Analisis Peningkatan Kualitas Pelayanan Rusunawa
-
Upload
hadyamrullah-sudahengineer -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of Analisis Peningkatan Kualitas Pelayanan Rusunawa
-
7/21/2019 Analisis Peningkatan Kualitas Pelayanan Rusunawa
1/11
ANALISIS PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN
RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GRAHA UTAMA
A. YANI SURABAYA
Akhmad Hady Amrullah1, I Putu Artama Wiguna2dan Retno Indryani3
1Mahasiswa Program Pascasarjana Magister Manajemen Aset Infrastruktur Jurusan Teknik Sipil, FTSP,Institut Teknologi Sepuluh Nopember, email: [email protected]
2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya. Telp:0315939925, email: [email protected]
3Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya. Telp:
0315939925, email: [email protected]
ABSTRAK
Rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Graha Utama A. Yani Surabaya merupakan rusunawa yang
dikelola oleh pihak swasta. Implementasi pengelolaan dan pelayanan sewa menyewa hunian asetpemerintah oleh pihak swasta harus berjalan dengan profesional. Adapun tujuan peneliti dalam melakukan
penelitian adalah untuk menentukan prioritas untuk mengatasi atribut kualitas pelayanan yangmendominasi masalah dengan mengacu pada konsep Six Sigma, melalui tahapanDefine, Measure, AnalyzedanImprove(DMAI)
Dalam pelaksanaan penelitian, pada tahap Define ditentukan atribut karakteristik kualitas pelayanan.Terdapat 27 atribut yang dikategorikan ke dalam 5 dimensi yaitu Tangible(6 atribut),Reliability(4 atribut),
Responsiveness(5 atribut), Assurance(7 atribut) danEmpathy(5 atribut). Hasil analisis tahap Measuremenunjukkan bahwa seluruh atribut tidak memenuhi kepuasan penghuni. Sseluruh gappersepsi-harapantiap atribut bernilai negatif. TahapAnalyzemenghasilkan urutan prioritas penanganan atribut kualitas yang
bermasalah. Pada tahap Improve diusulkan fokus penanganan masalah yaitu pada atribut yang palingmendominasi masalah. Terdapat 5 atribut yang mendominasi masalah antara lain atribut Tangible2, atribut
Assurance4, 6 dan 7, serta atributResponsiveness2.
Kata kunci: kualitas pelayanan, rusunawa, Six Sigma, Servqual, Graha Utama A. Yani
1. PENDAHULUANSeiring berjalannya waktu, penyelenggaraan rusunawa tidak hanya terfokus untukmengatasi pemukiman kumuh saja dan kalangan masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR) saja, kebutuhan masyarakat akan hunian dengan harga terjangkau meningkat. Hal
ini dikarenakan Surabaya adalah kota metropolitan dengan kondisi kepadatan penduduk
yang semakin meningkat tiap tahunnya, sedangkan harga hunian permanen semakin jauh
dari kemampuan masyarakat untuk memilikinya. Oleh karena itu Pemerintah Provinsi
Jawa Timur juga menyediakan rusunawa komersial yang peruntukannya tidak hanyauntuk MBR tetapi masyarakat umum juga dapat menghuninya.
Rusunawa komersial yang ada di Surabaya dikelola oleh pihak swasta dan dalam
pengelolaannya tidak lagi disubsidi oleh pemerintah. Penentuan tarif hunian tidak lagi
ditentukan oleh pemerintah meskipun harus tetap memperhatikan kebijakan peraturan
perundangan yang berlaku. Pengelola dapat menetapkan tarif sendiri secara profesional
dan bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Dalam hal pengelolaan dan sewa menyewa
hunian, penghuni rusunawa tidak boleh ada yang merasa dirugikan. Dengan demikian
-
7/21/2019 Analisis Peningkatan Kualitas Pelayanan Rusunawa
2/11
Jangan menulis apapun pada header
Please leave the footers empty
pihak pengelola berkewajiban untuk seoptimal mungkin memberikan pelayanan dan
fasilitas yang sempurna kepada penghuni sesuai dengan tarif yang dibayarkan. Upayapeningkatan kualitas pelayanan yang berkesinambungan juga harus selalu dilakukan.
Pelayanan yang buruk akan berdampak negatif pada kepercayaan masyarakat untuk
memutuskan tetap tinggal di rusunawa. Rusunawa komersial yang ada di Surabaya saatini adalah rusunawa yang terletak di Kelurahan Siwalankerto yang saat ini dikenal sebagai
Apartemen Sederhana (Aparna) Graha Utama A. Yani Surabaya.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang berkesinambungan pengelola rusunawa
memerlukan strategi yang terstruktur agar memudahkan dalam pengaplikasiannya.
