Analisis Perancangan Sistem

21
Analisis Perancangan Sistem Nama : Arif santoso Kelas : 5C NPM : 065108061 1. Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Sistem? a. Ketentuan dan peraturan yang dibuat atau dikeluarkan oleh sistem 2. Alasan dibuatkan kebijakan sistem? a. Agar system dapat berjalan sebagaimana mestinya agar informasi yang dikeluarkan dapat sesuai dengan kebutuhan yang ada. 3. Disebut apakah orang-orang yang mengambil kebijakan Sistem? a. 4. Siapa sajakah yang mengambil Keputusan? a. 5. Sebutkan tugas-tugas dari orang-orang yang mengambil kebijakan sistem? a. 6. Apa yang dimaksud dengan perencanaan sistem? a. Hal-hal yang berkaitan dengan menentukan desain, kerangka dan garis besar system. 7. Sebutkan proses perencanaan sistem? a.

Transcript of Analisis Perancangan Sistem

Page 1: Analisis Perancangan Sistem

Analisis Perancangan Sistem

Nama : Arif santoso

Kelas : 5C

NPM : 065108061

1. Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Sistem?

a. Ketentuan dan peraturan yang dibuat atau dikeluarkan oleh sistem

2. Alasan dibuatkan kebijakan sistem?

a. Agar system dapat berjalan sebagaimana mestinya agar informasi

yang dikeluarkan dapat sesuai dengan kebutuhan yang ada.

3. Disebut apakah orang-orang yang mengambil kebijakan Sistem?

a.

4. Siapa sajakah yang mengambil Keputusan?

a.

5. Sebutkan tugas-tugas dari orang-orang yang mengambil kebijakan sistem?

a.

6. Apa yang dimaksud dengan perencanaan sistem?

a. Hal-hal yang berkaitan dengan menentukan desain, kerangka dan

garis besar system.

7. Sebutkan proses perencanaan sistem?

a.

8. Apa yang dimaksudkan dengan studi kelayakan sistem?

a. Studi kelayakan merupakan proses yang mempelajari atau

menganalisa permasalahan yang telah ditentukan sesuai dengan

tujuan akhir yang akan dicapai.

9. Sebutkan dan jelaskan apa saja yang perlu dipelajari dalam kelayakan

sistem?

a.

10. Bagaimanakah cara melakukan uji kelayakan sistem?

a.

11. Apa saja yang perlu dilaporkan berkenaan dengan perencanaan sistem?

Page 2: Analisis Perancangan Sistem
Page 3: Analisis Perancangan Sistem

Perancangan Sistem Informasi

Perancangan Sistem Informasi

Penentuan Angka Kredit Jabatan Fungsional Peneliti

Abstrak

Tujuan penelitian adalah merancang sistem informasi Penetapan Angka

Kredit (PAK) untuk jabatan peneliti yang berbasis komputer; sehingga dapat

memudahkan dalam membuat laporan penentuan angka kredit, memudahkan

pemasukan dan pencarian data sehingga dapat menghasilkan informasi yang

akurat, tepat waktu dan relevan. Penelitian menggunakan paradigma siklus hidup

pengembangan sistem, meliputi tahapan pengumpulan data dengan observasi,

wawancara dan studi pustaka; analisis sistem dengan aliran dokumen;

perancangan sistem menggunakan diagram konteks, diagram aliran data, kamus

data, diagram relasi entitas, relasi antar file, struktur file, struktur program,

sancangan masukan, rancangan luaran, dan struktur menu.

