ANALISIS PENYIMPANGAN NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM ...€¦ · dan sublimasi. Sebagai suatu...

17
NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 1 ANALISIS PENYIMPANGAN NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM NOVEL GADIS PANTAIKARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER Imam Mahdi Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia [email protected] Abstrak: Roman Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer banyak merefleksikan nilai-nilai penyimpangan agama, khususnya agama Islam. Ada tiga corak pengungkapan masalah yang dapat dilihat yaitu: (1) mempersoalkan praktek ajaran agama, (2) mencipta dan mengungkapkan masalah berdasarakan ajaran-ajaran agama, (3) dan kehidupan agama hanya sebagai latar belakang. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi secara objektif tentang pandangan hidup tokoh dalam roman Gadis Pantai. Secara khusus penelitian ini bertujuan : (1) mendeskripsikan penyimpangan akhlak kepada Allah, (2) mendeskripsikan penyimpangan akhlak kepada sesama manusia, (3) mendeskripsikan penghidupan dan kehidupannya sendiri. Penelitian ini menggunakan pendeketan psikologi keagamaan. Metode yang digunakan berupa metode deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dari roman Gadis Pantaikarya Pramoedya Ananta Toer. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan dibantu matrik penjaring data. Hasil penelitian dapat dirangkum sebagai berikut : (1) Adanya bentuk penyimpangan nilai-nilai religius Islam yang tercermin dalam akhlak kepada Allah pada teks novel “Gadis Pantai” Karya Pramoedya Ananta Toer di antaranya adalah; menyekutukan Allah keris sebagai sesembahannya, menyembah Bendoro, selama empat belas tahun Gadis Pantai kafir seorang kafir, menikah dengan wanita kafir , suka berzina, mempercayai laut pemberi rezeki dan sekampung kafir tidak ada waktu untuk beribadah kepada Allah. (2) Adanya bentuk penyimpangan nilai-nilai religius Islam yang tercermin dalam akhlak kepada sesama manusia pada teks novel “Gadis Pantai” Karya Pramoedya Ananta Toer di antaranya adalah:terjadinya kawin paksa, anak masih di bawah umur, dipaksa tidak menghormati mertua, sebelum dan sesudah menjadi menantunya, Bendoro tidak pernah silahturahmi pada mertuanya,tidak menghormati pada tamu, adanya penindasan dan penyiksaan rodi, kawin cerai, memisahkan anak dengan ibunya yang masih dalam menyusui, adanya kekerasan dalam rumah tangga dan tidak ada keadilan di rumah Bendoro. (3) ditemuka adanya bentuk penyimpangan nilai-nilai religius Islam yang tercermin dalam akhlak manusia dengan kehidupan dan penghidupan (diri sendiri) pada teks novel “Gadis Pantai” Karya Pramoedya Ananta Toer di antaranya adalah: merasa ada perbedaan antara orang kebanyakan denan kaum bangsawan, merasa diciptakan menjadi orang hina, merasa tidak memiliki kepandaian,pergi meninggalkan keluarga, merasa semua orang kampung menjauhinya dan putus asa meninggalkan orang tua dan desanya. Kata-kata kunci : analisis, penyimpangan, religi Islam dan akhlak.

Transcript of ANALISIS PENYIMPANGAN NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM ...€¦ · dan sublimasi. Sebagai suatu...

Page 1: ANALISIS PENYIMPANGAN NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM ...€¦ · dan sublimasi. Sebagai suatu hasil karya kreasi manusia, sastra mampu memaparkan realitas sosial. Suatu cipta sastra

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 1

ANALISIS PENYIMPANGAN NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM

NOVEL “GADIS PANTAI” KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER

Imam Mahdi

Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

[email protected]

Abstrak: Roman Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer banyak

merefleksikan nilai-nilai penyimpangan agama, khususnya agama Islam. Ada

tiga corak pengungkapan masalah yang dapat dilihat yaitu: (1)

mempersoalkan praktek ajaran agama, (2) mencipta dan mengungkapkan

masalah berdasarakan ajaran-ajaran agama, (3) dan kehidupan agama hanya

sebagai latar belakang. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh deskripsi secara objektif tentang pandangan hidup tokoh dalam

roman Gadis Pantai. Secara khusus penelitian ini bertujuan : (1)

mendeskripsikan penyimpangan akhlak kepada Allah, (2) mendeskripsikan

penyimpangan akhlak kepada sesama manusia, (3) mendeskripsikan

penghidupan dan kehidupannya sendiri. Penelitian ini menggunakan

pendeketan psikologi keagamaan. Metode yang digunakan berupa metode

deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dari roman Gadis Pantaikarya

Pramoedya Ananta Toer. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri

dengan dibantu matrik penjaring data. Hasil penelitian dapat dirangkum

sebagai berikut : (1) Adanya bentuk penyimpangan nilai-nilai religius Islam

yang tercermin dalam akhlak kepada Allah pada teks novel “Gadis Pantai”

Karya Pramoedya Ananta Toer di antaranya adalah; menyekutukan Allah

keris sebagai sesembahannya, menyembah Bendoro, selama empat belas

tahun Gadis Pantai kafir seorang kafir, menikah dengan wanita kafir , suka

berzina, mempercayai laut pemberi rezeki dan sekampung kafir tidak ada

waktu untuk beribadah kepada Allah. (2) Adanya bentuk penyimpangan

nilai-nilai religius Islam yang tercermin dalam akhlak kepada sesama

manusia pada teks novel “Gadis Pantai” Karya Pramoedya Ananta Toer di

antaranya adalah:terjadinya kawin paksa, anak masih di bawah umur, dipaksa

tidak menghormati mertua, sebelum dan sesudah menjadi menantunya,

Bendoro tidak pernah silahturahmi pada mertuanya,tidak menghormati pada

tamu, adanya penindasan dan penyiksaan rodi, kawin cerai, memisahkan

anak dengan ibunya yang masih dalam menyusui, adanya kekerasan dalam

rumah tangga dan tidak ada keadilan di rumah Bendoro. (3) ditemuka adanya

bentuk penyimpangan nilai-nilai religius Islam yang tercermin dalam akhlak

manusia dengan kehidupan dan penghidupan (diri sendiri) pada teks novel

“Gadis Pantai” Karya Pramoedya Ananta Toer di antaranya adalah: merasa

ada perbedaan antara orang kebanyakan denan kaum bangsawan, merasa

diciptakan menjadi orang hina, merasa tidak memiliki kepandaian,pergi

meninggalkan keluarga, merasa semua orang kampung menjauhinya dan

putus asa meninggalkan orang tua dan desanya.

Kata-kata kunci : analisis, penyimpangan, religi Islam dan akhlak.

Page 2: ANALISIS PENYIMPANGAN NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM ...€¦ · dan sublimasi. Sebagai suatu hasil karya kreasi manusia, sastra mampu memaparkan realitas sosial. Suatu cipta sastra

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 2

PENDAHULUAN

Banyak karya sastra Indonesia dengan

menggunakan medium bahasa Indonesia

merefleksikan nilai-nilai sosial, filsafat,

dan keagamaan. Masalah-masalah sosial

masyarakat dan keagamaan juga

diungkapkan dalam kesusasteraan

Indonesia modern. Ada tiga corak

pengungkapan masalah yang dapat

dilihat yaitu mempersoalkan praktik

Sastra merupakan cerminan kehidupan

yang telah diolah melalui komtemplasi

dan sublimasi. Sebagai suatu hasil karya

kreasi manusia, sastra mampu

memaparkan realitas sosial. Suatu cipta

sastra bersumber dari kenyataan-

kenyataan yang hidup dalam suatu

masyarakat (realitas objektif). Akan

tetapi, cipta sastra bukanlah hanya

pengungkapan realita objektif itu saja,

di dalamnya di ungkapkan pula nilai-

nilai yang lebih tinggi daripada sekedar

objektif.

Ajaran agama, mencipta, dan

mengungkapkan masalah berdasarkan

ajaran-ajaran agama, dan yang ketiga

kehidupan agama hanya sebagai latar

belakang (Esten, 1990:40).

