ANALISIS PENGARUH POLITICAL MARKETING MIX...
Transcript of ANALISIS PENGARUH POLITICAL MARKETING MIX...
ANALISIS PENGARUH POLITICAL MARKETING MIX
TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH PASANGAN CALON
GUBERNUR DKI JAKARTA 2017
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Kemal Fahmi Arrahman
NIM: 1113081000040
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M/1439 H
v
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Kemal Fahmi Arrahman
NIM : 1113081000040
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 12 November 2017
Yang Menyatakan
(Kemal Fahmi Arrahman)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama lengkap : Kemal Fahmi Arrahman
2. Tempat, tanggal lahir : Bogor, 11 Juni 1995
3. Alamat : Perumahan Bumi Mentari Permai Blok
D1/5 Kel. Pondok Petir, Kec. Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat
16517
4. Telepon/HP : 0857-4195-1712
5. Email : [email protected]
6. Status : Belum Menikah
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. SDN 01 Pondok Petir : Tahun 2001 – 2007
2. SMPN 4 Kota Tangerang Selatan : Tahun 2007 – 2010
3. SMAN 2 Kota Tangerang Selatan : Tahun 2010 – 2013
4. S1 Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2013 – 2017
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Latihan Kader 1 HMI Ciputat (Komisariat Ekonomi dan Bisnis) (2013)
2. Pelatihan Periklanan oleh Dinas Ketenagakerjaan Kota Depok (2017)
3. Pelatihan Jurnalistik oleh Bagian Humas UIN Jakarta (2016)
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Sekretaris Departemen Olahraga DEMA FEB 2014
2. Ketua Komisi III SEMA FEB 2015
3. Kepala Bidang PTKK HMI Komisariat Ekonomi Cab. Ciputat (2016)
V. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Nanang Syaikhu
Pendidikan Terakhir : S1
vii
2. Ibu : Siti Tati Alawiyah
Pendidikan Terakhir : S1
3. Adik : 1. Aulia Milatina Tasya
2. M Azka Al-Haqani
4. Alamat : Perumahan Bumi Mentari Permai Blok
D1/5 Kel. Pondok Petir, Kec. Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat
16517.
viii
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influence of political
marketing mix on the decision of choosing candidate pair of Governor of DKI
Jakarta 2017. This research type is quantitative. The data source of this study is
the primary data derived from the sample of the voters of the couple Candidate
Gov. DKI Jakarta 2017. Data collection was done by using purposive sampling
with spread to 100 respondents. This research uses multiple linear regression
analysis method. The result of this research shows that 1) The product has
significant influence to the decision of choosing, 2) Promotion has significant
influence to the decision to choose 3) Price has significant influence to the
decision to vote, 4) Place does not significantly influence the decision to vote and
5) Product, promotion, price, place significantly influence the decision to vote.
From the result of multiple linear regression analysis obtained coefficient of each
product variable (0,234), promotion (0,240), price (0,469) and place (0,224)
Keywords : political marketing mix (product, promotion, price, place), voter’s
decision.
ix
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh political marketing
mix terhadap keputusan memilih pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta 2017.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Sumber data penelitian ini merupakan data
primer yang berasal dari sampel yaitu para mahasiswa pemilih pasangan Calon
Gubernur DKI Jakarta 2017. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
purposive sampling dengan menyebar kepada 100 responden. Penelitian ini
menggunakan metode analisis Regresi Linier Berganda. Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa 1) Product berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
memilih, 2) Promotion berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan memilih
3) Price berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan memilih, 4) Place
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan memilih dan 5) Product,
promotion, price, place berpengaruh secara signifikan keputusan memilih. Dari
hasil analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien masing-masing dari
variabel product (0,234), promotion (0,240), price (0,469) dan place (0,224).
Kata Kunci: political marketing mix (product, promotion, price, place), keputusan
memilih.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat beserta salam
semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman. Amin.
Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana pada Program Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul yang penulis ajukan
adalah “Analisis Pengaruh Political Marketing Mix Terhadap Keputusan Memilih
Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta 2017”. Dalam penyusunan skripsi ini tentu
tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada
1. Kepada kedua orang tua, Bapak Nanang Syaikhu dan Ibu Siti Tati Alawiyah,
penulis ucapkan terima kasih atas dukungan yang selama ini diberikan selama
menuntut ilmu. Sebagai kekuatan terbesar bagi penulis juga memotivasi
penulis untuk berprestasi dan menjadi kebanggaan orang tua.
2. Kepada adik-adiku tercinta Aulia Milatina Tasya dan M. Azka serta seluruh
keluarga besar penulis atas dukungan dan semangat yang selalu diberikan.
3. Dr. Arif Mufraini, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Ir.
Ella Patriana MM, selaku Wakil Ketua Jurusan Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
xi
mengesahkan secara resmi judul penelitian sebagai bahan skripsi dan telah
membantu memberikan izin kepada penulis sehingga penulisan skripsi
berjalan lancar.
5. Ibu Cut Erika Ananda F, SE., MBA, selaku dosen pembimbing yang selalu
bijaksana memberikan bimbingan, nasehat serta waktunya selama penelitian
dan penulisan skripsi ini.
6. Manusia favorit saya Intan Choirunnisa yang telah menemani dan
mendukung selama kuliah dan penulisan ini.
7. Kawan-kawan seperjuangan Ralenta, Kresna, Irvan, Dzulfikar, Elvan, Rizny,
Agnes, Destri, Fidel, Rea, Zhafira.
8. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Ekonomi dan Bisnis
Cabang Ciputat.
9. Teman-teman DS Ceria. Mas Gun, Mbo Min, Pak Min, Pak Iman, Anto (alias
Mr.Tulang), Yudhis, Jarwo, Lukas, Hanip, Dito, Vim, Wim, Kocor, Bido,
Botei, Dika, Erbe, dll.
10. Kawan – kawan KKN CERIA 2016 yang telah bersama – sama mengabdikan
diri kepada masyarakat. Khususnya kepada masyarakat di Desa Tegal Wangi,
Kec Jasinga, Kab. Bogor, Jawa Barat.
11. Kanda-Kanda seperjuangan KKN Ceria 2016, Kanda Hamim, Kanda Arip
dan Kanda Rian,
12. Kawan-kawan Manajemen FEB UIN Jakarta 2013, teman - teman
seperjuangan di konsentasi pemasaran.
xii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan
datang. Semoga skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dan
dapat dijadikan sebagai bahan referensi terutama bagi penelitian yang sejenis.
Jakarta, 6 Maret 2018
Kemal Fahmi Arrahman NIM. 1113081000040
xiii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
ABSTRAT ......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... xii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR BAGAN ........................................................................................ xviii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah .............................................................................. 18
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 20
A. Landasan Teori ...................................................................................... 20
1. Pengertian Pemasaran ............................................................... 20
2. Manajemen Pemasaran.............................................................. 21
3. Komunikasi Pemasaran ............................................................. 22
B. Political Marketing ............................................................................... 24
1. Pengertian Political Marketing ................................................. 24
2. Perbedaan Markeing Politik dan Marketing Binis .................... 26
3. Tujuan Politcal Marketing ........................................................ 28
4. Definisi Political Marketing Mix .............................................. 29
C. Pengertian Pemilih ................................................................................ 36
1. Pemilih ...................................................................................... 36
xiv
2. Syara-syarat Pemilih ................................................................. 37
D. Keputusan Memilih ............................................................................... 38
1. Keputusan Pembelian ................................................................ 38
2. Proses Pengambilan Keputusan ................................................ 38
3. Keputusan Memilih ................................................................... 44
E. Hubungan Antar Variabel Independen dengan Dependen .................... 47
F. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 49
G. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................................ 54
H. Hipotesis ................................................................................................ 56
BAB III ............................................................................................................. 57
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 57
B. Metode Penentuan Sampel .................................................................... 57
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 60
D. Metode Analisis Data ............................................................................ 62
1. Uji Statistik Deskriptif ............................................................... 62
2. Uji Validitas dan Reabilitas ....................................................... 62
3. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 65
4. Analisis Regresi Liniear Berganda............................................. 68
5. Uji Signifikansi Statistik ............................................................ 69
E. Data Operasional Variabel .................................................................... 72
1. Variabel ...................................................................................... 72
2. Instrumen Penelitian................................................................... 73
BAB IV ............................................................................................................. 77
A. Sekilas Tentang Gambaran Umum Pasangan Calon Gubernur DKI
Jakarta 2017 ............................................................................................. 77
B. Analisis dan Pembahasan .................................................................... 83
1. Deskripsi Data Responden .......................................................... 83
2. Uji Kualias Data .......................................................................... 86
3. Statistik Deskriptif Responden .................................................... 94
C. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 134
1. Hasil Uji Normalitas Data ........................................................ 134
xv
2. Hasil Uji Multikoliniearitas ...................................................... 137
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................... 138
D. Hasil Uji Hipotesis ............................................................................ 141
1. Hasil Uji Parsial (Uji t) ............................................................. 141
2. Hasil Uji Simultasn (Uji F) ....................................................... 144
E. Hasil Analisis Linear Berganda......................................................... 145
F. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ................................. 147
G. Hasil Pembahsan Statistik ................................................................. 148
BAB V ............................................................................................................. 155
A. Kesimpulan ......................................................................................... 155
B. Saran .................................................................................................... 155
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 159
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perolehan Suara Elektoral di Negara Bagian ...................................... 3
Tabel 1.2 Rekapitulasi Penindakan Pidana Korupsi Th 2010-2013 ................... 5
Tabel 1.3 Perolehan Suara dan Jumlah Kursi
yang Diperoleh pada Pemilih 1955 ..................................................................... 9
Tabel 1.4 Tingkat Partisipasi dan Golput Pemilu di Indonesia ......................... 10
Tabel 1.5 Total Percakapan ............................................................................... 13
Tabel 1.6 Daftar Pemilih Tetap Provinsi DKI Jakarta ...................................... 15
Tabel 1.7 Jumlah Pemilih Pemula ..................................................................... 16
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 45
Tabel 3.1 Skala Likert ...................................................................................... 60
Tabel 3.2 Operasional Variabel......................................................................... 69
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ................................................................. 84
Tabel 4.2 Usia Reponden .................................................................................. 84
Tabel 4.3 Tempat Tinggal ................................................................................. 85
Tabel 4.4 Uji Validitas: Product (X1)............................................................... 87
Tabel 4.5 Uji Validitas Promotion (X2) ........................................................... 88
Tabel 4.6 Uji Validitas: Price (X3) ................................................................... 89
Tabel 4.7 Uji Validitas: Place (X4) .................................................................. 89
Tabel 4.8 Uji Validitas: Keputusan Memilih (Y).............................................. 90
Tabel 4.9 Uji Reabilitas Product ...................................................................... 92
Tabel 4.10 Uji Reabilitas Promotion ................................................................ 92
Tabel 4.11 Uji Reabilitas Price ......................................................................... 93
Tabel 4.12 Uji Reabilitas Place ........................................................................ 93
Tabel 4.13 Uji Reabilitas Keputusan Memilih .................................................. 94
Tabel 4.14 visi misi partai yang mengajukan kandidat
menarik dukungan pemilih ................................................................................ 95
Tabel 4.15 Ideologi partai pendukung kandidat sesuai dengan ideologi saya .. 96
Tabel 4.16 Rekam jejak partai pengusung kandidat bagus ............................... 97
Tabel 4.17 Ideologi kandidat mencerminkan karakter kandidat tersebut ......... 98
Tabel 4.18 Kandidat bebas dari kasus korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) 100
xvii
Tabel 4.19 Kandidat harus memenuhi janji-janjinya dalam
mengentaskan kemiskinan .............................................................................. 101
Tabel 4.20 Kandidaat tegas dan konsisten dalam memerangi KKN ............... 102
Tabel 4.21 Kandidat akan meningkatkan perekonomian
DKI Jakarta ke arah yang lebih baik ............................................................... 104
Tabel 4.22 Iklan kampanye kandidat di berbagai media masa membantu pemilih
mengenal kandidat .......................................................................................... 105
Tabel 4.23 Atribut kampanye yang disebarkan membantu pemilih untuk mengenal
kandidat ........................................................................................................... 107
Tabel 4.24 Keikutsertaan kandidat dalam acara debat kandidat akan menarik
dukungan yang lebih banyak dari pemilih ...................................................... 108
Tabel 4.25 Komunikasi kandidat dengan masyarakat terjalin dengan baik .... 109
Tabel 4.26 komunikasi kandidat dengan media terjalin dengan baik ............. 110
Tabel 4.27 Kampanye dengan cara mengirimkan SMS ke pemilih efektif untuk
menjaring permilih .......................................................................................... 112
Tabel 4.28 Latar belakang pendidikan kandidat menjadi pertimbangan saya dalam
memilih kandidat ............................................................................................. 113
Tabel 4.29 Saya merasa nyaman dengan kandidat tertentu karena kesamaan latar
belakang agama ............................................................................................... 114
Tabel 4.30 Saya merasa nyaman dengan kandidat tertentu karena kesamaan latar
belakang suku/etnis ......................................................................................... 115
Tabel 4.31 Saya memilih kanidat yang memiliki
tingkat nasionalisme tinggi ............................................................................. 117
Tabel 4.32 Saya yakin kandidat akan membawa DKI Jakara lebih maju ....... 118
Tabel 4.33 Kunjungan kandidat ke daeraeh akan membawa pengaruh bagi suara
pemilih ............................................................................................................ 119
Tabel 4.34 Kandidat berkontribusi untuk daerah tempat tinggalnya .............. 120
Tabel 4.35 Penyebaran tim sukses kandidat merata di berbagai tempat ......... 121
Tabel 4.36 Kandidat mendengar aspirasi dari masyarakat dengan baik ......... 122
Tabel 4.37 Kunjungan kandidat ke organisasi masyarakat akan membawa
pengaruh bagi suara pemilih ........................................................................... 123
xviii
Tabel 4.38 Kultur sosial-budaya yang saya punya memengaruhi cara saya dalam
memilih kandidat ............................................................................................. 124
Tabel 4.39 Tingkat pendidikan saya mencerminkan
cara saya dalam memilih kandidat
......................................................................................................................... 125
Tabel 4.40 Tingkat pendidikan saya mencerminkan
cara saya dalam memilih kandidat .................................................................. 126
Tabel 4.41 Saya memilih kandidat berdasarkan data,
informasi, dan berita dari media massa ........................................................... 127
Tabel 4.42 Saya memilih kandidat dengan mempertimbangkan
ulasan para ahli ................................................................................................ 128
Tabel 4.43 Saya memilih kandidat berdasarkan cara kandidat
menghadapi permasalahan-permasalahan
......................................................................................................................... 129
Tabel 4.44 Saya memilih kandidat berdasarkan
perkembangan dan tren situasi terkini............................................................. 130
Tabel 4.45 Saya mempertimbangkan catatan
kinerja dan reputasi kandidat
......................................................................................................................... 131
Tabel 4.46 Saya mempertimbangkan program
kerja yang ditawarkan kandidat ...................................................................... 132
Tabel 4.47 Saya memilih kandidat berdasarkan strategi pemasaran politik masing-
masing
kandidat.........................................................................................................133
Tabel 4.48 Uji Normalitas Statistik ................................................................... 13
Tabel 4.49 Hasil Uji Multikonlinieritas .......................................................... 119
Tabel 4.50 Uji Glesjer ..................................................................................... 122
Tabel 4.51Uji Parsial ....................................................................................... 123
Tabel 4.52 Uji Simultan .................................................................................. 125
Tabel 4.53 Hasil Uji Regresi Liniear Berganda .............................................. 127
Tabel 4.54 Hasil Uji Determinas ..................................................................... 129
xix
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.2 Kerangka Berpikir Konseptual ........................................................ 50
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1Model Proses Pengambilan Keputusan .......................................... 36
Gambar 2.2 Indikkator Keputusan Memilih ..................................................... 42
Gambar 4.1 Visi Misi Pasangan Nomor Urut 1 ................................................ 78
Gambar 4.2 Visi Misi Pasangan Nomor Urut 2 ................................................ 78
Gambar 4.3 Visi Misi Pasangan Nomor Urut 3 ................................................ 80
Gambar 4.4 Perolehan Suara Putaran Pertama ................................................. 83
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian ................................................................... 163
Lampiran 2: Tabel Jawaban Responden ......................................................... 167
Lampiran 3 : Hasil uji SPSS - Kualitas Data .................................................. 176
Lampiran 4: Hasil uji SPSS - Uji Asumsi Klasik ........................................... 185
Lampiran 5: Hasil uji SPSS - Uji Hipotesis .................................................... 188
Lampiran 6 : Hasil uji SPSS - Analisis Regresi Linear Berganda .................. 188
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era modern seperti sekarang adalah suatu kewajiban untuk
menggali penemuan-penemuan baru di segala bidang untuk menerapkan
pendekatan-pendekatan baru agar bisa berkembang. Diperlukan inovasi-
inovasi baru untuk melahirkan pendekatan-pendekatan tersebut. Hal itu
berlaku juga dalam bidang sosial termasuk politik. Dengan kemajuan zaman
seperti sekarang, ilmu politik pun telah mencapai level tertentu untuk
memenuhi kebutuhan zaman yang semakin kompleks dalam menangani
permasalahan-permasalahan sosial-politik. Seiring dengan kemajuan zaman,
semakin pula terintegrasinya masyarakat global dan desakan untuk
menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, institusi politik pun membutuhkan
pendekatan alternatif serta manuver politik terbaru untuk membangun dan
merawat hubungan dengan konstituen mereka. Maka dari itu, marketing
sebagai suatu disiplin ilmu bisa digunakan sebagai cara alternatif oleh elit
politik dalam menyukseskan kontestasi elektoral.
Mungkin masih banyak yang skeptis, seberapa jauh ilmu marketing bisa
diterapkan dalam ranah politik. Jika dikupas lebih dalam, sebuah proses
demokratisasi dalam dunia bisnis diartikan dengan proses persaingan.
Hermawan Kertajaya (1996) menerangkan, pada saat belum ada persaingan
atau situasi persaingan tidak ketat, pemasaran tidak atau belum terlalu
2
dibutuhkan suatu perusahaan/kandidat. Pada situasi persaingan yang
semakin ketat, maka pemasaran menjadi suatu fungsi yang makin penting.
Pada saat persaingan sudah sangat ketat, tidak dapat diduga, pemasaran harus
menjadi jiwa setiap orang, sehingga marketing politik semakin menunjukan
urgensi dan relevansinya, ketika dunia politik dituntut untuk lebih terbuka,
transparan dan mampu berkompetisi secara sehat.
Ditambah lagi, jika diurai dari sejarahnya, marketing dalam politik
telah dipakai oleh negara-negara barat, seperti Inggris pada tahun 1929
bahkan di Amerika Serikat pun sudah menerapkannya sejak tahun 1926
sebagai strategi pemenangan dalam pemilu. Partai politik dan politisi asal
Amerika diakui secara luas telah mempelopori banyak teknik yang sekarang
mencakup kampanye pemilihan modern dikebanyakan negara demokrasi
besar. Namun, penerapan kerangka pemasaran politik yang komprehensif
belum banyak digunakan seperti di Inggris. Paling tidak hal ini disebabkan
oleh konteks politik nasional. Sebagai contoh, perbandingan antara kedua
tokoh Tony Blair dari Partai Buruh dan Bill Clinton dari Partai Demokrat
(Marshment, 2002).
Atau bila melihat pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) pada 2016
silam yang mempertemukan Hillary Clinton dari Partai Demokrat dan Donald
Trump dari Partai Republik, pemilu tersebut cukup menarik lantaran Donald
Trump bisa dikatakan tokoh yang kontroversial selama pemilihan Presiden
AS. Pasalnya, janji-janji kampanye yang disampaikan Trump sangat
memunggungi kebijakan-kebijakan pemerintahan AS saat ini. Salah satu
3
kebijakan yang akan diambil Trump adalah melarang warga negara muslim
terutama dari negara-negara timur tengah masuk ke wilayah AS. Serta ingin
membangun dinding raksasa di perbatasan AS dengan Meksiko guna
mencegah imigran gelap yang ingin mencari suaka. Menariknya, pemikiran
Trump ini justru membuat popularitasnya meroket. Trump dinilai berhasil
mengolaborasikan pemasaran ke dalam ranah politik. Karena Trump diakui
adalah seorang pebisnis ulung. Ia menggunakan insting bisnisnya. Trump
menyadari bahwa kesadaran adalah kunci dalam sebuah kampanye politik.
Sebab itu, ia mencurahkan ide-de kontroversialnya melalui berbagai macam
media dan menjadi perbincangan dunia. Selain kesadaran, ide Trump dinilai
orisinil. Orisinalitas memiliki peranan penting dalam membangun hubungan
kepada seluruh pamangku kepentingan. „Make America Great Again” adalah
slogan yang tepat dibandingkan dengan pesaingnya. Slogan milik Trump
dinilai memiliki nilai jual yang tinggi. Berikut adalah perolehan suara Donald
Trump dan Hillary Clinton:
Tabel 1.1
Perolehan Suara Elektoral di Negara Bagian
Donald Trump
(Partai Republik)
Hillary Clinton
(Partai Demokrat)
Jumlah Negara Bagian Total Suara Jumlah Negara Bagian Total Suara
28 Negara Bagian 253 17 Negara Bagian 211
Sumber: tribunnews.com (2017)
4
Dalam marketing politik modern, sebetulnya merupakan elaborasi lebih
lanjut yang dilakukan oleh para profesional periklanan asal Amerika Serikat.
Pada tahun 1960-an seiring terjadi peningkatan penggunaan media televisi
untuk iklan kampanye politik dalam menjalankan komunikasi politik, muncul
sebuah biro iklan politik bernama Campaign, Inc. (Perlmutter, 1999). Selain
itu, relevansi ilmu marketing dengan politik dikuatkan oleh pendapat Kotler
dan Levy (1969), menurut mereka, konsep pemasaran tidak hanya terbatas
pada institusi bisnis saja.
Marketing pada dasarnya adalah suatu proses mengidentifikasi,
menciptakan dan mengomunikasikan nilai, serta memelihara hubungan yang
memuaskan pelanggan untuk memaksimalkan keuntungan (Ali, 2013). Cara
dan metode marketing telah digunakan dalam semua aspek kehidupan.
Penggunaan metode dan konsep marketing dalam bidang politik dikenal
sebagai pemasaran politik (political marketing). Marketing dalam politik
bertujuan membantu partai politik atau calon kandidat untuk menjadi lebih
baik dalam mengenal konstituennya yang diwakili atau yang menjadi target,
kemudian mengembangkan program kerja yang populis atau isu politik
nasional yang sesuai aspirasi masyarakat dan mampu berkomunikasi secara
aktif dan efektif dengan masyarakat. Marketing tidak bertujuan untuk masuk
ke wilayah politik praktis, melainkan menjadi cara pendistribusian kekuasaan
atau untuk menentukan keputusan politik.
Marketing politik membantu kandidat dalam membuat pencitraan politik
yang bagus. Karena sebagai mana diketahui, masalah rendahnya ketertarikan
5
masyarakat terhadap kontestasi elektoral adalah ketidakpercayaan masyarakat
kepada politisi atau partai politik karena dinilai banyak melakukan tindakan-
tindakan yang dinilai mengkhianati prinsip negarawan, di antaranya praktik
korupsi. Tren peningkatan praktik korupsi ini sudah sangat mengkhawatirkan.
Efek ini sekiranya akan menular kepada para kandidat yang memiliki rekam
jejak yang baik dan punya niat baik ingin membantu rakyatnya. Berikut
adalah tabel angka korupsi di Indonesia yang ditindak oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK):
Tabel 1.2
Rekapitulasi Penindakan Pidana Korupsi Tahun 2010-2013
Tahun Penyelidikan Penyidikan Penuntutan Inkrah Eksekusi
2010 54 40 32 34 36
2011 78 39 40 34 34
2012 77 48 36 28 32
2013 81 70 41 40 44
Sumber: kpk.go.id (2017)
Filosofi marketing juga memberikan arahan bagaimana kita bisa
menerapkan ilmu marketing dalam dunia politik (O‟Shaugnessy, 1996).
Karena ilmu marketing melihat bahwa kebutuhan konsumen/stakeholder
adalah hal terpenting sehingga perlu diidentifikasi dan dicari bagaimana
6
memenuhi kebutuhan tersebut. Ketika filosofi marketing diaplikasikan ke
dalam dunia politik, maka seorang kandidat untuk dapat memenangkan
sebuah pemilu harus bisa menangkap keresahan dari masyarakat sehingga
program-program yang ditawarkan bisa menjawab akar permasalahan yang
ada. Kemudian mampu menumbuhkan keyakinan pemilih untu memberikan
suara ke calon kandidat.
Poltical marketing dalam konteks pemilihan umum diduga merupakan
suatu alat untuk memengaruhi konstituen dalam membuat keputusan
memilih. Menurut O‟Cass (2001), Marketing politik tidak menjamin sebuah
kemenangan tapi menyediakan tools untuk menjaga hubungan dengan
pemilih sehingga dari situ akan terbangun kepercayaan sehingga selanjutnya
akan diperoleh dukungan suara mereka.
Tentunya metode dan konsep marketing memerlukan penyesuaian
dengan situasi dan kondisi dunia politik. Tidak semua metode politik dapat
langsung diterapkan dalam konteks dunia politik. Namun, partai politik dan
calon kandidat sangat membutuhkan metode efektif dan manuver politik yang
baik untuk bisa membangun hubungan jangka panjang dengan konstituen dan
masyarakat luas. Marketing, yang diadaptasi dalam dunia politik dapat
digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam menransfer
ideologi dan program kerja dari kontestan ke masyarakat.
Political marketing dengan marketing dalam dunia bisnis memiliki
perbedaan, meskipun marketing mix tetap berlaku dalam marketing politik,
dimana terdapat atmosfir political marketing yang harus diperhatikan karena
7
berbedanya tujuan politik dengan tujuan bisnis. Lebih lanjut disebutkan
bahwa political marketing merupakan sebuah proses dan harus ditempuh
melalui dua hal utama, yaitu marketing program dan voters segmentation.
Program marketing merupakan penyampai produk politik yang
disebut dengan 4P (produk, harga, promosi, dan tempat); voters segmentation
adalah cara menentukan para pemilih pada beberapa level kategori sehingga
pengemasan produk politik dapat dilakukan sesuai kategori tersebut
(Firmanzah, 2012).
Dengan menganut pola di atas, bagi pemain politik dan pihak yang
menerapkannya diyakini akan mampu menawarkan alternatif strategi untuk
meraup dukungan politik terutama pada kecenderungan untuk memilih.
Kesungguhan usaha pemasaran politik, diyakini akan dapat memaksimalkan
potensi pemenangan partai politik dan para kandidat (Solatun Dulah, 2014).
Pola itu harus benar-benar dimaksimalkan oleh pelaku politik.
Pemaksimalan tersebut akan dapat menjadi sebuah keniscayaan,
karena hal tersebut secara akademik maupun berdasarkan fakta empirik
terbukti dimungkinkan, misalnya melalui usaha-usaha penerapan teknik-
teknik pemasaran yang baku ke dalam pemasaran dan kampanye politik yang
pada gilirannya akan dapat memastikan atau menjamin bahwa perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian seluruh tahapan kampanye politik akan
berjalan secara sistematik, efisien dan terarah pada memperoleh sasarannya
yaitu keputusan memilih untuk menjadikan partai politik dan para kandidat
sebagai pilihan mereka (Kotler dan Kotler, 1999 dalam Dulah, 2014).
