Analisis Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi dan Nilai ...
Transcript of Analisis Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi dan Nilai ...
i
Analisis Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi
dan Nilai Pelanggan Terhadap Kepuasan Penumpang
Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta
Salis Rabindra Ishaya1, Edi Wahyu Wibowo2, Yoeliastuti3
1,2,3Politeknik LP3I Jakarta
E-mail : [email protected], [email protected], yoeli_salis @yahoo.com3
ABSTRAK
Dalam era perkembangan transportasi dan kecanggihan teknologi menyebabkan
manusia cenderung memilih transportasi yang cepat dan terjangkau. Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta, menjadi salah satu pilihan transpotasi masyarakat Jakarta
dalam aktifitas nya. Diresmikan pada tanggal 24 Maret 2019, beberapa permasalahan
dikeluhkan oleh para penumpang, yaitu mengenai persepsi kemudahan transaksi dan
nilai pelanggan. Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi terhadap kepuasan
penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta berdasarkan hasil statistik
dapat dikatakan bahwa penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta
mempunyai kepuasan secara parsial signifikan untuk menggunakan Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta sesuai dengan Persepsi Kemudahan Transaksi. Kepuasan
terhadap Persepsi Kemudahan Transaksi seperti mudah dipelajari, mudah digunakan,
Jelas, mudah dimengerti, terampil. Pengaruh Nilai Pelanggan terhadap kepuasan
penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta berdasarkan hasil statistik
dapat dikatakan bahwa penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta
mempunyai kepuasan secara parsial signifikan untuk menggunakan Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta sesuai dengan Harga Tiket yang telah dibayarkan. Kepuasan
terhadap Nilai Pelanggan yang dibayarkan disebabkan nilai tambah, kesesuaian biaya
dengan manfaat, kemudahan memperoleh jasa, emotional value. Pengaruh Persepsi
Kemudahan Transaksi dan Nilai Pelanggan terhadap kepuasan penumpang Kereta
Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta berdasarkan hasil statistik dapat dikatakan bahwa
penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mempunyai kepuasan secara
simultan signifikan untuk menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta
sesuai dengan Harga Tiket, Fasilitas dan Persepsi Kemudahan Transaksi. Kepuasan
penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta terhadap Persepsi Kemudahan
Transaksi dan Nilai Pelanggan yang secara bersama-sama dirasakan yaitu kepuasan
ketepatan waktu, kepuasan kelengkapan fasilitas, kepuasan kesesuaian harga, kepuasan
jadwal keberangkatan, dan kepuasan fungsi dan fasilitas.
Kata Kunci : Kereta Moda Raya Terpadu (MRT), Fasilitas, Persepsi
Kemudahan Transaksi, Nilai Pelanggan
ii
ABSTRACT
In the era of transportation development and technological sophistication, humans tend
to choose transportation that is fast and affordable. The Mass Rapid Transit (MRT)
train of Jakarta, has become one of the choices for Jakarta public transportation in its
activities. Inaugurated on March 24, 2019, several problems were complained by
passengers, namely regarding the perception of ease of transaction and customer value.
The Influence of Perceived Ease of Transaction on the satisfaction of passengers of the
Mass Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta based on statistical results it can be said
that Mass Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta passengers have partially significant
satisfaction to use Mass Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta in accordance with the
Transaction Ease Perception. Satisfaction with Perception of Ease of Transaction as
easy to learn, easy to use, clear, easy to understand, skilled. The Influence of Customer
Value on the satisfaction of passengers of Mass Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta
based on statistical results it can be said that Mass Rapid Transit (MRT) Train of
Jakarta passengers have partially significant satisfaction to use Mass Rapid Transit
(MRT) Train of Jakarta in accordance with Ticket Prices that have been paid out.
Satisfaction of Customer Value paid is due to added value, suitability of costs with
benefits, ease of obtaining services, emotional value. The Influence of Perceived Ease
of Transaction and Customer Value on the satisfaction of passengers of Mass Rapid
Transit (MRT) Train of Jakarta based on statistical results can be said that Mass Rapid
Transit (MRT) Train of Jakarta passengers have significant simultaneous satisfaction
to use Mass Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta in accordance with Ticket Prices,
Facilities and Ease of Transaction Ease. The satisfaction of passengers of the Mass
Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta towards the Perception of Ease of Transaction
and Customer Value that are jointly felt are satisfaction of punctuality, satisfaction of
completeness of facilities, satisfaction of price suitability, satisfaction of departure
schedules, and satisfaction of functions and facilities.
Keywords: Mass Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta, Facilities, Perception
Ease of Transaction, Customer Value
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam era perkembangan transportasi dan kecanggihan teknologi
menyebabkan manusia cenderung memilih transportasi yang cepat dan
terjangkau. Menyadari peranan transportasi darat khususnya pelayanan pada
kereta harus seimbang dengan tingkat kebutuhan dan tersedianya pelayanan
angkutan yang ramah, aman, cepat, lancar, tertib, teratur, nyaman, selamat dan
efisien. Penelitian Andayani (2010) dalam Dede Apriyadi (2017) [2] dengan
judul “Analisis Kualitas Pelayanan dan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan
Konsumen (Studi Pada PT Kereta Api(Persero) DAOP 8 Surabaya)”
menunjukkan hasil bahwa ketepatan waktu dan fasilitas mempunyai pengaruh
meyakinkan terhadap kepuasan konsumen. Ketepatan waktu dalam transportasi
kereta api dapat diartikan keberangkatan dan kedatangan kereta sesuai dengan
jadwal yang telah di tentukan di Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA).