Sastra sebagai salah satu bagian

dari seni banyak memberikan manfaat

bagi kehidupan manusia. Diantaranya,

baik bagi pembaca maupun penikmat

karya sastra berfungsi untuk

memperoleh kesenangan batin. Di sisi

lain yang dapat diambil dari karya sastra

adalah aspek-aspek kehidupan seperti

moral, cara berpikir, dan keyakinan.

Bergaul dengan sastra,

seseorang akan memperoleh berbagai

manfaat, nilai buat dirinya sendiri.

Sastra dapat memberikan kesenangan,

kegembiraan, dan kenikmatan kepada

pembaca. Karya sastra dapat

memberikan kesadaran kepada

penikmat sastra tentang kebenaran

hidup ini. Dari sastra lah penikmat

karya sastra dapat memperoleh

pengetahuan dan pemahaman yang

mendalam tentang manusia, dunia, dan

kehidupan.

Membaca karya sastra juga

dapat menolong pembacanya menjadi

manusia berbudaya. Manusia berbudaya

adalah manusia yang responsif terhadap

apa-apa yang luhur dalam hidup ini.

Manusia yang demikian itu selalu

mencari nilai-nilai kebeneran,

keindahan, dan kebaikan(Jakob dan

Saini, 1988:9).

Nilai-nilai yang terdapat dalam

suatu karya sastra (nilai kebenaran,

keindahan, dan kebaikan) dijadikan

petunjuk dan pedoman bagi manusia

dalam suatu masyarakat. Karya sastra

merupakan pancaran dari hidup dan

keindahan, sebab karya sastra dihasilkan

oleh pengarang berdasarkan

pengalaman kehidupannya. Oleh sebab

itu, dari masalah atau persoalan

dituangkan dalam karya sastra dapat

diambil nilai-nilai kehidupan. Dari nilai

kehidupan itu dapat dipelajari atau

manfaatnya, yang baik dilaksanakan dan

yang jelek ditinggalkan. Nilai-nilai

kehidupan yang ada dalam karya sastra

dapat berhubungan dengan keagamaan,

etika, sosial, perjuangan atau

pengorbanan, dan adat.

Nilai moral. Pembaca diharapkan dapat

menemukan dan mengambil nilai

tersebut.

Kenny (dalam Nurgiyantoro,

2009:320) menyatakan bahwa moral

cerita biasanya dimaksudkan sebagai

suatu saran yang berhubungan dengan

ajaran moral tertentu sebagai suatu

saran yang berhubungan dengan ajaran

moral tertentu yang bersifat praktis. Ia

merupakan petunjuk yang sengaja

diberikan oleh pengarang tentang

berbagi hal yang berhubungan dengan

tingkah laku, sopan, santun, ramah

dalam pergaulan.

Seperti yang kita ketahui bahwa

bangsa Indonesia adalah bangsa yang

berbudaya, berbudi luhur tinggi, juga

Page 3: ANALISIS PENYIMPANGAN NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM ...€¦ · dan sublimasi. Sebagai suatu hasil karya kreasi manusia, sastra mampu memaparkan realitas sosial. Suatu cipta sastra

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 3

bersahaja. Mungkin julukan itu sudah

tidak lagi melekat pada bangsa ini

karena pada kenyatanya sudah tidak ada

julukan-julukan manis tersebut pada

sebagian warga Indonesia.

Dulu Indonesia dikenal sebagai

negara yang ramah berpenduduk penuh

etika dan sopan santun. Masyarakat

masih menjunjung tinggi tata karma

dalam pergaulan sebagaimana anak

bersikap pada orang tua, orang tua

kepada yang lebih muda, maupun pada

hubungan antar teman.

Namun, seiring laju

perkembangan jaman, dan pertumbuhan

teknologi informasi yang semakin pesat,

mau tidak mau ikut berpengaruh negatif

pada perilaku masyarakat yang kurang

memahami manfaat dari kemajuan

teknologi. Sekarang ini banyak terjadi

penyimpangan akhlak di masyarakat

luas, tidak hanya pada para remaja, tua

muda, masyarakat kalangan biasa,

kalangan menengah, kalangan atas, artis

dan kalangan terpelajar semakin

memprihatinkan. Mereka dalam

pergaulannya lebih bebas dalam

mengekspresikan diri, terlebih orang-

orang yang jauh dari pengawasan orang

tua, meskipun orang tuanya tidak lepas

memberikan perhatian, kasih sayang,

baik moril dan materil. Bukan itu saja,

saat ini juga sudah minim orang

berperilaku sopan santun terhadap orang

yang lebih tua. Bahkan tidak sedikit

orang-orang yang terpelajar gemar

melakukan aksi pesta pora , minuman

keras, penggunaan obat-obatan

narkotika, berjudi, saling menghujat,

saling memfitnah, bahkan berzina pun

perbuatan yang sudah jelas diharamkan

dalam agama. Mereka terang-terangan

melakukan perbuatan yang keji itu,

Merosotnya akhlak anak bangsa

ini kita kembalikan pada masing-masing

individu, namun perlu kita ingat bahwa

hal-hal tersebut membawa dampak yang

sangat besar jika tidak ada perbaikan,

maka dari itu perbaikan akhlak harus

dimulai dari diri sendiri.

Seperti halnya pada teks novel

Gadis Pantai karya Pramudya Ananta

Toer, sarat dengan penyimpangan

akhlak. Dalam kisahnya yang tidak

sesuai dengan ajaran agama Islam.

Roman ini menampilkan persoalan

hidup antara manusia dengan

Tuhannya, nilai kasih sayang antara

orang tua dengan anak, manusia dengan

sesama dan manusia dengan alam.

Berangkat dari permasalahan itu lah

peneliti memilih teks novel Gadis

Pantai karya Pramudya Ananta Toer

guna menganalisis penyimpangan

akhlak teks novel Gadis Pantai karya

Pramudya Ananta Toer dapat di ambil

hikmahnya dalam bersikap, bergaul, dan

bertingkah laku dalam kehidupan

sehari-hari, yaitu yang baik kita lakukan

dan yang jelek kita tinggalkan.

Penyampaian penyimpangan

moral atau akhlak dalam karya sastra

oleh pengarang dapat dilakukan melalui

aktivitas tokoh atau penutur langsung

pengarang. Dalam penuturan langsung,

pengarang memberikan penjelasan

tentang hal yang baik apa pun hal yang

tidak baik secara langsung.

Penyampaian penyimpangan moral

atau akhlak melalui aktivitas tokoh,

biasanya disampaikan lewat dialog,

tingkah laku, dan pikiran tokoh yang

terdapat dalam cerita tersebut.

Karya sastra Indonesia modern,

selain Pramoedya Ananta Toer banyak

pula pengarang memasukkan nilai-nilai

religius Islam (keagamaan) dalam karya

sastra khususnya melalui novel

diantaranya Habiburrahman El Shirazy,

Ahmad Tohari, Buya Hamka.

Karya sastra Pramoedya Ananta

Toer merefleksi kehidupan masyarakat

luas. Pramoedya Ananta Toer dalam

mengekspresikan karya-karyanya

melalui novel, terutama dalam novel

yang berjudul Gadis Pantai, bahasanya

Page 4: ANALISIS PENYIMPANGAN NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM ...€¦ · dan sublimasi. Sebagai suatu hasil karya kreasi manusia, sastra mampu memaparkan realitas sosial. Suatu cipta sastra

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 4

ada percampuran bahasa Jawa, penuh

dengan perumpamaan, dan nasihat-

nasihat. Karya-karyanya sangat

digemari masyarakat luas. Oleh karena

itu, penting kiranya Pramoedya Ananta

Toer untuk dikaji, karena karyanya

lebih banyak merefleksi pada

keagamaan (religius Islam), namun

peneliti merasa dalam novel yang

berjudul Gadis Pantai karya Pramoedya

Ananta Toer lebih banyak

penyimpangan terutama dalam religi

Islam. Peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan mengambil judul

Analisis Penyimpangan Nilai-nilai

Religius Islam dalam Novel Gadis

Pantai karya Pramoedya Ananta Toer.

