Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Indriyani (2005) dalam penelitiannya menyatakan bahwa masa kerja, usia dan jumlah tanggungan keluarga merupakan faktor-faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja wanita pada industri kecil jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo. Dari analisisnya dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda, didapatkan bahwa peningkatan masa kerja akan meningkatkan produktivitas, dan jumlah tanggungan keluarga akan meningkatkan pengeluaran rumah tangga sehingga tenaga kerja wanita berusaha untuk meningkatkan produktivitas, sedangkan peningkatan atau penambahan usia akan menurunkan produktivitas tenaga kerja wanita. Kemudian masa kerja juga memberikan pengaruh yang paling dominan terhadap produktivitas tenaga kerja wanita pada industri kecil jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo. Menurut penelitian Yunianti (2006), secara keseluruhan faktor curahan waktu kerja, umur, upah, pengalaman kerja dan tingkat pendidikan mempengaruhi besarnya produktivitas tenaga kerja wanita pada industri emping melinjo di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Upah tenaga kerja mempengaruhi besarnya produktivitas tenaga kerja dimana semakin besar upah akan semakin meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Menurut Indrawati dan Llewelyn (1999) dalam penelitiannya membuktikan bahwa model kuadrat menjadi model regresi yang paling tepat untuk digunakan. Pengalaman kerja tidak berpengaruh tetapi umur mempunyai hubungan yang negatif dan signifikan dengan produktivitas dan pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan. Tingkat pendidikan tidak dapat diabaikan tetapi menjadi kurang penting dibandingkan dengan umur. Orang yang lebih muda menjadi lebih 11

Transcript of Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

Page 1: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Indriyani (2005) dalam penelitiannya menyatakan bahwa masa

kerja, usia dan jumlah tanggungan keluarga merupakan faktor-faktor

sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja

wanita pada industri kecil jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo. Dari

analisisnya dengan menggunakan metode analisis regresi linear

berganda, didapatkan bahwa peningkatan masa kerja akan meningkatkan

produktivitas, dan jumlah tanggungan keluarga akan meningkatkan

pengeluaran rumah tangga sehingga tenaga kerja wanita berusaha untuk

meningkatkan produktivitas, sedangkan peningkatan atau penambahan

usia akan menurunkan produktivitas tenaga kerja wanita. Kemudian masa

kerja juga memberikan pengaruh yang paling dominan terhadap

produktivitas tenaga kerja wanita pada industri kecil jamu tradisional di

Kabupaten Sukoharjo.

Menurut penelitian Yunianti (2006), secara keseluruhan faktor

curahan waktu kerja, umur, upah, pengalaman kerja dan tingkat

pendidikan mempengaruhi besarnya produktivitas tenaga kerja wanita

pada industri emping melinjo di Kecamatan Kartasura Kabupaten

Sukoharjo. Upah tenaga kerja mempengaruhi besarnya produktivitas

tenaga kerja dimana semakin besar upah akan semakin meningkatkan

produktivitas tenaga kerja.

Menurut Indrawati dan Llewelyn (1999) dalam penelitiannya

membuktikan bahwa model kuadrat menjadi model regresi yang paling

tepat untuk digunakan. Pengalaman kerja tidak berpengaruh tetapi umur

mempunyai hubungan yang negatif dan signifikan dengan produktivitas

dan pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan. Tingkat

pendidikan tidak dapat diabaikan tetapi menjadi kurang penting

dibandingkan dengan umur. Orang yang lebih muda menjadi lebih

11

Page 2: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

produktif dalam analisis ini, dikarenakan mereka lebih semangat atau

dapat bekerja lebih keras.

Purnamasari dan Darmansyah (2005) dalam jurnalnya,

menyatakan bahwa tenaga kerja wanita PT Misaja Mitra berperan baik

dalam kegiatan produktivitas perusahaan. Kondisi tersebut ditunjukkan

dari nilai rata-rata skor empat indikator yaitu antara lain : prestasi yang

dicapai berdasarkan target produksi dan kemampuan kerja, serta curahan

waktu kerja reguler dan tambahan yang dipenuhi, yaitu sebesar 4,00 yang

bermakna baik. Dengan demikian tenaga kerja wanita telah

melaksanakan kewajibannya dengan baik. Kesejahteraan yang diberikan

oleh pihak perusahaan PT Misaja Mitra terhadap tenaga kerja wanitanya

berdasarkan tujuh indikator yaitu kesesuaian terhadap nilai upah,

kelancaran pembayaran upah, pemberian tunjangan/insentif tambahan,

pelayanan kesehatan/pengobatan dan keselamatan kerja, proses

pemberian cuti hamil/melahirkan dan cuti tahunan, hubungan kerja

sesama karyawan, serta hubungan kerja pimpinan dan karyawan. Hal

tersebut menunjukkan bahwa kewajiban perusahaan dalam memenuhi

hak tenaga kerja wanitanya telah cukup, namun masih dapat ditingkatkan

untuk mengimbangi peran yang telah diberikan oleh pekerjanya.

Menurut Maja dan Sudibia (2012), produktivitas merupakan hal

yang sangat penting untuk ditingkatkan karena akan berpengaruh

terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga. Oleh karena itu perlu

dilakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga

kerja. Pengukuran produktivitas tenaga kerja digunakan sebagai sarana

manajemen untuk menganalisis dan mendorong efisiensi. Maka

peningkatan produktivitas akan memberikan kemampuan yang lebih

besar bagi perusahaan untuk memperbaiki pengupahan pekerjanya, yang

kemudian akan mendorong kegairahan dan semangat kerja dari para

pekerja. Analisis faktor-faktor tersebut sangat penting dilakukan agar

mampu mengetahui sejauh mana pengaruhnya terhadap peningkatan

produktivitas tenaga kerja. Untuk menganalisis faktor-faktor yang

Page 3: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

mempengaruhi produktivitas tenaga kerja wanita sebagai pengepul squin

dengan penerapan putting out system, digunakan analisis regresi

berganda yang selanjutnya diuji secara simultan pengaruh seluruh

variabel bebas terhadap variabel terikat dengan Uji F dan diuji secara

parsial pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya dengan Uji t

pada taraf signifikansi 5 persen. Formula regresi linier berganda yang

digunakan dalam penelitian ini adalah: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 +

β4X4 + βnXn + e. Dari hasil analisis regresi berganda terbukti bahwa

secara simultan variabel bebas yang meliputi pengalaman kerja, tingkat

pendidikan, umur, dan jumlah tanggungan rumah tangga memiliki

pengaruh yang signifikan dan positif terhadap variabel terikat

produktivitas tenaga kerja wanita pengepul squin di Desa Dalung

Kecamatan Kuta Utara

Penelitian terdahulu diatas membahas mengenai faktor-faktor

sosial ekonomi yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja wanita.