8
Indonesia sebagai negara demokrasi sudah sering menyelenggarakan
pemilihan umum. Sekilas tentang pemilu di Indonesia, sejak kemerdekaan
republik ini 72 tahun silam, berbagai pekerjaan rumah bangsa yang
menumpuk di depan mata. Praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, berbelitnya
birokrasi, kesenjangan sosial dan masih banyak sekali hal yang harus
dibenahi. Semenjak berdirinya republik ini pula, Indonesia memilih untuk
menggunakan sistem demokrasi yang dianggap mampu menjadi jalan tengah
untuk merampungkan pekerjaan rumah tadi. Banyak rintangan dalam
menjalankan demokrasi di Indonesia, apalagi Indonesia adalah bekas negara
jajahan. Sebelum menerapkan sistem demokrasi, Indonesia pernah
menerapkan negara serikat yang diberi nama Republik Indonesia Serikat.
Namun, itu tidak bertahan lama lantaran rakyat Indonesia menginginkan
kembali kepada apa yang digagas para pendiri bangsa, yakni Republik
Indonesia, atau sering disebut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Setelah mengalami pergolakan panjang, sejarah politik baru dilahirkan
pada tahun 1955, karena pada tahun ini pemilu pertama kali diselenggarakan.
Ini adalah bentuk pesta demokrasi yang dinanti-nantikan rakyat. Hasil dari
pemilu ini melahirkan beberapa lembaga negara, di antaranya Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), dan Konstituante (istilah MPR atau Majelis
Permusyawaratan Rakyat pada saat itu). Dalam pemilu pertama itu muncul
empat partai besar yang memiliki perolehan suara di atas 10 %.
9
Tabel 1.3
Perolehan suara dan jumlah kursi yang diperoleh dalam pemilu 1955
Partai Politik Persentase (%) Jumlah Kursi
PNI 22,3 57
Masyumi 20,9 57
NU 18,4 45
PKI 16,4 39
PSII 2,9 8
Parkindo 2,6 8
Partai Katolik 2,0 6
PSI 2,0 5
Lain-lain 12,5 32
Total 100 257
Sumber: Firmanzah (2012)
Sistem demokrasi Indonesia mengalami pendewasaan sedikit demi
sedikit, terutama di era pasca reformasi. Perubahan struktur mekanisme
pemilihan kepala daerah membawa dampak yang besar terhadap
perkembangan studi mengenai political marketing. Terutama perilaku pemilih
10
(voter behavior). Karena, untuk memenangkan sebuah pemilihan umum,
termasuk pilkada, seorang pasangan kandidat dan partai dituntut untuk
mengetahui pemilih sasarannya (Kotler dan Keller, 2012)
Terlebih lagi, tahun 2017 sering disebut tahun politik oleh sejumlah
kalangan. Sebab, pada tahun tersebut akan berlangsung pemilihan umum
kepala daerah atau pilkada serentak. Hal tersebut dilaksanakan sesuai amanah
Undang-Undang Nomor 10 tahun 2016 tentang Pilkada. Artinya, akan ada
pemilihan kepala daerah baik itu pemilihan Gubernur, Walikota, dan Bupati.
Sementara, Komisi Pemilihan Umum (KPU) merilis informasi bahwa
terdapat penurunan tingkat partisipasi pemilih sebanyak 20% di lima daerah
sehingga rata-rata tingkat partisipasi pemilih secara nasional hanya 69%.
KPU sendiri telah menargetkan tingkat partisipasi pemilih pilkada serentak
tahun 2017 menyentuh angka 77%. Pilkada serentak yang akan dilaksanakan
di beberapa daerah di Indonesia akan berlangsung pada 15 Februari 2017
(Komisi Pemilihan Umum, 2017).
Tabel 1.4
Tingkat Partisipasi dan Golput Pemilu di Indonesia
No Pemilu Tingkat
Partisipasi
Tingkat Golput
1 1955 91,1% 8,6%
2 1971 96,6% 3,4%
11
3 1977 96,5% 3,5%
4 1982 96,5% 3,5%
5 1987 96,4% 3,6%
6 1992 95,1% 4,9%
7 1997 93,6% 6,4%
8 1999 92,6% 7,3%
9 Pileg 2004 84,1% 15,9%
10 Pilpres 2004 - Putaran I 78,2% 21,18%
11 Pilpres 2004 - Putaran II 76,6% 23,4%
12 Pileg 2009 70,7% 29,3%
13 Pilpres 2009 71,7% 28,3%
14 Pileg 2014 75,2% 24,8%
15 Pilpres 2014 70,9% 29,1%
Sumber: (kpu.go.id, 2017, Soebagio, 2008)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa angka golput dalam pemilihan
umum di Indonesia cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Walaupun terjadi fluktuasi tingkat partisipasi pemilu di Indonesia namun
12
angka golput pada pemilu presiden 2014 cukup mengkhawatirkan karena
menyentuh angka 29,1%.
Iklim perpolitikan diyakini kian jadi menghangat. Masing-masing pasang
calon yang ikut dalam kontestasi politik tengah sibuk melakukan tebar pesona
demi meningkatkan elektabilitas. Terlihat dari bertebarannya gambar pasang
calon di berbagai sarana media. Sumber yang diperoleh dari laman resmi
KPU RI menyatakan, sebanyak 101 daerah yang terdiri atas 7 provinsi, 76
kabupaten dan 18 kota mengikuti pemilihan kepala daerah tahun 2017.
Ketujuh provinsi tersebut, yakni Daerah Istimewa Aceh, Bangka Belitung,
Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, Papua Barat dan Daerah Khusus Ibu Kota
(DKI) Jakarta (kpu.go.id, 2017).
Penelitian ini berfokus hanya pada Provinsi DKI Jakarta saja karena
mendapat paling banyak sorotan publik. Keunikan Pilkada DKI juga terdapat
pada besarnya perhatian publik dalam pesta lima tahunan itu. Sorotan
masyarakat di perhelatan Pilkada 2017 DKI Jakarta seperti menutup
keberadaan pemilihan serupa di 100 daerah lain (Fauzi, 2017). Setidaknya
ada 1,1 juta Tweet terkumpul terkait Pilkada DKI Jakarta dengan tagar
Pilkada DKI (#PilkadaDKI) di hari pencoblosan, dengan 1.600 tweet per
menit.
Fenomena lainnya dari rekaman data PoliticaWave.com sejak hari
terakhir pendaftaran, 23 September 2016 sampai 6 Oktober 2016, tercatat
243.859 percakapan mengenai ketiga pasangan calon Gubernur dan Wakil
Gubernur DKI. Pasangan Basuki-Djarot sementara memimpin dengan
13
146.460 percakapan atau memiliki Share of Awareness sebesar 60,06% dari
total percakapan. Diikuti oleh pasangan Anies-Sandi dengan 62.584
percakapan atau memiliki Share of Awareness sebesar 25,66% dan pasangan
Agus-Sylviana dengan 34.815 percakapan atau memiliki Share of Awareness
sebesar 14,28%.
Setiap percakapan mengandung sentimen, yang merupakan persepsi
netizen terhadap pasangan calon tersebut. Pasangan Basuki-Djarot juga
sementara memimpin terkait dengan sentimen warganet. Net Sentimen
(selisih antara sentimen positif dan negatif) pasangan Basuki-Djarot adalah
sebesar 7.078. Namun, berbeda dalam jumlah percakapan, untuk Net
Sentimen, di posisi kedua adalah pasangan Agus-Sylvi sebesar 6.207 dan
diikuti oleh Anies-Sandi sebesar 2.981. Lihat tabel 1.5
Tabel 1.5
Total percakapan (share of awareness)
Periode Basuki –
Djarot (%)
Agus – Sylvi
(%)
Anies –
Sandi (%)
Total
Percakapan
23 Sep 2016-
6 Okt 2016
146.460
(60,06%)
34.815
(14,28%)
62.584
(25,66%)
243.859
Sumber: PoliticaWave (2016)
Selain itu, Pilkada DKI Jakarta sering disebut barometer politik
nasional karena dijadikan prediksi atas peta politik nasional, yakni pemilihan
14
presiden dan pemilihan legislatif 2019. Keterlibatan elit-elit partai koalisi
yang rela turun langsung demi kemenangan pilkada DKI Jakarta, seperti
Susilo Bambang Yudhoyono (Ketua Umum Partai Demokrat), Megawati
Soekarno Putri (Ketua Umum PDIP), dan Prabowo Subianto (Ketua Umum
Partai Gerindra) dinilai menjadikan pilkada ini begitu penting lantaran
berpengaruh pada pertarungan politik di tahun 2019.
Di samping itu, publik menyoroti Pilkada DKI Jakarta 2017 lantaran
kompetisi politik di antara masing-masing pasang calon sangat ketat dan
dinamis. Selain konsolidasi partai koalisi yang solid, berbagai cara untuk
mengambil suara rakyat dilakukan dengan merangkul organisasi
kemasyarakatan. Proses peneguhan politik berbasis sosiologis seperti
organisasi formal dan informal telah membuat pemilih berada dalam jaringan
sosial yang memungkinkan terjadinya proses mobilisasi politik dan
menyebabkan warga lebih terlibat. Organisasi sosial seperti jaringan
primordial atau identitas berbasis agama kedaerahan, organisasi kepentingan
seperti serikat buruh dan petani, serta asosiasi volunteristik misalnya klub
olahraga, musik, dan komunitas lainnya sudah digarap para pasang calon.
Model pendekatan SES atau sosio-economic status seperti dari Parry, Mayser,
dan Day dalam Political Participation and Democracy in Britain (1992) yang
kemudian disempurnakan Civic Voluntary Model dari Verba, Scholzman dan
Brady dalam Voice and Equality (1995) sebenarnya sudah menunjukan
kecenderungan polarisasi pilihan masyarakat (Heryanto, 2017).
15
Pertarungan politik tersebut sempat diwarnai pula oleh sejumlah isu
politik yang menjadi amunisi untuk melemahkan kompetitor politik mereka.
Isu politik tersebut cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, itu merupakan isu
personal yang rentan menimbulkan konflik horizontal di tengah-tengah
masyarakat karena berkaitan dengan prinsip kebhinekaan Indonesia yang
telah dirawat sejak lama oleh para pendiri bangsa.
Selain dinamika Pilkada DKI Jakarta di atas, sebanyak 7.108.589 pemilih
telah ditetapkan KPU RI menjadi Daftar Pemilih Tetap (DPT) dengan rincian
pemilih berjenis kelamin laki-laki berjumlah 3.561.690 dan pemilih
perempuan berujumlah 3.546.899. Dengan jumlah DPT sebanyak itu, dapat
dijadikan sebagai sebuah wahana dalam mengimplementasikan strategi
marketing politik dari masing-masing partai politik pengusung kandidat,
kandidat individu ataupun tim sukses kandidat. Berikut data DPT Provinsi
DKI Jakarta yang dimuat dalam tabel 1.6.
Tabel 1.6
Daftar Pemilih Tetap Provini DKI Jakarta 2017
No Kabupaten/Kota TPS Jumlah Pemilih
L P Total
1 Jakarta Barat 2.934 834.448 817.603 1652051
2 Jakarta Pusat 1.237 374.307 372.845 747152
3 Jakarta Selatan 2.973 796.540 797.160 15393700
16
4 Jakarta Timur 3.690 999.941 1.006.456 2.006.397
5 Jakarta Utara 2.150 547.668 544.206 1.091.874
6 Kepulauan Seribu 39 8.786 8.629 17.415
Total 1.023 3.561.690 3.546.899 7.108.589
Sumber: pilkada2017.kpu.go.id (2017)
Di samping itu, Butler dan Collins (2001) melihat adanya peningkatan
volatilitas atau semakin berubah-ubahnya (volatility) perilaku pemilih. Hal ini
membuat keberpihakan pemilih menjadi lebih sulit diduga. Tidak stabilnya
perilaku pemilih sangat dipengaruhi oleh semakin pudarnya ikatan ideologis
pemilih dengan partai atau kontestan pemilu, berakhirnya perang ideologis
dan meningkatnya materialisme kapitalistik menyebabkan pemilih dewasa ini
cenderung pragmatis, cenderung memilih partai atau kandidat yang mampu
menawarkan produk politik yang lebih baik dibandingkan pesaing
(Firmanzah, 2008).
Dalam pemilihan umum terdapat pemilih yang solid dibelakang atau
partisan calon tertentu dan tidak akan mempertimbangkan mengubah pikiran
mereka apapun yang dikatakan oleh oposisi. Namun yang menjadi target
suara adalah swing voter atau pemilih berayun, yaitu pemilih yang tidak
berafiliasi dengan partai politik tertentu atau yang akan memilih lintas partai.
Suara pemilih pemula yang cenderung mengarah kepada swing voter
terutama di kalangan civitas akademika, terlihat pada tabel 1.7
17
Tabel 1.7
Jumlah Pemilih Pemula
Laki-laki Perempuan Total (%)
102.128 97.712 199.840 (2,81%)
Sumber: pilkada2017.kpu.go.id (2017)
Penelitian empiris mengenai political marketing, (penggunaan marketing
dalam kampanye politik) masih langka. Karya-karya ilmiah yang diterbitkan
pada umumnya masih bersifat konseptual. Penelitian pemasaran politik
selama ini masih terbatas pada konsep pengukuran dan belum banyak yang
melakukan pengujian secara empirik.
Studi pemasaran politik, mulai mendapat perhatian yang meningkat dan
menjadi sesuatu yang “baru secara akademis” (O‟Shaughnessy and
Henneberg, 2002). Penelitian ini bertujuan mengisi gap tersebut dengan
melakukan studi empirik pada pemahaman bauran pemasaran pada bidang
politik yang terdiri dari produk politik, harga politik, promosi politik dan
distribusi politik dengan melakukan eksplorasi terhadap indikator-indikator
yang menjadi elemen dalam bauran pemasaran tradisional.
Selain latar belakang pemahaman konsep dan adanya fenomena tahun
politik, peneliti sebagai mahasiswa jurusan manajemen marketing ingin juga
memberikan kontribusi nyata sebagai pengaplikasian Tridharma perguruan
tinggi dengan membuat penelitian terkait fenomena ini. Maka sejalan dengan
uraian di atas apakah political marketing mix berpengaruh pada keputusan
18
memilih, maka penulis tertarik untuk menyajikan skripsi berjudul “Analisis
Pengaruh Political Marketing Mix Terhadap Keputusan Memilih
Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta 2017”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Political Marketing Mix secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan memilih dalam Pilkada DKI Jakarta 2017?
2. Apakah Political Marketing Mix secara simultan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan memilih dalam Pilkada DKI Jakarta 2017?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini
dilakukan dengan tujuan:
a) Untuk menganalisis pengaruh Political Marketing Mix secara
parsial terhadap keputusan memilih dalam Pilkada DKI Jakarta
2017.
b) Untuk menganalisis pengaruh Political Marketing Mix secara
simultan terhadap keputusan memilih dalam Pilkada DKI
Jakarta 2017.
19
2. Manfaat Penelitian
Tujuan lain dibuatnya penelitian ini adalah untuk memberikan
manfaat terhadap:
a) Bagi Peneliti
Sebagai wahana latihan pengembangan kemampuan dan
penerapan teoritis dalam perkuliahan.
b) Bagi Akademis
Penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan sebagai bahan
bacaan untuk menambah pengetahuan dan bahan
penyusunan penelitian serupa dan lebih mendalam.
c) Bagi Peneliti Berikutnya
Hasil Penelitin ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
bagi mahasiswa khususnya jurusan manajemen pemasaran
untuk digunakan dalam penelitian selanjutnya.
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Proses kegiatan permintaan barang dari tangan produsen ke tangan
konsumen tidak terlepas dari pengertian pemasaran. Untuk memberikan
gambaran yang jelas mengenai pemasaran, berikut ini akan digambarkan
beberapa pengertian pemasaran.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), yaitu sebagai proses di
mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun
hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap
nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Sedangkan menurut Swasta dan
Irawan (2007), pemasaran adalah suatu kegiatan usaha mengarahkan aliran
barang dan jasa dari produsen kepada konsumen atau pemakai.
Di sisi lain, pemasaran menurut Tjiptono (2008) adalah fungsi
yang paling banyak memiliki kontak yang paling besar dengan lingkungan
eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas
terhadap lingkungan eksternal, oleh karena itu, pemasaran memiliki
peranan cukup penting dalam pengembangan strategi.
Pendapat lain dikemukakan oleh Rewanold (2007) yang
menyatakan bahwa “marketing is the process in society by which the
21
demand structure for economic good and service trough conception
promotion.” Artinya, pemasaran adalah proses di masyarakat yang
melihat struktur permintaan barang dan jasa ekonomis melalui konsep
promosi.
Dari pengertian-pengertian definisi pemasaran di atas, jelaslah
bahwa pemasaran bukan sekadar proses menawarkan atau menjual produk
atau jasa tetapi sampai kepada kepuasan kebutuhan konsumen. Pemasaran
merupakan suatu sistem dari kegiatan bisnis yang saling berhubungan dan
ditujukan untuk merencanakan, mendistribusikan, dan mempromosikan
barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Manajemen Pemasaran
Kotler dalam Swasta (2004), mendefinisikan manajemen
pemasaran sebagai penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran
dengan pasar yang dituju dengan masksud untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Manajemen pemasaran merupakan kegiatan penganalisaan,
perencaanaan, pelaksanaana dan pengambilan program-program yang
dibuat untuk membentuk, membangun, dan memelihara keuntungan dari
pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan organisasi dalam
jangka panjang (Assauri, 2000).
22
Atau dengan kata lain, manajemen pemasaran bertujuan pada suatu
analisis yang menyangkut kebutuhan, keinginan, pemahaman dan pilihan
preferensi atas sasaran pasar perantara sebagai landasan bagi design,
penetapan harga, komunikasi dan distribusi yang efisien.
3. Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran, menurut Kotler dan Keller (2012) dalam
bukunya mengatakan bahwa, aktifitas yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi, mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan
dan produknya agar bersedia menerima membeli, dan loyal pada produk
atau jasa yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Borgerson, Janet L. dan Jonathan E. (2002) menyatakan,
komunikasi pemasaran tergantung pada representasi visual untuk
menghasilkan gampar pada makna merek, dan simulasi spektakuler yang
menciptakan asosiasi dalam benak konsumen. Komunikasi pemasaran
terpadu yang digagas Kotler dan Keller (2012) adalah sebagai berikut:
a. Integrated Marketing Communication (Komunikasi pemasaran
terpadu)
Sebuah konsep di mana suatu perusahaan mengintergrasikan
dan mengoordinasikan berbagai saluran komunikasi untuk
mengirim pesan yang jelas, konsisten dan menyakinkan
berkenaan dengan perusahaan dan produknya. Bauran
komunikasi pemasaran menurut Kotler dan Keller (2012) terdiri
dari:
23
1) Advertising
Semua produk penyajian dan promosi non personal atas
ide, barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan
sponsor tertentu.
2) Sales Promotion
Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong
keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
3) Events and Experience
Kegiatan pemberian sponsor dari perusahaan dan program
yang dibuat untuk menciptakan merek yang biasa saja atau
merek yang spesial.
4) Public Relation
Berbagai program untuk mempromosikan dan melindungi
citra perusahaan masing-masing produknya.
5) Direct Marketing
Penggunaan surat, telepon, faksimili, surel, dan alat
penghubung non personal lain untuk berkomunikasi cara
langsung dengan mendapatkan tanggapan langsung dari
pelanggan dan calon pelanggan tertentu.
6) Personal Selling
Interaksi langsung dengan satu pembeli atau lebih guna
melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan menerima
pesanan.
24
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi pemasaran adalah
aktivitas pemasaran yang berusaha menciptakan kesadaran atau
pengetahuan mengenai produk dengan berbagai atributnya,
menginformasikan kelebihan produk, menciptakan citra produk atau
menciptakan sikap positif, preferensi dan keinginan membeli produk
barang bersangkutan.
B. Political Marketing
1. Pengertian Political Marketing
Penggunaan konsep marketing dalam ranah politik sering disebut
Political Marketing. Wring (1996), mendefinisikan political marketing
sebagai “the party or candidate‟s use of opinion research and environmental
analysis to produce and promote a competitive offering which will help
realise organisational aims and satisfy groups of electors in exchange for
their votes.”
Artinya ialah partai atau kandidat menggunakan telaah opini dan
analisis lingkungan untuk memproduksi dan mempromosikan penawaran
kompetitif yang akan membantu mewujudkan tujuan organisasi dan
memuaskan kelompok pemilih dengan imbalan akan mendapatkan suara
pemilih.
Sementara menurut Butler dan Collins (2001), Marketing politik
adalah konsep permanen yang harus dilakukan terus-menerus oleh sebuah
partai politik atau kontestan dalam membangun kepercayaan dan image
public. Pemasaran politik didefinisikan sebagai aplikasi prinsip-prinsip
25
pemasaran dalam kampanye politik yang beraneka ragam individu,
organisasi, prosedur-prosedur dan melibatkan analisis, pengembangan,
eksekusi, dan strategi manajemen kampanye oleh kandidat, partai politik,
pemerintah, pelobi, kelompok-kelompok tertentu yang bisa digunakan untuk
mengarahkan opini publik pada ideologi mereka (Newman, 1999).
Adapapun pendapat lainnya diungkapkan oleh Harris (2001),
menyatakan bahwa political marketing adalah suatu keinginan umum yang
disamakan dengan teknik yang digunakan dalam upaya mengajak pemilih
dalam kampanye untuk mempromosikan baik politiknya maupun
kebijakannya.
Di sisi lain Mauser G. (1983) dalam Gun Gun Heryanto (2010),
marketing politik dianalogikan kepada marketing komersial. Misalnya, di
sektor komersial harus memiliki target audiens dari pemilih yang harus
mendukung, menggunakan media massa, dalam sebuah lingkungan
kompetitif yang dipadati lebih dari satu „brand‟ produk.
Jadi, dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik garis merah
bahwa pemasaran politik di sini merupakan konsep yang menawarkan
bagaimana sebuah partai politik atau kontestan bisa membuat program yang
berhubungan dengan permasalahan aktual. Pemasaran politik merupakan
konsep yang permanen yang harus dilakukan secara terus menerus oleh partai
politik atau kandidat dalam membangun kepercayaan dan image politik.
26
Membangun kepercayaan politik dan image ini hanya bisa dilakukan
melalui hubungan jangka panjang antara partai politik atau kandidat dengan
pemilih, tidak sekadar pada masa kampanye pemilu saja.
2. Perbedaan Marketing Politik dan Marketing Bisnis.
Marketing pada dunia usaha atau bisnis dengan marketing pada
konteks politik cenderung memiliki sedikit perbedaan. Hal tersebut senada
dengan Locke dan Harris (1996), menurut mereka terdapat beberapa
karakteristik mendasar yang membedakan marketing politik dengan
marketing bisnis. Perbedaan ini berangkat dari kondisi pemilihan umum
yang memang berbeda dengan konteks dunia bisnis. Perbedaan-perbedaan
tersebut menurut mereka, adalah:
a. Pada setiap pemilihan umum, semua pemilih memutuskan siapa yang
mereka pilih pada hari yang sama. Hampir tidak ada perilaku
pembelian produk dan jasa dalam dunia usaha seperti perilaku yang
terjadi selama pemilihan umum.
b. Meskipun beberapa pihak berargumen tentang adanya biaya individu
dalam jangka panjang atau penyesalan (dalam bahasa ekonomi)
sebagai akibat keputusan yang diambil ketika melaksanakan
pencoblosan dalam pemilu, pada kenyatannya tidak ada harga
langsung ataupun tidak langsung terkait pencoblosan. Hal inilah yang
paling membedakan konsep pembelian (purchase) dalam politk
dibandingkan dengan pembelian yang terdapat dalam dunia bisnis.
27
c. Meskipun tidak ada harga spesifik yang terkait dengan pencoblosan
yang dilakukan, pemilih harus hidup dengan pilihan kolektif, meskipun
kandidat atau partai politik yang memenangkan pemilu bukan pilihan
mereka. Hal ini membedakan pilihan publik dengan proses pembelian
yang terjadi dalam pasar ekonomi. Dalam proses pembelian di pasar
ekonomi, produk dan jasa yang dikonsumsi adalah yang mereka beli.
Pembeli dapat menolak konsumsi atas barang-barang yang tidak
disukai. Sedangkan dalam politik, ketika partai atau kandidat mereka
kalah, pihak yang kalah ini harus hidup dan menelan kenyataan atas
berkuasanya kandidat yang memenangkan pemilu.
d. Dalam banyak kasus marketing di dunia bisnis, brand yang memimpin
pasar cenderung untuk tetap menjadi leader dalam pasar. Sedangkan
dalam politik, pihak yang berkuasa akan dapat dengan mudah jatuh
menjadi partai yang tidak populer ketika mengeluarkan kebijakan
publik yang tidak populer seperti menaikan pajak dan menaikkan
harga bahan bakar minyak. Reputasi politik dapat meroket dan dengan
cepat jatuh tenggelam hinnga ke dasar yang paling dalam
e. Pemenang pemilu akan mendominasi dan memonopoli proses
pembuatan kebijakan publik. Pemenang pemilu akan mendapatkan hak
dan legitimasi untuk melakukan semua hal yang mengatur keteraturan
sosial dalam masyarakat.
f. Meskipun terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk
mengubah arah dan platform partai politik, kemungkinan untuk
28
meluncurkan brand politik yang baru sangatlah sulit. Lantaran, brand
dan image politik pada umumnya sudah melekat dengan keberadaaan
partai tersebut.
g. Produk politik atau kandidat individu adalah produk tidak nyata
(intangible) yang sangat kompleks, tidak mungkin dianalisis secara
keseluruhan. Sebagai konsekuensinya kebanyakan pemilih
menggunakan judgement terhadap keseluruhan konsep dan peran yang
diterima.
3. Tujuan Political Marketing
Hayes dan dan McAllister (1996) menegaskan tujuan utama
marketing politik adalah bagaimana sebuah partai politik bisa
mendapatkan dukungan dari publik dengan mengaplikasikan metode dan
teknik yang ada di marketing, kemenangan seorang kandidat, lebih
ditentukan pada ketepatan dalam merumuskan strategi yang didasarkan
dalam analisis yang akurat terhadap situasi, kondisi dan kebutuhan
masyararkat. Salah satunya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan memilih para pemilih.
Dalam perkembangannya, O‟Shaughnessy (2001) menegaskan,
pesan yang ingin disampaikan dalam konsep political marketing lebih
pada:
a. Menjadikan pemilih sebagai subyek dan bukan sebagai obyek dari
partai politik atau seorang kandidat.
29
b. Menjadikan permasalahan yang dihadapi pemilih adalah langkah awal
dalam menyusun program kerja yang ditawarkan dalam kerangka
masing-masing ideologi.
c. Marketing politik tidak menjamin sebuah kemenangan, tapi
menyediakan tools bagaimana menjaga hubungan dengan pemilih
untuk membangun kepercayaan dan selanjutnya memperoleh
dukungan suara.
4. Definisi Political Marketing Mix
Penerapan political marketing mix dalam pentas perpolitikan menjadi
sesuatu yang tidak dapat ditinggalkan. Partai politik harus mampu
mengenali konstituennya, simpatisan dan terus menerus mengamati apa
yang dilakukan oleh pesaingnya. Dengan menggunakan konsep political
marketing mix, partai politik dan kandidat akan mampu merumuskan pasar
sasaran yang diinginkan dan fokus dalam membidik targetnya. Selain itu,
konsep political marketing mix akan mendukung proses penciptaan strategi
komunikasi politik antara partai politik atau kandidat dengan karakter
masyarakat yang menjadi target sasaran.