Penelitian ini penting untuk dilakukan

dengan harapan penelitian ini

bermanfaat bagi diri pembaca, dan

masyarakat sastra sebagai referensi.

Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian

di atas, maka fokus penelitian sebagai

berikut ini.

1) Bagaimanakah bentuk

penyimpangan nilai-nilai religius

Islam yang tercermin dalam akhlak

kepada Allah pada teks novel Gadis

Pantai karya Pramoedya Ananta

Toer ?

2) Bagaimanakah bentuk

penyimpangan nilai-nilai religius

Islam yang tercermin dalam akhlak

kepada sesama manusia pada teks

novel Gadis Pantai karya

Pramoedya Ananta Toer?

3) Bagaimanakah bentuk

penyimpangan akhlak nilai-nilai

religius Islam yang tercermin dalam

akhlak manusia dengan kehidupan

dan penghidupan (diri sendiri) pada

novel Gadis Pantai karya

Pramoedya Ananta Toer ?

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan bentuk

penyimpangan nilai-nilai religius

Islam yang tercermin dalam akhlak

kepada Allah SWT pada teks novel

Gadis Pantai karya Pramoedya

Ananta Toer.

2) Mendeskripsikan bentuk bentuk

penyimpangan nilai-nilai religius

Islam yang tercermin dalam akhlak

kepada sesama manusia pada teks

novel Gadis Pantai karya

Pramoedya Ananta Toer

3) Mendeskripsikan bentuk

penyimpangan nilai-nilai religius

Islam yang tercermin dalam akhlak

manusia dengan kehidupan dan

penghidupan (diri sendiri) pada

novel Gadis Pantai karya

Pramoedya Ananta Toer.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian karya sastra

berpijak pada pendekatan tertentu yang

relevan dengan karya sastra yang

ditelitinya. Penelitian ini berjudul

Analisis Penyimpangan Nilai-nilai

Religius Islam dalam teks Novel Gadis

Pantai karya Pramoedya Ananta Toer

menggunakan pendekatan akhlak

keagamaan, karena ini menitik beratkan

pada akhlak sang tokoh meliputi akhlak

manusia terhadap Allah SWT, akhlak

terhadap sesama manusia, dan akhlak

manusia dengan kehidupan dan

penghidupannya (diri sendiri)

Menurut Sugiyono (2016:1)

penelitian kulitatif adalah penelitian

yang digunakan untuk meneliti pada

kondisi obyek yang alamiah, (sebagai

lawannya adalah eksperimen dimana

peneliti adalah sebagai instrument

kunci, teknik pengumpulan data bersifat

induktif, dan hasil penelitian kualitatif

Page 5: ANALISIS PENYIMPANGAN NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM ...€¦ · dan sublimasi. Sebagai suatu hasil karya kreasi manusia, sastra mampu memaparkan realitas sosial. Suatu cipta sastra

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 5

lebih menekankan makna daripada

generalisasi.

Menurut Mukhtar (2013:10)

penelitian kualitatif adalah suatu metode

yang digunakan untuk menemukan

pengetahuan terhadap subjek penelitian

pada suatu saat tertentu. Kata deskriptif

berasal dari bahasa latin “ descriptivus”

yang berarti uraian. Peneliatian

deskriptif merupakan penelitian yang

dimaksudkan untuk mengumpulkan

informasi mengenai subjek penelitian

dan perilaku subjek penelitian pada

suatu periode tertentu. Sehingga

penelitian kualitatif deskriptif berusaha

mendeskripsikan seluruh gejala atau

keadaaan yang ada, yaitu keadaan gejala

menurut apa adanaya pada saat

penelitian dilakukan.

Creswel (dalam Mukhtar 2013:

84) mengatakan bahwa karakter utama

dalam penelitian kualitatif adalah

pertama, pada satu fenomena tertentu.

Kedua, literature atau teori dan

peraturan yang digunakan menjadi

sandaran dalam merumuskan problem.

Ketiga, dalam merumuskan masalah dan

pertanyaan penelitian serta tercapainya

tujuan penelitian secara umum, ditekan

oleh pengalaman langsung peneliti

berpartisipasi dalam sosial setting pada

studi pendahuluan“ grandto ur” hingga

proses penelitian yang dilaksanakan “

minitour”. Keempat, Pengumpulan data

bertolak dari pilihan kata yang

sederhana atau khusus hingga yang

lebih luas atau lebih umum. Kelima,

analisis data yang dideskripsikan dan

tema-tema yang ditampilkan dalam

analisis diinterpretasikan menjadi

makna. Keenam, penulisan laporan

penelitian, baik yang menyangkut

struktur dan berbagai bentuk penyajian

data sangat fleksibel dan ditentukan

oleh refleksi subjetivitas peneliti.

Menurut Aminuddin (2014:47)

menyatakan bahwa pendekatan

dikdaktis adalah suatu pendekatan yang

berusaha menemukan dan memahami

gagasan, tanggapan evaluative, maupun

sikap pengarang terhadap kehidupan.

Gagasan, tanggapan maupun sikap itu

dalam hal ini akan mampu terwujud

dalam suatu pandangan etis, filosofis,

maupun agamis sehingga akan

mengandung nilai-nilai yang mampu

memperkaya kehidupan rohaniah

pembaca.

Analisis data juga bersifat

induktif, adalah analisis ini dimulai dari

hal-hal yang khusus kemudian menuju

analisis yang umum. Sebab penelitian

ini menggunakan metode content

analysisatau penelitian isi. Artinya

penelitian ini menganalisis suatu

dokumen untuk diketahui isi dan nilai

penyimpangan yang terkandung dalam

dokumen tersebut.

Ada beberapa pokok penekanan

dalam penelitian ini yaitu, analisis

difokuskan pada corak individual yang

khas dari penulis, karena setiap

pengarang memilikibobot dan gaya

penuturan yang berbeda,

melaluianalisis ini diarahkan pada

langkah analisis yang perlu dilakukan

dalam kajian ini adalah:

1) Menetapkan aspek penyimpangan

nilai-nilai religius Islam yang

tercermin dalam teks novel Gadis

Pantai karya Pramoedya Ananta

Toer.

2) Analisis aspek penyimpangan nilai-

nilai religius Islam yang tercermin

dalam akhlak sesama manusia

dalam teks novel Gadis Pantai

karya Pramoedya Ananta Toer.

Analisis aspek penyimpangan nilai-

nilai religius Islam yang tercermin

dalam akhlak sesama manusia tidak

kalah penting dalam kajian ini,

karena hal ini penyimpanagan

akhlak terhadap sesama manusia

wilayah kesastraan tergolong sangat

banyak ditemukan.

Page 6: ANALISIS PENYIMPANGAN NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM ...€¦ · dan sublimasi. Sebagai suatu hasil karya kreasi manusia, sastra mampu memaparkan realitas sosial. Suatu cipta sastra

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 6

3) Aspek penyimpangan nilai-nilai

religius Islam yang tercermin dalam

akhlak pada diri sendiri dalam teks

novel Gadis Pantai karya

Pramoedya Ananta Toer.Aspek

penyimpangan nilai-nilai religius

Islam yang tercermin dalam dalam

akhlak pada diri sendirijuga perlu

mendapat tekanan tersendiri. Karena

melalui kajian Aspek penyimpangan

nilai-nilai religius Islam yang

tercermin dalam sosial adat budaya,

maka gambaran tentang

penyimpangan nilai-nilai religius

Islam yang tercermin dalam sosial

agama pada novel Gadis Pantai

karya Pramoedya Ananta Toer akan

lebih terlihat nyata..

Melalui beberapa langkah di

atas, tahap-tahap dalam pengumpulan

data akan lebih jelas dan mudah. Sebab

hakikat dari kajian ini adalah

mempermudah dalam pemahaman guna

menganalisis penyimpangan nilai-nilai

religius Islam yang tercermin dalam

teks novel Gadis Pantai karya

Pramoedya Ananta Toer yang

dihasilkan oleh penulis.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data

adalah cara peneliti untuk dapat

mengumpulkan data yang diperlukan.

