ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA …

16
ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA PERCETAKAN SKALA KECIL MENENGAH DI KOTA MALANG JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Redemptus Henry G Pait 115020107111031 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

Transcript of ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA …

Page 1: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA …

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA

USAHA PERCETAKAN SKALA KECIL MENENGAH

DI KOTA MALANG

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Redemptus Henry G Pait

115020107111031

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA …

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA

PERCETAKAN SKALA KECIL MENENGAH DI KOTA MALANG

Yang disusun oleh :

Nama : Redemptus Henry G Pait

NIM : 115020107111031

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang

dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 3 Maret 2015

Malang, 3 Maret 2015

Dosen Pembimbing,

Drs.Supartono, SU

NIP.19500520 198003 1 004

Page 3: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA …

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA PERCETAKAN SKALA

KECIL MENENGAH DI KOTA MALANG

Redemptus Henry G Pait

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel-varaiabel yang berpengaruh terhadap

Penyerapan tenaga kerja. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan kepada pengusaha

percetakan di kota Malang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

kuisioner yang dibagikan kepada responden sebanyak 30 responden usaha percetakan. Analisis

data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan bantuan program spss 17 . Dengan

menggunakan variabel independent upah,produktivitas,modal dan pengeluaran non upah,dan

untuk variabel dependennya adalah jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan.Hasil pengujian

dengan menggunakan regresi linear berganda menunjukkan bahwa, secara simultan,

upah,produktivitas,modal dan non upah, berpengaruh secara signifikan terhadap penyerapan

tenaga kerja. Dan secara parsial dapat diketahui dari keempat variabel terdapat dua variabel

yang berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja kota Malang yaitu variabel non

upah sebesar 1,852 dan variabel produktivitas sebesar 0,002, sedangkan variabel upah dan modal

tidak signifikan.

Kata Kunci: Penyerapan tenaga kerja,Upah,Modal,Produktivitas, non upah

A. PENDAHULUAN

Pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan semakin bertambahnya jumlah

angkatan kerja, tetapi tingginya jumlah angkatan kerja ini tidak diimbangi dengan jumlah lapangan

kerja yang tersedia, sehingga hal ini dapat mengakibatkan terciptanya pengangguran. Dalam pasar

kerja, adanya peningkatan jumlah angkatan kerja menjadikan jumlah penawaran kerja juga

semakin meningkat. Namun disisi lain, permintaan tenaga kerja masih kurang mampu menyerap

tenaga kerja yang ada. Adanya selisih antara penawaran tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja

ini yang mengakibatkan pengngguran Peranan industri, dalam hal ini yaitu industri pengolahan

sangatlah penting dalam perekonomian nasional maupun penyerapan tenaga kerja, tidak hanya

industri-industri besar namun juga industri kecil. Dengan adanya industri kecil dapat menampung

tenaga kerja yang tidak terserap dan tersisihkan dari persaingan kerja, karena umumnya industri

kecil tidak membutuhkan banyak klasifikasi untuk tenaga kerjanya.

Selain dapat membantu pembangunan ekonomi nasional, UKM juga mampu mengatasi

masalah ketenagakerjaan di Indonesia. Masalah ketenagakerjaan memang sangat luas dan

kompleks. Sebelum krisis ekonomi, Indonesia sudah tergolong sebagai negara bermasalah dengan

ketenagakerjaan karena tingginya pertumbuhan penduduk. Terbatasnya lapangan kerja yang

tersedia tidak seimbang dengan pertambahan jumlah angkatan kerja sehingga berdampak pada

tingginya jumlah pengangguran

Nyatanya sektor formal tidak mampu sepenuhnya memenuhi dan menyerap pertambahan

angkatan kerja secara maksimal yang disebabkan adanya ketimpangan antara angkatan kerja yang

tumbuh dengan cepat dengan lapangan kerja yang tersedia. Sektor informal menjadi suatu bagian

yang penting dalam menjawab lapangan kerja dan angkatan kerja, dan salah satu sektor informal

tersebut adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

UKM (usaha Kecil menengah) memliki kontribusi yang sangat signifikan untuk menuju

pada tahap pembangunan ekonomi baik di negara negara maju maupun berkembang seperti

Indonesia. Peran UKM dalam pembangunan ekonomi yang paling nampak adalah dalam hal

penyerapan tenaga kerja. UKM mampu menyerap tenaga kerja karena karateristik pekerjaan

disektor UKM yang tidak membutuhkan syarat yang banyak seperti pada perusahaan besar. Pada

Page 4: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA …

akhirnya produk-produk UKM yang memiliki keunggulan kompetitif akan mampu menembus

pasar global.

Grafik 1.1: Perkembangan Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Menurut

Skala Usaha Tahun 2012-2013 di Indonesia

Di Kota Malang sektor industri kecil cukup berperan besar, hal ini dapat dilihat bahwa Kota

Malang memiliki beberapa industri kecil yang hasil produksinya merupakan produk unggulan.