Penelitian tersebut dipilih karena memiliki topik yang sama dengan

penelitian ini dan dapat dijadikan sebagai rujukan serta sumber referensi

pada penelitian ini. Penelitian tersebut juga digunakan untuk menemukan

variabel-variabel yang akan digunakan yang berpengaruh terhadap

produktivitas tenaga kerja wanita, metode analisis regresi linier berganda

dan dua penelitian diantaranya memiliki kesamaan tempat penelitian

yaitu di Kabupaten Sukoharjo. Sedangkan kelebihan atau perkembangan

penelitian ini dengan penelitian terdahulu antara lain adanya tambahan

variabel bebasnya yaitu variabel kemampuan, keadaan lingkungan,

motivasi, perjanjian kerja dan penerapan teknologi. Pengukuran

produktivitas dengan menggunakan 3 parameter yaitu efisiensi,

efektivitas dan kinerja. Metode penelitian menggunakan metode

explanatory atau eksplanatif. Mengambil lokasi penelitian di 6 tempat

usaha pembuatan baglog jamur kuping dalam 1 desa dan 1 kecamatan.

Page 4: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

B. Tinjauan Pustaka 1. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu sumber

daya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua orang yang

melakukan aktivitas. Secara umum, sumber daya yang terdapat dalam

suatu organisasi bisa dikelompokkan atas dua macam, yakni: (1)

sumber daya manusia (human resources), dan (2) sumber daya non-

manusia (non-human resources). Kelompok sumber daya non-

manusia ini antara lain modal, mesin, teknologi, bahan-bahan

(material), dan lain-lain (Gomes, 1997).

Kualitas sumber daya manusia merupakan komponen penting

dalam setiap gerak pembangunan. Hanya dari sumber daya manusia

yang berkualitas tinggilah yang dapat mempercepat pembangunan

bangsa. Jumlah penduduk yang besar, apabila tidak diikuti dengan

kualitas yang memadai, hanyalah akan menjadi beban pembangunan.

Kualitas penduduk adalah keadaan penduduk baik secara perorangan

maupun kelompok berdasarkan tingkat kemajuan yang telah dicapai.

Agar menjadi sumber daya manusia yang tangguh penduduk harus

mempunyai kualitas yang memadai sehinga dapat menjadi modal

pembangunan yang efektif. Tanpa adanya peningkatan kualitas,

jumlah penduduk yang besar akan menimbulkan berbagai masalah dan

menjadi beban pembangunan (Soerjani, 1987).

Pengembangan sumber daya manusia dapat diartikan sebagai

usaha mempersiapkan orang baik sebagai individu maupun sebagai

anggota masyarakat dengan segala kedudukannya. Hal ini berarti

bahwa usaha itu tidak terbatas pada pembinaan kemampuan fisik

melainkan juga kemampuan mental sebagai pendukung suatu

kebudayaan. Dengan demikian maka pengembangan sumber daya

manusia itu harus dapat mempersiapkan keterampilan jasmaniah

Page 5: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

seseorang agar ia dapat memenuhi kebutuhan hidup dirinya serta

tanggungannya.

Pengembangan sumber daya manusia juga harus dapat

mempersiapkan seseorang untuk memainkan peranan sosial secara

mantap sesuai dengan kedudukan-kedudukannya di masyarakat. Oleh

karena itu praktek komunikasi atau interaksi sosial yang efektif itu

hanya mungkin terselenggara kalau ada pranata yang terwujud atas

dasar nilai-nilai, maka pengembangan sumber daya manusia berarti

usaha aktif penanaman sikap dan keterampilan pada anggota

masyarakat sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku sebagai pedoman

hidup yang mengembalikan pola tingkah laku sosial mereka

(Yustiono, 2011).

Menurut Soerjani (1987), sumber daya manusia harus dapat

dibina dan diarahkan secara tepat agar mampu mengembangkan

potensinya, antara lain :

a. Manusia yang profesional, yang memiliki keahlian dan

keterampilan sehingga mampu bekerja lebih produktif

b. Manusia yang berkembang kemampuan intelektualnya sehingga

mampu menjadi pelopor perubahan masyarakat

c. Manusia yang berjiwa wiraswasta yang mampu menciptakan

lapangan kerja untuk dirinya sendiri, tidak tergantung pada

kesempatan kerja yang diciptakan pemerintah, tetapi juga mampu

menciptakan lapangan kerja bagi orang lain

d. Manusia sebagai tenaga kerja yang berkeahlian dan

berketerampilan sehingga dari kesempatan kerjanya dapat

menikmati kehidupan yang layak.

2. Ketenagakerjaan

Tenaga kerja (menurut UU No. 13 th 2003 tentang

Ketenagakerjaan) adalah setiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan baik guna menghasilkan jasa dan atau barang untuk

Page 6: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja

ialah besarnya bagian dari penduduk yang dapat diikutsertakan dalam

proses ekonomi. Sedangkan bekerja diartikan sebagai melakukan

suatu kegiatan untuk menghasilkan atau membantu menghasilkan

barang atau jasa dengan maksud untuk memperoleh penghasilan

berupa uang dan atau barang, dalam kurun waktu tertentu

(Mantra, 2003).

Tenaga kerja merupakan faktor yang terpenting dalam proses

produksi. Sebagai sarana produksi, tenaga kerja lebih penting daripada

sarana produksi yang lain seperti bahan mentah, tanah, air dan

sebagainya. Karena manusialah yang menggerakkan semua sumber-

sumber tersebut (Bakir dan Manning, 1984).

Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang

bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan

kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Tiga

golongan (pencari kerja, bersekolah dan mengurus rumah tangga)

walaupun sedang tidak bekerja, mereka dianggap secara fisik mampu

dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja. Secara praktis pengertian

tenaga kerja dan bukan tenaga kerja dibedakan hanya oleh batasan

umur. Tiap-tiap negara memberikan batasan umur yang berbeda. Di

Indonesia, dipilih batas umur minimum 10 tahun tanpa batas umur

maksimum (Simanjuntak, 1985).

Tenaga kerja di Indonesia adalah penduduk yang berumur 10

tahun ke atas dan penduduk yang berumur dibawah 10 tahun

digolongkan bukan tenaga kerja atau penduduk usia muda. Alasan

pemilihan 10 tahun sebagai batas umur batas mínimum didasarkan

kenyataan bahwa dalam batas umur tersebut sudah banyak penduduk

Indonesia terutama di pedesaan yang sudah bekerja atau sedang

mencari pekerjaan, alasan lain penggunaan batas umur yang

dikenakan untuk tenaga kerja umur 10 tahun ke atas oleh Badan Pusat

Statistik (BPS), batasan umur mínimum ini merupakan upaya

Page 7: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

pemerintah untuk melindungi tenaga kerja dibawah umur 10 tahun,

namun semenjak dilaksanakan Sakernas 2001, batas usia kerja yang

semula 10 tahun dirubah oleh pemerintah menjadi 15 tahun atau lebih

mengikuti definisi yang dianjurkan oleh International Labour

Organization (ILO), selain batasan umur yang diterapkan oleh

pemerintah untuk melindungi tenaga kerja di bawah umur pemerintah

juga melaksanakan berbagai program antara lain membuat program

wajib belajar sembilan tahun (Akbar, 2011).

3. Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas menurut Simanjuntak (1985) mengandung

pengertian filosofis, definisi kerja dan teknik operasional. Secara

filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap

mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan.

Untuk definisi kerja, produktivitas merupakan perbandingan antara

hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya

(masukan) yang dipergunakan per satuan waktu. Pengertian ketiga

mengandung makna peningkatan produktivitas yang dapat terjadi

dalam empat bentuk :

a. Jumlah produksi yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan

sumber daya yang lebih sedikit

b. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan

menggunakan sumber daya yang kurang

c. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan

menggunakan sumber daya sama

d. Jumlah produksi yang jauh lebih besar dapat diperoleh dengan

pertambahan sumber daya yang relatif kecil.

Di dalam ilmu ekonomi, produktivitas merupakan nisbah atau

rasio antara hasil kegiatan (output/keluaran) dan segala pengorbanan

(biaya) untuk mewujudkan hasil tersebut (input/masukan). Pada

umumnya, nisbah ini berupa suatu bilangan rata-rata yang

Page 8: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

mengungkapkan hasil bagi antara angka keluaran total dan angka

masukan total dari beberapa kategori barang/jasa (seperti biaya tenaga

kerja dan bahan baku) (Kussriyanto, 1986).

Produktivitas tenaga kerja sebagai suatu konsep

menunjukkan adanya kaitan antara output (hasil kerja) dengan waktu

yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari seorang tenaga

kerja. Konsep ini merupakan pengertian produktivitas yang paling

dasar dan sederhana. Seorang tenaga kerja dinilai produktif jika ia

mampu menghasilkan output atau produk yang lebih besar dari tenaga

kerja lain untuk satuan waktu yang sama. Dapat juga dikatakan bahwa

seorang tenaga kerja menunjukkan tingkat produktivitas tinggi jika ia

mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang

ditentukan dalam satuan waktu yang lebih singkat (Suroto, 1992).

Produktivitas tenaga kerja merupakan hal yang sangat

menarik, sebab mengukur hasil-hasil tenaga kerja manusia dengan

segala kasus-kasus di negara-negara berkembang atau pada semua

organisasi selama periode antara perubahan-perubahan besar pada

formasi modal. Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem

pemasukan fisik perorangan atau per-jam kerja orang diterima secara

luas, namun dari sudut pandangan/pengawasan harian, pengukuran-

pengukuran tersebut pada umumnya tidak memuaskan, dikarenakan

adanya variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk memproduksi satu

unit produk yang berbeda. Oleh karena itu, digunakan metode

pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun). Pengeluaran

diubah ke dalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai

jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang

terpercaya yang bekerja menurut pelaksanaan standar

(Sinungan, 2003).

Berbagai ungkapan seperti output, kinerja, efisiensi,

efektivitas, dan bang for the buck sering dihubungkan dengan

produktivitas. Secara umum, pengertian produktivitas dikemukakan

Page 9: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

orang dengan menunjukkan kepada rasio output terhadap input. Inputs

bisa mencakup biaya produksi (production cost) dan biaya peralatan

(equipment cost). Sedangkan outputs bisa terdiri dari penjualan

(sales), pendapatan (earnings), market share, dan kerusakan (defects).

Bahkan ada yang melihat pada performansi dengan memberikan

penekanan pada nilai efisiensi. Efisiensi diukur sebagai rasio output

dan input. Dengan kata lain, pengukuran efisiensi menghendaki

penentuan outcome, dan penentuan jumlah sumber daya yang dipakai

untuk menghasilkan outcome tersebut (Bernandin dan Russel, 1993).

Produktivitas memiliki dua dimensi produktivitas kinerja

yakni efektivitas dan efisiensi. Dimensi pertama berkaitan dengan

pencapaian untuk kinerja yang maksimal, dalam arti pencapaian target

yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Sedangkan

dimensi kedua berkaitan dengan upaya membandingkan masukan

dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut

dilaksanakan (Sedarmayanti, 2009).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diartikan bahwa untuk

mengukur suatu produktivitas diperlukan dua dimensi yaitu efektivitas

dan dimensi efisiensi, yang keduanya saling berkaitan satu sama lain

dalam pencapaian target yang berkaitan, berupa kualitas yang

maksimal. Efisiensi adalah seberapa hemat masukan sumber daya

yang digunakan untuk menghasilkan keluaran yang ditentukan.

Sedangkan efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan

memberikan gambaran seberapa jauh target dapat dicapai. Pengertian

efektivitas ini lebih berorientasi pada keluaran, sedangkan masalah

masukan kurang menjadi perhatian khusus atau utama. Oleh karena itu

keterkaitannya dengan produktivitas kerja tingkat keefektifan aparatur

atau pegawai sangat penting untuk menghasilkan suatu output.

Berbeda dengan efektivitas, keterkaitan efisiensi dengan

produktivitas lebih berorientasi terhadap suatu ukuran dalam

membandingkan penggunaan masukan (input) yang direncanakan

Page 10: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

dengan penggunaan masukan yang sebenarnya terlaksana. Singkatnya

pengertian efisiensi disini lebih berorientasi pada masukan, sedangkan

masalah keluaran (output) kurang menjadi perhatian utama.

Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan

gambaran seberapa jauh target dapat tercapai. Pengertian efektivitas

ini lebih berorientasi kepada keluaran sedangkan masalah penggunaan

masukan kurang menjadi perhatian utama. Apabila efisiensi dikaitkan

dengan efektivitas maka walaupun terjadi peningkatan efektivitas

belum tentu efisiensi meningkat (Sedarmayanti, 2001).

Produktivitas adalah rahasia antara output dan input yang

bernilai, misalnya efisiensi dan efektivitas sumber daya yang tersedia

yaitu kepegawaian, mesin, bahan, modal, fasilitas, energi dan waktu

untuk mencapai keluaran yang sangat bernilai. Produktivitas juga

berkaitan dengan efisiensi penggunaan sumber daya (input) dalam

menghasilkan barang atau jasa.

Selain efektivitas dan efisiensi, kinerja juga berkaitan dengan

produktivitas. Bernandin dan Russel (1993) menyatakan kinerja

adalah catatan perolehan yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan

tertentu atau kegiatan selama satu periode pekerjaan tertentu.

