ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS (QUALITY CONTROL) … · Analisis Pengendalian Kualitas (Quality...

12
eJournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 (4): 1583-1594 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2018 ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS (QUALITY CONTROL) DALAM PROSES PRODUKSI PADA HOME INDUTRY AMPLANG PIPIH MAHAKAM DI SAMARINDA Sulastri 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengendalian kualitas yang diterapkan pada home industry amplang pipih mahakam berdasarkan alat bantu statistik, menganalisis jenis kerusakan dan mengidentifikasi faktor penyebab kerusakan/ kecacatan produk pada home industry amplang pipih mahakam di samarinda. Jenis penelitian ini bersifat deskritif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui penelitian observasi, wawancara, dokumentasi, studipustaka, kemudian teknik analisis data menggunakan metode yang metode SQC (Statistical Quality Control). Alat bantu pengendalian kualitas berupa Lembar Pemeriksaan, Histogram, Diagram Sebab Akibat, Peta Kendali. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa masih terdapat kerusakan atau kecacatan produk meskipun pengendalian kualitas sudah dilakukan dengan baik. Hal ini terjadi karena kurangnya keteltiain dalam proses pemilihan bahan baku yang digunkan. Saran untuk Home industry Amplang Pipih Mahakam sebaiknya dapat menjalankan prosedur pembutan amplang sesuai dengan SOP yang ditetapkan dan memberikan pelatihan kerja pada karyawan untuk memperkecil tingkat kelalaian karyawan serta meminimalisir terjadinya potensi kerugian agar usaha ini kedepanya semakin baik. Kata Kunci: Pengendalian Kualitas dan Proses Produksi Pendahuluan Persaingan bisnis dari tahun ketahun semakin ketat, setiap perusahaan dituntut untuk dapat ikut serta dalam persaingan. Salah satu yang dapat dilakukan perusahaan agar dapat bersaing adalah meningkatkan kualitas hasil produksinya, Oleh karena itu perusahaan sebaiknya melakukan pengendalian kualitas serta menjaga agar kualitas produk yang dihasilkan terjamin serta diterima konsumen dan dapat bersaing. Kualitas sebuah produk bisa dijaga atau ditingkatkan, jika ada sistem prosedur yang baik. Walaupun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, namun pada kenyataannya masih ditemukan terjadinya kesalahan-kesalahan dimana kualitas produk tidak sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan oleh perusahaan. 1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Transcript of ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS (QUALITY CONTROL) … · Analisis Pengendalian Kualitas (Quality...

eJournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 (4): 1583-1594 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2018

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS (QUALITY

CONTROL) DALAM PROSES PRODUKSI PADA

HOME INDUTRY AMPLANG PIPIH MAHAKAM

DI SAMARINDA

Sulastri 1

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengendalian kualitas yang

diterapkan pada home industry amplang pipih mahakam berdasarkan alat bantu

statistik, menganalisis jenis kerusakan dan mengidentifikasi faktor penyebab

kerusakan/ kecacatan produk pada home industry amplang pipih mahakam di

samarinda. Jenis penelitian ini bersifat deskritif kuantitatif dengan teknik

pengumpulan data melalui penelitian observasi, wawancara, dokumentasi,

studipustaka, kemudian teknik analisis data menggunakan metode yang metode

SQC (Statistical Quality Control). Alat bantu pengendalian kualitas berupa

Lembar Pemeriksaan, Histogram, Diagram Sebab Akibat, Peta Kendali. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa masih terdapat kerusakan atau kecacatan

produk meskipun pengendalian kualitas sudah dilakukan dengan baik. Hal ini

terjadi karena kurangnya keteltiain dalam proses pemilihan bahan baku yang

digunkan. Saran untuk Home industry Amplang Pipih Mahakam sebaiknya dapat

menjalankan prosedur pembutan amplang sesuai dengan SOP yang ditetapkan

dan memberikan pelatihan kerja pada karyawan untuk memperkecil tingkat

kelalaian karyawan serta meminimalisir terjadinya potensi kerugian agar usaha

ini kedepanya semakin baik.

