ANALISIS PENGARUH KINERJA BANK, EQUIVALENT RATE...

115
ANALISIS PENGARUH KINERJA BANK, EQUIVALENT RATE DAN JARINGAN KANTOR TERHADAP JUMLAH DANA PIHAK KETIGA BANK UMUM SYARIAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S. E) AMALIYAH ISMAH WARDANI NIM : 1111046100102 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH Jakarta 1439 H/ 2018

Transcript of ANALISIS PENGARUH KINERJA BANK, EQUIVALENT RATE...

ANALISIS PENGARUH KINERJA BANK, EQUIVALENT RATE DAN

JARINGAN KANTOR TERHADAP JUMLAH DANA PIHAK KETIGA

BANK UMUM SYARIAH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S. E)

AMALIYAH ISMAH WARDANI

NIM : 1111046100102

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

Jakarta

1439 H/ 2018

ii

ii

iii

iv

v

ABSTRAK

Amaliyah Ismah W (NIM : 1111046100102) -.Analisis Pengaruh Kinerja

Bamk, Equivalent Rtate dan Jaringan Kantor Terhadap Dana Pihak Ketiga Bank

Umum Syariah. Konsentrasi perbankan syariah, Program studi perbankan syariah,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ROA,

BOPO, Equivalent Rate, dan jaringan kantor terhadap dana pihak ketiga

perbankan syariah dan konvensional. Tujuan lain yaitu untuk melihat hubungan

jangka pendek maupun jangka panjang dari variabel - variabel tersebut. Metode

yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan data yang bersumber dari laporan

publikasi bulanan statistik perbankan syariah periode 2013-2017. Data yang

terkumpul dianalisis menggunakan metode VECM.

Hasil penelitian menyatakan ROA berpengaruh positif signifikan terhadap

DPK, BOPO berpengaruh positif signifikan, Equvalent Rate berpengaruh

signifikan positif, dan jaringan kantor berpengaruh signifikan positif terhadap

DPK. Selain itu terdapat hubungan jangka pendek antara ROA, BOPO,

Equivalent Rate dan jaringan kantor terhadap DPK.

Kata Kunci : ROA, BOPO, Equivalent Rate, jumlah kantor, DPK dan VECM

vi

ABSTRACT

Amaliyah Ismah W (NIM: 1111046100102) - Influence Analysis of

Bank Performance, Equivalent Rate and Office Network Against Third Party

Funds of Sharia Commercial Banks. Concentration of sharia banking, Islamic

banking study program, Faculty of Economics and Business, Syarif Hidayatullah

State Islamic University Jakarta, 2018.

This study aims to determine how big the influence of ROA, BOPO,

Equivalent Rate, and office network to third party funds of sharia and

conventional banking. Another goal is to see the short-term and long-term

relationships of these variables. The method used is quantitative method with data

sourced from the monthly publication report of sharia banking statistics period

2013-2017. The collected data were analyzed using VECM method.

The result of the research showed that ROA had significant positive

effect to DPK, BOPO had positive significant effect, Equvalent Rate had a

significant positive effect, and office network had significant positive effect to

DPK. In addition there is a short-term relationship between ROA, BOPO,

Equivalent Rate and office network to DPK.

Keywords: ROA, BOPO, Equivalent Rate, number of offices, DPK and VECM

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama lengkap : Amaliyah Ismah Wardani

Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 16 Mei 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Pulau Aru Blok A2/4 Komp. AL

Jatimakmur Pondok Gede Bekasi 17413

Telepon : 085217006624

Email : [email protected]

B. Latar Belakang Pendidikan Formal

1999 s.d 2005 : SDN PEGIRIAN 1 Surabaya

2005 s.d 2008 : SMPN 17 Bekasi

2008 s.d 2011 : SMAN 5 Bekasi

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah

serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

beriring salam penulis panjatkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. yang telah

membawa umat dari jaman jahiliyah sampai ke zaman yang terang-benderang dan

penuh dengan keilmuan yang sangat berkembang saat ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini bisa terselesaikan berkat doa, Kerja

keras, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun

tidak langsung. oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, MA, selaku Wakil Dekan bidang akademik Program

Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum

3. Bapak A.M. Hasan Ali M.A. selaku Ketua program Studi Muamalat dan Bapak

Abdurrauf, Lc. M.A selaku Sekertaris program Studi Muamalat Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarifhidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Syahrul A’dham, M.Ag dan Bapak Maman Rahman Hakim, M.M

selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan ilmu, motivasi,

saran dan dengan sabar membimbing penulis hingga terselesaikan skripsi ini.

Semoga Allah membalas kebaikan bapak.

5. Bapak Ahmad Chairul Hadi, M.A, selaku dosen penasihat akademik yang telah

memberikan bantuan dan masukan dalam berbagai hal.

ix

6. Seluruh Dosen dan civitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu yang

bermanfaat selama ini.

7. Pimpinan dan Staf Perpustakan Utama, Perpustakan Syariah dan Hukum, yang

telah menyediakan buku-buku yang diperlukan penulis sehingga selesainya

skripsi ini.

8. Kedua orang tuaku tersayang yang dengan tulus selalu mendo’akan, memberi

motivasi yang tiada henti kepada penulis, sehingga penulis mampu

menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga selalu diberi kesehatan dan berada

dalam lindungan dan Ridho Allah SWT.

9. Tante dan om yang tidak bisa disebuttkan satu-satu, kakak, dan adik-adiku

tercinta yang menberikan motivasi dan menjadi pelipur lara bagi penulis.

10. Sahabat-sahabatku Ria, Asih, Amy, Retno, Ima, Sabrina, Rika dan Dina yang

telah menjadi sahabat terbaik selama ini, telah membantu dan memberikan

motivasi, terimakasih untuk kebaikan dan kasih sayang yang tulus kalian

berikan, semoga tali persaudaraan kita tetap terjaga dan kita selalu dalam

lindungan dan Ridho Allah SWT.

11. Deasy dan saskia teman seperjuangan sampai selesai, terimakasih atas

semuanya selama ini.

12. Untuk seluruh teman-teman seperjuangan PS C 2011 dan teman-teman

seperjuangan selama masa kuliah, kebaikan dan kebersamaan kalian tidak

penah terlupakan.

13. Teman-teman KKN BARAYA 2014, Terimakasih untuk semua kenangan dan

pengalaman hidup bermafaat yang tak terlupakan selama menjalani KKN

Semoga kalian bahagia dunia akhirat dan tali silaturahmi kita tetap terjaga.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, baik secara langsung

maupun tidak langsung atas doa dan bantuannya kepada penulis, saya ucapkan

terima banyak. Semoga doa yang baik di ijabah oleh Allah SWT dan kembali

kepada kalian. Amiin amiin yaa robal alamin.

x

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas semua pihak yang

turut berperan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga Karya Ini dapat

Bermanfaat bagi seluruh kalangan masyarakat dan para akademisi.

Wasalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 2017

Penulis

Amaliyah Ismah W

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN ............................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI .........................................................................................................xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR ...............................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah .............................................. 8

C. Pembatasan Penelitian .................................................................................... 8

D. Perumusan Masalah ........................................................................................ 8

E. Tujuan dan Manfaat penelitian ....................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 11

A. Landasan Teori ............................................................................................. 11

B. Kajian (Review) Terdahulu .......................................................................... 22

C. Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 27

xii

D. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 30

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 30

B. Variabel Penelitian ....................................................................................... 31

C. Metode Analisis Penelitian ........................................................................... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 38

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 38

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ..................................................................... 42

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 51

A. Kesimpulan ................................................................................................... 51

B. Saran ............................................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 1

LAMPIRAN ........................................................................................................... 1

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 ............................................................................................................... 33

Tabel 4.2 ............................................................................................................... 34

Tabel 4.3 ............................................................................................................... 35

Tabel 4.4 ............................................................................................................... 37

Tabel 4.5 ............................................................................................................... 39

Tabel 4.6 ............................................................................................................... 40

xiv

DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR

Grafik 4.1 .............................................................................................................. 33

Grafik 4.2 .............................................................................................................. 36

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam beberapa tahun terakhir ini, usaha bank syariah dalam menghimpun

dana terlihat mengalami penurunan dan kenaikan.Fenomena bank syariah di

Indonesia memberikan pemahaman pada umat Islam Indonesia adanya

kelembagaan ekonomi dalam perspektif Islam. Berdirinya bank syariah

merupakan salah satu usaha untuk menerapkan prinsip syariah Islam secara

bertahap dengan maksud mengatasi kelemahan umat saat ini dalam bidang

ekonomi dan kesejahteraannya. Keberadaan bank syariah diharapkan mampu

mewujudkan sitem perbankan yang lebih kompetitif, efisien, dan memenuhi

prinsip kehati-hatian serta diharapkan mampu mendukung sector riil melalui

kegiatan pembiayaan yang bebasis bagi hasil dan bebasa dari unsur riba untuk

mewujudkan keadilan dalam kegiatan ekonomi,dan mencapai kemaslahatan

masyarakat.

Bisnis perbankan merupakan salah satu bisnis dibidang jasa yang didasari

dengan azas kepercayaan sehingga masalah kualitas layanan menjadi faktor yang

sangat menentukan dalam keberhasilan usaha. Kualitas layanan suatu bisnis

perbankan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat layanan

yang diterima (perceived service) dengan tingkat layanan yang diharapkan. Bank

juga memegang peranan penting bagi perekonomian banyak orang dengan tujuan

utamanya adalah menghimpun dan menyalurkan dana. Di Indonesia, perbankan

syariah telah muncul sejak diterbitkan Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang

Perbankan, yang selanjutkan akan membuka peluang kegiatan usaha perbankan

yang memiliki landasan syariah (bagi hasil). Dengan rata-rata penduduk Indonesia

yang mayoritas beragama Islam,peluang pangsa pasar bank syariah sangat besar

dan mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang yang tentunya akan

membuat iklim persaingan di dunia perbankan syariah semakin kompetitif dan

ketat. Dengan kata lain bank syariah akan dituntut untuk mampu menarik minat

2

masyarakat. Tingkat persaingan yang tinggi,serta konsumen yang makin

selektif,mengharuskan perusahaan untuk memiliki suatu strategi untuk menarik

minat konsumennya. Bank syariah harus mampu meningkatkan daya saing dan

memberikan kepuasaan kepada nasabah untuk menjaga loyalitas nasabahnya.

Bisnis perbankan syariah tidak saja dilakukan oleh bank yang murni berbasis

syariah, tetapi hampir seluruh bank konvensional juga membuka bisnis perbankan

syariah, sehingga memberikan banyak alternatif pilihan bagi masyarakat.Baik

bank syariah maupun bank konvensional menawarkan begitu banyak produk,

fasilitas pelayanan dan promosi bagi para nasabahnya. Kondisi persaingan bisnis

perbankan ini tentunya mendorong setiap bank untuk mencari berbagai strategi

bisnis agar dapat menarik nasabah baru dan mempertahankan nasabah yang telah

ada.

Dunia bank menjadi salah satu salah satu produk jasa yang banyak

digunakan Semakin banyaknya lembaga perbankan syariah dan semakin banyak

pula produk yang ditawarkan oleh bank syariah tersebut. hal tersebut akan

menaikkan kompleksitas tersendiri bagi calon nasabah untuk memilih tempat

menabung. Keberagaman produk dan jasa di perbankan syariah tidak hanya akan

memberikan kesempatan bagi nasabah untuk memiliki pilihan yang lebih luas

dalam memilih produk jasa perbankan syariah,terutama produk tabungan, tetapi

juga akan memunculkan keraguan ketika akan memilih sebuah produk perbankan.

Kemajuan bank syariah saat ini secara kuantitatif meningkat,maka diperlukan

sebuah analisis mengenai pemilihan bank syariah oleh nasabah sebagai tempat

menabung,selain itu diharapkan nasabah dapat mengambil keputusan yang logis

dan efektif mengenai pemilihan tempat menabung yang sesuai dengan kebutuhan

prioritas.

Karena setiap inividu atau nasabah memiliki preferensi yang berbeda-

beda dalam memilih bank syariah,terutama dalam pemilihan bank syariah sebagai

tempat menabung. Tetapi,di sisi lain itu,hingga pada tahun 2015 pangsa bank

syariah masih sebesar 5% dan target 2016 pangsa pasar bank syariah bisa

mencapai angka 12-13%. Pertumbuhan bank syariah masih terkendala masalah

modal, SDM, dan Teknologi sedangkan persaingan dalam dunia perbankan

3

semakin sengit. Terlihat dari total dana pihak ketiga sebesar 212.838.000.000

masih jauh jika dibandingkan dengan total dana pihak ketiga dari perbankan

konvensional yang mencapai 4.414.056.000.000. Dengan hampir 34 jumlah bank

syariah masih belum memenuhi target pangsa pasar bank syariah di Indonesia

yang mayoritas warganya beragama Islam. Bank syariah masih belum diminati

karena adanya beberapa faktor yang membuat bank syariah masih kurang

diminati, salah faktor adalahnya masih rendahnya standar SDM pada perbankan

syariah dengan kata lain masi banyak mengambil SDM dari perbankan

konvesional yang mengakibatkan layanan menjadi kurang maksimal. Selain itu

sumber pendanaan bank-bank syariah berbeda dengan perbankan konvensional. =

Dana bank syariah,kurang lebih 60% bersumber dari deposito, dan 40 persen

dalam bentuk tabungan.

Dalam data Statistik Perbankan Indonesia 2015,di perbankan syariah

persentase untuk tabungan dan giro sebesar 35% dan deposito sebesar 65%. Suku

bunga deposito yang tinggi sehingga berdampak pada bagi hasil yang tinggi.

Tidak mungkin bagi hasil di bawah suku bunga deposito. Sementara tabungan

yang bagi hasilnya tak terlalu tinggi, masih minimal. Sebaliknya, di bank-bank

konvensional yang menganut suku bunga, sebesar 60% sumber pendanaan berasal

dari tabungan, dan 40% dari deposito. Perbankan konvensional mendapat dana

pihak ketiga dari giro dan tabungan sebesar 54% dan yang bersumber dari

deposito sebesar 46%. Dengan kenyataan ini,suku bunga bank konvensional

relatif terjangkau karena mayoritas sumber dana dari tabungan.

Preferensi nasabah dalam memilih bank syariah dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Pada awal perkembangannya. Beberapa riset yang pernah

dilakukan,ditemukan bahwa saat itu yang mempengaruhi konsumen untuk

menjadi nasabah perbankan adalah reputasi bank terkait,fasilitas dan servis yang

disediakan,penetapan harga dalam pembiayaan, dan pelayanan. Baru pada decade

2000-an faktor keagamaan menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan

seseorang konsumen untuk menyimpan dananya di perbankan syariah. Salah satu

produk jasa yang terdapat di perbankan syariah adalah produk tabungan. Produk

tabungan merupakan salah satu produk yang banyak diminati di perbankan

4

syariah meskipun dalam komposisi sumber dana perbankan relative kecil dan

tingkat fluktuasi dana tabungan kecil dan tidak selabil dana yang bersumber dari

giro. Tabungan merupakan jenis produk bank yang menjadi komoditi yang paling

penting. Dari data statistic Bank Indonesia dari tahun 2012 hingga 2015 terjadi

peningkatan jumlah rekening pada Bank Unit Syariah ataupun dari Unit Usaha

Syariah.

Pada bulan Juni tahun 2015 jumlah rekening untuk tabungan mencapai

14.383.085, jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya dengan jumlah

14.024.264 pada tahun 2014. Menjadi salah satu yang banyak digunakan dan

diminati oleh para nasabah perbankan,tabungan menjadi salah satu fokus

pemasarannya pada perbankan tidak terkecuali perbankan syariah. Banyak

perbankan syariah yang memberikan penawaran dan fasilitas untuk menarik

nasabah agar menggunakan produk tabungan dari bank syariah tersebut.

Penawaran mulai dari biaya administrasi yang rendah,besar bagi hasil

yang didapat,jangkauan fasilitas ATM, dan penawaran yang lainnya. Bank syariah

juga melakukan banyak promosi produk tabungan tersebut,mulai dari

mengiklankan di media cetak atau media elektronik,hingga promosi dengan

menjadi sponsor untuk berbagai kegiatan atau dengan ikut serta dalam event-event

tertentu agar produk dan bank syariah tersebut dikenal masyarakat luas. Perilaku

konsumen merupakan suatu yang dinamis. Ini berarti bahwa seorang konsumen

,kelompok masyarakat, selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini

yang akan berimplikasi terhadap studi tentang perilaku konsumen demikian pula

pada pengembangan stategi pemasarannya. Sifat dinamis ini menyiratkan bahwa

seseorang memerlukan suatu stategi pemasaran yang baru.

Salah satu daerah yang memiliki industri bank syariah adalah Daerah

Istemewa Yogyakarta, DIY memiliki pangsa pasar bank syariah yang besar dari

pangsa pasar bank syariah nasional,sekitar 7% melebihi pangsa pasar bank syariah

ditingkat Nasional. Industri perbankan syariah di Provinsi DIY mengalami

peningkatan dalam rentang tahun 2011 sampai September 2014 dilihat dari sisi

aset, DPK, pembiayaan, dan jumlah nasabah. Sehingga peneliti tertarik untuk

memilih DIY sebagai objek penelitian ini. Tingginya tingkat persaingan dalam

5

bisnis perbankan syariah menuntut pihak manajemen bank syariah untuk menguji

perilaku nasabah dalam memilih bank syariah,seingga tercipta strategi pemasaran

yang tepat.

Perilaku konsumen akan mempengaruhi strategi pemasaran yang

digunakan. Peneliti tertarik untuk menganalisa bagaimana cara nasabah memilih

bank dengan mempertimbangkan beberapa faktor atau kriteria yaitu bagi

hasil,biaya administrasi, pelayanan ,dan fasilitas kantor cabang. Kriteria atau

variabel yang digunakan merupakan fitur standar dari sebuah produk tabungan.

Kriteria bagi hasil digunakan karena bagi hasil menjadi salah satu unsur yang

membedakan antara bank syariah dan konvesional, beberapa nasabah memilih

bank syariah karena beranggapan bagi hasil di bank syariah lebih besar

dibandingkan dengan bank konvensional,selain itu bagi hasil bebas dari unsure

riba.