Penghuni sebagai pihak pertama pengguna jasa dapat dijadikan umpan balik dalam
merancang strategi peningkatan kualitas pelayanan. Oleh karena itu, penulis tertarikuntuk menganalisis peningkatan kualitas pelayanan aparna Grha A. Yani Surabaya
dengan memakai prinsip dari konsep Six Sigma. Konsep Six Sigma adalah metode yangdapat digunakan untuk membantu perusahaan dalam meningkatkan kualitas barang / jasa
dengan cara mereduksi kegagalan produksi / defect (cacat pada barang) ataunonconfermance (ketidakcocokan pada jasa) hingga pada level Sigma tertentu atau yang
diharapkan. Untuk memudahkan dalam implementasi konsep Six Sigma dilaksanakan
dengan 4 langkah yang biasa disebut DMAI (Define, Measure, Analyze, Improve).
Pengukuran terhadap ketidakcocokan dari proses pelayanan akan dilakukan dengan
mengembangkan opini penghuni mengenai persepsi kualitas pelayanan yang ada terhadap
kualitas pelayanan yang diharapkan. Dari analisis tersebut diharapkan menghasilkansolusi yang terstruktur dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan selanjutnya.
2. DASAR TEORI
2.1 Pola pengelolaan rumah susunPengelolaan rumah susun tergantung dari pola investasi yang diterapkan. Uraian secara
singkat dari model pengelolaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
(1) Pola Unit Pelaksana Teknis (UPT), Investasi yang dilakukan oleh pemerintah
melalui APBD/APBN yang tidak mengharapkan pengembalian investasi, tanah
bangunan serta fasilitas diatasnya dikelola oleh UPT. Dasar hukum pembentukan
(2) Pola (Penyertaan Modal Negara/Pemerintah (PMN), Jenis investasi ini biasanya
dilakukan bersama dengan BUMN/BUMD. Penyertaan modal pemerintah/negara
yang diharapkan pulih biaya untuk digulirkan ke lokasi lain tanpa
memperhitungkan tingkat keuntungan dari nilai investasi tersebut. Penyertaanmodal pemerintah kepada BUMN/BUMD sehingga BUMN/BUMD memiliki
wewenang dapat mengelola aset tanah dan bangunan tersebut.(3)
Pola Kemitraan, investasi dilakukan oleh usaha bersama dalam bentuk kerja sama
pembiayaan dan pengelolaan rusunawa antara perorangan atau kelompok
masyarakat berbadan hukum (koperasi, yayasan, asosiasi profesi, dll
2.2 Kualitas pelayanan rumah susun
Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan.
Hal ini berarti Citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan persepsi pihak penyedia
jasa. Namun berdasarkan persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa merupakan penilaian
menyeluruh atas keunggulan suatu jasa.
Keterbatasan kemampuan pelayanan rumah susun berbasis sewa dalam memenuhi
kebutuhan penghuninya akan mempengaruhi kondisi kepuasan tinggal penghuninya,
-
7/21/2019 Analisis Peningkatan Kualitas Pelayanan Rusunawa
3/11
Jangan menulis apapun pada header
Jangan menulis apapun pada footer
sehingga penghuni harus melakukan adaptasi terhadap lingkungannya. Hasil adaptasi dari
perilaku penghuni tersebut akan membawa dampak terhadap kenyamanan lingkungantinggal unit hunian baik dampak yang baik maupun dampak yang buruk.
Menurut Kotler dalam Supranto (1997), agar suatu produk dapat memberikan kepuasanpelanggan dan mempertahankannya, maka pihak perusahaan harus mengetahui dan
memahami perilaku konsumennya. Sebab, dengan dipahaminya perilaku konsumen,
perusahaan dapat memberikan kepuasan secara lebih baik kepada konsumennya. Menurut
Zeithaml dalam Husain (2002), lima dimensi dalam menentukan kualitas jasa yaitu
reliability(kehandalan), responsiveness(daya tanggap), assurances(jaminan), empathy
(Empati) dan tangibles (produk-produk fisik). Dalam menentukan kualitas pelayanan
rusunawa dapat digunakan kelima dimensi di atas untuk mengkategorikan atribut-atributpelayanannya.
Pelaksanaan pengukuran kelima dimensi tersebut bergantung pada atribut-atribut yang
ada di dalam dimensi. Penilaian tiap atribut pelayanan diukur dari voice of customerdaripara penghuni dengan menilainya dari sisi harapan dan persepsi mereka.