Selanjutnya, Niffenegger (1989) menjelaskan karakteristik marketing
politik dengan lebih rinci. Model marketing politik Niffenegger (1989)
terlihat seperti bagan di bawah ini:
30
Bagan 2.1
Model Marketing Politik
Program Marketing
Produk Platform Partai
Masa Lalu
Karakteritik Personal
Promosi Advertising
Publikasi, event, debat
Harga Biaya Psikologis
Efek Image Nasional
Tempat Program Marketing
Program Volunteer
Sumber: Niffenegger (1989)
Marketing mix dalam politik mempunyai nuansa yang berbeda dengan
yang diterapkan di dalam dunia usaha dalam kehidupan sehari-hari
(Firmanzah, 2012). Berikut akan dibahas setiap baruan tersebut:
a) Product ( Produk)
Produk yang ditawarkan institusi politik merupakan sesuatu yang
kompleks, di mana pemilih akan menikmatinya setelah sebuah partai atau
seorang kandidat terpilih (Niffenegger, 1990).
Kandidat
31
Produk politik merupakan sesuatu yang kompleks dan bersifat
multidimensional, dari figur calon pemimpin, isu politik, program politik
sampai jargon-jargon politik yang digunakan (Locke & Harris, 1996).
Menurut Niffenegger (1989), produk politik dibagi dalam tiga
dimensi:
a. Party platform (program partai)
Produk utama dari sebuah institusi politik adalah platform partai yang
berisikan konsep, identitas ideologi, dan program kerja sebuah institusi
politik.
b. Past record (catatan tentang hal-hal yang dilakukan dimasa
lampau)
Selain itu, apa saja yang telah dilakukan partai politik di masa lalu
berkontribusi dalam pembentukan sebuah produk politik.
c. Personal characteristic (ciri pribadi).
Akhirnya, karakteristik atau ciri seorang pemimpin atau kandidat
memberikan citra, simbol, dan kredibilitas sebuah produk politik (political
produk).
Sedangkan Butler dan Collins (1994) menyatakan adanya tiga dimensi
penting yang mesti dipahami dari sebuah produk politik,
a. Person/party/ideology (pribadi/partai/ideologi)
Seorang kandidat, partai politik dan ideologi partai adalah
identitas sebuah institusi politik yang ditawarkan ke pemilih. Para
pemilih akan menilai dan menimbang kandidat, partai politik dan
32
ideologi mana yang kiranya akan berpihak dan mewakili suara
mereka.
b. Loyalty (kesetiaan)
Loyalitas pemilih adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh
sebuah institusi politik. Hubungan antara institusi politik dengan
pemilih adalah kontrak sosial. Untuk menjaga loyalitas, institusi
politik harus menjaga kepercayaan public atas kontrak sosial ini.
c. Mutability (bisa berubah-ubah)
Bahwa keberpihakan publik bisa berubah-ubah. Ciri ini terjadi
karena periode pasca pemilu yang biasanya ditandai dengan adanya
koalisi antara institusi politik untuk menggabungkan perolehan
suara dan konsesi ideologi.
Karekteristik produk politik menurut O‟Shaughnessy
(2001) adalah:
a. Partai politik menjual produk yang tidak nyata
(intangible product).
b. Sangat terkait dengan sistem nilai.
c. Di dalamnya melekat janji dan harapan akan masa
depan.
d. Di dalamnya terdapat visi yang bersifat atraktif.
e. Kepuasan yang dijanjikan tidaklah segera tercapai,
tetapi hasilnya lebih bisa dinikmati dalam jangka
panjang.
33
f. Tidak pasti dan bisa ditafsirkan macam-macam (multi-
interpretable).
b) Price ( Harga)
Price adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pemilihan
kandidat. Menurut Niffeneger (1989), terdapat tiga dimensi harga dalam
political marketing mix, antara lain:
a. Harga psikologis, mengacu pada harga persepsi psikologis dari
pemilih terhadap tokoh. Hal ini berupa kenyamanan atau
ketidaknyamanan untuk memilih orang dengan latar belakang
etnis, agama, pendidikan dan atau lainnya.
b. Harga image kedaerahan, berupa image yang selama ini diberikan
oleh pemilih terhadap kandidat. Apakah selama ini kandidat
memiliki nasionalisme yang tinggi atau tidak, memberikan citra
positif bagi bangsa atau tidak, untuk konteks kedaerahan, hal ini
dapat berupa kepedulian terhadap daerahnya.
Sementara menurut Lock dan Harris (1996), melihat tidak adanya
pengenaan harga ketika orang melakukan proses pembelian produk politik.
Hal inilah yang paling membedakan pembelian politik dengan pembelian
komersial. Orang yang datang ke bilik suara tidak akan dipungut biaya
sepesepun. Bahkan seringkali mereka diiming-imingi reward oleh para
kontestan dalam bentuk atau fasilitas lainnya.
34
c) Place (Tempat)
Place dalam political marketing merujuk pada metode atau saluran
yang digunakan untuk mempromosikan kandidat kepada pemilih melalui
nilai-nilai atau karakteristik pribadinya (Niffenegger, 1989). Place
berkaitan erat dengan cara hadir atau distribusi sebuah institusi politik
dalam dan kemampuannya dalam berkomunikasi dan menyampaikan
pesan politik kepada para pemilih atau calon pemilih. Wring (1997), secara
umum menjelaskan faktor place terdiri dari 3, yaitu local network,
canvassing dan leader tour.
a. Local network
merupakan tindakan lokal yang pernah atau sedang dilakukan oleh
kandidat, tim sukses kandidat serta kader partai yang mengusung nama
kandidat dengan tujuan untuk menjalin hubungan baik antara kandidat
dengan masyarakat pemilih, sehingga terbentuk image positif dari
kandidat itu sendiri.
b. Canvassing
merupakan upaya untuk pengumpulan massa dan
menghimpunnya dalam kantong-kantong suara yang ada berdasarkan
kriteria yang dibuat partai atau kandidat.
c. Leader tour
meliputi keterlibatan kandidat kader partai, maupun tim
kampanye dalam aktivitas-aktivitas masyarakat. Hal ini dapat berupa
35
kunjungan atau silaturrahim kandidat baik pada organisasi sosial
maupun organisasi keagamaan.
d) Promotion (Promosi)
Promosi merupakan key marketing element dalam political
marketing, proses dimana kandidat politik menggunakan paid and free
media dalam menyampaikan produk-produknya (Niffenegger, 1989). Paid
and free media ini bertujuan agar media mendukung kandidat dalam
mengontrol pesan-pesan dalam kampanye yang dilakukannya.
Wring (1997), membagi prinsip dalam promosi melalui media
menjadi dua bagian, yaitu media berbayar dan gratis. Media berbayar yang
umum digunakan adalah iklan yang berupa poster, form yang disebarkan
untuk umum maupun menggunakan waktu primetime di televisi dan radio.
Selain media tersebut dapat pula menggunakan media yang sedang
berkembang saat ini, seperti surat langsung (direct mail), pemasaran
langsung (direct marketing), pesan singkat maupun telepon. Media gratis
yang digunakan partai politik dan kandidat untuk menggaet massa dapat
berupa polling yang berlaku untuk publik.
Lebih lanjut disebutkan Wring bahwa selain advertising,
broadcast, dan direct mail, memanfaatkan public relation yang baik
dengan pihak terkait dapat pula memberikan nilai tambah pada kandidat.
Public relation ini dapat berupa hubungan kandidat, partai politik maupun
tim kampanye dengan media, massa mengambang, dan pendukung.
Bentuk relasi lainnya adalah menjalin hubungan yang baik dengan
36
masyarakat sekitar melalui bakti sosial, dan mengembangkan proyek tepat
sasaran, efisien serta membangun komunikasi yang baik dan lancar dengan
media massa. Harris (2001) menambahkan bahwa kandidat dapat pula
melakukan manajemen pemberitaan sehingga expose terhadap partai
maupun kandidat dapat berlanjut.
Berdasarkan uraian di atas maka dimensi produk dan harga yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori menurut Niffenneger (1989)
sedangkan dimensi promosi dan tempat menggunakan teori Wring (1997),
karena sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ikhsan dan Shihab
(2010) dan Nurbasari (2013).
C. Pengertian Pemilih
1. Pemilih
Menurut Undang-Undang No 8 Tahun 2012, pemilih adalah warga
negara Indoensia yang telah berusia genap berumur 17 tahun, atau sudah
pernah kawin. Tetapi dalam pelaksanaan pemilu yang berhak memberikan
hak pilihnya adalah pemilih tersebut tidak sedang terganggu jiwanya, tidak
dicabut hak pilihnya atas putusan pengadilan, pemilih tersebut tidak masuk
dalam kategori TNI/POLRI.
Pemilih diartikan sebagai semua pihak yang menjadi tujuan utama
para kontestan untuk mereka pengaruhi dan yakinkan agar mendukung dan
kemudian memberikan suaranya kepada kontestan bersangkutan. Pemilih
dalam hal ini dapat berupa konstituen maupun masyarakat pada umumnya
(Firmanzah, 2007)
37
Menurut Prihatmoko (2005) pemilih yang merupakan bagian dari
masyarakat luas bisa saja tidak menjadi konstituen partai politik tertentu.
Mayarakat terdiri dari berbagai macam kelompok. Terdapat kelompok
masyarakat yang memang non-partisan, di mana ideologi dan tujuan
politik mereka tidak dikatakan kepada suatu partai politik tertentu. Mereka
menunggu sampai ada suatu partai politik yang bisa menawarkan program
politik yang bisa menawarkan program kerja yang terbaik menurut
mereka, sehingga partai tersebut lah yang akan mereka pilih.
2. Syarat-syarat pemilih
Pemilih dalam setiap pemilihan umum didaftarkan melalui
pendataan yang dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh
penyelenggara pemilihan umum. Pada setiap pemilihan baik itu
pilpres, pileg ataupun pilkada setiap warga negara haru memenuhi
syarat-syarat yang harus dipenuhi agar dapat menggunakan hak
pilihnya. Adapun syarat-syarat tersebut adalah:
a. WNI yang berusia 17 tahn atau lebih atau sudah/pernah kawin,
b. Tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya,
c. Terdaftar sebagai pemilih,
d. Bukan anggota TNI/Polri aktif,
e. Tidak sedang dicabut hak pilihnya,
f. Terdaftar di DPT dan
g. Khusus untuk pilkada calon pemilih harus berdomisili sekurang-
kurangnya 6 (enam) bulan di daerah bersangkutan.
38
D. Keputusan Memilih
1. Keputusan Pembelian
Teori keputusan memilih dianalogikan dengan keputusan pembelian,
seperti penelitian yang dilakukan oleh Ikhsan dan Shihab (2010) yang
menyatakan bahwa pada prinsipnya keputusan pembelian maupun
pemilihan yang dilakukan oleh konsumen maupun pemilih dalam dunia
politik tidaklah jauh berbeda, Lebih lanjut disebutkan bahwa seorang
pemilih akan membuat satu keputusan untuk menggunakan hak pilihnya
karena beberapa hal:
a) Adanya rasa ketertarikan dan kepuasan terhadap kandidat.
b) Banyaknya jumlah kandidat. Alasan ini muncul karena pemilih
memiliki banyak pilihan.
c) Tayangan media yang menyajikan hal-hal positif yang dilakukan
partai politik.
d) Keyakinan bahwa proses pemilihan pemimpin politik dianggap
sama pentingnya dengan proses pengawasan. Keyakinan ini
menjadi penting sebagai bukti bahwa masyarakat tidak apatis, atau
tidak pesimis terhadap proses pemilihan pemimpin politik.
2. Proses Pengambilan Keputusan
Menurut Kotler dan Keller (2012) proses keputusan pembelian
meliputi lima tahapan, yaitu:
39
Gambar 2.1
Model Proses Pengambilan Keputusan
Sumber: Kotler dan Keller (2012)
Gambar 2.1 menjelaskan proses pengambilan keputusan pembelian yang
terdiri dari lima tahapan sebagai berikut:
a. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah
atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal maupun eksternal.
Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu
dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Kemudian
mereka dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat
konsumen.
b. Pencarian Informasi
Setelah mengenal kebutuhan yang dihadapinya, konsumen akan
mencari informasi lebih lanjut atau tidak. Ketika konsumen
mengumpulkan informasi, hanya beberapa pilihan yang menjadi kuat. Jika
kebutuhan itu sangat penting bagi konsumen maka pencarian informasi
Pengenalan
Masalah
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku
Pasca
40
akan lebih mendalam. Menurut Kotler dan Keller (2012) sumber informasi
konsumen terdiri atas empat kelompok, yaitu:
1) Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, dan kenalan.
2) Sumber komersial meliputi iklan, situs web, wiraniaga, pedagang
perantara, pengemasan, tampilan.
3) Sumber publik meliputi media massa, organisasi pemeringkat,
konsumen.
4) Sumber pengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan,
penggunaan produk.
Jumlah dan pengaruh relatif dari sumber-sumber informasi tergantung
pada jenis produk dan karakteristik pembeli. Secara umum, konsumen
menerima informasi tentang suatu produk dari sumber komersial, yaitu
sumber yang didominasi pemasar. Namun, sumber informasi yang paling
efektif didominasi dari sumber pribadi. Setiap sumber informasi
menjalankan fungi berbeda dalam memengaruhi keputusan pembelian.
Yang menjadi pusat perhatian pemasar adalah sumber informasi pokok
yang diperhatikan konsumen.
c. Evaluasi Alternatif
Setelah melalui tahapan pencarian informai, konsumen akan
menghadapi sejumlah merek yang dapat dipilih, pemilihan alternatif ini
melalui beberapa proses tertentu, yaitu:
1) Konsumen akan mempertimbangkan berbagai sifat produk.
2) Pemasar harus mempertimbangkan kegunaan ciri-ciri produk..
41
3) Konsumen biasanya membangun seperangkat kepercayaan merek
sesuai dengan ciri-cirinya..
4) Konsumen diasumsikan memiliki sejumlah fungsi kegunaan tiap
ciri yang menggambarkan bagaimana konsumen mengharapkan
kepuasan dari suatu produk yang bervariasi pada tingkat yang
berbeda untuk masing-masing ciri.
5) Terbentuknya sikap konsumen terhadap beberapa merek melalui
prosedur penilaian. Konsumen ternyata menerapkan prosedur
penilaian yang berbeda untuk membuat suatu pilihan di antara
sekian banyak ciri-ciri objek.
d. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi para konsumen membentuk preferensi atas
merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen
membentuk suatu minat terhadap merek yang paling disukai. Dalam
melaksanakan pembelian, konsumen dapat membentuk lima sub
keputusan: merek, panyalur, kuantitas, waktu dan metode
pembayaran. Cara sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai
akan bergantung pada dua hal, yaitu intensitas negatif orang lain pada
alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk
menuruti keinginian orang lain.
Adapun menurut Peter dan Olson (2010) tentang keputusan
pembelian adalah alternatif sebuah plihan konsumen sebagai proses
pengintegrasian yang mengombinasikan pengetahuan untuk
42
mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan sebuah kegiatan
memilih adalah satu dari berbagai merek yang ada di antaranya
sebagai perwujudan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi pada
setiap individu konsumen.
Pertimbangan alternatif konsumen untuk menyelesaikan masalah
dalam memilih sebuah merek mana yang manjadi pilihan konsumen
untuk mengatasi masalahnya terdapat beberapa macam alternatif
pilihan yang dibedakan berdasarkan beberapa klasifikasi, yaitu: kelas,
produk, bentuk produk, merek atau model yang ingin konsumen beli.
Adapun klasifikasi lainnya yang menjadi pertimbangan konsumen
dalam memutuskan pilihan membeli, yaitu: metode dalam
pembayaran (cek, kas atau kredit) yang dikunjunginya, dan waktu
yang dikunjunginya harian atau bulanan.
e. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah pembelian produk terjadi, konsumen akan mengalami
suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan
melakukan beberapa kegiatan membeli produk yang akan menarik
bagi pemasar. Tugas pemasar belum selesai setelah konsumen
membeli produk, namun akan sampai terus berlangsung sampai
periode pasca pembelian. Ada beberapa hal yang harus diketahui oleh
pemasar setelah produk terjual. Menurut Kotler dan Keller (2012),
terdapat tiga langkah yang menyangkut perilaku pasca pembelian, di
antaranya:
43
1) Post purchase satisfaction (perilaku pasca pembelian)
Kepuasan pembelian merupakan fungsi dari kedekatan antara
harapan pembeli produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas
produk tersebut. Jika kinerja tidak memenuhi harapan maka
konsumen kecewa, jika memenuhi harapan maka konsumen sangat
puas. Perasaan ini menentukan apakah pelanggan membeli produk
kembali dan membicarakan hal-hal positif atau negatif tentang
produk itu kepada orang lain. Semakin besar kesenjangan antara
harapan dan kinerja, semakin besar ketidakpuasan yang terjadi. Di
sini gaya konsumen memainkan peran. Beberapa konsumen
memperbesar kesenjangan itu ketika produk tidak sempurna dan
sangat mengecewakan, sedangkan konsumen lain meminimalkan
kesenjangan dan tidak terlalu kecewa.
2) Post purchase an disposal (pemakaian dan pembuangan pasca
pembelian)
Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari keadaan produk
yang sebenarnya dengan produk yang diharapkan konsumen
berikutnya, rasa puas akan mempengaruhi konsumen untuk
melakukan pembelian berikutnya. Tetapi, jika konsumen merasa
tidak puas, konsumen akan beralih ke merek lain.
44
3. Keputusan Memilih
a. Kondisi awal pemilih
Kondisi awal dapat diartikan sebagai karakteristik yang
melekat pada diri si pemlih. Masing-masing individu mewarisi dan
memiliki sistem nilai kepercayaan yang berbeda satu sama lain. Di
samping itu, masing-masing individu mewarisi dan memiliki
kemampuan yang berbeda satu dengan yang lain ini sangat
memengaruhi proses dalam diri masing-masing individu ketika
hendak menentukan pilihannya.
b. Media massa
Kemampuan media massa untuk mendistribusikan
informasi merupakan kekuatan untuk pembentukan opini publik.
Opini publik sendiri sangat ditentukan oleh seberapa besar
informasi yang diberikan kepada masyarakat. Ketika semua
pemberitaan media massa tentang suatu partai politik bersifat
positif, masyarakat cenderung melihat keberadaan partai politik
tersebut sebagai sesuatu yang positif.
c. Partai politik atau kontestan
Atribut kontestan seperti reputasi, image, citra, latar
belakang, ideologi, dan kualitas para politikusnya akan sangat
memengaruhi penilaian masyarakat atas partai yang bersangkutan.
45
Hal yang paling mudah dinilai oleh masyarakat memang setiap
aktivitas dan perilaku yang diperbuat para politikusnya.
Gambar 2.2
Indikator Keputusan Memilih
Indikator Model
Sosial budaya pemilih
Nilai tradisional
pemilih
Level pendidikan dan
ekonomi
Data, informasi, dan
berita media massa
Ulasan ahli
Permasalahan terkini
perkembangan dan
tren situasi
Catatan kinerja dan
reputasi
Program kerja
Pemasaran Politik
Sumber: Firmanzah (2012)
Sedangkan Adman Nursal (2004) juga menawarkan faktor-faktor yang
memengaruhi perilaku pemilih dalam kaitannya dengan keputusan memilih.
Keenam domain kognitif ini didasarkan pada teori yang dikembangkan oleh
Newman dan Seth (1985), faktor-faktor tersebut meliputi:
Pemilih
Kondisi Awal
Media Massa
Partai Politik /
Kontestan
46
a. Citra sosial/pengelempokan sosial
Menunjukan stereotif kandidat atau partai (citra kandidat atau
partai di mata pemilih) untuk menarik pemilih dengan menciptakan
asosiasi antara kandidat atau partai dengan segmen-segmen tertentu
dalam masyarakat.
b. Perasaan emosional
Dimensi emosional yang terpancar dari kontestan yang ditunjukan oleh
kebijakan politik yang ditawarkan.
c. Kandidat
Mengacu pada sifat-sifat pribadi yang penting yang dianggap sebagai
karakter kandidat.
d. Isu dan kebijakan politik
Merepresentasikan kebijakan atau program yang diperjuangkan dan
dijanjikan oleh partai atau kandidat politik.
e. Peristiwa tertentu.
Mengacu pada himpunan peristiwa, isu, dan kebijakan yang
berkembang menjelang dan selama kampanye.
f. Epistemik isu.
Isu-isu pemilihan yang spesifik yang dapat memicu keingintahuan
para pemilih tentang hal-hal baru.
Berdasarkan uraian di atas maka dimensi keputusan memilih yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori menurut Firmanzah (2012),
karena sesuai dengan objek penelitian.
47
E. Hubungan Antar Variabel Independen dengan Dependen
Kerangka pikir dalam penelitian ini disusun sebagai landasan
penelitian, yaitu teori mengenai political marketing mix yang
dikemukakan oleh Firmanzah (2008) yang menyatakan bahwa dalam
proses pemasaran poltik dapat menggunakan penerapan “4P” bauran
marketing (marketing mix), yaitu produk, promosi, harga, dan tempat.
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan suatu sumber yang dijadikan acuan
dalam melakukan penelitian. Penelitian terdahulu yang digunakan berasal dari
jurnal dengan melihat hasil penelitiannya dan akan dibandingkan dengan
penelitian selanjutnya dengan menganalisa berdasarkan keadaan dan waktu
yang berbeda, adapun ringkasan penelitian terdahulu akan dijabarkan pada
tabel di bawah ini:
48
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Penelitian/Tahun Judul Metode Hasil Penelitian
1. Ridho Bramulya
Ikhsan dan
Muchsion Saggaff
Shibab: 2010.
Political
Marketing
Mix dan
Pengaruhnya
Terhadap
Keputusan
Memilih
Mahasiswa
Universitas
Lampung.
Menggunakan
metode
penelitian
deskriptif
kuantitatif dan
analisis regres
linear
berganda.
Hasil analisis
menunjukan bahwa,
political marketing
mix yang terdiri dari
produk, promosi,
harga dan distribusi
berpengaruh baik
secara parsial
maupun simultan
terhadap keputusan
memilih pada
Pemilukada Wali
Kota Bandar
Lampung Juni 2010.
Hasil regresi linear
berganda
membuktikan juga
variabel tempat
merupakan pengaruh
dominan bagi
mahasiswa untuk
memilih pada
Pemilukada Kota
Bandar Lampung
Juni 2010.
2. Much Ichsan,
Bambang Santoso
Haryono dan
Moch Rozikin:
2013.
Marketing
Politik
Pasangan
Kepala Daerah
dalam
Pemilukada
(Studi Kasus
Timses
Pemenangan
Pasangan
Abah Anton
dan Sutiaji
dalam
Pemilukada
Menggunakan
metode
deskriptif
kualitatif.
Marketing politik
yang telah
dilakukannya dalam
pemenangan
pasangan
Abah Anton dan
Sutiaji, yaitu
pembentukan figure
dan program-program
kampanye yang
kompleks mecaukup
dari penentuan
49
Kota Malang
2013).
produk politik,
promotion, place,
price dan segmentasi
pemilih. Pemilihan
berbagai strategi
kampanye yang
dilakukan tim sukses
pasangan AJI telah
sangat efektif
dalam proses
pengenalan,
pembentukan proses
ketersukaan dan
sampai pada
proses dipilihnya
Pasangan Abah Anton
dan Sutiaji di tempat
pemungutan
suara (TPS). Peran
utama dari marketing
politik yang
dilakukan pasangan
Abah Anton dan
Sutiaji ialah
memperkuat
popularitas,
elektabilitas secara
efisien dengan
pengenalan platform
pasangan
AJI terhadap calon
pemilih. Faktor
pendukung berupa
dukungan penuh oleh
ulama-ulama NU,
serta figure Abah
Anton yang dikenal
baik dan
dermawan.
50
Sedangkan faktor
penghambat yaitu
tidak solidnya tim
koalisi dari PKB dan
Gerindra yang masih
membawa
kepentingan partainya
masingmasing
dan lawan-lawan
politik yang kuat dan
berkuasa di Kota
Malang.
3. Anny Nurbasari:
2013
Pengaruh
Pemasaran
Politik
Teradap
Keputusan
Memilih Wali
Kota Bandung
2013.
Menggunakan
metode
penelitian
deskriptif
kuantitatif.
Besarnya pengaruh
Political Marketing
Mix terhadap
keputusan memilih
pada pemilukada
Wali Kota Bandung
Juni 2013 sebesar
46,3% dan sisanya
53,7% dipengaruhi
oleh variabel lainnya
di luar strategi
Political Marketing
Mix. Produk politik
yang paling dominan
berpengaruh
terhadap keputusan
memilih pada
pemilukada Wali
Kota Bandung 2013.
4. Dominic Wring:
1997
Reconciling
Marketing
with Political
Science:
Theories of
Political
Marketing.
Journal of
Marketing
Management,
1997, Vol 13,
Menggunakan
metode
penelitian
deskriptif
kualitatif.
Penilitian ini telah
membahas kegunaan
analisis pemasaran
dalam studi
kampanye politik.
Penelitian ini juga
menunjukan
tulisan-tulisan para
teoritikus demikratik
dapat direkonsiliasi
dengan disiplin
ilmunya, sebuah
51
pp.651-663. kerangka kerja
berdasarkan model
dasar pemasaran
„4Ps‟ digunakan
untuk
mengidentifikasi dan
mengeksplorasi
berbagai elemen
yang merupakan
bagian dari elemen
kampanye pemilu.
Pendekatan semacam
itu bisa dibilang
berguna dalam
menganalisis
perkembangan
pemasaran politik
yang didorong oleh
banyak negara
demokrasi bagian
barat.
5. Dharma Tinti
Ediraras, Dewi A.
Rahayu, Ary
Natalia, Winda
Widya: 2013
Political
Marketing
Strategy of
Jakarta
Governor
Election in
The 2012s.
Menggunakan
metode
penelitian
deskriptif
kualitatif.
Situasi politik saat
ini seperti mesin cuci
untuk partai politik
nasional yang telah
sering dianggap haus
kekuasaan tersebut.
Rupanya, masalah
listrik tidak masalah
melainkan partai
atau sistem non-
partisan
membutuhkan
masalah
kemanusiaan, nilai-
nilai, dan moral yang
kuat dan ini harus
dibangun dari waktu
ke waktu. Dalam
situasi ini, dapat
dimengerti jika
warga Jakarta
membutuhkan
gubernur dan
wakilnya yang
52
membawa harapan
baru. Terlepas dari
strategi pemasaran
politik, akhirnya
produk (calon
gubernur) di pasar
(Pemilihan Gubernur
Jakarta, pada tahun
2012) telah
ditentukan oleh
pembeli (pemilih)
dalam dua kali
putaran langsung,
Juli dan September.
6. Arif Sugiono:
2009
Pengaruh
Faktor
Eksternal
terhadap
Keputusan
Memilih
dalam Pemilu
Presiden dan
Wakil
Presiden RI
2004 Putaran
Pertama dari
Perspektif
Political
Marketing.
Menggunakan
metode
penelitian
deskriptif
kuantitatif.
Hasil penelitian
menunnjukan bahwa,
besarnya pengaruh
program/kebijakan
yang ditawarkan
para kandidat
terhadap keputusan
memilih pada
putaran pertama
sebesar 9,49%.
Besarnya pengaruh
citra kandidat
terhadap keputusan
memilih dalam
pilpres putaran
pertama adalah
2,79%. Pengaruh
citra sosial terhadap
keputusan memilih
dalam pilpres
putaran pertama
adalah 3,70%.
Besarnya pengaruh
peristiwa personal
terhadap keputusan
memilih pada pilpres
putaran pertama
adalah 3,07%. Selain
itu, temuan studi ini
menunjukan pada
53
pilpres putaran
pertama, latar
belakang pendidikan
menjadi indikator
yang paling utama
ketika seorang
pemilih menentukan
pilihannya berkaitan
dengan peristiwa
personal. Artinya,
semakin tinggi
tingkat pendidikan
kandidat akan lebih
diminati oleh para
pemilih. Berkaitan
dengan keputusan
memilih, pada
putaran pertama para
pemilih menunjukan
bahwa untuk
memutuskan
pilihannya, terlebih
dahulu melalui
proses response
hierarcy yang
dimulai dari
bekerjanya domain
kognitif, afektif dan
desire dan berakhir
pada keputusan.
