ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

101
ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB-FOOD TERHADAP PENINGKATAN OMZET (Studi Pada Foresthree Kota Baru, Kota Jambi) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Disusun Oleh: TSANIA SALSABILLA 170907130 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021

Transcript of ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

Page 1: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT

GRAB-FOOD TERHADAP PENINGKATAN OMZET

(Studi Pada Foresthree Kota Baru, Kota Jambi)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan

Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

TSANIA SALSABILLA

170907130

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021

Page 2: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:

Nama : Tsania Salsabilla

NIM : 170907130

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis

Judul : Analisis Penjualan Online Melalui Merchant

Grab-Food Terhadap Peningkatan Omzet

(Studi Pada Foresthree Kota Baru, Kota Jambi)

Medan, 2021

Pembimbing Ketua Program Studi

Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

NIP. 197401162014041001 NIP. 195908161986111003

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. Hendra Harahap, M.Si, Ph.D

NIP. 196710021994031002

Page 3: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

i

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Skripsi Program Studi

Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara oleh :

Nama : Tsania Salsabilla

NIM : 170907130

Program studi : Ilmu Adminsitrasi Bisnis

Judul : Analisis Penjualan Online Melalui Merchant

Grab-Food Terhadap Peningkatan Omzet

(Studi Pada Foresthree Kota Baru,

Kota Jambi)

Yang dilaksanakan pada :

Hari : Jumat

Tanggal : 6 Agustus 2021

Jam : 09.00 – 11.00 WIB

Panitia Penguji

Ketua Penguji : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA ( )

NIP. 195908161986111003

Penguji I : Dharmawan Sriyanto, SE, M.Si ( )

NIDN. 0106057202

Penguji II : Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si ( )

NIP. 197401162014041001

Page 4: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

ii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Tsania Salsabilla

NIM : 170907130

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

“Analisis Penjualan Online melalui Merchant Grab-food Terhadap Peningkatan

Omzet (Studi pada Foresthree Kota Baru, Kota Jambi” merupakan hasil karya

dan pekerjaan saya sendiri serta seluruh sumber yang dikutip maupun

dirujuk telah saya nyatakan dengan benar sesuai ketentuan. Apabila

terbukti tidak demikian, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku.

Medan, 16 Juli 2021

Tsania Salsabilla

Page 5: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

i

ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT

GRAB-FOOD TERHADAP PENINGKATAN OMZET

(STUDI PADA FORESTHREE KOTA BARU, KOTA JAMBI)

Nama : Tsania Salsabilla

NIM : 170907130

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dosen Pembimbing : Onan Marakali Siregar, S.Sos. M. Si

Pada era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam baik di

pasar domestik maupun pasar internasional global. Siap tidak siap seluruh bangsa

di dunia akan memasuki era revolusi 4.0. Pihak perusahaan harus mampu

membuat strategi pemasaran yang mampu bersaing dengan cafe-cafe lain, di

antaranya bisa memanfaat teknologi yakni memasarkan secara online melalui jasa

pengiriman pesanan kepada konsumen. Keberadaan e-commerce merupakan

alternatif bisnis yang cukup menjanjikan untuk diterapkan pada saat ini, karena e-

commerce memberikan banyak kemudahan bagi pihak penjual maupun dari pihak

pembeli di dalam melakukan transaksi jual beli, meskipun kedua pihak yang

terlibat tidak bertatap muka secara langsung.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peningkatan omzet

pada Foresthree di Kota Jambi saat bermitra dengan Grab-Food. Penelitian ini

juga akan melihat apakah strategi yang dilakukan Foresthree Kota Baru sudah

benar-benar tepat.

Bentuk penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang didukung

dengan data kuantitatif. Penelitian ini bermaksud menggambarkan kejadian atau

fakta yang terdapat pada suatu objek penelitian dengan cara melakukan

wawancara yang dibandingkan dengan data pendukung yang didapatkan dengan

cara penyebaran kueisioner.

Penjualan online yang dilakukan Foresthree Kota Baru melalui merchant

Grab-food dinilai berhasil meningkatkan omzet dan membantu Foresthree untuk

mencapai target penjualan kurang lebih sebesar 20%. Target penjualan yang

ditetapkan Foresthree sendiri sebesar Rp. 150.000.000 perbulan dan penjualan

yang didapat dari merchant Grab-food saja bisa mencapai Rp. 12.000.000

perbulan dan disetiap bulan meningkat.

Kata Kunci: Foresthree, Konsumen, Peningkatan Omzet, Penjualan Online

ABSTRAK

Page 6: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

ii

ONLINE SALES ANALYSIS THROUGH GRAB-FOOD

MERCHANTS TO INCREASE TURNOVER

(STUDY ON THE FORESTHREE KOTA BARU, JAMBI CITY)

Name : Tsania Salsabilla

Student ID : 170907130

Department : Business Administration

Faculty : Social and Political Sciences

Advisor : Onan Marakali Siregar, S.Sos. M. Si

In this era of globalization, business competition has become very sharp in

both the domestic market and the global international market. Ready or not, all

nations in the world will enter the era of revolution 4.0. The company must be

able to make a marketing strategy that is able to compete with other cafes,

including being able to take advantage of technology, namely marketing online

through order delivery services to consumers. The existence of e-commerce is a

promising business alternative to be implemented at this time, because e-

commerce provides many conveniences for the seller and the buyer in conducting

buying and selling transactions, even though the two parties involved do not meet

face to face directly.

The purpose of this study was to analyze the increase in turnover at

Forestthree in Jambi City when partnering with Grab-Food. This study will also

see whether the strategy that Foresthree Kota Baru has implemented is really

right.

The form of research used by the author in this study is descriptive

analysis using a qualitative approach supported by quantitative data. This study

intends to describe events or facts contained in an object of research by

conducting interviews which are compared with supporting data obtained by

distributing questionnaires.

The online sales conducted by Foresthree Kota Baru through the Grab-

food merchant are considered successful in increasing turnover and helping

Foresthree to achieve the sales target of approximately 20%. The sales target set

by Forestthree itself is Rp. 150,000,000 per month and sales obtained from Grab-

food merchants alone can reach Rp. 12,000,000 per month and every month

increasing.

Keywords: Foresthree, Consumer, Increase in Turnover, Online Sales

ABSTRACT

Page 7: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

iii

Bismillahirrahmanirrahim, dengan ini penulis mengucapkan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT. yang telah memberikan

rahmatnya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul Analisis Penjualan Online melalui Merchant Grab-food Terhadap

Peningkatan Omzet (Studi pada Foresthree Kota Baru, Kota Jambi). Puji syukur

diucapkan penulis karena dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa selama masa perkuliahan hingga pada

penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, dukungan, masukan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik

ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Hendra Harahap, M.Si, PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Marlon Sihombing, M.A, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara,

3. Almarhumah Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si selaku Sekretaris Program Studi

Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

4. Bapak Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si selaku dosen Pembimbing penulis

KATA PENGANTAR

Page 8: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

iv

yang banyak berjasa terhadap penulis dari segi waktu, tenaga, semangat,

ilmu, serta memberikan arahan yang teramat berarti dalam penyusunan

skripsi ini sampai pada akhir penulisan.

5. Bapak Dharmawan Sriyanto SE, M.Si selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan juga dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Siswati Saragi, S.Sos, M.SP dan Bapak Ahmad Farid, S.H selaku Staf

Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh staf pengajar atau dosen di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah

memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

8. Kedua orangtua penulis, Bapak Muhammad Thorik dan Ibu Ritha Susanty

yang selalu mendoakan anak-anaknya, mengusahakan serta memberikan

segala yang terbaik demi kami, terimakasih banyak. Serta kakak saya Qisthy

Maulidya, dan adik saya Sarah Haninditya.

9. Teman-teman terdekat penulis yaitu Berliana Napitupulu, Mikha Sevterina

Ginting, Shavira Puspita Citra, M Dwi Hardi, T Reza Khadafi, Ivy Calista,

Zulfikar Ali Wardana, Juni Miranda, Milenia De La Rosa, Ferdygustav

Fiansyah Tarigan serta teman – teman Program Studi Administrasi Bisnis

stambuk 2017 yang selalu membantu memberikan dukungan kepada saya.

10. Sahabat-sahabat tercinta yaitu Muhammad Zacky, Syarifah Shalla Kemala,

Ajeng Widya Meirani, Shania Khairunnisa, Yeni Ulandari, Riska Larasati,

Page 9: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

v

Tasya Pretty, Siska Purnama yang selalu memberi semangat dalam

mengerjakan skripsi ini.

11. BPH dan Kadiv IMABI Wilayah 1 2020/2021 yaitu Siti Nurhaliza, Sovia

Ramadhita, Oski Adhiyaksa, Agnes Tabitha Simanungkalit, Lusi Efriani

Panjaitan, Nicky Agus Santoso, Tegar Pratama.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

13. And last but not least, I wanna thank me. I wanna thank me for believing in

me, I wanna thank me for doing all this hard work, I wanna thank me for

having no days off, I wanna thank me for never quitting, for just being me at

all times.

Medan, 16 Juli 2021

Penulis

Tsania Salsabilla

Page 10: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

vi

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ............................................................................................ i

ABSTRACT .......................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ......................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 4

1.3 Batasan Masalah ................................................................ 4

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................. 5

BAB II KERANGKA TEORI

2.1 Strategi Pemasaran............................................................ 6

2.1.1 Pengertian Pemasaran ............................................. 6

2.1.2 Pengertian Pemasaran 4.0 ....................................... 6

2.1.3 Bauran Pemasaran................................................... 8

2.1.4 Pengertian Strategi .................................................. 10

2.1.4.1 Tipe-tipe Strategi ........................................ 11

2.1.5 Pengertian Strategi Pemasaran ............................... 12

2.2 Penjualan Online ............................................................... 12

2.2.1 Pengertian Penjualan................................................. 12

2.2.2 Pengertian Penjualan Online ..................................... 14

2.2.3 Tahap Awal dalam Penjualan Online ........................ 15

2.3 Omzet Penjualan ................................................................ 16

2.3.1 Pengertian Omzet Penjualan ..................................... 16

2.3.2 Faktor-Faktor Peningkatan Omzet Penjualan ............ 16

2.3.3 Cara Meningkatkan Omzet Penjualan .................... 17

2.6 Penelitian Terdahulu ........................................................ 20

2.7 Kerangka Pemikiran ........................................................ 23

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian ............................................................. 24

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 24

3.3 Jenis dan Sumber Data .................................................... 24

3.3.1 Jenis Data ................................................................ 24

3.3.2 Sumber Data ........................................................... 25

3.3.3 Informan Penelitian................................................. 26

3.4 Definisi Konsep ................................................................ 27

3.5 Metode Pengumpulan Data .............................................. 28

Page 11: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

vii

vii

3.6 Metode Analisis Data ....................................................... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian.......................... 33

4.1.1 Profil Singkat Foresthree Kota Baru, Kota Jambi .. 33

4.1.2 Struktur Organisasi ................................................. 34

4.2 Profil Informan ................................................................. 34

4.3 Penyajian Data .................................................................. 35

4.3.1 Hasil Wawancara .................................................... 35

4.3.2 Data Informan Kuesioner ....................................... 44

4.3.2.1 Demografi Informan Tambahan ................. 45

4.3.2.2 Pertanyaan Mengenai Penjualan

Pada Grab-food ........................................... 46

4.4 Pembahasan ..................................................................... 51

4.4.1 Strategi Pemasaran Foresthree Kota Baru .............. 51

4.4.2 Penjualan Online Melalui Merchant Grab-food

Terhadap Peningkatan Omzet pada Foresthree

Kota Baru ................................................................ 53

4.4.3 Relevansi Pemasaran 4.0 dengan Penjualan

Online pada Masa Pandemi .................................... 57

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ....................................................................... 59

5.2 Saran ................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

viii

viii

DAFTAR TABEL

1.1 Tabel Pendapatan Penjualan Foresthree pada Grab-food................... 4

4.1 Konsumen yang melakukan pemesanan ulang ................................. 41

4.2 Informasi Identitas Informan ............................................................ 46

Page 13: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

ix

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

GAMBAR 2.1 Kerangka Berpikir ......................................................... 23

GAMBAR 4.1 Logo Perusahaan ........................................................... 34

GAMBAR 42. Struktur Organisasi ........................................................ 34

GAMBAR 4.3 Tampilan Grab-food ...................................................... 65

Page 14: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Maraknya rumah makan maupun cafe yang menarik bermunculan

mengakibatkan ketatnya persaingan terutama bagi perusahaan yang berkecimpung

dalam lingkungan usaha yang mempunyai tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang

berubah dengan cepat dan dinamis. Pada era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi

sangat tajam baik di pasar domestik maupun pasar internasional global. Salah satu

cara memenangkan pesaingan adalah perusahaan harus mampu memberikan

kepuasan kepada para konsumennya, misalnya dengan memberikan produk yang

mutunya lebih baik, harganya lebih murah, dan pelayanan yang lebih baik dari

pada pesaingnya akan menyebabkan konsumen menjadi lebih puas (Apriyani,

2017:2).

Siap tidak siap seluruh bangsa di dunia akan memasuki era revolusi 4.0.

Menurut Ayodya, secara singkat pengertian industri 4.0 adalah trend di dunia

industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber

(2020;11). Akan terjadi banyak perubahan di berbagai bidang. Salah satu yang

akan terkena dampak perubahan adalah dunia usaha. Sektor usaha jelas akan

mengalami banyak perubahan termasuk juga sektor usaha dengan skala Usaha

Mikro Kecil Menengah (UMKM). Salah satu hal yang akan berubah

mempengaruhi dunia usaha adalah Internet of Things (IoT). Pengertian Internet of

Things (IoT) menurut McKinsey Global Institute adalah sebuah teknologi yang

Page 15: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

2

memungkinkan kita untuk menghubungkan mesin, peralatan, dan benda fisik

lainnya dengan sensor jaringan dan aktuator untuk memperoleh data dan

mengelola kinerjanya sendiri (Ayodya, 2020:15).

Pemilik usaha harus menghindari semua resiko yang dapat membuat

kelangsungan café terancam dan dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk

mempertahankan posisi cafe. Misalnya dengan meningkatkan pelayanan melalui

e-commerce sehingga konsumen masih bisa tetap membeli produk yang

ditawarkan meski tetap di rumah. Pihak perusahaan harus mampu membuat

strategi pemasaran yang mampu bersaing dengan cafe-café lain, di antaranya bisa

memanfaat teknologi yakni memasarkan secara online melalui jasa pengiriman

pesanan kepada konsumen.

Di era kemajuan produksi yang ada pada saat ini, teknologi mempunyai

peranan yang sangat besar. Berkembangnya teknologi yang semakin cepat maka

bidang finansial dan teknologi juga semakin berkembang dengan efisien dan

modern. Teknologi memudahkan kita dalam menunjang berbagai macam kegiatan

aktifitas dalam kehidupan. Keberadaan e-commerce merupakan alternatif bisnis

yang cukup menjanjikan untuk diterapkan pada saat ini, karena e-commerce

memberikan banyak kemudahan bagi pihak penjual maupun dari pihak pembeli di

dalam melakukan transaksi jual beli, meskipun kedua pihak yang terlibat tidak

bertatap muka secara langsung.

Salah satu contoh e-commerce yang ada di Indonesia yaitu Grab. Grab

hadir di Indonesia pada tahun 2014, Grab diawal kemunculannya

memperkenalkan GrabTaxi sebagai alat transportasi yang dapat di akses

masyarakat secara online. Dengan kebutuhan masyarakat yang semakin

Page 16: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

3

bertambah membuat Grab memperkenalkan terobosan-terobosan terbaru untuk

mempermudah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari hari, dengan mulai

memperkenalkan GrabCar, GrabBike, GrabExpress, dan yang terakhir GrabFood

(www.grab.com/id/). Dengan melalui Grab seseorang bisa menggunakan jasa

seseorang untuk transportasi dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun

kendaraan roda empat, memesan makanan, mengirim barang, jasa angkut dan

yang lainnya. Aplikasi Grab-food by Grab ini sangat membantu pihak penjual

kerena menjadi sarana promosi dan lebih mudah dijangkau banyak calon

konsumen. Aplikasi Grab-food sekarang ini semakin banyak digunakan oleh

masyarakat seiring dengan meningkatnya kebutuhan untuk mendapatkan

kemudahan dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan aplikasi Grab-food pemilik

usaha kuliner dapat memanfaatkan teknologi dan memberikan pelayanan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat sekarang ini yang menginginkan segala sesuatu

cepat dan mudah.

Berdasarkan omzet pendapatannya, Foresthree Kota Baru termasuk pada

jenis UMKM dengan kriteria Usaha Mikro, dikarenakan menurut Peraturan

Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 Pasal 35 Ayat 5, kriteria UMKM yang termasuk

Usaha Mikro yaitu usaha yang memiliki hasil penjualan tahunan sampai paling

banyak Rp. 2.000.000.000. Sedangkan Foresthree Kota Baru memiliki hasil

penjualan tahunan kira-kira sebesar Rp. 1.800.000.000

Berdasarkan hasil survey penulis melalui wawancara dengan pemilik cafe,

dengan terdaftarnya Foresthree ke Grab-food sangat membantu Foresthree untuk

membuat promosi lebih mudah. Karena dengan adanya pembatasan sosial dan

ditambah lagi dengan berubahnya kebiasaan konsumen milenial yang ingin semua

Page 17: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

4

serba praktis. Biasanya konsumen yang menggunakan aplikasi penjualan online

ada beberapa pertimbangan untuk membeli produk yang diinginkan, yaitu jarak,

harga, promo, dan rating.

