Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI...

150
i Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan Domestik dan Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Tahun 1976-2007) Skripsi Dimaksudkan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta oleh : TRIYANTO F. 0104094 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Transcript of Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI...

Page 1: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

i

Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor,

Tabungan Domestik dan Penanaman Modal Asing

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

(Tahun 1976-2007)

Skripsi

Dimaksudkan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

oleh :

TRIYANTO

F. 0104094

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul :

Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan

Domestik , dan Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia ( Tahun 1976-2007)

Surakarta, Juni 2009

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing

(Drs. Supriyono,M.Si)

NIP. 131 569 284

Page 3: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi

Pembangunan.

Surakarta, Juni 2009

Tim penguji skripsi

1. Drs. Mugi Rahardjo,Dipl, MSi Ketua (……………………...)

NIP. 080 055 250

2. Drs. Supriyono, MSi Pembimbing (……………………..)

NIP. 131 569 284

3. DR. Guntur Riyanto, MSi Anggota (……………………...)

NIP. 131 569 276

Page 4: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

iv

MOTTO

Hai Orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan

sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta

orang-orang yang sabar.(QS. Al-Baqarah :153)

Manusia yang hakiki adalah wujud

hak, kemandirian dan kodrat. Berdiri

dengan sendirinya. Sukma menjelma

menjadi hamba. Hamba menjelma pada

sukma. Napas sirna menuju ketiadaan.

Badan kembali sebagai tanah. (Syekh Siti

Jenar, Pupuh II;2)

Semangat..

Page 5: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

v

Skripsi ini kupersembahkan :

SEBAGAI UNGKAPAN PENGABDIAN DAN SYUKUR

kepada Allah SWT

SEBAGAI UNGKAPAN RASA BAKTI, HORMAT DAN TERIMA KASIH

kepada Bapak dan Ibu

SEBAGAI UNGKAPAN RASA SAYANG

kepada kedua kakak_q n ponakanku

SEBAGAI UNGKAPAN RASA TERIMA KASIH DAN PERSAHABATAN

kepada teman-teman

SEBAGAI UNGKAPAN RASA KESETIAAN DAN TERIMA KASIH

kepada Almamater

Page 6: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan karunia-Nya yang selalu dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Analisis Pengaruh Konsumsi

Pemerintah,Ekspor,Tabungan Domestik, dan Penanaman modal Asing (Tahun

1976-2007) ”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam pencapaian gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan hingga terselesaikannya

penyusunan skripsi merupakan tantangan tersendiri bagi penulis. Banyak

kesulitan dan hambatan yang harus dilalui. Tetapi berkat arahan, bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak, maka akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

Tidak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan

bantuannya sehingga skripsi ini bisa diselesaikan. Oleh karena itu dengan

kerendahan hati dan ketulusan yang mendalam penulis menghaturkan terima kasih

kepada :

1. Drs. Supriyono, M.Si selaku pembimbing yang dengan arif dan bijak telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing dan memberikan

masukan yang berarti dalam penyusunan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang secara langsung maupun tidak

Page 7: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

vii

langsung telah banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di Fakultas

Ekonomi UNS.

3. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan.

4. Dra. Izza Mafruhah, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta beserta seluruh staff dan karyawan yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan pelayanan kepada penulis.

6. Tim penguji yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.

7. Bank Indonesia Kota Surakarta yang telah banyak membantu penulis dalam

mengumpulkan data yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi.

8. Keluarga yang senantiasa mendukung, memberi dorongan, semangat untuk

menyelesaikan skripsi ini, bantuan moril dan materiil, juga lantunan do’a yang

tiada henti-hentinya.

9. Mikhaela yang sudah memberi perhatian, semangat, selama dua tahun ini, best

i ever had

10. Teman-teman kos Annisa, Kisworo, Dede, Ryan, Hendrik jangan usilin Gery

mulu kesian dya juga manusia punya hati punya rasa hehehe, Gery sing sabar

yo.., Irul, Farid, Iwan kagum ma kalian paling rajin sholat jamaah di Masjid,

Arip yang selalu terobsesi ma sepoor, Kurnia, Antok ma Khrisna anak Sipil

yang slalu rajin lemburan, semangaaaat. Pak Budi mantan bapak kos, yang

baru aja pindahan bulan Juni, makasih udah numpang empat taon lebih.

Noeg”bokep” thanx udah share pilm, lagu ma aplikasi komputer.

Page 8: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

viii

11. Isma makasih udah diajari olah data, Juned nang klitikan yo bozz, Yonida,

Danu, ayo rampungke skripsimu, teman-teman di Ekonomi Pembangunan kita

sukses dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara

langsung maupun tidak atas bantuannya kepada penulis hingga

terselesaikannya penelitian ini.

Ibarat pribahasa tiada gading yang tak retak, begitu pula skripsi ini masih

memerlukan tanggapan, saran, kritik dan perbaikan. Semoga skripsi ini bisa

memberikan kontribusi yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan

dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca. Saran serta kritik akan penulis

terima, sebagai bahan evaluasi bagi penulis.

Surakarta, April 2008

Penulis

Page 9: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

ABSTRAK .................................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv

MOTTO ....................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah .............................................................. 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 10

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ........................................................................... 12

1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ......................................... 12

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi ................................................. 13

3. Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi .................................... 17

4. Konsumsi Pemerintah ......................................................... 21

5. Pengertian Ekspor ................................................................. 24

6. Teori Perdagangan Internasional ........................................... 25

7. Faktor-faktor Penentu Ekspor ................................................ 27

8. Tabungan Domestik .............................................................. 30

9. Pengertian Penanaman Modal Asing ..................................... 34

10. Manfaat Penanaman Modal Asing ......................................... 37

B. Penelitian Terdahulu ................................................................... 40

Page 10: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

x

C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 43

D. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 44

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian......................................................................... 46

B. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 46

C. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 46

D. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 48

E. Metode Analisis Data ................................................................ 49

1. Pemilihan Model ................................................................... 46

2. Analisis Error Correction Model (ECM)................................ 49

3. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 58

a. Multikolinearitas .............................................................. 58

b. Heteroskedastisitas ........................................................... 59

c. Autokorelasi ..................................................................... 60

d. Uji Normalitas .................................................................. 61

e. Uji Linearitas .................................................................... 62

4. Uji Statistik ........................................................................... 62

a. Uji Signifikansi Parameter Individual ............................... 63

b. Uji Statistik F (Uji Secara Bersama-sama) ........................ 65

c. Koefisien Determinasi ...................................................... 66

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian ....................................................... 68

1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia .................. 70

2. Perkembangan Konsumsi Pemerintah .................................... 72

3. Perkembangan Ekspor Indonesia ........................................... 73

4. Perkembangan Tabungan Domestik Indonesia ...................... 75

5. Perkembangan Penanaman Modal Asing di Indonesia ........... 76

B. Analisa Data dan Pembahasan .................................................... 78

1. Deskripsi Data ................................................................ 78

2. Model Analisis ...................................................................... 81

a. Uji Model Mac Kinnon, White dan Davidson.................. 81

Page 11: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

xi

d. Estimasi Error Correction Model (ECM) ....................... 82

e. Pengujian Terhadap Uji Asumsi Klasik .......................... 86

1) Uji Multikolinearitas .............................................. 86

2) Uji Heteroskedastisitas .......................................... 88

3) Uji Autokorelasi .................................................... 89

4) Uji Normalitas ....................................................... 91

5) Uji Linearitas ......................................................... 92

f. Uji Statistik .................................................................... 93

1) Uji Secara Individu ................................................ 93

2) Uji Secara Bersama-sama ...................................... 96

3) Koefisien Determinasi ........................................... 97

3. Intepretasi Ekonomi .............................................................. 97

a. Pengaruh Konstanta Terhadap Pertumbuhan Ekonomi .... 98

b. Pengaruh Konsumsi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi ......................................................................... 98

c. Pengaruh Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ........ 100

d. Pengaruh Tabungan Domestik Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi .................................................... 102

e. Pengaruh PMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ........... 104

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 106

B. Saran .......................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

xii

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Per Kwartal .................................... 8

4.1 Data Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Konsumsi Pemerintah,

Ekspor Tabungan Domestik dan Penanaman Modal Asing

Tahun 1976-2007................................................................................. 80

4.2 Hasil Uji MWD Linier dan log Linier................................................... 82

4.3 Hasil estimasi dengan model ECM ...................................................... 84

4.4 Uji Klein ............................................................................................. 87

4.5 Uji Park ............................................................................................... 89

4.6 Uji Breuch-Godfrey ............................................................................ 90

4.7 Uji Jarque-Bera ................................................................................... 92

4.8 Uji Ramsey ......................................................................................... 92

4.9 Pengaruh Variabel Independen Jangka Pendek .................................... 94

4.10 Pengaruh Variabel Independen Jangka Panjang ................................... 95

Page 13: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

xiii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran Studi ..................................................................... 44

3.1 Daerah Kritis Uji t ................................................................................. 64

3.2 Daerah Kritis Uji F ................................................................................ 66

4.1 Grafik Perkembangan Produk Domestik Bruto Indonesia ....................... 72

4.2 Grafik Perkembangan Konsumsi Pemerintah.......................................... 73

4.3 Grafik Perkembangan Ekspor................................................................. 75

4.4 Grafik Perkembangan Tabungan Domestik ............................................ 76

4.5 Grafik Perkembangan Penanaman Modal Asing………………………... 77

Page 14: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

ABSTRAKSI

Triyanto

F 0104094

ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR,

TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

(TAHUN 1976-2007)

Penelitian ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan Domestik, Dan Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia (Tahun 1976-2007)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi pemerintah, ekspor, tabungan domestik, dan penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam jangka panjang dan jangka pendek pada periode tersebut.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat time series dari tahun 1976-2007. Penelitian ini menggunakan model linier dinamik yang kemudian diuji menggunakan metode Error Correction Model (ECM), dimana variabel pertumbuhan ekonomi (RPDB) sebagai variabel dependen dan variabel konsumsi pemerintah (KONS), ekspor (EKS), tabungan domestik (TAB), dan penanaman modal asing (PMA) sebagai variabelindependen.

Berdasarkan hasil uji dengan ECM, menunjukkan bahwa pengaruh konsumsi pemerintah tehadap pertumbuhan ekonomi pada jangka pendek berpengaruh negatif dan signifikan, jangka panjang pengeluaran pemerintah berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi pada jangka pendek berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan dalam jangka panjang berpengaruh positif dan signifikan. Pengaruh tabungan domestik terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek berpengaruh negatif dan sinigfikan, sedangkan dalam jangka panjang berpengaruh positif dan signifikan. Pengaruh penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan dalam jangka panjang berpengaruh positif dan tidak signifikan. Hasil uji secara bersama-sama, semua koefisien regresi secara bersama-sama signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diajukan beberapa saran antara lain: pemerintah harus mereformasi struktur birokrasi selama ini dan melakukan promosi barang- barang Indonesia agar dapat bersaing dengan negara lain.

Kata Kunci: RPDB, Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan Domestik,Penanaman Modal Asing, dan Error Correction Model.

Page 15: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai negara yang sedang membangun, ingin mencoba

untuk dapat membangun bangsa dan negaranya sendiri tanpa memperdulikan

bantuan dari negara lain. Indonesia pernah mencobanya tetapi sulit untuk terus

bertahan di tengah derasnya laju globalisasi yang terus berkembang dengan

cepat tanpa mau menghiraukan bangsa lain yang masih membangun. Indonesia

dalam keadaan tersebut akhirnya terpaksa mengikuti arus, mencoba untuk

membuka diri dengan berhubungan lebih akrab dengan bangsa lain demi

menunjang pembangunan bangsanya terutama dari sendi ekonomi nasionalnya.

Menurut Boediono (1999: 22), pertumbuhan ekonomi merupakan tingkat

pertambahan dari pendapatan nasional. Pertumbuhan ekonomi merupakan

sebagai proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang dan merupakan

ukuran keberhasilan pembangunan.

Terdapat tiga faktor atau komponen utama pada pertumbuhan

ekonomi pada setiap negara, pertama adalah akumulasi modal, meliputi semua

bentuk investasi baru yang di tanamkan pada tanah, peralatan fisik dan modal

sumber daya manusia. Kedua, pertumbuhan penduduk yang beberapa tahun

selanjutnya akan memperbesar jumlah angkatan kerja. Ketiga, kemajuan

teknologi. Akumulasi modal sangat diperlukan bagi terciptanya suatu iklim

investasi yang bertujuan bagi pembangunan ekonomi negara. Pembangunan di

1

Page 16: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

2

suatu negara memang banyak dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut

disamping ada faktor lain yang mempengaruhi di dalamnya. Akumulasi modal

sangat diperlukan bagi terciptanya suatu iklim investasi yang bertujuan bagi

pembangunan ekonomi negara. Investasi yang masuk besar maka diharapkan

kegiatan ekonomi dan outputnya juga meningkat, sehingga pendapatan

nasional negara tersebut juga akan meningkat. Negara mempunyai kewajiban

untuk dapat memanfaatkan modal atau sumber daya yang telah dimiliki supaya

dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan mencari solusi atau kebijakan

terhadap faktor-faktor yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi (Todaro,

2000 : 88).

Menurut Sadono Sukirno (1994), pertumbuhan ekonomi merupakan

perkembangan dalam kegiatan perekonomian yang menyebabkan barang dan

jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran

masyarakat pun meningkat. Negara harus mencapai pertumbuhan ekonomi

yang teguh dalam jangka panjang karena ada dua alasan penting (Sadono

Sukirno, 1994: 25), pertama, untuk menyediakan kesempatan kerja kepada

tenaga kerja yang semakin bertambah. Kedua, untuk menaikkan tingkat

kemakmuran masyarakat.

Kerapuhan perekonomian Indonesia disebabkan dengan tidak adanya

dukungan mikro ekonomi yang kuat. Permasalahan yang masih tidak dapat

diselesaikan sampai saat ini adalah korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang

terlalu tinggi di Indonesia, sumber daya manusia Indonesia kurang kompetitif,

jiwa entrepreneurship yang kurang, dan sebagainya. Meningkatnya

Page 17: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

3

pertumbuhan investasi di Indonesia dimulai dengan ditetapkannya Undang-

Undang No.1 / tahun 1967 tentang penanaman modal asing (PMA) dan

Undang-Undang No.6 / tahun 1968 tentang penanaman modal dalam negeri

(PMDN). Dengan diberlakukannya Undang-undang tersebut diharapkan dapat

mendorong peningkatan investasi di Indonesia dari waktu ke waktu yang

kemudian menciptakan iklim investasi yang kondusif selama proses

pembangunan.

Dana pembangunan dari dalam negeri berasal dari tabungan domestik

dan ekspor sedangkan dari luar negeri dapat berupa pinjaman bantuan maupun

investasi asing. Sebagian besar negara menggabungkan kedua sumber dana

tersebut. Karena dana yang dihimpun dari dalam negeri tidak cukup untuk

kebutuhan dana pembangunan. Sumber dana eksternal dimanfaatkan oleh

negara sebagai dana tambahan disamping tabungan domestik. Kendalanya

adalah tingkat pendapatan yang rendah masyarakat sehingga menyebabkan

kekurangan kapital guna pembiayaan pembangunan.

Akumulasi tabungan domestik yang ada tidak mampu memenuhi

kebutuhan biaya investasi yang dibutuhkan dalam proses memicu pertumbuhan

ekonomi, dan disisi lain adalah kekurangan dalam memenuhi kebutuhan devisa

untuk membiayai kebutuhan impor barang-barang modal dan teknologi,

dengan demikian untuk menutupi kekurangan tersebut negara mengusahakan

sumber daya eksternal berupa investasi.

Arus masuk modal asing (capital inflows) juga berperan dalam

menutup gap devisa yang ditimbulkan oleh defisit pada transaksi berjalan.

Page 18: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

4

Masuknya modal asing juga mampu menggerakkan kegiatan ekonomi yang

lesu akibat kurangnya modal (saving investment gap) bagi pelaksanaan

pembangunan ekonomi. Modal asing ini selain sebagai perpindahan modal juga

dapat memberikan kontribusi positif melalui aliran industrialisasi dan

modernisasi. Modal asing yang masuk tersebut tidak dikelola dengan baik,

maka dapat menimbulkan dampak negatif yang besar terutama apabila

terjadinya capital flows reversal .

Sampai saat ini terdapat dua pandangan yang berbeda mengenai

peranan modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara dunia

ketiga. Pandangan pertama adalah mereka yang pro tentang perlunya modal

asing (Chenery dan Cartel dalam Mudrajad Kuncoro, 1997) berpendapat:

pertama, sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh negara

dunia ketiga sebagai dasar untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan

ekonomi. Kedua, pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu perubahan

strukur produksi dan perdagangan. Ketiga, modal asing dapat berperan penting

dalam mobilisasi dana maupun transformasi struktural. Keempat, kebutuhan

modal asing akan semakin menurun jika terjadi perubahan struktural benar-

benar terjadi (meskipun modal asing di masa yang akan datang akan semakin

produktif).

Kelompok kedua adalah mereka yang anti terhadap perlunya dana

eksternal berpendapat: pertama, penanaman modal asing atau bantuan luar

negeri dalam jangka pendek akan memperbesar pertumbuhan ekonomi, namun

dalam jangka panjang nenghambat pertumbuhan ekonomi. Kedua, semakin

Page 19: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

5

besar negara bergantung akan penanaman modal asing dan bantuan luar negeri

makin besar perbedaan pendapatan yang pada akhirnya akan menimbulkan

pola ketergantungan terhadap negara-negara maju (Sritua, 1999).

Negara yang sedang berkembang dengan tingkat pendapatan yang

masih relatif rendah menyebabkan tingkat investasi dalam negeri yang

tercemin dalan penanaman modal dalam negeri dan tabungan domestik juga

masih relatif kecil sehingga banyak sumber-sumber daya alam yang

sebenarnya pontensial belum digunakan secara optimal. Penyebab kurang

optimalnya pemanfaatan sumber daya alam karena diperlukan investasi baru

dan penggunaan modal yang besar.

Pengeluaran pemerintah di negara berkembang pada umumnya relatif

besar. Di negara-negara berkembang pengeluaran terbesar dialokasikan untuk

pembangunan infrastuktur yang merupakan barang publik murni yang tidak

dapat dihasilkan oleh pihak swasta seperti energi, pertahanan, juga umtuk

membiayai kegiatan sosial seperti : pendidikan, kesehatan dan lain lain.

Besarnya pengeluaran pemerintah menjadi suatu yang mengundang kontroversi

pada ekonomi makro. Sementara negara-negara bergerak menuju pasar terbuka

dan bebas, pengeluran pemerintah juga meningkat secara terus menerus.

Pengeluaran pemerintah melalui APBN tercermin dalam realisasi

anggaran rutin, realisasi anggaran belanja pembangunan, sedangkan jumlah

seluruh penerimaan meliputi penerimaan dalam negeri dan penerimaan luar

negeri yang disebut penerimaan pembangunan. Pengeluaran rutin jika di tinjau

dari tujuannya merupakan pengeluaran operasional dan mutlak dilakukan serta

Page 20: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

6

konsumtif, tetapi tidak semua anggaran belanja rutin dapat dikategorikan

sebagai pengeluaran konsumsi (current expenditure) misalnya, pembelian

inventaris kantor, pemeliharaan gedung. Sebaliknya terdapat elemen

pengeluaran pembangunan yang sebagian besar merupakan pengeluaran untuk

investasi dapat di kategorikan sebagai pengeluaran yang bersifat konsumsi

seperti berbagai jenis upah dan gaji tambahan.

Perekonomian Indonesia mengalami zaman keemasan akibat kenaikan

harga minyak di pasaran dunia (oil boom) yang dapat dinyatakan sebagai titik

angka pertumbuhan yang relatif tinggi, dimana rata-rata mencapai 7%.

Indonesia pada waktu gejolak eksternal (1983-1986) dihadapkan pada

kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi merosot drastis menjadi hanya 4,88%

per tahun. Penurunan pertumbuhan ekonomi ini diakibatkan oleh banyak

faktor, yang paling menonjol adalah menurunnya harga minyak mentah,

akibatnya pendapatan pemerintah pun menurun. Menurunnya investasi dan

impor juga menyebabkan terjadinya penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut.

Utang luar negeri yang diperoleh tidak mampu menyelamatkan perekonomian

Indonesia.

Pemerintah melakukan upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi

makro dengan mengeluarkan berbagai kebijakan. Di bidang keuangan,

pemerintah melakukan devaluasi pada Maret 1983 dan September 1986,

melakukan deregulasi perbankan 1 Juni 1983, Paket Oktober 1986, dan

kebijakan pengetatan moneter (tight monetary policy). Di bidang fiskal

diadakan reformasi perpajakan (1984,1985) dan penghematan fiskal (fiscal

Page 21: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

7

austerity). Dibidang perdagangan dan industri, pemerintah memperkuat

kebijakan orientasi ke dalam melalui rasionalisasi tarif, memperkuat proteksi

melalui hambatan nontarif, reformasi bea masuk, dan peluncuran paket Mei

1986. Selain itu pemerintah masih terus melanjutkan kebijakan rasionalisasi

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan regulasi perekonomian pasar

(Sundrum, dalam Nur Hidayah : 8).

Selama periode 1993-1995 rata-rata pertumbuhan ekonomi pertahun

meningkat menjadi 7,3 persen hingga 8,2 persen, tetapi akibat krisis yang

melanda Indonesia laju pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis.

Memasuki triwulan ke-4 tahun 1997, Indonesia di guncang oleh krisis moneter

yang di akibatkan oleh penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika.

Krisis nilai tukar rupiah berlanjut menjadi krisis ekonomi, industri banyak yang

gulung tikar bermula dari ketidak mampuan membeli bahan baku impor dan

krisis perbankan. Bank Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1997 melakukan

kebijakan dengan melepaskan intervensi terhadap rupiah dan menerapkan

sistem nilai tukar mengambang bebas (freely floating). Bank Indonesia tidak

mampu lagi menahan besarnya permintaan valuta asing tersebut, setelah

kehilangan sejumlah besar cadangan devisa yang dimilikinya untuk

mempertahankan sistem mengambang terkendali. Pada tahun 1998 laju

pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 13,13 persen dengan laju inflasi

sebesar 77,63 persen. Kondisi ini sangat memprihatinkan dimana harga-harga

melambung tinggi sehingga masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya (Tambunan, 2001: 12-13 dalam Dwi dan Yuni, 2004: 43)

Page 22: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

8

Respon pertama Indonesia terhadap masalah ini adalah menaikkan

tingkat suku bunga domestik untuk mengendalikan naiknya inflasi dan

melemahnya nilai tukar rupiah, dan memperketat kebijakan fiskalnya.

Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) pada Oktober 1997,

mencapai kesepakatan tentang program reformasi ekonomi yang diarahkan

pada penstabilan ekonomi makro dan penghapusan beberapa kebijakan

ekonomi yang dinilai merusak, antara lain Program Permobilan Nasional dan

monopoli, yang melibatkan anggota keluarga Presiden Soeharto. Rupiah masih

belum stabil dalam jangka waktu yang cukup lama, hingga pada akhirnya

Presiden Soeharto terpaksa mengundurkan diri pada Mei 1998. Di bulan

Agustus 1998, Indonesia dan IMF menyetujui program pinjaman dana di

bawah Presiden B.J Habibie. Presiden Gus Dur yang terpilih sebagai presiden

pada Oktober 1999 kemudian memperpanjang program tersebut (Wijino,

Wirjo, 2005)

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Per Kwartal (%)

Pertumbuhan EkonomiBulanTahun 1998 Tahun 1999 Tahun 2000

Maret -4,49 -6,13 3,64Juni -13,34 1,79 4,98September -16 2,85 4,08Desember -18,26 5,36 6,91

Pertumbuhan EkonomiBulan

Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003Maret 4,8 2,5 3,4Juni 3,79 3,5 3,8September 3,15 3,9 3,9Desember 1,6 3,8 4,4

Pertumbuhan EkonomiBulan Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006

Marer 4,5 6,4 4,6Juni 4,3 5,5 5,2September 5,0 5,3 5,5Desember 6,7 4,9 6,1

Sumber : data Bank Indonesia

Page 23: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

9

Perekonomian Indonesia pada tahun 1999 mulai membaik, walau

pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 0,88%. Pertumbuhan ekonomi pada

2000 naik menjadi 4,92% dan antara tahun 2001-2004 rata-rata pertumbuhan

ekonomi mencapai di atas 4% serta kisaran tahun 2005-2007 sudah di atas 5%.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Penelitian ini mengambil periode waktu

dari tahun 1976-2007. Dasar permasalahan yang muncul diatas, maka

penelitian ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah ,

Ekspor, Tabungan Domestik dan Penanaman Modal Asing Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia (Tahun 1976-2007)”.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berikut adalah permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini:

1. Bagaimana pengaruh konsumsi pemerintah terhadap pertumbuhan

ekonomi Indonesia pada jangka panjang dan jangka pendek?

2. Bagaimana pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia

pada jangka panjang dan jangka pendek?

3. Bagaimana pengaruh tabungan domestik terhadap pertumbuhan ekonomi

Indonesia pada jangka panjang dan jangka pendek?

4. Bagaimana pengaruh penanaman modal asing (PMA) terhadap

pertumbuhan ekonomi Indonesia pada jangka panjang dan jangka pendek?

Page 24: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

10

5. Bagaimana pengaruh bersama-sama semua variabel (konsumsi

pemerintah, ekspor, tabungan domestik, dan PMA) terhadap pertumbuhan

ekonomi?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh konsumsi pada jangka panjang dan jangka pendek

terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

2. Mengetahui pengaruh ekspor pada jangka panjang dan jangka pendek

terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

3. Mengetahui pengaruh tabungan domestik pada jangka panjang dan jangka

pendek terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

4. Mengetahui pengaruh penanaman modal asing pada jangka panjang dan

jangka pendek terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

5. Mengetahui pengaruh bersama-sama semua variabel (konsumsi

pemerintah, ekspor, tabungan domestik, dan PMA) terhadap pertumbuhan

ekonomi

D. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka manfaat

yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran

mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi di Indonesia.

Page 25: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

11

2. Penelitian ini dapat memperkaya khasanah penelitian yang ada serta dapat

digunakan sebagai bahan acuan bagi penelitian serupa di masa yang akan

datang.

3. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

pengetahuan dan membuktikan bahwa terdapat hubungan atau pengaruh

antara konsumsi pemerintah, ekspor, tabungan domestik dan penanaman

modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

4. Sebagai aplikasi dari teori-teori ekonomi, yaitu ekonomi makro sehingga

dapat menambah referensi bagi peminat untuk mengetahui secara teoritis

mengenai pertumbuhan ekonomi.

Page 26: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Pertumbuhan Ekonomi

a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan dalam

kegiatan perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang di

produksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran dalam

masyarakat meningkat (Sadono Sukirno, 1999 : 10)

Pertumbuhan ekonomi menurut Prof. Simon Kuznets adalah

kenaikan jangka panjang dalam kemampuan sebuah negara untuk

menyediakan semakin banyaknya jenis-jenis barang ekonom kepada

penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan

teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukan

( Jhingan, 1996 : 72)

Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai usaha usaha

untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering kali diukur

dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita (Irawan &

Suparmoko, 1996 : 5) sehingga pembangunan ekonomi terdapat usaha

untuk meningkatkan pendapatan nasional riil juga untuk meningkatkan

produktivitas. Pembangunan ekonomi selain lebih banyak output di

dalamnya, juga terdapat perubahan-perubahan dalam kelembagaan dan

12

Page 27: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

13

pengetahuan teknik dalam mengasumsikan output lebih banyak

sehingga kekayaan suatu negara bertambah.

Pembangunan ekonomi juga terkandung arti adanya usaha untuk

meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat atau GDP (Gross

Domestic Product) dimana kenaikannya di ikuti oleh perombakan dan

modernisasi serta memperkaitkan aspek pemerataan pendapatan

(income equity) (Suryana, 2000: 4).

b. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Ilmu ekonomi terdapat banyak teori pertumbuhan, sehingga

tidak ada suatu teori pertumbuhan yang menyeluruh, lengkap, dan

merupakan satu-satunya teori pertumbuhan yang baku. Berikut teori

pertumbuhan yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi diantaranya

adalah (Lincolin Arsyad, 1992: 39):

1) Teori Rostow

Teori ini merupakan artikel Rostow yang dimuat dalam

Economic Journal (Maret 1956) yang dikembangkan dalam buku

yang berjudul The Stage of Economic Growth (1960). Menurut

Rostow, ada 5 (lima) tahapan dalam proses pembangunan ekonomi

yang merupakan karakteristik perubahan ekonomi, sosial dan

politik yang terjadi, antara lain yaitu:.

a) Masyarakat Tradisional,

Menurut Rostow, masyarakat tradisional adalah masyarakat

yang fungsi produksinya masih terbatas yang ditandai oleh cara

Page 28: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

14

produksi yang relatif masih primitif dan cara hidup masyarakat

yang masih dipengaruhi oleh nilai-nilai kurang rasional, tetapi

kebiasaan itu masih turun menurun.

b) Tahap Prasyarat Tinggal Landas

Menurut Rostow, tahap ini adalah tahap transisi di

masyarakat untuk mempersiapkan diri agar mencapai pertumbuhan

dengan menggunakan kekuatan sendiri. Namun pertumbuhan

ekonomi hanya akan tercapai jika diikuti oleh kemampuan

masyarakat untuk menggunakan ilmu pengetahuan modern dan

membuat penemuan baru yang bisa menurunkan biaya produksi.

c) Tahap Tinggal Landas

Tahap ini terjadi dimana pertumbuhan ekonomi dapat

dikatakan terjadi apabila terlihat suatu perubahan drastis dalam

masyarakat. Misalnya resolusi politik, terciptanya kemajuan yang

cepat dalam inovasi atau terbukanya pasar-pasar baru.

d) Tahap Menuju Kedewasaan

Merupakan tahap dimana masyarakat sudah secara efektif

menggunakan teknologi modern pada hampir semua kegiatan

produksi.

e) Masa Konsumsi Energi

Menurut Rostow, masa ini adalah tahap akhir dalam proses

pembangunan ekonomi. Masyarakat menekankan masalah-masalah

Page 29: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

15

yang berkaitan dengan konsumsi kesejahteraan masyarakat bukan

masalah produksi.

2) Teori Pertumbuhan Klasik

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, diantaranya

Adam Smith (1723-1790) “An Inquiry Into the Nature and Causes

of the Wealth of Nation” (1776) atau singkatnya “Wealth of

Nation”, ada 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,

yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas

tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan.

Teori pertumbuhan menurut teori mereka, dimisalkan luas tanah

dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi

tidak mengalami perubahan.

Berdasarkan kepada teori pertumbuhan klasik yang baru

diterangkan, dikemukakan suatu teori yang menjelaskan perkaitan

di antara pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori

tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Teori pertumbuhan

klasik dapat dilihat bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk,

produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per

kapita. Jumlah penduduk berkembang semakin banyak, hukum

hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi

fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami

penurunan, oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan

per kapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya.

Page 30: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

16

3) Teori Pertumbuhan Neo-Klasik

Teori pertumbuhan neo-klasik melihat dari sudut pandang

yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang

dikembangkan oleh Abramovits dan Solow pertumbuhan ekonomi

tergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam

persamaan, pandangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan:

AY = f (AK,AL,AT)

Dimana :

AY adalah tingkat pertumbuhan ekonomi

AK adalah tingkat pertumbuhan modal

AL adalah tingkat pertumbuhan penduduk

AT adalah tingkat pertumbuhan teknologi

Analisis Solow selanjutnya membentuk formula matematik untuk

persamaan itu dan seterusnya membuat pembuktian secara kajian

empiris untuk menunjukkan kesimpulan berikut: faktor terpenting

yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan

modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting

adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan

kepakaran tenaga kerja.

4) Teori Schumpeter

Teori Schumpeter dalam bukunya berjudul “The Theory of

Economic Development” (1934) mengemukakan bahwa sistem

kapitalisme adalah sistem yang paling baik untuk menciptakan

Page 31: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

17

pembangunan ekonomi yang pesat. Faktor utama yang

menyebabkan perkembangan ekonomi menurut Schumpeter

adalah proses inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta.

Kemajuan ekonomi atau peningkatan output total suatu

masyarakat hanya bisa diterapkan dengan adanya inovasi oleh

para wiraswasta. Pembaharuan-pembaharuan yang dapat

dilakukan atau diciptakan oleh pengusaha adalah: pertama,

memperkenalkan suatu barang baru, kedua, penggunaan cara baru

dalam memproduksikan barang, ketiga, memperluas pasar suatu

barang ke daerah- daerah yang baru, keempat mengembangkan

sumber barang mentah yang baru, dan yang ke lima adalah

mengadakan reorganisasi dalam suatu perusahaan atau industri.

(Jhingan, 1996 : 282).

c. Faktor- Faktor Pertumbukan Ekonomi

Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua

macam faktor, faktor ekonomi dan faktor non ekonomi (Jhingan

1996 : 67).

1) Faktor Ekonomi

Para ahli ekonom menganggap faktor produksi sebagai

kekuatan utama yang mempengaruhi pertumbuhan. Laju

pertumbuhan ekonomi jatuh atau bangunnya merupakan

konsekuensi dari perubahan yang terjadi di dalam faktor produksi

tersebut.

Page 32: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

18

a) Sumber Alam

Faktor utama yang mempengaruhi suatu perekonomian

adalah alam atau tanah. Tanah sebagai mana di pergunakan

dalam ilmu ekonomi mencakup sumber alam seperti kesuburan

tanah, letak dan susunannya, kekayaan hutan, mineral, iklim,

sumber air, sumber lautan dan lain-lain. Tersedianya sumber

alam secara melimpah merupakan hal yang penting bagi

pertumbuhan ekonomi. Suatu negara yang kekurangan sumber

alam tidak akan membangun secara cepat.

b) Akumulasi Modal

Modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik

dapat di reproduksi apabila stok modal naik dalam batas waktu

tertentu, hal ini disebut akumulasi modal atau pembentukan

modal. Pembentukan modal merupakan investasi dalam bentuk

barang-barang modal yang dapat menaikkan stok modal, output

nasional dan pendapatan nasional sehingga menjadi kunci

utama menuju pembangunan ekonomi.

Proses pembentukan modal bersifat komulatif dan

membiayai diri sendiri serta mencakup tiga tahap yang saling

berkaitan : (1) keadaan tabungan nyata dan kenaikannya, (2)

keberadaan lembaga keuangan dan kredit untuk menggalakkan

tabungan dan menyalurkannya ke jalur yang dikehendaki, (3)

mempergunakan tabungan untuk investasi barang modal.

Page 33: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

19

c) Organisasi

Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor produksi di

dalam kegiatan ekonomi. Organisasi bersifat melengkapi

modal, buruh, dan membantu tingkat produktivitasnya. Para

wiraswasta tampil sebagai organisator dan pengambil

keputusan atau resiko di antara ketidak pastian. Wiraswastawan

bukanlah manusia dengan kemampuan biasa, ia memiliki

kemampuan khusus untuk bekerja dibandingkan orang lain.

d) Kemajuan Teknologi

Perubahan teknologi berkaitan dengan perubahan di dalam

metode produksi yang merupakan hasil pembaharuan atau hasil

dari teknik penelitian baru. Perubahan teknologi telah

menaikkan produktivitas buruh, modal, dan faktor produksi

lainnya.

e) Pembagian Kerja dan Skala Produksi

Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan

peningkatan produktivitas. Keduanya membawa kearah

ekonomi produksi skala besar yang selanjutnya membantu

perkembangan industri. Pembagian kerja menghasilkan

perbaikan kemampuan produksi buruh. Setiap buruh akan

bekerja lebih efisien.

Page 34: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

20

2) Faktor Non Ekonomi

a) Faktor Sosial

Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi. Pendidikan dan kebudayaan barat membawa kearah

penalaran (reasoning) dan skeptisisme. Ia menambahkan

semangat yang menghasilkan penemuan baru dan

memunculkan kelas pedagang baru. Kekuatan faktor ini

menghasilkam perubahan padangan, harapan, struktur, dan

nilai-nilai sosial. Orang dibiasakan menabung dan investasi,

dan menikmati resiko untuk memperoleh laba.

b) Faktor Manusia

Peningkatan GDP berkaitan erat dengan perkembangan

faktor manusia sebagaimana terlihat dalam efisiensi atau

produktivitas yang melonjak di kalangan tenaga buruh. Inilah

yang oleh para ahli ekonomi disebut pembentukan modal

insani, yaitu proses peningkatan ilmu pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan seluruh penduduk negara

bersangkutan. Proses ini mencakup kesehatan, pendidikan dan

pelayanan sosial pada umumnya.

c) Faktor Politik dan Administratif

Struktur politik dan administratif yang lemah merupakan

penghambat besar bagi pertumbuhan ekonomi di negara

berkembang. Administrasi yang kuat, efisien dan tidak korup,

Page 35: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

21

sangatlah penting bagi pembangunan ekonomi. Ketertiban,

stabilitas dan perlindungan hukum mendorong kewiraswastaan.

Kemajuan teknologi, mobilitas faktor, dan pasar yang luas

membantu merangsang usaha dan inisiatif.

2. Konsumsi Pemerintah

Identitas keseimbangan pendapatan nasional Y = C+I+G+(X-M)

merupakan sumber legitimasi pandangan kaum Keynesian akan relevansi

campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Dari notasi sederhana

tersebut dapat di telaah bahwa kenaikan atau penurunan pengeluaran

pemerintah akan menaikan atau menurunkan pendapatan nasional. Banyak

pertimbangan yang melandasi pengambilan keputusan pemerintah dalam

mengatur pengeluarannya (Dumairy, 1997 : 161).

Pemerintah tidak cukup hanya meraih tujuan akhir dari setiap

kebijakannya tersebut, tetapi juga harus memperhitungkan sasaran yang

akan menikmati atau terkena dari kebijakan tersebut. Pengeluaran yang

semakin besar dengan tujuan semata-mata hanya untuk meningkatkan

pendapatan nasional atau memperluas kesempatan kerja adalah tidak

memadai melainkan pula harus diperhitungkan siapa atau masyarakat

lapisan mana yang akan terpekerjakan atau meningkatkan pendapatannya.

Musgrave berpendapat (Guritno, 1995 : 170) bahwa dalam suatu

proses pembangunan, investasi swasta dalam persentase tehadap GNP

semakin besar dan persentase investasi pemerintah dalam persentase

terhadap GNP semakin kecil. Tingkat ekonomi yang lebih lanjut, Rostow

Page 36: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

22

menyatakan bahwa pembangunan ekonomi, aktivitas pemerintah akan

beralih dari penyediaan prasarana ke pengeluaran-pengeluaran untuk

akivitas sosial seperti halnya, progam kesejahteraan, hari tua, program

pelayanan kesehatan masyarakat dan sebagainya.

Teori perkembangan pemerintah yang dikembangkan oleh Rostow

dan Musgrave adalah suatu pandangan yang di timbulkan dari pengamatan

berdasarkan pembagunan ekonomi yang dialami oleh banyak negara,

tetapi tidak didasarkan oleh suatu teori tertentu. Tahap pertumbuhan

ekonomi dalam teori ini tidak jelas, apakah terjadi dalam tahap demi tahap

ataukah beberapa tahap dapat terjadi secara simultan. (Guritno, 1995 :

171)

Teori makro mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah

dikemukakan oleh para ahli ekonomi di antaranya adalah:

a. Hukum Wagner

Wagner mengemukakan suatu teori mengenai perkembangan

pengeluran pemerintah yang semakin besar dalam persentase terhadap

GNP yang juga didasarkam pula pada pengamatan di negara-negara

Eropa, Amerika dan Jepang pada abad ke 19. Wagner mengemukakan

pendapatnya dalam bentuk hukum, akan tetapi pada pandangannya

tersebut tidak dijelaskan apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan

pengeluaran pemerintah dan GNP, apakah dalam bentuk pertumbuhan

secara relatif ataukah secara absolut. Hukum Wagner jika pengeluaran

pemerintah secara relatif, mengemukakan bahwa dalam suatu

Page 37: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

23

perekonomiaan jika pendapatan perkapita meningkat, secara relatif

pengeluaran pemerintah juga akan meningkat. (Guritno, 1995 : 171).

b. Teori Peacock & Wiseman

Teori Peacock & Wiseman adalah sebagai berikut,

perkembangan ekonomi menyebabkan pungutan pajak yang semakin

meningkat walaupun tarif pajak tidak meningkat, dan meningkatnya

penerimaan pajak juga mengakibatakan pengeluaran pemerintah

semakin meningkat. Oleh karena itu pada keadaan normal,

meningkatnya GNP menyebabkan penerimaan pemerintah semakin

besar, begitu pula pengeluaran pemerintah juga semakin besar.

Teori mereka didasarkan pada suatu pandangan bahwa

pemerintah senantiasa untuk memperbesar pengeluaran sedangkan

masyarakat tidak suka membayar pajak yang semakin besar untuk

membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin besar tersebut,

sehingga teori Peacock & Wiseman merupakan dasar teori

pemungutan suara. Peacock & Wiseman mendasarkan teori mereka

pada suatu teori bahwa masyarakat mempunyai suatu tingkat toleransi

pajak, yaitu suatu tingkat dimana masyarakat dapat memahami

besarnya pungutan pajak yang diperlukan oleh pemerintah untuk

membiayai pengeluaran pemerintah. Jadi masyarakat menyadari

bahwa pemerintah memerlukan dana untuk membiayai aktivitas

pemerintah sehingga mereka mempunyai suatu tingkat kesadaran

untuk membayar pajak. Sikap toleransi ini merupakan kendala bagi

Page 38: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

24

pemerintah untuk menaikkan pungutan pajak secara semena-mena

(Guritno, 1995 : 171).

3. Ekspor

a. Pengertian

Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara

mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah pabean Indonesia

dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan nilai

semua barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain,

termasuk diantara barang-barang, ongkos pengapalan, asuransi, dan

jasa-jasa pada suatu tahun tertentu. (Bambang Triyoso, 1984).

Fungsi penting adalah mengatasi masalah terbatasnya pasar di

dalam negeri, perkembangan ekspor akan menggalakan perkembangan

sektor dalam negeri karena :

1) Beberapa fasilitas yang digunakan untuk memperlancar kegiatan

ekspor, seperti pengembangan sistem komunikasi, jaringan

pengangkutan dan fasilitas latihan atau pendidikan, dapat

digunakan oleh sektor dalam negeri.

2) Dengan menarik tenaga kerja dari sektor dalam negeri, sektor

ekspor akan mendorong sektor dalam negeri untuk menciptakan

inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas (Sadono

Sukirno, 1996)

Page 39: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

25

b. Teori Perdagangan Internasional

Teori perdagangan internasional dapat digolongkan ke dalam dua

kelompok, yaitu teori klasik dan teori modern. Teori klasik yang

umum dikenal adalah teori keunggulan absolut dari Adam Smith, teori

keunggulan relatif atau keunggulan komparatif dari J.S Mill dan teori

biaya relatif dari David Ricardo, sedangkan teori faktor proporsi dari

Heckscher dan Ohlin disebut juga teori modern. (Tulus Tambunan,

2001 dalam Nur Hidayah, 2003:51)

1) Teori Klasik

a) Teori Keunggulan Absolut

Dasar pemikiran dari teori ini adalah bahwa suatu negara

akan melakukan spesialisasi terhadap ekspor suatu jenis barang

tertentu, dimana negara tersebut memiliki keunggulan absolut

dan tidak memproduksi atau melakukan impor jenis barang

dimana negara tersebut tidak mempunyai keunggulan absolut

terhadap negara lain yang memproduksi barang sejenis dengan

kata lain, suatu negara akan mengekspor (mengimpor) suatu

jenis barang, jika negara tersebut dapat (tidak dapat)

memproduksinya secara lebih efisien atau murah dibandingkan

negara lain. Teori ini menekankan bahwa efisiensi dalam

penggunaan input, misalnya tenaga kerja, dalam proses

produksi sangat menentukan keunggulan atau daya saing.

Page 40: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

26

b) Teori Keunggulan Komparatif

Munculnya teori keunggulan komparatif dari J.S Mill dan

David Ricardo dapat dianggap sebagai kritik sekaligus upaya

perbaikan terhadap teori keunggulan absolut. J.S Mill

beranggapan bahwa suatu negara akan berspesialisasi pada

ekspor barang tertentu jika negara tersebut memiliki keunggulan

komparatif terbesar dan akan berspesialisasi pada impor jika

negara tersebut memiliki kerugian komparatif. Negara akan

melakukan ekspor jika barang dapat diproduksi dengan biaya

lebih rendah, dan melakukan impor jika barang yang diproduksi

sendiri membutuhkan biaya lebih besar atau mahal. David

Ricardo berpendapat bahwa perdagangan antara dua negara akan

terjadi jika masing-masing negara memiliki biaya relatif terkecil

untuk jenis barang yang berbeda. Sehingga penekanan Ricardo

adalah pada efisiensi relatif antara negara dalam memproduksi

dua atau lebih jenis barang yang menjadi dasar terjadinya

perdagangan.