Penerapan standar diperlukan untuk mengetahui apakah kriteria

karyawan telah sesuai dengan sasaran yang telah diharapkan,

sekaligus melihat besarnya penyimpangan dengan cara

membandingkan antara hasil pekerjaan aktual dengan hasil yang

diharapkan.

Konsep kinerja sering dipakai organisasi atau individu,

khususnya dalam rangka mendorong keberhasilan organisasi atau

SDM. Kinerja SDM merupakan istilah yang berasal dari kata Job

Performance atau Actual Performance (prestasi kinerja atau prestasi

yang sesungguhnya dicapai oleh seseorang). Kinerja akan selalu

menjadi isu aktual dalam organisasi, karena apapun bentuk

Page 11: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

organisasinya kinerja merupakan pernyataan kunci terhadap

efektivitas atau keberhasilan suatu organisasi.

Menurut Mangkunegara (2009), kinerja (prestasi kerja)

adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dapat diartikan bahwa

kinerja merupakan tanggung jawab para pegawai dalam melaksanakan

tugasnya, yang disesuaikan dengan tugas dan fungsinya guna

menghasilkan output yang berkualitas baik dalam tataran organisasi

swasta maupun organisasi publik. Konsep kinerja disatu sisi ada yang

lebih terfokus pada konteks individual atau SDM, bahkan sampai

pencampuran pemahaman tentang konsep kinerja itu sendiri.

Ukuran atau standar kinerja terkait dengan parameter-

parameter tertentu atau dimensi yang dijadikan acuan oleh organisasi

untuk mengukur suatu kinerja. Produktivitas kinerja diharapkan

pekerjaan akan terlaksana secara efisien dan efektif, sehingga pada

akhirnya sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan yang sudah

ditetapkan. Menurut Sutrisno (2009) untuk mengukur sebuah

produktivitas kinerja, diperlukan suatu indikator, yaitu kemampuan,

meningkatkan hasil yang dicapai, semangat kerja, pengembangan diri,

mutu dan efisiensi.

4. Tenaga Kerja Wanita

Wanita sebagai salah satu sumber daya manusia patut

diperhitungkan dalam pembangunan ekonomi suatu negara,

dikarenakan pembangunan ekonomi akan ditingkatkan jika sumber

daya manusia yang tersedia dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Peranan wanita sebagai ibu rumah tangga berkaitan dengan kegiatan-

kegiatan yang sifatnya tidak mendatangkan pendapatan secara

langsung, tetapi peranan wanita tersebut memberikan dukungan bagi

Page 12: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

rumah tangga lain (pencari nafkah) untuk memanfaatkan peluang yang

ada (Sajogyo, 1985).

Menurut Sajogyo (1985), terdapat 2 peranan wanita. Pertama,

peranan wanita sebagai istri dan ibu rumah tangga. Kedua, peranan

wanita sebagai pencari nafkah. Secara spesifik peranan wanita sebagai

istri dan ibu rumah tangga berkaitan erat dengan telaahan pekerjaan

yang dilakukan wanita yang berkaitan dengan mendidik dan

membesarkan anak, mengelola rumah tangga dan sebagainya.

Kalsum (2004) dalam penelitiannya menyatakan bahwa jika

tenaga kerja wanita yang bekerja di perusahaan atau pabrik maupun

yang menjual jasa dari tenaganya, harus mendapat perlindungan yang

baik atas keselamatan, kesehatan, serta kesusilaan, pemeliharaan moril

kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral

agama. Hal ini telah diterapkan dalam pasal 10 UU No. 1969, yang

berlaku baik tenaga kerja pria maupun wanita yang menyebutnya

bahwa pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup :

a. Norma keselamatan kerja

b. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan

c. Norma kerja

d. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitas dalam hal

kecelakaan kerja

Pemerintah mempunyai kewajiban membina perlindungan

kerja bagi tenaga kerja Indonesia, dan tidak membedakan antara

tenaga kerja laki-laki dan tenaga kerja wanita. Undang-undang No. 14

tahun 1969, pasal 2 menyebutkan bahwa : “ Didalam menjalankan

undang-undang ini serta peraturan pelaksaannya tidak boleh diadakan

diskriminasi”. Namun dalam kenyataan menunjukkan bahwa ada

peraturan-peraturan atau ketentuan yang hanya diperuntukkan sifat

kodrat wanita, yang pada saat tertentu mengalami haid, hamil,

melahirkan dan sebagainya. Mengingat hal demikian pemerintah

membina perlindungan kerja yang khusus bagi tenaga kerja wanita.

Page 13: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja

Pada dasarnya, setiap bentuk masukan bila dikuantifikasikan

dapat digunakan sebagai faktor penyebut (pembagi) pada nisbah

produksi. Atas dasar itulah orang dapat berbicara tentang produksi

lahan, produksi modal, produksi tenaga kerja atau produksi dari

bagian sub kategori lain masing-masing faktor produksi. Sampai

sekarang ini tenaga kerjalah yang lazim dijadikan faktor pengukur

produksi itu. Hal ini disebabkan, pertama, karena besarnya biaya yang

dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya yang

terbesar untuk pengadaan produk atau jasa. Kedua, karena masukan

pada sumber daya manusia mudah dihitung ketimbang masukan pada

faktor-faktor lain seperti modal. Disamping itu, perlu diingat bahwa

kemajuan teknologi yang mempermudah cara pembuatan barang

berasal dan berkembang dari faktor tenaga kerja (lebih dari faktor lain

manapun). Maka, kedudukan tenaga kerja sebagai unsur pengukur

faktor produktivitas nampaknya makin sah dan sulit digoyahkan.

Produktivitas tenaga kerja secara spesifik yang dimaksudkan adalah

perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga

kerja per satuan waktu (lazimnya per jam orang) (Kussriyanto, 1986).

Sebuah perusahaan atau sistem produksi lainnya menerapkan

kombinasi kebijakan, rencana sumber-sumber dan metodenya dalam

memenuhi kebutuhan dan tujuan khususnya. Kombinasi kebijakan-

kebijakan ini dituangkan melalui dan dengan bantuan faktor-faktor

produktivitas internal dan eksternal. Pada tingkat perusahaan, faktor-

faktor tersebut hampir seluruhnya direfleksikan dalam sumber pokok,

yakni : manusia dan bahan-bahan atau melalui tenaga kerja,

manajemen dan organisasi, serta modal pokok dan bahan mentah

(Sinungan, 2003).

Faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja

menurut Gomes (1997) salah satunya adalah kemampuan (abilities).

Page 14: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Kemampuan seseorang mencerminkan kesehatan dan

keterampilannya. Apabila kesehatannya bermasalah maka

kemampuannya dapat berkurang, begitu pula dengan keterampilan.

