ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13....

137
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI KHUSUS (DAK), DANA BAGI HASIL (DBH) PAJAK/BUKAN PAJAK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN 2003-2011 SKRIPSI DiajukankepadaFakultasEkonomidanBisnis UntukMemenuhiSyarat-SyaratGunaMeraihGelarSarjanaEkonomi Disusun oleh: WULAN FAUZYNI NIM. 109084000030 JURUSAN ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013

Transcript of ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13....

Page 1: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD),

DANA ALOKASI KHUSUS (DAK), DANA BAGI HASIL (DBH)

PAJAK/BUKAN PAJAK TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI

DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2003-2011

SKRIPSI

DiajukankepadaFakultasEkonomidanBisnis

UntukMemenuhiSyarat-SyaratGunaMeraihGelarSarjanaEkonomi

Disusun oleh:

WULAN FAUZYNI

NIM. 109084000030

JURUSAN ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

2013

Page 2: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ii

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD),

DANA ALOKASI KHUSUS (DAK), DANA BAGI HASIL (DBH)

PAJAK/BUKAN PAJAK TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI

DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2003-2011

Skripsi

DiajukankepadaFakultasEkonomidanBisnis

UntukMemenuhiSyarat-SyaratGunaMeraihGelarSarjanaEkonomi

Disusun oleh:

WULAN FAUZYNI

NIM. 109084000030

Dibawah Bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Pheni Chalid, SF., MA., Ph.D UtamiBaroroh,S.Pi,M.Si

NIP.19560505 200012 1 001

JURUSAN ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

2013

Page 3: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

HariiniRabu, 10 Juli 2013

telahdilakukanUjianKomprehensifatasmahasiswa :

1. Nama : Wulan Fauzyni

2. NIM : 109084000030

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh PAD, DAK dan DBH Pajak /

Bukan Pajak

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah Tahun

2003-2011

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan

untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Rabu 10 Julil 2013

1. Lukman, Dr, M.Si

NIP. 19640607 200302 1 001

2. Zuhairan Y. Yunan, S.E, M.Sc

NIP. 198004162009121002

3. M. Hartana I Putra, SE., M.Si

NIP. 150409504

Page 4: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hariini, Selasa 27 Agustus 2013 telahdilakukanUjianSkripsiatasmahasiswa :

1. Nama : Wulan Fauzyni

2. NIM : 109084000030

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana

Alokasi Khusus

(DAK), Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten/Kota Propinsi Jawa

Tengah Tahun 2003-2011

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 Agustus 2013

1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

NIP. 19570617 198503 1 002

2. Lukman, Dr, M.Si

NIP. 19820710 200912 2 002

3. Fitri Amalia M.Si

NIP. 19820710 200912 2 002

4. Pheni Chalid, Ph.D

NIP. 19560505 200012 1 001

5. Utami Baroroh, S.Pi, M.Si

Page 5: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertandatangan di bawahini,

Nama : Wulan Fauzyni

No IndukMahasiswa : 10908400030

Fakultas : EkonomidanBisnis

Jurusan : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Denganinimenyatakanbahwadalampenulisanskripsiinisaya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas

karya ini

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan melalui

pembuktian yang saya dapat pertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan

bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk

dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 8 Agustus 2013

Wulan Fauzyni

Page 6: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama lengkap : Wulan Fauzyni

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 02 Oktober 1991

3. Alamat : Jl. Swasembada Timur XXI No. 15a

RT 018/005 Tg. Priok, Jakarta Utara

4. Telepon : 085711196965

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SDS HANG TUAH I Tahun 1997-2003

2. SMP N 95 Jakarta Tahun 2003-2006

3. SMA N 72 Jakarta Tahun 2006-2009

4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2009-2013

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Lembaga Bahasa & Pendidikan Profesional Asia America, 2004-2007

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Tim Olimpiade Ekonomi SMA N 72 Jakarta sampai tingkat DKI

Jakarta periode 2007-2009.

V. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Visit Mueseum 2010 UIN SyarifHidyatullah Jakarta (Bank Indonesia dan

Bank Mandiri), diselenggarakanolehIkatanMahasiswaEkonomiSyariah

(IMES), 9 Desember 2010.

Page 7: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

vii

2. ―PelatihanAlatAnalisisPerencanaan Pembangunan‖,

diselenggarakanolehFakultasEkonomidanBisnis UIN SyarifHidayatullah

Jakarta, 5 Oktober 2011.

VI. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Kurdianto

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 27 September 1959

3. Ibu : Hazni Hayati

4. Tempat Tanggal Lahir : Padang, 10 Desember 1964

5. Alamat : Jl. Swasembada Timur XXI No. 15a

RT 005/018 Tg. Priok Jakarta-Utara 14320

6. Anak Ke dari : 2 dari 2 bersaudara

Page 8: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

viii

ABSTRACK

The role of fiscal decentralization in economic growth has become the

attention ofmany countries, including Indonesia. Since 2001, the Indonesian

government has effectively run fiscal decentralization policy as a broad strategy

to accelerateregional development. This fiscal decentralization policy has also

brought majorchanges in revenue and expenditure growth districts in the province

of CentralJava.

This study aims to see the influence of fiscal decentralization on economic

growthin the province of Central Java. The analysis focused on indicators of

fiscaldecentralization of expenditure, which is the ratio of total local government

spending to total central government expenditure. This study uses panel data and

analytical tools of LeastSquare Dummy Variable (LSDV) or also known as the

Fixed Effects Model(FEM).

The study shows that there is a hump-shaped form (a hump-shaped

relation) in theinfluence of fiscal decentralization in the province of Central Java.

This means thatwhen the degree of fiscal decentralization is not too high, then the

fiscaldecentralization policy will bring positive impact on economic growth, but

thedegree of decentralization is too high, fiscal decentralization policies will

onlyhinder economic growth. Government with a high degree of fiscal

decentralizationshould be focus to do more efficiency and effectiveness of

government spendingbecause it would provide better benefits for regional

economic growth.

Key Words ; Fiscal Decentralization, Economic Growth, Fixed Effect Model (FEM).

Page 9: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ix

ABSTRAK

Peran Desentralisasi fiskal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi telah

menjadiperhatian banyak Negara, termasuk Indonesia. Sejak 2001, secara efektif

pemerintah Indonesia telah menjalankan kebijakan desentralisasi fiskal yang luas

sebagai strategi untuk mempercepat pembangunan daerah. Kebijakan

desentralisasi fiskal ini juga telah membawa perubahan besar dalam

perkembangan penerimaan dan belanja daerah kabupaten/kota di provinsi Jawa

Tengah.

Studi ini bertujuan untuk melihat pengaruh desentralisasi fiskal terhadap

pertumbuhan ekonomi di provinsi Jawa Tengah. Analisis desentralisasi fiskal

difokuskan pada indikator pengeluaran, yang merupakan rasio total pengeluaran

pemerintah daerah terhadap total pengeluaran pemerintah pusat Studi ini

menggunakan data panel dan alat analisis Least Square Dummy Variabel (LSDV)

atau dikenal juga sebagai Fixed Effect Model (FEM).

Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh desentralisasi fiskal di

provinsi Jawa Tengah. Artinya pada saat derajat desentralisasi fiskal belum

terlampau tinggi, maka kebijakan desentralisasi fiskal akan membawa pengaruh

positif terhadap pertumbuhan ekonomi, namun pada derajat desentralisasi fiskal

terlampau tinggi, kebijakan desentralisasi fiskal justru akan menghambat

pertumbuhan ekonomi. Pemerintah dengan derajat desentralisasi fiskal tinggi

sebaiknya justru lebih berfokus untuk melakukan kebijakan efisiensi dan

efektifitas pada anggaran pengeluaran pemerintah karena akan memberikan

manfaat yang lebih baik bagi pertumbuhan ekonomi daerah.

Kata Kunci ; Desentralisasi Fiskal, Pertumbuhan Ekonomi, Fixed Effect Model

(FEM).

Page 10: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

x

KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikumWr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, Al-Wahhab Yang Maha Penganugrah, yang

telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan

kepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbig

umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi

syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan

terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung

maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda terkasih, yang selalu mencurahkan perhatian, cinta dan

sayang, dukungan serta doa tiada henti yang tertuju hanya untuk ananda,

semoga hari ananda semakin mampu membuat bangga Ayah dan ibunda.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Lukman,M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Studi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Utami Baroroh, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi Studi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Pheni Chalid, SF., MA., Ph.Dselaku Dosen Pembimbing Skripsi I

yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas ilmu

yang telah Bapak berikan selama ini.

6. Ibu Utami Baroroh, M.Si.,selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah

meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan

pengarahan kepada penulis. Terimaksih atas semua saran yang Ibu berikan

selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.

Page 11: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

xi

7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

8. Saudari – saudariku Nia Andriani dan Keisha Agha Mawarni yang selalu

membantu dan menemani saat susah dan gembira, terimakasih buat

semuanya.

9. Keluargaku Iih dan Om Agung yang slalu memberikan dukungan yang sangat

berarti.

10. Sahabatku yang paling utama yang selalu mendukung baik dalam susah

maupun senang Devi Arsenauli Pane, terimakasih untuk dukungan dan kasih

sayang selama ini.

11. Achmad Aditya Ramadhan yang selalu mendukung dan memberikan

semangat dan kasih sayang yang sangat berarti, terimakasih buat

kesabarannya selama ini selalu menemani dan menyemangati.

12. SahabatkuInes Lestari, Nyakbit Bungong Tanmala, Rifka Kusumawardani,

Virgin Ariana Pramono, Aristyasani Putri, Hikmah Nur Azza, Indah Sukma

Ramdhini, Nida Khofiya, Annisya Sabrina kami dipertemukan dalam ikatan

silahturahmi yang indah, terimakasih atas dukungan dan doa yang telah

tercurahkan selama kita bergabung yang diberi nama dengan Holly.

13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, terimakasih untuk

semangat dan keceriaan selama ini yang sangat berarti sekali.

14. Sahabatku dari SMP Sinta Kusumawati, Siti Sarah, Indri Dwi Handayani,

Marcelina Febriani terimakasih atas semangat dan dukungan kalian.

15. Sahabat seperjuanganku,Imah Astinia, Andre Widyantoro, Dimas Aditya

Susanto, Fuad Nurcholis, Annisa Nurfatimah, Ratna Palamani, Reydit Tya,

Juni Manisa, Sartika Dewi, Mage, Putri, Ka Endah terimakasih atas dukungan

yang diberikan kepada penulis.

16. Sahabatku Madridista di seluruh Indonesia, terimakasih untuk semangatnya.

17. Gonzalo Higuain yang selalu memberikan dukungan dan semangat yang

sangat berarti.

Page 12: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

xii

18. Seluruh Rekan IESP Pembangunan dan Syariah UIN 2009, terimakasih

selama empat tahun kita bersama – sama menghadapi kehidupan kampus

yang penuh warna.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamua’alaikumWr. Wb.

Jakarta, 1 Juli 2013

Wulan Fauzyni

Page 13: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

xiii

DAFTAR ISI

Keterangan Halaman

Halaman Judul ............................................................................................... i

Lembar pengesahan Skripsi .......................................................................... ii

Lembar pengesahan Ujian Komprehensif ................................................... iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................... iv

Lembar Pernyataan keaslian Karya Ilmiah ................................................ v

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... vi

Abstrack ..................................................................................................... viii

Abstrak ..................................................................................................... ix

Kata pengantar ............................................................................................... x

Daftar Isi ..................................................................................................... xiii

Daftar Tabel .................................................................................................... xvii

Daftar Gambar ............................................................................................... xviii

DaftarLampiran ............................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakangPenelitian ....................................................... 1

B. PerumusanMasalah ............................................................... 15

C. TujuanPenelitian ................................................................... 17

C. ManfaatPenelitian ................................................................. 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ...................................................................... 19

Page 14: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

xiv

1. Pertumbuhan Ekonomi .................................................... 20

2. Desentralisasi Fiskal........................................................ 24

3. Pendapatan Asli Daerah ................................................. 34

4. Dana Alokasi Khusus ...................................................... 36

5. Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak ............................... 39

6. Desentralisasi Fiskal dan Pertumbuhan............. ............. 40

B. Penelitian Terdahulu ............................................................. 42

C. KerangkaBerpikir .................................................................. 49

D. Hipotesis ................................................................................ 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. RuangLingkupPenelitian ....................................................... 53

B. MetodePenentuanSampel ...................................................... 53

C. MetodePengumpulan Data .................................................... 54

1. Sumber Data .................................................................... 54

2. MetodePengumpulan Data .............................................. 55

a. Library Research ......................................................... 55

b. Internet Research ........................................................ 55

D. MetodeAnalisis Data ............................................................ 55

1. Metode Data Panel .......................................................... 56 58

2. Permodelan Data Panel ................................................... 57

a. Polled Least Squared................................................... 57

b. Model EfekTetap (Fixed Effect).................................. 58

c. Model Efek Random ................................................... 59

Page 15: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

xv

3. Pemilihan Model Data Panel ........................................... 59

a. PLS vs FEM (Uji Chow) ............................................. 60

b. FEM vs REM (Uji Hausman) ..................................... 61

4. Model Empiris ................................................................. 63

5. UjiAsumsiKlasik ............................................................. 63

a. UjiNormalitas .............................................................. 64

b. UjiMultikolinearitas .................................................... 64

c. UjiHeterokedastisitas................................................... 66

d. Uji Autokorelasi .......................................................... 66

6. UjiHipotesis .................................................................... 68

a. Uji Statistik t ................................................................ 68

b. Uji Statistik F .............................................................. 69

c. KoefisienDeterminasi R2 ............................................. 70

E. OperasionalVariabel .............................................................. 71

1. Variabeldependen ............................................................ 71

2. Variabelindependen......................................................... 71

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. SekilasGambaranUmumObjekPenelitian .............................. 74

B. PenemuandanPembahasan .................................................... 76

1. AnalisisDeskriptif ........................................................... 76

a. AnalisaDeskriptif PDRB di Jawa Tengah ................... 76

b. AnalisaDeskriptif PAD di Jawa Tengah ..................... 78

c. AnalisaDeskriptif DAK di Jawa Tengah ..................... 79

Page 16: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

xvi

d. AnalisaDeskriptifDBH diJawa Tengah ...................... 80

2. Estimasi Model Data Panel ............................................. 81 58

a. Pooled Least Square .................................................... 81

b. Fixed Effect Model ...................................................... 82

c. PLS vs FEM (Uji Chow) ........................................... 82

d. Random Effect Model .................................................. 83

e.. FEM vs REM (UjiHausman) ..................................... 84

2. UjiAsumsiKlasik ............................................................. 85 58

a. UjiNormalitas .............................................................. 85

b. UjiMultikolinearitas .................................................... 86

c. UjiHeterokedastisitas ................................................ 86

d. UjiAutokorelasi ........................................................... 87

3. PengujianHipotesis.......................................................... 89 58

a. Uji t danInterpretasiHasilAnalisis ............................... 89

b. Uji F danInterpretasiHasilAnalisis .............................. 90

b. UjiKoefisienDeterminasi............................................. 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................... 96

B. Saran ..................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 99

LAMPIRAN ................................................................................................... 102

Page 17: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

xvii

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi di daerah Jawa Tahun

2005-2009 5

1.2 Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun

2000 Menurut Kabupaten/Kota Jawa Tengah Tahun

2005-2009

6

1.3 Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Menurut

Kabupaten/Kota Jawa Tengah Tahun 2005-2009 9

1.4 Pertumbuhan Dana Alokasi Khusus Menurut

Kabupaten/Kota Jawa Tengah Tahun 2005-2009 11

1.5 Pertumbuhan Dana Bagi Hasil Pajak/ Bukan Pajak

Menurut Kabupaten/Kota Jawa Tengah Tahun 2005-

2009

13

1.6 Peresentase DAK dengan Pertumbuhan Ekonomi 14

2.1 Penelitian Terdahulu 47

3.1 Operasional Variabel Penelitian 73

4.1 Pooled Least Square 82

4.2 Fixed Effect Model 82

4.3 F-Restricted 83

4.4 Random Effect Model 83

4.5 Chi-Square 84

4.6 Correlation Matrix 86

4.7 Uji White Cross-Section 87

4.8 Uji Autokorelasi 88

4.9 InterpretasiFixed Effect Model 91

Page 18: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

xviii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Berpikir 51

4.1 PDRB 77

4.2 PAD 78

4.3 DAK 80

4.4 DBH 80

4.5 Normalitas 85

Page 19: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1. Data (Dalam Jutaan Rupiah) 102

2. Pooled Least Square 104

3. Fixed Effect Model 106

4. Random Effect Model 109

5. Uji Chow 112

6. Chi Square 114

7. Uji Normalitas 115

8. Uji Multikolinearitas 115

9. Uji Heterokedastisitas 116

10. Uji Autokorelasi 117

Page 20: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian ini berdasarkan pada Penelitian Pujiati Amin yang

berjudul Analisis Pertumbuhan Ekonomi di Karesidenan Semarang Era

Desentralisasi Fiskal yang menggunakan alat analisis yaitu Generalized

Least Squares (GLS), dengan pendekatan fixed effect.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang umum

digunakan dalam menentukan keberhasilan pembangunan. Pertumbuhan

ekonomi digunakan sebagai ukuran atas perkembangan atau kemajuan

perekonomian dari suatu negara atau wilayah karena berkaitan erat dengan

aktivitas kegiatan ekonomi masyarakat khususnya dalam hal peningkatan

produksi barang dan jasa. Peningkatan tersebut kemudian diharapkan

dapat memberikan trickle down effect karena itu, sudah sewajarnya

peningkatan pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target

pembangunan baik di tingkat nasional maupun daerah. Untuk mengukur

pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional digunakan Produk Domestik

Bruto (PDB) riil sedangkan untuk tingkat daerah digunakan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) riil (M. Rizal, 2013:2).

Di Indonesia, desentralisasi fiskal dan otonomi daerah mulai

hangat dibicarakan sejak bergulirnya era reformasi pasca runtuhnya

tembok kekuasaan pemerintahan orde baru. Sistem pemerintahan

Page 21: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2

sentralistis yang selama ini dianut pemerintahan presiden Soeharto

dianggap tidak mampu membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi

masyarakat luas sehingga memunculkan tuntutan kewenangan yang lebih

besar dari daerah untuk melaksanakan pembangunan.

Dalam perkembangan bangsa Indonesia pada masa orde baru

berbagai kebijakan seperti sentralisasi diterapkan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Kebijakan sentralisasi yang dilakukan pemerintah pada masa orde baru

kenyataannya hanya mampu mensejahterakan beberapa daerah atau

beberapa golongan saja, serta menyebabkan ketimpangan perimbangan

keuangan antara pusat dan daerah.

Kebijakan sentralisasi tidak dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi, maka pemerintah

perlu membuat kebijakan desentralisasi fiskal dan otonomi daerah.

Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal sudah diatur dalam UU

No. 5 Tahun 1975 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah. Namun

dalam prakteknya kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal

selama pemerintahan orde baru belum dapat mengurangi ketimpangan

vertikal dan horisontal, yang ditunjukkan dengan tingginya derajat

sentralisasi fiskal dan besarnya ketimpangan antar daerah dan wilayah

(Uppal dan Suparmoko, 1986; Sjahfrizal, 1997).

Desentralisasi fiskal secara resmi berlaku mulai 1 januari 2001

berdasarkan UU RI No. 25 tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU

Page 22: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3

RI No. 33 tahun 2004. Menurut UU No. 33 Tahun 2004 sumber

penerimaan yang digunakan untuk pendanaan pemerintah daerah dalam

pelaksanaan desentralisasi fiskal meliputi: Pendapatan Asli daerah (PAD),

Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Bagi Hasil

Pajak (BHP), pinjaman daerah dan lain-lain penerimaan yang sah.

Pemerintah daerah harus dapat meningkatkan penerimaannya untuk

membiayai kegiatan pembangunan, namun di era desentralisasi fiskal

harapan itu belum optimal yang tercermin di dalam pertumbuhan Produk

Domestik Regional Bruto.

Melalui otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, pemerintah

daerah memiliki wewenang untuk menggali pendapatan dan melakukan

peran alokasi secara mandiri dalam menetapkan prioritas pembangunan.

Diharapkan dengan adanya otonomi daerah dan desentralisasi fiskal dapat

lebih memeratakan pembangunan sesuai dengan keinginan daerah untuk

mengembangkan wilayah menurut potensi masing-masing.

Keputusan menerapkan Desentralisasi fiskal menuntut adanya

peningkatan pertumbuhan ekonomi di daerah. Berdasarkan teori Tiebout

Model yang menjadi landasan konsep desentralisasi fiskal, bahwa dengan

adanya pelimpahan wewenang akan meningkatkan kemampuan daerah

dalam melayani kebutuhan barang publik dengan lebih baik dan efisien.

Penyebab mendasar dari peningkatan kemampuan tersebut adalah karena

pemerintah daerah dipandang lebih mengetahui kebutuhan dan karakter

masyarakat lokal, sehingga program-program dari kebijakan pemerintah

Page 23: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4

akan lebih efektif untuk dijalankan, sekaligus dari sisi penganggaran

publik akan muncul konsep efisiensi karena tepat guna dan berdaya guna

(Sumarsono dan Utomo, 2009).

Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari 35 kabupaten/kota memiliki

tingkat pertumbuhan ekonomi yang positif. Hal ini dapat dilihat dari

perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga

konstan 2000. Provinsi Jawa Tengah dengan kapasitas fiskal yang tinggi

serta didukung oleh potensi-potensi sumber daya yang dimiliki seharusnya

dapat memaksimalkan keuntungannya tersebut untuk dapat bersaing

dengan provinsi yang lain. Kapasitas fiskal merupakan kemampuan yang

dimiliki daerah dalam proses pembangunan yang meliputi sumber daya

manusia, sumber daya alam, tingkat industri, serta kemampuan lain daerah

dalam upaya meningkatkan jumlah PAD yang akan diterima.

