hutang yang

dimilikinya, sehingga perusahaan akan kesulitan mendapatkan dana kembali

dari pihak eksternal.

Tingkat akurasi terrendah adalah model Zmijewski, dengan nilai akurasi

hanya sebesar 56,67%, tingkat kesalahan type I error sebesar 35% dan type II

error sebesar 8,33%. Bertolak belakang dari penilitian yang dilakukan oleh

Khusein dan Galuh (2014), menyatakan bahwa tingkat akurasi model

Zmijewski memiliki tingkat akurasi tertinggi. Dengan melihat nilai

Nagelkerke R Square dari Model Zmijewski yaitu sebesar 51,1% yang

menunjukan bahwa kemampuan ketiga variabel model Zmijewski dalam

menjelaskan varians financial distress adalah sebesar 51,1% dan sisanya

sebesar 48,9% dijelaskan oleh faktor lain. Ketepatan tingkat akurasi ini juga

didukung oleh banyak variabel yang signifikan terhadap kondisi financial

distress, dari tiga variabel yang ada dua yang memiliki pengaruh terhadap

kondisi financial distress, yaitu variabel ROA dan CACL. Semakin besar

rasio ROA dan CACL maka probabilitas perusahaan mengalami financial

distress akan menurun. Rasio CACL adalah kemampuan perusahaan dalam

melakukan pembayaran kewajiban lancar dengan menggunakan aset lancar.

114

Page 134: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Kewajiban lancar yang seharusnya dibayar namun perusahaan tidak mampu

untuk melakukan pembayaran dengan menggunakan aktiva lancar makan

kewajiban tersebut akan menumpuk dan lama kelamaan akan menjadi besar

sehingga membuat perusahaan akan kesulitan dalam mendapatkan dana lebih

dari pihak eksternal, dan nantinya akan terganggu kegiatan operasional

perusahaan. Sehingga akan menyebabkan timbulnya kondisi financial

distress.

Maka dapat dikatakan dengan tingkat akurasi sebesar 85% model Grover

adalah model prediksi yang terbaik diantara ketiga model lainnya yang dapat

diterapkan di perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

115

Page 135: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian dengan

menggunakan uji regresi binari logistik mengenai perbandingan tingkat

akurasi model prediksi financial distress pada perusahaan pertambangan

adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menyatakan bahwa model Altman, Zmijewski, Grover dan

Springate layak digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress

pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI. Dan melihat nilai

Nagelkerke R Square dari nilai tertinggi hingga terendah yaitu model

Grover, Springate, Altman, dan Zmijewski.

2. Hasil penelitian menyatakan bahwa dari keempat model prediksi yang

diuji, model prediksi terbaik yang memiliki tingkat akurasi tertinggi

dengan tingkat kesalahan yang terendah adalah model Grover pada

peringkat pertama. Di peringkat kedua ada model Springate. Di peringkat

ketiga ada model Altman, dan di peringkat terakhir ada model Zmijewski.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengemukakan saran untuk menjadi

bahan pertimbangan di penelitian selanjutnya, diantaranya:

1. Penelitian ini hanya menggunakan model prediksi Altman Modifikasi,

Zmijewski, Grover, dan Springate Diharapkan untuk penelitian 116

Page 136: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

selanjutnya menambahkan atau menguji model prediksi lain seperti

Ohlson atau Foster dan model prediksi lainnya untuk mendapatkan hasil

yang lebih baik.

2. Terdapat beberapa variabel dari masing-masing model prediksi yang tidak

memiliki pengaruh terhadap kondisi financial distress. Maka sebaiknya

bagi penelitian selanjutnya diperlukan referensi dan pemahaman yang

lebih dalam menerapkan model prediksi.

3. Model prediksi yang terbaik hanya dapat diterapkan pada perusahaan

sektor pertambangan saja. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat

mampu mencari model prediksi terbaik di berbagai sektor yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia.

4. Memperluas periode waktu sampel agar dapat melihat kondisi financial

distress pada perusahaan pertambangan lebih lengkap.

117

Page 137: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

DAFTAR PUSTAKA

Altman, Edward I. “Financial Ratios, Discriminant Analysis and The Prediction of Corporate Bankrupty”. The Journal of Finance. vol. 23 No. 4. 1968. pp. 589-609.

