Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas...

27
1 ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN UTANG, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, KESEMPATAN INVESTASI, DAN JENIS INDUSTRI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN Ivan Widhyasmoro Linda Ariany Mahastanti Fakultas Ekonomika & Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana Abstract: Dividen policy is the decision of company management whether profits are reinvested to the in retained earnings, or distributed to shareholders in dividends. There are several factors that could be expeted to effect the dividend policy, including the company’s debt policy, profitability, liquidity of the company, investment opportunities of company, and types of industrial companies. This research aims to determine whether these factors affect the payment of dividends. This research uses panel data regression analysis model to analyze the data and using a sample of 70 companies listed on Bursa Efek Indonesia (BEI). This result indicate that the variable liquidity, investment opportunity and type of industry do not affect dividend policy. Debt policy and profitability variables are variables that affect dividend policy. Keyworrds: debt policy, profitability, liquidity, investment opportunities, industry type, dividend policy Pendahuluan Latar Belakang Masalah Pembayaran dividen merupakan salah satu elemen yang menarik banyak pihak seperti pemegang saham, kreditur, investor, maupun pihak-pihak lain yang memerlukan informasi penting dari data keuangan perusahaan. Pada akhir-akhir tahun ini, kebijakan pembayaran dividen untuk setiap jenis perusahaan pun mengalami fluktuasi dalam pembayaran dividennya, bahkan ada yang sama sekali

Transcript of Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas...

Page 1: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

1

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN UTANG,

PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, KESEMPATAN

INVESTASI, DAN JENIS INDUSTRI TERHADAP KEBIJAKAN

DIVIDEN

Ivan Widhyasmoro

Linda Ariany Mahastanti

Fakultas Ekonomika & Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana

Abstract: Dividen policy is the decision of company management whether

profits are reinvested to the in retained earnings, or distributed to

shareholders in dividends. There are several factors that could be expeted to

effect the dividend policy, including the company’s debt policy, profitability,

liquidity of the company, investment opportunities of company, and types of

industrial companies. This research aims to determine whether these factors

affect the payment of dividends. This research uses panel data regression

analysis model to analyze the data and using a sample of 70 companies listed

on Bursa Efek Indonesia (BEI).

This result indicate that the variable liquidity, investment opportunity

and type of industry do not affect dividend policy. Debt policy and profitability

variables are variables that affect dividend policy.

Keyworrds: debt policy, profitability, liquidity, investment opportunities,

industry type, dividend policy

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Pembayaran dividen merupakan salah satu elemen yang menarik banyak

pihak seperti pemegang saham, kreditur, investor, maupun pihak-pihak lain yang

memerlukan informasi penting dari data keuangan perusahaan. Pada akhir-akhir

tahun ini, kebijakan pembayaran dividen untuk setiap jenis perusahaan pun

mengalami fluktuasi dalam pembayaran dividennya, bahkan ada yang sama sekali

Page 2: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

2

tidak melakukan pembayaran dividen. Kebijakan dividen merupakan suatu

keputusan dari perusahaan apakah laba yang diperoleh diinvestasikan kembali

dalam bentuk laba ditahan, atau dibagikan langsung kepada pemegang saham

dalam bentuk dividen. Tetapi pada kejadian yang sebenarnya, perusahaan banyak

mengalami penurunan dalam pembagian dividen bahkan ada yang tidak

mengeluarkan dividen sama sekali dalam beberapa tahun. Ini dapat dilihat dari

laporan keuangan beberapa perusahaan hal ini dapat dikarenakan seperti

perusahaan mengalami penurunan profitabilitas sehingga diputuskan untuk

mengurangi jumlah pembagian dividen, seperti yang terlihat di laporan keuangan

PT Tripolypta Indonesia Tbk tahun 2010 (lihat di lampiran 5) yang mengalami

penurunan profitabilitas sehingga harus mengurangi jumlah dividen yang

dibagikan dari tahun sebelumnya, atau sama sekali tidak mengeluarkan dividen

untuk dibagikan karena langsung dijadikan dalam bentuk laba ditahan. Ada juga

kejadian yang dialami oleh PT Champion Pasifik Indonesia Tbk pada tahun 2010

(lihat di lampiran 6), ketika mengalami peningkatan profitabilitas dari tahun

sebelumnya justru perusahaan tersebut memilih untuk tidak membagikan dividen

sama sekali. Selain itu ada pula perusahaan yang mengalami profitabilitas rendah

akan tetapi justru membagikan dividen yang tinggi, hal ini dikarenakan untuk

membuat investor tertarik karena investor menyukai dividen yang tinggi.

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi tentang kebijakan dividen.

Peneliti-peneliti terdahulu sudah menyimpulkan bahwa kebijakan utang,

profitabilitas, likuiditas, dan kesempatan investasi secara signifikan

mempengaruhi kebijakan dividen (Nuringsih, 2005; Prabawa, 2006; Suharli,

2007; Dewi, 2008; Puspita 2009; Tarigan dan Sigiharto, 2010; dan Sari, 2010).

Pada tingkat penggunaan utang yang tinggi, perusahaan cenderung membagikan

dividen yang rendah, dengan keputusan ini perusahaan masih memiliki laba

ditahan yang digunakan untuk menutup utang (Nuringsih, 2005). Kebijakan

dividen dapat juga berhubungan dengan kesempatan investasi. Salah satu

persamaan antara kebijakan dividen dan keputusan investasi adalah keduanya

sama-sama bersumber dari laba perusahaan. Laba perusahaan akan dipergunakan

Page 3: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

3

untuk membayar dividen kepada para pemegang saham dan sisanya akan ditahan

sebagai laba ditahan (retained earnings) yang akan digunakan untuk investasi

perusahaan yang nantinya akan berguna untuk pertumbuhan perusahaan pada

masa yang akan datang. Sebagian besar pembayaran dividen dilakukan dengan

kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan berpengaruh terhadap

kebijakan pembayaran dividen. Likuiditas perusahaan merupakan salah satu

pertimbangan utama dalam banyak keputusan dividen karena dividen merupakan

arus kas keluar maka semakin besar posisi kas dan likuiditas menyeluruh dari

perusahaan semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen (Van Horne,