Tabel 1.1

Pendapatan penjualan Foresthree pada Grab-food

No. Bulan Pendapatan penjualan

Grab-food

1. Januari 2021 Rp. 1. 444.000

2. Februari 2021 Rp. 1. 523.000

3. Maret 2021 Rp. 3. 742.000

4. April 2021 Rp. 6.693.000

5. Mei 2021 Rp. 12.000.000

Sumber: Foresthree (2021)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan dengan judul “Analisis Penjualan Online melalui Merchant

Grab-food terhadap Peningkatan Omzet (Studi pada Foresthree Kota Baru, Kota

Jambi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan pada penelitian ini adalah

“bagaimana penjualan online melalui merchant Grab-food dapat meningkatkan

omzet pada Foresthree di Kota Jambi?”

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya

penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih

terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan

tercapai. Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 18: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

5

1. Luas lingkup hanya meliputi informasi mengenai peningkatan omzet pada

Foresthree Kota Baru, Kota Jambi dari penjualan online melalui merchant

Grab-food.

2. Penetapan responden yang akan digunakan adalah pihak yang berkompeten

dalam peningkatan omzet Foresthree Kota Baru, Kota Jambi dengan informan

pendukung yaitu konsumen yang sudah pernah melakukan transaksi melalui

merchant Grab-food.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peningkatan omzet

pada Foresthree di Kota Jambi saat bermitra dengan Grab-Food.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melatih, menerapkan,

meningkatkan dan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta lebih

mengerti dan memahami teori-teori yang didapat selama proses perkuliahan.

Dan juga sebagai salah satu syarat kelulusan gelar Sarjana Administrasi Bisnis

FISIP Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi Pemilik Usaha

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam melihat

peningkatan omzet dengan berkerjasama dengan mitra Grab-food.

3. Bagi Program Studi Administrasi Bisnis

Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dan menjadi referensi untuk

pengembangan studi ataupun penelitian mengenai strategi pemasaran di hari-

hari yang akan datang.

Page 19: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

6

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Strategi Pemasaran

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Menurut Santy (Sari, 2020:294), untuk dapat menguraikan strategi

pemasaran dalam meningkatkan penjualan ada 5 indikator yang digunakan di

antaranya kemudahan, efisiensi, harga, fleksibilitas metode pembayaran, dan

pelayanan yang baik. Lima indikator ini dieksplorasi secara definitif

berdasarkan sudut pandang konsumen sehingga dapat diketahui hal-hal apa

saja yang diperlukan guna meningkatkan penjualan. Dalam beberapa riset

kemudahan diterjemahkan sebagai indikator utama dalam pemasaran digital.

Para konsumen menganggap era konvensional cukup merepotkan dan banyak

membuang hal-hal yang tidak perlu, sehingga dampaknya adalah kerugian, baik

secara finansial maupun non finansial (Ardyanto, 2015). Oleh karena itu,

pemasaran digital hadir sebagai solusi bagi konsumen untuk mengatasi hal-

hal demikian. Pemasaran merupakan strategi perencanaan untuk mencapai tujuan.

Pemasaran digital mengedepankan kesederhanaan berbelanja tanpa

harus banyak melakukan pengorbanan seperti tenaga, waktu dan biaya lain di

luar pembelian. Konsep ini secara singkat telah memangkas birokrasi proses

pembelian atau disebut dengan jalur pintas berbelanja. Pasalnya konsumen

dapat melakukannya di mana saja dan dalam kondisi apapun. Karena alasan

tersebutlah model pemasaran digital lebih cepat direspons dan dalam waktu

singkat sudah menjadi gaya hidup masyarakat perkotaan (urban) (Setyarko,

Page 20: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

7

2016). Strategi berikutnya adalah menerjemahkan efisiensi sebagai basis

pertahanan kedua setelah kemudahan. Para pelaku usaha harus bisa mewujudkan

bagaimana waktu dan biaya dapat dirampingkan dengan cara apapun. Para

konsumen tidak ingin mendapatkan kemudahan namun dengan biaya dan waktu

yang tinggi, pertimbangan ini menjadi alasan mengapa konsumen lebih suka

dengan pemasaran digital.

Faktanya pemasaran digital lebih menawarkan keterjangkauan, hemat,

dan irit. Hal ini dapat dilihat cara melakukannya, bahwa konsumen dan

produsen dapat di mana saja melakukan transaksi dengan sedikit pengorbanan,

yang mereka butuhkan hanyalah sistem teknologi, dan itu telah bekerja dengan

baik (Wijaya & Jasfar,2014). Dalam riset lain dikemukakan, bagi masyarakat

modern kehematan adalah gaya hidup, termasuk dalam berbelanja. Maka

tidak ada alasan bagi konsep pemasaran modern untuk mengabaikan efisiensi

(Wulansari, 2015).

Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan adalah dengan memperkuat

daya serang pemasaran, yakni berupa penetapan harga yang kompetitif, metode

pembayaran yang fleksibel dan pelayanan yang ramah. Artinya, selain prinsip

dasar bisnis yang diperkuat sebagai benteng pertahanan penjualan online,

perusahaan atau pelaku usaha wajib memiliki daya serang tajam, dalam hal

ini adalah harga. Dalam banyak riset dikemukakan, 80% lebih konsumen

menjadikan harga sebagai bahan pertimbangan utama dalam keputusan

pembelian (Ristania & Justianto, 2013). Terlebih dalam pasar digital, persaingan

harga adalah hal mendasar yang dilakukan oleh para pelaku usaha, pasalnya

persaingan sudah melibatkan jutaan penjual dari berbagai penjuru dunia.

Page 21: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

8

2.1.2 Pengertian Pemasaran 4.0

Menurut Kotler (2020:XVII), pada dasarnya, Marketing 4.0 menguraikan

bagaimana mendalam dan meluasnya pemasaran yang berorientasi pada manusia

untuk meliputi setiap aspek dari perjalanan pelanggan (Kotler, 2020:50).

Marketing 4.0 adalah pendekatan pemasaran yang menggabungkan interaksi

online dan offline antara perusahaan yang menggabungkan interaksi online dan

offline antara perusahaan dan pelanggan, memadukan gaya dengan substansi

dalam menggabung merek, dan akhirnya melengkapi konektivitas mesin-ke-mesin

dengan sentuhan manusia-ke-manusia untuk memperkuat keterlibatan pelanggan.

Marketing 4.0 membantu pemasar beralih ke ekonomi digital, yang

mendefinisikan ulang konsep kunci dari pemasaran. Pemasaran digital dan

pemasaran tradisional dimaksudkan untuk dipadukan dengan tujuan mendapatkan

pembelaan pelanggan.

2.1.3 Bauran Pemasaran

Menurut Kotler (2020:46), bauran pemasaran adalah alat klasik untuk

membantu merencanakan apa yang ditawarkan dan cara menawarkannya kepada

pelanggan. Pada dasarnya, empat 4: product (produk), price (harga), place

(tempat), dan promotion (promosi). Produk sering kali dikembangkan berdasarkan

kebutuhan dan keinginan pelanggan, yang diperoleh melalui riset pasar. Begitu

perusahaan memutuskan apa yang harus ditawarkan, (produk dan harga), mereka

harus memutuskan cara menawarkannya (tempat dan promosi). Bila keempat P

dari bauran pemasaran dirancang dan diselaraskan secara optimal, penjualan akan

berkurang tantangannya karena pelanggan tertarik dengan proposisi nilai.

Page 22: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

9

a. Produk (Product)

Menurut Abbas, produk merupakan segala sesuatu yang dapat

ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan, atau

dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat,

organisasi dan gagasan atau buah pikiran (Vildayanti, 2020:251). Menurut

Lestari, produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan, bisa berupa

barang atau jasa yang dapat ditawarkan oleh suatu perusahaan, terdapat tiga

tingkatan produk : core benefit merupakan manfaat sesungguhnya dari

produk yang dibeli oleh pelanggan, actual product merupakan produk nyata

yang dapat digunakan oleh pelanggan dan augmented product merupakan

produk nyata yang didukung oleh pemberian layanan dan manfaat tambahan

untuk pelanggan (Vildayanti, 2020:251).

b. Harga (Price)

Dalam menetapkan harga, perusahaan dapat menggunakan empat

pendekatan yaitu: market based pricing, cost based pricing, competition

based pricing, value based pricing. Harga merupakan satu-satunya unsur

marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, unsur lainnya

hanya unsur biasa saja (Assauri, 2018). Sedangkan menurut (Abdurrahman,

2015) harga yaitu sejumlah uang yang ditagihkan, atas suatu produk atau jasa

atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh

manfaat dan memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.

c. Tempat (Place)

Untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan di bidang pemasaran,

perusahaan perlu melakukan distribusi tempat. Distribusi atau penyaluran

Page 23: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

10

merupakan proses atau kegiatan penyampaian produk dari perusahaan sampai

ke tangan pelanggan pada waktu yang telah ditentukan dengan tepat.

Perusahaan dapat menentukan penyaluran produknya melalui perantara atau

disebut dengan distributor, akan tetapi perusahaan juga bisa melakukan

pendistribusian produknya dengan sendirinya tanpa harus melalui distributor

(Abdurrahman, 2015). Saluran distribusi diperlukan karena adanya perbedaan

yang menimbulkan kesenjangan di antara produksi dan konsumsi. Ada

beberapa faktor kesenjangan yang menimbulkan dibutuhkannya saluran

distribusi, yaitu: perbedaan jarak geografis, perbedaan jarak waktu, perbedaan

celah dalam jumlah, perbedaan varietas, serta perbedaan informasi dan

komunikasi (Assauri, 2018).

d. Promosi (Promotion)

Perusahaan harus bisa mempengaruhi pelanggan agar mereka

menciptakan permintaan terhadap produk yang kita buat. Usaha itu dapat

dilakukan dengan cara kegiatan promosi yang merupakan salah satu strategi

dari bauran pemasaran. Promosi merupakan salah satu dalam bauran

pemasaran yang digunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan

mengingatkan tentang produk perusahaan (Murya & Wulandari, 2016).

2.1.4 Pengertian Strategi

Menurut Hendrawan (Supratikno, 2003:19), kata strategi didapat dari

bahasa Yunani yaitu strategas (stratos : tentara dan Ag : memimpin) sehingga

dapat diartikan sebagai suatu hal yang dilakukan panglima perang untuk

mengolah rencana guna memenangkan perang. Konsep tersebut sesuai pada

Page 24: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

11

zaman dahulu yang hampir tiap hari mengalami peperangan dimana panglima

perang berperan sangat komplek guna memimpin suatu angkatan perang.

Rangkuti (2013:183), mengemukakan bahwa strategi adalah perencanaan

induk yang komprehensif yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan

mencapai semua tujuan yang telah di tetapkan berdasarkan misi yang telah di

tetapkan sebelumnya. Menurut Rachmat (2014:2), beberapa ahli menegaskan

strategi terdiri atas aktivitas-aktivitas yang penuh daya saing serta pendekatan-

pendekatan bisnis untuk mencapai kinerja yang memuaskan (sesuai target).

Dengan kata lain dapatdi simpulkan bahwa pengertian dari strategi adalah sebuah

tindakan yang dilakukan dalam proses perencanaan untuk tercapainya sebuah

tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya, dengan melalukan hal-hal yang besifat

terus menerus sesuai keputusan bersama dan berdasarkan sudut pandang

kebutuhan pelanggan.

Porter (Rachmat, 2014:6), menjelaskan makna terpenting dari pemahaman

strategi sebagai mengambil tindakan yang berbeda dari perusahaan pesaing dalam

satu industri guna mencapai posisi yang lebih baik. Dalam menentukan strategi

yang tepat sebelum melakukan pengelolaan program, maka perusahaan harus

memikirkan apa yang mungkin saja akan terjadi di masa depan sedari dini. Dalam

hal ini keinginan konsumen yang akan selalu berubah tiap generasinya menjadi

hal yang viral untuk diperhatikan.

2.1.4.1 Tipe-Tipe Strategi

Sama seperti beberapa kajian teori-teori keilmuan lainnya, strategi juga

memiliki beberapa tipe yang dibedakan untuk mengkaji sesuatu dengan lebih

Page 25: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

12

detail. Menurut Rangkuti (2014:6), pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan

ke dalam 3 tipe yang berbeda, sebagai berikut:

1. Strategi manajemen, meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen

dengan orientasi pengembangan strategi secara makro. Misalnya, strategi

pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi

pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya.

2. Strategi investasi, merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.

Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang

agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi

pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi diverstasi dan sebagainya.

3. Startegi bisnis, sering disebut juga strategi bisnis secara fungsional karena

strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen. Misalnya,

strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi dan

strategi yang berhubungan dengan keuangan.

2.1.5 Pengertian Strategi Pemasaran

Menurut Paul & Jerry (Peter, 2014:27), strategi pemasaran (marketing

strategy) adalah serangkaian rangsangan yang ditempatkan pada lingkungan

konsumen yang dirancang untuk mempengaruhi afeksi, kognisi, dan perilaku

konsumen. Stimulus ini melibatkan produk, merek, kemasan, iklan, kupon, toko,

kartu kredit, label harga, komunikasi para penjual, dan pada beberapa kasus, suara

(music), wewangian (parfum), dan petunjuk sensoris lainnya.

2.2. Penjualan Online

2.2.1 Pengertian Penjualan

Page 26: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

13

Menurut Mulyadi, (Wulandari, 2015:43), penjualan merupakan kegiatan

yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan harapan akan

memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut dan penjualan dapat

diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan hak kepemilikan atas barang atau

jasa dari pihak penjual ke pembeli. Penjualan adalah pendapatan lazim dalam

perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang dibebankan kepada pelanggan atas

barang dan jasa. (Wulandari, 2015:44). Dapat disimpulkan penjualan adalah

pemindahan hak kepemilikan atas barang atau jasa yang yang dilakukan

perusahaan sebagai usaha pokok.

Ada beberapa teori yang disampaikan menurut Kotler (Wulandari,

2015:148), yaitu :

1. Strategi penjualan periklanan, semua bentuk penyajian non personal promosi

ide-ide barang produk atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang

dibayar.

2. Promosi penjualan, insentif jangka pendek untuk merangsang pembeli atau

penjualan suatu produk.

3. Publisitas, suatu stimulasi non personal terhadap permintaan suatu produk,

jasa atau unit dagang dengan penyebaran kebutuhan akan produk- produk

tertentu disuatu media yang disebarluaskan atau menghasilkan suatu sosok

kehadiran yang menarik mengenai produk di radio, ditelivisi atau panggung

yang tidak dibayar oleh sponsor.

4. Penjualan pribadi, penyajian lisan dalam suatu pembicaraan dengan suatu

atau beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan.

Page 27: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

14

5. Pemasaran langsung, penggunaan surat, telepon penghubung non personal

lainnya untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon dari

pelanggan dan calon pelanggan tertentu.

2.2.2 Pengertian Penjualan Online

Menurut Kalakota dan Whinston (Wulansari, 2015:36), mendefinisikan

penjualan online atau yang disebut juga e-commerce dari beberapa perspektif

berikut:

1. Perspektif komunikasi: e-commerce merupakan pengiriman informasi,

produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer

atau sarana elektronik lainnya.

2. Perspektif proses bisnis: e-commerce merupakan aplikasi teknologi menuju

otomisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.

3. Perspektif layanan: merupakan salah satu alat yang memenuhi keinginan

perusahaan, konsumen dan manajemen dalam memangkas service cost ketika

meningkatkan mutu barang dan kecepatan pelayanan.

4. Perspektif online: e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produk

dan informasi di internet dan jasa online lainnya.

Menurut Muslihudin, Wulandari, & Listiarini (Efriyanti, 2018;46), dalam

dunia modern ini, electronic commerce telah memberikan pengaruh yang besar

terhadap pertumbuhan tata sosial dan ekonomi masyarakat. Electronic commerce

telah menjadi bagian terpenting dari sektor bisnis khusus dan umum. Hal ini

memang diakui karena dengan adanya electronic commerce ini, biaya operasional

bisa dikurangi agar bisa bersaing dan berjuang dengan semakin banyaknya

permintaan yang mengharuskan pelayanan yang cepat dan akurat. Jadi dapat

Page 28: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

15

disimpulkan e-commerce merupakan transaksi yang dilakukan menggunakan

media internet antara organisasi dan organisasi maupun organisasi dan konsumen.

E-commerce juga telah menjadi bagian terpenting dari sektor bisnis baik khusus

maupun umum.