Kesehatan tubuh seseorang akan dipenggaruhi oleh gizi dan pola

makan yang dikonsumsinya setiap hari. Gizi dan pola makan yang

seimbang akan berpengaruh terhadap pola pikir dan daya tahan tubuh

seseorang karyawan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya dengan baik. Kemampuan seorang tenaga kerja

yang dipengaruhi oleh kesehatan tenaga kerja yang baik akan

memberikan kemampuan serta kesegaran fisik dan mental tenaga kerja

dalam melakukan pekerjaan. Semakin tinggi kesehatan tenaga kerja,

cenderung semakin tinggi tingkat produktivitasnya. Produktivitas

tenaga kerja mencerminkan kemampuan tenaga kerja dalam hal

menghasilkan nilai tambah pada suatu proses produksi

(Tjiptoheriyanto, 2008).

Dari para pekerja yang ada di dalam organisasi sehingga

banyak program perbaikan produktivitas meletakkan hal-hal tersebut

sebagai asumsi-asumsi dasarnya. Sedangkan menurut Sinungan

(2002), faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas tenaga

kerja adalah curahan tenaga kerja, tingkat upah, umur, pendidikan, dan

pengalaman kerja.

Dahlan (2009) menyebutkan ada 7 faktor-faktor yang

mempengaruhi produktivitas tenaga kerja, antara lain :

a. Kemampuan, adalah kecakapan yang dimiliki berdasarkan

pengetahuan, lingkungan kerja yang menyenangkan akan

menambah kemampuan tenaga kerja.

b. Situasi dan keadaan lingkungan, faktor ini menyangkut fasilitas dan

keadaan dimana semua karyawan dapat bekerja dengan tenang

serta sistem kompensasi yang ada.

c. Motivasi, setiap tenaga kerja perlu diberikan motivasi dalam usaha

meningkatkan produktivitas.

Page 15: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

d. Upah, upah atau gaji minimum yang tidak sesuai dengan

peraturan pemerintah dapat menyebabkan penurunan produktivitas

kerja.

e. Tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan dan latihan dari

tenaga kerja akan mempengaruhi produktivitas, karenanya perlu

diadakan peningkatan pendidikan dan latihan bagi tenaga kerja.

f. Perjanjian kerja, merupakan alat yang menjamin hak dan kewajiban

karyawan. Sebaiknya ada unsur-unsur peningkatan produktivitas

kerja.

g. Penerapan teknologi, kemajuan teknologi sangat mempengaruhi

produktivitas, karena itu penerapan teknologi harus berorientasi

mempertahankan produktivitas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja

wanita menurut beberapa sumber antara lain :

a. Curahan waktu tenaga kerja

Pengalokasian curahan kerja rumah tangga banyak ditentukan

oleh latar belakang dan kondisi rumah tangga secara keseluruhan.

Jumlah anggota rumah tangga dan komposisinya mempengaruhi

curahan kerja rumah tangga baik secara langsung maupun tidak

langsung. Secara langsung komposisi anggota rumah tangga lebih

banyak pada usia kerja memiliki potensi yang tinggi untuk

memiliki curahan kerja rumah tangga lebih banyak. Misalnya

banyak anggota rumah tangga yang belum bekerja mendorong ibu-

ibu semakin banyak mencurahkan tenaganya pada kegiatan yang

dapat memberikan tambahan pendapatan.

Dalam proses produksi, curahan waktu kerja yang digunakan

untuk melakukan pekerjaan akan berpengaruh pada besarnya

produk yang dihasilkan yang kemudian akan mempengaruhi

besarnya produktivitas tenaga kerja, semakin tinggi curahan waktu

kerja yang dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan produktif

Page 16: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

maka semakin besar jumlah produk yang dihasilkan dan semakin

besar pula produktivitas kerjanya (Soekartawi, 1993).

b. Umur

Umur merupakan faktor yang berperan penting dalam

menentukan produktivitas tenaga kerja. Semakin bertambah umur

seseorang produktivitasnya akan meningkat seiring dengan

bertambahnya pengalaman kerja atau masa kerja tetapi pada suatu

saat penambahan umur itu justru akan menurunkan produktivitas

tenaga kerja. Pada umur muda kondisi fisik tenaga kerja masih

memungkinkan untuk dapat bekerja secara optimal. Sedangkan

pada umur tua kemampuan seseorang akan semakin menurun

sehingga akan mempengaruhi pekerjaan (Suroto, 1992).

c. Upah

Salah satu indikator produktivitas yang sering digunakan

adalah upah dan sebagai indikator kualitas manusia adalah

Kebutuhan Fisik Minimum (KFM). Upah sebagai output produksi

menggambarkan produktivitas seseorang, sedangkan kebutuhan

fisik minimum adalah input minimal yang harus dipenuhi

seseorang agar mempunyai kualitas yang baik dan akhirnya dapat

berproduksi secara maksimal.

Dalam suatu proses produksi, buruh hanya akan

menghasilkan produktivitas yang tinggi apabila keadaan fisiknya

cukup memadai. Hal itu akan tercapai apabila upah yang

diterimanya dapat memenuhi kebutuhan fisik minimum

(Effendi, 1995).

d. Pengalaman kerja

Pengalaman kerja adalah tingkat penguasaan pengetahuan

serta keterampilan seseorang dalam pekerjaannya yang dapat

diukur dari masa kerja dan dari tingkat pengetahuan serta

keterampilan yang dimilikinya. Semakin tinggi pengalaman kerja

seseorang, maka semakin tinggi pula produktivitas kerjanya.

Page 17: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Pengukuran pengalaman kerja menurut Asri (1986) sebagai

sarana untuk menganalisa dan mendorong efisiensi dalam

pelaksanaan tugas pekerjaan. Beberapa hal yang digunakan untuk

mengukur pengalaman kerja seseorang adalah gerakannya mantap

dan lancar. Setiap karyawan yang berpengalaman akan melakukan

gerakan yang mantap dalam bekerja tanpa disertai keraguan.

a. Gerakannya berirama. Artinya terciptanya dari kebiasaan dalam

melakukan pekerjaan sehari-hari.

b. Lebih cepat menanggapi tanda-tanda. Artinya tanda-tanda

seperti akan terjadi kecelakaan kerja.

c. Dapat menduga akan timbulnya kesulitan sehingga lebih siap

menghadapinya. Karena didukung oleh pengalaman kerja

dimilikinya maka seorang pegawai yang berpengalaman dapat

menduga akan adanya kesulitan dan siap menghadapinya.

d. Bekerja dengan tenang. Seorang pegawai yang berpengalaman

akan memiliki rasa percaya diri yang cukup besar.

e. Jumlah tanggungan keluarga

Produktivitas akan dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah

tanggungan keluarga. Semakin besar tanggungan keluarga, maka

semakin besar pula beban yang ditanggung karyawan dalam

memenuhi kebutuhan keluarga. Sebaliknya semakin sedikit jumlah

tanggungan keluarga maka semakin sedikit pula beban yang

ditanggung karyawan dalam memenuhi kebutuhan keluarga

(Zaini, 2010).