Diagram 1.1 : Jumlah usaha industri kecil dan menengah Di kota Malang

tahun 2013

usahamikro,ke

cil danmenenga

h

a. Usahamikro

b. Usahakecil

c. usahamenenga

h

UsahaBesar

Total(A+B)

1 2

Tahun 2012 0 54,599,96 602,195 44,280 4,952 55,211,39

Tahun 2013 0 55,856,17 629,418 48,997 4,968 56,539,56

Perkembangan 1,296,207 27,233 4,717 16 1,328,163

0100000002000000030000000400000005000000060000000

1 makanan

2 percetakan,penerbitan

3 mebel

4 keramik

5 kerajinan kulit

6 konveksi

7 perabot rumah tangga

8 alat angkutan

9 mesin

21,53%

3,54%

22,58% 1,69% 2,70%

1,94%

3,54%

2,42%

10,55%

1,69%

sumber: www.depkop.go.id

Sumber : Badan pusat statistik 2013

Page 5: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA …

Salah satu usaha industri kecil yang berkembang cukup banyak di Kota Malang yaitu

usaha percetakan. Usaha percetakan merupakan usaha yang bersifat padat karya. Sejauh ini ada

105 usaha percetakan yang berkembang di Kota Malang dan terdistribusi ke beberapa kecamatan

yang ada di kota Malang. Nmaun dalam mengembangkan usaha ini ada banyak kendala yang

dihadapi oleh pengusaha diantaranya adalah masalah modal,tenaga kerja, upah dan produktivitas.

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan rumusalah msalahanya adalah Apakah variabel

upah,produktivitas,modal dan pengeluaran non upah berpengaruh terhadap penyerapan tenaga

kerja di usaha percetakan skala kecil menengah kota Malang.

B. KAJIAN PUSTAKA

Industri Kecil

Industri mencakup semua kegiatan produksi dari bahan-bahan mentah menjadi bahan-

bahan setengah jadi atau barang jadi, atau sebuah proses mengubah kondisi barang menjadi barang

yang memiliki nilai atau yang berguna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Putra, 2012).

Adapun karakteristik industri kecil menurut Kuncoro (1997), dalam Setiyadi (2008), yaitu :

1. Kebanyakan industri kecil dikelola oleh perorangan yang merangkap sebagai pemilik sekaligus

pengelola usaha serta memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat di kotanya.

2. Rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga-lembaga kredit formal sehingga mereka

mengatasi pembiayaan usaha dari modal sendiri atau sumber lain seperti keluarga, kerabat,

pedagang dan bahkan rentenir.

3. Sebagian industri kecil tidak mempunyai status badan hukum.

4. Ditinjau menurut golongan industri tampak bahwa hampir sepertiga bagian seluruh industri

kecil bergerak pada kelompok industri makanan, minuman dan tembakau, indsustri tekstil,

industri kayu, bambu, rotan, rumput dan sejenisnya termasuk perabot rumah tangga, usaha

industri kertas (dan kimia, diikuti kelompok industri barang galian bukan logam.

Teori Produksi

Menurut Putong (2005 : 203), produksi adalah usaha untuk meningkatkan kegunaan (nilai

guna) suatu barang yang lebih dari barang semulanya, yang memerlukan faktor-faktor produksi

dalam prosesnya. Menurut Mankiw (2006 : 46) tenaga kerja dan modal adalah dua faktor produksi

yang paling penting dalam proses produksi. Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara faktor

produksi (input) yang digunakan dengan hasil produksi (output) yang dapat ditulis sebagai berikut

(Putong, 2005 : 203) :

Q = f (TK, M, T, S)

Dimana :

Q = Output T = Tanah (SDA)

TK = Tenaga Kerja S = Skill (Teknologi)

M = Modal

Dalam teori produksi ini jumlah output merupakan fungsi dari faktor-faktor produksi yang

digunakan dalam proses produksi (Sudarman, 2000 : 124). Di dalam kegiatan produksi haruslah

berlandaskan pada sebuah aturan atau hukum yang berlaku dalam teori produksi, yaitu “The Law

of Diminishing Returns” atau “Hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin Berkurang”. Hukum

tersebut menyatakan bahwa jika satu faktor produksi ditambah secara terus menerus, sedangkan

jumlah faktor produksi yang lain tetap jumlahnya, maka pada titik tertentu tambahan produksi /

Marginal Physical Product (MPP) atau produksi batas dari faktor produksi yang ditambahkan

tersebut akan menjadi semakin kecil (Sudarman, 2000 : 131).

Teori Permintaan Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja merupakan hubungan antara upah dan jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan oleh perusahaan untuk dipekerjakan, sehingga permintaan tenaga kerja dapat

didefinisikan jumlah tenaga kerja yang bekerja pada setiap upah dalam jangka waktu tertentu

(Sholeh, 2007). Meningkatnya permintaan industri terhadap tenaga kerja tergantung dari kenaikan

permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksi industri tersebut, permintaan tenaga kerja

seperti itu disebut “derived demand” (Simanjutak,1985 : 87). Sedangkan terjadinya hubungan

Page 6: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA …

kerja melalui penawaran tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja disebut pasar kerja (Simanjutak,

1985). Menurut Putra (2012) pasar tenaga kerja yaitu kegiatan dari pengusaha dan pencari kerja

dengan bertemu dalam lowongan kerja atau proses hubungan kerja.

Gambar 2.1: Dampak Kenaikan Upah Terhadap Permintaan Tenaga Kerja

Sumber: Payaman (1985)

Berdasarkan asumsi Neoklasik ,jika penawaran tenaga kerja naik maka upah akan ikut

naik juga seperti yang ditunjukkan pada garis SL.sebaliknya jika permintaan tenaga kerja

naik,maka upah justru akan mengalami penurunan seperti yang ditunjukkan pada garis DL.