1998, hal 37 dalam Prabawa, 2006). Apabila perusahaan tidak likuid maka hal ini

akan mempengaruhi pembayaran dividen.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian-penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Nuringsih, 2005; Prabawa, 2006; Suharli, 2007;

Dewi, 2008; Puspita, 2009; Tarigan dan Sigiharto 2010; dan Sari, 2010. Adapun

pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah (1) dalam penelitian

ini menambah variabel baru yaitu jenis industri, karena setiap jenis sektor industri

perusahaan masing-masing membagikan dividen yang berbeda-beda. Bursa Efek

Indonesia (BEI) mengklasifikasikan perusahaan-perusahaan ke dalam beberapa

sektor industri bedasarkan kegiatan operasionalnya dan juga perkembangan

saham-saham perusahaan, karena harga saham dipengaruhi oleh kondisi industri

yang bersangkutan. Pengelompokkan perusahaan tersebut dapat melihat risiko

perusahaan, melalui persaingan, atau proses operasi perusahaannya (Yohana,

2009). Misalnya, risiko operasi perusahaan manufaktur lebih tinggi, karena siklus

yang lebih panjang sehingga perputaran dana menjadi lebih lama dan dibutuhkan

dana operasional yang lebih besar untuk menjalankan operasai perusahaan.

Dengan proses tersebut risiko perusahaan memiliki utang yang tinggi menjadi

besar.

Dari sektor-sektor industri tersebut ada juga dapat terlihat perusahaan yang

harga sahamnya relatif stabil dan ada yang mengalami fluktuasi setiap tahunnya.

Saham yang mempunyai harga tinggi bisa saja menjadi tidak berharga dalam

Page 4: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

4

waktu singkat. Dengan memperhatikan hal ini, jelas risiko yang dialami juga

cukup besar. Oleh karena itu dengan tingkat risiko yang besar seperti itu, investor

berharap akan mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi juga, salah satunya

dalam bentuk dividen.

Dividen bisa juga menjadi sebuah sinyal kepada investor. Apabila perusahaan

tersebut membagikan dividen yang lebih tinggi dapat menunjukan bahwa kondisi

perusahaan tersebut dalam kondisi yang baik dan bisa memberikan keuntungan

pada masa mendatang walaupun sebenarnya kondisi perusahaan memiliki risiko

industri yang cukup tinggi. Seperti yang dijelaskan oleh Modigilani dan Miller

dalam Atmaja LS (2003) dengan ”signalling theory”-nya yang menyatakan

bahwa kenaikan dividen biasanya merupakan suatu ”sinyal” kepada investor

bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa

mendatang. Maka dari itu peneliti tertarik apakah pengklasifikasian industri

tersebut berpengaruh terhadap pembagian hasil keuntungan atau dividen kepada

para pemegang saham; (2) Pengambilan data penelitian-penelitian sebelumnya

hanya menggunakan sampel beberapa perusahaan saja, dalam penelitian kali ini

peneliti ingin mencoba sampel dengan mengambil data seluruh perusahaan yang

listing di BEI yang membagikan dividen, keculali perusahaan yang berada di

sektor keuangan karena pada laporan keuangan sektor industri keuangan memiliki

tipikal yaang jauh berbeda dengan perusahaan-perusahaan pada sektor industri

lainnya; (3) Teknik analisis yang digunakan juga berbeda dari penelitian-

penelitian sebelumnya, yaitu dengan menggunakan teknik analisis regresi data

panel, yaitu gabungan dari data time series (antar waktu), yakni periode 2009-

2010; dan cross section (antar individu atau antar ruang), yakni diteliti bedasarkan

perusahaan beserta dengan pengklasifikasian jenis industrinya yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI).

Persoalan Penelitian

Bedasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dirumuskan di

atas, maka persoalan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 5: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

5

1. Apakah kebijakan utang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan?

2. Apakah profitabilitas mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan?

3. Apakah likuiditas mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan?

4. Apakah kesempatan investasi mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan?

5. Apakah jenis industri mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan?

Manfaat Penelitian

1. Memberikan sumbang saran dan informasi tambahan pengetahuan terutama

dalam hal pengambilan kebijakan dividen yang harus dilakukan manajemen

perusahaan yang terkait dengan variabel kebijakan utang, profitabilitas,

kesempatan investasi, likuiditas dan jenis industri.

2. Memberikan masukan dan tambahan bahan pertimbangan bagi investor untuk

menentukan pilihan dan strategi investasi pada suatu perusahaan baik itu

untuk semua jenis perusahaan.

Landasan Teori dan Perumusan Masalah

Teori Kebijakan Dividen

Dividen dapat diartikan sebagai pembagian laba kepada para pemegang

saham perusahaan sebanding dengan jumlah sahan yang dipegang oleh masing-

masing pemilik (Stice et al, 2005 dalam Suharli, 2004). Dividen merupakan

kompensasi yang diterima oleh pemegang saham (Hanafi, 2004). Ada sejumlah

faktor yang dapat mempengaruhi dalam pembayaran dividen. Faktor-faktor

tersebut saling mempengaruhi untuk menentukan kebijakan dividen yang optimal

bagi perusahaan. Bringham dan Weston (1990:198-2010) dan Atmaja, LS

(2003:285-287) mengkaji beberapa kebijakan dividen :

a) Teori ”The Bird in the Hand”

Gordon dan Litner menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan

naik jika Dividen Payout Ratio (DPR) rendah karena investor lebih suka

Page 6: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

6

menerima dividen daripada capital gain (Atmaja LS 2003:287). Jadi investor

memandang keuntungan yang di dapat dari pembayaran dividen lebih pasti

daripada keuntungan yang diperoleh dari kenaikan harga saham (capital gain).

b) Teori ”Signaling Hypotesis”

Modigilani dan Miller dalam Atmaja LS (2003) berpendapat bahwa suatu

kenaikan dividen biasanya merupakan suatu ”sinyal” kepada investor bahwa

manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa

mendatang, sebaliknya suatu penurunan dividen atau kenaikan dividen dibawah

kenaikan normal (biasanya) diyakini invstor sebagai suatu sinyal bahwa

perusahaan menghadapi masa sulit di waktu mendatang.

c) Teori Residual Dividen

Teori ini menyatakan, perusahaan menetapkan kebijakan dividen setelah

semua investasi yang telah menguntungkan telah habis didanai. Para investor

lebih menyukai jika perusahaan menahan keuntungannya untuk diinvestasikan

lagi, dibandingkan jika keuntungan itu diberikan berupa dividen (Widayanti,

2009). Jadi teori ini menjelaskan bahwa dividen yang dibayarkan kepada pihak

investor merupakan dana sisa (residu) dari kegiatan-kegiatan investasi yang telah

didanai.