Jumlah anggota keluarga atau ukuran keluarga juga

mempengaruhi pola konsumsi. Hasil Survei Biaya Hidup (SBH)

tahun 1989 membuktikan bahwa semakin besar jumlah anggota

keluarga semakin besar proporsi pengeluaran keluarga untuk

makanan dari pada untuk bukan makanan. Ini berarti semakin kecil

jumlah anggota keluarga, semakin kecil pula bagian pendapatan

untuk kebutuhan makanan. Selebihnya, keluarga akan

Page 18: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

mengalokasikan sisa pendapatannya untuk konsumsi bukan

makanan. Dengan demikian, keluarga dengan jumlah anggota

sedikit relatif lebih sejahtera dari keluarga dengan jumlah anggota

besar (Sumarwan, 2003).

f. Pendidikan

Pendidikan memberikan pengetahuan bukan saja langsung

dengan pelaksanaan tugas, akan tetapi juga landasan untuk

mengembangkan diri serta kemampuan memanfaatkan semua

sarana yang ada di sekitar kita untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi produktivitas

kerja. Hubungan pendidikan dengan produktivitas kerja dapat

tercermin dalam tingkat penghasilan. Pendidikan yang lebih tinggi

mengakibatkan produktivitas kerja yang lebih tinggi dan oleh sebab

itu memungkinkan penghasilan yang lebih tinggi juga

(Simanjuntak, 1985).

g. Cuti Haid, Hamil, Melahirkan dan Menyusui

Faktor yang membedakan antara tenaga kerja wanita dengan

tenaga kerja pria adalah bahwa tenaga kerja wanita memiliki hak

untuk cuti haid, hamil, melahirkan, dan menyusui. Sebab pada

dasarnya wanita memiliki kodrat untuk mengalami menstruasi,

hamil, melahirkan anak dan menyusui. Di Indonesia terdapat

Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 yang

memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja untuk menjamin

hak-hak dasar pekerja, dan menjamin kesamaan kesempatan serta

perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan

kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya dengan tetap

memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha

(Yusticia, 2012).

Dikutip dari Luhulima (2007), perlindungan terhadap tenaga

kerja wanita khususnya diatur dalam pasal 81-83, mengenai hak-

hak tentang cuti haid, hamil, melahirkan, dan menyusui.

Page 19: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Pasal 81 : Pekerja perempuan dalam masa haid, merasa sakit dan

melapor pada pengusaha, TIDAK WAJIB bekerja pada hari 1 dan 2

pada waktu haid.

Pasal 82 :

1) Pekerja wanita berhak atas istirahat selama 1,5 bulan sebelum

melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan

dokter atau bidan

2) Pekerja wanita yang mengalami keguguran kandungan berhak

memperoleh istirahat 1,5 bulan atau sesuai dengan surat keterangan

dokter kandungan atau bidan

Pasal 83 : Pekerja wanita yang anaknya masih menyusui berhak

atas kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu

harus dilakukan selama waktu kerja.

6. Usaha Jamur Kuping

Potensi bisnis jamur konsumsi saat ini cukup tinggi. Selain

budidaya jamur tiram dan jamur merang yang mendatangkan

keuntungan besar, jenis jamur yang cukup banyak dibudidayakan para

petani adalah jamur kuping. Harga jamur kuping dipasaran bisa lebih

mahal dibandingkan jamur tiram serta jamur merang. Budidaya jamur

kuping sangat cocok untuk dikembangkan menjadi peluang usaha

skala rumah tangga. Target pasar dari jamur kuping adalah konsumen

rumah tangga atau pelaku bisnis kuliner yang memanfaatkan jamur

kuping sebagai bahan utamanya. Saat ini konsumsi jamur kuping di

kalangan masyarakat memang cukup tinggi, bahkan untuk memenuhi

pasar ekspor para petani mulai menawarkan jamur kuping kering

sebagai alternatifnya. Strategi ini sengaja dilakukan para petani agar

jamur kuping bisa bertahan lebih lama, yaitu kurang lebih selama 1

tahun. Jadi selama proses pengiriman berlangsung, kualitas jamur

kuping tidak menurun. Kondisi ini cukup menguntungkan para petani

jamur kuping, sehingga harga jamur kuping bisa laku mahal di

pasaran, yaitu berkisar Rp 55.000,00 per kilogram.

Page 20: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Pemanenan jamur kuping pada waktu yang kurang tepat

sering kali merugikan para petani. Idealnya waktu panen jamur kuping

yang paling tepat ketika jamur berumur 3-4 minggu, dengan berat

sekitar 65 gram. Bila proses pemanenan terlambat, maka kualitas

jamur kuping yang dihasilkan juga akan menurun sehingga harga

jualnya juga ikut turun. Disamping itu keterlambatan dalam proses

pemanenan juga akan menurunkan kemampuan tumbuh jamur

generasi berikutnya. Jadi sebisa mungkin perhatikan waktu

pemanenan dengan baik, agar resiko kerugian bisa dihindarkan.

Dalam berbisnis jamur kuping yang terpenting adalah menekuni cara

budidaya jamur dengan penuh ketelitian, dan melakukan pemanenan

tepat pada waktunya. Selanjutnya dapat mengembangkan hasil panen

jamur yang didapatkan menjadi beragam produk komoditas yang

memiliki harga jual cukup tinggi (Febrian, 2012).

Jamur kuping (Auricularia auricula) merupakan salah satu

jamur kayu yang dapat dimakan dan cukup dikenal di Indonesia.

Jamur kuping sebagai salah satu jamur kayu mengandung mineral

lebih tinggi daripada daging sapi, daging kambing, dan sayur-sayuran

lain. Di samping itu, jamur kuping tidak mengandung kolesterol.

Sedangkan khasiat jamur untuk kesehatan bagi manusia, yakni

mencegah penyakit darah tinggi, menurunkan kolesterol darah,

menambah vitalitas dan daya tahan tubuh, mencegah tumor atau

kanker, karena mengandung senyawa lentinon dan retiran

(Chang et al., 1993).

Klasifikasi jamur kuping adalah sebagai berikut.

Kingdom : Fungi

Divisi : Basidiomycotina

Kelas : Heteobasidiomycetes

Ordo : Auriculariales

Filum : Auriculariaceae

Genus : Auricularia

Page 21: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Spesies : Auricularia auricula

Jamur kuping dapat ditanam di daerah beriklim dingin

sampai panas dan dapat hidup pada rentang suhu yang cukup panjang,

yaitu antara 12-35°C, tetapi suhu optimum untuk pertumbuhannya

adalah antara 20-30°C. Kelembaban ideal yang dibutuhkan oleh jamur

kuping berkisar 80-90%. Selain suhu dan kelembaban, pada budidaya

jamur kuping perlu memperhatikan intensitas cahaya dan sirkulasi

udara. Pada prinsipnya pertumbuhan jamur kuping tidak

membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi, karena cahaya hanya

bersifat sebagai pendorong pembentukan primordia jamur dan

perkembangan badan buah saja, sehingga pembuatan bedengan atau

rak jamur diusahakan jangan terkena cahaya matahari secara langsung.