Biaya administrasi yang rendah dan jumlah saldo minimum di rekening

tabungan menjadi kriteria penilaian dalam pemilihan tempat menabung,karena

beberapa nasabah merasa biaya administrasi yang rendah akan memberi

keuntungan tersendiri bagi nasabah. Selain itu jumlah saldo minimum pada

tabungan menjadi pertimbangan nasabah agar bisamenarik seluruh dana yang

dimiliki di rekening tersebut atau jumlah minimum lainnya. Pemilihan kriteria

fasilitas kantor cabang yang memadai dan jangkauan yang luas akan menjadi daya

tarik tersendiri bagi nasabah sehingga akan memudahkan setiap transaksi

perbankannya.

Bank Syariah memiliki sumber dana yang berasal dari dana pihak ketiga.

Apabila pertumbuhan dana pihak ketiga menurun akan mengurangi kemampuan

Bank dalam menyalurkan pembiayaan sehingga, berdampak pada profitabilitas

yang diterima Bank. Akibatnya, kepercayaan masyarakat menurun dan akan

menarik dana yang disimpan1. Pendapat lain memaparkan kepercayaan

masyarakat terkait dengan harapan memperoleh keuntungan yang besar dari

menyimpan dana. Rendahnya bagi hasil atau fee dana pihak ketiga dipengaruhi

1 Muhammad, Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi. Yogyakarta: Unit

Penerbit dan Percetakan AMPYKPN 2005

6

rendahnya pendapatan pembiayaaan namun, jumlah dana pihak ketiga tetap

meningkat2.

Pertumbuhan dana pihak ketiga Bank Syariah di Indonesia tahun 2013

sebesar 27,81% atau Rp 147.512 miliar. Pertumbuhan tersebut menurun dari

tahun 2012 yang tumbuh 51,78% sebesar Rp 115.415 miliar. Sementara,

profitabilitas diukur return on assets naik dari 1,79% menjadi 2,14%. Selain itu,

jumlah aset Bank Syariah tahun 2012 bertambah Rp 49,6 miliar menjadi Rp

195.018 miliar. Kemudian, nilai bagi hasil yang didistribusikan dari pendapatan

operasional mencapai Rp 6,1 triliun atau 22,7%. Nilai equivalent rate tahun 2013

menurun dikarenakan tren penurunan suku bunga Perbankan (Laporan

Perkembangan Perbankan Syariah, 2012: 26).

Dampak penurunan pertumbuhan dana pihak ketiga tahun 2013 terjadi hingga

tahun 2014. Pertumbuhan dana pihak ketiga tahun 2014 turun menjadi 24,41%

atau Rp 183.534 miliar. Pada sisi profitabilitas Bank Syariah dinilai dari rasio

ROA melambat sebesar 2,00% dibandingkan tahun 2013. Profitabilitas yang

menurun tercermin dari total aset Bank Syariah tahun 2014 tumbuh 24,23% lebih

rendah dari tahun 2013 yaitu 34,06% menjadi Rp 242.276 miliar. Namun,

pertumbuhan presentase equivalent rate sebesar 39,2% (yoy) lebih tinggi dari

tahun 2013 yang dipengaruhi kenaikan suku bunga Perbankan (Laporan

Perkembangan Keuangan Syariah, 2013: 19).

Laporan Tahunan (2016: 24) mencatat perkembangan Bank Syariah

Indonesia periode 2015-2016 mengalami perlambatan disebabkan kondisi

Perbankan Nasional tumbuh 13,3% menjadi 9,3%. Dampaknya, pertumbuhan

dana pihak ketiga menurun periode 2014-2015 sebesar 18,70% sampai 2014-2015

menjadi 6,11%. Berbeda halnya dengan kinerja operasional dari rasio ROA tahun

2015-2016 tumbuh 0,74% menjadi 0,84%. Sementara, pertumbuhan aset tahun

2015-2016 dari 12,41% turun hingga 8,78%. Selama tahun 2015 sampai 2016

pertumbuhan equivalent rate menurun dari 6,72% menjadi 5,88% dalam periode

laporan.

2 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada 2014

7

Berdasarkan PBI No.15/4/PBI/2013 tentang Laporan Stabilitas Moneter dan

Sistem Keuangan Bulanan Perbankan Syariah memaparkan dana pihak ketiga

hingga Desember 2017 Rp 279.335 miliar tumbuh 20,83% lebih tinggi dari tahun

2016. Sementara, kemampuan Bank Syariah menghasilkan profit dari rasio ROA

meningkat sebesar 1,13%. Selain itu, total aset lebih baik dari tahun 2016, yaitu

Rp 356.504 miliar dan tumbuh sebesar 20,33%. Sedangkan, pemberian equivalent

rate menurun sebesar 4,76% sehingga, terjadi fluktuatif periode 2013 sampai 2017

(Statistik Perbankan Syariah)

Laporan Triwulan IV memperlihatkan Bank Syariah memiliki share aset

sebesar 5,20% yang dilatarbelakangi pertumbuhan aset Bank Syariah sebesar

2,28% lebih tinggi dari Bank Konvensional yaitu 1,80%. Laporan Perkembangan

Keuangan Syariah menyimpulkan peningkatan market share periode 2013-2017

sebesar 4,83%. Dengan kemampuan Bank Syariah untuk dapat melakukan

ekspansi menjadi lebih luas. Selanjutnyya, pendapatan akan terus meningkat dan

mampu memberikan equivalent rate kepada nasabah. Pada akhirnya, akan

mendorong masyarakat untuk menyimpan dananya.

Pertumbuhan aset Bank Syariah dengan nasabah sebagai prioritas utama dan

regulasi dari Bank Indonesia, memungkinkan sistem Perbankan Syariah dan

sistem Perbankan Konvensional mempengaruhi satu sama lain. Hal ini,

dipengaruhi penetapan bunga dasar oleh Bank Sentral yang berdampak pada

penetapan suku bunga. Dampaknya, Bank Syariah di Indonesia dalam lingkungan

dual-banking system. Sistem yang mengakibatkan risiko atas perubahan tingkat

suku bunga. Tentu saja risiko tersebut mempengaruhi equivalent rate dana pihak

ketiga Bank Syariah.

Profitabilitas ditentukan dari rasio return on asset berpengaruh positif dan

signifikan terhadap dana pihak ketiga Bank Syariah di Indonesia. Apabila, tingkat

keuntungan naik maka dana pihak ketiga juga naik. Return on aset tidak

berpengaruh signifikan terhadap dana pihak ketiga Bank Syariah di Indoneisa.

Dikarenakan, besarnya Capital Adequacy Ratio, kualitas aset dan posisi likuiditas

sebagai keputusan deposan menyimpan dananya.

.

8

B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi masalah sebagai

berikut:

1. Dana pihak ketiga BUS dari periode 2013 – 2017 mengalami fluktuatif.

2. Rasio profitabilitas yang diliihat dari sisi return on asset dan biaya

operasional pendapatan operasional bank umum syariah masih berada

pada level belum cukup baik.

3. Equivalent rate yang ditawarkan bank berfluktuatif sehingga berdampak

pada masyarakat yang berpikir jika menyimpan uangnya pada bank

syariah.

4. Jaringan kantor pada bank syariah masih belum terlalu banyak.

5. Pemahaman atau kesadaran masyarakat tentang bank syariah masih

minim.

C. Pembatasan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, peneliti

melakukan pembatasan penelitian, antara lain:

1. Ruang lingkup penelitian ini meliputi dari sisi intern yang mempengaruhi

penghimpunan dana dari masyarakat dilihat dari rasio profitabilitas dalam

hal ini return on aset dan biaya operasional pendapatan operasional,

tingkat equivalent rate dan jaringan kantor.

2. Objek penelitian yang diambil adalah dana pihak ketiga bank umum

syariah dimana sebagai lembaga keuangan yang mendominasi jasa

perbankan dalam menghimpun dana dari masyarakat.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bermaksud untuk

menganalisa seberapa pengaruh Return on Aset, Biaya Operasional

Pendapatan Operasional, Equivalent Rate, dan Jaringan Kantor terhadap Dana

Pihak Ketiga Bank Umum Syariah. Dengan pengujian menggunakan metode

9

analisis VECM data time series. Adapun permasalahan permasalahan yang

diangakat dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Return on Aset, Biaya Operasional Pendapatan Operasional,

Equivalent Rate, dan Jaringan Kantor secara jangka pendek berpengruh

terhadap Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah?

2. Apakah Return on Aset, Biaya Operasional Pendapatan Operasional,

Equivalent Rate, dan Jaringan Kantor secara jangka panjang berpengaruh

terhadap Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka

tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh Return on Aset, Biaya Operasional

Pendapatan Operasional, Equivalent Rate, dan Jaringan Kantor secara

jangka pendek terhadap Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah.

2. Untuk menganalisis pengaruh Return on Aset, Biaya Operasional

Pendapatan Operasional, Equivalent Rate, dan Jaringan Kantor secara

jangka panjang terhadap Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah.

Penelitian ini juga diharapkan akan membawa manfaat bagi berbagai

pihak antara lain sebagai berikut:

1. Memperoleh ilmu pengetahuan dan penganalisaan laporan keuangan bank

syariah terutama dari sisi faktor penghimpunan dana yang dapat

mempengaruhinya.

2. Dapat menjadi masukkan bagi bank syariah untuk mengambil keputusan.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, penulis membagi penulisan skripsi ini menjadi lima

bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi

masalah dan pembatasan masalah, pembatasan penelitian,

10

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi penjelasan landasan teori yang

digunakan terkait variabel – variabel yang dteliti dalam

penelitian ini, kerangka berpikir serta hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini menyajikan jenis dan pendekatan penelitian,

data penelitian, teknik pengumpulan data, metode analisis

penelitian serta variabel penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan hasil analisis penelitian antara

variabel dependen dan independen, dengan menggunakan

analisis deskriptif dan analisis pengujian statistik berupa

analisis VECM dan interpretasinya.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran sebagai hasil dari

penelitian yang dilakukan sehingga diharapkan dapat

berguna untuk kegiatan lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Dana Pihak Ketiga

Dalam penghimpunan dana masyarakat, dapat diketengahkan

dalam dua prinsip yaitu :

1. Prinsip Al-Wahdiah atau Amanat .

Dalam Surat An-Nisa ayat 58 :

يأمركم أن تؤدوا األمانات إلى أهلها وإذا حكمتم بين الناس إن للا

نعم كان سميعا بصيراأن تحكموا بالعدل إن للا ا يعظكم به إن للا

“Sesungguhnya Allah telah menyuruhmu untuk menyampaikan

amanat 1) kepada orang yang berhak menerimanya. Dan bila kamu

menetapkan hukum antara manusia , maka penetapan hukum hendaknya

adil 2) bahwa dengan itu Allah telah memberikan pengajaran sebaik-

baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah maha mendengar dan melihat.”

Dari ayat tersebut, ungkapan amanat dapat diartikan sebagai titipan murni

atau pihak kepada pihak lain, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan

saja penyimpan menghendaki. Prinsip Al-Wahdiah ini dapat dibagi 2

yaitu :

a. Wahdiah Yad Amanah, artinya penerima simpanan tidak bertanggung

jawab atas kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada assets titipan,

sepanjang bukan akibat dari kelalaian penerima titipan. Berdasarkan

ketentuan tersebut, Bank Syariah dapat membuat produk jasa berupa safe

deposit box, dimana pihak bank berhak mengenakan biaya pada penitip

sebagai jasa menjaga barang titipan.

b. Wahdiah Yad Dhamanah, artinya penerima titipan dapat menggunakan

12

barang titipan untuk menciptakan manfaat. Penerima titipan meminta izin

kepada penitip untuk menggunakan harta titipan tersebut dengan

ketentuan harus mengembalikan harta tersebut secara utuh kepada penitip

disertai dengan pemberian bonus. Dengan demikian, Bank Syariah dapat

membuat produk jasa berupa current account (giro) dan saving account

(tabungan), misalnya giro wahdiah atau tabungan wahdiah.

2. Prinsip Mudharabah.

Dengan mengacu pada Surat Al-Muzzammi sebagian dari ayat 20, yaitu :

رون

وآخ

بون

ر يض

ض ف رر

ر ال

ون

غت نر يبر م ل

رض ف

الل

“dan yang lain lagi, orang-orang yang bepergian di muka bumi

mencari karunia Allah, sementara yang lain berperang di jalan Allah”.

Bepergian untuk urusan dagang disebut juga Qiradh, yang berasal

dari kata Al-Qardhu yang berarti potongan karena pemilik memotong

sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memeperoleh sebagian

keuangannya. Disebut juga mu’alamalah maksudnya akad antara kedua

belah pihak agar pihak yang satu mengeluarkan sejumlah uang kepada

pihak yang lain untuk dipergunakan untuk berdagang. Laba dibagi dua

sesuai dengan kesepakatan.

Dari surat tersebut terkandung makna prinsip mudharabah yang berasal

dari kata “Adharbufil Ardhi”. Bank syariah dengan berpijak pada prinsip

mudharabah itu dapat menciptakan produk berupa tabungan mudharabah,

deposito mudharabah.

Perkembangan Bank Syariah di Indonesia dipengaruhi oleh

indikator-indikator, seperti: perkembangan jaringan kantor,

perkembangan aset, perkembangan DPK, perkembangan aktiva produktif

utama, komposisi penggunaan dan sumber dana, dan perkembangan

Financing to Deposit Ratio (FDR)

1.

13

Bank Syariah yang memiliki dana pihak ketiga cukup besar akan

dibandingkan dengan pembiayaan yang disalurkan. Selanjutnya, hasilnya

ditambah dengan ekuitas (permodalan) untuk melihat tingkat Financing

Deposit Ratio. Hal ini, sebagai upaya untuk menjaga rasio likuiditas.

Karena likuiditas berhubungan dengan kemampuan bank dalam

memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek atau jatuh tempo dari

dana pihak ketiga yang disimpan2.

Salah satu yang menjadi indikator perkembangan Bank Syariah

adalah perkembangan dana pihak ketiga. Dana pihak ketiga adalah

pendanaan yang sering disebut juga dengan sisi liability atau beban

kewajiban yang harus dibayar oleh pihak bank kepada nasabah penabung.

Adanya perjanjian antara Bank Syariah dengan nasabah sebelum

menerima dana simpanan dari nasabah3. Penghimpunan dana, untuk

nasabah sebagai shahibul maal (penyimpan/pemilik dana) dan bank

sebagai mudharib (pengelola dana/penerima dana).

Pertumbuhan komposisi dana pihak ketiga Bank Syariah di

Indonesia dipengaruhi meningkatnya jumlah deposito dibandingkan

jumlah tabungan maupun giro. Peran dari jumlah likuiditas terhadap

komposisi dana pihak ketiga Bank Syariah sebagai berikut:

1. Kebutuhan likuiditas diperlukan pemegang rekening giro untuk

memenuhi kebutuhan penarikan. Pemegang rekening giro tidak ikut

berpartisipasi dalam kegiatan bisnis, sehingga kapasitas pembayaran

dibutuhkan untuk memenuhi penarikan kas.

2. Kebutuhan likuiditas diperlukan pemegang rekening investasi

takterbatas yaitu deposito dan tabungan dengan penarikannya berbeda

1 Ascarya dan Yumanita, Bank Syariah: Gambaran Umum. Jakarta: Pusat

Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia 2005 2 Amir Machmud dan Rukmana, Bank Syariah: Teori, Kebijakan dan

Studi Empiris di Indonesia. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama 2010 3 Dahlan, Bank Syariah: Teoritik, Praktik dan Kritik. Yogyakarta: Teras

2012

14

dari rekening giro, Penarikan yang dibuat pemegang rekening

investasi adalah:

a. lebih rendah dari rate of return yang diharapkan,

b. terkait dengan kondisi keuangan Bank,

c. ketidaksesuaian dengan aturan dan prinsip syariah dalam beragam

kontrak dan aktivitas4.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Bank Syariah

dalam menghimpun dana pihak ketiga adalah kepercayaan masyarakat

pada suatu bank, perolehan keuntungan terhadap investasi dan

ketepatan waktu pengambilan simpanan nasabah dengan selalu

tersedia berapa pun jumlah dana yang diinginkan nasabah5.

Dana pihak ketiga di Bank Syariah berhubungan dengan uang.

Istilah uang merupakan semua hal yang digunakan oleh masyarakat

dalam melakukan transaksi. Dilihat dari fungsinya uang sebagai alat

tukar, alat penyimpan nilai dan alat satuan hitung. Islam memandang

uang secara umum untuk transaksi atau alat tukar dan pengukur nilai

barang dan jasa. Selain itu, Islam mengistilahkan uang sebagai

perantara dalam memperlancar aktivitas perekonomian. Salah satu

yang menjadikan masyarakat berpandangan tentang uang adalah untuk

motif berjaga-jaga, namun tidak dianjurkan untuk ditimbun6.

Bank Syariah memobilisasi dana pihak ketiga melalui empat jenis

rekening (accounts), yaitu:

a. Rekening Giro/Current Account

Rekening ini memiliki ciri-siri, sebagai berikut:

4 Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah di

Indonesia. Jakarta: Salemba Empat 2013 5 Veithzal Rivai; dkk, Islamic Banking & Finance: Dari Teori ke Praktek

dan Keuangan Syari'ah Sebagai Solusi dan Bukan Alternatif. Yogyakarta: BPFE-

Anggota IKAPI 2013 6 Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah di

Indonesia. Jakarta: Salemba Empat 2013

15

1) nasabah rela apabila bank tidak memberikan imbalan atas dana

simpanan.

2) tujuan atau motif nasabah untuk menyimpan dananya dalam bentuk

rekening giro adalah agar nasabah sewaktu-waktu memiliki akses

terhadap dana simpanannya.

3) nasabah dapat memerintahkan pihak bank agar memindahbukukan

sejumlah saldo rekeing giro ke dalam rekening giro lain di bank yang

sama dengan menerbitkan lembar bilyet giro dari buku yang

disediakan oleh bank.