Kata Kunci: Pengendalian Kualitas dan Proses Produksi

Pendahuluan

Persaingan bisnis dari tahun ketahun semakin ketat, setiap perusahaan

dituntut untuk dapat ikut serta dalam persaingan. Salah satu yang dapat dilakukan

perusahaan agar dapat bersaing adalah meningkatkan kualitas hasil produksinya,

Oleh karena itu perusahaan sebaiknya melakukan pengendalian kualitas serta

menjaga agar kualitas produk yang dihasilkan terjamin serta diterima konsumen

dan dapat bersaing.

Kualitas sebuah produk bisa dijaga atau ditingkatkan, jika ada sistem

prosedur yang baik. Walaupun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik,

namun pada kenyataannya masih ditemukan terjadinya kesalahan-kesalahan

dimana kualitas produk tidak sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan oleh

perusahaan.

1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 4, 2018: 1583-1594

1584

Setiap perusahaan memiliki standar yang digunakan untuk suatu produk.

Standar ini digunakan untuk adanya celah (gap) antara harapan konsumen dengan

kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan, oleh sebab itu perusahaan harus

memperbaiki kualitas produk dan melakukan berbagai usaha dalam memperkecil

terjadinya produk cacat.

Dalam suatu daerah di Indonesia pasti memiliki makanan khas yang

dijadikan sebagai oleh-oleh. Untuk daerah Kalimantan Timur sendiri memiliki

makanan yang khas dan menjadi oleh-oleh yang paling dicari oleh wisatawan

yang berkunjung di Kalimantan Timur yaitu amplang. Pada kota Samarinda

banyak sekali outlet yang menjual amplang dengan berbagai jenis seperti amplang

kuku macan, amplang bumbu dan lainnya.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada Amplang Pipih

Mahakam yang terletak di Pondok Sambutan Permai Blok F No.4 Samarinda.

Home Industry Amplang Pipih Mahakam sudah merintis usahanya dari tahun

1998 yang masih beroprasi hingga sekarang. Home Industry Amplang Pipih

Mahakam memproduksi dua jenis amplang yaitu amplang bumbu dan amplang

kuku macan, adapun peneliti hanya mengambil sampel dari produk amplang jenis

kuku macan ikan pipih, karena produk tersebut yang menurut informasi paling

banyak diminati oleh konsumen, dan produk amplangnya dijual keseluruh

Indonesia.

Berdasarkan informasi data dan wawancara yang diperoleh dari usaha

Amplang Pipih Mahakam tersebut, dalam kegiatan produksi pembuatan amplang

tidak selalu berjalan mulus dikarenakan selalu terdapat kendala-kendala yang

menyebabkan produk cacat dan proses produksi yang kurang optimal, atau tidak

sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang mengakibatkan hasil

produksi cacat dengan kriteria kecacatan yaitu tidak mengembang/keras, jenis

kegagalan ini sering dialami oleh perusahaan, berdasarkan informasi dari pemilik

(Bapak Iqbal). Adapun kecacatan terbanyak yaitu pada proses produksi sehingga

diperlukan pengendalian kualitas guna meminimalisasir kecacatan produknya.

Agar dapat mengurangi jumlah produk cacat maka untuk itu pengendalian

kualitas dengan menggunakan (Statistical Quality Control) perlu dilakukan agar

diketahui penyebab kecacatan produk serta dapat mengambil keputusan yang

tepat agar kualitas produk tetap terjaga sehingga kecacatan produk berkurang.

Berdasarkan uraian maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul ” Analisis Pengendalian Kualitas (Quality Control) Dalam Proses Produksi

Pada Home Industry Amplang Pipih Mahakam di Samarinda”.

Kerangka Dasar Teori

Manajemen Operasi

Manajemen Operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengoordinasikan

penggunaan sumber daya, dana serta bahan secara efektif dan efesien untuk

menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. (Assauri, 2014:18)

Analisis Pengendalian Kualitas (Quality Control) (Sulastri)

1585

Manajemen Produsksi

Manajemen produksi dan operasi merupakan kegiatan untuk mengukur dan

mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya

manusia, sumber daya alat, sumber daya dan bahan secara efektif dan efesien

untuk menciptakan dan menambah kegunaan (untility) suatu berang dan jasa.