2.3 Six Sigma
Six sigma merupakan suatu filosofi pada intinya bekerja dengan lebih cerdas (smart)
bukan lebih keras dengan membuat seminimum mungkin kesalahan yang mungkin
muncul untuk memenuhi permintaan konsumen. Strategi bisnis Six sigma yang bertujuanuntuk memberikan kepuasan yang tinggi kepada konsumen dengan meningkatkan
kualitas produk dan menghasilkan produk Adapun beberapa definisi Six Sigma menurutbeberapa pakar, yaitu:
(1) Menurut Manggala, (2005), Six Sigma merupakan sebuah metodelogi terstruktur
untuk memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses
(process variances) sekaligus mengurangi cacat (produk atau jasa yang diluar
spesifikasi) dengan menggunakan statistik dan problem solving tools
secaraintensif.
(2) Menurut Gaspersz, (2002) Six Sigma adalah suatu visi peningkatan kualitas
menuju target 3,4 kegagalan persejuta kesempatan (DPMO) untuk setiap transaksi
produk (barang dan atau jasa). Semakin tinggi target sigma yang dicapai, kinerja
sistem industri akan semakin baik. Six Sigma juga dapat dipandang sebagaipengendalian proses industri yang berfokus pada pelanggan melalui penekanan
pada kemampuan proses (process capability) (Gaspersz, 2002).
2.4 Analisis ServqualMenurut Kotler (2003) kepuasan merupakan perasaan senang ataupun kecewa seseorang
yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk
dan harapan-harapannya. Apabila kinerja lebih kecil dari harapan konsumen akan
merasakan tidak puas. Apabila kinerja sama dengan harapan konsumen akan merasakan
puas, demikianlah kualitas kinerja produk maupun jasa.
Dalam konteks pengukuran variabel kualitas pelayanan, Berry, dik. (1988)
mengidentifikasikan lima dimensi ukuran kualitas layanan yaitu reliability(keandalan),
responsiveness (ketanggapan/daya tanggap), assurance (jaminan), tangibles (bukti
-
7/21/2019 Analisis Peningkatan Kualitas Pelayanan Rusunawa
4/11
Jangan menulis apapun pada header
Please leave the footers empty
langsung), dan empathy(empati). Pengukuran semacam ini dikenal sebagai modelservice
quality(Servqual).
PELAYANAN YANG DIHARAPKAN
PELAYANAN YANG DITERIMA
GAP
Gambar 1. Gap Analisis
DariGambar 1dapat disimpulkan rumus penghitungan gap sebagai berikut
= ( ) ( )......................................... (1)
Untuk penentuan prioritas penanganan atribut maka nilai gap masing-masing atributnantinya dikalikan dengan bobotnya.
2.5 Analisis kuadran harapan-persepsi
Pelaksanaan analisis kuadran dimulai dengan mencari nilai rata-rata masing-masingjawaban atribut baik mengenai persepsi maupun harapan. Setelah diketahui rata-rata dari
masing-masing atribut kemudian menggambarkannya pada sebuah diagram dengan nilai
atribut harapan pada sumbu Y dan atribut persepsi pada sumbu X
Gambar 2.Analisis kuadran
Garis vertikal dan horizontal di tengah kuadran menunjukkan nilai tengah (median) dari
keseluruhan nilai atribut. Berikut penjelasan tentang posisi atribut pada setiap kuadran:
(1)
Kuadran A diisi oleh atribut dengan nilai harapan tinggi tetapi nilai persepsinyarendah. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok atribut pada jendela A merupakan
atribut prioritas utama.
(2)Kuadran B diisi oleh atribut dengan nila harapan tinggi dan persepsi yang tinggi
pula. Atribut pada kelompok ini merupakan atribut yang perlu dipertahankan
kualitasnya.
(3)Kuadran C diisi oleh atribut dengan nilai harapan rendah dan nilai persepsinyajuga rendah. Atribut pada kelompok ini merupakan atribut prioritas rendah.
(4)
Kuadran D diisi oleh atribut dengan nilai harapan rendah namun nilai persepsinya
tinggi. Atribut pada kelompok ini merupakan atribut yang kualitas pelayanannya
berlebihan
-
7/21/2019 Analisis Peningkatan Kualitas Pelayanan Rusunawa
5/11
Jangan menulis apapun pada header
Jangan menulis apapun pada footer
3. METODE PENELITIANMetode penelitian mengacu pada tahapan pelaksanaan metode Six Sigma yaitu DMAIC.
Namun pada penelitian ini tahap control (C) tidak dilakukan karna terkendala waktu,
dimana proses controlmemerlukan waktu yang lama. Tahapan pelaksanaan penelitian
dapat dilihat pada gambar
1 Define (D)
2 Measure (M)
3 Analyze (A)
4 Improve (I)
Menentukan atribut kualitas pelayanan
Menentukan variabel dan indikator sebagai atribut dari
kualitas pelayanan
Menentukan metode pengukuran kualitas pelayanan
Menentukan cara pengukuran variabel, dan cara
memperoleh data
Perancangan kuesioner sebagai alat untuk memperoleh
data primer.