Jamur kuping juga membutuhkan sirkulasi udara segar untuk

pertumbuhannya sehingga bedeng perlu diberi ventilasi agar aliran

udara dapat berjalan dengan baik (Subowo et al., 1993).

Untuk kebutuhan ekspor, jamur kuping harus memenuhi

syarat mutu, yaitu tidak terlalu keriting, berwarna coklat seperti

beludru dan dibelakangnya agak keputih-putihan, serta tidak begitu

lebar dan tebal. Budidaya jamur yang baik melibatkan beberapa faktor

yang perlu mendapat perhatian secara seksama, di antaranya ialah

bibit jamur. Meskipun semua faktor dalam kegiatan budidaya jamur

telah terpenuhi, tetapi jika bibit jamur yang digunakan berkualitas

kurang baik, maka produksi jamur yang diperoleh tidak akan

memuaskan, oleh karena itu bibit jamur dapat dikatakan merupakan

faktor kunci dalam budidaya jamur (Irawati et al., 1999).

Potensi bisnis budidaya jamur konsumsi tidak ada matinya

dan prospeknyapun sangat bagus baik itu budidaya jamur kuping atau

jamur-jamur lainnya seperti budidaya jamur tiram putih ataubudidaya

jamur merang. Jamur kuping (Auricularia auricula) memiliki bentuk

tubuh yang melebar seperti bentuk daun telinga manusia, karena itulah

jamur yang masuk dalam kelompok jelly fungi ini diberi nama jamur

Page 22: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

kuping oleh masyarakat luas, kata “kuping” diambil dari Bahasa Jawa

yang memiliki arti daun telinga. Jamur kuping sangat baik untuk di

konsumsi sebab banyak mengandung nutrisi, lemak, dan vitamin yang

manfaatnya sangat baik untuk kesehatan tubuh. Jamur kuping dapat di

olah dengan bebagai masakan yang lezat dan nikmat sesuai dengan

selera. Disamping itu jamur kuping hitam juga bermanfaat untuk obat

sakit jantung, menurunkan kolesterol, juga sebagai anti-pendarahan.

Jamur kuping ada yang dipasarkan dalam bentuk masih segar atau

kering namun keduanya sangat laku keras dipasaran. Potensi inilah

yang mendorong sebagian besar masyarakat untuk mulai tertarik

menekuni bisnis budidaya jamur kuping sebagai alternatif peluang

usaha yang cukup menjanjikan (Arif, 2012).

Aspek budidaya merupakan bagian yang sangat penting

dalam agribisnis jamur kuping. Aspek budidaya ini berkaitan erat

dengan kualitas dan kuantitas hasil produksi jamur kuping. Menurut

Suriawiria (1986), faktor-faktor dasar yang harus diperhatikan dalam

budidaya jamur kuping adalah sebagai berikut :

a. Sanitasi dan keberhasilan lingkungan dari lokasi tempat penanaman

berada. Hal ini diharapkan untuk menghindari terjadinya

kontaminasi dengan jenis-jenis jamur lain yang tidak diharapkan

kehadirannya.

b. Ruangan tempat penanaman dan pemeliharaan jamur. Ruang

tempat penanaman dan pemeliharaan jamur kuping harus

dilengkapi dengan alat pengatur suhu, kelembaban dan cahaya, atau

dirancang bangunan khusus agar suhu, kelembaban dan cahaya

didalam ruangan dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan

pertumbuhan dan perkembangan jamur kuping.

c. Bahan baku dan bahan-bahan tambahan untuk pembuatan substrat.

d. Kualitas benih. Kualitas benih yang baik akan meningkatkan

kuantitas dan kualitas hasil panen yang diperoleh.

Page 23: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

e. Pemeliharaan. Pemeliharaan jamur kuping menyangkut

penyiraman, pengaturan temperatur dan kelembaban ruangan,serta

pemberantasan hama (umumnya serangga) dan penyebab penyakit

(bakteri pembusuk).

C. Kerangka Berfikir

Produktivitas dapat diartikan sebagai hubungan antara hasil

nyata maupun fisik dengan masukan yang sebenarnya. Ukuran

produktivitas berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung

dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-

jam kerja orang. Suatu perusahaan dapat dikatakan memiliki

produktivitas yang tinggi apabila dapat memproduksi output atau

keluaran yang maksimal dengan menggunakan sumber daya manusia

secara efisien, serta dapat menjaga kualitas produk yang tinggi.

Faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja

menurut Gomes (1997) salah satunya adalah kemampuan (abilities).

Menurut Sinungan (2002), antara lain curahan tenaga kerja, tingkat

upah, umur, pendidikan, dan pengalaman kerja.

Dahlan (2009) menyebutkan ada 7 faktor-faktor yang

mempengaruhi produktivitas tenaga kerja, yaitu kemampuan, situasi

dan keadaan lingkungan, motivasi, upah atau gaji, tingkat pendidikan,

perjanjian kerja dan penerapan teknologi. Faktor-faktor yang

mempengaruhi produktivitas tenaga kerja wanita dari gabungan

beberapa sumber antara lain curahan waktu tenaga kerja, umur, upah,

pengalaman kerja, jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan,

serta cuti haid, hamil, melahirkan dan menyusui.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tersebut

dikelompokkan menjadi 4, yaitu : karakteristik individu, faktor

eksternal, faktor motivasi dan faktor penunjang. Adapun parameter

dari produktivitas tenaga kerja meliputi efisiensi, efektivitas dan

kinerja atau kemampuan kerja. Dari faktor-faktor tersebut akan

Page 24: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

diketahui faktor mana saja yang signifikan terhadap produktivitas

tenaga kerja wanita, yakni dengan analisis pengukuran produktivitas

tenaga kerja wanita dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

produktivitas tenaga kerja wanita dengan regresi linier berganda.

D. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu : diduga faktor

karakteristik individu meliputi umur, tingkat pendidikan, masa kerja,

jumlah tanggungan keluarga, pendapatan rumah tangga dan kemampuan

membuat baglog jamur kuping. Faktor eksternal meliputi upah/gaji,

keadaan lingkungan dan cuti haid, hamil, melahirkan dan menyusui.