(Assauri, 2008:19)

Kualitas Produk

Menurut Prawirosentono (2007:5), pengertian kualitas suatu produk adalah

keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi

selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah

dikeluarkan.

Pengendalian Kualitas Produk

Menurut Assauri (2008:210), pengawasaan mutu merupakan usaha untuk

mempertahankan mutu/kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan

spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijkasanaan pimpinan

perusahaan.

Produk

Menurut Supriyono (2011:121), Produk cacat yaitu produk dihasilkan yang

kondisinya rusak atau tidak memenuhi ukuran mutu yang sudah ditentukan, akan

tetapi produk tersebut masih dapat diperbaiki secara ekonomis menjadi produk

yang baik dalam arti biaya perbaikan produk cacat lebih rendah dibandingkan

kenaikan nilai diperoleh adanya perbaikan.

Pengendalian Kualitas Statistik

Menurut Haizer dan Render (2015:147) yang dimaksud dengan Statistical Prosess

Control (SPC) adalah sebuah proses yang digunakan untuk menguwasai standar,

membuat pengukuran dan mengambil tindakan perbaikan saat produk sedang

diproduksi.

Alat Bantu Dalam Pengendalian Proses Produksi

Pengendalian kualitas secara statistik dengan menggunakan Statistical Quality

Control (SQC) mempunyai 7 alat statistik utama yang dapat digunakan sebagai

alat bantu untuk mengendalikan kualitas sebagaimana disebutkan oleh Heizer dan

Render dalam buku pengendalian Kualitas Statistik oleh (Irwan dan Haryono,

2015:51) yaitu :

a. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)

b. Diagram sebar (Scatter Chart)

c. Histogram

d. Diagram Sebab Akibat (Cause and Effct Chart)

e. Diagram Alur (Flowchart)

f. Diagram Pareto (Pareto Chart)

g. Diagram kontrol (Control Chart)

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 4, 2018: 1583-1594

1586

Stastical Quality Control (SQC)

Menurut Haizer & Render (2009: 344), yang dimaksud dengan Statistical Quality

Control (SQC) adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengawasi standar,

membuat pengukuran dan mengambil tindakan perbaikan selagi produk atau jasa

sedang di produksi.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sempel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik.

Penelitian melakukan penelitian pada pelaku usaha pembuatan Amplang

di Pondok Sambutan Permai Blok F No 4 Samarinda yaitu dengan cara

menganalisis data-data kerusakan produk dan cara pengendalian kualitas yang

diperoleh dari bagian produksi dari perusahaan melalui observasi dan wawancara.

Dalam penelitian ini menjelaskan objek yang diteliti dengan cara memberikan

deskripsi atau gambaran terhadap masalah yang telah diidentifikasi dan

dilakukan secara intensif dan terinci terhadap proses produksi amplang pipih

Mahakam.

Definisi Operasional

1. Pengendalian kualitas (Quality Control)

Adapun proses pengendalian kualitas pada home industry amplang pipih

mahakam yaitu sebagai berikut :

a. Kegiatan operasi produksi

1) Bahan

a) Menentukan bahan baku yang digunakan/dibutuhkan.

b) Memilih bahan baku sesuai standar.

2) Alat

a) Menyiapkan alat-alat

b) Pemeliharan dan Perawatan alat

3) Sumber Daya Manusia

a) Perekrutan tenaga kerja sesuai kriteria

b) Pelatihan

c) Pengalaman/keterampilan

d) Pengawasan/kontrol dan evaluasi

4) Prosedur/Metode (SOP) Pembuatan Amplang

a) Perencanaan jumlah produksi

b) Proses pengerikan daging ikan, lalu ikan digiling/dihaluskan dan

ditimbang

c) Selanjutnya setelah ikan dihaluskan dimasukkan ke freezer

Analisis Pengendalian Kualitas (Quality Control) (Sulastri)