Amanah, Lailatul. 2014. “Hubungan Antara Financial Distress Terhadap Earning

Management”. Vol. 3, No. 4. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Vol. 3, No. 4. 2014.

Aminian, Abolfazl dkk. “Investigate the Ability of Bankruptcy Prediction Models

of Altman and Springate and Zmijewski and Grover in Tehran Stock Exchange”. Payame Noor University. Vol. 7 No.4. 2016.

Ardiyanto, Feri Dwi dan Prasetiono. “Prediksi Rasio Keuangan Terhadap Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI”. Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis. Vol. 8 No. 1. 2011.

Arikunto, S. “Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal”. Jakarta: PT.

Rineka Cipta. 2002. Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”.

Jakarta: Salemba Empat, 2001. Baridwan, Zaki. “Sistem Informasi Akuntansi”. Yogyakarta: YKPN. 1995. Brahmana, Rayenda K. “Identifying Financial Distress Condition in Indonesia

Manufacture Industry”. Birmingham Business School. University of Birmingham, United Kingdom. 2007.

Fitriyah, Ida dan Hariyati. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Financial

Distress Pada Perusahaan Properti dan Real Estate”. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol. 1, No. 3. 2013.

Gamayuni, Rindu Rika. “Analisis Ketepatan Model Altman Sebagai Alat untuk Memprediksi Kebangkrutan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI)”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 16 No. 2. 2011.

Gunawan, Barbara dkk. “Perbandingan Prediksi Financial Distress Dengan

Model Altman, Grover, dan Zmijewski”. Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 18 No. 1. Januari 2017. hlm 119-127.

118

Page 138: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim. “Analisis Laporan Keuangan”. Edisi Kedua, Yogyakarta: STIE YKPN. 2005.

Harahap, Sofyan Safri. “Teori akuntasi Laporan Keuangan”. Jakarta: Bumi

Aksara. 2002. Harahap, Sofyan Safri. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”. Jakarta:

Rajawali Pers. 2010. Kasmir. “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta: Rajawali pers. 2009. Kasmir. “Pengantar Manajemen Keuangan”. Jakarta: Penerbit Prenada

Media Group. 2010. Khusein, M. Fakhri. “Precision of the models of Altman, Springate,Zmijewski, and

Grover for predicting the financial distress”. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Vol. 17 No. 3. 2014.

Kodrat, David Sukardi dan Christian Herdinata, “Manajemen Keuangan Bases on

Empirical Research”. Surabaya: Graha Ilmu. 2009. Kutum, Imad. “Predicting the Financial Distress of Non-Banking Companies

Listed on the Palestine Exchange (PEX)”. Vol. 10 No. 2. 2015. Manalu, Sahala dkk, “Financial Distress Analysis With Altman Z-score Approach

and Zmijewski X-score on Shipping Service Company”. Journal of Applied Management. Vol. 15 No. 4. Desember 2017.

Meiliawati, Anggi. “Analisis Perbandingan Model Springate dan Altman Z-score

Terhadap Potensi Financial Distress (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Kosmetik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Jurnal Akuntansi dan Pendidikan. Vol. 5 No. 1. April 2016.

Mochamad, Irfan dan Tri Yuniati, “Analisis Financial Distress Dengan

Pendekatan Altman Z-score Untuk memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Telekomunikasi”. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Vol. 3 No. 1. 2014.

Munawir, S. “Analisis Laporan Keuangan”. Yogyakarta: Liberty. 2002. Novietta, Liza, dan Kersna Minan. “Komparasi Model Kebangkrutan Pada

Perusahaan Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Inonesia”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 3 No. 1. 2017.

119

Page 139: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Permana, Randy Kurnia dkk. “Prediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol. 7 No. 2 Oktober 2017. hlm 149-166.

Prihanthini, Ni Made Evi Dwi dan Maria M. Ratna Sari. “Prediksi Kebangkrutan

Dengan Model Grover, Altman Z-score, Springate, dan Zmijewski Pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia”. E-Jurnal Akunransi Universitas Udayana. Vol. 5 No. 2. 2013. hlm. 417-435.