2.2.3 Tahap Awal dalam Penjualan Online

Menurut Ayodya (2020:46), ada beberap tindakan yang harus dilakukan agar

bisnis mulai menggunakan teknologi digital dalam operasionalnya:

1. Membuat BlogToko Online Website

Jika selama ini bisnis berjalan secara konvensional dengan membuka gerai

atau kantor, maka kedepannya UMKM sudah mulai harus memiliki tempat

penjualan di dunia maya. Berjualan di dunia maya bergantung dari produk

atau jasa yang dijual. Jika bentuknya adalah usaha yang menjual beberapa

produk dapat memiliki toko online. Namun, jika usahanya menjual dalam

bentuk jasa bisa menggunakan website untuk memberikan informasi pada

banyak khalayak tentang jasa apa yang dijual. Jika ingin membuat website

tapi dapat dibuat dengan bebas biaya.

2. Mulai Aktif menggunakan Sosial Media

Sosial media seperti Twitter, Facebook, dan Instagram saat ini marak

digunakan untuk akun bisnis. Tidak ada salahnya memulai membuat akun

khusus bagi produk atau jasa yang akan dijual. Dengan sosial media juga bisa

menjangkau pelanggan-pelanggan yang ada di luar kota, luar provinsi, bahkan

luar negeri. Jika memiliki modal yang sedikit, tak ada salahnya untuk

memasang iklan Facebook untuk menjangkau konsumen yang disasar. Selain

Page 29: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

16

itu, dengan Facebook dan Instagram pun mampu mencari pihak lain yang

dapat menjualkan produk dan jasa seperti reseller dan dropshipper.

3. Mengenal Marketplace

Marketplace adalah situs jual beli online. Contohnya adalah Tokopedia,

Shopee, Lazada dan sebagainya. Disarankan bagi UMKM untuk menjual

produk produk di marketplace. Dengan berjualan melalui marketplace, bisa

mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar dan lebih besar dan lebih luas

dari sebelumnya. Cara berjualan di marketplace juga mudah dipelajari dan

dapat berbiaya gratis.

2.3 Omzet Penjualan

2.3.1 Pengertian Omzet Penjualan

Menurut Chaniago (Wulansari, 2019:134), omzet penjualan adalah

keseluruhan jumlah pendapatan yang didapat dari hasil penjulan suatu barang/jasa

dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan menurut Ayu (Wulansari, 2019:138),

omzet penjualan adalah keseluruhan jumlah penjualan barang/jasa dalam kurun

waktu tertentu, yang dihitung berdasarkan jumlah uang yang diperoleh. Seorang

pengelola usaha dituntut untuk selalu meningkatkan omset penjualan dari hari ke

hari, dari minggu ke minggu, dari bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun. Hal ini

diperlukan kemampuan dalam mengatur modal terutama modal kerja agar

kegiatan operasional perusahaan dapat terjamin kelangsungannya.

2.3.2 Faktor-Faktor Peningkatan Omzet Penjualan

Menurut Ratih (Amelia, 2019:80), istilah penjualan sering disalah artikan

dengan istilah pemasaran, bahkan ironisnya ada yang menganggap sama

pengertian antara penjualan dengan pemasaran. Kesalahpahaman tidak hanya pada

Page 30: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

17

praktek penjualan tetapi juga pada struktur organisasi perusahaan. Pada

hakekatnya kedua istilah tersebut memiliki arti dan ruang lingkup berbeda.

Pemasaran meniliki arti yang lebih luas meliputi berbagai fungsi perusahaan,

sedangkan penjualan merupakan bagian dari kegiatan pemasaran itu sendiri.

Dengan demikian penjualan tidak sama dengan pemasaran. Adanya penjualan

dapat tercipta suatu proses pertukaran barang atau jasa antara penjual dengan

pembeli. Didalam perekonomian kita (ekonomi uang), seseorang yang menjual

sesuatu akan mendapatkan imbalan berupa uang. Dengan alat penukar berupa

uang, orang akan lebih mudah memenuhi segala keinginannya dan penjualan

menjadi lebih mudah dilakukan. Jarak yang jauh tidak menjadi masalah bagi

penjual. Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan praktek kegiatan penjualan

itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Kondisi dan Kemampuan Penjual

2. Kondisi Pasar

3. Modal

4. Kondisi Organisasi Perusahaan

5. Faktor Lain seperti: periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah, yang

sering mempengaruhi penjualan.

2.3.3 Cara Meningkatkan Omzet Penjualan

Menurut Tandjung (Wulansari, 2015:137), terdapat lima belas (15) cara

meningkatkan omzet penjualan, meliputi:

1. Belajar tentang: perusahaan, industri, pasar, dan pesaing perusahaan.

Salesman harus mengenal perusahaan tempat mereka bergabung, juga produk

Page 31: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

18

yang hendak mereka jual. Kedua faktor tersebut merupakan senjata terpenting

yang harus dimiliki para salesman.

2. Menetapkan Sasaran. Sasaran (goal) adalah suatu keadaan yang ingin dicapai

oleh seseorang atau organisasi, bisa dalam jangka pendek, menengah maupun

panjang.

3. Mengatur Agenda Kerja. Seorang salesman yang efektif juga perlu membuat

perencanaan yang matang. Perencanaan sederhana seperti rute kunjungan dan

daftar calon pelanggan yang hendak dikunjungi adalah kompas bagi salesman

untuk melaksanakan aktifitas.

4. Memeriksa Perlengkapan. Setiap perusahaan perlu membekali perlengkapan

tim penjualan sesuai kebutuhan dan jenis produk atau jasa yang dijual. Sering

kali salesman kurang memperhatikan perlengkapan ini sebelum bertemu calon

pembeli. Akibatnya, dapat mengganggu efektivitas presentasi.

5. Perhatikan Penampilan Pakaian. Pastikan pakaian rapi saat berhadapan dengan

pelanggan. Perhatikan juga kombinasi warna. Rambut, Perhatikan

pertumbuhan rambut. Buatlah jadwal berkala untuk memotongnya.Jangan

biarka rambut terlihat berantakan.

6. Optimis Bertemu Pelanggan. Optimis merupakan sikap selalu mempunyai

harapan baik dalam segala hal serta kecenderungan untuk mengharapkan hasil

yang menyenangkan.

7. Merawat Kendaraan. Mengingat kendaraan sebagai alat transportasi yang

penting bagi salesman, maka perawatan rutin harus dilakukan agar kendaraan

tidak mogok saat hendak berangkat kerja atau ditengah perjalanan.

Page 32: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

19

8. Jangan Lupa Menutup Transaksi. Bagian akhir dari serangkaian kegiataan

yang harus dilakukan oleh salesman. Closing bisa dikatakan sukses, bila calon

pembeli melakukan transaksi pembelian.

9. Mencari Prospek Baru. Para salesman sering terlalu asik dengan pembeli yang

sudah ada. Akibatnya, mereka jarang mencari calon pembeli baru padahal

mendapatkan pembeli baru dapat meningkatkan omzet penjualan.

10. Melakukan Evaluasi. Sebuah proses penilaian atas kinerja atau kegiatan yang

telah dilakukan. Evaluasi sangat berguna karena dapat menghemat biaya atau

sumber daya yang diperlukan untuk kegiataan berikutnya.

11. Olahraga Bersama Rekan. Salesman perlu memperhatikan kesehatannya, baik

fisik dan mental agar mampu bekerja secara optimal.

12. Memahami Pelanggan. Masing-masing pelanggan memiliki kebutuhan dasar

yang beragam. Motif pembelian yang mereka lakukan juga berbeda.Hal ini

bergantung pada faktor sosial dan ekonomi setiap pelanggan. Salesman, dalam

hal ini perlu memperhatikan dan memahami kedua hal tersebut jika ingin

menjual.

13. Mengikuti Pelatihan Keterampilan Menjual. Mengikuti pelatihan atau seminar

dapat meningkatkan kinerja penjualan, maka tidak ada salahnya menyisihkan

sebagian pendapatan untuk bisa mengikuti kegiatan positif ini.

14. Mencari Prospek Kakap. Sekali kita bisa menangkap pelanggan dengan

karegori kakap ini, biasanya bisa dipastikan perolehan target penjualan di

perusahaan akan aman. Tenaga dan waktu untuk kujunganpun tidak perlu

tersebar kebanyak pelanggan.

Page 33: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

20

15. Melakukan Konsultasi Konsultasi bisa dilakukan antar rekan kerja dengan

kualitas yang setara dengan kita, maupun dengan seorang yang memiliki

kapasitas lebih baik dari diri kita.

2.4 Penelitian Terdahulu

Peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang digunakan

untuk menjadi acuan atau contoh dalam mengerjakan skripsi ini, mulai dari

perbandingan teori, metodologi dan lain-lain. Berikut adalah beberapa penelitian

terdahulu yang bisa dijadikan referensi dalam melakukan penelitian ini:

1. “Pengaruh Penjualan Online melalui Merchant Go-Food Partner terhadap

Peningkatan Omzet pada Usaha Kuliner di Jalan Garuda Sakti Simpang Baru

Kecamatan Tampan Kota Baru” oleh M. Amdan Saputra, Program Studi

Ekonomi Syari‟ah Fakultas Syari‟ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri

Sultan Syarif Kasim – Riau, Pekanbaru tahun 2020. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui peningkatan omzet usaha kuliner yang bermitra

dengan Go – Food dan juga untuk mengetahui kontribusi peningkatan omzet

usaha kuliner yang bermitra dengan go-food menurut ekonomi Islam. Jenis

penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan sifat asosiatif dengan

sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan

sebelum dan sesudah menjadi Merchant Patner GO-FOOD.

2. “Analisis Strategi Pemasaran dalam Upaya Peningkatan Omzet di MH Mart

Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan” oleh Muhammad Da‟al Aula

Arodhi, Program Studi Ekonomi Syari‟ah Fakultas Ekonomi Bisnis Islam,

Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya, tahun 2018. Tujuan dari penelitian

Page 34: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

21

ini adalah untuk mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan di MH Mart

Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan dan untuk mengetahui

implementasi strategi pemasaran dalam upaya peningkatan omzet di MH Mart

Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Jenis penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif induktif dengan menggunakan teknik analisis deskriptif

kualitatif. Hasil penelitian ini didapati hal penunjang dan penghambat dalam

upaya peningkatan omzet di MH Mart. Yang menjadi hal penunjang

peningkatan omzet diantaranya : harga yang lebih murah dari pesaing,

mengedepankan nuansa islami di daerah yang mayoritas penduduknya Islam,

mengedapankan pelayan yang ramah, memberlakukan khiyar serta aktif

melakukan promosi penjualan dan publisitas.

3. “Analisis Pemasaran Online melalui Penggunaan Media Sosial dalam

Meningkatkan Omzet Penjualan (Studi Kasus pada Butik Viesna)” oleh Yuni

Viasari Program Studi Ekonomi Syari‟ah, Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri – Kudus tahun 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui seberapa besar pemasaran dan promosi melalui online dapat

meningkatkan penjualan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif yaitu pendekatan penelitian yang digunakan untuk meneliti pada

kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen). Hasil dari

penelitian ini pengguanaan media sosial dapat meningkatkan pertumbuhan

penjualan pada Butik Viesna, hal ini didasarkan prosentase tingkat

pertumbuhan penjualan yaitu dari tingkat prosentase pertumbuhan penjualan

tahun 2011 memiliki presentase pertumbuhan penjualan sebesar 33,5%, tahun

Page 35: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

22

2012 pada tingkat presentasi pertumbuhan penjualan sebesar 25,5%, melihat

penurunan tingkat omzet penjualan pada tahun sebelunya.

4. “Strategi Pemasaran Produk Pabrik Krikil UD Gita Putri di Desa Langsar

dalam Rangka Meningkatkan Omzet Penjualan (Studi : UD Gita Putri di Desa

Langsar)” oleh Jailani Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Wiraraja – Sumenep pada tahun 2019. Tujuan penelitian

ini untuk mengetahui strategi pemasaran pabrik krikil UD.Gita Putri Di Desa

Langsar dalam rangka meningkatkan Omset penjualan. Metode penelitian ini

menggunakan metode kualitatif, dimana penelitian kualitatif ini melakukan

beberapa pendekatan baik secara interpretif, kritis. Hasil dari penelitian ini

berdasarkan hasil analisis melelui Matrik QSPM dapat diketahui bahwa

terdapat 2 (dua) alternanif strategi yang baik untuk di gunakan oleh UD Gita

Putri diantaranya, pertama yaitu Mempertahankan pelanggan lama dan

mencari pemakai baru dengan total nilai sebesar 3,13. Dan yang kedua yaitu

Memanfaatkan biaya angkut bahan baku murah untuk menghadapi pesaing

dengan total nilai sebesar 2,55.

5. “Strategi Produsen dalam Meningkatkan Omzet Penjualan (Studi Produksi

Roti Shabrina Bakery di Banjarmasin)” oleh Agnes Stephanie Program Studi

Ekonomi Syari‟ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam

Negeri Antasari – Semarang tahun 2018. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui strategi apa saja yang diterapkan oleh produsen roti Shabrina

Bakery dalam meningkatkan omset penjualan dan untuk mengetahui cara

pengatasan kendala-kendala ketika omset penjualan menurun. Metode

penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu bagaimana cara penstrategian

Page 36: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

23

produsen untuk meningkatkan omset penjualan. Hasil dari penelitian ini

strategi yang diterapkan produsen roti Shabrina Bakery untuk meningkatkan

omset penjualan adalah dengan memfokuskan strategi produksinya,

diantarannya: strategi penetrasi pasar, strategi formulasikan kembali

produk/pengembangan produk (refomulation strategy), strategi

perluasaan/pengembangan pasar, strategi segmentasi pasar, dan strategi

diversifikasi yang terkonsentrasi.

2.5 Kerangka Berpikir

Menurut Uma Sekaran (Sugiyono, 2017:101) mengemukakan bahwa,

kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

yang penting. Berikut kerangka berpikir dari penelitian yang akan dilakukan:

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Sumber: penulis (2021)

Dalam kerangka berpikir diatas dijelaskan bahwa penelitian dimulai dengan

melakukan penelitian pada penjualan online melalui merchant Grab-Food sebagai

Penjualan Online

Merchant

Grab-Food

Penyesuaian pelaku usaha dalam

memasuki era pemasaran 4.0, yaitu

menggabungkan penjualan offline

dan penjualan online

Peningkatan omzet

Page 37: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

24

penyesuaian pelaku usaha dalam memasuki era pemasaran 4.0 dengan

menggabungkan penjualan tradisional dan penjualan online. Dimulai dari mencari

data dan informasi tentang pengaruh dari penjualan online terhadap peningkatan

omzet pada Foresthree Kota Baru, Kota Jambi.

Data yang di dapatkan kemudian dilakukan analisis untuk melihat pengaruh

keefektivitasan penjualan online melalui merchant Grab-Food terhadap

peningkatan omzet pada Foresthree Kota Baru, Kota Jambi. Hasil akhir dari

penelitian akan menjadi dapat memberikan masukan dalam melihat peningkatan

omzet dengan berkerjasama dengan mitra Grab-food.

Page 38: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang didukung

dengan data kuantitatif. Peneliti ingin mendeskripsikan atau menggambarkan

tentang karakteristik individu dansituasi kelompok. Penelitian kualitatif adalah

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan

untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen) di mana peneliti sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data

bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

pemahaman makna, dan mengkonstruksi fenomena dari pada generalisasi.

Sedangkan penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan

untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Foresthree Kota Baru yang berlokasi di

Jalan Blekok Raya No. 9, Kota Jambi. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan

Maret 2021 sampai dengan bulan Juni 2021.

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Ada 2 jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, yaitu

Internal dan Eksternal. Selengkapnya dijabarkan oleh peneliti sebagai berikut :

Page 39: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

26

1. Data Internal

Data internal adalah data yang didapatkan peneliti dari dalam

organisasi/institusi yang di teliti. Data internal yang akan digunakan oleh

peneliti berasal dari manajemen Foresthree Kota Baru yang berhubungan

dengan strategi pemasaran yang sedang berjalan sekarang. Data akan

didapatkan melalui wawancara dengan informan dan juga catatan penjualan

melalui merchant Grab-food

2. Data Eksternal

Data eksternal adalah data yang didapatkan peneliti dari luar

organisasi/institusi yang diteliti. Data eksternal yang akan digunakan peneliti

didapat dari jawaban-jawaban responden mengenai keinginan konsumen yang

sebelumnya sudah disebarluaskan. Jawaban-jawaban dari kuesioner ini

kemudian akan menjadi data perbandingan untuk data internal yang sudah

didapatkan sebelumnya.

3.3.2 Sumber Data

Berikut adalah pembagian sumber data yang akan digunakan oleh peneliti

dalam penelitian ini :

1. Data Primer

Data primer dari penelitian ini didapatkan melalui 2 cara yaitu:

a. Wawancara

Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan

memberikan pertanyaan kepada informan kunci yaitu kepada Owner dari

Foresthree Kota Baru, Kota Jambi,

Page 40: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

27

b. Kuesioner

Kuesioner dari penelitian ini akan disebarkan kepada 30 orang yang

menjadi informan pendukung, yaitu konsumen Foresthree Kota Baru yang

pernah melakukan transaksi melalui merchant Grab-food. Tujuan dari

adanya penyebaran kuesioner adalah hanya untuk melihat rata-rata

jawaban dari para konsumen Foresthree Kota Baru mengenai hal-hal apa

yang sebenarnya diinginkan oleh konsumen.