1587

d) Lalu besoknya ikan baru bisa diolah, dengan cara campurkan ikan,

tepung tapioka, dan bumbu rempah menggunakan mesin

e) Setelah itu proses pembentukkan adonan amplang secara manual

f) Setelah dicetak lalu digoreng selama 25 menit

g) Jika sudah matang lalu proses pengeringan menggunakan mesin

spinner

h) Pengemasan

b. Alat Bantu Pengendalian Kualitas

Adapun alat bantu pengendalian kualitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Statistical Quality Control (SQC). Hal ini digunakan

untuk menghasilkan produk yang berkualitas atau meminimalisir produk

cacat. Berikut 4 alat statistik yang digunakan adalah lembar pemeriksaan,

histogram, diagram sebab akibat, dan diagram kontrol.

2. Kualitas Produk

a. Produk cacat/tidak sesuai dengan standar

Adapun jenis kecacatan pada home industry amplang pipih mahakam

adalah sebagai berikut produk keras/tidak mengembangan dan penyebab

kegagalan produk/kecacatan

b. Produk berkualitas

Produk yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan/produk yang

berkualitas adalah produk yang dapat diukur melalui beberapa hal yaitu

rasa, warna, kerenyahan, dan bentuk

Objek dan Subjek Penelitian

Objek peneliti adalah prosedur yang diterapkan oleh perusahaan dalam

mengendalikan kulitas produk. Prosedur yang digunakan pada Home Industry

Amplang Pipih Mahakam yaitu dalam pemilihan bahan baku hingga pada

pengemasan produk. Adapun subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Bapak Muhammad Iqbal selaku pemilik Home Industry Amplang Pipih Mahakam

yang juga sebagai keyinforman dan karyawan produksi amplang sebagai

narasumber.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu dengan

melakukan observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka.

Teknik Analisis Data

Proses analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan Statistical Quality Control (SQC) untuk pengendalian produk

rusak/tidak sesuai standar. Adapun langkah-langkahnya adalah mengumpulkan

dan menggunakan lembar pemeriksaan, membuat histogram, diagram sebab

akibat, dan membuat peta kendali.

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 4, 2018: 1583-1594

1588

Penyajian Data dan Hasil Penelitian

Penyajian data hasil penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran dan

uraian tentang produk yang telah di produksi Home Industry Ampalng Pipih

Mahakam meliputi jumlah produksi selama bulan januari tahun 2018 yang terdiri

dari 15 hari. Produk yang mengalami kerusakan yaitu selama periode 2018

terdapat jumlah kerusakan.

Berdasarkan hasil wawancara kepada Bapak Muhammad Iqbal mengenai

bagaimna cara pengendalian kualitas (quality control) untuk menjaga menjaga

kualitas dalam usaha pembuatan amplang yaitu:

a. Data pengendalian kualitas (quality control)

Usaha pembuatan amplang Bapak Muhammad Iqbal dalam mengendalikan

kualitas selalu memperhatikan dan mengawasi prosedur pembuatan amplang

sebagai berikut:

1) Bahan

Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan amplang dengan jenis

kuku macan adalah ikan pipih, tepung tapioka, telur ayam boiler, dan

bumbu rempah. Untuk satu kali produksi amplang kuku macan

membutuhkan 60% ikan pipih, 30% tepung tapioka, dan 10% telur ayam

boiler dan bumbu rempah.

2) Alat

Alat dasar yang digunakan dalam proses prooduksi amplang yaitu

timbangan, pisau, ember besar, mixer besar, waajan, mesin spinner dan

mesin perekat plastik.