Perjalanan kereta api sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, merupakan
indikator dari ketepatan waktu.
Menurut Woro (2013 : 68) [12] faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan adalah nilai pelanggan, hal ini mengindikasikan suatu hubungan
yang kuat terhadap kepuasan pelanggan. Dimana konsep tersebut
menggambarkan pertimbangan yang evaluatif pelanggan tentang produk / jasa
yang mereka gunakan, Nilai yang diinginkan pelanggan terbentuk ketika
mereka membentuk persepsi bagaimana baik buruknya suatu produk dimainkan
dalam situasi penggunaan. Mereka mengevaluasi pengalaman penggunaan
pada atribut yang sama.
Mengacu penelitian tersebut, pada tanggal 24 Maret 2019, Kereta Moda
Raya Terpadu (MRT) Jakarta telah resmi beroperasi. Beberapa permasalahan
dikeluhkan oleh para penumpang, yaitu mengenai persepsi kemudahan
transaksi dan nilai pelanggan, dimana hal-hal tersebut merupakan hal yang
sangat penting demi memenuhi kepuasan pelanggan. Kepuasan konsumen
2
merupakan fokus utama atau tujuan dari PT. Mass Rapid Transit Jakarta dalam
melayani kebutuhan konsumen. Konsumen yang merasa puas maka konsumen
akan terus menjadi pelanggan setia PT. Mass Rapid Transit Jakarta yang dapat
dijadikan media promosi gratis bagi perusahaan. Dari uraian diatas maka
peneliti berpendapat layak untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi dan Nilai Pelanggan Terhadap
Kepuasan Penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta”.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi dan Nilai
Pelanggan Terhadap Kepuasan Penumpang Kereta Moda Raya Terpadu
(MRT) Jakarta ?
2. Bagaimanakah Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi Terhadap
Kepuasan Penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta ?
3. Bagaimanakah Pengaruh Nilai Pelanggan Terhadap Kepuasan Penumpang
Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta ?
3
2. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepuasan Konsumen (Penumpang Kereta Api)
Kepuasan konsumen memegang peran yang penting dan kritis bagi
kelangsungan dan perkembangan kehidupan suatu perusahaan. Dengan
mendengarkan konsumen kemudian merespon keinginan atau permintaan maka
akan memberikan hasil yang lebih memuaskan dan membuat konsumen menjadi
loyal. Penelitian terdahulu mengenai kepuasan penumpang kereta api dengan judul
“Analisis pengaruh ketepatan waktu, fasilitas dan harga tiket terhadap kepuasan
penumpang kereta api di Stasiun Purwosari” (Dede Apriyadi, 2017) [2), hasilnya
didapat bahwa Ketepatan waktu, fasilitas, dan harga tiket secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan penumpang Kereta Api
Bengawan di Stasiun Purwosari.
Penelitian serupa mengenai kepuasan penumpang kereta api dengan judul
“Pengaruh faktor kepercayaan, kualitas layanan, dan fasilitas terhadap kepuasan
pelanggan kereta api” (Susanti, 2017) [9], hasilnya adalah bahwa kepercayaan
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan jasa
transportasi kereta api kelas ekonomi. Kualitas layanan berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan jasa transportasi kelas ekonomi.
Fasilitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan
jasa transportasi kereta api kelas ekonomi.
B. Persepsi Kemudahan
Persepsi kemudahan merupakan suatu kepercayaan tentang proses
pengambilan keputusan. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi
mudah digunakan maka dia akan menggunakannya. Penelitian terdahulu mengenai
persepsi kemudahan transaksi dengan judul “Pengaruh persepsi manfaat, persepsi
kemudahan, fitur layanan dan kepercayaan terhadap minat menggunakan e-money
4
card, studi pada pengguna jasa commuterline di Jakarta” (Wibowo & Dede
Rosmauli, 2015) [10] hasilnya adalah variabel persepsi kemudahan berpengaruh
terhadap minat menggunakan produk e-money card secara signifikan dan
diharapkan pihak bank memberikan kesadaran kepada pihak nasabah pengguna e-
money card tentang kemudahan penggunaan e-money card sehingga terjadi
pemahaman pada nasabah akan kemudahan penggunaan pada fasilitas tersebut.
Penelitian yang sama mengenai persepsi kemudahan dengan judul
“Analisis Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan dan Persepsi Manfaat
terhadap Minat Beli dengan Kepercayaan Sebagai Variabel Intervening (Studi
pada Pengunjung Toko Online berrybenka.com di Kalangan Mahasiswa
Universitas Diponegoro)” (Faradila, 2016) [5], hasil penelitian menyatakan persepsi
kemudahan penggunaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kepercayaan.
C. Nilai Pelanggan
Menurut Balqis (2009) dalam Woro (2013:67) [12] Nilai penggan
merupakan perbandingan antara manfaat yang dirasakan oleh penggan dengan apa
yang pelanggan keluarkan untuk mendapatkan atau mengkonsumsi produk / jasa
tersebut. Dalam penelitiaanya Woro (2003) dalam judul “Pengaruh nilai pelanggan
dan kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan, melalui kepuasan pelanggan
pada pelanggan bus efisiensi (Studi PO Efisiensi Jurusan Yogyakarta-Cilacap)”
hasilnya adalah nilai pelanggan mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan pelanggan.