Asumsi tersebut beranggapan bahwa semua pihak memiliki informasi yang lengkap mengenai

pasar tenaga kerja,sehingga penyediaan lapangan kerja selalu sama dengan permintaan tenaga

kerja. Kedaan seperti itu ditunjukkan oleh garis E dimana pada garis tersebut tidak terjadi

pengangguran. Namun, pada kenyataannya kondisi tersebut tidak akan pernah terjadi karena

informasi tidak ada yang sempurna.Berdasarkan kurva diatas,bahwa upah yang berlaku (wi) pada

umumnya lebih tinggi daripada (We). Pada tingkat (Wi),jumlah penyedia tenaga kerja sebesar (Ls)

sedang permintaan tenaga kerja hanya sebesar Ld. Dengan demikian selisih antara Ls dan Ld

adalah jumlah tenaga kerja yang tidak dibutuhkan.

Penyerapan Tenaga Kerja

Tenaga kerja ini terbagi menjadi dua, yaitu : pertama, angkatan kerja adalah tenaga

kerja/penduduk yang telah masuk dalam usia kerja (15-64 tahun) meliputi orang yang bekerja,

punya pekerjaan tapi sementara tidak bekerja, menganggur dan mencari pekerjaan. Kedua, bukan

angkatan kerja yaitu penduduk yang tidak termasuk dalam angkatan kerja yang terdiri dari anak

sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya (Indayati, dkk, 2010; dan Putra, 2012).

Penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang terserap atau bekerja di suatu unit usaha

tertentu. Menurut Indayati, dkk (2010) penyerapan tenaga kerja sebenarnya tergantung dari besar

kecilnya permintaan tenaga kerja. Dalam suatu usaha kemampuan penyerapan tenaga kerja akan

berbeda antara suatu sektor/usaha dengan sektor/usaha lainnya (Sumarsono, 2003) dalam Indayati,

dkk (2010). Misalnya pekerjaan pada sektor formal dan informal yang memiliki perbedaan dalam

penyerapan tenaga kerjanya

Hubungan Modal dengan Penyerapan Tenaga Kerja

Pengertian modal secara umum adalah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan proses

produksi, dan modal merupakan masalah yang mendasar bagi industri kecil (Indayati, dkk, 2010).

Modal dapat diartikan sebagai investasi yaitu pembelian modal berupa barang maupun

Tenaga kerja

wi

we

wo

upah

Ld Le

SL

Ls

E

DL

Page 7: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA …

perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan produksi (Sukirno, 1997) dalam Putra

(2012).

Menurut Winardi (1991) dalam Indayati, dkk (2010) untuk menciptakan kesempatan

kerja yang baru dalam industri kecil adalah meningkatkan omzet/kemampuan produksi, yaitu

dengan cara meningkatkan penanaman modal yang nantinya dapat menambah hasil produksi dan

peningkatan kegiatan produksi, sehingga pada akhirnya akan berimbas pada bertambahnya tenaga

kerja.

Hubungan Upah dengan Penyerapan Tenaga Kerja

Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai

imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan

menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang undangan, termasuk

tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau

akan dilakukan (UU RI No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan pasal 1, ayat 30).

Menurut Haryani (2002) dalam Yanuwardani dan Woyanti (2009). Jika tingkat upah

meningkat maka permintaan tenaga kerja akan menurun, yang artinya jumlah tenaga kerja yang

diminta akan semakin berkurang namun penawaran tenaga kerja akan semakin bertambah. Tapi

sebaliknya, jika tingkat upah menurun maka permintaan tenaga kerja akan semakin meningkat.

Naiknya upah maka biaya produksi industri akan naik, yang kemudian akan menaikkan harga

barang yang diproduksi. Naiknya harga barang akan mengurangi jumlah konsumsi masyarakat.

Akibatnya banyak hasil produksi yang tidak terjual sehingga jumlah produksi akan berkurang,

yang mengakibatkan berkurangnya tenaga kerja atau penyerapan tenaga kerja atau disebut scale

effect. Namun pada usaha yang menggunakan padat modal, pengusaha akan mengganti tenaga

kerja dengan peralatan mesin-mesin atau disebut substitution effect (Ehrenberg dan Smith, 1994)

dalam Setiyadi (2008)

Hubungan Produktivitas Tenaga Kerja Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Produktivitas mengandung pengertian filosofis-kualitatif dan kuantitatif teknis

operasional. Secara filosofis-kualitatif, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap

mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Secara filosofis-kuantitatif,

produktivitas merupakan perbandingan hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan

sumberdaya (masukan) yang dipergunkan per satuan waktu (Simanjuntak, 1998).

Produktivitas tenaga kerja dapat mempengaruhi permintaan tenaga kerja

melalui tiga cara. Pertama apabila produktivitas tenaga kerja meningkat, maka dalam

memproduksi hasil dengan jumlah yang sama diperlukan pekerja lebih sedikit. Kedua peningkatan

produktivitas dapat menurunkan biaya produksi per unit barang. Dengan turunnya biaya produksi

per unit, penguasaha dapat menurunkan harga jual. Oleh sebab itu, permintaan masyarakat akan

barang tersebut bertambah. Pertambahan permintaan akan barang mendorong pertambahan

produksi dan selanjutnya menambah permintaan tenaga kerja. Ketiga, pengusaha dapat memilih

menaikkan upah pekerja sehubungan dengan peningkatan produktivitas tenaga kerja.

Meningkatnya pendapatan pekerja akan menambah daya beli mereka, sehingga permintaan mereka

akan konsumsi hasil produksi bertambah juga. Selanjutnya, pertambahan permintaan akan hasil

produksi tersebut menaikkan permintaan tenaga kerja (Simanjuntak, 1998).