2. Data Sekunder

Data sekunder untuk penelitian ini akan didapatkan peneliti melalui

dokumentasi. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu

dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya monumental seseorang. Dalam

penelitian ini peneliti akan menggunakan catatan riwayat penjualan online untuk

mendapatkan data yang diperlukan untuk analisis.

3.3.3 Informan Penelitian

Informan yang ditentukan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3, yaitu

informan kunci, informan utama dan informan pendukung. Informan kunci adalah

informan yang memiliki informasi secara menyeluruh tentang permasalahan yang

diangkat oleh peneliti, pada penelitian ini peneliti menetapkan bahwa informan

kunci pada penelitian ini adalah Fernando selaku owner Foresthree Kota Baru,

Kota Jambi. Informan Utama adalah orang yang mengetahui secara teknis dan

detail tentang masalah penelitian yang akan dipelajari, dan peneliti menentukan

bahwa yang menjadi informan utama adalah karyawan Foresthree Kota Baru,

Kota Jambi.

Page 41: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

28

Peneliti juga menambahkan informan pendukung untuk mendapatkan data

eksternal yang akan digunakan sebagai pembanding dan pelengkap data yang

dibutuhkan karena sejatinya informan pendukung adalah orang yang dapat

memberikan informasi tambahan sebagai pelengkap analisis dan pembahasan

dalam penelitian kualitatif. Adapun informan pendukung yang ditetapkan peneliti

adalah konsumen Foresthree Kota Baru yang pernah melakukan transaksi melalui

merchant Grab-food sebanyak 30 orang.

3.4 Definisi Konsep

Definisi konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

1. Penjualan Online (X1)

Menurut Muslihudin, Wulandari, &Listiarini (Efriyanti, 2018;46),

dalam dunia modern ini, electronic commerce telah memberikan pengaruh

yang besar terhadap pertumbuhan tata sosial dan ekonomi masyarakat.

Electronic commerce telah menjadi bagian terpenting dari sektor bisnis

khusus dan umum. Hal ini memang diakui karena dengan adanya electronic

commerce ini, biaya operasional bisa dikurangi agar bisa bersaing dan

berjuang dengan semakin banyaknya permintaan yang mengharuskan

pelayanan yang cepat dan akurat. Jadi dapat disimpulkan e-commerce

merupakan transaksi yang dilakukan menggunakan media internet antara

organisasi dan organisasi maupun organisasi dan konsumen. E-commerce

juga telah menjadi bagian terpenting dari sektor bisnis baik khusus maupun

umum.

2. Peningkatan Omzet (Y)

Page 42: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

29

Menurut Chaniago (Wulansari, 2019:134), omzet penjualan adalah

keseluruhan jumlah pendapatan yang didapat dari hasil penjulan suatu

barang/jasa dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan menurut Ayu (Wulansari,

2019:138), omzet penjualan adalah keseluruhan jumlah penjualan barang/jasa

dalam kurun waktu tertentu, yang dihitung berdasarkan jumlah uang yang

diperoleh.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan suatu penelitian tentunya dibutuhkan cara tersendiri

dalam melakukan pengumpulan data. Hal ini tentunya saja untuk memperlancar

penelitian yang dilakukan. Jika dilihat dari metode penelitian yang digunakan,

maka metode atau teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilakukan

dengan cara wawancara dan kuesioner.

1. Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah

wawancara mendalam. Wawancara merupakan usaha mengumpulkan

informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk

dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah kontak langsung

dengan tatap muka (face to face relationship) antara si pencari informasi

(interviewer atau informan hunter) dengan sumber informasi (interviewee).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara semi

terstruktur (semi structure interview).Teknik wawancara ini sudah termasuk

dalam kategori in-dept interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas

bila dibandingkan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini

Page 43: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

30

adalah menemukan permasalahan secara lebih terbuka. Wawancara yang

dilakukan juga sangat ditentukan oleh informan/responden.

Informan menjadi sumber informasi dalam upaya pengumpulan data pada

suatu penelitian. Penentuan informan ini sendiri tentunya dengan melihat

pihak-pihak yang dianggap mampu memberikan data/keterangan yang

berkenaan dengan objek penelitiannya. Karena bagaimanapun, kesesuaian

informan sangat menentukan data yang akan didapat untuk seterusnya

dijadikan hasil penelitian.

a. Informan Kunci

Informan kunci dalam penelitian ini adalah Owner Foresthree Kota Baru,

Kota Jambi.

b. Informan Utama

Informan Utama dalam penelitian ini adalah karyawan Foresthree Kota

Baru, Kota Jambi.

2. Kuesioner

Dalam penelitian ini, peneliti membagikan kuesioner kepada konsumen

Forethree Kota Baru, Kota Jambi yang sudah pernah melakukan pemesanan

melalui Merchant Grab-food sebagai informan pendukung.

3.6 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif analitik, yaitu

mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan

angka. Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan, dokuman dan

Page 44: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

31

sebagainya, kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan

terhadap kenyataan atau realitas.

Dalam penelitian ini peneliti akan membagi dan mengumpulkan jawaban-

jawaban dari kuesioner kedalam beberapa sub-bab yang berbeda dan

dikelompokkan sesuai dengan apa yang akan dijelaskan selanjutnya pada sub bab

pembahasan. Peneliti akan membagi dan mengelompokkan jawaban dari para

informan menjadi beberapa sub bab seperti penjualan online melalui merchant

Grab-food, tahap awal penjualan online, strategi peningkatan penjualan.

1. Penyajian Data

Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan.Jawaban dari tiap-tiap poin kueisioner mengenai keinginan

konsumen Foresthree Kota Baruakan diakumulasikan dan dihitung dalam

bentuk persentase dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Data yang

didapat dari hasil wawancara dan studi dokumentasi dianalisis, kemudian

penyajian data kualitatif dilakukan dalam bentuk uraian singkat sehingga

pembaca memahami hasil penelitian ini dengan jelas.

Data yang dituliskan merupakan jawaban narasumber dari perwakilan

Foresthree Kota Baru. Kemudian jawaban dari hasil wawancara terhadap

narasumber dari Foresthree Kota Baru kemudian dibandingkan untuk

mengetahui apakah yang dilakukan saat iuni sudah tepat atau belum dalam

memenuhi keinginan milenial yang menjadi konsumen.

2. Menarik Kesimpulan

Page 45: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

32

Tahap penarikan kesimpulan adalah suatu tahap lanjutan dimana pada tahap

ini peneliti menarik kesimpulan dari temuan data. Pada tahap ini merupakan

interpertasi peneliti atas temuan dari suatu wawancara atau sebuah dokumen.

Setelah kesimpulan diambil, peneliti kemudian mengecek ulang proses

koding dan penyajian data untuk memastikan tidak ada kesalahan yang telah

dilakukan.

Page 46: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian

4.1.1 Profil Singkat Foresthree Kota Baru, Kota Jambi

Dalam beberapa tahun ini indsutri bisnis dalam bidang coffee shop

mengalami peningkatan yang baik. Hal ini banyak mendorong para wirausahawan

untuk membuka atau menciptakan usaha baru atau mengembangkan usaha yang

sudah ada, yang sekaligus menciptakan persaingan antara coffee shop dengan

begitu ketat. Dapat dilihat dari mulai menjamurnya coffee shop yang ada di

Indonesia terutama di Kota Jambi membuat para pengusaha coffee shop harus

memberikan nilai tambah terhadap produk, jasa, dan pelayanan untuk diberikan

kepada konsumen. Nilai tambah ini yang akan membuat konsumen memiliki

alasan untuk memilih suatu coffee shop yang tepat dibandingkan coffee shop yang

lain.

Foresthree Kota Baru merupakan coffee shop franchise dari Foresthree

Coffee yang berpusat di Jl. Bambu Kuning No.22, Kota Jakarta Selatan Daerah

Khusus Ibukota Jakarta dan berdiri pada tahun 2016 dan berdiri resmi sebagai

waralaba/franchise pada tahun 2018. Terlampir pada sasamecoffee.com hingga

November 2020 sudah ada 55 gerai Foresthree Coffee di seluruh Indonesia.

Foresthree Kota Baru, Kota Jambi sendiri berdiri pada tanggal 19 Desember 2020

dengan beralamat di Jl. Blekok Raya No.9, Handil Jaya, Kec. Jelutung, Kota

Jambi dan coffee shop ini didirikan oleh Fernando Mickael S. Ringgo. Foresthree

Page 47: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

34

Kota Baru sekarang memiliki 10 orang karyawan yang dikepalai langsung oleh

pendiri Foresthree Kota Baru sendiri.

Gambar 4.1

Logo Perusahaan

Sumber: foresthreecoffee.com (2021)

4.1.2 Struktur Organisasi

Gambar 4.2

Struktur Organisasi

Foresthree Kota Baru

Sumber : Foresthree Kota Baru (2021)

4.2 Profil Informan

Informan merupakan orang yang digunakan peneliti sebagai pemberi

Owner Foresthree Kota Baru

Leader (dipilih acak setiap bulan)

Staff/Karyawan Foresthree

Kota Baru

Page 48: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

35

informasi situasi dan kondisi penelitian. Dalam proses ini penulis langsung

mengumpulkan data melalui wawancara kepada narasumber yang di lakukan di

Foresthree Kota Baru Jalan Jl. Blekok Raya No.9, Handil Jaya, Kec. Jelutung,

Kota Jambi. Adapun yang menjadi informan pada penelitian ini adalah:

1. Fernando Mickael S. Ringgo sebagai Owner Foresthree Kota Baru

2. Aldi Anugrah Fikri sebagai Karyawan Foresthree Kota Baru

4.3 Penyajian Data

Pada bagian penyajian data penulis akan menyajikan hasil pengumpulan

data yang diperoleh peneliti selama masa penelitian. Berdasarkan penelitian yang

penulis lakukan, penulis memperoleh data dengan cara melakukan wawancara

dengan informan kunci, informan utama, dan informan tambahan. Informan

ditunjuk sebagai sumber data yang mampu memberikan informasi yang

selengkap-lengkapnya serta relevan terhadap tujuan penelitian. Peneliti terlebih

dahulu melampirkan data-data yang di dapatkan melalui wawancara kemudian

dilanjutkan dengan melampirkan data pendukung yang didapatkan melalui

kuesioner yang disebarkan kepada 30 konsumen Foresthree Kota Baru sebagai

informan pendukung. Setelah menyajikan kedua data tersebut kemudian peneliti

mengelompokkan data-data yang sama dan sesuai dengan topik yang ingin

dibahas sebelum diteruskan ke pembahasan.

4.3.1 Hasil Wawancara

Berikut akan dijabarkan hasil wawancara dari kedua informan yang

merupakan perwakilan pihak Foresthree Kota Baru terkait pertanyaan mengenai

Page 49: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

36

penjualan produk melalui merchant Grab-food. Ada 22 pertanyaan yang

ditanyakan kepada kedua informan yang mana hasilnya sebagai berikut:

1. “Sejak kapan Foresthree bekerjasama dengan mitra Grab-food?”

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “sejak pertama kali Foresthree

Kota Baru berdiri, Foresthree sendiri sudah langsung terdaftar di Grab-

food karena sudah ketentuan yang diberikan oleh pusat. Aldi Anugrah

Fikri juga menjawab “dari awal bekerja disini Foresthree Kota Baru sudah

terdaftar di Grab-food.”

2. “Apakah dengan bekerjasama dengan merchant Grab-food membantu

Foresthree untuk mengetahui produk mana yang menjadi andalan dari

konsumen?”

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “sangat membantu karena

tercantum jelas di data Grab-food apa saja produk yang terjual dan

jumlahnya perbulan. Bahkan waktu pembelian juga tercatat jelas di sana.”

Aldi Anugrah Fikri menjawab “sangat membantu karena tercantum di data

Grab-food produk yang dipesan dan berapa banyaknya perbulan.”

3. “Apakah ada menu khusus yang di sediakan untuk konsumen yang

menggunakan Grab-food?”

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “Ada, yaitu kopi kemasan literan.

Bagi yang dine in juga boleh memesan produk tersebut tapi jarang sekali.

Kebanyakan konsumen yang melalui Grab-food yang memesan kopi

kemasan literan. Mungkin karna bisa disimpan di lemari pendingin dan

Page 50: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

37

dikonsumsi lagi lain waktu.” Aldi Anugrah Fikri menjawab “kami

menawarkan kopi kemasan literan di Grab-food.”

4. “Hal-hal apa sajakah yang biasanya menjadi keluhan konsumen terkait

dengan pembelian melalui merchant Grab-food?”

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “keluhan terkait pembelian

melalui merchant Grab-food biasanya hanya di pengiriman barangnya.

Untuk keadaan produk saat sudah ditangan konsumen tidak pernah ada

keluhan, kita selalu membuat kemasan yang aman. Keluhan tentang

produk juga hanya sekali terjadi saat di outlet. Konsumen tersebut tidak

biasa dengan rasa rum dari produk kami dan langsung kami ganti dengan

yang baru.” Aldi Anugrah Fikri menjawab “keluhan tentang produk pada

pembelian Grab-food tidak ada, hanya kadang tentang pengiriman dari

drivernya saja. Dan kalau keluhan yang ada di outlet hanya sekali dan

kami langsung segera memperbaikinya.”

5. “Bagaimana strategi Foresthree dalam menentukan harga produk yang ada

di outlet dengan yang ada di merchant Grab-food?”

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “Grab-food mematokkan fee

perproduk sebesar 30%. Strategi yang kami terapkan kami menaikkan 30%

harga produk-produk signature dari kami dan tetap dengan harga yang

sama untuk produk basic seperti produk kopi susu. Karena misalnya kopi

susu sendiri modalnya tidak terlalu besar jadi jika dipotong 30% juga tidak

mengakibatkan kerugian.” Aldi Anugrah Fikri menjawab “untuk harga di

Grab-food ada produk yang harganya dinaikkan ada yang tidak.

Page 51: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

38

Tergantung perhitungan laba nya seperti produk kopi susu yang jika

dipotong 30% untuk fee Grab-food tidak mengalami kerugian.”

6. “Bagaimana strategi Foresthree untuk membuat lokasi yang menarik

membuat konsumen nyaman melakukan pemesanan di Foresthree?”

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “kalau untuk lokasi kita selalu

mau membuat konsumen nyaman. Dan lebih fokus ke outdoor nya apalagi

masa pandemi seperti ini konsumen lebih nyaman di outdoor. Untuk

konsep atau penataan lokasi basic saja tapi memang ada ketentuan

penggunaan warna dari Foresthree pusat supaya senada.” Aldi Anugrah

Fikri menjawab “kalau untuk tatanan lokasi owner langsung yang

mengurusnya.”

7. “Adakah website yang dikelola Foresthree Kota Baru guna melakukan

promosi?”

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “untuk website dari Foresthree

Kota Baru sendiri tidak ada, website Foresthree langsung dikelola oleh

pusat dengan alamat web foresthreecoffee.com” dan Aldi Anugrah Fikri

menjawab “website tidak ada yang kami kelola, hanya sosial media saja

guna untuk promosi”

8. “Apakah Foresthree mempunyai sosial media seperti Twitter, Facebook,

dan Instagram upaya promosi?”

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “hanya ada Instagram yang aktif

kami gunakan dengan nama @foresthreecoffee.kotajambi. Kalau check

instagram kita ada repost dari TikTok tapi itu tidak aktif digunakan.” Aldi

Page 52: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

39

Anugrah Fikri menjawab “untuk promosi dan membagikan informasi di

sosial media kami menggunakan instagram”

9. “Bagaimana cara Foresthree melakukan promosi melalui sosial media

sehingga efektif untuk meningkatkan penjualan?”

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “biasanya kami memanfaatkan

sosial media untuk interaksi kepada konsumen. Seperti konsumen-

konsumen yang meng-upload produk Foresthree IG Story kemudian tag ke

instagram kita, nanti kita repost di IG Story kita. Untuk promosi sendiri

dari menyebarkan informasi mengenai produk dan promo-promo yang

kami tawarkan.” Aldi Anugrah Fikri menjawab “sosial media kami

gunakan menjadi sarana untuk mempublikasikan promo-promo yang

ditawarkan oleh Foresthree Kota Baru. Dan juga promo-promo tersebut

seringkali kami bagikan melalui Line.”

10. “Apakah Foresthree pernah melakukan endorsement?”

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “pernah tapi bukan yang berbayar.

Kami hanya kirimkan produk lalu di review dan di upload ke sosial media

mereka. Melalui kenalan influencer-influencer Kota Jambi.” Aldi Anugrah

Fikri menjawab “pernah kami meng-endorse influencer-influencer Kota

Jambi saja.”

11. “Apakah ada marketplace yang digunakan oleh Foresthree untuk penjualan

online (Tokopedia, Shopee, dll)?”