54
G. Kerangka Pemikiran Teoritis
Dukungan teori, konsep, dan hasil penelitian terdahulu yang relevan serta
fakta empiris di lapangan menjadi bahan penting dalam penyusunan kerangka
pemikiran (Umar, 2008). Berdasarkan uraian permasalahan dan landasan teori
di atas maka kerangka berpikir dalam penelitian ini difokuskan pada
pengaruh political marketing mix terhadap keputusan memilih pasangan
calon Gubernur DKI Jakarta 2017. Berdasarkan telaah kepustakaan dan
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dikembangkan model sebagai
kerangka pikir teoritis dari penelitian ini seperti pada gambar dibawah ini:
55
Bagan 2.2
Kerangka Berfikir Konseptual
Price
Keputusan Memilih
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Asumi Klasik
Uji Normalitas Data
Uji Multikolinearitas
Uji Heteroskedastisitas
Uji Regresi Linear Berganda
Uji Persamaan Linear
Berganda
Koefisien Determinasi
(Adjusted R2)
Interpretasi
Kesimpulan dan Saran
Product Place Promotion
Uji Hipotesis
Uji t (Parsial)
Uji F (Simultan)
56
H. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini yang berkaitan dengan ada dan
tidaknya pengaruh independen terhadap dependen. Ho merupakan hipotesis
yang menunjukan tidak adanya pengaruh signifikan, sedangkan Ha adalah
hipotesis penelitian yang menunjukan adanya pengaruh signifikan.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis yang diajukan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan variabel Political Marketing
Mix secara parsial terhadap keputusan memilih pasangan calon Gubernur
DKI Jakarta 2017.
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan variabel Political Marketing Mix
secara parsial terhadap keputusan mahasiswa memilih pasangan calon
Gubernur DKI Jakarta 2017.
2. Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan variabel Political Marketing
Mix secara simultan terhadap keputusan memilih pasangan calon Gubernur
DKI Jakarta 2017.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan variabel Political Marketing Mix
secara simultan terhadap keputusan memilih pasangan calon Gubernur
DKI Jakarta 2017.
57
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan judul
penelitian, yaitu untuk menganalisa pengaruh political marketing mix
terhadap keputusan memilih pasangan calon Gubernur DKI Jakarta 2017.
Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat.
Studi ini merupakan penelitian yang dalam pengujian hipotesisnya
berusaha menjelaskan hubungan sifat hubungan tertentu atau menentukan
perbedaan antar kelompok dengan pendekatan kausalitas, yaitu penelitian
yang ingin mencari penjelasan dalam bentuk hubungan sebab akibat antar
beberapa konsep atau beberapa variabel atau beberapa strategi yang
dikembangkan dalam manajemen.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi yang dimaksud ialah
mahasiswa yang merupakan pemilih pasangan calon Gubernur DKI
Jakarta 2017
58
Tabel 3.1
Daftar Populasi Mahasiswa TA 2015/2016
No Daerah Jumlah mahasiswa
1 Jakarta pusat 163.338
2 Jakarta barat 124.906
3 Jakarta timur 192.162
4 Jakarta utara 48.041
5 Jakarta selatan 432.365
Total 960.812
Sumber: bps.go.id (2017)
2. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012) sampel adalah sebagian atau populasi
yang diteliti. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak
mungkin memepelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu.
Dalam menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan tektik
non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak
59
memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012). Teknik non
probability sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012) purposive sampling adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan
yang dilakukan dalam memilih responden adalah:
a. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa pemilih pasangan
Calon Gubernur DKI Jakarta 2017.
b. Mahasiswa yang menggunakan hak suaranya.
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
Slovin dengan tingkat kesalahan 10% dan menghasilkan sampel
sebanyak 100 orang mahasiswa:
n =
( )
Dimana:
n = Besarnya sampel
N = Jumlah populasi
e = Batas kesalahan yang diperbolehkan atau taraf nyata (1%, 5%,
10%)
Contoh perhitungan:
n =
( ) =
= 99,99 = 100
Selanjutnya dari sampel yang telah ditentukan, maka dibagi secaara
proporsional dengan terlebih dahulu dicari faktor pembanding menggunakan
proportional sampling. Teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai
60
anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstarata secara proporsional.
Adapun rumusnya sebagai berikut:
Berdasarkan perhitungan dengan teknik proportional sampling di atas
maka di dapat hasil sebagaimana tercantum dalam tabel 3.2
Tabel 3.2
Daftar Sampel
No Daerah Jumlah mahasiswa
1 Jakarta Pusat 17
2 Jakarta Barat 13
3 Jakarta Timur 20
4 Jakarta Utara 5
5 Jakarta Selatan 45
Jumlah Total 100
Sumber: data primer yang diolah, 2017
C. Metode Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Dalam memperoleh data, penulis menggunakan data primer dan
data sekunder.
a. Data primer
61
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya. Menurut Maholtra (2009) data primer dibuat oleh
peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang
sedang ditangani. Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara
lengkap dari responden melalui daftar pertanyaan yang diajukan.
Data primer yang dikumpulkan meliputi data responden, pendapat
responden mengenai political marketing mix (product, promotion,
price, place) dan keputusan memilih pasangan calon Gubernur DKI
Jakarta 2017.
Pada penelitian ini penulis akan menyebarkan kuisioner
dengan beberapa pertanyaan kepada responden yang memilih
pasangan calon Gubernur DKI Jakarta 2017 guna memperoleh data
untuk dianalisis. Kuesioner ini juga menggunakan beberapa
pertanyaan saringan di awal kuesioner yang akan menanyakan
apakah responden adalah mahasiswa memilih pasangan calon
Gubernur DKI Jakarta 2017. Jika pertanyaan saringan itu terpenuhi
oleh responden maka responden tersebut dianggap sebagai
responden penelitian dan boleh melanjutkan pengisian kuesioner
penelitian.
b. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2011) data sekunder adalah sumber data
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder
62
dapat diperoleh dan ditemukan dari buku-buku, jurnal, dan sumber
bacaan lain yang memiliki relevansi dengan objek yang diteliti.
Adapun data sekunder yang digunakan pada penelitian ini yaitu
dengan melakukan riset kepustakaan. Dimana peneliti mengunjungi
lembaga yang terkait dengan penelitian, seperti perpustakaan
fakultas se-UIN Jakarta, Perpustakaan Utama UIN Jakarta, dan
lembaga-lembaga lainnya yang dapat membantu penyusunan skripsi.
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan,
membaca buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal dan data
dari internet.
D. Metode Analisis Data
Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan pendekatan
penelitian. Data yang diperoleh melalui kuesioner yang akan diisi oleh
responden kemudian diolah dan dianalisa menggunakan teknik pengolahan
data atau SPSS versi 23,0. Untuk menghasilkan suatu kesimpulan atas
masalah yang diteliti.
1. Uji Statistik Deskriptif
Menurut Sujarweni dan Endrayanto (2012), statistik deskriptif adalah
pengolahan data untuk tujuan mendeskripsikan atau memberikan gambaran
terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi.
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran suatu data
yang menunjukan nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas
63
a. Uji Validitas
Siregar (2013) mengatakan, validitas atau kesahihan
menunjukkan sejauh mana alat ukur mampu mengukur apa yang ingin
diukur. Uji validitas digunakan untuk mengetahui mengukur sah atau
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2013).
Dalam Peneitian ini digunakan uji validitas kuesioner dengan
menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson, yaitu
mengorelasikan skor item dengan skor total. Perhitungan koefisien
korelasi antara item dengan skor total diolah dengan program SPSS
Versi 23,0, yang hasilnya dapat dilihat dari nilai Pearson Correlation
pada skor total setiap item dalam variabel.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah suatu item valid atau
gugur maka dilakukan perbandingan antara koefisien rhitung dengan
koefisien rtabel untuk degree of freedom (df) = n – 2, dimana n adalah
jumpah sampel. Sehingga seperti yang disebutkan oleh Siregar (2013),
suatu item dinyatakan valid jika kriteria pengujiannya adalah:
1) Koefisien korelasi product moment (rhitung) > rtabel
rtabel dilihat dari α ; n – 2, dimana α = 5% adalah jumlah sampel.
2) Nilai sig< α dimana nilai α =5%
b. Uji Reliabilitas
64
Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama
(Umar, 2010). Uji ini mengukur ketepatan alat ukur. Suatu alat ukur
disebut memiliki reliabilitas yang tinggi jika alat ukur disebut memiliki
reliabilitas dalam penelitian melalui nilai Cronbach Alpha ( α ) lebih
besar dari 0,70 karena menggunakan jenis data likert/essay.
Teknik ini dapat menafsirkan korelasi antara skala diukur
dengan semua variabel yang ada (Umar, 2010). Maka untuk mengetahui
bagaimana pengaruh political marketing mix terhadap keputusan
memilih dilakukan pengukuran dengan skala Likert. Mengembangkan
prosedur pengskalaan dimana mewakili suatu kontinum bipolar. Pada
ujung sebelah kiri (dengan angka besar) menggambarkan suatu jawaban
yang positif, sedangkan ujung kanan (dengan angka rendah)
menggambarkan yang negatif seperti:
Tabel 3.3
Skala Likert
Sangat Setuju
(SS)
Setuju
(S)
Ragu-
ragu
(RG)
Tidak Setuju
(TS)
Sangat Tidak
Setuju
(STS)
(5) (4) (3) (2) (1)
Sumber: Sugiyono (2011)
65
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
atau tidak. Uji t dan Uji F mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mendetksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan
uji statistik (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini digunakan analisis
grafik dan untuk lebih meyakinkan bahwa data terdistribusi normal
digunakan juga uji statistik dengan non parametik Kolmogrov-Smirnov
(K-S).
Apabila menggunakan grafik, normalitas umumnya dideteksi
dengan melihat tabel histogram. Namun demikian, dengan hanya melihat
tabel histogram bisa menyesatkan, khususnya untuk jumlah sampel kecil.
Metode yang lebih handal adalah dengan milihat Normal Probability Plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar
pengambilan dengan menggunakan Normal Probability Plot adalah
sebagai berikut:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
66
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau garis histogram tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
Selain itu, penelitian ini juga menggunakan uji statistik yaitu
dengan non parametrik Kolmogorov-Smirnow (K-S) dalam melakukan
uji normalitas karena penyusun ingin mengetahui besarnya angka dalam
uji tersebut, dengan ketentuan jika nilai A sim sig (2-tailed) > 0,05 maka
data terdisitribusi normal, sedangkan jika nilai A simp sig (2-tailed) <
0,05 maka data tidak terdistribusi normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas (Ghazali, 2013). Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas didalam model regresi dilakukan dengan melihat
grafik Scatterplot. Metode tersebut dilakukan dengan cara melihat grafik
Scatterplot antara ZPRED atau variabel dependen dengan SRESID atau
residualnya. Dasar analisis untuk melihat hasil uji heteroskedastisitas
yaitu sebagai berikut:
67
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar varibael bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. (Ghozali, 2013). Jika variabel independen salin
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
variabel independen sama dengan nol.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam
model regresi adalah sebagai berikut jika nilai tolerance dan lawannya
serta dari Variance Inflatin Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan
setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel
independen menjadi variabel dependen (terikat) dan di regres terdapat
independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan VIF yang tinggi
(karena VIF = 1/tolerance). Nilai cuttoff yang umum dipakai untuk
68
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah tolerance < 0,10 atau sama
dengan nilai VIF > 10. Setiap penelitian harus menentukan tingkat
kolinearitas yang masih dapat ditolerir. Jadi kriteria pengujian untuk
lulus dari uji multikolinearitas adalah:
1) Nilai tolerance > 0,10
2) Nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10
Dimana keduanya harus dipenuhi.
4. Analisis Regresi Berganda
Siregar (2013) mengatakan regresi linear berganda digunakan untuk
satu variabel tak bebas (dependen) dan dua atau lebih variabel bebas
(independen). Tujuan penerapan metode ini adalah untuk meramalkan atau
memprediksi besaran nilai variabel tak bebas (dependen) yang dipengaruhi
oleh variabel bebas (independen).
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu Product (X1), Promosi (X2),
Price (X3), Place (X4) terhadap Keputusan memilih (Y). Adapun bentuk
dari persamaan regresi adalah sebagai berikut:
Y= a + β1 X1+ β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e
Keterangan:
Y: Keputusan Memilih
X1: Product
X2: Promotion
X3: Price
69
X4: Place
e: Random error
a: Nilai Konstanta
Nilai b merupakan parameter yang mencerminkan variabel koefisien
regresi dalam pengujian hipotesis. Koefisien regresi yang menunjukkan angka
pengingkatan atau penurunan variabel dependen (Y) yang didasarkan para
variabel indeoenden (X), bila b positif (+) maka terjadi kenaikan dan bila negatif
(-) maka terjadi penurunan.
5. Uji Signifikansi Statistik
Menurut Ghozali (2013), ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir
nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fit-nya. Secara statistik, setidaknya ini
dapat diukur dari nilai Uji Koefisien Determinasi (R2), Uji Statistik t, dan Uji
Statistik F.
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel independen (Product, Promotion, Price, dan Place)
dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Keputusan Memilih). Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati
satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Imam Ghozali,
2013).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam
70
model. Setiap penambahan satu variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu penelitian ini
menggunakan nilai Adjusted R2. Jika nilai Adjusted R
2 adalah sebesar 1
berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh
variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi
variabel dependen. Nilai Adjusted R2 berkisar dari 0 sampai 1. Jika
mendekati 1 berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat
menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai Adjusted R2
semakin mendekati angka 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel
independen untuk dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen (Imam
Ghozali, 2011).
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel
independen dengan variabel dependen secara parsial. Untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel masing-masing
independen yaitu: produk, promosi, price, dan place terhadap satu variabel
dependen, yaitu keputusan memilih, maka nilai signifikasi t dibandingkan
dengan derajat kepercayaannya. Apabila signifikasi t lebih besar dari 0,05
maka Ho diterima. Bila Ho ditolak ini berarti ada hubungan yang
signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2011). Kriteria dalam uji parsial (uji t) dapat dilihat sebagai
berikut:
71
1) Uji Hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel
a) Apabila – t hitung < -t tabel atau thitung > t tabel, maka H0 ditolak dan
Ha diterima artinya variabel independen secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
b) Apabila – thitung ≤ -ttabel atau thitung ≥ ttabel, maka H0 diterima dan
Ha ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2) Uji Hipotesis berdasarkan Signifikansi
a) Jika angka sig > 0,05, maka Ho diterima
b) Jika angka sig < 0,05, maka Ho ditolak
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk menguji keseluruhan variabel
independen, yaitu: product, promotion, price, place terhadap satu variabel
dependen, yaitu keputusan memilih mahasiswa. Secara bebas dengan
signifikan sebesar 0,05 dapat disimpulkan (Ghozali, 2011).
1) Jika nilai signifikan < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, ini berarti
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen
atau terikat.
2) Jika nilai signifikan > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima, ini berarti
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
72
E. Data Operasional Variabel
1. Variabel
Variabel penelitian adalah segala segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentajng hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulan (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini menggunakan
variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).
a. Variabel Bebas
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya ataau timbulnya variabel terikat (Sugiyono,
2012), dalam penelitian ini variabel bebas tersebut adalah:
1) Product (X1)
2) Promotion (X2)
3) Price (X3)
4) Place (X4)
b. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini
variabel terikat adalah keputusan memilih.
73
2. Instrumen Penelitian
Operasional variabel merupakan penjabaran mengenai dimensi
variabel dan indikator yang digunakan pada penelitian ini. Selanjutnya
operasional variabel menggambarkan juga mengenai pengukuran
dimensi variabel dan indikator yang dikembangkan pada penelitian ini.
Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala
pengukuran likert.
Tabel 3.4
Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
Produk
(Niffenegger,
1989)
Image Partai 1. Visi-misi partai yang
mengajukan kandidat.
2. Ideologi Partai yang
mengajukan kandidat.
3. Track Record partai yang
mengajukan kandidat.
Skala
Likert
Image Kandidat 4. Ideologi Kandidat.
5. Keterlibatan kandidat
dengan kasus Korupsi
Kolusi dan Nepotisme
(KKN).
Skala
Likert
74
6. Program kerja kandidat
Janji Politik 7. Berantas kemiskinan.
8. Memerangi KKN.
9. Pertumbuhan ekonomi
Skala
Likert
Promosi
(Wring, 1997)
Iklan 1. Iklan di media cetak
maupun elektronik
2. Atribut yang disebarkan tim
kampanye.
Skala
Likert
Penyiaran 3. Keikutsertaan kandidat
dalam atau acara talkshow
atau debat
Skala
Likert
Public Relation 4. Menjalin hubungan dengan
masyarakat maupun media.
Skala
Likert
Direct Mail 5. SMS yang dikirimkan oleh
kandidat maupun tim sukses
kandidat.
Skala
Likert
(Niffenegger,
1989)
Harga
Psikologis
1. Kenyaman dengan latar
belakang pendidikan.
2. Kenyaman dengan latar
Skala
Likert
75
belakang agama
3. Kenyamanan dengan
kesamaan suku/etnis
Image Nasional 4. Nasionalime kandidat
5. Keyakinan membawa
daerah lebih maju
Skala
Likert
Place
(Wring, 1997)
Local Network 1. Kehadiran kandidat di
daerah
2. Kontribusi kandidat untuk
daerah asal
Skala
Likert
Canvassing 3. Dialog dengan
masyarakat
4. Penyebaran tim sukses
dan simpatisan.
Skala
Likert
Leader Tour 5. Kunjungan kandidat ke
semua ormas keagamaan
dan ormas sosial.
Skala
Likert
Keputusan
Memilih
(Firmanzah,
Kondisi Awal 1. Sosial Budaya Pemlih
2. Nilai Tradisional Pemilih
Skala
Likert
76
2012) 3. Level Pendidikan dan
Ekonomi.
Media Massa 4. Data, informasi, dan
berita media massa
5. Ulasan ahli
6. Permasalahan terkini
7. Perkembangan dan tren
situasi
Skala
Likert
Partai
Politik/Kontestan
8. Catatan kinerja dan
reputasi
9. Program kerja
10. Pemasaran politik
Skala
Likert
77
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Pasangan Calon Gubernur DKI 2017
Pada pilkada serentak 2017 terdapat 101 daerah yang akan menggelar
pemilihan langsung Gubernur, Walikota dan Bupati. DKI Jakarta termasuk
wilayah akan akan menggelar pilkada tersebut. Pada Pilkada DKI Jakarta
2017 berlangsung dua putaran pemilihan, putaran pertama digelar pada 15
Februari 2017 dan putaran kedua digelar pada 19 April 2017. Adapun putaran
kedua hanya tersisa dua pasang calon Gubernur dan Wakil Gubernur.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta
menetapkan tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang akan
berlaga pada Pilkada DKI Jakarta 2017, pasangan nomor urut 1 (satu) Agus
Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang diusung Partai Demokrat,
Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai
Amanat Nasional, pasangan nomor urut 2 (dua) Basuki Tjahaja Purnama dan
Djarot Saiful Hidayat yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,
Partai Hanura, Partai Nasional Demokrat. Sedangkan untuk pasangan nomor
urut 3 (tiga) Anies Baswedan dan Sandiaga Uno diusung Partai Gerindra dan
Partai Keadilan Sosial. Adapun visi-misi yang dibawa kandidat masing-
masing calon gubernur dan calon wakil gubernur sebagai berikut:
78
Gambar 4.1
Visi Misi Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta 2017 Nomor Urut 1
Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc, MPA, MA dan Prof. DR. Hj. Sylviana
Murni, SH, M.Si
Visi:
“Menuju Jakarta tahun 2022 yang Lebih Maju, Aman, Adil dan Sejahtera”
Misi:
1. Mewujudkan Jakarta yang Maju.
2. Mewujudkan Jakarta yang Aman.
3. Mewujudkan Jakarta yang Adil.
4. Mewujudkan Jakarta yang Sejahtera.
5. Mewujudkan “Jakarta Hijau” (Green Jakarta)
yang Lingkungannya Semakin Baik.
6. Mewujudkan Jakarta yang Nyaman dan Bermartabat.
Sumber: kpujakarta.go.id, 2017
Gambar 4.2
Visi Misi Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta 2017 Nomor Urut 2
Ir. Basuki Tjahaja Purnama, MM dan Drs. Djarot Saiful Hidayat, MS
Visi:
79
“Jakarta Sebagai Etalase Kota Indonesia Yang Modern, Tertata Rapi, Manusiawi,
dan Fokus pada Pembangunan Manusia Seutuhnya dengan Kepemimpinan yang
Bersih, Trasnparan dan Profesional"
Misi:
1. Mewujudkan pemerintahan yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN), terbuka dan melayani warga.
2. Menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar warga, yaitu jaminan kesehatan,
jaminan pendidikan, hunian yang layak, bahan pangan yang terjangkau,
transportasi publik yang ekonomis dan lapangan pekerjaan serta usaha
agar seluruh warga kota berkesempatan memperoleh kehidupan yang lebih
baik sehingga Indeks Kebahagiaan kota Jakarta menjadi salah saatu yang
tertinggi di antara kota-kota di dunia.
3. Menciptakan sumber daya manusia yang tangguh lahir dan batin,
kompeten, dan berdaya saing global dengan Indeks Pembangunan
Manusia yang setara dengan kota-kota maju di dunia.
4. Menata kota sesuai perubahan zaman untuk mendukung kemajuan
ekonomi, keberlangsungan lingkungan, dan kehidupan sosial budaya
warga.
5. Membangun kehidupan kota yang berbasis teknologi dan berinfrastruktur
kelas dunia dengan warga yang berketuhanan, berbudaya, bergotong-
royong, berwawasan, toleran, partisipatif, dan inovatif.
Sumber: kpujakarta.go.id, 2017
80
Gambar 4.3
Visi Misi Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta 2017 Nomor Urut 3
Anies Rasyid Baswedan, Ph.D dan Sandiaga Salahuddin Uno, MBA
Visi:
“Jakarta Kota Maju dan Beradab dengan Seluruh Warga Merasakan Keadilan dan
Kesejahteraan”
Misi:
1. Membangun manusia Jakarta menjadi warga yang berdaya dengan
menghadirkan kepemimpinan humanis serta mengayomi. Penggerak
birokrasi yang efektif. Menjaga stabilitas dan keterjangkauan harga bahan
pokok. Membangun sektor kesehatan, pendidikan, kebudayaan serta
menyelesaikan masalah-masalah sosial.
2. membangun lingkungan kota Jakarta secara berkelanjutan dengan
perencanaan yang memperhatikan daya dukung lingkungan dan sosial.
3. Membangun kesejahteraan dengan menciptakan lapangan kerja,
pembangunan infrastruktur dan penanggulanganmasalah mobilitas warga
kota.
Sumber: kpujakarta.go.id, 2017
Berikut merupakan program kerja pasangan calon nomor urut 1 (satu)
Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni di antaranya:
81
1. Bantuan langsung kepada masyarakat tidak mampu dengan tujuan untuk
meningkatkan daya beli masyarakat.
2. Pengurangan angka pengangguran dan peningkatan lapangan kerja.
Dengan cara mengadakan pelatihan kerja dan kewirausahaan
3. Peningkatan pendidikan dan kesejahteraan guru dengan memberi beasiswa
serta peningkatan Kartu Jakarta Pintar (KJP)
4. Meningkatkan besaran dana Kartu Jakarta Sehat (KJS)
5. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan investasi.
6. Peningkatan pembangunan dan infrastruktur serta prasarana perumahan
rakyat.
7. Wacana Smart City dan Green City dan menyelesaikan percepatan Jakarta
sebagai kota pintar, kreatif dan ramah lingkungan.
8. Peningkatan keamanan daerah tingkat RT/RW dalam aspek kerukunan
masyarakat, pemeliharaan toleransi antar umat serta pengingkatan
sensitifitas terhadap isu harus bisa diselesaikan.
9. Penguatan penegakan hukum.
10. Meningkatkan kinerja birokrasi dan pemerintahan.
Sumber: Egi Egyatama (2016)
Program kerja pasangan calon nomor urut 2 (dua) Basuki Tjahaja Purnama dan
Djarot Syaiful Hidayat:
1. Menjadikan birokrasi Pemda DKI Jakarta sebagai institusi pelayan
masyarakat yang semakin terpercaya dan profesional.
2. Menjamin akses pendidikan untuk seluruh warga dan meningkatkan
kualitas pendidikan di jakarta agar setara dengan kota-kota maju di dunia.
3. Menjamin akses kesehatan dan meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan.
4. Menjadikan Pemda DKI Jakarta sebagai salah satu aktor ekonomi utama
untuk menyelesaikan persoalan ekonomi.
5. Membebaskan Jakarta dari persoalan banjir menahun yang disebabkan
oleh banjir kiriman, air pasang, dan distribusi aliran air hujan yang tidak
merata.
6. Mewujudkan kota yang semakin nyaman bagi warga.
7. Membebaskan Jakarta dari kemacetan dengan mendorong perbaikan
transportasi publik dan pembatasan pengguna kendaraan pribadi.
8. Memaksimalkan penggunaan teknomolgi untuk meningkatkan kualitas
pelayanan Pemda dan kenyamanan hidup warga.
82
9. Menjadikan Jakarta sebagai kota destinasi pariwisata utama di Indonesia
dan Asia Tenggara dan menjadikan pariwisata sebagai salah satu
penggerak utama perekonomian Jakarta.
10. Menjamin keberlangsungan hidup warga yang berkebutuhan khusus.
11. Mewujudkan kota yang berkesinambungan dan ramah lingkungan.
Sumber: Wisnugroho Akbar (2016)
Program kerja prioritas pasangan calon nomor urut 3 (tiga) Anies Baswedan dan
Sandiaga Salahudin Uno:
1. Program One Kecamatan One Center for Enterpreneurship (OK-OCE)
2. Kartu Jakarta Pintar Plus (KJP Plus)
3. Kartu Jakarta Sehat Plus (KJP Plus)
4. Rumah dengan uang muka nol rupiah.
Pada Pilkada DKI putaran pertama, pasangan Basuki-Djarot menjadi
pemenang dengan peraihan suara 42,96 persen, sementara Anies-Sandi
39,97 persen. Mereka unggul dari pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-
Sylviana Murni, yang mendapat 17,06 persen. Lihat Grafik 1.1.
83
Grafik 1.1
Perolehan Suara Putaran Pertama
Sumber: kpujakarta.go.id (2017)
B. Analisis dan Pembahasan
1. Deskripsi Data Responden
Terlebih dahulu akan dikemukakan gambaran karakteristik
responden yang digunakan untuk melengkapi penelitian meliputi jenis
kelamin, rentang usia, serta tempat tinggal responden.