Ditambah dengan jumlah kabupaten/kota yang terbilang cukup

besar yakni sejumlah 35 kabupaten/kota yang secara administratif masuk

didalam pemerintahan daerah provinsi Jawa Tengah. Akan tetapi kondisi

riil yang dapat dicapai belum terlalu menampakkan hasil yang memuaskan

dalam proses pencapaian tujuan pembangunan.

Page 24: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5

Tabel 1.1

Laju Pertumbuhan Ekonomi

di Daerah Jawa Tahun 2005-2009 (persen)

Sumber: BPS, Jawa Tengah Dalam Angka (berbagai tahun)

Berdasarkan Tabel 1.1 diketahui bahwa provinsi Jawa Tengah

memiliki rata-rata pertumbuhan ekonomi tertinggi di bandingkan dengan

daerah lain yakni sebesar 5,76 %. Posisi kedua ditempati oleh Provinsi

Jawa Timur dengan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,73 %.

Kemudian Jawa Barat diposisi ketiga dengan rata-rata laju pertumbuhan

ekonomi sebesar 5,59 % , dan yang berada diposisi terakhir yakni DIY

dengan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4,41%.

Jawa Tengah memiliki pertumbuhan ekonomi yang berfluktuasi

dari tahun 2005-2009. Sama halnya dengan provinsi di pulau Jawa lainnya

yang cenderung mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang

berfluktuatif. Provinsi Jawa Tengah dengan kapasitas fiskal yang tinggi

serta didukung oleh potensi-potensi sumber daya yang dimiliki seharusnya

dapat memaksimalkan keuntungannya tersebut untuk dapat bersaing

dengan provinsi yang lain.

Provinsi 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata

Pertumbuhan

Jawa Barat 5,6 6,02 6,48 5,84 4,29 5,59

Jawa Tengah 5,35 6,33 6,59 5,46 4,71 5,76

DIY 4,73 3,7 4,31 5,02 4,39 4,41

Jawa Timur 5,84 5,8 6,11 5,94 5,01 5,73

Page 25: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

6

Tabel 1.2

Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut

Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2009 (jutaan)

Sumber: BPS, Jawa Tengah Dalam Angka (berbagai tahun)

Kabupaten/ Kota 2005 2006 2007 2008 2009

Kab. Cilacap 10145144.43 10623929.25 11140846.35 11689092.90 12303308.34

Kab. Banyumas 3598399.16 3759547.61 3958645.95 4171468.95 4400542.23

Kab. Purbalingga 1921653.92 2018808.10 2.14374623 2257392.77 2384014.04

Kab. Banjarnegara 2277617.86 2376694.59 2495785.82 2619989.61 2753935.73

Kab. Kebumen 2364385.90 2460816.97 2572062.88 2721254.09 2828395.07

Kab. Purworejo 2321534.04 2442927.30 2591535.38 2737087.13 2872723.79

Kab. Wonosobo 1570347.69 1621132.33 1679149.65 1741148.31 1808247.18

Kab. Magelang 3245978.81 3405369.22 3582647.65 3761388.59 3938764.68

Kab. Boyolali 3456062.13 3600897.97 3748102.11 3899372.86 4100520.26

Kab. Klaten 4158205.16 4253788.00 4394688.02 4567200.96 4761018.67

Kab. Sukoharjo 3941788.46 4120437.35 4330992.90 4540751.53 4756902.50

Kab. Wonogiri 2429869.63 2528851.78 2657068.89 2770435.78 2901577.44

Kab. Karanganyar 4188330.48 4401301.73 4654054.50 4900690.40 5076549.87

Kab. Sragen 2322239.43 2442570.43 2582492.48 2729450.32 2893427.19

Kab. Grobogan 2579283.26 2682467.18 2799700.55 2948793.80 3097093.25

Kab. Blora 1678274.29 1742962.60 1811864.01 1913763.35 2010908.67

Kab. Rembang 1825560.59 1926563.25 1999951.16 2093412.59 2186736.49

Kab. Pati 3609798.36 3770330.52 3966062.17 4162082.37 4357144.04

Kab. Kudus 10647407.99 10911733.76 11243359.38 11683819.73 12125681.79

Kab. Jepara 3411159.47 3554051.11 3722677.82 3889988.85 4085438.36

Kab. Demak 2471258.72 2570573.50 2677366.77 2787524.02 2901151.51

Kab. Semarang 4481358.29 4652041.80 4871444.25 5079003.74 5300723.41

Kab. Temanggung 1994172.89 2060140.23 2143221.22 2219155.63 2309841.53

Kab. Kendal 4277354.27 4433799.54 4625455.57 4822465.28 5020087.37

Kab. Batang 1972776.85 2022301.42 2092973.93 2169854.55 2250616.82

Kab. Pekalongan 2600855.96 2710378.32 2834685.01 2970214.98 3098072.64

Kab. Pemalang 2762252.29 2865095.20 2993296.76 3142808.70 3293056.25

Kab. Tegal 2809340.19 2955121.91 3120395.64 3286263.44 3466785.57

Kab. Brebes 4346424.44 4551196.99 4769145.44 4998528.19 5247897.41

Kota Magelang 878160.76 899564.99 946098.16 993835.20 1044650.24

Kota Surakarta 3858169.65 4067529.95 4304287.37 4549342.95 4817877.63

Kota Salatiga 722063.94 752149.22 792680.44 832154.88 869452.99

Kota Semarang 16194264.63 17118705.29 18142639.97 19156814.29 20057621.85

Kota Pekalongan 1701324.24 1753405.74 1820001.21 1820001.21 1966751.15

Kota Tegal 1002821.99 1054499.45 11093438.21 1166587.87 1225424.73

Page 26: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

7

Dari tabel 1.2 menunjukkan pertumbuhan PDRB di beberapa

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah mengalami fluktuasi selama

pelaksanaan desentralisasi fiskal tahun 2005-2009. Pertumbuhan PDRB

tertinggi pada Kabupaten Cilacap pada tahun 2009, diikuti dengan

Kabupaten Kudus, Kabupaten Semarang, dan Kota Semarang. PDRB

yang paling rendah terdapat di Kota Magelang dan Kota Salatiga.

Kenaikan yang kadang naik dan turun ini menunjukkan kinerja ekonomi

yang kurang baik, hal ini menunjukkan bahwa era desentralisasi fiskal di

mana daerah diberi kewenangan dalam mengatur keuangan daerahnya

ternyata banyak kabupaten/kota yang belum menunjukkan perubahan yang

signifikan dalam PDRB-nya meskipun PDRB bukan satu-satunya

indikator dalam Pembangunan.

Faktor-faktor yang menyebabkan bervariasinya pendapatan

regional bruto daerah di masing-masing kabupaten/kota di Propinsi Jawa

Tengah juga cukup bervariasi, antara lain pengembangan sektoral yang

berbeda antar daerah, jumlah penduduk dan tenaga kerja yang berbeda

antar daerah, sumber-sumber penerimaan yang berbeda antar daerah, dan

lain sebagainya.

Peran pemerintah daerah dalam melaksanakan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tidak terlepas dari pengaruh

gejolak ekonomi dan politik yang masih terjadi beberapa tahun terakhir

ini. Pemerintah menjadi motor utama dalam menggerakkan perekonomian

agar dapat kembali keposisi sebelum krisis. Kebutuhan masyarakat yang

Page 27: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

8

semakin meningkat mendorong pemerintah daerah untuk mengupayakan

peningkatan penerimaan daerah dengan memberi perhatian kepada

perkembangan pendapatan asli daerah. Komponen PAD tersebut secara

penuh dapat digunakan oleh daerah sesuai dengan kebutuhan dan prioritas

daerah, di samping memperlihatkan adanya upaya yang dilakukan oleh

pemerintah daerah dalam menggali sumber-sumber pendapatan daerah.

Hal ini semakin leluasa dilakukan oleh daerah kabupaten/kota setelah

berlakunya otonomi daerah. Sumber penerimaan lainnya yang dapat

digunakan untuk membiayai belanja daerah adalah penerimaan bagi hasil

pajak dan bukan pajak, dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi

khusus (DAK), bagi hasil pajak dan bantuan keuangan dari pemerintah

daerah Provinsi, serta lain-lain pendapatan yang sah.

Komponen-komponen tersebut juga merupakan sumber

penerimaan daerah yang digunakan untuk pendanaan pemerintah daerah

menurut UU No. 33 tahun 2004 dalam pelaksanaan desentralisasi.

Komponen desentralisasi fiskal yang pertama yaitu Pendapatan Asli

Daerah (PAD). PAD merupakan salah satu sumber penerimaan daerah

yang juga merupakan modal dasar pemerintah daerah dalam mendapatkan

dana pembangunan dan memenuhi belanja daerah. PAD bisa dijadikan

indikator keberhasilan desentralisasi fiskal karena PAD merupakan

penerimaan daerah yang asli berasal dari daerah itu sendiri, dan PAD

menunjukkan adanya kemandirian dari daerah.

Page 28: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

9

Tabel 1.3

Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2005-2009 (jutaan)

Kabupaten/Kota 2005 2006 2007 2008 2009

Kab.Purbalingga 40.755,77 47.694,606 52.727,439 63.795,293 88.177,001

Kab.Banjarnegara 34.210,831 43.900,257 44.876,89 46.528,34 60.636,815

Kab.Kebumen 31.707,792 92.533,197 54.260,879 58.599,425 63.016,364

Kab.Wonosobo 22.335,686 30.618,482 36.582,594 38.158,244 46.324,944

Kab.Wonogiri 25.589,410 47.864,47 50.329,495 54.129,295 49.946,258

Kab. Rembang 23.301,041 39.998,29 42.255,838 51.150,558 56.887,895

Kab. Batang 27.784,725 31.030,14 30.968,198 41.192,714 44.643,602

Kota Salatiga 27.784,724 32.449,466 42.198,433 49.653,433 52.911.035

Sumber: BPS, Jawa Tengah Dalam Angka (berbagai tahun)

Tabel 1.3 menunjukkan bahwa pertumbuhan PAD yang diperoleh

pada saat pelaksanaan desentralisasi fiskal di Provinsi Jawa Tengah tahun

2005-2009 mengalami fluktuasi. Hal ini menunjukkan bahwa pemungutan

yang dilakukan oleh lembaga terkait di Provinsi Jawa Tengah cukup baik.

Meningkatnya realisasi PAD ditopang oleh besarnya pendapatan

pemerintah daerah Provinsi Jawa Tengah disektor Pajak Daerah yang

memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap PAD.

Berdasarkan penghitungan persentase DAK dan Pertumbuhan

ekonomi maka penelitian ini difokuskan pada 8 Kabupaten/Kota yaitu:

Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kebumen,

Kabupaten Wonosobo, Wonogiri, Kabupaten Rembang, Kabupaten

Batang, Kabupaten Salatiga dengan melalui perhitungan persentase yang

ada dengan membandingkan persentase DAK dibandingkan dengan

Page 29: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

10

presentase PDRB. Peneliti melihat apakah dengan DAK yang tinggi

pertumbuhan ekonominya juga akan tinggi. Hasilnya 8 Kabupaten tersebut

memiliki DAK yang paling tinggi dan dengan adanya transfer DAK yang

tinggi diharapkan dapat terjadi pemerataan ekonomi. Pengambilan sampel

8 berdasarkan metode deskriptif : minimal 10% populasi, bila pupulasi

relative kecil, minimum 20% dari populasi (Puguh Suharso, 2009:60).

Penerimaan PAD pada saat pelaksanaan desentralisasi fiskal di

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2005-2009 mengalami

peningkatan, namun peningkatan pertumbuhan PDRB seperti yang

diharapkan dari keputusan penerapan desentralisasi fiskal belum terpenuhi.

Hal ini bisa dilihat dari data pertumbuhan PDRB tabel 1.1 yang

menunjukkan pertumbuhan PDRB beberapa daerah masih mengalami

fluktuasi ini bisa disebabkan eksploitasi PAD yang berlebihan.

Komponen desentralisasi fiskal yang kedua yaitu Dana Alokasi

Khusus. Dana alokasi khusus (DAK) adalah adalah alokasi dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara kepada provinsi/kabupaten/kota tertentu

dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan

Pemerintahan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

Berdasarkan ketentuan Pasal 162 Ayat (4) UU Nomor 32 Tahun

2004 yang mengamanatkan agar DAK ini diatur lebih lanjut dalam bentuk

Peraturan Pemerintah (PP). Pemerintah telah mengeluarkan PP Nomor 55

Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan. Pelaksanaan DAK sendiri

diarahkan pada kegiatan investasi pembangunan, pengadaan, peningkatan,

Page 30: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

11

dan perbaikan sarana dan prasaran fisik pelayanan masyarakat dengan

umur ekonomis yang panjang, termasuk pengadaan sarana fisik penunjang,

dan tidak termasuk penyertaan modal. DAK tidak dapat digunakan untuk

mendanai administrasi kegiatan, penyiapan kegiatan fisik, penelitian,

pelatihan, dan perjalanan dinas seperti pelaksanaaan penyusunan rencana

dan program, pelaksanaan tender pengadaan kegiatan fisik.

Tabel 1.4

Pertumbuhan Dana Alokasi Khusus Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2005-2009 (jutaan)

Kabupaten/Kota 2005 2006 2007 2008 2009

Kab.Purbalingga 13.000 27.440 39.606 51.047 51.760,289

Kab.Banjarnegara 13.140 31.865 44.339 58.868 65.960

Kab.Kebumen 13.480 29.060 52.203 66.405 74.226

Kab.Wonosobo 11.980,176 45.890 45.427,7 57.280 67.019

Kab.Wonogiri 13.130 32.410 54.306 70.627 91.746,775

Kab. Rembang 11.280 45.910 41.005 51.071 56.663

Kab. Batang 12.150 26.168,238 44.628 55.568 63.377

Kota Salatiga 7.060 26.810 22.196,51 31.028 32.044

Sumber: BPS, Jawa Tengah Dalam Angka (berbagai tahun)

Tabel 1.4 menunjukkan bahwa saat pelaksanaan desentralisasi

fiskal tahun 2005-2009 penerimaan daerah yang bersumber dari dana

perimbangan yang berupa Dana Alokasi mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun, namun pertumbuhan PDRB justru mengalami fluktuasi.

Hal ini mengindikasikan bahwa dengan adanya DAK yang tinggi,

ketergantungan daerah terhadap DAK menjadi sangat tinggi dan

Page 31: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

12

kemandirian daerah menurun sehingga pertumbuhan PDRB yang

diharapkan meningkat justru mengalami fluktuasi.

Dana alokasi khusus merupakan dana yang dialokasikan dari

APBN ke Daerah tertentu untuk mendanai kebutuhan khusus yang

merupakan urusan daerah dan juga prioritas nasional antara lain:

kebutuhan kawasan transmigrasi, kebutuhan beberapa jenis investasi atau

prasarana, pembangunan jalan di kawasan terpencil, saluran irigasi primer,

dll.

Menurut UU yang baru (UU No. 32/2004 dan UU No. 33/2004),

wilayah yang menerima DAK harus menyediakan dana penyesuaian

paling tidak 10% dari DAK yang ditransfer ke wilayah, dan dana

penyesuaian ini harus dianggarkan dalam anggaran daerah (APBD).

Meskipun demikian, wilayah dengan pengeluaran lebih besar dari

penerimaan tidak perlu menyediakan dana penyesuaian. Tetapi perlu

diketahui bahwa tidak semua daerah menerima DAK karena DAK

bertujuan untuk pemerataan dan untuk meningkatkan kondisi infrastruktur

fisik yang dinilai sebagai prioritas nasional.

Komponen desentralisasi fiskal yang ketiga yaitu Dana Bagi Hasil.

Dana Bagi Hasil adalah bagian daerah dari Penerimaan Pajak Bumi dan

Bangunan, Bea perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, dan penerimaan

dari sumber daya alam.

Page 32: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

13

Tabel 1.5

Pertumbuhan Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2009 (jutaan)

Kabupaten/Kota 2005 2006 2007 2008 2009

Kab.Purbalingga 15.574,967 21.331,241 23.601,577 37.021,773 39.105,473

Kab.Banjarnegara 17.416,889 24.814,687 37.097,011 40.257,529 34.151,938

Kab.Kebumen 19.341,976 25.074,29 29.935,559 36.768,51 37.756,956

Kab.Wonosobo 13.640,72 23.094,19 30.866,038 33.070,809 40.498,277

Kab.Wonogiri 20.194,907 25.267,63 30.893,55 36.821,688 38.607,215

Kab. Rembang 16.732,996 21.185,48 34.372,202 35.011,845 37.826,499

Kab. Batang 16.627,479 24.147,357 30.285,485 34.571,222 36.454,378

Kota Salatiga 12.025,852 13.329,66 18.466,485 20.685.561 24.834,796

Sumber: BPS, Jawa Tengah Dalam Angka (berbagai tahun)

Dari tabel 1.5 menunjukkan Dana Bagi Hasil yang diterima setiap

daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa tengah tahun 2005-2009 berbeda.

Hal ini mengindikasikan bahwa mekanisme bagi hasil berdasarkan

kapasitas Sumber Daya Alam dan/atau pusat bisnis yang dimiliki daerah.

Pengoptimalan perolehan Dana Bagi Hasil yang dianggap sebagai modal

bagi kepentingan pembangunan daerah akan mempercepat pertumbuhan

PDRB (Pujiati, 2008).

Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak bersumber dari pedapatan

APBN yang dibagihasilkan kepada daerah berdasarkan presentase tertentu

(Ahmad Subekan, 2012:50). Meskipun Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan

Pajak bukan yang utama dalam proses mempercepat pertumbuhan tetapi

berperan penting dalam meningkatkan presentase pertumnuhan yang ada

di Jawa Tengah melalui penerimaan dan pengolahan yang baik dan efisien.

Page 33: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

14

Tabel 1.6

Persentase DAK Dengan Pertumbuhan Ekonomi (persen)

Kabupaten/Kota 2005 2006 2007 2008 2009

Kab.Purbalingga 0,810498021 1,359217847 1,847513453 2,261325573 2,171140276

Kab.Banjarnegara 0,576918553 1,340727586 1,776554688 2,246879139 2,395117623

Kab.Kebumen 0,570126898 1,180908631 2,02961601 2,440235193 2,624315139

Kab.Wonosobo 0,762899584 2,830737451 2,708079057 3,289782936 3,706296393

Kab.Wonogiri 0,536242761 1,281609316 2,043831088 2,549310131 3,161961964

Kab. Rembang 0,617892392 2,382999883 2,050300068 2,439605085 2,589978274

Kab. Batang 0,634131529 1,29398307 2,132276918 2,560908979 2,815983576

Kota Salatiga 0,977752746 3,564452277 2,800183893 3,728632824 3,685535661

Dari hasil persentase Tabel 1.6 menunjukkan bahwa kabupaten

Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kebumen, Kabupaten

Wonosobo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Rembang, Kabupaten

Batang, Kabupaten Salatiga merupakan 8 Kabupaten yang memiliki

presentase DAK tertinggi dan dengan adanya transfer DAK yang tinggi

diharapkan dapat terjadi pemerataan ekonomi dan kesejahteraan sosial di

Provinsi Jawa Tengah sehingga tujuan dari pertumbuhan ekonomi dapat

dicapai.

Dengan pencapaian tersebut, diharapkan keseluruhan daerah dapat

mengoptimalkan komponen–komponen dan kemampuan yang dimiliki

sehingga pelaksanaan desentralisasi fiskal dengan menggunakan anggaran

pemerintah pusat yakni dana perimbangan yang meliputi PAD, DAK, dan

DBH menjadi tolak ukur dalam pendanaan daerah dan menjadi motivasi

Page 34: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

15

bagi daerah tersebut untuk menggali potensi-potensi yang dimiliki dan

meningkatkan kemandirian soal pendanaan daerah.

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka judul dalam penelitian ini

yaitu “Analisis Pengaruh PAD, DAK dan DBH PAJAK/BUKAN

PAJAK Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota di

Propinsi Jawa Tengah tahun 2003-2011”.

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini mengambil obyek penelitian di Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2003-2011. Dari data yang ada

menunjukkan PDRB di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah pada

periode 2002–2011 mengalami fluktuasi. Hal ini tidak sesuai dengan apa

yang diharapkan dari keputusan penerapan desentralisasi fiskal.

Dengan adanya penerimaan pendapatan daerah dapat menambah

akumulasi modal yang merupakan salah satu sumber pertumbuhan

ekonomi. Namun kenyataanya hanya beberapa daerah saja yang

mengalami pertumbuhan PDRB secara konsisten. Terkait hal tersebut

maka pertanyaan penelitian yang dapat dikemukakan adalah bagaimana

dampak pelaksanaan desentraliasi fiskal terhadap PDRB di daerah

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2003-2011 melalui

Sumber penerimaan daerah yang digunakan untuk pendanaan pemerintah

daerah menurut UU No. 33 tahun 2004 dalam pelaksanaan desentralisasi

yang meliputi : Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum

Page 35: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

16

(DAK), serta Dana Bagi Hasil (DBH). Apakah dengan PAD yang tinggi

maka PDRB akan meningkat tetapi dengan DAK yang tinggi maka PDRB

juga akan meningkat, melalui perhitungan persentase yang ada dengan

membandingkan persentase DAK dibandingkan dengan presentase PDRB.

Dengan DAK yang tinggi pertumbuhan ekonominya juga akan tinggi.

Hasilnya 8 Kabupaten tersebut memiliki DAK yang paling tinggi dan

dengan adanya transfer DAK yang tinggi diharapkan dapat terjadi

pemerataan ekonomi sehingga tujuan utama dari pertumbuhan ekonomi

yaitu kesejahteraan ekonomi dapat dicapai dengan pengalokasian yang

sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ada. Dengan melihat Dana Bagi

hasil pajak dan bukan pajak apakah dengan mengoptimalkan perolehan

Dana Bagi Hasil pajak dan bukan pajak yang dianggap sebagai modal bagi

kepentingan pembangunan daerah dapat mempercepat pertumbuhan,

walaupun pada kenyataannya dana bagi hasil pajak dan bukan pajak bukan

prioritas utama pemerintah dalam proses mempercepat pertumbuhan

ekonomi.

