ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

170
ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN KABUPATEN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2014-2018 Oleh : Fadlilah Suhara Putri 11160840000039 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H / 2021 M

Transcript of ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

Page 1: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN

KABUPATEN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

TAHUN 2014-2018

Oleh :

Fadlilah Suhara Putri

11160840000039

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H / 2021 M

Page 2: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Page 3: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Page 4: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Jum’at 15 Bulan Mei Tahun Dua Ribu Dua Puluh telah dilakukan

Ujian Komprehensif atas Mahasiswa:

1. Nama : Fadlilah Suhara Putri

2. NIM 11160840000039

3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Analisis Pengembangan Potensi Ekonomi Kota dan

Kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau Tahun

2014-2018.

Setelah Mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberikan kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Mei 2020

1. Dr.H.TB.Ace Hasan Syadzily, M.Si

( )

Penguji I

2. Najwa Khairina, SE, MA

NIP: 198711132018012001 ( )

Penguji II

Page 5: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Page 6: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PRIBADI

Nama Lengkap : Fadlilah Suhara Putri

Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 19 Febuari 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Bekasi

Telepon : 089537249025

Email : [email protected]

B. PENDIDIKAN FORMAL

1. SDN Lubang Buaya 02 PTG - 2004-2010

2. SMPN 157 Jakarta Timur - 2010-2013

3. MAS Al-Hamid Jakarta Timur - 2013-2016

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - 2016-2021

C. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota HMJ Ekonomi Pembangunan Departemen Kemahasiswaan

Tahun 2017-2018

2. Wakil Sekretaris Umum HMJ Ekonomi Pembangunan Periode 2018-

2019

3. Sekretaris Departemen Hubungan Antar Lembaga DEMA FEBPeriode

2019-2020

4. Sekretaris Economic Call for Paper National Championship

(ECLASHIP) Periode 2017

Page 7: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

vi

D. SEMINAR

1. “ 4th

Industrial Revolution - Global Walfare through Digitalization”

diselenggarakan oleh International Conference on Multidiciplinary

Academy (ICMA) PPI UKM 20182.

2. Seminar Nasional - Menjawab Peluang dan Tantangan Perkembangan

Financial Technologydi Indonesia‖ diselenggarakan oleh HMJ EP.

3. Diskusi dan Bedah Buku - Problem Domestik Bruto: Sejarah dan

Realitas Politik di Balik Angka Pertumbuhan Ekonomi‖

diselenggarakan oleh HMJ EP.

4. Seminar - Peran Generasi Muda Dalam Menghadapi Revolusi Industri

4.0 dan Ekonomi Digital‖ diselenggarakan oleh HMJ EP.

E. PENGALAMAN KERJA

1. PT. MITRA UTAMA KENCANA - Staff Administrasi & Accounting

Page 8: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

vii

ABSTRACT

This study aims to determine the sector and non-basis, leading and potential

sectors to be developed, determine the typology of each region based on per capita

income and growth of each region, and determine development priorities in the

City and Regency of the Riau Islands Province.

The secondary data used in this study were from the BPS Riau Islands Province

and the Regency and City BPS in the Riau Islands Province, for the period 2014-

2018. The model used in this research is Location Quotient (LQ) Analysis, MRP

Analysis, Overlay Analysis, Klassen Typology and Determinants of Development

Priority Sector.

The results of this study indicate that the seven regencies and cities in the Riau

Islands Province have different basic sectors. The basic sectors in the Riau Islands

Province are dominated by the Agriculture, Forestry and Fisheries sectors in five

districts. The results of MRP Analysis and Overlay Analysis show that the

districts of cities in the Riau Islands Province have their respective advantages,

both in terms of competitive advantage and specialist advantage. From the results

of the analysis, Tanjung Pinang City, Batam City, Karimun Regency, Bintan

Regency, and Lingga Regency have competitive advantages or have high

potential competitiveness, because they have advantages both at the Regency or

City level and at the provincial level. Based on the results of Klassen Typology,

Bintan Regency including Advanced and Fast-Growing Areas, Kep. Anambas is

included in Advanced but Depressed Areas, Karimun Regency, Natuna Regency,

Batam City, and Tanjung Pinang City are included in Fast Developing Areas,

while Lingga Regency is included in Relatively Disadvantaged Areas. Based on

the analysis that has been done, it can be taken from the main sectors that are

development priorities in each Regency and City in the Riau Islands Province. In

the City of Tanjung Pinang there are six economic sectors that are priority

development, there are three economic sectors that are priority development in

Batam City, in Karimun Regency there are four economic sectors that are

development priorities, for Bintan Regency there are five economic sectors that

are priority development sectors Natuna Regency and Anambas Islands Regency

have no major development priorities to be developed, while Lingga Regency has

seven economic sectors which are the main development priorities.

Keywords: Economic Potential Sector, Location Quotient (LQ) Analysis, MRP

Analysis, Overlay Analysis, Klassen Typology, Development Priorities.

Page 9: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sektor basis dan non basis, sektor

unggulan dan potensial untuk dikembangkan, menentukan tipologi masing -

masing daerah berdasarkan pendapatan perkapita dan pertumbuhan masing-

masing wilayah, serta menentukan prioritas pembangunan di Kota dan Kabupaten

Provinsi Kepulauan Riau.

Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini bersumber data BPS Provinsi

Kepulauan Riau dan BPS Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau, dalam

kurun waktu 2014 - 2018. Model yang digunakan pada penelitian ini adalah

Analisis Location Quotient (LQ), Analisis MRP, Analisis Overlay, Tipologi

Klassen dan Penentu sektor Prioritas Pembangunan.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa tujuh Kabupaten dan Kota di Provinsi

Kepulauan Riau memiliki sektor basis yang berbeda-beda. Sektor - sektor basis di

Provinsi Kepulauan Riau di dominasi oleh sektor Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan yaitu terdapat pada Lima Kabupaten. Hasil Analisis MRP Dan Analisis

Overlay menunjukkan bahwa setiap Kabupaten Kota di Provinsi Kepulauan Riau

memiliki keunggulan nya masing - masing, baik dari segi keunggulan kompetitif

maupun keunggulan spesialisasi. Dari hasil analisis tersebut Kota Tanjung

Pinang, Kota Batam, Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan, dan Kabupaten

Lingga memiliki keunggulan kompetitif atau mempunyai potensi daya saing yang

tinggi, karena memiliki keunggulan baik di tingkat Kabupaten Kota maupun di

tingkat provinsi. Berdasarkan Hasil Tipologi Klassen Kabupaten Bintan termasuk

Daerah Maju dan Tumbuh Cepat, Kabupaten Kep. Anambas termasuk kedalam

Daerah Maju tapi Tertekan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kota Batam,

dan Kota Tanjung Pinang termasuk kedalam Daerah Berkembang Cepat,

sedangkan Kabupaten Lingga termasuk kedalam Daerah Relatif Tertinggal.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka dapat dibuat kesimpulan sektor

utama yang menjadi prioritas pembangunan pada masing- masing Kabupaten dan

Kota di Provinsi Kepulauan Riau. Pada Kota Tanjung Pinang terdapat enam

sektor ekonomi yang menjadi prioritas pembangunan, terdapat tiga sektor

ekonomi yang menjadi prioritas pembangunan di Kota Batam, Pada Kabupaten

Karimun terdapat empat sektor ekonomi yang menjadi prioritas pembangunan,

untuk Kabupaten Bintan terdapat lima sektor ekonomi yang menjadi prioritas

sektor pembangunan, untuk Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan

Anambas tidak ada prioritas pembangunan yang utama untuk dikembangkan,

sedangkan untuk Kabupaten Lingga mempunyai tujuh sektor ekonomi yang

menjadi prioritas pembangunan utama.

Kata Kunci : Sektor Potensi Ekonomi, Analisis Location Quotient ( LQ), Analisis

MRP, Analisis Overlay, Tipologi Klassen, Prioritas Pembangunan.

Page 10: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji hanya milik Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan

segala Rahmat nikmat dan karunianya. Shalawat dan salam selalu tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Analisis

Pengembangan Potensi Ekonomi Kota dan Kabupaten di Provinsi Kepulauan

Riau Tahun 2014-2018 “. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah membantu, mendukung, membimbing serta memberikan arahan kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan kali

ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Keluarga penulis, Ayah, Mama, Ade-ade, dan keluarga besar saya yang telah

memberi semangat, dukungan, serta dorongan baik secara materi maupun non-

materi. Serta iringan doa yang selalu dicurahkan agar penulis diberikan

kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi.

2. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., Ak., M.Si, CA., QIA., BKP., CRMP., selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas

kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk dapat menempuh

pendidikan di kampus ini.

3. Bapak Dr. Muhammad Hartana Iswandi Putra, M.Si dan Ibu Fitri Amalia, M.Si

selaku ketua prodi dan sekteratis prodi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Muhammad Hartana Iswandi Putra, M.Si dan Ibu Roosita Meilani selaku

dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, memberi arahan,

untuk membimbing, membantu, dan memotivasi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Penulis hanya dapat mendoakan mengucapkan

banyak-banyak terimakasih kepada Bapak dan Ibu semoga selalu diberikan

Kesehatan, rahmat dan keberkahan oleh Allah SWT.

Page 11: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

x

5. Bapak Dr. Lukman, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan dukungan dan arahan serta motivasi kepada penulis semenjak

semester satu hingga dapat menyelesaikan skripsi. Semoga Bapak selalu

diberikan rahmat, nikmat, keberkahan, dan karunia oleh Allah SWT.

6. Untuk Dewita, Aini, Nisa, dan Ika yang selalu ada dan mendengarkan keluh

kesah penulis semasa perkuliahan sampai selesainya skripsi ini. Penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada kalian semoga selalu dilancarkan

segala urusannya.

7. Teman - teman KKN 195 “Cemara” yang telah mengisi dan menemani hari-

hari penulis selama KKN, susah senangnya di desa Muara, berjuang satu bulan

di desa yang serba kekurangan, satu bulan yang tidak terlupakan bersama

kalian.

8. Teman - teman seperjuangan Angkatan 2016 Ekonomi Pembangunan yang dari

awal berjuang sama-sama semangat untuk kalian semua, sukses selalu.

9. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih kepada

kalian semua yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis selama

pengerjaan skripsi.

Penulis sangat menyadari bahwa didalam skripsi ini masih banyak terdapat

kesalahan dan kekurangan maka penulis memohon maaf atas segala kekurangan.

Dan karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang dapat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat untuk banyak pihak serta penulis sangat mengharapkan dan menerima

dengan terbuka jika ada kritik dan saran, terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bekasi, 1 Januari 2021

Fadlilah Suhara

Page 12: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... v

ABSTRACT ..................................................................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xiii

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xvii

BAB I .................................................................................................................................. 1

1. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

2. Rumusan Masalah ................................................................................................ 6

3. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 6

4. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 7

BAB II ................................................................................................................................ 8

A. Teori yang berkenaan dengan Variabel yang diambil ........................................... 8

B. Penelitian Terdahulu .............................................................................................. 15

C. Kerangka pemikiran ............................................................................................... 20

BAB III ............................................................................................................................ 22

A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................................... 22

B. Metode Pengumpulan Data .................................................................................... 22

C. Metode Analisis ....................................................................................................... 24

1. Analisis Location Quotient (LQ) ....................................................................... 24

2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) .................................................... 26

3. Analisis Overlay ................................................................................................. 28

4. Tipologi Klassen ................................................................................................. 28

Page 13: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

xii

5. Penentuan Prioritas Pembangunan Kabupaten Kota di Provinsi

Kepulauan Riau....................................................................................................... 30

D. Operasional Variabel Penelitian ............................................................................ 30

BAB IV ............................................................................................................................. 33

A. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN ................................................... 33

1. Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau .......................................................... 33

2. Letak Geografis .................................................................................................. 33

3. Demografi ........................................................................................................... 35

4. Kondisi Perekonomian ...................................................................................... 37

B. HASIL PENELITIAN ............................................................................................. 41

1. Analisis Location Qoutient (LQ)....................................................................... 41

2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) .................................................... 61

3. Analisis Overlay ................................................................................................. 71

4. Analisis Tipologi Klassen Tipologi Daerah Kabupaten Kota di Provinsi

Kepulauan Riau....................................................................................................... 81

5. Analisis Penentuan Prioritas Sektor Pembangunan di Provinsi Kepulauan

Riau. ..........................................................................................................................83

C. PEMBAHASAN ...................................................................................................... 91

1. Analisis Location Qoutient (LQ)....................................................................... 91

2. Analisis Model Ratio Pertumbuhan ................................................................ 99

3. Analisis Overlay ............................................................................................... 109

4. Analisis Tipologi Klassen ................................................................................. 114

5. Hasil Analisis Prioritas pembangunan ........................................................... 116

BAB V ............................................................................................................................ 123

A. KESIMPULAN ...................................................................................................... 123

B. SARAN ................................................................................................................... 126

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 128

LAMPIRAN – LAMPIRAN ......................................................................................... 131

Page 14: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 PDRB Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2014-2015………………………………………………. 2

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu………………………………………………..… 15

Tabel 3.1 Klasifikasi Tipologi Klassen Pendekatan wilayah…………………..... 28

Tabel 4.1 Luas wilayah daratan Dan Luas wilayah lautan Kepulauan Riau.......... 34

Tabel 4.2 Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Kabupaten Kota Dan Provinsi

Kepulauan Riau Tahun 2014-2018…………………………………………....… 38

Tabel 4.3 PDRB, PDRB Perkapita Dan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten

Kota Atas Dasar Konstan 2010 Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2018………..... 39

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan LQ Tiap Kabupaten Kota Untuk Sektor

Pertanian Tahun 2014-2018………………………………………………..…… 41

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan LQ Tiap Kabupaten Kota Untuk Sektor

Pertambangan

Dan Penggalian Tahun 2014-2018……………………………………………… 42

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan LQ Tiap Kabupaten Kota Untuk Sektor

Industri Pengolahan Tahun 2014-2018……………………………………….… 43

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan LQ Tiap Kabupaten Kota Untuk Sektor

Pengadaan Listrik Dan Gas Tahun 2014-2018……………………………….… 44

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan LQ Tiap Kabupaten Kota Untuk Sektor Pengadaan

Air, Pengelolaan Sampah, Limbah Dan Daur Ulang Tahun 2014-2018………… 45

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan LQ Tiap Kabupaten Kota Untuk Sektor

Konstruksi Tahun 2014-2018………………………………………………….... 46

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan LQ Tiap Kabupaten Kota Untuk Sektor

Perdagangan

Besar Dan Eceran, Reparasi Mobil Tahun 2014-2018………………………..… 47

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan LQ Tiap Kabupaten Kota Untuk Sektor

Transportasi

Dan Pergudangan Tahun 2014-2018…………………………………………..... 48

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan LQ Tiap Kabupaten Kota Untuk Sektor

Page 15: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

xiv

Penyediaan Akomodasi Dan Makan Minum Tahun 2014-2018…………...…… 49

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan LQ Tiap Kabupaten Kota Untuk Sektor Informasi

Dan Komunikasi Tahun 2014-2018…………………………………………..… 50

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan LQ Tiap Kaupaten Kota Untuk Sektor Jasa

Keuangan Dan Asuransi Tahun 2014-2018………………………..……….……

51

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan LQ Tiap Kabupaten Kota Untuk Sektor

Real Estate Tahun 2014-2018…………………………………………………... 52

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan LQ Tiap Kabupaten Kota Untuk Sektor

Jasa Perusahaan Tahun 2014-2018…………………………………………...…. 53

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan LQ Tiap Kabupaten Kota Untuk Sektor

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, Dan Jaminan Sosial Wajib

Tahun 2014-2018……………………...………………………………………... 54

Tabel 4.18 Hasil Perhitungan LQ Tiap Kabupaten Kota Untuk Sektor

Jasa Pendidikan Tahun 2014-2018……………………………………………… 55

Tabel 4.19 Hasil Perhitungan LQ Tiap Kabupaten Kota Untuk Sektor Jasa

Kesehatan Dan Kegiatan Sosial Tahun 2014-2018……………………...………. 56

Tabel 4.20 Hasil Perhitungan LQ Tiap Kabupaten Kota Untuk Sektor Jasa

Lainnya Tahun 2014-2018…………………………………………...…………. 57

Tabel 4.21 Hasil Kompilasi Analisis LQ Di Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2014-2018……………………………………………………….……….. 59

Tabel 4.22 Hasil Analisis MRP Kota Tanjung Pinang Tahun 2014-2018………. 61

Tabel 4.23 Hasil Analisis MRP Kota Batam Tahun 2014-2018………………… 63

Tabel 4.24 Hasil Analisis MRP Kabupaten Karimun Tahun 2014-2018………... 64

Tabel 4.25 Hasil Analisis MRP Kabupaten Bintan Tahun 2014-2018...………... 66

Tabel 4.26 Hasil Analisis MRP Kabupaten Natuna Tahun 2014-2018…….……. 67

Tabel 4.27 Hasil Analisis MRP Kabupaten Lingga Tahun 2014-2018……….… 68

Tabel 4.28 Hasil Analisis MRP Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2014-2018………………………………………………………….……. 69

Tabel 4.29 Hasil Analisis Overlay Kota Tanjung Pinang Tahun 2014-2018.…… 72

Tabel 4.30 Hasil Analisis Overlay Kota Batam Tahun 2014-2018………….…... 73

Page 16: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

xv

Tabel 4.31 Hasil Analisis Overlay Kabupaten Karimun Tahun 2014-2018.......…. 74

Tabel 4.32 Hasil Analisis Overlay Kabupaten Bintan Tahun 2014-2018……...…76

Tabel 4.33 Hasil Analisis Overlay Kabupaten Natuna Tahun 2014-2018….....… 77

Tabel 4.34 Hasil Analisis Overlay Kabupaten Lingga Tahun 2014-2018...…..… 78

Tabel 4.35 Hasil Analisis Overlay Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2014-2018…………………………………………………………….…. 79

Tabel 4.36 Rata-Rata Laju Pertumbuhan Ekonomi Dan Pendapatan

Perkapita Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014-2018……………….………… 80

Tabel 4.37 Klasifikasi Tipologi Klassen Pendekatan Wilayah Provinsi

Kepulauan Riau Tahun 2014-2018……………………………………...………. 81

Tabel 4.38 Hasil Penelitian Prioritas Pembangunan Di Kota

Tanjung Pinang………………………….………...………...………...……...… 83

Tabel 4.39 Hasil Penelitian Prioritas Pembangunan Di Kota Batam…………..... 84

Tabel 4.40 Hasil Penelitian Prioritas Pembangunan Di

Kabupaten Karimun…………………………………………………………..… 85

Tabel 4.41 Hasil Penelitian Prioritas Pembangunan Di Kabupaten Bintan……... 86

Tabel 4.42 Hasil Penelitian Prioritas Pembangunan Di Kabupaten Natuna..…… 87

Tabel 4.43 Hasil Penelitian Prioritas Pembangunan Di Kabupaten Lingga……... 88

Tabel 4.44 Hasil Penelitian Prioritas Pembangunan Di Kabupaten

Kepulauan Anambas………………….………...………...………...………....… 89

Page 17: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kepulauan Riau Tahun

2014 – 2018............................................................................................................ 4

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran…...................................................................... 20

Gambar 4.1 Peta Kepulauan Riau......................................................................... 33

Grafik 4.1 Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014-2018............ 35

Grafik 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Kota di Provinsi

Kepulauan Riau Tahun 2018................................................................................. 36

Grafik 4.3 PDRB PerKapita Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014- 2018

(Juta Rupiah)………………………………………………………..……..….… 37

Page 18: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I PDRB ADHK KABUPATEN KOTA DAN PROVINSI

KEPULAUAN RIAU ............................................................................................................... 128

LAMPIRAN II LAJU PERTUMBUHAN KABUPATEN KOTA PROVINSI

KEPULUAN RIAU .................................................................................................................. 136

LAMPIRAN III PDRB PERKAPITA KABUPATEN KOTA PROVINSI

KEPULAUAN RIAU ............................................................................................................... 136

LAMPIRAN IV HASIL PERHITUNGAN ANALISIS LQ KABUPATEN KOTA DI

PROVINSI KEPULAUAN RIAU ............................................................................................. 137

LAMPIRAN V HASILPERHITUNGAN ANALISIS MRP KABUPATEN KOTA DI

PROVINSI KEPULAUAN RIAU ............................................................................................. 141

LAMPIRAN VI HASIL PERHITUNGAN ANALISIS TIPOLOGI KLASSEN… ................. 149

Page 19: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Otonomi daerah mampu mendorong kegairahan daerah untuk

mengembangkan perekonomiannya. UU No. 32 Tahun 2004, menyebutkan bahwa

pembangunan harus memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah, karena

setiap daerah memiliki karakter baik dari segi sosial, budaya, bahkan geografis

yang berbeda sehingga perlu adanya kebijakan yang berbeda pula.

Jika dilihat dari kemakmuran suatu daerah, maka daerah satu tidak akan sama

dengan daerah yang lainnya walaupun dalam satu provinsi. Kaum klasik

berpandangan bahwa daerah yang memiliki atau kaya akan SDA akan lebih maju

dan masyarakatnya lebih makmur dibandingkan dengan daerah yang miskin SDA

(Emilia, 2006). Perbedaan SDA tersebut merupakan modal awal dalam

pembangunan yang selanjutnya harus terus dikembangkan. Selain mengandalkan

SDA yang ada, dibutuhkan juga sinergi dengan faktor - faktor lain sepeti SDM

untuk mengelola SDA, teknologi sebagai alat “tools” untuk mengelola SDA,

sehingga akan dihasilkan barang dan jasa yang baik dan berkualitas, yang akhirnya

berdampak pada pendapatan daerah tersebut.

Pembangunan daerah perlu memerhatikan potensi daerah yang dimiliki oleh

setiap Kabupaten dan Kota dengan cara menelaah PDRB untuk melihat adanya

potensi sektor basis dan non basis. Dalam rangka mengoptimalkan hasil

pembangunan, pemerintah Provinsi Kepulauan Riau harus berperan dalam

mendukung pengembangan potensi ekonomi untuk memperkuat daya saing.

Page 20: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

2

Kepulauan Riau merupakan wilayah dengan posisi yang strategis karena

berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu Vietnam, Malaysia, Kamboja,

dan Singapore. Letak yang strategis, berada di jalur Selat Malaka sampai laut

Natuna yang merupakan arus lalu lintas perdagangan dunia. Selain itu terdapat

Kota Batam, Kabupaten Karimun dan Kabupaten Bintan yang merupakan wilayah

Free Trade Zone (FTZ) yang menjadi daya tarik tersendiri bagi investor. Selain

dari segi kewilayahan, Kepulauan Riau juga memiliki kekayaan Sumber Daya

Alam (SDA) yang melimpah.

Di Provinsi Kepulauan Riau terdapat lima Kabupaten dan dua Kota tentunya

setiap Kabupaten dan Kota mempunyai potensi ekonomi yang khas sesuai dengan

keadaan daerahnya masing-masing, sehingga akan mempunyai PDRB dan tingkat

pertumbuhan yang berbeda-beda .

Tabel 1. 1

PDRB Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2014-2015

Sumber data : Bps Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau, diolah

Kabupaten Kota PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

2018 2017 2016 2015 2014

Kabupaten

Karimun 9.017.653.06 8.594.075.28 8.152.070.03 7.678.538.89 7.207.304.87

Kabupaten

Bintan 13.884.676.50 13.243.040.79 12.620.120.69 12.013.390.92 11.424.374.46

Kabupaten Natuna 15.023.867.85 14.665 423.36 14.538.928.91 14.115.265.93 13.585.406.93

Kabupaten Lingga 2.790.017.41 2.682.784.13 2.529.106.29 2.429.746.69 2.373.208.28

Kabupaten

Kep. Anambas 12.063.351.54 13.142.454.36 13.155.243.55 12.784.246.20 12.407.906.62

Kota Batam 102.059.977.00 97.459.725.58 95.369.704.92 90.457.743.78 84.644.068.54

Kota

Tanjung Pinang 13.982.665.74 13.548.246.81 13.197.815 12.567.987 11.891.255.80

Page 21: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

3

Berdasarkan tabel 1.1 PDRB Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau setiap

tahunnya cenderung mengalami kenaikan. Kepulauan Anambas mengalami

penurunan PDRB selama tiga tahun belakangan yaitu pada tahun 2016-2018.

PDRB Kabupaten Kota tertinggi terdapat pada Kota Batam dimana Kota

Batam merupakan kawasan free trade zone yang memiliki peranan penting dalam

mengembangkan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau.

Guna meningkatkan pendapatan daerah masing-masing daerah dituntut harus

mampu berusaha sendiri untuk meningkatkan pendapatannya, maka penggalian

potensi ekonomi daerah dan penggunaan potensi yang tepat adalah jalan terbaik,

karena tanpa memperhitungkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah

maka pengembangan pembangunan dan pendapatan daerah tidak akan mencapai

hasil yang optimal atau sesuai dengan yang diharapkan.

Selain pendapatan daerah pertumbuhan ekonomi juga dapat memberikan

gambaran mengenai dampak dari pembangunan yang telah dilaksanakan oleh

pemerintah, khususnya dalam rangka pengembangan bidang ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi

di suatu wilayah tertentu. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan

menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan.

Grafik 1.1 menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan

Riau tahun 2014–2018 mengalami penurun. Penurunan pertumbuhan ekonomi ini

disebabkan karena lemahnya investasi, konsumsi rumah tangga yang melambat

serta net ekspor yang juga menurun.

Page 22: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

4

6. 2 4.9098 4.058

1.098

2014 2015 2016 2017 2018

PERTUMBUHAN EKONOMI

Grafik 1.1

Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kepulauan Riau Tahun 2014 - 2018

Sumber data : Bps Provinsi Kepulauan Riau, diolah

Hal ini memerlukan perhatian yang cukup serius dari pemerintah karena

dengan melambatnya menurunnya pertumbuhan ekonomi dapat memperhambat

pembangunan dan pengembangan daerah, untuk itu pengembangan

pembangunannya perlu direncanakan Kembali sesuai dengan potensi yang

dimiliki daerah tersebut.

Setiap tahunnya terjadi pertumbuhan ekonomi di masing-masing kabupaten

kota, namun belum diketahui sektor apa saja yang menjadi sektor potensial untuk

dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut. Hal ini sangat

penting untuk mengidentifikasi potensi ekonomi suatu daerah.

Sektor ekonomi yang ada belum diketahui sektor ekonomi apa saja yang

memiliki potensi daya saing kompetitif dan spesialisasi, sehingga pertumbuhan

ekonomi yang ada hanya sebatas angka-angka kuantitatif saja. Untuk itu perlu

diketahui sektor basis pada masing-masing daerah dan dilanjutkan dengan

identifikasi sektor-sektor yang memiliki potensi daya saing kompetitif dan

spesialisasi, sehingga pertumbuhan ekonomi tidak hanya sebatas angka-angka.

Page 23: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

5

Masalah terakhir adalah belum adanya prioritas sektor dalam pengembangan

pembangunan. Tujuh Belas sektor yang dimiliki oleh kabupaten kota di Provinsi

Kepulauan Riau memiliki program masing-masing dalam kegiatan ekonominya.

Namun tidak semua dapat dijalankan serentak. Hal ini terkendala oleh anggaran

yang dialokasikan dalam RPJMD dan “urgensi” program tersebut. Untuk itu perlu

adanya prioritas pembangunan untuk mengoptimalkan keterbatasan anggaran

dengan memprioritaskan sektor -sektor yang memiliki keunggulan.

Dengan adanya otonomi daerah, semua kabupaten dan kota berjalan sendiri-

sendiri untuk membangun daerahnya. Tetapi pemerintah Provinsi memiliki peran

sebagai koordinasi antar kabupaten dan kota sehingga Provinsi harus mengetahui

daerah mana yang bisa dijadikan contoh untuk memacu pengembangan

pembangunan.

Berdasarkan uraian diatas maka diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui

potensi serta identifikasi sektor-sektor ekonomi kabupaten dan kota yang berada

di Kepulauan Riau sebagai pedoman dalam merumuskan perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di era

otonomi daerah. Oleh karena itu peneliti mengambil judul penelitian “Analisis

Pengembangan Potensi Ekonomi Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan

Riau Tahun 2014- 2018”.

Page 24: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

6

2. Rumusan Masalah

Pengembangan potensi ekonomi sektor potensial yang memberikan kontribusi

terbesar terhadap kemajuan ekonomi daerah merupakan prioritas kebijakan yang

harus dilaksanakan. Masih terdapat kesenjangan informasi di Kepulauan Riau

tentang potensi-potensi yang bisa digali dan dikembangkan untuk menunjang

pembangunan ekonomi daerah, sehingga analisis sektor potensial perlu dilakukan

untuk mengetahui potensi yang ada di Provinsi Kepulauan Riau di masa

mendatang. Melalui pengembangan potensi ekonomi tersebut diharapkan

pertumbuhan ekonomi dapat meningkat. Berdasarkan latar belakang masalah

yang telah dijelaskan, oleh karena itu peneliti ingin mengetahui:

a. Sektor apakah yang mempunyai potensi sebagai sektor basis di setiap

kabupaten atau kota di Kepulauan Riau?

b. Kabupaten dan kota manakah yang mempunyai keunggulan kompetitif,

daya saing dan spesialisasi?

c. Daerah manakah yang dapat digunakan untuk memacu pengembangan

pembangunan?

d. Bagaimana penentuan prioritas sektor basis untuk pengembangan

pembangunan di Kepulauan Riau disetiap Kabupaten kota?

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi ekonomi dan

mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi di masing-masing Kabupaten Kota di

Provinsi Kepulauan Riau dengan cara :

a. Menentukan sektor basis atau unggulan disetiap Kabupaten dan kota.

Page 25: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

7

b. Mengidentifikasi dan menganalisis kinerja sektor-sektor ekonomi di

masing-masing daerah terutama untuk mengetahui sektor-sektor yang

mempunyai daya saing kompetitif dan spesialisasi.

c. Menganalisis tipologi masing-masing daerah berdasarkan potensi yang

dimilikinya.

d. Menentukan prioritas sektor basis guna pengembangan pembangunan di

Kepulauan Riau umumnya serta Kabupaten dan Kota khususnya.

4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi, informasi dan

pedoman bagi :

a. Bagi Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau membuat perencanaan

kebijakan pembangunan ekonomi daerah berdasarkan potensi ekonomi

dan tipologi yang dimiliki tiap Kabupaten Kota serta bahan informasi

untuk dipertimbangkan oleh Pemerintah Kepulauan Riau tentang kinerja

masing-masing sektor.

b. Bagi Akademik Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

informasi untuk penelitian lebih selanjutnya, khususnya yang berkaitan

dengan pengembangan potensi ekonomi daerah.

c. Bagi masyarakat Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau

diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat masyarakat Kepuluan dapat

mengetahui potensi ekonomi yang ada di masing-masing daerahnya.