2) Teori Modern (Teori H-O)

Teori Heckscher dan Ohlin (H-O) disebut juga teori faktor

proporsi (proportion factor) atau teori ketersediaan faktor

(endowment factor). Dasar pemikiran teori ini adalah perdagangan

internasional, misalnya antara Indonesia dan AS terjadi karena

opportunity cost antara kedua negara tersebut berbeda. Perbedaan

Page 41: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

27

biaya alternatif tersebut dikarenakan adanya perbedaan jumlah dalam

faktor produksi. Faktor endowment yang berbeda, maka sesuai

hukum pasar harga faktor produksi tersebut juga berbeda antara

Indonesia dan AS. Jadi menurut teori H-O, suatu negara akan

berpesialisasi dalam produksi dan ekspor barang-barang yang input

utamanya relatif sangat banyak di negara tersebut, serta mengimpor

barang yang input utamanya tidak dimiliki oleh negara tersebut

(jumlahnya terbatas).

c. Faktor Penentu Ekspor

Faktor yang mempengaruhi ekspor, impor, dan ekspor neto :

(Mankiw, 2003: 210)

1) Selera konsumen terhadap barang-barang produksi dalam negeri

dan luar negeri

2) Harga barang-barang di dalam negeri dan luar negeri

3) Kurs yang menentukan jumlah mata uang domestik yang

dibutuhkan untuk membeli mata uang asing

4) Pendapatan konsumen di dalam dan luar negeri

5) Ongkos angkutan barang antar negara

6) Kebijakan pemerintah mengenai perdagangan internasional

Sedangkan faktor-faktor penyebab terjadinya perdagangan

internasional adalah sebagai berikut :

Page 42: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

28

1) Teori Permintaan dan Teori Penawaran

Perdagangan antara dua negara terjadi karena adanya

perbedaan permintaan dan penawaran. Permintaan berbeda karena

ada perbedaan pendapatan per kapita, selera masyarakat serta

faktor lainnya. Sedangkan penawaran berbeda karena ada

perbedaan dalam jumlah atau kualitas faktor produksi, derajat

teknologi, faktor eksternalitas dan faktor lainnya.

2) Vent For Surplus

Perdagangan luar negeri terjadi karena adanya kelebihan stok

yang bisa terjadi karena berbagai hal seperti pendapatan yang

menurun, terjadinya panen besar, dan sebagainya. Perdagangan

luar negeri digunakan untuk menjaga agar harga di dalam negeri

tidak merosot.

3) Siklus Produk (product cycle)

Dasar pemikiran teori ini adalah mengikuti perubahan

waktu, setiap produk atau industri akan melalui proses dari tahap

pengembangan (inovasi) hingga tahap kejenuhan (maturity) dan

tahap penurunan produksi.

Peranan ekspor dalam pembangunan ekonomi menurut ahli

ekonomi klasik, terutama David Ricardo, mengemukakan

pendapatnya bahwa perdagangan luar negeri melalui ekspor

Page 43: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

29

memberikan sumbangan yang pada akhirnya dapat mempercepat

perkembangan ekonomi suatu negara. (Sadono Sukirno, 1996)

Adapun sumbangan penting dari kegiatan luar negeri melalui

ekspor dalam pembangunan ekonomi meliputi (Sadono Sukirno,

1996) :

1) Pada suatu negara yang sudah mencapai tingkat kesempatan kerja

penuh, maka perdagangan luar negeri memungkinkan negara untuk

mencapai tingkat konsumsi yang lebih tinggi daripada yang

mungkin dicapai tanpa adanya kegiatan ekspor.

2) Suatu negara dapat memperluas pasar dan hasil-hasil produksi

nasional.

3) Suatu negara dapat menggunakan teknologi yang berasal dari luar

negeri.

Para ahli ekonomi sesudah mazhab klasik berpendapat, bahwa

salah satu fungsi dari ekspor adalah untuk mengatasi terbatasnya

permintaan pasar dalam negeri. Perkembangan ekspor akan

menggalakkan perkembangan sektor pendukung lainnya di dalam

negeri karena akan menciptakan permintaan atas barang yang

dihasilkan di dalam negeri, yang akhirnya ekspor dapat memperlancar

perkembangan ekonomi. Perdagangan luar negeri yang terjadi melalui

ekspor, maka pendapatan masyarakat khususnya produsen dan orang-

orang yang kegiatannya di sektor luar negeri akan bertambah. Makin

Page 44: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

30

cepat perkembangan perdagangan luar negeri makin cepat pula

pendapatan masyarakat bertambah.

4. Tabungan Domestik

Tabungan merupakan bagian dari pendapatan suatu periode

tertentu yang tidak habis di konsumsi pada periode bersangkutan.

Tabungan suatu negara dapat dibagi menjadi, tabungan domestik,

tabungan swasta dan tabungan luar negeri

Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Bruto) merupakan

pendapatan total dalam sebuah perekonomian sekaligus pengeluaran total

atas output barang dan jasa dalam perekonomian yang sama (Mankiw,

2003 : 92)

Y = C + I + G + Nx

Dimana : Y = GDP

C = konsumsi

I = Investasi

G = Pengeluaran Pemerintah

Nx = Ekspor bersih

Pendapatan total yang tersedia dalam perekonomian setelah

dipakai untuk konsumsi dan pembelian pemerintah disamakan dengan

tabungan nasional.

S = I maka, Y – C – G = S

Anggap bahwa T adalah jumlah pajak yang dibayar rumah tangga kepada

pemerintah, maka:

Page 45: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

31

S = ( Y – T – C) + ( T- G)

Tabungan swasta tabungan publik

Tabungan swasta merupakan jumlah pendapatan yang tersisa bagi

pemerintah setelah dipotong belanja pemerintah sehingga apabila pajak

yang diterima lebih besar dari pengeluaran untuk membeli barang dan

jasa, hal tersebut terjadi surplus anggaran hal ini berarti nerupakan

tabungan publik.

Tabungan merupakan salah satu jenis pembiayaan dalam negeri.

Tabungan dihimpun dan diciptakan dengan cara menghemat atau menekan

konsumsi baik dari sektor pemerintah, swasta dan masyarakat.

Konsep tabungan telah di telaah oleh beberapa ahli ekonomi diantaranya :

a. Menurut John Mynard Keynes

Teori Keynes tentang tabungan dikenal dengan Absolute Income

Hypotesis. Teori ini dikenal sebagai teori keynes mengenai konsumsi

yang menyatakan bahwa seseorang akan meningkatkan konsumsinya

apabila pendapatan pribadinya meningkat. Peningkatan konsumsi

seseorang tidaklah sama dengan peningkatan pendapatannya.

b. Menurut Duesenbery

Menurut teori ini, pengeluaran konsumsi seseorang tidaklah

ditentukan oleh pendapatan absolutnya melainkan oleh pendapatan

konsumsinya.

Page 46: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

32

Hipotesis yang diambil Duesenbery adalah :

1) Jika pada periode t pendapatan seseorang lebih besar daripada

pendapatan tertingginya pada waktu itu, maka orang tersebut akan

menaikan konsumsinya.

2) Jika pendapatan seseorang itu turun dari pendapatan tertingginya

sampai saat itu, maka orang tersebut akan cenderung untuk

mempertahankan konsumsinya dan menurunkan tabungannya.

Kedua gejala tesebut disebut Rachef effect.

Menurut Duesenbery, fungsi konsumsi dan tabungan adalah :

Ct = a - bY

St = Yt – Ct

Dimana Ct = konsumsi pada saat t

Yt = pendapatan pada saat t

St = tabungan pada saat t

Menurut Duesenbery, rekonsiliasi data Cross Section

memperlihatkan bahwa APC orang dengan pendapatan rendah lebih

besar dari pada orang yang berpendapatan lebih tinggi, sedangkan

rekonsiliasi dengan data Time Series memperlihatkan dalam jangka

pendek, APC lebih besar dari MPC dan dalam jangka panjang APC =

MPC

c. Menurut Ando Mondligliani

Menurut Ando-Mongliani pada saat mulai bekerja sampai akhir

hidup, seseorang mempunyai pendapatan dan konsumsi.

Page 47: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

33

Pendapatannya lebih rendah pada saat seseorang mulai bekerja.

Pendapatan tersebut akan terus meningkat sesuai dengan lama

seseorang bekerja. Berkenaan dengan hal tersebut maka seseorang

harus menabung pada saat pendapatannya lebih besar dari pada

konsumsinya. Pendapatan yang diterima lebih rendah maka orang

tersebut melakukan dissaving dan sebaliknya pada saat pendapatan

lebih besar dari pada konsumsinya, orang tesebut melakukan saving.

d. Menurut Milton Friedman

Teori yang dikemukakan oleh M. Friedman ini timbul karena

adanya ketidakpuasan terhadap penggunaan pendapatan sebagai

determinan pengeluaran konsumsi. Asumsi yang diambil adalah

seseorang konsumen akan mencapai utilitas maksimum sepanjang

hidupnya dengan cara menyesuaikan pola konsumsi dengan

pendapatan jangka panjang. Kesempatan konsumsi jangka panjang

dapat diperkirakan dengan cara membuat proyeksi yang didasarkan

pada pendapatan sekarang dan pendapatan masa lalu.

e. Menurut U Tun Wai

Tabungan menurut U Tun Wai adalah keputusan seseorang untuk

menabung ditentukan oleh kemampuan, kesempatan, dam kemauan.

Fungsinya dapat ditulis :

S = a (A,W,O)

Dimana S = Tabungan

A = Kemampuan (ability)

Page 48: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

34

W = Kemauan (willingness)

O = Kesempatan (opportunity)

a = Notasi fungsional

Menurut U Tun Wai, jumlah tabungan yang sebenarnya ditentukan

oleh variable A, W, dan O, namun bagi perseorangan atau rumah

tangga, tabungan dapat ditentukan oleh A pada suatu saat, W pada

saat yang lain dan, O pada saat yang lainnya lagi. Sebagai contoh,

masyarakat petani yang miskin mungkin mempunyai kemauan untuk

menabung, namun kemampuannya tidak memungkinkan. Naiknya

pendapatan seseorang maka kemampuan untuk menabung timbul,

namun ia akan lebih suka untuk membeli barang konsumsi yang lebih

mewah.

5. Penanaman Modal Asing

a. Pengertian

Secara singkat, investasi dapat didefinisikan sebagai tambahan

bersih terhadap stok kapital yang ada. Istilah lain dari investasi adalah

akumulasi modal atau pembentukan modal. Pengertian investasi atau

akumulasi modal dalam makro ekonomi adalah berbeda dengan

modal. Dalam penelitian ini investasi yanng dimaksud investasi

swasta atau PMA

PMA atau investasi asing merupakan invetasi yang dilakukan

oleh para pemilik modal asing di dalam negeri untuk mendapatkan

suatu keuntungan dari usaha yang dilakukan. Menurut Mudrajad

Page 49: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

35

Kuncoro (2000: 215) PMA merupakan salah satu sumber pembiayaan

pembangunan nasional di samping ekspor, tabungan domestik dan

bantuan luar negeri.

Menurut undang-undang nomor 1 tahun 1967 tentang Penanaman

Modal Asing pada pasal 1 menyebutkan bahwa : “Pengertian

penanaman modal asing di dalam undang-undang ini hanyalah

meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan

menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang ini dan

yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia dalam arti

bahwa pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari

penanaman modal tersebut”

Pengertian penanaman modal asing (PMA) dari tinjauan dan

pembahasan undang-undang penanaman modal dan kredit luar negeri :

(Ismail Sunny dan Rusdiono Rachmad dalam Pandji Anoraga,

1995:48)

1) Alat pembayaran luar negeri yang ditata merupakan bagian

kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah

digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.

2) Alat-alat untuk perusahaan, yaitu bahan-bahan yang dimasukkan

dari luar negeri ke wilayah Indonesia selama alat-alat tersebut tidak

dibiayai dari kekayaan Indonesia.

Page 50: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

36

3) Bagian dari hasil perusahaan yang didasarkan undang-undang ini

diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai

perusahaan Indonesia

Keuntungan adanya modal asing yaitu berupa diolahnya

sumber daya alam kita, meningkatkan lapangan pekerjaan,

meningkatnya penerimaan negara dari sumber pajak, serta adanya alih

teknologi. Pemilik modal mendapat keuntungan berupa deviden atau

hasil usaha (Suparmoko dan Irawan, 1996: 87-88).

Pengertian PMA dari tinjauan dan pembahasan undang-undang

penanaman modal dan kredit luar negeri adalah (Suhendro, 2005: 13):

a. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari

kekayaan devisa Indonesia, atas persetujuan pemerintah digunakan

untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.

b. Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan orang

asing dan bahan-bahan yang dimasukkan dari luar negeri ke

wilayah Indonesia selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari

devisa Indonesia.

c. Keuntungan perusahaan yang berdasarkan Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1967 boleh di transfer, namun digunakan untuk

membiayai perusahaan di Indonesia.

Modal asing dapat memasuki suatu negara dalam bentuk modal

swasta dan/ atau modal negara. Modal asing swasta dapat mengambil

Page 51: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

37

bentuk investasi lansgsung dan ivestasi tidal langsung (M.L Jhingan

1996 : 483)

a. Investasi Langsung.

Berarti bahwa perusahaan dari Negara penanam modal secara de

facto atau de jure melakukan pengawasan arus asset (aktiva) yang

ditanam dinegara pengimpormodal dengan cara ivestasi itu.

b. Investasi Tidak Langsung

Dikenal sebagai investasi portofolio atau rentier yang sebagian

besar terdiri dari penguasaan atas saham yang di pindahkan ( yang

dikeluarkan atau dijamin oleh pemerintah negara pengimpor

modal), atas saham atau surat utang oleh warga negara dari

beberapa negara lain. Penguasaan saham tersebut tidaklah sama

dengan hak untuk mengendalikan perusahaan. Para pemegang

saham hanya punya hak atas deviden saja.

c. Modal Asing Negara.

Terdiri atas pinjaman keras bilateral, pinjaman lunak bilateral dan

pinjaman multilateral.

b. Manfaat Penanaman Modal Asing

Dalam perkembangannya, kehadiran penanaman modal asing di

negara berkembang ada yang mendukung dan menentangnya.

Beberapa pendapat yang mendukung adanya PMA merupakan analis

Page 52: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

38

Neo-Klasik tradisional dimana hanya memusatkan perhatiannya pada

faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi, yaitu :

1) PMA berperan dalam mengisi kesenjangan antara target jumlah

devisa yang dibutuhkan dan hasil-hasil akibat devisa dari ekspor

ditambah dengan bantuan luar negeri netto.

2) PMA dapat menambah pendapatan yang diterima oleh

pemerintah yang berasal dari pajak yang dibayarkan oleh

perusahaan asing tersebut sehingga pemerintah memiliki

ketersediaan dana finansial untuk membiayai pengeluarannya atau

membiayai proyek-proyek dalam negeri.

3) PMA akan membawa pengetahuan dan teknologi yang

canggih dalam melakukan proses produksinya.

4) PMA akan mengurangi tingkat pengangguran di negara

tuan rumah bagi perusahaan asing yang membawa dan melakukan

produksi dengan padat karya

5) Dengan adanya PMA akan memberikan sumbangan

positif terhadap pembangunan nasional di negara penerimanya

Pendapat yang menentang adanya PMA secara umum dibagi atas

dua argumen, yaitu argumen yang bersifat ekonomis (mengenai

kegiatan-kegiatan perusahan asing tersebut) dan yang kedua adalah

argumen yang bersifat ideologis. Pendapat-pendapat mereka yang

menentang antara lain adalah :

Page 53: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

39

1) Dengan adanya PMA ini justru memperburuk ketimpangan

kesempatan ekonomis antar daerah di mana akan mendorong

terjadinya arus urbanisasi antar daerah.

2) Adanya perusahaan asing yang memproduksi barang-barang yang

sebenarnya masih belum sesuai dengan kebutuhan pokok

penduduk, maka akan mendorong perilaku untuk berkonsumsi

mewah dan mendorong adanya demonstration effect di kalangan

masyarakat.

3) Sumber-sumber daya negara-negara tuan rumah akan dialokasikan

oleh kegiatan produksi yang dilihat secara sosial tidak

menguntungkan sehingga negara tuan rumah merasa dirugikan

dengan adanya peranan perusahaan asing tersebut.

4) Dilakukannya praktek transfer pricing yang sering digunakan oleh

perusahaan modal asing untuk melipatgandakan keuntungannya.

5) Perusahaan-perusahaan asing akan merusak struktur perekonomian

negara tuan rumah, karena dapat menghambat investasi yang

dilakukan oleh usahawan lokal. Hal ini dikarenakan perusahaan

asing tersebut telah menguasai teknologi, jaringan perdagangan,

telekomunikasi, keahlian dan ketrampilan dalam manajemen

usahanya.

6) Pengaruh terakhir adalah adanya perusahan asing dinegara tuan

rumah, yaitu dapat mempengaruhi kondisi politik suatu negara.

Page 54: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

40

B. Penelitian Terdahulu

Bambang Kustituanto dan Istikomah (dalam Jurnal Ekonomi dan

Bisnis Indonesia: 1999) melakukan penelitian mengenai “Peranan

Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia tahun 1977-1996” diperoleh hasil penelitiannya adalah untuk

analisis model statis diperoleh bahwa bantuan luar negeri (AID) dan

variabel tabungan domestik mempunyai hubungan yang signifikan

terhadap variabel pertumbuhan ekonomi. Hasil uji t menunjukan bahwa

kedua variabel tersebut mempunyai nilai t hitung lebih besar dari nilai t

tabel derajad signifikansi 5% yaitu (2,179) dari nilai tersebut kita tidak

bisa menerima Ho (Ho ditolak) atau variabel bantuan luar negeri dan

tabungan domestik mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Koefisien hasil estimasi memberikan hasil positif, yang berarti variabel

tersebut berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Suyatno (dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan: 2003) melakukan

penelitian mengenai Hutang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing

(PMA), Ekspor, dan Peranannya terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia Tahun 1975-2000”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa koefisien dari hasil estimasi variabel hutang luar negeri dan PMA

memberikan tanda negatif, artinya mengindikasikan variabel tersebut

berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengaruh tersebut

tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Sesuai hasil analisis regresi

diperoleh bahwa hasil uji t-hitung yang lebih kecil daripada t-tabel dengan

Page 55: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

41

derajat signifikan 0,025 persen, yaitu (±2,064). Sementara variabel ekspor

terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi yang ditunjukkan dari hasil t-hitung (3,957) lebih besar dari t-

tabel (±2,064). Pengaruh tersebut juga bersifat positif yang ditunjukkan

nilai koefisien mempunyai nilai positif sebesar 1,508, yang berarti setiap

variabel ekspor meningkat sebesar 1 persen maka variabel pertumbuhan

ekonomi akan meningkat sebesar 1,508 persen. Dari nilai masing-masing

variabel, diartikan bahwa Ho ditolak untuk variabel ekspor, dan Ho

diterima untuk variabel hutang luar negeri dan penanaman modal asing.

Basuki Rahmad dan Yuni Prihadi Utomo (dalam Jurnal Ekonomi

Pembangunan: 2005), melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh

Hutang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing, dan Tabungan Domestik

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (1976-2000)” dengan alat

analisis model linear berganda menggunakan Model ECM (Error

Correction Model) diperoleh hasil penelitiannya adalah, hasil uji F

menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi dijelaskan oleh

hutang luar negeri, PMA, dan tabungan domestik yang secara bersama-

sama mempengaruhi terhadap pertumbuhan ekonomi pada tingkat

signifikasi 10%. Hasil analisis dengan uji t diketahui bahwa hutang luar

negeri, PMA dan tabungan domestik menunjukkan pengaruh yang

signifikan terhadap pertumbukan ekonomi di Indonesia.

Nur Hidayah melakukan penelitian (Skripsi: 2006) berjudul

”Pengaruh Penanaman Modal Asing, Aliran Bersih Utang Luar Negeri

Page 56: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

42

Pemerintah, Ekspor Bersih, dan Tabungan Domestik terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Tahun 1970-2004). Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel

ekonomi makro terhadap pertumbuhan ekonomi.

Penelitian ini menggunakan model linear dinamik, dan diuji

dengan menggunakan metode Error Correction Model (ECM). Pengujian

ini disertai dengan uji statistik serta uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil

uji dengan ECM menunjukkan bahwa variabel penanaman modal asing

dalam jangka pendek memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka panjang memiliki pengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada tingkat

signifikansi 5 persen.

Selanjutnya untuk variabel aliran bersih hutang luar negeri

pemerintah dalam jangka pendek maupun jangka panjang memiliki

pengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Variabel

ekspor bersih dalam jangka pendek memiliki pengaruh negatif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, namun dalam jangka panjang

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Variabel tabungan domestik dalam jangka pendek berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, begitu juga dalam jangka

panjang memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi

Page 57: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

43

C. Kerangka Pemikiran

Perhitungan output nasional atau PDB sangat diperlukan dalam

teori maupun kebijakan makro ekonomi. Pengukuran tersebut bermanfaat

untuk menghadapi berbagai masalah sentral yang berkaitan dengan

pertumbuhan ekonomi dan pengangguran, serta ukuran dan faktor-faktor

penentu inflasi. Dengan adanya data PDB membantu para pembuat

kebijakan untuk menjalankan perekonomian menuju sasaran atau target

yang telah ditetapkan.

Sementara itu, sumber dana untuk pembangunan dapat berasal dari

dua sumber, yaitu sumber dana luar negeri dan dalam negeri. Dana dari

luar negeri yaitu berupa penanaman modal asing dan utang luar negeri

pemerintah yang merupakan stok kapital atau tambahan modal dan

diperlukan pemerintah guna membiayai pembangunan-pembangunan yang

dilakukan pemerintah dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi

Indonesia. Dana dari luar negeri ini digunakan untuk memacu

meningkatnya investasi dalam negeri dan dapat memicu kenaikan sumber

daya ekonomi yang lebih besar sehingga dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi.

Lebih mempermudahkan dalam proses analisis permasalahan yang

telah dikemukakan ada 4 variabel yang berpengaruh terhadap GDP.

Variabel tersebut adalah konsumsi pemerintah, ekspor, tabungan domestik,

dan penanaman modal asing, untuk mempermudah pemahaman dalam

Page 58: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

44

penelitian ini, digambarkan kerangka pemikiran yang sistematis sebagai

berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Konsumsi

Pemerintah,Ekspor,Tabungan Domestik, dan PMA

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat

diambil hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Diduga konsumsi pemerintah berpengaruh positif dalam jangka

panjang dan jangka pendek terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia tahun 1976-2007.

b. Diduga ekspor berpengaruh positif dalam jangka panjang dan jangka

pendek terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 1976-2007.