Jadi dalam penelitian ini menggunakan rasio pembayaran dividen (dividend

payout ratio) sehingga dalam penelitian ini memfokuskan kepada foktor-faktor

apa saja yang mempengaruhi dividen. Proksi dividen dalam penelitian ini

menggunakan DPR, yaitu Dividen dibagi dengan Earning After Tax.

Teori Keagenan

Manajer dan pemegang saham merupakan orang yang berbeda. Manajer

dipandang sebagai agen dari pemilik atau pemegang saham (Widayanti, 2009).

Seringkali managemen dan pemegang saham memiliki kepentingan yang berbeda

dan bertentangan sehingga dapat terjadi konflik di dalamnya. Kebijakan dividen

terkait dengan hubungan antara manajer dengan pemegang saham yang memiliki

Page 7: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

7

kepentingan berbeda diantaranya manajer menghendaki pembagian dividen kecil

karena perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk membayar utang

perusahaan yang tinggi, atau perusahaan membutuhkan dana yang besar juga

untuk mendanai kegiatan investasinya, sementara para pemegang saham

menghendaki pembagian dividen yang besar. Perbedaan antara kepentingan

pemilik atau pemegang saham dan kepentingan manajer tersebut menimbulkan

apa yang disebut dengan masalah keagenan (agency problem) (Widayanti, 2009).

Kebijakan Utang

Rasio manajemen utang adalah seberapa jauh perusahaan menggunakan

pendanaan melalui utang, atau pengungkit keuangan (financial laverage)

(Bringham dan Houston, 2004:101). Financial laverage menunjukan proporsi atas

penggunaan utang untuk membiayai investasinya (Sartono RA, 2001:120). Rasio

total utang terhadap total aktiva, yang umumnya disebut sebagai rasio utang (debt

ratio), akan mengukur persentase dari dana yang diberikan para kreditur

(Bringham dan Houston, 2004:103). Semakin tinggi rasio hutang ini menunjukan

bahwa sebagian aktivitas operasi perusahaan didanai dari pinjaman utang. Oleh

karena itu ketergantungan perusahaan kepada pihak eksternal (kreditur) juga

tinggi yang mengakibatkan biaya utang (biaya bunga) yang harus diberikan

kepada kreditur juga semakin besar. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap

profitabilitasnya.

Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono RA,

2001:122). Puspita (2009) menyatakan Return On Asset adalah tingkat

keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan

operasionalnya yang diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax)

terhadap total asetnya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka

menghasilkan keuntungan perusahaan. Dengan demikian rasio ini yang nantinya

Page 8: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

8

dipakai oleh investor atau pemegang saham untuk melihat keuntungan yang akan

diterima, baik yang secara langsung dibagikan dalam bentuk dividen, ataupun

keuntungan tersebut diinvestasikan lagi ke dalam perusahaan dalam bentuk laba

ditahan.

Likuiditas

Aktiva liquid (liquid asset) adalah aktiva yang diperdagangkan dalam suatu

pasar yang aktif sehingga akibatnya dapat dengan cepat diubah menjadi kas

dengan menggunakan harga pasar yang berlaku (Bringham dan Houston,

2004:95). Aktiva-aktiva liquid tersebut dapat dianalisis untuk dapat memberikan

sebuah ukuran likuiditas yang cepat dan mudah untuk digunakan, yaitu dengan

menganalisis rasio dengan menghubungkan jumlah kas dengan aktiva lancar

lainnya dengan kewajiban lancar.

Posisi likuiditas dapat mempengaruhi dalam pembagian dividen, karena

dividen merupakan salah satu arus kas keluar (cash outflow), jadi semakin tinggi

posisi likuiditas perusahaan semakin besar kemungkinan perusahaan membayar

dividen.

Kesempatan Investasi

Apabila kondisi perusahaan sangat baik maka pihak manajemen akan

cenderung lebih memilih investasi baru daripada membayar dividen yang tinggi

(Suharli, 2007). Dana yang didapat dari profit perusahaan akan digunakan untuk

mendanai kegiatan investasi yang menguntungkan daripada dibagikan dalam

bentuk dividen. Investment Opportunity Set (IOS) adalah set kesempatan investasi

yang merupakan pilihan investasi di masa yang akan datang dan mencerminkan

adanya pertumbuhan aktiva dan ekuitas (Sari, 2010). Proksi IOS yang digunakan

dalam penelitian ini adalah market to book value of asset ratio. Proksi ini dipilih

karena nilai pasar mencerminkan adanya pertumbuhan aktiva dan kesempatan

investasi di masa yang akan datang (Tjandra, 2005 dalam Sari, 2010).

Page 9: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

9

Jenis Industri

Profil perusahaan telah diidentifikasi sebagai faktor potensial yang

mempengaruhi praktek pengungkapan sosial perusahaan jadi luas pengungkapan

dalam laporan tahunan mungkin tidak sama untuk semua sektor ekonomi (Erdanu,

2010). Perusahaan-perusahaan publik yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia

(BEI) diklasifikasikan menurut sektor industri yang telah ditetapkan oleh BEI.