1. Pendahuluan

Penelitian adalah suatu kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut

metode ilmiah yang sistematik untuk menemukan informasi ilmiah dan atau

teknologi yang baru, membuktikan kebenaran atau ketidak benaran hipotesa

sehingga dapat dirumuskan teori dan atau proses gejala alam dan atau sosial. Hasil

penelitian kemudian di publikasi untuk mendapatkan atau meningkatkan jabatan

peneliti. Jabatan peneliti adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung

jawab, wewenang, dan hak seorang pejabat peneliti dalam suatu satuan organisasi

penelitian dan pengembangan. Pejabat peneliti adalah Pegawai Negeri Sipil yang

setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang

berwenang dalam suatu tingkat jabatan peneliti dan dipekerjakan pada suatu

satuan organisasi penelitian dan pengembangan dengan tugas pokok melakukan

penelitian dan pengembangan. Pengembangan adalah kegiatan tindak lanjut

Page 4: Analisis Perancangan Sistem

penelitian untuk mendapatkan informasi tentang cara mempergunakan teori, dan

atau proses, untuk tujuan praktis (1). Hasil penelitian dan pengembangan yang

akan di hitung angka kredit penelitinya harus disampaikan ke P2JP, P2JP

mengolah Penetapan angka kredit bagi para peneliti di Indonesia. Penentuan PAK

dilakukan melalui beberapa proses yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Penelitian bertujuan untuk merancang sistem informasi Penetapan Angka Kredit

(PAK) untuk Jabatan Peneliti berbasis komputer; sehingga dapat memudahkan

dalam membuat laporan penentuan angka kredit, memudahkan pemasukan dan

pencarian data sehingga dapat menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu

dan relevan. Penelitian menggunakan paradigma System Development Life Cycle

(2), meliputi tahapan pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan studi

pustaka; Analisis sistem dengan flow map; perancangan sistem dengan

menggunakan diagram konteks, DFD, kamus data, ERD, relasi antar file, struktur

file, struktur program, rancangan masukan, rancangan luaran, dan struktur menu.

2. Pengumpulan Data dan Analisis Sistem

Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan

petugas di P2JP LIPI. Selain itu dilakukan juga studi literatur yang berhubungan

dengan jabatan peneliti, seperti pengertian jabatan peneliti, perolehan jabatan

peneliti, jenjang peneliti, perhitungan angka kredit, unsur yang dinilai, tata cara

pengajuan angka kredit, tata cara penilaian, dll.

Analisis sistem ditujukan untuk menganalisis sistem yang sedang berjalan,

sehingga dapat dipahami keadaan sistem yang ada, analisis ini biasanya

menggunakan diagram alir dokumen. Aliran dokumen dari satu bagian ke bagian

lain dapat terlihat dengan jelas, begitu juga adanya penyimpan data, yang

dilakukan secara manual. Analisis dilakukan juga pada proses Penetapan Angka

Kredit Jabatan Penelitian yang biasa dilakukan. Hasil analisis ini kemudian

digunakan untuk merancang sistem informasi yang diperlukan.

Pengertian Jabatan Peneliti di jelaskan dalam Surat Edaran Bersama

Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara dan Ketua Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia Nomor 15/SE/1982 dan Nomor 704/KEP/J.10/1982

tanggal 27 Oktober 1982 (1). Urutan jabatan peneliti adalah sebagai berikut:

Asisten Peneliti Muda, Asisten Peneliti Madya, Ajun Peneliti Muda, Ajun Peneliti

Page 5: Analisis Perancangan Sistem

Madya, Peneliti Muda, Peneliti Madya, Ahli Peneliti Muda, Ahli Peneliti Madya,

dan Ahli Peneliti Utama.

Jenjang Pangkat Jabatan Peneliti adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Jenjang Pangkat Peneliti

Jabatan Peneliti Pangkat dan Golongan Ruang

Asisten Peneliti Muda Penata Muda, Golongan Ruang III/a

Asisten Peneliti Madya Penata Muda Tingkat I, Golongan Ruang III/b

Ajun Peneliti Muda Penata, Golongan Ruang III/c

Ajun Peneliti Madya Penata Tingkat I, Golongan Ruang III/d

Peneliti Muda Pembina, Golongan Ruang IV/a

Peneliti Madya Pembina Tingkat I, Golongan Ruang IV/b

Ahli Peneliti Muda Pembina Utama Muda, Golongan Ruang IV/c

Ahli Peneliti Madya Pembina Utama Madya, Golongan Ruang IV/d

Ahli Peneliti Utama Pembina Utama, Golongan Ruang IV/e

Untuk dapat diangkat dalam jabatan peneliti, seorang Pegawai Negeri Sipil

harus memenuhi angka kredit yang ditentukan dan mempunyai tugas pokok

melakukan penelitian dan pengembangan dan bekerja pada satuan organisasi

penelitian dan pengembangan. Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus

dipenuhi oleh seorang Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat menjadi pejabat

peneliti adalah sebagaimana dimaksud dalam lampiran II Keputusan Menteri

Negara Penertiban Aparatur Negara Nomor 01/MENPAN/1983, yaitu:

(1) Asisten Peneliti Muda = 100 angka kredit

(2) Asisten Peneliti Madya = 150 angka kredit

(3) Ajun Peneliti Muda = 200 angka kredit

(4) Ajun Peneliti Madya = 300 angka kredit

(5) Peneliti Muda = 400 angka kredit

(6) Peneliti Madya = 550 angka kredit

(7) Ahli Peneliti Muda = 700 angka kredit

(8) Ahli Peneliti Madya = 850 angka kredit

(9) Ahli Peneliti Utama = 1000 angka kredit

Page 6: Analisis Perancangan Sistem

Jumlah angka kredit tersebut di atas, harus terdiri dari:

(1) Sekurang-kurangnya 70% (tujuh puluh persen) berasal dari unsur-unsur utama,

karya tulis ilmiah, dan atau pemacuan teknologi (lihat Tabel 2).

(2) Sebanyak-banyaknya 30% (tiga puluh persen berasal dari unsur-unsur

penunjang, yaitu pemasyarakatan ilmu dan teknologi, keikutsertaan dalam

kegiatan ilmiah, pembinaan kader ilmiah, dan atau penghargaan ilmiah

(3) Angka kredit dari unsur kriteria karya tulis ilmiah yang diterbitkan sekurang-

kurangnya harus sama dengan jumlah angka kredit dari unsur kriteria karya tulis

ilmiah yang belum dan atau tidak diterbitkan.

(4) Untuk dapat diangkat sebagai Ahli Peneliti seorang Pegawai Negeri Sipil

wajib memiliki angka kredit dari unsur kriteria karya tulis ilmiah hasil penelitian

yang diterbitkandan atau disajikan dalam pertemuan ilmiah dan atau dalam

pemacuan teknologi sekurang-kurangnya sebesar 30%(tiga puluh persen) yang di

tulis /dibuatnya sendiri atau bersama dengan pejabat peneliti lain, dengan

ketentuan ia sebagai penulis/pembuat utamanya.

(5) Apabila suatu karya tulis ilmiah atau pemacuan teknologi atau pemasyarakatan

ilmu dan teknologi atau keikutsertaan dalam kegiatan ilmiah ditulis oleh lebih dari

seorang, maka pembagian angka kreditnya ditetapkan 60%(enam puluh persen)

bagi penulis utama dan 40% (empat puluh persen) bagi semua penulis pembantu.

(6) Apabila kriteria yang dipergunakan dalam penilaian berubah maka yang

diperhitungkan hanya selisih angka kreditnya.

(7) Angka kredit dari unsur kriteria pendidikan bergelar hanya diperhitungkan

satu kali dan yang dinilai ialah pendidikan tertinggi.

(8) Apabila Pegawai Negeri Sipil memperoleh pendidikan yang lebih tinggi

setelah ia diangkat dalam jabatan peneliti, maka yang diperhitungkan hanyalah

selisih angka kredit antara pendidikan yang diperoleh sebelumnya dengan

pendidikan yang lebih tinggi itu (1).

Untuk membantu analisis sistem yang berjalan maka dibuat flow map atau bagan

alir dokumen, seperti telihat pada Gambar 1.