Menguji kelayakan kuesioner
Melaksanakan pengambilan data voice of customers
Menganalisis data dengan metode Servqual, mencari gap
antara implementasi persepsi dan harapan penghuni
untuk setiap atribut pelayanan. Mengidentifikasi atribut pelayanan yang tidak sesuai
dengan harapan
Menganalisis data dengan diagram kuadran persepsi
harapan
Menganalisis urutan prioritas atribut bermasalah
Mengelompokkan atribut kedalam kategori dua kategori
yaitu kelompok Prioritas Utama dan Prior itas Rendah
Menentukan atribut yang mendominasi permasalahan
Fokus peningkatan adalah pada atribut yang mendominasi
permasalahan
Gambar 3. Tahapan penelitian
3.1 Variabel
Variabel dalam penelitian ditentukan dengan studi pustaka terhadap literatur dan
beberapa penelitian terdahulu. Pertimbangan penentuan variabel juga diperkuat dengan
pelaksanaan survey pendahuluan. Adapun variabel dan indikator / atribut yang diukurdalam penelitian ditunjukkan oleh
Tabel 1. Variabel dan indikatorNo Atribut Kualitas Kode
1
Tangible
Kondisi gedung Tan1
2 Kondisi ruangan dalam hunian Tan2
3 Ketersediaan air bersih dan sanitasi Tan3
4 Ketersediaan fasilitas sosial Tan4
5 Fasilitas keamanan Tan5
6 Fasilitas kebersihan dan persampahan Tan6
7
Realibility Syarat penerimaan penghuni Rel1
8 Pemberlakuan tata tertib dengan tegas Rel2
9 Penyelesaian perselisihan antar penghuni Rel3
10 Kedisiplinan pengelola datang tepat waktu Rel4
11
Responsive-
ness
Kemampuan berkomunikasi dengan baik Res1
12 Kecepatan dalam mengatasi keluhan Res2
13 Pertemuan rutin dengan warga Res3
14 Kemampuan untuk membantu 24 jam Res4
15 Cepat & mudah dalam urusan administrasi Res5
-
7/21/2019 Analisis Peningkatan Kualitas Pelayanan Rusunawa
6/11
Jangan menulis apapun pada header
Please leave the footers empty
16
Assurance
Ketersediaan informasi yang lengkap Ass1
17 Kemanan dan kenyamanan tinggal di rusunawa Ass2
18 Kesesuaian tarif sewa rusunawa Ass3
19 Pengecekan berkala utilitas dalam dan luar gedung Ass4
20 Pengecekan kondisi lingkungan Ass5
21 Pengecekan kebersihan Ass6
22 Pengecekan umur bangunan Ass7
23
Empathy
Keramahan pengelola terhadap penghuni Emp1
24 Kelonggaran dalam pembayaran Emp2
25 Penyusunan tata tertib bersama Emp3
26 Komunikasi antar pengelola dan penghuni Emp4
27 Perhatian secara individu kepada penghuni rusunawa Emp5
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
3.2 Pengukuran
Teknik pengukuran dalam data kuesioner pada penelitian ini menggunakan skala
penilaian dengan skala Likert 1 sampai dengan 5. Skala ini digunakan untuk mengukur
pendapat dan persepsi responden terhadap variabel penelitian. Kriteria skala pengukuranyang digunakan dalam kuesioner pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
(1)Pengukuran harapan responden terhadap kualitas pelayanan rusunawa:
a. Responden yang menjawab sangat tidak penting dengan nilai 1
b. Responden yang menjawab tidak penting dengan nilai 2.
c. Responden yang menjawab agak penting dengan nilai 3.
d.
Responden yang menjawab penting dengan nilai 4.
e. Responden yang menjawab sangat penting dengan nilai 5.
(2)
Pengukuran persepsi responden atas kualitas pelayanan yang selama ini diberikan:
a. Responden yang menjawab sangat tidak puas dengan nilai 1
b. Responden yang menjawab tidak puas dengan nilai 2.
c.
Responden yang menjawab agak puas dengan nilai 3.d. Responden yang menjawab puas dengan nilai 4.e.
Responden yang menjawab sangat puas dengan nilai 5.
4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Tahap DefineTahap Define adalah tahap definisi yang dimulai dengan penentuan metode, penentuan
variabel, penentuan cara pengukuran variabel dan seterusnya, sebagaimana telah dibahas
pada bab sebelumnya yaitu bab Metode penelitian.
4.1.1 Populasi dan sampel
Populasi dari penghuni adalah sebesar total dari penghuni aktif rusunawa. Dari datapengelola diketahui bahwa hunian dalam kondisi tersewa terdapat 360 hunian. Sampel
yang ditentukan adalah 100. Penentuan jumlah sampel tersebut mempertimbangkanketerbatasan waktu dalam melakukan penelitian.