Istilah industri sering diidentifikasikan sebagai kegiatan ekonomi manusia

yang mengolah barang mentah (bahan baku) menjadi barang setengah jadi atau

barang mentah menjadi barang jadi. Menurut Ruhimat dan Mustar (2008) industri

dapat diartikan sebagai semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang

sifatnya produktif dan bersifat komersial untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Perusahaan-perusahaan publik yang tercatat di dalam Bursa Efek Jakarta (BEI)

diklasifikasikan menurut sektor industri yang ditetapkan oleh BEI yang disebut

dengan Jakarta Stock Industrial Classification (JASICA). JASICA indeks tahun

2010 mengelompokan perusahaan-perusahaan tersebut ke dalam sembilan sektor

industri, yaitu (1) Sektor Pertanian (Agriculture); (2) Sektor Pertambangan

(Mining); (3) Sektor Industri Dasar dan Kimia (Basic Industry and Chemicals);

(4) Sektor Aneka Industri (Miscellaneous Industry); (5) Sektor Industri Barang

Konsumsi (Consumer Goods Industry); (6) Sektor Properti dan Real Estate

(Property and Real Estate); (7) Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi

(Infrastucture, Utilities and Transportation); (8) Sektor Keuangan (Finence); dan

yang terakhir, (9) Sektor Perdagangan Jasa dan Investasi (Trade, Service, and

Investment). Dalam penelitian ini tidak dimasukan perusahaan sektor keuangan

karena laporan keuangan perusahaan dari jenis industri keuangan memiliki

karakteristik yang berbeda dari perusahaan-perusahaan di sektor industri lainnya.

Jadi dalam penelitian ini hanya menggunakan delapan jenis industri saja.

Page 10: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

10

Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

Kebijakan Utang terhadap Kebijakan Dividen

Dalam penelitian Nuringsih (2005), menunjukan bahwa penggunaan utang

yang tinggi, perusahaan cenderung membayar dividen rendah, dengan keputusan

ini perusahaan masih memiliki laba ditahan yang digunakan sebagai cadangan

menutup utang. Kebijakan dividen rendah berdampak positif bagi pihak kreditur

karena kepentingan mereka diperhatikan karena sebagian laba yang diperolah

digunakan untuk melaksanakan kewajibannya kepada kreditur. Sebaliknya,

perusahaan dengan utang rendah pembagian dividen kepada pemegang saham

cenderung lebih tinggi karena perusahaan memiliki beban bunga yang kecil

sehingga laba perusahaan dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan

pemegang saham. Bedasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan adalah:

H1: Kebijakan utang berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

Profitabilitas terhadap kebijakan dividen

Menurut Puspita (2009) profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap

kebijakan dividen karena peningkatan profitabilitas (ROA) disebabkan laba yang

dihasilkan berupa earning after tax juga mengalami kenaikan, sehingga

perusahaan yang memiliki laba yang besar akan menentukan kebijakan dividen

kepada pemegang saham yang lebih besar. Profitabilitas berpengaruh terhadap

kebijakan dividen karena dividen adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh

perusahaan, oleh karena itu dividen dibagikan lebih besar apabila perusahaan

memperoleh keuntungan yang besar juga. Jadi semakin besar keuntungan yang

diperoleh maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar

dividen. Bedasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan adalah sebagai

berikut:

H2: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

Page 11: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

11

Likuiditas terhadap kebijakan dividen

Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam

banyak keputusan dividen karena dividen merupakan arus kas keluar maka

semakin besar posisi kas dan likuiditas menyeluruh dari perusahaan semakin besar

kemampuannya untuk membayar dividen (Van Horne, 1998, hlm.37 dalam

Prabawa, 2006). Apabila perusahaan tidak likuid maka hal ini akan

mempengaruhi pembayaran dividen kepada pemegang saham. Berdasarkan dari

uraian tersebut hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

H3: Likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Dividen

Dalam penelitian Suharli (2010) kesempatan investasi berpengaruh negatif

terhadap kebijakan dividen. Hal ini dikarenakan apabila kondisi perusahaan

sedang memiliki kesempatan investasi yang baik maka setiap dana yang tersedia

di perusahaan akan cenderung digunakan untuk mendanai kegiatan investasi

tersebut daripada dibagikan untuk pembayaran dividen kepada pihak investor.

Bedasarkan uraian tersebut hipotesis yang diajukan adalah seperti berikut:

H4: Kesempatan investasi berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

Jenis Industri terhadap Kebijakan Dividen

Bedasarkan teori yang diuraikan sebelumnya, bahwa pengelompokan industri

bedasarkan dengan kegiatan operasionalnya, dan juga perkembangan saham-

saham perusahaan, karena harga saham dipengaruhi oleh kondisi industri yang

bersangkutan. Pengelompokkan perusahaan tersebut dapat melihat risiko

perusahaan, melalui persaingan, atau proses operasi perusahaannya (Yohana,

2009). Misalnya, risiko operasi perusahaan manufaktur lebih tinggi, karena siklus

yang lebih panjang sehingga perputaran dana menjadi lebih lama dan dibutuhkan

dana operasional yang lebih besar untuk menjalankan operasai perusahaan.

Dengan proses tersebut risiko perusahaan memiliki utang yang tinggi menjadi

besar. Dari sektor-sektor industri tersebut ada juga dapat terlihat perusahaan yang

harga sahamnya relatif stabil dan ada yang mengalami fluktuasi setiap tahunnya.

Saham yang mempunyai harga tinggi bisa saja menjadi tidak berharga dalam

Page 12: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

12

waktu singkat. Dengan memperhatikan hal ini, jelas risiko yang dialami juga

cukup besar. Oleh karena itu dengan tingkat risiko yang besar seperti itu, investor

berharap akan mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi juga, salah satunya

dalam bentuk dividen. Jadi hipotesis yang dapat ditarik adalah :

H5: Jenis Industri berpengaruh terhadap kebijakan dividen

Gambar 1

Model Penelitian untuk menduga pengaruh kebijakan utang, profabilitas,

likuiditas, kesempatan investasi, dan jenis industri terhadap kebijakan

dividen.