Sementara penelitian serupa yang dilakukan oleh Ikasari et all (2013) [6]
yang berjudul Pengaruh Nilai Pelanggan dan Kualitas Pelayanan terhadap
Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus pada Penumpang KA Kaligung Mas di Stasiun
Poncol Semarang). Hasilnya menyatakan Variabel Nilai Pelanggan mempunyai
pengaruh positif terhadap variabel Kepuasan Pelanggan sehingga hipotesis diterima.
5
Hasil ini membuktikan bahwa, responden yang puas disebabkan karena Nilai
Pelanggan tinggi. Oleh karena itu semakin tinggi (baik) Nilai Pelanggan yang
dihasilkan, maka akan memperkuat Kepuasan Pelanggan pada pelanggan, begitu
pula sebaliknya.
E.Kerangka Pemikiran & Hipotesis
Berdasarkan teori yang telah disajikan, makaalur kerangka pemikiran
dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam skema berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
Adapun Hipotesis adalah sebagai berikut :
a. Ada Pengaruh secara parsial antara variabel Kemudahan Transaksi terhadap
variabel Kepuasan Penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta
b. Ada Pengaruh secara parsial antara variabel Nilai Pelanggan terhadap variabel
Kepuasan Penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta
c. Ada Pengaruh secara simultan antara variabel Persepsi Kemudahan Transaksi,
dan Nilai Pelanggan terhadap variabel Kepuasan Penumpang Kereta Moda
Raya Terpadu (MRT) Jakarta
6
3. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penellitian ini termasuk jenis penelitian
penjelasan (explanatoryresearch), yang akan menjelaskan hubungan kausal
variabel bebas atau independent variabel meliputi harga tiket, fasilitas, dan
persepsi kemudahan transaksi terhadap variabel terikat atau dependent variabel
yaitu kepuasan penumpang.
B. Lokasi , Waktu dan Obyek Penelitian
a. Lokasi Penelitian : Penelitian ini dilakukan di Stasiun Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta
c. Obyek Penelitian : Obyek penelitian adalah penumpang kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua penumpang Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta yang jumlahnya tidak terhingga.
2. Sampel
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 100 penumpang Kereta Moda
Raya Terpadu (MRT) Jakarta
3. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah teknik Accidental Sampling.
Menurut Sugiyono(2008: 92) menyatakan bahwa Accidental Sampling
merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data. Responden tersebut adalah penumpang Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta dan bersedia menjadi responden.
7
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan observasi,
wawancara, angket/kuesioner, dokumentasi, dan studi pustaka.
E. Sumber Data
Menurut Arikunto (2004: 107) sumber data adalah subjek dari mana data
diperoleh. Adapun dalam penelitian ini data diperoleh dari data primer dan data
sekunder.
F. Definisi Operasional Variabel dan Indikator
Dalam penelitian ini variabelnya adalah sebagai berikut:
1.Variabel Dependen
Variabel dependen (Y) atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah
kepuasan penumpang. Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan
konsumen setelah membandingkan antara apa yang dia terima dengan apa
yang diharapkan. Konsumen yang dimaksud adalah penumpang kereta api.
Indikator dari kepuasan penumpang adalah
1) Kepuasan terhadap ketepatan waktu kereta api.
2) Kepuasan terhadap kelengkapan fasilitas.
3) Kepuasan terhadap kesesuaian harga.
4) Kepuasan terhadap jadwal keberangkatan kereta api.
5) Kepuasan terhadap fungsi dari fasilitas.
2.Variabel Independen
Variabel X adalah variabel bebas atau variabelyang mempengaruhi, dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Persepsi Kemudahan Transaksi (X1) dalam transportasi kereta api yaitu
kemudahan dalam transaksi mendapatkan tiket Kereta Api.
8
Adapun indikator dari kemudahan transaksi adalah
1. ease to learn (mudah untuk dipelajari)
2. ease to use (mudah digunakan)
3. clear (jelas)
4. understandable (jelas dan mudah dimengerti)
5. become skillful (menjadi terampil).
b) Nilai Pelanggan (X2) menurut Monroe dalam Ikasari (2013) [6]
mengemukakan bahwa Nilai Pelanggan adalah trade off antara persepsi
pelanggan terhadap kualitas atau manfaat produk dan pengorbanan yang
dilakukan lewat harga yang di bayarkan. Sehingga indikator dari
kemudahan transaksi adalah:
1. Mempunyai nilai tambah
2. Kesesuian biaya dengan manfaat
3. Kemudahan memperoleh jasa
4. Emotional Value
7. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisa kuantitatif. Analisa kuantitatif dapat
dikatakan sebagai metode analisa yang menggambarkan hubungan antara
variabel dengan menggunakan statistik.
a. Tahap Pertama Analisis data dengan Uji Instrumen Penelitian yaitu uji
validitas dan uji reabilitas.
Uji validitas atau keabsahan digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu
alat ukur melakukan fungsi. Alat ukur yang dapat digunakan dalam pengujian
validitas suatu kuesioner adalah angka hasil korelasi antar skor pertanyaan dan
skor keseluruhan pernyataan responden terhadap informasi dalam kuesioner.
Dari hasil perhitungan korelasi akan dibuat suatu koefisien korelasi yang
digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan
9
apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau
tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikasi
koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap
valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Ketika melakukan
penilaian langsung terhadap koefisien korelasi, bisa digunakan batas
minimum valid jika r hitung >= 0,3.
Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,
apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengujian tersebut diulang. Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi
0,05 artinya instrumen dapat dikatakan reliable bila nilai alpha lebih besar
dari nilai minimal cronbach alpha sebesar >= 0,6.