Primasari, Niken Savitri. “Analisis Altman Z-score, Grover Score, Springate dan

Zmijewski Sebagai Signaling Financial Distress”. Accounting and Management Journal. Vol. 1 No. 1. Juli 2017.

Ramadhani, Ayu Suci dan Niki Lukviarman, “Perbandingan Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi daan Altman Modifikasi Dengan Ukuran Umur Perusahaan Sebagai Variabel Penjelas”, Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 13 No. 1 April 2009. hlm. 15-28.

Saleh, Amir dan Bambang Sudiyatno. “Pengaruh Rasio Keuangan Untuk

Memprediksi Profitabilitas Kebangkrutan Pada Perusahaan Manufaktur”. Jurnal Dinamika Akuntasi, keuangan, dan Perbankan. Vol. 2, No. 1. 2013.

Sarwono, Jonathan. “Statistika Multivariat Aplikasi Untuk Riset Penelitian”.

Yogyakarta: ANDI. 2013.

Sekaran, Umar.. “Research Methods For Business”. Jakarta: Salemba Empat. 2015.

Springate, Gord L.V. “Predicting The Possibility of Failure in a Canadian Firm”. Simoon Fraser University. 1978.

Sunyoto, D. “Analisis Laporan Keuangan Untuk Bisnis (Teori dan Kasus)”. Yogyakarta: CAPS. 2013.

Supranto, J. “Statistika Teori dan Aplikasi”. (Edisi Ketujuh, Jakarta: Erlangga. 2008.

Wibisono, Rizky Teguh, dkk. “Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman,

Foster, dan Springate Pada Perusahaan Property and Real Estate Go Public di Bursa Efek Indonesia”. JOM FEKON. Vol. 1 No. 2 Oktober 2014.

Widarjono, Agus. “Analisis Statistika Multivariat Terapan”. Yogyakarta: Unit Penerbit. 2010.

120

Page 140: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Widhiari, Ni Luh Made Ayu dan Ni K. Lely Aryani Merkusiwati.. “Pengaruh Rasio Likuiditas, Laverage, Operating Capacity, dan Sales Growth terhadap Financial Distress”, Jurnal Akuntansi. Universitas Udayana. 2015.

Widiyawati, Anita Tri, dkk. “analisis Rasio Keuangan Altman Modifikasi pada Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI”. Jurnal Akuntansi dan Pendidikan. Vol. 4 No. 3. Oktober 2015.

Wulandari, Veronita dkk. “Analisis Perbandingan Model Altman, Springate, Ohlson, Fulmer, CA-Score dan Zmijewski Dalam Memprediksi Financial Distress”. JOM FEKON. Vol. 1 No. 2 Oktober 2014.

Zmijewski, M.E. “Methodological Issues Relate to the Estimation of Financial of

Financial Distress Prediction Models”. Journal of Accounting Research. Vol. 22: 59-71. 1984.

https://www.sahamok.com/emiten/sektor-pertambangan/ diakses tanggal 8

Februari 2018

https://www.bi.go.id/id/publikasi/kebijakanmoneter/outlookekonomi/Documents KrisisEkonomiGlobaldanampaknyaterhadapPerekon.pdf. Diakses tanggal 16 Januari 2018.

www.setneg.go.id diakses tanggal 16 Januari 2018 www.bps.go.id diakses 30 Maret 2018 https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/04/12/2018pertumbuhanekonom

-ditargetkan54-61-persen diakses 30 Maret 2018.

www.dpr.go.id/.../apbn__Pertumbuhan_Ekonomi_Indonesia_Tahun_2015_Dan Kinerja_Tahun_201420150129111043 diakses tanggal 19 Januari 2018

https://ekonomi.kompas.com/read/2016/06/08/150000126/PwC.40.Perusahaan.T

mbang.DuniaAlami.Kerugian.Sekitar.Rp.364.5.Triliun diakses 17 januari 2018.

http://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/ diakses

8 februari 2018

121

Page 141: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Total Assets

KODE TAHUN TA_0 KODE TAHUN TA_1 ARII 2012 2.903.711.340 ITMG 2012 14.420.136.080

ATPK 2012 150.829.602 ADRO 2012 64.968.421.248 DEWA 2012 4.266.431.066 PTBA 2012 12.728.981.000 ARII 2013 3.952.212.500 ITMG 2013 16.968.794.460