Konsumsi Pemerintah

Ekspor

Tabungan Domestik

PMA

Pertumbuhan Ekonomi

Page 59: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

45

c. Diduga tabungan domestik berpengaruh positif dalam jangka panjang

dan jangka pendek terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun

1976-2007.

d. Diduga penanaman modal asing berpengaruh positif dalam jangka

panjang dan jangka pendek terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia tahun1976-2007.

e. Diduga secara bersama-sama semua variabel (konsumsi pemerintah,

ekspor, tabungan domestik dan PMA) berpengaruh positif terhadap per

tumbuhan ekonomi di Indonesia tahun1976-2007.

Page 60: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

46

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi literatur yang bertujuan untuk

menguji hipotesis yang diajukan yaitu menganalisis pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen dimana pokok pikirannya

didasarkan pada penggalian data dan referensi dari berbagai literatur.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat

kuantitatif dengan mengambil data time series dari tahun 1976-2007. Yang

bertujuan mengetahui seberapa besar pengaruh konsumsi pemerintah,

ekspor, tabungan domestik, dan penanaman modal asing terhadap

pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemilihan periode waktu tersebut

dimaksudkan karena pada periode tersebut kondisi investasi dan

pertumbuhan ekonomi mengalami pertumbuhan yang sangat tajam pasca

oil boom dan mengalami penurunan akibat krisis nilai tukar sehingga

menarik untuk diamati.

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dikelompokkan

menjadi dua yaitu variabel dependen dan variabel independen. Definisi

operasional dari masing-masing variabel adalah:

46

Page 61: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

47

a. Variabel Dependen (variabel terikat), merupakan variabel yang

dipengaruhi oleh variabel-variabel bebasnya. Adapun variabel

dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pertumbuhan ekonomi yang dihitung dari :

RPDBt = %1001

1 XPDB

PDBPDB

t

tt

................................................. (3.1)

PDB tersebut terlebih dahulu diubah kedalam angka indeks dengan

tahun dasar 1993. Perubahan ke dalam angka indeks tersebut

dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan antara PDB pada suatu

waktu tertentu dengan PDB pada waktu yang berbeda. Indeks PDB

dengan metode sederhana ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

(Zainal Mustafa, dalam Nur Hidayah, 2006 )

Is = 1000

xPDB

PDBn ........................................................................... (3.2)

Dimana : PDBn = PDB pada tahun tertentu

PDB0 = PDB pada tahun dasar

b. Variabel Independen (variabel bebas), merupakan variabel yang

mempengaruhi variabel dependen (terikat), antara lain :

1) Konsumsi Pemerintah

Konsumsi pemerintah adalah biaya yang dikeluarkan oleh

pemerintah untuk membiayai kegiatan-kegiatannya atau untuk

membiayai sektor-sektor, pengeluaran tersebut ditujukan untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas kesempatan

kerja dan kesejahteraan masyarakat. Nilainya dalam milyar rupiah.

Page 62: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

48

2) Ekspor

Ekspor merupakan barang dan jasa yang berasal dari dalam

negeri dijual atau dipakai oleh penduduk luar negeri. Oleh karena

itu, ekspor merupakan tambahan bagi pendapatan nasional seperti

halnya investasi. Dalam penelitian ini nilai ekspor yang digunakan

adalah nilai ekspor total Indonesia ke luar negeri periode 1976-

2007 yang dinyatakan dalam juta dollar Amerika Serikat.

3) Tabungan Domestik

Tabungan domestik yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah tabungan pemerintah dan tabungan masyarakat yang

diterima oleh pemerintah, selisih dari penerimaan dan pengeluaran,

yang jumlahnya dalam milyar rupiah.

4) Penanaman Modal Asing

Penanaman modal asing merupakan investasi yang

dilakukan oleh swasta asing ke suatu negara tertentu. Penanaman

modal asing yang dimaksud adalah penanaman modal asing yang

disetujui oleh pemerintah menurut sektor yang jumlahnya dalam

juta dollar.

D. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yang berupa time series dari tahun 1976-2007. Data-data yang dimaksud

adalah data pertumbuhan ekonomi, Konsumsi pemerintah, ekspor,

tabungan pemerintah, dan penanaman modal asing. Data-data tersebut

Page 63: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

49

diperoleh dari data Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia berbagai

edisi Bank Indonesia.

E. Metode Analisis Data

1. Penentuan Model

Pemilihan bentuk fungsi model empirik merupakan masalah

empirik yang sangat penting, karena teori ekonomi tidak secara

spesifik menunjukkan apakah sebaiknya bentuk fungsi suatu model

empirik dinyatakan dalam bentuk linear atau bentuk fungsi yang lain.

Memilih bentuk fungsi model empirik ada banyak macam metodenya,

diantaranya adalah : metode model transformasi Box_Cox, metode

yang dikembangkan oleh Mac Kinnon, White dan Davidson (MWD

test), metode bara dan Mc Aleer (B-M Test), dan metode Zarembaka.

Dalam penelitian ini digunakan metode MWD test untuk memilih

bentuk fungsi model yang tepat.

2. Analisis Error Correction Model (ECM)

Pada penelitian ini data yang digunakan adalah runtun waktu (time

series). Model linear dinamik metode koreksi kesalahan (ECM) yang

digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel baik dalam jangka

pendek maupun panjang. ECM juga dapat meliput lebih banyak

variabel dalam menganalisis fenomena ekonomi jangka pendek dan

jangka panjang serta mengkaji konsisten tidaknya model empirik

dengan teori ekonomi, mencari pemecahan terhadap persoalan variabel

time series yang tidak stasioner (non stasionary) dan regresi lancung

Page 64: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

50

(spurious regression) atau korelasi lancung (spurious correlation)

dalam analisis ekonometrika. Penggunaan ECM ini juga bertujuan

menganalisis secara teoritik dan empirik apakah model yang dihasilkan

sesuai dengan teori atau tidak. Hal ini menjadi sangat penting terutama

bila akan dilakukan pemilihan model empirik. (Aliman: Modul

Ekonometrika Terapan, 2000)

Domowitz dan Elbadawi menawarkan fungsi biaya kuadrat tunggal

yang cocok untuk menurunkan ECM yaitu dengan memasukkan vektor

yang mempengaruhi variabel tak bebas pada komponen biaya

penyesuaian. Dengan demikian fungsi biaya kuadrat tunggal untuk

menurunkan ECM adalah sebagai berikut (Insukindro, dalam Nur

Hidayah, 2006 : 75-81) :

a. Membuat hubungan persamaan dasar untuk menggambarkan

hubungan antara pertumbuhan ekonomi sebagai variabel dependen

dan inflasi, penanaman modal asing serta utang luar negeri

pemerintah sebagai variabel independen. Maka hubungan variabel

tersebut akan dirumuskan sebagai berikut:

RPDB = f (KONS,EKS,TAB,PMA) …………………………. (3.3)

Dimana:

RPDB = Pertumbuhan Ekonomi

KONS = Konsumsi Pemerintah

EKS = Ekspor Pemerintah

Page 65: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

51

TAB = Tabumgan Domestik

PMA = Penanaman Modal Asing

b. Membentuk fungsi biaya dalam formulasi ECM. Fungsi biaya

tersebut mengacu pada fungsi biaya kuadrat tunggal Domowitz-

Elbadawi (Insukindro, 1999: 5 dalam Lina Apriliana Evasari, 2006:

61) yang dirumuskan sebagai berikut:

Ct = e1 (Xt – Xt*)2 + e2 [(1 – B) Xt – ft (1 – B) Zt ]

2 ..................(3.4)

Dimana :

C t = Biaya kuadrat periode tunggal

e1 (Xt – X*t)

2 = Biaya ketidakseimbangan

e2 [(1- B) Xt – ft (1 – B) Zt ]2 = Biaya penyesuaian

B = Backward-lag operator (t–1)

Zt = Vektor variabel yang menentukan

Pertumbuhan Ekonomi, dimana Zt = f

(KONS, EKS, TAB., PMA)

ft = Vektor deret memberi bobot Zt

RPDBt = c0 + c1 KONSt + c2 EKSt +c3 TABt + c4 PMAt……… (3.5)

Meminimasi fungsi biaya kuadrat tunggal persamaan (3.5) terhadap

variabel RPDBt sehingga didapatkan:

Page 66: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

52

t

et

dX

dC=0 ……………………………………………………………..(3.6)

0 = 2e1 (Xt –X*t) + 2e2 [(1 – B) Xt - ft (1 – B) Zt ]

0 = e1 (Xt - X*

t) + e2 [(1 – B) Xt – ft (1 – B) Zt ]

0 = e1 Xt – e1 X*

t + e2 Xt – e2 BXt - e2 ft (1- B) Zt

e1 Xt + e2 Xt = e1 X*t + e2BXt + e2 ft (1 – B) Zt

(e1+ e2) Xt = e1X*t + e2BXt + e2 ft (1- B) Zt

Xt= (21

1

ee

e

)Xt

* + (21

2

ee

e

)BXt + (

21

2

ee

e

) ft (1 – B) Zt ………....(3.7)

Persamaan diaras identik dengan :

Xt = e X*t + (1 - e) B Xt +(1 - e) ft (1 – B) Zt ………………………………. (3.8)

Dimana :

e = 21

1

ee

e

(1-e) = e2 / (e1 + e2 )

Xt = RPDB aktual pada tahun t

X*t = RPDB yang diharapkan pada tahun t

BXt = RPDBt – RPDBt-1

subtitusi model dasar kedalam persamaan (3.3), menghasilkan

persamaan:

Page 67: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

53

RPDBt = c0 +c1 e KONSt + c2 e EKSt +c3eTABt +c4ePMAt +(1 –

e)BRPDB + (1 -e ) f1(1- B) KONSt +(1 -e ) f2(1- B) EKSt +(1 -

e ) f3(1- B) TABt + (1 - e ) f4 (1- B) PMAt…………………………. (3.9)

Persamaan diatas identik dengan :

RPDBt = c0 + (c1 e( 1- e) f1) KONSt - (1 – e )f1 BKONSt + (c2 e( 1- e) f2)

EKSt - (1 – e )f2 BEKSt + (c3 e( 1- e) f3) TABt - (1 – e )f3BTABt

+ (c4 e( 1- e) f4) PMAt - (1 – e )f4 BPMAt + ( 1- e) BRPDBt

…................................................................................(3.10)

Atau

RPDBt = b0 + b1KONSt + b2EKSt + b3TABt ++ b4PMAt

+ b5BKONSt ++ b6BEKSt + b7BTABt + b8BPMAt +

b9BRPDB ……….......................................................................................(3.11)

Dimana : b0 = c0, sehingga

b1 = c1e +(1- e) f1

b2= c2e +(1- e) f2

b3 = c3e +(1- e) f3

b4 = c4e +(1- e) f4

b5= - (1- e) f1

Page 68: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

54

b6= - (1- e) f2

b7= - (1- e) f3

b8 = -( 1- e) f4

b9 = (1- e)

RPDBt - BRPDBt = b0 + [b1 (KONSt - BKONSt) + b1 BKONS]

+[b2(EKSt - BEKSt) + b2 BEKS] +[b3(TABt - BTABt) + b3

BTAB] +[b4(PMAt - BPMAt) + b4 BPMA] + b5 KONSt+ b6

EKSt+ b7 TABt+ b8 PMAt+ b9 RPDBt + (b9 BKONS - b9

BKONS – BKONSt + BKONSt) + (b9 BEP- b9 BEKS – BEKSt

+ BEKSt) +(b9 BTAB - b9 BTAB – BTABt + BTABt) +(b9

BPMA- b9 BPMA– BPMAt + BPMAt) +

BRPDBt……………………………………………………… (3.12)

Persamaan diatas identik dengan :

(1 – B) BRPDBt = b0 + b1 (KONSt – BKONSt) + b1 BKONSt + b5

BKONSt + b9 BKONSt - BKONSt + b2(EKSt – BEKSt)

+ b2 BEKSt + b6 BEKSt + b9 BEKSt - BEKSt +

b3(TAB – BTABt) + b3 BTABt + b7 BTABt + b9 BTABt

+ BEKSt + b4 (PMAt – BPMAt) + b4BPMAt +

b8BPMAt + b9 BPMAt + BPMAt + BKONSt - b9

BKONSt + BEKSt - b9 BEKSt + BTABt - b9 BTABt +

BPMAt - b9BPMAt - BRPDBt + b9BRPDBt…….... (3.13)

Page 69: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

55

Persamaan diatas identik dengan :

(1 – B) RPDBt = b0 +b1 (KONSt – BKONSt) + (b1 +b5 +b9 -1) BKONSt +

b2(EKSt – BEKSt) + (b2 +b6+b9 -1) BEKSt + b3 (TABt

– BTABt) + (b3 +b7+b9 -1) BTABt + b4 (PMAt –

BPMAt) + (b4+b8+b9 -1) BPMAt + (1 – b9) (BKONSt +

BEKSt + BTABt+ BPMAt) - (1 – b9) RPDBt…… .(3.14)

persamaan diatas identik dengan :

(1 – B) RPDBt = b0 +b1 (KONSt – BKONSt) + (b1 +b5 +b9 -1) BKONSt +

b2(EKSt – BEKSt) + (b2 +b6+b9 -1) BEKSt + b3 (TABt

– BTABt) + (b3 +b7+b9 -1) BTABt + b4 (PMAt –

BPMAt) + (b4+b8+b9 -1) BPMAt + (1 – b9) B (KONSt

+ EKSt + TABt+ PMAt - RPDBt )………………………….(3.15)

Atau

DRPDBt = c0 +c1 DKONSt + c2DEKSt + c3 DTABt + c4 DPMAt+ c5

BKONSt + c6 BEKSt + c7 BTABt + c8BPMAt+c9 B

(KONSt + EKSt + TABt+ PMAt - RPDBt )….….(3.16)

Page 70: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

56

Keterangan :

RPDB = Pertumbuhan Ekonomi

KONS = Konsumsi Pemerintah

EKS = Ekspor

TAB = Tabungan Domestik

PMA = Penanaman Modal Asing

DKONS = Perubahan KONS dalam jangka panjang

DEKS = Perubahan EKS dalam jangka panjang

DTAB = Perubahan TAB dalam jangka panjang

DPMA = Perubahan PMA dalam jangka panjang

B = Backward Lag operator

ECT = Biaya ketidak seimbangan pertumbuhan ekonomi

akibat variable variable bebas dalam model

c0 = Intersep

c1,c2,c3, c4 = Koefisien asli regresi ECM dalam jangka panjang

c5,c6,c7, c8 = Koefisien asli regresi ECM dalam jangka pendek

c9 = Koefisien regresi ECT

Page 71: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

57

dimana:

DRPDB = RPDBt - RPDBt-1

BKONS = KONSt-1

DKONS = KONSt - KONSt-1

BEKS = EKSt-1

DEKS = EKSt - EKSt-1

BTAB = TABt-1

DTAB = TABt - TABt-1

BPMA = PMAt-1

DPMA = PMAt - PMAt-1

ECT = KONSt-1 + EKSt-1 + TABt-1 + PMAt-1 - RPDBt-1

Bentuk persamaan model koreksi kesalahan (ECM) di atas dikenal

sebagai ECM yang baku (standard error correction model). Model

koreksi kesalahan (ECM) digunakan untuk menguji spesifikasi model,

kesesuaian antara teori dengan kenyataan dan menguji apakah

pengumpulan data yang dilakukan sudah sesuai. Apabila nilai ECT

(error correction term) signifikan secara statistik, maka penelitian

yang dilakukan telah sesuai dengan teori, serta spesifikasi model dan

cara pengumpulan data sudah sesuai.

Page 72: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

58

a. Uji Kepenuhan Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinearitas

Dalam Gujarati, 2003 : 157, multikolinearitas adalah

masalah yang timbul berkaitan dengan adanya hubungan linear

yang ”sempurna’ atau pasti di antara variabel-variabel yang

menjelaskan dari model regresi.

Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya masalah

multikolinearitas adalah menggunakan metode korelasi parsial

yang disarankan oleh Farrar dan Glauber, yakni dengan

membandingkan nilai R2 dari regresi awal dengan regresi

variabel independen yang satu terhadap variabel independen

lainnya (determinasi parsial), jika R2 > , maka dapat

dinyatakan masalah multikolinearitas tidak serius. Sebaliknya

jika R2 < , maka dinyatakan masalah multikolinearitas

serius.

Konsekuensi dari model regresi yang mengalami masalah

multikolinearitas (Gujarati, 2009 : 327 )

1. Walaupun BLUE (Best Linear Unbiased Estimation),

penaksir OLS mempunyai varian dan kovarian yang besar,

sehingga membuat koefisien korelasi sulit untuk ditaksir..

2. Berdasarkan keterangan no. 1, mengakibatkan interval

kepercayaan cenderung menjadi lebih besar, maka Ho

Page 73: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

59

(koefisien populasi sesungguhnya adalah 0) diterima

dengan baik.

3. Berdasarkan no. 1, nilai t dari satu atau lebih koefisien

cenderung tidak signifikan secara statistik.

4. Walaupun nilai t dari satu atau lebih koefisien tidak

signifikan secara statistik, R², secara keseluruhan mengukur

goodness of fit menjadi lebih besar.

5. Penaksir OLS dan standard errornya menjadi sensitif

terhadap perubahan di dalam data.

2) Uji Heteroskedastisitas

Dalam Gujarati, 2003 : 177, Heteroskedastisitas adalah

kondisi di mana sebaran atau varian faktor pengganggu

(disturbance) tidak konstan sepanjang observasi.

Heteroskedastisitas terjadi jika muncul gangguan dalam fungsi

regresi yang tidak sama sehingga penaksir OLS tidak efisien

baik dalam sampel kecil ataupun besar (tetapi masih tetap tidak

bias dan konsisten).

Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya masalah

heteroskedastisitas adalah dengan melakukan uji Park yaitu

dengan meregresi residual yang dikuadratkan dengan variable

independen. Jika regresi tersebut menghasilkan probabilitas di

atas 0,05 maka variable bebas tersebut tidak signifikan pada

tingkat α = 5%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pada

Page 74: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

60

tingkat α = 5% semua koefisien regresi tidak signifikan yang

berarti tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

3) Uji Autokorelasi

Dalam Gujarati, 2003 : 201, autokorelasi adalah korelasi

antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut

waktu (seperti pada data deretan waktu) atau ruang(seperti

dalam data cross section). Autokolerasi ini sering terjadi pada

analisis yang menggunakan time series. Autokolerasi dapat

dideteksi dengan beberapa metode diantaranya: uji d Durbin

Watson (Durbin-Watson d test), metode grafik, Run Test , dan

uji Breusch-Godfrey (Breush-Godfrey test) (modul lab.

Ekonometrika : 102).

Penelitian ini menggunakan uji Breusch-Godfrey (Breush-

Godfrey test) untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokolerasi.

Metode ini dilakukan dengan melakukan regresi variabel

independen dengan nilai residual dari regresi OLS sebagai

variabel independennya. Langkah dari lagrage Multiple Test

adalah sebagai berikut :

a) Melakukan regresi terhadap variabel independen

dengan menempatkan nilai residual dari hasil regresi

OLS sebagai variabel independennya.

b) Memasukkan nilai R2 hasil regresi OLS ke dalam rumus

(n-1)R2, dimana nilai n adalah jumlah observasi.

Page 75: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

61

c) Membandingkan nilai R2 dari hasil regresi tersebut

dengan nilai X2 dalam tabel statistik Chi Square.

Kriterianya adalah :

i. Apabila nilai (n-1)R2 > nilai tabel X2 berarti

terjadi masalah autokorelasi.

ii. Apabila nilai (n-1)R2 < nilai tabel X2 berarti

tidak terjadi masalah autokorelasi.

4) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah

variabel terdistribusi secara normal atau tidak. Dalam peneltian

ini menggunkan uji Jarque-Bera untuk mengetahui normalitas

residual.

Jarque-Bera =

Dimana :

n = ukuran sampel

S = koefisien skewness

K = koefisen kurtosis

Untuk distribusi normal, S= 0 dan K = 3, dan nilai Jarque-Bera

(JB) di harapkan mendekati 0

Ho : residual berdistribusi normal

Ha : residual berdistribusi tidak normal

Jika probabilitas JB lebih kecil dari 5% maka Ho di tolak

sedangkan jika nilai JB lebih besar dari 5% maka Ho diterima.

Page 76: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

62

5) Uji Linearitas

Linearitas dalam parameter adalah relevan untuk

mengembangkan teori regresi untuk di jadikan secara ringkas.

Linearitas berarti suatu regresi yang linear dalam parameter,

regresi tadi mungkin linear atau tidak dalam variabel

independen (Gujarati, 2003 : 23). Uji linearitas dilakukan

dengan uji Ramsey yang di kembangkan oleh JB. Ramsey, yang

dikenal dengan sebutan uji kesalahan spesifikasi umum atau

general test of specification. Uji ini digunakan untuk menguji

asumsi CLRM tentang linieritas model.

Langkah pengujian :

ii. Lakukan estimasi OLS terhadap model awal kemudian

hitung nilai fittednya.

iii. Estimasi model awal dengan tambahan Variabel fitted

yang tidak linier.

iv. Hitung nilai F, jika F hitung signifikan pada tingkat

signifikansi 5% maka model awal terjadi masalah

linearitas, dan sebaliknya jika F hitung tidak signifikan

maka tidak terjadi kesalahan.

b. Uji Statistik

Memperoleh hasil regresi yang terbaik secara statistik

disebut BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) beberapa kriteria

Page 77: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

63

untuk memenuhi criteria BLUE adalah 1) Uji F, 2) Uji t, 3) Uji R².

Kriteria digunakan untuk menguji hipotesis secara statistik didalam

analisis regresi sederhana dan regresi berganda dilakukan melalui

pendekatan uji signifikan (test significant). Uji signifikan secara

umum merupakan prosedur untuk mengetahui seberapa besar

signifikansi kebenaran suatu hipotesis nol (H0), atau untuk

menentukan apakah sampel-sampel yang diamati berbeda secara

nyata dari hasil-hasil yang diharapkan.

Mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir

nilai aktual dapat diukur dari nilai statistic goodness of fitnya.

Secara statistik, nilai statistic goodness of fitnya dapat diukur dari

nilai statistik t, nilai statistik F, dan koefisien determinasinya.

Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai

uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho

ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan apabila nilai uji

statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. Dalam

pengujian hipotesis ini dapat dilakukan dengan cara-cara, yaitu :

1) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel dependen

secara individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel independent. Pengujian ini menggunakan uji dua sisi.

Adapun langkah-langkahnya adalah :

a) Menentukan formula hipotesis

Page 78: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

64

H0 : β1 : = 0

Berarti variabel dependen secara individu tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel independen.