Dalam penilitian ini, teknik yang

digunakan adalah teknikmenganalisis

naskah, kemudian dicatat. Sebab data-

data yang diteliti berupa teks. Adapun

langkah dalam penelitian tersebut

adalah dengan membaca penyimpangan

nilai-nilai religius islam dalam teks

novel “Gadis Pantai karya Pramoedya

Ananta Toersecara berulang-ulang,

kemudian mencatat kalimat-kalimat

yang mengandung penyimpangan religi

Islam. Oleh karenanya penelitian ini

fokus pada kajian kepustakaan.

Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian

ini dilakukan adalah teknik mengalir.

Analisis ini memiliki tahapan yaitu, 1)

reduksi data, 2) penyajian data, dan 3)

penarikan simpulan. Adapun masing-

masing tahapan dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Reduksi data

Pada tahapan ini, data yang

telah diperoleh dicatat secara terperinci.

Kemudian dilakukan pemilihan data

sesuai fokus penelitian yang dilakukan,

yaitu mengenaipenyimpangan nilai-nilai

religius islam dalam teks novel “Gadis

Pantai karya Pramoedya Ananta Toer.

2. Sajian data

Setelah proses reduksi data

dilakukan, tentunya telah diperoleh data

yang diperlukan sesuai fokus penelitian.

Kemudian data-data tersebut disusun

secara sistematis agar mudah dipahami.

Data-data tersebut dianalisis sehingga

dapat diperoleh deskripsi tentang

analisis

3. Penarikan simpulan

Kemudian pada tahapan

terakhir yaitu penarikan simpulan dari

hasil data yang telah dianalisis.

Kesimpulan ini masih perlu adanya

ferivikasi (pengecekan kembali

mengenai kebenaran laporan) agar data

yang diperoleh benar-benar valid.

Penjaringan Penelitian

Untuk menjaring data dalam

penelitian ini adalah melakukan

penelitian sendiri sebagai instrumen

utama. Peneliti dalam menjaring data

menggunakan tabulasi data sebagai

pelengkap guna menyimpulkan data

yang telah dijaring selanjutnya

dilakukan pengodean. Tabulasi data

yang akan digunakan peneliti adalah

tabulasi yang berisi penyimpangan

nilai-nilai religius islam dalam novel

“Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta

Toer.

Page 7: ANALISIS PENYIMPANGAN NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM ...€¦ · dan sublimasi. Sebagai suatu hasil karya kreasi manusia, sastra mampu memaparkan realitas sosial. Suatu cipta sastra

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 7

Adapun langkah-langkah yang

dilakukan peneliti dalam teknik analisis

dokumenter adalah (1) memeriksa data

sebagai alat pembahasan, (2)

mengklasifikasikan dan memisahkan

data sesuai dengan masalah penelitian,

(3) membahas data dan sumber data, (4)

mengumpulkan hasil analisis data, (5)

menafsirkan hasil analisis data, dan (6)

menyimpulkan hasil analisis data.

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

PENELITIAN

Akhlak atau budi pekerti adalah

salah satu masalah penting dalam

kehidupan umat manusia dalam

beragama Islam. Sebagaimana kita

ketahui bahwa salah satu fungsi

Rasulullah SAW di utus Allah SWT

guna memperbaiki akhlak manusia.

Penyimpangan akhlak yang

berwujud religus Islam, termasuk di

dalamnya yang bersifat keagamaan

banyak ditemukan dalam cerita fiksi

atau dalam genre sastra yang lain,

terutama pada novel Gadis Pantai karya

Pramdoedtya Ananta Tour. Akhlak

religius bukanlah hanya mengenai kata-

kata yang merujuk pada penyimpangan

religusitas saja, akan tetapi meliputi

perilaku para tokoh dalam novel Gadis

Pantai karya Pramdoedtya Ananta

Tour.Dalam pembahasan ini, peneliti

menyajikan data tentang penyimpangan

religus Islam melalui Ikhsan (akhlak)

yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan

Hadist, meliputi : (1) akhlak kepada

Allah, (2) akhlak kepada sesama

manusia, (3) akhlak manusia dengan

kehidupan dan penghidupan (diri

sendiri).

PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini bertujuan

menganalisis penyimpangan nilai-nilai

relius Islam yang yang berbentuk dalam

akhlak. Berdasarkan permasalahhan

yang diajukan dan data penelitian yang

di analisis, maka dilakukan

pembahasan secara lengkap tentang

hasil penelitian.

Bentuk Penyimpangan Nilai-Nilai

Religius Islam yang Tercermin

dalam Akhlak kepada Allah

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan, terbukti bahwa terdapat

bentuk penyimpangan nilai-nilai

religius Islam yang tercermin dalam

akhlak kepada Allah pada teks novel

“gadis pantai” karya Pramoedya Ananta

Toer

Pada analisis data ditemukan adanya

penyimpangan Akhlak kepada Allah,

Ta’ala di antaranya;

(1) Kemarin malam ia dinikahkan

dengan sebilah keris. Detik itu ia

tahu kini ia bukan anak bapaknya

lagi. Ia bukan anak emaknya lagi.

Kini ia istri sebilah keris, wakil

seseorang yang tak penah dilihatnya

seumur hidup. (H: 2).

Berdasarkan kutipan di atas pernikahan

Bendoro dengan Gadis Pantai adalah

tidak sah di mata Allah dan hukum

kompilasi Islam, karena rukun nikahnya

tidak sah, yaitu tidak adanya Ijab dan

Kabul, perwaliannya juga diwakilkan

pada keris sebagai benda mati bukan

dari kerabat Bendoro, wali nikah dari

pihak istri bukan bapak Gadis Pantai

tetapi malah kepala kampung yang

bukan perwaliannya. Mengenai akad

nikah yang pengertiannya disebutkan

dalam pasal 1 huruf c ialah rangkaian

ijab yang diucapkan wali dan kabul

yang diucapkan oleh mempelai pria atau

wakilnya disaksikan oleh dua orang

saksi, diatur secara khusus dalam pasal

27, 28 dan 29. Hal ini bertentangan

dengan firman Allah dalam QS Ar-

Ruum [30]: (21)

Wa min aayaatihii ankholaqo lakum

min anfusikum adzwaajan llitaskunuu

ilaihaa waja’ala bainakum

mmawaddatan wwarahmatan

Page 8: ANALISIS PENYIMPANGAN NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM ...€¦ · dan sublimasi. Sebagai suatu hasil karya kreasi manusia, sastra mampu memaparkan realitas sosial. Suatu cipta sastra

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 8

Innafiidzaalika la aayaatin lliqaumin

yyatafakkaruuna

Yang artinya, “dan di antara tanda –

tanda kekuasaan-Nya ialah Dia

menciptakan untukmu istri-istri dari

jenismu sendiri, supaya kamu

cenderung dan merasa tentram,

kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara

kamu rasa kasih dan sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu

benar-benar terdapat tanda-tanda bagi

kamu yang berfikir.” Hal ini diperkuat

dengan kutipan di bawah ini.

(2) “Ah, hanya orang kebanyakan

dikawini dengan keris,” tiba-tiba

bujang itu terkejut sendiri. “Tidak,

kalau pengantin pria berhalangan,

juga boleh diwakili dengan keris.

(H: 41).

(3) ……tak seorang pun mendengar

nafas kepala kampung yang

terengah-engah. Ia bangkit. Sekali

lagi menggapai-gapai ke dalam

balik baju kebesarannya.

Dikeluarkannya keris bersarung

kuningan bertangkai kayu sawo tua

berukiran tubuh katak. Dan keris

diangkatnya tinggi sampai segaris

dengan hidungnya. (H: 10).