4) akad yang digunakan dalam rekening giro adalah wadiah dan

mudharabah.

b. Rekening Tabungan (Saving Account)

Ciri-ciri dari rekeing tabungan, sebagai berikut:

1) nasabah tidak dapat menarik dananya dengan menggunakan cek,

namun dengan menandatangani “slip pengambilan” yang khusus dan

telah disediakan bank.

2) rekening tabungan dapat dipidahbukukan ke rekening lain dengan bank

yang sama atau bank lain, dapat pula diperintahkan untuk ditransfer ke

pihak lain.

3) nasabah mendapatkan imbalan dari bank dalam bentuk nisbah bagi

hasil.

4) akad yang digunakan dalam rekening tabungan adalah wadiah dan

mudharabah.

c. Rekening Deposito (Investment Account)

Ciri-ciri rekening deposito, sebagai berikut:

1) nasabah hanya dapat menarik uangnya setelah jangka waktu dalam

perjanjian pembukaan rekening.

2) imbalan yang dibayarkan bagi pemegang rekening deposito ditentukan

menurut hasil yang diperoleh dari kegiatan di bank.

3) apabila terjadi kerugian, maka nasabah penyimpan dana akan

kehilangan bagian dari dananya secara proporsional.

16

4) akad yang digunakan dalam rekening deposito adalah mudharabah

muthlaqah, dan mudharabah muqayyadah.

d. Special Investment Account

Adalah rekening yang digunakan untuk menawarkan kepada calon-

calon investor untuk ikut menanamkan modal dalam rangka membiayai

proyek dalam akad musyarakah. Rekening ini yang membedakan dengan

rekening perbankan konvensional karena melakukan penyertaan modal

untuk suatu proyek investasi7.

Perkembangan dana pihak ketiga Bank Syariah berkaitan dengan

dukungan dari profitabilitas yang diperoleh dari pembiayaan. Konsep

profitabilitas sebagai output dalam teori mikro ekonomi Islam

menjelaskan, tingkat keuntungan yang dihasilkan dari fungsi produksi

yang dijalankan Bank Syariah adalah menggunakan input tetap dan

meminimalkan penggunaan input untuk memaksimalkan output8.

Meminimalkan input adalah modal yang dimiliki Bank Syariah

seperti dana pihak ketiga dengan jumlah dan pertumbuhan mengalami

peningkatan. Hal ini didasarkan pada penelitian yang menyimpulkan

pertumbuhan setiap perbankan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh

kemampuan menghimpun dana pihak ketiga. Sehingga, akan semakin

besar perolehan keuntungan dalam bentuk return on assets atau

profitabilitas yang diperoleh9.

Dapat disimpuilkan, indikator profitabilitas dijadikan sebagai

variabel yang mempengaruhi perkembangan dana pihak ketiga pada Bank

Syariah di Indonesia. Bank Syariah memiliki peningkatan yang signifikan

maka masyarakat tetap mempercayakan penempatan dananya karena

7 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah: Produk-Produk dan Aspek

Hukumnya. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group 2014 8 Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam Edisi Kelima. Jakarta: Rajawali

Pers 2014 9 Putri Lutfiyah Nirwana dan Septiarini, Dina Fitrisia, Pengaruh Pertumbuhan

Dana Pihak Ketiga Terhadap Laba Perbankan Syariah Di Indonesia. JESTT Vol. 2 No.

8 2015 hal. 15.

17

memperhitungkan bagi hasil yang menguntungkan dalam meningkatkan

profitabilitas10.

Pentingnya profitabilitas untuk mewujudkan perkembangan dana

pihak ketiga, dengan semakin baiknya kinerja operasional Bank Syariah

maka posisi market share semakin besar dan total aset semakin meningkat.

Pertumbuhan jumlah aset menggambarkan semakin besar ukuran

perusahaan dan menunjukkan pembiayaan yang disalurkan semakin

optimal hingga akhirnya akan meningkatkan keuntungan baik nasabah

maupun Bank Syariah.

Keberhasilan Bank Syariah dalam memperoleh dana pihak ketiga

tidak akan terwujud dari program konkret oleh Bank Indonesia, yaitu

menerapkan visi baru pada fase I tahun 2008 hingga fase III tahun 2010.

Sehingga, menjadikan Perbankan Syariah. Indonesia sebagai Perbankan

terkemuka di ASEAN. Dengan pencapaian target aset sebesar Rp 124

triliun dan pertumbuhan industri sebesar 81%11.

Apabila total aset yang dimiliki Bank Syariah semakin mengalami

peningkatan, maka pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia semakin

pesat. Namun, jika total aset yang dimiliki semakin kecil maka

mempengaruhi tingkat persaingan usaha dalam skala ekonomi menjadi

rendah. Sehingga, nasabah tidak tertarik untuk menyimpan dana di Bank

Syariah, karena kepercayaan masyarakat yang menurun12.

Pada umumnya, individu yang berminat untuk menginvestasikan

dananya di Bank Syariah lebih menginginkan keuntungan yang optimal

namun dengan mementingkan unsur Islam. Berikut ini konsep yang

menjadi ekspektasi individu untuk mendapatkan keuntungan dari investasi.

10 Bambang Saputra, Faktor-Faktor Keuangan yang Mempengaruhi Market

Share Perbankan Syariah di Indonesia. Akuntabilitas, Vol. VII No.2, P-ISSN: 1979-

858X 2014 hal. 2. 11 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah: Produk-Produk dan Aspek

Hukumnya. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group 2014 12 Maltuf Fitri, Peran Dana Pihak Ketiga dalam Kinerja Lembaga Pembiayaan

Syariah dan Faktor-faktor yang Memengaruhinya. economica, Volume VII, Edisi 1

hal. 2.

18

1. Konsep preferensi waktu

Konsep preferensi waktu ditentukan dengan individu yang

dihadapkan pada pilihan investasi dana untuk mendapatkan keuntungan

sekarang dan masa depan. Fungsi waktu pada konsep ini memiliki peran

karena harapan individu yang menginvestasikan dana dengan keuntungan

yang lebih untuk masa depan dibandingkan masa sekarang.

2. Konsep tingkat keuntungan terhadap modal (rate of return on capital)

Konsep ini adalah individu membuat keputusan investasi dengan

pertimbangan tingkat keuntungan dan risiko ketidakpastian yang melekat

pada saat berinvestasi. Ketidakpastian berkaitan dengan nilai waktu uang.

Akan tetapi, uang tidak memiliki nilai waktu atas keuntungan dalam

bentuk simpanan. Investasi berhak menerima keuntungan bila diwujudkan

dalam bentuk aktiva produktif dalam membuat perbandingan arus kas

antarwaktu.

3. Penentuan tingkat keuntungan dalam nilai waktu uang

Investasi dana di perbankan khususnya syariah telah melarang

adanya riba dengan menolak konsep nilai waktu uang. Adanya perbedaan

pendapat tentang tingkat keuntungan, yaitu

a. membolehkan penggunaan rate sebagai faktor keuntungan, alasannya

nisbah bagi hasil dan tingkat bunga dua hal yang berbeda. Faktor

keuntungan diperlukan secara definitif untuk kepentingan efisiensi.

b. menentang menggunakan rate karena perwujudan bunga (interest) dan

efisiensi sebagai proses manajerial, sehingga faktor keuntungan bukan

penentu efisiensi.

Ekspektasi individu untuk mendapatkan keuntungan dari investasi,

pemberian nisbah bagi hasil sebagai keuntungan yang dibagikan Bank

Syariah kepada nasabah dana pihak ketiga. Namun, nisbah bagi hasil dana

pihak ketiga di Bank Syariah memunculkan resiko displacement. Yaitu,

resiko yang terjadi ketika tingkat bagi hasil lebih tinggi dibandingkan

19

tingkat suku bunga, maka nasabah bersedia menyimpan dana di perbankan

syariah13.

Perilaku nasabah dana pihak ketiga di Bank Syariah disebabkan

oleh perubahan ekspektasi tingkat imbal hasil yang diterima yang terjadi

karena menurunnya aset bank dan naiknya imbal hasil yang diberikan

Bank Konvensional14. Hal ini, akan memicu terjadinya perpindahan dana

nasabah dari Bank Syariah kepada Bank Konvensional.

Penelitian Susanti (2015: 6) menyimpulkan Bank Syariah yang

paling dominan terkait peningkatan dana pihak ketiga adalah mayoritas

deposan tergolong dalam nasabah rasional. Hal ini dikarenakan

penempatan dana pada Bank Syariah memberikan keuntungan yang tinggi.

Pemberian keuntungan ini didasarkan atas profit yang diperoleh Perbankan

Syariah dari pengelolaan dana pihak ketiga

2. Faktor Intern Dana Pihak Ketiga

a. ROA

Karakteristik Bank Syariah di Indonesia memiliki nilai positif

untuk bersaing dengan Bank Konvensional, yaitu profitabilitas yang

diperoleh Bank Syariah ditentukan dari fee atas jasa dan bagi hasil dari

akad kerjasama dengan tidak menentukan yang pasti di awal perjanjian.

Sedangkan, margin pembiayaan dimungkinkan di awal perjanjian karena

kepemilikan barang15.

Tingkat keuntungan bersih (net income) yang dihasilkan Bank

Syariah dipengaruhi oleh faktor ekstenal seperti kondisi ekonomi secara

umum dan persaingan di lingkungan wilayah operasinya. Selain itu,

13 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada 2014 14 Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah di

Indonesia. Jakarta: Salemba Empat 2013 15 Edy Wibowo dan Widodo, Untung H.,Mengapa Memilih Bank Syariah.

Bogor: Ghalia Indonesia 2005

20

faktor internal juga mempengaruhi tingkat keuntungan seperti segmentasi

bisinis, pengendalian pendapatan dan pengendalian biaya-biaya16.

Machmud dan Rukmana (2010: 164) menjelaskan profitabiitas

merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama

periode tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan diukur dengan

kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivitasnya secara

produktif. Semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai, kemungkinan

suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Sehingga, prospek

usaha yang dijalankan di masa mendatang semakin luas dengan modal

yang dimiliki yaitu dana pihak ketiga semakin meningkat.

Bank Syariah menggunakan dasar dari perolehan dana pihak ketiga

yaitu pembagian keuntungan dan kerugian. Selain itu, berorientasi

keuntungan melalui partisipasi kegiatan bisnis dan mengesampingkan

peluang dari pendapatan yang belum diperoleh. Artinya, profitabilitas

yang diperoleh Bank Syariah berasal dari perdagangan asli atau aktivitas

berdasarkan bisnis dengan mencermati kehati-hatian dan kejujuran

sebagai kemampuan untuk kepercayaan dari seorang peminjam.

Indikator dalam melihat sejauh mana Bank Syariah menjalankan

usahanya secara efisien dari sisi pengelolaan dana adalah dengan kinerja

keuangan untuk melihat profitabilitas. Tingkat profitabilitas Perbankan

Syariah di Indonesia diukur dari rasio return on asset (ROA). Semakin

besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang

dicapai bank dan semakin baik posisi bank dari peningkatan dana pihak

ketiga yang dihimpun17.

Return On Assets yaitu salah satu rasio yang digunakan untuk

mengukur efisiensi manajemen. Return On Assets menggambarkan

kemampuan baik dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan

16 Muhammad, Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi. Yogyakarta: Unit

Penerbit dan Percetakan AMPYKPN 2005 17 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi 2014. Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada 2014

21

sejumlah aktiva bank. Pemilihan return on assets untuk mengetahui

efisiensi kinerja bank memutar asetnya dalam bentuk presentase18.

Penggunaan return on asset untuk mengukur profit Bank Syariah

harus sesuai dengan prinsip syariah. Selain itu, penggunaan keuntungan

dapat dimanfaatkan untuk distribusi pendapatan kepada para deposan

dana pihak ketiga dengan sistem bagi hasil. Sehingga semakin bertambah

kepercayaan nasabah dalam menyimpan dana pihak ketiga di Bank

Syariah19.

b. BOPO

BOPO (Belanja Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

merupakan rasio yang menggambarkan efisiensi perbankan dalam

melakukan kegiatannya. Belanja operasional adalah biaya bunga yang

diberikan pada nasabah sedangkan pendapatan operasional adalah bunga

yang didapatkan dari nasabah. Semakin kecil nilai BOPO artinya semakin

efisien perbankan dalam beroperasi.

c. Equivalent Rate

Perbankan di Indonesia berlaku dual banking system dengan

meningkatnya tingkat bunga di pasar konvensional berdampak pada

meningkatnya risiko likuiditas. Akibatnya, dengan adanya nasabah yang

menarik dana dari Bank Syariah dan berpindah ke Bank Konvensional,

akhirnya menurunkan profitabilitas.

Kelemahan Bank Syariah dalam sistem operasional dengan prinsip

bagi hasil, adalah sikap mendua (standar ganda) umat Islam sendiri, dalam

arti jika meminjam uang berhubungan dengan Bank Syariah agar

keuntungan yang diperoleh dari bagi hasil pinjamannya (dibandingkan

18 Helmi Haris, Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: CV Gerbang

Media Aksara 2015 19 Muhammad Al Ghifari; dkk,Analisis Kinerja Perbankan Syariah di

Indonesia dan Malaysia dengan Pendekatan Maqashid Indeks. Jurnal Ekonomi dan

Perbankan Syariah, Vol. 3. No.2 2015 hal. 9.

22

dengan bunga) untuk dibayarkan ke bank relatif kecil, tetapi jika

menyimpan uang berhubungan dengan Bank Konvensional, agar

keuntungan yang diperoleh dari uang simpanannya tetap20.

Hakikat lembaga intermediasi Bank Syariah yang didasarkan pada

sistem bagi hasil, sangat berbeda dengan Bank Konvensional yang

didasarkan pada bunga. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Syariah lebih

menyerupai universal banking yang memiliki kemampuan lebih baik dan

lebih banyak dari Bank Konvensional dalam menghimpun dana dari

masyarakat.

Bagi hasil di Indonesia ternyata tidak bisa terlepas dari resiko

tingkat suku bunga. Resiko yang terjadi adalah resiko bagi hasil, yang

merupakan kondisi dimana perubahan tingkat bagi hasil yanh dibagikan

kepada nasabah akan mempengaruhi perilaku nasabah. Sehingga,

memunculkan kepercayaan nasabah terhadap tingkat bagi hasil yang dapat

memicu pemindahan dana ke bank lain.

Menginvestasikan dana dalam bentuk tabungan, giro maupun

deposito merupakan peluang untung dan rugi. Aplikasi di Bank Syariah,

penghimpunan dana dalam bentuk mudharabah akan mendapatkan insentif

dan penghimpunan dana dalam bentuk wadiah akan diberikan bonus atau

disinsentif. Metode pemberian insentif dan disinsentif di Bank Syariah

dengan equivalent rate. Istilah equivalent rate sebagai perhitungan dengan

mengonversi bagi untuk seluruh nasabah pada masing masing produk

DPK dalam bentuk presentase.

Pemberian equivalent rate untuk dana pihak ketiga Bank Syariah

berkaitan dengan penentuan presentase dari Bank Indonesia. Bank

Indonesia menjalankan fungsi regulasi, kontrol moneter dan perantara

keuangan untuk memberikan pinjaman kepada bank-bank yang

20 Muhammad Pramudi, Sejarah dan Doktrin Bank Islam. Yogyakarta:

KUTUB 2005

23

membutuhkan dana. Hal ini menjadikan suku bunga yang dikenakan oleh

Bank Sentral atas pinjamannya kepada Bank Konvensional dan Bank

Syariah. Sehingga, Bank Sentral mampu mensinyalkan intensi moneter,

mengekspansi stok suplai moneter untuk Perbankan Nasional21.

d. Jaringan Kantor

Jumlah kantor bank berkaitan dengan kemudahan fasilitas serta

pelayanan yang ditawarkan pada masyarakat. Untuk meraih

minatmasyarakat pada bank harus dikembangkan jaringan kantor cabang

dan cabang pembantu yang cukup luas yang dapat menjangkau seluruh

lapisan masyarakat. Makin banyaknya jumlah kantor bank maka

kesempatan masyarakat untuk menabung semakin banyak dan meningkat.

Dengan kondisi yang seperti ini maka akan semakin membuka kesempatan

bagi masyarakat yang ingin memenuhi kebutuhannya di bidang perbankan.

Dalam hal ini adalah menabung atau menyimpan dananya pada lembaga

perbankan, tanpa adanya alasan yang disebabkan lokasi bank yang jauh

dari tempat tinggal, sehingga mereka malas dan enggan untuk

menabungkan uangnya di bank karena tidak memiliki waktu luang.

B. Kajian (Review) Terdahulu

Penelitian terkait dana pihak ketiga, return on assets, BOPO,

equivalent rate dan jaringan kantor telah banyak dilakukan oleh peneliti

sebelumnya. Namun, dengan perbedaan periode waktu dan pengujian

kembali, seberapa besar hasil positif signifikan antara variabel independen

dengan variabel dependen. Berikut ini, beberapa literatur yang akan

dijadikan sebagai hasil penelitian yang relevan diantaranya:

21 International Shari’ah Research Academy for Islamic Finance (ISRA),

Sistem Keuangan Islam: Prinsip dan Operasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

2015

24

Judul dan peneliti Variabel

penelitian

Metode dan

sampel

Hasil penelitian

Pengaruh CAR,

NPF, dan BOPO

terhadap

rentabilitas bank

umum syariah di

Indonesia tahun

2015-2017

Mannik manila -

2017

Variabel

dependen:

rentabilitas

Independen:

CAR, NPF,

BOPO

Jenis penelitian:

kuantitatif

Teknik analisis:

regresi data

panel

pengambilan

sampel:

purposive

sampling

Car tidak

berpengaruh

terhadap

rentabilitas,

sedangkan NPF

dan BOPO

berpeengaruh

terhadap

rentabilitas

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

peningkatan dana

deposito

mudharabah serta

pengaruhnya

terhadap

penggunaan dana

study kasus PT.

BNI divisi

syariah cabang

fatmawati Jakarta

selatan

Sri hastuti - 2010

Deskriptif

analisiss melalui

wawancara

Dalam analisa

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

berasal dari

promosi produk-

produk bank.

Pengaruh

Equivalent rate

dan Tingkat

Keuntungan

Dependen: Dana

Pihak Ketiga

Independen:

Equivalent rate,

Jenis penelitian:

kuantitatif

Teknik analisis:

regresi linier

Equivalent rate

berpengaruh

positif dan

signifikan

25

terhadap Dana

Pihak Ketiga

Perbankan

Syariah di

Indonesia Periode

2009-2013.

Susanti (2015)

Tingkat

Keuntungan

berganda

Teknik

pengambilan

sampel:

purposive

sampling

terhadap dana

pihak ketiga

Perbankan

Syariah di

Indonesia.

Tingkat

keuntungan

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap dana

pihak ketiga

Perbankan

Syariah di

Indonesia

Pengaruh Rate

Bagi Hasil dan BI

Rate Terhadap

Dana Pihak

Ketiga Perbankan

Syariah

Ferdiansyah dkk,

(2015)

Dependen: Dana

Pihak Ketiga

Independen:

Rate Bagi Hasil

dan BI Rate

Jenis peneltian

adalah

kuantitatif.

Metode analisis

regresi berganda.

Teknik

pengambilan

sampel

purposive

sampling

BI rate secara

parsial tidak

memiliki

pengaruh

terhadap dana

pihak ketiga

periode Januari

2010 sampai

Oktober 2013

Rate bagi hasil

memiliki

pengaruh yang

sangat kuat

terhadap dana

pihak ketiga

periode Januari

26

2010 sampai

Oktober 2013

Analysis the

Effect of Islamic

Banks

Performance on

Depositor’s

Fund: Evidence

from Indonesia

Abusharbeh,

(2016)

Dependen:

Depositor’s Fund

Independen:

CAR, Liquidity,

NPF,ROA,

Operational

Efficiency,

Jenis penelitian:

kuantitatif

Metode analisis:

multiple

regression

analysis

Capital adequacy

ratio and

liquidity are

significant and

positively

correlated to

Islamic deposits,

Non performing

financing is

significant but

negatively related

to the Islamic

depositor’s fund,

Return on assets

and operational

efficiency are not

to be significant

influence on the

depositor’s fund

Pengaruh Suku

Bunga Acuan,

Bagi Hasil,

Inflasi, Total Aset

Bank Syariah,

NPF dan Biaya

Promosi

Terhadap

Simpanan

Variabel

Dependen:

Simpanan

Mudharabah

Variabel

Independen:

Suku Bunga

Acuan, Bagi

Hasil, Inflasi,

Jenis penelitian:

kuantitatif

Metode analisis:

regresi berganda

Teknik

pengambilan

sampel:

purposive

Suku bunga

acuan tidak

berpengaruh

terhadap

simpanan

mudharabah pada

Bank Syariah di

Indonesia, Bagi

hasil berpengaruh

27

Mudharabah Pada

Bank Syariah di

Indonesia Tahun

2010-2014

Setyawati, dkk

(2016)

Total Aset Bank

Syariah, NPF

dan Biaya

Promosi

sampling positif terhadap

simpanan

mudharabah pada

Bank Syariah di

Indonesia, Inflasi

tidak berpengaruh

terhadap

simpanan

mudharabah pada

Bank Syariah di

Indonesia,

Total aset Bank

Syariah

berpengaruh

positif signifikan

terhadap

simpanan

mudharabah pada

Bank Syariah di

Indonesia,

NPF berpengaruh

negatif signifikan

terhadap

simpanan

mudharabah pada

Bank Syariah di

Indonesia, Biaya

Promosi

berpengaruh

positif signifikan

terhadap

28

simpanan

mudharabah pada

Bank Syariah di

Indonesia

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan

terletak pada persamaan beberapa variabel yang digunakan yaitu equivalent rate

dan ROA. Terdapat lima penelitian terdahulu yang menggunakan metode analisis

yang sama dengan penelitian ini yaitu regresi linier berganda serta persamaan

pada data yang menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan dalam

Statistik Perbankan Syariah.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah peneliti

menggunakan periode waktu lima tahun dari 2013-2017 dan variabel dependen

keseluruhan dana pihak ketiga pada Bank Syariah di Indonesia. Terdapat satu

penelitian terdahulu menjadi acuan dan dalam penelitian ini menambahkan

variabel jaringan kantor Bank Syariah sebagai variabel independen dan hanya

menggunakan return on assets sebagai profit untuk Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah.

29

C. Kerangka Penelitian

Uji Kausalitas

Granger

Uji Lag Optimum

Uji Kointegrasi

Uji Stasioneritas

Pada Tiap Variabel

Uji IRF

Uji Variance

Decomposition

Analisis dan

Kesimpulan

Dana Pihak Ketiga

BUS

Jaringan Kantor

Biaya Operasional

Pendapatan

Operasional (Bopo)

Return On Aset (Roa)

Equivalent Rate

Estimasi VECM

30

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan

baruberdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran teoritis yang telah

diuraikan sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan

adalah sebagai berikut:

1. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

ROA terhadap DPK BUS dalam jangka pendek

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel ROA

terhadap DPK BUS dalam jangka pendek.

2. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

BOPO terhadap DPK BUS dalam jangka pendek

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel BOPO

terhadap DPK BUS dalam jangka pendek.

3. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

Equivalent rate terhadap DPK BUS dalam jangka pendek

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

Equivalent rate terhadap DPK BUS dalam jangka pendek.

4. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

jaringan kantor terhadap DPK BUS dalam jangka pendek

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel jaringan

kantor terhadap DPK BUS dalam jangka pendek.

5. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

ROA terhadap DPK BUS dalam jangka panjang

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel ROA

terhadap DPK BUS dalam jangka panjang

31

6. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

BOPO terhadap DPK BUS dalam jangka panjang

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel BOPO

terhadap DPK BUS dalam jangka panjang

7. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

Equivalent rate terhadap DPK BUS dalam jangka panjang

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

Equivalent rate terhadap DPK BUS dalam jangka panjang

8. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

jaringan kantor terhadap DPK BUS dalam jangka panjang

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel jaringan

kantor terhadap DPK BUS dalam jangka panjang

32

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada laporan bulanan yang

mencangkupi data bank umum syariah periode Januari 2013 – Desember

2017 yang dipublis oleh Bank Indonesia. Sedangkan variabel yang akan

diteliti adalah Dana Pihak Ketiga, ROA, BOPO, Equivalent rate dan Jaringan

Kantor Bank Umum Syariah.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yaitu

penelitian yang pada analisisnya menekankan data numerik (angka) yang

diolah dengan metode statistika

24. Jenis penelitian penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan

pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian dalam angka,

dan melakukan analisis data dengan prosedur statistika atau permodalan

matematis.25 Kemudian membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian,

menerangkan hubungan-hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat

prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin

dipecahkan.

2. Sumber Data dan Objek Penelitian

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dengan jenis data time

series yaitu data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada

suatu variabel tertentu. bentuk data time-series sekunder bulanan yang

diambil dari laporan statistik perbankan syariah yang diperoleh dari

website Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Periode penelitian dimulai dari

Januari 2013 sampai Desember 2017.

24Made Wirarta, Metodelogi Penelitian Sosial Ekonomi(Yogyakarta: ANDI.2006), h.160 25Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h 40

34

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a. Data bulanan jumlah dana pihak ketiga bank umum syariah periode

Januari 2013 – Desember 2017

b. Data bulanan ROA periode Januari 2013 – Desember 2017

c. Data bulanan BOPO periode Januari 2013 – Desember 2017

d. Data bulanan tingkat Equivalent rate periode Januari 2013 -

Desember 2017

e. Data bulanan jumlah kantor periode Januari 2013 – Desember 2017

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan bertujuan untuk mendapatkan landasan dan

konsep yang kuat agar dapat memecahkan permasalahan. penelitian

kepustakaan dilakukan mengumpulkan literatur-literatur ilmiah buku-

buku,artikel dan jurnal yang terkait dengan penelitian.

b. Field Research

pengumpulan data yang terkait penelitian ini diperoleh dari laporan

statistik bank Indonesia.

c. Internet Research

pengumpulan data terkini peneliti melakukan akses internet untuk

mendapatkan sumber data pada website OJK.

B. Variabel Penelitian

Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

variabel dependen (variabel terikat) yang dinyatakan oleh Y dan variabel

independen (varibel bebas) yang dinyatakan dengan X. Variabel terikat

penelitian ini yaitu DPK, sedangkan variabel bebas terdiri dari empat

variabel yaitu ROA, BOPO, Equivalent rate, dan jaringan kantor.

1. Variabel Dependen / Terikat (Y)

Dana Pihak Ketiga

35

Dana pihak ketiga merupakan dana yang dihimpun oleh bank syariah,

sumber dana berasal dari modal inti (core capital), dana pihak ketiga

yang terdiri dari dana titipan (wadiah), dan kuasi ekuitas

(mudharabah)26. Dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh bank

yang bersumber dari pihak masyarakat yang menanamkan atau

menitipkan uangnya (dana) kepada pihak bank. Dana dari masyarakat

yang disimpan didalam bank merupakan dana yang paling diandalkan

bank untuk direalisasikan kembali kepada masyarakat yang

membutuhkan pinjaman

2. Variabel Independen / Bebas (X)

a. Return On Asset (ROA)

Rasio Return On Asset (ROA) memperhitungkan bagaimana

kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitasnya

dan manajerial efisiensi secara menyeluruh. “Rasio ROA digunakan

untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh

keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA suatu bank

semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan

semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aktiva.”

Penilaian kesehatan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia

dilihat dari aspek rentabilitas/ profitabilitas dilakukan dengan

menggunakan indikator Return On Aset (ROA).27 Perhitungan

profitabilitas bank dilakukan dengan menggunakan rasio Return On

Aset ( ROA ) atau tingkat pengembalian aktiva.

b. BOPO (Belanja Operasional terhadap Pendapatan

Operasional)

BOPO (Belanja Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

merupakan rasio yang menggambarkan efisiensi perbankan dalam

26 A. Machmud, dan Rukmana, Bank Syariah. Teori, Kebijakan, dan Studi Emperis di

Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.2009

27 Rahmat Dwi, Analisis Pengaruh KAP terhadap ROA pada PT. Bank Mandiri Cabang

Makassar, ( Skripsi Universitas Makassar, 2011), h. 26.

36

melakukan kegiatannya. Belanja operasional adalah biaya bunga yang

diberikan pada nasabah sedangkan pendapatan operasional adalah

bunga yang didapatkan dari nasabah. Semakin kecil nilai BOPO

artinya semakin efisien perbankan dalam beroperasi.

c. Equivalent rate

Equivalent rate bagi hasil tabungan adalah jumlah bagi hasil

untuk seorang nasabah perbulan dibagi dengan saldo rata‐rata

tabungan nasabah tersebut yang dinyatakan dalam bentuk

persentase28. Equivalent rate juga berarti tingkat pengembalian atas

investasi yang telah ditanamkan, yang menjadi pembanding antara

tingkat keuntungan yang diperoleh dengan besarnya dana yang

ditabung di perbankan syariah.

d. Jaringan kantor

Menurut Moekijat, kantor adalah setiap tempat yang biasanya

dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan tata usaha, dengan nama

apapun juga tempat tersebut mungkin diberikan. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia kantor adalah balai (gedung, rumah, ruang)

tempat mengurus suatu pekerjaan atau juga disebut tempat bekerja29.

Jenis-jenis kantor bank menurut Kasmir adalah kantor pusat, kantor

cabang penuh, kantor cabang pembantu, dan kantor kas30.

C. Metode Analisis Penelitian

Teknik yang digunakan ialah metode analisis VECM data ialah metode

(vector error corection model). VECM merupakan suatu metode analisis

yang dgunakan untuk mengetahui tingkah laku jangka pendek dari suatu

28MuhammadSyafi’iAntonio,Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Tazkia

Cendikia 2001

29 Moekijat, Administrasi Perkantoran. Bandung: Mandar Maju 1997

30 Kasmir. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers 2012

37

variabel terhadap jangka panjangnya, akibat adanya perubahan yang

permanen.

Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis VECM adalah semua

variabel idependen harus stasioner. Jika dalam uji stasioner data belum

menunjukan stasioner dapat di estimasi sehingga data stasioner pada

tingkat diferensiasi. selain stasioner variabel, hal yang penting lain dalam

analisis VECM ialah kointegrasi yang menjelaskan hubungan jangka

pendek dan jangka panjang, jika variabel stasioner dan tidak terkointegrasi

dapat menggunakan model analisis VAR, tapi jika variabel stasioner pada

tingkat diferensiasi dan terkointegrasi model analisis yang digunakan ialah

VECM.

Dapat diukur menggunakan persamaan:

DPKt = α + β1ROAt + β1BOPOt + β1ERt + β1JKt +et

Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis VECM terdiri dari

beberapa langkah yaitu :

1. Uji Stasioneritas

Uji stasioneritas sangat penting bagi data time series dan uji ini

dilakukan sebelum analisa, jika nilai rata-rata varian tersebut tidak

mengalami perubahan secara sistematis sepanjang waktu sehingga data

tersebut konstan. Uji stasioner digunakan dengan melihat uji grafik dan

uji akar unit agar mendapatkan hasil yang akurat. Langkah pengujian

sebagai berikut :

Hipotesis

HO : data tidak stasioner

Ha : data stasioner

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria :

- apabila profitabilitas> 0.05 HO diterima

- apabila profitabilitas < 0.05 HO ditolak

38

Artinya, jika nilai profitabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa data stasioner. jika nilai profitabilitas lebih

besar dari 0,05 maka data stasioner. jika data tidak stasioner dilevel

normal, data dapat dinaikan ke diferensiasi tingkat 1.31

2. Uji Lag Length

Uji lag length digunakan untuk mengetahui lag optimal yang

digunakan dalam model penelitian. Jika lag yang digunakan terlalu

sedikit, maka residual dari regresi tidak akan menampilkan proses white

noise sehingga model tidak dapat mengestimasi secara tepat. akibatnya

standar kesalahan tidak diestimasi secara baik. Selain itu jika

memasukan lag terlalu banyak akan mengurangi kemampuan menolak

HO dan dapat mengurangi derajat kebebasan.32

3. Uji Kausalitas Granger

Uji kausalitas granger bertujuan untuk melihat apakah suatu

variabel mempunyai hubungan dua arah atau hanya satu arah saja. Pada

uji ini yang dilihat adalah pengaruh masa lalu terhadap kondisi

sekarang, sehingga data yang digunakan adalah data time series.

Hubungan kausalitas variabel dapat dilihat menggunakan nilai

profitabilitasnya.

Hipotesis

HO : tidak terdapat hubungan kausalitas antar variabel

Ha : terdapat hubungan kausalitas antar variabel

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria :

- apabila profitabilitas > 0.05 HO diterima

31Winarno, W Wahyu. Ekonometrika dan statistik dengan eviews ( Yogyakarta :

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. 2007), h. .1. 10.5. 32shocrul Rohamtul Ajija, Cara Cerdas Menguasai Eviews. ( Jakarta: Salemba Empat

2011), h.186

39

- apabila profitabilis < 0.05 HO ditolak

Jika nilai profitabilitasnya masing-masing variabel lebih kecil dari

pada nilai α maka dapat dinyatakan terdapat hubungan kausalitas antar

variabel. Begitupun sebaliknya. Jika nilai profitabilitasnya lebih besar

dari 0,05 maka tidak terdapat hubungan kausalitas antar variabel.

4. Uji Kointegrasi

Uji kointegrasi dilakukan untuk mendeteksi stabilitas hubungan

jangka panjang dua variabel atau lebih. Kointegrasi adalah suatu

hubngan jangka panjang antara variabel-variabel yang stasioner.

Dengan kata lain, walau secara individual variabel - variabel tersebut

tidak stasioner, namun kombinasi antar variabel tersebut bisa menjadi

stasioner.

Ada tiga cara untuk menguji kointgrasi, yaitu : uji kointegrasi

engle-granger. Uji Cointegrating Rergression Durbin watson dan uji

johansen.33 Saat ini yang paling banyak digunakan adalah uji Johansen.

Kointegrasi melalui uji johansen ditunjukan dengan melihat nilai kritis

pada tingkat keyakinan 5% atau 1%. jika nilai Trace Statisticnya lebih

kecil dibanding nilai kritis pada tingkat keyakinan 5% maupun 1%

dapat disimpulkan bahwa antar variabel tidak saling berkointegrasi.

5. Estimasi VECM

Berdasarkan tujuan analisis VECM yaitu untuk mengetahui tingkah

laku jangka pendek dari suatu varibel terhadap jangka panjangnya,

akibat adanya perubahan yang permanen. Maka estimasi yang dapat

digunakan sebagai bentuk persamaan sebelumnya dengan membaca

hasil olahan data. Jika t-statistik hasil estimasi lebih besar dari nilai t-

tabelnya, maka dapat dikatakan terdapat hubungan jangka panjang atau

jangka pendek. Sedangkan, jika nilai t-statistik hasil estimasi lebih kecil

33Winarno, W Wahyu. Ekonometrika dan statistika eviews (Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu

Manajemen YKPN. 2007),H.10.6

40

daripada nilai t-tabelnya, maka dapat dikatakan tidak terdapat hubungan

jangka panjang atau jangka pendek.34

6. UJI IRF

IRF berfungsi menggambarkan ekspektasi k-periode ke depan dari

kesalahan prediksi suatu variabel akibat inovasi dari variabel yang

lain. Dengan demikian, lamanya pengaruh dari shock suatu variabel

terhadap variabel lain sampai pengaruhnya hilang atau kembali ketitik

seimbangnya dapat dilihat atau diketahui.35 Sehingga uji ini bertujuan

untuk melihat gambaran pergerakan variabel yang disebabkan adanya

shock variabel lain.

Respon variabel terkait terhadap variabel bebasnya dapat

digambarkan dalam grafik IRF itu sendiri. Jika grafik IRF berada

diatas titik keseimbangan maka respon variabel yang dianalisis adalah

positif. Sedangkan, jika grafik IRF berada dibawah titik keseimbangan

maka variabel dianalisis memberikan respon negatif atau mengalami

penurunan.

7. Uji Variance Decomposition

Variance Decompostision atau disebut juga forecast error variance

decompotition merupakan perangkat dalam model VAR yang akan

memisahkan variasi dari sejumlah variabel yang diestimasikan

menjadi variabel innovation, dengan asumsi bahwa variabel-variabel

innovation tidak saling berkorelasi.36 Setelah Variabel tersebut

terpisah, kemudian variabel decopotion akan memberikan informasi

mengenai proporsi dari pergerakan pengaruh shock pada sebuah

schock variabel lainnya pada periode saat ini dan yang akan datang.

34shocrul Rohamtul Ajija, Cara Cerdas Menguasai Eviews. ( Jakarta: Salemba Empat

2011), h.205. 35shocrul Rohamtul Ajija, Cara Cerdas Menguasai Eviews, h.205.

36Shocrul Rohamtul Ajija, Cara Cerdas Menguasai Eviews. ( Jakarta: Salemba

Empat, 2011),h.168.

41

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam

kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

Arsitektur Perbankan Indonesia (API), untuk menghadirkan alternatif jasa

perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia. Secara

bersama-sama, sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional secara

sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk

meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian

nasional.

Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan

prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling

menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan

dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai

kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan

spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk

serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih

bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang

kredibel dan dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa

terkecuali.

Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya

penggunaan berbagai produk dan instrumen keuangan syariah akan dapat

merekatkan hubungan antara sektor keuangan dengan sektor riil serta

menciptakan harmonisasi di antara kedua sektor tersebut. Semakin meluasnya

penggunaan produk dan instrumen syariah disamping akan mendukung

kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi-

transaksi yang bersifat spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem

keuangan secara keseluruhan, yang pada gilirannya akan memberikan

42

kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kestabilan harga jangka

menengah-panjang.

Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008

tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka

pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan

hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat

lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata

pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka

diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian

nasional akan semakin signifikan.

Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia untuk

memberikan pedoman bagi stakeholders perbankan syariah dan meletakkan

posisi serta cara pandang Bank Indonesia dalam mengembangkan perbankan

syariah di Indonesia, selanjutnya Bank Indonesia pada tahun 2002 telah

menerbitkan “Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia”.

Dalam penyusunannya, berbagai aspek telah dipertimbangkan secara

komprehensif, antara lain kondisi aktual industri perbankan syariah nasional

beserta perangkat-perangkat terkait, trend perkembangan industri perbankan

syariah di dunia internasional dan perkembangan sistem keuangan syariah

nasional yang mulai mewujud, serta tak terlepas dari kerangka sistem keuangan

yang bersifat lebih makro seperti Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dan

Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia (ASKI) maupun international best

practices yang dirumuskan lembaga-lembaga keuangan syariah internasional,

seperti IFSB (Islamic Financial Services Board), AAOIFI dan IIFM.

Pengembangan perbankan syariah diarahkan untuk memberikan

kemaslahatan terbesar bagi masyarakat dan berkontribusi secara optimal bagi

perekonomian nasional. Oleh karena itu, maka arah pengembangan perbankan

syariah nasional selalu mengacu kepada rencana-rencana strategis lainnya, seperti

Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia

43

(ASKI), serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).

Dengan demikian upaya pengembangan perbankan syariah merupakan

bagian dan kegiatan yang mendukung pencapaian rencana strategis dalam skala

yang lebih besar pada tingkat nasional. “Cetak Biru Pengembangan Perbankan

Syariah di Indonesia” memuat visi, misi dan sasaran pengembangan perbankan

syariah serta sekumpulan inisiatif strategis dengan prioritas yang jelas untuk

menjawab tantangan utama dan mencapai sasaran dalam kurun waktu 10 tahun ke

depan, yaitu pencapaian pangsa pasar perbankan syariah yang signifikan melalui

pendalaman peran perbankan syariah dalam aktivitas keuangan nasional, regional

dan internasional, dalam kondisi mulai terbentuknya integrasi dgn sektor

keuangan syariah lainnya.

Dalam jangka pendek, perbankan syariah nasional lebih diarahkan pada

pelayanan pasar domestik yang potensinya masih sangat besar. Dengan kata lain,

perbankan Syariah nasional harus sanggup untuk menjadi pemain domestik akan

tetapi memiliki kualitas layanan dan kinerja yang bertaraf internasional.

Pada akhirnya, sistem perbankan syariah yang ingin diwujudkan oleh

Bank Indonesia adalah perbankan syariah yang modern, yang bersifat universal,

terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Sebuah sistem

perbankan yang menghadirkan bentuk-bentuk aplikatif dari konsep ekonomi

syariah yang dirumuskan secara bijaksana, dalam konteks kekinian permasalahan

yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia, dan dengan tetap memperhatikan

kondisi sosio-kultural di dalam mana bangsa ini menuliskan perjalanan

sejarahnya. Hanya dengan cara demikian, maka upaya pengembangan sistem

perbankan syariah akan senantiasa dilihat dan diterima oleh segenap masyarakat

Indonesia sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan negeri.

Sebagai langkah konkrit upaya pengembangan perbankan syariah di

Indonesia, maka Bank Indonesia telah merumuskan sebuah Grand Strategi

Pengembangan Pasar Perbankan Syariah, sebagai strategi komprehensif

44

pengembangan pasar yg meliputi aspek-aspek strategis, yaitu: Penetapan visi 2010

sebagai industri perbankan syariah terkemuka di ASEAN, pembentukan citra baru

perbankan syariah nasional yang bersifat inklusif dan universal, pemetaan pasar

secara lebih akurat, pengembangan produk yang lebih beragam, peningkatan

layanan, serta strategi komunikasi baru yang memposisikan perbankan syariah

lebih dari sekedar bank. Selanjutnya berbagai program konkrit telah dan akan

dilakukan sebagai tahap implementasi dari grand strategy pengembangan pasar

keuangan perbankan syariah, antara lain adalah sebagai berikut:

Pertama, menerapkan visi baru pengembangan perbankan syariah pada

fase I tahun 2008 membangun pemahaman perbankan syariah sebagai Beyond

Banking, dengan pencapaian target asset sebesar Rp.50 triliun dan pertumbuhan

industri sebesar 40%, fase II tahun 2009 menjadikan perbankan syariah Indonesia

sebagai perbankan syariah paling atraktif di ASEAN, dengan pencapaian target

asset sebesar Rp.87 triliun dan pertumbuhan industri sebesar 75%. Fase III tahun

2010 menjadikan perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan syariah

terkemuka di ASEAN, dengan pencapaian target asset sebesar Rp.124 triliun dan

pertumbuhan industri sebesar 81%.

Kedua, program pencitraan baru perbankan syariah yang meliputi aspek

positioning, differentiation, dan branding. Positioning baru bank syariah sebagai

perbankan yang saling menguntungkan kedua belah pihak, aspek diferensiasi

dengan keunggulan kompetitif dengan produk dan skema yang beragam,

transparans, kompeten dalam keuangan dan beretika, teknologi informasi yang

selalu up-date dan user friendly, serta adanya ahli investasi keuangan syariah yang

memadai. Sedangkan pada aspek branding adalah “bank syariah lebih dari sekedar

bank atau beyond banking”.

Ketiga, program pemetaan baru secara lebih akurat terhadap potensi pasar

perbankan syariah yang secara umum mengarahkan pelayanan jasa bank syariah

sebagai layanan universal atau bank bagi semua lapisan masyarakat dan semua

segmen sesuai dengan strategi masing-masing bank syariah.

45

Keempat, program pengembangan produk yang diarahkan kepada variasi

produk yang beragam yang didukung oleh keunikan value yang ditawarkan

(saling menguntungkan) dan dukungan jaringan kantor yang luas dan penggunaan

standar nama produk yang mudah dipahami.

Kelima, program peningkatan kualitas layanan yang didukung oleh SDM

yang kompeten dan penyediaan teknologi informasi yang mampu memenuhi

kebutuhan dan kepuasan nasabah serta mampu mengkomunikasikan produk dan

jasa bank syariah kepada nasabah secara benar dan jelas, dengan tetap memenuhi

prinsip syariah; dan

Keenam, program sosialisasi dan edukasi masyarakat secara lebih luas dan

efisien melalui berbagai sarana komunikasi langsung, maupun tidak langsung

(media cetak, elektronik, online/web-site), yang bertujuan untuk memberikan

pemahaman tentang kemanfaatan produk serta jasa perbankan syariah yang dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat.

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh antara variabel

ROA, BOPO, Equivalent rate, dan jumlah kantor terhadap dana pihak ketiga.

Untuk menganalisisnya digunakan teknik analisis VECM. Pengolahan data secara

elektronik mempergunakan Microsoft Excel lalu diuji dengan menggunakan

eviews 8 untuk mempercepat perolehan data hasil yang dapat menjelaskan

variabel-variabel yang diteliti. Tabel deskriftif menunjukan semua variabel yang

digunakan dalam model ini yaitu variabel Y (DPK) dan variabel X (ROA, BOPO,

ER, jumlah kantor). Penjelasan lengkap masing – masing variabel adalah sebagai

berikut:

46

1. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah

Grafik 4.1 Dana Pihak Ketiga BUS

Dana pihak ketiga merupakan dana yang diperoleh bank dari nasabah.

Dari grafik tersebut dapat dilihat perolehan dana pihak ketiga bank umum syariah

secara grafik mengalami fluktuktif. Pada bulan januari 2015 terjadi penurunan

penerimaan dana pihak ketiga dibandingkan dengan bulan sebelumnya, tetapi

bulan berikutnya mengalami peningkatan setiap bulannya.

2. Perkembangan ROA

Tabel 4.1

X1 (ROA)

2.52 0.08 0.88 1.01 1.01 Jan

2.29 0.13 0.78 0.81 1.00 Feb

2.39 1.16 0.69 0.88 1.12 Mar

2.29 1.09 0.62 0.80 1.10 Apr

2.07 1.13 0.63 0.16 1.11 Mei

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59

Y (DPK)

47

2.10 1.12 0.50 0.73 1.10 Jun

2.02 1.05 0.50 0.63 1.04 Jul

2.01 0.93 0.46 0.48 0.98 Aug

2.04 0.97 0.49 0.59 1.00 Sep

1.94 0.92 0.51 0.46 0.70 Okt

1.96 0.87 0.52 0.67 0.73 Nov

2.00 0.80 0.49 0.63 0.63 Des

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai roa yang diperoleh bank umum syariah

nilai tertinggi diperoleh pada bulan januari 2013 dan terendah diperoleh pada

januari 2014. Kemaampuan bank memperoleh keuntungan sekitar 2% yang

didapatkan pada tahun 2013 dan pada tahun-tahun selanjutnya yang diperoleh

hanya sekitar 1%

3. Perkembangan BOPO

Tabel 4.2

X2 (BOPO)

70.43 80.05 94.80 95.28 95.09 Jan

72.06 83.77 94.23 94.49 93.35 Feb

72.95 91.90 95.98 94.40 92.34 Mar

73.95 84.50 96.69 94.71 92.31 Apr

76.87 76.49 95.51 99.04 92.26 Mei

48

76.18 71.76 96.98 95.61 90.98 Jun

76.13 79.80 97.08 96.15 91.56 Jul

77.87 81.20 97.30 96.96 92.03 Aug

77.98 82.39 96.94 96.27 91.68 Sep

79.06 75.61 96.71 97.21 94.16 Okt

78.59 93.50 96.75 95.91 94.05 Nov

78.21 96.97 97.01 96.32 94.91 Des

Dari tabel diatas, dapat dilihat BOPO bank umum syariah berada pada

level sekitaran angka 70% pada tahun 2013, pada tahun selanjutnya bank sayriah

tingkat level BOPO semakin meningkat disetiap tahun hingga mencapai pada

level sekitar 90% diakhir tahun 2017. Level tertinggi pada mei 2013 dan terendah

januari 2013.

4. Perkembangan ER

Tabel 4.3

X3 ( ER )

2.44 5.72 6.23 5.77 4.57 Jan

2.36 5.66 6.65 5.53 4.58 Feb

2.25 5.72 6.41 5.54 4.62 Mar

1.84 5.76 6.04 5.41 4.49 Apr

5.23 3.68 6.43 5.03 4.64 Mei

49

5.35 3.41 6.14 5.27 4.63 Jun

5.36 3.38 6.28 5.00 4.53 Jul

5.41 3.38 6.21 4.97 4.55 Aug

5.31 3.49 6.31 4.72 4.66 Sep

5.24 3.45 5.83 3.50 4.58 Okt

5.23 3.36 5.86 4.58 4.45 Nov

5.70 3.57 5.99 4.71 4.63 Des

Dari tabel diatas, Equivalent Rate yang diberikan bank umum syariah

tertinggi pada bulan februari 2015 dan terendah pada bulan april 2013. Selain itu

dari tahun 2013-2017 tingkat ER mengalami fluktuatif.

5. Perkembangan kantor BUS

Grafik 4.2

0

500

1000

1500

2000

2500

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59

X4 (JK)

50

Dari grafik diatas jumlah kantor bank umum syariah mengalami penambahan

kantor di seetiap tahunnya. Tetapi pada tahun 2015 mengalami perlahan sedikit

berkurang terhadap jaringan kantor pada tahun sebelumnya.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Stasioneritas

Uji stasioner dapat dilihat dengan menggunakan grafik atau metode

akar unit. dalam penelitian ini, uji stasioner menggunakan uji akar unit

agar hasil lebih akurat.

Jika nilai profitabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa data stasioner, sedangkan jika nilai profitabilitas lebih

besar dari 0,05 maka data tidak stasioner. Jika data tidak stasioner

diferensiasi tingkat dasar, data dapat dinaikan ke diferensiasi tingkat 1.

Tabel 4.4

Variabel ADF Test t-

Statistics

Mc. Kinnon

Critical

Value 5%

Prob. Keterangan

DPK -8.075921 -3.489228 0.0000 Stasioner

ROA -7.775011 -3.490662 0.0000 Stasioner

BOPO -6.689904 -3.492149 0.0000 Stasioner

ER -7.602618 -3.489228 0.0000 Stasioner

JK -10.07415 -3.489228 0.0000 Stasioner

51

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai profitabilitas variabel pada

penelitian pada tingkat difersiasi 1 yaitu DPK Sebesar 0.000, ROA sebesar 0.000,

BOPO sebesar 0.000, ER sebesar 0.000 dan jumlah kantor sebesar 0.000, yang

dimana hal itu menunjukan bahwa nilai profitabilitas kelima variabel tersebut

lebih kecil dari 0,05, sehingga Ho ditolak hal tersebut menjelaskan bhwa variabel

DPK, ROA, BOPO, ER dan Jumlah kantor stasioner dengan tingkat deferesiasi.

2. Uji Lag Length

Uji lag length bertujuan untuk mengetahui lag optimal yang digunakan dalam

model penelitian. Hal ini dikarenakan jika lag yang digunakan terlalu sedikit,

maka residual dari regresi tidak akan menampilkan prosess white noise

sehingga model tidak dapat mengestimasi actual error secara tepat. akibatnya

standar kesalahan tidak diestimasi secara baik. Selain itu jika memasukan lag

terlalu banyak akan mengurangi kemampuan menolak HO dan tidak mengurangi

derajat kebebasan. Setelah diolah menggunakan aplikasi Eviews 8 maka terlihat

hasil pada Tabel 4.10 berikut:

52

Tabel 4.5

Hasil Uji Lag Length

VAR Lag Order Selection Criteria

Endogenous variables: DPK ROA BOPO ER JK

Exogenous variables: C

Date: 06/25/18 Time: 22:52

Sample: 2013M01 2017M12

Included observations: 53

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 -1176.328 NA 1.58e+13 44.57841 44.76429 44.64989

1 -994.7740 322.0014 4.31e+10 38.67072 39.78598* 39.09959*

2 -972.4841 35.32730 4.90e+10 38.77299 40.81763 39.55926

3 -943.6092 40.31600 4.52e+10 38.62676 41.60079 39.77043

4 -907.2493 43.90629* 3.36e+10* 38.19809 42.10149 39.69915

5 -876.1136 31.72318 3.37e+10 37.96655 42.79934 39.82501

6 -847.1724 24.02662 4.27e+10 37.81783 43.58000 40.03368

7 -815.3419 20.41956 6.23e+10 37.56007* 44.25163 40.13332

* indicates lag order selected by the criterion

LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level)

FPE: Final prediction error

AIC: Akaike information criterion

SC: Schwarz information criterion

HQ: Hannan-Quinn information criterion

Sumber: Ota output Eviews (data olahan)

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat hasil lag yang digunakan

untuk model pengujian selanjutnya yaitu lag 7. Hal ini dikarenakan nilai

FPE dan AIC, SC dan HQ terkecil diantara lag yang lain atau ditandai

dengan adanya tanda bintang paling banyak terdapat pada lag 1.

2. Uji Kausalitas Granger

Hubungan kausalitas antarvariabel dapat dilihat dari nilai

probilitasnya. jika nilai probilitasnya masing-masing variabel lebih

kecil dari pada nilai α, maka dapat dinyatakan terdapat hubungan

kausalitas antar variabel. Setelah diolah menggunakan aplikasi Eviews

8 maka terlihat hasil pada tabel 4.11 berikut:

53

Tabel 4.6

Hasil Uji Kausalitas Granger Lag 2

Pairwise Granger Causality Tests

Date: 06/25/18 Time: 22:59

Sample: 2013M01 2017M12

Lags: 2

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.

ROA does not Granger Cause DPK 58 0.08278 0.9207

DPK does not Granger Cause ROA 0.15653 0.8555

BOPO does not Granger Cause DPK 58 0.37800 0.6871

DPK does not Granger Cause BOPO 0.22913 0.7960

ER does not Granger Cause DPK 58 0.50560 0.6060

DPK does not Granger Cause ER 1.64390 0.2029

JK does not Granger Cause DPK 58 2.14745 0.1268

DPK does not Granger Cause JK 0.10200 0.9032

BOPO does not Granger Cause ROA 58 1.09772 0.3411

ROA does not Granger Cause BOPO 3.93061 0.0256

ER does not Granger Cause ROA 58 0.76540 0.4702

ROA does not Granger Cause ER 0.09487 0.9096

JK does not Granger Cause ROA 58 0.21348 0.8085

ROA does not Granger Cause JK 4.37758 0.0174

ER does not Granger Cause BOPO 58 0.11346 0.8930

BOPO does not Granger Cause ER 1.77531 0.1794

JK does not Granger Cause BOPO 58 0.17232 0.8422

BOPO does not Granger Cause JK 4.97413 0.0105

JK does not Granger Cause ER 58 0.20572 0.8147

ER does not Granger Cause JK 0.57170 0.5680

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat hasil uji kausalitas granger pada

lag 2 menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan kausalitas dua

arah antar variabel-variabel yang diamati. Sebagian variabel yang

diamati. hanya memiliki hubungan kausalitas satu arah dan sebagian

lainnya tidak memiliki hubungan kausalitas.

3. Uji Kointegrasi

Uji kointegrasi dilakukan untuk mendeteksi stabilitas hubungan

jangka panjang dua variabel atau lebih. Kointegrasi adalah suatu

hubungan jangka panjang atau ekuilibrium antara variabel-variabel

54

yang tidak stasioner. Dengan kata lain, waktu secara individual

variabel-variabel tersebut tidak stasioner.

Uji kointegrasi pada penelitian ini menggunakan uji johansen.

Penelitiannya jika nilai Trace statistic lebih kecil dibandingkan dengan

nilai krisis pada tingkat keyakinan 5%, maka tidk terjadi kointegrasi

antarvariabel, begitupun sebaliknya, jika nilai Trace statistic lebih

besar dibandingkan dengan nilai kritis pada tingkat keyakinan 5%,

maka terjadi kointegrasi antarvariabel

Dari hasil pengujian bahwa nilai Trace Statistic lebih besar

dibandingkan dengan nilai kritis pada tingkat keyakinan 5%, dan dapat

dilihat bahwa nilai probabilitasnya lebih kecil dai 0.05. Sehingga hasil

uji kointegrasi ini menunjukkan bahwa analisis yang digunakan untuk

penelitian ini adalah analisis VECM

4. Estimasi VECM

Estimasi VECM bertujuan untuk mengetauhui tingkah laku jangka

pendek dari suatu variabel terhadap jangka panjangnya, akibat adanya

shock (perubahan) yang permanen, maka estimasi yang dapat

digunakan sebagai bentuk persamaan sebelumnya dengan membaca

hasil olahan data.

Dapat dilihat hasil uji VECM Pada lag 2 oleh karena itu dapat

dilihat bahwa ROA, BOPO, ER, dan jumlah kantor memiliki hubungan

jangka pendek terhadap DPK. sedangkan dalam jangka panjang hanya

variabel ROA, BOPO, periode t-2 dan ER periode t-2 yang memiliki

hubungan dengan t-hitung yang lebih besar dibandingkan t-tabelnya.

Sedangkan Jumlah kantor tidak ada hubungan jangka panjang dengan

DPK karena nilai t-hitungnya lebih kecil dari t-tabel.

5. Uji IRF (Impulse Response Function)

Uji IRF bertujuan untuk melihat gambaran pergerakan variabel

yang diebabkan adanya shock dari variabel tersebut. Uji IRF

ditunjukan dengan grafik. jika grafik IRF berada digaris keseimbangan

maka respon variabel yang dianalisis positif. Sedangkan, jika grafik

55

IRF berada dibawah titik keseimbangan maka variabel yang dianalisis

adalah negative atau mengalami penurunan. setelah di olah

menggunakan Eviews 8.

a. Respon DPK terhadap schok (perubahan) ROA dalam jangka waktu 50 bulan

menujukan respon yang positif. Grafik IRF menunjukan respon DPK bulan

ke-1 hingga bulan ke positif fluktuatif. sedangkan bulan 11 hingga bulan ke

50 positif dan stabil. Secara terperinci jika dilihat dari tabel nilai respon DPK

terhadap ROA turun menjadi 0.000242 pada periode kedua. Penurunan

tersebut naik hingga periode 50 dan responnya menjadi 0.005800. artinya

setiap perubahan kenaikan 1% ROA akan menaikan DPK hingga 0,05%

b. Respon DPK terhadap shock (perubahan) BOPO dalam jangka waktu 50

bulan menunjukan respon yang positif. Grafik IRF menunjukan respon

DPK bulan ke 1 hingga bulan ke 12 positif fluktuatif, sedangkan bulan ke 13

positif dan stabil. secara terperinci jika dilihat dari tabel nilai respon DPK

terhadap ROA yaitu pada titik keseimbangan dan meningkat menjadi 5.54E-

05 pada perrioe ke 2. namun mengalami penurunan 0.006165 pada periode

50. Respon DPK terhadap shock (perubahan) BOPO dalam jangka waktu 50

bulan menunjukan respon yang positif. Grafik IRF menunjukan respon

DPK bulan ke 1 hingga bulan ke 12 positif fluktuatif, sedangkan bulan ke 13

positif dan stabil. secara terperinci jika dilihat dari tabel nilai respon DPK

terhadap BOPO yaitu pada titik keseimbangan dan meningkat menjadi

0.000670 pada periode ke 2. namun mengalami kenaikan 4.63E-05 pada

periode 50. Respon DPK terhadap shock (perubahan) jumlah kantor dalam

jangka waktu 50 bulan menunjukan respon yang positif. Grafik IRF

menunjukan respon DPK bulan ke 1 hingga bulan ke 12 positif fluktuatif,

sedangkan bulan ke 13 positif dan stabil. Secara terperinci jika dilihat dari

tabel nilai respon DPK terhadap jumlah kantor yaitu pada titik keseimbangan

dan meningkat menjadi -0.000777 pada perrioe ke 2, namun mengalami

kenaikan 0.040125 pada periode 50.

56

6. Uji Variance Decompostion

Uji Variance decompotion atau disebut juga forocast error variance

decompotition bertujuan untuk memberikan informasi mengenai

proporsi dari pergerakan pengaruh shock pada sebuah variabel

terhadap shock variabel lainnya pada periode saat ini dan periode yang

akan datang. setelah diolah menggunakan apikasi Eviews 8 maka,

VARIANCE DECOMPOSITION

Varian

ce Decomposition

of DDPK:

Period S.E. DDPK DROA DBOPO DER DJK 1 6570.838 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 8225.309 89.67157 0.218248 9.348048 0.410610 0.351526

3 11547.10 61.98201 1.508607 35.74535 0.431991 0.332049

4 14403.68 52.62640 1.257933 45.34668 0.286869 0.482118

5 16406.90 50.72371 1.008602 47.56286 0.222394 0.482441

6 18010.41 50.17611 0.861167 48.29468 0.184685 0.483358

7 19506.23 49.48272 0.779226 49.09412 0.160139 0.483792

8 20952.09 48.72921 0.726515 49.91511 0.141386 0.487773

9 22316.27 48.15295 0.681661 50.54843 0.126029 0.490931

10 23589.78 47.75634 0.642914 50.99412 0.113763 0.492867 Varian

ce Decomposition

of DROA:

Period S.E. DDPK DROA DBOPO DER DJK 1 0.344070 0.238066 99.76193 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.460195 0.257281 98.41517 0.082823 0.647800 0.596924

3 0.545654 0.185018 98.47971 0.169508 0.589720 0.576046

4 0.621439 0.149661 98.36202 0.286072 0.625348 0.576902

5 0.689393 0.122681 98.30956 0.332358 0.655474 0.579924

6 0.751844 0.104712 98.30331 0.332745 0.676625 0.582613

7 0.809211 0.092203 98.30104 0.331849 0.688192 0.586718

8 0.862616 0.082820 98.29585 0.336769 0.695853 0.588705

9 0.912901 0.075334 98.28916 0.342933 0.702478 0.590093

10 0.960605 0.069236 98.28418 0.347130 0.708265 0.591186 Varian

ce

57

Decomposition

of DBOPO

:

Period S.E. DDPK DROA DBOPO DER DJK 1 3.419273 9.676035 0.976423 89.34754 0.000000 0.000000

2 4.548683 12.84240 6.437166 78.45484 2.264607 0.000986

3 5.160309 16.04374 12.24337 68.22520 3.392466 0.095223

4 5.599953 17.51878 15.93824 62.52771 3.858045 0.157221

5 6.028474 18.33753 17.48495 59.99273 3.995920 0.188873

6 6.467051 18.88486 18.35870 58.46220 4.098708 0.195532

7 6.881754 19.38347 19.18520 57.00276 4.225400 0.203172

8 7.263535 19.81768 19.97602 55.65161 4.342333 0.212354

9 7.621962 20.16615 20.62215 54.56029 4.430558 0.220850

10 7.965377 20.44388 21.12560 53.70580 4.497536 0.227186 Varian

ce Decomposition of DER:

Period S.E. DDPK DROA DBOPO DER DJK 1 0.664259 10.65750 0.002721 5.043321 84.29645 0.000000

2 0.949897 12.93189 0.122764 19.98973 66.95394 0.001674

3 1.232479 11.37815 0.073124 30.39568 58.13195 0.021096

4 1.478726 11.33952 0.053948 35.08628 53.49302 0.027230

5 1.677591 11.43622 0.084091 36.30503 52.14559 0.029065

6 1.848604 11.52038 0.101280 36.83009 51.52107 0.027178

7 2.005358 11.53510 0.105289 37.35177 50.98103 0.026800

8 2.152705 11.53303 0.105117 37.84879 50.48628 0.026778

9 2.291128 11.53677 0.105997 38.22534 50.10501 0.026886

10 2.421291 11.54482 0.107702 38.49502 49.82561 0.026841 Varian

ce Decomposition of DJK:

Period S.E. DDPK DROA DBOPO DER DJK 1 48.62111 3.103536 15.65772 0.583905 1.207383 79.44746

2 61.30902 3.944382 15.78066 0.571475 2.238690 77.46479

3 73.15022 3.807141 15.44413 0.818669 2.275215 77.65485

4 83.02259 3.883015 15.54430 0.877118 2.440953 77.25461

5 91.94793 3.872766 15.52323 0.914023 2.510233 77.17974

6 100.0434 3.887311 15.54915 0.928604 2.565468 77.06947

7 107.5423 3.894220 15.54608 0.944310 2.601607 77.01378

8 114.5438 3.900565 15.54772 0.957857 2.630268 76.96359

9 121.1446 3.904547 15.54843 0.968556 2.653000 76.92546

10 127.4035 3.907879 15.55026 0.976584 2.671527 76.89375 Choles

ky Orderin

g:

58

DDPK DROA

DBOPO DER DJK

Berdasarkan Grafik dan Tabel diatas dapat dilihat hasil uji

variance decomposition menunjukan kontribusi nilai variabel ROA,

BOPO, ER, Jumlah kantor dalam menjelaskan variabel DPK bank

syariah sebagai berikut:

a. Kontribusi nilai ROAdalam menjelaskan variabilitas ROA pada

periode kedua sebesar 0,14%. kontribusi ROA tersebut meningkat

hingga periode ke-50 mendatang menjadi 8.22%.

b. Kontribusi nilai BOPO dalam menjelaskan variabilitas DPK pada

periode kedua sebesar 0.07 %. Kontribusi BOPO tersebut

meningkat hingga periode ke 50 mendatang menjadi 2.00%.

c. Kontribusi nilai ER dalam menjelaskan variabilitas DPK pada

periode kedua sebesar 1.11%. Kontribusi BI rate tersebut menurun

hingga periode ke 50 mendatang menjadi 0.19%.

d. Kontribusi nilai Jumlah kantor dalam menjelaskan variabilitas

DPK pada periode kedua sebesar 1.49%. Kontribusi Jumlah

kantor tersebut meningkat hingga periode ke 50 mendatang

menjadi 74%.

Interpretasi

Data variabel DPK, ROA, BOPO, ER, dan jumlah kantor

stasioner pada tingkat diferensiasi 1 (first difference), sehingga

menyebabkan data terkointegrasi yang menunjukan adanya stabilitasnya

hubungan jangka panjang antar variabel penelitian tersebut. Selain itu

hubungan kausalitas antara DPK, ROA, BOPO, ER dan Jumlah kantor

59

tidak terdapat hubungan kausalitas dua arah. Oleh karena itu dilakukan uji

VECM untuk melihat pengaruh antar variabel penelitian ini.

Berdasarkan hasil uji VECM menyebutkan terjadi pengaruh jangka

panjang dan jangka pendek yang dijelaskan dalam tabel 4.16 sebagai

berikut:

Tabel 4.8

Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Variabel independen Jangka pendek Jangka panjang

ROA Pengaruh Pengaruh

BOPO Pengaruh Pengaruh

ER Pengaruh Pengaruh

Jumlah kantor Tidak Tidak

ROA berpengaruh secara jangka pendek dan jangka panjang

terhadap tingkat DPK, karena semakin besar permodalan bank maka akan

makin besar pula kemampuan bank dalam menangani kerugian bank yang di

tanggung oleh bank, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan nasabah

dalam memberikan dananya dan pada akhirnya dapat meningkatkan DPK.

Oleh karena itu ROA berpengaruh jangka pendek dan pengaruh panjang

terhadap tingkat DPK.

BOPO berpegaruh secara jangka pendek dan jangka panjang

terhadap tingkat DPK, karena jika kualitas aktiva produktif meningkat,

maka perolehan laba bank juga meningkat. Hal tersebut dikarenakan

perolehan laba bank sangat tergantung dengan penempatan dana disisi

aktiva produktif.

1Aktiva yang produktif sering disebut juga dengan earning asset

atau aktiva yang menghasilkan, karena penanaman dana tersebut adalah

untuk mencapai tingkat penghasilan (laba) yang diharapkan. Dalam

1Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan ( Jakarta: Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, 2004), h. 101.

60

menjalankan kegiatan penanaman dana, aktiva produktif dapat

menggambarkan kinerja bank. Oleh sebab itu BOPO memiliki pengaruh

terhadap tingkat DPK.

ER berpengaruh secara jangka pendek dan jangka panjang

terhadap tingkat DPK dikarenakan kurs digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya.

Semakin besar rasio ini maka semakin meningkatnya pendapatan bank atas

aktiva produktif yang dikelola oleh bank. Rasio ER yang tinggi dapat

didapatkan apabila perusahaan (bank) mampu memberikan produk atau jasa

kepada nasabah pada harga yang lebih murah dibandingkan pesaingnya

namun tetap dapat menciptakan keuntungan (laba). Sehingga kemungkinan

suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin kecil.

Jumlah kantor tidak berpengaruh secara jangka panjang maupun

jangka pendek terhadap DPK dikarenakan, JK berbanding terbalik dengan

tingkat return on asset, yang dimana bila likuiditas bank tinggi maka DPK

rendah, demikian pula sebaliknya bila likuiditas rendah maka DPK tinggi.

Tetapi jumlah kantor tidak boleh ditiadakan, penambahan jaringan kantor,

agar dapat menarik nasabah. Selain itu harus tetap dipertahankan sesuai

dengan kebijakan manajemen untuk keperluan melunasi hutang-hutang

jangka pendek, kewajiban jatuh tempo, dan penyaluran pembiayaan.

Semakin besar kemampuan bank dalam menyalurkan pembiayaan maka

semakin besar kesempatan bank untuk memperoleh laba tetapi perluasan

pembiayaan dapat mengurangi tingkat likuiditas bank.

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui

hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara variabel ROA, BOPO,

Equivalent rate dan jaringan kantor terhadap dana pihak ketiga bank

umum syariah untuk periode penelitian bulan Januari 2013 sampai dengan

desember 2016 dengan menggunakan analisis model VECM (Vector Error

Correction Model), maka hasil pengujian dari estimasi VECM dalam

jangka panjang yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel DPK

adalah variabel ROA, equivalent rate, dan BOPO, dan dari hasil uji

Kausalitas Granger variabel variabel ROA, BOPO dan jaringan kantor

mempengaruhi variabel DPK secara signifikan. Sedangkan uji yang lain

tidak.

B. Saran

penelitian ini diharapkan bisa diberi pembaharuan untuk

menjadikannya lebih berkualitass lagi dengan adanya beberapa masukan

mengenai hal-hal yang bekaitan tersebut, diantaranya:

1. Penelitian selanjutnya bisa menggunakan periode pengamatan yang

lebih panjang sehingga bisa mendapatkan data yang valid untuk diolah

dan diteliti sehingga bisa memberikan hasil yang lebih akurat.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunkan variabel lain untuk

agar bisa di teliti dari aspek lain.

52

DAFTAR PUSTAKA

Algifari, 2009,Analisis Regresi Teorim Kasus dan Solusi, Yogyakarta: BPFE

Yogyakarta.

Arifin, Zainul , 2005, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka

Alvabet.

Antonio, M. Syafii, 2001, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Gema Insani,

Jakarta.

Buyung, Ahmad Nusantara, “Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, BOPO

Terhadap Profitabilitas Bank”, Tesis UNDIP, Semaranh.

Dahlan, Siamat, 2007, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Lembaga

Peneliti FEUI

Dani, Fardiansyah, 2008, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Jakarta:

Indeks

Dendawijaya, Lukman. 2005, Manajemen Perbankan, edisi kedua, Ghalia

Indonesia. Jakarta.

Efferin, Sujoko, dkk, 2004 Metode penelitian Untuk Akuntansi, “Sebuah

Pendekatan Praktis”, Jawa Timur : Bayu Media Publishing.

Farah, Margaretha, 2007 Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa, Jakarta:

Grasindo

Fatimah, Siti “ Pengaruh Rentabilitas, Efisiensi dan Likuiditas Terhadap

kecukupan modal Bank Umum Syariah. Skripsi S1 Fakultas

Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarifhidayarullah

Jakarta, 2013.

53

Ismail, 2011 Manajemen perbankan: Dari Teori Menuju Aplilasi , Ed. 1 cet 2

Jakarta:Kencana

Kasmir, 2008, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajat dan Suhardjono, 2002, Manajemen Perbankan (Teori dan

Aplikasi), Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Luthfiani, Chindy Anggraeni, 2005, Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif dan

Kredit Bermasalah Terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk,Jurnal Manajemen Indonesia, Hal 1- 3

Malayu S. P. Hasibuan, 2007, Dasar- dasar Perbankan, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Manurung, Mandala dan Prahatma Rahardja, 2004, Uang, Perbankan, dan

Ekonomi Moneter, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,

Jakarta.

Maratush Shoolihah Maria , “Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Non

Performing Financing (NPF), Capital Equiy Ratio (CAR) dan

Current Liquid terhadap Return On Aset Pada PT. Bank

Muamalat Indonesia, TBK. Tahun 2004-2007”, Skripsi UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Noris,Suryana Usman. “ Analisis Pengaruh LDR, NPL dan inflasi terhadap CAR

serta implikasinya terhadap penyaluran kredit persero”. Skripsi

S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri

Syarifhidayarullah Jakarta, 2011.

O.P. Simorangkir, 2004, Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Nonbank,

Bandung: Penerbit Ghalia Indonesia.

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/ 13/ PBI/ 2011. Tersedia di www.bi.go.id

Purba, Daris “ Pengaruh Kecukupan Modal, Likuiditas, dan Efisiensi Operasional

Terhadap Profitabilitas Pada Bank Muamalat Indonesia,Tbk”.

54

Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam

Negeri Syarifhidayarullah Jakarta, 2011.

Restiyana, 2011, Analisis pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR dan NIM terhadap

Profitabilitas Perbankan (Studi pada Bank Umum di Indonesia

periode 2006- 2010), Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro.

Suryani, “Analisis Pengaruh Financing to Deposit (FDR) Terhadap

Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia”, Walisongo, Volume

19, Nomor 1, Mei 2011,hlm.24.

Slamet Riyadi, Baning Asset and Liability Management, (Jakarta : Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Surat Edaran Bank Indonesia No 9/24/DPBS Jakarta, 30 oktober 2007

Syahyunan, 2002, Analisis Kualitas Aktiva Produktif Sebagai Salah Satu Alat

Ukur Kesehatan Bank, By USU digital library.

55

56

LAMPIRAN

DATA

Bulan Y (DPK) X1 (ROA) X2 (BOPO) X3 ( ER ) X4 (JK)

Jan-13 148731 2.52 70.43 2.44 1780

Feb-13 150795 2.29 72.06 2.36 1801

Mar-13 156964 2.39 72.95 2.25 1812

Apr-13 158519 2.29 73.95 1.84 1858

Mei-13 163858 2.07 76.87 5.23 1870

Jun-13 163966 2.10 76.18 5.35 1877

Jul-13 166453 2.02 76.13 5.36 1882

Agu-13 170222 2.01 77.87 5.41 1920

Sep-13 171701 2.04 77.98 5.31 1937

Okt-13 174018 1.94 79.06 5.24 1950

Nov-13 176292 1.96 78.59 5.23 1953

Des-13 183534 2.00 78.21 5.70 1998

Jan-14 177930 0.08 80.05 5.72 2132

Feb-14 178154 0.13 83.77 5.66 2133

Mar-14 180945 1.16 91.90 5.72 2136

Apr-14 185598 1.09 84.50 5.76 2139

Mei-14 190783 1.13 76.49 3.68 2145

Jun-14 191470 1.12 71.76 3.41 2149

Jul-14 194299 1.05 79.80 3.38 2175

Agu-14 195959 0.93 81.20 3.38 2174

Sep-14 197141 0.97 82.39 3.49 2174

Okt-14 207121 0.92 75.61 3.45 2157

Nov-14 209644 0.87 93.50 3.36 2147

Des-14 217858 0.80 96.97 3.57 2151

Jan-15 164291 0.88 94.80 6.23 2157

Feb-15 163159 0.78 94.23 6.65 2156

Mar-15 165034 0.69 95.98 6.41 2150

Apr-15 164400 0.62 96.69 6.04 2147

Mei-15 164375 0.63 95.51 6.43 2133

Jun-15 162817 0.50 96.98 6.14 2123

Jul-15 165378 0.50 97.08 6.28 2120

Agu-15 164561 0.46 97.30 6.21 2085

Sep-15 166433 0.49 96.94 6.31 2043

Okt-15 165857 0.51 96.71 5.83 2018

Nov-15 167150 0.52 96.75 5.86 2000

Des-15 174895 0.49 97.01 5.99 1990

Jan-16 173230 1.01 95.28 5.77 1970

Feb-16 173834 0.81 94.49 5.53 1926

Mar-16 174779 0.88 94.40 5.54 1918

Apr-16 174135 0.80 94.71 5.41 1869

Mei-16 174354 0.16 99.04 5.03 1844

Jun-16 177051 0.73 95.61 5.27 1807

Jul-16 178768 0.63 96.15 5.00 1799

Agu-16 178934 0.48 96.96 4.97 1776

Sep-16 198976 0.59 96.27 4.72 1897

Okt-16 199462 0.46 97.21 3.50 1885

Nov-16 202332 0.67 95.91 4.58 1854

Des-16 206407 0.63 96.32 4.71 1869

Jan-17 205783 1.01 95.09 4.57 1681

Feb-17 208429 1.00 93.35 4.58 1872

Mar-17 213199 1.12 92.34 4.62 1849

Apr-17 218944 1.10 92.31 4.49 1841

Mei-17 220392 1.11 92.26 4.64 1850

Jun-17 224420 1.10 90.98 4.63 1849

Jul-17 228080 1.04 91.56 4.53 1849

Agu-17 225440 0.98 92.03 4.55 1837

Sep-17 232349 1.00 91.68 4.66 1850

Okt-17 229957 0.70 94.16 4.58 1837

Nov-17 232756 0.73 94.05 4.45 1817

Des-17 238225 0.63 94.91 4.63 1825

UJI STASIONERITAS

TINGKAT LEVEL

DPK

Null Hypothesis: DPK has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.609046 0.7776

Test critical values: 1% level -4.121303

5% level -3.487845

10% level -3.172314

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(DPK)

Method: Least Squares

Date: 07/16/18 Time: 22:48

Sample (adjusted): 2013M02 2017M12

Included observations: 59 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

DPK(-1) -0.101442 0.063045 -1.609046 0.1132

C 16849.59 10212.25 1.649939 0.1046

@TREND("2013M01") 116.6058 84.51391 1.379723 0.1732

R-squared 0.046706 Mean dependent var 1516.847

Adjusted R-squared 0.012660 S.D. dependent var 8180.314

S.E. of regression 8128.369 Akaike info criterion 20.89362

Sum squared resid 3.70E+09 Schwarz criterion 20.99925

Log likelihood -613.3617 Hannan-Quinn criter. 20.93485

F-statistic 1.371845 Durbin-Watson stat 2.050323

Prob(F-statistic) 0.262030

ROA

Null Hypothesis: ROA has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.030589 0.1329

Test critical values: 1% level -4.121303

5% level -3.487845

10% level -3.172314

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(ROA)

Method: Least Squares

Date: 07/16/18 Time: 22:54

Sample (adjusted): 2013M02 2017M12

Included observations: 59 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

ROA(-1) -0.252490 0.083314 -3.030589 0.0037

C 0.339391 0.163222 2.079319 0.0422

@TREND("2013M01") -0.003581 0.002981 -1.201156 0.2347

R-squared 0.149088 Mean dependent var -0.032034

Adjusted R-squared 0.118698 S.D. dependent var 0.330881

S.E. of regression 0.310623 Akaike info criterion 0.549036

Sum squared resid 5.403254 Schwarz criterion 0.654673

Log likelihood -13.19656 Hannan-Quinn criter. 0.590272

F-statistic 4.905870 Durbin-Watson stat 2.062962

Prob(F-statistic) 0.010884

BOPO

Null Hypothesis: BOPO has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.515937 0.3197

Test critical values: 1% level -4.121303

5% level -3.487845

10% level -3.172314

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(BOPO)

Method: Least Squares

Date: 07/16/18 Time: 22:56

Sample (adjusted): 2013M02 2017M12

Included observations: 59 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

BOPO(-1) -0.197787 0.078613 -2.515937 0.0148

C 16.25162 6.103622 2.662619 0.0101

@TREND("2013M01") 0.057241 0.040920 1.398851 0.1674

R-squared 0.111271 Mean dependent var 0.414915

Adjusted R-squared 0.079530 S.D. dependent var 3.582067

S.E. of regression 3.436675 Akaike info criterion 5.356395

Sum squared resid 661.4011 Schwarz criterion 5.462033

Log likelihood -155.0137 Hannan-Quinn criter. 5.397632

F-statistic 3.505656 Durbin-Watson stat 1.965455

Prob(F-statistic) 0.036774

EQUIVALENT RATE

Null Hypothesis: ER has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.829517 0.1930

Test critical values: 1% level -4.121303

5% level -3.487845

10% level -3.172314

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(ER)

Method: Least Squares

Date: 07/16/18 Time: 22:58

Sample (adjusted): 2013M02 2017M12

Included observations: 59 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

ER(-1) -0.214312 0.075742 -2.829517 0.0065

C 1.149405 0.384390 2.990204 0.0041

@TREND("2013M01") -0.002325 0.005050 -0.460373 0.6470

R-squared 0.136821 Mean dependent var 0.037119

Adjusted R-squared 0.105994 S.D. dependent var 0.689365

S.E. of regression 0.651808 Akaike info criterion 2.031376

Sum squared resid 23.79180 Schwarz criterion 2.137013

Log likelihood -56.92558 Hannan-Quinn criter. 2.072612

F-statistic 4.438245 Durbin-Watson stat 1.889713

Prob(F-statistic) 0.016249

JARINGAN KANTOR

Null Hypothesis: JK has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.276849 0.4395

Test critical values: 1% level -4.121303

5% level -3.487845

10% level -3.172314

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(JK)

Method: Least Squares

Date: 07/16/18 Time: 22:59

Sample (adjusted): 2013M02 2017M12

Included observations: 59 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

JK(-1) -0.101685 0.044660 -2.276849 0.0266

C 227.4757 92.77921 2.451796 0.0174

@TREND("2013M01") -0.886229 0.367553 -2.411158 0.0192

R-squared 0.125080 Mean dependent var 0.762712

Adjusted R-squared 0.093833 S.D. dependent var 46.81892

S.E. of regression 44.56824 Akaike info criterion 10.48143

Sum squared resid 111234.4 Schwarz criterion 10.58707

Log likelihood -306.2022 Hannan-Quinn criter. 10.52267

F-statistic 4.002935 Durbin-Watson stat 2.555012

Prob(F-statistic) 0.023720

TINGKAT 1st DIFFERENCE

DPK

Null Hypothesis: D(DPK) has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.075921 0.0000

Test critical values: 1% level -4.124265

5% level -3.489228

10% level -3.173114

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(DPK,2)

Method: Least Squares

Date: 07/16/18 Time: 23:01

Sample (adjusted): 2013M03 2017M12

Included observations: 58 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(DPK(-1)) -1.086254 0.134505 -8.075921 0.0000

C 768.6806 2283.503 0.336623 0.7377

@TREND("2013M01") 28.31769 65.59120 0.431730 0.6676

R-squared 0.542566 Mean dependent var 58.70690

Adjusted R-squared 0.525932 S.D. dependent var 12136.62

S.E. of regression 8356.375 Akaike info criterion 20.94978

Sum squared resid 3.84E+09 Schwarz criterion 21.05635

Log likelihood -604.5435 Hannan-Quinn criter. 20.99129

F-statistic 32.61801 Durbin-Watson stat 1.994067

Prob(F-statistic) 0.000000

ROA

Null Hypothesis: D(ROA) has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.775011 0.0000

Test critical values: 1% level -4.127338

5% level -3.490662

10% level -3.173943

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(ROA,2)

Method: Least Squares

Date: 07/16/18 Time: 23:04

Sample (adjusted): 2013M04 2017M12

Included observations: 57 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(ROA(-1)) -1.522854 0.195865 -7.775011 0.0000

D(ROA(-1),2) 0.331384 0.129229 2.564320 0.0132

C -0.139636 0.092200 -1.514489 0.1358

@TREND("2013M01") 0.002998 0.002607 1.150184 0.2552

R-squared 0.619342 Mean dependent var -0.003509

Adjusted R-squared 0.597795 S.D. dependent var 0.504850

S.E. of regression 0.320174 Akaike info criterion 0.627686

Sum squared resid 5.433096 Schwarz criterion 0.771058

Log likelihood -13.88905 Hannan-Quinn criter. 0.683405

F-statistic 28.74417 Durbin-Watson stat 2.003855

Prob(F-statistic) 0.000000

BOPO

Null Hypothesis: D(BOPO) has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.689904 0.0000

Test critical values: 1% level -4.130526

5% level -3.492149

10% level -3.174802

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(BOPO,2)

Method: Least Squares

Date: 07/16/18 Time: 23:05

Sample (adjusted): 2013M05 2017M12

Included observations: 56 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(BOPO(-1)) -1.753946 0.262178 -6.689904 0.0000

D(BOPO(-1),2) 0.581537 0.196170 2.964451 0.0046

D(BOPO(-2),2) 0.308340 0.134345 2.295134 0.0259

C 1.922251 1.069163 1.797902 0.0781

@TREND("2013M01") -0.039942 0.029661 -1.346618 0.1841

R-squared 0.606182 Mean dependent var -0.002500

Adjusted R-squared 0.575294 S.D. dependent var 5.366465

S.E. of regression 3.497297 Akaike info criterion 5.426903

Sum squared resid 623.7855 Schwarz criterion 5.607738

Log likelihood -146.9533 Hannan-Quinn criter. 5.497013

F-statistic 19.62532 Durbin-Watson stat 1.877614

Prob(F-statistic) 0.000000

EQUIVALENT RATE

Null Hypothesis: D(ER) has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.602618 0.0000

Test critical values: 1% level -4.124265

5% level -3.489228

10% level -3.173114

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(ER,2)

Method: Least Squares

Date: 07/16/18 Time: 23:06

Sample (adjusted): 2013M03 2017M12

Included observations: 58 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(ER(-1)) -1.025090 0.134834 -7.602618 0.0000

C 0.199683 0.193324 1.032890 0.3062

@TREND("2013M01") -0.005235 0.005550 -0.943248 0.3497

R-squared 0.512411 Mean dependent var 0.004483

Adjusted R-squared 0.494680 S.D. dependent var 0.987611

S.E. of regression 0.702052 Akaike info criterion 2.180719

Sum squared resid 27.10822 Schwarz criterion 2.287294

Log likelihood -60.24086 Hannan-Quinn criter. 2.222232

F-statistic 28.89994 Durbin-Watson stat 2.004095

Prob(F-statistic) 0.000000

JARINGAN KANTOR

Null Hypothesis: D(JK) has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -10.07415 0.0000

Test critical values: 1% level -4.124265

5% level -3.489228

10% level -3.173114

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(JK,2)

Method: Least Squares

Date: 07/16/18 Time: 23:08

Sample (adjusted): 2013M03 2017M12

Included observations: 58 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(JK(-1)) -1.299525 0.128996 -10.07415 0.0000

C 23.48422 12.49483 1.879515 0.0655

@TREND("2013M01") -0.750143 0.360690 -2.079744 0.0422

R-squared 0.648581 Mean dependent var -0.224138

Adjusted R-squared 0.635802 S.D. dependent var 74.32976

S.E. of regression 44.85710 Akaike info criterion 10.49518

Sum squared resid 110668.8 Schwarz criterion 10.60175

Log likelihood -301.3602 Hannan-Quinn criter. 10.53669

F-statistic 50.75424 Durbin-Watson stat 1.979884

Prob(F-statistic) 0.000000

UJI LAG LENGTH

VAR Lag Order Selection Criteria

Endogenous variables: DPK ROA BOPO ER JK

Exogenous variables: C

Date: 07/16/18 Time: 23:24

Sample: 2013M01 2017M12

Included observations: 55

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 -1225.483 NA 1.86e+13 44.74484 44.92732 44.81540

1 -1029.030 350.0438 3.67e+10 38.51018 39.60509* 38.93359*

2 -1008.681 32.55790 4.44e+10 38.67932 40.68665 39.45557

3 -981.3459 38.76641 4.33e+10 38.59440 41.51415 39.72349

4 -945.7077 44.06178* 3.31e+10* 38.20755 42.03973 39.68949

5 -919.4282 27.71289 3.87e+10 38.16103* 42.90563 39.99580

* indicates lag order selected by the criterion

LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level)

FPE: Final prediction error

AIC: Akaike information criterion

SC: Schwarz information criterion

HQ: Hannan-Quinn information criterion

UJI KOINTEGRASI

Date: 07/16/18 Time: 23:36

Sample (adjusted): 2013M03 2017M12

Included observations: 58 after adjustments

Trend assumption: Linear deterministic trend (restricted)

Series: DPK ROA BOPO ER JK

Lags interval (in first differences): 1 to 1

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)

Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.588919 112.4533 88.80380 0.0004

At most 1 0.316382 60.89330 63.87610 0.0869

At most 2 0.304966 38.83265 42.91525 0.1207

At most 3 0.175521 17.73256 25.87211 0.3622

At most 4 0.106608 6.538362 12.51798 0.3952

Trace test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue)

Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.588919 51.56004 38.33101 0.0009

At most 1 0.316382 22.06064 32.11832 0.4887

At most 2 0.304966 21.10009 25.82321 0.1861

At most 3 0.175521 11.19420 19.38704 0.4935

At most 4 0.106608 6.538362 12.51798 0.3952

Max-eigenvalue test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegrating Coefficients (normalized by b'*S11*b=I):

DPK ROA BOPO ER JK

@TREND(13M02

)

-6.89E-05 -1.506309 -0.369020 0.289385 0.001455 0.182812

5.90E-05 -3.838403 -0.014211 0.099558 -0.010513 -0.179641

-1.17E-06 0.582485 0.025156 -0.568264 -0.003658 -0.026787

-4.11E-05 -0.713377 0.044759 -1.158401 0.002646 0.045230

3.65E-07 -1.008222 0.069788 0.281562 -0.009452 -0.061031

Unrestricted Adjustment Coefficients (alpha):

D(DPK) 5270.869 -578.9266 855.0641 -543.8843 1171.568

D(ROA) 0.018683 0.119982 -0.032181 0.071897 0.050114

D(BOPO) 1.396705 0.478381 0.146399 0.287582 -0.891236

D(ER) -0.225312 -0.006488 0.247252 0.139796 -0.059583

D(JK) -1.164691 6.952371 14.68683 -14.19055 -1.783396

1 Cointegrating Equation(s): Log likelihood -1096.158

Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

DPK ROA BOPO ER JK

@TREND(13M02

)

1.000000 21852.75 5353.548 -4198.245 -21.11061 -2652.136

(7209.27) (545.248) (2225.37) (21.1263) (237.048)

Adjustment coefficients (standard error in parentheses)

D(DPK) -0.363321

(0.05904)

D(ROA) -1.29E-06

(3.1E-06)

D(BOPO) -9.63E-05

(3.1E-05)

D(ER) 1.55E-05

(6.0E-06)

D(JK) 8.03E-05

(0.00044)

2 Cointegrating Equation(s): Log likelihood -1085.128

Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

DPK ROA BOPO ER JK

@TREND(13M02

)

1.000000 0.000000 3946.161 -2717.850 -60.59542 -2750.351

(423.492) (2021.40) (14.0221) (200.578)

0.000000 1.000000 0.064403 -0.067744 0.001807 0.004494

(0.01225) (0.05845) (0.00041) (0.00580)

Adjustment coefficients (standard error in parentheses)

D(DPK) -0.397503 -5717.405

(0.07738) (3515.65)

D(ROA) 5.80E-06 -0.488682

(3.8E-06) (0.17104)

D(BOPO) -6.80E-05 -3.940089

(4.0E-05) (1.81196)

D(ER) 1.51E-05 0.364293

(7.8E-06) (0.35622)

D(JK) 0.000491 -24.93162

(0.00057) (25.7557)

3 Cointegrating Equation(s): Log likelihood -1074.578

Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

DPK ROA BOPO ER JK

@TREND(13M02

)

1.000000 0.000000 0.000000 -274328.7 -2501.806 -19410.49

(111797.) (950.260) (7663.81)

0.000000 1.000000 0.000000 -4.500560 -0.038035 -0.267407

(1.81861) (0.01546) (0.12467)

0.000000 0.000000 1.000000 68.82914 0.618629 4.221860

(28.3169) (0.24069) (1.94116)

Adjustment coefficients (standard error in parentheses)

D(DPK) -0.398506 -5219.343 -1915.318

(0.07662) (3515.37) (312.467)

D(ROA) 5.83E-06 -0.507428 -0.009409

(3.7E-06) (0.17172) (0.01526)

D(BOPO) -6.82E-05 -3.854814 -0.518527

(4.0E-05) (1.82796) (0.16248)

D(ER) 1.49E-05 0.508313 0.089457

(7.2E-06) (0.32960) (0.02930)

D(JK) 0.000474 -16.37675 0.700457

(0.00054) (24.5611) (2.18314)

4 Cointegrating Equation(s): Log likelihood -1068.981

Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

DPK ROA BOPO ER JK

@TREND(13M02

)

1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 -230.9338 -2821.897

(67.0020) (553.226)

0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 -0.000780 0.004741

(0.00105) (0.00865)

0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 0.048867 0.059778

(0.01868) (0.15428)

0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 0.008278 0.060470

(0.00308) (0.02544)

Adjustment coefficients (standard error in parentheses)

D(DPK) -0.376151 -4831.348 -1939.662 1611.807

(0.08377) (3552.04) (313.459) (1114.86)

D(ROA) 2.88E-06 -0.558718 -0.006191 -0.047646

(4.0E-06) (0.16895) (0.01491) (0.05303)

D(BOPO) -8.00E-05 -4.059969 -0.505655 0.035483

(4.4E-05) (1.84677) (0.16297) (0.57964)

D(ER) 9.11E-06 0.408586 0.095714 -0.368292

(7.6E-06) (0.32402) (0.02859) (0.10170)

D(JK) 0.001057 -6.253537 0.065299 8.447465

(0.00055) (23.4621) (2.07048) (7.36393)

UJI KAUSALITAS

Pairwise Granger Causality Tests

Date: 07/16/18 Time: 23:41

Sample: 2013M01 2017M12

Lags: 1

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.

ROA does not Granger Cause DPK 59 0.04275 0.8369

DPK does not Granger Cause ROA 0.41012 0.5245

BOPO does not Granger Cause DPK 59 0.55455 0.4596

DPK does not Granger Cause BOPO 0.51519 0.4759

ER does not Granger Cause DPK 59 0.04138 0.8395

DPK does not Granger Cause ER 0.34005 0.5621

JK does not Granger Cause DPK 59 3.79055 0.0566

DPK does not Granger Cause JK 0.28387 0.5963

BOPO does not Granger Cause ROA 59 1.72596 0.1943

ROA does not Granger Cause BOPO 8.38305 0.0054

ER does not Granger Cause ROA 59 1.80708 0.1843

ROA does not Granger Cause ER 0.02389 0.8777

JK does not Granger Cause ROA 59 0.37211 0.5443

ROA does not Granger Cause JK 5.39542 0.0238

ER does not Granger Cause BOPO 59 0.07995 0.7784

BOPO does not Granger Cause ER 1.65180 0.2040

JK does not Granger Cause BOPO 59 0.30110 0.5854

BOPO does not Granger Cause JK 5.66255 0.0208

JK does not Granger Cause ER 59 0.38819 0.5358

ER does not Granger Cause JK 0.37015 0.5454

ESTIMASI VECM

Vector Error Correction Estimates

Date: 07/16/18 Time: 23:48

Sample (adjusted): 2013M04 2017M12

Included observations: 57 after adjustments

Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ]

Cointegrating Eq: CointEq1

DDPK(-1) 1.000000

DROA(-1) 21171.95

(7179.16)

[ 2.94909]

DBOPO(-1) 5270.979

(547.629)

[ 9.62509]

DER(-1) -4041.771

(2216.53)

[-1.82347]

DJK(-1) -22.16080

(21.0321)

[-1.05367]

@TREND(13M01) -2629.544

(240.532)

[-10.9322]

C -531048.2

Error Correction: D(DDPK) D(DROA) D(DBOPO) D(DER) D(DJK)

CointEq1 -0.368133 -1.27E-06 -9.75E-05 1.57E-05 8.36E-05

(0.06033) (3.2E-06) (3.1E-05) (6.1E-06) (0.00045)

[-6.10190] [-0.40201] [-3.10601] [ 2.57630] [ 0.18718]

D(DDPK(-1)) -0.120901 -2.82E-06 6.58E-05 -1.56E-05 0.000419

(0.11915) (6.2E-06) (6.2E-05) (1.2E-05) (0.00088)

[-1.01472] [-0.45153] [ 1.06056] [-1.29335] [ 0.47542]

D(DROA(-1)) 8722.044 -0.136611 -0.495253 -0.356815 -4.006137

(3106.09) (0.16264) (1.61632) (0.31400) (22.9836)

[ 2.80805] [-0.83993] [-0.30641] [-1.13635] [-0.17430]

D(DBOPO(-1)) 1114.045 0.014206 0.206711 0.003809 -0.700324

(305.352) (0.01599) (0.15890) (0.03087) (2.25946)

[ 3.64840] [ 0.88850] [ 1.30092] [ 0.12339] [-0.30995]

D(DER(-1)) -722.2654 -0.058679 0.731147 -0.145630 6.066056

(1406.61) (0.07365) (0.73196) (0.14220) (10.4082)

[-0.51348] [-0.79667] [ 0.99889] [-1.02415] [ 0.58281]

D(DJK(-1)) 3.094810 -0.000849 -0.002490 0.000259 -0.256308

(20.1663) (0.00106) (0.01049) (0.00204) (0.14922)

[ 0.15346] [-0.80358] [-0.23732] [ 0.12681] [-1.71764]

C 1448.919 -0.030579 0.165256 0.051096 -0.124383

(903.416) (0.04731) (0.47011) (0.09133) (6.68485)

[ 1.60382] [-0.64641] [ 0.35153] [ 0.55948] [-0.01861]

R-squared 0.441442 0.061172 0.212684 0.198586 0.066799

Adj. R-squared 0.374415 -0.051488 0.118207 0.102417 -0.045185

Sum sq. resids 2.16E+09 5.919224 584.5715 22.06201 118200.6

S.E. equation 6570.838 0.344070 3.419273 0.664259 48.62111

F-statistic 6.586035 0.542978 2.251157 2.064960 0.596507

Log likelihood -578.1978 -16.33139 -147.2226 -53.82746 -298.5365

Akaike AIC 20.53326 0.818645 5.411319 2.134297 10.72058

Schwarz SC 20.78416 1.069546 5.662220 2.385198 10.97148

Mean dependent 1437.912 -0.027368 0.385789 0.036667 0.280702

S.D. dependent 8307.638 0.335541 3.641249 0.701133 47.55852

Determinant resid covariance (dof adj.) 3.72E+10

Determinant resid covariance 1.93E+10

Log likelihood -1079.412

Akaike information criterion 39.31270

Schwarz criterion 40.78226

UJI IRF

Respo

nse of

DDPK:

Period DDPK DROA DBOPO DER DJK

1 6570.838 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 4182.347 384.2623 -2514.853 527.0687 487.6755

3 4687.865 -1365.229 -6429.365 546.0730 452.6725

4 5151.494 -773.4834 -6813.055 138.4162 746.6536

5 5230.613 -324.3956 -5826.981 -59.14981 546.2898

6 5120.305 -279.9893 -5350.064 20.39987 518.8713

7 5051.692 -414.1155 -5490.344 101.2215 522.4007

8 5063.400 -473.7376 -5685.297 106.5478 548.1612

9 5088.506 -453.2661 -5711.111 83.53064 551.0335

10 5093.545 -427.6607 -5659.672 73.60935 545.6965

Respo

nse of

DROA:

Period DDPK DROA DBOPO DER DJK

1 0.016788 0.343661 0.000000 0.000000 0.000000

2 -0.016218 0.300533 0.013244 -0.037039 -0.035555

3 -0.002450 0.291185 -0.018146 -0.019594 -0.021236

4 -0.005206 0.294362 -0.024496 -0.025675 -0.022645

5 -0.002255 0.295582 -0.021790 -0.026462 -0.022984

6 -0.002975 0.297404 -0.017359 -0.026637 -0.023177

7 -0.003444 0.296681 -0.017092 -0.026109 -0.023423

8 -0.003536 0.296188 -0.018245 -0.025912 -0.023208

9 -0.003399 0.296149 -0.018763 -0.026009 -0.023177

10 -0.003325 0.296309 -0.018580 -0.026100 -0.023184

Respo

nse of

DBOPO

:

Period DDPK DROA DBOPO DER DJK

1 -1.063610 -0.337873 3.232028 0.000000 0.000000

2 -1.235270 -1.103506 2.405557 0.684514 -0.014280

3 -1.270864 -1.388661 1.390983 0.659404 0.158596

4 -1.105234 -1.318289 1.200339 0.553615 0.154749

5 -1.081905 -1.164611 1.481382 0.492295 0.139059

6 -1.110789 -1.150498 1.627159 0.511835 0.114611

7 -1.132060 -1.186473 1.595358 0.535626 0.120176

8 -1.129545 -1.205532 1.538030 0.538406 0.125764

9 -1.122402 -1.200482 1.528143 0.531915 0.127537

10 -1.120577 -1.193027 1.542212 0.528829 0.125863

Respo

nse of

DER:

Period DDPK DROA DBOPO DER DJK

1 -0.216853 0.003465 0.149175 0.609877 0.000000

2 -0.263932 -0.033101 0.397637 0.481849 -0.003887

3 -0.236959 0.001747 0.530418 0.528108 -0.017474

4 -0.274078 -0.008299 0.552716 0.535414 -0.016582

5 -0.271842 -0.034452 0.504510 0.545753 -0.014919

6 -0.268028 -0.033084 0.486694 0.541395 -0.010525

7 -0.264932 -0.027804 0.493435 0.538082 -0.012206

8 -0.265664 -0.025241 0.501876 0.537981 -0.012774

9 -0.266719 -0.026320 0.502578 0.539019 -0.013053

10 -0.266903 -0.027389 0.500279 0.539403 -0.012740

Respo

nse of

DJK:

Period DDPK DROA DBOPO DER DJK

1 8.565511 -19.23929 3.715317 5.342534 43.33760

2 8.654089 -14.93360 2.770739 7.456882 32.14958

3 7.446956 -15.27238 4.725045 6.131716 35.26376

4 7.995506 -15.65317 4.080555 6.819319 34.20076

5 7.731333 -15.52320 4.100958 6.631503 34.64294

6 7.851667 -15.61618 3.957979 6.674122 34.47518

7 7.830164 -15.54651 4.033820 6.641937 34.54378

8 7.834866 -15.55460 4.057206 6.649344 34.50987

9 7.827299 -15.55588 4.058537 6.652520 34.52169

10 7.828218 -15.56190 4.046026 6.654175 34.51850

Choles

ky

Orderin

g:

DDPK

DROA

DBOPO

DER

DJK

-8,000

-4,000

0

4,000

8,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

DDPK DROA DBOPO

DER DJK

Response of DDPK to Cholesky

One S.D. Innovations

-.1

.0

.1

.2

.3

.4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

DDPK DROA DBOPO

DER DJK

Response of DROA to Cholesky

One S.D. Innovations

-2

-1

0

1

2

3

4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

DDPK DROA DBOPO

DER DJK

Response of DBOPO to Cholesky

One S.D. Innovations

-.4

-.2

.0

.2

.4

.6

.8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

DDPK DROA DBOPO

DER DJK

Response of DER to Cholesky

One S.D. Innovations

-20

-10

0

10

20

30

40

50

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

DDPK DROA DBOPO

DER DJK

Response of DJK to Cholesky

One S.D. Innovations

VARIANCE DECOMPOSITION

Varian

ce

Decom

position

of

DDPK:

Period S.E. DDPK DROA DBOPO DER DJK

1 6570.838 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 8225.309 89.67157 0.218248 9.348048 0.410610 0.351526

3 11547.10 61.98201 1.508607 35.74535 0.431991 0.332049

4 14403.68 52.62640 1.257933 45.34668 0.286869 0.482118

5 16406.90 50.72371 1.008602 47.56286 0.222394 0.482441

6 18010.41 50.17611 0.861167 48.29468 0.184685 0.483358

7 19506.23 49.48272 0.779226 49.09412 0.160139 0.483792

8 20952.09 48.72921 0.726515 49.91511 0.141386 0.487773

9 22316.27 48.15295 0.681661 50.54843 0.126029 0.490931

10 23589.78 47.75634 0.642914 50.99412 0.113763 0.492867

Varian

ce

Decom

position

of

DROA:

Period S.E. DDPK DROA DBOPO DER DJK

1 0.344070 0.238066 99.76193 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.460195 0.257281 98.41517 0.082823 0.647800 0.596924

3 0.545654 0.185018 98.47971 0.169508 0.589720 0.576046

4 0.621439 0.149661 98.36202 0.286072 0.625348 0.576902

5 0.689393 0.122681 98.30956 0.332358 0.655474 0.579924

6 0.751844 0.104712 98.30331 0.332745 0.676625 0.582613

7 0.809211 0.092203 98.30104 0.331849 0.688192 0.586718

8 0.862616 0.082820 98.29585 0.336769 0.695853 0.588705

9 0.912901 0.075334 98.28916 0.342933 0.702478 0.590093

10 0.960605 0.069236 98.28418 0.347130 0.708265 0.591186

Varian

ce

Decom

position

of

DBOPO

:

Period S.E. DDPK DROA DBOPO DER DJK

1 3.419273 9.676035 0.976423 89.34754 0.000000 0.000000

2 4.548683 12.84240 6.437166 78.45484 2.264607 0.000986

3 5.160309 16.04374 12.24337 68.22520 3.392466 0.095223

4 5.599953 17.51878 15.93824 62.52771 3.858045 0.157221

5 6.028474 18.33753 17.48495 59.99273 3.995920 0.188873

6 6.467051 18.88486 18.35870 58.46220 4.098708 0.195532

7 6.881754 19.38347 19.18520 57.00276 4.225400 0.203172

8 7.263535 19.81768 19.97602 55.65161 4.342333 0.212354

9 7.621962 20.16615 20.62215 54.56029 4.430558 0.220850

10 7.965377 20.44388 21.12560 53.70580 4.497536 0.227186

Varian

ce

Decom

position

of DER:

Period S.E. DDPK DROA DBOPO DER DJK

1 0.664259 10.65750 0.002721 5.043321 84.29645 0.000000

2 0.949897 12.93189 0.122764 19.98973 66.95394 0.001674

3 1.232479 11.37815 0.073124 30.39568 58.13195 0.021096

4 1.478726 11.33952 0.053948 35.08628 53.49302 0.027230

5 1.677591 11.43622 0.084091 36.30503 52.14559 0.029065

6 1.848604 11.52038 0.101280 36.83009 51.52107 0.027178

7 2.005358 11.53510 0.105289 37.35177 50.98103 0.026800

8 2.152705 11.53303 0.105117 37.84879 50.48628 0.026778

9 2.291128 11.53677 0.105997 38.22534 50.10501 0.026886

10 2.421291 11.54482 0.107702 38.49502 49.82561 0.026841

Varian

ce

Decom

position

of DJK:

Period S.E. DDPK DROA DBOPO DER DJK

1 48.62111 3.103536 15.65772 0.583905 1.207383 79.44746

2 61.30902 3.944382 15.78066 0.571475 2.238690 77.46479

3 73.15022 3.807141 15.44413 0.818669 2.275215 77.65485

4 83.02259 3.883015 15.54430 0.877118 2.440953 77.25461

5 91.94793 3.872766 15.52323 0.914023 2.510233 77.17974

6 100.0434 3.887311 15.54915 0.928604 2.565468 77.06947

7 107.5423 3.894220 15.54608 0.944310 2.601607 77.01378

8 114.5438 3.900565 15.54772 0.957857 2.630268 76.96359

9 121.1446 3.904547 15.54843 0.968556 2.653000 76.92546

10 127.4035 3.907879 15.55026 0.976584 2.671527 76.89375

Choles

ky

Orderin

g:

DDPK

DROA

DBOPO

DER

DJK