Responden dalam penelitian ini ialah mahasiswa pemilih pasangan
calon Gubernur DKI 2017. Adapun uraian gambaran umum responden
pada penelitain ini adalah sebagai berikut:
a. Karakteristik responden menurut jenis kelamin
Berdasarkan hasil mengenai karakteristik menurut jenis
kelamin dapat dilihat apda tabel berikut ini:
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
30,00%
35,00%
40,00%
45,00%
50,00%
Total Suara
Agus-Sylvi
Basuki-Djarot
Anies-Sandi
84
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Pria 62 62%
Wanita 38 38%
Total 100 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas terlihat bahwa responden dengan
jenis kelamin pria berjumlah 62 responden atau sebanyak 62%
sedangkan jumlah responden dengan jenis kelamin wanita berjumlah
28 responden atau sebanyak 28%.
b. Karakteristik Responden Menurut Rentang Usia
Berdasarkan hasil mengenai karakterisitk menurut usia
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Usia Responden
Keterangan Jumlah Persentase
17-30 tahun 98 98%
31-40 tahun 2 2%
85
41-50 tahun 0 0%
>50 tahun 0 0%
Total 100 100%
Sumber: data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa responden yang
memiliki usia antara 17 hingga 30 tahun berjumlah 98 responden
atau sebanyak 98%, responden yang memiliki usia antara 31
hingga 40 tahun berjumlah 2 responden atau sebanyak 2%, dan
responden yang memiliki usia antara 41 tahun ke atas berjumlah 0
responden atau sebanyak 0%.
c. Karakteristik Responden Menurut Tempat Tinggal
Berdasarkan hasil mengenai karakteristik menurut tempat
tinggal dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.3
Tempat Tinggal
Keterangan Jumlah Persentase
Jakarta Pusat 17 17%
Jakarta Barat 13 13%
Jakarta Timur 20 20%
86
Jakarta Selatan 45 45%
Jakarta Utara 5 5%
Kepulauan Seribu 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa responden yang
bertempat tinggal di daerah Jakarta Pusat berjumlah 17 responden
atau sebanyak 17%, responden yang tinggal di Jakarta Barat
berjumlah 13 atau sebanyak 13%, responden yang tinggal di
Jakarta Timur berjumlah 20 atau sebanyak 20%, responden yang
tinggal di Jakarta Selatan berjumlah 45 atau sebanyak 45%,
responden yang tinggal di Jakarta Utara berjumlah 5 atau sebanyak
5%, dan responden yang tinggal di Kepulauan Seribu berjumlah 0
atau sebanyak 0%.
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Pengujian ini dilakikan dengan menggunakan
Pearson Correlation, pedoman suatu model dikatakan valid jika
tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan
tersebut dapat dikatakan valid. Selain itu, kriteria yang digunakan
87
dalam menentukan valid tidaknya pertanyaan atau pernyataan yang
digunakandalam penelitian ini ialah tingkat kepercayaan 95%
(α=5%), jumlah responden sebanyak 30 responden untuk pra-uji,
dibandingkan dengan nilai r tabel = 0,361 didapat dengan r tabel
untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah
sampel pra-uji yaitu 30 responden.
Suatu kuesioner dikatakan valid apabila r hitung lebih besar
daripada r tabel. Kuesioner dibagi menjadi empat bagian
pernyataan, variabel Product (X1) 8 pertanyaan, variabel
Promotion (X2) 6 pertanyaan, variabel Price (X3) 5 pertanyaan,
Place (X4) 5 pertanyaan, variabel Keputusan Memilih (Y) 10
pertanyaan.
1) Variabel Product
Tabel 4.4
Uji Validitas: Product (X1)
No Pertanyaan Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
1 Product 1 0,361 0,785 Valid
2 Product 2 0,361 0,782 Valid
3 Product 3 0,361 0,549 Valid
4 Product 4 0,361 0,679 Valid
88
5 Product 5 0,361 0,534 Valid
6 Product 6 0,361 0,543 Valid
7 Product 7 0,361 0,489 Valid
8 Product 8 0,361 0,670 Valid
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Tabel 4.4 menunjukan bahwa variabel Product memiliki kriteria
valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan r hitung lebih besar
dari r tabel, yaitu 0,361.
2) Variabel Promotion
Tabel 4.5
Uji Validitas: Promotion (X2)
No Pertanyaan Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
1 Promotion 1 0,361 0,548 Valid
2 Promotion 2 0,361 0,898 Valid
3 Promotion 3 0,361 0,877 Valid
4 Promotion 4 0,361 0,531 Valid
5 Promotion 5 0,361 0,576 Valid
6 Promotion 6 0,361 0,877 Valid
89
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Tabel 4.5 menunjukan bahwa variabel Promotion memiliki kriteria valid untuk
semua item pertanyaan berdasarkan r hitung lebih besar dari r tabel, yaitu 0,361.
3) Variabel Price
Tabel 4.6
Uji Validitas: Price (X3)
No Pertanyaan Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
1 Price 1 0,361 0,849 Valid
2 Price 2 0,361 0,703 Valid
3 Price 3 0,361 0,518 Valid
4 Price 4 0,361 0,748 Valid
5 Price 5 0,361 0,748 Valid
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Tabel 4.6 menunjukan bahwa variabel Price memiliki kriteria valid untuk semua
item pertanyaan berdasarkan r hitung lebih besar dari r tabel, yaitu 0,361.
4) Variabel Place
Tabel 4.7
Uji Validitas: Place (X4)
No Pertanyaan Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
90
1 Place 1 0,361 0,665 Valid
2 Place 2 0,361 0,555 Valid
3 Place 3 0,361 0,532 Valid
4 Place 4 0,361 0,652 Valid
5 Place 5 0,361 0,635 Valid
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Tabel 4.7 menunjukan bahwa variabel Place memiliki kriteria valid untuk
semua item pertanyaan berdasarkan r hitung lebih besar dari r tabel, yaitu 0,361.
5) Variabel Keputusan Memilih
Tabel 4.8
Uji Validitas: Keputusan Memilih (Y)
No Pertanyaan Nilai r tabel Nilai r hitung Keteranngan
1 Keputusan Memilih 1 0,361 0,613 Valid
2 Keputusan Memilih 2 0,361 0,470 Valid
3 Keputusan Memilih 3 0,361 0,511 Valid
4 Keputusan Memilih 4 0,361 0,467 Valid
5 Keputusan Memilih 5 0,361 0,551 Valid
91
6 Keputusan Memilih 6 0,361 0,603 Valid
7 Keputusan Memilih 7 0,361 0,790 Valid
8 Keputusan Memilih 8 0,361 0,391 Valid
9 Keputusan Memilih 9 0,361 0,790 Valid
10 Keputusan Memilih 10 0,361 0,387 Valid
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Tabel 4.8 menunjukan bahwa variabel Keputusan Memilih memiliki kriteria
valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan r hitung lebih besar dari r tabel,
yaitu 0,361.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur kehandalan
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2013). Kriteria
penilaian uji reliabilitas menurut Nunnally (1994) yang dikutip oleh
Ghazali (2013) adalah jika nilai Cronbach‟s Alpha > 0,70 maka
instrumen penelitian dianggap reliabel. Perhitungan koefisien
Cronbach‟s Alpha dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi
23.0.
Berikut adalah hasil uji reliabilitas dari variabel Product (X1)
dengan 8 pertanyaan, variabel Promotion (X2) dengan 6 pertanyaan,
92
variabel Price (X3) dengan 5 pertanyaan, variabel Place (X4) dengan 5
pertanyaan dan variabel Keputusan Memilih (Y) dengan 10 pertanyaan.
1) Variabel Product
Tabel 4.9
Uji Reliabilitas: Product
Reliability Statistics
Variabel Cronbach's Alpha N of Items Keterangan
Product 0,776 8 Reliabel
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017.
Tabel 4.9 menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas variabel
Product sebesar 0,776. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai
Cronbach‟s Alpha lebih besar dari 0,70.
2) Variabel Promotion
Tabel 4.10
Uji Reliabilitas: Promotion
Reliability Statistics
Variabel Cronbach's Alpha N of Items Keterangan
Promotion 0,829 6 Reliabel
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Tabel 4.10 menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas variabel
Promotion sebesar 0,829. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai
Cronbach‟s Alpha lebih besar dari 0,70.
93
3) Variabe Price
Tabel 4.11
Uji Reliabilitas: Price
Reliability Statistics
Variabel Cronbach's Alpha N of Items Keterangan
Price 0,760 5 Reliabel
Sumber: Data Primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Tabel 4.11 menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas variabel
Price sebesar 0,760. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai
Cronbach‟s Alpha lebih besar dari 0,70.
4) Variabel Place
Tabel 4.12
Uji Reliabilitas: Place
Reability Statistics
Variabel Cronbach's Alpha N of Items Keterangan
Place 0,715 6 Reliabel
Sumber: Data Primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Tabel 4.12 menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas variabel
Place sebesar 0,715. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
94
pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai
Cronbach‟s Alpha lebih besar dari 0,70.
Tabel 4.13
Uji Reliabilitas: Keputusan Memilih
Reliability Statistics
Variabel Cronbach's Alpha N of Items Keterangan
Keputusan Memilih 0,776 10 Reliabel
Sumber: Data Primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Tabel 4.13 menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas variabel
Keputusan Memilih sebesar 0,776. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai
Cronbach‟s Alpha lebih besar dari 0,70.
3. Statistik Deskriptif Responden
Statistik deskriptif dimaksudkan untuk menganalisis data
berdasarkan atas hasil yang diperoleh dari jawaban responden terhadap
masing-masing indikator pengukur variabel. Statistik deskriptif pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Product (X1)
Dalam penelitian variabel Product ini digunakan 8 butir
pertanyaan untuk mengukurnya, yaitu:
95
Tabel 4.14
visi misi partai yang mengajukan kandidat menarik dukungan pemilih
Product 1
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju
1 1%
Tidak Setuju 17 17%
Ragu-ragu 33 33%
Setuju 46 46%
Sangat Setuju 3 3%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.14 yang menjawab sangat setuju sebanyak 3%,
setuju sebanyak 46%, ragu-ragu 33%, tidak setuju 17%, dan sangat
tidak setuju 1% mengenai visi misi partai yang mengajukan kandidat
menarik dukungan pemilih.
Hal ini menunjukan bahwa masyarakat DKI Jakarta tertarik
dengan visi-misi yang ditawarkan partai politik/kontestan, dilihat 46
orang menjawab setuju dari 100 orang yang menjadi responden. Visi
dan misi tidaklah menjadi ajang adu gagasan saja melainkan harus
96
segera diimplementasikan dan diterjemahkan ke dalam program-
program kerja yang suistanable, kontinyu, dan berpihak kepada
kepentingan rakyat DKI Jakarta.
Tabel 4.15
Ideologi partai pendukung kandidat sesuai dengan ideologi saya
Product 2
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju
3 3%
Tidak Setuju 20 20%
Ragu-ragu 28 28%
Setuju 46 46%
Sangat Setuju 3 3%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.15 yang menjawab sangat setuju sebanyak 3%, setuju
sebanyak 46%, ragu-ragu 28%, tidak setuju 20%, dan sangat tidak setuju
3% mengenai Ideologi partai pendukung kandidat sesuai dengan ideologi
saya.
97
Hal ini menunjukan bahwa masyarakat DKI Jakarta merasa ada
kesamaan ideologi dengan partai pendukung kandidat/kontestan. Para
pemilih akan menilai dan mempertimbangkan kandidat partai politik dan
ideologi yang akan berpihak dan mewakili suara mereka, sedangkan
loyalitas pemilih adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh sebuah institusi
politik dimana hubungan antara institusi politik dengan partisipan/pemilih
adalah kontrak sosial dan untuk menjaga loyalitas, institusi politik harus
menjaga kepercayaan publik atas kontrak sosial ini (Bohnet et al., 2001).
Tabel 4.16
Rekam jejak partai pengusung
kandidat bagus
Product 3
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju
4 4%
Tidak Setuju 15 15%
Ragu-ragu 41 41%
Setuju 39 39%
Sangat Setuju 1 1%
Total 100 100%
98
Sumber: Data Primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.16 yang menjawab sangat setuju sebanyak 1%,
setuju sebanyak 39%, ragu-ragu 41%, tidak setuju 15%, dan sangat
tidak setuju 4% mengenai rekam jejak partai pengusung.
Hal ini menunjukan bahwa masyarakat DKI Jakarta masih ragu
dengan rekam jejak atau track record partai politik, dilihat 41 orang
menjawab Ragu-ragu dari 100 orang yang menjadi responden.
Menurut Firmanzah (2012), bahwa sudah seharusnya partai politik
“turun gunung” dan lebih mendekatkan diri pada anggota
masyarakat yang mereka wakili maupun seluruh masyarakat pada
umumnya. Eksistensi partai politik tidak dapat dipisahkan dari
keberadaan masyarakat. Karena dari masyarkatlah partai politik
dilahirkan.
Tabel 4.17
Ideologi kandidat mencerminkan karakter kandidat tersebut
Product 4
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju
0 0%
Tidak Setuju 1 1%
99
Ragu-ragu 57 57%
Setuju 39 39%
Sangat Setuju 3 3%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.17 yang menjawab sangat setuju sebanyak 3%,
setuju sebanyak 39%, ragu-ragu 57%, tidak setuju 1%, dan
sangat tidak setuju 0% mengenai ideologi kandidat
mencerminkan karakter kandidat tersebut.
Dilihat dari tabel di atas sebanyak 57 responden menjawab
ragu-ragu dari 100 orang responden yang diajukan pertanyaan.
Hal ini menunjukan, dalam dunia politik dewasa ini telah
mengalami pergeseran yang sangat signifikan dalam kaitannya
dengan hubungan antara kontestan politik dengan konstituen.
Yang mengalami perubahan tidak hanya dalam cara konstituen
melihat dan memandang kontestan, tetapi terlebih lagi ikatan
antara aprtai politik dengan publik. Atau dengan kata lain, apa
pun ideologinya, yang penting apakah mereka mampu
membawa bangsa dan negara untuk kemajuan atau tidak.
100
Tabel 4.18
Kandidat bebas dari kasus korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN)
Product 5
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju
6 6%
Tidak Setuju 24 24%
Ragu-ragu 38 38%
Setuju 30 30%
Sangat Setuju 2 2%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.18 yang menjawab sangat setuju sebanyak 2%,
setuju sebanyak 30%, ragu-ragu 38%, tidak setuju 24%, dan
sangat tidak setuju 6% mengenai kandidat bersih dari kasus
KKN. 38 dari 100 responden ternyata masih ragu akan track
record pasangan calon yang tidak terkait dengan kasus KKN.
Maraknya kasus-kasus negatif seperti korupsi membuat
pemilih lebih cermat dalam menentukan pilihan. Pasalnya,
cukup banyak kepala daerah yang tertangkap tangan oleh
101
penegak hukum sedang melakukan tindak pidana korupsi.
Wawancara mendalam dilakukan kepada beberapa orang
mahasiswa. Mereka berpendapat partai politik yang mengusung
nama kandidat wali kota harus bersih dari isu-isu negatif yang
sangat sensitif; seperti keterlibatan dengan kasus KKN dan
sebagainya (Ikhsan & Shihab 2010).
Tabel 4.19
Kandidat harus memenuhi janji-janjinya dalam
mengentaskan kemiskinan
Product 6
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju
4 4%
Tidak Setuju 14 14%
Ragu-ragu 39 39%
Setuju 43 43%
Sangat Setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.19 yang menjawab sangat setuju sebanyak 0%,
setuju sebanyak 43%, ragu-ragu 39%, tidak setuju 14%, dan
102
sangat tidak setuju 4% mengenai kandidat harus memenuhi
janjinya dalam mengentaskan kemiskinan.
Dilihat dari tabel di atas, 43 responden manjawab setuju
dari 100 orang responden yang diajukan pertanyaan. Hasil di
atas dapat memberi makna sesuai penelitian O‟Shaughnessy
(2001) yang menyatakan bahwa partai politik menjual produk
yang tidak nyata (intangible product); sangat terkait erat
dengan sistem nilai (value laden); di dalamnya melekat janji
dan harapan akan masa depan; di dalamnya terdapat visi yang
bersifat atraktif; kepuasan yang dijanjikan tidaklah segera
tercapai; hasilnya lebih bisa dinikmati dalam jangka panjang;
tidak pasti dan bisa ditafsirkan bermacam-macam (multi-
interpretable), sehingga tawaran terhadap pemerintahan yang
baik dan adanya sistem nilai yang ditemui dengan kesamaan
ideologi menjadi sesuatu yang bisa mengikat keyakinan
partisipan politik sehingga bisa memiliki kecenderungan
memilih dalam politik.
Tabel 4.20
Kandidat tegas dan konsisten dalam memerangi KKN
Product 7
Jumlah Persentase
Sangat Tidak 2 2%
103
Setuju
Tidak Setuju 14 14%
Ragu-ragu 43 43%
Setuju 41 41%
Sangat Setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.20 yang menjawab sangat setuju sebanyak
0%, setuju sebanyak 41%, ragu-ragu 43%, tidak setuju 14%,
dan sangat tidak setuju 2% mengenai kandidat tegas dan
konsisten dalam memerangi KKN. Ketegasan kandidat perlu
digalakkan kembali mengingat dari 100 responden, sebanyak
43 responden menjawab ragu-ragu atas pertanyaan yang
diragukan.
Korupsi kepala daerah dan pilkada dinilai memiliki
keterkaitan yang cukup erat, mengingat sejumlah kasus korupsi
yang melibatkan kepala daerah didorong oleh kebutuhan untuk
mengembalikan ongkos politik dalam kontestasi elektoral yang
memakan biaya tinggi. Dalam catatan Indonesia Corupption
Watch (ICW), selama 2010-2017 tak kurang dari 215 kepala
daerah menjadi tersangka korupsi, baik yang ditangani KPK,
104
Kejaksaan maupun Kepolisian. Perkara yang melibatkan kepala
daerah terjadi dengan berbagai macam modus, mulai dari
permainan anggaran proyek, suap, hingga korupsi pengadaan
barang dan jasa. Jumlah tersebut menunjukkan dan
menguatkan asumsi bahwa kepala daerah memiliki kerentanan
yang sangat tinggi terhadap korupsi (Pradano, 2018).
Tabel 4.21
Kandidat akan meningkatkan perekonomian DKI Jakarta
ke arah yang lebih baik
Product 8
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju
3 3%
Tidak Setuju 20 20%
Ragu-ragu 35 35%
Setuju 39 39%
Sangat Setuju 3 3%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
105
Pada tabel 4.21 yang menjawab sangat setuju sebanyak 3%,
setuju sebanyak 39%, ragu-ragu 35%, tidak setuju 20%, dan
sangat tidak setuju 3% mengenai kandidat akan meningkatkan
perekomonian DKI Jakarta menjadi lebih baik.
Pada tabel di atas 39 dari 100 reponden menjawab setuju
atas pertanyaan yang disodorkan. Henneberg (2004),
mengatakan bahwa kondisi utama untuk adanya pertukaran
(atau interaksi yang berhubungan dengan pertukaran) adalah
eksistensi dari sesuatu yang ditawarkan; misalnya sesuatu yang
bernilai bagi penerima (voter atau masyarakat) dan diproduksi
oleh pemasok (partai politik atau kandidat), sehingga tawaran
pemerintahan yang baik dan janji perubahan terhadap layanan
publik merupakan sesuatu yang bernilai sebagai produk politik
dan masih menjadi kondisi utama untuk terjadinya pertukaran
(berupa keputusan untuk memilih) dalam politik.
b. Promotion (X2)
Dalam penelitian variabel Promotion ini digunakan 6 butir
pertanyaan untuk mengukurnya, yaitu:
Tabel 4.22
Iklan kampanye kandidat di berbagai media massa
membantu pemilih mengenal kandidat
Promotion 1
Jumlah Persentase
106
Sangat Tidak
Setuju
0 0%
Tidak Setuju 13 13%
Ragu-ragu 31 31%
Setuju 52 52%
Sangat Setuju 4 4%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.22 yang menjawab sangat setuju sebanyak 4%,
setuju sebanyak 52%, ragu-ragu 31%, tidak setuju 13%, dan
sangat tidak setuju 0% mengenai iklan kandidat di media massa
membantu pemilih mengenal kandidat.
Pada tabel di atas menunjukan 52 dari 100 responden
beranggapan setuju akan efektifitas iklan kampanye kandidat
dalam membantu pemilih mengenal kandidat. Perlu
diperhatikan, menurut Peteraf dan Shanley (1997), citra bukan
sekadar masalah persepsi atau identifikasi asaja , tetapi juga
memerlukan pelekatan (attachment) suatu individu terhadap
kelompok atau grup.
107
Tabel 4.23
Atribut kampanye yang disebarkan membantu pemilih
untuk mengenal kandidat
Promotion 2
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju
4 4%
Tidak Setuju 17 17%
Ragu-ragu 36 36%
Setuju 42 42%
Sangat Setuju 1 1%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.23 yang menjawab sangat setuju sebanyak 1%,
setuju sebanyak 42%, ragu-ragu 36%, tidak setuju 17%, dan
sangat tidak setuju 4% mengenai atribut kampanye yg tersebar
membantu pemilih untuk mengenal kandidat.
Tabel di atas menunjukan dominasi 42 dari 100 responden
memilih setuju atas pertanyaan yang diajukan tentang atribut
kampanye yang disebarkan dapat membantu pemilih mengenal
kandidat. Sekali lagi, seperti yang dikatakan beberapa referesni
menyebutkan bahwa pemilihan media kampanye yang tepat
108
akan menjadi amunisi khusus dan menjadi alat politik yang
dapat membantu menjaring pemilih. Selain penyebaran atribut,
konten atribut kampanye juga harus diperhatikan dari aspek
informasi, pemilihan warna, serta kestrategisan posisi atribut
kampanye.
Tabel 4.24
Keikutsertaan kandidat dalam acara debat kandidat akan
menarik dukungan yang lebih banyak dari pemilih
Promotion 3
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju
5 5%
Tidak Setuju 16 16%
Ragu-ragu 43 43%
Setuju 33 33%
Sangat Setuju 3 3%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.24 yang menjawab sangat setuju sebanyak 3%,
setuju sebanyak 33%, ragu-ragu 43%, tidak setuju 16%, dan sangat
109
tidak setuju 5% mengenai keikutsertaan kandidat dalam acara debat
kandidat menarik dukungan pemilih.
Promosi juga bisa dilakukan oleh institusi politik melalui debat
di TV (Niffenegger, 1989). Dalam acara macam ini publik
berkesempatan melihat pertarungan program kerja yang ditawarkan
oleh masing-masing institusi politik. Dominasi responden yang
menjawab ragu-ragu merupakan hal wajar mengingat keikutsertaan
pasangan kandidat dalam acara debat di TV tidak pasti menjamin akan
menarik dukungan pemilih sepenuhnya.
Tabel 4.25
Komunikasi kandidat dengan masyarakat terjalin dengan baik
Promotion 4
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju
1 1%
Tidak Setuju 13 13%
Ragu-ragu 50 50%
Setuju 31 31%
Sangat Setuju 5 5%
Total 100 100%
110
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.25 yang menjawab sangat setuju sebanyak 5%,
setuju sebanyak 31%, ragu-ragu 50%, tidak setuju 13%, dan sangat
tidak setuju 1% mengenai komunikasi kandidat dengan
masyarakat.
Perlu digarisbawahi di sini bahwa sebenarnya promosi
isntitusi partai politik tidak hanya terjadi semasa periode kampanye
belaka. Aktivitas promosi harus dilakukan terus-menerus dan
permanen dan tidak hanya terbatas pada periode kampanye saja
(Butler & Collins, 2001). Penting bagi institusi politik untuk
menjalin dan merawat komunikasi kepada masyarakat secara
kontinuitas. Hal ini dapat menjadi amunisi untuk menjaring suara
pemilih.
Tabel 4.26
Komunikasi kandidat dengan media terjalin dengan baik
Promotion 5
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju
3 3%
Tidak Setuju 11 11%
111
Ragu-ragu 49 49%
Setuju 34 34%
Sangat Setuju 3 3%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.26 yang menjawab sangat setuju sebanyak 3%, setuju
sebanyak 34%, ragu-ragu 49%, tidak setuju 11%, dan sangat tidak setuju
3% mengenai komunikasi kandidat dengan media.
Seorang pakar politik (Michael Rush dan Phillip Althoff dalam
Budiyono, 2016), mengemukakan, “komunikasi politik adalah proses
dimana informasi politik yang relevan diteruskan dari satu bagian sistem
politik kepada bagian lainnya, dan di antara sistem-sistem sosial dengan
sistem-sistem politik.” Proses ini terjadi secara berkesinambungan dan
mencakup pula pertukaran informasi di antara individu-individu dan
kelompokkelompoknya pada semua tingkatan. Komunikasi politik
(political communication) adalah komunikasi yang melibatkan pesan-
pesan politik dan aktoraktor politik atau berkaitan dengan kekuasaan,
pemerintahan, dan kebijakan pemerintah (Lataya, 2009).
112
Tabel 4.27
Kampanye dengan cara mengirimkan SMS ke pemilih efektif
untuk menjaring pemilih
Promotion 6
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju
3 3 %
Tidak Setuju 17 17%
Ragu-ragu 44 44%
Setuju 32 32%
Sangat Setuju 4 4%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.27 yang menjawab sangat setuju sebanyak 4%, setuju
sebanyak 32%, ragu-ragu 44%, tidak setuju 17%, dan sangat tidak setuju
3% mengenai kampanye dengan cara mengirimkan SMS ke pemilih
efektif untuk menjaring pemilih. Jelang pemilu kerap banyak kandidat
coba “curi start” berkampanye. Salah satunya dengan pesan singkat atau
SMS. Wawancara mendalam terhadap responden menunjukan keefektifan
dari kampanye lewat sms ini memang perlu dikaji ulang mengingat potensi
pemilih menggunakan hak suaranya untuk kandidat cukup rendah.
113
c. Price (X3)
Dalam penelitian variabel Price ini digunakan 5 butir
pertanyaan untuk mengukurnya, yaitu:
Tabel 4.28
Latar belakang pendidikan kandidat menjadi
pertimbangan saya dalam memilih kandidat
Price 1
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju
2 2%
Tidak Setuju 14 14%
Ragu-ragu 40 40%
Setuju 43 43%
Sangat Setuju 1 1%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.28 yang menjawab sangat setuju sebanyak 1%,
setuju sebanyak 43%, ragu-ragu 40%, tidak setuju 14%, dan sangat
tidak setuju 2% mengenai latar belakang pendidikan kandidat menjadi
pertimbangan dalam memilih kandidat.
114
Latar belakang pendidikan menjadi hal yang tidak luput dari
pertimbangan pemilih dalam menentukan pilihannya. Oleh sebab itu
pada tabel di atas terlihat bahwa 43 dari 100 responden menjawab
setuju. Di samping itu, latar belakang pendidikan akan menimbulkan
ketenangan bagi sivitas akademika dan sebagian kalangan terdidik
percaya bahwa kandidat dengan latar belakang pendidikan yang
memadai akan mampu menjadi pemimpin yang baik, amanah dan
dicintai rakyatnya (Ikhsan & Shihab, 2010).
Tabel 4.29
Saya merasa nyaman dengan kandidat tertentu karena
kesamaan latar belakang agama
Price 2
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju
0 0%
Tidak Setuju 12 12%
Ragu-ragu 37 %37
Setuju 48 48%
Sangat Setuju 3 3%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
115
Pada tabel 4.29 yang menjawab sangat setuju sebanyak 3%,
setuju sebanyak 48%, ragu-ragu 37%, tidak setuju 12%, dan sangat
tidak setuju 0% mengenai kenyamanan responden dengan kesamaan
latar belakang agama. Menurut Michael dan Roxanne Parrot dalam
bukunya berjudul Persuasive Communication Campagin (1993),
kampanye diartikan sebagai proses yang dirancang secara sadar,
bertahap dan berkelanjutan, serta dilaksanakan pada rentang waktu
tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah
ditetapkan. Kampanye yang dimaksud terbagi dua yaitu, kampanye
negatif dan kampanye hitam. Menurut Gun Gun Heryanto (2016) ada
beberapa teknik kampanye hitam yang digunakan, di antaranya teknik
name calling artinya pemberian label buruk pada lawan politik.
Misalnya, melabeli ketiga kandidat dengan sebutan dan stigma buruk.
Tabel 4.30
Saya merasa nyaman dengan kandidat tertentu karena
kesamaan latar belakang suku/etnis
Price 3
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju 2
2%
Tidak Setuju 12 12%
116
Ragu-ragu 36 36%
Setuju 46 46%
Sangat Setuju 4 4%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.30 yang menjawab sangat setuju sebanyak 4%,
setuju sebanyak 46%, ragu-ragu 36%, tidak setuju 12%, dan sangat
tidak setuju 2% mengenai rasa naman dengan kandidat karena
memiliki kesamaan latar belakang suku/etnis.