BUMI 2013 85.412.659.462 CTTH 2013 326.960.068 DEWA 2013 4.460.419.163 DOID 2013 13.192.616.853 PSAB 2013 9.822.796.088 PTBA 2013 11.677.155.000 ARII 2014 4.239.362.500 CTTH 2014 366.053.299

BYAN 2014 14.451.004.546 ITMG 2014 16.263.409.120 CITA 2014 2.790.120.638 PTBA 2014 14.812.023.000 PKPK 2014 303.255.720 PTRO 2014 6.089.870.640 ARII 2015 5.020.948.940 CTTH 2015 605.667.034

ATPK 2015 1.773.314.414 ADRO 2015 82.753.439.552 BIPI 2015 20.534.261.164 PTRO 2015 5.567.641.752

BUMI 2015 47.139.736.585 KKGI 2015 1.359.381.027 CITA 2015 2.795.962.339 TINS 2015 9.279.683.000 CKRA 2015 982.635.337 ITMG 2015 16.255.517.585 MITI 2015 248.928.487 DOID 2015 11.551.983.695 PKPK 2015 170.598.584 PTBA 2015 16.894.043.000 SMMT 2015 712.785.113 GEMS 2015 5.280.697.309 SMRU 2015 2.512.732.184 INCO 2015 31.581.265.156 ARII 2016 4.460.843.995 ITMG 2016 16.254.765.312

ATPK 2016 1.585.848.521 PTBA 2016 18.576.774.000 BUMI 2016 41.919.943.468 CTTH 2016 815.982.000 PKPK 2016 157.702.767 ADRO 2016 88.135.258.841 SMMT 2016 636.742.340 DOID 2016 11.922.205.101 CITA 2016 2.726.213.720 GEMS 2016 5.395.015.950 DKFT 2016 1.976.253.284 PTRO 2016 5.252.617.175 SMRU 2016 2.424.206.046 MEDC 2016 48.608.025.838 MITI 2016 229.448.521 TINS 2016 9.548.631.000

Sumber: Data diolah, Microsoft Excel

122

Page 142: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Lampiran 2: Daftar Variabel Kategori 0 (Distress)

KODE TAHUN WCTA RETA EBITTA BVEBVD ROA TDTA CACL EBTCL TSTA ARII 2012 -0,3065 -0,0190 -0,0323 3,0144 -0,0373 0,5175 0,3925 -0,0930 0,3251

ATPK 2012 0,2768 -1,3249 -0,0933 1,1023 -0,1110 0,7094 1,4035 -0,1618 1,2033 DEWA 2012 0,1168 0,1070 -0,0448 0,6811 -0,0942 0,3775 1,4109 -4,2810 0,7623 ARII 2013 -0,3982 -0,0517 -0,0761 1,1137 -0,0336 0,5794 0,2605 -0,0920 0,3628

BUMI 2013 -0,3963 -0,1488 0,0328 0,0415 -0,0942 1,0433 0,4119 -0,1579 0,5065 DEWA 2013 0,0839 -0,2699 -0,1557 0,6237 -0,1415 0,3927 1,2778 -0,5637 0,6070 PSAB 2013 -0,0118 0,0775 -0,0354 0,2724 -0,0327 0,6779 0,9043 -0,3909 0,0967 ARII 2014 -0,2795 -0,1138 -0,0626 0,4639 -0,0726 0,6835 0,3578 -0,2035 0,1134

BYAN 2014 -0,1683 -0,0782 -0,0075 1,9665 -0,1627 0,7800 0,6230 -0,3862 0,7129 CITA 2014 0,1389 0,3161 -0,0170 2,7664 -0,1379 0,4105 1,5214 -0,5128 0,0602 PKPK 2014 0,1031 0,1081 -0,0656 0,3373 -0,0938 0,5161 1,2005 -0,2443 0,2520 ARII 2015 -0,4423 -0,1793 -0,0553 0,3117 -0,0738 0,7667 0,2050 -0,1355 0,0837

ATPK 2015 0,2321 -0,1675 -0,0756 1,4630 -0,0911 0,4306 3,2638 -0,9003 0,1391 BIPI 2015 -0,3266 -0,0267 -0,0061 0,1259 -0,0279 0,7061 0,2401 -0,0671 0,0067