Hubungan Pengeluaran Tenaga Kerja Non Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Pengeluaran untuk tenaga kerja non upah merupakan salah satu biaya produksi yang

harus dikeluarkan oleh perusahaan. Permintaan tenaga kerja akan dipengaruhi proporsi

pengeluaran untuk tenaga kerja non upah terhadap keseluruhan biaya produksi. Sehingga apabila

proporsi biaya tenaga kerja non upah kecil terhadap keseluruhan biaya produksi, maka responsi

terhadap permintaan tenaga kerja besar. Sebaliknya, apabila proporsi biaya tenaga kerja non upah

besar terhadap keseluruhan biaya produksi, maka responsi terhadap permintaan tenaga kerja kecil.

Apabila proporsi biaya tenaga kerja non upah terhadap keseluruhan biaya produksi meningkat,

maka akan menurunkan permintaan tenaga kerja.

Page 8: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA …

C. METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Daerah yang menjadi sasaran penelitian adalah Kota Malang, Provinsi Jawa Timur.

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa usaha yang menjadi objek

dalam penelitian ini banyak tersebar di wilayah Kota Malang.

Jenis dan Sumber Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

Data primer berkaitan dengan data yang dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan penelitian yang

dilakukan dan diperoleh dengan wawancara langsung serta melakukan pengisian kuisioner oleh

para pengusa percetakan. Data primer diperlukan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja yang

bekerja dan hal lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Data sekunder merupakan data

pelengkap diperoleh dengan cara pencatatan , pengumpula data-data dari literature atau bahan

bacaan yang ada dan dari instansi-instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistika, Dinas

Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Tenaga Kerja dan Sebagainya.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua usaha percetakan yang ada dikota Malang.

Karena jumlah usaha percetakan yang ada di BPS dan Dispenrindag tidak diklarifikasi bersadarkan

jenis usaha maka sampel dalam penelitian diambil berdasarkan teknik purposive samplingyaitu

pengambilan sampel yang dilakukan secara sengaja. Maksudnya peneliti menentukan sendiri

sampel yang diambil karena pertimbangan tertentu.unit usaha percetakan yang ada dikota Malang

yang dijadikan sampel adalah usaha yang memiliki tenaga kerja lebih dari lima orang.Jumlah

usaha percetakan yang dijadikan sampel sebanyak 30 usaha percetakan

Metode Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara yaitu menanyakan kepada pemilik usaha dan tenaga kerjanya tentang hal-hal

yang terkait dengan penelitian ini.

2. Angket (kuesioner), yaitu suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan

penelitian ini yang harus dijawab secara tertulis oleh responden.

3. Studi pustaka dari berbagai literature, majalah, koran, jurnal dan lain-lain.

Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda.

Analisis regresi ini kita gunakan untuk menguji model penyerapan tenaga kerja. Bermula dari

spesifikasi model yang dibentuk berdasar teori yang ada atas suatu permasalahan sebagai mana

dalam landasan teori, berupa penjabaran model. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah

ada pengaruh antar variabel terikat secara individu terhadap variabel bebas tertentu. Sementara

sejumlah variabel bebas lainnya yang ada / diduga dengan variabel terikat tersebut bersifat

konstan/tetap. Dirumuskan sebagai berikut :

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e

Dimana :

Y i= Penyerapan tenaga kerja

a = bilangan konstanta

b1..b3 = koefisien regresi masing-masing variabel

X1 = tingkat upah (Rp)

X2 = produktivitas tenaga kerja

X3 = modal

x4 = pengeluaran tenaga kerja non upah

ε = faktor pengganggu (distubance error)

Definisi Operasional

1. Dependen Variabel

Page 9: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA …

Penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya angkatan kerja yang dibutuhkan perusahaan

UKM dalam memenuhi kebutuhan produksi. Diukur oleh jumlah tenaga kerja yang bekerja pada

UKM tersebut.

Kriteria UKM yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha percetakan yang

memiliki tenaga kerja lebih dari 5 orang.

2. Independen Variabel

a. Tingkat upah adalah semua pengeluaran uang atau barang yang dibayarkan kepada buruh

atau tenaga kerja sebagai imbalan atas pekerjaan atau jasa yang telah atau akan

dilakukan terhadap perusahaan dibagi dengan jumlah tenaga kerja pada usaha tersebut..

Dalam penelitian ini tingkat upah tenaga kerja diukur dalam satuan rupiah dalam setiap

bulannya per tenaga kerja.

b. Produktivitas kerja adalah nilai produksi rata-rata (dalam unit barang) yang dapat

dihasilkan oleh satu orang tenaga kerja. Pengukurannya satuan lembar per orang dalam

satu bulan.

c. Modal adalah dana yang digunakan dalam proses produksi saja, tidak termasuk nilai

tanah dan bangunan yang ditempati atau lebih dikenal dengan modal kerja. Diukur dalam

satuan rupiah.

d. Pengeluaran / biaya tenaga kerja non upah adalah seluruh pengeluaran untuk tenaga kerja

diluar upah yang meliputi tunjangan sosial, tunjangan pajak maupun asuransi yang

dibayarkan per bulan oleh pengusaha diukur dalam satuan rupiah.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Kota Malang

Kota malang terletak pada ketinggian antara 429-663 meter diatas permukaan air laut, 112,06