3) Sumber Daya Manusia

a) Proses perekrutan karyawan

b) Memberikan pelatihan dasar/singkat kepada karyawan baru

c) Melakukan pengawasan serta pengecekan pada proses produksi

4) Prosedur Pembuatan Amplang (SOP)

a) Proses pengerikan ikan dan penggilingan ikan

b) Proses pengolahan semua bahan seperti tepung, ikan dan bumbu rempah

c) Proses pencetakan bahan adonan amplang

d) Proses pengorengan amplang

e) Proses penirisan amplang

f) Proses pengemasan terhadap produk jadi

g) Proses pengemasan produk yang akan dikirim

b. Data Hasil Produksi dan Produk Rusak/Cacat Amplang

Home Industry Amplang Pipih Mahakam menghasilkan produk dengan

ukuran yang berbeda-beda yaitu 100gr, 180gr, 200gr, 300gr, dan 360gr. Hal ini

bertujuan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Adapun produk yang

dihasilkan oleh Home Industry Amplang Pipih Mahakam tersebut adalah

Amplang Pipih Kuku Macan dan Amplang Bumbu

Berikut ini adalah hasil produksi dan produk rusak pada Home Industry

Amplang Pipih Mahakam selama bulan januari 2018 :

Analisis Pengendalian Kualitas (Quality Control) (Sulastri)

1589

Tabel Data Hasil Produksi dan Produk Rusak Selama Bulan Januari

2018 Pada Home Industry Amplang Pipih Mahakam

No Observasi

Amplang Amplang Bumbu

Kuku macan

180gr Produk

360gr Produk

100gr Produk

200gr Produk

300gr Produk

Cacat Cacat Cacat Cacat Cacat

1 Observasi 1 500 9 100 2 250 5 100 2 50 1

2 Observasi 2 600 10 150 3 100 2 150 3 100 2

3 Observasi 3 650 12 150 3 300 6 200 4 100 2

4 Observasi 4 550 8 100 2 200 4 100 2 50 1

5 Observasi 5 700 13 250 5 350 7 250 5 200 4

6 Observasi 6 650 11 150 3 300 6 200 4 100 2

7 Observasi 7 500 9 100 2 250 5 150 3 100 2

8 Observasi 8 700 13 200 4 300 6 200 4 150 3

9 Observasi 9 550 10 100 2 200 4 100 2 80 1

10 Observasi 10 600 11 150 3 250 5 150 3 100 2

11 Observasi 11 650 11 200 4 150 3 200 4 100 2

12 Observasi 12 700 13 250 5 300 6 200 4 150 3

13 Observasi 13 650 12 150 3 200 4 150 3 100 2

14 Observasi 14 600 10 150 3 100 2 170 3 100 2

15 Observasi 15 650 12 170 3 200 4 130 2 100 2

Total 9.250 164 2.370 47 3.450 69 2.450 48 1.580 31

Jumlah produk 11.620 7.480

Jumlah Produk 211 148

Cacat Sumber : Data diolah 2018

Dari tabel di atas, peneliti menggunakan data hasil produksi amplang kuku

macan dengan ukuran 180gr dalam penelitian ini dikarenakan jenis amplang

kuku macan sebagai hasil produksi terbanyak.

Selain itu, dalam setiap produksi tentunya perusahaan mengalami kegagalan

atau kerusakan dalam proses produksi, meskipun tidak terlalu banyak dalam

setiap periodenya namun pada Home Industry Amplang Pipih Mahakam masih

bisa di minimalisir. Kerusakan pada hasil produksi amplang pada Home

Industry Amplang Pipih Mahakam sebagaimana dalam tabel di atas terjadi

selama proses produksi dan secara umum tidak diakibatkan oleh kesalahan

dalam proses produksi namun diakibatkan kelalaian karyawan dalam persiapan

pemilihan bahan baku utama yang digunakan dan kurangnya ketelitian

karyawan.

Dari uraian pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah produk

cacat tertinggi. Hilangnya pendapatan yang dialami oleh pihak home industry

selama bulan januari 2018 sebesar Rp 4.100.000,- dan untuk tahun 2017

sebesar Rp 54.900.000,-.