Komponen-komponen desentralisasi fiskal menurut Menteri

Keuangan No. 224 / PMK.07 tahun 2008, sehingga perlu diteliti :

1. Sejauhmana pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD)

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/ Kota di

Provinsi Jawa Tengah tahun 2003-2011?

Page 36: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

17

2. Sejauhmana pengaruh Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Tengah tahun 2003-2011?

3. Sejauhmana pengaruh Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak/Bukan

Pajak Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Tengah tahun 2003-2011?

4. Sejauhmana pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana

Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak/Bukan

Pajak Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Tengah tahun 2003-2011?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD)

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota Provinsi

Jawa Tengah pada saat pelaksanaan desentralisasi fiskal

tahun 2003-2011.

2. Untuk menganalisis pengaruh Dana Alokasi Khusus (DAK)

terhadap PDRB di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah

pada saat pelaksanaan desentralisasi fiskal tahun 2003-2011.

3. Untuk menganalisis pengaruh Dana Bagi Hasil (DBH)

pajak/bukan pajak terhadap PDRB di Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Tengah pada saat pelaksanaan desentralisasi

fiskal tahun 2003-2011.

Page 37: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

18

4. Untuk menganalisis pengaruh Pendapatan Asli Daerah

(PAD), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil

Pajak/Bukan Pajak (DBH) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2003-

2011?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:

1. Kegunaan praktis sebagai informasi dan masukan bagi

pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan untuk

mengatasi permasalahan pertumbuhan ekonomi di

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah.

2. Kegunaan ilmiah untuk memberikan sumbangan pemikiran

untuk kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam

pengembangan teori-teori aplikasi ekonomi publik.

Page 38: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Studi tentang pengaruh desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan

ekonomi tentu saja tidak dapat mengabaikan kajian terhadap faktor-faktor

lain yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi di suatu negara atau

daerah. Isu yang perlu diperhatikan untuk studi lanjutan guna memperkuat

keyakinan kita terhadap hasil empiris tentang desentralisasi fiskal dan

pertumbuhan ekonomi adalah kemungkinan adanya kesalahan dalam

spesifikasi model estimasi. Literatur tentang pertumbuhan ekonomi

menjelaskan bahwa dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi mungkin

merupakan suatu fungsi dari banyak variabel seperti struktur hukum dan

kebebasan ekonomi, tingkat tabungan, perilaku investasi, akumulasi

modal, human capital, pengembangan teknologi, dan sebagainya.

Mengeluarkan beberapa variabel kontrol yang kemungkinan penting

dalam pertumbuhan ekonomi tersebut bisa saja memberikan kesimpulan

yang salah tentang hubungan signifikan antara desentralisasi fiskal dan

pertumbuhan di suatu negara/daerah. Oleh sebab itu, perlu dibahas secara

lebih mendalam tentang faktor-faktor tersebut untuk kemudian dijadikan

sebagai variabel kontrol dalam analisis pengaruh desentralisasi fiskal

terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah.

Page 39: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

20

1. Pertumbuhan Ekonomi

Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan

ekonomi sebagai target ekonomi. Pertumbuhan ekonomi selalu

menjadi faktor yang paling penting dalam keberhasilan perekonomian

suatu negara untuk jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi sangat

dibutuhkan dan dianggap sebagai sumber peningkatan standar hidup

(standar of living) penduduk yang jumlahnya terus meningkat.

―Economic Development is Growth Plus Change‖ yang berarti

pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh

perubahan-perubahan dalam struktur dan corak (Sukirno, 1994).

Simon Kuznets dalam Sukirno, mendefenisikan pertumbuhan ekonomi

sebagai suatu peningkatan bagi suatu negara untuk menyediakan

barang-barang ekonomi bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan

ini disebabkan oleh kemajuan teknologi, kelembagaan, serta

penyesuaian ideologi yang dibutuhkan (Sukirno, 1995). Masalah

pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro

ekonomi dalam jangka panjang. Kemampuan suatu negara untuk

menghasilkan barang dan jasa akan meningkat dari satu periode ke

periode lainnya. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan oleh

faktor-faktor produksi yang selalu meningkat baik jumlah maupun

kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal.

Teknologi yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga

kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, dan

Page 40: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

21

pengalaman kerja dan pendidikan menambah keterampilan mereka.

Robinson Tarigan (2004) secara khusus menjelaskan pengertian

pertumbuhan ekonomi wilayah (daerah) sebagai pertambahan

pendapatan masyarakat yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu

kenaikan seluruh nilai tambah (value added) yang terjadi di wilayah

(daerah) tersebut. Pertambahan pendapatan ini diukur dalam nilai riil

(dinyatakan dalam harga konstan). Ukuran yang sering digunakan

untuk menghitung pertumbuhan ekonomi adalah Produk Domestik

Bruto (PDB).

PDB adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu

negara dalam satu tahun tertentu dengan menggunakan faktor-faktor

produksi milik warga negaranya dan penduduk di negara-negara lain

(Sadono Sukirno, 2004:36).

Boediono (1992:114) menyatakan, bahwa pertumbuhan

ekonomi adalah proses kenaikan output dalam jangka panjang.

Pemakaian indikator pertumbuhan ekonomi akan dilihat dalam kurun

waktu yang cukup lama, misalnya sepuluh,duapuluh, limapuluh tahun

atau bahkan lebih. Pertumbuhan ekonomi akan terjadi apabila ada

kencenderungan yang terjadi dari proses internal perekonomian itu,

artinya harus berasal dari kekuatan yang ada di dalam perekonomian

itu sendiri.

Page 41: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

22

Menurut Michel P. Todaro (2004:92), terdapat tiga faktor atau

komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa,

antara lain:

a. Akumulasi modal yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi

yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan modal atau

sumber daya manusia. Akumulasi modal terjadi apabila sebagian

dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan

tujuan memperbesar output dan pendapatan dikemudian hari.

b. Pertumbuhan penduduk, yang pada akhirnya akan memperbanyak

jumlah angkatan kerja. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan

angkatan kerja (yang terjadi beberapa tahun kemudian setelah

pertumbuhan penduduk) secara tradisional dianggap menjadi salah

satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah

tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah

tenaga produktif.

c. Kemajuan teknologi merupakan sumber pertumbuhan ekonomi

yang paling penting. Kemajuan teknologi terjadi karena

ditemukannya cara baru atas perbaikan cara-cara lama dalam

menangani pekerjaan-pekerjaan tradisional seperti kegiatan

menanam jagung, membuat pakaian atau membangun rumah.

Todaro dan Smith (2003:214) menjelaskan beberapa

pendekatan teori klasik pembangunan ekonomi, yaitu: teori tahapan

Page 42: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

23

linier dan pembangunan sebagai pertumbuhan; model perubahan

struktural; revolusi ketergantungan internasional.

Ada dua teori yang dapat dikelompokkan dalam teori tahapan

linier dan pembangunan sebagai pertumbuhan, yaitu teori pertumbuhan

Rostow, dan teori pertumbuhan Harrod-Domar.

Teori ini bertolak dari lingkungan intelektual yang masih steril

dan dipacu oleh politik Perang Dingin yang berkobar pada masa

tersebut. Model pembangunan tahap pertumbuhan (stages-of-growth

model development) merupakan hasil pemikiran dari seorang ahli

sejarah ekonomi dai Amerika Serikat yaitu Walt W. Rostow.

Menurut ajaran Rostow (Tulus T.H. Tambunan, 2009:52),

perubahan dari keterbelakangan menuju kemajuan ekonomi dapat

dijelaskan dalam satu seri tahapan yang harus dilaului oleh setiap

negara. Adapun tahapan tersebut adalah:

(1) Tahapan perekonomian tradisional;

(2) Tahapan pra kondisi tinggal landas;

(3) Tahapan tinggal landas;

(4) Tahapan menuju kedewasaan;

(5) Tahapan konsumsi massa tinggi.

Diasumsikan juga terdapat hubungan ekonomi langsung antara

besarnya total stok modal (K), dengan GNP total (Y). setiap tambahan

neto terhadap stok modal dalam bentuk investasi baru akan

Page 43: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

24

menghasilkan kenaikan arus output nasional atau GNP (Todaro dan

Smith, 2003:63).

Persamaan tersebut merupakan bentuk sederhana dari teori

pertumbuhan Harrod-Domar. Persamaan tersebut menjelaskan secara

jelas bahwa tingkat pertumbuhan GNP (ΔY/Y) ditentukan bersama-

sama oleh rasio tabungan nasional (s), serta rasio modal output

nasional (k). secara lebih spesifik , persamaan tersebut mentakan

bahwa tanpa adaya intervensi pemerintah, tingkat pertumbuhan

pendapatan nasional berbanding lurus dengan rasio tabungan (semakin

besar bagian GNP yang ditabung atau diinvestasikan, K pertumbuhan

GNP yang akan dihasilkan menjadi lebih besar), dan berbanding

terbalik dengan rasio modal output di suatu perekonomian (semakin

besar rasio modal-output nasional (k), maka tingkat pertumbuhan

ekonomi semakin rendah).

Jadi berdasarkan teori Harrod-Domar agar dapat tumbuh

dengan pesat, maka setiap perekonomian harus menabung dan

menginvestasikan sebanyak mungkin GNP-nya. Akan tetapi tingkat

pertumbuhan aktiva yang dapat dijangkau pada tiap tingkat tabungan

dan investasi juga bergantung pad produktivitas investasi tersebut.

2. Desentralisasi Fiskal

Dalam menganalisis Pengaruh PAD, DAK dan DBH terhadap

Pertumbuhan Ekonomi (studi kasus kabupaten/kota propinsi Jawa

Page 44: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

25

Tengah), penelitian ini mendasarkan pada teori-teori yang relevan

sehingga mendukung bagi tercapainya hasil penelitian yang ilmiah.

Teori-teori ini yang akan dijadikan peneliti sebagai dasar

pemikiran dan menjadi acuan dalam melakukan penelitian. Selain itu,

agar secara empiris dapat dihubungkan dengan hasil-hasil penelitian

sejenis atau yang memiliki topik yang hampir sama, maka dilengkapi

juga dengan beberapa penelitian terdahulu. Penelitian-penelitian

terdahulu tersebut sekaligus menjadi acuan dan komparasi dalam

penelitian ini.

Dengan demikian, desentralisasi fiskal akan memberi

keleluasaan kepada daerah untuk menggali potensi daerah dan

memperoleh transfer dari pusat dalam kerangka keseimbangan fiskal.

Simanjuntak (2001:99) berpendapat ada empat alasan untuk

mempunyai sistem pemerintahan yang terdesentralisai yaitu:

Desentralisasi merupakan bagian dari strategi setiap institusi

yang berkehendak untuk tidak mati dalam persaingan global. Ia adalah

strategi untuk menjadi kompetitif. Demikian pula bagi sebuah negara.

Desentralisasi menjadikannya terbagi menjadi bagian-bagian kecil

yang terintegrasi dan menjadi sebuah "makhluk organik" yang

bergerak efisien mengatasi tantangan global. Dalam praktik,

desentralisasi dan otonomi bersifat tumpang tindih.

Namun, dalam makna keduanya memiliki perbedaan.

Desentralisasi merupakan sistem pengelolaan yang berkelebihan

Page 45: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

26

dengan sentralisasi. Jika sentralisasi adalah pemusatan pengelolaan,

maka desentralisasi adalah pembagian dan pelimpahan. Menurut

Rondinelli dan Cheema yang dikutip oleh Sarundajang (1999:32)

bahwa Desentralisasi adalah "the transfer of planning, decission

making, or administrative authority from the central government to its

field organizations, local administrative units, semi-autonomous and

parastatal organizations".

Keputusan menerapkan Desentralisasi fiskal menuntut adanya

peningkatan pertumbuhan ekonomi di daerah. Berdasarkan teori

Tiebout Model yang menjadi landasan konsep desentralisasi fiskal,

bahwa dengan adanya pelimpahan wewenang akan meningkatkan

kemampuan daerah dalam melayani kebutuhan barang publik dengan

lebih baik dan efisien. Penyebab mendasar dari peningkatan

kemampuan tersebut adalah karena pemerintah daerah dipandang lebih

mengetahui kebutuhan dan karakter masyarakat lokal, sehingga

program-program dari kebijakan pemerintah akan lebih efektif untuk

dijalankan, sekaligus dari sisi penganggaran publik akan muncul

konsep efisiensi karena tepat guna dan berdaya guna (Sumarsono dan

Utomo, 2009:53).

Hubungan desentralisasi dan otonomi, yaitu pada dasarnya

otonomi adalah derivat dari desentralisasi daerah-daerah otonom, yaitu

daerah yang mandiri, tingkat kemandirian diturunkan dari tingkat

desentralisasi yang diselenggarakan semakin tinggi derajat

Page 46: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

27

desentralisasi, semakin tinggi otonomi daerah. Sedangkan

desentralisasi, yang dimaksudkan dalam UU No. 32 tahun 2004

menyatakan penyerahan wewenang Pemerintahan oleh Pemerintah

pusat kepada daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Desentralisasi adalah prinsip pendelegasian

wewenang dari pusat ke bagian-bagiannya, baik bersifat kewilayahan

maupun kefungsian.

Menurut Prawirosetoto (2002), Desentralisasi fiskal adalah

pendelegasian tanggung jawab dan pembagian kekuasaan dan

kewenangan untuk pengambilan keputusan di bidang fiskal yang

meliputi aspek penerimaan (tax assignment) maupun aspek

pengeluaran (expenditure assignment). Desentralisasi fiskal ini

dikaitkan dengan tugas dan fungsi pemerintah daerah dalam

penyediaan barang dan jasa publik (public goods / public service).

Desentralisasi fiskal merupakan inti dari desentralisasi itu

sendiri karena pemberian kewenangan di bidang politik maupun

administrasi tanpa dibarengi dengan desentralisasi fiskal merupakan

desentralisasi yang mempunya kriteria sebagai berikut:

1. Representasi demokrasi, untuk memastikan hak seluruh warga

Negara untuk berpartisipasi secara langsung pada keputusan yang akan

mempengaruhi daerah atau wilayah.

2. Tidak dapat dipraktekkanya pembuatan keputusan yang

tersentralisasi, adalah tidak realistis pada pemerintahan yang

Page 47: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

28

sentralistis untuk membuat keputusan mengenai semua pelayanan

rakyat seluruh negara, terutama pada negara yang berpenduduk besar

seperti Indonesia.

3. Pengetahuan lokal (local knowledge), mereka yang berada pada

daerah lokal mempunyai pengetahuan yang lebih banyak mengenai

kebutuhan lokal, prioritas, kondisi, dll.

4. Mobilitas sumber daya, mobilitas pada bantuan dan sumber daya

dapat di fasilitasi dengan hubungan yang lebih erat di antara populasi

dan pembuat kebijakan pada tingkat lokal.

Secara umum konsep desentralisasi pada dasarnya terdapat

empat jenis desentralisasi (Sidik, 2002:76), yaitu:

1) Desentralisasi politik (political decentralization), yaitu pemberian

hak kepada warga negara melalui perwakilan yang dipilih suatu

kekuasaan yang kuat untuk mengambil keputusan publik.

2) Desentralisasi administrasi (administrative decentralization), yaitu

pelimpahan wewenang guna mendistribusikan wewenang, tanggung

jawab dan sumber-sumber keuangan untuk menyediakan pelayanan

publik, terutama yang menyangkut perencanaan, pendanaan dan

manajemen fungsi-fungsi pemerintahan dari pemerintah pusat kepada

aparat di daerah, badan otoritas tertentu atau perusahaan tertentu.

Page 48: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

29

3) Desentralisasi fiskal (fiscal dezentralization) yaitu pelimpahan

wewenang dalam mengelola sumber-sumber keuangan, yang

mencakup:

a. Self-financing atau cost recorvery dalam pelayanan publik

terutama melalui pengenaan retribusi daerah.

b. Cofinancing atau coproduction, dimana pengguna jasa

berpartisipasi dalam bentuk pembayaran jasa atau kontribusi

tenaga kerja.

c. Transfer dari pemerintah pusat terutama berasal dari Dana

Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), sumbangan

darurat, serta pinjaman daerah (sumber daya alam)

4) Desentralisasi ekonomi (economic or market decentralization),

yaitu kebijakan tentang privatisasi dan deregulasi yang intinya

berhubungan dengan kebijakan pelimpahan fungsi-fungsi pelayanan

masyarakat dari pemerintah kepada sektor swasta sejalan dengan

kebijakan liberalisasi dan ekonomi pasar.

Dalam melaksanakan desentralisasi fiskal, prinsip (rules)

money should follow function merupakan salah satu prinsip yang harus

diperhatikan dan dilaksanakan. Artinya, setiap penyerahan atau

pelimpahan wewenang pemerintahan membawa konsekuensi pada

anggaran yang diperlukan untuk melaksanakan kewenangan tersebut

(Sasana,2009). Menurut Menteri Keuangan No. 224 / PMK.07 tahun

Page 49: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

30

2008 komponen-komponen desentralisasi fiskal terdiri dari : PAD,

DAU, DBH.

Penerapan otonomi dan desentralisasi fiskal ditandai dengan

diberlakukannya UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999

pada 1 Januari 2001. Dalam perjalanannya kedua undang-undang

tersebut menimbulkan beberapa permasalahan yang kemudian

diperbaiki oleh pemerintah melalui revisi undang-undang tersebut

menjadi UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang

perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diberlakukan pada

bulan desember 2004 (RPJMN 2004-2009) Dalam UU No. 32 Tahun

2004, desentralisasi diartikan sebagai penyerahan wewenang

pemerintah, oleh pemerintah (pusat) kepada daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara

Kesatan Republik Indonesia Menurut Ebel dan Yilmaz (2002) ada tiga

bentuk/variasi desentralisasi, dalam kaitannya dengan derajat

kemandirian pengambilan keputusan yang dilakukan di daerah, yaitu:

1. Decontretation

Merupakan pelimpahan kewenangan dari agen-agen

pemeritah pusat yang ada di ibukota negara, pada agen-agen di

daerah.

2. Delegation

Page 50: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

31

Merupakan penunjukan oleh pemerintah pusat pada

pemerintah daerah untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan

dengan tanggung jawab pada pemerintah pusat

3. Devolution

Merupakan penyerahan urusan fungsi-fungsi pemerintah

pusat, pada pemerintah daerah, dimana daerah juga diberi

kewenangan dalam mengelolah penerimaan dan pengeluaran

daerahnya. Mengingat prinsip money follow function dalam

pelaksanaan otonomi daerah, maka maka desentralisasi fiskal di

Indonesia merupakan bentuk dari desentralisasi yang ketiga

(devolution). Lebih lanjut Slinko (2002) menyatakan bahwa: Under

the concept of “fiscal decentralization” we understand

theassignment of fiscal responsibilities to the lower levels of

goverment, thats, the degree of regional (local) autonomy and the

authority of local goverment to decide upon its own expanditure

and its ability to generate local revenues. Pernyataan Slinko

memepertegas pengertian desentralisasi fiskal, yaitu sebagai

bentuk transfer kewenangan (tanggung jawab dan fungsi) dari

pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, termasuk di dalamnya

pemberian otoritas bagi pemerintah daerah untuk mengelola

penerimaan dan pengeluaran daerahnya sendiri. Desentralisasi

fiskal ini dikaitkan dengan tugas dan fungsi pemerintah daerah

Page 51: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

32

dalam penyedian barang dan jas publik (pubilcgoods/public

services).

Ada dua keuntungan yang dapat dicapai dari penerapan

desentralisasi fiskal (Ebel dan Yilmaz, 2002:43), antara lain:

1. Efisiensi dan alokasi sumber-sumber ekonomi

Desentralisasi akan meningkatkan efisiensi karena

pemerintah daerah mampu memperoleh informasi yang lebih baik

(dibandingkan dengan pemerintah pusat) mengenai kebutuhan

rakyat yang ada di daerahnya. Oleh karena itu, pengeluaran

pemerintah daerah lebih mampu merefleksikan kebutuhan/pilihan

masyarakat di wilayah tersebut dibandingkan bila dilakukan oleh

pemerintah pusat.

2. Persaingan antara pemerintah daerah

Penyediaan barang publik yang dibiayai oleh pajak daerah

akan mengakibatkan pemerintah daerah berkompetisi dalam

menyediakan fasilitas publik yang lebih baik. Karena dalam sistem

desentralisasi fiskal, warga negara menggunakan metode ―vote by

feet‖ dalam menentukan barang publik di wilayah mana, yang akan

dimanfaatkan.

Untuk mengukur desentralisasi fiskal di suatu wilayah,

terdapat dua variabel umum yang sering digunakan, yaitu

pengeluaran dan penerimaan daerah. Ebel dan Yilmaz (2002)

menyatakan terdapat variasi dalam pemilihan indikator untuk

Page 52: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

33

mengukur desentralisasi antara negara yang satu dengan negara

yang lain. Meskipun sama-sama menggunakan variabel yang

pengeluaran dan penerimaan pemerintah, yang menjadi pembeda

adalah variabel ukuran (size variabels) yang digunakan oleh

peneliti yang satu dengan peneliti yang lain. Ada tiga sizevariabels

yang umum digunakan, yaitu: jumlah penduduk, luas wilayah, dan

GDP.

Lebih lanjut Ebel dan Yilmaz (2002) bahwa baik

penerimaan dan atau pengeluaran pemerintah bukanlah indikator

yang sempurna untuk mengukur desentralisasi fiskal. Slinko (2002)

memberikan penjelas yang lengkap mengenai hal ini. The problem

with the expanditure decentralization is that local govermentusualy

does not have real degree of autonomy but act on behalf of the

regional and federal goverments. We also have problems with the

revenue side estimation of fiscal decentralization since those also

could be not the consequnce of municipal ability to rise and assign

taxes, but the consequence of the revenue-sharing policy of

regional goverment.

