Analisis Perbandingan Mekanisme Secure Socket Layer (SSL...
-
Author
duongxuyen -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of Analisis Perbandingan Mekanisme Secure Socket Layer (SSL...
Analisis Perbandingan Mekanisme Secure Socket Layer
(SSL) dan Transfer Layer Security (TLS) Pada Koneksi
File Transfer Protocol (FTP) Server Ubuntu
Artikel Ilmiah
Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Peneliti :
Nardi Tehupeiory (672011075)
Dian W. Chandra, S.Kom., M.Cs.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
February 2016
Analisis Perbandingan Mekanisme Secure Socket Layer (SSL) dan
Transfer Layer Security (TLS) Pada Koneksi File Transfer
Protocol (FTP) Server Ubuntu
1) Nardi Tehupeiory, 2) Dian W Chandra
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)[email protected], 2) [email protected]
Abstract
File Transfer Protocol (FTP) is a protocol used to transfer files over the Internet. This is
because FTP is capable of storing large files. FTP can be accessed at any time during the user can
connect to the Internet. The continued development of technology to make FTP become vulnerable to
cyber attacks such as the use of tools wireshark to know the username, password, or files that are
uploaded or downloaded by the user. Therefore it is necessary to maintain the security of the
communication between user and the server. FTP server can be equipped with a Secure Socket Layer
(SSL) to keep the authentication process and transfer data by encrypting the communication that
occurs. SSL has several versions and the newest is SSLv3. SSLv3 which is the latest version of SSL
was developed into a Transfer Layer Security (TLS) to cover the weaknesses found in SSLv3. TLS is
the latest version has a feature that can be utilized as a gap by outsiders. Such features are downgrade
means at the service when the server goes handshake will offer the highest security in this regard
TLS, but if the client does not support against the TLS server meal will offer a lower protocol such as
SSL. To the solution provided is to disable SSL on the server and only using TLS. Thus the FTP
server can be more secure because the server does not allow a client to connect if they do not have a
protocol that can keep the communication process takes place.
Keyword: File Transfer Protocol, Secure Socket Layer, Transfer Layer Security.
Abstrak
File Transfer Protocol (FTP) merupakan protocol yang sering digunakan untuk melakukan
transfer file melalui jaringan internet. Hal ini dikarenakan FTP mampu menyimpan file yang
berukuran besar. FTP dapat diakses kapan saja selama user dapat terhubung dengan internet. Semakin
berkembangnya teknologi membuat FTP menjadi rentan terhadap serangan dunia maya seperti
menggunakan tools wireshark untuk mengetahui username, password, maupun file yang diupload
atau yang didownload oleh user. Untuk itu dibutuhkan keamanan dalam menjaga komunikasi antara
user dengan server. FTP server dapat dilengkapi dengan Secure Socket Layer (SSL) untuk menjaga
proses authentikasi dan transfer data dengan mengenkripsi komunikasi yang terjadi. SSL memiliki
beberapa versi dan yang terbaru yaitu SSLv3. SSLv3 yang merupakan versi trakhir dari SSL
dikembangkan menjadi Transfer Layer Security (TLS) untuk menutupi kelemahan yang terdapat pada
SSLv3. TLS yang merupakan versi terbaru memiliki fitur yang ternyata dapat dimanfaatkan sebagai
celah oleh pihak luar. Fitur tersebut yaitu downgrade artinya pada layanan ini saat handshake terjadi
server akan menawarkan keamanan tertinggi dalam hal ini TLS, namun bila client tidak mendukung
terhadap TLS makan server akan menawarkan protocol yang lebih rendah seperti SSL. Untuk itu
solusi yang diberikan adalah dengan menonaktifkan SSL pada server dan hanya menggunakan TLS.
Dengan demikian FTP server dapat lebih aman dikarenakan server tidak mengizinkan client untuk
terhubung bila tidak memiliki protocol yang dapat menjaga proses komunikasi yang berlangsung.