-112,07 Bujur timur dan 7,06 – 8,02 Lintang selatan, Wilayah kota Malang merupakan kota

terbesar dijawa timur setelah Surabaya. Batas- batas admisnistrasi kota Malang adalah:

a. Batas Utara : Kecamatan Singosari

b. Batas selatan : Kecamatan Tajiman

c. Batas Timur : Kecamatan Pakis

d. Batas Barat : Kecamatan Wagi

Luas wilayah kota Malang kurang lebih 110,066 km2 dan terbagi menjadi 5 kecamatan besar,

yakni :

1. Kecamatan Kedungkandang dengan luas wilayah 36,89 km2

2. Kecamatan Klojen dengan luas wialayah 8,83 km2

3. Kecamatan Blimbing dengan luas wilayah 17,77 km2

4. Kecamatan Lowokwaru dengan luas wilayah 22,60 km2

5. Kecamatan Sukun dengan luas wilayah 20,97 km2

Kependudukan

Pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah mempunyai tujuan pokok yaitu

membangun manusia seutuhnya dan untuk mencapai masyarakat yang adil dan

makmur,meningkatankan taraf hidup masyarakat dan untuk menciptakan masyarakat yang

sejahtera. Penduduk adalah komponen yang penting dalam pembangunan karena mereka adalah

objek dan subjek pembangunan.

Berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh BPS tahun, jumlah penduduk kota

Malang hingga tahun 2014 adalah 840.803 jiwa. Selengkapnya dapat diliohat dalam tabel berikut :

Page 10: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA …

Tabel 4.1: Jumlah penduduk kota Malang Berdasarkan jenis kelamin tahun 2006-2014

Tahun Laki-Laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah (jiwa)

2006 397.829 400.275 798.104

2007 402.818 404.318 807.136

2008 407.959 404.485 812.444

2009 404.664 411.973 816.637

2010 406.755 414.102 820.857

2011 404.553 415.690 820.243

2012 407.144 417.714 824.858

2013 411.101 423.426 834.527

2014 415.101 425.702 840.803

Sumber : Badan Pusat statistik Kota malang,2014

UKM Percetakan Dikota Malang

Usaha Percetakan skala kecil menengah merupakan UKM percetakan yang cukup banyak

tersebar dikota Malang dan terdapat dihampir diseluruh wilayah kota Malang. Sejauh ini menurut

data badan pusat statistik kota malang ada 105 usaha percetakan dikota Malang dan usaha ini

tersebar di 5 kecamatan di Kota Malang. Usaha percatakan ini merupakan usaha yang cukup

banyak membantu dalam hal penyerapan tenaga kerja.

Banyak pencari kerja yang ingin berusaha mendapatkan pekerjaan dan mampu diserap

oleh sektor infromal seperti usaha percetakan dengan begitu hal ini dapat mengatasi dan

mengurangi pengangguran.

Tabel 4.7 : Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3,369 4,829 ,698 ,492

X1 -6,124 8,701 -,252 -,704 ,488 ,144 6,929

X2 ,002 ,001 ,880 2,609 ,015 ,163 6,136

X3 -,092 ,297 -,049 -,308 ,760 ,726 1,377

X4 1,852 ,869 ,299 2,132 ,043 ,940 1,064

a. Dependent Variable: Y

Variabel dependen pada hasil uji regresi berganda adalah Tenaga Kerja(Y) sedangkan variabel

independennya adalah Upah (X1), Jumlah Produksi (X2) , Jumlah Modal (X3) dan Pengeluaran

(X4) Model regresi berdasarkan hasil analisis di atas adalah :

Y = 3,369 - 6,124X1 + 0,002X2 - 0,092X3 + 1,852X4 + e

Keterangan:

Y = Tenaga Kerja

X1 = Upah

X2 = Jumlah Produksi

X3 = Jumlah Modal

X4 = Pengeluaran

Dari hasil persamaan regresi linier berganda, dapat diketahui bahwa:

a. Koefisien Kostatnta pada regresi sebesar 3,369 . Koefisien kostanta yang bernilai posifif

ini menandakan bahwa apabila tidak terdapat variabel Upah (X1), Jumlah Produksi (X2)

, Jumlah Modal (X3) dan Pengeluaran (X4) maka TENAGA KERJA (Y) akan

Page 11: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA …

mengalami peningkatan sebesar 3,369 atau dengan kata lain dapat diartikan bahwa nilai

3,369 adalah nilai ketika variabel Upah (X1), Jumlah Produksi (X2), Jumlah Modal (X3),

dan Pengeluaran (X4)) konstan.

b. Koefisien regresi Upah (X1) sebesar -6,124 dan Koefisien regresi yang bernilai Negatif

menjelaskan bahwa apabila Upah (X1) mengalami peningkatan 1 satuan maka TENAGA

KERJA (Y) akan mengalami penurunan sebesar 6,124 satuan dengan syarat variabel lain

konstan.

c. Koefisien regresi Jumlah Produksi (X2) sebesar 0,002 dan Koefisien regresi yang bernilai

Positif menjelaskan bahwa apabila peningkatan Jumlah Produksi (X2) sebesar 1 satu

satuan maka TENAGA KERJA(Y) maka akan mengalami peningkatan sebesar 0,002.

Dengan syarat variabel lain konstan.

d. Koefisien regresi Jumlah Modal (X3) sebesar -0,092 dan Koefisien regresi yang bernilai

Negatif menjelaskan bahwa apabila jumlah modal (X3) mengalami peningkatan 1 satuan

maka TENAGA KERJA (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,092 satuan dengan

syarat variabel lain konstan.

e. Koefisien regresi Pengeluaran (X4) sebesar 1,852 dan Koefisien regresi yang bernilai

Positif menjelaskan bahwa apabila peningkatan Pengeluaran (X2) sebesar 1 satu satuan

maka TENAGA KERJA(Y) maka akan mengalami peningkatan sebesar1,852 satuan

Dengan syarat variabel lain konstan.

