Analisis Pengaruh Faktor-Anaa

12
A. ANALISIS PENGARUH FAKTOR Pembangunan dibidang kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional, pemerintah sebagai institusi tertinggi yang bertanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan harus pula memenuhi kewajiban penyediaan sarana pelayanan kesehatan. Sebagaimana diketahui pembangunan kesehatan merupakan kunci sukses yang mendasari pembangunan lainnya, dengan kata lain kesehatan merupakan kebutuhan manusia yang utama dan menjadi prioritas yang mendasar bagi kehidupan (Lubis, 2009). Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin (Fajar, 2010). Adapun analisis pengaruh dari beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah sebagai berikut: 1. Demografi Berbagai karakteristik masyarakat yang memengaruhi terbentuknya Jaminan Kesehatan Masyarakat diantaranya adalah karakteristik demografi. Faktor penentu yang terkait dengan demografi antara lain, umur, jenis kelamin, status perkawinan dan besarnya keluarga. Perbedaan akan derajat kesehatan, derajat kesakitan dan tingkat 1 | Page

Transcript of Analisis Pengaruh Faktor-Anaa

Page 1: Analisis Pengaruh Faktor-Anaa

A. ANALISIS PENGARUH FAKTOR

Pembangunan dibidang kesehatan merupakan bagian dari

pembangunan nasional, pemerintah sebagai institusi tertinggi yang

bertanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan harus pula memenuhi

kewajiban penyediaan sarana pelayanan kesehatan. Sebagaimana diketahui

pembangunan kesehatan merupakan kunci sukses yang mendasari

pembangunan lainnya, dengan kata lain kesehatan merupakan kebutuhan

manusia yang utama dan menjadi prioritas yang mendasar bagi kehidupan

(Lubis, 2009).

Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan

bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara

nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan

kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin (Fajar, 2010). Adapun

analisis pengaruh dari beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah sebagai berikut:

1. Demografi

Berbagai karakteristik masyarakat yang memengaruhi terbentuknya

Jaminan Kesehatan Masyarakat diantaranya adalah karakteristik demografi.

Faktor penentu yang terkait dengan demografi antara lain, umur, jenis kelamin,

status perkawinan dan besarnya keluarga. Perbedaan akan derajat kesehatan,

derajat kesakitan dan tingkat penggunaan pelayanan kesehatan diasumsikan

akan berhubungan dengan seluruh faktor di atas.

Usia dan jenis kelamin, adalah faktor demografis yang sangat terkait

dengan kesehatan dan kesakitan. Hal inilah yang nantinya berpengaruh

terhadap dasar penggunaan pelayanan kesehatan, jenis pelayanan dan

penerimaan pelayanan. Tingkat penghasilan, pengetahuan masyarakat juga

sebagai salah satu dasar utama dalam tingkat kemauan dan kemampuan

dalam membayar jasa pelayanan kesehatan. Penghasilan tidak hanya

berhubungan dengan kemampuan dan kemauan membayar, melainkan juga

berhubungan dengan permintaan pelayanan kesehatan dan jenis pelayanan

yang diterima.

1 | P a g e

Page 2: Analisis Pengaruh Faktor-Anaa

Kenyataan yang terjadi, derajat kesehatan masyarakat miskin, sangat

miskin, dan tidak mampu masih sangat rendah, hal ini digambarkan dari angka

kematian bayi kelompok masyarakat sangat miskin, miskin, dan tidak mampu

3,5 sampai 4 kali lebih tinggi dari kelompok masyarakat yang tidak miskin (KMK

RI, 2009). Derajat kesehatan masyarakat sangat miskin, miskin, dan tidak

mampu berdasarkan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka

Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, masih cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 26,9

per 1000 kelahiran hidup dan AKI sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup

serta Umur Harapan Hidup 70,5 tahun (BPS 2007).

Kemiskinan tidak hanya disebabkan oleh kondisi perekonomian yang

ada tetapi juga karena kondisi demografi dimulai dari umur pernikahan yang

relatif muda sehingga banyak menghasilkan keturunan sementara pendapatan

yang dimiliki tidak cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan keluarga. Hal

tersebut menyebabkan kesejahteraan tidak tercapai dalam kehidupan

penduduk miskin terutama tingkat kesehatan. Banyak yang meninggal dan

banyak yang lahir, sehingga tidak terjadi keseimbangan. Banyak ibu muda

yang meninggal dan anak bayi yang lahir tetapi mengalami kecacatan fisik.

Suatu hal yang ironis untuk kehidupan yang harus dijalani.