Berdasarkan kutipan di atas adanya

penyimpangan akhlak kepada Allah Ta

‘ala, hal ini bertentangan dengan QS An

Nisa: 36

Wa’buduullaha walaa tusyrikuubihi

syaian wwabil waalidaini ihsaanan

wwabidziil qurbaa wal yataamaa

walmasaakiini waljaaridzil qurbaa

waljaariljunubi washshaahibi biljanbi

wabnissabiil wamaa malakat

aimaanukumm innallaha laa yuhibbuu

man kaana mukhtaalan fakhuura”

Yang artinya: “Sembahlah Allah dan

janganlah kamu mempersekutukan-Nya

dengan sesuatu pun. Dan berbuat

baiklah kepada kedua orang ibu bapak,

karib kerabat, anak-anak yatim, orang-

orang miskin, tetangga yang dekat dan

tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu

sabil dan hamba sahayamu.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang sombong dan

membanggakan diri.

(4) Waktu dokar sampai di alun-alun,

bapak memperbaiki letak bajunya,

terdengar mendaham dan

menggaruk-ngaruk leher. Ia lihat

ibunya gelisah duduk di sampingnya

dan Nampak mulai ketakutan. (H:2).

Berdasarkan kutipan tersebut

menyatakan bapak ibu Gadis Pantai

merasa ketakutan saat mengantarkan

anaknya ke rumah Bendoro sebagai istri

barunya. Yang seharusnya mereka

takutkan hanya pada Allah Ta’ala.

(5) …. Keris tetap terangkat setinggi

hidung. (H:11).

Berdasarkan kutipan di atas adanya

penyimpangan akhlak kepada Allah Ta

ala, hal ini bertentangan dengan QS.

Yunus: 106

Walaa tadumin duunillahi maa laa

yanfa ‘uka walaa yadlurruka fain fa

alta fainnaka idzanmminaththalimiina.

Yang artinya: dan janganlah kamu

menyembah apa-apa yang tidak

memberi manfaat dan tidak pula

memberi mudarat kepadamu selain

Allah, sebab jika kamu berbuat yang

demikian itu, maka sesungguhnya kamu

kalau begitu termasuk orang-orang yang

dholim.

(6) “Selamat. Selamat.” Bapak kembali

berkomat kamit.

“selamat selagi lagi emak menguatkan.

Emak berbisik pada anaknya, bilang

selamat.

“se-la-mat,” Gadis pantai berbisik.

“Selamat,” emak berbisik dan sekali

lagi, “selamat buat kau, nak.” (H: 11)

Berdasarkan kutipan di atas

adanya penyimpangan akhlak kepada

Allah Ta ‘ala, hal ini bertentangan

dengan Qur’an Surat AL-fatihah ayat 5

Iyya kana’budu waiyyaa ka na’sta’iinu

Yang artinya: Hanya Engkau lah yang

kami sembah dan hanya kepada Engkau

Page 9: ANALISIS PENYIMPANGAN NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM ...€¦ · dan sublimasi. Sebagai suatu hasil karya kreasi manusia, sastra mampu memaparkan realitas sosial. Suatu cipta sastra

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 9

lah kami mohon pertolongan. Hal ini

yang seharusnya mereka mengucapkan

kata syukur Alhamdulillah, seperti hal

dalam QS A Adh-Dhuha diperkuat

dalam kutipan dibawah ini.

Wa’amaa bini’mati rabbika fakhaddits

Yang artinya; “Dan terhadap nikmat

Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan

(dengan bersyukur.

(7) …..Bapak selalu mengucap mantra

bila hendak meninggalkan darat.

Dan tak pernah ia mengerti makna

kata-katanya. (H:99).

(8) Nampak seorang pria bertubuh

tinggi kuning langsat berwajah agak

tipis dan berhidung mancung. Ia

berkopiah haji dan berbaju teluk

belanga dari sutera putih dan

bersarung bugis hitam dengan

beberapa genggang putih tipis-tipis.

(H:19).

Berdasarkan kutipan tersebut Bendoro

menggunakan baju sutera, hal ini

bertentangan dengan HR. Bukhari dan

Muslim yang bunyinya.

Sami’tunnabiyyi shallaallahu alaihi

wasallama yaquulu: watalbisuulhariira

fainna man labisahu fiddunyaa lam

yaibishu fil aakhirati.

Yang artinya Aku pernah mendengar

Nabi SAW bersabda: “Janganlah

memakai pakaian sutera karena orang

yang memakai di dunia tidak akan

memakainya lagi di akhirat.

Hal ini diperkuat oleh HR Abu Daud

dan Ibnu Majah yang bunyinya

Inna haadzaini haraamu alaa dzukuuri

ummati

Yang artinya; “Sesungguhnya kedua ini

haram atas kaum pria ummatku”.

(9) “Mas nganten.”

“Mas Nganten,” sekali lagi.

“Aku lah suamimu.”

“Syukur pada Allah.” (H:19).

Berdasarkan kutipan di atas

bahwa Bendoro mengajarkan pada

Gadis Pantai untuk bersyukur, karena ia

merasa telah menjadi sepasang suami

istri meski tanpa ikatan perkawinan

yang sah, karena rukun nikahnya tidak

sah, Hal ini diharamkan oleh Allah

SWT. Seperti halnya dijelaskan dalam

hadits , Rasulullah SAW bersabda;

Laa yakhluwanna ihadukum

biamraa’atin illa ma’adziimahramin.

Yang artinya: “Janganlah seseorang di

antara kamu menyendiri bersama

seorang wanita, kecuali disaksikan

seorang muhrim.”

(10) …. Bujang kemudian

mengajarkan ambil air wudlu . “Air

suci sebelum sembahyang, Mas

Nganten……untuk pertama kali

dalam hidupnya Gadis Pantai

bersuci diri dengan air wudhu dan

dengan sendirinya bersiap untuk

bersembahyang ……. Bujang

membawanya kembali ke

kamarnya, menyisiri dan

menghiasinya kemudian

menuntunnya ……..ke khalwat

Dari sebuah pojok bujang itu

mengeluarkan selembar mukenah putih

dan mengenakannya pada Gadis

Pantai. “Duduk diam di sini. Jangan

bergerak. Bendoro duduk di sana Mas

Nganten harus bersembahyang dengan

beliau. (H:21-22).

Berdasarkan kutipan di atas

menunjukkan bahwa Gadis Pantai

hingga berusia empat belas tahun

belum pernah menjalankan ibadah

shalat lima waktu. Hal ini bertentangan

dengan hadis Abdullah bin Amr bin Ash

r.a,

Muruu ‘aulaadakum bishshlaati wahum

abnaa’u sab’i siniina wadhribuuhum

alaihaa wahum abnaa ‘uasyrin

wafarriquu bainahum fiil madhaaji’i

Yang artinya: “Suruhlah anak-anakmu

mengerjakan shalat sejak berusia tujuh

tahun, dan pukullah mereka jika

meninggalkannya ketika sudah

memasuki umur sepuluh tahun, serta

pisahlah tempat tidur mereka.” (HR.

Abu Daud, Ahmad dan Al-hakim).

Page 10: ANALISIS PENYIMPANGAN NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM ...€¦ · dan sublimasi. Sebagai suatu hasil karya kreasi manusia, sastra mampu memaparkan realitas sosial. Suatu cipta sastra

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 10

Dan apabila Gadis Pantai baru

menjalankan ibadah shalat lima waktu

untuk yang pertama kalinya, setelah

digauli Bendoro, itu artinya Bendoro

telah menggauli wanita yang bukan

seaqidah dan bukan seiman.

Bentuk penyimpangan nilai-nilai

religius Islam yang tercermin dalam

Akhlak sesama Manusia

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan, terbukti bahwa terdapat

bentuk penyimpangan nilai-nilai

religius Islam yang tercermin dalam

akhlak kepada Allah pada teks novel

“gadis pantai” karya Pramoedya Ananta

Toer

(1) “Sst. Jangan nangis. Jangan

nangis. Hari ini kau jadi istri

pembesar,”

……..tinggal digedung besar, nak.

Tidak lagi digubuk. Kau tak lagi buang

air di pantai …..