Kebijakan Utang

Profitabilitas

Likuiditas

Kesempatan

Investasi

Jenis Industri

Kebijakan Dividen

Page 13: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

13

Metodelogi Penelitian

Pada bagian ini dijelaskan tentang jenis dan sumber data, penentuan

populasi beserta teknik pengambilan sampelnya, variabel penelitian dan

pengukurannya, dan teknik analisisnya.

Jenis dan Sumber data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang meliputi laporan keuangan

tahunan perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun

2009-2010 serta data dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) periode

2010. Dalam rangka penulisan skripsi ini, periode waktu yang digunakan untuk

pengamatan selama 2 tahun berturut-turut.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2006 dalam Guntur,

2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan

yang terdaftar di BEI sesuai dengan pengklasifikasian BEI periode 2009-2010

kecuali perusahaan-perusahaan yang berada di sektor keuangan. Sampel

merupakan bagian dari populasi yang terdiri dari elemen-elemen yang diharapkan

memiliki karakteristik yang sama dengan populasi (Sekaran, 2003 dalam Sari,

2010). Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu purposive

sampling untuk mewakili populasi. Sampel yang didapatkan harus memenuhi

kriteria yaitu sebagai berikut :

1. Perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan 2 tahun berturut-turut,

yaitu tahun tahun 2009 sampai dengan 2010

2. Perusahaan yang membagikan dividen berturut-turut pada periode 2009-

2010

3. Perusahaan yang memiliki informasi keuangan (ROA, total asset lancar,

total utang lancar, kapitalisasi pasar, jumlah saham yang beredar dan

closing price) pada periode 2009-2010.

Page 14: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

14

Pengukuran variabel

Variabel dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen. Proksi

yang digunakan adalah Dividen Payout Ratio (DPR), kerena dividen yang

dimaksud adalah bagian dari laba bersih yang diberikan perusahaan kepada para

pemegang saham (Suharli, 2007, dan Sari, 2010)

Dividen Payout Ratio (DPR) =

Variabel independen

Dalam penelitian ini menggunakan 5 variabel independen, baik

berpengaruh secara positif maupun negatif. Variabel-variabel tersebut adalah,

kebijakan utang, profitabilitas, likuiditas, kesempatan investasi dan jenis industri,

yang diproksikan dengan “Debt to Asset Ratio (DAR)” untuk kebijakan utang,

“Return on Aset (ROA)” untuk profitabilitas, “Cash Ratio” untuk likuiditas,

“Market to Book Value Asset (MBVA)” untuk kesempatan investasi, dan untuk

variabel jenis industri di-coding dengan menggunakan kode jenis industrinya

sesuai dengan pengklasifikasian oleh BEI. Berikut ini adalah perhitungan dari

proksi variabel-variabel tersebut:

DAR =

ROA =

Cash Ratio =

MBVA =

Keterangan :

Page 15: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

15

Nilai Pasar = (Total Aset – Total Ekuitas) + (jumlah saham yang beredar

x closing price)

Nilai Buku Aset = Total Aset

Teknik Analisis

Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan regresi data panel, yaitu

gabungan dari data time series (antar waktu) dan cross section (antar individu atau

antar ruang), sehingga regresi dengan menggunakan data panel disebut dengan

model regresi data panel (Gujarati, 2003). Dalam penelitian ini pengolahan data

menggunakan software Limdep. Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang

diajukan mengenai hubungan variabel dependen yang diwakili oleh rasio

pembayaran dividen dan variabel independen yang diwakili kebijakan utang,

profitabilitas, posisi likuiditas, kesempatan investasi dan jenis industri dengan

menggunakan beberapa pengujian yang dikemukakan dengan model regresi data

panel. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian statistik deskriptif dan regresi

data panel dengan sebelumnya melakukan uji Hausman untuk menentukan tehnik

fixed effect atau random effect yang digunakan untuk menguji regresinya.

Adapun model persamaan yang digunakan dan akan diuji dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

DPR = + DAR + ROA + Cash Ratio + MBVA + JENIS + e

Analisis Dan Pembahasan

Gambaran umum objek penelitian

Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2010. Berdasarkan kriteria

sampel yang dikumpulkan maka diperoleh 70 perusahaan yang memenuhi kriteria.

Pada penelitian ini, data diperoleh berdasarkan pada tahun penelitiaan bukan

bedasarkan jumlah perusahaan.

Page 16: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

16

Pada tabel ini di bawah ini disajikan hasil seleksi sampel dengan metode

purposive sampling, yaitu :

Tabel 1. Seleksi Sampel

Keterangan

Jumlah

Jumlah awal perusahaan listing BEI 431

Pelanggaran kriteria 1:

7 Perusahaan tidak mengeluarkan laporan keuangan selama 2 tahun

berturut-turut, yaitu tahun 2009 sampai dengan 2010

Pelanggaran kriteria 2:

282 Perusahaan tidak membagikan dividen berturut-turut pada periode

2009-2010

Pelanggaran kriteria 3:

72

Perusahaan tidak memiliki salah satu informasi keuangan (ROA,

Current Ratio, DAR, total aset, total ekuitas, jumlah saham yang

beredar dan closing price (perusahaan di sektor keuangan)

Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria 70

Sumber : data sekunder yang diolah, 2012

Pembahasan

Penelitian ini menguji hipotesis yang dikemukakan dengan model analisis

regresi data panel. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian Statistik Deskriptif,

dan uji Hausman untuk menentukan apakah yang dipakai tehnik fixed effect atau

random effect.