4.1.2 Pengumpulan dataTahap Define juga mencakup pelaksanaan pengumpulan data dan input data. Dari
pelaksanaan pengambilan data, responden yang digunakan adalah 100 responden. Profil
-
7/21/2019 Analisis Peningkatan Kualitas Pelayanan Rusunawa
7/11
Jangan menulis apapun pada header
Jangan menulis apapun pada footer
dari responden teridiri dari 49% wanita dan 51% Pria. Responden berusia antara 20
sampai dengan 60 tahun.
4.1.3 Validitas dan reliabilitas data
Hal yang tak kalah pentingnya pada tahapan ini yaitu memastikan bahwa data yangdidapat sudah valid dan reliabel. Dari hasil penghitungan analisis, perolehan data baik
harapan maupun persepsi dinyatakan valid. Hal ini ditunjukkan dengan penghitungan r
hitung dengan menggunakan program SPSS 17 yang menghasilkan r hitung pada masing
masing atribut diatas nilai r tabel (r tabel untuk n= 100 adalah 0,195)
Analisis tingkat reliabilitas juga dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 dan
menghasilkan nilai Cronbachs Alpha untuk atribut harapan maupun persepsi dengannilai yang sama yaitu sebesar 0,891. Tingkat alpha 0,7 s.d 0,9 menunjukkan bahwa
reliabilitas data adalah tinggi.
4.2 Tahap Measure4.2.1 Analisis servqual
Analisis Servqual dilakukan dengan cara melihat selisih antara nilai persepsi atribut
dikurangi dengan harapan penghuni. Adapun hasil dari analisis Servqual dapat
ditunjukkan olehTabel 2
Tabel 2. Analisis Servqual
No Kode AtributPersep
-si
Hara-
panGap Bobot G x B
Priori-
tas
1 Tan1 Kondisi gedung 3,63 4,41 -0,78 0,036 -0,02808 12
2 Tan2 Kondisi ruangan dalam hunian 3,5 4,46 -0,96 0,046 -0,04416 7
3 Tan3 Ketersediaan air bersih dan sanitasi 3,74 4,65 -0,91 0,086 -0,07826 1
4 Tan4 Ketersediaan fasilitas sosial 3,82 4,33 -0,51 0,039 -0,01989 165 Tan5 Fasilitas keamanan 3,81 4,59 -0,78 0,069 -0,05382 3
6 Tan6 Fasilitas kebersihan dan persampahan 3,74 4,56 -0,82 0,047 -0,03854 9
7 Rel1 Syarat penerimaan penghuni 3,59 4,39 -0,8 0,051 -0,0408 8
8 Rel2 Pemberlakuan tata tertib dengan tegas 3,59 4,35 -0,76 0,036 -0,02736 13
9 Rel3 Penyelesaian perselisihan antar penghuni 3,54 4,26 -0,72 0,026 -0,01872 18
10 Rel4 Kedisiplinan pengelola datang tepat waktu 3,72 4,47 -0,75 0,072 -0,054 2
11 Res1 Kemampuan berkomunikasi dengan baik 3,7 4,29 -0,59 0,03 -0,0177 20
12 Res2 Kecepatan dalam mengatasi keluhan 3,4 4,41 -1,01 0,046 -0,04646 6
13 Res3 Pertemuan rutin dengan warga 3,42 4,05 -0,63 0,015 -0,00945 26
14 Res4 Kemampuan untuk membantu 24 jam 3,42 4,25 -0,83 0,02 -0,0166 22
15 Res5 Cepat & mudah dalam urusan administrasi 3,89 4,29 -0,4 0,03 -0,012 25
16 Ass1 Ketersediaan informasi yang lengkap 3,59 4,41 -0,82 0,026 -0,02132 15
17 Ass2 Kemanan dan kenyamanan tinggal di rusunawa 3,76 4,57 -0,81 0,058 -0,04698 5
18 Ass3 Kesesuaian tarif sewa rusunawa 3,36 4,39 -1,03 0,019 -0,01957 17
19 Ass4 Pengecekan berkala utilitas dalam dan luar gedung 3,57 4,49 -0,92 0,041 -0,03772 11
20 Ass5 Pengecekan kondisi lingkungan 3,42 4,39 -0,97 0,019 -0,01843 19
21 Ass6 Pengecekan kebersihan 3,49 4,42 -0,93 0,041 -0,03813 10
22 Ass7 Pengecekan umur bangunan 3,3 4,45 -1,15 0,041 -0,04715 4
23 Emp1 Keramahan pengelola terhadap penghuni 3,71 4,36 -0,65 0,034 -0,0221 14
24 Emp2 Kelonggaran dalam pembayaran 3,68 4,34 -0,66 0,026 -0,01716 21
25 Emp3 Penyusunan tata tertib bersama 3,35 4,17 -0,82 0,015 -0,0123 24
26 Emp4 Komunikasi antar pengelola dan penghuni 3,62 4,29 -0,67 0,02 -0,0134 23
27 Emp5 Perhatian secara individu kepada penghuni rusunawa 3,42 3,96 -0,54 0,011 -0,00594 27
Sumber: Analisis data primer
Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh atribut mendapatkan nilai
negatif. Hal ini mengartikan bahwa persepsi seluruh atribut kualitas pelayanan masih
belum sesuai dengan harapan penghuni. Untuk menentukan prioritas penanganan
terhadap atribut yang paling bermasalah maka nilai gap dikalikan dengan bobot terlebih
-
7/21/2019 Analisis Peningkatan Kualitas Pelayanan Rusunawa
8/11
Jangan menulis apapun pada header
Please leave the footers empty
dahulu (Kolom G x B). Bobot diperoleh dengan caraAnalytic Hierarchy Process(AHP).