Kata kunci: File Transfer Protocol, Secure Socket Layer, Transfer Layer Security.
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Infotmatika, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
1. Pendahuluan
File Transfer Protocol (FTP) sampai saat ini masih sering digunakan sebagai protocol
untuk melakukan taransfer file melalui jaringan internet. Hal ini dikarenakan ukuran file
yang besar membuat FTP masih menjadi favorit. Secara default FTP hanya melakukan
autentikasi terhadapa username dan password tanpa adanya proses enkripsi didalamnya.
Umumnya pengguna yang terdaftar pada FTP memiliki hak akses penuh dalam membuat
berkas, mengedit bahkan meghapus berkas.
SSL (Secure Socket Layer) diperlukan untuk menjaga proses autentikasi dan proses
transfer data yang terlebih dahulu dienkripsi. SSL memiliki beberapa versi dan yang terbaru
adalah SSLv3 namun pengembangan dari SSLv3 dinamakan TLS (Transfer Layer Security).
TLS yang merupakan pengembangan SSL tidak luput juga dari serangan pihak ketiga,
serangan tersebut dinamakan Padding Oracle On Downgraded Legacy Encryption
(POODLE) yang memanfaatkan layanan yang dimiliki TLS yaitu Downgrade dance yang
artinya ada penurunan tingkat keamanan dalam hal ini TLS ke protocol yang lebih rendah.
Saat ini solusi untuk terhindar dari serangan POODLE adalah dengan menonaktifkan SSL
dan hanya menggunakan TLS sebagai pengamanannya. Namun dengan menonaktifkan SSL
pasti memiliki dampak tersendiri ketika client yang terhubung hanya mendukung SSL.
Oleh karena itu penelitian ini ditujukan untuk dapat melihat mekanisme yang
diberikan SSL dan TLS ketika client yang terhubung menggunakan protocol yang lebih
rendah dari server. Penelitian ini juga akan melihat sejauh mana downgrade yang merupakan
fitur dari TLS terjadi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pilihan dalam
mengamankan FTP server dan memberikan pengetahuan terhadap SSL maupun TLS dengan
membandingkan mekanisme yang dimiliki.
2. Tinjauan Pustaka
Dengan perkembangan teknologi media penyimpanan seperti FTP server menjadi
salah satu pilihan untuk menyimpan data yang kemudian dapat diakses secara langsung.
Media penyimpanan ini tentunya membutuhkan suatu system keamanan yang dapat
mengamankan komunikasi yang terjadi antara user dan server. Beberapa system keamanan
komunikasi antara client dengan FTP server yang pernah dibuat adalah :
Penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Martin Ruswanda dengan judul
IMPLEMENTASI FTP SERVER DENGAN SECURE SOCKETS LAYER DAN SECURE
SHELL UNTUK KEAMANAN TRANSFER DATA [1]. Hasil penelitian ini membuktikan
bahwa dengan menggunakan Secure Sockets Layer (SSL) dan Secure Shell (SSH) kemanan
authentikasi dan transfer data menjadi lebih aman dibandingkan tanpa menggunakan SSL dan
SSH.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Ridwan Pardamean Nainggolan dengan judul
DESAIN DAN IMPLEMENTASI PROTOCOL RSYNC DAN FTP PADA CV. ASRI
NUSANTARA PALEMBANG [2]. Pada penelitian ini dibangun FTP server dan
dikonfigurasi dengan keamanan SSLv2 dan SSLv3. Namun pada penelitian ini tidak
dilakukan pengujian keamanan yang diberikan SSLv2 dan SSLv3.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ahmad Fali Oklilas dengan judul
IMPLEMENTASI FTP SERVER DENGAN METODE TRANSFER LAYER SECURITY
UNTUK KEAMANAN TRANSFER DATA MENGGUNAKAN CENTOS 5.8 [3]. Pada
penelitian ini dilakukan pengujian keamanan authentikasi namun parameter pengujian hanya
melihat apakah dengan menggunakan TLS username dan password tidak akan terbaca oleh
wireshark.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dapat dilihat bahwa penggunaan SSL masih
banyak digunakan untuk mengamankan komunikasi. Namun dengan perkembangan yang ada
sekarang pilihan dalam mengamankan komunikasi lebih banyak dengan adanya TLS yang
merupakan pengembangan dari SSLv3. TLS dikembangkan tentunya dikarenakan ada
kekurang pada versi sebelumnya dalam hal ini SSL yang dapat mengakibatkan terjadi
pembajakan data oleh pihak luar. TLS yang merupakan versi terbaru pun tidak luput dari
serangan pihak luar. Untuk mendapatkan solusi dalam mengamankan data saat ini maka
penelitian sekarang ini dilakukan dengan membandingkan mekanisme SSL dan TLS dalam
mengamankan komunikasi data yang berlangsung.