Pada penelitian ini, penulis melakukan uji validitas dan uji reliabilitas dengan
menggunakan program komputer SPSS 20.0 kepada 10% dari total responden
yang berjumlah 128 orang, yakni 10 orang. Jadi penulis melakukan
penyebaran kuesioner kepada 10 orang tersebut dan menghitung kevalidan
kuesioner serta kehandalan (reliability) kuesioner tersebut dengan hasil
terlampir).
b. Tahap Kedua Uji Asumsi Klasik dengan uji normalitas, Uji Multikolinearitas,
dan Uji Heteroskedastisitas.
1) Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan One Sample
Kormogorov-Smirnov Test, dengan melihat tingkat signifikansi 5%. Dasar
pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah dengan melihat
probabilitas asymp.sig (2-tailed) > 0.05 maka data mempunyai distribusi
normal dan sebaliknya jika probabilitas asymp.sig (2 tailed) < 0.05 maka
data mempunyai distribusi yang tidak normal.
10
2) Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan linear yang sempurna diantara variabel-variabel independen.
Akibat dari adanya multikolinearitas ini adalah koefisien regresinya tidak
tertentu atau kesalahan standarnya tidak terhingga. Multikolinearitas dapat
dilihat dengan VIF (variance inflation factor) bila nilai VIF kurang dari 10
dan nilai tolerance diatas 0,10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas
dan begitu pula sebaliknya.
3) Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu observasi ke
observasi lain. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan meregresikan nilai
absolut residual dengan variabel independennya. Ada tidaknya
heterokedastisitas dapat diketahui dengan melihat tingkat signifikansinya
terhadap 5%.
Uji Heterokedasitas juga dapat diketahui dengan melihat gambar pola
scatterplots, dengan asumsi tidak terjadi gejala atau masalah
heterokedaistas jika :
a) Titik-titik penyebaran diatas dan di bawah atau di sekita angka 0
b) Titik-titik tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja
c) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang
melebar, kemudia menyempit dan melebar kembali
d) Penyebaran titik-titik data tidak berpola
.
c. Tahap Ketiga Uji Regresi dengan Uji t Parsial dan Uji F Silmultan
Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan alat analisis
statistik yakni analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis).
Y = + 1 X
1 +
2 X2 + e
11
Keterangan :
Y = Nilai Perusahaan = Konstanta
1 - 3 = Koefisien Regresi
X1
= Persepsi Kemudahan Transaksi
X2 = Nilai Pelanggan
E = Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam
penelitian
Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis dengan
menggunakan regresi linier berganda adalah sbb :
1) Uji F ( Uji Simultan), yaitu untuk menguji apakah variabel independennya
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Terima Ho jika F hitung < F tabel ( = 0,05)
Terima Ha jika F hitung > F tabel ( = 0,05)
2) Uji t (Uji Parsial), yaitu untuk menguji apakah variabel independen,
secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen.
Terima Ho jika t hitung < t tabel ( = 0,05)
Terima Ha jika t hitung> t tabel ( = 0,05)
12
4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Profil / Gambaran Umum PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT
Jakarta)
PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) berdiri pada tanggal
17 Juni 2008, berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas dengan mayoritas
saham dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (struktur kepemilikan:
Pemprov DKI Jakarta 99.98%, PD Pasar Jaya 0.02%). PT MRT Jakarta
memiliki ruang lingkup kegiatan di antaranya untuk pengusahaan dan
pembangunan prasarana dan sarana MRT, pengoperasian dan perawatan
(operation and maintenance/O&M) prasarana dan sarana MRT, serta
pengembangan dan pengelolaan properti/bisnis di stasiun dan kawasan
sekitarnya, serta Depo dan kawasan sekitarnya.
Dasar hukum pembentukan PT MRT Jakarta adalah Peraturan Daerah
Provinsi DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) Perseroan Terbatas (PT) MRT Jakarta (sebagaimana
diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) Perseroan Terbatas (PT) MRT Jakarta) dan Peraturan
Daerah Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Penyertaan Modal Daerah Pada
Perseroan Terbatas (PT) MRT Jakarta (sebagaimana diubah dengan Peraturan
Daerah Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Penyertaan Modal Daerah Pada Perseroan
Terbatas (PT) MRT Jakarta).
Rencana pembangunan MRT di Jakarta sesungguhnya sudah dirintis
sejak tahun 1985. Namun, saat itu proyek MRT belum dinyatakan sebagai
proyek nasional. Pada tahun 2005, Presiden Republik Indonesia menegaskan
bahwa proyek MRT Jakarta merupakan proyek nasional. Berangkat dari
13
kejelasan tersebut, maka Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta mulai bergerak dan saling berbagi tanggung jawab. Pencarian dana
disambut oleh Pemerintah Jepang yang bersedia memberikan pinjaman.
Pada 28 November 2006 penandatanganan persetujuan pembiayaan
Proyek MRT Jakarta dilakukan oleh Gubernur Japan Bank for International
Cooperation (JBIC) Kyosuke Shinozawa dan Duta Besar Indonesia untuk
Jepang Yusuf Anwar. JBIC pun mendesain dan memberikan rekomendasi studi
kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Telah disetujui pula kesepakatan
antara JBIC dan Pemerintah Indonesia, untuk menunjuk satu badan menjadi
satu pintu pengorganisasian penyelesaian proyek MRT ini.