Tabel 4.4 : Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

dimension0 1 ,733a ,537 ,463 2,86670 2,135

a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1

b. Dependent Variable: Y

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel dependen (Y), sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain

diluar model. Menurut Ghozali (2006), kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi

adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap

penambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel

tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, dalam

penenlitian ini menggunakan nilai R Square untuk menevaluasi model regresi terbaik. Berdasarkan

Tabel 4.4 dapat diketahui nilai R Square sebesar 0,537 atau 53,7%. Artinya variabel TENAGA

KERJA(Y) dijelaskan sebesar 53,7% oleh variable Upah (X1), Jumlah Produksi (X2) , Jumlah

Modal (X3) dan Pengeluaran (X4) Sedangkan sisanya sebesar 46,3% dijelaskan oleh variabel lain

di luar persamaan regresi atau yang tidak di teliti dalam penelitian ini.

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 238,017 4 59,504 7,241 ,001a

Residual 205,450 25 8,218

Total 443,467 29

a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1

b. Dependent Variable: Y

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.4 menujukkan bahwa F hitung sebesar 7,241

(Sig F =0,001). Jadi, F hitung > Ftabel (7,241 > 2,759 ) dan Sig F < 5% (0,001 < 0,05). Dengan

demikian menandakan bahwa cukup bukti untuk menyatakan secara bersama-sama mempunyai

pengaruh signifikan variabel Upah (X1), Jumlah Produksi (X2) , Jumlah Modal (X3) dan

Pengeluaran (X4) terhadap TENAGA KERJA (Y)

Page 12: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA …

Gambar 4.2 : Uji Normalitas

Berdasarkan Gambar 4.1 memperlihatkan bahwa data pada grafik histogram mengikuti garis

normal, dan sebaran data bergerak mengikuti garis linear diagonal sehingga dapat disimpulkan

bahwa data berdistribusi normal dan memenuhi asumsi Normalitas.

Tabel 4.9 : Uji Multikolineritas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3,369 4,829 ,698 ,492

X1 -6,124 8,701 -,252 -,704 ,488 ,144 6,929

X2 ,002 ,001 ,880 2,609 ,015 ,163 6,136

X3 -,092 ,297 -,049 -,308 ,760 ,726 1,377

X4 1,852 ,869 ,299 2,132 ,043 ,940 1,064

a. Dependent Variable: Y

Tabel merupakan hasil pengujian non multikolinieritas dengan menggunakan Variance

Inflation Factor (VIF). Nilai VIF pada X1, X2, X3 dan X4 lebih kecil dari 10, maka hipotesis H0

diterima yaitu tidak terdapat hubungan linier variabel antar variabel bebas Sehingga secara umum

asumsi Non Multikolinieritas ini terpenuhi.

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

dimension0 1 ,733a ,537 ,463 2,86670 2,135

a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1

b. Dependent Variable: Y

Hasil pengujian asumsi autokorelasi dengan metode Durbin Watson pada Tabel 4.3

didapatkan nilai DW sebesar 2,135 yang menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan tidak

terdapat autokorelasi karena nilai autokorelasi diantara dU dan 4-dU

Page 13: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA …

Gambar 4.2 : Uji Heterokedestisitas

Hasil analisis pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak dan

tidak membentuk pola tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi adanya

heterokedastisitas pada model yang diuji sehingga asumsi ini terpenuhi

Pembahasan Hasil Penelitian

Pengaruh Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pemberi kerja untuk pekerja/pemberi

jasa yang telah atau akan dilakukan. Besar kecilnya tingkat upah akan mempengaruhi tingkat

penyerapan tenaga kerja. Dari hasil analisis bahwa nilai X1 menunjukkan angka sebesar -6,214

artinya bahwa apabila Upah (X1) mengalami peningkatan 1 satuan maka TENAGA KERJA (Y)

akan mengalami penurunan sebesar 6,124 satuan dengan syarat variabel lain konstan. Dalam

penelitian ini Variabel tingkat upah mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak signifikan.

Hubungan negatif yang terjadi ini sesuai dengan apa yang dikemukakan dalam teori

permintaan tenaga kerja, bahwa pada saat tingkat upah tenaga kerja meningkat akan terjadi

penurunan jumlah tenaga kerja yang diminta, demikian pula sebaliknya dengan adanya

peningkatan dalam permintaan jumlah tenaga kerja disebabkan karena adanya penurunan tingkat

upah. Namun meskipun dalam peneltiian ini sesuai dengan teori permintaan tenaga kerja, namun

tidak bisa dibuktikan bahwa tingkat upah berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja karena.

Hal ini dikarenakan keinginan masyarakat untuk bekerja di usaha percetakan kota Malang tidak

memperhatikan besar kecilnya tingkat upah yang akan diterima oleh mereka,artinya para pekerja

cenderung hanya menganggap pekerjaan adalah yang paling penting dan upah bukanlah menjadi

suatu permasalahan besar bagi para pekerja diusaha percetakan kota Malang. Prinsipnya adalah

yang penting bisa bekerja berapapun biayanya tidak menjadi masalah.Bersarkan hasil wawancara

dengan beberapa pekerja di usaha percetakan,mengatakan bahwa keinginan mereka untuk bekerja

hanya untuk mendapatkan uang,sehingga mereka kurang memperhatikan besar kecilnya upah yang

diterima.