Page 26: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang berkenaan dengan Variabel yang diambil

1. Teori Pembangunan Daerah

Pelaksanaan pembangunan ekonomi daerah merupakan bagian yang

tidak dapat terpisahkan dari pelaksanaan pembangunan ekonomi secara

nasional yang ditunjang melalui pelaksanaan otonomi daerah. Menurut

Arsyad (2002) pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses

dimana pemerintah daerah bersama masyarakat mengelola sumber daya-

sumber daya yang ada dengan menjalin pola-pola kemitraan antara

pemerintah daerah dan pihak swasta guna menciptakan lapangan kerja

serta dapat merangsang pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

Menurut Adisasmita (2008), pembangunan wilayah (regional)

merupakan fungsi dari potensi sumber daya alam, tenaga kerja dan sumber

daya manusia, investasi modal, prasarana dan sarana pembangunan,

transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi, situasi

ekonomi dan perdagangan antar wilayah, kemampuan pendanaan dan

pembiayaan pembangunan daerah, kewirausahaan (kewiraswastaan),

kelembagaan daerah dan lingkungan pembangunan secara luas.

Pembangunan daerah haruslah dapat meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan rakyat di daerah melalui pembangunan yang serasi dan

terpadu antar kategori.

Page 27: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

9

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi daerah yang berbeda

akan memberikan pengaruh pada corak pembangunan yang akan

diterapkan. Pola kebijakan yang diterapkan dalam satu daerah belum tentu

akan sama dan berhasil ketika diterapkan pada daerah lainnya. Oleh

karena itu, perlu adanya perhatian dalam menyesuaikan pola kebijakan

pembangunan yang disesuaikan dengan kondisi serta potensi sumber daya

pada masing-masing daerah.

Setiap pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk

meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah.

Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah daerah dan masyarakatnya

harus secara bersama- sama mengambil inisiatif pembangunan daerah.

Salah satu aspek pembangunan wilayah (regional) adalah

pembangunan ekonomi yang bertujuan meningkatkan laju pertumbuhan

ekonomi dan perubahan struktur. Perubahan struktur ekonomi dapat

berupa peralihan dari kegiatan perekonomian ke nonpertanian, dari

industri ke jasa, perubahan dalam skala unit-unit produksi, serta

perubahan status kerja buruh. Karena itu konsep pembangunan wilayah

(regional) sangat tepat bila didukung dengan teori pertumbuhan

ekonomi, teori basis ekonomi, pusat pertumbuhan dan teori spesialisasi.

Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi daerah akan lebih cepat apabila

memiliki keuntungan absolute kaya akan sumber daya alam dan memiliki

keuntungan komparatif apabila daerah tersebut lebih efisien dari daerah

lain dalam melakukan kegiatan produksi dan perdagangan.

Page 28: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

10

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu faktor penting dalam

melakukan analisis terhadap pembangunan ekonomi yang terjadi pada

suatu Negara atau suatu daerah (adisasmita 2011). Pertumbuhan ekonomi

wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan

yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah

(value added) yang terjadi (Tarigan, 2005 : 46).

Secara umum pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan

kegiatan yang menyebabkan meningkatnya produksi barang dan jasa di

suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi dapat digunakan sebagai tolak ukur

pencapaian perkembangan suatu perekonomian dimana dapat dilihat dari

indikator Produk Domestik Bruto atau PDB.

Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah peningkatan volume variabel

ekonomi dari suatu sub sistem spasial suatu bangsa atau negara dan juga

dapat diartikan sebagai peningkatan kemakmuran suatu wilayah.

Pertumbuhan yang terjadi dapat ditinjau dari peningkatan produksi

sejumlah komoditas yang diperoleh suatu wilayah.

Pembahasan tentang sektor unggulan dan potensi ekonomi daerah

menjadi strategi penentu pertumbuhan ekonomi regional dalam era

otonomi, masing-masing daerah berlomba-lomba meningkatkan

pertumbuhan ekonomi daerahnya. Hal ini sangat penting bagi Pemerintah

Page 29: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

11

Daerah dalam menentukan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi di daerahnya.

3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai

tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam suatu wilayah

tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan

oleh seluruh unit ekonomi (BPS, 2011:2). Penghitungan PDRB dapat

dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu langsung dan tidak

langsung (alokasi) (Hilal Almulaibari, 2011:29).

a. Metode Langsung

Penghitungan metode langsung ini dapat dilakukan melalui tiga

pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan

dan pendekatan pengeluaran. Walaupun mempunyai tiga

pendekatan yang berbeda namun akan memberikan hasil

penghitungan yang sama (BPS,2008). Penghitungan PDRB

secara langsung dapat dilakukan melalui tiga pendekatan

sebagai berikut :

1.) PDRB Menurut Pendekatan Produksi (Production Approach).

Perhitungan PDRB melalui pendekatan ini disebut juga

penghitungan melalui pendekatan nilai tambah (value added).

Pendekatan produksi adalah penghitungan nilai tambah

barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu kegiatan atau

sektor ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari

Page 30: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

12

total produksi bruto sektor atau sub sektor tersebut.

2.) PDRB Menurut Pendekatan Pendapatan (Income Approach).

Penghitungan PDRB melalui pendekatan ini diperoleh

dengan menjumlahkan semua balas jasa yang diterima

faktor produksi yang komponennya terdiri dari upah dan

gaji,sewa tanah,bunga modal dan keuntungan. Semua

komponen tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan

pajak langsung lainnya.

3.) PDRB Menurut Pendekatan Pengeluaran (Expend Approach).

PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran untuk konsumsi

rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari

untung, konsumsi pemerintah,pembentukan modal tetap

domestik bruto,perubahan inventori atau stok dan ekspor

neto di suatu wilayah. Perhitungan PDRB melalui

pendekatan ini dilakukan dengan bertitik tolak dari

penggunaan akhir barang dan jasa yang dihasilkan di

wilayah domestik.

b. Metode Tidak Langsung atau Metode Alokasi.

Dalam metode ini PDRB suatu wilayah diperoleh dengan

menghitung PDRB wilayah tersebut melalui alokasi PDRB

wilayah yang lebih luas. Untuk melakukan alokasi PDRB

wilayah ini digunakan beberapa alokator antara lain: Nilai

produksi bruto atau netto setiap sektor atau subsector pada

Page 31: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

13

wilayah yang dialokasikan; jumlah produksi fisik; tenaga kerja;

penduduk dan alokator tidak langsung lainnya. Dengan

menggunakan salah satu atau beberapa alokator dapat

diperhitungkan persentase bagian masing-masing provinsi

terhadap nilai tambah setiap sektor dan subsektor.

4. Teori Basis

Menurut model ini pertumbuhan ekonomi suatu daerah ditentukan oleh

keuntungan kompetitif (Competitive Advantage) yang dimiliki oleh daerah

yang bersangkutan (Sjafrizal, 2008:87). Dalam perekonomian regional

terdapat kegiatan-kegiatan basis dan kegiatan-kegiatan bukan basis.

Dalam hal ini, perekonomian suatu daerah dibagi atas dua kelompok sektor

utama yaitu sektor basis dan sektor non basis.

Sektor basis adalah sektor yang menjadi tulang punggung

perekonomian daerah karena mempunyai keuntungan kompetitif

(Competitive Advantage) yang cukup tinggi. Sedangkan sektor non basis

adalah sektor-sektor lainnya yang kurang potensial tetapi berfungsi

sebagai penunjang sektor basis atau dapat dikatakan service industries

(Sjafrizal,2005:89).

Untuk menganalisis basis ekonomi suatu wilayah digunakan analisis

Location Quotient (LQ). LQ digunakan untuk mengetahui seberapa besar

tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan dengan cara

membandingkan peranannya dalam perekonomian daerah tersebut dengan

peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian regional

Page 32: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

14

(Emilia, 2006:24).

5. Teori Potensi Ekonomi

Robinson Tarigan (2005) menjelaskan bahwa seorang yang menjadi

perencana wilayah harus memiliki kemampuan untuk menganalisis potensi

ekonomi didaerahnya. Hal ini terkait dengan kewajibannya di suatu sisi

menentukan sektor-sektor rill yang perlu dikembangkan agar

perekonomian daerah tumbuh cepat dan di sisi lain mampu

mengidentifikasikan faktor-faktor yang membuat potensi sektor tertentu

rendah dan menentukan apakah prioritas untuk menanggulangi sektor yang

memiliki kelemahan tersebut.

Penentuan sektor unggulan dan potensi merupakan langkah awal

menuju pembangunan yang lebih terarah dengan berpijak pada konsep

efisiensi dan memperhatikan potensi ekonomi suatu wilayah. Konsep

efisiensi dilakukan dengan mengembangkan sektor unggulan maupun

potensi di wilayah tersebut. Sektor unggulan dan potensi dapat diketahui

dari superioritas sektoral, salah satunya dalam pertumbuhan kondisi sosial

ekonomi suatu wilayah. Sedangkan potensi ekonomi daerah dinyatakan

oleh Suparmoko (2002, 99) sebagai “Kemampuan ekonomi yang ada di

daerah yang mungkin dan layak dikembangkan sehingga akan terus

berkembang menjadi sumber penghidupan rakyat setempat bahkan dapat

mendorong perekonomian daerah secara keseluruhan untuk berkembang

dengan sendirinya dan berkesinambungan”.

Page 33: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

15

B. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini merupakan hasil-hasil penelitian yang pernah

dilakukan oleh peneliti terdahulu dapat dijadikan dasar dan bahan

pertimbangan dalam mengkaji penelitian ini. Berikut penelitian terdahulu :

Page 34: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

16

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

No Nama dan Judul Peneliti Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Goschin, Z. (2014). Regional growth

in Romania after its accession to EU:

a shift-share analysis approach.

Procedia Economics and Finance, 15,

169-175.

Pengaruh pangsa pendorong pertumbuhan lapangan

kerja absolut nasional selama 2007-2008 terkait

dengan komponen pergeseran negatif yang dominan

(baik sektoral maupun regional). Efek sektoral positif

hanya untuk wilayah Bucharest-Ilfov, sedangkan efek

regional positif untuk wilayah Bucharest-Ilfov dan

North-West, dengan memperhitungkan daya saing

regional yang tinggi. sedangkan untuk semua wilayah

lainnya kehilangan lapangan kerja akibat pergeseran

sektoral dan wilayah yang negatif melebihi

keuntungan dari pangsa nasional yang positif.

Pertumbuhan lapangan kerja tertinggi yang tercatat di

wilayah Bucharest-Ilfov adalah di bidang keuangan,

real estate, dan jasa lainnya, diikuti oleh

perdagangan.

Peneliti ingin mengetahui

keunggulan kompetitif dan

pergeseran regional dan

sektoral.

Pada penelitian saat ini peneliti

menggunakan metode analisis

MRP untuk mengetahui

keunggulan kompetitif dari

masing-masing wilayah

sedangkan pada penelitian

terdahulu peneliti menggunakan

analisis shift share.

2 (Moh.Khusaini. 2015) - A shift Share

analysis on regional competitiveness

– a case Banyuwangi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sektor

pertanian, pertambangan dan manufaktur tidak lagi

menjadi tulang punggung perekonomian banyuwangi.

Sektor hotel dan restoran, kontruksi serta jasa

perdagangan dan keuangan adalah sektor yang

memiliki potensi.

Pada metode analis yaitu

menggunakan LQ untuk

mengetahui sektor basis yang

nantinya akan menjadi penentu

sektor yang memiliki

keunggulan kompetitif dan

spesialisasi .

Pada penelitian saat ini lebih

terperinci dalam menentukan

sektor potensi ekonomi karena

menggunakan metode penelitian

MPR, Overlay, dan Tipologi

Klassen. Dan pada penelitian

saat ini tidak menggunakan

analisis shift share.

Page 35: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

17

No Nama dan Judul Peneliti Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

3

Bayu Kharisma (2019) - Analysis of

Potential Sectors and Policy

Priorities of Regional Economic

Development in Maluku.

Hasil penelitian ini menemukan 8 sektor yang

memiliki kategori basis. Untuk Hasil MRP

menunjukan bahwa sektor dengan RPs tertinggi

adalah sektor pertambangan dan penggalian. Untuk

Hasil analisis overlay menunjukan sektor administrasi

pemerintahan,pertahanan dan jaminan sosial wajib;

perdagangan ritel reparasi mobil dan motor adalah

sektor yang paling dominan pertumbuhanya dan

memberikan kontribusi sangat besar terhadap PDRB

dan pembangunan di Provinsi Maluku.

Pada metode analisis yang

digunakan menggunakan

analisis LQ, MRP, dan Overlay.

Pada penelitian saat ini Pada

penelitian saat ini menambahkan

metode Tipologi Klassen.

4 (Nurdiana, Defi, Agus Luthfi dan

Zainuri. 2015) - Analisis Potensi

Ekonomi dan Pengembangan Sektor

Potensial Kabupaten Ponorogo.

Analisis Location Quotient menunjukkan terdapat

sembilan sektor basis dan delapan sektor non basis.

Analisis Shift Share menunjukkan bahwa Kabupaten

Ponorogo berspesialisasi sama dengan sektor yang

tumbuh di Jawa Timur. Hasil analisis Tipologi

Klassen diperoleh empat kualifikasi wilayah termasuk

kuadran I yang merupakan daerah cepat maju dan

cepat tumbuh, kuadran II termasuk daerah maju tapi

tertekan, kuadran III termasuk daerah berkembang

cepat dan kuadran IV termasuk daerah relative

tertinggal. Analisis BSR tahun 2010-2014

menunjukkan jumlah tenaga kerja pada sektor basis

dibandingkan jumlah tenaga kerja pada sektor non

basis.

Metode analisis yang sama

dengan penelitian saat ini yaitu

Location Quotient, Model Rasio

Pertumbuhan, dan , Tipologi

Klassen

Pada penelitian sebelumnya

menggunakan metode analisis

Basic Service Ratio & Regional

Employment Multiplier

sedangkan pada penelitian saat

ini menambahkan metode

overlay

5 (Nailatul Husna, Irwan Noor,

Mochammad Rozikin, 2013).

Analisis Pengembangan Potensi

Ekonomi Lokal Untuk Menguatkan

Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa sektor

yang paling potensial dikembangkan di Kabupaten

Gresik yaitu, sektor industri pengolahan; listrik, gas,

dan air bersih; serta sektor pertambangan dan penggalian. Sedangkan dukungan Pemerintah

Pada metode analis yaitu

location quotient.

Pada penelitian saat ini

menambahkan metode Tipologi

Klasssen , MRP dan overlay

untuk mengetahui sektor unggulan baik dari segi

Page 36: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

18

Daya Saing Daerah Di Kabupaten

Gresik

Kabupaten Gresik dilihat dari RPJPD danRPJMD

serta alokasi APBD cenderung memprioritaskan pada

sektor yang kurang potensial seperti perdagangan,

hotel, dan restoran; serta pertanian. Maka, pemerintah

Kabupaten Gresik perlu memprioritas program

pembangunan maupun pengalokasian anggarannya

pada sektor unggulan.

kontribusi dan pertumbuhan

ekonomi.

6 Dini Adiyatin (2019) - Analisis

Overlay Untuk Menentukan Potensi

Sektor Ekonomi Unggulan Dalam

Pembangunan Daerah

Hasil analisis Typology Klassen sektor perekonomian

di Kota Pontianak pada sektor Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; dan

sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial tahun

2012-2016 menunjukkan sektor tumbuh cepat

(Kuadran 1). Berdasarkan hasil analisis Overlay,

sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang; dan sektor Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial merupakan sektor unggulan di Kota

Pontianak. Sektor tersebut menunjukkan pertumbuhan

dan kontribusi yang sangat besar terhadap

pembentukan PDRB dan pembangunan di Kota

Pontianak.

Persamaan penelitian terdapat

pada metode yang digunakan

yaitu menggunakan metode

Analisis LQ, Analisis MRP, dan

Analisis Overlay

Perbedaan dengan penelitian

saat ini terdapat pada hasil

penelitian, karena pada

penelitian saat ini

menggunakan metode

tambahan yaitu analisis

tipologi klassen dan prioritas

pembangunan

7 Anna Yulianita (2017) - Analisis

potensi Daerah Sebagai Upaya

Peningkatan Perekonomian Daerah di

Sumatera Bagian Selatan.

Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan sektor

basis yang dominan di wilayah Sumatera Bagian

Selatan karena terdapat di semua provinsi. Hasil

analisis Shift-Share di wilayah Sumatera Bagian

Selatan menunjukkan hasil bahwa terdapat beberapa

provinsi yang memiliki keunggulan/daya saing

kompetitif antara lain : provinsi Jambi memiliki 9 sektor kompetitif, Sumatera Selatan memiliki 11

Terdapat kesamaan dalam

metode analisis yaitu

menggunakan metode LQ dan

Tipologi Klassen

Perbedaan dengan penelitian

saat ini adalah dalam

menentukan keunggulan

kompetitif dan spesialisasi pada

penelitian saat ini menggunakan

analisis MRP dan Overlay

sedangkan pada penelitian

Page 37: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

19

sektor kompetitif, Bengkulu memiliki 9 sektor

kompetitif, Lampung memiliki 13 sektor kompetitif,

Bangka Belitung memiliki 10 sektor kompetitif.

Menurut tipologi provinsi Jambi masuk dalam

tipologi daerah cepat maju dan cepat tumbuh.

terdahulu menggunakan analisis

shift share

8 Ida Bagus dan Adytia (2017) -

Penentuan Prioritas Pembangunan

Melalui Analisis Sektor Potensial di

Kabupaten Gianyar.

sektor ekonomi yang dapat dikembangkan di

Kabupaten Gianyar ada 7 sektor dan sektor yang

mempunyai potensi untuk menentukan prioritas

pembangunan di wilayah Kabupaten Gianyar adalah

sektor penyedia akomodasi makanan dan

minuman,sektor real estate, dan jasa kesehatan.

Persamaan dengan penelitian

saat ini terdapat pada metode

analisis yang menggunakan

metode LQ, MRP, dan Overlay

Perbedaan nya tedapat pada

hasil dan metode analisis pada

penelitian saat ini peneliti

menambahkan metode Tipologi

klassen untuk mengetahui acuan

pembangunan dan prioritas

pembangunan

9 Puspaningtyas, A. (2013). Analysis of

Local Economic Potential and

Competitiveness Economic Sector in

Improving Local Economic

Development (Study in Batu City).

Jurnal Administrasi Publik,

Batu memiliki tiga sektor unggulan selama 2007-

2010,yaitu sektor jasa-jasa; sektor perdagangan, hotel

dan restoran;dan pertanian. Sektor yang berdaya saing

adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor

jasa dan sektor bangunan/konstruksi. Sektor unggulan

yang memberikan kontribusi terhadap PAD adalah

jasa-jasa, hotel dan sektor restoran. Sektor pertanian

sejak2007-2011 tidak menjadi sektor saing dan secara

tidak langsung memiliki kontribusi terhadap PAD.

Pada metode analis yaitu

location quotient.

Perbedaan dengan penelitian

saat ini terdapat pada metode

analisis penelitian sebelumnya

menggunakan analisis shift

share sedangkan pada penelitian

saat ini menggunakan metode

MRP.

10 Titisari, K. H. (2009). Identifikasi

potensi ekonomi daerah Boyolali,

Karanganyar, dan Sragen. JEJAK:

Jurnal Ekonomi dan Kebijakan, 2.

sektor ekonomi yang memiliki potensi daya saing

komparatif dan berdaya saing unggul terhadap

pertumbuhan ekonomi adalah bidang pertanian.

Pada metode analisis

menggunakan analisis LQ dan

analisis MRP

Pada penelitian saat ini

menambahkan metode analisis

Overlay, tipologi klassen dan

prioritas pembangunan.

Page 38: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

20

C. Kerangka pemikiran

Pengembangan potensi ekonomi sektor potensial yang memberikan

kontribusi terbesar terhadap kemajuan ekonomi daerah merupakan

prioritas kebijakan yang harus dilaksanakan. Masih terdapat kesenjangan

informasi di Kepulauan Riau tentang potensi-potensi yang bisa digali dan

dikembangkan untuk menunjang pembangunan ekonomi daerah, sehingga

analisis sektor potensial perlu dilakukan untuk mengetahui potensi yang

ada di Kepulauan Riau di masa mendatang. Melalui pengembangan

potensi ekonomi tersebut diharapkan pertumbuhan ekonomi dapat

meningkat. Begitu juga dengan daerah acuan sebagai pengembangan

pembangunan yang belum terlihat. Pada penelitian ini menggunakan

metode analisis LQ, MPR, dan Overlay, tipologi klassen serta prioritas

pembangunan daerah. Setelah semua alat analisis digunakan, maka dapat

diketahui hasilnya. Hasil tersebut dijadikan kesimpulan dan prioritas

pembangunan. Dari uraian diatas maka dapatlah disusun suatu skema

sebagai berikut :

Page 39: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

21

PDRB

Mengidentifikasi sektor potensial dengan adanya keunggulan kompetitif

dan daya saing untuk menentukan prioritas pembangunan

Potensi Ekonomi Kabupaten Kota di Provinsi Kepulauan Riau

Pendapatan Perkapita Pertumbuhan Ekonomi

Tipologi Klassen

Analisis Overlay

Prioritas Pembangunan

KESIMPULAN

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Analisis MRP Analisis LQ

Page 40: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

22

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan sebuah ruang lingkup atau batasan

batasan. Tujuan dari ruang lingkup yaitu agar subjek, objek, dan waktu

penelitian tidak melebihi atau keluar dari tujuan yang ingin dicapai. Ruang

lingkup pada penelitian ini hanya membahas tentang pengembangan

potensi ekonomi, sektor unggulan dan sektor yang memiliki daya saing

kompetitif dan spesialisasi serta prioritas pembangunan.

Objek pada penelitian ini terdapat di Provinsi Kepulauan Riau, dengan

menggunakan data PDRB Kepulauan Riau, Pertumbuhan Ekonomi

Kabupaten Kota Kepulauan Riau, PDRB Kabupaten Kota Kepulauan Riau

atas dasar harga konstan 2010 menurut lapangan usaha periode 2014-

2018. Sedangkan jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data

sekunder, yakni data yang diperoleh dari hasil pengolahan pihak kedua

(data eksternal) dan data yang digunakan merupakan data tahunan.

B. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu

data yang diperoleh dari pihak lain atau dari pihak kedua seperti Badan

Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau (BPS). Karena data sekunder

maka metode pengumpulan data yang di lakukan dalam penelitian ini

yaitu dengan teknik :

Page 41: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

23

a. Studi Kepustakaan Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan data dan mempelajari buku, buku pedoman, buku

program kerja atau literatur yang relevan dengan penyusunan skripsi.

Penulis melakukan penelitian dengan mengumpulkan buku-buku,

jurnal-jurnal, artikel- artikel ilmiah, data-data dari internet dan

lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

b. Studi Dokumentasi. Pengumpulan data dengan mengutip sumber

yang ada, menggunakan data yang berkaitan dengan objek penelitian

yang didapatkan dari pusat statistik maupun dari literatur-literatur

lainnya yang perhubungan dengan penelitian ini.

Dengan menggunakan kedua metode tersebut didapatkan berbagai

informasi data sekunder untuk digunakan dalam penelitian ini, perolehan

data sekunder dikumpulkan dari BPS yang mencakup :

a. PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Kabupaten Kota Provinsi

Kepulauan Riau menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018.

b. PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Provinsi Kepulauan Riau

menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018.

c. PDRB Perkapita Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun

2014 -2018.

d. PDRB Perkapita Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 -2018

e. Laju pertumbuhan PDRB menurut lapangan usaha Kabupaten Kota

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014-2018.

Page 42: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

24

C. Metode Analisis

1. Analisis Location Quotient (LQ)

Analisis LQ berguna untuk mengidentifikasi sektor basis suatu

wilayah. Dengan analisis ini dapat diketahui seberapa besar tingkat

spesialisasi sektor basis atau unggulan (leading sector) di suatu wilayah.

Sektor basis adalah sektor ekonomi yang dapat memenuhi kebutuhan

barang-barang dan jasa-jasa untuk pasar dan masyarakat yang ada di

daerah itu sendiri maupun daerah lain dan dapat dijadikan sektor

unggulan. Sektor non-basis adalah sektor ekonomi yang hanya dapat

memenuhi kebutuhan barang-barang dan jasa-jasa untuk pasar maupun

masyarakat yang ada di daerah itu sendiri, hal ini yang mengindikasikan

bahwa komoditas tersebut kurang atau tidak unggul di daerah yang

bersangkutan.

Analisis LQ mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan ekonomi dalam

suatu daerah dengan cara membandingkan peranannya dalam

perekonomian daerah tersebut dengan peranan kegiatan ekonomi sejenis

pada lingkup yang lebih luas. Pada penelitian ini analisis LQ digunakan

untuk menentukan perbandingan sektor-sektor yang ada di antara

Kabupaten Kota di Provinsi Kepuluan (regional) dengan Provinsi

Kepulauan Riau (Nasional).

Adapun rumus LQ adalah sebagai berikut: (Robinson Tarigan dalam

Utama, 2010:38) :

Page 43: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

25

Keterangan

Si = Nilai tambah sektor i di Kabupaten Kota

S = PDRB total di Kabupaten Kota

Ni = Nilai tambah sektor i di Provinsi

N = PDRB total di Provinsi

Kriteria pengukuran menurut Bendavid Val ada tiga kemungkinan

yang terjadi yaitu (Choliq, 2007:56):

a. Jika LQ > 1 maka sektor tersebut dikategorikan sektor basis,

artinya tingkat spesialisasi kabupaten kota lebih tinggi dari tingkat

provinsi. Produksi komoditas yang bersangkutan sudah melebihi

kebutuhan konsumsi di daerah dimana komoditas tersebut

dihasilkan dan kelebihannya dapat dijual keluar daerah (ekspor).

b. Jika LQ = 1 maka tingkat spesialisasi kabupaten kota sama dengan

di tingkat provinsi. Produksi komoditas yang bersangkutan hanya

cukup untuk kebutuhan daerah setempat.

c. Jika LQ < 1 maka sektor tersebut dikategorikan sektor non basis,

artinya tingkat spesialisasi kabupaten kota lebih rendah dari tingkat

provinsi. Produksi komoditas tersebut belum mencukupi

kebutuhan konsumsi di daerah yang bersangkutan.

LQ =

Page 44: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

26

2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

Analisis Model Rasio Pertumbuhan merupakan alat analisis yang

digunakan untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi (sektor ekonomi)

yang potensial, terutama struktur ekonomi kabupaten kota maupun

provinsi Kepulauan Riau berdasarkan pada kriteria pertumbuhan struktur

ekonomi wilayah baik internal maupun eksternal (Yusuf, 1999, dalam

Agus, 2009). Analisis MRP ini dibagi lagi ke dalam dua kriteria, yaitu

Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) dan Rasio Pertumbuhan Wilayah

Referensi (RPr). Berikut ini penjelasan dari masing-masing kriteria MRP:

a. Rasio pertumbuhan wilayah studi (RPs) yaitu perbandingan antara

pertumbuhan pendapatan dalam hal ini ialah pertumbuhan PDRB

sektor i di wilayah studi dengan pertumbuhan pendapatan PDRB

sektor i di wilayah referensi (Kabupaten Kota terhadap Provinsi).

Berikut formula dari RPs:

Keterangan:

Eij = Perubahan PDRB sektor i di wilayah

Eij = PDRB sektor i di wilayah j pada awal tahun penelitian

Ein = Perubahan PDRB sektor i secara provinsi

Ein = PDRB sektor i secara provinsi pada awal tahun penelitian

Rps : Eij/Eij

Ein/Ein

Page 45: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

27

Jika nilai RPs > 1 diberi notasi positif (+) yang menunjukkan bahwa

pertumbuhan sektor pada tingkat wilayah studi (kabupaten kota) lebih

tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pada wilayah referensi

(provinsi nasional).

Jika nilai RPs < 1 diberi notasi negatif (-) yang menunjukkan bahwa

pertumbuhan sektor pada tingkat wilayah studi (kabupaten kota) lebih

rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pada wilayah referensi

(provinsi).

b. Rasio pertumbuhan wilayah referensi (RPr) yaitu perbandingan

antara laju pertumbuhan pendapatan kegiatan i di wilayah referensi

dengan laju pertumbuhan total kegiatan (PDRB) wilayah referensi

(Provinsi). Berikut formula dari RPr:

Keterangan:

Ein = Perubahan PDRB sektor i secara provinsi

Ein = PDRB sektor i secara provinsi pada awal tahun penelitian

En = Perubahan PDRB provinsi

En = Total PDRB Provinsi pada awal tahun penelitian

Jika nilai RPr>1 diberi notasi positif (+) yang menunjukkan bahwa

pertumbuhan suatu sektor tertentu dalam wilayah referensi (Provinsi)

lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB total wilayah tersebut (Provinsi).

Rpr : Ein/ Ein

En/En

Page 46: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

28

Jika RPr < 1 diberi notasi negatif (-) yang menunjukkan bahwa

pertumbuhan suatu sektor tertentu dalam wilayah referensi (provinsi) lebih

rendah dari pertumbuhan PDRB total wilayah tersebut (provinsi).

3. Analisis Overlay

Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi sektor unggul baik dari

segi kontribusi maupun pertumbuhannya dengan menggabungkan hasil

dari analisis LQ dan Analisis MRP. Sehingga analisis ini terdiri dari tiga

kompenen yaitu Location Quotient (LQ), Rasio Pertumbuhan Wilayah

Referensi (RPr) dan Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs). Setiap

komponen kemudian disamakan satuannya dengan diberi notasi postif (+)

atau notasi negatif (-). Jika koefisien komponen bernilai lebih dari satu

diberi notasi positif (+) dan jika koefisien komponen bernilai kurang dari

satu diberi notasi negatif (-).

4. Tipologi Klassen

Analisis Tipologi Klassen pada umumnya dapat digunakan melalui

dua pendekatan yaitu dengan pendekatan wilayah dan pendekatan

sektoral. Pada penelitian ini digunakan analisis tipologi klassen

pendekatan wilayah. Tipologi Klassen pendekatan wilayah mendasarkan

klasifikasi wilayah pada dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi

dan produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita daerah.

Tipologi Klassen pendekatan wilayah digunakan untuk mengetahui

kondisi pertumbuhan ekonomi masing-masing Kabupaten kota di Provinsi

Kepulauan Riau. Melalui analisis ini diperoleh empat karateristik kondisi

Page 47: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

29

petumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu: daerah maju dan tumbuh cepat,

daerah maju tapi tertekan, daerah berkembang cepat, dan daerah relatif

tertinggal.

Analisis Tipologi Klassen digunakan dengan tujuan mengidentifikasi

posisi sektor perekonomian Kabupaten dan kota dengan memperhatikan

sektor perekonomian sebagai daerah referensi. Untuk lebih jelasnya dapat

digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3. 1

Klasifikasi Tipologi Klassen Pendekatan wilayah

Kuadran I

Daerah Maju dan Tumbuh Cepat

Yi > y dan Ri > r

Kuadran II

Daerah Maju tapi Tertekan

Yi > y dan Ri < r

Kuadran III

Daerah Berkembang Cepat

Yi < y dan Ri > r

Kuadran IV

Daerah Relatif Tertinggal

Yi < y dan Ri < r

Keterangan:

Ri = Laju pertumbuhan PDRB provinsi

r = Laju pertumbuhan PDRB kabupaten kota yang diamati

Yi = Kontribusi sektor terhadap PDRB provinsi

y = Kontribusi sektor terhadap PDRB kabupaten kota

Page 48: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

30

Klasifikasi sektor PDRB menurut Tipologi Klassen sebagaimana

tercantum pada Tabel. 3.1.

a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh yaitu kuadran I, klasifikasi ini

biasa dilambangkan dengan Yi > y dan Ri > r.

b. Daerah maju tapi tertekan yaitu kuadran II, klasifikasi ini biasa

dilambangkan dengan Yi > y dan Ri < r.

c. Daerah berkembang cepat yaitu kuadran III, klasifikasi ini biasa

dilambangkan dengan Yi < y dan Ri > r.

d. Daerah Relatif tertinggal yaitu kuadran IV, klasifikasi ini biasa

dilambangkan dengan Yi > dan Ri < r.