Nilai G x B yang tertinggi merupakan atribut yang paling bermasalah dan perludiprioritaskan untuk ditangani.
4.2.2 Analisis kuadran persepsi harapanAnalisis kuadran antara harapan dengan persepsi dilakukan dengan cara memetakan nilai
mean atribut harapan dan nilai mean atribut persepsi dalam diagram kartesius. Nilai mean
atribut harapan sebagai sumbu Y dan nilai mean atribut persepsi sebagai sumbu X.
Pemetaan nilai atribut pada diagram ditunjukkan padaGambar 4
Gambar 4. Analisis kuadran persepsi-harapan
Dari hasil analisis di atas ditunjukkan bahwa ke-27 atribut dipisahkan oleh 4 kuadran
yaitu kuadran A, B, C dan D. Adapun rekapitulasi pengelompokan atribut berdasarkan
jendela kuadran dapat ditunjukkan olehTabel 3
Tabel 3. Hasil analisis kuadran persepsi-harapanNo. Kode Atribut Jendela Keterangan
22 Ass7 Pengecekan umur bangunan A Prioritas Utama
18 Ass3 Kesesuaian tarif sewa rusunawa A Prioritas Utama
12 Res2 Kecepatan dalam mengatasi keluhan A Prioritas Utama
20 Ass5 Pengecekan kondisi lingkungan A Prioritas Utama
2 Tan2 Kondisi ruangan dalam hunian A Prioritas Utama21 Ass6 Pengecekan kebersihan A Prioritas Utama
19 Ass4 Pengecekan berkala utilitas dalam dan luar gedung A Prioritas Utama
25 Emp3 Penyusunan tata tertib bersama C Prioritas Rendah
15 Res5 Cepat & mudah dalam urusan administrasi C Prioritas Rendah
9 Rel3 Penyelesaian perselisihan antar penghuni C Prioritas Rendah
13 Res3 Pertemuan rutin dengan warga C Prioritas Rendah
27 Emp5 Perhatian secara individu kepada penghuni rusunawa C Prioritas Rendah
5 Tan5 Fasilitas keamanan B Pertahankan Kualitas
17 Ass2 Kemanan dan kenyamanan tinggal di rusunawa B Pertahankan Kualitas
3 Tan3 Ketersediaan air bersih dan sanitasi B Pertahankan Kualitas
6 Tan6 Fasilitas kebersihan dan persampahan B Pertahankan Kualitas
10 Rel4 Kedisiplinan pengelola datang tepat waktu B Pertahankan Kualitas
1 Tan1 Kondisi gedung B Pertahankan Kualitas
-
7/21/2019 Analisis Peningkatan Kualitas Pelayanan Rusunawa
9/11
Jangan menulis apapun pada header
Jangan menulis apapun pada footer
16 Ass1 Ketersediaan informasi yang lengkap B Pertahankan Kualitas
7 Rel1 Syarat penerimaan penghuni B Pertahankan Kualitas
8 Rel2 Pemberlakuan tata tertib dengan tegas D Kualitas Berlebih
26 Emp4 Komunikasi antar pengelola dan penghuni D Kualitas Berlebih
24 Emp2 Kelonggaran dalam pembayaran D Kualitas Berlebih
23 Emp1 Keramahan pengelola terhadap penghuni D Kualitas Berlebih
11 Res1 Kemampuan berkomunikasi dengan baik D Kualitas Berlebih
4 Tan4 Ketersediaan fasilitas sosial D Kualitas Berlebih
15 Res5 Cepat & mudah dalam urusan administrasi D Kualitas Berlebih
Sumber: Analisis data primer
4.3 Tahap AnalyzeTahap Analyze dilakukan dengan cara mengidentifikasi atribut bermasalah dengan
membandingkan kedua hasil analisis pada tahap Measure. Atribut dengan peringkatprioritas penanganan yang telah dihitung dikelompokkan menjadi dua kategori.