Meskipun kedua variabel tersebut bukanlah indikator

desentralisasi fiskal yang sempurna, penelitian ini akan

menggunakan share penerimaan daerah (penerimaan asli daerah,

PAD) terhadap total penerimaan daerah (TPD) untuk mengukut

kemandirian fiskal daerah (derajat desentralisasi daerah).

Page 53: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

34

Pemilihan sisi penerimaaan sebagai indikator untuk mengukur

desentralisasi fiskal dikarenakan keterbatasan data yang tersedia

dari sisi pengeluaran.

3. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Menurut Mardiasmo (2002:132), ―pendapatan asli daerah

adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi

daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengeloalaan kekayaan

daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang

sah‖.

Menurut Guritno Mangkosubroto (1997) menyatakan bahwa

pada umumnya penerimaan pemerintah diperlukan untuk membiayai

pengeluaran pemerintah. Pada umumnya penerimaan pemerintah dapat

dibedakan antara penerimaan pajak dan bukan pajak. Penerimaan

bukan pajak, misalnya adalah penerimaan pemerintah yang berasal

dari pinjaman pemerintah, baik pinjaman yang berasal dari dalam

negeri maupun pinjaman pemerintah yang berasal dari luar negeri.

Salah satu tujuan yang hendak dicapai melalui kebijakan

desentralisasi dan otonomi daerah yakni untuk menjadikan pemerintah

lebih dekat dengan rakyatnya sehingga pelayanan publik yang

dilakukan dapat menjadi lebih efisien dan efektif (Kuncoro, 2006:

521). Dengan demikian setiap daerah memiliki peluang yang lebih

besar untuk melaksanakan pembangunan sesuai dengan potensi yang

Page 54: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

35

dimiliki dan memilih sektor ekonomi unggulan berdasarkan potensi

sumber daya daerah masing.

Desentralisasi berarti penyerahan urusan pemerintahan dari

pemerintah atau daerah tingkat atasnya kepada daerah (Kuncoro,

2006:497). Semakin tinggi PAD yang diperoleh suatu daerah maka

akan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Brata

(2004) yang dikutip oleh Adi dan Harianto (2007) menyatakan bahwa

terdapat dua komponen penerimaan daerah yang berpengaruh positif

secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yaitu PAD

serta sumbangan dan bantuan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Tambunan (2006:36) bahwa

pertumbuhan PAD secara berkelanjutan akan menyebabkan

peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah itu. Namun apabila

eksploitasi PAD dilakukan secara berlebihan justru akan semakin

membebani masyarakat, menjadi disinsentif bagi daerah dan

mengancam perekonomian secara makro (Mardiasmo, 2002:87).

Di dalam TAP MPR No. IV/MPR/2000 ditegaskan bahwasanya

―kebijakan desentralisasi Daerah diarahkan untuk mencapai

peningkatan pelayanan publik dan pengembangan kreativitas Pemda,

keselarasan hubungan antara Pusat dan Daerah serta antar Daerah

itu sendiri dalam kewenangan dan keuangan untuk menjamin

peningkatan rasa kebangsaan, demokrasi dan kesejahteraan serta

penciptaan ruang yang lebih luas bagi kemandirian Daerah”. Sebagai

Page 55: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

36

konsekuensi dari pemberian otonomi yang luas maka sumber-sumber

keuangan telah banyak bergeser ke Daerah baik melalui perluasan

basis pajak (taxing power) maupun dana perimbangan. Hal ini sejalan

dengan makna desentralisasi fiskal yang mengandung pengertian

bahwa kepada Daerah diberikan:

(1) kewenangan untuk memanfaatkan sumber keuangan sendiri yang

dilakukan dalam wadah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sumber

utamanya adalah Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dengan tetap

mendasarkan batas kewajaran.

(2) didukung dengan perimbangan keuangan antara Pusat dan

Daerah.

Sebagai salah satu tujuan yang hendak dicapai di dalam

pelaksanaan desentralisasi dan otonomi Daerah, tentang kemandirian

Daerah bukan hal yang baru. Secara teoritis pengukuran kemandirian

Daerah diukur dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).

4. Dana Alokasi Khusus

Dana alokasi khusus (DAK) adalah salah satu mekanisme

transfer keuangan Pemerintah Pusat ke daerah yang bertujuan antara

lain untuk meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana fisik daerah

sesuai prioritas nasional serta mengurangi kesenjangan laju

pertumbuhan antar daerah dan pelayanan antarbidang (Ahmad

Subekan, 2012:88). DAK memainkan peran penting dalam dinamika

pembangunan sarana dan prasarana pelayanan dasar di daerah karena–

Page 56: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

37

sesuai dengan prinsip desentralisasi–tanggung jawab dan akuntabilitas

bagi penyediaan pelayanan dasar masyarakat telah dialihkan kepada

pemerintah daerah.

Dana alokasi khusus merupakan dana yang dialokasikan dari

APBN ke Daerah tertentu untuk mendanai kebutuhan khusus yang

merupakan urusan daerah dan juga prioritas nasional antara lain:

kebutuhan kawasan transmigrasi, kebutuhan beberapa jenis investasi

atau prasarana, pembangunan jalan di kawasan terpencil, saluran

irigasi primer, dll.

Menurut UU yang baru (UU No. 32/2004 dan UU No.

33/2004), wilayah yang menerima DAK harus menyediakan dana

penyesuaian paling tidak 10% dari DAK yang ditransfer ke wilayah,

dan dana penyesuaian ini harus dianggarkan dalam anggaran daerah

(APBD). Meskipun demikian, wilayah dengan pengeluaran lebih besar

dari penerimaan tidak perlu menyediakan dana penyesuaian. Tetapi

perlu diketahui bahwa tidak semua daerah menerima DAK karena

DAK bertujuan untuk pemerataan dan untuk meningkatkan kondisi

infrastruktur fisik yang dinilai sebagai prioritas nasional.

a) Kriteria umum Dana Alokasi Khusus

Prioritas pengalokasian DAK diutamakan untuk daerah-

daerah yang memiliki kemampuan fiskal rendah atau di bawah

rata-rata. Kemampuan fiskal daerah tersebut didasarkan atas selisih

antara realisasi penerimaan daerah (pendapatan asli daerah, dana

Page 57: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

38

perimbangan, pinjaman daerah, dan lain-lain penerimaan yang sah)

tidak termasuk sisa anggaran lebih (SAL) dengan Belanja Pegawai

Negeri Sipil Daerah (fiskal netto) pada Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah.

b) Kriteria Khusus Dana Alokasi Khusus

Pengalokasian DAK juga harus memperhatikan daerah-

daerah tertentu yang memiliki dan/atau berada di wilayah dengan

kondisi dan kebutuhan khusus, seperti :

¨Provinsi Papua dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

(NAD) yang merupakan Daerah otonomi khusus;

¨Kawasan Timur Indonesia, Pesisir dan Kepulauan, Perbatasan

Darat, Tertinggal/Terpencil, Penampung Program

Transmigrasi, Rawan Banjir dan Longsor.

Provinsi Maluku dan Maluku Utara sebagai Daerah Pasca

Konflik;

Pengalokasian DAK kepada daerah sepenuhnya menjadi

wewenang Pemerintah Pusat berdasarkan kriteria tertentu. Dalam

hal ini, peran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) hanyalah

menyediakan data bagi departemen teknis terkait. Peran pemda

dalam pengalokasian DAK bersifat pasif. Contoh kasus dalam

pengalokasian Dana Khusus ini adalah Dinas Kesehatan

Kabupaten Kupang, misalnya, belum pernah secara khusus

membuat perencanaan atau pengusulan DAK untuk membiayai

Page 58: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

39

rencana kegiatannya. Walaupun pemda tidak melakukan langkah

apapun, Pemerintah Pusat tetap memberikan DAK kepada daerah

Pengalokasian dana dan sumber-sumbernya tergantung kepada

kebijakan pemerintah Kabupaten .

5. Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

Dana Bagi Hasil adalah bagian daerah dari Penerimaan Pajak

Bumi dan Bangunan, Bea perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan,

dan penerimaan dari sumber daya alam. Dana Bagi Hasil merupakan

alokasi yang pada dasarnya memperhatikan potensi daerah penghasil

(Nurcholis, 2005).

Dalam pasal 11 UU No. 33 tahun 2004 Dana Bagi Hasil dibagi

menjadi dua yaitu dana bagi hasil pajak (DBHP) dan dana bagi hasil

yang bersumber dari sumber daya alam (DBHSDA). Dana Bagi Hasil

yang bersumber dari pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

atas: Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); Bea Perolehan Hak atas Tanah

dan Bangunan (BPHTB); dan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan

Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21.

Dana Bagi Hasil yang bersumber dari sumber daya alam sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) berasal dari : Kehutanan; Pertambangan

umum; Perikanan; Pertambangan minyak bumi; Pertambangan gas

bumi; dan Pertambangan panas bumi.

Page 59: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

40

6. Desentralisasi Fiskal dan Pertumbuhan

Dalam konteks negara kesatuan desentralisasi fiskal merupakan

penyerahan kewenangan fiskal dari otoritas Negara kepada daerah

otonom. Kewenangan fiskal paling tidak meliputi kewenangan untuk

mengelola pendapatan/perpajakan, keleluasaan untuk menentukan

anggaran dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki daerah untuk

mebiayai pelayanan publik yang menjadi tugas daerah. Definisi

desentralisasi fiskal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh

Davey (2003) bahwa:

Fiscal decentralisation is the division of public expenditure and

revenue between levels of government, and the discretion given to

regional and local government to determine their budgets by levying

taxes and fees and allocating resources

Disisi belanja, diberikannya kewenangan fiskal kepada sebuah

daerah otonom didasarkan kepada prinsip agar alokasi sumber daya

lebih efisien dan efektif. Pemerintah Daerah yang lebih dekat ke

masyarakat diasumsikan lebih tahu kebutuhan masyarakat

dibandingkan dengan Pemerintah Pusat yang jauh.

Sehingga alokasi sumber daya yang dilakukan oleh Pemda

akan lebih responsif dan menjawab kebutuhan masyarakat. Sedangkan

disisi pendapatan, diberikannya kewenangan perpajakan kepada daerah

dimaksudkan agar partisipasi masyarakat pada pemerintah keuntuk

Page 60: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

41

mendanai pelayanan publik lebih tinggi karena masyarakat dapat

merasakan langsung manfaat dari pembayaran pajak/retribusi tersebut.

Berdasarkan teori Tiebout Model yang menjadi landasan

konsep desentralisasi fiskal, bahwa dengan adanya pelimpahan

wewenang akan meningkatkan kemampuan daerah dalam melayani

kebutuhan barang publik dengan lebih baik dan efisien. Penyebab

mendasar dari peningkatan kemampuan tersebut adalah karena

pemerintah daerah dipandang lebih mengetahui kebutuhan dan

karakter masyarakat lokal, sehingga program-program dari kebijakan

pemerintah akan lebih efektif untuk dijalankan, sekaligus dari sisi

penganggaran publik akan muncul konsep efisiensi karena tepat guna

dan berdaya guna.

Desentralisasi fiskal akan mampu meningkatkan pertumbuhan

ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, karena pemerintah

Kabupaten/Kota akan lebih efisien dalam produksi dan penyediaan

barang-barang publik. Pengeluaran untuk infrastruktur dan sektor

sosial yang merespon perbedaan-perbedaan regional dan lokal

mungkin akan lebih efektif dalam mempertinggi pembangunan

ekonomi daripada kebijakan-kebijakan sentralisai yang bisa jadi

mengabaikan perbedaan-perbedaan antar daerah tersebut. Hal ini dapat

dibenarkan sebab pemerintah Kabupaten/Kota mengetahui daerahnya

lebih baik daripada yang diketahui oleh pemerintah pusat (Sumarsono

dan Utomo, 2009).

Page 61: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

42

Bank Dunia (1997) mengemukakan hubungan yang mungkin

terjadi antara Desentralisasi fiskal dan pertumbuhan ekonomi yaitu,

desentralisasi akan meningkatkan efisiensi pengeluaran pemerintah

sehingga berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi,

desentralisasi fiskal mempunyai dampak meningkatkan instabilisasi

makro ekonomi sehingga berdampak negatif terhadap pertumbuhan

ekonomi serta, desentralisasi fiskal untuk suatu daerah bisa berdampak

positif maupun negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terkait dampak desentralisasi fiskal terhadap

pertumbuhan ekonomi maupun ketimpangan antar wilayah telah banyak

dilakukan oleh peneliti. Beberapa diantaranya dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1. Lintantia Fajar Apriesa, Miyasto (2013) yang melakukan

penelitian di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah dengan judul

Pengaruh Desentralisasi Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah

dan Ketimpangan Pendapatan di Provinsi Jawa Tengah.Variabel

independen yang digunakan adalah desentralisasi fiskal, pajak daerah,

pertumbuhan populasi atau jumlah penduduk, tenaga kerja, ketimpangan

pendapatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah OLS (

Ordinary Least Square ) data panel. Model analisis regresi menggunakan

regresi biasa. Dari Tabel dapat dianalisis bahwa nilai Probabilitas t-

Page 62: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

43

statistik kurang dari nila alpha 0,05 berarti signifikan atau Ho diterima

,variabel DF POP TK mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen EG ( Pertumbuhan ), sedangkan variabel TX nilai

probabilitas t-statistik lebih dari 0,05 Ho ditolak berarti tidak signifikan.

Pajak Daerah ( TX ) mempunyai hasil tidak signifikan terhadap

pertumbuhan Ekonomi, tujuan awal pajak daerah adalah untuk membiayai

pengeluaran pemerintah sehingga pajak akan mengurangi pertumbuhan

ekonomi .

2. Mohammad. Rizal Mubaroq, Prof. Dr. Hj. Sutyastie S. Remi,

SE., Dr. Ir. Bagdja Muljarijadi (2013) yang melakukan penelitian di

Indonesia dengan judul ―Pengaruh Investasi Pemerintah, Tenaga Kerja dan

Desentralisasi fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten

Indonesia 2007-2010‖. Variabel independen yang digunakan

yaitu:Investasi pemerintah, rasio realisasi belanja modal terhadap PDRB

nominal kabupaten , jumlah tenaga kerja,kemandirian daerah sebagai

ukuran desentralisasi fiskal, berupa rasio realisasi Pendapatan Asli Daerah

(PAD) terhadap jumlah Total pendapatan daerah kabupaten PDRB riil Per

Kapita kabupaten. Untuk mengestimasi parameter model dengan data

panel ada tiga metode yang akan diangkat yaitu metode Ordinary Least

Square (common effect), Fixed Effect dan Random Effect. Dari ketiga

metode tersebut kemudian dipilih yang paling sesuai untuk digunakan

dengan data yang ada. Berdasarkan hasil perhiungan menggunakan

Eviews, ternyata terjadi perbaikan padamodel fixed effect yang digunakan

Page 63: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

44

dalam penelitian khususnya pada standard error dan tingkat signifikansi.

Variabel W (tenaga kerja) dan KD (kemandirian daerah) yang semula

signifikan pada level α=10% dan α=5%, setelah dikoreksi meningkat

menjadi signifikan pada level α=1%. Oleh karena itu model fixed efect

dengan prosedur koreksi White tersebut yang lebih tepat untuk digunakan.

3. Muhammad Zahir Faridi (2011) yang melakukan penelitian di

Pakistan dengan judul Contribution of Fiscal Decentralization to

Economic Growth: Evidence from Pakistan. Variabel independen yang

digunakan pengeluaran pemerintah, desentralisai fiskal, sedangkan

variabel dependennya yaitu tingkat pertumbuhan ekonomi. Alat analisis

yang digunakan yaitu Untuk mengestimasi parameter model yang akan

diangkat yaitu metode Ordinary Least Square (common effect), Hasilnya

bahwa desentralisasi fiskal berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi dengan koefisien sebesar – 0,05.

4. Duc Hong Vo (2010) yang melakukan penelitian di Australia

dengan judul The Economics of Fiscal Decentralization. Variabel yang

digunakan adalah pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah, pajak,

dan penerimaan pemerintah. Alat analisis yang digunakan yaitu Untuk

mengestimasi parameter model yang akan diangkat yaitu OLS (Ordinary

Least Square ) data panel. Hasilnya bahwa pengeluaran pemerintah, pajak,

dan penerimaan pemerintah berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi sesuai dengan teori Tiebout Model.

Page 64: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

45

5. Hadi Sasana (2009) yang melakukan penelitian pada

kabupaten/kota di Jawa Tengah, dengan judul Analisis Dampak

Pertumbuhan Ekonomi, Kesenjangan Antar Daerah dan Tenaga Kerja

Terserap Terhadap Kesejahteraan di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa

Tengah Dalam Era Desentralisasi Fiskal. Penelitian ini menggunakan data

sekunder berbentuk time series dari tahun 2001 sampai dengan 2005, dan

data cross section yang terdiri atas 35 kabupaten/kota, sehingga

merupakan pooled data yaitu gabungan antara data time series (tahun

2001-2005: 5 tahun) dengan data cross section 35 kabupaten/kota.

Variabel yang digunakan adalah Pertumbuhan Ekonomi (Y1),

Kesenjangan Ekonomi Antar Daerah (Y2), Tenaga Kerja Terserap (Y3),

Kesejahteraan masyarakat (Y4) dan Desentralisasi Fiskal (X1). Hasil

penelitian adalah Pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan dan

mempunyai hubungan yang positif terhadap kesejahteraan masyarakat di

kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah, kesenjangan ekonomi antar

daerah berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan yang negatif

terhadap kesejahteraan masyarakat di kabupaten/kota di Provinsi Jawa

Tengah, tenaga kerja terserap berpengaruh signifikan dan mempunyai

hubungan yang positif terhadap kesejahteraan masyarakat di

kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah.

6. Amin Pujiati (2008) yang melakukan penelitian pada

Karesidenan Semarang dengan judul ―Analisis Pertumbuhan Ekonomi di

Karesidenan Semarang Era Desentralisasi Fiskal‖. Variabel independen

Page 65: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

46

yang digunakan yaitu PAD, DAU, DBH dan tenaga kerja (TK), sedangkan

variabel dependen yang digunakan yaitu pertumbuhan ekonomi yang di

proksi dengan PDRB. Alat analisis yang digunakan yaitu regresi dengan

model data panel menggunakan metode Generalized Least Squares (GLS)

dengan pendekatan fixed effect. Hasil penelitian diperoleh bahwa

Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi, Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, Dana Bagi Hasil

(DBH) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,

tenaga kerja (TK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Keterkaitan antara Penelitian Terdahulu dengan

Penelitian Sekarang adalah bahwa fokus perhatian akan dilakukan

terhadap daerah kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah . Pertimbangan

utamanya adalah bahwa daerah kabupaten/kota sesungguhnya merupakan

ujung tombak pelaksanaan desentralisasi fiskal di Indonesia. Daerah

kabupaten/kota secara langsung mengetahui preferensi masyarakat lokal

dan potensi sumber daya daerah. Hal ini juga dapat disinyalir dari

perkembangan jumlah daerah kabupaten/kota yang terus meningkat tajam,

dibandingkan dengan perkembangan jumlah provinsi di Indonesia,

menggunakan alat analisis yang berbeda, tahun dan tempat penelitian yang

berbeda, hasil analisis yang berbeda sesuai dengan parameter yang ada.

Page 66: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

47

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Penulis Judul Penelitian Variabel Alat Analisis Kesimpulan

Lintantia

Fajar

Apriesa,

Miyasto

(2013)

Pengaruh

Desentralisasi

Fiskal terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi

Daerah dan

Ketimpangan

Pendapatan di

Provinsi Jawa

Tengah

Desentralisasi

Fiskal, Pajak

Daerah,

Pertumbuhan

Populasi atau

Jumlah

Penduduk,

Tenaga Kerja,

Ketimpangan

Pendapatan

OLS (

Ordinary

Least Square )

data panel.

Nilai Probabilitas t-

statistik kurang dari

nila alpha 0,05 berarti

signifikan atau Ho

diterima ,variabel DF

POP TK mempunyai

pengaruh yang

signifikan terhadap

variabel dependen EG

( Pertumbuhan ),

sedangkan variabel TX

nilai probabilitas t-

statistik lebih dari 0,05

Ho ditolak berarti

tidak signifikan. Pajak

Daerah ( TX )

mempunyai hasil tidak

signifikan terhadap

ertumbuhan EkonomI.

Mohammad.

Rizal

Mubaroq,

Prof. Dr. Hj.

Sutyastie S.

Remi, SE.,

Dr. Ir.

Bagdja

Muljarijadi

(2013)

Pengaruh

Investasi

Pemerintah,

Tenaga Kerja

dan

Desentralisasi

fiskal Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi di

Kabupaten

Indonesia 2007-

2010

Investasi

Pemerintah,

Belanja

Modal

PDRB,

Tenaga Kerja

,Kemandirian

Daerah,

Pendapatan

Asli Daerah

(PAD)

Ordinary

Least Square

(common

effect), Fixed

Effect dan

RandomEffect

Variabel W (tenaga

kerja) dan KD

(kemandirian daerah)

yang semula signifikan

pada level α=10% dan

α=5%, setelah

dikoreksi meningkat

menjadi signifikan

pada level α=1%. Oleh

karena itu model fixed

efect dengan prosedur

koreksi White tersebut

yang lebih tepat untuk

digunakan.

Muhammad

Zahir Faridi

(2011)

Contribution of

Fiscal

Decentralization

to Economic

Growth:

Evidence from

Pengerluaran

Pemerintah,

Desentralisasi

Fiskal

Ordinary

Least Square

(common

effect), Fixed

Effect

Hasilnya bahwa

desentralisasi fiskal

berpengaruh secara

positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi dengan

Page 67: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

48

Pakistan koefisien sebesar –

0,05

Duc Hong

Vo (2010)

The Economics

of Fiscal

Decentralization

Pertumbuhan

Ekonomi

Pengeluaran

Pemerintah,

Pajak,

Penerimaan

Pemerintah

OLS

(Ordinary

Least Square )

data panel.