Faktor motivasi meliputi motivasi kerja. Serta faktor penunjang meliputi

Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir

Faktor Eksternal (X2) : X2.1 Upah/gaji X2.2 Keadaan lingkungan X2.3 Cuti haid, hamil,

melahirkan, dan menyusui

Faktor Penunjang (X4) : X4.1 Perjanjian kerja X4.2 Penerapan teknologi

Produktivitas Tenaga Kerja Wanita (Y) : - Efisiensi

- Efektivitas

- Kinerja

Faktor Motivasi (X3): X3.1 Motivasi Kerja

Karakteristik Individu (X1) : X1.1 Umur X1.2 Tingkat pendidikan X1.3 Masa kerja X1.4 Jumlah tanggungan

keluarga X1.5 Pendapatan rumah tangga X1.6 Kemampuan membuat

baglog jamur kuping

Page 25: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

perjanjian kerja dan penerapan teknologi. Keempat faktor tersebut

berpengaruh nyata secara individu maupun bersama-sama terhadap

produktivitas tenaga kerja wanita pada usaha pembuatan baglog jamur

kuping di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Produktivitas tenaga kerja wanita adalah jumlah hasil produksi

baglog yang dihasilkan oleh tenaga kerja wanita. Diukur dengan 3

parameter, yaitu :

a. Efisiensi : berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan

realisasi penggunaan atau bagaimana pekerjaan tersebut

dilaksanakan. Diukur dengan memberikan beberapa pernyataan

mengenai kesesuaian jumlah baglog yang dihasilkan dalam satu

hari kerja dengan jumlah target yang ditetapkan (sesuai/cukup

sesuai/tidak sesuai).

b. Efektivitas : mengarah pada pencapaian target yang berkaitan

dengan kualitas, kuantitas, dan waktu. Diukur dengan

memberikan beberapa pernyataan mengenai upaya yang

dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan (sangat

setuju/setuju/tidak setuju).

c. Kinerja : catatan perolehan yang dihasilkan dari fungsi suatu

pekerjaan tertentu atau kegiatan selama satu periode pekerjaan

tertentu. Kinerja dari tenaga kerja yang tinggi akan mampu

membawa perusahaan pada keberhasilannya. Diukur dengan

memberikan beberapa pernyataan mengenai kesesuaian kriteria

hasil kerja (baglog) dengan tujuan yang ditetapkan (sesuai/cukup

sesuai/tidak sesuai).

Pengukuran produktivitas yaitu dari hasil penjumlahan efisiensi,

efektivitas dan kinerja, kemudian digolongkan menjadi 3, yaitu :

produktivitas rendah, sedang dan tinggi dengan sistem kuartil.

Page 26: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2. Masa kerja tenaga kerja wanita adalah periode tenaga kerja wanita

sejak pertama kali bekerja pada usaha pembuatan baglog jamur

kuping di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo sampai tahun

data yang digunakan dalam analisis. Diukur dari lamanya tenaga

kerja wanita bekerja di usaha jamur kuping tersebut (tahun).

3. Umur tenaga kerja wanita adalah usia tenaga kerja wanita dihitung

sejak lahir sampai tahun data yang digunakan dalam analisis (tahun).

4. Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang

belum mempunyai pendapatan sendiri dan masih menjadi

tanggungan orang tuanya (orang).

5. Pendapatan rumah tangga adalah keseluruhan pendapatan dalam

rumah tangganya (Rupiah/bulan).

6. Pendapatan tenaga kerja (upah) adalah imbalan yang diperoleh

tenaga kerja wanita atas jasa membuat baglog selama satu minggu

(Rupiah/minggu)

7. Tingkat pendidikan adalah lamanya pendidikan formal yang pernah

di tempuh tenaga kerja wanita (tahun).

8. Kemampuan adalah kecakapan yang dimiliki tenaga kerja wanita

berdasarkan pengetahuan, lingkungan kerja yang menyenangkan

akan menambah kemampuan tenaga kerja dalam membuat baglog

jamur kuping. Diukur dengan mengamati cara kerja dan kerapian

hasil baglog jamur kuping (sesuai/cukup sesuai/tidak sesuai).

9. Keadaan lingkungan meliputi fasilitas dan keadaan dimana semua

tenaga kerja wanita dapat bekerja dengan nyaman. Diukur dengan

mengamati fasilitas di tempat kerja berupa tempat duduk, masker,

dan celemek serta mengamati keadaan di sekitar tempat kerja apakah

sepi/tenang atau ramai (ya/tidak).

10. Motivasi adalah gerakan/dorongan bagi tenaga kerja wanita untuk

memenuhi suatu kebutuhan dan untuk mencapai suatu tujuan yaitu

meningkatkan produktivitas perusahaan. Diukur dengan memberikan

Page 27: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

beberapa pernyataan kepada tenaga kerja wanita (sangat

setuju/setuju/ragu-ragu/tidak setuju).

11. Perjanjian kerja adalah alat yang menjamin hak dan kewajiban

tenaga kerja wanita. Diukur dengan memberikan beberapa

pernyataan mengenai perjanjian kerja antara pemilik dengan tenaga

kerja wanitanya (sesuai/cukup sesuai/tidak sesuai).

12. Penerapan teknologi adalah bagaimana teknologi yang telah

diterapkan dalam usaha pembuatan baglog jamur kuping. Diukur

dengan mengamati teknologi berupa alat, bahan, maupun cara yang

terdapat di usaha jamur kuping (ya/tidak).

13. Cuti haid, hamil, melahirkan dan menyusui. Haid, hamil, melahirkan

dan menyusui merupakan kodrat bagi wanita yang dapat

menghambat wanita untuk bekerja, sehingga wanita berhak

memperoleh cuti kerja (istirahat) pada saat haid, hamil, melahirkan,

dan menyusui. Diukur dengan menghitung lamanya waktu yang

diberikan untuk cuti kerja (ya/tidak).

F. Asumsi

1. Proses produksi selama penelitian berlangsung normal.

2. Teknologi dan sarana produksi yang digunakan didasarkan pada

kondisi saat penelitian berlangsung.

3. Variabel-variabel yang tidak diamati dianggap konstan/diabaikan.

4. Kemampuan tenaga kerja wanita mencerminkan kesehatan dan

keterampilan.

G. Pembatasan Masalah

1. Responden dalam penelitian ini adalah tenaga kerja wanita yang

bekerja pada usaha pembuatan baglog jamur kuping di Kecamatan

Polokarto Kabupaten Sukoharjo.

2. Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini adalah yaitu umur,

tingkat pendidikan, masa kerja, jumlah tanggungan keluarga,

Page 28: Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

pendapatan rumah tangga, cuti haid, hamil, melahirkan dan menyusui,

kemampuan, upah/gaji, keadaan lingkungan, motivasi, perjanjian kerja

dan penerapan teknologi.

3. Pengambilan data dilaksanakan di usaha pembuatan baglog jamur

kuping di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo dalam 2

minggu hari kerja.