Page 7: Analisis Perancangan Sistem

Tabel 2. Angka kredit yang harus dipenuhi oleh pejabat peneliti

Gambar 1 Flow Map Sistem P2JP yang sedang berjalan

Keterangan:

1 = dokumen usulan dari Instansi peneliti

2 = pembuatan disposisi ketua LIPI

3 = dokumen yang sudah di disposisi oleh Ketua LIPI

4 = pembuatan disposisi kepala P2JP

5 = dokumen yang sudah di disposisi oleh kepala P2JP

6 = pembuatan disposisi kepala Biro Organisasi dan Pengawasan

7 = dokumen yang sudah di disposisi oleh kepala BOP

8 = pembuatan disposisi kepala bagian jabatan fungsional

9 = dokumen yang sudah di disposisi oleh kepala bagian jabatan fungsional

10 = mengecek kelengkapan berkas

Page 8: Analisis Perancangan Sistem

11 = berkas yang lengkap, yang tidak lengkap dikembalikan ke Instansi pengusul

12 = membuat kelengkapan untuk pengiriman berkas

13 = berkas dan dokumen yang lengkap

14 = penilaian berkas dan dokumen

15 = hasil penilaian

16 = pembuatan disposisi hasil penilaian

17 = dokumen hasil penilaian

18 = persiapan siding

19 = dokumen kelengkapan siding

20 = sidang P2JP

21 = hasil sidang P2JP dan berupa format PAK

22 = pengesahan PAK oleh Ketua LIPI

23 = PAK yang sudah disahkan oleh Ketua LIPI

24 = pembuatan surat pengantar PAK

25 = surat pengantar lengkat dengan PAK

26 = surat pengantar dari BOP lengkap dengan PAK

27 = surat pengantar dari BOP lengkap dengan PAK

28 = arsip surat pengatar dan PAK

3. Perancangan Sistem Informasi

Berdasarkan hasil analisis sistem kemudian dibuat rancangan sistemnya,

meliputi: Diagram Konteks, Data Flow Diagram, Entity Relantionship Diagram

(ERD), Relasi antar File, Struktur File, Struktur Program, Struktur Menu, Format

Masukan dan Format Luaran.

Diagram konteks menggambarkan suatu sistem informasi secara global,

termasuk aliran data dari masukan (input) ke proses kegiatan (sistem), dari proses

ke proses, dan dari proses ke luaran (output) menjadi sebuah informasi yang

terpadu.

Data Flow Diagram merupakan alat pemodelan dari proses analisis

kebutuhan perangkat lunak. Dalam DFD dibahas fungsi-fungsi apa saja yang

Page 9: Analisis Perancangan Sistem

diperlukan oleh suatu sistem dan aliran data yang terdapat diantara proses di

dalamnya. DFD berguna sebagai alat untuk memverifikasikan apakah sistem yang

akan dibangun sudah memenuhi kriteria yang diinginkan oleh user atau belum.

Data flow diagram dapat dikembangkan dari level yang paling rendah ke level

yang lebih tinggi. DFD level 0 merupakan pengembangan dari diagram konteks,

DFD level 1 merupakan pengembangan dari DFD level 0. Tiap proses dari DFD

dapat dikembangkan lagi menjadi lebih detail sampai proses-proses tersebut tidak

dapat dikembangkan lagi. Adapun Data Flow Diagram yang dari Sistem

Pemrosesan Angka Kredit (PAK) bagi jabatan peneliti dapat dilihat pada Gambar

2 (DFD Level 0), Gambar 3 (DFD level 1 poses 1) , dan Gambar 4 (DFD level 1

proses 2).

Gambar 2. Data Flow Diagram Level

Keterangan : A = Biodata Peneliti; B = Data Penelitian; C = Data Jabatan;

D = Data Golongan; E = Data AKJP; F = Laporan

Page 11: Analisis Perancangan Sistem

Kamus Data meliputi:

a) Biodata peneliti : Nip, Nama, J_kelamin, Alamat, kota, kode pos, Telp, Agama,

Tanggal Pak, Pendidikan.

b) Data Penelitian : Nip, kode penelitian

c) Data Jabatan : Nip, Angka kredit unsur utama, Angka kredit unsur penunjang,

Angka kredit karya tulis ilmiah atau Angka kredit pemacuan teknologi.

d) Data Golongan : Kode golongan, Pangkat, Jabatan.

e) Data AKJP : Kode AKJP, Unsur, Sub unsur, Butir, Angka kredit (Unsur =

Pendidikan, Karya tulis ilmiah, Pemacuan teknologi, Pemasyarakatan ilmu dan

teknologi, Keikut sertaan dalam kegiatan ilmiah, Pembinaan kader ilmiah,

Penghargaan ilmiah).

f) Pembuatan laporan: Laporan peneliti (nip, jenis kelamin, agama, pendidikan,

semua data), Laporan perolehan angka kredit (nip, semua data), Laporan

perolehan jabatan (nip, golongan, semua data).