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “Foresthree sudah terdaftar di

Shopee. Kalau di search di Shopee „Foresthree Kota Baru‟ akan muncul

Page 53: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

40

langsung. Tapi di Kota Jambi sendiri belum ada driver untuk Shopee-food,

tapi tidak tahu ketentuan nanti bagaimana. Untuk sekarang kami

menggunakan metode pembayaran dari Shopee-pay saja dan lumayan

banyak konsumen yang menggunakan metode pembayaran ini karena

cashback yang ditawarkan Shopee juga lumayan besar maksimalnya

30%.” Aldi Anugrah Fikri menjawab “kita sudah bekerja sama dengan

Shopee untuk metode pembayaran. Tapi untuk pengiriman keluar kota

belum bisa.”

12. “Jika ada, apakah penggunaan marketplace tersebut efektiv dalam

peningkatan penjualan?”

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “lumayan efektif karna

mempermudah konsumen untuk melakukan pembayaran dan tergantung

dari promo yang mereka tawarkan seperti cashback yang besar tersebut.”

Aldi Anugrah Fikri menjawab “kalau yang dari Shopee-food itu belum

ada, karena di Kota Jambi juga belum ada Driver nya.”

13. “Bagaimana strategi yang diterapkan pada Foresthree di dalam merchant

Grab-food untuk meningkatkan promosi? (promo, diskon, dll)”

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “kalau promo, diskon, itu biasanya

ada kebijakan dari Foresthree pusat. Jadi ada beberapa promo yang harus

diterapkan dan ada juga yang tergantung Foresthree franchaise mau ambil

promo tersebut atau tidak tergantung kebijakan kita. Kalau promo yang

kami tawarkan sendiri biasanya dapat sponsor contohnya Sampoerna,

alokasi dana yang didapat akan dimanfaatkan untuk membuat promo. Dan

Page 54: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

41

pengaplikasian promo tersebut biasanya ditawarkan di outlet dan di e-

commerce seperti Grab-food juga. Sudah ada promosi yang kami berikan,

ditambah lagi Grab-food sendiri sering menawarkan promo potongan

harga ongkos kirim juga.” Aldi Anugrah Fikri menjawab “untuk promo

rutin kami lakukan. Seperti di tiap bulan di hari senin kami selalu

menawarkan promo diskon tiap minimal pembelian 50.000 ada diskon

sampai 50% tergantung penawaran voucher promo dari Foresthree pusat.”

14. “Dengan adanya promo tersebut, apakah meningkatkan penjualan secara

signifikan?”

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “secara otomatis iya apalagi

melalui Grab-food. Misalnya ada bulan-bulan promo seperti 7.7 dan lain

lain keuntungan dari Grab-food sehari bisa sampai Rp. 500.000. Paling

tingginya sebulan bisa mencapai Rp. 12.000.000 hanya dari Grab-food saja

dan tiap bulannya meningkat. Apalagi ditambah adanya pembatasan sosial

atau physical distancing yang diperketat mau tidak mau kita

memanfaatkan yang ada di online dan peningkatannya juga 2x lipat.” Aldi

Anugrah Fikri menjawab “sangat meningkatkan penjualan karena banyak

konsumen yang memesan produk Foresthree menggunakan Grab-food.”

15. “Apakah dengan adanya promo tersebut efektif untuk membuat konsumen

kembali melakukan pembelian ke Foresthree?”

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “kalau dilihat melalui data yang

ada di Grab, memang tidak terlalu banyak dan kebanyakan itu pengguna

baru. Tapi setiap bulan pasti meningkat terus pengguna-pengguna Grab-

Page 55: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

42

food yang melakukan pemesanan ulang.” Aldi Anugrah Fikri menjawab

“dari data Grab selalu ada yang melakukan pemesanan ulang. Tapi lebih

banyak yang memesan dengan produk yang sama.”

Tabel 4.1

Konsumen yang melakukan pemesanan ulang

No. Bulan Konsumen yang melakukan

pemesanan ulang

1. Januari 2021 2 konsumen

2. Februari 2021 5 konsumen

3. Maret 2021 7 konsumen

4. April 2021 14 konsumen

5. Mei 2021 16 konsumen

Sumber: Grab (2021)

16. “Bagaimana cara Foresthree bersaing dengan saingan yang serupa?”

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “Foresthree selalu

mengedepankan kulitas dan kenyamanan konsumen. Produk yang kita

tawarkan sudah sesuai dengan SOP yang sudah ditentukan Foresthree

pusat. Rasa dan kualitas pasti sangat kita jaga.” Aldi Anugrah Fikri

menjawab “kami selalu menjaga kualitas dan kenyamanan konsumen.

Bagi kami kualitas dan kenyamanan adalah yang paling penting.”

17. “Bagaimana strategi Foresthree terhadap karyawan agar menguasai

tentang produk-produk yang ditawarkan?”

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “saat awal karyawan bekerja

langsung diberikan training untuk pengenalan dan pemahaman produk

selama 2 minggu.” Aldi Anugrah Fikri menjawab “awal masuk kerja kami

Page 56: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

43

melakukan training selama 2 minggu praktek dan 1 hari pemahaman

materi.”

18. “Apakah dengan bekerjasama dengan mitra Grab-food meningkatkan

penjualan dari Foresthree Kota Baru?”

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “penjualan melalui Grab-food

sangat meningkatkan penjualan. Apalagi seperti yang saya katakana tadi

pada saat pemberlakuan physical distancing seperti ini mau tidak mau

konsumen yang ingin dine in di batasi kapasitasnya dan beralih melalui

online. Konsumen tidak perlu keluar rumah dan berkerumun tapi sudah

bisa menikmati produk dari Foresthree.” Aldi Anugrah Fikri menjawab “di

masa pandemi seperti sekarang penjualan pada Grab-food sangat

membantu meningkatkan penjualan dari Foresthree dan tiap bulan

penjualan melalu Grab-food selalu meningkat.”

19. “Apakah penjualan melalui merchant Grab-food sangat mempengaruhi

omzet penjualan?”

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “sangat mempengaruhi dan sangat

membantu kita untuk mencapai target penjualan. Tidak terlalu berlebih

memang tapi penjualan dari Grab-food sendiri mempengaruhi omzet

penjualan ke target penjualan sebesar kurang lebih 20%.” Aldi Anugrah

Fikri menjawab “sangat berpengaruh. Karena penjualan kita tidak hanya

melalui dine in saja tapi juga take away/online. Ditambah lagi konsumen

lebih banyak melakukan pemesanan online melalui Grab-food

dibandingkan merchant yang lainnya.”

Page 57: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

44

20. “Berapakah target atau sasaran penjualan (goal) yang ditentukan oleh

Foresthree (perbulan, perminggu, atau sebagainya) dan apakah dengan

bermitra dengan Grab-food sasaran penjualan tersebut tercapai?”

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “target penjualan kita tentukan

perbulan sebesar Rp. 150.000.000 dan penjualan melalui Grab-food

membantu kita untuk mencapai target penjualan kurang lebih 20% nya.”

Aldi Anugrah Fikri menjawab “target penjualan yang kami tentukan

sebesar Rp. 150.000.000 perbulan dan penjualan melalui Grab-food

membantu kami untuk mencapai target penjualan.”

21. “Apakah dengan bekerjasama dengan mitra Grab-food membantu

Foresthree untuk mengetahui spesifikasi pelanggan?”

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “dilihat dari data Grab-food untuk

spesifikasi pelanggan seperti usia, jenis kelamin itu tidak. Kami

melakukan analisa sendiri dari konsumen yang dine in. Kalau siang sampai

ke sore biasanya orang kerja dan mahasiswa, pada bawa laptop

mengerjakan tugas masing-masing. Kalau sore ke malam kebanyakan anak

SMA dan anak kuliah juga yang datang untuk nongkrong gitu sih.” Aldi

Anugrah Fikri menjawab “spesifikasi pelanggan seperti umur dan jenis

kelamin itu tidak ada tapi kami analisa sendiri dari konsumen yang datang

ke Foresthree.”

22. “Apakah adanya rating yang ada pada merchant Grab-food mempengaruhi

omzet penjualan?”

Page 58: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

45

Fernando Mickael S. Ringgo menjawab “untuk rating tidak mempengaruhi

omzet penjualan, dan juga rating Foresthree di Grab-food juga terbilang

tinggi.” Aldi Anugrah Fikri menjawab “rating tidak mempengaruhi omzet

penjualan.”

4.3.2 Data Informan Kuesioner

Selain melakukan wawancara kepada pihak Foresthree Kota Baru, peneliti

juga melakukan pengambilan data kepada konsumen Foresthree yang pernah

melakukan pemesanan produk melalui Grab-food yang berjumlah 32 orang.

Berikut adalah hasil data yang didapatkan setelah memberikan angket

kepada 32 responden:

4.3.2.1 Demografi Informan Tambahan

Tabel 4.2

Informasi Identitas Informan

Jenis Kelamin

Laki-laki 31,2%

Perempuan 68,8%

Umur

17-18 tahun 37,5%

19-22 tahun 53,1%

23-26 tahun 9,4%

27-30 tahun 0%

Pendidikan Terakhir

SD 0%

SMP 3,1%

SMA 71,9%

Diploma 6,3%

Page 59: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

46

S1 15,6%

S2/S3 3,1%

Pendapatan / Uang Saku perbulan

<Rp. 500.000 34,4%

Rp. 500.001 – Rp. 1.000.000 21,9%

Rp. 1.000.0001 – Rp. 1.500.000 9,4%

Rp. 1.500.001 – Rp. 2.000.000 15,6%

>Rp. 2.000.001 18,8%

Sumber: penulis (2021)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa konsumen yang melakukan

pemesanan secara online lebih banyak dilakukan oleh perempuan dibandingkan

laki-laki. Dalam berbelanja online, perempuan dianggap lebih sering

melakukannya dibandingkan laki-laki. Biasanya laki-laki lebih suka langsung

datang ke store dan menikmati produk yang mereka inginkan. Sedangkan

perempuan lebih suka menggunakan pembelian online dalam pemesanan produk

dengan beberapa pertimbangan.

Konsumen yang pernah memesan produk Foresthree melalui Grab-food

berada pada rentang umur 17 sampai 26 tahun sebanyak 98%. Bila kita

kerucutkan, konsumen paling banyak pada rentang usia 19 s.d. 22 tahun. Hal ini

karena kebanyakan pengguna merchant Grab-food adalah generasi milenials.

Sedangkan untuk pendidikan terakhir dari konsumen yang diteliti

kebanyakan berada pada tingkat SMA. Hal ini dikarenakan kebanyakan informan

yang menjawab adalah para mahasiswa yang sering menggunakan merchant Grab-

food. Kelompok umur mahasiswa berada pada kelompok kedua terbanyak

Page 60: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

47

terutama di D3 dan S1. Kedua hal tadi juga mendukung temuan sebelumnya yang

menyatakan rentang umur konsumen paling banyak berada pada 17-26 tahun.

4.2.2.2 Pertanyaan Mengenai Penjualan pada Grab-food

Berdasarkan kuesioner yang telah peneliti sebarkan kepada konsumen

yang pernah melakukan pemesanan produk Foresthree Kota Baru pada Grab-Food

sebagai informan tambahan. Infotman tambahan tersebut sebanyak 32 orang.

Konsumen yang melakukan pemesanan produk Foresthree melalui merchant

Grab-food paling banyak 2-3 kali. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen

menjadikan produk Foresthree menjadi pilihan untuk pemesanan melalui Grab-

food dan paling banyak konsumen yang menghabiskan Rp. 500.001 - Rp. 100.000

perbulan. Hal ini mendukung temuan sebelumnya yang menyatakan konsumen

melakukan pemesanan produk Foresthree melaluo Grab-food sebanyak 2-3 kali

dengan harga produk Rp. 15.000 – Rp. 30.000.

Konsumen paling sering melakukan pemesanan produk Foresthree

langsung ke store. Hal ini dikarenakan konsumen lebih suka menikmati produk

Foresthree sambil nongkrong di store Foresthree Kota Baru. Temuan ini

menunjukkan bahwa Foresthree memiliki lokasi yang nyaman untuk para

konsumen.

Konsumen paling banyak mengetahui Foresthree Kota Baru dari mulut-

kemulut sebanyak 50% dan yang mengetahui Foresthree melalui sosial media

berada pada kedua terbanyak sebesar 28,1%. Hal ini menunjukkan bahwa sosial

media yang dikelola Foresthree termasuk berhasil dalam promosinya hingga

Page 61: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

48

diketahui oleh masyarakat. Sosial media Foresthree yang paling banyak diketahui

oleh konsumen adalah sebesar 96,9% pada sosial media Instagram. Hal ini

menunjukkan bahwa hampir semua konsumen mengetahui Instagram yang

dikelola oleh Foresthree Kota Baru dengan nama @foresthreecoffee.kotabaru.

Promo yang konsumen dapatkan pada pemesanan produk Foresthree

paling banyak pada hari/waktu tertentu. Hal ini didukung oleh pernyataan Aldi

Anugrah Fikri selaku karyawan Foresthree Kota Baru yang mengatakan bahwa

promo yang paling rutin ditawarkan adalah setiap hari senin dengan minimal

belanja Rp.50.000 dengan potongan 50%.

Konsumen paling banyak mengetahui promo Foresthree Kota Baru

melalui timeline Grab-food dan kedua terbanyak konsumen mengetahui promo

Foresthree melalui teman/keluarga. Dengan hal ini timeline Grab-food dinilai

efektiv dalam penyebaran informasi untuk konsumen Grab-food. Pada Grab-food

sendiri ditayangkan dengan jelas informasi mengenai pemotongan harga dan juga

ada kolom voucher yang dapat konsumen gunakan. Untuk layanan dari Grab-

food, konsumen selalu merasa puas dengan layanan pengiriman barang melalui

Grab-food. Hal ini menegaskan layanan pengiriman barang yang baik dari Grab-

food menjadi salah satu pertimbangan konsumen untuk melakukan pemesanan

melalui Grab-food. Tentu hal itu penting dilakukan agar konsumen mau

melakukan pemesanan kembali dengan layanan yang sama.

Konsumen yang menganggap bahwa harga yang ditawarkan oleh

Foresthree pada Grab-food terjangkau sebanyak 90,6%. Hal ini mendukung

temuan sebelumnya yaitu produk Foresthree menjangkau keseluruh konsumen

Page 62: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

49

dengan uang saku / pendapatan berapapun. Sebanyak 75% konsumen beralasan

untuk melakukan pemesanan produk Foresthree melalui Grab-food dikarenakan

tidak perlu keluar rumah. Dan dengan alasan terbanyak kedua karena banyak

promo yang di tawarkan. Hal ini menegaskan bahwa Grab-food dinilai

mempermudah konsumen untuk mendapatkan produk yang diinginkan tanpa

harus keluar rumah. Ditambah lagi banyak promo yang ditawarkan oleh Grab-

food meningkatkan alasan konsumen untuk menggunakan Grab-food.

Konsumen yang melakukan pemesanan ulang (re-order) produk

Foresthree melalui Grab-food sebanyak 2-3 kali sebesar 40,6%. Hal ini

mendukung temuan sebelumnya bahwa konsumen paling banyak melakukan

pemesanan produk Foresthree melalui Grab-food sebanyak 2-3 kali sebesar

62,5%.

Tindakan yang dilakukan konsumen jika merasa puas dengan produk

Foresthree yang dipesan melalui Grab-food adalah memberikan rating tinggi pada

produk Foresthree di Grab-food. Hal ini mendukung rating Foresthree yang ada

pada Grab-food sebesar 4,8. Seluruh konsumen menganggap bahwa Foresthree

selalu dengan sigap menanggapi keluhan yang diberikan konsumen. Hal ini

mendukung pernyataan Fernando Mickael S. Ringgo dan Aldi Anugrah Fikri

bahwa mereka langsung menanggapi keluhan konsumen mengenai produknya dan

langsung mengganti produknya dengan yang baru.

Produk yang cenderung lebih sering dipesan oleh konsumen ialah produk

yang pernah dibeli sebelumnya. Hal ini mendukung data penjualan Foresthree

pada Grab-food bahwa produk kopi susu selalu menjadi best seller di setiap bulan

Page 63: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

50

penjualan Grab-food. Konsumen juga paling banyak memilih produk Foresthree

dibandingkan dengan pesaing yang serupa dikarenakan tempat yang nyaman

(31,3%) dan karena rasa produk yang ditawarkan enak (31,3%). Setelah itu alasan

konsumen memilih Foresthree karena harga yang terjangkau (28,1%). Hal tersebut

membuktikan bahwa secara lokasi (place), produk (product), dan harga (price)

Foresthree berhasil dalam pengaplikasiannya.

Kegiatan yang konsumen lakukan biasanya saat memutuskan untuk

memesan produk Foresthree melalui Grab-food paling banyak sambil nongkrong

bersama teman (46,9%) dan yang kedua sambil mengerjakan tugas / belajar

(40,6%). Hal ini menegaskan bahwa produk Foresthree menjadi pilihan konsumen

sembari melakukan aktivitas. Sama dengan pernyataan Fernando Mickael S.