Teknik kampanye hitam menurut Gun Gun Heryanto (2016)
disebutkan bahwa teknik card stacking terjadi pada Pilkada DKI
Jakarta 2017 yakni dengan mengeluarkan pernyataan yang memiliki
efek domino di masyarakat. Misalanya, pernyataan seputar bahayanya
jika memilih pasangan Basuki-Djarot, Anies-Sandi, dan Agus-Sylvi
dengan model menyebar rumor. Gosip yang dikonstruksi biasanya
sensitif seperti agama, ras, suku/etnis dan cenderung mengipas-ngipasi
kebencian terhadap salah satu kandidat.
117
Tabel 4.31
Saya memilih kandidat yang memiliki tingkat
nasionalisme tinggi
Price 4
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju 0
0%
Tidak Setuju 9 9%
Ragu-ragu 51 51%
Setuju 38 38%
Sangat Setuju 2 2%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.31 yang menjawab sangat setuju sebanyak 2%,
setuju sebanyak 38%, ragu-ragu 51%, tidak setuju 9%, dan sangat
tidak setuju 0% mengenai kandidat yang memiliki tingkat
nasionalisme yang tinggi.
118
Tabel 4.32
Saya yakin kandidat akan membawa DKI Jakarta lebih
maju
Price 5
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju 0
0%
Tidak Setuju 12 12%
Ragu-ragu 43 43%
Setuju 41 41%
Sangat Setuju 4 4%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.32 yang menjawab sangat setuju sebanyak 4%,
setuju sebanyak 41%, ragu-ragu 43%, tidak setuju 12%, dan
sangat tidak setuju 0% mengenai keyakinan bahwa kandidat akan
membawa DKI Jakarta lebih maju.
d. Place (X4)
Dalam penelitian variabel Place ini digunakan 5 butir
pertanyaan untuk mengukurnya, yaitu:
119
Tabel 4.33
Kunjungan kandidat ke daerah akan membawa
pengaruh bagi suara pemilih
Place 1
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju 0
0%
Tidak Setuju 4 4%
Ragu-ragu 56 56%
Setuju 38 38%
Sangat Setuju 2 2%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.33 yang menjawab sangat setuju sebanyak 2%,
setuju sebanyak 38%, ragu-ragu 56%, tidak setuju 4%, dan sangat
tidak setuju 0% mengenai kunjungan kandidat akan membawa
pengaruh bagi suara pemilih. Kunjungan kandidat daerah-daerah
memang perlu namun tidak hanya sekadar kunjungan. Wawanacara
mendalam yang ditujukan kepada responden menunjukan bahwa
kunjungan yang diinginkan warga DKI Jakarta adalah kunjungan
120
yang membawa pengaruh atas kemajuan daerah tersebut bila nanti
kandidat terpillih menjadi kepala daerah.
Tabel 4.34
Kandidat mampu berkontribusi untuk daerah tempat
tinggalnya
Place 2
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju 0
0%
Tidak Setuju 8 8%
Ragu-ragu 57 57%
Setuju 33 33%
Sangat Setuju 2 2%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.34 yang menjawab sangat setuju sebanyak 2%,
setuju sebanyak 33%, ragu-ragu 57%, tidak setuju 8%, dan sangat
tidak setuju 0% mengenai kontribusi kandidat untuk daerah tempat
tinggalnya.
121
Tabel 4.35
Penyebaran tim sukses kandidat merata di berbagai
tempat
Place 3
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju 0
0%
Tidak Setuju 17 17%
Ragu-ragu 46 46%
Setuju 37 37%
Sangat Setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.35 yang menjawab sangat setuju sebanyak 0%,
setuju sebanyak 37%, ragu-ragu 46%, tidak setuju 17%, dan sangat
tidak setuju 0% mengenai penyebaran tim sukses kandidat merata
di berbagai temapat.
122
Tabel 4.36
Kandidat mendengar aspirasi dari masyarakat dengan
baik
Place 4
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju 0
0%
Tidak Setuju 25 25%
Ragu-ragu 47 47%
Setuju 26 26%
Sangat Setuju 2 2%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.36 yang menjawab sangat setuju sebanyak 2%,
setuju sebanyak 26%, ragu-ragu 47%, tidak setuju 25%, dan sangat
tidak setuju 0% mengenai kandidat mendengar aspirasi dari
masyarakat.
123
Tabel 4.37
Kunjungan kandidat ke organisasi masyarakat
akan membawa pengaruh bagi suara pemilih
Place 5
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju 0
0%
Tidak Setuju 24 24%
Ragu-ragu 47 47%
Setuju 28 28%
Sangat Setuju 1 1%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.37 yang menjawab sangat setuju sebanyak 1%, setuju
sebanyak 28%, ragu-ragu 47%, tidak setuju 24%, dan sangat tidak setuju
0% mengenai kunjungan kandidat ke organisasi masyarakat akan
membawa pengaruh bagi suara pemilih.
124
e. Keputusan Memilih (Y)
Tabel 4.38
Kultur sosial-budaya yang saya punya memengaruhi cara saya dalam
memilih kandidat
Keputusan Memilih 1
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju 0
0%
Tidak Setuju 9 9%
Ragu-ragu 25 25%
Setuju 61 61%
Sangat Setuju 5 5%
Total 100 100%%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.38 yang menjawab sangat setuju sebanyak 5%,
setuju sebanyak 61%, ragu-ragu 25%, tidak setuju 9%, dan sangat
tidak setuju 0% mengenai kultur sosial-budaya responden dalam
memengaruhi cara memilih kandidat. Faktor lingkungan di mana
pemilih berada dan berinteraksi pun sangat penting dalam hal ini,
umpamanya kondisi sosial-budaya dan nilai tradisional. Apa yang
125
terjadi di lingkungan eksternal memengaruhi cara berpikir dan
bertindak individu.
Tabel 4.39
Tingkat kesejahteraan ekonomi saya mencerminkan cara saya dalam
memilih kandidat
Keputusan Memilih 2
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju 0
0%
Tidak Setuju 7 7%
Ragu-ragu 45 45%
Setuju 47 47%
Sangat Setuju 1 1%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.39 yang menjawab sangat setuju sebanyak 1%, setuju
sebanyak 47%, ragu-ragu 45%, tidak setuju 7%, dan sangat tidak setuju 0%
mengenai tingkat kesejahteraan responden dalam memilih kandidat. Mereka yang
hidup diperkotaan dengan tingkat ekonomi menengah-atas relatif sudah terbiasa
126
dengan mengkonsumsi informasi beragam dan kontradiktif dibanding dengan
individu yang hidup di perdesaan
Tabel 4.40
Tingkat pendidikan saya mencerminkan
cara saya dalam memilih kandidat
Keputusan Memilih 3
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju 0
0%
Tidak Setuju 9 9%
Ragu-ragu 40 40%
Setuju 45 45%
Sangat Setuju 6 6%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.40 yang menjawab sangat setuju sebanyak 6%, setuju
sebanyak 45%, ragu-ragu 40%, tidak setuju 9%, dan sangat tidak setuju
0% mengenai tingkat pendidikan responden dalam memilih kandidat.
Tingkat pendidikan dan ekonomi sangat memengaruhi pemilih dalam
membuat keputusan (Chapman & Palda dalam Firmanzah 2012), individu
127
yang tidak memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan cenderung
menggunakan aspek non-rasional dalam pengambilan keputusan.
Tabel 4.41
Saya memilih kandidat berdasarkan data,
informasi, dan berita dari media massa
Keputusan Memilih 4
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju 0
0%
Tidak Setuju 7 7%
Ragu-ragu 34 34%
Setuju 53 53%
Sangat Setuju 6 6%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.41 yang menjawab sangat setuju sebanyak 6%, setuju
sebanyak 53%, ragu-ragu 34%, tidak setuju 7%, dan sangat tidak setuju
0% mengenai cara memilih berdasarkan data, informasi dan dari berita
media massa. Kemampuan media massa untuk mendistribusikan informasi
128
merupakan kekuatan untuk pembentukan opini publik yang diberikan
kepada masyarakat. Opini publik sendiri sangat ditentukan oleh seberapa
besar informasi yang diberikan kepada masyarakat.
Tabel 4.42
Saya memilih kandidat dengan mempertimbangkan ulasan para ahli
Keputusan Memilih 5
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju 0
0%
Tidak Setuju 11 11%
Ragu-ragu 49 49%
Setuju 38 38%
Sangat Setuju 2 2%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.42 yang menjawab sangat setuju sebanyak 2%, setuju
sebanyak 38%, ragu-ragu 49%, tidak setuju 11%, dan sangat tidak setuju 0%
mengenai cara memilih berdasarkan ulasan para ahli.
129
Tabel 4.43
Saya memilih kandidat berdasarkan cara kandidat menghadapi
permasalahan-permasalahan
Keputusan Memilih 6
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju 0
0%
Tidak Setuju 8 8%
Ragu-ragu 34 34%
Setuju 52 52%
Sangat Setuju 6 6%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.43 yang menjawab sangat setuju sebanyak 6%, setuju
sebanyak 52%, ragu-ragu 34%, tidak setuju 8%, dan sangat tidak setuju 0%
mengenai cara memilih berdasarkan cara kandidat menghadapi permasalahan-
permasalahan.
130
Tabel 4.44
Saya memilih kandidat berdasarkan
perkembangan dan tren situasi terkini
Keputusan Memilih 7
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju 0
0%
Tidak Setuju 10 10%
Ragu-ragu 37 37%
Setuju 51 51%
Sangat Setuju 2 2%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.44 yang menjawab sangat setuju sebanyak 2%, setuju
sebanyak 51%, ragu-ragu 37%, tidak setuju 10%, dan sangat tidak setuju 0%
mengenai cara memilih responden berdasarkan perkembangan dan tren situasi
terkini. Dalam demokrasi di era digital ini, khususnya pada konteks kampanye
politik, media sosial telah berperan menjadi alat komunikasi yang bisa
menghubungkan para pelaku politik dengan konstituennya. Melalui media sosial,
komunikator bisa membangun komunikasi politik dengan para pendukungnya,
131
membentuk opini publik dan sekaligus memobilisasi dukungan politik secara
masif (Budiyono, 2016).
Tabel 4.45
Saya mempertimbangkan catatan
kinerja dan reputasi kandidat
Keputusan Memilih 8
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju 0
0%
Tidak Setuju 6 6%
Ragu-ragu 29 29%
Setuju 60 60%
Sangat Setuju 5 5%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.45 yang menjawab sangat setuju sebanyak 5%, setuju
sebanyak 68%, ragu-ragu 29%, tidak setuju 6%, dan sangat tidak setuju 0%
mengenai cara memilih responden dengan mempertimbangkan catatan kinerja dan
reputasi kinerja kandidat. Karakteristik partai politik dan kontestan cukup menjadi
pengaruh terhadap keputusan memilih. Atribut kontestan seperti reputasi, image,
132
citra, latar belakang, ideologi dan kualitas para politikusnya akan sangat
memengaruhi penialaian masyarakat atas partai bersangkutan.
Tabel 4.46
Saya mempertimbangkan program
kerja yang ditawarkan kandidat
Keputusan Memilih 9
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju 0
0%
Tidak Setuju 10 10%
Ragu-ragu 37 37%
Setuju 51 51%
Sangat Setuju 2 2%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.46 yang menjawab sangat setuju sebanyak 2%, setuju
sebanyak 51%, ragu-ragu 37%, tidak setuju 10%, dan sangat tidak setuju 0%
mengenai cara memilih responden dengan mempertimbangkan program kerja
yang ditawarkan kandidat. Seperti yang sudah diterangkan sebelumnya,
133
O‟Shaughnessy (2001) menyatakan bahwa partai politik menjual produk yang
tidak nyata (intangible product); sangat terkait erat dengan sistem nilai (value
laden); di dalamnya melekat janji dan harapan akan masa depan; di dalamnya
terdapat visi yang bersifat atraktif; kepuasan yang dijanjikan tidaklah segera
tercapai; hasilnya lebih bisa dinikmati dalam jangka panjang; tidak pasti dan bisa
ditafsirkan bermacam-macam (multi-interpretable), sehingga tawaran terhadap
pemerintahan yang baik dan adanya sistem nilai yang ditemui dengan kesamaan
ideologi menjadi sesuatu yang bisa mengikat keyakinan partisipan politik
sehingga bisa memiliki kecenderungan memilih dalam politik.
Tabel 4.47
Saya memilih kandidat berdasarkan strategi pemasaran politik masing-
masing kandidat
Keputusan Memilih 10
Jumlah Persentase
Sangat Tidak
Setuju 0
0%
Tidak Setuju 6 6%
Ragu-ragu 29 29%
Setuju 60 60%
Sangat Setuju 5 5%
134
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Pada tabel 4.47 yang menjawab sangat setuju sebanyak 5%, setuju
sebanyak 60%, ragu-ragu 29%, tidak setuju 6%, dan sangat tidak setuju
0% mengenai cara memilih responden berdasarkan strategi pemasaran
politik masing-masing kandidat.
C. Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Dalam uji normalitas terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik
dan uji statistik. Uji normalitas residual dengan metode grafik yaitu
melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-
P Plot of Regression Standarized Residual. Sebagai dasar pengambilan
keputusannya, jika titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti
garis diagonal maka residual tersebut telah normal. Uji normalitas data
dengan menggunakan pengolahan SPSS 23.0 menghasilkan grafik
sebagai berikut:
135
Gambar 4.4
Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual
Dependent Variable: Keputusan Memilih (Y)
Sumber: Data diolah dengan SPSS 23.0, 2018
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik yang menyebar
di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah dengan garis
diagonal menandakan bahwa model asumsi regresi memenuhi asumsi normalitas
dan model regresi layak untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel bebas
(political marketing mix) terhadap variabel terikat (keputusan memilih).
136
Untuk menegaskan hasil uji normalitas di atas maka peneliti melakukan uji
Kolmogorov-Smirnov dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.48
Uji Normalitas dengan Cara Statistik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 2,05232977
Most Extreme Differences Absolute ,067
Positive ,067
Negative -,043
Test Statistic ,067
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data diolah dengan SPSS 23, 2018
Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov di atas dapat diketahui bahwa nilai
unstandarized residual memiliki nilai asymp. Sig. (2-tailed) 0,200 yang berarti >
0,05, hal ini membuktikan bahwa data pada penelitian ini terdistribusi secara
normal dan model regresi tersebut layak dipakai untuk memprediksi variabel
dependen yaitu Keputusan Memilih berdasarkan masukan variabel independen,
yaitu, Product, Promotion, Price, dan Place. Maka data penelitian layak
digunakan sebagai penelitian.
137
2. Hasil Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas diperlukan untuk mendeteksi adanya problem
multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel
independen.
Tabel 4.49
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 9,678 1,850 5,232 ,000
PRODUCT ,334 ,092 ,364 3,620 ,000 ,270 3,703
PROMOTION ,297 ,103 ,249 2,884 ,005 ,365 2,737
PRICE ,405 ,135 ,234 3,012 ,003 ,452 2,212
PALCE ,266 ,128 ,138 2,077 ,040 ,621 1,610
a. Dependent Variable: KM
Sumber: Data diolah dengan SPSS 23.0, 2018
Berdasarkan Tabel 4.49 di atas, dari hasil uji Variance Inflation Factor
(VIF) pada hasil output SPSS 23.0 tabel coefficients masing-masing variabel
independen memiliki VIF dengan nilai < 10 yaitu variabel product sebesar 3,703,
variabel promotion sebesar 2,737 dan untuk variabel price sebesar 2,212, variabel
place sebesar 1,610 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas. Sedangkan nilai Tolerance > 0,10 yaitu untuk variabel product
sebesar 0,270, variabel promotion sebesar 0,365, untuk variabel price sebesar
0,452 dan variabel place sebesar 0,621. Dengan demikian, dapat disimpulkan
138
bahwa model regresi linier berganda tidak terdapat multikolinieritas antara
variabel dependen dengan variabel independen yang lain sehingga dapat
digunakan dalam penelitian ini.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang
lain. Heteroskedastisitas menunjukan bahwa variasi variabel tidak sama
untuk semua pengamatan. Pada heteroskedastisitas kesalahan yang terjadi
tidak secara acak tetapi menunjukan hubungan sistematis sesuai dengan
besarnya satu atau lebih variabel. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan 2 langkah yaitu secara grafik dan secara statistik, adapun uji
heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
a. Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik (Scatterplot)
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot anatara
SREID dan ZPREID dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan
sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) dan telah di
studentized (Ghozalli, 2011).
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil scatterplot dapat
dilihat pada gambar berikut:
139
Gambar 4.5
Grafik Scatterplot
Sumber: Data diolah dengan SPSS 23.0, 2018
Dari grafik scatterplot yang ada pada gambar 4.5 di atas dapat
dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola
tertentu yang jelas serta tersebar di atas maupun dibawah angka nol pada
sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi (Ghozali, 2011).
140
b. Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik
Uji Heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan
uji Glesjer yaitu dengan tujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Apabila koefisien korelasi dari masing-masing
variabel bebas ada yang signifikan pada tingkat kekeliruan dibawah 5%
mengindikasikan adanya gejala heteroskedastisitas dan jika nilai signifikan
pada tingkat kekeliruan di atas 5% mengindentifikasikan tidak adanya
adanya gejala heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil pengolahan data,
maka hasil uji Glesjer dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.50
Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik (Uji Glesjer)
Sumber: Data diolah dengan SPSS 23.0, 2018
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3,053 1,170 2,609 ,011
PRODUCT -,091 ,058 -,299 -1,552 ,124
PROMOTION ,032 ,065 ,081 ,487 ,627
PRICE ,037 ,085 ,064 ,430 ,669
PLACE -,024 ,081 -,038 -,300 ,765
a. Dependent Variable: RES2
141
Dari hasil output pada Tabel 4.50 di atas dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi untuk variabel product (X1) sebesar 0,124 lalu variabel promotion
(X2) sebesar 0,627, variabel price (X3) sebesar 0,669 dan variabel place (X4)
sebesar 0,765. Karena tingkat signifikasi > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas atau disebut
homoskedastisitas.
D. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, adapun
hasil pengujian adalah sebagai berikut:
1. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Tabel 4.51
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 9,678 1,850 5,232 ,000
PRODUCT ,334 ,092 ,364 3,620 ,000
PROMOTION ,297 ,103 ,249 2,884 ,005
PRICE ,405 ,135 ,234 3,012 ,003
PLACE ,266 ,128 ,138 2,077 ,040
a. Dependent Variable: KM
Sumber: Data diolah dengan SPSS 23.0, 2018
142
Berdasarkan pada Tabel 4.51 hasil uji t di atas untuk mengetahui besarnya
pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial (individual) terhadap
variabel dependen adalah sebagai berikut:
a. Pengaruh Variabel Product (X1) terhadap Keputusan Memilih (Y)
Pada Tabel 4.51 nilai t hitung untuk product sebesar 3,620 sedangkan
nilai t tabel sebesar 1,988. Maka diketahui t hitung (3,620) > t tabel (1,988)
dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Sehingga hipotesis yang berbunyi adalah
terdapat pengaruh yang signifikan antara product terhadap keputusan memilih
(Ha diterima dan Ho ditolak), artinya secara parsial terdapat pengaruh antara
product terhadap keputusan memilih.
b. Pengaruh Variabel Promotion (X2) terhadap Keputusan Memilih (Y)
Pada Tabel 4.51 nilai t hitung untuk promotion sebesar 2,884
sedangkan nilai t tabel sebesar 1,988. Maka diketahui t hitung (2,884) > t
tabel (1,988) dan nilai signifikan 0,005 < 0,05. Sehingga hipotesis yang
berbunyi adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara promotion terhadap
keputusan memilih (Ha diterima dan Ho ditolak), artinya secara parsial
terdapat pengaruh yang signifikan antara promotion terhadap keputusan
memilih.
c. Pengaruh Variabel Price (X3) terhadap Keputusan Memilih (Y)
Pada Tabel 4.51 nilai t hitung untuk price sebesar 3,012 sedangkan
nilai t tabel sebesar 1,988. Maka diketahui t hitung (3,012) > t tabel (1,988)
dan nilai signifikan 0,003 < 0,05. Sehingga hipotesis yang berbunyi adalah
143
terdapat pengaruh yang signifikan antara price terhadap keputusan memilih
(Ha diterima dan Ho ditolak), artinya secara parsial terdapat pengaruh yang
signifikan antara price terhadap keputusan memilih.
d. Pengaruh Variabel Place (X4) terhadap Keputusan Memilih (Y)
Pada Tabel 4.51 nilai t hitung untuk place sebesar 2,077 sedangkan
nilai t tabel sebesar 1,988. Maka diketahui t hitung (2,077) > t tabel (1,988)
dan nilai signifikan 0,040 < 0,05. Sehingga hipotesis yang berbunyi adalah
terdapat pengaruh yang signifikan antara place terhadap keputusan memilih,
artinya secara parsial berpengaruh yang signifikan antara place terhadap
keputusan memilih.
2. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Pengujian hipotesis secara simultan bertujuan untuk mengukur
besarnya variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen hasil uji hipotesis dalam pengujian ini adalah:
144
Tabel 4.52
Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1189,756 4 297,439 67,763 ,000b
Residual 416,994 95 4,389
Total 1606,750 99
a. Dependent Variable: KM
b. Predictors: (Constant), PALCE, PRICE, PROMOTION, PRODUCT
Sumber: Data diolah dengan SPSS 23.0
Hipoteses 1: Pengaruh Political Marketing Mix terhadap Keputusan
Memilih Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta 2017
Pada tabel analisis varian (Anova) ditampilkan hasil uji F yang dapat
dipergunakan untuk memprediksi kontribusi aspek-aspek variabel political
marketing mix (product, promotion, price, place) terhadap keputusan memilih
pasangan Calon Gubernur DKI 2017. Dari perhitungan didapat nilai F hitung pada
model 1 didapat sebesar 67,763.
Dengan tingkat signifkansi sebesar 5% dan df1 = 4 dan df2 = 95, didapat
nilai F tabel = 2,47. Karena nilai F hitung (67,763) > nilai F tabel (2,47). Maka
dapat disimpulkan bahwa empat variabel independen yaitu product, promotion,
price, dan place dengan signifikan memberikan kontribusi yang besar terhadap
variabel keputusan memilih pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta 2017.
Sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi. Maka, dapat
145
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat pengaruh
secara bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Rido Bramulya Ikhsan dan M. Saggaff Shihab (2010) bahwa variabel political
marketing mix yang terdiri dari product (X1) promotion (X2, price (X3), dan
place (X4) berpengaruh secara bersama-sama dan signifikan terhadap keputusan
mahasiswa untuk memilih.
E. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Penggunaan analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini
akan memperlihatjan apakah poltical marketing mix mempengaruhi
keputusan memilih pasangan calon Gubernur DKI Jakarta 2017. Hasil
pengujian regresi linier berganda terangkum sebagai berikut:
Tabel 4.53
Hasil Uji Rgresi Linier Berganda
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 9,678 1,850 5,232 ,000
PRODUCT ,334 ,092 ,364 3,620 ,000
PROMOTION ,297 ,103 ,249 2,884 ,005
PRICE ,405 ,135 ,234 3,012 ,003
PLACE ,266 ,128 ,138 2,077 ,040
a. Dependent Variable: KM
146
Sumber: Data primer di olah dengan SPSS 23.0, 2018
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari koefisien regresi di atas, maka dapat
dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:
Y= 9,678 + 0,334X1 + 0,297X2 + 0,405X3 + 0,266X4
Dimana :
Y = Keputusan Memilih
X1 = Product
X2 = Promotion
X3 = Price
X4 = Place
Pada persamaan regresi di atas menunjukan nilai konstanta sebesar 9,678
artinya jika nilai variabel independen nol maka nilai variabel sebesar 9,678
dalam hal ini jika Rasio Product, Promotion, Price, dan Place bernilai 0,00 (nol)
maka rasio keputusan memilih akan meningkat sebesar 9% (pembulatan).
Setiap kenaikan 1 satuan variabel product (X1) maka akan menaikkan
nilai variabel keputusan memilih pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta 2017
(Y).
Setiap kenaikan 1 satuan variabel promotion (X2) maka akan menaikkan
nilai variabel keputusan memilih pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta 2017
(Y).
147
Setiap kenaikan 1 satuan variabel price (X3) maka akan menaikkan nilai
variabel keputusan memilih pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta 2017 (Y).
Setiap kenaikan 1 satuan variabel place (X4) maka akan menaikkan nilai
variabel keputusan memilih pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta 2017 (Y).
F. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2011). Nilai koefisien determinasi yang semakin mendekati
angka 1, berarti varibel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel independen.
Koefisien determinasi yang digunakan adlah nilai Adjusted R2
dapat naik
atau turun napabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam
model.
Tabel 4.54
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,861a ,740 ,730 2,095
a. Predictors: (Constant), PALCE, PRICE, PROMOTION, PRODUCT
Sumber: Data diolah dengan SPSS 23.0, 2018
Berdasarkan tabel 4.54 dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi
sebesar 0,730. Hal ini menandakan bahwa 73% variabel dependen keputusan
148
memilih pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta 2017 dapat dijelaskan oleh
variabel product, promotion, price, dan place. Sedangkan sisanya sebesar 0,
270 atau 27% (1 – 0,730) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
disertakan dalam model penelitian ini.
G. Pembahasan Hasil Statistik
Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda, maka menghasilkan
penelitian sebagai berikut:
1. Pengaruh product terhadap keputusan memilih pasangan Calon
Gubernur DKI Jakarta 2017.
Pada Tabel 4.53 nilai t hitung untuk product sebesar 3,620
sedangkan nilai t tabel sebesar 1,988. Maka diketahui t hitung (3,620)
> t tabel (1,988) dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Sehingga hipotesis
yang berbunyi adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara
product terhadap keputusan memilih (Ha diterima dan Ho ditolak),
artinya secara parsial terdapat pengaruh antara product terhadap
keputusan memilih.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ridho Bramulya
Ikhsan dan Muchsin Saggaff Shihab (2010) yang berjudul “Political
Marketing Mix dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Mahasiswa
Universitas Lampung” bahwa walaupun variabel produk yang terdiri
dari image partai politik, image kandidat dan janji politik merupakan
hal terakhir yang dilihat oleh mahasiswa tetapi memiliki pengaruh
149
terhadap keputusan memilih. Mereka berpendapat partai politik yang
mengusung nama kandidat wali kota harus bersih dari isu-isu negatif
yang sangat sensitif; seperti keterlibatan dengan kasus KKN, partai
status quo, partai orang tua, partai radikal, dan sebagainya. Untuk
dapat mengatasnamakan pengusung aspirasi masyarakat banyak,
partai harus tetap tegas terhadap kasus KKN, konsisten dengan
ideologi, dan melibatkan semua lapisan masyarakat, Komunikasi
partai politik dengan masyarakat-terutama kaum terpelajar-harus terus
terjaga. Hal ini dikarenakan banyak dari masyarakat yang awam
terhadap visi, misi dan tujuan partai. Selain itu, kecakapan kandidat,
energik, dan dikenali oleh masyarakat banyak juga diperlukan.
Kecakapan dapat diukur dari profesionalisme kandidat dalam
menjalankan amanahnya serta konsistensinya dalam amanahnya
tersebut. Sedangkan energik menggambarkan karakter kandidat yang
tidak kenal lelah dan menyerah.