FTP merupaka singkatan dari File Transfer Protocol. FTP merupakan aplikasi yang
memberikan akses/pertukaran transfer data antara dua computer (client dan server). Transfer
file/data ini dapat terjadi antara komputer di jaringan lokal atau melalui internet [4]. FTP
masih menjadi pilihan sebagai server untuk meng-upload atau men-download file,
dikarenakan ukuran file yang besar menjadi alasan utama pemakaian FTP server.
SSL (Secure Socket Layer) merupakan protocol yang memfasilitasi penggunaan
enkripsi untuk data yang rahasia dan membantu menjamin integritas informasi yang
dipertukarkan [5]. SSL yang dikembangkan oleh Netscape pada akhir 1990-an memiliki
beberapa versi yaitu SSLv2 dan SSLv3. SSLv3 dikembangkan karena Netscape melihat
bahwa SSLv2 sudah tidak aman untuk digunakan lagi. SSLv3 juga menjadi standar
terbentuknya TLS yang merupakan versi IETF (Internet Engineering Task Force).
TLS (Transfer Layer Security) merupakan protocol kriptografi yang menyediakan
komunikasi internet yang aman. TLS adalah pengembangan dari SSL versi 3.0 dan mulai
dikenal pada tahun 1999. Pengembangan terbaru TLS dilakukan pada tahun 2008 yaitu TLS
v1.2. TLS memiliki dua lapisan yaitu TLS Record Protocol dan TLS Handshake Protocol.
TLS Record Protocol menyediakan keamanan koneksi dengan metode enkripsi seperti Data
Encryption Standart (DES). Sedangkan TLS Handshake Protocol mengizinkan autentikasi
antara client dan server yang akan bernegosiasi dengan menggunakan kunci kriptografi
sebelum data berpindah.
Record layer merupakan layer yang melakukan format terhadap beberapa layer lain
seperti Alert, ChangeCipherSpec, Handshake, dan Application messages sehingga dapat
membentuk sebuah header untuk pesan yang terkirim. Header ini berisikan protocol
definition, protocol version, dan Length.
Handshake merupakan proses negosiasi untuk menetukan parameter dalam
membentuk komunikasi antara client dan server sebelum komunikasi berlangsung. Alur
dalam handshake dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Alur Handshake
Pada Gambar 1 client akan melakukan komunikasi awal dengan mengirimkan
ClientHello kemudian server akan menjawab dengan ServerHello selanjutnya server dan
client akan melakukan pertukaran Certificate dan ChangeCipherSpec. Setiap diakhir
komunikasi client atau server akan mengirimkan session finished sebelum melakukan
komunikasi menggunakan aplikasi untuk melakukan pertukaran data.
File log merupakan file yang berisikan aktivitas yang terjadi didalam suatu system
computer. Contoh file log pada FTP server akan menyimpan aktivitas yang terjadi saat client
akan terhubung dengan server.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini diperlukan untuk mengetahui mekanisme yang diberikan SSL/TLS
dalam mengamankan authentikasi dan komunikasi data antara client dengan FTP server.
Dalam melakukan penelitian akan menggunakan metode SDLC (System Development Life
Cycle) agar dapat memiliki urutan kerja yang efisien. Metode ini memiliki beberapa tahapan
seperti pada Gambar 2.
Gambar 2 Flowchart Penelitian
Dalam tahap perencanaan dilakukan pengumpulan data dan mempelajari landasan-
landasan yang akan dibangun. Pengumpulan dilakukan berdasarkan pada studi pustaka yaitu
mempelajari teori yang berkaitan dengan FTP server, SSL (Secure Socket Layer) dan TLS
(Transport Layer Security). Dari hasil studi pustaka didapatkan informasi bahwa saat ini telah
ditemukan serangan yang memanfaatkan kelemahan SSL meskipun server telah
menggunakan versi terbaru dari SSL yaitu TLS dan serangan ini dinamakan POODLE
(Padding Oracle on Downgraded Encryption). Konsep serangan POODLE adalah dengan
memanfaatkan layanan yang dimiliki TLS yaitu downgrade dance artinya pada layanan ini
saat Handshake terjadi server akan menawarkan keamanan tertinggi dalam hal ini TLS,
namun bila client tidak mendukung terhadap TLS maka server akan menawarkan protocol
yang lebih rendah. Maka solusi yang akan digunakan untuk mencegah terjadinya downgrade
dalam penelitian ini yaitu dengan menonaktifkan protocol SSL pada server. Penelitian ini
juga akan melihat respon dari server bila client yang terhubung hanya mendukung SSL.
Pada tahap analisis dilakukan pengidentifikasian terhadap kebutuhan penelitian. Hal
ini diperlukan untuk menjadi acuan system yang dibangun. Kegiatan yang dilakukan dalam
menganalisis yaitu memahami alur penyampaian informasi yang sedang berjalan,
mengidentifikasi masalah yang terjadi pada system yang berjalan, dan mencari kesimpulan
dari proses analisis yang telah dilakukan.
Tahap desain adalah tahapan untuk perancangan system yang dibangun. Spesifikasi
yang dibuat cukup rinci agar pada tahap implementasi tidak diperlukan keputusan baru dan
menggunakan apa yang sudah ditentukan pada tahap desain. Pada tahap ini dibangun FTP
server yang telah dikonfigurasi SSL (Secure Socket Layer) dan TLS (Transport Layer
Security) pada Ubuntu. Aplikasi client menggunakan FTP client yaitu CuteFTP pro 2.0 dan
CuteFTP 6.0 professional pemilihan aplikasi dengan versi yang berbeda ini dikarenakan
CuteFTP pro 2.0 merupakan versi terakhir yang hanya mendukung SSL dan CuteFTP 6.0
professional merupakan versi terbaru yang telah mendukung SSL dan TLS. Aplikasi yang
digunakan untuk melihat proses yang terjadi pada komunikasi yang berjalan adalah
wireshark. Aplikasi ini dapat melihat packet header yang tercapture ketika komunikasi antara
client dan server sedang berlangsung.
Tahap implementasi merupakan tahapan dalam mengkonfigurasi FTP server yang
akan dibangun dan tahapan dalam menghubungkan client ke server. Implementasi awal FTP
server dikonfigurasi dengan mendukung SSL dan TLS, kemudian pada implementasi
selanjtunya FTP server dikonfigurasi dengan hanya mendukung SSL.
Setelah tahapan implementasi maka dilakukan tahapan uji coba yaitu pengujian
terhadap server FTP dengan cara client terhubung dengan server menggunakan aplikasi FTP
client. Pada tahap ini juga dilakukan pemantauan komunikasi yang terjadi antara client dan
server menggunakan aplikasi wireshark. Saat proses komunikasi berlangsung bila terdapat
permasalahan maka pada tahapan ini juga akan dilakukan analisis untuk mencari penyebab
dan kesimpulan terhadapa penyebab permasalahan itu.
4. Hasil Pembahasan dan Implementasi
Penelitian dilakukan dengan membangun FTP server secara local dengan sebuah
client untuk melakukan koneksi terhadap server yang telah dibangun seperti pada Gambar 3.
Gambar 3 Topologi Jaringan
Server dilengkapi dengan SSL/TLS yang dikonfigurasi dengan dua tipe yang pertama
server FTP dikonfigurasi dengan mendukung SSL dan TLS, kemudian yang kedua server
dikonfigurasi dengan hanya mendukung TLS. Pada client digunakan sebuah aplikasi FTP
client dengan dua versi yang berbeda yaitu CuteFTP pro 2.0 dan 6.0 professional. Untuk
mendapatkan data penelitian digunakan aplikasi monitoring yaitu wireshark yang terpasang
pada client untuk memantau komunikasi yang terjadi.
Pada penelitian pertama dengan server dikonfigurasi untuk mendukung SSL dan TLS,
dalam penelitian ini client tidak mengalami masalah ketikan akan terhubung. Proses
komunikasi berjalan seperti fungsinya mulai dari tahap authentikasi sampai pada pengaksesan
directory yang dimiliki.
Penelitian selanjutnya ketika server dikonfugurasi hanya mendukung TLS, client yang
telah mendukung SSL dan TLS tidak mengalami masalah ketika akan terhubung dengan
server meskipun authentikasi yang dipilih pada FTP client menggunakn SSL seperti Gambar
4.
Gambar 4 Client Dapat Terubung dengan Server Menggunakan Authentikasi SSL
Gambar 5 Client Dapat Terubung dengan Server Menggunakan Authentikasi SSL
Hasil capture wireshark client yang mendukung SSL/TLS dan memilih authentikasi
SSL ketika terhubung dengan server yang dikonfigurasi hanya mendukung TLS seperti
Gambar 6.
Gambar 6 Hasil Capture Wireshark dengan Authentikasi SSL Pada Client yang Telah Mendukung
SSL/TLS
Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa client terhubung dengan server menggunakan
SSLv2 meskipun pada server tidak dilakukan konfigurasi untuk melayani SSL. Hal ini
menunjukan bahwa ada kesamaan handshake antara SSL dan TLS seperti pada tahap Client
Hello server masih dapat mengizinkan client untuk melakukan komunikasi dengan SSLv2
dan dijawab oleh server menggunakan TLSv1. Selanjutnya pada tahap memasukan USER
dapat dilihat bahwa pada tahap ini client mengirimkan dua TLSv1 Record Layer. Record
Layer dalam TLS akan melakukan format terhadap beberapa layer lain seperti Alert,
ChangeCipherSpec, Handshake, dan Application messages sehingga dapat membentuk
sebuah header untuk pesan yang terkirim. Maka dapat dilihat pada Gambar 6 bahawa client
mengirimkan dua header setiap akan mengirimkan pesan.
Gambar 7 Isi Dari TLSv1 Record Layer
Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa length antara Record Layer yang pertama dan
kedua tidak sama. Hal ini menunjukan bahwa ada informasi berbeda yang diberikan.
Informasi dapat berupa keamana koneksi antara client dengan server yang merupakan fungsi
dari Record Layer pada TLS. Dengan memiliki dua Record layer seperti pada Gambar 7
server mengizinkan client untuk mengakses directory yang dimiliki dan client dapat
melakukan upload dan download dengan aman. Proses upload dan download dapat dilihat
pada Gambar 8.
Gambar 8 Proses Upload dan Download Menggunakan CuteFTP 6.0 Professional
Gambar 9 Hasil Capture Wireshark Pada Proses Download
Pada Gambar 8 merupakan proses upload dan download menggunakan CuteFTP 6.0
Professional yang mendukung SSL dan TLS meskipun pada pemilihan authentikasi
menggunakan SSL. Proses yang terjadi ketika file didownload dari server seperti pada
Gambar 9. Dapat dilihat bahwa meskipun pada tahap authentikasi menggunakan SSL namun
pada proses download aplikasi menggunakan protocol TLS untuk melakukan transfer file.
Record layer seperti pada Gambar 9 memiliki fungsi yang sama untuk menjaga keamanan
komunikasi data, sehingga proses download dan upload dapat berlangsung. Record layer
pertama bertugas untuk membuka koneksi dengan server dan Record layer kedua bertugas
untuk menutup koneksi SSL sehingga setiap kali ada permintaan terhadapa server seperti
upload atau download maka koneksi akan dibuka dan setelah data berhasil dikirim maka
koneksi akan langsung ditutup. Hal yang sama juga terjadi pada proses upload seperti
Gambar 10.
Gambar 10 Hasil Capture Wireshark Pada Proses Upload
Selanjutnya dengan client yang hanya dapat mendukung SSL yang akan terhubung
dengan server. Pada penelitian ini client tidak dapat terhubung dengan server meskipun client
telah melewati tahap authentikasi seperti Gambar 11.
Gambar 11 Client Tidak Dapat Terhubung dengan Server
Pada Gambar 11 dapat dilihat setelah tahap authentikasi, client tidak dapat mengakses
directory dan hanya menunggu sampai muncul pesan Timeout. Untuk mencari penyebabnya
maka dilihat hasil capture wireshark saat komunikasi berlangsung seperti Gambar 12.
Gambar 12 Hasil Capture Wireshark Client yang hanya Mendukung SSL
Pada Gambar 12 dapat dilihat bahwa client menggunakan SSLv2 untuk terhubung
dengan server. Tahapan-tahapan yang terjadi sama dengan client yang mendukung SSL dan
TLS hanya sedikit perbedaan yang juga mengakibatkan client tidak dapat terhubung dengan
server yaitu pada Record Layer yang dikirimkan oleh client. Dapat dilihat pada Gambar 12
Record Layer yang dikirimkan hanya satu yang dapat diartikan Record layer tersebut hanya
berfungsi untuk membuka koneksi dengan server namun tidak memiliki Record Layer untuk
menutup koneksi sehingga server tidak mengizinkan terjadinya proses pengaksesan directory
untuk melakukan upload atau download. File log yang terdapat pada server juga menunjukan
bahwa koneksi antara client dan server dihentikan tanpa mematikan SSL seperti Gambar 13.
Gambar 13 File Log Pada Server
Gambar 14 File Log Pada Server
Gambar 14 dapat dilihat bahwa kesalah terdapat pada client yang terus membuka
koneksi SSL tanpa menutupnya sehingga server tidak mengizinkan client untuk dapat
terhubung. Hal ini terjadi karena server menunggu Record Layer kedua yang merupakan
handshake untuk menutup koneksi SSL dari client namun pada percobaan yang dilakukan
dengan client yang hanya mendukung SSL handshake ini tidak terjadi sehingga koneksi SSL
tetap terbuka. Apabila koneksi SSL dibuka terus menerus tentunya akan menimbulkan celah
tersendiri dalam keamanan komunikasi yang terjadi sehingga dalam penelitian ini server
secara langsung tidak mengizinkan client untuk terhubung dikarenakan komunikasi yang
terjadi tidak aman untuk dilakukan pertukaran data. Handshake yang tidak dimiliki oleh
client yang mendukung SSL yaitu terdapat pada session finished setelah melakukan
pertukaran Certificate dan ChangeCipherSpec seperti dapat dilihat dalam alur handshake
pada Gambar 1. Ketika server tidak menemukan session tersebut dalam handshake client,
server akan mencoba membangun kembali komunikasi handshake tersebut sebelum
mengizinkan melakukan pertukaran data menggunakan aplikasi. Namun pada percobaan
menggunakan client yang hanya mendukung SSL, server tidak menemukan session tersebut
sehingga server tidak dapat melanjutkan komunikasi.
Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa SSL dan TLS dalam proses authentikasi
memiliki kesamaan dalam negosiasi pertukaran kunci keamanan. Namun TLS lebih di
sarankan dikarenakan pada proses komunikasi TLS menyediakan authentikasi untuk client
dan server sehingga client yang tidak menjamin keamanan komunikasi tidak dapat terhubung
dengan server seperti pada tahap penelitian menggunakan client yang hanya mendukung
SSL.
5. Simpulan
Hasil pembahasan setelah dianalisis dari data capture oleh wireshark terdapat sedikit
perbedaan antara client yang mendukung SSL dan TLS dengan client yang hanya mendukung
SSL ketika akan terhubung dengan server. Perbedaan tersebut terdapat pada session finished
dalam handshake dari client dan Record Layer yang dikirimkan oleh masing-masing client.
Pada client yang mendukung SSL dan TLS client mengirimkan dua Record Layer yang
memiliki length berbeda dan handshake yang terjadi seperti pada Gambar 1 alur handshake.
Sedangkan pada client yang hanya mendukung SSL, client tersebut hanya mengirimkan satu
Record Layer dan tidak memiliki session finished setelah melakukan pertukaran Certificate
dan ChangeCipherSpec. Perbedaan ini mengakibatkan client yang hanya mendukung SSL
tidak dapat mengakses directory.
Dengan perbedaan handshake dan Record layer tersebut kemudian informasi yang
terdapat pada log server maka diambil kesimpulan bahwa komunikasi dapat berlangsung
ketika proses handshake yang terjadi memiliki session yang lengkap seperti pada Gambar 1
alur handshake dan dua Record Layer yang dikirimkan oleh client yang mendukung
SSL/TLS memiliki fungsi Record Layer pertama untuk membuka koneksi dan Record Layer
kedua untuk menutup koneksi SSLnya.
6. Daftar Pustaka
[1] Ruswanda, Mohammad Martin, Prajna Deshanta Ibnugraha & Tafta Zani., (2011).,
IMPLEMENTASI FTP SERVER DENGAN SECURE SOCKETS LAYER DAN
SECURE SHELL UNTUK KEAMANAN TRANSFER DATA.,
http://repository.tass.telkomuniversity.ac.id/index.php/Proyek-Akhir-
Mahasiswa/TK/IMPLEMENTASI-FTP-SERVER-DENGAN-SECURE-SOCKETS-
LAYER-DAN-SECURE-SHELL-UNTUK-KEAMANAN-TRANSFER-DATA/
[2] Nainggolan, Ridwan Pardamean., DESAIN DAN IMPLEMENTASI PROTOCOL
RSYNC DAN FTP PADA CV. ASRI NUSANTARA PALEMBANG., (Jurnal Teknik
Informatika STMIK PalComTech)., http://news.palcomtech.com/wp-
content/uploads/Jurnal_RidwanPardameanN_DesaindanImplementasiProtokolRSYN
C.pdf
[3] Oklilas, Ahmad Fali & Budi Irawan., (2014)., Implementasi FTP Server dengan
Metode Transfer Layer Security untuk Keamanan Transfer Data Menggunakan
CentOS 5.8., (Jurnal Generic Vol.9 No.2).,
http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=292254
[4] Oktavianus, Yoppi Lisyadi., (2013)., MEMBANGUN CLOUD COMPUTING
DENGAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCING DAN PENGUJIAN ALGORITMA
PENJADWALAN LINUX VIRTUAL SERVER PADA FTP SERVER., (Jurnal Nasional
Teknik Elektro Vol.2 No.1).,
http://jnte.ft.unand.ac.id/index.php/first/article/view/94/89
[5] Meyatmaja, Eling & Melwin Syafrizal., (2012). PERANCANGAN VIRTUAL
PRIVATE NETWORK PADA PT MEDIA KOMUNIKA., (Jurnal DASI Vol.13 No.4).,
http://repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.21.0551.pdf