Ringgo yang mengatakan biasanya konsumen yang datang sambil membawa

laptop dan juga sambil berkumpul besama teman-temannya.

Berdasarkan temuan di atas, produk yang biasanya konsumen pesan

melalui Grab-food adalah produk kopi (56,3%) dan yang kedua non-kopi (34,4%).

Hal ini mendukung data penjualan Foresthree pada Grab-food produk yang paling

banyak dipesan adalah produk kopi (kopi susu, doubleshot es kopi susu,

doubleshot ice shaken) dan produk non-kopi (teh tarek, hersey’s creme).

4.4 Pembahasan

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif, yang artinya

semua data yang disajikan akan dilakukan proses analisa. Setelah melakukan

observasi melihat lebih dekat pada Foresthree Kota Baru, berdasarkan tujuan

penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya maka penulis mencoba

Page 64: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

51

untuk menganalisis peningkatan omzet pada Foresthree di Kota Jambi saat

bermitra dengan Grab-Food.

4.4.1 Strategi Pemasaran pada Foresthree Kota Baru

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan, bisa berupa barang

atau jasa yang dapat ditawarkan oleh suatu perusahaan. Segala sesuatu yang

dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk

barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi,

informasi, dan ide. Produk yang ditawarkan Foresthree Kota Baru merupakan

barang yaitu produk minuman dan makanan. Berdasarkan hasil penelitian,

Foresthree Kota Baru mampu menggunakan produk berkualitas bagi pelanggan.

Dilihat dari konsumen yang memiliki produk andalan setiap saat melakukan

pemesanan produk Foresthree melalui Grab-food. Foresthree Kota Baru juga

memiliki berbagai macam pilihan produk yang ditawarkan, sehingga konsumen

dapat menyesuaikan seleranya pada pemesanan produk Foresthree. Produk yang

ditawarkan juga relativ makanan ringan dan minuman yang cocok untuk

dikonsunsi saat bersantai. Juga dari segi pelayanan Foresthree mampu dengan

sigap untuk menanggapi keluhan dari konsumen.

Harga yaitu jumlah yang harus disiapkan oleh konsumen yang ingin

mendapatkan barang atau jasa. Dalam menetapkan harga, perusahaan dapat

menggunakan empat pendekatan yaitu: market based pricing, cost based pricing,

competition based pricing, value based pricing. Untuk penentuan harga,

Foresthree Kota Baru lebih menggunakan konsep market based pricing yaitu

penetapan harga berdasarkan pertimbangan seperti selera, nilai dan citra yang

Page 65: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

52

dirasakan, tingkat persaingan pasar, dan siklus hidup produk. Jadi, perusahaan

memberikan bobot variabel secara lebih signifikan daripada biaya. Harga yang

Foresthree Kota Baru tawarkan tidak jauh berbeda dari harga yang ditawarkan

pesaing serupa. Begitu juga yang Foresthree Kota Baru tetapkan pada penentuan

harga pada merchant Grab-food. Foresthree Kota Baru menaikkan harga produk

signature pada Grab-food sebesar 30% dikarenakan Grab menetapkan fee per

produk sebesar 30%. Namun, Foresthree Kota Baru juga menawarkan promo

potongan harga dengan minimum pembelian dan waktu tertentu sehingga

konsumen tidak terlalu dikenakan harga yang terlalu tinggi.

Tempat sebagai kumpulan dari organisasi-organisasi yang independen,

yang membuat suatu barang atau jasa menjadi tersedia sehingga pelanggan dapat

menggunakan atau mengkonsumsi barang atau jasa tersebut bisa merupakan

pelanggan individu ataupun pelanggan bisnis. Ketersediaan dalam elemen tempat

dapat diartikan menjadi beberapa hal yaitu: kenyamanan, keberadaan, variasi,

hemat tempat dan waktu. Berdasarkan hasil penelitian, Foresthree Kota Baru yang

berlokasi di Jalan Blekok Raya No. 9, Kota Jambi dinilai cukup strategis

dikarenakan banyaknya konsumen yang datang (dine in) maupun memesan

produk melalui Grab-food. Salah satu petimbangan konsumen untuk memesan

produk melalui Grab-food adalah jarak / ongkos kirim yang ditawarkan Grab-

food. Konsumen juga menilai lokasi Foresthree Kota Baru nyaman untuk

mengerjakan tugas / belajar maupun untuk berkumpul bersama orang terdekat.

Lokasi Foresthree Kota Baru juga menyediakan outdoor yang cukup besar,

sehingga lebih aman pada masa pandemi seperti sekarang.

Page 66: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

53

Promosi dianggap sebagai bentuk pencampuran dari berbagai unsur

kelengkapan yang termasuk dalam media promosi. Kelengkapan komunikasi

pemasaran yang digunakan untuk mengkomunikasikan secara meyakinkan nilai

pelanggan. Mengkomunikasikan hasil dari olahan kelengkapan komunikasi yang

digunakan untuk membangun hubungan baik dengan pelanggan. Foresthree Kota

Baru melakukan strategi promosi produk yang dimana promosinya lebih

mengutamakan pendekatan pada media internet dan personil yang terlibat didalam

promosi tersebut. Seperti rutin menawarkan promo, diskon, dan lain lain dan

menyebarkan informasi tersebut melalui sosial media dan juga pada timeline

Grab-food. Strategi ini dinilai berhasil karena mengundang banyak konsumen

untuk melakukan pemesanan produk Foresthree terutama pada aplikasi Grab-food.

4.4.2 Penjualan online melalui merchant Grab-food terhadap peningkatan

omzet pada Foresthree Kota Baru

Penjualan online atau pemasaran digital sebenarnya tidak dimaksudkan

untuk menggantikan pemasaran tradisional. Keduanya harus berdampingan

dengan masing-masing peran pada penjualan. Pada awal interaksi, pemasaran

tradisional memiliki peran utama dalam membangun minat konsumen. Sedangkan

peran terpenting pada pemasaran digital untuk lebih mendorong tindakan.

Pemasaran digital sendiri dianggap lebih akuntabel daripada pemasaran

tradisional, dan fokus pemasaran tradisional adalah mengusahakan interaksi

konsumen.

Pada Foresthree Kota Baru sendiri, memadukan interaksi pemasaran dan

penjualan melalui offline dan juga online. Pada penjualan offline sendiri,

Page 67: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

54

Foresthree Kota Baru menyediakan lokasi dan tempat yang nyaman untuk

disinggahi, sekaligus menjadi tempat Foresthree untuk menyiapkan dan

menyediakan produk yang ditawarkan. Sponsor-sponsor yang didapat seperti

Sampoerna, juga diaplikasikan pada lokasinya. Pada penjualan online, Foresthree

Kota Baru memanfaatkan merchant yang ada salah satunya Grab-food. Konsumen

yang melakukan pemesanan pada Grab-food melalui aplikasi Grab yang

dihubungkan langsung ke Foresthree Kota Baru melalui driver Grab sebagai

perantara. Kemudian, Foresthree menyiapkan produk yang dipesan dengan

kemasan yang aman untuk dibawa pada perjalanan. Kemudian driver Grab

mengantarkan produk kepada konsumen. Pada metode pembayaran juga Grab-

food menawarkan 2 pilihan, yaitu melalui pembayaran online (OVO) dan

pembayaran cash pada driver (driver membayarkan harga total pemesanan kepada

pihak store, kemudian konsumen menggantinya saat pesanan diantarkan).

Pada dasarnya, Foresthree Kota Baru memanfaatkan segala sarana

pemasaran terutama pemasaran digital seperti bekerjasama dengan e-commerce,

marketplace, endorsement, dan lain-lain. Semakin lama jaman semakin maju, mau

tidak mau segala sektor harus menyesuaikan keadaan. Grab tidak hanya

menawarkan jasa antar-jemput barang namun juga menjadi salah satu strategi

pemasaran bagi pelaku usaha. Strategi yang diterapkan Grab-food sendiri adalah

menampilkan toko-toko makanan dan minuman yang bekerjasama dengan Grab

sesuai dengan jenis makanan dan minuman yang mereka tawarkan.

Page 68: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

55

Gambar 4.3

Tampilan aplikasi Grab-food

Sumber: Aplikasi Grab-food

Dengan begitu, konsumen dengan mudah menemukan mana toko yang

sesuai dengan yang diinginkan. Ditambah lagi Grab-food sering menawarkan

voucher diskon yang ditawarkan oleh Grab-food sendiri, maupun dari para pelaku

usaha. Menurut hasil wawancara dengan Fernando Mickael S. Ringgo selaku

owner Foresthree Kota Baru, Grab-food lebih efisien untuk penjualan online

dibandingkan dengan merchant lain dikarenakan Grab menyediakan banyak

promo dan ongkos kirim yang relatif lebih murah sehingga konsumen lebih

banyak menggunakan Grab dibandingkan merchant lainnya.

Berdasarkan survey yang peneliti lakukan terhadap konsumen Foresthree,

alasan konsumen untuk memilih menggunakan Grab-food sebagai aplikasi dalam

pemesanan produk Foresthree dikarenakan tidak perlu keluar rumah dan juga

banyak promo yang ditawarkan pada hari/waktu tertentu. Dan juga harga yang

Page 69: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

56

terjangkau dan rasa yang enak menjadi alasan konsumen untuk memilih produk

Foresthree. Hal ini dapat memperkuat bahwa strategi yang Foresthree terapkan

yaitu mengutamakan kualitas dan kenyamanan adalah benar. Konsumen juga

lebih suka memesan produk yang sudah pernah dipesan sebelumnya. Dan

kebanyakan konsumen menghabiskan sebesar Rp. 50.000 – Rp. 100.000 dalam

sebulan untuk pemesanan produk Foresthree Kota Baru.

Strategi promosi yang diterapkan Foresthree Kota Baru sendiri yaitu

promo-promo ditawarkan langsung dari Forestree Pusat walaupun tidak semua

promo harus diterapkan (kecuali promo-promo wajib) sehingga Forestree cabang

bisa menyesuaikan dengan kondisi penjualan mereka. Seperti contoh Foresthree

mendapatkan sponsor dari Sampoerna, dana dari sponsor tersebut Foresthree

alokasikan sebagai promo-promo untuk konsumen seperti promo ditiap hari senin,

dan lain lain.

Grab-food sendiri mematokkan fee perproduk yang ditawarkan pelaku

usaha sebesar 30%. Foresthree menaikkan harga untuk produk-produk signature

yang mana membutuhkan modal lebih besar dan menawarkan harga normal atau

sama dengan outlet untuk produk-produk basic seperti Kopi Susu karena modal

yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Dengan begitu biaya Grab-food yang

Foresthree Kota Baru bayarkan sudah tertutupi dari penjualan melalui Grab-food

sendiri.

Berdasarkan wawancara dengan pihak Foresthree Kota Baru dan survey

kepada konsumen Foresthree, ditambah diperkuat dengan data penjualan Grab-

food pada Foresthree, penjualan online yang dilakukan Foresthree Kota Baru

Page 70: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

57

melalui merchant Grab-food berhasil meningkatkan omzet dan membantu

Foresthree untuk mencapai target penjualan kurang lebih sebesar 20%. Target

penjualan yang ditetapkan Foresthree sendiri sebesar Rp. 150.000.000 perbulan

dan penjualan yang didapat dari merchant Grab-food bisa mencapai Rp.

12.000.000 perbulan dan disetiap bulan meningkat.

Dengan meningkatnya omzet penjualan biasanya tidak selalu

mempengaruhi peningkatan pendapatan pula. Perlu dilihat juga dari modal

ataupun upaya-upaya yang dilakukan guna meningkatkan omzet. Contohnya

seperti melakukan promosi dengan mengeluarkan modal yang cukup besar.

Namun, peningkatan omzet pada Foresthree Kota Baru penjualan online melalui

Grab-food sendiri cukup meningkatkan pendapatan pula, karena fee yang

dikenakan oleh Grab-food sudah tertutupi melalui harga jual yang Foresthree Kota

Baru tawarkan pada konsumen melalui Grab-food. Ditambah lagi dengan adanya

masa pandemi seperti sekarang dan peraturan pemerintah yang membatasi kuota

konsumen pada store, membuat konsumen beralih melakukan pemesanan produk

melalui online.

4.4.3 Relevansi Pemasaran 4.0 dengan Penjualan Online pada Masa Pandemi

Menurut Kotler (2020:43), pemasaran 4.0 atau marketing 4.0 adalah

pendekatan pemasaran yang menggabungkan interaksi online dan offline antara

perusahaan dan pelanggan. Dalam ekonomi digital, interaksi online saja tidak

cukup, harus dibarengi dengan interaksi offline yang cukup penting. Pada

pemasaran 4.0 mengangkat konektivitas mesin-ke-mesin dan kecerdasan buatan

Page 71: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

58

untuk meningkatkan produktivitas pemasaran dengan konektivitas manusia-ke-

manusia untuk memperkuat keterlibatan konsumen.

Pelaku usaha tentu juga perlu mulai beradaptasi dengan pemasaran 4.0

juga, tidak hanya pada pemasaran tradisional saja. Pelaku usaha perlu mencari

cara agar dapat bersaing dengan usaha pesaing serupa. Dengan bekerjasamanya

pelaku usaha dengan instansi besar seperti Grab, Gojek, Shopee, dan sebagainya

juga membangun kepercayaan kepada konsumen terhadap pelaku usaha tersebut.

Hal tersebut tentunya menambah nilai plus dari pemasaran online sendiri.

Pada masa pandemi sekarang, hampir semuanya dibatasi. Dari mulai

pembatasan sosial (physical distancing), pembatasan kuota konsumen pada store,

protokol-protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah diperketat, membuat

pelaku usaha harus mencari cara lagi untuk mempertahankan usahanya. Dengan

memanfaatkan pemasaran online, tentu pelaku usaha dapat menjangkau konsumen

tanpa harus bertatap muka dan juga menjadi alternatif untuk pelaku usaha bisa

tetap bertahan. Grab-food menjadi salah satu cara untuk pelaku usaha terutama

Foresthree Kota Baru untuk bertahan pada masa pandemi seperti sekarang ini.

Dengan terbatasnya konsumen untuk datang langsung untuk memesan produk

Foresthree, dengan adanya Grab-food menjadikan alternatif lain untuk konsumen

agar tetap bisa menikmati produk Foresthree dan begitu juga sebaliknya.

Page 72: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

59

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan di atas,

maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:

1. Dari hasil penelitian, untuk penentuan produk, Foresthree Kota Baru mampu

menggunakan produk berkualitas bagi pelanggan. Dilihat dari konsumen yang

memiliki produk andalan setiap saat melakukan pemesanan produk

Foresthree melalui Grab-food. Untuk penentuan harga, Foresthree Kota Baru

lebih menggunakan konsep market based pricing yaitu penetapan harga

berdasarkan pertimbangan seperti selera, nilai dan citra yang dirasakan,

tingkat persaingan pasar, dan siklus hidup produk. Foresthree Kota Baru yang

berlokasi di Jalan Blekok Raya No. 9, Kota Jambi dinilai cukup strategis

dikarenakan banyaknya konsumen yang datang (dine in) maupun memesan

produk melalui Grab-food. Foresthree Kota Baru melakukan strategi promosi

produk seperti rutin menawarkan promo, diskon, dan lain lain dan

menyebarkan informasi tersebut melalui sosial media dan juga pada timeline

Grab-food. Strategi ini dinilai berhasil karena mengundang banyak konsumen

untuk melakukan pemesanan produk Foresthree terutama pada aplikasi Grab-

food.

2. Foresthree Kota Baru, memadukan interaksi pemasaran dan penjualan melalui

offline dan juga online. Pada penjualan offline sendiri, Foresthree Kota Baru

Page 73: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

60

menyediakan lokasi dan tempat yang nyaman untuk disinggahi, sekaligus

menjadi tempat Foresthree untuk menyiapkan dan menyediakan produk yang

ditawarkan. Pada penjualan online, konsumen yang melakukan pemesanan

pada Grab-food melalui aplikasi Grab yang dihubungkan langsung ke

Foresthree Kota Baru melalui driver Grab sebagai perantara.

3. Penjualan online yang dilakukan Foresthree Kota Baru melalui merchant

Grab-food dinilai berhasil meningkatkan omzet dan membantu Foresthree

untuk mencapai target penjualan kurang lebih sebesar 20%. Target penjualan

yang ditetapkan Foresthree sendiri sebesar Rp. 150.000.000 perbulan dan

penjualan yang didapat dari merchant Grab-food saja bisa mencapai Rp.

12.000.000 perbulan dan disetiap bulan meningkat.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan

beberapa saran yang diharapkan bermanfaat bagi Foresthree Kota Baru. Adapun

saran dari penulis yaitu sebagai berikut:

1. Dalam pengelolaan produk meskipun Foresthree Kota Baru mampu

menggunakan produk berkualitas bagi pelanggan dengan baik, Foresthree

tetap perlu melakukan pengembangan produk lagi seperti menawarkan

produk-produk spesial perbulan atau permusim seperti produk spesial lebaran,

spesial natal, dan lain-lain.