Derajat Kesehatan yang rendah berpengaruh terhadap rendahnya

produktivitas kerja yang pada akhirnya menjadi beban masyarakat dan

pemerintah. Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan

kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945,

sejak awal agenda 100 hari Pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu telah

berupaya untuk mengatasi hambatan dan kendala melalui pelaksanaan

Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin, yang

diselenggarakan oleh PT Askes (Persero) berdasarkan SK Nomor 1241 /

Menkes / SK / XI / 2004, tentang penugasan PT Askes (Persero) dalam

pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat sangat miskin,

miskin, dan tidak mampu. Pada tahun 2008, program ini berganti nama menjadi

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) (KMK RI, 2009).

Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa program ini

bertujuan untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin

2 | P a g e

Page 3: Analisis Pengaruh Faktor-Anaa

dan tidak mampu. Melalui Jaminan Kesehatan Masyarakat ini diharapkan dapat

menurunkan angka kematian bayi dan balita serta penurunan angka kelahiran

disamping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan masyarakat miskin.

2. Sosial Budaya

Sosial budaya merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

terbentuknya Jaminan Kesehatan Masyarakat, diantaranya adalah suku

bangsa atau etnis, pendidikan, tata nilai budaya, dan pekerjaan. Penggunaan

pelayanan kesehatan adalah suatu aspek gaya hidup (life style) seseorang

yang dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan sosial. Sedangkan dari sudut

pandang budaya dan tata nilai, sebagian besar masyarakat miskin masih

terperangkap dalam budaya rendahnya kualitas pendidikan dan SDM, seperti

rendahnya etos kerja, berpikir pendek dalam fatalism (budaya dan nilai).

Sehingga latar belakang inilah yang nantinya akan sangat berpengaruh pada

kebutuhan seseorang dan pada akhirnya mempengaruhi juga tingkat

penggunaan pelayanan kesehatan (Dharmawan, 2008).

Berkaitan dengan realitas kemiskinan, perilaku masyarakat dalam

hidup sehat pun mempunyai pengaruh terhadap status kesehatan

masyarakat guna mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Sampai saat ini,

sebagian anggota masyarakat miskin masih belum berperilaku hidup bersih

dan sehat. Hal tersebut diakibatkan karena sebagian masyarakat masih

belum menyadari kesehatan merupakan sektor yang penting bagi kehidupan

serta kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan.

Perilaku tersebut juga mencakup rendahnya pengetahuan tentang

makan dengan menu seimbang, olahraga teratur, tidak merokok, minum-

minuman keras dan narkoba, istirahat cukup, mengendalikan stress, perilaku

atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan (Notoadmodjoyo, 2003 dalam

Sihombing, 2012). Sehingga masyarakat miskin, sangat miskin, dan tidak

mampu biasanya lebih rentan terhadap penyakit dan mudah terjadi penularan

penyakit. Hal ini juga terkait dengan berbagai kondisi seperti kurangnya

kebersihan lingkungan dan perumahan yang saling berhimpitan, perilaku hidup

3 | P a g e

Page 4: Analisis Pengaruh Faktor-Anaa

bersih masyarakat yang belum membudaya, dan pengetahuan terhadap

kesehatan. (KMK RI, 2009).

Oleh karena itu sebagai upaya peningkatan derajat kesehatan

masyarakat, pemerintah menetapkan pembangunan kesehatan untuk

meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia dengan membentuk Program

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang diselenggarakan

berdasarkan konsep asuransi sosial. Program ini dibentuk untuk meningkatkan

kesejahteraan keluarga dan masyarakat, meningkatnya produktivitas kerja

serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku hidup

sehat. Sehingga kesehatan berpengaruh terhadap kualitas dan produktivitas

sumberdaya manusia (Khioriyati, 2002).

3. Ekonomi

Secara ekonomi, rendahnya kualitas SDM termasuk kesehatan,

pendidikan, keterampilan yang berdampak kepada penghasilan. Berdasarkan

pendataan BPS tahun 2004, jumlah masyarakat miskin di Indonesia sebesar

36.146.700 jiwa. Hal ini menimbulkan kebingungan bagaimana menjamin

pemeliharaan kesehatan maskin yang tidak tercakup dalam quota. Derajat

kesehatan masyarakat miskin di Indonesia juga masih rendah, diakibatkan

karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses

pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak adanya

kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang mahal.