BUMI 2015 -1,4531 -0,9891 -0,0028 0,0209 -0,8295 1,8558 0,0990 -0,3728 0,0119 CITA 2015 -0,0827 0,2043 -0,0273 2,1068 -0,1220 0,5379 0,7543 -0,3625 0,0050 CKRA 2015 0,2400 -0,3866 -0,0566 6,2939 -0,0556 0,0413 7,5358 -1,5762 0,0225 MITI 2015 0,3692 0,4056 -0,2030 1,3639 -0,7213 0,5544 1,8609 -1,6497 0,1260 PKPK 2015 -0,0979 -0,1608 -0,2761 0,3445 -0,3617 0,5105 0,8064 -0,7527 0,1161 SMMT 2015 -0,0567 -0,0504 -0,0237 1,7172 -0,0850 0,4401 0,7590 -0,3581 0,0076 SMRU 2015 -0,1647 -0,1969 -0,0958 2,1001 -0,1070 0,5637 0,6592 -0,2508 0,2158

123

Page 143: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

ARII 2016 -0,5127 -0,2653 -0,0543 0,4214 -0,0772 0,8299 0,1772 -0,0942 0,0353 ATPK 2016 -0,0454 -0,3689 -0,1773 1,3167 -0,1816 0,5352 0,6881 -1,2678 0,0064 BUMI 2016 -0,0758 -1,0604 -0,0017 0,1280 0,0388 1,8977 0,6924 -0,0123 0,0075 PKPK 2016 -0,1616 -0,2606 -0,0937 0,3412 -0,0871 0,5575 0,7069 -0,2537 0,0533 SMMT 2016 -0,0941 -0,0823 -0,0054 1,8366 -0,0287 0,4013 0,2656 -0,2241 0,0410 CITA 2016 0,0417 0,1140 -0,0065 1,7204 -0,0973 0,6468 1,1623 -0,3797 0,1784 DKFT 2016 0,1009 -0,0342 -0,0391 2,8438 -0,0441 0,3351 1,6296 -0,2522 0,0000 SMRU 2016 0,3952 -0,2915 -0,0732 2,9046 -0,0931 0,6036 3,3629 -0,5991 0,2385 MITI 2016 0,3692 -0,6784 -0,0676 0,5502 -0,1018 0,6201 1,7033 -0,1665 0,1039

Sumber: Data diolah, Microsoft Excel

124

Page 144: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Lampiran 3: Daftar Variabel Kategori 1 (Non Distress)

KODE TAHUN WCTA RETA EBITTA BVEBVD ROA TDTA CACL EBTCL TSTA ITMG 2012 0,3567 0,4087 0,3745 9,9325 0,2897 0,3278 2,2171 1,3526 1,6355 ADRO 2012 0,0769 0,1594 0,1250 1,4169 0,0573 0,5525 1,5723 0,7937 0,5562 PTBA 2012 0,5458 0,5822 0,2823 8,2372 0,2286 0,3318 4,9237 2,2091 0,9108 ITMG 2013 0,2670 0,4101 0,2424 6,1687 0,1656 0,3076 1,9919 0,8566 1,5650 CTTH 2013 0,0519 -1,3829 0,0949 0,3180 0,0015 0,7577 1,0790 0,0090 0,7365 DOID 2013 0,1128 -0,0850 0,0590 0,0612 -0,0271 0,9368 1,4066 -0,0940 0,6424 PTBA 2013 0,3613 0,6931 0,1844 5,6967 0,1588 0,3533 2,8659 1,0886 0,9599 CTTH 2014 0,0599 -1,2324 0,0025 0,2885 0,0028 0,7808 1,0867 0,0026 0,5634 ITMG 2014 0,1571 0,3868 0,1805 3,4168 0,1531 0,3126 1,5640 0,7195 1,4860 PTBA 2014 0,2594 0,6215 0,1560 4,6899 0,1363 0,4146 2,0751 0,7484 0,8829 PTRO 2014 0,1482 0,3408 0,0857 0,2607 0,0048 0,5877 1,6447 0,2047 0,7439 CTTH 2015 0,2467 -0,7340 0,0171 0,2177 0,0032 0,5229 1,8781 0,0234 0,3645 ADRO 2015 0,1071 0,2328 0,0557 0,4552 0,0253 0,4373 2,4039 0,6160 0,4505 PTRO 2015 0,1181 0,3414 0,0229 0,0904 -0,0298 0,5809 1,5525 -0,1054 0,4862 KKGI 2015 0,2153 0,9609 0,0928 1,3979 0,0576 0,2210 2,2195 0,5223 1,1265 TINS 2015 0,2635 0,5572 0,0088 0,9623 0,0109 0,4212 1,8154 0,0561 0,7408 ITMG 2015 0,1935 0,3755 0,1643 1,3639 0,0536 0,2918 1,8018 0,4904 1,3488 DOID 2015 0,2468 -0,1096 0,1053 0,0431 -0,0100 0,8978 3,0025 -0,0565 0,6800 PTBA 2015 0,1584 0,6033 0,1429 1,3707 0,1206 0,4502 1,5435 0,5411 0,8129 GEMS 2015 0,3400 0,0707 0,0254 4,7194 0,0057 0,3304 2,7943 0,0239 0,9554 INCO 2015 0,1972 0,6202 0,0308 0,3865 0,0221 0,1988 4,0402 0,4702 0,3449