Hasilnya bahwa

pengeluaran

pemerintah, pajak,

penerimaanpemerintah

berpengaruh secara

positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi sesuai

dengan teori Tiebout

Model

Hadi Sasana

(2009)

Analisis

Dampak

Pertumbuhan

Ekonomi,

Kesenjangan

Antar Daerah

dan Tenaga

Kerja Terserap

Terhadap

Kesejahteraan di

Kabupaten/Kota

Provinsi Jawa

Tengah Dalam

Era

Desentralisasi

Fiskal

Pertumbuhan

Ekonomi

(Y1),

Kesenjangan

Ekonomi

Antar Daerah

(Y2), Tenaga

Kerja

Terserap

(Y3),

Kesejahteraan

masyarakat

(Y4) dan

Desentralisasi

Fiskal (X1).

Analisis

regresi

dengan

variabel yang

dibakukan

(standardise

regression).

Pertumbuhan ekonomi

berpengaruh signifikan

dan mempunyai

hubungan yang positif

terhadap kesejahteraan

masyarakat di

kabupaten/kota di

Provinsi Jawa Tengah,

kesenjangan ekonomi

antar daerah

berpengaruh signifikan

dan mempunyai

hubungan yang negatif

terhadap kesejahteraan

masyarakat di

kabupaten/kota di

Provinsi Jawa Tengah,

tenaga kerja terserap

berpengaruh signifikan

dan mempunyai

hubungan yang positif

terhadap kesejahteraan

masyarakat di

kabupaten/kota di

Provinsi Jawa Tengah.

Amin Pujiati

(2008)

Analisis

Pertumbuhan

Ekonomi di

Karesidenan

Semarang Era

Desentralisasi

Fiskal

PDRB, PAD,

DBH, DAU,

Tenaga Kerja

Generalized

Least Squares

(GLS), dengan

pendekatan

fixed effect.

1. Pendapatan Asli

Daerah mempunyai

hubungan yang positif

dan berpengaruh

secara signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi di

karesidenan semarang

Page 68: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

49

2. Dana Alokasi

Umum berpengaruh

secara negatif dan

signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi

di Karesidenan

semarang

3. Peranan Dana Bagi

Hasil terhadap

pertumbuhan ekonomi

adalah positif dan

signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi

di Karesidenan

semarang

4. Peranan Tenaga

Kerja terhadap

pertumbuhan ekonomi

adalah positif dan

signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi

di karesidenan

semarang

5.Ketimpangan

regional maupun

sektoral semakin

meningkat setelah

pelaksanaan

desentralisasi fiskal.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan penelitian terdahulu, dimodifikasi dengan mengacu

pada keputusan Menteri Keuangan No. 224 / PMK.07 tahun 2008.

Variabel yang digunakan yaitu : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi

Page 69: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

50

Umum, dan Dana Bagi Hasil sebagai variabel X1, X2, dan X3 akan

mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi sebagai variabel Y.

Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber penerimaan daerah

yang berasal dari daerah sendiri yang digunakan untuk membiayai

kebutuhan daerah. Semakin tinggi PAD yang diperoleh suatu daerah maka

akan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Hal ini bisa

terjadi karena dengan penerimaan PAD yang semakin tinggi, daerah

semakin bisa memenuhi kebutuhan pembangunan dalam sektor pelayanan

kepada publik sehingga produktifitas masyarakat dan investror meningkat

yang selanjutnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Dana Alokasi Khusus adalah salah satu mekanisme transfer

keuangan Pemerintah Pusat ke daerah yang bertujuan antara lain untuk

meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana fisik daerah sesuai

prioritas nasional serta mengurangi kesenjangan laju pertumbuhan antar

daerah dan pelayanan antar bidang. DAK memainkan peran penting dalam

dinamika pembangunan sarana dan prasarana pelayanan dasar di daerah

karena–sesuai dengan prinsip desentralisasi–tanggung jawab dan

akuntabilitas bagi penyediaan pelayanan dasar masyarakat telah dialihkan

kepada pemerintah daerah.Pengalokasian DAK kepada daerah sepenuhnya

menjadi wewenang Pemerintah Pusat berdasarkan kriteria tertentu. Dana

Bagi Hasil merupakan sumber penerimaan daerah yang berasal dari pusat

yang merupakan dana perimbangan. Dana Bagi Hasil merupakan

penjumlahan dari Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber

Page 70: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

51

Daya Alam. Pemerintah daerah akan mampu meningkatkan pertumbuhan

ekonomi apabila Dana Bagi Hasil yang diperoleh pemerintah daerah

semakin besar.

Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu

Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil

Pajak/Bukan Pajak serta satu variabel dependen yaitu Pertumbuhan

Ekonomi. Adapun yang menjadi Kerangka Pemikiran penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

tbshP

UU RI No. 25 tahun 1999

yang disempurnakan

dengan UU RI No. 33

tahun 2004.

PAD

DAK

DBH

Model : Model ekonomi, baik

hubungan secara langsung, tidak

langsung maupun hubungan timbal

balik

Pertumbuhan Ekonomi

Kabupaten/Kota

Provinsi Jawa Tengah Tahun

2003-2011

Desentralisasi Fiskal

Page 71: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

52

D. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang bersifat sementara, tentang

adanya suatu hubungan tertentu antara variabel-variabel yang digunakan

(kusmayadi dan sugiantoro, 2000), dalam arti hipotesis dapat diubah,

diganti dengan hipotesis lain yang yang lebih tepat. Hal ini dimungkinkan

karena hipotesis yang diperoleh tergantung pada masalah yang diteliti dan

konsep yang digunakan. Maka hipotesis untuk penelitian ini dapat

diajukan sebagai berikut:

Pertumbuhan Ekonomi:

1. Ha : diduga ada hubungan yang signifikan dan positif dari PAD

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa

Tengah tahun 2003-2011 saat pelaksanaan desentralisasi fiskal.

2. Ha : diduga ada hubungan yang signifikan dan positif dari DAK

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa

Tengah tahun 2003-2011 saat pelaksanaan desentralisasi fiskal.

3. Ha : diduga ada hubungan yang signifikan dan positif dari DBH

Pajak/Bukan Pajak terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2003-2011 saat

pelaksanaan desentralisasi fiskal.

Page 72: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

53

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan model statistika untuk keperluan

estimasi. Dalam metode statistika alat analisis yang biasa di pakai dalam

khasanah penelitian adalah analisis regresi. Populasi dalam penelitian ini

adalah pemerintah daerah di Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Tengah.

Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah Kabupaten Purbalingga,

Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Wonosobo,

Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Rembang, Kabupaten Batang, Kota

Salatiga. Untuk memudahkan pemahaman penelitian, perlu penegasan

tentang variabel yang digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan satu

variabel dependen (terikat) dan tiga variabel independen (bebas). Variabel

dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDRB. Sedangkan

variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah PAD,

DAK, dan DBH Pajak/Bukan Pajak. Populasi penelitian ini selama periode

2003-2011 sedangkan sampel yang digunakan delapan kabupaten/kota

Provinsi Jawa Tengah.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto:1998:117). Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah

delapan Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah.

Page 73: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

54

Teknik pengambilan sampelnya adalah purposive sampling, yaitu

cara pengambilan sampel didasarkan atas dasar tujuan tertentu atau target

tertentu. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah dengan

mengambil data tahunan terhadap objek yang sesuai dengan tujuan

penlitian. Peneliti mengambil delapan kabupaten/kota antara lain:

Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kebumen,

Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Rembang,

Kabupaten Batang, Kota Salatiga.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data sangat penting untuk

mempertanggungjawabkan kebenaran ilmiah suatu penelitian, selain itu

metode penelitian juga diperlukan untuk memperoleh hasil yang sesuai

dengan tujuan penelitian yang dikehendaki.

1. Sumber Data

a. Data PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 menurut

Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2003-2011 bersumber

dari kantor BPS Provinsi Jawa Tengah.

b. Data Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten/Kota

Provinsi Jawa Tengah tahun 2003-2011 bersumber dari BPS

Provinsi Jawa Tengah.

c. Data Realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten/Kota

Provinsi Jawa Tengah tahun 2003-2011 bersumber dari BPS

Provinsi Jawa Tengah.

Page 74: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

55

d. Data Realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak/Bukan Pajak

Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2003-2011 bersumber

dari BPS Provinsi Jawa Tengah.

2. Metode Pengumpulan Data

a. Library Research

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang

diperoleh dari membaca literatur, buku, artikel, jurnal dan

sejenisnya yang berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai

untuk memperoleh data yang valid.

b. Internet Research

Buku Referensi atau literature yang penulis miliki atau

pinjam di perpustakaan tertiggal selama beberapa waktu atau

kadaluarsa, karena ilmu selalu berkembang, oleh karena itu untuk

mengantisipasi hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan

teknologi yang juga berkembang yaitu dengan internet sehingga

data yang diperoleh merupakan data yang sesuai dengan

perkembangan zaman.

D. Metode Analisis

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang telah dirumuskan

maka metode analisis dalam penelitian ini adalah metode analisis

kuantitatif , yaitu di mana data yang digunakan dalam penelitian berbentuk

angka, dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah kuantitatif

dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan dan meringkaskan

Page 75: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

56

berbagai kondisi, berbagai situasi, atau beberapa variabel yang timbul di

masyarakat yang menjadi obyek penelitian ini. Dimana metode analisis

dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik analisis yaitu:

1. Metode Data Panel

Metode analisis yang penulis gunakan secara umum

menganalisis tentang Pengaruh Pajak Asli Daerah, Dana Alokasi

Khusus, Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Tengah adalah metode

kuantitatif. Data ini berbentuk data time series darti tahun 2003 sampai

2011 dan cross section yang terdiri dari 5 kabupaten dan 1 kota

sehingga data yang digunakan adalah pooled data (data panel).

Data panel atau pooled data merupakan kombinasi dari data

time series dan cross section. Dengan mengakomodasi informasi baik

yang terkait dengan variabel-variabel cross section maupun time

series, data panel secara substansial mampu menurunkan masalah

omitted-variables, model yang mengabaikan variabel yang relevan

(Wibisono, 2005). Untuk mengatasi interkorelasi di antara variabel-

variabel bebas yang pada akhirnya dapat mengakibatkan tidak tepatnya

penaksiran regresi, metode data panel lebih tepat untuk digunakan

(Griffiths, 2001 : 351).

Menurut (Gujarati : 2003) keuntungan data panel anatar lain:

a. Bila data panel berhubungan dengan individu, perusahaan, negara,

daerah dan lain-lain pada waktu tertentu, maka data tersebut adalah

Page 76: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

57

homogen, sehingga penaksiran dan dapat dipertimbangkan dalam

perhitungan.

b. Kombinasi data time series dan cross section akan memberi

informasi yang lebih lengkap, beragam, kurang berkorelasi antar

variabel, derajat bebas lebih besar dan lebih efisien.

c. Studi data panel lebih memuaskan untuk menentukan perubahan

dinamis dibanding dengan studi berulang dari cross section.

d. Data panel lebih baik mendeteksi dan mengukur efek yang secara

sederhana tidak dapat diukur oleh data time series atau cross

section.

e. Data panel membantu studi untuk menganalisis perilaku yang lebih

kompleks, misalnya skala ekonomi dan perubahan teknologi.

f. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregasi

individu atau perusahaan karena unit data yang lebih banyak.

2. Permodelan Data Panel

Menurut Nachrowi dan Usman, (2006 : 311) untuk

mengestimasi parameter model dengan data panel, terdapat beberapa

teknik antara lain:

a. Pooled Least Square

Pendekatan yang paling sederahan dalam pengolahan data

panel adalah dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa

yang diterpakan dalam data berbentuk pool, sering disebut pula

dengan Pooled Least Square.

Page 77: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

58

Kelemahan metode Ordinary Least Square ini adalah

ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya.

Kondisi ini tiap objek saling berbeda, bahkan satu objek pada

suatu waktu akan sangat berbeda pada kondisi objek tesebut pada

waktu yang lain (Wing Wahyu Winarno 2007:9.14)

b. Model Efek Tetap (Fixed Effect)

Metode efek tetap ini dapat menunjukkan perbedaan antar

objek meskipun dengan koefisien regresor yang sama. Model ini

dikenal dengan model regresi Fixed Effect (efek tetap). Efek tetap

ini dimaksudkan adalah bahwa satu objek, memiliki konstan yang

tetap besarnya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga

dengan koefisien regresinya, tetap besarnya dari waktu ke waktu

(time invariant).

Keuntungan metode efek tetap ini adalah dapat

membedakan efek individual dan efek waktu dan tidak perlu

mengasumsikan bahwa komponen eror tidak berkorelasi dengan

variabel bebas yang mungkin sulit dipenuhi. Dan kelemahan

metode efek tetap ini adalah ketidaksesuaian model dengan

keadaan yang sesungguhnya. Kondisi tiap objek saling berbeda,

bahkan satu objek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan

kondisi objek tersebut pada waktu yang lain.

Page 78: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

59

c. Model Efek Random

Keputusan untuk memasukkan variabel boneka dalam

model efek tetap (fixed effect) tak dapat dipungkiri akan dapat

menimbulkan konsekuensi (trade off). Penambahan variabel

boneka ini akan dapat mengurangi banyaknya derajat kebebasan

(degree of freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi

efisiensi dari parameter yang diestimasi. Model panel data yang di

dalamnya melibatkan korelasi antar error term karena berubahnya

waktu karena berbedanya observasi dapat diatasi dengan

pendekatan model komponen eror (error component model) atau

disebut juga model efek acak (random effect).

Metode ini digunakan untuk mengatasi kelemahan metode

efek tetap yang menggunakan variabel semu, sehingga model

mengalami ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu,

metode efek random menggunakan residual, yang diduga memiliki

hubungan antar waktu dan antar objek. Syarat untuk menganalisis

efek random yaitu objek data silang harus lebih besar daripada

banyaknya koefisien (Wing Wahyu Winarno, 2007).

3. Pemilihan Model Data Panel

Ada 2 tahap dalam memilih metode dalam data panel. Pertama

kita harus membandingkan PLS dengan FEM terlebih dahulu.

Kemudian dilakukan uji F-test. Jika hasil menunjukkan model PLS

yang diterima, maka model PLS lah yang akan dianalisa. Tapi jika

Page 79: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

60

model FEM yang diterima, maka tahap kedua dijalankan, yakni

melakukan perbandingan lagi dengan model REM. Setelah itu

dilakukan pengujian dengan Hausman test untyk menentukan metode

mana yang akan dipakai, apakah FEM atau REM.

a. PLS vs FEM ( Uji Chow)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui model Pooled Least

Square (PLS) atau FEM yang akan digunakan dalam estimasi.

Relatif terhadap Fixed Effect Model, Pooled Least Square adalah

restricted model dimana ia menerapkan intercept yang sama

untuk seluruh individu. Padahal asumsi bahwa setiap unit cross

section memiliki perilaku yang sama cenderung tidak realistis

mengingat dimungkinkan saja setiap unit tersebut memiliki

perilaku yang berbeda. Untuk mengujinya dapat digunakan

restricted F-test, dengan hipotesis sebagai berikut.

H0: Model PLS (Restricted)

H1: Model Fixed Effect (Unrestricted)

Di mana restricted F-test dirumuskan sebagai berikut:

F = (R2

UR – R2

R) / m

(1 – R2

UR) / df

Di mana:

R2

UR : Unrestricted R2

R2

R : Restructed R2

m : df for numerator (N-1)

Page 80: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

61

df : df for denominator (NT-N-K)

N : Jumlah Unit cross section

T : Jumlah Unit time series

K : Jumlah koefisien variabel

Jika nilai F-hitung > F-tabel maka H0 ditolak, artinya model

panel yang baik untuk digunakan adalah Fixed Effect Model, dan

sebaliknya jika H0 diterima, maka model FEM harus diuji kembali

untuk memilih apakah akan memakai model FEM atau REM baru

dianalisis.

b. FEM vs REM (Uji Hausman)

Ada beberapa pertimbangan teknis empiris yang dapat

digunakan sebagai panduan untuk memilih antara Fixed Effect

Model atau Random Effect Model yaitu:

1. Bila T (jumlah unit time series) besar sedangkan N (jumlah

unit cross section) kecil, maka hasil FEM dan REM tidak jauh

berbeda. Dalam hal ini pilihan umumnya akan didasarkan

pada kenyamanan perhitungan, yaitu FEM.

2. Bila N besar dan T kecil, maka hasil estimasi kedua

pendekatan dapat berbeda signifikan. Jadi, apabila kita

meyakini bahwa unit cross section yang kita pilih dalam

penelitian diambil secara acak (random) maka REM harus

digunakan. Sebaliknya, apabila kita meyakini bahwa unit

Page 81: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

62

cross section yang kita pilih dalam penelitian tidak diambil

secara acak maka kita menggunakan FEM.

3. Apabila cross section error component (€i) berkorelasi dengan

variabel bebas X maka parameter yang diperoleh dengan

REM akan bias sementara parameter yang diperoleh dengan

FEM tidak habis.

4. Apabila N dan T kecil, dan apabila asumsi yang mendasari

REM dapat terpenuhi, maka REM lebih efisien dibandingkan

tidak bias.

Keputusan penggunaan FEM dan REM dapat pula

ditentukan dengan menggunakan spesifikasi yang dikembangkan

dengan Hausman. Spesifikasi ini akan memberikan penilaian

dengan menggunakan Chi-square statistik sehinggan keputusan

pemilihan model akan dapat ditentukan secara statistik.

Pengujian ini dilakukan dengan hipotesa sebagai berikut:

H0 : Random Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Setelah dilakukan pengujian ini, hasil dari Haussman test

dibandingkan dengan Chi-square statistik dengan df = k, di mana k

adalah jumlah koefesien variabel yang diestimasi. Jika hasil dari

Hausman test signifikan, maka H0 ditolak , yang FEM digunakan.

Page 82: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

63

4. Model Empiris

Model persamaan yang akan diestimasi pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

PDRBit = β0 + β 1 PADit + β 2 DAKit + β 3 DBHit + etit

Dimana:

PDRBit : PDRB atas dasar harga konstan daerah i pada

periode t

PADit : Pendapatan Asli Daerah di daerah i pada periode t

DAKit : Dana Alokasi Khusus di daerah i pada periode t

DBHit : Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak di daerah i

pada periode t

β0..., βn : koefisien regresi (kosntanta)

etit : error term

Setelah model penelitian diestimasi maka akan diperoleh nilai

dan besaran dari masing-masing parameter dalam model persamaan

diatas. Nilai dari parameter positif atau negatif selanjutnya akan

digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

5. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan regresi, terlebih dahulu dilakukan uji

asumsi klasik untuk melihat apakah data terbebas dari masalah

multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji asumsi

klasik ini penting dilakukan untuk menghasilkan estimator yang linier

tidak bias dengan varian yang minimum (Best Linier Unbiased

Page 83: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

64

Estimator =BLUE), yang berarti model regresi tidak mengandung

masalah. Untuk itu perlu dibuktikan lebih lanjut apakah model regresi

yang digunakan sudah memenuhi asumsi tersebut. Asumsi-asumsi

tersebut antara lain:

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel terikat dan variabel bebas, keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak normal. Penulis

melakukan uji normalitas data dengan uji grafik profitability plot

yang membandingkan distribusi komulatif dari data sesungguhnya

dengan distribusi normal. Distribusi normal membentuk satu garis

lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis

diagonal. Jika distribusinya data adalah normal, maka garis yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis

diagonalnya (Ghozali, 2001:84).

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linear

antar variabel independen. Karena melibatkan beberapa variabel

independen, maka multikolinearitastidak akan terjadi pada

persamaan regresi sederhana (yang terdiri atas satu variabel

dependen dan satu variabel independen).

Menurut Nachrowi dan Usman (2006:96) ada beberapa

dampak yang ditimbulkan oleh kolinieritas tersebut antara lain:

Page 84: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

65

1. Varian koefisien regresi menjadi besar.

2. Varian yang besar sebagaimana dibicarakan diatas,

menimbulkan beberapa permasalahan.

3. Sekalipun multikolinieritas dapat mengakibatkan banyak

variabel yang tidak signifikan, tetapi koefisien determinasi

(R2) tetap tinggi, dan uji F signifikan. Secara matematis kedua

hal tersebut dapat diketahui penyebabnya.

4. Hal lain yang terkadang terjadi adalah angka estimasi

koefisien regresi yang didapat akan mempunyai nilai yang

tidak sesuai dengan substansi, atau kondisi yang dapat diduga

atau dirasakan akal sehat, sehingga dapat menyesatkan

interpretasi.

Cara untuk mendeteksi terhadap multikolinearitas pada

penelitian ini dilakukan seperti R2

yang tinggi dan Uji F yang

signifikan, tetapi banyak koefisien regresi dalam Uji t yang tidak

signifikan. Atau secara substansi interpretasi yang didapat

meragukan. Dan cara untuk mengatasi kolonieritas antara lain:

a. Melihat informasi sejenis yang ada.

b. Mengeluarkan variabel bebas yang kolinier dari model.

c. Mentransformasikan variabel antara lain dengan melakukan

pembedaan (Difference), membuat rasio dan berbagai

transformasi lain.

d. Mencari data tambahan.

Page 85: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

66

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasitas merupakan fenomena terjadinya

perbedaan varian antar seri data. Heteroskedasitas muncul apabila

nilai varian dari variabel tak bebas (Yi) meningkat sebagai

meningkatnya varian dari variabel bebas (Xi), maka varian dari Yi

adalah tidak sama. Gejala heteroskedasitas lebih sering dalam data

cross section dari pada time series. Selain itu juga sering muncul

dalam analisis yang menggunakan data rata-rata.