“Ssst. Jangan nangis nak. Hari ini kau

jadi orang kaya.” (H:2).

Berdasarkan kutipan di atas

orang tua Gadis Pantai mencari jodoh

buatnya bukan karena keimanannya,

tapi karena kekayaannya. Hal semacam

ini biasanya hubungan tidak akan

kekal. Perkawinannya tidak didasari

agama, namun pernikahan karena harta

dan tahta. Hal ini diperkuat kutipan di

bawah ini.

(2) “Dia pembesar, nak orang

berkuasa, sering dipanggil

Bendoro bupati. Tuan besar

residen juga pernah datang ke

rumahnya, nak. Semua tahu.”

(H:4)

(3) “Bendoro belum bangun?”

kepala kampung bertanya.

“Nanti jam lima.”

“Aku kepala kampung…….”

“Siapa berani bangunkan?” (H:7)

Berdasarkan kutipan tersebut akhlak

bujang terhadap tamu kurang bisa

menghargai tamu, padahal tamu itu

adalah mertuanya Bendoro sendiri.

bahkan ia mengingatkan kepala

kampung dengan perkataan yang

menunjukkan bahwa seakan Bendoro

tidak diganggu gugat oleh siapa pun

termasuk mertuanya sendiri. Dan

bujang juga mengingatkan emak kalau

tempat Bendoro bukanlah kampung.

Hal ini diperkuat dalam kutipan di

bawah ini.

(4) “Sunyi benar di sini? Emak

berbisik lagi bertanya. Suaranya

ragu

“Ssst. Jangan keras-keras. Di sini

bukan kampung,”

bujangmemperingatkan.(H:7).

Allah Ta’ala berfirman dalam Qur’an

Surat Al-Baqarah ayat 83

Waquuluul linnaasihusna

Yang artinya; “bertutur katalah yang

baik kepada manusia.” Maksudnya,

kepada seluruh manusia, termasuk

orang musyrik dan yang lainnya.

(5) “Itu anak siapa?“

“Anak majikanku, anak Bendoro.”

“Emak menggigit bibir dan menutupkan

selendang pada pundaknya.

“Dimana emaknya?bapak bertanya.

“SSSt. Sssst. Dia tak ber-emak, anak

priyayi ber-ibu.” (H:7)

Berdasarkan kutipan tersebut Bendoro

tersebut Bendoro sepertinya telah

menceraikan istri, dan anak dalam

asuhan Bendoro, pada usia itu masih

dalam susuan, karena anak yang

digendong bujang usianya belum genap

berusia dua tahun, dan selama itu si bayi

belum pernah melihat ibunya. Hal ini

diperkuat kutipan di bawah ini..

(6) “Dimana ibunya?” bapak

mendesak.

“Pulang ke kampung.”

“Kapan kembali kemari?” bapak

mendesak terus.

“Tak kan balik lagi. Dia diceraikan.”

“Mengapa dicerai? Kapan?” bapak

mendesak.

“Mana aku tahu? Itu urusan Bendoro.

Page 11: ANALISIS PENYIMPANGAN NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM ...€¦ · dan sublimasi. Sebagai suatu hasil karya kreasi manusia, sastra mampu memaparkan realitas sosial. Suatu cipta sastra

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 11

“Kapan? Hampir dua tahun yang lalu.”

“Dua tahun belum pernah lihat

ibunya“Mati?”“Tidak. Pulang ke

kampung, sejak itu tak pernah Nampak

lagi.” (H:7-8)

(7) “Siapa anak tadi?” emak

bertanya kuatir.

“Agus.”

“Putera Bendoro?”

“Ya.”

“Pulang ke kampung.”

“kapan balik ke mari lagi?”

“Takkan balik.”

“kangmasnya bayi ini?”

“Ya.”

……..”Tidak, ini lebih bagus. Dia dari

ibu lain. (H:8-9)

Berdasarkan kutipan di atas

menunjukkan Bendoro suka kawin

cerai, dan anak-anaknya hasil

hubungan dengan para perempuan

diasuh oleh bujang Bendoro.

(8) “Betapahebatnya Bendoro

mengajar putera-puteranya,”

kepala kampung berbisik,

“sekecil itu sudah bisa bicara

bahasa Belanda. Satu kata pun

kita tak paham. Anakmu nanti,”

kepala kampung

menghadapkan mukanya

kepada kepala Gadis Pantai,

“juga bakal diajar seperti itu. “

(H:9)

Berdasarkan kutipan di atas tampaknya

Bendoro lebih bangga mengajarkan

anak-anaknya dalam bahasa Belanda

dari pada bahasa Arab.

(9) “Semua tegang menegakkan

tubuh. Pendengarannya tertuju

pada sepasang selop yang

berbunyi berat sayup terseret-

seret di lantai. Bunyi kian

mendekat dan akhirnya nyata

terdengar: buuutt.

“Apa itu?” emak bertanya pada kepala

kampung. Ia kenel bunyi itu tapi tak

yakin. Ia gelengkan. Disini tak mungkin

terjadi. Tidak! Itu bukan bunyi ynag

biasa di dengarnya, bunyi yang biasa

membikin ia geram pada lakinya.

(H:10)

Berdasarkan kutipan di atas dalam

ruangan banyak tamu, terdengar keras

Bendoro terbiasa kentut kedengaran

orang banyak, ia tidak segan meskipun

terhadap orang yang baru dikenalnya,

bahkan terhadap mertuanya sendiri

tidak ada rasa sungkan.

(10) “……tanpa sesuatu upacara

langsung menyampaikan,

“Bapak kepala kampung

dititahkan menghadap!”

Tiba-tiba terdengar suara keras, ‘Apa?

Jadi kepala kampung tak tahu? (H:11).

Berdasarkan kutipan tersebut iringan

pengantin Bendoro tidak menemui

mertuanya, Bendoro memanggil kepala

kampung yang bukan siapa-siapa

istrinya. Pernikahan ini tidak sah karena

tidak sesuai dengan syariat agama. Dan

mengenai perwaliannya Bendoro lebih

mempercayai kepala kampung yang

bukan ayah Gadis Pantai.

Menurut madzhab Syafi’i

(Abdurrahman, 2015:69-70) rukun dan

syarat sahnya melakukan perkawinan

adalah harus ada: (1) calon suami,

(2) calon istri, (3) wali nikah, (4) dua

orang saksi, dan (5) ijab dan Kabul.

Bagaimanakah bentuk

penyimpangan nilai-nilai religius

Islam yang tercermin dalam akhlak

manusia dengan kehidupan dan

penghidupan (diri sendiri)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan, terbukti bahwa terdapat

bentuk penyimpangan nilai-nilai

religius Islam yang tercermin dalam

akhlak kepada Allah pada teks novel

“gadis pantai” karya Pramoedya Ananta

Toer

(1) Kota itu jadi semarak

bermandikan cahaya, berhiaskan

penonton dari seluruh penjuru.

Page 12: ANALISIS PENYIMPANGAN NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM ...€¦ · dan sublimasi. Sebagai suatu hasil karya kreasi manusia, sastra mampu memaparkan realitas sosial. Suatu cipta sastra

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 12

……menyaksikan keramaian di

alun-alun itu.

Malam itu ia kembali ke ranjang

dengan banyak pikiran. Perkawinannya

tak dirayakan seperti itu. Bupati yang

kawin jauh lebih tidak dari Bendoro.

Dan putri kraton itu lebih tua dari

dirinya. Tapi ia tidak disambut dengan

perayaan. (H: 55).

Berdasarkan pernyataan di atas Gadis

Pantai terlalu menerima apa yang

diperlakukan oleh Bendoro

terhadapnya. Masalah pernikahan

adalah masalah hati, seorang laki-laki

yang mau tinggal bersama seorang

wanita , kalau Bendoro tidak ada rasa

suka terhadap Gadis Pantai itu tidak

mungkin terjadi. meskipun Bendoro

seorang suka ganti-ganti perempuan.