JBIC kemudian melakukan merger dengan Japan International
Cooperation Agency (JICA). JICA bertindak sebagai tim penilai dari JBIC
selaku pemberi pinjaman. Dalam jadwal yang dibuat JICA dan MRT Jakarta,
desain teknis dan pengadaan lahan dilakukan pada tahun 2008-2009, tender
konstruksi dan tender peralatan elektrik serta mekanik pada tahun 2009-2010,
sementara pekerjaan konstruksi dimulai pada tahun 2010-2014. Uji coba
operasional rencananya dimulai pada tahun 2014. Namun, jadwal tersebut tidak
terpenuhi. Desain proyek pun dilakukan mulai tahun 2008-2009, tahap
konstruksi dilakukan mulai Oktober 2013, dan dicanangkan selesai pada 2018.
Proyek MRT Jakarta dimulai dengan pembangunan jalur MRT Fase I
sepanjang ± 16 kilometer dari Terminal Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel
Indonesia yang memiliki 13 stasiun berikut 1 Depo. Untuk meminimalisir
dampak pembangunan fisik Fase I, selain menggandeng konsultan manajemen
lalu lintas, PT MRT Jakarta juga memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (Amdal). Pengoperasian Fase I akan dimulai pada tahun 2019.
14
Pembangunan jalur MRT Fase I akan menjadi awal sejarah
pengembangan jaringan terpadu dari sistem MRT yang merupakan bagian dari
sistem transportasi massal DKI Jakarta pada masa yang akan datang.
Pengembangan selanjutnya meneruskan jalur Sudirman menuju Ancol (disebut
jalur Utara-Selatan) serta pengembangan jalur Timur-Barat.
a. Dalam tahap Engineering Service, PT MRT Jakarta bertanggung jawab
terhadap proses prakualifikasi dan pelelangan kontraktor.
b. Dalam tahap Konstruksi, PT MRT Jakarta sebagai atribusi dari Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta menandatangani kontrak dengan kontraktor pelaksana
konstruksi, dan konsultan yang membantu proses pelelangan kontraktor,
serta konsultan manajemen dan operasional.
c. Dalam tahap operasi dan pemeliharaan, PT MRT Jakarta bertanggung jawab
terhadap pengoperasian dan perawatan, termasuk memastikan agar
tercapainya jumlah penumpang yang cukup untuk memberikan pendapatan
yang layak bagi perusahaan.
Pelaksanaan pembangunan MRT melibatkan beberapa instansi, baik
pada tingkatan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan PT
MRT Jakarta sendiri. Oleh karena itu, dokumen anggaran yang diperlukan juga
melibatkan lembaga-lembaga tersebut dengan nama program dan kegiatan
berbeda namun dengan satu keluaran yang sama, pembangunan MRT Jakarta.
B. Profil/Karakteristik Responden Penelitian
1. Jumlah Responden & Karakteristik Jenis Kelamin
Dalam penelitian ini pengambilan responden langsung dilakukan di
dalam Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, jumlah responden yang
15
mengisi kuesioner secara penuh berjumlah 128 penumpang. Dalam gambar 5.1
dijelaskan melalui grafik jumlah responden laki-laki sebanyak 36 penumpang
atau sebensar 28.1%, dibandingkan responden wanita sebanyak 92 penumpang
atau sebesar sebesar 71.9%.
Gambar 5.1. : Grafik Responden Penelitian Kereta MRT
Berdasarkan Jenis Kelamin
2. Pekerjaan
Dalam gambar 5.2 dijelaskan melalui grafik berdasarkan pekerjaan
dapat dijelaskan bahwa 34.4% responden menjadi pegawai swasta, 1.4%
responden menjadi pegawai negeri, 56.5% masih berstatus pelajar / mahasiswa,
6.4% wiraswasta, dan 1.2% bekerja sebangai pedagang.
16
Gambar 5.2. : Grafik Responden Penelitian Kereta MRT
Berdasarkan Pekerjaan
3. Usia
Dalam gambar 5.4 dijelaskan melalui grafik berdasarkan usia dapat
dijelaskan bahwa 3.6% responden berusia 26-35 tahun, 69.5% responden
berusia 18-25 tahun, 6.8% responden berusia 36-45 tahun, 18% responden
berusia diatas 45 tahun, sedangkan 2.1 % responden berusia dibawah 17 tahun.
Gambar 5.4. : Grafik Responden Penelitian Kereta MRT
Berdasarkan Usia
4. Intensitas Menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta
Dalam gambar 5.5 dijelaskan melalui grafik berdasarkan intensitas
menggunakan dapat dijelaskan bahwa 38.3% responden baru sekali
menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, 32.8% responden
sudah 2-3 kali menggunakan KA Bandara Soetta, , 5.5% responden sudah
menggunakan sebanyak 4-5 kali kali, 38.3% responden sudah menggunakan
sebanyak lebih dari 5 kali
17
Gambar 5.5. : Grafik Responden Penelitian Kereta MRT
Berdasarkan Intensitas
5. Alasan Perjalanan
Dalam gambar 5.6 dijelaskan melalui grafik berdasarkan alasan
perjalanan dapat dijelaskan bahwa 19.5% responden alasan perjalanan karena
pekerjaan, 63.6% responden alasan perjalanan karena keperluan pribadi,
sedangkan 17.2% responden alas an perjalanan karena belajar / kuliah.