2. Dalam promosi melalui Grab-food meskipun sudah sangat mempengaruhi

peningkatan penjualan, Foresthree tetap perlu meningkatkan kembali

Page 74: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

61

promosi-promosi seperti menampilkan lebih sering lagi tawaran promo di

timeline Grab-food dan juga melalui sosial media.

Page 75: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Abdurrahman, N. H. 2015. Manajemen Strategi Pemasaran. Bandung: Pustaka

Setia.

Assauri, Sofjan. 2018. Manajemen Pemasaran. Depok: RajaGrafindo Persada.

Ayodya, Wulan. 2020. UMKM 4.0 Strategi UMKM Memasuki Era Digital.

Jakarta: PT Gramedia.

Kotler, Philip. 2020. Marketing 4.0 Bergerak dari Tradisional ke Digital. Jakarta:

PT Gramedia.

Peter, J. Paul. 2014. Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran. Jakarta: Salemba

Empat.

Rachmat. 2014. Manajemen Strategik. Bandung: Pustaka Setia.

Rangkuti, F. 2013. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara

Perhitungan Bobot, Rating, dan OCAI. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Supratikno, Hendrawan.2003.Advanced Strategic Management; Back to Basic

Approach. Jakarta: PT. Gravindo Utama.

Skripsi :

Arodhi, Muhammad Da‟al Aula. 2018. Analisis Strategi Pemasaran dalam Upaya

Peningkatan Omzet di MH Mart Kecamatan Paciran Kabupaten

Lamongan. Skripsi. Surabaya: Program Studi Ekonomi Syari‟ah Fakultas

Ekonomi Bisnis Islam, Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya

Jailani. 2019. Strategi Pemasaran Produk Pabrik Krikil UD Gita Putri di

DesaLangsar dalam Rangka Meningkatkan Omzet Penjualan (Studi : UD

GitaPutri di Desa Langsar). Skripsi. Sumenep: Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Wiraraja

Page 76: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

Stephanie, Agnes. 2018. Strategi Produsen dalam Meningkatkan Omzet

Penjualan (Studi Produksi Roti Shabrina Bakery di Banjarmasin).

Skripsi. Semarang: Program Studi Ekonomi Syari‟ah Fakultas

Ekonomidan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Antasari

Saputra, M. Amdan. 2020. Pengaruh Penjualan Online melalui Merchant Go

Food Partner terhadap Peningkatan Omzet pada Usaha Kuliner di Jalan

Garuda Sakti Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Baru.

Skripsi.Pekanbaru: Program Studi Ekonomi Syari‟ah Fakultas Syari‟ah

danHukum,Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Viasari, Yuni. 2016. Analisis Pemasaran Online melalui Penggunaan Media

Sosial dalam Meningkatkan Omzet Penjualan (Studi Kasus pada

ButikViesna). Skripsi. Kudus: Program Studi Ekonomi Syari‟ah,

SekolahTinggi Agama Islam Negeri

Jurnal &Riset :

Amelia, Ratih. 2019. Pengaruh Aplikasi Go Food terhadap Peningkatan

Penjualan Mochitalk Plaza Medan Fair.Jurnal. Medan: Manajemen

Pemasaran Politeknik Unggul LP3M

Apriyani, Dwi Aliyyah. 2017. Pengaruh Kualitas Pelayanan Kepuasan

Konsumen (Survei pada Konsumen The Little A Coffee shop

Sidoarjo).Jurnal. Malang: fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Brawijaya

Ardyanto, D. 2015. Pengaruh kemudahan dan kepercayaan menggunakan

Ecommerce terhadap keputusan pembelian online (Survei Pada

Konsumen www. petersaysdenim. com). Jurnal Administrasi Bisnis,

22(1).

Efriyanti, Mery. 2018. Analisis Implementasi Electronic Commerce untuk

Meningkatkan Omset Penjualan Butik Mery Berbasis Web

Mobile.Jurnal. Lampung: STMIK Pringsewu

Murya, T. P., & Wulandari, A. 2016. Pengaruh Bauran Promosi Terhadap

Keputusan Pembelian Pada Kedai Kandang Bandung. Prosiding

SNaPP: Sosial, Ekonomi Dan Humaniora

Page 77: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

Ristania, N., & Justianto, J. S. 2013. Analisa Pengaruh Harga, Promosi Dan Viral

Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Pada" Online Shop" S-

Nexian Melalui Facebook. Journal of Business Strategy and Execution

Sari, Santy Permata. 2020. Strategi Meningkatkan Penjualan Di Era Digital.

Jurnal. NTT: Universiras Flores

Setyarko, Y. 2016. Analisis Persepsi Harga, Promosi, Kualitas Layanan, dan

Kemudahan Penggunaan Terhadap Keputusan Pembelian Produk

Secara Online. Jurnal. Ekonomika dan Manajemen

Wijaya, M., & Jasfar, F. 2014. Pengaruh Rancangan Situs, Harga, Kepercayaan

Dan Keamanan Terhadap Pembelian Produk Fashion Melalui Online

Shopping. Jurnal. Manajemen Dan Pemasaran Jasa

Wulandari, Siska Aprilia. 2015. Sistem Informasi Penjualan Produk Berbasis Web

Pada Chanel Distro Pringsewu. Jurnal. TAM (Technology Acceptance

Model)

Wulansari, Dya Ayu. 2015. Pengaruh Penjualan Online terhadap Omzet

Penjualan Butik Zieta Desa Sewulan Kec. Dagangan Kab. Madiun.

Jurnal. Mediun: Program Studi Pendidikan Ekonomi IKIP PGRI

Madiun

Vildayanti, Rina Ayu. 2020. Analisis Strategi Marketing Mix (4p) Dalam

Meningkatkan Volume Penjualan Pada Perusahaan Jasa Periklanan

Bigevo Di Jakarta Selatan Tahun 2019. Jurnal. Jakarta: Universitas

Budi Luhur

Online :

https://www.grab.com/id/ diakses pada 23 April 2021.

https://foresthreecoffee.com diakses pada 3 Mei 2021

Page 78: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

LAMPIRAN

DAFTAR WAWANCARA

Judul Penelitian: Analisis Penjualan Online Melalui Merchant Grab-food terhadap

Peningkatan Omzet (Studi pada Foresthree Kota Baru, Kota Jambi)

1. Sejak kapan Foresthree bekerjasama dengan mitra Grab-food?

2. Apakah dengan bekerjasama dengan merchant Grab-food membantu

Foresthree untuk mengetahui produk mana yang menjadi andalan dari

konsumen?

3. Apakah ada menu khusus yang di sediakan untuk konsumen yang

menggunakan Grab-food?

4. Hal-hal apa sajakah yang biasanya menjadi keluhan konsumen terkait

dengan pembelian melalui merchant Grab-food?

5. Bagaimana strategi Foresthree dalam menentukan harga produk yang

ada di outlet dengan yang ada di merchant Grab-food?

6. Bagaimana strategi Foresthree untuk membuat lokasi yang menarik

membuat konsumen nyaman melakukan pemesanan di Foresthree?

7. Adakah website yang dikelola Foresthree Kota Baru guna melakukan

promosi?

8. Apakah Foresthree mempunyai sosial media seperti Twitter, Facebook,

dan Instagram upaya promosi?

9. Bagaimana cara Foresthree melakukan promosi melalui sosial media

sehingga efektif untuk meningkatkan penjualan?

10. Apakah Foresthree pernah melakukan endorsement?

11. Apakah ada marketplace yang digunakan oleh Foresthree untuk

penjualan online (Tokopedia, Shopee, dll)?

12. Jika ada, apakah penggunaan marketplace tersebut efektiv dalam

peningkatan penjualan?

Page 79: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

13. Bagaimana strategi yang diterapkan pada Foresthree di dalam

merchant Grab-food untuk meningkatkan promosi? (promo, diskon,

dll)

14. Dengan adanya promo tersebut, apakah meningkatkan penjualan

secara signifikan?

15. Apakah dengan adanya promo tersebut efektif untuk membuat

konsumen kembali melakukan pembelian ke Foresthree?

16. Bagaimana cara Foresthree bersaing dengan saingan yang serupa?

17. Bagaimana strategi Foresthree terhadap karyawan agar menguasai

tentang produk-produk yang ditawarkan?

18. Apakah dengan bekerjasama dengan mitra Grab-food meningkatkan

penjualan dari Foresthree Kota Baru?

19. Apakah penjualan melalui merchant Grab-food sangat mempengaruhi

omzet penjualan?

20. Berapakah target atau sasaran penjualan (goal) yang ditentukan oleh

Foresthree (perbulan, perminggu, atau sebagainya) dan apakah dengan

bermitra dengan Grab-food sasaran penjualan tersebut tercapai?

21. Apakah dengan bekerjasama dengan mitra Grab-food membantu

Foresthree untuk mengetahui spesifikasi pelanggan?

22. Apakah adanya rating yang ada pada merchant Grab-food

mempengaruhi omzet penjualan?

Page 80: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

JAWABAN HASIL WAWANCARA

1. “Sejak kapan Foresthree bekerjasama dengan mitra Grab-food?”

Fernando Mickael S. Ringgo: sejak pertama kali Foresthree Kota Baru berdiri,

Foresthree sendiri sudah langsung terdaftar di

Grab-food karena sudah ketentuan yang diberikan

oleh pusat.

Aldi Anugrah Fikri: dari awal bekerja disini sudah terdaftar di Grab-food.

2. “Apakah dengan bekerjasama dengan merchant Grab-food membantu

Foresthree untuk mengetahui produk mana yang menjadi andalan dari

konsumen?”

Fernando Mickael S. Ringgo: sangat membantu karena tercantum jelas di data

Grab-food apa saja produk yang terjual dan

jumlahnya perbulan. Bahkan waktu pembelian juga

tercatat jelas di sana.

Aldi Anugrah Fikri: sangat membantu karena tercantum di data Grab-food produk

yang dipesan dan berapa banyaknya perbulan.

3. “Apakah ada menu khusus yang di sediakan untuk konsumen yang

menggunakan Grab-food?”

Fernando Mickael S. Ringgo: Ada, yaitu kopi kemasan literan. Bagi yang dine in

juga boleh pesan tapi jarang sekali. Kebanyakan

konsumen yang melalui Grab-food yang memesan

Page 81: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

kopi kemasan literan. Mungkin karna bisa

disimpan di kulkas dan diminum lagi lain waktu.

Aldi Anugrah Fikri: kami menawarkan kopi kemasan literan di Grab-food.

4. “Hal-hal apa sajakah yang biasanya menjadi keluhan konsumen terkait

dengan pembelian melalui merchant Grab-food?”

Fernando Mickael S. Ringgo: keluhan terkait pembelian melalui merchant Grab

food biasanya hanya di pengiriman barangnya.

Untuk keadaan produk saat sudah ditangan

konsumen tidak pernah, kita selalu membuat

kemasan yang aman. Keluhan tentang produk juga

hanya sekali saat di outlet. Konsumen tersebut

tidak biasa dengan rasa rum dan komplain ke kita

dan langsung kami ganti dengan yang baru.

Aldi Anugrah Fikri: keluhan tentang produk pada pembelian Grab-food tidak ada,

hanya kadang tentang pengiriman dari Drivernya saja. Dan

kalau keluhan yang ada di outlet hanya sekali dan kami

langsung segera memperbaikinya.

5. “Bagaimana strategi Foresthree dalam menentukan harga produk yang ada

di outlet dengan yang ada di merchant Grab-food?”

Fernando Mickael S. Ringgo: Grab-food mematokkan fee perproduk sebesar 30%.

Strategi yang kami terapkan kami menaikkan 30%

harga produk-produk signature dari kami dan tetap

Page 82: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

dengan harga yang sama untuk produk basic

seperti produk kopi susu. Karena misalnya kopi

susu sendiri modalnya tidak terlalu besar jadi jika

dipotong 30% juga tidak mengakibatkan kerugian.

Aldi Anugrah Fikri: untuk harga di Grab-food ada produk yang harganya

dinaikkan ada yang tidak. Tergantung perhitungan laba nya

seperti produk kopi susu yang jika dipotong 30% untuk fee

Grab-food tidak mengalami kerugian.

6. “Bagaimana strategi Foresthree untuk membuat lokasi yang menarik

membuat konsumen nyaman melakukan pemesanan di Foresthree?”

Fernando Mickael S. Ringgo: kalau untuk lokasi kita selalu mau buat nyaman

konsumen. Dan lebih fokus ke outdoor nya apalagi

masa pandemi seperti ini konsumen lebih nyaman

kalau nongkrong di outdoor. Untuk konsep atau

bagaimananya sih basic saja tapi memang ada

ketentuan penggunaan warna dari Foresthree pusat

supaya senada.

Aldi Anugrah Fikri: kalau untuk tatanan lokasi owner langsung yang

mengurusnya.

7. “Adakah website yang dikelola Foresthree Kota Baru guna melakukan

promosi?”

Fernando Mickael S. Ringgo: untuk website dari Foresthree Kota Baru sendiri

Page 83: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

tidak ada, website Foresthree langsung dikelola

oleh pusat dengan alamat web

foresthreecoffee.com

Aldi Anugrah Fikri: website tidak ada yang kami kelola, hanya sosial media saja

guna untuk promosi

8. “Apakah Foresthree mempunyai sosial media seperti Twitter, Facebook,

dan Instagram upaya promosi?”

Fernando Mickael S. Ringgo: hanya ada Instagram yang aktif kami gunakan

namanya @foresthreecoffee.kotajambi. Kalau

check instagram kita ada repost dari TikTok kita

tapi itu tidak aktif kami gunakan.

Aldi Anugrah Fikri: untuk promosi dan membagikan informasi di sosial media

kami menggunakan instagram

9. “Bagaimana cara Foresthree melakukan promosi melalui sosial media

sehingga efektif untuk meningkatkan penjualan?”

Fernando Mickael S. Ringgo: biasanya kami memanfaatkan sosial media untuk

interaksi kepada konsumen. Seperti konsumen-

konsumen yang meng-upload produk Foresthree

IG Story kemudian tag ke instagram kita, nanti kita

repost di IG Story kita. Untuk promosi sendiri dari

menyebarkan informasi mengenai produk dan

promo-promo yang kami tawarkan.

Aldi Anugrah Fikri: sosial media kami gunakan menjadi sarana untuk

Page 84: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

mempublikasikan promo-promo yang ditawarkan oleh

Foresthree Kota Baru. Dan juga promo-promo tersebut

seringkali kami bagikan melalui Line.”

10. “Apakah Foresthree pernah melakukan endorsement?”

Fernando Mickael S. Ringgo: pernah tapi bukan yang berbayar gitu, sih. Kami

hanya kirimkan produk lalu di review dan di

upload ke sosial media mereka. Melalui kenalan

influencer-influencer Kota Jambi.

Aldi Anugrah Fikri: pernah kami meng-endorse influencer-influencer

Kota Jambi saja sih.”

11. “Apakah ada marketplace yang digunakan oleh Foresthree untuk penjualan

online (Tokopedia, Shopee, dll)?”

Fernando Mickael S. Ringgo: Foresthree sudah terdaftar di Shopee. Kalau di

search di Shopee „Foresthree Kota Baru‟ nanti

muncul langsung. Tapi di Kota Jambi sendiri

belum ada driver untuk Shopee-food, tapi tidak

tahu kalau nanti, ya. Untuk sekarang kami

menggunakan metode pembayaran dari Shopee-

pay saja dan lumayan banyak konsumen yang

menggunakan metode pembayaran ini karena

cashback yang ditawarkan Shopee juga lumayan

besar maksimalnya 30%.

Aldi Anugrah Fikri: kita sudah bekerja sama dengan Shopee untuk metode

Page 85: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

pembayaran. Tapi untuk pengiriman keluar kota kita belum

bisa.”

12. “Jika ada, apakah penggunaan marketplace tersebut efektiv dalam

peningkatan penjualan?”

Fernando Mickael S. Ringgo: lumayan efektif karna mempermudah konsumen

untuk melakukan pembayaran dan tergantung dari

promo yang mereka tawarkan seperti cashback

yang besar tersebut.

Aldi Anugrah Fikri: kalau yang dari Shopee-food itu belum ada, karena di Kota

Jambi juga belum ada Driver nya.”

13. “Bagaimana strategi yang diterapkan pada Foresthree di dalam merchant

Grab-food untuk meningkatkan promosi? (promo, diskon, dll)”

Fernando Mickael S. Ringgo: kalau promo, diskon, itu biasanya ada kebijakan

dari Foresthree pusat. Jadi ada beberapa promo

yang harus diterapkan dan ada juga yang

tergantung Foresthree franchaise mau ambil

promo tersebut atau tidak tergantung kebijakan

kita. Kalau promo yang kami tawarkan sendiri

biasanya dapat sponsor nih contohnya

Sampoerna, nanti alokasi dana yang didapat kami

manfaatkan untuk membuat promo. Dan

pengaplikasian promo tersebut biasanya

ditawarkan di outlet dan di e-commerce seperti

Page 86: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

Grab-food juga. Sudah ada promosi yang kami

berikan, ditambah lagi Grab-food sendiri sering

menawarkan promo potongan harga ongkos kirim

juga.