(Bohnet et al., 2001) berpendapat bahwa para pemilih akan
menilai dan mempertimbangkan kandidat partai politik dan ideologi
yang akan berpihak dan mewakili suara mereka, sedangkan loyalitas
pemilih adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh sebuah institusi politik
dimana hubungan antara institusi politik dengan partisipan/pemilih
adalah kontrak sosial dan untuk menjaga loyalitas, institusi politik
harus menjaga kepercayaan publik atas kontrak sosial ini.
150
2. Pengaruh promotion terhadap keputusan memilih pasangan
Calon Gubernur DKI Jakarta 2017
Pada Tabel 4.53 nilai t hitung untuk promotion sebesar 2,884
sedangkan nilai t tabel sebesar 1,988. Maka diketahui t hitung (2,884) > t
tabel (1,988) dan nilai signifikan 0,005 < 0,05. Sehingga hipotesis yang
berbunyi adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara promotion
terhadap keputusan memilih (Ha diterima dan Ho ditolak), artinya secara
parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara promotion terhadap
keputusan memilih.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Anny Nurbasari
(2015) yang berjudul “Pengaruh Pemasaran Politik Terhadap Keputusan
Memilih Walikota Bandung 2013” bahwa variabel promosi berpengaruh
positif terhadap keputusan memilih.
Rothscild (1978) menunjukkan pilihan media merupakan salah
satu faktor penting dalam penetrasi pesan politik ke publik. Mengetahui
adanya perbedaan tingkat penetrasi media (tv, radio, media cetak seperti
koran dan majalah) dalam suatu wilayah penting dilakukan untuk
menjamin efektivitas pesan politik yang akan disampaikan.
Iklan politik khususnya iklan audiovisual memainkan peranan
strategis dalam political marketing. Nursal (2004) mengutip riset
Falkowski & Cwalian (1999) dan Kaid (1999) menunjukkan iklan politik
berguna untuk beberapa hal berikut:
151
1. Membentuk citra kontestan dan sikap emosional terhadap kandidat.
2. Membantu para pemilih untuk terlepas dari ketidak-pastian pilihan
karena mempunyai kecenderungan untuk memilih kontestan tertentu.
3. Alat untuk melakukan rekonfigurasi citra kontestan.
4. Mengarahkan minat untuk memilih kontestan tertentu.
5. Mempengaruhi opini publik tentang isu-isu nasional.
6. Memberi pengaruh terhadap evaluasi dan interpretasi para pemilih
terhadap kandidat dan even-even politik.
3. Pengaruh price terhadap keputusan memilih pasangan Calon
Gubernur DKI Jakarta 2017.
Pada Tabel 4.53 nilai t hitung untuk price sebesar 3,012
sedangkan nilai t tabel sebesar 1,988. Maka diketahui t hitung (3,012)
> t tabel (1,988) dan nilai signifikan 0,003 < 0,05. Sehingga hipotesis
yang berbunyi adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara price
terhadap keputusan memilih (Ha diterima dan Ho ditolak), artinya
secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara price terhadap
keputusan memilih.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ridho Bramulya Ikhsan dan Muchsin Saggaff Shihab (2010) yang
berjudul “Political Marketing Mix dan Pengaruhnya Terhadap
Keputusan Mahasiswa Universitas Lampung” dan Anny Nurbasari
152
(2015) yang berjudul “Pengaruh Pemasaran Politik Terhadap
Keputusan Memilih Walikota Bandung 2013”
Harga dalam marketing politik mencakup banyak hal, mulai
ekonomi, psikologis dampai citra nasional (Niffenegger, 1989). Harga
ekonomi meliputi semua biaya yang dikeluarkan institusi politik
selama periode kampanye. Dari biaya iklan, publikasi, biaya „rapat-
akbar‟ sampai ke biaya administrasi pengorganisasian tim kampanye.
Harga psikologis mengacu pada harga persepsi psikologis, misalnya
apakah pemilih merasa nyaman dengan latar belakang- etnis, agama,
pendidikan dan lain-lain- seorang kandidat. Harga Image/citra
nasional berkaitan dengan apakah pemilih merasa kandidat tersebut
bisa memberikan citra positif suatu bangsa dan bisa menjadi
kebanggaan nasional atau tidak. Suatu institusi politik berusaha untuk
meminimalisasi harga produk politik (minimalisasi risiko) mereka dan
meningkatkan (maksimalisasi) harga produk politik lawan.
Menjadikan harga produk politik lawan semakin mahal (semakin
beresiko) merupakan strategi yang bisa digunakan partai politik atau
kandidat guna memperoleh dukungan publik, sebab pemilih akan
memilih partai atau kontestan yang memiliki resiko dan harga relatif
paling kecil.
4. Pengaruh place terhadap keputusan memilih pasangan Calon
Gubernur DKI Jakarta 2017.
153
Pada Tabel 4.53 nilai t hitung untuk place sebesar 2,077
sedangkan nilai t tabel sebesar 1,988. Maka diketahui t hitung (2,077) > t
tabel (1,988) dan nilai signifikan 0,040 < 0,05. Sehingga hipotesis yang
berbunyi adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara place terhadap
keputusan memilih, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang
signifikan antara place terhadap keputusan memilih.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Anny Nurbasari (2013) yang menyatakan bahwa untuk meningkatkan
efektifitas kecenderungan memilih, dengan melihat indikator distribusi
(place) politik, yaitu cara institusi politik berinteraksi dengan partisipan
merupakan atribut yang dianggap sesuai oleh responden sebagai distribusi
politik dan juga merupakan atribut yang paling penting dalam membentuk
variebel distribusi politik.
Sistem distribusi diartikan sebagai suatu jaringan yang berisi orang
dan insititusi yang terkait dengan aliran produk politik kepada masyarakat
luas (O‟Shaughnessy 1995), sehingga masyarakat dapat merasakan dan
mengakses produk politik dengan lebih mudah. Distribusi politik sangat
terkait erat dengan mekanisme jangkauan dan penetrasi produk politik
sampai ke daerah dan pelosok. Pemilihan media, kunjungan partai politik
atau konstestan politik kedaerah-daerah juga bisa dikategorikan dalam
distribusi politik. (Niffenegger, 1989).
154
Kampanye politik memang harus menyentuh segenap lapisan
masyarakat. Hal ini bisa dicapai dengan melakukan segmentasi publik
(Niffenegger, 1989; Smith & Harris, 2001). Sebuah institusi politik harus
bisa mengidentifikasi dan memetakan struktur serta karakteristik
masyarakat. Identifikasi bisa dilakukan dengan melihat konsentrasi
geografisnya. Pemetaan juga bisa dilakukan berdasarkan tingkat
pendidikan, pekerjaan, usia, kelas sosial, pemahaman akan dunia politik,
kepercayaan agama dan etnis.
155
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang didapatkan dan pengujian yang telah dilakukan
terhadap permasalahan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Product berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan memilih
pasangan calon Gubernur DKI Jakarta 2017.
2. Promotion berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan memilih
pasangan calon Gubernur DKI Jakarta 2017.
3. Price berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan memilih
pasangan calon Gubernur DKI Jakarta 2017.
4. Place berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan memilih
pasangan calon Gubernur DKI Jakarta 2017.
5. Product, promotion, price, place (political marketing mix) berpengaruh
secara signifikan terhadap keputusan memilih pasangan Calon Gubernur
DKI Jakarta 2017.
B. Saran
Meskipun peneliti telah menyusun penelitian dengan sebaik-baiknya
tetapi masih saja banyak kekurangan dalam penelitian ini dengan segala
keterbatasannya. Berikut adalah berbagai saran yang diajukan oleh peneliti
berdasarkan hasil penelitian:
156
1. Bagi partai politik/kontestan
Untuk variabel product, disarankan kandidat lebih
mengasah lagi dalam hal peningkatan citra dirinya sebelum dan
pasca pemilihan, misalnya pembentukan visi misi atau program
kerja kandidat yang lebih detail dan terukur (contoh: program 100
hari kerja) dan jangan membuat citra yang berlebihan atau harus
senatural mungkin, mempertimbangkan secara matang koalisi
partai politik pengusung kandidat atau dengan membuat tawar
menawar politik yang lebih menarik, hindari politik “mahar” serta
membuat janji-janji politik yang logis yang sesuai dengan
permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat.
Untuk variabel promotion, perlu diperhatikan bahwa
promosi politik tidak hanya terjadi selama periode kampanye saja.
Atau kita sering mengistilahkannya sebagai “curi start‟ melalui
kegiatan sosial untuk menarik perhatian massa dan biasanya
dimanfaatkan partai politik atau kandidat politik yang memiliki
banyak dana. Salah satu cara yang paling efektif dalam promosi
politik adalah dengan selalu memperhatikan masalah penting yang
dihadapi oleh komunitas dimana institusi politik berada.
Untuk variabel price, menjadikan harga produk lawan
politik semakin mahal (semakin beresiko) merupakan strategi yang
bisa digunakan pelaku politik guna memperoleh dukungan publik,
sebab pemilih akan memilih partai atau kontestan yang memiliki
157
resiko atau harga relatif paling kecil. Semakin baik image/citra dan
citra positif pasangan calon, akan semakin murah harga atau
semakin kecil resiko bagi partisipan untuk memilih pasangan calon
kepala daerah. Efek image/citra dan citra positif direspon sangat
tinggi sehingga pasangan calon kepala daerah harus
mempertimbangkan hal ini sebagai sesuatu yang harus
diperlihatkan sehingga bisa mengurangi resiko yang dirasakan oleh
partisipan saat melakukan pilihan politik. Image/citra dan citra
positif dianggap sebagai jaminan yang mereka pertaruhkan
sehingga semakin baik image/citra dan citra positif akan semakin
murah harga yang mereka bayarkan dalam transaksi politik.
Untuk variabel place, distribusi produk politik menjadi hal
yang tidak boleh dikesampingkan. Pemerataan pengetahuan
tentang produk politik kepada masyarakat membuat masyarakat
sadar akan keberadaan produk politik tersebut. Oleh karena itu,
penyebaran tim sukses menjadi dimensi yang tidak bisa
dikesampingkan. Dan bukan hanya sekedar penyebaran tim sukses
yang merata tapi tim sukses dan kandidat tersebut harus menyatu
dengan masyarakat, mendengar dengan baik aspirasi masyarakat
dan memahami persoalan-persoalan yang tengah dihadapi. Selain
itu, pengumpulan massa untuk memetakan dan membuat kantung-
kantung suara juga hal yang penting untuk dilakukan.
158
2. Bagi peneliti selanjutnya
Riset ini diharapkan menjadi dasar penelitian yang akan
dilakukan selanjutnya. Bagi pihak yang ingin meneliti lebih lanjut,
dapat menggunakan atau menambahkan variabel-variabel lain yang
dapat mempengaruhi keputusan memilih seperti, promotion mix
dan media massa, bahwa masih banyaknya kekurangan dalam
penelitian ini karena keterbatasan sumber yang membahas tentang
variabel lain. Selain itu dapat juga memperluas jangkauan
penelitian seperti mengambil objek-objek lain di masyarakat
sehingga penelitian dapat digeneralisir dan mampu
mengidentifikasi faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan
memilih. Karena dalam penelitian ini terdapat 27% faktor-faktor
lain yang mempengaruhi keputusan memilih, di antaranya policy-
problem-solving dan ideologi.
159
DAFTAR PUSTAKA
Adman Nursal. “Political Marketing: Strategi Memenangkan Pemilu”. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta. 2004.
Ali, Hasan. “Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan”. CAPS (Center For Academic
Publishing Service). Yogyakarta. 2013.
Assauri, Sofyan. “Manajemen Produksi dan Operasi”. Lembaga Penerbit FE-UI,
Jakarta. 2000.
Budiyono, “Media Sosial dan Komunikasi Politik: Media Sosial sebagai
Komunikasi Politik Menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017”, Jurnal
Komunikasi Vol 11. No 1, 2016.
Butler, P dan Collins, N. “Payment on Delivery: Recognising Constituency
Service as Political Marketing”. (35), 9-10, hlm. 1026-1037. 2001.
Borgerson, Janet L. and Jonathan E. Schroeder. "Ethical Issues of Global
Marketing: Avoiding Bad Faith in Visual Representation," European
Journal of Marketing, 36 (5), 570-594. 2002.
Bramulya Iksan, Ridho dan Saggaff Shihab, Muchsin. “Political Marketing Mix
dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Mahasiswa Universitas
Lampung”, Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol.8 No. 16, 2010.
Bruce, I. Newman. “Handbook of Political Marketing”, Sage Publication, 1999.
Perlmutter, David D. “Manship School Guide to Political Communication”. Baton
Rouge: LSU Press, 1999.
Firmanzah, “Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas”, Edisi Revisi,
Cetakan Ketiga, Penerbit Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. 2012.
Firmanzah, “Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi
Politik di Era Demokrasi”, Edisi Revisi, Cetakan Kedua, Penerbit
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. 2011.
Firmanzah, “Mengelola Partai Politik”. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. 2008.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21,
Update PLS Regresi”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2013.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”,
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2011.
160
Harris, P. “To Spin Or Not to Spin That is The Question, The Emergence of
Modern Political Marketing”, The Marketing Review 2, pp. 35-53, 2001.
Hayes, B.C dan McAllister, I. “Marketing Politics to Voters: Late Deciders in the
1992 British Election”. European Journal of Marketing, (30), hlm. 135-
146. 1996.
Heryanto, Gun Gun & Rumaru, Shulhan. “Komunikasi Politik: Sebuah
Pengantar”. Ghalia Indonesia, Bogor. 2013
Ingram, P dan Marshment, J. Lees. “The Anglicisation of Political Marketing:
How Blair Out-Marketed Clinton”. John Wiley & Sons, Ltd, Journal of
Public Affairs 2, (2), hlm. 44-56. 2002.
Joko J. Prihatmoko, “Pemilihan Kepala Daerah Langsung”. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta. 2005
Kartajaya, Hermawan. “Marketing Plus 2000: Siasat Memenangkan Persaingan
Global”. PT. Gramedia Pusataka Utama. Jakarta. 1996.
Kotler Phillip, Kevin Lance Keller. “Marketing Management”. 14th edition. PT.
Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. 2012.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. “Principles Of Marketing” 13 Edition, Pearson
Education, New Jersey USA. 2010.
Kotler, Philip Dan Kevin Lane Keller. “Marketing Management” 13 Edition, New
Jersey: Pearson Prentice Hall.Inc. 2012.
Locke, A dan Harris, P. “Political Marketing-vive La Difference.” European
Journal of Marketing, (30), 10-11, hlm. 21-31. 1996.
Malhotra, Naresh K, “Riset Pemasaran: Pendekatan Terapan”, Indeks. Jakarta.
2009
Niffenegger, P.B. “Strategies for Success from the Political Marketers”. The
Journal of Consumer Marketing, (6), 1, hlm. 45-51. 1989.
Newman, B dan Seth, I. “A Model of Primary Voter Behaviior”. Journal of
Consumer Research, (12), 2, hlm. 178-187. 1985
O’Cass, A. “Political Marketing: an Investigation of the Political Marketing
Concept and Political Market Orientation in Australian Politics”.
European Houenal of Marketing, (35), 9-10, hlm. 1003-1025. 2001
161
O’Shaugnessy, N. “Competitive Marketing: A Strategic Approach”. Clays Ltd, St.
Ives Plc. London. 2001.
Paul, J. Peter dan J, Jerry Olson. “Consumer Behavior and Marketing Strategy”.
9th Edition, McGraw Hill, New York, USA. 2010.
Riduwan. “Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian”. Penerbit
Alfabeta, Bandung. 2008.
Rewold, H Stewart, James D Scoot, Martin R. Warshaw, MC. Graw Hill Book
Company Singapore, 2000.
Sayuti, Solatun Dulah. “Komunikasi Pemasaran Politik”. PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung. 2014.
Surjarweni, V. Wiratman dan Poly, Endaryanto. “Statistika untuk Penelitian”,
Graha Ilmu. Yogyakarta. 2012
Siregar, Sofian. “Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif”, Bumi Aksara.
Jakarta. 2013
Sugiyono, “Metode Penelitian Bisnis”, CV Alfabeta. Bandung. 2012.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Cetakan 13.
Alfabeta. Bandung. 2011.
Soebagio, H. “Implikasi Golongan Putih dalam Perspektif Pembangunan
Demokrasi di Indonesia”, Vol. 12, No. 2, Desember 2008: Hal. : 82-86.
Pascasarjana Universitas Indonesia. Depok. 2008.
Swastha, Basu DH. “Azas-azas Marketing”. Liberty Offset. Yogyakarta. 2004.
Swastha, Basu. “Manajemen Pemasaran Modern”, Liberty Offset, Yogyakarta.
2007.
Tjiptono, Fandy. “Strategi Pemasaran”, Edisi 3. Yogyakarta. Andi Offset, 2008.
Umar, Husein. “Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen”, Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta. 2010.
Wring, D. “Politcal Marketing and Party Development in Britain: a “Secret”
History”. European Journal of Marketing (30), 10-11, hlm. 100-111. 1996.
Wring, D. “Reconciling Marketing with Political Science: Theories of Political
Marketing”. Proceedings of the 1997 Academy of Marketing Conference,
Manchester, 1131-1144. 1997.
162
Sumber lain:
www.cnnindonesia.com di akses pada 10 marat 2018 pukul 03.05 WIB
www.pilkada.tempo.co di akses pada 10 Maret 2018 pukul 02.52 WIB
http://ppid.kpu.go.id/?download=20160830121407 Undang-Undang No. 8 Tahun
2012, diakses pada 27 September 2017 pukul 23:12 WIB.
www.kpu.go.id diakses pada 20 Juli 2017
www.kpujakarta.go.id diakses pada 20 Juli 2017
www.kpk.go.id diakses pada 21 Juli 2017
163
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JAKARTA
Assalamualaikum Wr. Wb
Kepada Yth,
Bpk/ibu/saudara/i
Di tempat
Saya Kemal Fahmi Arrahman, mahasiswa semester VIII Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya tengah
melakukan penelitian untuk skripsi saya mengenai pengaruh political marketing mix
terhadap keputusan memilih pada pasangan calon Gubernur DKI Jakarta 2017. Agar
penelitian ini dapat berlangsung dengan baik, saya mengharapkan kesediaan dan
bantuan dari responden untuk dapat mengisi kuesioner ini dengan tepat dan benar.
Untuk saran dan kritik yang berkaitan dengan penelitian ini, silakan menghubungi saya
melalui email di [email protected]
Atas perhatian dan waktunya, saya ucapkan banyak terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salam Hormat
Kemal Fahmi Arrrahman
No :
164
Profil Responden
Petunjuk Pengisian: Berilah tanda check list (√) atau tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang
ada.
1. Apakah Anda pemilih Pilkada DKI Jakarta 2017? (*)
Ya Tidak
*Jika jawaban anda Ya, lanjutkan ke pertanyaan berikutnya
2. Nama anda : .................................................................................................
3. Jenis Kelamin : Laki – Laki Perempuan
4. Perguruan tinggi .......................
5. Tempat Tinggal
Jakarta Pusat Jakarta Timur
Jakarta Utara Jakarta Selatan
Jakarta Barat Kep. Seribu
Petunjuk Pengisian Kuesioner
Isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda check list (Ѵ) atau tanda
silang (X) pada salah satu kolom jawaban yang ada, adapun makna dari jawaban
alternatif yang ada pada kuesioner ini adalah:
Tanda Keterangan Bobot
STS Sangat Tidak Setuju 1
TS Tidak Setuju 2
R Ragu-Ragu 3
S Setuju 4
SS Sangat Setuju 5
165
NO PERNYATAAN NILAI
STS
(1)
TS
(2)
R
(3)
S
(4)
SS
(5)
Product (X1)
1 Visi misi partai yang mengajukan
kandidat menarik dukungan pemilih
2 Ideologi partai pendukung kandidat
sesuai dengan ideologi saya
3 Rekam jejak partai pengusung
kandidat bagus
4 Ideologi kandidat mencerminkan
karakter kandidat tersebut
5 Kandidat harus bebas dari kasus
korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN)
6 Kandidat harus menuntaskan janji-
janjinya dalam mengentaskan
kemiskinan
7 Kandidat tegas dan konsisten dalam
memerangi KKN
8 Kandidat akan meningkatkan
perekonomian DKI Jakarta ke arah
yang lebih baik
Promotion (X2)
1 Iklan kampanye kandidat di berbagai
media massa membantu pemilih
mengenal kandidat
2 Atribut kampanye yang disebarkan
membantu pemilih untuk mengenal
kandidat
3 Keikutsertaan kandidat dalam acara
debat kandidat akan menarik
dukungan yang lebih banyak dari
pemilih
4 Komunikasi kandidat dengan
masyarakat terjalin dengan baik
166
5 Komunikasi kandidat dengan media
terjalin dengan baik
6 Kampanye dengan cara
mengirimkan SMS ke pemilih
efektif untuk menjaring pemilih
Price (X3)
1 Latar belakang pendidikan kandidat
menjadi pertimbangan saya dalam
memilih kandidat
2 Saya merasa nyaman dengan
kandidat tertentu karena kesamaan
latar belakang agama
3 Saya merasa nyaman dengan
kandidat tertentu kesamaan
suku/etnis
4 Saya memilih kandidat yang
memiliki tingkat nasionalisme tinggi
5 Saya yakin kandidat akan membawa
DKI Jakarta lebih maju
Place (X4)
1 Kunjungan kandidat ke daerah akan
membawa pengaruh bagi suara
pemilih
2 Kandidat mampu berkontribusi
untuk daerah tempat tinggalnya
3 Penyebaran tim sukses kandidat
merata diberbagai tempat
4 Kandidat berinteraksi dengan baik
kepada masyarakat
5 Kunjungan kandidat ke organisasi
masyarakat akan membawa
pengaruh bagi suara pemilih
Keputusan Memilih (Y)
1 Kultur sosial-budaya yang saya
punya memengaruhi cara saya dalam
memilih kandidat
2 Tingkat kesejahteraan ekonomi saya
memengaruhi cara saya dalam
memilih kandidat
3 Tingkat pendidikan saya
167
mencerminkan cara saya dalam
memilih kandidat
4 Saya memilih kandidat berdasarkan
data, informasi, dan berita dari
media massa
5 Saya memilih kandidat dengan
mempertimbangkan ulasan para ahli
6 Saya memilih kandidat berdasarkan
cara kandidat menghadapi
permasalahan terkini
7 Saya memilih kandidat berdasarkan
perkembangan dan tren situasi
terkini
8 Sebelum memilih, saya
mempertimbangkan catatan kinerja
dan reputasi kandidat
9 Sebelum memilih, saya
mempertimbangkan program kerja
yang ditawarkan kandidat
10 Saya memilih kandidat berdasarkan
strategi pemasaran politik masing-
masing kandidat
Lampiran 2: Tabel Jawaban Responden
Variabel Product (X1)
Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 TP Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 TP
1 4 4 3 4 4 4 3 4 30 51 3 5 4 3 4 3 4 3 29 2 5 4 3 3 4 3 4 4 30 52 4 3 3 4 4 3 4 3 28 3 2 2 1 3 3 4 2 4 21 53 3 4 4 3 4 2 4 2 26 4 4 4 3 3 4 4 4 3 29 54 3 5 4 3 4 3 4 5 31 5 3 4 3 3 4 4 4 5 30 55 4 2 3 3 3 4 4 2 25 6 3 4 4 4 3 4 4 4 30 56 3 2 3 4 3 2 3 2 22 7 4 4 4 5 5 4 4 4 34 57 4 3 2 3 4 2 3 4 25 8 2 2 3 3 2 3 3 1 19 58 4 4 3 4 2 3 3 4 27 9 2 2 4 3 1 3 1 2 18 59 4 2 3 3 3 4 3 3 25
10 4 4 3 3 4 3 3 3 27 60 4 3 2 3 3 3 2 4 24 11 4 4 3 3 3 4 4 4 29 61 4 2 4 3 4 2 4 3 26 12 4 4 2 3 4 4 3 4 28 62 4 3 4 3 4 4 3 3 28 13 3 2 3 3 2 3 2 2 20 63 4 3 4 3 3 3 4 3 27 14 4 4 3 3 4 4 3 4 29 64 3 4 3 4 3 4 3 4 28 15 3 3 4 3 2 4 4 4 27 65 3 4 3 3 2 2 2 1 20
168
Variabel Promotion (X2)