Penentuan dua kategori dengan menghitung nilai median pada kolom G x B. Atribut
dengan nilai G x B diatas nilai median dimasukkan k dalam kategori Prioritas Utama dansisanya dimasukkan dalam katogori Prioritas Rendah. Hasil pengelompokan dapat dilihat
pada
Tabel 4. Pengelompokan atribut sesuai kategori 4.2.1No Kode Atribut G x B Prioritas Kategori
3 Tan3 Ketersediaan air bersih dan sanitasi -0,078 1 Prioritas Utama
10 Rel4 Kedisiplinan pengelola datang tepat waktu -0,054 2 Prioritas Utama
5 Tan5 Fasilitas keamanan -0,054 3 Prioritas Utama
22 Ass7 Pengecekan umur bangunan -0,047 4 Prioritas Utama
17 Ass2 Kemanan dan kenyamanan tinggal di rusunawa -0,047 5 Prioritas Utama
12 Res2 Kecepatan dalam mengatasi keluhan -0,046 6 Prioritas Utama
2 Tan2 Kondisi ruangan dalam hunian -0,044 7 Prioritas Utama
7 Rel1 Syarat penerimaan penghuni -0,041 8 Prioritas Utama
6 Tan6 Fasilitas kebersihan dan persampahan -0,039 9 Prioritas Utama
21 Ass6 Pengecekan kebersihan -0,038 10 Prioritas Utama
19 Ass4 Pengecekan berkala utilitas dalam dan luar gedung -0,038 11 Prioritas Utama
1 Tan1 Kondisi gedung -0,028 12 Prioritas Utama
8 Rel2 Pemberlakuan tata tertib dengan tegas -0,027 13 Prioritas Utama
23 Emp1 Keramahan pengelola terhadap penghuni -0,022 14 Prioritas Rendah
16 Ass1 Ketersediaan informasi yang lengkap -0,021 15 Prioritas Rendah
4 Tan4 Ketersediaan fasilitas sosial -0,020 16 Prioritas Rendah
18 Ass3 Kesesuaian tarif sewa rusunawa -0,020 17 Prioritas Rendah
9 Rel3 Penyelesaian perselisihan antar penghuni -0,019 18 Prioritas Rendah
20 Ass5 Pengecekan kondisi lingkungan -0,018 19 Prioritas Rendah
11 Res1 Kemampuan berkomunikasi dengan baik -0,018 20 Prioritas Rendah
24 Emp2 Kelonggaran dalam pembayaran -0,017 21 Prioritas Rendah
14 Res4 Kemampuan untuk membantu 24 jam -0,017 22 Prioritas Rendah
26 Emp4 Komunikasi antar pengelola dan penghuni -0,013 23 Prioritas Rendah
25 Emp3 Penyusunan tata tertib bersama -0,012 24 Prioritas Rendah15 Res5 Cepat & mudah dalam urusan administrasi -0,012 25 Prioritas Rendah
13 Res3 Pertemuan rutin dengan warga -0,009 26 Prioritas Rendah
27 Emp5 Perhatian secara individu kepada penghuni rusunawa -0,006 27 Prioritas Rendah
Sumber: Analisis data primer
Diperoleh 27 atribut yang dipisahkan menjadi dua kelompok dengan 13 atribut dengan
Prioritas Utama dan 14 atribut dengan Prioritas Rendah. Sedangkan dari hasil analisis
kuadran sebelumnya telah dihasilkan juga 7 atribut dengan kategori Prioritas Utama dan
5 atribut Prioritas Rendah seperti padaTabel 5
-
7/21/2019 Analisis Peningkatan Kualitas Pelayanan Rusunawa
10/11
Jangan menulis apapun pada header
Please leave the footers empty
Tabel 5.Pengelompokan atribut sesuai kategori 4.2.1No. Kode Atribut Jendela Keterangan
22 Ass7 Pengecekan umur bangunan A Prioritas Utama
18 Ass3 Kesesuaian tarif sewa rusunawa A Prioritas Utama
12 Res2 Kecepatan dalam mengatasi keluhan A Prioritas Utama
20 Ass5 Pengecekan kondisi lingkungan A Prioritas Utama
2 Tan2 Kondisi ruangan dalam hunian A Prioritas Utama
21 Ass6 Pengecekan kebersihan A Prioritas Utama
19 Ass4 Pengecekan berkala utilitas dalam dan luar gedung A Prioritas Utama
25 Emp3 Penyusunan tata tertib bersama C Prioritas Rendah
15 Res5 Cepat & mudah dalam urusan administrasi C Prioritas Rendah
9 Rel3 Penyelesaian perselisihan antar penghuni C Prioritas Rendah
13 Res3 Pertemuan rutin dengan warga C Prioritas Rendah
27 Emp5 Perhatian secara individu kepada penghuni rusunawa C Prioritas Rendah
Sumber: Analisis data primer