Relasi antar file/data base merupakan hubungan yang terjadi antara satu

file dengan file yang lain, yang dihubungan dengan suatu kata kunci (key).

Hubungan antar file dari Sistem Pemrosesan Angka Kredit bagi Jabatan Peneliti

dapat dilihat pada gambar 5

Page 12: Analisis Perancangan Sistem

Gambar 5. Relasi antar file

Rancangan masukan merupakan tampilan data yang dirancang untuk

menerima masukan data dari user sebagai petugas data entry. Rancangan masukan

ini harus dapat memberikan kejelasan bagi pemakai, baik dari bentuknya maupun

dari masukan-masukan data yang akan diinput. Adapun rancangan masukan

dalam Sistem Penetapan Angka Kredit ini ada 2 yaitu rancangan masukan Bio-

data dan rancangan masukan perolehan angka kredit. Rancangan masukan bio-

data dapat dilihat pada gambar 6 dan rancangan masukan angka kredit jabatan

peneliti dapat dilihat pada gambar 7.

a. Rancangan masukan Biodata

Gambar 6. Rancangan masukan Bio-data Pejabat Peneliti

b. Rancangan masukan Perolehan Angka Kredit

Page 13: Analisis Perancangan Sistem

Gambar 7. Rancangan masukan perolehan angka kredit pejabat peneliti

Selain rancangan masukan, diperlukan juga rancangan keluaran yang akan

ditampilkan ke printer atau ke layar komputer. Rancangan keluaran harus dibuat

dan didesain dengan baik sesuai kebutuhan pemakai. Contoh rancangan keluaran

dapat dilihat pada gambar 8 dan gambar 9

Page 14: Analisis Perancangan Sistem

Gambar 8. Rancangan keluaran Bio-data peneliti berdasarkan NIP

Gambar 9 Rancanagan keluaran Perolehan Angka Kredit jabatan peneliti

berdasarkan NIP

Kemudahan penggunaan program merupakan salah satu aspek dalam

perancangan. Gunanya agar user dengan mudah dapat menjalankannya,

kemudahan ini dapat dibantu dengan user interface. User interface dirancang

dengan mengelompokkan fungsi-fungsi yang sejenis dalam satu sub-menu

pulldown. Struktur menu dari Sistem Pemrosesan Angka Kredit Jabatan Peneliti

dapat dilihat pada gambar 10

Page 15: Analisis Perancangan Sistem

Gambar 10 Struktur Menu

4. Penutup

Hasil observasi terhadap sistem pemrosesan angka kredit bagi jabatan

peneliti, dapat disimpulkan bahwa perlu adanya sistem yang berbasis komputer,

sehingga pemasukan, pengolahan, penyimpanan, dan pencarian data dapat

dilakukan dengan cepat, termasuk pembuatan laporan.

Untuk merealisasikan adanya sistem berbasis komputer, perlu dibuat

diagram alir dokumen, sehingga dapat diketahui entitas yang terlibat; diagram

konteks sistem untuk mengetahui hubungan antar entitas sumber, proses, dan

entitas tujuan, hal ini memudahkan dalam melihat sistem yang akan dirancang

secara global; diagram aliran data untuk mengetahui data yang mengalir dari

entitas awal ke proses, data dari proses ke entitas tujuan, data dari proses ke

proses, dan data dari proses ke file, begitu juga sebaliknya; diagram relasi entitas

untuk mengetahui relasi antar file, termasuk kardinalitasnya apakah satu ke satu,

Page 16: Analisis Perancangan Sistem

satu ke banyak atau banyak ke banyak; struktur file; struktur menu dan struktur

program, semuanya ini dilakukan dengan maksud untuk memudahkan dalam

tahap implementasi.