5. Penentuan Prioritas Pembangunan Kabupaten Kota di Provinsi

Kepulauan Riau

Dari hasil analisis LQ, MRP, dan Overlay komponen diberi skor

sesuai dengan range yang ada di masing-masing sektor, maka dapat

ditentukan wilayah yang diprioritaskan dalam pengembangan

pembangunan bagi sektor-sektor yang potensial untuk kabupaten kota di

Provinsi Kepulauan Riau.

D. Operasional Variabel Penelitian

1. Potensi Ekonomi Potensi Ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah segala sesuatu yang dimiliki daerah yang mungkin atau layak

dikembangkan sehingga akan terus berkembang menjadi sumber

penghidupan rakyat setempat bahkan dapat menolong perekonomian

daerah secara keseluruhan untuk berkembang dengan sendirinya dan

Page 49: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

31

berkesinambungan (Soeparmoko dalam Nudiatulhuda, 2007).

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang

dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di suatu daerah (BPS,

2010). PDRB merupakan salah satu indikator untuk mengetahui

perkembangan ekonomi suatu daerah. PDRB dihitung berdasarkan atas

dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. PDRB dalam penelitian

ini dilihat berdasarkan atas harga konstan tahun 2000.

3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita PDRB perkapita

merupakan gambaran dan rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap

penduduk selama satu tahun di suatu wilayah daerah.PDRB perkapita ini

bisa diperoleh dari hasil bagi antara PDRB dengan jumlah penduduk

pertengahan tahun yang bersangkutan. Data yang tersaji dalam bentuk ini

merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur

tingkat kemakmuran suatu wilayah provinsi.

4. Laju pertumbuhan ekonomi adalah besar kecilnya persentase peningkatan

produksi barang dan jasa masyarakat menurut sektor produksi suatu

daerah. Laju pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan total

PDRB tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih

kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan struktur

ekonomi terjadi atau tidak (Arsyad, 2002). Cara menghitung laju

pertumbuhan total adalah total PDRB pada tahun akhir dikurangi total

PDRB tahun awal dibagi total PDRB pada tahun awal dikalikan seratus

Page 50: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

32

persen.

5. Sektor-Sektor Ekonomi

Merujuk kepada data yang dikeluarkan oleh BPS Kabupaten Karimun dan

BPS Provinsi Kepulauan Riau terdapat tujuhbelas sektor ekonomi yang

diteliti maka yang dimaksud dengan sektor ekonomi yaitu:

1. Pertanian Kehutanan dan Perikanan;

2. Pertambangan dan Penggalian;

3. Industri Pengolahan;

4. Pengadaan Listrik dan Gas;

5. Pengadaan Air Pengelolaan Sampah Limbah dan Daur Ulang;

6. Konstruksi;

7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor

8. Transportasi dan Pergudangan;

9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum;

10. Informasi dan Komunikasi;

11. Jasa Keuangan dan Asuransi;

12. Real Estate;

13. Jasa Perusahaan;

14. Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib;

15. Jasa Pendidikan;

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial;

17. Jasa lainnya.

Page 51: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

1. Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau

Pada saat setelah masa kemerdekaan, Kepulauan Riau bergabung

dengan wilayah Kesultanan Siak di daratan Sumatera sehingga

membentuk provinsi Riau. Provinsi kepulauan Riau merupakan hasil

pemekaran Provinsi baru dari provinsi Riau, yang akhirnya Kepulauan

Riau memutuskan untuk memisahkan diri dengan membentuk Badan

Perjuangan Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (BP3KR). Pada

tanggal 24 September 2002 Perjuangan BP3KR membuahkan hasil dengan

pemekaran provinsi Kepulauan Riau dari Provinsi Riau. Pembentukan

Provinsi Kepulauan Riau diatur berdasarkan Undang- undang Nomor 25

tahun 2002.

2. Letak Geografis

Provinsi Kepulauan Riau terletak pada posisi 00°29’ Lintang Selatan

dan 04°40’ Lintang Utara, serta 103°22’ dan 109°4’ Bujur Timur. Luas

wilayah keseluruhan Provinsi Kepulauan Riau yaitu 251.810,71 km² yang

terdiri dari luas daratan 8.201,72 km² dan luas lautan 417.012,97 km.

Sebelah Utara : Vietnam dan Kamboja

Sebelah Selatan : Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi

Sebelah Barat : Singapura, Malaysia dan Provinsi Riau

Page 52: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

34

Sebelah Timur : Malaysia, Brunei, dan Provinsi Kalimantan Barat

Gambar 4.1 Peta Kepulauan Riau

Sumber : Bps Kepulauan Riau, diolah

Secara administratif serta berdasarkan Undang – Undang Nomor 25

Tahun 2002 Provinsi kepulauan Riau ditetapkan sebagai provinsi ke-32 di

Indonesia yang memiliki 5 Kabupaten dan 2 Kota yaitu : Kabupaten

Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, Kabupaten Kepulauan

Anambas, kabupaten Bintan, serta Kota Tanjung Pinang dan Kota Batam.

Berdasarkan peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019

tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi serta hitungan teknis dari

Balai Kajian Goematika Bakosurtanal tahun 2007 luas wilayah daratan dan

lautan Kepulauan Riau dengan rincian sebagai berikut :

Page 53: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

35

Tabel 4. 1

Luas wilayah daratan dan Luas wilayah lautan Kepulauan Riau

Sumber : Permendagri no. 72 tahun 2019 - Balai Kajian Geomatika Bakosurtanal

3. Demografi

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau,

jumlah penduduk di Provinsi Kepulauan Riau dari tahun 2014 sampai

dengan 2018 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dapat dilihat

pada grafik 4.1 , jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Riau pada tahun

2014 sebanyak 1.917.415 jiwa dan terus mengalami peningkatan setiap

tahun nya. Hingga tahun 2018 jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Riau

mencapai 2.136.521 jiwa.

No. Kabupaten Kota Luas Darat Luas Laut

1. Kabupaten Bintan 1.318,21 km² 102.964,08 km²

2. Kabupaten Karimun 912,75 km² 4.698,09 km²

3. Kabupaten Natuna 2.009,04 km² 216.113,42 km²

4. Kabupaten Lingga 2.266,77 km² 43.339,00 km²

5. Kabupaten Kepulauan

Anambas 590,14 km²

46.074,00 km²

6. Kota Batam 960,25 km² 3.675,25 km²

7. Kota Tanjung Pinang 144,56 km² 149,13 km²

TOTAL 8.201,72 km² 417.012,97 km²

Page 54: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

36

Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Riau 2200000

2100000

2000000

1900000

1800000

2014 2015 2016 2017 2018

Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Riau

Grafik 4.1

Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014- 2018

Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau

Jika dilihat dari jumlah kepadatan penduduknya, kepadatan penduduk

tertinggi terletak di Kota Tanjung Pinang dimana kota Tanjung Pinang

merupakan Ibukota dari Provinsi Kepulauan Riau. Kepadatan penduduk di

Kota Tanjung Pinang pada tahun 2018 sebesar 1.448 jiwa/Km² terjadi

peningkatan dari tahun sebelum nya. Kondisi berbeda terjadi pada

Kabupaten Natuna, dimana Kabupaten Natuna menjadi daerah yang paling

jarang penduduknya dengan kepadatan penduduk sebesar 38 jiwa/ Km²

pada tahun 2018. Hal ini dikarenakan luas wilayah Kabupaten Natuna

lebih dominan dengan luas wilayah lautan nya dibandingkan dengan luas

wilayah daratan.

Page 55: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

37

Karimun

Lingga

Tanjungpinang

Bintan Natuna

Kepulauan Anambas Batam

Jumlah Penduduk

8% 4%

2%

43%

41%

Grafik 4.2

Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Kepulauan

Riau Tahun 2018

Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau

4. Kondisi Perekonomian

Tingkat kesejahteraan penduduk dan keberhasilan pembangunan di

suatu wilayah dapat diukur dengan pendapatan perkapita dan laju

pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Pada umumnya besarnya

pendapatan perkapita dilihat dari nilai PDRB per kapita baik atas dasar

harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.

Page 56: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

38

Grafik 4.3

PDRB PerKapita Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014-2018 (Juta Rp)

Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau

Berdasarkan Grafik 4.3 di atas, PDRB per kapita di Provinsi

Kepulauan Riau menunjukan adanya peningkatan setiap tahunnya. Di

tahun 2014 PDRB per kapita Provinsi Kepulauan Riau sebesar

76.330.000 juta rupiah dan meningkat menjadi 81.300.000 juta rupiah di

tahun 2018. Peningkatan nilai PDRB per kapita yang terjadi setiap

tahunnya menunjukkan bahwa secara nominal pendapatan masyarakat

Provinsi Kepulauan Riau pada umumnya mengalami peningkatan.

80300000 79760000 81300000

76330000 78630000

2014 2015 2016 2017 2018

Page 57: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

39

Tabel 4. 2

Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Kabupaten Kota Dan Provinsi

Kepulauan Riau Tahun 2014-2018

Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Kabupaten Kota Dan Provinsi

Kepulauan Riau ( Persen )

Kab / Kota 2014 2015 2016 2017 2018

Kab. Karimun 6,87 6,54 6,17 5,29 5,05

Kab. Bintan 6,35 5,16 5,05 4,94 4,85

Kab. Natuna 6,61 5,8 6,06 5,68 4,17

Kab. Lingga 5,16 2,38 4,09 6,08 4

Kab. Kep Anambas 3,7 3,03 2,9 -0,1 -8,21

Kota Batam 7,16 6,87 5,43 2,61 4,96

Kota Tanjung Pinang 7,78 5,7 5,01 2,63 3,21

Provinsi

Kepulauan Riau 6,6 6,02 4,98 1,98 4,58

Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau

Selanjutnya dapat dilihat dari tabel 4.2 bahwa laju pertumbuhan

ekonomi Provinsi Kepulauan Riau serta Kabupaten Dan Kota di Provinsi

Kepulauan Riau cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya.

Perlambatan ekonomi dipengaruhi pelemahan kinerja investasi sejalan

dengan perlambatan ekonomi global dan domestik.

Page 58: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

40

Tabel 4. 3

PDRB, PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten

Kota ADHK 2010 Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2018

No Kabupaten Kota PDRB (Juta Rp) PDRB Perkapita

(Juta Rp)

Laju

Pertumbuhan

PDRB (%)

1. Karimun 9.016.343.06 39.010.000 5,05

2. Bintan 13.886.107.50 87.920.000 4,85

3. Natuna 15.036.090.69 52.550.000 4,17

4. Lingga 2.790.121.73 31.170.000 4

5. Kepulauan Anambas 12.063.352.54 287.720.000 -8,21

6. Batam 102.718.598.70 76.700.000 4,96

7. Tanjungpinang 13.979.222.74 66.810.000 3,21

Kepulauan Riau 173.684.304.01 81.300.000 4,58

Sumber Data : BPS, Kepulauan Riau

Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa Kabupaten Kota yang mempunyai

PDRB terbesar adalah Kota Batam dimana kota Batam merupakan pusat

perekonomian di Provinsi Kepulauan Riau sebagai kawasan perdagangan

bebas, sedangkan PDRB perkapita terbesar terdapat pada Kabupaten

Kepulauan Anambas walaupun Kepulauan Anambas memiliki luas

wilayah terkecil namun kawasan tersebut dikenal kaya akan sumber daya

minyak dan gas.

Jika dilihat dari laju pertumbuhan maka kabupaten kota yang memiliki

laju pertumbuhan tertinggi adalah kabupaten karimun sebesar 5,05 persen.

Kemudian diikuti oleh Kota Batam sebesar 4,96 persen. Sementara laju

pertumbuhan PDRB ADHK yang terkecil diduduki oleh Kabupaten

Page 59: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

41

Kepulauan Anambas dengan nilai pertumbuhan sebesar -8,21 persen.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi ini disebabkan adanya penurunan nilai

tambah bruto pada lapangan usaha Industri Pengolahan, di mana industri

pengilangan migas sudah tidak ada di Kabupaten Kepulauan Anambas.

Subkategori pengilangan migas ini menyumbang hingga 10 persen dari

keseluruhan PDRB di Kepulauan Anambas sehingga penurunan nilainya

mempengaruhi arah pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan

Anambas.

B. HASIL PENELITIAN

1. Analisis Location Qoutient ( LQ )

Analisis Location Quotient pada penelitian ini dilakukan di tujuh

Kabupaten Kota di Provinsi Kepulauan Riau, yaitu dengan membandingkan

besarnya nilai sektor daerah di tingkat atasnya yaitu Provinsi Kepulauan

Riau. Jika suatu sektor memiliki nilai LQ>1 maka dapat dikatakan sektor

tersebut merupakan sektor basis yang berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi di suatu daerah. Sedangkan apabila suatu sektor memiliki nilai

LQ<1 maka sektor tersebut merupakan sektor non basis dan bukan sektor

yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Sektor

basis di setiap Kabupaten Kota mungkin berbeda-beda, hal ini disebabkan

karena perbedaan keadaan serta sumber daya yang ada di masing-masing

daerah.

Page 60: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

42

a. Sektor Pertanian

Hasil analisis LQ pada sektor pertanian di Provinsi kepulauan

Riau menunjukkan bahwa terdapat lima Kabupaten yang memiliki

sektor basis dengan nilai LQ>1. Sedangkan untuk Kota Tanjung

Pinang dan Kota Batam memiliki nilai LQ<1.

Tabel 4. 4

Hasil perhitungan LQ tiap Kabupaten Kota

Sektor Pertanian Tahun 2014-2018

Kabupaten Kota Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Kota Tanjung Pinang 0,24 0,23 0,23 0,23 0,24

Kota Batam 0,30 0,29 0,28 0,29 0,31

Kabupaten Karimun 4,69 4,66 4,59 4,52 4,74

Kabupaten Natuna 2,69 2,73 2,77 2,97 3,28

Kabupaten Lingga 6,67 6,83 6,76 6,74 7,01

Kabupaten Bintan 1,64 1,67 1,63 1,70 1,87

Kabupaten Kep. Anambas 1,23 1,26 1,28 1,35 1,60

` Sumber : PDRB Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau ( diolah )

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Hasil analisis LQ yang menunjukan sektor basis untuk

pertambangan dan penggalian hanya terdapat pada Kabupaten

Kepuluan Anambas dan Kabupaten Natuna yang memiliki nilai

LQ>1. Sedangkan hasil LQ<1 terdapat di Lima Kabupaten Kota

lainnya, Kota Batam merupakan kota yang memiliki nilai LQ

terendah.

Page 61: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

43

Tabel 4. 5

Hasil perhitungan LQ tiap Kabupaten Kota

Sektor Pertambangan Dan Penggalian Tahun 2014-2018

S

Sumber : PDRB Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau ( diolah )

c. Industri Pengolahan

Pada sektor Industri Pengolahan terdapat dua Kabupaten Kota

yang memiliki LQ>1 yaitu Kabupaten Bintan dan Kota Batam,

sedangkan untuk Kabupaten Kota Lainnya memiliki nilai LQ<1

yang artinya Kabupaten Kota tersebut bukan menjadi sektor basis.

Kabupaten Kota

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Kota Tanjung Pinang 0,02 0,01 0,01 0,06 0,01

Kota Batam 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00

Kabupaten Karimun 0,74 0,72 0,70 0,74 0,76

Kabupaten Natuna 4,78 4,61 4,53 4,77 4,88

Kabupaten Lingga 0,57 0,51 0,44 0,42 0,38

Kabupaten Bintan 0,97 0,86 0,74 0,65 0,51

Kabupaten Kep.

Anambas 4,67 4,51 4,46 4,75 5,58

Page 62: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

44

Tabel 4. 6

Hasil perhitungan LQ tiap Kabupaten Kota

Sektor Industri Pengolahan Tahun 2014-2018

Kabupaten Kota Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Kota Tanjung Pinang 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18

Kota Batam 1,44 1,45 1,46 1,45 1,44

Kabupaten Karimun 0,37 0,37 0,38 0,38 0,37

Kabupaten Natuna 0,02 0,02 0,02 0,22 0,02

Kabupaten Lingga 0,02 0,05 0,03 0,22 0,02

Kabupaten Bintan 0,99 1,00 1,02 1,03 1,03

Kabupaten Kep. Anambas 0,33 0,33 0,33 0,32 0,32

Sumber : PDRB Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau ( diolah )

d. Sektor Pengadaan Listrik dan Gas

Kota Batam selama periode analisis memiliki nilai LQ>1 yang

berarti sektor Pengadaan Listrik dan Gas menjadi sektor basis di

Kota Batam. Kota Batam merupakan satu-satunya kabupaten kota

yang memiliki LQ>1, sedangkan enam Kabupaten Kota lain nya

merupakan sektor non basis pada periode analisis karena memiliki

nilai LQ< 1.

Page 63: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

45

Tabel 4. 7

Hasil perhitungan LQ tiap Kabupaten Kota

Sektor Pengadaan Listrik Dan Gas Tahun 2014-2018

Kabupaten Kota Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Kota Tanjung Pinang 0,24 0,25 0,27 0,28 0,29

Kota Batam 1,60 1,56 1,53 1,52 1,51

Kabupaten Karimun 0,31 0,31 0,33 0,34 0,35

Kabupaten Natuna 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08

Kabupaten Lingga 0,29 0,30 0,31 0,30 0,30

Kabupaten Bintan 0,15 0,15 0,16 0,15 0,16

Kabupaten Kep. Anambas 0,05 0,05 0,05 0,05 0,06

Sumber : PDRB Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau ( diolah )

e. Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur

Ulang

Pada sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang yang memiliki nilai LQ>1 hanya terdapat pada

Kota Batam. Berbeda dengan enam Kabupaten Kota lain nya

secara konsisten selama periode analisis memiliki nilai LQ<1

bukan sebagai sektor basis.

Page 64: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

46

Tabel 4. 8

Hasil perhitungan LQ tiap Kabupaten Kota Sektor

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Tahun 2014-2018

Kabupaten Kota

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Kota Tanjung Pinang 0,55 0,56 0,55 0,53 0,55

Kota Batam 1,61 1,61 1,60 1,45 1,46

Kabupaten Karimun 0,35 0,36 0,36 0,35 0,34

Kabupaten Natuna 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

Kabupaten Lingga 0,24 0,25 0,25 0,25 0,26

Kabupaten Bintan 0,48 0,51 0,48 0,46 0,48

Kabupaten Kep. Anambas 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02

` Sumber : PDRB Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau ( diolah )

f. Sektor Konstruksi

Hasil LQ pada sektor konstruksi menunjukkan bahwa terdapat

tiga Kabupaten Kota yang memiliki nilai LQ>1 yaitu Kota Tanjung

Pinang, Kota Batam dan Kabupaten Lingga. Sedangkan untuk

empat Kabupaten lainnya memiliki nilai LQ<1.

Page 65: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

47

Tabel 4. 9

Hasil perhitungan LQ tiap Kabupaten Kota

Sektor Konstruksi Tahun 2014-2018

Kabupaten Kota Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Kota Tanjung Pinang 1,99 2,02 1,99 1,89 1,79

Kota Batam 1,06 1,11 1,12 1,11 1,11

Kabupaten Karimun 0,84 0,88 0,90 0,91 0,97

Kabupaten Natuna 0,36 0,38 0,40 0,41 0,40

Kabupaten Lingga 1,15 1,07 1,06 1,14 1,08

Kabupaten Bintan 0,85 0,89 0,96 1,03 1,11

Kabupaten Kep. Anambas 0,21 0,22 0,24 0,25 0,28

Sumber : PDRB Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau ( diolah )

g. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil

Dapat dilihat dari tabel 4.10 untuk sektor perdagangan

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil Kabupaten Kota

yang memiliki nilai LQ>1 adalah Kota Tanjung Pinang, Kabupaten

karimun, Kabupaten Lingga dan Kabupaten Bintan.

Page 66: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

48

Tabel 4. 10

Hasil perhitungan LQ tiap Kabupaten Kota Sektor

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil

Tahun 2014-2018

Sumber : PDRB Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun ( diolah )

h. Sektor Transportasi dan Pergudangan

Pada Sektor Transportasi dan Pergudangan terdapat tiga

Kabupaten Kota dari tujuh Kabupaten Kota yang ada di Provinsi

Kepulauan Riau yang memiliki nilai LQ>1 yaitu Kota Tanjung

Pinang, Kota Batam dan Kabupaten Karimun. Sedangkan untuk

empat Kabupaten lain nya memiliki nilai LQ<1 yang menandakan

bahwa sektor transportasi dan pergudangan pada kabupaten

tersebut bukan termasuk sektor basis.

Kabupaten Kota Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Kota Tanjung Pinang 2,94 2,92 2,89 2,85 2,89

Kota Batam 0,86 0,84 0,82 0,79 0,79

Kabupaten Karimun 2,37 2,31 2,23 2,16 2,07

Kabupaten Natuna 0,33 0,34 0,35 0,35 0,36

Kabupaten Lingga 2,32 2,40 2,43 2,42 2,47

Kabupaten Bintan 1,20 1,21 1,20 1,17 1,16

Kabupaten Kep. Anambas 0,23 0,23 0,23 0,23 0,25

Page 67: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

49

Tabel 4. 11

Hasil perhitungan LQ tiap Kabupaten Kota Sektor

Transportasi dan Pergudangan Tahun 2014-2018

Kabupaten Kota Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Kota Tanjung Pinang 2,21 2,29 2,28 2,26 2,38

Kota Batam 1,14 1,14 1,14 1,11 1,11

Kabupaten Karimun 1,32 1,37 1,39 1,36 1,38

Kabupaten Natuna 0,20 0,21 0,22 0,22 0,23

Kabupaten Lingga 0,68 0,66 0,69 0,72 0,71

Kabupaten Bintan 0,79 0,82 0,83 0,81 0,83

Kabupaten Kep. Anambas 0,05 0,05 0,05 0,05 0,06

Sumber : PDRB Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau ( diolah )

i. Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Pada sektor penyediaan akomodasi dan makan minum terdapat

tiga Kabupaten Kota yang memiliki nilai LQ>1 pada setiap tahun

analisis yaitu Kota Batam, Kabupaten Lingga dan Kabupaten

Bintan. Untuk Kabupaten Karimun pada tahun 2017-2018

menunjukkan nilai LQ <1. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel

4.12.

Page 68: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

50

Tabel 4. 12

Hasil perhitungan LQ tiap Kabupaten Kota Sektor Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum Tahun 2014-2018

Kabupaten Kota Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Kota Tanjung Pinang 0,63 0,64 0,66 0,65 0,65

Kota Batam 1,18 1,17 1,18 1,11 1,10

Kabupaten Karimun 1,03 1,03 1,03 0,94 0,86

Kabupaten Natuna 0,20 0,21 0,22 0,21 0,20

Kabupaten Lingga 1,01 1,05 1,09 1,00 0,99

Kabupaten Bintan 2,47 2,57 2,54 2,47 2,42

Kabupaten Kep. Anambas 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04

Sumber : PDRB Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau ( diolah )

j. Sektor Informasi dan Komunikasi

Hasil LQ pada Sektor Informasi dan Komunikasi pada tabel

4.13 menunjukkan terdapat empat Kabupaten Kota yang memiliki

nilai LQ>1 yaitu Kota Tanjung Pinang, Kota Batam, Kabupaten

Karimun dan Kabupaten Lingga. Pada sektor ini untuk Kabupaten

Kota yang menjadi sektor basis mempunyai nilai LQ yang

fluktuatif.

Page 69: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

51

Tabel 4. 13

Hasil perhitungan LQ tiap Kabupaten Kota Sektor Informasi

dan Komunikasi Tahun 2014-2018

Sumber:PDRB Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau ( diolah )

k. Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi

Dapat dilihat pada tabel 4.14 hanya Kota Tanjung Pinang dan

Kota Batam yang memiliki nilai LQ>1. Sedangkan untuk

kabupaten lain memiliki nilai LQ<1 dengan nilai LQ yang stagnan.

Kabupaten Kota

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Kota Tanjung Pinang 1,69 1,69 1,68 1,58 1,49

Kota Batam 1,23 1,23 1,21 1,20 1,21

Kabupaten Karimun 1,57 1,55 1,50 1,41 1,33

Kabupaten Natuna 0,29 0,30 0,31 0,32 0,31

Kabupaten Lingga 1,58 1,65 1,66 1,62 1,63

Kabupaten Bintan 0,69 0,70 0,68 0,65 0,62

Kabupaten Kep. Anambas 0,16 0,17 0,17 0,17 0,18

Page 70: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

52

Tabel 4. 14

Hasil perhitungan LQ tiap Kabupaten Kota Sektor

Jasa Keuangan dan Asuransi Tahun 2014-2018

Sumber : PDRB Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau ( diolah )

l. Sektor Real Estate

Hasil LQ untuk sektor Real Estate terdapat empat sektor basis

di Provinsi Kepulauan Riau yaitu, Kota Tanjung Pinang, Kota

Batam, Kabupaten Karimun, dan Kabupaten Lingga yang memiliki

nilai LQ>1. Sedangkan untuk tiga Kabupaten lainnya memiliki

nilai LQ<1.

Kabupaten Kota

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Kota Tanjung Pinang 1,25 1,26 1,23 1,23 1,20

Kota Batam 1,37 1,35 1,36 1,33 1,33

Kabupaten Karimun 0,63 0,64 0,62 0,61 0,61

Kabupaten Natuna 0,04 0,05 0,05 0,05 0,05

Kabupaten Lingga 0,33 0,34 0,33 0,33 0,32

Kabupaten Bintan 0,61 0,64 0,66 0,67 0,66

Kabupaten Kep.Anambas 0,04 0,04 0,04 0,04 0,05

Page 71: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

53

Tabel 4. 15

Hasil perhitungan LQ tiap Kabupaten Kota Sektor

Real Estate Tahun 2014-2018

Kabupaten Kota Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Kota Tanjung Pinang 2,16 2,21 2,23 2,26 2,34

Kota Batam 1,03 1,03 1,03 1,02 0,96

Kabupaten Karimun 2,08 2,11 2,12 2,06 2,11

Kabupaten Natuna 0,36 0,37 0,39 0,40 0,44

Kabupaten Lingga 1,78 1,83 1,79 1,69 1,74

Kabupaten Bintan 0,73 0,75 0,78 0,78 0,82

Kabupaten Kep.Anambas 0,29 0,31 0,32 0,33 0,39

Sumber : PDRB Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau ( diolah )

m. Sektor Jasa Perusahaan

Kabupaten Karimun menjadi satu-satunya Kabupaten Kota

yang memiliki sektor basis pada jasa perusahaan pada setiap tahun

analisis, untuk Kota Batam pada tahun 2014-2016 menjadi sektor

basis karena memiliki nilai LQ>1 dan pada tahun 2017-2018

menjadi sektor non basis. Sedangkan Kabupaten yang lainnya

memiliki nilai LQ<1 dan nilai nya stagnan.

Page 72: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

54

Tabel 4. 16

Hasil perhitungan LQ tiap Kabupaten Kota Sektor

Jasa Perusahaan Tahun 2014-2018

Kabupaten Kota

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Kota Tanjung Pinang 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03

Kota Batam 1,01 1,02 1,00 0,97 0,96

Kabupaten Karimun 2,96 3,08 3,08 2,96 2,95

Kabupaten Natuna 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04

Kabupaten Lingga 0,22 0,22 0,22 0,22 0,19

Kabupaten Bintan 0,20 0,20 0,20 0,19 0,18

Kabupaten Kep. Anambas 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03

Sumber : PDRB Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau ( diolah )

n. Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib

Hasil LQ untuk sektor Admnistrasi Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib menunjukkan terdapat empat Kabupaten

Kota yang memilki nilai LQ>1 yaitu Kota Tanjung Pinang dimana

sebagai Ibukota dari Provinsi Kepuluan Riau dan menjadi pusat

administrasi pemerintahan, Kabupaten Karimun, Kabupaten

Lingga dan Kabupaten Bintan. Sedangkan untuk Kota Batam,

Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Kep. Anambas memiliki nilai

LQ<1.

Page 73: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

55

Tabel 4. 17

Hasil perhitungan LQ tiap Kabupaten Kota Sektor

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial

Wajib Tahun 2014-2018

Kabupaten Kota Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Kota Tanjung Pinang 4,28 4,29 4,31 4,22 4,12

Kota Batam 0,50 0,49 0,50 0,00 0,48

Kabupaten Karimun 1,74 1,66 1,62 1,63 1,66

Kabupaten Natuna 0,82 0,77 0,77 0,76 0,76

Kabupaten Lingga 3,28 2,98 3,26 2,93 3,01

Kabupaten Bintan 1,05 1,06 1,08 1,07 1,06

Kabupaten Kep. Anambas 0,71 0,68 0,70 0,69 0,76

Sumber : PDRB Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau ( diolah )

o. Sektor Jasa Pendidikan

Untuk sektor Jasa Pendidikan dari tujuh Kabupaten Kota yang

ada di Provinsi Kepulauan Riau terdapat empat Kabupaten Kota

yang memilki nilai LQ>1 atau menjadi sektor basis di wilayah nya

yaitu Kota Tanjung Pinang, Kabupaten Karimun, Kabupaten

Lingga, dan Kabupaten Bintan. Sedangkan untuk tiga Kabupaten

Kota lainnya yaitu Kota Batam, Kabupaten Natuna dan Kabupaten

Kep. Anambas masih memiliki nilai LQ<1 atau belum menjadi

sektor basis di wilayahnya.

Page 74: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

56

Tabel 4. 18

Hasil perhitungan LQ tiap Kabupaten Kota Sektor

Jasa Pendidikan Tahun 2014-2018

Kabupaten Kota Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Kota Tanjung Pinang 2,99 3,00 2,91 2,81 2,88

Kota Batam 0,76 0,74 0,71 0,69 0,69

Kabupaten Karimun 2,58 2,53 2,39 2,25 2,31

Kabupaten Natuna 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11

Kabupaten Lingga 4,87 5,07 5,02 4,69 5,01

Kabupaten Bintan 1,43 1,45 1,43 1,32 1,33

Kabupaten Kep. Anambas 0,11 0,11 0,11 0,11 0,13

Sumber : PDRB Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau ( diolah )

p. Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Hasil LQ sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial di

Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan bahwa terdapat empat

Kabupaten Kota dari tujuh Kabupaten Kota yang ada memiliki

nilai LQ>1 yaitu Kota Tanjung Pinang, Kabupaten Karimun,

Kabupaten Lingga dan Kabupaten Bintan. Sedangkan untuk tiga

Kabupaten Kota lainnya masih memiliki nilai LQ<1 yang artinya

masih menjadi sektor non basis di wilayahnya.