H0 : β1 : ≠ 0

Berarti variabel dependen secara individu memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel independen.

b) Menentuan level of signifikan, α = 5%

c) Menghitung t hitung dan menentukan t tabel

t hitung =

t tabel = t α/2 ; n-k

dimana : αi = koefisien regresi variabel ke I

SE = standart error

N = jumlah sampel (observasi)

K = banyaknya parameter

d) Menentukan kriteria pengujian

Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak

e) Hasil Pengujian:

i. Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

Artinya variabel dependen secara individu tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel independen.

- t α/2 ; n-k t α/2 ; n-k

Gambar 3.1 Daerah Kritis Uji t

Page 79: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

65

ii. Ho ditolak jika t hitung ≤ - t tabel atau t hitung ≥ t tabel

Artinya variabel dependen secara individu memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel independen

2) Uji Statistik F (Uji Secara Bersama-sama)

Uji F digunakan untuk menguji apakah sekelompok

variabel independen secara bersama-sama mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Langkah-langkah pengujian :

a) Menentukan formula hipotesis

i. Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, berarti variabel dependen

secara individu tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel independen.

ii. Ho: β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0, berarti variabel dependen

secara individu memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap variabel independen.

b) Menentuan level of signifikan, α = 5%

c) Menghitung F Hitung

F hitung =

F tabel = Fa (k-1; nk)

Page 80: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

66

d) Kriteria Pengujian

Ho diterima Ho ditolak

F Fa (k-1;nk)

Gambar 3.2 Gambar Daerah Kritis Uji F

e) Hasil pengujian

i. Ho diterima jika F hitung < F tabel

Artinya variabel dependen secara individu tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

independen.

ii. Ho ditolak jika F hitung > F tabel

Artinya variabel dependen secara individu memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel

independen.

3) Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R²), dapat digunakan untuk

mengetahui berapa persen (%) variasi variabel dependen dapat

dijelaskan oleh variabel independen. Koefisien determinasi

bertujuan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik

dalam analisis regresi, yang ditunjukkan oleh besarnya

koefisien determinasi R2 adjusted antara nol dan satu. Koefisien

determinasi nol berarti variabel independen bila mendekati satu

Page 81: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

67

berarti variabel independen semakin berpengaruh terhadap

variabel dependen.

Rumus adjusted R2 adalah sebagai berikut :

Adjusted 1

)/()}1(1{ 22

kN

kNRR

Dimana :

R2 = Koefisien Determinasi

N = Jumlah Observasi

K = Jumlah Variabel

Page 82: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

68

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian

Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di

Asia Tenggara, terletak di garis khatulistiwa dan berada di antara benua

Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

Indonesia terbentang antara 6 derajat garis lintang utara sampai 11 derajat

garis lintang selatan, dan dari 97 derajat sampai 141 derajat garis bujur

timur. Karena letaknya yang berada di antara dua benua, dan dua samudra,

ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Indonesia terdiri

dari 17.508 pulau, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di

dunia. Populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006, Indonesia adalah

negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang

berpenduduk muslim terbesar di dunia, meskipun secara resmi bukanlah

negara Islam. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan

Dewan Perwakilan Rakyat dan presiden yang dipilih langsung. Ibukota

negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan dengan Malaysia di Pulau

Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste

di Pulau Timor. Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina,

Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di

India

68

Page 83: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

69

Indonesia mempunyai sumber daya alam yang besar di luar Jawa,

termasuk minyak mentah, gas alam, timah, tembaga dan emas. Indonesia

adalah pengekspor gas alam terbesar kedua di dunia. Hasil pertanian yang

utama termasuk beras, teh, kopi, rempah-rempah, minyak sawit dan karet.

Rekan perdagangan terbesar Indonesia adalah Jepang, Amerika Serikat

dan negara-negara tetangganya yaitu Malaysia, Singapura dan Australia.

Sistem ekonomi Indonesia awalnya didukung dengan

diluncurkannya Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) yang menjadi mata

uang pertama Republik Indonesia, yang selanjutnya berganti menjadi

Rupiah. Masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia tidak seutuhnya

mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis, namun juga memadukannya

dengan nasionalisme ekonomi. Pemerintah yang belum berpengalaman,

masih ikut campur tangan ke dalam beberapa kegiatan produksi yang

berpengaruh bagi masyarakat, ditambah pula kemelut politik,

mengakibatkan terjadinya ketidakstabilan pada ekonomi negara.

Pemerintahaan Orde Baru segera menerapkan disiplin ekonomi yang

bertujuan menekan inflasi, menstabilkan mata uang, penjadualan ulang

hutang luar negeri, dan berusaha menarik bantuan dan investasi asing.

Harga minyak bumi yang meningkat pada era tahun 1970-an

menyebabkan melonjaknya nilai ekspor, dan memicu tingkat pertumbuhan

ekonomi rata-rata yang tinggi sebesar 7% antara tahun 1968 sampai 1981.

Tahun 1980 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 9,88%, angka

pertumbuhan yang sangat tinggi karena efek dari oil boom. Negara-negara

Page 84: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

70

maju mengalami resesi ekonomi pada tahun 1982 dari dampak kenaikan

harga minyak dunia, ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia

mengalami penurunan yang tajam menyentuh angka 2,24%. Reformasi

ekonomi lebih lanjut menjelang akhir tahun 1980-an, antara lain berupa

deregulasi sektor keuangan dan pelemahan nilai rupiah yang terkendali,

selanjutnya mengalirkan investasi asing ke Indonesia khususnya pada

industri-industri berorientasi ekspor pada antara tahun 1989 sampai 1997

dengan rata-rata perumbuhan mencapai 7%. Ekonomi Indonesia

mengalami kemunduran pada akhir tahun 1990-an akibat krisis ekonomi

yang melanda sebagian besar Asia pada saat itu, yang disertai pula

berakhirnya masa Orde Baru dengan pengunduran diri Presiden Soeharto

tanggal 21 Mei 1998. Pada tahun 1998 pertumbuhan ekonomi Indonesia

bahkan minus 13,20% akibat krisis ekonomi dan capital flight karena

ketidak pastiaan situasi politik dan ekonomi pada saat itu. Saat ini

ekonomi Indonesia telah cukup stabil. Pertumbuhan PDB Indonesia tahun

2005 - 2007 melebihi 5%

Deskripsi perkembangan variabel sebagai berikut :

1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat

penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi

yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang digunakan

dalam penelitian ini merupakan nilai Produk Domestik Bruto (PDB).

Perhitungan PDB ada dua jenis yaitu PDB riil yang dihitung dengan

Page 85: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

71

harga konstan dan PDB nominal yang dihitung dengan harga berlaku.

Pertumbuhan ekonomi yang dimaksud adalah menggunakan

pertumbuhan PDB dengan harga konstan, yaitu tahun 1993.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama kurun waktu 30 tahun

tahun telah mengalami pasang surut. Pertengahan tahun 1970an

sampai awal 1980an perekonomian Indonesia tumbuh cukup tinggi,

rata-rata berkisar antara 6-7%. Pertumbuhan tersebut merupakan akibat

dari adanya peningkatan harga minyak dunia. Sedangkan pertumbuhan

yang terendah selama periode tersebut terjadi pada tahun 1982 akibat

adanya penurunan harga minyak adanya resesi dunia setelah adanya oil

boom pada tahun 1979-1980. Dampak negatif dari resesi ekonomi

dunia pada tahun 1982 terhadap perekonomian Indonesia terutama

terasa dalam laju pertumbuhan ekonomi yang rendah untuk periode

1982-1988 yaitu sekitar 3,62 persen. Selama periode 1993-1995 rata-

rata pertumbuhan ekonomi pertahun meningkat menjadi 7,3 persen

hingga 8,2 persen. Tetapi pada tahun 1998 laju pertumbuhan ekonomi

Indonesia menurun drastis akibat krisis yang melanda Indonesia yaitu

minus 13,13 persen. Hal itu dikarenakan nilai tukar rupiah yang anjlok

dan kondisi politik yang buruk sehingga dunia usaha pun juga sepi dan

akibatnya perekonomian juga sulit tumbuh. Tahun 2007 telah tumbuh

sebesar 6,32%, hal ini terjadi karena stabilitas makro ekonomi dan

politik yang cukup terjaga kestabilannya, selain itu juga disebabkan

oleh meningkatnya ekspor.

Page 86: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

72

Gambar 4.1. Grafik Perkembangan Produk Domestik Bruto Indonesia Tahun 1976-2007

-15

-10

-5

0

5

10

15

1980 1985 1990 1995 2000 2005

RPDB

Sumber : Hasil olahan E-views 4.0,2009

2. Perkembangan Konsumsi Pemerintah

Ekonomi negara dapat digerakkan oleh semua komponen

PDB yaitu dari kontribusi konsumsi rumah tangga, pembentukan

modal kerja tetap domestik bruto (investasi), pengeluaran pemerintah

dan ekspor-impor. Pada tahun 2003, kontribusi komponen-komponen

PDB paling besar terhadap ekonomi Indonesia yang tumbuh sebesar

4,10 % berasal dari pengeluaran konsumsi rumah tangga dan

pengeluaran pemerintah yang hampir tiap tahun selalu mengalami

peningkatan

Tahun 1976 konsumsi pemerintah hanya 1590,5 milyar

rupiah pada tahun 1980 naik menjadi 4688,2 milyar rupiah. Tahun

1990 konsumsi pemerintah naik menjadi 18953 milyar rupiah, pada

Page 87: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

73

tahun 2000 naik menjadi 90779,7 miyar menjadi 153309.6 pada tahun

2007.

Berkat keputusan pemerintahan Habibie (Mei 1998 - Agustus

2001) untuk mendesentralisasikan wewenang pada pemerintah daerah

pada tahun 2001, bagian besar dari belanja pemerintah yang

meningkat disalurkan melalui pemerintah daerah. Hasilnya

pemerintah propinsi dan kabupaten di Indonesia sekarang

membelanjakan 37% dari total dana publik.

Gambar 4.2. Grafik Perkembangan Konsumsi Pemerintah Tahun 1976-2007

0

40000

80000

120000

160000

1980 1985 1990 1995 2000 2005

KONS

Sumber : Hasil olahan E-views 4.0,2009

3. Perkembangan Ekspor Indonesia

Jumlah ekspor Indoensia masih sangat rendah pada awal

tahun 1976 yaitu sebesar 1108 juta dolar namun mulai tahun 1980

jumlah ekspor tersebut meningkat sebagai akibat adanya oil boom

sehingga Indonesia diuntungkan dengan kondisi tersebut. Komoditas

Page 88: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

74

utama ekspor Indonesia pada saat itu adalah minyak gas sehingga nilai

ekspor meningkat tajam dan menjadi pendorong tersendiri bagi

pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Indonesia di masa orde baru tahun 1986 mengandalkan

migas sebagai komoditas ekspor utama. Kontribusinya jauh di atas

50% dari ekspor Indonesia. Oleh karena itu barang-barang ekspor pada

masa itu digolongkan menjadi dua golongan yaitu migas dan

nonmigas. mulai tahun 1986 perkembangan ekspor meningkat pesat

dari 14805 juta dolar pada tahun 1988 menjadi 19218,5 juta dolar pada

awal tahun 1994 naik dua kali lipat menjadi 40055 juta dollar.

Indonesia mengalami krisis ekonomi pada awal tahun 1998 yang

diawali dengan krisis moneter. Kondisi ini sangat memukul

perdagangan Indonesia dengan turunnya nilai ekspor dan impor pada

tahun 1998-1999, dengan berbagai kebijakan di sektor industri dan

perdagangan pemerintah berusaha untuk mendorong kinerja

perdagangan luar negeri, sehingga nilai ekspor pada tahun 1998 turun

menjadi 48.847,6 juta dollar dibandingkan pada tahun sebelumnya

yaitu sebesar 53443.1 juta dollar, kemudian tahun 1999 turun lagi

menjadi 48.665,4 juta US dolar, pada tahun 2000 kegiatan ekspor

mulai menunjukan kenaikan, mencapai 62.124.

Page 89: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

75

Gambar 4.3. Grafik Perkembangan Ekspor Indonesia Tahun 1976-2007

0

20000

40000

60000

80000

100000

1980 1985 1990 1995 2000 2005

EKS

Sumber : Hasil olahan E-views 4.0,2009

4. Perkembangan Tabungan Domestik Indonesia

Tabungan domestik di Indonesia memang masih sangat

rendah sehingga belum dapat dijadikan tumpuan dana pembangunan

Indonesia. Walaupun begitu merupakan suatu kebanggaan tersendiri

karena akumulasi tabungan domestik selalu meningkat dari tahun ke

tahun dan pertumbuhannya tersebut sangat pesat

Awal tahun 1976 tabungan domestik masih 2089 miliar rupiah,

namun pada tahun 1980 jumlah tabungan domestik Indonesia

mencapai 6.411 miliar rupiah. Nilai tersebut terus meningkat menjadi

sebesar 83.154 miliar rupiah pada tahun 1990 dan pada tahun 2007

tabungan domestik Indonesia sebesar 1,228185 trilyun rupiah.

Nilainya selalu mengalami peningkatan, tabungan domestik

di Indonesia masih belum mempunyai pengaruh yang berarti bagi

Page 90: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

76

pertumbuhan ekonomi Indonesia karena akumulasi tabungan domestik

yang rendah dan lebih banyak digunakan untuk membiayai defisit

transaksi berjalan ataupun investasi yang kurang produktif

Gambar 4.4. Grafik Perkembangan Tabungan Domestik Tahun 1976-2007

0

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

1400000

1980 1985 1990 1995 2000 2005

TAB

Sumber : Hasil olahan E-views 4.0,2009

5. Perkembangan Penanaman Modal Asing di Indonesia

Sejak dikeluarkannya UU No. 1 tahun 1967 tentang PMA

oleh pemerintah Indonesia serta beberapa kebijakan deregulasi di

bidang investasi dan peraturan pemerintah tentang penanaman modal

asing, terbukti telah mampu menarik investasi dari luar negeri yang

terwujud dengan adanya FDI yang melonjak tajam. Beberapa

peraturan pemerintah tersebut adalah paket mei 1986, PP No. 17 tahun

1992 tentang diperbolehkannya PMA memiliki saham sampai 100 %

bila menanamkan sahamnya di Indonesia (sebelumnya PMA harus

bekerjasama dengan pengusaha nasional). Dikeluarkannya PP No. 20

Page 91: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

77

tahun 1994 dimana pihak asing diberi kesempatan untuk berinvestasi

lebih luas dengan jenis investasi publik. Sejak diberlakukannya UU

No. 1 Th. 1967 tentang PMA, arus modal yang masuk ke Indonesia

meningkat sangat pesat. Tahun 1976 PMA yang disetujui hanya

438,80 juta dolar dan pada tahun 1981 jumlah PMA yang disetujui

sebesar 1179,3 juta dolar. Peningkatan investasi asing ini terjadi akibat

pangsa pasar Indonesia yang besar dan faktor produksi terutama tenaga

kerja yang murah. Akan tetapi yang menjadi penarik utama investasi

asing masuk ke Indonesia adalah karena kestabilan politik Indonesia.

Tahun 1997 PMA yang disetujui mencapai 33832,80 akan tetapi pada

waktu krisis tahun 1998 PMA yang disetujui turun drastis menjadi

13563,10 juta dollar, penurunan ini terjadi hingga tahun 2002, setelah

itu PMA yang di setujui mulai merangkak naik kembali.

Gambar 4.5. Grafik Perkembangan Penanaman Modal Asing Tahun 1976-2007

0

10000

20000

30000

40000

50000

1980 1985 1990 1995 2000 2005

PMA

Sumber : Hasil olahan E-views 4.0,2009

Page 92: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

78

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data time series

yang menggunakan data sekunder. Data yang digunakan tersebut

diperoleh dari Laporan Tahunan Bank Indonesia. Data analisis dalam

bentuk data tahunan mulai periode 1976 – 2007.

Seluruh data yang digunakan akan diolah dan dianalisis

menggunakan program Eviews versi 4.0. Analisis data yang akan

dikemukakan merupakan hasil analisis secara statistik dan ekonomi.

Adapun variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Pertumbuhan ekonomi digunakan dalam penelitian ini merupakan

pertumbuhan ekonomi yang diperoleh dari pertumbuhan Produk

Domestik Bruto harga konstan yang diubah dulu ke dalam angka

indeks dengan tahun dasar 1993. Data pertumbuhan ekonomi ini

berupa data tahunan yang diperoleh dari Laporan Tahunan Bank

Indonesia terbitan Bank Indonesia.

b. Konsumsi Pemerintah dalam penelitian ini adalah pengeluaran

yang dilakukan pemerintah dalam menjalankan pemerintahan

sedangkan pengeluaran konsumsi rumah tangga tidak di gunakan.

Data berupa data tahunan diperoleh dari data Laporan Tahunan

Bank Indonesia terbitan Bank Indonesia.

Page 93: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

79

c. Ekspor yang digunakan dalam penelitian adalah ekspor total baik

migas maupun non migas yang dilakukan oleh negara Indonesia.

diperoleh dari data Laporan Tahunan Bank Indonesia terbitan Bank

Indonesia.

d. Tabungan Domestik yang digunakan dalam penelitian adalah

penjumlahan antara tabungan pemerintah dan tabungan swasta.

Data tabungan domestik berupa data tahunan yang diperoleh dari

Laporan Tahunan Bank Indonesia terbitan Bank Indonesia

e. Penanaman Modal Asing (PMA) yang digunakan dalam penelitian

ini adalah PMA yang disetujui pemerintah berdasarkan sektor. Data

penanaman modal asing berupa data tahunan yang diperoleh dari

Laporan Tahunan Bank Indonesia terbitan Bank Indonesia.

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

konsumsi pemerintah, ekspor, tabungan domestik, dan penanaman

modal asing. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pertumbuhan ekonomi. Tabel 4.1 menunjukkan data yang akan

digunakan dalam penelitian ini :

Page 94: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

80

Tabel 4.1 Data Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Konsumsi Pemerintah, Ekspor Tabungan Domestik, dan Penanaman Modal Asing Tahun 1976-2007

Sumber : Laporan tahunan Bank Indonesia berbagai edisi.

Model time series memiliki asumsi bahwa apa yang terjadi di

masa depan merupakan fungsi dari apa yang terjadi di masa lalu.

RPDB Konsumsi Pemerintah Ekspor Tabungan Domestik PMATahun

% Milyar Rp Juta $ Milyar Rp Juta $

1976 6,88 1590,5 8547 2089 438,80

1977 8,77 2077,3 10853 2428 647,10

1978 7,85 2658,9 11643 2813 402,70

1979 6,25 3733,4 15591 4244 1838,90

1980 9,88 4688,2 21909 6411 906,70

1981 7,93 6452 25164,5 8010 1179,30

1982 2,24 7228,7 22328,3 8868 1396,60

1983 4,19 8077,3 21145,9 12397 2882,20

1984 6,03 9121,5 21887,8 15498 1107,10

1985 8,88 11067 18586,7 20174 859,00

1986 5,88 12167 14805 23511 826,20

1987 4,93 12126 17135,6 29331 1456,90

1988 5,73 13421 19218,5 37510 4434,40

1989 7,51 16872 22159,5 54375 4718,80

1990 7,24 18953 25675,2 83154 8750,10

1991 6,91 22830 29142 95118 8778,00

1992 6,43 26879 33966,9 114850 10332,20

1993 6,56 29757 36823 117636 8144,20

1994 7,54 31014 40055 170406 23724,30

1995 8,22 35584 45417 214764 39914,70

1996 7,82 40299 49814 281718 29931,40

1997 4,70 42952 53443,1 357613 33832,50

1998 -13,20 54415,9 48847,6 573524 13563,10

1999 0,88 72631,3 48665,5 625618 10890,60

2000 4,92 90779,7 62124 720379 15282,80

2001 3,83 113416 56446,7 805827 15043,90

2002 4,38 132219 58119,8 845015 9744,10

2003 4,88 121404,10 61058,2 902326 13207,20

2004 4,89 126248,6 68062,09 965080 10277,30

2005 5,67 134625,6 79361,30 1034086 13579,3

2006 5,51 147563,7 86825,6 1198744 13889,3

2007 6,32 153309,60 93784,9 1228185 24621,8

Page 95: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

81

Dengan kata lain, model time series mencoba melihat apa yang terjadi

pada suatu kurun waktu tertentu dan menggunakan data time series

masa lalu untuk memprediksi.

2. Model Analisis

Penelitian ini menggunakan model analisis Error Correction

Model (ECM) atau model koreksi kesalahan untuk menganalisis

pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Model Error Correction Model (ECM) merupakan salah satu

pendekatan model linear dinamis yang berkaitan dengan perilaku data

runtut waktu. Model ini dapat digunakan untuk untuk mencari model

kesinambungan jangka pendek dan jangka panjang. Alat analisis ini

lebih relevan jika data yang akan dianalisis bersifat standar/ normal/

stabil, sebab salah satu persyaratan untuk mengaplikasikan regresi

deret waktu adalah dipenuhinya data yang bersifat stationer. Data

yang bersifat tidak stationer untuk koefisien regresi tersebut menjadi

tidak valid lagi (Insukindro, dalam Nur Hidayah, 2006: 98).

a. Uji Model Mac Kinnon, White dan Davidson (MWD Test)

Rule of thumb dari uji MWD adalah bila Z1 signifikan secara

statistik, maka kita menolak model yang benar adalah linear atau

dengan kata lain, bila Z1 signifikan secara statistik maka model

yang benar adalah log-linear. Sebaliknya bila Z2 signifikan secara

statistik maka kita menolak model yang benar adalah log-linear

Page 96: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

82

atau dengan kata lain, bila Z2 signifikan secara statistik maka

model yang benar adalah linear. Hasil uji MWD adalah :

Tabel 4.2 Hasil Uji MWD

Uji MWD Koefisien Std. Error t-Statistic Prob.

