Analisis Pengaruh Variabel Kependudukan
-
Upload
muhammad-solikin -
Category
Documents
-
view
313 -
download
9
Transcript of Analisis Pengaruh Variabel Kependudukan
ANALISIS PENGARUH VARIABEL KEPENDUDUKAN
TERHADAP PDRB PER KAPITA BERLAKU
DI KABUPATEN KLATEN (2005-2009)
Dosen Pengampu : Drs.R.Sugiyanto, S.U
Drs. Saptono Putro, M.Si
Disusun oleh :
Nama : Muh Solihin
NIM : 3211410014
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGEI SEMARANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia manusia
dan masyarakat yang dilakukan secara berkelanjutan berlandaskan kemampian nasional.
Tujuan dalam pembangunan ekonomi adalah terciptanya masyarakat yang adil dan
sejahtera. Arah dari pembangunan nasional adalah mengusahakan tercapainya pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi pada akhirnya memungkinkan terwujudnya peningkatan taraf
hidup dan kesejahteraan seluruh masyarakat.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic
growth), pembangunan ekonomi akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya,
pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
mencerminkan kegiatan ekonomi suatu negara atau daerah (Silalahi, 2011). Pertumbuhan
ekonomi dapat bernilai positif dan dapat bernilai negatif. Bagi negara berkembang kadang
kala pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak diikuti oleh peningkatan pendapatan per kapita
masyarakat.
Kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari tingkat pendapatan masyarakat yang
tertuang dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) baik harga berlaku maupun harga
konstan dibagi dengan jumlah penduduk yang ada disuatu wilayah.
Salah satu masalah paling mendasar dalam peningkatan pendapatan per kapita adalah
demografi atau faktor kependudukan. Menurut Wilson Rajaguk-guk (2001) pertumbuhan
penduduk yang tinggi dapat berpengaruh terhadap pendapatan perkapita masyarakat. Salah
satu pengaruh paling potensial adalah masalah kependudukan ataupun demografi khususnya
pada negara berkembang seperti Indonesia.
Isu kependudukan telah lama menjadi permasalahan global, Thomas Robert Malthus
(1766-1834) merupakan seorang pendeta berkebangsaan Inggris, Malthus berpendapat bahwa
pertambahan jumlah penduduk yang tidak terkendali merupakan ancaman besar bagi negara.
Dalam karyanya “Essay on the principle of population” (esai tentang prinsip-prinsip
populasi), Malthus mengatakan bahwa jumlah penduduk meningkat tidak terkendali
mengikuti barisan ukur (1, 2, 4, 8, dan seterusnya) sedangkan produksi pangan bertambah
menurut barisan hitung (1, 2, 3, 4, dan seterusnya) sehingga diprediksi manusia akan
mengalami kekurangan pangan tidak mampu mencukupi ledakan penduduk, namun yang
menjadi titik lemah dalam teori Thomas Maltus adalah pengabaian faktor teknologi karena
pada kenyataannya teknologi yang semakin canggih membuat manusia dapat mengatur
kelahiran dan membuat lahan buatan untuk melipatgandakan hasil pertanian.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia,
dari perhitungan BPS tahun 2009 jumlah penduduk di Indonesia sejumlah 241.973.879 jiwa
yang menjadikan negara dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia setelah Republik Rakyat
Cina, India dan Amerika Serikat, namun dalam arah sasaran pembangunan Indonesia dan
pertumbuhan ekonomi ternyata belum dapat mengimbangi laju penduduk ataupun
peningkatan populasi penduduk.
Tingginya jumlah penduduk Indonesia dikarenakan oleh tingginya laju pertumbuhan
penduduk di daerah atau provinsi termasuk Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2008, jumlah penduduk Jawa Tengah tercatat sebesar
32,63 juta jiwa atau sekitar 14 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Ini menempatkan
Jawa Tengah sebagai provinsi ketiga di Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak setelah
Jawa Barat dan Jawa Timur, besarnya jumlah penduduk Jawa Tengah tidak lepas dari
tingginya laju pertumbuhan penduduk di setiap kabupaten ataupun kota di Jawa Tengah.
Provinsi Jawa Tengah memiliki 35 kabupaten maupun kota dan merupakan salah satu jumlah
kabupaten/kota terbanyak dalam satu provinsi di Indonesia. Salah satu kabupaten tersebut
adalah Kabupaten Klaten. Sebagai salah satu bagian dari Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten
Klaten memiliki jumlah penduduk yang besar. Berdasarkan data statistik resmi Kabupaten
Klaten tahun 2008, jumlah penduduk Kabupaten Klaten tercatat sebesar 1.300.494 jiwa,
jumlah tersebut memang bukan merupakan jumlah terbesar dan juga merupakan jumlah
terkecil antar kabupaten/kota di Jawa Tengah, namun melihat potensi Kabupaten Klaten
kedepan, dimungkinkan akan terjadi perubahan dalam arti peningkatan terhadap populasi
Kabupaten Klaten.
Terdapat faktor yang dapat mendorong sekaligus juga dapat penghambat
pertumbuhan ekonomi yang dibagi kedalam faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi. Salah
satu faktor dalam non-ekonomi adalah faktor demografi (kependudukan), yakni pengaruh
akibat struktur ataupun komposisi penduduk suatu negara atau daerah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi peningkatan pendapatan masyarakat dari sisi demografi penduduk sangat
beragam diantara adalah, masalah laju pertumbuhan penduduk, angka ketergantungan,
permasalahan pendidikan berupa rasio penduduk sekolah di sekolah menengah dan laju
migrasi merupakan masalah yang sangat krusial untuk diteliti, dimana ke-empat variabel
tersebut memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Jika permasalah kependudukan
tersebut tidak dapat teratasi dengan baik akan menjadi penghambat dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat baik dalam tingkat nasional maupun daerah.
2. Rumusan Masalah
Terdapat beberapa pendapat bahwa pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan
beban sehingga akan menghambat pembangunan ekonomi, namun jumlah penduduk yang
tinggi juga dapat menjadi faktor penting ataupun sebagai potensi dalam peningkatan
pertumbuhan ekonomi baik dilihat dari tenaga kerja dan konsumen, atau sasaran pasar yang
dapat mendorong tingkat pendapatan masyarakat. Jika laju demografi kependudukan tidak
terkontrol dengan baik dikawatirkan akan berdampak signifikan terhadap tingkat
kesejahteraan masyarakat.
Kabupaten Klaten merupakan salah satu kabupaten berpotensi di Jawa Tengah, baik
dilihat dari sumber daya alam maupun letak geografis daerah, sehingga akan memungkinkan
adanya pertambahan penduduk baik secara alamiah amupun non-alamiah (migrasi). Namun
dilihat dari sisi tingkat PDRB per kapita yang akan menggambarkan tingkat kesejahteraan
masyarakat dan melihat perbandingan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Jawa Tengah
dimana populasi penduduk Kabupaten Klaten merupakan salah satu yang terbesar di Jawa
Tengah. Kabupaten Klaten merupakan salah satu kabupaten/kota di Jawa Tengah yang
memiliki penduduk lebih dari satu juta penduduk namun PDRB perkapita baik harga konstan
maupun harga berlaku masih sangat rendah. Permasalahan demografi yang paling nyata
dihadapkan dalam perekonomian di Kabupaten Klaten dilihat dari produktifitas adalah
kenaikan laju pertumbuhan penduduk, tingkat migrasi keluar (out migration), karena selain
melihat stuktur penduduk juga menggambarkan komposisi penduduk yang kemudian
mempengaruhi kualitas sumber daya manusia.
Maka yang menjadi rumusan dalam makalah ini adalah apakah kenaikan laju
pertumbuhan penduduk, rasio ketergantungan penduduk, pendidikan usia sekolah di sekolah
menengah dan jumlah migrasi keluar yang tergabung dalam permasalahan demografi
kependudukan di Kabupaten Klaten berpengaruh terhadap PDRB per kapita harga berlaku
secara nominal dan seberapa besar pengaruhnya sehingga akan melihat kebijakan yang paling
sesuai dengan kondisi demografi kependudukan di Kabupaten Klaten.
3. Tujuan
a. Menganalisis pengaruh tingkat laju pertumbuhan penduduk terhadap PDRB Per
Kapita harga konstan di Kabupaten Klaten.
b. Menganalisis pengaruh migrasi keluar (out migration) terhadap PDRB per kapita
harga konstan di Kabupaten Klaten.
c. Menganalisis secara bersama-sama pengaruh tingkat pertumbuhan penduduk, rasio
ketergantungan penduduk, penduduk sekolah di sekolah menengah dan migrasi
keluar terhadap PDRB per kapita harga konstan di Kabupaten Klaten.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kondisi Geografis Kabupaten Klaten
Kabupaten klaten juga dikenal dengan nama “ Kabupaten seribu candi “
merupakan satu dari 35 kabupaten di propinsi jawa tengah. Letak kabupaten klaten
cukup strategis karena berbatasan langsung dengan DI Yogyakarta yang dikenal salah
satu tujuan wisata. Kabupaten Klaten terletak antara 110,30 – 110,45 derajat BT dan
7,30 – 7,45 derajat BS. Dimana Kabupaten Klaten berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali
Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharja
Sebelah Selatan : Kabupaten gunung kidul (Yogyakarta)
Sebelah Barat : Kabupaten Sleman ( Yogyakarta)
Kabupaten klaten memiliki luas wilayah 65.556 ha atau 2,14% dari luas propinsi
jawa tengah yang sebesar 3.254.412 ha. Luas tersebut terdiri dari lahan sawah sebasar
33.636 ha (51,28%) dan lahan bukan sawah sebesar 31.920 ha (48,72%). Dan luas lahan
sawah mengalami penurunan sebesar 6,83 % dibanding tahun 2005, dikarenakan adanya
perubahan fungsi lahan kebeberapa sektor. Menurut penggunaannya, luas lahan sawah
yang terbesar berpengairan tehnis sedangkan yang lain berpengairan setengah tehnis,
sederhana dan tadah hujan. Seiring perkembangan keadaan, terdapat perubahan
penggunaan lahan pertanian ke non pertanian, dan adanya kecendrungan naik dari tahun
ke tahun. Perubahan fungsi lahan sawah yang paling menonjol adalah kepada fungsi
perumahan dan industri.
2. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Klaten
Laju pertumbuhan penduduk merupakan perubahan penduduk yang terjadi jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan dinyatakan dalam persentase. Besar-kecilnya
laju pertumbuhan penduduk di suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya
komponen pertumbuhan penduduk yakni dipengaruhi oleh besarnya kelahiran, kematian,
migrasi masuk dan migrasi keluar pada suatu periode. Sebagai salah satu bagian dari
Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Klaten memiliki jumlah penduduk yang besar.
Berdasarkan data statistik resmi Kabupaten Klaten tahun 2008, jumlah penduduk Kabupaten
Klaten tercatat sebesar 1.300.494 jiwa, jumlah tersebut memang bukan merupakan jumlah
terbesar dan juga merupakan jumlah terkecil antar kabupaten/kota di Jawa Tengah, namun
melihat potensi Kabupaten Jepara kedepan, dimungkinkan akan terjadi perubahan dalam arti
peningkatan terhadap populasi Kabupaten Jepara. Perubahan Demografi Kabupaten Jepara
dalam beberapa tahun dapat terlihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1
JUMLAH PENDUDUK DAN LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK
KABUPATEN KLATEN (2005-2009)
Tahun 2004-2008
Tahun
Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan
Penduduk (%)
2005 1.286.058 0,33 %
2006 1.293.242 0,58 %
2007 1.296.987 0,30 %
2008 1.300.494 0,27 %
2009 1.303.910 0,26 %
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten
Pengaruh Laju Pertumbuhan Penduduk Terhadap PDRB Per Kapita
Penduduk merupakan salah satu unsur yang penting dalam mempengaruhi
perekonomian, laju pertumbuhan penduduk yang cepat berarti memperberat tekanan pada
lahan pekerjaan dan menyebabkan terjadinya pengangguran, juga masalah penyediaan
pangan yang semakin banyak jumlahnya. Perkembangan penduduk dapat menjadi
pendorong maupun penghambat pembangunan, namun lebih condong sebagai penghambat
pembangunan. Perkembangan penduduk yang cepat memang tidak selalu menjadi
penghambat dalam pembangunan ekonomi namun juga modal dalam pertumbuhan ekonomi,
tetapi dengan syarat penduduk tersebut mempunyai kapasitas untuk menghasilkan dan
menyerap produksi yang dihasilakan. Laju pertumbuhan penduduk akan berpengaruh
terhadap pendapatan perkapita, standar kehidupan,
Dalam proses pembangunan masalah kependudukan yang mencakup antara lain
jumlah, komposisi, dan distribusi penduduk. Jumlah penduduk di kabupaten Klaten dari
tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dalam kurun waktu 5 tahun mengalami
kenaikan 1,72 % menjadi 1.303.910 jiwa sedang pada tahun 2009 mengalami
pertumbuhan sebasar 0,26 % bila dibanding tahun 2008. Berdasarkan table diatas dilihat
perkembangan dan pertumbuhan penduduk Kabupaten Klaten dari tahun ke tahun
dikatakan terus mengalami peningkatan. Pada pertumbuhan penduduk ini bisa dikatakan
pada keberhasilan program keluarga berencana secara jumlah belum menunjukan
keberhasilan karena peningkatan jumlah penduduk masih terjadi sampai periode 2009.
Peningkatan jumlah penduduk dapat dilihat pada table 1.2 berdasarkan kelahiran dan
kematian.
Tabel 1.2
JUMLAH KELAHIRAN DAN KEMATIAN
KABUPATEN KLATEN (2005-2009)
Tahun Kelahiran Kematian Penambahan
2004 13.333 7.393 5.940
2005 11.701 8.034 3.667
2006 11.252 6.244 5.008
2007 11.713 7.065 4.648
2008 11.872 7.357 4.515
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten
3. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan menetap ketempat lain
melampaui batas politik ataupun negara batas administratif atau bagian suatu negara
(Rozy Munor, 1981), sedangkan dalam arti luas migrasi merupakan perubahan
tempat tinggal secara parmanen atau semi parmanen (Tjiptoherijanto, 1999) dalam
pengertian yang demikian tidak ada pembatasan baik jarak perpindahan maupun
sifatnya, serta tidak ada perubahan antar migrasi kedalam dan luar negeri. Motif
utama atau faktor primer yang meyebabkan seseorang melakuakan migrasi adalah
karena karena alasan ekonomi (Ravenstein, 1885).
Pengaruh Migrasi Keluar terhadap PDRB Per Kapita
Salah satu motivasi penduduk melakukan migrasi adalah peningkatan
ekonomi, yang mungkin dikarenakan perbedaan bakat seseorang terhadap suatu
daerah ke daerah lain. Adam Smith menyatakan dibutuhkan spesialisasi dalam
peningkatan produktifitas sesorang, imigrasi merupakan salah satu spesialisasi
seseorang dilihat dari perbedaan tempat, sehingga dimungkinkan adanya imigrasi
akan berdampak pada peningkatan perekonomian individu yang kemudian akan
berdampak pada perekonomian secara keseluruhan, yakni adanya peningkatan
produktifitas seseorang meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional.
Tabel 1.3
JUMLAH DATANG DAN PINDAH
KABUPATEN KLATEN (2005-2009)
Tahun Datang Pindah Penambahan
2005 13.333 7.393 -1.277
2006 11.701 8.034 -2.438
2007 11.252 6.244 -1,256
2008 11.713 7.065 -1,141
2009 11.872 7.357 -1,064
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten
Berdasarkan table diatas dapat kita lihat bahwa dari tahun 2005-2009 penambahan
jumlah penduduk di Kabupaten Klaten hasilnya adalah minus. Hal tersebut menggambarkan
bahwa jumlah migrasi keluar lebih besar disbanding dengan jumlah migrasi masuk. Migrasi
keluar dilakukan oleh satu keluarga atau penduduk yang telah tercatat dalam admistratif
daerah, sehingga penduduk yang melakukan migrasi keluar adalah penduduk yang berada
pada usia produktif. Dengan semakin meningkatnya penduduk yang melakukan migrasi
keluar daerah memungkinkan semakin berkurangnya penduduk produktif didaerah asal,
kemudian akan mengurangi total produksi daerah yang akan berpengaruh terhadap tingkat
pendapatan perkapita.
Dari tabel 1.1 terlihat adanya perubahan dalam demografi Kabupaten Klaten sehingga
akan mempengaruhi jumlah penduduk total di Kabupaten Klaten. Dari tahun ke tahun
jumlah penduduk Kabupaten Klaten cenderung mengalami pertambahan. Implikasi dari
naiknya jumlah penduduk di Kabupaten Jepara adalah pengaruhnya terhadap PDRB Per
Kapita, yang menggambarkan tingkat pendapatan masyarakat Kabupaten Klaten dapat
terlihat pada Tabel 1.4
4. PDRB Per Kapita Kabupaten Klaten
Tabel 1.4
PDBB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku
( Rupiah) dan Pertumbuhannya (%) Kabupaten Klaten 2005-2009
Tahun
2004-2009
PDRB Per Kapita
(Rupiah)
Pertumbuhan
Pendapatan (%)
2005 5.078.862,92 18,67 %
2006 5.805.021,37 14,29 %
2007 6.444.304,16 11,01 %
2008 7.308.450,42 13,41 %
2009 7.953.322,11 8,82 %
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten
Tabel 1.4 menggambarkan tingkat PDRB Per Kapita Kabupaten Klaten dari dasar
harga berlaku sangat tinggi, begitu juga dengan laju PDRB Per Kapita yang berada pada
level positif. Selama kurun waktu lima tahun PDRB harga berlaku Kabupaten Klaten
mengalami peningkatan 66,2 % dari tahun dasar 2005.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa variable kependudukan
seperti laju pertumbuhan penduduk, kelahiran dan kematian, serta migrasi penduduk
berpengaruh terhadap tingkat PDRB Per Kapita di Kabupaten Klaten.
2. Saran
tingkat pertumbuhan ekonomi yang dirasa masih lamban membuat pilihan bekerja
keluar dari kabupaten klaten adalah untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
Mensikapai pertumbuhan ekonomi sebagai faktor penarik orang untuk bermigrasi.
Diharapkan para pembuat kebijakan berusaha memberikan rangsangan bisa semacam
kemudahan dalam permodalan, perijinan usaha, dan kebijakan-kebijakan yang berpihak
pada usaha kecil. Harapannya dengan adanya perbaikan nilai tukar suatu produk,
peningkatan produksi makan akan semakin memperluas lapangan atau kesempatan kerja
di kabupaten klaten itu sendiri sehingga akan berpengaruh dengan peningkatan
pendapatan per kapita masyarakat.
Daftar Pustaka
Biro Pusat Statistik, 2005, Klaten dalam Angka, BPS Kabupaten Klaten
Biro Pusat Statistik , 2006, Klaten dalam Angka, BPS Kabupaten Klaten
Biro Pusat Statistik , 2007, Klaten dalam Angka, BPS Kabupaten Klaten
Biro Pusat Statistik , 2008, Klaten dalam Angka, BPS Kabupaten Klaten
Biro Pusat Statistik , 2009, Klaten dalam Angka, BPS Kabupaten Klaten
Silalahi, Bungaran.2011.Analisis Pengaruh Variabel KependudukanTerhadap PDRB Harga
Konstan Kabupaten Jepara (1986-2008.Semarang : FE Universitas Diponegoro
Khotijah, Siti.2008. Analisis Faktor Pendorong Migrasi Warga Klaten ke Jakarta. Semarang :
FE Universitas Diponegoro
Mantra, I.B., 1992., Mobilitas Penduduk Sirkuler Dari Desa ke Kota di Indonesia, Pusat
Penelitian Kependudukan Universitas Gajah Mada.
Mantra, I.B.2000., Demografi Umum. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.