Gambar 5.6. : Grafik Responden Penelitian Kereta MRT
Berdasarkan Alasan Perjalanan
C. Uji Validitas & Reabilitas Indikator Variabel
Dalam Uji Validitas penentuan layak atau tidaknya suatu item yang
akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikasi koefisien korelasi pada taraf
18
signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan
terhadap skor total. Ketika melakukan penilaian langsung terhadap koefisien
korelasi, bisa digunakan batas minimum valid jika r hitung >= 0,3. Sedangkan
dalam reabilitas dinyatakan Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi
0,05 artinya instrumen dapat dikatakan reliable bila nilai alpha lebih besar dari
nilai minimal cronbach alpha sebesar >= 0,6.
1. Variabel Persepsi Kemudahan Transaksi, mempunyai indikator T1=mudah
dipelajari, T2=mudah digunakan, T3=jelas, T4=mudah dimengerti,
T5=terampil. Dalam Gambar 5.7 seluruh indikator r hitung >=0.3, sehingga
seluruh indikator pada variabel Fasilitas dapat dianggap valid. Sedangkan
dalam Gambar 5.8, hasil hitung cronbach alpha sebesar >= 0,6, maka dapat
disimpulkan seluruh indikator variabel Fasilitas dianggap Reliable
Gambar 5.7. : Hasil Korelasi Uji Validitas Variabel Kemudahan Transaksi
19
Gambar 5.8. : Hasil Korelasi Uji Reabilitas Variabel Kemudahan Transaksi
2. Variabel Nilai Pelanggan mempunyai indikator N1=nilai tambah,
N2=kesesuaian biaya dengan manfaat, N3=kemudahan memperoleh jasa,
N4= emotional value. Dalam Gambar 5.9 seluruh indikator r hitung >=0.3,
sehingga seluruh indikator pada variabel Harga Persepsi Kemudahan
Transaksi dapat dianggap valid. Sedangkan dalam Gambar 5.10, hasil hitung
cronbach alpha sebesar >= 0,6, maka dapat disimpulkan seluruh indikator
variabel Persepsi Kemudahan Transaksi dianggap Reliable.
Gambar 5.9. : Hasil Korelasi Uji Validitas Variabel Nilai Pelanggan
20
Gambar 5.10. : Hasil Korelasi Uji Reabilitas Variabel Nilai Pelanggan
3. Variabel Kepuasan Penumpang, mempunyai indikator K1=ketepatan
waktu, K2=kelengkapan fasilitas, K3=kesesuaian harga, K4=jadwal
keberangkatan, K5=fungsi dan fasilitas. Dalam Gambar 5.11 seluruh
indikator r hitung >=0.3, sehingga seluruh indikator pada variabel
Kepuasan Penumpang dapat dianggap valid. Sedangkan dalam Gambar
5.12, hasil hitung cronbach alpha sebesar >= 0,6, maka dapat disimpulkan
seluruh indikator variabel Kepuasan Penumpang dianggap Reliable.
Gambar 5.11. : Hasil Korelasi Uji Validitas Variabel Kepuasan Penumpang
21
Gambar 5.12. : Hasil Korelasi Uji Reabilitas Variabel Kepuasan Penumpang
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan One
Sample Kormogorov-Smirnov Test, dengan melihat tingkat signifikansi 5%.
Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah dengan melihat
probabilitas asymp.sig (2-tailed) > 0.05 maka data mempunyai distribusi
normal dan sebaliknya jika probabilitas asymp.sig (2 tailed) < 0.05 maka
data mempunyai distribusi yang tidak normal. Dari Gambar 5.13 dapat
dijelaskan hasil Uji Normalitas dengan menggunakan one sample
Kolmogorov Smirnov test adalah variabel fasilitas 0.404 > 0.05 maka
kesimpulannya data mempunyai distribusi normal.
22
Gambar 5.13. : Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov Smirnov Test
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dapat dilihat dengan VIF (variance inflation
factor) bila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance diatas 0,10, maka
tidak terdapat gejala multikolinearitas dan begitu pula sebaliknya. Dari
Gambar 5.14 dapat dijelaskan hasil Uji Multkolinearitas VIF < 10 dan
Tolerance > 0.1 sehingga kesimpulannya tidak terjadi gejala
multikolinearitas.
Gambar 5.14. : Hasil Uji Multikolinearitas
23
3. Uji Heterokedasitas
Gambar 5.15 merupakan hasil Uji Heterokedasitas melalui gambar
plots, dapat diketahui hasilnya disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
heterokedasitas. Dengan melihat pola gambar sebagai berikut :
1. Titik-titik penyebaran diatas dan di bawah atau di sekita angka 0
2. Titik-titik tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja
3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang
melebar, kemudia menyempit dan melebar kembali
4. Penyebaran titik-titik data tidak berpola
Gambar 5.15. : Hasil Uji Heterokedasitas (Scatterplot)
E. Uji Regresi
Uji F ( Uji Simultan), yaitu untuk menguji apakah variabel independennya
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Terima Ho jika F hitung < F tabel ( = 0,05)
Terima Ha jika F hitung > F tabel ( = 0,05)
24
Uji t (Uji Parsial), yaitu untuk menguji apakah variabel independen, secara
individu berpengaruh terhadap variabel dependen.