Page 75: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

57

Tabel 4. 19

Hasil perhitungan LQ tiap Kabupaten Kota Sektor Jasa

Kesehatan dan Kegiatan Sosial Tahun 2014-2018

Kabupaten Kota Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Kota Tanjung Pinang 2,90 2,88 2,89 2,63 2,68

Kota Batam 0,87 0,84 0,84 0,83 0,83

Kabupaten Karimun 1,86 1,83 1,84 1,75 1,74

Kabupaten Natuna 0,31 0,31 0,32 0,31 0,31

Kabupaten Lingga 3,16 3,32 3,41 3,15 3,49

Kabupaten Bintan 1,05 1,05 1,07 1,01 1,03

Kabupaten Kep. Anambas 0,16 0,16 0,17 0,17 0,21

Sumber : PDRB Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau ( diolah )

q. Sektor Jasa Lainnya

Pada sektor Jasa Lainnya terdapat tiga Kabupaten Kota di

Provinsi Kepulauan Riau yang menjadi sektor basis atau yang

memiliki nilai LQ>1 yaitu Kota Tanjung Pinang, Kabupaten

Karimun, dan Kabupaten Lingga. Selengkapnya dapat dilihat pada

tabel 4.20

Page 76: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

58

Tabel 4. 20

Hasil perhitungan LQ tiap Kabupaten Kota Sektor

Jasa Lainnya Tahun 2014-2018

Kabupaten Kota

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Kota Tanjung Pinang 2,79 2,77 2,70 2,77 2,35

Kota Batam 0,97 0,94 0,90 0,89 0,87

Kabupaten Karimun 3,51 3,49 3,35 3,18 2,65

Kabupaten Natuna 0,14 0,14 0,14 0,14 0,12

Kabupaten Lingga 1,70 1,71 1,64 1,54 1,36

Kabupaten Bintan 0,45 0,44 0,42 3,99 0,35

Kabupaten Kep. Anambas 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12

Sumber : PDRB Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau (diolah )

Dari tujuh belas sektor yang ada dan tujuh Kabupaten Kota

yang terdapat pada Provinsi Kepulauan Riau terdapat beberapa

daerah yang mempunyai sektor basis lebih dari satu dan ada pula

yang hanya memiliki dua sektor basis saja. Sektor Pertanian

merupakan sektor basis di Provinsi Kepulauan Riau karena

terdapat di lima Kabupaten dari tujuh Kabupaten Kota yang ada di

Provinsi Kepulauan Riau mempunyai sektor basis.

Kabupaten Karimun merupakan daerah yang paling banyak

memiliki sektor basis dengan total sektor basis sebanyak sebelas

sektor dari tujuh belas sektor yang ada hal ini dikarenakan

Kabupaten Karimun merupakan kawasan perdagangan bebas dan

Page 77: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

59

pelabuhan bebas yang didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor

48 tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan

Bebas Karimun. Selain itu Letak geografis Karimun yang unik dan

khusus menjadikan posisinya begitu sentral, karena dapat dijadikan

sebagai pintu gerbang bagi arus masuk investasi, barang, dan jasa

dari luar negeri yang berguna bagi peningkatan kesejahteraan

rakyat indonesia. Selain dapat difungsikan sebagai sentral

pengembangan industri sarat teknologi yang dapat memberikan

manfaat di masa depan dan pegembangan industri-industri dengan

nilai tambah yang tinggi, kawasan Karimun dapat pula berfungsi

sebagai tempat pengumpulan dan penyaluran hasil produksi dari

dan ke seluruh wilayah Indonesia serta negara-negara lain.

Mengingat letaknya tepat pada jalur kapal laut internasional maka

kawasan Karimun dapat menjadi pusat pelayanan lalu lintas kapal

internasional.

Kemudian untuk urutan terbanyak lainnya terdapat pada Kota

Tanjung Pinang & Kabupaten Lingga dengan sepuluh sektor basis.

Sedangkan Kabupaten yang memiliki sektor basis paling sedikit

adalah Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Natuna

dengan dua sektor basis.

Page 78: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

60

Tabel 4. 21

Hasil Kompilasi Analisis LQ di Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2014-2018

Keterangan :

X : Sektor basis

1.)Sektor Pertanian, 2.) Sektor Pertambangan dan Penggalian, 3.) Sektor Industri

Pengolahan, 4.) Sektor Pengadaan Listrik dan Gas, 5.) Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang, 6.) Sektor Konstruksi, 7.) Sektor Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil, 8.) Sektor Transportasi dan Pergudangan, 9.) Sektor Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum, 10.) Sektor Informasi dan Komunikasi, 11.) Sektor Jasa

Keuangan dan Asuransi, 12.) Sektor Real Estate, 13.) Sektor Jasa Perusahaan, 14.) Sektor

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib, 15.) Sektor Jasa

Pendidikan, 16.) Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, 17.) Sektor Jasa Lainnya.

No

Kabupaten Kota

Sektor Jumlah

Sektor

Basis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Kota Tanjung

Pinang X X X X X X X X X X 10

2 Kota Batam X X X X X X X X X 9

3 Kabupaten

Karimun X X X X X X X X X X X 11

4 Kabupaten

Natuna X X 2

5 Kabupaten

Lingga X X X X X X X X X X 10

6 Kabupaten

Bintan X X X X X X X 7

7 Kabupaten

Kep.Anambas X X 2

Jumlah Kabupaten

Kota 5 2 2 1 1 3 4 3 4 4 2 4 1 4 4 4 3

Page 79: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

61

2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

Analisis Model Rasio Pertumbuhan merupakan alat analisis yang

digunakan untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi (sektor ekonomi) yang

potensial, terutama struktur ekonomi kabupaten kota maupun provinsi

Kepulauan Riau berdasarkan pada kriteria pertumbuhan struktur ekonomi

wilayah baik internal maupun eksternal . Analisis MRP ini dibagi lagi ke

dalam dua kriteria, yaitu Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) dan Rasio

Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr). Terdapat empat klasifikasi untuk

mengidentifikasi sektor-sektor yang memiliki perkembangan yang unggul

di Provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten Kota, klasfikasi tersebut terdiri

dari :

a. Klasifikasi pertama nilai RPs (+) dan RPr (+) maka kegiatan sektor

tersebut pada tingkat studi dan referensi memiliki potensi dari segi

pertumbuhan yang juga disebut dengan dominan pertumbuhan.

b. Klasifikasi kedua nilai RPs (+) dan RPr (-) maka kegiatan sektor

tersebut pada tingkat studi memiliki potensi, namun pada tingkat

referensi kurang berpotensi.

c. Klasifikasi ketiga nilai RPs (-) dan RPr (+) maka kegiatan sektor

tersebut pada tingkat studi memiliki pertumbuhan kurang

berpotensi, namun pada tingkat referensi memiliki potensi.

d. Klasifikasi keempat nilai RPs(-) dan RPr(-) maka kegiatan

pertumbuhan sektor tersebut pada tingkat studi dan referensi

kurang berpotensi.

Page 80: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

62

Berikut perhitungan MRP Kabupaten Kota di Provinsi Kepulauan Riau :

a. Analisis MRP Kota Tanjung Pinang Tahun 2014 -2018

Hasil Analisis MRP Kota Tanjung Pinang tahun 2014-2018

menunjukkan bahwa sektor ekonomi yang masuk kedalam

klasifikasi pertama dengan nilai Rpr (+) dan Rps (+) terdapat pada

sepuluh sektor ekonomi. Klasifikasi kedua dengan RPs bernilai (+)

dan Rpr bernilai (-) hanya terdapat pada sektor Real Estate. Pada

klasifikasi ketiga dengan nilai RPs (-) dan nilai RPr (+) terdapat

pada tiga sektor ekonomi. Sedangkan untuk sektor ekonomi yang

masuk kedalam klasifikasi keempat dengan nilai RPs (-) dan RPr (-)

terdapat pada tiga sektor.

Tabel 4. 22

Hasil Analisis MRP Kota Tanjung Pinang Tahun 2014-2018

No Lapangan Usaha RPs RPr

Nilai Notasi Nilai Notasi

1. Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan 0.27 - 0.40 -

2. Pertambangan dan Penggalian -5.55 - 0.64 -

3. Industri Pengolahan 0.73 - 0.82 -

4. Pengadaan Listrik dan Gas 2.28 + 1.13 +

5.

Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur

Ulang

1.00 +

1.10 +

6. Konstruksi 0.41 - 1.11 +

7. Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1.78 + 1.84 +

8. Transportasi dan Pergudangan 1.54 + 1.03 +

9. Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum 2.31 + 2.04 +

10. Informasi dan Komunikasi 1.02 + 1.88 +

11. Jasa Keuangan dan Asuransi 0.78 - 1.04 +

12. Real Estate 1.25 + 0.72 -

Page 81: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

63

No Lapangan Usaha RPs RPr

Nilai Notasi Nilai Notasi

13. Jasa Perusahaan 1.73 + 1.37 +

14.

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib

1.25

+

1.50

+

15. Jasa Pendidikan 1.33 + 1.56 +

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.93 - 1.46 +

17. Jasa Lainnya 1.27 + 2.47 +

b. Analisis MRP Kota Batam Tahun 2014 -2018

Hasil Analisis MRP pada Kota Batam tahun 2014-2018

menunjukkan bahwa sektor ekonomi yang masuk kedalam

klasifikasi pertama dengan nilai Rpr (+ ) dan Rps (+) terdapat pada

delapan sektor ekonomi. Untuk klasifikasi kedua dengan RPs

bernilai (+) dan Rpr bernilai (-) menunjukkan bahwa tidak ada

sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi kedua. Pada

klasifikasi ketiga dengan nilai RPs (-) dan nilai RPr (+) terdapat

pada lima sektor ekonomi. Sedangkan untuk sektor ekonomi yang

masuk kedalam klasifikasi keempat dengan nilai RPs (-) dan RPr (-)

terdapat pada empat sektor ekonomi.

Page 82: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

64

Tabel 4. 23

Hasil Analisis MRP Kota Batam Tahun 2014-2018

No Lapangan Usaha

RPs RPr

Nilai Notasi Nilai Notasi

1. Pertanian,Kehutanan

dan Perikanan 0.64 - 0.40 -

2. Pertambangan dan

Penggalian -0.02 - 0.64 -

3. Industri Pengolahan 0.83 - 0.82 -

4. Pengadaan Listrik dan Gas 0.78 - 1.13 +

5. Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah Limbah Daur ulang 0.56 - 1.10 +

6. Konstruksi 1.36 + 1.11 +

7.

Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor

1.28

+

1.84

+

8. Transportasi dan

Pergudangan 0.89 - 1.03 +

9.

Penyediaan

Akomodasi dan

Makan Minum 1.49 + 2.04 +

10. Informasi dan Komunikasi 1.73 + 1.88 +

11. Jasa Keuangan dan Asuransi 0.85 - 1.04 +

12. Real Estate 0.40 - 0.72 -

13. Jasa Perusahaan 1.04 + 1.37 +

14.

Administrasi

Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

1.20

+

1.50

+

15. Jasa Pendidikan 0.97 - 1.56 +

16. Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 1.15 + 1.46 +

17. Jasa Lainnya 1.54 + 2.47 +

Page 83: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

65

c. Analisis MRP Kabupaten Karimun Tahun 2014 -2018

Hasil Analisis MRP Kabupaten Karimun tahun 2014-2018

menunjukkan bahwa terdapat enam sektor ekonomi yang masuk

kedalam klasifikasi pertama dengan nilai Rpr dan Rps (+). Untuk

klasifikasi kedua dengan RPs bernilai (+) dan Rpr bernilai (-)

menunjukkan bahwa tidak ada sektor ekonomi yang masuk

kedalam klasifikasi kedua. Pada klasifikasi ketiga dengan nilai RPs

(-) dan nilai RPr (+) terdapat pada tujuh sektor ekonomi. Pada

Kabupaten Karimun sektor ekonomi yang masuk kedalam

klasifikasi keempat dengan nilai RPs (-) dan RPr (-) terdapat pada

empat sektor ekonomi.

Tabel 4. 24

Hasil Analisis MRP Kabupaten Karimun Tahun 2014-2018

No Lapangan Usaha RPs RPr

Nilai Notasi Nilai Notasi

1.

Pertanian,

Kehutanan, dan

Perikanan

0.58 - 0.40 -

2. Pertambangan dan

Penggalian

0.80 - 0.64 -

3. Industri Pengolahan 0.90 - 0.82 -

4. Pengadaan Listrik dan

Gas

1.60 + 1.13 +

5.

Pengadaan Air,

Pengelolaan

Sampah Limbah

Daur Ulang

0.89

-

1.10

+

6. Konstruksi 1.85 + 1.11 +

7.

Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor

0.95

-

1.84

+

8. Transportasi dan

Pergudangan 1.23 + 1.03 +

Page 84: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

66

d. Analisis MRP Kabupaten Bintan Tahun 2014 -2018

Hasil Analisis MRP pada Kabupaten Bintan tahun 2014-2018

menunjukkan bahwa terdapat sebelas sektor ekonomi yang masuk

kedalam klasifikasi pertama dengan nilai Rpr dan Rps (+).

Klasifikasi kedua dengan RPs bernilai (+) dan Rpr bernilai (-)

terdapat pada tiga sektor ekonomi. klasifikasi ketiga dengan nilai

RPs (-) dan nilai RPr (+) terdapat pada dua sektor ekonomi. Sektor

ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi keempat dengan RPs dan

RPr (-) hanya terdapat pada sektor Pertambangan dan Penggalian.

No Lapangan Usaha RPs RPr

Nilai Notasi Nilai Notasi

9. Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum 0.88 - 2.04 +

10. Informasi dan

Komunikasi 0.84 - 1.88 +

11. Jasa Keuangan dan

Asuransi 0.92 - 1.04 +

12. Real Estate 0.84 - 0.72 -

13. Jasa Perusahaan 1.29 + 1.37 +

14.

Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib

1.14

+

1.50

+

15. Jasa Pendidikan 0.88 - 1.56 +

16. Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 1.01 + 1.46 +

17. Jasa Lainnya 0.65 - 2.47 +

Page 85: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

67

Tabel 4. 25

Hasil Analisis MRP Kabupaten Bintan Tahun 2014-2018

No Lapangan Usaha RPs RPr

Nilai Notasi Nilai Notasi

1. Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan 1.17 + 0.40 -

2. Pertambangan dan

Penggalian -1.87 - 0.64 -

3. Industri Pengolahan 1.08 + 0.82 -

4. Pengadaan Listrik dan Gas 1.25 + 1.13 +

5.

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah

Limbah Daur Ulang

1.06

+

1.10

+

7.

Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor

1.51

+

1.84

+

8. Transportasi dan

Pergudangan 1.31 + 1.03 +

9. Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum 1.80 + 2.04 +

10. Informasi dan Komunikasi 1.10 + 1.88 +

11. Jasa Keuangan dan Asuransi 1.46 + 1.04 +

12. Real Estate 1.44 + 0.72 -

13. Jasa Perusahaan 0.65 - 1.37 +

14.

Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib

1.53

+

1.50

+

15. Jasa Pendidikan 1.07 + 1.56 +

16. Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 1.28 + 1.46 +

17. Jasa Lainnya 0.71 - 2.47 +

e. Analisis MRP Kabupaten Natuna Tahun 2014 -2018

Hasil Analisis MRP pada Kabupaten Natuna tahun 2014-2018

menunjukkan bahwa Sektor ekonomi yang masuk kedalam

klasifikasi pertama dengan nilai Rpr dan Rps (+) terdapat pada

tigabelas sektor ekonomi. Terdapat tiga sektor ekonomi yang

masuk kedalam klasifikasi kedua dengan RPs bernilai (+) dan Rpr

bernilai (-). Pada klasifikasi ketiga dengan nilai RPs (-) dan nilai

Page 86: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

68

RPr (+) menunjukkan bahwa tidak ada sektor ekonomi yang masuk

kedalam klasifikasi ketiga. Sedangkan sektor ekonomi yang masuk

kedalam klasifikasi keempat dengan nilai RPs (-) dan RPr (-) hanya

terdapat pada sektor Pertambangan dan Penggalian

Tabel 4. 26

Hasil Analisis MRP Kabupaten Natuna Tahun 2014-2018

No Lapangan Usaha RPs RPr

Nilai Notasi Nilai Notasi

1. Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan 2.08 + 0.40 -

2. Pertambangan dan Penggalian 0.61 - 0.64 -

3. Industri Pengolahan 1.43 + 0.82 -

4. Pengadaan Listrik dan Gas 1.49 + 1.13 +

5.

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

1.54

+

1.10

+

6. Konstruksi 2.25 + 1.11 +

7.

Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor

3.54

+

1.84

+

8. Transportasi dan Pergudangan 2.82 + 1.03 +

9. Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 2.86 + 2.04 +

10. Informasi dan Komunikasi 3.47 + 1.88 +

11. Jasa Keuangan dan Asuransi 2.35 + 1.04 +

12. Real Estate 2.69 + 0.72 -

13. Jasa Perusahaan 1.15 + 1.37 +

14.

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

1.00

+

1.50

+

15. Jasa Pendidikan 1.74 + 1.56 +

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 1.84 + 1.46 +

17. Jasa Lainnya 1.43 + 2.47 +

Page 87: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

69

f. Analisis MRP Kabupaten Lingga Tahun 2014 -2018

Hasil Analisis MRP Kabupaten Lingga tahun 2014-2018

menunjukkan bahwa terdapat sebelas sektor ekonomi yang masuk

kedalam klasifikasi pertama dengan nilai Rpr dan Rps (+).

Klasifikasi kedua dengan RPs bernilai (+) dan Rpr bernilai (-)

terdapat pada dua sektor ekonomi. Pada klasifikasi ketiga dengan

nilai RPs (-) dan nilai RPr (+) terdapat pada dua sektor ekonomi.

Sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi keempat dengan

nilai RPs (-) dan RPr (-) terdapat pada dua sektor ekonomi.

Tabel 4. 27

Hasil Analisis MRP Kabupaten Lingga Tahun 2014-2018

No Lapangan Usaha RPs RPr

Nilai Notasi Nilai Notasi

1. Pertanian,

Kehutanan,

Perikanan

1.13 + 0.40 -

2. Pertambangan dan

Penggalian

-2.52 - 0.64 -

3. Industri Pengolahan 2.53 + 0.82 -

4. Pengadaan Listrik dan Gas 2.35 + 1.13 +

5. Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

Limbah Daur Ulang

2.51

+

1.10

+

6. Konstruksi 1.18 + 1.11 +

7. Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil

Sepeda Motor

4.01

+

1.84

+

8. Transportasi dan

Pergudangan

2.21 + 1.03 +

9. Penyediaan

Akomodasi dan Makan

Minum

3.33 + 2.04 +

10 Informasi dan Komunikasi 3.64 + 1.88 +

11. Jasa Keuangan dan Asuransi 1.46 + 1.04 +

12. Real Estate 0.91 - 0.72 -

13. Jasa Perusahaan 0.69 - 1.37 +

14. Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan

1.56

+

1.50

+

Page 88: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

70

Jamsos Wajib

15. Jasa Pendidikan 3.04 + 1.56 +

16. Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial

3.75 + 1.46 +

17. Jasa Lainnya -8.48 - 2.47 +

g. Analisis MRP Kabupaten Kep. Anambas Tahun 2014 -2018

Hasil Analisis MRP pada Kabupaten Kep. Anambas tahun 2014-

2018 menunjukkan bahwa sektor ekonomi yang masuk kedalam

klasifikasi pertama dengan nilai Rpr dan Rps (+) terdapat pada

tigabelas sektor ekonomi. Terdapat dua sektor ekonomi yang

masuk kedalam klasifikasi kedua dengan RPs bernilai (+) dan Rpr

bernilai (-). Pada klasifikasi ketiga dengan nilai RPs (-) dan nilai

RPr (+) menunjukkan bahwa tidak ada sektor ekonomi yang masuk

kedalam klasifikasi ketiga. Sedangkan untuk sektor ekonomi yang

masuk kedalam klasifikasi keempat dengan nilai RPs (-) dan RPr (-)

terdapat pada dua sektor ekonomi.

Tabel 4. 28

Hasil Analisis MRP Kabupaten Kep.Anambas Tahun 2014-2018

No Lapangan Usaha RPs RPr

Nilai Notasi Nilai Notasi

1. Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan 1.36 + 0.40 -

2. Pertambangan dan Penggalian 0.92 - 0.64 -

3. Industri Pengolahan -9.50 - 0.82 -

4. Pengadaan Listrik dan Gas 2.11 + 1.13 +

5. Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

1.82

+

1.10

+

6. Konstruksi 3.35 + 1.11 +

7.

Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor

1.86

+

1.84

+

8. Transportasi dan Pergudangan 1.80 + 1.03 +

Page 89: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

71

3. Analisis Overlay

Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi sektor unggul baik dari

segi kontribusi maupun pertumbuhannya dengan menggabungkan hasil dari

analisis LQ dan Analisis MRP. Sehingga analisis ini terdiri dari tiga

kompenen yaitu Location Quotient (LQ), Rasio Pertumbuhan Wilayah

Referensi (RPr) dan Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs). Setiap

komponen kemudian disamakan satuannya dengan diberi notasi postif (+)

atau notasi negatif (-). Jika koefisien komponen bernilai lebih dari satu

diberi notasi positif (+) dan jika koefisien komponen bernilai kurang dari

satu diberi notasi negatif (-). Dalam analisis overlay ini terdapat 3 klasifikasi

yaitu :

a. Klasifikasi pertama yaitu dengan nilai (+++) pada ketiga komponen

nya yang mengartikan bahwa sektor ekonomi tersebut mempunyai

pertumbuhan sektoral yang tinggi di tingkat Provinsi Kepulauan Riau

maupun tingkat Kabupaten Kota di Provinsi Kepulauan Riau.

Kemudian kontribusi sektoral Kabupaten kota di Provinsi Kepuluan

No Lapangan Usaha RPs RPr

Nilai Notasi Nilai Notasi

9. Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 2.96 + 2.04 +

10. Informasi dan Komunikasi 2.41 + 1.88 +

11. Jasa Keuangan dan Asuransi 1.99 + 1.04 +

12. Real Estate 2.20 + 0.72 -

13. Jasa Perusahaan 2.50 + 1.37 +

14.

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

1.24

+

1.50

+

15. Jasa Pendidikan 2.28 + 1.56 +

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 3.43 + 1.46 +

17. Jasa Lainnya 1.32 + 2.47 +

Page 90: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

72

Riau lebih tinggi dari Provinsi Kepulauan Riau. Artinya sektor

tersebut mempunyai potensi daya saing yang tinggi karena memiliki

keunggulan baik di tingkat Kabupaten Kota maupun di tingkat

provinsi dan dapat dikatakan sektor tersebut memiliki keunggulan

kompetitif.

b. Klasifikasi 2 yaitu dengan nilai (-++), dimana RPr tersebut bernilai

negatif yang mengartikan bahwa sektor ekonomi tersebut

mempunyai pertumbuhan sektoral yang rendah di tingkat Provinsi

Kepulauan Riau. Dan nilai positif untuk RPs dan LQ yang berarti

sektor ekonomi tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang

tinggi ditingkat Kabupaten Kota dan kontribusi sektoral Kabupaten

Kota lebih tinggi daripada Provinsi Kepulauan Riau. Dengan kata

lain sektor tersebut memiliki keunggulan spesialisasi pada kegiatan

ekonomi di Kabupaten Kota.

c. Klasifikasi 3 yaitu dengan nilai (---) pada ketiga komponen nya

dimana semuanya bernilai negatif yang berarti bahwa sektor ekonomi

tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang rendah di tingkat

Provinsi Kepulauan Riau maupun di tingkat Kabupaten Kota dan

kontribusi sektoral di Kabupaten Kota lebih rendah dari tingkat

Provinsi. Hal ini menandakan sektor ekonomi tersebut memiliki daya

saing yang rendah karena tidak unggul baik di tingkat Kabupaten

Kota maupun di tingkat provinsi. Dan dapat dikatakan bahwa sektor

tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif dan bukan

merupakan spesialisasi kegiatan ekonomi di Kabupaten Kota.

Page 91: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

73

Berikut hasil Analisis Overlay Kabupaten Kota di Provinsi Kepulauan

Riau :

a. Analisis Overlay Kota Tanjung Pinang Tahun 2014-2018

Hasil Overlay di Kota Tanjung Pinang menunjukkan sektor

ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi pertama dengan notasi

bernilai positif pada ketiga komponen terdapat pada enam sektor

ekonomi. Untuk sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi

kedua dengan LQ dan RPs bernotasi positif dan RPr bernotasi

negatif hanya terdapat pada sektor Real Estate, sedangkan untuk

sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi ketiga dengan

notasi bernilai negatif pada ketiga kompenen nya terdapat pada tiga

sektor ekonomi.

Tabel 4. 29

Hasil Analisis Overlay Kota Tanjung Pinang Tahun 2014-2018

No Lapangan Usaha LQ RPs RPr Overlay

1.

Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan 0.23 0.27 0.40 ---

2. Pertambangan dan Penggalian 0.12 -5.55 0.64 ---

3. Industri Pengolahan 0.18 0.73 0.82 ---

4. Pengadaan Listrik dan Gas 0.27 2.28 1.13 -++

5.

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

0.55

1.00

1.10

-++

6. Konstruksi 1.94 0.41 1.11 +-+

7.

Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor

2.90

1.78

1.84

+++

8. Transportasi dan Pergudangan 2.28 1.54 1.03 +++

9. Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum 0.65 2.31 2.04 -++

10. Informasi dan Komunikasi 1.62 1.02 1.88 +++

11. Jasa Keuangan dan Asuransi 1.23 0.78 1.04 +-+

12. Real Estate 1.84 1.25 0.72 ++-

13. Jasa Perusahaan 0.03 1.73 1.37 -++

Page 92: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

74

b. Analisis Overlay Kota Batam Tahun 2014-2018

Pada Kota Batam terdapat tiga sektor ekonomi yang masuk

kedalam klasifikasi pertama. Tidak ada sektor ekonomi yang

masuk pada klasifikasi kedua dengan RPr bernilai negatif, RPs dan

LQ bernilai positif. Sedangkan untuk sektor ekonomi yang masuk

kedalam klasifikasi ketiga terdapat pada dua sektor ekonomi.

Tabel 4. 30

Hasil Analisis Overlay Kota Batam Tahun 2014-2018

No Lapangan Usaha LQ RPs RPr Overlay

1.

Pertanian,

Kehutanan, dan

Perikanan 0.29 0.64 0.40 ---

2. Pertambangan dan Penggalian 0.00 -0.02 0.64 ---

3. Industri Pengolahan 1.45 0.83 0.82 +--

4. Pengadaan Listrik dan Gas 1.54 0.78 1.13 +-+

5.

Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur

Ulang 1.55 0.56 1.10 +-+

6. Konstruksi 1.10 1.36 1.11 +++

7.

Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor

0.82 1.28 1.84 -++

8. Transportasi dan Pergudangan 1.13 0.89 1.03 +-+

9.

Penyediaan

Akomodasi dan Makan

Minum 1.15 1.49 2.04 +++

10. Informasi dan Komunikasi 1.22 1.73 1.88 +++

11. Jasa Keuangan dan Asuransi 1.35 0.85 1.04 +-+

No Lapangan Usaha LQ RPs RPr Overlay

14.

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

4.24

1.25

1.50

+++

15. Jasa Pendidikan 2.92 1.33 1.56 +++

16.

Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 2.80 0.93 1.46 +-+

17. Jasa Lainnya 2.68 1.27 2.47 +++

Page 93: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

75

No Lapangan Usaha LQ RPs RPr Overlay

12. Real Estate 1.01 0.40 0.72 +--

13. Jasa Perusahaan 0.99 1.04 1.37 -++

14.

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

0.39 1.20 1.50 -++

15. Jasa Pendidikan 0.72 0.97 1.56 ---+

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 0.84 1.15 1.46 -++

17. Jasa Lainnya 0.91 1.54 2.47 -++

c. Analisis Overlay Kabupaten Karimun Tahun 2014-2018

Pada Kabupaten Karimun sektor ekonomi yang masuk kedalam

klasifikasi pertama terdapat pada empat sektor ekonomi. Pada

klasifikasi kedua tidak ada yang merupakan klasifikasi kedua

dengan RPr benilai (-), Rps dan LQ bernilai (+). Sektor ekonomi

pada klasifikasi ketiga terdapat pada dua sektor ekonomi.

Tabel 4. 31

Hasil Analisis Overlay Kabupaten Karimun Tahun 2014-2018

No Lapangan Usaha LQ RPs RPr Overlay

1.

Pertanian,

Kehutanan, dan

Perikanan

4.64 0.58 0.40 +--

2. Pertambangan dan

Penggalian 0.73 0.80 0.64 ---

3. Industri Pengolahan 0.37 0.90 0.82 ---

4. Pengadaan Listrik dan Gas 0.33 1.60 1.13 -++

5.

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur

Ulang

0.35

0.89

1.10

--+

6. Konstruksi 0.90 1.85 1.11 -++

7.

Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor

2.23 0.95 1.84 +-+

8. Transportasi dan

Pergudangan 1.37 1.23 1.03 +++

Page 94: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

76

d. Analisis Overlay Kabupaten Bintan Tahun 2014-2018

Hasil Overlay di Kabupaten Bintan menunjukkan bahwa terdapat

lima sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi pertama.

Untuk sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi kedua

dengan LQ dan RPs bernotasi positif dan RPr bernotasi negatif

terdapat pada dua sektor ekonomi. Sedangkan untuk sektor

ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi ketiga dengan notasi

bernilai negatif pada ketiga kompenen nya hanya terdapat pada

sektor Pertambangan dan Penggalian.

Tabel 4. 32

Hasil Analisis Overlay Kabupaten Bintan Tahun 2014-2018

No Lapangan Usaha LQ RPs RPr Overlay

9.

Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 0.98 0.88 2.04 --+

10. Informasi dan Komunikasi 1.47 0.84 1.88 +-+

11. Jasa Keuangan dan

Asuransi 0.62 0.92 1.04 --+

12. Real Estate 2.09 0.84 0.72 +--

13. Jasa Perusahaan 3.01 1.29 1.37 +++

14.

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

1.66

1.14

1.50

+++

15. Jasa Pendidikan 2.41 0.88 1.56 +-+

16.

Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 1.80 1.01 1.46 +++

17. Jasa Lainnya 3.24 0.65 2.47 +-+

No Lapangan Usaha LQ RPs RPr Overlay

1.

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 1.70 1.17 0.40 ++-

2. Pertambangan dan Penggalian 0.74 -

1.87 0.64 ---

3. Industri Pengolahan 1.01 1.08 0.82 ++-

4. Pengadaan Listrik dan Gas 0.15 1.25 1.13 -++

5.

Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.48 1.06 1.10 -++

6. Konstruksi 0.97 2.89 1.11 -++

Page 95: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

77

e. Analisis Overlay Kabupaten Natuna Tahun 2014-2018

Pada Kabupaten Natuna tidak ada sektor ekonomi yang masuk

kedalam klasifikasi pertama dengan notasi positif pada ketiga

komponennya. Untuk sektor ekonomi yang masuk kedalam

klasifikasi kedua hanya terdapat pada sektor Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan. Dan tidak ada sektor ekonomi yang masuk kedalam

klasifikasi ketiga di Kabupaten Natuna.

No Lapangan Usaha LQ RPs RPr Overlay

7.

Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor

1.19 1.51 1.84 +++

8. Transportasi dan Pergudangan 0.81 1.31 1.03 -++

9.

Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 2.49 1.80 2.04 +++

10. Informasi dan Komunikasi 0.67 1.10 1.88 -++

11. Jasa Keuangan dan Asuransi 0.65 1.46 1.04 -++

12. Real Estate 0.77 1.44 0.72 -+-

13. Jasa Perusahaan 0.19 0.65 1.37 --+

14.

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib

1.06 1.53 1.50 +++

15. Jasa Pendidikan 1.39 1.07 1.56 +++

16.

Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 1.04 1.28 1.46 +++

17. Jasa Lainnya 0.41 0.71 2.47 --+

Page 96: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

78

Tabel 4. 33

Hasil Analisis Overlay Kabupaten Natuna Tahun 2014-2018

No Lapangan Usaha LQ RPs RPr Overlay

1.

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 2.89 2.08 0.40 ++-

2. Pertambangan dan Penggalian 4.71 0.61 0.64 +--

3. Industri Pengolahan 0.02 1.43 0.82 -+-

4. Pengadaan Listrik dan Gas 0.08 1.49 1.13 -++

5.

Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur

Ulang

0.05 1.54 1.10 -++

6. Konstruksi 0.39 2.25 1.11 -++

7.

Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor

0.34

3.54

1.84

-++

8. Transportasi dan Pergudangan 0.22 2.82 1.03 -++

9.

Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 0.21 2.86 2.04 -++

No Lapangan Usaha LQ RPs RPr Overlay

10. Informasi dan Komunikasi 0.31 3.47 1.88 -++

11. Jasa Keuangan dan Asuransi 0.05 2.35 1.04 -++

12. Real Estate 0.39 2.69 0.72 -+-

13. Jasa Perusahaan 0.83 1.15 1.37 -++

14.

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib

0.78 1.00 1.50 -++

15. Jasa Pendidikan 0.11 1.74 1.56 -++

16.

Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 0.31 1.84 1.46 -++

17. Jasa Lainnya 0.14 1.43 2.47 -++

f. Analisis Overlay Kabupaten Lingga Tahun 2014-2018

Hasil Overlay di Kabupaten Lingga menunjukkan terdapat tujuh

sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi pertama. Sektor

ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi kedua dengan LQ dan

RPs bernotasi positif dan RPr bernotasi negatif terdapat pada

sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Sektor ekonomi yang

masuk kedalam klasifikasi ketiga dengan notasi bernilai negatif

pada ketiganya terdapat pada sektor Pertambangan dan Penggalian.

Page 97: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

79

Tabel 4. 34

Hasil Analisis Overlay Kabupaten Lingga Tahun 2014-2018

No Lapangan Usaha LQ RPs RPr Overlay

1.

Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan 6.80 1.13 0.40 ++-

2. Pertambangan dan Penggalian 0.46 -2.52 0.64 ---

3. Industri Pengolahan 0.03 2.53 0.82 -+-

4. Pengadaan Listrik dan Gas 0.30 2.35 1.13 -++

5.

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

0.25

2.51

1.10

-++

6. Konstruksi 1.10 1.18 1.11 +++

7.

Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor

2.41

4.01

1.84

+++

8.

Transportasi

dan

Pergudangan

0.69 2.21 1.03 -++

9.

Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum 1.03 3.33 2.04 +++

10. Informasi dan Komunikasi 1.63 3.64 1.88 +++

11. Jasa Keuangan dan Asuransi 0.33 1.46 1.04 -++

12. Real Estate 1.77 0.91 0.72 +--

13. Jasa Perusahaan 0.56 0.69 1.37 --+

14.

Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib

3.09

1.56

1.50

+++

15. Jasa Pendidikan 4.93 3.04 1.56 +++

16.

Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 3.31 3.75 1.46 +++

17. Jasa Lainnya 1.59 -8.48 2.47 +-+

g. Analisis Overlay Kabupaten Kep.Anambas Tahun 2014-2018

Hasil overlay pada Kabupaten Kep.Anambas menunjukkan bahwa

tidak ada sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi pertama

dengan notasi bernilai positif pada ketiga komponen nya. Untuk

sektor ekonomi yang masuk pada klasifikasi kedua hanya terdapat

pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Sedangkan

sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi ketiga hanya

terdapat pada sektor Industri Pengolahan.

Page 98: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

80

Tabel 4. 35

Hasil Analisis Overlay Kabupaten Kep.Anambas

Tahun 2014-2018

No Lapangan Usaha LQ RPs RPr Overlay

1.

Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan 1.34 1.36 0.40 ++-

2. Pertambangan dan Penggalian 4.80 0.92 0.64 +--

3. Industri Pengolahan 0.27 -9.50 0.82 ---

4. Pengadaan Listrik dan Gas 0.05 2.11 1.13 -++

5.

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah

Limbah Daur ulang

0.02

1.82

1.10

-++

6. Konstruksi 0.24 3.35 1.11 -++

7.

Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil Sepeda

Motor

0.24

1.86

1.84

-++

8. Transportasi dan Pergudangan 0.05 1.80 1.03 -++

9.

Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum 0.04 2.96 2.04 -++

10. Informasi dan Komunikasi 0.17 2.41 1.88 -++

11. Jasa Keuangan dan Asuransi 0.04 1.99 1.04 -++

12. Real Estate 0.33 2.20 0.72 -+-

13. Jasa Perusahaan 0.58 2.50 1.37 -++

14.

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib

0.71

1.24

1.50

-++

No Lapangan Usaha LQ RPs RPr Overlay

15. Jasa Pendidikan 0.11 2.28 1.56 -++

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 0.17 3.43 1.46 -++

17. Jasa Lainnya 0.12 1.32 2.47 -++

Page 99: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

81

4. Analisis Tipologi Klassen Tipologi Daerah Kabupaten Kota di

Provinsi Kepulauan Riau

Analisis Tipologi Klassen pada umumnya dapat digunakan melalui dua

pendekatan yaitu dengan pendekatan wilayah dan pendekatan sektoral.

Pada penelitian ini digunakan analisis tipologi klassen pendekatan

wilayah. Tipologi Klassen pendekatan wilayah mendasarkan klasifikasi

wilayah pada dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi dan produk

domestic regional bruto (PDRB) per kapita daerah.

Tabel 4. 36

Rata-rata Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Perkapita

Kabupaten Kota

Laju

Pertumbuhan

( Persen )

Pendapatan Perkapita

( Juta Rupiah)

Kabupaten Karimun 5,98 ( Ri ) 35.744.000 ( Yi )

Kabupaten Bintan 5,27 ( Ri ) 81.674.000 ( Yi )

Kabupaten Natuna 5,66 ( Ri ) 48.678.000 ( Yi )

Kabupaten Lingga 4,34 ( Ri ) 28.788.000 ( Yi )

Kabupaten Kep.Anambas 0,26 ( Ri ) 310.786.000 ( Yi )

Kota Batam 5,41 ( Ri ) 62.200.000 ( Yi )

Kota Tanjung Pinang 4,87 ( Ri ) 63.680.000 ( Yi )

Provinsi Kepulauan Riau 4,83 ( R ) 79.264.000 ( Y )

Sumber : Bps Kepulauan Riau, diolah

Setelah diketahui laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita

Kabupaten Kota di Provinsi Kepulauan Riau, selanjutnya dilakukan

klasifikasi Kabupaten Kota kedalam empat kuadran berdasarkan tipologi

klassen. Berikut klasifikasi pendekatan wilayah tipologi klassen Provinsi

Kepulauan Riau.

Page 100: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

82

Tabel 4. 37

Klasifikasi Tipologi Klassen Pendekatan Wilayah Provinsi

Kepulauan Riau Tahun 2014-2018

Kuadran I

Daerah Maju dan Tumbuh Cepat

Yi > y dan Ri > r

Kabupaten Bintan

Kuadran II

Daerah Maju tapi Tertekan

Yi > y dan Ri < r

Kabupaten Kep. Anambas

Kuadran III

Daerah Berkembang Cepat

Yi < y dan Ri > r

Kabupaten Karimun,

Kabupaten Natuna, Kota

Batam, Kota Tanjung

Pinang

Kuadran IV

Daerah Relatif Tertinggal

Yi < y dan Ri < r

Kabupaten Lingga

Hasil tipologi klassen berdasarkan pendekatan kewilayahan Kabupaten

Kota di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2014-2018 yaitu:

a. Daerah maju dan cepat tumbuh (High growth and high income)

Berdasarkan laju pertumbuhan dan pendekatan perkapita

Kabupaten Bintan termasuk kedalam Kuadran I.

b. Daerah maju tapi tertekan ( High income but low growth )

Kabupaten Kota yang termasuk kedalam Kuadran II di Provinsi

Kepulauan Riau adalah Kabupaten Kep. Anambas.

c. Daerah berkembang cepat ( High growth but low income )

Pada kuadran III Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kota

Batam, Kota Tanjung Pinang masuk kedalam kategori daerah

berkembang cepat.

Page 101: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

83

d. Daerah Relatif tertinggal ( Low growth dan low income )

Kabupaten Lingga merupakan satu satunya Kabupaten yang masuk

kedalam kategori daerah relatif tertinggal.

5. Analisis Penentuan Prioritas Sektor Pembangunan di Provinsi

Kepulauan Riau.

Dari hasil analisis LQ, MRP, dan Overlay komponen diberi skor sesuai

dengan range yang ada di masing-masing sektor, maka dapat ditentukan

wilayah yang diprioritaskan dalam pengembangan pembangunan bagi

sektor-sektor yang potensial di kabupaten kota Provinsi Kepulauan Riau.

a. Prioritas Pembangunan di Kota Tanjung Pinang

Pada tabel 4.38 terdapat hasil penelitian prioritas

pembangunan berdasarkan hasil analisis LQ, Rpr, dan RPs :

Tabel 4. 38

Hasil Penelitian Prioritas Pembangunan Kota Tanjung Pinang

No Lapangan Usaha LQ RPr RPs Keterangan

1. Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan - - -

Prioritas Pembangunan

Keempat

2. Pertambangan dan

Penggalian - - -

Prioritas Pembangunan

Keempat

3. Industri Pengolahan - - - Prioritas Pembangunan

Keempat

4. Pengadaan Listrik dan

Gas - + +

Prioritas Pembangunan

Kedua

5.

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

Limbah Daur Ulang

-

+

+

Prioritas Pembangunan

Kedua

6. Konstruksi + + - Prioritas Pembangunan

Kedua

7.

Perdagangan Besar

dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda

Motor

+

+

+

Prioritas Pembangunan

Pertama

8. Transportasi dan

Pergudangan + + +

Prioritas Pembangunan

Pertama

Page 102: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

84

No Lapangan Usaha LQ RPr RPs Keterangan

9.

Penyediaan

Akomodasi dan Makan

Minum

- + + Prioritas Pembangunan

Kedua

10. Informasi dan

Komunikasi + + +

Prioritas Pembangunan

Pertama

11. Jasa Keuangan dan

Asuransi + + -

Prioritas Pembangunan

Kedua

12. Real Estate + - + Prioritas Pembangunan

Kedua

13. Jasa Perusahaan

-

+

+

Prioritas Pembangunan

Kedua

14.

Administrasi

Pemerintahan,

Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib

+

+

+

Prioritas Pembangunan

Pertama

15. Jasa Pendidikan + + + Prioritas Pembangunan

Pertama

16. Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial + + -

Prioritas Pembangunan

Kedua

17. Jasa Lainnya

+

+

+

Prioritas Pembangunan

Pertama

b. Prioritas Pembangunan di Kota Batam

Pada tabel 4.39 terdapat hasil penelitian prioritas

pembangunan berdasarkan hasil analisis LQ, Rpr, dan RPs :

Page 103: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

85

Tabel 4. 39

Hasil Analisis Prioritas Pembangunan Kota Batam

No Lapangan Usaha LQ RPr RPs Keterangan

1. Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan - - - Prioritas Pembangunan

Keempat

2. Pertambangan dan

Penggalian - - -

Prioritas Pembangunan

Keempat

3. Industri Pengolahan + - -

Prioritas Pembagunan

Ketiga

4. Pengadaan Listrik dan

Gas + + -

Prioritas Pembagunan

Kedua

5. Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

+

+

- Prioritas Pembagunan

Kedua

6. Konstruksi + + +

Prioritas Pembangunan

Pertama

7. Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda

Motor

-

+

+ Prioritas Pembangunan

Kedua

8. Transportasi dan

Pergudangan + + -

Prioritas Pembagunan

Kedua

9. Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum + + +

Prioritas Pembangunan

Pertama

10. Informasi dan

Komunikasi + + +

Prioritas Pembangunan

Pertama

11. Jasa Keuangan dan

Asuransi + + -

Prioritas Pembangunan

Kedua

12. Real Estate + - -

Prioritas Pembangunan

Ketiga

13. Jasa Perusahaan - + +

Prioritas Pembangunan

Kedua

14. Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib

-

+

+

Prioritas Pembangunan

Kedua

15. Jasa Pendidikan - + -

Prioritas Pembangunan

Ketiga

16. Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial - + +

Prioritas Pembangunan

Kedua

17. Jasa Lainnya - + +

Prioritas Pembangunan

Kedua

Page 104: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

86

c. Prioritas Pembangunan di Kabupaten Karimun

Pada tabel 4.40 terdapat hasil penelitian prioritas

pembangunan berdasarkan hasil analisis LQ, Rpr, dan RPs :

Tabel 4. 40

Hasil Analisis Prioritas Pembangunan di Kabupaten Karimun

No Lapangan Usaha LQ RPr RPs Keterangan

1. Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan + - -

Prioritas Pembangunan

Ketiga

2. Pertambangan dan

Penggalian - - -

Prioritas Pembangunan

Keempat

3. Industri Pengolahan - - - Prioritas Pembangunan

Keempat

4. Pengadaan Listrik dan Gas - + + Prioritas Pembangunan

Kedua

5.

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

-

+

-

Prioritas Pembangunan

Ketiga

6. Konstruksi - + + Prioritas Pembangunan

Kedua

7.

Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor

+

+

-

Prioritas Pembangunan

Kedua

8.

Transportasi dan

Pergudangan + + +

Prioritas Pembangunan

Pertama

9.

Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum - + -

Priotitas Pembangunan

Ketiga

10. Informasi dan Komunikasi + + -

Prioritas Pembangunan

Kedua

11. Jasa Keuangan dan Asuransi - + -

Prioritas Pembangunan

Ketiga

12. Real Estate + - -

Prioritas Pembangunan

Ketiga

13. Jasa Perusahaan + + +

Prioritas Pembangunan

Pertama

14.

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

+

+

+

Prioritas Pembangunan

Pertama

15. Jasa Pendidikan + + -

Prioritas Pembangunan

Kedua

16.

Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial + + +

Prioritas Pembangunan

Pertama

17. Jasa Lainnya + + -

Prioritas Pembangunan

Kedua

Page 105: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

87

d. Prioritas Pembangunan di Kabupaten Bintan

Pada tabel 4.41 terdapat hasil penelitian prioritas

pembangunan berdasarkan hasil analisis LQ, Rpr, dan RPs :

Tabel 4. 41

Hasil Analisis Prioritas Pembangunan Kabupaten Bintan

No Lapangan Usaha LQ RPr RPs Keterangan

1. Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan + - +

Prioritas Pembangunan

Kedua

2. Pertambangan dan

Penggalian - - - Prioritas Pembangunan

Keempat

3. Industri Pengolahan + - +

Prioritas Pembangunan

Kedua

4. Pengadaan Listrik dan

Gas - + + Prioritas Pembangunan

Kedua

5.

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

-

+

+ Prioritas Pembangunan

Kedua

6. Konstruksi - + + Prioritas Pembangunan

Kedua

7.

Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor

+

+

+ Prioritas Pembangunan

Pertama

8. Transportasi dan

Pergudangan - + + Prioritas Pembangunan

Kedua

9. Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum + + + Prioritas Pembangunan

Pertama

10. Informasi dan

Komunikasi - + + Prioritas Pembangunan

Kedua

11. Jasa Keuangan dan

Asuransi - + + Prioritas Pembangunan

Kedua

12. Real Estate - - + Prioritas Pembangunan

Ketiga

13. Jasa Perusahaan - + - Prioritas Pembangunan

Ketiga

14.

Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib

+

+

+

Prioritas Pembangunan

Pertama

15. Jasa Pendidikan + + + Prioritas Pembangunan

Pertama

16. Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial + + + Prioritas Pembangunan

Pertama

17. Jasa Lainnya - + - Prioritas Pembangunan

Ketiga

Page 106: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

88

e. Prioritas Pembangunan di Kabupaten Natuna

Pada tabel 4.42 terdapat hasil penelitian prioritas

pembangunan berdasarkan hasil analisis LQ, Rpr, dan RPs :

Tabel 4. 42

Hasil Analisis Prioritas Pembangunan Kabupaten Natuna

No Lapangan Usaha LQ RPr RPs Keterangan

1. Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan + - +

Prioritas Pembangunan

Kedua

2. Pertambangan dan

Penggalian + - -

Prioritas Pembangunan

Ketiga

3. Industri Pengolahan - - + Prioritas Pembangunan

Ketiga

4. Pengadaan Listrik dan

Gas - + +

Prioritas Pembangunan

Kedua

5.

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

-

+

+

Prioritas Pembangunan

Kedua

6. Konstruksi - + + Prioritas Pembangunan

Kedua

7.

Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor

-

+

+

Prioritas Pembangunan

Kedua

8. Transportasi dan

Pergudangan - + +

Prioritas Pembangunan

Kedua

9. Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum - + +

Prioritas Pembangunan

Kedua

10. Informasi dan

Komunikasi - + +

Prioritas Pembangunan

Kedua

11. Jasa Keuangan dan

Asuransi - + +

Prioritas Pembangunan

Kedua

12. Real Estate - - + Prioritas Pembangunan

Ketiga

13. Jasa Perusahaan - + + Prioritas Pembangunan

Kedua

14.

Administrasi

Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

-

+

+

Prioritas Pembangunan

Kedua

15. Jasa Pendidikan - + + Prioritas Pembangunan

Kedua

16. Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial - + +

Prioritas Pembangunan

Kedua

17. Jasa Lainnya - + + Prioritas Pembangunan

Kedua

Page 107: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

89

f. Prioritas Pembangunan di Kabupaten Lingga

Pada tabel 4.43 terdapat hasil penelitian prioritas

pembangunan berdasarkan hasil analisis LQ, Rpr, dan RPs :

Tabel 4. 43

Hasil Analisis Prioritas Pembangunan Kabupaten Lingga

No Lapangan Usaha LQ RPr RPs Keterangan

1. Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan + - +

Prioritas Pembangunan

Kedua

2. Pertambangan dan

Penggalian - - -

Prioritas Pembangunan

Keempat

3. Industri Pengolahan

- - + Prioritas Pembangunan

Ketiga

4. Pengadaan Listrik dan

Gas - + +

Prioritas Pembangunan

Kedua

5.

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

-

+

+ Prioritas Pembangunan

Kedua

6. Konstruksi + + + Prioritas Pembangunan

Pertama

7.

Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor

+

+

+ Prioritas Pembangunan

Pertama

8. Transportasi dan

Pergudangan - + +

Prioritas Pembangunan

Kedua

9. Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum + + +

Prioritas Pembangunan

Pertama

10. Informasi dan

Komunikasi + + +

Prioritas Pembangunan

Pertama

11. Jasa Keuangan dan

Asuransi - + +

Prioritas Pembangunan

Kedua

12. Real Estate + - - Prioritas Pembangunan

Ketiga

13. Jasa Perusahaan - + - Prioritas Pembangunan

Ketiga

14.

Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib

+

+

+

Prioritas Pembangunan

Pertama

15. Jasa Pendidikan + + + Prioritas Pembangunan

Pertama

16. Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial + + +

Prioritas Pembangunan

Pertama

17. Jasa Lainnya + + - Prioritas Pembangunan

Kedua

Page 108: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

90

g. Prioritas Pembangunan di Kabupaten Kep. Anambas

Pada tabel 4.44 terdapat hasil penelitian prioritas

pembangunan berdasarkan hasil analisis LQ, Rpr, dan RPs :

Tabel 4. 44

Hasil Analisis Prioritas Pembangunan di Kabupaten Kep.Anambas

No Lapangan Usaha LQ RPr RPs Keterangan

1. Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan + - +

Prioritas Pembangunan

Kedua

2. Pertambangan dan

Penggalian + - -

Prioritas Pembangunan

Ketiga

3. Industri Pengolahan - - - Prioritas Pembangunan

Keempat

4. Pengadaan Listrik dan Gas - + + Prioritas Pembangunan

Kedua

5.

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

-

+

+

Prioritas Pembangunan

Kedua

6. Konstruksi - + + Prioritas Pembangunan

Kedua

7.

Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor

-

+

+

Prioritas Pembangunan

Kedua

8. Transportasi dan

Pergudangan - + +

Prioritas Pembangunan

Kedua

9. Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum - + +

Prioritas Pembangunan

Kedua

10. Informasi dan Komunikasi - + + Prioritas Pembangunan

Kedua

11. Jasa Keuangan dan Asuransi - + + Prioritas Pembangunan

Kedua

12. Real Estate - - + Prioritas Pembangunan

Ketiga

13. Jasa Perusahaan - + + Prioritas Pembangunan

Kedua

14.

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

-

+

+

Prioritas Pembangunan

Kedua

15. Jasa Pendidikan - + + Prioritas Pembangunan

Kedua

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial - + +

Prioritas Pembangunan

Kedua

17. Jasa Lainnya - + + Prioritas Pembangunan

Kedua

Page 109: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

91

C. PEMBAHASAN

1. Analisis Location Qoutient ( LQ)

a. Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor basis di Lima kabupaten di Provinsi

Kepulauan Riau sejak awal tahun analisis sampai akhir tahun analisis.

Kota Batam dan Kota Tanjung Pinang mempunyai nilai LQ<1, pada

Kota Tanjung Pinang terjadi penurunan subkategori Perikanan pada

tahun 2014 sebesar 61,96 persen dan turun menjadi 58,57 persen di

tahun 2018. Sepanjang periode 2014-2018, subkategori Jasa Pertanian

dan Perburuan mengalami penurunan kontribusi nilai tambah dari 11,49

persen di tahun 2014 menjadi sebesar 8,72 persen di tahun 2018.

Kabupaten yang memiliki nilai LQ>1 terdapat pada Kabupaten

Karimun, Kabupaten, Natuna Kabupaten Lingga, Kabupaten Bintan, dan

Kabupaten Kepulauan Anambas hal ini dikarenakan terdapat Kawasan

pertanian yang terdiri dari kawasan budidaya tanaman pangan, kawasan

hortikultura, kawasan perkebunan dan kawasan peternakan.

Pengembangan Kawasan Budidaya Tanaman Pangan, Hortikultura dan

Peternakan dialokasikan di Kabupaten Lingga sebagai sentra

pengembangan sektor pertanian dan Kabupaten Bintan. Pemanfaatan

kawasan pertanian ditujukan untuk pemanfaatan potensi dan

berdasarkan kesesuaian lahan secara berkelanjutan untuk mendukung

ketahanan pangan dan pengembangan berorientasi agribisnis pertanian.

Page 110: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

92

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Hasil analisis LQ yang menunjukan sektor basis untuk pertambangan dan

penggalian hanya terdapat pada Kabupaten Kepuluan Anambas dan

Kabupaten Natuna, hal ini dikarenakan Kabupaten Natuna memiliki

sumber daya alam yang melimpah dan memberikan kontributor besar

pada PDRB Kabupaten Natuna dengan migas sebesar 72,63 persen di

tahun 2018 salah satu hasil sumber daya mineral yaitu bahan galian A

(strategis) seperti minyak bumi dan gas alam yang terdapat di Kabupaten

Natuna. Pada Kabupaten Kep. Anambas subkategori yang memberikan

kontribusi besar adalah Pertambangan Minyak, Gas, dan Panas Bumi

yang mencapai 99,91 persen pada tahun 2018, menurun dari 99,92

persen pada tahun 2014. Menurunnya peranan pada subkategori ini

disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari subkategori Pertambangan

dan Penggalian Lainnya yang terus tumbuh sejak tahun 2014.

c. Sektor Industri Pengolahan

Pada sektor Industri Pengolahan terdapat dua Kabupaten Kota yang

memiliki LQ>1 yaitu Kabupaten Bintan dan Kota Batam, kontribusi

terbesar Kabupaten Bintan dan Kota Batam di dominasi dengan sub

sektor Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik,

Optik, dan Peralatan Listrik. Nilai tambah industri barang dari logam,

komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik rata-rata

mencapai lebih dari 50 persen. Sedangkan untuk lima Kabupaten Kota

Lainnya memiliki nilai LQ<1 yang artinya Kabupaten Kota tersebut

Page 111: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

93

bukan menjadi sektor basis.

d. Sektor Pengadaan listrik dan gas

Kota Batam merupakan satu-satunya kota yang memiliki nilai LQ>1

kontribusi terbesar pada sektor ini terdapat pada sub Pengadaan Gas dan

Produksi Es (sebanyak 85,1persen). Sedangkan untuk Kota Tanjung

Pinang, Kabupaten Karimun, Kabupaten Lingga, Kabupaten Bintan,

Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki nilai

LQ<1 yang artinya sektor pengadaan listrik dan gas merupakan sektor

non basis pada kabupaten dan kota tersebut.

e. Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur

Ulang

Pada sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur

Ulang yang memiliki nilai LQ>1 hanya terdapat pada Kota Batam.

Berbeda dengan enam Kabupaten Kota lain nya secara konsisten

selama periode analisis memiliki nilai LQ<1 dan memiliki kontribusi

yang kecil terhadap PDRB.

f. Sektor Konstruksi

Hasil LQ pada sektor konstruksi menunjukkan bahwa terdapat tiga

Kabupaten Kota yang memiliki nilai LQ>1 yaitu Kota Tanjung Pinang,

Kota Batam, Kabupaten Lingga, hal ini menunjukkan bahwa peran

pembangunan sangat penting untuk mendorong perekonomian disetiap

kabupaten dan kota. Kota Tanjung Pinang memiliki nilai LQ terbesar

dibandingkan dengan Kota Batam dan Kabupaten Lingga, hal ini

Page 112: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

94

dikarenakan Kota Tanjung Pinang merupakan Ibu Kota dari Provinsi

Kepulauan Riau dimana banyak segala pembangunan untuk menunjang

kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi. Sedangkan empat

Kabupaten lainnya memiliki nilai LQ<1 yang artinya sektor tersebut

bukan sektor basis di daerahnya.

g. Sektor perdagangan Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil

Provinsi Kepulauan Riau memiliki kekhususan dalam pengembangan

sektor perdagangan. Hal ini dikarenakan telah berlakunya Free Trade

Zone (FTZ) pada Kota Batam, Kabupaten Bintan dan Kabupaten

Karimun. Dapat dilihat pada hasil analisis LQ di setiap Kabupaten Kota

menunjukkan bahwa yang memiliki nilai LQ>1 pada sektor

perdagangan Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil adalah

Kota Tanjung Pinang, Kabupaten karimun, Kabupaten Lingga dan

Kabupaten Bintan. Kontribusi terbesar pada sektor ini di dominasi oleh

subkategori Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda

Motor, yang mana subsektor tersebut mengalami peningkatan setiap

tahunnya salah satu penyebabnya karena adanya tren e-commerce yang

sedang naik daun. Pemberlakukan FTZ berarti akan ada kebebasan dan

berbagai kemudahan dalam rangka peningkatan investasi karena tujuan

dari FTZ salah satunya adalah untuk menghadapi perdagangan bebas.

Salah satu dampak yang telah dirasakan dari diberlakukannya FTZ di

Kabupaten Bintan dan Kabupaten Karimun adalah meningkatnya kinerja

Page 113: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

95

sektor perdagangan di Provinsi Kepulauan Riau.

h. Sektor Transportasi dan Pergudangan

Pada Sektor Transportasi dan Pergudangan terdapat di tiga Kabupaten

Kota yang memiliki nilai LQ > 1 yaitu Kota Tanjung Pinang, Kota Batam

dan Kabupaten Karimun. Subkategori Angkutan Laut memberikan

kontribusi besar terhadap kota Tanjung Pinang disusul oleh Angkutan

Darat yang masing-masing berkontribusi sebesar 53,28 persen dan 21,00

persen tahun 2018. Pada Kota Batam Subkategori Angkutan Udara

memberikan kontribusi sebesar 68,9 persen, disusul oleh Angkutan

Laut sebesar 17,7 persen. Sedangkan untuk Kabupaten Karimun

kontribusi terbesar terdapat pada Angkutan laut sebesar 81,41 persen.

Dengan demikian, kedua subkategori tersebut menjadi motor penggerak

kategori transportasi dan pergudangan. Sedangkan empat Kabupaten

lainnya memiliki nilai LQ<1.

i. Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Pada sektor penyediaan akomodasi dan makan minum terdapat dua

Kabupaten Kota yang memiliki nilai LQ>1 pada setiap tahun analisis

yaitu Kota Batam dan Kabupaten Bintan, hal ini karena adanya kenaikan

kunjungan wisman yang menyebabkan membaiknya tingkat hunian

kamar. Untuk Kabupaten Karimun dan Kabupaten Lingga pada tahun

2014-2016 menunjukkan nilai LQ>1 dan pada tahun 2017-2018

menunjukkan nilai LQ<1, hal ini dikarenakan pada tahun 2018

mengalami penurunan.

Page 114: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

96

j. Sektor Informasi dan Komunikasi

Hasil LQ pada Sektor Informasi dan Komunikasi menunjukkan terdapat

empat Kabupaten Kota yang memiliki nilai LQ>1 yaitu Kota Tanjung

Pinang, Kota Batam, Kabupaten Karimun dan Kabupaten Lingga.

Kontribusi terbesar pada sektor ini dikarenakan adanya peningkatan

penggunaan internet termasuk untuk transaksi online dan peningkatan

fasilitas kecepatan layanan yang terus dilakukan oleh perusahaan

telekomunikasi, seperti pengembangan jaringan fiber optic.

k. Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi

Pada sektor Jasa Keuangan dan Asuransi hanya Kota Tanjung Pinang dan

Kota Batam yang memiliki nilai LQ>1. Kontribusi terbesar Kota Tanjung

pinang terdapat pada pada subkategori Asuransi dan Dana Pensiun menjadi

penyumbang terbesar sebesar 62,45 persen sedangkan untuk kota batam

subkategori Jasa Perantara Keuangan menjadi penyumbang terbesar

sebesar 61,8 persen.

l. Sektor Real Estate

Hasil LQ sektor Real Estate menunjukkan terdapat empat sektor basis di

Provinsi Kepulauan Riau yaitu, Kota Tanjung Pinang, Kota Batam,

Kabupaten Karimun, dan Kabupaten Lingga. Sedangkan untuk tiga

Kabupaten lainnya memiliki nilai LQ<1 yaitu Kabupaten Bintan,

Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kep. Anambas hal ini disebabkan

karena situasi penjualan properti yang mulai menurun.

Page 115: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

97

m. Sektor Jasa Perusahaan

Kabupaten Karimun menjadi satu-satunya sektor basis pada jasa

perusahaan, untuk Kota Batam pada tahun 2014-2016 menjadi sektor

basis karena memiliki nilai LQ>1 dan pada tahun 2017-2018 menjadi

sektor non basis. Sedangkan Kabupaten kota lainnya memiliki nilai

LQ<1 dengan nilai stagnan hal ini dikarenakan peranan kategori ini

masih kurang atau belum banyak berkembang.

n. Sektor Admnistrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib

Hasil analisis LQ untuk sektor Admnistrasi Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib menunjukkan bahwa terdapat empat

Kabupaten Kota yang memilki nilai LQ>1 yaitu Kota Tanjung Pinang,

Kabupaten Karimun, Kabupaten Lingga dan Kabupaten Bintan. Kota

Tanjung Pinang memiliki nilai LQ yang tinggi, dimana kota Tanjung

Pinang sebagai Ibukota dari Provinsi Kepuluan Riau dan menjadi pusat

administrasi pemerintahan peranan sektor ekonomi ini cenderung

menunjukkan peningkatan setiap tahunnya, yaitu dari 9,68 persen pada

tahun 2014 naik menjadi 10,45 persen pada tahun 2018. Sedangkan

untuk Kota Batam, Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Kep. Anambas

memiliki nilai LQ<1.

o. Sektor Jasa Pendidikan

Untuk sektor Jasa Pendidikan terdapat empat Kabupaten Kota yang

memiliki nilai LQ>1 atau menjadi sektor basis di wilayah nya yaitu Kota

Page 116: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

98

Tanjung Pinang, Kabupaten Karimun, Kabupaten Lingga, dan

Kabupaten Bintan. Sedangkan untuk tiga Kabupaten Kota lainnya yaitu

Kota Batam, Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kep. Anambas masih

memiliki nilai LQ<1 atau belum menjadi sektor basis di wilayahnya.

p. Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Hasil LQ sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial di Provinsi

Kepulauan Riau menunjukkan bahwa terdapat empat Kabupaten Kota

yang ada memiliki nilai LQ>1 yaitu Kota Tanjung Pinang, Kabupaten

Karimun, Kabupaten Lingga dan Kabupaten Bintan. Sedangkan untuk

tiga Kabupaten Kota lainnya memiliki nilai LQ<1 yaitu Kota Batam,

Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kep. Anambas dengan kontribusi

yang terbilang kecil untuk PDRB yaitu kurang dari 1 persen.

q. Sektor Jasa Lainnya

Pada sektor Jasa Lainnya terdapat tiga Kabupaten Kota di Provinsi

Kepulauan Riau yang menjadi sektor basis atau yang memiliki nilai

LQ>1 yaitu Kota Tanjung Pinang, Kabupaten Karimun, dan Kabupaten

Lingga. Sedangkan terdapat empat Kabupaten Kota lainya yang

memiliki nilai LQ<1 yaitu Kota Batam memberikan kontribusi yang

terbilang kecil sejak tahun 2014-2018 dikisaran 0.41 persen, Kabupaten

Bintan memberikan kontribusi sebesar 0.18 persen, Kabupaten Natuna

memberikan kontribusi sebesar 0.25 persen sedangkan Kontribusi

sektor Jasa lainnya terhadap Kabupaten Kep. Anambas relatif menurun

setiap tahunnya dari kisaran 0.25 persen menjadi 0.23 persen.

Page 117: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

99

Dalam pengembangan wilayah, pengembangan tidak dapat

dilakukan serentak pada semua sektor perekonomian akan tetapi

diprioritaskan pada pengembangan sektor-sektor perekonomian yang

potensi berkembangnya cukup besar. Karena sektor ini diharapkan dapat

tumbuh dan berkembang pesat yang akan merangsang sektor- sektor

lain yang terkait untuk berkembang mengimbangi perkembangan sektor

potensial tersebut.

Dari hasil analis LQ menunjukkan bahwa setiap Kabupaten dan

Kota di Provinsi Kepulauan Riau mempunyai sector unggulan nya

masing-masing berdasarkan dengan ciri khas atau keadaan daerahnya.

Dari sector ekonomi tersebut terdapat subkategori dimana sub kategori

tersebut dapat berkaitan dengan sector ekonomi lainnya. Salah satu nya

adalah Sektor Pariwisata dimana sektor pariwisata merupakan salah

satu sektor unggulan di Provinsi Kepulauan Riau karena mempunyai

pulau yang sangat banyak dengan keindahan alam pantai yang

menakjubkan.

Sektor pariwisata terdapat di beberapa sektor ekonomi (17

Lapangan Usaha) dan mempunyai keterkaitan satu sama lain baik

secara langsung atau tidak langsung. Sektor ekonomi yang berkaitan

dengan sektor pariwisata adalah Sektor Penyediaan Akomodasi Makan

dan Minum dimana pada sektor tersebut terdapat kategori sub sektor

yaitu sektor penyediaan Akomodasi yang terdiri dari Hotel,

Apartement, Villa, Motel, Penginapan, serta Pondok Wisata dan sub

Page 118: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

100

sektor Penyediaan Makan Minum yang terdiri dari restoran, Caffe,

Kedai, dan warung atau rumah makan, selanjutnya terdapat Sektor

Transportasi dan Pergudangan dimana pada sektor ini terdapat sub

sektor angkutan baik darat, laut, dan udara yang mana sektor tersebut

merupakan transportasi dalam menunjang kegiatan pariwisata baik

dalam negeri maupun luar negeri, Dan yang terakhir sektor ekonomi

yang berkaitan dengan sektor pariwisata adalah Sektor Jasa Lainnya

sektor ini mencakup beberapa tempat rekreasi dan tempat hiburan

seperti wisata alam, wisata selam (snorkeling), taman rekreasi atau

taman wisata, serta taman nasional.

2. Analisis Model Ratio Pertumbuhan

a.) Hasil Analisis MRP Kota Tanjung Pinang tahun 2014-2018 menempatkan

sektor ekonomi ke dalam klasifikasi berikut ini :

Sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi pertama dengan nilai RPr

dan RPs (+) adalah sektor Pengadaan Listrik dan Gas, sektor Pengadaan

Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, sektor Perdagangan

Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor Transportasi

dan Pergudangan, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum,

sektor Informasi dan Komunikasi, sektor Jasa Perusahaan, sektor

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, sektor

Jasa Pendidikan, dan sektor Jasa Lainnya. Hal ini mengartikan bahwa

sektor ekonomi tersebut merupakan kategori yang sangat potensial dari sisi

pertumbuhan nya di Kota Tanjung Pinang dan Provinsi Kepulauan Riau.

Page 119: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

101

Klasifikasi kedua dengan RPs bernilai (+) dan Rpr bernilai (-) hanya

terdapat pada sektor Real Estate. Kategori sektor real estate di Kota

Tanjung Pinang merupakan kategori potensial dari sisi pertumbuhan

namun pertumbuhan sektor real estate pada tingkat Provinsi kurang

berpotensial karena memiliki nilai RPr kurang dari 1.

Pada klasifikasi ketiga dengan nilai RPs (-) dan nilai RPr (+) terdapat pada

sektor Konstruksi, sektor Jasa Keuangan dan Asuransi, dan sektor Jasa

Kesehatan dan Kegiatan Sosial. Hal ini mengartikan bahwa sektor tersebut

pada Kota Tanjung Pinang kurang berpotensial dari sisi pertumbuhan nya

karena memiliki nilai RPs kurang dari 1, namun pada tingkat Provinsi

sektor tersebut sangat potensial.

Sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi keempat dengan nilai RPs

dan RPr (-) terdapat pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan,

sektor Pertambangan dan Penggalian, dan sektor Industri Pengolahan.

Sektor ekonomi tersebut bukan termasuk kategori sektor yang potensial

baik di Kota Tanjung Pinang maupun di Provinsi Kepuluan Riau karena

memiliki nilai RPs dan RPr kurang dari 1.

b.) Hasil Analisis MRP Kota Batam tahun 2014-2018 menempatkan sektor

ekonomi ke dalam klasifikasi berikut ini :

Sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi pertama dengan nilai RPr

dan RPs (+) adalah sektor Konstruksi, sektor Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum, sektor Informasi dan Komunikasi, sektor Jasa

Page 120: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

102

Perusahaan, sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib, sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, dan sektor Jasa

Lainnya. Sektor ekonomi tersebut merupakan kategori sektor yang

potensial dari sisi pertumbuhan nya baik di Kota Batam maupun di

Provinsi Kepulauan Riau.

Klasifikasi kedua dengan RPs bernilai (+) dan RPr bernilai (-) tidak ada

sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi kedua Yang berarti bahwa

tidak ada sektor ekonomi yang termasuk kategori potensial pada Kota

Batam dan tidak ada sektor ekonomi yang kurang berpotensial di Provinsi

Kepulauan Riau.

Pada klasifikasi ketiga dengan nilai RPs (-) dan nilai RPr (+) terdapat pada

sektor Pengadaan Listrik dan Gas, sektor Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang, sektor Transportasi dan Pergudangan,

sektor Jasa Keuangan dan Asuransi, dan sektor Jasa Pendidikan. Hal ini

mengartikan bahwa sektor tersebut kurang berpotensial di Kota Batam

dari sisi pertumbuhan nya karena memiliki nilai RPs kurang dari 1,

namun di Provinsi Kepulauan Riau sektor ekonomi tersebut memiliki

potensial karena memiliki nilai RPr lebih dari 1.

Sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi keempat dengan nilai

RPs dan RPr (-) adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, sektor

Pertambangan dan Penggalian, sektor Industri Pengolahan dan sektor Real

Estate. Sektor ekonomi tersebut merupakan kategori yang kurang potensial

dari segi pertumbuhan baik di Kota Batam dan Provinsi Kepulauan Riau

Page 121: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

103

karena memiliki nilai RPs dan RPr kurang dari 1.

c.) Hasil Analisis MRP Kabupaten Karimun tahun 2014-2018 menempatkan

sektor ekonomi ke dalam klasifikasi berikut ini :

Sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi pertama dengan nilai RPr

dan RPs (+) adalah sektor Pengadaan Listrik dan Gas, sektor konstruksi,

sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Jasa Perusahaan, Sektor

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, dan

sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial. Hal ini mengartikan bahwa

sektor ekonomi tersebut merupakan kategori sektor ekonomi yang

potensial baik di Kabupaten Karimun maupun di Provinsi Kepulauan Riau.

Untuk klasifikasi kedua dengan RPs bernilai (+) dan Rpr bernilai (-) tidak

ada sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi kedua. Yang berarti

bahwa tidak ada sektor ekonomi yang termasuk kategori potensial pada

Kabupaten Karimun dan tidak ada sektor ekonomi yang kurang

berpotensial di Provinsi Kepulauan Riau.

Pada klasifikasi ketiga dengan nilai RPs (-) dan nilai RPr (+) terdapat pada

sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang,

sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor,

sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, sektor Informasi dan

Komunikasi, Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi , sektor Jasa Pendidikan,

dan Sektor Jasa Lainnya. Hal ini mengartikan bahwa sektor tersebut

kurang berpotensial di Kabupaten Karimun dari sisi pertumbuhan karena

memiliki nilai RPs kurang dari 1. Sedangkan pada ditingkat Provinsi

Page 122: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

104

Kepulauan Riau merupakan sektor yang potensial karena memiliki nilai

RPr lebih dari 1.

Pada Kabupaten Karimun sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi

keempat dengan nilai RPs dan RPr (-) adalah sektor Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan, sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Industri

Pengolahan, dan sektor Real Estate. Sektor ekonomi tersebut merupakan

kategori sektor yang kurang potensial di Kabupaten Karimun dan Provinsi

Kepulauan Riau dari sisi pertumbuhan nya karena memiliki nilai RPs dan

RPr kurang dari 1.

d.) Hasil Analisis MRP pada Kabupaten Bintan tahun 2014-2018

menunjukkan bahwa sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi

pertama dengan nilai RPr dan RPs (+) adalah sektor Pengadaan Listrik dan

Gas, sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang,

sektor Konstruksi, sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor, sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum, sektor Informasi dan Komunikasi , sektor

Jasa Keuangan dan Asuransi, sektor Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, sektor Jasa Pendidikan dan sektor

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial. Yang berarti sektor tersebut di

Kabupaten Bintan dan Provinsi Kepulauan Riau merupakan kategori

sektor yang potensial dari segi pertumbuhan nya.

Klasifikasi kedua dengan RPs bernilai (+) dan Rpr bernilai (-) terdapat

pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, sektor Industri

Page 123: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

105

Pengolahan, dan sektor Real Estate. Yang berarti sektor tersebut

merupakan kategori yang potensial di Kabupaten Bintan karena memiliki

nilai RPs lebih dari 1, namun pada tingkat Provinsi sektor ekonomi

tersebut kurang potensial dari segi pertumbuhan nya.

Pada klasifikasi ketiga dengan nilai RPs (-) dan nilai RPr (+) terdapat pada

sektor Jasa Perusahaan, dan sektor Jasa Lainnya. Sektor ekonomi tersebut

kurang berpotensial di Kabupaten Bintan tetapi pada tingkat Provinsi

sektor ekonomi tersebut merupakan sektor ekonomi yang potensial.

Sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi keempat dengan nilai

RPs dan RPr (-) hanya terdapat pada sektor Pertambangan dan Penggalian.

Hal ini mengartikan bahwa sektor ekonomi tersebut kurang potensial di

Kabupaten Bintan dan Provinsi Kepulauan Riau.

e.) Hasil Analisis MRP Kabupaten Natuna tahun 2014-2018 menempatkan

sektor ekonomi ke dalam klasifikasi berikut ini :

Sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi pertama dengan nilai RPr

dan RPs (+) adalah sektor Pengadaan Listrik dan Gas, sektor Pengadaan

Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , sektor Konstruksi,

sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor,

sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum, sektor Informasi dan Komunikasi, sektor Jasa Perusahaan,

Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi, sektor Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, sektor Jasa Pendidikan, sektor Jasa

Kesehatan dan Kegiatan Sosial dan sektor Jasa Lainnya. Hal ini

Page 124: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

106

mengartikan bahwa sektor ekonomi tersebut merupakan kategori sektor

yang potensial baik di Kabupaten Natuna maupun di Provinsi Kepulauan

Riau dari sisi pertumbuhan nya.

Klasifikasi kedua dengan RPs bernilai (+) dan RPr bernilai (-) terdapat pada

sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, sektor Industri Pengolahan,

dan sektor Real Estate. Kategori sektor ekonomi tersebut merupakan

sektor ekonomi yang potensial di Kabupaten Natuna namun kurang

potensial di Provinsi Kepulauan Riau.

Pada klasifikasi ketiga dengan nilai RPs (-) dan nilai RPr (+) tidak ada

sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi ketiga.Hal ini mengartikan

bahwa tidak ada sektor ekonomi yang kurang potensial di Kabupaten

Natuna dan tidak ada pula sektor ekonomi yang potensial di Provinsi

Kepulauan Riau.

Sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi keempat dengan nilai

RPs dan RPr (-) hanya terdapat pada sektor Pertambangan dan Penggalian.

Hal ini mengartikan bahwa sektor tersebut kurang potensial di Kabupaten

Natuna di tingkat Provinsi Kepulauan Riau.

f.) Hasil Analisis MRP Kabupaten Lingga tahun 2014-2018 menempatkan

sektor ekonomi ke dalam klasifikasi berikut ini :

Sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi pertama dengan nilai RPr

dan RPs (+) adalah sektor Pengadaan Listrik dan Gas, sektor Pengadaan

Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, sektor Konstruksi,

sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor,

Page 125: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

107

sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum, sektor Informasi dan Komunikasi, sektor Jasa Keuangan

dan Asuransi, sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib, sektor Jasa Pendidikan, dan sektor Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial. Hal ini mengartikan bahwa sektor ekonomi tersebut

merupakan sektor potensial di Kabupaten Lingga dan di Provinsi

Kepulauan Riau dari sisi pertumbuhan nya karena memiliki nilai RPs dan

RPr lebih dari 1.

Klasifikasi kedua dengan RPs bernilai (+) dan Rpr bernilai (-) terdapat

pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, dan sektor Industri

Pengolahan. Sektor ekonomi tersebut merupakan kategori sektor yang

berpotensial di Kabupaten Lingga namun kurang berpotensial pada tingkat

Provinsi karena nilai RPr nya kurang dari 1.

Pada klasifikasi ketiga dengan nilai RPs (-) dan nilai RPr (+) terdapat pada

sektor Jasa Perusahaan, dan sektor Jasa Lainnya. Hal ini mengartikan

bahwa sektor tersebut kurang potensial dari sisi pertumbuhan nya di

Kabupaten Lingga. Sedangkan pada tingkat Provinsi sektor tersebut

merupakan kategori sektor yang potensial dari sisi pertumbuhan karena

memiliki nilai RPr lebih dari 1.

Sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi keempat dengan nilai RPs

dan RPr (-) terdapat pada sektor Pertambangan dan Penggalian dan sektor

Real Estate. Sektor ekonomi tersebut termasuk kategori sektor yang

kurang potensial baik di Kabupaten Lingga dan Provinsi Kepulauan Riau

Page 126: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

108

kerena memiliki nilai RPs dan RPr kurang dari 1.

g.) Hasil Analisis MRP Kabupaten Kep. Anambas tahun 2014-2018

menempatkan sektor ekonomi ke dalam klasifikasi berikut ini :

Sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi pertama dengan nilai RPr

dan RPs (+) adalah sektor Pengadaan Listrik dan Gas, sektor Pengadaan

Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, sektor Konstruksi,

sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor,

sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum, sektor Informasi dan Komunikasi, sektor Jasa Keuangan

dan Asuransi, sektor Jasa Perusahaan, sektor Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, sektor Jasa Pendidikan, sektor Jasa

Kesehatan dan Kegiatan Sosial dan sektor Jasa Lainnya, yang berarti

sektor ekonomi Kabupaten Kep. Anambas dan Provinsi Kepulauan Riau

merupakan kategori sektor yang potensial dari sisi pertumbuhan nya

karena memiliki nilai RPs dan RPr lebih dari 1.

Klasifikasi kedua dengan RPs bernilai (+) dan RPr bernilai (-) terdapat

pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, dan sektor Real Estate.

Yang berarti sektor tersebut merupakan kategori potensial di Kabupaten

Kepulauan Anambas namun di Provinsi Kepulauan Riau Kurang

potensial.

Klasifikasi ketiga dengan nilai RPs (-) dan nilai RPr (+) tidak ada sektor

ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi ketiga. Hal ini mengartikan

bahwa tidak sektor ekonomi yang kurang potensial di Kabupaten

Page 127: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

109

Kepulauan Anambas dan tidak ada sektor ekonomi yang potensial di

provinsi Kepulauan Riau.

Sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi keempat dengan nilai

RPs dan RPr (-) terdapat pada sektor Pertambangan dan Penggalian dan

sektor Industri Pengolahaan. Sektor tersebut merupakan kategori yang

kurang potensial di Kabupaten Kep. Anambas dan Provinsi Kepulauan

Riau dari sisi Pertumbuhan nya.

3. Analisis Overlay

a.) Hasil Analisis Overlay Kota Tanjung Pinang

Hasil Overlay di Kota Tanjung Pinang menunjukkan sektor ekonomi yang

masuk kedalam klasifikasi pertama dengan notasi bernilai positif pada

ketiga komponen adalah sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor, sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor

Informasi dan Komunikasi, sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib, sektor Jasa Pendidikan, dan sektor Jasa

Lainnya. Hal ini berarti sektor tersebut mempunyai potensi daya saing

yang tinggi karena memiliki keunggulan baik di tingkat Kabupaten Kota

maupun di tingkat provinsi dan dapat dikatakan sektor tersebut memiliki

keunggulan kompetitif. Untuk sektor ekonomi yang masuk kedalam

klasifikasi kedua dengan LQ dan RPs bernotasi positif dan RPr bernotasi

negatif hanya terdapat pada sektor Real Estate hal ini mengartikan bahwa

kegiatan ekonomi sektor tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang

rendah pada tingkat Provinsi Kepulauan Riau. Sedangkan untuk RPs dan

Page 128: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

110

LQ bernilai positif hal ini mengartikan bahwa sektor tersebut merupakan

spesialisasi kegiatan ekonomi di Kota Tanjung Pinang.

Sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi ketiga dengan notasi

bernilai negatif pada ketiga kompenen nya terdapat pada sektor Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan, sektor Pertambangan dan Penggalian, dan

sektor Industri Pengolahan, yang berarti sektor tersebut tidak memiliki

keunggulan kompetitif dan bukan merupakan spesialisasi kegiatan

ekonomi di Kota Tanjung Pinang.

b.) Hasil Analisis Overlay Kota Batam

Pada Kota Batam terdapat tiga sektor ekonomi yang masuk kedalam

klasifikasi pertama yaitu sektor konstruksi, sektor penyediaan akomodasi

dan makan minum dan sektor informasi dan komunikasi, yang berarti

sektor tersebut mempunyai potensi daya saing yang tinggi karena memiliki

keunggulan baik di tingkat Kabupaten Kota maupun di tingkat provinsi

dan dapat dikatakan sektor tersebut memiliki keunggulan kompetitif.

Untuk klasifikasi kedua tidak ada sektor ekonomi dengan RPr bernilai

negatif, RPs bernilai positif dan LQ bernilai positif. Sedangkan untuk

sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi ketiga terdapat pada

sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, dan sektor pertambangan dan

penggalian. Hal ini menandakan sektor ekonomi tersebut memiliki daya

saing yang rendah karena tidak unggul baik di tingkat Kabupaten maupun

di tingkat provinsi. Dan dapat dikatakan bahwa sektor tersebut tidak

memiliki keunggulan kompetitif dan bukan merupakan spesialisasi

Page 129: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

111

kegiatan ekonomi di Kota Batam.

c.) Hasil Analisis Overlay Kabupaten Karimun

Pada Kabupaten Karimun sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi

pertama adalah sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Jasa

Perusahaan, sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan

Sosial dan sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, sektor ekonomi

tersebut merupakan sektor ekonomi yang memiliki daya saing yang tinggi

karena unggul baik di tingkat Kabupaten maupun di tingkat provinsi dan

dapat dikatakan sektor tersebut memiliki keunggulan kompetitif. Untuk

klasifikasi kedua tidak ada sektor ekonomi yang masuk kedalam

klasifikasi kedua dengan RPr benilai negatif, Rps dan LQ bernilai positif.

Sedangkan sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi ketiga adalah

sektor Pertambangan dan Penggalian, dan sektor Industri Pengolahan,

dapat dikatakan bahwa sektor tersebut tidak memiliki keunggulan

kompetitif dan bukan merupakan spesialisasi kegiatan ekonomi di

Kabupaten Karimun.

d.) Hasil Analisis Overlay Kabupaten Bintan

Hasil Overlay di Kabupaten Bintan menunjukkan bahwa terdapat sektor

ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi pertama yaitu sektor

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , sektor

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, sektor Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, sektor Jasa

Pendidikan dan sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial hal ini

Page 130: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

112

menunjukkan bahwa sektor ekonomi tersebut merupakan sektor ekonomi

yang memiliki daya saing yang tinggi karena unggul baik di tingkat

Kabupaten maupun di tingkat provinsi dan dapat dikatakan sektor tersebut

memiliki keunggulan kompetitif. Untuk sektor ekonomi yang masuk

kedalam klasifikasi kedua dengan LQ dan RPs bernotasi positif dan RPr

bernotasi negatif terdapat pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

dan sektor Industri Pengolahan yang mengartikan bahwa kegiatan sektor

tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang rendah di tingkat Provinsi

tetapi mempunyai pertumbuhan sektoral yang tinggi di tingkat Kabupaten

dan kontribusi sektoral kabupaten Bintan lebih tinggi daripada Provinsi

Kepulauan Riau. Sedangkan untuk sektor ekonomi yang masuk kedalam

klasifikasi ketiga dengan notasi bernilai negatif pada ketiga kompenen nya

hanya terdapat pada sektor Pertambangan dan Penggalian, hal ini

menandakan bahwa sektor tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif

dan bukan merupakan spesialisasi kegiatan ekonomi di Kabupaten Bintan.

e.) Hasil Analisis Overlay Kabupaten Natuna

Pada Kabupaten Natuna tidak ada sektor ekonomi yang masuk kedalam

klasifikasi pertama dengan notasi positif pada ketiga komponennya, yang

berarti tidak ada sektor ekonomi yang mempunyai potensi daya saing atau

memiliki keunggulan kompetitif. Untuk sektor ekonomi yang masuk

kedalam klasifikasi kedua hanya terdapat pada sektor Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan dengan kata lain sektor tersebut merupakan

spesialisasi kegiatan ekonomi di Kabupaten Natuna. Dan tidak ada sektor

Page 131: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

113

ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi ketiga.

f.) Hasil Analisis Overlay Kabupaten Lingga

Hasil Overlay di Kabupaten Lingga menunjukkan bahwa sektor ekonomi

yang masuk kedalam klasifikasi pertama yaitu sektor Konstruksi, sektor

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, sektor Informasi dan

Komunikasi, sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib ,sektor Jasa Pendidikan, dan sektor Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial hal ini menandakan bahwa sektor tersebut mempunyai

potensi daya saing yang tinggi karena unggul baik di tingkat Kabupaten

maupun di tingkat provinsi dan dapat dikatakan sektor tersebut memiliki

keunggulan kompetitif. Untuk sektor ekonomi yang masuk kedalam

klasifikasi kedua dengan LQ dan RPs bernotasi positif dan RPr bernotasi

negatif hanya terdapat pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

dengan kata lain sektor tersebut merupakan spesialisasi kegiatan ekonomi

di Kabupaten Lingga. Sedangkan untuk sektor ekonomi yang masuk

kedalam klasifikasi ketiga dengan notasi bernilai negatif pada ketiga

kompenen nya hanya terdapat pada sektor Pertambangan dan Penggalian

dapat dikatakan bahwa sektor tersebut tidak memiliki keunggulan

kompetitif dan bukan merupakan spesialisasi kegiatan ekonomi di

Kabupaten Lingga.

g.) Hasil Analisis Overlay Kabupaten Kep.Anambas

Hasil overlay pada Kabupaten Kep.Anambas menunjukkan bahwa tidak

Page 132: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

114

ada sektor ekonomi yang masuk kedalam klasifikasi pertama dengan

notasi bernilai positif pada ketiga komponen nya. Untuk sektor ekonomi

yang masuk pada klasifikasi kedua hanya terdapat pada sektor Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan hal ini mengartikan bahwa kegiatan ekonomi

sektor tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang rendah pada tingkat

Provinsi Kepulauan Riau. Sedangkan untuk RPs dan LQ bernilai positif

hal ini mengartikan bahwa sektor tersebut merupakan spesialisasi kegiatan

ekonomi di Kabupaten Kep. Anambas. Sedangkan sektor ekonomi yang

masuk kedalam klasifikasi ketiga hanya terdapat pada sektor Industri

Pengolahan hal ini menandakan bahwa sektor tersebut tidak memiliki

keunggulan kompetitif dan bukan merupakan spesialisasi kegiatan

ekonomi di Kabupaten Kep. Anambas.

4. Analisis Tipologi Klassen

Hasil tipologi klassen berdasarkan pendekatan kewilayahan Kabupaten

Kota di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2014-2018 yaitu :

a.) Daerah maju dan cepat tumbuh (High growth and high income)

Berdasarkan laju pertumbuhan dan pendekatan perkapita Kabupaten

Bintan menjadi satu-satunya Kabupaten yang masuk kedalam Kuadran

I. Pada dasarnya daerah yang masuk kedalam kuadran I merupakan

daerah yang paling maju, baik dari segi tingkat pembangunan maupun

kecepatan pertumbuhan. Biasanya daerah ini merupakan merupakan

daerah yang mempunyai potensi pembangunan yang sangat besar dan

telah dimanfaatkan secara baik untuk kemakmuran masyarakat

Page 133: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

115

setempat. Karena diperkirakan daerah ini akan terus berkembang

dimasa mendatang.

b.) Daerah maju tapi tertekan (High income but low growth)

Kabupaten yang termasuk kedalam Kuadran II di Provinsi

Kepulauan Riau adalah Kabupaten Kepulauan Anambas yang berarti

rata-rata pendapatan perkapita Kabupaten Kep. Anambas lebih tinggi

daripada rata-rata pendapatan perkapita Provinsi Kepulauan Riau.

Sedangkan tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah

dibandingkan dengan rata-rata Provinsi. Daerah maju tapi tertekan

merupakan daerah yang relatif maju tetapi dalam beberapa tahun

terakhir laju pertumbuhannya menurun akibat tertekannya kegiatan

utama daerah yang bersangkutan. Karena itu, walaupun daerah ini

merupakan daerah telah maju tetapi dimasa mendatang diperkirakan

pertumbuhannya tidak akan begitu cepat, walaupun potensi

pembangunan yang dimiliki pada dasarnya sangat besar.

c.) Daerah berkembang cepat ( High growth but low income )

Pada kuadran III Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kota

Batam, dan Kota Tanjung Pinang masuk kedalam kategori daerah

berkembang cepat, yang berarti Kabupaten Karimun, Kabupaten

Natuna, Kota Batam, Kota Tanjung Pinang memiliki tingkat

pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi pendapatan perkapitanya

lebih rendah daripada Provinsi Kepulauan Riau. Daerah Berkembang

Cepat pada dasarnya adalah daerah yang memiliki potensi

Page 134: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

116

pengembangan sangat besar, tetapi masih belum diolah secara baik.

Oleh karena itu, walaupun tingkat pertumbuhan ekonominya tinggi

namun tingkat pendapatan perkapitanya rendah, yang mencerminkan

tahap pembangunan yang telah dicapai sebenarnya masih relatif rendah

dibandingkan dengan daerah-daerah lain. Karena itu dimasa

mendatang daerah ini diperkirakan akan mampu berkembang dengan

pesat untuk mengejar ketertinggalannya dengan daerah maju.

d.) Daerah Relatif tertinggal ( Low growth dan low income )

Kabupaten Lingga menempati kuadran IV, Dimana tingkat

pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapitannya dibawah rata-

rata. Hal ini menandakan baik tingkat kemakmuran masyarakat

maupun tingkat pertumbuhan ekonomi di daerah ini masih relatif

tertinggal. daerah yang mempunyai tingkat pertumbuhan dan

pendapatan per kapita yang berada dibawah rata-rata dari seluruh

daerah. Ini berarti bahwa baik tingkat kemakmuran masyarakat

maupun tingkat pertumbuhan ekonomi di daerah ini masih relatif

rendah. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa didaerah ini tidak akan

berkembang dimasa mendatang.

5. Hasil Analisis Prioritas pembangunan

Dalam pengembangan wilayah tidak dapat dilakukan serentak pada semua

sektor perekonomian, hanya sektor sektor tertentu yang mempunyai potensi

yang dapat berkembang cukup besar. Berikut prioritas sektor ekonomi

berdasarkan hasil analisis LQ, MRP, dan overlay yang layak untuk

Page 135: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

117

dikembangkan dan harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah

daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah.

a.) Prioritas Pembangunan Kota Tanjung Pinang

Pada Kota Tanjung Pinang sektor ekonomi yang menjadi prioritas

pembangunan pertama adalah sektor Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor Transportasi dan

Pergudangan, sektor Informasi dan Komunikasi, sektor Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, sektor Jasa

Pendidikan, dan sektor Jasa Lainnya.

b.) Prioritas Pembangunan Kota Batam

Dari Tujuhbelas sektor yang ada hanya tiga sektor yang masuk kedalam

prioritas pembangunan pertama di Kota Batam yaitu sektor konstruksi,

sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum dan sektor Informasi

dan Komunikasi.

c.) Prioritas Pembangunan Kabupaten Karimun

Pada Kabupaten Karimun sektor yang masuk kedalam prioritas

pembangunan pertama adalah sektor Transportasi dan Pergudangan,

sektor Jasa Perusahaan, sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib dan sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial.

d.) Prioritas Pembangunan Kabupaten Bintan

Pada Kabupaten Bintan sektor yang menjadi prioritas pembangunan

pertama adalah sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil

Page 136: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

118

dan Sepeda Motor, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum,

sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib, sektor Jasa Pendidikan dan sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial.

e.) Prioritas Pembangunan Kabupaten Natuna

Dari Tujuhbelas sektor yang ada tidak ada sektor ekonomi yang masuk

kedalam prioritas pembangunan pertama, untuk prioritas pembangunan

kedua terdapat pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, sektor

Pengadaan Listrik dan Gas, sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang, sektor konstruksi, sektor Perdagangan Besar

dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor Transportasi dan

Pergudangan, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, sektor

Informasi dan Komunikasi, sektor Jasa Keuangan dan Asuransi, sektor

Jasa Perusahaan, sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib, sektor Jasa Pendidikan, sektor Jasa Kesehatan

dan Kegiatan Sosial dan sektor Jasa Lainnya.

f.) Prioritas Pembangunan Kabupaten Lingga

Sektor ekonomi yang masuk kedalam prioritas pembangunan pertama

adalah sektor Konstruksi, sektor Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum, sektor Informasi dan Komunikasi, sektor Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, sektor Jasa

Pendidikan, dan sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial.

Page 137: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

119

g.) Prioritas Pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas

Pada Kabupaten Kepulauan Anambas tidak ada sektor ekonomi yang

masuk kedalam prioritas pembangunan pertama, untuk prioritas

pembangunan kedua terdapat pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan, sektor Pengadaan Listrik dan Gas, sektor Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, sektor Konstruksi,

sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor, sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum, sektor Informasi dan Komunikasi,

sektor Jasa Keuangan dan Asuransi, sektor Jasa Perusahaan, sektor

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib ,

sektor Jasa Pendidikan dan sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial.

Dari hasil prioritas sektor pembangunan diatas sektor tersebut

merupakan sektor utama yang harus dikembangkan dan dibangun sebagai

penggerak perekonomian di Kabupaten Kota di Provinsi Kepulauan

Riau karena memiliki kontribusi dan laju pertumbuhanya yang positif.

Pengembangan dan pembangunan daerah harus sesuai dengan kondisi

serta aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang. Apabila

pelaksanaan prioritas pembangunan daerah kurang sesuai dengan potensi

yang dimiliki oleh masing-masing daerah, maka pemanfaatan sumber daya

yang ada akan menjadi kurang optimal, sehingga dapat mengakibatkan

lambatnya proses pertumbuhan ekonomi daerah yang bersangkutan.

Pembangunan daerah haruslah dapat meningkatkan taraf hidup dan

Page 138: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

120

kesejahteraan rakyat di daerah melalui pembangunan yang serasi dan

terpadu antar kategori. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi

daerah yang berbeda akan memberikan pengaruh pada corak

pembangunan yang akan diterapkan. Pola kebijakan yang diterapkan

dalam satu daerah belum tentu akan sama dan berhasil ketika diterapkan

pada daerah lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian dalam

menyesuaikan pola kebijakan pembangunan yang disesuaikan dengan

kondisi serta potensi sumber daya pada masing-masing daerah.

Terdapat beberapa kebijakan yang bisa diambil dalam pengembangan

sektor ekonomi untuk meningkatkan pendapatan daerah serta

pembangunanan di masing masing daerah nya. Salah satu nya dengan cara

menggaet investor-investor dalam negeri maupun luar negeri untuk

berinvestasi di bumi melayu Kepulauan Riau ini. Karena hal ini dapat

menyerap tenaga kerja yang cukup banyak sehingga dapat mengatasi

masalah pengangguran di Provinsi Kepulauan Riau.

Selain itu, pemerintah daerah juga harus memfokuskan kebijakan

untuk mengembangkan sektor-sektor serta sub sektor yang menjadi sektor

prioritas seperti subkategori penyediaan akomodasi karena subkategori ini

berperan besar terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau

dengan cara peningkatan pariwisata Kepulauan Riau. Langkah yang bisa

diambil yaitu dengan menggaet wisatawan dengan mengadakan even-even

perayaan yang besar sehingga menarik minat para wisatawan. Jika jumlah

wisatawan meningkat akan menggerakkan perekonomian wilayah tersebut.

Page 139: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

121

Karena efeknya menyebar ke lapangan usaha perekonomian lainnya.

Untuk kategori perdagangan mungkin langkah yang bisa diambil yaitu

dengan menciptakan produk-produk dalam negeri yang cukup bisa

bersaing di dalam arus perdagangan yang berputar di Kepulauan Riau

(atau yang biasa dikenal dengan ekonomi kreatif) dan menciptakan

suasana yang cukup kondusif sehingga orang-orang akan lebih tertarik

untuk melakukan transaksi perdagangan di Kepulauan Riau dibandingkan

dengan ke negara tetangga mengingat Provinsi Kepulauan Riau berada

didaerah perbatasan dengan negara tetangga. Hal ini akan berimplikasi

kepada peningkatan penciptaan nilai tambah bagi Provinsi Kepulauan

Riau.

Untuk kategori konstruksi, maka pembangunan-pembangunan fisik

harus lebih ditingkatkan. Tapi pembangunan fisik disini dimaksudkan

pembangunan fisik yang bermanfaat bagi masyarakat. Bukan

pembangunan yang sifatnya pemeliharaan rutin, karena pembangunan

seperti itu hanya bersifat penggunaan anggaran yang semaksimal mungkin.

Namun, pemerintah daerah juga tidak bisa mengesampingkan kategori-

kategori lainnya walaupun secara analisis overlay bukan merupakan

kategori yang potensial tetapi juga tetap harus ditingkatkan nilai tambah

dari kategori-kategori ekonomi tersebut. Untuk itu dalam upaya memacu

pertumbuhan ekonomi daerah, meningkatkan pendapatan masyarakat dan

meningkatkan pendapatan daerah maka Pemerintah Provinsi Kepulauan

Riau perlu melakukan perencanaan daerah yang tepat salah satu cara nya

Page 140: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

122

dengan menggali potensi ekonomi dan memprioritaskan sektor yang

memiliki keunggulan.

Page 141: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

123

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Hasil analis LQ menunjukkan bahwa sektor pertanian, Kehutanan dan

Perikanan merupakan sektor basis yang mendominanasi di Provinsi

Kepulauan Riau karena terdapat di lima kabupaten dari tujuh kabupaten

kota yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Kabupaten Karimun memiliki

sektor basis terbanyak dengan sebelas sektor basis, sedangkan Kabupaten

Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan Kabupaten yang

memiliki sektor basis paling sedikit yaitu hanya dua sektor basis.

2. Analisis Overlay menunjukkan bahwa kabupaten kota yang memiliki

potensi besar untuk dikembangkan berdasarkan pertumbuhan dan

kontibusi yang tinggi terhadap perekonomian adalah Kota Tanjung Pinang,

Kota Batam, Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan, dan Kabupaten

Lingga karena memiliki keunggulan kompetitif atau mempunyai potensi

daya saing yang tinggi serta spesialisasi baik di tingkat Kabupaten Kota

maupun di tingkat provinsi. Sedangkan untuk Kabupaten Natuna dan

Kabupaten Kepulauan Anambas berdasarkan analisis overlay hanya

memiliki keunggulan spesialisasi karena RPr bernilai negatif yang

mengartikan bahwa kegiatan sektor tersebut mempunyai pertumbuhan

sektoral yang rendah di Provinsi Kepulauan Riau dan memiliki nilai positif

untuk RPs dan LQ yang berarti kegiatan sektor tersebut mempunyai

Page 142: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

124

pertumbuhan sektoral yang tinggi di tingkat Kabupaten dan kontribusi

sektoral Kabupaten lebih tinggi daripada Kepulauan Riau.

3. Berdasarkan Hasil Tipologi Klassen Kabupaten Bintan merupakan

kategori Daerah Maju dan Tumbuh Cepat, Kabupaten Kep. Anambas

merupakan kategori Daerah Maju tapi Tertekan, Kabupaten Karimun,

Kabupaten Natuna, Kota Batam, dan Kota Tanjung Pinang merupakan

kategori Daerah Berkembang Cepat, sedangkan Kabupaten Lingga

merupakan kategori Daerah Relatif Tertinggal.

4. Hasil prioritas sektor pembangunan wilayah berdasarkan analisis LQ,

MRP dan Overlay menunjukkan bahwa prioritas pengembangan wilayah

sektor di Provinsi Kepulauan Riau tidak sama di setiap Kabupaten Kota.

Berikut hasil prioritas sektor ekonomi disetiap Kabupaten kota di Provinsi

Kepulauan Riau:

a.) Sektor ekonomi yang mempunyai potensi untuk menjadi sektor

prioritas pembangunan pada Kota Tanjung Pinang adalah sektor

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor,

sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Informasi dan

Komunikasi, sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib, sektor Jasa Pendidikan, dan sektor Jasa

Lainnya.Pada Kota Batam sektor yang menjadi prioritas pembangunan

pertama adalah sektor konstruksi, sektor Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum dan sektor Informasi dan Komunikasi.

b.) Pada Kota Batam sektor ekonomi yang menjadi sektor prioritas adalah

Page 143: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

125

sektor konstruksi, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

dan sektor Informasi dan Komunikasi.

c.) Sektor prioritas pembangunan di Kabupaten Karimun terdapat pada

sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Jasa Perusahaan, sektor

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib dan

sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial.

d.) Pada Kabupaten Bintan sektor yang menjadi prioritas pembangunan

pertama adalah sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum,

sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib, sektor Jasa Pendidikan dan sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial.

e.) Pada Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kep. Anambas tidak terdapat

sektor prioritas pembangunan pertama.

f.) Pada Kabupaten Lingga yang menjadi sektor prioritas pengembangan

pertama adalah sektor Konstruksi, sektor Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum, sektor Informasi dan Komunikasi,

sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib, sektor Jasa Pendidikan, dan sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial.

Page 144: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

126

B. SARAN

1. Bagi pemerintah Provinsi Kepulauan Riau harus mengenal secara baik

daerah yang mempunyai potensi ekonomi spesialisasi dan potensi ekonomi

yang rendah agar bijak dalam menentukan skala prioritas

pembangunan.

2. Bagi pemerintah Provinsi Kepulauan Riau perlu menetapkan kebijakan

pembangunan berdasarkan dengan prioritas sektor unggulan/basis di

masing-masing Kabupaten Kota, sehingga anggaran dana utnuk

pembangunan daerah dapat terserap dan terealisasikan dengan baik.

3. Bagi pemerintah Provinsi Kepulauan Riau harus lebih memperhatikan

daerah yang masuk kedalam kriteria daerah tertinggal dan menciptakan

terobosan baru sehingga daerah tersebut dapat berkembang.

4. Bagi pemerintah Provinsi Kepulauan Riau perlu melakukan revitalisasi

semua sektor ekonomi dimulai dari sektor yang memiliki nilai LQ>1 yang

menjadi sektor basis kemudian LQ<1 sektor non basis untuk memacu

peningkatan produktifitas dalam mengelola sektor – sektor potensial agar

mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi guna meningkatkan

pendapatan daerah baik di tingkat Kabupaten Kota maupun Provinsi.

5. Bagi masyarakat Provinsi Kepulauan Riau diharapkan dapat memanfaatkan

dan mendukung sektor-sektor yang mempunyai keunggulan kompetitif

maupun spesialisasi yang nantinya akan memberikan dampak kepada

Provinsi Kepulauan Riau.

6. Bagi investor yang ingin berinvestasi di Provinsi Kepulauan Riau

Page 145: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

127

diharapkan penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan dalam

memperhatikan sektor-sektor yang potensial untuk dikembangkan serta

menjadi prioritas pembangunan masing-masing sektor di kabupaten kota.

Page 146: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

128

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau. “Produk Domestik Regional

Bruto Provinsi Kepulauan Riau Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018.”

BPS Kepulauan Riau.

Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau. “Produk Domestik Regional

Bruto Kabupaten Kota di Provinsi Kepulauan Riau Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2014-2018.” BPS Kepulauan Riau.

Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau. “Laju pertumbuhan Produk

Domestik Bruto Provinsi Kepulauan Riau menurut Lapangan Usaha 2014

2018” BPS Kepulauan Riau.

Bappeda Kepulauan Riau.”Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau.” 2018

Rusdarti, R., & Fafurida, F. (2016). Strategi Pengembangan Daerah Growth Pole

melalui Pemanfaatan Potensi Lokal. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 19(3), 425

440.

Nurdiana, D. (2016). Analisis Potensi Ekonomi dan Pengembangan Sektor

Potensial Kabupaten Ponorogo.

Husna, N. (2013). Analisis Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal Untuk

Menguatkan Daya Saing Daerah Di Kabupaten Gresik. Jurnal Administrasi

Publik, 1(1), 188-196.

Oksatriandhi, B. B., & Santoso, E. B. (2014). Identifikasi Komoditas Unggulan

di Kawasan Agropolitan Kabupaten Pasaman. Jurnal Teknik ITS, 3(1), C8

C11.

Page 147: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

129

Puspaningtyas, A. (2013). Analysis of Local Economic Potential and

Competitivenes Economic Sector in Improving Local Economic Development

(Study in Batu City). Jurnal Administrasi Publik, 1(3), 151-156.

Kharisma, B., & Hadiyanto, F. (2019). Analysis of Potential Sectors and Policy

Priorities of Regional Economic Development in Maluku Province.

ETIKONOMI, 18(1), 29-46.

Titisari, K. H. (2009). Identifikasi potensi ekonomi daerah Boyolali, Karanganyar,

dan Sragen. JEJAK: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan, 2(2).

Sjafrizal, & Elfindri. (2008). Ekonomi regional: teori dan aplikasi. Baduose Media.

Kuncoro, M. (2004). Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Antar Wilayah

dalam buku Otonomi Dan Pembangunan Daerah. Jakarta: Erlangga.

Goschin, Z. (2014). Regional growth in Romania after its accession to EU: a shift

share analysis approach. Procedia Economics and Finance, 15, 169-175.

Kuncoro, M. (2012). Perencanaan Daerah: Bagaimana Membangun Ekonomi

Lokal. Kota, dan Kawasan, Jakarta, Penerbit Salemba Empat.

Mangun, N. (2007). Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Dan Kota Di Propinsi

Sulawesi Tengah (Doctoral dissertation, program Pascasarjana Universitas

Diponegoro).

Sabana, C. (2007). Analisis Pengembangan Kota Pekalongan Sebagai Salah

Satu Kawasan Andalan di Jawa Tengah (Doctoral dissertation, program

Pascasarjana Universitas Diponegoro).

Khusaini, M. (2015). A shift-share analysis on regional competitiveness-a case of

Banyuwangi district, East Java, Indonesia. Procedia-Social and Behavioral

Page 148: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

130

Sciences, 211, 738-744.

Adiyatin, D., Satyahadewi, N., & Perdana, H. ANALISIS OVERLAY UNTUK

MENENTUKAN POTENSI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DALAM

PEMBANGUNAN DAERAH.

Monica, C. A., Marwa, T., & Yulianita, A. (2017). Analisis potensi daerah sebagai

upaya meningkatkan perekonomian daerah di Sumatera Bagian Selatan. Jurnal

Ekonomi Pembangunan, 15(1), 60-68.

Riantika, I. B. A., & Utama, M. S. (2017). Penentuan Prioritas Pembangunan

Melalui Analisis Sektor-Sektor Potensial Di Kabupaten Gianyar. E-Jurnal

Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, 6(7), 165301.

Page 149: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

131

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran I

PDRB PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Lapangan Usaha PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

2018 2017 2016 2015 2014

Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan 5.776.422 5.945.615 6.018.414 5.689.216 5.378.147

Pertambangan dan

Penggalian 26.045.158 25.648.827 26.883.189 25.417.327 23.270.777

Industri Pengolahan 65.019.397 62.436.275 61.497.861 59.498.187 56.338.041

Pengadaan Listrik, Gas 1.606.420 1.621.700 1.523.109 1.400.516 1.326.221

Pengadaan Air 226.211 222.655 203.257 193.108 187.765

Konstruksi 31.345.832 29.042.763 28.073.933 26.871.948 25.954.827

Perdagangan Besar dan

Eceran, dan Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor

14.523.506

13.665.031

12.858.549

11.738.601

10.803.003

Transportasi dan

Pergudangan 4.696.772 4.654.492 4.413.813 4.161.123 3.939.817

Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum 3.925.060 3.536.015 3.159.141 3.002.926 2.842.912

Informasi dan Komunikasi 4.158.753 3.736.382 3.469.615 3.230.701 3.076.754

Jasa Keuangan 4.736.029 4.466.529 4.335.032 4.105.522 3.967.869

Real Estate 2.546.964 2.549.268 2.443.354 2.340.429 2.245.189

Jasa Perusahaan 9.536 8.879 8.279 7.798 7.587

Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib

4.033.684

375.052.690

3.583.272

3.386.487

3.150.358

Jasa Pendidikan 2.459.734 2.418.955 2.201.366 2.022.477 1.905.305

Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 1.669.954 1.618.900 1.467.870 1.405.320 1.311.568

Jasa lainnya 904.872 758.862 712.984 659.667 619.096

PDRB 173.684.304 16.608.167.571 162.853.039 155.131.351 146.325.235

Page 150: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

132

PDRB KOTA TANJUNG PINANG

Kategori PDRB PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

2018 2017 2016 2015 2014

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 111.449 110.438 110.184 107.289 106.331

Pertambangan dan Penggalian 1.091 1.165 1.203 1.148 42.010

Industri Pengolahan 954.209 924.011 901.526 888.482 845.297

Pengadaan Listrik dan Gas 36.864 37.686 33.855 27.859 26.314

Pengadaan Air, pengelolaan

Sampah,Limbah Konstruksi 9.942 9.633 9.037 8.715 8.455

Konstruksi 4.503.657 4.482.491 4.530.980 4.404.096 4.203.463

Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda

3.383.793 3.176.326 3.007.938 2.775.469 2.579.408

Transportasi dan Pergudangan 898.951 857.951 815.748 773.000 707.656

Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 204.890 187.589 168.929 156.022 145.813

Informasi dan Komunikasi 497.269 480.811 471.830 442.229 421.496

Jasa Keuangan dan Asuransi 456.575 447.370 431.390 418.252 401.635

Real Estate 479.449 470.515 440.802 419.401 393.336

Jasa Perusahaan 2.320 2.196 2.049 1.881 1.780

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial 1.337.065 1.289.648 1.253.004 1.176.182 1.096.105

Jasa Pendidikan 570.297 554.559 520.024 492.389 462.566

Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 359.986 347.796 343.365 328.344 309.405

Jasa lainnya 171.416 164.392 155.951 147.983 140.183

PDRB 13.979.223 13.544.578 13.197.815 12.568.740 11.891.256

Page 151: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

133

PDRB KOTA BATAM

Kategori PDRB

PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

2018 2017 2016 2015 2014

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 1.052.290 1.024.382 989.932 956.386 925.371

Pertambangan dan Penggalian 69.412 70.667 70.379 69.987 69.673

Industri Pengolahan 55.303.168 53.433.484 52.548.433 50.220.332 46.970.645

Pengadaan Listrik dan Gas 1.435.884 1.450.646 1.367.186 1.271.734 1.231.254

Pengadaan Air, pengelolaan

Sampah,Limbah Konstruksi 195.956 189.992 190.727 181.101 175.043

Konstruksi 20.618.936 19.051.510 18.483.679 17.323.035 15.971.807

Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda 6.816.434 6.374.988 6.141.980 5.760.304 5.353.260

Transportasi dan Pergudangan 3.097.091 3.053.305 2.936.143 2.767.085 2.604.159

Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 2.545.996 2.310.789 2.182.536 2.056.853 1.932.421

Informasi dan Komunikasi 2.987.911 2.647.703 2.462.979 2.308.322 2.181.627

Jasa Keuangan dan Asuransi 3.711.970 3.498.887 3.456.319 3.237.808 3.142.699

Real Estate 1.451.476 1.529.946 1.472.911 1.407.201 1.336.500

Jasa Perusahaan 5.434 5.070 4.870 4.630 4.443

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial 1.135.773 1.048.678 1.048.871 970.272 904.126

Jasa Pendidikan 1.007.812 985.480 918.843 873.821 834.994

Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 818.901 789.705 719.025 686.659 657.027

Jasa lainnya 464.153 397.324 374.890 362.213 349.020

PDRB 102.718.599 9.786.255.649 95.369.705 90.457.744 84.644.069

Page 152: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

134

PDRB KABUPATEN KARIMUN

Kategori PDRB

PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

2018 2017 2016 2015 2014

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 1422524.08 1389640.66 1381325.52 131136.16 1242005.08

Pertambangan dan Penggalian 1024930.62 987424.03 936903.5 901944.3 853712.27

Industri Pengolahan 1246978.44 1232146.03 1171150.09 1097647.16 1017465.99

Pengadaan Listrik dan Gas 28795.72 28541.05 25184.31 21727.91 20544.99

Pengadaan Air, pengelolaan

Sampah,Limbah Konstruksi 3977.78 3980.82 3643.35 3439.16 3248.19

Konstruksi 1579965.96 1365832.44 1265336.29 1167859.65 1078472.84

Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda 1562189.7 1522201.95 1432804.05 1343167.31 1261388.48

Transportasi dan Pergudangan 336379.18 327606.42 308197.9 281601.97 257042.89

Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum 175973.51 171718.85 163108.12 153334.59 143994.2

Informasi dan Komunikasi 287153.08 273163.07 260478.96 248554.26 237351.18

Jasa Keuangan dan Asuransi 150645.4 140768.35 134212.14 129232.96 122262.93

Real Estate 278524.51 270853.44 259208.8 244293.83 230137.03

Jasa Perusahaan 1461.95 1357.16 1276.57 1189.15 1104.55

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial 346569.51 316248.59 290590.61 279017.4 269578.27

Jasa Pendidikan 295231.81 280719.01 263781.02 252882.38 241927.55

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 150426.39 146214.36 135197.43 127462.28 119946.1

Jasa lainnya 124615.45 124724.58 119671.37 113816.43 107122.34

PDRB 9016343.06 8583140.81 8152070.03 7678538.89 7207304.87

Page 153: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

135

PDRB KABUPATEN BINTAN

Kategori PDRB

PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

2018 2017 2016 2015 2014

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 863760.33 803845.1 758665.93 734450.71 689792.96

Pertambangan dan Penggalian 1056106.54 1319575.32 1537925.81 1685796.12 1767190.89

Industri Pengolahan 5356754.71 5106836.29 4868474.06 4590668.08 4344459.71

Pengadaan Listrik dan Gas 19912.04 19997.42 18701.69 16294.44 15695.9

Pengadaan Air, pengelolaan

Sampah,Limbah Konstruksi 8708.63 8217.65 7593.11 7575.09 7095.38

Konstruksi 2777198.22 2391230.65 2089846.05 1857708.09 1712886.3

Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda 1344149.66 1274831.56 1194543.12 1101420.97 1014481.86

Transportasi dan Pergudangan 310708.57 299710.52 282510.81 265113.42 242426.83

Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 759860.06 695299.63 620934.42 597561.81 547914.25

Informasi dan Komunikasi 205389.74 194766.45 183766.34 174620.2 166034.27

Jasa Keuangan dan Asuransi 248358.28 239757.76 222181.06 204658.22 188951.99

Real Estate 167182.31 158655.74 147749.92 136573.99 127615.76

Jasa Perusahaan 135.27 133.65 128.81 123.1 118.58

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial 342128.37 321076.35 298550.26 277043.16 257405.99

Jasa Pendidikan 261892.75 255047.27 243284.42 226726.81 212798.1

Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 137198.29 129929.53 121813.75 114342.07 107636.63

Jasa lainnya 25232.73 24129.91 23451.13 22714.63 21869.05

PDRB 13884676.5 13243040.79 12620120.69 12013390.92 11424374.46

Page 154: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

136

PDRB KABUPATEN NATUNA

Kategori PDRB

PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

2018 2017 2016 2015 2014

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 1639394.99 1560436.09 1486543.57 1413518.58 1341959.65

Pertambangan dan

Penggalian 10997306.4 10800179.07 10881659.01 10667288.49 10326866.21

Industri Pengolahan 111602.53 109606.59 105045.64 100896.05 96790.34

Pengadaan Listrik dan Gas 11349.44 11173.15 10745.53 10046.45 9790.14

Pengadaan Air, pengelolaan

Sampah,Limbah Konstruksi 978.21 1000.97 921.11 853.01 839.7

Konstruksi 1089019.52 1056917.67 991759.1 932871.09 878232.48

Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda

450098.75

425505.99

397106.77

360747.12

326639.45

Transportasi dan

Pergudangan 94599.25 91709.26 84976.35 78814.09 72720.42

Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 69336.89 65582.34 61427.84 57070.83 53116.66

Informasi dan Komunikasi 113253.06 105591.35 96775.14 88757.15 82656.18

Jasa Keuangan dan Asuransi 20046.99 18998.59 17976.64 16960.3 16020.53

Real Estate 96117.21 90250.9 84702.87 79570.57 74684.5

Jasa Perusahaan 32.15 31.21 30.24 29.42 28.63

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan

Sosial

264605.92

252589.72

246814.26

238729.33

239096.71

Jasa Pendidikan 23830.18 22748.69 21871.64 20957.87 20098.27

Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 44961.94 43785.1 41565.5 39510.94 37576.44

Jasa lainnya 9557.24 9316.68 9007.72 8644.65 8290.62

PDRB 15036090.69 14665423.36 14538928.91 14115265.93 13585406.93

Page 155: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

137

PDRB KABUPATEN LINGGA

Kategori PDRB

PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

2018 2017 2016 2015 2014

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 650200.76 647779.39 632093.02 608845.7 581818.42

Pertambangan dan Penggalian 159783.73 171945.06 184724.49 201200.06 216655.92

Industri Pengolahan 21358.52 20566.79 28902.97 45760.27 16894.2

Pengadaan Listrik dan Gas 7836.12 7930.8 7393.84 6639.72 6292.06

Pengadaan Air, pengelolaan

Sampah,Limbah Konstruksi 930.09 909.23 777.61 765.08 737.01

Konstruksi 545840.65 535216.88 461276.13 451208.75 486110.14

Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda 577132.94 534594.2 484478.5 441157.76 407101.75

Transportasi dan Pergudangan 53801.79 53385.25 47505.98 43010.12 43732.87

Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum 62459.44 57279.32 53264.24 49589.38 46355.37

Informasi dan Komunikasi 108784.62 97707.41 89185.23 83649.32 78830.28

Jasa Keuangan dan Asuransi 24421.7 23556.66 22457.44 21806.74 21189.39

Real Estate 71152.4 69582.6 68071.81 66932.39 64972.57

Jasa Perusahaan 29.01 27.99 27.65 27.37 27.06

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial 195038.83 177523.79 181607.86 157839.99 167807.77

Jasa Pendidikan 197988 183433.21 171459.86 160478.87 150390

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 93554.96 82490.15 77665.21 73160.59 67245.69

Jasa lainnya 19808.19 18855.4 18214.45 17674.58 170477.9

PDRB 2790121.73 2682784.13 2529106.29 2429746.69 2373208.28

Page 156: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

138

PDRB KABUPATEN KEP.ANAMBAS

Kategori PDRB PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

2018 2017 2016 2015 2014

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 640579.61 637300.68 621552.59 589473.99 560805.71

Pertambangan dan

Penggalian 10095118.44 9650046.55 9688154.47 9454303.73 9213980.95

Industri Pengolahan 14643.74 1600702.44 1659679.72 1636400.49 1590010.73

Pengadaan Listrik dan

Gas 6395.46 6459.67 6065.52 5484.36 5243.92

Pengadaan Air,

pengelolaan

Sampah,Limbah

Konstruksi

308.05 300.55 288.27 272.87 258.91

Konstruksi 613091.53 583841.09 539394.95 494721.59 454229.03

Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil

dan Sepeda

255993.05

246669.85

236293.36

224338.89

214322.95

Transportasi dan

Pergudangan 20489.92 19737.45 18883.83 18030.56 17256.67

Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum 12210.85 11424.92 10633.97 9939.71 9331.45

Informasi dan

Komunikasi 53274.92 50335.33 47566.94 44982.67 42572.99

Jasa Keuangan dan

Asuransi 15428.28 14778.42 14153.69 13529.17 12776.81

Real Estate 69035.4 66875.33 63396.95 59483.82 56153.89

Jasa Perusahaan 20.52 19.45 18.36 17.28 16.28

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan

Sosial

213574.57

203975.19

202010.4

188992.81

189152.85

Jasa Pendidikan 22049.52 20982.98 19999.5 18850.22 17816.82

Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 23796.14 22043.67 20428.1 18899.28 17523.08

Jasa lainnya 7341.53 6960.78 6722.94 6524.74 6453.56

PDRB 12063351.54 13142454.36 13155243.55 12784246.2 12407906.6

Page 157: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

139

Lampiran II

Lampiran III

Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Kab/Kota dan Provinsi Kepulauan Riau (persen)

Kabupaten Kota 2014 2015 2016 2017 2018 RATA-RATA

KAB. KARIMUN 6,87 6,54 6,17 5,29 5,05 5,98

KAB. BINTAN 6,35 5,16 5,05 4,94 4,85 5,27

KAB. NATUNA 4,42 3,9 3 0,87 2,53 2,94

KAB. LINGGA 5,16 2,38 4,09 6,08 4 4,34

KAB. KEP ANAMBAS 3,7 3,03 2,9 -0,1 -8,21 0,26

KOTA BATAM 7,16 6,87 5,43 2,61 4,96 5,41

KOTA TANJUNG PINANG 5,28 5,7 5,01 2,63 3,21 4,37

PROVINSI KEPULAUAN RIAU 6,6 6,02 4,98 1,98 4,58 4,83

PDRB Perkapita Kabupaten Kota dan Provinsi Kepulauan Riau (Rupiah)

Kabupaten Kota 2014 2015 2016 2017 2018 RATA-RATA

KAB. KARIMUN 38.630.000 42.750.000 46.680.000 50.690.000 54.640.000 46.678.000

KAB. BINTAN 92.690.000 101.170.000 107.360.000 115.040.000 124.090.000 108.070.000

KAB. NATUNA 228.960.000 240.120.000 246.440.000 257.310.000 274.450.000 249.456.000

KAB. LINGGA 32.330.000 34.350.000 36.910.000 40.970.000 44.350.000 37.782.000

KAB. KEP

ANAMBAS 376.110.000 397.730.000 405.600.000 416.710.000 401.870.000 399.604.000

KOTA BATAM 93.900.000 101.720.000 105.590.000 107.490.000 113.770.000 104.494.000

KOTA TANJUNG PINANG 72.930.000 78.340.000 83.350.000 87.360.000 91.160.000 82.628.000

PROVINSI KEP.

RIAU 94.335.330 101.148.530 106.503.780 109.332.850 116.579.950 105.580.088

Page 158: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

140

Lampiran IV

Hasil Perhitungan LQ Kota Tanjung Pinang

Hasil Perhitungan LQ Kota Batam

Lapangan Usaha 2018 2017 2016 2015 2014 Rata-rata

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,31 0,29 0,28 0,29 0,30 0,29

Pertambangan dan Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00

Industri Pengolahan 1,44 1,45 1,46 1,45 1,44 1,45

Pengadaan Listrik dan Gas 1,51 1,52 1,53 1,56 1,60 1,54

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan

Daur Ulang 1,46 1,45 1,60 1,61 1,61 1,55

Konstruksi 1,11 1,11 1,12 1,11 1,06 1,10

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 0,79 0,79 0,82 0,84 0,86 0,82

Transportasi dan Pergudangan 1,11 1,11 1,14 1,14 1,14 1,13

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,10 1,11 1,18 1,17 1,18 1,15

Informasi dan Komunikasi 1,21 1,20 1,21 1,23 1,23 1,22

Jasa Keuangan dan Asuransi 1,33 1,33 1,36 1,35 1,37 1,35

Real Estate 0,96 1,02 1,03 1,03 1,03 1,01

Jasa Perusahaan 0,96 0,97 1,00 1,02 1,01 0,99

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 0,48 0,00 0,50 0,49 0,50 0,39

Jasa Pendidikan 0,69 0,69 0,71 0,74 0,76 0,72

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,83 0,83 0,84 0,84 0,87 0,84

Jasa Lainnya 0,87 0,89 0,90 0,94 0,97 0,91

Lapangan Usaha 2018 2017 2016 2015 2014 Rata-rata

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,24 0,23 0,23 0,23 0,24 0,23

Pertambangan dan Penggalian 0,01 0,06 0,01 0,01 0,02 0,02

Industri Pengolahan 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18

Pengadaan Listrik dan Gas 0,29 0,28 0,27 0,25 0,24 0,27

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan

Daur Ulang 0,55 0,53 0,55 0,56 0,55 0,55

Konstruksi 1,79 1,89 1,99 2,02 1,99 1,94

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor 2,89 2,85 2,89 2,92 2,94 2,90

Transportasi dan Pergudangan 2,38 2,26 2,28 2,29 2,21 2,28

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,65 0,65 0,66 0,64 0,63 0,65

Informasi dan Komunikasi 1,49 1,58 1,68 1,69 1,69 1,62

Jasa Keuangan dan Asuransi 1,20 1,23 1,23 1,26 1,25 1,23

Real Estate 2,34 2,26 0,22 2,21 2,16 1,84

Jasa Perusahaan 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 4,12 4,22 4,31 4,29 4,28 4,24

Jasa Pendidikan 2,88 2,81 2,91 3,00 2,99 2,92

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,68 2,63 2,89 2,88 2,90 2,80

Jasa Lainnya 2,35 2,77 2,70 2,77 2,79 2,68

Page 159: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

141

Hasil Perhitungan LQ Kabupaten Karimun

Lapangan Usaha 2018 2017 2016 2015 2014 Rata-rata

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,74 4,52 4,59 4,66 4,69 4,64

Pertambangan dan Penggalian 0,76 0,74 0,70 0,72 0,74 0,73

Industri Pengolahan 0,37 0,38 0,38 0,37 0,37 0,37

Pengadaan Listrik dan Gas 0,35 0,34 0,33 0,31 0,31 0,33

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 0,34 0,35 0,36 0,36 0,35 0,35

Konstruksi 0,97 0,91 0,90 0,88 0,84 0,90

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 2,07 2,16 2,23 2,31 2,37 2,23

Transportasi dan Pergudangan 1,38 1,36 1,39 1,37 1,32 1,37

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,86 0,94 1,03 1,03 1,03 0,98

Informasi dan Komunikasi 1,33 1,41 1,50 1,55 1,57 1,47

Jasa Keuangan dan Asuransi 0,61 0,61 0,62 0,64 0,63 0,62

Real Estate 2,11 2,06 2,12 2,11 2,08 2,09

Jasa Perusahaan 2,95 2,96 3,08 3,08 2,96 3,01

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 1,66 1,63 1,62 1,66 1,74 1,66

Jasa Pendidikan 2,31 2,25 2,39 2,53 2,58 2,41

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,74 1,75 1,84 1,83 1,86 1,80

Jasa Lainnya 2,65 3,18 3,35 3,49 3,51 3,24

Hasil Perhitungan LQ Kabupaten Bintan

Lapangan Usaha 2018 2017 2016 2015 2014 Rata-rata

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,87 1,70 1,63 1,67 1,64 1,70

Pertambangan dan Penggalian 0,51 0,65 0,74 0,86 0,97 0,74

Industri Pengolahan 1,03 1,03 1,02 1,00 0,99 1,01

Pengadaan Listrik dan Gas 0,16 0,15 0,16 0,15 0,15 0,15

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 0,48 0,46 0,48 0,51 0,48 0,48

Konstruksi 1,11 1,03 0,96 0,89 0,85 0,97

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 1,16 1,17 1,20 1,21 1,20 1,19

Transportasi dan Pergudangan 0,83 0,81 0,83 0,82 0,79 0,81

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,42 2,47 2,54 2,57 2,47 2,49

Informasi dan Komunikasi 0,62 0,65 0,68 0,70 0,69 0,67

Jasa Keuangan dan Asuransi 0,66 0,67 0,66 0,64 0,61 0,65

Real Estate 0,82 0,78 0,78 0,75 0,73 0,77

Jasa Perusahaan 0,18 0,19 0,20 0,20 0,20 0,19

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 1,06 1,07 1,08 1,06 1,05 1,06

Jasa Pendidikan 1,33 1,32 1,43 1,45 1,43 1,39

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,03 1,01 1,07 1,05 1,05 1,04

Jasa Lainnya 0,35 0,40 0,42 0,44 0,45 0,41

Page 160: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

142

Hasil Perhitungan LQ Kabupaten Natuna

Lapangan Usaha 2018 2017 2016 2015 2014 Rata-rata

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,28 2,97 2,77 2,73 2,69 2,89

Pertambangan dan Penggalian 4,88 4,77 4,53 4,61 4,78 4,71

Industri Pengolahan 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02

Pengadaan Listrik dan Gas 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

Konstruksi 0,40 0,41 0,40 0,38 0,36 0,39

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor

0,36 0,35 0,35 0,34 0,33 0,34

Transportasi dan Pergudangan 0,23 0,22 0,22 0,21 0,20 0,22

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,20 0,21 0,22 0,21 0,20 0,21

Informasi dan Komunikasi 0,31 0,32 0,31 0,30 0,29 0,31

Jasa Keuangan dan Asuransi 0,05 0,05 0,05 0,05 0,04 0,05

Real Estate 0,44 0,40 0,39 0,37 0,36 0,39

Jasa Perusahaan 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib

0,76 0,76 0,77 0,77 0,82 0,78

Jasa Pendidikan 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,31 0,31 0,32 0,31 0,31 0,31

Jasa Lainnya 0,12 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14

Hasil Perhitungan LQ Kabupaten Lingga

Lapangan Usaha 2018 2017 2016 2015 2014 Rata-rata

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 7,01 6,74 6,76 6,83 6,67 6,80

Pertambangan dan Penggalian 0,38 0,42 0,44 0,51 0,57 0,46

Industri Pengolahan 0,02 0,02 0,03 0,05 0,02 0,03

Pengadaan Listrik dan Gas 0,30 0,30 0,31 0,30 0,29 0,30

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

0,26

0,25

0,25

0,25

0,24

0,25

Konstruksi 1,08 1,14 1,06 1,07 1,15 1,10

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor

2,47

2,42

2,43

2,40

2,32

2,41

Transportasi dan Pergudangan 0,71 0,71 0,69 0,66 0,68 0,69

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,99 1,00 1,09 1,05 1,01 1,03

Informasi dan Komunikasi 1,63 1,62 1,66 1,65 1,58 1,63

Jasa Keuangan dan Asuransi 0,32 0,33 0,33 0,34 0,33 0,33

Real Estate 1,74 1,69 1,79 1,83 1,78 1,77

Jasa Perusahaan 0,19 0,22 0,22 0,22 0,22 0,21

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib

3,01

2,93

3,26

2,98

3,28

3,09

Jasa Pendidikan 5,01 4,69 5,02 5,07 4,87 4,93

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3,49 3,15 3,41 3,32 3,16 3,31

Jasa Lainnya 1,36 1,54 1,64 1,71 1,70 1,59

Page 161: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

143

Hasil Perhitungan LQ Kabupaten Kep. Anambas

Lapangan Usaha 2018 2017 2016 2015 2014 Rata-rata

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,60 1,35 1,28 1,26 1,23 1,34

Pertambangan dan Penggalian 5,58 4,75 4,46 4,51 4,67 4,80

Industri Pengolahan 0,32 0,32 0,33 0,33 0,33 0,33

Pengadaan Listrik dan Gas 0,06 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02

Konstruksi 0,28 0,25 0,24 0,22 0,21 0,24

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 0,25 0,23 0,23 0,23 0,23 0,24

Transportasi dan Pergudangan 0,06 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04

Informasi dan Komunikasi 0,18 0,17 0,17 0,17 0,16 0,17

Jasa Keuangan dan Asuransi 0,05 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04

Real Estate 0,39 0,33 0,32 0,31 0,29 0,33

Jasa Perusahaan 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib 0,76 0,69 0,70 0,68 0,71 0,71

Jasa Pendidikan 0,13 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,21 0,17 0,17 0,16 0,16 0,17

Jasa Lainnya 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12

Page 162: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

144

Lampiran V

PERHITUNGAN RASIO PERTUMBUHAN ( RPr ) Provinsi Kepulauan Riau 2014 - 2018

Lapangan Usaha 2018 2014 Kab/Kota 2018 2014 Prov

Eijt Eij Δeij Δeij/Eij Eint Ein Δ Ein Δ Ein/Ein RPr

Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan 5776422,2 5378146,89 398275,31 0,074 173684304 146325235 27359069,43 0,186974376 0,40

Pertambangan dan Penggalian 26045157,85 23270776,91 2774380,94 0,119 173684304 146325235 27359069,43 0,186974376 0,64

Industri Pengolahan 65019396,52 56338040,86 8681355,66 0,154 173684304 146325235 27359069,43 0,186974376 0,82

Pengadaan Listrik dan Gas 1606420,35 1326220,54 280199,81 0,211 173684304 146325235 27359069,43 0,186974376 1,13

Pengadaan Air,

pengelolaan

Sampah,Limbah

Konstruksi

226211,22 187764,95 38446,27 0,205 173684304 146325235 27359069,43 0,186974376 1,10

Konstruksi 31345831,67 25954827,37 5391004,3 0,208 173684304 146325235 27359069,43 0,186974376 1,11

Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda

14523505,54 10803002,51 3720503,03 0,344 173684304 146325235 27359069,43 0,186974376 1,84

Transportasi dan

Pergudangan

4696771,85 3939817,08 756954,77 0,192 173684304 146325235 27359069,43 0,186974376 1,03

Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum 3925060,39 2842911,7 1082148,69 0,381 173684304 146325235 27359069,43 0,186974376 2,04

Informasi dan Komunikasi 4158753,35 3076753,95 1081999,4 0,352 173684304 146325235 27359069,43 0,186974376 1,88

Jasa Keuangan dan Asuransi 4736029,06 3967868,85 768160,21 0,194 173684304 146325235 27359069,43 0,186974376 1,04

Real Estate 2546964,08 2245189,36 301774,72 0,134 173684304 146325235 27359069,43 0,186974376 0,72

Jasa Perusahaan 9536,27 7587,15 1949,12 0,257 173684304 146325235 27359069,43 0,186974376 1,37

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan

Sosial

4033683,74 3150357,93 883325,81 0,280 173684304 146325235 27359069,43 0,186974376 1,50

Jasa Pendidikan 2459733,81 1905304,82 554428,99 0,291 173684304 146325235 27359069,43 0,186974376 1,56

Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 1669954,04 1311567,52 358386,52 0,273 173684304 146325235 27359069,43 0,186974376 1,46

Jasa lainnya 904872,05 619096,2 285775,85 0,462 173684304 146325235 27359069,43 0,186974376 2,47

Page 163: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

145

PERHITUNGAN RASIO PERTUMBUHAN ( RPs ) Kota Tanjung Pinang 2014 - 2018

Lapangan Usaha 2018 2014 Kab/Kota 2018 2014 Prov

Eijt Eij Δeij Δeij/Eij Eint Ein Δ Ein Δ Ein/Ein Rps

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 111449,48 106331,35 5118,13 0,048 13979222,7 11891256 2087966,94 0,17558843 0,27

Pertambangan dan

Penggalian 1090,68 42010,11 -40919,43 -0,974 13979222,7 11891256 2087966,94 0,17558843 -5,55

Industri Pengolahan 954209,15 845296,91 108912,24 0,129 13979222,7 11891256 2087966,94 0,17558843 0,73

Pengadaan Listrik dan Gas 36863,82 26314,38 10549,44 0,401 13979222,7 11891256 2087966,94 0,17558843 2,28

Pengadaan Air, pengelolaan

Sampah,Limbah Konstruksi 9941,88 8454,75 1487,13 0,176 13979222,7 11891256 2087966,94 0,17558843 1,00

Konstruksi 4503656,63 4203463,45 300193,18 0,071 13979222,7 11891256 2087966,94 0,17558843 0,41

Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda

3383792,67

2579407,84

804384,83

0,312

13979222,7

11891256

2087966,94

0,17558843

1,78

Transportasi dan

Pergudangan 898951,3 707656,03 191295,27 0,270 13979222,7 11891256 2087966,94 0,17558843 1,54

Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 204889,93 145812,53 59077,4 0,405 13979222,7 11891256 2087966,94 0,17558843 2,31

Informasi dan Komunikasi 497269,25 421496,25 75773 0,180 13979222,7 11891256 2087966,94 0,17558843 1,02

Jasa Keuangan dan Asuransi 456574,97 401635,43 54939,54 0,137 13979222,7 11891256 2087966,94 0,17558843 0,78

Real Estate 479448,56 393336,4 86112,16 0,219 13979222,7 11891256 2087966,94 0,17558843 1,25

Jasa Perusahaan 2319,88 1779,98 539,9 0,303 13979222,7 11891256 2087966,94 0,17558843 1,73

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan

Sosial

1337064,87

1096105,45

240959,42

0,220

13979222,7

11891256

2087966,94

0,17558843

1,25

Jasa Pendidikan 570297,39 462566,17 107731,22 0,233 13979222,7 11891256 2087966,94 0,17558843 1,33

Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 359986,49 309405,46 50581,03 0,163 13979222,7 11891256 2087966,94 0,17558843 0,93

Jasa lainnya 171415,8 140183,3 31232,5 0,223 13979222,7 11891256 2087966,94 0,17558843 1,27

Page 164: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

146

PERHITUNGAN RASIO PERTUMBUHAN ( RPs ) Kota Batam 2014 – 2018

Lapangan Usaha 2018 2014 Kab/Kota 2018 2014 Prov

Eijt Eij Δeij Δeij/Eij Eint Ein Δ Ein Δ Ein/Ein Rps

Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan 1052290,12 925371,32 126918,8 0,137 102718599 84644069 18074530,16 0,213535697 0,64

Pertambangan dan Penggalian 69412,41 69673,31 -260,9 -0,004 102718599 84644069 18074530,16 0,213535697 -0,02

Industri Pengolahan 55303168,48 46970644,54 8332523,94 0,177 102718599 84644069 18074530,16 0,213535697 0,83

Pengadaan Listrik dan Gas 1435883,63 1231254,46 204629,17 0,166 102718599 84644069 18074530,16 0,213535697 0,78

Pengadaan Air,

pengelolaan

Sampah,Limbah

Konstruksi

195955,51 175043,31 20912,2 0,119 102718599 84644069 18074530,16 0,213535697 0,56

Konstruksi 20618935,98 15971806,77 4647129,21 0,291 102718599 84644069 18074530,16 0,213535697 1,36

Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda

6816434,37 5353259,56 1463174,81 0,273 102718599 84644069 18074530,16 0,213535697 1,28

Transportasi dan Pergudangan 3097090,97 2604158,92 492932,05 0,189 102718599 84644069 18074530,16 0,213535697 0,89

Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum 2545995,87 1932421,12 613574,75 0,318 102718599 84644069 18074530,16 0,213535697 1,49

Informasi dan Komunikasi 2987911,14 2181627,05 806284,09 0,370 102718599 84644069 18074530,16 0,213535697 1,73

Jasa Keuangan dan Asuransi 3711970,29 3142698,52 569271,77 0,181 102718599 84644069 18074530,16 0,213535697 0,85

Real Estate 1451476,45 1336500,1 114976,35 0,086 102718599 84644069 18074530,16 0,213535697 0,40

Jasa Perusahaan 5434,36 4443,31 991,05 0,223 102718599 84644069 18074530,16 0,213535697 1,04

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial 1135773,2 904125,89 231647,31 0,256 102718599 84644069 18074530,16 0,213535697 1,20

Jasa Pendidikan 1007811,58 834993,57 172818,01 0,207 102718599 84644069 18074530,16 0,213535697 0,97

Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 818901,35 657026,72 161874,63 0,246 102718599 84644069 18074530,16 0,213535697 1,15

Jasa lainnya 464153 349020,08 115132,92 0,330 102718599 84644069 18074530,16 0,213535697 1,54

Page 165: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

147

PERHITUNGAN RASIO PERTUMBUHAN ( RPs ) Kabupaten Karimun 2014 - 2018

Lapangan Usaha 2018 2014 Kab/Kota 2018 2014 Prov

Eijt Eij Δeij Δeij/Eij Eint Ein Δ Ein Δ Ein/Ein Rps

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 1422524,08 1242005,08 180519 0,145 9016343,09 7207304,9 1809038,21 0,25100065 0,58

Pertambangan dan Penggalian 1024930,62 853712,27 171218,35 0,201 9016343,09 7207304,9 1809038,21 0,25100065 0,80

Industri Pengolahan 1246978,44 1017465,99 229512,45 0,226 9016343,09 7207304,9 1809038,21 0,25100065 0,90

Pengadaan Listrik dan Gas 28795,72 20544,99 8250,73 0,402 9016343,09 7207304,9 1809038,21 0,25100065 1,60

Pengadaan Air, pengelolaan

Sampah,Limbah Konstruksi 3977,78 3248,19 729,59 0,225 9016343,09 7207304,9 1809038,21 0,25100065 0,89

Konstruksi 1579965,96 1078472,84 501493,12 0,465 9016343,09 7207304,9 1809038,21 0,25100065 1,85

Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda 1562189,7 1261388,48 300801,22 0,238 9016343,09 7207304,9 1809038,21 0,25100065 0,95

Transportasi dan Pergudangan 336379,18 257042,89 79336,29 0,309 9016343,09 7207304,9 1809038,21 0,25100065 1,23

Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 175973,51 143994,2 31979,31 0,222 9016343,09 7207304,9 1809038,21 0,25100065 0,88

Informasi dan Komunikasi 287153,08 237351,18 49801,9 0,210 9016343,09 7207304,9 1809038,21 0,25100065 0,84

Jasa Keuangan dan Asuransi 150645,4 122262,93 28382,47 0,232 9016343,09 7207304,9 1809038,21 0,25100065 0,92

Real Estate 278524,51 230137,03 48387,48 0,210 9016343,09 7207304,9 1809038,21 0,25100065 0,84

Jasa Perusahaan 1461,95 1104,55 357,4 0,324 9016343,09 7207304,9 1809038,21 0,25100065 1,29

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial 346569,51 269578,27 76991,24 0,286 9016343,09 7207304,9 1809038,21 0,25100065 1,14

Jasa Pendidikan 295231,81 241927,55 53304,26 0,220 9016343,09 7207304,9 1809038,21 0,25100065 0,88

Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 150426,39 119946,1 30480,29 0,254 9016343,09 7207304,9 1809038,21 0,25100065 1,01

Jasa lainnya 124615,45 107122,34 17493,11 0,163 9016343,09 7207304,9 1809038,21 0,25100065 0,65

Page 166: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

148

PERHITUNGAN RASIO PERTUMBUHAN ( RPs ) Kabupaten Bintan 2014 – 2018

Lapangan Usaha 2018 2014 Kab/Kota 2018 2014 Prov

Eijt Eij Δeij Δeij/Eij Eint Ein Δ Ein Δ Ein/Ein Rps

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 863760,33 689792,96 173967,37 0,252 13884676,5 11424374 2460302,05 0,215355516 1,17

Pertambangan dan Penggalian 1056106,54 1767190,89 -711084,35 -0,402 13884676,5 11424374 2460302,05 0,215355516 -1,87

Industri Pengolahan 5356754,71 4344459,71 1012295 0,233 13884676,5 11424374 2460302,05 0,215355516 1,08

Pengadaan Listrik dan Gas 19912,04 15695,9 4216,14 0,269 13884676,5 11424374 2460302,05 0,215355516 1,25

Pengadaan Air, pengelolaan

Sampah,Limbah Konstruksi 8708,63 7095,38 1613,25 0,227 13884676,5 11424374 2460302,05 0,215355516 1,06

Konstruksi 2777198,22 1712886,3 1064311,92 0,621 13884676,5 11424374 2460302,05 0,215355516 2,89

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda

1344149,66 1014481,86 329667,8 0,325 13884676,5 11424374 2460302,05 0,215355516 1,51

Transportasi dan Pergudangan 310708,57 242426,83 68281,74 0,282 13884676,5 11424374 2460302,05 0,215355516 1,31

Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 759860,06 547914,25 211945,81 0,387 13884676,5 11424374 2460302,05 0,215355516 1,80

Informasi dan Komunikasi 205389,74 166034,27 39355,47 0,237 13884676,5 11424374 2460302,05 0,215355516 1,10

Jasa Keuangan dan Asuransi 248358,28 188951,99 59406,29 0,314 13884676,5 11424374 2460302,05 0,215355516 1,46

Real Estate 167182,31 127615,76 39566,55 0,310 13884676,5 11424374 2460302,05 0,215355516 1,44

Jasa Perusahaan 135,27 118,58 16,69 0,141 13884676,5 11424374 2460302,05 0,215355516 0,65

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial 342128,37 257405,99 84722,38 0,329 13884676,5 11424374 2460302,05 0,215355516 1,53

Jasa Pendidikan 261892,75 212798,1 49094,65 0,231 13884676,5 11424374 2460302,05 0,215355516 1,07

Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 137198,29 107636,63 29561,66 0,275 13884676,5 11424374 2460302,05 0,215355516 1,28

Jasa lainnya 25232,73 21869,05 3363,68 0,154 13884676,5 11424374 2460302,05 0,215355516 0,71

Page 167: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

149

PERHITUNGAN RASIO PERTUMBUHAN ( RPs ) Kabupaten Natuna 2014 - 2018

Lapangan Usaha 2018 2014 Kab/Kota 2018 2014 Prov

Eijt Eij Δeij Δeij/Eij Eint Ein Δ Ein Δ Ein/Ein Rps

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 1639394,99 1341959,65 297435,34 0,222 15036090,7 13585407 1450683,74 0,106782502 2,08

Pertambangan dan Penggalian 10997306,4 10326866,21 670440,19 0,065 15036090,7 13585407 1450683,74 0,106782502 0,61

Industri Pengolahan 111602,53 96790,34 14812,19 0,153 15036090,7 13585407 1450683,74 0,106782502 1,43

Pengadaan Listrik dan Gas 11349,44 9790,14 1559,3 0,159 15036090,7 13585407 1450683,74 0,106782502 1,49

Pengadaan Air, pengelolaan

Sampah,Limbah Konstruksi 978,21 839,7 138,51 0,165 15036090,7 13585407 1450683,74 0,106782502 1,54

Konstruksi 1089019,52 878232,48 210787,04 0,240 15036090,7 13585407 1450683,74 0,106782502 2,25

Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda 450098,75 326639,45 123459,3 0,378 15036090,7 13585407 1450683,74 0,106782502 3,54

Transportasi dan Pergudangan 94599,25 72720,42 21878,83 0,301 15036090,7 13585407 1450683,74 0,106782502 2,82

Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 69336,89 53116,66 16220,23 0,305 15036090,7 13585407 1450683,74 0,106782502 2,86

Informasi dan Komunikasi 113253,06 82656,18 30596,88 0,370 15036090,7 13585407 1450683,74 0,106782502 3,47

Jasa Keuangan dan Asuransi 20046,99 16020,53 4026,46 0,251 15036090,7 13585407 1450683,74 0,106782502 2,35

Real Estate 96117,21 74684,5 21432,71 0,287 15036090,7 13585407 1450683,74 0,106782502 2,69

Jasa Perusahaan 32,15 28,63 3,52 0,123 15036090,7 13585407 1450683,74 0,106782502 1,15

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial 264605,92 239096,71 25509,21 0,107 15036090,7 13585407 1450683,74 0,106782502 1,00

Jasa Pendidikan 23830,18 20098,27 3731,91 0,186 15036090,7 13585407 1450683,74 0,106782502 1,74

Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 44961,94 37576,44 7385,5 0,197 15036090,7 13585407 1450683,74 0,106782502 1,84

Jasa lainnya 9557,24 8290,62 1266,62 0,153 15036090,7 13585407 1450683,74 0,106782502 1,43

Page 168: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

150

PERHITUNGAN RASIO PERTUMBUHAN ( RPs ) Kabupaten Lingga 2014 – 2018

Lapangan Usaha 2018 2014 Kab/Kota 2018 2014 Prov

Eijt Eij Δeij Δeij/Eij Eint Ein Δ Ein Δ Ein/Ein Rps

Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan 650200,76 581818,42 68382,34 0,118 2790121,75 2526638,4 263483,35 0,104282176 1,13

Pertambangan dan Penggalian 159783,73 216655,92 -56872,19 -0,263 2790121,75 2526638,4 263483,35 0,104282176 -2,52

Industri Pengolahan 21358,52 16894,2 4464,32 0,264 2790121,75 2526638,4 263483,35 0,104282176 2,53

Pengadaan Listrik dan Gas 7836,12 6292,06 1544,06 0,245 2790121,75 2526638,4 263483,35 0,104282176 2,35

Pengadaan Air,

pengelolaan

Sampah,Limbah

Konstruksi

930,09 737,01 193,08 0,262 2790121,75 2526638,4 263483,35 0,104282176 2,51

Konstruksi 545840,65 486110,14 59730,51 0,123 2790121,75 2526638,4 263483,35 0,104282176 1,18

Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda 577132,94 407101,75 170031,19 0,418 2790121,75 2526638,4 263483,35 0,104282176 4,01

Transportasi dan Pergudangan 53801,79 43732,87 10068,92 0,230 2790121,75 2526638,4 263483,35 0,104282176 2,21

Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 62459,44 46355,37 16104,07 0,347 2790121,75 2526638,4 263483,35 0,104282176 3,33

Informasi dan Komunikasi 108784,62 78830,28 29954,34 0,380 2790121,75 2526638,4 263483,35 0,104282176 3,64

Jasa Keuangan dan Asuransi 24421,7 21189,39 3232,31 0,153 2790121,75 2526638,4 263483,35 0,104282176 1,46

Real Estate 71152,4 64972,57 6179,83 0,095 2790121,75 2526638,4 263483,35 0,104282176 0,91

Jasa Perusahaan 29,01 27,06 1,95 0,072 2790121,75 2526638,4 263483,35 0,104282176 0,69

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial 195038,83 167807,77 27231,06 0,162 2790121,75 2526638,4 263483,35 0,104282176 1,56

Jasa Pendidikan 197988 150390 47598 0,316 2790121,75 2526638,4 263483,35 0,104282176 3,04

Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 93554,96 67245,69 26309,27 0,391 2790121,75 2526638,4 263483,35 0,104282176 3,75

Jasa lainnya 19808,19 170477,9 -150669,71 -0,884 2790121,75 2526638,4 263483,35 0,104282176 -8,48

Page 169: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

151

PERHITUNGAN RASIO PERTUMBUHAN ( RPs ) Kabupaten Kep. Anambas 2014 – 2018

Lapangan Usaha 2018 2014 Kab/Kota 2018 2014 Prov

Eijt Eij Δeij Δeij/Eij Eint Ein Δ Ein Δ Ein/Ein Rps

Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan 640579.61 560805.71 79773.9 0.142 36273600.75 32848313.2 3425287.55 0.104275904 1.36

Pertambangan dan Penggalian 10095118.44 9213980.95 881137.49 0.096 36273600.75 32848313.2 3425287.55 0.104275904 0.92

Industri Pengolahan 14643.74 1590010.73 -1575366.99 -0.991 36273600.75 32848313.2 3425287.55 0.104275904 -9.50

Pengadaan Listrik dan Gas 6395.46 5243.92 1151.54 0.220 36273600.75 32848313.2 3425287.55 0.104275904 2.11

Pengadaan Air,

pengelolaan

Sampah,Limbah

Konstruksi

308.05 258.91 49.14 0.190 36273600.75 32848313.2 3425287.55 0.104275904 1.82

Konstruksi 613091.53 454229.03 158862.5 0.350 36273600.75 32848313.2 3425287.55 0.104275904 3.35

Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda 255993.05 214322.95 41670.1 0.194 36273600.75 32848313.2 3425287.55 0.104275904 1.86

Transportasi dan Pergudangan 20489.92 17256.67 3233.25 0.187 36273600.75 32848313.2 3425287.55 0.104275904 1.80

Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 12210.85 9331.45 2879.4 0.309 36273600.75 32848313.2 3425287.55 0.104275904 2.96

Informasi dan Komunikasi 53274.92 42572.99 10701.93 0.251 36273600.75 32848313.2 3425287.55 0.104275904 2.41

Jasa Keuangan dan Asuransi 15428.28 12776.81 2651.47 0.208 36273600.75 32848313.2 3425287.55 0.104275904 1.99

Real Estate 69035.4 56153.89 12881.51 0.229 36273600.75 32848313.2 3425287.55 0.104275904 2.20

Jasa Perusahaan 20.52 16.28 4.24 0.260 36273600.75 32848313.2 3425287.55 0.104275904 2.50

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial 213574.57 189152.85 24421.72 0.129 36273600.75 32848313.2 3425287.55 0.104275904 1.24

Jasa Pendidikan 22049.52 17816.82 4232.7 0.238 36273600.75 32848313.2 3425287.55 0.104275904 2.28

Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 23796.14 17523.08 6273.06 0.358 36273600.75 32848313.2 3425287.55 0.104275904 3.43

Jasa lainnya 7341.53 6453.56 887.97 0.138 36273600.75 32848313.2 3425287.55 0.104275904 1.32

Page 170: ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KOTA DAN …

152

Lampiran VI

Hasil Perhitungan Analisis Tipologi Klassen

Kabupaten Kota

Rata-rata Laju Pertumbuhan (Persen)

Rata-rata PDRB Per Kapita (Juta Rupiah)

Kuadran

KAB. KARIMUN 5,98 Ri Ri > R 46678000 Yi Yi < Y II

KAB. BINTAN 5,27 Ri Ri > R 108070000 Yi Yi > Y I

KAB. NATUNA 2,94 Ri Ri < R 249456000 Yi Yi > Y III

KAB. LINGGA 4,34 Ri Ri < R 37782000 Yi Yi < Y IV

KAB. KEP ANAMBAS 0,26 Ri Ri < R 399604000 Yi Yi > Y III

KOTA BATAM 5,41 Ri Ri > R 104494000 Yi Yi < Y II

KOTA TANJUNG PINANG 4,37 Ri Ri < R 82628000 Yi

Yi < Y IV

PROVINSI KEPULAUAn RIAU 4,83 R

105580088 Y