Kalau orang suka apa saja pasti

diberikan. Kalau kita tidak protes dan

menerima saja tentu orang akan

semena-mena pada gadis pandai. Intinya

Gadis Pantai tidak memiliki keberanian

untuk meminta haknya.

(2) Kelahiran sahaya sudah satu

hukuman! Terngiang suara pelayan

tua itu. Ia meradang apakah dosa

suatu kelahiran di tengah-tengah

orang kebanyakan? Mengapa? Apa

dosa? Dan tanpa disadari air

matanya telah mengembangkan

cairan duka cita buat seluruh orang

yang berasal dari kampung,

terutama kampung nelayan. (H:

109).

Berdasarkan pernyataan di atas Gadis

Pantai menyesali dirinya sendiri,

menjadi salah seorang kebanyakan,

yang selalu dihina. Ghufur nikmat Allah

adalah dosa.

(3) …..kita ini biar hidup dua belas

kali di dunia, tidak bisa

kumpulkan duit buat beli

barang-barang yang terdapat

dalam hanya satu kamar orang-

orang kota. Laut memang luas

tak dapat terkuras, kaya tiada

terbatas, tapi kerja kita yang

memang hina tiada berharga.

(H: 113).

Berdasarkan pernyataan

tersebut si emak tidak mempercayai

adanya Allah yang maha pemurah dan

maha kaya. laut hanya salah satu ciptaan

Allah, tapi kenikmatan Allah meliputi

segalanya.

(4) ….Bendoro putri, sisa yang masih

tinggal dari hidup sahaya. Kiai

sahaya dulu bilang, setiap orang

dikaruniai hidup oleh Allah yang

Maha Pengasih, tapi cuma

segumpil saja hidup karunia Allah

yang benar-benar sahaya miliki.

Sebagian besar habis buat rodi di

kebun coklat. (H: 117).

Berdasarkan kutipan di atas

menunjukkanrasa syukurnya kurang,

harusnya kusir merasa bersyukur,

Alhamdulillah meski mengalami rodi

masih diberi umur panjang buat ibadah,

dapat nunggui anak, istri cucu lebih

lama. Hal ini diperkuat kutipan di

bawah ini.

(5) …Bapak sahaya seratus dua puluh

tahun umurnya baru meninggal.

Tapi sahaya ini baru empat puluh

sudah begini reyot, kehabisan

tenaga. Bapak sahaya lari-larian

saja kerjanya, tak mau kerja rodi.

Badannya besar, keberaniannya

besar. Asal ada hura-hura.

(6) “Aiya, dulu sahaya pernah

tumpangi seorang singkek.

Ngomong tak karuan, Bendoro

putri . Ngobrol banyak. Dari

Rembang dia menuju Lasem.

Dia bercerita, dahulu dialah

yang jadi kuda di Hongkong

katanya menarik kereta sewaan

sambil berlari. Begitulah

Bendoro Putri, setiap ngomong

mesti keluar aiya-nya yang ah,

ah, senang sekali

mengucapkannya. (H: 118).

Page 13: ANALISIS PENYIMPANGAN NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM ...€¦ · dan sublimasi. Sebagai suatu hasil karya kreasi manusia, sastra mampu memaparkan realitas sosial. Suatu cipta sastra

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 13

Berdasarkan kutipan di atas

menunjukkan singkek merasakan

bagaimana sengsaranya jadi kuda,

seharusnya singkek bersyukur tidak

menjadi kuda lagi, bahkan sekarang

telah merasakan digendongan kuda.

(7) …..”Tiap hari sahaya mendo’a

moga-moga tak ada penyakit

menyerang kuda sahaya.”

Kembali Gadis Pantai tertawa

terbahak, kemudian bertanya, “Berdo’a

buat kuda? Lantas do’a apa yang buat

anak dan cucumu, man?”

“Mereka bisa berdo’a sendiri, Bendoro

putri. Itulah jeleknya takdir kuda. Dia

do’a saja tak mampu. Aiya, barangkali

dia berdo’a dengan bahasanya sendiri

…..bahasa kuda. Mungkin dalam hati

saja.” (H: 119).

Berdasarkan kutipan di atas

menunjukkan pemikiran yang salah, bila

anak tidak butuh doa dari orang tua.

Tiga doa yang mustajab yang tidak

diragukan lagi yaitu(1) doa orang tua,

(2) doa orang yang bepergian (safar)

dan (3) doa orang didholimi. HR Abu

Daud.

Sedang dalam QS Ash-Shaffat : 100

yang berbunyi “Ya Rabbku,

anugerahkanlah kepadaku (seorang

anak) yang termasuk orang-orang yang

saleh.”

(8) ......Mungkin Ia berdo’a agar

tidak ditakdirkan jadi kuda

seperti sekarang, tapi jadi kusir

seperti sahaya ini. Tapi sahaya

terus berdo’a keras agar sahaya

tetap sehat seperti kuda. Kalau

takdir berubah, aiya, mungkin

sahaya kudanya , dia kusirnya.

(H: 119).

Berdasarkan kutipan di atas

menunjukkan bahwa bercandanya kusir

itu bercandaan yang melampau batas,

hal ini diterangkan dalam HR Bukhari,

Ahmad, dan Malik “Sesungguhnya

seorang hamba yang berbicara dengan

kata-kata yang diridhai Allah ‘Azza wa

Jalla tanpa berpikir panjang, Allah akan

mengangkat beberapa derajat dengan

kata-katanya itu. Dan seorang hamba

yang berbicara dengan kata-kata yang

dimurkai Allah tanpa berpikir panjang,

Allah akan menjerumuskannya ke

neraka Jahannam dengan kata-katanya

itu”

(9) ….Ternyata Cuma segumpil kecil

sajak kelegaan yang diperoleh

Gadis Pantai. Pasang-pasang mata

yang menyinarkan pandang tak

wajar padanya, kesopanan yang

dibuat-buat, kekakuan yang

menjengkelkan. Terutama orang

tuanya yang begitu jauh

terhadapnya, menyebabkan ia

merasa seperti batu karang tunggal,

tak punya sesuatu hubungan dengan

dirinya, terkecuali laut yang

mengandung kesepian. (H: 145).

Berdasarkan kutipan di atas

menunjukkan rasa kekecewaan gadis

terhadap kedua orang tua, kakak adik,

dan penduduk pantai, ia pulang

kampung berharap rasa kangen bisa

terobati justru penduduk menjaga jarak

terhadap Gadis sebagai yang menjadi

istri priyayi. Gadis Pantai merasa

menjadi orang asing di kampungnya

sendiri. Hal ini diperkuat kutipan di

bawah ini.

(10) “Bapak,” ….”mengapa bapak

tak terus masuk?”

“Di sini lebih senang, panas di dalam.”

“Ah bapak…, aku tahu karena aku di

sini. Bapak tak mau masuk.”

“Tidak benar, itu tidak benar. Apakah

yang bisa kuperbuat untukmu?”

“Dekatlah sini.”

“Panas di dalam.”

“Panggil namaku pun bapak tak sudi

lagi.”

“Bukan galibnya lagi anak terhormat

dipanggil pada namanya.” (H: 146).

.“Abang-abang sama sekali tak bicara

padaku lagi.”

Page 14: ANALISIS PENYIMPANGAN NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM ...€¦ · dan sublimasi. Sebagai suatu hasil karya kreasi manusia, sastra mampu memaparkan realitas sosial. Suatu cipta sastra

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 14

“mereka sedang membikin pola

ukiran.”

“Nampaknya adik-adikku dilarang

mendekati aku.”

“Mereka diajari menghormati kakaknya

dari kota.”

“Ah, bapak, bapak. Sekarang aku

seperti pertama kali bapak antarkan

masuk ke rumah Bendoro.

Kampung ini memamg mengecewakan,

terlalu hina.”

“AH, bapak aku Cuma ingin

diperlakukan seperti dulu…pukullah

aku kalau aku bersalah tapi jangan kau

cabarkan hatiku. Apa kurang banyak

yang kuberikan buat penuhi keinginan

orang tua jadi bini priyayi? Mengapa

sesudah berumur begini bapak bersikap

begitu? Dan emak hampir-hampir tak

mau bicara padaku? Apa dosaku?”