16 2 2 3 3 2 4 2 2 20 66 4 4 4 4 3 4 3 3 29 17 2 3 4 4 2 3 3 3 24 67 3 4 4 3 3 3 2 4 26 18 3 3 4 4 2 3 3 3 25 68 4 2 3 3 3 3 3 2 23 19 2 3 4 3 2 3 3 3 23 69 4 2 2 3 2 3 3 3 22 20 2 3 4 4 4 3 3 3 26 70 3 4 2 4 3 4 4 3 27 21 3 3 4 4 3 3 4 3 27 71 3 4 3 4 3 3 3 4 27 22 2 1 2 3 2 1 3 3 17 72 3 4 4 4 3 4 4 2 28 23 3 4 2 3 2 3 4 4 25 73 4 3 4 4 4 3 4 3 29 24 4 4 3 3 2 4 2 4 26 74 3 4 3 4 4 4 4 3 29 25 2 3 1 3 2 1 3 2 17 75 3 2 1 3 2 4 3 3 21 26 4 4 4 4 3 4 4 4 31 76 3 2 1 3 2 1 2 3 17 27 4 4 4 3 3 4 4 3 29 77 4 4 3 4 3 3 4 4 29 28 5 4 3 4 3 4 4 4 31 78 5 4 3 5 3 4 4 3 31 29 2 2 2 3 1 3 2 1 16 79 3 3 4 3 2 3 3 4 25 30 1 2 2 3 1 2 3 2 16 80 2 2 2 3 1 3 3 3 19 31 4 3 4 4 4 3 3 4 29 81 3 4 3 4 3 4 3 2 26 32 4 4 4 3 4 4 4 4 31 82 4 4 3 4 3 4 3 3 28 33 3 5 4 4 4 3 4 4 31 83 4 3 4 4 4 4 3 4 30 34 4 4 4 3 4 4 3 3 29 84 4 4 3 4 3 4 3 4 29 35 4 4 4 4 4 4 3 4 31 85 3 3 4 4 2 3 4 4 27 36 4 3 4 4 3 3 4 4 29 86 2 3 2 3 1 3 2 3 19 37 4 4 5 4 4 3 4 4 32 87 3 4 4 3 4 4 3 3 28 38 3 3 2 3 2 3 3 3 22 88 4 4 3 4 4 4 4 4 31 39 4 4 3 4 3 4 4 4 30 89 2 2 3 3 2 2 2 2 18 40 4 3 3 3 2 4 3 4 26 90 2 1 2 3 2 2 3 2 17 41 4 3 4 4 3 4 4 4 30 91 3 4 4 4 4 4 3 3 29 42 3 3 4 4 3 3 3 4 27 92 3 4 3 3 3 4 2 3 25 43 3 3 4 3 3 3 4 3 26 93 2 2 3 3 1 2 2 3 18 44 3 4 4 3 3 3 4 2 26 94 2 3 3 3 3 2 1 2 19 45 4 3 4 4 2 3 3 2 25 95 4 4 3 2 3 4 3 4 27 46 4 2 3 4 3 2 4 2 24 96 4 4 4 4 5 4 4 4 33 47 3 4 4 3 2 3 4 2 25 97 4 4 3 4 3 4 4 4 30 48 3 2 3 3 3 1 2 3 30 98 4 3 3 4 3 2 3 4 26
49 4 4 3 3 4 2 3 3 30 99 4 3 3 3 4 2 4 2 25 50 2 1 1 3 3 4 3 2 21 100 4 4 3 5 4 3 4 5 32
Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 TP Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 TP
1 4 4 3 4 4 4 22 51 3 5 4 3 4 3 22 2 5 4 3 3 4 3 22 52 4 3 3 4 4 3 21
169
3 2 2 1 3 3 4 17 53 3 4 4 3 4 2 21 4 4 4 3 3 4 4 21 54 3 5 4 3 4 3 23 5 3 4 3 3 4 4 21 55 4 2 3 3 3 4 22 6 3 4 4 4 3 4 20 56 3 2 3 4 3 2 17 7 4 4 4 5 5 4 25 57 4 3 2 3 4 2 20 8 2 2 3 3 2 3 10 58 4 4 3 4 2 3 19 9 2 2 4 3 1 3 14 59 4 2 3 3 3 4 20
10 4 4 3 3 4 3 20 60 4 3 2 3 3 3 20 11 4 4 3 3 3 4 20 61 4 2 4 3 4 2 16 12 4 4 2 3 4 4 24 62 4 3 4 3 4 4 22 13 3 2 3 3 2 3 14 63 4 3 4 3 3 3 20 14 4 4 3 3 4 4 20 64 3 4 3 4 3 4 22 15 3 3 4 3 2 4 20 65 3 4 3 3 2 2 14 16 2 2 3 3 2 4 15 66 4 4 4 4 3 4 23 17 2 3 4 4 2 3 17 67 3 4 4 3 3 3 20 18 3 3 4 4 2 3 23 68 4 2 3 3 3 3 17 19 2 3 4 3 2 3 23 69 4 2 2 3 2 3 19 20 2 3 4 4 4 3 23 70 3 4 2 4 3 4 22 21 3 3 4 4 3 3 22 71 3 4 3 4 3 3 19 22 2 1 2 3 2 1 16 72 3 4 4 4 3 4 20 23 3 4 2 3 2 3 18 73 4 3 4 4 4 3 16 24 4 4 3 3 2 4 21 74 3 4 3 4 4 4 22 25 2 3 1 3 2 1 14 75 3 2 1 3 2 4 14 26 4 4 4 4 3 4 22 76 3 2 1 3 2 1 17 27 4 4 4 3 3 4 21 77 4 4 3 4 3 3 21 28 5 4 3 4 3 4 18 78 5 4 3 5 3 4 23 29 2 2 2 3 1 3 12 79 3 3 4 3 2 3 25 30 1 2 2 3 1 2 14 80 2 2 2 3 1 3 14 31 4 3 4 4 4 3 21 81 3 4 3 4 3 4 22 32 4 4 4 3 4 4 22 82 4 4 3 4 3 4 21 33 3 5 4 4 4 3 22 83 4 3 4 4 4 4 20 34 4 4 4 3 4 4 22 84 4 4 3 4 3 4 20 35 4 4 4 4 4 4 21 85 3 3 4 4 2 3 23 36 4 3 4 4 3 3 22 86 2 3 2 3 1 3 11 37 4 4 5 4 4 3 21 87 3 4 4 3 4 4 22 38 3 3 2 3 2 3 15 88 4 4 3 4 4 4 21 39 4 4 3 4 3 4 23 89 2 2 3 3 2 2 15 40 4 3 3 3 2 4 20 90 2 1 2 3 2 2 14 41 4 3 4 4 3 4 21 91 3 4 4 4 4 4 23 42 3 3 4 4 3 3 22 92 3 4 3 3 3 4 20 43 3 3 4 3 3 3 22 93 2 2 3 3 1 2 14 44 3 4 4 3 3 3 23 94 2 3 3 3 3 2 13 45 4 3 4 4 2 3 22 95 4 4 3 2 3 4 22
170
Variabel Price (X3)
46 4 2 3 4 3 2 21 96 4 4 4 4 5 4 19 47 3 4 4 3 2 3 19 97 4 4 3 4 3 4 23 48 3 2 3 3 3 1 13 98 4 3 3 4 3 2 19 49 4 4 3 3 4 2 17 99 4 3 3 3 4 2 18 50 2 1 1 3 3 4 14 100 4 4 3 5 4 3 22
Responden P1 P2 P3 P4 P5 TP Responden P
1
P
2
P3 P4 P5 TP
1 4 3 4 3 2 16 51 4 5 5 4 3 21
2 3 4 3 4 5 19 52 4 4 5 4 3 20
3 1 2 3 3 4 13 53 4 3 4 4 2 17
4 4 4 4 3 3 18 54 4 5 4 3 5 21
5 3 4 4 3 3 17 55 4 3 4 2 3 16
6 3 4 4 5 3 19 56 4 4 5 5 4 22
7 3 4 4 3 4 18 57 4 4 2 4 4 18
8 2 3 2 3 3 13 58 3 4 3 4 3 17
9 2 2 4 3 3 14 59 3 4 4 3 3 17
10 4 4 3 4 3 18 60 4 3 4 3 2 16
11 3 4 3 4 3 17 61 4 2 3 2 4 15
12 4 3 4 4 4 19 62 3 4 4 4 3 18
13 2 2 2 3 3 12 63 3 4 4 3 4 18
14 4 4 3 3 4 18 64 4 3 3 4 4 18
15 4 4 4 3 5 20 65 4 3 3 3 4 17
16 3 3 4 2 2 14 66 3 4 4 4 4 19
17 3 4 3 3 4 17 67 4 3 4 4 3 18
18 3 4 2 4 3 16 68 3 3 3 3 2 14
19 3 4 3 4 3 17 69 3 2 3 3 3 14
20 3 3 3 4 3 16 70 2 4 3 3 3 15
21 4 4 3 4 3 18 71 3 3 2 3 4 15
22 2 3 2 4 2 13 72 4 4 4 4 3 19
23 3 4 4 3 4 18 73 4 3 4 4 3 18
24 4 4 2 3 3 16 74 4 4 4 3 4 19
25 4 2 2 3 3 14 75 4 2 3 3 2 14
26 4 4 3 3 4 18 76 2 2 4 4 3 15
27 3 4 3 4 4 18 77 4 4 4 4 3 19
28 4 3 4 4 4 19 78 3 3 4 4 4 18
29 3 2 3 3 2 13 79 3 4 3 3 2 15
30 2 3 2 3 3 13 80 2 3 1 2 3 11
171
Variabel Place (X4)
31 4 4 3 3 3 17 81 4 4 3 4 3 18
32 4 4 3 3 3 17 82 4 3 3 4 4 18
33 4 3 4 3 4 18 83 3 3 4 3 4 17
34 4 4 3 4 4 19 84 3 4 4 3 4 18
35 4 4 4 4 3 19 85 3 4 4 4 3 18
36 3 4 4 4 4 19 86 2 3 1 3 3 12
37 3 4 5 4 4 20 87 4 4 4 4 3 19
38 3 4 3 3 3 16 88 4 3 3 2 4 16
39 3 3 3 4 4 17 89 2 2 3 3 3 13
40 4 3 4 3 4 18 90 3 4 3 2 3 15
41 3 4 3 4 5 19 91 3 4 4 3 3 17
42 3 4 3 3 4 17 92 4 3 4 4 4 19
43 2 4 2 3 4 15 93 4 3 4 3 2 16
44 4 3 4 3 4 18 94 3 2 2 3 2 12
45 2 3 4 3 4 16 95 4 3 4 3 4 18
46 3 2 4 3 4 16 96 3 4 4 3 4 18
47 2 3 4 3 3 15 97 3 3 4 3 4 17
48 3 4 2 3 4 16 98 4 3 4 2 3 16
49 2 3 3 4 4 16 99 3 3 3 2 3 14
50 1 3 3 2 2 11 100 5 5 4 4 4 22
172
Responden P1 P2 P3 P4 P5 TP Responden P1 P2 P3 P4 P5 TP
1 5 3 3 4 3 18 51 5 3 4 4 3 19 2 4 5 4 3 4 20 52 3 3 4 3 4 17 3 3 3 4 2 3 15 53 3 3 4 3 4 17 4 4 4 4 3 3 18 54 4 3 4 4 3 18 5 3 4 4 3 3 17 55 3 3 3 4 2 15 6 4 4 3 4 3 18 56 4 3 3 3 4 17 7 4 4 4 3 4 19 57 4 3 3 5 3 18 8 2 2 2 3 3 12 58 4 3 3 3 4 17 9 3 3 3 3 2 14 59 3 3 3 4 3 16
10 3 3 3 4 3 16 60 4 3 3 4 3 17 11 4 4 4 3 3 18 61 4 3 4 4 4 19 12 3 4 2 2 3 14 62 3 3 4 3 4 17 13 3 4 2 2 3 14 63 4 3 4 4 3 18 14 3 4 2 2 2 13 64 3 4 3 2 2 14 15 3 3 2 2 2 12 65 3 4 2 3 3 15 16 3 3 2 4 3 15 66 3 4 3 3 3 16 17 3 3 4 3 2 15 67 3 2 3 3 2 13 18 3 3 4 3 3 16 68 3 3 3 2 3 14 19 4 3 3 3 2 15 69 3 3 2 3 3 14 20 4 3 3 4 2 16 70 3 3 3 4 3 16 21 3 4 3 3 4 17 71 4 3 3 3 4 17 22 2 3 2 2 3 12 72 3 4 4 4 3 18 23 4 3 3 3 4 17 73 3 3 4 2 4 16 24 3 3 4 2 3 15 74 3 5 3 3 4 18 25 3 2 2 3 3 13 75 2 3 3 2 3 13 26 4 4 3 4 4 19 76 3 3 3 4 3 16 27 4 3 3 4 3 17 77 3 4 3 4 2 16 28 4 4 4 3 4 19 78 3 3 4 3 4 17 29 3 3 2 2 2 12 79 4 3 4 4 4 19 30 2 2 3 2 3 12 80 3 2 4 2 4 15 31 4 4 4 4 3 19 81 4 3 3 4 4 18 32 4 4 4 3 2 17 82 3 3 3 3 4 16 33 4 4 4 3 3 18 83 3 4 3 4 4 18 34 4 4 4 3 5 20 84 4 3 3 3 4 17 35 4 3 3 3 2 15 85 4 4 4 3 3 18 36 4 3 3 4 4 18 86 3 3 2 3 2 13 37 4 4 3 5 3 19 87 4 3 4 2 2 15 38 3 4 4 2 3 16 88 3 3 4 3 4 17 39 4 4 4 3 4 19 89 3 3 3 2 2 13 40 3 3 4 4 3 17 90 3 3 3 3 2 14 41 3 3 4 3 4 17 91 3 3 3 2 2 13 42 3 3 4 3 3 16 92 3 3 2 3 3 14 43 4 4 3 2 2 15 93 3 3 3 2 2 13 44 4 2 3 4 4 17 94 3 3 2 3 3 14 45 3 4 3 3 3 16 95 3 3 2 3 3 14 46 4 3 3 4 3 17 96 3 4 2 2 2 13 47 4 4 3 2 2 15 97 3 4 3 2 2 14 48 3 2 2 3 3 13 98 4 4 3 2 2 15 49 3 4 4 3 3 17 99 3 2 3 2 3 13 50 3 4 4 3 3 17 100 4 3 4 3 4 18
173
Variabel Keputusan Memilih (Y)
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 TP
1 4 3 4 4 3 4 4 5 4 5 40 2 5 4 5 4 3 4 3 4 3 4 39 3 3 3 3 2 4 4 2 3 2 3 29 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 38 5 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 36 6 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 39 7 4 5 4 3 4 3 4 3 4 3 37 8 2 2 3 2 4 3 2 3 2 3 26 9 3 2 3 2 2 3 4 2 4 2 27
10 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 37 11 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 38 12 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 35 13 3 3 4 3 2 2 4 3 4 3 31 14 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 34 15 4 4 4 5 3 3 4 4 4 4 39 16 3 3 2 3 3 4 2 2 2 2 26 17 3 4 4 4 4 3 2 4 2 4 34 18 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 36 19 4 3 4 2 4 4 3 3 3 3 33 20 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 38 21 4 4 3 4 3 5 3 4 3 4 37 22 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 26 23 4 3 4 4 2 4 2 4 2 4 33 24 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 33 25 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 28 26 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39 27 4 3 5 4 4 4 3 4 3 4 38 28 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4 39 29 2 3 3 3 2 2 2 4 2 4 27 30 3 2 2 3 2 2 3 4 3 4 28 31 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 38 32 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 37 33 5 4 3 4 3 3 4 4 4 4 38 34 4 3 4 4 3 3 4 5 4 5 39 35 4 3 4 4 3 5 4 4 4 4 39 36 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 40 37 4 3 4 5 3 4 4 3 4 3 37 38 4 2 3 4 3 4 3 4 3 4 34 39 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 40
174
40 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 36 41 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 38 42 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 36 43 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 35 44 4 2 3 5 4 3 4 3 4 3 35 45 3 4 4 3 4 3 2 4 2 4 33 46 3 4 3 4 3 4 5 4 5 4 39 47 5 3 3 4 4 4 3 3 3 3 35 48 2 3 2 4 2 3 3 3 3 3 28 49 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 34 50 3 3 2 4 2 2 3 3 3 3 28 51 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 39 52 4 4 3 4 4 5 3 3 3 3 36 53 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 39 54 4 4 3 5 3 4 5 3 5 3 39 55 4 4 3 3 4 4 4 5 4 5 40 56 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 40 57 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 38 58 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 36 59 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 36 60 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 35 61 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 36 62 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 38 63 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 38 64 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 38 65 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 37 66 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 38 67 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 35 68 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39 69 4 2 4 3 2 4 3 3 3 3 31 70 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 37 71 3 4 4 2 3 4 4 3 4 3 34 72 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 36 73 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 37 74 5 3 4 3 4 3 4 4 4 4 38 75 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 34 76 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 28 77 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 36 78 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 40 79 4 3 4 3 3 4 4 5 4 5 39 80 2 4 2 4 3 3 4 2 4 2 30 81 4 3 4 5 4 4 3 3 3 3 36 82 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 34
175
83 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 36 84 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 34 85 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 34 86 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 25 87 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 38 88 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 37 89 2 3 3 2 3 3 2 4 2 4 28 90 2 3 2 4 2 3 2 4 2 4 28 91 4 3 4 4 3 5 4 4 4 4 39 92 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 34 93 2 3 2 3 3 2 3 4 3 4 29 94 2 3 2 4 3 2 3 3 3 3 28 95 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 36 96 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 36 97 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 37 98 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 34 99 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 35
100 4 3 4 4 5 3 4 5 4 5 41
176
Lampiran 3: Hasil Uji SPSS – Kualitas Data
1. Hasil Uji Validitas Variabel Product
Correlations
X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7 X1_8 PRODUK
X1_1 Pearson
Correlat
ion
1 ,512**
,485*
*
,473*
*
,264 ,426* ,427
* ,412
* ,785
**
Sig. (2-
tailed) ,004 ,007 ,008 ,158 ,019 ,018 ,024 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_2 Pearson
Correlat
ion
,512** 1 ,436
* ,447
* ,427
* ,313 ,339 ,458
* ,782
**
Sig. (2-
tailed) ,004 ,016 ,013 ,019 ,093 ,067 ,011 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_3 Pearson
Correlat
ion
,485** ,436
* 1 ,290 ,087 ,061 ,117 ,356 ,549
**
Sig. (2-
tailed) ,007 ,016 ,120 ,649 ,750 ,538 ,053 ,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_4 Pearson
Correlat
ion
,473** ,447
* ,290 1 ,114 ,295 ,189 ,594
** ,679
**
Sig. (2-
tailed) ,008 ,013 ,120 ,548 ,114 ,316 ,001 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_5 Pearson
Correlat
ion
,264 ,427* ,087 ,114 1 ,420
* ,136 ,176 ,534
**
Sig. (2-
tailed) ,158 ,019 ,649 ,548 ,021 ,473 ,353 ,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
177
X1_6 Pearson
Correlat
ion
,426* ,313 ,061 ,295 ,420
* 1 ,011 ,187 ,543
**
Sig. (2-
tailed) ,019 ,093 ,750 ,114 ,021 ,954 ,322 ,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_7 Pearson
Correlat
ion
,427* ,339 ,117 ,189 ,136 ,011 1 ,212 ,489
**
Sig. (2-
tailed) ,018 ,067 ,538 ,316 ,473 ,954 ,261 ,006
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_8 Pearson
Correlat
ion
,412* ,458
* ,356
,594*
*
,176 ,187 ,212 1 ,670**
Sig. (2-
tailed) ,024 ,011 ,053 ,001 ,353 ,322 ,261 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
PRODUK Pearson
Correlat
ion
,785** ,782
**
,549*
*
,679*
*
,534*
*
,543*
*
,489*
*
,670** 1
Sig. (2-
tailed) ,000 ,000 ,002 ,000 ,002 ,002 ,006 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
2. Hasil Uji Kualitas Variabel Promotion
Correlations
X2_1 X2_2 X2_3 X2_4 X2_5 X2_6 PROMOTION
X2_1 Pears
on
Correl
ation
1 ,306 ,221 ,511** ,424
* ,221 ,548
**
178
Sig.
(2-
tailed)
,101 ,241 ,004 ,019 ,241 ,002
N 30 30 30 30 30 30 30
X2_2 Pears
on
Correl
ation
,306 1 ,849
*
*
,239 ,416* ,849
** ,898
**
Sig.
(2-
tailed)
,101 ,000 ,203 ,022 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
X2_3 Pears
on
Correl
ation
,221 ,849
*
*
1 ,210 ,218 1,000** ,877
**
Sig.
(2-
tailed)
,241 ,000 ,266 ,248 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
X2_4 Pears
on
Correl
ation
,511** ,239 ,210 1 ,623
** ,210 ,531
**
Sig.
(2-
tailed)
,004 ,203 ,266 ,000 ,266 ,003
N 30 30 30 30 30 30 30
X2_5 Pears
on
Correl
ation
,424* ,416
* ,218 ,623
** 1 ,218 ,576
**
Sig.
(2-
tailed)
,019 ,022 ,248 ,000 ,248 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30
179
X2_6 Pears
on
Correl
ation
,221 ,849
*
*
1,00
0**
,210 ,218 1 ,877**
Sig.
(2-
tailed)
,241 ,000 ,000 ,266 ,248 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
PROMOTION Pears
on
Correl
ation
,548**
,898*
*
,877*
*
,531** ,576
** ,877
** 1
Sig.
(2-
tailed)
,002 ,000 ,000 ,003 ,001 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
3. Hasil Uji Kualitas Variabel Price
Correlations
X3_1 X3_2 X3_3 X3_4 X3_5 TOTAL
X3_1 Pearson Correlation 1 ,460* ,514
** ,526
** ,532
** ,849
**
Sig. (2-tailed) ,011 ,004 ,003 ,002 ,000
N 30 30 30 30 30 30
X3_2 Pearson Correlation ,460* 1 -,006 ,470
** ,497
** ,703
**
Sig. (2-tailed) ,011 ,974 ,009 ,005 ,000
N 30 30 30 30 30 30
X3_3 Pearson Correlation ,514** -,006 1 ,210 ,208 ,518
**
Sig. (2-tailed) ,004 ,974 ,266 ,271 ,003
N 30 30 30 30 30 30
X3_4 Pearson Correlation ,526** ,470
** ,210 1 ,459
* ,748
**
Sig. (2-tailed) ,003 ,009 ,266 ,011 ,000
N 30 30 30 30 30 30
X3_5 Pearson Correlation ,532** ,497
** ,208 ,459
* 1 ,748
**
Sig. (2-tailed) ,002 ,005 ,271 ,011 ,000
180
N 30 30 30 30 30 30
TOTAL Pearson Correlation ,849** ,703
** ,518
** ,748
** ,748
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,003 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
4. Hasil Uji Kualitas Variabel Place
X4_1 X4_2 X4_3 X4_4 X4_5 PLACE
X4_1 Pearson
Correlation 1 ,283 -,060 ,432
* ,341 ,665
**
Sig. (2-tailed) ,130 ,752 ,017 ,065 ,000
N 30 30 30 30 30 30
X4_2 Pearson
Correlation ,283 1 ,167 ,132 ,159 ,555
**
Sig. (2-tailed) ,130 ,379 ,485 ,401 ,001
N 30 30 30 30 30 30
X4_3 Pearson
Correlation -,060 ,167 1 ,242 ,280 ,532
**
Sig. (2-tailed) ,752 ,379 ,197 ,135 ,002
N 30 30 30 30 30 30
X4_4 Pearson
Correlation ,432
* ,132 ,242 1 ,144 ,652
**
Sig. (2-tailed) ,017 ,485 ,197 ,446 ,000
N 30 30 30 30 30 30
X4_5 Pearson
Correlation ,341 ,159 ,280 ,144 1 ,635
**
Sig. (2-tailed) ,065 ,401 ,135 ,446 ,000
N 30 30 30 30 30 30
PLACE Pearson
Correlation ,665
** ,555
** ,532
** ,652
** ,635
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,002 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
181
5. Hasil Uji Kualitas Variabel Keputusan Memilih
Correlations
Y_1 Y_2 Y_3 Y_4 Y_5 Y_6 Y_7 Y_8 Y_9 Y_10
KEPUT
USAN
MEMILI
H
Y_1 Pearson
Correlation 1
,560*
*
,323 ,320 ,137 ,042 ,456* -,200 ,456
* ,228 ,613
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,081 ,085 ,470 ,825 ,011 ,289 ,011 ,226 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y_2 Pearson
Correlation ,560
** 1 ,073 ,253 ,129 -,099 ,236 -,075 ,236 ,099 ,470
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,700 ,177 ,497 ,602 ,208 ,694 ,208 ,602 ,009
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y_3 Pearson
Correlation ,323 ,073 1 ,021 ,223 ,199 ,317 ,339 ,317 ,103 ,511
**
Sig. (2-tailed) ,081 ,700 ,912 ,235 ,292 ,088 ,067 ,088 ,589 ,004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y_4 Pearson
Correlation ,320 ,253 ,021 1 ,354 ,281 ,280 ,059 ,280 -,075 ,467
**
Sig. (2-tailed) ,085 ,177 ,912 ,055 ,133 ,134 ,755 ,134 ,692 ,009
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y_5 Pearson
Correlation ,137 ,129 ,223 ,354 1
,606*
*
,167 ,187 ,167 ,258 ,551**
Sig. (2-tailed) ,470 ,497 ,235 ,055 ,000 ,378 ,323 ,378 ,168 ,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y_6 Pearson
Correlation ,042 -,099 ,199 ,281
,606*
*
1 ,395*
,474*
*
,395* ,249 ,603
**
Sig. (2-tailed) ,825 ,602 ,292 ,133 ,000 ,031 ,008 ,031 ,185 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y_7 Pearson
Correlation ,456
* ,236 ,317 ,280 ,167 ,395
* 1 ,223
1,00
0**
,139 ,790**
Sig. (2-tailed) ,011 ,208 ,088 ,134 ,378 ,031 ,237 ,000 ,465 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y_8 Pearson
Correlation -,200 -,075 ,339 ,059 ,187
,474*
*
,223 1 ,223 ,157 ,391*
Sig. (2-tailed) ,289 ,694 ,067 ,755 ,323 ,008 ,237 ,237 ,406 ,033
182
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y_9 Pearson
Correlation ,456
* ,236 ,317 ,280 ,167 ,395
*
1,00
0**
,223 1 ,139 ,790**
Sig. (2-tailed) ,011 ,208 ,088 ,134 ,378 ,031 ,000 ,237 ,465 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y_10 Pearson
Correlation ,228 ,099 ,103 -,075 ,258 ,249 ,139 ,157 ,139 1 ,387
*
Sig. (2-tailed) ,226 ,602 ,589 ,692 ,168 ,185 ,465 ,406 ,465 ,035
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
KEP
UTU
SAN
MEM
ILIH
Pearson
Correlation ,613
**
,470*
*
,511*
*
,467*
*
,551*
*
,603*
*
,790*
*
,391*
,790*
*
,387* 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,009 ,004 ,009 ,002 ,000 ,000 ,033 ,000 ,035
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
6. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Product
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,776 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X1_1 23,70 10,976 ,700 ,718
X1_2 23,90 10,645 ,683 ,716
X1_3 23,73 12,064 ,394 ,765
X1_4 23,83 11,040 ,536 ,742
X1_5 24,00 11,931 ,354 ,774
X1_6 23,77 11,978 ,376 ,769
X1_7 24,03 12,240 ,304 ,782
X1_8 23,67 11,402 ,542 ,742
183
7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Promotion
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,829 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X2_1 21,00 5,310 ,386 ,840
X2_2 21,23 3,564 ,806 ,753
X2_3 21,13 3,982 ,791 ,756
X2_4 21,27 5,582 ,411 ,835
X2_5 21,40 5,421 ,451 ,829
X2_6 21,13 3,982 ,791 ,756
8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Price
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,760 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X3_1 13,20 5,269 ,728 ,639
X3_2 13,63 5,826 ,480 ,738
X3_3 13,23 7,082 ,288 ,791
X3_4 13,63 5,895 ,580 ,698
X3_5 13,37 6,033 ,594 ,695
184
9. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Place
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,715 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X4_1 15,47 2,947 ,410 ,694
X4_2 15,70 2,907 ,495 ,658
X4_3 15,67 3,195 ,360 ,709
X4_4 15,77 2,737 ,545 ,636
X4_5 15,53 2,809 ,561 ,632
10. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Memilih
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,776 10
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Y1 31,53 12,575 ,612 ,733
Y2 31,73 14,058 ,369 ,766
Y3 31,67 13,456 ,406 ,762
Y4 31,57 14,611 ,204 ,787
Y5 31,84 13,954 ,348 ,769
Y6 31,59 13,638 ,382 ,765
185
Y7 31,70 13,040 ,532 ,745
Y8 31,51 13,182 ,529 ,746
Y9 31,70 13,040 ,532 ,745
Y10 31,51 13,182 ,529 ,746
Lampiran 4 : Hasil Uji SPSS – Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Normalitas Metode Grafik
186
2. Hasil Uji Normalitas Metode Statistik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 1,95211992
Most Extreme Differences Absolute ,073
Positive ,073
Negative -,057
Test Statistic ,073
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
3. Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 8,219 1,808 4,545 ,000
PRODUK ,234 ,093 ,255 2,511 ,014 ,240 4,174
PROMOTION ,240 ,100 ,201 2,402 ,018 ,353 2,831
PRICE ,469 ,105 ,404 4,476 ,000 ,303 3,304
PLACE ,224 ,123 ,116 1,825 ,071 ,614 1,628
a. Dependent Variable: KM
187
4. Hasil Uji Heteroskedasitas Metode Grafik
5. Hasil Uji Heteroskedasitas Metode Statistik
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2,450 1,170 2,094 ,039
PRODUK -,108 ,060 -,365 -1,787 ,077 ,240 4,174
PROMOTION ,071 ,065 ,186 1,107 ,271 ,353 2,831
PRICE ,025 ,068 ,068 ,372 ,711 ,303 3,304
PLACE -,018 ,079 -,028 -,222 ,825 ,614 1,628
188
Lampiran 5 : Hasil Uji SPSS – Uji Hipotesis
1. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 9,678 1,850 5,232 ,000
PRODUCT ,334 ,092 ,364 3,620 ,000
PROMOTION ,297 ,103 ,249 2,884 ,005
PRICE ,405 ,135 ,234 3,012 ,003
PLACE ,266 ,128 ,138 2,077 ,040
a. Dependent Variable: KM
2. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji f)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1189,756 4 297,439 67,763 ,000b
Residual 416,994 95 4,389
Total 1606,750 99
a. Dependent Variable: KM
b. Predictors: (Constant), PALCE, PRICE, PROMOTION, PRODUCT
Lampiran 6: Hasil SPSS – Analisis Regresi Linier Berganda
1. Hasil Analisis Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 9,678 1,850 5,232 ,000
PRODUCT ,334 ,092 ,364 3,620 ,000
PROMOTION ,297 ,103 ,249 2,884 ,005
PRICE ,405 ,135 ,234 3,012 ,003
PLACE ,266 ,128 ,138 2,077 ,040
a. Dependent Variable: KM