Untuk mendektesi keberadaan heteroskedasitas digunakan

metode grafik scatter plot, uji White, dimana apabila nilai

probabilitas (p value) observasi R2 lebih besar dibandingkan

tingkat resiko kesalahan yang diambil (digunakan α = 5 %), maka

residual digolongkan homoskedasitas.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antara anggota

serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti

dalam data time series) atau ruang (seperti dalam data cross

section). Autokorelasi pada umumnya lebih sering terjadi pada

data time series walaupun dapat juga terjadi pada data cross

section. Dalam data time series observasi diurutkan menurut

urutan waktu secara kronologis. Maka dari itu besar kemunginan

akan terjadi interkorelasi antara observasi yang berurutan,

khususnya kalau interval antara dua observasi sangat pendek.

Page 86: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

67

Menurut Gujarati (2003) beberapa penyebab dari

autokorelasi adalah:

a. Data mengandung pergerakan naik turun secara musiman,

misalnya kondisi perekonomian suatu negara yang kadang

menaik dan kadang menurun.

b. Kekeliruan memanipulasi data, misalnya data tahunan

dijadikan data kuartalan dengan membagi empat.

c. Data runtut waktu, yang meskipun bila dianalisis dengan model

Yt = a + bxt + et, karena datanya juga Yt-1 = a bxt + et-1. Dengan

demikian akan terjadi hubungan antara data sekarang dan data

periode sebelumnya.

d. Data yang dianalisis tidak bersifat stasioner.

Dalam pengujian Autokorelasi dengan menggunakan Uji

Serial LM (Lagrange Multiplier) , dimana jika hasil probabilitas <

0,05 maka terdapat autokorelasi dan sebaliknya jika dalam hasil uji

probabilitas > 0,05 maka tidak terdapat autokorelasi.

Autokorelasi terjadi karena beberapa sebab. Menurut Gujarati

(2003), beberapa penyebab autokorelasi adalah :

1) Data mengandung pergerakan naik turun secara musiman

2) Kekeliruan memanipulasi data

3) Data yang dianalisis tidak bersifat stasioner.

.

Page 87: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

68

6. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis ini digunakan untuk memeriksa atau menguji

apakah koefisien regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata).

Maksudnya dari signifikan ini adalah suatu nilai koefesien regresi yang

secara statitik tidak sama dengan nol. Jika koefisien slope sama dengan

nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk

menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel

terikat. Ada dua jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi yang

dapat dilakukan antara lain:

a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing

variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji

t dilakukan dengan membandingkan t hitung terhadap t tabel

dengan ketentuan sebagai berikut:

Ho : β = 0, berarti tidak ada pengaruh positif dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial

(individu).

Ho : β > 0, berarti ada pengaruh positif dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial

(individu).

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf

signifikan 5% (α = 0,05) dengan kriteria penilaian sebagai berikut :

Page 88: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

69

a. Jika t hitung > t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak berarti

ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial

(individu).

b. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti

tidak ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial

(individu).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua

variabel independen secara bersama-sama (simultan) dapat

berpengaruh terhadap variabel dependen. Cara yang digunakan

adalah dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel

dengan ketentuan sebagai berikut:

Ho : β = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-

sama).

Ho : β > 0, berarti ada hubungan yang signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-

sama).

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf

signifikan 5% (α = 0,05) dengan kriteria penilaian sebagai

berikut:

Page 89: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

70

Jika F hitung > F tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak berarti

ada variabel independen secara bersama-sama mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti

variabel independen secara bersama-sama tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

c. Koefisien Determinasi R2

Koefisien determinasi merupakan suatu ukuran yang

penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik

tidaknya model regresi yang terestimasi. Atau dengan kata lain,

angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi

yang terestimasi dengan data sesungguhnya.

Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa

besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh

variabel bebas X. Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0

(R2

= 0), artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X

sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variansi dari Y secara

keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila R2

=

1 maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi.

Dengan demikian baik buruknya suatau persamaan regresi

ditentukan oleh R2

nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu.

Page 90: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

71

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel terikat yang

mendasari penelitian variabel dependen dipengaruhi oleh variabel

independen. Variabel dependen dapat di tulis dalam Y. Variabel

dependen ialah variabel yang nilainya mempengaruhi perilaku dari

variabel terikat. Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka dan hasil

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh desentralisasi

fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi, maka penelitian ini

menspesifikasikan variabel dependen dan definisi operasional

sebagai ―Y‖ (PDRB). Data yang digunakan adalah Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun

2000 menurut Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2003-

2011.

2. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang

mempengaruhi variabel lain (Umar, 2003:45). Variabel dapat di

tulis dalam X. Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka dan hasil

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh

desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi, maka

penelitian ini menspesifikasikan variabel independen dan definisi

operasional sebagai berikut :

―X1‖ (Pendapatan Asli Daerah).

Page 91: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

72

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan asli

daerah yang terdiri dari hasil pajak daerah, retribusi daerah,

pendapatan dari laba perusahaan daerah, dan lain-lain pendapatan

yang sah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

realisasi PAD Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2003-

2011.

―X2‖ (Dana Alokasi Khusus).

Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan salah satu

mekanisme transfer keuangan Pemerintah Pusat ke daerah yang

bertujuan antara lain untuk meningkatkan penyediaan sarana dan

prasarana fisik daerah sesuai prioritas nasional serta mengurangi

kesenjangan laju pertumbuhan antar daerah dan pelayanan

antarbidang. DAK memainkan peran penting dalam dinamika

pembangunan sarana dan prasarana pelayanan dasar di daerah

karena–sesuai dengan prinsip desentralisasi–tanggung jawab dan

akuntabilitas bagi penyediaan pelayanan dasar masyarakat telah

dialihkan kepada pemerintah daerah.Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data realisasi DAK Kabupaten/Kota Provinsi

Jawa Tengah tahun 2003-2011.

―X3‖ (Dana Bagi Hasil).

Dana Bagi Hasil (DBH) adalah bagian dari dana

perimbangan untuk mengatasi ketimpangan vertikal yang

dilakukan melalui pembagian hasil antara pemerintah pusat dan

Page 92: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

73

daerah penghasil, dari sebagian penerimaan perpajakan (nasional)

dan penerimaan sumber daya alam. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data realisasi DBH Kabupaten/Kota Provinsi

Jawa Tengah tahun 2003-2011.

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Jenis

Variabel

Variabel Definisi Variabel Ukuran

Dependen Pertumbuhan

Ekonomi

PDRB atas harga konstan 2000

Propinsi Jawa Tengah menurut

kab/kota

Milyar

Rupiah

Independen

Pendapatan

Asli Daerah

Realisasi penerimaan PAD

pemerintah daerah di Propinsi

Jawa Tengah menurut kab/kota

Milyar

Rupiah

Dana Alokasi

Khusus

Realisasi penerimaan DAK

pemerintah daerah di Propinsi

Jawa Tengah menurut kab/kota

Milyar

Rupiah

Dana Bagi

Hasil

Pajak/Bukan

Pajak

Realisasi penerimaan DBH

Pajak/Bukan Pajak pemerintah

daerah di Propinsi Jawa Tengah

menurut kab/kota

Milyar

Rupiah

Page 93: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

74

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di

bagian tengah Pulau Jawa. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa

Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta

di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah

utara. Luas wilayahnya 32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas pulau

Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di

sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan

Karimun Jawa di Laut Jawa.

Pengertian Jawa Tengah secara geografis dan budaya kadang juga

mencakup wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal

sebagai "jantung" budaya Jawa. Meskipun demikian di provinsi ini ada

pula suku bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan suku

Jawa seperti suku Sunda di daerah perbatasan dengan Jawa Barat. Selain

ada pula warga Tionghoa-Indonesia, Arab-Indonesia dan India-Indonesia

yang tersebar di seluruh provinsi ini.

Jawa Tengah sebagai provinsi dibentuk sejak zaman Hindia

Belanda. Hingga tahun 1905, Jawa Tengah terdiri atas 5 wilayah

(gewesten) yakni Semarang, Rembang, Kedu, Banyumas, dan Pekalongan.

Surakarta masih merupakan daerah swapraja kerajaan (vorstenland) yang

Page 94: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

75

berdiri sendiri dan terdiri dari dua wilayah, Kasunanan Surakarta dan

Mangkunegaran, sebagaimana Yogyakarta. Masing-masing gewest terdiri

atas kabupaten-kabupaten. Waktu itu Rembang Gewest juga meliputi

Regentschap Tuban dan Bojonegoro.

Setelah diberlakukannya Decentralisatie Besluit tahun 1905,

gewesten diberi otonomi dan dibentuk Dewan Daerah. Selain itu juga

dibentuk gemeente (kotapraja) yang otonom, yaitu Pekalongan, Tegal,

Semarang, Salatiga, dan Magelang.

Sejak tahun 1930, provinsi ditetapkan sebagai daerah otonom yang

juga memiliki Dewan Provinsi (Provinciale Raad). Provinsi terdiri atas

beberapa karesidenan (residentie), yang meliputi beberapa kabupaten

(regentschap), dan dibagi lagi dalam beberapa kawedanan (district).

Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 5 karesidenan, yaitu: Pekalongan,

Jepara-Rembang, Semarang, Banyumas, dan Kedu.

Menyusul kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1946 Pemerintah

membentuk daerah swapraja Kasunanan dan Mangkunegaran; dan

dijadikan karesidenan. Pada tahun 1950 melalui Undang-undang

ditetapkan pembentukan kabupaten dan kotamadya di Jawa Tengah yang

meliputi 29 kabupaten dan 6 kotamadya. Penetapan Undang-undang

tersebut hingga kini diperingati sebagai Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah,

yakni tanggal 15 Agustus 1950.

Secara administratif, Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 29

kabupaten dan 6 kota. Administrasi pemerintahan kabupaten dan kota ini

Page 95: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

76

terdiri atas 545 kecamatan dan 8.490 desa/kelurahan. Sebelum

diberlakukannya Undang-undang Nomor 22/1999 tentang Pemerintahan

Daerah, Jawa Tengah juga terdiri atas 4 kota administratif, yaitu

Purwokerto, Purbalingga, Cilacap, dan Klaten. Namun sejak

diberlakukannya Otonomi Daerah tahun 2001 kota-kota administratif

tersebut dihapus dan menjadi bagian dalam wilayah kabupaten.

Menyusul otonomi daerah, 3 kabupaten memindahkan pusat

pemerintahan ke wilayahnya sendiri, yaitu Kabupaten Magelang (dari

Kota Magelang ke Kota Mungkid), Kabupaten Tegal (dari Kota Tegal ke

Slawi), serta Kabupaten Pekalongan (dari Kota Pekalongan ke Kajen).

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Analisa Deskriptif

a. Analisa Deskriptif Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di

JawaTengah

PDRB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh

seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah

seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh

unit ekonomi di suatu wilayah (BPS).

Page 96: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

77

Gambar 4.1 PDRB

Sumber : Lampiran1

Pertumbuhan PDRB di beberapa Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Tengah mengalami fluktuasi selama pelaksanaan

desentralisasi fiskal tahun 2003-2011. Pertumbuhan PDRB

tertinggi pada Kabupaten Cilacap pada tahun 2009. Untuk kota

Salatiga hasil PDRB nya rendah dibandingkan dengan

kabupaten/kota lain dan untuk Kabupaten Banjarnegara dari tahun

ke tahun terus meningkat menunjukkan kinerja ekonomi yang baik.

Faktor-faktor yang menyebabkan bervariasinya Pendapatan

Regional Bruto Daerah di masing-masing kabupaten/kota di

Propinsi Jawa Tengah juga cukup bervariasi, antara lain

pengembangan sektoral yang berbeda antar daerah, jumlah

penduduk dan tenaga kerja yang berbeda antar daerah.

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Purbalingga

Banjarnegara

Kebumen

Wonosobo

Wonogiri

Rembang

Batang

Salatiga

Page 97: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

78

b. Analisa Deskriptif Pendapatan Asli Daerah di JawaTengah

Menurut Mardiasmo (2002:132), ―pendapatan asli daerah

adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah,

retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengeloalaan

kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli

daerah yang sah‖.

Gambar 4.2 PAD

Sumber : Lampiran1

Pertumbuhan PAD yang diperoleh pada saat pelaksanaan

desentralisasi fiskal di Provinsi Jawa Tengah tahun 2003-2011

mengalami fluktuasi. Hal ini menunjukkan bahwa pemungutan

yang dilakukan oleh lembaga terkait di Provinsi Jawa Tengah

cukup baik. Meningkatnya realisasi PAD ditopang oleh besarnya

pendapatan pemerintah daerah Provinsi Jawa Tengah disektor

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

90000

100000

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Purbalingga

Banjarnegara

Kebumen

Wonosobo

Wonogiri

Rembang

Batang

Salatiga

Page 98: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

79

Pajak Daerah yang memberikan kontribusi yang cukup signifikan

terhadap PAD.

Semakin tinggi PAD yang diperoleh suatu daerah maka

akan semakin tinggi pertumbuhan PDRB di daerah tersebut. Brata

(2004) yang dikutip oleh Adi dan Harianto (2007) menyatakan

bahwa terdapat dua komponen penerimaan daerah yang

berpengaruh positif secara signifikan terhadap pertumbuhan PDRB

daerah yaitu PAD serta bagian sumbangan dan bantuan.

c. Analisa Deskriptif Dana Alokasi Khusus di JawaTengah

Dana alokasi khusus (DAK) adalah salah satu mekanisme

transfer keuangan Pemerintah Pusat ke daerah yang bertujuan

antara lain untuk meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana

fisik daerah sesuai prioritas nasional serta mengurangi kesenjangan

laju pertumbuhan antar daerah dan pelayanan antarbidang (Ahmad

Subekan, 2012:88). Dana alokasi khusus merupakan dana yang

dialokasikan dari APBN ke Daerah tertentu untuk mendanai

kebutuhan khusus yang merupakan urusan daerah dan juga

prioritas nasional antara lain: kebutuhan kawasan transmigrasi,

kebutuhan beberapa jenis investasi atau prasarana.

Page 99: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

80

Gambar 4.3 DAK

Sumber : Lampiran1

Pelaksanaan desentralisasi fiskal tahun 2003-2011

penerimaan daerah yang bersumber dari dana perimbangan yang

berupa Dana Alokasi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,

namun pertumbuhan PDRB justru mengalami fluktuasi. Hal ini

mengindikasikan bahwa dengan adanya DAK yang tinggi,

ketergantungan daerah terhadap DAK menjadi sangat tinggi dan

kemandirian daerah menurun sehingga pertumbuhan PDRB yang

diharapkan meningkat justru mengalami fluktuasi.

d. Analisa Deskriptif Dana Bagi Hasil di JawaTengah

Pengoptimalan perolehan Dana Bagi Hasil yang dianggap

sebagai modal bagi kepentingan pembangunan daerah akan

mempercepat pertumbuhan PDRB (Pujiati, 2008).

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

90000

100000

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Purbalingga

Banjarnegara

Kebumen

Wonosobo

Wonogiri

Rembang

Batang

Salatiga

Page 100: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

81

Gambar 4.4 DBH Pajak dan Bukan pajak

Sumber : Lampiran1

Dana Bagi Hasil yang diterima setiap daerah

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa tengah tahun 2003-2011 berbeda.

Hal ini mengindikasikan bahwa mekanisme bagi hasil berdasarkan

kapasitas Sumber Daya Alam dan/atau pusat bisnis yang dimiliki

daerah.

2. Estimasi Model Data Panel

a. Pooled Least Square (PLS)

Pengolahan data yang pertama dilakukan dengan metode

Pooled Least Square, sebagai salah satu syarat untuk melakukan

uji F-restricted. Dari hasil pengolahan E-Views 7.0 didapatkan

hasil seperti tampilan sebagai berikut:

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Purbalingga

Banjarnegara

Kebumen

Wonosobo

Wonogiri

Rembang

Batang

Salatiga

Page 101: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

82

Tabel 4.1 Pooled Least Square

R-squared 0.106807

Adjusted R-squared 0.080917

Sumber: data diolah. Lampiran 2

b. Model Efek Tetap (Fixed Effect Model)

Setelah itu dilakukan pengolahan data dengan metode Fixed

Effect Model untuk dibandingkan dengan metode Pooled Least

Square pada uji F-Restricted. Dari hasil pengolahan E-Views 7.0

didapatkan hasil seperti tampilan sebagai berikut:

Tabel 4.2 Fixed Effect Model

R-squared 0.993723

Adjusted R-squared 0.991591

Sumber: data diolah. Lampiran 3

c. PLS vs FEM (Uji Chow)

Untuk Mengetahui model panel yang akan digunakan,

maka digunakan uji F-Restricted dengan cara membandingkan F-

statistik dan F- tabel. Sebelum membandingkan F-Statistik dan F-

tabel terlebih dahulu dibuat hipotesisnya. Adapun hipotesisnya

adalah sebagai berikut:

H0 : Model PLS (Restricted)

H1 : Model Fixed Effect (Unrestricted)

Dari hasil regresi berdasarkan metode Fixed Effect Model

dan Pool Least Square diperoleh F-statistik yakni sebagai berikut:

Page 102: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

83

Tabel 4.3 F-Restricted

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: FEM

Test cross-section and period fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 341.595950 (7,53) 0.0000

Cross-section Chi-square 275.844214 7 0.0000

Sumber: Data diolah. Lampiran 5

Dari tabel 4.3 di atas diperoleh nilai F-statistik adalah

341.595950 dengan nilai F-tabel pada d.f (7,53) α = 5% adalah

2,01 sehingga nilai F-statistik > F-tabel, maka Ho ditolak, sehingga

model data panelyang dapat digunakan adalah Fixed Effect Model.

d. Model Efek Random ( Random Effect Model )

Setelah itu dilakukan penegolahan data dengan metode

Random Effect Model untuk dibandingkan dengan metode Fixed

Effect Model pada uji Hausman. Dari hasil pengolahan E-Views 7.0

didapatkan hasil seperti tampilan sebagai berikut:

Tabel 4.4 Random Effect Model

R-squared 0.655783

Adjusted R-squared 0.640597

Sumber: Data diolah. Lampiran 4

Page 103: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

84

e. FEM vs REM (Uji Hausman)

Untuk mengetahui model panel yang akan digunakan, maka

digunakan uji F-Chi-square dengan cara membandingkan Chi-

square statistik dan Chi-square tabel. Sebelum membandingkan F

Chi-square statistik dan Chi-square tabel terlebih dahulu dibuat

hipotesisnya. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : Model Random Effect

H1 : Model Fixed Effect

Dari hasil regresi berdasarkan metode diperoleh nilai F-statistik yakni

sebagai berikut:

Tabel 4.5 Chi Square

Hausman test for fixed versus

random effects

Chi-Sq.d.f

chi-sqr(3) = 8.1507066 3

p-value = 0.0429976

Sumber: Data diolah: Data diolah. Lampiran 6

Dari tabel 4.5 di atas diperoleh nilai Chi-Sq Statistic adalah

8.1507066 dengan nilai Chi square tabel pada d.f (3) α = 5%

adalah 7,81 sehingga nilai Chi square statistik > dengan Chi Square

tabel, maka H0 ditolak , sehingga model data panel yang digunakan

adalah Fixed Effect Model.

Page 104: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

85

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Untuk menguji, apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak

dapat diketahui dengan membandingkan nilai Jarque-Bera dengan

nilai Chi-tabel. Jika nilai Jarque Bera < dari nilai Chi tabel, maka

data dalam penelitian berdistribusi normal. (Winarno, 2007:5.37).

Gambar 4.5 Normalitas

Sumber : Lampiran 7

Pada gambar 4.5 diperoleh nilai JB hitung sebesar 1,03, dan

nilai Chi Square tabel df(3), α = 5% adalah 7,81. Sehingga nilai

Chi Square (tabel) > JB hitung, maka H0 diterima sehingga data

dalam penelitian ini berdistribusi normal.

0

1

2

3

4

-1.5e-10 -1.0e-10 -5.0e-11 5.0e-16 5.0e-11 1.0e-10 1.5e-10

Series: ResidualsSample 2003 2011Observations 9

Mean 7.88e-12Median 3.90e-11Maximum 1.14e-10Minimum -1.34e-10Std. Dev. 9.18e-11Skewness -0.594984Kurtosis 1.846578

Jarque-Bera 1.029901Probability 0.597530

Page 105: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

86

b. Uji Multikolinieritas

Tabel 4.6 Correlation Matrix

C PAD? DAK? DBH?

C 5.76E+09 -37650.67 -32285.94 -98630.27

PAD? -37650.67 0.817107 0.213904 -0.255652

DAK? -32285.94 0.213904 0.868071 -0.343479

DBH? -98630.27 -0.255652 -0.343479 4.327764

Sumber: Data diolah. Lampiran 8

Dari Tabel 4.6, dapat diketahui bahwa tidak ada masalah

multikolinearitas hal ini dikarenakan nilai matiks korelasi

(correlation matrix) dari semua variabel adalah kurang dari 0,8.

Multikolinearitas biasanya terjadi pada estimasi yang

menggunakan data runtut waktu. Dengan mengkombinasikan data

time series dengan cross section mengakibatkan masalah

multikolinearitas secara teknis dapat dikurangi. Penelitian ini

menggunakan data panel, jadi sebenarnya secara teknis sudah

dapat dikatakan masalah multikolinearitas sudah tidak ada. Hal

tersebut sudah diperkuat dengan hasil estimasi model semua

variabel yang digunakan signifikan dan nilai R2

yang tinggi,

sehingga dengan sendirinya model ini sudah terbebas dari

multikolinearitas, hasil penelitian Pujiati Amin(2008).

c. Uji Heterokedastisitas

Masalah Heterokedastisitas dapat dilihat dengan terlebih

dahulu mengestimasi model ke GLS (Cross section weight),

kemudian dengan membandingkan Sum Resid pada Weight

Statistic dengan Sum Resid Unweight Statistic. Jika Sum Resid

Page 106: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

87

pada Weight Statistic lebih kecil dari Sum Resid pada Unweight

Statistic, maka terjadi heterokedastisitas.