Page 17: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

17

Tabel 2

Pengujian statistik Deskriptif

Variabel Mean Std. Dev. Minimum Maximum Cases

DPR 0.38 0.31 0.001 1.51 140

DAR 0.41 0.18 0.009 0.89 140

ROA 0.12 0.10 0.008 0.82 140

CR 2.79 3.15 0.17 27.20 140

MBVA 2.58 3.13 0.38 18.51 140

Sumber : data sekunder yang diolah, 2012

Dari tabel di atas menunjukan bahwa jumlah data yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 140 sampel data, yaitu dari 70 data observasi perusahaan

selama dua tahun. Tabel di atas juga menunjukan bahwa rata-rata masing-masing

variabel-variabel menunjukan angka positif. Dari 140 sampel tersebut dapat

diketahui variabel dividen (DPR) mempunyai mean 0.38 dan standar deviasi

sebesar 0.31. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata perusahaan sampel

membagikan dividen pada tingkatan yang cukup tinggi yaitu 38% dari laba yang

dimiliki, padahal rata-rata profitabilitas (ROA) sampel perusahaan hanya sebesar

12%. Nilai minimum DPR yaitu 0,1% yaitu pada PT Multi Bintang Indonesia

Tbk, sedangkan nilai maksimumnya 151% yaitu dialami oleh PT GoodYear

Indonesia Tbk. Profitabilitas terendah didapat dari PT Sumi Kabel Indonesia Tbk,

yaitu hanya sebesar 0.8%, sedangakan profitabilitas tertinggi didapat dari PT

Petrosa Tbk yaitu mencapai 82%.

Variabel kebijakan utang (DAR) memiliki nilai rata-rata 0.41 dan standar

deviasi sebesar 0.41. Hal ini menunjukan bahwa satu utang perusahaan akan

ditanggung oleh aset sebesar 0.41. Ini menunjukan bahwa sampel perusahaan

mempunyai rata-rata tingkat utang yang cukup tinggi, yaitu sebesar 41%. Dilihat

dari rata-rata ketiga variabel, yaitu DPR, ROA, dan DAR, menunjukan bahwa

walaupun rata-rata perusahaan memiliki tingkat utang yang lebih tinggi dari

profitabilitasnya, perusahaan mampu juga memberikan dividen pada tingkat yang

Page 18: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

18

cukup besar. Hal ini mengindikasikan bahwa perushaan ingin memberikan sinyal

kepada investor walaupun perusahaan tersebut memiliki tingkat hutang yang

cukup tinggi, tetapi perusahaan tersebut masih layak untuk diinvestasikan karena

masih dapat memberikan tingkat pengembalian yang cukup besar. Nilai

maksimum DAR perusahaan sebesar 89% yang dialami oleh PT Multi Bintang

Indonesia Tbk, yang menunjukan bahwa aset PT Multi Bintang Indonesia Tbk

sebagian besar didapat karena melakukan pinjaman yaitu sebasar 89%, terlihat

pada laporan keuangan PT Multi Bintang Indonesia Tbk tahun 2009 (lihat

lampiran 8) yang memilki total aset sebesar Rp. 993.465 juta tetapi memiliti total

utang sebesar Rp. 888.122 juta. Nilai minimum DAR dialami oleh PT Sampoerna

Agro Tbk yaitu sebesar 0.9%.

Variabel likuiditas (CR) memiliki nilai rata-rata 2.79 dan standar deviasi

sebesar 3.15. Hal ini menunjukan bahwa variabel CR memiliki sebaran yang

cukup besar karena standar deviasi lebih besar daripada nilai rata-ratanya. Rata-

rata perusahaan memiliki nilai likuiditas sebesar 2.79 kali, yang artinya bahwa

setiap utang lancar dapat dibiayai oleh aset lancar sebanyak 2.79 kali. Pada PT

Gudang Garam Tbk, memiliki nilai maksimum yang tinggi, yaitu sebesar 27.2

kali, dan CR tingkat minimum didapat pada PT Duta Graha Indah Tbk, yaitu

sebesar 0.17 kali.

Variabel kesempatan Investasi (MBVA) memiliki nilai rata-rata 2.58 dan

standar deviasi sebesar 3.13. Hal ini juga menunjukan bahwa variabel MBVA

memiliki sebaran yang cukup besar karena standar deviasi lebih besar daripada

nilai rata-ratanya. Rata-rata perusahaan memiliki kesempatan investasi sebesar

2.58 kali, yang berarti harga pasar lebih besar 2.58 kali daripada nilai buku

asetnya. Untuk nilai minimum variabel MBVA perusahaan sampel sebesar 0.38

(PT Colorpak Indonesia Tbk) dan nilai maksimumnya sebesar 18.51 (PT

Perusahaan Gas Negara Persero).

Untuk variabel jenis industri, informasi tentang sampel dapat dilihat dari

tabel berikut:

Page 19: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

19

Tabel 3

Jumlah Sampel Jenis Industri

Kode Jenis

Jenis Industri Jumlah

perusahaan

Jumlah yang membagikan

dividen Persentase

1 Pertanian 21 3 14.29%

2 Pertambangan 30 5 16.67%

3 Industri Dasar dan Kimia 64 16 25.00%

4 Aneka Industri 48 14 29.17%

5 Industri Barang Konsumsi 35 16 45.71%

6 Properti, Real Estate dan Konstruksi Bangunan 61 9 14.75%

7 Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 29 2 6.90%

8 Perdagangan Jasa dan Investasi 71 5 7.04%

Sumber : data sekunder yang diolah, 2012

Dari tabel di atas menunjukan bahwa angka 1 (satu) sampai dengan 8

(delapan) pada kolom kode jenis industri (JENIS) menunjukan klasifikasi sektor

industri dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Jenis-jenis industri tersebut diberi kode

angka 1 sampai dengan 9 sebagai berikut secara berurutan adalah: (1) Pertanian;

(2) Pertambangan; (3) Industri Dasar dan Kimia; (4) Aneka Industri; (5) Industri

Barang Konsumsi; (6) Properti, Real Estate dan Konstruksi Bangunan; (7)

Infrastruksur, Utilitas dan Transportasi; serta (8) Perdagangan, jasa dan Investasi.

Untuk sektor keuangan tidak dimasukan ke dalam penelitian karena ada beberapa

faktor yang kurang informatif dalam pengolahan data penelitian ini. Seperti di

dalam laporan keuangan perusahaan sektor keuangan tidak mengklasifikasikan

nilai aset lancar dan aset tetap, sehingga dalam perhitungan current ratio-nya

tidak bisa dilakukan. Dari tabel di atas juga menunjukan bahwa jenis industri yang

memiliki proporsi paling banyak mengeluarkan dividen selama 2 (dua) tahun

berturut-turut dari tahun 2009 sampai dengan 2010 adalah dari jenis industri

Barang Konsumsi, yaitu sama-sama sebesar 45.71% atau 16 perusahaan dari 35

perusahaan yang membagikan dividen dalam kurun waktu tersebut, sedangkan

yang paling sedikit membagikan dividen selama kurun waktu 2009-2010 adalah

dari jenis industri Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi, yaitu hanya 6.9% dari

Page 20: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

20

total perusahaan yang berada pada sektor industri Infrastruktur, Utilitas, dan

Transportasi.