Selain penyebab presepsi masyarakat, penyebab lainnya adalah pemberian tingkat upah

yang diberikan kepada para pekerja masih dibawah upah minimum kota Malang yakni sebesar

1.882..250 (satu juta delapan ratus delapan puluh dua ribu dua ratus lima puluh rupiah).Upah yang

diberikan memang berdasarkan kewenangan pengusaha percetakan namun pengusaha tersebut

tidak memperhatikan standar penerimaan upah yang telah ditetapkan dalam memberi upah kepada

para pekerja. Sehingga apabila terjadi peningkatan tingkat upah disebabkan perusahaan ingin

menarik tenaga kerja lebih atau meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian ini sesuai

dengan hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Zamrowi Taufik yang meneliti tentang

penyerapan tenaga kerja pada industri kecil di Kota Semarang. Dimana dalam penelitiannya

mengatakan bahwa tingkat upah mempunyai hubungan negatif dengan permintaan tenaga kerja

dan signifikan dalam penyerapan tenaga kerja. Namun dalam penelitian ini belum bisa dibuktikan

Page 14: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA …

bahwa tingkat upah mempunyai pengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja karena hasil penelitian

ini mengatakan bahwa tidak signifikan.

Pengaruh produktivitas terhadap penyerapan tenaga kerja

Besarnya koefisien regresi variabel produktivitas sebesar 0,002. Hal ini menunjukkan

apabila peningkatan Jumlah Produksi (X2) sebesar 1 satu satuan maka TENAGA KERJA (Y)

maka akan mengalami peningkatan sebesar 0,002. Dengan syarat variabel lain konstan.

Produktivitas berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja di usaha kecil dan menengah

kota Malang . Hal ini karena ketika produktivitas naik, maka biaya produksi per unit akan

menurun, pengusaha dapat menurunkan harga jual barang, oleh sebab itu permintaan masyarakat

akan bertambah dan pertambahan permintaan barang ini akan mendorong pertambahan produksi

dan selanjutnya akan menambah permintaan akan tenaga kerja.

Hasil ini sesuai dengan apa yang diungkapan oleh Payaman J. Simanjuntak (2001) yang

mengatakan bahwa peningkatan produktivitas kerja akan mengurangi biaya produksi, dimana

permintaan akan barang tersebut akan meningkat, hal ini akan mendorong pertambahan jumlah

output yang diproduksi dan pada akhirnya menambah permintaan akan tenaga kerja. Hal ini

mendukung hasil penelitian Zamrowi (2007) yang mengatakan semakin tinggi produktivitas

tenaga kerja, semakin besar jumlah output barang yang diproduksi sehingga dapat mengurangi

biaya produksi yang pada akhirnya akan semakin besar pula permintaan tenaga kerja.

Pengaruh Modal Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Dari hasil analisis bahwa koefisien regresi Jumlah Modal (X3) sebesar -0,092 dan

Koefisien regresi yang bernilai Negatif menjelaskan bahwa apabila jumlah modal (X3)

mengalami peningkatan 1 satuan maka TENAGA KERJA (Y) akan mengalami penurunan sebesar

0,092 satuan dengan syarat variabel lain konstan. Dari hasil estimasi, diketahui bahwa tidak ada

pengaruh yang nyata (signifikan secara statistik) antara variabel modal dengan penyerapan tenaga

kerja. Namun dalam studi kasus pada UKM Percetakan Kota Malang kali ini menunjukkan

pengaruh yang negatif. Hal ini bertentangan dengan hasil peneliti terdahulu yang dilakukan oleh

Zamrowi yang meneliti tentang penyerapan tenaga kerja pada industri kecil di Kota Semarang

dimana menyatakan bahwa variabel modal berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja

di industri kecil dikota Semarang.

Namun dalam penelitian ini nilai negatif tersebut menunjukan dan mengartikan bahwa

Karena dengan adanya peningkatan modal akan menimbulkan dampak dimana pengusaha tidak

akan menambah jumlah tenaga kerja, cenderung menambah jumlah bahan baku dan memberikan

lembur atau uang tambahan daripada menambah jumlah pekerja. Selain itu modal dari para

pengusaha juga tidak terlalu besar dan tidak berfluktuasi secara signifikan.Hal ini bisa dilihat dari

rata-rata jumlah modal yang disiapkan oleh pengusaha yang tidak terlalu besar yakni 2.500.000-

11.000.000. Modal tersebut tidak berfluktuasi , sehingga modal dalam penelitian ini berpengaruh

negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. Hal ini juga dimungkinkan bahwa daerah yang saya

teliti merupakan daerah usaha kecil menengah yang padat karya, dimana dengan modal sedikit pun

sudah bisa mendirikan usaha ini dengan keahlian yang dimiliki.