Analisis

Berdasarkan wawancara yang dilakukan untuk menjaga kualitas amplang,

agar amplang yang dihasilkan Home Industry ini selalu memperhatikan beberapa

hal yaitu pengendalian bahan baku, alat, sumberdaya manusia, prosedur/metode

(SOP) pembuatan amplang, dan pengendalian terhadap produk jadi. Selain itu

penelitian ini juga menggunakan 4 alat analisis yaitu :

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 4, 2018: 1583-1594

1590

1. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)

Dalam melakukan pengendalian kualitas secara statistik, langkah pertama

yang akan dilakukan adalah membuat check sheet. Check sheet berguna untuk

mempermudah proses pengumpulan data serta analisis.

Adapun hasil pengumpulan data pada proses pembuatan amplang pada jumlah

produksi dan jumlah kerusakan selama lima belas kali pembuatan yang telah

dilakukan sebagai berikut: Lembar Pemeriksaan (Check Sheet) Produksi Amplang Selama Bulan

Januari 2018 Pada Home Industry Amplang Pipih Mahakam

No Observasi Jumlah

Produksi (n)

Jumlah Produk

Rusak

(np)

Presentase kerusakan

(np/p)

1 Observasi 1 500 9 0,018

2 Observasi 2 600 10 0,017

3 Observasi 3 650 12 0,018

4 Observasi 4 550 8 0,015

5 Observasi 5 700 13 0,019

6 Observasi 6 650 11 0,017

7 Observasi 7 500 9 0,018

8 Observasi 8 700 13 0,019

9 Observasi 9 550 10 0,018

10 Observasi 10 600 11 0,018

11 Observasi 11 650 11 0,017

12 Observasi 12 700 13 0,019

13 Observasi 13 650 12 0,018

14 Observasi 14 600 10 0,017

15 Observasi 15 650 12 0,018

16 Total 9.250 164 0,265

17 Rata-rata 617 11 0,018

Sumber: Data yang telah diolah

Dari tabel diatas, lembar pemeriksaaan (check sheet) dapat dilihat jumlah

produksi sebanyak 9.250 dengan rata-rata produksi sebesar 617, jumlah

kerusakan 164 dengan rata-rata kerusakan sebesar 11 dan presentase kerusakan

sebanyak 0,265 dengan rata-rata 0,018.

2. Histogram

Histogram ini berguna untuk melihat produk yang cacat dan apabila

memenuhi standar dan tidak memenuhi standar. Berikut ini histogram

peembuatan amplang yang dibuat berdasarkan tabel lembar pemeriksaan

(check sheet) adalah sebagai berikut:

Analisis Pengendalian Kualitas (Quality Control) (Sulastri)

1591

Histogram Produk Rusak Amplang Selama Bulan Januari 2018 Pada

Home Industry Amplang Pipih Mahakam

Sumber: Data diolah (2018)

3. Diagram Sebab Akibat

Analisis sebab-akibat digunakan untuk menganalis faktor-faktor apa

sajakah yang memnjadi penyebab kerusakan produk.

Diagram Sebab – Akibat Untuk Jenis Kerusakan Amplang Tidak

Mengembang 2018

Sumber : Data diolah

4. Peta Kendali (Control Chart) Setelah mengumpulkan data produksi amplang dengan lembar check sheet

dan membuat histogram, maka langkah selanjutnya membuat peta kendali

(control chart). Membuat peta kendali (control chart) bertujuan untuk

mengetahui apakah kerusakan yang di alami masih dalam kategori wajar atau

tidak wajar. Adapun langkah-langkah membuat peta kendali (control chart)

adalah menghitung persentase kerusakan, menghitung garis pusat atau Central

line (CL), menghitung batas kendali bawah atau Upper Control Limitit (UCL),

dan menghitung batas kendali bawah atau Lower Control Limit (LCL). Berikut

adalah hasil dari perhitungan :

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 4, 2018: 1583-1594

1592

151413121110987654321

0.04

0.03

0.02

0.01

0.00

Sample

Prop

ortio

n

_P=0.01773

UCL=0.03326

LCL=0.00220

P Chart of Jumah Produk Rusak

Tests performed with unequal sample sizes

Tabel Hasil Perhitungan Batas Kendali Pada Home Industry

Amplang Pipih Mahakam Periode Januari 2018

No Observasi

Jumlah Jumlah Produk Persentase

UCL CL LCL Produksi Cacat (keras)