Kesehatan merupakan hak fundamental bagi setiap warga sebagaimana

telah ditetapkan oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia. Undang-

Undang Dasar 1945 Pasal 28 H dan Undang-Undang Kesehatan Nomor 23

Tahun 1992 yang mengatakan bahwa setiap individu, keluarga, dan

masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatan serta

negara bertanggung jawab mengatur agar masyarakat terpenuhi hak hidup

sehat termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu (Depkes, 2008,

dalam Fajar, 2010).

Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan

sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945, sejak tahun 2005 telah

4 | P a g e

Page 5: Analisis Pengaruh Faktor-Anaa

diupayakan untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui

pelaksanaan kebijakan strategis untuk menggratiskan pelayanan kesehatan

bagi masyarakat miskin melalui Program Jaminan Pelayanan Kesehatan

Masyarakat (Jamkesmas) dengan jumlah target peserta tetap sebanyak 19,1

juta Rumah Tangga Miskin (RTM) atau sebanyak lebih kurang 76,4 juta jiwa

(BPS, 2006).

Jaminan Kesehatan Masyarakat ialah suatu upaya pemecahan masalah

yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah dalam rangka untuk

memberantas kemiskinan, dengan asumsi bahwa apabila seseorang sehat

secara fisik maka akan memiliki akses untuk meningkatkan kapasitasnya

dalam mengatasi persoalan hidup yang dialami terutama aspek ekonomi,

dimana tidak mungkin orang yang sakit atau suatu masyarakat yang rendah

derajat kesehatannya dapat memiliki akses di berbagai bidang kehidupannya.

Masalah ekonomi yang timbul terkait dengan terbentuknya Jaminan

Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dikarenakan sebagian besar rumah

tangga miskin hanya mempunyai satu orang pekerja, tempat tinggal rumah

tangga miskin belum memenuhi persyaratan kesehatan yang ada, memiliki

lahan pertanian relatif kecil, tingkat pendidikan kepala rumah tangga masih

rendah,rata-rata jam kerja masih rendah jika dibandingkan dengan rumah

tangga tidak miskin, status pekerjaan 70% adalah petani. Ciri-ciri kemiskinan

yang ada berbeda antar wilayah, perbedaan ini terkait dengan kemiskinan

sumber daya alam, sumber daya manusia, dan kelembagaan setempat. Oleh

karena itu penanggulangan kemiskinan akan lebih efektif kalau dikaitkan

dengan prinsip desentralisasi dalam upaya meningkatkan kepedulian dan

tanggung jawab pemerintah dan masyarakat melalui program Jamkesmas.

Dana yang digunakan untuk penyelenggaraan Program Jamkesmas

merupakan dana bantuan sosial dimana dalam pembayaran kepada rumah

sakit dalam bentuk paket, dengan berdasarkan klaim yang diajukan. Khusus

untuk BKMM / BBKPM / BKPM / BP4 / BKIM pembayaran paket disetarakan

dengan tarif paket pelayanan rawat jalan dan atau rawat inap rumah sakit dan

peserta tidak boleh dikenakan iuran biaya dengan alasan apapun.

5 | P a g e

Page 6: Analisis Pengaruh Faktor-Anaa

4. Epidemiologi

Pergeseran atau perubahan pada masalah kesehatan ditandai dengan

terjadinya transisi kesehatan berupa transisi demografi, transisi epidemiologi,

transisi gizi dan transisi perilaku. Transisi epidemiologi misalnya peningkatan

umur harapan hidup sehingga meningkatkan proporsi kelompok usia lanjut

(usila) yang akan menjadi beban program kesehatan. Disamping itu terjadi

pergeseran pola penyakit yang meningkat secara drastis, misalnya HIV AIDS,

tekanan darah tinggi, diabetes,penyakit jantung, dan lain-lain).

Terjadi pula pergeseran pola makan dimana saat ini makanan siap saji

menjadi bahan makanan sehari-hari, demikian pula dengan banyaknya beredar

makanan yang pakai bahan pengawet bahan kimia sehingga terjadi perubahan

terhadap status kesehatan. Selain itu terjadi pula perubahan perilaku

masyarakat yang sudah jauh dari petunjuk hidup sehat. Akibatnya timbul beban

ganda masalah kesehatan.

Adanya transisi ini serta akibat terjadinya globalisasi ekonomi, maka

jumlah jenis penyakit meningkat dan terjadi perubahan jenis penyakit yang

diderita masyarakat sehingga biaya pelayanan kesehatan yang ditanggung

oleh masyarakat akan sangat besar, mahal dan banyak masyarakat masih

kurang mampu untuk mengatasinya. Pemerintah dalam menyikapi hal tersebut

maka dilakukan perubahan pengelolaan Jaminan Kesehatan Masyarakat pada

tahun 2008. Program ini dibentuk atas dasar pertimbangan untuk pengendalian

pelayanan kesehatan, peningkatan mutu, transparasi, dan akuntabilitas.

Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi

silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh

bagi masyarakat miskin. Pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin

menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah. Pemerintah Provinsi / Kabupaten / Kota

berkewajiban memberikan kontribusi sehingga menghasilkan pelayanan yang

optimal (BPS, 2006).

5. Politik

6 | P a g e

Page 7: Analisis Pengaruh Faktor-Anaa

Miskin secara politik, adalah mereka yang tidak memiliki akses terhadap

pengambilan keputusan yang menyangkut hidup mereka (politik). Kemiskinan

struktural atau situasi miskin yang disebabkan karena rendahnya akses

terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu sistem politik yang tidak

mendukung pembebasan kemiskinan, tetapi seringkali menyebabkan suburnya

kemiskinan (Dharmawan, 2008).

Keterbatasan akses dalam pengambilan keputusan tersebut berkaitan

dengan rendahnya tingkat pendidikan terutama pada masyarakat miskin atau

tidak mampu. Hal itu dikarenakan adanya kesenjangan biaya pendidikan,

fasilitas pendidikan yang terbatas, biaya pendidikan yang mahal, dan

kesempatan memperoleh pendidikan yang terbatas. Selain keterbatasan dari

tingkat pendidikan, akses layanan kesehatan juga masih sulit untuk dijangkau,

rendahnya mutu layanan kesehatan dasar, kurangnya pemahaman terhadap

perilaku hidup sehat, kurangnya layanan kesehatan reproduksi, serta jarak

fasilitas layanan kesehatan yang jauh. Di sisi lain, utilisi rumah sakit masih

didominasi oleh golongan mampu, sedangkan masyarakat miskin cenderung

memanfaatkan pelayanan di Puskesmas (BPS, 2001 dalam Prihatini 2006).

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan sejak tahun 2005 telah

melaksanakan program jaminan kesehatan sosial, dimulai dengan program

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (JPKMM) atau lebih

dikenal dengan program Askeskin (2005-2007) yang kemudian berubah nama

menjadi program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) sejak tahun

2008 sampai dengan sekarang (PMK RI, 2011).

Program ini diselenggarakan secara nasional dengan tujuan untuk

mewujudkan portabilitas pelayanan sehingga pelayanan rujukan tertinggi yang

disediakan Jamkesmas dapat diakses oleh seluruh peserta dari berbagai

wilayah, serta agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan

kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. (PMK RI, 2011).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa pengolahan pembangunan

sarana dan prasarana kesehatan merupakan hal yang sangat penting,

terutama makin kompleksnya manajemen pelayanan kesehatan di masa

depan. Peningkatan kemampuan manajerial yang profesional didukung oleh

7 | P a g e

Page 8: Analisis Pengaruh Faktor-Anaa

peningkatan teknis tenaga pemberi pelayanan merupakan hal yang sangat

perlu diperhatikan untuk dapat menjamin keberhasilan dan kelestarian upaya

pelayanan kesehatan secara menyeluruh.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2007. Indikator Kesejahteraan Rakyat di Indonesia. Jakarta:

BPS.

Darmawan, Arief. 2008, Sekilas tentang Sistem Informasi Geografi.

http://ferdinanddwi.files /2008/08/arifdarmawan-gis.pdf.

Fajar, Nur Alam., Erma Kartikasari., dan Asmaripa Ainy. 2010. Kepuasan Pasien

Jamkesmas terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan di Poli Umum

Puskesmas Petaling Kabupaten Bangka Tahun 2009. Palembang: Jurnal

Pembangunan Manusia Vol. 4 No. 11.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Pedoman Pelaksanaan

Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Tahun 2009. Menteri Kesehatan

Republik Indonesia.

Lubis, Siti Chotimah. 2008. Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Mayarakat

(Jamkesmas) terhadap Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan.

Disertasi tidak diterbitkan. Medan: Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial

Universitas Sumatra Utara.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Pelaksanaan

Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Menteri Kesehatan Republik

Indonesia.

Prihatini 2006

Sihombing, Estica Tiurmauli. 2012. Pengaruh Jaminan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan Pertolongan Persalinan terhadap Keikutsertaan Keluarga

Berencana. Disertasi tidak diterbitkan. Semarang: Program Pendidikan

Sarjana Kedokteran Universitas Diponegoro.

8 | P a g e

Page 9: Analisis Pengaruh Faktor-Anaa

9 | P a g e