Terima Ho jika t hitung < t tabel ( = 0,05)
Terima Ha jika t hitung> t tabel ( = 0,05)
Gambar 5.16. : Hasil Regresi dengan Uji F & Uji t
Berdasarkan gambar 5.16 dapat dijelaskan hasil Uji regresi dengan Uji F dan
Uji t sebagai berikut :
25
1. Uji F ( Uji Simultan),
Didapatkan pengaruh Variabel Persepsi Kemudahan Transaksi, dan
nilai pelanggan terhadap kepuasan penumpang memperoleh nilai sig 0.000
< 0.05 yang berarti bahwa Variabel Persepsi Kemudahan Transaksi dan
Nilai Pelanggan secara simultan /bersama-sama bepengaruh positif terhadap
kepuasan penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta
2. Uji t (Uji Parsial)
a. Didapatkan Variabel Persepsi Kemudahan Transaksi terhadap kepuasan
penumpang memperoleh nilai sig 0.000 < 0.05 yang berarti bahwa
Variabel Persepsi Kemudahan Transaksi secara parsial bepengaruh
positif terhadap kepuasan penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT)
Jakarta.
b. Didapatkan Variabel nilai pelanggan terhadap kepuasan penumpang
memperoleh nilai sig 0.000 < 0.05 yang berarti bahwa Variabel nilai
pelanggan secara parsial bepengaruh positif terhadap kepuasan
penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta.
F. Pembahasan
1. Pengaruh kemudahan transaksi terhadap kepuasan penumpang Kereta
Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta
Dari hasil Uji t didapatkan Variabel Persepsi Kemudahan Transaksi
terhadap kepuasan penumpang memperoleh nilai sig 0.002 < 0.05 yang
berarti bahwa Variabel Persepsi Kemudahan Transaksi secara parsial
bepengaruh positif terhadap kepuasan penumpang Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa penumpang
Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mempunyai kepuasan untuk
menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta sesuai dengan
Persepsi Kemudahan Transaksi. Kepuasan terhadap Persepsi Kemudahan
26
Transaksi seperti mudah dipelajari, mudah digunakan, Jelas, mudah
dimengerti, terampil.
Hasil penelitian mengenai pengaruh persepsi kemudahan transaksi
terhadap kepuasan penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta
serupa dengan yang dilakukan oleh (Wibowo & Dede Rosmauli, 2015)
hasilnya adalah variabel persepsi kemudahan berpengaruh terhadap minat
menggunakan produk e-money card secara signifikan dan diharapkan pihak
bank memberikan kesadaran kepada pihak nasabah pengguna e-money card
tentang kemudahan penggunaan e-money card sehingga terjadi pemahaman
pada nasabah akan kemudahan penggunaan pada fasilitas tersebut.
2. Pengaruh Nilai Pelanggan Transaksi terhadap kepuasan
penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta
Dari hasil Uji t didapatkan Variabel nilai pelanggan terhadap
kepuasan penumpang memperoleh nilai sig 0.000 < 0.05 yang berarti bahwa
Variabel nilai pelanggan secara parsial bepengaruh positif terhadap
kepuasan penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa penumpang
Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mempunyai kepuasan untuk
menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta sesuai dengan
nilai pelanggan. Kepuasan terhadap nilai pelanggan seperti mempunyai nilai
tambah, kesesuian biaya dengan manfaat, kemudahan memperoleh jasa,
emotional value
Hasil penelitian mengenai nilai pelanggan terhadap kepuasan
penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta serupa dengan yang
dilakukan oleh Wibowo (2013) [11], hasilnya adalah nilai pelanggan
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Penelitian dengan hasil sama juga dilakukan oleh Woro (2003) hasilnya
adalah nilai pelanggan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
27
3. Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi dan Nilai Pelanggan
terhadap kepuasan penumpang Kereta Moda Raya Terpadu
(MRT) Jakarta
Dari hasil uji F didapatkan pengaruh Variabel Harga Tiket, Fasilitas
dan Persepsi Kemudahan Transaksi terhadap kepuasan penumpang
memperoleh nilai sig 0.000 < 0.05 yang berarti bahwa Variabel Harga
Tiket, Fasilitas dan Persepsi Kemudahan Transaksi secara simultan
/bersama-sama bepengaruh positif terhadap kepuasan penumpang
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa penumpang
Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mempunyai kepuasan untuk
menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta sesuai dengan
Fasilitas, Persepsi Kemudahan Transaksi dan Nilai Pelanggan. Kepuasan
peumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta terhadap Persepsi
Kemudahan Transaksi dan Nilai Pelanggan yang secara bersama-sama
dirasakan yaitu kepuasan ketepatan waktu, kepuasan kelengkapan fasilitas,
kepuasan kesesuaian harga, kepuasan jadwal keberangkatan, dan kepuasan
fungsi dan fasilitas.
Hasil penelitian mengenai pengaruh persepsi kemuduhan transaksi
dan nilai pelanggan secara simultan terhadap kepuasan penumpang Kereta
Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta serupa dengan yang dilakukan oleh
(Dede Apriyadi, 2017), hasilnya didapat bahwa Ketepatan waktu, fasilitas,
dan harga tiket secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan penumpang Kereta Api Bengawan di Stasiun Purwosari. Hasil
penelitian yang sama dilakukan oleh (Desi Susanti, 2017), hasilnya adalah
bahwa kepercayaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan jasa transportasi kereta api kelas ekonomi. Kualitas
layanan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan jasa transportasi kelas ekonomi. Fasilitas berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan jasa transportasi kereta
api kelas ekonomi.
28
5.KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi terhadap kepuasan penumpang Kereta
Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta berdasarkan hasil statistik dapat dikatakan
bahwa penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mempunyai
kepuasan secara parsial signifikan untuk menggunakan Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta sesuai dengan Persepsi Kemudahan Transaksi. Kepuasan
terhadap Persepsi Kemudahan Transaksi seperti mudah dipelajari, mudah
digunakan, Jelas, mudah dimengerti, terampil.