Pada hasil regresi didapatkan bahwa Sum Resid pada

Weight Statistic bernilai 5.21E+11 sedangkan Sum Resid pada

Unweight Statistic bernilai 5.46E+11. Nilai Sum Resid pada Weight

Statistic lebih kecil dibandingkan dengan Sum Resid pada

Unweight Statistic. Maka dari itu, diduga regresi memiliki masalah

heterokedastisitas, dan untuk menanggulanginya adalah dengan

mengestimasi model pada GLS dengan White Cross-section pada

tabel di bawah ini:

Tabel 4.7 Uji White Cross-Section

Weight Statistics

Sum squared resid 70.26765

Durbin-Watson stat 2.155346

Unweight Statistics

Sum squared resid 5.36E+11

Durbin-Watson stat 0.918442

Sumber : Lampiran 9

Dari Tabel 4.7 diketahui tidak terdapat masalah

heterokedastisitas karena Sum Resid Weight Statistic lebih besar

dari Sum Resid pada Unweight Statistic, 70.26765 > 5.36E+11

maka data dalam penelitian ini terbebas dari heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Masalah autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson

statistik yaitu sebesar 0.927185 pada tabel 4.7, di mana DW

(0.927185) < Du 1,66 yang berarti menolak H0, dimana korelasi

Page 107: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

88

serial positif, sehingga model ini memiliki autokorelasi. Untuk

menanggulanginya adalah dengan mengestimasi model dengan

cross section SUR.

Sehingga hasil estimasi terakhir dari model dengan

menggunakan metode Fixed Effect Model (FEM) cross-section

(SUR) nilai Durbin Watson stat adalah 2.155346 yang berarti

menolak H0, dimana korelasi tidak tahu. Dan dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 4.8 Uji Autokorelasi setelah disetimasi dengan

Cross-section SUR

Variable Coefficient Indv effect Prob

C 1542261 0.0000

PAD? 3.642156 0.0049

DAK? 4.796611 0.0000

DBH? 6.805791 0.3503

Fixed Effect (Cross)

PURBALINGGA – C 76993.06

BANJARNEGARA – C 423582.5

KEBUMEN – C 448732.1

WONOSOBO – C -378779.2

WONOGIRI – C 520100.9

REMBANG – C -58646.36

BATANG – C 94167.41

SALATIGA – C -1126150

Weight Statistics

Sum squared resid 70.26765

Durbin-Watson stat 2.155346

Unweight Statistics

Sum squared resid 5.36E+11

Durbin-Watson stat 0.918442

Sumber: Lampiran 10

Page 108: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

89

4. Pengujian Hipotesis

a. Uji – t dan Interpretasi Hasil Analisis

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel

bebas (pendapatan asli daerah, dana alokasi khusus, dan dana bagi

hasil pajak/ bukan pajak) berpengaruh secara parsial terhadap

variabel terikatnya (pdrb), yaitu dengan membandingkan masing-

masing nilai t-statistik dari regresi dengan t-tabel dalam menolak

atau menerima hipotesis. Pada tingkat keyakinan α = 5%, maka

diperoleh t-tabel 2,132.

a = PAD (2.937047)

b = DAK (7.423624)

c = DBH (0,942384)

1) Variabel PAD memiliki t-statistik > t-tabel yang berarti Ho

diterima, yang berarti pendapatan asli daerah berpengaruh

signifikan terhadap produk domestik bruto

2) Variabel DAK memiliki t-statistik > t-tabel yang berarti Ho

diterima, yang berarti dana alokasi khusus berpengaruh

signifikan terhadap produk domestik bruto

3) Variabel DBH memiliki t-statistik < t-tabel yang berarti Ho

ditolak, yang berarti dana bagi hasil pajak/bukan pajak

berpengaruh tidak signifikan terhadap produk domestik bruto

Page 109: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

90

b. Uji – F Dan Interpretasi Hasil Analisis

Untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara

simultan terhadap variabel terikatnya, maka digunakan uji F

dengan cara membandingkan F-statistik dengan F-tabel. Dari hasil

regresi diperoleh nilai F- statistik 466.1071. Pada tingkat

keyakinan α = 5%, k = 4, n 72, sehingga diperoleh F-tabel dengan

nilai df yaitu 2,08.

Maka terlihat bahwa F-statistik > F-tabel, maka Ho ditolak,

artinya bahwa variabel bebas ( pendapatan asli daerah, dana alokasi

khusus dan dana bagi hasil pajak/bukan pajak) berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap variabel terikatnya (produk

domestik regional bruto) pada tingkat kepercayaan 95 persen (α

=5%).

c. Uji Koefisien Determinasi dan Interpretasi Hasil Analisis

Berdasarkan hasil pengolahan data dalam tabel, koefisien

determinasi sebesar 0,991591. Hal ini terlihat bahwa 99,16%

produk domestik regional bruto di 8 Kabupaten/Kota di Jawa

Tengah dapat dijelaskan oleh pendapatan asli daerah, dana alokasi

khusus dan bagi hasil pajak/bukan pajak. Sedangkan 0,84 persen

variabel produk domestik regional bruto dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Page 110: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

91

Tabel 4.9 Interpretasi Fixed Effect Model

Variable Coefficient Indv effect Prob

C 1645525 0.0000

PAD? 2.654913 0.0049

DAK? 6.916613 0.0000

DBH? 1.960468 0.3503

Fixed Effect (Cross)

PURBALINGGA – C 76993.06 1722518.1

BANJARNEGARA –

C

423582.5 2069053.5

KEBUMEN – C 448732.1 2094275.1

WONOSOBO – C -378779.2 1266745.8

WONOGIRI – C 520100.9 2165625.9

REMBANG – C -58646.36 1059062.6

BATANG – C 94167.41 1739692.4

SALATIGA – C -1126150 519375

Sumber: lampiran3

Dapat kita lihat pada tabel 4.9 bahwa kabupaten dan kota di 8

propinsi di Jawa Tengah memiliki pengaruh individu yang

berbeda-beda untuk setiap perubahan pada jumlah pendapatan asli

daerah, dana alokasi khusus, dana bagi hasil pajak/bukan pajak.

a. Kabupaten Purbalingga

Nilai koefisien Fixed Effect pada Kabupaten Purbalingga

adalah 76993.06 sedangkan nilai C adalah 1645525, ini

mengartikan bahwa terdapat perubahan pada pendapatan asli

Page 111: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

92

daerah, dana alokasi khusus, dana bagi hasil pajak/bukan pajak

baik antar daerah maupun antar waktu, maka kabupaten

Purbalingga akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

PDRB sebesar : 1.722.518 Rupiah

b. Kabupaten Bajarnegara

Nilai koefisien Fixed Effect pada Kabupaten Banjarnegara

adalah 423582.5 sedangkan nilai C adalah 1645525, ini

mengartikan bahwa terdapat perubahan pada pendapatan asli

daerah, dana alokasi khusus, dana bagi hasil pajak/bukan pajak

baik antar daerah maupun antar waktu, maka kabupaten

Banjarnegara akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

PDRB sebesar : 2.069.053 Rupiah

c. Kabupaten Kebumen

Nilai koefisien Fixed Effect pada Kabupaten Kebumen

adalah 448732.1 sedangkan nilai C adalah 1645525, ini

mengartikan bahwa terdapat perubahan pada pendapatan asli

daerah, dana alokasi khusus, dana bagi hasil pajak/bukan pajak

baik antar daerah maupun antar waktu, maka kabupaten

Kebumen akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

PDRB sebesar : 2.094.275 Rupiah.

d. Kabupaten Wonosobo

Nilai koefisien Fixed Effect pada Kabupaten Wonosobo

adalah -378779.2 sedangkan nilai C adalah 1645525, ini

Page 112: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

93

mengartikan bahwa terdapat perubahan pada pendapatan asli

daerah, dana alokasi khusus, dana bagi hasil pajak/bukan pajak

baik antar daerah maupun antar waktu, maka kabupaten

Wonosobo akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

PDRB sebesar : 1.266.745 Rupiah

e. Kabupaten Wonogiri

Nilai koefisien Fixed Effect pada Kabupaten Wonogiri

adalah 520100.9 sedangkan nilai C adalah 1645525, ini

mengartikan bahwa terdapat perubahan pada pendapatan asli

daerah, dana alokasi khusus, dana bagi hasil pajak/bukan pajak

baik antar daerah maupun antar waktu, maka kabupaten

Wonogiri akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

PDRB sebesar : 2.165.625 Rupiah

f. Kabupaten Rembang

Nilai koefisien Fixed Effect pada Kabupaten Rembang

adalah -58646.36 sedangkan nilai C adalah 1645525, ini

mengartikan bahwa terdapat perubahan pada pendapatan asli

daerah, dana alokasi khusus, dana bagi hasil pajak/bukan pajak

baik antar daerah maupun antar waktu, maka kabupaten

Rembang akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

PDRB sebesar : 1.059.062 Rupiah

Page 113: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

94

g. Kabupaten Batang

Nilai koefisien Fixed Effect pada Kabupaten Batang adalah

94167.41 sedangkan nilai C adalah 1645525, ini mengartikan

bahwa terdapat perubahan pada pendapatan asli daerah, dana

alokasi khusus, dana bagi hasil pajak/bukan pajak baik antar

daerah maupun antar waktu, maka kabupaten Batang akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap PDRB sebesar :

1.739.692 Rupiah

h. Kota Salatiga

Nilai koefisien Fixed Effect pada Kabupaten Salatiga

adalah -1126150 sedangkan nilai C adalah 1645525, ini

mengartikan bahwa terdapat perubahan pada pendapatan asli

daerah, dana alokasi khusus, dana bagi hasil pajak/bukan pajak

baik antar daerah maupun antar waktu, maka kota Salatiga akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap PDRB sebesar :

519.375 Rupiah

i. Kabupaten Bajarnegara

Nilai koefisien Fixed Effect pada Kabupaten Purbalingga

adalah 423582.5 sedangkan nilai C adalah 1645525, ini

mengartikan bahwa terdapat perubahan pada pendapatan asli

daerah, dana alokasi khusus, dana bagi hasil pajak/bukan pajak

baik antar daerah maupun antar waktu, maka kabupaten

Page 114: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

95

Banjarnegara akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

PDRB sebesar : 2.069.053 Rupiah

- Pendapatan Asli Daerah

Berdasarkan estimasi Pendapatan Asli Daerah

berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB dengan

tingkat signifikasi 5 %, dimana nilai koefisiennya adalah

sebesar 2.654913 yang berarti bahwa apabila pendapatan asli

daerah meningkat 1 juta, maka akan menaikkan jumlah PDRB

sebesar 2.654.913 rupiah.

- Dana Alokasi Khusus

Berdasarkan estimasi Dana Alokasi Khusus

berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB dengan

tingkat signifikasi 5 % dimana nilai koefisiennya adalah

sebesar 6.916613 yang berarti bahwa apabila dana alokasi

khusus meningkat 1 juta, maka akan menaikkan jumlah PDRB

sebesar 6.916.613 rupiah.

- Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

Berdasarkan estimasi Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan

Pajak berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PDRB

dengan tingkat signifikasi 5 % dimana nilai koefisiennya

adalah sebesar 1.960468 yang berarti bahwa apabila dana bagi

hasil pajak/bukan pajak meningkat 1 juta, maka akan

menaikkan jumlah PDRB sebesar 1.960.468 rupiah.

Page 115: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data, penulis

memperoleh kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Khusus dan

Dana Bagi Hasil Pajak/ Bukan Pajak terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Propinsi Jawa Tengah Tahun 2003-2011 sebagai berikut :

1. Pendapatan Asli Daerah

Berdasarkan estimasi Pendapatan Asli Daerah berpengaruh

positif dan signifikan terhadap PDRB dengan tingkat signifikasi 5 %,

dimana nilai koefisiennya adalah sebesar 2.654913 yang berarti bahwa

apabila pendapatan asli daerah meningkat 1 juta, maka akan

menaikkan jumlah PDRB sebesar 2.654.913 rupiah.

2. Dana Alokasi Khusus

Berdasarkan estimasi Dana Alokasi Khusus berpengaruh positif

dan signifikan terhadap PDRB dengan tingkat signifikasi 5 % dimana

nilai koefisiennya adalah sebesar 6.916613 yang berarti bahwa apabila

dana alokasi khusus meningkat 1 juta, maka akan menaikkan jumlah

PDRB sebesar 6.916.613 rupiah.

3. Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

Berdasarkan estimasi Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PDRB dengan

Page 116: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

97

tingkat signifikasi 5 % dimana nilai koefisiennya adalah sebesar

1.960468 yang berarti bahwa apabila dana bagi hasil pajak/bukan

pajak meningkat 1 juta, maka akan menaikkan jumlah PDRB sebesar

1.960.468 rupiah.

4. Berdasarkan Model FEM dihasilkan bahwa Pendapatan Asli Daerah

dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh positif dan siginifikan

terhadap PDRB sedangkan Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PDRB. Dari

pengolahan data diperoleh nilai Chi-Sq Statistic adalah 8.1507066

dengan nilai Chi square tabel pada d.f (3) α = 5% adalah 7,81.

B. Saran

1. Pendapatan Asli Daerah disuatu daerah harus diperhatikan dengan

baik, karena PAD merupakan sumber utama dalam membangun

pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Dan hal ini menentukan

besarnya PAD suatu daerah, juga harus dilakukan dengan teliti dan

tepat. Hal ini karena cenderung meningkatkan PAD nya dengan cara

menggali potensi daerah guna mengisi besarnya nilai PAD tersebut.

2. Dana Alokasi Khusus harus dialokasikan dengan sasaran dang tujuan

yang tepat sehingga tujuan dari kesejahteraan masayrakat dapat

tercapai. Dengan pengalokasian yang sesuai sasaran maka

pertumbuhan ekonomi dapat meningkat sehingga tujuan dari

pertumbuhan ekonomi dapat tercapai.

Page 117: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

98

3. Bagi hasil pajak perlu terus melakukan kajian yang intensif terhadap

instrumen transfer, karena bahwa BHP memberikan hasil yang optimal

dalam pertumbuhan ekonomi. BHP berpegang kepada indikator-

indikator kemammuran umum diketahui bahwa sebagian besar daerah

yang memiliki sumber daya alam kurang menikmati kemakmuran,

maka dari itu adanya BHP sumber daya alam yang ada disetiap daerah

ikut serta merasakan hasilnya.

Page 118: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

99

DAFTAR PUSTAKA

Apriesa, Lintantia Fajar, ―Pengaruh Desentralisasi Fiskal Terhadap

Perumbuhan Ekonomi Daerah dan Ketimpangan Ekonomi”. Jurnal

Ekonomi Pembangunan Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013

Arsyad, Lincoln. 1999. ―Ekonomi Pembangunan”. Yogyakarta: STIE

YKPN.

Badan Pusat Statistik. 2011.―Jawa Tengah Dalam Angka 2011”. Jakarta:

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik. 2011.―Keuangan Pemerintah Daerah Kab/Kota”.

Jakarta: Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik. 2011.―Produk Domestik Regional Bruto Jawa

Tengah 2011”.Jakarta: Badan Pusat Statistik

Boediono, 1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Edisi 1. Yogyakarta:BPFE

Universitas Gajah Mada.

Boediono . 2008 .Seri synopsis Pengantar Ilmu Ekonomi , Ekonomi Makro

.Yogyakarta : BPFE.

Chalid, Pheni. 2005, ―Keuangan Daerah , Investasi dan Desentralisasi,

Tantangan dan Hambatan‖ . Kemitraan, Jakarta

Eviews 7.0 User’s Guide. 2004. Quantitative Micro Software, LLC. United

States.

Gujarati, Damodar N. 2003. ―Basic Econometrics Fourth Edition”. The

Mc. Growth Hill Compnies Inc. New York\

Himpunan peraturan Perundang-undangan, Petunjuk dan Pelaksanaan

Dana Perimbangan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah, 2006,

Fokusmedia, Bandung.

Hong, Dung Vang The Economics of Fiscal Decentralization A. De

Tocqueville (1805–1859), in A History of Decentralisation, World

Bank, 2003

Kuncoro, Mudrajad. 2004. “Otonomi dan Pembangunan Daerah:

ReformasiPerencanaan, Strategi, dan Peluang”. Yogyakarta:

Erlangga

Page 119: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

100

Mangkoesoebroto, Guritno. 1997. Ekonomi Publik. Yogyakarta: BPFE

Mankiw, N. Gregory, 2003. “Teori Makro Ekonomi”. Jakarta: Erlangga.

Nachrowi, D Nachrowi, 2006, ―Ekonometrik”. Penerbit Fakultas

Universitas Indonesia, Jakarta.

Nur Indiantoro dan Bambang Supomo, 1999.“Metode Penelitian Bisnis”.

Penerbit BPFE, Yogyakarta

Pujiati, Amin, 2008, ―Analisis Pertumbuhan Ekonomi Di Karesidenan

Semarang Era Desentralisasi Fiskal”. Jurnal Ekonomi

Pembangunan

Sasana, Hadi, 2009, “Peran Desentralisasi Fiskal Terhadap Kinerja

Ekonomi Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah”. Jurnal

Ekonomi Pembangunan Vol.10, No.1

Subekan, Achmat 2012. ―Keuangan Daerah : Terapi Atasi Kemiskinan‖.

Dioma, Malang

Suharso, Puguh 2009 ―Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis‖.

Indeks, Jakarta

Sukirno, Sadono. 1985, “Pertumbuhan Ekonomi”. Penerbit PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta

Sukirno, Sadono 2005, “Makro Ekonomi Modern”. Penerbit PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta

Sukirno, Sadono 2006, “Ekonomi Pembangunan”. Proses, Masalah, Dasa

Kebijakan. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Suparmoko, 2002, “Ekonomi Publik‖.Penerbit Andi, Yogyakarta.

Suryana, 2000. Ekonomi Pembangunan; Problematika dan Pendekatan,

Salemba Empat, Jakarta.

Tambunan, Tulus T.H, Dr. 2001. Perekonomian Indonesia: Teori dan

Temuan Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Todaro, Michael P, 2000, “Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga”.Edisi

Ketujuh, Terjemahan Haris Munandar, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Undang-undang No. 32 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah.

Page 120: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

101

Undang-undang No.33 Tahun 2009 Tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pusat Pemerintahan Daerah.

Wibisono, Y. 2005. Modul Pelatihan Ekonometrika Dasar . Depok: Lab.

Ilmu Ekonomi FE-UI

Winarno, Wahyu,2007, “Analisis Ekomometrika dan Statistika dengan

Eviews”. UPP STIM YKPN: Yogyakarta.

World Bank, 2007. Kajian Pengeluaran Publik Indonesia: Memaksimalkan

Peluang Baru.

Zahir, Muhammad, ―Contribution of Fiscal Decentralization to Economic

Growth: Evidence from Pakistan” Pakistan Journal of Social

Sciences (PJSS) Vol. 31, No. 1 (June 2011)

Zulyanto, Aan. 2010. Thesis: Pengaruh Desentralisasi Fiskal terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bengkulu. Semarang: Program

Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Page 121: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

102

Lampiran

Lampiran 1

Data (dalam jutaan rupiah)

Tahun Kab/Kota PAD DAK DBH PDRB

2003 Purbalingga 28300,6 6100 17367,2 1784728,2

2004 Purbalingga 28619,8 12630 17726 1844532,1

2005 Purbalingga 40755,8 13000 15574,9 1921653,9

2006 Purbalingga 47694,6 27440 21331,2 2018808,1

2007 Purbalingga 52727,4 39606 23601,6 2143746,2

2008 Purbalingga 63795,3 51047 37021,8 2257392,78

2009 Purbalingga 88177 51760,3 39105,5 2384014

2010 Purbalingga 79802,1 44809 44663,9 2525872,7

2011 Purbalingga 91721,6 67544,1 39187,9 2679134,1

2003 Banjarnegara 25303,1 7100 22851,6 2110732,7

2004 Banjarnegara 30396,6 7300 17799,1 2191162,9

2005 Banjarnegara 34210,8 13140 17416,9 2277617,9

2006 Banjarnegara 43900,3 31865 24814,7 2376694,6

2007 Banjarnegara 44876,9 44339 37097 2495785,9

2008 Banjarnegara 46528,3 58868 40257,5 2619989,6

2009 Banjarnegara 60636,8 65960 34151,9 2753935,7

2010 Banjarnegara 63374,5 68885,6 37011,3 2888524,1

2011 Banjarnegara 60178,7 65376,8 37156,5 3030542

2003 Kebumen 60223,6 7700 16895,9 2264331,3

2004 Kebumen 26264,7 12203,2 22701 2291022,4

2005 Kebumen 31707,8 13480 19341,9 2364385,9

2006 Kebumen 92533,2 29060 25074,3 2460816,9

2007 Kebumen 54260,9 52203 29935,6 2572062,9

2008 Kebumen 58599,4 66405 36768,5 2721254,1

2009 Kebumen 63016,4 74226 37756,9 2828395,1

2010 Kebumen 58742,3 65818,9 49295,2 2945829,5

2011 Kebumen 67720,5 79166,8 47242,2 3089587,6

2003 Wonosobo 24385,8 5600 20243,6 1487044,2

2004 Wonosobo 23869,5 7860 19876,7 1521807,3

2005 Wonosobo 22335,7 11980,2 13640,7 1570347,7

2006 Wonosobo 30618,5 45890 23094,1 1621132,3

2007 Wonosobo 36582,6 45427,7 30866 1679149,7

2008 Wonosobo 38158,2 57280 33070,8 1741148,3

2009 Wonosobo 46324,9 67019 40498,3 1808247,2

Page 122: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

103

2010 Wonosobo 52079 55332,7 43205,5 1888808,3

2011 Wonosobo 59814,9 62295,2 42284,3 1974114,2

2003 Wonogiri 26118,7 7200 13131,3 2237790

2004 Wonogiri 25290,4 9350 20539,6 2329465,3

2005 Wonogiri 25589,4 13130 20194,9 2429869,6

2006 Wonogiri 47864,5 32410 25267,6 2528851,8

2007 Wonogiri 50329,5 54306 30893,6 2657068,9

2008 Wonogiri 54129,3 70627 36821,7 2770435,8

2009 Wonogiri 49946,3 91746,8 38607,2 2901577,4

2010 Wonogiri 64968,8 72347,9 44825,4 3071963,8

2011 Wonogiri 62183,8 77852,7 37276,4 3134182,3

2003 Rembang 17661,5 4900 15703,8 1686409,7

2004 Rembang 18715,7 8130 17234,6 1762799,9

2005 Rembang 23301 11280 16732,9 1825560,6

2006 Rembang 39998,3 45910 21185,5 1926563,3

2007 Rembang 42255,8 41005 34372,2 1999951,2

2008 Rembang 51150,6 51071 35011,8 2093412,6

2009 Rembang 56887,9 56663 37826,5 2186736,5

2010 Rembang 65699,3 48878,4 45209,6 2283965,7

2011 Rembang 80080,6 62341 48878,4 2384459,3

2003 Batang 23308,6 1000 30479,7 1880020,2

2004 Batang 23610,8 1125 17812,1 1918980,1

2005 Batang 27784,7 12150 16627,5 1972776,9

2006 Batang 31030,1 26168,2 24147,4 2022301,4

2007 Batang 30968,2 44628 30285,5 2092973,9

2008 Batang 41192,7 55568 34571,2 2169854,6

2009 Batang 44643,6 63377 36454,4 2250616,8

2010 Batang 45421,7 46457,4 42920,7 2362482,4

2011 Batang 53431,3 57230,9 30924,6 2486765,6

2003 Salatiga 19681,9 13593,1 11573,5 665086,5

2004 Salatiga 21621,2 5500 10596,8 693286,6

2005 Salatiga 27784,7 7060 12025,9 722063,9

2006 Salatiga 32449,5 26810 13329,7 752149,2

2007 Salatiga 42198,4 22196,5 18466,5 792680,4

2008 Salatiga 49653,4 31028 20685,6 832154,8

2009 Salatiga 52911 32044 24834,8 869452,9

2010 Salatiga 51549,7 21182,3 26547,3 913020

2011 Salatiga 55177,5 23541,4 28376,3 963457,3

Page 123: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

104

Lampiran 2

Pooled Least Square

Dependent Variable: PDRB?