Pengaruh Pengeluaran Non Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Dari hasil analisis bahwa nilai koefisien regresi Pengeluaran (X4) sebesar 1,852 dan

Koefisien regresi yang bernilai Positif menjelaskan bahwa apabila peningkatan Pengeluaran (X2)

sebesar 1 satu satuan maka TENAGA KERJA(Y) maka akan mengalami peningkatan

sebesar1,852 satuan Dengan syarat variabel lain konstan. Pengeluaran untuk non upah sangat

berpengaruh dengan permintaan akan tenaga kerja, pengeluaran non upah meliputi asuransi

kecelakaan, asuransi kesehatan, tunjangan hari tua dan lain-lain. Dengan tenaga kerja yang banyak

akan meningkatkan pengeluaran perusahaan untuk non upah,namun akan meningkatkan

produktivitas dan keuntungan bagi perusahaan sehingga menyebabkan penyerapan akan tenaga

kerja meningkat.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yuang telah dilakukan pada industri usaha percetakan di

kota Malang,maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Page 15: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA …

1. Pemberian upah yang diberikan pengusaha usaha percetakan kepada para pekerja masih

jauh dibawa upah minimum kota malang. Upah minimum kota Malang saat ini yang

berjumlah 1.882.250 ini masih jauh jika dibandingkan dengan upah yang diterima oleh

pekerja. Hal ini mengakibatkan para pekerja bukan menjadikan upah sebagai prioritas

bekerja dan membuat variabel upah bmenjadi tidak signifikan dalam penelitian ini. Hal

tersebut jelas berbeda dengan teori ekonomi khususnya teori permintaan tenaga kerja

yang mengatakan bahwa upah berpengaruh negatif.

2. Faktor produktivitas dan pengeluaran adalah variabel yang signifikan. Hal tersebut

menjelaskan bahwa memang bayaran diluar upah seperti bonus, tunjangan, yang

diberikan pengusaha usaha percetakan kepada para pekerja memang menjadi daya tarik

pengusaha untuk menaikkan hasil penjualan dan meraih keuntungan. Sehingga dalam

penelitian ini variabel pengeluaran non upah berpengaruh positif dan signifikan,dan juga

produktivitas yang tinggi dan meningkat akan menyebabkan pengusaha percetakan

cenderung untuk menambah jumlah pekerja untuk meraih keuntungan yang

maksimal,sehinggal dalam penelitian inipun produktivitas

3. Dalam urusan modal pengusaha perctakan lebih memilih untuk memberikan uang lembur

dan bonus kepada para pekerja untuk merespon keuntungan daripada mengeluarkan

tambahan modal untuk produksi. Hal ini membuat variabel modal menjadi tidak

signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

Saran

Dari analisis yang diperoleh peneliti ingin menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan permintaan tenaga kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan unit

usaha yang ada atau juga dapat mengembangkan usaha yang telah ada, hal ini sangat

membantu dalam penyerapan tenaga kerja

2. Dalam menentukan upah seharusnya pihak perusahaan lebih memperhatikan akan

keadaan yang sedang terjadi terutama akan kebutuhan hidup yang semakin meningkat.

3. Apabila pihak perusahaan menambah jumlah pekerja tidak sewenang-wenang dalam

pemberian upah, diharapkan setiap perusahaan meskipun berskala kecil dan menengah

memiliki serikat pekerja yang mampu berperan aktif dalam melindungi hak-hak pekerja.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga

panduan ini dapat terselesaikan.Ucapan terima kasih khusus kami sampaikan kepada Asosiasi

Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.

DAFTAR PUSTAKA

Ananta, Aris, 1985 “Masalah Penyerapan Tenaga Kerja, Prospek

dan Permasalah Ekonomi Indonesia” Sinar Harapan, Jakarta.

Andang,Setyobudi,2007, Peran Serta Bank Indonesia Dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM), Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan, Volume 5,

Nomor 2, Agustus

Baswedan, A. Rasyid, 1997 “Sumber Daya Manusia Indonesia Sebagai Penunjang Pembangunan

Jangka Panjang”, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Volume 2 Nomor 2.

Badan Pusat Statistik. 2010. Profil Usaha Kecil Menengah Tidak Berbadan Hukum, Jakarta.

_____, Statistik Angkatan Kerja berbagai edisi, Jakarta

_____, Statistik Angkatan Kerja berbagai edisi, Malang

Page 16: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA …

Boediono, 2001 Ekonomi Mikro, BPFE, Yogyakarta

Bellante, Don.1990.Ekonomi Ketenakerjaan. Jakarta

Cenita, Melani. 2007. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil

Mochi Kota Sukabumi. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen IP.Bogor

Dumairy, 1996, Perekonomian Indonesia, Erlangga. Jakarta

Ehrenberg, Ronald G, 1982, Modern Labour Economic, Scoot and Foresman Company

Gianie. 2009. Pengaruh Upah Minimum Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Berpendidikan Rendah. Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.Jakarta.

Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika.Jakarta: Erlangga

Hussein, A. (2005). Strategi Penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Perekonomian

Indonesia, Deskripsi,. Malang Bayumedia Publishing

Kuncoro, Haryo. 2002. Upah Sistem Bagi Hasil dan Penyerapan Tenaga Kerja, Jurnal Ekonomi

Pembangunan

Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori Ekonomi Makro. Jakarta : Erlangga

Mulyadi, Subari. 2002. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Raja

Nenik, Woyanti. 2009. Penyerapan Tenaga Kerja di DKI Jakarta. Jurnal.

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang

Prawirokusumo.1999.Ekonomi Sumber Daya Manusia.BPFE.Yogyakarta

Simanjuntak,Payaman.1985, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, BPFE UI, Jakarta.

Soeharsono.1988, Pembangunan SumberDaya aManusiaNasional.Jakarta

Todaro, M.P. dan Smith, S.C. 2006. Pembangunan Ekonomi. Jilid I Edisi Kesembilan. Haris

Munandar (penerjemah). Erlangga, Jakarta.

Zamrowi. M Taufik.2007. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja

di Kota Semarang.Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang