ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PERUBAHAN …
Transcript of ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PERUBAHAN …
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PERUBAHAN
PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INDEKS HARGA SAHAM
GABUNGAN TERHADAP STRUKTUR MODAL
PERUSAHAAN DI INDONESIA
TESIS
CATHARINA WULANDARI RIVAI
0906499114
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
JAKARTA
JULI 2011
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PERUBAHAN
PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INDEKS HARGA SAHAM
GABUNGAN TERHADAP STRUKTUR MODAL
PERUSAHAAN DI INDONESIA
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Manajemen
CATHARINA WULANDARI RIVAI
0906499114
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
KEKHUSUSAN MANAJEMEN KEUANGAN
JAKARTA
JULI 2011
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : CATHARINA WULANDARI RIVAI
NPM : 0906499114
Tanda Tangan :
Tanggal : Juli 2011
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Tesis ini diajukan oleh :
Nama : Catharina Wulandari Rivai
NPM : 0906499114
Program Studi : Magister Manajemen
Judul Tesis : Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Perubahan Produk
Domestik Bruto dan Indeks Harga Saham Gabungan
terhadap Struktur Modal Perusahaan di Indonesia
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Magister Manajemen pada Program Studi Magister Manajemen, Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Dr. Ancella Anitawati Hermawan, MBA (................................ )
Penguji : Imo Gandakusuma, MBA (................................ )
Penguji : Eko Rizkianto S.E., M.E. (................................ )
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 14 Juli 2011
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat yang telah
diberikan kepada penulis dari hari ke hari. Sejuta syukur dan puji tak pernah lelah
diungkapkan dari hati yang paling dalam, mensyukuri atas bimbingan, pimpinan
dan berkat dari Tuhan YME sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Dengan menyelesaikan tesis ini, penulis sudah memenuhi syarat untuk
memperoleh gelar Magister Manajemen pada program Magister Manajemen
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sehubungan
dengan selesainya tesis tersebut, penulis hendak menyampaikan penghargaan dan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Ancella Anitawati Hermawan, MBA selaku dosen pembimbing
yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing
penulis dalam penelitian ini;
2. Bapak Prof. Rhenald Kasali, PhD selaku ketua program Magister
Manajemen FEUI;
3. Bapak Imo Gandakusuma, MBA dan Bapak Eko Rizkianto, S.E., M.E
selaku dewan penguji yang telah memberikan saran dan kritik membangun
bagi penelitian ini;
4. Seluruh staf pengajar Magister Manajemen Universitas Indonesia yang
telah bersedia untuk berbagi pengetahuan dan pengalamannya kepada
penulis;
5. Seluruh staf pegawai Magister Manajemen Universitas Indonesia yang
telah memberikan banyak bantuan selama masa perkuliahan dan
penyusunan tesis ini;
6. Papa dan Mama yang telah memberikan kasih sayang, semangat dan
dukungan serta kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan jenjang
pendidikan yang lebih tinggi;
7. William Suryajaya Rivai dan Anne Beatrice, kakak dan kakak iparku yang
selalu mendukung dalam doa serta memberikan semangat dan dukungan
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
v
yang tak pernah putus sepanjang penulis menimba ilmu di Universitas
Indonesia;
8. Endar Nugraha yang selalu menemani dan memberikan dukungan serta
semangat untuk berjuang bersama dalam menyelesaikan perkuliahan ini
dari awal, pertengahan hingga sampai dengan akhirnya;
9. Saudara-saudaraku terkasih yang selalu mendukung dan mendoakan bagi
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tanggung jawabnya selama
ini;
10. Teman-teman seperjuangan yang senantiasa menemani penulis
menyelesaikan tugas-tugas kampus hingga larut malam : Ali Fikri, Auriga
Dwi Cahyo, Bagus Adhita, Emalia, Andre Samuel, Alexander Bram.
11. Rekan-rekan seperjuangan bimbingan Bu Ancella: Alexandra Ryan, Feby
Wiria, Teguh Hadisusilo, Artyanto Sutoyo, Olivia Wulandari, Priska dan
Utami atas kebersamaan dan berbagi ilmu selama penyusunan karya akhir;
12. Teman-teman F091 yang telah mengisi hidup, meramaikan suasana kuliah,
memberikan masukan dan dukungan serta semangat dan memberikan arti
tentang sahabat di kala suka dan duka selama 2 tahun masa kuliah ini;
13. Teman-teman baik di BCA maupun di Citibank yang selalu mendukung
dan memberikan waktu kepada penulis serta memberikan toleransi yang
tak habis-habisnya bagi penulis supaya penulis dapat diberi kesempatan
untuk menyelesaikan tugas-tugas kampus di sela-sela pekerjaan kantor;
Akhir kata, penulis hanya bisa berharap bahwa Tuhan Yang Maha Esa lah yang
akan membalas segala kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian tesis ini. Penulis juga berharap agar tesis ini dapat memberikan
manfaat bagi banyak pihak.
Jakarta, Juli 2011
Penulis
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Catharina Wulandari Rivai
NPM : 0906499114
Program Studi : Magister Manajemen
Fakultas : Ekonomi
Jenis karya : Tesis
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Perubahan Produk Domestik Bruto dan
Indeks Harga Saham Gabungan terhadap Struktur Modal Perusahaan di
Indonesia
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : Juli 2011
Yang menyatakan
(Catharina Wulandari Rivai)
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia vii
ABSTRAK
Nama : Catharina Wulandari Rivai
Program Studi : Magister Manajemen
Judul : Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Perubahan Produk
Domestik Bruto dan Indeks Harga Saham Gabungan
terhadap Struktur Modal Perusahaan di Indonesia
Tujuan dari tesis ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemilihan struktur modal
suatu perusahaan dengan melihat kondisi makro ekonomi di Indonesia. Beberapa
faktor makroekonomi yang diperkirakan dapat memberikan pengaruh pada pemilihan
struktur modal perusahaan di Indonesia adalah tingkat Inflasi, perubahan Produk
Domestik Bruto, dan perubahan Indeks Harga Saham Gabungan. Penelitian ini
menggunakan model regresi data panel random effect dan 206 sampel diambil dari
perusahaan yang terdaftar di BEI sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2009. Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa tingkat Inflasi, perubahan Produk Domestik Bruto
dan perubahan Indeks Harga Saham Gabungan memberikan pengaruh yang signifikan
dan berlawanan dengan struktur modal perusahaan, dimana dengan semakin tingginya
tingkat inflasi, perubahan PDB dan nilai IHSG, maka struktur modal perusahaan akan
semakin rendah.
Kata kunci :
Inflasi, Produk Domestik Bruto, Indeks Harga Saham Gabungan, Struktur Modal
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia viii
ABSTRACT
Name : Catharina Wulandari Rivai
Study Program : Master of Management
Title : Analysis of the Effect of Inflation Rate, Gross Domestic
Bruto Growth Rate and Composite Stock Price Index
Growth Rate to Corporate Capital Structure in Indonesia
The objective of this paper is analyzing the influence of the selection of companies’
capital structure by looking at the macroeconomic conditions in Indonesia. Several
macroeconomic factors that may influence the selection of corporate capital structure
in Indonesia are the rate of Inflation, changes of Gross Domestic Product and changes
of Composite Stock Price Index. This research is using regression models random
effects panel data and 206 samples are taken from companies listed on the Stock
Exchange from 2000 until 2009. The result from this research show that the rate of
Inflation, GDP growth rate, and IHSG growth rate have a significant negative
influence to corporate capital structure. Which increasing level of inflation, GDP
growth rate and IHSG growth rate, will make debt to asset ratio of the company will
be lower.
Key word :
Inflation, Growth Domestic Product (GDP), Composite Stock Price Index, Capital
Structure
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................................... vii
ABSTRACT .......................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xiii
DAFTAR RUMUS ............................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ xv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ............................................................ Error! Bookmark not defined.
1.2 Perumusan Masalah .................................................... Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................ Error! Bookmark not defined.
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................... Error! Bookmark not defined.
1.5 Sistematika Penulisan ................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................... Error! Bookmark not defined.
2.1 Struktur Modal ............................................................ Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Sumber Pendanaan Berbentuk Utang (Debt) ....... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Sumber Pendanaan Berbentuk Modal (Equity) .... Error! Bookmark not defined.
2.2 Faktor-Faktor Internal Perusahaan yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Struktur Aset ........................................................ Error! Bookmark not defined.
2.2.2 Ukuran perusahaan (Firm Size) ............................ Error! Bookmark not defined.
2.2.3 Tingkat Profitabilitas (Profitability) .................... Error! Bookmark not defined.
2.3 Faktor-Faktor Makroekonomi yang Mempengaruhi Struktur Modal PerusahaanError! Bookmark not defined.
2.3.1 Tingkat Inflasi ...................................................... Error! Bookmark not defined.
2.3.2 Produk Domestik Bruto ..................................... Error! Bookmark not defined.3
2.3.3 Indeks Harga Saham Gabungan ........................... Error! Bookmark not defined.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN................................ Error! Bookmark not defined.
3.1 Kerangka Pemikiran .................................................... Error! Bookmark not defined.
3.2 Pengembangan Hipotesis ............................................ Error! Bookmark not defined.
3.3 Model Penelitian ......................................................... Error! Bookmark not defined.
3.4 Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian ............. Error! Bookmark not defined.
3.4.1 Variabel Dependen : Rasio Hutang terhadap Aset Perusahaan (debt to asset
ratio) .................................................................... Error! Bookmark not defined.
3.4.2 Variabel Utama .................................................... Error! Bookmark not defined.
3.4.2.1 Inflasi ........................................................................................................... 22
3.4.2.2 Produk Domestik Bruto (PDB) .................................................................... 23
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia x
3.4.2.3 Indeks Harga Saham Gabungan ................................................................... 23
3.4.3 Variabel Kontrol................................................... Error! Bookmark not defined.
3.4.3.1 Struktur Aset ................................................................................................. 24
3.4.3.2 Ukuran Perusahaan........................................................................................ 25
3.4.3.3 Profitabilitas .................................................................................................. 26
3.5 Pengujian Empiris ....................................................... Error! Bookmark not defined.
3.5.1 Statistik Deskriptif ............................................... Error! Bookmark not defined.
3.5.2 Analisis Regresi ................................................... Error! Bookmark not defined.
3.5.3 Data Panel ............................................................ Error! Bookmark not defined.
3.5.4 Uji Korelasi Variabel model Penelitian (Uji Korelasi Pearson)Error! Bookmark not defined.
3.5.5 Pengujian Model ................................................................................................. 29
3.5.5.1 Uji Normalitas .............................................................................................. 29
3.5.5.2 Uji Asumsi Klasik - Kriteria Pengujian Ekonometrika ............................... 30
a. Uji Heteroskedastisitas ................................................................................ 30
b. Uji Multikolinieritas .................................................................................... 31
c. Uji Autokorelasi .......................................................................................... 32
3.5.5.3 Uji Asumsi Klasik - Kriteria Pengujian Statistik .......................................... 33
a. Uji Goodness of Fit (R2) .............................................................................. 33
b. Uji Global (Uji F) ........................................................................................ 34
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ..................................................................... 34
3.6 Populasi dan Sampel ................................................... Error! Bookmark not defined.
3.7 Pengumpulan data ....................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................... Error! Bookmark not defined.
4.1 Deskripsi Sampel Penelitian ....................................... Error! Bookmark not defined.
4.2 Statistik Deskriptif ...................................................... Error! Bookmark not defined.
4.3 Analisis Korelasi Antar Variabel Model Penelitian .... Error! Bookmark not defined.
4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................. Error! Bookmark not defined.
4.4.1 Uji Asumsi Multikolinieritas ............................... Error! Bookmark not defined.
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas ......................................... Error! Bookmark not defined.
4.4.3 Uji Autokorelasi ................................................... Error! Bookmark not defined.
4.5 Model Estimasi Data Panel ......................................... Error! Bookmark not defined.
4.6. Interpretasi Hasil Regresi ........................................... Error! Bookmark not defined.
4.7 Kriteria Pengujian Statistik ......................................... Error! Bookmark not defined.
4.7.1 Analisis Simultan (Uji F-Statistic) ...................................................................... 47
4.7.2 Analisis Goodness-of Fit (Adjusted R2) .............................................................. 48
4.7.3 Uji signifikansi Parsial (Uji-z) ............................................................................ 48
4.8 Analisis Hasil Pengujian Hipotesis ............................................................................ 48
4.8.1 Pengaruh Tingkat Inflasi Terhadap Struktur Modal Perusahaan ........................ 49
4.8.2 Pengaruh Perubahan PDB terhadap Struktur Modal Perusahaan ....................... 49
4.8.3 Pengaruh Perubahan nilai IHSG terhadap Struktur Modal PerusahaanError! Bookmark not defined.
4.8.4 Analisis Pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, dan ROA
Perusahaan terhadap Struktur Modal PerusahaanError! Bookmark not defined.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................ Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ................................................................. Error! Bookmark not defined.
5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................... Error! Bookmark not defined.
5.3 Saran ............................................................................ Error! Bookmark not defined.
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia xi
5.3.1 Bagi Pemerintah ................................................... Error! Bookmark not defined.
5.3.2 Bagi Pihak Manajemen ........................................ Error! Bookmark not defined.
5.3.3 Bagi Investor ........................................................ Error! Bookmark not defined.
5.3.4 Bagi Penelitian Selanjutnya ................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 57
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 17
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Prosedur Penetapan Sampel ..................................................................... 36
Tabel 4.2 Distribusi Perusahaan Sampel Berdasarkan Industri ............................... 37
Tabel 4.3 Uji Normalitas Variabel Kuantitatif ......................................................... 38
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel Dependen dan Variabel Kontrol ................ 39
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Variabel Utama ......................................................... 40
Tabel 4.6 Analisis Korelasi Pearson ........................................................................ 43
Tabel 4.7. Pengujian Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF ......................... 45
Tabel 4.8. Tabel Hasil Regresi Model Penelitian .................................................... 47
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia xiv
DAFTAR RUMUS
Rumus 3.1 Model Penelitian ............................................................................. 21
Rumus 3.2 Debt to Asset Ratio ......................................................................... 22
Rumus 3.3 Inflasi .............................................................................................. 22
Rumus 3.4 Produk Domestik Bruto ................................................................. 23
Rumus 3.5 Indeks Harga Daham Gabungan ..................................................... 24
Rumus 3.6 Struktur Aset ................................................................................... 25
Rumus 3.7 Ukuran Perusahaan ......................................................................... 25
Rumus 3.8 Return on Asset ............................................................................... 26
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Perusahaan BEI periode 2000-2009 .................................. 60
Lampiran 2. Hasil Regresi Model Penelitian Efek Random ............................. 65
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PERUBAHAN PRODUK
DOMESTIK BRUTO DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN
TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN DI INDONESIA
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Manajemen
CATHARINA WULANDARI RIVAI
0906499114
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
KEKHUSUSAN MANAJEMEN KEUANGAN
JAKARTA
JULI 2011
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam kondisi persaingan global yang sudah berjalan saat ini, suatu
perusahaan dituntut untuk mampu membaca dan melihat situasi yang terjadi
sehingga dapat melakukan pengelolaan fungsi-fungsi manajemen baik di bidang
pemasaran, produksi, sumber daya manusia dan keuangan dengan baik agar
perusahaan dapat lebih unggul dalam persaingan yang dihadapi. Dimana di
dalam mencapai tujuan tersebut, keberadaan para pemegang saham dan peranan
manajemen sangatlah penting dalam menentukan besar keuntungan yang
nantinya akan diperoleh. Suatu keputusan yang diambil oleh pihak manajemen
dalam suatu pembiayaan investasi harus dipertimbangkan dengan teliti, baik
dari sisi jenis sumber dananya dan juga jangka waktu sumber pendanaan
tersebut. Hal ini dikarenakan masing-masing jenis sumber dana tersebut
mempunyai konsekuensi finansial yang berbeda.
Kebutuhan akan pendanaan sangat penting dalam membangun dan
menjamin kelangsungan perusahaan. Apalagi jika perusahaan tersebut akan
melakukan ekspansi. Oleh karena itu, perhitungan tentang modal yang
dibutuhkan untuk membiayai usahanya, biaya yang harus dikeluarkan serta
konsekuensi lainnya dalam pemilihan sumber dana, harus diperhatikan oleh
pihak manajemen. Sumber dana dapat diperoleh dari dalam perusahaan (modal
sendiri) atau dari luar perusahaan (hutang). Bauran modal sendiri (ekuitas)
dengan dana eksternal (hutang) untuk pendanaan perusahaan merupakan
bahasan utama dari keputusan struktur modal. Bauran modal yang efisien dapat
menekan biaya modal yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pemilihan
alternatif penambahan modal yang berasal dari hutang pada umumnya
didasarkan pada pertimbangan biaya modal yang timbul dari keputusan
pendanaan tersebut. Ketika pihak manajemen menggunakan dana hutang, biaya
modal yang timbul adalah sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh kreditur.
Sedangkan jika pihak manajemen menggunakan dana modal sendiri akan timbul
opportunity cost dari modal sendiri yang digunakan. Keputusan pendanaan
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
2
yang dilakukan secara tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk
biaya modal yang tinggi, sehingga akan memberi dampak pada rendahnya
profitabilitas perusahaan.
Kecenderungan perusahaan yang makin banyak menggunakan hutang,
tanpa disadari perlahan-lahan akan menimbulkan kewajiban yang makin berat
bagi perusahaan saat harus membayar kembali hutang tersebut. Tidak jarang
perusahaan-perusahaan yang akhirnya akan mengalami kejadian dimana mereka
tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut dan bahkan mengalami
kebangkrutan. Yang menjadi pedoman umum perusahaan adalah mencari
hutang sebanyak mungkin tanpa meningkatkan risiko atau menurunkan
fleksibilitas perusahaan. Untuk mengantisipasi kondisi kebangkrutan, manajer
keuangan perusahaan harus berhati-hati dalam menetapkan struktur modal
perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal pada
perusahaan sudah menjadi perdebatan selama bertahun-tahun dan penelitian
mengenai struktur modal perusahaan telah dilakukan sejak puluhan tahun lalu
yang dimulai oleh Modigliani dan Miller (1958). Struktur modal dijadikan
bahan perdebatan dikarenakan adanya berbagai teori yang memberikan
rekomendasi yang berbeda bahkan berlawanan dalam proses pengambilan
keputusan. Para pakar ekonomi mengidentifikasikan seperangkat faktor yang
diperkirakan dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan.
Pao (2007) melalui penelitiannya menyebutkan beberapa faktor-faktor
determinan yang dapat mempengaruhi keputusan struktur modal pada
perusahaan high tech dot di Taiwan dari tahun 2000-2005. Dimana faktor-
faktor tersebut ada yang berasal dari internal perusahaan, namun ada juga yang
berasal dari eksternal perusahaan. Berdasarkan penelitian tersebut, beberapa
faktor makro ekonomi yang dianggap dapat mempengaruhi keputusan pemilihan
struktur modal yakni faktor capital market yang diukur dengan rate of return
dari seluruh saham di pasar modal, faktor money market yang diukur dengan
annual growth rate, dan juga faktor inflasi dari negara tersebut. Menurut hasil
penelitiannya, faktor capital market dan faktor inflasi memiliki pengaruh
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
3
negatif, namun faktor money market memiliki pengaruh positif terhadap
pemilihan struktur modal dari suatu perusahaan.
Demikian juga menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Bokpin
(2009), dinyatakan bahwa pada negara berkembang gross domestic product
(GDP) memiliki hubungan negatif dengan pemilihan struktur modal. Namun,
inflasi dan suku bunga memiliki hubungan positif pada pemilihan hutang jangka
pendek dibandingkan dengan equity. Selain itu menurut Mills (1996), perilaku
dari corporate finance sangat dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Inflasi akan
menyebabkan pihak perusahaan akan mengurangi anggaran modal, mencoba
mengurangi modal kerja dan mengubah rasio hutang terhadap aset dengan
menggunakan hutang hangka pendek pada komposisi hutangnya.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dengan adanya fluktuasi
pada indikator ekonomi di Indonesia, tentunya akan mempengaruhi keputusan
dari pihak manajemen dalam memilih bentuk struktur modal yang tepat bagi
perusahaannya. Dengan keputusan strategi yang tepat dalam menentukan tingkat
hutang yang optimal, tentunya dapat meningkatkan nilai buat perusahaannya
tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Dengan latar belakang diatas maka thesis ini akan membahas beberapa
masalah sebagai berikut, yakni :
Apakah perubahan tingkat Inflasi dapat mempengaruhi struktur modal di
Indonesia?
Apakah perubahan tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) dapat
mempengaruhi pemilihan struktur modal di Indonesia?
Apakah perubahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat
mempengaruhi pemilihan struktur modal di Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapat disajikan tujuan
umum dari penelitian ini, yakni sebagai berikut :
Untuk mengetahui apakah tingkat inflasi dapat mempengaruhi pemilihan
struktur modal di Indonesia
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
4
Untuk mengetahui apakah tingkat perubahan Produk Domestik Bruto
(PDB) dapat mempengaruhi pemilihan struktur modal di Indonesia
Untuk mengetahui apakah perubahan Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) dapat mempengaruhi pemilihan struktur modal di Indonesia
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian studi empiris ini, diharapkan dapat
memberikan manfaat antara lain :
Bagi pihak pemerintah, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk
mengambil kebijakan-kebijakan yang tepat sehingga dapat memberi
kesempatan kepada para perusahaan di Indonesia untuk mengoptimalkan
struktur modalnya.
Bagi pihak manajemen, dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk
mengambil langkah-langkah strategis maupun sebagai pertimbangan
sebelum mengambil keputusan dalam menentukan struktur modal yang
paling optimum bagi perusahaannya dalam kondisi ekonomi tertentu.
Bagi pihak investor, dapat digunakan sebagai salah satu masukkan guna
memberikan pemahaman mengenai pentingnya pengaruh variabel-variabel
makroekonomi terhadap kinerja keuangan perusahaan pada umumnya dan
struktur modal perusahaan pada khususnya.
Bagi para akademisi, dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian
berikutnya dengan pembahasan lebih dalam dengan mengembangkan isu-
isu yang ada.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut
Bab 1 : Pendahuluan
Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan
masalah yang hendak dianalisis, tujuan penelitian, manfaat yang hendak
dicapai dengan penelitian ini, serta sistematika penulisan
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
5
Bab 2 : Tinjauan Pustaka
Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan, penjelasan
tentang struktur modal, faktor-faktor makroekonomi yang dapat
mempengaruhi struktur modal di perusahaan-perusahaan Indonesia, serta
pengaruh antara faktor-faktor makroekonomi tersebut dengan rasio hutang
terhadap aset yang sudah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.
Bab 3 : Metodologi Penelitian
Pada bab ini menjelaskan tentang kerangka konseptual dari penelitian,
pengembangan hipotesis, model penelitian, definisi dan pengukuran
variabel, metode pengumpulan data sampel, kriteria data sampel, dan
metode analisis yang digunakan.
Bab 4 : Analisis dan Pembahasan
Pada bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan
dengan menggunakan metode yang sudah disampaikan pada Bab 3, serta
menjelaskan tentang hasil perbandingan dengan penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya.
Bab 5 : Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini menjelaskan tentang hasil analisis dari penelitian yang telah
dilakukan (kesimpulan), saran dari permasalahan yang ada, serta
keterbatasan penelitian.
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PERUBAHAN PRODUK
DOMESTIK BRUTO DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN
TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN DI INDONESIA
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Manajemen
CATHARINA WULANDARI RIVAI
0906499114
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
KEKHUSUSAN MANAJEMEN KEUANGAN
JAKARTA
JULI 2011
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia 6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Struktur Modal
Damodaran (2006) menyatakan bahwa tujuan utama dari corporate
finance adalah untuk memaksimalkan value of the firm, dan juga mengatur
risiko finansial dari perusahaan tersebut. Dengan menentukan komposisi dan
jenis pendanaan antara utang dan modal yang tepat, maka dapat memaksimalkan
nilai investasi yang dibuat dan dapat mencocokkan antara jenis sumber dananya
dengan proyek/aset yang dibiayai tersebut.
Menurut Ross et al. (2008), struktur modal adalah komposisi dari
sumber dana perusahaan yakni dari utang jangka panjang serta dari modal.
Sedangkan berdasarkan Berk dan Demarzo (2007:428), dijelaskan bahwa “The
relative proportions of debt, equity and other securities that a firm has
outstanding constitute its capital structure”. Bahkan berdasarkan Hawawini dan
Viallet (2007:379) dinyatakan bahwa “A firm’s capital structure is usually
identified by its debt ratios, either its debt-to-equity ratio or its debt-to-assets
ratio. These two debt ratios are often used interchangeably”.
Dalam melakukan analisis pemilihan struktur modal, sebuah perusahaan
dapat memutuskan apakah akan menggunakan pembiayaan internal atau
pembiayaan eksternal. Dimana pembiayaan internal bisa diperoleh dari internal
cash flow perusahaan tersebut, terutama dari laba yang sudah diperoleh oleh
perusahaan tersebut dari periode yang lalu. Sedangkan untuk pembiayaan
eksternal dapat diperoleh dari para kreditur atau dari investor. Kreditur disini
termasuk pinjaman dari bank, penerbitan bond, atau leasing aset.
Untuk pendanaan dari pihak eksternal, memiliki karakteristik serta risiko
masing-masing. Dimana pihak kreditur memiliki kontrol perusahaan yang
sangat terbatas dan tidak memiliki hak suara untuk mengatur perusahaan, namun
mereka akan mendapatkan fixed rate of return dan juga jaminan investasi yang
dilindungi oleh kontrak pinjaman. Sedangkan untuk pihak investor memiliki hak
suara untuk mengatur perusahaan dan memperoleh kesempatan untuk
mendapatkan rate of return yang lebih tinggi ketika kondisi perusahaan sedang
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
7
bagus, namun mereka juga harus menanggung resiko kerugian jika kondisi
perusahaan mengalami penurunan maupun kebangkrutan (Kochnar, 1997).
2.1.1 Sumber Pendanaan Berbentuk Utang (Debt)
Utang terjadi ketika sebuah perusahaan, sebagai pihak debitur,
meminjam sejumlah uang dari pihak lain yang disebut pihak kreditur. Pihak
debitur dan kreditur mengadakan perjanjian kerja sama untuk meminjamkan
sejumlah uang tertentu dengan kondisi bahwa pihak debitur memiliki kewajiban
untuk membayar kembali pada waktu yang telah ditentukan di dalam perjanjian.
Utang dapat diperoleh dari pinjaman dari bank, penerbitan surat utang / bond,
atau melakukan leasing untuk aset tertentu.
Menurut Damodaran (2006), instrumen utang ada beberapa jenis yakni :
Bank Loan
Biasanya perusahaan akan memilih instrumen utang bank sebagai
pilihan utama. Dengan berdasarkan pada kontrak yang telah disepakati,
pihak perusahaan memiliki kewajiban untuk mengembalikan dana yang
telah dipinjamnya itu, pada waktu yang telah ditentukan oleh pihak bank.
Untuk melakukan pinjaman dalam jumlah yang terbatas, sangatlah tepat jika
perusahaan memutuskan utnuk menggunakan dana dari pihak bank. Karena
biaya untuk menambah penerbitan bond lebih mahal dibandingkan
meminjam dari perbankan.
Bonds
Pilihan kedua yang dapat dilakukan sebuah perusahaan dalam
memperoleh dana utang yakni dengan menerbitkan bonds. Bonds
diperdagangkan di Pasar Saham yang diadakan oleh sejumlah besar investor
saham. Pada saat menerbitkan bonds, perusahaan harus membuat variasi
pilihan : jatuh temponya (maturity date), fixed atau floating interest
payment, secured atau unsecured, dan callability.
2.1.2 Sumber Pendanaan Berbentuk Modal (Equity)
Modal adalah hak milik atas kekayaan dan harta perusahaan yang
berbentuk utang tak terbatas suatu perusahaan kepada pemilik modal hingga
jangka waktu yang tidak terbatas. Dalam meningkatkan modal perusahaan, dapat
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
8
diperoleh dengan cara meningkatkan retained earning perusahaan dan atau
menerbitkan saham baru.
Macam-macam modal menurut Damodaran (2006) adalah :
Modal Sendiri (Owner’s Equity)
Adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan hukum dalam
suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Biasanya saham berwujud
selembar surat berharga yang menerangkan bahwa pemilik surat berharga
tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut. Ada beberapa tipe dari saham :
a. Preferred stocks
Saham yang memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan saham pada
umumnya, yakni memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan saham
biasa dalam pembagian dividen dan aset.
b. Common Stocks
Saham yang tidak memiliki keuntungan seperti yang dimiliki oleh
preferred stock, namun memiliki kelebihan yakni memperoleh suara
dalam Rapat Umum Pemegang Saham, serta memiliki kesempatan
pertama dalam melakukan pembelian saham baru yang akan diterbitkan
oleh perusahaan
c. Treasury Stocks
Adalah saham-saham yang telah dibeli kembali oleh perusahaan penerbit
saham, sehingga mengurangi jumlah saham yang beredar di masyarakat.
Biasanya pembelian kembali saham ini dilakukan dalam rangka harga
saham perusahaan tersebut masih dibawah harga yang sebenarnya.
Bahkan beberapa perusahaan memberikan bonus kepada para
karyawannya sebagai insentif dari loyalitas para karyawannya berupa
treasury stocks ini.
Venture Capital
Pembiayaan modal yang dilakukan oleh pihak investor kepada perusahaan
kecil dan memiliki resiko cukup tinggi dengan tujuan memiliki bagian
kepemilikan dari perusahaan tersebut.
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
9
Warrant
Sekuritas yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan dimana tujuannya untuk
memberikan hak kepada pemegang warrant tersebut untuk membeli saham
perusahaan tersebut pada harga yang telah ditetapkan pada masa berlaku
warrant tersebut.
2.2 Faktor-Faktor Internal Perusahaan yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan
Beberapa penelitian sudah dilakukan untuk melakukan analisis faktor-
faktor internal perusahaan apa saja yang dapat mempengaruhi struktur modal
perusahaan pada umumnya. Titman dan Wessel (1988) melakukan penelitian
kepada 469 perusahaan di Amerika Serikat, untuk meneliti faktor-faktor internal
perusahaan yang memiliki pengaruh penting pada struktur modal perusahaan.
Berdasarkan penelitian dengan menggunakan koefisien korelasi dan multiple
regresi, Titman dan Wessel menemukan bahwa tidak ada bukti yang
menghubungkan antara non-debt tax shields, volatility, collateral value, dan
future growth opportunities dengan struktur modal perusahaan. Namun
uniqueness dan tingkat profitabilitas memiliki hubungan yang negatif dengan
struktur modal perusahaan.
Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Mazur (2007) pada 238
perusahaan di Polandia pada periode 2000-2004. Dengan melakukan korelasi dan
multiple regresi pada beberapa variabel bebas, ditemukan bahwa perusahaan di
Polandia lebih memilih pinjaman jangka pendek dibandingkan dengan pinjaman
jangka panjang. Tingkat profitabilitas dan perusahaan likuid lebih memilih
pembiayaan internal. Struktur aktiva dan ukuran perusahaan memiliki hubungan
yang negatif dengan rasio utang. Uniqueness memiliki hubungan yang positif
dengan rasio utang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ozkan (2001)
dengan obyek penelitian 390 perusahaan di Amerika Serikat dengan periode
waktu antara tahun 1984 sampai dengan 1996, menyatakan bahwa faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi pemilihan struktur modal perusahaan ada empat
variabel, yakni size, likuiditas, non debt tax dan profitabilitas.
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
10
2.2.1 Struktur Aset
Aktiva (aset) adalah sumber daya yang dikontrol oleh perusahaan dalam
rangka untuk meningkatkan laba. Aktiva dapat dikategorikan menjadi Aktiva
Lancar dan Aktiva Tidak Lancar. Dimana Aktiva Lancar adalah aktiva yang dapat
dengan cepat berubah menjadi kas melalui operating cycle dari perusahaan. Yang
termasuk ke dalam akun aktiva lancar adalah kas dan setara kas, marketable
securities, piutang, persediaan, dan prepaid expenses. Sedangkan yang termasuk
dalam aktiva tidak lancar (aktiva tetap) adalah aktiva yang yang diharapkan akan
memberikan keuntungan pada perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Termasuk
di dalam akun aktiva tetap adalah properti, plant, mesin dan peralatan, intangible
asset, investasi dan deffered charges.
Flor (2002) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki banyak aktiva
tetap dapat meningkatkan kepercayaan dari pihak pemberi utang (kreditor).
Dengan menjaminkan aktiva tetapnya kepada pihak kreditor, perusahaan memiliki
kesempatan untuk meningkatkan kapasitas utang perusahaan. Bahkan menurut
Mazur (2007) dinyatakan bahwa aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan pada
umumnya akan dijadikan sebagai agunan untuk diserahkan kepada pihak kreditor.
Oleh karena itu, ada hubungan postif antara aktiva tetap dengan utang perusahaan.
2.2.2 Ukuran perusahaan (Firm Size)
Titman dan Wessel (1988) dan Mazur (2007) menyatakan bahwa
perusahaan besar pada umumnya akan melakukan diversifikasi usahanya sehingga
kecil kemungkinannya terjadi kebangkrutan. Perusahaan besar memiliki
kemudahan untuk masuk ke dalam pasar modal dan meminjam dalam kondisi
yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ozkan
(2001) yang membuktikan bahwa perusahaan kecil akan mempunyai rasio
leverage yang rendah karena perusahaan kecil memiliki kemungkinan yang cukup
besar untuk dilikuidasi ketika berada dalam keadaan financial distress. Namun
menurut Mazur (2007), hubungan antara ukuran perusahaan tersebut dengan utang
perusahaan tergantung juga dengan jenis dari utang tersebut. Dimana akan terjadi
korelasi yang positif jika utang tersebut berbentuk utang jangka panjang, dan akan
membentuk korelasi yang negatif jika utang tersebut dalam bentuk utang jangka
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
11
pendek. Pada umumnya variabel yang digunakan untuk merepresentasikan ukuran
perusahaan adalah Total Aktiva dibagi dengan Total Produk.
2.2.3 Tingkat Profitabilitas (Profitability)
Pecking Order Theory menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai
keuntungan yang besar maka akan mempunyai sumber dana internal yang besar
juga maka perusahaan tersebut akan cenderung memilih menggunakan sumber
dana internal dibandingkan menggunakan sumber dana eksternal seperti utang dan
penerbitan saham baru. Jika pembiayaan eksternal dibutuhkan juga, maka
perusahaan akan memilih menerbitkan bond, lalu hybrid securities, baru memilih
untuk menerbitkan equity. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ozkan (2001), dimana berdasarkan hasil penelitiannya diperoleh bahwa rasio
profitabilitas mempunya koefisien negatif dengan struktur modal. Demikian juga
hasil penelitian oleh Myers (1977), dikatakan bahwa laba perusahaan akan
membuat perusahaan menggunakan laba ditahan sebagai sumber dana dibanding
sumber dana dari luar yakni berupa utang dan ekuitas baru. Menurut penelitian
Rajan dan Zingales (1995), perusahaan dengan laba yang tinggi cenderung untuk
menggunakan proporsi utang yang lebih kecil karena kebutuhan dana dapat
diperoleh dari laba yang ditahan. Oleh karena itu, ada hubungan negatif antara
tingkat profitabilitas dengan leverage perusahaan.
2.3 Faktor-Faktor Makroekonomi yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan
Penelitian untuk mengetahui faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi
keputusan pemilihan struktur modal suatu perusahaan sudah banyak dilakukan.
Namun penelitian-penelitian tersebut kurang memperhatikan bahwa faktor firm
specific dan makroekonomi suatu negara akan mempengaruhi keputusan
pemilihan struktur modal ini. Baru beberapa dekade terakhir ini, berbagai
penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan struktur modal perusahaan di
tiap negara.
Booth et. al (2001) melakukan analisis pada perusahaan di sepuluh
negara berkembang yakni India, Pakistan, Thailand, Malaysia, Turki, Zimbabwe,
Meksiko, Brazil, Yordania dan Korea. Dimana pada penelitiannya, variabel
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
12
makroekonomi yang diteliti adalah stock market value/GDP, liquid
liabilities/GDP, real GDP growth rate, inflation rate dan Miller tax term dan tax
rate, resiko binis, asset tangibility, size, return on asset dan market to book ratio.
Hasil penelitiannya menyatakan perusahaan di negara berkembang tersebut bila
dibandingkan dengan negara maju yakni Amerika Serikat dan negara-negara di
Eropa, memiliki kesamaan yakni dipengaruhi oleh firm specific yang sama.
Namun pengaruh dari GDP growth, inflasi dan pertumbuhan pasar modal antara
negara berkembang dengan negara maju memiliki perbedaan yang signifikan.
Jong et.al. (2008) melakukan analisis komparasi atas pengaruh dari efek
firm-specific dan country-specific pada perusahaan-perusahaan di 42 negara
berkembang dan negara maju. Pada penelitian yang dilakukan, dilakukan
pengujian pengaruh dari faktor-faktor firm-specific yakni firm size, asset
tangibility, profitability, firm risk, dan growth. Selain itu, Analisis pada pengaruh
langsung maupun tidak langsung dari faktor country-specific pada struktur modal
perusahaan di seluruh dunia juga dilakukan. Faktor-faktor country specific
tersebut meliputi legal enforcement, shareholder/creditor right protection,
market/bank-based financial system, stock/bond market development, GDP
growth, inflation dan capital formation. Pada hasil penelitian tersebut, diketahui
bahwa beberapa faktor firm-specific memiliki pengaruh yang cukup signifikan
pada struktur modal di seluruh negara. Demikian juga dengan faktor country-
specific, yakni inflation, trade openness dan legal environment, dimana diketahui
bahwa faktor-faktor tersebut juga memiliki peran yang penting yang dapat
mempengaruhi bentuk struktur modal perusahaan di seluruh dunia.
2.3.1 Tingkat Inflasi
Menurut Blanchard (2006), inflasi adalah proses kenaikan harga-harga
umum barang-barang secara terus menerus. Pada akhirnya harga barang yang ada
akan mengalami kenaikan nilai dari waktu-waktu sebelumnya dan berlaku
dimana-mana dan dalam rentang waktu yang cukup lama. Sedangkan menurut
Samuelson (1998), Inflasi itu sendiri dapat dibagi menjadi tiga bagian yakni
creeping inflation (inflasi merayap), galloping inflation (inflasi menengah) dan
Hyper inflation (inflasi tinggi). Untuk creeping inflation, laju inflasi cukup
rendah, yakni kurang dari 10% per tahun, dimana kenaikan harga berjalan lambat
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
13
dengan persentase yang kecil serta dalam jangka waktu yang relatif lama.
Galloping inflation, ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan
kadang-kadang berjalan dalam waktu yang relatif pendek dimana harga-harga
barang dan jasa pada minggu atau bulan ini lebih tinggi dari minggu atau bulan
yang lalu dan seterusnya. Sedangkan pada inflasi tinggi (hyperinflation), ditandai
dengan kenaikan harga sampai dengan lima atau enam kali lipat dan nilai mata
uang merosot dengan tajam. Inflasi tinggi sangat jarang terjadi, biasanya terjadi
apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanjanya.
Seiring dengan kenaikan harga-harga barang dan jasa tersebut, nilai riil
(intrinsik) mata uang akan turun secara tajam. Suku bunga yang merupakan
instrumen konvensional untuk mengendalikan atau menekan laju pertumbuhan
tingkat inflasi, akan disesuaikan dengan kondisi inflasi tertentu. Kebijakan untuk
meningkatkan suku bunga dalam mengendalikan inflasi akan memberikan
dampak pada preferensi perusahaan untuk menggunakan utang atau modal sendiri
dalam struktur modalnya. Hal ini disebabkan karena tingkat bunga yang tinggi
akan meningkatkan biaya modal (cost of capital) yang disebabkan karena
penggunaan utang. Oleh karena itu apabila tingkat inflasi tinggi, maka perusahaan
akan cenderung memilih menggunakan modal sendiri dibandingkan utang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pao (2007) pada 720
perusahaan high tech di Taiwan dari tahun 2000 sampai dengan 2005, dilakukan
model dengan menggunakan variance components model yang dibuat oleh Fuller
Battese. Ada tiga faktor makroekonomi yang dijadikan variabel bebas untuk
menjelaskan leverage perusahaan pada industri high tech. Faktor tersebut salah
satunya adalah tingkat inflasi yang diukur dengan menggunakan variabel
producers’ price index (PPI). Hasil analisis menyatakan bahwa semakin tinggi
tingkat inflasi perusahaan tersebut, semakin tinggi tingkat suku bunga dan
borrowing costnya. Oleh karena itu, ada hubungan negatif antara tingkat inflasi
dengan struktur modal perusahaan.
2.3.2 Produk Domestik Bruto
Menurut Miles dan Scott (2005), Produk Domestik Bruto (PDB) dapat
diartikan sebagai seluruh nilai dari barang dan jasa yang diproduksi di dalam
suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). Perhitungan
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
14
PDB hanya memperhitungkan total produksi dari suatu negara tanpa
memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi
dalam negeri atau tidak. Berbeda dengan Produk Nasional Bruto (PNB) yang
menghitung pendapatan faktor produksi dengan memperhatikan asal usul faktor
produksi yang digunakan.
Ada dua jenis PDB (Miles dan Scott, 2005) yakni :
PDB nominal (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Berlaku)
Dimana nilai PDB disini tidak memperhatikan pengaruh harga. Nilai PDB
nominal merupakan hasil kali dari total jumlah produksi barang dan jasa
dengan harga saat ini. Sehingga dari pengertian tersebut, PDB nominal dapat
bertambah disebabkan oleh dua hal yakni dengan bertambahnya jumlah
produksi barang dan jasa dan atau kenaikan harga dari barang atau jasa
tersebut.
PDB riil (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Konstan)
Di dalam perhitungan nilai PDB riil, koreksi terhadap nilai PDB nominal
dilakukan, dimana PDB riil memasukkan pengaruh dari harga. Perhitungan
nilai PDB riil adalah dengan mengkalikan antara total jumlah produksi
barang dan jasa dengan harga acuan yang sifatnya konstan. Sehingga pada
akhirnya, kenaikan nilai GDP riil, hanya disebabkan oleh kenaikan jumlah
produksi barang dan jasa pada periode tertentu saja, bukan dikarenakan
kenaikan harga barang dan jasa tersebut.
Menurut Blanchard (2006), PDB riil dapat menginformasikan tentang
economic size dari sebuah negara. Dimana sebuah negara dengan nilai PDBnya
dua kali lipat dibandingkan dengan negara lain, itu berarti kondisi ekonominya
dua kali lebih besar dibandingkan negara lainnya. Untuk menilai kinerja ekonomi
suatu negara, para ahli ekonomi hanya memfokuskan diri pada laju pertumbuhan
dari PDB riilnya, yakni growth PDB. Dimana jika growth PDB nya positif disebut
ekspansi, dan jika growth PDB nya negatif disebut resesi.
Gurcharan (2010), menyatakan bahwa pertumbuhan PDB juga
merupakan salah satu variabel makroekonomi yang penting yang dapat
mempengaruhi struktur modal perusahaan. Dimana dinyatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang dekat dengan kesempatan
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
15
pertumbuhan suatu perusahaan. Dengan pertumbuhan PDB yang tinggi, ini berarti
secara agregat pertumbuhan perusahaan pada umumnya juga cukup tinggi. Seiring
dengan kenaikan pertumbuhan perusahaan, maka perusahaan cenderung memilih
untuk menggunakan modal sendiri dibandingkan utang. Oleh karena itu, ada
hubungan yang saling berlawanan antara pertumbuhan PDB dengan leverage.
Penelitian yang dilakukan oleh Gajurel (2006) pada 100 perusahaan di
Nepal dengan periode analisis dari tahun 1995-2004 menggunakan analisis
multiple regresi pada variabel PDB dan inflasi. Hasil dari penelitian tersebut
diketahui bahwa pertumbuhan PDB memiliki hubungan yang berlawanan dengan
debt ratio dan short term debt ratio. Ini berarti, pada kondisi ekonomi yang baik,
perusahaan lebih memilih long term debt dibandingkan dengan short term
borrowing.
2.3.3 Indeks Harga Saham Gabungan
Pasar modal mempunyai indikator indeks harga saham yang menjadi
pintu gerbang sekaligus barometer utama untuk para investor dalam mengambil
keputusan stratejiknya (Miller dan Scott, 2005). Perhitungan terhadap indeks
harga saham dapat dilakukan dengan berbagai cara dan metode. Yang biasa umum
digunakan adalah perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dimana
indeks tersebut merupakan indeks komposit dari seluruh saham yang tercatat di
BEI. Di dalam perhitungan IHSG, tidak dilakukan pembobotan terhadap saham,
diasumsikan bahwa setiap saham memiliki pengaruh yang sama terhadap
pergerakan harga pasar.
Selain IHSG, ada indeks lain yang sangat berpengaruh adalah LQ-45.
Dimana isinya terdiri dari saham-saham unggulan yang sangat aktif. Indeks
lainnya adalah Kompas 100 yang diterbitkan para analis harian Kompas dan
terdiri dari 100 saham yang dinilai unggul oleh para analis. Indeks-indeks tersebut
diatas dinilai cukup akurat dan responsif terhadap pergerakan pasar IHSG. Ragam
jenis indeks saham memungkinkan para analis dan investor untuk melakukan
penilaian yang lebih objektif terhadap pergerakan pasar.
Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah Nilai Pasar dari total saham
dikali dengan harga di BEJ pada hari tertentu. Sehingga dapat dinyatakan bahwa
perhitungan indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di pasar/bursa
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
16
yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Perhitungan IHSG dilakukan
setiap hari, yakni setelah penutupan perdagangan setiap harinya. Komponen-
komponen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah pertanian, pertambangan,
industri dasar, aneka industri, industri barang konsumsi, properti, infrastruktur,
keuangan dan perdagangan.
Perkembangan sektor perbankan akan mendorong kecenderungan
perusahaan untuk memanfaatkan instrumen utang, sebaliknya pengembangan
pasar modal akan mendorong penggunaan instrumen saham untuk pembiayaan
perusahaan. Di dalam negara berkembang, sektor perbankan akan lebih
berkembang bila dibandingkan dengan pasar modal, sehingga hanya sebagian
kecil perusahaan yang akan menerbitkan saham. Sesuai dengan yang diungkapkan
oleh Jalilvand dan Harris (1984), bahwa kondisi pasar modal dapat mempengaruhi
keputusan struktur modal perusahaan. Dimana dengan menggunakan variabel
tingkat pengembalian saham individu (return on stocks), dapat dinyatakan bahwa
jika return on stocks suatu perusahaan naik, maka perusahaan cenderung akan
menerbitkan ekuitas/saham daripada utang, misalnya dengan melakukan right
issue (hak pemesanan saham terlebih dahulu) yang dapat menambah kas
perusahaan atau stocks split (pemecahan saham) yang dapat lebih mengaktifkan
perusahaan, dibandingkan menerbitkan utang.
Demikian juga menurut hasil penelitian Ritter (1984) dan Pagano et. al
(1998), yang menyatakan bahwa perusahaan akan melakukan penerbitan saham
pada saat harga saham mengalami peningkatan. Perusahaan akan memanfaatkan
momen peningkatan harga yang menyebabkan harga saham pada kelompok
industri tersebut mengalami overvalued. Tobin (1969) juga menyatakan bahwa
peningkatan harga saham membuat replacement cost of capital akan menjadi
lebih murah sehingga akan mendorong perusahaan meningkatkan investasi
melalui penerbitan saham. Oleh karena itu, indikator indeks harga saham
berbanding terbalik dengan leverage perusahaan.
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PERUBAHAN PRODUK
DOMESTIK BRUTO DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN
TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN DI INDONESIA
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Manajemen
CATHARINA WULANDARI RIVAI
0906499114
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
KEKHUSUSAN MANAJEMEN KEUANGAN
JAKARTA
JULI 2011
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia 17
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Dengan menggunakan kerangka pemikiran yang ada, diharapkan dapat
menjelaskan proses penelitian untuk menyajikan korelasi antara variabel-variabel
yang nantinya akan diteliti. Gambar 3.1 merupakan kerangka pemikiran yang
digunakan dalam penelitian ini.
Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran
Sumber : hasil olahan penulis
Dalam melakukan analisis pemilihan struktur modal, sebuah perusahaan
dapat memutuskan apakah akan menggunakan pembiayaan internal atau
pembiayaan eksternal. Dimana pembiayaan internal bisa diperoleh dari internal
cash flow perusahaan tersebut, terutama dari laba yang sudah diperoleh oleh
Variabel Kontrol
Ukuran Perusahaan
Struktur Aset
Profitabilitas
Variabel Utama
PDB
Inflasi
IHSG
Struktur Modal
Perusahaan
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
18
perusahaan tersebut dari periode yang lalu. Sedangkan untuk pembiayaan
eksternal dapat diperoleh dari para kreditur atau dari investor.
Beberapa penelitian sudah dilakukan untuk melakukan analisis faktor-
faktor internal perusahaan apa saja yang dapat mempengaruhi struktur modal
perusahaan pada umumnya. Dimulai dari penelitian oleh Titman dan Wessel
(1988), Mazur (2007) serta Ozkan (2001), ada banyak faktor yang dapat
mempengaruhi pemilihan struktur modal perusahaan tersebut. Beberapa faktor
tersebut diantaranya adalah struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas.
Penelitian-penilitian yang sudah dilakukan untuk mengetahui faktor-
faktor apa yang dapat mempengaruhi keputusan pemilihan struktur modal suatu
perusahaan pada umumnya kurang memperhatikan bahwa faktor firm specific dan
makroekonomi suatu negara. Baru beberapa dekade terakhir ini, berbagai
penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan struktur modal perusahaan di
tiap negara. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan untuk mengetahui faktor
makroekonomi suatu negara yakni penelitian oleh Booth et al (2001), Jong et al
(2008), Pao (2007), dan Bokpin (2009). Berdasarkan hasil penelitiannya diketahui
bahwa selain faktor internal perusahaan, beberapa faktor makroekonomi juga
dapat mempengaruhi pemilihan struktur modal perusahaan. Beberapa faktor
makroekonomi tersebut diantaranya adalah Inflasi, GDP growth rate, dan IHSG.
3.2 Pengembangan Hipotesis
Tujuan dari hipotesis penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa
faktor-faktor makroekonomi juga memiliki peran yang penting dalam
mempengaruhi keputusan manajemen untuk menentukan struktur modal
perusahaannya. Dengan berdasarkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada penelitian-
penelitian tersebut. Pao (2007) melakukan analisis dengan menggunakan regresi
time-series cross-sectional model dan multiple regression model dengan 10
variabel bebas (tujuh faktor internal perusahaan dan tiga faktor makroekonomi)
dengan tujuan untuk menjelaskan bagaimana faktor makroekonomi dapat
mempengaruhi perusahaan high tech dot di Taiwan. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa faktor pasar modal yang diukur dengan variabel rate of return
dari seluruh stock market memiliki hubungan yang negatif dengan struktur modal
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
19
perusahaan, faktor pasar uang yang diukur dengan annual growth rate of money
supply memiliki hubungan yang positif dengan struktur modal, dan tingkat inflasi
yang diukur dengan Producers’ Price Index memiliki hubungan yang negatif
dengan struktur modal perusahaan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Pao,
semakin tinggi tingkat inflasi di suatu negara, maka tingkat suku bunga akan
meningkat, dan akhirnya perusahaan akan lebih memilih untuk mengurangi
pinjaman dari pihak kreditur. Hipotesis penelitian pertama adalah :
Ha1 : Tingkat inflasi akan berpengaruh negatif terhadap Debt to Asset Ratio
Ho1 : Tingkat inflasi akan berpengaruh positif terhadap Debt to Asset Ratio
Gajurel (2006) juga melakukan analisis dengan menggunakan multiple
regression model dengan menggunakan 3 variabel bebas yakni GDP growth rate,
inflation rate, dan rasio dari capital market capitalization to GDP. Penelitian ini
bertujuan untuk menjelaskan bahwa faktor makroekonomi dapat mempengaruhi
struktur modal perusahaan di Nepal. Dengan mengambil data dari 100 perusahaan
go public dari tahun 1995-2004, diperoleh hasil bahwa GDP growth rate memiliki
hubungan yang negatif dengan struktur modal perusahaan. Sedangkan untuk
tingkat inflasi memiliki hubungan yang negatif dengan total rasio utang. Untuk
market capitalization memiliki hubungan yang positif dengan rasio utang
perusahaan. Dengan penelitian di atas, terkhusus untuk variabel GDP growth rate,
dengan adanya hubungan yang negatif diantara variabel tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi di suatu negara
pada umumnya perusahaan di negara tersebut akan cenderung memilih
menggunakan dana dari internal dibandingkan meminjam dana dari pihak
eksternal. Hipotesis penelitian kedua adalah :
Ha2 : Perubahan PDB akan berpengaruh negatif terhadap Debt to Asset Ratio
Ho2 : Perubahan PDB akan berpengaruh positif terhadap Debt to Asset Ratio
Pagano et.al (1998) melakukan analisis dengan menggunakan data dari
2,181 perusahaan di Italia pada periode analisis tahun 1982-1992. Penelitian ini
menggunakan multiple regression model yang menganalisis faktor-faktor
determinasi yang mempengaruhi IPO suatu perusahaan. Salah satu faktor yang
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
20
dianalisis adalah median market to book ratio dari perusahaan publik di industri
yang sama. Berdasarkan hasil penelitiannya, diketahui bahwa median market to
book ratio, sebagai salah satu variabel untuk menunjukkan adanya growth
opportunities yang cukup tinggi di suatu industri, memiliki hubungan yang positif
dengan IPO perusahaan. Pao (2007) juga melakukan analisis terhadap faktor pasar
modal yang ditandai dengan variabel rate of return dari semua saham yang
tercatat di bursa Taiwan. Hasil penelitiannya dinyatakan bahwa faktor pasar
modal memiliki hubungan yang negatif dengan struktur modal perusahaan. Selain
variabel market to book ratio dan rate of return, variabel IHSG juga dapat
menjadi salah satu penunjuk faktor pasar modal di suatu negara. Dimana dengan
semakin besarnya kenaikan IHSG, maka perusahaan cenderung lebih memilih
untuk menggunakan sarana equity sebagai sumber pendanaan bagi investasi
mereka ke depannya. Oleh karena itu, hipotesis penelitian ketiga adalah :
Ha3 : Perubahan IHSG akan berpengaruh negatif terhadap Debt to Asset
Ratio
Ho3 : Perubahan IHSG akan berpengaruh positif terhadap Debt to Asset
Ratio
3.3 Model Penelitian
Penelitian ditujukan untuk mencari faktor determinasi dari bentuk
struktur umumnya perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan menggunakan
salah satu alat statistik yaitu regresi berganda (multiple regression). Dalam regresi
ini yang akan menjadi variabel terkait adalah struktur modal itu sendiri yang
dicerminkan oleh rasio utang terhadap modal perusahaan atau Debt to Asset Ratio.
Sedangkan variabel bebas yang diperkirakan mempengaruhi terbentuknya rasio
leverage perusahaan diambil dari hasil uji penelitian yang telah dilakukan oleh
beberapa peneliti dari seluruh dunia. Beberapa variabel terikat yang akan dipakai
dalam pengujian adalah variabel-variabel makroekonomi yang diperkirakan dapat
mempengaruhi bentuk struktur modal perusahaan-perusahaan Indonesia.
Variabel-variabel makroekonomi tersebut yakni tingkat inflasi, PDB, dan IHSG.
Dalam regresi yang diperoleh nantinya, diharapkan dapat memberikan
gambaran, variabel-variabel mana yang memang mempengaruhi perusahaan di
Indonesia pada umumnya dalam menentukan struktur modal serta mendapatkan
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
21
variabel-variabel mana yang ternyata tidak sama sekali berpengaruh bagi
perusahaan di Indonesia. Model regresi berganda ini dapat dituliskan sebagai
berikut :
DARit = αit + β1 INFt + β2 PDBt + β3 IHSGt + β4 ASSETit+ β5 SIZEit+ β6 PROFITit + εt .........(3.1)
Dimana :
DARit : Rasio besarnya utang terhadap total aset (debt to asset
ratio) perusahaan i pada tahun t
INF : Tingkat Inflasi rata-rata pada akhir tahun t
PDB : GDP growth rate pada akhir tahun t
IHSG : Return IHSG pada akhir tahun t
ASSET : Struktur Aset Perusahaan berdasarkan Total Aset Tetap
dibagi dengan Total Aset Perusahaan i pada akhir tahun t
SIZE : Ukuran Perusahaan berdasarkan logaritma natural dari total
penjualan perusahaan i pada akhir tahun t
PROFIT : Tingkat laba perusahaan berdasarkan laba bersih
perusahaan dibagi dengan total aset perusahaan i pada akhir
tahun t
3.4 Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan dijelaskan secara terperinci mengenai variabel-
variabel yang digunakan di dalam penelitian ini, mencakup variabel independen
(variabel bebas), variabel dependen (variabel terikat), dan variabel kontrol.
Variabel ini ditentukan berdasarkan kerangka konsep, tujuan dan hipotesis
penelitian.
3.4.1 Variabel Dependen : Rasio Utang terhadap Aset Perusahaan (debt to
asset ratio)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau dijelaskan oleh
variabel independen. Pada penelitian ini, yang merupakan variabel dependen
adalah struktur modal perusahaan (leverage). Cara menghitung struktur modal
disini sesuai dengan definisi Titman dan Wessels (1988) dan Pao (2007), yaitu
total utang jangka pendek, total utang jangka panjang dan total utang konversi
(apabila ada) masing-masing dibagi dengan total aset. Sedangkan berdasarkan
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
22
Rajan dan Zingales (1995), dinyatakan bahwa total utang dapat mencerminkan
rasio leverage yang sesungguhnya, karena dengan menggunakan total utang
(termasuk payable), sudah mencerminkan penggunaan bukan hanya untuk
pembiayaan (financing) saja namun juga untuk transaksi usaha. Berdasarkan
penelitian-penelitian tersebut, maka data atas variabel terikat tersebut dapat
diperoleh dari laporan keuangan akhir tahun dari tiap perusahaan yang dipilih
sebagai sampel. Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk variabel terikat
berdasarkan Titman dan Wessel (1988) :
DAR = (Utang jangka pendek & panjangit + Utang konversiit) ...........(3.2)
Total Aset
3.4.2 Variabel Utama
Variabel utama adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel dependen.Variabel utama juga dinamakan dengan variabel yang diduga
sebagai sebab/penyebab dari variabel dependen, yakni variabel yang diduga
sebagai akibat. Pada penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah
tingkat inflasi, PDB , dan IHSG.
3.4.2.1 Inflasi
Inflasi merupakan perubahan harga secara agregat. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Gajurel (2006), variabel Inflasi menggunakan
proxy presentase perubahan Consumer Price Index dari tahun ke tahun
selanjutnya. Sedangkan di Indonesia data perhitungan inflasi didapat dari
perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang disediakan Badan Pusat Statistik
(BPS). Dimana inflasi dihitung dengan indeks Laspreyes yang dimodifikasi dan
diturunkan akan membentuk rumus sebagai berikut :
Inflation rate = .................................................................(3.3)
Dimana:
Inflation rate = presentase perubahan Indeks Harga Konsumen dari akhir tahun
t-1 menjadi Indeks Harga Konsumen pada akhir tahun t
( IHKt – IHKt-1 )
IHKt
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
23
IHKn = Indeks Harga Konsumen pada akhir tahun t
IHKn-1 = Indeks Harga Konsumen pada akhir tahun t-1
Data inflasi tersebut akan dihitung oleh Biro Pusat Statistik dan diumumkan
kepada masyarakat umum. Data inflasi dari BPS akan digunakan dalam penelitian
ini.
3.4.2.2 Produk Domestik Bruto (PDB)
Angka pertumbuhan PDB riil menyatakan nilai barang dan jasa akhir
pada tahun berjalan dengan menggunakan harga acuan yang bersifat konstan.
Tahun berjalan artinya kita tidak memperhitungkan barang-barang yang
diproduksi pada tahun sebelumnya. Barang dan jasa akhir artinya tidak
diperhitungkannya bahan baku dan bahan setengah jadi yang dipergunakan
sebagai input pada produksi tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Gajurel (2006), variabel PDB dihitung berdasarkan proxy presentase perubahan
GDP constant price dari tahun ke tahun selanjutnya. Untuk penelitian ini,
pendapatan nasional / PDB diperoleh dari Laporan bulanan Biro Pusat Statistik
yang dimodifikasi dan diturunkan menjadi sebagai berikut :
GDP Growth rate = .................................................(3.4)
Dimana :
GDP Growth Rate = Rasio Perubahan PDB
GDPt = nilai GDP constant price pada akhir tahun t
GDPt-1 = nilai GDP constant price pada akhir tahun t-1
3.4.2.3 Indeks Harga Saham Gabungan
Indikator Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) digunakan untuk
mewakili kondisi rate of return pasar secara agregat. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Pao (2007), untuk menghitung variabel capital market factor,
digunakan lah proxy rate of return dari semua saham di pasar modal. Untuk
memperhitungkan rate of return dari pasar modal bisa menggunakan berbagai
cara. Salah satu cara yang biasa digunakan adalah return IHSG. Dimana dalam
( GDPt – GDPt - 1 )
GDPt-1
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
24
perhitungannya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Suryaningrum dan
Hartono, 2000) :
RIHSG = .....................................................................(3.5)
Dimana :
RIHSG = return IHSG
Pt = nilai IHSG pada akhir tahun t
Pt-1 = nilai IHSG pada akhir tahun t-1
Data Indeks Harga Saham Gabungan tersebut diumumkan kepada msyarakat
umum dari waktu ke waktu oleh Bursa Efek Indonesia. Data Indeks Harga Saham
Gabungan setiap akhir tahun dari Bursa Efek Indonesia akan digunakan dalam
penelitian ini.
3.4.3 Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah peubah yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati. Variabel kontrol ini sering
digunakan dalam penelitian komparatif, yang bersifat melakukan perbandingan
(Prihantoro, 2006)
3.4.3.1 Struktur Aset
Perusahaan yang memiliki banyak aset tetap dapat meningkatkan
kepercayaan dari pihak pemberi utang (kreditor). Mazur (2007) menyatakan
bahwa aktiva tetap yang dimiliki perusahaan pada umumnya akan dijadikan
sebagai agunan untuk diserahkan kepada pihak kreditor. Pada dasarnya yang
dapat dikategorikan sebagai aktiva perusahaan adalah Aktiva Lancar dan Aktiva
Tidak Lancar. Dimana Aktiva Lancar adalah aktiva yang dapat dengan cepat
berubah menjadi kas melalui operating cycle dari perusahaan. Yang termasuk ke
dalam akun aktiva lancar adalah kas dan setara kas, marketable securities,
piutang, persediaan, dan prepaid expenses. Sedangkan yang termasuk dalam
aktiva tidak lancar (aktiva tetap) adalah aktiva yang yang diharapkan akan
( Pt – Pt - 1 )
Pt-1
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
25
memberikan keuntungan pada perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Termasuk
di dalam akun aktiva tetap adalah properti, plant, mesin dan peralatan, intangible
asset, investasi dan deffered charges. Menurut Kehinde dan Mosaku (2006),
struktur aset dari sebuah perusahaan merupakan perbandingan antara total Aset
Tetap dibandingkan dengan Total Asset per akhir tahun t. Berdasarkan rasio
tersebut dapat diindikasikan bahwa seberapa besar aset yang berwujud yang dapat
digunakan sebagai jaminan untuk mendapatkan utang. Flor (2002) menyatakan
bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki komposisi real asset yang tinggi,
memiliki tingkat kepercayaan diri dari pihak kreditur untuk meningkatkan
kapasitas pinjamannya. Hal ini berhubungan dengan ketersediaan dari real asset
yang dapat digunakan sebagai jaminan bagi para krediturnya. Dari pernyataan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki tangible fixed asset
yang tinggi, memiliki kemampuan untuk meningkatkan utang lebih besar
dibandingkan perusahaan yang memiliki fixed asset lebih kecil. Oleh karena itu,
struktur aset memiliki hubungan yang positif dengan Debt to asset ratio.
Sesuai hasil penelitian dari Kehinde dan Mosaku (2006), maka untuk
menghitung struktur aset dapat digunakan rumus :
Struktur Aset = Total Aset Tetap ........................ ..............................................(3.6)
Total Aset
3.4.3.2 Ukuran Perusahaan
Ukuran sebuah perusahan merupakan salah satu faktor penting yang
dapat mempengaruhi struktur modal sebuah perusahaan. Sesuai dengan hasil
penelitian dari Titman dan Wessel (1988) dan Mazur (2007), perusahaan dengan
size yang besar akan memiliki akses yang jauh lebih mudah untuk masuk ke
dalam pasar modal dan atau meminjam dengan kondisi yang lebih
menguntungkan. Mazur (2007) menjelaskan lebih lanjut bahwa hubungan antara
ukuran perusahaan dengan struktur modal, bergantung pada jenis dari utang yang
ada, dimana ada hubungan yang positif antara ukuran perusahaan dengan utang
jangka panjang, dan hubungan yang negatif dengan utang jangka pendek. Sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Titman dan Wessel (1988), untuk
menghitung variabel ukuran perusahaan, digunakan rumus :
Ukuran perusahaan = log natural (Total Sales) ................................................(3.7)
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
26
3.4.3.3 Profitabilitas
Korelasi antara profabilitas dengan Debt to Asset Ratio perusahaan bisa
berbentuk hubungan yang positif maupun negatif. Hubungan yang positif terjadi
dimana perusahan dengan profitabilitas (free cash flow) yang tinggi cenderung
untuk membeli perusahaan lain dengan menerbitkan utang sehingga selain akan
meningkatkan profitabilitas perusahaan juga akan meningkatkan leverage
perusahaan (Jensen, 1986). Sedangkan hubungan negatif antara profitabilitas
dengan Debt to Asset Ratio, seperti pada model dari Myers dan Majluf (1984)
dengan pecking order hypothesis. Dalam model ini dikatakan bahwa dengan
asumsi kondisi penyebaran informasi yang tidak sama (asymmetries information)
dapat menyebabkan perusahaan lebih menyukai pembiayaan internal daripada
eksternal, sehingga menyebabkan rasio leverage yang rendah bagi perusahaan.
Untuk perhitungan variabel profitability, sesuai dengan hasil penelitian oleh
Bokpin (2009), digunakanlah parameter Return on Asset (ROA), dimana
rumusnya adalah sebagai berikut :
Return on Asset = Net Profit .......................... ................ .................................(3.8)
Total Asset
3.5 Pengujian Empiris
Pengujian empiris dengan menggunakan model regresi dengan metode
data panel akan dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut.
3.5.1 Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran
umum mengenai nilai rata-rata (mean), sample median, nilai penyebaran variasi
pada data (standar deviasi), serta distribusi (nilai minimum dan nilai maksimum)
dari setiap variabel yang digunakan dalam model penelitian. Dan analisis statistik
deskriptif yang dilakukan akan dapat dilihat karakteristik dan kewajaran data
observasi yang digunakan untuk masing-masing variabel tersebut.
3.5.2 Analisis Regresi
Dalam penelitian ini pengolahan data menggunakan analisis regresi
dengan metode data panel. Adapun pengolahan data penelitian dilakukan dengan
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
27
menggunakan software SPSS 17 dan EVIEWS 7. Sebelum melakukan estimasi
persamaan regresi, akan dilakukan beberapa pengujian terlebih dahulu, yaitu uji
normalitas data, uji statistik, dan uji asumsi klasik dengan kriteria ekonometrika.
Uji statistik bertujuan utnuk melihat signifikansi dari model secara keseluruhan,
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, dan
melihat besaran R2 untuk menegtahui berapa % garis regresi mampu mewakili
penyebaran data variabel dependen. Selanjutnya akan dilakukan pengujian asumsi
klasik dengan kriteria ekonometrika, karena sebelum melakukan estimasi
persamaan regresi, setiap estimasi ekonometri harus dibersihkan dari
penyimpangan terhadap asumsi dasar yang diharapkan (Gujarati, 2003). Ada tiga
masalah utama yang sering kali muncul yang dapat mengakibatkan tidak
terpenuhinya asumsi dasar, yaitu : heteroskedastisitas, autokorelasi, dan
multikolinieritas. Jika semua asumsi terpenuhi, maka penduga (estimator) yang
diperoleh akan memiliki nilai parameter yang BLUE (Best Linier Unbiased
Estimator). Sedangkan, jika asumsi tidak terpenuhi atau terjadi pelanggaran, maka
penduga tidak memiliki nilai parameter yang BLUE, sehingga perhitungan-
perhitungan yang dilakukan dapat menjadi kesalahan yang serius dan dapat
menyesatkan dalam interpretasi (Nachrowi dan Usman, 2006). Hasil yang
disajikan dalam penelitian ini adalah hasil regresi yang sudah memenuhi asumsi-
asumsi tersebut.
3.5.3 Data Panel
Data panel atau pooled data adalah sebuha set data yang berisi data
sampel individu pada sebuah periode waktu tertentu. Dengan kata lain, data panel
adalah gabungan antara data cross-section dengan data time-series. Simbol yang
dgunakan adalah t untuk periode observasi, dan n untuk unit cross-section yang
diobservasi. Proses pembentukan data panel adalah dengan cara
mengkombinasikan unit-unit time series dengan cross section sehingga
terbentuklah suatu kumpulan data. Proses itu sendiri disebut pooling. Data panel
dapat diolah jika memiliki kriteria t > 1 dan n > 1. Jika t = 1 dan n > 1, maka
disebut time series murni. Sedangkan jika t > 1 dan n = 1 disebut cross section
murni. Jika jumlah periode observasi sama banyaknya untuk setiap unit cross
section, maka dinamakan balanced panel. Sebaliknya, apabila jumlah periode
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
28
observasi tidak sama untuk tiap-tiap unit cross section, maka disebut unbalanced
panel.
Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan data panel adalah
kemampuan untuk menyediakan data yang lebih banyak sehingga akan
menghasilkan degree of freedom yang lebih besar, sehingga variasi koefisien
menjadi efisien dan koefisien nilai menjadi lebih stabil (Hsiao, 1986). Selain itu,
dengan penggabungan data cross section dan time series dapat mengatasi masalah
yang timbul ketika ada masalah penghilangan variabel (Widarjono,2009).
Menurut penelitian Bokpin (2009), dinyatakan bahwa dengan menggunakan
model data panel, dapat memfasilitasi dampak yang tidak dapat dideteksi jika
hanya menggunakan regresi cross section atau regresi time series.
Penentuan model yang digunakan, didasarkan pada argumentasi
Nachrowi dan Usman (2006), yaitu jika data panel yang dimiliki mempunyai
jumlah unit time series (t) lebih kecil dibandingkan dengan jumlah unit cross
section (n), maka disarankan untuk menggunakan model Random Effect. Random
Effects Model (Error Component Model) mengasumsikan bahwa komponen error
individu tidak berkorelasi satu sama lain dan komponen error waktu juga tidak
berkorelasi (no autocorelation) (Greene, 1997). Dalam model ini, parameter-
parameter yang berbeda antar individu maupun antar waktu dimasukkan ke dalam
error. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi proses pendugaan Ordinary
Least Square (OLS).
3.5.4 Uji Korelasi Variabel model Penelitian (Uji Korelasi Pearson)
Untuk melihat tingkat signifikansi keeratan hubungan antara satu
variabel dengan variabel alinnya yang digunakan dalam model penelitian,
dilakukan uji korelasi Pearson. Dimana pengukuran asosiasi ini menggunakan
nilai numerik untuk mengetahui tingkat asosiasi atau kekuatan hubungan antara
variabel. Dua variabel dikatakan berasosiasi jika perilaku variabel yang satu
mempengaruhi variabel yang lain. Jika tidak terjadi pengaruh, maka kedua
variabel tersebut disebut independen. Korelasi bermanfaat untuk mengukur
kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan
skala-skala tertentu, untuk uji korelasi Pearson data harus berskala interval atau
rasio. Kuat lemahnya hubungan antara variabel diukur diantara range 0 sampai
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
29
dengan 1. Korelasi mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis dua arah.
Korelasi searah jika nilai koefisien korelasi ditemukan positif, sebaliknya jika
nilai koefisien korelasi negatif, korelasi disebut tidak searah. Sedangkan yang
dimaksud dengan koefisien korelasi adalah suatu pengukuran statistik asosiasi
antara dua variabel. Jika koefisien korelasi diketemukan tidak sama dengan nol,
maka terdapat ketergantungan antara dua variabel tersebut. Jika koefisien korelasi
diketemukan +1, maka hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau
hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope) positif. Jika koefisien
korelasi diketemukan -1, maka hubungan tersebut disebut sebagai korelasi
sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope) negatif.
3.5.5 Pengujian Model
3.5.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen, keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara (Nachrowi dan
Usman, 2006), yaitu :
Dengan membuat grafik histogram dari residual. Jika residual mengikuti
distribusi normal, maka histogram akan berbentuk kurva yang menyerupai bel
(bell-shaped).
Dengan menggunakan normal probability plot dari standardized residual. Jika
titik-titik (gradien antara probabilita kumulatif observasi dan probabilitas
kumulatif harapan) berada di sepanjang garis, maka residual mengikuti
distribusi normal.
Selain kedua cara tersebut, ada cara lain untuk menguji normalitas data,
yakni dengan melihat bentuk kurva pendekatan distribusi empirisnya, yaitu
dengan menghitung nilai skewness (kemencengan) dan kurtosis (keruncingan)
kemudian membandingkan dengan distribusi normal. Skewness adalah derajat
ketidaksimetrisan suatu distribusi. Jika kurva frekuensi suatu distribusi memiliki
ekor yang lebih memanjang ke kanan (dilihat dari meannya) maka dikatakan
menceng kanan (positif) dan jika sebaliknya maka menceng kiri (negatif).
Sedangkan kurtosis adalah derajat keruncingan suatu distribusi. Distribusi normal
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
30
menurut Gujarati (2003) memiliki skewness 0 (nol) dan kurtosis sama dengan 3
(tiga).
3.5.5.2 Uji Asumsi Klasik – Kriteria Pengujian Ekonometrika
Sebelum melakukan estimasi persamaan regresi, setiap estimasi
ekonometri harus dibersihkan dari penyimpangan terhadap asumsi dasar yang
diharapkan (Gujarati, 2003). Terdapat tiga masalah utama yang seringkali muncul
yang dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya asumsi dasar, yaitu
heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinieritas. Jika semua terpenuhi,
maka estimator yang diperoleh akan memiliki nilai parameter yang BLUE (Best
Linear Unbiased Estimator). Sedangkan, jika asumsi tidak terpenuhi, maka tidak
menghasilkan nilai parameter yang BLUE. Jika terjadi pelanggaran maka
perhitungan-perhitungan yang dilakukan dapat menjadi kesalahan yang serius
sehingga dapat menyesatkan dalam interpretasi (Nachrowi dan Usman, 2006).
a. Uji Heteroskedastisitas
Pada model regresi menggunakan asumsi bahwa variabel gangguan (ei)
mempunyai rata-rata nol atau E(ei) =0, mempunyai varian yang konstan atau Var
(ei) = σ2 dan variabel gangguan tidak saling berhubungan antara satu obeservasi
dengan observasi lainnya atau Cov (ei, ej) = 0 sehingga menghasilkan estimator
yang BLUE. Salah satu asumsi penting yang harus dibangun dalam model regresi
berganda adalah abhwa varian bersifat homokesdastisitas. Dalam kenyataannya
seringkali varian variabel gangguan adalah tidak konstan atau disebut dengan
heteroskedastisitas. Bila asumsi ini tidak terpenuhi, maka varians dari estimasi
yang dihasilkan akan menjadi besar, sehingga walaupun model yang dihasilkan
memberikan koefisien regresi yang tidak bias, namun buka merupakan penduga
yang baik (Gujarati, 2003).
Dalam uji heteroskedastisitas, digunakan metode White yang merupakan
pengembangan sebuah metode yang tidak memerlukan asumsi tentang adanya
normalitas pada variabel gangguan. Langkah uji White adalah sebagai berikut :
Dari model persamaan yang ada, dapatkan residualnya (ui)
Lakukan regresi pada persamaan regresi auxiliary yang tidak menggunakan
perkalian antar variabel independen (no cross term)
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
31
Hipotesis nol dalam uji ini adalah tidak ada heteroskedastisitas. Uji White
didasarkan pada jumlah sampel (n) dikalikan dengan R2 yang akan mengikuti
distribusi chi-squares dengan degree of freedom sebanyak variabel independen
tidak termasuk konstanta dalam regresi auxiliary.
Jika nilai chi-squares hitung (n. R2) lebih besar dari nilai χ
2 kritis dengan
derajat kepercayaan tertentu (α) maka ada heteroskedastisitas dan sebaliknya
jika chi-squares hitung lebih kecil dari nilai χ2 kritis menunjukkan tidak
adanya heteroskedastisitas
b. Uji Multikolinieritas
Dalam pembahasan model regresi, salah satu asumsi yang digunakan
adalah tidak ada hubungan linier antara variabel independen. Adanya hubungan
antara variabel independen dalam satu regresi disebut dengan multikolinieritas.
Oleh karena itu, uji multikolinieritas diperlukan. Konsekuensi dari adanya
multikolinieritas adalah koefisien regresi menjadi tidak dapat diestimasi dan nilai
standart error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Selain itu dapat
berdampak pada berkurangnya kekuatan prediksi variabel bebas karena telah
terwakili oleh variabel bebas yang lain, semakin besar tingkat collinearity maka
semakin kecil kekuatan prediksi dari suatu variabel bebas. Untuk mengetahui ada
tidaknya multikolinieritas antara variabel bebas dalam regresi berganda dapat
melalui metode Variance Inflation Factor (VIF), Rumus untuk menghitung VIF
adalah (Nachrowi dan Usman, 2006) :
TOL = 1 , TOL = nilai tolerance ............................................................(3.9)
VIFi
Apabila variabel independen mempunyai VIF > 10 dan nilai tolerance <
0,1 maka hal ini menunjukkan adanya masalah mutikolinieritas. Selain itu,
multikolinieritas dapat dideteksi dengan menuji koefisien korelasi (r) antar
variabel independen. Jika koefisien korelasi lebih besar dari 0,85 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel tersebut memiliki masalah multikolinieritas. Jika
terjadi masalah multikolinieritas, maka terdapat beberapa cara untuk
mengatasinya. Pertama, dengan cara menambah jumlah data. Kedua,
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
32
menghilangkan satu atau lebih variabel bebas (independen) yang mempunyai
korelasi tertinggi dari model regresi tersebut.
c. Uji Autokorelasi
Asumsi lain yang harus diuji dalam model regresi adalah tidak adanya
korelasi antar variabel gangguan satu observasi dengan observasi lain atau dikenal
dengan istilah autokorelasi. Dalam menganalisis data runtut waktu diduga
seringkali mengandung unsur autokorelasi. Sebagian besar dari data time series
menunjukkan adanya autokorelasi positif daripada aitokorelasi negatif. Hal ini
terjadi karena data time series seringkali menunjukkan adanya trend yang sama
yaitu adanya kesamaan pergerakan naik dan turun.
Adanya autokorelasi dapat diuji dengan cara menghitung Durbin Watson
Statistic. Salah satu penyebab terjadinya bias atau tidak efisiennya hasil yang
diperoleh dalam pengolahan data seringkali karena data tersebut mengandung
autokorelasi, dimana data-data yang berdekatan menjadi menyesatkan karena
adanya pengaruh dari data itu sendiri. Bila terjadi hal itu, maka garis regresi yang
terbentuk bukan merupakan garis regresi yang sesungguhnya, tetapi karena
adanya error pada periode sekarang yang diperngaruhi oleh error pada periode
lalu.
Untuk memastikan ada tidaknya masalah autokorelasi dalam suatu
model regresi, perlu dilakukan uji autokorelasi, yang menguji apakah dalam
model regresi linear terdapat korelasi antara error pada periode t dengan error
pada periode t-1 (sebelumnya), suatu model yang baik harusnya tidak
mengandung autokorelasi. Untuk mendeteksi apakah dalam data tersebut terdapat
masalah autokorelasi atau tidak, dapat digunakan rujukan angka D-W (Durbin-
Watson). Rujukan angka D-W itu dilakukan dengan membandingkan nilai d yang
dihitung dengan nilai d1 dan du dari tabel Durbin-Watson.
Interpretasi atas hal tersebut menggunakan rujukan sebagai berikut :
Bila d < d1, berarti ada autokorelasi positif, maka H0 ditolak
Bila d1 < d < du, berarti tidak diketahui apakah model mengandung
autokorelasi atau tidak
Bila du < d < d1, berarti tidak ada autokorelasi positif maupun negatif
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
33
Bila 1 – du < d < 4 – d1, berarti tidak diketahui apakah model mengandung
autokorelasi atau tidak
Bila du > 4 – d1, maka terdapat autokorelasi negatif
3.5.5.3 Uji Asumsi Klasik – Kriteria Pengujian Statistik
Dalam pengujian statistik, yang diuji adalah uji Goodness of Fit (R2), uji
global (Uji-F atau Chi-Square), dan uji signifikansi parsial (Uji-t). Untuk
meyakinkan bahwa nilai koefisien regresi secara statistik tidak sama dengan 0,
maka semua koefisien regresi harus diuji. Ada dua jenis uji hipotesis terhadap
koefisien regresi yang dapat dilakukan, yaitu uji global (Uji-F atau Chi-Square)
dan uji signifikansi parsial atau uji signifikansi masing-masing variable
independen (Uji-t). Tujuan dari uji signifikansi dilakukan untuk menunjukkan
tingkat variabel tidak bebas, dengan menganggap variabel bebas lain konstan.
a. Uji Goodness of Fit (R2)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa baik garis regresi
menjelaskan datanya, dimana jika semua data terletak pada garis regresi atau
dengan kata lain semua nilai residual adalah nol maka akan diperoleh sebuah garis
regresi yang sempurna. Namun garis regresi yang sempurna ini jarang terjadi.
Pada umumnya yang terjadi adalah residual bisa positif maupun negatif. Yang
diharapkan adalah diperoleh semuah garis regresi yang dapat menyebabkan
residualnya sekecil mungkin. Dalam mengukur seberapa baik garis regresi cocok
dengan datanya digunakanlah konsep koefisien determinasi (R2). R
2
mencerminkan seberapa besar perubahan yang terjadi pada variabel dependen
dapat dijelaskan oleh perubahan yang terjadi pada variabel-variabel
indedependennya. Besarnya nilai koefisien deterninasi ini berada di antara 0 dan
1, dimana R2 = 1 berarti bahwa variasi dari variabel dependen dapat diterangkan
secara keseluruhan oleh variabel independen. Nilai R2 yang kecil menunjukkan
bahwa kemampuan variabel independen dalam model untuk menjelaskan
perubahan pada variabel dependen rendah, ini berarti bahwa masih banyak
variabel-variabel lain yang tidak terdapat dalam model yang lebih mempengaruhi
variabel dependen.
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
34
b. Uji Global (Uji F)
Di dalam model regresi berganda dimana variabel independennya lebih
dari satu, harus dilakukan evaluasi pengaruh semua variabel independen terhadap
variabel dependen dengan uji F. Dimana apabila p-value dalam Uji F < α, maka
tolak H0 atau terima H1, atau hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan dari variabel-variabel independen dalma model terhadap variabel
dependen diterima.
Walaupun uji F menunjukkan adanya penolakan H0 yang menunjukkan
bahwa secara bersama-sama semua variabel independen mempengaruhi variabel
dependennya, namun hal ini bukan berarti secar aindividual variabel independen
mempengaruhi dependen melalui uji t. Keadaan ini terjadi karena kemungkinan
adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen. Kondisi ini menyebabkan
standard error yang sangat tinggi dan rendahnya nilai t hitung meskipun model
secara umum mampu menjelaskan data dengan baik.
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh dari masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk menguji
apakah secara individu (masing-masing) variabel independen mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Selain itu, Uji t adalah
pengujian koefisien regresi masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Apabila p-value dalam Uji t < α, maka tolak H0 atau
terima H1, atau hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel independen diterima.
3.6 Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang akan dijadikan obyek untuk diteliti adalah
perusahaan yang terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode
penelitian adalah dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Untuk teknik yang
digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik purposive sampling, yaitu
pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria-kriteria
yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini :
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
35
Perusahaan merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
periode 2000 sampai dengan 2009 dan memiliki masa listing sejak tanggal 31
Desember 2000
Perusahaan bukan merupakan perusahaan yang termasuk dalam institusi dan
lembaga keuangan, termasuk di dalamnya : perbankan, jasa keuangan dan
asuransi. Hal ini disebabkan karena industri ini sangat highly regulated dan
juga memiliki format standar laporan keuangan yang berbeda dengan industri
lainnya, sehingga apabila dimasukkan dapat menimbulkan bias pada hasil
penelitian.
Selama periode pengamatan, perusahaan tersebut masih tercatat di Bursa Efek
Indonesia sampai dengan tanggal 31 Desember 2009 dan tidak pernah terkena
delisting, tidak menjalani masa suspend ataupun go private, serta masih aktif
diperdagangkan.
Data yang digunakan merupakan data sekunder yang ditampilkan dalam
laporan keuangan yang disajikan secara lengkap.
3.7 Pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk keperluan penelitian
ini adalah merupakan data sekunder yang diperoleh melalui :
Laporan keuangan tahunan (annual report) periode 2000 sampai dengan 2009
yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2009 dan
2010, website BEI, dan website perusahaan
Tingkat inflasi, PDB , IHSG dan Suku bunga SBI periode tahun 2000 sampai
dengan 2009, diperoleh dari Laporan Biro pusat Statistik 2010 dan website
Bank Indonesia dan IMF.
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PERUBAHAN PRODUK
DOMESTIK BRUTO DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN
TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN DI INDONESIA
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Manajemen
CATHARINA WULANDARI RIVAI
0906499114
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
KEKHUSUSAN MANAJEMEN KEUANGAN
JAKARTA
JULI 2011
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia 36
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perusahaan-
perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode
tahun 2000 – 2009. Pengujian model penelitian dilakukan menggunakan regresi
data panel (balanced panel), oleh karena itu sampel yang diambil hanyalah
perusahaan-perusahaan yang mempunyai data dari tahun 2000 sampai 2009 secara
terus menerus. Diperoleh data balanced panel sebanyak 206 perusahaan yang
memiliki data lengkap untuk periode 2000 – 2009 dan memenuhi seluruh kriteria.
Rincian nama perusahaan yang masuk sebagai sampel disajikan pada Lampiran 1.
Adapun prosedur penetapan sampel ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Prosedur Penetapan Sampel
Tahapan Kriteria Penetapan Sampel Jumlah
1 Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) dari tahun 2000 - 2009
240
2 Perusahaan yang bergerak di industri keuangan (33)
3 Perusahaan yang memiliki data tidak lengkap (1)
4 Jumlah sampel yang memenuhi kriteria 206
Sumber : data hasil pengolahan
Total sampel balanced panel adalah sebanyak 206 perusahaan selama 10 tahun
berturut-turut atau berjumlah 2060 tahun-perusahaan.
Distribusi sampel perusahaan berdasarkan industri disajikan pada Tabel
4.2 berikut ini:
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
37
Tabel 4.2 Distribusi Perusahaan Sampel Berdasarkan Industri
No Industri Jumlah Presentase
1 Pertanian 8 3,88%
2 Pertambangan 10 4,85%
3 Industri Dasar dan Kimia 42 20,39%
4 Aneka Industri 35 16,99%
5 Industri Barang Konsumsi 29 14,08%
6 Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi 27 13,11%
7 Properti, Real Estat dan Konstruksi 11 5,34%
8 Perdagangan, Jasa dan Investasi 44 21,36%
Total 206 100,00%
Sumber : data hasil pengolahan
Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa sebagian besar perusahaan yang
menjadi sampel bergerak di industri perdagangan, jasa dan investasi, yaitu
sebanyak 21,36% dari total sampel. Setelah itu diikuti dengan industri dasar dan
kimia sebanyak 20,39%, aneka industri sebesar 16,99%, industri barang konsumsi
sebesar 14,08% dan infrastruktur, Real Estate dan Konstruksi sebesar 13,11%.
Sedangkan sisanya tersebar di berbagai industri lainnya.
4.2 Statistik Deskriptif
Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software SPSS
17 dan Eviews versi 7. Pertama-tama akan dibahas mengenai uji normalitas dan
statistik deskriptif. Dalam paparan statistik deskriptif ini akan dijelaskan
mengenai keseluruhan gambaran statistik dari masing-masing variabel terikat dan
variabel bebas secara umum seperti rata-rata dan standar deviasinya.
Dalam deskripsi data ada beberapa ukuran yang penting yaitu mengenai
ukuran terpusat (central tendency), penyebaran (dispersion/variability) dan
distribusi (distribution). Ukuran terpusat yang akan disajikan adalah mean,
sedangkan untuk ukuran penyebaran variasi pada data yang digunakan adalah
standar deviasi (ukuran penyebaran pada mean), dan nilai ekstrim/ukuran
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
38
distribusi adalah nilai terkecil dan terbesar dari data numerik (minimum dan
maximum).
Menurut Gujarati (2003), ukuran distribusi normal adalah jika hasil
skewness 0 (nol) dan kurtosis 3 (tiga). Jika suatu observasi memiliki nilai kurtosis
lebih besar dari +3 atau lebih kecil dari -3 berarti observasi tersebut mempunyai
nilai yang ekstrim (outliers). Berdasarkan uji statistik, sejumlah 206 perusahaan
atau data panel sebanyak 2060 pada Eviews 7 mengenai variabel kuantitatif yang
ada diperoleh uji sebagai berikut.
Tabel 4.3 Uji Normalitas Variabel Kuantitatif
DAR INF PDB IHSG ASET SIZE ROA
Skewness 3.003197 0.608828 -0.284369 -0.375767 0.368138 -0.423791 5.386086
Kurtosis 19.40297 2.670033 2.410279 1.923575 2.236848 3.922520 158.3784 Sumber : data hasil pengolahan Eviews 7
Dari tabel di atas diperoleh data kurtosis berturut-turut untuk DAR, INF,
PDB, IHSG, ASET, SIZE, dan ROA yakni 19.40, 2.67, 2.41, 1.92, 2.24, 3.92, dan
158.38. Data ini berarti bahwa DAR, SIZE dan ROA memiliki kurtosis diatas +3
sehingga ada kemungkinan terdapat nilai ekstrim (outliers) di dalam sampel
sedangkan untuk variabel INF, PDB, dan IHSG, memiliki kurtosis diantara -3
sampai +3 yang artinya data ini telah terdistribusi secara normal.
Uji normalitas di atas telah menunjukkan hasil bahwa DAR, ASET,
SIZE, dan ROA tidak terdistribusi secara normal maka data ekstrim (outliers)
harus disikapi. Dengan menggunakan winsorized approach (Hermawan, 2009)
yaitu data sampel yang mempunyai nilai di bawah atau di atas 3 kali standard
deviasi dari nilai rata-ratanya dianggap outliers. Kemudian data outliers akan
diganti dengan angka tertinggi atau terendah yang terdapat dalam data observasi
yang masih berada di dalam batas-batas 3 standar deviasi. Dengan demikian tidak
terdapat observasi yang dikeluarkan dari data yang akan diolah.
Dengan jumlah sampel ini maka dilakukan analisis statistik deskriptif
pada seluruh variabel dalam penelitian ini yaitu DAR, INF, PDB, IHSG, ASET,
SIZE, dan ROA. Statistik deskriptif dilakukan dengan program Eviews 7 dan
diperoleh hasil sebagai berikut.
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
39
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel Dependen dan Variabel Kontrol
DAR ASET SIZE
(Juta Rp) ROA
Mean 0.502202 0.360022 2,044,038 0.021507
Median 0.439990 0.330033 546,230 0.024407
Maximum 1.852209 0.955266 21,338,444 0.621576
Minimum 0.000162 1.85E-05 154 -0.588169
Std. Dev. 0.377631 0.228243 3,988,401 0.132508
Sumber : data hasil pengolahan Eviews 7
Keterangan :
DAR = rasio debt to asset yaitu total debt dibagi dengan total aset, ASET = rasio total Aktiva
Tetap dibagi dengan total aset, SIZE = total penjualan perusahaan, ROA = rasio laba bersih
terhadap total aset perusahaan
Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa rata-rata DAR secara total dari tahun
2000-2009, dapat dilihat bahwa komposisi penggunaan utang dari 206 perusahan
sampel berada di kisaran 50,22%. Nilai terendah 0,01% yang berarti bahwa
terdapat perusahaan yang komposisi utang terhadap asetnya sebesar 0,01% dan
sedangkan nilai tertinggi sebesar 1,8522, mengindikasikan bahwa terdapat
perusahaan yang komposisi utangnya sangat besar bahkan melebihi total asetnya.
Variabel ASET (struktur aset) diukur dengan membandingkan antara aset
tetap perusahaan dan total aset perusahaan itu sendiri. Semakin besar rasionya,
maka diasumsikan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk
meningkatkan utangnya lebih besar dengan adanya ketersediaan real asset yang
dapat digunakan sebagai jaminan bagi para krediturnya. Nilai rata-rata rasio
struktur asetnya adalah 36%. Dengan rasio terbesarnya adalah sebesar 0,9552 dan
rasio terkecilnya mendekati 0.
Variabel SIZE (ukuran perusahaan) diukur dengan total penjualan
perusahaan yang dihasilkan selama periode penelitian. Semakin besar penjualan
yang dihasilkan, diasumsikan semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut.
Secara total nilai rata-rata penjualan adalah sebesar Rp. 2,044,038 juta. Hal ini
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan sampel secara rata-rata cukup besar,
namun variasinya sangat besar. Terlihat dari adanya perusahaan yang memiliki
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
40
penjualan sangat kecil yakni sebesar Rp. 154 juta dan perusahaan yang memiliki
penjualan sangat besar yaitu sebesar Rp. 21,388,444 juta.
Variabel ROA mencerminkan kondisi profitabilitas perusahaan sampel
yang diukur dengan membandingkan laba bersih perusahaan dengan total asetnya.
Secara total rasio rata-rata profitabilitas perusahaan sampel adalah sebesar 2,15%.
Berdasarkan data terlihat bahwa rasio kerugian terbesar yang dialami oleh
perusahaan sampel adalah sebesar -58.81% dan rasio keuntungan terbesar yang
pernah dialami oleh perusahaan sampel adalah sebesar 62.16%. Hal ini
menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan sampel secara rata-rata sangat
bervariasi, terlihat dari rentang rasio yang sangat besar.
Sedangkan statistik deskriptif untuk variabel utama, yakni variabel makro
ekonomi dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2009, dapat dilihat di tabel 4.5
berikut ini :
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Variabel Utama
Tahun INF PDB IHSG
2000 0.093460 0.053500 -0.386881
2001 0.125490 0.036430 -0.067554
2002 0.098750 0.044990 0.093026
2003 0.051610 0.047800 0.633155
2004 0.064010 0.050310 0.447178
2005 0.171140 0.056930 0.161341
2006 0.065980 0.055010 0.560655
2007 0.054220 0.063450 0.510706
2008 0.110610 0.060140 -0.497206
2009 0.027840 0.045760 0.839595
TOTAL 0.086311 0.051432 0.229402
Sumber : data hasil pengolahan Eviews 7
Keterangan :
INF = tingkat inflasi yaitu rasio pertumbuhan nilai Indeks Harga Konsumen tahunan, PDB = rasio
pertumbuhan PDB Harga Konstan year on year, IHSG = rasio pertumbuhan Indeks Harga Saham
Gabungan tahunan
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
41
Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa variabel INF (inflasi) dari tahun
2000-2009 memiliki rata-rata sebesar 0,0863. Hal ini menunjukkan bahwa selama
periode analisis, rata-rata nilai inflasi (percent change year on year) adalah
sebesar 8,63%, inflasi terendah terjadi pada tahun 2009 yakni sebesar 2,78% dan
inflasi terbesar terjadi pada tahun 2005 yakni sebesar 17,11%. Terjadi lonjakan
inflasi yang cukup tajam di tahun 2005, menurut Badan Pusat Statistik,
disebabkan kenaikan bahan bakar minyak yang terus memicu pula kenaikan tarif
angkutan serta kenaikan bahan makanan. Pada tahun 2005, tercatat kenaikan
harga BBM mencapai sebesar 126% dari harga normal. Kenaikan harga BBM
tersebut memberi dampak lanjutan melalui kenaikan tarif angkutan sehingga
berdampak keseluruhan pada kenaikan inflasi. Sedangkan inflasi terendah tercatat
pada tahun 2009, dimana menurut Biro Pusat Statistik (2010), hal ini terjadi
dikarenakan melemahnya laju perekonomian dunia yang membuat harga bahan
bakar minyak menjadi turun. Banyak perusahaan besar multinasional yang
mengurangi produksinya sejak krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008.
Sehingga membuat tekanan harga di dalam negeri tidak terlalu besar.
Variabel PDB (GDP growth rate) memiliki rata-rata sebesar 0,0514. Hal
ini menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia pertahunnya
adalah sebesar 5,14%. Rata-rata pertumbuhan PDB terbesar terjadi pada tahun
2007 yakni sebesar 0,063 dan rata-rata pertumbuhan PDB terkecil terjadi pada
tahun 2001 yakni sebesar 0,036. Pertumbuhan PDB di tahun 2007 tercatat cukup
tinggi dimana pertumbuhan PDB terjadi di semua sektor ekonomi. Walaupun di
tahun 2007, harga minyak mentah naik namun diimbangi juga oleh kenaikan
harga komoditas pertambangan lainnya dan perkebunan. Sehingga berdampak
pada adanya tambahan penerimaan APBN dari Pungutan Ekspor untuk komoditas
lain. Sedangkan pertumbuhan PDB terendah tercatat pada tahun 2000. Menurut
Biro Pusat Statistik, yang memberikan dampak tersebut dikarenakan pengaruh
eksternal yakni dari ekonomi Amerika Serikat yang memasuki krisis sejak Maret
2001. Demikian juga dengan ekonomi Jepang yang tetap terjebak dalam resesi
yang berkepanjangan dan tidak mampu menarik ekonomi Asia, maka pasar dunia
pun tidak bisa menampung ekspor Indonesia.
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
42
Variabel IHSG memiliki rata-rata sebesar 0,2294. Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata pergerakan nilai saham di pasar saham naik sekitar 22,94% tiap
tahunnya. Namun nilai ini terlihat cukup fluktuatif, hal ini terlihat dari rentang
antara rasio terbesar dan terkecilnya cukup besar. Tercatat bahwa rasio terendah
terjadi pada tahun 2008 dimana pada tahun tersebut, nilai saham bergerak
menurun sebesar 49,72% bila dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan rasio
terbesar terjadi pada tahun 2009, dimana nilai saham bergerak naik sebesar
83,96% dibandingkan periode tahun sebelumnya. Rasio pertumbuhan terendah di
tahun 2008, terjadi dikarenakan adanya krisis ekonomi global pada pertengahan
tahun 2008, dimana krisis ekonomi tersebut membuat kepanikan luar biasa pada
investor. Dampaknya terjadi pada pasar saham yang turun dengan tajam ke posisi
1.355 di akhir tahun tersebut, turun 49,72% dibandingkan akhir tahun 2007.
Sedangkan rasio pertumbuhan terbesar tercatat pada tahun 2009, dimana menurut
beberapa pakar ekonomi dikatakan bahwa kinerja IHSG ditopang oleh prestasi riil
perusahaan terbuka dan stabilitas makroekonomi yang terjaga sepanjang tahun
2009. Pemerintah memberikan stimulus ekonomi yang dapat meredam laju inflasi
dan memberi ruang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan BI Rate. Pasalnya,
tingkat BI Rate yang tinggi akan kontraproduktif dengan beberapa saham yang
sensitif terhadap kenaikan BI Rate, seperti saham-saham properti, perbankan dan
infrastruktur. Pada akhirnya saham-saham yang sensitif tersebut menjadi motor
penggerak pada indeks saham pada tahun 2009.
4.3 Analisis Korelasi Antar Variabel Model Penelitian
Analisis korelasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran hubungan
antar variabel yang digunakan dalam model penelitian. Untuk melakukan analisis
korelasi, digunakan koefisien korelasi Pearson yang dihasilkan dari pengolahan
data SPSS 17. Analisis korelasi antar variabel model penelitian disajikan pada
Tabel 4.6.
Berdasarkan tabel korelasi yang didapat ternyata 3 variabel utama
memiliki korelasi yang signifikan. Variabel INF memiliki korelasi positif dan
signifikan dengan DAR, yang berarti semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin
tinggi pula komposisi pinjaman dari perusahaan. Variabel PDB berkorelasi negatif
dan signifikan dengan DAR, yang berarti semakin besar perubahan PDB per
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
43
kapita di Indonesia, maka semakin rendah komposisi utang dari perusahaan
sampel. Variabel IHSG berkorelasi negatif dan signifikan dengan DAR, yang
berati semakin tinggi perubahan nilai saham IHSG, maka semakin rendah
komposisi utang dari perusahaan sampel.
Tabel 4.6 Analisis Korelasi Pearson
DAR INF PDB IHSG ASET Size ROA
DAR 1
INF .056* 1
.012
PDB -.112**
.016 1
.000 .466
IHSG -.105**
-.657**
-.101**
1
.000 .000 .000
ASET .214**
.022 -.060**
-.007 1
.000 .317 .007 .767
Size -.033 -.038 .090**
.035 .172**
1
.135 .083 .000 .109 .000
ROA -.412**
-.090**
.124**
.018 -.096**
.260**
1
.000 .000 .000 .412 .000 .000
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : data hasil pengolahan SPSS 17
Variabel DAR berkorelasi negatif namun tidak signifikan dengan variabel
kontrol size, namun variabel DAR berkorelasi positif dan signifikan terhadap
variabel kontrol ASET. Sedangkan dengan variabel ROA, variabel dependen
memiliki korelasi negatif dan signifikan. Bahkan variabel SIZE dan ROA
memiliki korelasi yang signifikan pada level α = 1%. Hubungan ini memperkuat
hipotesis penelitian bahwa struktur aset dan profitabilitas akan berpengaruh
terhadap komposisi struktur modal perusahaan. Semakin besar nilai ROA
menunjukkan meningkatnya efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba,
sehingga akan mengurangi perusahaan untuk melakukan pinjaman utang dari
pihak bank. Demikian pula dengan ukuran perusahaan yang dihitung dari
penjualan, semakin besar penjualan menunjukkan kemampuan perusahaan
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
44
menghasilkan laba besar, dengan laba besar maka perusahaan tidak perlu lagi
meminjam dana dari pihak bank.
Dari Tabel 4.6 terlihat pula bahwa antar variabel independen dalam model
penelitian mempunyai koefisien korelasi pearson yang relatif kecil, yaitu di
bawah 0.80 (Nachrowi dan Usman, 2006). Ini mengindikasikan bahwa
kemungkinan timbulnya masalah multikolinearitas antar variabel independen
dalam model secara bersama-sama menjadi lebih kecil.
4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, analisis korelasi dan regresi,
maka terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini diperlukan
untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas
dari adanya masalah heteroskedastisitas dan multikolinearitas. Model regresi akan
dapat dijadikan alat estimasi jika telah memenuhi persyaratan BLUE (best linear
unbiased estimator) yakni mempunyai sifat linier, tidak bias dan varian minimum
(Nachrowi dan Usman, 2006).
4.4.1 Uji Asumsi Multikolinieritas
Pengujian multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
korelasi yang sempurna antara variabel independen dalam suatu model regresi
berganda. Model yang baik adalah jika tidak terdapat korelasi antar variabel
independen. Untuk mengidentifikasi masalah multikolinieritas digunakan nilai
Tolerance (TOL) dan Variance-Inflating Factor (VIF). Jika nilai VIF < 10 dan
TOL > 0.1 maka model regresi tersebut bebas masalah multikolinieritas. Hasil uji
multikolinieritas disajikan pada Tabel 4.7.
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
45
Tabel 4.7. Pengujian Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF
DARit = βo + β1 INFt + β2 PDBt + β3 IHSGt + β4ASETit + β5SIZEit + β6 ROAit + εit
Variabel Tolerance VIF
INF 0.561 1.783
PDB 0.963 1.038
IHSG 0.559 1.789
ASET 0.945 1.058
Size 0.887 1.127
ROA 0.895 1.117
Sumber : data hasil pengolahan dengan SPSS 17
Hasil output SPSS di atas menunjukkan bahwa variabel bebas INF,
PDB, IHSG, ASET, SIZE, dan ROA secara berturut-turut memiliki nilai VIF
1.783; 1.038; 1.789; 1.058; 1.127; dan 1.114. Nilai Tolerance untuk masing-
masing variabel bebas yaitu 0.561 untuk INF, 0.963 untuk PDB, 0.559 untuk
IHSG, 0.945 untuk ASET, 0.887 untuk SIZE dan 0.895 untuk ROA. Hasil VIF
dan TOL untuk semua variabel beas yang ada menunjukkan bahwa model tersebut
dianggap tidak mempunyai kolinieritas karena nilai VIF hanya sedikit di atas 1
dan lebih kecil dari 5 dan nilai TOL mendekati 1.
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan di mana varian tidak konstan atau
berubah-ubah. Asumsi yang harus dipenuhi agar taksiran parameter dalam model
regresi bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimate) maka var (ui) harus sama
dengan σ2 (konstan) atau dengan kata lain semua residual atau error mempunyai
varian yang sama (Nachrowi dan Usman, 2006).
Data panel adalah data dari beberapa individu yang dikumpulkan dari
waktu ke waktu. Selain data time series, data panel juga terdiri dari data cross
section, sehingga patut dicurigai kemungkinan adanya heteroskedastisitas.
Program Eviews yang digunakan dalam pengolahan data ini, telah menyediakan
cara menguji dan sekaligus menyediakan model yang telah dibebaskan dari
masalah heteroskedastisitas ini.
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
46
Uji formal yang digunakan untuk menguji adanya Heteroskedastisitas ini
adalah Uji White yang tersedia dalam Program Eviews. Pertama-tama data diolah
dulu dengan program Eviews tanpa menggunakan pengujian Heteroskedastisitas.
Setelah diperoleh hasil awal, kemudian dibandingkan dengan hasil yang dilakukan
setelah pengujian dan meniadakan pengaruh Heteroskedastisitas. Hasil (output)
dari Model Efek Random sesudah pendeteksian atau pengujian dan peniadaan
masalah Heteroskedastisitas inilah yang akan digunakan dalam analisis
selanjutnya. Hasil regresi data panel dari model penelitian dengan menggunakan
metode White Heteroskedasticity-Consistent Coefficient Covariance disajikan
pada Lampiran 2.
4.4.3 Uji Autokorelasi
Menurut Greene (1997), dikatakan bahwa di dalam metode Efek
Random diasumsikan bahwa komponen galat antar waktu (error term) tidak
berkorelasi satu sama lain (no autocorrelation). Oleh karena itu, uji tentang
autokorelasi dapat diabaikan.
4.5 Model Estimasi Data Panel
Data panel diestimasi dengan Random Effect Model. Pemilihan metode
estimasi dilakukan dengan melihat karakteristik dari data. Nachrowi (2006) dan
Gujarati (2003) melihat karakteristik data panel dengan melihat jumlah cross
section dan time series. Jika data panel yang dimiliki mempunyai jumlah unit time
series (T) lebih kecil dibanding dengan jumlah unit cross section (N), maka
diasumsikan untuk menggunakan model random effect. Penelitian ini memiliki
data panel dengan unit cross section (N) = 206 dan time series = 10, sehingga
digunakan model random effect.
4.6. Interpretasi Hasil Regresi
Setelah diyakini mendapatkan regresi dengan memenuhi kriteria BLUE,
maka dapat dilakukan pengujian pola hubungan dan pengaruh yang terjadi pada
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
47
setiap variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan
analisis regresi. Hasil persamaan regresi atas model penelitian disajikan pada
Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Tabel Hasil Regresi Model Penelitian
DARit = βo + β1 INFt + β2 PDBt + β3 IHSGt + β4 ASETit + β5SIZEit + β6ROAit + εit
Variable Expected Sign Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.183309 0.205240 5.765491 0.0000
INF - -0.635911 0.146372 -4.344481 0.0000***
PDB - -4.052583 0.646496 -6.268539 0.0000***
IHSG - -0.133495 0.016230 -8.224966 0.0000***
ASET + 0.273103 0.049734 5.491332 0.0000***
SIZE - -0.017494 0.007561 -2.313760 0.0208**
ROA - -0.609449 0.075219 -8.102296 0.0000***
R-squared 0.177132
Adjusted R-squared 0.174727
S.E. of regression 0.212363
F-statistic 73.65534
Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber : data hasil pengolahan Eviews 7
*** signifikan pada level α = 1% (one-tailed)
** signifikan pada level α = 5% (one-tailed)
* signifikan pada level α = 10% (one-tailed)
4.7 Kriteria Pengujian Statistik
Pada analisis kriteria statistik ini akan lebih dibahas mengenai apakah
persamaan regresi ini lolos uji statistik atau tidak. Uji-uji tersebut antara lain
adalah Analisis Simultan (Uji F-Statistic), Analisis Goodness of Fit (R2) dan Uji
Signifikansi Parsial (Uji-z).
4.7.1 Analisis Simultan (Uji F-Statistic)
Pengujian F-statistic digunakan untuk menguji hipotesis koefisien(slope)
regresi apakah secara bersama-sama seluruh variabel independen yang terdiri dari
tingkat inflasi (INF), perubahan Produk Domestik Bruto (PDB), dan perubahan
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
48
nilai saham (IHSG) serta variabel kontrol (struktur aset, ukuran perusahaan dan
ROA) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen struktur
modal perusahaan (DAR).
Berdasarkan hasil regresi data panel dengan menggunakan metode White
Heteroskedasticity-Consistent Coefficient Covariance pada Tabel 4.8, pengujian
model dengan uji-F menunjukkan p-value = 0.0000 dan F-statistic sebesar
73.65534. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa model penelitian sudah
menggambarkan pengaruh variabel independen dan variabel kontrol secara
bersama-sama terhadap variabel dependen dengan cukup baik. Dengan demikian
model penelitian ini valid untuk digunakan.
4.7.2 Analisis Goodness-of Fit (Adjusted R2)
Pengujian Goodness of Fit (koefisien determinasi) bertujuan untuk
mengukur seberapa besar variasi dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh
variabel independen. Uji ini juga dapat menginformasikan baik atau tidaknya
model regresi yang terestimasi melalui pengukuran seberapa dekat garis regresi
yang terestimasi dengan data sesungguhnya.
Pada Tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa koefisien determinasi (R2) pada
model ini adalah sebesar 0.174727, yang berarti garis regresi mampu menjelaskan
atau mewakili 17.47% dari variasi dari data variabel dependen. Sedangkan sisanya
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model
penelitian.
4.7.3 Uji signifikansi Parsial (Uji-z)
Untuk uji parsial, berdasarkan hasil regresi yang disajikan pada Tabel 4.8
di atas dapat diketahui bahwa variabel-variabel independen signifikan pada α =
1% dan atau α = 5%, yakni variabel INF, PDB, IHSG, ASET, SIZE, dan ROA.
4.8 Analisis Hasil Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan uji asumsi klasik untuk mendeteksi pelanggaran
normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi serta uji
hipotesis untuk menguji signifikansi koefisien regresi yang didapat, maka
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
49
selanjutnya adalah memaparkan analisis hasil pengujian hipotesis yang diperoleh
sebelumnya melalui pengolahan data SPSS dan Eviews.
4.8.1 Pengaruh Tingkat Inflasi Terhadap Struktur Modal Perusahaan
Pengujian hipotesis 1a ditujukan untuk menguji pengaruh tingkat inflasi
terhadap Struktur modal perusahaan, yaitu dengan melihat hubungan antara
tingkat inflasi dengan debt to asset ratio. Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4.8
terlihat bahwa variabel INF memiliki koefisien negatif dan signifikan pada α =
1%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat inflasi berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini berarti semakin tinggi
tingkat inflasi pada periode tertentu, maka perusahaan akan mengurangi
komposisi pinjaman berbunga dan lebih mengutamkan untuk menggunakan dana
sendiri terlebih dahulu. Hal ini mendukung hipotesis penelitian 1a, sehingga
hipotesis 1a diterima.
Adanya pengaruh negatif dari tingkat inflasi terhadap struktur modal
perusahaan yang dibuktikan dalam penelitian ini, mendukung hasil penelitian
sebelumnya. Penelitian ini mendukung penelitian Pao (2007) yang menunjukkan
bahwa semakin tinggi tingkat inflasi di suatu negara, maka akan berpengaruh pada
meningkatnya suku bunga yang berlaku di negara tersebut, sehingga perusahaan
akan lebih memilih untuk mengurangi pinjaman dari pihak kreditur.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa perusahaan sampel masih
memperhatikan tingkat inflasi sebagai salah satu pertimbangan untuk menentukan
struktur modal yang cocok bagi perusahaannya. Dengan mempertimbangkan
efektivitas dan biaya yang harus dikeluarkan sehubungan dengan semakin
meningkatnya biaya bunga, bisa menjadi salah satu pertimbangan utama bagi
perusahaan dalam menggunakan dana pihak ketiga untuk pembiayaan modal
kerjanya.
4.8.2 Pengaruh Perubahan PDB terhadap Struktur Modal Perusahaan
Pengujian hipotesis 2a ditujukan untuk menguji pengaruh perubahan PDB
terhadap struktur modal perusahaan, yaitu dengan melihat hubungan antara GDP
growth rate dengan debt to asset ratio. Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4.8
terlihat bahwa variabel PDB memiliki koefisien negatif dan signifikan pada α =
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
50
1%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa perubahan nilai PDB dari tahun ke
tahun akan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal
perusahaan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat perubahan PDB dari tahun ke
tahun, maka perusahaan akan mengurangi komposisi pinjaman berbunga dan lebih
mengutamakan untuk menggunakan dana sendiri terlebih dahulu. Hal ini
mendukung hipotesis penelitian 2a, sehingga hipotesis 2a diterima.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Gajurel (2006) yang
menyatakan bahwa dengan peningkatan pada perubahan nilai PDB akan
menurunkan peminjaman dana dari pihak kreditur, dan menyebabkan peningkatan
penggunaan dana sendiri ataupun berasal dari laba yang dihasilkan oleh usaha
tersebut. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan bahwa dengan semakin
meningkatnya nilai PDB dari tahun ke tahun, maka dapat dikatakan bahwa tingkat
pertumbuhan ekonomi di negara tersebut sedang berkembang. Oleh karena itu,
dengan kondisi pertumbuhan ekonomi yang sedang bagus, akan menyebabkan
perusahaan menghasilkan laba yang lebih baik. Untuk mengurangi biaya bunga,
maka perusahaan pada akhirnya akan lebih memilih untuk menggunakan dana
dari internal maupun laba yang dihasilkan dibandingkan dengan meminjam dana
dari pihak kreditur.
Indikasi dari hasil penelitian tersebut bahwa perusahaan sampel masih
memperhatikan pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang ditunjukkan dengan nilai
PDB sebagai salah satu pertimbangan untuk menentukan struktur modal yang
cocok bagi perusahaannya. Dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi yang
sedang booming, serta efektifitas dan biaya yang harus dikeluarkan sehubungan
dengan biaya bunga, bisa menjadi salah satu pertimbangan utama bagi perusahaan
dalam menggunakan dana pihak ketiga untuk pembiayaan modal kerjanya.
4.8.3 Pengaruh Perubahan nilai IHSG terhadap Struktur Modal Perusahaan
Pengujian hipotesis 3a ditujukan untuk menguji pengaruh perubahan nilai
IHSG terhadap struktur modal perusahaan, yaitu dengan melihat hubungan antara
perubahan IHSG year on year dengan debt to asset ratio. Berdasarkan hasil
regresi pada Tabel 4.8 terlihat bahwa variabel IHSG memiliki koefisien negatif
dan signifikan pada α = 1%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa perubahan nilai
IHSG akan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
51
perusahaan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat perubahan IHSG dari tahun ke
tahun, maka perusahaan akan mengurangi komposisi pinjaman berbunga dan lebih
mengutamakan untuk menerbitkan ekuitas baru untuk pembiayaan operasional
sehari-harinya. Hal ini mendukung hipotesis penelitian 3a, sehingga hipotesis 3a
diterima.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Pagano et.al (1998)
yang menyatakan bahwa dengan peningkatan pada perubahan nilai IHSG akan
menurunkan peminjaman dana dari pihak kreditur, dan menyebabkan peningkatan
penerbitan saham baru pada perusahaan tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan
bahwa dengan semakin meningkatnya nilai IHSG dari tahun ke tahun, maka dapat
dikatakan bahwa ada kesempatan bagi perusahaan untuk memperoleh dana murah
untuk perputaran usaha mereka. Oleh karena itu, dengan kondisi adanya
kesempatan untuk memperoleh modal murah , akan menyebabkan perusahaan
mengurangi biaya bunga, dan pada akhirnya para pelanggannya akan lebih
memilih untuk menggunakan dana dari internal maupun laba yang dihasilkan
dibandingkan dengan meminjam dana dari pihak kreditur.
Peningkatan IHSG pada umumnya menandakan adanya peningkatan
kondisi pasar saham di market. Dengan semakin meningkatnya nilai IHSG, maka
perusahaan akan melihat adanya kesempatan bagi perusahaan untuk
meningkatkan pinjaman dengan dana murah. Bila dibandingkan dengan bunga
bank yang ada, perusahaan akan lebih menyukai untuk menggunakan dana dari
investor saham, dibandingkan dengan menggunakan dana dari pihak ke tiga.
4.8.4 Analisis Pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, dan ROA
Perusahaan terhadap Struktur Modal Perusahaan
Dalam menguji pengaruh tingkat inflasi, GDP growth rate, dan
perubahan nilai IHSG, penelitian ini juga melihat beberapa variabel kontrol yang
secara empiris telah terbukti berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan
.Keberadaan variabel kontrol sengaja dibuat konstan sehingga pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diamati. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah
struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas perusahaan.
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
52
Berdasarkan hasil regresi data panel pada Tabel 4.8 terlihat bahwa
variabel ASET memiliki koefisien positif dan marginal signifikan pada α = 5%.
Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mazur (2007),
dimana dikatakan bahwa jika perusahaan memiliki aktiva tetap yang semakin
banyak, maka perusahaan tersebut memiliki kesempatan untuk mendapatkan
pinjaman yang lebih besar dari pihak kreditur, dikarenakan pada umumnya aktiva
tetap yang dimiliki perusahaan akan dijadikan sebagai agunan untuk diserahkan
kepada pihak kreditor. Demikian juga hasil penelitian dari Flor (2002), dimana
dikatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki komposisi real asset yang
tinggi, akan memperoleh tingkat kepercayaan yang lebih tinggi dari pihak kreditur
dan bisa mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kapasitas pinjamannya.
Sedangkan untuk variabel SIZE (ukuran perusahaan), memiliki koefisien
negatif dan marginal signifikansi pada α = 1%. Hasil tersebut membuktikan
bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap komposisi struktur
modal perusahaan. Perusahaan dengan tingkat penjualan yang tinggi cenderung
akan menghasilkan laba yang lebih besar. Sesuai dengan hasil penelitian oleh
Titman dan Wessel (1988) dan Mazur (2007), perusahaan yang dapat
menghasilkan laba yang besar tentunya akan memiliki akses yang jauh lebih
mudah untuk masuk ke pasar modal sehingga dapat memperoleh modal yang
lebih murah bila dibandingkan dengan meminjam dari kreditur.
Variabel ROA merupakan ukuran profitabilitas perusahaan. Terlihat dari
hasil regresi pada Tabel 4.8, ROA memiliki koefisien negatif dan signifikan.
Sesuai dengan hasil penelitian dari Myers dan Majluf (1984) dengan pecking
order hypothesisnya. Dimana menurut penelitian tersebut dikatakan bahwa
perusahaan akan lebih menyukai pembiayaan internal daripada eksternal, dimana
laba yang dihasilkan lebih suka digunakan oleh perusahaan untuk pembiayaan
modal kerja sehari-hari dibandingkan dengan meminjam dari pihak kreditur.
Berlawanan dengan hasil penelitian dari Jensen (1986), dimana dinyatakan bahwa
perusahaan dengan profitabilitas (free cash flow) yang tinggi, memiliki
kecenderungan untuk membeli perusahaan lain dan menerbitkan surat utang untuk
menambah modal usaha. Sehingga pada akhirnya, perusahaan selain dapat
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
53
meningkatkan profitabilitasnya, perusahaan juga dapat meningkatkan leverage
nya dengan penerbitan surat utang tersebut.
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PERUBAHAN PRODUK
DOMESTIK BRUTO DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN
TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN DI INDONESIA
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Manajemen
CATHARINA WULANDARI RIVAI
0906499114
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
KEKHUSUSAN MANAJEMEN KEUANGAN
JAKARTA
JULI 2011
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia 54
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Detelah melihat hasil analisis data dan pembahasan terhadap perusahan-
perusahaan di Indonesia dari tahun 2000 – 2009, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat inflasi memberikan pengaruh yang signifikan pada pemilihan struktur
modal di Indonesia. Dimana dengan semakin tingginya tingkat inflasi di
Indonesia pada periode tertentu, maka tinggi suku bunga akan mengalami
peningkatan, sehingga perusahaan akan mengurangi komposisi pinjaman
berbunga melalui pihak kreditur dan lebih mengutamakan untuk menggunakan
dana internal perusahaannya terlebih dahulu.
2. Perubahan Produk Bruto memberikan pengaruh yang signifikan dan
berpengaruh negatif terhadap pemilihan struktur modal perusahaan. Hal ini
berarti bahwa dengan semakin tinggi peningkatan PDB, maka dapat dikatakan
bahwa kondisi pertumbuhan ekonomi sedang dalam keadaan bagus. Sehingga
akan menyebabkan perusahaan akan menghasilkan laba yang lebih baik.
Untuk mengurangi biaya bunga pinjaman, maka perusahaan pada akhirnya
akan lebih memilih untuk menggunakan dana dari internal maupun laba yang
dihasilkan dibandingkan dengan meminjam dana dari pihak kreditur.
3. Perubahan IHSG juga memberikan pengaruh negatif dan signifikan pada
pemilihan struktur modal perusahaan di Indonesia. Dapat dikatakan bahwa
dengan semakin meningkatnya nilai IHSG dari tahun ke tahun, maka ada
kesempatan bagi perusahaan untuk mendapatkan dana murah dengan cara
menurunkan peminjaman dana dari pihak kreditur dan menyebabkan
peningkatan penerbitan saham baru pada perusahaan tersebut.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu :
Obyek yang dijadikan penelitian belum meliputi seluruh perusahaan yang
terdaftar di BEI. Hanya menggunakan 206 perusahaan akibat dari tidak
terpenuhinya kriteria-kriteria yang dibutuhkan, seperti laporan tahunan
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
55
yang tidak lengkap dan dikeluarkannya perusahaan yang mengalami
suspense ataupun delisting pada periode 2000-2009. Dengan pertimbangan
bahwa sepanjang tahun penelitian, perusahaan yang termasuk sampel bisa
terlihat perubahan struktur modalnya dari tahun ke tahun.
Penggunaan proxy yang sedikit dan terbatas dalam mewakili variabel-
variabel yang digunakan dalam penelitian.
5.3 Saran
Setelah melakukan analisis pada penelitian ini, ada beberapa saran yang
dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi peneliti dan
akademisi, investor, perusahaan serta bagi penelitian selanjutnya, sebagai berikut :
5.3.1 Bagi Pemerintah
Bagi pemerintah diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini
sebagai bahan masukan untuk melakukan kajian dalam menetapkan kebijakan-
kebijakan di masa mendatang berkaitan dengan sensitifitas struktur modal
perusahaan terhadap perubahan kondisi makro ekonomi di Indonesia. Hasil
penelitian ini menunjukkan bukti yang kuat bahwa kondisi makro ekonomi dapat
berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Pemerintah dapat melakukan
penelitian lebih lanjut terhadap sensitifitas struktur modal perusahaan terhadap
perubahan kondisi makro ekonomi di Indonesia. Dengan melakukan penelitian
lebih lanjut, pemerintah dapat memahami proxy makro ekonomi mana saja yang
memiliki sensitifitas lebih tinggi terhadap struktur modal perusahaan. Semakin
sensitif proxy tersebut, maka pemerintah dapat melakukan pemantauan lebih
intensif sebelum menentukan kebijakan baru yang terkait dengan proxy tersebut.
5.3.2 Bagi Pihak Manajemen
Untuk perusahaan diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pihak
manajemen untuk menetapkan struktur modal yang paling optimum untuk kondisi
ekonomi tertentu. Dengan penetapan struktur modal yang tepat maka perusahaan
akan terhindar dari risiko kredit dan mencegah perusahaan mengalami
kebangkrutan. Pemantauan terhadap struktur modal harus dilakukan lebih intensif,
terkhusus pada saat kondisi makro ekonomi sedang mengalami resesi. Karena dari
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
Universitas Indonesia
56
penelitian ini telah terbukti bahwa variabel makro ekonomi memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan tersebut.
5.3.3 Bagi Investor
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan peningkatan PDB di
Indonesia berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan. Oleh karena
itu, bagi investor yang memiliki ketertarikan untuk melakukan investasi pada
suatu perusahaan di Indonesia, maka agar lebih memperhatikan komposisi
pinjaman dari perusahaan tersebut pada kondisi ekonomi yang baik. Karena ada
kemungkinan dengan kondisi makro ekonomi yang baik yang ditandai dengan
peningkatan PDB yang tinggi, perusahaan tidak dapat menghasilkan laba yang
maksimal, bahkan memiliki struktur modal yang tinggi dan sebanding dengan
kenaikan tingkat PDB pada saat itu. Hal ini dapat menjadi salah satu indikasi dan
panduan bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi di suatu
perusahaan melalui pembelian saham di BEI.
5.3.4 Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini memberikan kontribusi bagi peneliti dan akademisi
yang sedang melakukan penelitian berupa paparan yang lebih lengkap mengenai
struktur modal perusahaan dan keterkaitannya dengan kondisi makro ekonomi di
Indonesia. Dimana kondisi makro ekonomi memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap struktur modal perusahaan. Adapun hal-hal yang dapat disarankan untuk
penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :
Perusahaan yang dijadikan sampel disarankan dibagi berdasarkan masing-
masing industri sehingga analisis dapat dilakukan per industri yang memiliki
struktur modal yang hampir serupa.
Diharapkan di penelitian selanjutnya dapat menggunakan proxy-proxy yang
lebih banyak dan bervariasi lagi dalam mewakili variabel-variabel penelitian,
misalnya proxy pasar uang (money market), SBI, dll. Hal ini ditujukan agar
hasil penelitian dapat lebih akurat dan dapat menjelaskan lebih banyak aspek.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan data periode yang lebih
panjang, sehingga dengan mengambil periode yang lebih panjang diharapkan
dapat menggambarkan kondisi sebenarnya dan pengaruh variabel-variabel
yang digunakan secara lebih baik dan konsisten.
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PERUBAHAN PRODUK
DOMESTIK BRUTO DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN
TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN DI INDONESIA
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Manajemen
CATHARINA WULANDARI RIVAI
0906499114
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
KEKHUSUSAN MANAJEMEN KEUANGAN
JAKARTA
JULI 2011
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
57
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2010). Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-
Ekonomi Indonesia. Jakarta, Indonesia
Beck, T., Demirguc-Kunt, A., and Maksimovic, V. (2002). Financing patterns
around the world: the role of institutions. World Bank Policy Research
Working Paper. 2905
Berk, Jonathan, Peter Demarzo, and Jarrad Harford. (2009). Fundamentals of
Corporate Finance. Pearson Education Inc.
Blanchard, Olivier. (2006). Macroeconomics (4th ed). Pearson international
Edition.
Bokpin, Godfred Alufar. (2009). Macroeconomic development and Capital
Structure Decisions of Firms : Evidence from emerging market economies.
Emerald Group Publishing Limited. 26. 129-142
Booth, L., Aivazian, V., Demirguc-Kunt, A., & Maksimovic, V. (2001). Capital
Structures In Developing Country. The Journal of Finance, 56, 87-130
Broll, U, Wong, K.P (2005). Multinationals, Hedging, and Capital structure under
Exchange Rate Uncertainty. Working Paper.
Damodaran, Aswath. (2006). Applied Corporate Finance (2nd ed.). John Wiley &
Sons, Inc
De Jong, A, Kabir, R. and Nguyen, T.T. (2008). Capital Structure Around The
World : The Roles of Firm- and Country-Specific Determinants. Journal
of Banking & Finance,.2008.12.034
Demirguc-Kunt, A. and Maksimovic, V. (1999). Institutions, financial markets
and firm debt maturity. Journal of Financial Economics. 54. 295-336
Flor, Christian Riss. (2002). Capital Structure and Real Assets: Effects of an
Implicit Collateral to Debt Holders. University of Southern Denmark.
Gajurel, Dinesh. (2006). Macroeconomic Influences on Corporate Capital
Structure.Master’s Degree Thesis. Kathmandu, Tribhuvan University.
Greene, W.H. (1993). Economic Analysis. Second Edition. MacMillan Publishing
Company, New York.
Gujarati, Damodar N. (2003). Basic Econometrics. 4th edition. Boston: McGraw Hill.
Gurcharan. (2010). A Review of Optimal Capital Structure Determinant of
Selected ASEAN Countries. International Research Journal of Finance
and Economics. 47. 30-41
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
58
Hackbarth, D., Miao, J., Morelle, E.. (2006). Capital Structure, credit risk, and
macroeconomic condition. Journal of Financial Economics. 82. 519-550
Hawawini, Gabriel dan Viallet, Claude. (2007). Finance for Executive : Managing
for Value Creation (3rd ed.). South-Western Cengage Learning
Hermawan, A.A. (2009). Pengaruh Efektifitas Dewan Komisaris dan Komite
Audit, Kepemilikan oleh Keluarga, dan Peran Monitoring Bank Terhadap
Kandungan informasi Laba. Disertasi Universitas Indonesia.
Hsiao, C. (1986). Analysis of Panel Data. Cambridge University Press.
Indonesian Capital Market Directory 2009: Institute for Economic and Financial
Research ECFIN. 20th
edition. Jakarta: ECFIN
Indonesian Capital Market Directory 2010: Institute for Economic and Financial
Research ECFIN. Jakarta: ECFIN
Jalilvand, A. & Harris, R. (1984). Corporate Behaviour in Adjusting to Capital
Structure and Dividend Targets : An Economic Study. Journal of Finance.
1. 127-144.
Jensen, M.C. (1986). Agency Costs of Free Cash Flow, Corporate Finance and
Takeovers. American Economic Reviews. 76. 323-329.
Kehinde, J.O. and T.O. Mosaku (2006). An Empirical Study of Assets Structure
of Building Construction Contractors in Nigeria. Emerald Group
Publishing Limited.13. 634-644.
Kochnar, Rahul. (1996). Explaining Firm Capital Structure : The Role of Agency
Theory vs Transaction Cost Economics. Strategic Management Journal.
17, 713-728
Mazur, Kinga. (2007). Determinants of Capital Structure Choice : Evidence from
Polish Companies. International Atlantic Economic Society. 13. 495–514
Miles, David & Scott, Andrew. (2005). Macroeconomics: Understanding the
Wealth of Nations (2nd
edition). John Wiley & Sons, Inc.
Modigliani, Franco & Miller, Merton. (1958). The Cost of Capital, Corporation
Finance, and the Theory if Investment. American Economic Review. 48.
261-275.
Myers, Stewart C. (1977). Determinants of Corporate Borrowing. Journal of
Financial Economics. 5. 147-175.
Myers, S & Majluf, N. (1984). Corporate Financing and Investment Decisions
when Firms Have Information that Investors Do Not Have. Journal of
Financial Economics. 13. 187-221.
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
59
Nachrowi, D. Nachrowi, & Usman, Hardius (2006). Ekonometrika untuk Analisis
Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Ozkan, Aydin (2001). Determinants of Capital Structure and Adjustment to Long
Run Target : Evidence from UK Company Panel Data. Journal of Business
Finance & Accounting. 28. 1-2.
Pagano, M., Panetta, F., dan Zingales, L. (1998). Why do companies go public?
An empirical analysis. The Journal of Finance, Vol. 53, No. 1, 27-64
Pao, Hsio-Tien (2007). Capital Structure in Taiwan’s High Tech Dot Companies.
Journal of American Academy of Business, Cambridge, 12.1, 133
Prastowo, NJ., Chawwa, T. (2009). Kondisi Pasar Keuangan dan Implikasinya
terhadap Animo Penerbitan Saham dan Obligasi Korporasi. Working
Paper Bank Indonesia.
Prihantoro. (2006). Konsep Variabel Penelitian.
Rajan, R. and Zingales, L. (1995). What do we know about capital structure?
Some evidence from international data. Journal of Finance 50. 1421-1460
Ritter, Jay R. (1984). The ‘Hot Issue’ market of 1980. The Journal of Business.
57. 215-240.
Ross, Stephen A, Randolph W. Westerfield, Jeffrey Jaffe, dan Bradford D. Jordan.
(2008). Modern Financial Management (8th ed.). McGraw-Hill
International Edition
Suryaningrum, Anik & Hartono, Yogiyanto. (2000). Abnormal Return dengan
Strategi Analisis Fundamental. Sosiohumanika. 13. 573-589.
Titman, Sheridan, and Wessels, Roberto. (1988). The Determinants of Capital
Structure Choice. Journal of Finance. 18. 1-19
Tobin, James (1969). A general equilibrium approach to monetary policy. Journal
of Money, Credit and Banking. 1. 15-29
http://www.tspintl.com/examples/bench/dw05d.htm, diakses pada tanggal 30 Mei
2011.
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
60
Lampiran 1. Daftar Perusahaan sampel periode 2000 – 2009
Nama Perusahaan Kode
Astra Agro Lestari AALI Polychem indonesia ADMG Tiga Pilar Sejahtera Food AISA Argha Karya Prima Industry AKPI AKR Corporindo AKRA Alfa Retailindo ALFA Alakasa Industrindo ALKA Alumindo Light Metal industry ALMI Asahimas Flat Glass AMFG Aneka Tambang ANTM Asiaplast industry APLI Aqua Golden Missisipi AQUA Argo Pantes ARGO Astra Graphia ASGR Asia Natural Resources ASIA Astra International ASII ATPK Resources ATPK Astra Otoparts AUTO Sepatu Bata BATA Bayu Buana BAYU Bhakti investama BHIT Primarindo Asia Infrastructure BIMA Bhuwanatala Indah Permai BIPP Sentul City BKSL Berlian Laju Tanker BLTA Bintang Mitra Semestaraya BMSR Global Mediacom BMTR Bakrie & Brothers BNBR Indo Kordsa BRAM Berlina BRNA Barito Pasific BRPT Budi Acid Jaya BUDI Bumi Resources BUMI Cahaya Kalbar CEKA Citra Kebun Raya Agri CKRA Citra Marga Nusaphala Persada CMNP Centris Multi Persada Pratama CMPP Century Textile Industry CNTX Cipendawa CPDW Charoen Pokphand Indonesia CPIN Citra Tubindo CTBN Ciputra Development CTRA Ciputra Surya CTRS citatah industri Marmer CTTH Duta Anggada Realty DART Davomas Abadi DAVO Intiland development DILD Delta Djakarta DLTA
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
61
Lampiran 1. Daftar Perusahaan BEI periode 2000 – 2009 (lanjutan)
Nama Perusahaan Kode
Dyviacom Intrabumi DNET Duta Pertiwi Nusantara DPNS Dharma Samudra Fishing Industries DSFI Duta Pertiwi DUTI Darya-Varia Laboratoria DVLA Dynaplast DYNA Ekadharma Internasional EKAD Bakrieland Development ELTY Enseval Putra Megatrading EPMT Eratex Djaja ERTX Ever Shine Textile Industry ESTI Eterindo Wahanatama ETWA Fast Food Indonesia FAST Fajar Surya Wisesa FASW FKS Multi Agro FISH Fortune Mate Indonesia FMII Goodyear Indonesia GDYR Gudang Garam GGRM Gajah Tunggal GJTL Gowa Makassar Tourism development GMTD Panasia indosyntec HDTX Hero Supermarket HERO Hexindo Adiperkasa HEXA Humpuss Intermoda Transportasi HITS HM Sampoerna HMSP Kageo Igar Jaya IGAR Intikeramik Alamasri Industry IKAI Sumi Indo Kabel IKBI Indomobil Sukses Internasional IMAS Indofarma INAF Indal Aluminium Industry INAI Intanwijaya Internasional INCI International Nickel Indonesia INCO Indofood Sukses Makmur INDF Indorama Syntetic INDR Indospring INDS indah Kiat Pulp & paper INKP Intraco Penta INTA Inter Delta INTD Indocement Tunggal prakarsa INTP INDOSAT ISAT Jembo Cable Company JECC Jakarta International Hotel & Development JIHD Jakarta Kyoei Steel Works JKSW JAPFA Comfeed Indonesia JPFA Jaya Pari Steel JPRS Jaya real property JRPT
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
62
Lampiran 1. Daftar Perusahaan BEI periode 2000 – 2009 (lanjutan)
Nama Perusahaan Kode
Jakarta Setiaudi Internasional JSPT Karwell Indonesia KARW KMI Wire and Cable KBLI Kabelindo Murni KBLM Kedawung Setia industrial KDSI Kedaung Indah Can KICI Kawasan Industri Jababeka KIJA Resource Alam Indonesia KKGI Kalbe Farma KLBF Perdana Bangun Pusaka KONI Lamicitra Nusantara LAMI Lion Metal Works LION Langgeng Makmur Industry LMPI Lionmesh Prima LMSH Lippo Cikarang LPCK Multi Prima Sejahtera LPIN Lippo Karawaci LPKR Star Pacific LPLI PP London Sumatra LSIP Lautan Luas LTLS Multibreeder Adirama Indonesia MBAI Modernland Realty MDLN Modern International MDRN Medco Energi Internasional MEDC Merck MERK Mitra international Resources MIRA Mitra Investindo MITI Multi Bintang Indonesia MLBI Mulia Industrindo MLIA Multipolar MLPL Matahari Putra prima MPPA Mustika ratu MRAT Metrodata electronics MTDL Metro Supermarket Realty MTSM Mayora Indah MYOR Apac Citra Centertex MYTX Nipress NIPS Indonesia prima Property OMRE Panasia Filament Inti PAFI Pelangi Indah Canindo PICO Plaza Indonesia Realty PLIN Pudjiadi & Sons PNSE Asia Pacific Fibers POLY Pool Advista Indonesia POOL Prima Alloy Steel PRAS Prasidha Aneka Niaga PSDN New Century Development PTRA Petrosea PTRO
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
63
Lampiran 1. Daftar Perusahaan BEI periode 2000 – 2009 (lanjutan)
Nama Perusahaan Kode
Pioneerindo Gourmet international PTSP Pudjiadi Prestige Limited PUDP Pakuwon Jati PWON Panca Wiratama Sakti PWSI Pyridam Farma PYFA Ramayana Lestari Sentosa RALS Ristia Bintang Mahkotasejati RBMS Roda Vivatex RDTX Ricky Putra Globalindo RICY Rig Tenders Indonesia RIGS Rimo Catur Lestari RIMO Bentoel International investama RMBA Steady Safe SAFE Surabaya Agung Industry Pulp SAIP Supreme Cable Mnfg & Commerce SCCO Schering-Plough Indonesia SCPI Millennium Pharmacon international SDPC Hotel Sahid Jaya International SHID Suryainti Permata SIIP Siwani Makmur SIMA Surya Intrindo Makmur SIMM Sierad Produce SIPD Sekar laut SKLT SMART SMAR Holcim Indonesia SMCB Samudera Indonesia SMDR Semen Gresik SMGR Summarecon Agung SMRA Selamat Sempurna SMSM Sorini Agro Asia Corporindo SOBI Sona Topas Tourism Industry SONA Suparma SPMA Taisho Pharmaceutical Indonesia SQBI Indo Acidatama SRSN Surya Semesta Internusa SSIA Sunson Textile Mfg SSTM Siantar Top STTP Sumalindo Lestari Jaya SULI Tunas Baru Lampung TBLA Tembaga Mulia Semanan TBMS Mandom Indonesia TCID Tifico Fiber Indonesia TFCO Tigaraksa Satria TGKA Timah TINS Tira Austenite TIRA Tirta mahakam resources TIRT Toko Gunung Agung TKGA Pabrik Kertas Tjiwi Kimia TKIM
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
64
Lampiran 1. Daftar Perusahaan BEI periode 2000 – 2009 (lanjutan)
Nama Perusahaan Kode
Telekomunikasi Indonesia TLKM AGIS TMPI Surya toto Indonesia TOTO Trias Sentosa TRST Tempo Scan pacific TSPC Tunas ridean TURI Ultra Jaya Milk ULTJ Unggul Indah Cahaya UNIC Bakrie Sumatra Plantations UNSP United Tractor UNTR Unilever Indonesia UNVR Voksel electric VOKS Wahana Phonix Mandiri WAPO Wicaksana Overseas international WICO Zebra Nusantara ZBRA
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
65
Lampiran 2. Hasil Regresi Model Penelitian Efek Random
Dependent Variable: DAR? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 07/24/11 Time: 21:13 Sample: 2000 2009 Included observations: 10 Cross-sections included: 206 Total pool (balanced) observations: 2060 Swamy and Arora estimator of component variances White diagonal standard errors & covariance (d.f. corrected)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.183309 0.205240 5.765491 0.0000
INF? -0.635911 0.146372 -4.344481 0.0000 PDB? -4.052583 0.646496 -6.268539 0.0000 IHSG? -0.133495 0.016230 -8.224966 0.0000 ASET? 0.273103 0.049734 5.491332 0.0000 SIZE? -0.017494 0.007561 -2.313760 0.0208 ROA? -0.609449 0.075219 -8.102296 0.0000
Random Effects (Cross) _AALI--C -0.139145
_ADMG--C 0.298264 _AISA--C 0.258969 _AKPI--C 0.078704 _AKRA--C 0.000961 _ALFA--C -0.244700 _ALKA--C 0.196214 _ALMI--C 0.068566
_AMFG--C -0.127014 _ANTM--C -0.090625 _APLI--C -0.223407
_AQUA--C -0.112545 _ARGO--C 0.255273 _ASGR--C -0.050617 _ASIA--C -0.223137 _ASII--C 0.179122
_ATPK--C -0.553356 _AUTO--C -0.128187 _BATA--C -0.125626 _BAYU--C -0.195102 _BHIT--C -0.058874 _BIMA--C 0.876369 _BIPP--C -0.031038 _BKSL--C -0.219290 _BLTA--C 0.093537 _BMSR--C -0.355834 _BMTR--C 0.032304 _BNBR--C -0.031240 _BRAM--C -0.107707 _BRNA--C -0.072882 _BRPT--C 0.181576 _BUDI--C 0.101838 _BUMI--C 0.179088 _CEKA--C -0.192724 _CKRA--C -0.443575 _CMNP--C -0.202277
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
66
Lampiran 2. Hasil Regresi Model Penelitian Efek Random (lanjutan)
_CMPP--C -0.258135 _CNTX--C -0.062927 _CPDW--C 0.328603 _CPIN--C 0.095349 _CTBN--C -0.272642 _CTRA--C -0.024875 _CTRS--C -0.255395 _CTTH--C 0.197969 _DART--C 0.616091 _DAVO--C 0.032406 _DILD--C 0.299125 _DLTA--C -0.305419 _DNET--C -0.400084 _DPNS--C -0.298450 _DSFI--C -0.162507 _DUTI--C -0.056627 _DVLA--C -0.245076 _DYNA--C -0.103607 _EKAD--C -0.293736 _ELTY--C -0.069441 _EPMT--C -0.083825 _ERTX--C 0.456033 _ESTI--C -0.144470
_ETWA--C -0.045239 _FAST--C -0.134393 _FASW--C 0.011173 _FISH--C -0.234744 _FMII--C -0.377506
_GDYR--C -0.244039 _GGRM--C -0.083133 _GJTL--C 0.287477 _GMTD--C -0.063099 _HDTX--C -0.101504 _HERO--C -0.189984 _HEXA--C -0.024725 _HITS--C -0.002583
_HMSP--C -0.036888 _IGAR--C -0.200520 _IKAI--C 0.018300 _IKBI--C -0.403234
_IMAS--C 0.428551 _INAF--C -0.152613 _INAI--C 0.194441 _INCI--C -0.387362 _INCO--C -0.195765 _INDF--C 0.138935 _INDR--C -0.166015 _INDS--C 0.146056 _INKP--C 0.027472 _INTA--C 0.045961 _INTD--C 1.007599 _INTP--C -0.068944 _ISAT--C 0.045662 _JECC--C 0.010586 _JIHD--C 0.079133
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
67
Lampiran 2. Hasil Regresi Model Penelitian Efek Random (lanjutan)
_JKSW--C 1.004772 _JPFA--C 0.384432 _JPRS--C -0.261284 _JRPT--C -0.049246 _JSPT--C 0.006147
_KARW--C 0.318867 _KBLI--C 0.343546
_KBLM--C -0.408806 _KDSI--C -0.092454 _KICI--C -0.176669 _KIJA--C 0.128440 _KKGI--C -0.089198 _KLBF--C 0.020410 _KONI--C 0.086142 _LAMI--C -0.039008 _LION--C -0.260765 _LMPI--C -0.059982 _LMSH--C -0.041610 _LPCK--C 0.081972 _LPIN--C -0.045179 _LPKR--C 0.178319 _LPLI--C 0.032580 _LSIP--C 0.161195 _LTLS--C -0.007617 _MBAI--C 0.298707 _MDLN--C 0.189090 _MDRN--C -0.000727 _MEDC--C 0.036196 _MERK--C -0.218029 _MIRA--C 0.103464 _MITI--C 0.228999 _MLBI--C -0.058185 _MLIA--C 0.590301 _MLPL--C -0.016753 _MPPA--C -0.015647 _MRAT--C -0.332575 _MTDL--C -0.033088 _MTSM--C -0.133849 _MYOR--C -0.136946 _MYTX--C 0.032782 _NIPS--C 0.052208
_OMRE--C 0.256295 _PAFI--C 0.071954 _PICO--C 0.290930 _PLIN--C -0.141358 _PNSE--C -0.017305 _POLY--C 1.061116 _POOL--C -0.334409 _PRAS--C 0.202334 _PSDN--C 0.489763 _PTRA--C 0.331110 _PTRO--C -0.266333 _PTSP--C 0.176434 _PUDP--C -0.160103 _PWON--C 0.450915 _PWSI--C 0.238145
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
68
Lampiran 2. Hasil Regresi Model Penelitian Efek Random (lanjutan)
_PYFA--C -0.435751 _RALS--C -0.231197 _RBMS--C -0.343873 _RDTX--C -0.397289 _RICY--C 0.063635 _RIGS--C -0.313627 _RIMO--C -0.484490 _RMBA--C -0.018939 _SAFE--C 0.225008 _SAIP--C 0.728828
_SCCO--C -0.133161 _SCPI--C 0.268147 _SDPC--C -0.199825 _SHID--C 0.013087 _SIIP--C -0.144443
_SIMA--C -0.356520 _SIMM--C -0.088678 _SIPD--C 0.018612 _SKLT--C 0.465266 _SMAR--C 0.268262 _SMCB--C 0.144313 _SMDR--C -0.135998 _SMGR--C -0.116697 _SMRA--C 0.084626 _SMSM--C -0.169553 _SOBI--C 0.044901 _SONA--C -0.076885 _SPMA--C 0.125396 _SQBI--C -0.254155 _SRSN--C -0.055588 _SSIA--C 0.123042 _SSTM--C 0.053954 _STTP--C -0.306008 _SULI--C 0.210691 _TBLA--C 0.058877 _TBMS--C 0.040434 _TCID--C -0.349927 _TFCO--C 0.089589 _TGKA--C -0.053251 _TINS--C -0.098819 _TIRA--C -0.001296 _TIRT--C 0.049247 _TKGA--C -0.057677 _TKIM--C 0.148996 _TLKM--C -0.023633 _TMPI--C -0.199753 _TOTO--C 0.091539 _TRST--C -0.067897 _TSPC--C -0.249764 _TURI--C 0.206449 _ULTJ--C -0.212308 _UNIC--C 0.012785 _UNSP--C 0.181952 _UNTR--C 0.068227 _UNVR--C -0.142869
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011
69
Lampiran 2. Hasil Regresi Model Penelitian Efek Random (lanjutan)
_VOKS--C 0.167873 _WAPO--C -0.038394 _WICO--C 0.362387 _ZBRA--C -0.197599
Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 0.230752 0.5509
Idiosyncratic random 0.208344 0.4491 Weighted Statistics R-squared 0.177132 Mean dependent var 0.137876
Adjusted R-squared 0.174727 S.D. dependent var 0.233765 S.E. of regression 0.212363 Sum squared resid 92.58613 F-statistic 73.65534 Durbin-Watson stat 0.922611 Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics R-squared 0.178624 Mean dependent var 0.502192
Sum squared resid 241.1319 Durbin-Watson stat 0.354250
Sumber : data hasil pengolahan dengan Eviews 7
Analisis pengaruh..., Catharina Wulandari Rivai, FEUI, 2011