Hilangnya

Pendapatan

1 Observasi 1 500 9 0.018 0.036 0.018 0.0002

2 Observasi 2 600 10 0.017 0.034 0.018 0.002

3 Observasi 3 650 12 0.018 0.034 0.018 0.002

4 Observasi 4 550 8 0.015 0.035 0.018 0.001

5 Observasi 5 700 13 0.019 0.033 0.018 0.003

6 Observasi 6 650 11 0.017 0.034 0.018 0.002

7 Observasi 7 500 9 0.018 0.036 0.018 0.0002

8 Observasi 8 700 13 0.019 0.033 0.018 0.003

9 Observasi 9 550 10 0.018 0.035 0.018 0.001

10 Observasi 10 600 11 0.018 0.034 0.018 0.002

11 Observasi 11 650 11 0.017 0.034 0.018 0.002

12 Observasi 12 700 13 0.019 0.033 0.018 0.003

13 Observasi 13 650 12 0.018 0.034 0.018 0.002

14 Observasi 14 600 10 0.017 0.034 0.018 0.002

15 Observasi 15 650 12 0.018 0.034 0.018 0.002

Jumlah 9250 164 0.265 0.513 0.27 0.0274

Rata-Rata 616.67 10.93 0.018 0.034 0.018 0.002

Sumber: Hasil perhitungan rumus peta kendali P

Pada tabel di atas menunjukan presentase kerusakan, garis pusat (central

line), batas kendali atas (upper control limit), dan batas kendali bawah (lower

control limit ) dari observasi 1 sampai 15. Jumlah kerusakan 164, rata-rata

kerusakan adalah 10,93, presentase kerusakan 0,265 dengan rata-rata

presentase kerusakan 0,018, rata-rata CL 0,018, rata-rata UCL 0,034, rata-rata

LCL 0,002. Dan berikut ini adalah gambar grafik p chart jumlah produk

cacat.

Diagram Peta Kendali Proporsi Kerusakan Bulan Januari 2018

Sumber: Data yang telah diolah

Berdasarkan grafik seperti yang telah diuraikan diatas menunjukkan

bahwa batas kendali atas (UCL) sebesar 0,03326 dan batas kendali bawah

(LCL) sebesar 0,00220 masih dalam batas wajar. Karena tidak melewati

garis out of control. Home Industry Amplang pipih mahakam harus

Analisis Pengendalian Kualitas (Quality Control) (Sulastri)

1593

mempertahankan kestabilan dan tetap memperhatikan kinerja karyawan

agar terhindar dari hilangnya pendapatan.

Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti serta hasil dari

analisis yang berhubungan dengan pengendalian kualitas untuk produk amplang

pada Home Industry Amplang Pipih Mahakam di Samarinda terdapat temuan

yang didapat oleh peneliti yaitu karyawan yang lalai dan kurang teliti menjadi

salah satu faktor utama kerusakan pada produk. Kecacatan atau kerusakan yang

terjadi pada produk amplang adalah amplang yang tidak dapat mengembang atau

keras. Dimana amplang yang baik adalah amplang yang dapat memgembang

secara sempurna atau 2 kali lipat pada saat proses penggorengan.

Berdasarkan grafik p-chart bahwa pengendalian kualitas (quality control)

berdasarkan nilai yang dilakukan pada usaha pengolahan amplang pipih mahakam

masih dalam keadaan terkendali dan batas wajar. Dimana produk yang diproduksi

mampu mempertahankan kualitasnya. Kerusakan atau kecacatan yang terjadi pada

produk amplang dapat dikatakan normal atau wajar karena tidak melewati garis

out of control. Home Industry Amplang Pipih Mahakam mengalami kehilangan

pada pendapatan usaha yang diakibatkan kecacatan/kerusakan pada produk

selama bulan Januari 2018 sebesar 1,77% dan pada tahun 2017 sebesar 1,93%.

Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa meskipun Home Industry

Amplang Pipih Mahakam dalam keadaan terkendali atau batas wajar, namun

Home Industry Amplang Pipih Mahakam tetap mengalami hilangnya pendapatan

per bulannya. Hal ini dapat terjadi karena disebabkan oleh karyawan yang tidak

melaksanakan SOP secara benar sehingga dapat menimbulkan kerusakan produk

pada bagian produksi dalam mempersiapakan bahan baku. Maka Home Industry

Amplang Pipih Mahakam sebaiknya meningkatkan kembali kualitas pada produk

maupun sumber daya manusia (SDM) agar dapat menghindari atau memperkecil

hilangnya pendapatan yang terjadi.

Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu Maulida (2016) dan teori

menurut Assauri (2008:3), pembahasan dalam pengoprasian sistem produksi dan

operasi yaitu mencakup:

a. Penyusunan rencana produksi dan operasi.

b. Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan.

c. Pemeliharaan atau perawatan (maintenance) mesin dan peralatan.

d. Pengendalian mutu.

e. Manejemen tenaga kerja.

Ketika suatu pengendalian kualitas dilaksanakan dengan baik, maka

penyimpangan yang terjadi dapat diatasi dan kualitas produk dapat dijaga serta

dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Dalam penelitian ini Analisis Pengendalian Kualitas (Quality Control)

dalam Proses Produksi Pada Home Industry Ampang Pipih Mahakm di Samarinda

yaitu pengendalian kualitas (Quality Control) yang dilakukan mampu menjaga

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 4, 2018: 1583-1594

1594

kualitas produk namun masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki yaitu

meminimalisir hilangnya pendapatan yang terjadi dan berusaha untuk

memperkecil lagi persentase kerusakan produk meskipun pada saat ini masih

dalam batas kendali/wajar serta memperkecil tingkat kesalahan yang dilakukan

oleh karyawan.

Penutup

Pengendalian kualitas pada Home Industry Amplang Pipih Mahakam yang

diterapkan sudah pada batas kendali. Namun pada kenyatanya masih terdapat

produk yang mengalami kerusakan atau kecacatan dan hal ini juga menimbulkan

hilangnya pendapatan yang dialami oleh Home Industry Amplang Pipih Mahakam

setiap bulanya.

Faktor kerusakan atau kecacatan yang disebabkan oleh bahan baku dan

manusia yang terjadi karena persiapan pemilihan bahan baku yanag tidak sesuai

dengan SOP (Standar Operational Procedur) yaitu ikan yang terkontaminasi

dengan garam atau bahan kimia serta tepung yang tidak diinapkan terlebih dahulu

selama 15 hari serta merk tepung yang tidak konsisten. Hal ini terjadi akibat

kelalaian/kurangnya ketelitian dari karyawan. Sehingga ini menyebabkan

kerusakan atau kecacatan pada produk berupa amplang yang tidak

mengembang/keras.

Maka dari itu, sebaiknya pihak perusahaan/Home Industry menjalankan

serta menerapkan dengan benar SOP yang telah ditetapkan secara tertulis dan

pihak perusahaan/Home Industry memberikan pelatihan kerja pada karyawan

untuk memperkecil tingkat kelalaian karyawan sehingga meminimalkan

terjadinya kesalahan/ kecacatan pada produk yang berdampak pada hilangnya

pendapatan.

Daftar Pustaka

Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi Dan Operasi Edisi Revisi.

Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

Assauri, Sofjan. 2014. Manajemen Pemasaran. Raja Grafindo Persada:

Jakarta.

Harjanto, Eddy. 2007. Manajemen Operasi. Jakarta. Grasindo

Haizer, Jay dan Berry Render. 2015. Manajemen Operasi, Edisi 11. Salemba

Empat. Jakarta Selatan.

Haizer, Jay dan Berry Render. 2009. Manajemen Operasi. Buku 1 Edisi 9.

Jakarta: Salemba Empat.

Prawirosentono, Suyadi. 2007. Filasofi Baru Tentang Mutu Terpadu. Edisi 2.

Jakarta: Bumi Aksara

Supriyono, R, 2011. Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian

Biaya, Serta Pengendalian Keputusan. Yogyakarta: BPFE