Method: Pooled Least Squares

Date: 07/25/13 Time: 12:36

Sample: 2003 2011

Included observations: 9

Cross-sections included: 8

Total pool (balanced) observations: 72

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

PAD? 11.75293 5.425792 2.166123 0.0338

DAK? -7.161674 4.955966 -1.445061 0.1530

DBH? 60.46414 10.76104 5.618801 0.0000

R-squared 0.106807 Mean dependent var 2079244.

Adjusted R-squared 0.080917 S.D. dependent var 627554.9

S.E. of regression 601629.4 Akaike info criterion 29.49344

Sum squared resid 2.50E+13 Schwarz criterion 29.58831

Log likelihood -1058.764 Hannan-Quinn criter. 29.53121

Durbin-Watson stat 0.348371

Estimation Command:

=====================

LS PDRB? PAD? DAK? DBH?

Estimation Equations:

=====================

PDRBPURBALINGGA = C(1)*PADPURBALINGGA +

C(2)*DAKPURBALINGGA + C(3)*DBHPURBALINGGA

PDRBBANJARNEGARA = C(1)*PADBANJARNEGARA +

C(2)*DAKBANJARNEGARA + C(3)*DBHBANJARNEGARA

PDRBKEBUMEN = C(1)*PADKEBUMEN + C(2)*DAKKEBUMEN +

C(3)*DBHKEBUMEN

PDRBWONOSOBO = C(1)*PADWONOSOBO + C(2)*DAKWONOSOBO +

C(3)*DBHWONOSOBO

PDRBWONOGIRI = C(1)*PADWONOGIRI + C(2)*DAKWONOGIRI +

C(3)*DBHWONOGIRI

Page 124: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

105

PDRBREMBANG = C(1)*PADREMBANG + C(2)*DAKREMBANG +

C(3)*DBHREMBANG

PDRBBATANG = C(1)*PADBATANG + C(2)*DAKBATANG +

C(3)*DBHBATANG

PDRBSALATIGA = C(1)*PADSALATIGA + C(2)*DAKSALATIGA +

C(3)*DBHSALATIGA

Substituted Coefficients:

=====================

PDRBPURBALINGGA = 11.7529325393*PADPURBALINGGA -

7.16167422439*DAKPURBALINGGA +

60.4641446373*DBHPURBALINGGA

PDRBBANJARNEGARA = 11.7529325393*PADBANJARNEGARA -

7.16167422439*DAKBANJARNEGARA +

60.4641446373*DBHBANJARNEGARA

PDRBKEBUMEN = 11.7529325393*PADKEBUMEN -

7.16167422439*DAKKEBUMEN + 60.4641446373*DBHKEBUMEN

PDRBWONOSOBO = 11.7529325393*PADWONOSOBO -

7.16167422439*DAKWONOSOBO + 60.4641446373*DBHWONOSOBO

PDRBWONOGIRI = 11.7529325393*PADWONOGIRI -

7.16167422439*DAKWONOGIRI + 60.4641446373*DBHWONOGIRI

PDRBREMBANG = 11.7529325393*PADREMBANG -

7.16167422439*DAKREMBANG + 60.4641446373*DBHREMBANG

PDRBBATANG = 11.7529325393*PADBATANG -

7.16167422439*DAKBATANG + 60.4641446373*DBHBATANG

PDRBSALATIGA = 11.7529325393*PADSALATIGA -

7.16167422439*DAKSALATIGA + 60.4641446373*DBHSALATIGA

Page 125: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

106

Lampiran 3

Fixed Effect Model

Dependent Variable: PDRB?

Method: Pooled Least Squares

Date: 07/25/13 Time: 12:38

Sample: 2003 2011

Included observations: 9

Cross-sections included: 8

Total pool (balanced) observations: 72

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1645525. 75864.48 21.69032 0.0000

PAD? 2.654913 0.903940 2.937047 0.0049

DAK? 6.916613 0.931703 7.423624 0.0000

DBH? 1.960468 2.080328 0.942384 0.3503

Fixed Effects

(Cross)

PURBALINGGA—

C 76993.06

BANJARNEGARA-

-C 423582.5

KEBUMEN--C 448732.1

WONOSOBO--C -378779.2

WONOGIRI--C 520100.9

REMBANG--C -58646.36

BATANG--C 94167.41

SALATIGA--C -1126150.

Fixed Effects

(Period)

2003--C -37989.71

2004--C 16992.78

2005--C 47965.38

2006--C -76873.45

2007--C -63774.07

2008--C -77878.06

2009--C -56740.09

2010--C 106592.7

2011--C 141704.5

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

Period fixed (dummy variables)

R-squared 0.993723 Mean dependent var 2079244.

Page 126: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

107

Adjusted R-squared 0.991591 S.D. dependent var 627554.9

S.E. of regression 57548.55 Akaike info criterion 24.98005

Sum squared resid 1.76E+11 Schwarz criterion 25.58084

Log likelihood -880.2818 Hannan-Quinn criter. 25.21922

F-statistic 466.1071 Durbin-Watson stat 0.769383

Prob(F-statistic) 0.000000

Estimation Command:

=====================

LS(CX=F,PER=F) PDRB? PAD? DAK? DBH?

Estimation Equations:

=====================

PER_EFFECT = C(13)*@ISPERIOD("2003") + C(14)*@ISPERIOD("2004") +

C(15)*@ISPERIOD("2005") + C(16)*@ISPERIOD("2006") +

C(17)*@ISPERIOD("2007") + C(18)*@ISPERIOD("2008") +

C(19)*@ISPERIOD("2009") + C(20)*@ISPERIOD("2010") +

C(21)*@ISPERIOD("2011")

PDRBPURBALINGGA = C(5) + PER_EFFECT + C(1) +

C(2)*PADPURBALINGGA + C(3)*DAKPURBALINGGA +

C(4)*DBHPURBALINGGA

PDRBBANJARNEGARA = C(6) + PER_EFFECT + C(1) +

C(2)*PADBANJARNEGARA + C(3)*DAKBANJARNEGARA +

C(4)*DBHBANJARNEGARA

PDRBKEBUMEN = C(7) + PER_EFFECT + C(1) + C(2)*PADKEBUMEN +

C(3)*DAKKEBUMEN + C(4)*DBHKEBUMEN

PDRBWONOSOBO = C(8) + PER_EFFECT + C(1) + C(2)*PADWONOSOBO

+ C(3)*DAKWONOSOBO + C(4)*DBHWONOSOBO

PDRBWONOGIRI = C(9) + PER_EFFECT + C(1) + C(2)*PADWONOGIRI +

C(3)*DAKWONOGIRI + C(4)*DBHWONOGIRI

PDRBREMBANG = C(10) + PER_EFFECT + C(1) + C(2)*PADREMBANG +

C(3)*DAKREMBANG + C(4)*DBHREMBANG

PDRBBATANG = C(11) + PER_EFFECT + C(1) + C(2)*PADBATANG +

C(3)*DAKBATANG + C(4)*DBHBATANG

PDRBSALATIGA = C(12) + PER_EFFECT + C(1) + C(2)*PADSALATIGA +

C(3)*DAKSALATIGA + C(4)*DBHSALATIGA

Page 127: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

108

Substituted Coefficients:

=====================

PER_EFFECT = -37989.7131795*@ISPERIOD("2003") +

16992.7794611*@ISPERIOD("2004") + 47965.376195*@ISPERIOD("2005") -

76873.4483985*@ISPERIOD("2006") - 63774.0735882*@ISPERIOD("2007") -

77878.0644398*@ISPERIOD("2008") - 56740.0908707*@ISPERIOD("2009") +

106592.685059*@ISPERIOD("2010") + 141704.549762*@ISPERIOD("2011")

PDRBPURBALINGGA = 76993.0586845 + PER_EFFECT + 1645524.90281 +

2.65491295522*PADPURBALINGGA + 6.91661345453*DAKPURBALINGGA

+ 1.96046834465*DBHPURBALINGGA

PDRBBANJARNEGARA = 423582.46351 + PER_EFFECT + 1645524.90281 +

2.65491295522*PADBANJARNEGARA +

6.91661345453*DAKBANJARNEGARA +

1.96046834465*DBHBANJARNEGARA

PDRBKEBUMEN = 448732.087511 + PER_EFFECT + 1645524.90281 +

2.65491295522*PADKEBUMEN + 6.91661345453*DAKKEBUMEN +

1.96046834465*DBHKEBUMEN

PDRBWONOSOBO = -378779.184076 + PER_EFFECT + 1645524.90281 +

2.65491295522*PADWONOSOBO + 6.91661345453*DAKWONOSOBO +

1.96046834465*DBHWONOSOBO

PDRBWONOGIRI = 520100.927954 + PER_EFFECT + 1645524.90281 +

2.65491295522*PADWONOGIRI + 6.91661345453*DAKWONOGIRI +

1.96046834465*DBHWONOGIRI

PDRBREMBANG = -58646.35556 + PER_EFFECT + 1645524.90281 +

2.65491295522*PADREMBANG + 6.91661345453*DAKREMBANG +

1.96046834465*DBHREMBANG

PDRBBATANG = 94167.408724 + PER_EFFECT + 1645524.90281 +

2.65491295522*PADBATANG + 6.91661345453*DAKBATANG +

1.96046834465*DBHBATANG

PDRBSALATIGA = -1126150.40675 + PER_EFFECT + 1645524.90281 +

2.65491295522*PADSALATIGA + 6.91661345453*DAKSALATIGA +

1.96046834465*DBHSALATIGA

Page 128: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

109

Lampiran 4

Random Effect Model

Dependent Variable: PDRB?

Method: Pooled EGLS (Two-way random effects)

Date: 07/25/13 Time: 12:40

Sample: 2003 2011

Included observations: 9

Cross-sections included: 8

Total pool (balanced) observations: 72

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1596575. 133210.9 11.98531 0.0000

PAD? 2.924279 0.927798 3.151847 0.0024

DAK? 6.919429 0.871690 7.937946 0.0000

DBH? 3.250663 2.146379 1.514487 0.1345

Random Effects

(Cross)

PURBALINGGA--

C 73284.09

BANJARNEGARA-

-C 419882.9

KEBUMEN--C 439476.1

WONOSOBO--C -376586.6

WONOGIRI--C 516204.0

REMBANG--C -60402.07

BATANG--C 95120.54

SALATIGA--C -1106979.

Random Effects

(Period)

2003--C -18564.03

2004--C 32507.77

2005--C 61276.33

2006--C -62437.34

2007--C -58609.68

2008--C -78517.28

2009--C -63429.47

2010--C 77144.22

2011--C 110629.5

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 294280.3 0.9233

Period random 62335.75 0.0414

Page 129: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

110

Idiosyncratic random 57548.55 0.0353

Weighted Statistics

R-squared 0.655783 Mean dependent var 132641.5

Adjusted R-squared 0.640597 S.D. dependent var 109580.1

S.E. of regression 65693.49 Sum squared resid 2.93E+11

F-statistic 43.18329 Durbin-Watson stat 0.626946

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.323240 Mean dependent var 2079244.

Sum squared resid 1.89E+13 Durbin-Watson stat 0.030586

Estimation Command:

=====================

LS(CX=R,PER=R) PDRB? PAD? DAK? DBH?

Estimation Equations:

=====================

PDRBPURBALINGGA = C(1) + C(2)*PADPURBALINGGA +

C(3)*DAKPURBALINGGA + C(4)*DBHPURBALINGGA

PDRBBANJARNEGARA = C(1) + C(2)*PADBANJARNEGARA +

C(3)*DAKBANJARNEGARA + C(4)*DBHBANJARNEGARA

PDRBKEBUMEN = C(1) + C(2)*PADKEBUMEN + C(3)*DAKKEBUMEN +

C(4)*DBHKEBUMEN

PDRBWONOSOBO = C(1) + C(2)*PADWONOSOBO +

C(3)*DAKWONOSOBO + C(4)*DBHWONOSOBO

PDRBWONOGIRI = C(1) + C(2)*PADWONOGIRI + C(3)*DAKWONOGIRI +

C(4)*DBHWONOGIRI

PDRBREMBANG = C(1) + C(2)*PADREMBANG + C(3)*DAKREMBANG +

C(4)*DBHREMBANG

PDRBBATANG = C(1) + C(2)*PADBATANG + C(3)*DAKBATANG +

C(4)*DBHBATANG

PDRBSALATIGA = C(1) + C(2)*PADSALATIGA + C(3)*DAKSALATIGA +

C(4)*DBHSALATIGA

Page 130: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

111

Substituted Coefficients:

=====================

PDRBPURBALINGGA = 1596574.53013 +

2.92427899457*PADPURBALINGGA + 6.91942862311*DAKPURBALINGGA

+ 3.25066319107*DBHPURBALINGGA

Page 131: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

112

Lampiran 5

UJI CHOW

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: FEM

Test cross-section and period fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 341.595950 (7,53) 0.0000

Cross-section Chi-square 275.844214 7 0.0000

Period F 13.529284 (8,53) 0.0000

Period Chi-square 80.104788 8 0.0000

Cross-Section/Period F 338.370705 (15,53) 0.0000

Cross-Section/Period Chi-

square 329.204764 15 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: PDRB?

Method: Panel Least Squares

Date: 07/26/13 Time: 01:31

Sample: 2003 2011

Included observations: 9

Cross-sections included: 8

Total pool (balanced) observations: 72

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -632374.6 278667.8 -2.269278 0.0269

PAD? 13.54479 4.013990 3.374395 0.0013

DAK? 26.00816 4.756449 5.467979 0.0000

DBH? 39.73264 10.36831 3.832124 0.0003

Effects Specification

Period fixed (dummy variables)

R-squared 0.710507 Mean dependent var 2079244.

Adjusted R-squared 0.657433 S.D. dependent var 627554.9

S.E. of regression 367303.1 Akaike info criterion 28.61677

Sum squared resid 8.09E+12 Schwarz criterion 28.99622

Log likelihood -1018.204 Hannan-Quinn criter. 28.76783

F-statistic 13.38715 Durbin-Watson stat 0.413090

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 132: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

113

Period fixed effects test equation:

Dependent Variable: PDRB?

Method: Panel Least Squares

Date: 07/26/13 Time: 01:31

Sample: 2003 2011

Included observations: 9

Cross-sections included: 8

Total pool (balanced) observations: 72

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1530904. 40696.22 37.61784 0.0000

PAD? 3.672239 1.157244 3.173262 0.0024

DAK? 4.911207 0.938004 5.235806 0.0000

DBH? 7.007166 2.380042 2.944135 0.0046

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.980903 Mean dependent var 2079244.

Adjusted R-squared 0.977772 S.D. dependent var 627554.9

S.E. of regression 93561.70 Akaike info criterion 25.87039

Sum squared resid 5.34E+11 Schwarz criterion 26.21822

Log likelihood -920.3342 Hannan-Quinn criter. 26.00886

F-statistic 313.3225 Durbin-Watson stat 0.945451

Prob(F-statistic) 0.000000

Cross-section and period fixed effects test equation:

Dependent Variable: PDRB?

Method: Panel Least Squares

Date: 07/26/13 Time: 01:31

Sample: 2003 2011

Included observations: 9

Cross-sections included: 8

Total pool (balanced) observations: 72

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1148535. 203069.3 5.655876 0.0000

PAD? 2.321928 4.805806 0.483151 0.6305

DAK? 6.192127 4.745939 1.304721 0.1964

DBH? 20.92773 11.34793 1.844190 0.0695

R-squared 0.392561 Mean dependent var 2079244.

Adjusted R-squared 0.365763 S.D. dependent var 627554.9

S.E. of regression 499778.6 Akaike info criterion 29.13567

Page 133: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

114

Sum squared resid 1.70E+13 Schwarz criterion 29.26215

Log likelihood -1044.884 Hannan-Quinn criter. 29.18602

F-statistic 14.64849 Durbin-Watson stat 0.076213

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 134: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

115

Lampiran 6

Chi Square

Hausman test for

fixed versus random

effects

chi-sqr(3) =

8.1507066

p-value =

0.0429976

Page 135: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

116

Lampiran 7

Uji Normalitas

Lampiran 8

Uji Multikolinieritas

C PAD? DAK? DBH?

C 5.76E+09 -37650.67 -32285.94 -98630.27 PAD? -37650.67 0.817107 0.213904 -0.255652 DAK? -32285.94 0.213904 0.868071 -0.343479 DBH? -98630.27 -0.255652 -0.343479 4.327764

0

1

2

3

4

-1.5e-10 -1.0e-10 -5.0e-11 5.0e-16 5.0e-11 1.0e-10 1.5e-10

Series: ResidualsSample 2003 2011Observations 9

Mean 7.88e-12Median 3.90e-11Maximum 1.14e-10Minimum -1.34e-10Std. Dev. 9.18e-11Skewness -0.594984Kurtosis 1.846578

Jarque-Bera 1.029901Probability 0.597530

Page 136: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

117

Lampiran 9

Uji White Cross-Section (Heterokedastisitas)

Dependent Variable: PDRB?

Method: Pooled EGLS (Cross-section weights)

Date: 08/12/13 Time: 07:27

Sample: 2003 2011

Included observations: 9

Cross-sections included: 8

Total pool (balanced) observations: 72

Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1544408. 32115.23 48.08959 0.0000

PAD? 3.335057 1.117653 2.983983 0.0041

DAK? 4.231344 0.855718 4.944786 0.0000

DBH? 7.960572 2.200687 3.617312 0.0006

Fixed Effects

(Cross)

PURBALINGGA--

C 61969.57

BANJARNEGARA-

-C 422975.4

KEBUMEN--C 440488.2

WONOSOBO--C -373754.2

WONOGIRI--C 540117.9

REMBANG--C -70364.02

BATANG--C 86651.98

SALATIGA--C -1108085.

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics

R-squared 0.988034 Mean dependent var 2158830.

Adjusted R-squared 0.986072 S.D. dependent var 612981.0

S.E. of regression 92450.18 Sum squared resid 5.21E+11

F-statistic 503.6653 Durbin-Watson stat 0.927185

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.980481 Mean dependent var 2079244.

Sum squared resid 5.46E+11 Durbin-Watson stat 0.855783

Page 137: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH  · PDF fileSince 2001, the Indonesian ... 13. Sahabatku Yusrina Rahma Dewi dan Syarifah Aini, ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

118

Lampiran 10

Uji Autokorelasi

Dependent Variable: PDRB?

Method: Pooled EGLS (Cross-section SUR)

Date: 08/12/13 Time: 05:51

Sample: 2003 2011

Included observations: 9

Cross-sections included: 8

Total pool (balanced) observations: 72

Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1542261. 8932.441 172.6585 0.0000

PAD? 3.642156 0.068192 53.41058 0.0000

DAK? 4.796611 0.105289 45.55682 0.0000

DBH? 6.805791 0.180153 37.77793 0.0000

Fixed Effects

(Cross)

PURBALINGGA--

C 59394.09

BANJARNEGARA-

-C 422821.9

KEBUMEN--C 436558.0

WONOSOBO--C -371307.8

WONOGIRI--C 535784.2

REMBANG--C -67538.82

BATANG--C 92408.23

SALATIGA--C -1108120.

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics

R-squared 0.999761 Mean dependent var -25.20378

Adjusted R-squared 0.999722 S.D. dependent var 77.73251

S.E. of regression 1.073279 Sum squared resid 70.26765

F-statistic 25554.29 Durbin-Watson stat 2.155346

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.980842 Mean dependent var 2079244.

Sum squared resid 5.36E+11 Durbin-Watson stat 0.918442