Aldi Anugrah Fikri: untuk promo rutin kami lakukan. Seperti di tiap bulan kami

selalu menawarkan promo diskon tiap minimal pembelian

50.000 ada diskon sampai 50% tergantung penawaran

voucher promo dari Foresthree pusat.

14. “Dengan adanya promo tersebut, apakah meningkatkan penjualan secara

signifikan?”

Fernando Mickael S. Ringgo: secara otomatis iya apalagi melalui Grab-food.

Misalnya ada bulan-bulan promo seperti 7.7 dan

lain lain keuntungan dari Grab-food sehari saja

bisa sampai Rp. 500.000. Paling tinggi nya

sebulan bisa mencapai Rp. 12.000.000 hanya dari

Grab-food saja dan tiap bulannya meningkat.

Apalagi ditambah lagi ada pembatasan sosial atau

physical distancing yang diperketat mau tidak

mau kita memanfaatkan yang ada di online dan

peningkatannya juga 2x lipat terus.

15. “Apakah dengan adanya promo tersebut efektif untuk membuat konsumen

kembali melakukan pembelian ke Foresthree?”

Page 87: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

Fernando Mickael S. Ringgo: kalau dilihat melalui data yang ada di Grab,

memang tidak terlalu banyak dan kebanyakan

itu pengguna baru. Tapi setiap bulan pasti

meningkat terus pengguna-pengguna Grab-food

yang melakukan pemesanan ulang.” Aldi

Anugrah Fikri menjawab “dari data Grab selalu

ada yang melakukan pemesanan ulang. Tapi

lebih banyak yang memesan dengan produk

yang sama.”

16. “Bagaimana cara Foresthree bersaing dengan saingan yang serupa?”

Fernando Mickael S. Ringgo: Foresthree selalu mengedepankan kulitas dan

kenyamanan konsumen. Produk yang kita

tawarkan sudah sesuai dengan SOP yang sudah

ditentukan Foresthree pusat. Rasa dan kualitas

pasti sangat kita jaga.

Aldi Anugrah Fikri: kami selalu menjaga kualitas dan kenyamanan konsumen.

Bagi kami kualitas dan kenyamanan adalah yang paling

penting.”

17. “Bagaimana strategi Foresthree terhadap karyawan agar menguasai

tentang produk-produk yang ditawarkan?”

Fernando Mickael S. Ringgo: saat awal karyawan masuk langsung diberikan

training untuk pengenalan dan pemahaman

produk selama 2 minggu.

Page 88: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

Aldi Anugrah Fikri: awal masuk kerja kami melakukan training selama 2 minggu

praktek dan 1 hari pemahaman materi.”

18. “Apakah dengan bekerjasama dengan mitra Grab-food meningkatkan

penjualan dari Foresthree Kota Baru?”

Fernando Mickael S. Ringgo: penjualan melalui Grab-food sangat meningkatkan

penjualan. Apalagi seperti yang saya katakana tadi

pada saat pemberlakuan physical distancing seperti

ini mau tidak mau konsumen yang ingin dine in di

batasi kapasitasnya dan beralih melalui online.

Konsumen tidak perlu keluar rumah dan

berkerumun tapi sudah bisa menikmati produk dari

Foresthree.

Aldi Anugrah Fikri: di masa pandemi seperti sekarang penjualan pada Grab-food

sangat membantu meningkatkan penjualan dari Foresthree

dan tiap bulan penjualan melalu Grab-food selalu meningkat.

19. “Apakah penjualan melalui merchant Grab-food sangat mempengaruhi

omzet penjualan?”

Fernando Mickael S. Ringgo: sangat mempengaruhi dan sangat membantu kita

untuk mencapai target penjualan. Tidak terlalu

berlebih memang tapi penjualan dari Grab-food

sendiri mempengaruhi omzet penjualan ke target

penjualan sebesar kurang lebih 20%.

Page 89: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

Aldi Anugrah Fikri: sangat berpengaruh. Karena penjualan kita tidak hanya

melalui dine in saja tapi juga take away/online. Ditambah

lagi konsumen lebih banyak melakukan pemesanan online

melalui Grab-food dibandingkan merchant yang lainnya.

20. Berapakah target atau sasaran penjualan (goal) yang ditentukan oleh

Foresthree (perbulan, perminggu, atau sebagainya) dan apakah dengan bermitra

dengan Grab-food sasaran penjualan tersebut tercapai?”

Fernando Mickael S. Ringgo: target penjualan kita tentukan perbulan sebesar Rp.

150.000.000 dan penjualan melalui Grab-food

membantu kita untuk mencapai target penjualan

kurang lebih 20% nya.

Aldi Anugrah Fikri: target penjualan yang kami tentukan sebesar Rp. 150.000.000

perbulan dan penjualan melalui Grab-food membantu kami

untuk mencapai target penjualan.”

21. “Apakah dengan bekerjasama dengan mitra Grab-food membantu

Foresthree untuk mengetahui spesifikasi pelanggan?”

Fernando Mickael S. Ringgo: dilihat dari data Grab-food untuk spesifikasi

pelanggan seperti usia, jenis kelamin itu tidak.

Kami melakukan analisa sendiri dari konsumen

yang dine in. Kalau siang sampai ke sore

biasanya orang kerja dan mahasiswa, pada bawa

laptop mengerjakan tugas masing-masing.

Kalau sore ke malam kebanyakan anak SMA

Page 90: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

dan anak kuliah juga yang datang untuk

nongkrong gitu sih.

Aldi Anugrah Fikri : spesifikasi pelanggan seperti umur dan jenis

kelamin itu tidak ada tapi kami analisa sendiri

dari konsumen yang datang ke Foresthree.”

22. “Apakah adanya rating yang ada pada merchant Grab-food mempengaruhi

omzet penjualan?”

Fernando Mickael S. Ringgo: untuk rating tidak mempengaruhi omzet penjualan,

dan juga rating Foresthree di Grab-food juga

terbilang tinggi.

Aldi Anugrah Fikri : rating tidak mempengaruhi omzet penjualan.

Page 91: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

KUESIONER PENELITIAN

“Analisis Penjualan Online melalui Merchant Grab-food terhadap Peningkatan

Omzet (Studi pada Foresthree Kota Baru, Kota Jambi)”

Penelitian ini diajukan untuk kepentingan penelitian bukan untuk kepentingan

lainnya. Oleh sebab itu, penelitian ini menjamin kerahasiaan responden.

Terimakasih atas kesediaan Bapak / Ibu / saudara / (i) untuk mengisi kuesioner

ini.

Petunjuk pengisian : Bacalah seksama setiap pertanyaan yang disediakan,

kemudia isi dan pilihlah setiap pertanyaan yag tersedia dalam kuesioner ini

dengan memilih jawaban pada pilihan.

Nomor kuesioner :

Identitas Responden :

1. Nama :

2. Alamat email :

3. Jenis Kelamin : a. Laki-laki

b. Perempuan

4. Umur : a. 17-18 tahun

b. 19-22 tahun

c. 23-26 tahun

d. 27-30 tahun

e. >30 tahun

5. Pendidikan terakhir : a. SD

b. SMP

c. SMA

d. Diploma

Page 92: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

e. S1

f. S2/S3

6. Pekerjaan saat ini : a. Mahasiswa/Pelajar

b. Pegawai Negeri

c. Pegawai Swasta

d. Wiraswasta

e. Lainnya :

7. Pendapatan / uang saku (per bulan) :

a. < Rp. 500.000

b. Rp. 500.001 – Rp. 1.000.000

b. Rp. 1.000.001 – Rp. 1.500.000

c. Rp. 1.500.001 – Rp. 2.000.000

d. > Rp. 2.000.001

8. Berapa kali Anda menggunakan Grab-food untuk pemesanan produk

Foresthree Kota Baru, Kota Jambi? :

a. 1 kali

b. 2-3 kali

c. 4-5 kali

d. 6-7 kali

e. >8 kali

9. Mana yang lebih anda sukai dalam pemesanan produk Foresthree?

a. melalui Grab-food

b. melalui aplikasi online selain Grab-food (Gojek, Maxim, dll)

c. membeli produk langsung ke store

d. Lainnya: ….

10. Saya mengetahui lebih banyak mengenai produk Foresthree melalui website

Foresthree

a. Ya

Page 93: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

b. Tidak

11. Sosial media Foresthree apa saja yang anda tau?

a. website

b. instagram

c. lainnya: ….

12. Darimana anda mengetahui tentang Foresthree?

a. Melalui mulut-ke-mulut

b. Melalui sosial media

c. Melalui timeline Grab-food

d. Melalui endorsement artis/selebgram

e. Lainnya: ……

13. Berapa banyak promo yang anda dapatkan saat melakukan pemesanan produk

Foresthree melalui Grab-food?

a. Pada setiap pemesanan

b. Pada hari/waktu tertentu

c. Pada nominal tertentu

d. Pada produk tertentu

e. Pada jenis pembayaran tertentu

14. Darimana anda biasanya mengetahui tentang promo yang ditawarkan Grab-

food terhadap produk Foresthree?

a. Melalui teman/keluarga

b. Melalui timeline Grab-food

c. Melalui sosial media

d. Melalui iklan/endorsement

e. Lainnya: ….

15. Bagaimana menurut anda tampilan produk asli Foresthree dibandingkan yang

ada pada tampilan foto produk di aplikasi Grab-food?

a. Tampilan asli produk sama dengan foto produk yang ada di aplikasi

Grab-food

b. Tampilan asli produk tidak semenarik yang ada pada tampilan foto

produk aplikasi Grab-food

c. Tampilan asli produk lebih menarik dibandingkan yang ada pada

tampilan foto produk aplikasi Grab-food

Page 94: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

16. Tampilan foto produk pada aplikasi Grab sesuai dengan aslinya

a. Ya

b. Tidak

17. Saya selalu puas dengan layanan pengiriman barang dari Grab-food

a. Ya

b. Tidak

18. Harga yang ditawarkan Foresthree pada Grab-food terjangkau

a. Ya

b. Tidak

19. Apa alasan anda melakukan pemesanan produk Foresthree melalui Grab-

food?

a. Tidak perlu repot keluar rumah

b. Banyak promo yang ditawarkan

c. Ada produk khusus yang tidak ditawarkan di outlet

d. Lainnya: ….

20. Berapa kali anda pernah melakukan pemesanan ulang (re-order) produk

Foresthree melalui Grab-food?

a. Tidak pernah

b. 1 kali

c. 2-3 kali

d. 4-5 kali

e. >6 kali

21. Apa sikap yang anda lakukan jika merasa puas dengan produk Foresthree

melalui Grab-food?

a. Mengabadikannya di sosial media

b. Merekomendasikan teman/keluarga/orang terdekat produk Foresthree

c. Memberikan rating tinggi pada produk Foresthree di Grab-food

22. Saya cenderung memesan produk Foresthree yang :

a. Produk yang sudah pernah dibeli sebelumnya

b. Produk yang belum pernah dibeli sebelumnya

Page 95: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

23. Foresthree dengan sigap menanggapi keluhan yang diberikan konsumen.

a. Ya

b. Tidak

24. Apa alasan anda untuk memilih produk Foresthree dibandingkan coffee shop

yang lain?

a. Tempat yang nyaman

b. Harga yang terjangkau

c. Fasilitas yang memadai

d. Rasa produk yang ditawarkan enak

e. Ada produk yang tidak dapat saya dapatkan di tempat lain

25. Pada kegiatan apa biasanya anda memutuskan untuk memesan produk

Foresthree melalui Grab-food?

a. Saat nongkrong bersama teman

b. Sambil mengerjakan tugas/belajar

c. Sebelum melakukan aktivitas

26. Produk Foresthree apa yang biasanya anda pesan melalui Grab-food?

a. Kopi

b. Non-kopi

c. Minuman kemasan literan

d. Toast (makanan)

e. Lainnya: ….

27. Berapa banyak yang anda habiskan (dalam sebulan) untuk memesan produk

Foresthree melalui Grab-food?

a. <Rp. 50.000

b. Rp. 50.001 – Rp. 100.000

c. Rp. 100.001 – Rp. 150.000

d. >Rp. 150.001

Page 96: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

Lampiran jawaban kuesioner

Berapa kali Anda menggunakan Grab-food untuk

pemesanan produk Foresthree Kota Baru, Kota

Jambi?

1 kali 21,9%

2-3 kali 62,5%

4-5 kali 12,5%

6-7 kali 3,1%

>8 kali 0%

Berapa banyak yang Anda habiskan (dalam

sebulan) untuk memesan produk Foresthree

melalui Grab-food?

<Rp.50.000 34,4%

Rp.50.001-Rp.100.000 53,1%

Rp.100.001-Rp.150.000 12,5%

Rp.150.001 0%

Mana yang lebih Anda sukai dalam pemesanan

produk Foresthree?

Melalui Grab-food 43,8%

Melalui aplikasi online

selain Grab-Food (Gojek,

Maxim, dll)

6,2%

Membeli langsung ke store 50%

Sosial media Foresthree apa saja yang Anda tau?

Website 0%

Instagram 96,9%

Page 97: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

Lainnya 3,1%

Darimana Anda mengetahui tentang Foresthree?

Melalui mulut-ke-mulut 50%

Melalui sosial media 28,1%

Melalui timeline Grab-

food

12,5%

Melalui endorsement artis

/ selebgram

9,4%

Berapa banyak promo yang Anda dapatkan saat

melakukan pemesanan produk Foresthree melalui

Grab-food

Pada setiap pemesanan 18,8%

Pada hari/waktu tertentu 46,9%

Pada nominal tertentu 18,8%

Pada produk tertentu 9,4%

Pada jenis pembayaran

tertentu

6,3%

Darimana Anda biasanya mengetahui tentang

promo yang ditawarkan Grab-food terhadap

produk Foresthree?

Melalui teman/keluarga 28,1%

Melalui timeline Grab-

food

50%

Melalui sosial media 21,9%

Melalui iklan/endorsement 0%

Page 98: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

Bagaimana menurut Anda tampilan produk asli

Foresthree dibandingkan yang ada pada tampilan

foto produk di aplikasi Grab-food?

Tampilan asli produk sama

dengan foto produk yang

ada di aplikasi Grab-food

81,3%

Tampilan asli produk tidak

semenarik yang ada pada

tampilan foto produk

aplikasi Grab-food

12,5%

Tampilan asli produk lebih

menarik dibandingkan

yang ada pada tampilan

foto produk aplikasi Grab-

food

6,2%

Tampilan foto produk pada aplikasi Grab sesuai

dengan aslinya

Ya 93,8%

Tidak 6,2%

Anda selalu puas dengan layanan pengiriman

barang dari Grab-food

Ya 100%

Tidak 0%

Harga yang ditawarkan Foresthree pada Grab-

food terjangkau

Ya 90,6%

Tidak 9,4%

Apa alasan Anda melakukan pemesanan produk

Foresthree melalui Grab-food?

Tidak perlu repot keluar

rumah

75%

Banyak promo yang

ditawarkan

21,9%

Ada produk khusus yang

tidak ditawarkan di outlet

3,1%

Berapa kali Anda pernah melakukan pemesanan

Page 99: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

ulang (re-order) produk Foresthree melalui Grab-

food?

Tidak pernah 31,3%

1 kali 21,9%

2-3 kali 40,6%

4-5 kali 6,2%

>6 kali 0%

Apa sikap yang Anda lakukan jika merasa puas

dengan produk Foresthree melalui Grab-food?

Mengabadikannya di

sosial media

3,1%

Merekomendasikan teman

/ keluarga / orang terdekat

34,4%

Memberikan rating pada

produk Foresthree di

Grab-Food

62,5%

Anda cenderung memesan produk Foresthree

yang:

Produk yang sudah pernah

dibeli sebelumnya

78,1%

Produk yang belum pernah

dibeli sebelumnya

21,9%

Foresthree dengan sigap menanggapi keluhan

yang diberikan konsumen.

Ya 100%

Tidak 0%

Apa alasan Anda untuk memilih produk

Foresthree dibandingkan coffee shop yang lain?

Tempat yang nyaman 31,3%

Harga yang terjangkau 28,1%

Fasilitas yang memadai 3,1%

Rasa produk yang

ditawarkan enak

31,3%

Page 100: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

Ada produk yang tidak

dapat saya dapatkan di

tempat lain

6,2%

Pada kegiatan apa biasanya Anda memutuskan

untuk memesan produk Foresthree melalui Grab-

food?

Saat nongkrong bersama

teman

46,9%

Sambil mengerjakan tugas

/ belajar

40,6%

Sebelum melakukan

aktivitas

9,4%

Lainnya 3,1%

Produk Foresthree apa yang biasanya Anda pesan

melalui Grab-food?

Kopi 56,3%

Non-kopi 34,4%

Minuman kemasan literan 3,1%

Toast (makanan) 6,2%

Page 101: ANALISIS PENJUALAN ONLINE MELALUI MERCHANT GRAB …

DOKUMENTASI

(Informan Kunci: Fernando Mickael S. Ringgo)

(Informan Utama: Aldi Anugrah Fikri)