Linear 2.240894 1.860934 1.204177 0.2562

Log linear -0.125300 0.029647 -4.226412 0.0018

Sumber : Hasil olahan E-views 4.0,2009

Berdasarkan hasil uji MWD, yaitu MWD linear dan MWD

log-linear dapat diketahui bahwa Z1 tidak signifikan secara

statistik (Z1 = 0,2562) sedangkan Z2 signifikan secara statistik

(Z2 = 0,0018). Dari hasil tersebut dapat kita simpulkan bahwa

model linear digunakan dalam penelitian.

b. Estimasi Error Correction Model (ECM)

Penelitian ini menggunakan model ECM untuk

menjelaskan pengaruh jangka pendek dan jangka panjang

variabel-variabel independen yang mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi Indonesia. Adapun model regresi fungsi RPDB dengan

menggunakan ECM adalah sebagai berikut :

D RPDBt = C0 + C1 DKONSt + C2 DEKSt + C3 DTABt +

C4DPMAt + C5 KONSt -1+ C6 EKSt-1 + C7TABt-1 + C8 PMAt-1 +

C9 ECT....................................................................................(4.1)

Keterangan :

DRPDB : Perubahan PDB

Page 97: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

83

DKONS : Perubahan Konsumsi Pemerintah

DEKS ; Perubahan Ekspor Indonesia

DTAB : Perubahan Tabungan Domestik

DPMA : Perubahan Penanaman Modal Asing

KONS ; Konsumsi Pemerintah

TAB : Tabungan Domestik

EKS : Ekspor Indonesia

PMA : Penanaman Modal Asing

ECT :Error correction term adalah biaya

ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi akibat

variabel-variabel bebas dalam model

0c : Intersep

4321 ,,, cccc : Koefisien asli hasil regresi ECM jangka panjang

8765 ,,, cccc : Koefisien hasil regresi ECM jangka pendek

9c : Koefisien regresi ECT

Dimana :

DRPDB : RPDB-RPDBt-1

DKONS : KONS-KONSt-1

DEKS : EKS-EKSt-1

DTAB : TAB-TABt-1

DPMA : PMA-PMAt-1

ECT : KONSt-1 + EKSt-1 + TABt-1 + PMAt-1 - RPDBt-1

Page 98: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

84

Tabel 4.3 Hasil Analisis dengan Model ECM

Variabel Koefisien Std. Error t-Statistic Prob.

C 5.243260 2.067618 2.535893 0.0192D(KONS) 0.000126 9.63E-05 1.310435 0.2042KONS(-1) -0.800061 0.141185 -5.666760 0.0000D(EKS) 0.000290 0.000130 2.235653 0.0364EKS(-1) -0.800186 0.141203 -5.666916 0.0000D(TAB) -5.42E-05 1.49E-05 -3.633921 0.0016TAB(-1) -0.800142 0.141225 -5.665730 0.0000D(PMA) 0.000165 9.41E-05 1.578561 0.0932PMA(-1) -0.800090 0.141225 -5.665344 0.0000

ECT 0.800135 0.141219 5.665904 0.0000 F-statistic 10.55760

R-squared 0.818994

Adjusted R-squared 0.741420

Prob(F-statistic) 0.000005

Sumber : Hasil olahan E-views 4.0,2009

Hasil analisis ECM dari tabel 4.10 tersebut estimasi model

dinamis ECM dapat diperoleh fungsi regresi OLS sebagai

berikut :

DRPDBt = 5,243260 + 0,000126 DKONSt + 0,000290 DEKSt -

0,000054 DTABt + 0,000165DPMAt – 0,80061KONSt -1-

0,800186EKSt-1 -0,800142TABt-1 -0,800090 PMAt-1 + 0,800135

ECT........................................................................................(4.2)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis ECM di atas,

dapat diketahui besarnya nilai variabel ECT (Error Correction

Term). 0,800135. ECT tersebut merupakan indikator apakah

spesifikasi model dianggap baik atau tidak. Hal ini dapat dilihat

dari besarnya tingkat signifikansi dan koefisien dari ECT.

Variabel ECT signifikan pada derajat keyakinan 5% dan

Page 99: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

85

menunjukkan tanda positif, maka spesifikasi model sudah sahih

(valid)

Koefisien ECT menunjukkan angka 0,800135 berarti bahwa

proporsi biaya keseimbangan dan pergerakan Pertumbuhan

Ekonomi (PDB) pada periode sebelumnya yang disesuaikan

pada periode sekarang adalah sekitar 0,800135%, sedangkan

tingkat signifikansi ECT menunjukkan angka 0,0000 berarti

tingkat signifikansi pada 5%. Spesifikasi model yang dipakai

adalah tepat dan mampu menjelaskan variasi dinamis. Variabel

jangka pendek dari model persamaan tersebut ditunjukkan oleh

KONS(-1), EKS(-1), TAB(-1) dan PMA(-1). Variabel jangka

panjang dari model persamaan tersebut ditunjukkan oleh

DKONS, DEKS, DTAB dan DPMA. Koefisien regresi jangka

pendek dari regresi ECM ditunjukkan oleh besarnya koefisien

pada variabel-variabel jangka pendek diatas sedangkan koefisien

regresi jangka panjang dengan simulasi dari regresi ECM

Pertumbuhan Ekonomi yang diperoleh dari :

C : c0 /c9= 5,243260/ 0,800135 = 6,552969

KONS : (c5+c9)/c9=(-0,800061+0,800135)/0,800135= 0,000092

EKS : (c6+c9)/c9=(-0,800186+0,800135)/0,800135= -0,000063

TAB : (c7+c9)/c9=(-0,800142+0,800135)/0,800135= -0,000009

PMA : (c8+c9)/c9=(-0,800090+0,800135)/0,800135= 0,000056

Page 100: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

86

Hasil perhitungan jangka panjang dapat ditulis dalam

persamaan linier sebagai berikut :

DRPDB = 6,552969 + 0,000092 - -0,000063- -0,000009 +

0,000056

Pengujian asumsi klasik dan uji statistik digunakan untuk

mengetahui apakah hasil estimasi ini dapat dipercaya.

c. Pengujian Terhadap Uji Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinearitas

Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya

masalah multikolinearitas adalah menggunakan metode

korelasi parsial yang disarankan oleh Farrar dan Glauber,

yakni dengan membandingkan nilai R2 dari regresi awal

dengan regresi variabel independen yang satu terhadap

variabel independen lainnya (determinasi parsial). Jika

R2 > , maka dapat dinyatakan masalah multikolinearitas

tidak serius. Sebaliknya jika R2 < , maka dinyatakan

masalah multikolinearitas serius.

Page 101: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

87

Tabel 4.4 Uji Klein untuk Mendeteksi Multikolinearitas

Variabel R2 Kesimpulan

Dkons- Deks 0.001309 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDkons – Dtab 0.271780 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDkons - Dpma 0.053791 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDkons- kons (-1) 0.165738 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDkons- eks(-1) 0.263821 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDkons- tab(-1) 0.244292 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDkons- pma (-1) 0.142776 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDeks – Dkons 0.135107 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDeks – Dtab 0.008802 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDeks – Dpma 0.142564 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDeks – eks (-1) 0.097003 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDeks – kons(-1) 0.149966 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDeks – tab(-1) 0.146481 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDeks –pma (-1) 0.007585 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDtab - Dkons 0.271780 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDtab - Deks 0.008802 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDtab - Dpma 0.117444 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDtab – tab (-1) 0.316212 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDtab – kons (-1) 0.286898 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDtab – eks (-1) 0.466585 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDtab – pma (-1) 0.482693 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDpma - Dkons 0.053791 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDpma - Deks 0.142564 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDpma - Dtab 0.117444 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDpma – pma (-1) 0.081744 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDpma – kons(-1) 0.004620 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDpma – eks(-1) 0.000543 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusDpma – tab (-1) 0.001294 0.818994 Multikolinearitas tidak seriusSumber : Hasil olahan E-views 4.0,2009

Tabel di atas menunjukkan bahwa semua korelasi

antar variabel independen memiliki nilai

yang lebih kecil jika dibandingkan dengan R2

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

Page 102: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

88

semua variabel independen masalah multikolinearitas tidak

serius.

2) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam

fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama sehingga

penaksir OLS tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun

sampel besar (tetapi masih tidak bias dan konsisten). Masalah

heteroskedastisitas dapat diketahui engan dilakukan d uji Park.

Uji ini dilakukan melalui dua tahap regresi sebagai berikut:

a) Melakukan regresi atas model yang digunakan dengan

menggunakan OLS yang kemudian diperoleh nilai

residualnya.

b) Nilai residual yang didapat dari hasil regresi kemudian

dikuadratkan, lalu diregresikan dengan variabel independen.

Kemudian dilakukan uji secara statistik apakah αi

berpengaruh secara statistik atau tidak. Hasil regresi

menunjukkan αi tidak signifikan (pada derajat signifikansi

5%), maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

Sebaliknya, jika αi signifikan (pada derajat signifikansi 5%),

maka terjadi masalah heteroskedastisitas.

Page 103: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

89

Tabel 4.5 Uji Park untuk Mendeteksi Heteroskedastisitas

Variabel Koefisien Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.851836 2.223276 -0.383144 0.7057

D(KONS) -1.58E-06 9.46E-05 -0.016740 0.9868

KONS(-1) -0.279835 0.224106 -1.248672 0.2262

D(EKS) 8.92E-06 0.000125 0.071479 0.9437

EKS(-1) -0.279796 0.224095 -1.248560 0.2262

D(TAB) -3.93E-06 1.47E-05 -0.267166 0.7921

TAB(-1) -0.279837 0.224095 -1.248743 0.2262

D(PMA) -1.96E-07 9.27E-05 -0.002117 0.9983

PMA(-1) -0.279841 0.224087 -1.248804 0.2262

ECT_Hetero 0.279835 0.224096 1.248729 0.2262

R-squared 0.079006 F-statistic 0.190630

Adjusted R -0.335441 Prob(F-statistic) 0.992659

Sumber : Hasil olahan E-views 4.0,2009

Hasil pengujian menunjukkan probabilitas semua

variabel dalam jangka pendek dan jangka panjang tidak

signifikan pada α = 5% seperti ditunjukkan oleh tabel 4.14.

Dapat disimpulkan dalam model tersebut tidak terdapat

masalah heteroskedastisitas.

3) Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian

observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti pada data

deretan waktu) atau ruang(seperti dalam data cross section).

Autokolerasi ini sering terjadi pada analisis yang menggunakan

time series.

Penelitian ini menggunakan uji Breusch-Godfrey (Breush-

Godfrey test) yakni berupa regresi atas semua variabel bebas

Page 104: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

90

dalam persamaan regresi ECM tersebut dan variabel lag-1 dari

nilai residual regresi ECM. Adapun hasil persamaan regresi

ECM dapat dituliskan sebagai berikut:

RESIDUt = c0 + c1 DKONSt + c2 DEKSt + c3 DTABt + c4 DPMAt

+ c5 DKONSt-1 + c6 DEKSt-1 + c7 DTABt-1 + c8 PMAt-

1 + c9 ECT + RESIDUt-1 + e t.............................(4.3)

Dari model tersebut akan didapat nilai R², kemudian nilai

ini dimasukkan dalam rumus sebagai berikut: (n- 1)R², dimana n

adalah jumlah observasi. Selanjutnya nilai (n-1) R²

diperbandingkan dengan ² (0,05). Dimana ² (0,05) adalah nilai

kritis Chi Square yang ada dalam tabel statistik Chi Square. Jika

(n-1) R² lebih besar dari ², maka terdapat masalah autokorelasi,

dan jika sebaliknya maka tidak terjadi masalah autokorelasi.

Hasil perhitungan uji Breusch-Godfrey ditunjukkan oleh tabel

4.6

Tabel 4.6. Uji Breusch-Godfrey untuk MendeteksiAutokorelasi

Variabel Koefisien Std. Error t-Statistic Prob.D(KONS) 4.32E-06 0.000106 0.040791 0.9678D(EKS) 5.23E-06 0.000137 0.038244 0.9699D(PMA) 1.87E-06 9.62E-05 0.019461 0.9847D(TAB) -2.52E-06 1.67E-05 -0.150459 0.8818

KONS(-1) 0.121438 0.243779 0.498148 0.6236EKS(-1) 0.121449 0.243794 0.498162 0.6235PMA(-1) 0.121496 0.243885 0.498168 0.6235TAB(-1) 0.121484 0.243865 0.498161 0.6235

ECT -0.121477 0.243852 -0.498160 0.6235RESID(-1) -0.235943 0.362228 -0.651367 0.5219

R-squared 0.010219Adjusted R-squared -0.413973

Sumber : Hasil olahan E-views 4.0,2009

Page 105: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

91

Hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan

Lagrange Multiplier Test menunjukkan bahwa R2 = 0,010219

sehingga didapatkan (n-1) R2 = (31-1) x 0.010219 = 0,30657.

Nilai ² (1) dengan α = 5% adalah 3,84146. Sehingga 0,30657 <

3,84146 dan dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah

autokorelasi terhadap variabel-variabel di dalam model.

4) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah

variabel terdistribusi secara normal atau tidak. Dalam peneltian

ini menggunkan uji Jarque-Bera untuk mengetahui normalitas

residual.

Jarque-Bera =

Dimana :

n = ukuran sampel

S = koefisien skewness

K = koefisen kurtosis

Probabilitas JB lebih kecil dari 5% maka Ho di tolak

sedangkan jika nilai JB lebih besar dari 5% maka Ho diterima.

Page 106: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

92

Tabel. 4.7 Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera

Mean -360E-11

Median 0,109245

Maximum 4,828712

Minimum -3,959098

Std. Dev. 1,957523

skewness 0,527424

kurtosis 3,3023989

Jarque- Bera 1,610377

Probabilitas 0,447004

Sumber : Hasil olahan E-views 4.0,2009

Probabilitas J-B menunjukan hasil yang tidak signifikan

dengan tingkat signifikansi 5%, seningga Ho diterima. Hal ini

berarti bahwa residual berdistribusi normal.

5) Uji Linearitas

Uji linearitas pada dasarnya digunakan untuk menguji

asumsi CLRM tentang linearitas model. Uji Ramsey yang

dikenal dengan sebutan uji kesalahan spesifikasi umum

digunakan untuk mengetahui linearitas. Diperoleh hasil

estimasi regresi seperti pada tabel 4.8

Tabel 4.8 Hasil Linearitas dengan Uji Ramsey

F-hitung 0.291568 Probabilitas 0.602320

Log likelihood ratio 0.669538 Probabilitas 0.413213

Sumber : Hasil olahan E-views 4.0,2009

Page 107: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

93

Hasil estimasi terlihat bahwa nilai F-hitung tidak

signifikan. Ini berarti tidak terjadi masalah linearitas atau

kesalahan spesifikasi model.

d. Uji Statistik

1) Uji t (Uji Secara Individu)

- Uji t adalah uji secara individual semua koefisien regresi

yang bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari

masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependennya. (t-tabel = 1,697 )

- Jika –1,697 < t hitung < 1,697 pada tingkat signifikansi 5%,

maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variable

independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara

signifikan.

- Jika t hitung < –1,697 atau t hitung > 1,697 pada tingkat

signifikansi 5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya

variable independen mempengaruhi variabel dependen secara

signifik. Hasil pengujian uji t adalah sebagai berikut :

a) Pengaruh Variabel Independen Jangka Pendek

Pengujian secara individual dari koefisien regresi masing-

masing variabel bebas jangka pendek dengan menggunakan

model ECM diperoleh hasil sebagai berikut :

Page 108: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

94

Tabel 4.9 Pengaruh Variabel Independen Jangka Pendek

Variabel t-hitung t-tabel

Kons (-1) -5,66676 1,697

Eks (-1) -5,666916 1,697

Tab (-1) -5,66573 1,697

Pma (-1) -5,665344 1,697Sumber : Hasil olahan E-views 4.0,2009

(1) Konsumsi Pemerintah

Hasil pengolahan data diperoleh t-hitung variabel

KONS(-1) sebesar -5,66676 atau t-hitung < -1,697

Artinya, variabel KONS(-1) secara individu berpengaruh

secara statistik terhadap variabel RPDB pada derajat

signifikansi 5%.

(2) Ekspor

Hasil pengolahan data diperoleh t-hitung variabel

EKS(-1) sebesar -5,666916 atau t-hitung < -1,697.

Artinya, variabel EKS(-1) secara individu berpengaruh

secara statistik terhadap variabel RPDB pada tingkat

signifikansi 5%

(3) Tabungan Domestik

Hasil pengolahan data diperoleh t-hitung variabel

TAB(-1) sebesar -5,66573 atau t-hitung < -1,697 .

Artinya, variabel TAB(-1) secara individu berpengaruh

Page 109: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

95

secara statistik terhadap variabel RPDB pada tingkat

signifikansi 5%

(4) Penanaman Modal Asing

Hasil pengolahan data diperoleh t-hitung variabel

PMA (-1) sebesar -5,665344 atau t-hitung < -1,697.

Artinya, variabel PMA(-1) secara individu berpengaruh

secara statistik terhadap variabel dependen RPDB pada

tingkat signifikansi 5%.

b) Pengaruh Variabel Independen Jangka Panjang

Tabel 4.10 Pengaruh Variabel Independen Jangka Panjang

Variabel t-statistik t-tabel.

Kons 1,310435 1,697

Eks 2,235653 1,697

Tab -3,633921 1,697

Pma 1,578561 1,697Sumber : Hasil olahan E-views 4.0,2009

(1) Konsumsi Pemerintah

Hasil pengolahan data diperoleh t-hitung variabel

KONS sebesar 1,310435 < dari t-tabel (1,697). Artinya,

variabel KONS secara individu tidak berpengaruh secara

statistik terhadap variabel RPDB pada derajat

signifikansi 5%.

Page 110: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

96

(2) Ekspor

Hasil pengolahan data diperoleh t-hitung variabel

EKS sebesar 2,235653 > dari t-tabel (1,697) . Artinya,

variabel EKS secara individu berpengaruh secara

statistik terhadap variabel RPDB pada tingkat

signifikansi 5%

(3) Tabungan Domestik

Hasil pengolahan data diperoleh t-hitung variabel

TAB sebesar -3,633921 < dari -t-tabel (-1,697) . Artinya,

variabel TAB secara individu berpengaruh secara

statistik terhadap variabel RPDB pada tingkat

signifikansi 5%

(4) Penanaman Modal Asing

Hasil pengolahan data diperoleh t-hitung variabel

PMAsebesar 1,578561 < dari t-tabel (1,697) Artinya,

variabel PMA secara individu tidak berpengaruh secara

statistik terhadap variabel dependen RPDB pada tingkat

signifikansi 5%.

2) Uji F (Uji Secara Bersama- Sama)

Uji F adalah uji untuk mengetahui besarnya pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen secara

bersama-sama. Berdasarkan dari hasil pengolahan yang

diperoleh dari model dinamik ECM, nilai F hitung adalah

Page 111: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

97

sebesar 10,55760, dan F tabel adalah 8,64 ( F hitung > F tabel)

Hal ini berarti bahwa dalam hasil regresi dengan ECM secara

bersama-sama dalam jangka pendek dan jangka panjang variabel

konsumsi pemerintah, ekspor, tabungan domestik, dan

penanaman modal asing mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi pada derajat signifikansi 5%.

3) Koefisien Determinasi (R2)

Goodness of fit (ketepatan model) adalah untuk mengetahui

berapa persen variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh

variasi variabel independen. Berdasarkan hasil estimasi

menunjukkan bahwa nilai 2R adalah sebesar 0,818994 yang

berarti 81,8994% faktor jangka pendek dan jangka panjang

variabel konsumsi pemerintah, ekspor, tabungan domestik, dan

penanaman modal asing, dapat menjelaskan variasi perubahan

Indeks Williamson sedangkan sisanya 18,1006% dipengaruhi

oleh faktor lain di luar model

C. Interpretasi Ekonomi

Dari hasil estimasi ECM didapatkan koefisien variabel ECT

sebesar 0,800135 dengan probabilitas 0,0000 yang berarti signifikan pada

tingkat signifikansi 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa model analisis

ECM adalah valid atau cukup baik. Untuk nilai R 2 sebesar 0,818994 yang

mempunyai arti bahwa sebesar 81,89% variasi variabel RPDB dapat

dijelaskan oleh variabel bebas yang terdiri dari konsumsi pemerintah,

Page 112: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

98

ekspor, tabungan domestik dan penanaman modal asing.Sementara sisanya

sebesar 18,11% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model.

1. Pengaruh Konstanta Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Hasil estimasi Error Correction Model (ECM) menunjukan bahwa

nilai koefisien konstanta sebesar 5,243260. Hal itu berarti, jika semua

variabel independen (konsumsi pemerintah, ekspor, tabungan domestik,

dan penanaman modal asing) konstan, maka rata-rata perubahan

pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 5,243260%. Nilai konstanta

berpengaruh secara signifikan, hal ini ditunjukkan oleh nilai

probabilitas yang signifikan secara statistik pada taraf signifikansi 5%

yaitu sebesar 0,0192.

2. Pengaruh Konsumsi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Hasil estimasi Error Correction Model (ECM) menunjukkan

bahwa variabel Konsumsi pemerintah dalam jangka pendek mempunyai

pengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Koefisien variabel konsumsi pemerintah dalam jangka pendek sebesar -

0,800061, artinya jika konsumsi pemerintah turun 1 satuan, maka akan

menyebabkan kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,800061% dan

sebaliknya bila konsumsi pemerintah naik 1 satuan akan menurunkan

pertumbuhan ekonomi sebesar 0,800061%. Sedangkan dalam jangka

panjang variabel konsumsi pemerintah mempunyai pengaruh positif

tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini

Page 113: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

99

ditunjukkan oleh nilai t statistik yang tidak signifikan secara statistik

pada tingkat signifikansi 5%.

Pengeluaran konsumsi pemerintah merupakan pengeluaran untuk

membiayai pelaksanaan roda pemerintahan sehari-hari oleh karena itu

pengeluaran ini termasuk dalam kategori pengeluaran yang tidak

produktif. Menurut Dornbusc dan Fisher dalam Muhamad Risang

Hermawan (2008), rasio korelasi pemerintah terhadap RPDB memiliki

korelasi yang negatif. Peningkatan konsumsi akan menyebabkan

semakin tingginya jumlah pajak yang dibutuhkan untuk membiayai

pengeluaran tersebut, untuk menaikan kebijakan pajak pemerintah tidak

bisa melakukan begitu saja tetapi harus melewati birokrasi yan cukup

lama. Pemerintah berusaha meminjam dana bank sentral atau

menerbitkan surat-surat berharga kepada publik. Kenaikan pada

pengeluaran pemerintah yang dibiayai dari bank sentral akan

menyebabkan kenaikan tingkat harga secara permanen dan bila

kenaikan pada pengeluaran pemerintah dari money creation

menyebabkan kenaikan permanen di tingkat inflasi. Pemerintah

meminjam kepada publik untuk membiayai pengeluaran yang besifat

sementara akan menyebabkan kenaikan harga, sedangkan pembiayaan

pengeluaran pemerintah yang bersifat permanen dari publik akan

menyebabkan interest payment yang meningkat terus menerus dan

menyebabkan defisit anggaran berkelanjutan.

Page 114: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

100

Menurut Folster dan Henrekson dalam Muhamad Risang

Hermawan, yang meneliti pengeluaran pemerintah dan hubungan

dengan pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju tahun 1970-1995

mendapat hubungan negatif diantara keduanya. Mereka berpendapat hal

ini disebabkan karena pengeluaran pemerintah yang terlalu besar

melebihi fungsinya menyebabkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi

karena untuk membiayai pengeluaran tersebut pemerintah harus

menaikan pajak atau meminjam pada sektor swasta hal ini berdampak

pada berkurangnya intensif pada sektor swasta untuk berinvestasi,

mengambil keuntungan dan menciptakan lapangan baru.

3. Pengaruh Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Hasil estimasi Error Correction Model (ECM) menunjukkan

bahwa variabel ekspor dalam jangka pendek mempunyai pengaruh

negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Koefisien

variabel ekspor dalam jangka pendek sebesar -0,800186, artinya jika

ekspor turun 1 satuan, maka akan menyebabkan kenaikan pertumbuhan

ekonomi sebesar 0,800187% dan sebaliknya bila ekspor naik 1 satuan

akan menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,800187%. Dalam

jangka panjang ekspor berpengaruh positif terhadap pertumbuhan

ekonomi, koefisien variabel ekspor sebesar 0,000290. Besarnya

koefisien variabel ekspor ini menunjukkan bahwa dalam jangka

panjang setiap 1 kenaikan satuan ekspor akan menaikkan pertumbuhan

ekonomi sebesar 0,000290% dan begitu pula sebaliknya jika ekspor

Page 115: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

101

turun 1 satuan maka pertumbuhan ekonomi akan turun 0,000290%

dengan asumsi variabel lain konstan.

Hubungan yang negatif antara ekspor dengan pertumbuhan

ekonomi dapat terjadi karena walaupun terjadi kenaikan ekspor, namun

kegiatan ekspor tersebut juga diikuti dengan kenaikan impor. Kenaikan

impor tersebut digunakan untuk menambah faktor produksi seperti

bahan baku yang akan digunakan untuk meningkatkan lagi kegiatan

ekspor. Kegiatan ekspor di Indonesia memang selalu mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Masalah tersebut yang menjadi

penyebab mengapa dalam jangka panjang ekspor memiliki pengaruh

positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ekspor yang rendah

disebabkan oleh masih tingginya komponen bahan baku impor dalam

industri, sehingga ekspor yang diterima dari ekspor akan terserap

kembali ke luar negeri untuk membayar impor bahan baku tersebut.

Selain itu produk yang diekspor masih banyak yang berupa produk

primer atau setengah jadi yang nilainya dipasaran lebih rendah karena

belum di olah lebih lanjut menjadi bahan jadi.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suyatno dan Nur

Hidayah, variabel ekspor menunjukan pengaruh yang signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini variabel ekspor

berpengaruh terhadap secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,

jadi penelitian terdahulu dan ini mempunyai kesamaan pengaruh ekspor

terhadap pertumbuhan ekonomi.

Page 116: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

102

4. Pengaruh Tabungan Domestik Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Hasil estimasi Error Correction Model (ECM) menunjukkan

bahwa variabel tabungan domestik dalam jangka pendek mempunyai

pengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Koefisien variabel tabungan domestik dalam jangka pendek sebesar -

0,800142, artinya jika tabungan domestik turun 1 satuan, maka akan

menyebabkan kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,800142% dan

sebaliknya bila tabungan domestik naik 1 satuan akan menurunkan

pertumbuhan ekonomi sebesar 0,800142 %. Dalam jangka panjang,

koefisien variabel tabungan domestik sebesar -0,0000542. Besarnya

koefisien variabel tabungan domestik ini menunjukkan bahwa dalam

jangka panjang setiap 1 kenaikan satuan tabungan domestik akan

menaikkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,0000542% dan begitu pula

sebaliknya jika tabungan domestik turun 1 satuan maka pertumbuhan

ekonomi akan turun 0,0000542% dengan asumsi variabel lain konstan.

Dalam jangka pendek tabungan domestik yang mempunyai

hubungan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi karena tabungan

masyarakat yang telah dihimpun merupakan sejumlah uang yang

disisihkan setelah digunakan untuk konsumsi sedangkan tabungan

pemerintah pada tahun anggaran sebelumnya digunakan untuk

membiayai pengeluaran pemerintah yang termasuk ke dalam

pengeluaran rutin dalam tahun anggaran tahun berikutnya. Dalam

jangka pendek uang beredar di masyarakat yang seharusnya digunakan

Page 117: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

103

untuk investasi menjadi berkurang dan tabungan yang disalurkan dalam

bentuk investasi juga membutuhkan waktu untuk bisa menghasilkan

manfaat. Dalam jangka panjang terdapat hubungan yang negatif antara

tabungan dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terjadi karena dalam

jangka panjang akumulasi tabungan domestik di Indonesia masih sangat

rendah bila di banding dengan pendapatan nasional Indonesia.

Tabungan pemerintah yang rendah tersebut terjadi karena semakin

banyaknya dana yang digunakan untuk konsumsi pemerintah dan

masyarakat juga cenderung lebih memilih untuk tidak menyimpankan

uangnya untuk ditabung. Selain itu juga disebabkan karena tabungan

yang terhimpun hanya sebagian kecil yang diinvestasikan pada

digunakan untuk investasi yang produktif. Peran tabungan domestik

dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia belum

terlihat.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nur Hidayah dan

Basuki Rahmad & Yuni Prihadi Utomo menunjukan bahwa variabel

tabungan domestik berpengaruh secara signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini variabel tabungan domestik juga

berpengaruh secara sinigfikan terhadap pertumbuhan ekonomi, jadi

penelitian ini pengaruh tabungan domestik mempunyai korelasi yang

sama pada penelitian terdahulu yaitu berpengaruh secara signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi.

Page 118: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

104

5. Pengaruh Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi

Hasil estimasi Error Correction Model (ECM) menunjukkan bahwa

variabel penanaman modal asing (PMA) dalam jangka pendek

mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi. Koefisien variabel PMA dalam jangka pendek sebesar -

0,800090, artinya jika PMA turun 1 satuan, maka akan menyebabkan

kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,800090 % dan sebaliknya

bila PMA naik 1 satuan akan menurunkan pertumbuhan ekonomi

sebesar 0,800090 %. Dalam jangka panjang variabel PMA Dalam

jangka panjang, koefisien variabel PMA sebesar 0,000165. Besarnya

koefisien variabel PMA ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang

setiap 1 kenaikan satuan PMA akan menaikkan pertumbuhan ekonomi

sebesar 0,000165% dan begitu pula sebaliknya jika PMA turun 1

satuan maka pertumbuhan ekonomi akan turun 0,000165 dengan

asumsi variabel lain konstan.

Menurut Bambang Kustituanto dan Istikomah, secara teoritis, dalam

jangka panjang penanaman modal asing tidak berpengaruh disebabkan

oleh beberapa faktor :

a. Risk Country yaitu pasar domestik yang kecil sehingga

menyebabkan rate of return dari modal rendah dan kurang

tersedianya fasilitas pendukung seperti transportasi, tenaga kerja

terampil, dan teknologi.

Page 119: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

105

b. Pengembangan penanaman modal asing di Indonesia masih

terhambat oleh rumitnya proses pengurusan izin-izin akibat birokrasi

yang berbelit-belit serta kurangnya keterpaduan koordinasi antar

departemen yang terkait.

c. Masih minimnya informasi tentang sumber-sumber dana dari sektor

perbankan yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembiayaan

proyek.

d. Rendahnya kualitas dan produktivitas sumber daya manusia

sehingga rencana alih teknologi belum terlaksana dengan baik, serta

terjadinya persaingan yang semakin ketat dalam menarik investasi

asing oleh negara maju maupun negara berkembang.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam jangka pendek

penanaman modal asing berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan

ekonomi Indonesia. Jangka panjang penanaman modal asing tidak

membawa pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi .

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suyatno, Bambang

Kustituanto dan Istikomah serta Nur Hidayah menunjukan bahwa

pengaruh penanaman modal asing tidak signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini variabel penanaman modal asing

tidak berpengaruh secara signifikan, sehingga penelitian ini dan

penelitian terdahulu mempunyai korelasi yang sama yaitu tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Page 120: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

106

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia

tahun 1976-2007, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada uji F semua variabel baik dalam jangka pendek dan jangka panjang

seperti variabel konsumsi pemerintah, ekspor, tabungan domestik, dan

penanaman modal asing secara bersama-sama mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi Indonesia.

2. Koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa pemilihan variabel sudah

tepat, karena R2 yang dihasilkan hampir mencapai angka 1. Nilai koefisien

determinasi menunjukan bahwa variasi dari variabel pertumbuhan ekonomi

dapat dijelaskan oleh variabel konsumsi pemerintah, ekspor, tabungan

domestik dan penanaman modal asing.

3. Pada uji t, dalam jangka pendek, variabel konsumsi pemerintah, ekspor,

tabungan domestik, dan penanaman modal asing mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sementara untuk

jangka panjang, variabel ekspor dan tabungan domestik mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia,

sedangkan konsumsi pemerintah dan penanaman modal asing tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

Indonesia.

106

Page 121: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

107

4. Hasil Uji Error Correction Model (ECM)

a. Variabel Konsumsi Pemerintah dalam jangka pendek mempunyai

hubungan yang negatif dan berpengaruh signifikan pada tingkat

signifikansi 5% terhadap pertumbuhan ekonomi. Jangka panjang,

konsumsi pemerintah mempunyai hubungan yang positif dan

berpengaruh tidak signifikan pada tingkat signifikasi 5% terhadap

pertumbuhan ekonomi. Dapat disimpulkan bahwa konsumsi pemerintah

dalam jangka panjang dan pendek tidak sesuai dengan hipotesis tetapi

konsumsi pemerintah dalam jangka mempunyai kecenderungan yang

positif jika dilihat dari koefisiennya.

b. Variabel Ekspor memiliki hubungan yang negatif dan signifikan pada

tingkat signifikasi 5% terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka

pendek, hal tersebut terjadi karena peningkatan ekspor akan diikuti oleh

peningkatan impor. Dalam jangka panjang memiliki hubungan yang

positif dan signifikan pada tingkat signifikasi 5% terhadap pertumbuhan

ekonomi. Ekspor dalam jangka pendek tidak sesuai dengan hipotesis

sedangkan ekspor dalam jangka panjang sesuai dengan hipotesis.

c. Variabel Tabungan Domestik memiliki hubungan yang negatif dan

signifikan pada tingkat signifikasi 5% terhadap pertumbuhan ekonomi.

Dalam jangka pendek, hal ini disebabkan karena dalam jangka pendek

uang beredar di masyarakat yang seharusnya digunakan untuk investasi

menjadi berkurang sehingga kegiatan ekonomi menurun. Selain itu juga

disebabkan karena hanya sebagian kecil dari tabungan swasta yang telah

Page 122: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

108

disalurkan untuk investasi. Dalam jangka panjang memiliki hubungan

yang negatif dan signifikan pada signifikasi 5% terhadap pertumbuhan

ekonomi. Dapat disimpulkan bahwa tabungan domestik dalam jangka

pendek dan panjang tidak sesuai dengan hipotesis. Dalam jangka panjang

terdapat hubungan yang negatif antara tabungan dan pertumbuhan

ekonomi karena dalam jangka panjang akumulasi tabungan domestik di

Indonesia masih sangat rendah bila di banding dengan pendapatan

nasional Indonesia.

d. Variabel Penanaman Modal Asing memiliki hubungan yang negatif dan

signifikan pada tingkat signifikasi 5% terhadap pertumbuhan ekonomi

dalam jangka pendek, sedangkan dalam jangka panjang memiliki

hubungan yang positif namun tidak signifikan pada signifikasi 5%

terhadap pertumbuhan ekonomi. Dapat di simpulkan bahwa PMA dalam

jangka pendek dan panjang tidak sesuai dengan hipotesis tetapi dalam

jangka panjang sudah menunjukan kencenderungan positif terhadap

pertumbuhan ekonomi.

e. Variabel ECT signifikan pada signifikansi 5% dengan nilai koefisien

regresi sebesar 0,8001. Angka ini menunjukan bahwa proporsi biaya

ketidakseimbangan dalam pertumbuhan ekonomi pada periode

sebelumnya yang disesuaikan pada periode sekarang adalah 0,8001.

Page 123: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

109

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan adalah

sebagai berikut:

1. Pengeluaran konsumsi pemerintah mempunyai kecenderungan positif dan

tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi ini menunjukan indikasi

bahwa pengeluaran pemerintah tersebut lebih banyak digunakan untuk

membiayai pengeluaran yang bersifat administrasi pemerintah. Di masa

yang akan datang perlu di imbangi dan diarahkan pada pengeluaran yang

mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, sehingga akan terbuka lapangan

kerja yang luas.

2. Ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi, akan tetapi peran ekspor masih sangat minim sehingga perlu

adanya reformasi di bidang birokarsi seperti e-licensing untuk mempercepat

proses perijinan, memberikan kepastian waktu dan biaya pengurusan.

Promosi produk ekspor Indonesia ke luar negeri, dan memperbanyak pusat

lelang di setiap provinsi seperti pusat lelang Suropadan di Jawa Tengah.

3. Penanaman modal asing mempunyai kecenderungan berpengaruh positif,

ini tidak sesuai dengan hipotesis awal. Pemerintah perlu menciptakan

stabilitas ekonomi makro yang mantap melalui program-program reformasi,

deregulasi, dan debirokratisasi di seluruh aspek pembangunan ekonomi dan

menurunkan tingkat suku bunga agar investasi dapat berkembang. Tingkat

suku bunga yang lebih rendah maka investor akan kembali melirik

Page 124: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

110

Indonesia sebagai tempat berinvestasi selain itu reformasi di bidang

birokrasi akan mempermudah kelancaran berinvestasi.

4. Penelitian selanjutnya agar hasilnya lebih valid maka dapat menambah

jumlah variabel independennya, seperti hutang luar negeri, nilai tukar

rupiah, dan impor serta membandingkan dengan alat analisisnya selain

ECM antara lain VAR, VEC atau Struktur VAR.

Page 125: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

111

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 1992. Ekonomi Pembangunan Edisi 2. Yogyakarta: STIE

YKPN

Boediono. 1981. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

-------------, 1994. Ekonomi Moneter. Yogyakarta : BPFE

Dornbusch Rudiger and Stanley Fisher. 1998. Makroekonomi. Alih Bahasa Julius A. Mulyadi. Jakarta : Erlangga

Dumairy 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga

Evasari, Lina Apriliana. 2006. Analsis Pengaruh Tingkat Inflasi, Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, Produk Domestik Bruto dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Jakarta Islamic Indek (JII) di Bursa Efek Jakarta. Skripsi-FE UNS

Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga

Hall Hill. 1991. Investasi Asing dan Industrialisasi di Indonesia. LP3S

Hartini, Dwi dan Yuni Prihadi Utomo. 2004. Analisis Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia dengan Metode Final Prediction Error. Surakarta: Jurnal Ekonomi Pembangunan FE UMS

Hidayah, Nur. 2006. Pengaruh Penanaman Modal Asing, Aliran Bersih Utang Luar Negeri Pemerintah, Ekspor Bersih, dan Tabungan Domestik terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Tahun 1970-2004). Skripsi-FE UNS

Indonesia. www.wikipedia.com

Insukindro, dan Maryatmo dan Aliman. 2003. Ekonometrika Dasar. Yogyakarta : Bank Indonesia dan FE UGM.

Irawan & Suparmoko. 1996. Ekonomi Pembangunan. Yoyakara Kustituanto, Bambang dan Istikomah. 1999. Perananan Penanaman Modal asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Yogyakarta : JEBI. Vol. 14, No.2

Page 126: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

112

Jhingan, ML 1996. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

. 2007. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Laporan Tahunan Bank Indonesia beberapa edisi. Jakarta : Bank Indonesia

Mangkoesoebroto, Goeritno 1995. Ekonomi Publik edisi III. Yogyakarta : BPFE

Modul Laboratorium Ekonometrika. 2003. FE UNS

Mudrajad Kuncoro. 2004. Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta : UPP AMP YKPN

N. Mankiw Gregory. 2003. Pengantar ekonomi Edisi Kedua. Alih Bahasa Drs. Haris Munandar , M.A. Jakarta : Erlangga

Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter Buku II Edisi 2. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Pandji Anoraga. 1995. Perusahaan Multi Nasional Penanaman Modal Asing.Jakarta : Pustaka Jaya

Risang, Muhammad. 2008 Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di indonesia Periode 1989-2008, Skripsi-FE UNS

Sritua Arief dan Adi Sasono. 1987. Modal Asing, Beban Hutang Luar Negeri dan Ekonomi Indonesia. Jakarta : UI-Press

Sukirno, Sadono. 1996. Makroekonomi, Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Mikro ekonomi.. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Suhendro. 2005. Hukum Investasi di Era Otonomi Daerah. Yogyakarta: Gita Nagari

Suryana. 2000. Ekonomi Pembangunan : Problematika dan Pendekatan. Jakarta: Salemba Empat.

Page 127: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

113

Tim Revisi. 2006. Modul Laboratorium Ekonometrika Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.Surakarta: UNS

Todaro. Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga

Tambunan, Tulus. 2006. Iklim Investasi di Indonesia: Masalah, Tantangan dan Potensi. Kadin Indonesia. www.google.com

Wijono, Wirjo. 2005. Mengungkap Sumber-sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia LimaTahun Terakhir www.google.com

Page 128: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

114

LAMPIRAN

Page 129: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

115

Tabel Data Perkembangan Variabel Pada Tahun 1976-2007

RPDBKonsumsi

pemerintah EksporTabungan Domestik PMATahun

% Milyar Rp Juta $ Milyar Rp Juta $

1976 6.88 1590.5 8547 2089 438.80

1977 8.77 2077.3 10853 2428 647.10

1978 7.85 2658.9 11643 2813 402.70

1979 6.25 3733.4 15591 4244 1838.90

1980 9.88 4688.2 21909 6411 906.70

1981 7.93 6452 25164.5 8010 1179.30

1982 2.24 7228.7 22328.3 8868 1396.60

1983 4.19 8077.3 21145.9 12397 2882.20

1984 6.03 9121.5 21887.8 15498 1107.10

1985 8.88 11067 18586.7 20174 859.00

1986 5.88 12167 14805 23511 826.20

1987 4.93 12126 17135.6 29331 1456.90

1988 5.73 13421 19218.5 37510 4434.40

1989 7.51 16872 22159.5 54375 4718.80

1990 7.24 18953 25675.2 83154 8750.10

1991 6.91 22830 29142 95118 8778.00

1992 6.43 26879 33966.9 114850 10332.20

1993 6.56 29757 36823 117636 8144.20

1994 7.54 31014 40055 170406 23724.30

1995 8.22 35584 45417 214764 39914.70

1996 7.82 40299 49814 281718 29931.40

1997 4.70 42952 53443.1 357613 33832.50

1998 -13.20 54415.9 48847.6 573524 13563.10

1999 0.88 72631.3 48665.5 625618 10890.60

2000 4.92 90779.7 62124 720379 15282.80

2001 3.83 113416 56446.7 805827 15043.90

2002 4.38 132219 58119.8 845015 9744.10

2003 4.88 121404.10 61058.2 902326 13207.20

2004 4.89 126248.6 68062.09 965080 10277.30

2005 5.67 134625.6 79361.30 1034086 13579.3

2006 5.51 147563.7 86825.6 1198744 13889.3

2007 6.32 153309.60 93784.9 1228185 24621.8

Lampiran 1. Data Perkembangan Variabel

Page 130: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

116

Tabel Pemilihan Model Melalui MWD Test (Linear)

Dependent Variable: D(RPDB)Method: Least SquaresDate: 03/10/09 Time: 22:16Sample(adjusted): 1977 1997Included observations: 21 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 7.252846 2.909407 2.492895 0.0318

D(KONS) 0.000492 0.000524 0.938506 0.3701KONS(-1) -0.764311 0.270611 -2.824389 0.0180D(EKS) 7.42E-05 0.000226 0.328767 0.7491EKS(-1) -0.764366 0.270575 -2.824967 0.0180D(TAB) 5.48E-05 5.99E-05 0.915144 0.3817TAB(-1) -0.764276 0.270568 -2.824713 0.0180D(PMA) -6.84E-05 0.000141 -0.485916 0.6375PMA(-1) -0.764360 0.270548 -2.825235 0.0180

ECT 0.764276 0.270572 2.824673 0.0180Z1 2.240894 1.860934 1.204177 0.2562

R-squared 0.654719 Mean dependent var -0.103810Adjusted R-squared 0.309438 S.D. dependent var 2.200858S.E. of regression 1.828914 Akaike info criterion 4.351003Sum squared resid 33.44926 Schwarz criterion 4.898134Log likelihood -34.68554 F-statistic 1.896192Durbin-Watson stat 1.893691 Prob(F-statistic) 0.163855

Lampiran 2. Pemilihan Model2.a MWD Linear

Page 131: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

117

Tabel Pemilihan Model Melalui MWD Test (Log Linear)

Dependent Variable: D(LRPDB)Method: Least SquaresDate: 03/10/09 Time: 22:17Sample(adjusted): 1977 1997Included observations: 21 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.998059 1.980251 1.513979 0.1610

D(LKONS) 1.867203 0.751337 2.485175 0.0323LKONS(-1) -3.107298 0.738089 -4.209924 0.0018D(LEKS) 0.796105 0.480633 1.656366 0.1286LEKS(-1) -0.803043 0.346343 -2.318631 0.0429D(LTAB) 2.800529 0.571698 4.898614 0.0006LTAB(-1) 0.446871 0.374175 1.194283 0.2599D(LPMA) -0.786184 0.144702 -5.433109 0.0003LPMA(-1) -2.208125 0.358168 -6.165046 0.0001

ECT1 1.302439 0.168683 7.721234 0.0000Z2 -0.125300 0.029647 -4.226412 0.0018

R-squared 0.917602 Mean dependent var -0.018146Adjusted R-squared 0.835204 S.D. dependent var 0.402576S.E. of regression 0.163426 Akaike info criterion -0.479231Sum squared resid 0.267081 Schwarz criterion 0.067900Log likelihood 16.03193 F-statistic 11.13620Durbin-Watson stat 2.300772 Prob(F-statistic) 0.000360

2.b MWD Log Linear

Page 132: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

118

Tabel Analisis demgan Model ECM

Dependent Variable: D(RPDB)Method: Least SquaresDate: 03/10/09 Time: 22:18Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 5.243260 2.067618 2.535893 0.0192

D(KONS) 0.000126 9.63E-05 1.310435 0.2042KONS(-1) -0.800061 0.141185 -5.666760 0.0000D(EKS) 0.000290 0.000130 2.235653 0.0364EKS(-1) -0.800186 0.141203 -5.666916 0.0000D(TAB) -5.42E-05 1.49E-05 -3.633921 0.0016TAB(-1) -0.800142 0.141225 -5.665730 0.0000D(PMA) 0.000165 9.41E-05 1.578561 0.0932PMA(-1) -0.800090 0.141225 -5.665344 0.0000

ECT 0.800135 0.141219 5.665904 0.0000R-squared 0.818994 Mean dependent var -0.018065Adjusted R-squared 0.741420 S.D. dependent var 4.601089S.E. of regression 2.339687 Akaike info criterion 4.793608Sum squared resid 114.9569 Schwarz criterion 5.256185Log likelihood -64.30093 F-statistic 10.55760Durbin-Watson stat 2.448999 Prob(F-statistic) 0.000005

Lampiran 3. Analisis ECM

Page 133: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

119

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel KonsumsiPemerintah – Ekspor

Dependent Variable: D(KONS)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 18:35Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 4732.041 1517.226 3.118876 0.0041

D(EKS) 0.058962 0.302472 0.194934 0.8468R-squared 0.001309 Mean dependent var 4894.165Adjusted R-squared -0.033129 S.D. dependent var 6951.117S.E. of regression 7065.321 Akaike info criterion 20.62613Sum squared resid 1.45E+09 Schwarz criterion 20.71864Log likelihood -317.7049 F-statistic 0.037999Durbin-Watson stat 0.980066 Prob(F-statistic) 0.846804

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel Konsumsi Pemerintah -Tabungan Domestik

Dependent Variable: D(KONS)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 18:43Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2035.854 1388.897 1.465806 0.1535

D(TAB) 0.072268 0.021967 3.289853 0.0026R-squared 0.271780 Mean dependent var 4894.165Adjusted R-squared 0.246669 S.D. dependent var 6951.117S.E. of regression 6033.197 Akaike info criterion 20.31028Sum squared resid 1.06E+09 Schwarz criterion 20.40280Log likelihood -312.8094 F-statistic 10.82314Durbin-Watson stat 1.582395 Prob(F-statistic) 0.002635

Lampiran 4. Uji MultikolonearitasLampiran 4.a

Page 134: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

120

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel Konsumsi Pemerintah–PMA

Dependent Variable: D(KONS)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 18:38Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 5088.652 1244.429 4.089146 0.0003

D(PMA) -0.249312 0.194170 -1.283989 0.2093R-squared 0.053791 Mean dependent var 4894.165Adjusted R-squared 0.021163 S.D. dependent var 6951.117S.E. of regression 6877.169 Akaike info criterion 20.57214Sum squared resid 1.37E+09 Schwarz criterion 20.66466Log likelihood -316.8682 F-statistic 1.648628Durbin-Watson stat 0.922341 Prob(F-statistic) 0.209310

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel KonsumsiPemerintah –Konsumsi Pemerintah Jangka Pendek

Dependent Variable: D(KONS)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 18:54Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2294.860 1586.783 1.446234 0.1588

KONS(-1) 0.059562 0.024815 2.400266 0.0230R-squared 0.165738 Mean dependent var 4894.165Adjusted R-squared 0.136971 S.D. dependent var 6951.117S.E. of regression 6457.544 Akaike info criterion 20.44623Sum squared resid 1.21E+09 Schwarz criterion 20.53874Log likelihood -314.9165 F-statistic 5.761277Durbin-Watson stat 1.232320 Prob(F-statistic) 0.023025

Lampiran 4.b

Page 135: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

121

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel KonsumsiPemerintah –Ekspor Jangka Pendek

Dependent Variable: D(KONS)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 18:57Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1226.000 2188.872 -0.560106 0.5797

EKS(-1) 0.167185 0.051860 3.223752 0.0031R-squared 0.263821 Mean dependent var 4894.165Adjusted R-squared 0.238435 S.D. dependent var 6951.117S.E. of regression 6066.079 Akaike info criterion 20.32115Sum squared resid 1.07E+09 Schwarz criterion 20.41367Log likelihood -312.9779 F-statistic 10.39258Durbin-Watson stat 1.296340 Prob(F-statistic) 0.003123

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel KonsumsiPemerintah –Tabungan Jangka Pendek

Dependent Variable: D(KONS)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 18:58Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2185.948 1414.522 1.545362 0.1331

TAB(-1) 0.008995 0.002938 3.061797 0.0047R-squared 0.244292 Mean dependent var 4894.165Adjusted R-squared 0.218233 S.D. dependent var 6951.117S.E. of regression 6146.010 Akaike info criterion 20.34733Sum squared resid 1.10E+09 Schwarz criterion 20.43985Log likelihood -313.3837 F-statistic 9.374602Durbin-Watson stat 1.265496 Prob(F-statistic) 0.004711

Lampiran 4.c

Page 136: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

122

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel Konsumsi Pemerintah– PMA Jangka Pendek

Dependent Variable: D(KONS)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 18:56Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2401.076 1633.708 1.469709 0.1524

PMA(-1) 0.255930 0.116451 2.197752 0.0361R-squared 0.142776 Mean dependent var 4894.165Adjusted R-squared 0.113216 S.D. dependent var 6951.117S.E. of regression 6545.812 Akaike info criterion 20.47338Sum squared resid 1.24E+09 Schwarz criterion 20.56589Log likelihood -315.3374 F-statistic 4.830113Durbin-Watson stat 1.097955 Prob(F-statistic) 0.036103

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel Ekspor –Konsumsi Pemerintah

Dependent Variable: D(EKS)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 19:12Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1250.186 1010.551 1.237133 0.2260

KONS 0.030894 0.014515 2.128414 0.0419R-squared 0.135107 Mean dependent var 2749.610Adjusted R-squared 0.105283 S.D. dependent var 4264.671S.E. of regression 4033.931 Akaike info criterion 19.50521Sum squared resid 4.72E+08 Schwarz criterion 19.59773Log likelihood -300.3308 F-statistic 4.530148Durbin-Watson stat 1.884874 Prob(F-statistic) 0.041924

Lampiran 4.d

Page 137: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

123

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel Ekspor – Tabungan Domestik

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel Ekspor – PMA

Dependent Variable: D(EKS)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 19:14Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2555.355 726.7891 3.515951 0.0015

D(PMA) 0.249014 0.113402 2.195854 0.0363R-squared 0.142564 Mean dependent var 2749.610Adjusted R-squared 0.112997 S.D. dependent var 4264.671S.E. of regression 4016.502 Akaike info criterion 19.49655Sum squared resid 4.68E+08 Schwarz criterion 19.58907Log likelihood -300.1965 F-statistic 4.821775Durbin-Watson stat 1.729532 Prob(F-statistic) 0.036252

Dependent Variable: D(EKS)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 19:13Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2434.012 994.1454 2.448347 0.0206

D(TAB) 0.007979 0.015724 0.507482 0.6157R-squared 0.008802 Mean dependent var 2749.610Adjusted R-squared -0.025377 S.D. dependent var 4264.671S.E. of regression 4318.444 Akaike info criterion 19.64152Sum squared resid 5.41E+08 Schwarz criterion 19.73403Log likelihood -302.4435 F-statistic 0.257538Durbin-Watson stat 1.689898 Prob(F-statistic) 0.615655

Lampiran 4.e

Page 138: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

124

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel Ekspor – Ekspor Jangka Pendek

Dependent Variable: D(EKS)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 19:17Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 472.7710 1487.314 0.317869 0.7529

EKS(-1) 0.062197 0.035239 1.765015 0.0881R-squared 0.097003 Mean dependent var 2749.610Adjusted R-squared 0.065865 S.D. dependent var 4264.671S.E. of regression 4121.833 Akaike info criterion 19.54832Sum squared resid 4.93E+08 Schwarz criterion 19.64084Log likelihood -300.9990 F-statistic 3.115279Durbin-Watson stat 1.903383 Prob(F-statistic) 0.088091

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel Ekspor – Konsumsi Pemerintah Jangka Pendek

Dependent Variable: D(EKS)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 19:15Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1232.654 982.6878 1.254370 0.2197

KONS(-1) 0.034760 0.015368 2.261920 0.0314R-squared 0.149966 Mean dependent var 2749.610Adjusted R-squared 0.120654 S.D. dependent var 4264.671S.E. of regression 3999.129 Akaike info criterion 19.48788Sum squared resid 4.64E+08 Schwarz criterion 19.58040Log likelihood -300.0622 F-statistic 5.116281Durbin-Watson stat 1.901588 Prob(F-statistic) 0.031373

Lampiran 4.f

Page 139: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

125

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel Ekspor – Tabungan Domestik Jangka Pendek

Dependent Variable: D(EKS)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 19:16Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1462.990 922.2957 1.586248 0.1235

TAB(-1) 0.004273 0.001916 2.230913 0.0336R-squared 0.146481 Mean dependent var 2749.610Adjusted R-squared 0.117049 S.D. dependent var 4264.671S.E. of regression 4007.319 Akaike info criterion 19.49197Sum squared resid 4.66E+08 Schwarz criterion 19.58449Log likelihood -300.1256 F-statistic 4.976971Durbin-Watson stat 1.899041 Prob(F-statistic) 0.033584

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel Ekspor – PMA Jangka Pendek

Dependent Variable: D(EKS)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 19:18Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2397.056 1078.462 2.222662 0.0342

PMA(-1) 0.036192 0.076873 0.470799 0.6413R-squared 0.007585 Mean dependent var 2749.610Adjusted R-squared -0.026636 S.D. dependent var 4264.671S.E. of regression 4321.095 Akaike info criterion 19.64275Sum squared resid 5.41E+08 Schwarz criterion 19.73526Log likelihood -302.4626 F-statistic 0.221651Durbin-Watson stat 1.662997 Prob(F-statistic) 0.641307

Lampiran 4.g

Page 140: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

126

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel Tabungan Domestik –Konsumsi Pemerintah

Dependent Variable: D(TAB)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 19:24Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 21145.90 9612.618 2.199807 0.0359

D(KONS) 3.760720 1.143127 3.289853 0.0026R-squared 0.271780 Mean dependent var 39551.48Adjusted R-squared 0.246669 S.D. dependent var 50143.74S.E. of regression 43522.08 Akaike info criterion 24.26227Sum squared resid 5.49E+10 Schwarz criterion 24.35478Log likelihood -374.0651 F-statistic 10.82314Durbin-Watson stat 1.707551 Prob(F-statistic) 0.002635

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel Tabungan Domestik –Ekspor

Dependent Variable: D(TAB)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 19:25Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 36518.26 10903.78 3.349139 0.0023

D(EKS) 1.103145 2.173763 0.507482 0.6157R-squared 0.008802 Mean dependent var 39551.48Adjusted R-squared -0.025377 S.D. dependent var 50143.74S.E. of regression 50776.00 Akaike info criterion 24.57058Sum squared resid 7.48E+10 Schwarz criterion 24.66309Log likelihood -378.8439 F-statistic 0.257538Durbin-Watson stat 1.163772 Prob(F-statistic) 0.615655

Lampiran 4.h

Page 141: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

127

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel Tabungan Domestik –PMA

Dependent Variable: D(TAB)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 19:26Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 41624.55 8669.817 4.801088 0.0000

D(PMA) -2.657452 1.352764 -1.964461 0.0591R-squared 0.117444 Mean dependent var 39551.48Adjusted R-squared 0.087011 S.D. dependent var 50143.74S.E. of regression 47912.57 Akaike info criterion 24.45448Sum squared resid 6.66E+10 Schwarz criterion 24.54700Log likelihood -377.0445 F-statistic 3.859107Durbin-Watson stat 0.977646 Prob(F-statistic) 0.059124

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel Tabungan Domestik –Konsumsi Pemerintah Jangka Pendek

Dependent Variable: D(TAB)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 19:27Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 14881.34 10582.89 1.406170 0.1703

KONS(-1) 0.565305 0.165499 3.415757 0.0019R-squared 0.286898 Mean dependent var 39551.48Adjusted R-squared 0.262308 S.D. dependent var 50143.74S.E. of regression 43067.95 Akaike info criterion 24.24129Sum squared resid 5.38E+10 Schwarz criterion 24.33380Log likelihood -373.7399 F-statistic 11.66740Durbin-Watson stat 1.592564 Prob(F-statistic) 0.001901

Lampiran 4.i

Page 142: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

128

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel Tabungan Domestik –Tabungan Domestik Jangka Pendek

Dependent Variable: D(TAB)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 19:27Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 17324.51 9706.338 1.784866 0.0847

TAB(-1) 0.073824 0.020159 3.662078 0.0010R-squared 0.316212 Mean dependent var 39551.48Adjusted R-squared 0.292633 S.D. dependent var 50143.74S.E. of regression 42173.45 Akaike info criterion 24.19931Sum squared resid 5.16E+10 Schwarz criterion 24.29183Log likelihood -373.0893 F-statistic 13.41081Durbin-Watson stat 1.726215 Prob(F-statistic) 0.000993

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel Tabungan Domestik –Ekspor Jangka Pendek

Dependent Variable: D(TAB)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 19:28Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -19161.75 13440.75 -1.425646 0.1646

EKS(-1) 1.603873 0.318448 5.036529 0.0000R-squared 0.466585 Mean dependent var 39551.48Adjusted R-squared 0.448191 S.D. dependent var 50143.74S.E. of regression 37248.71 Akaike info criterion 23.95096Sum squared resid 4.02E+10 Schwarz criterion 24.04348Log likelihood -369.2399 F-statistic 25.36663Durbin-Watson stat 1.953150 Prob(F-statistic) 0.000023

Lampiran 4.j

Page 143: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

129

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel Tabungan Domestik –PMA Jangka Pendek

Dependent Variable: D(TAB)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 19:28Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 6483.433 9155.108 0.708177 0.4845

PMA(-1) 3.394631 0.652577 5.201884 0.0000R-squared 0.482693 Mean dependent var 39551.48Adjusted R-squared 0.464855 S.D. dependent var 50143.74S.E. of regression 36681.95 Akaike info criterion 23.92030Sum squared resid 3.90E+10 Schwarz criterion 24.01281Log likelihood -368.7646 F-statistic 27.05959Durbin-Watson stat 1.778605 Prob(F-statistic) 0.000014

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel PMA – Konsumsi Pemerintah

Dependent Variable: D(PMA)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 19:29Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1836.055 1413.039 1.299366 0.2041

D(KONS) -0.215759 0.168038 -1.283989 0.2093R-squared 0.053791 Mean dependent var 780.0968Adjusted R-squared 0.021163 S.D. dependent var 6466.465S.E. of regression 6397.673 Akaike info criterion 20.42760Sum squared resid 1.19E+09 Schwarz criterion 20.52011Log likelihood -314.6278 F-statistic 1.648628Durbin-Watson stat 1.983058 Prob(F-statistic) 0.209310

Lampiran 4.k

Page 144: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

130

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel PMA – Ekspor

Dependent Variable: D(PMA)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 19:30Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -794.0950 1307.820 -0.607190 0.5484

D(EKS) 0.572515 0.260725 2.195854 0.0363R-squared 0.142564 Mean dependent var 780.0968Adjusted R-squared 0.112997 S.D. dependent var 6466.465S.E. of regression 6090.169 Akaike info criterion 20.32908Sum squared resid 1.08E+09 Schwarz criterion 20.42160Log likelihood -313.1007 F-statistic 4.821775Durbin-Watson stat 2.138967 Prob(F-statistic) 0.036252

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel PMA – Tabungan Domestik

Dependent Variable: D(PMA)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 19:30Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2528.045 1422.402 1.777307 0.0860

D(TAB) -0.044194 0.022497 -1.964461 0.0591R-squared 0.117444 Mean dependent var 780.0968Adjusted R-squared 0.087011 S.D. dependent var 6466.465S.E. of regression 6178.736 Akaike info criterion 20.35796Sum squared resid 1.11E+09 Schwarz criterion 20.45047Log likelihood -313.5483 F-statistic 3.859107Durbin-Watson stat 1.913206 Prob(F-statistic) 0.059124

Lampiran 4.l

Page 145: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

131

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel PMA – PMA Jangka Pendek

Dependent Variable: D(PMA)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 19:33Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2534.987 1572.974 1.611589 0.1179

PMA(-1) -0.180150 0.112122 -1.606734 0.1189R-squared 0.081744 Mean dependent var 780.0968Adjusted R-squared 0.050080 S.D. dependent var 6466.465S.E. of regression 6302.466 Akaike info criterion 20.39761Sum squared resid 1.15E+09 Schwarz criterion 20.49013Log likelihood -314.1630 F-statistic 2.581593Durbin-Watson stat 1.860666 Prob(F-statistic) 0.118948

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel PMA – Konsumsi Pemerintah Jangka Pendek

Dependent Variable: D(PMA)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 19:31Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 376.3600 1612.401 0.233416 0.8171

KONS(-1) 0.009251 0.025215 0.366898 0.7164R-squared 0.004620 Mean dependent var 780.0968Adjusted R-squared -0.029703 S.D. dependent var 6466.465S.E. of regression 6561.799 Akaike info criterion 20.47826Sum squared resid 1.25E+09 Schwarz criterion 20.57077Log likelihood -315.4130 F-statistic 0.134614Durbin-Watson stat 2.030453 Prob(F-statistic) 0.716359

Lampiran 4.m

Page 146: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

132

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel PMA – Ekspor Jangka Pendek

Dependent Variable: D(PMA)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 19:32Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 521.6843 2372.591 0.219880 0.8275

EKS(-1) 0.007059 0.056213 0.125577 0.9009R-squared 0.000543 Mean dependent var 780.0968Adjusted R-squared -0.033921 S.D. dependent var 6466.465S.E. of regression 6575.223 Akaike info criterion 20.48235Sum squared resid 1.25E+09 Schwarz criterion 20.57486Log likelihood -315.4764 F-statistic 0.015770Durbin-Watson stat 2.030287 Prob(F-statistic) 0.900933

Tabel Hasil Uji Determinasi Parsial ( ) Variabel PMA – Tabungan Domestik Jangka Pendek

Dependent Variable: D(PMA)Method: Least SquaresDate: 06/06/09 Time: 19:32Sample(adjusted): 1977 2007Included observations: 31 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 596.7153 1512.738 0.394461 0.6961

TAB(-1) 0.000609 0.003142 0.193863 0.8476R-squared 0.001294 Mean dependent var 780.0968Adjusted R-squared -0.033144 S.D. dependent var 6466.465S.E. of regression 6572.753 Akaike info criterion 20.48159Sum squared resid 1.25E+09 Schwarz criterion 20.57411Log likelihood -315.4647 F-statistic 0.037583Durbin-Watson stat 2.026964 Prob(F-statistic) 0.847635

Lampiran 4.n

Page 147: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

133

Tabel Uji Park untuk Mendeteksi Heteroskedastisitas

Dependent Variable: RESID01Method: Least SquaresDate: 03/10/09 Time: 22:29Sample(adjusted): 1978 2007Included observations: 30 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.851836 2.223276 -0.383144 0.7057

D(KONS) -1.58E-06 9.46E-05 -0.016740 0.9868KONS(-1) -0.279835 0.224106 -1.248672 0.2262D(EKS) 8.92E-06 0.000125 0.071479 0.9437EKS(-1) -0.279796 0.224095 -1.248560 0.2262D(TAB) -3.93E-06 1.47E-05 -0.267166 0.7921TAB(-1) -0.279837 0.224095 -1.248743 0.2262D(PMA) -1.96E-07 9.27E-05 -0.002117 0.9983PMA(-1) -0.279841 0.224087 -1.248804 0.2262

ECT_HETERO 0.279835 0.224096 1.248729 0.2262R-squared 0.079006 Mean dependent var -0.057150Adjusted R-squared -0.335441 S.D. dependent var 1.964507S.E. of regression 2.270210 Akaike info criterion 4.738823Sum squared resid 103.0771 Schwarz criterion 5.205889Log likelihood -61.08235 F-statistic 0.190630Durbin-Watson stat 2.150987 Prob(F-statistic) 0.992659

Lampiran 5 Uji Heteroskedastisitas

Page 148: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

134

Tabel Uji Breusch-Godfrey untuk Mendeteksi Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:F-statistic 0.424282 Probability 0.521873Obs*R-squared 0.316794 Probability 0.573541

Test Equation:Dependent Variable: RESIDMethod: Least SquaresDate: 06/13/09 Time: 14:50Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(KONS) 4.32E-06 0.000106 0.040791 0.9678D(EKS) 5.23E-06 0.000137 0.038244 0.9699D(PMA) 1.87E-06 9.62E-05 0.019461 0.9847D(TAB) -2.52E-06 1.67E-05 -0.150459 0.8818

KONS(-1) 0.121438 0.243779 0.498148 0.6236EKS(-1) 0.121449 0.243794 0.498162 0.6235PMA(-1) 0.121496 0.243885 0.498168 0.6235TAB(-1) 0.121484 0.243865 0.498161 0.6235

ECT -0.121477 0.243852 -0.498160 0.6235RESID(-1) -0.235943 0.362228 -0.651367 0.5219

R-squared 0.010219 Mean dependent var 0.216578Adjusted R-squared -0.413973 S.D. dependent var 2.226401S.E. of regression 2.647426 Akaike info criterion 5.040749Sum squared resid 147.1862 Schwarz criterion 5.503326Log likelihood -68.13161 Durbin-Watson stat 1.874273

Lampiran 6 Uji Autokorelasi

Page 149: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

135

Tabel Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera

0

2

4

6

8

10

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Series: ResidualsSample1977 2007Observations 31

Mean -3.60E-11Median 0.109245Maximum 4.828712Minimum -3.959098Std. Dev. 1.957523Skewness 0.537424Kurtosis 3.302399

Jarque-Bera 1.610377Probability 0.447004

Lampiran 7 Uji Normaltas

Page 150: Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan ... · ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

136

Tabel Uji Linearitas dengan Uji Ramsey

Ramsey RESET Test:F-statistic 0.291568 Probability 0.602320Log likelihood ratio 0.669538 Probability 0.413213

Test Equation:Dependent Variable: D(RPDB)Method: Least SquaresDate: 06/13/09 Time: 15:02Sample: 1977 1997Included observations: 21

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 7.162886 3.022877 2.369559 0.0419

D(KONS) 0.000493 0.000543 0.907614 0.3877KONS(-1) -0.769589 0.280908 -2.739648 0.0229D(EKS) 3.52E-05 0.000245 0.143673 0.8889EKS(-1) -0.769606 0.280868 -2.740094 0.0228D(TAB) 4.98E-05 6.28E-05 0.793380 0.4480TAB(-1) -0.769529 0.280861 -2.739889 0.0229D(PMA) -4.02E-05 0.000155 -0.259158 0.8013PMA(-1) -0.769594 0.280839 -2.740335 0.0228

ECT 0.769531 0.280866 2.739855 0.0229Z1 1.517307 2.350074 0.645642 0.5346

FITTED^2 -0.086623 0.160422 -0.539970 0.6023R-squared 0.665554 Mean dependent var -0.103810Adjusted R-squared 0.256786 S.D. dependent var 2.200858S.E. of regression 1.897356 Akaike info criterion 4.414359Sum squared resid 32.39963 Schwarz criterion 5.011229Log likelihood -34.35077 F-statistic 1.628197Durbin-Watson stat 1.948424 Prob(F-statistic) 0.236662

Lampiran 8 Uji Linearitas