125

Page 145: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

ITMG 2016 0,2481 0,4403 0,1724 4,6935 0,1080 0,2499 2,2568 0,8039 1,1304 PTBA 2016 0,1780 0,6118 0,1362 3,5893 0,1090 0,4320 1,6558 0,5348 0,7568 CTTH 2016 0,1917 -0,5196 0,0326 0,3271 0,0256 0,3689 1,8938 0,1644 0,3384 ADRO 2016 0,1454 0,2495 0,0901 1,4662 0,0522 0,4195 2,4710 0,8479 0,3870 DOID 2016 0,0907 -0,0617 0,1385 0,4157 0,0420 0,8567 1,3647 0,2768 0,6928 GEMS 2016 0,3959 0,1179 0,1356 9,8608 0,0926 0,2985 3,7743 0,9076 1,0177 PTRO 2016 0,2015 0,3489 0,0409 0,2439 -0,0199 0,5668 2,1586 -0,1285 0,5322 MEDC 2016 0,0761 0,1755 0,0425 0,1203 0,0520 0,7524 1,3180 0,3025 0,1669 TINS 2016 0,2280 0,5647 0,0521 2,0556 0,0296 0,4079 1,7110 0,1356 0,7298

Sumber: Data diolah, Microsoft Excel

126

Page 146: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Lampiran 4: Daftar Perusahaan Distress

No. Nama Perusahaan Kode Tahun

Net Operating

Income 1 Atlas Resources Tbk ARII 2012 -128.701.150 2 Bara Jaya International Tbk ATPK 2012 -14.066.092 3 Darma Henwa Tbk DEWA 2012 -261.693.040 4 Atlas Resources Tbk ARII 2013 -320.626.490 5 Bumi Resources Tbk BUMI 2013 -43.268.671 6 Darma Henwa Tbk DEWA 2013 -759.038.912 7 J Resources Asia Pasific Tbk PSAB 2013 -380.541.440 8 Atlas Resources Tbk ARII 2014 -283.155.860 9 Bayam Resources Tbk BYAN 2014 -115.645.001 10 Cita Mineral Investindo Tbk CITA 2014 -43.326.077 11 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 2014 -19.903.411 12 Atlas Resources Tbk ARII 2015 -258.975.240 13 Bara Jaya International Tbk ATPK 2015 -134.004.535 14 Benakat Integra Tbk BIPI 2015 -32.672.376 15 Bumi Resources Tbk BUMI 2015 -124.966.084 16 Cita Mineral Investindo Tbk CITA 2015 -76.351.293 17 Cakra Mineral Tbk CKRA 2015 -66.132.775 18 Mitra Investindo Tbk MITI 2015 -50.520.141 19 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 2015 -47.094.043 20 Golden Eagle Energy Tbk SMMT 2015 -22.114.457 21 SMR Utama Tbk SMRU 2015 -232.503.272 22 Atlas Resources Tbk ARII 2016 -238.926.920 23 Bara Jaya International Tbk ATPK 2016 -281.173.272 24 Bumi Resources Tbk BUMI 2016 -71.793.593 25 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 2016 -8.977.690 26 Golden Eagle Energy Tbk SMMT 2016 -25.476.145 27 Cita Mineral Investindo Tbk CITA 2016 -17.680.455 28 Central Omega Resources Tbk DKFT 2016 -77.341.814 29 SMR Utama Tbk SMRU 2016 -176.131.636 30 Mitra Investindo Tbk MITI 2016 -15.519.530