2. Pengaruh Nilai Pelanggan terhadap kepuasan penumpang Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta berdasarkan hasil statistik dapat dikatakan bahwa
penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mempunyai kepuasan
secara parsial signifikan untuk menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT)
Jakarta sesuai dengan Harga Tiket yang telah dibayarkan. Kepuasan terhadap
Nilai Pelanggan yang dibayarkan disebabkan nilai tambah, kesesuaian biaya
dengan manfaat, kemudahan memperoleh jasa, emotional value.
3. Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi, dan Nilai Pelanggan terhadap
kepuasan penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta berdasarkan
hasil statistik dapat dikatakan bahwa penumpang Kereta Moda Raya Terpadu
(MRT) Jakarta mempunyai kepuasan secara simultan signifikan untuk
menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta sesuai dengan Harga
Tiket, Fasilitas dan Persepsi Kemudahan Transaksi. Kepuasan penumpang
Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta terhadap Persepsi Kemudahan
Transaksi dan Nilai Pelanggan yang secara bersama-sama dirasakan yaitu
kepuasan ketepatan waktu, kepuasan kelengkapan fasilitas, kepuasan kesesuaian
harga, kepuasan jadwal keberangkatan, dan kepuasan fungsi dan fasilitas.
29
B. Saran
1. Kepuasan Penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta dengan
fasilitas yang diterima sudah sangat baik, tetapi perlu ditingkatkan kembali
terutama fasilitas untuk penyandang disabliitas dan perlu ditambahkan kursi
untuk menunggu.
2. Kepuasan Penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta dengan
persepsi kemudahan transaksi sudah sangat baik, tetapi perlu ditingkatkan
kembali dengan mendayagunakan aplikasi MRT Jakarta sehingga media
pembayaran denga QR Code serta memberikan kemudahan transaksi bisa
dilakukan dimana saja.
3. Kepuasan Penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta dengan nilai
pelanggan yang didapatkan sudah sangat baik, tetapi perlu ditingkatkan kembali
dengan membuat program paket integrasi seluruh transpotasi di Jakarta dalam
satu paket pembayaran.
4. Kepuasan Penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta dengan Harga
Tiket, Faislitas dan persepsi kemudahan transaksi sudah baik, tetapi perlu
ditingkatkan kembali dengan melakukan beberapa program kedepan untuk lebih
meningkatkan kepuasan konsumen yang harapannya meningkatkan jumlah
penumpang kereta Moda Raya Terpadu (MRT) nantinya, seperti memberikan
harga promo pada periode tertentu, meningkatkan fasilitas khususnya untuk
disabilitas serta kemudahan transaksi dengan menggunakan aplikasi MRT
Jakarta.
6. UCAPAN TERIMAKASIH
Penelitian ini merupakan Program Pengajuan Dana Hibah DIKTI Tahun 2019,
realisasi penelitian tahun 2020. Terimakasih kepada Kemenristek BRIN,
Kemendikbud, serta Politeknik LP3I Jakarta yang telah memberikan dukungan dalam
penelitian ini.
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Anggraini, Rila.2015. Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan dan
Persepsi Kegunaan Terhadap Niat Untuk Menggunakan dan Penggunaan
Aktual Layanan Jejaring Sosial Berbasis Lokasi (Studi pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang). Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
2. Apriyadi. Dede. 2017. Analisis pengaruh ketepatan waktu, fasilitas dan harga
tiket terhadap kepuasan penumpang kereta api di stasiun purwosari. Jurnal
Magistra
3. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
4. Budianto, Aris. 2014. Pengaruh Ketepatan waktu, kualitas pelayanan dan
fasilitas terhadap kepuasan masyarakat pengguna kereta api masal cepat
Surabaya. Jurnal Ilmu Administrasi Negara Surabaya
5. Faradila, Rr.Selli Nisrina & Harry Soesanto. 2016. Analisis Pengaruh Persepsi
Kemudahan Penggunaan dan Persepsi Manfaat terhadap Minat Beli dengan
Kepercayaan Sebagai Variabel Intervening (Studi pada Pengunjung Toko
Online berrybenka.com di Kalangan Mahasiswa Universitas Diponegoro).
Jurnal studi manajemen & organisasi.Undip
6. Ikasari, A. U., Suryoko, S., & Nurseto, S. (2013). Pengaruh Nilai Pelanggan
dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus pada
Penumpang KA Kaligung Mas di Stasiun Poncol Semarang). Jurnal Ilmu
Administrasi Bisnis, 52-59.
7. Toriq, Muhammad. 2014. Pengaruh fasilitas dan kualitas layanan terhadap
kepuasan penggan pada SPBU Pertamina 54.612.64 Sidoarjo. Jurnal Ilmu
Riset Manajeman Surabaya
8. Srijani, Ninik & Achmad Sukma Hidayat. 2017. Pengaruh fasilitas terhadap
kepuasan pelanggan di Aston Madiun Hotel & Conference Center. Jurnal
Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA
9. Susanti, Desi.2017. Pengaruh faktor kepercayaan, kualitas layanan, dan
fasilitas terhadap kepuasan pelanggan kereta api. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen. STIESIA
10. Wibowo, Setyo Ferry et all.2015. Pengaruh persepsi manfaat, persepsi
kemudahan, fitur layanan dan kepercayaan terhadap minat menggunakan e-
money Commuter line Jakarta. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia
11. Wibowo, A. S. (2013). Pengaruh harga, kualitas pelayanan dan nilai
pelanggan terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan di Kota
Purwokerto (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).