4.4 Tahap ImproveTahap improve direalisasikan dengan menentukan fokus peningkatan kualitas. Fokus
peningkatan kualitas ditujukan pad kualitas yang paling mendominasi masalah. Caramenentukan atribut yang mendominasi masalah adalah dengan melakukan komparasi
terhadap hasil analisis pada Tabel 4 dan Tabel 5. Dipilih atribut yang sama-samamerupakan atribut dengan kategori Prioritas Utama, seperti dijelaskan pada gambar
berikut
Gambar 5. Diagram Venn prioritas utama antara tabel 4 dan 5
Diagram Venn diatas menunjukkan bahwa fokus permasalahan adalah dengan melakukanpeningkatan dan penanganan permasalahan pada atribut no. 22, 12, 2, 21 dan 19
Tabel 6. Fokus improvisasiNo. Kode Atribut Kualitas Pelayanan
22 Ass7 Pengecekan umur bangunan
12 Res2 Kecepatan dalam mengatasi keluhan
2 Tan2 Kondisi ruangan dalam hunian
21 Ass6 Pengecekan kebersihan
19 Ass4 Pengecekan berkala utilitas dalam dan luar gedung
Sumber: Analisis data primer
5. KESIMPULANKeseluruhan proses analisis peningkatan kualitas pelayanan menghasilkan fokus
improvisasi yang dapat diterapkan dalam pengelolaan rusunawa. Dihasilkan 5 atribut
yang mendominasi permasalahan. Peningkatan dapat dilakukan dengan membedah
-
7/21/2019 Analisis Peningkatan Kualitas Pelayanan Rusunawa
11/11
Jangan menulis apapun pada header
Jangan menulis apapun pada footer
penyebab kegagalan dari kelima atribut tersebut. Analisis penyebab kegagalan dapat
dilakukan dengan memetakan masing-masing atribut dalam Fishbone Diagram.Permasalahan yang menjadi penyebab terjadinya kegagalan perlu dimitigasi dan
ditingkatkan.
6.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arikunto, S, (2010),Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta,
Jakarta
2. Berry, L.L., Zeithaml, V.A. and Parasuraman, A. (1985),Quality counts in services
too, Business Horizons, Vol. 28 No. 3, pp. 44-52
3. Catanese, J., Anthony dan Snyder, C., James, (1996),Perencanaan Kota, Edisi Kedua,Penerbit Erlangga, Jakarta
4. Dabholkar, et al. (1996), "Consumer Evaluations of New Technology-Based Self-ServiceOptions: An Investigation of Alternative Models of Service Quality"International Journal
of Reaserch in Marketing, Vol. 13, No. 1, hal. 29-51
5. Gaspersz, Vincent, (2002), Pedoman Implementasi Program Six Sigma Terintegrasidengan ISO 9001 : 2000, MBNQ, HACCP, Gramedia Pustaka Utama, Jakarata.
6. Gaspersz, Vincent, (2007)Lean Six sigma for Manufacturing and Service Industries, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
7 Husain, Umar, (2002),Metode Riset Bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
8 Hutagalung, Arie Sukanti, (2002), Condominium dan Permasalahannya, Badan PenerbitFakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta
9 Kotler, Philip, (2003), Manajemen Pemasaran. edisi kesebelas, Indeks kelompok
Gramedia, Jakarta
10 Menteri Perumahan Rakyat, (2007), Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 14 &15 /PERMEN/M/2007 tentangPengelolaan Rumah Susun Sewa. Jakarta
11 PU, Departemen, JICA, (2007), Buku 4 Pengelolaan Operasional Rumah Susun
Sederhana Sewa, Direktorat Pengembangan Permukiman, Jakarta12 PU, Kementerian, (2012), Rusunawa Komitmen Bersama Penanganan Permukiman
Kumuh, Direktorat Pengembangan Permukiman, Jakarta
13 Republik Indonesia, (1988) Peraturan Pemerintah No. 4, tentang Rumah Susun.
14 Republik Indonesia, (2011) Undangundang No. 20, tentangRumah Susun
15 Supranto, (1997),Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa
Pasar, Rineka Cipta, Jakarta
16 Supranto, (2003),Metode RisetAplikasinya dalam Pemasaran, Edisi ke-7, PT. Rineka
Cipta, Jakarta