Sumber: www.idx.co.id (data diolah) , Microsoft Excel

127

Page 147: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Lampiran 5: Daftar Perusahaan Non Distress

No. Nama Perusahaan Kode Tahun

Net Operating

Income 1 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 2012 7.443.978.540 2 Adaro Energy Tbk ADRO 2012 8.119.615 3 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 2012 3.593.510.000 4 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 2013 4.498.541.750 5 Citatah Tbk CTTH 2013 9.713.397 6 Delta Dunia Makmur Tbk DOID 2013 850.378.232 7 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 2013 2.152.838.000 8 Citatah Tbk CTTH 2014 31.032.881 9 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 2014 3.145.013.550 10 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 2014 2.310.198.000 11 Petrosea Tbk PTRO 2014 534.572.990 12 Citatah Tbk CTTH 2015 921.037 13 Adaro Energy Tbk ADRO 2015 4.609.163 14 Petrosea Tbk PTRO 2015 129.754.220 15 Resources Alam Indonesia Tbk KKGI 2015 121.936.614 16 Timah Tbk TINS 2015 81.497.000 17 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 2015 2.580.448.060 18 Delta Dunia Makmur Tbk DOID 2015 1.167.196.554 19 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 2015 2.414.340.000 20 Golden Energy Mines Tbk GEMS 2015 125.079.322 21 Vale Indonesia Tbk INCO 2015 1.063.080.830 22 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 2016 2.780.078.140 23 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 2016 2.530.807.000 24 Citatah Tbk CTTH 2016 26.603.831 25 Adaro Energy Tbk ADRO 2016 7.939.130 26 Delta Dunia Makmur Tbk DOID 2016 1.629.234.469 27 Golden Energy Mines Tbk GEMS 2016 682.892.740 28 Petrosea Tbk PTRO 2016 214.493.030 29 Medco Energi International Tbk MEDC 2016 2.036.959.619 30 Timah Tbk TINS 2016 497.786.000

Sumber: www.idx.co.id (data diolah) , Microsoft Excel

128

Page 148: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Lampiran 6: Uji Beda Matched Pair

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 TA_0 9.03E9 30 1.832E10 3.344E9

TA_1 1.86E10 30 2.279E10 4.160E9

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 TA_0 & TA_1 30 -.299 .109

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 TA_0 - TA_1

-9.556E9 3.323E10 6.067E9 -2.196E10 2.851E9 -

1.575

29 .126

Sumber: Data Diolah

129

Page 149: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Lampiran 6: Uji Regresi Logistik Model Altman Modifikasi

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 60 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 60 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 60 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

D 0 ND 1

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 83.111 .067

2 83.111 .067 a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 83.111 c. Estimation terminated at iteration number 2 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

Y Percentage

Correct D ND

Step 0 Y D 0 29 .0

ND 0 31 100.0

Overall Percentage 51.7

130

Page 150: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

Y Percentage

Correct D ND

Step 0 Y D 0 29 .0

ND 0 31 100.0

Overall Percentage 51.7

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant .067 .258 .067 1 .796 1.069

Variables not in the Equation

Score Df Sig.

Step 0 Variables WCTA 16.594 1 .000

RETA 7.066 1 .008

EBITTA 4.867 1 .027

BVEBVD .384 1 .535

Overall Statistics 22.937 4 .000

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant WCTA RETA EBITTA BVEBVD

Step 1 1 55.795 .100 3.839 1.011 -.058 .237

2 48.595 -.232 7.385 1.302 -.072 .342

3 47.197 -.594 9.801 1.432 -.071 .420

4 47.093 -.732 10.677 1.465 -.072 .447

5 47.092 -.746 10.763 1.468 -.072 .450

6 47.092 -.746 10.764 1.468 -.072 .450 a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 83.111 d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

131

Page 151: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 36.019 4 .000

Block 36.019 4 .000

Model 36.019 4 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 47.092a .451 .602 a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig.