(H: 150).

Berdasarkan kutipan di atas

menunjukkan rasa penyesalan segala

pengorbanan demi keluarga untuk

menjadi istri priyayi, keluarga ternyata

justru menjauhkan diri darinya. Gadis

Pantai merasa pengorbanannya sia-sia

belaka bila orang yang dekat di hatinya

semua pada menjauh.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisa dan

pembahasan yang telah dilakukan dalam

bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa analisis mengenai

penyimpangan nilai-nilai religius dalam

teks novel Gadis Pantai karya Pramudya

Ananta Toer melalui sikap, cara

bergaul, dan tingkah laku ini bertujuan

untuk memahami akhlak dalam sastra

itu sendiri. Sebab setiap karya sastra

memiliki isi dengan berbagai ciri

akhlak tersendiri dan berbeda-beda.

Bahkan setiap penulis memiliki gaya

tersendiri dalam memasukkan

penyimpangan akhlak dalam karya

sastra.. Bukan lah suatu hal yang

kebetulan dalam menciptakan suatu

keistimewaan dalam memasukkan

akhlak. Sebab nilai pesan akhlak akan

memberikan bobot yang berbeda dalam

sebuah karya sastra.

Karya sastra bersifat text-

contained kajian untuk memahami dan

menafsirkan karya sastra dapat

ditemukan dalam karya sastra itu

sendiri. Terlebih-lebih disadari atau

tidak, bahwa karya sastra menggunakan

pesan akhlak, sehingga kajian terhadap

karya sastra tersebut setidaknya dapat

membantu dalam memahami kehidupan

yang ada dalam karya sastra ini.

Kemudian dianalisis dan dapat ditarik

simpulannya dan dimanfaatnya yang

baik digunakan dan yang jelek

ditinggalklan. guna menghadapi

kehidupan ini.

Dari hasil analisis terhadap

novel yang berjudul Gadis Pantai karya

Pramoedya a Ananta Toer tersebut ,

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Adanya bentuk penyimpangan

nilai-nilai religius Islam yang

tercermin dalam akhlak kepada

Allah pada teks novel “Gadis

Pantai” Karya Pramoedya Ananta

Toer di antaranya adalah: (1)

menyekutukan Allah keris sebagai

sesembahannya, (2) menyembah

Bendoro, (3) selama empat belas

tahun Gadis Pantai kafir seorang

kafir, (4) menikah dengan wanita

kafir (5), suka berzina, (6)

mempercayai laut pemberi rezeki,

(7) sekampung kafir tidak ada

waktu untuk bribadah kepada

Allah.

2. Adanya bentuk penyimpangan

nilai-nilai religius Islam yang

tercermin dalam akhlak kepada

sesama manusia pada teks novel

“Gadis Pantai” Karya Pramoedya

Ananta Toer di antaranya adalah

(1) terjadinya kawin paksa, (2)

anak masih di bawah umur, (3)

Page 15: ANALISIS PENYIMPANGAN NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM ...€¦ · dan sublimasi. Sebagai suatu hasil karya kreasi manusia, sastra mampu memaparkan realitas sosial. Suatu cipta sastra

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 15

dipaksa tidak menghormati mertua,

(4) sebelum dan sesudah menjadi

menantunya, Bendoro tidak pernah

silahturahmi pada mertuanya, (5)

tidak menghormati pada tamu, (6)

adanya penindasan dan penyiksaan

rodi, (7) kawin cerai (8)

memisahkan anak dengan ibunya

yang masih dalam menyusui dan

(9) adanya kekerasan dalam rumah

tangga. (10) tidak ada keadilan di

rumah Bendoro.

3. Adanya bentuk penyimpangan

nilai-nilai religius Islam yang

tercermin dalam akhlak manusia

dengan kehidupan dan

penghidupan (diri sendiri) pada

teks novel “Gadis Pantai” Karya

Pramoedya Ananta Toer di

antaranya adalah: (1) merasa ada

perbedaan antara orang kebanyakan

denan kaum bangsawan, (2) merasa

diciptakan menjadi orang hina,

(3) merasa tidak memiliki

kepandaian, (4) pergi

meninggalkan keluarga, (5) merasa

semua orang kampung

menjauhinya, (6) putus asa

meninggalkan orang tua dan

desanya.

Saran

Bagi kalangan pendidik

Bagi kalangan pendidik,bahasa

khususnya bahasa Indonesia ataupun

agama Islam dapat dijadikan sebagai

acuan untuk mendidik siswa siswinya

dalam pelajaran sastra. Dengan

menjelaskan bahwa novel tidak hanya

sekedar memberikan kenikmatan dalam

mengisi kesenganan waktu, akan tetapi

dapat memberikan pelajaran akhlak.

Bagi calon peneliti lanjutan

Bagi calon peneliti lanjutan pada

karya ilmiah ini, dapat dijadikan acuan

guna mengembangkan daya kreatif

sebagai bahan penelitian lanjutan

dengan tinjauan yang berbeda dan

mengembangkan permasalahan yang

telah ada.

DAFTAR RUJUKAN

Abdurrahman. 2015. Kompilasi

Hukum Islam di Indonesia. Jakarta:

Akademika Presindo.

Albani, Muhammad. 2007. Bila

Pernikahan Tak Seindah Impian. Solo:

Mumtaza.

Al Ghazali. 1991. Halal Haram

Menurut Syariat Islam. Bandung:

Husaini.

Atmosuwito, Subijantoro. 1989.

Perihal Sastra dan Religiusitas dalam

Sastra. Bandung: CV Sinar Baru.

Ath-Thabari, Muhibbduddin.

2016. Ummahatul Mukminin. Jakarta:

Griya Ilmu.

Basri, Hasan. 2004. Meniti Jalan

Kehidupan. Yogyakarta: Darussalam.

Fikri, Abu. 2007. Poligami yang

Tak Melukai Hati?. Jakarta: Mizania.

Hayati, A. 1990. Latihan

Apresiasi Sastra. Malang: YA3

Hendy, Zaidan . 1988.

Pelajaran Sastra. Jakarta: Grasindo.

Iskandar, M. Syadzili Ali

Magfur. 2009. Mutiara Hikmah

Menjadi Kekasih Allah. Surabaya: Al

Miftah.

Jabrohim, 2014:15Teori

Penelitian Sastara. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Junus, Mahmud. 1998. Al

Qur’an Alkarim Tarjamah. Bandung.

PT. Al-Ma-arif.

Muhammad, Syaikh. 2003.

Prinsip-prinsip Dasar Keimanan.

Jakarta: Haiatul Ighatsah Al Islamiah Al

Alamiah.

Media Team -. 2014.

Amandemen Undang-undang Peradilan

Agama. Jakarta: Media Center.

Mukhtar . 2013.

Page 16: ANALISIS PENYIMPANGAN NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM ...€¦ · dan sublimasi. Sebagai suatu hasil karya kreasi manusia, sastra mampu memaparkan realitas sosial. Suatu cipta sastra

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 16

Nurgiyantoro. 2015. Teori

Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Paket Aqidah. 2006. Tiga

Landasan Mukmin. -:Hikmah

Ahlussunah.

Sugiono. 2016. Memahami

Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

Sunyoto, Agus. 2016. Atlas Wali

Songo. Jakarta: Pustaka Iman.

Suyatno 2010.

Tim Ahli Ilmu Tauhid. 2014.

Kitab Tauhid. Jakarta: Darul Haq.

Toer, Pramoedya Ananta. 2000.

Gadis Pantai. Jakarta: Hasta Mitra.

Ulumiddin, Muhammad Ihya.

1421 H. Materi Pembinaan Keislaman.

Surabaya: Press.

Warren, Wellek. 2016. Teori

Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Page 17: ANALISIS PENYIMPANGAN NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM ...€¦ · dan sublimasi. Sebagai suatu hasil karya kreasi manusia, sastra mampu memaparkan realitas sosial. Suatu cipta sastra

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 17