Pengujian hipotesis

Dalam pengujian hipotesis ini DAR, ROA, CR MBVA, dan JENIS

sebagai variabel bebas (independent variable) dan DPR sebagai variabel terikat

(dependent variable). Untuk menentukan tehnik analisis regresi data panel

memakai tehnik fixed effect atau random effect, maka dilakukan uji Hausman

(dapat dilihat dilampiran). Hasil uji Hausman untuk mengetahui tehnik yang

digunakan, yaitu sebagai berikut :

Ho : Random Effect

Ha : Fixed Effect

Hasil pengujian Hausman menghasilkan nilai P-Value = 0.163906 yang

artinya, p-value>α, Ho diterima (lihat di lampiran 5), jadi dalam pemilihan tehnik

analisis regresi dalam pengujian ini digunakan tehnik random effect. Rangkuman

hasil data dengan tehnik random effect ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 4

Hasil Uji Regresi Data Panel 2009-2010 (Random effect)

Variabel Koefisiensi Standard Error b/St.Er. P[|Z|>z] Mean of X

DAR -0.391 0.168 -3.097 0.020* 0.413

ROA 0.547 0.278 1.966 0.049* 0.129

CR -0.003 0.008 -0.412 0.680 2.796

MBVA 0.0003 0.009 0.042 0.966 2.586

JENIS 0.013 0.017 0.797 0.425 4.428

keterangan: * Signifikan 5% (P-value < 0.05)

Sumber : data sekunder yang diolah, 2012

Bedasarkan tabel diatas, maka uji regresi data panel dari perusahaan sampel

penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :

Hasil analisis untuk menduga pengaruh yaitu kebijakan dividen yang

diproksikan oleh DAR terhadap kebijakan dividen yang diproksikan oleh DPR.

Page 21: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

21

H1 dalam penelitian ini diterima karena DAR memiliki nilai signifikansi lebih

kecil dari tingkat signifikansi 0,05 dan memiliki nilai koefisiensi negatif. Hasil

yang diperoleh ini sesuai dengan penelitian terdahulu yaitu Nuringsih (2005),

Dewi (2008), dan Sari (2010) yang menyebutkan bahwa DAR mempengaruhi

DPR secara signifikan. Hal ini menunjukan bahwa apabila perusahaan memiliki

tingkat utang yang tinggi maka dana yang dimiliki perusahaan akan digunakan

untuk pembayaran kewajiban kepada kreditur terlebih dahulu daripada digunakan

untuk pembayaran dividen kepada pihak investor.

Bedasarkan tabel hasil analisis tersebut, pengujian dilakukan terhadap

profitabilitas (ROA) diperoleh nilai signifikan lebih kecil dari nilai signifikansi

0.05 dan memiliki nilai koefisien positif. Dengan demikian hipotesis H2 dalam

penelitian ini diterima. Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

dividen. Hal ini dikarenakan bahwa profitabilitas (ROA) yang baik bisa

membayar dividen atau meningkatkan dividen. ROA mengalami peningkatan

karena laba yang dihasilkan (earning after tax) juga mengalami kenaikan, dengan

begitu aliran kas yang masuk ke perusahaan juga mengalami peningkatan

sehingga dana untuk mensejahterakan para pemegang saham melalui dividen juga

meningkat, jadi perusahaan yang memiliki profitabilitas atau aliran kas yang baik

bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Hal sebaliknya akan terjadi

jika aliran kas atau profitabilitasnya tidak baik. Hasil analisis ini sesuai dengan

penelitian sebelumnya bahwa penghasilan yang tinggi melalui aset yang dimiliki

yang tercermin dari ROA menunjukan pengaruh positif terhadap kebijakan

dividen (Puspita, 2009).

Hasil pengolahan data juga menunjukan bahwa likuiditas perusahaan yang

diproksikan oleh current ratio tidak memiliki nilai signifikan lebih besar dari nilai

signifikansi 0.05, yang menunjukan bahwa hipotesis ditolak, artinya tidak ada

pengaruh positif dan signifikan dari likuiditas terhadap dividen payout ratio.

Current ratio menunjukan bahwa seberapa besar utang jangka pendek perusahaan

dapat dijamin dengan aset lancar yang dimiliki perusahaan. Investor ingin

menginvestasikan sebagian dananya dengan mengharapkan keuntungan yang

Page 22: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

22

didapat dalam jangka waktu yang panjang. Maka dari itu hal yang diperhatikan

investor tidak hanya dengan kemampuan perusahaan membayar utang jangka

pendeknya, melainkan kewajiban jangka panjangnya tentu juga menjadi perhatian

bagi para investor. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Tarigan dan Sigiharto

(2010) yang menyebutkan bahwa likuiditas yang diproksikan dengan current ratio

tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR). Hal ini

mengindikasikan bahwa current ratio tidak dipertimbangkan dalam kebijakan

manajemen mengeluarkan dividen.

Pengujian selanjutnya dilakukan terhadap variabel kesempatan investasi

yang diproksikan dengan Market to Book Value Asset. Dari hasil perhitungan

analisis regresi data panelnya dapat diperoleh bahwa nilai signifikan lebih besar

dari nilai signifikansi 0.05, yang berarti bahwa veriabel kesempatan investasi

tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, maka H4 ditolak. Secara

umum perusahaan sampel adalah perusahaan yang mapan yang sudah beroperasi

dalam kurun waktu yang lama, sehingga walaupun perusahaan memiliki

kesempatan investasi yang besar, perusahaan tidak akan mengubah atau

mengurangi proporsi pembagian dividen karena telah memiliki banyak cadangan

laba ditahan (retained earning). Hasil ini sesuai dengan penelitian Sari (2010)

yang menyebutkan bahwa kesempatan investasi tidak berpengaruh negatif

terhadap kebijakan dividen.

Variabel jenis industri ternyata tidak memiliki pengaruh secara signifikan

terhadap dividen payout ratio yang ditunjukan pada hasil analisis regresi data

panel memiliki nilai signifikan diatas nilai signifikansi 0.05. Hal ini disebabkan

karena variabel jenis industri diukur hanya bedasarkan kode jenis industri saja,

tidak diklasifikasikan bedasarkan risiko atau hal-hal lain yang mempengaruhi

masing-masing jenis industri tersebut. Variabel jenis industri ini diuji secara

langsung tanpa memperhatikan variabel perantaranya yang mungkin bisa menjadi

faktor pendukung dalam pengklasifikasian jenis industri oleh BEI, seperti risiko

atau kondisi pasar dari masing-masing industri tersebut. Inilah yang mungkin

membuat hasil regresinya menjadi tidak signifikan.

Page 23: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

23

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Bedasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan

terhadap permasalahan penelitian yang diajukan dengan sampel penelitian,

dimana jumlah sampel yang digunakan yaitu 70 perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia namun bukan perusahaan jenis industri perbankan dan

keuangan lainnya, maka dapat ditarik kesimpulan:

Variabel kebijakan utang (DAR) berpengaruh negatif signifikan terhadap

kebijakan dividen (dividen payout ratio). Hal ini membuktukan bahwa

apabila perusahaan memiliki utang yang tinggi cenderung akan

membagikan dividen yang rendah karena perusahaan memiliki beban

bunga yang tinggi sehingga keuntungan yang diperoleh diprioritaskan

kepada pihak kreditur daripada kesejahteraan pemegang saham.

Variabel profitabilitas (ROA) berpengaruh positif terhadap kebijakan

dividen (DPR). Hal ini menunjukan bahwa perusahaan dapat membayar

dividen yang lebih besar karena mengalami peningkatan profitabilitas

perusahaan.

Variabel likuiditas, kesempatan investasi, dan jenis industri sama-sama

tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR). Ini

menunjukan bahwa likuiditas, kesempatan investasi, dan jenis industri

tidak menjadi pertimbangan manajemen perusahaan dalam mengambil

kebijakan pembayaran dividen.

Keterbatasan dan Saran

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah variabel jenis industri diukur

hanya dengan menggunakan kode masing-masing jenis industri saja, tidak

menggunakan variabel perantaranya yang menjadi dasar pengklasifikasian jenis

Page 24: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

24

industri tersebut. Untuk penelitian dengan variabel jenis industri selanjutnya diuji

dengan menggunakan variabel perantaranya, seperti risiko masing-masing

industri, kondisi pasar masing-masing industri dan lain sebagainya.

Page 25: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

DAFTAR PUSTAKA

Anggara, Maulana Setya. “Hubungan Biaya Keagenan, Resiko Pasar dan

Kesempatan Investasi dengan Kebijakan Dividen pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta” Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Indonesia: 2010

Atmaja, Lukas Setia. 2003. “Manajemen Keuangan” Edisi Revisi dilengkapi

soal-jawab. Yogyakarta: ANDI

Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F, 2001. “Manajemen Keuangan” Edisi

ke-8 Terjemahan, Jakarta: Erlangga.

Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2001. “Manajemen Keuangan” Edisi

ke-9 Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2006. “Dasar-dasar Manajemen

Keuangan” Edisi ke-10 Terjemahan. Salemba Empat: Jakarta

Dewi, Christianty Sisca, “Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan

Konstitusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen” Jurnal Bisnis Dan

Akuntansi Vol. 10, No. I , April 2008, 47 – 58

Guzarati, Damodar N. 2003. “Basics Econometrics”. Fourth Edition. New York:

Mc Graw Hill.

Nuringsih, Kartika “Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan

Utang, ROA, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen”

Jurnal Akuntansi Keuangan Indonesia, 2005

Puspita, Fira. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan

Dividen Payout Ratio” Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro:

2009

Page 26: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

Ruhimat, Mamat, dkk. 2008. “Persiapan UN Geografi SMA/MA” Bandung:

Grafindo Media Pratama

Sari, Ratih Fitria, “Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan

Utang, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Kesempatan

Investasi Terhadap Kebijakan Dividen” Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret, Surakarta: 2010

Sartono, R. Agus. 2001. “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi” Edisi 4.

BPFE-UGM: Yogyakarta

Suharli, Michell, “Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set

Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai

Variabel Penguat” Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 1, Mei

2007: 9-17

Tarigan, Immi Fiska dan Sugiharto, Toto, “Influence of ROI, Cash Ratio,

Current Ratio, Debt to Total Asset (DTA) and Earnings Pershare on

Dividend Policy (House/Dividend Payout Ratio). Fakultas Ekonomi

Universitas Gunadarma: 2010

Warnida, Denny Yohana, “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Klasifikasi

Industri, Pertumbuhan Dan Risiko Terhadap Leverage Perusahaan

Publik Di Indonesia”. Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang:

2009

Wahidahwati, 2002, ”Kepemilikan Manajerial dan Agency Conflicts: Analisis

Simultan Non Linier dari Kepemilikan Manajerial. Penerimaan

Risiko (Risk Taking), Kebijakan Utang dan Kebijakan Dividend”,

Jurnal Simposium Nasional Akuntansi V, Hal: 601-625

Widayanti, Rita, dkk. 2009. “Manajemen Keuangan” Edisi ke-2. Salatiga:

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

Page 27: Analisis Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2653/2/T1_232008248_Full... · kas dari perusahaan tersebut sehingga likuiditas perusahaan

www.idx.co.id

http://sahamok.com/pasar-modal/emiten/daftar-perusahaan-publik-terbuka-tbk-

emiten-bei-bursa-efek-indonesia/

http://www.duniainvestasi.com/bei/

http://pedagangsaham.com/index.php?option=com_content&view=article&id=104&Ite

mid=21