1 7.984 8 .435

Classification Tablea

Observed

Predicted

Y Percentage

Correct D ND

Step 1 Y D 24 5 82.8

ND 3 28 90.3

Overall Percentage 86.7

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a WCTA 10.764 3.182 11.443 1 .001 4.729E4

RETA 1.468 .795 3.411 1 .065 4.342

EBITTA -.072 .186 .150 1 .699 .931

BVEBVD .450 .195 5.307 1 .021 1.568

Constant -.746 1.230 .368 1 .544 .474 a. Variable(s) entered on step 1: WCTA, RETA, EBITTA, BVEBVD.

132

Page 152: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Lampiran 7: Uji Regresi Logistik Model Zmijewski Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 60 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 60 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 60 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

D 0 ND 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

Y Percentage

Correct D ND

Step 0 Y D 0 29 .0

ND 0 31 100.0

Overall Percentage 51.7

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant .067 .258 .067 1 .796 1.069

133

Page 153: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables ROA 8.156 1 .004

TDTA 4.343 1 .037

CACL 16.266 1 .000

Overall Statistics 21.405 3 .000

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 28.989 3 .000

Block 28.989 3 .000

Model 28.989 3 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 54.122a .383 .511 a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed

Predicted

Y Percentage

Correct D ND

Step 1 Y D 25 4 86.2

ND 3 28 90.3

Overall Percentage 88.3

a. The cut value is .500

134

Page 154: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a ROA .453 .192 5.549 1 .018 1.573

TDTA -.824 1.587 .269 1 .604 .439

CACL -.924 .317 8.507 1 .004 .397

Constant -2.519 1.262 3.986 1 .046 .081 a. Variable(s) entered on step 1: ROA, TDTA, CACL.

135

Page 155: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Lampiran 8: Uji Regresi Logistik Model Grover Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 60 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 60 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 60 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

D 0 ND 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

Y Percentage

Correct D ND

Step 0 Y D 0 29 .0

ND 0 31 100.0

Overall Percentage 51.7

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant .067 .258 .067 1 .796 1.069

136

Page 156: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables WCTA 16.594 1 .000

EBITTA 4.867 1 .027

ROA 8.760 1 .003

Overall Statistics 24.749 3 .000

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 58.887 3 .000

Block 58.887 3 .000

Model 58.887 3 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 24.224a .625 .834 a. Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed

Predicted

Y Percentage

Correct D ND

Step 1 Y D 26 3 89.7

ND 2 29 93.5

Overall Percentage 91.7

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a WCTA 12.043 4.181 8.299 1 .004 1.699E5

EBITTA -2.729 1.102 6.137 1 .013 .065

ROA 3.344 1.283 6.798 1 .009 28.330

Constant -4.995 2.473 4.079 1 .043 .007 a. Variable(s) entered on step 1: WCTA, EBITTA, ROA.

137

Page 157: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Lampiran 9: Uji Regresi Logistik Model Springate

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 60 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 60 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 60 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

D 0 ND 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

Y Percentage

Correct D ND

Step 0 Y D 0 29 .0

ND 0 31 100.0

Overall Percentage 51.7

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant .067 .258 .067 1 .796 1.069

138

Page 158: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables WCTA .345 1 .557

EBITTA 4.867 1 .027

EBTCL .562 1 .454

TSTA 22.703 1 .000

Overall Statistics 25.172 4 .000

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 39.708 4 .000

Block 39.708 4 .000

Model 39.708 4 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 43.403a .484 .646 a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed

Predicted

Y Percentage

Correct D ND

Step 1 Y D 23 6 79.3

ND 3 28 90.3

Overall Percentage 85.0

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a WCTA .211 .297 .506 1 .477 1.235

EBITTA -.308 .249 1.528 1 .216 .735

EBTCL .330 .199 2.759 1 .097 1.392

TSTA -.922 .264 12.222 1 .000 .398

Constant 2.325 1.424 2.669 1 .102 10.232 a. Variable(s) entered on step 1: WCTA, EBITTA, EBTCL, TSTA.

139

Page 159: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39853... · 2018-06-29 · ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI MODEL PREDIKSI

140